PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN …repository.uinjambi.ac.id/4278/1/NUR...
Transcript of PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN …repository.uinjambi.ac.id/4278/1/NUR...
PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK KARYA
PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH KOTA JAMBI
SKRIPSI
Oleh
NUR INDAHSARI
NIM : TK161242
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA KEPENDIDIKAN
DI MADRASAH TSANAWIYAH PONDOK KARYA
PEMBANGUNAN AL-HIDAYAH KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S1)
Oleh
NUR INDAHSARI
NIM : TK161242
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Segala Puji
bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik
hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan.
Lantunan Sholawat dalam sirahku merintih, menadahkan do’a dalam syukur
yang tiada terkira, tanda terimakasih ku. Waktu yang sudah kujalani dengan jalan
hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, bertemu orang-orang yang
memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang telah memberi warna warni
dikehidupanku. Ku bersujud di hadapan MU, Engkau berikan aku kesempatan
untuk bisa sampai dipenghujung awal perjuanganku.
Ku persembahkan perjuanganku ini untuk Ayahanda Ahmad Zuhdi dan
Ibundaku Suaibatul Islamiah yang tercinta. Yang selalu memberikanku do’a, cinta,
kekuatan, dan dukungan sehingga mampu menyelesaikan Pendidikan Strata Satu.
Teruntuk Kakanda M. Heru Ikhwan dan istri Novaryani, Kakakku Wasyuk
Rika dan suami Abdul Malik, Kakakku Khoirani dan suami Asmuni, dan
Keponakanku Davina Chika Masheza, Indiriana Neva, M. Alby Abqory, Almira
Syifa Az-zahra, M. Naufal Assidqi yang selalu memberikan do’a, dukungan dan
semangat untuk menyelesaikan pendidikanku ini.
Untuk sahabatku Anis Wati Mamlu’ah, Ririn fadillah, Lini Febri Zulfia,
Nikomang Citra Dewi, Deki Ariantoni, Wardatul Jannah, Nada Fitria, Indah Ayu
Safitri, Berudu Squad, serta teman-teman seperjuangan KKN dan PPL yang selalu
memberikan dukungan, do’a, dan motivasi yang tiada henti untuk menemani
perjungan selama perkuliahan. Semoga ilmu yang di dapat bermanfaat untuk diri
sendiri maupun orang lain.
Aamiin Yaa Robbal A’lamin…
vii
MOTTO
ARTINYA : “Dan (dia berkata) : Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu,
sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan
ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah azab (Tuhan),
sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu”. (Q.S Hud : 93)
Dan tatkala datang azab kami, kami selamatkan Syu’aib dan orang-orang yang beriman
bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari kami, dan orang-orang zalim dibinasakan
oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya.
(Q.S Hud : 94)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat
Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mencurahkan hidupnya
untuk menyempurnahkan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat manusia.
Skripsi ini adalah salah satu wujud diantara karunia Allah SWT yang
dilimpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran kedalam
rangkaian karya tulis ini. Selanjutnya penulisan skripsi ini merupakan kewajiban
bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar serjana strata satu (S.1) di Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Disamping itu juga penulis ingin
menyumbangkan demi agama, nusa dan bangsa.
Adapun judul skripsi ini adalah “Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi”.
Dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, penulis tidak dapat berbuat
banyak tanpa bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Karena itu penulis merasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan menghantarkan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sua’idi, MA, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. Mahmud, MY. M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam Univesitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
ix
4. Bapak Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Dr. H. Syamsul Huda, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Ibrahim, S.Th.I selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi yang telah meluangkan waktu dalam
penelitian skripsi ini.
7. Orang Tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi tiada henti hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skrpsi ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam
angkatan 2016 yang memberikan semangat dalam meyelesaikan skripsi ini
9. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini baik langsung maupun
tidak langsung.
Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermafaat bagi semua yang
membaca. Semoga Allah SWT melipahkan rahmatnya atas bantuan dan bimbingan
yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya kepada Allah SWT lah segala usaha
dan upaya penulis berserah diri. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan
ilmu di masa yang akan datang.
Jambi, Juni 2020
Penulis
Nur Indahsari
NIM:TK161242
x
ABSTRAK
Nama : Nur Indahsari
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
Penelitian ini membahas tentang bagaimana peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi. Penulisan ini merupakan penulisan kualitatif yang hasil penulisannya
berupa uraian kata-kata yang bersifat naratif. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode obesrvasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis
menemukan bahwa adanya kesenjangan antara profesionalisme tenaga
kependidikan dengan kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kependidikan
di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi,
meski demikian masih terdapat kendala yang dialami pada proses pelayanan
terhadap siswa, ada beberapa pegawai yang masih belum paham tentang standar
operasional pelayanan (SOP) sehingga membuat pekerjaan yang dilakukan tidak
maksimal, dan keterbatasan kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan. Hasil
penulisan ini menyarankan agar peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan
di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi,
kinerja tenaga kependidikan harus di pertahankan bahkan lebih di tingkatkan lagi
dalam hal konsistensi, komitmen dan kedisiplinan terhadap masing-masing tenaga
kependidikan. Agar nilai positif yang ada dalam tenaga kependidikan di Madarasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi khususnya
dalam hal komitmen dan kedisiplinan dalam kualitas pelayanan terhadap masing-
masing tenaga kependidikan.
Kata Kunci : Profesionalisme, Kualitas Pelayanan, Tenaga Kependidikan
xi
ABSTRACT
Name : Nur Indahsari
Department : Management of Islamic Education
Title : Increasing the Professionalism of Educational Personnel in
Tsanawiyah Islamic School Pondok Karya Al-Hidayah
Development in Jambi City
This study discusses how to increase the professionalism of the teaching staff at
Madrasah Tsanawiyalh Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Jambi City. This
writing is a qualitative writing whose writing results in the form of parative words
The method used in data collection is the method of observation, interviews and
documentation. The author found that there is a gap between the professionalism
of the teaching staff and the quality of services provided by the teaching staff at
Madrasah Tsanawiyah Pondok Al-Hidayah Development Work in Jambi City,
although there are still obstacles encountered in the process of service to students,
there are some employees who still do not understand the operational standard of
service (SOP) so that the work performed is not optimal, and the limited competence
and qualifications of education staff . The results of this paper suggest that the
improvement of professionalism of teaching staff in Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Al-Hidayah Development in Jambi City, the performance of teaching staff
must be maintained even more in terms of consistency, commitment and discipline
towards each educational staff In order for positive values to exist in the education
staff at Madarasah Tsanawiyah Pondok Karya Al-Hidayah Development City of
Jambi, especially in terms of commitment and discipline in the quality of service to
each educational staff.
Keywords: Professionalism, Service Quality, Education Personnel
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi
MOTTO .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSRACT ............................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian........................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6
BAB II KERANGKA TEORI
A. Kajian Teoritik ............................................................................................. 7
1. Pengertian Profesionalisme ................................................................... 7
2. Pengertian Tenaga Kependidikan .......................................................... 10
3. Kompetensi ............................................................................................ 16
4. Fungsi Sekolah ...................................................................................... 18
5. Kinerja Sekolah ..................................................................................... 19
6. Mutu Pendidikan di Sekolah .................................................................. 20
7. Mutu Pembelajaran di Sekolah .............................................................. 21
xiii
8. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah....................................................... 23
B. Studi Relevan ............................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian .............................................................. 26
B. Setting dan Subjek Penelitian ...................................................................... 27
C. Jenis dan Sumber Data................................................................................. 27
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 28
E. Teknik Analisis Data ................................................................................... 30
F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................... 31
G. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 32
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum.......................................................................................... 33
1. Geografis dan Historis Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ................................................ 33
2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi ............................................................................. 34
3. Tujuan Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi ............................................................................. 35
4. Kurikulum Pendidikan .......................................................................... 35
5. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ................................................ 37
6. Kegiatan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi ........................... 38
7. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Intrakurikuler Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ........................ 40
8. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ........................ 41
9. Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi ........................................................................ 42
a) Data Guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi………………………………………… ....... 44
xiv
b) Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi ....................................................................... 45
10. Kriteria Ketuntasan Minimal Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ................................................ 47
B. Temuan Khusus
1. Bagaimana Kondisi Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi....................................................................... 51
2. Kendala yang dihadapi dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi....................................................................... 54
3. Bagaimana Upaya dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di Madrasah Tsanwiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi....................................................................... 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 62
B. Saran .......................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ........................................................................ 32
Tabel 4.3 Kegiatan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi .................. 37
Tabel 4.4 Kegiatan Intrakurikuler Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota
Jambi............................................................................................. 39
Tabel 4.5 Kegiatan Ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ....................................... 40
Tabel 4.6 Data Sarana Prasarana Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota
Jambi ........................................................................................... 42
Tabel 4.7 Data Guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi............................................................... 43
Tabel 4.8 Data Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ....................................... 45
Tabel 4.9 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi............................................................... 46
Tabel 4.10 Kriteria Ketuntasan Minimal Pondok Pesantren Al-Hidayah
Kota Jambi ................................................................................. 46
Tabel 4.11 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) Kelas VIII
dan IX Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi ................................................................. 48
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Letak Geografus Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi ..................................................................... 32
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi ................................................................. 36
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwat Hidup
Lampiran II Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran III Daftar responden dan informan
Lampiran IV Surat Pernyataan responden
Lampiran V Sertifikat akreditasi sekolah
Lampiran VI Surat keterangan selesai penelitian dari MTs PKP Al-Hidayah
Lampiran VII Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing 1
Lampiran VIII Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran IX Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Suatu organisasi di bentuk untuk mencapai tujuan bersama namun, untuk
mencapai tujuan bersama yang efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar.
Dalam rangka melakukan perbaikan yang berkesinambungan, maka suatu instansi
atau lembaga harus dapat melakukan manajemen yang bagus. Dengan kata lain,
adanya manajemen yang mampu memberikan umpan balik terhadap kinerja yang
baik dari atasan maupun dari bawahan untuk melakukan intropeksi diri dan
meninjau kembali perilaku yang di lakukan selama ini baik yang positif maupun
yang negatif.
Di era globalisasi ini, persaingan lembaga-lembaga dalam suatu industri
pendidikan semakin kuat. Lembaga di tuntut untuk memberikan sebuah pelayanan
terbaik kepada seluruh warga di lembaga dan kepada mitra kerja sama dilembaga
itu sendiri. Hal ini menyebabkan sumber daya manusia di tuntut untuk
menampilkan peforma terbaik. Dengan demikian lembaga tersebut mampu
bersaing dengan para kompetitornya. Sumber daya manusia memiliki peranan yang
sangat vital bagi sebuah lembaga salah satunya adalah dengan meningkatkan
profesionalitas pegawai di lembaga tersebut demi sebuah hasil yang baik dan
memuaskan bagi konsumen atau pengguna layanan jasa pendidikan di lembaga
tersebut.
Profesionalisme merupakan sikap yang lahir dari keyakinan terhadap
pekerjaan yang di pegang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi sehingga di cintai
secara sadar, dan hal tersebut nampak dari upaya yang terus menerus dan
berkelanjutan dalam melakukan perbaikan yang tiada henti. (Sri Haryati, 2016,
hlm. 7)
Profesionalitas meningkat ketika pegawai taat dan patuh terhadap
peraturan yang berlaku. Peraturan tersebut biasanya lebih mengikat agar kinerja
pegawai meningkat baik, taat dan patuh yang sering kita bicarakan yaitu tentang
disiplin. Disiplin ini juga sudah ada dalam peraturan, seperti masuk kerja,
2
pakaian, ketepatan waktu mengerjakan tugas, yang kesemuanya mengenai
tanggung jawab tenaga kependidikan dalam kerja. Disiplin ini dapat juga
meningkatkan kinerja pegawai, jika pegawai mengikuti disiplin yang ada. (Siti
Rohani Magdalena Sihotang, 2015, hlm. 5-6)
Profesionalisme tenaga kependidikan saat ini sangat dibutuhkan sebagai
upaya mewujudkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang baik, karena kerja
profesional itu sendiri dapat menciptakan kinerja yang unggul. Profesionalisme
menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan khususnya materi pelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya, kemudian kemampuan manajemen
pembelajaran beserta strategi penerapannya. (Qristin Violinda, 2017, hlm. 52)
Ukuran keberhasilan administrasi pendidikan adalah produktivitas
pendidikan, yang pertama dilihat pada produk, hasil atau efektivitas dan proses,
suasana atau efisiensi. Dalam pencapaian produktivitas itu diperlukan suatu proses
minimal perilaku manusia berorganisasi, perilaku itu dapat dinyatakan dalam
bentuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atau pembinaan atas tugas
kewajiban administrasi. Tugas kewajiban administrasi itu dapat dikelompokkan
dalam tujuh kategori yaitu :
1. Program pendidikan
2. Murid
3. Personel
4. Kantor sekolah
5. Keuangan sekolah
6. Pelayanan bantuan dan
7. Hubungan sekolah masyarakat (Daryanto:2006)
Pada kenyataannya di MTs PKP Al-Hidayah Kepala Tata Usaha (KTU)
diangkat tidak sesuai dengan ijazah terakhirnya. Padahal Standar Pelayanan
Minimal (SPM) menuntut agar jabatan KTU diduduki oleh lulusan perkantoran atau
yang sederajat. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak KTU diangkat dari lulusan
SMA. Tenaga KTU diharapkan memiliki kompetensi dasar (kepribadian dan sosial)
dan kompetensi bidang (profesional). Kualifikasi KTU minimal lulusan D3
3
Administrasi Perkantoran atau administrasi pendidikan/manajemen
pendidikan.(Hamzah Nur, 2009, hlm. 7-8)
Tenaga kependidikan sebagai pihak yang terlibat dan memiliki peran
dalam meningkatkan kualitas peserta didiknya. Oleh karena itu kita tidak dapat
mengabaikan begitu saja peran dan arti penting tenaga kependidikan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Melihat peran tenaga
kependidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut, maka
sudah selayaknya jika tenaga kependidikan senantiasa meningkatkan kemampuan
profesionalnya dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Artinya agar kualitas
peserta didiknya meningkat, kualitas tenaga kependidikan juga perlu ditingkatkan.
