PENGERTIAN BELAJAR

45
PENDAHULUAN I.1 PENGERTIAN BELAJAR I.1.A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia : Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. I.1.B Pengertian belajar menurut beberapa ahli : 1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. 3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. 6. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam

Transcript of PENGERTIAN BELAJAR

Page 1: PENGERTIAN BELAJAR

PENDAHULUAN

I.1 PENGERTIAN BELAJAR

I.1.A Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia :

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau

tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

I.1.B Pengertian belajar menurut beberapa ahli :

1. Menurut james O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar

adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai

dan sikap.

3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu

aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah

proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

5. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.

6. (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)

Belajar adalah  serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor.

7. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) hal 22. Belajar adalah suatu

proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku

8. Herbart (swiss) Belajar adalah suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang

sebanyak-banyaknya dengan melalui hafaln

9. Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in

human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to

process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara

Page 2: PENGERTIAN BELAJAR

terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar

dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.

10. Lester D. Crow and Alice Crow (WWW. Google.com) Belajar adalah acuquisition of habits, knowledge

and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap.

11. Ngalim Purwanto (1992) (WWW. Google.com) Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap

dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu latihan atau pengalaman.

I.2 CIRI-CIRI BELAJAR

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi

dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan,

penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:

1. Adanya dorongan rasa ingin tahu

2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan

lingkungan sekitarnya.

3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang

harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.

4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.

5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.

6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.

7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.

8. Untuk mengisi waktu luang.

Page 3: PENGERTIAN BELAJAR

I.3 JENIS-JENIS BELAJAR

I.3.A Menurut Robert M. Gagne

Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-

tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :

1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap

stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya

yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan

diangkat kemudian diturunkan.

2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan.

Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping).

Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang

kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.

3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik

sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau

senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.

4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata

dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan

yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek

tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.

5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada

stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan

dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih

dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada

yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.

6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek

dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan

ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur

praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.

7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang

terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk

Page 4: PENGERTIAN BELAJAR

kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas

yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi

kesalahannya.

8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan

beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order

rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk

memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.

Selain delapan jenis belajar, Gagne juga membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya

sistematika tersebut mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu

katagori. Kelima hal tersebut adalah :

1. keterampilan intelektual : kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya dengan

menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.

2. informasi verbal : seseorang belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara

lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.

3. strategi kognitif : kemampuan seseorang untuk mengatur proses belajarnya sendiri, mengingat dan

berfikir.

4. keterampilan motorik : seseorang belajar melakukan gerakan secara teratur dalam urutan tertentu

(organized motor act). Ciri khasnya adalah otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan

dengan lancar dan luwes.

5. sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.

I.3.B Menurut Bloom

Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal sebagai pencetus konseptaksonomi

belajar. Taksonomi belajar adalah pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar.

Menurut Bloom ada tiga dmain belajar yaitu :

1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual

atau secara logis yang bias diukur dengan pikiran atau nalar. Kawasan ini tediri dari:

Pengetahuan (Knowledge).

Pemahaman (Comprehension).

Penerapan (Aplication)

Penguraian (Analysis).

Page 5: PENGERTIAN BELAJAR

Memadukan (Synthesis).

Penilaian (Evaluation).

2. Affective Domain (Kawasan afektif). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional,

seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:

Penerimaan (receiving/attending).

Sambutan (responding).

Penilaian (valuing).

Pengorganisasian (organization).

Karakterisasi (characterization)

3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik). Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek

keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.

Kawasan ini terdiri dari:

Kesiapan (set)

Meniru (imitation)

Membiasakan (habitual)

Adaptasi (adaption)

I.3.C Penggabungan Dari Tiga Ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren)

1. Belajar arti kata-kata. Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang

terkandung dalam kata-kata yang digunakan.

2. Belajar Kognitif. Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-

objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang

merupakan sesuatu bersifat mental.

3. Belajar Menghafal. Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan,

sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli,

dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam

dasar.

4. Belajar Teoritis. Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan}

dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan

problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah.

5. Belajar Konsep. Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang

mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap

objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.

Page 6: PENGERTIAN BELAJAR

6. Belajar Kaidah. Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual

skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan

satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir. Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi

tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui

operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.

Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.

Masalah itu diperjelas dan dibatasi.

Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.

Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu

dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.

Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran

pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.

Menurut Dewey, langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

Kesadaran akan adanya masalah.

Merumuskan masalah.

Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.

Menguji hipotesis-hipotesis itu.

Menerima hipotesis yang benar.

1.3.D Menurut UNESCO

UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan

belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :

1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga

aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.

2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri

untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk

yang berhubungan dengan dunia kerja.

Page 7: PENGERTIAN BELAJAR

3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama,

dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara

harmonis.

4. Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal. Setiap

individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan

mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan

membangun pribadi secara utuh.

