PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG ... · 1 peningkatan prestasi belajar matematika...
Transcript of PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG ... · 1 peningkatan prestasi belajar matematika...
1
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI PENGAJARAN
REMEDIAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI KELAS II SLB NEGERI BANJARNEGARA
SEMESTER II TAHUN 2008/2009
Oleh: Sugiyoto
NIM. X5107632
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
2
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Hermawan, M.Si. Priyono, S.Pd. M.Si.
NIP. 19590818 198603 1 002 NIP. 19710902 200501 1 001
3
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 12 Agustus 2009
Tim Penguji Skripsi
Ketua : Drs. Abdul Salim Choiri, M.Kes. ……………..
Sekretaris : Drs. Maryadi, M.Ag. ……………….
Anggota I : Drs. Hermawan, M.Si. ……………..
Anggota II : Priyono, S.Pd. M.Si. …………….....
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP. 19600727 198702 1 001
4
ABSTRAK
Sugiyoto, PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MELALUI PENGAJARAN REMEDIAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI KELAS II SLB NEGERI BANJARNEGARA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2008/2009. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2009. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan melaui pengajaran remedial bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun pelajaran 2008/2009. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SLB Negeri Banjarnegara, tahun pelajaran 2008/2009. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan tes. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat berlangsungnya proses kegiatan belajar. Wawancara dilakukan kepada orang tua siswa untuk memperoleh data tentang kegiatan belajar siswa di rumah. Sedangkan tes dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan setiap akhir pembelajaran. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebanyak 5 orang siswa, 80% dari mereka telah mencapai nilai rerata ulangan harian di atas nilai rerata indikator kinerja 7,0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun pelajaran 2008/2009.
5
MOTTO
Sesungguhnya kesabaran, ketekunan, dan keuletan adalah kunci keberhasilan dalam
mendidik dan membimbing anak-anak berkebutuhan khusus.
(penulis)
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul” Peningkatan Prestasi Belajar
Matematika tentang Penjumlahan dan Pengurangan Melalui Pengajaran remedial
Bagi Anak Tunagrahita Ringan di Kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara Semester 2
Tahun 2008/2009”. Skripsi ini ditulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan dan rintangan yang
menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak akhirnya kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu atas segala
bentuk bantuannya, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada yang terhormat:
1 Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2 Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang
telah memberi ijin penelitian.
3. Drs. Abdul Salim Ch., M.Kes. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hermawan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I.
5. Priyono, S.Pd. M.Si. selaku Dosen Pembimbing II.
6. Seluruh Dosen Pengajar Pendidikan Khusus Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.
7. Pardi selaku Kepala SLB Negeri Banjarnegara
8. Semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu yang turut membantu dalam
penulisan skipsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan Yang maha Esa.
8
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan di masa mendatang.
Walaupun disadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis tetap
berharap semoga karya skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
terutama bagi dunia Pendidikan Khusus.
Surakarta, Agustus 2009.
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
HALAMAN PENGAJUAN ……………………………………………………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………. iii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. iv
HALAMAN ABSTRAK ……………………………………………………….. v
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………….. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….. vii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………. 5
A. Kajian Teori ………………………………………………………… 5
1. Pengertian Tentang Anak Tunagrahita Ringan ………………… 5
2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan …………………….. … 6
3. Penyebab Anak Tunagrahita Ringan …………………………… 8
4. Pengertian Prestasi Belajar Matematika ……………………….. 8
5. Fator-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………….. 9
6. Pengertian Pembelajaran Matematika di SDLB- C ……………. 12
7. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita
Ringan ………………………………………………………….. 13
8. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB- C …………….. 14
10
Halaman
9. Materi Pembelajaran Matematiuka Anak Tunagrahita Ringan .. 14
10. Pengertian Pengajaran Remedial ……………………………… 15
11. Ciri-ciri Pengajaran Remedial ………………………………… 16
12. Jenis-jenis Pengajaran Remedial ……………………………… 16
13. Langkah-langkah Pengajaran Remedial ……………………… 17
14. Tujuan Pengajaran Remedial Bagi Anak Tunagrahita Ringan .. 18
15. Materi Pengajaran Remedial …………………………………. 19
16. Prosedur Pengajaran Remedial ……………………………….. 19
17. Faktor-faktor Pendukung Pengajaran Remedial ……………… 20
18. Faktor-faktor Penghambat Pengajaran Remedial …………….. 21
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………... 21
C. Hipotesa Tindakan ……………………………………………….. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………… 23
A. SettingPenelitian ……………………………………… …………. 23
B. Subyek Penelitian ………………………………………………… 24
C, Data dan Sumber Data …………………………………………… 24
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 25
E. Validitas Data ……………………………………………………. 27
F. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 28
G. Indikator Kinerja …………………………………………………. 29
H. Prosedur Penelitian ………………………………………………. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 31
A. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………… 31
1. Deskripsi Awal ………………………………………………. 31
2. Siklus 1 ………………………………………………………. 31
a. Perencanaan ………………………………………………. 31
b. Tindakan ………………………………………………….. 32
c. Observasi/Pengamatan ……………………………………. 35
d. Refleksi …………………………………………………… 36
3. Siklus 2 ………………………………………………………. 37
11
Halaman
a. Perencanaan ………………………………………………. 37
b. Tindakan …………………………………………………. 37
c. Observasi/Pengamtan ……………………………………. 41
d. Refleksi ………………………………………………….. 42
B. Hasil Penelitian …………………………………………………. 43
C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………… 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 47
A. Simpulan ………………………………………………………… 47
B. Saran …………………………………………………………….. 48
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 49
LAMPIRAN …………………………………………………………………. 51
12
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Keadaan Awal ……………………………… 31
Tabel 2. Nilai Ulangan Harian Siklus 1 …………………………………….. 36
Tabel 3. Nilai Ulangan Harian Siklus 2 ……………………………………. 42
14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 1 pada Siklus 1) ……………………………… 51
Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 1 …………………………………………. 53
Lampiran 3. Kunci Jawaban LKS 1 …………………………………………. 55
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 2 pada Siklus 1) ……………………………. 56
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 2 …………………………………………. 58
Lampiran 6. Kunci Jawaban LKS 2 …………………………………………. 60
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 3 pada Siklus 1) ……………………………… 61
Lampiran 8. Lembar Kerja Siswa 3 …………………………………………. 63
Lampiran 9. Kunci Jawaban LKS 3 …………………………………………. 65
Lampiran 10. Pedoman Observasi Terhadap Aktifitas Siswa di Kelas ………. 66
Lampiran 11. Hasil Observasi Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1…………. 67
Lampiran 12. Hasil Observasi Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1…………… 68
Lampiran 13. Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1…………… 69
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 4 pada Siklus 2) …………………………….. 70
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa 4 …………………………………………. 73
Lampiran 16. Kunci Jawaban LKS 4 …………………………………………. 74
Lampiran 17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 5 pada Siklus 2) ……………………………… 75
Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa 5 …………………………………………. 78
Lampiran 19. Kunci Jawaban LKS 5 …………………………………………... 79
Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(Pertemuan Ke- 6 pada Siklus 2) …………………………….. 80
Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa 6 ………………………………………….. 83
Lampiran 22. Kunci Jawaban LKS 6 ………………………………………….. 84
15
Halaman
Lampiran 23. Hasil Observasi Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2 ………..... 85
Lampiran 24. Hasil Observasi Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2 …………… 86
Lampiran 25. Hasil Observasi Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2…………… 87
Lampiran 26. Rangkuman Hasil Wawancara ………………………………...... 88
Lampiran 27. Skor Ulangan Harian Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1……… 93
Lampiran 28. Skor Ulangan Harian Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1 ………. 94
Lampiran 29. Skor Ulangan Harian Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1………. 95
Lampiran 30. Skor Ulangan Harian Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2 ……. 96
Lampiran 31. Skor Ulangan Harian Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2 ……... 97
Lampiran 32. Skor Ulangan Harian Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2 ……... 98
Lampiran 33. Informasi Perkembangan Anak …………………………….. 99
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak tunagrahita ringan adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang
merupakan salah satu golongan anak berkelainan mental, memiliki IQ antara 50/55 –
70/75, kemampuan berpikirnya rendah, perhatian dan daya ingatnya lemah, sukar
berpikir abstrak, serta tidak mampu berpikir logis. Pendapat tersebut senada dengan
pendapat Tamsik Udin dan E. Tejaningsih (1988: 46-47), yang mengemukakan
bahwa:
kemampuan berpikir anak tunagrahita ringan lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan anak lambat belajar, sehingga mereka selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah walaupun masalah itu sederhana, perhatian dan ingatannya lemah, mereka tidak dapat memperhatikan sesuatu hal dengan serius dan tahan lama, sebentar saja perhatiannya akan berpindah ke soal lain, apalagi dalam hal memperhatikan pelajaran, mereka cepat merasa bosan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami oleh siswa.
Melalui proses belajar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya
perubahan tingkah laku dalam diri anak. Dalam kegiatan proses belajar mengajar,
tentunya menjadi harapan dari semua pihak bahwa setiap anak dapat mencapai hasil
belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Kenyataan yang sering
terjadi, tidak semua murid dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar. Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 100-101) mengemukakan ada
berbagai faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa, namun demikian pada dasarnya setiap murid dapat dibantu baik secara individual maupun kelompok untuk memperbaiki hasil belajar yang dicapainya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Bantuan yang diberikan dapat mengunakan berbagai pendekatan, metode, materi, dan alat yang disesuaikan dengan jenis dan sifat hambatan belajar yang dialami anak.
17
Salah satu bantuan yang dapat dilaksanakan adalah pengajaran remedial,
yaitu suatu bentuk pengajaran khusus yang sifatnya memperbaiki proses belajar.
Pengajaran remedial digunakan untuk membantu siswa yang mengalami hambatan
atau kesulitan belajar.
Perlunya perhatian khusus pada anak tunagrahita ringan hal ini selaras
dengan fungsi utama pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik
seoptimal mungkin. Meskipun anak tunagrahita ringan memiliki kecerdasan di
bawah rata-rata, sulit berpikir abstrak, serta perhatian dan daya ingat yang lemah,
namun mereka masih memiliki kemampuan untuk dapat berkembang dalam bidang
akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja melalui bantuan atau jika
mereka diberikan penanganan khusus.
Setiap individu perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu,
yang pada dasarnya bukanlah merupakan penguasaan terhadap matematika sebagai
ilmu, melainkan punguasaan akan kecakapan matematika. Kecakapan matematika
yang dimaksud diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekitarnya serta untuk
melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan
pada siswa yaitu agar dapat mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, serta
kemampuan matematika untuk hidup dalam masyarakat dan bekal dalam dunia kerja.
Anak tunagrahita ringan memerlukan penanganan khusus dalam
pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan selain hakekat matematika yang
abstrak, mereka juga mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Kesulitan dalam
belajar matemtika dapat berdampak negatif bagi anak. Kesulitan yang muncul adalah
ketidakmampuan anak dalam mempelajari materi pelajaran dan aplikasinya dalam
kehidupannya. Dalam hal kecepatan belajar (learning rate) anak tunagrahita ringan
jauh tertinggal dibandingkan anak normal. Untuk mencapai kemampuan yang
dicapai anak normal, anak tunagrahita ringan lebih banyak memerlukan
pengulangan-pengulangan materi tersebut.
Suatu pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih baik apabila guru
senantiasa melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang bersangkut paut dengan
mata pelajaraan yang diajarkan terutama mengenai tujuan, materi, metode, maupun
media yang digunakan.
18
Kenyataan di lapangan pendidikan bahwa siswa belum menguasai suatu
materi matematika yang diajarkan, tetapi guru telah berpindah pada materi atau topik
berikutnya. Keadaan seperti ini terus berkelanjutan sehingga siswa yang belum
menguasai materi akan semakin tertinggal jauh dalam pelajaran matematika,
meskipun mereka tetap naik kelas. Dalam hal ini memungkinkan anak tunagrahita
ringan belum menguasai materi matematika yang diajarkan, guru memandang semua
anak mempunyai kemampuan yang sama, sehingga tidak mengindahkan perbedaan
individu yang berakibat anak tidak mampu memahami materi yang diajarkan. Selain
itu pembelajaran remedial masih jarang digunakan dengan alasan antara lain adalah
kurangnya waktu untuk mengadakan remedi, mengingat target kurikulum yang harus
diajarkan dan kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang cara
melaksanakan diagnosis dan remedi dalam bidang matematika secara efisien dan
efektif. Selain itu media pembelajaran yang kurang menarik juga menjadi kendala
dalam proses belajar mengajar sehingga membuat anak menjadi mudah bosan.Anak
tunagrahita ringan memiliki keterbatasan dalam segala hal tidak terkecuali juga
dalam kemampuan matematikanya, sehingga diperlukan pelayanan khusus dalam
pendidikan agar mereka dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.
Pengajaran remedial merupakan suatu pengajaran yang bertujuan untuk
mengadakan perbaikan bagi anak yang tidak berhasil dalam proses belajar mengajar
dan merupakan salah satu bentuk upaya penanganan dan pelayanan yang harus
diberikan kepada anak tunagrahita ringan mengingat kemampuannya yang jauh dari
kemampuan yang dimiliki anak normal sebayanya.
Pelaksanakan proses belajar mengajar anak tunagrahita ringan di SLB Negeri
Banjarnegara selama ini masih belum banyak menggunakan pengajaran remedial,
termasuk diri peneliti sendiri. Untuk itu peneliti ingin menggunakan pengajaran
remedial ini untuk meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya tentang
penjumlahan dan pengurangan bagi seorang siswa tunagrahita ringan di kelas 2 SLB
Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.
19
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dalam penelitian
ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah melalui pengajaran remedial
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika bagi anak tunagrahita ringan di
kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diungkap, maka penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan melalui pengajaran remedial bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2
SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan khasanah
ilmu pengetahuan terutama tentang pengajaran remedial bidang studi matematika.
2. Secara Praktis
a. Mencari solusi yang tepat untuk meningkatan prestasi belajar matematika
tentang penjumlahan dan pengurangan bagi siswa kelas 2 SLB Negeri
Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.
b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik
anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun
2008/2009.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan
Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Dalam perkembangannya,
istilah moron menurut Mary Baimer/Smith, Richard F. Ittenbar & R. Patton; 2002
(dalam Endang Rochyadi, 2005: 12) lebih dikenal dengan istilah developmental
disability. Istilah-istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama, tetapi dalam
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Dalam penulisan ini
digunakan istilah tunagrahita ringan karena dipandang lebih tepat penerapannya
dalam bidang pendidikan.
Adapun pengertian anak tunagrahita ringan menurut beberapa ahli antara lain:
Menurut J.B. Suparlan (1983: 29), anak tunagrahita ringan disebut anak debil yaitu
anak yang keadaannya lebih ringan dibandingkan dengan anak embisil yang tingkat
kecerdasannya IQ 25-50, sedangkan anak tunagrahita ringan memiliki kecerdasan IQ
50/55-70/75.
