Peraturan dasar pokok-pokok agraria dan landreform, 1963.pdf

238
E R A T U R A N D A S A R POKOK-POKOK AGRARIA DAN LANDREFORM departemen penerangan R.I.

Transcript of Peraturan dasar pokok-pokok agraria dan landreform, 1963.pdf

E R A T U R A N D A S A R

P O K O K - P O K O K A G R A R I A

D A N L A N D R E F O R M

d e p a r t e m e n p e n e r a n g a n R .I.

PERFUSTAKAAN FAKULTAS HOKUM UNTVERSHLAS -UTOOMSSIA

H a ra p d i k e m b a l ik a n p a d a t a n g g a l t e r s s t r u t d ib a w a h i n i :

PENERBITAN CHUSUS

169

P E R A T U R A N D A S A R P O K O K -P O K O K A G R A R IA

D A N L A N D R E F O R M

DEPARTEMEN PENERANGAN RJ.

FAK. HUKIJM ■!«, PENG. MASJ.

Tanggal ..... ^ - 11 — 4= a.

No. Silsilah)................................ J

B E B E R A PA S O A L M E N G E N A I L A N D -R E F O R M

A . A rti dan Isi Land-reform.

1. Sebelum nja m enindjau persoalan land-reform di Indonesia, m arilah lebih dulu kita selidiki apa arti dan isi serta gerakan land- leform.

Relorm artin ja perobahan a tau perom bakan a tau hervorming. Sedangkan land adalah tanab.

Land-reform artin ja perobaban dasar (perombakan) structur per- tanahan .

D jadi reform disini dipakai dalam arti perombakan a tau per- obalian dasar, dan bukan sekedar perobaban jang berarti tambal sulam a tau reformistis. K adang-kadang dipakai djuga A grarian- reform, jang m aksudnja sama deng.in land-reform. A da pula jang m enafsirkan, balixva Agrarian-reform adalah dalam arti luas dan land-reform dalam arti sempit.

S aja sendiri tidak rsengadakan perbedaan antara A grarian dan land-reform dan seiandjulnja jang saja pakai adalah „Land- leform , dalam arti jang seluas-luasnja.

A pakah Isi land-reform ini, nla'i apakah essensi dan inti d an land-reform., sehingga dapat menjebabkan tim bulnja gerakan land- reform bam pir diseluruh dunia.

O rnng mcngoluluui Luliwn "Inntl-reform is ft tu rn in g issue throughout much of the world today” a tau „Land-reform dewasa ini m erupakan suatu tuntu tan /gerakan jang m enjala-njala ham pir diseluruh d u n ia” . G erakan land-reform tim bulnja karena lidak adan ja keadilan sosial dalam m asjarakat pertanian. P erbedaan anta.-a

/

tu an -lu an tan ah (land-Iords) dengan petani-petani ketjil dan petani- petan i tanpa tan ah jang begitu besar telah m enjebabkan bangunnja petani-petani ketjil dan m enuntut keadilan sosial dan kemerdekaan ludup untuk m entjapai taraf penghidupan jang lebih tinggi dengau m endapatkan tan ah milik sendiri. T u n tu tan dan perdjoangan tani un tuk m endapatkan kemerdekaan polilik dan ekonomis, iaiah untuk m elepaskan dari ikatan-ikatan tu an tan ah m akin menggelora. hingga kedudukan land-Iords m endjadi gojang.

Land-reform jang perlam a m unljul bersam a-sam a dengan Revolusi Perantjis, d im ana para petani m enuntut ad an ja em ansipasi (penghar- gaan jang sam a atas dasar kesam aan kedudukan) dari petani di E'uropa Barat. T u n tu tan tersebut terus m eluap ke E uropa tengah dan sesudah perang dun ia pertam a merembes ke E uropa tim ur dan terulam a di Rusia d id jalankan setjara konsekwen.

Setelah sekedar m enindjau sedjarah, d an perkem bangan land-reform ini, m aka dapa t diam bil intisari; b ah w a land-reform m enuntut adanja keadilan sosial, em ansipasi dari petani dan pem bangunan ekonomis ja n g . rfierata sampai rakjal djelata, rahjat tani.