Akan tetapi pada kenyataan di lapangan penulis menemukan bahwa
adanya kesenjangan antara profesionalitas tenaga kependidikan dengan kualitas
pelayanan yang di berikan oleh tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah.
Kurangnya pelayanan yang diberikan oleh tanaga kependidikan di MTs PKP Al-
Hidayah dalam hal khususnya pelayanan pendidikan dan pengasuhan yang kurang
memuaskan.
Pelayanan yang diberikan tenaga kependidikan MTs PKP Al-Hidayah
cukup lambat dan kurang dinamis terhadap siswa, seperti jika siswa sedang
membutuhkan untuk pengurusan surat izin pulang kerumah siswa tersebut harus
melalui prosedural yang rumit dan memakan waktu yang banyak. Hal tersebut
mengganggu dan membuat pekerjaaan yang dilakukan oleh siswa tersebut menjadi
terhambat dan memakan banyak waktu karena sistem birokrasi yang berbelit- belit.
SOP (Standar Operasional Pelayanan) di MTs PKP Al-Hidayah tidak di terapkan
dengan baik sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak maksimal. Kemudian dalam
proses pengurusan ijazah tidak menetapnya dalam ruangan pegawai tata usaha pada
proses pengurusan ijazah karena Tenaga Administrasi sering keluar ruangan
sehingga menghambat pelayanan di MTs PKP Al-Hidayah.
Keterbatasan kompetensi dan kualifikasi tenaga kependidikan di MTs
PKP Al-Hidayah yang berkaitan dengan lulusan tenaga kependidikan. Hal ini patut
di pertanyakan tentang bagaimana sistem profesionalitas tenaga kependidikan yang
sedang berjalan di MTs PKP Al-Hidayah. Bagaimana tenaga kependidikan yang
4
memiliki tugas dan bertugas di MTs PKP Al-Hidayah dapat menjalankan tupoksi
yang ada sesuai dengan visi dan misi lembaga di MTs PKP Al-Hidayah apabila jika
dari sistem kompetensi atau kualifikasi lulusan tenaga kependidikan nya tidak
sesuai dengan kualifikasi pendidikan yang seharusnya di butuhkan. Hal tersebut
cukup menghambat profesionalitas tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah
dengan pelayanan yang di berikan kepada siswa.
Penundaan pekerjaan yang awalnya hanya satu pekerjaan maka akan
menjadi beberapa pekerjaan. Dengan demikian, penundaan tugas dan pekerjaan
tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan pekerjaan tenaga
kependidikan. Seberapa banyak pekerjaan yang tertunda dan tertumpuk pada
akhirnya pekerjaan tersebut tetap harus diselesaikan. Masing-masing pekerjaan
memiliki batas waktu penyelesaian namun karena pengerjaan yang tertunda
mengakibatkan waktu penyelesaian menjadi semakin sempit. Batas waktu yang
semakin sempit serta jumlah pekerjaan yang banyak mengakibatkan penyelesaian
pekerjaan menjadi tergesa-gesa. Penyelesaian pekerjaan yang tegesa-gesa
mengakibatkan hasil yang dicapai tidak maksimal, kurang valid dan kurang
memuaskan.
Berangkat dari kondisi tersebut maka perlu adanya peningkatan,
pembaharuan dalam hal khususnya peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan yang sesuai kualifikasi pendidikan yang di butuhkan pada lembaga
MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi guna menaikkan mutu lembaga khususnya
peserta didik yang bersekolah di MTs PKP Al-Hidayah.
Dari hasil grandtour dan wawancara penulis dalam peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah, Penulis melihat
bahwa adanya permasalahan kesenjangan profesionalitas tenaga kependidikan di
lembaga tersebut yang di berikan kepada siswa di MTs PKP Al-Hidayah. Sehingga
penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah. Yang penulis angkat dalam sebuah
penelitian berbentuk skripsi yang berjudul “Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi.
5
B. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini tidak meluas, maka fokus penelitian ini adalah
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan khususnya pegawai TU dalam
hal pelayanan pendidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
C. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka
penulis merumuskan permasalahan yang menjadi pokok penelitian, yaitu:
1. Bagaimana Kondisi Professionalisme Tenaga Kependidikan di MTs PKP
Al-Hidayah Kota Jambi?
2. Apa kendala yang dihadapi dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
3. Bagaimana upaya dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Kondisi Professionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui Bagaimana upaya dalam Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dalam pengembangan
keilmuan tentang Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan di MTs PKP
Al-Hidayah Kota Jambi.
6
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Dapat menambah dan memperluas wawasan berfikir dalam bidang yang
telah dikaji.
2. Untuk memberikan penjelasan tentang Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
3. Sebagai persyaratan untuk penyelesaian program sarjana Strata Satu (S1)
dalam Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Kajian Teoritik
Untuk menegaskan arah proposal ini, maka peneliti membahas teori yang
berkaitan dengan permasalahan yang akan di bahas menjadi landasan dasar dalam
penelitian.
1. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme merupakan sikap yang lahir dari keyakinan terhadap
pekerjaan yang dipegang sebagai sesuatu yang bernilai tinggi sehingga dicintai
secara sadar, dan hal tersebut nampak dari upaya yang terus menerus dan
berkelanjutan dalam melakukan perbaikan yang tiada henti. Profesionalisme tenaga
kependidikan saat ini sangat dibutuhkan sebagai upaya mewujudkan kualitas dan
kuantitas pendidikan yang baik, karena kerja profesional itu sendiri dapat
menciptakan kinerja yang unggul. (Sri Haryati, 2016, hlm.7)
Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan profesinya (Haryati, 2013, hlm. 4)
Peningkatan profesionalisme kepala sekolah perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan dan terencana dengan melihat permasalahan-permasalahan dan
keterbatasan yang ada. Sebab kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan
yang juga bertanggung jawab dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan lainnya. Kepala sekolah yang profesional akan mengetahui
kebutuhan dunia pendidikan, dengan begitu kepala sekolah akan melakukan
penyesuaian-penyesuaian agar prendidikan berkembang dan maju sesuai dengan
kebutuhan pembangunan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(Nurmaidah, 2017, hlm.103-104)
3 (Tiga) hal pokok yang ada pada seseorang profesional :
a) Skill, yang artinya orang tersebut harus benar-benar ahli di bidangnya.
8
b) Knowledge, yang artinya orang tersebut harus dapat menguasai,
minimalnya berwawasan mengenai ilmu lain yang berkaitandengan
bidangnya.
c) Attitude, yang artinya bukan hanya pintar, akan tetapi harus memiliki etika
yang diterapkan didalam bidangnya.
Ciri-ciri profesional adalah :
1) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi
2) Memiliki kode etik
3) Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi
4) Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat
5) Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja
6) Menjadi anggota organisasi dari profesinya.
Kriteria profesionalisme jabatan kependidikan menurut peraturan
pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 menetapkan standar profesionalisme jabatan
fungsional yang mengacu pada kriteria sebagai berikut.
a) Mempunyai metodologi, teknik analisis, dan prosedur kerja yang
didasarkan atas disiplin ilmu pengetahuan dan pelatihan teknis fungsional.
b) Memiliki etika profesi yang akan ditetapkan oleh organisasi profesi.
c) Mempunyai jenjang jabatan tertentu.
d) Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri.
e) Jabatan fungsional tersebut diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok
organisasi. (Muhammad Yusri Bachtiar, 2016, hlm. 199)
Profesionalisme merupakan paham yang mengajarkan bahwa setiap
pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Orang yang profesional itu
sendiri adalah orang yang memiliki profesi. Muchtar Luthfi menyebutkan bahwa
seseorang disebut memiliki profesi bila ia memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Profesi harus mengandung keahlian, artinya suatu profesi itu mesti ditandai
oleh suatu keahlian yang khusus untuk profesi itu. Keahlian itu diperoleh
9
dengan cara mempelajari secara khusus karena profesi bukanlah sebuah
warisan.
2) Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi
juga dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sepenuh waktu, maksudnya
bukan bersifat part time.
3) Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal. Artinya, profesi itu
dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teori terbuka dan secara
universal pegangannya itu diakui.
4) Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
5) Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi
aplikatif. Kecakapan dan kompetensi itu diperlukan untuk meyakinkan
peran profesi itu terhadap kliennya.
6) Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.
7) Profesi mempunyai kode etik yang disebut dengan kode etik profesi.
8) Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.
Istilah profesional sudah melekat sejak lama setelah orang menyadari
bahwa pekerjaan khusus yang selalu berdampak baik positif maupun negatif harus
dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Guru dengan perangkat didiknya harus
menyadari bahwa keprofesionalannya itu harus dibayar mahal sehingga harus
cerdas dan selalu responsif dalam menanggapi dan menyikapi segala permasalahan
yang berhubungan dengan profesinya (Isjoni, 2010, hlm.39).
Diantara ayat Al-Qur’an yang terkait dengan profesionalisme dalam islam
adalah Surah Al-Israa Ayat 36 :
Artinya : Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya. (Q.S Al-Israa Ayat 36)
10
2. Pengertian Tenaga Kependidikan
Setiap organisasi dari berbagai bentuk, jenis, dan tujuan terdiri dari atas
dua pekerjaan yaitu aktivitas substantive dan pekerjaan kantor. Organisasi
sekolah/madrasah mempunyai aktivitas subtantif berupa kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru) , sedangkan pekerjaan kantor pada
suatu sekolah/madrasah berupa layanan administrasi sekolah yang dilaksanakan
oleh petugas Tenaga Administrasi sekolah atau Tenaga Kependidikan.(Miskiyah
Ratna Sariningsih, 2018, hlm.17)
Dalam hal ini, kepala madrasah juga merupakan tenaga kependidikan dan
pegawai dalam lembaga pendidikan. Kepala madrasah merupakan unsur terpenting
dan vital bagi perencanaan tujuan madrasah sebagai representasi tujuan pendidikan.
Sebagai pemimpin puncak kepala madrasah merupakan pemegang otoritas tertinggi
di madrasah sehingga kebijakan dan perilakunya sangat menentukan kualitas
madrasah. Dengan demikian, kinerja kepala madrasah layak memperoleh perhatian
ekstra dari semua pihak. (Bahri, 2010, hlm.7)
Tenaga Kependidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional, BAB XI pasal 39 ayat 1 Tenaga Kependidikan
bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,
dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena
itu tenaga kependidikan yang profesional akan melaksanakan tugasnya secara
profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga
kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya
meningkatkannya, adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan
pengembangan profesional ini membutuhkan dukungan dari pihak yang
mempunyai peran penting dalam hal ini kepala sekolah, dimana kepala sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena kepala sekolah
berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.
Ketercapaian tujuan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan.
11
Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat profesional dalam organisasi
sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerja sama dengan
guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Tenaga
kependidikan profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan
metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta didik, memiliki
pengetahuan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan.
Profesionalisme tenaga kependidikan juga secara konsisten menjadi salah satu
faktor terpenting dari mutu pendidikan. Tenaga kependidikan yang profesional
mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya
dan lingkungan. (Nurmaidah, 2017, hlm. 84-86)
Tenaga kependidikan juga berkewajiban untuk menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dealogis dan
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan
serta memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang di berikan kepadanya.
Tugas Pokok dan fungsi tenaga kependidikan sekolah/madrasah
Petugas tenaga kependidikan madrasah membantu tugas kepala madrasah dalam
penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Sebelum melaksanakan tugas tersebut,
setiap petugas tata usaha harus mengetahui tugas pokok dan fungsi jabatannya
sebagai panduan melaksanakan pekerjaan. Tugas tenaga kependidikan madrasah
dalam menjalankan fungsinya membantu kepala madrasah sebagaimana tercantum
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Administrasi madrasah adalah terlibat dalam kegiatan administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana, administrasi hubungan
sekolah dengan masyarakat, administrasi persuratan dan pengarsipan, administrasi
kesiswaan, administrasi kurikulum. Berikut perincian setiap tugas :
1) Persuratan dan kearsipan, meliputi penerapan peraturan kesekretariatan,
pelaksanaan program kesekretariatan, pengelolaan surat masuk dan
keluar, pembuatan konsep surap, pelaksanaan kearsipan dan penyusunan
laporan administrasi persuratan.
12
2) Kepegawaian, meliputi pokok-pokok peraturan kepewaian, prosedur dan
mekanisme kepegawaian, buku induk, DUK, registrasi dan kearsipan
pegawai, format-format kepegawaian, proses pengankatan mutase dan
promosi da penyusunan laporan kepegawaian.
3) Keuangan, meliputi pemahaman peraturan keuangan yang berlaku,
penyusunan RKAS, penyusunan penatausahaan keuangan.
4) Sarana dan prasarana, meliputi pemahaman peraturan administasi sarana
dan prasarana, identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kebutuhan,
inventarisasi, distribusi dan pemeliharaan, penyusunan laporan
asministrasi sarana dan prasarana madrasah.
5) Hubungan masyarakat, meliputi fasilitas kelancaran komite madrasah,
perencanaan program keterlibatan pemangku kepentingan pendidikan,
pembinaan kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga
masyarakat, promosi atau publikasi madrasah, pelusuran tamatan, serta
pelayanan terhadap tamu atau relasi madrasah.