Michael L. Hardman (1990:44) memberikan pengertian anak tunagrahita ringan :
Educable mentally retarded child is one who because of subnormal development, is unable to profit sufficiently fron the program of the regular elementary school but who is considered to have potentialities for development in school academic areas. Sociaul adjustment will permit same degree of independence in the community occupational sufficiently with permit partial or total self support.
Pengertian tersebut menyatakan bahwa anak tunagrahita ringan adalah
seseorang yang karena perkembangan di bawah normal, tidak sanggup untuk
menerima pelajaran dengan cukup di sekolah dasar umum, tetapi masih memiliki
potensi untuk berkembang dalam bidang akademik di sekolah. Penyesuaian sosialnya
mendukung untuk hidup mandiri di masyarakat, kemampuan bekerjanya terbatas
untuk menolong dirinya sendiri baik sebagian atau keseluruhan.
Sunardi (1994: 26-27) memberikan batasan anak tunagrahita ringan sebagai:
21
anak yang perkembangan mentalnya yang tergolong subnormal akan mengalami kesulitan dalam mengikuti program reguler di sekolah dasar. Meskipun demikian anak tunagrahita ringan dipandang masih memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di sekolah dasar, mampu dididik untuk melakukan penyesuaian sosial dalam jangka panjang, dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian atau seluruh kehidupannya pada usia dewasa. Oleh karena itu anak tunagrahita ringan masih dapat diajar dalam bidang kemampuan dasar berupa membaca, menulis, dan matematika secara sederhana.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan anak tunagrahita ringan adalah anak yang mempunyai kemampuan
intelektual di bawah rata-rata, mempunyai rentang IQ antara 50-70, tetapi mereka
masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan dalam bidang akademis yang
sederhana serperti membaca, menulis, dan matematika, serta ketrampilan hidup
sehari-hari.
2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan
Secara fisik anak tunagrahita ringan tidak berbeda jauh dengan anak normal,
tetapi secara psikis mereka sangat berbeda dan mempunyai cirri khas. Adapun
karakteristik anak tunagrahita ringan menurut Sutratinah Tirtonegoro (1988: 10-11)
sebagai berikut:
a. Tingkat kecerdasan sekitar 50/55 - 70/75. dengan MA antara 7 - 10 tahun Jadi walaupun anak sudah mencapai usia 12 tahun, kemampuan mentalnya setara dengan anak normal 7 - 10 tahun.
b. Sukar berpikir abstrak dan terikat dengan lingkungan c. Kurang dapat berpikir secara logis, kurang memiliki kemampuan
menganalisa, kurang dapat menghubungkan kejadian yang satu dengan yang lain, kurang dapat membedakan hal-hal yang penting.
d. Daya fantasinya sangat lemah. e. Kurang dapat mengendalikan perasaan. f. Dapat mengingat-ingat beberapa isitilah tetapi kurang memahami arti isitilah
tersebut. g. Suggestible (mudah dipengaruhi). h. Kepribadian yang kurang harmonis dan sukar menilai baik-buruk. i. Daya konsentrasinya kurang baik.
Secara garis besar pendapat Samuel A. Kirk (1992: 191) tentang
karakteristik anak tunagrahita ringan sebagai berikut:
22
a. Karakteristik Fisik 1) Berat badan, tinggi badan, dan koordinasi motoriknya hampir sama
dengan anak normal. 2) Umumnya disertai dengan beberapa kelainan seperti kelainan mata,
telinga, dan suara. b. Karakteristik Intelektual
1) Kurang dalam kemampuan verbal dan nonverbal dalam tes intelegensi, IQ berkisar 50/55 - 70/75.
2) Perkembangan kematangan mengalami hambatan khusus di bidang akademik, ingatan, kemampuan berbahasa, persepsi, imajinasi, kreatifitas, dan kemampuan lain yang berkaitan dengan intelektual.
c. Karakteristik Akademik 1) Anak belum siap untuk membaca, menulis, berbahasa, berhitung saat
masuk sekolah. Keterlambatan ini berhubungan dengan usia mental bukan usia kronologisnya.
2) Untuk menyelesaikan sekolah formal dapat ditempuh setiap tingkat dua tahun bergantung dari kematangan mental dan kemampuannya.
d. Karakteristik Kepribadian dan Sosial 1) Perhatian mudah beralih, sulit untuk memusatkan perhatian. 2) Rasa toleransi kurang, karena kegagalan yang berulang-ulang dalam
hidupnya. 3) Dapat mematuhi nilai-nilai sosial dan dapat bekerja sama dengan
lingkungan/masyarakat. 4) Anak tunagrahita ringan lebih sering berhubungan atau bermain dengan
anak yang sama usia mentalnya daripada anak yang sama usia kronologisnya.
5) Sebagian dari anak tunarahita ringan mempunyai problem tingkah laku apabila dibandingkan dengan anak yang mempunyai intelegensi normal. Problem tingkah laku ini terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara kemampuan anak untuk berbuat dan dengan tuntutan masyarakat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditegaskan karakteristik anak tunagrahita
ringan adalah sebagai berikut:
a. Kondisi fisik anak tunagrahita ringan tidak jauh berbeda dengan anak normal pada
umumnya.
b. Kondisi psikis anak tunagrahita ringan terkait dengan pembelajaran meliputi
kemampuan berpikir rendah, perhatian dan ingatannya lemah sehingga
mengalami hambatan dalam pelajaran di sekolah.
23
3. Penyebab Tunagrahita Ringan
Penyebab terjadinya tunagrahita ringan sama dengan penyebab tunagrahita
pada jenis yang lainnya. Sunardi (1994: 30-31) mengemukakan bahwa penyebab
tunagrahita disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
a. Genetik. Faktor genetik dapat disebabkan oleh kerusakan biokimia dan abnormalitas kromosom.
b. Sebab-sebab pada masa prenatal. Penyebab tunagrahita pada masa prenatal dapat disebabkan oleh infeksi Rubella (cacar) dan faktor Rhesus (Rh).
c. Sebab-sebab pada masa perinatal. Berbagai peristiwa pada saat kelahiran yang memungkinkan terjadinya tunagrahita yang terutama adalah luka-luka saat kelahiran, sesak napas, dan prematuritas.
d. Sebab-sebab pada masa postnatal. Penyakit-penyakit akibat infeksi dan problema nutrisi yang diderita pada masa bayi dan awal pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan tunagrahita seperti encephalitis dan meningitis.
e. Faktor-faktor Sosio-kultural. Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan intelektual masih belum dapat dipahami dengan jelas, tetapi para psikolog dan pendidik umumnya mempercayai bahwa lingkungan sosial budaya berpengaruh terhadap kemampuan intelektual.
4. Pengertian Prestasi Belajar Matematika
Hadari Nawawi (1991: 100), mengemukakan prestasi belajar adalah “suatu
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu”.
Sutratinah Tirtonegoro (1988: 24), mengartikan bahwa prestasi belajar adalah
“penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol,
angka-angka, huruf-huruf atau hal yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu”.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu
kesimpulan mengenai prestasi belajar matematika yaitu suatu tingkat keberhasilan
siswa yang meliputi perubahan dalam aspek pengalaman, sikap dan ketrampilan
24
dalam menguasai program pelajaran matematika yang dinyatakan dalam bentuk nilai
dari hasil suatu tes.
Prestasi belajar matematika secara operasional dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar yang dicapai dalam penguasaan konsep penjumlahan dan
pengurangan suatu bilangan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang individu merupakan suatu hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut baik
yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. Pengenalan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya
dalam rangka membantu anak untuk mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya.
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 100-101), mengemukakan yang
tergolong faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar sebagai berikut:
a. Faktor Internal yaitu yang ada dalam diri anak itu sendiri, antara lain: 1) Kelemahan mental yang berkaitan dengan faktor kecerdasan,
intelegensi/kecakapan, dan bakat khusus. 2) Kelemahan fisik yang berkaitan dengan panca indera, syaraf, dan cacat. 3) Gangguan yang bersifat emosional (emosional instability). 4) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar.
b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang terdapat di luar diri anak , antara lain: 1) Situasi belajar mengajar yang tidak merangsang siswa untuk aktif. 2) Kurikulum kurang fleksibel atau kaku.
3) Beban studi yang terlalu berat, terlalu anyak tugas yang harus diselesaikannya.
4) Metode mengajar yang monoton atau membosankan. 5) Situasi di rumah yang kurang memotivasi anak untuk belajar. 6) Beberapa sifat murid dalam belajar.
Setiap individu mempunyai keunikan yang berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lain, demikian juga dalam proses belajar mengajar, ada siswa yang
cepat dan ada yang lambat dalam belajar, ada yang kreatif dan ada yang tidak kreatif,
semua itu karena keunikan individu masing-masing.
Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk membantu memperoleh
perubahan tingkah laku bagi setiap murid dalam rengka mencapai tingkat
perkembangan yang optimal. Oleh karena itu pengenalan terhadap sifat-sifat individu
25
sangat penting. Rochman Natawijaya (1980: 17-19) mengemukakan beberapa sifat
dalam proses belajar mengajar antara lain:
a. Cepat dalam Belajar Anak yang tergolong cepat dalam belajar pada umumnya dapat menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu leih cepat dari perkiraan waktu yang ada. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan suatu masalah karena lebih mudah dalam menerima peljaran. Golongan anak seperti ini sering mengalami kesulitan dalam penyesuaian belajar, karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha yang harus dilakukan pada anak golongan ini adalah dengan menggunakan media pengajaran.
b. Lambat dalam belajar Anak yang mengalami lambat belajar memerlukan waktu yang banyak dalam menyelesaikan materi dari waktu yang diperkirakan. Sebagai akibatnya anak golongan ini sering ketinggalan dalam belajar, dan ini pula salah satu sebab yang menjadikan mereka tinggal kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak lambat belajar memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-rata. Anak golongan ini memerlukan perhatian khusus, antara lain dengan pengajaran remedial.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar,
menurut Maman Rachman (1998: 150-155) yaitu:
a. Faktor Intern, yang meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. 1) Faktor Jasmaniah
Proses belajar seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa tersebut terganggu. Selain itu ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing dan mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan atau kelainan fungsi alat inderanya dan tubuhnya.
2) Faktor Psikologis Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Yaitu: a) Intelegensi
Intelegensi besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, anak yang intelegensinya tinggi akan lebih berhasil daripada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Kendati demikian belum tentu anak yang tingkat intelegensinya tinggi akan berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya.
b) Perhatian Untuk menjamin hasil beljar yang baik siswa harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap materi yang dipelajarinya. Agar
26
tumbuh perhatian sehingga siswa dapat belajar dengan baik, bahan pelajaran harus diusahakan selalu menarik perhatian.
c) Minat Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
d) Bakat Siswa yang memiliki bakat maka pelajaran akan cepat dikuasai, sehingga hasil belajarnya pun akan lebih baik. Lain halnya dengan siswa yang kurang berbakat, guru harus sabar dan telaten melayani mereka, yaitu dengan sering dan berulangkali menjelaskan ahan tersebut. Dengan seringnya menjelaskan bahan tersebut akhirnya siswa diharapkan dapat menguasai bahan yang diajarkan.
e) Motif Dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong belajar siswa. Dengan mengetahui latar belakang atau motif belajar siswa, maka guru dapat mengajak para siswa untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan serta menunjang belajar.
f) Kematangan Kematangan merupakan tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang. Hal ini antar lain ditunjukkan anggota-anggota tubuhnya sudah siap untuk meleksanakan kecakapan baru. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan terus menerus.
g) Kesiapan Kesiapan erat kaitannya dengan kematangan. Siswa dikatakan sudah memiliki kesiapan apabila pada dirinya ada kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran yang diikuti oleh peserta didik yang memiliki kesiapan akan terjadi proses pembelajran yang optimal.
3) Faktor kelelahan Kelelahan baik jasmani maupun rohani dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
b. Faktor Ekstern, meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
1) Faktor keluarga Siswa yang sedang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi atau hubungan antar anggota keluarga, keadaan rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan orang tua.
2) Faktor sekolah Faktor sekolah dapat mempengaruhi belajar siswa meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metode mengajar, kurikulum, hubungan siswa
27
dengan siswa, disiplin sekolah, media pengajaran, waktu sekolah, sarana prasarana sekolah, metode belajar siswa dan tugas sekolah.
3) Faktor masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pribadi siswa, yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat ini berkaitan dengan kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media yang beredar/ada dalam masyarakat, pengaruh teman bergaul, dan pola hidup masyarakat.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari
dalam dan dari luar diri siswa. Faktor dari dalam yaitu faktor fisik dan psikis.
Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara positif maupun negatif. Anak
tunagrahita ringan pada umumnya mengalami hambatan dalam belajar. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dari dalam dan luar diri siswa. IQ anak
tunagrahita ringan yang di bawah rata-rata, sehingga mengakibatkan kurang dapat
berkonsentrasi terhadap pembelajaran, kurang dapat berpikir abstrak dan perhatian
siswa mudah beralih serta mudah bosan terhadap pembelajaran. Faktor dari luar diri
siswa juga sangat mempengaruhi prestasi belajar anak tunagrahita ringan, seperti
faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.
6. Pengertian Pembelajaran Matematika di SDLB-C
Kurikulum berbasis kompetensi Depdiknas (2004: 2) dijelaskan bahwa
matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang berarti belajar
atau yang dipelajari. Sedang dalam bahasa belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti,
yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Unsur utama pekerjaan matematika
adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh
sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya, sehingga kaitan antar konsep atau
pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namun demikian materi
matematika dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran, dan penalaran
dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika.
28
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Depdiknas (2004: 2) pada
pembelajaran matematika SDLB-C dijelaskan pemahaman konsep sebaiknya diawali
secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-
deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Pembelajarannya
dimulai dari beberapa contoh atau fakta yang teramati. Misalnya buatlah daftar sifat
yang muncul (sebagai gejala), kemudian perkiraan hasil baru yang diharapkan.
Kemudian hasil ini kita buktikan secara deduktif. Dengan demikian cara belajar
deduktif dan induktif digunakan dan sama-sama berperan penting dalam matematika.
Prinsip mempelajari matematika tersebut diharapkan akan membentuk sikap siswa
SDLB-C yang kritis, jujur dan komunikatif.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, pembelajaran matematika di SDLB-C
bersifat indukti-deduktif, yaitu pembelajaran yang dimulai dari pengalaman
kemudian untuk digunakan dalam pembelajaran konsep matematika.
7. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika AnakTunagrahita Ringan
Fungsi mata pelajaran matematika SDLB-C adalah mengembangkan
pengetahuan, nilai, sikap dan kemampuan matematika untuk hidup dalam masyarakat
dan bekal dalam dunia kerja. Pada buku Standar Kompetensi dan Konpetensi Dasar
Depdiknas (2006: 101-102), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah.
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memilki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
29
Mengingat kemampuan kognitif anak tunagrahita ringan sangat terbatas,
maka pengajaran remedial dipandang perlu sebagai upaya peningkatan prestasi
belajar matematika agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai yakni anak
mampu dan terampil dalam penguasaan kecakapan matematika khususnya
penguasaan konsep penjumlahan dan pengurangan, yang nantinya dapat dijadikan
bekal belajar matematika tahapan berikutnya.
8. Ruang Lingkup Pelajaran Matematika SDLB-C
Pada buku Standar Konpetensi dan Kompetensi Dasar Depdiknas (2006:
102), ruang lingkup mata pelajaran matematika meliputi aspek-aspek sebagai
berikut:
a. Bilangan
b. Geometri dan Pengukuran
c. Pengolahan Data
Ruang lingkup pada penelitian ini hanya dibatasi pada konsep penjumlahan
dan pengurangan bilangan sampai dengan 20.
9. Materi Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan
Kurikulum yang digunakan di SLB Negeri Banjarnegara, pada tahun
pelajaran 2008/2009 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Adapun materi
pembelajaran dalam pelajaran matematika pada penelitian ini adalah pelajaran
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan yang ada pada semester 2, dengan
demikian pokok bahasan berdasarkan kurikulum tersebut. Untuk selanjutnya materi
tersebut digunakan pada pembelajaran matematika dengan pengajaran remedial.
Adapun materi pelajaran matematika dalam Standar Kompetensi adalah melakukan
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20. dan Kompetensi Dasar meliputi:
a. Melakukan penjumlahan banyak benda sampai 20.
b. Melakukan pengurangan sampai 10.
c. Mencongak penjumlahan dan pengurangan sampai 10.
Dalam mengajarkan matematika anak tunagrahita ringan harus
memperhatikan kondisi berikut ini, yaitu; usia mental (umur kecerdasan),
30
kemampuan berpikir, belajar melalui aktivitas konkrit, memperkaya pengalaman
dengan memfungsikan seluruh pengideraan (sensori), dan tingkat kemandirian anak.
Proses pengajaran konsep bilangan bagi anak tunagrahita ringan adalah
sebagai berikut: hal pokok yang harus dikuasai anak tunagrahita ringan adalah
pengertian bilangan dan mengenal serta dapat menulis angka. Dalam mengerjakan
konsep bilangan selalu diajarkan kepada anak didik dapat menentukan apa yang
diketahui dan apa yang dinyatakan, sehingga mereka dapat memecahkan soal disertai
pemikiran. Untuk menganalisa soal tersebut bagi anak tunagrahita ringan dapat
dilakukan dengan cara mengkonkritkan soal-soal tersebut sehingga anak memperoleh
pengalaman konkrit tentang konsep bilangan. Pengalaman tersebut dapat diperkuat
melalui kegiatan yang diulang-ulang dengan variatif dan dinamis melalui pengajaran
remedial. Dengan cara ini dapat dihindari hambatan psikologis yang berlangsung
terhadap pelajaran matematika.
10. Pengertian Pengajaran Remedial
Dilihat dari asal katanya, remedial berarti bersifat menyembuhkan atau
membetulkan, atau membuat menjadi baik. Menurut Izhar Hasis (2001: 64),
pengajaran remedial adalah sutu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan
atau membetulkan, atau pengajaran yang membuat menjadi baik.
Abin Syamsudin yang dikutip oleh Ischak S.W. dan Warji R. (1987: 2)
mengatakan tentang hal yang berhubungan dengan perbaikan adalah:
segala usaha yang dilakukan untuk memahami dan menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya serta cara menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya, baik secara kuratif (penyembuhan) maupun secara preventif (pencegahan) berdasarkan data dan informasi yang seobyektif serta selengkap mungkin.
Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas, maka dapat dijelaskan
bahwa pengajaran remedial dalam penelitian ini adalah suatu bentuk khusus
pengajaran yang bersifat perbaikan, yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi anak khususnya tentang pengajaran matematika tentang konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan sehingga penguasaan anak menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Perbaikan diarahkan kepada pencapaian hasil belajar yang
31
optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing anak melalui perbaikan proses
belajar mengajar.
11. Ciri-ciri Pengajaran Remedial
Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 104), mengemukakan ada
beberapa ciri-ciri pengajaran remedial, yaitu:
a. Dilakukan setelah diketahui kegiatan belajar mengajar dan kemudian diberikan
pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar belakang.
b. Tujuan intruksionalnya disesuaikan dengan kegiatan belajar yang dihadapi siswa
.Izhar Hasis (2001: 66-67). Memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri
pengajaran remedial sebagai berikut:
a. Pengajaran remedial adalah merupakan kegiatan pengajaran yang dilakukan setelah diketahui kesulitan belajar dan kemudian diberikan pelayanan khusus sesuai dengan jenis, sifat dan latar belakangnya.
b. Tujuan intruksionalnya disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi. c. Metode pengajaran remedial bersifat diferensial artinya disesuaikan dengan
sifat, jenis dan latar belakang kesulitan belajarnya. d. Pelaksanaan pengajaran remedial dapat bekerja sama dengan beberapa
pihak, seperti pembimbing, ahli khusus, dsb. e. Alat-alat yang dipergunakan dalam pengajaran remedial lebih bervariasi. f. Pengajaqran remedial menuntut pendekatan dan teknik yang lebih
diferensial artinya lebih disesuaikan dengan keadaan masing-masing anak yang mengalami kesulitan belajar.
g. Dalam hal evaluasi, alat evaluasi yang dipergunakan disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dihadapi.
12. Jenis-jenis Pengajaran Remedial
Menurut Endang Supartini (2001: 47), jenis pengajaran remedial dapat
dibedakan berdasarkan waktu pemberiannya, yaitu:
a. Pengajaran remedial yang diberikan sebelum terjadinya proses pembelajaran. Siswa yang akan mengikuti mata pelajaran tertentu diberikan pre test. Jika hasil prestasinya rendah, karena siswa belum menguasai persyaratan atau untuk mempelajari mata pelajaran tersebut. Contohnya anak belum dapat diajar menulis apabila kemampuan motorik halusnya belum baik. Jadi pengajaran remedial diberikan untuk melatih motorik halus, dan ini terjadi sebelum anak diberi pelajaran menulis. Pengajaran remedil jenis ini sifatnya mempersiapkan anak untuk memudahkan menerima pengetahuan berikutnya.
32
b. Pengajaran remedial yang diberikan pada waktu berlangsungnya proses pembelajaran. Sebagai contoh guru matematika menjelaskan konsep bagi, guru mendemonstrasikan bagaimana operasional pembagian 8 : 2 lalu guru menyuruh siswa melakukan operasional pembagian 12 : 3. siswa yang belum mampu atau salah dalam melakukan kegiatan tersebut, guru menjelaskan kembali dan mendemonstrasikan operasional pembagian. Inilah yang dimaksud dengan pengajaran remedial yang dilakukan dalam proses pembelajaran regular.
c. Pengajaran remedial yang dilakukan setelah proses pembelajaran. Biasanya pada akhir pokok bahasan guru memberikan test formatif, apabila hasil belajar yang dicapai siswa tidak mencapai kriteria kemampuan minimum, maka guru memberikan pengajaran remedial setelah proses pembelajaran regular berlangsung. Tujuannya yaitu memperbaiki prestasi belajar siswa yang belum mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Pengajaran remedial yang dilakukan setelah pembelajaran regular. Tujuannya supaya siswa mendapat pengetahuan yang lebih mendalam atau lebih luas. Inilah yang disebut pengayaan. Dengan diberi pengayaan, diharapkan siswa lebih memahami materi pelajaran yang diberikan, selain supaya memiliki pengetahuan yang luas dan tidak cepat lupa.
Dalam penelitian ini, jenis pengajaran remedial yang digunakan adalah
pengajaran remedial yang dilakukan setelah pembelajaran regular (bagian d).
13. Langkah-langkah Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan salah satu tahapan kegiatan yang utama
dalam keseluruhan kerangka pada layanan bimbingan belajar, serta merupakan
rangkaian kegiatan lanjutan logis dari usaha diagnostik kesulitan belajar mengajar.
Hal ini dilakukan agar tidak mengalami kesalahan dalam memberikan pengajaran
remedial. Anak tunagrahita ringan dapat dibantu belajarnya sehingga anak dapat
mengatasi hambatan-hambatan yang dialami melalui pengajaran remedial.
Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan,
pelaksanaannya perlu melalui prosedur atau langkah-langkah yang memadai serta
menggunakan metode yang tepat. Rochman Natawijaya (1980: 32), mengemukakan
yang menjadi tujuan pengajaran remedial ialah “agar setiap siswa memperoleh
kesempatan untuk melakukan proses belajar yang sesuai dengan tingkat
kemampuannya”.
33
Pengajaran remedial matematika menurut Mulyono Abdurrahman (2003:
272) harus didasarkan atas prinsip-prinsip belajar matematika yaitu:
a. Berbagai Prinsip Pengajaran Matematika. 1) Perlunya menyiapkan anak untuk belajar matematika. 2) Mulai dari yang konkret ke yang abstrak.. 3) Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan mengulang. 4) Generalisasi ke dalam situasi baru. 5) Bertolak dari kekuatan dan kelemahan 6) Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep dan
ketrampilan matematika. 7) Penyediaan program matematika yang seimbang. 8) Penggunaan kalkulator.
b. Berbagai Aktivitas untuk Pengajaran Remedial.: 1) Pengajaran konsep Matematika.
Konsep bilangan dikenal anak-anak dari kemampuan mereka untuk memusatkan perhatian mengenal suatu obyek tunggal. Untuk memperkenalkan konsep bilangan anak dapat diajak untuk menemukan benda-benda yang sama dengan yang ditunjukkan oleh guru dari sekelompok benda yang memiliki sifat bermacam-macam.
2) Pengajaran Ketrampilan Matematika. Ketrampilan tentang penjumlahan merupakan dasar untuk semua ketrampilan komputasional. Penjumlaha nadalah suatu cara pendek untuk menghitung, dan siswa harus mengetahui bahwa mereka dapat mengambil jalan menghitung. Jika gagal dengan penjumlahan. Penjumlahan dapat diajarkan dari sebagian ditambah sebagian sama dengan keseluruhan.
14. Tujuan Pengajaran Remedial Bagi Anak Tunagrahita Ringan
Tujuan pengajaran remedial menurut Moh, Surya dan Moh. Amin (1980: 8),
tidak jauh berbeda dengan pengajaran secara umum yaitu untuk mencapai prestasi
belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Sebagaimana yang telah diungkap di atas, pengajaran remedial adalah
bertujuan agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi
belajar yang diharapkan melalui penyembuhan, perbaikan, atau pembetulan dalam:
a. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajarnya dari segi
kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitannya.
b. Mengubah dan memperbaiki cara-cara belajar kearah yang lebih baik sesuai
dengan kesulitan yang dihadapi anak.
c. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitannya.
34
d. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
e. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
f. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.
Berdasarkan pendapat di atas, maka tujuan pengajaran remedial dalam
penelitian ini adalah untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dalam proses
pembelajaran matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak
tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara semester 2 tahun 2008/2009.
15 Materi Pengajaran Remedial
Sumber bahan yang digunakan dalam mengajarkan materi matematika anak
tunagrahita ringan dalam penelitian ini adalah diambil dari buku Matematika untuk
SD/MI kelas I, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta 2008.
Pembagian sumber bahan materi matematika kelas 2 semester 2 kurikulum
tingkat satuan pendidikan SDLB tunagrahita ringan tahun 2006 bidang pengajaran
matematika pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan penjumlahan benda sampai dengan 20
b. Melakukan pengurangan sampai 10
c. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan remedial
Langkah ini merupakan penilaian terhadap langkah-langkah yang ditempuh
baik dalam menetapkan kasus, jenis kesulitan, latar belakang maupun tindakan
bantuan yang telah dilaksanakan. Langkah ini sangat berguna untuk mengetahui
keberhasilan usaha dalam membantu mereka yang menghadapi kesulitan. Kegiatan
ini dilaksanakan selama kegiatan berlangsung.
Sumber bahan tersebut digunakan sebagai pokok bahasan untuk materi
pengajaran remedial.
16. Prosedur Pengajaran Remedial
Agar pengajaran remedial dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka
pelaksanaannya perlu mellalui prosedur yang memadai serta menggunakan metode
yang tepat.
35
Rochman Natawijaya (1980: 32) mengemukakan beberapa langkah umum
yang biasanya ditempuh dalam pengajaran remedial sebagai berikut:
a. Mengenali obyek yang akan diadakan remedi dengan cara: observasi, analisa data, wawancara, dan cara yang paling mudah adalah dengan berangkat dari nilai-nilai hasil belajar yang dicapai.
b. Menentukan sifat dan jenisnya, dalam hal ini kita perlu mencari di mana letak kesulitan, sampai sejauh mana kesulitan yang dihadapi anak.
c. Mencari latar belakangnya, baik dari dalam maupun dari luar diri anak. d. Menentukan kemungkinan-kemunkinan usaha bantuan atau tindakan yang
dapat dilakukan. e. Pelaksanaan pemberian bantuan.
Berdasarkan dari keputusan di atas, maka dimulai pelaksanaan pemberian
bantuan. Selama kegiatan bantuan berlangsung secara terus menerus diadakan
penilaian untuk mengetahui ketepatan bantuan yang diberikan. Sesuai dengan sifat
dan jenis kesulitaan yang dihadapi, Rochman Natawijaya (1980) mengemukakan ada
beberapa kegiatan bantuan pengajaran remedial yang mungkin diberikan seperti:
1) Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu. 2) Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih sesuai
dengan kemampuan murid. 3) Memindahkan ke kelompok atau kelas atau sekolah lain yang diperkirakan
dapat membantu. 4) Meminta teman sebayanya yang lebih pandai untuk membantu dalam belajar. 5) Memberikan latihan-latihan ketrampilan tertentu yang mendasari
kemampuan belajar tertentu, misalnya membaca, menulis, dan mengeja. 6) Mengirimkan kepada ahli-ahli khusus, misalnya ahli pendidikan matematika,
Ilmu Pengetahuan Alam, Bahasa untuk memperoleh bantuan. 7) Mengembangkan bakat-bakat khusus tertentu melalui berbagai kegiatan.
