Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

23
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS ARTIKEL PADA KELAS XI LOGAM A SEMESTER II SMK N 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Titik Tri Hartini Guru SMK N 5 Yogyakarta Abstrak Keterampilan menulis karangan eksposisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan pada siswa secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pada kenyataannya banyak siswa yang beranggapan bahwa keterampilan berbahasa yang paling sulit ialah keterampilan menulis. Hal ini disebabkan, karena sebagian besar siswa kurang memperhatikan konsep menulis yang baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK N 5 Yogyakarta khususnya menulis karangan eksposisi mengalami masalah, hal ini ditunjukkan hasil menulis banyak siswa yang belum memenuhi standar nilai KKM yaitu 7,00 Oleh karena terdapat permasalahan siswa dalam menulis karangan eksposisi tersebut, maka saya sebagai guru pengajar di Kelas XI tertarik untuk menggadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana meningkatkan kemampuan karangan eksposisi dengan media artikel. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, oleh karena tidak adanya kelas kontrol. Adapun jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, tiap siklus terdiri atas 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata- rata dan ketuntasan belajar tiap-tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata 7,20, ini berarti sudah mengalami peningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya 6,44%). Nilai rata-rata siklus II adalah 7,70, menggalami kenaikan 0,50 dari siklus I. Ketuntasan belajar siswa juga menggalami peningkatan pada tiap siklus, pra siklus 23,33%, siklus I 80,00% dan pada siklus II mencapai 100%. Simpulan pembelajaran dengan

Transcript of Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Page 1: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS ARTIKEL

PADA KELAS XI LOGAM A SEMESTER II SMK N 5 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Titik Tri HartiniGuru SMK N 5 Yogyakarta

Abstrak

Keterampilan menulis karangan eksposisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang perlu diajarkan pada siswa secara terpadu dengan keterampilan berbahasa yang lain. Pada kenyataannya banyak siswa yang beranggapan bahwa keterampilan berbahasa yang paling sulit ialah keterampilan menulis. Hal ini disebabkan, karena sebagian besar siswa kurang memperhatikan konsep menulis yang baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMK N 5 Yogyakarta khususnya menulis karangan eksposisi mengalami masalah, hal ini ditunjukkan hasil menulis banyak siswa yang belum memenuhi standar nilai KKM yaitu 7,00 Oleh karena terdapat permasalahan siswa dalam menulis karangan eksposisi tersebut, maka saya sebagai guru pengajar di Kelas XI tertarik untuk menggadakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana meningkatkan kemampuan karangan eksposisi dengan media artikel. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, oleh karena tidak adanya kelas kontrol. Adapun jenis penelitian PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, tiap siklus terdiri atas 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar tiap-tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata 7,20, ini berarti sudah mengalami peningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya 6,44%). Nilai rata-rata siklus II adalah 7,70, menggalami kenaikan 0,50 dari siklus I. Ketuntasan belajar siswa juga menggalami peningkatan pada tiap siklus, pra siklus 23,33%, siklus I 80,00% dan pada siklus II mencapai 100%. Simpulan pembelajaran dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.

Kata kunci : kemampuan menulis, karangan ekposisi, media teks berita.

Page 2: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

PENDAHULUANMenulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditunjukan untuk

menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu : 1) penguasaan bahasa tulis, yang akan berfungsi sebagai media tulisan, meliputi kosakata, struktur kalimat, paragraf, ejaan, pragmatik dan sebagainya; 2) penguasaan isi karangan sesuai dengan topik yang akan ditulis; dan 3) penguasaan tentang jenis-jenis tulisan, yaitu bagaimana merangkai isi tulisan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga membentuk sebuah komposisi yang diinginkan, seperti esai, artikel, cerita pendek, makalah, dan sebagainya.

