PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

23
PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL Firrisa Tsamara Munica (09) Gilang Fajariyan (10) M. Asprilla Zuchrilham (18) Palupi Sekar Hapsari (20) Ryzka Arsalia (24)

Transcript of PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

Page 1: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

Firrisa Tsamara Munica (09)

Gilang Fajariyan (10)

M. Asprilla Zuchrilham (18)

Palupi Sekar Hapsari (20)

Ryzka Arsalia (24)

Page 2: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PENYELESAIAN SENGKETAINTERNASIONAL MELALUI

MAHKAMAH INTERNASIONAL

Page 3: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

SENGKETAINTERNASIONAL

• Sengketa internasional adalah sengketa atauperselisihan yang terjadi antarnegara baik yangberupa masalah wilayah, warga negara, hak asasimanusia, maupun masalah yang bersifat pelik, yaitumasalah terorisme. Dalam mengatasi perselisihan atausengketa antar bangsa, keberadaan hukuminternasional dapat berperan untuk mengatur batasnegara, mengatur hubungan diplomasi, membuat,melaksanakan dan menghapus traktat. Selain itumengatur masalah kepentingan bersama dalambidang ekonomi, sosial, budaya, dan hukum.

Page 4: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

MAHKAMAHINTERNASIONAL

• Mahkamah Internasional adalah badan PBB yangberkedudukan di Den Haag (Belanda). MahkamahInternasional bertanggung jawab untuk menyelesaikansetiap kasus yang diajukan kepadanya oleh negarayang menerima jurisdiksi mahkamah dalam kasus khasatau negara yang menerima kewajiban jurisdiksiberdasarkan peraturan tambahan. MahkamahInternasional juga dapat memberikan pandanganmengenai masalah hukum yang diajukan oleh negaraanggota, oleh organ pokok PP serta oleh organ khususPBB.

Page 5: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

DASAR HUKUM PROSES PERADILANMAHKAMAH INTERNASIONAL

• Ada lima aturan yang menjadi dasar dan prosespersidangan MI yaitu Piagam PBB 1945, Statuta MI1945, Aturan Mahkamah 1970, Panduan Praktik I-IX danResolusi tentang Praktik Judisial Internal Mahkamah.

Page 6: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

• Di dalam Piagam PBB 1945, dasar hukum yangterdapat dalam Bab XIV tentang MahkamahInternasional yang terdiri atas 5 pasal yaitu Pasal 92-96.Dalam Statuta MI, ketentuan mengenai prosesberacara tercamtum dalam Bab III yang mengaturtentang Prosedur yang terdiri dari 26 pasal (Pasal 39-46), selain itu juga dalam Bab IV yang memuat tentangAdvisory Opinion yang terdiri atas 4 pasal (Pasal 65-68).

Page 7: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

• Sementara itu, Aturan Mahkamah 1970 mengalamibeberapa kali amandemen dan aturan ini bersifattidak berlaku surut. Akhirnya, Resolusi tentang PraktikJudisial Internal Mahkamah, resolusi ini terdiri atas 10ketentuan tentang proses beracara MI dan resolusi inimenggantikan resolusi yang sama tentang InternalJudicial Practice tanggal 5 Juli 1968.

Page 8: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

MEKANISME PERADILANMAHKAMAH

INTERNASIONAL

Mekanisme Normal

Penyerahan Perjanjian Khusus atau Aplikasi

Pembelaan Tertulis

Presentasi Pembelaan

Keputusan

Mekanisme Khusus

Keberatan Awal

Ketidakhadiran salah satu pihak

Keputusan Sela

Beracara bersama

Intervensi

Page 9: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

MEKANISME NORMAL

Page 10: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PENYERAHAN PERJANJIANKHUSUS ATAU APLIKASI

• Dalam hal ini, persidangan dimulai denganpenyerahan perjanjian khusus antara kedua pihakyang bersengketa yang berisi penerimaan yuridiksi MI.Perjanjian tersebut dimuat identitas para pihak yangbersengketa dan inti sengketa.

