Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

196
DOK : 03/IV/KKPUI/80 LAPORAN RAPAT KERJA PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA 31 MARET-3 APRIL 1980 Dl TIIGU, BOCOR UNIVERSITAS INDONESIA Jalan Salemba 4 JAKARTA

Transcript of Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Page 1: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DOK : 0 3 /IV /K K P U I/8 0

LAPORAN RAPAT KERJA

PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA

31 MARET-3 APRIL 1980 Dl TIIGU, BOCOR

UNIVERSITAS INDONESIAJalan Salemba 4 J A K A R T A

Page 2: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DOK : 03/IV/KKPUI/80

LAPORAN RAPAT KERJA

PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA

31MARET-3 APRIL 1980 Dl TUCU, BOCOR

u m

C u

UNIVERSITAS INDONESIA Jalan Salemba 4 J A K A R T A

?e r p u st a k a a n^ R u l x a s . S a s i h a

Page 3: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf
Page 4: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

KATA PENGANTAR

Kita semua patut menyatakan bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa dengan telah diselesaikan- nya Rapat Keija Universitas Indonesia yang berhasil meletakkan dasar-dasar pengembangan Universitas Indonesia dalam rangka meningkatkan pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara pada masa yang akan datang.Berbagai macam gagasan, pendapat, dan saran yang datang dari unsur sivitas akademika untuk me- ngembangkan Universitas Indonesia telah dibahas dengan penuh semangat kesatuan dan akhirnya dicapai kesepakatan yang dituangkan dalam rumusan laporan ini.

Laporan Rapat Keija Pengembangan Universitas Indonesia ini diharapkan secara mendalam dipelajari segenap unsur pimpinan Universitas Indonesia pada berbagai jenjang kepemimpinan.

Secara lebih khusus, laporan ini dibuat untuk beberapa maksud :1. Sebagai salah satu alat komunikasi yang memberikan kejelasan tentang landasan dasar,

tujuan, dan pendekatan pengembangan Universitas Indonesia.2. merupakan salah satu sumber informasi yang sangat berharga bagi usaha penjajagan untuk

pengadaan dan peningkatan program-program yang harus dikembangkan bersama secara terintegrasi oleh beberapa Fakultas di lingkungan Universitas Indonesia.

3 . sebagai salah satu pegangan dalam rangka mencapai keseimbangan pengembangan menuju diferensiasi dan spesialisasi program-program Fakultas di satu fihak, dan pengembangan Uni­versitas Indonesia secara menyeluruh sebagai suatu kesatuan di fihak lain.

Kepada semua fihak yang membantu kelancaran penyelenggaraan Rapat Keija Pengembangan Universitas Indonesia ini disampaikan ucapan terima kasih.

Jakarta, 15 April 1980 UNIVERSITAS INDONESIA Rektoi, I

■V 1Mahar Mardjono

Page 5: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR ISI

Halaman

D. PROGRAM PENGEMBANGAN

1. Bidang Pendidikan

2. Bidang Organisasi dan Manajemen

3. B id ang Penelitian

4. Bidang Pengabdian pada Masyarakat

5. Bidang Kemahasiswaan

LAMPIRAN

m

IV

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN V

TUJUAN RAKER V

PENYELENGGARAAN RAKER V

HASIL RAKER

A. POKOK-POKOK KESEPAKATAN 1

B. KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS ^INDONESIA

C. POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN 13RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 1985/

23

25

37

45

55

62

83

Page 6: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

1. PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG (Sambutan Rektor Mahar Mardjono pada pembukaan Raker)

2. PENGEMBANGAN BIDANG PENDIDIKAN (Makalah Purek Akademis UI)

3. PENGEMBANGAN BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Makalah Purek Adminku UI)

4. PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN (Makalah Purek Mahalum UI)

5. PENGEMBANGAN BIDANG PENELITIAN (Makalah Purek Khusus Penelitian UI)

6 . PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA M A S Y A R A K A T (Makalah Purek Khusus Pengabdian pada Masyarakat UI)

7. MAKALAH NARA SUMBER :a. Prof. Dr. Emil Salim

b. Prof. Dn Moh. Sadli

c. Prof. Dr. Moh. Sadli

d. Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar

e. Prof. Dr. Selo Soemardjan

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UI NO. 0 0 6 /S K /R /U I /1 9 8 0 T ^ j ^ ^ ^ ^ N r V E Y s l T A S AN DAN PEMBENTUKAN PANITIA P E N Y E L E N G G A R A A N R A P A T JvfcKJA INDONESIA, TERTANGGAL 26 PEBRUARI 1980 .

: Pendidikan professional dalam rencana pengemba g Universitas IndonesiaBeberapa Catalan raengenai arti "professional!sme” t o implikasinya pada pendidikan dan pengajaran d. PerguruTinggi. , .

: Beberapa Catalan men6enai arti "Kesadaran sosial dar, gU*a yang berdimensi moral” dan implikasinya bag. pend.d .kan di Universitas Indon esia .

: Pengembangan kegiatan intelektual di U niversitas Indonesia .

: Universitas dan Masyarakat____ •—' J r~W~' A Xt/ DCWVPI F.NGGARA-

iv

Page 7: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENDAHULUAN

Awal Januari 1980, pimpinan Universitas Indonesia menerbitkan buku kecil berjudul ” LANG- KAH AWAL DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSI­TAS INDONESIA” yang antara lain memuat pandangan tentang masalah yang dihadapi Universitas Indonesia, tujuan pengembangan dan strategi dasar yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut.

Buku tersebut dikomunikasikan kepada berbagai fihak di lingkungan Civitas Academica Univer­sitas Indonesia untuk memperoleh tanggapan penyempurnaan. Hampir seluruh tanggapan yang masuk menyatakan antusiasme dan dukungan akan usaha-usaha yang berencana dan terarah untuk mengem- bangkan Universitas Indonesia. Tanggapan-tanggapan tersebut sangat bervariasi sifatnya. Dari proyeksi tentang peranan Universitas Indonesia dalam pembangunan Bangsa dan Negara dimasa yang akan datang, sampai soal-soal teknis administratif pengelolaan Universitas. Tanggapan-tanggapan tersebut jelas sangat berharga dan perlu ditelaah untuk kemudian dituangkan ke dalam RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA.

Dalam rangka mempersiapkan Rencana Induk tersebutlah maka pimpinan Universitas Indonesia merasa perlu untuk mengadakan RAPAT KERJA PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA yang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. membahas dan meletakkan dasar-dasar pengembangan Universitas Indonesia secara menye- luruh sebagai suatu ’’sistim”

2. meruinuskan langkah-langkah pokok dalam rangka senantiasa meningkatkan peranan Univer­sitas Indonesia dalam perkembangan kehidupan akademik maupun kemasyarakatan

3. meletakkan penekanan pembahasan pada masalah-masalah pengembangan Universitas Indo­nesia jangka panjang, dengan mengingat adanya masalah-masalah rutin yang mendasar yang segera harus dipecahkan.

4. memperoleh kesepakatan tentang beberapa pokok bahasan yang meliputi : Landasan Dasar Pengembangan Universitas Indonesia, Organisasi dan Manajemen, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat, Kemahasiswaan, yang akan dijadikan dasar dalam penyu- sunan RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA (1981/82 - 85/86).

TUJUAN RAKER tTujuan Rapat Kerja ini adalah sangat spesifik, yaitu melakukan pembahasan yang diarahkan

untuk dihasilkannya beberapa output sebagai berikut :1. Pedoman Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia2. Program-program Pokok Pengembangan Universitas Indonesia3. Pedoman Penyusunan Rencana Induk Universitas Indonesia (1981/82 — 1985/86)

PENYELENGGARAAN RAKER

1. Dalam menyelenggarakan rapa. kerja ini,Committee dengan Surat Keputusan nomor . 006/SK/R/U1/1VSU, tertanggai zo d ilampiran). Raker diselenggarakan pada tanggal 31 Mare. - 3 Apnl 1980 d, Evergreen V.llage,Tugu, Bogor.

2. Pembahasan dalam rapat keria dilaksanakan daiam sidangparipuma dan s.danga. Sldang paripuma dipergunakan untuk memperoleh input maupun diskusi tukar-menukar pe

dapat atas pokok-pokok yang bersifat umum.

v

Page 8: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

r

b. Sidang kelompok dipergunakan untuk mendiskusikan topik-topik secara lebih spesifik. mena- jamkan permasalahan, menyusun dan memilih alternatifa pemecahan untuk kelak dimintakan persetujuan dalam sidang paripuma.

c. Sidang paripuma dan sidang kelompok dipimpin oleh anggota Steering C om m ittee.

3. Perumusan kelompok, hendaknya dibuat oleh anggota kelompok yang ditunjuk oleh Ketua Kelom­pok, dengan ketentuan tulisan mudah dibaca serta jelas, demi memperlancar dan m em percepat penggandaan.

4. Pembagian sidang kelompok

No. Kelompok Tugas

1). Kelompok A Merumuskan ’’Pedoman Dasar Pengembangan Jangka Paniang UI” dan ’’Pedoman Penyusunan Rencana Induk” .

2). Kelompok B Program Pokok Pendidikan

3). Kelompok C Program Pokok Bidang Organisasi dan Manajemen

4). Kelompok D Program Pokok Penelitian.

5). Kelompok E Program Pokok Pengabdian pada Masyarakat.

6 ). Kelompok F Program Pokok Kemahasiswaan dan Alumni

5. Peserta Raker :

1. Mahar Mardjono 27. Notokusumo2. Sujudi 28. Djoko Hartanto3. Soedarsono 29. Sidharta Kamarwan4. Dadang Hawaii 30. Suparto5. Girindro Pringgodigdo 31. Hartono Harjadi6 . Does Sampoemo 32. Djunaedi Hadisumarto7. Indro S. Suwandi 33. S.B. Joedono8. Slamet Iman Santoso 34. Wagiono Ismangil9. Sanyoto Subekti 35. Bakir Hasan

10. Harsya W. Bachtiar 36. Kartomo Wirosuhardjo11. Mohamad Suryani 37. Goenawan A.W.12. Parangtopo 38. Tobias Soebekti13. Mardjono Reksodiputro 39. Juwono Sudarsono14. Tato Slamet 40. Tb. Ronny Rachman15. Firman Lubis 41. Harsono Suwardi16. S. Somadikarta 42. Jan Rudiana Djajamihardja17. Umar Mansur 43. Manasse Malo18. . Soleh Kosela 44. Gondomono19. Soehaemi Moebin 45. Nurhadi Magetsari20 . R. Gandasoebrata 46. Supardi Djoko Damono21 . Asri Rasad 47. Soerjanto Poespowardojo22 . Sawitono Amin Singgih 48. Budi Santoso23. Merdias Almatsier 49. Bambang Sumadio24. S. Rachmad 50. Ny. Hanifa25. A.H. Markum 51. Koesriani Siswobroto26. F.B. Mewengkang 52. Ny. S.W. Prayitno

vi

Page 9: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

53. Ny. Sadoso 75. Tjiptaningsih Hadisurjo54. Ali Dahlan 76. Ny. Pandam Guritno55. Soenawan 77. 0 . Simbolon56. Eddy Aulia Fatah 78. Ketut Suaka Sandya57. Slamet Djais 79. A.Z. Buzari58. T.M. Daud Shah 80. Junus Salim59. H. Moh. Daud Ali 81. Koesmardiono60. Jufrina Rizal 82. Wiwit Widiantono61. Harun A1 Rasjid 83. Mulyono Gandadipura62. Fahmi D. Saifuddin 84. Viva Agus Dhianto63- Sujana Jatiputra 85. Sumanto64. Alex Papilaja 86 . Sidiq Achmad65. Suharnyoto Martomulyono 87. Eko Siwi Hardjanto66 . Sukidjo Notoatmodjo 88 . Sutopo67. Sudirgo Wibowo 89. Endun Surjana68 . Ny. Saparinah Sadli 90. Karsidi69. Ny. Jusuf Nusjirwan 91. Wartono70. Ny. Melly Suwondo 92. End jo71. Ny. Nana Mahdi 93. Sidik Pumorho72. Sahati Suharto 94. Emil Salim73. Djarwani Soeharso 95. Mohammad Sadli74. Ny. Suratmi Poerbonegoro

Page 10: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

POKOK-POKOK KESEPAKATAN

Page 11: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

POKOK-POKOK KESEPAKATAN

1. Menyepakati isi dokumen ’’KEBIJAKAN DASAR PhNGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA’ dan menjadikannya sebagai pedoman perencanaan dan pe- ngembangan universitas dan fakultas untuk jangka waktu 15 sampai 20 tahun mendatang.

2. Menyepakati akan segera dilakukannya usaha intensif untuk menyusun Rencana IndukUniversitas dan Rencana Pengembangan Fakultas sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen ’POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNI- VERSITAS INDONESIA 1981/1982 1985/1986’.

3. Menyepakati bahwa pimpinan universitas dan fakultas senantiasa berusaha memelihara kesi- nambungan kegiatan perencanaan dan pengembangan serta pelaksanaannya tanpa dihambat oleh adanya pergantian pimpinan universitas dan fakultas.

4. Selanjutnya dalam kaitannya dengan usaha perencanaan dan pengembangan Universitas Indo­nesia secara menyelunih, telah pula disepakati hal-hal sebagai berikut :a. Universitas Indonesia harus melakukan persiapan untuk mengadakan penyesuaian terha-

dap mated yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah No. 5/1980 tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri dalam batas waktu 1 tahun.

b. Universitas Indonesia harus melakukan usaha intensif untuk mengadakan penyesuaian terhadap materi yang terdapat dalam Surat Keputusan Menteri P dan K No. 0124/U/1979 tentang Penjenjangan Pendidikan Tinggi dan Akta Mengajar dalam batas waktu 3 tahun.

c. Semua fakultas dilingkungan Universitas Indonesia perlu segera melakukan perencanaan akademik dalam rangka Proyek Pembangunan Kampus Baru Universitas Indonesia di Depok.

d. Perlu segera dilakukan berbagai usaha terencana untuk senantiasa meningkatkan kemam- puan perencanaan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi program Universitas Indonesia.

e. Konsorsia bidang dapat merupakan salah satu sarana pengembangan program akademik Universitas Indonesia.

f. Kegiatan perencanaan dan pengembangan serta monitoring dan evaluasi mutlak perlu ditunjang oleh kelengkapan data yang diperlukan. Oleh sebab itu setiap fakultas lembaga, dan satuan organisasi di lingkungan Universitas Indonesia harus membina dan mengem- bangkan kelengkapan dan tatalaksana data.

3

Page 12: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA

Page 13: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

FALSAFAH UNIVERSITAS INDONESIA

Universitas Indonesia dibentuk, dibina, dan dikembangkan oleh bangsa dan negara Indonesia agar dapat menjalankan peranan yang ikut menentukan dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan.Setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia harus mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat adil makmur berlandaskan Pancasila.Menyadari tanggung jawab ini, Universitas Indonesia senantiasa berusaha menyelenggarakan pendi­dikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat pada taraf yang setinggi tingginya.

PEMBANGUNAN BANGSA DAN NEGARA

Tujuan PembangunanSesuai dengan aspirasi bangsa Indonesia yang dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, maka pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil makmur yang merata material dan spiritual berlandaskan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mer- deka, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, dan damai. Hakekat pemba­ngunan nasional Indonesia adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.Pembangunan manusia seutuhnya mencakup pengembangan kepribadian serta kemajuannya, pengem­bangan kesadaran bahwa manusia adalah subjek daripada pembangunan yang harus mengembangkan kebiasaan dinamis, kreatif, produktif, ekonomis.

Masalah Pokok PembangunanPembangunan nasional berusaha mengatasi beberapa masalah yang bersifat serba muka, pelik, ber- jangka panjang, mempunyai dampak yang luas, serta cenderung membengkak.Masalah pokok tersebut terdiri antara lain dari masalah pertumbuhan dan penyebaran penduduk, kemiskinan, keterbelakangan, masalah internasional, dan terancamnya kelestarian lingkungan. Penanggulangan beberapa masalah pokok ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai satu masya­rakat Indonesia yang adil makmur berlandaskan Pancasila.

PERANAN DAN TUJUAN UTAMA UNIVERSITAS INDONESIA

Peranan

Universitas Indonesia harus senantiasa nieningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Perlu disadari bahwa Universitas Indonesia adalah universitas yang berciri nasional dan oleh sebab itu harus berperan di dalam ruang lingkup pennasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Dengan perkataan lain, peranan Universitas Indonesia adalah turut aktif me- nanggulangi permasalahan pokok pembangunan.Peranan tersebut harus disesuaikan dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mem­punyai cakupan nasional dan internasional.

TUJUAN UTAMA

Tujuan Utama

Sesuai dengan peranannya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang memikul tanggung jawab di bidane

yang menacakupn Pe"8aMilm maSyarakat' U" irasitas l»1 o n « U mempunyai tujuan utama

I. Menghasilkan tenaga ahli yang berjiwa Pancasila mempunyai kemampuan profesional, dan intelek-

7

Page 14: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tual yang bermutu tinggi, berkesadaran sosial, berwawasan nasional dan internasional, serta memi- liki integritas kepribadian.

2. Menghasilkan karya ilmiah yang bermutu tinggi dan yang merupakan sumbangan baik pada per- kembangan ilmu pengetahuan maupun pada penyelenggaraan usaha pembangunan nasional.

3. Menghasilkan pelayanan yang didasarkan pada pengamalan ilmu pengetahuan terutama di bidang yang mencerminkan dan menumbuhkan tekad pengabdian Universitas Indonesia pada rakyat banyak.

4. Menghasilkan pemikiran yang memperkokoh pengembangan watak, moral, dan etika bangsa Indonesia.

Dari tujuan utama ini dapat dijabarkan tujuan lain yang bersifat operasional di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

PERMASALAHAN POKOK

Dalam usaha mencapai tujuan utama di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, Universitas Indonesia menghadapi berbagai macam permasalahan pokok, diantaranya :

1. Masalah RelevansiKehidupan bermasyarakat yang berkembang dengan cepat mengakibatkan program yang sedang dan akan dilaksanakan di Universitas Indonesia harus senantiasa disesuaikan dengan tujuan utama dan peranan Universitas Indonesia.

2. Masalah Kualitas LulusanKebutuhan masyarakat akan lulusan Universitas Indonesia dengan kualitas yang makin tinggi menyebabkan perlunya penyesuaian yang terpadu dan terus menerus dalam pembinaan calon lulusan.

3. Masalah Produktivitas.Kebutuhan masyarakat akan hasil Universitas Indonesia di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyasrakat tidak saja menyangkut kualitas yang makin tinggi tetapi juga kuantitas yang makin bertambah. Keterbatasan sarana yang selalu akan ada, mewajibkan pula penyesuaian yang terpadu dan terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengabaikan kualitas.

4. Masalah Daya TampungArus permintaan masuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia selalu bertambah sedangkan peningkatan daya tampung tidak bisa dipastikan. Kedua-duanya tidak mungkin berjalan seimbang. Oleh karena itu diperlukan peningkatan sarana yang terpadu dan terus menerus untuk menambah daya tampung dengan selalu mempertahankan kualitas pendidikan agar dapat memelihara mutu lulusan.

5. Masalah Pemerataan Kesempatan BelajarSebagai suatu universitas yang berciri nasional, Universitas Indonesia harus mencerminkan citra pemerataan dalam kesempatan belajar sehingga komposisi mahasiswanya dapat mencerminkan pula komposisi penduduk Indonesia, baik dari segi asal daerah maupun dari segi kehidupan ekonomi.

6 . Masalah kehidupan kemahasiswaanPembinaan mahasiswa Universitas Indonesia tidak dapat hanya ditujukan pada peningkatan kemampuan akademiknya tetapi juga harus ada usaha terencana mengenai pembinaan non aka- derriiknya.Kedua-duanya merupakan bagian terpadu dari kehidupan kampus.

8

Page 15: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

7. Masalah Peranan Masyarakat IntelektualPembinaan moral dan watak bangsa menjadi salah satu tujuan utama Universitas Indonesia. Peran­an efektif dari masyarakat intelektual di bidang ini harus terus menerus didorong, ditunjang dan ditingkatkan.

8. Masalah Hubungan Alma Mater Dengan AlumniBaik untuk memperoleh umpan balik maupun sebagai sarana penunjang diperlukan hubungan efektif antara alumni dengan alma maternya, yang tidak hanya terbatas melalui organisasi alumni.

9. Masalah Sarana PenunjangUsaha meningkatkan daya tampung harus selalu diikuti pula dengan peningkatan dan penambahan sarana penunjang . Kecuali untuk masalah daya tampung, peningkatan dan penambahan sarana pe­nunjang ini akan juga mempengaruhi keberhasilan Universitas Indonesia dalam mengatasi masalah produktivitas dan kualitas lulusan.

10. Masalah Kepindahan Kampus UI ke DepokKampus baru di Depok akan dapat menampung kebutuhan Universitas Indonesia dalam mewujud­kan tujuan utamanya, jika masalah yang berkaitan dengan perpindahannya diatasi secara beren- cana. Kepindahan Universitas Indonesia ke kampus baru itu tidak saja menyangkut masalah per­pindahannya, tetapi juga mempunyai akibat yang niasih lama akan terasa dalam organisasi dan manajemen Universitas Indonesia.

11. Masalah Organisasi dan Manajemen PendidikanMasalah organisasi dan manajemen ( O & M ) memang merupakan masalah yang umum didapati dalam setiap lembaga. Namun demikian, O & M dalam lembaga pendidikan tinggi mempunyai ciri khusus yang memerlukan penanganan yang khusus pula. Di samping belum melembaganya pem­binaan dan pengembangan karier tenaga administrasi, maka pembinaan dan pengembangan karier tenaga akademik merupakan masalah yang akan selalu dihadapi.

12. Masalah CitraCitra Universitas Indonesia yang sesuai dengan harapan masyarakat akan sangat mempengaruhi berhasilnya Universitas Indonesia menjalankan peranannya dalam rangka mencapai tujuan utama- nya. Pembinaan citra yang demikian itu harus senantiasa dilakukan oleh seluruh unsur Universitas Indonesia secara sadar dan terpadu.

PENDEKATANBertolak dari keadaan sekarang dan mengingat hasil yang telah dicapai, usaha untuk mencapai tujuan utama Universitas Indonesia haruslah merupakan suatu proses perbaikan dan pertumbuhan yang ber- kesinambungan, berencana, dan bertahap.Pendekatan yang dipakai mencakup dua macam proses yang harus dihadapi secara bersamaan, yaitu :(a) proses perbaikan untuk meningkatkan kemampuan dalam pencapaian tujuan utama universitas.(b) proses pertumbuhan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi

tantangan baru yang senantiasa berubah baik dalam kuantitas maupun kualitasnya.Dengan sendirinya Universitas Indonesia harus mengadakan monitoring dan evaluasi terhadap semua usaha perbaikan dan pertumbuhan tersebut.Selain itu, untuk menjamin adanya kesinambungan dalam proses perbaikan dan pertumbuhan, partisi- pasi aktif keseluruhan sivitas akademika merupakan satu syarat yang harus dipenuhi.

9

Page 16: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROGRAM POKOK

Untuk mencapai tujuan utama, perlu diidentifikasi program pokok yang harus diselenggarakan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Program pokok dibawah ini akan dijadikan pedoman untuk menyusun program yang lebih terperinci menurut bidang dan kegiatan dengan kriteria prioritas yang lebih mudah diterapkan.

1 . Program Peningkatan RelevansiProgram ini bertujuan meningkatkan relevansi program pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat sesuai dengan peranan dan tujuan utama universitas. Program ini diwujudkan melalui kegiatan kurikular dan ko-kurikular, kegiatan penelitian dasar dan terapan, serta kegiatan pengab­dian masyarakat.

2. Program Peningkatan Kualitas LulusanProgram ini bertujuan meningkatkan kemampuan profesional dan intelektual, kesadaran dan integritas kepribadian calon lulusan Universitas Indonesia.

3. Program Peningkatan ProduktivitasProduktivitas mencakup berbagai macam aspek fungsional suatu lembaga pendidikan tinggi, se- hingga program ini mempunyai cakupan yang sangat luas. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

4. Program Peningkatan Daya TampungDaya tampung bukan saja ditentukan oleh sarana fisik dan peralatan melainkan juga oleh sifat intrinsik dari proses belajar dan mengajar itu sendiri serta kemampuan tenaga akademik dan admi- nistratif.Program ini bertujuan meningkatkan daya tampung UI sebagai jawaban terhadap tantangan yang ada, tanpa mengorbankan aspek hakiki dalam proses pendidikan.

5. Program Peningkatan Pemerataan Kesempatan Belajar.Kesempatan belajar haruslah diciptakan secara aktif dengan menyisihkan faktor dampingan yang dapat melenyapkan kesempatan belajar itu sendiri, misalnya oleh karena ketidakmampuan fi- nansial.Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesempatan belajar di UI bagi seluruh warganegara Indonesia.

6 . Program KemahasiswaanProgram ini bertujuan membina aspek kokurikuler yang harus merupakan bagian integral dari ke­hidupan kemahasiswaan selama mengikuti pendidikan di Universitas Indonesia.

7. Program Peningkatan Peranan Masyarakat IntelektualProgram ini bertujuan membina dan meningkatkan peran masyarakat Intelektual UI khususnya dan masyarakat intelektual Indonesia pada umumnya dalam pembinaan moral dan watak bangsa.

8 . Program Perbaikan Hubungan Alma Mater dengan AlumniProgram ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan hubungan yang efektif antara alma mater dengan alumni.

9 . Program Perbaikan Sarana PenunjangProgram ini bertujuan meningkatkan dan mengembangkan sarana penunjang pendidikan, adminis- trasi, dan kegiatan lain.

10 PFRPUSTAKAANf 'A .R U L lA S — SAS i n . •<

Page 17: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

10. Program Pembangunan Kampus Baru Universitas IndonesiaSudah tiba saatnya bagi tiap fakultas, lembaga, dan satuan lain di lingkungan Universitas Indonesia untuk mulai meninjau kembali tujuan dan perencanaan masing-masing, yang harus disesuaikan dengan tujuan utama dan program pokok universitas yang telah disepakati bersama. Peninjauan, perumusan, dan penyusunan kembali dari perencanaan dan program akan mempunyai dampak yang penting bagi pembangunan kampus baru.

11. Program Perbaikan dan Penyempurnaan Organisasi dan ManajemenProgram ini bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi dan manajemen melalui pembinaan dan pengembangan kemampuan unsur manusia menyusun sistim dan prosedur, serta pengadaan sumber daya dana.

12. Program Peningkatan CitraProgram ini bertujuan meningkatkan citra Universitas Indonesia sebagai satu lembaga pendidikan tinggi yang berciri nasional. Citra yang kokoh dapat dijelmakan apabila yang dihasilkan Universi­tas Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.

MEKANISME PELAKSANAANPokok mekanisme penerapan Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang, Universitas Indonesia adalah sebagai berikut :1. Menggunakan Tujuan Utama Universitas dan Program Pokok Universitas yang telah menjadi

kesepakatan bersama sebagai landasan penyusunan Rencana Induk Universitas dan Rencana Pe­ngembangan Fakultas.

2. Menyusun skala prioritas program3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Program4. Membina kesinambungan proses perencanaan dan pelaksanaan5. Membina partisipasi dinamik sivitas akademika dalam proses perencanaan dan pelaksanaan.6. M enciptakan m ekanism e m onitoring, evaluasi, dan umpan balik7. M embentuk m em bina dan mengembangkan sarana yang m em ungkinkan m ekanism e ini dilaksana-

kan.

11

Page 18: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 1985/86

Page 19: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

POKOK-POKOK PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 - 1985/86

1. Pokok-pokok yang terdapat dalam ’KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG UNIVERSITAS INDONESIA’ yang dihasilkan oleh Raker Pengembangan U.I. (31 Maret - 03 April 1980) akan dijadikan pegangan baik oleh Universitas maupun semua fakultas di lingkungan Universitas Indonesia untuk pengembangannya pada masa 15—29 tahun mendatang.Dokumen ’’KEBIJAKAN DASAR” tersebut paling lambat pada akhir April 1980 harus sudah disampaikan kepada seluruh staf pengajar UI

2. Apa yang tertera kedalam ’’KEBIJAKAN DASAR” akan dituangkan dalam bentuk yang lebih operasional ke dalam beberapa dokumen perencanaan sebagai berikut :a. Rencana Induk UI (berjangka waktu lima tahun)b. Rencana Pengembangan tiap Fakultas (berjangka waktu lima tahun)c. Rencana Tahunan.

3. Rencana Induk UI yang niemuat program pengembangan UI dalam periode 1981/82 — 85/86 harus selesai dibuat paling lambat pada 15 September 1980.

4. Demikian pula semua fakultas dilingkungan UI perlu mempunyai Rencana Pengembangan Fakultas masing-masing yang menyatakan a rail pengembangannya dalam periode 1981/82 — 85/86 dan periode periode selanjutnya.Pada saat ini ada beberapa Fakultas yang sudah mempunyai semacam rencana pengembangan tersebut dan ada beberapa Fakultas yang bellim mempunyainya.Fakultas yang belum mempunyainya, diharapkan segera menyusun Rencana Pengem bangan tersebut dan fakultas yang sudah mempunyainya diharapkan sedapat-dapatnya menyesuaikan rencananya dengan ’’KEBIJAKAN DASAR” yang telah disepakati.

5. Perbandingan antara tiga niacam dokumen :a. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UIb. Rencana Induk UI 1981/82 — 85/86c. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/82 - 85/86. dapat dilihat kaitannya pada Lampiran - 1.

6 . Secara lebih terperinci, pola Rencana Pengembangan Fakultas dapat dilihat padaLampiran-2.7. Jadwal penyusunan Rencana Induk UI dapat dilihat pada Lampiran-3.8 . Untuk tujuan penyusunan Rencana Induk UI maupun Rencana Pengembangan Fakultas-

fakultas harus segera dibentuk Kelompok Koordinasi Pengembangan UI (KKPUI) di tingkat Universitas dan Kelompok Kerja Perencanaan Pengembangan Fakultas (KKPPF) Fakultas- fakultas.Perbandingan kedua niacam Satuan Perencanaan tersebut dapat dilihat pada Lampii'an - 4.

KKPUI dan KKPPF diseluruh Fakultas paling lambat harus sudah dibentuk pada akhir April1980.

9 . Secara rutin, paling sedikit setahun sekali perlu diadakan dua niacam Rapat Kerja :a. Raker Pimpinan Universitas dan Pimpinan Fakultas-fakultasb. Raker Pimpinan Fakultas dan Pimpinan Bagian/Jurusan/Departemen.untuk maksud-maksud yang berkaitan dengan monitoring, evaluasi dan memperoleh umpan balik guna melakukan penyesuaian dalam usaha pengembangan Universitas secara menyeluruh maupun pengembangan fakultas.

10. Langkah berikutnya untuk menyusun Rencana Induk UI setelah Raker ini selesai, dapat dilihat pada Lampiran-5.

15

Page 20: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

LAMPIRAN

1. Perbandingan tiga macam dokumen:a. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI.b. Rencana Induk UI 1981/82 — 1985/86.c. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/1982 1985/86.

2. Garis Besar Rencana Pengembangan Fakultas.3. Jadwal Penyusunan Renana Induk UI (1981/82 1985/86).4. Beberapa ketentuan yang berkaitan dengan pembentukan KKPUI dan KKPPF.5. Tindak lanjut Raker Pengembangan UI 1980 (khususnya yang berkaitan dengan penyusunan

Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/86).

16

Page 21: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PERBANDINGAN TIGA MACAM DOKUMEN: LAMPIRAN 1

1. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI2. Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/863. Rencana Pengembangan Fakultas 1981/82 - 1985/86

I1

Nam a DokumenKEBIJAKAN DASAR PENGEM­BANGAN JANGKA PANJANG U.I.

RENCANA INDUK UI 1981/82 - 1985/86

RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS 1981/82 - 85/86

II Keterangan maksud masing- Dokumen ini merupakan ketentuan- Dokumen ini merupakan Dokumen ini merupakan perincianmasing Dokumen ketentuan pokok yang mengingat Univ. rencana operasional pe­ rencana operasional tahunan se-

dan Fakultas-fakultas serta satuan ke­ ngembangan UI dalam lama periode 81/82 - 85/86 un­lengkapan Univ. dan dijadikan pedoman periode 81/8-2 -- 85/86 tuk tiap fakultas.pengembangan jangka panjang (Secara Khusus juga harus selesai(+ sampai dengan tahun 2.000) DUP Fakultas

81/82 pasal 31 Agustus 1980).J Isi / Uraian Dokumen :

1. Falsafah UI + ++ +2. Masalah pembangunan + + —

III 3. Peranan dan tujuan utama UI +4. Masalah yang dipunyai UI dalam

melakukan peranannya + + —5 . Pendekatan pengembangan UI -h + +6 . Program pokok + ++ ++7. Mekanisme pelaksanaan pengem­

bangan UI + ++ —

8 . Masalah pengembangan Fakultas + 4-4-9 . Tujuan pengembangan Fakultas _ +

i++

10 ^Rencana Program pengembangan -

Fakultas (1981/82-85/86) - + +] 1. Proyek-proyek Tahunan - + -H-12. Anggaran Tahunan - -H-

Catatan : + = harus ada +

++ = harus ada dengan le )ih dijabarkan- = tidak perlu ada

IV Disusun oleh Peserta Raker Pengembangan UI Kelompok Koordinasi Kelompok Kerja Pengembangan1 ▼31/3 3/4 1980 pengembangan UI (KKPUI) Fakultas (KKPPF)

V. Disahkan oleh Peserta Raker Rektor Dekan

VI 1 Dokumen tersebut harusselesai disusun 30 April 1980 15 September 1980 31 Agusutus 1980

Page 22: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran 2

Garis besar :

RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS @)

PENDAHULUANa. Tujuan Utama UIb. Uraian tentang permasalahan yang mcnjadi minat dan perhatian FakllltUS buik pada niasa kini

maupun pada masa yang akan datang.

KEADAAN FAKULTAS PADA SAAT INIBagian ini menjelaskan keadaan Fakultas pada saat ini (antara lain meliputi jumlah dan kwalifikasi mahasiswa, lulusan, staf pengajar, staf tata usaha, fasilitas pendidikan, macam-macam program yang ada) dan potensi yang dipunyai fakultas untuk pengembangan yang akan datang.Demikian pula, pada bagian ini dijelaskan tuntutan akan pengembangan Fakultas dimasa mendatang.

TUJUAN PENGEMBANGAN FAKULTASBagian ini menjelaskan tujuan Fakultas dan tujuan pengembangan Fakultas secara lebih terpennci yang akan dicapai dalam masa lima tahun mendatang.Dalam merumuskan tujuan pengembangan Fakultas, perlu diperhatikan antara lain :a. Tujuan Utama Universitas Indonesiab. Permasalahan nasional, yang secara lebih khusus menjadi bidang perhatian Fakultasc. Peranan yang dapat dilakukan Fakultas untuk mem bantu mengatasi masalah tersebutd. Kebutuhan akan diferensiasi dan spesialisasi program Fakultas

MASALAH PENGEMBANGAN YANG DIHADAPI FAKULTASDiuraikan segala permasalahan yang dihadapi Fakultas yang dapat berakibat menghambat Fakultas dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Permasalahan ini bisa dilihat pada masa kini maupun pada masa yang akan datang.Demikian pula hendaknya permasalahan dinyatakan prioritasnya.

PENDEKATAN PENGEMBANGANagian ini menjelaskan pen .Bagian ini menjelaskan pendekatan yang akan dipergunakan Fakultas dalam mencapai tujuan pengembangannya dan mengatasi permasalahan yang dipunyainya.

RENCANA PENGEMBANGAN Bagian ini menjelaskan :a. hasil yang akan dicapai Fakultas dalam masa lima tahun mendatangb. kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai hasil tersebut.c. sumber daya (manusia, dana, peralatan, sarana fisik lain) yang diperlukan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN berikan keje-Pada bagian ini dilampirkan dokumen-dokumen lain yang dianggap relevan untuk mem en an jlasan tentang rencana pengembangan Fakultas itu sendiri.

^ Garisbesar ini merupakan contoh tentang hal-hal apa yang dianggap perlu untuk dicantumkan RENCANA PENGEMBANGAN FAKULTAS.

18

Page 23: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran 3

JADWAL PENYUSUNAN RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA 1981/82 - 1985/86

No KEGIATAN1980

APRIL Mlil JUNI JULI AGUSTUS SEPT

1. Menyepakati landasan dasar, tujuan dan pendekatan pengem­bangan serta menyusun program pokok pengembangan jangka panjang UI (awal April 1980)

XX

2 . Meinbentuk satuan-satuim peren­canaan pengembangan baik di tingkat Fakultas maupun Uni­versitas

XXX

3. Memperoleh kesepakatan ten- tang prosedur penyusunan dan kerangka isi buku Rencana Induk UI 81/82 - 85/86

xxxx

4. Menyusun Rencana Induk UI 81/82 - 85/86 sesuai dengan prosedur yang telah disepakati

xxxx <XXXX) :xxxxx):xxxxxxx

5. Proses pengambilan keputusan secara resmi Rencana Induk UI dijadikan Pedoman Pengem­bangan UI dalam periode 81/82 - 85/86.

XXX

19

Page 24: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran 4

BFRPR APA KETENTUAN YANG BERK AIT AN DENGAN PEMBENTUKAN SATUAN PERENCANA PENGEMBANGAN DI TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS

1. Nama

2. Tugas

\3. Jumlah keanggotaan

4. Pertanggungan jawab

15 Dibentuk dengan

UNIVERSITAS

Kelompok Koordinasi Pengem­bangan Universitas Indonesia (disingkat KKPUI)

1. membantu pimpinan UI da­lam memperoleh gagasan- an-gagasan pengembangan Universitas dan merumus- kannya menjadi rencana- rencana pengembangan tahunan, lima-tahunan mau­pun rencana jangka panjang.

2. membantu pimpinan UI da­lam mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan usaha- usaha perencanaan dan pe­ngembangan yang ada di Fakultas-fakultas dan satuan kelengkapan Universitas lain- nya, supaya diperoleh keseim- bangan pengembangan Univer­sitas secara menyeluruh seba­gai suatu kesatuan.

3. membantu pimpinan UI dalam mencpitakan suatu lingkungan yang subur bagi usaha-usaha peningkatan kemampuan pe­rencanaan dan pengembangan di UI.

4. membantu pimpinan UI dalam memperoleh alat, mekanisme dan kemampuan yang mema- dai untuk secara terus-mene- rus memonitor perkembangan UI agar tidak menyimpang dari arah yang telah ditentukan

Celompok Kerja Perencanaan Pengembangan Fakultas (disingkat KKPPF).

membantu pimpinan Fakultas da­lam memperoleh gagasan-gagasan pengembangan Fak. dan merumus- kannya menjadi rencana pengem­bangan tahunan maupun.lima tahunan

(10 - 15) orang

FAKULTAS

kepada Rektor

, 1 SK Rektor

jumlah anggota yang disarankan (3—5) orang.

kepada Dekan

2. membantu pimpinan Fak. dalam mengkomunikasikan dan mengkoor­dinasikan usaha-usaha perencanaan nasikan usaha-usaha perencanaan dan pengembangan yang ada di Bagian-bagian/Jurusan-jurusan di- lingkungan Fakultas agar diperoleh keseimbangan Fakultas secara me­nyeluruh sebagai suatu kesatuan.

membantu pimpinan Fakultas dalam menciptakan suatu ling­kungan yang subur bagi usaha- usaha peningkatan kemampuan perencanaan dan pengembangan dilingkungan Fakultas.

membantu pimpinan Fakultas dalam memperoleh alat, meka­nisme dan kemampuan yang me- madai untuk secara terus menerus memonitor perkembangan Fakul­tas agar tidak menyimpang dari arah dan sasaran yang telah dite- tapkan.

SK Dekan

20

Page 25: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

TINDAK LANJUT RAKER PENGEMBANGAN UI. 1980(Khususnya yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk UI 1981/82 - 1985/86

Lampiran 5/

1.0 2.1Rapat Keija Penyusunan,Pengembangan penggandaanUniversitas —►—1 dan penyebaranIndonesia hasil Raker(awal April) ( April)

2.3

Menelaah dengan tajam Rencana Induk UI (74—79) untuk mengetahui hal-hal mana yang masih relevan untuk dituangkan dalam Rencana Induk UI tahapan yang selanjutnya (April - Juli)

3.1 4.1

Membentuk dan melengkapi satuan perencana­an pengembangan pada tingkat Universitas dan pada tingkat Fakultas (paling lambat akhir April)

MenyusunProsedur penyusunan dan kerangka isi RencanaInduk (Mei)

Proses penyusunan dan penyesuaian Rencana pengembangan fakultas dikaitkan dengan Kebijakan Pengembangan Universitas (Mei—Agustus)

2.2 5.0

’’ “ lProses Prosespenyusunan pengambilan Implementasi,Rencana Induk keputusan untuk Readjustment,Universitas mengesahkan

— * evaluasiIndonesia RencanaInduk UI Rencana Induk UI(Juli—Agustus) (medio September)

6.0 7.0

Page 26: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

D. PROGRAM PENGEMBANGAN:

1. Bidang Pendidikan

2. Bidang Organisasi dan Manajemen

3. Bidang Penelitian

4. Bidang Pengabdian pada Masyarakat

5. Bidang Kemahasiswaan

Page 27: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG PENDIDIKAN

Page 28: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

A. TUJUAN PENDIDIKAN :

Tujuan penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan di Universitas Indonesia ialah :1. menghasilkan tenaga ahli pada berbagai tingkat pengetahuan yang menguasai pengetahuan

kognitif dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan ini dalam usaha mengatasi masalah- masalah yang dihadapi dalam bidang pekeijaan yang bersangkutan;

2 . menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai kemampuan dan dorongan un tuk menerima, mem- produksi, menyajikan dan menghasilkan pemikiran rasional yang berm utu tinggi, dalam ben tuk lisan maupun tulisan, dengan penggunaan bahasa nasional;

3. menghasilkan tenaga ahli yang peka akan masalah-masalah sosial yang terwujud dalam baik lingkungan nasional maupun intemasional, serta mempunyai rasa tanggung jawab yang besar berkenaan dengan usaha mengatasi masalah-masalah kemanusiaan ini;

4. menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai kepribadian yang senantiasa berpedom ankan nilai- nilai dan aturan-aturan moral dan etika atas landasan Pancasila dalam berfikir ataupun bertin- dak.

Untuk Indonesia, berusaha menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang menghasilkan tenaga ahli yang mempunyai baik kemampuan profesional maupun kemampuan intelektual yang bermutu tinggi meskipun perbandingan kemampuan ini bisa berbeda-beda; berkesadaran sosial yang besar atas dasar wawasan nasional maupun intemasional; serta berkepribadian yang meng- utamakan integritas.

C I R I :1. Integrasi - sekalian fasilitas yang ada di Universitas sebagai satu sistim2. Luwes - program studi (pembuatan, perubahan, penggantian)3. Disiplin dan multi disiplin

B. PROGRAM-PROGRAM POKOK PENGEMBANGAN

1. MAHASISWA :1.1. Colon Mahasiswa

— kwalifikasi akademik;— kwantitas/jumlah;— distribusi regional;— asal usul sosial ekonomi;

1.2. Sistim Seleksi1.3. Mahasiswa: — student walfare

— student interest— student reasoning

2. STAF PENGAJAR :2 . 1. inventarisasi — per bidang/fakultas (jurusan)

— tingkat pendidikan— kemampuan ganda— pekeijaan (tugas) diluar fakultas— pendapatan tambahan— jam kerja efektif— kekurangan pengetahuan oleh staf pengajar— ratio staf pengajar : mahasiswa/fakultas/bidang

27

Page 29: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

- jenis tugas apa yang dikehendaki sesuai dengan bakat/minat (mengajar, meneliti, mengabdi & administrasi) ’

2 .2 . kwalifikasi penunjukkan dan pengangkatan staf pengajar untuk sesuatu tugas2.3. ke ten tuan pemberian ganjaran dan sanksi.

3. KURIKULUM :3.1. Tujuan : Tujuan pendidikan di fakultas/program studi perlu disesuaikan d en g an

tujuan utama Universitas untuk masing-masing jenjang.3.2. Isi & S truk tur yang disesuaikan dengan penggunaan sistim kredit semester:

- Penetapan program studi— Pemahaman SKS oleh staf pengajar- Penyusunan peraturan dan aturan di tingkat Universitas dan Faknlt^c r

gram studi) lihat 25/KKPUI/80 IIaS ( p r °-

3.3. MKDU : — isi mata kuliah— pengadaan/pengangkatan kemampuan pengajar

4. TEKNOLOGI PENDIDIKAN :4.1. M etode pengajaran/pendidikan :

- menciptakan metode pengajaran yang sesuai dengan mahasiswa/kebudayaan Ind ■- mencari cara mengajar di dalam kelas yang jumlah mahasiswanya besar ° n e s ia- menciptakan metode pendidikan yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia

4.2. Media penunjang- pengadaan media penunjang : closed curcuit TV

video tape slidesalat peraga

- pengadaan program pengajaran cara penggunaan media Pendidikan- pengadaan pusat produksi media pendidikan- pengadaan program pengajaran cara pemanfaatan perpustakaan kommitor •

didikan. y er Vla Pen-

5. SARANA :5.1. Ruang kuliah

— optim asi/integrasi penggunaan— pindah ke D epok (perencanaan sesuai dengan Tujuan pendidikan)— penam bahan, peningkatan '— pemeliharaan

5.2. Laboratorium— optim asi/integrasi penggunaan

— pengadaan, peningkatan, penambahan tenaga teknik— pengadaan m ekanime, pengadaan suku cadang, bahan.

5.3. Perpustakaan :— penambahan koleksi, ruang— penambahan librarian— union katalog induk sistim jaringan— peminjaman antar perpustakaan

28

Page 30: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

5.4. Ruang kerja s ta f pengajar— pengadaan ruang kerja staf pengajar

5.5. Museum— pengadaan/pengembangan

5.6. Daerah studi/kebun percobaan/binatang— pengadaan/pengembangan— pengadaan kendaraan, biaya

5.7. Studio— pengadaan/pengembangan

5.8. Bengkel— pengadaan tenaga teknisi

5.9. Rum ah Sakit/Puskesmas Pendidikan5.10. Instalasi: listrik, air, sound system, gas

gudangpeningkatan

5.11. Bursa B uku— pengadaan di tingkat universitas

5.12. Univ. Club— pengadaan

5.13. Guest House/rumah-rumah pengajar tamu5.14. Percetakan Universitas

ORGANISASI & MANAJEMEN PENDIDIKAN

6.1. Struktur— penataan kembali jurusan— pemusatan administrasi pendidikan di tingkat universitas— job description/kriteria pengangkatan warid jabatan, ketua jurusan— pengadaan sistim pengawasan pelaksanaan kegiatan akademi

6.2. Manusia— peningkatan kemampuan staf administrasi pendidikan/teknisi— perencanaan jenjang karier tenaga akademik/staf teknisi— penambahan staf administrasi pendidikan/teknisi— pemusatan tenaga pengajar se bidang

6.3. Prosedur kerja— prosedur pendaftaran - peserta mata kuliah

registrasi nilaipenggunaan bersama sarana pendidikan pengamanan perpustakaan, lab., instalasi pemanfaatan staf pengajar antar fakultas

6.4. Pengolahan/pengelolaan informasi— pemusatan registrasi mata kuliah dan nilai ujiannya— pengadaan peraturan pemindahan kredit— pemusatan data pribadi mahasiswa— penerbitan katalog universitas— monitoring prestasi akadeniis mahasiswa

Page 31: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

6.5. Penilaian/pelaporan program studi— penilaian berkala tentang relevansi program studi dengan kebutuhan masyarakat/

pasaran kerja— pengadaan sistim penilaian pelaksanaan program studi— menerbitkan laporan berkala di bidang kegiatan akademik

7. PEMBIAYAAN- penentuan biaya satuan per mahasiswa— pengadaan pembiayaan rutin untuk penieliharaan

pengusulan pembiayaan dari anggaran pembangunan beasiswa Menteri Muda untuk mahasiswa pedesaan keijasama dengan lembaga-lembaga swastabantuan luar negeri untuk : — bantuan staf pengajar tamu ke UI

- pengiriman staf pengajar ke LN— pengusulan SPP disesuaikan dengan jumlah kredit yang diambil mahasiswa— sumber dana dari sektor swasta

8 . LINGKUNGAN- pembinaan keijasama dengan lembaga-lembaga swasta dan pemerintah di luar universitas- pembinaan keijasama universitas dengan masyarakat ilmiah

— menjalin hubungan baik dengan lingkungan melalui peningkatan taraf kecerdasannya- pembinaan lingkungan sehingga menjadi tempat yang kondusif bagi mahasiswa dan menye-

lesaikan studinya

9. PENJENJANGAN P.P.9.1.S0 Program Diploma

Tujuan pendidikan SG Pengadaan Pengembangan Penyesuaian— pengadaan fakultas Program Diploma— program politeknik dan akuntansi

9.2.S] - Penataran kembali9-3- ^2 3— Pengadaan/penyempurnaan program Pasca Sarjana dan Doktor

+ ilmu kesehatan + ilmu sosial budaya + teknologi dari ilmu alam

— penyempurnaan program spesialis

30

Page 32: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

JUDUL PROGRAM GARIS BESAR KEGIATAN

TAHUNDILAKUKAN

SIAPA YANG M ENGERJAKAN

1. REKRUTMEN MAHA- HASISWA

1. Menyempurnakan data pribadi dan penyesuaian program komputer

2. Penentuan jumlah & kompo- sisi mahasiswa menurut daerah dan sosial ekonomi dan peiak- naannya.

3. Penentuan & cara-cara rekrut- men khusus

4. Pengadaan program program persiapan calon-calon mahasis-

' wa khusus.5. Pengadaan dana bantuan ma­

hasiswa.

1981 UI

2. PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Penyesuaian program pendi­dikan dengan SK. 0124/U/ 1979.1.1. Penataran staf pengajar

tentang SKS1.2. Penentuan, Penyusunan

dan pengembangan pro­gram studi1.2 . 1. program studi oleh

fakultas1.2 .2 . program studi an-

tar fakultas (multi disiplin)

1.3. Penyusunan peraturan di- tingkat universitas dan fakultas

2. Penyempurnaan MKDU2.1. Isi2.2. Pengadaan dan Pembina­

an staf pengajar

’80- ’83 UI & FAK.

3. Pelaksanaan sistern kredit4. Pengadaan dan pelaksanaan

mata kuliah baru yang di- biayai pihak luar.

’8 2 - ’83 UI

31

Page 33: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

3. PENGEMBANGAN STAF PENGAJAR

4. PENGATURAN STAF PENGAJAR

5. PENGEMBANGAN METODA PENGA­JARAN DAN PEN­DIDIKAN

6 . PENGEMBANGAN MEDIA PENUNDJANG PENDIDIKAN

7. PENGADAAN + PENG­ATURAN RUANG KULIAH DAN RUANG KERJA STAF PENG­AJAR

1. Inventarisasi informasi ten- tang pengajar

2. Penentuan tentang kualifikasi staf pengajar

3. Peningkatan kemampuan staf pengajar

4. Peningkatan kemampuan ba- hasa asing nasional dan asing

5. Rekrutmen staf pengajar dari luar UI yang berkeahlian ulung

1. Pengaturan pemberian ganjar- an dan sanksi

2. Peningkatan pendayagunaan staf pengajar

1. Penataran staf pengajar dalam hal metoda belajar mengajar

2. Penataran calon staf pengajar dalam metoda belajar menga­jar.

3. Studi dan Lokakarya cara me­ngajar yang sesuai dengan ke- budayaan Indonesia (termasuk akta mengajar)

4. Studi dan Lokakarya cara me­ngajar untuk kelas besar

5. Pengadaan pusat latihan peng­ajaran

1. Pengadaan media penunjang2. Pengadaan pusat produksi me­

dia pendidikan3. Pengajaran penggunaan media

pendidikan, termasuk kom- puter

1. Penambahan ruang kuliah2. Pengaturan penggunaan ruang

kuliah3. Pengadaan ruang kerja staf

pengajar

1980

1982

1980

1981

UI & FAK

UI & FAK

UI & FAK

1982

’8 1 - ’85

1980

198]

1981

UI & FAK

UI

32

Page 34: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

8. PENGEMBANGANLABORATORIUM

9. PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN + BURSA BUKU+ PENERBITAN

UNIVERSITAS

10. PENGATURAN RU- MAH SAKIT/PUSKES- MAS PENDIDIKAN DAN DAERAH STUDI

11. PENGEMBANGAN SARANA PERAGAAN PENDIDIKAN:— Museum— Kebun percobaan— Rumah binatang— Studio

12. PENGEMBANGAN INSTALASI PEN­DIDIKAN :— Bengkel— Gudang— Gas— Air

13. PENGADAAN TEMPAT TINGGAL PENGAJAR TAMU

1. Pengadaan dan Penambahan laboratorium

1981

2. Pengaturan penggunaan labo­ratorium

1981

3. Pengadaan tenaga tehnisi 19814. Pengadaan suku cadang dan

bahan1981

1. Pengembangan koleksi per- pustakaan

1980

2. Penambahan ahli perpustakaan 19803. Pengadaan katalog Induk 19804. Pengembangan sistem pemin-

jaman antar perpustakaan1980

5. Peningkatan pemanfaatan per­pustakaan

1980

6 . Pengadaan/peningkatan bursa buku

1980

7. Pengembangan penerbitan Uni­versitas

1980

1. Pengaturan dan peningkatan keijasama dengan Depkes, Pemda dan Lembaga-lembaga lain

1980

1. Pengadaan dan pengembangan museum peragaan pendidikan

2. Pengadaan dan pengembangan kebun percobaan

3. Pengadaan dan pengembangan binatang

4. Pengadaan dan pengembangan studio

1982

1. Pengadaan dan pengembangan bengkel peralatan

2. Pengadaan gudang3. Meningkatkan daya guna peng­

gunaan tanah, listrik, Gas dan Air

4. Penambahan kapasitas peng­gunaan listrik, Air dan Gas

1980

1. Pengadaan tempat tinggal :1. 1. WismaTamu1.2. Rumah-rumah keluarga

bagi tamu

1982

UI & FAK

UI & FAK

UI & FAK

UI & FAK

UI & FAK

UI

33

Page 35: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

14. PENATAAN ORGANI­SASI DAN PROSEDUR KERJA PENDIDIKAN

15. PENATAAN DAN PEM­BINAAN PERSONALIA PENDIDIKAN

16. PENGEMBANGAN PENGELOLAAN INFORMASI PENDI­DIKAN

17. PENILAIAN HASIL PROGRAM STUDI

1. Penataan kembali jurusan-ju- rusan

2. Pemusatan administrasi pen­didikan

3. Penyusunan warid jabatan4. Pengadaan pengawasan pelak-

naan pendidikan5. Penyem purnaan pendaftaran

mata kuliah dan registrasi nilai

6 . Penyusunan prosedur kerja pem anfaatan bersama sarana pendidikan

7. Penyusunan prosedur keija pe- manfaatan staf antar fakultas

1. Peningkatan kemampuan staf administrasi pendidikan dan tehnisi

2. Perencanaan jenjang karier3. Penambahan staf administrasi

dan tehnisi4. Pemusatan tenaga pengajar se-

bidang

1. Monitoring prestasi akademik mahasiswa

2. Pemusatan data pribadi ma­hasiswa

3. Pengadaan peraturan pemin- dahan kredit

4. Pemusatan registrasi mata ku­liah dan hasil ujian

5 . Penerbitan katalog Induk Uni­versitas

1. Penilaian berkala relevansi pro­gram studi

2. Pengadaan sistem penilaian program s t u d i

3. Penerbitan laporan berkala ke- giatan akademik

1980

’8 0 - ’84

1981

1981

1981

1982

1980

1980

1981

UI & FAK

UI & FAK

UI & FAK

UI & FA K

34

Page 36: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

18. PENGEMBANGAN HUBUNGAN UNIVER­SITAS DENGAN LING- KUNGAN

19. PENGEMBANGANPROGRAM-PGORAM SQ

20. PENGEMBANGANPROGRAM-PROGRAM S2 DAN S3

1. Pembinaan kerjasama dengan lembaga-lembaga swasta dan pemerintah di luar universitas.

2. Pembinaan kerjasama dengan masyarakat ilmiah.

3. Pembinaan hubungan dengan masyarakat sekitar kampus

4. Pembinaan situasi lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa

1. Pengadaan program studi poly- teknik

2. Pengembangan pusat akun- tansi

3. Pengadaan program-program SQ (termasuk Integrasi seko- lah-sekolah kedinasan)

1. Pengadaan dan Penyempuma- an Program Pasca Sarjana :1. 1. ilmu-ilmu kesehatan1.2 . ilmu-ilmu sosial-budaya1.3. ilmu-ilmu alam teknologi

2. Penyempurnaan program Spe- sialis

3. Penyempurnaan pengelolaan Program D oktor

1980

1980

1980

1980

1980

1980

1980

1980

1980

1980

UI & FAK

UI & FT

UI & FE

UI & FAK

UI & FAK

35

Page 37: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR PESERTA :

1. Sujudi (Ketua)

2. Harsja W. Bachtiar

3. Asri Rasad

4. Joewono Soedarsono

5. Sujana Jatiputra

6 . Nurhadi Magetsari

7. S.B. Joedono

8 . SWA Prayitno

9. Notokusumo

10. Sahati Suharto

11. Koesriani Siswosoebroto

12. Nanya Machdi

13. Wiwit Widiantono

14. Parangtopo

36

Page 38: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN

Page 39: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

A. TUJUAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN MANAJEMEN

1. TUJUAN UMUM1. 1. Pengembangan Pola Organisasi dan Manajemen ditujukan kearah pola yang dapat menunjang

dan mendukung kegiatan-kegiatan operasional pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan pembinaan sistim administrasi.