Dalam dunia pendidikan kegiatan menulis menjadi momok bagi para siswa. Hal itu dapat dilihat disaat sang guru menyuruh siswa menulis, mereka selalu mengeluh. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan kegiatan menulis membutuhkan proses sehingga para siswa membutuhkan peran dan sarana yang memadahi dalam pembelajaran menulis untuk merangsang pikiran dan kreativitas mereka. Pada kegiatan menulis, seseorang menulis berdasarkan apa yang didengar, dibaca dan dibicarakan, terlepas dari apa yang dipikirkan dan dirasakan. Oleh karena itu, penulis yang baik harus dapat menguasai semua keterampilan berbahasa yaitu menulis, berbicara, membaca dan mendengarkan.

Menulis dalam berbagai bentuk wacana yaitu eksposisi, deskripsi, narasi, dan argumentasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK. Namun berdasarkan pengamatan saat pembelajaran, menulis karangan eksposisi hasil nilai yang diperoleh siswa belum maksimal. Dari data nilai rata-rata kelas baru mencapai 6,44 sedangkan siswa yang belum tuntas mencapai 73,00% (jumlah 30 siswa yang tuntas hanya 7 orang).

Dari hasil studi pendahuluan dengan guru bahasa Indonesia kelas XI yang lain sepakat bahwa ketidakberhasilan siswa menulis karangan eksposisi karena 1) pembelajaran menulis karangan eksposisi dilaksanakan secara tradisional, 2) guru tidak menggunakan media pembelajaran, 3) guru tidak memberikan rubrik penilaian, tidak memberikan panduan yang jelas.

Oleh karena itu, sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi pada siswa, maka dilaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Teks Artikel Pada Siswa Kelas XI Logam A SMK N 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.

Tujuan dalam penelitian tindakanan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi dan mendiskripsikan peningkatan hasil belajar siswa kelas XI Logam A SMK N 5 Yogyakarta. Manfaat penelitian ini antara lain meningkatkan kualitas pembelajaran guru, mengembangkan profesionalisme guru, dan bagi sekolah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengembangan profesionalisme guru.

LANDASAN TEORITIS

Pengertian MenulisMengarang atau menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui bahasa yang

tingkatannya paling tinggi karena di dalam menulis harus benar-benar menguasai struktur dan tata bahasa. Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat). Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI, 1990:968). Bloom (dalam Ahmadi, 1988:22) menyatakan bahwa tulisan atau karangan (komposisi tulis) termasuk dalam kategori “sintesis” yaitu sebagai suatu “produksi komunikasi yang unik” di mana penulis

Page 3: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

mencoba dan berupaya untuk menyampaikan gagasan, ide, dan atau perasaan kepada orang lain (pembaca).

Pada dasarnya, tulisan seseorang itu bisa menunjukkan cara berpikir orang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisan. Sehubungan dengan hal tersebut, setiap orang yang akan menulis selalu memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi demikian tentu saja akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis artinya kemampuan berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak untuk menghasilkan pemikiran yang sehat dan dapat diterima oleh orang lain. Berpikir sistematis adalah adanya keteraturan dalam berpikir dengan langkah-langkah yang sistematis. Oleh karena itu, menulis harus melalui tahapan prakarsa (pratulis), tahap pelanjutan (tahap penulisan), tahap revisi (tahap perbaikan) dan tahap pengakhiran (tahap penyelesaian).

Asas Menulis EfektifGie (2002:33) menuturkan bahwa ada tiga asas utama yang perlu diperhatikan dalam

menulis karangan yang efektif. Dalam bahasa Inggris, ketiga asas utama tersebut dikenal dengan singkatan 3C yaitu clarity (kejelasan), conciseness (keringkasan), dan correctness (ketepatan). Ketiga asas tersebut yaitu sebagai berikut:1. Kejelasan

Asas mengarang yang pertama dan utama dalam kegiatan menulis ialah kejelasan. Hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis harus dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.

