PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG ... · 1 peningkatan prestasi belajar matematika...

123
1 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI PENGAJARAN REMEDIAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI KELAS II SLB NEGERI BANJARNEGARA SEMESTER II TAHUN 2008/2009 Oleh: Sugiyoto NIM. X5107632 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG ... · 1 peningkatan prestasi belajar matematika...

1

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI PENGAJARAN

REMEDIAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI KELAS II SLB NEGERI BANJARNEGARA

SEMESTER II TAHUN 2008/2009

Oleh: Sugiyoto

NIM. X5107632

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009

2

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hermawan, M.Si. Priyono, S.Pd. M.Si.

NIP. 19590818 198603 1 002 NIP. 19710902 200501 1 001

3

PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 12 Agustus 2009

Tim Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes. ……………..

Sekretaris : Drs. Maryadi, M.Ag. ……………….

Anggota I : Drs. Hermawan, M.Si. ……………..

Anggota II : Priyono, S.Pd. M.Si. …………….....

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

4

ABSTRAK

Sugiyoto, PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI PENGAJARAN REMEDIAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI KELAS II SLB NEGERI BANJARNEGARA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan melaui pengajaran remedial bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SLB Negeri Banjarnegara, tahun pelajaran 2008/2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan tes. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat berlangsungnya proses kegiatan belajar. Wawancara dilakukan kepada orang tua siswa untuk memperoleh data tentang kegiatan belajar siswa di rumah. Sedangkan tes dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan setiap akhir pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebanyak 5 orang siswa, 80% dari mereka telah mencapai nilai rerata ulangan harian di atas nilai rerata indikator kinerja 7,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.

5

MOTTO

Sesungguhnya kesabaran, ketekunan, dan keuletan adalah kunci keberhasilan dalam

mendidik dan membimbing anak-anak berkebutuhan khusus.

(penulis)

6

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan

Kepada:

Istri dan anak-anakku tersayang.

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan segala nikmat, rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul” Peningkatan Prestasi Belajar

Matematika tentang Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Pengajaran remedial

Bagi Anak Tunagrahita Ringan di Kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara Semester 2

Tahun 2008/2009”. Skripsi ini ditulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan yang

menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian, namun berkat bantuan dari berbagai

pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu atas segala

bentuk bantuannya, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada yang terhormat:

1 Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2 Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang

telah memberi ijin penelitian.

3. Drs. Abdul Salim Ch., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Hermawan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I.

5. Priyono, S.Pd. M.Si. selaku Dosen Pembimbing II.

6. Seluruh Dosen Pengajar Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

7. Pardi selaku Kepala SLB Negeri Banjarnegara

8. Semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu yang turut membantu dalam

penulisan skipsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang maha Esa.

8

Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan di masa mendatang.

Walaupun disadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis tetap

berharap semoga karya skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

terutama bagi dunia Pendidikan Khusus.

Surakarta, Agustus 2009.

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iv

HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………….. v

HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. vii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………. viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………… 4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 5

A. Kajian Teori ………………………………………………………… 5

1. Pengertian Tentang Anak Tunagrahita Ringan ………………… 5

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan …………………….. … 6

3. Penyebab Anak Tunagrahita Ringan …………………………… 8

4. Pengertian Prestasi Belajar Matematika ……………………….. 8

5. Fator-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………….. 9

6. Pengertian Pembelajaran Matematika di SDLB- C ……………. 12

7. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita

Ringan ………………………………………………………….. 13

8. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB- C …………….. 14

10

Halaman

9. Materi Pembelajaran Matematiuka Anak Tunagrahita Ringan .. 14

10. Pengertian Pengajaran Remedial ……………………………… 15

11. Ciri-ciri Pengajaran Remedial ………………………………… 16

12. Jenis-jenis Pengajaran Remedial ……………………………… 16

13. Langkah-langkah Pengajaran Remedial ……………………… 17

14. Tujuan Pengajaran Remedial Bagi Anak Tunagrahita Ringan .. 18

15. Materi Pengajaran Remedial …………………………………. 19

16. Prosedur Pengajaran Remedial ……………………………….. 19

17. Faktor-faktor Pendukung Pengajaran Remedial ……………… 20

18. Faktor-faktor Penghambat Pengajaran Remedial …………….. 21

B. Kerangka Berpikir ………………………………………………... 21

C. Hipotesa Tindakan ……………………………………………….. 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 23

A. SettingPenelitian ……………………………………… …………. 23

B. Subyek Penelitian ………………………………………………… 24

C, Data dan Sumber Data …………………………………………… 24

D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 25

E. Validitas Data ……………………………………………………. 27

F. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 28

G. Indikator Kinerja …………………………………………………. 29

H. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 31

A. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………… 31

1. Deskripsi Awal ………………………………………………. 31

2. Siklus 1 ………………………………………………………. 31

a. Perencanaan ………………………………………………. 31

b. Tindakan ………………………………………………….. 32

c. Observasi/Pengamatan ……………………………………. 35

d. Refleksi …………………………………………………… 36

3. Siklus 2 ………………………………………………………. 37

11

Halaman

a. Perencanaan ………………………………………………. 37

b. Tindakan …………………………………………………. 37

c. Observasi/Pengamtan ……………………………………. 41

d. Refleksi ………………………………………………….. 42

B. Hasil Penelitian …………………………………………………. 43

C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………… 45

BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 47

A. Simpulan ………………………………………………………… 47

B. Saran …………………………………………………………….. 48

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 49

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 51

12

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Keadaan Awal ……………………………… 31

Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Siklus 1 …………………………………….. 36

Tabel 3. Nilai Ulangan Harian Siklus 2 ……………………………………. 42

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pelaksanaan Tindakan Dalam Dua Siklus …………………… 30

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 1 pada Siklus 1) ……………………………… 51

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 1 …………………………………………. 53

Lampiran 3. Kunci Jawaban LKS 1 …………………………………………. 55

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 2 pada Siklus 1) ……………………………. 56

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 2 …………………………………………. 58

Lampiran 6. Kunci Jawaban LKS 2 …………………………………………. 60

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 3 pada Siklus 1) ……………………………… 61

Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 3 …………………………………………. 63

Lampiran 9. Kunci Jawaban LKS 3 …………………………………………. 65

Lampiran 10. Pedoman Observasi Terhadap Aktifitas Siswa di Kelas ………. 66

Lampiran 11. Hasil Observasi Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1…………. 67

Lampiran 12. Hasil Observasi Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1…………… 68

Lampiran 13. Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1…………… 69

Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 4 pada Siklus 2) …………………………….. 70

Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 4 …………………………………………. 73

Lampiran 16. Kunci Jawaban LKS 4 …………………………………………. 74

Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 5 pada Siklus 2) ……………………………… 75

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa 5 …………………………………………. 78

Lampiran 19. Kunci Jawaban LKS 5 …………………………………………... 79

Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(Pertemuan Ke- 6 pada Siklus 2) …………………………….. 80

Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa 6 ………………………………………….. 83

Lampiran 22. Kunci Jawaban LKS 6 ………………………………………….. 84

15

Halaman

Lampiran 23. Hasil Observasi Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2 ………..... 85

Lampiran 24. Hasil Observasi Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2 …………… 86

Lampiran 25. Hasil Observasi Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2…………… 87

Lampiran 26. Rangkuman Hasil Wawancara ………………………………...... 88

Lampiran 27. Skor Ulangan Harian Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1……… 93

Lampiran 28. Skor Ulangan Harian Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1 ………. 94

Lampiran 29. Skor Ulangan Harian Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1………. 95

Lampiran 30. Skor Ulangan Harian Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2 ……. 96

Lampiran 31. Skor Ulangan Harian Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2 ……... 97

Lampiran 32. Skor Ulangan Harian Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2 ……... 98

Lampiran 33. Informasi Perkembangan Anak …………………………….. 99

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak tunagrahita ringan adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang

merupakan salah satu golongan anak berkelainan mental, memiliki IQ antara 50/55 –

70/75, kemampuan berpikirnya rendah, perhatian dan daya ingatnya lemah, sukar

berpikir abstrak, serta tidak mampu berpikir logis. Pendapat tersebut senada dengan

pendapat Tamsik Udin dan E. Tejaningsih (1988: 46-47), yang mengemukakan

bahwa:

kemampuan berpikir anak tunagrahita ringan lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan anak lambat belajar, sehingga mereka selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah walaupun masalah itu sederhana, perhatian dan ingatannya lemah, mereka tidak dapat memperhatikan sesuatu hal dengan serius dan tahan lama, sebentar saja perhatiannya akan berpindah ke soal lain, apalagi dalam hal memperhatikan pelajaran, mereka cepat merasa bosan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami oleh siswa.

Melalui proses belajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya

perubahan tingkah laku dalam diri anak. Dalam kegiatan proses belajar mengajar,

tentunya menjadi harapan dari semua pihak bahwa setiap anak dapat mencapai hasil

belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kenyataan yang sering

terjadi, tidak semua murid dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang

diharapkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar. Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 100-101) mengemukakan ada

berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa, namun demikian pada dasarnya setiap murid dapat dibantu baik secara individual maupun kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapainya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bantuan yang diberikan dapat mengunakan berbagai pendekatan, metode, materi, dan alat yang disesuaikan dengan jenis dan sifat hambatan belajar yang dialami anak.

17

Salah satu bantuan yang dapat dilaksanakan adalah pengajaran remedial,

yaitu suatu bentuk pengajaran khusus yang sifatnya memperbaiki proses belajar.

Pengajaran remedial digunakan untuk membantu siswa yang mengalami hambatan

atau kesulitan belajar.

Perlunya perhatian khusus pada anak tunagrahita ringan hal ini selaras

dengan fungsi utama pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik

seoptimal mungkin. Meskipun anak tunagrahita ringan memiliki kecerdasan di

bawah rata-rata, sulit berpikir abstrak, serta perhatian dan daya ingat yang lemah,

namun mereka masih memiliki kemampuan untuk dapat berkembang dalam bidang

akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja melalui bantuan atau jika

mereka diberikan penanganan khusus.

Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu,

yang pada dasarnya bukanlah merupakan penguasaan terhadap matematika sebagai

ilmu, melainkan punguasaan akan kecakapan matematika. Kecakapan matematika

yang dimaksud diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekitarnya serta untuk

melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan

pada siswa yaitu agar dapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, serta

kemampuan matematika untuk hidup dalam masyarakat dan bekal dalam dunia kerja.

Anak tunagrahita ringan memerlukan penanganan khusus dalam

pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan selain hakekat matematika yang

abstrak, mereka juga mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan dalam

belajar matemtika dapat berdampak negatif bagi anak. Kesulitan yang muncul adalah

ketidakmampuan anak dalam mempelajari materi pelajaran dan aplikasinya dalam

kehidupannya. Dalam hal kecepatan belajar (learning rate) anak tunagrahita ringan

jauh tertinggal dibandingkan anak normal. Untuk mencapai kemampuan yang

dicapai anak normal, anak tunagrahita ringan lebih banyak memerlukan

pengulangan-pengulangan materi tersebut.

Suatu pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik apabila guru

senantiasa melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang bersangkut paut dengan

mata pelajaraan yang diajarkan terutama mengenai tujuan, materi, metode, maupun

media yang digunakan.

18

Kenyataan di lapangan pendidikan bahwa siswa belum menguasai suatu

materi matematika yang diajarkan, tetapi guru telah berpindah pada materi atau topik

berikutnya. Keadaan seperti ini terus berkelanjutan sehingga siswa yang belum

menguasai materi akan semakin tertinggal jauh dalam pelajaran matematika,

meskipun mereka tetap naik kelas. Dalam hal ini memungkinkan anak tunagrahita

ringan belum menguasai materi matematika yang diajarkan, guru memandang semua

anak mempunyai kemampuan yang sama, sehingga tidak mengindahkan perbedaan

individu yang berakibat anak tidak mampu memahami materi yang diajarkan. Selain

itu pembelajaran remedial masih jarang digunakan dengan alasan antara lain adalah

kurangnya waktu untuk mengadakan remedi, mengingat target kurikulum yang harus

diajarkan dan kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang cara

melaksanakan diagnosis dan remedi dalam bidang matematika secara efisien dan

efektif. Selain itu media pembelajaran yang kurang menarik juga menjadi kendala

dalam proses belajar mengajar sehingga membuat anak menjadi mudah bosan.Anak

tunagrahita ringan memiliki keterbatasan dalam segala hal tidak terkecuali juga

dalam kemampuan matematikanya, sehingga diperlukan pelayanan khusus dalam

pendidikan agar mereka dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.

Pengajaran remedial merupakan suatu pengajaran yang bertujuan untuk

mengadakan perbaikan bagi anak yang tidak berhasil dalam proses belajar mengajar

dan merupakan salah satu bentuk upaya penanganan dan pelayanan yang harus

diberikan kepada anak tunagrahita ringan mengingat kemampuannya yang jauh dari

kemampuan yang dimiliki anak normal sebayanya.

Pelaksanakan proses belajar mengajar anak tunagrahita ringan di SLB Negeri

Banjarnegara selama ini masih belum banyak menggunakan pengajaran remedial,

termasuk diri peneliti sendiri. Untuk itu peneliti ingin menggunakan pengajaran

remedial ini untuk meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya tentang

penjumlahan dan pengurangan bagi seorang siswa tunagrahita ringan di kelas 2 SLB

Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.

