Pengaruh Strategi Quantum Quotient Dalam Meningkatkan Prestasi
-
Upload
jakasembungyambung -
Category
Documents
-
view
2.611 -
download
6
Transcript of Pengaruh Strategi Quantum Quotient Dalam Meningkatkan Prestasi
1
PENGARUH STRATEGI QUANTUM QUOTIENT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PAI SISWA DI SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
Siti Lutfiyah D01303050
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SURABAYA
2008
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi Ini Telah Ditulis Oleh:
Nama : Siti Lutfiyah
Nim : D01302050
Judul : PENGARUH STRATEGI QUANTUM QUOTIENT DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR (PAI) SISWA DI
SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Surabaya, 11 08 2008
Pembimbing,
Ah. Zakki Fuad, M. Ag.
Nip. 150 299 948
3
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi oleh Siti Lutfiyah ini telah dipertahankan didepan Penguji. Surabaya, 11 September 2008
Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Dekan,
Dr. H. Nur Hamim, M. Ag. NIP. 150 246 739
Ketua,
Ah. Zakki Fuad, M. Ag. NIP. 150 299 948
Sekertaris,
Dra. Siti Nur Ilmiah NIP. 150 202 600
Penguji I,
Drs. Husni M. Saleh, M. Ag. NIP. 150 227 935
Penguji II,
Drs.A. Saepul Hamdani, M.Pd. NIP. 150 299 951
4
5
PERSEMBAHAN
Di bawah naungan ridho-Mu, dalam keheningan malam dan lembutnya udara malam, tiada satupun ungkapan kata yang lebih indah dengan nada dan syahdu, selain ucapan
syukur yang terpancar dari lubuk hati yang paling dalam atas semua curahan rahmat dan karuniamu, sehingga dapat ku wujudkan sebuah karya dalam lembaran putih yang penuh
makna ini, ku persembahkan untuk orang-orang terkasih, terkhusus: Sujud syukurku pada Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahnya.
Kedua "orang tauku”.... Rasanya lembaran putih ini tercukup untuk mewakili rasa terima kasihku atas jasa,
pengorbanan, doa restu Serta motivasi yang kalian berikan untuk ananda, hingga dapat mewujudkan cinta yang
mulia ini.
Suamiku tercinta ”Imron Rosydin” Kakakku tersayang ”Mb’ Siti dan mas Omen”....
Kecerian dan canda tawamu Seakan menghilangkan rasa gunda dan sedih dalam hati,
pelipur hati dikala keputusan melanda jiwa dan pemberi motivasi untuk terus maju
Bapak Istamaun Almh. Bunda Indasah, adiek reca dan upie
Terima kasih atas kasih sayang, motivasi dan doa yang kalian berikan untukku. My special Friend (Ecca, Elok’Sugiharjo, Lezs, C’ Huda), P’ Topic P’ Sam and Karmole’s
and shoebat-shoebatku KKN-PPL di Porong 2006-2007 Bersama kalian kurajut hari-hariku,
Terima kasih atas motivasi dan doa yang kalian berikan untuk aku.
Semua pihak yang turut membantu terutama Ms Imam dan Ms Son Haji Terima kasih atas bentuan yang kalian berikan untukku
Baik secara sengaja ataupun tidak semoga amal dan kebaikan kalian diterima Allah.
6
MOTTO
ااهللابال ايقيفواتم وتعطتااس محالصاالال اديرا ان
“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah” (QS. Hud: 88)
7
ABSTRAK
Judul : Pengarah Strategi Quantum Quontient Dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMP Negeri 3 Taman-Sidoarjo Nama : Siti Lutfiyah
Dalam teknik Quantum Quotient yang mana dapat melejitkan IQ, EQ dan SQ siswa. Diantaranya dengan berbagai tahapan yang berhubungan IQ, EQ dan SQ, diantaranya membantu ingatan, fungsi otak kanan akhtif karena anak dilatih untuk berimajinasi, membuat lagu, serta menggabungkan kata-kata sehingga suatu materi menjadi suatu yang unik, menarik dan menyenangkan.
Sedangkan permasalahan yang diambil adalah bagaimana penerapan strategi Quantum Quotient pada mata pelajaran PAI, bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI, adakah pengaruh strategi Quantum Quontient dalam meningkatkan prestasi PAI siswa di SMP Negeri 3 Taman-Sidoarjo.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif, ataupun metode yang di gunakan adalah observasi, interview, dekumentasi, angket. Sedangkan analisis yang digunakan adalah analisis data statika.
Dari hasil observasi penerapan strategi Quantum Quontient predikat baik dengan angka 82,55 adapun prestasi belajar siswa kelas 8 SMP Negeri 3 Taman dengan angka 7,9 hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar tersebut termasuk dalam kategori baik sedangkan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh strategi Quantum Quontient dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa, hal ini terbukti dengan hasil analisa data statistik ”product moment” sebesar 0,74 maka antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang tinggi maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan dalam kategori tinggi.
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan
karunia serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tentang
"pengaruh strategi Quantum Quontient dalam meningkatkan prestasi belajar
pendidikan agama Islam siswa di SMP Negeri 3 Taman-Sidoarjo".
Sholawat serta salam penulis junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Yang telah membimbing kita kejalan yang diridhoi-Nya. Amiin, syukur alhamdulillah
hasil penelitian tentang "pengaruh strategi Quantum Quontient dalam meningkatkan
prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa di SMP Negeri 3 Taman-Sidoarjo".
Telah dapat penulis selesaikan walau masih ada kekurangan di sana-sini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya, kritik serta saran yang membangun dari para
pembaca penulis haturkan terima kasih. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dari para pembaca umumnya.
Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Rektorat dan civitas Akademik IAIN Sunan Ampel Surabaya yang telah
memberikan kesempatan penulis belajar dengan fasilitas yang cukup.
2. Bapak Drs. Nur Hamim, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Bapak Drs. Abdul Kadir, M. Ag, selaku ketua jurusan PAI.
9
4. Bapak Ahmad Zakki Fuad, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan waktu dan tenaga guna terselesaikannya tugas penulis skripsi
ini.
5. Ibu Hj. Rotno Untari Hadi P, S. Pd, selaku kepala sekolah SMP Negeri 3
Taman- Sidoarjo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis guna
melakukan penelitian di sekolah tersebut.
6. Bapakku Shokib beserta ibu Alimah dan suamiku Imron Rosydin serta
kakakku Mb’ Siti dan Ms Omen yang dengan tulus memberikan semua buah
pikir, motivasi, semangat dengan kebesaran hati secara materiil dan
spiritual, yang menjadikan ananda mepunyai sinar di kegelapa pekat.
7. Seluruh sobatku, terutama Ecca, Elok’s, Lis, C’ Huda Thanks all yang telah
membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.
Akhirnya semoga amal baik yang telah Bapak, Ibu, Sudara/i berikan kepada
penulis mendapat balasan yang sebaik mungkin dari Allah.
10
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Lutfiyah
NIM : D01303050
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan mengambil-alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Surabaya,
Yang membuat pernyataan
Siti Lutfiah
11
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM....................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...........................................................iii
PERSEMBAHAN.....................................................................................................iv
MOTTO .................................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................................. vii
PERYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6
C. Tujuan Dan Signifikansi Penelitian .................................................. 7
D. Hepotesa Penelitian........................................................................... 8
E. Definisi Operasional.......................................................................... 8
F. Metode Penelitian............................................................................. 12
G. Sistematika Pembahasan .................................................................. 20
12
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Tentang Strategi Quantum Quotient (QQ).................. 21
1. Pengertian Strategi Quantum Quotient (QQ)............................21
2. Teknik-Teknik Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum)......32
3. Langkah-Langkah Penggunaan Strategi Quantum
Quotient Dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)......................38
B. Kajian Tentang Prestasi Belajar..................................................46
1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) ....46
2. Jenis-Jenis Prestasi ....................................................................49
3. Kriteria Prestasi Pendidikan Agama Islam (PAI) .....................51
4. Penilaian Proses Belajar Mengajar............................................52
5. Evaluasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) .....................57
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar................58
C. Pengaruh Strategi Quantum Quotient Terhadap Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam Di SMPN 3
Gilang Sidoarjo..............................................................................62
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian...........................................65
1. Latar Belakang ..........................................................................65
2. Visi, Misi Dan Tujuan SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo ............66
13
B. Kondisi Umum Obyek Penelitian ................................................71
1. Keadaan Guru Dan Karyawan ..................................................71
2. Keadaan Siswa ..........................................................................74
3. Struktur Organisasi....................................................................75
4. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 3
Taman Sidoarjo .........................................................................77
5. Penerapan Strategi Belajar Quantum Quotient SMPN 3
Taman Sidoarjo .........................................................................78
BAB IV : ANALISIS TENTANG PENERAPAN STRATEGI QUANTUM
QUOTIENT
A. Penyajian Data Dan Analisa Data ...............................................83
1. Penyajian Data Dan Analisa Data Hasil Observasi...................83
2. Penyajian Dan Analisa Data Hasil Interview............................85
3. Penyajian Data Dan Analisa Data Angket ................................87
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................110
B. Saran...............................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
I. Rekapitulasi data guru SMPN 3 Taman Sidoarjo tahun ajaran 2007-2008
II. Keadaan siswa tahun ajaran 2007-2008
III. Keadaan siswa lima tahu terakhir
IV. Struktur organisasi SMPN 3 Taman Sidoarjo tahun ajaran 2007-2008
V. Keadaan sarana dan prasaran SMPN 3 Taman Sidoarjo tahun ajaran 2007-2008
VI. Daftar nama-nama responden
VII. Item pertanyaan
VIII. Alternatif jawaban
IX. Interpretasi product moment.
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan
mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang
utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan
kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam
kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin
penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.1Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama
seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT
dalam al-Qur'an Surat al-Mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :
.يرفع اهللا الذينءامنوامنكم والذين أوتوالعلم درجت Artinya : “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu sekalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.2 (QS, al-Mujadalah : 11).
Dalam pelaksanaan pendidikan pemerintah telah mengupayakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang diatur dalam undang-
undang. Untuk itu pemerintah memberikan hak pada warganya untuk
mendapatkan pengajaran dan pendidikan ini dimulai dari lingkungan keluarga
sebagai Lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di lingkungan masyarakat
1 Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 2. 2 Departemen Agama RI, al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha Putra, 1989),
910-911.
1
16
sebagai pendidikan nonformal, oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.3
Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal itu di Sekolah atau
Madrasah), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik.4
Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal oleh manusia, sejak manusia
ada sebenarnya mereka telah melakukan ahtifitas belajar, oleh karena itu kiranya
tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kegiatan belajar itu ada sejak adanya
manusia.5Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya di dalam memenuhi kehidupannya.
Ahtifitas belajar bagi kegiatan individu tidak selamanya dapat berlangsung
secara wajar, terkadang lancar dan terkadang tidak, terkadang dapat menangkap
dengan cepat apa yang dipelajarinya, terkadang amat sulit, demikian antara lain
kenyataan yang kita jumpai pada anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam
kaitannya dengan ahtifitas belajar.
Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini
pula yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik.
Dalam keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut dengan kesulitan belajar.
3 Abu Ahmadi, ct, al, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 59. 4 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 14. 5 Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), 2.
17
Sehubungan dengan ini, bahwa pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting bagi umat manusia, sebagaimana perkembangan dan perwujudan
diri bagi pembangunan Bangsa dan Negara serta Agama. Yang mana pendidikan
dapat diperoleh secara formal (Sekolah) maupun nonformal (luar Sekolah). Di
dalam lingkungan Sekolah terdapat bidang studi pendidikan Agama Islam yang
bertujuan :
“Untuk meningkatkan keimanan, penghayatan, pemahaman dan
pengamalan siswa tentang Agama Islam menjadi manusia Muslim yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahklak mulia dalam
kehidupan pribadi, masyarakat berbangsa dan bernegara, serta untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih baik”. 6
Di samping itu pendidikan Sekolah bertujuan untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri murid yang
sudah berkembang menuju kedewasaan.7Sehingga anak didik dapat mewujudkan
dirinya dan dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan
kebutuhan masyarakat.8
Maka profil seorang pendidik sebagai personil yang menduduki posisi
strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia dituntut untuk terus
mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran. Guna
6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Tehnik Mata Kuliah PAI, (Jakarta: TP,
1995). 7 WS. Winkel, S.J. M. Sc, Psikologi Pengajaran, (Jogiakarta: Media Abadi, 1991), 10. 8 S.C. Utami Munandar, Pengembangan Anak Kreatif Anak Berbakat, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2002), 6.
18
mencapai dunia pendidikan itu sendiri, dalam hal ini tentunya diperlukan suatu
cara atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dimaksud yaitu strategi
belajar.
Strategi Quantum Quotient atau kecerdasan Quantum (QQ) adalah
kecerdasan manusia yang mampu mengoptimalkan seluruh potensi diri secara
seimbang, sinergi dan komprehensif meliputi kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual. Intelektual berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan pemikiran
rasional, logis dan matematis. Emosional berkaitan dengan emosi pribadi dan
antar pribadi guna efektifitas individu dan organisasi, sedangkan spiritual
berkaitan dengan segala sesuatu yang melampaui intelektual dan emosional,
karakteristik utama QQ adalah terbuka kepada ide-ide baru atau hanif, dan
senantiasa bergerak maju sepanjang spiral ke atas menuju kesempurnaan.9
Langkah awal Quantum Quotient adalah mengembangkan kecerdasan
intelektual yang meliputi pengenalan potensi otak manusia yang sangat besar
yakni 100 milyard sel ahtif sejak lahir, serta mengembangkan otak kiri yang
berpikir urut, Persial dan logis dengan otak kanan yang berpikir acak, holistik dan
kreatif. Kemudian mengahtifkan otak reptil, instinctive, lapisan manusia feeling,
dan lapisan Neo-cortex, berpikir tingkat tinggi, otak sadar dan di bawah sadar
juga merupakan bagian penting untuk optimalisasi intelektual.
9 IR. Agus Nggermanto. Quantum Quatient (QQ) Kecerdasan Quantum, (Bandung: Nuansa,
2005), 151.
19
Berikutnya melangkah kemulti Intellegence yang meliputi IQ, EQ, SQ
Accelered learning disarankan untuk mengembangkan IQ, mengenali emosi
kemudian mengelolahnya secara kreatif untuk meningkatkan EQ, refleksi
trasendensi dan realisasi adalah langkah utama mengasah otak SQ.
Dimensi spiritual adalah pusat QQ, pusat diri kita untuk perenungan
pemaknaan, dan momen transendensi dibiasakan sebagai ahtifitas harian.
Dalam pendidikan Islam, strategi ini sangat erat hubungannya dalam
rangka meningkatkan prestasi siswa, sebab anak bisa cepat tanggap terhadap
meteri yang disampaikan karena anak lebih mudah menyerap atau mengingat
kembali memori ingatan yang telah lalu serta mempertahankannya.
Sehubungan dengan hal ini, peningkatan kreatifitas siswa dapat
diperhatikan, baik peningkatan kemampuan berpikir maupun kemampuan
menyerap atau mengingat ciri-ciri kepribadian yang kreatif, mengingat
perkembangan yang optimal dari prestasi berhubungan cara mengajar. Dalam
suasana non otoriter, ketika belajar atas prakasa sendiri dapat dikembangkan,
karena guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan
berani mengungkapkan gagasan baru dan ketika anak diberi kesempatan sesuai
minat dan kebutuhannya, dalam hal ini kreatifitas siswa dapat berkembang
dengan baik.
20
Oleh sebab itu menjadi guru yang kreatif, profesional dan menyenangkan
dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan
memilih metode belajar yang efektif, hal ini penting terutama untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif dan menyenangkan, cara guru
melakukan suatu kegiatan belajar memerlukan pendekatan dan strategi yang
berbeda dengan belajar yang lainnya. Oleh karena itu belajar sangat penting
dalam melaksanakan penerapan pemecahan masalah dengan menggunakan
strategi Quantum Quotient atau kecerdasan Quantum, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Strategi Quantum
Quotient Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar PAI Siswa Di SMPN 3
Taman Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan variabel penelitian ini perlu diterangkan dalam suatu
rumusan yang jelas guna memberikan arahan terhadap pembahasan selanjutnya.
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan strategi belajar Quantum Quotient di SMPN 3 Taman
Sidoarjo ?.
2. Bagaimana prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI Kelas VIII di
SMPN 3 Taman Sidoarjo ?.
3. Apakah ada pengaruh strategi belajar Quantum Quotient (QQ) dalam
meningkatkan prestasi PAI siswa di SMPN 3 Taman Sidoarjo ?.
21
C. Tujuan Dan Signifikansi Penelitian.
1. Tujuan Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini adalah
sebagai berikut :
1). Untuk mengetahui penerapan strategi belajar Quantum Quotient (QQ)
siswa Kelas VIII di SMPN 3 Taman Sidoarjo.
2). Untuk mengetahui prestasi siswa Kelas VIII di SMPN 3 Taman Sidoarjo.
3). Untuk mengetahui ada tidaknya signifikansi strategi belajar Quantum
Quotient (QQ) dalam meningkatkan pretasi siswa pada mata pelajaran PAI
Kelas VIII di SMPN 3 Taman Sidoarjo.
2. Signifikansi Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dalam
pengembangan pengetahuan yang sedang dikaji maupun bermanfaat bagi
penyelenggara di SMPN 3 Taman Sidoarjo, secara rincian tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut :
1). Signifikasi Akademik ilmiah.
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam belajar PAI.
2). Signifikasi sosial praktis.
Adapun hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bahan
perhitungan bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan strategi belajar dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
pendidikan Agama Islam.
22
D. Hipotesa Penelitian.
Hipotesa adalah yang mungkin benar atau mungkin salah, maka penelitian
tersebut akan ditolak jika salah dan diterima jika benar.
Adapun hipotesa yang penulis gunakan adalah :
1. Hipotesa kerja (Ha).
Yaitu hipotesa alternatif yang menyatakan adanya hubungan antara
independent variabel dengan dependen variabel yaitu : Pengaruh strategi
Quantum Quotient (QQ) dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa di
SMPN 3 Taman Sidoarjo.
