Penyakit Jantung

download Penyakit Jantung

of 10

description

:)

Transcript of Penyakit Jantung

FIBRILASI ATRIALGejala: : Gejala-gejala Fibrilasi Atrial sangat bervariasi tergantung dari kecepatan laju irama ventrikel, lamanya Fibrilasi Atrial, penyakit yang mendasarinya. Sebagian mengeluh berdebar-debar, sakit dada terutama saat beraktivitas, sesak napas, cepat lelah, sinkop atau gejala tromboemboli.Pemeriksaan:Anamnesis: Dapat diketahui tipe Fibrilasi Atrial dengan mengetahui lama timbulnya (episode pertama, paroksimal, persisten, permanen). Menentukan beratnya gejala yang menyertai: berdebar-debar, lemah, sesak napas terutama saat beraktivitas, pusing. Penyakit jantung yang mendasari, penyebab lain dari Fibrilasi Atrial misalnya hipertiroid.Pemeriksaan Klinis: Tanda vital: denyut nadi berupa kecepatan dan regularitasnya, tekanan darah Tekanan vena jugularis Ronki pada paru menunjukkan kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif Irama gallop S3 pada auskultasi jantung menunjukkan kemungkinan terdapat gagal jantung kongestif, terdapat bising pada auskultasi kemungkinan adanya penyakit katup jantung. Hepatomegali, kemungkinan terdapat gagal jantung kanan Edema perifer, kemungkinan terdapat gagal jantung kongestifLaboratorium: Hematokrit (anemia), TSH (penyakit gondok), enzim jantung jika dicurigai terdapat iskemia jantung. Pemeriksaan EKG: dapat diketahui antara lain irama (verifikasi Fibrilasi Atrial), hipertrofi ventrikel kiri, pre-eksitasi ventrikel kiri, sindroma pre-eksitasi (sindroma WPW), identifikasi adanya iskemia. Foto rontgen toraks

ENDOKARDITIS Gejala : Demam merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada pasien endokarditis. Ditemukan ada murmur jantung sekitar 80-85% pasien Endokarditis Infektif (EI) katup asli. Pembesaran limfa ditemukan sekitar 15-50% pasien dan lebih sering pada EI subakut.Petekie merupakan manifestasi perifer tersering, dapat ditemukan pada konjungtiva palpebra. Mukosa palatal dan brukal, dan ekstremitas. Splinter atau subungual hemorrhages merupakan gambaran merah gelap, linier atau jarang berupa flame-shaped streak pada dasar kuku atau jari, biasanya pada bagian proksimal. Osler nodes biasanya berupa nodul subkutan kecil yang nyeri, terdapat pada jari atau jarang pada jari proksimal dan menetap dalam beberapa jam atau hari.Gejala muskuloskeletal sering ditemukan berupa artralgia dan mialgia, jarang artritis dan nyeri bagian belakang yang prominen.Pemeriksaan:Anamnesis: Keluhan yang paling sering ditemukan adalah demam (80-85%).Keluhan lain dapat berupa menggigil, sesak napas, batuk, nyeri dada, mual, muntah, penurunan berat badan dan nyeri otot atau sendi.Pemeriksaan Fisis: Ditemukannya murmur yang merupakan petunjuk lokasi keterlibatan katup (80-85%). Murmur yang khas adalah blowing holosistolik pada garis sternal kiri bawah dan terdengar lebih jelas pada saat inspirasi (Rivello-Carvallo maneuver). Kelainan kulit antara lain fenomena emboli, splenomegali, clubbing, petekie, Oslers node dan lesi Janeway, lesi retina/ Roth Spots.Laboratorium:

Kultur darah positif:Mikroorganisme khas konsisten Eendokarditis Infektif dari kultur darah terpisah yaitu:(i) Streptococci viridans, Streptococcus bovis atau grup HACEK atau(ii) Community acquired Staphylococcus aureus atau enterococci, tanpa ada fokus primer. Ekokardiogram (i) Massa intrakardiak oscillating pada katup atau struktur yang menyokong, di jalur aliran jet regurgitasi atau pada material yang diimplantasikan tanpa ada alternatif anatomi yang dapat menerangkan, atau(ii) abses, atau(iii) Tonjolan baru pada katup prostetik.