P .J.M . P residen Soekarno dalam pidato pem bukaan R apat D ew an Pertim bangan A gung bu lan D jan u a ri 1960, m engatakan : ,,Land- reform ad a lah bag ian m utlak dari Revolusi kita .

Sedjarahpun telah m em buktikan, bahvva land-reform adalah bagia.i m utlak dari beberapa revolusi dunia. S ed jarah telah membenarkan u tjap an B ung K am o diatas.

2. S ekarang bagaim anakah land-reform di Indonesia I A pakah ada kebu tuhan untuk m engadakan land-reform di Indonesia. U ntuk m endjaw ab pertan jaan ini kita perlu m engetahui lebih dufu ;

a). K eadaan m asjarakat pertan ian Indonesia.b). S tructu r Agraris jang ad a sekarang.c). Perkem bangan sosial-ekonomis, hingga sekarang.

4

B.I. D alam rangka M anifesto Polililc pacla w aktu ini sedang di- siapkan 5 matjam pekerdjaan pokok dalam Iapangan Agraria dfir* untuk m elaksanakan pasal 35 U .U .D .

1. Perom bakan bukum A graria selurulinja dan penjusunan U .U . A graria N asional.

2. M endjalankan land-reform.

3. M enetapkan „land-use-planning” .

II. M engcnai perombakan bukum A graria kolonial dan Penjusunan U .U . Pokok A graria N asional dengan pokok-pokok sbb.:

1. M enghapuskan Dom ein-beginsel dan memakai pasal 33 U .U .D . sebagai dasar untuk m enjusun perundang-undang Agraria N a ­sional ia lah :

»,Bumi dan A ir diJiuasai oleh N egara dan dipergunakan untuk sebesar-besam ja kemakmuran rak ja t” .

2. N egara sebagai pendjelm a dari rakjat mempunjai bak jang ter- ttnggi untuk m engatur peruntukan dan penggunaan bumi dan air untuk kepentingan rakjat.

3. M enghapuskan dualism e dalam bukum lanah dan m engadakan unilikasi. ia. H ak m ilik . Iianja untuk W a rg a N egara Indonesia dan mem­

punjai sifat perseorangan, dan kolektief (funksi sosial) dan lurun-tem urun.

b. H ak guna usaba.H ak guna bangunan.H ak pakai d.I.s.H ak m enurut bukum adat.H ak-bak ini tempo dan sifalnja dibatasi.

c. H ak u la ja t jang m enurut kenjataan m asib ada diselaraskan dengan kepentingan nasional.

5

III. Land-Rcform.

1. G am baran keadaan sosial di Indonesia.

a. M ilik tanah jang terlalu ketjil-ketjil, ra ta-ra ta V2 H a tiap keluarga. T an i tersebut ekonomi sangat lemah.

b. Im bangan antara tani ketjil dan tani kaja. T ani ketjil dengan rata-rata V2 H a m erupakan djum lah jang terbesar.T ani kaja dengan ratusan Ha.

c. Imbangan an tara tani jang mem punjai tanah dan buruh tani (40% —60% ).

d. Penguasaan tan ah -tan ah d isatu langan dan terpentjar dengan sistim tuan-tanah .

e. Pertanian jang traditionil.

2. Tudjuan land-reform, m enudju ke m a s j a r a k a t a d i l dan makniur.

a. U nluk m engadakan pem bagian jang adil atas sumber penghi­dupan rakjat lani jang berupa tanah , dengan maksud agar adapem bagian hasil jang adil pula. T an ah untuk si Tani.

b. M em perbaiki keadaan sosial dan ekonom i rakjat.c. M em berikan isi funksi sosial pada hak milik.d. M em pertinggi produksi N asional.e. M engachiri sislim T u an -T an ah jang b e ru p a .

1. tanah partikelir. *2. penguasaan tan ah -tan ah terlalu banjak d isatu tangan de­

ngan sistim tuan-tanah ' (dengan sewa, bagi hasil. gade dsb.).

IV . T jara -tja ra pclaksanaan.