1.2 . Pengembangan pola organisasi dan manajemen dilaksanakan dengan memperhatikan pemba- tas-pembatas yang ada berupa :- Ketentuan perundang-undangan- Sumber daya (tenaga edukatif, tenaga administratif. dana)- Prasarana dan sarana.

2. Tujuan khusus, berdasarkan fungsi Universitas serta berorientasi kepada tujuan utama UI, PP 5/ 1980 dan SK Menteri P & K No. 01 24/79.2.1. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Pendidikan :

Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan program pendidikan tinggi dan program akta mengajar untuk mencapai tujuan Pendidikan U.I

2.2. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Penelitian :Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan organisasi, sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan pembinaan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan sesuai dengan tujuan penelitian UI yang merupakan sumbangan pada penyelenggaraan usaha-usaha pembangunan nasional.

2.3. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen Pengabdian pada Masyarakat :Meningkatkan pengadaan prasarana dan sarana serta pengelolaan organisasi, sumber daya, prasarana dan sarana secara terpadu sehingga dapat mendukung pelaksanaan pelayanan yang didasarkan atas penianfaatan ilmu pengetahuan terutama dibidang-bidang yang mencermin- kan dan menumbuhkan tekad pengabdian UI pada rakyat banyak.

2.4. Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen pembinaan sistim administrasiDalam kerangka peraturan-peraturan yang ada niengembangkan usaha menyesuaikan pola- pola pengelolaan, pembinaan dan sistim balas jasa (rewird system) untuk meningkatkan di- siplin dan prestasi kegiatan-kegiatan administrasi dan kesejahteraan karyawan administrasi.

B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

Sehubungan dengan konsep perumusan Tujuan Pengembangan Organisasi dan Manajemen dalam bidang-bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat serta pelayanan administrasi umum diidentifikasikan Permasalahan-permasalahan sebagai berikut :1. Belum terdapat sistim pengelolaan yang terpadu2. Belum terdapat sistim pengelolaan dan struktur yang sesuai dengan PP 5/80.3. Belum terdapat sistem infonnasi mengenai Tenaga Pengajar dan Tenaga Administratip yang dapat

digunakan untuk pelaksanaan Program Pendidikan, Program Penelitian dan Program Pengabdian pada Masyarakat yang sesuai dengan tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masya­rakat UI.

4. Belum terdapat sistem infonnasi mengenai Prasarana dan sarana yang dapat digunakan untuk pe­laksanaan Program Pendidikan, Program Penelitian dan Program Pengabdian pada Masyarakatyang sesuai dengan Tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UI.

39

Page 40: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

5. Belum terdapat ’’Academic Record” yang dipusuatkan untuk mendukung pengelolaan Pendi­dikan.

6. Belum terdapat ’’Recording System” yang dapat digunakan untuk mendukung Kebijaksanaan bidang Penelitian dan bidang Pengabdian pada Masyarakat.

7. Belum terdapat pelayanan administrasi umum yang memadai untuk mendukung kebutuhan Pengembangan Universitas Indonesia.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN

Mengingat permasalahan yang telah diidentifikasikan maka dapat ditentukan Strategi PengembanganOrganisasi dan manajemen yang meliputi bidang-bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian padaMasyarakat, serta administrasi umum.

1. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pendidikan :1.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organi-

sasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan.1.2. Mengadakan penyesuaian struktur dan organisasi berdasarkan PP 5/1980 dan SK 0124

dengan memperhatikan kondisi Universitas Indonesia.

1.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan Tenaga Adminis- tratif.

1.4. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai prasarana dan sarana.1.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai academik record.

2. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Penelitian :2.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organi­

sasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan.2.2. Mengadakan penyesuaian struktur dan organisasi berdasarkan PP 5/80 dengan memperhati­

kan kondisi Universitas Indonesia.2.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan tenaga Adminis­

tratif.2.4. Mengadakan Pembakuan sistem informasi mengenai prasarana dan sarana untuk penelitian.2.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai penelitian.

3. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pengabdian pada Masyarakat :3.1. Perlu diadakan ’’Conditioning” bagi Tenaga Educatif dan Tenaga Administratif agar organi­

sasi yang diperbaharui berdasarkan PP 5/1980 dapat dilaksanakan.3.2. Penyesuaian struktur dan Organisasi berdasarkan PP 5/1980 d engan memperhatikan kondisi

Universitas Indonesia.3.3. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Tenaga Educatif dan Tenaga Adminis­

tratif.

3.4. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai sarana untuk pengabdian pada Masya­rakat.

3.5. Mengadakan pembakuan sistem informasi mengenai Pengabdian pada Masyarakat.

4. Strategi Pengembangan Organisasi dan Manajemen Bidang Administrasi:Conditioning bagi tenaga administrasi agar pelayanan Administrasi umum dapat serasi denganpengembangan Universitas Indonesia.

40

Page 41: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

D. PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN

Sesuai dengan strategi pengembangan organisasi dan manajemen yang ada program-program yangdirencanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Organisasi dan Manajemen bidang Pendidikan :1.1. Peningkatan kemampuan tenaga educatif dan tenaga administratip dalam bidang pengelolaan

pendidikan yang telah menggunakan organisasi baru (1981, 1982. 1983).1.2. Pembinaan sikap mental dan orientasi kepada organisasi baru dalam bidang pendidikan

(1980, 1981, 1982, 1983).1.3. Penyusunan konsep organisasi dan manual yang disesuaikan dengan PP 5/1980 (s/d Septem­

ber 1980).1.4. Pembakuan sistem informasi tenaga educatip dan tenaga administratip (1980 dan 1981).1.5. Peningkatan efesiensi sistem informasi tenaga educatip dan tenaga administratip dengan cara

komputerisasi (1981, 1982, 1983, 1984).1.6. Peningkatan efisiensi sistem informasi mengenai prasarana dan sarana (1980, 1981).1.7. Pembakuan sistem informasi mengenai academic record (1980. 1981).1.8. Peningkatan efesiensi sistem informasi mengenai academic record dengan cara komputerisasi

(1980, 1981, 1982, 1983).

2. Program pengembangan organisasi dan manajemen bidang penelitian :2.1. Pengkajian pola organisasi yang sekarang berlaku dan pola organisasi baru seperti yang dite-

tapkan dalam PP 5/1980 dalam pengelolaan bidang penelitian (Juni 1980).2.2. Peningkatan pengertian mengenai organisasi baru dan pengelolaannya seperti ditetapkan

dalam PP 5/1980 dalam bidang penelitian dilingkungan tenaga edukatip dan administratip (1980,1982, 1983).

2.3. Pembinaan sikap mental dan orientasi kepada organisasi baru dalam bidang penelitian (1980,1981, 1982, 1983).

2.4. Penyusunan konsep organisasi dan manual untuk menyesuaikan dengan PP 5/80 (September 1980).

2.5. Penyesuaian sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga adminis­tratip yang terlibat dalam bidang penelitian (1980, 1981).

2.6. Pelaksanaan komputerisasi sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga administratip yang terlibat dalam penelitian (1981. 1982, 1983, 1984).

2.7. Pembakuan sistem kode mengenai sarana bidang penelitian (1980, 1981).2.8. Penyusunan sistem recording dari hasil penelitian (1981, 1982, 1983, 1984).

3. Program Pengembangan Organisasi dan manajemen bidang Pengabdian pada Masyarakat.3.1. Peningkatan pengertian mengenai Organisasi baru dan pengelolaannya seperti ditetapkan

dalam PP 5/1980 mengenai bidang pengabdian pada masyarakat, dilingkunan tenaga edukatip dan tenaga administratip (1981, 1982, 1983).

3.2. Penyebaran informasi tentang pengelolaan bidang pengabdian pada masyarakat (1980, 1981. 1982).

3.3. Penyusunan konsep organisasi dan manual untuk menyesuaikan dengan PP 5/1980 (Septem­ber 1980).

3.4: Penyesuaian sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga Adm inis­tratip yang terlibat dalam bidang pengabdian pada masyarakat (1 9 8 0 , 1981).

4?

Page 42: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

3.5. Pelaksanaan komputerisasi sistem informasi dan manajemen tentang tenaga edukatip dan tenaga administratip yang terlibat dalam bidang pengabdian pada masyarakat (1981, 1982, 1983, 1984).

3.6. Pembakuan sistem kode sarana pengabdian pada masyarakat (1980, 1981).3.7. Penyusunan sistem recording dari hasil pengabdian pada masyarakat (1981, 1982, 1983,

: 1984).

4. Program Pengembangan Organisasi dan manajemen bidang Administrasi4.1. Penyuluhan Pedoman Pelayanan Tata Usaha (1980)4.2. Pembinaan Kemampuan Kerja tenaga Administratif (1981, 1982, 1983).4.3. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Administrasi Perlengkapan (1981, 1982, 1983).4.4. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Anggaran (1981, 1982, 1983).

42

Page 43: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR PESERTA

K e t u aPelaporAnggota

Soedarsono Wagiono Isinangil1. Sanyoto Soebekti2. Tato Slamet3. Kusmardiono4. Sawitono Amin Singgih5. Soenawan6. Djarwani Soeharso7. Djoko Hartanto8. Daud Shah9. Soeratmi Poerbonegoro

10. Bambang Sumadio11. Melly Suwondo12. Jan Rudjana Djajamihardja13. O. Simbolon

Page 44: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG PENELITIAN

Page 45: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

A. TUJUAN PENGEMBANGAN

Tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia dibagi dalam dua tahap, jangka pendek dan jangka panjang.1. Jangka pendek :

1.1. adanya pengelolaan penelitian di Universitas Indonesia sebagai satu sistem.1.2. meningkatnya jumlah tenaga peneliti yang mempunyai kemampuan dan motivasi.1.3. meningkatnya jumlah penelitian yang bermutu untuk: pengembangan ilmu pengetahuan,

pendidikan dan pembangunan.1.4. terbentuknya bank data penelitian.

2. Jangka panjang :2.1. Universitas Indonesia sebagai satu Universitas yang memiliki wibawa ilmiah yang tinggi.2.2. Universitas Indonesia sebagai satu pusat penelitian yang bertaraf internasional di samping

tugas utama lainnya yaitu sebagai pusat pendidikan dan pengabdian pada masyarakat.

Dalam rangka menyusun program untuk mencapai tujuan di atas. diadakan identifikasi perma- salahan.

B. KEADAAN SEKARANG DAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI.1. Keadaan sekarang :

Sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi, Universitas Indonesia telah lama melakukan penelitian. Data menunjukan bahwa selama 5 tahun terakhir kegiatan penelitian di UI agak meningkat. Diperkirakan kecenderungan ini akan meningkat terus. Akan tetapi beberapa ke­adaan dewasa ini menunjukkan :1. Dana yang disediakan pemerintah terbatas sehingga tak dapat memenuhi kebutuhan.2. Sarana penelitian dalam bentuk ruangan, kepustakaan dan laboratorium kurang memadai.3. Kurangnya tenaga peneliti yang berpengalaman. Kemampuan untuk melakukan penelitian

antara Fakultas Fakultas berbeda. Demikian pula kemampuan untuk melakukan penelitian diantara departemen, bidang/disiplin di dalam masing-masing fakultas.

4. Banyak penelitian yang dilakukan berdasarkan pennintaan sehingga menyebabkan relevansi untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan kurang kendatipun berguna untuk menunjang pembangunan.

5. Pengelolaan dan pengarahan penelitian yang ada sekarang, baik di tingkat Universitas mau­pun tingkat fakultas kurang memadai.

6. Karya ilmiah yang dihasilkan Universitas Indonesia, baik kwalitas maupun kwantitas, belum memadai.

7. Hasil hasil penelitian yang ada belum banyak dipublikasikan dan disebar luaskan.8. Sampai sekarang, Universitas Indonesia belum memiliki kebijakan penelitian yang dapat

memberi arah yang jelas pada kegiatan penelitian.Berdasarkan keadaan di atas, maka dirumuskan tujuan pengembangan penelitian Univer­

sitas Indonesia baik untuk jangka pendek, maupun jangka panjang.

2. Permasalahan yang dihadapiPermasalahan di bawah ini mempengaruhi variasi mutu penelitian di antara disiplin ilmu

yang ada di lingkungan Universitas Indonesia.1. Tenaga :' 1.1. Kurangnya tenaga peneliti baik secara kwalitas maupun kwantitas dan kurangnya

kesempatan serta partisipasi tenaga pengajar.

47

Page 46: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1.2. Kurangnya usaha pembinaan tenaga peneliti khususnya tenaga peneliti muda.

1.3. Kurangnya tenaga pembantu peneliti.

2. Sarana penelitian :2.1. Perpustakaan : kurang koleksi, pengelolaan dan pendayagunaan perpustakaan yang

ada dalam menunjang kegiatan penelitian.2.2. Fasilitas : masih kurangnya peralatan, laboratorium, dan ruangan yang memungkin-

kan kelancaran penyelenggaraan penelitian.2.3. Dana : jumlah dana terbatas dan tidak tersedianya dana tersebut pada saat yang

diperlukan.

3. Keseimbangan penelitian :Tidak terdapat keseimbangan antara penelitian untuk pendidikan, pengembangan

ilmu pengetahuan dan pembangunan.

4. Bidang penelitian :Pemilihan bidang. penelitian belum selaras dengan masalah pokok pembangunan nasional seperti yang diutamakan oleh Universitas Indonesia yaitu masalah pertumbuhan dan penye- baran penduduk, kemiskinan, keterbelakangan, masalah intemasional dan terancamnya kelestarian lingkungan.

5. Komunikasi dan kerjasama antara disiplin :Belum adanya mekanisme yang mengatur komunikasi dan keijasama antar disiplin dalam lingkungfln Universitas Indonesia.

6. Metoda penelitian:Belum meratanya pendidikan metoda penelitian dikalangan fakultas fakultas dalam ling­kungan Universitas Indonesia untuk semua jenjang.

7. Struktur organisasi:Adanya kesulitan yang besar dalam menyesuaikan struktur organisasi penelitian yang ada sekarang dengan PP no. 5/1980.

Di dalam rangka menyusun program-program untuk memecahkan permasalahan-permasalahan di atas, digunakan serangkaian pendekatan.

C. STRATEGI PENGEMBANGAN.Didalam usaha mencapai tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia, pende­

katan yang digunakan adalah :1. Universitas Indonesia dilihat sebagai satu sistem dengan fakultas-fakultas dan lembaga pene­

litian sebagai sub sistemnya.2. Pendekatan prioritas sesuai dengan kebijakan penelitian Universitas Indonesia dan program

penelitian nasional.3. Pentahapan pelaksanaan pengembangan penelitian dalam bentuk program-program.

D. PROGRAM PENGEMBANGAN.Didalam menyusun program pengembangan penelitian Universitas Indonesia perlu diperha-

tikan beberapa hal :1. Program disusun untuk mencapai tujuan pengembangan penelitian yang telah ditetapkan.2. Program dilakukan mengarah pada penanggulangan permasalahan yang ada.3. Program didasarkan atas pendekatan yang telah ditentukan.4. ‘Program dilaksanakan dengan memperhatikan kesinambungan terhadap kegiatan penelitian

yang sedang beijalan.

48

Page 47: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia adalah sbb. :

1. Pemanfaatan secara optimum sumber daya yang ada :1.1. melakukan/mengembangkan sistim inventarisasi dan klasifikasi baik tenaga maupun

sarana penelitian yang telah ada.1.2. mengadakan inventarisasi dan klasifikasi kebutuhan mendesak akan tenaga dan sarana

penelitian ditiap fakultas.1.3. mengembangkan keijasama antar disiplin dalam melakukan kegiatan penelitian.1.4. merangsang dan mengarahkan kegiatan penelitian agar sesuai dengan pengembangan

ilmu pengetahuan, pendidikan dan pembangunan.

2. Meningkatkan kemampuan meneliti bagi tenaga pengajar di lingkungan Universitas Indonesia:2.1. Penataran2.2. Pembentukan kelompok peneliti sesuai dengan bidang keahlian.2.3. Pendidikan peneliti di luar negeri2.4. mengundang/mendatangkan tenaga-tenaga ahli penelitian dari luar naupun dalam negeri.2.5. meningkatkan mutu penelitian dengan mengadakan tukar menukar tenaga ahli peneliti de­

ngan lembaga-lembaga luar negeri yang sejenis.

3. Pemeliharaan, peningkatan dan pengembangan sarana penelitian :3.1. Pemeliharaan sarana penelitian yang ada.3.2. Peningkatan dan pengembangan kepustakaan dan pelayanan perpustakaan yang memadai.3.3. Pengembangan laboratorium penelitian sesuai dengan kebutuhan.

4. Menyempurnakan kelembagaan dan pengelolaan penelitian.4.1. Penataran/up-grading pengelola penelitian.4.2. Pembentukan pusat, bidang dan seksi kajian penelitian sesuai dengan PP 5/1980.Dalam sidang kelompok, Kelompok D telah memikirkan pula bagaimana menetapkan nama bagi 5 pusat, 25 bidang dan 100 seksi kajian di lingkungan Universitas Indonesia, mengingat dewasa ini telah ada sedikitnya 18 lembaga penelitian.Dalam sidang kelompok timbul beberapa macam gagasan dan 2 diantaranya :(a). Disusun sederetan nama yang mungkin dapat dipilih sebagai nama pusat kajian dimana

Bidang-bidang kajian dari tiap fakultas dapat ikut serta di dalamnya.Nama yang disebutkan dalam sidang kelompok antara lain :1. Pusat Kajian Lingkungan2. Pusat Kajian Kependudukan3. Pusat Kajian Pembangunan4. Pusat Kajian Perkotaan dan Pedesaan5. Pusat Kajian Sosial Politik dan Budaya6. Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi7. Pusat Kajian Regional dan Internasional8. Pusat Kajian Kriminologi9. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Kesehatan

(b). Saran alternatif lainnya adalah dengan membuat matrix seperti terlihat dalam lampiran 1

(c). Dalam sidang pleno, disamping saran alternatif (b) ada pula yang menyarankan agar seba­gai Pusat Kajian disesuaikan dengan penggolongan bidang yang ada; dan ada 4 nama Pusat Kajian : 1. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Kesehatan, 2. Pusat Kajian Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya, 3. Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan 4. Pusat Kajian Interdi-

49

Page 48: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

sipliner. Bidang-bidang kajian dari tiap fakultas dapat menyesuaikan dengan Pusat Kajian tersebut, atau dari 18 lembaga penelitian yang ada dapat pulamenjadi bidang kajian dan merupakan Bidang dari 4 Pusat yang ada.Sementara itu mengingat dalam satu Universitas dapat mempunyai 5 pusat, kita masih mempunyai kesempatan untuk memikirkan satu pusat lagi, untuk menampung kemung- kinan mereka yang tidak dapat masuk dalam ke 4 pusat tadi.

Untuk pembentukan Lembaga dan Pusat-Pusat tadi perlu adanya-sebuah Task Force yang akan menangani langsung masalah ini.

5. Penyebar luasan hasil penelitian Universitas Indonesia:5.1. Penerbitan khusus buletin penelitian berkala5.2. Penerbitan ringkasan hasil penelitian Universitas Indonesia5.3. Presentasi hasil penelitian yang bermutu5.4. Peningkatan keijasama dengan pusat-pusat dokumentasi dalam dan luar negeri5.5. Pembentukan bank data penelitian Universitas Indonesia.

6. Dana Penelitian :Di dalam rangka meningkatkan daya serap dana penelitian diadakan kegiatan-kegiatan

berikut :6.1. Pertemuan tatap muka antara badan-badan pemberi dana dan para peneliti6.2. Mempertinggi kemampuan peneliti untuk menyiapkan usulan proyek yang dapat dibiayai

oleh badan pemberi dana6.3. Mengusahakan dana untuk membina keseimbangan antara ketiga macam penelitian

khususnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

50

Page 49: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Adapun Jadwal Peogram Pengembangan Penelitian, Jangka Pendek 1981 — 1985 adalah sebagai berikut :

PROGRAMT A H U N

1981 1982 1983 1984 1985

A. Pemanfaatan sumber daya:a. Infentarisasi sumber dayab. Kebutuhan mendesakc. Keijasama antar disiplind. Pengarahan penelitian

B. Meningkatkan kemampuan peneliti:a. Penataranb. Pembentukan kelompokc. Pendidikan luar negerid. Mengundang tenaga ahlie. Tukar menukar tenaga ahli

C. Pemeliharaan, peningkatan, pe­ngembangan sarana:a. Pemeliharaan saranab. Peningkatan, pengembangan

perpustakaanc. Pengembangan laboratorium

penelitian

D. Penyempurnaan kelembagaan:a. Penataran pengelola penelitianb. Pembentukan Pusat, bidang,

seksi kajianE. Penyebar luasan hasil Penelitian

a. Buletin penelitianb. Abstrak penelitianc. Presentasi hasild. Keijasama antar Pusat Dokumen-

tasie. Pembentukan Bank Data

F. D a n a :a. Pertemuan tatap mukab. Training peneliti usulan proyekc. Mengusahakan dana untuk pe­

ngembangan ilmu pengetahuan.

51

Page 50: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR PESERTA :

K e t u aPelaporAnggota

Does SampoemoSudirgo Wibowo1. Mohamad Suijani2. A.H. Markum3. Slamet Djais4. Soleh Kosela5. Sidharta Kamarwan6. Juprina Rizal7. Kartomo Wirosuhardjo8. Budhi Santoso9. Manasse Malo

10. Suham yoto Martomuljono11. K etut Suaka Sandya

52

Page 51: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

SARAN ALTERNATIF MENGENAI PUSAT & BIDANG KAJIAN

DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA

Lampiran I

No. PUSAT KAJIAN FK FKM FKG FE FH FPSY FIIS FS FT FIPIAJumlahBidangKajian

1. Pusat Kajian Lingkungan Hidup, Pembangunan & Tehnologi

b

m m 11 5

2. Pusat Kajian Kependudukan, Pedesaan & Perkotaan

''A St WZ 10 5

3. Pusat Kajian Sosial Ekonomi & Kebudayaan m - ' V i ?

'w m

^ 1 3 y 4

4. Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan I f' / / / S /s 5

5. Pusat Kajian Hukum & Politik

/ / / ^3

Jumlah Bidang Kajian per Fakultas

2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 a22

Jumlah Bidang Kajian 22, jadi c. Saran mengenai nama Bidang Kajianmasih ada 3 Bidang Kajian yang 1. Kesehatan Lingkungan 12. ?belum diisi 2. Pembangunan 13. Linguistik

3. Lingkungan Sosial 14. SastraBidang Kajian no. 1 meliputi 4. Tehnologi Tepat Guna 15. ?FK, FKM & FKG, tetapi adminis- 5. Proteksi Lingkungan 16. ?trasinya berada dibawah FKM; 6. Occupational Health 17. ?demikian seterusnya dengan 7. Demografi 18. ?Bidang Kajian yang lain 8. ? 19. Ilmu Pasti & Pengetahuan Alam

9. ? 20, Kriminologi10. Antropologi & Arkeologi 21. ?11. Management 22. ?

Page 52: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Page 53: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

lV.X1 '

A. PENGERTIAN «Yang diartikan dengan ’’Pengabdian pada Masyarakat” di Universitas Indonesia ialah :’’Suatu kegiatan pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni oleh Universitas Indonesia secara melembaga dalam membantu penlbangumm, baik langsung maupun tidak langsung, secara perorangan maupun kelompok, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan m akm ur berdasarkan Pancasila” .

B. TUJUAN1. Tujuan Umum

Pengabdian pada Masyarakat bertujuan untuk mempercepat tercapainya hasil pembangunan dan terlaksananya peranan dan fungsi Universitas Indonesia yang lebih sempuma.

2. Tujuan khusus2.1. Peningkatan ketrainpilan dan pengetahuan masyarakat di luar UI;2.2. Penyebarluasan hasil-hasil penelitian terapan dan penggunaannya demi peningkatan

kesejahteraan masyarakat;2.3. Menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan masalah-masalah pokok yang dihadapi

dalam pembangunan;2.4. Diperolehnya umpan balik dari masyarakat di luar UI demi peningkatan kemampuan

profesional dan intelektual serta kesadaran sosial masyarakat akademik UI.

C. PEDOMAN DASARDalam melaksanakan program Pengabdian pada Masyarakat perlu selalu menggunakan pedoman dasar sebagai berikut :1. Kelembagaan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia dilakukan oleh dan atas nama Universitas Indonesia.

2. KerjasamaKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia merupakan usaha ber­sama antara Universitas Indonesia dan pihak-pihak yang dibantu, yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan dan berdasarkan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifiksi.

3. KeseimbanganKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia harus dilaksanakan seim- bang dengan dharma-dharma pendidikan dan penelitian.

4. Inisiatif, inovatif dan kreatifKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia dilakukan baik atas permin- taan masyarakat (swasta maupun pemerintah) maupun atas prakarsa sendiri, yang dapat menghasilkan perubahan, pembaharuan dan peningkatan yang positif di dalam segi-segi cara sikap, waktu, kualitas serta kuantitas.

5. ManfaatKegiatan pengabdian pada masyarakat, oleh Universitas Indonesia harus dapat dirasakan manfaatnya secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat.

6. Pembangunan dan pengembanganKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia di satu pihak harus dapat menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, di lain pihak dapat meningkatkan peranan dan fungsi Universitas Indonesia.

57

Page 54: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

;n

7. Ilmu alamiah dan amal ilmiahKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh Universitas Indonesia mengutamakan pengamalan ilmu yang dalam pengelolaannya harus menggunakan cara keija yang bersifat daya guna dan tepat guna.

D. POPULASI SASARANKegiatan di bidang pengabdian pada masyarakat terutama diarahkan kepada pelayanan dan pem­binaan golongan sosial-ekonomi rendah (under privileged) baik mereka yang berada di daerah-dae- rah pedesaan m aupun di daerah-daerah perkotaan.Selain dari pada itu usaha bantuan yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan negara ke­pada lembaga-lembaga yang memerlukannya akan juga mendapat perhatian khusus.Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas dalam batas-batas kemampuannya Universitas Indonesia akan juga berusaha untuk memenuhi unsur-unsur masyarakat lainnya.

E. PERMASALAHAN1. Keterlibatan masyarakat akademik UI masih belum merata.2. Koordinasi dan integrasi kegiatan Pengabdian pada Masyarakat antar lembaga di lingkungan

UI masih belum sebagaimana diharapkan.3. Citra masyarakat terhadap program-program Pengabdian pada Masyarakat di UI masih belum

sebagaimana diharapkan.4. Sarana penunjang kegiatan pengabdian pada masyarakat masih belum memadai.

F. CARA PENDEKATANUntuk memecahkan permasalah di atas, digunakan cara pendekatan sbb :1. Memperluas program-program yang bersifat multidisiplin pada tingkat Universitas dengan me-

libatkan seluruh sumber daya yang ada.2. Meningkatkan kepekaan terhadap permasalahan pokok yang ada pada masyarakat.3. Berorientasi pada pemecahan masalah.4. Menciptakan mekanisme evaluasi dan monitoring program pengabdian pada masyarakat.5. Memperluas persepsi masyarakat.

G. PROGRAM-PROGRAM POKOK1. Program pembinaan ke dalam :

a. Meningkatkan kordinasi dan integrasi program pengabdian pada masyarakatb. Mengidentifikasi kebutuhan masyarakat terhadap program pengabdian pada masyarakat.

2. Program pelayanan pada masyarakat, dalam bentuk :a. Bantuan konsultasi kepada perorangan, lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga

swastab. Bantuan langsung kepada masyarakat.

3. Program pendidikan masyarakat.4. Program afiliasi/kerjasama dengan lembaga-lembaga lain.

H. STRUKTUR ORGANISASIStruktur organisasi Pengabdian pada Masyarakat disusun dengan memperhatikan laporan task force pembahas Peraturan Pemerintah Nomor : 5/1980 dan kebutuhan Universitas Indonesia.Pada tingkat Universitas di bawah Lembaga Pengabdian pada Masyarakat dibentuk 5 pusat Pengab- diafi pada Masyarakat yaitu :1. Pusat Pengkajian Pembangunan;

58

Page 55: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

2. Pusat Pengkajian Lingkungan;3. Pusat Pengkajian Pedesaan dan Masyarakat Sosial Ekonomi rendah;4. Pusat Pengkajian Masalah Strategi;5. Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.Lembaga lain di tingkat Universitas yang sudah ada dan yang tidak dapat ditam pung dalam salah satu pusat di atas kiranya dapat diberi status non-struktural.

9. ANGGARANSumber dana untuk pelaksanaan program-program Pengabdian pada Masyarakat didapat dari :9.1. Anggaran UI;9.2. Anggaran Departenien P dan K;9.3. Lembaga-lembaga lain yang mengadakan kerjasama dengan UI;9.4. Sumber-sumber lain.

59

Page 56: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

D A FTA R PESERTA :

K e t u aPelaporAnggota

Girindro Pringgodigdo Firm an Lubis1. Soekidjo Notoatm odjo2. S.J. Suparto3. Ny. S. Sadoso4. Soerjanto5. Harsono Suwardi6. Rachmad7. Harus A1 Rasid8. Soehaemi Moebin9. Goenawan A.W.

10. Mulyono Gandidiputra11. Ny. Joesoef Noerjirwan

60

Page 57: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

LAMPIRAN PERINCIAN KEGIATAN PROGRAM

Page 58: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran 1

1. Judul Program :’’Peningkatan kordinasi dan integrasi program-program pengabdian pada M asyarakat” .

2. Garis besar macam kegiatan :1. Pertemuan : lokakarya, pertemuan kordinatif berkala;2. Komunikasi tertulis mengenai kegiatan di lingkungan UI;e. Penyelenggaraan kegiatan bersama antar lembaga di lingkungan UI.

3. Waktu pelaksanaan program :Dimulai tahun 1980/1981 dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksana:Lembaga Pengabdian pada Masyarakat dan Pusat-Pusat Pengabdian pada M asyarakat di tingkat Universitas Indonesia dan unit-unit di tingkat Fakultas.

5. Kriteria keberhasilana. Terciptanya kordinasi kegiatan pengabdian pada masyarakat di lingkungan UI;b. Terciptanya berbagai kegiatan bersama.

Lampiran 2

1. Judul program:’’Identifikasi kebutuhan masyarakat terhadap program pengabdian pada masyarakat .

2. Garis besar macam kegiatan :Kegiatan penelitian yang m encakup data prim er dan sekunder.

3. Waktu pelaksanaan programDi mulai tahun 1980 / 1981 dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksanaLembaga Pengabdian pada Masyarakat UI

5. Kriteria keberhasilanDiperolehnya gambaran yang riel mengenai kebutuhan akan kegiatan pengabdian pada masya­rakat.

Lampiran 3

1. Judul program :’’Bantuan konsultasi kepada lembaga-lembaga pem erintah dan Swasta”

2. Garis besar macam kegiatanKegiatan bantuan konsultasi pada :•a), lembaga-lembaga pemerintah di pusat dan daerah. b). lembaga-lembaga Swasta.

63

Page 59: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

3. W aktu pelaksanaan programDi mulai tahun 1980 / 1981 dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksanaLembaga Pengabdian pada Masyarakat UI dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat yang relevan.

5. Kriteria keberhasilanPeningkatan akan bantuan konsultasi dari masyarakat.

Lampiran 4

1. Judul Program : Bantuan langsung pada masyarakat.

2. Garis besar kegiatanKegiatan Sosial bersama lembaga-lembaga di lingkungan UI untuk memberikan bantuan langsung pada masyarakat.

3. Waktu pelaksanaan programSekarang dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksanaLembaga Pengabdian pada Masyarakat UI dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat di tingkat UI dan unit-unit di tingkat Fakultas.

5. Kriteria keberhasilanMeningkatnya kesejahteraan populasi sasaran yang dibantu.

Lampiran 5

1. Judul program :Pendidikan masyarakat.

2. Garis besar macam kegiatan :a. Latihan ketrampilanb. Penataranc. Penyuluhan

3. Waktu pelaksanaan :Sekarang dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksana:Pusat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat dan Pusat-pusat lain yang relevan.

5. Kriteria keberhasilan :Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan populasi sasaran.

64

Page 60: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran 6

1. Judul program :Program affiliasi/kerjasama dengan lembaga-lembaga lain.

2. Garis besar macam kegiatan :a. Kegiatan affiliasi/kerjasama dengan Universitas lain.b. Kegiatan kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah dan Swasta.

3. Waktu pelaksanaan program :Sekarang dan seterusnya.

4. Fihak-fihak pelaksana:Lembaga Pengabdian pada Masyarakat dan Pusat-Pusat Pengabdian pada Masyarakat.

5. Kriteria keberhasilan:Meningkatnya kegiatan-kegiatan affiliasi/kerjasama.

Page 61: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG KEMAHASISWAAN

Page 62: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

A. TUJUAN PENGEMBANGAN

Untuk menunjang Tujuan Utama Pengembangan Universitas Indonesia, maka pengembangan di bidang kemahasiswaan bertujuan :1. Pengembangan jiwa Pancasila di-kalangan mahasiswa yang mencakup peningkatan ketaqwaan

kepada Tuhan YME, rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan lingkungan, toleransi, sikap kekeluargaan, jiwa demokratis, sikap berani membela kebenaran dan keadilan, dan kemampuan mengendalikan diri.

2. Pengembangan sikap ilmiah di kalangan mahasiswa yang bercirikan kejujuran, keberanian, ke- terbukaan, kecermatan, kedisiplinan, keobyektifan, dan imajinasi.

3. Pengembangan sikap profesional di kalangan mahasiswa berlandaskan moral yang tinggi dan hasil pekeijaan yang bermutu.

4. Pengembangan sikap kepemimpinan di kalangan mahasiswa dalam rangka pembibitan generasi pembaharu.

5. Pengembangan rasa pengabdian dan tanggung jawab di kalangan mahasiswa dalam mengamal- kan ilmu dan ketrampilannya pada masyarakat banyak.

6. Pengembangan kesadaran sosial dan budaya bangsa di kalangan mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional dan wawasan nusantara.

B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1. Kelembagaan1.1. Adanya dualisme lembaga kemahasiswaan intra-universiter di Universitas Indonesia.1.2. Kedudukan dan tanggung jawab Badan Konsultasi Mahasiswa tidak sesuai dengan

ketentuan tentang usaha bimbingan dan penyuluhan mahasiswa yang terdapat dalam PP 5/80, yaitu dibawah tanggung jawab PR III.

2. Kesejahteraan mahasiswaPemenuhan kebutuhan jasmani, rokhani dan sosial ekonomi mahasiswa pada saat ini yang belum memadai.

3. Kemampuan analisa mahasiswa (penalaran)Usaha Universitas dalam meningkatkan kemampuan analisa (penalaran) mahasiswa masih perlu ditingkatkan.

4. Minat mahasiswa4.1. Kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan akan minat mahasiswa belum terkoordinir dengan

baik.4.2. Prestasi mahasiswa dalam bidang kegiatan tersebut pada umumnya masih belum memuas-

kan.4.3. Kurangnya motivasi mahasiswa untuk ikut serta dalam setiap kegiatan tersebut.

5. Pembinaan iklim pendidikanBelum adanya tata-tertib kehidupan kampus (rules of conduct) dalam rangka menunjang terciptanya iklim/suasana yang serasi diantara segenap warga sivitas akademika.

6. Koordinasi Pengelolaan KemahasiswaanKurang adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi dalam pengelolaan masalah kemahasiswaan di antara pimpinan universitas dan fakultas.

Page 63: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

7. Pengelolaan dana7.1. Pengetahuan para pejabat/pembina kemahasiswaan dalam hal SP4 tidak merata.7.2. Kesadaran mahasiswa untuk memberikan pertanggung jawaban keuangan yang sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku masih perlu ditingkatkan.

8. Partisipasi staf pengajar/tenaga akademik.Keikutsertaan staf pengajar/tenaga akademik dalam pembinaan mahasiswa masih perlu diting­katkan.

C. STRATEGI PENDEKATAN

1. Dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut masalah kemahasiswaan perlu dianut secara sungguh-sungguh asas ’’management partisipatif” . yaitu mengikutsertakan pihak-pihak yang bersangkutan.

2. Mengadakan perbaikan, pengembangan, dan penyempumaan lembaga kemahasiswaan dan umt- unit kegiatan di tingkat fakultas maupun tingkat universitas, sehingga aspirasi mahasiswa dapat ditampung secara optimal.

3. Pendekatan edukatif persuatif tetap menjadi pedoman bagi pimpinan Fakultas dan Universitas dalam usaha pemantapan lembaga-lembaga kemahasiswaan.

4. Ditingkatkan koordinasi, sinkronisasi dan konsistensi kebijakan dan langkah-langkah yang telah dan yang akan diambil.

5. Dilakukan usaha-usaha peningkatan efisiensi dan efektifitas dan kebutuhan pokok mahasiswa yaitu, kesejahteraan, minat, kemampuan analisa/penalaran dan kesadaran sosial budaya.

6. Ditingkatkan kemampuan, kewibawaan, kepemimpinan lembaga kemahasiswaan dan kewira- swastaan di kalangan mahasiswa.

7. Ditingkatkan kerjasama dengan Iluni di dalam membantu memecahkan masalah dan program kemahasiswaan.

8. Diusahakan komunikasi yang efektif dan konsisten antar unsur pimpinan di tingkat universitas dan fakultas sehingga dapat tercapai koordinasi yang lebih baik dalam kegiatan kemahasiswaan.

D. PROGRAM-PROGRAM POKOK PENGEMBANGAN

1. Kelembagaan.1.1. a. Program : Penyempumaan Lembaga Kemahasiswaan (secara bertahap).

b. Perumusan Lembaga Kemahasiswaan yangdiperbaharui(lihat struktur), dengan melalui komunikasi berdasarkan prinsip-prinsip management partisipatit.

c. Tahun program dilakukan 1981/82.d. Pihak yang melaksanakan para PR III dan PD III. , .e. Kriteria keberhasilan program ialah terbentuknya Lembaga Kemahasiswaan sebagai

hasil kesepakatan bersama.1.2. a. Program : Memperjelas kedudukan dan tanggung jawab Badan Konsultasi Mahasiswa

(BKM-UI).b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah mengadakan' komunikasi dengan pihak-pihak

yang bersangkutan bersama Rektor. Kedudukan dan tanggung jawab ini disesuaikan dengan PP 5/80.

c. Tahun program dilakukan 1981/82.d. Yang melaksanakan program Pimpinan BKM-UI, Rektor dan PR HI.e. Kriteria keberhasilan program ialah apabila telah sesuai dengan PP 5/80.

70

Page 64: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1.3. a. Program : Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada setiap Fakultas.b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah dengan jalan membentuk komisi atau tim pada

tingkat fakultas.c. Tahun program akan dilakukan 1981/82 — 82/83.d. Yang melaksanakan program Pimpinan Fakultas.e. Kriteria keberhasilan program ialah apabila badan atau biro bimbingan dan konseling

mahasiswa telah terbentuk dan berfungsi pada setiap fakultas.

2. Kesejahteraan2.1. Asrama :

a. Program : Identifikasi masalah pengelolaan asrama.b. Kegiatan yang dilakukan dengan menjalankan survey, pendataan, sarana, penghuni,

tata-tertib dan lain-lain guna bahan perbaikan selanjutnya.c. Tahun program dilakukan 1981/82.d. Kriteria keberhasilan program ialah tersusunnya laporan identifikasi dan saran langkah

langkah pemecahan. Program selanjutnya perbaikan dan peningkatan sarana asrama. 1982/86.

2.2. Poliklinik Kesehatan Mahasiswa (PKM)a. Program Pembentukan PKM unit kampus Rawamangun.b. Kegiatan yang akan dilakukan ialah mengadakan studi kelayakan, pengadaan sarana,

tenaga dan obat-obatan.c. Tahun program dilakukan 1981/82.d. Kriteria keberhasilan program : telah terbentuk dan berfungsinya pelayanan tersebut.

2.3. Pengadaan alat tulis menulis dan perlengkapana. Program Pengadaan alat tulis menulis dan perlengkapan bagi lembaga-lembaga kema-

liasiswaan.b. Kegiatan yang akan dilakukan : pengumpulan data kebutuhan, penganggaran, dan pe­

laksanaan pembelian.c. Tahun program dilakukan 1981/82; 82/83; 83/84; 84/95; 85/86.d. Kriteria keberhasilan program ialah telah terlaksananya penyaluran alat tulis dan per­

lengkapan yang dimaksud.2.4. Buku

a. Program : Pengadaan buku (yang terutama menyangkut bidang kemahasiswaan).b. Kegiatan yang akan dilakukan menginventarisasi judul-judul buku yang diperlukan

dan pengadaan dana.c. Tahun program dilakukan setiap tahun 1981/82 sd. 85/86.d. Kriteria keberhasilan program: bila telah tersedianya buku-buku yang dimaksud,

2.5. Kafetariaa. Program : Peningkatan sarana dan pengelolaan kafetaria (yang telah ada, dan peng­

adaan kafetaria baru bagi fakultas yang belum ada).b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan penataran di bidang pengelolaan, studi

kelayakan, penyediaan sarana dan fasilitas.c. Program dilakukan 1981/82/83.d. Kriteria keberhasilan program ialah adanya kafetaria di fakultas-fakultas yang mem-

butuhkan dan pengelolaannya oleh mahasiswa.

2.6. Bursa bukua. Program : studi kelayakan bursa buku Universitas Indonesia.b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan, studi kelayakan.

71

Page 65: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

c. Program dilakukan tahun 1981/82.d. Kriteria keberhasilan program ialah adanya laporan studi kelayakan ten tang bursa buku

Universitas Indonesia.

2.7. Badan Film Mahasiswa (BFM)a. Program : Peningkatan sarana dan pengelolaan; (BFM FK, Pembentukan BFM di kam­

pus Rawamangun).b. Kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan peningkatan pengelolaan, penyediaan

sarana dan fasilitas.c. Tahun program dilakukan 1981/82/83/84/85/86d. Kriteria keberhasilan program ialah telah terbentuknya BFM di kompleks kampus Ra­

wamangun, pengelolaan oleh mahasiswa sendiri dan tidak mengganggu lingkungan.2.8. Beasiswa dan Ikatan Dinas

a. Program : Peningkatan penyediaan beasiswa dan ikatan dinasb. Kegiatan yang dilakukan ialah mencari secara aktif sumber-sumber beasiswa dan ikatan

dinas.Pemerataan dan keadilan sebagai kebijakan akan dijalankan dalam memberikan bea­siswa kepada mahasiswa.

c. Tahun program dilakukan 1981/82/83/84/85/86.d. Kriteria keberhasilan program ialah penyaluran beasiswa dan ikatan dinas berdasarkan

asas pemerataan dan keadilan.2.9. Keagam aan

a. Program : Peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.• egiatan yang akan dilakukan dengan mengadakan berbagai kegiatan oeramah, diskusi,

peringatan hari-hari besar agama, dll.c- Program dilakukan tahun 1981/82/83/84/85/86. . .

• nteria keberhasilan program ialah terlaksananya kegiatan dan meningkatnya partisi- pasi mahasiswa dalam kegiatan keaga maan.

3. Minat

rogram . Peningkatan koordinasi, organisasi, prestasi dan motivasi dibidang.4 .3 .1.1. Olah Raga4.3.1.2. Kesenian4.3.1.3. Pers kampus4.3.1.4. Radio kampus4.3.1.5. Pencinta Alam4.3.1.6. Menwa

b 4.3.1.7. SAR (Search and Rescue)ri• yang akan dilakukan ialah penataran, rapat keija, latihan dan pertandingan baik

c ^ , A am mauPun di luar kampus.d. K rtUnPr0gramdilakukan 198l/8 2 /83/84/85/86- . .

1 ena keberhasilan program ialah tercapainya koordinasi, organisasi dan terutama pres-asi telah dapat menjunjung nama baik almamater.

4. Kemampuan Analisa/Penalaran.Kepemimpinan Mahasiswa

a. Program : Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) tingkat fakultas (basic);Latihan Kepemimpinan Mahasiswa tingkat Universitas (intermediate dan advance).

72

Page 66: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

b. Program dilakukan setiap tahun 1981/82/83/84/85/86.c. Kegiatan yang dilakukan : perencanaan di bidang penganggaran; penjadwalan, dan pe­

laksanaan bagi lembaga-lembaga kemahasiswaan.d. Kriteria keberhasilan program adalah meningkatnya mutu dan kewibawaan pimpinan

mahasiswa dalam menunjang program-program kemahasiswaan.

4.2. Forum Diskusi Ilmiaha. Program : Pembentukan Forum Diskusi Ilmiahb. Kegiatan yang dilakukan : pendekatan kepada mahasiswa dan dosen tentang maksud

dan tujuan forum sesuai dengan SK. Men. P&K 037/U/79.c. Tahun program 1981/82.d. Kriteria keberhasilan program adalah terbentuknya dan berfungsinya lembaga ini.

4.3. Program-program yang m elip u ti:4.4.3.1. Penelitian4.4.3.2. Seminar/simposium4.4.3.3. KKN (pengabdian pada masyarakat).Program-program di atas dirancang oleh PR I dan dilaksanakan oleh PR III.

4.4. Iklim (suasana kampus)a. Program : Penyusunan tata-tertib kehidupan kampus.b. Kegiatan yang dilakukan: dengan membentuk panitia (tim) dengan SK. Rektor. Hasil

perumusan disyahkan dalam rapat Pimpinan Universitas dan Fakultas, dan diputuskan dengan SK. Rektor.

c. Tahun dilaksanakan program 1981/82.d. Kriteria keberhasilan program adalah telah tersusunnya tata-tertib tersebut.

4.5. Koordinasi PR I-III, PD I-IIIa. Program : Koordinasi Integrasi Sinkronisasi dan Simplifikasi program-program bidang

akademik dan non akademik (ko-kurikuler).b. Kegiatan : Mengadakan pertemuan berkala/rapat gabungan.c. Tahun program dilaksanakan 1981/82/83/84/85/86.d. Kriteria keberhasilan program adalah adanya KISS dalam program-program akademik

dan non akademik.

4.6. Pengelolaan Danaa. Program : Penataran SP 4 bagi PD III dan dosen yang ditunjuk, dan penataran pada

mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan pertanggung jawaban/administrasi ke- uangan.

b. Kegiatan yang dilakukan : Penataran, kurikutum dalam LKM.c. Tahun program dilaksanakan : 1981/82; 84/85.d. Kriteria keberhasilan program, ialah terpenuhinya pertanggungan jawab keuangan

oleh mahasiswa yang memenuhi persyaratan.

4.7. Keikutsertaan Dosen Dalam Pembinaan Mahasiswaa. Program : Penataran dosen (yang diprogramkan PR I).b. Kegiatan yang dilakukan: Penataran, pengikutsertaan dosen dalam program-program

kemahasiswaan.c. Tahun program dilaksanakan setiap tahun 1981/82/83/84/85/86.d. Kriteria keberhasilan program, ialah terselenggaranya penataran dosen.

73

Page 67: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI * LEMBAGA KEMAHASISWAAN TINGKAT UNIVERSITAS

— garis komando / instruktif

— garis koordinasi / konsultasi

74

Page 68: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

DAFTAR PESERTA BIDANG KEMAHASISWAAN

KetuaPelaporAnggota

: Dadang Hawari : Umar Mansur: 1. Merdias Almatsier

2. Eddy A. Fatah3. Hartono Harjadi4. Moh. Daud Ali5. Bakir Hasan6. Sapardi Djoko Damono7. Th. Ronny Rachman8. Alex Papilaya9. Tjiptaningsih Hadisurja

Page 69: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROSES SELEKSI

SELEKSIAKADEMIS : - UJIAN PERINTIS ISELEKSI KO-KURKULER : - PRESTASI KESEN1AN

- PRESTASI OLAH RAG A- PENGALAMAN BERORGANISASI- PENONJOLAN DALAM MINAT

Page 70: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROSES PENDIDIKAN

M A H A S I S W A

Page 71: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

K U R I K U L E R

SARJANA UTUH berjiwa Pancasila Professional Intelektuil yang tinggi kesadaran sosial dan budaya wawasan nasional & internasional integritas kepribadian

Page 72: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

SIKLUSLIMA TAHUNAN

78

Page 73: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

”BONE FISH ANALYSIS”

Page 74: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

ORIENT ASI PEMBINAAN

KEMAMPUAN BERPIKIR/INTE LEKTUAL KETRAMPILAN SKAP/KEPRIBADIAN

- KEMAMPUAN ANALISA TINGGI DAN SYNTHESA

- TENAGA KERJA PEMIKIR- PEM KIRAN YANG MENDALAM DAN

MELEBAR- KEMAMPUAN INTERDISIPLINER &

MULTIDISIPLINER

- CERMAT

- KEMAMPUAN MEMIMPIN- BERORGANISASI

- MENELITI

- TAKWA KEPADA TUHAN YME

- KESADARAN SOSIAL & BUDAYA- TANGGUH- OBJEKTIF- DISIPLIN- ETHIKA, JUJUR- KEPEMIMPINAN- INTEGRITAS KEPRIBADLAN

Page 75: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

P E R M A S A L A H A N

KELEMBAGAAN KESEJAHTERAAN KEMAMPUAN MINAT PEMBINAAN KOORD. KEMA­ PENGELOLAAN PARTISIPASIANALISA IKLIM PEN­

DIDIKANHASISWAAN ■ DANA STAF PENGAJAR

DLM. PEMB.MHS.

DUALISME PEMENUHAN USAHA UNTV. ' KOORD. KEGI­ BELUM ADA BELUM TER- PENGETAHUAN PARTISIPASILEMBAGA KEBUTUHAN MENINGKATKAN ATAN MASIH "RULE OF CAPAI KOOR­ PEJABAT TTG MASIH PERLUMHS. - JASMANI KEMAMPUAN RENDAH CONDUCT” DINASI YANG SP4 . DITINGKATKAN

B.K.M.- ROHANI- SOS BUD

ANALISA MHS. PRESTASIRENDAH

MEMADAI KESADARANPERLU DI- PERLU DI- PERLU DI- MHS. PERT.PERJELAS TINGKATKAN TINGKATKAN MOTIVASI JAWABAN KE-

UANGAN PERLU DI- TINGKATKAN

RENDAH

00

Page 76: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

STRATEGI PENDEKATAN

1: Management Partisipatif --------2. Perbaikan, pengembangan, penyempumaan

lembaga kemahasiswaan3. Edukatif persuasif --------4. KISS --------5. Usaha efisiensi-efektif -----►6. Pembinaan & Pengembangan mahasiswa -------7. Program mahasiswa ----- fr8. Komunikasi konsisten & sungguh-sungguh Pirn. — ----—*

UI/Fak.

Mengikut sertakan pihak-pihak yang bersangkutan Aspirasi mahasiswa ditampung

Pemantapan lembaga kemahasiswaanLangkah-langkah yang diambilPemenuhan minat, kesejahteraan, analisa, sosbud.Meningkatkan kewibawaan kepemimpinan dan kewiraswastaanKerjasama dengan IluniKoord. kegiatan kemahasiswaan

PROGRAM POKOK KULIAH U.I.

1. Kelenibagaan

2. Kesejahteraan

3. Minat

KemampuanAnalisa

(penalaran)

5. Iklim6. KISS7. Pengelolaan Dana

8. Keikut sertaan dosen dalam pem­binaan mhs.

,1. Penyempumaan lembaga kemahasiswaan secara bertahap.2. Memperjelas kedudukan dan tanggung jawab BKM UI.3 .' Pembentukan team pelayanan bimbingan dan konseling Fakultas.

. 1. Penelitian asrama UI2. Pembentukan PKM Ramawangun3. Pengadaan alat tulis dan perlengkapan4. Pengadaan buku (memperlengkapi perpustakaan)5. Peningkatan sarana dan pengelolaan cafetaria yang ada, dan pengadaan yang baru

(bagi fakultas yang belum ada).6. Peningkatan sarana dan pengelolaan bursa buku mahasiswa (bagi-Fakultas yang belum ada)7. Peningkatan sarana dan pengelolaan (BPM-FK) dan di Rawamangun8. Peningkatan & effektifitas beasiswa dan ikatan dinas9. Peningkatan ke taqwaan kepada Tuhan Y.M.E.

Peningkatan koordinasi, organisasi, prestasi dan motivasi di bidang :— O.R. — Radio kampus— Kesenian - Pencinta alam— Pers kampus — Menwa

- S.A.R.

1. Latihan kepemimpinan mahasiswa di tingkat Fakultas & Universitas2. Pembentukan forum diskusi ilmiah3. Program-program meliputi :

- penelitian- seminar/simposium- KKN

Penyusunan Tata Tertib kehidupan kampus KISS PR I, PR III, PD I, PD III.

Penataran PD III (dan dosen) SP 4.

*yang diprogramkan PR I

»yang diprogramkan oleh direktorat ke mahasiswaan— Penataran Dosen.

82

Page 77: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

L A M P I R A N

Page 78: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG (Sambutan Rektor Mahar Mardjono pada pembukaan Raker)

Page 79: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROSPER PENGEMBANGAN UNIVERSITAS INDONESIA DI MASA YANG AKAN DATANG *>

Rapat keija Universitas Indonesia seperti yang diselenggarakan sekarang dengan mengikutserta- kan para pimpinan Universitas, Fakultas serta sejumlah staf pengajar untuk secara bersama mem bah as berbagai masalah yang dihadapi oleh Universitas Indonesia serta merencanakan pengembangan Univer­sitas Indonesia di masa yang akan datang, tidak sering dilakukan.

Dibawah pimpinan aim. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro antara tahun 1971 dan 1973 Badan Pengembangan Universitas Indonesia, yaitu badan yang beranggotakan wakil-wakil dari tiap fakultas ditambah dengan beberapa staf pengajar yang dianggap mampu untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran di bidang pengembangan perguruan tinggi melalui rangkaian rapat-rapat keija telah berhasil untuk menyusun Rencana Induk Universitas Indonesia 1974—1979.Kemudian dalam pelaksanaan Rencana Induk tersebut antara 1974-1979 juga telah dilakukan bebe­rapa rapat keija baik di kampus maupun di luar kota antara pimpinan universitas, fakultas serta staf pengajar. Walaupun rencana induk pertama ini tidak seluruhnya dapat direalisasikan, namun sebagian telah atau sedang dilaksanakan. Terutama yang dapat dilaksanakan ialah pembangunan gedung-gedung untuk fasilitas pendidikan dan laboratorium, perumahan dosen, penambahan perleng­kapan alat-alat laboratorium untuk pendidikan dan penelitian, pengumpulan data mengenai para mahasiswa, staf pengajar dan tenaga administratif oleh Pusat Ilmu Komputer, penyelenggaraan kursus- kursus non-degree untuk masyarakat di luar Universitas Indonesia, peningkatan kwalitas dan kwanti- tas staf pengajar, sentralisasi berbagai kegiatan, diantaranya proyek-proyek interdisipliner seperti proyek pedesaan, studi lingkungan, kuliah kerja nyata, inventarisasi dan koordinasi penelitian dan per­pustakaan, usaha-usaha menuju pengintegrasian dll.

Banyak masalah yang semula tidak diduga, diantaranya masalah kemahasiswaan, perubahan kebi- jaksanaan Pemerintah dalam mengelola lembaga-lembaga perguruan tinggi, rencana pemindahan kampus ke Depok serta berbagai hambatan lainnya yang timbul karena pendekatan yang kurang tepat dalam melaksanakan rencana induk menyebabkan bahwa sebagian program-program belum dapat direalisir atau memaksa kita untuk menyimpang dari rencana induk yang asli.Pada dewasa ini Universitas Indonesia masih menghadapi banyak masalah dalam proses pengembangan diri. Diantara masalah-masalah yang besar dapat disebut :

a. Masalah organisasi dan manajemen :Belum mantapnya perimbangan sentralisasi dan desentralisasi daripada pengelolaan Universitas Indonesia diantaranya menyebabkan kurang lancamya komunikasi intern antara berbagai unit di lingkungan Universitas, belum dimanfaatkannya secara wajar sumberdaya keahlian yang tersebar di lingkungan fakultas-fakultas dalam pengembangan universitas secara menyeluruh, kurang di­manfaatkannya secara bersama dan maksimal fasilitas-fasilitas pendidikan.Selain itu belum adanya suatu pedoman, prosedur dan mekanisme yang jelas dari pembangunan U.I., menyebabkan kurang lancamya koordinasi berbagai kegiatan perencanaan dan pengembangan menjadi suatu rangkaian usaha yang terarah dan terpadu.Sebaliknya perlu dipertimbangkan sampai berapa jauh sentralisasi itu harus dilaksanakan sehingga tidak menghambat perkembangan, diferensiasi dan spesialisasi masing-masing fakultas.

b. Masalah pendidikan :Dalam bidang pendidikan kita menghadapi berbagai masalah yang perlu ditanggulangi jika Univer­sitas Indonesia ingin berkembang secara wajar di masa yang akan datang. Diantara masalah-masalah tersebut ialah masalah daya tampung yang sangat terbatas dan sistim penerimaan mahasiswa baru yang belum efektif, peningkatan tenaga pengajar baik jumlahnya maupun kwalitasnya, pe-

*) Disampaikan oleh R ektor Prof. Dr. Mahar Mardjono, dalam Raker Pengembangan UI, 31 Maret 1980 di Tugu, Bogor.