MIOKARDITISGejala:Gejala klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimptomatik (self-limited disease) sampai syok kardiogenik. Keterlibatan jantung biasanya muncul 7 sampai 10 hari setelah penyakit sistemik. Gejala paling jelas yang menunjukkan miokarditis adalah sindrom infeksi viral dengan demam, nyeri otot, nyeri sendi dan malaise. Terdapat nyeri dada (35%), nyeri dada biasanya menunjukkan perikarditis yang terkait, namun kadang dikarenakan adanya iskemia miokard.Pasien dengan miokarditis berat seringkali disertai dengan kolaps sirkulasi dan tanda-tanda disfungsi organ.Pemeriksaan:Anamnesis:- Adanya sindrom seperti flu atau mungkin asimptomatik.Pemeriksaan Lab: Pemeriksaan Darah:Terdapat Leukositosis, eosinofilia, laju endap darah yang meningkat. EKGMenunjukkan sinus takikardia. Lebih khas adalah perubahan gelombang ST-T, ditemukan perlambatan interval QTc, voltase rendah dan bahkan pola infark miokard akut. EkokardiografiMenunjukkan disfungsi sistolik ventrikel kiri pada pasien dengan dimensi ventrikel kiri yang berukuran normal. Kelainan gerakan dinding segmental mungkin ditemukan. Trombus ventrikel terdeteksi sekitar 15 persen. Gambaran ekokardiografi pada miokarditis aktif dapat meniru restriktif, hipertropik atau kardiomiopati dilatasi.

KARDIOMIOPATI1. Kardiomiopati Dilatasi (Dilated Cardiomyopathy/DCM)Gejala:Gejala klinis yang menonjol adalah gagal jantung kongestif, yang timbul secara bertahap pada sebagian besar pasien. Beberapa pasien mengalami dilatasi ventrikel kiri dalam beberapa bulan bahkan beberapa tahun sebelum timbul gejala. Ditemukan gejala nyeri dada yang tidak khas.

Pemeriksaan:Pemeriksaan Fisis: Terdapat pembesaran jantung dengan derajat yang bervariasi dapat ditemukan. Pulsus alternans terjadi bila terdapat gagal ventrikel kiri yang berat. Tekanan darah dapat normal atau rendah. Prekardium bergeser ke arah kiri Impuls pada ventrikel kanan Impuls apikal bergeser ke lateral yang menunjukkan dilatasi ventrikel kiri. Gelombang presistolik pada palpasi serta pada auskultasi terdengar presistolik gallop (S4). Gallop ventrikular (S3) terdengar bila terjadi dekompensasi jantung.Pemeriksaan Laboratorium: Radiologi Toraks : terdapat pembesaran jantung akibat dilatasi ventrikel kiri, walaupun seringkali terjadi pembesaran pada seluruh ruang jantung. Pada lapangan paru terlihat gambaran hipertensi pulmonal serta edema alveolar dan interstitial. Ekokardiografi : Ventrikel kiri membesar, terdapat dilatasi biventrikuler, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan pergerakan katup mitral saat diastolik. Elektrokardiografi : menunjukkan gambaran sinus takikardia atau fibrilasi atrial, aritmia ventrikel, abnormalitas atrium kiri, abnormalitas segmen ST yang tidak spesifik dan kadang-kadang tampak gambaran gangguan konduksi intraventrikular dan low voltage.2. Kardiomiopati HipertrofikGejala:Gangguan irama jantung sering terjadi dan menyebabkan berdebar-debar, pusing sampai sinkop. Orangtua dengan kardiomiopati hipertrofik sering mengeluh sesak napas akibat gagal jantung dan angina pektoralis yang mengganggu disertai fibrilasi atrium.Pemeriksaan:Pemeriksaan Fisis: Pasien kardiomiopati hipertrofik biasanya fisisnya baik, berumur muda. Denyut jantung teratur. Bising sistolik dihubungkan dengan aliran turbulensi pada jalur keluar ventrikel kiri. Bising sistolik dapat berubah-ubah, bisa hilang atau mengurang bila pasien berubah posisi dari berdiri lalu jongkok atau melakukan olahraga isometrik. Ditemukan pembesaran jantung ringan. Pada apeks teraba getaran jantung sistolik dan kuat angkat. Bunyi jantung ke-4 biasanya terdengar.Pemeriksaan Laboratorium: Rontgen Toraks : terlihat pembesaran jantung ringan sampai sedang, terutama pembesaran antrium kiri. Elektrokardiografi : ditemukan hipertrofi ventrikel kiri, kelainan segmen ST dan gelombang T, gelombang Q yang abnormal dan aritmia atrial dan ventrikular. Ekokardiografi : Terdapat hipertrofi septal asimetris dan systolic anterior motion katup mitral.

PENYAKIT AORTA1. Diseksi aorta akutGambaran Klinik: Pasien terbanyak adalah laki-laki (66%) pada dekade keenam dan ketujuh. Nyeri berat mendadak (seperti dirobek, lokasi interskapular atau di dada depan); Mual; Muntah; Diaforesis; Sinkop.