I.4 PENGERTIAN PEMBELAJARAN

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar,

mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan

mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di

dalam kelas.

1.4.A Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia :

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

1.4.B Pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli :

1. Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.

2. Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang

bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,

disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang

bersifat internal.

I.5 CIRI-CIRI PEMBELAJARAN

Ciri-ciri pembelajaran sebagai berikut :

1. merupakan upaya sadar dan disengaja

2. pembelajaran harus membuat siswa belajar

3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan

4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya

1.6 PEMBELAJARAN, PENGAJARAN, PEMELAJAR, DAN PEMBELAJAR

Page 8: PENGERTIAN BELAJAR

Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar

siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-

kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991)

Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala

sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya).

(Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam

menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan

mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan

siswa.

Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran.

Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.

Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran:

NO Pengajaran Pembelajaran

1 Dilaksanakan oleh mereka yang

berprofesi sebagai pengajar

Dilaksanakan oleh mereka yang dapat

membuat orang belajar

2 Tujuannya menyampaikan

informasi kepada si belajar

Tujuannya agar terjadi belajar pada

diri siswa

3 Merupakan salah satu penerapan

strategi pembelajaran

Merupakan cara untuk

mengembangkan rencana yang

terorganisasi untuk keperluan belajar.

4 Kegiatan belajar berlangsung bila

ada guru atau pengajar

Kegiatan belajar dapat berlangsung

dengan atau tanpa hadirnya guru

1.7 PRINSIP PEMBELAJARAN MENURUT GAGNE DAN ATWI SUPARMAN

Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran

Fillbeck (1974), sebagai berikut :

1. Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.

2. Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-

tanda dilingkungan siswa.

Page 9: PENGERTIAN BELAJAR

3. Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak

diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.

4. Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang

terbatas pula.

5. Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti

yang berkenaan dengan pemecahan masalah.

6. Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa

selama proses siswa belajar.

7. Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap

langkah, akan membantu siswa.

8. Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan

mewujudkan dalam suatu model.

9. Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.

10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas

penampilannya dan cara meningkatkannya.

11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang

lebih lambat.

12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya

sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.

Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat

dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

1. Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan

sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) : memberitahukan kemampuan

yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning) : merangsang

ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi

yang baru.

Page 10: PENGERTIAN BELAJAR

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran

yang telah direncanakan.

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaan-pertanyaan

yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.

6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa

yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.

7. memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.

8. Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa

jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer): merangsang kamampuan

mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau

mempraktekkan apa yang telah dipelajari.

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI BELAJAR

Menurut analisis penulis, Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru

dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita

miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat,

apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai

dengan perkembangan zaman.

Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia.

Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation)

khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988,

dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan

proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang

terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih

maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas

yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh

kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana

Page 11: PENGERTIAN BELAJAR

manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat

manusia di tengah persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju

karena belajar.

Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat

senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi

mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting

yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala

macam gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.

II.2 JENIS-JENIS BELAJAR

Bedasarkan teori-teori yang telah dipaparkan dalam BAB I, banyak cara dalam melakukan

proses balajar . Di dalam proses belajar terdapat berbagai macam jenis belajar. Jenis-jenis belajar

menurut Gagne terbagi menjadi 8 jenis yaitu Belajar isyarat (signal learning), Belajar stimulus respon,

Belajar merantaikan (chaining), Belajar asosiasi verbal (verbal Association), Belajar membedakan

(discrimination), Belajar konsep (concept learning), Belajar dalil (rule learning), Belajar memecahkan

masalah (problem solving).

Dari kedelapan jenis tersebut dapat menumbuhkembangkan perilaku kognitif yang mencakup

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan sintesis dan evaluasi. Selain dari kognititf aspek avektif

dan psikomotor sesorang juga tumbuh. Aspek afektif mencakup Penerimaan, Sambutan, Penilaian,

Pengorganisasian, Karakterisasi. Sedangkan psikomotor mencakup Kesiapan (set), Meniru (imitation),

Membiasakan (habitual), Adaptasi (adaption). Dari tumbuhnya ketiga aspek tersebut barulah seseorang

dapat dikatakan telah mencapai tujuan dari belajar.

Belajar kognitif dimana adalah belajar yang berkaitan dengan aspek intelektual. Kompetensi

kawasan kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,menganalsis, mensitesakan dan

menilai pengalaman belajar. Pengalaman belajar untuk kegiatan hafalan dapat berupa berlatih menghafal

misalnya menggunakan jembatan ingatan yaitu dengan dihubungkan dengan benda-benda, kata-kata atau

sebagainya yang biasa ditemukan dan mudah diingat sebagai jembatan kita untuk mengingat hafalan

kita. Jenis materi pembelajaran yang perlu dihafal dapat berupa fakta,konsep,prinsip, dan procedure.