87

Page 80: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

ningkatan efisiensi pendidikan, peningkatan pengadaan sarana pendidikan seperti perpustakaan dan laboratorium, penyesuaian sistim non-kredit kepada sistim kredit semester, dll.

c. Masalah kemahasiswaan :Usaha-usaha untuk menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dapat membantu proses untuk menuju dihasilkannya kwalifikasi tenaga saijana yang diinginkan masih kurang. Hal ini juga me­rupakan salah satu sebab timbulnya keresahan serta gejolak-gejolak di kalangan mahasiswa. Selain masalah-masalah tersebut diatas masih banyak masalah lain yang kita hadapi, yaitu diantaranya dana yang terbatas untuk membeayai program-program universitas, masalah pembangunan dan pemindahan ke kampus baru di Depok dll.

Kini setelah lima tahun melaksanakan Rencana Induk Pertama (1974-1979) sudah sewajarnyalah bila kita mengadakan evaluasi sampai berapa jauh program-program telah dapat direalisir, masalah- masalah apa yang kita hadapi dan kemudian membuat rencana lanjutan sebagai follow-up daripada Rencana Induk Pertama. Perlu kita sadari, bahwa untuk setiap organisasi atau lembaga, kontinuitas dalam perencanaan dan pengembangan adalah merupakan syarat mutlak sehingga pelaksanaan kebijak- sanaan tidak akan tergantung pada siapa yang menjabat, baik di tingkat rektorat maupun di tingkat fakultas. Untuk menjamin kontinuitas tersebut diperlukan secara mutlak adanya kesepakatan ber­sama, terutama mengenai hal-hal yang pokok, yaitu diantaranya peranan, tujuan utama, pendekatan dan program-program pokok untuk melakukan peran dan mencapai tujuan U.l.

Pada rapat keija ini perlu kita tegaskan kembali apa peranan dan tujuan utama Universitas Indo­nesia dan kemudian menyusun kebijaksanaan dasar pengembangan jangka panjang serta program- program pokok dalam Rencana Induk Universitas dan Rencana Pengembangan untuk masing-masing Fakultas.Sudah jelas bahwa kesepakatan bersama dalam hal-hal pokok seperti diuraikan diatas menuntut adanya partisipasi yang dinamis dari civitas academica Universitas Indonesia. Sebagai suatu - tindakan pen- dahuluan kami telah mengedarkan dokumen ’’Langkah Awal dalam Perencanaan dan Pengembangan Jangka Panjang UI” untuk ditanggapi oleh segenap staf pengajar Universitas Indonesia dan komentar serta sran-saran telah kami terima dan kemudian dokumen tersebut untuk kepentingan rapat keija ini telah disempumakan.Dengan sebutan ’’Langkah Awal” tersebut tidak berarti bahwa baru sekarang ini saja kita menyusun suatu dokumen Rencana Induk, namun maksudnya ialah bahwa ’’Langkah Awal” tersebut benar- benar merupakan langkah awal dalam menggalang paritsipasi aktif civitas academica Universitas Indonesia. Rapat keija ini yaitu rapat kerja pimpinan Universitas Indonesia merupakan tindakan lanjut yang wajar setelah dokumen ’’Langkah Awal” ditanggapi oleh staf pengajar.

Dalam rapat kerja ini pimpinan Universitas Indonesia mempunyai maksud untuk mencapai suatu kesepakatan bersama dalam hal-hal pokok dan mendasar yang harus dijadikan landasan untuk kontinuitas usaha perencanaan dan pengembangan Universitas Indonesia.Kami mengharapkan bahwa kita semua akan dapat mencapai kesepakatan bersama paling sedikit mengenai peranan, tujuan serta kebijakan dasar Universitas Indonesia. Dalam mencapai kesepakatan bersama tentang peranan dan tujuan Universitas Indonesia yang harus dipakai sebagai kiblatnya (point o f reference) adalah ’’Pembangunan Bangsa dan Negara yang berlandaskan Pancasila dengan permasalahan pokok yang dihadapi” . Sehubungan dengan itu maka perlu kita capai kesepakatan bersama mengenai apa yang menjadi permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.Diantara masalah-masalah tersebut yang dapat kita identifikasi ialah masalah kependudukan, kemiskin- an, keterbelakangan, pedesaan, kelestarian lingkungan, kedudukan dan peranan internasional. Peranan dan tujuan Universitas Indonesia yang berkiblat pada pemecahan permasalahan pokok yang dihadapi pembangunan merupakan syarat mutlak bagi eksistensi Universitas Indonesia sebagai lembaga pendi­dikan tinggi utama yang bertaraf nasional di Indonesia. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga tinggi harus dicapai kesepakatan bersama bahwa kegiatan dan program Universitas Indonesia harus mencerminkan citra pemecahan permasalahan pokok yang dihadapi dalam pemba-

88

Page 81: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

ngunan bangsa dan negara Indonesia. Kita harus cegah bahwa Universitas Indonesia akan menjadi suatu lembaga menara gading yang dihuni oleh sekelompok elite yang lepas dari konteks pembangunan dan masalahnya dan menghasilkan saijana yang hanya memperbesar kelompok elite tersebut.

Kiblat pada pemecahan permasalahan pokok dalam pembangunan akan mempunyai impak yang luas dan jelas pada Universitas Indonesia dalam menjalankan fungsinya dan harus tercennin pula dalam program-program pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Sebagai contoh adalah bahwa pada saat ini pendidikan mengenai kependudukan belum merupakan kegiatan kurikulum yang menye- luruh di Universitas Indonesia.

Dalam rapat kerja ini kita harapkan akan tercapai kesepakatan bersama mengenai kiblat ini se- hingga akan dapat dijabarkan peranan dan tujuan Universitas Indonesia serta kebijaksanaan dasar Universitas Indonesia yang harus dijadikan pegangan dan ikatan integral keseluruhan Universitas Indonesia sebagai suatu sistim kelembagaan pendidikan tinggi.

Oleh karena rapat-rapat dan diskusi kelompok akan didasarkan pada peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia maka kami harapkan agar malam ini juga telah dicapai kesepakatan bersama mengenai landasan dasar, peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia. Konsep rancangan tentang landasan dasar, peranan dan tujuan utama UI telah dituangkan dalam "Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang UI” yang disusun berdasarkan pokok-pokok dan tanggapan civitas academica terhadap dokumen ’’Langkah Awal” serta bahan input lainnya.

Secara singkat dapat kami kemukakan disini pemikiran kami mengenai peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia :

PerananUniversitas Indonesia harus senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan

negara Indonesia. Universitas Indonesia adalah universitas yang bertaraf nasional dan oleh sebab itu harus meletakkan peranannya di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pemba­ngunan nasional. Dengan perkataan lain, Universitas Indonesia harus memegang peranan yang vital dalam menanggulangi permasalahan pokok pembangunan dimana peranan tersebut harus disesuaikan dengan fungsinya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bertaraf nasional.

Tujuan utamaMelalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada masyara­

kat Universitas Indonesia bertujuan untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia. Oleh sebab itu Universitas Indonesia harus meletakkan peranannya dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional.

Secara lebih terperinci uraian tentang peranan dan tujuan utama Universitas Indonesia dapat di- baca dalam draft konsep mengenai ’’Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang Universitas Indonesia” yang telah dibagikan kepada Saudara sekalian.

Kami harapkan bahwa rapat keija ini akan menghasilkan kesepakatan bersama tentang hal-hal yang berkaitan dengan :

1. Kebijakan Dasar Pengembangan Jangka Panjang U.I.2. Program-program pokok pengembangan UI dalam periode (1981—82 — 1985/86).3. Ketentuan-ketentuan pokok yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk UI

(1981/82 - 1985/86).Mudah-mudahan dengan adanya kesepakatan-kesepakatan kita bersama tersebut akan lebih meman- tapkan usaha kita bersama dalam meningkatkan dan mengembangkan Universitas Indonesia dalam rangka membantu memecahkan masalah pkok Bangsa dan Negara Indonesia.

89

Page 82: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN BIDANG PENDIDIKAN (Makalah Purek Akademis UI)

Page 83: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BAB IP E N D A H U L U A N

Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Pada Masya- rakat, Universitas Indonesia bertujuan untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangun­an bangsa dan negara Indonesia.

Pelaksanaan program pembangunan nasional menghadapi beberapa masalah pokok yang bersifat serius, kompleks, berjangka panjang, mempunyai kecenderungan untuk makin membesar dan mem- buruk, serta mempunyai bidang impak yang luas. Masalah-masalah pokok tersebut diantaranya adalah kependudukan, kemiskinan, keterbelakangan, pedesaan, kelestarian lingkungan, dan percaturan inter- nasional. Penanggulangan masalah-masalah pokok ini merupakan syarat mutlak untuk mencapai satu masyarakat Indonesia y^ng adil dan makmur yang berlandaskan pada Pancasila.

Universitas Indonesia adalah universitas yang bertaraf nasional dan oleh sebab itu harus meletak­kan peranannya di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi dalam pembangunan nasional. Sehubungan dengan ini, Universitas Indonesia harus mampu menghasilkan produk utamanya berupa saijana-saijana yang memiliki bekal cukup agar supaya dapat berperan secara efektif dalam pemba­ngunan nasional. Sebagai implikasi pokoknya, Universitas Indonesia harus mampu merencanakan dan menyelenggarakan program akademiknya untuk menghasilkan sarjana-saijana yang siap untuk berperan secara aktif dan efektif dalam pembangunan nasional. Ini merupakan satu tantangan bagi seluruh civitas academica Universitas Indonesia yang harus ditanggapi dengan penuh rasa tanggung jawab.

Rapat Kerja Pengembangan yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia ini, merupakan satu kesempatan yang sangat berharga untuk secara bersama merencanakan program pendidikan yang dapat menjawab tantangan di bidang akademik. Karya tulis ini dimaksudkan untuk menjadi satu titik tolak untuk secara bersama mengisi, menyempumakan, memperinci, dan menyepakati program- program pokok di bidang akademik.

BAB IIKEADAAN UI SEKARANG DAN PERMASALAHANNYA

Dalam usaha untuk menanggapi tantangan akademik yang telah disebutkan diatas, sudah barang tentu kita harus beranjak dari keadaan Universitas Indonesia pada saat ini dan permasalahannya.

A. MAHASISWA1. PERMINTAAN MASUK DAN KAPASITAS PENER1MAANSalah satu permasalahan yang dihadapi adalah besamya permintaan masuk ke Universitas Indo­

nesia dimana kapasitas penerimaan yang sekarang adalah relatif kecil dibandingkan dengan besamya permintaan masuk tersebut. Dapat dikemukakan di sini data tahun 1980 sbb. :

Fakultas Jumlah yang mendaftar Jumlah yang diterima Persentase

Fak Kedokteran 2559 140 5.47Fak Kedokteran Gigi 573 77 13.44Fak Ilmu Pasti & Alam 1305 291 22.30Fak Teknik 5290 315 5.95Fak Hukum 2295 200 8.71Fak Ekonomi 6050 208 3.44Fak Sastra 1356 348 25.66Fak Psikologi 1396 100 7.16Fak Ilmu Ilmu Sosial 1642 225 13.70

Jumlah 22466 1904 13.70

93

Page 84: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Dapat dilihat bahwa dari keseluruhan pendaftar yang ingin memasuki UI, UI hanya dapat menam- pung sejumlah 8.46%. Terlihat perbedaan kapasitas penerimaan antara fakultas yang cukup menyo- lok, dimana Fak K edokteran, Fak Teknik, dan Fak Ekonomi hanya dapat menampung kurang dari 6% dari perm intaan masuk ke fakultas tersebut. Jumlah pendaftar tahun 1978 adalah sebesar 15282 orang sedangkan untuk tahun 1979 adalah sebesar 22466 orang, sehingga teijadi kenaikan permin­taan masuk sebesar 46.9%, suatu kenaikan yang cukup besar. Sudah dapat diharapkan bahwa permin­taan masuk ke UI akan terus meningkat jum lahnya, sehingga persentase jumlah.yang dapat ditampung UI akan m enurun terus. Kenyataan seperti ini ten tuny a tidak dapat kita abaikan, akan tetapi dilain pihak kita tidak dapat begitu saja menaikkan jumlah penerimaan, oleh karena hal ini akan mempu­nyai pengaruh pada kwalitas pendidikan.

2. KOMPOSISI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

Komposisi mahasiswa Universitas Indonesia dapat ditinjau paling sedikit dari dua aspek, yaitu komposisi m enurut geografi asal SLA dan komposisi m enurut pekeijaan orang tua atau wali. Gambar- an untuk tahun 1978 adalah sebagai berikut :

(a) Komposisi M enurut Geografi Asal SLAPenduduk

Mendaftar Diterima Indonesia

Sumatera 10.38% 6.84% 18%Jawa 86.33% 90.00% 63%Lain-lain 2.91% 1.77% 19%Luar Negeri 0.38% 1.39%

100.00% 100.00% 100%

(b) Komposisi M enurut Pekeijaan Orang Tua / Wali

M endaftar DiterimaPegawai Negeri 25.84% 33.64%ABRI 13.24% 9.44%Pensiunan 16.24% 19.73%Tenaga Ahli 2.44% 2.59%Pegawai Swasta 15.33% 20.63%Dagang/Usaha 16.37% 8.99%Tani/Nelayan 4.40% 1.94%Buruh Kasar 2.18% 0145%Tidak Bekerja 3.96% 2.59%

100.00% 100.00%

Jelas terlihat bahwa komposisi mahasiswa yang baru diterima di UI sebagian besar terdiri dari mereka yang berasal dari SLA di Jawa, dengan latar belakang pekerjaan orang tua/walinya sebagai pegawai pemerintah. Dengan demikian terdapat ketidakseimbangan dalam kesempatan yang didapat untuk memasuki UI. Sudah barang tentu ketidakseimbangan ini tidak saja ditentukan oleh mekanisme penerimaan, akan tetapi juga oleh kenyataan distribusi pendaftar, baik menurut asal SLA maupun m enurut pekerjaan orang tua atau wali. Dengan kenyataan ini, kiranya diperlukan adanya satu kebi­jakan penerimaan yang aktif memberikan kesempatan masuk UI yang lebih seimbang.

B. STAF PENGAJAR

Dilingkungan Universitas Indonesia, kurangnya staf pengajar sangat dirasakan, terutam a pada Fakultas Ilmu dan Alam dan Fakultas Teknik. Kurangnya staf pengajar ini tentunya tidak dapat di-

94

Page 85: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

simpulkan dari jumlah cacah jiwa staf pengajar. Sebagai contohnya, dapat dikemukakan eacah jTwa staf pengajar dan mahasiswa UI dari data terakhir tahun 1980.

FAKULTAS JUMLAH JUMLAH PERBANDINGANSTAF MAHASISWA MAHASISWA : STAF

Fak Kedokteran 619 617 1.0Fak Kedokteran Gigi 106 367 3.5Fak Ilmu Pasti & Alam 122 892 7.3FakTeknik 100 1630 16.3Fak Hukum 108 713 6.6Fak Ekonomi 169 1400 8.3Fak Sastra 168 1256 7.5Fak Psikologi 84 366 4.3Fak Ilmu Ilmu Sosial 124 967 7.6

Dilihat dari perbandingan jumlah mahasiswa dengan staf maka index perbandingan tersebut adalah memadai bahkan boleh dikatakan hampir sempurna untuk suatu lembaga pendidikan tinggi.

Ukuran yang lebih mempunyai arti operasional adalah jumlah jam efektif (jam tatap muka kuliah. diskusi, seminar, penyiapan kuliah dll) yang diberikan setiap staf pengajar dalam proses pendidikan itu sendiri. Kalau dianggap bahwa staf yang ’full time’ adalah mereka yang mencurahkan jam efektif se- jumlah 30 jam/minggu (disebut sebagai 1 unit Full Time Equivalent = 1 FTE), maka apabila seorang staf mencurahkan jam efektif sebesar 6 jam/minggu ini berarti bahwa staf tersebut mempunyai nilai sebesar 6:30 = 0.2 FTE. Data mengenai FTE ini dilingkungan UI masih jauh dari memadai. Apabila faktor mengenai FTE ini dimasukkan dalam pertimbangan dan ditaksir dari data yang ada, maka per- kiraan perbandingan jumlah mahasiswa dengan jumlah FTE lebih menggambarkan keadaan yang se- benamya mengenai kurangnya staf pengajar. Perhitungan yang berdasarkan perkiraan ini, gambaran- nya untuk fakultas yang ada di UI adalah sebagai berikut:

FAKULTAS PERBANDINGANMAHASISWA : FTE

Fak Kedokteran 8:1Fak Kedokteran GigiFak Ilmu Pasti & Alam 25:1FakTeknik 40:1Fak Hukum 25:1Fak Ekonomi 20:1Fak Sastra 20:1Fak Psikologi 20:1Fak Ilmu Sosial 8:1

Dari angka-angka diatas dapat dilihat bahwa perbandingan jumlah mahasiswa dengan FTE lebih men­cerminkan keadaan yang sebenarnya mengenai efektivitas proses pendidikan di Universitas Indonesia yang sangat ditentukan oleh memadai data tidak memadainya jumlah jam tatap muka efektif yang dicurahkan oleh staf pengajar.

95

Page 86: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

C. FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN AKADEMIK

1. LABORATORIUMSituasi peralatan laboratorium dasar untuk pendidikan di Fak Kedokteran, Fak Kedokteran Gigi,

Fak Ilmu Pasti & Alam, dan Fak Teknik, dengan adanya bantuan dana dari luar negeri melalui Direkto- rat Jenderal Pendidikan Tinggi, sudah jauh lebih memadai dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun yang lalu. Memang benar bahwa untuk Fak Ilmu Pasti & Alam dan Fak Teknik, untuk beberapa matapelajaran tertentu, masih harus digunakan fasilitas laboratorium dilembaga diluar UI. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa prospek akan tersedianya peralatan laboratorium pendidikan untuk keseluruhan UI dimasa depan cukup menggembirakan. Walaupun demikian, masalah yang masih di­hadapi adalah :

(a) tidak cukupnya ruangan untuk menampung semua peralatan(b) tidak cukupnya sumberdaya listrik(c) tidak cukupnya tenaga akademis untuk memanfaatkannya di dalam kurikulum pendidikan(d) tidak cukupnya tenaga teknisi untuk melayani peralatan secara teknis(e) belum tersedianya sumberdaya untuk pemeliharaannya.

2. PERPUSTAKAANDi bidang perpustakaan dilingkungan UI perlu diakui adanya berbagai macam masalah yang

mengkait, dimana penanggulangannya harus dilakukan secara bersamaan, hanya mungkin berbeda dalam itensitas usaha penyelesaiannya. Beberapa masalah yang bisa dikemukakan di sini adalah :

(a) jumlah materi bahan pustaka yang pada umumnya belum memadai(b) sebagian besar bahan pustaka masih belum memadai(c) materi bahan pustaka tersebar dimasing-masing fakultas dan belum ada satu perpustakaan

pusat tingkat universitas yang mengintegrasikan seluruh bahan pustaka untuk mahasiswa(d) perpustakaan secara menyeluruh belum mendapat perhatian yang dapat meletakkan fungsi-

nya pada kedudukan yang vital(e) penggunaan perpustakaan sebagai bagian yang vital dalam proses belajar/mengajar, baik oleh

staf akademis maupun mahasiswa, belumlah membudaya dilingkungan UI(f) jumlah tenaga ahli perpustakaan yang jauh dari memadai(g) penyuluhan penggunaan perpustakaan untuk kalangan mahasiswa dan staf akademis belum

memadai(h) harga bahan pustaka yang berasal dari luar negeri adalah sangat sedikit(j) mekanisme yang cukup menghambat untuk pengadaan bahan pustaka yang menggunakan

dana pemerintah <k) jam buka perpustakaan yang terlaiu singkat.

3. PERALATAN TEKNOLOGI PENDIDIKANPotensi kegunaan peralatan teknologi pendidikan untuk turut membantu menanggulangi keku-

rangan tenaga pengajar adalah sangat besar. Pada saat ini, kegunaan teknologi pendidikan dilingkungan Universitas Indonesia belumlah dimanfaatkan untuk proses pendidikan. Kenyataan ini disebabkan oleh banyak faktor dan diantarahya adalah :

(a) belum dikenalnya secara menyeluruh oleh civitas academica UI mengenai kegunaan teknologi pendidikan

(b) jaringan telekomunikasi yang jauh dari memadai dan tidak efektif diketiga daerah kampus Universitas Indonesia, yaitu Rawamangun, Salemba, dan Pegangsaan Timur

(c) mahalnya materi, peralatan dan sistim telekomunikasi yang harus diadakan(d) rrlateri yang berkwalitas hanya baru ada dalam bahasa asing(e) belum dikembangkannya materi pendidikan dimasing-masing bidang dalam bahasa Indonesia.

96

Page 87: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

4. SISTIM KOMPUTER

Pada waktu ini matapelajaran pengetahuan kom puter telah merupakan bagian dari kurikulum pendidikan di Fak Ilmu Pasti & Alam, Fak Teknik, dan Fak Ekonomi. Peralatan kom puter dan staf ahli yang ada di Pusat Ilmu Komputer UI pada saat ini dapat memberikan layanan:

(a) untuk pendidikan mahasiswa sampai pada tahap pengenalan pada pengetahuan kom puter.(b) untuk pendidikan mahasiswa dalam ketrampilan menggunakan kom puter dengan jum lah

latihan yang terbatas(c) untuk pendidikan mahasiwa tingkat terakhir yang sedang menyusun skripsi dan m em butuh-

kan fasilitas komputer(d) untuk layanan penelitian bagi civitas academica yang m em butuhkan fasilitas kom puter dalam

meluksanakan proyek penelitiannya(e) untuk layanan administrasi akademik dan administrasi umum dilingkungan Universitas

Indonesia(0 untuk layanan bagi masyarakat diluar Universitas Indonesia yang m em butuhkan fasilitas

komputer.Untuk memanfaatkan teknologi. kom puter dan pengolahan data secara efektif dan efisien, yang masih menjadi masalah adalah :

(a) keterbatasan dalam peralatan telekomunikasi dan terminal(b) keterbatasan dalam beberapa software komputer(c) persepsi yang belum meluas dikalangan civitas academica UI akan peranan teknologi kom pu­

ter dalam pembangunan.

D. EFISIENSI INTERNAL DAN PRODUKTIVITAS

Dipandang dari bidang akademik, dapat kita definisikan bahwa suatu lembaga pendidikan tinggi adalah efisien kalau lembaga tersebut mempunyai kemampuan untuk :

(a) menghasilkan jumlah lulusan yangmaksimum(b) dengan kwalitas yang maksimum(c) dalam jangka waktu yang minimum(d) dengan jumlah biaya yang minimum

Yang pertama dapat disebut sebagai produktivitas. Untuk mendapatkan gambaran produktivitas suatu lembaga pendidikan dapat dipakai beberapa jenis index, yaitu :

(a) output: input ratio yang nienyatakan perbandingan jumlah lulusan dengan jum lah mahasiswa baru pada tahun tertentu

(b) efficiency ratio yang nienyatakan perbandingan jumlah lulusan dengan jum lah mahasiswa keseluruhan pada tahun tertentu

(c) gross productivity yang nienyatakan persentase yang berhasil lulus menjadi sarjana dari cohort tertentu. Dari angka ini dapat dihitung secara langsung besamya ’attrition ra te’.

(d) weighted productivity yang nienyatakan hal yang sama dengan gross productivity, akan tetapi memberikan satu faktor penalti untuk yang lulus lebih lama dari jangka waktu yang telah ditetapkan.

(e) progression rate yang nienyatakan persentase yang lulus dari satu tingkatan ke tingkatan yang lebih tinggi. Index ini dapat dihitung untuk tiap matapelajaran, tiap jurusan, dan tiap fakul­tas.

Untuk Universitas Indonesia, maka index yang dapat dihitung hanyalah output-input ration dan efficiency tatio . Sebagai contohnya, kalau diambil data tahun 1979 gambarannya adalah sebagai berikut :

97

Page 88: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

FAKULTAS JUMLAHMAHASISWA

Kedokteran 647Fak Kedokteran Gigi 367Fak Ilmu Pasti & Alam 892Fak Teknik 1630Fak Hukum 713Fak Ekonomi 1400Fak Sastra 1256Fak Psikologi 361Fak Ilmu Ilmu Sosial 967

JUMLAHMAHASISWA JUMLAH INDEX INDEX

BARU LULUSAN 0:1 E:R

140 76 54.3 11.777 45 58.4 12.3

291 45 15.5 5.0315 91 28.9 5.6200 43 21.5 6.0208 56 26.9 4.0348 42 12.1 3.3100 69 69.0 19.1225 83 36.7 8.6

Kedua index tersebut sebenarnya tidak memberikan gambaran yang tangguh dan cukup berarti dalam mengukur ’performance’ bidang akademik suatu lembaga pendidikan tinggi.

Dilingkungan Universitas Indonesia, data akademik yang dibutuhkan untuk menghitung gross productivity, weighted productivity, dan terutama progression rate pada umumnya sukar dicari kem­bali dan tidak lengkap. Dengan memakai data yang ada untuk beberapa fakultas, dapat digambarkan keadaan sebagai berikut :

COHORT TAHUN 1971lulus tepat pada waktunya lulus terlambat 1 tahun lulus terlambat 2 tahun

COHORT TAHUN 1972lulus tepat pada waktunya lulus terlambat 1 tahun

Waktu rata-rata untuk lulus

FIPIA FAK FAKTEKNIK EKONOMI

1.1% 1.2% 1.5%10.7% 4.1% 1.5%15.0% 4.1% 1.6%

2.9% 5.7% 4.5%23.5% 7.1% 7.3%8 thn 10 thn 8 thn

Sungguhpun tidak tersedia data yang lengkap, dengan memakai data yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas dan efisiensi internal bidang akademik di Universitas Indonesia masih rendah. Faktor-faktor penyebab utama rendahnya produktivitas dan efisiensi internal diantaranya adalah :

(a) Jumlah jam kerja efektif yang dicurahkan oleh staf akademis (nilai FTE) masih terlalu ren­dah, dan kenyataan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu- pendapatan yang rendah kalau hanya menggantungkan pekeijaan di universitas memaksa

staf akademis untuk mencari pekeijaan sampingan- kebiasaan penambahan pendapatan melalui proyek-proyek yang lebih menarik mengaki-

batkan pengabaian tugas-tugafc rutin (seperti mengajar) universitas untuk mana sebenarnya gaji PGP dibayarkan

- kebiasaan meninggalkan pekerjaan dan tugas rutin tanpa izin dan penalti mengakibatkan seolah-olah kebiasaan ini menjadi seperti direstui

- sikap sejumlah tenaga pengajar yang mendudukkan ’mahasiswa’ pada prioritas terendah diantara tugas-tugas lain yang membutuhkan perhatiannya.

(b) Sistim pengajaran yang masih mengakibatkan suatu ketergantungan psikis, misalnya :- mahasiswa tidak berani mengutarakan ketidaktahuannya

98

Page 89: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

- staf pengajar tidak berani mengakui bahwa ia tidak mengetahui semua jawaban, sehingga tidak merangsang adanya diskusi

- staf pengajar tidak merangsang proses pendewasaan akademik dari mahasiswa(c) Kepustakaan yang jauh dari memadai dalam berbagai aspeknya seperti yang telah dikemuka-

kan dalam BAB II.C.2.(d) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan mahasiswa masih jauh dari memadai berhubung dengan

kurangnya sumberdaya baik material maupun manusia. Lagipula, dikalangan mahasiswa ke­giatan bimbingan dan penyuluhan ini belum dianggap sebagai bagian vital dalam proses bela- jar/mengajar.

(e) Salah satu sebab utama dari putus sekolah (drop-out) adalah ketidakmampuan mahasiswamembiayai studinya. Pada saat ini, di Universitas Indonesia belum teijelma satu mekanismeresmi untuk memberi bantuan finansiil bagi mahasiswa tidak mampu.

(0 Pengembangan staf akademik yang kurang mantap.(g) Kurangnya kefahaman dalam memanfaatkan data akademik untuk kepentingan m onitor dan

perencanaan pengembangan akademik, dibarengi dengan kenyataan tidak tersedianya data akademik yang cukup komprehensif.

(h) Prosedur seleksi dan penerimaan mahasiswa baru yang masih belum memadai oleh karenasampai saat ini hanya dipakai satu kriteria, yaitu hasil ujian masuk PP-I.

E. PERENCANAAN AKADEMIK

Situasi data akademik dilingkungan Universitas Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :(a) belum ada sistim tatalaksana data akademik(b) data akademik yang ada susah dicari kembali(c) belum ada kelengkapan data akademik(d) belum ada standard dalam penentuan isi dan format data akademik(e) kegiatan pengumpulan dan tatalaksana data akademik belum mempunyai kedudukan fung-

sional yang dianggap vital.Apapun yang dilakukan dalam perencanaan akademik ditiap fakultas, situasi data akademik yang ada memberikan gambaran bahwa penggunaan data akademik untuk monitoring dan perencanaan pengem­bangan bidang akademik belumlah membudaya dilingkungan Universitas Indonesia.

BAB IIITUJUAN KHUSUS BIDANG AKADEMIK

Tujuan khusus bidang akademik merupakan bagian integral dari tujuan utama universitas yang diwujudkan dalam bentuk program-program pendidikan. Tujuan khusus bidang akademik dapat dike- lompokkan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu :

(a) Meningkatkan efisiensi internal sehingga Universitas Indonesia akan mampu menghasilkan lulusan dalam jumlah yang semaksimal mungkin, dengan kwalitas yang setinggi mungkin, dalam waktu yang sesingkat mungkin, dan dengan biaya yang semurah mungkin.

(b) Meningkatkan kwalitas lulusan dengan mengembangkan keempat aspek utam anya yaitu kepribadian, profesionalisme, intelektualisme, kesadaran sosial dan global yang tinggi.

(c) Meningkatkan relevansi program pendidikan dengan pembangunan nasional sehingga Univer­sitas Indonesia dapat memainkan peranannya dalam turu t menanggulangi permasalahan pokok pembangunan yaitu keterbelakangan, kependudukan, kemiskinan, pedesaan, keles- tarian lingkungan, dan percaturan intemasional.

99

Page 90: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

(d) Meningkatkan dinamika konstruktif masyarakat intelektual sehingga masyarakat yang hanya merupakan bagian kecil akan tetapi mempunyai kelebihan khusus dari penduduk Indonesia ini dapat berperan secara aktif dalam meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pengem­bangan karakter, moral, dan etik bangsa Indonesia.

BAB IV P E N D E K A T A N

Bertolak dari keadaan sekarang dan dengan hasil yang telah dicapai. usaha untuk mencapai tujuan khusus bidang akademik haruslah merupakan suatu proses yang kontinu, dimana dalam proses terse­but tercakup unsur-unsur perbaikan dan unsur-unsur pertumbuhan. Usaha untuk mencapai tujuan haruslah benar-benar direncanakan, dan melalui tahap-tahap yang dapat dikendalikan.

Secara garis besar, pendekatan yang harus dianut mencakup dua macam proses yang harus diha­dapi secara bersamaan, yaitu :

(a) proses perbaikan dari apa yang ada untuk meningkatkan kemampuan dalam pencapaian tujuan khusus bidang akademik

(b) proses pertumbuhan dan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengha- dapi tantangan-tantangan bam yang senantiasa berubah baik dalam kwantitas maupun kwali- tasnya.

Dengan sendirinya Universitas Indonesia harus senantiasa mengadakan monitor terhadap semua usaha untuk perbaikan dan pertumbuhan tersebut.Selain dari itu, untuk menjamin adanya kontinuitas dalam proses perbaikan dan pertumbuhan, partisi- pasi aktif dari keseluruhan civitas academica merupakan satu syarat yang harus dipenuhi.

BAB V

PROGRAM POKOK

Di bawah ini dicantumkan butir-butir program pokok yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuan bidang akademik yang telah dicantumkan di atas. Sudah barang tentu, program-program yang disebutkan ini masih harus dijabarkan secara operasional dan lebih terperinci.

A. PROGRAM PERBAIKAN

Yang dimaksud dengan kplompok program perbaikan »dalah semua program bidang a k a d e m i k yang ditujukan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program-progl'am akademik yang telah ada.

(1) Program Penerapan Sistim Kredit Semester (SKS)Penerangan SKS pada seluruh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia mempunyai batas waktu tahun 1984/1985. Dengan adanya SKS ini sudah barang tentu harus dilakukan penyesuaian dalam sistim pendidikan di Universitas Indonesia. Permasalahan yang dihadapi dan langkah- langkah yang harus diambil sehubungan dengan akan dilaksanakannya SKS di UI, telah diuraikan dalam dokumen Laporan Raker Purek l/Pudek I UI Mengenai SKS tanggal 28, 29 Januari 1980. Yang masih harus ditentukan adalah penjabaran ketentuan dan peraturan mengenai pelaksanaan SKS, penyusunan program penataran yang ditujukan pada civitas academica agar dapat mema- hami peran dan seluk beluk SKS, serta penjadwalan pelaksanaannya.

(2) Program Penataan Jenjang PendidikanDilingkungan Universitas Indonesia telah ada program-program pendidikan yang sesuai dengan jenjang program pendidikan SO, SI, S2, dan S3. Dalam hubungan ini perlu diadakan penataan

100

Page 91: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

organisasi dan manajemen program tersebut yang disesuaikan dengan peraturan yang ada.

(3) Program Pembinaan Tenaga AkademisProgram ini mencakup inventarisasi terperinci tenaga akademis yang ada, penentuan prioritas menurut bidang dan jenjang, serta aspek-sspek pengadaan dan pengembangannya.

(4) Program PerpustakaanProgram ini mencakup aspek-aspek melengkapi bahan pustaka, pengadaan tenaga ahli perpusta­kaan, menulis dan menteijemahkan buku pelajaran pokok untuk pendidikan mahasiswa, mening­katkan penyediaan dana untuk perpustakaan, dan membina perpustakaan pusat universitas untuk pendidikan mahasiswa.

(5) Program Pengembangan Sistim Bimbingan dan Penyuluhan MahasiswaProgram ini bertujuan untuk meningkatkan peranan Bimbingan dan Penyuluhan Mahasiswa seba­gai bagian yang vital dari proses belajar/mengajar, serta meningkatkan sumberdaya material dan manusia yang diperlukan untuk melaksanakan program ini.

(6 ) Program M ata K uliah Dasar U m um (M K D U )Dalam hal ini perlu dikembangkan isi dan format setiap MKDU serta pengikutsertaannya didalam kurikulum dengan SKS dan penjadwalan pelaksanaannya.

(7) Program Perbaikan Sistim Penerimaan MahasiswraMengingat peranan Universitas Indonesia yang bertaraf nasional maka perlu dibina sistim peneri­maan mahasiswa baru yang lebih mencerminkan citra pemerataan (equity) di samping perbaikan cara penilaian kemampuan intelektual talon mahasiswa.

(8) Program Peningkatan Pemanfaatan Sumberdaya PendidikanProgram ini m encakup sum berdaya m anusia, peralatan dan fasilitas lainnya, serta dana. Penataan jenjang pendidikan dan penerapan SKS memberikan peluang yang cukup luas untuk melaksana­kan integrasi demi efisiensi penggunaan sumberdaya pendidikan, sehingga dengan demikian dapat pula meningkatkan daya tampung penerimaan mahasiswa.

(9) Program Bantuan Finansial MahasiswaPerlu diciptakan suatu mekanisme resmi yang memungkinkan mahasiswa tak mampu untuk menamatkan studinya di UI.

■(10) Program Tatalaksana Data AkademikProgram ini bertujuan untuk mcrancang dan menerapkan sistim tatalaksana dan akademik yang dapat dipakai untuk menunjang sistim m onitor dan perencanaan akademik.

( t l ) Program Perbaikan Suasana Belajar/MengajarPerlu dikem bangkan secara aktif sualu m ekanism e yang dapat meningkatkan jumlah jam kerja efektif dalam proses pendidikan dan diciptakannya hubungan dosen-mahasiswa yang lebih kondusif untuk proses belajar/mengajar. Tidak kurang penting adalah menyusun persyaratan untuk berbagai tingkat akademik, kriteria lulus ujian untuk tingkat lebih lanjut, dan mekanisme pengendalian kwalitas.

B. PRO G RAM PE N G EM BA N G A N

Yang dimaksud dengan kelompok program pengembangan adalah semua program bidang aka­demik yang ditujukan untuk menjawab beban dan tantangan bam baik yang berasal dari dalam atau dari luar universitas.

(1) Program Pengembangan KurikulumUntuk berbagai disiplin ilmu, dikembangkan standard kurikulum dan silabus yang dapat m enun­jang program pendidikan untuk meningkatkan kwalitas kepribadian, profesionalisme, intelek-

101

Page 92: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tualisme, dan kesadaran sosial dan global lulusan Universitas Indonesia. Selain dari itu, kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan relevansinya dengan permasalahan pokok pemba­ngunan.

(2) Program Pemanfaatan Teknologi PendidikanProgram ini bertujuan memanfaatkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan efektivitas dan kwalitas proses pendidikan.

(3) Program Pembinaan Sekolah Pasea Sarjana (Graduate School)Program ini bertujuan untuk mengembangkan satu sistim Sekolah Pasca Sarjana yang terpadu dan merupakan bagian integral dari sistim pendidikan di Universitas Indonesia.

(4) Program Sekolah PoliteknikProgram ini merupakan proyek bantuan Bank Dunia kepada pemerintah Indonesia untuk meng- hasilkan tenaga teknisi tingkat menengah yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Jurusan yang akan diadakan adalah mekanika, listrik, elektronika, konstruksi, teknik produksi. dan layanan teknis gedung. Proyek ini sekarang masih dalam fase pembangunan fisik di Kampus Baru UI di Depok, dan pembinaan tenaga-tenaga pengajar yang dibutuhkan. Setelah selesai, maka tang­gung jawab pengelolaan sekolah politeknik ini diserahkan pada Universitas Indonesia.

(5) Program Pusat Pengembangan Pendidikan AkuntansiProgram ini merupakan proyek bantuan Bank Dunia kepada pemerintah Indonesia untuk me­ngembangkan kemampuan dibidang akuntansi melalui pendidikan, penataran, dan pemberian layanan. Tanggung jawab pengelolaan Pusat Pengembangan Pendidikan Akuntansi ini akan di­serahkan kepada Fakultas Ekonomi UI.

(6) Program Pengembangan Pendekatan MultisidiplinDipandang dari segi bidang akademik, Program Pengembangan Pendekatan Multidisiplin ini ber­tujuan untuk membina kaitan fungsional antara program pendidikan kurikular dengan program- program multidisiplin seperti Pusat Studi Lingkungan, Proyek Pedesaan, Kuliah Kerja Nyata, Lembaga Demografi, dan lain-lain.

(7) Program Pembinaan Masyarakat IntelektualProgram ini bertujuan untuk membina dinamika konstruktif masyarakat intelektual agar mampu meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pengembangan karakter, moral dan etik bangsa Indo­nesia.

BAB VI

M E K A N I S M E

' Garis besar pelaksanaan program-program pokok bidang akademik adalah sebagai berikut :(a) Penjabaran program-program pokok menjadi program-program operasional dengan masing-

masing sasarannya.(b) Penentuan prioritas program(c) Pentahapan dan penjadwalan Program(d) Perkiraan kebutuhan sumberdaya(e) Penyusunan prosedur administrasi pelaksanaan(f) Penyusunan sistim review dan evaluasi hasil untuk memonitor kemajuan program.

102

Page 93: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN BIDANG ORGANISASI DAN MANAJEMEN (Makalah Purek Adminku UI)

Page 94: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

B A B I P E N D A H U L U A N

Usaha untuk mengembangkan bidang administrasi dan keuangan sangat bergantung kepada tujuan universitas baik dalam bidang pendidikan, penelitian maupun pengabdian pada masyarakat. Kaitan ini sangat jelas karena pada hakekatnya kegiatan bidang administrasi d<m keuangan merupakan proses penunjang dalam pencapaian tujuan-tujuan universitas tersebut.

Dalam melaksanakan fungsi dan peran sebagai penunjang tersebut maka bidang administrasi dan keuangan juga akan membuat tujuan-tujuan yang eksplisit sehingga baik pada tingkat universitas maupun fakultas serta unit-unit yang lain dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan.

Pembuatan tujuan dalam administrasi dan keuangan sangat penting artinya dalam mengindentifi- kasi masalah baik yang sedang dihadapi maupun masalah yang akan timbul di masa mendatang. Hal ini disebabkan karena, sebagai mana yang telah kita ketahui, batasan masalah ialah perbedaan antara tujuan yang akan dicapai dengan keadaan sekarang. Dengan demikian kita dapat menetapkan mana yang betul-betul merupakan gejala, masalah mana yang hanya merupakan hambatan (contstraint).

Atas dasar hal-hal tersebut di atas, makalah ini disusun sedemikian rupa sehingga terlihat tujuan bidang administrasi yang akan dicapai, identifikasi gejala masalah, rencana dan program untuk menca­pai tujuan serta mengatasi masalah yang mungkin akan timbul di masa mendatang.

Dalam usaha pengembangan bidang administrasi dan keuangan ini perlu pula ditekankan bahwa karena perkembangan fungsi dan peran universitas yang jauh lebih cepat dari pada instansi atau depar- tmen lain, maka pola organisasi apapun, termasuk yang telah dituangkan dalam PP 5 1980, pasti tidak serasi lagi pada suatu saat sehingga perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian.Dengan demikian dituntut dari kita untuk berani melakukan modifikasi maupun pemb.entukan unit- unit nonstruktural asalkan masih menggunakan prinsip-prinsip (management) serta tidak menambah birokrasi yang telah ada dan yang terpenting ialah agar tujuan universitas lebih mudah tercapai.

BAB II T U J U A N

Sebagaimana telah diungkapkan di atas, peran dan fungsi bidang administrasi dan keuangan meru­pakan penunjang proses pencapaian tujuan universitas. Dengan demikian dapat dinyatakan secara umum bahwa tujuan bidang administrasi dan keuangan ialah untuk dapat mengelola semua sumber daya sehingga dapat menunjang pencapaian tujuan universitas secara efektif dan efisien.

Tujuan khusus bidang administrasi dan keuangan baru dapat disusun setelah tujuan universitas telah ditetapkan secara jelas dan juga setelah program-program kegiatan universitas yang disusun untuk pencapaian tUjuan universitas tersebut telah disepakati.

BAB III MASALAH BIDANG ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

a. Identifikasi masalah dalam bidang administrasi dan keuangan pada saat ini sukar dilakukan dengan sebaik-baiknya karena sampai sekarang belum disusun secara terperinci tujuan yang ingin dicapai. Meskipun tlemikian pada uraian selanjutnya akan dikemukakan berbagai hal yang dirasakan sebagai masalah yang mungkin pula bila dikaji lebih lanjut hanya merupakan faktor penghambat (constraint).

105

Page 95: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

b. Pelbagai hal yang dapat dianggap sebagai masalah maupun penghambat dalam pencapaian tujuan bidang administrasi dan keuangan meliputi segi-segi sebagai b eriku t: - organisasi

- sum b er d ay a m anusia— anggaran— sarana fisik- perlengkapan

1. ORGANISASISejak beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penyesuaian-penyesuaian organisasi bidang admi­nistrasi dan keuangan di tingkat Universitas sesuai dengan fungsi yang diperlukan. Meskipun demi­kian masih dirasakan kurangnya kelancaran pelaksanaan pekeijaan karena mekanisme keija yang belum serasi. Di samping itu masih terdapat ketidak seragaman organisasi yang menangani adminis­trasi dan keuangan di tingkat fakultas. Pembagian wewenang dalam tingkat universitas dan tingkat fakultas serta prosedur penanganan berbagai jenis pekeijaan belum diatur secara jelas sehingga tidak jarang berbagai persoalan maupun masalah yang terdapat di tingkat fakultas ’’dilemparkan” ke tingkat universitas setelah masalah tersebut berkembang menjadi lebih kompleks. Selain dari pada itu tidak sedikit masalah yang dapat dikatakan kecil yang sebenarnya dapat ditangani di ting­kat fakultas tetapi langsung dibawa ke tingkat universitas. Hal-hal seperti di atas sebenarnya tidak perlu terjadi apabila mekanisme keija antar unit-unit yang menangani bidang administrasi dan keuangan ditingkat universitas dan tingkat fakultas telah diatur dengan cara yang sebaik-baiknya.Struktur organisasi Universitas Indonesia secara formal harus disesuaikan dengan PP 5/80. Dalam pengertian secara formal dimaksud di dalam pengeterapan PP tersebut diperlukan tingkat fleksibi- litas sedemikian rupa sehingga dapat meniadakan kesulitan-kesulitan yang bertalian dengan ter- dapatnya perbedaan pada bagian-bagian tertentu dari struktur organisasi yang lama dibandingkan dengan yang baru.Dengan diterbitkan PP 5 1980 keseragaman organisasi ditingkat fakultas akan tercapai yang mung- kin akan membantu kelancaran pekeijaan. Akan tetapi masih diperlukan suatu kejelasan tentang pembatasan wewenang serta hubungan kerja antar unit karena dalam PP 5 tersebut masih terlibat adanya administrasi ganda, baik ditingkat universitas maupun antara tingkat fakultas dengan ting­kat universitas.

Yang perlu mendapatkan perhatian kita yalah bahwa struktur organisasi menurut PP 5/80 adalah struktur yang telah dibakukan. Hal ini berarti mengikat pimpinan Universitas untuk melaksanakan- nya dengan baik. Suatu penyimpangan dalam artian yang baik tentu perlu mendapatkan pertim- bangan, tetapi suatu penyimpangan yang berakibat kurang baik dalam pengelolaan tugas-tugas Universitas akan menjadi beban pertanggungan jawab pimpinan Universitas dalam ukuran yang lebih serius dibanding dengan waktu yang lalu.

Secara keseluruhan dan lebih terperinci PP 5/80 ini akan dibahas oleh Team-khusus yang dibentuk berdasarkan SK Rektor No. 012/SK/R/UI/1980.

2. SUMBER DAYA MANUSIAPada umumnya pengangkatan pegawai di seluruh instansi termasuk Universitas Indonesia berjalan lambat, oleh karena terbatasnya formasi serta peryaratan administratip yang sering tidak terpe- nuhi. Sebagai akibat kelambatan pengangkatan ini sering tenaga yang telah diusulkan meninggalkan Universitas Indonesia karena selama menunggu belum menerima imbalan jasa yang cukup pantas.

Satu permasalahan yang bersifat mendasar yalah kesulitan untuk mendapatkan tenaga yang memi­liki potensi untuk dikembangkan lebih jauh. Satu dua tenaga yang baik setelah beberapa lama bekeija dan menunjukkan minat kerja dan belajar ternyata kemudian mengundurkan diri untuk bekeija di tempat lain. Dalam hal bersaing untuk mendapatkan tenaga yang baik pada dasamya

106

Page 96: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Universitas berada pada tingkat yang kurang menguntungkan dibanding dengan Swasta ataupun Departemen.Mengenai jumlah tenaga edukatip belum dapat dikatakan cukup atau kurang, karena ratio jum lah mahasiswa terhadap tenaga edukatip saja tidak menggambarkan cukup tidaknya jum lahnya s ta f pengajar disuatu fakultas. Bila diukur dengan dasar sistim m enurut SK-0124 dengan sendirinya nilai ukuran tersebut menjadi berubah sama sekali. Jumlah staf edukatip ini seharusnya didasarkan atas fungsi dan beban kerja di Universitas.Perlu untuk m endapatkan perhatian bahwa setiap tahun Universitas Indonesia m endapatkan ja tah pengangkatan staf edukatip baru yang mencukupi. Sampai saat ini permintaan pengangkatan baru setiap fakultas selalu dapat dipenuhi dengan baik.Dilain pihak beberapa fakultas menemui kesulitan dalam menggunakan jatah tersebut. Hal ini mungkin disebabkan bahwa profesi dalam bidang akademik kurang menarik, karena ada alternatip lain yang lebih baik.Khusus di fakultas Kedokteran banyak tenaga yang sampai menunggu beberapa lama tetapi belum juga dapat diangkat berhubung tidak ada atau tidak tersedianya dalam jumlah yang berarti jatah formasi pengganti. Tenaga-teiiaga tersebut berasal dari formasi Departemen Kesehatan.Diperkirakan masalah yang akan timbul kemudian hari adalah pengangkatan staf pengajar yang dikaitkan dengan akta mengajar. -Salah satu masalah yang ada hubungannya dengan staf edukatip adalah tenaga peneliti yang kemungkinan harus dipisahkan bidang tugasnya dari tenaga pengajar. Disamping masalah tersebut di atas dihadapi juga masalah yang menyangkut tenaga teknisi dan tenaga ahli perpustakaan. Kedua kategori tenaga tersebut di atas penting untuk mendukung effisiensi pekerjaan staf edukatip. Masalah ini harus ditangani secara baik agar jangan menimbulkan kepincangan.Pada umumnya jatah pengangkatan baru staf administratip adalah terbatas. Beberapa fakultas malahan terpaksa telah memperkerjakan tenaga beberapa tahun lamanya sambil menunggu kesem­patan pengangkatan bila tersedia jatah.Terdapat kecenderungan bahwa suatu fakultas yang berhasil menyelenggarakan banyak kegiatan dalam rangka tugas Tri Dharma khususnya Pengabdian pada Masyarakat sewajamya m em butuhkan tenaga yang lebih banyak dan dengan sendirinya ada kemampuan untuk mempekerjakan sambil menunggu jatah pengangkatan sebagai calon pegawai.Mengenai jumlah yang pasti dari tenaga administrasi belum dapat diketahui karena belum adanya ’’bezetting” pada tiap unit, namun masalah yang timbul adalah yang m enyangkut kwalitas dan jenjang karier staf administrasi tersebut.

3. ANGGARANSumber Keuangan untuk membelanjai kegiatan-kegiatan:

- Anggaran rutin- Anggaran pembangunan- SPP

Lain-lain

Anggaran RutinPenyusunan anggaran rutin harus memperhatikan luas kegiatan yang dihadapi tahun yang akan datang dengan mengadakan pembandingan dengan kegiatan tahun yang akan berakhir. Kecuali itu tingkat perkembangan harga dan pembandingan angka-angka dalam Daftar Usulan Kegiatan dengan angka-angka dalam Daftar Isian Kegiatan juga perlu m endapatkan perhatian.Pada umumnya selalu dapat diperkirakan bahwa anggaran yang diusulkan hanya akan disetujui

107

Page 97: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dalam jumlah yang lebih kecil, meskipun dalam pengusulan anggaran telah diusahakan penetapan jumlahnya diperhitungkan secara wajar.Sebagai gambaran dapat diberikan angka-angka untuk tiga tahun anggaran terakhir :

tahun 1977/78 tahun 1978/79 tahun 1979/80

Diusulkan

Rp. 2.578.687 ribu ” 2.737.730 ribu” 3.657.114 ribu

Disetujui

Rp. 2.047.576 ribu ” 2.374.083 ribu” 2.688.313 ribu

Pada dasarnya kebutuhan yang dapat dibelanjai dari anggaran rutin selalu tnasih dalam jumlah yang kurang.Permasalahan yang sifatnya mendasar yang perlu mendapatkan perhatian kita yalah penyediaan anggaran untuk langganan listrik, Telepon, Gas & Air.Jumlah anggaran yang kita minta selalu kita sesuaikan dengan kewajiban membayar yang ditagih- kan untuk tahun yang akan berakhir, dan juga perlu dicatat bahwa jumlah tersebut nantinya diba- yarkan kepada Perusahaan Umum milik Pemerintah.Sebagai gambaran dapat diberikan angka-angka berikut :

Diusulkan Disetujui

1977/1978 :Listrik Rp. 102.775 ribu Rp. 22.773 ribuTelepon ” 16.158 ribu ” 5.386 ribuGas & Air ” 11.765 ribu ” 2.285 ribu

1978/1979 :Listrik Rp. 102.775 ribu Rp. 23.146 ribuTelepon ” 16.158 ribu ” 5.572 ribuGas & Air ” 11.765 ribu ” 2.363 ribu1979/1980 :Listrik Rp. 110.000 ribu Rp. 25.461 ribuTelepon ” 9.353 ribu ” 5.629 ribuGas & Air ” 5.571 ribu ” 2.399 ribu

Dari gambaran di atas satu kesimpulan yang dapat ditarik dan perlu mendapatkan perhatian kita yang serius yalah bahwa Departemen menyaksikan atau tidak dapat mengerti bahwa kebutuhan Universitas Indonesia adalah memang sebesar itu. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa anggaran rutin sangat terbatas bila dibandingkan dengan kebutuhan yang terus meningkat (karena kegiatan meningkat), terlebih-lebih yang menyangkut alat-alat perkantoran dan jasa.

Anggaran PembangunanSebagaimana diketahui sistim penyusunan anggaran yang dipakai yalah Sistim Perencanaan, Penyu­sunan Program dan Penganggaran (SP 4) Universitas di dalam menyusun anggarannya harus mem­perhatikan Pengarahan anggaran yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal P e n d i d i k a n Tinggi menu­rut struktur anggaran Bertahap bergilir, Anggaran Universitas Sendiri, dan Anggaran Bersama.Jadwal penyusunan setiap tahunnya telah ditetapkan berdasar siklus SP-4 yalah :1. Januari : - menyusun Usulan Program

Menyusun Konsep Program Operasionil2. Minggu pertama Juli : Mengirimkan UP dan BPO3. Pertengahan Oktober sampai dengan pertengahan Nopember: Menyusun Daftar Usulan Proyek.4. Minggu kedua Nopember : Mengirimkan DUP

108

Page 98: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

5. Pertengahan Januari sampai dengan minggu pertama Pebruari : Menyusun Daftar Isian Proyek.6. Minggu Kedua Pebruari : Mengirimkan Konsep DIP.Di dalam pelaksanaan penjadwalan tersebut beberapa fakultas masih sering mengalami kelambatan dalam menyampaikan Usulan Program.Bentuk Usulan Program yang diterima dari beberapa fakultas belum mengikuti petunjuk SP-4 yang berlaku. Sampai saat. ini Usulan Program dibagi dalam 5 (lima) Kategori Program Utama yalah KPU Peningkatan Produktivitas, KPU Peningkatan Daya Tampung, KPU Pemantapan Peng­abdian kepada Masyarakat, KPU Pemantapan Pembinaan Mahasiswa, dan KPU Kemampuan untuk Berkembang. Masing-masing KPU selanjutnya dibagi dalam beberapa Program Utama dan seterus­nya dalam berbagai Program.Meskipun dari Fakultas dikirim dalam bentuk yang belum sempuma bila besar Usulan Program tidak berlebihan masih dapat diproses dengan baik pada tingkat Universitas. Tetapi bila jumlah- nya besar dan tanpa diperinci dengan cukup dengan sendirinya akan menyulitkan dalam prosesnya dan menyulitkan bagi fakultas yang bersangkutan.Pada waktunya nanti akan diadakan Penataran lagi dalam penyusunan anggaran menurut sistim SP-4.Gambaran besar anggaran yang diusulkan oleh Universitas Indonesia yang terakhir adalah sebagai berikut :

Angka Susunan Semula Angka Revisi tingkat UI Angka Disetujui P & K

1977/78 Rp. 3.280.280.000,- Rp. 1.525.000.000, -1978/79 Rp. 3.315.217.000,- Rp. 1.116.270.000,­1979/80 Rp. 3.943.235.600,- Rp. 1.438.877.000,-

(catatan : diluar kampus baru)

Rp. 951.500.000, Rp. 1.182.573.000, Rp. 1.611.784.000,

Permasalahan lain yang berhubungan dengan anggaran pembangunan ini adalah perlunya penyu­sunan prioritas berhubung dengan terbatasnya anggaran.

Dana SPPMengingat adanya rencana untuk menarik dana SPP ke dalam rekening Menteri CQ Kas Negara, maka perlu dilakukan pengaturan kembali sasaran penggunaan dana SPP. Dengan demikian bila- mana pengolahan dana SPP telah dipusatkan, tidak akan menemui kesulitan.Sehubungan dengan itu, meskipun pengelolaan masih dapat dilakukan seperti tahun-tahuh yang lalu, penataan bukti-bukti pemakaian dana SPP harus dilingkatkan, sehingga bilamana dilakukan pemeriksaan segala sesuatu tetap siap dengan baik.

a.Dana Lain-lain

Pada umumnya dana lain-lain didapat dari sumbangan-sumbangan yang tujuan penggunaannya telah tertentu. Jadi terlalu jauh kiranya bila diharapkan dari dana semacam itu dapat dikum- pulkan dalam jumlah yang berarti dan dapat digunakan secara bebas.

Mengenai dana-dana lain ini masih diperlukan pembukuan yang lebih sempuma sehingga dapat diketahui jelas jumlah pemasukan dan pengeluarannya oleh masing-masing unit pemberi jasa.

4. SARANA FISIKSatu hal yang penting untuk mendapatkan perhatian dan menjadi pola kebijakan Universitas yalah menyangkut pola pengelolaan Sarana Fisik.Didalam bentuk ekstrimnya disatu pihak pengelolaan tersebut dipusatkan pada tingkat Universitas

109

Page 99: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

sedang dilain pihak pengelolaannya masih dapat diteruskan seperti tahun-tahun yang lalu. Menurut PP 5/80 masih dimungkinkan pada tingkat fakultas melaksanakan pengelolaan Sarana Fisik.Diwaktu lalu jelas dapat diketahui bahwa banyak pemakaian Sarana fisik yang kurang efisien. Misalnya banyak ruang kuliah pada jam-jam tertentu tidak dipakai, sedangkan sementara itu ada beberapa fakultas yang telah menemui kesulitan untuk mendapatkan ruang kosong untuk kuliah- nya pada jam-jam tertentu.

Seyogyanya bagian terbesar daripada ruang-ruang kuliah harus dipusatkan pengelolaannya.Secara terbatas sekali mungkin masih diperlukan fakultas-fakultas masing-masing menguasai pengelolaan sejumlah ruang kuliah tertentu.Pembangunan dan pengelolaan-administratip Sarana Fisik harus pada tingkat Universitas. Setiap Bangunan harus ada nama atau kodenya dan setiap Ruangan pada setiap bangunan harus ada nomor atau kodenya, sehingga di Pusat harus diselenggarakan Administrasi Induk Bangunan dan Ruangan yang permanen.

