Pengembangan Buah-buahan
Transcript of Pengembangan Buah-buahan
KATA PENGANTAR
Tanaman buah-buahan merupakan suatu potensi ekonomi
daerah Sumatera Barat yang belum tergali dan termanfaatkan se-
cara maksimal. Dukungan sumberdaya alam dan Rahmat dari Yang
Maha Kuasa ini harus dikelola dengan baik untuk dijadikan sebagai
sumber pendapatan bagi keluarga guna menggapai kesejahteraan
petani. Hal ini telah dilakukan selama bertahun-tahun dan dalam
prosesnya sudah pasti mengalami banyak masalah dan kendala di
balik keberhasilan yang dicapai.
Oleh karena itu, upaya yang telah dilakukan dan hasil yang
telah dicapai dalam memanfaatkan karunia Ilahi tersebut perlu di-
bukukan. Isi buku ini sebagai bukti dari apa yang telah dilakukan
dan diperjuangkan, serta bagaimana hasil yang diperoleh. Selain itu
juga mengemukakan masalah dan kendala yang dihadapi sehing-
ga semuanya bisa memberikan arahan untuk perbaikan masa yang
akan datang. Informasi sederhana ini diharapkan mempunyai man-
faat bagi pembaca dan pemerhati agar umpan balik yang diberikan
bisa digunakan untuk penyusunan program dan terobosan kedepan,
sehingga peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pense-
jahteraan petani dapat terwujud.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan
Provinsi Sumatera Barat,
Ir. Djoni
Pembina Utama Madya
Nip. 19550813 198203.1.012
i
PDF Compressor Pro
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ........................................................ i
Daftar Isi ................................................................. ii
Daftar Tabel ............................................................ iii
Daftar Gambar ....................................................... iv
I. Pendahuluan ..................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................... 1
1.2 Batasan ................................................ 5
II. Visi & Misi Pembangunan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Sumatera Barat ............................... 9
III. Kebijakan dan Program Pengembangan Buah –
Buahan Sumatera Barat (2006 – 2014) ................ 11
3.1 Potensi Tanaman Buah-Buahan ............... 11
3.2 Program dan Terobosan .......................... 12
IV. Keragaan Usaha dan Perkembangan Tanaman
Buah-buahan di Sumatera Barat ......................... 41
4.1 Keragaan Usaha ..................................... 41
4.2 Perkembangan Populasi dan Produksi ........ 44
V. Dampak Pengembangan Tanaman Buah-buahan
Di Sumatera Barat ............................................. 75
5.1 Dampak Ekonomi .................................... 75
5.2 Dampak Teknis ....................................... 78
5.3 Dampak Sosial ........................................ 81
5.4 Dampak Lingkungan ............................... 82
VI. Penutup ............................................................. 83
ii
PDF Compressor Pro
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Sebaran tanaman jeruk dan manggis da-
lam upaya pengembangan kawasan
tanaman buah di Sumatera Barat Periode
2006 – 2014 ............................................ 15
Tabel 3.2 Sebaran tanaman buah-buahan dalam
program perluasan areal Hortikultura di
Sumatera Barat periode 2006 – 2013 ........ 18
Tabel 3.3 Sebaran tanaman buah-buahan dalam
program pemanfaatan lahan pekarangan
di Sumatera Barat Periode 2009 – 2014 ...... 22
Tabel 3.4 Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN) tahun 2011 25
Tabel 3.5 Sebaran tanaman buah-buahan dalam
program Pengembangan Buah-Buahan ntuk
Peningkatan pensejahteraan petani di Sumatera Barat
periode2012 – 2014 .................................... 32
Tabel 4.1 Sebaran jenis dan kuantitas buah-buahan
di Sumatera Barat 2007, 2010, 2013 ........ 45
Tabel 4.2 Analisis Investasi Usaha Tani Jeruk/ha di
Koto Tinggi Baso Kabupaten Agam
( prediksi 15 tahun ) ............................... 58
Tabel 5.1 Analisis usahatani jeruk sampai usia 5 ta-
hun petani Kelompok Amanah, Kototinggi
Baso, Kabupaten Agam (2008 – 2013) ...... 79
iii
PDF Compressor Pro
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Buah-buahan import .......................... 1
Gambar 2 Gub Sumbar dan Bupati 50 Kota ke
Kawasan Jeruk gunung Omeh di Kab.
Limapuluh Kota .................................. 2
Gambar 3 Pertanaman pisang di kawasan pisang
Kota Pariaman .................................... 3
Gambar 4 Jeruk Gunung Omeh yang sudah di label 5
Gambar 5 Pisang Buai Tanah Datar ..................... 5
Gambar 6 Buah Manggis komoditi eksport ........... 5
Gambar 7 Alpukat Mega ..................................... 5
Gambar 8 Durian Montong .................................. 5
Gambar 9 Rambutan binjai .................................. 5
Gambar 10 Mangga .............................................. 6
Gambar 11 Salak ................................................. 6
Gambar 12 Sirsak ................................................ 6
Gambar 13 Semangka .......................................... 6
Gambar 14 Jambu Biji ........................................... 6
Gambar 15 Jambu Citra ........................................ 7
Gambar 16 Jambu Jamaika ................................... 7
Gambar 17 Sekolah lapang GAP Jeruk di Kab.
Limapuluh Kota ................................... 12
Gambar 18 Sekolah Lapang GAP Manggis di Kab.
Sijunjung ............................................ 12
iv
PDF Compressor Pro
Gambar 19 Bpk. Yanis pemilik PIT Jeruk Gunung
Omeh sekaligus penangkar benih jeruk
Gunung omeh .................................... 14
Gambar 20 Bibit jeruk gunung omeh ..................... 14
Gambar 21 Pembuatan lubang tanam ................... 14
Gambar 22 Penanaman bibit jeruk gunung omeh .. . 14
Gambar 23 Bibit manggis ..................................... 16
Gambar 24 Bibit Pisang jantan di Kota Pariaman ..... 16
Gambar 25 Jeruk gunung omeh yang ditanam di
Pot di lahan pekarangan ...................... 19
Gambar 26 Pemanfaatan lahan pekarangan dengan
Komoditi jeruk di Kota Padang ............. 21
Gambar 27 Distribusi bantuan bibit buah-buahan .... 35
Gambar 28 Penanaman bibit jambu biji Peningkatan
Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat
Pesisir (GPEMP) di Kab. Pasaman Barat .. 35
Gambar 29 Jambu Citra ........................................ 37
Gambar 30 Nangka Mini ....................................... 37
Gambar 31 Jambu biji .......................................... 37
Gambar 32 Sukun Manis ....................................... 37
Gambar 33 Prototipe usaha tani buah-buahan di
kebun campuran di SumateraBarat ...... 42
Gambar 34 Penampilan kebun pisang di Padang
Pariaman dan Tanah Datar ................. 48
v
PDF Compressor Pro
Gambar 35 Kunjungan Gubernur Sumatera Barat
dan Bupati Lima Puluh Kota ke kebun
petani jeruk di Koto Tinggi Kecamatan
Gunung Omeh .................................. . 53
Gambar 36 Tampilan kebun jeruk baru dan kebun
jeruk telah menghasilkan di Koto Tinggi
Kecamatan Baso, Kabupaten Agam ...... 55
Gambar 37 Kunjungan Mentri Pertanian Ir. Suswono
didampingi Kepala Dinas Pertanian Tana-
man Pangan Provinsi Sumatera
Barat ke kebun jeruk petani di Koto
Tinggi Kecamatan Baso ..................... . 56
Gambar 38 Pohon Manggis hasil peremajaan dan
Buah manggis dalam lokal serta produk
olahan manggis ................................ . 65
Gambar 39 Pohon tua dan buah durian yang ba-
nyak diperdagangkan hampir di semua
daerah kabupaten/kota di Sumatera
Barat ............................................... . 67
Gambar 40 Penjualan buah markisa disalah satu
Sentra produksi di Kabupaten Solok .... . 68
Gambar 41 Penampilan pohon dan buah alpukat
Di salah satu sentra produksi di kabu-
paten Solok ....................................... . 69
vi
PDF Compressor Pro
Gambar 42 Kebun jambu biji dan produk yang di
hasilkan oleh salah seorang petani di
Kabupaten Padang Pariaman ............. . 71
Gambar 43 Sektor informal, pedagang kaki lima
Buah-buahan yang berkembang dan
tersebar hampir disetiap Kabupaten/
Kota di Sumatera Barat ..................... . 77
vii
PDF Compressor Pro
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah-buahan merupakan salah satu bagian dari kekayaan
Indonesia yang berkembang cukup lambat. Komoditas-komoditas
hortikultura ini sangat banyak terdapat dan berkembang tersebar
hampir di seluruh wilayah nusantara. Sebagai makanan yang
sehat, buah-buahan diperlukan oleh tubuh karena mengandung
berbagai vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh manusia.
Walaupun diakui sebagian dari buah-buahan yang berkembang
tersebut bukan merupakan plasma nutfah asli Indonesia, tetapi
keberadaannya telah menyatu dengan wilayah dan bahkan telah
menjadi sumber pendapatan keluarga dan sebagian masyarakat
Indonesia. Banyak hal yang terdeteksi dan berperan sebagai
penyebab lambatnya perkembangan potensi dan kontribusi buah-
buahan terhadap perekonomian
nasional, tetapi tidak sedikit pula
potensi dan harapan tersebut
yang telah dimanfaatkan dan yang
bisa dibangkit dan dikembangkan.
Salah satu faktor
penghambat yang paling nyata
saat ini adalah serangan buah-
buahan dari luar negeri. Pasar-pasar dan toko-toko serta warung
buah di Indonesia mulai dari wilayah perkotaan sampai ke pedesaan,
dibanjiri oleh berbagai jenis buah-buahan yang berasal dari luar
negeri. Mulai dari apel, anggur, jeruk sunkis, pear sampai kepada
jambu dan lainnya. Keberadaannya telah mengalahkan keberadaan
buah hasil Negara sendiri. Mayoritas konsumen lebih tertarik dan
banyak mengkonsumsi buah-buahan asal impor. Kondisi ini sangat
berkaitan dengan faktor lainnya yaitu kualitas buahan lokal yang
dipasarkan serta persepsi masyarakat Indonesia.
Disadari bahwa, sebagian besar buah impor ini mempunyai
kualitas yang lebih baik dibanding buahan lokal. Mungkin tidak
hanya kualitas buahnya yang lebih baik, tetapi penampilannya juga
Gambar 1. Buah-buahan import
1
PDF Compressor Pro
lebih menarik. Kulit buahnya berwarna terang, mengkilat, licin dan
merata, begitu juga dengan bentuknya yang lebih seragam dan
menarik. Sementara buah-buahan produk lokal tampilannya kurang
menarik, kadang-kadang bentuknya kusam warnanya pudar dan
tidak seragam. Kenyataan ini mempengaruhi minat konsumen
untuk membeli buah-buahan, walaupun sebagian besar konsumen
mengetahui bahwa ternyata buah-buahan asal luar negeri tersebut
tidak aman dikonsumsi karena mengandung lapisan lilin dan zat
kimia lainnya sebagai bahan pengemas dan pengawet. Jadi wajar
saja kalau secara kasat mata bentuknya lebih cerah, lebih menarik
dan tahan lama.
Disisi lain, tumbuhnya minat konsumen bukan hanya
karena selera atau tampilan buah yang menarik saja, tetapi yang
lebih dominan adalah karena
prestise atau “gengsi”. Kebanyakan
konsumen masih mengutamakan
prestise dibanding kesehatan yang
akan diperoleh atau kemauan
(tekad) membantu pengembangan
buah-buahan daerah sendiri.
Perkembangan ini sudah berjalan
begitu lama dan telah banyak
masukan diberikan oleh pemerintah dan pihak-pihak tertentu
disertai dengan himbauan untuk membeli dan memakan buah-
buahan produk Negara sendiri. Tetapi sejauh ini belum banyak
perkembangan yang terjadi, bahkan ironisnya buah-buahan lokal
semakin tersingkirkan dan buah-buahan impor semakin merajalela
hampir disemua lini, sampai ke warung-warung di pedesaan.
Sangat dibutuhkan komitmen dan perjuangan Pemerintah
dan pihak-pihak terkait untuk selalu mengingatkan para konsumen
untuk lebih mencintai produk negeri sendiri. Himbauan ini bukan
berarti Indonesia anti buah-buahan impor, tetapi paling tidak
konsumen ikut membantu untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat Negara sendiri. Karena dengan membeli buah-buahan
Gambar 2. Gub. Sumbar dan Bupati Lima Puluh Kota ke kawasan jeruk Gunung Omeh di kab. 50 kota
2
PDF Compressor Pro
dari luar negeri berarti konsumen kiita sudah ikut menyumbang untuk
meningkatkan pendapatan
petani Negara asal buah yang
dikonsumsinya. Komitmen
ini juga harus diikuti dengan
meningkatkan kemampuan
untuk menghasilkan buah-
buahan yang mampu bersaing
dengan produk buah-buahan
dari luar tersebut. Baik dari segi kualitas buah itu sendiri maupun
dari segi tampilan dan kemasannya. Teknologi merupakan kata
kunci untuk meningkatkan daya saing yang sekaligus mampu
meningkatkan nilai tambah demi percepatan pertumbuhan
perekonomian masyarakat Indonesia.
Menyadari kondisi dan perkembangan yang terjadi dewasa
ini, Pemerintah Sumatera Barat jauh-jauh hari sudah mulai
mencanangkan tekad dan menjalankan berbagai upaya untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas buah-buahan, baik
buah-buahan lokal daerah sendiri maupun buah-buahan yang
didatangkan dari daerah lain. Disadari bahwa upaya yang dilakukan
belum sepenuhnya mencapai sasaran yang diinginkan tetapi paling
tidak hasil yang dicapai cukup menggembirakan karena sudah
bisa memberi kontribusi terhadap perolehan pendapatan keluarga
petani. Dilain pihak sebagian buah-buahan tersebut telah menjadi
primadona buah-buahan lokal dan mulai ikut bersaing dengan
produk buah-buahan asal Negara lain. Contohnya buah Jeruk.
Jeruk yang dihasilkan saat ini telah menjadi salah satu buah
unggulan nasional karena mampu bersaing dan telah menjadi
incaran sebagian konsumen. Harganya pun lebih mahal dibanding
dengan buah sejenis yang berasal dari daerah dan Negara lain.
Jeruk Gunung Omeh telah dilepas sebagai varietas unggul nasional
dan telah menjadi salah satu komoditas unggulan sektor pertanian
Sumatera Barat.
Disamping buah jeruk, buah manggis dan pisang juga telah
Gambar 3. Pertanaman pisang di kawasan pisang kota pariaman
3
PDF Compressor Pro
ditetapkan sebagai buah unggulan daerah. Keberadaannya saat
ini cukup berarti dan memberi kontribusi yang cukup berarti bagi
petaninya. Begitu juga dengan perkembangan agribisnis daerah,
dimana ketiga buah unggulan telah mampu meningkatkan gerakan
agribisnis daerah. Ketiga buah unggulan ini akan mengawali
kisah sukses perjuangan dalam pengembangan buah-buahan di
Sumatera Barat. Tentu saja tanpa melupakan peran dan kontribusi
serta perkembangan buah-buahan lainnya yang juga telah berperan
dan berpotensi besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat
dan daerah. buah-buahan lainnya tersebut bisa dikategorikan
sebagai buah andalan dan atau buah harapan yang suatu saat akan
berkembang menjadi buah unggulan. Semuanya akan ditampilkan
dalam buku ini dengan harapan akan memberikan masukan yang
berarti bagi para pembaca, terutama para pemerhati ekonomi dan
para pengusaha. Besar harapan para pembaca dan pemerhati
serta pengusaha dan elemen lainnya, tidak hanya berperan dengan
memberikan masukan yang positif dan membangun tetapi juga ikut
berpartisipasi dalam mengembangkan semua komoditas buah-
buahan yang dimiliki, dalam skala yang lebih luas dan professional.
Kegiatan ini mengemukakan proses dan data hasil
pengembangan komoditas buah-buahan di Sumatera Barat Periode
2006-2014. Dengan adanya buku ini besar harapan diperoleh
berbagai masukan dan solusi untuk lebih mensukseskan gerakan
pengembangan buah-buahan guna peningkatan pertumbuhan
ekonomi masyarakat dan pencapaian kesejahteraan petani.
4
PDF Compressor Pro
1.2 Batasan
Agar buku yang dihasilkan lebih informatif dan mudah
dipahami maka dilakukan pembatasan kegiatan dan komoditas
yang dikaji. Batasan kegiatan diselaraskan dengan ruang lingkup
dan tahapan yaitu desk study, kajian atau penelusuran lapang
dan penulisan. Sementara untuk komoditas yang dikaji dibatasi
berdasarkan status, fungsi dan peran serta keberadaannya saat ini.
Dalam hal ini ditetapkan tiga kategori komoditas yaitu ;
1. Komoditas unggulan
Yaitu komoditas yang sudah berkembang pada lokasi-lokasi
tertentu, di banyak wilayah
dan mempunyai peran
cukup berarti terhadap
pendapatan petaninya.
Penetapan komoditas-
komoditas unggulan
tersebut bisa juga
berdasarkan kebijakan pemerintah setempat sesuai dengan
dukungan wilayah dan perkembangan komoditasnya. Saat
ini komoditas unggulan yang ditetapkan berdasarkan Surat
keputusan Gubernur untuk wilayah Provinsi Sumatera Barat
adalah jeruk, manggis dan pisang. Selain ketiga komoditas
tersebut, berdasarkan data statistik, komoditas yang
tergolong unggul adalah durian,markisah, alpukat, pepaya,
rambutan dan sawo.
Gambar 6.Buah manggis komoditi eksporGambar 5.Pisang buai Tanah Datar
Gambar 7.Alpukat Mega Gambar 8.Durian Montong Gambar 9.Rambutan Binjai
Gambar 4.Jeruk Gunung Omeh yang sudah dilabel
5
PDF Compressor Pro
2.Komoditas Andalan
Merupakan komoditas yang banyak tumbuh dan diusahakan
di suatu lokasi tetapi belum berkembang dan belum mempunyai
kontribusi yang jelas terhadap perolehan pendapatan petaninya.
Komoditas-komoditas ini lebih banyak merupakan komoditas
spesiik lokasi yang banyak tersebar di berbagai lokasi yang sesuai. Komoditas yang dimasukan kedalam kategori ini antara lain ; Sirsak,
mangga, jambu biji, nangka, duku, semangka, sawo dan salak
Gambar 10.Mangga
Gambar 13.Semangka Gambar 14.Jambu Biji
Gambar 11.Salak Gambar 12.Sirsak
6
PDF Compressor Pro
3. Komoditas harapan
Yaitu komoditas yang bisa diharapkan berkembang
dan berkontribusi terhadap perolehan pendapatan keluarga
dan perkembangan agribisnis daerah. komoditas harapan bisa
merupakan komoditas spesiik lokasi tetapi belum berkembang atau bisa juga merupakan komoditas baru yang diintroduksikan ke
daerah pengembangan baru. Yang tergolong kedalam komoditas
harapan ini antara lain jambu jamaica, jambu air citra, sukun, sirsak,
strawberry, terung pyrus, buah naga, dan lain-lain.
Gambar 15.Jambu Citra Gambar 16.Jambu Jamaika
7
PDF Compressor Pro
II. VISI & MISI PEMBANGUNAN TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA SUMATERA BARAT
Provinsi Sumatera Barat sebagai salah satu daerah yang
mempunyai potensi ekonomi yang besar di sektor pertanian,
terutama dalam sub-sektor tanaman pangan dan hortikultura,
menetapkan visi pembangunan pertaniannya secara arif dan bijak
sesuai dengan dukungan sumberdaya alam dan sumberdaya
manusia yang dimiliki. Visi yang dianggap paling tepat dan mengarah
pada percepatan pertumbuhan ekonomi daerah menunjang
pertumbuhan ekonomi nasional dari Dinas Tanaman Pangan
dan Hortikultura Propinsi Sumatera Barat adalah “ Terwujudnya
Rumah Tangga Petani yang Sejahtera”. Visi ini selaras dan turut
mendukung pewujudan visi pembangunan sektor pertanian nasional
yaitu “Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan yang
Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian
pangan, Nilai Tambah, Daya saing, Ekspor dan Kesejahteraan
Petani”.