19

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian

ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah melalui pengajaran remedial

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi anak tunagrahita ringan di

kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diungkap, maka penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan

pengurangan melalui pengajaran remedial bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2

SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan khasanah

ilmu pengetahuan terutama tentang pengajaran remedial bidang studi matematika.

2. Secara Praktis

a. Mencari solusi yang tepat untuk meningkatan prestasi belajar matematika

tentang penjumlahan dan pengurangan bagi siswa kelas 2 SLB Negeri

Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik

anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun

2008/2009.

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan

Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Dalam perkembangannya,

istilah moron menurut Mary Baimer/Smith, Richard F. Ittenbar & R. Patton; 2002

(dalam Endang Rochyadi, 2005: 12) lebih dikenal dengan istilah developmental

disability. Istilah-istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, tetapi dalam

penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Dalam penulisan ini

digunakan istilah tunagrahita ringan karena dipandang lebih tepat penerapannya

dalam bidang pendidikan.

Adapun pengertian anak tunagrahita ringan menurut beberapa ahli antara lain:

Menurut J.B. Suparlan (1983: 29), anak tunagrahita ringan disebut anak debil yaitu

anak yang keadaannya lebih ringan dibandingkan dengan anak embisil yang tingkat

kecerdasannya IQ 25-50, sedangkan anak tunagrahita ringan memiliki kecerdasan IQ

50/55-70/75.

Michael L. Hardman (1990:44) memberikan pengertian anak tunagrahita ringan :

Educable mentally retarded child is one who because of subnormal development, is unable to profit sufficiently fron the program of the regular elementary school but who is considered to have potentialities for development in school academic areas. Sociaul adjustment will permit same degree of independence in the community occupational sufficiently with permit partial or total self support.

Pengertian tersebut menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan adalah

seseorang yang karena perkembangan di bawah normal, tidak sanggup untuk

menerima pelajaran dengan cukup di sekolah dasar umum, tetapi masih memiliki

potensi untuk berkembang dalam bidang akademik di sekolah. Penyesuaian sosialnya

mendukung untuk hidup mandiri di masyarakat, kemampuan bekerjanya terbatas

untuk menolong dirinya sendiri baik sebagian atau keseluruhan.

Sunardi (1994: 26-27) memberikan batasan anak tunagrahita ringan sebagai:

21

anak yang perkembangan mentalnya yang tergolong subnormal akan mengalami kesulitan dalam mengikuti program reguler di sekolah dasar. Meskipun demikian anak tunagrahita ringan dipandang masih memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di sekolah dasar, mampu dididik untuk melakukan penyesuaian sosial dalam jangka panjang, dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian atau seluruh kehidupannya pada usia dewasa. Oleh karena itu anak tunagrahita ringan masih dapat diajar dalam bidang kemampuan dasar berupa membaca, menulis, dan matematika secara sederhana.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan anak tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai kemampuan

intelektual di bawah rata-rata, mempunyai rentang IQ antara 50-70, tetapi mereka

masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam bidang akademis yang

sederhana serperti membaca, menulis, dan matematika, serta ketrampilan hidup

sehari-hari.

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan

Secara fisik anak tunagrahita ringan tidak berbeda jauh dengan anak normal,

tetapi secara psikis mereka sangat berbeda dan mempunyai cirri khas. Adapun

karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 10-11)

sebagai berikut:

a. Tingkat kecerdasan sekitar 50/55 - 70/75. dengan MA antara 7 - 10 tahun Jadi walaupun anak sudah mencapai usia 12 tahun, kemampuan mentalnya setara dengan anak normal 7 - 10 tahun.

b. Sukar berpikir abstrak dan terikat dengan lingkungan c. Kurang dapat berpikir secara logis, kurang memiliki kemampuan

menganalisa, kurang dapat menghubungkan kejadian yang satu dengan yang lain, kurang dapat membedakan hal-hal yang penting.

d. Daya fantasinya sangat lemah. e. Kurang dapat mengendalikan perasaan. f. Dapat mengingat-ingat beberapa isitilah tetapi kurang memahami arti isitilah

tersebut. g. Suggestible (mudah dipengaruhi). h. Kepribadian yang kurang harmonis dan sukar menilai baik-buruk. i. Daya konsentrasinya kurang baik.

Secara garis besar pendapat Samuel A. Kirk (1992: 191) tentang

karakteristik anak tunagrahita ringan sebagai berikut:

22

a. Karakteristik Fisik 1) Berat badan, tinggi badan, dan koordinasi motoriknya hampir sama

dengan anak normal. 2) Umumnya disertai dengan beberapa kelainan seperti kelainan mata,

telinga, dan suara. b. Karakteristik Intelektual

1) Kurang dalam kemampuan verbal dan nonverbal dalam tes intelegensi, IQ berkisar 50/55 - 70/75.

2) Perkembangan kematangan mengalami hambatan khusus di bidang akademik, ingatan, kemampuan berbahasa, persepsi, imajinasi, kreatifitas, dan kemampuan lain yang berkaitan dengan intelektual.

c. Karakteristik Akademik 1) Anak belum siap untuk membaca, menulis, berbahasa, berhitung saat

masuk sekolah. Keterlambatan ini berhubungan dengan usia mental bukan usia kronologisnya.

2) Untuk menyelesaikan sekolah formal dapat ditempuh setiap tingkat dua tahun bergantung dari kematangan mental dan kemampuannya.

d. Karakteristik Kepribadian dan Sosial 1) Perhatian mudah beralih, sulit untuk memusatkan perhatian. 2) Rasa toleransi kurang, karena kegagalan yang berulang-ulang dalam

hidupnya. 3) Dapat mematuhi nilai-nilai sosial dan dapat bekerja sama dengan

lingkungan/masyarakat. 4) Anak tunagrahita ringan lebih sering berhubungan atau bermain dengan

anak yang sama usia mentalnya daripada anak yang sama usia kronologisnya.

5) Sebagian dari anak tunarahita ringan mempunyai problem tingkah laku apabila dibandingkan dengan anak yang mempunyai intelegensi normal. Problem tingkah laku ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara kemampuan anak untuk berbuat dan dengan tuntutan masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan karakteristik anak tunagrahita

ringan adalah sebagai berikut:

a. Kondisi fisik anak tunagrahita ringan tidak jauh berbeda dengan anak normal pada

umumnya.

b. Kondisi psikis anak tunagrahita ringan terkait dengan pembelajaran meliputi

kemampuan berpikir rendah, perhatian dan ingatannya lemah sehingga

mengalami hambatan dalam pelajaran di sekolah.

23

3. Penyebab Tunagrahita Ringan

Penyebab terjadinya tunagrahita ringan sama dengan penyebab tunagrahita

pada jenis yang lainnya. Sunardi (1994: 30-31) mengemukakan bahwa penyebab

tunagrahita disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

a. Genetik. Faktor genetik dapat disebabkan oleh kerusakan biokimia dan abnormalitas kromosom.

b. Sebab-sebab pada masa prenatal. Penyebab tunagrahita pada masa prenatal dapat disebabkan oleh infeksi Rubella (cacar) dan faktor Rhesus (Rh).

c. Sebab-sebab pada masa perinatal. Berbagai peristiwa pada saat kelahiran yang memungkinkan terjadinya tunagrahita yang terutama adalah luka-luka saat kelahiran, sesak napas, dan prematuritas.

d. Sebab-sebab pada masa postnatal. Penyakit-penyakit akibat infeksi dan problema nutrisi yang diderita pada masa bayi dan awal pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan tunagrahita seperti encephalitis dan meningitis.

e. Faktor-faktor Sosio-kultural. Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan intelektual masih belum dapat dipahami dengan jelas, tetapi para psikolog dan pendidik umumnya mempercayai bahwa lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual.

4. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Hadari Nawawi (1991: 100), mengemukakan prestasi belajar adalah “suatu

tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran tertentu”.

Sutratinah Tirtonegoro (1988: 24), mengartikan bahwa prestasi belajar adalah

“penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol,

angka-angka, huruf-huruf atau hal yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu”.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu

kesimpulan mengenai prestasi belajar matematika yaitu suatu tingkat keberhasilan

siswa yang meliputi perubahan dalam aspek pengalaman, sikap dan ketrampilan

24

dalam menguasai program pelajaran matematika yang dinyatakan dalam bentuk nilai

dari hasil suatu tes.

Prestasi belajar matematika secara operasional dalam penelitian ini adalah

prestasi belajar yang dicapai dalam penguasaan konsep penjumlahan dan

pengurangan suatu bilangan.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan suatu hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut baik

yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. Pengenalan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya

dalam rangka membantu anak untuk mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya.

Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 100-101), mengemukakan yang

tergolong faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar sebagai berikut:

a. Faktor Internal yaitu yang ada dalam diri anak itu sendiri, antara lain: 1) Kelemahan mental yang berkaitan dengan faktor kecerdasan,

intelegensi/kecakapan, dan bakat khusus. 2) Kelemahan fisik yang berkaitan dengan panca indera, syaraf, dan cacat. 3) Gangguan yang bersifat emosional (emosional instability). 4) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar.

b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri anak , antara lain: 1) Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif. 2) Kurikulum kurang fleksibel atau kaku.

3) Beban studi yang terlalu berat, terlalu anyak tugas yang harus diselesaikannya.

4) Metode mengajar yang monoton atau membosankan. 5) Situasi di rumah yang kurang memotivasi anak untuk belajar. 6) Beberapa sifat murid dalam belajar.

Setiap individu mempunyai keunikan yang berbeda-beda antara yang satu

dengan yang lain, demikian juga dalam proses belajar mengajar, ada siswa yang

cepat dan ada yang lambat dalam belajar, ada yang kreatif dan ada yang tidak kreatif,

semua itu karena keunikan individu masing-masing.

Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk membantu memperoleh

perubahan tingkah laku bagi setiap murid dalam rengka mencapai tingkat

perkembangan yang optimal. Oleh karena itu pengenalan terhadap sifat-sifat individu

25

sangat penting. Rochman Natawijaya (1980: 17-19) mengemukakan beberapa sifat

dalam proses belajar mengajar antara lain:

a. Cepat dalam Belajar Anak yang tergolong cepat dalam belajar pada umumnya dapat menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu leih cepat dari perkiraan waktu yang ada. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan suatu masalah karena lebih mudah dalam menerima peljaran. Golongan anak seperti ini sering mengalami kesulitan dalam penyesuaian belajar, karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha yang harus dilakukan pada anak golongan ini adalah dengan menggunakan media pengajaran.

b. Lambat dalam belajar Anak yang mengalami lambat belajar memerlukan waktu yang banyak dalam menyelesaikan materi dari waktu yang diperkirakan. Sebagai akibatnya anak golongan ini sering ketinggalan dalam belajar, dan ini pula salah satu sebab yang menjadikan mereka tinggal kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak lambat belajar memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-rata. Anak golongan ini memerlukan perhatian khusus, antara lain dengan pengajaran remedial.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar,

menurut Maman Rachman (1998: 150-155) yaitu:

a. Faktor Intern, yang meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. 1) Faktor Jasmaniah

Proses belajar seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu. Selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing dan mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya dan tubuhnya.

2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Yaitu: a) Intelegensi

Intelegensi besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, anak yang intelegensinya tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Kendati demikian belum tentu anak yang tingkat intelegensinya tinggi akan berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.

b) Perhatian Untuk menjamin hasil beljar yang baik siswa harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap materi yang dipelajarinya. Agar

26

tumbuh perhatian sehingga siswa dapat belajar dengan baik, bahan pelajaran harus diusahakan selalu menarik perhatian.

c) Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

d) Bakat Siswa yang memiliki bakat maka pelajaran akan cepat dikuasai, sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik. Lain halnya dengan siswa yang kurang berbakat, guru harus sabar dan telaten melayani mereka, yaitu dengan sering dan berulangkali menjelaskan ahan tersebut. Dengan seringnya menjelaskan bahan tersebut akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai bahan yang diajarkan.

e) Motif Dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong belajar siswa. Dengan mengetahui latar belakang atau motif belajar siswa, maka guru dapat mengajak para siswa untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar.

f) Kematangan Kematangan merupakan tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang. Hal ini antar lain ditunjukkan anggota-anggota tubuhnya sudah siap untuk meleksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan terus menerus.

g) Kesiapan Kesiapan erat kaitannya dengan kematangan. Siswa dikatakan sudah memiliki kesiapan apabila pada dirinya ada kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik yang memiliki kesiapan akan terjadi proses pembelajran yang optimal.

3) Faktor kelelahan Kelelahan baik jasmani maupun rohani dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.

b. Faktor Ekstern, meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

1) Faktor keluarga Siswa yang sedang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi atau hubungan antar anggota keluarga, keadaan rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan orang tua.

2) Faktor sekolah Faktor sekolah dapat mempengaruhi belajar siswa meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa

27

dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, waktu sekolah, sarana prasarana sekolah, metode belajar siswa dan tugas sekolah.

3) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa, yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini berkaitan dengan kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang beredar/ada dalam masyarakat, pengaruh teman bergaul, dan pola hidup masyarakat.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari

dalam dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalam yaitu faktor fisik dan psikis.

Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara positif maupun negatif. Anak

tunagrahita ringan pada umumnya mengalami hambatan dalam belajar. Hal ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam dan luar diri siswa. IQ anak

tunagrahita ringan yang di bawah rata-rata, sehingga mengakibatkan kurang dapat

berkonsentrasi terhadap pembelajaran, kurang dapat berpikir abstrak dan perhatian

siswa mudah beralih serta mudah bosan terhadap pembelajaran. Faktor dari luar diri

siswa juga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak tunagrahita ringan, seperti

faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.

6. Pengertian Pembelajaran Matematika di SDLB-C

Kurikulum berbasis kompetensi Depdiknas (2004: 2) dijelaskan bahwa

matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar

atau yang dipelajari. Sedang dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,

yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama pekerjaan matematika

adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh

sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau

pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian materi

matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran

dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.

28

Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Depdiknas (2004: 2) pada

pembelajaran matematika SDLB-C dijelaskan pemahaman konsep sebaiknya diawali

secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-

deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Pembelajarannya

dimulai dari beberapa contoh atau fakta yang teramati. Misalnya buatlah daftar sifat

yang muncul (sebagai gejala), kemudian perkiraan hasil baru yang diharapkan.

Kemudian hasil ini kita buktikan secara deduktif. Dengan demikian cara belajar

deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama berperan penting dalam matematika.

Prinsip mempelajari matematika tersebut diharapkan akan membentuk sikap siswa

SDLB-C yang kritis, jujur dan komunikatif.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pembelajaran matematika di SDLB-C

bersifat indukti-deduktif, yaitu pembelajaran yang dimulai dari pengalaman

kemudian untuk digunakan dalam pembelajaran konsep matematika.

7. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika AnakTunagrahita Ringan

Fungsi mata pelajaran matematika SDLB-C adalah mengembangkan

pengetahuan, nilai, sikap dan kemampuan matematika untuk hidup dalam masyarakat

dan bekal dalam dunia kerja. Pada buku Standar Kompetensi dan Konpetensi Dasar

Depdiknas (2006: 101-102), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

29

Mengingat kemampuan kognitif anak tunagrahita ringan sangat terbatas,

maka pengajaran remedial dipandang perlu sebagai upaya peningkatan prestasi

belajar matematika agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai yakni anak

mampu dan terampil dalam penguasaan kecakapan matematika khususnya

penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan, yang nantinya dapat dijadikan

bekal belajar matematika tahapan berikutnya.

8. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB-C

Pada buku Standar Konpetensi dan Kompetensi Dasar Depdiknas (2006:

102), ruang lingkup mata pelajaran matematika meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Bilangan

b. Geometri dan Pengukuran

c. Pengolahan Data

Ruang lingkup pada penelitian ini hanya dibatasi pada konsep penjumlahan

dan pengurangan bilangan sampai dengan 20.

9. Materi Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan

Kurikulum yang digunakan di SLB Negeri Banjarnegara, pada tahun

pelajaran 2008/2009 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Adapun materi

pembelajaran dalam pelajaran matematika pada penelitian ini adalah pelajaran

matematika tentang penjumlahan dan pengurangan yang ada pada semester 2, dengan

demikian pokok bahasan berdasarkan kurikulum tersebut. Untuk selanjutnya materi

tersebut digunakan pada pembelajaran matematika dengan pengajaran remedial.

Adapun materi pelajaran matematika dalam Standar Kompetensi adalah melakukan

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. dan Kompetensi Dasar meliputi:

a. Melakukan penjumlahan banyak benda sampai 20.

b. Melakukan pengurangan sampai 10.

c. Mencongak penjumlahan dan pengurangan sampai 10.

Dalam mengajarkan matematika anak tunagrahita ringan harus

memperhatikan kondisi berikut ini, yaitu; usia mental (umur kecerdasan),

30

kemampuan berpikir, belajar melalui aktivitas konkrit, memperkaya pengalaman

dengan memfungsikan seluruh pengideraan (sensori), dan tingkat kemandirian anak.

Proses pengajaran konsep bilangan bagi anak tunagrahita ringan adalah

sebagai berikut: hal pokok yang harus dikuasai anak tunagrahita ringan adalah

pengertian bilangan dan mengenal serta dapat menulis angka. Dalam mengerjakan

konsep bilangan selalu diajarkan kepada anak didik dapat menentukan apa yang

diketahui dan apa yang dinyatakan, sehingga mereka dapat memecahkan soal disertai

pemikiran. Untuk menganalisa soal tersebut bagi anak tunagrahita ringan dapat

dilakukan dengan cara mengkonkritkan soal-soal tersebut sehingga anak memperoleh

pengalaman konkrit tentang konsep bilangan. Pengalaman tersebut dapat diperkuat

melalui kegiatan yang diulang-ulang dengan variatif dan dinamis melalui pengajaran

remedial. Dengan cara ini dapat dihindari hambatan psikologis yang berlangsung

terhadap pelajaran matematika.

10. Pengertian Pengajaran Remedial

Dilihat dari asal katanya, remedial berarti bersifat menyembuhkan atau

membetulkan, atau membuat menjadi baik. Menurut Izhar Hasis (2001: 64),

pengajaran remedial adalah sutu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan

atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik.

Abin Syamsudin yang dikutip oleh Ischak S.W. dan Warji R. (1987: 2)

mengatakan tentang hal yang berhubungan dengan perbaikan adalah:

segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif serta selengkap mungkin.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, maka dapat dijelaskan

bahwa pengajaran remedial dalam penelitian ini adalah suatu bentuk khusus

pengajaran yang bersifat perbaikan, yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang

dihadapi anak khususnya tentang pengajaran matematika tentang konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan sehingga penguasaan anak menjadi lebih

baik dari sebelumnya. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang

31

optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing anak melalui perbaikan proses

belajar mengajar.

11. Ciri-ciri Pengajaran Remedial

Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 104), mengemukakan ada

beberapa ciri-ciri pengajaran remedial, yaitu:

a. Dilakukan setelah diketahui kegiatan belajar mengajar dan kemudian diberikan

pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar belakang.

b. Tujuan intruksionalnya disesuaikan dengan kegiatan belajar yang dihadapi siswa

.Izhar Hasis (2001: 66-67). Memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri

pengajaran remedial sebagai berikut:

a. Pengajaran remedial adalah merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar belakangnya.

b. Tujuan intruksionalnya disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi. c. Metode pengajaran remedial bersifat diferensial artinya disesuaikan dengan

sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya. d. Pelaksanaan pengajaran remedial dapat bekerja sama dengan beberapa

pihak, seperti pembimbing, ahli khusus, dsb. e. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi. f. Pengajaqran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih

diferensial artinya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing anak yang mengalami kesulitan belajar.

g. Dalam hal evaluasi, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi.

12. Jenis-jenis Pengajaran Remedial

Menurut Endang Supartini (2001: 47), jenis pengajaran remedial dapat

dibedakan berdasarkan waktu pemberiannya, yaitu:

a. Pengajaran remedial yang diberikan sebelum terjadinya proses pembelajaran. Siswa yang akan mengikuti mata pelajaran tertentu diberikan pre test. Jika hasil prestasinya rendah, karena siswa belum menguasai persyaratan atau untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Contohnya anak belum dapat diajar menulis apabila kemampuan motorik halusnya belum baik. Jadi pengajaran remedial diberikan untuk melatih motorik halus, dan ini terjadi sebelum anak diberi pelajaran menulis. Pengajaran remedil jenis ini sifatnya mempersiapkan anak untuk memudahkan menerima pengetahuan berikutnya.

32

b. Pengajaran remedial yang diberikan pada waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Sebagai contoh guru matematika menjelaskan konsep bagi, guru mendemonstrasikan bagaimana operasional pembagian 8 : 2 lalu guru menyuruh siswa melakukan operasional pembagian 12 : 3. siswa yang belum mampu atau salah dalam melakukan kegiatan tersebut, guru menjelaskan kembali dan mendemonstrasikan operasional pembagian. Inilah yang dimaksud dengan pengajaran remedial yang dilakukan dalam proses pembelajaran regular.

c. Pengajaran remedial yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Biasanya pada akhir pokok bahasan guru memberikan test formatif, apabila hasil belajar yang dicapai siswa tidak mencapai kriteria kemampuan minimum, maka guru memberikan pengajaran remedial setelah proses pembelajaran regular berlangsung. Tujuannya yaitu memperbaiki prestasi belajar siswa yang belum mencapai tujuan yang diharapkan.

d. Pengajaran remedial yang dilakukan setelah pembelajaran regular. Tujuannya supaya siswa mendapat pengetahuan yang lebih mendalam atau lebih luas. Inilah yang disebut pengayaan. Dengan diberi pengayaan, diharapkan siswa lebih memahami materi pelajaran yang diberikan, selain supaya memiliki pengetahuan yang luas dan tidak cepat lupa.

Dalam penelitian ini, jenis pengajaran remedial yang digunakan adalah

pengajaran remedial yang dilakukan setelah pembelajaran regular (bagian d).

13. Langkah-langkah Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan yang utama

dalam keseluruhan kerangka pada layanan bimbingan belajar, serta merupakan

rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar.

Hal ini dilakukan agar tidak mengalami kesalahan dalam memberikan pengajaran

remedial. Anak tunagrahita ringan dapat dibantu belajarnya sehingga anak dapat

mengatasi hambatan-hambatan yang dialami melalui pengajaran remedial.

Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan,

pelaksanaannya perlu melalui prosedur atau langkah-langkah yang memadai serta

menggunakan metode yang tepat. Rochman Natawijaya (1980: 32), mengemukakan

yang menjadi tujuan pengajaran remedial ialah “agar setiap siswa memperoleh

kesempatan untuk melakukan proses belajar yang sesuai dengan tingkat

kemampuannya”.

33

Pengajaran remedial matematika menurut Mulyono Abdurrahman (2003:

272) harus didasarkan atas prinsip-prinsip belajar matematika yaitu:

a. Berbagai Prinsip Pengajaran Matematika. 1) Perlunya menyiapkan anak untuk belajar matematika. 2) Mulai dari yang konkret ke yang abstrak.. 3) Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan mengulang. 4) Generalisasi ke dalam situasi baru. 5) Bertolak dari kekuatan dan kelemahan 6) Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep dan

ketrampilan matematika. 7) Penyediaan program matematika yang seimbang. 8) Penggunaan kalkulator.

b. Berbagai Aktivitas untuk Pengajaran Remedial.: 1) Pengajaran konsep Matematika.

Konsep bilangan dikenal anak-anak dari kemampuan mereka untuk memusatkan perhatian mengenal suatu obyek tunggal. Untuk memperkenalkan konsep bilangan anak dapat diajak untuk menemukan benda-benda yang sama dengan yang ditunjukkan oleh guru dari sekelompok benda yang memiliki sifat bermacam-macam.

2) Pengajaran Ketrampilan Matematika. Ketrampilan tentang penjumlahan merupakan dasar untuk semua ketrampilan komputasional. Penjumlaha nadalah suatu cara pendek untuk menghitung, dan siswa harus mengetahui bahwa mereka dapat mengambil jalan menghitung. Jika gagal dengan penjumlahan. Penjumlahan dapat diajarkan dari sebagian ditambah sebagian sama dengan keseluruhan.

14. Tujuan Pengajaran Remedial Bagi Anak Tunagrahita Ringan

Tujuan pengajaran remedial menurut Moh, Surya dan Moh. Amin (1980: 8),

tidak jauh berbeda dengan pengajaran secara umum yaitu untuk mencapai prestasi

belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sebagaimana yang telah diungkap di atas, pengajaran remedial adalah

bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi

belajar yang diharapkan melalui penyembuhan, perbaikan, atau pembetulan dalam:

a. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajarnya dari segi

kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitannya.

b. Mengubah dan memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih baik sesuai

dengan kesulitan yang dihadapi anak.

c. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitannya.

34

d. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.

e. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong

tercapainya hasil belajar yang lebih baik.

f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan pengajaran remedial dalam

penelitian ini adalah untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam proses

pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak

tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.

15 Materi Pengajaran Remedial

Sumber bahan yang digunakan dalam mengajarkan materi matematika anak

tunagrahita ringan dalam penelitian ini adalah diambil dari buku Matematika untuk

SD/MI kelas I, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta 2008.

Pembagian sumber bahan materi matematika kelas 2 semester 2 kurikulum

tingkat satuan pendidikan SDLB tunagrahita ringan tahun 2006 bidang pengajaran

matematika pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan penjumlahan benda sampai dengan 20

b. Melakukan pengurangan sampai 10

c. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan remedial

Langkah ini merupakan penilaian terhadap langkah-langkah yang ditempuh

baik dalam menetapkan kasus, jenis kesulitan, latar belakang maupun tindakan

bantuan yang telah dilaksanakan. Langkah ini sangat berguna untuk mengetahui

keberhasilan usaha dalam membantu mereka yang menghadapi kesulitan. Kegiatan

ini dilaksanakan selama kegiatan berlangsung.

Sumber bahan tersebut digunakan sebagai pokok bahasan untuk materi

pengajaran remedial.

16. Prosedur Pengajaran Remedial

Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka

pelaksanaannya perlu mellalui prosedur yang memadai serta menggunakan metode

yang tepat.