2. KeringkasanAsas keringkasan tidaklah berarti bahwa setiap karangan harus pendek. Keringkasan

berarti bahwa suatu karangan tidak menghamburkan kata-kata, tidak mengulang-ulang butir ide yang dikemukakan, dan tidak berputar-putar dalam menyampaikan suatu gagasan dengan berbagai kalimat yang berkepanjangan.

3. KetepatanAsas ketepatan mengandung ketentuan bahwa sesuatu penulisan harus dapat

menyampaikan butir-butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti yang dimaksud oleh penulisnya. Oleh karena itu, agar karangannya tepat, setiap penulis harus menaati sepenuhnya berbagai aturan dan ketentuan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kelaziman pemakaian bahasa tulis yang ada.

Tiga asas tersebut merupakan asas-asas utama yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam kegiatan menulis, sehingga dapat menghasilkan suatu tulisan yang baik dan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Selain ketiga asas utama tersebut, menurut Gie (2002:36–37), masih terdapat tiga asas menulis lainnya yang perlu diperhatikan oleh penulis agar dapat menghasilkan tulisan yang baik. Ketiga asas itu antara lain unity (kesatupaduan), coherence (pertautan), emphasis (penegasan).

Hakikat Pembelajaran Menulis

Berhasil atau tidaknya pengajaran menulis, salah satunya disebabkan oleh cara yang ditempuh guru dalam mengajarkan menulis. Menurut Nurhasanah dan Widodo (1993:70–72), ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan kemampuan menulis adalah sebagai berikut.1. Prinsip

Menulis adalah ketrampilan berbahasa. Ketrampilan akan dapat dicapai kalau banyak berlatih. Oleh karena itu, untuk mencapai ketrampilan itu, siswa harus diberi banyak latihan atau tugas-tugas. Sebelum guru memberikan tugas-tugas kepada siswa, guru harus

Page 4: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

menjelaskan tugas-tugas apa yang diberikan kepada siswa dan apa yang harus dilakukan dan diperhatikan siswa.

2. Pembimbingan Bimbingan perlu diberikan secara intensif sejak siswa mulai belajar menulis sampai menghasilkan tulisan. Setelah siswa menghasilkan karangan, pengoreksian terhadap karangan perlu dilakukan dan hasilnya perlu diinformasikan kepada siswa. Guru bersama-sama siswa bisa mendiskusikan bagaimana pembetulan karangan itu karena yang diperlukan dalam karangan ini adalah siswa mengetahui bagaimana seharusnya mereka mengarang.

3. Sifat pengajaranPengajaran menulis bisa dilakukan dengan memulai latihan dengan aspek kemampuan menulis kemudian dilanjutkan dengan latihan menulis karangan secara utuh, memulai teori tentang menulis kemudian dilanjutkan ke praktek menulis atau dimulai dengan hal-hal yang dikenal siswa atau berada di lingkungan siswa ke hal-hal yang belum dikenal siswa.

4. MediaMedia pengajaran menulis bisa diambil dari contoh-contoh karangan yang sudah ada, bisa diambil dari surat kabar atau majalah.

Tujuan Pembelajaran MenulisMenurut Nurchasanah dan Widodo (1993:62–66), tujuan pembelajaran menulis dapat

ditentukan berdasarkan aspek yang diinginkan dicapai oleh siswa. Tujuan tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Tujuan yang bersifat teoretis dan praktis, biasanya diwujudkan dalam pengajaran menulis secara serentak, maksudnya dalam pertemuan pengajaran tertentu siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang bersifat teoretis sekaligus dapat mencapai tujuan yang bersifat praktis. Tujuan yang bersifat teoretis menitikberatkan pembelajaran pada aspek teori menulis sedangkan tujuan yang bersifat praktis menitikberatkan pada aspek praktek menulis.