2. Hipotesa nihil (Ho).
Hipotesa nihil yaitu hipotesa yang menyatakan adanya persamaan atau
tidak adanya perbedaan antara kedua variabel yaitu : tidak ada pengaruh
strategi Quantum Quotient (QQ) dalam meningkatkan prestasi belajar PAI
siswa di SMPN 3 Taman Sidoarjo.
E. Definisi Operasional.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang judul skripsi ini yakni,
“Pengaruh Strategi Quantum Quotient (QQ) Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Siswa Di SMPN 3 Taman Sidoarjo. Maka
lebih dahulu akan dijelaskan beberapa pengertian atau arti dari istilah-istilah yang
terdapat pada judul di atas.
23
- Pengaruh
- Strategi Quantum
Quotient
- Meningkatkan
prestasi
- SMPN 3 Taman
Sidoarjo
:
:
:
:
Daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang,
benda) yang berkuasa atau berkekuatan.10
Adalah cara atau hasil usaha yang dihasilkan dalam
mengorganisasikan sesuatu berdasarkan yang perlu
dikembangkan dan meliputi tiga perkembangan
yakni, intelektual, emosional, intelektual dan
spiritual.11 Intelektual berarti segala sesuatu yang
berkaitan dengan pemikiran rasional, logis dan
matematis, emosional berkaitan dengan emosi pribadi
dan antar pribadi guna efektifitas individu dan
organisasi, sedangkan spiritual berkaitan dengan
segala sesuatu yang melampaui intelektual dan
emosional.12
Adalah suatu hasil yang diperoleh berupa kesan-
kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri
individu sebagai hasil dari ahtivitas belajar mengajar.
Sebuah Lembaga pendidikan Sekolah Menengah
Pertama yang berada dalam naungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di
Kelurahan Taman.
10 Muhammad Nur, Strategi Belajar….., 38. 11 IR. Agus Nggermanto, Quantum Quatient, (Bandung: Nuansa, 2005), 22.
24
Berdasarkan batasan makna yang terdapat pada definisi operasional di
atas, bahwa pengaruh strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan prestasi
belajar PAI siswa di SMPN 3 Taman Sidoarjo tersebut dapat diketahui dengan
melibatkan hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretest dan post-test, dalam
belajar tersebut. Adapun kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya adalah yang meliputi hasil belajar,
kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dan pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan
terhadap anak didik agar setelah selesai pendidikannya dapat mengalami dan
mengamalkan ajaran Agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan
hidup.13
F. Metode Penelitian.
Dilihat dari judul penelitian, yakni pengaruh strategi Quantum Quotient
dalam meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas VIII di SMPN 3 Taman
Sidoarjo, maka penelitian yang digunakan di sini adalah jenis penelitian
kuantitatif, yaitu pendekatan ini berangkat dari suatu teori, gagasan para ahli
ataupun dikembangkan menjadi permasalahan dan beserta pemecahan-
pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh kebenaran dalam bentuk
dukungan data empiris lapangan dan juga memerlukan analisis statistik, yaitu
12 Wjs. Poerwadarminto, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), 1078. 13 Zakiyah Darojat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 86.
25
dengan menggunakan angka-angka untuk mencapai kebenaran hipotesis. Angka-
angka di sini mempunyai peran sangat penting dalam pembuatan, penggunaan dan
pemecahan masalah model kualitatif.14Meskipun jenis penelitian ini kuantitatif
namun tidak manafikan data kualitatif sebagai pendukung data.
1. Identifikasi variabel.
Variabel adalah objek yang menjadi titik perhatian saat penelitian,
penelitian ada dua variabel pertama, adalah anak yang ikut dalam sebuah
penelitian ilmiah sangat penting untuk menentukan objek penelitian, yang
selanjutnya dapat diperoleh data yang benar dan akurat berdasarkan masalah
di atas, yaitu, “Pengaruh strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan
prestasi belajar pendidikan Agama Islam (PAI) siswa di SMPN 3 Taman
Sidoarjo, ditentukan dua variabel yaitu :
a. Variabel bebas (independen variabel).
Adalah yaitu merupakan variabel tinggal sendiri yang tidak
dipengaruhi variabel lain, dalam penulisan ini, penelitian menjadikan
penerapan strategi Quantum Quotient, sebagai variabel bebas yang diberi
(simbol) X.
Adapun indikator variabel X sebagai berikut:
1). Teknik-teknik dalam Quantum Quotient.
2). Langkah-langkah penggunaan Quantum Quotient.
14 M. Muchlis, Metode Kuantitatif, (Jakarta: Fak. Ekonomi UI, 1993), 4.
26
b. Variabel terikat (dependen variabel).
Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikat prestasi
belajar PAI.
Adapun indikator variabel Y sebagai berikut:
1). Prestasi belajar mengajar.
2). Nilai hafalan.
3). Nilai praktek.
4). Nilai ulangan.
5). Nilai Semester (raport).
2. Populasi.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada di wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi, penelitian populasi dilakukan apabila peneliti
ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi.
Metode penarikan/pengambilan data yang melibatkan seluruh anggota
populasi disebut sensus.
27
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII
terdiri atas 6 kelas, yaitu :
Kelas VIII A : 40 siswa.
Kelas VIII B : 40 siswa.
Kelas VIII C : 40 siswa.
Kelas VIII D : 40 siswa.
Kelas VIII E : 40 siswa.
Kelas VIII F : 40 siswa. 240 siswa.
3. Sampel.
Sampel adalah sebagian sebagian dari populasi terjangkau yang
memiliki sifat yang sama dengan populasi. menurut Suharsimi Arikunto,
sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.15
Mengingat begitu besar dan luasnya populasi dalam penelitian ini,
maka kurang memungkinkan jika melakukan pada penelitian populasi secara
keseluruhan, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang memuaskan maka
peneliti menggunakan sampel, yakni mengambil sebagian dari populasi,
populasi dalam penelitian ini bersifat homogen, yakni sama dari kelas VIII di
SMPN 3 Taman Sidoarjo.
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakhtek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), 9.
28
Yakni cara mengambil sampel dari populasi dengan memberikan
kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk terpilih menjadi anggota
sampel. Cara mengambil sampel dari sampling random random ini ada 3 cara
yakni : undian, ordinal, dan tabel bilangan random. Tapi karena sempitnya
waktu peneliti memakai cara undian, pada pengambilan dengan cara undian
ini, peniti menggunakan dasar pemikiran sebagaimana yang dikemukakan
oleh Suharsimi Arikunto, populasi lebih dari 100 dapat diambil sampel antara
10-15 % atau 20-25 % atau lebih.16(Arikunto Suharsimi, 1997), oleh
karenanya dalam penelitian ini, peneliti mengambil 15 % dari sampel yang
ada, yakni 90 responden.
4. Jenis data dan sumber data.
a. Jenis Data.
Data adalah kumpulan hasil pengukuran terhadap variabel yang
berisi informasi tentang karakteristik variabel.17Menurut sifatnya data
digolongkan menjadi dua yaitu :
1). Data kuantitatif.
Adalah data yang berbentuk angka.18 Dalam penelitian ini yang
termasuk data kuantitatif adalah :
16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , ………. 10. 17 Suprapto, Metodologi Riset Dan Aplikasi Dalam Pemasaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),
72. 18 Suprapto, Metodologi Riset Dan Aplikasi ….. , 75.
29
a). Jumlah siswa.
b). Jumlah tenaga edukatif dan karyawan.
c). Hasil angket
d). Dan sebagainya yang bersangkutan dengan kuantitatif.
2). Data kualitatif.
Data yang tidak berbentuk angka.19Data ini bisa disusun dan
langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Dalam
penelitian ini termasuk data kualitatif adalah gambaran umum sekolah.
b. Sumber Data.
1). Library research (penelitian Perpustakaan) yaitu meliputi kepustakaan
yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas, metode ini
digunakan dalam kaitannya buku-buku atau teori-teori pembahasan
yang berhubungan dengan referensi strategi Quantum Quotient (QQ).
2). Field research (penelitian lapangan) dalam bab ini penulis
mengadakan penelitian serta pengamatan langsung kepada objek yang
dimaksud pada tempat penelitian dalam rangkaian memperoleh data
kongkrit tentang masalah yang diselidiki. Data field research ini
meliputi informasi dan responden, yaitu :
a). Informasi, yaitu meliputi kepala Sekolah, guru PAI, siswa, tata
usaha, dan lain-lain.
19 Merdalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989),
89.
30
b). Responden meliputi siswa-siswa yang dijadikan sampel.
5. Metode pengumpulan data.
a. Metode observasi.
Adalah tehnik pengumpulan data yang cara mengadakan
pengamatan langsung terhadap objek yang diamati.20Metode ini
digunakan untuk mendapatkan tentang data pelaksanaan strategi Quantum
Quotient di kelas VII SMPN 3 Taman Sidoarjo.
b. Metode angket.
Angket adalah sebuah metode di mana di dalamnya sebuah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui, sedangkan dalam hal metode angket ini, penulis menggunakan
angket secara langsung dengan tipe tertutup. Responden tinggal memilih
jawaban yang tersedia dengan membutuhkan tanda silang (x) sesuai
dengan keadaan yang diketahui.
Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon atau komentar
siswa terhadap kegiatan strategi Quantum Quotient dalam belajar PAI.
c. Metode dokumentasi.
Adalah metode dalam pengumpulan data dengan cara mencatat
dokumen-dokumen atau catatan-catatan, metode ini digunakan untuk
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur…., 234.
31
mendapatkan data tentang siswa, guru, nilai raport/ulangan siswa,
karyawan yang berhubungan dengan objek penelitian.
d. Metode tes.
Adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar
bagi penetapan skor angka.
Metode ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi
Quantum Quotient terhadap keberhasilan belajar PAI.
Data tes diperoleh dari pretes dan post-test selanjutnya dari hasil
tersebut dianalisis dengan menggunakan metode statistika.
e. Tehnik analisa data.
Tehnik analisa data adalah tehnik yang digunakan menganalisa
yang diperoleh dari hasil penelitian. Data yang sudah terkumpul
kemudian diolah yakni dianalisis diinterpretasikan dan disimpulkan.
Tehnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
analisa data statistik. Analisis statistik adalah dalam menganalisis suatu
data menggunakan dasar tehnik dan tata kerja statistik, sedangkan non
statistik adalah analisis data dengan menggunakan metode kualitatif,
kemudian untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi Quantum
Quotient (QQ) pada mata pelajaran PAI, penulis menggunakan data
presentase sebagai berikut :
32
P = N
Fx 100 %.
Keterangan P : Angka presentase.
F : Frekwensi yang sedang dicari presentasenya.
N : Jumlah frekwensi.21
Selanjutnya untuk menafsirkan hasil perhitungan dengan
presentase, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut :
1). 75 % - 100 % : Tergolong baik sekali.
2). 65 % - 75 % : Tergolong baik.
3). 40 % - 65 % : Tergolong cukup.
4). Kurang dari 40 % : Tergolong kurang baik.
Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
penerapan strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan prestasi anak,
penulis menggunakan “korelasi product moment” sebagai berikut :
rxy = ( )( )
( ) ( )yyxx NN
yxxyN
ΣΣ −Σ=−Σ
ΣΣ−Σ2222
Keterangan : rxy : Angka indeks korelasi product moment.
N : Number of ces.
Σ xy : Hasil perkalian variabel x dengan variabel y.
Σ x2 : Jumlah deviasi skor x.
Σ y2 : Jumlah deviasi skor y.22
21Nana Sudjana, Pengantar Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 40.
33
Untuk memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka
indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya digunakan
pedoman atau perkiraan sebagai berikut :23
Besarnya “r” product moment (rxy)
Interpretasi
0,00 - 0,02
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,90
0,90 - 100
- Antara varibel x dan variabel y memang terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dengan variabel y).
- Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.
- Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
- Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
- Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dan memahami penulisan skripsi ini, maka penulis
membuat suatu sistem pembahasan sebagai berikut :
BAB I
:
Pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis
penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan
sistematika pembahasan.
22 Ibid, 193. 23 Ibid, 180.
34
BAB II
BAB III
BAB IV
:
:
:
Landasan teori yang menguraikan tentang strategi Quantum
Quotient, tehnik-tehnik Quantum Quotient, langkah-langkah
penggunaan setrategi Quantum Quotient, pemanfaatan setrategi
Quantum Quotient, selanjutnya tentang prestasi belajar yang di
dalamnya membahasa tentang, pengertian hasil belajar, jenis
prestasi, kriteria prestasi, evaluasi serta faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Laporan hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang
gambaran umum objek penelitian di dalamnya membahas tentang :
struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan dan murid,
sarana dan prasarana, penyajian data dan analisis data yang di
dalamnya membahas tentang hasil analisis penerapan, pendekatan
strategi Quantum Quotient, serta analisis data kuantitatif tentang
prestasi siswa yang kemudian diakhiri tentang hasil analisis tentang
pengaruh setrategi Quantum Quotient dalam meningkatka prestasi
siswa Kelas VIII di SMPN 3 Taman Sidoarjo .
Penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran sebagai
saran.
35
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Tentang Strategi Quantum Quotient (QQ).
1. Pengertian Strategi Quantum Quotient (QQ).
Kata Quantum berasal dari pakar fisika modern pada abad 20.
kemudian berkembang secara luas merambat kebidang-bidang kehidupan
manusia, salah satunya, Quantum digunakan dalam bidang pembelajaran,
sedangkan Quotient adalah kecerdasan yang yang meliputi pengembangan
tiga aspek : intelektual, emosional dan spiritual.
Intelektual berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan pemikiran
rasional, logis dan matematis. Emosional berarti berkaitan dengan emosi
pribadi dan antar pribadi guna evektivitas individu dan organisasi. Sedangkan
spiritual berkaitan dengan segala sesuatu yang melampaui entelektuak dan
emosional.
Strategi Quantum Quotient merupakan teknik yang dapat membantu
melejitkan intelektual, emosional dan spiritual. Quantum Quotient digunakan
pada tugas belajar yang berbeda yang merupakan proses atau tahnik
memori.24Dari banyak penelitian terbukti bahwa strategi Quantum Quotient
jelas dapat meningkatkan daya serap.
24 Kenneth L. Higbee, Your Memory, (Semarang: Dahara Prize, 2003), 157.
21
36
Cara-cara yang digunakan dalam peningkatan daya serap ini adalah
suatu teknik yang menuntut kamampuan otak untuk menghubungkan kata-
kata, ide dan khayalan.25Sedangkan Quantum Quotient merupakan suatu
metode untuk membantu IQ, EQ dan SQ, selain itu membantu mengingat
dalam jumlah besar informasi yang melibatkan tiga unsur yaitu : pengkodean,
pemeliharaan dan menyerap kembali.26
Strategi Quantum Quotient ini merupakan cara untuk pengkodean
sehingga membantu proses penyimpanan dan menyerap kembali baik dalam
ingatan jangka panjang maupun jangka pendek, karena sistem tersebut
memungkinkan kita menyimpan informasi di dalam memori sehingga mampu
memperoleh kembali bila dibutuhkan.
Dalam teknik Quantum Quotient atau kecerdasan Quantum fungsi otak
kanan diahtifkan karena anak dilatih untuk membuat suatu cerita,
berimajinasi, lagu atau irama atau gambar, sehingga suatu materi menjadi
sesuatu yang unik dan menarik dan menyenangkan. Dengan demikian anak
akan lebih mudah dan lebih cepat dalam menghafal, sama seperti pada waktu
berkemah, maka akan lebih memudahkan untuk mengatur peralatan-peralatan
yang banyak, yang pada awalnya memang dibutuhkan banyak waktu dan
usaha namun kalau sudah sekali dilakukan maka proses retrieval
(mendapatkan informasi kembali yang dibutuhkan akan lebih mudah).
25 Jean Marie Stine, Mengoptimalkan Daya Pikir, (Jakarta: Pustaka Delapratasa, 1997), 79. 26 Karen Markowith, Eric Jensen, Otak Sejuta Bigabyte, (Bandung: Kaita, 2002), 72.
37
Informasi organisasi tersebut terjadi baik diingatan jangka pendek maupun
jangka panjang. Dalam ingatan jangka pendek (short term memory)
kapasitasnya dapat kita perluas kalau kita melakukan chanking terdapat
informasi yang baru masuk, sedangkan dalam ingatan jangka panjang
kapasitasnya berhubungan dengan skema organisasi subyek. Dengan
demikian penkodean informasi dalam katagori-katagori dapat mempermudah
proses mengingat kembali.
Namun ada beberapa pengkodean dalam menerima suatu informasi
dan setiap orang mempunyai gaya yang berbeda-beda dalam mengingat
informasi, misalnya secara visual yaitu dengan gambar, struktur benda, peta
dan kata tertulis dibandingkan dengan instruksi yang diberikan secara lisan,
sebaliknya yang memiliki kecenderungan dengan audiotori lebih suka
memproses informasi melalui telinga dan mereka lebih mudah menampilkan
kembali ingatan irama, jingel, puisi, sajak, dam hampir semua orang
mempunyai kecenderungan kinestik, artinya, kita belajar lebih baik jika kita
melakukan, merasakan, mengalami sesuatu dalam bentuk nyata.27
Sebagaimana yang dijelaskan pada latar belakang masalah, bahwa
strategi Quantum Quotient (QQ) adalah merupakan strategi yang mampu
mengoptimalkan seluruh potensi diri secara seimbang, sinergi, dan
27 Karen Markowitz, Eric Jenseen, Otak Sejuta, …….., 40.
38
komprehensif yang meliputi kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan emosional
( EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).28
Awal langkah Quantum Quotient (QQ) andalah mengembangkan
kecerdasan intelektual yang meliputi pengenalan potensi otak manusia yang
sangat besar : 100 milyard sel aktif sejak lahir, serta pengembangan otak kiri
yang berfikir urut, persial, dan logis dengan otak kanan yang berfikir acak,
holistik dan kreatif. Kemudian mengaktifkan lapisan otak reptile (instinctive),
lapisan mamalia (feding) dan lapisan neo-cortex (berfikir tingkat tinggi). Otak
sadar dan bahwa sadar juga merupakan bagian penting untuk optimasi
intektual.