1. Lunak. /2. M oderat.3. Revolusioner.

A d . 1. T iara jang l u n a k pada hakekatnja tidak m engubah kedudukan T u a n - t u a n - t a n a h . tetapi hanja mengatur liubungan kerdja an tara tuan tanah dan penggarap- penggarapnja. M ilik tuan tanah tidak diganggu-gug*L

6

Petani-petani penggarap jang tak mempunjai tanali tetap tani tak bertanali.

A d . 2. T jara moderal. Besarnja milik tuan-tuan tanah diba- tasi, djadi diadakan maximum. Selebihnja dari maximum, dengan peranlaraan Pem erintah didjual kepada petani-petani jang tak m em punjai tanah. Peng- Iaksanaannja batas tersebut m enunggu sampai tuan- tanab meninggal. D jadi sangat lam bat.

A d . 3. T jara revofusioner. D iadakan batas maximum dan m i­nimum dan segera dilaksanakan, dan redistribusi tanab-tanah jang bebas.

D i Indonesia sebaiknja tjara jang revolusioner, jang disesuaikandengan iklim Indonesia.

Segera m engadakan batas min- dan maximum bak milik. Batas maximum segera dilaksanakan dengan memberikan kompensasi, tetapi batas minimum, banja dipakai lin tuk sementara untuk men- tjegab pem etjab-belabkan milik tanah , hingga terlalu ketjil.

f>. M engadakan batas maximum terhadap penguasaan atas tanab(dengan sewa, maro, gade dsb.).M engadakan redistribusi alas tanab-tanab jang bebas diatas ,maximum.

d. M en g a d a k a n p em b u k aan ta n a b - ta n a b b a ru d an ta n ab -tan abte rlan ta r.

V . P elaksanaan .

1- M e n g ad ak an red istribusi ta n a b -ta n a b d ia tas m axim um ja n gm end jad i bebas dengan regularisasi dan /a lau perkreditan.

2. K om pensasi d ib a ja r oleh pem ilik-pem ilik b a ru dengan p e ran ta raan P em erin tah d alam d jangka pand jang .

3. M en je len g g arak an Perkreditan jan g chusus untuk tan i.4. M en je len g g arak an pertan ian koperatif d an kolektif.5. M em bentuk Land-reform -Funds.6 M enjelenggarakan Land-reform bersam aan dengan Industrialisasi

dan Transm igrasi serta intensifikasi.

V I. A paratuur.1. P im pinan D epartem en A graria.2. Kerdja sama antar Departemen clan organisasi-organisasi3. Penjehatan Pem erintahan Desa (demokratiseering) se ag

pelaksana jang terpenling.

VII. Land-use-planning. n1. M engadakan perentjanaan dalam peruntukan d an pengg

tanah un luk mentjapai efficiency dalam rangka pcm bangu

2. Pembagian : T 1 li-Di Indonesia soal ini belum dikerdjakan setjara integ peren[ja _

pun persiapan-persiapan sudah dimulai d iadakan . isa nja rj.e n a ga naan kola oleh: Biro T ata Ruang dari Pekerd jaan ^ m u m g u,n i dari dan mengenai tanah-tanah perlanian oleh : K antor a a agarDepartemen Pertanian. M aksud dari lahd-use-planning i m ^ u a _terdapat perentjanaan jang integral terhadap perun u g emesln,saan tanah diseluruh Indonesia, dalam rangka pem ang i-‘an a a nagar tertjapai efficiency jang sebesar-besamja. M isa n ja pterhadap : j a n k Qtaa), tanah-tanah pusat penghidupan masjarakat seper i

serta kemungkinan perluasannja. ikanan ,h). lanah-tanah untuk pertanian, keh'ulanan. peterna an, p

perindustrian, pertam bangan dsb., d jadi un tuk keper u pada umumnja.

c). tanah-tanah untuk peribadahan.d). tanah-tanah untuk kepentingan N egara dsb.

f o l 1. Perlu adanja penerangan setjara m asaal. sebaga’ P an mental untuk m elaksanakan Land-reform.