35

Rochman Natawijaya (1980: 32) mengemukakan beberapa langkah umum

yang biasanya ditempuh dalam pengajaran remedial sebagai berikut:

a. Mengenali obyek yang akan diadakan remedi dengan cara: observasi, analisa data, wawancara, dan cara yang paling mudah adalah dengan berangkat dari nilai-nilai hasil belajar yang dicapai.

b. Menentukan sifat dan jenisnya, dalam hal ini kita perlu mencari di mana letak kesulitan, sampai sejauh mana kesulitan yang dihadapi anak.

c. Mencari latar belakangnya, baik dari dalam maupun dari luar diri anak. d. Menentukan kemungkinan-kemunkinan usaha bantuan atau tindakan yang

dapat dilakukan. e. Pelaksanaan pemberian bantuan.

Berdasarkan dari keputusan di atas, maka dimulai pelaksanaan pemberian

bantuan. Selama kegiatan bantuan berlangsung secara terus menerus diadakan

penilaian untuk mengetahui ketepatan bantuan yang diberikan. Sesuai dengan sifat

dan jenis kesulitaan yang dihadapi, Rochman Natawijaya (1980) mengemukakan ada

beberapa kegiatan bantuan pengajaran remedial yang mungkin diberikan seperti:

1) Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu. 2) Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih sesuai

dengan kemampuan murid. 3) Memindahkan ke kelompok atau kelas atau sekolah lain yang diperkirakan

dapat membantu. 4) Meminta teman sebayanya yang lebih pandai untuk membantu dalam belajar. 5) Memberikan latihan-latihan ketrampilan tertentu yang mendasari

kemampuan belajar tertentu, misalnya membaca, menulis, dan mengeja. 6) Mengirimkan kepada ahli-ahli khusus, misalnya ahli pendidikan matematika,

Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa untuk memperoleh bantuan. 7) Mengembangkan bakat-bakat khusus tertentu melalui berbagai kegiatan.

17. Faktor-faktor Pendukung Pengajaran Remedial

Menurut Izhar Hasis (2001: 5), kualitas pengajaran turut menentukan

penguasaan bagi para siswa, oleh karena itu usaha untuk menertibkan siswa secara

optimal dalam kegiatan belajar mengajar, usaha membuat pelajaran lebih konkrit dan

praktis, mempergunakan berbagai cara penguatan (reinforcement) akan banyak

membantu tingkat penguasaan bahan oleh para siswa. Metode mengajar yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa akan sangat membantu dalam

rangka meningkatkan hasil penguasaan bahan oleh siswa.

36

18. Faktor Penghambat Pengajaran Remedial

Siswa tunagrahita ringan pada umumnya mengalami hambatan pada

pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh IQ yang berada di bawah rata-rata

sehingga mengakibatkan kurangnya berkonsentrasi terhadap pembelajaran dan

kurang bisa berpikir abstrak serta perhatian siswa sering beralih-alih dan mudah

bosan dalam pembelajaran. Guru dapat mempelajari hambatan dan kesalahan yang

dibuat siswa dalam pembelajaran matematika setelah itu menyediakan bantuan untuk

memperbaikinya.

Menurut Ashlock yang dikutip oleh Tompokan Runtuhaku (1996: 193)

mengemukakan bahwa hambatan umum yang dialami siswa tunagrahita dalam

pembelajaran matematika adalah:

kekeliruan dasar: kesalahan ini antara lain siswa tidak memiliki konsep serta konsentrasi bilangan, siswa belum memiliki ketrampilan dasar berhitung, belum memiliki konsep bilangan membilang, misalnya membilang maju mundur stu-satu serta dua-dua, membuat korenpondensi satu-satu dan membandingkan obyek-obyek himpunan.

B. Kerangka Berpikir

Anak tunagrahita mempunyai karakteristik kesukaran berpikir abstrak, tetapi

mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah umum maupun

khusus. Anak tunagrahita ringan ini walaupun kecerdasan dan adaptasi sosialnya

terhambat, namun mereka masih memiliki kemampuan untuk dapat berkembang

dalam bidang pelajaran akdemik secara optimal.

Anak tunagrahita ringan umumnya mengalami hambatan pada pembelajaran

matematika, hal ini disebabkan oleh IQ siswa yang berada di bawah normal sehingga

mengakibatkan kurang dapat berkonsentrasi terhadap pembelajaran, kurang berpikir

abstrak, dan perhatian siswa sering beralih-alih serta mudah bosan dalam

pembelajaran. Guru dapat mempelajarai hambatan dan kesalahan yang dibuat oleh

muridnya dalam pembelajaran matematika, setelah itu menyediakan bantuan untuk

memperbaikinya.

Peningkatan prestasi belajar matematika anak tunagrahita ringan, mutlak

diperlukan perbaikan-perbaikan dalam penyampaian pelajaran yang konkret, mudah

37

diterima anak, menarik perhatian anak, serta dalam situasi yang menyenangkan dan

melibatkan siswa dalam interaksi belajar mengajar, media yang dipilih hendaknya

disesuaikan dengan kondisi anak tunagrahita ringan.

Prestasi belajar itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor, baik dari dalam

maupun dari luar diri siswa. Salah satu cara yang dipandang perlu untuk

meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarahita ringan adalah dengan

pengajaran remedial, sebab pengajaran remedial mempunyai kelebihan yaitu lebih

dapat menekankan pada permasalahan yang sebenarnya dialami oleh anak, sehingga

lebih tepat sasaran yang ingin dicapai dan isi materi pelajaran lebih jelas.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengajaran remedial dipandang

lebih efektif untuk dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan

prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak

tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara..

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: melalui pengajaran remedial

dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan

pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara

semester 2 tahun 2008/2009.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SLB Negeri Banjarnegara. Pemilihan

lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut adalah tempat peneliti

bertugas sehingga lebih efisien dan efektif. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

pada enam bulan terakhir semester kedua tahun 2008/2009.

Agar dapat diperoleh data yang komprehensif mengenai kesulitan belajar

matematika yang dialami anak tunagrahita ringan dalam pengajaran remedial

dengan materi penjumlahan dan pengurangan dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, maka perlu ditetapkan setting penelitian. Setting yang ideal

adalah yang memungkinkan peneliti dapat memasukinya, kemudian menjalin

hubungan secara akrab dengan para informan untuk mengumpulkan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian (Zuchdi, 1990: 6). Adapun setting yang ditetapkan

dalam penelitian ini adalah:

1. Setting di Dalam dan di Luar Kelas

Setting di dalam kelas adalah untuk mengamati anak dalam mengikuti

kegiatan belajar matematika dengan pengajaran remedial. Pengamatan ini dilakukan

untuk menggali kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam mengikuti pelajaran

matematika mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan, melihat

kemampuan anak, dan dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

matematika yang berkaitan seperti faktor guru yang mengajar, alat peraga, sikap

siswa dalam mengikuti pelajaran, kondisi lingkungan kelas. Pemilihan setting dida

lam kelas didasari atas pemilihan yang difokuskan pada satu macam kegiatan yaitu

kegiatan pengajaran remedial. Sedangkan setting di luar kelas ini digunakan untuk

mencari data tentang kemampuan matematika anak yang tidak dapat diketahui di

dalam kelas, misalnya tentang data pribadi anak, lingkungan pergaulan dan

pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah sebagai penunjang pengajaran remedial.

39

Peneliti secara langsung dapat memperoleh data siswa dari guru yang mengajar

sebelumnya.

2. Setting di Rumah Subyek

Setting ini dilakukan untuk mencari data tentang dokumen-dokumen yang

meliputi riwayat kelahiran, kapan munculnya kelainan, atau perkembangan, data-data

tentang hubungan dengan anggota keluarga lainnya, cara orang tua mendidik,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua,

lingkungan rumah.

B. Subyek Penelitian

Di dalam sebuah penelitian, subyek penelitian merupakan sesuatu yang

kedudukannya sangat sentral, karena pada subyek penelitian itulah data tentang

variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Subyek penelitian menurut

Suharsimi Arikunto (1983: 102) adalah orang, atau benda atau hal yang melekat pada

variabel penelitian.

Subyek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa di kelas 2 SLB Negeri

Banjarnegara yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika tentang

penjumlahan dan pengurangan dan mempunyai prestasi belajar matematika yang

rendah.

C. Data dan Sumber Data

Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasi tentang

kemampuan siswa dalam penjumlahan dan pengurangan, motivasi siswa dalam

mengerjakan persoalan penjumlahan dan pengurangan.

Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (1997: 102) adalah subyek,

darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data

adalah arang-orang yang ada hubungannya dengan subyek penelitian karena

merekalah yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi subyek

penelitian. Orang-orang inilah yang disebut key informan, sedangkan informan

sendiri artinya adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

40

situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 1994: 90). Dalam penelitian

ini yang menjadi key informan adalah orang tua subyek.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kasus, beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi

partisipan, dan perangkat-perangkat fisik (Robert K. Yin, 1995: 101).

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi Partisipan

Observasi partisipan merupakan suatu bentuk observasi khusus di mana

peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil

berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa

yang akan diteliti (Robert K. Yin, 1995: 113-114). Teknik ini digunakan untuk

mendapatkan data tentang kemampuan dan kesulitan yang dihadapi siswa pada

bidang studi metematika dengan pengajaran remedial, perilaku siswa, aktifitas guru

selama mengajar, sarana dan prasarana, proses pembelajaran matematika.

Pedoman observasi terhadap aktivitas subyek di sekolah:

a. Apakah subyek memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

b. Apakah subyek memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan oleh guru?

c. Apakah subyek mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

d. Apakah subyek menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

e. Apakah subyek mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

f. Apakah subyek termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

g. Apakah subyek memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

h. Apakah subyek aktik dalam belajar?

i. Apakah subyek aktif bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru?

41

2. Wawancara (Interview)

Wawancara atau interview adalah suatu cara ubtuk mendapatkan informasi

dengan cara bertanya langsung dengan orang yang menjadi sumber data (Sutrisno

Hadi, 1982: 192). Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara terstruktur

artinya pertanyaan telah disiapkan sebelumnya, tetapi dasar pertanyaan tersebut

tidak mengikat jalannya wawancara. Catatan mengenai pedoman wawancara

ini bertujuan agar arah wawancara tetap dapat dikendalikan dan tidak menyimpang

dari pedoman yang telah ditetapkan atau dari pokok permasalahan. Jadi dalam

pertanyaan disesuaikan dengan situasi ketika wawancara berlangsung, agar tidak

terkesan kaku (Sumitro, 1988: 74). Wawancara yang dilakukan dalam bentuk

wawancara informal yaitu pembicaraan harian dengan responden dan wawancara

baku yang dilakukan di forum-forum resmi seperti belajar bersama dengan anak,

dengan bapak atau ibu guru dan staf pembantu lainnya.

Pedoman wawancara kepada orang tua mengenai karakteristik dan sikap

belajar subyek di rumah:

E. Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah?

b. Apakah saat mengerjakan tugas sekolah di rumah selalu dibimbing? Siapa yang

membimbing?

c. Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matematika?

d. Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah?

e. Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di

rumah?

f. Di mana tempat yang biasanya untuk belajar?

g. Bagaimana respon anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar?

h. Apakah instruksi yang bapak/ibu berikan dapat dipahami dan dilaksanakan

dengan baik oleh anak?

i. Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh anak dalam belajar matematika

khususnya mengenai penjumlahan dan pengurangan?

j. Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar

matematika tersebut?

42

3. Tes

Tes digunakan untuk mengukur apa yang telah diajarkan oleh guru kepada

siswanya dengan melihat proses pembelajaran, tingkat keberhasilan, atau prestasi.

Istilah tes merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Istilah

lainnya yang sering dipergunakan adalah pengukuran, dan evaluasi. Tetapi harus

disadari bahwa tes bukanlah evaluasi, bahkan bukan pula pengukuran. Tes lebih

sempit ruang lingkupnya dibandingkan pengukuran, dan pengukuran lebih sempit

dibandingkan dengan evaluasi.

Dalam penelitian ini yang dimaksud tes adalah alat yang berupa soal-soal

penjumlahan dan pengurangan yang diberikan kepada siswa untuk mengukur hasil

belajar siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.

E. Validitas Data

Menurut Moleong(1994: 178), trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan

validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau pembandingan data itu. Dalam memenuhi keabsahan data

penelitian ini dilakukan trianggulasi data yaitu:

1. Cek-ricek

Cek-ricek, yaitu pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh

melalui berbagai metode, sumber data maupun setting.

2. Cross-checking

Cross-checking, yaitu berupa membandingkan dengan bukti-bukti lain. Hasil

wawancara digunakan untuk membandingkan dengan hasil observasi dan hasil tes,

serta sebaliknya.

3. Mengadakan Membercheck

Mengadakan membercheck, yaitu pada setiap akhir wawancara, peneliti

mengulangi secara garis besar apa yang dikatakan oleh responden dengan maksud

43

agar responden mengoreksi bila ada kesalahan, dan menambahkannya bila ada

kekurangan.

F. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah analisis data menurut Nasution (1986: 29) ada salah satu

cara yang dianjurkan yaitu reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan baik hasil observasi, wawancara dan tes

sangat banyak sehingga perlu direduksi, yaitu dirangkai dan dipilih yang pokok dan

sesuai dengan fokus penelitian, kemudian disusun secara sistematis sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas tentang hasil observasi, wawancara dan tes. Data

yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian.

2. Display Data

Data yang bertumpuk-tumpuk, laporan yang tebal sulit dipahami, sulit

melihat hubungan antar bagian yang begitu banyak sehingga sukar untuk melihat

gambaran secara keseluruhannya untuk mengambil suatu keputusan. Dengan

demikian perlu disajikan hasil dari reduksi data dalam laporan yang sistematis,

mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya.