17. Faktor-faktor Pendukung Pengajaran Remedial
Menurut Izhar Hasis (2001: 5), kualitas pengajaran turut menentukan
penguasaan bagi para siswa, oleh karena itu usaha untuk menertibkan siswa secara
optimal dalam kegiatan belajar mengajar, usaha membuat pelajaran lebih konkrit dan
praktis, mempergunakan berbagai cara penguatan (reinforcement) akan banyak
membantu tingkat penguasaan bahan oleh para siswa. Metode mengajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa akan sangat membantu dalam
rangka meningkatkan hasil penguasaan bahan oleh siswa.
36
18. Faktor Penghambat Pengajaran Remedial
Siswa tunagrahita ringan pada umumnya mengalami hambatan pada
pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan oleh IQ yang berada di bawah rata-rata
sehingga mengakibatkan kurangnya berkonsentrasi terhadap pembelajaran dan
kurang bisa berpikir abstrak serta perhatian siswa sering beralih-alih dan mudah
bosan dalam pembelajaran. Guru dapat mempelajari hambatan dan kesalahan yang
dibuat siswa dalam pembelajaran matematika setelah itu menyediakan bantuan untuk
memperbaikinya.
Menurut Ashlock yang dikutip oleh Tompokan Runtuhaku (1996: 193)
mengemukakan bahwa hambatan umum yang dialami siswa tunagrahita dalam
pembelajaran matematika adalah:
kekeliruan dasar: kesalahan ini antara lain siswa tidak memiliki konsep serta konsentrasi bilangan, siswa belum memiliki ketrampilan dasar berhitung, belum memiliki konsep bilangan membilang, misalnya membilang maju mundur stu-satu serta dua-dua, membuat korenpondensi satu-satu dan membandingkan obyek-obyek himpunan.
B. Kerangka Berpikir
Anak tunagrahita mempunyai karakteristik kesukaran berpikir abstrak, tetapi
mereka masih dapat mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah umum maupun
khusus. Anak tunagrahita ringan ini walaupun kecerdasan dan adaptasi sosialnya
terhambat, namun mereka masih memiliki kemampuan untuk dapat berkembang
dalam bidang pelajaran akdemik secara optimal.
Anak tunagrahita ringan umumnya mengalami hambatan pada pembelajaran
matematika, hal ini disebabkan oleh IQ siswa yang berada di bawah normal sehingga
mengakibatkan kurang dapat berkonsentrasi terhadap pembelajaran, kurang berpikir
abstrak, dan perhatian siswa sering beralih-alih serta mudah bosan dalam
pembelajaran. Guru dapat mempelajarai hambatan dan kesalahan yang dibuat oleh
muridnya dalam pembelajaran matematika, setelah itu menyediakan bantuan untuk
memperbaikinya.
Peningkatan prestasi belajar matematika anak tunagrahita ringan, mutlak
diperlukan perbaikan-perbaikan dalam penyampaian pelajaran yang konkret, mudah
37
diterima anak, menarik perhatian anak, serta dalam situasi yang menyenangkan dan
melibatkan siswa dalam interaksi belajar mengajar, media yang dipilih hendaknya
disesuaikan dengan kondisi anak tunagrahita ringan.
Prestasi belajar itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor, baik dari dalam
maupun dari luar diri siswa. Salah satu cara yang dipandang perlu untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarahita ringan adalah dengan
pengajaran remedial, sebab pengajaran remedial mempunyai kelebihan yaitu lebih
dapat menekankan pada permasalahan yang sebenarnya dialami oleh anak, sehingga
lebih tepat sasaran yang ingin dicapai dan isi materi pelajaran lebih jelas.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pengajaran remedial dipandang
lebih efektif untuk dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan
prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak
tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara..
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: melalui pengajaran remedial
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara
semester 2 tahun 2008/2009.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SLB Negeri Banjarnegara. Pemilihan
lokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi tersebut adalah tempat peneliti
bertugas sehingga lebih efisien dan efektif. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan
pada enam bulan terakhir semester kedua tahun 2008/2009.
Agar dapat diperoleh data yang komprehensif mengenai kesulitan belajar
matematika yang dialami anak tunagrahita ringan dalam pengajaran remedial
dengan materi penjumlahan dan pengurangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, maka perlu ditetapkan setting penelitian. Setting yang ideal
adalah yang memungkinkan peneliti dapat memasukinya, kemudian menjalin
hubungan secara akrab dengan para informan untuk mengumpulkan data yang sesuai
dengan tujuan penelitian (Zuchdi, 1990: 6). Adapun setting yang ditetapkan
dalam penelitian ini adalah:
1. Setting di Dalam dan di Luar Kelas
Setting di dalam kelas adalah untuk mengamati anak dalam mengikuti
kegiatan belajar matematika dengan pengajaran remedial. Pengamatan ini dilakukan
untuk menggali kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak dalam mengikuti pelajaran
matematika mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan, melihat
kemampuan anak, dan dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
matematika yang berkaitan seperti faktor guru yang mengajar, alat peraga, sikap
siswa dalam mengikuti pelajaran, kondisi lingkungan kelas. Pemilihan setting dida
lam kelas didasari atas pemilihan yang difokuskan pada satu macam kegiatan yaitu
kegiatan pengajaran remedial. Sedangkan setting di luar kelas ini digunakan untuk
mencari data tentang kemampuan matematika anak yang tidak dapat diketahui di
dalam kelas, misalnya tentang data pribadi anak, lingkungan pergaulan dan
pemanfaatan fasilitas yang ada di sekolah sebagai penunjang pengajaran remedial.
39
Peneliti secara langsung dapat memperoleh data siswa dari guru yang mengajar
sebelumnya.
2. Setting di Rumah Subyek
Setting ini dilakukan untuk mencari data tentang dokumen-dokumen yang
meliputi riwayat kelahiran, kapan munculnya kelainan, atau perkembangan, data-data
tentang hubungan dengan anggota keluarga lainnya, cara orang tua mendidik,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, sikap dan perhatian orang tua,
lingkungan rumah.
B. Subyek Penelitian
Di dalam sebuah penelitian, subyek penelitian merupakan sesuatu yang
kedudukannya sangat sentral, karena pada subyek penelitian itulah data tentang
variabel yang diteliti berada dan diamati oleh peneliti. Subyek penelitian menurut
Suharsimi Arikunto (1983: 102) adalah orang, atau benda atau hal yang melekat pada
variabel penelitian.
Subyek dalam penelitian ini adalah 5 orang siswa di kelas 2 SLB Negeri
Banjarnegara yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika tentang
penjumlahan dan pengurangan dan mempunyai prestasi belajar matematika yang
rendah.
C. Data dan Sumber Data
Data penelitian tindakan yang dikumpulkan berupa informasi tentang
kemampuan siswa dalam penjumlahan dan pengurangan, motivasi siswa dalam
mengerjakan persoalan penjumlahan dan pengurangan.
Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (1997: 102) adalah subyek,
darimana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
adalah arang-orang yang ada hubungannya dengan subyek penelitian karena
merekalah yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi subyek
penelitian. Orang-orang inilah yang disebut key informan, sedangkan informan
sendiri artinya adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang
40
situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 1994: 90). Dalam penelitian
ini yang menjadi key informan adalah orang tua subyek.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kasus, beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumen, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, observasi
partisipan, dan perangkat-perangkat fisik (Robert K. Yin, 1995: 101).
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi Partisipan
Observasi partisipan merupakan suatu bentuk observasi khusus di mana
peneliti tidak hanya menjadi pengamat yang pasif, melainkan juga mengambil
berbagai peran dalam situasi tertentu dan berpartisipasi dalam peristiwa-peristiwa
yang akan diteliti (Robert K. Yin, 1995: 113-114). Teknik ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang kemampuan dan kesulitan yang dihadapi siswa pada
bidang studi metematika dengan pengajaran remedial, perilaku siswa, aktifitas guru
selama mengajar, sarana dan prasarana, proses pembelajaran matematika.
Pedoman observasi terhadap aktivitas subyek di sekolah:
a. Apakah subyek memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
b. Apakah subyek memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan oleh guru?
c. Apakah subyek mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
d. Apakah subyek menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
e. Apakah subyek mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
f. Apakah subyek termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
g. Apakah subyek memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
h. Apakah subyek aktik dalam belajar?
i. Apakah subyek aktif bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru?
41
2. Wawancara (Interview)
Wawancara atau interview adalah suatu cara ubtuk mendapatkan informasi
dengan cara bertanya langsung dengan orang yang menjadi sumber data (Sutrisno
Hadi, 1982: 192). Dalam penelitian ini digunakan pedoman wawancara terstruktur
artinya pertanyaan telah disiapkan sebelumnya, tetapi dasar pertanyaan tersebut
tidak mengikat jalannya wawancara. Catatan mengenai pedoman wawancara
ini bertujuan agar arah wawancara tetap dapat dikendalikan dan tidak menyimpang
dari pedoman yang telah ditetapkan atau dari pokok permasalahan. Jadi dalam
pertanyaan disesuaikan dengan situasi ketika wawancara berlangsung, agar tidak
terkesan kaku (Sumitro, 1988: 74). Wawancara yang dilakukan dalam bentuk
wawancara informal yaitu pembicaraan harian dengan responden dan wawancara
baku yang dilakukan di forum-forum resmi seperti belajar bersama dengan anak,
dengan bapak atau ibu guru dan staf pembantu lainnya.
Pedoman wawancara kepada orang tua mengenai karakteristik dan sikap
belajar subyek di rumah:
E. Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah?
b. Apakah saat mengerjakan tugas sekolah di rumah selalu dibimbing? Siapa yang
membimbing?
c. Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matematika?
d. Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah?
e. Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di
rumah?
f. Di mana tempat yang biasanya untuk belajar?
g. Bagaimana respon anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar?
h. Apakah instruksi yang bapak/ibu berikan dapat dipahami dan dilaksanakan
dengan baik oleh anak?
i. Kesulitan-kesulitan apa yang dialami oleh anak dalam belajar matematika
khususnya mengenai penjumlahan dan pengurangan?
j. Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar
matematika tersebut?
42
3. Tes
Tes digunakan untuk mengukur apa yang telah diajarkan oleh guru kepada
siswanya dengan melihat proses pembelajaran, tingkat keberhasilan, atau prestasi.
Istilah tes merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia pendidikan. Istilah
lainnya yang sering dipergunakan adalah pengukuran, dan evaluasi. Tetapi harus
disadari bahwa tes bukanlah evaluasi, bahkan bukan pula pengukuran. Tes lebih
sempit ruang lingkupnya dibandingkan pengukuran, dan pengukuran lebih sempit
dibandingkan dengan evaluasi.
Dalam penelitian ini yang dimaksud tes adalah alat yang berupa soal-soal
penjumlahan dan pengurangan yang diberikan kepada siswa untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah kegiatan pemberian tindakan.
E. Validitas Data
Menurut Moleong(1994: 178), trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan
validitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau pembandingan data itu. Dalam memenuhi keabsahan data
penelitian ini dilakukan trianggulasi data yaitu:
1. Cek-ricek
Cek-ricek, yaitu pengulangan kembali terhadap informasi yang diperoleh
melalui berbagai metode, sumber data maupun setting.
2. Cross-checking
Cross-checking, yaitu berupa membandingkan dengan bukti-bukti lain. Hasil
wawancara digunakan untuk membandingkan dengan hasil observasi dan hasil tes,
serta sebaliknya.
3. Mengadakan Membercheck
Mengadakan membercheck, yaitu pada setiap akhir wawancara, peneliti
mengulangi secara garis besar apa yang dikatakan oleh responden dengan maksud
43
agar responden mengoreksi bila ada kesalahan, dan menambahkannya bila ada
kekurangan.
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data menurut Nasution (1986: 29) ada salah satu
cara yang dianjurkan yaitu reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan baik hasil observasi, wawancara dan tes
sangat banyak sehingga perlu direduksi, yaitu dirangkai dan dipilih yang pokok dan
sesuai dengan fokus penelitian, kemudian disusun secara sistematis sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang hasil observasi, wawancara dan tes. Data
yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian.
2. Display Data
Data yang bertumpuk-tumpuk, laporan yang tebal sulit dipahami, sulit
melihat hubungan antar bagian yang begitu banyak sehingga sukar untuk melihat
gambaran secara keseluruhannya untuk mengambil suatu keputusan. Dengan
demikian perlu disajikan hasil dari reduksi data dalam laporan yang sistematis,
mudah dibaca dan dipahami baik secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya.
3. Mengambil Kesimpulan
Dari data-data yang direduksi akan ditarik suatu kesimpulan yang sangat
tentatif, bersifat sementara lalu diverifikasikan selama penelitian berlangsung,
sehingga akan didapatkan kesimpulan yang menjamin kredibilitas dan obyektifitas
hasil penelitian. Ketiga teknik analisis data tersebut saling berhubungan secara terus
menerus selama penelitian berlangsung.
44
G. Indikator Kinerja
Dalam penelitian ini menggunakan indikator kinerja yaitu peningkatan
prestasi belajar matematika apabila setelah mendapatkan pengajaran remedial, 80 %
anak memperoleh nilai rata-rata 7.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (planning)
Pada tahap ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran tentang
penjumlahan dan pengurangan dalam pengajaran remedial dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Peneliti membuat rencana pelaksanakan pengajaran remedial dengan materi
tentang penjumlahan dan pengurangan sampai dengan 20.
2) Peneliti mempersiapkan media pembelajaran berupa daftar urutan lambang
bilangan 1 – 20, dan alat hitung berupa dekak-dekak.
3) Kegiatan yang dilakukan siswa adalah memperhatikan dengan seksama
penjelasan dan peragaan yang diberikan oleh peneliti. Bertanya apabila
mengalami kesulitan dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh peneliti.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (acting)
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
c. Tahap Pengamatan (Observasi)
Pada tahap ini peneliti merekam/mencatat segala peristiwa dan kegiatan yang
terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung.
d. Tahap Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang
telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang
45
telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah-langkah
lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Hasil refleksi untuk menentukan
apakah tindakan yang telah dilakukan dapat mengatasi masalah atau belum.
Apabila hasilnya belum memuaskan atau belum mencapai indikator yang telah
ditetapkan, maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki
tindakan perbaikan sebelumnya, yang kemudian dituangkan pada siklus II.
Perencanaan Perencanaan
Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan
Observasi Observasi
Siklus 1 Siklus 2
Gambar 2: Pelaksanaan Tindakan dalam dua Siklus
46
BAB IV
HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
1. Diskripsi Awal
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara yang
berjumlah lima orang. Dalam kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran
matematika kelima siswa tersebut pasif, kurang ada motivasi, konsentrasi anak
mudah beralih atau cepat bosan. Keadaan ini menyebabkan prestasi belajar
matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan masih rendah. Hal ini
terlihat dari tabel rerata ulangan harian berikut ini.
