PENYAKIT AKIBAT KERJA

14
PENYAKIT AKIBAT KERJA (Occupational Diseases) (Penyakit Jabatan) Seorang pekerja, kemungkinan dapat menderita penyakit sebagai berikut : 1. Penyakit umum : diabetes, malaria, demam berdarah, dsb. 2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work-related disease) : peny. jantung kor nyeri pinggang / otot, dsb. 3. Penyakit akibat kerja (occupational disease) : pnemokoniosis, keracunan timah hitam, PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) Penyakit / gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan atau saat menjalankan pekerjaa tidak diderita oleh masyarakat umum. Di Indonesia, dikategorikan sebagai kecelakaan kerja . Diatur dalam Permenaker : 01 / 1981 Penyakit ini terjadi akibat paparan terhadap faktor-faktor fisik, kimia, bilogis, fisiologi psikologis yang terdapat di tempat kerja. Faktor-faktor ini berlaku sebagai hazard . Faktor Penyebab : 1. Faktor fisik : Kebisingan, Getaran, Radiasi sinar mengionkan / tidak mengionkan, Cuac yang ekstrim, Tekanan udara tinggi, Pencahayaan 2. Faktor kimia : Debu / fume, Gas / uap, Larutan, Asap 3. Faktor biologis : bakteri, virus, jamur, riketsia, cacing, protozoa, binatang lainnya 4. Faktor fisiologis / ergonomis : kerja berat, posisi/sikap kerja salah, jam kerja, dll

Transcript of PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENYAKIT AKIBAT KERJA (Occupational Diseases) (Penyakit Jabatan)

Seorang pekerja, kemungkinan dapat menderita penyakit sebagai berikut : 1. Penyakit umum : diabetes, malaria, demam berdarah, dsb. 2. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work-related disease) : peny. jantung koroner, nyeri pinggang / otot, dsb. 3. Penyakit akibat kerja (occupational disease) : pnemokoniosis, keracunan timah hitam, dsb.

PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) Penyakit / gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan atau saat menjalankan pekerjaan yang tidak diderita oleh masyarakat umum. Di Indonesia, dikategorikan sebagai kecelakaan kerja.

Diatur dalam Permenaker : 01 / 1981

Penyakit ini terjadi akibat paparan terhadap faktor-faktor fisik, kimia, bilogis, fisiologis (ergonomik), dan psikologis yang terdapat di tempat kerja. Faktor-faktor ini berlaku sebagai hazard.

Faktor Penyebab : 1. Faktor fisik : Kebisingan, Getaran, Radiasi sinar mengionkan / tidak mengionkan, Cuaca kerja yang ekstrim, Tekanan udara tinggi, Pencahayaan 2. Faktor kimia : Debu / fume, Gas / uap, Larutan, Asap 3. Faktor biologis : bakteri, virus, jamur, riketsia, cacing, protozoa, binatang lainnya. 4. Faktor fisiologis / ergonomis : kerja berat, posisi/sikap kerja salah, jam kerja, dll.

5. Faktor psikologis : hubungan perburuhan, hubungan interpersonal, kepuasan kerja, beban kerja (mental), monotoni, dll.

WORK-RELATED DISEASE : Penyebabnya umumnya ganda dan penyakitnya lazim diderita oleh masyarakat umum, misalnya : hipertensi, pjk, gangguan otot-tulang, penyakit paru obstruktif menahun (PPOM), bronkitis kronik, dll.

Occupatinal Dis. Tjd hanya pada pekerja Penyebabnya multifaktor Paparan di tempat kerja mungkin hanya salah satu faktor Tidak harus dilaporkan dan mungkin tidak mendapat kompensasi Diatur dalam Kepress No : 22/1983 (31 jenis)

Work-related Dis. Tjd juga di masyarakat Penyebabnya spesifik Tjd akibat adanya paparan di tempat kerja Harus dilaporkan dan mendapat kompensasi Diatur dalam Kepmenaker No: 02/1982

Diagnosis : Di Indonesia, penyakit ini sering tidak terdiagnosis, sehingga belum ada atau hanya sedikit data tentang kejadian PAK. Kesulitan-2 ini mungkin menjadi penyebab