Di samping masalah tersebut di atas perlu diperhatikan masalah perawatan dan penyempumaan inventarisasi sarana fisik.

PERLENGKAP ANPengadaan Perlengkapan m enurut peraturan yang ada harus dilaksanakan di Pusat.Untuk perlengkapan perkantoran telah digunakan standar sehingga memudahkan bagi fakultas untuk m enentukan spesifikasi peralatan yang dibutuhkan.Untuk peralatan laboratorium atau bahan-bahan yang memerlukan persyaratan atau spesifikasi yang khusus dari fakultas atau bagian yang membutuhkan selalu disertakan didalam pelaksanaan pembeliannya dimulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan tendernya.Penyimpangan dari prosedur tersebut di atas diharapkan jangan sampai perlu terjadi.Sistim Pengawasan Perlengkapan perlu mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan. Kecuali bahwa sistim pengawasan tersebut merupakan keharusan untuk dilaksanakan juga mengingat baru-baru ini Universitas Indonesia menerima alat-alat laboratorium melalui Proyek Lab I & II yang bernilai besar sekali di samping alat-alat yang dibeli oleh Universitas Indonesia sendiri dari dulu sampai sekarang.Untuk maksud pengawasan ini P & K telah menerbitkan buku Pedoman Pengelolaan Perlengkapan yang memuat petunjuk-petunjuk yang luas dan terperinci sekali.Dapat digambarkan secara kasar misalnya setiap alat perlengkapan yang dapat dipakai lebih dari setahun dan nilamya di atas sejumlah rupiah tertentu harus diberikan nomor atau kodenya. Kode tersebut misalnya menunjukkan kategori kelompok perlengkapan, kode Ruangan dan Bangunan di mana alat Perlengkapan dimaksud dipakai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa untuk ke- perluan pengawasan alat perlengkapan tertentu tidak diperbolehkan untuk dipindahkan kelain Ruangan meskipun untuk sementara waktu saja.Disetiap Ruangan akan diselenggarakan kartu yang memuat perincian macam alat perlengkapan menurut kodenya dan banyaknya dalam unit.Disetiap fakultas dibuat Kartu atau Daftar Rekapitulasi dari Kartu-kartu menurut Ruangan terse­but di atas.Pada tingkat Universitas juga akan memiliki arsip Daftar Rekapitulasi yang diselenggarakan pada tingkat fakultas.Perubahan-perubahan Penambahan karena pembelian atau hadiah harus dilaporkan secara tertulis dan diadmirristrasikan pada kartu-kartu secara lengkap.Demikian pula perubahan Pengurangan karena alat telah rusak tidak dapat dipakai lagi dengan baik Harus dibuat laporan tertulis dengan prosedur persetujuan tertentu dan diadministrasikan secara lengkap.

Page 100: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1

Untuk keperluan Pengawasan tersebut di atas diperlukan pengertian dan perhatian kita sem ua untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga suatu ketika nanti kita memiliki sistim pengawasan perlengkapan yang baik.Seperti halnya sarana fisik, masalah perawatan peralatan-peralatan cukup m engkhaw atirkan jika tidak ada dana yang memadai, karena peralatan ini kalau tidak dipelihara secara terus m enerus akan cepat rusak padahal harganya mahal selain barangnya sukar diperoleh.

BAB IV P E N D E K A T A N

Sebagai akibat perlunya PP 5/1980 segera diterapkan di Universitas Indonesia, dengan kem ungkinan diperlukannya perubahan-perubahan yang prinsipiil di dalam pengelolaan universitas, m aka diperlukan suatu penyesuaian iklim (conditioning) dari sivitas akademika Universitas Indonesia. Penyesuaian iklim meliputi antara Iain pengertian tiap anggota sivitas akademika tentang PP 5 dan SK 0124. Selanjutnya di dalam pelaksanaan program-program yang diperlukan, penerapannya harus dilaksana­kan secara bertahap tetapi dengafi batas waktu yang jelas.

BAB V P R O G R A M

Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang telah diuraikan di atas diperlukan sejumlah program yang antara lain adalah sebagai berikut :

1. perlu dibentuk satuan tugas yang akan melaksanakan pengumpulan data guna penyem purnaan inventarisasi yang meliputi sumber daya manusia (edukatip, pengajar, peneliti, teknisi, ahli perpustakaan, administrasi dan mahasiswa; baik kwalitatip m aupun kw antitatip) dan sarana fisik serta perlengkapan.Data-data ini diperlukan oleh pimpinan Universitas/Fakultas sebagai dasar pengambilan kepu- tusan.

2 . perlu disusun suatu manual organisasi agar dapat diketahui secara jelas tugas wewenang tiap unit keija serta mekanisme dan prosedur kerja di lingkungan Universitas Indonesia.

3 . perlu ditingkatkan pembinaan tenaga administrasi melalui kursus-kursus dengan tujuan pe­ngembangan ketrampilannya.

4. perlu dikaji kembali peraturan-peraturan yang berhubungan dengan RPS (reward and punish­ment) dan agar kemudian dapat diterapkan secara lebih baik.

5. perlu dilakukan pembakuan formulir yang berlaku internal di lingkungan Universitas Indo­nesia.

I l l

Page 101: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN (Makalah Purek Mahalum UI)

Page 102: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PROGRAM PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS INDONESIA*)

dr. DadangHawari **)

’Teningkatan peranan Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lem- baga Penelitian dalam kegiatan pembangunan, antara lain dengan cara: integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan ma­hasiswa dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyum- bangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif’.

(GBHN).

PENDAHULUAN

Adalah merupakan landasan dasar bagi Universitas Indonesia yang lahir dari peijuangan kemer- dekaan bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagai anak kandung revolusi, maka Universitas Indo­nesia merupakan bahagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Oleh karenanya setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu untuk men­capai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, melalui pendidikan, penelitian dan pengab­dian pada masyarakat.

Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, yaitu pen­didikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, maka adalah menjadi tujuan utama Universitas Indonesia untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara. 01<?h sebab itu, Universitas Indonesia harus mampu meletakkan peranannya dan berpartisipasi aktif di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi bangsa dan negara dalam pembangunan nasional, sebagaimana yang telah digariskan oleh GBHN.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan utama Universitas Indonesia tidaklah lepas dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN, yaitu : ’’Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan

bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketram­pilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebang- saan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa” .

Penjabaran dan pengarahan lebih lanjut daripada pendidikan nasional tersebut di atas, khususnya bagi perguruan tinggi, adalah :

pertama : menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan mendatang;

kedua : mendidik para mahasiswa agar beijiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggungjawab yang besar teradap masa depan Bangsa dan Negara;

ketiga : menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dandaerah;

*) Disajikan pada Rapat Kerja Universitas Indonesia pada tanggal 1, 2, 3, April 1980.

**) Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Indonesia.

115

Page 103: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

I

PROGRAM PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS INDONESIA*)

dr. Dadang Hawari **)

”Peningkatan peranan Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lem- baga Penelitian dalam kegiatan pembangunan, antara lain dengan cara: integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan ma­hasiswa dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyum- bangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif”.

(GBHN).

PENDAHULUAN

Adalah merupakan landasan dasar bagi Universitas Indonesia yang lahir dari peijuangan kemer- dekaan bangsa dan negara Republik Indonesia, sebagai anak kandung revolusi, maka Universitas Indo­nesia merupakan bahagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Oleh karenanya setiap gerak dan langkah Universitas Indonesia mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia, yaitu untuk men­capai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila, melalui pendidikan, penelitian dan pengab­dian pada masyarakat.

Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, yaitu pen­didikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, maka adalah menjadi tujuan utama Universitas Indonesia untuk senantiasa meningkatkan peranannya dalam pembangunan bangsa dan negara. Ol^h sebab itu, Universitas Indonesia harus mampu meletakkan peranannya dan berpartisipasi aktif di dalam konteks permasalahan pokok yang dihadapi bangsa dan negara dalam pembangunan nasional, sebagaimana yang telah digariskan oleh GBHN.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan utama Universitas Indonesia tidaklah lepas dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN, yaitu : ’’Pendidikan nasional berdasarkan atas Pancasila dan

bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, ketram- pilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebang- saan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa” .

Penjabaran dan pengarahan lebih lanjut daripada pendidikan nasional tersebut di atas, khususnya bagi perguruan tinggi, adalah :

pertama : menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembanganilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan mendatang;

kedua : mendidik para mahasiswa agar beijiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggungjawab yang besar teradap masa depan Bangsa dan Negara;

ketiga : menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha pembangunan nasional dandaerah;

*) Disajikan pada Rapat Kerja Universitas Indonesia pada tanggal 1, 2 , 3, April 1980.

**) Pembantu R ektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Indonesia.

115

Page 104: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

k eem p a t: mengembangkan ta ta kehidupan kampus yang memadai dan tampak corak khas kepriba- dian Indonesia;

kelima : penggunaan mimbar kebebasan akademis dalam bentuk-bentuk yang kreatif, konstruktif, dan bertanggung jawab, tetap dijalankan sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan;

keenam : integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dan cendekiawan sesuai dengan profesinya dalam wadah-wadah yang efektif sehingga mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif.

Pengembangan dan pembinaan mahasiswa tidaklah terlepas dari masalah pembinaan pemuda pada umumnya, sebab merupakan salah satu faset yang universil dihadapi oleh semua bangsa. Oleh karena- nya, mahasiswa sebagai pemuda dan generasi muda mempunyai tanggung jawab terhadap bangsa dan negara, ialah :

— sebagai tekno-struktur pembangunan;— sebagai generasi penerus dalam melanjutkan cita-cita bangsa dan negara yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 45.Dalam jangka pendek .(Repelita III) disebutkan bahwa program-program pengembangan dan

pembinaan mahasiswa, hendaknya :— ditujukan agar mahasiswa memiliki keseimbangan dalam ilmu pengetahuan, ketrampilan dan

sikapnya, serta memiliki kecintaan pada nusa dan bangsa;— ditekankan pada pembinaan sikap mental dan orientasi mahasiswa;— diarahkan agar mahasiswa dapat disiapkan lebih dahulu dalam berbagai bidang ketrampilan. Berpangkal kepada landasan dasar dan tujuan utama Universitas Indonesia, maka program-pro-

gram pengembangan bidang kemahasiswaan adalah merupakan masalah yang berkaitan dengan pena- taan dan pengembangan kehidupan kemahasiswaan itu sendiri.

Usaha penataan kehidupan kemahasiswaan tidaklah berdiri sendiri. Ia merupakan bagian integral dari berbagai usaha yang mengarah kepada tercapainya tujuan Universitas. Pada saat ini dirasakan kurang adekwatnya usaha untuk menciptakan kehidupan kemahasiswaan yang dapat membantu pro­ses untuk menuju dihasilkannya tenaga sarjana yang memiliki ’’scholarship”, ’’profesionalism”, dan ’’social and global consciousness” .

Demikian pula halnya keadaan kehidupan kampus dewasa ini belumlah memungkinkan diperlu- kannya ilmu pengetahuan dalam tiga artian yang terpadu sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas satu dari yang lainnya, ialah ilmu pengetahuan dalam arti sebagai produk, sebagai proses dan sebagai masyarakat.

Adanya keterbatasan-keterbatasan pada Universitas Indonesia, maka permasalahan-permasalahan yang menyangkut bidang kehidupan kemahasiswaan memerlukan pemecahan secara bertahap menurut skala prioritas tertentu.Maka, secara umum dapat dikemukakan bahwa masalah pemilihan prioritas didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain :

1. adakah urgensi untuk mengatasi masalah dengan segera?2. apakah masalah tersebut mempunyai impak terhadap pengembangan Universitas secara menye-

luruh?3. apakah ruang lingkup permasalahan hanya menyangkut beberapa fakultas atau keseluruhan

fakultas-fakultas di lingkungan UI ?4. sejauh manakah derajat kemungkinan pemecahan diperkirakan akan berhasil?5. apakah permasalahannya sedemikian mendasar sehingga dapat mengganggu terhadap eksistensi

dan mission Universitas?6 . apakah permasalahannya mempunyai implikasi terhadap kepentingan nasional, khususnya dili­

hat dari kacamata Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi?Mengingat bahwa bidang kemahasiswaan adalah merupakan bahagian integral yang tidak dapat

116

Page 105: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dipisahkan dari bahagian-bahagian lainnya dalam usaha yang mengarah kepada tercapainya tu juan Universitas (yaitu saijana-sarjana yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” , dan ’’social and global consciousness” ), m aka program-program pengembangan dan pembinaan bidang kemahasiswaan adalah m erupakan kegiatan-kegiatan yang bercorak tidak lagi ’’ekstra-kurikuler” , m elainkan lebih ditingkatkan, yaitu dalam bentuk program-program kegiatan ”ko-kurikuler” yang dapat m em punyai nilai kredit bagi mahasiswa yang bersangkutan dengan catatan bahwa prestasi akadem ik-nya te tap baik dan bukan sebaliknya.

GAMBARAN KEADAAN KEHIDUPAN KEMAHASISWAAN UI SEKARANG

Kehidupan dunia kemahasiswaan di UI terutam a dalam dua tahun terakhir ini m enunjukkan suatu keadaan yang tidak kondusif bagi perbaikan dan penyem pum aan proses belajar mengajar seba­gaimana yang dik^hendaki dalam konsep NKK, dimana termasuk di dalamnya bentuk penataan ke­lembagaan mahasiswa di dalam kampus. Berbagai faktor yang menyebabkan tim bulnya keresahan di- kalangan sebahagian mahasiswa, baik faktor yang sifatnya ’’in tern” m aupun ’’ex tern” , dem ikian pula halnya dengan faktor dimensi waktu dan ’’iklim” dalam ruang lingkup yang sifatnya pada tingkat nasional.

Berbagai faktor yang dikemukakan di atas, menyebabkan persepsi mahasiswa terhadap konsep NKK dan penataan kelembagaan mahasiswa (BKK), mengalami ’’distorsi” , sehingga dalam pelaksana- annya tidak beijalan sempum a sebagaimana yang diharapkan.Salah satu contoh misalnya persepsi terhadap pengertian ’’kebebasan mimbar akadem ik” , dan aspek ’’pengabdian pada m asyarakat” , dalam hubungan dengan peran mahasiswa sebagai salah satu ’’kekuat- an moral dan sosial kon tro l” (moral force and sosial control).Sehubungan dengan hal tersebut di atas adalah menjadi kewajiban Universitas tidak saja untuk men- dudukkan proporsi persepsi pada pengertian yang seharusnya, melainkan juga berbagai upaya (dalam bentuk program-program kegiatan ko-kurikuler tadi), sedemikian rupa sehingga aspirasi mahasiswa dan partisipasinya sebagai generasi muda dalam pembangunan nasional dapat disalurkan dalam penger­tian tidak semata sebagai obyek, melainkan sebagai subyek. Dan hal ini sesuai dengan apa yang digaris­kan dalam GBHN.(C atatan: refrensi selanjutnya harap membaca buku laporan R ektor Universitas Indonesia, bidang Kemahasiswaan dan Alumni, 1978/1979 dan 1979/1980).Uraian mengenai gambaran keadaan kemahasiswaan Universitas Indonesia sekarang, dapat dibagi dalam :

- struktur- ketenagaan (manpower)- dana dan sumber dana- program dan perencanaan- struktur lingkungan (environmental structure).

Struktur :Struktur kelembagaan m ahasisw a memang berbeda dengan masa lalu, terutam a sejak dikeluarkan-

nya keputusan KAS KOPKAMT1B dengan SK. no. SKEP.02/KOP KAM /I/1978, disertai petunjuk Menteri P dan K, yang diikuti dengan SK. R ektor UI No. 002/SK /R /U I/1978 tertanggal 26 Januari1978 tentang pembekuan lembaga-lembaga kemahasiswaan (DM, PPM, SM, BPM).Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK. Menteri P dan K No. 0156/U /1978 tertanggal 19 April 1978 tentang NKK, disusul dengan SK, Dir. Jen. Pendidikan Tinggi Dep. P dan K No. 002 /D J/ IN ST/1978, tertanggal 17 Mei 1978, tentang bentuk penataan lembaga kemahasiswaan (BKK); m aka struktur kelembagaan mahasiswa di Universitas Indonesia (dan juga di tem pat-tem pat lainnya) meng­alami perobahan.

117

Page 106: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Langkah selanjutnya yang diambil oleh Pimpinan Universitas Indonesia, ialah pencairan kembali lembaga kemahasiswaan tingkat fakultas (SM dan BPM), yaitu dengan SK Rektor No. 020/Sek/UI/1979 dan tidak diberlakukannya lagi AD/ART IKMUI, untuk masa pemilihan kepengurusan yang baru berlaku Januari 1979 (SK. Rektor 029/SK/R/UI/1978 tertanggal 10 Mei 1978)).

Sebagai tindak lanjut daripada kebijakan Menteri P dan K, maka dibetulkan BKK-UI dengan SK. Rektor no. 001 /SK /R /U I/1979 tertanggal 6 Januari 1979, yang kemudian mengalami penyem- pumaan dengan SK. Rektor no. 017/SK/R/UI/79 tertanggal 28 April 1979, dalam bentuk susUnan BKK-UI seperti yang sekarang ini : beranggotakan 74 orang, terdiri dari 56 mahasiswa dan 18 orang staf pengajar; dan yang mempunyai ruang lingkup ketiga kebutuhan pokok mahasiswa, yaitu :

- kesejahteraan- minat- penalaran

(Catatan : susunan BKK-UI periode 1979/80, terlampir).Dibandingkan dengan struktur yang sekarang ini, maka status ’’Dewan Mahasiswa” tiada lagi dan

masih berlaku SK. Pembekuan dan KAS KOPKAMTIB di atas; dan hal ini telah ditegaskan lagi oleh SK. Rektor UI sebagaimana disebutkan di atas.

Berdasarkan SK. Menteri P dan K No. 037/U/1979, maka bentuk susunan lembaga/organisasi kemahasiswaan di lingkungan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan adalah se­bagai berikut :

1. Di tingkat Perguruan Tinggi1.1. Badan Koordinasi Kemahasiswaan pada Universitas/Akademi/Institut/Sekolah Tinggi, sebagai

forum koordinasi, pereneanaan dan penyantunan yang merupakan alat non-struktural yang membantu Rektor/Ketua dalam menentukan kebijakan-kebijakan.

1.2. Unit-unit kegiatan kemahasiswaan sebagai wadah-wadah pelaksanaan kegiatan mahasiswa yang menunjang minat dan kesejahteraan;

1.3. Forum Diskusi Ilmiah, sebagai forum pengembangan penalaran dengan pendekatan-pendekat- an inter (multi) disipliner.

2. Di tingkat Fakultas atau yang setingkat2.1. Senat mahasiswa, sebagai wadah pengembangan sikap-sikap profesi;2.2. Badan Perwakilan Mahasiswa;2.3. Tim Pedamping, yang terdiri dari dosen berbagai jurusan, sebagai penasehat.

3. Di tingkat Jurusan/D epartem en atau yang setingkat3.1. Himpunan Jurusan, sebagai wadah latihan pengembangan sikap profesi;3.2. Tim Pembimbing, yang terdiri dari dosen-dosen Departemen/Jurusan bertindak sebagai pena­

sehat dan pembimbing.

Dengan struktur seperti sekarang ini, dimana tidak ada ’’Dewan Mahasiswa” adanya berbagai faktor yang telah disebutkan dimuka (faktor intern, extern, dimensi waktu dan iklim), maka BKK-UI beijalan, namun tidak selancar sebagaimana yang diharapkan. Hal ini menunjukkan perlunya penyem- pumaan dalam pelaksanaannya, sesuai dengan keputusan Rapat Keija Rektor seluruh Indonesia bulan

ebruari 1980 yang lalu. Di samping itu dengan dikeluarkannya PP No. 5 Th. 1980 tentang Pokok- okok Organisasi Universitas/Institut Negeri, maka terdapat kesempatan untuk penyempurnaan

wadah dimaksud sehingga memberikan partisipasi yang lebih daripada yang sudah-sudah dimana dimungkinkan aspirasi mahasiswa tidak saja bisa tertampung tetapi juga tersalurkan.

Dalam menangani dan menjalankan kebijakan P dan K tersebut di atas dan berdasarkan peng- amatan dari masing-masing fakultas, maka telah dilangsungkan rapat keija bidang Mahalum Universi­tas Indonesia, pada tanggal 7 Juli 1979 di Jakarta, yang telah menghasilkan tiga perumusan kebijakan, yaitu meliputi :

118

Page 107: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

- kebijakan umum- kebijakan lembaga kemahasiswaan

kebijakan kegiatan kemahasiswaan(Catatan: hasil Raker Mahalum UI, terlampir).

Ketenagaan (Manpower)

Ditinjau dari segi ketenagaan para pejabat di bidang kemahasiswaan, khususnya akhir-akhir ini dirasakan kurang. Dunia kemahasiswaan dalam dua tahun terakhir ini begitu rupa intensitasnya banyak memakan energi dan waktu yang dibutuhkan agar tetap teijamin tertib kehidupan kampus dan ’’stabilitas” dalam arti luas.Sebagai contoh misalnya PR III tidak dapat bekeija sendirian untuk tingkat Universitas, demikian pula halnya dengan' para PD III pada tingkat Fakultas. Oleh karena itu partisipasi para staf pengajar lainnya dalam m em bantu tugas-tugas PR III dan PD III adalah arnat membantu, misalnya sebagai staf, tim pedamping, tim pembimbing dan Iain sebagainya. Kekurangan dalam bidang personil yang mena­ngani bidang kemahasiswaan dan alumni1 ini sering dirangkap oleh para PD. III. Hal ini nampak misal­nya beberapa PD HI yang merangkap duduk dalam kepengurusan BKK, disamping sebagai pemimpin dalam berbagai proyek dan program kemahasiswaan.

Ditinjau dari segi ketenagaan karyawan yang membantu para pejabat kemahasiswaan juga dirasa­kan kurang. Hal ini agak sukar diatasi mengingat ada sangkut pautnya dengan formasi kepegawaian.

Ketenagaan dalam pengertian personil mahasiswa yang aktif dalam menjalankan program-program mereka yang menyangkut ketiga kebutuhan pokok mahasiswa, pada saat ini juga dirasakan cukup. Meskipun demikian terkadang dirasakan kurang juga, hal ini disebabkan karena belum sempumanya mekanisme koordinasi sesama mereka dan pengikutsertaan mahasiswa lainnya, sehingga sering yang muncul ”muka” yang itu-itu juga. Keadaan akhir-akhir ini sudah menunjukkan perobahan, hal ini dapat dilihat dengan peningkatan berbagai proposal kegiatan yang diajukan kepada Pimpinan, yang sudah barang tentu mempunyai konsekwensi biaya.

Dana dan sumber danaDalam hal dana bagi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dapatlah dikatakan cukup dalam penger­

tian relatif. Hal ini dapat dilihat masih cukup banyaknya dana yang tersedia dan tersisa dari anggaran 1977/78 dan seterusnya, sehingga dikhawatirkan SIAP. Mungkin hal ini disebabkan mekanisme peng­gunaan dan perencanaan program mengalami berbagai hambatan, dimana bagi para mahasiswa yang memerlukan tidak tahu atau tidak mau susah-susah dalam prosedure dan pertanggungan jawab ke­uangan yang diterima dari Universitas maupun dari fakultas. Oleh karenanya mereka lebih senang meminta bantuan pihak luar Universitas.Petunjuk-petunjuk berbagai hal mengenai prosedure permohonan dana dan pertanggungan jawabnya kepada Universitas, sudah menunjukkan perbaikan, yang dalam prakteknya sebenarnya tidaklah sukar kalau cukup tenggang waktu pemrosesan sesuatu program kegiatan.

Untuk dikatakan ” tidak” mencukupi, memang dapat juga dikatakan demikian, karena kalau di- luluskan semua permohonan kegiatan kemahasiswaan ini, amatlah besamya, sehingga anggaran yang sudah tersediapun masih kurang.

Selama ini dana /sumber dana bagi kegiatan kemahasiswaan berasal dari :- anggaran routine- anggaran DIP Pelita- anggaran ABT- bantuan luar yang tidak mengikat- SPP.

PrOsedure dalam meminta bantuan dari badan-badan di luar Universitas Indonesia yang diajukan oleh unit-unit kegiatan dalam menjalankan programnya adalah melalui atau sepengetahuan Pimpinan

119

Page 108: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Universitas atau Fakultas, tergantung kepada tingkat daripada ruang lingkup kegiatan itu sendiri. Sebegitu jauh respons dari luar Universitas Indonesia untuk membantu kegiatan kemahasiswaan cu­kup baik.

Program dan perencanaan

Disebabkan karena berbagai faktor yang telah disebutkan dimuka, dimana perhatian mahasiswa banyak tercurahkan kepada masalah NKK dan BKK, maka banyak programtprogram yang seyogiartya tidak berkaitan dengan masalah di atas menjadi terpengaruh karenanya. Atau dengan kata lain kondisi- nya tidak kondusif bagi pelaksanaan program-program kemahasiswaan. Namun meskipun demikian kegiatan kemahasiswaan baik di bidang minat, kesejahteraan dan penalaran cukup menonjol (lihat laporan Rektor UI 1979/80).

Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka program dan perencanaan bidang kemaha­siswaan sudah tersusun dan anggaran pun sudah tersedia meskipun belum ’’seimbang”. Permasalahan­nya adalah terletak pada para mahasiswa yang belum mampu melaksanakan program-program terse­but — karena kondisi yang belum kondusif dan kesibukan bel^jar/ujian - maka daya serap anggaran, khususnya ABT masih tersisa cukup banyak.

Adapun program dan perencanaan yang dimaksudkan ialah meliputi tiga kategori pokok, yaitu :

1. Di bidang kesejahteraan mahasiswa1. 1. asrama mahasiswa1.2. poliklinik mahasiswa1.3. pengadaan alat tulis menulis1.4. pengadaan buku bagi kelengkapan perpustakaan1.5. cafetaria mahasiswa1.6 . bursa buku1.7. badan film mahasiswa1.8 . bea siswa dan ikatan dinas1.9. keagamaan.

2. Di bidang minat mahasiswa2 . 1. pers (persuratkabaran dan majalah profesi)2 .2 . menwa2.3. Olah raga2.4. kesenian2.5. mapala

3. Di bidang penalaran mahasiswa,Keadaan sekarang menunjukkan belum adanya suatu program yang secara teratur, masih belum ada koordinasi antara masing-masing fakultas.Program dan perencanaan di bidang ini meliputi simposium, seminar, penelitian, diskusi-diskusiilmiah yang kesemuanya itu diinginkan dalam suatu wadah yang diberi nama Forum DiskusiIlmiah. Badan ini sedang dalam perencanaan, namun meskipun demikian sudah ada 14 proposalyang telah diajukan dan disetujui, 12 diantaranya sudah selesai sedangkan dua buah lagi sedang dalam proses.

Sebenarnya banyak lagi program-program kemahasiswaan yang masih dapat dibina dan dikem- bahgkan dan untuk kesemuanya itu memerlukan tata tertib kehidupan kampus dan kondisi kampus yang kondusif.(Catatan: selanjutnya harap membaca laporan Rektor UI 1979/80 bidang kemahasiswaan dan alumni).

Semua program-program dan kegiatan kemahasiswaan yang selama ini dijalankan adalah timbul dan tumbuh dari ’’bawah” , artinya merupakan inisiatif dan kreativitas mahasiswa sendiri dan bukan program yang datangnya dari ”atas” .Pimpinan Universitas Indonesia dalam hal ini PR III/Ketua BKK tetap pada fungsinya ialah penyan-

120

Page 109: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tunan dan koordinatif kepada semua program, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kem ahasiswa­an, tidak ada kebijaksanaan yang sifatnya garis kom ando atau garis instruktif. Hal ini perlu dikem u- kakan karena masih ada sebahagian mahasiswa yang mempunyai persepsi demikian.

Sebahagian besar usulan yang diajukan oleh mahasiswa diluluskan oleh Pim pinan, sepanjang tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang berlaku di Universitas Indonesia dan masih relevan dalam ruang lingkup kehidupan kemahasiswaan.

S truk tur lingkungan (environmental structure)Sebagaimana telah disebutkan di muka maka faktor lingkungan m em punyai pengaruh besar ter­

hadap kehidupan kampus. Oleh karena itu seyogianya kalau hendak m enata kampus, tidaklah bisasem - purna kalau tidak diikuti penataan lingkungan di luar kampus. Yang dim aksudkan di sini adalah fak to r ’’iklirn” dimana darj data-data dan analisa para PR III dalam Raker yang lalu, m erupakan faktor- faktor yang dom inant bila dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya.

TUJUAN KHUSUS PENGEMBANGAN BIDANG KEMAHASISWAAN

Tujuan khusus pengembangan bidang kemahasiswaan tidaklah bisa terlepas daripada tujuan daripada Universitas itu sendiri, yaitu: melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi diharapkan Universitas Indonesia akan mampu mencapai tujuannya dalam menghasilkan tenaga-tenaga sarjana yang ”u tu h ” yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” dan ’’social and global consciousness” .

Bertitik tolak dari tujuan Universitas di atas, m aka semua program, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kehidupan kemahasiswaan hendaknya berorientasikan kepada ketiga kesatuan yang u tuh tersebut di atas, maka dengan demikian salah satu aspek penting dalam pendidikan nasional, yaitu saijana-sarjana yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dapatlah dicapai.

Dalam mencapai hal di atas, maka koordinasi program-program akademik (PR I/PD I) dengan program-program ko-kurikuler (PR III/PD III) adalah suatu hal yang tak terpisahkan.Di samping itu adalah juga merupakan tujuan yang meskipun relevansinya tidak langsung ialah beru- paya agar melalui program-program kemahasiswaan, maka daya serap mahasiswa dapatlah ditingkat­kan. Untuk masa mendatang kiranya tidak lagi berkisar sekitar 3 0 —40% sebagaimana sinyalemen P dan K. tambahan pula penggunaan waktu mahasiswa diatur sedemikian rupa agar perbandingan penggunaan waktu untuk kegiatan akademik justeru harus paling besar prosentasenya.Apa yang dikemukakan oleh Rektor Universitas Indonesia pada Dies Natalis ke 29 antara lain :

’’Perkiraan penggunaan waktu oleh para mahasiswa Indonesia dalam jangka waktu satu tahunadalah 20% untuk kegiatan akademik, 30% untuk istirahat dan tidur, serta 50% untuk kegiatanlain” .

Oleh karenanya adalah merupakan tanggung jawab para pendidik, khususnya para pejabat di bidang kemahasiswaan untuk mengobah ’’prosentage” yang tidak wajar di atas. Universitas Indonesia dalam program-program pengembangannya harus mampu merobah kondisi ini.

PERMASALAHAN YANG ADA

Permasalahan yang ada dewasa ini di bidang kemahasiswaan yang paling dom inant adalah masalah kelembagaan mahasiswa. Bila dikaji lebih lanjut, maka keberatan mahasiswa ialah tiada berlakunya lagi AD/ART IKMUI dan ’’Dewan Mahasiswa” yang legalitasnya telah dicabut.Meskipun demikian tidaklah berarti tidak ada kegiatan kemahasiswaan, sebab pada dasarnya unit- unit kegiatan yang selama ini menunjukkan aktivitasnya adalah berstatus otonom . Karenannya ruang geraknya tidak tergantung dengan ada atau tidaknya apa yang dinam akan ’’Dewan Mahasiswa” . Demi­kian pula halnya dengan SM dan BPM pada tingkat Fakultas, dapat berjalan sebagaimana biasa tanpa adanya ’’Dewan Mahasiswa” tersebut.

121

Page 110: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Permasalahannya sekarang adalah bagaimana mencari suatu bentuk lembaga kemahasiswaan tingkat Universitas yang dapat mengakomodir dan mensubstitusikan aspirasi mahasiswa yang selama ini diemban oleh ’’Dewan Mahasiswa” , dengan catatan masih dalam batas-batas ruang lingkup SK. Menteri P dan K no. 037/U /79, dan hasil-hasil Raker PR 111 se Indonesia dan Raker Rektor se Indone­sia yang lalu.

Sebenamya dengan struktur kelembagaan yang sekarang ini tidak ada persoalan, sebab ruang lingkupnya hanyalah pada ketiga kebutuhan pokok mahasiswa di atas. Sosialisasi dan ’conditioning” selama ini telah menunjukkan ke arah yang lebih baik. Persoalannya adalah pada sekelompok maha­siswa yang bersikeras dan sikap apriori terhadap istilah ”BKK”. Meskipun demikian bilamelihat pada ’’pemyataan mahasiswa Indonesia” dalam bentuk ’’proklamasi dan tuntutan” dengan mengatasnama- kan mahasiswa Indonesia tertanggal 10 Februari 1970 (bila ini dianggap ’’valid”), temyata tidak ada kata-kata yang menyinggung NKK dan BKK.

Permasalahan lainnya adalah bahwa Universitas Indonesia belum mempunyai peraturan yang me­rupakan tata-tertib kehidupan kampus (rules of conduct), yang berlaku tidak hanya bagi mahasiswa, melainkan juga bagi anggota civitas academica lainnya. Bila dibandingkan dengan Universitas-universi- tas di negara-negara yang telah maju dan negara-negara tetangga, mereka telah mempunyai ’’rules of conduct” ini. Raker PR III seluruh Indonesia di Denpasar Desember 1979 yang lalu telah menghasil­kan pedoman pokok-pokok fikiran bagi penyusunan tata-tertib kehidupan kampus, yang telah disyah- kan dalam Raker Rektor Februari yang baru lalu (1980), (terlampir).

Bila dihubungkan dengan permasalahan kemahasiswaan yang memerlukan prioritas bagi peme- cahannya sebagaimana diuraikan dalam BAB PENDAHULUAN dimuka, dimana terdapat 6 butir pemecahan permasalahan, maka melihat permasalahan yang ada sekarang ini di Universitas Indonesia adalah jelas mempunyai pengaruh dan memerlukan penanganan yang bijaksana.

PENDEKATAN

Penanganan dalam mengatasi permasalahan yang dikemukakan di atas, tidaklah dalam arti sempit, yaitu masalah kelembagaan mahasiswa atau masalah tata-tertib kehidupan kampus saja; melainkan dikehendaki bagaimana dengan terpecahkannya permasalahan di atas, maka mahasiswa bisa menjadi saijana-saijana yang utuh” tadi, yaitu memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” , dan ’’social and global consciousness” , yang merupakan tujuan utama Universitas Indonesia.

Pendekatan dengan komunikasi yang bersifat edukatif, persuatif dan psikologik adalah merupa­kan prinsip dasar bagi para pejabat kemahasiswaan.

Berbagai altem atif dapat ditawarkan kepada mahasiswa dalam bentuk ”BKK yang telah diper­baharui” , misalnya:

garis komandogaris koordinasi/konsultasi

122

Page 111: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Keanggotaan, mekanisme dan tata tertib ’’m odel” di atas dapat dimusyawarahkan dengan mahasiswa. Sedangkan susunan personalia daripada unit-unit kegiatan, mereka sudah m elakukannya mulai dari kepengurusan, program kegiatan bahkan sampai kepada tata-tertibnya (semacam AD/ART).

Hingga sekarang kedudukan unit-unit kegiatan yang mencakup dalam tiga bidang pokok di atas adalah otonom dan langsung berhubungan/di bawah koordinasi Rektor cq. PR III. Dilihat dari ” inde- ■pendensi” dan ’’otonom inya” unit-unit kegiatan dewasa ini, mungkin mereka keberatan dengan ’’m odel” di atas, yang jelas akan mengurangi kebebasannya dalam berhubungan dengan Pimpinan Universitas.

Diharapkan dalam raker ini dapat dihasilkan suatu pola kelembagaan mahasiswa yang sederhana stm ktum ya, tetapi efektif dan efisien dan luwes, sehingga tahan terhadap berbagai faktor ham batan sebagaimana disebutkan dimuka dan tahan terhadap ’’perobahan-perobahan iklirn” .Terhadap adanya gagasan untuk membentuk semacam ’’satgas” bidang kemahasiswaan untuk memo­nitor, mengevaluasi' dan memberikan informasi khusus untuk lingkungan Universitas Indonesia, kiranya patu t dipikirkan.

Pembentukan Forum Diskusi Ilmiah, kiranya segera dapat dibentuk. Sebab dengan lembaga ini yang langsung di bawah Rektor adalah merupakan wadah yang tidak saja dapat menampung aspirasi mahasiswa yang berminat di .bidang ’’poleksosbud” , tetapi juga dapat menyalurkannya. Melalui pro- gram-programnya dapat membantu tujuan Universitas dalam membina mahasiswa dan mengembang- kan kearah pemilikan ciri-ciri ’’scholarship” , ’’professionalism” dan ’’social and global consciousness” .

Di samping itu dapat dalam waktu tidak terlampau lama sudah dapat disusun tata-tertib kehi­dupan kampus (dengan panitia khusus), yang merupakan penyem pum aan rancangan yang telah ada dengan berpedoman kepada hasil Raker PR III dan disyahkan dalam Raker Rektor yang lalu.

PERENCANAAN PROGRAMDalam perencanaan program bidang kemahasiswaan diperlukan partisipasi mahasiswa dalam

membuat program dan mampu menjabarkannya dalam bentuk anggaran. Mengenai program atau jenis- jenis kegiatan kemahasiswaan itu sendiri telah diuraikan yang tercermin dalam unit-unit kegiatan yang dapat digolongkan dalam tiga kelompok kebutuhan mahasiswa.

Perencanaan program ini perlu agar dapat diusulkan dalam DIP dengan kode :1.4. Pemantapan pembinaan mahasiswa

1.4.1. Pembinaan kegiatan mahasiswa1.4 . 1. 1. pembinaan aspek sosio-budaya dan ketrampilan mahasiswa;1.4 . 1.2 . pembinaan kreativitas dan kelembagaan mahasiswa;1.4 .1.3 . pembinaan sikap mental dan orientasi mahasiswa;1.4 . 1.4 . pembinaan kegiatan penunjang pembinaan mahasiswa;

1.4.2. Pembinaan kesejahteraan mahasiswa:1.4 .2 .1. pelayanan kebutuhan dasar mahasiswa;1.4 .2 .2 . pelayanan kebutuhan pribadi mahasiswa;1.4 .2 .3 . pembinaan sarana penunjang kegiatan pelayanan mahasiswa.

Program lain yang menyangkut bidang kemahasiswaan meskipun penanganannya di bawah badan khusus (di luar bidang PR III), tetapi amat penting dalam menunjang tujuan Universitas ialah fasilitas bimbingan dan konseling bagi mahasiswa (Badan Konsultasi Mahasiswa). Program ini amat bermanfaatkarena badan ini mempunyai tujuan :

a. membantu para mahasiswa untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan lingkung­an kampus agar dapat mencapai prestasi akademisnya yang optimal;

b. membantu mahasiswa dalam kelancaran studi;c. membantu mahasiswa dalam memilih bidang keahlian yang sesuai dengan kemampuan dan

minatnya;d. memupuk perkembangan kepribadian mahasiswa untuk menjadi anggota masyarakat sesuai

dengan harapan;

123

Page 112: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

e. membantu mahasiswa kearah kedewasaan;f. membantu mahasiswa supaya menjadi individu yang lebih efektif dan lebih berguna bagi masya-

syarakat.

RINGKASAN (SUMMARY)

Telah diuraikan landasan dasar dan tujuan utama Universitas Indonesia dalam bidang pengem­bangan kemahasiswaan. Demikian pula dengan pokok-pokok yang termaktub dalam GBHN.Usaha penataan kehidupan kemahasiswaan tidaklah berdiri sendiri, merupakan bahagian yang integral, memerlukan pemecahan daripada permasalahan-permasalahan yang ditimbulkannya agartercapai kehi­dupan kemahasiswaan yang membantu proses dihasilkannya saijana yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” , dan ’’social and global consciousness”.

Telah pula diuraikan keadaan kehidupan kemahasiswaan di Universitas Indonesia ini, yang meli­puti struktur, ketenagaan, dana dan sumber dana, program dan struktur lingkungan yang mempenga- ruhinya.

Tujuan khusus pengembangan bidang kemahasiswaan adalah untuk mencapai saijana yang ” utuh” dengan tiga kriteria di atas. Untuk itu program-program bidang akademik (PR I) dan bidang kemahasis­waan (PR III) memerlukan perpaduan dan koordinasi.

Permasalahan yang ada dewasa ini telah pula dibahas, yang menyangkut masalah ’’eksistensi” organisasi mahasiswa intra universitas dengan ’’Dewan Mahasiswa”nya.Demikian pula pentingnya disusun tata tertib kehidupan kampus (rules of conduct), yang bisa menja- min terciptanya suasana kehidupan kampus yang kondusif sehingga tujuan utama Universitas sebagai­mana dikemukakan di atas dapat terlaksana.

Pembahasan dalam ’’approach” telah pula disajikan dengan mengajukan salah satu alternatif ke­lembagaan mahasiswa, sebagai suatu penyempurnaan. Begitu pula pentingnya dibentuk Forum Diskusi Ilmiah dalam rangka meningkatkan daya nalar mahasiswa, disamping sebagai forum untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa yang bersifat ’’social control” dan ’’moral force” .

Perencanaan program, diutamakan dalam penyusunan program pemantapan pembinaan maha­siswa sesuai dengan SP4 kode 1.4. Tidak kalah pentingnya ialah program bimbingan dan konseling bagi mahasiswa.

BAHAN BACAAN

Dadang Hawari, dr., Normalisasi Kampus dan Pemulihan Kehidupan Kemahasiswaan, Majalah Maha­siswa No. 8 /Th. 11/1978.

Dadang Hawari, dr., Manfaat Bimbingan dan Konseling bagi Mahasiswa, Majalah Mahasiswa No. 12/ Th. 11/1979.

Dadang Hawari, dr., Komponen-Komponen Pembinaan Mahasiswa, Raker IAIN, Jakarta, 1979, Berita Buana 15 Oktober 1979.

Dadang Hawari, dr., Pendidikan dalam Tatanan Kehidupan Kampus yang Baru, SK. Salemba, 29 Sep­tember 1979.

Dadang Hawari, dr., Kedudukan Mahasiswa Dalam Dunia Perguruan Tinggi, SK. Salemba, 6 Juni 1979.Dadang Hawari, dr., Badan Koordinasi Kemahasiswaan dan Manfaatnya, SK. Salemba 18 Juni 1979.Mahar Mardjono, Prof. DR., Pidato Rektor Dies UI ke 29. Laporan Rektor UI 1978/79.Mahar Mardjono, Prof. DR., Pidato Rektor Dies UI ke-30, Laporan Rektor 1979/80.Mahar Mardjono, Prof. DR., Langkah Awal Dalam Perencanaan Dan Pengembangan Jangka Panjang

UI, 1979.Oetomo Jayanegara, Ir., Penyusunan Program Kegiatan Pembinaan Mahasiswa, Dit.Jen. Pend. Tinggi

P d a n K 1979.

124

Page 113: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Saparinah Sadli, DR., Peranan Bimbingan dan Penyuluhan Dalam Pembinaan Mahasiswa serta Pelak- sanaannya, Majalah Mahasiswa No. 12/Th.11/1979.

Raker R ektor se Indonesia 1979, Jakarta.Raker R ektor se Indonesia 1980, Jakarta.Raker PR I dan PR III se Indonesia, 1980, Jakarta.Raker PR III se Indonesia, Denpasar, 1979, Bali.Raker bidang Mahalum UI, 1979, Jakarta.PP 5 1980.

125

Page 114: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN BIDANG PENELITIAN (Makalah Purek Khusus Penelitian UI)

Page 115: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN PENELITIAN UNIVERSITAS INDONESIA

I. PENDAHULUAN

Abad ke 20 ini ditandai dengan teijadinya perobahan-perobahan besar di dunia, yang penga- ruhnya lebih terasa di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Apabila kita teliti secara seksama, maka salah satu yang melandasi perobahan-perobahan besar pada abad ke 20 ini adalah ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di dalam GBHN telah ditetapkan bahwa hakekat dari pembangunan nasional Indonesia ada­lah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan manusia seutuhnya mencakup pengembangan keperibadian serta keniampuannya, pengembangan kesadaran bahwa manusia adalah subjek dari pada pembangunan yang hams me- ngembangkan kebiasaan dinamis, kreatif, produktif dan ekonomis. Di dalam kontrak imlah makna pendidikan tinggi hams diletakkan sebagai lapisan pendidikan formil yang tertinggi. Dari pendi­dikan tinggi itu diharapkan karya-karya yang dapat menunjang dan memberikan pengarahan dinamis bagi pembangunan bangsa.Dalam kerangka itu semua, suatu tanggung jawab utama pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga pendidikan tinggi adalah mengembangkan kemampuan serta kecakapan dalam diri tiap maha­siswa maupun masyarakat luas untuk mampu berpikir dengan berorientasi kepada kepentingan bangsa serta kemanusiaan, baik pada waktu sekarang maupun pada masa-masa yang akan datang dengan menggunakan pola-pola yang objektip, kritis dan analitis yang dapat menghasilkan per­sepsi serta konsepsi yang tepat.Universitas Indonesia yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia, dalam setiap langkah dan geraknya ham s dapat mencerminkan aspirasi bangsa Indonesia yang sedang membangun melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan peng­abdian pada masyarakat.

Untuk menghadapi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengeterapannya, yaitu teknologi dapat diimbangi dengan melakukan penelitian-penelitian. Penelitian-penelitian hanya dapat ber- hasil bila tersedia tenaga-tenaga ahli yang mampu melakukan penelitian. Di samping itu agar su- paya pengembangan penelitian di Universitas Indonesia perlu adanya kebijakan-kebijakan dasar sebagai landasan utama bagi pengarahan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia.

Di dalam naskah ini akan dicoba untuk dijabarkan kebijakan dasar serta langkah-langkah pelaksanaan secara garis besar yang sudah barang tentu hams merupakan suatu rangkaian kebi­jakan Universitas Indonesia yang menyelumh yang saling mengisi dengan kebijakan-kebijakan di bidang lain untuk menyusun rencana pengembangan Universitas Indonesia secara menyelumh dan berencana.

II. GAMBARAN, POTENSI SERTA FACTOR-FACTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS PENELITIAN DI UNIVERSITAS INDONESIA.

Menumt GBHN Perguman Tinggi adalah mempakan pusat pemeliharaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang.Aktivitas-aktivitas penelitian dari Universitas Indonesia dalam masa 5 tahun terakhir ini telah menunjukkan kenaikan yang menggembirakan.Ada kecendemngan bahwa semangat dan gairah meneliti akan terns meningkat dimasa-masa yang akan datang. Untuk dapat mengarahkan kegairahan dan semangat yang ada secara tepat kita perlu melihat secara seksama segi-segi positif maupun negatip, keadaan yang mendorong ataupun ham- batan yang ada dewasa ini untuk melaksanakan kegiatan penelitian.

129

Page 116: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

t cukup luas. Dewasa ini Universitas Indone-

dan penelitian kebijakan operasional yang urn meliputi keperluan lebih

t a l ^ ^ bahwa hingga saat initian lin^ s 8 men ataU sektor. Kenyataan lebih banyak penelitian terapanpeneUtian-penelitian yang M a ta k a n ^ ^ pengembimgaI, Umu pengetahuan ban. atau-

dan m asih kurang adanyai p ^ in te rd is ip lin .pun peneU tian yang bersiia & didasarkan atas arientasi program

,W Kegiatan p e n e l i t i a n d i U niveB ;® tad masalah.m asalah pokok pembangunan serta belum‘ v S m ^ u r u s k e a r a h m e n ® ataupun antar u r it-umt yang ada.

tertihat adanya kerjasama an da a ^ t i a p fakultas adalah berbeda, demikian(C) Kemampuan ^ e t a S n PeneM*an diantara departemen, bagian atau brdang drsrphn

^ O T ^ g - m a s i T O ^ ^ agar perbedaan-perbedaan kemampuan untukAdalah merupakan kewa)iban “ fekuWas pe,lu diperkeeil, sehingga mutu maupun ,um-

melakukan lndonesia dapat ditingkatkan.lah penelitian di Univeiw Denelitian yang berpengalaman. Adalah suatu kenyataan

(d) Kurangnya sarana dana kurangnya sarana penelitian yang menyangkut gedung,bahwa dewasa im telah terasa s ^ ^ samping ltu pendaya gunaan dan sarana-sarana kepustakaan peralatan, mate £ adanya berbagai masalah.vaL belum dapat dilakukan oleh ^ pemerintah merupakan hambatan yang palingMasalah dana penelitian yang penelitian meningkat tetapi jumlah usulan yangterasa dewasa ini. Waiaupun ] ^ ^ ^ keperluan. Lokasi Universitas Indone-diterima serta biaya yang ip kan TbuVota negara menyebabkan adanya masalah kerja sia di Jakarta ray a yang m e : v g adanya penyedotan total tenaga-tenaga peneliti yangganda para peneliti b . ^ dielakkan.berpengalam an yang suiitseK kekurangan/kehilangan tenaga-tenaga penelitinya yangSebagai akibat Universitas infl

berpengalam an. ntukan kader peneliti dan peningkatan kemampuan tenaga-(e) M asih langkanya usaha pe™ J nWersitas Indonesia. Tidak dapat disangkal lagi bahwa Univer-

tenaga peneliti dilm&,"ng* berapa Umiawan dan peneliti yang dapat diandalkan. Namun pro- sitas Indonesia, memiuia o ^ kurang diperhatikan sehingga sering terjadi bahwa terdapat ses regenerasinya dan peneu ^ dmngkungan Universitas Indonesia,kekosongan setelah tiaaany kem am puan peneliti bagi tenaga-tenaga pengajar diling-Di I masih harus ditingkatkan.kungan aT»piitian perlu ditingkatkan.

(f) Pengelolaan aktivitas Peneuu ; n dilingkungan Universitas Indonesia masih perlu dis^mpuma- Dewasa ini pengelolaan pen pengaturan pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi darikan. Koordinasi dalam P a§ tidak ada keSeragaman.aktivitas penelitian disemua organisasi yang jelas di masing-masing fakultas dan hubung-Sampai saat ini belum ada s Universitas. Sambil menunggu adanya struktur baru lembagaannya dengan k o o r im t w x ^ dUakukan melalui koordinator penelitian fakultas,penelitian k ° ordinasl}^ Pudek I, Pudek Penelitian atau seorang yang ditunjuk dekan untuk

menangani masalah tersebut. M im untul[ „ d aksanaka„ pei,emian m UniverDari uraian tersebut m * « ^ Jauh dati memuaskan dan memerlukan usaha-usahasitas Indonesia dewasa im

130

Page 117: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dan pengarahan yang lebih mantap untuk mengembangkan kemampuan penelitian di Universi­tas Indonesia.

III. TUJUAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DI UNIVERSITAS INDONESIA

Kebijakan penelitian di Universitas Indonesia.Sampai saat ini, Universitas Indonesia belum memiliki kebijakan penelitian yang dapat mengarah- kan kegiatan-kegiatan penelitian di Universitas agar supaya sesuai dengan ttijuan utama Universitas Indonesia serta pemecahan masalah-masalah pokok dewasa ini.

Tujuan kegiatan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang terda­pat dalam GBHN adalah untuk mengsukseskan pembangunan nasional.Selanjutnya disebutkan pula bahwa kegiatan penelitian diarahkan pada pembangunan kemampuan nasional dalam ilmti dan teknologi yang diperlukan dalani pembangunan sesuai dengan kebutuhan serta prioritas pembangunan. Cabang-cabang ilmu yang penting tapi kurang peminatannya perlu mendapatkan perhatian khusus.

Pembangunan dan pengembangan penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi baru dapat di­katakan berhasil bila hal tersebut telah membudaya dilingkungan perguruan tinggi.

Dalam Repelita III bab 17, Pendidikan dan Generasi Muda, antara juga menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi harus dapat berfungsi sebagai pusat pemeliharaan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan penibangunan masa sekarang dan masa datang.

Maka jelaslah bahwa tugas dan peranan Universitas, termasuk juga Universitas Indonesia adalah meningkatkan mutu dan jumlah tenaga peneliti serta penelitiannya itu sendiri untuk me- nunjang pembangunan. Oleh karena itu Universitas Indonesia harus pula meng-orientasikan serta melibatkan lembaga-lembaga serta keahlian personilnya untuk turut serta memecahkan masalah pokok pembangunan.Oleh karena itu dalam merumuskan kebijakan dan tujuan pengembangan penelitian di Universitas Indonesia perlu menyelaraskan diri terhadap :

1. Garis-garis Besar Haluan Negara2. Rancangan Repelita III3. Kebijakan pemerintah dalam bidang Riset dan Teknologi4. Kebijakan dan Pelaksanaan Kebijakan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi, Dept.

P&K.5. Kerangka Pengembangan serta pelaksanaan Pengembangan Penelitian di Perguruan Tinggi,

DPPM, Ditjen Pendidikan Tinggi.6 . Peraturan-peraturan yang berlaku dalam pengelolaan penelitian di Universitas Indonesia.7. Tujuan Utama dari pada Universitas Indonesia.

Dari uraian tersebut di atas kebijakan penelitian di Universitas Indonesia ditetapkan bahwa tujuan yang hendak dicapai ialah :

Jangka Pendek :1. Merangsang dan membina aktivitas penelitian itu sendiri memupuk dan mengarahkan

peneliti-peneliti baru untuk dapat melahirkan Korp peneliti Universitas Indonesia yang besar serta tangguh.

2. Mengarahkan aktivitas penelitian kepada persoalan-persoalan yang relevan terhadap pem­bangunan nasional, agar kegiatan penelitian bermanfaat secara langsung dan dapat dinik- mati oleh masyarakat.

Jangka Panjang:

1. Menjadikan Universitas Indonesia sebagai suatu PUSAT PENELITIAN dalam artikata yang

131

Page 118: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

h School” dengan kwalitas Internasional di samping tugas

trt^ma^^nya UnWe^taTy^>^emUiki kepemimpinan

2- S " e f e S leadership) yang disegan,

* " * “ £ £ f e S p T S l " ! ^ " " " S m ^ S C X secara seim han,

W ' ? r T ^ e — n"yang M o ^ e u C b a n y a k - ^ " a n " u k tiap-tiap fakultas di lingkungan Universitasnya permasalahan yang akan dis Indonesia adalah berbeda.

! . D an. Penelitian. disediakan oleh pemerintah untuk penelitian adalah sangatrnuin dana penelitian ydl ®

?eCara„ ^ n c u k u p i kebutuhan. . ^ m P /DljP ataupun DPPM setiap tahunnyaDari usulan-usulan Van8 ^ UatTu ditolak sementara semata-mata karena tidak cukup biaya

Z u ada yang dikembalikan atau■ a fakultas-fakultas yang dapat menank dana peme-" “ d ifd iD e p lp ^ t e " » dana cukup besar untuk melaksanakan p e n ,

litian di fakultasnya.

2. Masih kurangnya tenaga ^ ^ dflakukan inventarisasi tentang tenaga-tenaga peneliti di ling-

k u X n UnWeRitas lndone* a ,akukan survey tenaga-tenaga peneliti di beberapa Universitas MP1 dewasa ini sedang melakUQV„„e hasUnya belum ada. Dan pengamatan kasar yangdila- tprmasuk Universitas I n d o n e s i a s y g m d J h a t n a m a . n a m a para peneliti dari berbagai fakul- kukan selama tiga tahun terakhir d ^g y&ng memasukkan usulan penelitian setiap tahun-tas akan terlihat bahwa nama H Universitas Indonesia diperkirakan tidak lebih dari 150-200

nari seiumlah staf pengajar ^neliti saja yang bisadiketengahkan.

P . kader peneliti baru belum memadai3 P em b in aan dan pembentu an a ^ perhatian yang cukup ialah pembinaan serta pemben-

' M asalah yang serius dan mem'er Universitas Indonesia. Universitas Indonesia dewasa initukan kader peneliti dilingku g , gerta bertaraf Internasional.memiliki beberapa peneliti yang s semua fakultas dilingkungan Universitas Indone-P eneliti ternama ini terdaJ al DeneUti-peneliti serupa itu tidak jarang tenaganya diperlukan sia Berhubung masih lang^aJ ! ^ / Sebagai akibatnya peneliti yang demikian tidak lagi mem- nada beberapa instansi sek“ lg , uh peneliti-peneliti muda dilingkungannya. Penataranpunyai waktu untuk memb‘" [ k devvaSa ini dalam meningkatkan kemampuan meneUti p j 'i t i a n ^ y a n ^ r in g ^ a ^ a di lakukan karena keterbatasan biaya.

4 Kurangnya sarana penelitian. ^ tergantung dari kwalitas penelitinya, akan tetapi' Jum lah dan kwalitas pens u ^ sMana penelitian yang ada. Bahkan pada beberapa

- a n a m eru p ak an h a l yang menentukan. .

132

Page 119: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Dewasa ini sarana penelitian di Universitas Indonesia tidak memadai serta tidak mendorong kegiatan penelitian di Universitas Indonesia.Perpustakaan sebagai alat pendukung penelitian utama belum memadai. Hasil-hasil penelitian dari dalam dan luar negeri diperpustakaan di lingkungan Universitas Indonesia belum cukup tersedia. Buku yang ada umumnya berupa buku pengantar umum yang sudah kadaluarsa. Dari survey yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa dari 10 perpustakaan fakultas di lingkungan Universitas Indonesia hanya yang memiliki pustakawan. Alat-alat laboratorium belum cukup, demikian pula banyak fakultas yang tidak memiliki sarana pengolahan data.