2. Segera m engadakan pilot-pilot project dengan t a t u sa m engganggu penjelenggaraan integral.

D jakarta, Pebruari 1960.

Lampiran : P idato M enteri Agrariapada sidang D ew an Pertimbangan A gung tanggal 13 D januari 1960.

8

P id a to M e n te r i A g ra r ia M r S a d ja rw o p a d a S id a n g D c w a n P crlim -

L an g a n A g u n g tg l. 1 3 D ja n u a r i 1 9 6 0

P .J .M . P rc s id e n , S a u d a ra W a lc il K el’a a d a n Iiad ir in sek a lian ja n g te rh o rm at.

D a la m ra n g k a M a n ife s to P o litik , m ak a d ib id a n g A g ra r ia p a d a W aktu in i sed a n g d ip e rs ia p k a n 3 m a tja m p e k e rd ja a n pokok, ja n g era t b u b u n g a n n ja s a lu sam a la in , d a n ja n g t ig a - t ig a n ja m c ru p a k a n peng- Ia k sa n a a n d ari p asa l 33 U n d a n g -u n d a n g D a sa r . P u n d e n g a n p rog ram K a b in e l-K e rd ja k c tig a - lig a n ja p e k e rd ja a n te rse b u t ta k d a p a t d ip isah - k an . 1 iga p ek e rd jaan te rse b u t ia la h :

!• P e ro b a b a n U n d a n g -u n d a n g A g ra r ia k o lo n ia l d a n p e n ju su n a n U n d a n g -u n d a n g A g ra r ia N a s io n a l.

2 . L an d -re fo rm .

5. L a n d -u se -p la n n in g .P e rta m a , p e ro m b a k an b u k u m A g ra r ia ja n g m as ib b e rd asa rk n n a tas

d o m ein -b eg in se l, p e ro m b a k an se b in g g a k e se h iru h a n n ja m en d jad i su a tu b u k u m a g ra r ia n a s io n a l.

K e d u a , m e n jia p k a n p e re n tja n a a n d a n p c la k sa n a a n land -refo rm ja n g b ari ini m en d jad i a t ja r a pokok d a n

K.etiga, m e n e ta p k a n p e re n tja n a a n p en g g u n a a n ta n a h d ise u rn In d o n e s ia ini d id a la m k a ta a s in g d iseb u t Ian d -u se -p la n n in g (peren t ja n a a n p e n g g u n a a n ta n a h ) d a la m ran g k a p em b an g u n an -sem esla .

S a u d a ra K e tu a .

M e n g e n a i pokok p e rta m a d a n k e tig a sa ja lid ak ak an m em b ilja ra - k an se tja ra m e n d a la m o leb k a ren a a tja ra pag i ini a d a la h m en g en a iIa n d -’reform .

S a ja h a n ja in g in m en jin g g u n g m en g en a i soal p e rtam a d a n k e tig a in i pokok-pokokn ja sad ja .

S o a l p ertam a seperti sa ja kem u k ak an m en g en a i p e ro m b ak an b u k u m ag ra ria ja n g lam a d a n m en ju su n tm d a n g -u n d a n g pokok a g ra r ia n as io n a l.

9

Rent'jana U ndang-undang Pokok oleh K abinet-K arya telah dim a- djukan kepada Parlemen. Rentjana U ndang-undang tersebut sekarang kami tjabut kembali untuk d itind jau kembali dan disesuaikan dengan M anifesto Politik.

Pokoknja iaiah didalam U ndang-undang pokok ilu akan selain m enghapuskan dasar-dasar lam a jang terutam a terletak dalam ..Agrarische wet 1870” dan ..domein beginselnja” jang terkenal ita , maka kita menjusun ini berpegangan pada pasal 33 U n d an g -u n d an g D asar 1945 jang mengatakan bahvva bum i d an air d ikuasai oleh N egara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnja kem akm uran rak ja t dan M anifesto Politik.

D asar-dasar itulah jang m endjadi pegangan pokok dari p ad a penjusunan U ndang-undang Pokok A graria ini, sehingga d idalam

.merumuskannja kita tidak mempergunakan rum usan dom ein beginsel, akan tetapi rumusan ini pada konkritnja ia iah bah w a ..bum i d a n air Indonesia adalah bumi dan air bangsa Indonesia” .