Sering tidak khas, karena masa laten yang lama Kompetensi dokter / provider kesehatan yang kurang Kurangnya perhatian praktisi industri dan/ kinerja pemerintah / birokrasi

Langkah-langkah diagnosis PAK adalah : 1. Anamnesis Tentang riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan

2. Pemeriksaan fisik Untuk menemukan tanda-2 maupun gejala yang sesuai dengan keluhan, yang sering ada kekhasan pada PAK Misalnya : wrist drop atau garis hitam pada gusi akibat keracunan timah hitam 3. Pemeriksaan Laboratorium Mencari adanya paparan internal, gangguan patologis 4. Pemeriksaan rontgen Sering sangat membantu diagnosis, terutama pada penyakit pnemokoniosis 5. Pemeriksaan ruang / tempat kerja Tujuannya adalah membuktikan adanya faktor pemapar di tempat kerja (kualitatif & kwantitatif) 6. Hubungan antara bekerja dan tidak bekerja dengan munculnya keluhan penyakit.

Terapi : - Kausal : menghilangkan penyebab Tidak semua dapat diterapi kausal, misalnya penyakit kanker akibat kerja, silikosis, dll. Sering satusatunya terapi adalah hanya dengan memindahkan pekerja dari tempat kerja semula untuk mengurangi progresifitas penyakit - Simtomatis : menghilangkan / mengurangi gejala - Suportive : menunjang terapi

Sebagian besar penyakit akibat kerja bersifat irreversible (tak dapat pulih), tetapi hampir semuanya potensial untuk dicegah (preventable) !!!

Pencegahan : 1. Substitusi 2. Ventilasi umum 3. Ventilasi lokal

4. Isolasi proses 5. Alat pelindung diri 6. Pemeriksaan kerja sebelum bekerja 7. Pemeriksaan kesehatan berkala 8. Penerangan / training sebelum bekerja 9. Pendidikan kesehatan

Faktor fisik penyebab PAK

1. KEBISINGAN (noise)

Suara yang tidak dikehendaki Kwalitas bunyi : intensitas (kekerasan) dan frekuensi (nada) Intensitas : Menentukan kerasnya suara Satuan : desibel (dB) Alat ukur : sound level meter (SLM), untuk mengukur intensitas antara 30 130 dB.

100 120 dB : menulikan (halilintar, meriam, mesin uap, mesin pintal, dll. 80 100 dB : sangat hiruk (Lapangan terbang, jalan raya padat, mesin-mesin industri/genset, dll) 60 80 dB : kuat (kantor gaduh, jalan umumnya, radio, perusahaan, pasar, dll) 40 60 dB : sedang (rumah gaduh, kantor umumnya, percakapan kuat, radio perlahan, dll)

20 40 dB : tenang (rumah tenang, kantor perorangan, percakapan biasa, dll) 0 20 dB : sangat tenang (berbisik, suara daun-daun, dll)

Frekwensi : jumlah getaran perdetik yang sampai pada telinga menentukan nada satuan : Herz (HZ) umumnya suara terdiri dari berbagai frekuensi suara yang dapat didengar manusia : 20 20.000 HZ alat ukur : octave band analyzer Jenis kebisingan : Kontinyu dengan frekwensi luas : mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar, dll. Kontinyu dengan frekwensi sempit : gergaji sirkuler, katup gas, dll Terputus-putus (intermittent) : laulintas, bandara, dll. Impulsif : ketokan palu, tembakan bedil, dll.

Efek kebisingan : Pendengaran (auditoir) : penurunan pendengaran atau Noise induced hearing loss (NIHL), mulai ringan sampai berat (total).