Berikutnya adalah melangkah kemulti intelligence yang meliputi
kecerdasan intektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan
spiritual (SQ).
Sebelum kita melanjutkan pembahasan terlebih dahulu penulis
membahas tentang kecerdasan intelektual (IQ) kecerdasan intektual (IQ)
adalah syarat minimum kopetensi.
Di sini penulis mengambil contoh dari beberapa strategi yang
berhubungan dengan kecerdasan intelektual (IQ), yakni tentang ingatan.
Ingatan adalah proses mental yang meliputi pengkodean,
penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi dan pengetahuan yang
28 Agus Nggermanto, Quantum Quotient, (Bandung: Nuansa, 2005), 151.
39
semuanya berpusat dalam otak.29 Winkel mengatakan bahwa ingatan adalah
suatu aktifitas kognitif di mana manusia menyadari bahwa pengetahuannya
berasal dari masa lampau.30 Demikian juga yang diungkapakan Abu Ahmadi
bahwa ingatan adalah suatu daya yang dapat menerima, menyimpan, dan
memproduksi kembali kesan-kesan, tanggapan dan pengertian.31 Dengan
demikian ingatan itu tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang
pernah dialami pada masa lampau, namun juga termasuk kemampuan untuk
menerima, menyimpan dan mengeluarkan kembali, kemampuan mengingat ini
tidak hanya diperlukan dalam proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan tapi juga dalam proses berpikir, kemampuan kognitif dan
kemampuan-kemampuan yang lain. Dengan kata lain bahwa, kecakapan
kognitif menurut seorang anak untuk mempunyai beberapa keahlian yang
tepat, salah satunya adalah daya ingat yang baik. Namun, tidak semua ingatan
yang baik dimiliki oleh setiap anak, hal ini disebabkan karena memori atau
ingatan kita dipengaruhi oleh: sifat seseorang, alam sekitar, keadaan jasmani,
keadaan rohani (jiwa) dan umur manusia.32
29 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 72. 30 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1987), 42. 31 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 26. 32 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, …., 26.
40
Menurut Atkinson dkk (1987) Proses mengingat dibagi dalam tiga
tahapan yaitu :
a. Memasukkan.
Dalam tahap memasukkan, kesan-kesan diterima dan di pelajari
baik secara spontan atau disengaja maupun sadar atau tidak sadar.
Pada tahap memasukkan ini, terjadi pula proses enconding.
Enconding adalah proses perubahan informasi menjadi simbol-simbol atau
gelombang-gelombang listrik tertentu sesuai dengan perangkat organisme
yang ada.
b. Menyimpan.
Setelah enconding selesai dilakukan baru dapat dilakukan
penyimpanan selama waktu tertentu, pada tahap ini terjadi penyimpanan
beberapa catatan, kesan-kesan yang telah diterima dari pengalaman
sebelumnya.
c. Mengeluarkan Kembali.
Tahap ini merupakan tahap untuk mengingat kembali
(Remembering) atau memperoleh kesan – kesan pengalaman yang telah
disimpan dalam ingatan batasan tersebut menunjukkan bahwa informasi
tidak hanya disimpan saja, tetapi harus dapat dipanggil kembali, terjadi
proses kelupaan.
41
Gambar 1.1
Skema Proses Mengingat
Memasukkan Mengeluarkan Kembali
Menyimpan
Kecerdasan Emosi (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri
dan dalam hubungan dengan orang lain. Menurut Howard Gardner
kecerdasan Emosi (EQ) terdiri dari dua kecakapan yaitu: intrapersonal
Intelligence dan Inrapersonal Intelligence. Demikian juga dengan
pendapat tokoh spiritual terbesar, pendiri filsafat Illuminasi, yakni
Syihabuddin Suhrawardi Al- Maqtul, “….beliau Aristoteles mulai
berbicara kepada saya dalam sebuah penampakan tentang gagasan bahwa
manusia harus melakukan penyelidikan pertama-tama mengenai (masalah)
pengetahuan tentang realitas dirinya, dan selanjutnya, menyelidiki
(pengetahuan orang lain) yang berada di luar (realitas dirinya)”.33
Jadi kecerdasan Emosi (EQ) sangat berpengaruh sekali dalam
proses belajar mengajar. Untuk itu kecerdasan Emosi harus di
kembangkan oleh setiap siswa. Begitu pula seorang pendidik harus
mengetahui begaimana cara yang terbaik untuk mengukur kecerdasan
33 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama 2000), 30.
42
Emosi (EQ) seseorang atau dirinya sendiri. Menurut Daniel Goleman
salah satu cara terbaik untuk mengukur EQ seseorang yakni dengan
kerangka kerja yang terdiri dari lima kategori utama yaitu:
1). Kesadaran diri, meliputi : kesadaran emosi diri, penilaian pribadi dan
percaya diri.
2). Pengaturan diri, meliputi : pengendalian diri, dapat dipercaya,
waspada, adaptif, komitmen, inisiatif dan optimis.
3). Motivasi, meliputi : dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif, dan
optimis.
4). Empati, meliputi : memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan
orang lain, mengatasi keragaman, dan kesadaran politis.
5). Keterampilan sosial, meliputi : pengaruh komunikasi, kepemimpinan,
katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan,
kolaborasi dan koperasi serta kerja tim.
Setelah mengetahui cara mengukur EQ, maka yang harus
dilakukan selanjutnya adalah mengembangkan EQ, agar kegiatan belajar
mengajar dapat berhasil dengan baik. Demikian pula di sini cara yang
terbaik untuk menerapkan dan mengembangkan EQ adalah sebagai
berikut :
43
Menurut John Gottman adalah:34
1). Menyadari Emosi Anak.
Seorang pendidik harus dapat merasakan apa yang dirasakan
oleh anak didiknya. Karena seringkali siswa mengungkapkan emosi
mereka secara tidak langsung dan dengan cara-cara yang
membingungkan, contoh dalam suatu kelas meskipun pelajaran sudah
dimulai masih ada saja dari beberapa siswa yang ngobrol sendiri,
mainan, pukul-pukul bangku, dan lain-lain.
Intinya adalah karena setiap siswa mempunyai alasan bagi
emosi mereka, ketika setiap kali pendidik merasa bahwa hatinya
berpihak pada anak tersebut, maka dia akan merasakan apa yang
sedang di rasakan oleh anak tersebut.
2). Mengakui Emosi Sebagai Kesempatan.
Setelah seorang pendidik mengetahui emosi anak didiknya,
kemudian mengetahui pengalaman-pengalaman negatif yang pernah di
alami, maka seorang pendidik harus dapat membangun kedekatan
dengan anak-anak mereka. Dan membantu menangani perasaan
mereka.
34 John Gpttman, Kecerdasan Emosional : Kiat-Kiat Membesarkan Anak Yang Memiliki
Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Gramedia, 1998), 81.
44
3). Mendengarkan Dengan Empati.
Pendidik harus bisa bersikap dengan penuh perhatian,
berbicara dengan santai. Dan dengan mengamati petunjuk fisik emosi
anak.
4). Mengungkapkan Nama Emosi.
Menolong anak memberi nama emosi sewaktu emosi itu
mereka alami dan semakin tepat jika seorang anak tersebut dapat
mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata, maka kita dapat
membantu mereka mencamkannya betul-betul di otaknya, misalnya,
apabila ia sedang marah, boleh jadi ia juga merasa kecewa.
5). Membantu Menemukan Solusi.
Proses ini memiliki lima tahap :
a). Menentukan batas-batas.
b). Menentukan sasaran.
c). Memiliki pemecahan yang mungkin.
d). Mengevaluasi pemecahan yang disarankan berdasarkan nilai-nilai
keluarga.
e). Menolongnya memilih satu pemecahan.
6). Jadilah Teladan.
Menurut kaca mata Quantum Teaching, keteladanan adalah
tindakan paling ampuh dan efektif yang dapat di lakukan oleh seorang
pendidik. Keteladanan dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan
45
tanpa banyak kata-kata. Siswa pada umumnya lebih senang melihat
teladan dari pada banyak diceramahi panjang lebar.
Kecerdasan spiritual (SQ) menurut Danah Zohar adalah
“kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang
berhubungan dengan kearifan di luar ego, atau jiwa sadar. Inilah
kecerdasan yang kita gunakan bukan hanya untuk mengetahui nilai-
nilai yang ada, melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-
nilai baru”.35
Menurut Sinetar “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang
mendapat inspirasi, dorongan, dan efektivitas yang terinspirasi,
theisness atau penghayatan ketuhanan yang di dalamnya kita semua
menjadi bagian”.
Sementara menurut, Khalil Khavari, kecerdasan spiritual
adalah fakultas dari dimensi non material kita-ruh manusia.
Sedangkan menurut Pak Muh (Muhammad Zuhri) kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan manusia yang digunakan untuk
“berhubungan” dengan Tuhan.
Dr. Dimitri Mahayana menunjukkan beberapa ciri orang yang
ber- SQ tinggi, beberapa diantaranya adalah :
a). Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
b). Mampu melihat kesatuan dalam keragaman.
35 Hidayat Nafaat Maja, Intelegensi Spritual, (Parenial Press, 2001).
46
c). Mampu memaknai setiap sisi kehidupan dan.
d). Mampu mengelola, bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. 36
2. Teknik-Teknik Quantum Quotient (Kecerdasan Quantum).
Strategi Quantum Quotient merupakan suatu metode yang meliputi
pengembangan tiga aspek : intelektual, emosioan dan spiritual.
Dengan menerapkan beberapa teknik Quantum Quotient (kecerdasan
Quantum) akan membantu untuk melejitkan intelektual, emosional dan
spiritual.
Untuk itu dalam proses untuk melejitkan intelektual, emosional dan
spriritual dengan mudah, maka teknik Quantum Quotient menggunakan
prinsip asosiasi (penghubung) dengan sesuatu yang lain. Teknik Quantum
Quotient (kecerdasan Quantum) yang akan dibahas berikut yang akan
melejitkan intelektual, emosional dan spiritual, hanya dengan sedikit usaha
diantaranya :
a. Teknik menghafal cepat.
Menghafal adalah proses menyimpan data kememori otak.37
Kemampuan menghafal manusia sangat besar sekali, menurut Tony
Buzan, kapasitas memori otak adalah 10800 (angka 10 diikuti 800 angka 0
dibelakangnya), bila memori untuk menghafal seluruh atom dialam
36 Agus Nggermanto, Quantum ,…., 34. 37 Ibid, 55.
47
semesta maka kapasitas memori masih bersisah banyak sekali, kita harus
bisa membedakan istilah menghafal dengan daya serap adalah
kemampuan menyerap kembali data-data yang telah tersimpan dimemori.
Sebagian besar orang memiliki persoalan didaya serap menghafal,
teknik menghafal cepat di sini merupakan cara menghafal lebih cepat
sekaligus meningkatkan daya serap.
Dalam teknik menghafal cepat terdapat beberapa metode yang
dapat membantu menghafal cepat.
1). Sistem control.
Cara menggunakan sistem control adalah dengan membuat
cantolan, mengasosiasikan dengan materi yang dihafal,
mengimajinasikan secara kreatif.38
Misalnya apabila kita ingin menghafal 10 Tokoh berikut tanpa
bertukar :
1. Nabi Muhammad.
2. Isaac Newton.
3. Nabi Isa (yesus).
4. Budha gautama.
5. Kong Hu Chu.
6. St. Paul.
7. Ts’ai Lun.
38 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ………, 59.
48
8. Johann Guttenberg.
9. Christoper Colombus.
10. Albert Einstein.
2). Menyanyi/kata penanda.
Sistem kata penanda adalah alat mengingat dengan
mengasosiasikan menggunakan obyek kongkrit, sistem kata penanda
ini sangat membantu dalam mengingat angka, kata penanda dapat
berupa kata-kata yang anda ciptakan sendiri atau kata-kata yang sudah
dikenal dimasyarakat, seperti : kata penanda dari lagu dua mata saya,
jadi, dua adalah mata, satu adalah mulut, hidung adalah satu dan
seterusnya.39
3). Gerakan.
Menghafal sambil melakukan gerakan sangat membantu
mengahtifkan memori, otak kita memiliki satu pusat kecerdasan yang
disebut bodily - kinestethyc intelligence - kecerdasan gerak.40
Gerakan dapat membuat otot-otot lebih rileks, santai dan juga
membangkitkan semangat, mengusir kemalasan dan kejenuhan.
Teknik gerakan ini sangat membantu untuk menghafal suatu
ungkapan yang harus sama persis, tepat tanpa ada kesalahan kata demi
kata, umumnya sangat bermanfaat untuk menghafal ungkapan-
39 Karen Margowitz, Eric Jensen, Otak Sejuta, ….., 83. 40 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ………, 64.
49
ungkapan dalam bahasa asing, misalnya : mengajarkan anak ketika
mengerjakan sholat.
4). Konsonan kreatif.
Konsonan kreatif ini digunakan untuk menghafal sesuatu yang
berhubungan dengan angka-angka, nomor telepon, nomor rekening,
kode rahasia dan lain-lain.41Cara menguasai konsonan kreatif ini
sangat sederhana, mula-mula gantilah angka-angka yang akan dihafal
dengan konosonan (huruf mati). Dari konsonan ini kemudian kita
bentuk kata atau kalimat yang menarik sehingga mudah dihafal dan
diingat, misalnya :
1. Satu - Tu : T
2. Dua - Dua : D
3. Tiga - Ga : G
4. Empat - Pat : P
5. Lima - Ma : M
6. Enam -Nam : N
7. Tujuh - Ju : J
8. Delapan - Lapan : L
9. Sembilan - Bilan : B
10. Kosong - Kosong : K
41 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ………, 67.
50
Misalnya kita disuruh menghafalkan nomor telepon berikut :
Budi : 442809.
Prosesnya adalah sebagai berikut :
Kita buat konsonan dari nomor telepon menjadi PPDLKB.
Kemudian kita membuat kalimat yang menarik PaPaDuLuKoBoy
b. Teknik berpikir kreatif.
Dalam berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat diantaranya :
- Kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru.
- Memecahkan persoalan secara realistic.
- Kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan in-sight yang
orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.42
Ketika berpikir kreatif, jenis berpikir evaluatif adalah sangat
membantu dalam kreativitas karena menyebabkan kita menilai gagasan-
gagasan secara kritis.
c. Teknik membaca cepat.
Membaca memiliki beranega ragam arti, antara lain adalah :
menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri-ciri sesuatu dan sebagainya.43
42 IR. Agus Nggermanto, Quantum, …..…, 73. 43 Ibid, 77.
51
Menurut Quarish Shihab dalam Tafsirnya (Pustaka Hidayah 1997),
membaca itu mencakup telaah alam raya, masyarakat dan diri sendiri,
serta bacaan tertulis, baik suci maupun tidak.44
Sedangkan menurut Tony Buzan membaca adalah hubungan
timbal balik individu secara total dengan informasi simbolik. Membaca
biasanya merupakan aspek visual belajar, dan berisi tujuh langkah berikut
: pengenalan, asimilasi, intra-integrasi, ekstra-integrasi, penyimpanan,
mengingat dan komunikasi.45
Salah satu cara mempercepat membaca dengan pertama melompat
belakang dan regresi dapat dihilangkan, dengan hanya mempertimbangkan
kata-kata yang perlu, kata-kata yang perlu dipertimbangkan kira-kira 10
persen, sisanya dapat diperkirakan dengan cerdas, kedua, waktu untuk
setiap fiksasi dapat mendekati yang detik, ketiga, ukuran fiksasi dapat
diperluas.
d. Teknik berhitung cepat.
Dalam teknik berhitung cepat terdapat beberapa cara diantaranya
Alkhawarizmi, Trachtenberg, Onde-onde melenium, sempoa dan sapu
tangan yang semuanya ini adalah cara menghitung cepat yang sangat
membantu dalam berhitung cepat.
44 Quraish Shihab, Tafsir al-Qur'an al-Karim, (Pustaka Hidayah, 1997), 87. 45 IR. Agus Nggermanto, Quantum,………, 78.
52
Contoh Alkhawarizmi, Trachtenberg kuadrat dua angka.
Bila angka satuannya berupa angka 5 dikerjakan dengan cara
sebagai berikut : 152 = 225 dari 1 x (1+1) = 2 dan 52 = 25 menjadi 225.
3. Langkah-Langkah Penggunaan Strategi Quantum Quotient Dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Quantum Quotient mampu
melejitkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, serta mampu
membantu kita menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan di sekolah,
berbagai macam strategi Quantum Quotient diperlukan untuk mengerjakan
tugas yang berbeda-beda, oleh karena itu kita tidak dapat mengklaim adanya
strategi yang terdapat di Quantum Quotient yang dapat digunakan untuk
melejitkan intelektual, emosional dan spiritual justru dalam menggunakan
strategi Quantum Quotient harus memutuskan teknik apa yang paling cocok
dan efektif untuk tugas pembelajaran yang harus dihadapi.
Untuk itu, dalam pembelajaran PAI tepatnya pada materi al-Qur'an,
akhlak dan fiqih yang paling cocok dan efektif menggunakan teknik
menghafal cepat, yang meliputi, sistem control, menyanyi gerakan dan
konsonan kreatif, teknik berpikir kreatif, teknik membaca cepat dan teknik
menghitung cepat adalah sebagai berikut :
53
a. Teknik menghafal cepat.
Teknik membaca cepat di sini dapat diperoleh dengan beberapa
cara diantaranya : sistem cantolan, menyanyi atau kata penanda, gerakan
dan konsonan kreatif.
1). Untuk sistem cantolan.
a). Kita membuat cantolan.
b). Mangasostasikan dengan materi yang dihafal.
c). Mengimajinasikan secara kreatif.
d). Mengulanginya bila diperlukan.46
Misalnya bila kita ingin menghafal 10 tokoh berikut dengan
urut tanpa tertukar :
1. Nabi Muhammad.
2. Isaac Newton.
3. Nabi Isa (yesus).
4. Budha gautama.
5. Kong Hu Chu.
6. St. Paul.
7. Ts’ai Lun.
8. Johann Guttenberg.
9. Christoper Colombus.
10. Albert Einstein.
46 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ……, 60.