Dan oleh karena negar'a ini m erupakan satu pendjelm aan dari pad a rakjat Indonesia, maka N egara m em punjai hak un tuk m engatur, mem- bangun w ilajahnja, tintuk kepentingan rakjat d an N egara, agar d ap a t tertjapai m asjarakat jang adil d an m akm ur.

D jadi ini suatu perobalian prinsip jang snngat besar.Jang penting djuga didalam kita m erom bak hukum A graria lam a

itu iaiah menghilangkan adanja dualism e jang hingga sekarang ini masih berluku di Indonesia d idalam b idang hukum tan ah ini, ja itu berlakunja hak barat dan hak adat.

Dengan merombak ini sekali gus k ita m enghilangkan dualism e itu dan m enudju kepada satu m atjam hak jan g sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.

Sekalipun didalam hak adat sendiri m asih m erupakan pluralism e, mempunjai sifal jang bermatjam-maljam, tetapi ad a garis persam aan jang bisa menudju kepada Unifikasi.

D an hak tanah jang paling kuat untuk perseorangan W a rg a N eg ara (asli) ialali liak milik dan tidak lagi hak milik disam pingnja hak eigendom atas tanah.

10

S a u d a ra K e tu a J a n g M u lia .

T e g a sn ja h ak m ilik in i h a n ja u n tu k W a r g a N e g a ra In d o n es ia clan b u k a n u n tu k o ra n g a s in g . D a p a t k iran ja h ak m ilik ini k ita sebu t h ak p rim a ir. s e d a n g k a n h a k -h a k la in n ja a d a la h h ak sec u n d a ir . seperli h ak u s a h a . h ak b a n g u n a n (d u a -d u a n ja d a p a t d i l ja k u p se b a g a i liak g u n a). n a k sew a , h ak p ak a i d sb .

D e n g a n p e r in tjia n in i m ak a B a n g s a A s in g . te rm a su k k e tu ru n a n a s in g , h a n ja d a p a t m em p ero leh b a k -h a k s e c u n d a ir ja n g s ifa tn ja d a n la m a n ja d ib a ta s i .

K em b a li k e p a d a h ak m ilik , in ip u n b u k a n p e n d je lm a a n d a r i h a k e ig en d o m , k a ren a h ak m ilik in i d is a m p in g m em b erik an fu n k si b ag i p em ilik n ja (p e rseo ran g an a ta u in d iv id u ) d ju g a m em p u n ja i funksi sosial. D ja d i h a k m ilik m em p u n ja i segi p e rse o ra n g a n d a n segi ko lectief. sesu a i d e n g a n s ifa t k e p r ib a d ia n b a n g s a In d o n e s ia , ia la h sifa l g o to n g -ro jo n g .

H a k u la ja t-p u n p a d a h a k e k a tn ja tak la in d a r i p a d a m em berik tm isi fu n k si sosia l d a r i h a k m ilik te rse b u t d a n sa m a sek a li t id ak b o leh b e r te n ta n g a n d e n g a n k e p e n tin g a n n a s io n a l, k e p e n tin g a n n eg a ra . ja n g te rd a s a rk a n a ta s p r in s ip u n ita rism e .

S a u d a ra K e tu a J a n g M u lia .S e k a ra n g sa ja in g in m e lo n tja t k e p a d a lan d -re fo rm . K a la u ta d i sa ja

k em u k ak an b a h w a U n d a n g -u n d a n g P okok A g ra r ia te ru ta m a m eng- a d a k a n p e ro m b ak an d id a la m sislim h u k u m ja n g lam a k ep a d a h u k u m n a s io n a l, m ak a lan d -re fo rm in i ak a n b ek e rd ja ked a lam .

D e n g a n p e ro b a h a n U n d a n g -u n d a n g lam a k ep ad a U n d a n g -u n d a n g P o k o k A g ra ria b a ru in i b e lu m b e ra rti m en g ad a k an p e rb a ik an -p e r- b a ik a n k ed a lam . P e rb a ik a n -p e rb a ik a n sosial lertilnm a liclak.