Tabel: 1 Nilai Ulangan Harian Keadaan Awal
No. Nama Siswa U H 1 U H 2 U H 3 Rerata
1. GMR 5 6 5 5,33
2. OS 5 7 6 6,00
3. SH 5 6 5 5,33
4. TUP 4 6 5 5,00
5. RZK 6 7 6 6,33
Rerata Kelas 5,0 6,4 5,4 5,6
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada siklus pertama ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yang dilaksanakan
pada tanggal 27 sampai 29 Mei 2009. Peneliti mempersiapkan rencana kegiatan
pembelajaran remedial tentang penjumlahan dan pengurangan untuk tiga kali
pertemuan yang meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.dan Kompetensi Dasar:
a) Melakukan penjumlahan bilangan sampai 20.
b) Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
47
2) Media pembelajaran berupa daftar urutan lambang bilangan 1 – 20 dan alat
peraga dekak-dekak
b. Tindakan
Tindakan ini dilakukan selama tiga kali pertemuan berturut-turut pada saat jam
pelajaran matematika yaitu hari Rabu s.d Jum’at tanggal 27 sampai 29 Mei 2009.
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2009 pada saat jam
pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa
2) Peneliti memimpin berdoa
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik
4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai
konsep penjumlahan dan pengurangan
5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan
2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui
contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan
pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti
bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima
mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif -)
3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat
peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua penjelasan
yang disampaikan guru
4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak
5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan
48
6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis
c) Kegiatan Akhir
1) siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan
2) mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 1
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2009 pada saat jam pelajaran
matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
(2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran dengan baik.
4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai
konsep penjumlahan dan pengurangan.
5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
(2) Peneliti mengulang kembali menjelaskan konsep penjumlahan dan
pengurangan melalui contoh-contoh kalimat matematika, misalnya ada
delapan anak bermain bola di lapangan, datang lagi dua anak (berarti
bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima
mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif -).
(3) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang
berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan
dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua
penjelasan yang disampaikan guru.
(4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.
49
(5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.
6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
(2) mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 2.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2009 pada saat jam
pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
(2) Peneliti memimpin berdoa.
(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran dengan baik.
(4) Tanya jawab sebagai apersepsi.
(5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
(2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang
berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan
dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua
penjelasan yang disampaikan guru.
(3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.
(4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan
(5) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
50
(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 3.
c. Observasi/Pengamatan
Pada tahap observasi peneliti merekam/mencatat segala peristiwa atau aktivitas
yang dilakukan siswa selama proses kegiatan tindakan berlangsung.
1) Hasil Observasi Pertemuan Pertama
a) Dari siswa sebanyak lima orang tidak ada yang berani bertanya walaupun
dirinya belum begitu paham tentang materi yang disampaikan guru.
b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya masih kurang,
perhatiannya mudah beralih dan terganggu oleh lingkungan sekitarnya,
serta sulit memusatkan perhatiannya.
c) Motivasinya terhadap pelajaran masih kurang.
d) Cepat lelah pada saat mengerjakan soal-soal tes.
Hasil pengamatan pertemuan pertama selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 11.
2) Hasil Observasi Pertemuan Kedua
a) Masih belum ada satu siswa pun yang berani bertanya walaupun dirinya
mengalami kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan guru.
b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sedikit ada
peningkatan, perhatiannya agak bertahan lama.
c) Motivasinya terhadap pelajaran masih kurang.
d) Terdapat peningkatan nilai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua.
Hasil pengamatan pertemuan kedua selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran12.
3) Hasil Observasi Pertemuan Ketiga
a) Sudah ada dua orang siswa yang berani bertanya tentang kesulitan yang
dialaminya.
b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya semakin meningkat,
perhatiannya dapat bertahan lama.
c) Motivasinya terhadap pelajaran, sedikit ada peningkatan.
d) Setiap pertemuan mengalami peningkatan perolehan nilai ulangan harian.
51
Hasil pengamatan pertemuan ketiga selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran13.
4) Hasil Evaluasi/Tes
Hasil evaluasi/tes siklus 1 sebagai berikut:
Tabel : 2 Nilai Ulangan Harian pada Siklus 1
No Nama
Siswa
Tes
pertemuan 1
Tes
pertemuan 2
Tes
pertemuan 3
Rerata
1. GMR 6,0 6,33 7,33 6,55
2. OS 6,33 6,66 7,33 6,77
3. SH 6.0 6,66 6,33 6,33
4. TUP 6,0 6,33 6,33 6,22
5. RZK 6,66 7,33 7,33 7,10
Rerata
kelas
6,19 6,66 6,93 6,59
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan berdasarkan hasil selama kegiatan pembelajaran pada
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada siklus 1 dan hasil ulangan yang
diperoleh siswa. Refleksi dilakukan pada masalah-masalah yang muncul selama
pelaksanaan berlangsung. Adapun masalah-masalah yang muncul adalah sebagai
berikut:
1) Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru perlu ditumbuhkan.
2) Konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan ada
peningkatan, dan perlu terus dikembangkan.
3) Motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan lagi.
4) Banyak siswa sering mengalami kesalahan dalam membilang secara urut.
5) Perolehan nilai ulangan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga pada
umumnya mengalami peningkatan, baik nilai ulangan tiap-tiap siswa maupun
nilai rerata kelasnya. Pada pertemuan pertama nilai rerata kelas = 6,19 dan
pada pertemuan kedua nilai rerata kelas = 6,66 serta pada pertemuan ketiga
nilai rerata kelas = 6,93.
52
6) Dari lima orang siswa, baru satu orang siswa yang memperoleh nilai rerata
7,10 di atas nilai rata-rata indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 7,0.
Sedangkan keempat siswa lainnya nilai reratanya masih di bawah indikator
kinerja yang telah ditetapkan, berarti baru 20% anak yang memperoleh nilai
rerata di atas indikator keberhasilan sehingga perlu dilanjutkan siklus ke- 2.
3. Siklus 2
a. Perencanaan
Pada siklus kedua ini juga dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yang
dilaksanakan pada tanggal 3 sampai 5 Juni 2009. Peneliti mempersiapkan
rencana kegiatan pembelajaran remedial tentang penjumlahan dan pengurangan
untuk tiga kali pertemuan yang meliputi:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Standar Kompetensi
penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20.dan Kompetensi Dasar:
a) Melakukan penjumlahan bilangan sampai 20.
b) Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2) Media pembelajaran berupa dua buah daftar urutan lambang bilangan 1 – 20
dan alat peraga berupa lidi, serta permen sebagai pengukuh (hadiah).
b. Tindakan
Tindakan ini dilakukan selama tiga hari berturut-turut pada saat jam pelajaran
matematika yaitu hari Rabu s.d Jum’at tanggal 3 sampai 5 Juni 2009.
1) Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2009 pada saat jam
pelajaran matematika. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
(2) Peneliti memimpin berdoa.
(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
baik dengan melakukan tanya jawab.
53
(4) Memotivasi siswa betapa dengan memberi hadiah permen bagi siswa
yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari guru.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut
lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang
telah disediakan.
(2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan
soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan
dengan alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan
1 – 20 dengan langkah-langkah yaitu:
(3) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan lidi
satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama
dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil
diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan
pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan
delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada
daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang
pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan
berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan
seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang
bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa
disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi
oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.
(4) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,
tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan
yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada
pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai
dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,
delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua
dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal
54
tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang
terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,
itulah jawaban soal tersebut.
(5) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru
membantu siswa jika mengalami kesulitan.
(6) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum
tentang materi yang telah diberikan.
(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 4.
2) Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2009 pada saat jam
pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan Awal
(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
(2) Peneliti memimpin berdoa.
(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam
mengikuti pelajaran dengan baik.
(4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika dengan
menambah hadiah permen jika dapat menjawab dengan benar soal-
soal yang diberikan guru.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut
lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang
telah disediakan.
(2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang
berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal
pengurangan dengan alat peraga berupa lidi dan daftar lambang
bilangan seperti pada pertemuan keempat.
55
(3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa
mengalami kesulitan.
(4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 5.
3) Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2009 pada saat jam
pelajaran matematia. Adapun langkah-langkah tindakannya meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
a) Kegiatan Awal
(1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
(2) Peneliti memimpin berdoa.
(3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam
mengikuti pelajaran dengan baik.
(4) Tanya jawab sebagai apersepsi.
(5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b) Kegiatan Inti
(1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut
lambang bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang
telah disediakan.
(2) Peneliti mengulang kembali mendemontrasikan cara mengerjakan
soal-soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan
terhadap siswa yang masih mengalami kesulitan.
(3) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
56
c) Kegiatan Akhir
(1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum
tentang materi yang telah diberikan.
(2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 6.
c. Observasi/Pengamatan
Pada tahap observasi peneliti merekam/mencatat segala peristiwa atau aktifitas
yang dilakukan siswa selama proses kegiatan tindakan berlangsung.
1) Hasil Observasi Pertemuan Keempat
(a) Siswa sudah mulai berani bertanya kepada teman dan guru terhadap m
asalah yang belum dipahaminya.
(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sudah membaik,
perhatiannya tidak mudah beralih dan tidak mudah terganggu oleh
lingkungan sekitarnya, serta perhatiannya terpusat pada pekerjaannya.
(c) Motivasinya terhadap pelajaran meningkat dengan adanya hadiah permen
(d) Siswa mulai bertahan lama dan tidak cepat lelah pada saat mengerjakan
soal-soal tes.
Hasil pengamatan pertemuan keempat selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 23.
2) Hasil Observasi Pertemuan Kelima
(a) Siswa semakin berani bertanya kesulitan yang masih dialaminya.
(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya sudah baik,
perhatiannya bertahan lama.
(c) Motivasinya terhadap pelajaran terus meningkat.
(d) Terdapat peningkatan nilai ulangan harian.
Hasil pengamatan pertemuan kelima selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 24.
3) Hasil Observasi Pertemuan Keenam
(a) Tidak ada lagi siswa yang takut bertanya tentang kesulitan yang
dialaminya.
(b) Konsentrasi siswa terhadap pelajaran pada umumnya semakin
meningkat, perhatiannya bertahan lama.
57
(c) Motivasinya terhadap pelajaran meningkat terus walaupun tidak lagi
diberi hadiah permen.
(d) Dibanding pertemuan sebelumnya pada umumnya mengalami
peningkatan perolehan nilai rata-rata, baik secara individu maupun
secara klasikal.
Hasil pengamatan pertemuan keenam selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 25.
4) Hasil Evaluasi/Tes
Hasil evaluasi/tes pada siklus 2 tertuang pada tabel di bawah ini:
Tabel : 3 Nilai Ulangan Harian pada Siklus 2
No Nama
Siswa
Tes
pertemuan 4
Tes
pertemuan 5
Tes
pertemuan 6
Rerata
1. GMR 6,5 7,0 8,0 7,16
2. OS 7,0 7,5 7,5 7,33
3. SH 6,5 7,5 7,0 7,00
4. TUP 6,5 6,5 7,0 6,66
5. RZK 7,5 7,0 8,0 7,50
Rerata
kelas
6,8 7,1 7,5 7,13
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran pada pertemuan
keempat, kelima, dan keenam pada siklus 2 dan hasil ulangan harian yang
diperoleh siswa, diperoleh data sebagai berikut:
1) Keberanian siswa untuk bertanya kepada guru atau teman terus membaik.
2) Konsentrasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan terus
meningkat, dan perlu terus dikembangan.
3) Motivasi siswa terhadap kegiatan pembelajaran semakin meningkat.
4) Terdapat peningkatan perolehan nilai rerata dari masing-masing individu
maupun rerata kelas pada siklus 2 dibanding dengan siklus 1.
58
5) Empat dari lima orang siswa memperoleh nilai rerata ulangan di atas nilai
rerata indikator kinerja yang ditentukan sebelumnya yaitu 7,0. Sedangkan
seorang siswa memperoleh nilai rerata = 6,66.
6) Pertemuan keempat nilai rerata kelas = 6,8 dan pertemuan kelima rerata
kelas = 7,1 serta pertemuan keenam nilai rerata kelas = 7,5. ini berarti bahwa
dari setiap pertemuan mengalami peningkatan nilai rerata kelasnya.
7) Pada pertemuan siklus 1 yang menggunakan alat media berupa dekak-dekak
ternyata tidak dapat digunakan dengan baik oleh siswa kelas 2 SLB Negeri
Banjarnegara, hal ini disebabkan karena siswa dalam menghitung secara urut
sering ada bilangan yang tidak disebutkan atau dengan kata lain dalam
menghitung sering meloncat tidak urut, atau dalam mengambil dekak-dekak
kadang-kadang terambil lebih dari satu buah. Sedangkan saat menggunakan
alat peraga lidi dan daftar lambang bilangan dapat mengeliminer kesalahan-
kelasahan tersebut.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan pelaksanaan tindakan, hasil observasi/pengamatan, wawancara,
dan hasil refleksi pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 ( kondisi akhir ), maka
diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
1. Tindakan
No. Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2
1. Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti belum menggunakan pengajaran remedial
Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti sudah menggunakan pengajaran remedial secara klasikal dengan menggunakan alat peraga dekak-dekak dan daftar urutan lambang bilangan 1 – 20.
Dalam pembelajaran matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara peneliti sudah menggunakan pengajaran remedial secara individual yang disesuaikan dengan kesulitan yang dialami masing-masing siswa dengan menggunakan alat peraga lidi dan dua buah daftar urutan lambang bilangan 1– 20.
59
2. Proses Pembelajaran
No Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 / Kondisi Akhir
Refleksi kondisi awal ke Kondisi Akhir
2. Masih banyak siswa yang pasif, keberanian untuk bertanya tidak ada, konsentrasinya terhadap pembelajaran masih kurang, motivasi belajarnya, sangat rendah, mudah bosan.
Siswa yang pasif dalam pembelajaran semakin berkurang, keberanian untuk bertanya masih rendah, konsentrasi terhadap pembelajaran ada peningkatan meski sedikit, motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika perlu terus ditingkatkan.
Semua siswa aktif dalam pembelajaran, keberanian untuk bertanya semakin meningkat, konsentrasi terhadap pembelajaran banyak peningkatan, motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika semakin meningkat.
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran, keberanian siswa untuk bertanya terus meningkat, konsentrasi siswa terhadap pembelajaran juga semakin meningkat.
3. Hasil Belajar
No. Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2/ Kondisi Akhir
Refleksi dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir
3. Nilai ulangan harian pada kondisi awal nilai rerata masing-masing siswa adalah 5,3. 5,5. 5,3. 5,0. dan 6,3. Nilai rerata terendah 5,0. Nilai rerata tertinggi 6,3. Nilai rerata kelas 5,48.