2. Tujuan berdasarkan wujud tulisan/karangan, maksudnya tujuan pengajaran menulis dapat didasarkan atas wujud tulisan yang diharapkan dikuasai oleh siswa. Wujud karangan yang dimaksud misalnya siswa diharapkan mampu menulis karangan ilmiah, karangan nonilmiah, karangan yang bersifat pengetahuan, karangan yang bersifat kesusastraan, dll.

3. Tujuan berdasarkan tingkat kognisi yang dicapai, yaitu tujuan yang bersifat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesia, dan evaluasi. Dalam praktek di kelas, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai dalam pembelajar di kelas. Siswa (kelas tinggi) sebaiknya mampu hingga tahap evaluasi karena jika seseorang pandai menilai sesuatu itu artinya dia telah memahami apa yang dia nilai.

4. Tujuan langsung dan tidak langsung, di mana tujuan langsungnya adalah agar siswa dapat menulis secara langsung tanpa melalui tahapan kegiatan prasyarat, sedangkan tujuan tidak langsungnya adalah siswa dapat menulis dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan prasyarat.

5. Tujuan yang bersifat diskrit dan pragmatik, yakni pengajaran menulis yang bersifat diskrit bertujuan ingin melihat aspek-aspek kemampuan menulis secara terpisah-pisah, sedangkan pengajaran menulis yang bersifat pragmatik bertujuan ingin melihat kemampuan menulis secara utuh, bukan melihat aspek-peraspek.

Page 5: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi

Eksposisi atau ekspositori juga bisa disebut paparan yaitu suatu paragraf yang menampilkan suatu objek yang peninjauannya tertuju pada satu unsur saja dengan cara penyampaiaan yang menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan (Arifin dan Tansai, 2002:129). Dengan demikian tujuan utama karangan eksposisi adalah untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Adapaun langkah menyusun karangan eksposisi adalah menentukan topik atau tema, menetapkan tujuan, mengumpulkan data dari berbagai sumber, menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih, dan menggembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi. Pada karangan eksposisi penulis berniat untuk memberikan informasi kepada pembaca, sehingga pada karangan eksposisi mengandalkan strategi pengembangan alinea seperti melalui pemberian contoh, proses, sebab akibat, klasifikasi, definisi, analisis, komparasi dan kontras.

Agar dapat menulis karangan eksposisi dengan baik, penulis perlu memiliki metode atau strategi dalam mengembengkan paragraf. Menurut Alwasilah dan Alwasilah (2007:112-113) ada tujuh metode atau strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf eksposisi yaitu:

1. Metode contoh Pengembangan paragraf menggunakan metode contoh adalah cara yang paling sederhana tapi efektif bagi penulis untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca. Contoh bisa berupa kata, kalimat, atau alinea. Metode ini biasanya dimulai dengan ungkapan misalnya, sebagai contoh, sebut saja, dan sebagainya.

2. Metode prosesPengembangan paragraf dengan metode proses, penulis mendeskripsikan urutan langkah- langkah bagaimana mengerjakan sesuatu atau bagaimana sesuatu bekerja. Biasanya secara kronologis sebuah langkah diikuti langkah berikutnya. Oleh karena itu maka dalam sebuah proses terkandung narasi dan sebab akibat.

3. Metode sebab akibatMetode sebab-akibat dalam pengembangan paragraf menjabarkan bahwa sebab selalu mengarah pada satu akibat atau lebih, dan akibat satu sebab atau lebih. Dengan metode ini penulis mengeskplorasi kaitan sebab akibat.

4. Metode klasifikasiParagraf yang dikembangkan dengan metode klasifikasi pada intinya mengenalkan karakteristik yang sama dari sejumlah butir yang ada. Dalam menentukan klasifikasi penulis melakukan strategi komparasi-kontras.

5. Metode definisiMetode definisi secara formal terdiri tiga hal, yaitu konsep yang diberi definisi, kelas atau kelompoknya dan hal-hal atau karakteristik. Definisi ini bisa berupa definisi pendek sari kamus atau keseluruhan esay menjelaskan sesuatu.