6) Kesiswaan, meliputi penerimaan peserta didik baru, kegiatan masa
orientasi, pengaturan peserta didik perkelas, pendokumentasian peserta
akademik dan non akademik, pembuatan data statistik peserta didik,
pengiventarisan program kerja pembinaan peserta didik secara berkala,
pendokumentasian program kerja pesera didik, dan pendokumentasian
program pengembangan diri peserta didik.
7) Kurikulum, meliputi pengadministrasian standar kompetensi lulusan,
standar isi, standar proses dan standar penilaian.
Petugas kependidikan madrasah harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan fungsi, tanggung jawab, dan keahliannya. Pekerjaan tenaga
kependidikan dirumuskan oleh Prihatin (2011 : 10) menyangkut
pengelolaan terhadap hal-hal berikut :
a) Organisasi dan struktur pegawai tata usaha
b) Otorisasi dan anggaran belanja keuangan madrasah
c) Keuangan dan pembukuan,
d) Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel madrasah
13
e) Masalah mengenai pengangkatan, pemindahan, penempatan, dan
pemberhentian pegawai,
f) Masalah perlengkapan dan perbekalan
g) Korespondesi (surat menyurat),
h) Laporan-laporan
i) Pengisian buku pokok, klaper, raport dan sebagainya.
Petugas kependidikan madrasah dituntut mampu menjalankan roda
madrasah dan harus mampu memberi dukungan secara efektif dan efisien berkaitan
denga tugas dan tanggung jawabnya. Pada pelaksanaan tugasnya sebagai tenaga
kependidikan madrasah akan dinilai, diawasi, dan diarahkan oleh kepala madrasah
sebagai seorang pemimpin di lembaga madrasah.(Miskiyah Ratna Sariningsih,
2018, hlm. 18-21)
Standar Pelayanan Minimal (SPM) menuntut agar jabatan KTU diduduki
oleh lulusan perkantoran atau yang sederajat. Akan tetapi, kenyataannya, masih
banyak KTU diangkat dari lulusan SMA. Bagaimana kiranya potret yang kita
harapkan KTU yang sesuai dengan kondisi dan budaya sekolah menurut daerahnya.
Beberapa butir pertimbangan berikut dapat menjadi pemikiran.
1) Tenaga KTU diharapkan memiliki kompetensi dasar (kepribadian dan sosial)
dan kompetensi bidang (profesional).
2) Kualifikasi KTU minimal lulusan D3 Administrasi Perkantoran atau
administrasi pendidikan/manajemen pendidikan.
3) Sertifikasi KTU berdasarkan sertifikt Diklatpim V untuk SD dan SMP dan
Diklatpim IV untuk SMA dan SMK, dengan materi pelatihan mengandung
administrasi sekolah.
4) Sistem rekrutmen dan seleksi KTU untuk SD dan SMP sebagai pejabat
struktural eselon V.a. dan untuk SMA dan SMK sebagai pejabat eselon IV.b.
Tas untuk setiap satuan pendidikan dipenuhi secara memadai sesuai kabutuhan
sekolah.
5) Pembinaan karir KTU melalui diklat-diklat ketatausahaan dan kesempatan
untuk dapat naik ke eselon yang lebih tinggi.
14
6) Penghargaan finansial terhadap KTU secara wajar dan adil serta mendapat
penghargaan sewajarnya atas prestasi dan dedikasinya.
7) KTU memahami tentang pemberhentian dan pensiunnya.(Hamzah Nur, 2009,
hlm. 7-8)
Kepala satuan pendidik yaitu orang yang di beri kewenangan dan tanggung
jawab untuk memimpin suatu pendidikan tersebut. Kepala satuan pendidikan harus
mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer,
administrator, supervisior, leader, inovator, motivator,figur dan mediator. Istilah
lain untuk kepala satuan adalah Kepala sekolah/madrsah, Rektor, Direktur. Tenaga
kependidikan lainnya ialah orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidik, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam
proses pendidikan diantaranya:
a) Wakil-wakil /kepala urusan pendidik yang mempunyai tugas tambahan
dalam bidang yang khusus, untuk membantu kepala satuan pendidik
dalampenyelenggaraan padainstitusi tersebut. Contohnya: Kepala Urusan
Kurikulum.
b) Tata Usaha, adalah tenaga kependidikan yang bertugas dalam bidang
administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang di kelola
diantaranya : Administrasi surat menyurat dan pengarsipan , Administrasi
kepegawaian, Administrasi peserta didik, Administrasi keuangan,
Administrasi inventaris dan lain lain.
c) Laboran adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan
bahan di Laboratorium. (Yulia Nur Asmi, 2019, hlm 5-6)
Tugas dan tanggung jawab tenaga kependidikan di dalam ayat 2 (Pasal
140/Bab XII/RPP/2005) sebagai berikut.
1) Pimpinan satuan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab mengelola
satuan pendidikan pada pendidikan formal dan/ atau nonformal.
2) Pendidik bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan,
penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan nonformal.
15
3) Pengawas bertugas dan bertanggung jawab melakukan pemantauan,
penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan anak usia dini jalur formal.
4) Tenaga perpustakaan bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan
pengelolaan sumber belajar di perpustakaan.
5) Tenaga laboratorium bertugas dan bertanggung jawab membantu pendidik
mengelola kegiatan praktikum di laboratorium satuan pendidikan.
6) Teknisi sumber belajar bertugas dan bertanggung jawab mempersiapkan,
merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan
pendidikan.
7) Tenaga lapangan pendidikan bertugas dan bertanggung jawab melakukan
pendataan, pemantauan, pembimbingan, dan pelaporan pelaksanaan
pendidikan nonformal.
8) Tenaga administrasi bertugas dan bertanggung jawab menyelenggarakan
pelayanan administrasi pada satuan pendidikan.
9) Psikolog bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan bantuan
psikologis pedagogis kepada peserta didik dan pendidik pada satuan
pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.
10) Pekerja sosial bertugas dan bertanggung jawab meberikan layanan bantuan
sosiologis-pedagogis kepada peserta didik dan pendidik pada satuan
pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.
11) Terapis bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan bantuan
fisiologis kinesiologis kepada peserta didik pada satuan pendidikan khusus
dan pendidikan anak usia dini.
12) Tenaga kebersihan sekolah bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan kebersihan ling kungan sekolah. (Muhammad Yusri Bachtiar, 2016,
hlm. 200)
3. Kompetensi
16
Kompetensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kewenangan
(kekuasaan) untuk menentukan (memutuskan) sesuatu. Kompetensi menurut UU
No 13/2003 tentang ketenagakerjaan pasal 1 (10) menyatakan bahwa “Kompetensi
adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.(Ulpa
Julyanti, 2018, hlm. 10)
Kompetensi di artikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan
pengetahuan kerja yang di tuntut oleh pekerjaan tersebut. Dengan demikian,
kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh
profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu yang terpenting.
Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang
efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi. (Wibowo, 2007, hlm. 86)
Perlu adanya peningkatan kompetensi tenaga kependidikan agar dapat
membantu tercapainya tujuan penyelengaraan pendidikan. Kompetensi meliputi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan professional, baik yang besifat pribadi,
sosial, maupun akademis. Kompetensi professional merupakan salah satu
kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang tenaga kependidikan. Kompetensi
profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan
atau seni yang diampunya. (Mukhlas Samani, 2009, hlm. 6)
Fungsi tenaga pendidikan berdasarkan undang-undang no 14 tahun 2007,
yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada
masyarakat. Dalam menjalankan peran serta fungsinya secara profesional tenaga
kependidikan harus memiliki kompetensi yang diisyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyaakat antara lain :
a) Pendidikan harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan
jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani, rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
17
b) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan dihasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.
Kompetensi Kepala Administrasi/Kepala Tata Usaha
Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi
pendidikan menyatakan bahwa terdapat beberapa macam kompetensi yang
harus dimiliki oleh kepala administrasi pendidikan yaitu sebagai berikut :
1) Komptensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang integritas, dan berkahlak mulia, memiliki
etos kerja, mampu mengendalikan diri, memiliki rasa percaya diri, memiliki
fleksibelitas, memiliki ketelitian, disiplin, kreatif dan inovatif serta
bertanggung jawab.
2) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan untuk bekerja sama dalam
tim, memberikan layanan prima, memiliki kesadaran berorganisasi,
berkomunikasi yang efektif dan membangun hubungan kerja.
3) Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis merupakan kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian, melaksanakan administrasi keuangan, melaksanakan
administrasi sarana dan prasarana, melakukan administrasi hubungan sekolah
dengan masyarakat, melaksanakan administrasi persuratan dan pengarsipan,
melaksanakan administrasi kesiswaan, melaksanakan kurikulum,
melaksanakan administrasi layanan khusus, melaksanakan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
4) Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial merupakan kemampuan mendukung pengelolaan
standar nasional pendidikan, menyusun program dan laporan kerja,
mengorganisasikan staf, mengembangkan staf, mengambil keputusan,
menciptakan iklim kerja kondusif, mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya, membina staf, mengelola konflik, menyusun laporan.
18
4. Fungsi Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus mampu
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Potensi yang
dimiliki oleh peserta didik tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Dalam
menjalankan fungsinya, sekolah harus mampu menyelenggarakan proses
pendidikan dan pembelajaran yang bermutu. Tiga pilar fungsi sekolah adalah fungsi
penyadaran, fungsi progresif, dan fungsi mediasi.
a) Fungsi penyadaran
Fungsi penyadaran disebut juga dengan fungsi konservatif. Maksudnya
adalah bahwa sekolah bertanggung jawab untuk mempertahankan nilai-nilai
budaya masyarakat dan membentuk kesejatian diri sebagai manusia.
Pendidikan sebagai instrument penyadaran bermakna bahwa sekolah berfungsi
membangun kesadaran untuk tetap berada pada tataran sopan santun, beradab,
dan bermoral.
b) Fungsi progresif
Fungsi progresif disebut juga dengan fungsi reproduksi, yang merujuk
pada eksistensi sebagai pembaharu atau mengubah kondisi masyarakat kearah
yang lebih maju.
c) Fungsi mediasi
Menjembatani antara fungsi konservatif dan fungsi progresif, yaitu
sekolah sebagai lembaga yang mempertahankan nilai-nilai budaya
masyarakat. Sekolah harus mampu menjadi pengubah dari masyarakat yang
ada menjadi msyarakat yang lebih maju.
Sekolah dalam menjalankan fungsinya mengacu pada fungsi belajar dan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan. Manajemen sekolah dan
manajemen pembelajaran terikat akan norma dan budaya yang mendukungnya
sebagai suatu system nilai. Fungsi dan tugas utama sekolah adalah meneruskan,
mempertahankan, dan mengembangkan kebudayaan masyarakat melalui
pembentukan kepribadian peserta didik agar menjadi manusia dewasa dari sudut
19
usia maupun intelektualnya, serta terampil dan bertanggung jawab sebagai upaya
mempersiapkan generasi penerus yang mempu mempertahankan eksistensi
kelompok atau masyarakat, serta bangsanya dengan budaya yang mendukungnya.
Sekolah sebagai satuan pendidikan terdepan dalam mendidik peserta didik
memerlukan pengelolaan yang profesional yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
Agar sekolah dapat menjalankan fungsi dan tugas utamanya dengan baik,
maka perlu dibangun suatu system persekolahan yang dapat memberikan
kemampuan dasar bagi peserta didiknya. Proses yang perlu dilakukan adalah
dengan menata manjemen sekolah dan mendesain serta memodifikasi struktur
organisasinya. Desain organisasi ini disusun berdasarkan komponen organisaasi
yang terkait dengan sekolah, mulai dari tingkat pusat sampai ke sekolah, yang dapat
memfasilitasi dan memberdayakan sekolah. Pemberdayaan satuan pendidikan
dilakukan dengan menetapkan otonomi sekolah sesuai proporsinya yang secara
operasional digerakkan oleh kepala sekolah yang didukung oleh dewan guru dan
komponen sekolah lainnya.
Pemantapan fungsi dan tugas utama sekolah ini akan memberikan
keuntungan yang akan membawa pengaruh langsung baik kepada peserta didik,
orang tua, dan guru. Peningkatan mutu layanan belajar dapat ditempuh dengan
memanfaatkan sumber daya local secara optimal, melakukan efisien dan efektivitas
pembiayaan, membangun iklim demokrasi yang lebih aspiratif, mempertinggi
moral kerja personel sekolah, dan menciptakan iklim sekolah yang kondusif dalam
memberi pelayanan belajar. Dengan demikian sekolah sebagai institusi pendidikan
dalam membangun sumber daya manusia akan dapat mencapai tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan nasional.
5. Kinerja Sekolah
Secara etimologis, kinerja dalam Bahasa inggris disebut dengan
“performance” atau bisa juga disebut dengan prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja, atau penampilan kerja. Berdasarkan
ruang lingkupnya kinerja dapat dipahami dalam tiga perspektif, yaitu kinerja
individu, kinerja kelompok, dan kinerja organisasi. Kinerja organisasi terbentuk
atas kinerja individu dan kinerja kelompok.
20
Kinerja sekolah berkaitan dengan tingkat pencapaian pelaksaan suatu
program/ kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
sekolah. Kinerja sekolah menjadi tanda keberhasilan seluruh komponen yang ada
di sekolah. Kinerja dipengaruhi oleh cara-cara yang ditempuh, usaha yang
dilakukan, dan pada gilirannya akan memunculkan hasil kerja yang dapat dicapai
sekolah dalam upaya mencapai sasaran atau tujuan sekolah. Kinerja organisasi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap output pendidikan.