54
Dalam contoh ini, cantolan yang dapat kita gunakan adalah
angka itu sendiri, kemudian kita buat cantolan sebagai berikut :
1. Ratu.
2. Gua.
3. Raga.
4. Tempat.
5. Trima.
6. Senam.
7. Baju.
8. Balapan.
9. Camilan.
10. Sesepuh.
Kita akan mudah menghafal cantolan ini karena suku
terakhirnya senada dengan angka : tu, ua, ga, pat, ma, nam, ju, pan,
lan, luh.
Langkah berikutnya adalah membuat asosiasi antara cantolan
dengan 10 tokoh dunia, gunakan otak kanan kita yang kreatif.
55
Ratu-Muhammad
Gua-newton
Raga-Yesus
Tempat-Budha
Trima-Kong Hu Chu
Senam-Paul
Baju-Ts’ai Lun
Balapan-Guttenterg
:
:
:
:
:
:
:
:
Seorang Ratu yang cantik sekali ingin
masuk Islam, ia menemui Nabi
Muhammad.
Ratu itu dulunya tinggal di Gua yang
terdapat berton-ton batu yang tersusun
sesuai dengan rumus Newton.
Dibantu yang bertonton itu terdapat salib,
yang ada raganya Yesus. Mung ia
dulunya beragama Kristen.
Setelah masuk ke Gua lebih dalam lagi
ditemukan tempat bertapa gaya Budha.
Tetapi ia mengatakan “saya terima kasih
atasan sokongan Kong Hu Chu dan
pelajaran senamnya”.
Ia suka senam dengan teman gaulnya
yaitu Paul.
Anehnya, kalau senam di sekitar alun-
alun itu pakai baju kertas buatan Tsa’i
Lun.
Setelah itu, mereka balapan pai mesin
seabeng buatan Guttenberg.
56
Camilan-Colombus
Sesepuh-Einstein
:
:
Ada anak nakal, balapan sambil bawa
camilan dan naik bus, Columbus.
Sampai ia terdampar di Amerika ketemu
sesepupuhnya yang berkumis tebal,
berambut jabrik sedang masuk angina,
Einstain.
Setelah itu sekarang marilah kita ringkas sistem cantol 10
tokoh dunia di atas agar lebih efisien, tetapi cukup kita fokuskan pada
kata-kata kunci sebagai berikut :
Ratu - Islam - Muhammad
Gua - berton-ton - Newton
Raga - salib - Isa (Yesus)
Tempat - bertapa - Budha
Trima kasih - sokong - Kong Hu Chu
Senam - gaul - Paul
Baju kertas - sekitar alun - Tsa’i Lun
Balapan - mesin scabreg - Guttenberg
Camilan - naik bus - Columbus
Sesepuh - masuk angina - Einstein
57
2). Menyanyi atau kata penanda.
Pada teknik menyanyi ini, menuntut seorang guru untuk
bersifat kreatif. Seorang guru harus mengerti materi apa yang tepat
dijadikan lagu atau irama agar siswa mudah untuk menyerap pelajaran
yang telah disampaikan. Misalnya menghafal sifat wajib bagi Allah
dan nama-nama Malaikat yang kesemuanya itu lebih tepat menghafal
jika dilagukan.
3). Gerakan.
Teknik menghafal cepat menggunakan gerakan ini sangat
membantu untuk menghafal sesuai ungkapan yang harus sama, persis,
tepat tanpa ada kesalahan kata demi kata. Teknik ini biasanya dipakai
dalam materi Fiqih bab sholat, yang mana dubutuhkan ungkapan-
ungkapan dalam bahasa Arab dengan tepat tanpa ada kesalahan
sedikitpun. Biasanya siswa disuruh mempraktekkan gerakan-gerakan
sholat beserta bacaannya.
Sesuai dengan 5 prinsip Quantum Learning yakni :
1. Ucapkan everything speaks (segalanya berbicara) : sambil
menggerakkan kedua tangan ke atas kepala, kemudian
menggerakkan tangan kiri ke sebelah kiri, tangan kanan ke sebelah
kanan membentuk gerakan lingkaran besar melambangkan
keseluruhan. Everything, selanjutnya, tempatkan tangan kanan di
dekat jari tangan seakan-akan mewakili bibir berbicara, speaks.
58
2. Ucapkan Everything is on purpose (segalanya memiliki maksud) :
gerakkan tangan seperti langkah pertama di atas : Everything,
selanjutnya tempatkan tangan kiri di depan dada dada mengadah
ke atas lalu gerakan tangan kanan seolah-olah menaruh sesuatu di
atas tangan kiri, is on purpose.
3. Ucapkan acknoeledge every effort (hargai setiap usaha) : bertepuk
tanganlah : acknowledge, lalu kepalkan tangan kanan di kanan,
tangan kiri di kiri seolah-olah sedang berusaha lari, every effort.
4. Ucapkan experience before label (alami sebelum menamai) :
kepalkan kedua tangan seolah-olah berusaha lari : experience lalu
taruh tangan kiri di depan dada tengah ke atas disusul tangan kanan
telungkup 15 cm di atas tangan kiri seolah-olah memberi tahu
panjang sesuatu : before label.
5. Ucapkan if it’s worth learning, it’s worth celebrating (jika sudah
layak dipelajari, layak pula dirayakan) : gunakan telunjuk kanan
untuk kepala bagian kanan seolah-olah sedang berpikir keras : if
it’s worth learning, kemudian lambaikan kedua tangan tinggi-
tinggi seolah-olah sedang merayakan kemenangan : it’s worth
Celebrating.47
47 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ……, 65.
59
b. Teknik berpikir kreatif.
Langkah-langkahnya :
1. Sibukkan diri anda mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
2. Berpikir empat arah - lihatlah berbagai sudut.
3. Alternatif – hasilkan ide sebanyak-banyaknya.
4. Desain kombinasi baru – carilah kombinasi terbaik dari semua ide.
5. Ukur – tetapkan kombinasi terbaik.
6. Terapkan.48
Teknik berpikir kreatif ini biasanya digunakan dalam pembelajaran
Fiqih.
c. Teknik membaca cepat.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Bacalah hanya kata-kata yang penting yaitu judul dan sub judul,
kemudian catatlah yang diperoleh dari langkah pertama dalam bentuk
peta pikiran.
2. Renungkanlah apa yang telah diperoleh dari langkah pertama,
praktekkanlah dengan cerdas hubungan antara masing-masing sub
judul dengan judulnya, kemudian perkirakan dengan cerdas pula apa
yang dibahas dalam masing-masing sub judul.
48 Colin Rose, Kuasai Lebih Cepat, (Bandung: Kaifa, 2002), 178.
60
3. Bacalah kembali hanya kata-kata yang perlu, yaitu satu kalimat
pertama untuk setiap paragrap. Karena ide pertama setiap paragrap ada
dikalimat utama yaitu kalimat utama masing-masing paragraph.
4. Renungkanlah kembali apa yang telah kita peroleh.
5. Bacalah bagian bacaan yang menurut kita perlu atau menarik.
6. Lengkapilah peta pikiran.49
d. Teknik berhitung cepat.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
Untuk teknik berhitung cepat di sini seorang guru harus lebih
pandai dalam memilih materi apa yang cocok dalam menerapkan teknik
berhitung cepat, karena dalam teknik berhitung cepat di sini banyak sekali
alternative untuk menyelesaikan satu persoalan.
B. Kajian Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
Prestasi belajar pendidikan Agama Islam adalah sebuah rangkaian
kalimat yang terdiri dari tiga kata, yakni, prestasi, belajar dan pendidikan
Agama Islam (PAI), yang mempunyai arti yang berbeda-beda, berikut ini
pembahasan dari masing-masing kata, antara lain yaitu :
49 Colin Rose, Kuasai Lebih Cepat, …., 180.
61
“Prestasi berarti hasil usaha”.50Sedangkan menurut istilah prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara
individu maupun kelompok prestasi tersebut.51
Sedangkan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalamannya.52Sendiri dari interaksi dengan lingkungan.
“Prestasi belajar” adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan
yang dikembangkan melalui mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.53Ada pendapat lain yang
mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan yang
dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan
hasil yang telah dicapai oleh siswa atau anak dalam pereode tertentu, misalnya
tiap semester yang dinyatakan dalam raport.54
Sedangkan pendidikan Agama Islam (PAI) di sini lebih pada
pendidikan yang bersumber pada ajaran Islam. Hakikat pendidikan
mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah anak
didik melalui ajaran Agama Islam.55Sedangkan pendidikan Agama Islam
50 Zainal Arifin, Evaluasi Instruksioanl Prinsip -Teknik-Prosedur, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1991), 3. 51 Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1994), 19. 52 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), 84. 53 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 895. 54 Sutratina Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
1984), 48. 55 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), 31.
62
(PAI) diartikan sebagai proses pembimbing, mengarahkan dan mengajarkan
anak untuk mencapai tujuan yang tetapkan yaitu menanmkan taqwa serta
menegakkan kebenaran sesuai dengan ajaran Agama Islam.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan
mengenai pengertian”prestasi belajar pendidikan Agama Islam (PAI)”, yakni
perubahan yang terjadi pada siswa sebagai suatu bimbingan seorang guru
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Huruf maupun simbol yang merupakan cerminan dari hasil yang telah dicapai
oleh siswa dalam waktu tertentu yang dinyatakan dalam raport.
Adapun dalam al-Qur'an yang terdapat dalam surat Al-Qhqaf ayat 19
yang berbunyi :
. ولكل درجت مماعملواوليوفيهم اعملهم وهم اليظلمون
Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka, serta mereka tiada dirugikan”.56 Pada ayat tersebut sudah dijelaskan dinyatakan bahwa prestasi
seseorang disesuaikan dengan amalan-amalan yang telah dikerjakan, dan
Allah tidak mengurangi balasan dari pekerjaan mereka karena prestasi yang
dicapai itu berkat usaha mereka sendiri.
56 Depag RI, al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Surabaya: Surya Citra Aksara, 1993), 25.
63
Begitu juga bagi seorang siswa diwajibkan untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan hasil
yang memuaskan serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Jenis-Jenis Prestasi.
Dalam sistem pendidikan Nasional atau rumusan pendidikan
mempunyai beberapa tujuan, baik itu beberapa tujuan, baik itu tujuan
kurikulumnya maupun tujuan instruksional, pada penelitian ini menggunakan
klasifikasi hasil belajar (prestasi belajar).
Prestasi belajar menurut Benyamin Bloom secara garis besar dibagi 3
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif.
Pada ranah ini mempunyai beberapa tingkatan, yaitu :57
1). Pengetahuan (knowledge).
2). Pemahaman (comprehension).
3). Penerapan (application).
4). Penguraian (analysis).
5). Pemanduan (syntesis).
6). Penilaian (evaluatif).
57 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1990), 22-23.
64
Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada
tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian
bahwa perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa
mampu melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang
dihadapinya sesuai dengan bidang studi yang dihadapinya.
b. Ranah affektif.
Adapun jenis katagori dalam ranah ini adalah sebagai hasil dari
belajar yang mulai dari tingkat dasar sampai yang kompleks, yaitu :
1). Menerima rangsangan (receving).
2). Merespon rangsangan (responding).
3). Menilai sesuatu (valuing).
4). Mengorganisasi nilai (organization).
5). Menginternalisasikan (mewujudkan) nilai-nilai (characteazion by
value or value compleks).
Pada ranah afektif ini harapkan siswa mampu lebih peka terhadap
nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya perubahan yang terjadi
cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan
memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang
berlaku dalam bidang ilmunya.58
58 Muhibbin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya Anak Bangsa,
1996), 71-72.
65
Pada tipe belajar ini ditampak pada siswa pada berbagai tingkah
laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai dan teman di kelas dan kebiasaan di lingkungan yang baik.
c. Ranah psikomotorik.
Dalam ranah psikomotorik ini erat sekali dengan ketrampilan yang
bersifat konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan belajar
yang bersifat konkret, walaupun demikian tidak terlepas dari kegiatan
belajar yang bersifat mental (pengetahuan dan sikap). Dalam hal ini
belajar merupakan tingkah laku yang nyata dan dapat dialami.
Dari araian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar khususnya pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebuah
proses yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relative menetap
dalam tingkah laku seseorang yang sesuai dengan tujuan pendidikan
Agama Islam (PAI). Baik yang meliputi aspek kognitif, affektif dan
psikomotorik, maupun aspek-aspek yang lain sehingga perubahan sifat
yang terjadi pada masing-masing aspek tersebut tergantung pada tingkat
kedalaman belajar.
3. Kriteria Prestasi Pendidikan Agama Islam (PAI).
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar siswa terhadap
proses belajar mengajar yang telah dilakukannya dan untuk mengetahui
keberhasilan guru dalam mengajar, maka digunakan kriteria penilaian sebagai
66
acuan tingkat keberhasilan sejalan dengan kurikulum yang telah ditentukan
saat ini sebagai berikut :
a. Istimewa.
Apabila seluruh pelajaran yang dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik sekali.
Apabila 80-90 % pelajaran yang diajarkan dapat dikuasi oleh siswa.
c. Baik.
Apabila 70-80 % pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
d. Cukup.
Apabila 60-70 % pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
e. Kurang.
Apabila 60 % ke bawah pelajaran dapat dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat kriteria terdapat dalam format daya serap siswa dalam
pelajaran yang prosentase keberhasilan siswa, sebelum mencapai tujuan
instruksional khusus, dapat diketahui tingkat keberhasilan proses belajar
mengajar yang telah dicapai oleh siswa dan guru.59
4. Penilaian Proses Belajar Mengajar.
Menurut Nana Sudjana, bahwa penilaian proses belajar mengajar
memiliki kriteria, yaitu :
59 Moh. Uzer Usman, Lilis Setiawati, Upaya optimalisasi Belajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1995), 1.
67
a. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum.
Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan
sebagai acuan apa yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses
belajar mengajar dilihat sejauh mana acuan tersebut dilaksanakan secara
nyata dalam bentuk dan aspek-aspek :
1). Tujuan-tujuan pengajaran.
2). Bahan pengajaran yang diberikan.
3). Jenis kegiatan yang dilaksanakan.
4). Cara melaksanakan jenis kegiatan.
5). Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan, dan.
6). Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
b. Keterlaksanaannya oleh guru.
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan program yang telah
dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang
berarti. Dengan apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana
seharusnya, keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal :
1). Mengkodisikan kegiatan belajar siswa.
2). Menyiapkan alat, sumber dan perlengkapan belajar.
3). Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar.
4). Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa.
5). Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa.
68
6). Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengajar berikutnya.
c. Keterlaksanaannya oleh siswa.
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan
belajar mengajar dengan program yang telah ditentukan guru tanpa
mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa dapat
dilihat dalam hal :
1). Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru.
2). Semua siswa turut melakukan kegiatan belajar.
3). Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
4). Manfaat semua sumber belajar yang disediakan guru.
5). Menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.
d. Motivasi belajar siswa.
Keberhasilan dalam belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi
belajar yang ditunjukkan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, hal ini dapat dilihat dalam hal :
1). Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran.
2). Semangat siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
3). Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya.
4). Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.
5). Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
69
e. Kearifan para siswa dalam kegiatan belajar.
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh
mana keahtifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, keahtifan
siswa dapat dilihat dalam hal :
1). Turut dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2). Terlibat dalam pemecahan masalah.
3). Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya.
4). Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah.
5). Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6). Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.
7). Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.
8). Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
f. Interaksi guru-siswa.
Interaksi guru dengan siswa berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbale balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru dan
atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal
ini dapat dilihat dalam hal :
70
1). Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa
dengan siswa.
2). Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik
secara individual maupun secara kelompok.
3). Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar.
4). Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar.
5). Tampilnya guru sebagai pemberi jalan ke luar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.
6). Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan
dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
g. Kemampuan atau ketrampilan guru mengajar.
Ketrampilan atau kemampuan guru mengajar merupakan puncak
guru yang professional sebab merupakan penerapan semua kemampuan
yang telah diikutinya dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan
siswa, metode mengajar dll, beberapa indikator dalam menilai
kemampuan ini antara lain adalah :
1). Menguasai bahan pengajaran yang disampaikan kepada siswa.
2). Terampil berkomunikasi dengan siswa.
3). Mengusai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa.
4). Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar.
5). Terampil menggunakan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
71
h. Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Salah satu keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara
lain adalah :
1). Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya.
2). Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan intruksional oleh para siswa.
3). Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan intruksional minimal 75 dari
jumlah intruksional yang harus dicapai.
4). Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari bahan berikutnya.60
5. Evaluasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI).
Evaluasi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk menentukan
suatu nilai :
Jenis evaluasi ada 3 macam, yaitu :
1). Evaluasi harian yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap hari pada
saat sebelum atau sesudah materi pelajaran disampaikan.
2). Ulangan yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan setiap selesai materi satu
atau dua bab yang disampaikan.
60 Nana Sudjana, Penilaian Hasil, ……, 60-62.
72
3). Ulangan akhir semester yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir semester yang ditandai dengan pembagian raport.
Namun evaluasi atau penilaian yang dilakukan pada pelajaran
pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya 3 macam ini saja namun ada 3
tambahan, yaitu :
4). Evaluasi hafalan yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada materi-
materi hafalan.
5). Evaluasi praktek yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan pada materi PAI
yang harus dipraktekkan dalam suatu kegiatan.
6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Prestasi belajar yang dicapai seorang siswa merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal)
maupun dari luar diri (faktor eksternal) dari siswa itu sendiri.
Sebagai ciri dilakukan ahtifitas belajar adalah adanya perubahan, baik
perubahan dalam pengetahuan, kecakapan atau tingkah laku yang menuju
tercapainya tujuan pendidikan Agama Islam yang dicita-citakan, karena
prestasi belajar merupakan keberhasilan seseorang dalam belajar. Maka
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan berpengaruh juga terhadap
prestasi yang dicapai seseorang.
73
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara
lain :
a. Faktor-faktor dari dalam pelajar (internal).
1). Faktor jasmani.