5. Kerjasama antar disiplin kurang

Dewasa ini kebanyakan penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia bersifat monodisi- plines.Sepanjang orientasi penelitian tidak ditujukan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat yang bersifat kompleks, maka penelitian serupa itu dapat dipertanggung jawabkan. Akan tetapi bila penelitian bermaksud akan menanggulangi permasalahan dalam masyarakat termasuk masalah pokok pembangunan penelitian antar disiplin maka'tidak mau harus dilakukan hal itu disebabkan karena setiap permasalahan dalam masyarakat adalah selalu menyangkut berbagai disiplin tidak pemah berdiri sendiri. Kesediaan serta kemampuan untuk melakukan penelitian- penelitian yang melibatkan beberapa disiplin tidak mudah dan perlu diusahakan secara sek- sama.

6 . Sistim informasi, komunikasi dan dokumentasi dari hasil-hasil penelitian yang ada belum memuaskan.Dewasa ini masih tampak kurangnya dokumentasi serta penyebar luasan dari hasil-hasil peneli­tian yang telah dilakukan. Akibat dari hal itu banyak hasil penelitian yang tidak diketahui sehingga terjadi duplikasi yang tidak bermanfaat yang mertiboroskan waktu, biaya dan tenaga. Selain dari pada itu seringkali informasi hasil penelitian tidak diketahui oleh jpejabat atau masyarakat yang berkepentingan, hal ini dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan tek­nologi yang penting bagi pembangunan.

7. Struktur organisasi pengelolaan penelitian masih belum mantap.Baru-baru ini pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 5 Th. 1980 tentang pokok-pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri di Indonesia dimana termasuk pemben­tukan dan struktur lembaga Penelitian di Universitas/Institute. Sambil menunggu petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1980 tersebut, ada baiknya bila mulai di- pikirkan tentang pengetrapan PP No. 5, 1980 khususnya yang menyangkut pengelolaan pene­litian.Dalam PP No. 5 tersebut dinyatakan bahwa di dalam satu Universitas hanya dibenarkan adanya 2 lembaga Penelitian dan Lembaga Pengabdian pada masyarakat. Lembaga membawahi 5 Pusat Kajian. Pusat membawahi 5 Bidang kajian dan Bidang kajian membawahi 4 seksi kajian. De­ngan perkataan lain dalam suatu Universitas dapat mempunyai sebanyak-banyaknya:

1 lembaga Penelitian5 Pusat kajian

25 Bidang kajian dan 100 Seksi kajian

Adapun yang dimaksudkan dengan:

Pusat kajian ialah sebagian unsur lembaga penelitian yang melaksanakan sebagian tugas dan fungsi lembaga dengan berorientasi pada suatu ruang lingkup permasalahan yang m em erlukan penanganan secara lintas disiplin ilmu. Misalnya : Pusat Studi lingkungan; Pusat Pengembangan

133

Page 120: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Kedesaan dan sebagainya. Di samping kegiatan penelitian, Pusat kajian menunjang bidang pen­didikan.Bidang kajian berada di bawah Pusat kajian, melaksanakan sebagian tugas dan fungsi lembaga dengan ber-orientasi pada suatu masalah khusus, dalam ruang lingkup permasalahan pusat kajian.Seksi kajian berada di bawah Bidang kajian melaksanakan sebagian tugas dan fungsi lembaga dengan berorientasi pada suatu masalah khusus dalam ruang lingkup permasalahan bidang kajian.Yang perlu dipikirkan adalah menetapkan pusat-pusat kajian yang tepat untuk Universitas Indonesia tanpa banyak menimbulkan kesulitan dan hambatan bagi lembaga/pusat studi yang telah ada.Di samping itu dapat disebutkan di sini bahwa lembaga atau pusat dapat pula dibentuk mele- bihi ketentuan yang ada dalam suatu Universitas dan bersifat non Struktural.

8 . Pemilihan bidang permasalahan penelitian.Pengembangan teknologi tepat guna lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat berpen- dapatan rendah dan masyarakat pedesaan.Pembangunan dewasa ini menghadapi beberapa masalah pokok yang bersifat serius, kompleks, beijangka panjang, mempunyai kecenderungan makin membesar dan memburuk serta mempu­nyai impak yang luas.Masalah pokok pembangunan tersebut :— kependudukan— kemiskinan— pedesaan— kelestarian lingkungan— posisi intemasional dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, politik, ekonomi, sosial -

budaya.Penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia apabila bertujuan untuk ikut serta meme­cahkan masalah pokok pembangunan maka perlu diarahkan ke masalah tersebut.Di samping itu kita mengetahui pula adanya lima program utama Riset dan Teknologi yang meliputi :1. Program utama Riset dan Teknologi mengenai kebutuhan dasar manusia.2. Program utama Riset dan Teknologi mengenai sumber alam dan energi.3. Program utama Riset dan Teknologi mengenai pengembangan industri. .4. Program utama Riset dan Teknologi mengenai pertahanan keamanan.5. Program utama Riset dan Teknologi mengenai masalah Sosial Ekonomi Budaya dan Fal-

safah.Pengarahan serta pemilihan yang tetap didasarkan atas kemampuan yang ada, akan lebih mem- beri bobot hasil penelitian yang akan dilakukan.

9 . Macam penelitian yang dilakukanPenelitian-penelitian yang dilakukan di Universitas dapat digolongkart dalam 5 macam golong- an penelitian :a. Penelitian inter disiplinesb. Penelitian multi disiplinesc. Penelitian disiplin untuk pengembangan ilmu pengetahuand. Penelitian disiplin untuk menunjang pembangunane. ‘ Penelitian disiplin untuk mendidik calon peneliti (kerangka Pengembangan Penelitian di

Perguruan Tinggi, DPPM, 1978).

134

Page 121: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Dari hasil pengumpulan daja gambaran Pendidikan Tinggi Indonesia 1975, telah menggolong- kan Universitas/institute di Indonesia menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A, B dan C.Pada penelaahan lebih lanjut menunjukkan bahwa pengelompokan Universitas/institut saja tidak memadai karena dalam suatu Universitas atau institute sering terdapat ketidak seimbang- an perkembangan di antara fakultas-fakultasnya.Dari pengelompokan tersebut hampir semua fakultas di lingkungan UI masuk dalam kelompok A. Ini berarti bahwa fakultas-fakultas dilingkungan Universitas Indonesia diharapkan dapat melakukan penelitian untuk ke 5 macam penelitian tersebut di atas dengan penekanan pada penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penelitian-penelitian interdisiplin lintas sektoral.

10. Pengkaitan program Pasca Sarjana untuk meningkatkan produktivitas penelitian yang berbobot.Dalam rangka meningkatkan jumlah dan kwalitas penelitian perlu dipikirkan secara mantap pengkaitannya dengan program pasca Saijana yang dilakukan di Universitas Indonesia.

V. PENDEKATAN (STRATEGI)Dalam menetapkan pendekatan/strategi yang akan ditempuh perlu memperhatikan beberapa

hal baik yang .menjadi perhatian tumpuan (focus) Universitas Indonesia dalam mencapai kebijakan- kebijakan yang telah digariskan maupun program-program riset fcerta kebijakan riset nasional. Hal ini penting sekali mengingat bahwa rencana program yang akan dibuat yang didasari atas strategi yang telah dipilih sebagian terbesar akan menggunakan dana pemerintah c.q. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan perkataan lain pendekatan-pendekatan yang akan digariskan perlu sedapat-dapatnya dikaitkan dengan kebijakan dan program riset National. Untuk dapat tercapainya tujuan jangka panjang, meningkatkan mutu serta kegiatan penelitian di Universitas Indonesia maka pendekatan-pendekatan yang perlu di tempuh :1. Peningkatan pemanfaatan sumber daya penelitian yang telah ada.

Pendekatan ini perlu mengingat adanya kenyataan bahwa pendaya gunaan ketenagaan, keahli- an dan sarana penelitian terkadang masih dibawah optimum karena bagian-bagian tertentu dalam pengelolaan sistim belum memenuhi keperluan. Selanjutnya perlu dikembangkan pe­manfaatan sumber daya penelitian baik manusiawi maupun physik yang tersedia untuk lebih berdaya dan bertepat guna.

2. Peningkatan kemampuan tenaga Penelitian.Ag a r mutu dan jumlah penelitian meningkat, peningkatan kemampuan tenaga-tenaga penelitiperlu dikembangkan.

3. Peningkatan sarana penelitian.Sarana penelitian adalah merupakan alat penting untuk melaksanakan penelitian.Pada penelitian-penelitian tertentu sarana penelitian mutlak diperlukan oleh karena itu usaha melengkapi sarana penelitian sangat diperlukan.

4. Memperkuat kelembagaan dan pengelolaan penelitian.Pengelolaan penelitian yang mantap adalah sangat diperlukan untuk tercapainya jumlah dan kwalitas penelitian yang baik.Adanya kelembagaan yang mantap serta administrasi yang akan mendorong terlaksananya penelitian-penelitian di Universitas secara baik.

5. Penyebar luasan informasi kegiatan dan hasil penelitian.

VI. PERENCANAAN PROGRAM

Dalam merencanakan program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia, perlu memperhatikan beberapa hal :

135

Page 122: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

(a) Program-program yang akan dilakukan sedapat-dapatnya mengarah kepada penanggulangan permasalahan yang ada.

(b) Memperhatikan kesinambungan dengan program yang sedang beijalan walaupun terkadang tidak sesuai.

(c) Disadari atas kebijakan dan pendekatan yang dianut.(d) Didasarkan atas prioritas yang menyangkut segi : kepentingan implikasi dan feasibility.Berdasarkan atas hal-hal tersebut di atas maka program-program pengembangan penelitian di Universitas Indonesia adalah sebagai berikut :

A. Pemanfaatan optimum sumber daya penelitian yang ada1. Melakukan/mengembangkan sistim inventarisasi dan klasifikasi baik tenaga maupun sarana

penelitian yang telah tersedia.Latar Belakang:

Hingga saat ini Universitas Indonesia belum memiliki data yang lengkap tentang tenaga dan sarana penelitian dilingkungan Universitas Indonesia. Untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada kita lebih dahulu perlu mengetahui secara pasti apa yang kita miliki dewasa ini.Tujuan: Mengumpulkan data tentang semua sumber daya penelitian dilingkungan Univer­sitas Indonesia.

Kriteria tercapai tujuan :Tersedianya data lengkap tentang :(a) Jumlah tenaga peneliti di lingkungan Universitas Indonesia

Peneliti utama/Inti, peneliti madya, peneliti pembantu(b) Sarana penelitian :

Laboratorium penelitian, Perpustakaan dan sebagainya.

2. Menginventarisasi serta klasifikasi kebutuhan mendesak tenaga dan sarana penelitian.

Latar Belakang:Walaupun sering dinyatakan adanya kekurangan tenaga dan sarana penelitian di tiap-tiap fakultas namun apabila diminta secara kongkrit jarang dapat memberikan jawaban secara pasti.Apabila kita dapat mengetahui secara pasti tentang kebutuhan tenaga dan sarana mende­sak tersebut dapat dilakukan prioritas penanganannya.Untuk tenaga : - pengiriman keluar negeri .Untuk alat-alat : — pemrioritasan alokasi dana.Tujuan : Mengetahui secara pasti kebutuhan-kebutuhan sarana maupun tenaga penelitianyang perlu penanganan segera.

Kriteria tercapainya tujuan :

a) Diketahuinya secara pasti kebutuhan mendesak dari tiap fakultasb) Telah dipenuhinya beberapa kebutuhan mendesak yang diajukan oleh fakultas-fakultas.

3. Mengembangkan keija sama antar disiplin dalam melakukan kegiatan penelitian.Latar belakang:

Universitas Indonesia memiliki varietas disiplin yang cukup luas. Namun kerja sama antar disiplin dilingkungan Universitas Indonesia belum banyak dilakukan. Agar supaya peneli- tian-penelitian multi disiplin untuk memecahkan masalah-masalah pokok pembangunan dapat terlaksana keija sama antar fakultas perlu ditingkatkan.

136 _

Page 123: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Tujuan : 1. Mengembangkan keija sama antar fakultas2. Meningkatkan kemampuan untuk melakukan penelitian-penelitian multi-

disiplinKriteria tercapainya tujuanMeningkatnya jumlah penelitian multi disiplin/lintas sektoral.

4. Merangsang dan mengarahkan kegiatan penelitian program Pasca Saijana untuk menghasil­kan karya-karya ilmiah dan sekaligus bermanfaat bagi pembangunan.

Latar belakang:Dengan meningkatnya program-program Pasca Sarjana di lingkungan Universitas Indonesia diharapkan hanya ilmiah sebagai hasil penelitian mereka akan meningkat pula. Agar supaya aktivitas mereka dapat pula menunjang pembangunan perlu adanya pengarahan yang tepat.Tujuan : Melibatkan program pasca saijana di samping menghasilkan karya-karya ilmiah perlu pula menunjang program pembangunan.Kriteria keberhasilan :Peningkatan baik jumlah maupun m utu penelitian dari program pasca saijana yang dapat dipergunakan untuk menunjang pembangunan.

B. Meningkatkan kemampuan meneliti bagi tenaga-tenaga pengajar dilingkungan Universitas Indonesia.

Sebagai tenaga pengajar di perguruan tinggi harus mampu untuk melakukan penelitian di- samping mendidik dan melaksanakan pengabdian pada masyarakat.Sebagai tenaga pengajar diperguruan tinggi tidak cukup diukur kemampuannya dengan banyak- nya penelitian, akan tetapi juga kwalitas penelitian serta relevansinya terhadap kebutuhan pembangunan.

1). Penataran penelitianPenataran ini merupakan bentuk pendidikan jangka pendek diberikan kepada sekelompok pengikut dalam bidang ilmu sejenis oleh suatu team ahli yang berpengalaman.Tujuan: 1. Menambah pengetahuan dan m ethodologi penelitian.

2. Meningkatkan kemampuan m eneliti m elalui berbagai macam kegiatan penelitian.

2). Pembentukan kelompok-kelompok peneliti atas dasar bidang keahlian.Latar belakang : Tidak dapat dimungkiri bahwa dewasa ini banyak tenaga pengajar Univer­sitas yang menduduki jajaran paling atas dalam kategori peneliti ataupun cendekiawan yang telah diakui kemampuan ilmiah dan teknologinya secara national m aupun Intem a­sional. Mereka ini langsung ataupun tidak langsung telah memberikan credibilitas pada Universitas Indonesia untuk bidang-bidang keahlian tertentu . Pada um um nya mereka itu sangat sibuk dap. mempunyai waktu yang sangat terbatas baik untuk penelitian m aupun pendidikan.Dilain pihak banyak tenaga muda yang berminat untuk melakukan penelitian dan pengem­bangan karier terbentur pada kenyataan kurang mendapat bimbingan dari tenaga pengajar, yang berpengalaman.Keadaan demikian adalah kurang menguntungkan bagi pengembangan penelitian. Sebalik- nya perlu diusahakan agar ada sarana dimana tenaga-tenaga peneliti terkenal dapat mem­berikan bimbingan yang cukup kepada tenaga muda.Tujuan : \ . Sebagai sarana regenerasi bidang keahlian

2. M em pertahankan kesinam bungan kridibilitas yang telah ada.3. Merangsang timbulnya kelompok kreatif bidang keahlian lain.

137

Page 124: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Kriteria keberhasilan— T erben tuknya kelom pok-kelom pok keahlian ditiap fakultas.— Berfungsi kegiatan kelom pok— Makin banyaknya macam kelompok keahlian di tiap-tiap fakultas.Disamping itu , ada kelom pok penelitian inti ini akan lebih mempercepat proses pendidikan pasca saijana ditiap fakultas dilingkungan Universitas Indonesia.

3. Pendidikan penelitian di luar negeri.Dengan terus berkem bangya ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-negara yang telah berkem bang pada waktu ini m aupun masa datang masih perlu kiranya kita belajar dari negara berkembang.O leh karena pendidikan tenaga pengajar/peneliti ke luar negeri masih harus terus diusaha- kan.

C. Peningkatan dan pengembangan sarana penelitian.1. Peningkatan dan pengembangan kepustakaan dan pelayanan perpustakaan.

H am pir semua perp.ustakaan dilingkungan belum memadai untuk m endukung aktivitas penelitian yang ada. Kepustakaan yang ada terbatas dan usang tenaga pengelolanya tidak cukup hal tersebut sangat mempengaruhi fungsi perpustakaan sebagai alat penting penun­jang penelitian.

Tujuan : 1. Meningkatkan jumlah mutu dan tenaga pengelola perpustakaan, khususnyamenyangkut bidang penelitian.

2. M eningkatkan pendaya gunaan perpustakaan dan sistim dokumentasi.3. M eningkatkan koleksi materi yang tetap berguna sesuai dengan penelitian.

Kriteria keberhasilana. Jum lah, jenis, m utu bahan pustaka meningkat.b. Pemanfaatan kepustakaan oleh tenaga pengajar/peneliti meningkat.c. Jum lah, m utu tenaga pengelola bertambahd. Pendaya gunaan jaringan dokumentasi dan informasi meningkat.

2. Mengembangkan laboratorium penelitian sesuai dengan keperluan.Yang dimaksudkan dengan laboratorium di sini dapat laboratorium sebagaimana biasa tetapi dapat pula suatu Field Laboratory.

D. M enyempurnakan kelembagaan dan pengelolaan penelitian.1. Pem bentukan Lembaga Penelitian serta menetap'kan 5 Pusat kajian yang tepat di Universi­

tas Indonesia.Latar Belakang : Dengan dikeluarkannya PP No. 5, 1980 tentang pokok-pokok organisasi Universitas/Institute negeri, maka telah ditentukan pula struktur organisasi yang akan mengelola penelitian di Universitas.Mengingat bahwa dalam struktur baru hanya dibenarkan adanya satu lembaga dan 5 Pusat kajian maka perlu dipikirkan Pusat-pusat kajian yang apa yang tepat bagi Universitas Indonesia yang dapat mencakup bidang yang cukup luas serta mampu untuk menangani masalah-masalah pokok pembangunan dewasa ini. .Proses pembentukan lembaga maupun Pusat-pusat kajian hendaknya dilakukan secepat- nya namun tidak mengganggu segala kegiatan yang sedang beijalan.

2. Penataran/Up grading pengelolaan penelitian• Tujuan : 1. Meningkatkan dan memperbaiki organisasi pengelolaan penelitian.

2. Meningkatkan komunikasi antar pengelola.

138

Page 125: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

3. Mempercepat proses pengusulan proyek.Kreteria Keberhasilan :

1. Meningkatnya jumlah dan mutu penelitian2. Dokumentasi hasil-hasil penelitiaft lebih baik.

E. Penyebar luasan kegiatan dan hasil penelitian di Universitas Indonesia.Pada waktu ini masih menunjukkan kurangnya dokumentasi untuk penelitian-penelitian

yang dilakukan atau untuk menampung hasil penelitian yang ada disamping itu masih terasa pula kurangnya minat untuk menyebar luaskan hasil-hasil penelitian tersebut.Dibeberapa fakultas sulit sekali untuk mendapatkan informasi tentang penelitian-penelitian apa yahg sedang beijalan di fakultas tersebut. Namun demikian masih lumayan kita dapat melihat hampir semua kegiatan penelitian di drop fakultas melalui laporan tahunan fakultas.

Program kegiatan yang akan dilakukan :

1. Penerbitan Newsletter khusus penelitian oleh Universitas setiap 3 bulan sekali.2. Menerbitkan kumpul.an abstract hasil penelitian dari tiap fakultas pada akhir tahun.3. Presentasi hasil penelitian 3 bulan sekali dengan menampilkan hasil penelitian yang baik,

namun tidak mendapat kesempatan untuk disebar luaskan sebagai mana mestinya.4. Meningkatkan keija sama dengan Pusat-pusat dokumentasi dan informasi baik di dalam

maupun.luar negeri.

Tujuan : 1. Menyebar luaskan keterangan-keterangan tentang kegiatan ilmiah dan hasil-hasilnya kepada mereka yang memerlukan.

2. Meningkatkan pelayanan dokumentasi dan informasi.

Kreteria keberhasilan :Pelayanan dokumentasi dan informasi dalam bidang penelitian dapat diperoleh dengan mudah.

VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Lampiran IBiaya Penelitian melalui DIP, DPPM, S & R, Dept. P & K, 1974 sampai dengan 1980.

b. Lampiran IIHasil Survey keadaan perpustakaan Dilingkungan Universitas Indonesia 1979.

c. Lampiran IIIBagan Structur Lembaga Penelitian

d. Lampiran IVKriteria Penilaian Usulan Penelitian.

DAFTAR BACAAN

1. Direktorat P3M, KERANGKA PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI, Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1978.

2. Direkforat P3M, PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PENELITIAN DI PERGURUAN TINGGI, Ditjen Pendidikan Tinggi, Jakarta, 1978.

139

Page 126: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

3. Departemen* P&K, KEBUAKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI, Jakarta, 1975.

4. Makagiansar, M., PELAKSANAAN KEBIJAKAN DASAR PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI, Dep. P&K, Jakarta, 1975.

5. Universitas Indonesia, RENCANA INDUK UNIVERSITAS INDONESIA, Jakarta 1973.

6. Team Pembina Penataran Pegawai Negeri, BUKU MATERI PELENGKAP PENATARAN, Jakarta, 1978.

7. Republik Indonesia, Rancangan REPELITA III, Buku HI, Jakarta, 1979.

8. Dep. P&K, GAMBARAN KEADAAN PENDIDIKAN TINGGI INDONESIA 1975, Dep. P&K, Jakarta, 1976.

9. Does Sampoemo, POKOK-POKOK PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN PENELITIAN SERTA BEBERAPA MASALAHANNYA, Bahan Rapat Keija Pengelolaan Penelitian, di Cicarua Bogor, 8—10 Agustus, 1979.

10. Republik Indonesia, PP No. 5 Tahun, 1980 tentang POKOK-POKOK ORGANISASI UNIVERSI- TAS/INSTITUTE NEGERI, Jakarta, 1980.

140

Page 127: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran I

PEMBIAYAAN PENELITIAN MELALUI DIP, DPPM DAN SECTORAL REGIONAL, DPT. P&K, 1974 — 1980 YANG DKELOLA OLEH UNIVERSITAS INDONESIA

SUMBER rflAYA

TAHUN ANGGARAN

D I P (000 Rp.)

DPPM (000 Rp.)

SEKTORAL REGIONAL (000 Rp.)

1974/75 36,6 * *

1975/76 46.3 * *

1976/77 48.9 * *

1977/78 33.75 27.4 *

1978/79 45.0 19.3 34.1

1979/80 70.0 34,0 34,0

TOTAL 280.55 80.7 68.1

141

Page 128: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

142

[

Lampiran II

1. Luas Bangunan :Perpustakaan Ruang Baca Ruang kerja Ruang Buku

2. Personalia : Pustakawan

a. Sarjanab. Diploma

Perpus­takaan

c. Saijana Muda

3. Tehnisi Perpus­takaan:a. S.M. + Perp.b. SLTA + Perp.c. SLTP + Perp.

4. Bidang lain :a. Sarjanab. Saijana Mudac. S.L.T.A.d. S.L.TJ.

i

Page 129: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

F.T. F.I.P.I.A. F.E. F.S. F.l.S. F.H. F.Psy. Total

214 266 2.965 690 522.50 280 18056 133 643 198 522.50 140 9015 32 270 32 22.56 140 3443 70 360 460 62.40 — 40

- 2. 2 2. - 1 - 6

- - - 1 - - 1

- - - - - - ! 6

12 - - - 3 2 9— — — — — — - 2

_ _ 1 2 1 3 _ 71 - 4 7 1 - 151 3 5 7 3 1 1 24— — 3 1

.

1"

7

Page 130: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran II (lanjutan)

F.K. FJC.G. FJt.M.

Pesuruh: 5 1Koleksi:a. Buku: Judul 14.500 2000 5536

Exp. 51.000 2597 7136b. Majalah: Judul 273 30 14

Exp. - 2350 340Hadiah:a. Buku: Judul — — 4260

Exp. - — 4290b. Majalah:

Judul 35 2 129Exp. - 20 2940

Perlengkapan:a. Meja keija 9 8 4b. Meja baca 20 12 -c. Kufsi 80 28 24d. Carrels 4 4 12e. Telepon 1 - -f. Intercom 2 1 1g. Mesin tik 2 3 2h. Mesin stensil 1 - -

i. Foto Copy 2 - 1j. Lain-lain — — -

Pudek I PudekI

Page 131: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

F.IJU.A. F.E. F.S. F.LS. F.H. F.Psy Total

1 1 5 8 3 3 1 28

1373 4000 10997 50965 3855 4045 6945 104.2163154 8500 36119 77911 8708 13.162 13.890 222.17738 - 445 147 275 31 20 1273

500 — 294 1221 - - 4705

— — 316 100 _ 965 _ 5641— — 372 507 - 1957 - 7126

112 — 39 409 274 10 63 11232880 — 97 696 - - - 6633

2 1 20 20 6 15 531 1 82 27 — 15 4045 80 286 185 65 75 45

1 20 201

L41

54 10 -

1 11 1

3 _ 1 1

_2 5 3 2 3 2

-1

- - - - -

PudekI PudekI Pudek IV Pudek 1 Dekan Pudek I

Page 132: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Usui

1

F.K. Anggaran tidak m encukupF.K.G. Penyem purnaan ruang buku, ruang keija, persediaan F o to Copy

Penataran perpustakaan pada non professionil M inta disediakan anggaran untuk m encetak kartu katalogD ibuat anggaran yang telah ditentukan Pusat guna m em bantu pem belian alat- alat perpustakaan yang tidak ada pada perlengkapan Fakultas.

F.K.M. M ohon penjelasan mengenai jenis-jenis anggaran yarig dapat dipergunakanoleh perpustakaan Fakultas.

F.T. Perbaikan ruang baca, ruang buku, majalah, mesin tik mesin stensil.Penataran tenaga ahli perpustakaan.

F.S. Perluasan Ruangan, penam bahan rak & mesik tikPenambahan daya tenaga listrik Peningkatan ketrampilan pegawai perpustakaan

F.I.P.I.A. Penambahan koleksi bukuF.H. Mengadakan pertem uan dengan perpustakaan dalam lingkungan U.I. secara

rutin dalam hal keija sama. _Mengadakan kursus penataran, Ceramah-ceramah m engenai perpustakaan bagi para petugas perpustakaan dengan tujuan un tuk m eningkatkan pengetahuan & ketram pilan secara berkala.M embuat Katalog induk untuk koleksi seluruh perpustakaan dalam lingkungan U.I.

F.I.S. Dipasang A.C./kipas angin.

144

Page 133: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Lampiran III

BAGAN STRUKTUR LEMBAGA PENELITIAN

145

Page 134: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1

LAMPIRAN IV

KRITERIA PENILAIAN USULAN PROYEK PENELITIAN

Penilaian usulan penelitian m eliputi 5 hal berikut :1. Kelengkapan usulan penelitian2. Kwalitas3. Feasibilitas4. Kegunaan5. M engembangkan kemam puan tenaga pengajar

Penjelasan :

1. Kelengkapan usulanApakah daftar isian (formulir) untuk usulan penelitian telah disi secara lengkap

2. Kwalitas usulan penelitianApakah setiap bagian yang harus diisi sudah memenuhi syarat yang ditetapkanSecara keseluruhan dalam mengisi formulir apakah usulan telah tersusun secara sistimatis dan logis

3. FeasibilitasApakah usulan penelitian yang dimajukan :a. mungkin dilakukan dalam waktu yang diusulkanb. mungkin dilakukan m enurut anggaran yang diusulkanc. mungkin dilakukan dengan jumlah tenaga yang diusulkand. mungkin dilakukan dengan methoda yang diusulkan

4. KegunaanDiutam akan yang berguna untuk memecahkan masalah yang segera dapat ditrapka atau menjadi antara dalam proses pemecahan masalah an

5. Pengembangan kemampuan tenaga pengajarUntuk mengembangkan kemampuan staf lebih diutamakan bagi mereka yang kurang b pengalaman dalam meneliti. 8 er'

Apakah penelitian tersebut menunjang pengembangan keahliannya baik untuk peneet' huan m aupun methodanya. geta-

U ntuk melakukan penilaian usulan dengan kriteria tersebut di atas maka digunakan in uscore dari tiap-tiap kriteria mian

Nilai untuk score adalah sebagai berikut :1. Kelengkapan usulan penelitian 152. Kwalitas 253. Feasibilitas 254. Keuangan 15

5.. Pengembangan kemampuan staf 20

146

Page 135: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

6. PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (Makalah Purek Khusus Pengabdian pada Masyarakat UI)

Page 136: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

I. P E N D A H U L U A N

Secara sadar atau tidak, sebagai anggota masyarakat luas kita telah pernah dan (pasti) akan melak­sanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat baik di lingkungan keluarga, lingkungan tem pat tinggal, lingkungan keija, bahkan di dalam konteks yang lebih luas. Selain itu, sebagai warga masyarakat akademik UI, baik semasa berstatus mahasiswa m aupun setelah meryadi tenaga eduka- tif, secara insidental maupun berkala kita pun pernah dan akan ’terlibat’ di dalam berbagai kegiat­an ’pengabdian pada masyarakat’; seperti pencacaran masal, secara ’sukarela’ menjadi guru pada sekolah menengah pertama atau atas, keija bhakti sosial dalam rangka penanggulangan akibat ben- cana alam, ber-KKN, ikut proyek PTM (Pengerahan Tenaga Mahasiswa), memberikan bimbingan dan penyuluhan, m enatar dan lain sebagainya.

Kesemua kegiatan tersebut secara ’gamblang’ dapat kita nyatakan sebagai kegiatan pengabdian pada masyarakat, baik dilaksanakan secara mandiri/individual m aupun secara bersam a/kelom pok.

Pertanyaan timbul, kegiatan apa atau manakah yang dapat diklasifikasikan atau dikategorisasi- kan sebagai pelaksanaan dharma ke tiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu ’Pengabdian pada M asyarakat’?

Di lingkungan UI pun', baik pada tingkat Pusat/Rektorat m aupun di tingkat Fakultas, seolah- olah teijadi keraguan dan (kemungkinan) salah tafsir tentang apa atau manakah kegiatan yang dapat dihitung sebagai nilai kredit kum ulatif ( ’kum ’) ’Pengabdian pada M asyarakat’ bagi tenaga edukatif yang mengusulkan kenaikan jenjang kepangkataii akademiknya; demikian pula halnya dengan para mahasiswa yang merasa ’dirugikan’ oleh karena sedang atau telah m enjalankan tugas sebagai mahasiswa KKN-UI, yang hingga kini masih berstatus ’sukarela’.

Pimpinan pada beberapa Fakultas dan atau petugas Biro Administrasi Pendidikan-nya bahkan mencemoohkan dan tidak memberi dispensasi akademik apa pun kepada para mahasiswa yang ber-KKN; kecuali yang telah memasukkannya ( ’built in’) di dalam kurikulum, bahkan diberi peni- laian sks (satuan kredit semester) yang tinggi.

Dengan perkataan lain, anggaran, penafsiran serta pengertian mengenai ’Pengabdian pada Masyarakat’ merupakan ’privilege’ atau sangat ditentukan oleh pribadi-pribadi baik Pimpinan UI maupun Pimpinan Fakultas di lingkungan UI - meskipun kita ketahui bersama bahwa ’Pengabdian pada Masyarakat’ merupakan salah satu tugas UI, disamping tugas pendidikan dan penelitian, serta pada dasarnya ketiga tugas tersebut merupakan satu kesatuan yang saling isi mengisi.

Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat, hasil penelitian dan pendidikan dapat secara langsung diamalkan penggunaannya pada masyarakat. Sebaliknya, hasil pengalaman dalam melak­sanakan tugas pengabdian pada masyarakat dapat digunakan untuk meningkatkan serta memaju- kan mutu pendidikan, dan m asalah -m asa lah yang ditemukan di dalam masyarakat dapat dijadikan bahan penelitian.

Tepat 4 tahun yang lampau, yaitu pada bulan April 1976 oleh D irektorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dep. P dan K, telah diterbitkan suatu ’Pedoman Pelaksanaan Pengabdian pada M asyarakat’ yang dimaksudkan untuk menjadi pegangan dasar bagi semua Perguruan Tinggi Negeri. Kriteria dan nilai-nilai yang terkan- dung di dalamnya m enuntun kita untuk berpijak pada landasan dan kerangka berpikir yang sama, berpangkal tolak dari pengertian yang sama pula.

Namun, tampaknya ’pedoman’ tetaplah sekedar ’pedom an’ yang belum ditanggapi secara serius, bahkan kadangkala belum sempat dapat dibaca dan dipelajari.

Tanpa disadari, selama 30 tahun berdirinya UI kegiatan pengabdian pada masyasrakat masih belum terkordinasi, bahkan wadah atau pelembagaannya masih ’cukup langka’. Secara in6titusio- nal barulah pada tingkat Rektorat UI dibentuk ’Pusat Pengabdian Masyarakat U I’ berdasarkan SK Rektor No. 063/SK/BR/75 tanggal 29 Juli 1975 yang masih terbatas kegiatannya, disamping beberapa lembaga pada tingkat Rektorat (mis. Lembaga Krimininolgi) m aupun pada tingkat Fa­kultas - yang juga melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat.

149

Page 137: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Bila kita berpegang kepada landasan hukum, yaitu UU No. 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi, SK Menteri P dan K No. 079 tahun 1970 tentang Tugas-tugas Pokok Jabatan Tenaga Edukatif pada Perguruan Tinggi dalam lingkungan Dep. P dan K, SK Menteri P dan K No. 0140/ U /1975 tentang Pola Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Pendidikan Tinggi di Indonesia, ditam- bah pula dengan adanya PP No. 5 tahun 1980 (LN 1980—10) tentang Pokok-Pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri yang mencerminkan adanya suatu wadah khusus bagi pengembangan kegiatan pengabdian pada masyarakat, yaitu Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat dengan kemungkinan pengembangan 5 Pusat yang mencerminkan aneka ragam kegiatan, kini telah tiba masanya bagi kita untuk mendudukkan kegiatan ’Pengabdian pada Masyarakat’ sebagai salah satu dharma dari Tri Dharma Perguruan Tinggi pada bobot yang berimbang (secara proporsional) de­ngan dharma pertama dan kedua.

Sebelum merencanakan program pengembangan yang mencerminkan pula kegiatan terkordi- nasi dan terpadu serta adanya suatu mekanisme keija yang lebih serasi dan efektif baik di ling­kungan internal UI sendiri maupun eksternal dengan perguruan-perguruan tinggi lainnya, instansi pemerintah, sipil, militer, pemerintah daerah, pihak swasta dan lain-lain, pokok-pokok tertentu mengenai ’Pengabdian pada Masyarakat’ perlu kita kaji dan sepakati bersama, antara lain :

1.1. PengertianYang diartikan dengan ’Pengabdian pada Masyarakat’ di Perguruan Tinggi (termasuk

UI), ialah :’Suatu kegiatan pengamalan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh Perguruan Tinggi secara melembaga dalam membantu pembangunan, baik langsung maupun tidak lang­sung, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.Dengan kegiatan ini, Perguruan Tinggi akan memperoleh umpan balik yang dapat mempercepat pelaksanaan misi dan fungsi perguruan tinggi, sehingga mampu meng- hasilkan manusia-manusia penerus pembangunan dalam segala bidang’.

1.2. T u j u a n

Pengabdian pada Masyarakat bertujuan untuk mempercepat tercapainya hasil pemba­ngunan dan terlaksananya misi dan fungsi perguruan tinggi yang lebih sempurna.

Untuk mencapai tujuan ini, kegiatan pengabdian pada masyarakat berlandaskan kepada asas-asas yang langsung atau tidak langsung memberikan batasan mengenai pengertian ’Peng­abdian pada Masyarakat’ yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.3. A s a s1.3.1. Asas kelembagaan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dilakukan oleh dan atas nama perguruan tinggi.

1.3.2. Asas kerja samaKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi merupakan usaha ber­sama antara perguruan tinggi dan pihak-pihak yang dibantu, yang dijiwai oleh sema­ngat kekeluargaan dan berdasarkan kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.

1.3.3. Asas serasiKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus dilaksanakan seim- bang dengan dharma-dharma pendidikan dan penelitian.

1.3.4. Asas inisiatif, inovatif dan kreatifKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dilakukan baik atas per- mintaan masyarakat (swasta maupun pemerintah) maupun atas prakarsa sendiri, yang

150

Page 138: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

mencerminkan perubahan, pembaharuan dan peningkatan di dalam segi-segi cara, sikap, waktu, kualitas serta kuantitas.

1.3.5. Asas manfaatKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus dapat dirasakan manfaatnya secara langsung atau tidak langsung oleh masyarakat.

1.3.6. .Asas pembangunan dan pengembanganKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi'di satu pihak harus dapat menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, di lain pihak harus dapat mening­katkan pelaksanaan misi dan fungsi perguaian tinggi.

1.3.7. .Asas ilmu-amaliah dan amal-ilmiahKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi harus didasarkan pemikir- an yang ilmiah, dan tidak terdorong oleh keinginan untuk mencari keuntungan.

1.3.8. Asas daya guna dan tepat gunaKegiatan pengabdian pada masyarakat oleh perguruan tinggi dalam pengelolaannya harus menggunakan cara keija yang bersifat daya guna dan tepat guna.

1.4. S a s a r a n

Ditinjau dari pengertian, tujuan dan asas Pengabdian pada Masyarakat, maka sasaran Pengabdian pada Masyarakat oleh perguruan tinggi adalah jelas untuk :

(1) Menunjang dan meningkatkan gerak pembangunan, baik Nasional maupun Regional;(2) Meningkatkan penghayatan dan kemampuan pemecahan masalah pembangunan

dalam segala bidang oleh setiap unsur masyarakat akademik (civitas academica), terutama para tenaga edukatif dan mahasiswa.

Dengan berpangkal tolak kepada ’pengalaman’ melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat baik di tingkat Rektorat maupun di tingkat Fakultas, serta diharapkan adanya kesepakatan bersama mengenai : landasan hukum, pengertian, tujuan, asas, sasaran yang ingin dicapai, pengelolaan, program-program pokok, pembiayaan serta evaluasi, maka perencanaan menggarap program-program pengembangan di bidang Pengabdian pada Masyarakat kiranya dapat disusun dan dikeijakan bersama.

II. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS INDONESIA DEWASA INI

Sebagaimana secara ’at random’ telah dijabarkan dalam ’Pendahuluan’ tentang aneka ragam bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah, sedang dan akan dilaksanakan baik di tingkat Rektorat maupun di tingkat Fakultas oleh warga masyarakat akademik UI (tenaga eduka­tif maupun mahasiswa), secara terus terang dapat saya nyatakan di sini bahwa kegiatan-kegiatan tersebut tidak atau belum ’menonjol’; seolah-olah ’silent operation(s)’ tengah berlangsung disam- ping kesibukan pendidikan/perkuliahan serta kegiatan penelitian.

Sebagai suatu gambaran mengenai kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksana­kan selama 5 tahun terakhir oleh suatu wadah pada tingkat Rektorat UI, yaitu ’Pusat Pengabdian Masyarakat UI’ (P2M-UI), dapat dibaca/dipelajari Lampiran dari pada makalah ini yang sebenarnya merupakan bagian/bidang dari pada Laporan Rektor pada Dies Natalis UI ke XXX.

Disamping kegiatan yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh P2M-UI berdasarkan rencana, seperti Program-Program Pendidikan Non Degree (Bersertiflkat) bagi berbagai ragam kelompok di masyarakat disamping Program Kuliah Keija Nyata UI (KKN-UI), terdapat pula kegiatan yang berlangsung secara insidental atau sporadis, seperti misalnya mencari dan mendapatkan tenaga da-

151

Page 139: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1

lam rangka ’Placement Center’ dan adanya kegiatan afiliasi/kerja sama dengan pihak-pihak di luar UI, seperti ’RIA Pembangunan’, dalam melibatkan sejumlah mahasiswa yang m elaksanakan karya bhakti sosial dengan cara mendidik dan melatih serta memberikan penyuluhan kepada 180 calon transmigran beserta anggota keluarganya (isteri dan anak-anak) di Bekasi pada bulan April dan Mei 1980. Selain itu juga telah ada permintaan dari Kepala BULOG untuk m elibatkan 50 orang maha­siswa di daerah Karawang guna mengadakan penyuluhan kepada para petani dalam rangka musim panen tahun 1980 dan rencana pembelian beras oleh Pemerintah sejumlah 750.000 ton.

Pada dasamya semua kegiatan tersebut, secara langsung atau tidak langsung melibatkan pula berbagai Fakultas di lingkungan UI - yaitu baik tenaga edukatif m aupun para mahasiswanya, meskipun kadangkala tidak diketahui oleh Pimpinan Fakultas bersangkutan.

Selain itu, pada tingkat ’Pusat’ dan di tingkat Fakultas, seperti Lembaga Kriminologi UI, Pusat Dokumentasi Fakultas Hukum UI, Biro Bantuan HUKUM UI, Poliklinik Kesehatan dan aneka ragam lembaga lainnya telah dan sedang melaksanakan pula kegiatan-kegiatan pengabdian pada masyarakat.

Dalam melaksanakan dan melola semua kegiatan pengabdian pada m asyarakat tersebut am at disayangkan bahwa belum adanya sistem m onitor serta tidak atau belum adanya ’kiss (kordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi).

m . TUJUAN KHUSUS PENGEMBANGAN BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Jika kita tinjau sejenak mengenai tujuan umum dari pada Pengabdian pada M asyarakat oleh Perguruan Tinggi yaitu mempercepat tercapainya hasil pembangunan dan terlaksananya misi dan fungsi perguruan tinggi yang lebih sempurna, kiranya hal irii berlaku pula bagi Universitas Indo­nesia.

Mengingat bidang Pengabdian pada Masyarakat dilingkungan UI masih dalam tahapan ’awal’, terlebih adanya anggapan bahwa kegiatan pengabdian pada masyarakat seolah-olah merupakan kegiatan ’residual’, penanganan pengembangannya perlu di rintis sebagai suatu usaha bersama oleh dan antar kelompok yang diserahi penanganannya dari masing-masing Fakultas m aupun dari pihak R ektorat; agar dengan demikian ’Pengabdian pada Masyarakat’ merupakan bidang kegiatan yang ’diakui’ dan ’dihargai’ terutam a oleh unsur Pimpinan UI dan Fakultas-Fakultas serta unsur-unsur penunjang (tenaga edukatif lainnya serta para mahasiswa).

Dengan adanya ’re-orientasi’ dan pelaksanaan kegiatan rintisan, misi dan fungsi UI dapat lebih ’disem pum akan’.

Dengan demikian tujuan khusus pengembangan bidang Pengabdian pada M asyarakat lebih dititik beratkan kepada pemantapan misi dan fungsi Universitas Indonesia sendiri, yang sekaligus diharapkan mempunyai dampak terhadap pembangunan, baik Nasional m aupun Regional.

IV. PERMASALAHAN YANG ADA

Perm asalahan p okok yang ’m elanda’ UI dan tidak m en d oron g pengem bangan bidang Pengab­dian pada Masyarakat, adalah persepsi atau anggapan yang keliru serta sikap ’acuh tak acuh’ dari sebagian besar masyarakat akademik UI sendiri, yang dapat dibagi dalam beberapa ’kelom pok’, yaitu :

— Kelompok Pimpinan (terdiri dari tenaga edukatif);— Kelompok Tenaga Edukatif;— Kelompok Mahasiswa;— Kelompok Tenaga Administrasi/Non edukatif, dan— Kelompok Alumni.

152

Page 140: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Tiap kelompok pada dasarnya mempunyai atau membawa permasalahan sendiri dalam ’menang- gapi’ atau dalam kaitannya dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat, yang ber ’variasi’ dari kurangnya insentip, tidak adanya ’fringe benefits’, hanya mengorbankan waktu, tenaga dan pikir- an, sebaiknya di ’kontrakkan’ kepada yang lebih ahli, tidak atau kurang dapat ’menggugah’ secara vokal (mis. para mahasiswa yang lebih senang berdemonstrasi) dan berbagai alasan lainnya. Secara ’gamblang’, kegiatan pengabdian pada masyarakat tidak ’merangsang’ atau kurang menarik, ter­dapat pula pengecualian, yaitu kelompok-kelompok kecil yang memang mempunyai dedikasi yang tinggi dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk rela ’berkorban’.

Selain permasalahan yang menyangkut masyarakat UI sendiri, sistem pendidikan yang berlaku di UI dewasa ini kurang bahkan tidak memberi peluang untuk dapat melakukan kegiatan pengab­dian pada masyarakat, kecuali pada beberapa jurusan di satu dua Fakultas. Anggapan bahwa kuri­kulum telah ’padat’ dan tidak mungkin memberi peluang untuk kegiatan lain, terlebih kegiatan pengabdian pada'masyarakat ’yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan’.

Sebagian besar mahasiswa UI lebih senang mengambil sikap ’berpangku tangan’ daripada diminta atau diwajibkan untuk membantu pembangunan masyarakat baik rural maupun urban, namun nampaknya lebih ’peka’ dan ’vokal’ bila organisasi mereka terancam (vide: NKK dan BKK).

Permasalahan lain yang juga menyangkut sulitnya pengembangan bidang Pengabdian pada Masyarakat, adalah anggapan dari pihak-pihak di luar UI yang (masih) mengira bahwa misi dan fungsi UI hingga sekarang belum beroeientasi kepada pembangunan masyarakat pedesaan dan lebih menitik beratkan kepada pembangunan Nasional, dalam arti sektor pemerintahan dan dunia usaha.

Dengan adanya kegiatan pengabdian pada masyarakat yang masih berlangsung secara ’’spora- dis’ terdapat keengganan dari sementara pihak untuk meminta bantuan kepada UI; untunglah pada akhir-akhir ini keengganan tersebut telah mulai meluntur.

Selain permasalahan yang telah disebutkan tadi, terdapat pula beberapa fakfor lainnya yang juga merupakan masalah tersendiri, antara lain: masalah organisasi dan manajemen — dalam arti belum tersedianya wadah-wadah yang ’nyata’ dan kurangnya tenaga pengelola; masalah partisipasi dari peserta/tenaga yang menunjang dan melaksanakan kegiatan, masalah biaya yang relatif belum tersedia atau disediakan, sehingga harus mengusahakannya sendiri.

Dengan adanya konstatasi sementara mengenai permasalahan yang ada (yang tentunya harus di kjyi dengan eermat), diharapkan usaha-usaha nyata untuk memecahkannya meski akan mema- kan waktu yang cukup lama serta cukup pula memakan tenaga dan pikiran.

V. PENDEKATAN PEMECAHAN PERMASALAHAN

Bila kiranya telah dapat kita konstatasi permasalahan yang ada, maka usaha pertama yang harus dilakukan untuk setidaknya mengurangi permasalahan yang ada tersebut yaitu dengan usaha merubah ’public opinion’ atau citra masyarakat dengan jalan m e’netralisir’nya, misalnya melibat­kan ’Kelompok Pimpinan’ secara aktif dalam berbagai kegiatan pengabdian pada masyarakat atas prakarsa sendiri dan atau menawarkan program-program pengabdian pada masyarakat ( ’program selling’) kepada berbagai pihak di luar UI dengan melibatkan pula Kelompok Tenaga Edukatif. Kelompok Mahasiswa dan Kelompok Alumni.

Sementara itu, sebagai realisasi PP No. 5 tahun 1980, rintisan mengenai pembentukan Lem­baga Pengabdian Pada Masyarakat UI serta beberapa Pusat-nya telah harus di mulai; demikian pula dengan unit-unit pelaksana teknis pada tingkat Fakultas. Para (calon) pengelola (aspek Manajemen) dapat mulai di ’jaring’ dari kalangan tenaga edukatif yang berminat serta para mahasiswa (secara selektif), untuk kemudian secara khusus diadakan pendidikan dan latihan dalam berbagai bidang dan keterampilan (’training-of-the trainers’) untuk dapat mengelola program-program serta sekali­gus -bertindak selaku pelatih yang ’profesional’ dalam pengembangan dan pelaksanaan program- program kegiatan pengabdian pada masyarakat.

153

Page 141: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Dengan adanya perubahan sistem pendidikan menjadi sistem semester penuh dengan perhi- tungan satuan-kredit-semester (sks), harus diberi peluang (’electives’) agar para mahasiswa dapat secara aktif melaksanakan kegiatan pengabdian pada masyarakat, dan memperoleh kredit bagi kegiatannya itu; demikian pula nilai kredit kumulatif (’kum’) harus di ’galakkan’ sebagai ’re w a rd ’ bagi tenaga edukatif yang melaksanakan kegiatan pangabdian pada masyarakat.

Mengenai biaya bagi pelaksanaan program-program kegiatan, pertama-tama haruslah dapat diusahakan melalui Anggaran Pembangunan (DUP/DIP) dan melalui Direktorat P3M Ditjen Pen­didikan Tinggi Dep. P&K untuk program-program khusUs yang berbentuk pendidikan masyarakat (community education) dan bersifat perintisan (pioneering), serta mencari sumber-sumber lain yang tidak mengikat - untuk dapat membiayai program-program kegiatan pengabdian pada masyarakat baik atas inisiatif sendiri maupun atas dasar permintaan dari berbagai pihak di luar UI.

Pendekatan pemecahan permasalahan tersebut hanya dapat berhasil bila terdapat kesepakat­an bersama dari seluruh unsur Pimpinan (baik Rektorat maupun Fakultas) untuk memantapkai* bidang Pengabdian Masyarakat di lingkungan UI, yang berarti pula misi dan fungsi UI akan jauh lebih sempuma.

VI. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PROGRAM

Bila berdasarkan PP No. 5 tahun 1980 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat UI telah terben- tuk, sebagai organisasi terstruktur — lembaga tersebut berkdwajiban merencanakan dan mengem­bangkan program-program kegiatan pengabdian pada masyarakat, yang akan dilaksanakan m elalu i Pusat-Pusat yang juga harus dikembangkan dan dibantu oleh Unit-Unit Pelaksana Teknis pada ting­kat Fakultas; maka usaha pertama yang harus dilakukan adalah menjalin hubungan dan keija sama dengan berbagai pihak, baik di lingkungan ’sendiri’ maupun dengan instansi/badan/lembaga di luar UI seperti Pemerintah-Pemerintah Daerah, lembaga-lembaga Non-Dep. organisasi kemasya- rakatan, badan-badan sosial, organisasi professi dan lain-lain.

Hubungan dan keija sama ini mempunyai arti yang positif dan menentukan di dalam meren­canakan program-program pengembangan.

Di dalam merencanakan program-program Pengabdian pada Masyarakat perlu diperhatikan sifa t dan bentuk kegiatan program.

Dengan menggunakan sifat program sebagai unsur pemisah, program-program dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu yang bersifat :1. Perintisan (Pionir)

Dalam kegiatan ini perguruan tinggi benar-benar melaksanakan bantuan sesuai dengan misi dan kemampuannya. Misalnya merintis penggunaan cara-cara baru dalam mengatasi suatu persoalan, baik di tingkat Nasional maupun Regional.

2. Pelengkap (Suplementer)Dalam hal ini bantuan yang diberikan berupa kegiatan yang seharusnya telah dilaksanakan,

namun disebabkan oleh berbagai hal belum terlaksana, misalnya mengadakan evaluasi kegiatan pembangunan regional.

3. Pengisi (Komplementer)Bantuan yang diberikan hanya berupa pengisian kekurangan tenaga atau sarana.

Jika dilihat bentuk kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, program-program dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :

1. Pendidikan Masyarakat (Community Education)Yang dimaksud dengan Pendidikan Masyarakat adalah program-program yang memberi pendi­dikan sambung-menyambung kepada warga-warga masyarakat - kecuali mahasiswa; antara lain berupa program pendidikan bersertifikat.

154

Page 142: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

2. Pelayanan pada m asyarakat (C om m unity Service)Y ang d im aksud dengan pelayanan pada m asyaraka t adalah p rogram -program yang m em b eri p e layanan um um , dengan m em buka kem ungkinan penggunaan berm acain-m acam su m b er dan k em am puan yang tersed ia dalam U n iversitas/In stitu t, an tara lain beru p a b im bingan , p en y u - luhan dan pe layanan (mis. pelayanan kesehatan).

3. Usaha K erja samaY ang d im aksud dengan usaha keija sam a adalah program -program , khusus yang tim b u l dari kerja sam a an tara U niversitas/Institu t, dengan lem baga lain yang sering d ija lankan , diaw asi dan d ib iayai bersam a.

D ua m acam klasifikasi te rseb u t m enggunakan unsur pem isah yang berla inan , n am u n dalam p en y u su n an n y a m em punyai persam aan, ya itu bahw a yang n o m o r leb ih kecil dianggap leb ih sesuai dengan m isi dan fungsi perguruan tinggi dalam pem bangunan Nasional.

Sebagai pedom an dalam pen en tu an pem bagian biaya, m aka o leh D irek to ra t P3 M D itjen Pen­d id ikan Tinggi Dep. P dan K kedua m acam klasifikasi te rseb u t d im asukkan dalam su atu ’g rid ’.

BENTUK

SIFA T

PEN D ID IK A NM ASYARAKAT

( 1)

PELA Y A N A NM ASY A RA K A T

(2 )K E R JA SAMA

(3)

(1 ) PE R IN TISA N Blllllt(2 ) SU PLEM EN TER ISItH>

(3) KOM PLEM EN TER

- 1

’G rid ’ guna pem ilihan program u n tu k pen en tu an p rio ritas pem biayaan .D engan adanya ’g rid ’ te rseb u t, m aka perencanaan program -program dan pengem bangan

proggram -pm gram d ap a t disesuaikan dengan pen ingkatan tah ap p em bangunan N asional m au p u n R egional dan a tau pen ingkatan perm in taan dari lu a r UI.

M engenai m acam -m acam program dalam berbagai sifat dan b e n tu k k iran y a d a p a t d irencana- kan pada w ak tu n y a dengan m engindahkan pola Program P okok Pengiabdian pada M asyarakat.

VII. K O M EN TA R PEN U TU P

A pabila UI sesuai dengan K ebijakan Dasar Pengem bangan-nya dan R encana In d u k UI akan berp indah lokasi ke w ilayah D epok, k iranya perlu d irin tis kegiatan pengabdian pada m asy a rak a t di w ilayah te rseb u t, agar c itra m asyarakat D epok te rhadap UI bersifa t ’favou rab le’. Selain itu b ila Program -Proogram Bidang Pengabdian pada M asyarakat akan benar-benar direalisasi, kesan dan pesan yang te rtu lis dan tersira t dalam m akalah ini h en d ak n y a d ap a t d ifaham i dan d ih ay a ti o leh para p e n g a m b i l kebijakan , agar ke lom pok-kelom pok dalam m asy arak a t akadem ik U I d a p a t berpar- tisipasi sebagai pelaksana kebijakan yang d item p u h , y a itu m elaksanakan keg iatan pengabd ian pada m asyaraka t dengan baik dan bertanggung jaw ab. '

155

Page 143: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DI LINGKUNGAN UI’

LAMPIRAN : MAKALAH ’PROGRAM PENGEMBANGAN

Kutipan dari :

LAPORAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA TAHUN 1979 - 1980 PADA DIES NATALIS UI KE-XXX ’BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT’

Page 144: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT

D harm a ke tiga dari T ridharm a Perguruan Tinggi sebagaimana kita ke tahu i bersam a, adalah ’Pengabdian pada M asyarakat’. Kegiatan pengabdian pada m asyarakat dalam berbagai b en tu k sebagrfi terapan dari hasil-hasil pendidikan dan penelitian, secara sadar atau tidak, telah dan akan te tap d ilak ­sanakan oleh Universitas Indonesia beserta seluruh fakultas-fakultas serta lem baga-lem baga/unit-unit lainnya dilingkungan Universitas Indonesia.

U ntuk m encerm inkan secara form al pelaksanaan dharm a ke tiga dari T ridharm a Perguruan Tinggi, pada tingkat R ek to rat UI telah d ibentuk suatu lembaga yang bem am a ’Pusat Pengabdian M asyarakat U I’ (P2M-UI) berdasarkan SK R ek to r Universitas Indonesia No. 063 /S K /B R /1975 tertanggal 29 Juli 1975.

Di bawah pim pinan seorang Pem bantu Khusus R ek to r Bidang Pengabdian pada M asyarakat yang sejak awal d ijabat oleh Saudara G irindro Pringgodigdo, SH, Pusat Pengabdian M asyarakat UI yang ham pir berum ur 5 tahun , berusaha m engkordinasi, m engelola dan m engem bangkan program - program yang m eliputi :

1. Penyelenggaraan Program Pendidikan Non-Degree (B ersertifikat);2. Penyelenggaraan Program Kuliah Kerja N yata UI (KKN-UI);3. Penem patan Tenaga Kerja Mahasiswa & Saijana (P lacem ent C enter);4. Afiliasi serta program-program lain sesuai dengan perkem bangan.

Sem ua kegiatan tersebut di atas telah, dapat dan akan berlangsung dengan baik berkat penger­tian, ban tuan dan partisipasi ak tif dari tenaga pendid ik /peneliti di lingkungan UI sendiri serta per- orangan dan instansi-instansi di luar UI (baik pem erintah m aupun swasta) dengan dukungan dana dari anggaran pem bangunan (DIP-UI) serta bantuan dan sum bangan berbagai pihak/inStansi di luar UI.

Mengenai program-program kegiatan yang telah diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian M asyara­kat UI, secara singkat dapat dilaporkan sebagai berikut :

1. Program Pendidikan Non-Degree (Bersertifikat)1.1. Program Pendidikan Non-Degree bagi W artawan, yang telah diselenggarakan sebanyak 3 kali,

yaitu :1.1.1. bagi W artawan Junior; diikuti oleh 35 peserta dari tanggal 25 N opem ber 19 Desem-

ber 1974. Program ini disponsori pula oleh D epartem en Penerangan RI dan Pertam ina;1.1.2. bagi W artawan Senior; diikuti oleh 21 peserta berasal dari Ib u k o ta dan D aerah, dari

tanggal 1 Desember — 19 Desem ber 1975;1.1.3. bagi W artawan Wanita (W artawati); d iiku ti oleh 21 peserta, dari tanggal 15 Januari — 2

Maret 1979 (IVi bulan).