Kinerja individu yang ada di sekolah merupakan salah satu dasar dari pembentukan
kinerja sekolah.
6. Mutu Pendidikan di Sekolah
Mutu merupakan sebuah filosofis dan metodologis yang membantu
institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi
tekanan tekanan eksternal yang berlebihan (Edward Sallis, 2008) Sudarwan Danim
(2007) menyatakan bahwa mutu mengandung makna derajat keunggulan suatu
produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia
pendidikan barang dan jasa itu bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat, tetapi
dapat dirasakan. Sumayang (2003) menyatakan mutu (quality) adalah tingkat
dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi
dan penggunaannya, disamping itu mutu adalah tingkat dimana sebuah produk
barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya.
Upaya peningkatan mutu dalam bidang pendidikan difokuskan kepada
mutu proses pendidikan. Inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta
didik. Proses Pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar
yang membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah tujuan
pembelajaran, isi kurikulum, guru, sarana dan prasarana, dana, manjemen dan
evaluasi. Tujuan penting yang diperlukan dalam peningkatan mutu adalah
ketepatan dan kejelasannya. Pemikiran tentang mutu pendidikan dapat ditemukan
dalam berbagai jenis perspektif sesuai dengan sudut pandangnya
21
7. Mutu Pembelajaran di Sekolah
Mutu adalah perubahan. Maksudnya konsep mutu tidak tetap berlaku
untuk seumur hidup, tetapi konsep mutu akan selalu dinamis sesuai dengan
perkembangan zaman. Mutu pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran di
sekolah dan hasil belajar yang mengikuti kebutuhan dan harapan stake holder
pendidikan. Mutu dalam proses pembelajaran dalam dikelompokkan dalam mutu
input, m sutu proses, dan mutu output pembelajaran.
Proses pembelajaran yang bermutu melibatkan berbagai input
pembelajaran seperti peserta didik (kognitif, avektif, dan psikomotorik), bahan
belajar, metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumberdaya lainnya serta penciptaan suasana
yang kondusif. Mutu proses pembelajaran ditentukan melalui metode, input,
suasana, dan kemampuan melaksanakan manajemen proses pembelajaran itu
sendiri. mutu proses pembelajaran akan ditentukan dengan seberapa besar
kemampuan memberdayakan sumber daya yang ada untuk peserta didik belajar
secara produktif. Manjeman sekolah dan dukungan kelas berfungsi
mengsinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen
dalam interaksi (proses) belajar mengajar, baik antara guru, peserta didik, dan
sarana pendukung dikelas, maupun diluar kelas; baik konteks kurikuler maupun
ekstrakurikuler; baik dalam substansi yang akademis maupun yang non-akademis
dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.
Mutu dalam konteks hasil pembelajan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu (apakah tiap akhir semester, akhir
tahun). Prestasis yang dicapai atau hasil pembelajaran (student achievement) dapat
berupa hasil tes kemampuan akademis. Dapat pula prestasi di bidang lain, seperti
prestasi disuatu cabang olahraga, seni, atau keterampilan tambahan tertentu seperti
computer atau teknologi, jasa, dan sebagainya. Bahkan prestasi sdekolah dapat
berupa kondisi yang diukur dengan angka (intangible) seperti suasana disiplin,
keakraban, saling menghormati dan kebersihan. Sesungguhnya antara proses dan
hasil pembelajaran yang bermutu akan saling berhubungan, akan tetapi agar proses
yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output) harus
22
dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapainya.
Berbagai input dan proses harus selalu mengacu pada mutu-hasil (output) yang
ingin dicapai.
Konsep mutu pembelajaran bisa dipahami melalui pendekatan operasi
produksi di bidang industri, yaitu berkenaan dengan mutu input, mutu proses, dan
mutu output. Apabila mutu input bagus, diolah dengan proses yang bagus, maka
output-nya hamper dapat dipastikan bagus. Mutu pembelajaran di sekolah berkenaan
dengan mutu input pembelajran, mutu proses pembelajaran, dan mutu output
pembelajaran.
1) Mutu input pembelajaran
Segala hal berkaitan dengan masukkan untuk proses pembelajaran di
sekolah merupakan input pembelajaran. Input pembelajaran dapat berupa material
dan non-material. Berikut ini adalah beberapa indicator yang dapat di operasikan
sebagai input pembelajaran ditingkat persekolahan, yaitu:
a. Memiliki kebijakan mutu;
b. Tersedia sumber daya yang siap;
c. Memiliki harapan prestasi yang tinggi;
d. Berfokus pada stakeholder (khususnya peserta didik);
e. Memiliki input manajemen.
2) Mutu proses pembelajaran
Berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah, dapat dilihat
berdasarkan indikator-indikator mutu pembelajaran. Indicator yang dapat di
operasionalkan untuk melihat mutu sebuah sekolah dalam menjalankan Manajemen
Berbasis Sekolah, yaitu:
a. Efektivitas proses belajar mengajar tinggi;
b. Kepemimpinan sekolah yang kuat;
c. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif;
d. Sekolah memiliki budaya mutu;
e. Sekolah memiliki teamwork yang kompak, cerdas dan dinamis;
f. Sekolah memiliki kewenangan (kemandirian);
g. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat tinggi;
23
h. Sekolah memiliki keterbukaan (transparansi manajemen); dan
i. Sekolah melakukan evaluasi dan perbaikan
3) Mutu output pembelajaran
Output adalah kinerja sekolah, kinerja sekolah adalah prestasi sekolah
yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Kinerja sekolah diukur dari mutunya,
efektifitasnya, produktifitasnya, efisiensinya, inovasinya, mutu kehidupan kerjanya
dan moral kerjanya. Pada umumnya, indicator output dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
a. Output pencapaian akademik (academic achievement); dan
b. Output pencapaian dan akademik (non academic achievement).
8. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah
Strategi berkaitan erat dengan bagaimana melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan tertentu. Strategi merupakan seni untuk mengelola sumber daya
agar mampu mencapai sasaran yang dituju dengan efektif dan efisien. Strategi
bersifat mendasar dan menyeluruh sehingga tidak gampang untuk diubah.
Peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus
meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan factor-faktor yang berkaitan
dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih
efektif dan efisien. Sumadinata et.,al.(2006) menyatakan bahwa mutu pendidikan
atau mutu sekolah bertuju pada mutu lulusan. Untuk menghasilkan lulusan yang
bermutu maka proses pendidikan harus bermutu juga. Proses pendidikan yang
bermutu merupakan bentuk dukungan yang bermutu pula dari berbagai aspek
pendidikan. Termasuk didalamnya adanya dukungan personalia, seperti
administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional, sarana
dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik
mutu maupun jumlahnya, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang
mendukung.(Euis Karwati & Donni Juni Priansa, 2013, hlm. 47-59)
B. Studi Relevan
24
Berhubungan dengan bahasan penelitian yang penulis kerjakan, terdapat
beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Hasil penelitian ini penulis jadikan
bahan kajian awal yang mana studi relevan ini adalah membuat hasil-hasil
penelitian terdahulu terkait dengan focus atau tema yang diteliti. Hasil penelitian
tersebut adalah :
1. Deni Arisanti (2017), “Profesionalisme tenaga tata usaha dalam pelaksanaan
administrasi perkantoran di SDN 56 Prabumulih” Skripsi ini meneliti tentang
bagaimana profesionalisme tenaga tata usaha dalam pelaksanaan administrasi
perkantoran dalam menanggulangi masalah kurang profesionalnya tenaga
tatausaha dalam administrasi perkantoran. Hal ini terlihat dari latar belakang
pendidikan yang tidak menjurus langsung kepada pekerjaan, hanya dengan
kemampuan yang ada dan pengalaman yang ada, sehingga kinerja tatausaha
belum optimal dalam melaksanakan administrasi.
2. Muhammad Zohanda Fahmi (2017), “Upaya kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme Guru di Madrasah Tsnawiyah Negeri Stabat”.
Skripsi ini meneliti tentang Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme Guru, Kepala sekolah melakukan kelompok kerja guru
(KKG), mengadakan pelatihan (diklat), Musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), dan mengikut sertakan para guru dalam upaya kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Tsabat.
3. Miss Nurulaiman Chintra (2017), “Upaya peningkatan profesionalitas guru di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam Ringin Wok Kota Semarang”. Skripsi ini
meneliti tentang upaya peningkatan profesionalitas guru di Madrasah
Ibtidaiyah Nurul Islam Ringin Wok Kota Semarang dan bagaimana langkah-
langkah penanggulangannya.
4. Ngainur Rosidah (2009), “Profesionalisme Guru dan Upaya peningkatannya
Di MAN Yogyakarta 1”. Skripsi ini meneliti tentang upaya yang dilakukan
oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas para pendidiknya (Guru).
25
Berdasarkan 4 penelitian diatas memiliki persamaan dengan judul peneliti
yang berjudul Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
Adapun persamaan dengan penelitian di atas yaitu :
a) Penentuan tema judul Jurnal Skripsi yang sama yaitu tentang
meningkatkan profesionalisme
b) Peneliti sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif
c) Teknik pengumpulan data yang sama yaitu menggunakan metode
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan 4 penelitian diatas memiliki perbedaan dengan judul
penelitian yang peneliti angkat dengan judul Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi yaitu jika ke 4 penelitian tersebut memiliki fokus
penelitian lebih ke arah pelaksanaan profesionalisme tenaga pendidik namun
judul penelitian yang peneliti angkat saat ini lebih kepada profesionalisme
pelayanan Tenaga Kependidikan khususnya Tenaga Kependidikan Tata Usaha
pada Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota
Jambi.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan melalui pendekatan kualitatif deskriptif
dengan metode interaktif (Studi Kasus). Kualitatif deskriptif yaitu memaparkan
masalah atau temuan di lapangan sesuai dengan apa yang terjadi (apa adanya),
dengan objek penelitian yaitu Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan
di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
Berdasarkan fokus dan tujuan penelitian yang penulis kemukakan, maka
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu
suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau
tulisan dan perilaku yang dapat di amati dari orang-orang (objek itu sendiri). Pada
penelitian kualitatif, data yang di kumpul umumnya berbentuk kata-kata,
gambaran-gambaran, dan kebanyakan bukan berbentuk angka-angka.
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif kualitatif,
metode ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
berupa situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang
menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai
suati ciri, gambaran, kondisi, ataupun fenomena tertentu
Peneliti mengadakan pengamatan atau wawancara langsung terhadap
objek atau subjek penelitian, oleh karena itu peneliti terjun langsung ke lapanagan
dan terlibat langsung. Tujuan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif pada
penelitian ini adalah untuk mendeskrisikan merencanakan, mengorganisasikan,
melaksanakan, mengendalikan Peningkatan profesionalisme Tenaga Kependidikan
di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi. Peneliti berusaha mengkaji secara mendalam
dan terperinci dari suatu konteks, penelitian ini dilakukan untuk meneliti tentang
Peningkatan profesionalisme Tenaga Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi.
27
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah terletak diatas tanah milik
Pemerintah Provinsi Jambi seluas 16,5 ha yang dibangun untuk fasilitas pendidikan
dan lahan pertanian untuk praktek santri yang berlokasi di Jl. Marsda Surya Dharma
KM. 10 Kel. Kenali Asam Bawah Kec. Kota Baru Kota Jambi Kode Pos 36127
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang yang memeberikan informasi tentang hal-
hal yang di teliti atau orang yang banyak memberikan informasi, sekaligus paham
dengan masalah yang di teliti. Adapun yang menjadi Subjek penelitian ini adalah
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi dan Kepala Tata Usaha MTs PKP Al-
Hidayah Kota Jambi.
Maka di tetapkan informasi kunci (key informan) adalah Kepala Madrasah
dan Kepala Tata Usaha MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi di jadikan informasi
tambahan.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan atau penentuan sampel
dengan tujuan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. (Sugiyono, 2012, hlm. 85).
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Data Primer
Data primer adalah data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui
wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sample dalam penelitian. Data
primer merupakan data yang valid dan terpercaya sehingga keyakinan penulis
terhadap data primer dapat digunakan seutuhnya. Data primer ini didapat dari
kenyataan-kenyataan yang langsung diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
di lapangan. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data mengenai
28
upaya peningkatan profesional tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi. (Iskandar, 2009, hlm. 118).
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber yang didapatkan secara tidak langsung,
misalnya lewat orang lain atau dokumen lain. Data sekunder yang digunakan
sebagai pelengkap atau pendukung dari data primer yang meliputi: Data-data yang
erat terkait dengan permasalahan penelitian ini. (Sugiyono, 2011, hlm. 225)
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek
dari mana data diperoleh. Sumber data ini digunakan untuk mempermudah proses
penelitian, adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah :
a) Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
b) Kepala Tata Usaha MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan permasalahan
yang relevan, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Wawancara
Menurut Esterberg wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. (lexy J Moleong, 2009, hlm.
157).
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi ini adalah
semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi. Proses
wawancara dilakukan dengan cara tidak terstruktur dan hubungan antara moderator
dengan narasumber pun hanya bersifat sementara, yaitu berlangsung dalam jangka
waktu tertentu dan kemudian diakhiri. Wawancara ini dilakukan dengan
memberikan pertanyaan langsung kepada informan. Agar proses wawancara
berjalan dengan lancar, penulis membuat garis besar yang dirumuskan sebagai
pedoman wawancara. Pedoman yang digunakan untuk mengingatkan penulis
29
mengenai aspek apa saja yang harus dibahas dan apakah aspek tersebut sudah
dibahas atau ditanya, maka peneliti mencatat dan melakukan check list selama
wawancara berlangsung.(Moh. Nazir, 2011, hlm. 193-194).