Pengalaman belajar untuk tingkat pemahaman dilakukan dengan membandingkan, mengidentifikasikan

karakteristik dan sebagainya. Pengalaman belajar tingkatan aplikasi dilakukan dengan jalan menerapkan

rumus dalil atau prinsip terhadap kasus nyata yang terjadi di lapangan. Pengalaman belajar tingkatan

sintesis dilakukan dengan memadukan berbagai unsure atau komponen,menyusun membentuk

bangunan, menggambar dan sebagainya. Pengalaman belajar untuk mencapai kemampuan dasar

tingkatan penilaian dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap objek studi menggunakan criteria

tertentu.

Page 12: PENGERTIAN BELAJAR

Berkaitan dengan kawasan afektif, pengalaman belajar yang perlu dilakukan agar siswa

mencapai tingkatan kompetensi afektif yaitu dengan mengamati dan menirukan contoh/model,

mendatangi objek studi yang dapat memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai

dengan tuntutan nilai yang dipelajari dan sebagainya.

Untuk kawasan psikomotor, pengalaman belajar yang dapat dilakukan untuk mencapai

kompetensi ini adalah berlatih dengan frekuensi tinggi dan intensif, latihan menirukan, menstimulasikan,

mendemonstrasikan, gerakan yang ingin dikuasai.

1I.3 PEMBELAJARAN DAN PENGAJARAN

Proses pembelajaran dialami setiap orang sepanjang hayat serta dapat berlaku di manapun dan

kapanpun. Pembelajaran merupakan interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga

terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama

adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

Pada dasarnya Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun

mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik

dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek

psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak,

yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru

dengan peserta didik. Di dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan atau tanpa hadirnya guru.

Dalam proses belajar terdapat komponen pendukung yang dapat mendorong tercapainya tujuan

utama dari proses pembelajaran yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Proses belajar dapat

terjadi baik secara alamiah maupun direkayasa. Proses balajar secara alamiah biasanya terjadi pada

kegiatan yang umumya dilakukan oleh setiap orang dan kegiatan belajar ini tidak direncanakan.

Sedangkan proses belajar yang direkayasa merupakan proses belajar yang memiliki sistematika yang

jelas dan telah direncanakan sebelumnya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses ini

metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini proses belajar

yang direkayasa yang lebih memungkinkan tercapainya perubahan perilaku karena ada rancangan yang

berisi metode dan alat pendukung.

Dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar pada peserta didik. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud

melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Oleh

karena itu kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pengajar, khususnya siswa

agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional. Kegiatan pembelajaran memuat

rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

Page 13: PENGERTIAN BELAJAR

Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan kirarki konsep materi pembelajaran, dan

rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsure penciri yang

mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.

II.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan

beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik

dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran. Prinsip

pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran

akan diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang

efektif dan efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh

Gagne dan Atwi Suparman.

Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan

apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku,

penilaian formatif.

Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan

langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa

dan aspek psikologi lain.

Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian. Sebelum

pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik

pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.

Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa.

Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa

terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi

sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan

baik.

Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan

pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi

siswa beraktivitas langsung. Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas

siswa.

Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting.

Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses

Page 14: PENGERTIAN BELAJAR

pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat. Siswa

perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat. Oleh karena itu

guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.

Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik

dengan materi yang sedang diajarkan. Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan

mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk

mempelajarinya.

Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar

jika sering diberikan kepada siswa. Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi

dengan memberikan penghargaan.

Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan

individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga

guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur

tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya

baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk

memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif),

keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi

dengan lingkungan.

4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan,

penyakit atau pengaruh obat-obatan.

Page 15: PENGERTIAN BELAJAR

Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai

dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Jenis-jenis belajar menurut Robert M. Gagne :

1. Belajar isyarat (signal learning).

2. Belajar stimulus respon.

3. Belajar merantaikan (chaining).

4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association).

5. Belajar membedakan (discrimination

6. Belajar konsep (concept learning).

7. Belajar dalil (rule learning).

8. Belajar memecahkan masalah (problem solving).

Jenis-jenis belajar menurut Benyamin S. Bloom :

1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif).

2. Affective Domain (Kawasan afektif).

3. Psychomotor Domain (Kawasan psikomotorik).

Jenis-jenis belajar penggabungan dari tiga ahli (A. De Block, Robert M. Gagne, C. Van Parreren) :

1. Belajar Arti Kata-kata.

2. Belajar Kognitif.

3. Belajar Menghafal.

4. Belajar Teoritis.

5. Belajar Konsep.

6. Belajar Kaidah

7. Belajar Berpikir

Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :

1. Menarik perhatian (gaining attention)

2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)

3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)

4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)

5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)

Page 16: PENGERTIAN BELAJAR

6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)

7. memberikan balikan (providing feedback)

8. Menilai hasil belajar (assessing performance)

9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)

Page 17: PENGERTIAN BELAJAR

Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).

Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia)

Macam-macam   Teori Belajar

Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan  teori belajar konstruktivisme.  Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1. Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori  Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.

Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Page 18: PENGERTIAN BELAJAR

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar | Majalah Siantar – Setelah sekian lama tidak mengisi kategori pendidikan, kali ini admin MS mau lanjutin bahas artikel sebelumnya yakni Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar, karena jika semua langsung sekaligus diposting akan sangat panjang, jadi saya putuskan untuk membuatnya secara terpisah. Meski jarak waktu update antar artikel pendidikan ini memang sangat lama, terakhir itu 3 atau 5 bulan yang lalu, namun tidak akan membuat admin melupakan kategori pendidikan karena ini disengaja untuk para siswa, mahasiswa atau guru yang sedang mencari materi mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah. Langsung saja ke inti topik kali ini. Ini juga belum secara langsung keseluruhan, tetapi hanya sebahagian, untuk sisanya akan diposting dimasa yang akan datang. :D

FAKTOR INTERNALFaktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

A. Faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam:

1. Keadaan Jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :

a. Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.

b. Rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat.

c. Istirahat yang cukup dan sehat.

2. Keadaan Fungsi Jasmani/Fisiologis.Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . Dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehingga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu

Page 19: PENGERTIAN BELAJAR

menjaga panca indra dengan baik. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.

B. Faktor psikologisFaktor – faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

– Kecerdasan/Intelegensi Siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.

Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

- Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relatif lebih lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).

Page 20: PENGERTIAN BELAJAR

Motivasi ekstrinsik adalah faktor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.

- Minat

Secara sederhana,minat (interest) mengandung kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.

Untuk membangkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi dan desain.

- SikapDalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik secara positif maupun negative (Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi diri siswa.

- Bakat

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimilki seorang siswa untauk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.

Page 21: PENGERTIAN BELAJAR

Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

FAKTOR – FAKTOR EKSTERNALSelain karakteristik siswa, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan non-sosial.

1) Lingkungan sosial

a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik disekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.

c. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

2) Lingkungan Non - SosialFaktor-faktor yang termasuk lingkungan non-sosial adalah :

a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.

Page 22: PENGERTIAN BELAJAR

b. Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.

c. Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses kegiatan belajar. Faktor-faktor itu ada yang terdapat pada diri kita sendiri, tetapi ada pula yang di luar kita. Dalam hal ini faktor yang mempengaruhi proses belajar ada tujuh faktor (Hutabarat), yaitu:

1. Faktor Kecerdasan

Yang dimaksud dengan kecerdasan ialah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak. Tingkat kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi, ada yang sedang dan ada pula yang rendah. Orang yang tingkat kecerdasannya tinggi dapat mengolah gagasan yang abstrak, rumit dan sulit dilakukan dengan cepat tanpa banyak kesulitan-kesulitan dibandingkan dengan orang yang kurang cerdas. Orang yang cerdas itu dapat memikirkan dan mengerjakan lebih banyak, lebih cepat dengan tenaga yang relatif sedikit. Kecerdasan adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya, tetapi hanya dapat mengembangkannya. Namun hal ini tingginya kecerdasan seseorang bukanlah suatu jaminan bahwa ia akan berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena keberhasilan dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh faktor-faktor lainnya.

2. Faktor Belajar

Yang dimaksud dengan faktor belajar adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi, tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga tidak dapat membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Termasuk di sini kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien.

3. Faktor Sikap

Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan siswa dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan dapat belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan banyak lagi yang lain.  Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran, prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan belajar.

4. Faktor Kegiatan

Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak sehat membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga menganggu kegiatan belajar.

5. Faktor Emosi dan Sosial

Page 23: PENGERTIAN BELAJAR

Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif.

6. Faktor Lingkungan

Yang dimaksud faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana tempat seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan nyamuk yang menganggu pada waktu belajar dan keadaan yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman dapat menganggu kosentrasi dalam belajar.

7. Faktor Guru

Kepribadian guru, hubungan guru dengan siswa, kemampuan guru mengajar dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan baik dalam mengajar dan yang kurang menguasai bahan yang diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk menguasainya dipihak siswa. Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada diri siswa rasa menggemari bahan yang diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun siswa banyak menambah pengetahuannya dibidang itu dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya. Guru dapat juga menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya.

Page 24: PENGERTIAN BELAJAR

Tips/Cara Belajar Efektif

1)Keteraturan dalam belajar

Cara belajar yang efisien mengandung asas-asas tertentu yang tidak saja untuk dipahami melainkan lebih dihayati sepanjang masa dalam belajarnya. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan tindakan-tindakan.

Dalam belajar yang baik / cara belajar yang efektif efi sien , yang menjadi pokok pangkal pertama ialah adanya suatu keteraturan, baik dalam belajar, mencatat ataupun menyimpan alat-alat perlengkapan untuk belajar.

2) Disiplin belajar

Asas lain cara belajar yang baik ialah disiplin. Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik di dalam usaha belajar, barulah seseorang mempunyai cara belajar   yang baik . Karena berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar   yang baik  juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik yang akan menciptakan pribadi yang luhur. Dengan demikian cara belajar   yang baik  adalah suatu kecakapan yang dapat dimiliki seseorang dengan jalan latihan.