Dan dalam upaya mewujudkan visi tersebut maka ada enam
misi yang harus dijadikan patokan dalam menetapkan strategi
pembangunan pertanian, yaitu ;
1. Meningkatkan Pemberdayaan Petani
2. Meningkatkan Kompetensi Aparatur
3. Meningkatkan Eisiensi dan Mutu Produksi serta Daya Saing4. Mengembangkan Pertanian Organik dan LEISA
5. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Lokal dan Sarana
Prasarana Pertanian
6. Meningkatkan Kelembagaan Permodalan dan Peluang Pasar
Keenam misi ini telah mengarahkan pengambil kebijakan
untuk menyusun kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian secara
bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan sumberdaya yang
dimiliki.
Khusus untuk pengembangan tanaman buah-
buahan, Pemerintah Sumatera Barat lebih menekankan kepada
pengembangan buah-buahan lokal spesiik lokasi yang mempunyai
9
PDF Compressor Pro
daya saing dan prospek cerah dalam gerakan agribisnis dan
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah, seperti jeruk,
manggis dan pisang. Keputusan ini diambil dan dijalankan tanpa
mengabaikan kontribusi dari buah-buahan lain, baik buah nasional
maupun buah lokal yang mempunyai prospek dalam pertumbuhan
agribisnis dan perekonomian masyarakat. Buah-buahan lokal yang
juga prospektif antara lain durian, sawo, jambu biji, semangka,
pepaya, alpukat, dan lain-lain. Sementara buah-buahan nasional
baik yang sudah ada maupun yang baru diintroduksikan antara
lain jambu Jamaica, Jambu Air Citra, Buah Naga dan mangga (asal
jawa).
10
PDF Compressor Pro
III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUAH-
BUAHAN SUMATERA BARAT (2006-2014)
3.1. Potensi Tanaman Buah-buahan
Melihat perkembangan konsumsi masyarakat dewasa ini,
nampak jelas bahwa komoditas buah-buahan mempunyai peluang
yang besar dan sangat potensial bila dijadikan usaha utama
bagi petani atau masyarakat. Semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat akan kesehatan dan keseimbangan pangan dalam
tubuh, membuat permintaan akan buah-buahan semakin meningkat.
Peningkatan permintaan berdampak kepada terbukanya peluang
usaha buah-buahan, sehingga memicu motivasi masyarakat
untuk mengusahakan tanaman buah-buahan secara intensif.
Tarikan sisi hilir ini dengan dorongan sisi hulu perkembangan dan
ketersediaan teknologi serta komitmen aparat, akan mempercepat
proses tercapainya tujuan pembangunan yang direncanakan.
Satu hal lagi yang perlu ditingkatkan adalah peningkatan kualitas
sumberdaya manusia terkait, baik sebagai pelaku budidaya buah-
buahan maupun sumberdaya manusia penyalur atau pedagang
buah-buahan serta sumberdaya aparat yang membina usaha dan
kelembagaan petani. Program yang efektif dan gerakan terobosan
yang tepat sangat dibutuhkan untuk menggapai itu semua.
Besar harapan bahwa bila semua potensi yang ada digali
dan dapat dikembangkan suatu saat nanti peran dan kontribusi
buah-buahan dalam menggapai kesejahteraan petani akan semakin
besar. Dengan demikian pewujudan visi institusi akan terwujud lebih
cepat sehingga memperlihatkan peran sektor pertanian dalam
pembangunan daerah semakin nyata. Sejalan dengan ini, kedepan
kerjasama dan peran serta sektor lainnya dalam mengembangkan
potensi pertanian yang dimiliki sangat diperlukan dan ditingkatkan.
Utamanya menyangkut peningkatan layanan infrastruktur,
komunikasi dan permodalan. Ketiganya mempunyai peran dan
fungsi yang penting dalam proses pengembangan sektor pertanian.
11
PDF Compressor Pro
3.2. Program dan Terobosan
Menyadari perkembangan dan potensi buah-buahan dalam
percepatan gerakan agribisnis daerah dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat selalu berupaya
untuk mengembangkan
potensi buah-buahan yang
dimiliki. Program utama
yang dilakukan secara
berkelanjutan antara lain
alokasi anggaran untuk
pengadaan sarana produksi,
pembinaan budidaya dan
penerapan teknologi,
pembinaan kelembagaan
pendukung, peningkatan
kualitas sumberdaya
manusia serta penggalian
ilmu dan teknologi.
Sarana produksi
yang banyak disediakan
dan dibagikan ke petani
adalah bibit, pupuk kandang
dan pupuk buatan. Alokasi
dan penempatan sarana produksi ini dilakukan sesuai dengan
kondisi daerah berdasarkan kebutuhan dan dukungan wilayah. Bibit
yang diperbantukan merupakan bibit unggul yang spesiikasinya disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan.
Disadari memang dalam proses pengadaan dan pembagian ini
masih banyak ditemui kelemahan-kelemahan yang menyebabkan
bantuan yang diberikan tidak bermanfaat secara maksimal.
Kelemahan utama adalah mengenai mutu dan spesiikasi bibit atau pupuk yang sering tidak sesuai dengan permintaan dan harga yang
disepakati. Sistem pengadaan oleh pihak ketiga kedepan akan
diperbaiki agar rekanan bisa memenuhi spesiikasi barang sesuai
Gambar 17.Sekolah Lapang GAP Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota.
Gambar 18.Sekolah Lapang GAP Manggis di Kabupaten Sijunjung.
12
PDF Compressor Pro
dengan kontrak dan atau perjanjian kerjasama.
Pembinaan budidaya dan penerapan teknologi dilakukan
melalui pelatihan oleh narasumber yang berkompeten sesuai
dengan kebutuhan, pendampingan lapang oleh petugas lapang
serta diskusi. Semua kegiatan ini dilakukan secara rutin dan
biasanya dipaketkan dengan bantuan sarana produksi yang
diberikan. Dengan demikian, bantuan bibit dan sarana produksi yang
diberikan bisa berdayaguna dan berhasilguna. Sebagian petani
dan petugas ada yang dimagangkan ketempat-tempat usaha buah-
buahan yang lebih maju, diikutkan dalam acara lokakarya, workshop
maupun seminar. Selain itu juga diikutkan dalam iven-iven resmi
lokal, regional, nasional maupun internasional, menyangkut buah-
buahan khususnya dan hortikultura umumnya secara bertahap
dan berkelanjutan. Kegiatan terakhir ini sejalan dengan proses
peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga secara
tidak langsung proses peningkatan kualitas sumberdaya manusia
juga sudah diterapkan.
Pada dasarnya program dan terobosan yang dilakukan oleh
Pemerintah Sumatera Barat dalam upaya pengembangan potensi
buah-buahan sudah cukup banyak dan hasil yang diperoleh juga
sudah mulai berkembang dan mempunyai dampak yang cukup
signiikan. Mulai dari pengembangan kawasan tanaman buah, perluasan areal hortikultura, sampai kepada fasilitasi buah-buahan
untuk pensejahteraan petani dan bantuan bibit buah-buahan pada
berbagai kegiatan, seperti uraian berikut (2006 - 2014).
13
PDF Compressor Pro
3.2.1. Pengembangan Kawasan Tanaman Buah
Salah satu program terobosan yang telah dilakukan secara
bertahap sejak tahun 2006 adalah pengembangan kawasan
tanaman buah. Dalam program ini komoditas yang dikembangkan
adalah manggis dan jeruk. Pilihan komoditas ditetapkan berdasarkan
potensi dan keunggulannya di berbagai daerah kabupaten di Sum.
Barat
Pengembangan dilakukan dengan memberikan bantuan bibit yang
disesuaikan dengan dukungan wilayah. Bibit tanaman manggis
yang telah disalurkan berjumlah 93.000 batang untuk 930 ha lahan
dan bibit jeruk sebanyak 558.400 batang untuk 1.396 ha lahan
(Tabel 5.1.). Daerah pengembangan tanaman manggis mencakup
Kabupaten Sijunjung sebanyak 26.800 batang (268 ha), diikuti oleh
Kabupaten Pesisir Selatan (25.900 batang/259 ha), Kabupaten
Padang Pariaman (18.800 batang/188 ha), Kabupaten Solok
Selatan (10.000 batang/100 ha), Kabupaten Dharmasraya (7.500
batang/75 ha) dan Kabupaten Limapuluh Kota (4.000 batang/40
Gambar 19.Bapak Yanis, Pemilik PIT Jeruk Gunung Omeh, sekaligus penangkar benih
Jeruk Omeh.
Gambar 21. Pembuatan Lobang Tanam.
Gambar 20. Penanaman Benih Jeruk Gunung Omeh
Gambar 22. Bibit Gunung Omeh
14
PDF Compressor Pro
ha). Keenam daerah ini merupakan daerah sentra produksi manggis yang telah
eksis selama ini.
Bibit jeruk dialokasikan di Kabupaten Agam (213.600 batang/534 ha)
diikuti oleh Kabupaten Lima puluh Kota (160.000 batang/400 ha), Kabupaten
Solok Selatan (124.400 batang/311 ha), kemudian daerah Kabupaten Padang
Pariaman, Tanah Datar, Pesisir Selatan dan Kabupaten Solok dengan jumlah
pengembangan dibawah 100 ha. Tiga daerah pertama merupakan daerah sentra
produksi dan telah menempatkan komoditas jeruk sebagai komoditas unggul
daerahnya. Daerah lainnya merupakan daerah potensial yang juga sedang giat
mengembangkan usaha tanaman jeruk berkaitan dengan potensi dan kontribusi
hasil tanaman tersebut terhadap perolehan pendapatan masyarakat.
Tabel 3.1. Sebaran Tanaman Jeruk dan Manggis Dala Upaya
Pengembangan Kawasan Tanaman Buah di
Sumatera Barat Periode 2006-2014
Ka-wasan
Tahun
2006
Ha/batang
2007
Ha/batang
2008
Ha/batang
2009
Ha/batang
2010
Ha/btg
2011
Ha/btang
2012
Ha/batang
2013
Ha/batang
2014
Ha/batang
Jumlah
Ha/batang
50 Kota Jeruk 40/16.000 - - 10/4.000 - - 200/80.000 50/20.000 70/28.000 370/148.000
Manggis - 20/2.000 20/2.000 - - - - - - 40/4.000
Solok Selatan
Jeruk 48/19200 - - 20/8000 - 5/2000 108/43.200 50/20.000 56/22.400 287/114.800
Manggis - - - - - - 100/10.000 - - 100/10.000
Padang Paria-man
Jeruk 48/19200 27/10.800 - - - - - - - 75/30.000
Manggis - - - 10/10000 - 8/800 120/12.000 50/5.000 - 188/18.800
Sijunjung Jeruk - - - - - - - - - -
Manggis 48/4800 20/2000 20/2000 20/2000 - - 120/12.000 40/4.000 - 268/26.800
Agam Jeruk 64/25600 45/18.000 - - - - 200/80.000 150/60000 53/21.200 512/204.800
Manggis - - - - - - - - - -
Pessel Jeruk - - - - - - - - - -
Manggis - - - - - - 219/20.900 - 50/5.000 259/25.900
Pasaman Jeruk - 20/8.000 - - - - - - - 20/8.000
Manggis - - - - - - - - - -
Tanah Datar
Jeruk - 30/12.000 - - - - - - - 30/12.000
Manggis - - - - - - - - - -
Kab.
Solok
Jeruk - 16/6.252 10/4000 - - - - - - 26/10.252
Manggis - - - - - - - - - -
Dharmas
raya
Jeruk - - - - - - - - - -
Manggis 75/7500 - - - - - - - - 75/7.500
Total Jeruk 200/80000 138/55200 10/4000 30/12000 - 5/2000 508/203200 250/100000 255/102000 1396/558.400
Manggis 123/12300 20/2000 40/4000 30/3000 - 8/800 659/65900 90/9000 50/5000 930/93.000
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertanian Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait
15
PDF Compressor Pro
Dengan peningkatan areal tanam melalui bantuan bibit ini
diharapkan keberadaan dan fungsi tanaman manggis dan jeruk akan
semakin nyata dalam memberikan kontribusi terhadap perolehan
pendapatan masyarakat dan gerakan agribisnis serta pertumbuhan
ekonomi daerah di masa datang. Perkembangan diharapkan mulai
di daerah sentra produksi tepatnya wilayah pengembangan dan
berdampak kepada gerakan agribisnis dan pertumbuhan ekonomi
daerah dan nasional. Skenario ini diharapkan berjalan sedemikian
rupa, sehingga suatu saat nanti peran sektor pertanian akan semakin
nyata, terutama dalam peningkatan pendapatan dan pencapaian
kesejahteraan petani.
3.2.2. Perluasan Areal Hortikultura
Disamping “Pengembangan Kawasan Buah-buahan”, dalam
upaya mempercepat penggalian potensinya untuk kesejahteraan
petani, Pemerintah Sumatera Barat juga mengalokasikan anggaran
untuk pengembangan berbagai buah-buahan potensial melalui
program “Perluasan Areal
Hortikultura”. Program ini
juga telah dijalankan sejak
tahun 2006 dengan fokus
pengembangan melalui
bantuan bibit tanaman
manggis, jeruk, pisang dan
durian (Tabel 3.2).
Tujuan pengembangan
ini jelas sama dan sejalan
dengan program sebelumnya
yaitu untuk meningkatkan
kontribusi tanaman buah-
buahan terhadap perolehan
pendapatan masyarakat
dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan petani. Secara
umum program ini sekaligus Gambar 24. Bibit manggis di penangkar manggis Lubuk Minturun
Gambar 23. Bibit Pisang jantan di Kota Pariaman
16
PDF Compressor Pro
untuk mewujudkan gerakan agribisnis yang dinamis di masa
datang, yang arahnya tertuju kepada pewujudan visi institusi dan
visi pembangunan daerah. Diharapkan dengan program ini, suatu
saat nanti, buah-buahan akan menjadi primadona dan komoditas
unggulan dalam gerakan agribisnis daerah. dengan demikian,
kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan perekonomian
kerakyatan baik daerah maupun secara nasional akan semakin
nyata. Dampak lainnya, dengan kuatnya sektor pertanian, sektor
industri akan semakin maju. Dimana produk pertanian akan sangat
membantu dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan.
Daerah pengembangan buah-buahan dalam program ini
mencakup daerah Kabupaten 50 Kota, Solok Selatan, Padang
Pariaman, Sijunjung, Pasaman, Tanah Datar, solok dan Kabupaten
Pasaman Barat. Dalam program ini, komoditas utama yang
diperbantukan adalah jeruk sebanyak 226.000 batang untuk lebih
kurang 565 ha lahan. Kemudian diikuti manggis sebanyak 27.000
batang untuk 270 ha, pisang sebanyak 30 ha dan durian seluas
10 ha. Kebijakan penetapan jeruk sebagai komoditas utama adalah
mengingat potensinya yang cukup baik, terutama untuk beberapa
daerah tertentu. Suatu saat nanti, program ini akan mengatasi dan
membatasi atau menyaingi komoditas yang sama yang membanjiri
pasar-pasar di Sumatera Barat. Seperti diketahui sejak dua decade
terakhir, komoditas jeruk yang berasal dari Sumatera Utara telah
mendominasi pasar jeruk di banyak daerah termasuk Sumatera
Barat. Sementara Sumatera Barat diketahui sebagai salah satu
daerah yang cukup potensial untuk pengembangan komoditas
jeruk.
17
PDF Compressor Pro
Tabel 3.2. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Perluasan Areal
Kawasan/
Tahun
2006
Ha/batang
2007
Ha/batang
2008
Ha/batang
2009
Ha/batang
2010
Ha/btg
2011
Ha/btang
2012
Ha/batng
2013
Ha/batang
Jumlah
Ha/batang
50 Kota Jeruk - 30/12000 - - - - - - 30/12.000
Manggis 60/6000 - - - - - - - 60/60.000
Solok Sslatan Jeruk - - - - - - - 20/8000 20/8.000
Padang Pari-aman
Manggis 20/2000 - 50/5000 - - - - 20/2000 90/9.000
Pisang - 30/30000 - - - - - - 30/3.000
Sijunjung Manggis - - - - - - - 20/2000 20/2.000
Agam Jeruk - 30/12000 - - - - - - 30/12.000
Pasaman Jeruk - 30/12000 100/40000 - - 55/22000 - - 185/74.000
Manggis - - - - - - - 10/1000 10/1.000
Durian - - - - - - - 10/1000 10/1.000
Tanah Datar Manggis - - - - - - - 20/2000 20/2.000
Kab.Solok Manggis 20/2000 - - - - - - - 20/2.000
Pasaman Barat Jeruk 50/20000 200/80000 - 50/20000 - - 300/120.000
Total Jeruk - 90/36000 150/60000 200/80000 - 105/42000 - 20/8000 565/226.000
Manggis 100/10000 - 50/5000 - - 50/5000 - 70/7000 270/27.000
Pisang - 30/30000 - - - - - - 30/30.000
Durian - - - - - - - 10/1000 10/1.000
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait
Hortikultura di Sumatera Barat Periode 2006-2013
18
PDF Compressor Pro
Beberapa dekade belakangan, permintaan manggis dari
luar negeri cukup tinggi. Kondisi ini
sudah mengangkat nilai dan harga
buah manggis di pasaran lokal. Petani
mulai bergairah dalam merawat
tanaman manggis, walaupun belum
bisa dikategorikan sebagai usaha
yang intensif. Oleh karena itu, program
pengembangan ini diharapkan bisa
lebih meningkatkan lagi kontribusinya
terhadap pensejahteraan petani di masa datang. Beberapa daerah
sudah bisa dikategorikan sebagai daerah sentra produksi yang
bisa diharapkan sukses dalam pengembangan usaha nantinya.
Contohnya daerah Sijunjung, Kota Padang, Padang Pariaman,
Tanah Datar dan Lima Puluh Kota.
Begitu juga halnya dengan daerah lain, seperti Pesisir
Selatan, Pasaman, Pasaman Barat, Agam dan hampir semua
daerah di Sumatera Barat, sangat potensial untuk pengembangan
manggis, si ratu buah. Sudah banyak pedagang yang sukses
dalam menjual manggis, tetapi belum banyak petani yang menjadi
kaya karena tanaman manggis. Suatu saat dengan digalakkannya
program pengembangan ini diharapkan manggis tidak hanya
sebagai ratu buah, tetapi juga mampu menjadi primadona buah-
buahan ditinjau dari segi kontribusinya terhadap perekonomian
masyarakat dan daerah.
Potensi durian, juga tidak kalah dibanding jeruk dan
manggis. Bahkan komoditas ini sudah lebih dulu berperan besar
dalam menggerakkan agribisnis buah-buahan di Sumatera Barat.
Bisa dikatakan musim buah durian hampir tidak ada putusnya,
dan kontribusinya terhadap perolehan pendapatan masyarakat
(terutama pedagang) cukup nyata. Dengan disebarnya bibit
durian secara berkelanjutan, diharapkan kontribusinya terhadap
peningkatan sumber pendapatan petani semakin nyata. Diharapkan
suatu saat akan muncul kebun-kebun durian sebagai sumber utama
pendapatan petani, tidak lagi seperti sekarang. Dimana durian hanya
Gambar 25. Jeruk Gunung Omeh yang ditanam di POT lahan pekarangan
19
PDF Compressor Pro
sebagai tanaman sampingan di kebun campuran atau pekarangan.
Pisang merupakan komoditas lama yang masih tetap
berperan dalam mengisi tambahan pendapatan masyarakat.