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap respoden diberi
pertanyaan yang sama dan peneliti dapat menggunakan beberapa pewawancara
sebagai berikut. (Sugiyono, 2010, hlm. 85).
b. Wawancara Non Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalah yang akan
ditanyakan.(Sugiyono, 2010, hlm. 233-234).
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan teknik sampel (purposive
sampling) bertujuan untuk memilih informan dalam penelitian ini dengan
menetapkan beberapa pertimbangan. Adapun kriteria yang ditetapkan dalam
pedoman wawancara adalah sebagai berikut:
1) Merupakan tenaga kependidikan di MTs PKP Al- Hidayah Kota Jambi
2) Tidak dalam keadaan cuti sekolah
3) Bersedia berpatisipasi dalam penelitian sebagai informan
2. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan
pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra..
Dilakukan dengan cara terbuka di ruangan sekolah tersebut yang mana kehadiran
peneliti diketahui oleh siswa dan guru sehingga memberikan kemudahan dalam
pengamatan dan proses wawancara berlangsung. Hal ini juga dilakukan untuk
melihat sendiri peristiwa dan kejadian secara langsung kemudian mencatat sesuai
dengan keadaan sebenarnya dan peneliti mencoba mencari makna aktivitas yang
terjadi. Pada kesimpulannya observasi ini dibutuhkan untuk memudahkan proses
30
wawancara dan kemudian menemukan aktivitas nyata dan berkenaan dengan tujuan
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
rapat, catatan harian dan sebagainya.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya ke dalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.(Sugiyono, 2011, hlm. 244).
Untuk melakukan analisis data peneliti menggunakan pendapat Milles and
Huberman yang mengemukakan bahwa analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Berikut penjelasannya menurut Milles and Huberman:
1. Reduksi Data Reduksi data diartikan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan
mencarinya bila diperlukan. (Sugiyono, 2011, hlm. 92).
31
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam penelitian ini peneliti akan
mendisplaykan data dalam bentuk teks yang bersifat naratif.
3. Verifikasi/ Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan bagian akhir dari penelitian sebagai
konfigurasi yang utuh. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan dat berikutnya. Makna-makna yang muncul
dari data harus selalu dikaji kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitas
terjamin. . (Sugiyono, 2011, hlm. 99).
F. Teknik Pemeriksaaan Keabsahan Data
Untuk itu dalam melakukan penelitian ini peneliti akan melalui proses
sebagai berikut:
1. Mengajukan berbagai macam varian pertanyaan
2. Mengecek dengan berbagai sumber data
3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat
dilakukan.
32
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
No
Jenis kegiatan
Penelitian
Bulan
Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20 Feb-20 Mar-20 April-20 Mei-20 Juni-20
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Pengurusan izin
seminar
5 Seminar
Proposall
6 Perbaikan proposal
7 Pengajuan izin riset
8 Pengumpulan data
9 Penyusunan Skripsi
10 Bimbingan Skripsi
11 Ujian Skripsi
33
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Geografis dan Historis Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi
a) Geografis Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi
Gambar 4.1
Peta Lokasi Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Gambar 4.1 adalah hasil pengamatan peneliti melalui media internet
Google Maps tanggal 10 April 2020 pukul 10.00 WIB dan pengamatan
langsung ke lapangan tanggal 10 April 2020. Pondok Pesantren Modern Al-
Hidayah terletak diatas tanah milik Pemerintah Provinsi Jambi seluas 16,5 ha
yang dibangun untuk fasilitas pendidikan dan lahan pertanian untuk praktek
santri yang berlokasi di Jl. Marsda Surya Dharma KM. 10 Kel. Kenali Asam
Bawah Kec. Kota Baru Kota Jambi Kode Pos 36127
34
b) Historis Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah Jambi didirikan oleh Gubernur
Jambi, berdasarkan Surat Keputusan No. 226 Tahun 1983 Tanggal 14 Juni
1983 diresmikan kader-kader pembangunan di daerah Jambi yang berilmu,
beramal, bertaqwa dan terampil. Direktur Pondok Pesantren ini dipimpin oleh
:
1. Prof. Dr.H. Sulaiman Abdullah (1983 – 1996)
2. Hizbullah Razaq, BA ( 1996 – 1999 )
3. H. Husin Abdul Wahab, Lc., MA ( 1999 – 2003 )
4. Arsyad Abdul Mu’iz, Lc ( 2003 – 2006 )
5. H. Zayadi, SH ( 2006 – 2007 )
6. H.Abdul Qodir Sobur, Ph.D ( 2007 – 2009 )
- Wakil : H. Zayadi, SH
7. Drs. H. Ahmad, MM Caretaker Direktur ( 2009 )
- Wakil : H. Abdullah Hasyim, Lc., MA
8. H. Hasan Kasyim, SH ( 2009 – 2011 )
- Wakil : Drs. H. Satria Bachman, M.Pd.I
9. Dr. H. Husin Abdul Wahab, Lc, MA ( 2011 – 2019 )
10. H. Umar Yusuf M.HI (2019)
11. Dr. H. Muslim, HU (Plt, 2019)
12. H. Hasan Basri Husin, S.H (2019-Sekarang)
2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi
a) Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi
VISI Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi menjadi Lembaga Pendidikan insan qur’ani dan
berdaya saing internasional.
35
Misi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi adalah
1) Mengintergasikan Kurikulum Berbasis Al-Qur’an dengan realitas
kehidupan.
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang islami, modern
dan dinamis.
3) Mengoptimalkan pelayanan pendidikan dan pengasuhan yang tepat
dan memuaskan.
4) Melahirkan lulusan yang kompetitif dan profesional.
3. Tujuan Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi
a) Melaksanakan pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT serta berakhlak mulia.
b) Mencapai kompetensi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi
c) Meningkatkatkan kemampuan peserta didik terampil internasional.
d) Melaksanakan pembelajaran partisipatif, aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan agar peserta didik melaksanakan
pembinaan keimanan dan ketaqwaan memiliki dasar-dasar
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi atau terjun kemasyarakat.
e) Mengenal dan mencintai bahasa, masyarakat dan kebudayaannya.
f) Membentuk peserta didik yang kreatif dan terampil dalam bekerja
untuk dapat mengembangkan diri secara terus-menerus.
g) Memberikan bekal pengetahuan agama islam yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan lingkungan sekitarnya.
4. Kurikulum Pendidikan
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bagi
peserta didik kelas VIII dan IX dan kurikulum 2013 untuk peserta didik
36
kelas VII yang diberlakukan mulai tahun pelajaran 2017/2018 memenuhi
kedua dimensi tersebut.
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah
pertama yang beralamat di Jl. Marsada Surya Dharma No. 16 Rt. 006
Kel. Kenali Asam Bawah kec. Kota Baru, Kabupaten Kota Jambi,
merupakan sekolah yang terletyak di pinggir jalan besar, sehingga
keberadaannya sangat strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa/I
Madrasah Tsanawiyah Swasta Pondok Pesantren Karya Pembangunan
Al-Hidayah diwajibkan tinggal di asrama dengan kurikulum pondok
pesantren di bawah lembaga Pondok Pesantren Modern Al-Hidayah .
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi dituntut untuk selalu mengembangkan diri baik dari segi
akademik maupun non akademik serta mutu lulusan maupun sarana
prasarananya. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan mutu
pendidikan adalah proses pembelajaran yang mengacu pada kurikulum
di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota
Jambi. Oleh sebab itu Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi disusun untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi.
Struktur kurikulum Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi adalah pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Struktur kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP 2006) disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
37
a. Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah memuat 11 mata pelajaran, 2 muatan lokal dan
pengembanagan diri.
b. Substansi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Aalam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial pada Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah merupakan Ilmu Pengetahuan Alam
terpadu dan Ilmu Pengetahuan Sosial terpadu.
c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.
d. Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 40 menit.
e. Minggu efektif dalam 1 tahun pelajaran (2 semester) adalah 36
sampai 38 minggu.
5. Sturuktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
38
Gambar 4.2
Gambar 4.2 Sturuktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
Gambar 4.2 menjelaskan Kepala Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi merupakan manager puncak dalam suatu
lembaga pendidikan , Kepala Madrasah memiliki manager tengah yaitu Wakil
Kepala Madrasah bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, dan dalam
Administrasi Tata Usaha, manager bawah yakni para dewan guru.
6. Kegiatan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Tabel.4.3 Kegiatan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
39
NO JENIS
KEGIATAN
WAKTU KETERANGAN
1 Belajar Aktif
07.30-13.00 WIB Keseluruhan
2 Belajar Aktif
Lanjutan
14.00-16.00 WIB Keseluruhan
3 Membaca Al-
Qur’an
Qobla maghrib,
ba’da maghrib dan
ba’da subuh
Keseluruhan
4 Sholat Berjama’ah Tiap 5 Waktu Keseluruhan
5 Muhadatsah (arab
dan Inggris)
Selasa, Kamis dan
Minggu
Keseluruhan
6 Belajar Malam Setiap Malam
Kecuali Malam
Sabtu dan Minggu
Keseluruhan
7 Silat Tapak Suci Malam Selasa Bagi Yang Berminat
8 Pramuka Sabtu-14.00 WIB Keseluruhan
9 Marching Band Jum’at 16.00-Selesai Putra saja
40
10 Komputer Setiap Malam
(Jadwal Perkelas)
Keseluruhan
11 Hadroh/Rebana Malam Senin dan
Jum’at
Kelompok Khusus (Pa-Pi)
12 Muhadhoroh Malam Sabtu dan
Minggu
Malam Jum’at dan
Minggu
Putra
Putri
13 Musik (Band) Setiap Sore
Perjadwal
Putra
14 Berzanji Malam Selasa Putra
15 Olahraga Setiap Sore Keseluruhan
Catatan Tabel 4.3 berasal dari data dokumen bagian pengasuhan Pondok Pesantren
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
7. Jadwal kegiatan pembelajaran Intrakulikuler Pondok Pesantren Al-Hidayah
Kota Jambi
Tabel 4.4 Kegiatan Intrakurikuler Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
NO JENIS
KEGIATAN
WAKTU KETERANGAN
1 Belajar Aktif
07.30-13.00 WIB Keseluruhan
41
2 Belajar Aktif
Lanjutan
14.00-16.00 WIB Keseluruhan
3 Membaca Al-
Qur’an
Qobla maghrib,
ba’da maghrib dan
ba’da subuh
Keseluruhan
4 Sholat Berjama’ah Tiap 5 Waktu Keseluruhan
5 Muhadatsah (arab
dan Inggris)
Selasa, Kamis dan
Minggu
Keseluruhan
6 Belajar Malam Setiap Malam
Kecuali Malam
Sabtu dan Minggu
Keseluruhan
Catatan Data Tabel 4.4 Diperoleh dari data dokumen Administrasi Tata Usaha
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi setiap hari senin sampai sabtu melakukan pembelajaran formal
di kelas dari pukul 07.30-13.00 kecuali hari jumat dari pukul 07.15-11.00 siswa-
siswi setiap hari jum’at melakukan yasinan bersama di mushollah dari pukul 07.15-
08.00 pada hari senin pukul 07.00-08.00 melaksanakan upacara rutin setiap hari
senin dan setiap hari sabtu siswa-siswi melaksanakan kegiatan senam bersama di
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi setiap sholat Dzuhur melakukan sholat berjama’ah di
mushollah Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota
42
Jambi dan membaca Al-Qur’an setiap selesai sholat magrib, dan dilanjutkan dengan
mengulang pelajaran pada pukul 20.00-22.00.
8. Jadwal kegiatan pembelajaran Ekstrakulikuler Pondok Pesantren Al-Hidayah
Kota Jambi
Tabel 4.5 Kegiatan Ektrakulikuler Madrasah Tsanawiyah Darussalam
NO JENIS
KEGIATAN
WAKTU KETERANGAN
1 Silat Tapak Suci Malam Selasa Bagi Yang Berminat
2 Pramuka Sabtu-14.00 WIB Keseluruhan
3 Marching Band Jum’at 16.00-Selesai Putra saja
4 Komputer Setiap Malam
(Jadwal Perkelas)
Keseluruhan
5 Hadroh/Rebana Malam Senin dan
Jum’at
Kelompok Khusus (Pa-Pi)
6 Muhadhoroh Malam Sabtu dan
Minggu
Malam Jum’at dan
Minggu
Putra
Putri
7 Musik (Band) Setiap Sore
Perjadwal
Putra
8 Berzanji Malam Selasa Putra
43
9 Olahraga Setiap Sore Keseluruhan
Catatan Data Tabel 4.5 Diperoleh dari data dokumen Administrasi Tata Usaha
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
Sejak awal tahun pembelajaran baru, para siswa telah diperkenalkan dan
dilibatkan secara aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler, seperti : Silat Tapak
Suci, Pramuka, Marching Band, Komputer, Hadroh/Rebana,Muhadhoroh, Musik
(Band), Berzanji, dan olahraga sepakbola, takraw, futsal, Badminton, dll.
9. Sarana Prasarana Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Dalam upaya meningkatkan mutu proses pembelajaran dan tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan maka harus tersedia faktor-faktor penunjang
terlaksananya proses pembelajaran. Sarana adalah segalah sesuatu yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sarana merupakan tempat
berlangsungnya proses pembelajaran dan juga memberikan motivasi kepada siswa
untuk belajar dengan baik.