6. Metode analisisMetode pengembangan paragraf dengan analisis yakni sebagai cara berpikir dan menulis dengan memecahkan atau membagi sesuatu menjadi bagian dengan tujuan agar lebih dimengerti. Esay analitis lazim dilakukan peneliti untuk mempelajari sesuatu.

7. Definisi komparasi kontrasMetode pengembangan komparasi-kontras penulis harus menjaga keseimbangan antara keduanya. Komparasi berfokus pada persamaan sedang kontras berfokus pada perbedaan.

Page 6: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Jenis-jenis Media PembelajaranDalam salah satu artikel Yusuf Hadi Miarso memberikan batasan media pelajaran sebagai

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Batasan yang sederhana ini sangat luas maknanya karena mencakup pengertian, sumber, lingkungan manusia, dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pengajaran. Jenis-jenis dan sumber bahan ajar pengajaran bahasa Indonesia dapat berupa:1. Buku teks utama bahasa dan sastra, biasanya sudah ditentukan oleh sekolah.2. Media ajar non buku teks, seperti: majalah, koran, junk mail, brosur, dan leaflet, baliho,

formulir aplikasi, iklan, kemasan berbagai produk, kumpulan karya sastra, kliping, kumpulan skripsi, teks drama, cerpen, dan sebagainya.

3. Media elektronik seperti audio visual, kaset rekaman, siaran televisi, film, video, dan sebagainya.

4. Media dan bahan ajar berbasis komputer: CD,VCD, dan internet.

Fungsi Media Pembelajaran Media merupakan salah satu wadah penyalur pesan atau informasi dalam belajar. Media

merupakan wadah pesan, yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Materi yang ingin disampaikan merupakan pesan pendidikan, dan tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar.

Menurut Hamalik (dalam Arsyad, 2002:15), pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsang kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis tehadap siswa. Arsyad (2002:26–27) menyimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:

1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang

peristiwa-peristiwa di lingkungan siswa, serta memugkinkan terjadinya interaksi langsung, antara siswa guru, masyarakat, dan lingkungan.

Penggunaan Media Teks Artikel dalam Pembelajaran Menulis Karangan Eksposisi Penggunaan suatu metode dalam pembelajaran akan mempengaruhi jenis media

pengajaran meskipun sebenarnya masih ada berbagai aspek lain yang perlu diperhatikan dalam memilih media. Tujuan penggunaan media dalam proses pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efisien dan efektif sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:569), media (alat) adalah sarana komunikasi seperti koran, radio televisi, film, poster, dan spanduk. Seperti halnya pandangan E. De Corte (dalam Winkel, 1996:285), media pengajaran diartikan sebagai sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional. Sedamgkan artikel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar, dsb.

Page 7: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Kerangka BerpikirKeberhasilan pembelajaran pada satuan pendidikan ditentukan banyak faktor. Mulai dari

kesiapan guru, respon siswa, proses pembelajaran, materi atau bahan ajar, media belajar, dan faktor penunjang lainnya. Apabila salah satu diantara faktor di atas tidak terpenuhi, keberhasilan pembelajaran kemungkinan akan terkendala.

Kesiapan guru merupakan dasar utama dan pertama berhasil tidaknya proses pembelajaran. Guru diharapkan mampu memotivasi siswa, memberikan bahan ajar berupa artikel yang up date dan menarik, mampu memilih media yang tepat, serta mampu memanfaatkannya. Seorang guru dalam menunjang keberhasilan proses belajar harus dapat menentukan media pembelajaran yang tepat.

