PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 01 GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : Adityatama Putra K7106001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN

DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA

PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III

SD NEGERI 01 GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

Adityatama Putra

K7106001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN

DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA

PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III

SD NEGERI 01 GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

Adityatama Putra

K 7106001

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENGELOMPOKAN TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III

SD NEGERI 01 GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR TAHUN

PELAJARAN 2010/2011”

Oleh :

Nama : Adityatama Putra

NIM : K7106001

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Prof. DR. St.Y. Slamet, M. Pd.

NIP. 19461208 198203 1 001

Dosen Pembimbing II

Tri Budiarto, M. Pd.

NIP. 19591221 198803 1 001

Ketua Program S1 PGSD

Drs. Kartono, M. Pd

NIP. 19540102 197703 1 001

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENGELOMPOKAN TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN

KONSTRUKTIVISME PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III

SD NEGERI 01 GIRILAYU MATESIH KARANGANYAR TAHUN

PELAJARAN 2010/2011”

Oleh :

Nama : Adityatama Putra

NIM : K7106001

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji :

Nama Terang :

Ketua : Drs. Kartono, M.Pd.

Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.

Anggota I : Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd.

Anggota II : Drs. Tri Budiarto, M.Pd..

Tanda Tangan

…………………

…………………

…………………

…………………

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan

Prof. Dr. HM. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP : 196007271987021001

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Adityatama Putra. PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN

TUMBUHAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA

PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 01 GIRILAYU,

MATESIH, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Penelitian

Tindakan kelas pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 01 Girilayu Kecamatan

Matesih Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi Surakarta:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, November

2010.

Penelitian ini bertujuan Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

kemampuan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01

Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar dengan pendekatan

konstruktivisme.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model siklus yang berlangsung sebanyak 2 siklus. Variabel yang

menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan

pengelompokan tumbuhan, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pendekatan konstruktivisme.Tiap siklus terdiri dari 4

tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Sebagai subjek adalah siswa dan guru kelas III SD Negeri 01 Girilayu yang

berjumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, tes,

observasi, dan dokumentasi. Uji validitas data dengan menggunakan trianggulasi

data dan metode. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif

dengan teknik deskriptif kualitatif, yang meliputi 3 komponen yaitu reduksi data,

sajian data, dan verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan

kemampuan pengelompokan tumbuhan setelah diadakan tindakan kelas dengan

menggunakan pendekatan Konstruktivisme. Hal itu dapat ditunjukkan dengan

meningkatnya kemampuan siswa setelah tindakan. Pada siklus I menunjukkan

peningkatan kemampuan pengelompokan tumbauhan dengan nilai rata-rata 70,14

dan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 66,66 % (18 siswa). Pada

siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan menulis cerita dengan nilai rata-

rata 76,25 dan persentase siswa yang mencapai KKM sebanyak 77,77% (21

siswa). Dengan demikian diajukan suatu rekomendasi bahwa melalui pendekatan

Konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan pengelompokan tumbuhan

pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu Tahun Pelajaran 2009/2010.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Adityatama Putra. THE IMPROVEMENT OF PLANT CLASSIFICATION

ABILITY BASED ON CONSTRUCTIVISM CURSE TOWARD

LERANING SCIENCE OF THIRD GRADE STUDENT OF STATE

PRIMARY SCHOOL OF GIRILAYU 01, MATESIH, KARANGANYAR

ON ACADEMIC YEAR 2010/2011. The Classroom Research toward the third

grade students of SD Negeri 01 Girilayu on Academic year 2010/2011.

Minithesis: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University,

August 2010.

This research intends to improve the learning process quality and ability of

plant classification through constructivism curse for the 3th

grade students of

SDN 01 Girilayu on academic year 2009/2010.

The research model used by the writer was a classroom action research

consisted of two cycles. The variable that becomes the changing goal in this

study is the ability in plant classification, while its action variable is

constructivism curse. Every cycle has four steps, that is planning, action,

observation, and reflection. The research subject used in this research were twenty

seven students and the teacher of class 3th

SDN 01 Girilayu. The technique of

data collecting used in this research were interviewing, testing, observation, and

documentation. The data analysis technique used in this research was interactive

analysis model with the qualitative descriptive technique, involving three

components, they are data reduction, data presentation, and verification.

Based on the research result, it can be conducted that there is an ability

improvement to plant classification after implementing the classroom action

research with constructivism curse. It is shown at the increasing of the student

ability after post action. In the first cycle, there is an ability improvement in plant

classification in the amount of 70,14 as the average mark and the students

percentage who reach the KKM is 66,66% (18 students). In the second cycle there

is also an ability improvement to plant classification in the number 76,25 on the

average mark, and the students percentage reaching the KKM is 77,77% (21

students). Therefore it can be recommended that the use of constructivism curse

can improve the ability in plant classification for the 3th

students of SDN 01

Girilayu on academic year 2009/2010.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

(Terjemahan Q.S. Al Insyiroh: 6)

Tiada keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan;

dan saya percaya pada diri saya sendiri.

(Muhammad Ali)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan

keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Bapak Ibuku tercinta, Bapak Winarso dan Ibu

Surati yang telah mencurahkan kasih sayangnya

kepadaku, memberikan bimbingan, dan motivasi

serta dengan tulus ikhlas mendoakanku setiap

waktu. Semoga Allah senantiasa mengabulkan doa-

doamu.

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta,

almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu

untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang

menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat

Nya, akhirnya skripsi ini dapat selesai untuk memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surkarta

2. Drs. R. Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Tri Budiarto, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Winarso, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri 01 Girilayu yang telah memberikan

izin tempat penelitian.

8. Maryamah, A.Ma.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri 01 Girilayu yang telah

bersedia membantu penulis.

9. Guru-guru SD Negeri 01 Girilayu yang telah memberikan bantuan dalam

melaksanakan penelitian ini.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10. Siswa-siswi SD Negeri 01 Girilayu yang telah meluangkan waktunya untuk

belajar bersama penulis.

11. Mas Andhi dan Dik Nana atas dukungan dan semangatnya.

Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan dan

kelemahan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat

membangun sangat diharapkan. Penulis tetap berharap skripsi ini dapat

memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada

umumnya.

Surakarta, Desember 2010

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT ............................................................................ vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori ........................................................................... 9

1. Hakikat Pembelajaran IPA dan Kemampuan

Pengelompokan Tumbuhan .............................................. 9

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ............................. 9

b. Hakikat Pembelajaran IPA ......................................... 13

c. Hakikat Kemampuan Pegelompokan Tumbuhan ....... 16

d. Tinjauan Tentang Materi Pengelompokan Tumbuhan 18

2. Hakikat Pendekatan Konstruktvisme ............................... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 28

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 30

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ................................................ 35

C. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 37

D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................... 37

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 38

F. Validitas Data ......................................................................... 41

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 42

H. Indikator kinerja ..................................................................... 43

I. Prosedur Penelitian ................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................... 50

B. Deskripsi Sebelum Tindakan .................................................. 52

C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................... 54

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ............................. 73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................. 80

B. Implikasi .................................................................................. 81

C. Saran ........................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 85

LAMPIRAN ................................................................................................. 78

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ................................................... 35

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada

Kondisi Awal ..................................................................................... 53

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus

I .......................................................................................................... 61

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus

II .......................................................................................................... 71

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas III SD

Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Siklus II ................................... 74

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas III

SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Siklus II ............................. 76

Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan

Pengelompokan Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01

Girilayu pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................... 78

Tabel 8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 01

Girilayu pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II ........................... 79

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pengelompokan Tumbuhan Berdasarkan Bentuk Daunnya ............ 18

Gambar 2. Pengelompokan Tumbuhan Berdasarkan Bentuk Batangnya .......... 19

Gambar 3. Tumbuhan Monokotil ...................................................................... 20

Gambar 4. Tumbuhan Dikotil ............................................................................ 20

Gambar 5. Tumbuhan Berakar Serabut ............................................................. 21

Gambar 6. Tumbuhan berakar tunggang ........................................................... 21

Gambar 7. Alur kerangka berpikir ..................................................................... 32

Gambar 8. Alur Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 49

Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan Siswa

Kelas III SD Negeri 01 Gitilayu Pada Kondisi Awal ...................... 54

Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan Siswa

Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I ................................ 63

Gambar 11. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan Siswa

Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus II ............................... 72

Gambar 12. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas III

SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Sikus II ........................... 75

Gambar 13. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas

III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Sikus II ...................... 77

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Guru Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhand Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu.......... 87

Lampiran 2. Lembar Observasi Proses Pembelajaran Siswa Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhan Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu.......... 90

Lampiran 3. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Guru Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhan Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu

Pada Siklus I ............................................................................. 92

Lampiran 4. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhan Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu

Pada Siklus I ............................................................................. 94

Lampiran 5. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Guru Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhan Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu

Pada Siklus II............................................................................ 96

Lampiran 6. Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siswa Dalam

Pembelajaran Pengelompokan Tumbuhan Dengan

Pendekatan Konstruktivisme Di SD Negeri 01 Girilayu

Pada Siklus II............................................................................ 98

Lampiran 7. Pedoman Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan

Pendekatan Konstruktivisme .................................................... 99

Lampiran 8. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan

Pendekatan Konstruktivisme .................................................... 100

Lampiran 9. Hasil Wawancara Untuk Guru Sebelum Diterapkan

Pendekatan Konstruktivisme .................................................... 102

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lampiran10. Hasil Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan

Pendekatan Konstruktivisme .................................................... 103

Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ..... 105

Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ..... 111

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 .... 118

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 .... 124

Lampiran 15. Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan Siswa

kelas III Pada Kondisi Awal ..................................................... 131

Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Pada Siklus I........................................................... 133

Lampiran 17. Rekapitulasi Nilai Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Pada Siklus II ......................................................... 135

Lampiran 18. Foto Dokumentasi .................................................................... 137

Lampiran 19. Silabus ....................................................................................... 141

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya

dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya

ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2007:10). Usaha pemerintah

menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan

yang sesuai fungsi dan tujuan pendidikan Nasional pada Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

menerangkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, barakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab” (anonim, 2003: 1).

Peran IPA dalam perkembangan teknologi sangat penting. Oleh

karena itu bidang IPA perlu dikuasai secara baik. Penguasaan konsep IPA

mendukung perkembangan teknologi, sebagai contoh pada tahun 70-an

manusia berkomunikasi melalui radio, telepon dan televisi, tetapi sekarang

dengan adanya kemajuan teknologi, manusia bisa memanfaatkan

kecanggihan komputer dalam berkomunikasi dengan jasa internet guna

mempermudah kerja manusia.

Pendidikan IPA perlu dikembangkan dalam hal ini mengingat IPA

melatih peserta didik untuk berfikir logis, rasional, kritis dan kreatif.

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang

secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab untuk meningkatkan

kemampuannya. Berdasarkan hakikat pendidikan tersebut, maka dapat

dikatakan bahwa dalam proses pendidikan terdapat unsur-unsur yang saling

mempengaruhi, khususnya dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, secara

umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa

(intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). Faktor dari dalam diri siswa

misalnya intelegensi, minat, sikap, keadaan jasmani dan motivasi.

Sedangkan faktor dari luar misalnya lingkungan belajar, pendekatan,

metode, kurikulum, serta sarana dan prasarana sekolah. Peran guru dalam

lingkungan belajar sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

meningkatkan prestasi belajarnya.

Tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi IPA khususnya

pada materi pengelompokan tumbuhan di SD Negeri 01 Girilayu masih

rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai siswa SD pada mata pelajaran

IPA khususnya pada materi pengelompokan tumbuhan, bila dibandingkan

dengan materi pelajaran yang lain. Kendala yang dihadapi pendidikan IPA

antara lain pandangan bahwa IPA merupakan materi yang sulit, kurangnya

minat siswa dalam mempelajari pengelompokan tumbuhan, kurangnya

sarana dan prasarana, ketidaktepatan metode mengajar yang digunakan dan

sebagainya.

Guru dalam menyajikan sesuatu bahan pelajaran harus dapat

mempersiapkan dengan baik seluruh komponen dalam situasi mengajar.

Komponen-komponen tersebut antara lain: tujuan materi pelajaran, metode

dan evaluasi. Dalam kegiatan belajar-mengajar, metode dan evaluasi

mempunyai peranan penting.

Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam

kegiatan belajar-mengajar dan juga merupakan usaha untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar akan kurang berarti bila tidak

ditunjang dengan metode yang tepat. Dengan penerapan metode yang tepat,

maka dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

Metode mengajar ada beberapa macam misalnya metode ceramah,

metode demonstrasi, diskusi dan lain-lain. Dalam proses belajar-mengajar

tidak mungkin dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak menggunakan

salah satu metode mengajar. Hal ini menjadi dasar pertimbangan di dalam

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menggunakan metode mengajar. Untuk melaksanakan metode mengajar

supaya berhasil dengan baik memerlukan pendekatan pengajaran yang

sesuai.

Kelemahan pembelajaran IPA selama ini antara lain adalah bahwa

pembelajaran IPA lebih menekankan pada menghafal sejumlah konsep dan

kurang menekankan pada penguasaan hasil belajar. Guru cenderung

mementingkan agar murid mengetahui sesuatu dan mengesampingkan

murid dapat melakukan sesuatu. Seharusnya pembelajaran yang dilakukan

menyediakan pengalaman belajar bagi siswa yang mencakup baik materi

maupun proses pengelompokan tumbuhan sehingga ada keseimbangan

antara kemampuan konseptual dan prosedural. Pada prinsipnya mempelajari

IPA adalah sebagai cara mencari tahu dan cara menjelaskan/melakukan

yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih

mendalam.

Dari permasalahan tersebut, peneliti menitikberatkan pada

pendekatan Konstruktivisme, karena pendekatan ini menekankan pada

keterlibatan siswa dalam proses belajar aktif, serta dalam proses belajar

mengajar akan terjalin komunikasi dua arah sehingga dapat meningkatkan

peluang bagi guru untuk memperoleh balikan dalam rangka menilai

efektivitas pengajarannya.

Dalam Konstruktivisme pengetahuan siswa merupakan konstruksi

(bentukan) dari siswa yang mengetahui sesuatu. Siswa belajar membentuk

pengertian yaitu tidak hanya meniru atau mencerminkan apa yang diajarkan

atau apa yang ia baca melainkan menciptakan pengertian. Pengetahuan

ataupun pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif bukan hanya diterima

secara pasif dari guru. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang

membantu keaktifan siswa dalam pembentukan pengetahuannya.