Hasil dokumentasi yang diperoleh dari lapangan, bahwa sarana prasarana
yang tersedia di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
dapat dikatakan cukup memadai, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel: 4.6 Data Sarana Prasarana Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi (Sarana dan Prasarana)
No Jenis Prasarana Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi
Baik
Jumlah
Ruang
Kondisi
Rusak
Kategori Kerusakan
Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 6 4 2 2 - -
2 Perpustakaan 1 1 - - - -
44
3 R.Lab.IPA - - - - - -
4 R.Lab. Biologi - - - - - -
5 R.Lab.Kimia - - - - - -
6 R.Lab. Komputer 2 2 - - - -
7 R.Lab.Bahasa - - - - - -
8 R.Pimpinan - - - - - -
9 R.Guru 1 1 - - - -
10 R.Tata Usaha - - - - - -
11 R.Konseling - - - - - -
12 Tempat Beribadah 2 1 1 1 - -
13 R. UKS 1 1 - - - -
14 Jamban 11 9 3 - - 3
16 Gudang 1 - 1 - 1 -
17 R. Sirkulasi - - - - - -
18 Tempat Olahraga 4 4 - - - -
Catatan Tabel. 4.6 Data Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi didapat dari Tata Usaha Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi (Observasi 20
Maret 2020)
Berdasarkan tabel 4.6 jumlah sarana dan prasarana yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi berjumlah 29,
dan Jumlah Ruang Kondisi Baik 22, Jumlah Ruang Kondisi Rusak 7.
a) Data Guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi
Tabel: 4.7 Data Guru Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan
Al-Hidayah Kota Jambi
45
No NAMA Kualifikasi
Akademik MAPEL Yang Diajarkan
1 Ibrahim, S.Th.I S1 Fikih
2 Drs. Janiwar S1 Bahasa Inggris
3 Sunarti, S.Pd.I S1 Bahasa Arab, Seni Budaya
4 Reni Hastuti, S.Pd S1 Matematika
5 Pauzi, M.Pd.I S2 Bahasa Arab, SKI
6 H. Rusnan Ahlannur, Lc S1
Al-Qur'an Hadits, Akidah
Akhlak
7 Hevni Siska Maryantama, S.Pd,
M.Pd S2 IPA, Bahasa Indonesia
8 H. M. Harmin, Lc S1 Fiqih, Akidah Akhlak
9 Ahmad Zakaria, S.Pd.I S1 Bahasa Arab, Prakarya
10 Humaedi, S.Pd.I S1 Akidah Akhlak, Penjas
11 Mas'adi, S.Pd.I S1 Alqur'an Hadits
12 Andy Ariadi, S.Pd.I S1 Alqur'an Hadits, SKI
13 Tidjar Purbaya, SE S1 IPS, Bahasa Indonesia
14 Rizki Aprilianto, S.H S1 PKn
15 Eko Firmansyah, S.Pd.I S1 Fikih, SKI, Prakarya
16 Gatot Widodo, S.Pd.I S1 Alqur'an Hadits, Penjaskes
17 Wiwi Astuti, S.Th.I.M.Pd S2 PKn, Bahasa Indonesia
18 Mieke Desiana, SS S1 Bahasa Arab, Bahasa
Indonesia
19 Oktarina Sumba, S.TP S1 IPA
20 Siti Yami, S.Pd.I S1 Bahasa Arab, Seni Budaya
21 Kasmawati, S.Sos.I S1 Aqidah Akhlak, Seni Budaya
22 Mahyunani Arifin, S.IP S1 Bahasa Indonesia, IPS
23 Iwing Derva Mutia, S.Pd S1 IPA, Matematika
24 Budi Widia Wahyuni, S.Pd S1 IPA
25 Prihartini Kusuma, S.Pd S1 IPA
26 Putri Rahayu, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
27 Siti Khadijah, SE S1 IPS
28 Bayu Budi Dharma, S.Pd,M.Pd S1 SKI/Tarikh,Bahasa Inggris
29 Tomi Jepisa, SH S1 Fiqih, Prakarya
30 M. Khoirudin, SE S1 IPS, Matematika
31 Achmad David, S.Pd.I S1 SKI, Penjaskes
32 Lili Harnaini, SH S1 PPKN, Penjaskes
46
33 Sheyla Halimatul Adla,S.Pd S1 Bahasa Inggris, Penjaskes
34 Rahmawati, S.Pd S1 Bahasa Indonesia
35 Devrian Rifki Wijaya, S.Kom S1 Prakarya, PKN
36 Achmad Muchlis, S.E S1 IPS
37 Fachrizal, S.Pd S1 IPA
38 Paridatun, S.Pd S1 Fikih
Catatan Tabel 4.7 Berasal dari data dokumentasi Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi (Observasi tanggal 20 Maret
2020).
Guru di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah
Kota Jambi berjumlah 38 guru, terdiri dari 20 orang laki-laki dan 18 orang
perempuan. Berdasarkan pendidikan terakhir guru Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi Terdiri dari lulusan S1 35 orang dan
S2 3 orang.
b) Data Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
4.8 Data Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
NO NAMA PEGAWAI KUALIFIKASI
KEPEGAWAIAN
STATUS
KEPEGAWAIAN NIP
PANGKAT
TERAKHIR/
GOLONGAN
JABATAN
1 Ibrahim, S.Th.I S1 Non PNS -
-
Kepala
Madrasah
2 Reni Hastuti, S.Pd S1 Non PNS - - Bendahara
3 Lili Harnaini, S.H S1 Non PNS - - Kepala TU
4
Achmad Rizky MR.,
A.Md D3 Non PNS -
- Staff TU
5 Muhammad Mukti MA Non PNS - - Staff TU
6
Devrian Rifki
Wijaya, S.Kom S1 Non PNS -
-
Operator
Emis
Catatan Tabel. 4.8 Data Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi didapat dari Tata Usaha Madrasah
47
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi (Observasi 20
Maret 2020)
Tenaga Kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi berjumlah 6 orang, terdiri dari 4 orang laki-
laki dan 2 orang perempuan.
c) Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi.
Santriwati adalah orang yang menjadi anak didik dan menjadi
sasaran pendidikan atau pihak yang di didik, diajarkan, diarahkan, dipimpin, diberi
norma baik dari segi ilmu pengetahuan maupun keterampilan serta moral dan budi
pekerti yang luhur dalam menerapan kedisiplinan. Dilihat dari segi kualitasnya,
santriwati di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah ini dapat
digolongkan baik. Namun dilihat dari segi peraturan, tidak semua santri Santriwati
Pondok Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah bisa sepenuhnya dikatakan baik.
Hal ini dikarenakan sebagian dari santriwati Pondok Pesantren Karya
Pembangunan Al-Hidayah kurang menerapkan kedisiplinan. Sedangkan dari segi
kuantitasnya, santri di Pondok Pesantren Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota
Jambi terus mengalami peningkatan sesuai dengan daya tampung yang tersedia.
Tabel 4.9 Data Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
NO KELAS KETERANGAN
PUTRA PUTRI JUMLAH
1.
VII
A 41 33 74
2. B 40 33 73
3. C 41 35 76
4. D 41 32 73
5.
VIII
A 37 35 72
6. B 37 36 73
7. C 38 35 73
8. D 34 34 68
48
9.
IX
A 27 34 61
10. B 29 35 64
11. C 25 31 56
12. K 12 12
Tabel 4.9 Data ini didapat dari pegawai Tata Usaha Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
tanggal 22 Maret 2020
Siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi berjumlah 775 siswa, terdiri dari laki-laki 390
orang dan perempuan 385 orang.
10. Krikeria ketuntasan minimal Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Tabel 4.10 Kriteria Ketuntasan minimal Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi
49
Catatan Data pada tabel 4.10 Berasal dari Administrasi Tata Usaha Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
MATA PELAJARAN
KKM
VII
PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP
Kelompok A
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadist 70 70 70
b. Akidah Akhlak 75 75 75
c. Fiqih 75 75 75
d. sejarah Kebudayaan 70 70 70
Islam
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
75 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75 75
4. Bahasa Arab 70 70 70
5. Bahasa Inggris 72 72 72
6. Matematika 73 73 73
7. Ilmu Pengetahuan Alam 74 74 74
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 72 72 72
Kelompok B
1. Seni Budaya 75 75 75
2. Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Keshatan
70 70 7
0
3. Prakarya 73 73 7
4. Mulok I (Al-Khat) 73 73 73
5. Mulok II (Tajwid) 73 73 73
50
Sebagaimana ditunjukan pada tabel 4.8 Kriteria ketuntasan minimal setiap
mata pelajaran diatas 70. Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi harus mencapai 8 tersebut pada setiap mata
pelajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila siswa yang bersangkutan
mencapai ketuntasan minimal .
Tabel 4.11 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Minimal ( KKM ) Kelas VIII Dan IX
MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
MATA PELAJARAN KKM
VIII IX
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadist 75 75
b. Akidah Akhlak 77 80
c. Fiqih 75 75
d. Sejarah Kebudayaan Islam 70 70
2. Pendidikan Kewarganegaraan 77 80
3. Bahasa Indonesia 78 78
4. Bahasa Arab 70 70
5. Bahasa Inggris 73 75
6. Matematika 75 76
7. Ilmu Pengetahuan Alam 75 76
8. Ilmu pengetahuan Sosial 73 75
9. Seni Budaya 76 78
10. Pendidikan Jasmani. Olahraga
dan Kesehatan
73 75
11. Teknologi Informasi dan
Telekomunikasi
75 78
51
A. MUATAN LOKAL
1. Tajwid 75 78
2. Al-Khat/Kaligrafi 75 78
A. PENGEMBANGAN
DIRI
Minimal C Minimal C
Sebagaimana ditunjukan pada tabel 4.11 Kriteria ketuntasan minimal
setiap mata pelajaran diatas 70. Siswa Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi harus mencapai 80 pada setiap mata
pelajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila siswa yang
bersangkutan mencapai ketuntasan minimal .
52
B. Temuan Khusus
1. Kondisi Profesionalisme Tenaga Kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Kota Jambi
a) Kondisi Profesionalisme Tenaga Kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Kota Jambi
Untuk mengetahui profesionalisme tenaga kependidikan di
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota
Jambi perlu di paparkan berdasarkan data dan hasil wawancara serta
dokumentasi sebagaimana yang ditemukan dari lokasi penelitian.
Profesionalisme merupakan suatu pekerjaan yang berkaitan dengan
profesi, dalam setiap seseorang harus berkompeten di bidangnya,
profesionalisme tenaga kependidikan dapat dikatakan profesional jika
sudah mampu bertangg ung jawab serta amanah dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan Tupoksi yang diamanahkan kepadanya, misalnya
dalam ketatausahaan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan bapak
Ibrahim, S.Th.I selaku Kepala Madrasah di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi.
“ Saya rasa Kondisi Profesionalisme Tenaga Kependidikan
di MTs Al-Hidayah sudah cukup baik, tapi memang tidak bisa
dipungkiri adanya kesenjangan antara profesionalitas dan kualitas
pelayanan terhadap siswa, masih ada beberapa tenaga kependidikan
yang belum sesuai, namun hal ini saya tempatkan sesuai dengan
skill yang dimiliki. Setiap mereka yang berprofesi sebagai tata usaha
harus keluaran dari sekolah kejuruan. Saya kira untuk ini ya mereka
sudah berpengalaman kerja minimal 3 tahun, sebagai guru atau
pegawai dia sudah berpengalaman dalam bidang itu selama 3 tahun.
Dan minimal kerja itu bagi orang yang bukan profesinya, jika dia
sudah memiliki kompetensi dalam bidangnya, seperti IT yang
memahami seluk beluk tentang komputer maka untuk yang sudah
berprofesi dalam bidang itu bisa diterima kalau melengkapi kriteria
yang ditetapkan. Kemudian dalam hal pelayanan disini juga belum
cukup baik masih agak berbelit-belit dikarenakan banyak prosedur
yang harus dilewati karena MTs sendiri dibawah pimpinan Direktur
Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi.”( Wawancara 20 April
2020).
53
Profesionalisme tenaga kependidikan saat ini sangat dibutuhkan
sebagai upaya mewujudkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang baik,
karena kerja profesional itu sendiri dapat menciptakan kinerja yang
unggul.