3) Konsentrasi

Setiap orang yang sedang menuntut ilmu harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya, karena tanpa konsentrasi dalam belajarnya, tak mungkin berhasil menguasai   pelajaran  yang  diberikannya.   Konsentrasi   adalah   pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampaikan semua hal lainnya yang tidak berhubungan.

4) Pemakaian perpustakaan

Selain keteraturan, disiplin dan konsentrasi masih ada satu hal lagi yang perlu dijadikan pedoman, yaitu perpustakaan, sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa bacaan dan gudang bacaan itu hanya terdapat dalam perpustakaan .

Perlunya pemakaian kepustakaan sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa buku bacaan, minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.

Page 25: PENGERTIAN BELAJAR

Definisi Lupa

Lupa adalah suatu kondisi dimana suatu informasi yang telah disimpan dalam memori otak jangka panjang hilang (Long term Memory).

Mengapa seseorang bisa lupa? Ada beberapa macam ‘lupa’. Menurut artikel yang gw baca, ‘lupa’ bisa terjadi karena proses penyimpanan pada long term memory tidak dilakukan atau dilakukan secara tidak tepat atau tidak sempurna. Lupa jenis ini terjadi karena suatu informasi hanya disimpan pada memori otak jangka pendek (Short Term Memory) dan tidak diantarkan dengan mulus sampai long term memory.

Jenis ‘lupa’ yang lain adalah lupa yang diakibatkan karena berjalannya waktu. Lupa ini terjadi karena kita mengingat sesuatu pada masa lalu tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya kita lupa, hal ini disebabkan karena kita jarang menggunakan informasi itu lagi dan otak kita tidak pernah memproses informasi tersebut.

Ada lagi lupa yang terjadi karena adanya proses interference. Lupa jenis ini diakibatkan karena terjadinya pencampuran antara berbagai informasi yang otak kita proses. Informasi yang lama bercampur dengan informasi yang baru dan akhirnya mengganggu satu dengan yang lain, mengakibatkan hilangnya sebagian informasi lama dan baru tersebut.

Contoh lupa ini sering terjadi pada siswa (kita) yang menerapkan metode belajar SKS (Sistem Kebut Semalam) Kita belajar ngebut malam ini, memasukkan semua pelajaran dalam sekali kunyah kedalam otak. Nah, ketika tes keesokan harinya, apa yang telah diingat dan pelajari (walaupun pelajaran minggu lalu) bisa hilang, diakibatkan dari apa yang telah kita pelajari semalam. Gw juga dulu sering lupa jawaban tes gara” pake belajar pake SKS hehe, ternyata ini sebabnya hehe ^^”

Page 26: PENGERTIAN BELAJAR

kiat Mengurangi Lupa

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara meningkatkan daya ingat kita. Banyak ragam kiat yang dapat dicoba dalam meningkatkan daya ingata, antara lain menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990), adalah sebagai berikut.

1. Overlearning

Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah siswa melakukan pembelajaran atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan. Banyak contoh yang dapat dipakai untuk overlearning, antara lain pembacaan teks Pancasila pada setiap hari Senin dan Sabtu memungkinkan ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.

2. Extra study time

Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti siswa menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah jam. Penambahan frekuensi belajar berarti siswa meningkatkan kekerapan belajar materi tertentu, misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari. Kiat ini dipandang cukup strategis karena dapat melindungi memori dari kelupaan.

3. Mnemonic device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut mnemonic itu berarti kiat khusus yang dijadikan “alat pengait” mental untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal siswa. Muslihat mnemonic ini banyak ragamnya, tetapi yang paling menonjol adalah sebagaimana terurai di bawah ini.

4. Rima (Rhyme),

yakni sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah yang harus diingat siswa. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi not-not sehingga dapat dinyanyikan. Nyanyian anak-anak TK vang berisi pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan mnemonik.

5. Singkatan

yakni terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa. Contoh, jika seorang siswa hendak mempermudah mengingat nama Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, dan Nabi Musa, dapat menyingkatnya dengan ANIM. Pembuatan singkatan-singkatan seyogyanya dilakukan sedemikian rupa sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.

6. Sistem kata pasak (peg word system)

yakni sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti merah-saga, panas-api. Kata-kata ini berguna untuk mengingat kata dan istilah yang memiliki watak yang sama seperti: darah, lipstik; pasangan langit dan bumi; neraka, dan kata/istilah lain yang memiliki kesamaan watak (warna, rasa, dan seterusnya).