3. Mengambil Kesimpulan

Dari data-data yang direduksi akan ditarik suatu kesimpulan yang sangat

tentatif, bersifat sementara lalu diverifikasikan selama penelitian berlangsung,

sehingga akan didapatkan kesimpulan yang menjamin kredibilitas dan obyektifitas

hasil penelitian. Ketiga teknik analisis data tersebut saling berhubungan secara terus

menerus selama penelitian berlangsung.

44

G. Indikator Kinerja

Dalam penelitian ini menggunakan indikator kinerja yaitu peningkatan

prestasi belajar matematika apabila setelah mendapatkan pengajaran remedial, 80 %

anak memperoleh nilai rata-rata 7.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (planning)

Pada tahap ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran tentang

penjumlahan dan pengurangan dalam pengajaran remedial dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Peneliti membuat rencana pelaksanakan pengajaran remedial dengan materi

tentang penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 20.

2) Peneliti mempersiapkan media pembelajaran berupa daftar urutan lambang

bilangan 1 – 20, dan alat hitung berupa dekak-dekak.

3) Kegiatan yang dilakukan siswa adalah memperhatikan dengan seksama

penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh peneliti. Bertanya apabila

mengalami kesulitan dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh peneliti.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

Pada tahap ini peneliti merekam/mencatat segala peristiwa dan kegiatan yang

terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung.

d. Tahap Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang

telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang

45

telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah-langkah

lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Hasil refleksi untuk menentukan

apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah atau belum.

Apabila hasilnya belum memuaskan atau belum mencapai indikator yang telah

ditetapkan, maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki

tindakan perbaikan sebelumnya, yang kemudian dituangkan pada siklus II.

Perencanaan Perencanaan

Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Observasi Observasi

Siklus 1 Siklus 2

Gambar 2: Pelaksanaan Tindakan dalam dua Siklus

46

BAB IV

HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Diskripsi Awal

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara yang

berjumlah lima orang. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran

matematika kelima siswa tersebut pasif, kurang ada motivasi, konsentrasi anak

mudah beralih atau cepat bosan. Keadaan ini menyebabkan prestasi belajar

matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan masih rendah. Hal ini

terlihat dari tabel rerata ulangan harian berikut ini.

Tabel: 1 Nilai Ulangan Harian Keadaan Awal

No. Nama Siswa U H 1 U H 2 U H 3 Rerata

1. GMR 5 6 5 5,33

2. OS 5 7 6 6,00

3. SH 5 6 5 5,33

4. TUP 4 6 5 5,00

5. RZK 6 7 6 6,33

Rerata Kelas 5,0 6,4 5,4 5,6

2. Siklus 1

a. Perencanaan

Pada siklus pertama ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yang dilaksanakan

pada tanggal 27 sampai 29 Mei 2009. Peneliti mempersiapkan rencana kegiatan

pembelajaran remedial tentang penjumlahan dan pengurangan untuk tiga kali

pertemuan yang meliputi:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.dan Kompetensi Dasar:

a) Melakukan penjumlahan bilangan sampai 20.

b) Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

47

2) Media pembelajaran berupa daftar urutan lambang bilangan 1 – 20 dan alat

peraga dekak-dekak

b. Tindakan

Tindakan ini dilakukan selama tiga kali pertemuan berturut-turut pada saat jam

pelajaran matematika yaitu hari Rabu s.d Jum’at tanggal 27 sampai 29 Mei 2009.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2009 pada saat jam

pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa

2) Peneliti memimpin berdoa

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik

4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai

konsep penjumlahan dan pengurangan

5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika

b) Kegiatan Inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan

2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui

contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan

pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti

bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima

mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif -)

3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan

dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat

peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua penjelasan

yang disampaikan guru

4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami

kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak

5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan

48

6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis

c) Kegiatan Akhir

1) siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan

2) mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 1

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2009 pada saat jam pelajaran

matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

(2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti

pelajaran dengan baik.

4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai

konsep penjumlahan dan pengurangan.

5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

(2) Peneliti mengulang kembali menjelaskan konsep penjumlahan dan

pengurangan melalui contoh-contoh kalimat matematika, misalnya ada

delapan anak bermain bola di lapangan, datang lagi dua anak (berarti

bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima

mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif -).

(3) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang

berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan

dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua

penjelasan yang disampaikan guru.

(4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami

kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.

49

(5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

(2) mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 2.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2009 pada saat jam

pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

(2) Peneliti memimpin berdoa.

(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti

pelajaran dengan baik.

(4) Tanya jawab sebagai apersepsi.

(5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

(2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang

berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan

dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua

penjelasan yang disampaikan guru.

(3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami

kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.

(4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan

(5) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

50

(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 3.

c. Observasi/Pengamatan

Pada tahap observasi peneliti merekam/mencatat segala peristiwa atau aktivitas

yang dilakukan siswa selama proses kegiatan tindakan berlangsung.

1) Hasil Observasi Pertemuan Pertama

a) Dari siswa sebanyak lima orang tidak ada yang berani bertanya walaupun

dirinya belum begitu paham tentang materi yang disampaikan guru.

b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya masih kurang,

perhatiannya mudah beralih dan terganggu oleh lingkungan sekitarnya,

serta sulit memusatkan perhatiannya.

c) Motivasinya terhadap pelajaran masih kurang.

d) Cepat lelah pada saat mengerjakan soal-soal tes.

Hasil pengamatan pertemuan pertama selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 11.

2) Hasil Observasi Pertemuan Kedua

a) Masih belum ada satu siswa pun yang berani bertanya walaupun dirinya

mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan guru.

b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sedikit ada

peningkatan, perhatiannya agak bertahan lama.

c) Motivasinya terhadap pelajaran masih kurang.

d) Terdapat peningkatan nilai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua.

Hasil pengamatan pertemuan kedua selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran12.

3) Hasil Observasi Pertemuan Ketiga

a) Sudah ada dua orang siswa yang berani bertanya tentang kesulitan yang

dialaminya.

b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya semakin meningkat,

perhatiannya dapat bertahan lama.

c) Motivasinya terhadap pelajaran, sedikit ada peningkatan.

d) Setiap pertemuan mengalami peningkatan perolehan nilai ulangan harian.

51

Hasil pengamatan pertemuan ketiga selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran13.

4) Hasil Evaluasi/Tes

Hasil evaluasi/tes siklus 1 sebagai berikut:

Tabel : 2 Nilai Ulangan Harian pada Siklus 1

No Nama

Siswa

Tes

pertemuan 1

Tes

pertemuan 2

Tes

pertemuan 3

Rerata

1. GMR 6,0 6,33 7,33 6,55

2. OS 6,33 6,66 7,33 6,77

3. SH 6.0 6,66 6,33 6,33

4. TUP 6,0 6,33 6,33 6,22

5. RZK 6,66 7,33 7,33 7,10

Rerata

kelas

6,19 6,66 6,93 6,59

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan hasil selama kegiatan pembelajaran pada

pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada siklus 1 dan hasil ulangan yang

diperoleh siswa. Refleksi dilakukan pada masalah-masalah yang muncul selama

pelaksanaan berlangsung. Adapun masalah-masalah yang muncul adalah sebagai

berikut:

1) Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru perlu ditumbuhkan.

2) Konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan ada

peningkatan, dan perlu terus dikembangkan.

3) Motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.

4) Banyak siswa sering mengalami kesalahan dalam membilang secara urut.

5) Perolehan nilai ulangan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada

umumnya mengalami peningkatan, baik nilai ulangan tiap-tiap siswa maupun

nilai rerata kelasnya. Pada pertemuan pertama nilai rerata kelas = 6,19 dan

pada pertemuan kedua nilai rerata kelas = 6,66 serta pada pertemuan ketiga

nilai rerata kelas = 6,93.

52

6) Dari lima orang siswa, baru satu orang siswa yang memperoleh nilai rerata

7,10 di atas nilai rata-rata indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 7,0.

Sedangkan keempat siswa lainnya nilai reratanya masih di bawah indikator

kinerja yang telah ditetapkan, berarti baru 20% anak yang memperoleh nilai

rerata di atas indikator keberhasilan sehingga perlu dilanjutkan siklus ke- 2.

3. Siklus 2

a. Perencanaan

Pada siklus kedua ini juga dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yang

dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 5 Juni 2009. Peneliti mempersiapkan

rencana kegiatan pembelajaran remedial tentang penjumlahan dan pengurangan

untuk tiga kali pertemuan yang meliputi:

1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi

penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.dan Kompetensi Dasar:

a) Melakukan penjumlahan bilangan sampai 20.

b) Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2) Media pembelajaran berupa dua buah daftar urutan lambang bilangan 1 – 20

dan alat peraga berupa lidi, serta permen sebagai pengukuh (hadiah).

b. Tindakan

Tindakan ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut pada saat jam pelajaran

matematika yaitu hari Rabu s.d Jum’at tanggal 3 sampai 5 Juni 2009.

1) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2009 pada saat jam

pelajaran matematika. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi

kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

(2) Peneliti memimpin berdoa.

(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

baik dengan melakukan tanya jawab.

53

(4) Memotivasi siswa betapa dengan memberi hadiah permen bagi siswa

yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari guru.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut

lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang

telah disediakan.

(2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan

soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan

dengan alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan

1 – 20 dengan langkah-langkah yaitu:

(3) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan lidi

satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama

dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil

diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan

pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan

delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada

daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang

pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan

berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan

seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang

bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa

disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi

oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.

(4) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,

tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan

yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada

pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai

dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,

delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua

dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal

54

tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang

terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,

itulah jawaban soal tersebut.

(5) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru

membantu siswa jika mengalami kesulitan.

(6) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum

tentang materi yang telah diberikan.

(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 4.

2) Pertemuan Kelima

Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2009 pada saat jam

pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Kegiatan Awal

(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

(2) Peneliti memimpin berdoa.

(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam

mengikuti pelajaran dengan baik.

(4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika dengan

menambah hadiah permen jika dapat menjawab dengan benar soal-

soal yang diberikan guru.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut

lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang

telah disediakan.

(2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang

berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal

pengurangan dengan alat peraga berupa lidi dan daftar lambang

bilangan seperti pada pertemuan keempat.

55

(3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa

mengalami kesulitan.

(4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 5.

3) Pertemuan Keenam

Pertemuan keenam dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2009 pada saat jam

pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

a) Kegiatan Awal

(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

(2) Peneliti memimpin berdoa.

(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam

mengikuti pelajaran dengan baik.

(4) Tanya jawab sebagai apersepsi.

(5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b) Kegiatan Inti

(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut

lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang

telah disediakan.

(2) Peneliti mengulang kembali mendemontrasikan cara mengerjakan

soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan

terhadap siswa yang masih mengalami kesulitan.

(3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

56

c) Kegiatan Akhir

(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum

tentang materi yang telah diberikan.

(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 6.

c. Observasi/Pengamatan

Pada tahap observasi peneliti merekam/mencatat segala peristiwa atau aktifitas

yang dilakukan siswa selama proses kegiatan tindakan berlangsung.

1) Hasil Observasi Pertemuan Keempat

(a) Siswa sudah mulai berani bertanya kepada teman dan guru terhadap m

asalah yang belum dipahaminya.

(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sudah membaik,

perhatiannya tidak mudah beralih dan tidak mudah terganggu oleh

lingkungan sekitarnya, serta perhatiannya terpusat pada pekerjaannya.

(c) Motivasinya terhadap pelajaran meningkat dengan adanya hadiah permen

(d) Siswa mulai bertahan lama dan tidak cepat lelah pada saat mengerjakan

soal-soal tes.

Hasil pengamatan pertemuan keempat selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 23.

2) Hasil Observasi Pertemuan Kelima

(a) Siswa semakin berani bertanya kesulitan yang masih dialaminya.

(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sudah baik,

perhatiannya bertahan lama.

(c) Motivasinya terhadap pelajaran terus meningkat.

(d) Terdapat peningkatan nilai ulangan harian.

Hasil pengamatan pertemuan kelima selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 24.

3) Hasil Observasi Pertemuan Keenam

(a) Tidak ada lagi siswa yang takut bertanya tentang kesulitan yang

dialaminya.

(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya semakin

meningkat, perhatiannya bertahan lama.

57

(c) Motivasinya terhadap pelajaran meningkat terus walaupun tidak lagi

diberi hadiah permen.

(d) Dibanding pertemuan sebelumnya pada umumnya mengalami

peningkatan perolehan nilai rata-rata, baik secara individu maupun

secara klasikal.

Hasil pengamatan pertemuan keenam selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 25.

4) Hasil Evaluasi/Tes

Hasil evaluasi/tes pada siklus 2 tertuang pada tabel di bawah ini:

Tabel : 3 Nilai Ulangan Harian pada Siklus 2

No Nama

Siswa

Tes

pertemuan 4

Tes

pertemuan 5

Tes

pertemuan 6

Rerata

1. GMR 6,5 7,0 8,0 7,16

2. OS 7,0 7,5 7,5 7,33

3. SH 6,5 7,5 7,0 7,00

4. TUP 6,5 6,5 7,0 6,66

5. RZK 7,5 7,0 8,0 7,50

Rerata

kelas

6,8 7,1 7,5 7,13

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran pada pertemuan

keempat, kelima, dan keenam pada siklus 2 dan hasil ulangan harian yang

diperoleh siswa, diperoleh data sebagai berikut:

1) Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru atau teman terus membaik.

2) Konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan terus

meningkat, dan perlu terus dikembangan.

3) Motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran semakin meningkat.

4) Terdapat peningkatan perolehan nilai rerata dari masing-masing individu

maupun rerata kelas pada siklus 2 dibanding dengan siklus 1.

58

5) Empat dari lima orang siswa memperoleh nilai rerata ulangan di atas nilai

rerata indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya yaitu 7,0. Sedangkan

seorang siswa memperoleh nilai rerata = 6,66.

6) Pertemuan keempat nilai rerata kelas = 6,8 dan pertemuan kelima rerata

kelas = 7,1 serta pertemuan keenam nilai rerata kelas = 7,5. ini berarti bahwa

dari setiap pertemuan mengalami peningkatan nilai rerata kelasnya.

7) Pada pertemuan siklus 1 yang menggunakan alat media berupa dekak-dekak

ternyata tidak dapat digunakan dengan baik oleh siswa kelas 2 SLB Negeri

Banjarnegara, hal ini disebabkan karena siswa dalam menghitung secara urut

sering ada bilangan yang tidak disebutkan atau dengan kata lain dalam

menghitung sering meloncat tidak urut, atau dalam mengambil dekak-dekak

kadang-kadang terambil lebih dari satu buah. Sedangkan saat menggunakan

alat peraga lidi dan daftar lambang bilangan dapat mengeliminer kesalahan-

kelasahan tersebut.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan pelaksanaan tindakan, hasil observasi/pengamatan, wawancara,

dan hasil refleksi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 ( kondisi akhir ), maka

diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Tindakan

No. Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

1. Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti belum menggunakan pengajaran remedial

Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti sudah menggunakan pengajaran remedial secara klasikal dengan menggunakan alat peraga dekak-dekak dan daftar urutan lambang bilangan 1 – 20.

Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti sudah menggunakan pengajaran remedial secara individual yang disesuaikan dengan kesulitan yang dialami masing-masing siswa dengan menggunakan alat peraga lidi dan dua buah daftar urutan lambang bilangan 1– 20.

59

2. Proses Pembelajaran

No Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 / Kondisi Akhir

Refleksi kondisi awal ke Kondisi Akhir

2. Masih banyak siswa yang pasif, keberanian untuk bertanya tidak ada, konsentrasinya terhadap pembelajaran masih kurang, motivasi belajarnya, sangat rendah, mudah bosan.

Siswa yang pasif dalam pembelajaran semakin berkurang, keberanian untuk bertanya masih rendah, konsentrasi terhadap pembelajaran ada peningkatan meski sedikit, motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika perlu terus ditingkatkan.

Semua siswa aktif dalam pembelajaran, keberanian untuk bertanya semakin meningkat, konsentrasi terhadap pembelajaran banyak peningkatan, motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika semakin meningkat.

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, keberanian siswa untuk bertanya terus meningkat, konsentrasi siswa terhadap pembelajaran juga semakin meningkat.

3. Hasil Belajar

No. Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2/ Kondisi Akhir

Refleksi dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir

3. Nilai ulangan harian pada kondisi awal nilai rerata masing-masing siswa adalah 5,3. 5,5. 5,3. 5,0. dan 6,3. Nilai rerata terendah 5,0. Nilai rerata tertinggi 6,3. Nilai rerata kelas 5,48.

Hasil ulangan harian pada siklus 1 nilai rerata terendah = 6,22. Nilai rerata tertinggi = 7,10. Nilai rerata kelas = 6,59

Hasil ulangan harian pada siklus 2 nilai rerata terendah = 6,66. Nilai rerata tertinggi = 7,50. Nilai rerata kelas = 7,13

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari masing-masing siswa. Nilai rerata terendah naik 32% dari 5,0 menjadi 6,6. Nilai rerata tertinggi naik 19% dari 6,33 menjadi 7,5. Nilai rerata kelas naik 31% dari 5,48 menjadi 7,13.

60

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari

empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus1 dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan

pada kondisi awal. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah: masih banyak siswa

yang pasif, keberanian siswa untuk bertanya tidak ada, konsentrasinya terhadap

pembelajaran masih kurang, motivasi belajarnya sangat rendah, mudah bosan,

membilang secara urut sering ada bilangan yang tidak disebutkan dan hasil ulangan

harian pelajaran matematika khusus tentang penjumlahan dan pengurangan yang

diperoleh kelima siswa nilai rerata terendah 5,0. Nilai rerata tertinggi 6,33. dan nilai

rerata kelas 5,6.

Berdasarkan tindakan pada siklus 1 yang dilakukan dalam tiga kali

pertemuan, diperoleh hasil antara lain yaitu: siswa yang pasif dalam pembelajaran

semakin berkurang, keberanian siswa untuk bertanya masih rendah, konsentrasi

terhadap pembelajaran ada peningkatan meski sedikit, motivasi siswa terhadap

pembelajaran matematika perlu terus ditingkatkan. Hasil ulangan harian pada siklus

1 nilai rerata terendah = 6,22. Nilai rerata tertinggi = 7,10. Nilai rerata kelas = 6,59.

Dari hasil penelitian yang diperoleh pada siklus 1 tersebut dapat disimpulkan

bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan. Keberanian siswa

untuk bertanya baik kepada guru maupun teman perlu dirangsang terus. Konsentrasi

siswa dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Motivasi siswa dalam

pembelajaran perlu terus dirangsang. Hasil ulangan harian, dari lima orang siswa

semuanya mengalami peningkatan. Nilai rerata terendah naik 24,4% dari 5,0 menjadi

6,22. Nilai rerata tertinggi naik 12,16% dari 6,33 menjadi 7,10. Nilai rerata kelas

naik 16,07% dari 5,6 menjadi 6,59. Tetapi baru satu orang yang memperoleh nilai

rerata di atas nilai rerata yang ditetapkan dalam indikator kinerja 7,0. ini berarti baru

20% anak yang memperoleh nilai rerata di atas 7,0. sehingga harus dilanjutkan ke

siklus 2.

Siklus 2 merupakan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang masih

ditemukan pada siklus 1. Berdasarkan tindakan pada siklus 2 yang dilaksanakan

sebanyak tiga kali pertemuan, diperoleh hasil antara lain yaitu: semua siswa sudah

61

aktif dalam pembelajaran, keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat,

konsentrasi terhadap pembelajaran banyak peningkatan, motivasi siswa terhadap

pembelajaran matematika semakin meningkat, dan dalam membilang bilangan 1

sampai dengan 20 sudah secara urut. Hasil ulangan harian pada siklus 2 diperoleh

nilai rerata terendah = 6,66. Nilai rerata tertinggi = 7,50. Nilai rerata kelas = 7,13.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 2 terdapat peningkatan. Peningkatan

ini terjadi pada aktivitas siswa dalam pembelajaran maupun peningkatan dalam hasil

belajarnya. Pada siklus 2 ini tidak ada lagi siswa yang pasif, takut bertanya,

semuanya aktif mengikuti pembelajaran, serta termotivasi demi memperoleh nilai

yang tinggi.

Hasil ulangan harian siklus 1 ke siklus 2,nilai rerata terendah mengalami

kenaikan sebesar 7,09% dari 6,22 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi mengalami

kenaikan sebesar 5,63% dari 7,10 menjadi 7,50. Sedangkan nilai rerata kelas

mengalami kenaikan sebesar 9% dari 6,59 menjadi 7,13. Dari kelima siswa empat

diantaranya memperoleh nilai rerata di atas nilai rerata yang ditetapkan pada

indikator kinerja. Berarti 80% dari kelima anak memperoleh nilai di atas nilai rerata

yang ditetapkan pada indikator kinerja. Dan seorang siswa atau 20% dari kelima

anak nilai reratanya masih di bawah nilai rerata indikator kinerja. Dengan demikian

kesimpulan akhirnya adalah melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan

prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak

tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara.

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar

matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di

kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara. Dengan kata lain untuk meningkatkan prestasi

belajar matematika bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara

dapat dilakukan melalui pengajaran remedial. Dengan demikian hipotesis tindakan

yang dikemukakan pada bab terdahulu yang menyatakan bahwa melalui pengajaran

remedial dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan

pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara

terbukti kebenarannya.

Peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan

pengurangan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rerata pada kondisi awal

sebelum dilakukan pengajaran remedial, nilai rerata pada siklus 1, dan nilai rerata

pada siklus 2 ( kondisi akhir ).

Dari kondisi awal ke siklus 1, nilai rerata terendahnya naik sebesar 24,4%

yaitu dari 5,0 menjadi 6,3. dan. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 12,16% yaitu dari

6,33 menjadi 7,10. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 16,07% yaitu dari 5,6 menjadi

6,59.

Dari siklus 1 ke siklus 2 nilai rerata terendah naik sebesar 7,09% yaitu dari

6,22 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 5,6% yaitu dari 7,10 menjadi

7,50. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 9% yaitu dari 6,59 menjadi 7,13.

Dari kondisi awal ke siklus 2 (kondisi akhir) nilai rerata terendah naik sebesar

32% yaitu dari 5,0 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 19% yaitu dari

6,33 menjadi 7,50. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 31% yaitu dari 5,48 menjadi

7,13.

Selain peningkatan prestasi belajar matematika, berdasarkan hasil

pengamatan/observasi selama proses pembelajaran berlangsung, pengajaran remedial

63

yang dilakukan secara individual dan disesuaikan dengan kesulitan yang dialami oleh

masing-masing individu dapat membuat siswa semakin aktif belajar, dapat

menumbuhkan keberanian bertanya, dapat menumbuhkan minat belajar, dan dapat

memotivasi siswa dalam belajar.

B. Saran

Keberhasilan peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan

dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri banjarnegara

melalui pengajaran remedial, sebagai salah satu cara bagi guru untuk selalu kreatif,

inovatif, dan produktif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.

Untuk itu penulis menyarankan:

1. Bagi siswa yang telah berhasil dalam remedi teruslah dilakukan pengayaan, dan

bagi siswa yang belum berhasil dalam remedi teruslah mengikuti pengajaran

remerial.

2. Bagi guru yang ikut mengajar matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara

semester 2 tahun 2008/2009.

3. Bagi Kepala Sekolah SLB Negeri Banjarnegara, hendaknya menyediakan alokasi

dana untuk program pengajaran remedial yang dilaksanakan di luar jam pelajaran

efektif.

64

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi SDLB Tunagrahita Ringan.

Jakarta: Depdiknas. _________. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar

Biasa (SDLB-C). Jakarta: BSNP. Endang Rochyadi. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi

Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas. Endang Supartini. 2001. Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial.

Yogyakarta: UNY. Hadari Nawawi. 1991. Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid terhadap

Prestasi Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ischak S.W. dan Wardji. R 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar

Mengajar. Yogyakarta: Liberty. Izhar Hasis. 2001. Remedial Teaching. Malang: Departemen Pendidikan Nasional. J.B. Suparlan. 1983. Pengantar Pendidikan Tuna Mental Subnormal. Yogyakarta:

Pustaka Pengarang. Kirk, S.A. 1992. Education ExceptionalChildren. Boston: Houghton Mifflin

Company. Maman Rachman. 1998. Manajemen Kelas. Depdikbud. Michael L. Hardman. 1990. Human Exceptionality Society School and Family. USA:

Ally and Bacan. Moh. Surya & Moh. Amin. 1980. Pengajaran Remedial untuk SPG. Jakarta:

Depdikbud. Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.

Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:

Depdikbud.

65

Nasution. 1986. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Robert K. Yin. 1995. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Rochman Natawijaya. 1980. Pengajaran Remedial untuk SPG. Jakarta: PD. Andeola. Suharsimi Arikunto. 1983. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Bineka Aksara. -----------------------. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sumitro RH. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Jakarta: Ghalia

Indonesia. Sunardi. 1994. Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud. Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Kecenderungan pada Anak Berkelainan. Yogyakarta:

IKIP. Sutrisno Hadi. 1982. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset. Tamsik Udin & E. Tejaningsih. (1988). Dasar-dasar PLB SPG/PKG. Bandung:

Epsilon Group. Tompokan J. Runtuhaku. 1996. Pengajaran Matematika bagi Anak Berkesulitan

Belajar. Jakarta: Depdikbud. Zuchdi. 1990. Penyusunan Proposal Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Makalah

pada Penataran Tugas Akhir Mahasiswa.. Yogyakarta: IKIP.

66

Lampiran: 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-1 pada Siklus 1)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai

konsep penjumlahan dan pengurangan.

5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b. Kegiatan Inti

67

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga daftar lambang bilangan 1 – 20 yang telah

disediakan.

2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui

contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan

pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti

bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima

mati dua (berarti berkurang simbolnya negative ( -).

3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan

dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat

peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua penjelasan

yang disampaikan guru.

4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami

kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.

5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 1.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Dekak-dekak

2) Daftar lambang bilangan

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes :

Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 1.

68

Lampiran: 2 LEMBAR KERJA SISWA I Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Soal Tes Lisan

Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban

yang benar!

.