Walaupun belum pernah mempunyai masa “jaya” atau masa
“mati”, pisang masih terus berperan dan berkembang. Komoditas
ini pernah mengalami masa surut yang cukup panjang karena
serangan penyakit layu yang disebabkan oleh jamur fusarium.
Tetapi secara perlahan dan pasti beberapa varietas atau jenis pisang
tertentu masih tetap eksis dan mampu bertahan untuk berkontribusi
terhadap perolehan pendapatan masyarakat. Kedepan komoditas
ini diharapkan kontribusinya akan semakin meningkat dan akan
menjadi salah satu komoditas unggulan daerah.
3.2.3. Pemanfaatan Lahan Pekarangan
Lahan pekarangan merupakan salah satu media yang cukup
produktif untuk pengembangan buah-buahan. Walaupun luasannya
terbatas, tetapi dengan jumlah yang banyak, lahan ini pasti sangat
berperan dalam menghasilkan dan memasok buah-buahan untuk
dipasarkan. Dengan demikian, luasan yang sempit bukan berarti,
lahan pekarangan tidak bisa dijadikan media untuk pengembangan
buah-buahan. Kebijakan ini diharapkan merupakan suatu keputusan
yang tepat, apalagi kalau dikaitkan dengan keindahan, keragaman
dan manfaat tanaman di pekarangan. Program ini sekaligus juga
mendukung intensifnya program nasional dalam pemanfaatan
lahan pekarangan yaitu KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari),
yang berfungsi sebagai benteng penguatan ketahanan pangan.
Selama periode tahun 2009-2013, Pemerintah Sumatera
Barat telah mengaokasikan anggaran untuk pengadaan dan
pendistribusian bibit tanaman buah-buahan buat lahan pekarangan
sebanyak 80.400 batang (Tabel 3.3). Bibit yang didistribusikan
adalah durian (37.500 batang), diikuti jeruk (27.000 batang), sirsak
(11.500 batang), strawberry (3.000 batang), salak (900 batang) dan
jeruk nipis sebanyak 500 batang.
Program pengembangan tanaman buah-buahan di lahan
pekarangan merupakan dukungan terhadap pengembangan
20
PDF Compressor Pro
tanaman buah-buahan sebelumnya yaitu kawasan buah-buahan
dan perluasan areal Hortikultura. Program ini didasarkan atas potensi
lahan pekarangan itu sendiri yang cukup luas bila dijumlahkan dari
sekian banyak pekarangan. Disamping itu, keberadaannya yang
dekat dengan penduduk (pemelihara) diharapkan dapat dipelihara
secara baik dan intensif sehingga bisa memberikan hasil yang
maksimal.
Dengan demikian, tanaman buah-buahan di lahan
pekarangan akan lebih produktif, tidak hanya untuk perolehan
pendapatan keluarga tetapi juga untuk gerakan agribisnis dan
pertumbuhan ekonomi daerah. walaupun jumlah sedikit per
lokasinya, tetapi bila mayoritas pekarangan mengusahakan
tanaman buah-buahan bisa dibayangkan berapa produk yang akan
dihasilkan dan berapa kontribusinya terhadap gerakan agribisnis
dan pertumbuhan perekonomian daerah.
Gambar 26. Pemanfaatan pekarangan dengan komoditas Jeruk di
Kota Padang
21
PDF Compressor Pro
Tabel 3.3. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Pemanfaatan
Kawasan/ Komoditi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah
Tahun Batang batang Batang Batang batang batang Batang
50 Kota Sirsak 2.500 - - - - 2.500
Durian - - - - 14.800 14.800
Jeruk - - - - 14.000 2.500 16.500
Kota Padang Jeruk - 5.000 - - - 5.000
Sirsak - 5.000 - - - 5.000
Durian - 0.000 - - 6.500 6.500
Sijunjung Durian - - - 4.500 - 4.500
Agam Sirsak 1.500 - 3.000 - - 4.500
Jeruk - - 3.000 - - 3.000
Tanah Datar Strawberry - - - 3.000 - 3.000
Jeruk - - - - 10.000 10.000
Kabupaten Solok
Durian - - - - 3.000 2.500 5.500
Pesisir Selatan Manggis 2.500 2.500
Pasaman Barat
Jeruk 12.500 12.500
Dharmasraya Durian - - - 4.000 700 4700
Kota Sawah-lunto
Durian - - - 4.000 4.000
Salak - - - 900 - 900
Kota Padang Duiran 2.500 2.500
Kota Pariaman Jeruk Nipis - - - - 500 500
Total Sirsak 3.500 5.000 3.000 - - 11.500
Durian - - - 12.500 22.000 5000 39500
Manggis 2500 2500
Jeruk - 5.000 3.000 - 10.000 15000 33000
Strawberry - - - 3.000 - 3.000
Salak - - - 900 - 900
Jeruk Nipis - - - - 500 500
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar dan Kabupaten/Kota terkait
Lahan Pekarangan di Sumatera Barat Periode 2009-2014
22
PDF Compressor Pro
3.2.4. Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN)
Mulai tahun 2011, Pemerintah Sumatera Barat
me”launching” program terobosan baru, yaitu “Gerakan
Pensejahteraan Petani” (GPP). Gerakan ini bertujuan untuk
mempercepat proses pencapaian visi pertanian daerah.
dimana pelaksanaannya tidak hanya oleh instansi pertanian
saja, tetapi mencakup enam instansi yang terkait lainnya.
Program “keroyokan” ini merupakan terobosan pemerintah
dengan mengalokasikan anggaran APBD. Banyak bantuan
dan program yang dijalankan dalam gerakan ini. Gerakan
Pensejahteraan Petani yang dicanangkan oleh Bapak
Gubernur Sumatera Barat merupakan gerakan terpadu
yang diprioritaskan untuk mengentaskan kemiskinan dan
pengangguran masyarakat. Sasaran yang ingin dicapai GPP
antara lain untuk meningkatkan jam kerja efektif Rumah
tangga petani dari 3,5 jam menjadi paling tidak 8 jam/hari,
melakukan diversiikasi usaha tani secara terpadu minimal menjadi 3 Jenis Usaha, untuk itu Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2011 melalui
Program Gerakan Pensejahteraan petani melaksanakan
kegiatan Kebun Bibit Buah-Buahan Nagari (KBBN).
KBBN ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan pada petani yang telah
biasa membudidayakan tanaman buah menjadi petani
penangkar buah, untuk itu pada kelompok-kelompok tani
GPP sebanyak 62 kelompok tani difasilitasi dengan Dana
masing-masing kelompok sebesar Rp 20 juta yang akan
dimanfaatkan untuk membuat sendiri bibit buah-buahan.
Agar petani tersebut mahir melakukan perbanyakan
bibit buah-buahan, maka sebelum pelaksanaan kegiatan
seluruh petani calon penangkar sebanyak 62 orang ini dilatih
dan dimagangkan terlebih dahulu di Balai Benih Induk (BBI)
Lubuk Minturun.
23
PDF Compressor Pro
Bibit buah-buahan yang diperbanyak oleh penangkar
KBBN adalah bibit jeruk,jambu biji, duku, mangga, sirsak,
durian, manggis, belimbing, alpokat, sawo, pepeya, srikaya,
dan terung pirus
Bibit buah-buahan yang dihasilkan oleh penangkar
benih KBBN disebarkan secara gratis di kelompok tani
penangkar dan di Nagari GPP, sampai saat ini bibit buah-
buahan yang dihasilkan jeruk 17.800 batang, Jambu biji
128.346 batang, duku 688 batang, mangga 1.450 batang,
sirsak 276.670 btg, durian 3500 batang, manggis 928
batang, belimbing 4.040, Alpokat 530 batang, sawo 330
batang, papaya 5.405 batang, srikaya 1.500 batang, terung
pirus 4.000 batang, rincian per kelompok tani seperti
24
PDF Compressor Pro
No
Kabupaten/
Kota
Kecamatan
Nagari/
KelurahanKelompok
TaniBibit buah
yang dihasilkan (btg)
1
PasamanTigo Nagari
Binjai
Suka Maju Jeruk 1.500
Jambu biji 1,290
Duku 468
Mangga 250
Sirsak 1,500
Durian 1,500
Manggis 428
Bonjol
Ganggo Mudik
Bandar Gaib
Jambu biji 2,000
Belimbing 1,000
sirsak 2,000
jeruk 2,500
Rao
Taruang-Taruang
Maju Bersama
Jambu biji 2,000
Sirsak 1,000
Padang Gelugur Padang Gelugur
Kami Saiyo
Sirsak 5,000
Jambu biji 2,500
2. Pasaman Barat
Talamau Kajai Karya Bersama Jambu biji 3,676
Sirsak 2,160
Belimbing 740
Luhak Nan Duo Koto Baru Sejahtera II Jambu biji 2,800
sirsak 2,400
belimbing 800
Kinali Kinali Saiyo Sakato sirsak 4,400
Jambu biji 3,000
Pasaman Lingkuang Aua Tunas Harapan Sirsak 5,200
Jambu biji 2,300
Tabel 3.4 Kebun Buah Nagari (KBBN) Tahun 2011
25
PDF Compressor Pro
3.
Agam
Palembayan IV Koto Palem-
bayan
Kapeh Mandiri Sirsak 5,300
Jambu biji 1,500
Alpokat 530
Jeruk ka-
cang
200
Sawo 330
Pepaya 905
Baso Simarasok Elok Basamo jambu biji 4,000
sirsak 4,500
Lubuk
Basung
Kampuang
Pinang
Bintungan Jaya sirsak 4,000
Jambu biji 2,500
Srikayo 1,500
Canduang Lasi Batang Sikuau Sirsak 3,510
terung pirus 4,000
jambu biji 500
Pepaya 500
Kamang
Magek
Kamang Hilir Mekar Sari Sirsak 3,000
Jambu biji 3,000
Durian 2,000
4. Lima Puluh Kota
Suliki Sungai Rimbang Dagang Saiyo Sirsak 5,000
Jambu biji 3,000
Guguak Guguak VIII Koto Aie Malanteh
Batu
Sirsak 5,000
Jambu biji 2,500
Akabiluru Durian Gadang Maju Jaya Sirsak 7,500
Harau Solok Bio-Bio Bukik Jambu Sirsak 4,500
Jambu biji 3,500
5. Tanah Datar
Pariangan Sungai Jambu Merapi Subur Jeruk nipis 4,500
Sirsak 4,000
Jambu biji 500
Salimpaung Tabek Patah Keluarga Sejati Sirsak 7,800
Lintau Buo Taluak Tani Makmur Sirsak dan 4,500
Jambu biji 3,000
Rambatan Balimbiang Balerong Sari Sirsak 6,400
Batipuh Batipuh Baruh Jeruk Manis Sirsak 4,000
jambu biji 4,000
26
PDF Compressor Pro
6. Sijunjung
Sijunjung Paru Koto Tangah Sirsak 4,500
Jambu biji 3,000
Kamang Baru Muaro Takung P. Unggeh Saiyo Sirsak 4,000
Jambu biji 3,500
Koto VII Palaluar Riak Sepakat Jeruk nipis 2,500
Jeruk purut 1,500
Pepaya 3,000
IV Nagari Muaro Bodi Sopiang Indah Sirsak 3,500
Jambu biji 3,500
7. Dharmasraya
Sitiung Sitiung Family Agung Sirsak 4,000
Jambu biji
merah
4,000
Pulau Punjuang Sikabau Pugoan Sirsak 8,000
Koto Salak Pulau Mainan Bina Krya
Mandiri
Sirsak 4,000
Jambu biji
mrh
4,000
Koto Baru Sialang Gaung Sido Makmur Sirsak 4,000
Jambu biji 4,000
IX Koto Banai Tunas Muda Sirsak 6,000
8. Solok Selatan
Pauh Duo Alam Pauh Duo Legowo Jambu biji 3,400
Sirsak 3,400
Jeruk 1,200
Sangir Jujuhan Bidar Alam Tuah Saiyo Sirsak 3,850
Jambu biji 2,530
Manggis 500
Durian 220
Jeruk 900
Sangir Jujuhan Lubuk Gdg Timur Mina Tani Ma-
honi
Jambu biji 2,000
Sirsak 6,000
Kt Prk Gadang
Diateh
Pakan Rabaa Supra Mandiri Sirsak dan 5,500
jambu biji 2,000
27
PDF Compressor Pro
9. Padang Pariaman
2 x 11 Kayu Tanam Anduriang Amanah anak
Ngari Sirsak 7,500
Batang Gasan Malai V Suku Karya Teladan Sirsak 4,000
jambu biji 3,500
V Koto Kp. Dalam Campago Nusa Indah Sirsak 4,000
Jambu biji 2,500
belimbing 1,500
VII Sei Sariak Lareh Nan Pan-
jang
Ampek Saiyo Sirsak 2,500
Jambu biji 2,500
VII Sei. Sariak Sungai Sariak Saiyo Sakato Jambu biji 5,100
Sirsak 2,000
jeruk nipis 1,000
10. Pesisir Selatan
Bayang Koto Barapak Durian Tabah Mangga 1,200
Lengayang Kambang Timur Mandiri Sirsak 8,000
Ranah Pesisir Palangai Tanjung Hara-
pan
Sirsak 8,000
11. Solok
X Koto Diateh Paninjauan Tunas Muda Sirsak 5,000
Hiliran Gumanti Sariak Alahan Tigo Berkat Yakin Sirsak 2,000
Jambu biji 4,000
Hiliran Gumanti Sungai Abu Usaha Maju Sirsak 6,000
Jambu Biji 1,500
Gunung Talang Koto Gaek Guguk Labuah Saiyo Sirsak 3,500
Jambu biji 4,000
pepaya 1,000
12. Kota Padang
Koto Tangah Lubuk Minturun Telaga Biru Sirsak 8,000
Lubuk Kilangan Koto Lalang Saiyo Sirsak 3,600
Jambu biji 3,600
13. Payakumbuh
Payakumbuh
Timur
Padang Alai Sei Baih Sirsak 7,600
Limposi III Nagari Koto Panjang
Dalam
Pdg. Bringin Talao Sirsak 5,000
28
PDF Compressor Pro
14. Bukittinggi
Aur Birugo Tigo
Baleh
Kubu Tanjuang Harapan I Sirsak dan 6,000
Jambu biji 2,000
Mandiangin Kt.Sa-
layan
Cimpago Guguak
Bulek
Lubuk Berlian Sirsak 2,500
Jambu biji 2,500
15. Solok
Lubuak Sikarah Tanah Garam Minang Saiyo Sirsak 3,000
Jeruk 2,000
Jambu biji 3,000
Tanjuang Harapan Tanjuang Paku Harapan Baru Sirsak 7,000
16. Padang Panjang
Padang Panjang
Timur
Koto Katik Kampung Bodoh Sirsak 3,000
Jambu biji 4,000
Pd Panjang Barat Bukit Surungan Sepakat Barat Sirsak 4,100
Jambu biji 4,100
17. Sawahlunto
Talawi Rantih Taruko Sirsak 7,000
Jambu biji 1,000
Barangin Kolok Nan Tuo Upam Sirsak 5,000
Jambu biji 3,000
Pariaman Timur Sungai Sirah Harapan Sirsak dan 5,000
Jambu biji 2,500
Pariaman Utara Sungai Rambai Saiyo Sirsak 7,950
jambu biji
mrh
50
Total Jeruk 17,800
Jambu biji 128,346
Duku 688
Mangga 1.450
Sirsak 276,670
Durian 3,500
Manggis 928
Belimbing 4,040
Alpokat 530
Sawo 330
Pepaya 5,405
Srikaya 1,500
Terung Pirus 4,000
29
PDF Compressor Pro
3.2.5. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Pensejahteraan
Petani
Gerakan dan program pengembangan buah-buahan tidak
berhenti sampai disitu. Setiap ada terobosan selalu buah-buahan
diikutkan untuk dibagikan kepada masyarakat, agar suatu waktu
tanpa terasa komoditas ini akan memberikan kontribusi terhadap
pemeliharanya. Tidak hanya memberikan hasil untuk dikonsumsi,
tetapi juga akan mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil
penjualan hasil yang berlebih.
Mulai Tahun 2012 sampai 2014 Program Gerakan
Pensejahteraan Petani dilanjutkan dengan kegiatan Fasilitasi bibit
buah-buahan untuk Peningkatan Pensejahteraan Petani. Bibit buah-
buahan yang didistribusikan untuk petani di daerah GPP cukup
bervariasi. Ada bibit tanaman introduksi atau tanaman baru yang
dikembangkan dan ada juga bibit tanaman yang sudah berkembang
sejak lama. Tanaman baru yang dikembangkan jambu Jamaica dan
Jambu Citra serta sukun, terung pirus dan jambu biji bagi sebagian
daerah. Sementara tanaman yang sudah eksis sebelumnya adalah
sirsak, durian, jeruk, nangka dan jeruk nipis. Dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2014 jumlah bibit yang sudah dibagikan ke
petani di Nagari GPP tidak kurang dari 324.090 batang.
Tanaman yang terbanyak dialokasikan adalah sirsak
(91.150 batang) diikuti oleh jambu biji (70.150 batang), kemudian
sukun (49.980 batang), jambu Jamaica (49.520 batang), jambu
Citra (38.480 batang), durian, nangka, jeruk nipis, belimbing, terung
pirus dan jeruk (Tabel 3.5). semua tanaman ini diharapkan pada
masanya nanti akan berperan cukup besar terhadap peningkatan
pendapatan masyarakat serta progresif dalam gerakan pertumbuhan
ekonomi daerah, disadari memang bahwa tidak semua tanaman
yang dibagikan akan tumbuh dan berkembang dengan baik, karena
semuanya akan sangat tergantung kepada masyarakat atau petani
pemeliharanya.
Adanya program ini, paling tidak kedepan peran tanaman
buah-buahan dalam mengisi perolehan pendapatan petani dan
masyarakat bisa dijadikan momentum pertumbuhan ekonomi yang
30
PDF Compressor Pro
dinamis dan berkelanjutan. Apalagi kalau dihubungkan dengan
program lainnya yang lebih dahulu, bersamaan atau Tabel 3.4.
Kebun Bibit Buah Nagari (KBBN) Tahun 2011
Bersamaan atau belakangan, diyakini buah-buahan akan
memberikan kontribusi yang tidak kecil dalam mengisi pendapatan
daerah. Dengan demikian pewujudan kesejahteraan petani bukan
lagi merupakan sesuatu yang sulit, bahkan sektor pertanian daerah
secara menyeluruh diyakini akan semakin kuat dalam memicu dan
memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berdampak nasional.