Page 27: PENGERTIAN BELAJAR

7. Metode Losai (Method of Loci)

yaitu kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat siswa. Kata “loci” sendiri adalah jamak dari kata “locus” artinya tempat. Dalam hal ini, nama-nama kota, jalan, gedung terkenal dapat dipakai untuk menempatkan kata dan istilah yang kurang lebih relevan dalam arti memiliki kemiripan ciri dan keadaan. Contoh: nama ibukota Amerika Serikat untuk mengingat nama presiden pertama negara itu (George Washington); dan gedung bundar untuk mengingat nama jaksa agung Indonesia. Apabila guru memerlukan siswa menyebut nama-nama tadi, ia dapat menyuruh siswa tersebut “bepergian” ke tempat-tempat tersebut.

8. Sistem kata kunci (key word system)

Kiat mnemonik yang satu ini relatif tergolong baru dibanding dengan kiat-kiatmnemonik lainnya. Kiat ini mula-mula dikembangkan pada tahun 1975 oleh dua orang pakar psikologi, Raugh dan Atkinson (Barlow, 1985). Sistem kata kunci biasanya direkayasa secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing, Inggris misalnya. Sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut: 1) kata-kata asing; 2) kata-kata kunci, yakni kata-kata bahasa lokal yang paling kurang suku pertamanya memiliki suara/lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti kata asing tersebut.

20 Cara Menghilangkan LupaKadang Lupa sering menjalar pada tubuh kita . Cara mengatasi lupa memang sangat banyak . kali ini saya akan paparkan 20 cara agar tidak lupa .Jika Anda biasa melontarkan beberapa pertanyaan di atas kepada diri sendiri, alias seorang pelupa, berikut ini 20 langkah memperbaiki daya ingat.

1. PadatkanKetika mengingat-ingat deretan huruf yang panjang seperti 33987643134509, pecahkanlah menjadi: 33 98 76 43 13 45 09.

2. Jangan menjejalkanLebih baik memberi ruang pada proses belajar. Contohnya, ketika Anda belajar bahasa asing, jangan mengulang satu kata terus-menerus. Demikian saran dr Chris Moulin dari Leeds Memory Group. Ulangi beberapa kali, dan kemudian lanjutkan lagi, dan kembali lagi nanti.

3. Ciptakan petunjukJika kamu mempunyai kegiatan teratur setiap hari pada waktu tertentu, seperti minum obat, berilah petunjuk dirimu sendiri untuk menolong niatanmu tersebut. Misalnya: “Ketika acara TV ini selesai aku akan meminum obat.”

4. Gunakan gambarSatu cara untuk mengingat sesuatu, seperti nama orang, adalah menggambarkan wajah mereka. Jadi ketika kamu bertemu Joe Diamond, bayangkan sebuah intan (diamond). Kamu harus lebih kreatif untuk menggambarkan nama orang dengan nama yang tidak biasa.

5. Buat lebih bermaknaGunakan arti khusus untuk mewakili sebuah fakta atau angka, jika Anda perlu mengingat angka 50110662012, pikirkan jins Levi's, Perang Hastings, atau Olimpiade London.

6. Buatlah lebih pribadi

Page 28: PENGERTIAN BELAJAR

Buatlah sesuatu yang ingin kamu ingat berhubungan dengan dirimu sendiri. Itu pertolongan mengingat yang plaing baik. Contohnya Blair mulai berkuasa pada tahun 1997, kamu lulus tahun 1997.

7. Metode Kamar RomaMetode Kamar Roma adalah tentang mengingat rangkaian informasi dengan memvisualisasikan mereka ke dalam sebuah lokasi. Gunakan tempat yang kamu tahu dengn baik, lakukan perjalanan pikiran melewati kamar dalam tatanan yang teratur. Kemudian letakkan informasi dari daftarmu satu per satu ke dalam setiap kamar.

Jadi ketika ingin mengingat Perdana Menteri, tempatkan Harold Wilson di lorong, James Callaghan di ruang keluarga, Margareth Thatcher di dapur dan seterusnya. Pikirkan itu pelan-pelan dan itu akan terus menempel.

8. RutinitasRutinitas yang membosankan adalah teman terbaik ingatan. Letakkan barang-barang tersebut di tempat yang sama di waktu yang lama. Semakin terbiasa, semakin mudah Anda mengingat.

9. MenghafalMenghafal adalah teknik pembelajaran yang menolong daya ingat - seperti 'Mejikuhibiniu' untuk mengingat warna pelangi. Gunakan frasa untuk mengingat hal, semakin aneh semakin baik.

10. Makan ikan berlendirMinyak Omega-3 yang ada pada ikan berlendir, dapat membantu kekuatan Anda berkonsentrasi.

11. Konsumsi cholineCholine, asam amino yang ada pada telur, hati, ayam dan kedelai, dapat menjaga otak dan meningkatkan daya ingat. Penelitian terbaru menunjukkan, orang dengan konsumsi choline yang tinggi berhasil menyelesaikan tes daya ingat dengan lebih baik — walau diet kesehatan jangka panjang adalah kunci utama untuk menjaga fungsi otak yang baik, dengan sayuran hijau, buah beri, tomat, kacang dan kecambah adalah makanan yang baik untuk daya ingat.