• Bentuk lain proses awal persidangan, yaitu denganpenyerahan aplikasi oleh salah satu pihak yangbersengketa. Negara yang mengajukan aplikasidisebut applicant dan pihak lawan disebut respondent.

• Perjanjian khusu atau aplikasi tersebut pada umumnyaditandatangani oleh wakil dan dilampiri surat MenteriLuar Negeri dan Duta Besar negara yangbersangkutan.

Page 11: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PEMBELAAN TERTULIS

• Manakala tidak ditentukan lain oleh para pihakyang bersengketa, maka pembelaan tertulis iniberupa memeori Memori dan Tanggapan Memori.Memori umumnya berisi pernyataan fakta, hukumyang relevan dan penundukan (submissions) yangdiminta. Tanggapan memori berisi argumenpendukung atau penolakan atas fakta yangdisebutkan di dalam memori, tambahan fakta baru,jawaban atas pernyataan hukum memori danputusan yang diminta, umumnya disertakandokumen pendukung.

• Bila kedua pihak bersengketa tidak mengaturbatasan mengenai lamanya waktu untuk menyusunmemori ataupun tanggapan memori, maka hal ituditentukan MI. Demikian juga, bila kedua belahpihak yang bersengketa tidak menentukan bahasaresmi yang digunakan, maka hal itu ditentukan olehMI.

Page 12: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PRESENTASI PEMBELAAN

• Setelah pembelaan tertulis diserahkan oleh para pihakyang bersengketa, dimulailah presentasi pembelaan.Tahap ini bersifat terbuka untuk umum, kecuali bilapara pihak menghendaki tertutup dan disetujui olehMI.

Page 13: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

KEPUTUSAN

• Ada tiga kemungkinan yang menjadikan sebuah kasussengketa internasional dianggap selesai. Pertama,bilamana para pihak berhasil mencapai kesepakatansebelum proses beracara berakhir. Kedua, bilamanapihak applicant atau kedua belah pihak yangbersengketa sepakat untuk menarik diri dari prosesberacara. Ketiga, bilamana MI telah memutus kasustersebut berdasarkan pertimbangan dari keseluruhanproses persidangan.

• Di akhir persidangan sebuah kasus sengketa, ada tigakemungkinan pendapat hakim MI, yaitu pendapatmenyetujui, pendapat berisi persetujuan walaupunada perbedaan dalam hal-hal tertentu sertapendapat berisi penolakan.

Page 14: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

MEKANISME KHUSUS

• Karena sebab-sebab tertentu, persidangan MI bisaberlangsung secara khusus. Dalam arti, adapenambahan tahap-tahap tertentu yang agakberbeda dari mekanisme normal. Adapun sebab-sebab yang menjadikan persidangan sedikit berbedadari mekanisme normal tersebut, di antaranya

Page 15: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

KEBERATAN AWAL

• Adakalanya untuk mencegah agar MI tidak membuatputusan, salah satu pihak dalam sengketa(respondent) mengajukan keberatan. Menghadapikeberatan awal ini, ada dua kemungkinan yang bisadilakukan MI yaitu menerimanya, lantas menutup kasusyang diajukan dan menolak keberatan awal tersebutdan meneruskan proses persidangan.

Page 16: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

KETIDAKHADIRAN SALAHSATU PIHAK

• Ketidakhadiran salah satu pihak biasanya dilakukanoleh pihak responden, karena menolak yurisdiksi MI.Ketidakhadiran ini tidak menghentikan prosespersidangan. Persidangan tetap akan dijalankandengan mekanisme normal dan akhirnya akan diberiputusan atas sengketa tersebut.

Page 17: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

KEPUTUSAN SELA

• Adakalanya dalam proses beracara terjadi hal-halyang dapat membahayakan subjek dari aplikasi yangdiajukan. Bila hal itu terjadi, pihak applicant dapatmeminta MI agar membuat putusan sela untukmemberikan perlindungan atas subjek aplikasi tersebut.