Hasil ulangan harian pada siklus 1 nilai rerata terendah = 6,22. Nilai rerata tertinggi = 7,10. Nilai rerata kelas = 6,59
Hasil ulangan harian pada siklus 2 nilai rerata terendah = 6,66. Nilai rerata tertinggi = 7,50. Nilai rerata kelas = 7,13
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan hasil belajar dari masing-masing siswa. Nilai rerata terendah naik 32% dari 5,0 menjadi 6,6. Nilai rerata tertinggi naik 19% dari 6,33 menjadi 7,5. Nilai rerata kelas naik 31% dari 5,48 menjadi 7,13.
60
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Siklus1 dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
pada kondisi awal. Masalah-masalah tersebut antara lain adalah: masih banyak siswa
yang pasif, keberanian siswa untuk bertanya tidak ada, konsentrasinya terhadap
pembelajaran masih kurang, motivasi belajarnya sangat rendah, mudah bosan,
membilang secara urut sering ada bilangan yang tidak disebutkan dan hasil ulangan
harian pelajaran matematika khusus tentang penjumlahan dan pengurangan yang
diperoleh kelima siswa nilai rerata terendah 5,0. Nilai rerata tertinggi 6,33. dan nilai
rerata kelas 5,6.
Berdasarkan tindakan pada siklus 1 yang dilakukan dalam tiga kali
pertemuan, diperoleh hasil antara lain yaitu: siswa yang pasif dalam pembelajaran
semakin berkurang, keberanian siswa untuk bertanya masih rendah, konsentrasi
terhadap pembelajaran ada peningkatan meski sedikit, motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika perlu terus ditingkatkan. Hasil ulangan harian pada siklus
1 nilai rerata terendah = 6,22. Nilai rerata tertinggi = 7,10. Nilai rerata kelas = 6,59.
Dari hasil penelitian yang diperoleh pada siklus 1 tersebut dapat disimpulkan
bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan. Keberanian siswa
untuk bertanya baik kepada guru maupun teman perlu dirangsang terus. Konsentrasi
siswa dalam pembelajaran masih perlu ditingkatkan. Motivasi siswa dalam
pembelajaran perlu terus dirangsang. Hasil ulangan harian, dari lima orang siswa
semuanya mengalami peningkatan. Nilai rerata terendah naik 24,4% dari 5,0 menjadi
6,22. Nilai rerata tertinggi naik 12,16% dari 6,33 menjadi 7,10. Nilai rerata kelas
naik 16,07% dari 5,6 menjadi 6,59. Tetapi baru satu orang yang memperoleh nilai
rerata di atas nilai rerata yang ditetapkan dalam indikator kinerja 7,0. ini berarti baru
20% anak yang memperoleh nilai rerata di atas 7,0. sehingga harus dilanjutkan ke
siklus 2.
Siklus 2 merupakan solusi untuk mengatasi masalah-masalah yang masih
ditemukan pada siklus 1. Berdasarkan tindakan pada siklus 2 yang dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan, diperoleh hasil antara lain yaitu: semua siswa sudah
61
aktif dalam pembelajaran, keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat,
konsentrasi terhadap pembelajaran banyak peningkatan, motivasi siswa terhadap
pembelajaran matematika semakin meningkat, dan dalam membilang bilangan 1
sampai dengan 20 sudah secara urut. Hasil ulangan harian pada siklus 2 diperoleh
nilai rerata terendah = 6,66. Nilai rerata tertinggi = 7,50. Nilai rerata kelas = 7,13.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 2 terdapat peningkatan. Peningkatan
ini terjadi pada aktivitas siswa dalam pembelajaran maupun peningkatan dalam hasil
belajarnya. Pada siklus 2 ini tidak ada lagi siswa yang pasif, takut bertanya,
semuanya aktif mengikuti pembelajaran, serta termotivasi demi memperoleh nilai
yang tinggi.
Hasil ulangan harian siklus 1 ke siklus 2,nilai rerata terendah mengalami
kenaikan sebesar 7,09% dari 6,22 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi mengalami
kenaikan sebesar 5,63% dari 7,10 menjadi 7,50. Sedangkan nilai rerata kelas
mengalami kenaikan sebesar 9% dari 6,59 menjadi 7,13. Dari kelima siswa empat
diantaranya memperoleh nilai rerata di atas nilai rerata yang ditetapkan pada
indikator kinerja. Berarti 80% dari kelima anak memperoleh nilai di atas nilai rerata
yang ditetapkan pada indikator kinerja. Dan seorang siswa atau 20% dari kelima
anak nilai reratanya masih di bawah nilai rerata indikator kinerja. Dengan demikian
kesimpulan akhirnya adalah melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak
tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara.
62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar
matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di
kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara. Dengan kata lain untuk meningkatkan prestasi
belajar matematika bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara
dapat dilakukan melalui pengajaran remedial. Dengan demikian hipotesis tindakan
yang dikemukakan pada bab terdahulu yang menyatakan bahwa melalui pengajaran
remedial dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara
terbukti kebenarannya.
Peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai rerata pada kondisi awal
sebelum dilakukan pengajaran remedial, nilai rerata pada siklus 1, dan nilai rerata
pada siklus 2 ( kondisi akhir ).
Dari kondisi awal ke siklus 1, nilai rerata terendahnya naik sebesar 24,4%
yaitu dari 5,0 menjadi 6,3. dan. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 12,16% yaitu dari
6,33 menjadi 7,10. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 16,07% yaitu dari 5,6 menjadi
6,59.
Dari siklus 1 ke siklus 2 nilai rerata terendah naik sebesar 7,09% yaitu dari
6,22 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 5,6% yaitu dari 7,10 menjadi
7,50. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 9% yaitu dari 6,59 menjadi 7,13.
Dari kondisi awal ke siklus 2 (kondisi akhir) nilai rerata terendah naik sebesar
32% yaitu dari 5,0 menjadi 6,66. Nilai rerata tertinggi naik sebesar 19% yaitu dari
6,33 menjadi 7,50. Dan nilai rerata kelas naik sebesar 31% yaitu dari 5,48 menjadi
7,13.
Selain peningkatan prestasi belajar matematika, berdasarkan hasil
pengamatan/observasi selama proses pembelajaran berlangsung, pengajaran remedial
63
yang dilakukan secara individual dan disesuaikan dengan kesulitan yang dialami oleh
masing-masing individu dapat membuat siswa semakin aktif belajar, dapat
menumbuhkan keberanian bertanya, dapat menumbuhkan minat belajar, dan dapat
memotivasi siswa dalam belajar.
B. Saran
Keberhasilan peningkatan prestasi belajar matematika tentang penjumlahan
dan pengurangan bagi anak tunagrahita ringan di kelas 2 SLB Negeri banjarnegara
melalui pengajaran remedial, sebagai salah satu cara bagi guru untuk selalu kreatif,
inovatif, dan produktif dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
Untuk itu penulis menyarankan:
1. Bagi siswa yang telah berhasil dalam remedi teruslah dilakukan pengayaan, dan
bagi siswa yang belum berhasil dalam remedi teruslah mengikuti pengajaran
remerial.
2. Bagi guru yang ikut mengajar matematika di kelas 2 SLB Negeri Banjarnegara
semester 2 tahun 2008/2009.
3. Bagi Kepala Sekolah SLB Negeri Banjarnegara, hendaknya menyediakan alokasi
dana untuk program pengajaran remedial yang dilaksanakan di luar jam pelajaran
efektif.
64
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi SDLB Tunagrahita Ringan.
Jakarta: Depdiknas. _________. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB-C). Jakarta: BSNP. Endang Rochyadi. 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi
Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas. Endang Supartini. 2001. Diagnostik Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial.
Yogyakarta: UNY. Hadari Nawawi. 1991. Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid terhadap
Prestasi Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud. Ischak S.W. dan Wardji. R 1987. Program Remedial dalam Proses Belajar
Mengajar. Yogyakarta: Liberty. Izhar Hasis. 2001. Remedial Teaching. Malang: Departemen Pendidikan Nasional. J.B. Suparlan. 1983. Pengantar Pendidikan Tuna Mental Subnormal. Yogyakarta:
Pustaka Pengarang. Kirk, S.A. 1992. Education ExceptionalChildren. Boston: Houghton Mifflin
Company. Maman Rachman. 1998. Manajemen Kelas. Depdikbud. Michael L. Hardman. 1990. Human Exceptionality Society School and Family. USA:
Ally and Bacan. Moh. Surya & Moh. Amin. 1980. Pengajaran Remedial untuk SPG. Jakarta:
Depdikbud. Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. 1993. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.
Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Depdikbud.
65
Nasution. 1986. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito. Robert K. Yin. 1995. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Rochman Natawijaya. 1980. Pengajaran Remedial untuk SPG. Jakarta: PD. Andeola. Suharsimi Arikunto. 1983. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Bineka Aksara. -----------------------. 1997. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sumitro RH. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Sunardi. 1994. Kecenderungan Dalam Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Depdikbud. Sutratinah Tirtonegoro. 1988. Kecenderungan pada Anak Berkelainan. Yogyakarta:
IKIP. Sutrisno Hadi. 1982. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi offset. Tamsik Udin & E. Tejaningsih. (1988). Dasar-dasar PLB SPG/PKG. Bandung:
Epsilon Group. Tompokan J. Runtuhaku. 1996. Pengajaran Matematika bagi Anak Berkesulitan
Belajar. Jakarta: Depdikbud. Zuchdi. 1990. Penyusunan Proposal Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Makalah
pada Penataran Tugas Akhir Mahasiswa.. Yogyakarta: IKIP.
66
Lampiran: 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-1 pada Siklus 1)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai
konsep penjumlahan dan pengurangan.
5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b. Kegiatan Inti
67
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga daftar lambang bilangan 1 – 20 yang telah
disediakan.
2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui
contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan
pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti
bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima
mati dua (berarti berkurang simbolnya negative ( -).
3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat
peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua penjelasan
yang disampaikan guru.
4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.
5) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.
6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 1.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Dekak-dekak
2) Daftar lambang bilangan
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes :
Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 1.
68
Lampiran: 2 LEMBAR KERJA SISWA I Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Soal Tes Lisan
Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban
yang benar!
.
NO P E R N Y A T A A N
BERTAMBAH
BERKURANG
1. Ayam andi 5 ekor, beranak 2 ekor
2. Ikan andi diakuarium ada 6 ekor, mati 2
ekor.
3. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor
4. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 3
anak
5. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir
6. Ibu beli ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor
7. Ari punya kue 7 bungkus, dimakan 2
bungkus
8. Ibu beli telor 15 butir, pecah 4 butir
9. Adi punya pisang 20 sisir, diberikan
teman-temannya 5 sisir
10 Rita punya buku 12, dibelikan ibu lagi 3
buah
69
Soal Tes Tertulis
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 12 + 5 = …. 11. 20 – 10 = …
2. 14 + 4 = …. 12. 18 – 9 = ….
3. 16 + 4 = …. 13. 19 – 9 = ….
4. 9 + 7 = …. 14. 17 – 8 = ….
5. 7 + 8 = …. 15. 16 – 7 = ….
6. 10 + 10 = … 16. 18 – 10 = ….
7. 8 + 9 = …. 17. 19 – 10 = ….
8. 6 + 6 = …. 18. 17 – 9 = ….
9. 5 + 8 = …. 19. 16 – 6 = ….
10. 10 + 9 = …. 20. 14 – 8 =
Nilai = Jumlah jawaban benar 3
70
Lampiran: 3 Kunci jawaban LKS 1 Soal tes lisan.
1. bertambah 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. berkurang 6. berkurang 7. berkurang 8. berkurang 9. berkurang 10. bertambah
Soal tes Tertulis. 1. 17 2. 18 3. 20 4. 16 5. 15 6. 20 7. 17 8. 12 9. 13 10. 19 11. 10 12. 9 13. 10 14. 9 15. 9 16. 8 17. 9 18. 8 19. 10 20. 4
71
Lampiran: 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke- 2 pada Siklus 1)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. .Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan
baik.
4) Menggali pengalaman siswa tentang berhitung khususnya mengenai
konsep penjumlahan dan pengurangan.
5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
72
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah
disediakan.
2) Peneliti menjelaskan konsep penjumlahan dan pengurangan melalui
contoh-contoh kalimat matematika yang mengandung penjumlahan dan
pengurangan, misalnya Andi punya ayam lima beranak tiga (berarti
bertambah simbolnya positif +) atau Andi punya ikan di akuarium lima
mati dua (berarti berkurang simbolnya negatif (-).
3) Peneliti menjelaskan cara mengerjakan soal-soal yang berhubungan
dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan dengan alat
peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua
penjelasan yang disampaikan guru.
4) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa
mengalami kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.
5) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.
6) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
c) Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 2.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Dekak-dekak
2) Daftar lambang bilangan
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes : Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 2.
73
Lampiran: 5 LEMBAR KERJA SISWA 2 Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Soal Tes Lisan
Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban
yang benar!.
NO P E R N Y A T A A N
BERTAMBAH
BERKURANG
1. Ari punya kue 7 buah, dimakan 3 buah.
2. Ibu membeli telor 15 butir, digoreng 4
ekor.
3. Adi punya pisang 20 buah, dimakan
monyet 5 buah.
4. Rita punya buku 12 buah, dibelikan lagi
oleh ibu 3 buah
5. Andi punya ayam 5 ekor, beranak 2
ekor
6. Ikan Andi diakuarium ada 6 ekor, mati
2 ekor
7. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor.
8. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 2
anak.
9. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir.
10 Ibu punya ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor
74
Soal Tes Tertulis
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 10 + 9 = ….
2. 12 + 5 = ….
3. 14+ 4 = ….
4. 16 + 4 = ….
5. 9 + 7 = ….
6. 7 + 8 = …
7. 10 + 10 = ….
8. 8 + 9 = ….
9. 6 + 6 = ….
10. 5 + 8 = ….
11. 14 – 8 = ….
12. 20 – 10 = ….
13. 18 – 9 = ….
14. 19 – 9 = ….
15. 17 – 8 = ….
16. 16 – 7 = ….
17. 18 – 10 = ….
18. 19 – 10 = ….
19. 17 – 9 = ….
20. 16 – 6 = ….
Nilai = Jumlah jawaban benar
3
75
Lampiran: 6 Kunci jawaban LKS 2 Soal tes lisan.
1. berkurang 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. bertambah 6. berkurang 7. berkurang 8. bertambah 9. berkurang 10. berkurang
Soal tes Tertulis. 1. 19 2. 17 3. 18 4. 20 5. 16 6. 15 7. 10 8. 17 9. 12 10. 13 11. 6 12. 10 13. 9 14. 10 15. 9 16. 9 17. 8 18. 9 19. 8 20. 10
76
Lampiran: 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke- 3 pada Siklus 1)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. .Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat berkonsentrasi dalam mengikuti
pelajaran dengan baik.
4) Tanya jawab sebagai apersepsi.
5) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
77
b. Kegiatan Inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
2) Peneliti menjelaskan kembali cara mengerjakan soal-soal yang
berhubungan dengan penjumlahan dan dilanjutkan soal-soal pengurangan
dengan alat peraga berupa dekak-dekak dan siswa memperhatikan semua
penjelasan yang disampaikan guru.
3) Siswa mencoba sendiri dan peneliti membantunya jika siswa mengalami
kesulitan dalam menggunakan alat peraga dekak-dekak.
4) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah disampaikan.
5) Siswa bergantian mencoba mengerjakan soal yang ada di papan tulis
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjakan LKS 3.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Dekak-dekak
2) Daftar lambang bilangan
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes :
Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 3.
78
Lampiran: 8 LEMBAR KERJA SISWA 3 Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Soal Tes Lisan
Sebutkan bertambah atau berkurang dengan cara memberi tanda (V) pada jawaban
yang benar!.
NO P E R N Y A T A A N BERTAMBAH BERKURANG
1. Ari punya kue 7 buah, dimakan 3 buah.
2. Ibu membeli telor 15 butir, digoreng 4
ekor.
3. Adi punya pisang 20 buah, dimakan
monyet 5 buah.
4. Rita punya buku 12 buah, dibelikan lagi
oleh ibu 3 buah
5. Andi punya ayam 5 ekor, beranak 2
ekor
6. Ikan Andi diakuarium ada 6 ekor, mati
2 ekor
7. Bebek paman 10 ekor, dipotong 2 ekor.
8. Ada 8 anak di lapangan, datang lagi 2
anak.
9. Kelerengku ada 13 butir, hilang 4 butir.
10 Ibu punya ikan 10 ekor, digoreng 6 ekor
79
Soal Tes Tertulis
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 10+10 = ….
2. 8 + 9 = ….
3. 6 + 6 = ….
4. 5 + 8 = ….
5. 10 + 9 = ….
6. 12 + 5 = …
7. 14 + 4 = ….
8. 16 + 4 = ….
9. 9 + 7 = ….
10. 7 + 8 = ….
11. 18 – 10 = ….
12. 19 – 10 = ….
13. 17 – 9 = ….
14. 16 – 6 = ….
15. 14 – 8 = ….
16. 20 – 10 = ….
17. 18 – 9 = ….
18. 19 – 9 = ….
19. 17 – 8 = ….
20. 16 – 7 = ….
Nilai = Jumlah jawaban benar
3
80
Lampiran: 9 Kunci jawaban LKS 3 Soal tes lisan.
1. berkurang 2. berkurang 3. berkurang 4. bertambah 5. bertambah 6. berkurang 7. berkurang 8. bertambah 9. berkurang 10. berkurang
Soal tes Tertulis. 1. 20 2. 17 3. 12 4. 13 5. 19 6. 17 7. 18 8. 20 9. 16 10. 15 11. 8 12. 9 13. 8 14. 10 15. 6 16. 10 17. 9 18. 10 19. 9 20. 9
81
Lampiran: 10 Pedoman Observasi Terhadap Aktifitas Siswa di Kelas
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
82
Lampiran: 11 Hasil Observasi Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Tidak
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Tidak
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Tidak
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Tidak
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
83
Lampiran: 12 Hasil Observasi Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Tidak
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Tidak
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Tidak
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Tidak
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
84
Lampiran: 13 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Dalam Siklus 1
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Tidak
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Tidak
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Tidak
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Tidak
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
85
Lampiran: 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-4 pada Siklus 2)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a) Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b) Kegiatan Inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
86
2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-
soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan
alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20
dengan langkah-langkah yaitu:
(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang
pertama dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil
diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi
diletakkan pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu
sampai dengan delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan
lidi yang ada pada daftar lambang bilangan kedua ke daftar
lambang bilangan yang pertama dengan meletakkan lidi pada
urutan lambang bilangan berikutnya yang masih kosong yaitu
sepuluh, sebelas, dua belas, dan seterusnya sambil diucapkan
sampai lidi pada daftar lambang bilangan kedua tersebut semua
telah dipindahkan. Terakhir siswa disuruh mengucapkan kembali
lambang bilangan yang terakhir diisi oleh lidi tersebut, dan itulah
jawabannya.
(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu,
dua, tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar
bilangan yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan
lidi yang ada pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu
persatu dimulai dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua
puluh, sembilan belas, delapan belas dan seterusnya ke daftar
lambang bilangan kedua dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai
sepuluh sesuai angka pada soal tersebut. Terakhir siswa disuruh
melihat lambang bilangan yang terakhir yang masih terisi lidi pada
daftar bilangan yang pertama, itulah jawaban soal tersebut.
(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru
membantu siswa jika mengalami kesulitan.
87
(d) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
c) Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 4.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Lidi.
2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan.
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes :
Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 4.
88
Lampiran: 15 LEMBAR KERJA SISWA 4 Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 12 + 5 = ….
2. 14 + 4 = ….
3. 16 + 4 = ….
4. 9 + 7 = ….
5. 7 + 8 = ….
6. 10 + 10 = …
7. 8 + 9 = ….
8. 6 + 6 = ….
9. 5 + 8 = ….
10. 10 + 9 = ….
11. 20 - 17 = ….
12. 18 - 8 = ….
13. 19 - 9 = ….
14. 16 – 7 = ….
15. 12 – 5 = ….
16. 20 – 10 = ….
17. 17 – 8 = ….
18. 20 – 12 = ….
19. 18 – 10 = ….
20. 19 – 15 = ….
Nilai = Jumlah jawaban benar 2
89
Lampiran: 16 Kunci jawaban LKS 4
1. 17
2. 18
3. 20
4. 16
5. 15
6. 20
7. 17
8. 12
9. 13
10. 19
11. 3
12. 10
13. 10
14. 9
15. 7
16. 10
17. 9
18. 8
19. 8
20. 4
90
Lampiran: 17 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-5 pada Siklus 2)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b. Kegiatan Inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
91
2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-
soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan
alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20
dengan langkah-langkah yaitu:
(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama
dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil
diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan
pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan
delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada
daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang
pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan
berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan
seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang
bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa
disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi
oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.
(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,
tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan
yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada
pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai
dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,
delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua
dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal
tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang
terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,
itulah jawaban soal tersebut.
(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru
membantu siswa jika mengalami kesulitan.
92
(d) Peneliti melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 5.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Lidi.
2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes :
Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 5.
93
Lampiran: 18 LEMBAR KERJA SISWA 5 Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 6 + 6 = ….
4. 5 + 8 = ….
5. 7 + 8 = ….
6. 9 + 7 = ….
7. 8 + 9 = ….
8. 12 + 5 = …
9. 14 + 4 = ….
10. 10 + 10 = ….
11. 10 + 9 = ….
10. 16 + 4 = ….
11. 20 - 10 = ….
12. 17 - 8 = ….
13. 20 - 12 = ….
14. 18 – 10 = ….
15. 19 – 15 = ….
16. 20 – 17 = ….
17. 18 – 8 = ….
18. 19 – 9 = ….
19. 16 – 7 = ….
20. 12 – 5 = ….
Nilai = Jumlah jawaban benar 2
94
Lampiran: 19 Kunci Jawaban LKS 5 1. 12
2. 13
3. 15
4. 16
5. 17
6. 17
7. 18
8. 20
9. 19
10. 20
11. 10
12. 9
13. 8
14. 8
15. 4
16. 3
17. 10
18. 10
19. 9
20. 7
95
Lampiran: 20 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Pertemuan ke-6 pada Siklus 2)
Bidang Studi : Matematika
Kelas / Semester : II / II
W a k t u : 3 jam pelajaran (90 menit)
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai
20.
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20.
2. Melakukan pengurangan sampai 10.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mendapat pengajaran remedial siswa dapat:
a. Menjumlahkan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Melakukan pengurangan bilangan sampai 10.
2. Materi Pembelajaran
a. Penjumlahan 2 buah bilangan sampai 20.
b. Pengurangan bilangan sampai 10.
3. Metode Pengajaran
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
c. Latihan
4. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1) Peneliti memberi salam kepada siswa.
2) Peneliti memimpin berdoa.
3) Mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
4) Memotivasi siswa betapa pentingnya belajar matematika.
b. Kegiatan inti
1) Peneliti mengajak siswa bersama-sama membilang secara urut lambang
bilangan pada alat peraga lambang bilangan 1 – 20 yang telah disediakan.
96
2) Peneliti mendemontrasikan sambil diikuti siswa cara mengerjakan soal-
soal yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan dengan
alat peraga berupa lidi dan dua buah daftar lambang bilangan 1 – 20
dengan langkah-langkah yaitu:
(a) Soal penjumlahan misalnya 9 + 8 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi satu-satu secara urut pada daftar lambang bilangan yang pertama
dimulai dari satu, dua, tiga, … sampai pada angka 9 sambil
diucapkan . dengan cara yang sama siswa mengambil lidi diletakkan
pada daftar lambang bilangan yang kedua dari satu sampai dengan
delapan. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada pada
daftar lambang bilangan kedua ke daftar lambang bilangan yang
pertama dengan meletakkan lidi pada urutan lambang bilangan
berikutnya yang masih kosong yaitu sepuluh, sebelas, dua belas, dan
seterusnya sambil diucapkan sampai lidi pada daftar lambang
bilangan kedua tersebut semua telah dipindahkan. Terakhir siswa
disuruh mengucapkan kembali lambang bilangan yang terakhir diisi
oleh lidi tersebut, dan itulah jawabannya.
(b) Soal pengurangan misalnya 20 – 10 = …., siswa disuruh meletakkan
lidi pada daftar lambang bilangan satu persatu dimulai dari satu, dua,
tiga … dan seterusnya sampai dengan dua puluh pada daftar bilangan
yang pertama. Selanjutnya siswa disuruh memindahkan lidi yang ada
pada daftar lambang bilangan pertama tersebut satu persatu dimulai
dari lidi yang ada pada lambang bilangan dua puluh, sembilan belas,
delapan belas dan seterusnya ke daftar lambang bilangan kedua
dimulai dari satu, dua, tiga, …sampai sepuluh sesuai angka pada soal
tersebut. Terakhir siswa disuruh melihat lambang bilangan yang
terakhir yang masih terisi lidi pada daftar bilangan yang pertama,
itulah jawaban soal tersebut.
(c) Siswa mencoba melakukan sendiri dengan cara yang sama, dan guru
membantu siswa jika mengalami kesulitan.
97
(d) Peneliti melakukan Tanya jawab tentang materi yang telah
disampaikan.
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa diminta merefleksi diri apakah sudah paham atau belum tentang
materi yang telah diberikan.
2) Mengadakan evaluasi dengan mengerjaan LKS 6.
5. Alat dan Sumber Belajar
a. Alat :
1) Lidi.
2) Dua buah daftar urutan lambang bilangan
b. Sumber Belajar:
Buku Matematika untuk SD/Mi Kelas I halaman 43 – 68.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008.
6. Penilaian
Bentuk Tes :
Tes Lisan dan Tes Tertulis.
Butir soal : LKS 6.
98
Lampiran: 21 LEMBAR KERJA SISWA 6 Nama : ………………..
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : II / II
Standar Kompetensi : Melakukan penjumlahan dan pengurangan sampai 20
Kompetensi Dasar : 1. Melakukan penjumlahan sampai 20
2. Melakukan pengurangan sampai 10
Kerjakan soal-soal berikut ini!
1. 16 + 4 = ….
2. 10 + 9 = ….
3. 10 + 10 = ….
4. 14 + 4 = ….
5. 12 + 5 = ….
6. 8 + 9 = …
7. 9 + 7 = ….
8. 7 + 8 = ….
9. 5 + 8 = ….
10. 6 + 6 = ….
11. 12 - 5 = ….
12. 16 - 7 = ….
13. 19 - 9 = ….
14. 18 – 8 = ….
15. 20 – 17 = ….
16. 19 – 15 = ….
17. 18 – 10 = ….
18. 20 – 12 = ….
19. 17 – 8 = ….
20. 20 – 10 = ….
Nilai = Jumlah jawaban benar 2
99
Lampiran: 22 Kunci jawaban LKS 6 1. 20
2. 19
3. 20
4. 18
5. 17
6. 17
7. 16
8. 15
9. 13
10. 12
11. 7
12. 9
13. 10
14. 10
15. 3
16. 4
17. 8
18. 8
19. 9
20. 10
100
Lampiran: 23 Hasil Observasi Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Ya
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Ya
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Ya
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Ya
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
101
Lampiran: 24 Hasil Observasi Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Ya
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Ya
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Ya
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Ya
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
102
Lampiran: 25 Hasil Observasi Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2
NO P E R T A N Y A A N YA TIDAK
1. Apakah subyek:
memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru?
Ya
2. memberikan respon tentang penjelasan yang diberikan
oleh guru?
Ya
3. memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru?
Ya
4. aktif dalam kegiatan belajar mengajar?
Ya
5. aktif bertanya tentang materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru?
Ya
6. dapat berkonsentrasi saat menerima pelajaran?
Ya
7. termotivasi dengan kegiatan belajar mengajar?
Ya
8. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru?
Ya
9. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru?
Ya
10. Mengetahui perintah yang diberikan oleh guru?
Ya
103
Lampiran: 26 Rangkuman Hasil Wawancara
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu GMR).
No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?
Kadang-kadang, tergantung mood anak. Kalau moodnya lagi bagus dia mau belajar. Tetapi saat moodnya sedang tidak bagus, dia cenderung malas belajar. Kadang-kadang, kadang saya, kadang bapaknya, atau kakaknya. Tapi yang sering kakaknya. Kalau saya tidak sabar. Saya suruh mengerjakan kembali soal-soal matematika dari sekolah yang salah, kadang saya beri soal-soal baru yang bentuknya sama. Ada, saya belikan buku bergambar yang dilengkapi angka-angka. Pada waktu malam hari setelah makan. Lamanya tergantung mood anak, kalau moodnya sedang baik bisa sampai 1 jam, tetapi kalau moodnya tidak bagus biasanya tidak sampai setengah jam. Bahkan sering tidak belajar. Di depan TV, dia kan senang nonton. Kalau tidak di situ dia tidak mau belajar. Jawabannya ya habis nonton TV dulu katanya. Paham dia, tetapi karena dasarnya anaknya malas, kadang dilaksanakan dan kadang tidak. Sulit membilang secara urut, sering ada angka yang tidak disebutkan. Kadang menulis angka itu tidak sesuai dengan yang dia ucapkan, misalnya dia sudah menghitung benar dua belas, tetapi dia tidak tahu angka 12, jadi nulisnya seingat dia. Kalau saya tidak sabar, kalau saya sudah jengkel ya saya biarkan.
104
Rangkuman Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 29 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu OS). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?