31
PDF Compressor Pro
Tabel 3.5. Sebaran Tanaman Buah-buahan Dalam Program Fasilitasi Bibit Untuk
Kab/Kota komoditas2012 2013 2014 Jumlah
Batang batang Batang batang
50 KotaJ.Jamaica 1,160 4,400 5,560
Sirsak 7,480 4,400 13,000 24,880
Sijunjung Jambu biji 480 400 880
J.Jamaica 480 2,400 2,880
Sirsak 1,920 - 1,920
Sukun 4,320 4,400 12,600 21,320
Agam Jambu biji 2,340 4,400 6,740
J.Jamaica 4,100 - 4,200 8,300
J. Citra 460 5,800 6,260
Sirsak 1,500 - 1,500
Sukun 960 - 960
Tanah Datar Jambu Biji - 480 480
J. Citra 5,520 4,400 9,920
Sirsak - 4,400 12,000 16,400
Sukun 480 - 480
Kabupaten Solok Jambu Biji 960 - 960
J. Jamaica - 1,400 8,400 9,800
Sirsak 3,180 8,800 11,980
Sukun 2,040 - 2,040
Dharmasraya J. Jamaica 480 3,600 4,080
J. Citra 480 - 480
Sirsak 480 - 480
Sukun 1,140 3,600 11,400 16,140
Nangka 5,760 - 5,760
Pasaman Barat Jambu Biji 480 4,000 4,480
J. Jamaica 5,460 4,600 10.600
Sirsak 240 - 240
Jeruk 11,400 11,400
Sukun 1,380 - 1,380
Pesisir Selatan J. Citra - 3,200 12,600
15,800
Sukun 7,120 3,200 10,320
Pensejahteraan Petani di Sumatera Barat Periode 2012-2014
32
PDF Compressor Pro
Pasaman Jambu biji - 2,000 2,000
J.Jamaica 480 6,800 7,280
J. Citra 480 - 480
Sirsak 3,200 3,200
Sukun 2,880 - 2,880
Jeruk - - 11,200 11,200
Solok Selatan Jambu biji - - 6,000 6,000
J.Jamaica 840 - 360 1,200
J. Citra 920 1,680 2,600
Sirsak 840 3,600 4,440
Jeruk 2,400 2,400
Sukun 3,120 3,600 6,720
Padang Pariaman Jambu biji - - 1,000 1,000
J.Jamaica - 4,400 4,400
J. Citra 480 5,600 6,800 12,880
Sirsak 1,440 - 1,440
Sukun 960 4,400 1,000 960
Kota Padang Jambu biji - -
J.Jamaica 1,920 1,800 2,400 6,120
J.Citra - 1,800 1,800
Sirsak 1,220 - 1,220
Sukun 1,440 - 1,440
Ko.Bukittinggi J. Jamaica 1,920 - 2,400 4,320
Kota Payakumbuh Jambu biji - -
J.Jamaica 2,400 2,400
J. Citra 960 1,600 200 2,760
Sirsak 1,920 - 1,920
Sukun 960 - 960
Kota Solok Jambu biji 260 - 260
J.Jamaica 2,880 400 2,400 5,680
Sirsak 700 400 1,100
Kota P.Panjang J. Citra 700 - 700
Sirsak 1,220 - 1,220
Kota Sawahlunto Jambu biji - -
Jamaica 2,400 2,400
J.Citra - 800 800
Sirsak
Sukun 2,880 800 3,680
33
PDF Compressor Pro
Kota Pariaman Jambu Biji - -
Jambu Citra - 3,600
600
4,200
J.Jamaica 1,800
1,800
Sirsak - -
Total
Jambu biji 4,520 15,280 20,000 39,800
J.Jamaica 19,720 29,800 25,000 74,520
J. Citra 10,000 28,480 25,000 63,480
Sirsak 25,000 24,800 25,000 74,800
Sukun 29,980 20,000 25,000 74,980
Jeruk G.O 25,000 25,000
Nangka 5,760 - 3,800 9,560
Total 94,980 118,360 148,800 362,140
Sumber : diolah dari Laporan bulanan Instansi Dinas Pertania Prov.Sumbar
dan Kabupaten/Kota terkait
34
PDF Compressor Pro
3.2.6. Fasilitasi Bibit Buah-buahan untuk Gerakan
Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir (G-PEMP)
Disamping empat program diatas, Pemerintah Sumatera
Barat juga telah mengalokasikan anggaran untuk pengembangan
tanaman buah-buahan melalui “Fasilitasi Bibit untuk Gerakan
Pensejahteraan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Walaupun tidak
sebesar program-program terdahulu, paling tidak program ini
diharapkan mampu membantu perbaikan ekonomi masyarakat
yan bermukim di wilayah pantai atau pesisir. Program ini baru
dilaksanakan mulai tahun 2012, dimana telah dialokasikan bibit
sirsak sebanyak 15.000 batang pada tahun 2012 dan ditambah
5.000 batang lagi pada tahun 2013. Bibit lain yang telah dibagikan
adalah jambu biji sebanyak 5.000 batang dan buah naga sebanyak
2.000 batang, semuanya dilakukan pada tahun 2012, Tahun 2013
sirsak 10.000 btg dan tahun 2014 sirsak 5.000 batang.
Besar harapan masyarakat pesisir yang umumnya lebih
akrab dengan laut, juga ikut berperan untuk mengusahakan lahan
yang berada disekitar pemukimananya dengan tanaman buah-
buahan. Pemilihan komoditas yang dibagikan, disesuaikan dengan
habitat tanaman itu sendiri, dengan harapan dapat tumbuh baik
dan berkembang. Suatu saat nanti, disamping menghasilkan ikan,
masyarakat pesisir juga akan berperan dalam memasok kebutuhan
masyarakat akan buah-buahan.
Gambar 27.Distribusi Bantuan Bibit Buah-buahan Gambar 28. Penanaman bibit jambu biji peningkatan pensejahteraan dan ekonomi masyarakat pesisir
(GPEMP) di Kab. Pasaman Barat
35
PDF Compressor Pro
3.2.7. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Berbagai Kegiatan
3.2.7.1. Bantuan bibit buah-buahan pada Gerakan Perempuan
Tanam dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan
Kesehatan Keluarga
Seperti diungkapkan sebelumnya, komitmen Pemerintah
Sumatera Barat terhadap pengembangan tanaman buah-buahan
tidak main-main dan asalan saja. Lima program diatas masih
dianggap belum cukup untuk menggebrak potensi komoditas-
komoditas potensial ini. Oleh karena itu disetiap kesempatan dan
setiap iven, Pemerintah selalu mengalokasikan anggaran untuk
pengadaan bibit buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun
kedaerahan.
Pada tahun 2008, pada acara Gerakan Perempuan Tanam
dan Pelihara untuk Ketahanan Pangan dan Kesehatan Keluarga
yang dicanangkan oleh Ibu Negara secara Nasional serentak pada
tanggal 1 Desember 2008, untuk Sumatera Barat dilaksanakan
di Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat
mendistribusikan bibit buah-buahan berupa bibit sukun sebanyak
600 batang, bibit Jambu Air sebanyak 360 batang, Bibit Rambutan
Binjai sebanyak 400 batang, bibit Rambutan Rapiah sebanyak
348 batang dan bibit mangga harum manis sebanyak 300 batang,
yang dibagikan di 7 (tujuh) korong yaitu Korong Tanjung Basung I,
Korong Kabun, Korong Kampung Apar, Korong Salisikan, Korong
Kaliek, Korong Pasar Usang, Korong Tanjung Basung II dan Korong
Kali Air Nagari Sungai Buluh Kecamatan Anai Kabupaten Padang
Pariaman.
Dari hasil evaluasi ke lapangan 600 batang bibit sukun
hidup 435 batang dan saat ini 200 batang telah menghasilkan,
Jambu air 360 batang, telah menghasilkan 250 batang, Rambutan
700 batang, hidup 425 batang dan telah menghasilkan 50 batang,
dan mangga dari 399 batang hanya hidup 100 batang dan saat ini
50 batang telah menghasilkan.
Dari hasil pembicaraan dengan Wali Korong Tanjung Basung
I Bapak Syahrial dari semua komoditi yang dibantu tersebut cocok
dan 90 % menghasilkan hanya komoditi mangga yang kurang baik
pertumbuhannya dan banyak yang mati.
36
PDF Compressor Pro
3.2.7.2 Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Saka Taruna Bumi
Komitmen Pemerintah Sumatera Barat terhadap
pengembangan tanaman buah-buahan sangat besar sehingga
setiap kesempatan dan setiap iven Pemerintah Propinsi Sumatera
Barat selalu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan bibit
buah-buahan, baik yang bersifat lokal maupun kedaerahan.
Pada tahun 2012, disaat iven Saka Taruna Bumi di Kota
Padang. Pemerintah Sumatera Barat menyediakan bibit Jambu
Kristal sebanyak 2.000 batang dan bibit sarikaya sebanyak 2.000
batang yang dibagi-bagikan kepada masyarakat di Kota Padang.
3.2.7.3. Bantuan Bibit Buah-buahan Dalam Iven Hari Pangan
Sedunia
Komoditas yang sama (jambu Kristal dan Srikaya) juga
dibagikan kepada masyarakat Sumatera Barat yang berkunjung ke
kegiatan Hari Pangan Sedunia (HPS), masing-masing sebanyak
2.500 batang. Semua bibit ini dibagikan secara gratis dengan
harapan masyarakat penerima akan memeliharanya dengan baik
sehingga bisa memberikan hasil untuk mereka sendiri.
3.2.7.4 Bantuan Bibit Buah-buahan untuk Masyarakat Sumatera
Barat melalui pembagian bibit buah-buahan (di GOR
Haji Agus Salim, Padang Panjang, PKK Kota Padang, dll
Bibit buah-buahan banyak diminati oleh masyarakat,
untuk itu Dinas Pertanian Tanaman Pangan Prov Sumatera Barat
pada tahun 2014 ini juga memfasilitasi
masyarakat Kota Padang, Kota Padang
Panjang dan PKK Kota Padang berupa
bibit sirsak, Jambu biji dan sukun dengan
Gambar 29. Jambu CitraGambar 30. Nangka Mini
Gambar 32. Jambu Biji
Gambar 31. Sukun Manis
37
PDF Compressor Pro
jumlah sebanyak 1.000 batang dan saat ini baru ditanam.
Kesimpulan secara menyeluruh dapat dikemukakan bahwa
dari tahun 2006-2014, jumlah bibit tanaman buah-buahan yang
telah dibagikan sebanyak 1.879.320 batang. Berdasarkan laporan
dari lapang saat ini tanaman hidup dan berkembang baik sebanyak
1.062.418 batang, sebagian kecil sisanya mati, Dari sekian
banyak tanaman yang hidup, 73.326 batang diantaranya sudah
menghasilkan. Dari angka ini bisa diperkirakan besarnya rupiah
yang telah dan akan dihasilkan. Pada bab berikutnya sebagai
gambaran umum dikemukakan kontribusi dari sebagian tanaman
buah-buahan di berbagai tempat di Sumatera Barat. Yang pasti
kedepan, kontribusi tanaman hortikultura ini, akan semakin nyata
dan sangat besar perannya dalam gerakan dan pertumbuhan
agribisnis dan perekonomian masyarakat. Besar harapan, buah-
buahan akan memberikan peran yang signiikan dalam mewujudkan kesejahteraan petani Sumatera Barat.
Dampak nyata pengembangan buah-buahan tidak
hanya sebatas pada perkembangan agribisnis dan peningkatan
pendapatan daerah saja, tetapi juga berdampak pada pelestarian
lingkungan, pengkayaan ragam tanaman dan sumber pendapatan,
keindahan wilayah, pertumbuhan industri dan perangsang
aktivitas pembangunan daerah, utamanya dalam pengembangan
infrastruktur.
Disamping pengadaan dan pendistribusian bibit buah-buahan,
sebagai pendukung gerakan tersebut juga telah dialokasikan
anggaran untuk pembinaan kelembagaan yang dilakukan secara
rutin dan berkelanjutan setiap tahun. Kadang-kadang kegiatan ini
disejalankan dengan kegiatan peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, melalui pelatihan, pengawasan dan bimbingan
berkelanjutan. Jambu Kristal yang sudah mulai berbuah dari bibit
yang disebarkan di kota Padang
38
PDF Compressor Pro
IV. KERAGAAN USAHA DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
BUAH-BUAHAN DI SUMATERA BARAT
4.1 Keragaan Usaha
Sampai saat ini, Sumatera Barat masih mengandalkan
sektor pertanian sebagai sumber utama pendapatan mayoritas
masyarakatnya. Disamping tanaman perkebunan, kontribusi
tanaman pangan dan hortikultura cukup dominan dalam mengisi
perolehan pendapatan daerah. mulai dari tanaman padi, jagung,
berbagai sayuran dan buah-buahan serta sebagian tanaman hias.
Tanaman buah-buahan yang sangat menonjol
perkembangannya dewasa ini diantaranya adalah jeruk, manggis,
pisang, sirsak, dan durian. Selain itu peran buah-buahan yang
lain seperti jambu biji, Jambu Jamaica, Jambu Air Citra, Sukun,
Stroberry, Salak, Sawo, markisah, pepaya, buah naga juga sudah
mulai meningkat. Ditunjang oleh mangga dan duku dari daerah lain,
buah-buahan ini sudah mulai memperlihatkan kemampuan dan
kapasitasnya sebagai pesaing dari buah-buahan luar negeri yang
membanjiri pasar-pasar tradisional dan pasar swalayan di berbagai
daerah Sumatera Barat.
Secara umum, disadari bahwa belum banyak komoditas
buah-buahan yang menjadi pilihan sebagai sumber pendapatan
yang utama bagi masyarakat. Komoditas ini kebanyakan masih
berfungsi sebagai usaha sampingan atau komoditas tambahan bagi
petani atau rumah tangga. Tanaman buah-buahan lebih banyak
diusahakan dalam sebuah kebun campuran. Dimana didalamnya
secara intensif diusahakan tananam lain sebagai sumber utama
pendapatan. Kebanyakan petani lebih mengutamakan komoditas
pangan dan atau sayuran tertentu sebagai sumber utama
pendapatan keluarga. Kenyataan ini merupakan sesuatu yang
lumrah, karena kebutuhan akan bahan pangan dan sayuran jauh
lebih tinggi dan konsisten, bahkan cenderung meningkat dibanding
dengan peningkatan permintaan akan buah-buahan. Tetapi
perkembangan jumlah manusia yang seiring dengan peningkatan
41
PDF Compressor Pro
pengetahuan akan kesehatan serta membaiknya perekonomian,
secara perlahan juga berpengaruh kepada permintaan akan buah-
buahan sebagai bahan pangan tambahan penyeimbang dalam
tubuh. Sehingga potensi komoditas buah-buahan sebagai sumber
utama pendapatan mulai jadi perhatian dan pilihan.
Tidak hanya sebagai pengaruh dari pertumbuhan jumlah
penduduk, tetapi program pengembangan buah-buahan yang intens
dilakukan telah merubah persepsi petani terhadap tanaman buah-
buahan. Tanaman yang tadinya hanya sebagai tanaman pekarangan
atau tanaman yang tumbuh liar dan sering tidak diperhatikan,
sekarang sudah mulai dipelihara dan diusahakan secara baik oleh
beberapa petani. Tanaman ini ternyata mampu memberi kontribusi
yang nyata pada perolehan pendapatan keluarga petani.
Banyak petani sudah mulai merintis dan mengembangkan
tanaman buah-buahan secara serius dengan investasi yang cukup
besar serta penerapan teknologi sesuai dengan tuntutan tanaman.
Usaha yang dilakukan sudah bergerak kearah usaha komersial,
tidak lagi hanya sekedar menanam dan menunggu untuk mengambil
hasilnya. Bahkan ada sebagian petani sudah mengusahakan
kebun buah-buahan dalam skala yang cukup luas, jauh lebih luas
dibanding usahatani padi, jagung, ubi ataupun sayuran sebagai
sumber utama pendapatan.
Gambar 33. Prototipe usaha tani buah - buahan di kebun campuran di Sumatera Barat.
42
PDF Compressor Pro
Beberapa usaha buah-buahan yang saat ini mulai berkembang
diantaranya;
1. Pertanaman Sirsak yang dilaksanakan pada tahun 2009 di pekarangan
oleh masyarakat Nagari Batu Balang Kecamatan Harau Kabupaten
Lima Puluh Kota yang awalnya menerima bantuan bibit sirsak
sebanyak 2.500 batang, saat ini sirsak tersebut telah berproduksi,
sehingga masyakat nagari batu batang saat ini disamping sirsak
dikonsumsi sendiri, juga sudah menjual buah sirsak, untuk peningkatan
pendapatan keluarga
2. Beberapa kebun stroberry yang telah berkembang di Kecamatan X
Koto Kabupaten Tanah Datar, yang awalnya dilaksanakan tahun
2012 dilaksanakan Demplot Stroberry sebanyak 3.000 batang di
samping Pasar Sayur segar di Nagari Aie Angek Kecamatan X Koto,
melihat keberhasilan demplot stroberry tersebut banyak petani sekitar
ikut membudidayakan stroberrry dimaksud karena harga jual yang
menjanjikan (1 kg Rp. 60.000,-).
3.Beberapa kebun durian yang dikembangkan oleh pengusaha dan
petani di Kabupaten Dharmasraya dan di Kabupaten Sijunjung. Luas
usaha berkisar antara 2 – 10 ha. Bahkan satu petani ada yang sudah
mengembangkan kebun durian mendekati 20 ha, sebagian sudah mulai
berbuah. Begitu juga halnya di Sijunjung, beberapa kebun durian dan
manggis (1-5 ha), kebun jambu biji di Padang Pariaman dan Padang
(3-8 ha), dan yang banyak berkembang saat ini adalah kebun jeruk
yang tersebar diberbagai kabupaten dan kota seperti Kabupaten Lima
Puluh Kota, Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten
Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Barat,
Kota Padang, Kota Pariaman dan daerah lainnya. Luasan usahatani
jeruk berkisar antara 0,25 – 5 ha per petani, melihat keberhasilan
pertanaman durian tersebut maka pada tahun 2012 banyak kelompok
tani ingin mengembangkan durian, untuk itu pada tahun 2012 telah
dibantu bibit durian untuk masyarakat Kabupaten Dharmasraya
sebanyak 8.000 batang. Kabupaten Sijunjung (9.000 batang) dan Kota
Sawahlunto sebanyak 8.000 batang.
4. Beberapa kebun jambu biji di Kabupaten Padang Pariaman yang
bermula dari kebun H. Zahari Zakaria mengembangkan usaha budidaya
jambu biji. Usaha tersebut ternyata mampu menghasilkan pendapatan
cukup tinggi buat petani. Kalau usaha pertanian ini dilakukan dengan
sungguh-sungguh petani bisa sejahtera. Ini dibuktikan dengan usaha
43
PDF Compressor Pro
budidaya jambu biji pak haji ini, dia dapat menghasilkan Rp 10
juta per minggu, jambu biji milik H. Zahari Zakaria, ARIZA FARM
di Korong Limpato, Nagari Sungai Sariak, Kabupaten Padang
Pariaman tidak hanya menghasilkan pendapatan, usaha
tersebut juga mampu membuka lapangan kerja untuk warga
sekitar. ‘Hebatnya pak haji juga telah mempekerjakan 15 orang
perhari dengan gaji
Rp 50 ribu perhari ini membuktikan bahwa usaha pertanian bisa
mensejahterakan petani.
5.Usaha kebun buah-buahan lainnya yang sudah berkembang
adalah usaha buah naga di Padang dan Padang Pariaman,
kebun salak di Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Pasaman,
Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi dan Padang
Panjang. Tidak kalah pentingnya, tanaman sirsak, sukun dan
belimbing juga sudah diusahakan petani secara luas sebagai
sumber perolehan pendapatan. Sementara buah-buahan lainnya
seperti durian, rambutan, alpukat, sawo,nangka, mangga dan
pepaya sudah lebih dulu dikembangkan, hampir disemua daerah.
Kondisi ini merupakan suatu kemajuan bagi sektor
pertanian daerah, khususnya subsektor hortikultura. Potensinya
untuk mengisi perolehan pendapatan masyarakat cukup tinggi,
begitu juga perannya dalam mengisi pendapatan daerah.
berdasarkan data statistik, di Sumatera Barat saat ini berkembang
lebih kurang 20 komoditas buah-buahan dengan sebaran yang
berbeda pada setiap daerah, tergantung dukungan sumberdaya
alam dan preferensi petaninya (Tabel 4.1).
4.2 Perkembangan Populasi dan Produksi
Bercermin kepada kondisi lapang, nampak jelas pesatnya
kemajuan usaha tanaman buah-buahan tingkat petani. Hampir
semua lahan yang tersedia dan atau lahan terlantar telah
diusahakan dengan menanam tanaman buah-buahan. Tidak
hanya lahan pekarangan, lahan tegalan dan kebun campuran
yang diintensifkan sebagai lahan kebun buah-buahan, tetapi
juga lahan terlantar seperti lahan pinggiran jalan dan bantaran
44
PDF Compressor Pro
kali juga dimanfaatkan. Tanaman yang banyak diusahakan pada
lahan pinggiran dan pekarangan adalah sirsak, jambu biji, mangga,
belimbing dan lainnya. Perkembangan ini semakin menjelaskan
bahwa tanaman buah-buahan telah mulai menjadi pilihan bagi
masyarakat. Pilihan untuk mendapatkan hasil buahnya dan juga
pilihan untuk mendapatkan nilai jual buahnya sebagai salah
satu sumber pendapatan baru. Data statistik pada Tabel 4.1,
memperlihatkan dan menjelaskan perkembangan tanaman buah-
buahan sejak tahun 2007.