Kondisi fisik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
siswa dalam proses belajar PAI, siswa yang dalam kondisi sehat
jamaninya akan berbeda dengan siswa yang tidak sehat jasmaninya,
karena belajar memerlukan kecakapan, keterampilan dan kemampuan
berpikir, selain itu ketidak sempurnaan panca indera juga dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya : cacat mata, telinga
dan sebagainya. Karena kualitas panca indera merupakan syarat bagi
suatu proses pembelajaran adalah pendengaran dan penglihatan.
2). Faktor psikologis.
a). Bakat.
Bakat juga merupakan faktor internak yang banyak
mempengaruhi prestasi belajar siswa, setiap bakat inilah yang
dapat memungkinkan siswa berkembang sesuai dengan
keinginannya, setiap manusia memiliki bakat yang berbeda-beda,
untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, seorang harus
mendapatkan bimbingan dan pengarahan yang efektif sebab kalau
tidak, maka bakat tersebut tidak dapat berkembang.
74
b). Kecerdasan.
Setiap individu yang lahir memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda, kecerdasan dapat mempengaruhi cara berpikir dan
kemampuan beradaptasi dengan berbagai masalah yang dihadapi,
oleh karena itu siswa akan berhasil jika dalam dirinya ada
dorongan untuk belajar.
c). Minat.
Minat adalah suatu gejala psikis yang ada pada seseorang
yang direalisasikan dengan senang dan menunjukkan perhatian
dengan perasaan dan perhatian yang berpusat pada suatu obyek.
Sehingga seseorang tersebut mempunyai kecenderungan untuk
melakukannya dan belajar dapat berjalan dengan baik bila disertai
oleh minat.
d). Motivasi.
Motivasi adalah dorongan dari dalam yang menimbulkan
kekuatan individu untuk bertingkah laku guna memenuhi
kebutuhan seseorang (siswa) akan berhasil dalam belajar jika pada
dirinya terdapat dorongan atau keinginan untuk belajar.
b. Faktor-faktor dari luar pelajar (eksternal).
1). Keluarga.
Keluarga adalah Ayah, Ibu dan anak-anak serta famili yang
menjadi penghuni rumah, seemua kondisi yang ada di dalam keluarga
75
seperti tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup kurangnya perhatian orang tua keanak, akrab
tidaknya hubungan orang tua keanak atau antara Ayah dan Ibu dan lain
sebagainya. Yang semua itu dapat mempengaruhi pencapaian hasil
belajar anak, begitu juga dengan kondisi rumah serta kedaan cuaca.
2). Sekolah.
Keadaan sekolah seperti tempat belajar turut mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar seperti kualitas guru, metode pengajaran,
kesesuaian kurikulum, keadaan sarana dan prasarana dan sebagainya.
3). Masyarakat.
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar jika
kondisi masyarakat tidak mendukung pendidikan maka prestasi belajar
akan menurun. Contohnya jika disekitar tempat tinggalnya terdiri dari
orang-orang yang mendukung pendidikan yang rata-rata anaknya
bersekolah dan baik moralnya, hal ini dapat memotivasi anak-anak
untuklebih giat belajar. Dan sebaliknya, apabila tinggal di lingkungan
banyak anak yang tidak baik moralnya jarang yang bersekolah serta
banyaknya pengangguran. Hal ini akan mengurangi semangat belajar
atau masyarakat yang tidak menunjang sehingga motivasi belajar
berkurang.
76
4). Lingkungan sekitar.
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam
mempengarui prestasi belajar, keadaan lingkungan, bangunan rumah,
suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan sebagainya.
C. Pengaruh Strategi Quantum Quotient Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam Di SMPN 3 Gilang Sidoarjo.
Pendekatan strategi Quantum Quotient sangat penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, strategi Quantum Quotient
merupakan salah satu cara dalam mencerdasan kegiatan intelektual, emosional
dan spiritual siswa serta mempunyai peranan penting yang cukup besar dalam
menentukan keberhasilan program pendidikan dan pangajaran.
Dengan menggunakan strategi Quantum Quotient pada proses belajar
mengajar, siswa diharapkan lebih mampu meningkatkan prestasi belajar
pendidikan Agama Islam. Teknil Quantum Quotient lebih meningkatkan
penggunaan belahan otak kanan sebagaimana diketahui bahwa belahan otak
kanan berkaitan erat dengan aktifitas-aktifitas kreatif yang menggunakan irama,
musik, warna, gambar serat emosi subyek.61Sehingga proses pembelajaran
menjadi sesuatu yang unik dan menyenangkan.
Mempelajari sistem Quantum Quotient bukan berarti menggantikan proses
pembelajaran itu sendiri, Quantum Quotient hanyalah sebagai pelengkap, proses
61 Colin Rose Malcolm S. Nicholl, Accelered Learning, (Bandung: Penerbit Nuansa, 2003, 54.
77
pembalajaran juga merupakan saran untuk mempermudah penguasaan
pembelajaran. Di dalam strategi Quantum Quotient terdapat teknik membaca
cepat, teknik berpikir kreatif dan teknik menghitung cepat.
Strategi Quantum Quotient ini dapat membantu siswa pada saat proses
belajar mengajar berlangsung. Karena strategi Quantum Quotient merupakan
sarana untuk mempermudah dalam penguasaan pelajaran. Dengan menggunakan
beberapa teknik Quantum Quotient yang ada serta sedikit usaha dapat
memperkuat menghafal cepat, membaca cepat pada materi pelajaran, sehingga
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat lebih efektif dan efisien serta
lebih menarik perhatian siswa dengan begitu prestasi belajar siswa lebih
meningkat. Dengan kata lain dengan menggunakan strategi Quantum Quotient
dapat meningkatkan kecerdasan IQ, EQ, SQ sehingga siswa dapat menggunakan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran yang
ada dan nilai hasil belajar siswa dapat meningkat lebih baik.
Penggunaan strategi belajar Quantum Quotient dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitakan dan minat baru bahkan membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa, karena penggunaan strategi belajar ini sangat
membantu terhadap keefektifan proses pengajaran dan penyampaian isi pelajaran.
Untuk mengetahui apakah strategi belajar sebagai salah satu strategi
pembelajaran yang mampu mempengaruhi prestasi belajar, maka perlu diketahui
terlebih dahulu mengenai bagaimana sebenarnya proses balajar mengajar dapat
78
dihubungkan antara critera proses belajar mengajar dapat mempengaruhi proses
belajar dengan menggunakan strategi Quantum Quotient.
Namun demikian, peranan strategi belajar dalam proses belajar mengajar
tidak akan terlihat bila dalam penggunaan tidak sejalan dengan isi dan tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan, karena itu tujuan pengajaran haruslah dijadikan
pangkal acuan untuk menggunakan strategi belajar. Apabila diabaikan maka,
maka strategi belajar bukan lagi sebagai alat bantu proses belajar mengajar,
melainkan sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan pendidikan secara
efektif dan efesien.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi Quantum Quotient
mempunyai arti penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan Agama Islam (PAI).
79
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian.
1. Latar Belakang.
Berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI),
yaitu Bpk. H. Al-Hadi, S. Ag, adalah salah satu guru yang merintis berdirinya
SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo merupakan salah satu Institusi
pendidikan yang bermula pada keinginan Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Timur pada tahun 1995-1996, yang ingin menambah jumlah sekolah baru di
wilayah Sidoarjo, wilayah itu salah satunya adalah kecamatan taman, hal ini
langsung dilimpahkan kepada kecamatan.
Kemudian orang kecamatan mencari lahan yang berada di wilayah
taman, akhirnya orang kecamatan menerima lahan yaitu tanah Fasum di
kletek, tanah Fasum adalah tanah bagian dari Perusahaan Gilang.
Setelah itu, tanah itu dibangun ± 1 tahun SMP Negeri Taman selesai,
dan SMP Negeri Taman mulai beroprasi pada tahun 1997-1998.
Pada awal tahun pelajaran dimulai di sini masih filial, maksudnya
belum ada guru atau Kepala Sekolah yang paten, namun para guru di sini
pinjam dari SMP Negeri 3 Taman.
65
80
Baru dalam perjalanan cawu 1 tahun pelajaran 1997-1998 mulai ada
Kepala Sekolah yang devinitif, artinya seorang yang sudah paten untuk
ditugaskan menjadi Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
Pada cawu II ada beberapa guru yang ditugaskan secara devinitif,
waktu itu SMP Negeri 3 Taman baru menerima 3 kelas, dan selanjutnya pada
tahun ke 2 mulai banyak guru yang mutasi dari sekolah lain.
Inilah nama-nama Kepala Sekolah yang pernah menjabat sebagai
Kepala Sekolah di SMP Negeri 3 Taman, antara lain sebagai berikut :
a. Sri Utami, mulai bulan September 1997 - Maret 2002.
b. H. Soewadji Antono, Maret 2002 - Maret 2004.
c. H. Bacher Ramsyah, S. Pd, Maret 2004 - Februari 2006.
d. Drs. H. Achmad Sururi, Februari 2001 - Desember 2007.
e. Hj. Retno Untari Hadi. P, S. Pd, Desember 2007 - Sekarang.62
2. Visi, Misi Dan Tujuan SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
a. Visi SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
“Beriman dan bertaqwa, berilmu untuk berprestasi dan berbudi
pekerti luhur”. Indikator visi :
1). Terwujudnya pengembangan kurikulum yang adaptif dan proaktif.
2). Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
62 Pak Hadi, Guru PAI, Wawancara pribadi, Sidoarjo, Tanggal 27 Februari 2008, Siang,
13.30 Wib.
81
3). Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif.
4). Terwujudnya SDM pendidikan yang memiliki kemampuan dan
kesanggupan kerja yang tinggi.
5). Terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan
mutakhir.
6). Terwujudnya pengembangan penilaian.
7). Terwujudnya penggalangan biaya pendidikan yang memadai.
8). Terwujudnya manajemen-manajemen sekolah yang tangguh.
b. Misi SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
1). Menyelenggarakan berbagai kegiatan secara efektif untuk
mewujudkan peningkatan dan pengembangan isi (Kurikulum).
2). Melaksanakan berbagai kegiatan Akademik dan non Akademik untuk
memecahkan dinamika dan kualitas proses pembelajaran, pelatihan
dan bimbingan.
3). Melakukan berbagai kegiatan pencapaian ketuntasan kompetensi
kelulusan baik pengetahuan ketrampilan, sikap dan prilaku.
4). Pengupayaan berbagai kegiatan untuk menunjang dalam peningkatan
profesionalisme guru, karyawan dan tenaga pendidikan lainnya.
5). Mengoptimalkan berbagai kegiatan upaya pengadaan, pemanfaatan,
dan pemeliharaan fasilitas pendidikan.
6). Memaksimalkan pelaksanaan penilaian secara menyeluruh dan
berkesinambungan untuk nendapatkan hasil yang sebenarnya.
82
7). Meningkatkan dan mengembangkan pembiayaan untuk mendukung
pelaksanaan pendidikan atau sekolah secara menyeluruh.
8). Memantapkan pelaksanaan manajamen berbasis sekolah (MBS)
melalui berbagai kegiatan pembinaan dan pelatihan.
c. Tujuan sekolah.
Dalam rangka 5 (lima) tahun pembinaan, yang dihararpkan :
Tujuan 1 : Meningkatkan/mengembangkan kurikulum :
1). Mengembangkan silabus untuk semua mata pelajaran pada semua
tingkat (kelas).
2). Mengembangkan rencana pembelajaran untuk semua mata pelajaran
pada semua tingkat.
3). Mengembangkan sekolah mencakup standar isi.
Tujuan 2 : Meningkatkan/mengembangkan proses :
1). Meningkatkan bahan dan sumber pembelajaran.
2). Mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan ctl.
3). Mengembangkan pembinaan dan pelatihan bidang Akademik dan non
Akademik.
4). Mengembangkan pemantapan materi Ujian Nasional.
5). Mengembangkan kegiatan dalam rangka pencapaian standar proses
pembelajaran.
83
Tujuan 3 : Meningkatkan/mengembangkan kualitas lulusan :
1). Memiliki tim (siswa) Akademis yang mantap.
2). Memiliki tim (siswa) olah raga yang kuat.
3). Memiliki tim (siswa) seni yang berprestasi.
4). Memiliki tim (siswa) pramuka yang handal.
5). Memiliki tim (siswa) PMR yang tangguh.
6). Memiliki tim (siswa) Jurnalistik yang unggul.
7). Memiliki tim (siswa) lainnya yang menyakinkan output dan out line
yang membanggakan lulusan yang standar kompetensi yang mantap.
Tujuan 4 : Meningkatkan/mengembangkan tugas pendidikan :
1). Mengadakan pelatihan bahasa Inggris bagi semua guru dan karyawan.
2). Mengadakan pelatihan komputer dan multi media semua guru dan
karyawan.
3). Mengadakan workshop, Seminar dan lokakarya pendidikan.
4). Mengadakan studi banding ke SMP koalisi dan Lembaga terkait.
5). Mendukung guru dan karyawan melanjutkan studi.
6). Mendukung guru dan karyawan mengikuti Penataran, Diklat,
Workshop kedinasan.
7). Memiliki standar guru dan karyawan yang mengaju pada SMP.
84
Tujuan 5 : Meningkatkan/mengembangkan, sarana dan prasarana :
1). Mencapai pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan fasilitas sekolah
memenuhi SDM
2). Mencapai standar pengelolahan fasilitas pendidikan secara mantap.
Tujuan 6 : Meningkatkan/mengembangkan penilaian :
1). Mengembangkan pedoman penilaian
2). Mengembangkan perangkat soal ulangan harian, ulangan blok dan
ujian Nasional
3). Mengembangkan Instrumen perbaikan (remidi) dan pengayaan.
4). Mengembangkan lomba-lomba, uji coba sebagai upoaya peningkatan
standar nilai.
5). Mengembangkan berbagai kegiatan untuk mencapai standar penilaian
secara mantap.
Tujuan 7 : Meningkatkan/mengembangkan pembiayaan pendidikan :
1). Mengadakan penggalangan dana dari berbagai sumber.
2). Mengadakan penciptaan usaha-usaha yang produktif.
3). Mengadakan optimisme pendaya gunaan potensi fasilitas sekolah.
4). Mengadakan jaringan kerja dengan stake-holder yang peduli terhadap
pendidikan.
5). Mengadakan peningkatan standar pembiayaan yang mantap.
85
Tujuan 8 : Meningkatkan/mengembangkan manajemen dan kelembagaan.
1). Sekolah memiliki adminitrasi yang baik.
2). Sekolah melaksanakan MBS secara mantab.
3). Sekolah melaksanakan monitoring dan evaluasi secara periodik.
4). Sekolah memiliki job discroption yang jelas.
5). Sekolah memiliki aturan tentang rekrutmen jabatan-jabatan di sekolah.
6). Sekolah memiliki ketentuan-ketentuan reward dan punishment
terhadap guru, karyawan dan siswa.
7). Sekolah memiliki komite sekolah yang mantap dan handal.
8). Sekolah memiliki tim Litbag yang mantap dan handal.
9). Sekolah telah mampu meningkatkan mutu kelembagaan dan
manajemen secara mantap.
B. Kondisi Umum Obyek Penelitian.
1. Keadaan Guru Dan Karyawan.
a. Keadaan guru.
Guru merupakan penentu terhadap keberhasilan suatu kegiatan
belajar mengajar, harus menjadi perhatian bagi sebuah Institusi
pendidikan, guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat
bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif, jika padanya terdapat
berbagai kompetensi keguruan dan melaksanakan fungsinya sebagai guru.
86
Untuk mengetahui keadaan guru di SMP Negeri 3 Taman, dapat
dilihat tabel :
Tabel 1
Rekapitulasi Data Guru SMP 3 Taman Sidoarjo Tahun Pelajaran 2007-2008
No Nama Bidang Study Pendidikan Jabatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
13
14
15
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28
Drs. Didik Suwito Drs. M. Suwito Drs. Abdul Wahib M. Yahya, S. Pd Muhajir, S. Pd M. Ishak Drs. H. Anshori Sri Mulyani, S. Pd Nanang Santoso, S. Pd Ing’anah, S. Pd Nuruddin, S. Pd Drs. Endik Prasetya I, M. Pd Drs. Kustiyono Drs. Agus Purnomo Heni Suryaningsih, S. Pd Drs. M. Su’di Hj. Bekti Susilaningsih, S. Pd Yuyun Chotidjah, M. Pd H. Al-Hadi, S. Ag. Drs. Hendra Marhendinata Aris Sriawan, M. Pd Bambang Ardianto, S. Pd Triana Nahrin M, S. Pd Dra. Sri Rumanti Tri Astuti, S. Pd Warsinah, S. Pd Dra. Sri Widjajanti Dra. Nanik Rosidah
Kwarganegaraan P. Ag. Islam B. Indonesia Matematika B. Indonesia Matematika
IPS B. Indonesia B. Inggris
Kwarganegaraan
IPS
TIK
BP/BK
IPA
Bhs. Daerah
IPA Seni Budaya
B. Daerah, TIK P. Ag. Islam Penjas Orkes
B. Inggris IPA IPA
B. Indonesia B. Indonesia Metamatika
Kewarganegaraan, IPS BP/BK Seni Budaya
S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1
S-1
S-2
S-1
S-1
S-1
S-1 S-1 S-2 S-1 S-1 S-2 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1
S-1
Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa TK 1
Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa Guru dewasa
Guru dewasa
87
29 30 31
32 33 34 35 36 37 38 39
Hj. Juahiriyah, S. Pd Toli Kinaryadi, S. pd Dra. Maria Magdalena Achmad Zaienuri, S. Pd Suliyem, S. Th Drs. Rahmat Hidayat Dib Budi Raharjo, S. Pd Luluk Chumaidah, S. Pd Sukianah, S. Pd Imamul Baihaqi, Amd. Kom Siska Dian Herlina, S. Pd
IPA Matematika
IPS
Keterampilan P. Ag. Kristen Pend. Jamani
B. Inggris B. Inggris, BP/BK
IPS/BP/BK TIK
BP/BK
S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1 S-1
Guru dewasa Guru dewasa Guru madya
TK 1 Guru madya
- - - - - - -
b. Keadaan karyawan.