NO P E R N Y A T A A N

BERTAMBAH

BERKURANG

1. Ayam andi 5 ekor, beranak 2 ekor

2. Ikan andi diakuarium ada 6 ekor, mati 2

ekor.

3. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor

4. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 3

anak

5. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir

6. Ibu beli ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor

7. Ari punya kue 7 bungkus, dimakan 2

bungkus

8. Ibu beli telor 15 butir, pecah 4 butir

9. Adi punya pisang 20 sisir, diberikan

teman-temannya 5 sisir

10 Rita punya buku 12, dibelikan ibu lagi 3

buah

69

Soal Tes Tertulis

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 12 + 5 = …. 11. 20 – 10 = …

2. 14 + 4 = …. 12. 18 – 9 = ….

3. 16 + 4 = …. 13. 19 – 9 = ….

4. 9 + 7 = …. 14. 17 – 8 = ….

5. 7 + 8 = …. 15. 16 – 7 = ….

6. 10 + 10 = … 16. 18 – 10 = ….

7. 8 + 9 = …. 17. 19 – 10 = ….

8. 6 + 6 = …. 18. 17 – 9 = ….

9. 5 + 8 = …. 19. 16 – 6 = ….

10. 10 + 9 = …. 20. 14 – 8 =

Nilai = Jumlah jawaban benar 3

70

Lampiran: 3 Kunci jawaban LKS 1 Soal tes lisan.

1. bertambah 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. berkurang 6. berkurang 7. berkurang 8. berkurang 9. berkurang 10. bertambah

Soal tes Tertulis. 1. 17 2. 18 3. 20 4. 16 5. 15 6. 20 7. 17 8. 12 9. 13 10. 19 11. 10 12. 9 13. 10 14. 9 15. 9 16. 8 17. 9 18. 8 19. 10 20. 4

71

Lampiran: 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke- 2 pada Siklus 1)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. .Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a) Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

baik.

4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai

konsep penjumlahan dan pengurangan.

5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

72

b) Kegiatan Inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah

disediakan.

2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui

contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan

pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti

bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima

mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif (-).

3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan

dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat

peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua

penjelasan yang disampaikan guru.

4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa

mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.

5) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.

c) Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 2.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Dekak-dekak

2) Daftar lambang bilangan

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes : Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 2.

73

Lampiran: 5 LEMBAR KERJA SISWA 2 Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Soal Tes Lisan

Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban

yang benar!.

NO P E R N Y A T A A N

BERTAMBAH

BERKURANG

1. Ari punya kue 7 buah, dimakan 3 buah.

2. Ibu membeli telor 15 butir, digoreng 4

ekor.

3. Adi punya pisang 20 buah, dimakan

monyet 5 buah.

4. Rita punya buku 12 buah, dibelikan lagi

oleh ibu 3 buah

5. Andi punya ayam 5 ekor, beranak 2

ekor

6. Ikan Andi diakuarium ada 6 ekor, mati

2 ekor

7. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor.

8. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 2

anak.

9. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir.

10 Ibu punya ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor

74

Soal Tes Tertulis

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 10 + 9 = ….

2. 12 + 5 = ….

3. 14+ 4 = ….

4. 16 + 4 = ….

5. 9 + 7 = ….

6. 7 + 8 = …

7. 10 + 10 = ….

8. 8 + 9 = ….

9. 6 + 6 = ….

10. 5 + 8 = ….

11. 14 – 8 = ….

12. 20 – 10 = ….

13. 18 – 9 = ….

14. 19 – 9 = ….

15. 17 – 8 = ….

16. 16 – 7 = ….

17. 18 – 10 = ….

18. 19 – 10 = ….

19. 17 – 9 = ….

20. 16 – 6 = ….

Nilai = Jumlah jawaban benar

3

75

Lampiran: 6 Kunci jawaban LKS 2 Soal tes lisan.

1. berkurang 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. bertambah 6. berkurang 7. berkurang 8. bertambah 9. berkurang 10. berkurang

Soal tes Tertulis. 1. 19 2. 17 3. 18 4. 20 5. 16 6. 15 7. 10 8. 17 9. 12 10. 13 11. 6 12. 10 13. 9 14. 10 15. 9 16. 9 17. 8 18. 9 19. 8 20. 10

76

Lampiran: 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke- 3 pada Siklus 1)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. .Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti

pelajaran dengan baik.

4) Tanya jawab sebagai apersepsi.

5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

77

b. Kegiatan Inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang

berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan

dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua

penjelasan yang disampaikan guru.

3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami

kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.

4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.

5) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 3.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Dekak-dekak

2) Daftar lambang bilangan

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes :

Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 3.

78

Lampiran: 8 LEMBAR KERJA SISWA 3 Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Soal Tes Lisan

Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban

yang benar!.

NO P E R N Y A T A A N BERTAMBAH BERKURANG

1. Ari punya kue 7 buah, dimakan 3 buah.

2. Ibu membeli telor 15 butir, digoreng 4

ekor.

3. Adi punya pisang 20 buah, dimakan

monyet 5 buah.

4. Rita punya buku 12 buah, dibelikan lagi

oleh ibu 3 buah

5. Andi punya ayam 5 ekor, beranak 2

ekor

6. Ikan Andi diakuarium ada 6 ekor, mati

2 ekor

7. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor.

8. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 2

anak.

9. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir.

10 Ibu punya ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor

79

Soal Tes Tertulis

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 10+10 = ….

2. 8 + 9 = ….

3. 6 + 6 = ….

4. 5 + 8 = ….

5. 10 + 9 = ….

6. 12 + 5 = …

7. 14 + 4 = ….

8. 16 + 4 = ….

9. 9 + 7 = ….

10. 7 + 8 = ….

11. 18 – 10 = ….

12. 19 – 10 = ….

13. 17 – 9 = ….

14. 16 – 6 = ….

15. 14 – 8 = ….

16. 20 – 10 = ….

17. 18 – 9 = ….

18. 19 – 9 = ….

19. 17 – 8 = ….

20. 16 – 7 = ….

Nilai = Jumlah jawaban benar

3

80

Lampiran: 9 Kunci jawaban LKS 3 Soal tes lisan.

1. berkurang 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. bertambah 6. berkurang 7. berkurang 8. bertambah 9. berkurang 10. berkurang

Soal tes Tertulis. 1. 20 2. 17 3. 12 4. 13 5. 19 6. 17 7. 18 8. 20 9. 16 10. 15 11. 8 12. 9 13. 8 14. 10 15. 6 16. 10 17. 9 18. 10 19. 9 20. 9

81

Lampiran: 10 Pedoman Observasi Terhadap Aktifitas Siswa di Kelas

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

82

Lampiran: 11 Hasil Observasi Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Tidak

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Tidak

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Tidak

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Tidak

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

83

Lampiran: 12 Hasil Observasi Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Tidak

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Tidak

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Tidak

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Tidak

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

84

Lampiran: 13 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Tidak

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Tidak

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Tidak

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Tidak

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

85

Lampiran: 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-4 pada Siklus 2)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a) Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b) Kegiatan Inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

86

2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-

soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan

alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20

dengan langkah-langkah yaitu:

(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang

pertama dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil

diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi

diletakkan pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu

sampai dengan delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan

lidi yang ada pada daftar lambang bilangan kedua ke daftar

lambang bilangan yang pertama dengan meletakkan lidi pada

urutan lambang bilangan berikutnya yang masih kosong yaitu

sepuluh, sebelas, dua belas, dan seterusnya sambil diucapkan

sampai lidi pada daftar lambang bilangan kedua tersebut semua

telah dipindahkan. Terakhir siswa disuruh mengucapkan kembali

lambang bilangan yang terakhir diisi oleh lidi tersebut, dan itulah

jawabannya.

(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu,

dua, tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar

bilangan yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan

lidi yang ada pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu

persatu dimulai dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua

puluh, sembilan belas, delapan belas dan seterusnya ke daftar

lambang bilangan kedua dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai

sepuluh sesuai angka pada soal tersebut. Terakhir siswa disuruh

melihat lambang bilangan yang terakhir yang masih terisi lidi pada

daftar bilangan yang pertama, itulah jawaban soal tersebut.

(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru

membantu siswa jika mengalami kesulitan.

87

(d) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

c) Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 4.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Lidi.

2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan.

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes :

Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 4.

88

Lampiran: 15 LEMBAR KERJA SISWA 4 Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 12 + 5 = ….

2. 14 + 4 = ….

3. 16 + 4 = ….

4. 9 + 7 = ….

5. 7 + 8 = ….

6. 10 + 10 = …

7. 8 + 9 = ….

8. 6 + 6 = ….

9. 5 + 8 = ….

10. 10 + 9 = ….

11. 20 - 17 = ….

12. 18 - 8 = ….

13. 19 - 9 = ….

14. 16 – 7 = ….

15. 12 – 5 = ….

16. 20 – 10 = ….

17. 17 – 8 = ….

18. 20 – 12 = ….

19. 18 – 10 = ….

20. 19 – 15 = ….

Nilai = Jumlah jawaban benar 2

89

Lampiran: 16 Kunci jawaban LKS 4

1. 17

2. 18

3. 20

4. 16

5. 15

6. 20

7. 17

8. 12

9. 13

10. 19

11. 3

12. 10

13. 10

14. 9

15. 7

16. 10

17. 9

18. 8

19. 8

20. 4

90

Lampiran: 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-5 pada Siklus 2)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b. Kegiatan Inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

91

2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-

soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan

alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20

dengan langkah-langkah yaitu:

(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama

dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil

diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan

pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan

delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada

daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang

pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan

berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan

seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang

bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa

disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi

oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.

(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,

tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan

yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada

pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai

dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,

delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua

dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal

tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang

terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,

itulah jawaban soal tersebut.

(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru

membantu siswa jika mengalami kesulitan.

92

(d) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 5.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Lidi.

2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes :

Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 5.

93

Lampiran: 18 LEMBAR KERJA SISWA 5 Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 6 + 6 = ….

4. 5 + 8 = ….

5. 7 + 8 = ….

6. 9 + 7 = ….

7. 8 + 9 = ….

8. 12 + 5 = …

9. 14 + 4 = ….

10. 10 + 10 = ….

11. 10 + 9 = ….

10. 16 + 4 = ….

11. 20 - 10 = ….

12. 17 - 8 = ….

13. 20 - 12 = ….

14. 18 – 10 = ….

15. 19 – 15 = ….

16. 20 – 17 = ….

17. 18 – 8 = ….

18. 19 – 9 = ….

19. 16 – 7 = ….

20. 12 – 5 = ….

Nilai = Jumlah jawaban benar 2

94

Lampiran: 19 Kunci Jawaban LKS 5 1. 12

2. 13

3. 15

4. 16

5. 17

6. 17

7. 18

8. 20

9. 19

10. 20

11. 10

12. 9

13. 8

14. 8

15. 4

16. 3

17. 10

18. 10

19. 9

20. 7

95

Lampiran: 20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-6 pada Siklus 2)

Bidang Studi : Matematika

Kelas / Semester : II / II

W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai

20.

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.

2. Melakukan pengurangan sampai 10.

1. Tujuan Pembelajaran

Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:

a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.

2. Materi Pembelajaran

a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.

b. Pengurangan bilangan sampai 10.

3. Metode Pengajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

c. Latihan

4. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal

1) Peneliti memberi salam kepada siswa.

2) Peneliti memimpin berdoa.

3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.

b. Kegiatan inti

1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang

bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.

96

2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-

soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan

alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20

dengan langkah-langkah yaitu:

(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama

dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil

diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan

pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan

delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada

daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang

pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan

berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan

seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang

bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa

disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi

oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.

(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan

lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,

tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan

yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada

pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai

dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,

delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua

dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal

tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang

terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,

itulah jawaban soal tersebut.

(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru

membantu siswa jika mengalami kesulitan.

97

(d) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah

disampaikan.

c. Kegiatan Akhir

1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang

materi yang telah diberikan.

2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 6.

5. Alat dan Sumber Belajar

a. Alat :

1) Lidi.

2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan

b. Sumber Belajar:

Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.

6. Penilaian

Bentuk Tes :

Tes Lisan dan Tes Tertulis.

Butir soal : LKS 6.

98

Lampiran: 21 LEMBAR KERJA SISWA 6 Nama : ………………..

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : II / II

Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20

Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20

2. Melakukan pengurangan sampai 10

Kerjakan soal-soal berikut ini!

1. 16 + 4 = ….

2. 10 + 9 = ….

3. 10 + 10 = ….

4. 14 + 4 = ….

5. 12 + 5 = ….

6. 8 + 9 = …

7. 9 + 7 = ….

8. 7 + 8 = ….

9. 5 + 8 = ….

10. 6 + 6 = ….

11. 12 - 5 = ….

12. 16 - 7 = ….

13. 19 - 9 = ….

14. 18 – 8 = ….

15. 20 – 17 = ….

16. 19 – 15 = ….

17. 18 – 10 = ….

18. 20 – 12 = ….

19. 17 – 8 = ….

20. 20 – 10 = ….

Nilai = Jumlah jawaban benar 2

99

Lampiran: 22 Kunci jawaban LKS 6 1. 20

2. 19

3. 20

4. 18

5. 17

6. 17

7. 16

8. 15

9. 13

10. 12

11. 7

12. 9

13. 10

14. 10

15. 3

16. 4

17. 8

18. 8

19. 9

20. 10

100

Lampiran: 23 Hasil Observasi Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Ya

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Ya

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Ya

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Ya

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

101

Lampiran: 24 Hasil Observasi Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Ya

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Ya

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Ya

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Ya

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

102

Lampiran: 25 Hasil Observasi Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2

NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK

1. Apakah subyek:

memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?