Pemeriksaan:Pemeriksaan fisis: Pada pemeriksaan, hipertensi sering ditemukan tanpa temponade. Denyut nadi hilang atau melemah sering ditemukan (terutama di kepala, leher dan pembuluh darah lengan). Efusi pleura dapat menandakan ruptur ke dalam ruang pleura.Pemeriksaaan Penunjang : Radiologi toraks sering memperlihatkan pelebaran mediastinum, meskipun film portabel anteroposterior cenderung membesar dimensinya. Ekokardiografi transtorasik dapat memperlihatkan pangkal aorta abnormal atau adanya flap intima.

2. Aneurisma aortaGambaran Klinis: Pasien dengan aneurisma sebenarnya sering asimptomatik. Bila timbul gejala merupakan manifestasi tersering dan dapat akut atau kronis. Letak nyeri tergantung pada lokasi aneurisma namun seringkali prekordial dan dapat menyebar ke leher dan rahang bila aorta torakalis terkena atau diantara skapula bila aneurisma di aorta desenden.Pemeriksaan penunjang: Radiologi toraks : dapat memastikan detail mengenai lokasi aneurism, ukuran, dan keterlibatan cabang besar.

INFARK MIOKARD AKUT Gambaran Klinis: Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin. Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan lemas. Pasien terus menerus mengubah posisinya di tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk menemukan posisi yang dapat mengurangi rasa sakit, namun tidak berhasil. Kulit terlihat pucat dan berkeringat, serta ektremitas biasanya terasa dingin.Pemeriksaan:Pemeriksaan Fisis: Pada fase awal infark miokard, tekanan vena jugularis normal atau sedikit meningkat. Pulsasi arteri karotis melemah karena penurunan stroke volume yang dipompa jantung. Volume dan denyut nadi cepat, namun pada kasus infark miokard berat nadi menjadi kecil dan lambat. Bradikardi dan aritmia juga sering dijumpai. Tekanan darah menurun atau normal selama beberapa jam atau hari. Dalam waktu beberapa minggu, tekanan darah kembali normal. Dari ausklutasi prekordium jantung, ditemukan suara jantung yang melemah. Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik abnormal yang disebabkan oleh diskinesis otot-otot jantung.Pemeriksaan Penunjang: EKG:Nekrosis miokard dilihat dari 12 lead EKG. Selama fase awal miokard infark akut, EKG pasien yang mengalami oklusi total arteri koroner menunjukkan elevasi segmen ST. Kemudian gambaran EKG berupa elevasi segmen ST akan berkembang menjadi gelombang Q. Sebagian kecil berkembang menjadi gelombang non-Q. Ketika trombus tidak menyebabkan oklusi total, maka tidak terjadi elevasi segmen ST. Pasien dengan gambaran EKG tanpa elevasi segmen ST digolongkan ke dalam unstable angina atau Non STEMI. Pemeriksaan Lab:Pada nekrosis miokard, protein intraseluler akan masuk dalam ruang interstitial dan masuk ke sirkulasi sistemik melalui mikrovaskuler lokal dan aliran limfatik. Oleh sebab itu, nekrosis miokard dapat dideteksi dari pemeriksaan protein dalam darah yang disebabkan kerusakan sel. Protein-protein tersebut antara lain aspartate aminotransferase (AST), lactate dehydrogenase, creatine kinase isoenzyme MB (CK-MB), mioglobin, carbonic anhydrase III (CA III), myosin light chain (MLC) dan cardiac troponin I dan T (cTnI dan cTnT) (Samsu, 2007). Peningkatan kadar serum protein-protein ini mengkonfirmasi adanya infark miokard.

STENOSIS PULMONALDiagnosis:Keluhan pokok : Pada lesi minimal dan sedang biasanya tanpa gejala Keluhan gagal jantung kanan Sesak pada kegiatan (dispnu deffort) Nyeri dada (chest pain) mirip angina pectoris Rasa lelah yang berlebihan Sinkop, tapi jarang menyebabkan kematian.Pemeriksaan:Pemeriksaan Fisis: Suara jantung 2 pecah Bising sistolik yang jelas pada garis sternal sela iga 2-3 kiri Thrill (getaran) pada garis parasentralis, sela iga 2-3 kiri. Teraba impuls ventrikel kanan pada parasentral. Sianosis.Pemeriksaan penunjang : Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit akibat saturasi oksigen yang rendah.Pemeriksaan Khusus: EKG, jika berat terdapat hipertrofi atrium dan ventrikel kanan. Radiologi: A. Pulmonalis membesar dan Ventrikel kanan membesar. Ekokardiografi: Hipertrofi ventrikel kanan.

Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Edisi V Panduan praktis IPD Diagnosis dan terapi Prof. DR. dr. A. Halim Mubin, Sp.PD, M.Sc, KPTI Lecture notes Kardiologi Edisi 4, Penerbit Erlangga