Upaya peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran, terutama menulis karangan eksposisi dapat diwujudkan dengan memanfaatkan media pembelajaran. Salah satunya adalah media teks artikel. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam skema berikut:

Bagan 1. Skema Kerangka Berpikir

METODOLOGI PENELITIAN

Setting PenelitianPenelitian tindakan dilakukan di SMK N 5 Yogyakarta kelas XI Logam A tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilakukan selama 3 bulan mulai dari April 2011 sampai dengan Juni 2011.Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas XI Logam SMK N 5 Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 30 yang terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Latar belakang dipilihnya kelas ini diantaranya ialah minimnya kemampuan siswa dalam menulis terutama menulis karangan eksposisi.

Sumber DataData dalam penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu lembar pengamatan, dokumen pembelajaran, dan nilai.

Tindakan PTK

Kondisi Awal Siswa

Siklus II

Siklus I

Prestasi Belajar Rendah

Pembelajaran Dengan Media

Prasiklus atau Belum

ada Tindakan

Kondisi Akhir

Prestasi Belajar Meningkat

Page 8: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dokumentasi, observasi, dan penilaian hasil tes tertulis.

Validasi DataUntuk memperoleh data yang valid, peneliti dibantu dengan rekan kolabolator dalam penyusunan sumber data. Trianggulasi dilakukan bersama rekan mata pelajaran yang sejenis.

Analisis DataSemua data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.

Kriteria Keberhasilan TindakanImplementasi keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam menulis eksposisi dengan menggunakan media teks dapat mencapai nilai KKM 7,00. Nilai rata-rata kelas naik dan dapat mencapai ketuntasan 90%.

Prosedur PenelitianPenelitian menerapkan dua siklus, tiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan 90 menit (2x45 menit). Setiap siklus memuat planning, acting, observing, dan reflecting.

Tabel 1Siklus 1

Planning Acting Observing ReflectingMenyiapkan:1. Rencana RPP.2. Skenario

pembelajaran dengan menyiapkan media yang sesuai.

3. Instrumen observasi.

4. Instrumen penelitian (LKS).

Penerapan RPP:1. Menerangkan cara

menulis karangan eksposisi yang baik.

2. Memberi contoh tulisan eksposisi.

3. Guru membagi teks artikel sebagai media (dibaca sebelum menulis karangan eksposisi).

4. Siswa menulis karangan eksposisi .

5. Evaluasi.

1. Melakukan observasi dengan format observasi.

2. Menilai hasil tindakan menggunakan format penilaian

(lihat tabel 1)

1. Untuk mengukur semua yang direncanakan, dilakukan dan dinilai.

2. Dicari sudut keberhasilan dan kekurangannya.

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil observasi dan evaluasi untuk digunakan tindakan pada siklus II.

Page 9: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Tabel 2Siklus II

Planning Acting Observing ReflectingPlaning sama dengan siklus I.

Acting sama dengan siklus I dengan penambahan treatment kekurangberhasilan dari siklus I.

Observing sama dengan siklus I.

1. Untuk mengukur semua yang direncanakan, dilakukan dan dinilai.

2. Dicari sudut keberhasilan dan kekurangannya.

Bila sudah berhasil sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka tidak diteruskan ke siklus selanjutnya.

Tabel 3Pedoman penilaian menulis karangan eksposisi

No Aspek yang dinilai Skor

1. 2.3.4.5.

Kesesuaian isi dengan judulPemaparan informasi jelas dan kosa kata bervariasiKoherensiKetegasanEjaan dan tanda baca

Jumlah

1-101-101-101-101-10

5-50

Perhitungan nilai akhir dalam skala 0-100, sebagai berikut:

Perolehan SkorNilai Akhir = X skor ideal (100)

Skor maksimal (50)

Page 10: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi PrasiklusHasil observasi pada prasiklus, membuktikan kecenderungan siswa ‘asal

mengerjakan’ tugas yang diberikan oleh guru. Realitas ini dapat dilihat dalam deskripsi nilai tabel 2. Banyak siswa yang belum bisa mencapai KKM 7,00 yaitu sebanyak 23 siswa dari jumlah siswa 30 siswa (siswa yang tuntas hanya 7). Sehingga presentase siswa yang tidak tuntas tersebut mencapai 76,67%. Rata-rata nilai hanya mencapai 6,44 (Lihat tabel 4 dan grafik 1) maka memerlukan tindakan lebih lanjut.