Karyawan dalam lingkungan Sekolah dapat dikelompokkan sesuai
dengan tugas dan jenisnya terdiri dari :
1). Tata usaha.
Tata Usaha bertugas mempersiapkan program kerja Ketatausahaan
sekolah meliputi :
a). Penyiapan program kerja ketatausahaan sekolah.
b). Kepegawaian.
c). Prasarana sekolah.
d). Keuangan.
2). Pesuruh sekolah.
a). Menyiapkan sekolah dalam keadaan bersih, indah dan siap pakai
sebelum sekolah dimulai sehingga dapat menimbulkan gairah
belajar.
88
b). Seusai sekolah pesuruh berkewajiban membenahi sekolah dalam
keadaan aman dan bersih.
c). Membantu kelancaran administrasi Sekolah, yaitu, mengantar
surat-surat Dinas ke Instansi-Instansi yang relavan atau Kantor
Pos baik Pemerintah maupun Swasta.
d). Membantu Kepala Sekolah maupun guru dalam pelaksanaan 6 K.
3). Penjaga malam.
Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut :
a). Menjaga kelestarian dan pengamanan lingkungan Sekolah.
b). Bertanggung jawab atas pengawasan pendayagunaan listrik dan
air.
2. Keadaan Siswa.
a. Keadaan siswa TP 2007-2008.
Tabel 2.
Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2007-2008
Jumlah Siswa No Kelas L P Jumlah
1. 7 A 16 24 40 2. 7 B 20 20 40 3. 7 C 21 19 40 4. 7 D 22 18 40 5. 7 E 22 18 40
Jumlah 101 99 200 6. 8 A 10 30 40 7. 8 B 17 23 40
89
8. 8 C 18 22 40 9. 8 D 24 14 38 10. 8 E 20 18 38 11. 8 F 24 14 34
Jumlah 111 120 230 12. 9 A 20 17 37 13. 9 B 18 20 38 14. 9 C 18 20 38 15. 9 D 14 25 39 15. 9 E 15 22 36
Jumlah 85 104 188 Jumlah Kls 7, 8,9 297 324 618
b. Perkembangan jumlah siswa 5 tahun terakhir.
Keadaan Siswa 5 Tahun Terakhir
Jumlah Siswa No Kelas 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007 2007-2008
1. 7 153 200 130 180 200 2. 8 203 168 210 200 230 3. 9 132 170 180 172 188
Jumlah 488 438 520 552 618
3. Struktur Organisasi.
Untuk lebih meningkatkan mutu dari kegiatan pembelajaran yang ada
di SMP Negeri 3 Taman, penempatan para guru yang profesional dibidang
masing-masing dan supaya kegiatan belajar mengajar efektif dan efisien,
maka dibuatlah suatu struktur organisassi sebagai berikut :
90
Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo Tahun Ajaran 2007-2008.
Keterangan : → : Garis Komando. .... : Garis Koordinasi.
Bupati Sidoarjo
Kepala Sekolah Hj. Retno Untari Hadi P, S. Pd.
Nip. 131 560 119
Wakil Kepala Sekolah Aris Setiawan, M.Pd
Nip. 132 203 218
Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Dinas P & KProp Jatim
Dewan Pendidikan
Komite Sekolah
Koord Tata Usaha Siti Fadilah, S. Pd. Nip. 132 167 249
Kaur Humas Drs. M. Suwito
Nip. 131 959 709
Kaur Kesiswaan M. Yahya, S. Pd. Nip. 131 695 256
Kaur Sapras H. Al-Hadi, S.Ag. Nip. 132 200 074
Kaur Kurikulum Drs. M. Su’di
Nip. 132 177 115
Sub Unit Pelayanan Teknis 1. Lap IPA : Bambang Ardianto, S. Pd. 2. Lab Bahasa : Nanang Santoso, S. Pd. 3. Lab Komputer : Yuyun Chotidjah, M. Pd. 4. Lab Ketrampilan/Kesenian : Tri Astuti, S. Pd. 5. Perpustakaan : Warsinah, S. Pd.
Sub Unit Pelayanan Teknis 1. Kop. Siswa : Heni Suryaningsih, S. Pd. 2. UKS : Triana Nahrin M, S. Pd. 3. Ekstrakurikuler : Pembina Ekstrat.
Guru Mapel BP/BK Wali Kelas
Siswa
91
4. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
Adapun keadaan sarana dan prasarana sebagai penunjang dan
pelaksana kegiatan belajar di SMP Negeri Taman Sidoarjo, dapat dilihat
sebagai berikut :
Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo
Kondisi No Jenis Sarana Ukuran Luas Jumlah Baik Cukup
(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Ruang Kepala Sekolah 3x7 1 √ - 2. Ruang guru 7x3 1 √ - 3. Ruang kelas 7x5 16 √ - 4. Ruang Perpustakaan 7x3 1 √ - 5. Ruang Lab. Komputer 7x3 1 √ - 6. Ruang Lab. IPA 3x8 1 √ - 7. Ruang Bahasa 3x8 1 √ - 8. Ruang kesenian/keterampilan 3x8 1 √ - 9. Ruang Administrasi/TU 3x8 1 √ - 10. Ruang Kopersi siswa 3x3 1 √ - 11. Ruang Osis 3x3 1 √ - 12. Ruang Bp 3x4 1 √ - 13. Ruang UKS0 3x3 1 √ - 14. Kamar mandi guru 2x2,5 3 √ - 15. Kamar mandi siswa 2x2,5 12 √ - 16. Gudang 3x3 1 √ -
Sumber data dokumentasi SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
Secara umum bisa dikatakan bahwa sarana dan prasaran di SMP
Negeri 3 Taman Sidoarjo sudah cukup memadai terutama sarana dan
prasarana untuk pembelajaran.
92
5. Penerapan Strategi Belajar Quantum Quotient di SMPN 3 Taman
Sidoarjo.
Bardasarkan wawancara dengan Bapak H. Al- Hadi, M. Ag. Selaku
guru DAI untuk kelas 8 A, B, C di SMPN 3 Taman Sidoarjo, bahwasanya
setiap materi hafalan pada mata pelajaran pendidikan agama Islam selalu
menggunakan teknik-teknik yang ada pada strategi Quantum Quontient,
karena dalam proses belajar mengajar dengan menggunkan strategi Quantum
Quontient dapat meningkatkan prestasi belajar yang ada yaitu nilai-nilai yang
ada pada materi hafalan cukup memuaskan serta menjadikan siswa lebih
akhtif dalam proses pembelajaran dan dapat memaksimalkan waktu belajar
dengan baik.
Namun tidak semua pelajaran PAI serta yang ada menggunakan stategi
Quantum Quotient, hanya beberapa materi yang dapat dihafalkan serta dirasa
cocok jika menggunakan strategi Quantum Quotient. Beliau berkali-kali
mengulang hafalan pada setiap pelajaran pendidikan agama Islam
berlangsung. Hal itu diharapkan agar siswa menghafal dengan baik dan dapat
dengan mudah memanggil ingatan.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang penggunaan strategi Quantum
Quotient di SMPN 3 Taman Sidoarjo. Maka penulis menjelaskan langkah-
langkah penggunaan strategi Quantum Quontient di SMPN 3 Negeri.
Dalam pembelajaran PAI tepatnya pada materi Al- Qur’an, akhlak dan
fiqih yang paling cocok dan efektif menggunakan teknik menghafal cepat,
93
yang meliputi (sistem cantol, menyanyi, gerakan dan kosonan kreatif) teknik
berpikir kreatif, teknik membaca cepat dan teknik menghitung cepat.
a. Teknik Menghafal Cepat
Teknik menghafal cepat disini dapat diperoleh dengan
beberapa cara diantaranya: sistem cantolan, menyanyi atau kata
penanda, gerakan dan kosonan kreatif.
1) Untuk sistem cantolan
a. Kita membuat cantolan
b. Mengasosiasikan dengan materi yang dihafal.
c. Mengimajinasikan secara kreatif.
d. Mengulanginya bila di perlukan
Dalam sistem cantolan ini lebih tepat digunakan pada pelajaran
Aqidah Akhlak, karena dalam pelajaran Aqidah Akhlak terdapat
materi tentang Nabi-Nabi Ulul ’Azmi yang ada lima, yang disingkat
dengan Nimin, yaitu:
N Nuh
I Isa
M Musa
I Ibrahim
M Muhammad
Pada saat proses belajar mengajar dimulai, disini seorang-
orang guru harus kreatif apabila dirasa para peserta didik kesulitan
94
untuk menghafal upat pada pelajaran Akhida akhlak pada materi ulum
’azmi biasanya di SMPN 3 Taman menggunakan sistem cantol untuk
memudahkan para peserta didik mengikuti mata pelajaran tersut
dengan menyenangkan.
2) Menyanyi
Pada teknik menyanyi disini, kembali kepada seorang
guru yang untuk selalu bersifat kreatif. Seorang guru harus
mengerti materi apa yang tepat dijadikan lagu atau irama agar
para siswa muda untuk muda untuk menyerap pelajaran yang
telah disampikan, biasanya teknik menyanyi ini digunakan di
SMPN 3 Taman untuk pelajaran aqidah dimateri sifat wajib
bagi Allah dan nama-nama Malaikat yang kesemuanya itu
lebih cepat menghafal jika dilagukan.
3) Gerakan
Menghafal sambil melakukan gerakan sangat
membantu mengahtifkan memori, otak kita memiliki satu pusat
kecerdasan yang disebut bodily - kinestethyc intelligence -
kecerdasan gerak.63
Gerakan dapat membuat otot-otot lebih rileks, santai
dan juga membangkitkan semangat, mengusir kemalasan dan
kejenuhan.
63 IR. Agus Nggermanto, Quantum, ………, 64.
95
Teknik gerakan ini sangat membantu untuk menghafal
suatu ungkapan yang harus sama persis, tepat tanpa ada
kesalahan kata demi kata, umumnya sangat bermanfaat untuk
menghafal ungkapan-ungkapan dalam bahasa asing, misalnya :
mengajarkan anak ketika mengerjakan sholat.
b. Teknik berpikir kreatif.
Dalam berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat diantaranya :
- Kreatifitas melibatkan respon atau gagasan yang baru.
- Memecahkan persoalan secara realistic.
- Kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan in-sight yang
orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin.64
Ketika berpikir kreatif, jenis berpikir evaluatif adalah sangat
membantu dalam kreativitas karena menyebabkan kita menilai
gagasan-gagasan secara kritis.
c. Teknik membaca cepat.
Membaca memiliki beranega ragam arti, antara lain adalah :
menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti,
mengetahui ciri-ciri sesuatu dan sebagainya.65
64 IR. Agus Nggermanto, Quantum, …..…, 73. 65 Ibid, 77.
96
Menurut Quarish Shihab dalam Tafsirnya (Pustaka Hidayah
1997), membaca itu mencakup telaah alam raya, masyarakat dan diri
sendiri, serta bacaan tertulis, baik suci maupun tidak.66
Sedangkan menurut Tony Buzan membaca adalah hubungan
timbal balik individu secara total dengan informasi simbolik.
Membaca biasanya merupakan aspek visual belajar, dan berisi tujuh
langkah berikut : pengenalan, asimilasi, intra-integrasi, ekstra-
integrasi, penyimpanan, mengingat dan komunikasi.67
Salah satu cara mempercepat membaca dengan pertama
melompat belakang dan regresi dapat dihilangkan, dengan hanya
mempertimbangkan kata-kata yang perlu, kata-kata yang perlu
dipertimbangkan kira-kira 10 persen, sisanya dapat diperkirakan
dengan cerdas, kedua, waktu untuk setiap fiksasi dapat mendekati
yang detik, ketiga, ukuran fiksasi dapat diperluas.
d. Teknik berhitung cepat.
Dalam teknik berhitung cepat terdapat beberapa cara
diantaranya Alkhawarizmi, Trachtenberg, Onde-onde melenium,
sempoa dan sapu tangan yang semuanya ini adalah cara menghitung
cepat yang sangat membantu dalam berhitung cepat.
66 Quraish Shihab, Tafsir al-Qur'an al-Karim, (Pustaka Hidayah, 1997), 87. 67 IR. Agus Nggermanto, Quantum,………, 78.
97
BAB IV
ANALISA DATA
A. Penyajian Data Dan Analisa Data.
Fakta telah penulis kumpulkan di lapangan. Untuk selanjutnya akan
disajikan sebagai data dalam penelitian ini. Dalam pengumpulan data tersebut,
penulis menggunakan beberapa metode yaitu, metode observasi, interview, angket
dan dokumentasi.
Siswa yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah siswa-siswi
kelas 8. Untuk mengetahui bagaimana strategi Quantum Quotient di dalam kelas,
dan bagaimana prestasi belajar PAI siswa, maka observasi dilaksanakan di dalam
kelas ketika sedang berlangsung pembelajaran dan juga di luar jam pelajaran.
Berikut ini akan dijabarkan analisa data dari hasil penelitian :
6. Penyajian Data dan Analisa Data Hasil Observasi.
Salah satu metode yang telah digunakan dalam penggalian data
observasi, dengan mengadakan pengamatan lansung kepada guru PAI dan
siswa, baik ketika pembelajaran berlangsung atau di luar jam pelajaran.
Data yang diperoleh melalui observasi langsung di lapangan guru
menggunakan beberapa metode dalam proses belajar mengajar.
83
98
a. Metode Ceramah.
Hampir semua materi PAI disampaikan dengan ceramah, hal ini
bukan bearti secara keseluruhan pembelajaran dengan ceramah, kemudian
dilanjutkan dengan dialog dengan tujuan mengaktifkan dan melibatkan
siswa dalam pembelajaran dan jika ada materi yang perlu dipraktekkan
gurupun menggunakan metode praktek.
b. Metode Tanya Jawab.
Metode ini digunakan guru Agama Islam (PAI) baik sebelum
pelajaran dimulai, pada saat pelajaran berlangsung maupun dipenghujung
pelajaran. Metode tanya jawab digunakan diawal pelajaran bertujuan
untuk mengetahui kapasitas pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang
lalu maupun yang akan diajarkan, pada saat pembelajaran berlangsung,
bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan, kefakuman suasana kelas dan
sebagai cara untuk membina keakraban antara guru dan siswa. Sedangkan
dipenghujung pelajaran bertujuan untuk mengetahui materi mana yang
belum dipahami dan sejauh mana pemahaman dan pengetahuan siswa
dalam mengikuti pelajaran.
c. Metode Diskusi.
Metode ini diberikan untuk mengahtifkan siswa untuk berfikir
aktif dan memecahkan masalah sehingga dapat menambah wawasan lebih
luas dan mampu menghargai pendapat orang lain.
99
d. Metode Tugas.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu
banyak sementara waktu sedikit, artinya bahan yang tersedia dengan
waktu yang kurang seimbang, sehingga akan bahan pelajaran sesuai
dengan yang ditentukan. Metode inilah yang biasa guru gunakan dan
metode tugas ini digunakan untuk materi yang kurang esensial. Metode ini
tidak hanya untuk tugas individual saja akan tetapi juga di luar jam
pelajaran/PR secara kelompok.
Dalam hasil pengamatan atau observasi tentang strategi Quantum
Quotient menunjukkan bahwa kreatifitas siswa dalam belajar mereka
sangat aktif dalam diskusi dan bekerjasama dengan sesama siswa, pada
jam istirahat sering mereka lanjutkan untuk berdiskusi bersama tentang
pelajaran-pelajaran yang mereka anggap cukup sulit. Mengingat
banyaknya materi yang mesti mereka selesaikan ataupun mereka tempuh
dengan waktu yang lebih singkat.
Dalam pelaksanaan kreativitas siswa di SMP Negeri Taman
Sidoarjo, guru adalah yang mempunyai peran penting dalam mengelola
pembelajaran di kelas dan bagaimana agar pembelajaran bisa berangsung
dengan nyaman dan kondusif serta target yang diharapkan, sehingga
secara langsung atau tidak akan sangat mempengaruhi kreativitas siswa.
100
7. Penyajian Data dan Analisa Data Hasil Interview .
Beberapa pihak yang telah dihubungi sebagai sumber data adalah guru
Pendidikan Agama Islam (PAI). Dalam pembelajaran Agama beliau juga
mengajak para siswa keluar kelas, misalnya untuk praktek sholat siswa diajak
ke Musholla, praktek wudhu siswa diajak ke tempat wudhu atau kamar mandi,
tujuan beliau untuk mengajak keluar kelas adalah agar siswa bisa langsung
mempraktekkan materi Agama yang mereka pelajari, selain itu agar siswa
merasa seanang belajar di luar kelas dan tidak bosan karena harus belajar di
kelas.
Dalam proses pembelajaran Agama beliau memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya atau mengeluarkan pendapat agar mereka berani
mengungkapkan gagasan/pendapatnya kepada orang lain dan melatih mental
mereka untuk berani mengeluarkan pendapat.
Menurut beliau strategi Quantum Quotient sangat membantu dalam
proses pembelajaran untuk mempermudah menyampaikan materi. Strategi
Quantum Quotient sangat berpengaruh pada kecerdasan manusia yang mampu
mengoptimalkan seluruh potensi diri secara seimbang, sinergi dan
komprehensif yang meliput kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual.
Setelah Quantum Quotient diterapkan prestasi siswa meningkat. Di
sini bisa dilihat dari keahtifan mereka, mereka lebih kretif, pemahaman siswa,
minat siswa untuk belajar dan motivasi siswa untuk belajar.
101
Ada beberapa perbedaan prestasi belajar siswa sebelum Quantum
Quotient diterapkan dan sesudahnya, ini dilihat dari keaktifan yang dulu
mereka hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak berani mengeluarkan
pendapat kini mereka berani bertanya dan mengeluarkan pendapatnya,
motivasi belajar siswa kini lebih meningkat, siswa juga labih kreatif.
Di dalam pembelajaran Agama beliau juga sering memberikan umpan
balik kepada siswa lebih meningkatkan hasil belajarnya dan termotivasi untuk
belajar lagi. Dalam pembelajaran PAI guru menggunakan beberapa sumber
belajar diantaranya ini digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan.