Hal ini juga diperkuat oleh pernyataan dari bapak Drs. Janiwar
selaku Wakil Kepala Madrasah MTs PKP Al-Hidayah, beliau mengatakan bahwa:
“Kalau itu sebenarnya lebih kepada pengalaman kerja nya, dan
lulusannya ke sarjana gitu, dan kita lihat sudah ada kah pengalaman
yang ia miliki, sudah profesional kah dia jika di angkat sebagai
pegawai tata usaha disini. Tetapi lain hal nya dengan sebagian
pegawai disini, mereka bekerja sesuai dengan kemampuan yang ada
dan pengalaman yang mereka miliki. Pegawai tata usaha di MTs
PKP Al-Hidayah ini memang lulusan perguruan tinggi semua,
namun dia tidak sesuai dengan jurusan nya, tapi itu tidak jadi
patokan kami, asalkan mereka mempunya skill atau kemampuan
yang sesuai dengan kriteria yang kami butuhkan. Sehingga untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan administrasi pegawai tersebut
berusaha dan bekerja dengan profesional dan disiplin, misalnya
dalam mengerjakan tugas-tugas ketatausahaan mereka mengerjakan
dengan cepat dalam hal pelaksanaan administrasi di sini. Dan kerja
mereka sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kami di madrasah
ini”(Wawancara 23 April 2020).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Arsinta Andini yang
merupakan salah satu siswi di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi terkait pelayanan tenaga
kepndidikan di Madrasah tersebut mengatakan bahwa “pelayanan
yang dilakukan oleh TU di Madrasah tersebut belum maksimal. Hal
tersebut dikarenakan sering terjadinya mis komunikasi dan tidak
telitinya pegawai TU. Contohnya ketika saya sedang ingin mengurus
surat perizinan untuk pulang kerumah dikarenakan melihat orang tua
sakit, akan tetapi surat tersebut tidak kunjung dibuat oleh pegawai
TU padahal saya sudah memberi tahu kepada pegawai tersebut dari
2 hari yang lalu tetapi surat tersebut tidak kunjung turun sehingga
membuat saya harus menemui pegawai TU tersebut lagi untuk
menanyakan perihal surat izin yang saya butuhkan”.(Wawancara 25
April 2020)
Berdasarkan analisis penulis dari observasi dan wawabcara penulis
diatas dapat dikatakan bahwa profesionalisme tenaga kependidikan
khususnya pegawai TU yang ada di Madrasah tersebut belum maksimal
54
dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam hal pelayanan. Penulis
melihat masih adanya pegawai yang belum disiplin dan etos tanggung jawab
kerjanya masih terbilang harus banyak belajar. Khususnya dalam hal
kompetensi dan integritasnya dalam hal berkomunikasi kepada para siswa
atau para konsumen yang membutuhkan tenaganya dan kedisiplinannya
dalam melaksanakan tugasnya. Hal tersebut perlu adanya evaluasi yang
sangat serius kepada pegawai TU oleh Kepala Madrasah di lembaga tersebut
untuk melihat dan memberikan arahan , motivasi dan pelatihan khusus
kepada pegawai TU tersebut serta berusaha menumbuhkan dan
meningkatkan budaya kedisiplinan, etos kerja, dan tanggung jawab untuk
menegaskan komitmen pelayanan yang ada di Madrasah tersebut.
Uraian dari hasil wawancara diatas bahwa tenaga kependidikan
disini walaupun tidak berasal dari lembaga pendidikan yang terjun langsung
di bidang tata usaha tetapi mereka berusaha untuk melakukan pekerjaan
mereka secara profesional, memenuhi kriteria, menggunakan waktu
semaksimal mungkin dan berusaha menambah ilmu pengetahuan mereka
dalam bidang tata usaha.
Berdasarkan teori (Wardan, 2019) tentang profesionalisme ialah
sifat-sifat yakni kemampuan atau kemahiran dan cara pelaksanaan sesuatu
yang lainnya, sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan
oleh sesorang profesional dan diperkuat oleh teori menurut Luthfi ( Ii, Teori
& Guru, 2018) tentang profesionalisme merujuk kepada komitmen sebagai
anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya
terus-menerus.
Berdasarkan teori diatas sangat relevan dengan temuan peneliti di
lapangan tentang kondisi profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi yang
menunjukkan kualifikasi lulusan pada Tenaga Kependidikan di Madrasah
tersebut tidak menjadi patokan dalam kriteria pada profesionalisme di
Madrasah tersebut. Akan tetapi cukup kemampuan dan usaha personalnya
55
tenaga kependidikan tersebut untuk terus meningktkan skill dan kemahiran
mereka dalam bekerja.
2. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan profesionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
Dalam setiap proses peningkatan profesionalisme tentu mempunyai
kendala baik itu kendala eksternal maupun internal.
Hasil wawancara peneliti dengan kepala Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi mengenai kendala
yang dihadapi dalam proses peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan, beliau memberikan jawaban sebagai berikut:
“Setiap pekerjaan yang dilaksanakan tidak terlepas dari yang
namanya kendala ataupun hambatan, termasuk dalam menjalankan
keprofesionalismean seorang tenaga kependidikan. Kendala tersebut
kegiatan-kegiatan yang diadakan dadakan yang diluar dari
kegiatan madrasah yang sudah terjadwal. Sehingga ada saja tenaga
kependidikan yang meminta izin untuk tidak bisa hadir. Belum lagi
ada izin-izin yang lain seperti sakit atau yang lainnya. Arah
kebijakan pendidikan, paradigma sistem pendidikan dan kurikulum
yang selalu mengalami perubahan juga menjadi kendala dalam
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Al-Hidayah Kota Jambi”(Wawancara 20 April 2020).
Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Tata Usaha Lili Harnani,
S.H beliau memberikan jawaban sebagai berikut :
“Tata Usaha disini masih perlu menambah wawasan, yaitu dengan
mengikuti pelatihan, diklat, work shop dan lain sebaginya.
Terkadang juga komputer rusak dalam jangka waktu perbaikan yang
agak lama, sehingga pekerjaan belum terselesaikan dengan
baik”(Wawancara 22 April 2020).
Jawaban yang di uraikan oleh responden di atas juga menjelaskan
tentang kendala-kendala dalam melaksanakan profesionalisme tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi yaitu kendala yang terjadi seperti kualifikasi dan latar
56
belakang pendidikan yang dimiliki tenaga kependidikan yang tidak sesuai
dengan bidang tugas, jadi masih perlu menambah wawasan dan
pengetahuannya lagi.
Hasil wawancara peneliti dengan Staff Tata Usaha Achmad Rizky
mengenai kendala yang dihadapi dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikann di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi beliau memberi jawaban sebagai
berikut:
“Arah kebijakan pendidikan, paradigma sistem pendidikan dan
kurikulum yang selalu mengalami perubahan. Peraturan/kebijakan
yang tidak tetap menjadi kendala dalam peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
Pengembangan kemampuan profesionalisme yaitu lemahnya
motivasi yang dimiliki oleh pihak tenaga kependidikan dalam
mengadakan peningkatan kemampuan profesionalannya. Lemahnya
motivasi dalam meningkatkan kemampuan mereka beralasan karena
sibuknya waktu dalam melakukan pekerjaan yang ada”(Wawancara
24 April 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Nabila Zahira selaku siswa
terkait pelayanan Tenaga Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi beliau mengatakan bahwa : “ Kalau pelayanan disini memang agak
sedikit rumit kak, banyak prosedur yang harus dilewati, misalnya dalam
pengurusan perizinan harus melalui Pondok terlebih dahulu baru kemudian
ke bagian MTs nya”(Wawancara 23 April 2020).
Sama halnya dengan Rahma Amalia Fitri yang merupakan salah satu
siswi di MTs PKP Al-Hidayah mengatakan bahwa “Pelayanan Administrasi
agak lamban dan mengalami masalah ketika listrik madrasah mati sehingga
saya harus menunggu minimal 2 hari untuk memastikan apakah surat saya
sudh dibuat atau belom. Ditambah lagi dengan pegawai TU yang sering
mengobrol dengan rekan kerja saat melayani siswi yang membutuhkan
sehingga menghambat siswi dalam menyelesaikan kebutuhan dan
keperluannya saat itu”.(Wawancara 24 April 2020)
57
Berdasarkan hasil dari wawncara dan observasi peneliti diatas dapat
disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi dalam peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di madrasah tersebut yaitu lambannya
kerja pegawai TU dalam menjalan tugasnya, mis komunikasi pegawai TU
dengan para siswi yang membutuhkan, kualifikasi dan latar belakang
pendidikan yang dimiliki tenaga kependidikan yang tidak sesuai dengan
bidang tugas, minimnya wawasan, pengetahuan, kemahiran, dan komitmen
dari pewagai TU tersebut sehingga perlu diadakannya evaluasi lebih jauh
dan pembelajaran terhadap tupoksi yang seharusnya dilakukan oleh pegawai
TU tersebut dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan teori menurut (Nurhiba, 2015) tentang permasalahan
yang dihadapi tenaga kependidikan antara lain kesejahteraan tenaga
kependidikan dan kelanjutan karir, penilaian dan pengawasan kinerja
terhadap tenaga kependidikan, tidak sesuainya kualifikasi tenaga
kepedidikan dalam penempatan pekerjaan, tidak adanya promosi tenaga
kependidikan dan adanya system birokrasi yang berbelit.
Berdasarkan teori tersebut sangat relevan dengan temuan yang peneliti
temukan dilapangan berkenaan dengan kendala yang dihadapi dalam
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah
Kota Jambi.
Dapat penulis analisis bahwa kendala yang dihadapi dalam peningkatan
profesinalisme tenaga kependidikan di madrasah tersebut memang butuh
banyak pembenahan dan perbaikan khususnya dalam hal pelayanan
dimadrasah tersebut sehingga dapat tercpainya tujuan madrasah yang efektif
dan efisien.
Berdasarkan hasil beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa kendala yang dihadapi dalam peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi yaitu kegiatan-kegiatan yang diadakan dadakan yang
diluar dari kegiatan madrasah yang sudah terjadwal. Kualifikasi dan latar
belakang pendidikan yang dimiliki tenaga kependidikan yang tidak sesuai
58
dengan bidang tugas, jadi masih perlu menambah wawasan dan
pengetahuan. Kemudian Arah kebijakan pendidikan, paradigma sistem
pendidikan dan kurikulum yang selalu mengalami perubahan menjadi
kendala peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
3. Bagaimana upaya dalam Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
Dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan,
pegawai tersebut harus memiliki berbagai upaya dan kemauan dalam belajar
untuk terus meningkatkan profesionalisme khususnya dalam pelayanan
terhadap siswa agar berjalan dengan efektif dan efisien sehingga dapat
tercapai arah dan tujua sekolah sekaligus untuk membantu dalam
meningkatkan mutu pelayanan sekolah. Oleh karena itu, pegawai TU
dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan, baik kemampuan, attitude
dan kemahiran manajemen administrasi khususnya dalam hal pelayanan.
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Ibrahim S.Th.I selaku
Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi mengenai Upaya Kepala Sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan adalah sebagai
berikut:
“Beliau mengatakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan yaitu, memberdayakan
kompetensi yang dimilki oleh tenaga kependidikan, mengadakan
pelatihan, yang mana pelatihan ini merupakan salah satu teknik
pembinaan untuk menambah wawasan/pengetahuan dan
memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke
jenjang penddikan yang lebih tinggi. Kegiatan pelatihan (Diklat),
perlu dilaksanakan oleh tenaga kependidikan dengan diikuti usaha
tindak lanjut untuk menerapkan hasil-hasil pelatihan. Selanjutnya
yaitu dilakukannya program pembinaaan secara khusus seperti
sertifikasi, dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan
dan kepatutan yang harus dijalani, terhadap kriteria-kriteria yang
secara ideal telah ditetapkan.
59
Dengan adanya sertifikasi akan memacu semangat tenaga
kependidikan untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu,
dan profesionalisme dalam dunia pendidikan. mengikuti berbagai
bentuk penataran dan lokakarya, yang mana lokakarya ini
merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir
dan bekerja bersama-sama baik mengenai masalah teoritis maupun
praktis, dengan maksud untuk meningkatkan mutu hidup pada
umumnya serta mutu dalam hal pekerjaan. Dengan adanya lokakarya
ini, tenaga kependidikan diharapkan akan memperoleh pengalaman
baru dan dapat menumbuhkan daya kreatifitas serta dapat
memproduksi hasil yang berguna dan lebih baik untuk
kedepannya”(Wawancara 20 April 2020).
Penjelasan yang dipaparkan oleh responden di atas terkait dengan
upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan yang dilakukan Kepala Sekolah.
Hasil wawancara peneliti dengan Bapak Drs. Janiwar selaku Wakil
Kepala Sekolah (Bidang Kurikulum) mengenai upaya Kepala Sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan adalah sebagai
berikut:
“Upaya kepala sekolah mempunyai peranan sangat besar dalam
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah.
Berkembangnya semangat kerja, kerjasama yang harmonis, minat
terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang
menyenangkan dan perkembangan mutu profesional diantara tenaga
kependidikan dan guru banyak ditentukan oleh kualitas
kepemimpinan kepala sekolah. Upaya yang dilakukan kepala
sekolah dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan
diantaranya yaitu kepala sekolah melakukan upaya pemberdayaan
terhadap kompetensi tenaga kependidikan. Selanjutnya diadakannya
pelatihan (diklat). Pelatihan ini merupakan proses pengembangan
dan pengarahan pengetahuan dan keterampilan sikap dan perilaku
yang dapat direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan baik saat
ini maupun masa yang akan datang. Melalui program sertifkasi
Profesionalisme tenaga kependidikan dapat ditingkatkan melalui
secara bersama-sama dengan jalan pendidikan maupun pelatihan
pembinaan teknis secara berkelanjutan”(Wawancara 23 April 2020).
Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
60
Hidayah cukup baik, dikarenakan penjelasan dari responden di atas yang
telah mengikuti program-program diantaranya kegiatan Diklat (pelatihan),
penataran serta lokakarya yang sebagaimana mestinya dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan.
Hasil wawancara peneliti dengan Ibu Lili Harnaini S.H Kepala Tata
Usaha mengenai upaya Kepala Madrasah dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan sebagai berikut:
“Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan yaitu mengikut sertakan tenaga kependidikan
dalam Workshop dan seminar tentang profesionalisme,
selanjutnya diadakannya pelatihan-pelatihan atau diklat Pelatihan
ini merupakan proses pengembangan dan pengarahan pengetahuan
dan keterampilan sikap dan perilaku yang dapat direncanakan untuk
dapat memenuhi kebutuhan baik saat ini maupun masa yang akan
datang. Evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah guna
mengetahui sejauhmana tiap-tiap tenaga kependidikan memahami
dan menguasai tugas pokok dan fungsi yang diampunya serta
memberikan tugas untuk membuat karya ilmiah tentang pendidikan
dan kinerja tenaga kependidikan yang profesional. Melalui metode
langsung dalam bentuk teknik kelompok dan individual. Teknik
kelompok melalui pelaksanaan rapat supervisi, teknik individual
melalui dengan pembicaraan individual. Pembicaraan
tersebut bertujuan untuk membantu memecahkan permasalahan
yang dihadapi tenaga kependidikan dalam melaksanakan
tugasnya”(Wawancara 22 April 2020).