12. OlahragaSebuah penelitian Cambridge University menyebutkan, latihan aerobik teratur seperti jogging dapat meningkatkan daya ingat dengan memicu pertumbuhan neuron baru di otak.

13. MengajarMengajari konsep baru pada orang lain bisa membantu ingatanmu pada hal tersebut. Jadi berikan mata kuliah kecil untuk temanmu ketika kalian berdua belajar untuk tes yang sama.

14. Berpikiran positifMenurut ahli kesehatan Harvard, stereotipe negatif tentang penuaan membuat daya ingat menurun. Jadi orang tua menghasilkan nilai yang tes daya ingat yang buruk ketika dihadapkan pada pernyataan pesimis tentang usia dan kekuatan otak — dan lebih baik ketika mendengar pesan untuk menjaga daya ingat tetap kuat hingga pensiun.

15. Gunakan seluruh inderamuMakin banyak indera yang kamu gunakan ketika mengalami suatu kejadian, semakin mudah Anda mengingatnya nanti. Contoh, penciuman bisa secara cepat mengembalikan kenangan masa lalu. Jadi mulailah mengendus.

16. CatatGambar atau tulislah informasi yang ingin diingat.

Page 29: PENGERTIAN BELAJAR

17. PengulanganKetika kamu ingin mengingat hal baru, ulangi dengan keras. Contohnya jika kamu baru diberitahu nama seseorang, panggil nama mereka ketika berbicara dengan orang tersebut.

18. Tantang dirimu sendiriBeraktivitas memerlukan konsentrasi. Bergabunglah dengan klub membaca, teka-teki silang atau mencoba resep masakan baru. Kegiatan apapun yang menggunakan otak akan menolongmu untuk menjaga bakat hingga tua nanti.

19. Tulis, jangan ketik Jari Anda mungkin akan kikuk menggunakan alat tulis ketika sudah terbiasa mengetik, namun menulis dengan tangan dapat membuat otak memproses informasi dengan lebih baik. Jadi ketika belajar hal yang baru, tulislah.

20. Meditasi Penelitian AS menunjukkan, pengobatan harian mempertebal bagian otak cerebral cortex, yang bertanggungjawab membuat keputusan, perhatian dan daya ingat. Cobalah melakukan teknik mengosongkan pikiran, berfokus pada sebuah gambar, suara atau napas Anda sendiri.

Penyebab Mudah Lupa (Tips Menghilangkan kebiasaan Pelupa)

Hilang ingatan bisa membuat orang frustasi dan lebih menakutkan bila ingatan yang hilang cukup parah. Ada banyak alasan medis yang membuat seseorang bisa menjadi lupa. Kenali apa saja penyebab mudah lupa.

Secara medis, lupa atau tidak ingat merupakan ketidakmampuan seseorang untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam memori otaknya. Ada orang yang mudah sekali lupa meletakkan atau membawa barang dan juga mengingat suatu informasi.

Beberapa hal bisa menjadi penyebab seseorang mudah lupa seperti terlalu banyak informasi yang diterima oleh otak (overload), adanya penyakit yang mengakibatkan lupa atau kondisi lainnya.

Seperti dikutip dari eHow, Selasa (13/4/2010) ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab seseorang mudah lupa, yaitu:

Sakit kepala migrainJika seseorang menderita migrain, maka kondisi ini akan menimbulkan rasa sakit di kepala dan sesudahnya membuat seseorang menjadi bingung serta pelupa.

Konsumsi ganjaSeseorang yang memiliki kebiasaan mengonsumsi ganja akan mengalami kesulitan utuk mengingat apa saja yang terjadi hari ini. Penggunaan ganja menyebabkan gangguan memori dan berpikir, gangguan koordinasi serta kurangnya konsentrasi.

Page 30: PENGERTIAN BELAJAR

MenopauseSaat memasuki periode pra-menopause atau menopause, seseorang akan mengalami berbagai gejala yang merupakan akibat dari perubahan hormon yang drastis.

Penyakit AlzheimerPenyakit ini ditandai dengan gejala mudah lupa, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan gangguan memori. Selain itu penyakit ini juga menimbulkan kekacauan di otak seseorang sehingga menyebabkan mudah lupa dan kebingungan.

Cedera di kepalaSebuah cedera kepala seringkali memicu trauma di otak yang berkelanjutan hal inilah yang menyebabkan hilangnya memori dan lupa.

HipotiroidSuatu kondisi kekurangan tiroid karena tubuh tidak bisa memproduksi hormon tiroid yang cukup dapat mempengaruhi ketidakmampuan seseorang untuk mengingat.

DepresiKondisi depresi bisa menyebabkan hilangnya minat dalam segala hal sehingga tak heran jika orang yang depresi seringkali tidak mampu mengingat sesuatu atau lupa. Hal karena ia terganggu oleh pikirannya sendiri akibat perasaan dan kecemasan yang berlebihan.