Tujuan program-program pendidikan tersebut antara lain :- m em berikan latar belakang pengembangan ilmiah secara m ultid isip liner dalam rangka

pem binaan um um dan kem ahiran para w artaw an;- M eningkatkan bobot p e n g e ta h u a n umum untuk m em bina kreativitas dan daya kritis

wartawan dalam m elakukan tugasnya;- M eningkatkan kesadaran (Isense o f awareness) akan pentingnya tanggung jaw ab sosial

dan etika dalam pem beritaan melalui pers.

Khusus bagi para wartawan wanita (w artaw ati), d ititik beratkan pula pada (1) PengetahuanM etodologi Penelitian, (2) Pengetahuan Jum alistik dan (3) Pengetahuan Ilm u-ilm u Sosial.

1 .2 .‘ Program Pendidikan Non-Degree bagi W anita dalam Organisasi, yang telah diselenggarakansebanyak 3 kali, yaitu :

157

Page 145: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1.2.1. Diselenggarakan dari tanggal 18 Agustus 15 Desember 1975, yang diikuti oleh 29 peserta dari berbagai organisasi Wanita seperti :(1) Dharm a Pertiw i; (2 ) Kowani; (3) BPOW; (4) KNKWI; (5) Dharma W anita;(6 ) Periska Tani; (7) IIDI; (8 ) Aisyiah.

1.2.2. Diselenggarakan dari tanggal 12 Juli - 6 Agustus 1976, yang diikuti oleh 36 peserta, antara lain dari organisasi-organisasi Wanita : ( 1) Dharma Wanita; (2) Dharm a Pertiw i;(3) Kowani; (4) BPOW; (5) BPOIWI; (6 ) Idhata Komisariat UI; (7) Persatwi.

1.2.3. Diselenggarakan dari tanggal 26 September - 21 Oktober 1977, yang diikuti oleh 36 peserta yang berasal dari organisasi-organisasi Wanita: (1) Dharma Wanita; (2) Dharm a Pertiw i; (3) BPOW - Persit Kartika Chandra Kirana & Bhayangkari; (4) KNKWI; (5) KOWANI - PWKI & PP Wanita Islam; (6 ) Idhata Pusat; (7) Idhata Kom isariat UI; (8 ) Idhata Komisariat IKI Jakarta; (9) Organisasi Wanita Islam.

Tujuan program-program tersebut antara lain :- M eningkatkan dan mem antapkan peranan Wanita dalam Pembangunan, dengan m emberi-

kan dan membahas masalah leadership, filsafat dan teori organisasi, Organisasi & Mana­jem en, pengetahuan tentang obat-obatan kimiawi dan tradisional dan sebagainya;

- M emberi pengetahuan-pengetahuan praktis mengenai kearsipan, kesekretariatan dan lain-lain;

- M enyampaikan latar belakang & pengetahuan mengenai Sejarah Pergerakan W anita di Indonesia, ilmu-ilmu pengetahuan sosiologi, psikologi, penggunaan kom puter;

Kesemua program dilaksanakan dengan cara penyampaian klasikal serta diskusi, dan melalui group dynamics.

1.3. Program Pendidikan Non-Degree bagi Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), yang telah diselenggarakan sebanyak 2 kali, yaitu :1:3.1. Diselenggarakan dari tanggal 1 Maret — 19 Maret 1976, yang diikuti oleh 22 peserta

Kepala SLTA Negeri;1.3.2. Diselenggarakan dari bulan Juni — Juli 1979, yang diikuti oleh 42 peserta Kepala

SLTA Negeri.

Tujuan program-program pendidikan antara lain :- M eningkatkan bobot pengetahuan umum dari peserta guna m engusahakan m enutup

jurang pemisah antara pendidikan akhir SLTA dengan pendidikan awal pada Perguruan Tinggi;

-- Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab akan pentingnya kelanjutan dan kesadaran antara jenjang-jenjang pendidikan menuju sistem pendidikan nasional yang dicita-citakan.

1.4. Program Pendidikan Non-Degree bagi Pejabat Hubungan Masyarakat (Hum as);Program Pendidikan ini baru diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tanggal 23 Mei 17 Juni 1977, dan diikuti oleh 28 peserta pejabat-pejabat Humas di Ibukota dari berbagai instansi Pemerintah maupun Swasta.Tujuan program pendidikan ini antara lain :- Meningkatkan pengetahuan umum serta memperluas pengalaman akadem ik dan praktis

dari para pejabat Humas melalui pendekatan interdisipliner;- Penghayatan akan pentingnya peranan kehumasan baik secara internal m aupun ekstem al. Program ini diselenggarakan oleh P2M-UI bekeija sama dengan D epartem en Ilmu K om uni­kasi Massa FIS-UI, Perhumas & Bakohumas.

1.5. Program Pendidikan Non-Degree bagi Pejabat Administrasi Pemerintah Daerah (DKI Jakarta), telah diselenggarakan untuk pertama kali dari tanggal 15 Mei - 19 Juni 1978 — yang m erupa­kan realisasi keijasama antara Universitas Indonesia dengan Pemda DKI Jakarta.

158

Page 146: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Program ini diikuti oleh 30 orang Camat di wilayah DKI Jakarta serta 10 orang penjabat Pemda DKI Jakarta.Tujuan program ini antara lain :

meningkatkan pengetahuan umum serta memperluas pengalaman akadem ik praktis daripada Penjabat Administrasi Pemerintahan Daerah melalui pendekatan interdisipliner; Meningkatkan daya tangkap dan kreativitas dalam m engantar dan m elaksanakan tugas; Meningkatkan rasa tanggung jawab moral, sosial dan disiplin selaku pelayan m asyarakat dan abdi negara.

1.6 . Program Pendidikan Non-Degree bagi Dosen-Dosen Fakultas Hukum PTS se K otpertis Wila­yah II (Penataran Metodologi Riset).Telah diselenggarakan untuk pertam a kali dari tanggal 5 Nopem ber 16 Nopem ber 1979. Adapun program pendidikan ini merupakan keija sama antara Universitas Indonesia dengan K otpertis Wilayah II. Program ini diikuti oleh 21 orang Dosen-dosen Fakultas Hukum Per­guruan Tinggi Swasta di DKI Jakarta serta 4 orang Dosen Fakultas Hukum Swasta dari luar DKI Jakarta yaitu dari Palembang, Bengkulu dan Singkawang.

Tujuan program pendidikan ini antara lain :- Dalam rangka penataan dan pembinaan Perguruan Tinggi Swasta, pihak pem erintah cq Depar­

temen P & K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi serta pihak K otpertis sebagai aparat di Wilayah, tahap demi tahap berusaha mem bantu meningkatkan m utu akademik para dosen pada PTS dalam berbagai disiplin ilmu serta ketrampilan lainnya.Salah satu usaha untuk memberi kesempatan (secara gratis) pada khususnya para dosen Fakul­tas Hukum PTS dilingkungan Kordinatorat Perguruan Tinggi Swasta Wilayah II, mengikuti penataran metodologi riset, dan bertujuan untuk meningkatkan dan m em antapkan pengeta­huan para dosen tersebut dalam membimbing para mahasiswa dan sekaligiis menggalakkan penelitian dalam bidang Hukum.

Catatan :Sejak awal berdirinya Pusat Pengabdian Masyarakat UI hingga kini telah diselenggarakan 10 (sepuluh) kali Program Pendidikan Non-Degree (Bersertifikat) bagi berbagai anggota kelompok masyarakat dan pem erintah;Pada bulan Februari - Maret 1980 direncanakan suatu program pendidikan bagi Pejabat Perik- lanan, dan dalam tahun anggaran 1980/1981 direncanakan pula penyelenggaraan program-pro­gram pendidikan non-degree bagi wanita dalam Organisasi (IV), yang m enitik beratkan pada Ibu- Ibu Pengurus PKK & PKW, dan program pendidikan bagi Pejabat Administrasi Pemerintah Daerah.

2. Program Kuliah Keija Nyata Mahasiswa UI (KKN-UI) dalam tahun 1979/1980 Universitas Indo­nesia untuk keenam kalinya melaksanakan Program KKN, walaupun hingga saat ini masih bersatus sukarela. Dari tahun ke tahun jumlah peserta yang berasal dari beberapa fakultas berubah. Untuk jelasnya, dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini. (hal. 160)

Tujuan dari pada Program KKN-UI antara lain adalah .Agar UI menghasilkan (calon) sarjana sebagai penerus pembangunan yang lebih meng- hayati permasalahan kompleks yang dihadapi masyarakat dalam pem bangunan, khusus­nya masyarakat di pedesaan; dan belajar menanggulangi permasalahan tersebut secara pragmatis melalui pendekatan interdisipliner;Untuk lebih mendekatkan UI kepada masyarakat dan menyesuaikan pendidikan tinggi kepada tuntutan pembangunan;Membantu Pemerintah dalam mempercepat gerak pembangunan dan mempersiapkan leader-leader pembangunan di pedesaan.

Macam-macam kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan, antara lain dalam bidang prasarana

159

Page 147: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

I

O nO

Tabel KKN

F a k u l t a s 1974/1975 1975/1976 1976/1977 1977/1978 1978/1979 1979/1980

P W P W P W P W P W P W

Kedokteran 2 — — — — — — — — — - 3

Kedokteran Gigi 3 1 5 - 2 9 - 2 — — — —I. Pasti & I. Alam 2 — 17 2 18 8 22 28 11 11 8 11T e h n i k — — - — — — — — — — 4 —H u k u m 6 — 6 — 9 7 18 7 14 11 4 5E k o n o m i - — 2 1 9 4 12 4 - — — -S a s t r a 2 3 3 1 6 — 15 9 3 3 4 1Psychologi - 1 — - — — — - — 2 — —Ilmu-ilmu Sosial 11 3 12 6 13 11 15 1 12 6 5 —Kes. Masyarakat 2 — — — — — — — — — — —

Jumlah P/W 28 8 45 10 57 39 82 51 41 33 25 20

Jumlah / Tahun 36 55 96 13374

45

Page 148: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dan sarana, bidang produksi, bidang pendidikan, bidang sosial Budaya & spiritual, bidang kese­hatan dan kebersihan serta bidang administrasi dan pemerintahan.Jika sebelum tahun 1979/1980 KKN-UI berlokasi di wilayah DKI Jakarta dan Kabupaten Pan- deglang, maka pada tahun 1979/1980 lokasi tersebut tetap berada di Wilayah DKI dan di 3 Kecamatan (kecamatan Cikidang, Surade dan Sagaranten) di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jakarta Barat.Sebelum para mahasiswa KKN-UI ditempatkan berbagai lokasi dan hidup bersama masyarakat rural/pedesaan selama kurang lebih tiga bulan, mereka memperoleh latihan baik di DKI Jakarta, maupun di Balai Latihan Kejuruan Pertanian di Lembang, Bandung selama 2 minggu. Tentang pembiayaan Program KKN-UI yaitu berupa biaya latihan, alat perlengkapan lapangan, biaya per- jalanan, biaya hidup, uang saku dan lain-lain ditanggung oleh Pemerintah (m elalui DIP-UI); khusus yang berlokasi di wilayah DKI Jakarta, mendapat pula bantuan keuangan dari Pemda DKI Jakarta.Kepada para mahasiswa yang aktif dan berhasil menyelesaikan tugas KKN-UI diberikan suatu ’certificate o f achievement* (sertifikat keberhasilan) yang ditanda tangani oleh Rektor UI. Diharapkan dengan adanya pemantapan sistem kredit/sistem semester, pada tahun-tahun men- datang program KKN-UI memperoleh ’response’ yang lebih wajar.

3. Penempatan Tenaga Keija Mahasiswa & Saijana (Placement Center).Dalam bulan Desember 1976, P2M-UI mengambil prakarsa untuk m em bentuk suatu ’pusat’ Penempatan Tenaga Keija Mahasiswa & Saijana sebagai wadah bagi para mahasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia dengan maksud dan tujuan :

— mengelola dan membina sarana dan media mengenai kesempatan keija serta memadu- kan permintaan dan penawaran akan tenaga kerja mahasiswa dan saijana (muda dan lengkap) UI;

— memberi kesempatan dan pelayanan kepada mahasiswa Universitas Indonesia dan sar­jana (muda dan lengkap) lulusan Universitas Indonesia, sebagai tenaga keija potensial, untuk mendapat pekeijaan (insidental, part-time, maupun full-time);

— menghubungi dan melayani Instansi Pemerintah, dunia usaha (Pemerintah maupun Swasta) serta golongan masyarakat lainnya dalam m emperoleh tenaga keija dari ling­kungan Universitas Indonesia;

— membantu Pemerintah dalam pemecahan masalah ketenagaan kerja di Indonesia. Hingga saat ini Placement Center UI secara insidental menerbitkan ’Buletin Kesempatan Keija’ yang biasanya diterbitkan berdasarkan permintaan akan tenaga keija mahasiswa (saijana muda) dan saijana (lengkap) dari berbagai Instansi/Lembaga baik Pemerintah maupun Swasta.Yang selalu kita harapkan adalah agar para mahasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia dapat memanfaatkan wadah tersebut sebaik-baiknya dan agar terbina keija sama yang erat dengan instansi/lembaga baik Pemerintah maupun Swasta, hingga terasa adanya hubungan yang harmonis dengan Placement Center UI yang akan mengusahakan kesempatan keija bagi para ma­hasiswa dan saijana lulusan Universitas Indonesia yang (akan) mencari pekerjaan.

4. Afiliasi serta Program-Program lainDi samping program-program kegiatan yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh P2M-UI, usaha-usaha untuk merintis dalam mengadakan keijasama antara UI dengan pihak-pihak di luar UI senantiasa dilakukan.Misalnya dengan ibu-ibu RIA P em bangunan telah dijajaki kemungkinan keijasama dalam bentuk ’K ary a Bhakti Sosial’ m ahasisw a UI mengenai pendidikan non formal dari keluarga-keluarga gelandangan yang ditampung oleh D ep artem en Sosial di Bekasi; demikian pula halnya dengan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) dijajaki kemungkinan keija sama yang bersifat kontinyu guna mendidik tenaga periklanan.

161

Page 149: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Usaha-usaha tersebut bila telah terealisir, dengan sendiri akan dilanjutkan pelaksanaannya oleh fakultas-fakultas/lembaga-lembaga di lingkungan UI sendiri.

Demikianlah penjabaran dari pada beberapa kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah, se­dang dan akan dilaksanakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang pada waktunya, sesuai dengan pemantapan struktur organisasi Universitas, akan dijadikan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Indonesia. .

162

Page 150: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

MAKALAH NARA SUMBER

Page 151: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENDIDIKAN PROFESSIONAL DALAM RENCANA PENGEMBANGANUNIVERSITAS INDONESIA

Page 152: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

P E N D ID IK A N P R O F E S S IO N A L D A L A M R E N C A N A P E N G E M B A N G A N U N IV E R S IT A S IN D O N E S IA

Oleh : E m il Salim

M enurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nom or 5 tahun 1980 tentang Pokok-pokok organisasi Universitas/Institut Negeri, tugas pokok U niversitas/Institut adalah m enyelenggarakan peri- didikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat menengah dan yang m em berikan pendidikan dan pengajaran berdasarkan kerubayaan kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah yang m eliputi pendidik­an dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masysrakat sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku.

Untuk menyelenggarakan tugas pokok ini, Universitas/Institut m em punyai fungsi :a. menyelenggarakan pengembangan pendidikan dan pengajaran;b. menyelenggarakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan khususnya ilmu pengeta­

huan, teknologi, pendidikan dan seni;e. menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat;d. menyelenggarakan pembinaa'n sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungannya;e. menyelenggarakan kegiatan pelayanan administratif.

Tampak di sini bahwa tugas pokok U niversitas/Institut m enurut peraturan Pem erintah ini adalah menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditam bah dengan pem binaan sivitas akadem ika.

Inilah ciri-ciri umum yang perlu diselenggarakan U niversitas/Institut. Di samping ini ciri-ciri khas masing-masing universitas sangat bergabung pada semangat yang dikem bangkan sivitas akadem ikanya. Semangat ini bergantung pada persepsi sivitas akademika tentang peranan yang perlu diambil universi­tas dalam menjalankan fungsinya di tengah-tengah masyarakat.

Oleh R ektor Universitas Indonesia ciri-ciri khas yang ingin dikem bangkan dalam lingkungan Universitas Indonesia ialah melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi menghasilkan tenaga-tenaga saijana yang memiliki ’’scholarship” , ’’professionalism” dan ’’social and global consciousness” . D

Di sini ingin kita telaah ketetapan arah perkembangan ini bagi m asyarakat kita dengan m em per­hatikan kondisi keadaan Universitas Indonesia sekarang ini, dengan penekanan pada pendidikan tenaga professional melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.

I. Professionalism: Isi dan pengembangan 2 ’

P e n g e rtia n professionalism terus berkembang sesuai dengan pertum buhan fungsi ini dalam ling­kungan masyarakat yang terus berkembang.Fungsi ini dilakukan oleh berbagai-ragam tenaga akhli memenuhi perm intaan berbagai-macam lapisan masyarakat. Karena itu sulit ditemukan definisi tunggal untuk pengertian professionalism ini.

Dalam keragaman definisi ini mereka yang melaksanakan pekeijaan professional ini memiliki ciri sama, yaitu pertama, menjual jasa didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan diperoleh di­lingkungan perguruan-tinggi; kedua, jasa ini dijual baik secara langsung m aupun tidak langsung kepada anggota atau kelompok masyarakat. Ini berarti bahwa jasa ini bisa dijual langsung ataupun melalui media-perantara berupa organisasi, aparatur, dll. kepada pemakai akhir.

Dalam masyarakat yang masih se d e rh a n a dan belum kompleks, tenaga professional langsung ter- jun dalam masyarakat menawarkan jasanya kepada pemakai langsung. U ntuk ini ia dilatih, dididik dan dibina dalam perguruan-tinggi. H u b u n g a n professional dengan pemakai adalah langsung dan sederhana. Professi dokter, arsitek, notaris, adalah contoh dari type-type jasa yang langsung berhubungan dengan pemakai.

1) Universitas Indonesia, Langkah Awal dalam Perencanaan dan Pengembangan Jangka Panjang, D esem ber 1979, halam an 2.

2) Uraian ini banyak mengambil dari Schein, Edgar H., Professional Education Some New Directions, Me Graw-Hill Book C om pany, New York, 1972.

167

Page 153: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Karena sifat penjualan jasa adalah langsung dan individual, maka sifat pendidikan tenaga pro­fessional ini adalah individual pula. Tenaga akhli ini cukup mengetahui materi professinya. Dan ia dilatih dalam praktikum, dididik dalam kelas untuk mengenai masalah-masalah untuk ditanggulangi- nya secara individual.

Tetapi masyarakat cepat berkembang. Masyarakat Indonesia saja dalam masa sepuluh tahun 1970-1980 ini telah tumbuh semakin kompleks, padahal masyarakat Indonesia masih jauh dalam tangga kemajuan pembangunan. Sehingga bisa diramalkan bahwa kadar kompleksitias yang kita alami masih belum seberapa.

Semakin sering orang bicara dengan nada-semangat perlu adanya koordinasi, integrasi, sinkhroni- sasi dan pendekatan menyeluruh. Masalah yang dihadapi berangsur-angsur menjadi semakin ruwet untuk dihadapi oleh hanya satu tenaga professional.

Ini tidak terlepas' dari perkembangan permasalahan yaftg memerlukan pendekatan spesialistis Pendidikan dan latihan spesialistis semakin berkembang. Namun sejalan dengan ini semakin dirasa bahwa ’’pengetahuan mendalam tentang salah satu segi” mengorbankan ’’pengetahuan melebar tentang keseluruhan” .Sehingga kedalaman professi dicapai berkat pengorbanan kelebaran.

Semakin dalam orang berkembang, semakin timbul pula kebutuhan untuk mentrimbandnva de ngan pendekatan melebar. Sehingga kecenderungan spesialisasi menumbuhkan kebutuhan untuk di imbangi dengan keijasama antar akhli mencapai ’’kelebaran dengan kedalaman”

Keperluan bekeijasama antar akhli menumbuKkan lembaga Derantara * /. .dengan pemakai langsung. Sentra Medis, perusahaan hukum (law firml knnc u™ e/ laga pro ona^akuntan, dll,, merupakan lembaga-lembaga yang menggabungkan be’rbaeai^i!!1’- u‘° 'ar®ltek’ biro' team untuk mencapai kelebaran dalam kedalaman. siahsasi dalam satu

Yang penting dalam perkembangan ini ialah putusnya hubungan lanesi • •langsung dengan tenaga professional. Organisasi kini merupakan badan v ng antara* Pemakai-jasa Disatu fihak ini menguntungkan pemakai jasa karena peladenan terhada d-8- dapi PemakaHasa. Sebaliknya, hubungan akrab yang tadinya teijelma dalam hubungan ta ta? 1]?nya lebih menyeluruh. hilang. Pemakai-jasa merupakan suatu nomor dalam daftar peladenan Tui- *angsunS> kini

Gejala ini semakin meningkat sejalan dengan bertambah komplek & professional-dalam masyarakat. Soalnya sekarang adalah sampai seberapa jauh pola ,masa ab yan8 tumbuh dibarengi dengan pergeseran pendekatan individual menjurus ke pend ^ en an tenaga professionalini. Sampai seberapa jauh tenaga professi kita dididik dan dilatih i 3 an bersama (joint approach) sama. h PUla untuk bekeqa bersama-

Sementara peningkatan kompleksitas masalah dalam masyarakat b 1 ngan ini tumbuh pula kebutuhan mengembangkan type-type tenaga er!.angSUng’ berdampingan de- akhli di bidang tertentu, tetapi sekaligus juga memiliki kemampuan me PI? .lonaI y an8 bukan hanya bidangnya untuk bisa memberi petunjuk tentang arah pemecahan atau° masalah-masalah di luar cahannya. Hal ini kita jumpai di daerah pedesaan di mana 80% dari iu* ?aJa’Cara mengusahakan peme- bermukim. Tenaga professional yang bekeija di daerah pedesaan d ' h H Penduduk Indonesia masih juga di luar bidang professinya. 1 adaPkan pada masalah-masalahNamun daripadanya diharapkan mampu menggunakan peralatan runtuk bisa menunjukkan arah pemecahan. analisa dan kelebaran erudisinya

Maka tampaklah bahwa keperluan melebar menonjol untuk d l tenaga professional di Indonesia ini. Dibeberapa bidang yang sifatnv angkan dalam pendidikan terwujud dalam kesadaran diri untuk bisa mengembangkan keriasamsepesiaKstis, keperluan melebar bidang professi yang bekeija di daerah pedesaan muncul keperlua 8a" tenaga akhli lain. Dimelebar di luar bidang professinya, agar mampu m enanggapi r n a J l mengembangkan penglihatan

Adanya lembaga-lembaga mencakup tenaga professional d i s a t n di daerah Pedesaan. kai-jasa juga mengakibatkan orientasi tenaga professional tidak bulat v , berhadapan dengan pema- lngsung. Dalam biro arsitek yang ditugaskan membangun perumahan kepentin8an pemakai jasa

kyat bagi rakyat berpendapatan168

Page 154: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

rendah, menjadi masalah kepada siapakah orientasi commitment tenaga professional ini? Kepada pem- beri-tugas pembangunan yang membiayai proyek ini, ataukah kepada Rakyat kecil yang bakal menem- pati rumah rakyat ini? Orientasi kepada pemberi tugas semata-mata bisa menghasilkan rumah yang bisa menguntungkan pemberi-kerja namun merugikan pemakai-rumah. Dalam hal ini dimanakah sang pro­fessional ini berdiri, kepada pemberi-keijakah atau kepada pemakai-akhir? Masalah serupa juga ditemu- kan dalam lembaga-lembaga professional lainnya seperti senttra-medis, rumah-sakit, biro akontan, biro konsultan, biro-hukum, dll. Pokok masalah adalah kepada siapakah tenaga professional dididik untuk mengabdi' ! Jika kepentingan pemberi keija beijalan seiring dengan kepentingan konsumen-akhir maka masalah tidak sulit. Jika terdapat perbedaan kepentingan, sangatlah penting fihak siapa tertuju bobot orientasi pengabdian tenaga professional. Dan ini bisa dipengaruhi atau dikembangkan melaluiproses pendidikan dan latihan dalam universitas.

Persoalan ini meiyadi lebih ruwet jika tenaga professional menjual jasa-fikiran dan keakhliannya kepada lembaga yang tidak memakai hasilnya secara langsung, tetapi merasa perlu mengolahnya lebih lanjut untuk dijual sebagai produk baru kepada konsumen akhir. Hasil akhir bisa berlainan sekali de­ngan fikiran semula.

Maka jelaslah bahwa putusnya hubungan langsung antara tenaga professional dengan konsumen akhir akibat lahirnya lembaga perantara menimbulkan soal-soal ethika baru. Dalam hal ini dimanakah letak tanggung-jawab tenaga professional, kepada siapakah ia terutama mengabdikan diri dan meng-orientasikan hasil fikirannya ? ,

Pertanyaan ini menjadi lebih menonjol untuk Universitas Indonesia (UI) yang berkedudukan di ibukota-kota Republik Indonesia. Posisi UI di atau dekat Ibu Kota Republik Indonesia berarti bahwa UI tidak berakar pada daerah tertentu. UI merupakan universitas dengan ruang lingkup nasional. Karena itu maka gerak tindaknya mempunyai getaran yang terasa pada scope nasional pula.

Dalam hubungan ini sangatlah penting apabila pendidikan mengembangkan tenaga professi dalam lingkungan UI bisa menghindari sifat-sifat tenaga professional dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut :(1) tidak peka terhadap norma dan sikap yang memuat pertentangan kepentingan (conflict of inet-

erst) tidak mengindahkan integritas professional dan tanggung jawab intelektual.(2) berorientasi lebih banyak kepada konsumen berpendapatan tinggi, berkedudukan tinggi, atau

berkuasaan besar, dan kurang mengindahkan orientasi pengabdian kepada Rakyat kecil yaitu mereka tak mampu, si-lemah, dan mereka yang tak punya apa-apa;

(3) bersifat tertutup, mementingkan kelompok sesama tenaga professi yang sempit, konservatif,enggan merubah dan maju,

(4) lebih berat kepada segi-segi material, keuntungan dan keuangan, dibandingkan dengan segi-segiideal, kecukupan dan spiritual,

(5) berkualitas rendah baik dalam arti mutu, erudisi maupun orientasi;Sungguhpun ciri pokok ini belum lengkap namun nrrerupakan contoh tentang hal yang perlu

diindahkan dalam pembinaan tenaga professional ini.

II. Professional, Intelektual dan KerakyatanPerkembangan universitas di negara berkembang adalah lebih dari sekedar mengembangkan suatu

perguruan tinggi yang bertugas mendidik, meneliti dan mengabdi masyarakat. Pembangunan negara berkembang memerlukan penglibatan seluruh potensi masyarakat. Ini terutama berlaku bagi tenagaakhli dan masyarakat intelektual umumnya.

Pendidikan universiter adalah mahal, lebih-lebih untuk negara berkembang. Tidak semua orang bisa menjadi saijana atau tamatan universitas. Cukup banyak tenaga, waktu dan dana perlu dikeluar- kan menghasilkan seorang sarjana di negara berkembang ira.

Karena itu harus sudah menjadi kommitmen tamatan umversias untuk memikul tanggung jawab moral ini dengan keharusan mengabdikan ilmu dan keakhliannya bagi masyasrakat.

Pem bangunan bersifat jangka panjang, memerlukan stamina ’’pelari marathon” . Dalam proses pembangunan ini kemajuan yang dinikmati kelompok-kelompok masyarakat tidaklah sama. Manusia

169

Page 155: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tidak bertolak dari garis awal sama di dunia ini. Karena itu v*™kencang Dan yang terjirat dalam perangkap keterbelakangan akan t e r ^ , 1' ^ akan lari ,ebih

Dalam proses pembangunan seperti ini mu.lak p e l a^ar dal m ® versitas sudah dibangkitkan orientasi pengabdiannya kepada mereka v a n ? f pe" d,d,l“ “' ,ama,an un'-

an mereka yang tertinggal. Kemampuan intelektual tamatan .miJ ? ’ mereka yan8 miskinmereka yang tidak berkesempatan menikmati pendidikan tinea ini M P6rlU diorientasi kepada

api lebih dari ini, jika dalam masyarakat masih terdanat 1 g -nngkasnya Rakyat kecil, maka proses pembangunan berkeflrn^ 3 yangmiskin> lemah dan terting1- Kan adanya pendongkrakkan terhadap diri mereka, terutama oleh in te lT ^ manusiawi ™ngharus-

Jika ini tidak berlangsung maka pertumbuhan keadilan i i , an dan motivasi. Dan ini pada dirinya memukul kelomook t» ♦ 3" akibat miskin pemikir-um uh dalam lingkungan masyarakat yang miskin, terbelakang danlVUm.VerSltas itu sendiri yang sulit

Para intelektual dalam negara berkembang seoerfi h!? ?merek mengembangkan orientasi pengabdian kepada Rakyat S i m °n6Sla memiIiki tanggung-jawab

a yang miskin, lemah dan terbelakang, membangkitkan kp V enumbuhkan kepekaan terhadap an merangsang semangat kerakyatan. kePekaan terhadap ketidak adilan sosial,

Orientasi manusiawi ini menyebabkan bahwa nada-d*«.r •ruslah bersemangat kerakyatan ini. Kita mendidik melatih H setiaP mata kuliah dan kurikulum

nripI£\ ernaPaskan orientasi kepada yang miskin, yang lemah 30 me.ngajar calon intelektual dengan onentasi kepada rakyat kecil. * y "8 lemah’ yang tidak punya apa-apa-ringkasnya:

Orientasi kerakyatan ini sungguhpun pentine namn u i t i l } * ™ didUkUng d6ngan kemampuan professional CUkUp\ Pengabdia" tamatan univer-mutu 31713 pandai membentuk tenaga professional yang mamni ^ Pendldlkan universitas harus per- mutu pendidikan harus mencapai kecakapan minfmaf n rn 7 di bidang Professinya. Kadar

mpok seprofessi sebagai tenaga akhli yang sungguh-sun™,,?51 sehingga ia diterima dalam* etapi tenaga professional hasil godokan university 1 ,

adLh°h°K an -UniVerSitaS memberi unsur tambahan dalam (J*. an lah’’tukang yang akhli”. Pendidikano ot intelektual yang harus dimiliki tenaga profesion i” P essionaJ ini- Unsur tambahan ini

Seorang intelektual adalah lebih dari ”pekerL 07a?> ? ^ .mern.na aku pekerJa' otak> pandai menggunakan peralatan minimaJ ia harus memiliki kemam-

.883151 masalah kehidupan masyarakat. ’ kemampuan penalaran dan keakhlianetapi seorang intelektual tidak berhenti di sini T, ♦ •

nurani 3*an menggunakan peralatan analisa, dan keakhlia d*do[ong °leh kemampuan penalarannya, miskin yang Peka terhadaP Jeritan dan derita Rakvat t n’ maka seorang intelektual memiliki hati-

Sl“ "' , , ya‘ keci1' m«eka yang lemah dan mereka yangnu • S 114 d*dorong oleh kemampuan selaku •tida^mem*e£badaP mereka yang tidak memiliki k en /am n ^ maka ini memPertaJam kepekaan hati-

Kesadar 3pa' 3p3 sama sekaJi> sehingga menjadi lemah .P®*eija-°tak ini- terutama mereka yang daP merelca v aka" kemamPua" diri intelektualunt T ’ ^ da" terbeIaka"g-

Sehin ferkebe*akang- maju, harus membangkitkan kepekaan terha-‘jeningga cin-ciri intelektual ■

tadone>" mi’ ^umnusTeM kerakyatan ini lerlebur jadi satu dalam

w :ZT:T"eimab penZ™ZlVniv™i,3S yans medan Jua" ^ aadalahsivitas akaH0 i gambaran ideal produk IJniv« bangsa Indonesia.SUn ku riku lum ^a/m l11 tercurahkan ke sini. Jni benlrti ,*n? 0nesi3 maka Je,as bahwa seluruh kegiatan Professi sang alum T i " menghasilkan Penglihatan da 3 ^ Wdang akademis kita perlu menyu-memungkinkan rf™nUS adaJah akhJi- Dan keakhli 1S1 ,ntelektuaI VanS melebar. Di bidang,a mampu belaiar^111 3 berkemban8 dengan erudisi melTh berJ“mpu pada dasar Pengetahuan yang h°w to learn) sesudah tamat nanti memn i u Pengetahuan harus mendorong

drn)' ’ mPerlebar erudisi dan penglihatan hidupnya (learn

I 70

Page 156: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

U ntuk ini m aka cabang-cabang ilmu yang m endorong logika berflkir, seperti m a tem a tika atau ilmu logika perlu dijadikan landasan pengajaran.

M ata pelajaran kedua yang m utlak perlu dalam m enanam kan landasan in te lek tual dan professio­nal adalah bahasa. Mahasiswa UI perlu menguasai secara ak tif dan sem pum a bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, dengan satu bahasa asing lain secara prisif. Kem am puan m enuangkan flk iran secara te ra tu r dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang baik m utlak perlu bagi pengem bangan in te lek ­tual dan professional yang berbobot.

Mata pelajaran ketiga adalah behavioral sciences, sebagai dasar bisa bergaul dengan m asyarakat pemakai-jasa, m aupun antara sesama akhli dalam hubungan keija in tregatif yang harm onis. Sebagai professional yang m enjual jasa kepada m asyarakat m aka kom pleksitas m asyarakat negara berkem bang yang sem akin ruw et, m em erlukan pem aham anilm u behavioral ini un tuk m enanggapinya.

M ata pelajaran ke em pat adalah natural sciences m em bantu pem aham an ruang lingkup lingkungan dalam m ana para professional bekerja. Bumi dan tanah-air Indonesia serta dunia um um nya m engha- dapi tantangan lingkungan hidup besar dalam dasawarsa-dasawarsa depan ini, sehingga m em erlukan gagasan tlkiran baru menanggapi kem elut tantangan perm asalahan.

M atem atika (logika), bahasa, behavioral dan natural sciences m erupakan landasan dasar di atas m ana intelektualism e dan professionalisme dikem bangkan. Ini m em beri dasar cukup bagi in te lek tual m engem bangkan naluri ilm iahnya, keteraturan m ethodik berfik im ya u n tu k terus-m enerus belajar m enghadapi tantangan masalah-masalah baru. Semua ini m em beri ia cukup bekal u n tu k belajar sepan- jang masa hidupnya.

Universitas menghasilkan tenaga professional yang sekaligus in telek tual dengan kesadaran kerak- yatan. U ntuk m em bina ini, m aka tahun-tahun pertam a semua fakultas harus m em iliki landasan in te lek ­tual yang sama dan tunggal. Seluruh fakultas harus mem iliki satu landasan universitas tunggal, dengan m ata kuliah m atem atika (logika), bahasa, behavioral dan natural sciences. Pada tahap ini belum ada ciri-ciri khas yang ditum buhkan masing-masing fakultas. Pada tahap ini d iu tam akan kesatuan landasan berpijak bagi in telektual universitas.

Baru dengan landasan kokoh inilah kita kem bangkan di atasnya spesialisasi m enuru t perkem ­bangan cabang-cabang fakultas. Sehingga dengan begitu kita kem bangkan sistim pendidikan yang betul-betul universiter, dan beranjak dari sistim pendidikan serba-fakultas.

Sekarang ini kelem ahan dalam m atem atika, bahasa, behavioral dan natural sciences m asih d iderita m ereka yang baru m asuk universitas. U ntuk beberapa lama kelem ahan ini perlu k ita atasi sendiri. Nam un di samping ini keutuhan pengembangan em pat type m ata kuliah ini perlu bagi pengem bangan in telek tual mahasiswa UI.

Sejajar dengan ini penelitian, kegiatan pengabdian m asyarakat serta lain-lain kegiatan prak tikum dikem bangkan teru tam a di bidang-bidang yang m encerm inkan dan m enum buhkan kom m itm en t UI kepada R akyat kecil. Kesem patan luar-kuliah harus dikem bangkan agar m ahasiswa d ihadapkan pada masalah-masalah R akyat kecil. Disertasi, penelitian, aktifitas yang m enyangkut rakyat kecil harus m em peroleh dukungan preferensi di atas lain-lain.

U ntuk m enum buhkan kebiasaan bekeija-sama baik antar-disiplin m aupun dengan m asyarakat, m aka dalam masa pengembangan mahasiswa harus dihidupkan kegiatan-kegiatan yang m enum buhkan keija-sama m ultid isip liner..

Dalam rangka praktikum , UI harus m enum buhkan lembaga-lembaga yang sekaligus bisa d ipakai bagi pengabdian calon alum nus UI kepada rakyat kecil. Lembaga ban tuan hukum , sentra m edis, b iro konsultan, biro akuntan dan lain-lain perlu khusus dikem bangkan m em biasakan calon alum nus bekeijadan berbakti un tuk rakyat kecil.

Dan kerja sama UI dengan fihak luar perlu dirintis hubungan dengan berbagai lem baga kem asya- rakatan yang ak tif bekerja untuk rakyat kecil, seperti lembaga-lembaga koperasi unit-desa, koperasi nelayan, golongan ekonom i lemah, buruh tani, dan lain-lain. Juga kegiatan kerjsam a dengan fihak luar, orientasi kerakyatan perlu menjiwai hubungan ini.

Jika orientasi pengabdian alum nus UI adalah kepada R akyat kecil, m aka en try ke dalam UI harus

171

Page 157: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

1

pula terbuka terutama bagi calon mahasiswa dari keluarga Rakyat kecil. UI perlu aktif mencan dan menemukan calon-calon mahasiswa dari kalangan Rakyat kecil di seluruh Indonesia Jumlah persen- tase mahasiswa asal orang-tua Rakyat kecil terlalu rendah. Ini perlu ditingkatkan Ini memerlukan usaha mencari calon mahasiswa yang aktif dari segenap penjuru tanah-air, sesuai dengan ruang lingkup UI sebagai universitas Nasional dan kerakyatan.

Dengan orientasi ini maka berbagai pola-hidup dan cara kebiasaan universiter yang cerem o n ia l dan tidak relevan bagi pendidikan intelektual dan professional kerakyatan perlu dirubah Suasana prihatin, semangat keija dan belajar keras, pola hidup sederhana, tanpa penekanan berleb ih kepada kulit tapi lebih pada isi, hal-hal inilah perlu menguasai suasana dan iklirn pendidikan dalam

Sebagai universitas pembaharuan maka UI tidak boleh terseret dalam iklim dan suasana kehi­dupan yang meliputi masyarakat dihari kini. Kekurangan yang ada perlu dirombak oleh UI UI bukan menyesuaikan diri dengan keadaan yang tidak ideal, tetapi sebaliknya menjadi pencetus sem angat perubahan, semangat pembaharuan mendorong masyarakat menyesuaikan diri dengan ideal

Pembangunan yang sukses memerlukan sikap hidup dan semangat juang yang hem at austere dan sungguh-sungguh. UI sebagai universitas pembaharuan harus memelopori penterapan semaneat ini dalam lingkungan dirinya. Maka semua aktifitas yang menjurus kearah semangat ini perlu mendapat dukungan, rangsangan dan penghargaan, sedangkan yang tidak menjurus ke sini perlu dianega sepi

Dalam peranannya selaku universitas pembaharuan, hubungan Ul dengan alumnus serta masvara- kat Indonesia mutlak perlu dijalin intensif. UI bukan lembaga istimewa. UI adalah bagian dari a- rakat. Perbedaan pokok hanyalah bahwa sebagai bagian dari masyarakat, UI tidak berlaku stati^dan pasrah pada kekurangan-kekurangan yang ada dalam masyarakat. Tetapi sebaliknya UI turut mendo­rong, melalui kekuatan intelektual dan professionalnya yang bermutu dan berbobot perubalTrrdan pembaharuan yang membawa masyarakat Indonesia pada peri kehidupan yang berke ^ & demokratis, berkeadilan sosial, sadar-bangsa dan kerakyatan, di atas jalan yang diridhoi T u ^ ^ Y a n ' Maha Esa.

Jakarta, 31 Maret 1980.

172

Page 158: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BEBERAPA CATATAN MENGENAI ARTI ’TROFESSIONAL1SME” D A N IMPLIKASINYA PADA PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

DI PERGURUAN TINGGI

Page 159: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

B E B E R A P A C A T A T A N M E N G E N A I A R T I ’’P R O F E S IO N A L IS M E ” D A N IM P L IK A S E N Y A P A D A P E N D ID IK A N D A N P E N G A J A R A N

D I P E R G U R U A N T IN G G I

Prof. Dr. M oh. Sadli Fakultas E konom i U. I.

K alau orang m enggunakan istilah ’’profesionalism e” m aka m asih harus disadari adanya berbagai penafsiran m engenai artinya. Istilah-istilah profesionalism e, profesor, p rofesional, dan sebagainya, d ap a t d ikem balikan kepada suatu akar, yakni k takan saja ’’p ro fesi” . K arena sem uanya ini istilah- istilah ba ra t -maka k ita dapat berpaling kepada sesuatu kam us bahasa bara t yang p opu ler, m isalnya M erriam -W ebster D ictionary . M aka di baw ah kata ’’p ro fessional” d isebu t: 1: o f re la ting to , o r charac­teristic o f a profession; 2: engaged in one o f the learned professions; 3: p a rtic ipa ting fo r gain in an activ ity o ften engaged in by am ateurs. Di bawah ’’professionalism ” d isebu t: 1: the co n d u c t, aim s, o r qualities th a t characterize o r m ark a profession o r a professional person; 2: th e follow ing o f a p ro ­fession (as ath le tics) for gain o r livelihood. Sebagai arti ’’p rofessional” d isebu t: one th a t engages in an activ ity professionally .

Sudah ten tu suatu pem bicaraan di Indonesia m engenai suatu konsep yang h idup di Indonesia, w alaupun asalnya dari dunia bara t, tidak boleh sem ata-m ata didasarkan atas suatu kam us bahasa bara t- Diskusi dari sesuatu yang penting di sesuatu negara, a tau m asyarakat, harus berakar di negara a tau m asyarakat itu . H anya u n tu k m em udahkan cara pem bahasan m aka k ita m em akai penafsiran-penafsiran dari kam us bara t itu sebagai pangkal tolak.

K etika saya m em bicarakan m asalah profesionalism e ini dengan seorang tem an sejaw at di F ak u ltas E k o n o m i U I d a n m e n a n y a k a n k e p a d a n y a a p a y a n g i a p a n d a n g s e b a g a i persoalan yang pen tin g d e w a s aini, a tau persoalan yang relevan, maka disinggungnya masalah m encari perim bangan yang baik an tarasy a ra t-sy a ra t serta cara-cara pendidikan u n tu k profesi, dan yang sam a u n tu k p end id ikan yang leb ih bers ifa t atau b e rtu ju a n a k a d e m is . Dengan profesi d im aksudkannya kegiatan dan pekerjaan seperti yang d ilakukan oleh seorang akun tan , seorang pengacara, seorang no taris, seorang d o k te r, seorang apo teker, dan sebagainya. Ini m eliputi p ek erja a n -p ek erja a n yang m em erlukan keahlian , m elalu i pen­d id ikan tinggi a tau tertia ir. Pendidikan ini tidak m engem bangkan kecerdasan dan ketangkasan saja, akan te tap i harus berdasar ilmu p e n g e ta h u a n . Para lu lusannya harus m enjalani pend id ikan yang ber- dassar ilm u pengetahuan, artinya aplikasi dari analisa ilm iah, m etoda penelitian , dan sebagainya.

A pakah kesarjanaan ekonom i, sosiologi, ilm u po litik , m atem atika, dan sebagainya, bukan m eru ­pakan profesi? Ini persoalan penafsiran istilah. Kalau m au dibikin afspraak dem ik ian , kalau m au dim u- fakati dem ikian , bisa saja. A kan te tap i beberapa profesi seperti akun tansi, k ed o k te ran , pengacara, dan sebagainya sudah m em punyai a t r i b u t - a t r ib u t atau persyara tan-persyaratan yang khusus, seperti ijazah-khusus (certificate , diplom a, piagam, dan sebagainya), ada sem acam p erkum pu lan profesi yang pem asukannya tidak bebas karena harus m em enuhi beberapa syarat, beberapa syara t yang m enjaga m u tu profesi harus d ipenuhi. Sering sistim pen taripan atau pem bayaran d ia tu r o leh profesi itu sendiri u n tu k m enjaga kelayakan dan kew ajaran; sering juga ada suatu kode e th n ik yang spesifik dan dijaga k e ta t o leh suatu dew an kehorm atan . Para sarjana ekonom i, sosiologi, ilm u p o litik , dan sebagainya, dalam m elakukan pekerjaan s e h a r i -h a r in y a tidak d iikat oleh pensyara tan -pensyara tan dem ik ian . Para sarjana ilm u tehn ik (insinyur) juga tidak m e m p u n y a i a trib u t-a tr ib u t dan persy ara tan -p ersy ara tan k e ija yang sama. A pakah oleh karena itu k e s a r ja n a a n ilm u sosial tidak , a tau belum , m eru p ak an su a tu p ro ­fesi ?

Selalu ada kem ungkinan, te ru tam a kalau ada suatu desakan keperluan yang k u a t, u n tu k m e n g a tu r persyara tan bagi seorang sarjana ilm u sosial u n tu k m em buka p rak tek . R u p an y a desakan k ep erlu an p rak tis ini' belum terasa. A da yang m engatakan oleh karena jum lah para saijana ilm u sosial ini belum terlalu banyak , akan te tap i ini tidak benar dan alasan (kw an titas) ini juga tid ak m asuk akal. Di In d o ­

175

Page 160: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

nesia para sarjana ekonom i lebih banyak daripada sarjana ilmu akuntansi, karena profesi yang akhir ini l^Dih m uda M ungkin secara sejarah tim bulnya syarat-syarat dan atribut-arribut suatu profesi ada hu­ll eannya dengan pengam anan pelayanan khalayak yang menjadi langganan, te ru tam a kalau para . u n „nan in i terd iri dari perorangan atau perusahaan. Di satu fihak m utu pelayanannya m au dijamin o l e h ' p e r s y a ra ta n -p e rs y a ra ta n yang m enjam in m utu profesionalisme itu , di lain fihak sekaligus meng- a tu r ta rip b a las jasa. (Bahw a m enuru t pendapat setengah orang tarip-tarip dem ikian itu sering ja tuhnyatelalu tinggi, itu soal lain).

W a la u p u n perbedaan a tribu t-a tribu t profesionalisme ini (masih) berlainan antara berbagai cabangk e s a r ja n a a n , dan perbedaan ini hanya bersifat graduil dan bukan essensiil (seorang dokter harus menye- le sa ik a n pendidikan akademis dahulu selama kurang lebih lima tahun, sebelum memperdalam pendi­dikan profesionalnya), namun para pengajar di berbagai jurusan di Fakultas Ekonomi mempunyai cukup alasan untuk membedakan dan mempersoalkan pendidikan yang ’’akademis” dan pendidikan untuk kelengkaPan ’’profesional” . Yang menjadi persoalan adalah bahwa dalam suatu batas atau anggaran w aktu (misalnya lima tahun) kedua persyaratan ini harus dipenuhi secara optimal. Apa beda-

antara isi mata-m ata pelajaran yang lebih bersifat akademis dan yang lebih bersifat profesional? Dapat dikatakan bahwa yang pertama lebih bersifat teori, dan yang kedua bersifat aplikasi khusus un tuk memecahkan persoalan-persoalan tertentu atau untuk melakukan pekerjaan terten tu yang berhubungan dengan keperluan langganan. Pendidikan teori penting di dalam suatu perguruan tinggi, karena di sini diletakkan dasar pemikiran dan pengajian secara ilmiah. Teori menyangkut pertanyaan mengapa (why o f things) dan bagaimana suatu gejala terjadi. Metoda pengajian ilmiah ini memperguna- kan b e b e ra p a alat ilmu, seperti matematika, statistik, analisa-teori, dan juga filsafah. Pendidikan ilmiah' ini penting agar mahasiswa dan nanti sarjana mempunyai kecenderungan untuk berfikir dan melihat s e s u a tu secara ilmiah. Kecencderungan dan kemahiran mempergunakan metode ilmiah ini nanti men­jadi bekal un tuk ’’problem soliing” dan ’’problem detection”. Ketrampilan analistis untuk problem solving saja sudah sukar, dan harus menjadi hasil pendidikan dan training beberapa tahun. Lebih-lebih untuk m e n g e m b a n g k a n kemampuan analitis untuk p ro b lem detection atau identification. Suatu masa­lah harus diketem ukan dulu, harus dirumuskan dulu, sebelum diselesaikan.

Harus diakui bahw a nilai-nilai seperti objektvitas-ilmiah, pragmatisme, analytical mind, problem solving mind and attitude, dan sebagainya, lebih banyak merupakan nilai-nilai kebudayaan yang telah diim por dan di masyarakat kita baru hidup kira-kira tiga generasi. Oleh karena itu untuk mendidik dan m e n a n a m nilai-nilai ini pada para pelajar dan mahasiswa memerlukan waktu, usaha dan jerih- payah yang jauh lebih besar daripada di dunia barat, karena disitu nilai-nilai ini sudah m em budaya berabad-abad. M erekapun dahulu mengimpomya dari kebudayaan Yunani.

Pendidikan (atau pengajaran?) untuk memenuhi kelengkapan syarat-syarat profesi pada umum- nya lebih bersifat praktis. Ini tidak berarti bahwa isi pelajarannya m udah dan hanya terdiri dari meng- hafalkan berbagai-bagai rumus, prosedur, aturan dan sebagainya. Persoalan-persoalan prak tis ini juga m e n g a n d u n g variasi-variasi yang semuanya m erupakan problems yang harus diidentifikasi dan disele­saikan. Pendidikan tehnis un tuk sarjana akuntansi pasti lebih berat daripada un tuk seorang pem bantu- akuritan. U ntuk m encapai tingkat dan m utu yang praktis-profesional juga m em akan w aktu yang banyak. U ntuk m encapai tingkat dan m utu yang praktis-profesional juga m em akan w aktu yang ba­nyak. U ntuk m em beri kepada sarjana profesional demikian suatu dasar ilmiah yang kokoh, agar ia nan ti dapat iku t m engem bangkan cabang ilmu pengetahuannya, ini juga m em erlukan w aktu dan jerih payah yang banyak. Kalau keadaan ekstem dan intern suatu Fakultas masih belum dapat m em enuhi syarat-syarat m ateriil dan personil maka sasaran untuk m em perbekali seorang sarjana dalam batas w aktu te rten tu itu secara optim al menjadi sangat sukar. Dalam pem batasan dem ikian itu berapa w aktu dapat disediakan untuk pendidikan akademis (artinya serba teoritis dan um um ) dan berapa un tuk profesional (artinya praktis dan spesifik)?

Keluhan sekarang adalah bahwa lulusan Fakultas belum matang untuk segera dipakai dalam prak- tek, terutam a untuk menjalankan suatu ’’profesi” . Mereka itu kalau baru saja lulus seolah-olah mempu­nyai dua tangan kiri. Ini mencerminkan mutu dari pendidikan profesional, dan harus diperbaiki.

176

Page 161: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Bagaimana? Dengan mengurangi waktu pendidikan teoretis-akademis? Dengan menambah w aktu kese- luruhannya? Kalau pendidikan kedokteran memerlukan dua tahun setelah pendidikan adakademisnya, mengapa pendidikan profesional di ilmu-ilmu sosial harus diselipkan dalam waktu (lima tahun) yang sama secara normal diperlukan untuk melengkapkan suatu pendidikan akademis? Apakah m utu pen­didikan akademis dari beberapa profesi, seperti akuntansi dan management, dapat diperpendek, diban- dingkan dengan keperluan untuk ilmu ekonomi, misalnya? Apakah untuk pendidikan profesional di ilmu-ilmu sosial juga tidak diperlukan pengalaman praktek, dalam bentuk stage, bekeija di perusahaan, instansi pemerintah, dan sebagainya?

Kalau ada keluhan bahwa di cabang-cabang ilmu pengetahuan sosial lulusan-lulusan universitas masih kurang profesionalismenya maka frame o f reference penggunaan istilahnya adalah seperti di­uraikan di atas ini. Sebetulnya, keluhan-keluhan ini tidak terbatas pada ilmu-ilmu akuntansi dan mana­gement, yang harus "mempraktekkan” profesinya di sesuatu perusahaan atau jawatan. Lulusan saijana ekonomi (sosial) juga sering dipandang kurang matang, datang dengan dua tangan kiri. Walaupun ia dapat mengutarakan teori-teori yang dipelajarinya di fakultas, namun kalau disuruh membuat suatu analisa passar dari suatu barang sering belum cukup pengalaman mengenai m etodiknya dan dari mana mendapat keterangan-keterangan. Sering-sering lulusan fakultas itu juga kurang mampu memperguna- kan metoda-metoda kwantitatif (dan ini merupakan suatu kelemahan dalam sistim atau praktek pen- didikannya). Walaupun teori difahami akan tetapi bagaimana mempergunakannya itu untuk ’’problem solving” masih kurang pengalaman. Lebih-lebih untuk melakukan suatu analisa yang akhim ya harus mempunyai predictive value yang praktis. Jadi ada keluhan juga bagaimana untuk memperbaiki m utu pendidikan ’’profesional” untuk kesaijanaan ekonomi, dan ilmu-ilmu sosial yang lain. Suatu altem atip yang mudah adalah untuk memperpanjang waktu. Maka timbul gagasan untuk merencanakan suatu pendidikan beijenjang: S I , S2, S3 dan sebagainya.

Rektor UI mungkin mempergunakan istilah profesionalisme dalam hubungan lain. Saya ingin mengutip dulu bagian dari Pidato Dies Natalis ke XXX, pada tanggal 9 Pebruari 1980:

"Kalau kita semua beritikad baik dan mumi untuk menghasilkan saijana-saijana yang benar-benar dapat turot menjadi soko-guru dalam proses pembangunan bangsa dan negara Indonesia, maka kenyataan itu memberikan implikasi mutlak bahwa proses pendidikan di perguruan tinggi haruslah efflsien, efektif dan relevan. Oleh sebab itu kita semua sebagai pendidik harus memberikan beberapa bekal pokok yang nantinya memungkinkan para lulusan perguruan tinggi kita menanggulangi berbagai masalah dalam pembangunan. Sudah jelas bahwa secara umum Universitas Indonesia harus mampu memberikan pendidikan yang menghasilkan saijana yang kompeten di dalam bidang profesi y ang dipilihnya. Di sinilah perlu dilaksanakan proses pendidikan menuju profesionalisme. Selain dari itu kita juga perlu melaksanakan proses pendidikan yang mengembangkan daya pikir dan analisa, mampu mempunyai visi ke depan menyentuh cakrawala, mampu mengambil pengalaman lampau, yaitu suatu proses pendidikan yang menciptakan intelektualisme.

Walaupun demikian perlu kita sadari bahwa proses pendidikan yang mengarah pada profesionalisme dan intelektualisme saja tidak akan memadai untuk m em be kali tamatan perguruan tinggi yang harus mampu mena- ngani masalah pembangunan nasional yang cukup kompleks. Sebagai misal adalah, untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan keterbelakangan yang aKan tetap kita hadapi dalam kurun waktu mendatang, masalah-masalah yang pokok dan dibutuhkan bukan saja kemampuan profesi dan intelek, tetapi juga suatu yang lebih hakiki, suatu kemampuan penghayatan yang mendalam. Untuk dapat memperoleh hakikat masalah pokok itu, perlu dikembangkan kegiampuan lain di luar kemampuan profesi dan intelek, yaitu kesadamn sosial dan global yang berdimensi moral.”

Sudah terang, Rektor UI Prof. Dr. Mahar Mardjono, telah m enyentuh segi-segi atau dimensi- dimensi yang lebih luas dari permasalahan ini. Soalnya bukan lagi soal intra-fakultas ataupun jurusan, namun antar-fakultas dan universil. Sebagai rektor ia mempermasalahkan peranan, maksud dan hakiki dari suatu universitas. Dan bukan sembarangan universitas, akan tetapi universitas (lebih-lebih univer­sitas yang terutama atau yang nasional) di dalam suatu negeri yang sedang berkembang, dalam suatu masyarakat yang masih meraba-raba jalannya dalam proses modemisasi untuk meningkatkan kesejah­teraan hidupnya.

Untuk membekali seorang saijana diperlukan nilai-nilai lain daripada hanya profesionalisme. Menurut kata-kata Rektor, ’’Universitas Indonesia harus mengembangkan ketiga ciri-ciri pokok,

177

Page 162: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

yaitu profesionalisme, intelektualisme serta kesadaran sosial dan global”.Kalau kita ingin mengerti arti dari istilah-istilah yang baru itu, yakni intelektualisme dan kesa­

daran sosial dan global, m aka mungkin sebagai langkah pertama kita membuka kamus lagi. Akhirnya yang paling baik adalah untuk menanyakan kepada Prof. Mahar. Kamus Merriam-Webster memberi petunjuk un tuk istilah intellects 1. the power of knowing; the capacity for knowledge. 2. the capacity for rational or intelligent thought especially when highly developed. 3. a person of notable intellect. Mengenai istilah intellectual kamus mengatakan: 1. relating to, or performed by the intellect: RAr TIONAL. 2. given to study, reflection, and speculation. 3. engaged in activity requiring the creative use o f the intellect. Mengenai intellectualism disebut: devotion to the exercise o f the intellect or to intellectual persuits.