Tabel 4.1. Sebaran jenis dan kuantitas buah-buahan di Sumatera Barat 2007,
No Komoditas 2007 2010 2013
Tanam baru (btg,
rpn)
Jumlah akhir tahun (btg, rpn)
produksi (ton)
Tanam baru(btg,
rpn)
Jumlah akhir tahun (btg, rpn)
produksi (ton)
Tanam baru (btg,
rpn)
Jumlah akhir tahun (btg, rpn)
produk-si (ton)
1 Alpukat 17.370 536.559 21.024 49.423 565.431 29.456 12.049 581.445 40.968
2 Belimbing 849 17.725 283 953 15.854 505 1.151 15.650 574
3 Duku/L.sat 5.165 194.673 9.619 15.546 208.667 441 1.363 202.831 4.383
4 Durian 42.085 1.157.297 36.802 37.428 1.215.883 22.112 28.330 1.395.356 54.958
5 Jambu biji 2.687 62.689 712 3.578 59.314 1.473 11.768 98.228 2.505
6 Jambu air 1.968 120.021 1.926 1.643 76.261 3.013 20.176 100.290 2.067
7 Jeruk 130.147 1.554.458 20.449 56.824 1.564.842 31.615 134.009 1.674.140 37.726
8 Jeruk besar 318 7.433 47 202 7.144 124 132 7.029 213
9 Mangga 11.505 247.990 4.208 12.266 264.683 7.309 4.722 273.500 7.740
10 Manggis 39.286 566.246 18.364 10.276 617.309 4.092 50.034 768.549 11.952
11 Nangka/C 4824 151.780 4.999 6.105 166.974 7.145 6.129 172.421 7.621
12 Nanas 13.223 151.780 660 17.494 224.048 507 3.331 122.895 308
13 Papaya 49.002 251.329 5.944 35.406 309.806 8.985 90.727 640.085 15.569
14 Pisang 426.867 3.906.461 62.129 361.806 3.961.345 100.524 113.911 3.633.520 126.335
15 Rambutan 12.882 897.690 25.380 5.412 826.145 8.662 2.927 723.720 18.255
16 Salak 13.401 360.943 2.594 2.808 304.118 2.993 1.720 250.526 2.166
17 Sawo 4597 137.395 13.062 3.054 140.355 11.762 1.508 140.237 9.910
18 Markisah 16.626 1.526.471 91.066 3.972 1.387.020 114.930 2.749 1.248.449 103.520
19 Sirsak 1007 14.561 180 18.329 38.303 304 30.053 138.388 767
20 Sukun 511 14.345 97 552 14.696 287 18.552 43.214 448
Sum Bar 1.254.301 12.355.490 244.341 682.965 11.948.288 357.239 814.196 13.231.978 468.061
Sumber : Diolah dari Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat Tahun 2007, 2010 dan 2012
2010 dan 2013
45
PDF Compressor Pro
Secara menyeluruh untuk wilayah Sumatera Barat, jumlah
populasi dan produksi komoditas-komoditas buah-buahan tersebut
kelihatan menurun sejak tahun 2008 sampai tahun 2012 (Tabel
4.1.). Berat dugaan bahwa penurunan ini terjadi karena banyaknya
tanaman yang mati karena umur yang sudah sangat tua. Mayoritas
tanaman buah-buahan yang berkembang sebelumnya merupakan
tanaman peninggalan orang tua. Kebanyakan dari tanaman
tersebut sudah berumur tua dan tidak produktif lagi. Kenyataan ini
menunjukan bahwa langkah peremajaan yang dilakukan sangat
lambat dan sangat sedikit sehingga tidak bisa mengimbangi angka
kematian tanaman tua dan kerusakan sebagai akibat dari serangan
hama dan atau penyakit serta penebangan dan alih fungsi lahan.
Kondisi diatas menyatakan bahwa sebelumnya telah
terjadi kelalaian dalam kegiatan peremajaan. Kelengahan ini
menyebabkan terjadinya penurunan populasi dan produksi yang
cukup memprihatinkan secara berkelanjutan. Tetapi kondisi
dan kelemahan tersebut, telah diantisipasi jauh sebelumnya
dengan menetapkan kebijakan dan alokasi anggaran untuk lebih
mengintensifkan program dan kegiatan pengembangan tanaman
buah-buahan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan
diperoleh hasil yang signiikan, yang akan dibuktikan tidak hanya oleh perkembangan populasi dan produksi saja tetapi juga akan
dicirikan oleh perkembangan agribisnis dan pertumbuhan ekonomi
masyarakat yang lebih cepat serta berbagai dampak lainnya yang
dinamis.
Komoditas Unggulan
Data statistik pada Tabel 4.1 diatas, menjelaskan bahwa ada
beberapa komoditas yang sudah berkembang dengan jumlah yang
menonjol dan produksi yang cukup tinggi. Komoditas-komoditas
yang telah berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang
nyata terhadap pendapatan dan perkembangan agribisnis daerah
tersebut dapat digolongkan sebagai komoditas unggulan. Sementara
komoditas lapis keduanya dengan populasi dan perkembangan
yang lebih rendah, dikategorikan kedalam komoditas andalan. Dan
46
PDF Compressor Pro
komoditas lapis ketiga yang perkembangannya dibawah komoditas
andalan serta komoditas-komoditas baru yang diintroduksikan
dimasukan kedalam kategori komoditas harapan.
Data tahun 2017 – 2012 diatas, menyimpulkan bahwa
ada enam komoditas yang bisa dikategorikan sebagai komoditas
unggulan, yaitu pisang, jeruk, markisah, durian, rambutan dan
manggis. Komoditas lapis kedua atau bisa juga kita kategorikan
sebagai komoditas andalan adalah alpukat, pepaya, mangga, salak,
duku/ langsat, nangka dan sawo Komoditas lainnya yang termasuk
kategori komoditas harapan yang suatu saat nanti akan meningkat
statusnya menjadi komoditas andalan ataupun unggulan, adalah
jambu air, belimbing, nenas, jambu biji, sirsak, sukun dan jeruk
besar. Berikut diuraikan keragaan dan perkembangan beberapa
komoditas yang sedang berkembang di Sumatera Barat dewasa ini.
Pisang. Pada tahun 2012, jumlah populasi tanaman pisang
mencapai 3.764.801 batang dan produksi sekitar 137.347 ton.
Artinya, komoditas ini telah banyak dipelihara dan dikembangkan
oleh masyarakat Sumatera Barat. Lahan usaha tersebar pada lahan
kering berupa pekarangan, lahan tegalan, ladang dan pinggiran lahan
perkebunan serta lahan-lahan kosong pinggir jalan atau pinggiran
sawah. Produk yang dihasilkan lebih banyak digunakan sebagai
buah segar untuk konsumsi. Disamping itu, masyarakat juga sudah
mulai mengolah buah pisang untuk menghasilkan makanan dalam
bentuk lain seperti pisang goreng, pisang rebus (khusus pisang
jantan mempunyai rasa spesiik dan sudah diusahakan sejak lama) dan kue-kue lainnya dengan bahan utamanya pisang.
Saat ini, secara umum komoditas pisang telah mampu
memberikan kontribusi yang besar dalam mengisi perolehan
pendapatan masyarakat. Kontribusi ini akan semakin meningkat
sejalan dengan semakin tergalinya berbagai potensi yang ada pada
komoditas ini dengan meningkatkan nilai tambahnya. Nilai pisang
tidak hanya dari buah segar tetapi lebih potensial sebagai bahan
baku industri berbagai produk. Baik produk kosmetik, obat-obatan
47
PDF Compressor Pro
maupun industri pangan. Potensi yang paling besar saat ini adalah
dalam industri pangan.
Daerah sentra produksi pisang saat ini berada di Kabupaten
Padang Pariaman (2012 ; populasi 642.015, produksi 14.644
ton) diikuti oleh Kabupaten Pasaman Barat (2012 ; populasi
474.368, produksi 21.031), Kabupaten Lima Puluh Kota (2012
; populasi 466.978, produksi 13.513 ton), Pesisir Selatan (2012
; populasi 432.537, produksi 16.217 ton), Agam (2012 ; populasi
391.579, produksi 24.679), Tanah Datar (2012 ; populasi 312.842,
produksi 9.363 ton), Kabupaten Solok, Pesisir Selatan dan Kota
Pariaman (2012 ; populasi 156.589, produksi 4.725 ton). Dalam
perkembangannya, hampir semua daerah mengalami penurunan
populasi dan produksi. Hal ini terjadi karena wabah penyakit yang
menyebabkan penurunan minat petani untuk memelihara tanaman
pisang.
Usahatani pisang yang lebih maju dan berkembang telah
dilakukan oleh petani di Kota pariaman, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten
Tanah Datar. Para petani sudah mememelihara tanaman pisang
dalam sebuah kebun yang tertata dengan baik, ada juga yang
mengusahakan pisang diantara tanaman kelapa seperti di Kota
Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, pisang sebagai
tanaman pelindung atau integrasi dengan kakao, pisang integrasi
dengan tanaman pangan dan sebagian juga sudah ada yang
mengembangkan kebun pisang monokultur seperti di Tanah Datar
dan Agam.
Gambar 34. Penampilan kebun pisang di Padang Pariaman dan Tanah Datar
48
PDF Compressor Pro
Bila satu KK tani memiliki tanaman pisang lebih dari 20
rumpun, mereka bisa menikmati hasil sebesar Rp 150.000
sampai Rp 300.000 setiap bulannya. Hasil ini bisa lebih tinggi bila
tanaman dipelihara dengan baik menggunakan teknik budidaya
sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Begitu juga halnya dengan upaya pengembangan jenis
dan volume usaha pisang. Industri yang berkembang sekarang
(terutama di Tanah Datar, Pariaman dan Bukittinggi) masih dalam
skala industri rumah tangga. Belum nampak perkembangan kearah
industri kecil atau menengah, walaupun permintaan pasar akan
produk olahan pisang cukup bagus. Kelemahan utama adalah
karena kurang kuatnya penguasaan modal, sementara untuk
memperoleh bantuan dari pihak bank dan pemodal membutuhkan
waktu yang cukup lama dan persyaratan administratif yang ketat.
Memang banyak bantuan dari mitra atau perusahaan-perusahaan,
tetapi besarannya terbatas pada industri rumah tangga. Faktor
ini menjadi hal utama terkendalanya pertumbuhan industri yang
lebih luas dan bisa mendapatkan nilai tambah yang tinggi serta
membuka peluang kerja untuk generasi muda pedesaan. Perhatian
aparat pemerintah belum bisa terkonsentrasi pada pembinaan ini,
karena banyaknya kegiatan lain yang harus dilakukan dalam waktu
bersamaan.
Melihat perkembangan data statistik (Tabel 4.1), populasi
pada tahun 2012 (3.764.801 btg) jauh menurun dibanding populasi
tahun 2007 dan 2010 (3.906.461 btag dan 3.961.345 btg). Tetapi
produksi tonasenya meningkat cukup tajam. Kenyataan ini
menunjukan bahwa telah terjadi perbaikan teknik budidaya yang
signiikan dimana terjadi peningkatan produktivitas yang cukup tinggi. Penurunan populasi terjadi karena maraknya serangan
hama dan penyakit pada jenis-jenis pisang tertentu. Contohnya
adalah serangan fusarium pada pisang kepok yang sangat sulit
diatasi, sehingga saat ini pisang kepok mulai langka di pasaran.
Disamping itu harganya meningkat tajam karena permintaan masih
tinggi. Pisang lain yang mengalami penurunan populasi adalah
49
PDF Compressor Pro
pisang raja, walaupun tidak ada data statistik yang mendukung
tetapi gejala dan perkembangan pasar memperkuat pernyataan
tersebut. Sama halnya dengan kondisi pisang kepok, pisang raja
mulai sulit diperoleh di pasaran. Permintaan cukup tinggi walaupun
harga jualnya meningkat.
Melihat potensinya, usahatani tanaman pisang dewasa
ini semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan
yang berhubungan dengan perkembangan industri rumah tangga.
Sejalan dengan itu usahatani yang dilakukan oleh para petani juga
semakin baik. Para petani pisang sudah mulai memberi pupuk
tanaman pisang, yang selama ini tidak pernah dilakukan. Perbaikan
yang menonjol juga adalah mulainya petani memangkas atau
mengurangi anak pisang dengan harapan untuk mendapatkan hasil
yang lebih besar. Pola dan perkembangan penerapan teknologi
ini merupakan salah satu kunci sukses terjadinya peningkatan
produktivitas. Perkembangan ini juga sudah mengarah kepada
usaha yang profesional, yaitu mengharapkan usahatani pisang
sebagai sumber pendapatan utama. Kenyataan ini merupakan
hasil yang positif dari upaya pengembangan dan pembinaan yang
dilakukan selama ini.
Salah satu faktor yang dominan sebagai faktor penghela
dari perkembangan diatas adalah peningkatan permintaan yang
kontinyu dan cenderung meningkat, yang diiringi dengan harga jual
yang semakin baik. Peningkatan permintaan tidak hanya disebabkan
oleh meningkatnya kebutuhan daerah lain (seperti Lampung), tetapi
juga disebabkan oleh berkembangnya industri pengolahan pangan
berbahan baku pisang di berbagai daerah di Sumatera Barat.
Industri pengolahan pangan ini membutuhkan bahan
baku yang cenderung meningkat setiap tahunnya seiring dengan
peningkatan aktivitas jual beli produk industri tersebut seperti kripik
pisang, kue kering dan lainnya.
Pemasaran produk pisang saat ini belum berjalan baik. Tetapi
dengan pembinaan yang berkelanjutan didukung dengan fasilitasi
kerjasama dan pemberdayaan kelembagaan, aspek ini akan dapat
ditangani dengan baik, terutama kelembagaan kolaborasi antara
50
PDF Compressor Pro
petani, pedagang dan pengusaha. Dengan demikian semua potensi
yang ada bisa digali untuk pencapaian kondisi yang kondusif
untuk pengembangan komoditas unggulan. Kegiatan ini akan
meningkatkan pendapatan masyarakat secara langsung dan secara
perlahan dampaknya juga akan berkembang pada usaha agribisnis
dan perekonomian daerah. Keberadaan kelembagaan kolaborasi
akan mampu mengeleminir gejolak harga. Jaminan pendapatan
akan meningkatkan motivasi usaha, yang akan berdampak pada
penerapan teknologi. Kalau hal ini terwujud maka peningkatan
produksi akan berjalan secara berkelanjutan dan pertumbuhan
ekonomi daerah akan berjalan lebih dinamis. Disamping itu, adanya
kelompok kolaborasi akan lebih meningkatkan jangkauan pasar,
tidak hanya sebatas pasar lokal saja tetapi berkembang sampai pada
pasar internasional (ekspor) sesuai dengan permintaan konsumen.
Dalam hal ini juga diharapkan dukungan pemerintah pusat dalam
pengadaan dan pemeliharaan peralatan komunikasi dan informasi,
agar proses dan perkembangan harga dan permintaan pasar dapat
dipantau.
Perkembangan pisang di Sumatera Barat lebih baik
dibanding komoditas-komoditas lainnya. Walaupun pernah
mengalami penurunan populasi dan produksi yang sangat tajam,
komoditas ini mampu bertahan dan tetap menjadi komoditas
unggulan daerah. Kondisi ini sudah berlaku sejak lama dan
sampai saat ini belum ada komoditas lain yang menyamai rekor
komoditas pisang. Kecenderungan peningkatan yang baik hanya
pada perkembangan komoditas manggis, tetapi angkanya masih
jauh dibawah pisang. Sementara perkembangan komoditas lainnya
kebanyakan berluktuasi, kadang meningkat kadang menurun. Berdasarkan peninjauan lapang, diperkirakan komoditas
yang akan bergerak naik masa datang untuk menyamai atau bahkan
mengungguli komoditas pisang adalah jeruk. Saat ini minat dan
motivasi masyarakat di beberapa daerah sentra jeruk dan daerah
pengembangan, mulai meningkat sehubungan dengan semakin
baiknya harga dan pemasaran jeruk. Perkembangan teknologi
pemeliharaan jeruk juga berperan aktif dalam memicu dan menarik
51
PDF Compressor Pro
minat masyarakat untuk mengusahakan tanaman jeruk. Satu hal
lagi yang mendorong percepatan perkembangan jeruk nanti adalah
daya adaptasinya yang cukup tinggi, mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi tanaman jeruk tumbuh baik dan berkembang
di Sumatera Barat.
Jeruk. Sejak tahun 2007 hasil tanaman jeruk di Sumatera
Barat mulai memperlihatkan kecenderungan yang meningkat. Tahun
2007 produksi baru mencapai angka 20.448 ton dengan jumlah
tanaman lebih dari 1.500.000 batang. Angka produksi ini kemudian
naik menjadi 24.555 ton pada tahun 2008 dan bergerak lagi menjadi
24.780 pada tahun 2009. Angka ini terus merambat naik, mencapai
25.253 ton pada tahun 2010 dan sudah mencapai 41.837 pada
tahun 2012. Diyakini peningkatan produksi akan terus terjadi seiring
dengan semakin banyaknya populasi yang telah menghasilkan.
Disamping itu, daerah baru sebagai penghasil jeruk seperti
Kototinggi, Baso dan Pekonina Solok Selatan mulai melihatkan
potensinya. Kedua daerah ini merupakan sentra produksi baru yang
sangat prospektif dan diharapkan akan terus berkembang sejalan
dengan semakin meningkatnya kemauan petani dan masyarakat
untuk berusahatani jeruk. Daerah lain yang bakal menjadi sentra
produksi baru adalah Kabupaten Agam dan Pesisir Selatan. Saat
ini kebanyakan tanaman jeruk mendekati masa produksi.
Angka produksi tersebut diatas sebenarnya masih dibawah
angka produksi tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun
2006 Sumatera Barat telah mencapai angka produksi sebesar
37.722 ton, menurun drastis pada tahun 2007 menjadi 20.488
ton. Penurunan yang drastis ini disebabkan oleh serangan hama
penyakit, rendahnya penerapan teknologi terutama pemupukan dan
penyiangan tanaman serta juga dipengaruhi oleh perkembangan
komoditas pesaing lainnya, baik dalam usaha monokultur maupun
pada lahan campuran.
Produktivitas yang dicapai sangat beragam, tergantung
pada pola usaha yang dilakukan serta penguasaan teknologi dan
kekuatan modal yang dikuasai. Secara umum, rata-rata produktivitas
52
PDF Compressor Pro
jeruk di Sumatera Barat berkisar antara 40-60 kg /pohon/tahun,
rata-rata 50,40 kg/pohon/thn. Angka ini masih jauh dibawah potensi
jeruk siam yang mampu mencapai 150 kg/pohon/tahun atau setara
dengan 60 ton/ha/thn. Masih sangat terbuka peluang peningkatan
produksi yang sekaligus juga berpotensi besar dalam meningkatkan
pendapatan petani dan memicu pertumbuhan agribisnis yang
berbasis di pedesaan.
Daerah yang paling tinggi produktivitasnya menurut data
statistik, adalah Kabupaten Agam, diikuti oleh Pasaman dan Solok
Selatan. Tetapi secara individu, saat ini produktivitas paling tinggi
dicapai oleh beberapa petani di Gunung Omeh, yaitu mencapai 120-
150 kg/ha/thn. Umumnya tanaman yang menghasilkan produksi
tinggi tersebut merupakan tanaman tua berumur diatas lima belas
tahun. Tanaman yang baru menghasilkan serta tanaman yang
kurang terawat produktivitasnya masih rendah, paling tinggi sekitar
30-an kg/phn/thn.