Tabel 4 : Tabel Nilai Prasiklus Menulis Karangan Eksposisi Sebelum Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

6.00-6.99 7.00-7.99 8.00-8.99 9.00-9.990

5

10

15

20

25

Grafik 1 : Grafik Nilai Prasiklus Menulis Eksposisi Sebelum Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A

SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Prasiklus

Rentang Nilai

Ju

mla

h S

isw

a

No Unit Kerja Nilai ∑ Siswa Prasiklus Persen (%)1.

SMK N 5

6.00-6.99 23 76.67 %2. 7.00-7.99 7 23.33 %3. 8.00-8.99 0 04. 9.00-9.99 0 05. Rata-Rata

KKM

Persentase

Ketuntasan

6.44 06. 7.00 07. - 23.33 %8.

Page 11: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Siklus IHasil tindakan dan observasi siklus I ternyata kemampuan menulis karangan

eksposisi mengalami peningkatan nilai yang signifikan dibandingkan sebelum mendapatkan tindakan atau prasiklus. Peningkatan hasil ketuntasan belajar dan kemampuan siswa meningkat sebanyak 24 siswa tuntas, dan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa.

Pada tabel 5, grafik 2 dapat dilihat presentase ketuntasan siswa dalam siklus I sudah mencapai 80,00%, ada kenaikan 56,67% (dari prasiklus yang hanya 23,33%). Nilai rata-rata kelas siklus I mencapai 7,20, ini berarti sudah mengalami peningkatan nilai 0,76 (dari prasiklus yang rata-rata nilainya hanya 6,44%).

Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diambil kesimpulan adanya kelebihan dan kekurangan selama tindakan kelas pada siklus I. Kelebihan setelah guru menggunakan media pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan teks, siswa dalam menulis tampak lebih aktif, serius dan tenang. Kekurangannya yaitu banyaknya siswa yang masih belum menguasai ejaan dengan benar. Yang nanti akan dijadikan acuan pada tindakan siklus II.

Tabel 5 : Tabel Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

No. Unit Kerja Nilai ∑ Siswa Siklus I Persen (%)1.

SMK N 5

6.00-6.99 6 20 %2. 7.00-7.99 20 66.67 %3. 8.00-8.99 4 13.33 %4. 9.00-9.99 0 05. Rata-Rata

KKM Persentase Ketuntasan

7.20 06. 7.00 07. - 80 %8.

6.00-6.99 7.00-7.99 8.00-8.99 9.00-9.990

5

10

15

20

25

Grafik 2 : Grafik Nilai Siklus I Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI

Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Siklus I

Rentang Nilai

Jum

lah

Sis

wa

Siklus II

Page 12: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Pada siklus ini semua siswa telah tuntas, dengan nilai yang memuaskan (8,00-8,99) sebanyak 12 siswa, dan selebihnya 18 siswa telah tuntas dengan nilai 7,00-7,99. Nilai rata-rata siklus II 7,70, sedangkan siklus I nilai rata-rata 7,20 berarti terdapat peningkatan nilai 0,50. Peningkatan nilai rata-rata berpengaruh pada ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan pada siklus II mencapai 100% (tidak ada siswa yang nilai nya kurang dari 7,00). Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus II 76,67%, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan eksposisi pada tindakan siklus ke dua ini sudah berhasil.

Tabel 6 : Tabel Nilai Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

No. Unit Kerja Nilai ∑ Siswa Siklus II Persen (%)1.