Sampai saat ini, pendidikan IPA khususnya pengelompokan

tumbuhan di SD Negeri 01 Girilayu masih didominasi oleh kelas yang

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. Guru menggunakan

metode ceramah sebagai pilihan utama sehingga sering mengabaikan

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pengetahuan awal siswa. Pada proses pembelajaran, siswa dihadapkan pada

sesuatu yang abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat

sendiri. Padahal, siswa membutuhkan konsep-konsep yang berhubungan

dengan lingkungan sekitarnya karena pembelajaran tidak hanya berupa

pemindahan pengetahuan tetapi sesuatu yang harus dipahami oleh siswa

yang akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar lebih bermakna

jika siswa mengalami sendiri apa yang dipelajari daripada hanya

mengetahui secara lisan saja.

Masalah dalam pembelajaran pengelompokan tumbuhan di SD

Negeri 01 Girilayu pada dasarnya cukup sederhana, namun bila tidak

diselesaikan maka akan berdampak pada. Dalam hubungannya dengan

pengelompokan tumbuhan, bila tidak segera ditangani maka prestasi dari

hasil belajar siswa akan buruk. Selain itu, siswa juga akan kesulitan

mengikuti materi yang berhubungan dengan tumbuhan pada tingkat yang

berikutnya. Dalam IPA, konsep-konsep dalam ipa akan selalu berkembang

searah dengan tingkat pendidikan siswa.

Dari hasil survei yang telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil nilai

pengelompokan tumbuhan pada pra siklus siswa kelas III SD Negeri 01

Girilayu yang berjumlah 27 siswa. Dengan komposisi perempuan 13 siswa

dan laki-laki 14 siswa. Rincian nilai tersebut, yaitu sebanyak 3 siswa

mendapat nilai 8; 3 siswa mendapat nilai 7,5; 4 siswa mendapat nilai 7; 6

siswa mendapat nilai 6,5; dan 13 siswa mendapat nilai 6,5 ke bawah. Data

ini menunjukkan bahwa, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM yaitu 6,5. Dengan data tersebut dapat diketahui bahwa, nilai

pengelompokan tumbuhan siswa kelas III di SD Negeri 01 Girilayu masih

tergolong rendah.

Menurut Konstruktivisme proses belajar didasarkan pada suatu

anggapan bahwa anak membangun sendiri pengetahuan diluar sekolah.

Pendekatan Konstruktivisme menekankan pentingnya proses belajar

mengajar sebagai pengembangan pemahaman bersama antara guru dan

siswa. Salah satu proses pembelajaran yang strategi atau pendekatannya

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

berorientasi pada Konstruktivisme adalah pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen.

Pendekatann pembelajaran Konstruktivisme lebih menekankan

pada kegiatan siswa untuk menyempurnakan pengalamannya yang telah

didapat pada kehidupan sehari-hari, menyesuaikan dengan ilmu

pengetahuan yang telah ada, mencari pemecahan masalah yang muncul

melalui diskusi-diskusi dan percobaan, sehingga siswa dapat

mengemukakan pendapatnya sendiri. Pada model pembelajaran ini guru

membantu dan mendorong siswa mengaitkan materi yang diajarkan dengan

situsasi nyata sehingga siswa akan mendapatkan pengalaman-pengalaman

yang dapat langsung diterapkan pada kehidupan nyata. Dengan konsep

tersebut hasil pembelajaran dirasa lebih bermakna bagi siswa. Proses belajar

berlangsung secara ilmiah dalam bentuk siswa bekaerja dan mengalami,

bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Di dalam Konstruktivisme memiliki gagasan bahwa siswa

mempunyai konsep yang berbeda-beda walaupun mereka hidup dalam

lingkungan yang samadan mengikuti pelajar yang secara singkat prinsip-

prinsip Konstruktivisme yaitu: a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri,

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid kecuali hanya

dengan keaktifan murid sendiri untuk bernalar, c. Siswa aktif

mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep

menuju ke konsep yang lebih lengkap serta sesuai dengan konsep Ilmiah, d.

Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses

konstruksi siswa berjalan mulus (Baharuddin, 2009:115).

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas,

maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang timbul antara lain :

1. IPA dianggap mata pelajaran yang sulit dan prestasi belajar pada

umumnya rendah belum menunjukan pencapaian yang maksimal.

2. Banyaknya siswa yang kurang aktif dalam proes belajar-mengajar.

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang

diajarkan.

4. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang mendukung proses belajar

mengajar.

Dari identifikasi masalah tersebut, maka perlu dilaksanakan

penelitian tentang Peningkatan Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan

Dalam Pembelajaran IPA Dengan Pendekatan Konstruktivisme Pada Siswa

Kelas III SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan Matesih Tahun Pelajaran

2010/2011.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan konstruktivsme pada

pembelajaran pengelompokan tumbuhan yaitu bahwa konstruktivisme

Pendekatann pembelajaran Konstruktivisme menjadikan pembelajaran IPA

menjadi lebih mudah, lebih menekankan pada kegiatan siswa untuk

menyempurnakan pengalamannya yang telah didapat pada kehidupan

sehari-hari, menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang telah ada,

mencari pemecahan masalah yang muncul melalui diskusi-diskusi dan

percobaan, sehingga siswa dapat mengemukakan pendapatnya sendiri.

Pendekatan konstruktivisme menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti

pelajaran dan ilmu yang diperoleh benar-benar pengetahuan yang tertanam

pada diri siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah pelaksanaan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran pengelompokan tumbuhan dalam

pembelajaran IPA pada siswa kelas III di SD Negeri 01 Girilayu,

Matesih, Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah melalui pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan

kemampuan pengelompokan tumbuhan dalam pembelajaran IPA pada

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Siswa Kelas III di SD Negeri 01 Girilayu, Matesih, karanganyar Tahun

Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran pengelompokan tumbuhan

dalam pembelajan IPA pada Siswa Kelas III di SD Negeri 01 Girilayu

Kecamatan Tahun Pelajaran 2010/2011.

2. Meningkatkan kemampuan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas

III SD Negeri 01 Girilayu Tahun Pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang

cara meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA

b. Dapat dijadikan bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang

akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Membuat siswa tidak merasa jenuh, lebih aktif, dan kritis.

2) Membantu memudahkan siswa dalam rangka menerima pelajaran,

memahami, dan mengingat pelajaran. Dalam belajar tidak hanya

sekadar menghafal, akan tetapi siswa dapat mengkonstruksikan

pengetahuan di benak mereka sendiri. Siswa belajar dari

mengalami sendiri.

b. Bagi Guru

1) Mendapatkan pengalaman langsung dalam penerapan

pembelajaran dengan Pendekatan Konstruktivisme melalui

metode eksperimen.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2) Guru memperoleh variasi model pembelajaran yang sesuai

dengan pembelajaran IPA khususnya materi pengelompokan

tumbuhan sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran

yang memberi kemudahan dalam penanaman dan pemahaman

konsep-konsep IPA.

c. Bagi Sekolah

Memberikan masukan pada sekolah bahwa Pendekatan

Konstruktivisme melalui metode eksperimen dapat meningkatkan

kemampuan memahami konsep-konsep IPA pada siswa sekolah

dasar.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat Pembelajaran IPA dan Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

Pengertian belajar banyak dikemukakan oleh para ahli

pendidikan. Pengertian tersebut sedikit banyak memiliki perbedaan

ataupun persamaan. Banyak orang beranggapan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan

fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk materi pelajaran. Dalam

kenyataannya, banyak sekali perbuatan yang termasuk kegiatan belajar,

sehingga berbagai pendapat tentang belajar muncul.

Menurut Baharuddin (2009:11), “Belajar merupakan proses

manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan

sikap”. Dalam hal ini belajar telah dimulai sejak manusia lahir secara

terus menerus sampai akhir hayat. Sedangkan menurut Slameto (2003:2),

“belajar merupakan proses dimana seseorang melakukan suatu kegiatan

atau usaha merubah tingkah laku”. Perubahan tingkah laku tersebut

sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Dari pengertian tersebut diatas mengandung makna bahwa

belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil

tujuan. Belajar bukan hanya mengingat saja, tetapi lebih dari itu belajar

adalah “mengalami”. Hasil belajar bukan merupakan suatu penguasaan

materi, akan tetapi hasil belajar merupakan perubahan kelakuan dan

sikap.

Slameto (2003: 2) dalam mengemukakan bahwa belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri

perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah:

a. Perubahan terjadi secara sadar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

(Slameto, 2003: 3-5)

Makna belajar menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Agus

Suprijono (2009: 2) yaitu:

a. Cronbach

“Learning is shown by a change in behavior as a result of

experience.” (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari

perubahan pengalaman)

b. Harold Spears

“Learning is to observe, to read, to imitate, to try something

themselves, to listen, to follow direction.” (Dengan kata lain belajar

adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar

dan mengikuti arah tertentu)

c. Geoch

“Learning i`s a change in performance as a result of practice.”

(Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).

Relevan dengan pengertian di atas, belajar adalah berubah,

artinya suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan

tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga

berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, penyesuaian diri. Perubahan ini bisa dilakukan dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.

Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan

di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti

peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.

Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono

dalam bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran halaman 9,

bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang

tercipta melalui proses tingkah laku. R. Gagne seperti yang di kutip oleh

Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang

mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu: a. Belajar

ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,

keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. b. Belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hilgard dan Bower dalam

bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh Ngalim Purwanto,

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

berulang-ulang dalam suatu situasi.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah

laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi

terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak

mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat

dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses

belajar.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Menurut filosofi Konstruktivisme, belajar adalah membangun

pengetahuan sedikit demi sedikit, pengetahuan bukanlah seperangkat

fakta-fakta, konsep-konsep ataupun kaidah yang siap untuk diambil dan

diingat dalam pengalaman yang nyata (Baharuddinn, 2009:116). Dalam

hal ini, guru tidak akan mampu memberikan semua pengetahuan kepada

siswa, sedangkan pengetahuan itu sendiri tidak dapat diperoleh secara

instan tetapi harus melalui berbagai proses yang mungkin memerlukan

proses panjang. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan pada benaknya

sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka belajar dan pembelajaran harus

dikemas menjadi “mengkonstruksi” bukan “menerima”.

Seseorang yang telah melakukan kegiatan belajar dapat dilihat

dengan adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dimana

tingkah laku orang tersebut sebelumnya tidak ada atau masih lemah.

Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek. Hasil belajar

seseorang akan tampak pada setiap perubahan aspek tersebut. Oemar

Hamalik dalam Tukiran (2009:8) menyatakan aspek-aspek tingkah laku

manusia meliputi: “pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, keterampilan,

apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti (etika),

sikap, dan lain-lain”. Apabila seseorang telah melakukan kegiatan

belajar, maka akan terjadi perubahan pada salah satu aspek tingkah laku

tersebut.

Pembelajaran menurut Sugihartono, dkk. (2007:81) adalah suatu

upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan

sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat

melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil

optimal. Dalam pendekatan Konstruktivisme, guru berperan sebagai

fasilitator yang mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengalamannya

sendiri menjadi sebuah pengetahuan.

Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan

suatu respons terhadap situsai tertentu (Corey dalam Syaiful Sagala,

2010:61). Pembelajaran merupakan istilah yang sekarang lebih populer

dibanding dengan pengajaran. Istilah pembelajaran dipergunakan karena

adanya perubahan pandangan dalam sistem pendidikan, yaitu dari

sekedar menyampaikan pengetahuan kepada bagaimana menjadikan

seorang siswa sebagai pembelajar. Karena itulah, pembelajaran

merupakan usaha untuk mengajak agar siswa dapat melakukan kegiatan

belajar secara mandiri.

b. Hakikat Pembelajaran IPA

IPA merupakan suatu kebutuhan yang dicari manusia karena

memberikan suatu cara berpikir sebagai suatu struktur pengetahuan yang

utuh. Secara khusus, sains menggunakan suatu pendekatan empiris untuk

mencari penjelasan alami tentang fenomena yang diamati di alam

semesta.

Purnell’s dalam Srini M. Iskandar mengemukakan, ”Science is

the board of human knowledge, acquired by systematic and experiment,

and explained by means of rules, laws, priciple, theories, and

hypotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan

manusia yang luas yang diperoleh dengan cara observasi dan eksperimen

yang sistematis serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-

hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

Kata sains berasal dari kata latin scientia yang berarti “saya

tahu”. Dalam bahas Inggris kata science mula-mula berarti pengetahuan,

tetapi lama-kelamaan bila orang Indonesia berkata sains, maka pada

umumnya yang dimaksud adalah apa yang dulu disebut natural sciences.

Natural science dalam bahasa Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Alam

atau dengan singkat sekarang biasa dikenal dengan sebutan IPA.

“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang

rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”

(Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis, 1992:3). Rasional di sini

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berarti dapat diterima akal sehat sedangkan objektif berarti sesuai dengan

objeknya.

Menurut Nash (1963) dalam Hendro darmodjo dan Jenny R.E

Kaligis (1992:3), “IPA adalah cara atau metode untuk mengamati alam.

Cara yang digunakan bersifat analitis, lengkap, cermat serta

menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain

sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang

objek yang diamati”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa IPA merupakan sebagai pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dan segala isinya dengan cara melakukan

pengamatan/percobaan.

Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan siswa Sekolah Dasar karena

IPA dapat memberikan sumbangan untuk tercapainya sebagian tujuan

pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.

Kaligis (1992:6), melalui pengajaran IPA diharapkan siswa dapat:

1) Memahami alam sekitarnya.

2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu dan metode ilmiah

yang sederhana.

3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan

memecahkan masalah yang dihadapinya serta menyadari kebesaran

Penciptanya.

4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk

melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Menurut Leo, Hery Kresnadi, dan Kartono (2007:5-3 – 5-5) ada

lima prinsip utama pembelajaran IPA, yaitu lima pernyataan tentang

kebenaran dalam pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk

melaksanakan pembelajaran IPA yaitu:

1) Pemahaman tentang lingkungan sekitar dimulai melalui pengalaman

baik secara inderawi maupun noninderawi.

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

2) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung,

sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran.

3) Pengetahuan pengalaman mereka ini pada umumnya kurang

konsisen dengan pengetahuan para ilmuwan.

3) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep,

lambang, dan relasi dengan konsep yang lain.

4) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.