Sifatnya permanen, kerusakan pada koklea (syaraf) Pada tes audimeter, suara baru terdengar pada intensitas > 25 dB, paling nyata pada frekwensi pembicaraan (4000 Hz) Penurunan pendengaran

Bukan pendengaran (nonauditoir) ketidak-nyamanan (annoyance) gangguan komunikasi

penurunan kapasitas kerja gangguan tidur hipertensi, dll. Nilai Ambang Batas (NAB) : 85 dB Pengendalian ; peredam, perawatan mesin-mesin, shelding, sumbat atau tutup telinga

2. RADIASI

1. Radiasi mengionkan (ionizing radiation) Menyebabkan ionisasi pada cairan tubuh 1. Sinar radioaktif : partikel alfa, beta dan gama 2. Sinar elektromagnetik : sinar X (Rontgen), ultraviolet

Efek biologis : Bergantung beberapa faktor : jenis sinar, dosis, lama paparan, bagian tubuh yang terkena, kandungan oksigen jaringan. Kerusakan utama pada inti sel dan protein sel Bentuk gangguan kesehatan : 1. Acute radiation syndrome (ARS) : karena paparan akut pada seluruh tubuh 2. Kanker 3. Sistem genetik

2. Radiasi tidak mengionkan (nonionizing radiation) Oleh gelombang elektromagnetik Mempunyai panjang gelombang dan frekwensi (lambda) = c/f

= panjang gelombang (meter) C = kecepatan cahaya (300.000 km/detik) f = frekwensi (sikel/detik)

Sinar

Lambda (meter)

Frekwensi (sikel/dtk) > 3 x 1015

Sumber

Ionizing Nonionizing : Ultraviolet

< 1 x 10-7

Sinar X

1 x 10-7 s.d. 4 x 10-7

7.5 x 1014 s.d 3 x 1015 4 x 1014 s.d 7.5 x 1014 3 x 1011 s.d

Lampu, sinar matahari, las listrik, lampu sterilisasi, dll

Sinar tampak

4 x 10-7 s.d 7.6 x 10-7

Lampu, las listrik, tungku, sinar matahari, dll

Lampu, las karbit, bara api, dll.

Inframerah

7.6 x 10-7 s.d 10 x 10-3

4 x 10

14

Radar, radiokomunikasi, diatermi, kapasitor panas

Gelombang mikro

10 x 10-3 s.d 1

3 x 108 s.d 3 x 1011 < 3 x 108 Televisi, radiokomunikasi, alat saintifik, pemanasan logam, industri plastik, dll

Radiofrekwensi

>1

Efek Biologis :

1. Ultraviolet :

Solar elastosis : kulit menjadi coklat dan kering akibat paparan sinar matahari dalam jangka waktu lama Solar keratosis : mirip solar elastosis tetapi lebih parah. Umumnya disertai luka-2 kemerahan coklat, yang kadang-2 disertai perdarahan, bengkak, gatal, nyeri. Konjungtivitis fotoelektrika Menyebabkan terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan nitrogen, terbentuk senyawa ozon atau nitrogen oksida. Dapat merubah senyawa hidrokarbon terklorinasi menjadi gas fosgen

2. Sinar tampak : - Berhubungan dengan kondisi penerangan di tempat kerja

3. Inframerah : Menyebabkan katarak lensa mata yg khas, yaitu di bagian posterior

4. Gelombang mikro / radiofrekwensi : Tidak khas. Umumnya mengenai sistem neuro-psikis GETARAN (VIBRASI) MEKANIS

Getaran adalah suatu osilasi mekanik pada sebuah permukaan dengan frekuensi antara 2 1000 Hz. Dianggap sebagai gelombang mempunyai frekuensi dan amplitudo. Dapat teratur (harmoni) maupun tak teratur (disharmoni). Selain itu dapat pula diukur kecepatan (m/detik) dan percepatan (m/detik2). Pekerja berisiko :

sopir truk, bus, traktor dan sejenisnya (2 20 Hz) Gergaji tangan, hummer dan alat lain bergetar (20 -1000Hz).

Efek getaran mekanis pada tubuh :

efek mekanis pada jaringan rangsangan reseptor syaraf di jaringan

Dapat terjadi secara akut atau kronik

Tingkat gangguan : 1. Gangguan kenikmatan 2. Kelelahan 3. Penyakit

Macam : 1. Getaran pada seluruh tubuh (whole body) 2. Getaran pada alat-tangan (tool-hand)

1. Getaran pada seluruh tubuh : Penyebab : alat angkut berat (truk, trailer, forklift,dll), getaran pada lantai lewat kaki. Berasal dari tempat duduk atau topangan kaki/pedal. Efek kronik akibat getaran dengan frekuensi rendah (