8. Penyajian Data Dan Analisa Data Angket.
Dalam sub bahasan ini penulis sajikan angket yang telah penulis
sebarkan pada responden yaitu tentang pangarug strategi Quantum Quotient
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri Taman Sidoarjo.
Untuk mendapatkan hasil jawaban angket, langkah yang telah
ditempuh adalah menyebar angket kepada responden sebanyak 95 siswa,
setelah angket disebarkan dan dijawab oleh responden, maka pada tahap
berkutnya adalah penarikan angket dan diadakan penilaian dari masing-
masing alternative dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk jawaban “a” disekor 3
b. Untuk jawaban “b” disekor 2
c. Untuk jawaban “c” disekor 1
102
Tabel V
Daftar Nama-Nama Responden
No Nama Responden Jenis kelamin Kelas (1) (2) (3) (4) 1. Agustiya Puspita Sari P 8 A 2. Ainur Rochman L 8 A 3. Angga Wahyu Aditya L 8 A 4. Anis Hermawati P 8 A 5. Ayu Aprilliyanti P 8 A 6. Ayu Listiyo Rini P 8 A 7. Deny Oktavianto L 8 A 8. Dene Wirawan L 8 A 9. Diah Intan Agustriyani P 8 A 10. Dwi Putri Wahyu Retno Sari P 8 A 11. Efnu Nur Huda L 8 A 12. Eka Puspita Sari P 8 A 13. Etwin Nugroho Rahman L 8 A 14. Gloria Patri Lendyta P 8 A 15. Farida Nila Afgasi P 8 A 16. Hana Nafilah P 8 A 17. Hesti Rovania P 8 A 18. Iffa Fitri Shofiati P 8 A 19. Ig Agung Intan Kusumasari P 8 A 20. Indah Tri Kumalasari P 8 A 21. Juandi Istiawan L 8 A 22. Kurniawati P 8 A 23. Martha Fitrya P 8 A 24. Megawati Hari Putri P 8 A 25. Nugraha Syam Alam L 8 A 26. Nurul Izzah P 8 A 27. Onny Ayu Nidyasari P 8 A 28. Phyton Ardi Atmajaya L 8 A 29. Rizal Prasetyo L 8 A 30. Rully Haryani P 8 A 31. Shebti Dwi Hartini P 8 A 32. Sholihatuddiniyah P 8 A 33. Siti Nurjannah P 8 A 34. Sri Rahayu P 8 A 35. Tri Wahyu Agustina P 8 A
103
36. Zulia Indah Mufidah P 8 A 37. Alfi Fuadi L 8 B 38. Amri Rosidi L 8 B 39. Aris Adiatma L 8 B 40. Cyntia Tri Handayani L 8 B 41. Deni Firmansyah P 8 B 42. Desy Wahyu Yolanda Sari L 8 B 43. Doni Darmawan Sunardi P 8 B 44. Fani Dwi Safitri L 8 B 45. Fatimatun Khilmi P 8 B 46. Fitri Normei Andriani P 8 B 47. Galang Dian Harlambang L 8 B 48. Indi Ayu Choirul Sektiati P 8 B 49. Irzat Muttakin L 8 B 50. Isnina Aryani Hasanah P 8 B 51. Kemas Angga Putra. P L 8 B 52. Lola Anggarda Meyrill P 8 B 53. Lusi Diana Eka Wati P 8 B 54. Masdinia Septiana P 8 B 55. Masitho Arini P 8 B 56. Mei Wulandari P 8 B 57. Moch. Choirul Umam L 8 B 58. Muhammad Guntur faizal Dwi L 8 B 59. Nicha Oktaviana Firyanda P 8 B 60. Nur Diah Puji Astutik P 8 B 61. Nur Fitri Yani P 8 B 62. Oki Maulana Aji Wigara L 8 B 63. Rama Duana Prito Nugroho L 8 B 64. Ratna Afiratul Mufarida P 8 B 65. Ricky Fatkhur Rozy L 8 B 66. Ringgit Irawan L 8 B 67. Rohmanur Izzani P 8 B 68. Sekar Harum Nur Asih P 8 B 69. Setevany Sugianto L 8 B 70. Siti Komariyah P 8 B 71. Siti Lusiana P 8 B 72. Tri Ayu Wundari P 8 B 73. Yunita Lies Stiyowati P 8 B 74. Zaenal Arifin L 8 B 75. Alfian Nasrullah L 8 C 76. Arum Wahyu Nita P 8 C
104
77. Bagus Diovani L 8 C 78. Dewi Kusumawardani P 8 C 79. Dian Fibri Triana P 8 C 80. Erika Ardilla P 8 C 81. Feri Pratama Yuliono L 8 C 82. Fira Aryanti P 8 C 83. Fredy Bayu Sanjaya L 8 C 84. Gadis Dwi Cahyani P 8 C 85. Haris Mahmudi L 8 C 86. Intaha Anggraini P 8 C 87. Irfan Febrianto L 8 C 88. Ismatul Kholifah P 8 C 89. Kelvin Nurniawan L 8 C 90 Laela Fauziah P 8 C
Respon angket adalah seluruh siswa/siswi kelas 8 di SMP Negeri
Taman Sidoarjo yang berjumlah 90 siswa.
Kemudian hasil jawaban angket dianalisa dengan dua langkah, analisa
prosentase dan analisa statistik (product moment).
a. Analisa prosentase.
Berikut ini kami sajikan rekapitulasi data angket strategi Quantum
Quotient.
Item Pertanyaan No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 24 2. 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 25 3. 1 3 3 3 2 3 3 2 1 3 26 4. 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 26 5. 1 3 3 3 2 3 1 3 3 2 26 6. 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 26 7. 1 3 3 3 3 2 3 3 2 1 26 8. 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 27 9. 3 3 3 2 1 2 1 3 3 2 24
105
10. 1 3 3 2 1 2 1 3 3 2 23 11. 3 3 1 3 2 3 3 3 2 1 24 12. 1 2 3 1 1 3 2 3 3 3 24 13. 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 25 14. 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 25 15. 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 25 16. 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 25 17. 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 24 18. 1 3 3 1 2 3 3 2 3 1 24 19. 1 3 2 2 3 3 3 1 2 3 25 20. 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 25 21. 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 26 22. 1 3 3 2 3 2 3 3 2 1 25 23. 3 3 2 3 3 1 1 2 3 2 23 24. 1 2 3 3 3 2 3 2 3 1 24 25. 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 29 26. 1 2 3 3 3 3 2 1 1 3 23 27. 3 3 3 1 1 2 1 3 3 3 23 28. 1 3 3 2 1 1 1 2 2 3 21 29. 1 3 3 3 2 1 3 3 3 2 27 30. 3 2 3 3 3 1 2 3 1 2 23 31. 1 3 3 3 2 3 1 1 3 2 22 32. 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 26 33. 3 3 3 2 3 1 3 3 2 1 24 34. 1 3 3 3 3 2 3 3 2 1 24 35. 1 1 2 3 3 3 3 1 2 3 22 36. 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 26 37. 1 1 2 3 2 1 3 3 3 2 23 38. 2 3 3 3 2 1 1 3 2 3 23 39. 3 3 3 1 1 3 3 3 2 3 25 40. 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 24 41. 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 25 42. 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 27 43. 1 3 2 1 3 3 3 2 3 3 25 44. 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 26 45. 3 3 2 3 3 3 2 1 1 3 24 46. 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 24 47. 3 3 3 3 2 3 1 1 3 2 24 48. 3 3 2 1 3 2 1 3 3 3 24 49. 3 3 3 3 1 3 2 3 1 3 25 50. 3 3 2 2 3 3 1 3 1 3 24
106
51. 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3 24 52. 3 3 3 3 2 1 3 2 1 2 23 53. 3 2 3 1 3 2 1 3 3 2 23 54. 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 25 55. 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 25 56. 2 3 1 3 3 1 2 3 2 3 23 57. 3 3 3 3 2 3 1 3 1 3 25 58. 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 26 59. 3 3 3 2 1 3 1 3 1 2 22 60. 3 3 3 2 3 3 2 1 3 1 24 61. 3 1 3 3 2 3 3 2 1 3 24 62. 1 3 3 2 1 3 3 2 3 3 24 63. 3 3 1 3 3 3 2 1 2 3 24 64. 3 3 3 2 1 3 3 3 2 1 24 65. 3 2 1 3 3 3 2 3 2 3 25 66. 2 3 1 3 3 3 3 2 3 1 24 67. 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 26 68. 3 3 3 3 1 3 2 3 1 3 25 69. 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 25 70. 3 2 1 3 3 2 2 1 3 3 23 71. 1 3 2 3 3 3 2 1 2 3 23 72. 2 3 3 3 3 2 1 3 2 1 23 73. 3 3 3 2 3 3 3 2 1 1 24 74. 3 3 2 1 1 2 3 3 3 2 23 75. 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 26 76. 3 2 1 2 3 3 3 3 2 1 23 77. 3 3 3 3 2 1 3 1 2 3 24 78. 3 3 2 1 1 3 3 2 1 3 22 79. 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 26 80. 3 2 3 2 1 3 1 3 3 3 24 81. 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 26 82. 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 23 83. 3 3 3 2 1 1 3 1 3 3 23 84. 3 3 2 1 1 3 1 3 3 3 23 85. 2 2 1 1 3 2 2 3 3 3 22 86. 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 26 87. 3 3 2 1 1 3 3 2 2 3 23 88. 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 25 89. 3 3 2 1 2 2 1 1 3 2 20 90. 3 3 2 1 1 3 2 3 3 3 24
107
b. Analisa statistik (product moment).
Dari data tabel sudah kita ketahui, hasil angket tersebut dengan
perincian sebagai berikut :
1). Data angket tentang strategi Quantum Quotient.
Tabel VII
Menjelaskan jawaban siswa-siswi tentang :
Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual, apakah anda dan teman-teman
anda menjadi aktif di dalam kelas ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 1 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
80 6 4
88,89 % 6,64 % 4,45 %
Jumlah 90 90 100 % Dalam tabel di atas dapat diketahui bahwa 88,89 %
menyatakan dengan strategi Quantum Quotient membawa mereka
lebih ahtif dalam proses belajar, dan dari 6, 64 % responden
menyatakan kadang-kadang saja atau hanya beberapa kali, sedangkan
ada 4,45 % responden menyatakan tidak sama sekali, tidak pernah.
108
Tabel VIII
Jawaban siswa-siswi tentang :
Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual, apakah membuat anda berani
bertanya ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 2 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
78 9 3
86,68 % 9,99 % 3,33 %
Jumlah 90 90 100 % Dalam tabel VII dapat diketahui bahwa 86,68 % responden
menyatakan dengan strategi Quantum Quotient membawa mereka
berani bertanya, dan sebanyak 9,99 % responden menyatakan kadang-
kadang saja atau hanya beberapa kali, sedangkan ada 3,33 %
responden menyatakan tidak tidak pernah.
Tabel IX
Jawaban siswa-siswi tentang :
Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual, apakah membuat anda berusaha
mengaktualisasikan gagasan saat proses pembelajaran dilakukan ?.
109
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 3 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
80 6 4
88,89 % 6,67 % 4,45 %
Jumlah 90 90 100 % Hampir 88,89 % menyatakan Ya bila guru memberikan
pertanyaan termotivasi untuk menjawab dan 6,67 % menyatakan
kadang-kadang dan ada 4,45 % menjawab tidak pernah.
Tabel X
Jawaban siswa-siswi tentang :
Ketika teman anda mengeluarkan pendapatnya, apakah anda
juga mempertanyakan pendapat kepada teman-teman anda ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 4 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
71 13 6
78,89 % 14,44 % 6,67 %
Jumlah 90 90 100 % Dalam tabel VII dapat diketahui bahwa 78,89 % siswa mereka
mempertanyakan pendapatnya kepada temannya dan 14,44 % ada
yang menjawab kadang-kadang dan 6,67 % yang menjawab tidak
pernah.
110
Tabel XI
Jawaban siswa-siswi tentang :
Apakah dengan strategi tersebut anda mampu menjelaskan
kembali hasil diskusi di depan kelas ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 5 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
63 12 15
70,00 % 13,33 % 16,68 %
Jumlah 90 90 100 % Dalam tabel XI dapat diketahui bahwa 70,00 % siswa
menyatakan dengan strategi Quantum Quotient siswa mampu
menjelaskan kembali hasil diskusi didepan kelas, dan sebanyak 13,33
% siswa menjawab kadang-kadang dan sebanyak 16,6 % siswa
menjawab tidak pernah sama sekali.
Tabel XII
Jawaban siswa-siswi tentang :
Apakah dengan pengaruh strategi Quantum Quotient,
membuat anda tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 6 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
68 12 10
75,56 % 13,33 % 11,11 %
Jumlah 90 90 100 %
111
Dari tabel di atas dapat diketahui sebanyak 75,56 % siswa
merasa tidak bosan saat pembelajaran berlangsung, dan sebanyak
13,33 % hanya kadang-kadang merasa bosan dan ada 11,11 % siswa
menyatakan tidak pernah.
Tabel XIII
Jawaban siswa-siswi tentang :
Dengan strategi Quantum Quotient, apakah membuat anda
lebih mudah memahami pelajaran yang telah disampaikan ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 7 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
70 12 8
77,78 % 13,33 % 8,89 %
Jumlah 90 90 100 % Dari tabel di atas dapat diketahui sebanyak 77,78 % siswa
menyatakan dengan strategi Quantum Quotient, siswa menjadi lebih
mudah memahami pelajaran atau 13,33 % siswa menyatakan kadang-
kadang dan 8,89 % siswa menyatakan tidak pernah.
Tabel XIV
Jawaban siswa-siswi tentang :
Apakah anda selalu mengamalkan hasil belajar anda dalam
kehidupan sehari-hari ?.
112
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 8 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
74 10 6
82,22 % 11,11 % 6,67 %
Jumlah 90 90 100 % Hampir 82,22 % siswa lebih mudah memahami atau selalu
megamalkan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari, 11,11 %
mengatakan kadang-kadang dan ada 6,67 % siswa mengatakan tidak
pernah.
Tabel XV
Jawaban siswa-siswi tentang :
Apakah dengan strategi Quantum Quotient anda menjadi lebih
bebas mengeluarkan pendapat saat proses pembelajaran ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 9 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
79 7 4
87,77 % 7,78 % 4,45 %
Jumlah 90 90 100 % Dari tabel di atas 87,77 % siswa menyatakan dengan strategi
Quantum Quotient, membuat mereka lebih bebas mengeluarkan
pendapat dan 7,78 % menyatakan kadang-kadang dan ada 4,45 %
menjawab tidak pernah.
113
Tabel XVI
Jawaban siswa-siswi tentang :
Apakah anda merasa senang dengan strategi Quantum
Quotient ?.
No Alternatif Jawaban N F P (1) (2) (3) (4) (5) 10 a. Ya
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
88 2 8
88,89 % 2,22 % 8,89 %
Jumlah 90 90 100 % Hampir semua siswa diketahui bahwa 88,89 % mendapatkan
wawasan yang lebih luas dan 2,22 % siswa menjawab kadang-kadang
dan ada 8,89 % menjawab tidak pernah.
Setelah mendata jumlah bobot jawaban A, maka untuk
mengetahui pengaruh strategi Quantum Quotient, kita lakukan
perhitungan dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
P = N
F
P = 10
89,8877,8722,8278,7756,7500,7089,7889,8868,8689,88 +++++++++
P = 10
57,825
P = 82,55 %
114
Dari hasil prosentase tiap-tiap item pertanyaan dapat
ditemukan bahwa prosentase alternatif jawaban yang terbanyak
adalah (a) skor ideal dengan prosentase sebesar 82,55 %, hasil
prosentase tersebut dihargai dengan standar prosentase 82,55 %
terletak antara (76 % - 100 %).
Berikut ini kami sajikan rekapitulasi data raport tentang
prestasi belajar siswa.
Tabel XVII
Data nilai prestasi siswa yang menggunakan strategi Quantum
Quotient dalam proses belajar mengajar.