Kami mempunyai dugaan bahwa arti yang diberikan oleh kamus Amerika ini belum secara leng­kap mencakup apa yang Prof. Mahar ingin kemukakan. Menurut logikanya kamus ini seorang pro­fesional yang berpendiclikan tinggi sudah merupakan seorang intellectual. Akan tetapi sangat mungkin Prof. Mahar mgsih belum mau mengakui kesamaan ini secara otomatis, karena nilai intellektualisme disebut sebagai nilai tersendiri. Kami ingat dari bacaan sebelum perang dunia II, di literatur Belanda, ada yang memberi arti khas b a p seorang intelektual. Ia terang seorang ahli pikir, tetapi yang luas, yang ” ruim en universeel” . Ia tidak hanya pintar dalam cabang sempit ilmu pengetahuannya akan tetapi mampu dan suka berfikir (berefleksi, berspekulasi) juga mengenai bidang-bidang lain yang untuk peri-kehidupan manusia juga penting. Jadi seorang dokter, mulai dari zaman mahasiswanya, suka memikirkan mengenai hal-hal tehnologi, ekonomi, tatanegara, dan sebagainya. Pertama-tama sebagai penggunaan (exercise) rasio, intelek dan cara berfikir yang metodis-ilmiah, yang dia peroleh dalam pendalaman studi bidangnya. Tentu dalam proses berfikir ini ia harus mengumpulkan informasi dasar mengenai bidang-bidang lain itu, yang ia mungkin peroleh dari bacaan-bacaan umum, dari mendengar- kan kuliah-kuliah di lain fakultas, dari diskusi di kelompok organisasi mahasiswa, dari dari sumber- sumber lain. Pokoknya ia ada minat, ada nafsu ingin tahu (curiosity), dan selalu ada kfecenderungan untuk mempergunakan rasionya. Dalam proses ini pandangannya menjadi lebih ’’lebar” Seorang bakal sarjana pertanian mengetahui secara seluk beluk mengenai proses pertumbuhan padi, akan tetapi ia juga dapat memperbincangkan persoalan ekonomi negara dengan temannya dari fakultas ekonomi tanpa mengetahui seluk beluk tehnisnya, akan tetapi ia bisa mendapat gambaran dan pengertian yang cukup mendalam (ia mempunyai insight yang cukup relevan dan benar). Dengan perbekalan demikian ia dapat menghubungkan cabang ilmu "pengetahuannya, dan dikemudian hari pekerjaannya, dengan aspek-aspek lain dari perkembangan bangsa dan negaranya. Intelektualisme tidak hanya bersifat suatu kumpulan pengetahuan, akan tetapi juga menjadi suatu sikap mental, suatu attitude, suatu kecende- rungan, suatu inclination (atau suatu disposition).

Mengenai ’’kesadaran sosial dan global” tidak dapat dicari artinya dalam suatu kamus Amerika yang populer. Akan tetapi nilai ini mungkin sekali merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari ’’intelek­tualisme” itu. Kalau intelektualisme ini dapat dikatakan masih bersifat pasip, yang (hanya) bersumber paa nafsu ’’ingin tahu, ingin mengerti” , maka kesadaran sosial dan global mungkin mensyaratkan suatu nilai dan suatu sikap yang aktip: ingin berbuat, ingin mengambil sikap atau posisi, berdasarkan atas suatu rasa tanggung jasab. Rasa ingin berbuat nanti menjadi sikap ingin beramal, ingin mengabdikan ilmunya kepada masyarakat itu. Ilmiawan memperoleh suatu sense of mission. Intelektualisme bersi­fat reflectif, kesadaran sosial dan global bersifat action oriented. Actionnya tidak selalu harus bersifat politis (artinya ingin merubah keadaan); paling idak akan menimbulkan nafsu untuk ingin menyelidiki dan meneliti persoalannya lebih lanjut, agar lebih jelas, lebih jemih, lebih objektip, lebih scientific. Research orientation ini penting. Kalau suatu aksi politik dilakukan-berdasarkan pengertian yang sebe- tulnya masih kabur, maka tindakan dapat salah arah dan akan menambah kesulitan.

Disinilah letak risiko dari perkembangan multidimensional ini (profesionalisme, intelektualisme dan kesadaran sosial). Kalau kurang matang, kurang mendalam, maka universitas hanya menciptakan aktivis atay politikus yang kabur.

Maka soalnya adalah bagaimana menjamin kematang&n, sophistication dan regour. Kalau diberi waktu sepuluh tahun mungkin lebih mudah, akan tetapi masyarakat Indonesia tidak dapat menunggu

178

Page 163: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

demikian lama. Apakah semua ini dapat dikerjakan dalam lima tahun? Lagi disini kita ketem ukan kom prom is w aktu dalam bentuk pendidikan berjenjang: S I, S2 dan S3. Tetapi, dalam jenjang w aktu ini apakah pendidikan SI juga dapat menjamin terbinanya ketiga unsur nilai ini secara kuat dan aman? Kami mempunyai kesangsian. Dalam taraf-taraf pertam a maka m utu profesionalism e harus diutam akan. Tujuan ini saja sudah susah untuk dicapai. Kalau diberi beban-beban lain m aka hasilnya setengah matang. Hasilnya adalah bermutu amatir yang mempunyai predikat profesional dan yang m enuntut bayaran tinggi. Ini menipu masyarakat dan dapat merupakan bahaya bagi m asyarakat.

Suatu pandangan lain adalah untuk tidak menganggap bahwa pengumpulari pengetahuan, pem ben­tukan watak dan perkembangan rasa tanggung jawab sosial selesai kalau mahasiswa lulus dan meng- genggam diplomanya. Proses pengembangan ini harus berjalan terus, dipekerjaannya, di kehidupannya. Tugas universitas adalah untuk menanam benih-benihnya untuk perkembangan nafsu-nafsu (inclina­tions) yang konstruktip dan produktip itu, untuk mencangkok nilai-nilai baru yang science oriented, yang semuanya itu akin merubah kerpibadiannya. Setelah lulus universitas sarjana m uda itu lalu diha­rapkan menjadi ’’self-propelling” . Nilai-nilai baru dan inclinasi itu akhir-akhim ya harus m enim bulkan suatu motivasi untuk berkembang terus, dan untuk berbakti.

Apakah pem bentukan karakter ini dapat datang dari mendengarkan kuliah-kuliah saja? Saya yakin harus dilengkapi. Dari dulu juga pendidikan sebagai mahasiswa tidak terbatas pada mengikuti kuliah-kuliah saja- Keterlibatan mahasiswa d^lam kegiatan-kegiatan antar-mahasiswa, dalam organisasi, dalam social involvement, selalu penting. Kesukaan untuk membaca juga sangat penting. Peranan dosen sebetulnya terbatas. Kalau seorang dosen dalam kuliah-kuliahnya dalam dialognya, dapat ’’spark imagination and m otivation” maka ini sudah bagus sekali. Kuliah yang baik adalah yang m enim bul­kan inspirasi.

179

Page 164: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BEBERAPA CATATAN MENGENAI ARTI "KESADARAN SOSIAL DAN GLOBAL YANG BERDIMENSI MORAL” DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN

DI UNIVERSITAS INDONESIA

Page 165: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

BEBERAPA CAT AT AN MENGENAI ARTI "KESADARAN SOSIAL DAN GLOBAL YANG BERDIMENSI M ORAL”,

DAN IMPLIKASINYA BAGI PENDIDIKAN DI UNIVERSITAS INDONESIA

Prof. Dr. M oh. Sadli Fakultas Ekonom i UI.

Tujuan u n tu k m engem bangkan ’’kesadaran sosial dan global yang berdim ensi m o ra l” sebagai bagian dari sasaran pendidikan di Universitas Indonesia tidak berdiri sendiri, akan te tap i m erupakan unsur ketiga dalam trilogi: profesionalism e, in telektualism e serta kesadaran sosial dan global. Hal ini dapat dibaca dalam p idato R ek to r pada Dies Natalis ke XXX, 1980, tanggal 9 Pebruari 1980.

Tujuan pendidikan kearah profesionalism e disebut sebagai nom or satu , dan harus m enjadi bagian u tam a dari pendidikan di fakultas-fakultas. Seorang sarjana yang dasar profesionalism enya m asih ku­rang kuat bisa kurang e fek tif dalam pekeijaannya, dalam amal sosialnya. Para lulusan universitas harus m enjadi kader tinggi bagi negara dan m asyarakat. Pertam a-tam a, dasar ilm iahnya a tau dasar akadem is- nya harus kuat, dan di atas dasar ini dikem bangkan suatu keahlian profesional yang dap at d iandalkan , agar m ereka betul-betul berguna dalam pekeijaannya sehari-hari.

Pendidikan akadem isnya harus betul-betul m enanam dan m enum buhkan kecenderungan ilm iah padanya. Seorang sarjana lulusan universitas harus m em punyai sikap m ental u n tu k selalu m elihat sesuatu secara ilmiah dan secara analitis, artinya, selalu ada kecenderungan u n tu k m enerapkan kaidah- kaidah ilmiah (scientific principles), baik yang m enyangkut bidang keahliannya m aupun secara yang luas, m isalnya kalau m elihat atau m em bahas suatu gejala atau suatu perm asalahan di bidang lain.

Sikap, kecenderungan atau nafsu, un tuk berfikir m enuru t kaidah-kaidah ilm u pengetahuan (scientific thinking, w etenschappelijk danken) harus m endarah daging, harus m enjadi ’’tw eede n a tu u r” . Sebetulnya, fondasinya sudah diletakkan di sekolah dasar sebagai la tihan pertam a. D asar ini d iperkokoh di sekolah m enengah. Pelajaran m atem atika, m isalnya, m elatih pelajar u n tu k berfik ir secara objektip , deduktip , analitis dan ’’problem solving” . Kaidah-kaidah logjka secara im plicit diajar- kan dalam pelajaran m atem atika, fisika dan lain-lain. Pem bentukan kepribadian ini akhir-akhim ya harus dapat m enciptakan w atak yang ingin tahu, suka m encari. Kalau pendid ikan ini berhasil m aka akan tam pak tim bulnya ’’intellectual curiosity” dan ’’in tellectual aggresivity” .

Mungkin oleh karena pengaruh kebudayaan lama (tim ur?) perkem bangan sifat-sifat w atak ini sedikit terkendali, teru tam a pem bentukan intellectual aggresivity. Sering stim ulan-stim ulan yang bekeija di lingkungan di luar ruangan kelas juga tidak cukup m em bantu . Ini k ita harus terim a sebagai realita. K ebudayaan lama kita juga penting. Tidak semua lulusan universitas harus m enjadi pekeija ilmu pengetahuan. U ntuk lain-lain tugas m asyarakat kokohnya pendidikan ilm iah tidak m enen tukan berhasilnya seseorang. Tetapi suatu m inim um a tribu t-a tribu t keilm iahan ini perlu dim iliki o leh seorang lulusan universitas.

Seorang yang cukup memiliki atribu t-atribu t ini, dan yang perhatian serta pengetahuannya mele- bar, sehingga tidak m encukupi bidang sem pit profesinya akan te tap i m em punyai m inat juga terhadap berbagai-bagai segi peri-kehidupan m anusia dan bangsanya, dapat d isebut seorang in te lek tu il. Ia cerdas dan tajam dalam kem am puan analisa dan ia m em punyai m inat serta perhatian te rhadap berbagai- bagai m asalah (lokal, nasional dan global, interdisiplin, dan sebagainya).

Kesadaran sosial akan banyak m em bantu pem bentukan w atak ini. K esadaran sosial akan m em ­berikan perangsang tam bahan, motivasi atau insentip, u n tu k m elakukan ’’in te llectual p e rsu its” itu .

Kesadaran sosial adalah suatu com passion, suatu perasaan keterlibatan , suatu sim pati dan em pati, dengan berbagai-bagai masalah sosial (dan global) yang ada di lingkungan orang in te lek tu al itu , yang m enonjol dalam zam an ia hidup itu. A khirnya sang in telektuil itu harus m erasakan suatu identifikasi antara d irinya dan penyelesaian dari masalah-masalah sosial dan global yang ia persepsikan itu .

A pakah suatu kesadaran sosial akan datang sendiri sebagai hasil suatu pend id ikan tinggi? Saya kira tidak akan datang sendiri secara otom atis, akan te tap i o tak yang terasah m urtgkin sekali leb ih

1H3

Page 166: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

peka (lebih ontvangkelijk, lebih receptive) untuk stimulus-stimulus yang datang dari luar. Otak yang terasah dan kecerdasan yang tinggi juga memudahkan untuk melihat-lihat hal-hal yang tidak beres dan tidak adil di masyarakat sekitamya, yang sering terselubung oleh nilai-nilai sosial yang berkuasa, terutama di lapisan yang atas. Kemunafikan (hypocrisy: the false assumption of a appearance of virtue or religion) sering kuat di lapisan-lapisan atas dan mengurangi kepekaan untuk melihat issue- issue yang menyangkut keadilan sosial. Kita dapat membayangkan serong pelajar Indonesia dari orang tua yang berada, yang disekolahkan di sesuatu sekolah yang elite sekali di S>viss; mungkin sekali ia akan pulang tanpa kesadaran sosial yang relevan untuk masyarakat Indonesia. Maka yang penting adanya stimulus-stimulus dari luar, atau dari teman-temannya. Mengapa kesadaran sosial dari pelajar/ mahasiswa Indonesia yang sebelum perang dunia II belajar di negeri Belanda begitu besar? Kader poli­tik gerakan nasional di Vietnam juga banyak datang dari para lulusan universitas di Perancis. Sebalik­nya sebagian mahasiswa Indonesia yang belajar di fakultas-fakultas di Jakarta dan Bandung sebelum perang itu, yang suka ikut perhimpunan-perhimpunan mahasiswa Belanda (misalnya Studenten Corps), sering dipandang kurang dalam kesadaran sosialnya, walaupun selama zaman pendudukan Jepangdan zaman revolusi kekurangan ini banyak dikoreksi. Yang akhir ini mungkin dapat dipakai untuk bukti bahwa pendidikan tinggi yang modern itu memberi suatu bakal, suatu potensi, suatu disposisi dan realisasi dari potensi itu masih tergantung dari stimulus-stimulus lain.

Selama dan setelah perang dunia II, sampai sekarangpun, kesadaran sosial pada umumnya mening­kat dan cukup tinggi. Tidak saja di negeri-negeri berkembang akan tetapi di seluruh dunia. Tingkat ke- cerdasan senantiasa menarik; alat-alat komunikasi modem senantiasa meluas dan murah; tambahnya kepadatan penduduk di mana-mana juga meninggikan kesadaran akan masalah-masalah sosial; lagi pulademokrasi atau ideal dari demokrasi meluas popularitasnya.

Maka untuk menumbuhkan kesadaran sosial di perguruan-perguruan tinggi pada umumnya tidak menjadi persoalan besar. Di Indonesia sebetulnya sudah berakar dalam sejarah perguruan. tinggi. Kalau ada keluhan mungkin ini menyangkut intensitasnya, ekstensinya dan arahnya. Kesadaran sosial meru­pakan suatu nilai yang multidimensional, artinya tidak dapat diukur dengan suatu standard saja. Misalnya, terhadap Universitas Indonesia sering dituduhkan bahwa baik mahasiswanya maupun staf pengajamya terlalu mementingkan manfaat materiil dan finansiil, terlalu berorientasi kekotaan (urban) dan kurang suka memikirkan soal-soal pedesaan, pertanian, dan sebagainya. Orientasinya lebih banyak kepada sektor modern daripada sektor tradisional.; lebih banyak kepada soal-soal nasional daripada soal regional atau soal lokal. Semuanya tentu dapat disangkal, karena UI misalnya mem­punyai suatu proyek studi pedesaan. Mungkin kritik ini membandingkan UI dengan Gajah Mada atau dengan IPB/Bogor. Apakah betul kesadaran sosial UI lebih kurang daripada Gajah Mada dan IPB? Bahwa arah, dan dalam arah itu intensitasnya, lain, mungkin ini benar. Berbeda, akan tetapi tidak kalah. Kalau konfigurasi kesadaran sosial di UI, Gajah Mada dan IPB/Bogor sama, maka hal demikian juga akan mengherankan, karena pengaruh sekitamya lain.

Apakah kita dapat menatakan sesuatu yang umum mengenai kesadaran sosial seorang akademikus atau intelektuil? Anggapan yang populer adalah bahwa seorang intelektuil merupakan-seorang ’’social cntic . Apakah ini benar? Tidak perlu mutlak benar, dan juga tergantung dari keadaan masyarakat sekitamya. Kita dapat membayangkan suatu masyarakat dalam suatu ’’zaman emas” atau ’’golden age , yakni suatu zaman yang lama sekali stabil, produktip, berkembang, dan memuaskan bagi seba­gian terbesar masyarakat. Dalam masyarakat demikian tidak ada keinginan untuk merubahnya secara radikal. Kita dapat membayangkan bahwa para intelektuil dalam masyarakat demikian mungkin kurang kritis (kritis dalam arti ingin merubah) dalam pandangan sosialnya. Ini tidak berarti bahwa para intelektuil dalam zaman emas itu tidak berbuat apa-apa ataupun bersikap pasif. Justru jaman emas demikian melahirkan banyak karya-karya yang heScir, Daya kieasinya besar, akan tetapi lebih

ltujukan untuk menciptakan barang-barang atau nilai-nilai baru, dan k u r a n g u n t u k meronibak keada­an yang dini. Sayang dunia sudah lama tidak mengulami golden age demikian.

Pada Umumnya dunia d alam abad SClTlbilail belas dan ke duapuluh ini cukup resah, selalu berada dalam suatu keadaan transisi dalam struktur sosialnya dan tata susunan politiknya. Sudah tentu

184

Page 167: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dengan perbedaan in tensitasnya. U ntuk A m erika Serikat, m isalnya, dekade lim apu luhan sering dike- nagkan sebagai golden years, yang stabil dan dengan banyak kem ajuan. Lagipula A m erika S erika t pada w aktu itu m erasa dirinya ” on top o f the w orld” . Dalam dasawarsa itu kesadaran sosial k aum m ahasiswa juga terbatas. Saya ingat, kesukaan m ereka adalah u n tu k m engadakan ’’p a n ty ra id s” , u n ­tuk m asuk ke dalam suatu telephone b o o th dengan orang sebanyak m ungkin, m enelan ikan em as, dan lain-lain urak yang sekarang k ita dapat lihat dalam film seri TV ’T h e H appy D ays” . Setelah berla ru tn y a perang V ietnam dan gerakan liberasi kaum m inoritas m aka sem uanya ini berubah . K esa­daran sosial m ahasiswa A m erika di tahun-tahun m enjelang tahun tu juhpu luh (la te six ties) m en ingkat, m isalnya di kam pus Berkeley dari University o f California, dan lain-lain. B erkem banglah suatu sem a­ngat gerakan pem baharuan , reform m ovem ent, yang d itu jukan kepada ta ta susunan m sy araka tnya sendiri. T im bullah golongan-golongan, gerakan dan cita-cita yang radikal dan m ilitan t. A nehnya se­m angat ini dalam akh ir dasawarsa tu juhpuluhan sudah sangat m ereda. Ini tidak berarti bahw a kesadar­an sosial yang kritis sudah tidak ada. Berbagai-bagai gerakan pem baharuan atau reform m ovem ents te- tap ada, m isalnya w om en lib, gerakan un tuk sexual freedom s, dan sebagainya. A kan te tap i radikalism e dan m ilitansi tidak m em punyai intensitas yang sama lagi.

Masalah in tensitas kesadaran sosial dan aksi sosial ini penting un tuk dikaji. M engapa ada perbeda­an dari kurun w aktu ke kurun w aktu? Pada suatu w aktu kesadaran dan aksi sosial d ilipu ti o leh sem a­ngat dan aliran-aliran yang radikal, yang revolusioner dan yang m ilitan t. Di negeri k ita , ajaran-ajaran Bung K am o adalah radikal, revolusioner dan m ilitant, ingin m erubah m asyarakat (ko lon ial, feodal) sam pai aka-akarnya dan m enggantinya dengan sesuatu yang baru sam a sekali. Lain-lain gerakan pem ­baharuan adalah kurang radikalitasnya. Kalau orang m enggunakan istilah-stilah ’’reform m indedness, reform m ovem ents” m aka biasanya diartikan bahwa yang ada (s ta tus quo) itu perlu d iperbaik i, akan te tap i tidak perlu m em buangnya sama sekali. Yang salah dibenarkan, yang bengkok diluruskan.

Sejak Engels dan Marx memang ada suatu pandangan dunia yang populer, yakni yang mengem - balikan ta ta kehidupan m asyarakat kepada sistim kelas dan sistim kekuasaan yang b ertah ta . Pandangan yang revolusioner ini m enghendaki perubahan dari s tru k tu r kekuasaan sebagai pra-syarat dari peru- bahan-perubahan sosial yang progesip. artinya yang m enguntungkan rakyat je la ta . Sebaliknya pan­dangan sosial di Am erika dan Europa Barat masih percaya bahwa ta ta m asyarakat yang ada, yakni yang kapitalistis dan dem okratis-politis, masih dapat disem purnakan berangsur-angsur dengan ’’changes on the m argin” , term asuk m em perbaharui undang-undang atau m engganti parta i po litik yang berkuasa lew at cara-cara parlem enter.

Sem uanya ini penting dan relevan un tuk negara-negara berkem bang yang baru m em peroleh kem erdekaannya setelah perang dunia II. Proses tercapainya kem erdekaan ada yang revolusioner. ada yang lew at reform . Setelah mengalami zaman m erdeky u n tu k beberapa lam a berbagai-bagai masa­lah sosial dan ekonom i dalam negeri terasa masih belum dapat diselesaikan dan tu juan te rak h ir kem er­dekaan dirasakan masih jauh sekali. Keadaan rakyat yang adil dan m akm ur m asih m erupakan idam- idman belaka.

K elihatan juga bahwa setiap generasi m em punyai m asalah-masalah besarnya sendiri, m em punyai pekeijaan rum ahnya sendiri. Generasi yang pertam a tugas u tam anya adalah u n tu k m erebu t kem er­dekaan bangsa; generasi kedua adalah untuk m enyelesaikan nation building dan sta te building, generasi ketiga harus m engadakan konsolidasi dan m enyelesaikan m asalah-masalah (baru ) yang tim bul dalam kurun w aktu yang sebelum nya; generasi keem pat harus m enanggapi m asalah kem elaratan dalam sek to r pedesaan; dan sebagainya. Pem bedaan ini tidak berarti bahwa satu soal selesai secara tu n tas dan suatu tugas baru dapat dim ulai. Perbedaan m ungkin lebih bersifat eksentuasi a tau pem berian p rioritas. A rti generasi yang dipakai di sini juga tidak perlu berarti orang-orang yang sebaya setiap duapu luh lima tahun. Kalau kita sekarang m engidentifikasikan ’’generasi 2 7 ” , ’’generasi 4 5 ” , ’’generasi 6 6 ” dan seba­gainya, kaitannya adalah dengan peristiwa-peristiwa besar yang m erupakan puncak peijuangan.

Mengapa seorang intelektuil m udah m enjadi social critic adalah oleh karena pendid ikan ilmiah- nya. Otaknya menjadi Cerdas dan terarah (dalam analisa dan penggunaan logika), ia d ilatih un tuk ber- sikap ”o b jek tip ” , artinya mengambil jarak antara dirinya dan objek pengkajiannya. la te rla tih un tuk m elihat konsistensi dalam setiap s i s t e i n ; k a l a u ia m e n e m u k a n i n c o s i s t e n c i e s m a k a i a m e n j a d i ’ ’ r e s u h ” .

185

Page 168: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

dan m erasakan ’’som ething is wrong”. Akan tetapi bagi seorang saijana untuk terdorong m elakukan analisa sosial (yang menghasilkan kritik sosial) ia harus mempunyai ’’intellectual curiosity” , dan kalau menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan kurang mudah dimengertinya maka ia harus terdo­rong oleh ’’intellectual aggresivity” untuk menyelesaikan analisanya secara tuntas. Kalau ia ’’malas” secara intelektuil m aka ia akan berhenti di tengah jalan, karena ia tidak suka perasaan resahnya.

Sangat mungkin agresivitas mental atau intelektual itu bukan hasil pendidikan ilmiah saja. Mung­kin sudah harus ada disposisinya, harus ada bakatnya. Oleh pendidikan maka .agresivitas ini dilimpah- kan ke buah-buah fikiran. Tidak semua intelektuil atau sarjana akan menjadi seorang revolusioenr. Kebanyakan mungkin suka penyelesaian yang lebih bersifat reform yang berangsur-angsur. Akan te­tapi, stimulan-stimulan yang datang dari sekelilingnya adalah penting. Juga, mungkin ada yang dapat disebut ’’zeitgeist” , yakni suasana dan semangat zaman. Apakah Zeitgeist ini mempunyai elan revolu- sioner atau lebih bersifat reform minded?

Apa yang saya bicarakan di atas ini mempunyai implikasi politik yang penting. Dalam mengamal- kan kesadaran sosialnya suatu universitas, sengaja atau tidak sengaja, mau atau tidak mau, bisa masuk kancah politik. Hubungan antara universitas dan establishment, antara universitas dan si-penguasa atau golongan politik yang berkuasa, dapat menjadi tegang. Sudah tentu sifat dari ketegangan ini ma­sih tergantung lagi dari tata mainan politik yang berlaku di negeri itu.

Suatu keanehan sosial juga sering terjadi. Universitas terbesar, yang bersifat nasional dan yang m utunya terbaik, sering dikunjungi oleh putra-putra kaum elite, oleh karena mereka ini biasanya me- nikm ati fasilitas belajar di sekolah rendah dan menengah yang lebih baik. Putra-putra dari kaum elite ini tidak kebal terhadap fikiran-fikiran yang radikal dan revolusioner, atau fikiran-fikiran yang menghendaki pembaharuan-pembaharuan sosial (social reforms). Pendekar-pendekar revolusioner Perancis dahulu juga banyak yang datang dari golongan ningrat. Yang intelektuil m ilitant dan agresif ini sering berupa ”de beste zonen” .

Sering, apakah aliran utama bersifat radikal-revolusioner, ataukah lebih bersifat reform minded tergantung dari suasana sosial dan politik di masyarakat itu, apakah ada perasaan putus asa ataukah masih ada perasaan harapan akan pembaharuan-pembaharuan (feeling of despair atau reform hopes)

Kalau suatu masyarakat atau suatu universitas ingin mempengaruhi arah dan intensitas kekuatan sosial yang bersumber pada kesadaran sosial ini maka timbul masalah management dari perkembangan kesadaran ini. Bagaimana, dan bisakah? Bagi kita dewasa ini adalah penting agar kekuatan-kekuatan sosial dapat diarahkan agar tidak menjadi kekuatan yang destruktif. Preferensi sosial dewasa ini adalah pertama-tam a kepada reform, bukan revolution. Apakah kesadaran sosial yang tanahnya memang sudah subur di universitas-universitas di Indonesia dapat dibina oleh pimpinan dan staf pengajar universitas dan fakultas agar efektivitasnya nanti cukup" besar akan tetapi kearah social reforms daripada dibiarkan sehingga pimpinan diambil alih oleh gerakan-gerakan yang revolusioner? Inilah mungkin menjadi tugas kita. Saya tidak dapat memberi jawaban terhadap permasalahan ini, karena sama sekali awam dalam hal social dan ideological engineering. Saya hanya dapat berefleksi dan berspekulasi (sebagai seorang intelektuil).

Mungkin harus dipenuhi dulu beberapa persyarat ekstem, yang berakar kepada struktur sosial dan politik. Susunan sosial dan kekuasaan politik harus mengizinkan dan memungkinkan terjadinya reform. Untuk ini diperlukan suatu kadar demokrasi yang minimal dalam sistem politik yang ada Kita bisa ambil contoh, misalnya, Amerika Serikat dimana dalam kurun waktu satu dasawarsa gerak­an-gerakan liberasi minoritas dapat mencapai kemajuan-kemajuan yang besar. Ini tidak berarti bahwa susunan kekuasaan kulit putih yang kapitalistis sudah roboh. Sama sekali tidak. Akan tetapi kemam­puan untuk mengabsorbsi perubahan-perubahan sosial dan politik itu cukup besar. Kalau keadaan masyarakat demikian, maka reform movements akan subur dan revolutionary movements tidak akan mampu mrebut pimpinan.

Syarat kedua, kalau pengaruh ideologi-ideologi yang radikal relatif kurang, dan alam fikiran yang ’pragmatis” lebih banyak diterima. Mungkin zaman sejak Orde Baru ini lebih menguntungkan daripada zaman sebelumnya. Akan tetapi harus diakui bahwa semangat pragm atism e dari tahun-

186

Page 169: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tahun pertam a Orde Baru sekarang banyak mendapat kritik, dan aliran-aliran atau cara berfikir yang lebih ideologis mulai laku lagi.

Aliran atau semangat yang lebih berdasarkan pragmatisme ini dapat diperkuat oleh pendidikan di perguruan tinggi, asal pengabdian atau pengetrapan ilmu pengetahuan dijuruskan ke observasi serta penelitian yang empiris. Maka penelitian (research) dapat membantu menyalurkan kekuatan-kekuatan sosial-intelektuil itu ke arah-arah yang konstruktif, artinya menyempumakan hasil-hasil pembangunan daripada merusaknya untuk menggantinya. Penelitian yang empiris harus m engum pulkandata-data yang benar dan yang dapat dihitung atau diukur. Analisa ilniiah dipergunakan untuk memperdalam pengertian (insight) dalam keadaan atau permasalahannya, dan dari pengkajian itu bisa timbul altema- tif-altem atif untuk memperbaiki, untuk reform, untuk menyempumakan. Prosedur ilmiah ini jauh lebih baik daripada menteoretisir secara a priori, tanpa fakta-fakta yang empiris dan hanya berdasar­kan suatu anggapan, dan menelorkan resep-resep yang revolusioner. Resep revolusioner mungkin benar, akan tetapi sebagai pilihan terakhir (last resort). Sebelum pilihan revolusioner diterima maka altem atif-altem atif lain yang lebih pragmatis, yang lebih berdasarkan reform, harus diketem ukan dulu dan diuji kemungkinan pelaksanaannya. Dengan options yang lebih banyak maka social despara- tion dapat dihalau atau ditangguhkan. Options ini bisa menjadi hasil dari empirical (social) research.

Sering social research yang methodologis juga sulit karena personilnya kurang. Mengirim maha­siswa ke desa untuk beberapa lama sudah banyak manfaatnya. Walaupun m etoda observasi mungkin tidak berilmiah akan tetapi pengamatan tangan pertama akan membuka mata, akan menambahkan kepekaan sosialnya, akan membangun empati/(empathy) dengan nasib rakyat kecil, dan akan meng- gugah kesadaran sosial. Pengumpulan data empiris di desa demikian akan m em perkuat perspektifnya dan akan membuat analisanya lebih realistis.

Kalau perkembangan kesadaran sosial mau dipengaruhi, dibina, oleh pimpinan universitas dan fakultas dengan bantuan para dosen, maka timbul pertanyaan diarahkan kepada persoalan-persoalan sosial mana? Di sini mungkin berlaku kaidah bahwa setiap generasi mempunyai sasarannya sendiri, setiap kurun waktu mempunyai masalah yang menonjol. Sekarang ini, misalnya, kita tidak perlu begitu mempersoalkan kemerdekaan politik kita. Kemerdekaan ekonomi mungkin relevan untuk dipersoal- kan. Tata susunan politik, yakni demokrasi politik dan demokrasi sosial, patu t dijadikan objek atau sasaran pengkajian. Yang sekarang secara popular didengung-dengungkan, juga oleh badan-badan inter- naskmal, adalah pembasmian kemelaratan yang m utlak (eradication o f extreme poverty) yang mau di­jadikan suatu gerakan dunia. Masalah-masalah lingkungan hidup dan pencemaran juga merupakan ma­salah sosial terhadap mana masyarakat harus disadarkan. Di bidang intemasional juga banyak masalah- masalah sosial yang relevan untuk negara kita, dan yang sudah cukup jelas dirumuskan di forum- forum PBB. Bagaimana cara pengenalan langsung dan pribadi dengan masalah-masalah (intemasional) ini, bagi para mahasiswa? Di dalam negeri kita kenal BUTSI, yakni program untuk menem patkan tenaga saijana (atau saijana muda) yang muda di desa untuk beberapa tahun dengan tugas sosial un­tuk membantu masyarakat desa dalam pembangunan dan modemisasi. BUTSI ini ada counterpart intemasional. Kita dapat menerima BUTSI dari Bangladesh dan sebaliknya BUTSI kita dapat kita kirim ke Tanzania, dan sebagainya. Pemuda-pemuda dari negara kaya sudah lama dapat beramal di negara-negara berkembang dalam Peace Corps atau barisan suka rela.

Kalau perkembangan kesadaran sosial pada mahasiswa mau diarahkan dan dibina dengan berbagai program, seperti kuliah keija ke desa, dan sebagainya, maka program dan tuntunan dapat dipersiapkan secara sistematik dan dikelola agar sasarannya tercapai. Misalnya, kalau mahasiswa secara rombongan dikirim ke desa untuk beberapa lama tanpa program yang efektip maka mahasiswa itu mungkin sekali tidak akan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari kehadirannya di desa.

Mutu dari kesadaran sosial juga masih berbeda-beda. Suatu kesadaran sosial dapat di-” cangkok” kepada seorang dari luar, melewati suatu exposure. Mula-mula mahasiswa itu hanya mengerti per- soalannya. Ini adalah taraf pertama dari mencangkokkan suatu kepekaan, suatu sensitifity, lewat suatu intellectual process. Tujuannya adalah agar kepekaan itu menjadi bagian dari m entalitas si-pene- rima. Nilai baru harus menjadi bagian dari dirinya, — (internalization dari suatu nilai baru) -— , se-

187

Page 170: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

'"1

hingga nanti si-penerima menjadi self-motivated. Bagaimana caranya yang terbaik mungkin para ahli psikologi dan pedagogi yang lebih tahu. Yang penting adalah bahwa program universitas itu harus di- siapkan secara ilmiah dan secara teratur.

Kesadaran sosial yang sudah internalized dan menjadi intrinsik dalam kepribadian mahasiswa, sarjana atau intelektuil itu, masih dapat mempunyai berbagai bentuk. Suatu bentuk dapat disebut bersifat politis dalam amalnya. Misalnya seorang mahasiswa tertarik oleh nasib buruk para petani atau nelayan gurem, akan tetapi reaksinya adalah dengan mendukung suatu aksi politik, Untuk mem-, bujuk pem erintah supaya berbuat sesuatu. Suatu reaksi lain lebih bersifat pribadi : ia terdorong untuk berbuat sesuatu untuk langsung menolong target-group itu, dengan suatu aksi action yang sifatnya kurang politis. Arti aksi politik adalah untuk membentuk suatu pengaruh atau kekuatan politik untuk merubah suatu kebijaksanaan atau keadaan. Kedua-duanya, yakni aksi sosial dan aksi politik, sebetulnya wajar dan logis. Yang penting adalah agar kesadaran politik para intelektuil harus bersifat ak tip ,'action , action related, akan tetapi jangan selalu aksi politik saja yang dipikirkan, atau aksi politik saja yang dilihat sebagai satu-satunya opsi. Kebudayaan politik di Indonesia memang lebih terpusat kepada pemerintah sebagai tumpahan harapan (atau keputus-asaan).

188

Page 171: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN KEGIATAN INTELEKTUAL DI UNIVERSITAS INDONESIA

Page 172: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PENGEMBANGAN KEGIATAN INTELEKTUAL DI UNIVERSITAS INDONESIA

OlehProf. DR. Harsja W. Bachtiar

Fakultas Sastra Universitas Indonesia

MasalahUmum biasanya beranggapan — dan anggapan ini dianut juga oleh banyak di antara para tenaga

ahli dan mahasiswa di lingkungan universitas sendiri - bahwa, bilamana kita membandmgkan sekalian lembaga-lembaga yang terdapat dalam masyarakat kita satu sama lain, umversi as a Y^ni _tem pat pemusatan pemikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif dan pemikiran-pernikiran baru - hasil penggunaan daya cipta akal manusia. 1} Dan Universitas Indonesia dianggap oleh keba- nyakan di antara kita, serta oleh banyak orang lain, sebagai pusat pemikiran yang paling terkem uka,unggul, di negeri kita yang amat luas dan berpenduduk amat banya ini. nnatml

Kalau memang dalam kenyataan universitas kita merupakan pusat pemikiran yang^paUng^unggidi tanah air kita, adalah wajar bagi kita untuk berpandangan pesimis mengenai masla nemikirandan kebudayaan kita. Banyak sekali pemikiran yang beredar di universitas k i t a ^ a s u k : p yang disalurkan oleh para pengajar kepada para mahasiswa dengan perani i- u ♦ • i i,,,, i-iocii npmikiran-pemikiran baru melainkan pemikiran pemikirankuliah atau seminar, tidak merupakan hasil pemiKiraii , • nm ihahani * i u • j - i j - • „ H;r>prtnhankan dengan gigih agar tidak mengalami perubananlama yang telah menjadi tradisi yang dipertananican ucug iican atanmm. •* I • , u 1 ^o^Jirtran-nemikiran mi, yang disampaikan secara lisan ataupunbarang sedikitpun. Lagi pula, banyak pemikiran pern meskipun ditampilkan sebagaitulisan, tidak sungguh-sungguh didasarkan atas usaha

ilmu pengetahuan. mahasiswa di univereitas kita adalah warga-warga negaraKalau pengajar-pengajar dan mahasis“ ^ u pengetahuan, kebudayaan dan masyarakat kita

kita yang paling maju dalam pemikiran, maka l1 at Jebagaimana diharapkan oleh sekalian orang- tidak bisa mengharapkan perkembangan maju yang! P B republik kita sebagai suatuorang yang telah mengadakan perjuangar, dar, b e k u b a ™ mudah-mudahan cukup ba-negara yang merdeka. Demi kepentingan rakyai Kim, ynyak pemikir-pemikir rasional yang ^ ^ n iv e r s i ta s ^ t^ in i tidak mengurangi makna dari

Penggambaran keadaan kegiatan i n t e l e k t u a , d _ mahasiswa, yang berperan besarkenyataan bahwa d. universitas kita ada ^ ^ . dapat dan memang diman-dalarn kegiatan intelektual dan mempunyai I>emilar P tahuan> kebudayaan pada umum-

n y a ^ r y t T k a r d t yanf.idak begitu cemerlang itu adaiah suatu gambar­

an kasar dan keadaan di universitas kita pad*. um u .im y^ ^ mahasjswa udak a(au be|um> berusaha

b e r fik l secaaraanr a s fo ^ “ S ^ “ tau belum, m enjtasilkan pemikiran-pernikiran barn yang dapat bertikir secara rasional dan tidak ata penelitian yang diharapkan menghasilkan penge-memperlancar perkembangan pendid.fcm W J sed atau akan aiusahakan - tidaktahuan bam - malah mungkin "’enenteng set P P sebagaimana adanya. Universitas tidakberarti bahwa universitas harus menenma saja Kcny HiQH=>v»n nleh masva-,. . * , u i •* • • _„Uoew«/a dan karyaw annya. U niversitas k ita d iad ak an o ien m asyadiadakan oleh kita saja, pengajar, mahasiswa, dan ry memenuhi kebutuhan-rakat, oleh negara. Universitas diadakan oleh masyarakat dan negara uniu tnBas_tueas ter-kebutuhan tertentu. Oleh sebab itu, universitas kita mempunyai ungsi tahnan koenitif dantentu yang harus diselenggarakannya. Universitas harus m engem bangkan daf b ' k e mrasional dalam masvarakat kita agar daya kemampuan masyarakat kita untuk bertahan dan berkem 3 g l n t T l e ” ar U ^ v eS ta s J t a mempunyai kewajiban tertentu,yang harus dipenuhi. Kita harus berusaha supaya harapan masyarakat dan negara berkenaan dengan universitas kita tidak sia-sia.

191

Page 173: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Hal ini, antara lain, berarti bahwa kita harus lebih banyak memperhatikan dan mempersoalkan keadaan pem ikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif sebagaimana terdapat di universitas kita, Universitas Indonesia, dan mengusahakan cara-cara untuk memperlancar perkembangannya. Inilah masalah yang menjadi sasaran perhatian dalam prasaran singkat ini.

K ebudayaan : sasaran perhatian utam a kegiatan intelektualKegiatan-kegiatan intelektual - berfikir, memberi uraian lisan ataupyn tertulis - terarah pada

kebudayaan di satu pihak dan pada kenyataan di pihak lain, dengan kecenderungan untuk lebih m em perhatikan hasil-hasil pemikiran yang telah menjadi bagian dari kebudayaan.

Kebudayaan terdiri dari hasil-hasil pemikiran yang, menurut ahli sosiologi terkem uka Talcott Parsons2)i pada hakekatnya dapat digolongkan dalam 4 golongan obyek budaya yang sedikit-banyak- nya dapat dibedakaji satu dari yang lain, meskipun masing-masing dapat saling berhubungan satu sama lain dan dapat saling pengaruh-mempengaruhi. Obyek-obyek budaya golongan pertama, yang m erupakan sum ber atau asal-mula obyek-obyek budaya yang lain, terdiri dari simbol-simbol konstitu- tif atau, dengan kata-kata yang lain umum diketahui, ide-ide keagamaan, kepercayaan, keyakinan. Ide-ide seperti ide adanya Tuhan yang maha esa, adanya surga dan neraka, dan adanya takdir terma­suk ide^ide golongan pertam a ini. Obyek-obyek budaya golongan kedua terdiri dari sim bol-sim bol kognitif, ide-ide yang menggambarkan kenyataan sebagaimana dilihat oleh manusia dan oleh sebab itu juga m encakup apa yang dikenal sebagai ilmu pengetahuan. Pengetahuan biologi, kimia dan fisika, tapi juga pengetahuan seperti pengetahuan ekonomi, psikologi, sejarah dan hukum, termasuk simbol* simbol kognitif. Obyek-obyek budaya golongan ketiga terdiri dari simbol-simbol penilaian moral, seperti nilai-nilai dan aturan-aturan. Pengertian keadilan dan kejujuran, serta aturan-aturan hukum dan aturan-aturan adat-istiadat, adalah contoh dari simbol-simbol penilaian. Dan obyek-obyek budaya golongan keem pat terdiri dari simbol-simbol pengungkapan perasaan, sebagaimana dinyatakan dalam bentuk-bentuk seni, sastra, dan sebagainya.

Kebudayaan diwariskan dari satu generasi kepada generasi berikut dengan perantaraan kegiatan- kegiatan mengajar dan belajar, termasuk kegiatan mengajar dan belajar di universitas, sehingga sebagian besar dari suatu kebudayaan tertentu diambil alih oleh generasi yang dihasilkan oleh generasi pendu- kungnya. Kegiatan-kegiatan mengajar dan belajar dapat dipermudah dengan penggunaan bahan-bahan rekam an simbol-simbol pemikiran, seperti bahan-bahan pustaka, rekaman pita, foto, dan film. Peng­gunaan bahan-bahan rekaman demikian memungkinkan obyek-obyek budaya tertentu , seperti hasil pemikiran Prapansya yang terrekam secara tertulis dalam naskah Negarakertagama berabad-abad, yang lalu, masih dapat dipelajari, dan oleh sebab itu diketahui, dimengerti dan dihayati oleh anggota- anggota dari generasi-generasi yang hidup lama sesudah penciptanya menghasilkan karya pemikiran- nya.

Kemungkinan penggunaan bahan-bahan rekaman, seperti buku-buku atau tulisan-tulisan dalam majalah-majalah ilmiah, juga memungkinkan obyek-obyek budaya yang dicipta oleh pemikir-pemikir di masyarakat-masyarakat lain, seperti lapuran James D. Watson beijudul The Double Helix : being a personal account, o f the discovery of the structure of DNA, yang diterbitkan-di New York oleh pener- bit Atheneum Press dalam tahun 1968, dapat dipelajari, diketahui, dikuasai, dan dijadikan obyek- obyek budaya dari kebudayaan masyarakat kita sendiri dengan cara usaha penterjemahan, penyaduran, atau adaptasi tulisan-tulisan yang bersangkutan.

Tentu saja kebudayaan kita juga dapat diperkaya dengan penciptaan obyek-obyek budaya yang baru : produksi karya-karya pemikiran yang baru, baik dalam bentuk suatu pola simbol-simbol yang sama sekali baru, seperti pelapuran suatu penemuan tertentu dalam bidang teknologi, maupun dalam bentuk pola baru dari simbol-simbol yang sudah lama ada, seperti penulisan suatu buku pelajaran pengantar. Suatu pola simbol-simbol, yang menyatakan pemikiran orang yang menghasilkannya, bisa bersifat kognitif, normatif, analitikal, deskriptif, ataupun ekspresif.

Produksi karya-karya pemikiran yang bam ini, yang biasanya terwujud sebagai karya terbitan atau naskah yang dapat dibaca, dikaji, dinilai, dibahas dan digunakan oleh orang lain, adalah tugas-

192

Page 174: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

t

kewajiban para pemikir dalam lapangan ilmu pengetahuan, terutama tenaga-tenaga ahli yang, ber- lainan daripada kebanyakan orang, telah diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi. Kewajiban untuk menghasilkan karya-karya pemikiran baru- sumbangan pada perkembangan kebuda­yaan kita — lebih lagi merupakan tanggung jawab tenaga-tenaga ahli yang diberi kedudukan sebagai pengajar atau peneliti di universitas, lembaga yang khusus diadakan untuk memungkinkan sejumlah warga masyarakat memusatkan perhatian dan pemikiran pada obyek-obyek budaya yang terwujud sebagai ilmu pengetahuan dalam usaha untuk memeliharanya, menyampaikannya kepada w^rga- warga lain yang memerlukannya, dan mengembangkannya lebih lanjut.

Bidang-Bidang Pengetahuan IntelektualDalam mempermasalahkan ilmu pengetahuan, yang terwujud sebagai hasil pemikiran para ahli

yang sekarang banyak terpusat di universitas-universitas, kita perlu senantiasa sadar akan adanya perbedaan-perbedaan penting berkenaan dengan sifat bidang-bidang pengetahuan keahlian yang ber- sama-sama dianggap merupakan ilmu pengetahuan. Sering kali orang membuat kesalahan dengan ber- anggapan bahwa seluruh ilmu pengetahuan dan, oleh sebab itu, sekalian bidang-bidang pengetahuan keahlian yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan, terbentuk dan berkembang dengan peng­gunaan apa yang dikenal sebagai ’metode ilmiah’ (scientific method).

Ilmu pengetahuan dapat digolongkan' dalam 3 lapangan pengetahuan yang berbeda sasaran perha­tian dan m etode-m etode pengkajiannya, yaitu: (1) pengetahuan budaya (humanities atau Geisteswis- senschaften); (2) ilmu-ilmu alamiah (natural sciences atau Naturalwissechaften); dan (3) ilmu-ilmusosial (social sciences atau Sozialwisschenschaften).

Metode ilmiah adalah cara penyelenggaraan penelitian yang lazim dalam lapangan ilmu-ilmu alamiah, lapangan pengetahuan yang berusaha mengembangkan pemikiran-pemikiran penjelasan mengenai gejala-gejala alam seperti tanah, air, udara, flora dan fauna, termasuk manusia sebagai orga- nisma. Pengam atan yang cermat adalah cara yang dominan dalam usaha memperoleh pengetahuanmengenai gejala-gejala alam ini. , , . , . , , . , . .

Tapi sasaran perhatian lapangan pengetahuan budaya bukanlah gejala-gejala alamiah yang dapat diamati, melainkan hasil pemikiran manusia yang termaktub dalam dokumen-dokumen wansan kebu­dayaan, seperti tafsiran suatu ayat d a ri>4/ Quran, filsafah yang dikembangkan oleh seorangpem itar, penjelasan tentang aturan hukum pidana tertentu, atau analisa suatu karya sastra, sehingga ketentuan- ketentuan ’m etode ilmiah’ tidak dapat diterapkan dalam kegiatan-kegiatan intelektual yang bereang- kutan.

Lapangan ilmu-ilmu sosial, yang terdiri dari bidang-bidang pengetahuan keahlian seperti ilmu ekonomi, sosiologi, ilmu politik antropologi, ilmu komunikasi, dan psikologi, memusatkan perhatian pada pola-pola tingkah laku manusia yang mempunyai kemampuan untuk berfikir dengan penggunaan simbol-simbol, dalam hubungan mereka satu sama lain sebagai anggota suatu masyarakat. Ilmu-ilmu sosial berusaha menggunakan 'metode ilmiah’, seperti dilakukan dalam lapangan ilmu-ilmu alamiah, akan tetapi karena sasaran perhatiannya mempunyai kemampuan untuk memiliki kepercayaan penge- tahuan, ideologi, nilai-nilai, aturan-aturan, dan berbagai obyek budaya lain yang dinyatakan dengan penggunaan simbol, tak mungkin ilmu-ilmu sosial sepenuhnya obyektif, sukar bagi ilmu-ilmu sosialmenerapkan ’metode ilmiah’ sepenuhnya. .

Meskipun ketiga lapangan ilmu pengetahuan ini mewujudkan perbedaan-perbedaan penting, sekalian bidang-bidang pengetahuan keahlian tunduk pada nilai-nilai dan aturan-aturan terten tu yang berlaku bagi semua bidang-bidang pengetahuan keahlian intelektual: pem yataan tentangbahan yang menjadi sasaran perhatian harus sungguh-sungguh didukung oleh bukti-bukti yang obyek­tif dan yang sedapat mungkin dapat diperiksa, diuji, oleh ahli-ahli dalam bidang pengetahuan keahlian yang bersangkutan’, sedangkan ’kesimpulan-kesimpulan yang dibuat atas dasar pem yataan-pem yataan faktual harus mengikuti ketentuan-ketentuan pemikiran logika yang lazim, konsep-konsep harus tepat dan jelas, serta pemyataan-pernyataan berbeda yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan obyektif harus serasi satu sama lain secara pemikiran logika.’ 3>

193

Page 175: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Memang benar, bahwa para pengajar dan mahasiswa dalam bidang-bidang pengetahuan terapan, seperti terutama dijumpai di fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi, fakultas teknik, dan fakul­tas hukum - perguruan-perguruan tinggi profesi tidak terlepas dari pemikiran inteketual dan juga harus memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, agar kemampuan untuk bertindak atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional senantiasa dapat diperbesar. Bidang-bidang pengetahuan terapan lebih memerlukan, dan oleh sebab itu lebih berkepentingan umum untuk dapat memperoleh, pengetahuan empirik yang berlangsung dapat diterapkan.

Akan tetapi, semestinya bagi para pengajar dan mahasiswa bidang-bidang pengetahuan keahlian yang mengutamakan usaha pengembangan pengetahuan, kegiatan-kegiatan intelektual lebih dominan, lebih penting, daripada bagi orang-orang yang bekerja dalam bidang-bidang pengetahuan terapan. Sayang sekali, rupa-rupanya belum demikian halnya dalam kenyataan bilamana penghafalan penge­tahuan tidak dapat disamakan dengan kegiatan intelektual yang menuntut penggunaan daya berfikir secara teratur yang lfebih banyak.Penguasaan Bahasa : suatu syarat mutlak

Kegiatan intelektual tak mungkin dapat diselenggarakan tanpa penguasaan bahasa. Usaha pemi­kiran memerlukan simbol-simbol dari suatu perbendaharaan kata yang dimengerti oleh suatu komuniti tertentu. Masing-masing simbbl yang digunakan dalam pemikiran, percakapan, ataupun tulisan mem­punyai arti tertentu, referen tertentu, sehingga masing-masing warga komuniti yang bersangkutan dapat mengerti satu sama lain dan dapat memanfaatkan pemikiran para warga lain. Penggunaan simbol- -simbol ini diatur oleh aturan-aturan tertentu, tata bahasa dari bahasa yang bersangkutan.

Bilamana suatu hal tertentu dinyatakan dengan penggunaan simbol yang biasanya tidak merupa­kan simbol dari hal-ikhwal yang dilambangkan ini pemikiran bisa menjadi kacau dan orang lain yang diharapkan mengerti apa yang dikemukakan berkenaan dengan jial yang bersangkutan ini sukar me­ngerti apa yang sebenamya dimaksud. Kesukaran dalam berfikir dan berkomunikasi menjadi lebih sulit bilamana simbol yang biasanya tidak merupakan simbol dari hal yang bersangkutan ini sebenar- nya terkait pada suatu hal-ikhwal tertentu yang lain.

Bilamana pemikiran ataupun komunikasi, lisan ataupun tertulis, tidak mentaati aturan-aturan tata bahasa, pemikiran juga bisa menjadi kacau dan orang lain yang diharapkan mengerti apa yang dikemukakan juga bisa menghadapi kesukaran dalam usaha mengerti apa yang sebenamya dimaksud dan mungkin memperoleh pengertian yang sama sekali tidak. dimaksud.Penguasaan penggunaan bahasa tentu amat penting dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, kegiatan- kegiatan yang menuntut ketepatan dan keteraturan dalam pemikiran. Bukankah mahasiswa diharap­kan mengembangkan kemampuan untuk menguasai simbol-simbol yang digunakan dalam suatu bidang pengetahuan keahlian tertentu, atau berkenaan dengan masalah tertentu, dan berfikir dengan teratur agar supaya pertukaran fikiran dengan orang-orang lain dapat juga diselenggarakan secara teratur?

Tuntutan penguasaan penggunaan bahasa lebih tinggi lagi dalam penyelenggaraan penelitian dan penulisan karya-karya ilmiah, dalam bidang pengetahuan keahlian manapun.

Bagaimanakah penggunaan bahasa di universitas kita? Pengajar-pengajar yang memperoleh penge­tahuan keahlian dari pengajar-pengajar Belanda, terutama dalam masa kebudayaan Belanda menguasai perguruan kita, cenderung untuk banyak menggunakan istilah-istilah Belanda yang tidak banyak di­mengerti oleh orang-orang yang tidak menguasai bahasa Belanda. 5 > Penggunaan istilah-istilah asing ini sering kali tidak disertai penjelasan. Hampir tidak ada mahasiswa yang mengerti bahasa penduduk negara kecil di Eropah Barat yang dalam masa lampau pernah berkuasa di kepulauan kita ini. Pengajar- pengajar yang memperoleh pengetahuan keahlian dari pengajar-pengajar Belanda juga sering mengikuti tata bahasa Belanda atau tata bahasa campuran, dalam percakapan ataupun tulisan meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia.

Begitupun halnya dengan pengajar-pengajar yang memperoleh pengetahuan keahlian dari peng­ajar-pengajar yang menggunakan bahasa Inggeris, terutama pengajar-pengajar yang memperoleh penge­tahuan keahlian di Amerika Serikat. Mereka cenderung untuk banyak menggunakan istilah-istilah dan ungkapan-ungkapan bahasa Inggeris, sering kali juga tanpa disertai penjelasan.

194

Page 176: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

K eadaan penggunaan bahasa di universitas kita lebih kacau lagi sebagai akibat pengaruh bahasa-bahasa d aerah , bahasa A rab dan bahasa Sansekerta. , , OQi

r. L 1 1 An}om npmxeunaan bahasa di universitas k ita tidak d im aksud sebagaiP enggam baran kekacauan dalam penggunaan w iw mU I 1 U-1 1 ■ ictilah serta ungkapan-ungkapan yang berasal d a n bahasa-bahasausaha u n tu k m enghilangkan lstilah-istilan serua ung y , , ■* * ;imn r>pn(>e-

• * u u u u Perkem bangan bahasa nasional k ita, term asuk bahasa ilm u pengeasing ataupun bahasa-bahasa daerah. Pertembang a.bahasa ]ain dengan penganlbi,an alih istilah-tahuan, bisa m em peroleh manfaat W b M ^ berkomunikasi tapi yiingistilah serta u n g k a p a n - u n g k a p a n yang d.peri istilah.isti,ah dari bahasa-bahasa Iain ini tidakbelum ada dalam bahasa nasional kita. /\Kan f > hohacn kita sendiri Dand ip erlu k an b ilam ana sudah a d , i n i seharusnya di Indonesia-

dari bahasa nasional k ita dan tidak te tap m em ' p e rtah an k an ciri-ciri keasingannya. Tndonesia-an pada universitas-universitas k ita. Salah

K ita sedang berusaha m em ber. c lt™ dalah penggunaan bahasa nasional m en u ru t atu ran-satu ciri-ciri c itra ke-Indonesia-an ini serriesu y_ g sedang diusahakan agar dapat m enjadia tu ran penggunaan bahasa yang telah lazim Ran jkut secara ak tif m engem bangkan bahasalazim . Para pengajar dan m ahasisw a malan ^ diselenggarakan dengan penggunaan bahasanasional k ita agar supaya setiap kom unikasi . m enjalankan peranan yang a k tif dalamnasional k ita sendiri. U niversitas k ita bisa. dan ^ _lm u pengetahuan.usaha pengem bangan bahasa nasional kita sebag juga m enghadapi m asalah penguasaan

Di sam ping m asalah penguasaan bahasa " aS*01? asa nasional kita m elainkan sebagai bahasa yang bahasa asing, bukan sebagai pencem aran pa a a neneetahuan yang dikom unikasikan denganharus d ikuasai u n tu k dap at m em peroleh m anfaat dan p gpenggunaan bahasa-bahasa asing yang bersangkutan. ^ masih sangat terbatas. Bagi banyak bidang

P engetahuan yang tertu lis dalam bahasa n o dalam bahasa nasional kita. K eadaanpengetahuan keahlian m alah belum ada bu u u j Uga para m ahasiswa, m enguasai bahasa-dem ikian m e n u n tu t agar para pengajar, dan a al* a j|mu pengetahuan yang terrekam dalambahasa asing te r te n tu , paling s e d ik i t satu ba asa^hasa jnggerjs> Perancis, Jerm an , atau Rusia, dapat bahasa-bahasa asing yang bersangkutan seper i ^ paling s e d ik i t satu bahasa asing m odern yangdipelajari sehingga d ap a t dikuasai. Tanpa >G'nS,U^ ^ uan yang dapat dikuasai o leh m ahasisw a m aupun te rk a it pada ilm u pengetahuan yang luas, penge ^ pengetahuan dengan sendirinya m em batasi ke- pengajar sangat te rbatas. K e t e r b a t a s a n p e n g u a s ^ ^ intelektual, keterbatasan kem am puan intelek- m am puan u n tu k m enyelenggarakan kegiatan tual yang m asih terlalu m eluas di universitas kita.