Jenis kelaminOtak laki-laki dan perempuan berbeda yang ditunjukkan melalui pencitraan otak (brain imaging). Otak perempuan sangat aktif dan selalu berpikir, sedangkan otak laki-laki cenderung lebih tenang. Hal ini membuat laki-laki cenderung pelupa dibandingkan perempuan dan laki-laki membutuhkan stimulasi atau rangsangan pada otaknya.

Dilansir dari Scientificamerican, ada dua jenis memori:1. Memori jangka pendek (memori kerja), yaitu berisi informasi tentang hal-hal yang dilalui dan dipikirkan saat ini. Seseorang akan sangat fokus pada rincian mengenai pikiran yang ada saat ini.

2. Memori jangka panjang, berisi informasi yang disimpan di dalam otak dan biasanya berisi informasi di masa lalu. Jika seseorang mengalami sesuatu di masa 20 tahun lalu, ia mungkin dapat mengingatnya tapi tidak bisa memberikan rincian secara detail.

Beberapa orang memiliki kemampuan luar biasa untuk mengingat dan seakan tak pernah melupakan apapun. Namun ada juga seseorang yang mudah sekali lupa akibat ketidakmampuan memori otak untuk menyimpan informasi dalam jangka waktu lama.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari lupa parah:

1. Konsumsi vitamin memoriSumber makanan mengandung asam lemak esensial seperti ikan dan kacang sangat penting untuk komunikasi yang efisien dengan otak. Ginkgo biloba juga dikenal sebagai penguat memori superior yang meningkatkan sirkulasi darah ke otak.

2. Catat kegiatan yang dilakukanBuatlah daftar kegiatan dengan menggunakan agenda harian atau notebook kecil. Pastikan selalu menempatkan kunci mobil atau apapun di tempat yang sama. Hal ini akan memudahkan Anda jika hilang ingatan menyerang.

Page 31: PENGERTIAN BELAJAR

3. Membaca bukuMungkin terdengarnya agak klasik, tapi para peneliti dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa membaca bisa menurunkan risiko kehilangan memori hingga 30-50 persen. Jadi jangan lupa membaca buku dimanapun Anda berada. Bacaan seperti buku-buku ilmu pengetahuan dan novel adalah bacaan yang paling bisa membantu meningkatkan kemampuan otak. (Vera Farah Bararah – detikHealth).

Tips Mengatasi Lupa

20 February 2009

Lupa tidak hanya dialami orang lanjut usia yang memang daya ingatnya sudah menurun tapi seringkali “penyakit” ini dialami oleh orang-orang yang masih terbilang muda.

Agar anda tidak mengalami kesulitan mengingat sesuatu yang kecil dan sederhana, cobalah latihan mental berikut ini untuk menajamkan daya ingat anda:

1. Menjaga pikiran tetap siap Kekurangan tidur, stres, jenuh, tidak ada aktivitas dan alkohol merupakan musuh bagi memori, oleh karena itu stimulus intelektual menjadi kunci meningkatkan daya ingat. Membaca, mengerjakan teka teki silang, merencanakan perjalanan menyenangkan, melakukan hobi atau belajar skil baru seperti komputer dan bahasa asing akaan sangat membantu menajamkan memori.

2. Interaksi sosial Berhubungan sosial dengan teman dan keluarga juga dapat membantu terhindar dari penyakit lupa. Penelitian bahkan menujukan lebih banyak seseorang berinteraksi sosial, semakin kecil mereka mengalami kerusakan fungsi kognitif.

3. Makan makanan peningkat daya ingat Ini mungkin tidak termasuk dalam latihan mental, tetapi wortel mentah dan buah-buahan segar merupakan makanan yang memiliki peran besar menstimulus fungsi otak seperti daya ingat. Gula alam yang terkandung dalam buah-buahan sebenarnya dapat membantu kita berpikir dan mengingat kembali informasi lebih cepat.

4. Olahraga Olahraga aerobik seperti berenang, jalan kaki dan sepeda dapat memompa oksigen ke dalam otot dan meningkatkan aliran darah dalam otak sehingga hasilnya otak lebih mudah mengingat sesuatu.

5. Buat petunjuk sistem memori Karena semakin banyak informasi semakin besar peluang kita menjadi lupa.

Untuk mengingatkan diri sendiri mengenai hal-hal penting, cobalah petunjuk memori berikut ini:

1. Siapkan agenda atau organizer dekat dengat anda dan segera tulis segala hal penting termasuk tanggal, sesuatu yang perlu dilakukan dan lain-lain sebelum anda lupa.

2. Dengar baik-baik informasi penting dan buat catatan kecil untuk mengingatkan apa yang terkait. Kembali sisihkan waktu untuk menuliskannya jika anda perlu.

3. Jika anda harus mengembalikan sesuatu atau memberi seseorang sesuatu, simpan ditempat yang selalu anda lihat atau dekat sesuatu yang setiap hari anda bawa, seperti kunci mobil.