Gambar 35. Kunjungan Gubernur Sumatera Barat dan Bupati Lima Puluh Kota ke
kebun petani jeruk di Kototinggi Kecamatan Gunung Omeh
Data yang tersedia belum bisa memisahkan antara luasan
jeruk keprok, jeruk siam dan jeruk siam Gunung Omeh. Jeruk keprok
umumnya berkembang di Kabupaten Solok, dikenal dengan nama
jeruk kacang. Sedikit di daerah Kabupaten Agam dan Pasaman.
53
PDF Compressor Pro
Sebenarnya jeruk siam yang berkembang saat ini, sama jenisnya
dengan jeruk siam Gunung Omeh. Perbedaan hanya pada rasa dan
penampilan buah yang dihasilkan, buah jeruk siam Gunung Omeh
lebih bagus, merata, besar-besar dan mempunyai rasa serta aroma
tersendiri.
Perkembangan terbaru dari wilayah Gunung Omeh,
perluasan areal perkebunan jeruk sudah bergerak ke daerah
tetangga sebelah barat, yaitu Pagadis, Sei.Guntung dan Angge
Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam. Kondisi alamnya lebih
kurang sama dengan topograi nagari Koto tinggi dengan potensi lahan diperkirakan tidak kurang dari 1.000 ha. Tanaman jeruk
kelihatan cukup sesuai di daerah ini, dan diyakini bisa menyamai
keberhasilan daerah Gunung Omeh ataupun Baso. Oleh karena itu,
pemerintah cukup proaktif mengembangkan usaha tanaman jeruk
disana dengan memberikan bantuan bibit serta memotivasi petani
untuk serius menangani usahatani jeruk.
54
PDF Compressor Pro
Gambar 36. Tampilan kebun jeruk baru dan kebun jeruk
telah menghasilkan di Kototinggi, Kecamatan
Baso, Kabupaten Agam
Daerah lain yang telah berhasil dalam mengembangkan
jeruk siam Gunung Omeh salah satunya adalah Nagari Koto Tinggi,
tepatnya jorong Koto Gadang, Kecamatan Baso, Kabupaten Agam.
Saat ini luas pertanaman di Kototinggi, Baso sudah lebih dari 120 ha
lebih kurang 30 % diantaranya sudah menghasilkan. Tanaman yang
dibudidayakan dengan perawatan yang baik, mampu mencapai
hasil yang hampir sama dengan hasil usaha yang dilakukan di
Gunung Omeh. Potensi lahan untuk perluasan areal di daerah ini
masih cukup luas, terutama di daerah perbukitan di kaki Gunung
Merapi.
Seorang petani di Kototinggi Baso, dengan jumlah tanaman
200 batang pada tahun kedua produksi (umur tanaman 4-5 tahun)
bisa memperoleh pendapatan sampai Rp 45.000.000,-. Sementara
modal usaha yang sudah dibelanjakan selama pemeliharaan lima
tahun jauh dibawah itu. Hasil ini masih dibawah produksi yang
dicapai oleh Ketua gapoktannya, dengan jumlah tanaman yang
55
PDF Compressor Pro
sama bisa memperoleh pendapatan Rp 65 juta lebih. Kedua orang
ini merupakan petani yang berhasil karena merawat tanamannya
dengan intensif dan penuh perhatian dan keyakinan.
Keberhasilan dua orang petani ini, sudah dijadikan contoh
oleh petani lainnya. Tanpa disadari, usaha dan keberhasilan mereka
itu menjadi pemicu motivasi petani lainnya untuk merawat tanaman
jeruknya dengan baik dan tepat. Sebelumnya, para petani yang
diberi bantuan bibit jeruk tersebut kurang serius dalam merawat
tanamannya, bahkan ada diantara mereka yang hanya menanam
saja, baik di pekarangan maupun intercropping dengan tanaman
sayuran. Perhatian lebih cenderung diberikan kepada tanaman
sayuran saja, sementara tanaman jeruknya dibiarkan tumbuh kerdil
tidak terawat. Tetapi setelah tiba masa panen yang dilakukan oleh
kedua petani diatas, mereka seolah tersentak dan tidak percaya.
Tanaman yang ditanam lebih kurang sama sudah menghasilkan
dengan buah yang begitu lebat dan besar-besar, sementara
tanaman mereka masih tumbuh merana.
Melihat kenyataan dan potensi tersebut, mulailah para
petani tersebut meniru dan merawat tanaman jeruknya dengan
baik dan benar. Mereka sudah tidak malu-malu lagi untuk bertanya,
dimana sebelumnya mereka tidak mempedulikan ketika ada acara
pelatihan dan sekolah lapang mengenai usahatani jeruk. Bahkan
sekarang banyak kelompok tani mulai diaktifkan kembali dan
meminta kepada petugas untuk diadakan SL (Sekolah Lapang)
jeruk secara berkelanjutan. Sejak tahun 2013, mayoritas pohon
jeruk di Kototinggi, Baso dalam kondisi prima dengan hasil yang
maksimal dan cenderung meningkat.
Gambar 37. Kunjungan Menteri Pertanian Ir. Suswono didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Barat ke kebun jeruk petani di Kototinggi, Kecamatan Baso.
56
PDF Compressor Pro
Dibandingkan dengan wilayah Kototinggi, Kecamatan
Gunung Omeh dan sekitarnya, nampaknya penampilan tanaman
jeruk di Baso jauh lebih baik dan merata. kondisi ini sudah dibuktikan
dan dirasakan sendiri oleh Menteri Pertanian Suswono. Ketika
berkunjung ke kebun jeruk petani Kotogadang tersebut, beliau
merasa puas dan memetik sendiri buah jeruk yang kebanyakan
tergolong kedalam kualitas super (Gambar 4.5). Saking senangnya,
Menteri Pertanian berlama-lama berada di kebun tersebut dan
sangat senang berdialog dengan petani. Beliau juga menghimbau
agar petani jeruk lainnya mencontoh dan mengusahakan tanaman
jeruk seperti usaha yang telah dilakukan oleh petani Baso tersebut.
Selain perawatan tanaman yang maksimal, kelebihan
petani jeruk Baso adalah dalam memasarkan produknya. Mereka
memasarkan buah jeruknya sendiri-sendiri atau memberikan
kepada pedagang tertentu dengan harga yang lebih tinggi (harga
jual sudah mulai ditetapkan oleh produsen). Selain itu sebagian
petani langsung membawa produknya ke perumahan, perkantoran
ataupun tempat-tempat keramaian. Bahkan sudah ada yang
memasarkan secara on-line, pesan lebih dulu barang diantar
ketempat dengan harga sesuai kesepakatan. Dalam penetapan
harga, produsen lebih dominan dan telah mempunyai posisi tawar
yang lebih tinggi. Perkembangan ini cukup menggembirakan dan
merupakan titik ungkit untuk kebangkitan petani, terutama dalam
meningkatkan posisi tawarnya. Kata kuncinya terletak pada kualitas
barang yang dipasarkan serta jaminan akan kepuasan pelanggan.
Pada Tabel 4.2. dikemukakan analisis peluang investasi
dan prakiraan perolehan pendapatan usahatani jeruk untuk daerah
Kototinggi, Baso. Analisis ini bisa digunakan sebagai penawaran
kepada para pemerhati dan pemilik modal untuk membantu petani
melalui kerjasama.
57
PDF Compressor Pro
Tabel 4.2. Analisis investasi usahatani jeruk/ha di
Kototinggi, Baso, Kabupaten Agam (Prediksi 15
tahun)
Tahun ke
Biaya Produksi Hasil Yang Diperoleh
Tenaga Kerja Bibit, Pupuk, Pestisida
Jeruk (kg)
Nilai (Rp)
1 9.000.000 6.000.000 0 0
2 9.000.000 4.000.000 0 0
3 9.000.000 8.000.000 1.000 10.000.000
4 12.000.000 10.000.000 3.000 30.000.000
5 12.000.000 12.000.000 6.000 60.000.000
6 12.000.000 13.000.000 9.000 108.000.000
7 15.000.000 15.000.000 12.000 144.000.000
8 15.000.000 15.000.000 16.000 180.000.000
9 15.000.000 16.000.000 18.000 270.000.000
10 18.000.000 17.000.000 20.000 300.000.000
11 18.000.000 17.000.000 13.000 195.000.000
12 18.000.000 18.000.000 11.000 165.000.000
13 15.000.000 20.000.000 10.000 150.000.000
14 15.000.000 18.000.000 9.000 135.000.000
15 15.000.000 18.000.000 8.000 120.000.000
Catatan : perkiraan harga jual minimal ,..... Rp 10-15.000/kg. Jumlah batang = 400/ha
Produksi (pengalaman petani) tahun I (umur >3 tahun) = <= 5 kg/btg, tahun II = 10 kg/btg ; tahun III = 15
kg/btg ; tahun IV = 20 kg/btg dst (tergantung teknik pemeliharaan dan takaran masukan). Pendapatan
akan lebih tinggi bila harga jual meningkat. Perkiraan harga diatas adalah harga minimal saat ini.
Kelemahan utama mayoritas petani adalah pada
penguasaan modal. Mereka kurang mampu merawat tanamannya
secara baik dan maksimal karena keterbatasan penguasaan modal
usaha. Petani menawarkan kerjasama kepada yang berminat
untuk membantu tambahan modal guna perawatan tanaman,
utamanya untuk pengadaan pupuk tanaman dan pestisida yang
sangat dibutuhkan. Kunci keberhasilan usahatani jeruk ini sangat
tergantung kepada asupan hara dan pengendalian serangan hama
58
PDF Compressor Pro
dan penyakit, disamping teknik pemangkasan dan penjarangan
buah.
Daerah lain yang juga aktif mengembangkan tanaman jeruk
di Kabupaten Agam adalah Kecamatan Kamang Magek, Palupuh
dan Matur. Potensi lahan yang tersedia untuk penanaman jeruk
cukup luas. Secara keseluruhan, di Kabupaten Agam diperkirakan
tersedia lahan untuk pengembangan jeruk siam Gunung Omeh
sekitar 1.000 ha lebih.
Wilayah Kecamatan Kamang Magek dulunya juga merupakan
sentra jeruk, tetapi tanamannya pernah habis punah karena
serangan CVPD pada tahun 80-90-an. Kondisi lahan lebih kurang
sama, bergelombang sampai berbukit, dan sekarang ditumbuhi
semak belukar seperti hutan sekunder. Sebagian petani sudah mulai
kembali mengusahakan tanaman jeruk pada bekas lahan jeruk lama
atau lahan bukaan baru. Daerah lembah sekitar perbukitan yang
banyak didaerah ini sangat potensial untuk pengusahaan tanaman
jeruk. Sama halnya dengan wilayah kecamatan Palupuh. Daerah
ini lebih dekat dan sejajar dengan wilayah jeruk di Kecamatan
Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota. Saat ini tanaman
jeruk di Palupuh belum menghasilkan, kebanyakan masih dalam
fase pertumbuhan vegetatif baru sebagian kecil yang sudah mulai
berbuah.
Wilayah Kecamatan Matur, terutama nagari Lawang juga
sangat cocok untuk pertumbuhan jeruk siam gunung Omeh. Beberapa
petani sudah mengembangkan tanaman ini di pekarangannya dan
tanaman umumnya tumbuh baik dan menghasilkan. Masalahnya,
tanaman jeruk ini kalah bersaing dengan tanaman tebu yang lebih
dulu eksis dan punya potensi ekonomi yang cukup menguntungkan
bagi sebagian besar masyarakatnya. Daerah ini sudah terkenal
sejak zaman dahulu sebagai daerah sentra produksi tebu dan
kacang tanah.
Potensi dan perkembangan tanaman jeruk juga terdapat
di wilayah Kabupaten Tanah Datar, tepatnya di Kecamatan
Salimpaung sampai Sungai Tarab serta wilayah Kecamatan X
Koto Diatas. Luas lahan yang diperkirakan potensial tidak kurang
59
PDF Compressor Pro
dari 1.000 ha. Kondisi lahan mulai dari datar, bergelombang dan
berbukit, tetapi lerengnya tidak terjal seperti yang terdapat di
kecamatan Gunung Omeh. Usaha yang dilakukan masih beragam,
ada yang baik hampir menyamai usaha yang dilakukan petani jeruk
di Baso dan ada juga yang masih biasa-biasa saja. Tetapi secara
menyeluruh kelihatannya para petani jeruk sudah menyadari betul
akan peran dan potensi tanaman jeruk ini terhadap perolehan
pendapatan. Mungkin keterbatasan akan ketersediaan modal yang
juga berkaitan dengan kebutuhan hidup yang cenderung meningkat
membuat petani masih belum mampu mengusahakan tanaman
jeruk mereka secara baik dan tepat.
Perkembangan yang cukup signiikan dan cenderung meningkat setiap tahunnya terjadi di daerah Kabupaten Pesisir
Selatan. Usaha bantuan dan penyebaran bibit yang dilakukan
secara berkelanjutan serta keberhasilan petani daerah lain, telah
memicu motivasi petani Pesisir Selatan untuk mengusahakan
tanaman jeruk dengan baik. Sebagian petani sudah merasakan
manfaat dan kontribusi tanaman jeruk bagi perekonomian keluarga.
Sehingga keberhasilan ini juga menarik minat dan meningkatkan
usaha petani lainnya untuk berbuat sama agar memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi.
Melihat produktivitas yang dicapai, usahatani jeruk yang
dilakukan di Sumatera Barat, secara umum belum mencapai
kapasitas optimalnya, rata-rata hasil masih dibawah 20 ton/ha/
tahun. Belum banyak petani yang berhasil mencapai produktivitas
yang jauh lebih tinggi. Sementara petani di Kabupaten Tanah
Karo Sumatera Utara, ada yang sudah mencapai 60 ton/ha/tahun.
Kondisi ini memperlihatkan besarnya peluang untuk peningkatan
produktivitas dan pendapatan petani. Peningkatan pendapatan yang
signiikan membuka peluang besar bagi percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
Rendahnya produktivitas disebabkan oleh masih rendahnya
penguasaan dan penerapan teknologi ditingkat petani. Bagi
sebagian petani, faktor ini berkaitan dengan kemampuan dalam
pengadaan sarana produksi dan sebagian lain berkaitan dengan
60
PDF Compressor Pro
kurangnya tenaga pemberdaya atau pendamping di lapang.
Kenyataan ini telah dijadikan dasar untuk menetapkan program
perbaikan kedepan agar usahatani jeruk yang dilakukan minmal
bisa mencapai kapasitas produksinya. Dengan potensi lahan kering
dan tegalan yang cukup, serta pengalaman petani dalam usahatani
jeruk, masih terdapat potensi pengembangan. Baik pengembangan
melalui penambahan luas tanam maupun pengembangan dalam
peningkatan dan penerapan teknologi serta perbaikan mutu bibit.
Dan sangat diyakini bahwa dalam waktu yang tidak terlalu lama,
tanaman jeruk akan menjadi salah satu primadona komoditas
pertanian Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya.
Manggis. Manggis yang disebut sebagai ratu buah,
juga merupakan salah alternatif komoditas buah-buahan
yang akan menjadi primadona buah-buahan Sumatera Barat.
Walaupun belum berkembang banyak, tetapi komoditas ini
telah memberikan peran yang besar terhadap peningkatan
pendapatan petani karena sangat laku di pasaran. Disamping
itu wilayah penyebarannya cukup merata, sehingga dengan
penumbuhan kawasan diharapkan komoditas unggulan ini bisa
lebih ditingkatkan lagi kontribusinya terhadap gerakan agribisnis
dan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Pasar utamanya
adalah pasar luar negeri, disamping pasar lokal. Sampai saat ini
permintaan pasar akan manggis yang berkualitas belum terpenuhi,
sehingga komoditas ini perlu ditingkatkan secara kontinyu.
Secara teknis usahatani manggis yang dilakukan dapat
diandalkan sebagai sumber pendapatan keluarga yang utama,
jika dilaksanakan secara serius namun usahatani manggis
yang berkembang masih sebatas usaha tambahan atau usaha
sampingan. Sebagian besar masyarakat dan petani manggis
di Sumatera Barat menyatakan bahwa tanaman manggis yang
tumbuh sekarang dilahan mereka merupakan tanaman turunan,
atau tanaman liar yang dipelihara, baru mulai dikebunkan setelah
adanya bantuan pemerintah berupa dana hibah maupun bantuan
bibit manggis ysng memang diharuskan dikembangkan di kawasan
61
PDF Compressor Pro
berupa kebun sebelumnya Tanaman tersebut banyak yang
ditanam oleh orang tua mereka atau pemilik tanah sebelumnya.
Tanaman yang menghasilkan saat ini, umumnya berumur tua
diatas 20 tahun. Dan yang belum menghasilkan masih berumur
dibawah 11 tahun. Sebagian besar petani mengatakan bahwa
tanaman ini mulai berbuah pada umur diatas 10 tahun.
Teknik budidaya manggis saat ini di beberapa kelompok tani
sudah menerapkan budidaya yang baik dan benar (GAP) sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) , mulai dari pemilihan
bibit, pertanaman, pemupukan dan pemeliharaan lainnya. Namun
masih banyak sentuhan yang harus diberikan, terutama dalam
proses budidaya. Dengan kata lain peluang peningkatan produksi
dan produktivitas komoditas manggis di Sumatera Barat sangat
terbuka. Namun demikian, disamping untuk pasaran ekspor,
manggis juga sudah menjadi komoditas incaran industri dalam
negeri. Keberhasilan BPTP Sumatera Barat dalam mematenkan
teknologi obat-obatan dengan menggunakan kulit buah manggis
telah meningkatkan permintaan manggis untuk pasaran dalam
negeri.
Melihat kondisi dan potensi tanaman manggis tersebut,
pemerintah Sumatera Barat mempunyai perhatian yang sangat
besar. Oleh karena itu, sejak tahun 2006, telah dialokasikan bibit
unggul manggis secara bertahap dan kontinyu, sekaligus dengan
bantuan teknis pemeliharaan dan bimbingan kelembagaan serta
sosialisasi manfaat dan kontribusi tanaman manggis terhadap
perolehan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Upaya
yang dilakukan ini cukup berperan dalam menggugah minat dan
motivasi masyarakat terhadap usaha tanaman manggis.
Secara bertahap telah terjadi peningkatan kualitas usaha
tanaman manggis, baik usaha perawatan tanaman yang sudah ada
maupun usaha untuk menanam dan merawat tanaman yang baru.
Bahkan sudah banyak petani yang mulai mengusahakan tanaman
manggis secara besar-besaran dalam areal yang cukup luas.
Baik pada areal baru maupun pada areal alih fungsi pemanfaatan
62
PDF Compressor Pro
lahan. Lahan yang dulunya diusahakan dengan berbagai tanaman,
dijadikan sebagai lahan kebun manggis monokultur. Disamping itu,
banyak juga petani yang menguasai lahan sempit memanfaatkan
lahan-lahan pekarangan dan atau lahan terlantar yang ada disekitar
pemukiman dengan tanaman manggis.
Bibit manggis yang telah dibagikan sejak tahun 2006,
baru sebagian kecil yang sudah mulai berbuah. Hasil ini cukup
menggembirakan dan telah berhasil menjadi motivator bagi
petani untuk berusaha dan merawat tanaman manggis lebih baik
dan intensif. buah yang dihasilkan belum mencapai kualitas yang
baik tetapi kontribusinya terhadap perolehan pendapatan sudah
dirasakan petani.
Secara perlahan petani sudah berupaya untuk memelihara
tanaman secara tepat, bahkan sebagian petani sudah melakukan
pemupukan secara rutin untuk tanaman manggisnya. Suatu
kemajuan yang cukup signiikan, dan diharapkan akan memberikan manfaat yang nyata dalam proses pencapaian kesejahteraan
petani.