Menurut Sumaji, dkk (1998:35), fungsi mata pelajaran IPA

antara lain:

1) Memberi bekal pengetahuan dasar baik untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

2) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh,

mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep IPA.

3) Menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan melatih menggunakan

metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

4) Menyadarkan siswa akan keteraturan alam dan segala keindahannya

sehingga mendorong siswa untuk mencintai dan mengagungkan

Penciptanya.

5) Memupuk kreativitas siswa.

6) Membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam

bidang IPTEK.

h) Memupuk minat siswa terhadap IPA.

c. Hakikat Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan

Kemampuan awal siswa merupakan prasarat yang diperlukan

dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Proses

pembelajaran dan pengambangan kemampuan awal siswa dapat menjadi

titik tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan

kemampuan baru.

Menurut Chaplin (1997: 34) “ability (kemampuan, kecakapan,

ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan)

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

untuk melakukan suatu perbuatan”. Dalam hal ini, seseorang tidak akan

dapat melakukan apapun tanda memiliki kemampuan dalam suatu hal.

Menurut Robbins (2000: 46), “Kemampuan bisa merupakan

kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau

praktek”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(ability) adalah kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam menguasai

suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil

latihan atau praktek dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang

ditunjukkan melalui tindakannya. (http/jiunkpe/s1/eman/2008)

Menurut Gagne dalam Ratna Willis Dahar (1989 : 134)

“Penampilan-penampilan yang diamati sebagai hasil belajar disebut

kemampuan-kemampuan, kemudian untuk mendapatkan pengetahuan

dan kemampuan baru membutuhkan kemampuan-kemampuan tersebut.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal

siswa merupakan kesanggupan dan pengetahuan yang dimiliki siswa

pada awalnya yang diperlukan untuk memperoleh kemampuan dan

pengetahuan yang lebih tinggi tingkatannya. Dengan kata lain

kemampuan adalah kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu,

yang bisa dimiliki sejak awal atau setelah melalui beberapa proses.

Lebih lanjut Robbins (2000) dalam

(http/jiunkpes/s1/eman/2008) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari

dua faktor, yaitu: a. kemampuan intelektual (intelectual ability)

merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, b.

kemampuan fisik (physical intellectual) merupakan kemampuan

melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik

fisik.

Kedua faktor diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan

kemampuan fisik. Begitu juga dalam kemampuan pengelompokan

tumbuhan bermula dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dalam kegiatan pengelompokan tumbuhan kedua faktor ini akan saling

memopengaruhi satu sama lain.

Definisi kemampuan menurut Keith Davis dalam Mangkunegara

(2000) dalam (http://digib.petra.ac.id diakses tanggal 20 Oktober 2009)

kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya bahwa seseorang yang

mempunyai IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai dan

terampil dalam mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka akan lebih

mudah mencapai kinerja maksimal.

Menurut Gagne dalam Iskandarwassid (2008 : 134)

“Penampilan-penampilan yang diamati sebagai hasil belajar disebut

kemampuan-kemampuan, kemudian untuk mendapatkan pengetahuan

dan kemampuan baru membutuhkan kemampuan-kemampuan tersebut.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal

siswa merupakan kesanggupan dan pengetahuan awal yang dimiliki

siswa untuk memperoleh kemampuan dan pengetahuan yang lebih tinggi

tingkatannya.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah kesanggupan menguasai keahlian yang merupakan

bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan dan digunakan untuk

melakukan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan.

d. Tinjauan Tentang Materi Pengelompokan Tumbuhan

1) Pengelompokan tumbuhan berdasarkan tempat hidupnya

Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi

tumbuhan yang hidup di darat dan tumbuhan yang hidup di air.

Eceng gondok dan bunga teratai merupakan contoh tumbuhan yang

hidup di air. Sedangkan pohon rambutan, pohon mangga, dan pohon

pisang merupakan contoh tumbuhan yang hidup di darat.

2) Pengelompokan tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya

a) Tulang daun menyirip

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Daun jambu, bayam, dan mangga memiliki tulang daun menyirip.

Bentuk tulang daun.

b) Tulang daun sejajar

Daun tebu, padi, dan rumputrumputan memiliki tulang daun

sejajar. Bentuk tulang daun sejajar seperti garis-garis lurus yang

sejajar. menyirip seperti susunan sirip-sirip ikan.

c) Tulang daun melengkung

Tumbuhan dengan tulang daun melengkung adalah daun genjer

dan gadung. Bentuknya menyerupai garis-garis lengkung yang

ujungujungnya terlihat menyatu.

d) Tulang daun menjari

Daun pepaya, singkong, dan jarak memiliki tulang daun menjari.

Bentuk tulang daun menjari seperti susunan jari-jari tangan.

Contoh pengelompokan tumbuhan berdasarkan daun ditunjukkan

pada gambar 1.

Gambar 1. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan bentuk daunnya

3) Pengelompokan tumbuhan berdasarkan batangnya

a) Batang berkayu

Batang berkayu ukurannya dapat bertambah besar. Hal ini karena

batangnya memiliki kambium. Pohon jambu dan pohon jati

memiliki batang berkayu.

b) Batang basah

Bayam memiliki batang yang basah. Batang basah pada bayam

berair dan lunak.

Menyiri

p

Sejajar Melengkun

g

Menjari

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c) Batang rumput

Padi, jagung, dan tebu memiliki batang rumput. Batang rumput

biasanya berongga. Batang rumput mempunyai ruas yang terlihat

nyata.

Contoh pengelompokan tumbuhan berdasarkan batang

ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2. Pengelompokan tumbnuhan berdasarkan bentuk

batangnya

4) Pengelompokan tumbuhan berdasarkan keping bijinya

a) Tumbuhan monokotil

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan biji yang berkeping satu. Padi,

salak, tebu, dan jagung adalah contoh tumbuhan monokotil.

Tumbuhan jenis rumput-rumputan merupakan tumbuhan monokotil.

Contoh tumbuhan monokotil ditunjukkan gambar 3.

Gambar 3. Tumbuhan monokotil

2) Tumbuhan Dikotil

Tumbuhan biji berkeping dua disebut tumbuhan dikotil. Mangga,

kacang tanah, dan durian adalah contoh tumbuhan dikotil. Rambutan,

pepaya, dan jambu air juga termasuk tumbuhan dikotil.

Contoh tumbuhan dikotil ditunjukkan gambar 4.

Berkayu Basah Rumput

Jagung Salak Padi Kelapa

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Gambar 4. Tumbuhan dikotil

5) Pengelompokan tumbuhan berdasarkan akarnya

a) Tumbuhan berakar serabut

Tumbuhan berakar serabut memiliki akar yang menyerupai serabut.

Semua tumbuhan monokotil seperti jagung dan kelapa berakar

serabut.

Contoh tumbuhan barakar serabut ditunjukkan gambar 5.

Gambar 5. Tumbuhan berakar serabut

b) Tumbuhan berakar tunggang

Semua tumbuhan dikotil yang ditumbuhkan dari biji lembaga

memiliki akar tunggang. Misalnya, kacang tanah dan bayam. Akar

tunggang terdiri atas satu akar pokok dan akarakar kecil. Akar kecil

merupakan percabangan dari akar pokok. Contoh tumbuhan barakar

tunggang ditunjukkan gambar 6.

Jagung Kelapa Palm

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 6. Tumbuhan berakar tunggang

2. Hakikat Pendekatan Konstruktvisme

Von Glaserfeld menjelaskan tentang pengertian konstruktivisme

bvahwa “Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita

sendiri “ (Paul Suparno, 1997:18). Pengetahuan itu dibangun bukan sekedar

ditangkap oleh indra saja, penetahuan terbentuk dalam otak manusia yang

kemudian apa yang diketahuinya dikonstruksi berdasarkan pengalamannya

sendiri (Agus Prijono, 2009:30). Dalam Konstruktivisme siswa mencari

sendiri makna dari apa yang mereka pelajari. Dari pengalaman-pengalaman

yang dimiliki siswa dikonstruksi sendiri oleh siswa menjadi pengetahuan.

Siswa memiliki kebebasan menggunakan strategi maupun cara mereka sendiri

untuk belajar atau memaknai sesuatu.

Von Glaserfeld dalam Boudourides (2003) memgemukakan bahwa

“knowledge is the result of an individual subject's constructive activity”. Ini

berarti pengetahuan adalah hasil dari aktivitas individu yang bersifat

membangun. Sehubungan dengan konstruktivisme, siswa mengkonstruksi

sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang telah ia dapatkan.

Sependapat dengan von Glaserfeld, Brunner (1990) dalam Baharudding

(2009:115) bahwa individu harus secara aktif membangun pengetahuan dan

ketyerampilannya.

Dalam teori perkembangan menurut Piaget, memandang bahwa

perkembangan kognitif sebagai proses dimana anak secara aktif membangun

sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan

interaksi mereka dengan lingkungan (Trianto, 2007:14).

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dalam hubungannya dalam pembelajaran, guru tidak hanya sekedar

memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri

pengetahuannya di dalam benaknya. Didsini guru sebagai fasilitator, dapat

membderikan dorongan dan kemudahan dalam pembentukan pengetahuan

siswa. Guru dapa memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan ide-idenya sendiri serta mendorong siswa untuk secara sadar

menggunakan strategi atau cara-cara mereka untuk belajar.

Gagasan dalam Konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat

dirangkum sebagai berikut :

a. Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia nyata saja, melainkan

merupakan konstruksi kenyataan dari suatu objek yang dilakukan oleh

subjek.

b. Subjek membentuk konsep-konsep yang diperlukan sebagai

pembentukan pengetahuan.

c. Pengetahuan terbentuk dari konsep-konsep yang dilakukan subjek

dimana struktur konsep tersebut akan membentuk penghetahuan jika

konsep itu berlaku bagi seseorang tersebut (von Glaserfeld dalam Paul

Suparno, 1997:21)

Dalam Konstruktivisme satu-satunya alat yang tersedia bagi

seseorang untuk mengetahui sesuatu adalah inderanya. Seseorang berinteraksi

dengan objek dan lingkungannya dengan melihat, meraba, membau, dan

merasakannya. Dengan alat indera tersebut seseorang membangun gambaran

akan dunia ini. Misal dengan mengamati air, bermain air, menggunakan air

dan sebagainya seseorang akan dapat membangun gambaran tentang air dan

membentuk pengetahuan tentang air.

Martinis Yamin (2008:3) berpendapat bahwa dalam pendangan

konstruktivisme mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari

guru kepada peserta didik, melainkan suatu bentuk kegiatan yang

memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan

bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari seseorang ke

orang lain, pemindahan pengetahuan itu harus harus dimaknai dan

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dikonstruksi seseorang melalui pengalamanya. Banyak siswa yang salah

dalam menangkap apa yang diajarkan oleh guru, hal ini membuktikan bahwa

sebuah pengetahuan tidak dapat semata-mata ditransfer atau dipindahkan dari

seseorang ke orang lain melainkan harus dimaknai dan dikonstruksi oleh

siswa sendiri.

Von Glaserveld dalam Paul Suparno (1997:20) berpendapat bahwa

diperlukan beberapa kemampuan dalam mengkonstruksi konsep dalam

pengalaman menjadi sebuah pengetahuan yaitu kemampuan mengingat dan

mengungkap kembali pengalaman, membandingkan dan memutuskan

mengenai persamaan dan perbedaan, dan kemampuan untuk lebih menyukai

pengalaman yang satu dari pengalaman yang lain. Kemampuan mengingat

kembali pengalaman digunakan sebagai dasar pembentukan pengetahuan.

Kemampuan membandingkan akan membantu seseorang dalam

mengklasifikasikan dan membangun pengetahuan, dan menyenangi salah satu

pengalaman dari pengalaman lain akan membentuk nilai dari suatu

pengetahuan.

Sehubungan dengan pembelajaran IPA dengan pendekatan

Konstruktivisme, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan

adalah model pembelajaran berbasis lingkungan. Pendekatan lingkungan

sendiri berarti sebuah strategi pembelajaran IPA dengan menggunakan dan

memperlakukan lingkungan sekitar sebagai sarana ataupun sumber belajar.

Siswa dibiasakan untuk memahanmi faktor politis, ekonomis, sosial budaya

maupun ekologis yang terdapat di lingkungan tersebut serta memperlakukan

lingkungan sekitar secara bijaksana. Pada pendekatan ini, pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, untuk

mengembangkan sikap dan perilaku peduli dan mencintai lingkungannya.

Pembelajaran dengan pendekatan Konstruktivisme memiliki 4

(empat) karakteristik, yaitu: a. Pusat pembelajaran adalah peserta didik, b.

Pembelajaran dimulai dari hal yang sudah diketahui dan peserta didik, c.

Motivasi peserta didik dibangkitkan yang diantaranya dengan pembelajaran

yang menarik dan d. berguna bagi kehidupan peserta didik (Kartono, 2009:

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4). Dalam pembelajaran, guru berperan lebih kepada fasilitator bagi siswa.

Dalam pendekatan konstruktivisme pembelajaran dimulai dengan hal-hal

umum yang telah dipahami siswa dan kemudian dikembangkan pada hal yang

lebih khusus atau spesifik.

Beberapa hal yang mendapat perhatian dalam pembelajaran

konstruktivistik, yaitu: a. mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata

dalam kontek yang relevan, b. mengutamakan proses, dalam pembelajaran

yang diutamakan adalah proses mendapatkan suatu ilmu bukan hasil yang

diperoleh setelah ilmu didapatkan, c. menanamkan pembelajaran dalam

kontek pengalaman sosial, dan d. pembelajaran dilakukan dalam upaya

mengkonstruksi pengalaman yang diperoleh (Pranata,

puslit.petra.ac.id/journals/interior/). Hakikat pembelajaran konstruktivisme

oleh Brooks and Brooks dalam Fisika SMA Online (http://fisikasma-

online.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-konstruktivisme.hmtl)

mangatakan bahwa dalam pengetahuan bersifat non objektif, bersifat

temporer, selalu berubah dan tidak menentu. Belajar dilihat sebagai

penyusunanpengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan

refleksi serta interpretasi. Mengajar berartimambuat lingkungan agar siswa

termotivasi untk melakukan kegiatan belajar. Atas dasar ini maka siswa akan

memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pada

pengalamannya, dan sudut pandang/perspektif yang dipakainya dalam

mengolah pengalaman.