Page 18: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

BERACARA BERSAMA

• Proses beracara bersama bisa dilakukan oleh MI. Hal itudimungkinkan bila MI menemukan fakta adanya duapihak atau lebih dalam proses beracara yangberbeda, yang mempunyai argumen dan tuntutanyang sama atas satu pihak lawan yang sama.

Page 19: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

INTERVENSI

• Ada kemungkinan dalam sebuah persidangandilakukan intervensi. Artinya, MI memberikan hakkepada negara lain yang tidak terlibat dalamsengketa untuk melakukan intervensi atas sengketayang tengah dipersidangkan. Hak itu diberikanmanakala negara yang tidak terlibat dalam sengketatersebut beranggapan bahwa ada kemungkinannantinya ia bisa dirugikan oleh adanya putusan MI atasmasalah yang diajukan oleh pihak yang terlibat dalamsebuah sengketa.

Page 20: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI

ARBITRASE

1. Permohonan Arbitrase

• Prosedur arbitrase dimulai dengan pendaftaran danpenyampaian Permohonan Arbitrase oleh pihak yangmemulai proses arbitrase pada Sekretariat BANI.

2. Penunjukan Arbiter

• Dalam hal forum arbitrase dipimpin oleh arbiter tunggal,para pihak wajib untuk mencapai suatu kesepakatantentang pengangkatan arbiter tunggal pemohon secaratertulis harus mengusulkan kepada termohon nama orangyang dapat diangkat sebagai arbiter tunggal. Jika dalam 14(empat belas) hari sejak termohon menerima usul pemohonpara pihak tidak berhasil menentukan arbiter tunggal makadengan berdasarkan permohonan dari salah satu pihakmaka Ketua Pengadilan dapat mengangkat arbiter tunggal.

Page 21: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

3. Tanggapan Termohon

• Apabila Badan Pengurus BANI menentukan bahwa BANIberwenang memeriksa, maka setelah pendaftaranPermohonan tersebut, seorang atau lebih SekretarisMajelis harus ditunjuk untuk membantu pekerjaanadministrasi perkara arbitrase tersebut. Sekretariat harusmenyampaikan satu salinan Permohonan Arbitrase dandokumen-dokumen lampirannya kepada Termohon, danmeminta Termohon untuk menyampaikan tanggapantertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari.

4. Tuntutan Balik

• Apabila Termohon bermaksud mengajukan suatutuntutan balik (rekonvensi) atau upaya penyelesaiansehubungan dengan sengketa atau tuntutan yangbersangkutan sebagai-mana yang diajukan Pemohon,Termohon dapat mengajukan tuntutan balik (rekonvensi)atau upaya penyelesaian tersebut bersama denganSurat Jawaban atau selambat-lambatnya pada sidangpertama.

Page 22: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

5. Sidang Pemeriksaan

• Dalam sidang pemeriksaan sengketa oleh arbiter ataumajelis arbitrase dilakukan secara tertutup. Bahasa yangdigunakan adalah bahasa Indonesia, kecuali ataspersetujuan arbiter atau majelis arbitrase para pihakdapat memilih bahasa lain yang akan digunakan. Parapihak yang bersengketa dapat diwakili oleh kuasanyadengan surat kuasa khusus.

6. Biaya-biaya

• Permohonan Arbitrase harus disertai pembayaran biayapendaftaran dan biaya administrasi sesuai denganketentuan BANI. Biaya administrasi meliputi biayaadministrasi Sekretariat, biaya pemeriksaan perkara danbiaya arbiter serta biaya Sekretaris Majelis.

• Mengenai biaya ini didasarkan juga pada besarnya nilaituntutan yang dicantumkan dalam permohonanarbitrase, baik materiil juga imateriil.

Page 23: PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL DAN ARBITRASE INTERNASIONAL

KELEBIHAN ARBITRASE

• arbitrer pemeriksa perkara adalah ahli yang memilikikompetensi dalam bidang usaha yangdipersengketakan. Dengan demikian, sang arbitertelah memiliki dasar pemahaman yang lebih daricukup tentang bisnis/industri itu sendiri.

• belum pernah ditemukan adanya kolusi dengan arbiterataupun pungli