No Nama Siswa Kelas Nilai Prestasi (1) (2) (3) (4) 1. Agustiya Puspita Sari 8 A 8 2. Ainur Rochman 8 A 8 3. Angga Wahyu Aditya 8 A 7 4. Anis Hermawati 8 A 7 5. Ayu Aprilliyanti 8 A 8 6. Ayu Listiyo Rini 8 A 7 7. Deny Oktavianto 8 A 6 8. Dene Wirawan 8 A 8 9. Diah Intan Agustriyani 8 A 7 10. Dwi Putri Wahyu Retno Sari 8 A 8 11. Efnu Nur Huda 8 A 6 12. Eka Puspita Sari 8 A 8 13. Etwin Nugroho Rahman 8 A 7 14. Gloria Patri Lendyta 8 A 7 15. Farida Nila Afgasi 8 A 8 16. Hana Nafilah 8 A 8 17. Hesti Rovania 8 A 7 18. Iffa Fitri Shofiati 8 A 7 19. Ig Agung Intan Kusumasari 8 A 7 20. Indah Tri Kumalasari 8 A 8
115
21. Juandi Istiawan 8 A 8 22. Kurniawati 8 A 8 23. Martha Fitrya 8 A 8 24. Megawati Hari Putri 8 A 7 25. Nugraha Syam Alam 8 A 7 26. Nurul Izzah 8 A 7 27. Onny Ayu Nidyasari 8 A 8 28. Phyton Ardi Atmajaya 8 A 8 29. Rizal Prasetyo 8 A 8 30. Rully Haryani 8 A 6 31. Shebti Dwi Hartini 8 A 6 32. Sholihatuddiniyah 8 A 7 33. Siti Nurjannah 8 A 6 34. Sri Rahayu 8 A 6 35. Tri Wahyu Agustina 8 A 9 36. Zulia Indah Mufidah 8 A 8 37. Alfi Fuadi 8 B 8 38. Amri Rosidi 8 B 8 39. Aris Adiatma 8 B 7 40. Cyntia Tri Handayani 8 B 8 41. Deni Firmansyah 8 B 8 42. Desy Wahyu Yolanda Sari 8 B 8 43. Doni Darmawan Sunardi 8 B 7 44. Fani Dwi Safitri 8 B 8 45. Fatimatun Khilmi 8 B 9 46. Fitri Normei Andriani 8 B 8 47. Galang Dian Harlambang 8 B 8 48. Indi Ayu Choirul Sektiati 8 B 7 49. Irzat Muttakin 8 B 8 50. Isnina Aryani Hasanah 8 B 9 51. Kemas Angga Putra. P 8 B 9 52. Lola Anggarda Meyrill 8 B 8 53. Lusi Diana Eka Wati 8 B 7 54. Masdinia Septiana 8 B 8 55. Masitho Arini 8 B 8 56. Mei Wulandari 8 B 9 57. Moch. Choirul Umam 8 B 8 58. Muhammad Guntur faizal Dwi 8 B 9 59. Nicha Oktaviana Firyanda 8 B 9 60. Nur Diah Puji Astutik 8 B 8 61. Nur Fitri Yani 8 B 8
116
62. Oki Maulana Aji Wigara 8 B 6 63. Rama Duana Prito Nugroho 8 B 7 64. Ratna Afiratul Mufarida 8 B 8 65. Ricky Fatkhur Rozy 8 B 9 66. Ringgit Irawan 8 B 9 67. Rohmanur Izzani 8 B 8 68. Sekar Harum Nur Asih 8 B 8 69. Setevany Sugianto 8 B 7 70. Siti Komariyah 8 B 8 71. Siti Lusiana 8 B 8 72. Tri Ayu Wundari 8 B 8 73. Yunita Lies Stiyowati 8 B 7 74. Zaenal Arifin 8 B 9 75. Alfian Nasrullah 8 C 8 76. Arum Wahyu Nita 8 C 8 77. Bagus Diovani 8 C 7 78. Dewi Kusumawardani 8 C 8 79. Dian Fibri Triana 8 C 9 80. Erika Ardilla 8 C 8 81. Feri Pratama Yuliono 8 C 8 82. Fira Aryanti 8 C 7 83. Fredy Bayu Sanjaya 8 C 7 84. Gadis Dwi Cahyani 8 C 6 85. Haris Mahmudi 8 C 7 86. Intaha Anggraini 8 C 8 87. Irfan Febrianto 8 C 8 88. Ismatul Kholifah 8 C 8 89. Kelvin Nurniawan 8 C 9 90 Laela Fauziah 8 C 8
2). Data tentang prestasi belajar siswa.
Untuk prestasi belajar siswa menggunakan pengkatagorian
tinggi dan rendah, pengkatgorian ini menggunakan rumus rata-rata
atau mean yang jumlah nilai dan rata-rata tersebut dibagi dengan
jumlah responden.
Adapun rumusnya adalah :
117
My = ΝΣy
Keterangan :
My = Mean yang dicari.
yΣ = Jumlah skor-skor (nilai) yang ada.
N = Number of case.
Banyaknya skor-skor itu sendiri.68
Jadi =
My = ΝΣy
= 90
714 = 7,94.
kriteria penilaian yang ditentukan dalam raport antara lain :
Nilai 10 : Istimewa Nilai 5 : Hampir
Nilai 9 : Amat baik Nilai 4 : Kurang
Nilai 8 : Baik Nilai 3 : Kurang sekali
Nilai 7 : Cukup baik Nilai 2 : Buruk
Nilai 6 : Cukup Nilai 1 : Buruk sekali
68 Anas Sujiono, Pengantar Statistik….. , 77.
118
3). Analisis data tentang strategi Quantum Quotient dan prestasi belajar
siswa.
Untuk mengetahui strategi Quantum Quotient dalam
meningkatkan prestasi belajar pendidikan Agama Islam siswa di SMP
Negeri 3 Taman Sidoarjo, digunakan rumus product moment.
Adapun langkah-langkah untuk mengaplikasikan rumus
tersebut adalah :
1). Menyiapkan tabel
Perhitungan korelasi product moment antara pengguna strategi
Quantum Quotient dan prestasi pendidikan Agama Islam siswa di
SMP Negeri 3 Taman Sidoarjo.
No x y x y Xy x2 y2
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. 24 8 3,4 -0,1 -0,34 11,56 0,01 2. 25 8 2,4 -0,1 -0,24 5,76 0,01 3. 26 7 1,4 0,9 1,26 1,96 0,81 4. 26 7 1,4 0,9 1,26 1,96 0,81 5. 26 8 1,4 0,9 1,26 1,96 0,81 6. 26 7 1,4 -0,1 -0,14 1,96 0,01 7. 27 6 0,4 1,9 0,76 0,16 0,81 8. 24 8 3,4 -0,1 -0,34 11,56 0,01 9. 23 7 4,4 0,9 3,96 19,36 0,81 10. 24 8 3,4 -0,1 -3,4 11,56 0,01 11 24 6 3,4 1,9 6,46 11,56 0,81 12. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 13. 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81 14. 24 7 3,4 0,9 3,06 11,56 0,81 15 24 8 3,4 -0,1 -3,4 11,56 0,01 16. 25 8 2,4 -0,1 -0,24 5,76 0,81 17. 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81 18 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81
119
19. 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81 20. 24 8 3,4 -0,1 -3,4 11,56 0,01 21 24 8 3,4 -0,1 -3,4 11,56 0,01 22. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 23. 26 7 1,4 0,9 1,26 1,96 0,81 24. 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81 25. 23 7 4,4 0,9 3,96 19,36 0,81 26. 24 8 3,4 -0,1 -3,4 11,56 0,01 27. 29 8 -1,6 -0,1 0,16 -2,56 0,01 28. 23 8 4,4 -0,1 -0,44 19,36 0,01 29. 23 6 4,4 1,9 8,36 19,36 0,81 30. 21 6 6,4 1,9 12,16 40,96 0,81 31. 27 7 0,4 0,9 0,36 0,16 0,81 32. 23 6 4,4 1,9 8,36 19,36 0,81 33. 22 6 5,4 1,9 10,26 29,16 0,81 34. 26 9 1,4 -0,1 0,14 1,96 0,01 35. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,81 36. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 37. 22 8 5,4 -0,1 0,54 29,16 0,01 38. 26 7 1,6 0,9 1,44 2,56 0,81 39. 23 8 4,4 -0,1 -0,44 19,36 0,01 40. 23 8 4,4 -0,1 0,24 19,36 0,01 41. 25 8 2,4 -01 2,16 5,76 0,01 42. 24 7 3,4 0,9 -3,4 11,56 0,81 43. 28 8 2,4 -0,1 2,16 5,76 0,01 44. 27 9 0,4 -0,1 0,04 0,16 0,01 45. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 46. 26 8 1,6 -0,1 0,16 2,56 0,01 47. 24 9 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 48. 24 9 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 49. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 50. 24 7 3,4 0,9 3,06 11,56 0,81 51. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 52. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 53. 24 9 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 54. 23 9 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 55. 23 8 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 56. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 57. 23 6 4,4 1,9 0,36 19,36 3,61 58. 25 7 2,4 0,9 2,16 5,76 0,81 59. 26 8 1,6 -0,1 0,16 2,56 0,01
120
60. 22 9 5,4 -0,1 0,54 29,16 0,01 61. 24 9 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 62. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 63. 24 7 3,4 0,9 3,06 11,56 0,81 64. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 65. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 66. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 67. 26 7 1,6 0,9 1,44 2,56 0,81 68. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 69. 25 9 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 70. 23 8 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 71. 23 8 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 72. 24 7 3,4 0,9 3,06 11,56 0,81 73. 23 9 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 74. 26 8 1,6 -0,1 0,16 2,56 0,01 75. 23 9 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 76. 24 7 3,4 0,9 3,06 11,56 0,81 77. 22 8 5,4 -0,1 0,54 29,16 0,01 78. 26 9 1,6 -0,1 0,16 2,56 0,01 79. 24 8 3,4 -0,1 0,34 11,56 0,01 80. 26 8 1,6 -0,1 0,16 2,56 0,01 81. 23 7 4,4 0,9 3,96 19,36 0,81 82. 23 7 4,4 0,9 3,96 19,36 0,81 83. 22 6 5,4 1,9 10,26 29,16 3,61 84. 26 7 1,6 0,9 1,44 2,56 0,81 85. 23 7 4,4 0,9 3,96 19,36 0,81 86. 25 8 2,4 -0,1 0,24 5,76 0,01 87. 20 8 7,4 -0,1 0,74 54,76 0,01 88. 23 8 4,4 -0,1 0,44 19,36 0,01 89. 20 9 7,4 -0,1 0,74 54,76 0,01 90. 24 8 3,4 -0,1 0,31 11,56 0,01
N : 90 2463 714 142,3 1095,8 34,5
2). Mencari angka indeks korelasi “r” product moment antara
variabel x dan variabel y (yaitu rxy) dengan rumus :
rxy = ( )
Σ
yx
xy22
121
= ( )( )5,348,1095
3,142
= 1,37805
3,142
= 5,194
3,142
= 0,74
Untuk mengetahui kuat lemahnya korelasi atau tinggi rendahnya
korelasi. Maka antara variabel x “Strategi Quantum Quotient”
dengan variabel y ”Prestasi belajar siswa”. Maka nilai bila
dikonsultasikan atau dibandingkan dengan cara yang kasar ke
dalam tabel interpretasi “Product moment” sebagai berikut :
Tabel XVIII
Interpretasi product moment
Besarnya Nilai Interpretasi 0,00 – 0, 20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00
Korelasi yang rendah sekali Korelasi yang rendah tetapi ada Korelasi sedang Korelasi tinggi Korelasi yang tinggi sekali
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
antara variabel x “Strategi Quantum Quotient” dengan variabel y
“Prestasi belajar PAI siswa” sebab nilai rxy = 0,74 yaitu terletak
antara 0,70 – 0,90 interpretasinya adalah “korelasi yang tinggi”.
122
3). Merumuskan hipotesis alternatif (Ha).
Adapun untuk mengetahui apakah hipotesis alternatif (Ha) yang
menyatakan ada pengaruh diterima atau ditolak dan atau
sebaliknya. Apakah hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak
ada pengaruh diterima atau ditolak, maka dalam hal ini harus
diadakan perbandingan “r” yaitu dengan mencari “df” atau “db”.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
df = N – nr
keterangan :
df : Degres of freedom.
N : Nomber of cases.
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
df = N – nr
df = 90 – 2
= 88
berkonsultasi pada “r” product moment dengan melihat tabel nilai
“r” product moment, maka dapat kita ketahui bahwa dengan df
sebesar 88 diperoleh “r” product moment pada taraf signifikansi
5% : 0, 444 dan pada taraf signifikansi 1% = 0, 561
r1 pada t.s. 5% = 0, 444
r1 pada t.s. 1% = 0, 561
123
membandingkan besarnya “rxy” atau ro dengan r1 seperti
diketahui, ro yang kita peroleh adalah = 0, 74, sedangkan r1
masing-masing sebesar 0,444 dan 0, 561, ternyata rxy lebih besar
dari r1 (baik dalam taraf signifikan si 5% maupun 1%), maka
hipotesis alternatif (Ha) ada pengaruh penggunaan strategi
Quantum Quotient dalam meningkatkan belajar PAI siswa
diterima, sedangkan hipotesis nihil (Ho) tidak ada pengaruh
strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan belajar PAI siswa
ditolak, dari perhitungan itu menunjukkan bahwa ada pengaruh
strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan belajar PAI
siswa. Hal ini termasuk dalam kategori tinggi.
Jadi kesimpulannya adalah strategi Quantum Quotient dalam
meningkatkan belajar PAI siswa pada mata pelajaran PAI siswa di
SMPN 3 Taman Sidoarjo.
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dari uraian dan pembahasan dalam skripsi yang berjudul “ Pengaruh
Penggunaan Strategi Quantum Quotient Dalam Meningkatkan Belajar PAI Siswa
Pada Mata Pelajaran PAI Siswa Di SMPN 3 Taman Sidoarjo”. Maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bahwa penggunaan strategi Quantum Quotient dalam proses belajar mengajar
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 3 Taman Sidoarjo
tergolong baik, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata meannya 82,55.
2. Adapun mengenai prestasi belajar siswa pada pada mata pelajaran PAI di
SMPN 3 Taman Sidoarjo khususnya pada kelas 8 tergolong tinggi, hal ini
ditunjukkan dengan nilai rata-rata 7,9 yang diambil dari nilai raport yang
dimodifikasikan dengan nilai tugas, hafalan serta ulangan harian serta nilai
semester yang dikonsultasi.
3. Ada pengaruh strategi Quantum Quotient dalam meningkatkan belajar
Pendidikan Agama Islam siswa pada mata pelajaran PAI siswa di SMPN 3
Taman Sidoarjo. Hal ini terbukti dengan hasil analisa data statistik “product
moment” sebesar 0,74 yang mana jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan
nilai “r1" maka tara signifikansi 5% sebesar : 0, 444 dan taraf signifikansi 1%
110
125
sebesar 0,561 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rxy lebih besar dari
nilai r1 baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Hal ini termasuk dalam
kategori tinggi.
B. Saran.
1. Dengan hasil yang sangat baik, seyogyanya para guru SMPN 3 Taman
Sidoarjo khususnya bidang study PAI tetap memperhatikan penggunaan
strategi Quantum Quotient pada materi hafalan dalam proses kegiatan belajar
mengajar, karena strategi Quantum Quotient ini tidak hanya meliputi satu
kecerdasan saja melainkan banyak kecerdasan, mulai dari intelektual (IQ),
kecerdasan emosional (EQ), dan spiritual (SQ).
2. Mengenai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang menggunakan
strategi Quantum Quotient dalam porses belajar mengajar untuk menghasilkan
nilai yang sangat baik. Hal dapat dijadikan motivasi atau dorongan bagi guru
lainnya yang jarang dan bahkan belum menggunakan strategi Quantum
Quotient pada materi hafalan dalam proses belajar mengajar.
126
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi Abu, ct, al, 1991, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta). Ahmadi Abu, Widodo Supriyono, 1991, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta). Arifin M, 1993, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara). Arifin Zainal, 1991, Evaluasi Instruksioanl Prinsip -Teknik-Prosedur, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya). Arikunto Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakhtek, (Jakarta:
Rineka Cipta). Darojat Zakiyah, 1992, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara). Depdiknas, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka). Departemen Agama RI, 1989, al-Qur'an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Toha
Putra). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Petunjuk Tehnik Mata Kuliah PAI,
(Jakarta: TP). Djamarah Saiful Bahri, 1994, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru, (Surabaya:
Usaha Nasional). Gpttman John, 1998, Kecerdasan Emosional : Kiat-Kiat Membesarkan Anak Yang
Memiliki Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Gramedia). Goleman Daniel, 2000, Kecerdasan Emosional, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama). Hasan Fuad, 1991, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta). Higbee Kenneth L, 2003, Your Memory, (Semarang: Dahara Prize). Ihsani Hamdani dan Fuad Hasan, 2001, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:
Pustaka Setia).
127
Imron Ali, 1996, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya). Maja Hidayat Nafaat, 2001, Intelegensi Spritual, (Parenial Press). Markowith Karen, Eric Jensen, 2002, Otak Sejuta Bigabyte, (Bandung: Kaita). Merdalis, 1989, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi
Aksara). Muchlis M, 1993, Metode Kuantitatif, (Jakarta: Fak. Ekonomi UI). Munandar Utami S.C, 2002, Pengembangan Anak Kreatif Anak Berbakat, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama). Nggermanto Agus IR, 2005, Quantum Quatient (QQ) Kecerdasan Quantum,
(Bandung: Nuansa). Nicholl Colin Rose Malcolm S, 2003, Accelered Learning, (Bandung: Penerbit
Nuansa). Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: DN, Balai Pustaka
1987). Purwanto Ngalim, 1990, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). Poerwadarminto Wjs, 1976, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka). Rose Colin, 2002, Kuasai Lebih Cepat, (Bandung: Kaifa). Shihab Quraish, 1997, Tafsir al-Qur'an al-Karim, (Pustaka Hidayah). Stine Jean Marie, 1997, Mengoptimalkan Daya Pikir, (Jakarta: Pustaka Delapratasa). Sudjana Nana, 1990, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya). Syah Muhibbin, 2004, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada). Syah Muhibbin dkk, 1996, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media Karya
Anak Bangsa).
128
Sudjana Nana, 1993, Pengantar Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara). Tirtonegoro Sutratina, 1984, Anak Supernormal dan Program Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara). Usman Uzer Moh, Lilis Setiawati, 1995, Upaya optimalisasi Belajar Mengajar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya). Winkel, 1987, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia). Winkel WS, S.J. M, 1991, Psikologi Pengajaran, (Jogiakarta: Media Abadi).
ANGKET
Nama : ……………………….
Kelas : ……………………….
Petunjuk Pengisian.
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar sesuai
dengan pengalaman anda.
1. Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual, apakah anda dan teman-teman anda menjadi aktif di
dalam kelas ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
2. Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual, apakah membuat anda berani bertanya ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
3. Dengan strategi Quantum Quotient yang meliputi kecerdasan intelektual,
emosional dan spiritual, apakah membuat anda berusaha mengaktualisasikan
gagasan saat proses pembelajaran dilakukan ?.
129
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
4. Ketika teman anda mengeluarkan pendapatnya, apakah anda juga
mempertanyakan pendapat kepada teman-teman anda ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
5. Apakah dengan strategi tersebut anda mampu menjelaskan kembali hasil diskusi
di depan kelas ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
6. Apakah dengan pengaruh strategi Quantum Quotient, membuat anda tidak
merasa bosan saat pembelajaran berlangsung ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
7. Dengan strategi Quantum Quotient, apakah membuat anda lebih mudah
memahami pelajaran yang telah disampaikan ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
8. Apakah anda selalu mengamalkan hasil belajar anda dalam kehidupan sehari-hari
?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
9. Apakah dengan strategi Quantum Quotient anda menjadi lebih bebas
mengeluarkan pendapat saat proses pembelajaran ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.
10. Apakah anda merasa senang dengan strategi Quantum Quotient ?.
a. Ya. b. Kadang-kadang. c. Tidak pernah.