Harlen dalam Fisika SMA Online (Endar Suhendar, http://fisikasma-

online.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-konstruktivisme.hmtl)

mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran berbasis

konstruktivisme terdapat langkah-langkah pembelajarannya secara garis besar

sebagai berikut:

a. Orientasi dan pemunculan ide

Merupakan proses awal untuk memotivasi siswa dalam mengawali

proses pembelajaran. Dalam tahap ini siswa di bawah bimbingan guru

untuk mengeluarkan idenya dengan berbagai cara. Dalam hal ini, guru

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dapat memancingnya dengan memberikan pertanyaan, bercerita

mengenai suatu objek, menunjukan media yang relevan dsb.

b. Rekonstruksi ide

Tahapan ini meliputiklarifikasi terhadap ide siswa, merombak ide dengan

mengeluarkan pendapat yang berlawanan dengan ide siswa,

c. Aplikasi

Yaitu tahapan dimana ide-ide dari siswa dlterapkan. Dapat dilakukan

dengan percobaan, pengamatan, tanya jawab dan sebagainya.

d. Review dan refleksi

Tahapan ini dalakukan dengan mengadakan tinjauan kembali terhadap

ide-ide yang diutarakan siswa.

Tahapan - tahapan dalam pengembangan model belajar konstruktivis

dengan lebih rinci diimplementasikan oleh Sadia (Endar Suhendar,

http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/03/model-pembelajaran-

konstruktivisme .hmtl). Secara signifikan model yang telah dikembangkan ini

mampu meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Tahapan-tahapan

pengembangan model konstruktivis tersebut mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut.

a. Identifikasi tujuan. Tujuan dalam pembelajaran akan memberi arah

dalam merancang program, implementasi program dan evaluasi.

b. Menetapkan Isi Produk Belajar. Pada tahap ini, ditetapkan konsep-

konsep dan prinsip-prinsip fisika yang mana yang harus dikuasai siswa.

c Identifikasi dan Klarifikasi Pengetahuan Awal Siswa. Identifikasi

pengetahuan awal siswa dilakukan melalui tes awal, interview klinis dan

peta konsep.

d. Identifikasi dan Klarifikasi Miskonsepsi Siswa. Pengetahuan awal siswa

yang telah diidentifikasi dan diklarifikasi perlu dianalisa lebih lanjut

untuk menetapkan mana diantaranya yang telah sesuai dengan konsepsi

ilmiah, mana yang salah dan mana yang miskonsepsi.

e. Perencanaan Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsep.

Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Sedangkan strategi pengubahan konsepsi siswa diwujudkan dalam bentuk

modul.

f. Implementasi Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsepsi.

Tahapan ini merupakan kegiatan aktual dalam ruang kelas. Tahapan ini

terdiri dari tiga langkah yaitu : (a) orientasi dan penyajian pengalaman

belajar, (b)menggali ide-ide siswa, (c) restrukturisasi ide-ide.

g. Evaluasi. Setelah berakhirnya kegiatan implementasi program

pembelajaran, maka dilakukan evaluasi terhadap efektivitas model

belajar yang telah diterapkan.

h. Klarifikasi dan analisis miskonsepsi siswa yang resisten. Berdasarkan

hasil evaluasi perubahan miskonsepsi maka dilakukaan klarifikasi dan

analisis terhadap miskonsepsi siswa, baik yang dapat diubah secara

tuntas maupun yang resisten.

i. Revisi strategi pengubahan miskonsepsi. Hasil analisis miskonsepsi yang

resisten digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi strategi

pengubahan konsepsi siswa dalam bentuk modul.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Tukiran dengan judul Penerapan Pendekatan Konstruktivisme

Assisted Learning Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat

Resmi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Batuwarno Kabupaten Wonogiri tahun

2009. Simpulan dari penelitian di atas dapat meningkatkan keterampilan

menulis surat resmi dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme

assisted learning. Hal ini dapat dilihat dari prosentase aktivitas siswa yang

selalu meningkat pada tiap siklus yaitu siklus I sebesar 40,0%, pada siklus II

sebesar 58,0%, dan pada siklus III mencapai 72,0%. Penggunaan pendekatan

konstruktivisme juga meningkatka hasil belajar siswa yang meningkat pada

tiap siklusmya yaitu dari pra siklus sebesar 69,80 menjadi 74,30 pada siklus I,

77,60 pada siklus II, dan 82,20 pada siklus III.

Penelitian Tukiran tersebut di atas, relevan dengan penelitian ini.

Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan pendekatan konstruktivisme

dalam pembelajaran. Persamaan yang lainnya adalah meningkatnya hasil

belajar siswa setelah diterapkan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki

perbedaan yaitu lokasi penelitian yang dilakukan Tukiran bertempat di SD

Negeri 1 Batuwarno Kabupaten Wonogiri pada siswa kelas VI, sedangkan

penelitian ini bertempat di SD Negeri 01 Girilayu pada siswa kelas III. Selain

itu penelitian yang dilakukan Tukiran untuk meningkatkan keterampilan surat

resmi pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Batuwarno Kabupaten Wonogiri

sedangkan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan pengelompokan

tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu tahun ajaran

2010/2011.

Sri Indrawati dengan judul Peningkatan Kemampuan Bernalar

Peserta Didik Melalui Pembelajaran Konstruktivisme pada Mahasiswa

Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Dalam Perkuliahan

Psikolinguistik 2006/2007. Simpulan dari penelitian di atas dapat

meningkatkan kemampuan bernalar peserta didik melalui pembelajaran

konstruktivisme. Hal ini dapat dilihat dari prosentase hasil proses

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

pembelajaran peserta didik yang selalu meningkat pada tiap siklus yaitu

siklus I sebesar 36,86% dan pada siklus II sebesar 79,92. Penggunaan

pendekatan konstruktivisme juga meningkatka hasil belajar siswa yang

meningkat pada tiap siklusmya yaitu dari pra siklus sebesar 52 dengan

ketuntasan klasikal 40% menjadi 64,43 dengan ketuntasan 63,85% pada

siklus I, dan 74,28 dengan ketuntasan klasikal 85,72% pada siklus II.

Penelitian Sri Indrawati tersebut di atas, relevan dengan penelitian

ini. Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran. Persamaan yang lainnya adalah

meningkatnya hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan

konstruktivisme dalam perkuliahan psikolinguistik. Selain memiliki

persamaan, kedua penelitian ini juga memiliki perbedaan yaitu lokasi

penelitian yang dilakukan Sri Indrawati bertempat di Fakultas Ilmu Keguruan

dan Pendidikan Universitas Sriwijaya Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia dan Daerah Dalam Perkuliahan Psikolinguistik, sedangkan

penelitian ini bertempat di SD Negeri 01 Girilayu pada siswa kelas III. Selain

itu, penelitian yang dilakukan Sri Indrawati untuk meningkatkan kemampuan

bernalar peserta didik tahun ajaran 2006/2007, sedangkan penelitian ini untuk

meningkatkan keterampilan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III

tahun ajaran 2010/2011.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

C. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan perubahan yang relatif melekat dalam tingkah

laku seseorang sebagai hasil dari pengalaman dalam belajar. Keberhasilan

proses belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku yang

cenderung menetap permanen dan biasanya terlihat pada prestasi belajar yang

baik. Keberhasilan ini harus didukung dengan adanya beberapa fakor intrinsik

yang datang dari diri siswa dan faktor ekstrinsik yaitu dari luar siswa.

Pembelajaran merupakan suatu usaha untuk membelajarkan siswa. Sebagai

suatu usaha, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan

tertentu untuk memperoleh hasil yang maksimal. Pembelajaran juga bertujuan

untuk membentuk pemahaman siswa tentang suatu pengetahuan.

Penggunaan pendekatan pembelajaran yang berbeda dapat

menunjukkan aktivitas belajar yang berbeda. Setiap pendekatan pembelajaran

mempunyai karakteristik masing-masing baik kelebihan maupun kekurangan.

Pemilihan pendekatan pembelajaran tersebut akan memberikan pengalaman

bagi siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk

itu dalam pembelajarannya perlu digunakan pendekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan

pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Upaya untuk meningkatkan hasil belajar mempunyai masalah dalam

proses pembelajaran, yaitu masalah penyampaian pelajaran IPA yang

sebagian besar masih bersifat konvensional (metode ceramah), akibatnya

siswa kurang memahami konsep yang ada. Karena siswa hanya mendengar

dan mencatat materi yang diberikan oleh guru, untuk itu peneliti ingin

mengadakan pembaharuan dengan penguatan pemahaman konsep dengan

pendekatan yang inovatif yaitu dengan pendekatan Konstruktivisme yang

bertujuan agar dapat mengubah suasana pembelajaran yang melibatkan siswa

untuk aktif dalam pembelajaran.

Pada kondisi awal terdapat beberapa siswa kurang termotivasi dalam

memahami konsep pengelompokan tumbuhan. Hal ini terjadi karena guru

kurang inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Guru lebih banyak

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran sehingga hubungan

dua arah antara guru dan siswa jarang ditemukan. Siswa kebanyakan hanya

menerima materi datri guru dan hanya bersumber dari buku. Hal ini

mengakibatkan hasil pembelajaran penngelompokan tumbuhan siswa rendah.

Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran yang dapat

meningkatkan keaktivan siswa ketika mengikuti mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

Pada tahap tindakan, guru menggunakan pendekatan konstruktivisme

dalam pembelajaran pengelompokan tumbuhan. Pendekatan Konstruktivime

adalah pendekatan pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan

keaktifan siswa. Berdasarkan konsep ini dapat dipastikan bahwa siswa akan

mengalami pembelajaran, berlatih dan menjadikan isi pelajaran nyata bagi

mereka sendiri. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan penglompokan

tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu.

Dengan penerapan pendekatanh konstruktivisme dalam

pembelajaran, siswa akan antusias, senang, dan lebih aktif dalam mengikuti

pembelajaran pengelompokan tumbuhan. Selain itu, suasana pembelajaran

menjadi nyaman dan pada akhirnya dapat meningkatkan keterampilan

pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD N 01 Girilayu, Matesih,

Karanganyar.Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada

gambar 7.

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar 7. Alur kerangka berpikir

Guru menggunakan pendekatan

konstruktivisme dalam

pembelajaran pengelompokan

tumbuhan

Kondisi

awal

Tindakan

Kondisi akhir

Metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran

pengelompokan tumbuhan masih

konvensional

Kemampuan pengelompokan

tumbuhan siswa meningkat

setelah menggunakan pendekatan

konstruktivisme

Kemampuan

pengelompokan

tumbhan rendah

Siklus I

Kemampuan

pengelompokan

tumbuhan siswa

meningkat 70%

Siklus II

Kemampuan

pengelompokan

tumbuhan siswa

meningkat 70%

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, dalam penelitian

ini diajukan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

1. Dengan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri

01 Girilayu tahun pelajaran 2010/2011.

2. Dengan pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan

pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu

tahun pelajaran 2010/2011.

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas III SD Negeri 01 Girilayu

Kecamatan Matesih tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan tempat

tersebut didasarkan pada pertimbangan:

a. Peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar siswa dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme melalui pembelajaran

berbasis lingkungan pada mata pelajaran IPA dengan sub materi

pengelompokan tumbuhan

b. Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian

sejenis sehinggadari kemungkinan adanya penelitian ulang.

c. Lokasi sekolah yang mudah terjangkau oleh peneliti.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester satu,

menurut kalender pendidikan sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Juli 2010 hingga pertengahan bulan November 2010. Tahap

perencanaan akan dilaksanakan pada bulan Juli, tahap pelaksanaan

dimulai bulan Agustus, tahap analisis data dimulai bulan Agustus dan

September, dan yang terakhir tahap penyususnan laporan akan dilakukan

pada bulan September hingga November. Rincian waktu penelitian

tertera pada tabel 1

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan

Juni Juli Agustus Sept. Okt. Nov.

1. Penyusunan

dan pengajuan

proposal

XX

X

XX

2. Perijinan

Penelitian

X

X

3. Perencanaan

dan

Pelaksanaan

Penelitian

XX

4. Analisis Data

X

XX

5. Penyusunan

laporan hingga

penjilidan

skripsi

XX

XX

XX

XXX

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas

atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan

atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. PTK merupakan

penelitian yang dapat dilakukan sendiri oleh guru atau kolaboratif yang

melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan sekolah yang lain yang

bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kinerja guru dalam rangka

memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa

(Wardani, 2002:1.4). Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, digunakan

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pendekatan konstruktivisme untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan

kemampuan pengelompokan tumbuhan dalam pembelajaran IPA bagi siswa.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap persiapan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Mempersiapkan instrumen penelitian.

3) mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan

standar kompetensi dan kompetensi dasar.

4) Mengajukan solusi alternatif.

b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses

pembelajaran sesuai dengan rancangan. Setiap tindakan dan proses

pembelajaran tersebut diikuti tindakan pemantauan. Dalam hal ini

pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas sebagai pelaksana

penelitian, siswa sebagai objek penelitian dan peneliti sebagai

pengamat.

c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan

menginterprestasikan aktivitas penerapan tindakan kelas. Pada tahap

interprestasi proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti.

d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil

pengamatan dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang

bagian yang oerlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan

penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui

apakah penelitian ini telah mencapai keberhasilan atau tidak. Supardi

dan Suharisi Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa refleksi

(reflection) adalah kegiatan yang mengulas secara kritis (reflective)

tentang perubahan yang terjadipada siswa, suasan kelas dan guru.

Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa

(why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi

telah meghasilkan perubahan secara signifikan.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Negeri

01 Girilayu Kecamatan Matesih tahun pelajaran 2010/2011. Adapun

jumlah siswa yang diteliti adalah 27 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-

laki dan 12 siswa perempuan

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran IPA pada

pokok bahasan pengelompokan tumbuhan pada kelas III SD Negeri 01

Girilayu Kecamatan Matesih tahun pelajaran 2010/2011. Peneliti

memilih kelas ini karena berdasarkan wawancara dan survei awal,

pembelajaran IPA khusunya pada pokok bahasan pengelompokan

tumbuhan di kelas III SD Negeri 01 Girilayu Kecamatn Matesih masih

kurang dari standart yang di targetkan. Selain siswa, guru juga menjadi

subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek

penelitiannya adalah kegiatan pembelajaran IPA pada pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan kelas III SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan

Matesih tahun pelaajaran 2010/2011.

D. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Untuk mendapatkan data yang objektif maka di dalam

pengumpulan data tersebut penulis menggunakan beberapa jenis data

yaitu :

a. Data Primer

Data Primer berupa data yang didapat secara langsung dari tempat

penelitian oleh peneliti. Dalam hal ini kegiatan belajar mengajar dari

siswa dan guru SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan Matesih.

b. Data Sekunder

Penelitian kepustakaan yaitu suatu metode pengumpulan data dengan

cara menggunakan dan mempelajari literatur buku-buku kepustakaan

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yang ada untuk mencari konsepsi-konsepsi, teori-teori yang

berhubungan erat dengan permasalahan.

2. Sumber Data

Sumber data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan

pengumpulan data serta informasi dalam penelitian ini diperoleh dari data

kualitatif. Sumber data tersebut meliputi:

a. Informasi data dari nara sumber yang terdiri siswa kelas III dan guru

kelas III SD Negeri 01 Girilayu.

b. Arsip nilai ulangan harian.

c. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme.

d. Informasi lain tentang kondisi sekolah serta sejarah singkatnya.

e. Foto-foto dan Video

Foto-foto dan video dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan dengan penerapan pendekatan

konstruktivisme.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi, tes, wawancara, dan catatan lapangan.

1. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai partisipan pasif

(observer) sedangkan guru kelas sebagai pelaksana penelitian.

Observasi dilakukan oleh peneliti (observer) dan guru kelas

(pelaksana penelitian). Observasi dalam penelitian ini adalah

observasi langsung yaitu pengamat melihat dan mengamati secara

langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada

keadaan yang sebenarnya.

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan kelas tempat

berlangsungnya pembelajaran mulai dari awal hingga akhir.

Pengamatan tersebut, disertai dengan pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran. Pengamatan dilakukan terhadap

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Data ini

digunakan dalam menyusun langkah-langkah perbaikan yang efektif.

Instrumen observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak

diambil berupa kondisi atau fakta alami, tingkah laku dan hasil kerja

responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrumen observasi

mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa

pendapat atau persepsi dari subyek yang diteliti.

Observasi pada guru difokuskan pada kegiatan guru dalam

melaksanakan pembelajaran IPA pokok bahasan pengelompokan

tumbuhan. Observasi kinerja juga diarahkan pada kegiatan guru kelas

III SD Negeri 01 Girilayu dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi

siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa,

mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan

melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara observasi

terhadap siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu difokuskan pada

tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif

dengan menggunakan menggunakan instrumen berupa pedoman

wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan subjek

penelitian yang terbatas. Wawancara digunakan untuk menilai

keadaan seseorang, misalnya dalam memperoleh data tentang latar

belakang siswa, pendidikan, orangtua, perhatian dan sikap terhadap

sesuatu. Teknik ini dilakukan kepada guru kelas III SDN 01 Girilayu.

Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi kelemahan

dan kesulitan yang ada dalam pembelajaran IPA, sehingga dengan

informasi tersebut dapat diketahui langkah-langkah perbaikan dalam

pembelajaran IPA yang lebih efektif.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Tes

Suharsimi Arikunto (2006:150) mengemukakan bahwa “tes

merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan sebagai

alat pengukuran keterampilan, sikap, pengetahuan, intelegensi

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Tujuan penggunaan teknik ini adalah mengetahui ada tidaknya

peningkatan kemampuan siswa dalam pengelompokan tumbuhanpada

setiap siklus dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.Tes

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sehingga peneliti

dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki

proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua

siklus dan evaluasi dilakukan diakhir siklus untuk mengetahui prestasi

belajar siswa pada setiap siklus.

Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir

pembelajaran pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu. Tes yang diberikan kepada

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu berupa soal tes uraian yang

tertera pada RPP pada tiap siklus di ditunjukkan pada lampiran 11, 12,

13 dan 14. Pemberian tes ini dmaksudkan untuk mengukur seberapa

jauh hasil yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu

setelah kegiatan pemberian tindakan.

Selain jenis tes di atas, tes proses juga dinilai. Yang dinilai

dalam tes proses yaitu aktifitas siswa dan guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Tes proses dalam penelitian ini adalah

hasil observasi yang dilakukan pengamat terhadap kegiatan

pembelajaran. Hasil observasi tertera pada lampiran 4, 5, 6 dan

lampiran 7.

d. Catatan Lapangan/ kajian dokumentasi

Menurut Iskandar (2009: 73) “dokumentasi merupakan

penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan

fokus permasalahan penelitian. Dokumen-dokumen yang dimaksud

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

misalnya, dokumen resmi, dokumen pribadi siswa, referensi-referensi,

foto-foto, dan rekaman”.

F. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 129) di dalam penelitian

diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang

dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau

diteliti. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data digunakan

triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua

hal tersebut adalah:

1. Triangulasi data

Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh

selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik

dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda.

Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data perbandingan

nilai pelajaran IPA tentang pengelompokan tumbuhan dari guru kelas

III SD Negeri 01 Girilayu.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode yaitu seorang peneliti dengan

mengumpulkan data sejenis dengan menggunakan metode

pengumpulan data yang berbeda. Peneliti bisa menggunakan metode

pengumpulan data yang berupa observasi kemudian dilakukan

wawancara yang mendalam dari informan yang sama dan hasilnya

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh dari yang

diperoleh lewat beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda

tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan data

yang lebih kuat validitasnya.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode

pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan pembelajaran

guru dan pertisipasi siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu kemudian

diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

dokumentasi pada oelaku kegiatan pembelajaran IPA tentang

pengelompokan tumbuhan di kelas III SD Negeri 01 Girilayu. Dari

beberapa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang

berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan

agar diperoleh data yang lebih kuat validitasnya

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik analisis kritis dan Interaktif Miles dan Huberman. Teknik analisis

kritis bertujuan untuk mengungkap kekurangan dan kelebihan kinerja

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di kelas selama penelitian

berlangsung. Hal ini dilakukan berdasarkan kreteria normatif yang

diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada.

Sedangkan teknik analisis interaktif menurut Iskandar (2009:

74) mempunyai tiga buah komponen pokok yaitu Reduksi data,

Penyajian Data, dan Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Aktivitasnya

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data

sebagai proses siklus.

1. Reduksi Data

Reduksi data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan,

dirangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya.

Jadi, rekaman data sebagai bahan data mentah singkat disusun lebih

sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting sehingga lebih

tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga mempermudah

peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai

pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk

melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini

ditulis dalam paparan data.

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Data yang disajikan yaitu nilai pengelompokan tumbuhan,

hasil wawancara, hasil observasi, dokumentasi serta data-data lain dari

sekolah yang berkaitan

3. Penarikan simpulan, verifiasi, dan refleksi

Data yang diperoleh dicari pola , hubungan, atau hal-hal yang

sering timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan

sementara yang disebut dengan temuan peneliti. Penarikaan simpulan

dilakukan terhadap temuan peneliti berupa indikator-indikator yang

selanjutnya dilakukan pemaknaan atau refleksi sehingga memperoleh

simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan refleksi untuk

menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Berkaitan dengan kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa,

analisis interaktif merupakan kegiatan pengelompokan tumbuhan yang

dilakukan siswa pada survei awal. Hali ini dilakukan untuk mengetahui

kondisi awal kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa. Setelah

kondisi awal diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk

memecahkan masalah. Pada setiap akhir siklus daianalisis kekurangan

dan kelebihannya sehingga dapat diketahui peningkatan kemampuan

pengelompokan tumbuhanm siswa pada tiap siklusnya.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan

dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau

keefektifan penelitian (Sarwiji Suhandi, 2008: 70). Pada penelitian ini,

indikator yang menjadi patokan keberhasilan adalah meningkatnya

kemampuan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SDN 01

Girilayu melalui pendekatan konstruktivisme. Indikator penelitian ini

bersumber pada silabuas KTSP Ilmu Pengetahuan Alam kelas III dan

Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa mencapai rata-rata 70 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥70 mencapai 70%.

Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa mencapa rata-rata 70 dan

siswa yang memperoleh nilai ≥70 mencapai 75%.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Tahap Pengenalan Masalah

a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran pengelompokan tumbuhan

pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan Matesih.

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara

terhadap siswa dan guru berkaitan dengan aktivitas belajar IPA

oleh siswa. Berdasarkan observasi dan wawancara itu peneliti

melakukan pengamatan untuk mengetahui permasalahan yang

sedang ada pada aktivitas belajar siswa sebelum tindakan

dilakukan.

b. Menganalisis masalah secara mendalam yang berkaitan dengan

aktivitas belajar siswa yang berpedoman pada teori yang relevan.

c. Menyusun bentuk tindakan yaitu penggunaan pendekatan

Konstruktivisme dalam upaya meningkatkan kemampuan

pengelompokan tumbuhan dalam pembelajaran IPA.

d. Menyusun lembar pengamatan, angket, dan pre tes materi

pengelompokan tumbuhan.

2. Tahap Persiapan Tindakan

a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan pertama.

b. Penyusunan rencana pembelajaran menggunakan pendekatan

Konstruktivisme.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

c. Penyusunan evaluasi berupa instrumen angket dan lembar

observasi aktivitas belajar siswa.

3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan

Dalam penelitian ini rencana tindakan disusun dalam tiga siklus,

setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis

dan refleksi.

4. Tahap Impelentasi Tindakan

Peneliti melakukan hipotesis tindakan yaitu untuk meningkatkan

kemampuan pengelompokan tumbuhan dalam pembelajaran IPA pada

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan Matesih

menggunakan pendekatan Konstruktivisme. Tindakan dilaksanakan

sebanyak dua siklus. Hipotesis tindakan ini bertujuan untuk menguji

kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.

Rancangan penelitian mengacu pada rancangan penelitian yang

dilakukan oleh Kurt Lewin yaitu model spiral (Jean Mc Niff, 1988:

22). Lewin menjelaskan pelaksanaan riset sebagai langkah spiral,

setiap langkah memiliki 4 bagian: perencanaan (Planing), penerapan

tindakan (acting), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil

tindakan (observing), melakukan refleksi (reflection) ) dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas secara rinci

diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Pembelajaran pada tahap siklus I dilaksanakan berdasarkan hasil uji

pengelompokan tumbuhan/hasil survei dan wawancara pada siswa dan

guru. Pada tahap siklus I ini diterapkan pendekatan konstruktivisme

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana atau skenario pembelajaran untuk dua

pertemuan.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Menyiapkan lembar kerja siswa.

3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (lembar pengamatan,

wawancara, dan dokumentasi).

4) Menetapkan indikator ketercapaian.

b) Tindakan

1) Memberikan arahan kepada siswa tentang skenario

pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan materi

pengelompokan tumbuhan secara garis besar.

2) Membentuk kelompok dan seterusnya menuju lingkungan

sekitar untuk mengamati tumbuhan yang berada di lingkungan

sekolah serta yang telah disiapkan guru/peneliti.

3) Secara kelompok, siswa berdiskusi mengenai pengelompokan

tumbuhan berdasarkan tumbuhan yang diamati.

4) Siswa mengelompokkan tumbuhan.

5) Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan dari

pengamatan yang telah dilakukan.

c) Observasi

Peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran pada fase tindakan dengan menggunakan lembar

pengamatan.

d) Refleksi

1) Memeriksa dan menilai hasil kerja siswa dalam

mengelompokkan tumbuhan.

2) Mengidentifikasi kelemahan yang muncul saat awal

pembelajaran berlangsung hingga akhir pembelajaran. Misal

ditemukan dalam kelompok ada siswa yang menggantungkan

hasil pekerjaan temannya yang pandai.

3) Melakukan evaluasi, koreksi, dan penguatan secara menyeluruh

terhadap proses pembelajaran dari awal hingga akhir dengan

mempertimbangkan nilai hasil pekerjaan siswa, hasil

pengamatan, dan angket pendapat siswa.

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2. Siklus II

Pembelajaran pada tahap siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi

dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki

kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I juga

untuk menguji bahwa penerapan pendekatan konstruktivisme pada

proses dan hasil yang telah dicapai pada siklus I bukanlah suatu

kebetulan melainkan sebagai keberhasilan penerapan tindakan.

Adapun langkah-langkah pembelajaran pengelompokan tumbuhan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

1) Menyusun rencana atau skenario pembelajaran ulang

berdasarkan evaluasi dan catatan yang terdapat pada hasil-hasil

refleksi siklus I.

2) Menyiapkan lembar kerja siswa

3) Menyiapkan perangkat pengambilan data (lembar soal, lembar

pengamatan, angket pendapat siswa, dan dokumentasi).

4) Menetapkan indikator ketercapaian.

b. Tindakan

1) Memberikan arahan kepada siswa tentang skenario

pembelajaran yang akan dilakukan dan memberikan materi

pengelompokan tumbuhan secara garis besar.

2) Membentuk kelompok dan seterusnya menuju lingkungan

sekitar untuk mengamati tumbuhan yang berada di lingkungan

sekolah serta yang telah disiapkan guru/peneliti.

3) Secara mandiri, siswa melakukan pengelompokan tumbuhan

berdasarkan tumbuhan yang diamati.

4) Siswa menulis kesimpulan dari pengamatan yang telah

dilakukan.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

c. Observasi

1) Peneliti dan guru melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan

pembelajaran pada fase tindakan dengan menggunakan lembar

pengamatan.

2) Peneliti dan guru memberikan angket pendapat kepada siswa

untuk mengetahui minat dan motivasi siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran.

d. Refleksi

1) Memeriksa dan menilai hasil kerja siswa dalam

mengelompokkan tumbuhan.

2) Mengidentifikasi kelemahan yang muncul saat pembelajaran

siklus II berlangsung

3) Melakukan evaluasi, koreksi, dan penguatan secara menyeluruh

terhadap proses pembelajaran dari awal hingga akhir.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini tertera pada gambar 8 berikut ini:

Gambar 8. Alur Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Tinjaun Historis Sekolah Dasar Negeri 01 Girilayu

Sekolah Dasar Negeri 01 Girilayu kecamatan Matesih Kabupaten

Karanganyar Propinsi Jawa Tengah berdiri pada tahun 1961, dibangun oleh

masyarakat dan Pemerintah Desa Girilayu sebagai wujud kesadaran bahwa

pendidikan merupakan kebutuhan penting dalam rangka membentuk watak

dan kepribadian yang luhur. Ijin operasional Sekolah Dasar Negeri 01

Girilayu dikeluarkan oleh Kepala Jawatan Pendidikan dan Kebudayaan

Propinsi Jawa Tengah dengan Surat Keputusan Opreasional No:

SD/Kep/PDK 4/1/9 tanggal 1 Januari1971 dan diperbaharui dengan SK No:

421.2/017/XIII/20/84 tanggal 15 Oktober 1984. Sejak berdiri status SD N 01

Girilayu adalah Sekolah Dasar Negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS)

10103105009.