Kadang-kadang, kalau anaknya datang rajin. Kalau sedang malas dia tidak mau belajar. Kadang-kadang, kadang bapaknya, atau kakaknya. Disuruh mengerjakan kembali soal-soal matematika dari sekolah, kadang diberi soal-soal anak disuruh mengerjakan sendiri. Pakai buku adiknya yang sekolah di SD kelas 1.. Malam hari setelah makan. Lamanya tergantung anaknya, kalau dia sudah bilang capek ya berhenti. Di ruang tamu. Anaknya sih penurut, kalau saya suruh belajar dia biasanya langsung belajar. Dia tahu, biasa saya suruh belanja di warung, tetapi saya beri catatan. Sulit membilang secara urut, terus dia itu sering lupa. Belajar pakai dekak-dekak dia kurang bisa sering salah hitung. Kakaknya sering mengajarinya dengan sabar dan telaten.
105
Rangkuman Hasil Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 30 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu SH). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?
Setiap hari dia belajar, kadang-kadang selama 1 jam, kadang hanya sebentar tergantung dari kemauan anak. Kalau saya ada waktu biasanya saya yang membimbing, tetapi kalau saya sedang sibuk kadang bapaknya.. Saya mengajarinya dengan mengulang kembali soal-soal matematika dari sekolah, dan saya beri soal-soal latihan yang bentuknya sama. Ada, saya belikan buku-buku matematika yang digunakan untuk SD umum. Waktunya tidak tentu, kadang malam hari kadang sore hari. Lamanya tergantung mood anak, kalau moodnya lagi bagus belajarnya agak lama, tetapi kalau anaknya lagi malas paling sebentar. Di ruang belajar bersama-sama dengan kakak. Anaknya agak susah disuruh belajar, tetapi kalau permintaannya dituruti dia lansung mau belajar. Kebetulan anak saya ini seluruh kebutuhannya dilayani oleh bibi. Jadi ya jarang diperintah, paling hanya disuruh untu belajar saja yang lain tidak pernah. Anaknya pelupa, sulit membilang urutan bilangan, kesulitan dalam soal-soal penjumlahan, kalau soal-soal pengurangan lumayan baik. Ya dengan pelan-pelan cara mengajarinya, harus sabar menghadapi anak seperti itu.
106
Rangkuman Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 31 Mei 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu TUP). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?
Tidak pernah, anaknya malas. Tidak pernah pak, emak dan bapaknya saja bodoh, SD saja tidak tamat. Bapaknya itu kerjanya kuli di pasar. Kalau pas kebetulan anaknya mau belajar ya belajar sendiri. Tidak ada. . Jarang belajar. Kalau anak pas mau belajar paling sebentar Di meja makan. Saya dan bapaknya tidak pernah menyuruh. Kalau saya suruh menjaga adiknya dia suka, dia sayang sama adiknya. Ucapan dia itu kurang jelas, tangan kirinya kan cacat sejak lahir. Saya gak ngerti.
107
Rangkuman Wawancara Hari/Tanggal : Kamis, 1 Juni 2009 Waktu : 15.00 – 16.30 WIB. Kegiatan : Wawancara dengan Orang Tua (Ibu RZK ). No. Materi Wawancara Hasil Wawancara 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Apakah pelajaran di sekolah sering diulang kembali di rumah? Apakah dalam mengerjakan tugas sekolah selalu dibimbing? Siapa yang membimbing? Bagaimana cara bapak/ibu membimbing anak khususnya pelajaran matemtika? Adakah buku acuan yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Kapan dan berapa lama waktu yang digunakan untuk belajar matematika di rumah? Di mana biasanya tempat untuk belajar? Bagaimana renpons anak bapak/ibu ketika diminta untuk belajar? Apakah perintah yang bapak/ibu sampaikan dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak? Kesulitan apa yang sering dialami anak dalam belajar matematika khususnya tentang penjumlahan dan pengurangan? Bagaimana usaha bapak/ibu untuk mengatasi kesulitan belajar matematika tersebut?
Kadang-kadang, tergantung kemauan anaknya. Kadang-kadang, siapa yang sempat kadang saya, kadang bapaknya. Saya ajari menghitung gelang karet, atau menghitung jari-jarinya. Ada, pakai buku Kelas 1 SD bekas kakaknya. Belajarnya malam hari, tidak mesti kadang lama kadang sebentar. Di ruang tamu. Anaknya penurut kadang tida diperintah pun dia belajar sendiri. Paham, dan dilaksanakan dengan baik Kalau berhitung dari angka12 ke angka 13, dia sering lupa, seringnya habis 12 langsung 14. Kalau saya yang membimbing saat dia belajar saya suruh mengulang-ulang dia menghitung dari angka 1 sampai angka 20.
108
Lampiran: 27 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Pertama Dalam Siklus 1
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 0 0 0 2 1 1 1 0 1 3 1 1 1 1 1 4 0 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 0 1 9 1 0 1 1 1 10 0 1 0 1 0 11 1 1 1 1 1 12 1 1 0 1 0 13 0 1 1 0 1 14 0 0 1 1 1 15 1 0 0 1 1 16 1 1 1 0 0 17 0 1 0 1 1 18 0 0 1 1 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 0 0 22 0 0 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 0 0 1 1 0 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 0 1 27 1 0 0 1 0 28 1 1 1 0 0 29 0 0 1 1 1 30 0 1 0 0 1
Jumlah Benar
18 19 18 18 20
109
Lampiran: 28 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Kedua Dalam Siklus 1
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 0 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 0 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 1 1 0 1 0 13 0 1 1 0 1 14 0 0 1 1 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 0 17 1 1 0 1 1 18 0 0 1 0 0 19 1 0 1 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 1 0 22 0 0 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 0 0 1 1 0 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 0 1 27 1 0 0 1 1 28 0 1 1 0 0 29 1 0 1 1 1 30 0 1 0 0 1
Jumlah Benar
19 20 20 19 22
110
Lampiran: 29 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan ketiga Dalam Siklus 1
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 1 0 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 5 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 12 0 1 0 1 0 13 1 0 1 0 0 14 0 0 1 0 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 0 17 1 1 0 1 0 18 1 0 1 0 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 0 1 21 1 0 1 1 0 22 0 1 0 1 1 23 1 1 1 0 0 24 1 0 0 1 1 25 0 1 1 0 1 26 1 1 0 1 1 27 1 0 0 1 1 28 0 1 1 0 0 29 0 0 1 1 1 30 1 1 0 0 1
Jumlah Benar
22 22 19 19 22
111
Lampiran: 30 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Keempat Dalam Siklus 2
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 1 0 1 2 0 1 1 1 0 3 1 1 1 1 1 4 0 1 0 0 1 5 1 0 1 1 1 6 1 1 1 0 0 7 0 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 9 1 0 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 1 1 1 0 1 12 0 1 0 1 0 13 1 0 1 0 0 14 0 0 1 1 1 15 1 1 0 1 1 16 0 1 1 0 1 17 1 1 0 1 1 18 1 0 1 0 0 19 1 0 0 1 1 20 0 1 0 1 1
Jumlah Benar
13 14 13 13 15
112
Lampiran: 31 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Kelima Dalam Siklus 2
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 1 1 1 2 0 1 1 1 1 3 1 1 1 1 0 4 0 1 0 0 1 5 1 0 1 1 0 6 1 1 1 0 0 7 0 1 1 0 1 8 1 1 0 1 1 9 1 0 1 0 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 0 1 1 1 1 13 1 0 1 1 0 14 1 1 0 1 1 15 0 1 1 1 1 16 1 1 1 0 1 17 1 1 1 1 1 18 1 0 1 0 0 19 1 1 0 1 1 20 0 1 1 1 1
Jumlah Benar
14 15 15 13 14
113
Lampiran: 32 Daftar Skor Ulangan Harian Pertemuan Keenam Dalam Siklus 2
N a m a S i s w a
Nomor soal GMR OS SH TUP RZK
1 1 1 1 0 1 2 1 1 0 1 1 3 1 0 1 1 1 4 0 1 0 1 1 5 1 1 1 1 0 6 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 8 1 1 1 1 1 9 0 0 1 0 1 10 1 1 0 1 0 11 1 0 1 0 1 12 1 1 1 1 1 13 1 1 1 1 0 14 1 1 0 1 1 15 0 1 1 1 1 16 1 0 1 0 1 17 1 1 1 0 1 18 1 0 1 1 1 19 1 1 0 1 1 20 0 1 1 1 0
Jumlah Benar
16 15 14 14 16
114
Lampiran: 33 Informasi Perkembangan Anak
A. Identitas Anak: 1. Nama : Gilang Maulana Ramadhan 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 13 Agustus 1999 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 2 dari jumlah saudara 4 7. Alamat rumah : Binorong, Rt. 02/03
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : rumah sakit 6. Penolong proses kelahiran : bidan 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,5 kg 9. Panjang badan bayi : 45 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada
C. Perkembangan Masa Balita:
1. Menetek ibunya hingga umur : 01 tahun 2. Minum susu kaleng hingga umur : 03 tahun 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : baik 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : ya
D. Perkembangan Fisik:
1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : tidak 4. Kesulitan gerakan yang dialami : berlari 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : kurang
E. Perkembangan Sosial:
1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : nonton TV 5. Minat Khusus : tidak ada
115
F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 06 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : tidak mau ditinggal 4. Masuk SD umur : 08 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : -
Diisi Tanggal, 28 Mei 2009
Orang tua, Khadirin
116
Informasi Perkembangan Anak
A. Identitas Anak: 1. Nama : Oki Sabarulloh 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 07 Oktober 2000 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari jumlah saudara 3 7. Alamat rumah : Rejasa Rt. 01/03, Madukara.
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 08 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di rumah 6. Penolong proses kelahiran : dukun bayi 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,7kg 9. Panjang badan bayi : 48 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada
C. Perkembangan Masa Balita:
1. Menetek ibunya hingga umur : 15 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : jarang minum 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak
D. Perkembangan Fisik:
1. Dapat berdiri pada umur : 11 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 14 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : tidak 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : baik
E. Perkembangan Sosial:
1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : bermain bola 5. Minat Khusus : tidak ada
117
F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 06 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 01 tahun 3. Kesulitan selama di TK : sering menangis 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : tidak pandai berhirung.
Diisi Tanggal, 29 Mei 2009
Orang tua, Mulyani
118
Informasi Perkembangan Anak
A. Identitas Anak: 1. Nama : Sri Harto 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 17 Oktober 1998 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 1 dari jumlah saudara 2 7. Alamat rumah : Jln. Gotong Royong Rt. 02/04
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 20 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di Rumah Sakit 6. Penolong proses kelahiran : Dokter 7. Gangguan saat bayi lahir : tidak ada 8. Berat badan bayi : 2,4kg 9. Panjang badan bayi : 44 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada
C. Perkembangan Masa Balita:
1. Menetek ibunya hingga umur : 12 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : sampai sekarang 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : baik 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak
D. Perkembangan Fisik:
1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak kurang jelas 4. Kesulitan gerakan yang dialami : keseimbangan 5. Status gizi balita : baik 6. Riwayat kesehatan : bicaranya kurang jalas
E. Perkembangan Sosial:
1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : dengarin lagu-lagu dari HP 5. Minat Khusus : tidak ada
119
F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 2 kali 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.
Diisi Tanggal, 30 Mei 2009
Orang tua, Fitri Amini
120
Informasi Perkembangan Anak
A. Identitas Anak: 1. Nama : Tabah Uji Prasetyo 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 15 Agustus 2000 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 2 dari jumlah saudara 4 7. Alamat rumah : Desa Rejasa Rt. 03/02
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : tidak ada 3. Usia kandungan : 09 bulan 10 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di Rumah Sakit 6. Penolong proses kelahiran : Bidan 7. Gangguan saat bayi lahir : bayinya lemah 8. Berat badan bayi : 2,9kg 9. Panjang badan bayi : 49 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tangan kirinya tidak normal
C. Perkembangan Masa Balita:
1. Menetek ibunya hingga umur : 12 bulan 2. Minum susu kaleng hingga umur : jarang minum 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : ya karena tangan kirinya cacad
D. Perkembangan Fisik:
1. Dapat berdiri pada umur : 13 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 16 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak kurang jelas 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : sering ngeces/ngiler
E. Perkembangan Sosial:
1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : bermain 5. Minat Khusus : tidak ada
121
F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah sekali 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.
Diisi Tanggal, 31 Mei 2009
Orang tua, Sujianto
122
Informasi Perkembangan Anak
A. Identitas Anak: 1. Nama : Rizki 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarnegara, 12 Juli 1998 3. Jenis Kelamin : Laki-laki 4. Agama : Islam 5. Status Anak : Anak kandung 6. Anak ke dari jumlah saudara : 3 dari jumlah saudara 5 7. Alamat rumah : Desa Semampir Rt. 01/03
B. Riwayat Kelahiran:
1. Perkembangan masa Kehamilan : normal 2. Penyakit pada masa Kehamilan : pernah demam 3. Usia kandungan : 08 bulan 21 hari 4. Riwayat proses kelahiran : normal 5. Tempat kelahiran : di rumah 6. Penolong proses kelahiran : Dukun 7. Gangguan saat bayi lahir : tida ada 8. Berat badan bayi : 3 kg 9. Panjang badan bayi : 50 cm 10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : tidak ada
C. Perkembangan Masa Balita:
1. Menetek ibunya hingga umur : 01 Tahun 2. Minum susu kaleng hingga umur : 02 Tahun 3. Imunisasi : lengkap 4. Pemeriksaan/penimbangan : rutin 5. Kualitas makanan : cukup 6. Kuantitas makanan : cukup 7. Kesulitan makan : tidak ada
D. Perkembangan Fisik:
1. Dapat berdiri pada umur : 11 bulan 2. Dapat berjalan pada umur : 13 bulan 3. Bicara dengan kalimat lengkap : bicaranya agak gagap 4. Kesulitan gerakan yang dialami : tidak ada 5. Status gizi balita : cukup 6. Riwayat kesehatan : pernah sakit tipus
E. Perkembangan Sosial:
1. Hubungan dengan saudara : baik 2. Hubungan dengan teman : baik 3. Hubungan dengan Orang tua : baik 4. Hobi : nonton film kartun 5. Minat Khusus : tidak ada
123
F. Perkembangan Pendidikan: 1. Masuk TK umur : 05 tahun 2. Lama pendidikan di TK : 02 tahun 3. Kesulitan selama di TK : kesulitan bicara 4. Masuk SD umur : 07 tahun 5. Kesulitan selama di SD : matematika 6. Pernah tidak naik kelas : pernah 2 kali terus mogok setahun 7. Pelayanan yang pernah diterima anak : imunisasi 8. Prestasi belajar yang dicapai : tidak ada 9. MP yang dirasa paling sulit : matematika 10. MP yang paling disenangi : olah raga 11. Keterangan lain yang dianggap perlu : kesulitan berhitung secara urut.
Diisi Tanggal, 1 Juni 2009
Orang tua, Marsiyam