Pengelolaan sampah

Click here to load reader

download Pengelolaan sampah

of 47

Transcript of Pengelolaan sampah

1. SITI AISYAH, SKM.,M.Kes PENGELOLAAN SAMPAH 2. Referensi Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Environmental Health, 2nd edition (1980), P. W. Purdom. Environmental Health, Revised Edition (1997), Dade W. Mueller. Kesehatan Lingkungan (1985), Haryoto Kusnoputranto, Dr. 3. Pendahuluan Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. 4. DEFINISI DEFINISI SAMPAH (SOLID WASTE The Third Pollution) 1.Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18/2008). 2.Sesuatu bahan/benda padat/yang terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang tak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dengan cara-cara saniter, kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia (FKM-UI, 1985). 5. DEFINISI 3. Sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dngan sendirinya. APHA (American Public Health Association) 4. Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan (Kementerian Lingkungan Hidup, 2005) Prinsip : - Suatu benda atau zat padat atau bahan. - Ada hub.langsung/tidak dengan aktivitas manusia. - Tidak dipakai, disenangi dan dibuang. 6. JENIS SAMPAH 7. JENIS SAMPAH 1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung di dalamnya. a.In-organik. b.Organik. 2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar. a. Mudah terbakar. b. Tidak mudah terbakar. Cth: sisa potongan besi. 3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk. a. Sukar membusuk. b. Mudah membusuk. 8. JENIS SAMPAH 4. Berdasarkan karakteristik sampah. a. Garbage, cth : sisa makanan Sifat : mudah membusuk, lembab, mengandung air bebas. b. Rubbish (sampah mudah terbakar atau yang sukar terbakar). c. Ashes (abu) : sisa pembakaran. d. Street Sweeping (sampah jalanan). e. Dead Animal (bangkai) f. Household Refuse (gabungan rubbish, garbage, shes) dari daerah perumahan. g. Abandoned vehicles. h. Sampah Industri. 9. JENIS SAMPAH i. Demolition waste (sisa penghancuran gedung). j. Construction waste (sisa pembangunan) k. Sewage Solids (dari pintu masuk pengolahan limbah). l. Special Waste (perlu penanganan khusus) contoh : radio aktif. 10. SUMBER SAMPAH 1. Domestic Waste (Daerah pemukiman) 2. Daerah Perdagangan. 3. Jalan Raya. 4. Industrial Waste (termasuk industri makanan). 5. Agricultural waste (pertanian), peternakan & perikanan. 6. Daerah Pertambangan. 7. Gedung Perkantoran. 8. Penghancuran gedung. 9. Tempat-tempat Umum (TTU) 10. Pusat Pengolahan air buangan. 11. PRODUKSI SAMPAH Asumsi : 2 lt/org/hari (Indonesia) 350 gr/org/hari (Asia) Produksi Sampah tergantung beberapa faktor : 1. Jumlah penduduk, kepadatan & Aktivitas. 2. Sistem pengumpulan & pembuangan sampah. 3. Reuse & Recycle sampah. 4. Faktor Geografis. 5. Waktu (pagi, siang, sore/musim panas, musim hujan.) 6. Sosial Ekonomi. 7. Budaya. 8. Teknologi. 9. Sumber Sampah 12. UKURAN SAMPAH 1. Ukuran berat a. Ton/hari (jumlah produksi sampah suatu daerah) b. Kg/Orang/hari (produkso sampah/orang) 2. Ukuran berat jenis/Kepadatan dipengaruhi oleh: a. Jenis sampah dan Komposisinya b. Cara pengisian alat ukur volume. 3. Ukuran volume: m/hari atau l/orang/hari (biasanya diterapkan pada alat pengumpul sampah) 13. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 1. Pemilahan Pemilahan dari sumber dihasilkannya sampah yang terdiri dari sampah organik dan anorgainik Pemilihan sampah yang masih memiliki sumber energi tinggi Pemanfaatan kembali sampah yang memiliki resources bernilai tinggi 14. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 2. Pewadahan Pewadahan individual disediakan di tingkat rumah dengan menyediakan 2 unit penampungan sampah terdiri dari sampah organic dan anorganik Pewadahan komunal (container atau TPS) khusus untuk menampung berbagai jenis sampah baik organik maupun anorganik seperti untuk sampah plastik, gelas, kertas, pakaian/tekstil, logam, sampah besar (bulky waste), sampah B3 (batu baterai, lampu neon, dll) dan lain-lain. 15. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 3. Pengumpulan Waktu pengumpulan door to door setiap 1 sampai 2 hari Waktu pengumpulan sampah dari TPS 1 x seminggu 4. Pengangkutan Pengumpulan sampah dengan compactor truck berbeda untuk setiap jenis sampah. 16. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 5. Daur Ulang Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah : Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat digunakan terutama untuk keperluan eksternal Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai bijih plastik untuk dijadikan berbagai peralatan rumah tangga seperti ember dll Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen pembangunnya (logam, plastik/kabel, baterai dll) dan dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang dapat digunakan kembali Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas (putih, hijau dan gelap) dan dihancurkan 17. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 6. Composting Composting dilakukan secara manual atau semi mekanis baik untuk skala individual, komunal maupun skala besar (di lokasi landfill). Pembuatan lubang biopori yang berfungsi upaya composting juga dan sebagai lubang resapan air. 7. Biogas Sampah organik sebagian diolah dengan alat digester sebagai energi (gas bio). Pemanfaatan gas bio antara lain untuk district heating, energi listrik, dan kompor untuk memasak. 18. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 8. Incinerator Incinerator komunal dengan kapasitas minimal per unitnya 500 ton per hari. Energi panas dari incinerator digunakan untuk district heating (T 50 70 derajat Celcius) dan supplai listrik (20 40 % pasokan listrik berasal dari incinerator). Emisi gas dari Incinerator sesuai dengan ketentuan standar kualitas udara termasuk komponen dioxin. 19. PROSES PENGELOLAAN SAMPAH 9. Landfill Landfill di fasilitasi oleh sarana utama dan saran penunjang yang lengkap Pemadatan sampah mencapai kepadatan 700 800 ton/m3 Penutupan tanah harian dengan geo textile Penutupan tanah intermediate memanfaatkan sisa konstruksi bangunan Penutupan tanah akhir dilakukan dengan sangat ketat dan mencapai ketebalan 2 10m Pengolahan gas dilengkapi dengan gas regulator, pompa pengisap gas, alat deteksi gas, turbin, boiler dan lain-lain. Pengolahan lindi (leachate) dilakukan dengan aerator atau oxidation pond Efluennya harus dialirkan ke pipa sewerage yang menuju instalasi pengolahan air limbah (IPAL) 20. PENGELOLAAN SAMPAH 1. Metode pengumpulan & pengangkutan Paradigma EOP (End Of Pipe) Sumber Sampah TPS Depo TPA 21. PENGELOLAAN SAMPAH 2. Pemusnahan/pembuangan sampah : a. Sanitary Landfill (pengembangan open dumping). b. Incineration. c. Composting. 3. Ketenagaan & Organisasi. 4. Alat. - APD, APAR, P3K , ATK, Fly Grill. 5. Dana - Honor petugas. - Pengadaan alat-alat. - Operasional. 22. PENDANAAN Prioritisasi dan alokasi dalam APBN/APBD. Polluters Pay Principle Corporate Social Responsibility Extended Produser Responsibulity Pemberlakuan Insentif dan Disinsentif Pelaku: - Pemerintah baik pusat, kabupaten, kota - DPR, DPRD - Private Sector/ masyarakat 23. PENGELOLAAN SAMPAH Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang ditetapkan di kota-kota di Indonesia meliputi 5 (lima) kegiatan, yaitu: 1. Penerapan teknologi yang tepat guna 2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah 3. Perlunya mekanisme keuntungan dalam pengelolaan sampah 4. Optimalisasi TPA sampah 5. Sistem kelembagaan pengelolaan sampah yang terintegrasi 24. PENGELOLAAN SAMPAH Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007)..PERUNDANG-UNDANGAN SANITASIuu-ri-no-18-tahun-2008-tentang- pengelolaan-sampah.pdf 25. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT Gambar perjalanan setumpuk sampah di DKI Jakarta menuju TPA Bantargebang (Berdasarkan data Dinas Kebersihan DKI Jakarta) 26. PENGELOLAAN SAMPAH PADAT 27. CONTOH PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK 28. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN A. PENGARUH POSITIF Pengelolaan sampah yg baik berpengaruh positif sbb: 1.Untuk menimbun tanah yg kurang baik & tidak dapat diolah shg dpt digunakan untuk kepentingan lain. 2.Sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah serta memperbaiki kondisi tanah. 3.Untuk pakan ternak yang telah diolah leih dulu. 4.Didaur ulang menghasilkan barang-barang baru. 5.Estetika Lingkungan lebih saniter shg lingk.nyaman. 29. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN B. PENGARUH NEGATIF Pengelolaan sampah yg buruk berpengaruh negatif sbb : 1.Terhadap kesehatan Menyediakan tempat untuk vektor penyakit : serangga & rodent Insiden penyakit meningkat. a. Peny. Sal.perncernaan. b. Demam berdarah. c. Jamur (kulit/parasit). d. Peny. Melalui binatang, spt. Cacing pita. e. Potongan besi/kalengkecelakaan 30. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN 2. Terhadap Lingkungan a. Estetika Kenyamanan lingkungan terganggu. b. Proses pembusukan bau busuk. c. Debu beterbangan penglihatan & pernapasan terganggu. d.Pembakaran sampah (sengaja/tidak) penurunan kualitas udara. sampah yang dibakar ternyata dapat menghasilkan dioksin yaitu ratusan jenis senyawa kimia berbahaya seperti CDD (chlorinated dibenzo-p-dioxin), CDF ( chlorinated dibenzo furan) dan PCB (poly chlorinated biphenyl). e.Pendangkalan saluran air, bila hujan akan terjadi luapan. f.Pencemaran air permukaan tanah. g.Asam organik dalam air kerusakan fasilitas jalan dll. 31. PENGARUH PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP MASYARAKAT & LINGKUNGAN 3. Terhadap keadaan sosial masyarakat. a. Cermin status keadaan sosial masyarakat. b. Kunjungan wisata menurun. c. Meningkatnya kriminalitas. 4. Terhadap perekonomian a. Produktifitas menurun karena sakit. b. Dana diprioritaskan untuk kuratif. c. Kunjungan menurun devisa menurun d. Kualitas lingk menurun produktifitas alam e. Kemacetan lalu lintas menghambat transportasi. 32. HUBUNGAN SAMPAH VS PENYAKIT Penyimpanan dan Pembuangan sampah yang tidak sempurna : 1. Menimbulkan bau (disimpan lama pada udara panas & lembab terjadi dekomposisi). 2. Mengundang datangnya vektor : Lalat & Tikus. Dalam transimis penyakit menular, dengan penularan melalui air dan serangga. Penularan melalui binatang piaraan, contoh: babi diberi pakan garbage (harus dimasak dulu), menyebabkan peny. Trichinosis & Exanthema. 33. PERMASALAHAN SAMPAH 1. Bau & Lalat..PERUNDANG- UNDANGAN SANITASISAMPAHCara Mengukur Kepadatan Lalat.docx Cara : membuang sampah sesering mungkin & pakai kantung kertas atau plastik. 2. Kebisingan Bersumber dari truk sampah. 34. BUDAYA KELOLA SAMPAH Reduce atau mengurangi Sebisa mungkin lakukan minimalisis barang atau material yang dipergunakan pasalnya semakin banyak kita menggunakan material semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Dengan demikian bukan hanya listrik, air, bahan bakar yang perlu dihemat tetapi juga barang-barang lain agar tidak terjadi pemborosan. 35. BUDAYA KELOLA SAMPAH Reuse atau memakai kembali Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa di pakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang hanya bisa sekali digunakan (disposable). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelumn dijadikan sampah. Selain itu berkreasi dan berimajinasilah agar barang- barang yang sudah usang dan tidak terpakai bisa menjadi barang baru dan bermanfaat. 36. BUDAYA KELOLA SAMPAH - Recycle atau mendaur ulang Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak terpakai didaur ulang walaupun tidak semua barang bisa didaur ulang. Saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang baru yang lebih berguna. 37. BUDAYA KELOLA SAMPAH - Replace atau mengganti Teliti barang yang kita pakai sehari-hari gantilah barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Gunakanlah barang-barang yang ramah lingkungan misalnya ganti kantong kresek dengan keranjang saat berbelanja. Selain itu hindari pemakaian styrofoam karena bahan ini tidak bisa dedegradasi secara alami. 38. MONITORING/PEMANTAUAN Wewenang PEMKAB/KOTA melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya. 39. PENGAWASAN DAN PARTISIPASI Penyadaran bahwa tiap orang / badan adalah sumber sampah. Kombinasi pemberdayaan masyarakat baik top-down maupun bottom-up. Mekanisme pemantauan dan pengawasan. Pelaku: - Pemerintah - Masyarakat - Private sector/ LSM 40. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 1. MASYARAKAT Masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurangi jumlah sampah dari sumbernya Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to pay) yang tinggi terhadap biaya pengelolaan sampah Masyarakat merasa bangga dapat menjaga lingkungan tetap bersih 41. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 2. Peran Swasta Diperlukan peran serta swasta dalam pengelolaan sampah (pengumpulan/pengangkutan, incinerator, daur ulang, landfill, dll) yang dilakukan dengan professional, transparan dan accountable. Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sampah oleh swasta seperti kemudahan dalam memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang menarik dari pemerintah terhadap swasta yang melakukan bisnis pengolahan sampah. Adanya kompetisi yang sehat dalam memenangkan tender dan kualitas pekerjaan yang sangat baik (tidak ada KKN). 42. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH 3. PEMERINTAH a. Kapasitas kebijakan Kebijakan penanganan sampah diperlukan scenario, jangka waktu dan target yang jelas. Contoh :Swedia berencana pengurangan sampah sebesar 70 % pada tahun 2015. untuk mendapatkan energi sampah semaksimal mungkin. 43. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH b. Kapasitas Kelembagaan Diperlukan adanya pemisahan peran stakeholder antara pembuat kebijakan dan operator. Diperlukan peran Pemerintah (Pusat maupun kota) yang lebih dominan sebagai pembuat kebijakan dan fasilitator. Kemampuan SDM yang handal dan profesional dalam sistem pengelolaan sampah merupakan modal yang kuat dalam menentukan keberhasilan program kebersihan di swedia, untuk itu diperlukan upaya serius dalam meningkatkan kualitas SDM. 44. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH c. Kapasitas Keuangan Retribusi yang dibebankan kepada masyarakat dibayarkan per tahun dengan nilai yang sesuai dengan jumlah sampah yang dihasilkan Insentif diberikan kepada mereka yang secara signifikan dapat mengurangi jumlah sampah (untuk kompos maupun daur ulang). Pendapatan dari retribusi 100 % dikembalikan untuk biaya pengelolaan sampah melalui kontrak dengan pihak swasta. 45. PELAKU PENGELOLAAN SAMPAH d. Kapasitas Peraturan Peraturan yang dibuat oleh Pemerintah yang berkaitan dengan ketentuan pengelolaan sampah harus realistis, sistematis dan menjadi acuan dalam pelaksanaan penanganan sampah di lapangan baik oleh pihak pengelola maupun masyarakat. 46. Apakah akan dipertahankan ??