Masih banyak kelemahan dan masalah yang ditemui dalam
agribisnis ratu buah ini. Diantaranya adalah masalah harga dan
pemasaran, masalah kualitas buah yang umumnya berkaitan
dengan “getah kuning” serta masalah penerapan teknologi.
Kegiatan pemasaran buah manggis belum terpola dan tertata
secara baik. Kegiatan ini masih dikuasai oleh agen-agen pengumpul
pedesaan, kecamatan yang melanjutkannya ke agen kabupaten dan
agen antar daerah. Ada info yang mengatakan bahwa, kebanyakan
dari pedagang pengumpul dimodali oleh agen-agen tertentu untuk
mengumpulkan buah manggis. Jika hal ini benar, berarti sudah ada
jejaring para pelaku pasar sampai ke tingkat ekspor. Merupakan
masukan yang sangat berarti bagi pemerintah/pegambil kebijakan
untuk mengelola dan memperbaiki jalur pemasaran ratu buah yang
akan menjadi salah satu primadona produk daerah ini. Kegiatan
pemasaran buah manggis belum terpola dan tertata secara baik.
Untuk mengatasi hal tersebut maka sejak tahun 2011 telah mulai
63
PDF Compressor Pro
dibentuk Asosiasi Petani Sumatera Barat yang diketuai oleh
Indrawati, dimana asoasiasi ini bertujuan untuk
Kegiatan ini masih dikuasai oleh agen-agen pengumpul
pedesaan, kecamatan yang melanjutkannya ke agen kabupaten dan
agen antar daerah. Ada info yang mengatakan bahwa, kebanyakan
dari pedagang pengumpul dimodali oleh agen-agen tertentu untuk
mengumpulkan buah manggis. Jika hal ini benar, berarti sudah ada
jejaring para pelaku pasar sampai ke tingkat ekspor. Merupakan
masukan yang sangat berarti bagi pemerintah/pegambil kebijakan
untuk mengelola dan memperbaiki jalur pemasaran ratu buah yang
akan menjadi salah satu primadona produk daerah ini.
Umumnya permintaan buah manggis adalah untuk ekspor
dengan kualitas tertentu. Dalam hal ini masyarakat sangat sulit
memenuhi kualitas permintaan. Cukup banyak ulah dan kilah para
agen dan pedagang dalam membodohi petani untuk menekan
harga.
Bermacam alasan dan kelemahan produk petani
dikemukakan sehingga harga menjadi lebih rendah. Posisi tawar
petani masih rendah dan lemah, karena belum adanya organisasi
yang bisa membuat mereka bersatu.
Pemasaran produk untuk konsumsi segar dilakukan melalui
pasar lokal. Jumlahnya belum terlalu tinggi, sehingga terkesan
prospek usaha komoditas ratu buah ini belum menggiurkan bagi
masyarakat. Harga yang berlaku ditingkat produsen sangat luktuatif dan bervariasi. Fluktuasi terjadi karena perubahan permintaan dan
pasokan, sedangkan variasi harga karena beragamnya kualitas
buah yang dipasarkan. Buah kualitas super yang sesuai dengan
permintaan eksportir sekitar Rp 35.000/kg. Jumlah buah kualitas
super yang bisa dihasilkan sangat terbatas, umumnya kualitas buah
berada dibawah kualitas yang diinginkan oleh eksportir. Dengan
demikian tingkat harga yang diterima produsen lebih banyak
dibawah Rp 15.000/kg. Keadaan harga tersebut dalam dua tahun
terakhir belum banyak mengalami perubahan.
64
PDF Compressor Pro
Perkembangan volume ekspor dan impor komoditas
manggis asal Sumatera Barat belum terdata dengan baik. Begitu
juga keadaannya dengan data volume perdagangan lokal.
Data sementara yang bisa digunakan adalah data produksi,
dimana jumlah produk yang dihasilkan bisa diidentikan dengan
volume produk yang diperdagangkan. Tetapi nilainya belum bisa
diperkirakan dengan tepat.
Durian. Saat ini, di Sumatera Barat durian merupakan
komoditas nomor empat terbesar setelah pisang, jeruk dan
markisah. Tetapi keberadaannya lebih kurang sama dengan
komoditas manggis. Tanaman buah ini tersebar hampir disemua
kabupaten/kota, data statistik terakhir (tahun 2012) menunjukan
daerah sentra produksi berada di Kabupaten Agam (populasi
331.360 batang, produksi 12.837 ton) diikuti oleh Kabupaten
Solok (populasi 147.576 batang, produksi 2.070 ton), Kabupaten
Pesisir Selatan (populasi 109.734 batang, produksi 6.005 ton), Kota
Padang (populasi 91.191, produksi 703 ton), Kabupaten Tanah
Datar (populasi 90.025, produksi 8.296 ton), kemudian diikuti oleh
Kabupaten Padang Pariaman, Kota Solok dan Kota Sawahlunto.
Populasi durian yang berkembang saat ini merupakan tanaman
tua yang sebagian besar berasal dari hutan campuran yang dibuka
masyarakat. Durian yang berkembang adalah varietas lokal dan
tidak mempunyai jarak tanam yang teratur.
Gambar 38. Pohon manggis hasil peremajaan dan buah manggis dalam perdagangan lokalsetra produk olahan manggis.
65
PDF Compressor Pro
Peremajaan sudah banyak dilakukan hampir disemua wilayah
Kabupaten dan kota. Sebagian tanaman baru tersebut telah mulai
berbuah. Sejak tahun 1990-an Pemerintah Sumatera Barat telah
aktif dalam peremajaan pohon durian, karena menyadari bahwa
suatu saat tanaman ini akan punah kalau tidak diperbarui. Bibit yang
dibagikan kebanyakan berasal dari bibit unggul dari daerah lain
seperti durian monthong dan beberapa kultivar dari jawa. Disamping
itu, sebagian bibit yang diperbantukan berasal dari durian-durian
unggulan daerah yang diperbanyak oleh para penangkar binaan.
Penanaman baru terus dilakukan tiap tahun, sesuai dengan usulan
dan permintaan daerah, terutama daerah sentra produksi. Sejak
tahun 2007, penanaman baru atau pereajaan yang dilakukan tidak
kurang 20.000 batang per tahun, disebar kesemua daerah. Daerah
yang banyak peremajaannya antara lain Pesisir Selatan, Agam,
Dharmasraya dan Padang Pariaman serta Kota Padang.
Ditinjau dari segi plasma nutfah, Sumatera Barat mempunyai
banyak jenis durian yang unggul. Hampir setiap daerah kabupaten/
kota mempunyai jenis unggulan dengan kelebihan tersendiri. Kultivar
yang terkenal di Sumatera Barat diantaranya ; durian Aripan, salai
Sarawa dari Kabupaten Solok, durian Kubang dari Sawahlunto,
durian Baruang-baruang Balantai dari Pesisir Selatan, durian
Kamang dari Agam, dan banyak lagi kultivar lainnya. Durian-durian
unggul tersebut mempunyai keunikan tersendiri, ada yang daging
buahnya tebal, warna kuning manis, legit, dan lain sebagainya,
sesuai selera para konsumen.
66
PDF Compressor Pro
Perkembangan permintaan dan harga yang mulai meninggi
cukup berpengaruh terhadap minat dan motivasi masyarakat untuk
meremajakan dan atau menanam baru durian. Bahkan mereka
semangat membeli bibit unggul dengan harga yang tinggi, disamping
bantuan yang diberikan. Lahan-lahan kosong dan ladang campuran
dimanfaatkan untuk menanam durian. Bahkan hampir disetiap
daerah ada saja petani yang mengusahakan tanaman durian dalam
skala luas, sampai 20-an ha.
Markisah. Tanaman ini merupakan komoditas unggulan
Kabupaten Solok, karena daerah ini merupakan daerah yang
sangat cocok habitatnya. Disamping untuk dipasarkan di pasar
lokal, markisah banyak dibawa ke luar daerah seperti Riau, Jambi,
Palembang, Jakarta dan kota-kota di pulau Jawa. Kabupaten Solok
merupakan daerah pemasok markisah untuk pasaran nasional.
Daerah pesaing utama adalah Sumatera Utara dan Sulawesi
Selatan. Tetapi kedua daerah ini tidak banyak memasarkan buah
segar seperti Solok, karena mereka lebih banyak menghasilkan
markisah untuk bahan baku industry minuman. Pemerintah
Sumatera Barat juga telah merilis komoditas unggulan markisah
sebagai varietas unggul nasional dengan nama Solinda. Varietas
ini mempunyai rasa manis, lebih tahan lama dan penampilan lebih
menarik dibanding varian lainnya. Kontribusinya terhadap perolehan
pendapatan petani dan pedagang cukup tinggi, dan telah menjadi
salah satu komoditas pilihan bagi keluarga-keluarga petani sebagai
sumber utama pendapatan.
Disamping Solok, markisah juga sudah mulai dikembangkan
di Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota dan Payakumbuh,
pada wilayah yang sesuai dengan habitatnya. Tetapi usaha di
Gambar 39. Pohon tua dan buah durian yang banyak diperdagangkan hampir disemua daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.
67
PDF Compressor Pro
wilayah pengembangan belum memperlihatkan hasil sebaik daerah
asal, terutama mengenai rasa dan aroma buah. Masih banyak
perlu kajian untuk pengembangan buah potensial ini agar bisa
memberikan kontribusi yang maksimal bagi pertumbuhan ekonomi
daerah. Saat ini daerah yang banyak mengusahakan tanaman
menjalar ini adalah daerah-daerah yang mempunya lokasi yang
strategis dengan pemandangan yang luas dan ketinggian.
Tanaman markisah, apalagi kalau ditata dengan rapi
menggunakan lanjaran dan media yang kokoh akan terlihat bagus
sehingga sangat menarik sebagai daerah kunjungan wisata. Tidak
hanya keindahannya yang menarik, tetapi dengan petik sendiri
menjadikan buah ini bisa menjadi primadona agrowisata seperti
halnya tanaman strawberry dan jeruk.
Gambar 40. Pemasaran buah Markisah di salah satu
sentra produksi di Kabupaten Solok
Alpukat. Daerah penghasil utama Alpukat adalah
Kabupaten Solok (223.352 batang ; 2012), diikuti oleh Kabupaten
Agam (114.898 batang ; 2012) dan Tanah Datar (105.083 batang).
Daerah lain yang juga menghasilkan alpukat adalah Kabupaten
Limapuluh Kota, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kota Pariaman
dan Kota Padang Panjang. Tetapi alpukat yang terkenal dan banyak
disukai oleh konsumen adalah alpukat Tanah Datar dan Solok,
karena rasanya yang lebih enak dan mudah didapat.
Di tiga daerah utama ini telah banyak dilakukan peremajaan,
karena tanaman yang menghasilkan sekarang dan cukup produktif
umumnya tanaman yang telah berumur lanjut, pohonnya besar dan
buah sudah mulai berkurang. Kelemahan utama masyarakat dalam
68
PDF Compressor Pro
memelihara alpukat adalah kurangnya kemauan untuk memupuk
dan merawat tanaman. Kebiasaan petani lebih suka hanya
memungut hasilnya saja. Tetapi melalui pembinaan dan bimbingan
lapang para petani sudah mulai merawat tanaman alpukatnya
dengan baik, terutama tanaman-tanaman yang baru diremajakan.
Gambar 41. Penampilan pohon dan buah Alpukat di salah
satu sentra produksi di Kabupaten Solok
Jambu Biji. Jambu biji merupakan salah satu komoditas asli daerah
Sumatera Barat. Dulunya komoditas ini berasal dari Brazil dan
dibawa ke Indonesia melalui Thailand. Tetapi komoditas yang sudah
dianggap komoditas lokal ini tidak berkembang lagi karena sudah
dikalahkan oleh jambu biji merah yang didatangkan dari daerah
lain. Berubahnya selera konsumen karena tersedianya pilihan
yang lebih baik, lebih menarik dan mengandung banyak kelebihan.
Sementara buah lokal tidak mengalami perubahan karena tidak
dipelihara secara baik sebagaimana mestinya.
Tanaman ini biasanya dibiarkan tumbuh liar karena
disebarkan oleh burung atau angin. Dibiarkan besar, kalau berbuah
diambil hasilnya tetapi tidak dirawat dengan baik. Jambu biji
lokal bisa dikatakan hampir punah karena banyak ditebang atau
dimusnahkan kalau tumbuh dipekarangan atau di lahan yang akan
dijadikan tempat bangunan. Sementara penangkaran dan budidaya
secara baik jarang dilakukan. Besar kemungkinan suatu saat nati
jambu biji lokal tidak ditemukan agi.
69
PDF Compressor Pro
Yang banyak diusahakan sekarang adalah jambu biji merah.
Jambu ini merupakan kultivar getas merah, varian jambu biji yang
berdaging hijau sampai kekuning kuningan dan berisi merah muda.
Jambu ini bentuknya agak melonjong dan rasanya kurang manis,
tetapi jambu ini memiliki khasiat yang baik karena mengandung
Tanin, quersetin, glikosida quersetin, lavonoid, minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam
guajaverin dan vitamin yang lebih banyak. kelebihannya lagi, jambu
getas merah ini tidak mengenal musim, dan selalu berbuah setiap
saat dan kebanyakan dikembangbiakkan dengan pencangkokan.
jambu ini sudah banyak di budidayakan di berbagai daerah termasuk
Sumtera Barat.
Daerah sentra produksi jambu biji saat ini adalah Kabupaten
Padang Pariaman (populasi 35.949 batang, produksi 339 ton),
diikuti oleh Kota Padang (populasi 9.367 batang, produksi 132 ton),
Kabupaten Pasaman Barat (populasi 7.505 batang, produksi 79
ton) dan Kabupaten Sijunjung dengan populasi 7.371 batang dan
produksi 49 ton. Saat ini hampir semua kabupaten/kota di Sumatera
Barat menembangkan usahatani jambu biji, bervariasi dengan
sebaran populasi 6.000 batang kebawah. Upaya peningkatan selalu
dilakukan dengan bantuan bibit secara kontinyu, dan diyakini suatu
saat akan berkembang karena adanya kecenderungan peningkatan
permintaan setiap waktu.
Perkembangan jambu biji di Padang Pariaman dimotori
oleh seorang petani yang mengembangkan usahatani jambu biji
seperti usaha perkebunan. Jaringan pasar yang dibangun sudah
cukup luasmencakup wilayah provinsi lain seperti Riau, Jambi,
Sumatera Selatan dan DKI Jakarta. Pemasaran dalam daerah
sendiri juga sudah meliputi hampir semua kota-kota. Kebanyakan
pelanggannya adalah super market di kota-kota besar. Satu petani
di Padang Pariaman sanggup menggaji karyawan tetap sampai 18
orang dan puluhan orang pekerja harian lepas.
70
PDF Compressor Pro
Gambar 42. Kebun jambu biji dan produk yang dihasilkan
oleh salah seorang petani di Kabupaten
Padang Pariaman
Salak. Salak merupakan komoditas baru bagi beberapa
daerah di Sumatera Barat. Komoditas ini dulunya sudah berkembang
di Pasaman dan Pasaman Barat. Kemudian menjalar keberapa
daerah yang sesuai seperti Dharmasraya, Padang Pariaman,
Pesisir Selatan dan Kota Bukittinggi. Daerah lainnya juga sudah
memulai tetapi masih sedikit. Sentra produksi saat ini berada di
Kabupaten Pasaman Barat (populasi 135.358, produksi 930 ton),
kemudian diikuti oleh Dharmasraya (populasi 45.536, produksi 114
ton), Pesisir Selatan (populasi 43.642, produksi 975) dan Pasaman
(populasi 42.833, produksi 930 ton). Luasan kebun salak di daerah
lainnya masih rendah berkisar antara puluhan sampai belasan ribu
batang.
Sebagai komoditas yang baru berkembang, usahatani salak
belum dilakukan masyarakat sebagai pilihan usaha yang utama.
Petani yang mengembangkan tanaman salak sebagai sumber
pendapatan utama masih terbatas, sedikit di Dharmasraya, Pasaman
Barat dan pasaman. Usaha ini umumnya masih merupakan usaha
sampingan, bersamaan dengan usahatani komoditas lainnya sesuai
dengan penguasaan lahan dan minat petani. Oleh karena itu, upaya
yang dilakukan belum bisa dikategorikan sebagai usahatani yang
layak, baik secara teknis maupun ekonomis. Teknik budidaya belum
dilakukan dengan baik, begitu juga dalam pemeliharaan tanaman.
71
PDF Compressor Pro
Sampai saat ini proses pemasaran dan perkembangan harga
salak belum mengkhawatirkan. Tingkat harga yang berlaku (rata-
rata Rp 8.500/kg) masih tinggi dan menguntungkan. Bahkan kondisi
harga saat ini menjadi salah satu faktor pemicu bagi masyarakat
untuk memperluas areal tanam salak. Sesuai dengan perkembangan
tersebut, pemerintah akan berupaya mengawal budidaya, lembaga,
pengolahan dan pemasaran komoditas unggulan ini dari awal.
Dengan pengawasan dan pembimbingan serta pengarahan
yang simultan dan tepat diharapkan perkembangan komoditas
ini tidak menimbulkan masalah baru di masa depan. Pemasaran
buah salak ini baru sebatas pasar lokal. Kondisi ini berkembang
karena permintaan yang cukup tinggi, sehingga nampak bahwa
peluang pasar masih sangat terbuka. Apalagi kalau diingat bahwa
kualitas buah yang dihasilkan cukup baik dan mampu bersaing
dengan komoditas yang sama yang berasal dari daerah lain.
Dalam pengembangan nanti akan dilakukan pemberdayaan semua
stakeholder yang terlibat, mulai dari proses produksi sampai pada
proses pasca produksi dan pemasaran. Untuk itu akan direkayasa
lembaga kolaborasi antara petani, pengusaha dan pedagang
untuk menjaga stabilitas produksi, pengolahan dan pemasaran.
Promosi yang intensif akan dilakukan untuk memperluas jaringan
pasar sejalan dengan upaya peningkatan produksi, baik melalui
intensiikasi maupun ekstensiikasi. Rambutan. Rambutan cukup banyak tersebar diberbagai
kabupaten/kota di Sumatera Barat. Tanaman ini sudah berkembang
sejak lama, dimana dulunya pernah jaya sebagai sumber pendapatan
petani. Tetapi akhir-ahir ini buah rambutan mulai kurang peminatnya
karena semakin banyaknya pilihan buah-buahan lainnya. Namun
demikian rambutan masih mempunyai konsumen tertentu yang
masih tetap menyukainya. Pada musim tertentu rambutan banyak
diperjualbelikan di pasaran, bahkan kadang-kadang banyak yang
busuk karena tidak habis terjual. Masalah ini sudah mulai teratasi
dengan teknologi pengolahan pasca panen untuk pengalengan dan
pembuatan kripik rambutan.
72
PDF Compressor Pro
Sentra produksi rambutan berada di Kabupaten Pesisir
Selatan dengan populasi 111.074 batang dan produksi 2.922 ton
(2012, Statistik Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat). Populasi daerah-
daerah lainnya hampir merata, antara 10.000 batang sampai 97.000-
an, populasi terendah hanya di Dharmasraya, baru lima ribuan
batang. Dalam sepuluh tahun terakhir penanaman baru rambutan
memang jauh lebih rendah dibanding dengan buah-buahan lainnya.
Kebijakan ini berhubungan dengan tidak tertampungnya produksi
dan rendahnya harga pada saat panen raya, sementara teknologi
pengolahan pasca panen waktu itu belum berkembang. Kondisi ini
membuat petani enggan dan kurang berminat untuk mengusahakan
rambutan. Bahkan sebagian petani ada yang menebang pohon
rambutannya diganti dengan buah-buahan lainnya seperti durian,
manggis, jeruk dan atau tanaman lainnya. Ada juga sebagian petani
yang menggantinya dengan tanaman kelapa sawit.