SMK N 5

6.00-6.99 - -2. 7.00-7.99 18 60 %3. 8.00-8.99 12 40 %4. 9.00-9.99 0 05. Rata-Rata

KKM Persentase Ketuntasan

7.70 06. 7.00 07. - 100 %

6.00-6.99 7.00-7.99 8.00-8.99 9.00-9.990

5

10

15

20

Grafik 3 : Grafik Nilai Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI

Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Siklus II

Rentang Nilai

Ju

mla

h S

isw

a

Tabel 7 : Tabel Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI Logam A SMKN 5 Tahun

Pelajaran 2010/2011

No. Nilai ∑ Siswa Persen ∑ Persen ∑ Persen

Page 13: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Unit Kerja Prasiklus (%) Siswa Siklus

I

(%) Siswa Siklus

II

(%)

1.

SMK N 5 YOGYAKARTA

6.00-6.99 23 76.67 % 6 20 % - -2. 7.00-7.99 7 23.33 % 20 66.67 % 18 60 %3. 8.00-8.99 0 0 4 13.33 % 12 40 %4. 9.00-9.99 0 0 0 0 0 05. Rata-Rata

KKM Persentase Ketuntasan

6.44 0 7.20 0 7.70 06. 7.00 0 7.00 0 7.00 07. - 23.33 % - 80 % - 100 %8.

6.00-6.99 7.00-7.99 8.00-8.99 9.00-9.9905

10152025

Grafik 4 : Grafik Nilai Prasiklus, Siklus I, Siklus II Menulis Eksposisi Menggunakan Media Teks Berita Siswa Kelas XI

Logam A SMKN 5 Tahun Pelajaran 2010/2011

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Rentang Nilai

Jum

lah

Sis

wa

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanBerdasarkan pemaparan data dan pembahasan, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan yang signifikan pada hasil belajar siswa dalam menulis karangan

Page 14: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

eksposisi. Peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dapat dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Rata-rata nilai prasiklus 6,44 sedangkan rata-rata nilai siklus I 7,20 sehingga ada peningkatan 0,76. Siklus II nilai rata-rata kelas 7,70 ada peningkatan 0,50. Peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus sampai dengan siklus II sebesar 1,26 (prasiklus 6,44 dan siklus II 7,70).

2. Pencapaian tingkat ketuntasan/keberhasilan menulis karangan eksposisi dengan media teks artikel juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I 80% meningkat 56,67% (dari prasiklus yang hanya 23,33%). Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 100% (tidak ada siswa yang nilainya dibawah 7,00). Kenaikan nilai ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus II 76,67%, ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan. Jadi pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan teks artikel dapat meningkatkan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa.

SARANBerdarsarkan simpulan di atas penulis menyampaikan saran:1. Para guru bahasa Indonesia SMK untuk meningkatkan kemampuan menulis

karangan eksposisi sebaiknya menggunakan media pembelajaran artikel.2. Penelitian ini perlu dikembangkan lagi dengan materi, media dan strategi yang

berbeda. Hendaklah guru dapat memilih media, materi dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar dapat meningkatkan kompetensi berbahasa.

3. Sebaiknya guru mengevalusi hasil tulisan atau karangan siswa sesuai dengan kriteria penilaian, jangan menilai karangan hanya dari tulisan yang banyak dan tulisannya yang baik tetapi kaidah, koherensi, dan ejaan kurang diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008. Pokonya Menulis: Cara Baru Menulis dengan Metode Kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, Suharsimi. Suhardjono & Supardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Page 15: Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Eksposisi Dengan Menggunakan Media Teks Artikel

Arifin, Zaenal & Tasai, Amran. 2002. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Debdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ismawati, Esti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Cetakan kedua, Yogyakarta: Cawanmas.

Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi.

Hamalik, Oemar. 1997. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumu Aksara.

Nurchasanah & Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya. Malang: FS UM.

Rahor, Petrus P. 2006. Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Eksposisi melalu

STAD dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Sumbersari

II Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas

Negeri Malang.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suyitno, Imam. 1997. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Sumber Pelajar.