Ya

2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan

oleh guru?

Ya

3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?

Ya

4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?

Ya

5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru?

Ya

6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?

Ya

7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?

Ya

8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Ya

9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?

Ya

10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?

Ya

103

Lampiran: 26 Rangkuman Hasil Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 28 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu GMR).

No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?

Kadang-kadang, tergantung mood anak. Kalau moodnya lagi bagus dia mau belajar. Tetapi saat moodnya sedang tidak bagus, dia cenderung malas belajar. Kadang-kadang, kadang saya, kadang bapaknya, atau kakaknya. Tapi yang sering kakaknya. Kalau saya tidak sabar. Saya suruh mengerjakan kembali soal-soal matematika dari sekolah yang salah, kadang saya beri soal-soal baru yang bentuknya sama. Ada, saya belikan buku bergambar yang dilengkapi angka-angka. Pada waktu malam hari setelah makan. Lamanya tergantung mood anak, kalau moodnya sedang baik bisa sampai 1 jam, tetapi kalau moodnya tidak bagus biasanya tidak sampai setengah jam. Bahkan sering tidak belajar. Di depan TV, dia kan senang nonton. Kalau tidak di situ dia tidak mau belajar. Jawabannya ya habis nonton TV dulu katanya. Paham dia, tetapi karena dasarnya anaknya malas, kadang dilaksanakan dan kadang tidak. Sulit membilang secara urut, sering ada angka yang tidak disebutkan. Kadang menulis angka itu tidak sesuai dengan yang dia ucapkan, misalnya dia sudah menghitung benar dua belas, tetapi dia tidak tahu angka 12, jadi nulisnya seingat dia. Kalau saya tidak sabar, kalau saya sudah jengkel ya saya biarkan.

104

Rangkuman Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 29 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu OS). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?

Kadang-kadang, kalau anaknya datang rajin. Kalau sedang malas dia tidak mau belajar. Kadang-kadang, kadang bapaknya, atau kakaknya. Disuruh mengerjakan kembali soal-soal matematika dari sekolah, kadang diberi soal-soal anak disuruh mengerjakan sendiri. Pakai buku adiknya yang sekolah di SD kelas 1.. Malam hari setelah makan. Lamanya tergantung anaknya, kalau dia sudah bilang capek ya berhenti. Di ruang tamu. Anaknya sih penurut, kalau saya suruh belajar dia biasanya langsung belajar. Dia tahu, biasa saya suruh belanja di warung, tetapi saya beri catatan. Sulit membilang secara urut, terus dia itu sering lupa. Belajar pakai dekak-dekak dia kurang bisa sering salah hitung. Kakaknya sering mengajarinya dengan sabar dan telaten.

105

Rangkuman Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 30 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu SH). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?

Setiap hari dia belajar, kadang-kadang selama 1 jam, kadang hanya sebentar tergantung dari kemauan anak. Kalau saya ada waktu biasanya saya yang membimbing, tetapi kalau saya sedang sibuk kadang bapaknya.. Saya mengajarinya dengan mengulang kembali soal-soal matematika dari sekolah, dan saya beri soal-soal latihan yang bentuknya sama. Ada, saya belikan buku-buku matematika yang digunakan untuk SD umum. Waktunya tidak tentu, kadang malam hari kadang sore hari. Lamanya tergantung mood anak, kalau moodnya lagi bagus belajarnya agak lama, tetapi kalau anaknya lagi malas paling sebentar. Di ruang belajar bersama-sama dengan kakak. Anaknya agak susah disuruh belajar, tetapi kalau permintaannya dituruti dia lansung mau belajar. Kebetulan anak saya ini seluruh kebutuhannya dilayani oleh bibi. Jadi ya jarang diperintah, paling hanya disuruh untu belajar saja yang lain tidak pernah. Anaknya pelupa, sulit membilang urutan bilangan, kesulitan dalam soal-soal penjumlahan, kalau soal-soal pengurangan lumayan baik. Ya dengan pelan-pelan cara mengajarinya, harus sabar menghadapi anak seperti itu.

106

Rangkuman Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 31 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu TUP). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?

Tidak pernah, anaknya malas. Tidak pernah pak, emak dan bapaknya saja bodoh, SD saja tidak tamat. Bapaknya itu kerjanya kuli di pasar. Kalau pas kebetulan anaknya mau belajar ya belajar sendiri. Tidak ada. . Jarang belajar. Kalau anak pas mau belajar paling sebentar Di meja makan. Saya dan bapaknya tidak pernah menyuruh. Kalau saya suruh menjaga adiknya dia suka, dia sayang sama adiknya. Ucapan dia itu kurang jelas, tangan kirinya kan cacat sejak lahir. Saya gak ngerti.

107

Rangkuman Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juni 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu RZK ). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?

Kadang-kadang, tergantung kemauan anaknya. Kadang-kadang, siapa yang sempat kadang saya, kadang bapaknya. Saya ajari menghitung gelang karet, atau menghitung jari-jarinya. Ada, pakai buku Kelas 1 SD bekas kakaknya. Belajarnya malam hari, tidak mesti kadang lama kadang sebentar. Di ruang tamu. Anaknya penurut kadang tida diperintah pun dia belajar sendiri. Paham, dan dilaksanakan dengan baik Kalau berhitung dari angka12 ke angka 13, dia sering lupa, seringnya habis 12 langsung 14. Kalau saya yang membimbing saat dia belajar saya suruh mengulang-ulang dia menghitung dari angka 1 sampai angka 20.

108

Lampiran: 27 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 0 0 0 2 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 1 10 0 1 0 1 0 11 1 1 1 1 1 12 1 1 0 1 0 13 0 1 1 0 1 14 0 0 1 1 1 15 1 0 0 1 1 16 1 1 1 0 0 17 0 1 0 1 1 18 0 0 1 1 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 0 0 22 0 0 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 0 0 1 1 0 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 0 1 27 1 0 0 1 0 28 1 1 1 0 0 29 0 0 1 1 1 30 0 1 0 0 1

Jumlah Benar

18 19 18 18 20

109

Lampiran: 28 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 1 1 0 1 0 13 0 1 1 0 1 14 0 0 1 1 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 0 17 1 1 0 1 1 18 0 0 1 0 0 19 1 0 1 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 1 0 22 0 0 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 0 0 1 1 0 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 0 1 27 1 0 0 1 1 28 0 1 1 0 0 29 1 0 1 1 1 30 0 1 0 0 1

Jumlah Benar

19 20 20 19 22

110

Lampiran: 29 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan ketiga Dalam Siklus 1

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 12 0 1 0 1 0 13 1 0 1 0 0 14 0 0 1 0 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 0 17 1 1 0 1 0 18 1 0 1 0 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 1 0 22 0 1 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 1 0 0 1 1 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 1 1 27 1 0 0 1 1 28 0 1 1 0 0 29 0 0 1 1 1 30 1 1 0 0 1

Jumlah Benar

22 22 19 19 22

111

Lampiran: 30 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 1 0 1 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 4 0 1 0 0 1 5 1 0 1 1 1 6 1 1 1 0 0 7 0 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 9 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 12 0 1 0 1 0 13 1 0 1 0 0 14 0 0 1 1 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 1 17 1 1 0 1 1 18 1 0 1 0 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 1 1

Jumlah Benar

13 14 13 13 15

112

Lampiran: 31 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 0 1 0 0 1 5 1 0 1 1 0 6 1 1 1 0 0 7 0 1 1 0 1 8 1 1 0 1 1 9 1 0 1 0 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 0 1 1 1 1 13 1 0 1 1 0 14 1 1 0 1 1 15 0 1 1 1 1 16 1 1 1 0 1 17 1 1 1 1 1 18 1 0 1 0 0 19 1 1 0 1 1 20 0 1 1 1 1

Jumlah Benar

14 15 15 13 14

113

Lampiran: 32 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2

N a m a S i s w a

Nomor soal GMR OS SH TUP RZK

1 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 1 5 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 8 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 0 14 1 1 0 1 1 15 0 1 1 1 1 16 1 0 1 0 1 17 1 1 1 0 1 18 1 0 1 1 1 19 1 1 0 1 1 20 0 1 1 1 0

Jumlah Benar

16 15 14 14 16

114

Lampiran: 33 Informasi Perkembangan Anak

A. Identitas Anak: 1. Nama : Gilang Maulana Ramadhan 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 13 Agustus 1999 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 2 dari jumlah saudara 4 7. Alamat rumah : Binorong, Rt. 02/03

B. Riwayat Kelahiran:

1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : rumah sakit 6. Penolong proses kelahiran : bidan 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,5 kg 9. Panjang badan bayi : 45 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada

C. Perkembangan Masa Balita:

1. Menetek ibunya hingga umur : 01 tahun 2. Minum susu kaleng hingga umur : 03 tahun 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : baik 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : ya

D. Perkembangan Fisik:

1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : tidak 4. Kesulitan gerakan yang dialami : berlari 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : kurang

E. Perkembangan Sosial:

1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : nonton TV 5. Minat Khusus : tidak ada

115

F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 06 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : tidak mau ditinggal 4. Masuk SD umur : 08 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : -

Diisi Tanggal, 28 Mei 2009

Orang tua, Khadirin

116

Informasi Perkembangan Anak

A. Identitas Anak: 1. Nama : Oki Sabarulloh 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 07 Oktober 2000 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari jumlah saudara 3 7. Alamat rumah : Rejasa Rt. 01/03, Madukara.

B. Riwayat Kelahiran:

1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 08 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di rumah 6. Penolong proses kelahiran : dukun bayi 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,7kg 9. Panjang badan bayi : 48 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada

C. Perkembangan Masa Balita:

1. Menetek ibunya hingga umur : 15 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : jarang minum 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak

D. Perkembangan Fisik:

1. Dapat berdiri pada umur : 11 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 14 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : tidak 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : baik

E. Perkembangan Sosial:

1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : bermain bola 5. Minat Khusus : tidak ada

117

F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 06 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 01 tahun 3. Kesulitan selama di TK : sering menangis 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : tidak pandai berhirung.

Diisi Tanggal, 29 Mei 2009

Orang tua, Mulyani

118

Informasi Perkembangan Anak

A. Identitas Anak: 1. Nama : Sri Harto 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 17 Oktober 1998 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari jumlah saudara 2 7. Alamat rumah : Jln. Gotong Royong Rt. 02/04

B. Riwayat Kelahiran:

1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 20 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di Rumah Sakit 6. Penolong proses kelahiran : Dokter 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,4kg 9. Panjang badan bayi : 44 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada

C. Perkembangan Masa Balita:

1. Menetek ibunya hingga umur : 12 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : sampai sekarang 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : baik 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak

D. Perkembangan Fisik:

1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak kurang jelas 4. Kesulitan gerakan yang dialami : keseimbangan 5. Status gizi balita : baik 6. Riwayat kesehatan : bicaranya kurang jalas

E. Perkembangan Sosial:

1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : dengarin lagu-lagu dari HP 5. Minat Khusus : tidak ada

119

F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 2 kali 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.

Diisi Tanggal, 30 Mei 2009

Orang tua, Fitri Amini

120

Informasi Perkembangan Anak

A. Identitas Anak: 1. Nama : Tabah Uji Prasetyo 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 15 Agustus 2000 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 2 dari jumlah saudara 4 7. Alamat rumah : Desa Rejasa Rt. 03/02

B. Riwayat Kelahiran:

1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 10 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di Rumah Sakit 6. Penolong proses kelahiran : Bidan 7. Gangguan saat bayi lahir : bayinya lemah 8. Berat badan bayi : 2,9kg 9. Panjang badan bayi : 49 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tangan kirinya tidak normal

C. Perkembangan Masa Balita:

1. Menetek ibunya hingga umur : 12 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : jarang minum 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : ya karena tangan kirinya cacad

D. Perkembangan Fisik:

1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak kurang jelas 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : sering ngeces/ngiler

E. Perkembangan Sosial:

1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : bermain 5. Minat Khusus : tidak ada

121

F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah sekali 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.

Diisi Tanggal, 31 Mei 2009

Orang tua, Sujianto

122

Informasi Perkembangan Anak

A. Identitas Anak: 1. Nama : Rizki 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 12 Juli 1998 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 3 dari jumlah saudara 5 7. Alamat rumah : Desa Semampir Rt. 01/03

B. Riwayat Kelahiran:

1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : pernah demam 3. Usia kandungan : 08 bulan 21 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di rumah 6. Penolong proses kelahiran : Dukun 7. Gangguan saat bayi lahir : tida ada 8. Berat badan bayi : 3 kg 9. Panjang badan bayi : 50 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada

C. Perkembangan Masa Balita:

1. Menetek ibunya hingga umur : 01 Tahun 2. Minum susu kaleng hingga umur : 02 Tahun 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak ada

D. Perkembangan Fisik:

1. Dapat berdiri pada umur : 11 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 13 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak gagap 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : pernah sakit tipus

E. Perkembangan Sosial:

1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : nonton film kartun 5. Minat Khusus : tidak ada

123

F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 2 kali terus mogok setahun 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.

Diisi Tanggal, 1 Juni 2009

Orang tua, Marsiyam