Tercatat hingga saat ini SD N 01 Girilayu telah meluluskan siswa

sebanyak 1.200 orang lebih dan tidak sedikit diantara para alumni yang

berhasil dalam berbagai bidang pekerjaan baik negeri maupun swasta. Sejak

awal berdirinya SD ini yakni tahun 1961 sampai sekarang telah mengalami

beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala yang menjabat saat ini adalah

Bapak Winarso, S.pd. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui prosedur

yang benar sesuai dengan peraturan yang ada. SD Negeri 01 Girilayu telah

terakreditasi dengan nilai B. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk berusaha

dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran

yang telah diharapkan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh sekolah dan

komite sekolah bekerjasama dengan pemerintah, masyarakat dan lembaga-

lembaga lain untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD Negeri 01 Girilayu,

melalui peningkatan kwalifikasi guru, bantuan alat peraga, rehab gedung,

bantuan perpustakaan, dan lain-lain.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Letak Geografis Sekolah Dasar Negeri 01 Girilayu

Secara geografis, letak SD Negeri 01 Girilayu berada di desa

Girilayu, kecamatan Matesih, kabupaten Karanganyar. SD Negeri 01 Girilayu

berada di antara pemukiman penduduk dekat dengan komplek Balai Desa

Girilayu. Lokasinya sangat strategis di pusat desa memberikan banyak

keuntungan bagi SD ini, diantaranya adalah memberikan kemudahan bagi

sekolah dalam melaksanakan tugas kedinasan dan tersedia berbagai sumber

belajar yang dapat digunakan secara langsung untuk proses pembelajaran

sehingga menarik minat siswa untuk belajar.

3. Keadaan Personil Sekolah Dasar Negeri 01 Girilayu

SD Negeri 01 Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar

pada tahun 2009/ 2010 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki

14 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang tenaga

pengajar dan 1 pegawai perpustakaan yang masih Wiyata Bakti. Semua

personel telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai

dengan tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai maka proses

belajar mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran

proses pembelajaran tersebut seharusnya para siswa SD Negeri 01 Girilayu

dapat meraih prestasi yang baik secara akademik maupun non akademik.

Bukan hanya guru dan Kepala sekolah yang bertanggungjawab dalam

membimbing siswa namun peran orang tua dan masyarakat juga sangat

penting. Hal ini telah diwujudkan di SD Negeri 01 Girilayu dalam wadah

Paguyuban Orang Tua Siswa dan Komite sekolah. Keberhasilan pendidikan

siswa merupakan tanggungjawab bersama sehingga harus ada kerjasama yang

baik dari semua pihak.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

B. Deskripsi Sebelum Tindakan

Sebelum melaksanakan tindakan atau proses penelitian, terlebih dahulu

peneliti melaksanakan kegiatan survei awal dengan tujuan mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan. Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan guru

kelas III, peneliti menemukan beberapa kesulitan belajar yang dialami oleh

mayoritas siswa kelas III pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Dalam hal

pembelajaran, guru belum mengupayakan pendekatan pembelajaran yang tepat

pada pembelajaran IPA, sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. Dalam

kondisi awal atau sebelum diadakanya tindakan, metode yang digunakan guru

dalam pembelajaran IPA yaitu dengan menggunakan metode konvensional.

Dalam metode ini, guru menyuruh siswa membuka buku yang akan dibaca pada

halaman tertentu, kemudian guru memberikan ceramah mengenai materi yang

diajarkan yang dilanjutkan dengan evaluasi dan pemberian tugas.

Peneliti menemukan banyak siswa yang kesulitan memahami penjelasan

dari guru, terutama jika diberi pertanyaan, disuruh mengerjakan soal-soal evaluasi

serta mengerjakan tugas. Kesulitan siswa dalam memahami penjelasan guru ini

menyebabkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran

khususnya pelajaran Ilmu pengetahuan Alam menjadi kurang. Kesulitan siswa

terlihat pada saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan

mengerjakan soal evaluasi banyak yang masih keliru.

Siswa masih menemui kesulitan karena guru belum mengupayakan

metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan

siswa terhadap materi pembelajaran sehingga hasil yang diperolehpun juga belum

maksimal. Setelah 27 siswa, hanya 10 siswa atau sebanyak 37% siswa yang

nilainya mencapai KKM yaitu diatas atau sama dengan 70. Berikut adalah hasil

tes awal kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa kelas III SD Negeri 01

Girilayu yang tertera pada tabel 2 berikut ini:

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan

Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Kondisi Awal

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi xi

Presentase

(%) Keterangan

1 30 – 39 1 34,5 34,5 3 Di bawah KKM

2 40 – 49 3 44,5 133,5 11 Di bawah KKM

3 50 – 59 7 54,5 381,5 26 Di bawah KKM

4 60 – 69 6 64,5 378 22 Di bawah KKM

5 70 – 79 7 74,5 521,5 26 Di atas KKM

6 80 – 89 3 84,5 253,5 11 Di atas KKM

Jumlah 27 1702,5 100

Nilai Rata-rata = 1702,5 : 27 = 63,05

Ketuntasan Klasikal = 10 : 27 x 100% = 37%

Dari tabel distribusi frekuensi penilaian hasil kemampuan pengelompokan

tumbuhan siswa kelas III SD Negeri 01 Gitilayu pada kondisi awal sebelum

tindakan yang ditampilkan pada tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar

yaitu grafik nilai kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa kelas III SD

Negeri 01 Gitilayu pada kondisi awal yang ditunjukkan pada gambar 9:

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Gambar 9. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan Siswa Kelas

Iii Sd Negeri 01 Gitilayu pada Kondisi Awal

Sehubungan dengan hal tersebut maka peneliti mengadakan penelitian di

kelas III SD Negeri 01 Girilayu dengan menerapkan metode pembelajaran

konstruktivisme yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

pengelompokan tumbuhan.

C. Deskripsi Hasil Tindakan

Dalam deskripsi tindakan ini dibahas mengenai Siklus I dan Siklus II.

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dimana setiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 × 35 menit). Siklus I dilaksanakan pada

tanggal 20-23 Juli 2010 yang diikuti oleh siswa kelas III sebanyak 27 siswa.

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai observer (partisipan pasif) dan

guru kelas III yaitu Ibu Maryamah, A.Ma.Pd. sebagai pelaksana penelitian.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

1

3

7

6

7

3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Fre

kue

nsi

Nilai

Grafik Nilai IPA pra Siklus

29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

a. Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 20 Juli

2010 di ruang kantor SDN 01 Girilayu. Peneliti dan guru kelas IV

mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses

penelitian. Dari hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti

kemudian mengajukan solusi alternatif yang berupa pendekatan

pembelajaran, yaitu pendekatan konstruktivismel.

Urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I adalah

sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan atau memilih kompetensi dasar serta

indikator yang sesuai dengan kegiatan pengelompokan tumbuhan

melalui pendekatan konstruktivisme di kelas III.

2) Menyiapkan rencana atau skenario pembelajaran siklus I untuk dua

pertemuan. Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran

pengelompokan tumbuhan yang dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme.

3) Membuat lembar kerja siswa untuk evaluasi pembelajaran

Pengelompokan tumbuhan. Evaluasi yang digunakan baik dalam

pertemuan pertama maupun pertemuan kedua adalah soal evaluasi

yang harus dikerjakan siswa pada kegiatan akhir pembelajaran.

4) Membuat lembar observasi yang ditujukan kepada kegiatan siswa

dan kegiatan guru. Lembar observasi yang dibuat untuk siswa,

ditekankan kepada keaktifan, kemampuan berdiskusi, kenyamanan,

atusiasme, dan kemampuan mengerjakan tes. Sedangkan untuk guru,

lebih ditekankan pada kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 21 Juli 2010 selama dua jam pelajaran (2 35

menit), yakni pada jam ke-4 dan ke-5, pukul 09.00 WIB sampai dengan

10.45 WIB. Dalam tahapan ini, guru melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan konstruktivime sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan pertama yang tertera pada

lampiran 11.

Urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama adalah

sebagai berikut :

1) Guru masuk ke dalam kelas dan mengkondisikan siswa pada situasi

belajar yang kondusif. Kemudian membuka kegiatan pembelajaran

dengan salam.

2) Sebagai kegiatan apersepsi dan untuk membangkitkan semangat

siswa serta suasana menjadi lebih hidup, guru mengajak siswa untuk

melakukan ”tepuk tempe”.

3) Siswa dan guru bertanya jawab bahan pembuat tempe kemudian

menghubungkan ke materi yaitu tumbuhan dan bagian-bagiannya

yang berada di sekitar sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan

penjelasan guru mengenai penggolongan tumbuhan.

4) Siswa membentuk beberapa kelompok kerja untuk mengerjakan

tugas. Tugas ini dikerjakan secara berkelompok supaya siswa dapat

saling bertukar pendapat dan informasi.

5) Guru membagikan gambar-gambar tumbuhan pada tiap kelompok

untuk diamati kemudian meminta siswa untuk menggolongkan

gambar tumbuhan yang sedang diamati.

6) Guru memeriksa kegiatan peserta didik. Jika masih ada peserta didik

yang belum dapat melakukan kegiatan dengan benar, guru dapat

langsung memberikan bimbingan.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

7) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang

telah beralangsung. Apakah siswa merasa senang atau tidak, dan apa

saja yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran supaya

pebelajaran berikutnya dapat lebih baik.

Tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 22 Juli 2010 selama dua jam pelajaran (2 35 menit), yakni pada

jam ke-3 dan ke-4, pukul 08.05 WIB sampai jam 09.15 WIB.

Pembelajaran pertemuan kedua direncanakan dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran siklus I pertemuan ke dua yang tertera pada lampiran 12.

Adapun urutan pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua adalah:

1) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya tentang pelajaran yang

lalu, yaitu tentang pengelompokan tumbuhan dengan mengamati

gambar tumbuhan.

2) Siswa secara berkelompok keluar kelas menuju ke halaman belakang

sekolah untuk melakukan pengamatan tumbuhan yang tumbuh di

sekitar sekolah.

3) Siswa melakukan pengamatan pada tumbuhan dan

menggolongkannya berdasarkan akar, batang maupun bijinya.

4) Siswa kembali ke dalam kelas dan melaporkan hasil pengamatan

pada tumbuhan yang telah dilakukan di halaman belakang sekolah.

5) Guru memberikan penguatan terhadap materi pengompokan

tumbuhan kemudian membagikan soal evaluasi.

6) Siswa mengumpulkan pekerjaannya kemudian dicocokan bersama-

sama.

7) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang

telah beralangsung. Apakah siswa merasa senang atau tidak, dan apa

saja yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran supaya

pebelajaran berikutnya dapat lebih baik.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Data nilai atau hasil evaluasi pengelompokan tumbuhan melalui

pendekatan konstruktivisme siswa kelas III SDN 01 Girilayu pada siklus

I dapat dilihat pada lampiran.

c. Observasi

Pada saat pembelajaran IPA berlangsung, peneliti sebagai

observer mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir

dan mencatat hasil siklus I. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal

Rabu tanggal 21 Juli 2010 selama dua jam pelajaran (2 35 menit)

sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 22

Juli 2010 selama dua jam oelajaran (2 35 menit).

Pengamat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA pada pokok bahasan pengelompokan tumbuhan

dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, yang dilaksanakan

dengan menggunakan alat bantu berupa: 1) lembar observasi, yang

ditujukan pada kegiatan siswa dan guru, 2) foto-foto kegiatan dan

perekaman dengan kamera sebagai dokumen pembelajaran

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme.

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah

disusun. Serta, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan

konstruktivisme dalam meningkatkan kemampuan pengelompokan

tumbuhan siswa kelas III SDN 01 Girilayu. Hasil observasi pada Siklus I

dapat dilihat pada keterangan di bawah ini :

Pertemuan I

1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria

cukup, b) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria cukup, c)

Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d)

Kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria cukup, e)

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria cukup, f)

Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria

cukup, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h)

Kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria

cukup, i) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria

baik, j) Skor rata-rata 2,33 dengan kriteria cukup.

2) Kegiatan Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria

cukup, b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria

cukup, c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria cukup,

d) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam kriteria

baik, e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria

baik, f) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes dalam kriteria

baik, g) Skor rata-rata 2,50 dengan kriteria cukup.

Pertemuan II

1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik,

b) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c)

Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria baik, d)

Kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria cukup, e)

Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria cukup, f)

Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria

baik, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h)

Kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria

cukup, i) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria

sangat baik, j) Skor rata-rata 2,78 dengan kriteria baik.

2) Kegiatan Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria baik,

b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam kriteria baik, c)

Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam kriteria cukup, d)

Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam kriteria baik,

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

e) Keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria baik,

f) Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes dalam kriteria baik,

g) Skor rata-rata 2,83 dengan kriteria baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan

adanya peningkatan pada keaktifan siswa dalam mengelompokkan

tumbuhan. Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dalam proses

pembelajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa

dalam proses pembelajaran diharapkan siswa lebih memahami materi

pengelompokan tumbuhan sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan yang dilaksanakan dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme pada siklus I dapat ditarik simpulan bahwa

keaktifan siswa sudah ada peningkatan namun belum maksimal,

meskipun sudah ada perubahan dari pertemuan I ke pertemuan II. Tetapi

hasil yang diharapkan belum dapat dicapai dengan baik.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh

melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi

adalah untuk mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada

siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama

proses pelaksanaan tindakan pada siklus I belum menunjukkan

perubahan yang berarti, baik pada keaktifan siswa selama belajar maupun

pada pencapaian hasil belajar kemampuan pengelompokan tumbuhan.

Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I:

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme belum sepenuhnya tampak. Masih ada siswa

yang protes dan mengeluh untuk mengganti anggota kelompoknya.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Selain itu juga siswa kurang bisa bekerja sama dengan anggota

kelompoknya. Sebagai perbaikan pada siklus selanjutnya, kelompok yang

dibentuk adalah pilihan siswa sendiri. Disamping itu, beberapa siswa

yang kurang aktif masih terlihat menggantung pada hasil pengamatan

rekan kelompoknya, sebagai perbaikan pada siklus II pertemuan kedua

siswa melakukan pengamatan secara individu. Dengan nilai rata-rata

kelas mencapai 70,14, siswa yang memperoleh nilai kurang atau sama

dengan 70 (KKM) ada 8 siswa atau 33,33%, dan siswa yang memperoleh

nilai lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) yaitu 18 siswa atau 66,66%.

Pembelajaran pada siklus I dikatakan berhasil apabila

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa yang memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) mencapai 70%. Dari data

diperoleh sebanyak 18 siswa atau 66,66% dari 27 siswa memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 70 (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme belum

berhasil. Data nilai kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa kelas

III pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi xi Presentase

(%) Keterangan

1 55 – 59 5 57 285 19 Di bawah KKM

2 60 – 64 2 62 124 7 Di bawah KKM

3 65 – 69 2 67 134 7 Di bawah KKM

4 70 – 74 10 72 720 37 Di atas KKM

5 75 – 79 5 77 385 19 Di atas KKM

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

6 80 – 84 3 82 246 11 Di atas KKM

Jumlah 27 1702

,5 100

Nilai rata-rata = 2616 : 27 = 70,14

Prosentase Ketuntasan = 18 : 27 X 100 % = 66,6%

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa setelah

dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 80 - 84 ada 3 siswa atau 11%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 75 - 79 ada 5 siswa atau 19%, siswa yang

memperoleh nilai dalam interval antara 70-74 sebanyak 10 siswa atau

37%, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 65 - 69 ada 2

siswa atau 7%, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 60 -

64 ada 2 atau 7%, serta siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 55 - 59 ada 5 siswa atau 19%. Pada siklus I terdapat peningkatan

nilai rata-rata yang sebelumnya 63,05 menjadi 70,14 dan adanya

peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang

mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) yang sebelumnya

10 siswa menjadi 18 siswa.

Dari tabel hasil kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa

kelas III SD Negeri 01 Girilayupada siklus I yang telah diterangkan di

atas, dapat disajikan dalam bentuk gambar pada gambar 10:

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Gambar 10. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan

Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil

belajar pengelompokan tumbuhan siswa yang memperoleh nilai lebih

dari atau sama dengan 70 (KKM) belum mencapai 70%, sehingga

pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II mengenai pengelompokan

tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme.

2. Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 dan 30 Juli 2010.

Tindakan dalam siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan

alokasi waktu 2 35 menit tiap pertemuannya. Tahapan-tahapan yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

5

2 2

10

5

3

0

2

4

6

8

10

12

Fre

kue

nsi

Nilai

Grafik Nilai IPA Siklus I

54,5 64,5 69,5 59,5 79,5 74,5 84,5

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

a. Perencanaan Tindakan

Bertolak dari hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama

guru kelas III melakukan diskusi mengenai cara yang tepat untuk

memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Tahap ini dilakukan

pada tanggal 27 Juli 2010 di ruang kelas III SD Negeri 01 Girilayu.

Proses pembelajaran IPA pokok bahasan pengelompokan tumbuhan pada

siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah

perbaikan pada tindakan siklus I, yaitu:

1) Guru lebih kreatif dalam pengelolaan kelas dengan membuat

pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa dan membangkitkan

semangat siswa.

2) Guru lebih mengoptimalkan pemberian motivasi kepada siswa untuk

meningkatkan kerjasama antar kelompok, dan pembentukan kelompok

kerja bukan guru yang menentukan, tetapi siswa sendiri yang memilih

anggota kelompoknya.

3) Guru selalu memberikan bimbingan pada semua kelompok supaya

dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, sehingga hasil

yang diperoleh lebih maksimal.

4) Pembelajaran IPA pokok bahasan pengelompokan tumbuhan melalui

pendekatan konstruktivisme pada siklus II ini lebih ditekankan pada

pengelompokan tumbuhan berdasarkan akar dan batang.

5) Guru lebih mempersiapkan diri, baik materi yang akan disampaikan

maupun penampilan.

Berpijak dari uraian tersebut, peneliti kemudian menyusun

rencana pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan dengan

pendekatan konstruktivisme untuk pertemuan selanjutnya. Urutan

langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai

berikut:

1) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk

dua pertemuan, yang akan dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis

tanggal 28 dan 29 Juli 2010.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2) Peneliti menyiapkan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan

tindakan siklus II.

3) Peneliti dan guru kelas III mempersiapkan lembar observasi untuk

mengamati kegiatan guru dan siswa.

4) Membuat alat evaluasi untuk mengetahui sebarapa jauh siswa dalam

menguasai kemampuan pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan

konstruktivisme.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Juli 2010. Tindakan

dilaksanakan selama dua jam pelajaran (2 35 menit), yakni pada jam

ke-4 dan ke-5, pukul 09.00 WIB sampai dengan 10.10 WIB. Pelaksanaan

pembelajaran pada pertemuan pertama ini dilaksanakan secara klasikal

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan

pertama yamg tertera pada lampiran 13.

Urutan pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama adalah

sebagai berikut :

1) Guru masuk ke dalam kelas dan mengkondisikan siswa pada situasi

belajar yang kondusif, kemudian membuka kegiatan pembelajaran

dengan salam.

2) Sebagai kegiatan awal dan untuk membangkitkan semangat siswa

serta suasana menjadi lebih hidup, guru mengajak siswa untuk

melakukan ”senam otak” tanpa iringan musik.

3) Siswa dan guru tanya jawab tentang pelajaran yang lalu, yaitu

pengelompokan tumbuhan.

4) Siswa membentuk kelompok, untuk melakukan diskusi bersama

kelompoknya untuk melakukan pengamatan terhadap

pengelompokan tumbuhan berdasarkan bentuk tulang daun dan akar.

5) Salah satu perwakilan kelompok mengutarakan hasil pengamatan

yang dilakukan pada pertemuan yang lalu.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

6) Hasil pengamatan siswa dikembalikan untuk diidentifikasi bersama

kelompoknya. Siswa berdiskusi mengenai kesalahan-kesalahan hasil

pengamatannya.

7) Siswa melakukan tanya jawab bersama kelompoknya dan bertanya

kepada guru apabila ada kesulitan.

8) Guru melakukan bimbingan pada semua kelompok, agar siswa dapat

bekerja sama dan hasil yang di dapat lebih baik.

9) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai kesan-kesan

dalam mengikuti proses pembelajaran hari ini.

10) Kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran.

Tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 29 Juli 2010 selama dua jam pelajaran (2 35 menit),

yakni pada jam ke-2 dan ke3, pukul 07.35 WIB sampai dengan pukul

08.45 WIB. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua,

dilaksanakan dengan pendekatan konstruktivisme. Siswa keluar kelas

menuju halaman belakang sekolah untuk melakukan pengamatan

terhadap tumbuhan secara individual. Urutan pelaksanaan tindakan siklus

II pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

1) Sebagai kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan salam,

mengkondisikan siswa, dan mengecek kesiapan siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

2) Guru menanyakan pelajaran yang lalu mengenai hasil pengamatan

yang telah dilakukan siswa serta kesulitan yang dialami siswa.

3) Sebagai kegiatan awal dan untuk membangkitkan semangat siswa

serta suasana menjadi lebih hidup, guru mengajak siswa untuk

melakukan ”senam otak”.

4) Siswa mempersiapkan alat-alat tulis untuk memulai pengamatan, dan

guru membagikan lembar pengamatan kepada siswa.

5) Siswa keluar kelas menuju objek untuk melakukan pengamatan

terhadap pengelompokan tumbuhan berdasarkan betuk tulang daun

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dan batangya serta mengerjakan tugas dari guru secara individu,

semua siswa melakukan pengamatan terhadap tumbuhan dengan

baik.

6) Guru dan pengamat melakukan pengamatan pada proses

pembelajaran berlangsung.

7) Siswa kembali ke dalam kelas untuk melengkapi hasil

pengamatannya.

8) Siswa melaporkan hasil karyanya dan guru memberikan penilaian.

9) Siswa melaporkan hasil pekerjaannya dan menyimpulkan hasil

pembelajaran bersama guru. Siswa mengutarakan pendapat

mengenai perkembangan kemampuan pengelompokan tumbuhan,

setelah dilaksanakan pembelajaran IPA pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme yang

dilakukan halaman belakang sekolah.

Data nilai atau hasil evaluasi pembelajaran IPA pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan melalui pendekatan konstruktivisme siswa

kelas III SDN 01 Girilayu pada siklus II dapat dilihat pada lampiran.

c. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung, seperti halnya pada siklus

I, peneliti sebagai observer mengamati kegiatan belajar mengajar dari

awal sampai akhir dan mencatat hasil pembelajaran pada siklus II.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2010 dan

berlangsung selama 2 35 menit. Sedangkan pertemuan kedua

dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2010 dan berlangsung selama 2 35

menit. Pengamat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan

pembelajaran IPA pokok bahasan pengelompokan tumbuhan dengan

menggunakan pendekatan konstruktivisme, yang dilaksanakan dengan

menggunkan alat bantu berupa: 1) lembar observasi, yang ditujukan pada

kegiatan siswa dan guru, 2) foto-foto kegiatan dan perekaman dengan

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

kamera digital sebagai dokumentasi pembelajaran IPA pokok bahasan

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme.

Pelaksanaan tindakan siklus II terjadi peningkatan kualitas

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan, keberanian bertanya,

kemampuan siswa dalam melakukan diskusi, dan insiatif siswa yang

meningkat dari siklus I. Kegiatan guru juga lebih baik, lebih siap,

bersemangat dan kreatif. Peningkatan juga terjadi pada hasil evaluasi

pengelompokan tunmbuhan siswa, hal ini terlihat dari pencapaian nilai

yang sudah mencapai KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 70. Hasil

observasi pada Siklus II dapat dilihat pada keterangan di bawah ini:

Pertemuan I

1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat

baik, b) Kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria baik, c)

Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria sangat

baik, d) Kemampuan guru memberikan apersepsi dalam kriteria

baik, e) Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria baik, f)

Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria

sangat baik, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria sangat

baik, h) Kemampuan guru dalam mengembangkan aplikasi dalam

kriteria baik, i) Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam

kriteria sangat baik, j) Skor rata-rata 3,56 dengan kriteria sangat

baik.

2) Kegiatan Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria

sangat baik, b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam

kriteria sangat baik, c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam

kriteria baik, d) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

dalam kriteria sangat baik, e) keadaan siswa dengan lingkungan

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

belajarnya dalam kriteria sangat baik, f) kemampuan siswa dalam

mengerjakan tes dalam kriteria baik, g) Skor rata-rata 3,67 dengan

kriteria sangat baik.

Pertemuan II

1) Kegiatan Guru

a) Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat

baik, b) kemampuan guru mengelola kelas dalam kriteria sangat

baik, c) Kemampuan guru mengelola waktu pelajaran dalam kriteria

sangat baik, d) Kemampuan guru memberikan apersepsi dalam

kriteria sangat baik, e) Kemampuan menyampaikan materi dalam

kriteria baik, f) Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan

dalam kriteria sangat baik, g) Perhatian guru terhadap siswa dalam

kriteria sangat baik, h) Kemampuan guru dalam mengembangkan

aplikasi dalam kriteria baik, i) Kemampuan guru dalam menutup

pelajaran dalam kriteria sangat baik, j) Skor rata-rata 3,78 dengan

kriteria sangat baik.

2) Kegiatan Siswa

a) Kedisiplinan siswa dalam pembelajaran masih dalam kriteria

sangat baik, b) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran dalam

kriteria sangat baik, c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran dalam

kriteria baik, d) Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan

dalam kriteria sangat baik, e) Keadaan siswa dengan lingkungan

belajarnya dalam kriteria sangat baik, f) Kemampuan siswa dalam

mengerjakan tes dalam kriteria sangat baik, g) Skor rata-rata 3,83

dengan kriteria sangat baik.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

pembelajaran IPA yang dilaksanakan dengan menggunakan pendekata

konstruktivisme, pada siklus II dapat ditarik simpulan bahwa aktifitas

siswa dalam pembelajaran IPA pada materi pengelompokan

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

tumbuhansudah baik, sehingga hasil yang diharapkan dapat dicapai

dengan baik.

d. Refleksi

Setelah melaksanakan observasi pada siklus II, kemudian data-

data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses

pelaksanaan tindakan pada siklus II sudah menunjukkan perubahan yang

berarti, baik pada keaktifan siswa selama belajar maupun pada

pencapaian hasil belajar kemampuan pengelompokan tumbuhan.

Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus II:

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran

menunjukkan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme sudah sepenuhnya menunjukkan perubahan dari siklus

sebelumnya. Siswa mengerti dan paham bagaimana mengelompokkan

tumbuhan berdasarkan penggolongannya. Siswa dapat melaksanakan

tugas kelompok dengan baik. Dengan melakukan pengamatan secara

langsung siswa dapat mendeskripsikan atau menjelaskan pengelompokan

tumbuhan dengan baik. Sehingga nilai yang diperoleh siswa pada siklus

II telah menunjukkan perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata

kelas mencapai 76,25. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 70

(KKM) ada 6 siswa atau 22,23% dan siswa yang memperoleh nilai diatas

atau sama dengan 70 (KKM) yaitu 21 siswa atau 77,77%.

Pembelajaran pada siklus II dikatakan berhasil apabila

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa yang memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) mencapai 75%. Dari data

diperoleh sebanyak 21 siswa atau 77,77% dari 27 siswa memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 70 (KKM). Hal ini menunjukkan bahwa

pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan kostruktivisme

sudah berhasil. Data nilai kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4

berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus II

No Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi xi

Presentase

(%) Keterangan

1 65 – 69 6 67 402 22 Di bawah KKM

2 70 – 74 6 72 432 22 Di atas KKM

3 75 – 79 5 77 385 19 Di atas KKM

4 80 – 84 7 82 574 26 Di atas KKM

5 85 – 89 2 87 174 7 Di atas KKM

6 90 – 94 1 92 92 4 Di atas KKM

Jumlah 27 2059 100

Nilai rata-rata = 2059 : 27 = 76,25

Prosentase Ketuntasan = 21 : 27 X 100 % = 77,77%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan

tindakan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval

antara 90 – 94 ada 1 siswa atau 2%, siswa yang memperoleh nilai dalam

interval antara 85 – 89 ada 2 siswa atau 7%, siswa yang memperoleh

nilai dalam interval antara 80 – 84 sebanyak 7 siswa atau 26%, siswa

yang memperoleh nilai dalam interval antara 75 – 79 ada 5 siswa atau

19%, siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 70 – 74 ada 6

atau 22%, serta siswa yang memperoleh nilai dalam interval antara 65 –

69 ada 6 siswa atau 22%. Pada siklus II terdapat peningkatan nilai rata-

rata yang sebelumnya 70,14 menjadi 76,25 dan adanya peningkatan hasil

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

belajar siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai lebih

dari atau sama dengan 70 (KKM) yang sebelumnya 18 siswa menjadi 21

siswa.