Hasil wawancara peneliti dengan salah satu staff tata usaha
mengenai upaya kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga kependidikan sebagai berikut:
“Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga kependidikan salah satunya yaitu dengan
pelathan (diklat), pembinaan, pertemuan individu ataupun
menciptakan nuansa kebersamaan dan kekeluargaan, pengiriman
tenaga kependidikan dalam kegiatan akademik berupa penataran,
seminar, Serta pengawasan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengawasan langsung dilakukan dalam bentuk inspeksi
langsung, mengadakan pengamatan maupun laporan. Sedangkan
pengawasan tidak langsung melalui kontrol mekanis, misalnya
dalam bentuk laporan lisan maupun tidak lisan dan lainnya.
Upaya lain yang dilakukan yaitu Lokakarya, yang mana lokakarya
ini merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan
61
berfikir dan bekerja bersama-sama baik mengenai masalah teoritis
maupun praktis, dengan maksud untuk meningkatkan mutu hidup
pada umumnya serta mutu dalam hal pekerjaan. Dengan adanya
lokakarya ini, diharapkan akan memperoleh pengalaman baru dan
dapat menumbuhkan daya kreatifitas serta dapat memproduksi hasil
yang maksimal. Di samping itu tenaga kependidikan dapat
memupuk perasaan sosial lebih mendalam terhadap peserta didik,
sesame pendidik, dan karyawan maupun terhadap
masyarakat”(Wawancara 24 April 2020).
Berdasarkan analisis peneliti pada observasi dan wawancara diatas
ditemukan dalam upaya meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan khususnya pegawai TU di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi, Kepala
Madrasah menyarankan kepada pegawai TU untuk dapat mengikuti
kursus-kursus computer, pelatihan, workshop, membaca jurnal-
jurnal tentang keadministrasian yang ideal dan profesional. Hal
tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja pegawai TU
dalam bidang administrasi.
Berdasarkan teori ( Rohiyat, 2015) tentang manajemen sekolah
upaya dan strategi yang dilakukan untuk mewujudkan dan meningkatkan
kompetensi tenaga kependidikan antara lain mengadakan rapat terkait
evaluasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tiap seminggu sekali,
melaksanakan workshop atau pelatihan secara internal di sekolah,
mengirim tenaga kependidikan dalam pelatihan IT dan ilmu manajemen
pelayanan diluar, melaksanakan kerjasama dengan LPMP terkait
penggunaan IT dengan baik dan bijak, melaksanakan kerjasama dengan
lembaga atau instansi lain khususnya dalam peningkatan pelayanan
dibidang IT dan sebagainya.
Teori tersebut sangat relevan dengan temuan yang peneliti temukan
di lapangan berkenaan tentang upaya dalam peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi yaitu dengan
cara mengirim pegawai TU nya keluar untuk melakukan kegiatan
evaluasi dan rapat rutin intern dengan pendidik dan tenaga kependidikan
guna melihat sejauh mana tiap-tiap tenaga kependidikan dalam
memahami dan melaksanakan tupoksinya selama ini. Pelatihan atau
62
workshop pada lembaga yang mengadakan pelatihan dan melakukan
kerjasama dengan sekolah lain untuk belajar pelayanan khususnya
dibidang IT dan memperbanyak membaca jurnal tentang manajemen
pelayanan administrasi sekolah.
Upaya kepala sekolah dalam mengevaluasi pegawai TU cukup baik
karena hal tersebut sedikit banyaknya telah menunjukkan hasil yang jauh
lebih baik terhadap pegawai TU dari sebelumnya walaupun masih harus
banyaknya usaha dan terus belajar oleh kepala madrasah itu sendiri
dalam mengevaluasi, memberi pelatihan dan pemahaman kepada
bawahannya khususnya pegawai TU tersebut dalam hal pelayanan
administrasi di madrasah.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian mengenai
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah Tsanawiyah
Pondok Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi, dapat ditarik kesimpulan
bahwa peningkatan profesionalisme tenaga kependidikannya sudah berjalan
dengan baik yang mana sesuai dengan kriteria profesionalisme.
Secara terperinci, sebagai kesimpulan dari peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi adalah sebagai berikut:
1. Dalam usaha meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan kepala
madrasah mengikut sertakan diklat dan menyarankan mengikuti kursus-kursus
komputer, pelatihan, workshop terhadap tata usaha dan tenaga kependidikan
lainnya hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja dalam bidang
administrasi.
2. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan yaitu mengikut sertakan tenaga kependidikan dalam Workshop
dan seminar tentang profesionalisme, selanjutnya diadakannya pelatihan-
pelatihan atau diklat Pelatihan ini merupakan proses pengembangan dan
pengarahan pengetahuan dan keterampilan sikap dan perilaku yang dapat
direncanakan untuk dapat memenuhi kebutuhan baik saat ini maupun masa
yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah guna
mengetahui sejauhmana tiap-tiap tenaga kependidikan memahami dan
menguasai tugas pokok dan fungsi yang diampunya serta memberikan tugas
untuk membuat karya ilmiah tentang pendidikan dan kinerja tenaga
kependidikan yang profesional.
3. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi yaitu kegiatan-kegiatan yang diadakan dadakan yang
64
diluar dari kegiatan madrasah yang sudah terjadwal. Kualifikasi dan latar
belakang pendidikan yang dimiliki tenaga kependidikan yang tidak sesuai
dengan bidang tugas, jadi masih perlu menambah wawasan dan pengetahuan.
Kemudian Arah kebijakan pendidikan, paradigma sistem pendidikan dan
kurikulum yang selalu mengalami perubahan menjadi kendala peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
B. Saran
1. Diharapkan kepada Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi untuk dapat meningkatkan
profesionalismenya menjadi lebih baik lagi untuk menciptakan kinerja yang
unggul dan meningkatkan mutu di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya
Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi.
2. Diharapkan kepada Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Pondok
Karya Pembangunan Al-Hidayah Kota Jambi untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik lagi kepada siswa agar tidak berbelit demi
peningkatan mutu di Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi.
3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
referensi terkait dengan penelitian mengenai peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan, dengan objek pendekatan dan setting penelitian yang
berbeda.
65
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2006). Al-Qur’an dan terjemahannya. Departemen Agama Republik
Indonesia. Pustaka Agung Harapan
.(2003) Undang-Undang Nomor 13 tentang ketenagakerjaan pasal 1 ayat
10
.(2003). Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB XI pasal 39 ayat 1 Tenaga Kependidikan
.(2003). Undang-undang Nomor 20 tentang Tujuan Pendidikan Sistem
Pendidikan Nasional
.(2007). Undang-undang Nomor 14 tentang Fungsi tenaga pendidikan
.(2008). Permendiknas Nomor 24 tentang Standar Tenaga Administrasi
pendidikan
Bahri. (2010). Strategi belajar mengajar.Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Departemen
Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia
Deni Arisanti.(2017). Profesionalisme tenaga tata usaha dalam pelaksanaan
administrasi perkantoran di SDN 56 Prabumulih. UIN Raden Fatah
Palembang
Euis Karwati & Donni Juni Priansa (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala
Sekolah Membangun Sekolah yang Bermutu. Bandung: Alfabeta
Hamzah Nur (2009). Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Jurnal MEDTEK, Vol 1
Nomor 2 Oktober 2009)
Isjoni. (2010). Pembelajaran kooperatif meningkatkan kecerdasan antar peserta
didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif: aplikasi untuk penelitian
pendidikan, hukum, ekonomi, dan manajemen social politik, agama dan
filsafat. Jakarta: Gaung Persada Press
66
Lexy J Moleong. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda
Karya
Miskiyah Ratna Sariningsih. (2018). Analisis kompetensi tenaga kependidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bondongan Kabupaten Magelang. STIE
Widya Wiwaha Yogyakarta
Miss Nurulaiman Chintra. (2017). Upaya peningkatan profesionalitas guru di
Madrasah Ibtidaiyah nurul islam ringin wok kota Semarang. UIN
Walisongo Semarang
Moh Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Muchlas Samani. (2009). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Rosdakarya
Muhammad Yusri Bachtiar. (2016). Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Jurnal
publikasi pendidikan Vol VI Nomor 3 Oktober 2016)
Muhammad Zohanda Fahmi. (2017). Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan
profesional guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Stabat. UIN Sumatera
Utara
Ngainur Rosidah. (2009). Profesionalisme guru dan upaya peningkatannya di MAN
Yogyakarta 1. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Nurmaidah. (2017). Profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah (Jurnal Al-
afkar Vol.V.No.1, April 2017)
Prihatin.(2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Qristin Violinda. (2017). Analisis kinerja dan profesional Tenaga Kependidikan.
(Jurnal analisis kinerja JAB Vol. 3 Nomor 01 Juni 2017)
Siti Rohani Magdalena Sihotang. (2015). Disiplin kinerja tenaga kependidikan
pada Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Tanjung Pinang. Universitas
Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang
Sri Haryati. (2016). Peningkatan Profesionalisme Dosen Di Era Mea. FKIP
UNTIDAR
Sugiyono. (2010). Metode penelitian administrasi. Bandung: Alfabeta
. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kaulitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
67
. (2012). Metode penelitian bisnis cetakan ke enam belas. Bandung:
Alfabeta
Ulpa Julyanti.(2018). Kompetensi Kepala Tata Usaha dalam meningkatkan
kualitas pelayanan administrasi di Madrasah Tsanawiyah Patra Mandiri
Plaju. UIN Raden Fatah Palembang
Wibowo.(2007). Manajemen kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada.
Yulia Nur Asmi. (2019). Pentingnya pendidik dan tenaga kependidikan. STKIP
Muhammadiyah Bogor
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi: Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan di
Madrasah Tsanawiyah Pondok Karya Pembangunan Al-
Hidayah Kota Jambi
1. Pedoman Observasi
Metode ini penulis gunakan untuk melihat secara langsung lokasi penelitian
serta mencatat hal-hal yang berkenaan dengan peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan. Adapun alasan penulis memilih meotode observasi
karena penulis ingin mengetahui terlebih dahulu lokasi yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
1. Pengamatan terhadap fasilitas yang dimiliki oleh MTs PKP Al-Hidayah
Kota Jambi.
2. Pengamatan terhadap kegiatan peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan yang dilakukan oleh Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi.
3. Pengamatan terhadap upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-
Hidayah Kota Jambi.
4. Pengamatan mengenai kendala dalam peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi.
2. Pedoman Wawancara
1. Wawancara Kepala Madrasah
a. Bagaiamana peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di
MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
b. Apa kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan profesionalisme
tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
c. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Kepala Madrasah dalam
peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-
Hidayah Kota Jambi?
d. Apa kendala dalam peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan
di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi?
e. Bagaimana hasil kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi?
f. Apakah ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk peningkatan
profesionalisme tenaga kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi?
2. Wawancara Kepala TU
a. Bagaiamana kualifikasi pendidikan tenaga kependidikan di MTs PKP
Al-Hidayah Kota Jambi?
b. Berapa jumlah guru dan staf pegawai yang ada di MTs PKP Al-
Hidayah Kota Jambi?
c. Bagaimana kondisi fasilitas yang ada di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi dalam menunjang peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan?
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk dijadikan sumber data penunjang karena
merupakan sumber data yang stabil, dan bersifat alamiah. Dokumentasi juga
merupakan pengumpulan data yang diambil dari data yang sudah ada dan berkaitan
dengan penelitian.
Jadi, dokumentasi yang penulis buktikan dalam penelitian ini adalah :
1. Sejarah berdirinya MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
2. Visi, misi dan tujuan MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
3. Kurikulum MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
4. Struktur organisasi MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
5. Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan di MTs PKP Al-Hidayah Kota
Jambi
6. Keadaan siswa di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
7. Keadaan sarana dan prasarana di MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
8. Foto-foto kegiatan penelitian
DAFTAR INFORMAN
NO Nama Jabatan Keterangan
1 Ibrahim, S.Th.I Kepala MTs PKP Al-
Hidayah Kota Jambi
Wawancara
2 Lili, Harnaini, SH Kepala Tata Usaha MTs
PKP Al-Hidayah Kota
Jambi
Wawancara
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Jabatan Keterangan
1 Drs. Janiwar Wakil Kurikulum Observasi dan
Wawancara
2 Achmad Rizky MR, A.Md Staff TU Observasi dan
Wawancara
3 Arsinta Andini Siswa Wawancara
4 Nabila Zahira Siswa Wawancara
5 Rahma Amalia Fitri Siswa Wawancara
Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Gedung Kelas Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Visi, Misi dan Motto Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Tampak Belakang Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Ruang Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
Tata Usaha MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
Laboratorium Komputer Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Ekstrakurikuler Pondok Pesantren Al-Hidayah Kota Jambi
Wawancara dengan Kepala MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
Bersama Kepala Tata Usaha MTs PKP Al-Hidayah Kota Jambi
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi
Nama : Nur Indahsari
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Durian Luncuk, 18 Februari 1998
Kebangsaan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kel. Durian Luncuk RT. 05/RW. 02 Kec. Batin
XXIV Kab. Batanghari Provinsi Jambi
No Hp : 0856-0936-8469
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
2013-2016 : MAN 1 Muara Bulian
2010-2013 : MTs Darul Ulum Durian Luncuk
2004-2010 : SD Negeri 59/1 Durian Luncuk, Kec. Batin XXIV
Kab. Batanghari