Komoditas lainnya seperti sawo, mangga, nangka,
jambu biji, duku/langsat, salak dan jambu air bisa dikategorikan
sebagai komoditas andalan daerah Sumatera Barat. Sebagian dari
komoditas tersebut telah menjadi unggulan didaerahnya masing-
masing. Sawo merupakan unggulan Kabupaten Tanah Datar, Kota
Sawahlunto, Pasaman Barat dan Kabupaten Solok. Komoditas
Salak merupakan unggulan daerah Dharmasraya, Pesisir Selatan,
Pasaman, Pasaman Barat dan Kota Bukittinggi. Jambu biji unggulan
daerah Kabupaten Sijunjung, Pariaman dan Solok Selatan.
Duku merupakan komoditas unggulan Kabupaten Dharmasraya,
Sijunjung dan Pesisir Selatan. Mangga, nangka dan jambu air
lebih merata, belum bisa dikatakan sebagai unggulan daerah
penghasilnya. Namun demikian, mangga banyak dikembangkan
di Kabupaten Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Tanah Datar
dan Pasaman Barat. Sedangkan daerah utama penghasil nangka
adalah Kabupaten Padang Pariaman dan Kepulauan Mentawai.
Sementara komoditas-komoditas yang belum termasuk
kedalam kedua kategori diatas bisa digolongkan sebagai komoditas
73
PDF Compressor Pro
harapan. Komoditas ini belum banyak berkembang tetapi punya
potensi dalam pertumbuhan agribisnis dan juga bisa berkontribusi
terhadap perolehan tambahan pendapatan ataupun sebagai sumber
utama pendapatan petani. Bisa juga komoditas ini merupakan
komoditas baru yang diintroduksikan dengan harapan bisa
berkembang (sesuai agroekosistem) dan berkontribusi terhadap
perekonomian daerah. komoditas-komoditas tersebut adalah jambu
jamaica, jambu air citra, sukun, belimbing, sirsak, strawberry, terung
pyrus, buah naga, dan lain-lain.
74
PDF Compressor Pro
V. DAMPAK PENGEMBANGAN TANAMAN BUAH-BUAHAN
DI SUMATERA BARAT
Di Sumatera Barat, struktur perekonomiannya masih
didominasi oleh sektor pertanian dengan kontribusi terhadap PDRB
sebesar 24,40 % dan 12,04 % diantaranya merupakan kontribusi
dari sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Melihat
perkembangan populasi dan motivasi petani dewasa ini terhadap
komoditas buah-buahan khususnya, hortikultura umumnya,
berat dugaan peran sector pertanian terhadap perekonomian
daerah Sumatera Barat akan semakin besar. Satu harapan dari
perkembangan sektor pertanian adalah dampak rembesannya,
dimana akan terjadi gerakan dan pertumbuhan sektor lain yang
terkait.
5.1. Dampak Ekonomi
Dari produksi berbagai jenis buah-buahan yang terdata
saat ini bisa diperkirakan besaran nilai rupiah yang diperoleh dan
beredar. Contohnya, pada tahun 2012 produksi buah-buahan
Sumatera Barat yang terdata adalah 421.996 ton dengan jumlah
populasi 11.927.631 batang/ rumpun. Bila angka produksi tersebut
dikalikan dengan Rp 5.000 saja (prediksi minimum rataan harga)
maka telah diperoleh masukan pendapatan daerah sebesar Rp
2.109.980.0000,- (dua triliun seratus Sembilan milyar sembilan
ratus delapan puluh juta rupiah). Bila semua tanaman ini sudah
menghasilkan dipastikan angkanya akan jauh lebih tinggi. Merupakan
potensi yang sangat besar dan berarti bagi perkembangan ekonomi
daerah. Angka tersebut diyakini sebenarnya jauh lebih besar
karena masih banyak tanaman yang belum terdata dengan baik
dan tepat. Pada tahun-tahun berikutnya tentu saja sudah terjadi
kenaikan karena semakin intensifnya program pembangunan yang
diarahkan kepada peningkatan populasi dan produktivitas, seiring
dengan berkembangnya teknologi.
Menyimak angka tersebut, Nampak jelas bahwa
pengembangan buah-buahan yang dilakukan bukanlah suatu
pekerjaan yang sia-sia. Walaupun secara visual hasil kegiatan
75
PDF Compressor Pro
yang dilakukan tidak terlihat secara nyata, tetapi peran dan
fungsinya terhadap penganekaragaman dan sekaligus peningkatan
pendapatan masyarakat sangat besar dan nyata. Bila dibagi
dengan jumlah penduduk saat ini (mudahnya dibagi 5 juta) maka
buah-buahan berkontribusi pada agihan pendapatan masyarakat
Rp 421.996/kapita/tahun. Suatu angka yang cukup tinggi dan
menggembirakan. Dan diayakini juga angka tersebut bisa
ditingkatkan lagi secara kontinyu sejalan dengan intensifnya
program-program pengembangan yang dilakukan. Yang pasti,
kontribusi buah-buahan tidak hanya yang langsung kepada
perolehan pendapatan, disisi lain multiplier effectnya sangat
dinamis dalam menggerakan sektor-sektor lainnya, terutama sektor
perdagangan, jasa dan industri. Kedepan buah-buahan ini dan
hortikultura umumnya diharapkan akan berkontribusi lebih besar
lagi dengan berperannya dalam menggerakan sektor agrowisata
yang pasti berimbas kepada perkembangan sektor lain utamanya
peningkatan jasa dan sektor perhubungan serta komunikasi.
Dapat disimpulkan bahwa, walaupun belum menjadi pilihan
sebagai sumber pendapatan yang utama, ternyata komoditas-
komoditas buah-buahan telah mampu berkontribusi terhadap
agihan pendapatan masyarakat dengan angka yang cukup tinggi.
Dan potensi ini masih mempunyai peluang yang sangat besar unuk
ditingkatkan, apalagi kalau mengingat perkembangan ilmu dan
teknologi yang demikian pesatnya.
Tampilan data dan analisis diatas sekilas memperlihatkan
perkembangan peran buah-buahan dalam proses pertumbuhan
perekonomian masyarakat Sumatera Barat. Tanaman buah-buahan
tidak lagi terbatas sebagai salah satu usaha tanam menanam saja,
tetapi sudah mampu memicu gerakan agribisnis terutama dalam
meningkatkan peran sektor jasa, perdagangan, informasi dan
perhubungan. Disamping itu, meningkatnya produksi buah-buahan
local juga membuka lapangan kerja tidak hanya untuk buruh
tani tetapi juga untuk sektor informal seperti pedagang kaki lima
(Gambar 4.3).
76
PDF Compressor Pro
Gambar 43. Sektor informal, pedagang kaki lima buah-
buahan yang berkembang dan tersebar
hampir disetiap kabupaten/kota di S.Barat
Semakin meningkatnya produksi dan perdagangan buah-
buahan, lapangan kerja banyak terbuka. Para pengangguran bisa
menggunakan tenaganya untuk jasa pengangkutan disamping
sebagai buruh tani. Para pencari kerja juga bisa membuka usaha
penjualan buah-buahan dipinggir jalan dengan modal yang tidak
terlalu besar. Bahkan saat ini banyak pedagang buah-buahan
yang berkeliling ke pemukiman dan antar desa/kota, dengan
menggunakan sepeda, sepeda motor ataupun mobil. Belum lagi
para pedagang kaki lima yang menggelar dagangannya dipingir-
pingir jalan baik dalam kota maupun di jalan antar kota. Yang paling
banyak ditemui adalah pedagang buah-buahan yang berpindah
karena menggunakan mobil tidak hanya sebagai alat angkutan tetapi
sekaligus sebagai media tempat menggelar produk buah-buahan
yang ditawarkan. Kenyataan ini merupakan suatu pertanda bahwa
buah-buahan sudah berperan besar dalam proses pertumbuhan
ekonomi masyarakat.
77
PDF Compressor Pro
5.2. Dampak Teknis
Di sektor hulunya sendiri, usahatani buah-buahan bila
dikelola secara baik dengan modal dan perhatian serta teknologi
yang sesuai juga memberikan pendapatan yang sangat tinggi.
Usaha kebun buah-buahan yang professional dengan modal besar
jauh lebih menguntungkan dibanding usahatani skala kecil dengan
modal pas-pasan. Tetapi sungguhpun demikian usahatani kecil bila
dikelola dengan baik diserta penerapan teknologi yang dinamis serta
pengendalian hama dan penyakit secara intensif juga memberikan
keuntungan yang sangat besar.
Sebagai contoh bisa dikemukakan usahatani jeruk yang
dilakukan oleh Muhammad Ridwan, Ketua Gapoktan Bersaudara
di Kotottinggi, Baso, Kabupaten Agam. Usahatani jeruk dengan
luasan lebih kurang 0,25 ha bisa memperoleh pendapatan sebesar
Rp 17.300.000 per tahun pada panen pertama (Tabel 5.1).
Walaupun pada tahun kelima belum bisa mengembalikan modal
yang sudah ditanamkan, tetapi mulai tahun ke enam, tanaman
jeruk akan memberikan hasil yang jauh lebih tinggi dengan biaya
yang lebih kurang sama. Biasanya biaya produksi mulai menurun
setelah tanaman berumur delapan tahun keatas. Dengan demikian
diperkirakan mulai tahun keenam dan seterusnya petani akan
menerima keuntungan yang besar setiap tahunnya, dengan catatan
pemeliharaan tanaman harus dilakukan dengan intensif dan
berkelanjutan.
78
PDF Compressor Pro
Tabel 5.1.Analisis usahatani jeruk sampai umur 5 tahun petani Kelompok Amanah, Kototinggi, Baso, Kabupaten Agam (2008-2013)
Ta hun ke Item Volume Jumlah Biaya (Rp)
Nilai Hasil Rp)
Satuan Nilai satuan (Rp/sat)
I Bibit 120 btg 10.000 1.200.000
Tanam 120 btg 2.500 250.000
Pupuk kandang 500 kg 1.000 500.000
Pupuk NPK 10 kg 8.000 80.000
Pestisida 60 paket 2.500 150.000
Sub jumlah 2.180.000
Hasil 0 0
Pendapatan - 2.180.000
Keuntungan - 2.180.000
II Pupuk kandang 1.000 kg 1.000 1.000.000
Pupuk NPK 1.000 kg 8.000 8.000.000
Pestisida 60 paket 4.000 240.000
Sub jumlah 9.240.000
Hasil 0
Pendapatan -9.240.000
Keuntungan -11.420.000
III Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000
Pupuk NPK 1.500 kg 8.000 12.000.000
Pestisida 60 paket 8.000 480.000
Sub jumlah 13.980.000
Hasil 500 kg 10.000 5.000.000
Pendapatan -8.980.000
Keuntungan 20.400.000
IV Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000
Pupuk NPK 2.000 kg 8.000 16.000.000
Pestisida 60 paket 15.000 900.000
Sub jumlah 18.400.000
Hasil 1.200 kg 10.000 12.000.000
79
PDF Compressor Pro
Melihat kenyataan berdasarkan pengalaman petani diatas,
jelas bahwa usahatani jeruk merupakan usaha yang padat modal,
padat teknologi dan padat perhatian serta komitmen petani. Usaha
ini tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau hanya dianggap
sebagai usaha sampingan tanpa memberikan perhatian yang
intensif. Bila demikian secara perlahan dan pasti akan kelihatan
pada pertumbuhan tanaman dan hasil yang diperoleh. Teknis atau
teknologi pemeliharaan dan pengelolaan kebun harus menjadi
perhatian yang utama. Dengan meyakini dampak ekonomi yang
akan diterima, petani akan sangat konsisten untuk menggapainya
dengan penerapan dan pemanfaatan teknologi. Teknologi akan
diterapkan secara baik dan tetap serta berkelanjutan.
Pendapatan -6.400.000
Keuntungan -26.800.000
V Pupuk kandang 1.500 kg 1.000 1.500.000
Pupuk NPK 2.500 kg 8.000 20.000.000
Pestisida 60 paket 20.000 1.200.000
Sub jumlah 22.700.000
Hasil 4.000 kg 10.000 40.000.000
Pendapatan 17.300.000
Keuntungan -9.500.000
80
PDF Compressor Pro
5.3. Dampak Sosial
Kenyataan dan gambaran ini menjelaskan bahwa, untuk
pengembangan tanaman jeruk kedepan harus dilakukan secara
selektif dan hati-hati. Usahatani ini tidak bisa diserahkan kepada
petani yang kekurangan modal serta petani yang kurang motivasi
dalam berusaha. Bisa juga dijadikan wacana untuk daerah kawasan
pengembangan nantinya akan diberikan suntikan modal melalui
kerjasama dengan bank tertentu, tetapi diikuti dengan perjanjian
tertulis dan pendampingan aparat (konsultan) secara berkelanjutan.
Untuk mempertahankan serta meningkatkan potensi komoditas
unggulan tersebut, telah dibuat rencana pengembangan yang
terarah dan detil agar usahatani jeruk bisa memicu pertumbuhan
ekonomi melalui gerak maju agribisnis yang berbasis kawasan
pengembangan.
Tidak hanya jeruk, buah-buahan lainpun bila dikelola
dengan serius dan berkelanjutan akan memberikan pendapatan
dan keuntungan yang besar kepada petani. Di Padang Pariaman,
petani jambu biji mampu menggaji karyawan tetap sebanyak 18
orang dengan luas kebun sekitar enam ha. Petani buah ini telah
membuktikan bahwa bila dikelola dengan baik dan serius, tanaman
buah-buahan bisa dijadikan sumber utama pendapatan, bahkan
bisa sebagai sebuah perusahaan dengan keuntungan yang sangat
besar.
Seorang petani sirsak di Payakumbuh, dengan memelihara
lebih urang 600 batang pohon sirsak bisa memperoleh pendapatan
mingguan tidak kurang dari Rp 1.200.000,-. Begitu juga halnya
dengan petani markisah, pepaya dan salak di berbagai daerah. para
petani ini sudah mulai serius mengusahakan tanaman buah-buahan
sebagai sumber utama pendapatan. Tanpa dikemukakan semua
pembaca sudah mengetahui bagaimana besarnya pendapatan
yang diperoleh oleh petani durian dan manggis. Walaupun
memperoleh masukan secara musiman tetapi jumlah pemasukan
yang diterima sangat besar dan bisa untuk membiayai kehidupan
tahunan. Bahkan tidak jarang petani durian dan petani manggis
81
PDF Compressor Pro
menggunakan hasil panennya untuk membayar ongkos naik haji,
untuk membiayai perkawinan anak dan juga untuk membangun
rumah dan lain sebagainya.
Semakin jelas kelihatan bahwa bila potensi tanaman buah-
buahan bisa digali terus dan dimanfaatkan secara maksimal dengan
penerapan sistem yang tepat besar harapan komoditas-komoditas
ini akan menjadi primadona perekonomian daerah Sumatera
Barat. Kuncinya terletak pada pengambil kebijakan, program dan
pendampingan yang dilakukan.
Secara nyata usahatani buah-buahan dan keuntungan
yang akan diterimanya juga memberikan dampak kepada
penguasaan teknologi, pemahaman usaha dan komitmen petani
dalam menjalankan usaha. Dengan kata lain bisa disebutkan
bahwa potensi buah-buahan dan perkembangannya secara nyata
memberikan dampak kepada peningkatan kualitas sumberdaya
manusia petani.
5.4. Dampak Lingkungan
Walaupun belum dikemukakan secara jelas dan tuntas,
usahatani buah-buahan akan memberikan dampak posiitif terhadap
kondisi alam dan lingkungan. Dengan pemanfaatan lahan-lahan
terlantar serta lahan lainnya secara intensif dan berkelanjutan
dengan tanaman buah-buahan diyakini bahwa bahaya erosi akan
teratasi, begitu dengan degradasi kualitas lahan secara perlahan
akan tertanggulangi. Untuk itu, mungkin diperlu upaya pengawasan
agar tidak terlanjur salah dalam pengelolaan lahan sehingga
berdampak negatif terhadap lingkungan.
82
PDF Compressor Pro
VI. PENUTUP
Pengembangan Tanaman Buah - Buahan di Sumatera
Barat cukup berhasil yang ditandai dengan meningkatnya populasi
dan keragaman Tanaman Buah di Provinsi Sumatera Barat dan
telah memberikan dampak yang sangat berarti bagi masyarakat
Sumatera Barat.
Gambaran keberhasilan pengembangan buah-buahan di
Sumatera Barat, bukan merupakan suatu kenyataan yang diperoleh
secara mudah. Usaha yang dilakukan sangat banyak lika-likunya,
banyak tantangan yang dihadapi serta banyak kendala yang harus
diatasi. Dan yang paling pasti adalah butuh komitmen yang tinggi
dan perjuangan yang tidak kenal lelah. Bahkan dengan metoda
yang sedikit keras masih belum diperoleh hasil yang maksimal.
Komitmen merupakan kunci utama yang harus ditanamkan
dan dilaksanakan. Sehingga dengan dasar komitmen yang tinggi
maka seberat apapun perjuangan yang harus dilakukan terasa
menjadi lebih ringan. Perjuangan yang dilakukan juga tidak hanya
sepihak, tetapi harus memenuhi semua lingkaran upaya terkait
untuk memenuhi target yang akan dicapai. Perjuangan utama
adalah bagaimana mendapatkan anggaran yang mencukupi untuk
menjalankan semua rencana yang telah disusun, kemudian diikuti
oleh perjuangan untuk mengawasi dan meningkatkan kemapuan
aparat terkait untuk menjalan program yang telah direncanakan.
Tanpa perjuangan dan perhatian, semua keberhasilan walaupun
belum maksimal tidak akan tercapai.
Perjuangan keatas untuk mendapatkan anggaran harus
pandai-pandai, bukan hanya harus pintar dalam meyakinkan
atasan. Kemampuan dalam meyakinkan dan pendekatan yang
penuh komitmen untuk keberhasilan adalah kunci utama untuk
bisa menjalankan semua yang direncanakan. Begitu juga dengan
pengawasan kebawah, harus dilakukan secara bijak dan transparan
sehingga semua aparat akan merasa punya tanggung jawab.
Dewasa ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah
menetapkan tiga komoditas buah-buahan sebagai komoditas
83
PDF Compressor Pro
unggulan, yaitu jeruk, manggis dan pisang. Untuk itu telah disusun
rencana besar dalam bentuk pengembangan kawasan dilengkapi
dengan “Road Map” yang jelas dan terinci untuk ketiga komoditas
tersebut. Penetapan kawasan pengembangan dan komoditas
unggulan bukan berarti bahwa komoditas lainnya tidak diperhatikan
dan dikembangkan. Kawasan ini memberikan makna bahwa
untuk pengembangan ketiga komoditas unggulan daerah tersebut
diberlakukan sistem kawasan agar program yang dilaksanakan
lebih fokus, terinci dan efektif.
Rencana pengembangan komoditas-komoditas lainnya
(tergolong komoditas unggulan lainnya, komoditas andalan dan
komoditas harapan) tetap dilakukan sebagaimana biasa, sesuai
dengan dukungan dan potensi wilayah masing-masing komoditas.
Keputusan dan kebijakan tersebut merupakan langkah tindak lanjut
dari program-program yang telah dilakukan sebelumnya, dengan
tujuan untuk lebih mempercepat terjadinya peningkat peran dan
kontribusi buah-buahan dalam perekonomian daerah.
Kedepan semua ini harus lebih ditingkatkan agar buah-
buahan Sumatera Barat bisa menjadi tuan dirumah sendiri,
mampu memberikan kontribusi yang jauh lebih besar bagi
perolehan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi
daerah dan nasional, serta berkembang secara berkelanjutan
dengan kecenderungan peningkatan yang positif. Untuk kawasan
akan diupayakan pendampingan kelembagaan secara rutin dan
berkelanjutan agar proses transfer teknologi dan peningkatan
kualitas sumberdaya manusia petani dan petugas lapang bisa lebih
eisien dan efektif.
84
PDF Compressor Pro