Dari tabel hasil kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa

kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada siklus II yang telah diterangkan di

atas, dapat disajikan dalam bentuk gambar yaitu grafik nilai pada gambar

11 sebagai berikut:

Gambar 11. Grafik Nilai Kemampuan Pengelompokan Tumbuhan

Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus II

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa ketuntasan

hasil belajar pengelompokan tumbuhan siswa yang memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 70 (KKM) sudah menunjukkan peningkatan

dan peningkatan rata-rata kelas, sehingga pembelajaran pada siklus II

mengenai pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme

sudah berhasil. Dari hasil pengamatan serta analisa pekerjaan siswa,

6 6

5

7

2

1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Fre

kue

nsi

Nilai

Grafik Nilai IPA Siklus II

64,5 74,5 79,5 69,5 89,5 84,5 94,5

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

maka peneliti sebagai observer dan guru kelas III sebagai pelaksana

sepakat untuk mengakhiri tindakan penelitian dalam pembelajaran IPA

pokok bahasan pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan

konstruktivisme pada siswa kelas III SDN 01 Girilayu tahun ajaran

2009/2010.

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian

1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Proses Pembelajaran Pengelompokan

Tumbuhan dengan Pendekatan Konstruktivisme

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,

dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pada

pokok materi pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme

baik pada kegiatan guru maupun kegiatan siswa.

Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas III SD Negeri

01 Girilayu dalam proses pembelajaran pengelompokan tumbuhan dengan

pendekatan konstruktivisme yaitu persiapan guru dalam memulai kegiatan

pembelajaran lebih terorganisir dari pembelajaran sebelum tindakan

dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari penyiapan materi pembelajaran seperti

rencana pembelajaran, alat peraga dan media pembelajaran. Hal tersebut

menjadikan situasi pembelajaran lebih terstruktur sehingga kondisi situasi

kelas juga menjadi lebih kondusif. Kemampuan guru dalam hal pengelolaan

kelas dan waktu pembelajaran semakin meningkat, guru dapat

mengalokasikan tiap kegiatan pembelajaran dengan baik. Selain itu, peneliti

juga menemukan adanya peningkatan keterampilan guru dalam memberikan

apersepsi kepada siswa, guru dapat memasukkan kejadian-kejadian yang

terjadi pada kefidupan sehari-hari ke dalam apersepsi sehingga murid lebih

tertarik dan termotivasi mengikuti pelajaran. Dengan meningkatnya

kemampuan memberikan apersepsi kepada siswa, maka siswa menjadi lebih

termotivasi dan semangat dalam mengikuti pelajaran. Guru juga dalam

menyajikan materi pembelajaran lebih santai namun pokok-pokok materi

dapat terserap siswa dengan baik. Adapun temuan lain dalam penelitian ini

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

adalah kemamp-uan guru dalam memberikan pertanyaan kepada siswa

menjadi lebih meningkat serta meningkatnya keterampilan guru dalam

menutup pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran guru

kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada proses pembelajaran IPA pada materi

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme dapat dilihat

dari tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas III SD

Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Siklus II.

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hasil observasi guru

mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru

pada siklus I adalah 2,56 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan

pada siklus II yaitu 3,67 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut

membuktikan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat membantu

meningkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini dapat

direfleksikan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Peningkatan rata-rata hasil observasi guru kelas III SD Negeri 01

Girilayu pada Siklus I dan Siklus II dengan pendekatan konstruktivisme dapat

disajikan pada gambar 12 berikut ini:

Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II

Pertemuan 1 2,33 3,56

Pertemuan 2 2,78 3,78

Rata-rata 2,56 3,67

Kriteria Baik Sangat baik

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Gambar 12. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas III

SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Sikus II

Sementara itu temuan dari peningkatan kegiatan siswa kelas III SD

Negeri 01 Girilayu dalam proses pembelajaran pengelompokan tumbuhan

dengan pendekatan konstruktivisme adalah setelah dilaksanakan tindakan

siswa menjadi lebih siap dalam menerima pembelajaran meningkat bila

dibandingkan dengan pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan. Siswa

juga menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih antusias

dan sering melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi

pembelajaran kepada guu. Keaktifan siswa merupakan hal yang di tonjolkan

dalam pendekatan konstruktivisme. Dalam melaksanakan tugas kelompok,

siswa dapat melakukan kerjasama dengan rekan satu kelompok dengan baik.

Dengan hal tersebut, maka kondisi kelas ketika pembelajaran dengan model

kelompok dapat berjalan dengan baik dan terkendali. Setelah dilaksanakan

tindakan siswa juga menunjukan sikap yang sungguh-sungguh dalam

mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas dari guru. Hal tersebut

ditunjukan dengan meningkatnya kaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran dan mengerjakan tugas dari guru. Dengan meningkatnya

beberapa aspek dari siswa maka kemampuan siswa dalam pengelompokan

tumbuhan juga meningkat. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya

prosentase dan rata-rata nilai siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada tiap

siklusnya.

2,56

3,67

00.5

11.5

22.5

33.5

4

Siklus I Siklus II

Rat

a-ra

ta

Pelaksanaan Tindakan

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan hasil observasi, peningkatan kualitas pembelajaran

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada proses pembelajaran

pengelompokan tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme dapat dilihat

dari tabel 6 berikut ini:

Tabel 6. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas III SD

Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Siklus II.

Hasil Observasi Siswa Sklus I Siklus II

Pertemuan 1 2,5 3,67

Pertemuan 2 2,83 3,83

Rata-rata 2,67 3,75

Kriteria Baik Sangat baik

Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa hasil observasi siswa

mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi siswa

pada siklus I adalah 2,67 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan

pada siklus II yaitu 3,75 dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut

membuktikan bahwa pendekatan konstruktivisme dapat membantu

meningkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap siswa. Hal ini dapat

direfleksikan bahwa pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Peningkatan rata-rata hasil observasi guru kelas III SD Negeri 01

Girilayu Siklus I dan Siklus II dengan pendekatan konstruktivisme dapat

disajikan pada gambar 13 berikut ini:

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Gambar 13. Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Observasi Siswa Kelas III

SD Negeri 01 Girilayu pada Siklus I dan Sikus II

Berdasarkan hasil analisis observasi di atas dapat dilihat bahwa hasil

kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran pengelompokan dengan

pendekatan konstruktivisme berhasil meningkat baik dari siklus I sampai ke

siklus II. Peningkatan kualitas proses pembelajaran ini juga mengakibatkan

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa mengalami peningkatan.

2. Hasil Belajar Pengelompokan Tumbuhan dengan Pendekatan

Konstruktivisme

Dengan meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivisme maka hasil belajar pengelompokan

tumbuhan siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu juga meningkat. Peningkatan

terlihat dari perhitungan nilai hasil kemampuan pengelompokan tumbuhan

yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan

setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan silkus II, yang masing-masing

siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7

berikut ini:

2,67

3,75

0

1

2

3

4

Siklus I Siklus II

Rat

a-ra

ta

Pelaksanaan Tindakan

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 7. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Kemampuan Pengelompokan

Tumbuhan Siswa Kelas III SD Negeri 01 Girilayu pada Kondisi

Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No.

Pembelajaran

Pengelompokan

Tumbuhan

Kondisi Awal

Setelah Dilaksanakan

Tindakan

Siklus I Siklus II

1 Nilai rata-rata 63,05 70,14 76,25

Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang

mencapai KKM lebih dari atau sama dengan 70 mengalami peningkatan

yang signifikan. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal sebelum tindakan

adalah 63,05. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa menjadi 70,14. Dan pada akhir

pelaksanaan siklus II nilai rata-rata kemampuan pengelompokan tumbuhan

siswa adalah 76,25. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa pendekatan

konstruktivisme tepat untuk membantu meningkatkan hasil belajar IPA

khususnya untuk kemampuan pengelompokan tumbuhan. Hal ini dapat

direfleksikan bahwa pembelajaran pengelompokan tumbuhan yang

dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Secara garis besar perbandingan antara jumlah siswa yang mencapai

ketuntasan belajar kemampuan pengelompokan tumbuhan pada kondisi awal

sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II ditunjukkan pada tabel 8 sebagai

berikut:

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 8. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 01

Girilayu pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No. Ketuntasan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 10 37% 18 66,66% 21 77,77%

2 Tidak Tuntas 17 63% 9 33,33% 6 22,22%

Berdasarkan tabel di atas yaitu tabel rekapitulasi ketuntasan belajar

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu, terlihat adanya penigkatan pada

ketuntasan belajar siswa pada kemampuan pengelompokan tumbuhan yaitu

pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 37%,

kemudian pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 18 siswa atau

66,66%, dan pada siklus II menjadi 21 siswa atau 77,77%.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa kelas III SD

Negeri 01 Girilayu yaitu dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme.

Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme dapat

mengalami langsung apa yang sedang dipelajari. Selain itu, siswa menjadi

lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPA

pada pokok materi pengelompokan tumbuhan.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

dua siklus selama empat kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat

meningkatkan:

Kualitas proses pembelajaran IPA khususnya pada materi

pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu

meningkat. Peningkatan kualitas proses pembelajaran pengelompokan

tumbuhan tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata

kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran pengelompokan

tumbuhan dengan pendekatan konstruktivisme, yaitu: nilai rata-rata kegiatan

guru pada siklus I nilainya 2,56 dengan kriteria baik dan meningkat pada

siklus II nilainya menjadi 3,67 dengan kriteria sangat baik. Sementara itu nilai

rata-rata kegiatan siswa pada siklus I nilainya 2,67 dengan kriteria baik dan

meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,75 dengan kriteria sangat baik.

Dengan demikian, penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran pengelompokan tumbuhan dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD Negeri 01

Girilayu.

Kemampuan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas III SD

Negeri 01 Girilayu. Peningkatan kemampuan pengelompokan tumbuhuhan

tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pembelajaran

pengelompokan tumbuhan pada setiap siklusnya yaitu: sebelum tindakan nilai

rata-rata kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa 63,05, siklus I nilai

rata-rata kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa 70,14 dan siklus II

nilai rata-rata siswa 76,25. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada kondisi

awal sebanyak 10 siswa atau 37%, pada siklus I yaitu 18 siswa atau 66,66%,

dan pada siklus II sebanyak 21 siswa atau 77,77 %. Dengan demikian,

penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran pengelompokan

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

tumbuhan dapat meningkatkan kemampuan pengelompokan tumbuhan pada

siswa kelas III SD Negeri 01 Girilayu.

Maka dapat disimpulkan bahwa opendekatan konstruktivisme dapat

meningkatkan kualitas proses pembealajaran pengelompokan tumbuhan. Hal

tersebut juga berdampak pada peningkatan nilai pengelompokan tumbuhan

siswa SD Negeri Girilayu.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini

didasarkan pada pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

konstruktivisme dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada pokok materi

pengelompokan tumbuhan. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari

dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2010 dan 22 Juli 2010,

sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2010 dan 29 Juli 2010.

Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan

tindakan, pelaksanaaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan

berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu

adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya.

Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal

ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan

berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan

proses dalam siklus I sampai siklus II.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat

diketahui bahwa dengan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan

kemampuan pengelompokan tumbuhan siswa kelas III SD Negeri 01

Girilayu. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan

implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

C. Implikasi Teoritis

Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih

metode pembelajaran yang tepat agar siswa mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan pengelompokan tumbuhan

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

siswa, karena pembelajaran ini dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dan

kreatif dalam mempelajari seuatu hal yang kemudian disusun menjadi ilmu

pengetahuan. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan

kemampuan pengelompokan tumbuhan.

Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa

melalui penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat menjadi salah satu

pendekatan dalam pengajaran IPA, karena dengan pendekatan

konstruktivisme dapat mengakomodasi siswa dalam mengungkapkan dan

mengembangkan hasil pemikirannnya. Penelitian ini juga dapat

dipertimbangkan untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran bagi guru

dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.

Dari hasil rata-rata yang diperoleh bahwa dalam penelitian ini,

kemampuan siswa terhadap materi pengelompokan tumbuhan pada

pembelajaran IPA dan aktifitas atau kegiatan proses pembelajaran menjadi

meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan kemampuan pengelompokan

tumbuhan siswa dalam mengungkapkan pikiran dan gagasannya, interaksi

dengan guru maupun kerjasama dengan siswa lain. Dengan partisipasi siswa

dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas menjadi lebih kondusif

dan pada akhirnya kemampuan pengelompokan tumbuhan pada siswa kelas

III SD Negeri 01 Girilayu meningkat.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,

implikasi teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan kemampuan

pengelompokan tumbuhan dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme.

Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaran IPA

pada pokok kemampuan pengelompokan tumbuhan. Kemampuan

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pengelompokan tumbuhan siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti

untuk membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di

samping itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk

mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan kemampuan

pengelompokan tumbuhan siswa. Pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme pada hakikatnya dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis,

terutama untuk mengatasi masalah peningkatan kemampuan siswa, yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.

Selain itu, guna meningkatkan kemampuan pengelompokan

tumbuhan siswa, guru perlu beerupaya meningkatkan kualitas diri dalam

berperan sebagai fasilitator bagi siswa. guru dapat menguatkan pengetyahuan

siswa dengan menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran,

menggunakan permainan yang menjadikan siswa lebih aktif, kuis dan

sebagainya.

D. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA untuk engan menggunakan pendekatan

konstruktivisme.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan pendekatan

konstruktivisme dalam pembelajaran pengelompokan tumbuhan.

Penggunaan pendekatan konstruktivisme dimaksudkan agar pembelajaran

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOMPOKAN TUMBUHAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

tidak terasa membosankan dan membantu siswa dalam meningkatkan

kemampuan pegelompokan tumbuhan.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin

belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.