P eningkatan K egiatan In te lek tual perkem bangan kegiatan in te lek tual di univer-Sebenarnya fak to r-fak to r yang m enentu an ekak saj a dapat d ikem ukakan dalam prasaran

sitas kita cukup banyak. H anya beberapa a °.tanggapi ialah : apakah yang harus d ilakukan oleh singkat ini. P ertanyaan yang sekarang harus ,.tin k a tk an? . .universitas k ita agar kegiatan intelektual api dengan m em perhatikan kedudukan U niversitas

Pertanyaan dem ikian sebaiknya d^ anP donesja> sebagai keseluruhan.Indonesia dalam m asyarakat kita, m asyaraka ergitas dan in stitu t pendid ikan tinggi negeri d itam bah

Di Wilayah negara k ita t e r d a p a t 41 “ mVuniversitas dan in s titu t pend id ikan tinggi ini berusaha berpuluh universitas swasta. Ham pir sekalian ^ sam a, m alah berusaha m em usatkan perha tian pada m enjalankan fungsi yang sama dengan yang Sangat te rba tas jum lahnya.m asalah-m asalah pem bangunan yang sania’ ™iversitas serta in s titu t-in s titu t pendid ikan tinggi di negeri

Kalau fungsi dan tujuan universitas-un ^ ^ m em peroleh warga-wargji yang m em punyai ke- kita sem ua sama, dari m anakah masyara tertinggi dalam pendid ikan tinggi ilm u pengetahu-m am puan un tuk m enem pati kedudukan- ^an, teknologi, politik , e k° no™ ' ^ " tJ 'tu H n sU tu t1 pendidikan tinggi di negeri k ita m em erlukan tenaga-

Universitas-umversitas dan lnstiiu i

195

Page 177: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

tenaga ahli pada tingkat guru besar. Di lembaga pendidikan tinggi manakah mereka dipersiapkan? Lembaga-lembaga penelitian di negeri kita, atau masing-masing bidang pengetahuan keahlian, memer­lukan tenaga-tenaga ahli yang mempunyai kemampuan untuk mengusahakan penelitian yang mengha­silkan sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Di lembaga pendidikan tinggi manakah calon-calon peneliti tingkat tinggi ini dipersiapkan? Sektor industri memerlukan tenaga-tenaga ahli yang dapat memimpin usaha pengembangan teknologi agar perusahaan-perusahaan di negeri kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan para warga masyarakat yang terus-menerus bertambah banyak dan besar. Di lembaga pendidikan tinggi manakah calon-calon pemimpin dalam bidang industri ini diper­siapkan? Pertanyaan yang sama dapat dan harus diajukan juga berkenaan dengan kepemimpinan dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Masyarakat dan negara kita harus memiliki paling sedikit satu unitversitas yang menghasilkan pemikir-pemikir elite, sehingga ilmu pengetahuan yang diperlukan dalam boleh dikatakan sekalian bidang usaha pembangunan dapat senantiasa dikembangkan. Di antara sdkalian universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi yang terdapat di negeri kita, Universitas Indonesia, yang ber- tempat di ibu kota republik kita, berada dalam kedudukan yang terbaik untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara ini. Di ibukota republik kita, Jakarta, terdapat pemusatan berbagai jenis fasi­litas, baik yang bersifat intelektual maupun yang bersifat materi, yang diperlukan untuk pengembang­an pendidikan tinggi dan penelitian.

Sebaliknya, berlainan daripada universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi lain yang masing-masing terletak di daerah yang luas, Universitas Indonesia sebenamya terletak di daerah yang sangat terbatas, daerah khusus Jakarta Raya. Kalau Universitas Indonesia menghasilkan tenaga- tenaga ahli yang sama jenisnya dengan jenis-jenis tenaga ahli yang dihasilkan oleh universitas-universi­tas serta institut-institut pendidikan tinggi lain dan menyebar luaskan tenaga-tenaga ahli yang diha- silkannya ke tempat-tempat keija di luar daerah khusus Jakarta Raya, mereka sesungguhnya menjadi saingan dari para lulusan universitas atau institut pendidikan tinggi di daerah-daerah yang bersangkut­an, suatu keadaan yang sebenamya bisa dihindarkan.

Kalau Universitas Indonesia menghasilkan tenaga-tenaga ahli yang lain jenisnya daripada yang dihasilkan oleh universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi lain, yaitu tenaga-tenaga ahli yang lebih berorientasi pada usaha pengembangan pemikiran rasional atas dasar pengetahuan kognitif - pemikir-pemikir elite 6) para lulusan univeristas kita ini bisa ditempatkan di ibu kota republik kita maupun di daerah-daerah lain, di tempat-tempat yang akhir ini sebagai calon-calon guru besar atau calon-calon peneliti elite tanpa mengakibatkan keadaan persaingan dengan lulusan universi­tas-universitas atau institut-institut pendidikan tinggi setempat.

Meskipun dalam prasaran ini diusulkan agar Universitas Indonesia memusatkan perhatian pada usaha mendidik calon-calon tenaga ahli elite dalam sekalian lapangan usaha, termasuk usaha pendi­dikan tinggi dan penelitian, ada dua syarat yang perlu dipe^hatikan.

Pertama, meskipun universitas kita berusaha menghasilkan tenaga-tenaga ahli elite tenaga- tenaga ahli yang terpilih, ulung mereka diharapkan berorientasi pada kepentingan rakyat banyak, dan tidak berorientasi pada kepentingan golongan elite. Usaha pengembangan pengetahuan kimia pada taraf yang setinggi mungkin, misalnya, harus pada akhirnya bermanfaat bagi usaha menaikkan taraf kehidupan rakyat banyak pada umumnya dan tidak (hanya) bermanfaat bagi kaum pengusaha dalam usaha menambah kekayaan mereka. Universitas Indonesia harus berusaha mencipta anggota- anggota baru golongan elite yang menganut ideologi kerakyatan, kehendak untuk bekerja buat kepen­tingan rakyat banyak, sesuai dengan ideologi Pancasila.

Kedua, meskipun universitas kita berusaha menghasilkan tenaga-tenaga ahli elite, menerima calon-calon anggota golongan elite ini hanya dari kalangan golongan elite tidak dapat dibenarkan. Asal usul golongan sosial dan ekonomi para pemuda dan pemudi yang hendak menjadi mahasiswa di universitas kita tidak boleh menjadi persoalan, kecuali bilamana ternyata bahwa kebanyakan dari Para pelamar berasal dari golongan elite. Malah, bilamana Universitas Indonesia memang bersedia rnenerima tanggung jawab untuk mendidik, mempersiapkan, calon-calon anggota golongan elite bagi

196

Page 178: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

seluruh m asyarakat Indonesia, universitas k ita harus secara a k tif berusaha m encari dan m enarik pu te ra - pu teri yang paling berbakat dan paling cerdas dari seluruh kepulauan k ita u n tu k m enjadi m ahasisw a di universitas kita. Pem uda dan pem udi dem ikian yang asal dari keluarga yang m am pu te n tu harus m em biayai segala sesuatu sendiri, tapi pem uda dan pem udi dem ikian yang asal dari keluarga yang kurang m am pu harus diberi beasiswa yang m em ungkinkan pergi dari tem pat asal ke Jak arta dan belajar di Universitas Indonesia.

Elite nasional k ita dari generasi Soekarno dan H atta berasal dari berbagai lapisan sosial, berbagai daerah , berbagai golongan ekonom i, dan berbagai golongan agama. Elite nasional yang d ipersiapkan oleh universitas k ita u n tu k dapat berperan dengan kem am puan berfik ir yang sebesar m ungkin harus juga berasal dari berbagai lapisan sosial, berbagai daerah, berbagai golongan ekonom i, dan berbagai golongan agama.

K esim pulanUniversitas Indonesia harus m engakui adanya tanggung jaw ab yang khas dalam pendid ikan tinggi

dan penelitian di negeri k ita : tanggung jaw ab un tuk m em persiapkan calon-calon anggota elite nasional kita. Tanggung jaw ab ini m ungkin terkait juga hanya pada In stitu t Pertanian Bogor dalam bidang pertan ian dan pada In stitu t Teknologi Bandung dalam bidang teknologi, kedua in s titu t pendid ikan tinggi yang pernah m erupakan bagian dari universitas kita.

Hal ini berarti bahw a kita harus berusaha m engem bangkan pendidikan tinggi yang tidak sama fungsi dan tu juannya dibanding dengan fungsi dan tujuan universitas-universitas dan in s titu t-in s titu t pendidikan tinggi lain di negeri kita. 7) Hal ini berarti bahwa kita harus berusaha m engem bangkan ilmu pengetahuan yang tidak sama dengan pengetahuan yang m erupakan hasil penelitian di universitas- universitas dan in s titu t-in stitu t pendidikan tinggi lain di negeri kita.

A m erika Serikat m em punyai universitas Harvard dan Yale, Uni Sovyet m em punyai universitas Moskow dan Leningrad Belanda m em punyai universitas Leiden dan A m sterdam , Inggeris m em punyai universitas O xford dan Cam bridge, sedangkan Perancis m em punyai universitas Sorbonne dan universi­tas-universitas lain di Paris di sam ping banyak universitas-universitas lain di m asing-masing negen mi.

K ita harus berusaha m engem bangkan Universitas Indonesia m enjadi suatu universitas yang m em ­punyai fungsi dan tu juan yang sama dengan fungsi dan tujuan universitas-universitas ulung di masing- masing negeri ini : univereitas yang m em produksi tenaga-tenaga ahli yang m em punyai kem am puan un tuk m enghasilkan p e m ik ir a n - p e m ik ir a n yang unggul dan yang m em produksi pengetahuan yang ung- gul, tidak un tuk disim pan dalam ’m enara gading’ tapi un tuk disebar luaskan di seluruh m asyarakatkita, di seluruh kepulauan kita.

Inilah tugas kita. Jayalah universitas kita.

Raw am angun, Jakarta , 29 M aret 1980.

C atatan:

1) Lihat Joseph Ben-David dan Awraham Zloczower, ’Universities and academic systems in modern societies,’ A rch ives E urupeennes d e Sociologie, Jilid III No. 1 (1962), him. 4 5 -8 4 .

2) Lihat Talcott Parsons ’Culture and social system revisited,' dalam Louis Schneider dan Charles Bonjean, ed„ The Idea o f C ulture in th e S o c i a l Sciences (London: Cambridge University Press, 1973), him. 3 3 -4 8 .

3) Talcott Parsons, ’Unity and diversity in the modern intellectual disciplines: the role o f the social sciences,’ S o c io ­logical T h eory an d M o d em S o c ie ty (New York: The Free Press, 1967), him. 167

4) Lihat, misalnya, C.K. Ogden dan I. A. Richards, The M eaning o f M eaning Edisi perbaikan (New York: Harcourt, Brace and Company, 1936).

5 ) Contoh-contoh d a r i g e ja la p e n c e m a ra n dalam penggunaan bahasa nasional kita dapat dilihat dalam Harsja W. BaChtiai, ’Penggunaan bahasa kita oleh kaum tjendekiawan, Intisari, no. 44 (Maret 1967), him. 108—113. Kata seorang Rektor universitas kita, misalnya, ’’Universitas adalah pusat pengetahuan, ’waar wetenschap wordt

197

Page 179: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

bedreven,’ dimana di samping de overdracht van de wetenschap (dari dosen ke mahasiswa), juga dilakukan de boefening en beverdering van de wetenschap (oleh para pengajar serta lembaga-lembaga dalam universitas)” diucapkan dalam simposium ’Kebangkitan Semangat 66’.

6) Untuk memperoleh gambaran yang lebih terperinci mengenai apa yang dimaksud oleh pemrasaran, lihatlah Harriet Zuckerman, Scientific Elite: Nobel laureates in the United States (New York: The Free Press; London: Coilier-Macmillan Publishers, 1979), atau The Academy of Sciences of the USSR, Science in the USSR (Moscow: Progress Publishers, 1972).

7) Tuntutan masyarakat berkenaaan dengan penambahan jumlah kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi, sebagaimana dibahas dalam Harsja W. Bachtiar, ’The surge for higher education in Southeast Asia’, Indonesia Quarterly, Jilid VII, Vol. 2 (April 1979), him. 2 3 -3 7 , diharapkan akan ditanggapi oleh universitas-universitas serta institut-institut pendidikan tinggi yang lain.

198

Page 180: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

UNIVERSITAS DAN MASYARAKAT

Page 181: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

UNIVERSITAS DAN MASYARAKAT

Prof. DR. Selo Soemardjan Guru Besar Universitas Indonesia

Universitas di dalam mata seorang sosiolog merupakan suatu bagian dari masyarakat di sekeliling- nya. Kalau masyarakat itu mempunyai suatu sistim sosial yang menentukan tata-hubungan antara manusia di dalamnya, dan apabila masyarakat itu memiliki suatu kebudayaan yang membentuk dasar bagi pola hidup tiap-tiap warga masyarakat, maka universitas mempunyai sub-sistim sosial dan sub- kebudayaan (sub-culture) di dalam masyarakat itu. Hal ini berarti bahwa norma-norma dan nilai-nilai dasar yang berlaku di dalam masyarakat itu berlaku juga dalam masyarakat kecil di universitas. Perbe- daannya ialah bahwa di dalam universitas ada beberapa norma dan beberapa nilai yang mempunyai kekuatan khusus, lebih kuat dari pada dalam masyarakat luas di luar unversitas. Misalnya saja di dalam universitas setiap anggauta civitas academica diharapkan menghargai pendapat orang lain dan selalu bersikap terbuka terhadap fikiran-fikiran fihak lain yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan fikirannya sendiri. Sebaliknya di dalam universitas berlaku suatu larangan keras untuk melaku­kan plagiat, yaitu menyajikan suatu konsep atau hasil fikiran orang lain seolah-olah semuanya itu kon­sep atau hasil fikirannya sendiri. Adapun hal-hal yang di universitas dinilai amat tinggi misalnya meli puti ketekunan belajar, kemahiran menulis karangan ilmiyah, serta kemampuan berfikir secara sistima-tis, rasional, dan realistik.

Sub-sistim sosial dan sistim sosial induknya tidak dapat bertentangan, dan demikian pula sub- kebudayaan dan kebudayaan induknya. Meskipun demikian, belum tentu kedua fihak itu dengan sendirinya saling mendukung dan saling memperkuat. Apabila antara suatu universitas dan masyarakat di sekelilingnya secara institusional tidak banyak komunikasi, mungkin antara kedua fihak tidak ha- nyak terjadi proses saling mempengaruhi. Dalam keadaan yang demikian itu sebenamya yang lehih rugi adalah fihak universitas, dan bukan fihak masyarakat. Tanpti universitas suatu masyarakat dapai hidup dan berkembang terus, sedang suatu universitas tanpa masyarakat di sekelilingnya tidak mung­kin dapat hidup dan berkembang.

Oleh karena itu bijaksana sekali bahwa universitas-universitas di Indonesia diwajibkan menghayati Tridharma, yaitu Mendidik. Meneliti, dan Mengabdi Masyarakat. Apabila Tridharma itu sepenuhnya dilaksanakan maka universitas tidak hanya berjasa pada masyarakat, akan tetapi sekaligus juga dapat menyerap zat hidup dari masyarakat yang dapat memperkokoh dan menyuburkan jiwa dan raganya

Dengan dilandasi pandangan yang terurai di atas maka masalah kecil ini hendak berusahii menyo roti hubungan timbal balik antara universitas dan masyarakat, terutama Universitas Indonesia dan masyarakat Jakarta. Untuk keperluan itu maka pertama-tama perlu diadakan tinjauan lebih dahulu tentang sub-sistim sosial dan sub-kebudayaan di dalam Universitas.

KEHIDUPAN DALAM UNIVERSITAS

Di atas digunakan kiasan "jiwa dan raga” dalam menunjuk pada kekuatan dan kesuburan hidup suatu universitas. Kalau hendak dijabarkan kiasan ini, maka yang dimaksudkan dengan jiwa dan suatu universitas adalah ilmu pengetahuan yang diasuh di dalamnya, sedang raganya diwujudkan dengan kampus yang berisikan daerah lokasi. gedung-gedung serta segala fasilitas yang memungkinkan diusa- hakannya asuhan ilmu pengetahuan itu. '

Adapun para pengasuh ilmu pengetahuan dan pelaksanaan Tridharma adalah para dosen dan pan. mahasiswa yang bersama-sama mewujudkan civitas academica, dibantu oleh staf administrasi Pada umumny.a mutu akademis suatu universitas diukur dengan mutu para dosennya, terutama para dosen senior yang sudah bertingkat profesor. Seorang dosen sebagai ilmiyawan yang berhasil m e n a p ta k ln

201

Page 182: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

suatu penemuan (invention) baru yang mendekatkan teknologi di suatu bidang ke arah kesempumaan, dan seorang dosen yang mampu menyusun suatu teori yang diterima oleh orang banyak untuk dite- rapkan sebagai sistim sosial yang lebih memuaskan, biasanya membawa nama universitasnya. Memang hal yang demikian itu ada dasamya. Meskipun hasil ilmiyah yang dicapai seorang ilmiyawan itu pada pokoknya merupakan hasil jerih payah dan kemampuan ilmiyawan itu pribadi, namun tanpa do- rongan, dan tanpa kritik dari rekan-rekannya, lagipula tanpa suasana intelektual yang mewamai kehidupan di kampus dan tanpa fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh universitas maka tidak mudah seorang ilmiyawan berhasil meningkat tinggi dalam usahanya ilmiyah.

Dalam hubungan dengan pendapat ini pantaslah kita menilai sejenak apakah di k am p u s-k am p u s universitas di Indonesia sudah dapat ditemukan suasana intelektual serta sub-sistim sosial dan sub- kebudayaan yang diperlukan oleh para ilmiyawan itu. Mengingat bahwa proses pembentukan kehidup­an universitas yang bermutu itu memerlukan waktu panjang, yaitu dapat dikatakan lebih dari sera tu s tahun, maka kita tidak perlu kecewa bahwa kehidupan universitas seperti yang dimaksudkan di atas baru berada dalam taraf awal di negara kita ini. Umur Negara kita Republik Indonesia umur Undang- undang Dasar kita, umur kebudayaan nasional kita, dan umur universitas-universitas kita semuanya itu masih amat muda sekali. Oleh karenanya semuanya itu belum sempat mengkonsolidasikan norma- norma dan nilai-nilai yang cukup mantap sebagai pegangan hidup yang nyata bagi setiap warga negara. atau khususnya bagi setiap warga civitas academica.

Cobalah kita lihat pada Universitas Indonesia sebagai Universitas yang relatif tua dibanding de­ngan universitas-universitas lain di Indonesia, karena hidupnya sebagian sudah dimulai di zaman sebelum proklamasi kemerdekaan nasional. Fakultas kedokteran, fakultas hukum, dan fakultas sastra yang sekarang ada di U.I. boleh dianggap kesinabungan hoge scholen di bidang-bidang yang sama dalam zaman Nederlandsch Indie dahulu.

Menurut angka-angka di Biro Rektor maka dari tiga ribu ora n a uw.u , a; i: |u 1 1 UU crw ; „ U J orang lebih yang menjadi dosen di ^ 1hanya kurang lebih 50% saja yang berstatus dosen tetap, artinva van« u • ; negeri, * tt i u i • • u Grunya yang kanemya sebagai pegawai negeridisalurkan lewat U I. Hal mi berart, bahwa prestasi pan, dosen tetap dan mutu pekerjaan m ereka sebagai dosen amat berpengaruh buat kenaikan gaji dan kenaikan pangkat mereka Meskipun de­mikian, oleh karena kurangnya gaji mereka untuk hidup layak di Jakarta maka sebagian besar di sT o a p b u W menjalankan pekerjaan lain „n tuk mendapat tTmbfhan p e n d a p a ta n

Sisanya yang 50% adalah dosen tidak tetap dan dosen honorer. Dosen tidak tetani adalah p eg a« i negeri yang mempunyai induk mstansi kerja di luar U.I., jadi prestasi dan mum m e re k a sebagai d o sen secara resmi trfak mempengaruhi jahnnya karier mereka yang disalurkan lew a t ta s tan s induk m erek a itu. Adapun mereka mau menjadi dosen bukan karena tertarik . V , terlaluamat kecil sekali, akan tetapi karena mereka merasa wa il 1 " p a d a 'mbalan R uangan yang te r la '“alaman mereka kepada U.I. Ada juga antara m e r e ^ X S n t r f 8" t d a ' u lmeningkatkan status sosial di masa di mata mereka sendiri ahwa menjadi dosen p

Dosen honorer adalah mereka yang meniadi Hn^n „Qridan karena itu tidak dapat digaji menurut peraturan pegawai negerT1 statUs sebagai pegawai ne

Dengan staf pendidikan yang demikian maka ielas . ... itumencurahkan seluruh perhatian dan waktunya pada tueas aW h dlharaPkan bahwa mere berarti bahwa mereka itu kurang bertanggung ja^ ab terhal f v * Universitas' Halrut kemampuannya untuk memberikan kuliah, mengambil uiia 6Waj* annya- Mereka berusaha ^ ngan rekan-rekannya, dan menjalankan penelitian di laboratn ‘ ° m asi?wa’ mengadakan dis 1 .namun apabila waktu tugas sudah selesai mereka c e T ™ ^ ^ nu*

202

Page 183: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Selain kurang waktu maka juga karena sering tidak ada ruang keija pribadi buat seorang dosen atau ruang kerja dan ruang pertemuan buat para dosen bersama-sama. maka menjadi sukar bagi seorang dosen untuk berkomunikasi secara teratur dengan dosen lain atau dengan para mahasiswa. Sudah bisa para mahasiswa mengeluh karena sukamya menghubungi dosen di luar jam kuliah. •

Hal yang semacam sebenamya juga dialami oleh para mahasiswa. Tidak adanya gedung atau ruangan di dalam kampus yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang diperlukannya buat kegiatan mahasiswa di waktu extra curriculair menjadikan mereka itu tidak tertarik untuk tinggal di kampus setiap hari di luar kewajiban akademis yang tidak dapat dihiridarkan.

Suatu hal yang mutlak perlu untuk menghidupkan kegiatan intelektual di kampus adalah univer­sity library atau perpustakaan universitas yang berisikan semua buku dan majalah ilmiyah yang diper­lukan buat pendidikan di tiap-tiap bidang dan tingkat ilmu pengetahuan yang diajarkan di univeristas Sering didengar keluhan bahwa para dosen dan para mahasiswa Indonesia tidak mempunyai semangat membaca buku-buku ilmiyah. Namun sering pula disadari bahwa andai kata semangat membaea itu ada, dimanakah perpustakaannya yang dapat menanggapi semangat membaca itu dengan baik 0 Yang ada di U.I. adalah perpustakaan di tiap-tiap fakultas, yang pada umumnya juga masih jauh dari pada memuaskan adanya. Kalau keadaan perpustakaan universitas di U.I. yang berlokasi di ibukota Negara saja demikian besar kekurangannya, maka dapat digambarkan keadaan yang lebih menyedihkan di universitas-universitas lain di luar Jakarta. Tampaknya keperluan perpustakaan ini di Indonesia kurang sekali perhatiannya dari pemerintah dan masyarakat. Buat negara merdeka yang berpenduduk hampir 150.000.000 dan mempunyai perguruan tinggi lebih dari empat puluh buah sampai sekarang belum ada perpustakaan nasional. Persiapan phisik untuk pembentukannya pun belum tampak dimulai.

Betapa pun menyedihkannya, sekiranya kita masih harus menunggu lama sampai dapat terbentuk di U.I. dan di Universitas lainnya suatu perpustakaan yang benar-benar menjadi sumber utama yang penuh dengan bahan ilmiyah untuk digunakan oleh para dosen dan para mahasiswa. Kita mengetahui bahwa pembentukan dan pengembangan suatu perpustakaan universitas adalah tidak semudah seperti yang sering digambarkan oleh orang-orang awam, akan tetapi kita semua menyadari pentingnya peran­an yang diharapkan dari perpustakaan universitas untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk menciptakan suatu kebudayaan intelektual di universitas.

Dengan segala kekurangan pada dosen, mahasiswa, dan kampus seperti yang digambarkan di atas maka tampak betapa tipisnya orientasi ke dalam atau inward orientation pada ilmiyawan universitas. Orientasi ke dalam yang dimaksudkan di sini adalah orientasi ke dalam universitas yang seharusnya dengan sendirinya dilakukan oleh para ilmiyawan universitas dalam usahanya memecahkan atau mem- bahas suatu persoalan ilmiyah.

Inward orientation para ilmiyawan ke dalam universitas itu pada umumnya begitu lemah sehingga banyak usaha di kampus yang seharusnya dapat diselenggarakan oleh tenaga universitas sendiri kemu- dian dimintakan bantuan dari negara asing dalam rangka foreign aid untuk menyelesaikannya. Untuk menyebutkan beberapa contoh saja, yaitu bimbingan yang efektif pada para mahasiswa yang harus menulis skripsi, penyusunan buku-buku bacaan buat para mahasiswa, pengembangan perpustakaan fakultas serta pembimbingan para dosen yang masih berstatus junior.

Sebaliknva dari inward orientation adalah outward orientation, yaitu pengarahan pandangan ke luar universitas. Bagi para dosen orientasi keluar itu dilakukan untuk menemukan sumber tam­bahan pendapatan seperti yang sudah diuraikan di atas. Bagi para mahasiswa orientasi ke luar ucap kali berakibat perhatian yang sedemikian besamya terhadap masalah ketidak adilan sosial dan politik serta ekonomi di dalam masyarakat luas, sehingga hal itu menimbulkan aktivitas para mahasiswa yang menggelisahkan pemerintah dan para pejabat yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ke- amanan dan ketertiban umum.

Oleh sebab kurangnya kesempatan berkomunikasi diantara para mahasiswa dan para dosen di dalam kampus, lagipula perbedaan pola orientasi ke luar universitas antara kedua golongan itu maka civitas akademica suatu universitas, termasuk U.I., dalam huhungannya dengan masyarakat umum tidak selalu menunjukkan suatu kesatuan. Selain usaha akademis yang diatur secara resmi

203

Page 184: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

KK1S] (iCuHah Keria Nyata) untuk melibatkan para dosen dan mahasiswa bersama maka aktivi- r r x t f c — 1' S U ^ a n oleh para dosen da,am hubl, _ de„8a„ ^ y a r a k a , ^

bedanya dengan yang dilakukan oleh para mahasiswa. Para dosen pada umumnya bertmdak individual dengan menghindari sebanyak mungkin risiko yang dapat merugikan, sedang sasaran yang dipilih adalah yang dapat memberikan keuntungan kepada diri pribadi yaitu tambahan pendapatan sepertiditerangkan di atas. . , t

Sebaliknya para mahasiswa biasanya kerap kali menunjukkan perhatiannya pada masyarakatdalam bentuk aktivitas bersama, tanpa banyak menghiraukan risiko bagi dirinya sendiri atau bagi ka- wan-kawannya. Aktivitas kolektif yang demikian itu mendapat dorongan kuat dari emosi yang me- mang biasa membara di dada para pemuda, sedang sasaran yang dituju adalah banyak bersifat ideolo- gik dari para realistik. Kalau di antara para aktivitis mahasiswa itu ada yang bertujuan memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri, m aka jumlahnya biasanya tidak banyak.

Perbedaan dalam perwujudan orientasi ke luar antara para dosen dan para mahasiswa itu meng- akibatkan bahwa aktivitas para mahasiswa yang bersifat extra curriculair, terutama yang ditujukan untuk menentang suatu keadaan yang dianggapnya tidak adil, biasanya dilakukan tanpa melibatkan para dosen. Mereka yang disebut terakhir itu mungkin tidak menghalangi atau menghalau aktivitas para mahasiswa itu, akan tetapi mendukung pun mereka juga tidak. Baru satu kali penulis karangan ini mengalami suatu demonstrasi mahasiswa yang didukung secara terang-terangan oleh para dosen di U.I., yaitu aktivitas Tritura pada tahun 1966 yang pada akhirnya menjatuhkan kekuasaan Presiden Sukarno dan dibubarkannya Partai Komunis Indonesia.

Alangkah baiknya kalau para dosen dan para mahasiswa dalam pengabdiannya pada masyarakat dapat bergerak serempak dan bersatu secara konstruktif buat kepentingan universitas dan masyarakat bersama.

APA YANG DIHARAPKAN MASYARAKAT DARI UNIVERSITAS.

Arnold Toynbee, ahli sejarah yang berpandangan luas, menyatakan bahwa masa hidup seorang individu selalu dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama dimana individu itu belajar mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman, yang kemudian disusul dengan tahap kedua, di mana pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan itu digunakan secara praktis.

Di dalam suatu masyarakat yang masih realtif sederhana dalam usahanya mengasuh ilmu penge­tahuan maka tahap pertama hanya makan waktu yang tidak terlalu panjang. Pengetahuan dan peng­alaman yang terbatas pada lingkungan yang belum dilengkapi dengan alat-alat transport dan alat-alat komunikasi beijarak jauh dapat diberikan kepada anak-anak muda dalam waktu yang pendek sampai tuntas. Lain daripada itu maka karena sifatnya masyarakat yang mengalami kemajuan dan perubahan dengan lambat, maka dalam jangka waktu yang lama pengetahuan dan pengalaman itu tidak bertam­bah banyak, sehingga tidak diperlukan waktu yang panjang untuk belajar semuanya. Waktu belajar itu dapat menjadi lebih pendek lagi oleh karena yang diajarkan adalah lebih banyak pengalaman dari­pada pengetahuan, bahkan amat sedikit sekali yang bersifat ilmu pengetahuan.

Di dalam masyarakat yang belum sempat mengembangkan ilmu pengetahuan biasanya ada dua go ongan yang terpandang, yaitu golongan orang yang sudah tua umumya dan karena itu memiliki penga aman hidup yang banyak, dan yang kedua golongan ulama yang karena dapat melapaskan

v \ kehlduPan sehari-hari dalam masyarakat mampu untuk memikirkan hal-hal yang tidak tertikirkan oleh para warga masyarakat biasa.

maka^diDe3]1 .makln berkembangnya ilmu pengetahuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat buat d iterank^H 1 tU lebih pan->anS untuk mencakup segala ilmu pengetahuan sebagai bekal begitu luas mate rH™. ap kedua- Bahkan setelah ilmu pengetahuan berkembang begitu tinggi dan ruhan hal van dT cukup satu orang dalam jangka waktu seluruh hidupnya mempelajari keselu- ilmu neneetahfi ! *PUtl,° leh ilmu Pengetahuan. Orang yang ingin menceburkan dirinya dalam dunia jadi berpanjangan" ulT memilih suatu bidang untuk dipelajarinya, sedang waktunya belajar men-

204

Page 185: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

T im bulnya universitas adalah un tuk m elaksanakan kehendak m asyarakat agar sem ua ilm u penge­tahuan dalam sem ua bidang kehidupan m asyarakat m endapat tem pat dalam satu lem baga pend id ikan tinggi. Sesuai dengan sikap m asyarakat m odern yang tidak lagi bersedia m enyerah kepada nasib yang tidak d iketahu i siapa yang m enguasainya m aka universitas d iharapkan oleh m asyarakat u n tu k meng- asuh ilm u pengetahuan dalam arti yang seluas-luasnya, lagipula m eneliti segala kekuatan yang m em ­pengaruhi h idup m anusia dan m asyarakat. Dengan dem ikian m aka universitas d iharapkan dap at m em berikan pengetahuan dan ketram pilan kepada m asyarakat, agar m asyarakat itu dapat m enentu- kan nasibnya sendiri selama hidupnya dan di hari-hari yang akan datang.

A kan te tap i m akin cepat ilmu pengetahuan berkem bang dan m akin tinggi ta ra f perkem bangan teknologi u n tu k m engam alkan ilmu pengetahuan di tengah-tengah m asyarakat, m akin cepat pula ber- kem bangnya pengetahuan um um di dalam m asyarakat sendiri. A kibatnya ialah bahw a perkem bangan di dalam tiap-tiap Ipidang kehidupan orang banyak berlangsung begitu depat dan dibarengi dengan perubahan-perubahan yang begitu banyak ragam nya serta beruru t-uru tan kejadiannya dengan kece- patan yang begitu tinggi, sehingga universitas bersam a sem ua ilmiyawan di dalam nya zam an sekarang d ihadapkan pada suatu problem a, yaitu bagaimana universitas dan para ilm iyaw an dapat m eliputi sem ua bidang perkem bangan m asyarakat dengan ilmu-ilmu pengetahuan yang diasuh olehnya. Seorang ilm iyawan sekarang terpaksa m enjalankan lifelong education bagi dirinya sendiri apabila dia tidak m au ketinggalan zarhan dan apabila dia tidak mau kehilangan kegunaannya bagi m asyarakat.

Dalam kecepatan perkem bangan um um seperti digam barkan di atas dapatkah universitas dengan hati yang ju ju r m em persoalkan, apakah m asyarakat harus belajar dari universitas, a taukah sebaliknya universitas yang harus belajar dari m asyarakat. Apabila m asyarakat berkem bang lebih cepat daripada perkem bangan ilmu pengetahuan di dalam universitas m aka jaw abannya m enjadi jelas, yaitu m asyara­kat yang m enjadi sum ber pengetahuan bagi universitas. Situasi yang dem ikian itu m ungkin belum terasa di daerah-daerah di Indonesia di luar kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Akan te tap i m e n g in g a t diversifikasi m asyarakat di kedua ko ta besar itu m engingat cepatnya perkem bangan di da­lam tiap-tiap bidang kehidupannya m aka situasi seperti digam barkan di atas sudah dapat dirasakan di universitas. Di Jakarta m isalnya ada banyak perusahaan besar dan m odem yang m enggunakan m e s in -m e s in baru yang belum dikenal di U.I. Perusahaan-perusahaan itu juga m em punyai labora to ­rium dan ahli-ahli yang bekeija di dalam nya yang pengetahuannya lebih tinggi — masing-masing di dalam bidang keakhliannya sendiri-sendiri — daripada keahlian para dosen U.I. Di Jakarta ada banyak tokoh-tokoh m asyarakat yang lebih banyak m engetahui teori-teori dan p rak tek di bidang politik daripada para dosen ilmu politik di U.I. M asyarakat Jakarta juga mem iliki sesepuh-sesepuh agama dan sosial yang dengan intuisinya serta perasaannya dapat m engetahui dengan jelas segala fi­kiran, aspirasi, dan keresahan yang hidup dalam m asyarakat, jauh lebih jelas daripada yang diketahui oleh sem ua sosiolog bersama di U.I. C ontoh-contoh yang disebut di sini dapat d itam bah dengan ba­nyak contoh-contoh lainnya di bidang-bidang lain pula.

T etapi di dalam keadaan yang dem ikian itu ada suatu hal yang berbeda antara tokoh-tokoh dalam m asyarakat dan para ilmiyawan di universitas. Para ahli, para sesepuh, dan para pem im pin poli­tik yang unggul tadi m enggunakan keahliannya buat keperluan golongan terbatas, sedang universitas bertugas un tuk m enyebarkan ilmu pengetahuannya seluas m ungkin. Dengan dem ikian m aka yang yang perlu dilakukan oleh universitas ialah un tuk m engum pulkan sebanyak dan sebaik m ungkin pengetahuan yang digali dari kandung m asyarakat, kem udian m em proses dan m ensistim atisim ya agar hasilnya kem udian dapat dijadikan bahan pendidikan kepada para mahasiswa dan dapat pula diter- b itkan un tuk dibaca m asyarakat yang lebih luas.

Dalam hal ini m ungkin ada baiknya di sini dim ajukan suatu kritik yang pernah diucapkan terha­dap universitas-universitas di Indonesia, term asuk U.I. K ritik itu m engatakan bahw a universitas-univer­sitas di Indonesia senantiasa m engum pulkan s^ja hasil perkem bangan ilm u pengetahuan dari negara- negara lain, akan te tap i universitas-universitas itu sampai sekarang baru sedikit sekali m em berikan hasil pengolaihan ilm iyahnya sendiri dari bahan-bahan yang digali dari bum i Indonesia sendiri. Universitas- universitas k ita sekiranya wajar m enerim a kritik itu dengan hati yang longgar sam bil berdoa semoga

205

Page 186: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

sub-kebudayaan universitas seperti yang digambarkan dalam bagian terdahulu dari karangan ini dapatterwuinri dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kalau perkembangan yang amat cepat dalam masyarakat modem menjadikan universitas sadarakan kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangannya, maka phenomena modern itu menempa - kan sebagian besar dari masyarakat yang tidak mampu menempuh pendidikan tinggi dalam_kedu- dukannya yang tidak berdaya. Yang dapat mereka usahakan ialah sekedar menyesuaikan din dengan lingkungannya dan dengan bekerja keras berusaha mendapat penghidupan yang layak.

Bagi golongan masyarakat yang mampu untuk memberikan pendidikan tinggi bagi anak-anaknya ada berbagai aspirasi yang universitas diharapkan memenuhinya. Untuk mengutarakan aspirasi-aspirasi itu di sini disajikan kutipan dari buku ’’Campus 1980 .

The new demands on colleges and universities all combine to make the campus virtually the brain of society.Industry looks to-the university for trained personnel, government for future leaders, parents for their youngsterseducation, the professions not only for future practitioners, but for the new knowledge which keeps medicine.the law, and the sciences vital.

Kalau kita hendak menyimpulkan harapan-harapan masyarakat dari universitas maka universit39 diharapkan menghasilkan ilmiyawan, pemimpin masyarakat, dan pengabdi masyarakat.

Kalau semua orang yang berusaha mengasuh ilmu pengetahuan dianggap sebagai ilmiyawan maka semua dosen universitas adalah ilmiyawan. Akan tetapi ada kalanya orang menganggap sebagai ilmia- wan hanya mereka yang menunjukkan prestasi yang tinggi oleh masyarakat. Ilmiyawan yang demikian itu tidak hanya memerlukan sejumlah pengetahuan yang mendalam mengenai sesuatu bidang ilmu pengetahuan, akan tetapi juga kelancaran berfikir secara teratur, kemampuan untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan dengan pandangan yang jelas, dan kemudian pandai membuat analisa mengikuti garis pemikiran yang rasional dan realistik. Di samping itu diperlukan pula dedikasi terhadap ilmu pengetahuan yang tak kunjung padam.

Pemimpin masyarakat yang diharapkan keluar dari universitas sebenamya hanya dapat diberikan pendidikan tinggi oleh universitas sebagai pelengkap buat peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari. Kepemimpinan masyarakat tidak tergantung dari pengetahuan, betapa pun pentingnya penge­tahuan itu baginya, akan tetapi kemampuan sebagai pemimpin terbentuk dalam pengalaman hidup dan didasarkan atas watak yang kuat, kemampuan berfikir yang cepat dapat menangkap persoalan-persoal- an yang dihadapi, lagi pula pengertian tentang aspirasi-aspirasi dan kekuatan-kekuatan masyarakat yang akan dipimpin. Di atas segala itu maka seorang pemimpin harus mampu memberikan jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan.

Syarat-syarat dan watak yang diperlukan buat kepemimpinan masyarakat dapat diajarkan di uni­versitas agar diketahui oleh para mahasiswa. Akan tetapi universitas tidak dapat mendidik seorang mahasiswa menjadi pemimpin dalam arti agar mahasiswa itu mengamalkan semua teori tentang kepe­mimpinan sehingga dapat diakui dan diterima oleh masyarakat sebagai pemimpin. Orang mungkin masm dapat dilatih untuk mengamalkan teori-teori tentang kepemimpinan, akan tetapi satu syaratha ^ kepemimpinan tidak dapat diajarkan atau dilatih, yaitu pengakuan dan kepercayaan yang meninHi mas^arakat sendiri. Teristimewa pula kalau diharapkan agar seorang pemimpinS a k n v a * yaitu,menjadi Pengubah struktur atau sistim sosial dalam masyarakat, makatamnatnvo *„u . r ------- — ‘ oioiiiu au&iai uaiam masyaraKai, manauntuk itu adalah i i u mendidik pemimpin yang memiliki kaliber sedemikian itu. Latihannya

dalam kancah kehidupan masyarakat sendiri dan tidak di universitas.

p e n J b d ^ m U t^ T 1! terakh!r maka masyarakat menginginkan agar universitas dapat menghasilkan harapan in ilahv L l « r™8 erpendidikan tin8gi- Dibanding dengan kedua harapan di atas maka nyakan mahasiswa ^ ?aUng mun8kin diPenuhi oleh universitas. Memang bagi keba-pengetahuan atau kptr- 1 tlngg' ^ universitas ditempuh dengan maksud agar mereka mendapatsedang pencarian nafkahTn T khUSUS dapat mereka trapkan kemudian untuk mencari nafkah, kepada masyarakat De • daPat telaksana aPat>ila mereka itu tidak memberikan jasa-jasanya

ngan perkataan lain para saijana lulusan universitas atau siapa pun juga tidak

206

Page 187: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

akan dapat h idup dibaw ah naungan m asyarakat apabila m ereka itu tidak m engabdi pada m asyarakat. M akin m em uaskan pengabdian m ereka pada m asyarakat, m akin m em uaskan pula im balan jasa yang diberikan oleh m asyarakat kepada m ereka.

Penilaian m asyarakat terhadap para ilm iyaw an dapat d iu k u r dengan pendapatan serta s ta tu s sosial yang d iberikan oleh m asyarakat kepada m ereka. Penilaian oleh pem erin tah te rhadap pegawai negeri yang bertugas sebagai dosen dapat dilihat dengan jelas dalam pera tu ran kepegaw aian dan skala gaji pegaw ai negeri. Penilaian itu pada pokoknya didasarkan atas tingkat ijazstfi universitas, sedang peng- hargaan pem erin tah terhadap kecakapan tidak dibedakan antara ilm iyaw an dan bukan ilm iyaw an.

Di luar pem erin tahan m aka m asyarakat m em berikan penilaian kepada para ilm iyaw an m en u ru t prestasi kerja yang berm anfaat bagi m asyarakat secara langsung. M akin n y a ta m anfaat itu , m akin besar kesediaan m asyarakat u n tu k m em berikan im balan jasa. Oleh karena m anfaat ilm u pengetahuan yang diasuh oleh seorang ilm iyawan atau oleh para ilm iyaw an di dalam universitas pada um um nya tidak d apat dirasakan secara langsung oleh m asyarakat, m aka penilaian m ereka terhadap para ilm iyaw an rata-ra ta lebih rendah dibandingkan dengan prestasi ’’p rac titioners” yang m am pu m em produksikan sesuatu yang langsung berguna bagi m asyarakat.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA UNIVERSITAS DAN M ASYARAKAT

Di atas sudah dijelaskan bahwa universitas dan m asyarakat Saling m em erlukan. O leh karena itu sudah pada tem patnya apabila kedua fihak saling dukung-m endukung dan saling lindung-m elindungi.

Universitas m engharapkan dari m asyarakat pengertian atas m asalah-m asalah yang d ihadapinya da­lam m enunaikan tugas sebagai lembaga pendidikan tinggi. A tas dasar pengertian itu d iharapkan agar m asyarakat m em beri ban tuan untuk m em perkuat sub-sistim sosial dan sub-kebudayaan yang berlaku di universitas. Misalnya saja m asyarakat diharap supaya tidak berusaha dan tidak m em benarkan usaha yang m enghendaki agar universitas m enyim pang dari norm a-norm a objektiv itas daYi prestasi dalam seleksi mahasiswa baru. U ntuk jelasnya orang-orang yang m em egang kekuasaan dan yang m em iliki kekayaan jangan m encoba m em pengaruhi pim pinan universitas a tau para dosen agar m enerim a calon- calon yang m ereka m ajukan un tuk diterim a m enjadi mahasiswa.

Selanjutnya secara positif m asyarakat d iharapkan m em beri ban tuan dalam bentuk keija-sam a atau dalam bentuk biaya yang diperlukan oleh universitas. B antuan itu dapat disalurkan lew at pem e­rin tah pusat atau daerah, para penguasa lainnya, organisasi business a tau organisasi lain serta per- orangan yang m am pu.

Suatu seruan khusus dapat disam paikan kepada organisasi-organisasi yang m enjalankan politik praktis, yaitu agar m ereka iku t berusaha dan ikut menjaga jangan sam pai kam pus universitas dijadikan arena pertarungan politik , oleh karena hal itu akan m erusak mission universitas seperti yang berkali- kali dialami universitas dalam w aktu yang lam pau. M enjelang pem ilihan um um tahun 1982 kiranya seruan itu perlu m endapat perhatian sepenuhnya.

M engenai jasa-jasa universitas, khususnya U.I., kepada m asyarakat k iranya tidak perlu diragukan lagi Praktis setiap faku ltas dari U.I., dan sekiranya juga faku ltas-faku ltas di universitas-universitas lain, sudah sejak beberapa tahun yang selang sudah m em punyai program pengabdian m asyarakat yang efektif. Di tingkat U.I, m isalnya telah dilaksanakan selama beberapa tahun program pendidikan non-degree (b erse rtif ik a t) yang m enyam paikan pengetahuan berbagai m acam kepada berbagai golong­an dalam m asyarakat Fakultas K edokteran pernah m enjalankan kerja sosial kesehatan di daerah- daerah. fakultas hukum m em punyai lembaga konsultasi dan bantuan hukum dengan ratusan klien setiap tahun , fakultas ekonom i m enjalankan latihan pada para pengusaha m elalui lembaga m anage­m ent, fakultas psikologi berkali-kali m em beri bantuan evaluasi psikologis dalam seleksi pegawai- pegawai perusahaan, sedang fakultas ilmu-ilmu sosial beijasa dalam pem berantasan b u ta h u ru f di desa-desa. Yang disebu t di sini hanya beberapa con toh saja dan belum m elipu ti sem ua kegiatan peng­abdian m asyarakat dari semua fakultas.

207

Page 188: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Apabila pengabdian masyarakat itu akan ditingkatkan maka jalannya masih terbuka. Sampai sekarang program pengabdian masyarakat yang dijalankan kepada keperluan-keperluan masyarakat yang dialami atau dirasakan pada dewasa ini. Alangkah baiknya apabila universitas, terutama U.I., dapat mengarahkan pengabdian masyarakat itu pada persoalan-persoalan masyarakat yang mempu­nyai jangka panjang sehingga memerlukan kegiatan universitas yang sambung-menyambung selama waktu yang tidak dapat ditentukan batasnya sekarang. Di dalam laporan ’’Partners in Development” yang disusun oleh Pearsons dan kawan-kawannya buat World bank terdapat beberapa problema besar yang bersifat nasional dan mondial. Di antaranya adalah:(1) Masalah-masalah politik, nasional dan internasional.

Kecuali dihubungkan dengan ketahanan maka politik nasional perlu ditujukan kepada pemba­ngunan. Masalah internasional di bidang politik erat hubungannya dengan kepentingan perda- maian dan ekonomi internasional.

(2) Masalah-masalah kependudukanMasalah-masalah ini terutama mengenai negara-negara yang baru mulai berkembang dan di mana kecepatan laju tambahan penduduk tidak seimbang dengan kecepatan laju pembangunan.

(3) Masalah-masalah pangan.Masalah-masalah ini sebagian besar merupakan akibat dari bertambahnya penduduk di dunia yang tidak diimbangi dengan bertambahnya produksi pangan.

(4) Masalah-masalah pengangguran massal dan urbanisasi.Masalah-masalah ini pun merupakan akibat dari masalah kependudukan di bidang kesempatan bekeija.

(5) Masalah-masalah pendidikan.Makin maju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin besar pentingnya pendidikan bagi masyarakat.Kepada masalah-masalah tersebut di atas pada waktu sekarang dapat ditambahkan masalah energi

yang selalu menghantui negara-negara yang berindustri di seluruh dunia.Masalah-masalah tersebut di atas merupakan masalah-masalah yang terdapat di negara-negara

oerkembang, sedang masalah-masalah yang internasional mengenai kepentingan baik negara berkem- oang maupun negara-negara yang sudah maju ekonominya.

De„«^rti!’! 'H dikehenf ak,i penf rahan umura dalam penyusunan program pengabdian masyarakat dan dalam rh T , “ Pa‘ meHhat pada charter Uni,ed Nations University di Tokyo. U.N.U.keselumha„™nya»me,nef “ " ^ perha,iannya pada ™salah-masalah yang meliputi dunia dalam itu d a ^ t diadanta v kepen,‘n8an universitas-universitas di Indonesia maka sasaran yang global

tujuan U N U v * T * ™ ^ ^ adaP'aS‘ W demikian itu maka P ^ m u sanuniversitas-unive^iLs^ilndone'sU^eperti berik^u “ ^ "" b“a*

•o .he !dencei and the homm|tles „ we|, M n>lural sciePc°Pi'« a n , wl.h due attention

Selanjutnya ayat (3) dari artikel itu dapat diadaptasikan sehingga berbunyi seperti di bawah ini :

g o . « r t o t h o t a em“ o ihe ™™'e<lge e!l"e<1 ‘n ,0 the Indonesian people and the- * naUon-wide

an masyarakat wT^ekaranE maka di samPinS lembaga-lembaga pengabdi-

diadaka" ,emb^ ' ™ » a*a ba™ •*“ dapa*

masalah Panitya Pearsons m aka^kir3*1 P° litik dan sos‘a! sePerti yang tersimpul dalam daftar masalah- buat memperhatikan masalah-masalah P |U dlbentuk LEMBAGA SOSIAL DAN POLITIK, seflang

mdSalah enerE1 dapal dib™‘uk LEMBAGA ENERGI. Untuk menggarap208

Page 189: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

m asalah-m asalah ekonom i baik nasional m aupun in tem asional, cukup d iperkuat dan d iperluas LEM­BAGA PENYELIDIKAN EKONOMI DAN M ASYARAKAT yang sudah bertahun-tahun bekerja di baw ah asuhan fakultas Ekonom i.

Sebagai negara yang pertam a kali m encetuskan gagasan keijasam a di bidang regional di kaw asan Asia Tenggara m aka sudah sepantasnya Indonesia m endirikan suatu INSTITUTE O F ASEAN STU­DIES. A langkah baiknya apabila U.I. m engadakan prakarsa un tuk m em bentuk in s titu t te rsebut.

Sejak lebih dari sepuluh tahun terakh ir dan kiranya dalam w aktu berpuluh-puhih tahun m en­datang Indonesia dan negara-negara anggauta ASEAN lainnya m akin lam a m akin banyak m encari kekuatan dalam keijasam a dalam w adah ASEAN u n tu k m enghadapi m asalah-m asalah in tem asional dan juga u n tu k m em percepat laju pem bangunan regional. M eskipun dem ikian di tiap-tiap negara ang­gauta ASEAN orang pada um um nya tidak m engetahui banyak ten tang negara dan m asyarakat tetangga sesam a anggauta. M asyarakat di tiap-tiap negara anggauta itu cenderung un tuk lebih m engetahui berbagai hal dari negara-negara yang sudah lam a maju dan berpengaruh di dunia seperti A m erika, Jerm an, Soviet Rusia dan Japan. Sekarang sudah tiba w aktunya bahwa negara-negara anggauta ASEAN berusaha m engetahui lebih banyak ten tang negara-negara sesama anggauta agar dengan dem ikian dapat diletakkan dasar yang lebih kuat buat kerjasam a an tar negara-negara anggauta itu . Yang pen ting d iperhatikan oleh INSTITUTE O F ASEAN STUDIES itu adalah sistim po litik , sistim ekonom i, kebu-dayaari serta sejarah tiap-tiap anggauta ASEAN.

U ntuk m enghilangkan segala keragu-raguan m aka yang disarankan di sini adalah bukan suatu in stitu t yang berdiri sendiri seperti in stitu t teknologi B andung atau in s titu t pertan ian Bogor, akan te tap i suatu in stitu t yang berada di bawah naungan universitas, apabila dapat Universitas Indonesia. Pelaksanaannya dan pengelolaannya dapat ditangani oleh universitas sendiri karena bidangnya m eli­pu ti bidang dari beberapa fakultas. A kan te tap i apabila dianggap lebih eflsien m aka in s titu t itu dapat d item patkan di bawah pim pinan salah satu fakultas yang d itun juk oleh pim pinan universitas.

Jakarta , 1 A pril 1980

209

Page 190: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UI NO. 006 /S K /R /U I/1980 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBENTUKAN PANITIA

PENYELENGGARAAN RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA,

TERTANGGAL 26 PEBRUARI 1980.

Page 191: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

U N I V E R S I T A S I N D O N E S I ASALEMBA 4 - JAKARTA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIANo. : 006/SK/R/UI/1980

tentang

PENYELENGGARAAN DAN PEMBENTUKAN PANITIA PENYELENGGARA RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA 1980

REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan pengembangan Universitas Indonesia, dipandang perlu untuk menyelenggarakan Rapat Kerja Universitas Indonesia yang dihadiri oleh segenap pimpinan Universitas Indonesia dan pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Indonesia.

2. Bahwa untuk keperluan tersebut pada butir 1 perlu dibentuk Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara Rapat Kerja Universitas Indonesia 1980 dengan Surat Keputusan Rektor Universitas Indonesia.

Mengingat

2 .

3.

Surat Keputusan Presiden No. 144/M /1977, tanggal 9 Nopember 1977 tentang pengangkatan Rektor Universitas Indonesia;Statuta Universitas Indonesia yang disahkan oleh Menteri Pendidikan & Kebuda­yaan No. 0367/V/1977;Hasil-hasil Rapat Pimpinan Universitas Indonesia dan saran-saran Kelompok Koordinasi Pengembangan Universitas Indonesia.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan :Pertama : Menyelenggarakan Rapat Keija Universitas Indonesia 1980 pada tanggal 31 -0 3 -1 9 8 0

s/d 3 -0 4 -1 9 8 0 bertempat di Ever Green Village, Tugu, Bogor Jawa Barat.

Kedua : Mengangkat Panitia Pengarah dan Panitia Penyelenggara Rapat Keija Universitas Indonesia 1980 yang susunannya seperti terlampir dalam Surat Keputusan ini.

213

Page 192: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

Ketiga : K eputusan ini berlaku semenjak tanggal ditetapkan sampai dengan pencabutannya, dengan catatan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Sural K eputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : 26 Pebruari 1980 ,REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

ttd.

T em busan:1. Para Pembantu Rektor2. Para Pembantu Khusus Rektor3. Para Direktur4. Para Dekan Fakultas-5. Para Pembantu Dekan Fakultas6. Yang bersangkutan7. A r s i p

Salinan sesuai dengan aslinya disalin oleh

( Endun Suryana )

Prof. Dr. Mahar Mardjono NIP. 130036502

214

Page 193: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

UNIVERSITAS INDONESIAJ A K A R T A

LAMPIRAN : Surat Keputusan R ektor Universitas IndonesiaNo. : 006/SK /R /U I/1980, tanggal 26 Pebruari 1980.

PANITIA PENGARAH RAPAT KERJA UNIVERSITAS INDONESIA 1980

1. Prof. Dr. Mahar Mardjono R ektor UI K etua2. Prof. Dr. Sujudi P urekI UI Wk. Ketua3. Dr. Djunaedi Hadisumarto Dekan FE-UI Sekretaris4. Soedarsono SE Purek II UI Anggota5. dr. Dadang Hawari Purek III UI »•

6. Girindro Pringgodigdo SH Purek Khusus Pengabdian Masyarakat

»*

7.. dr. Does Sampumo MPH Purek Khusus Riset & Penelitian8. Dr. Iridro S. Suwandi Direktur Pusat Ilmu Kom puter *9

9. Sanyoto Subekti S.E. Direktur Penerimaan & Registrasi 99Mahasiswa

10. dr. F innan Lubis Ketua Proyek Pedesaan 99

11. dr. H. Fahmi D. Sjaifuddin MPH Dekan FKM-UI 99

12. Ir. F.B. Mewengkang Dekan FT-UI 99

13. Gondomono S.S. MA Dekan Fakultas Sastra UI 99

14. Dr. Juwono Sudarsono Purek Akademis FIIS UI

Page 194: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf

PANITIA PELAKSANA :

K e t u aWakil Ketua I Wakil Ketua II Wakil Ketua III

Sudarsono S.E. Kusmardiono, S.H.Drs. Wiwit Widiantono Drs. O.S. Simbolon

Kepala Sekretariat Sekretaris

Dra. Ny. M.S. Pandam Guritno Dra. Tjiptaningsih Hadisuijo

Bendahara 1. Junus Salim2. A.Z. B u z a r i

Anggota Sekretariat 1. Drs. Ketut Suaka Sandya2. Sumanto3. Sidiq Achmad4. Viva Agus Dhianto5. Eko Siwi Hardjono6. Endun Suryana

REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

ttd.

Prof. Dr. Mahar Mardjono NIP. 130036502

Salinan sesuai dengan aslinya disalin oleh

( Endun Suryana )

R* &.ULTAS - SAS1 RA

Page 195: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf
Page 196: Pengembangan Universitas Indonesia, laporan kerja, 1980.pdf