L an d -refo rm ini ak an m em perbaik i ker.daan sosial d an ekonom i d a n seperti tad i d ik em u k ak an o leh P .J .M . P re s id en , L an d -re fo rm a d a la h b a g ia n m u tlak d ari R evo lusi k ita.

H in g g a sek a ran g in i be lum te rse len g g ara sam a sekali p e ro b a h a n - p e ro b a h a n te n ta n g p e r ta n a h a n ja n g b isa d ira sa k a n o leh m a s ja ra k a t b a n ja k ja itu g o longan tan i.

D id a la m b a h a n jan g kam i sed iak an jan g atrak teb a l in i m em ber! g a m b a ran m en g en a i k e a d aan sosial ja n g d ila n d a sk a n a ta s sistim p e r­ta n a h a n d a n h ak -h ak ta n a h ja n g a d a d i In d o n e s ia in i d e w a s a ini'.

11

K alau S audara m enindjau bahan-bahan ini, m aka bahan-bahan ini pertama: akan memberikan gam baran, bahw a hak milik tanah di D iaw a. M adura, Sulawesi Selatan, sebagian dari Sumatera, Bali, Lombok, terutam a daerah jang padat, ini adalah demikian keljilnja, versplinierd sehingga tidak membcrikan sumber penghidupan jang mem ungkinkan untuk hidup jang lajak.

S udah barang lenfti kita barus berusaha untuk inlensifikasi dan kolektivitasi dalam m enggunakan dan mengerdjakan tanah untuk d a ­pat m entjapai hasil jang sebesar-besarnja, seperti dikemukakan oleh P .J.M . Presiden dalam P idato Penegasan di D E P E R N A S dalam rangkaian Pantjalogi ia iah : Edukasi

IrigasiIntensifilcasi, lerm asuk mechanisasiInduslrialisasiEm igrasi (transmigrasi).

H an ja djika hak milik tan ah itu terlalu ketjil (versplinierd), tenhi tidak akan memberikan kem ungkinan un tuk m entjapai taraf penghi­

dupan jang Ia'jak.O leh karenanja maka, land-reform tidak berdiri sendiri. Land-reform

harus dibarengi dengan Pan tjalog i dialas, a tau tim bal-balik : P a n ­tjalogi tanpa land-reform tidak akan memberikan banjak m anfaat kepa­d a petani ketjil, jang m erupakan sebagian besar dari rakjat Indonesia.

A ngka-angka d ibaw ah ini jang dihim pun pada th. 1957 memberikan gam baran tentang ra ta-ra ta milik tan ah dibeberapa Propinsi.

I IIM PC N A N : _____

D ju m ’.ah P ro p in si Banjakmja Banjaknja f n Sdi D jaw a dau Ma- desa § 3 ^ 3d u ra , Sulaw esi dan tan an $ ~ *

^ i BetiOi

d

D jaw a-B am t P .I . 3.763(113) i o w 'bS 0 5

1 1 ! ' I I > i f | s iSul. & N T . 4.297 o-l,U«J 580,257 o,7

D ju m la h : P .I . 24,510(113) 6,609.336 3.807,951~

12

IHMPUNAN : D arat Darat

Djawa-Barat P .I. 3.763.013)2 2.519.S65 1.2S3.856 0,5Djawa-Tengah 8.314 3.599.182 1.347.238 0,4Djawa-Tinmr 8,139 3.727.38.9 1.738,005 0,5Sul. & >J,T. 3.877 705.647 661.231 0.8Djumlah: P .I. 24.093(113)2 10.551.583 5.030.330 0.5

D jad i rata-rata tiap kePuarga T an i hanja m em punjai milik 0,5 H a. Angka ini aclalah ra ta-ra ta dari pemilik tanah, djadi djum lah luas saw ah -f- darat dibagi d jum lah pemilik.

A d ap u n rata-rata per capita angkanja sangat rendah, ja itu rata-rata untuk seluruh D jaw a/M ad u ra (D jum lah luas tanah pertanian dibagi d jum lah pcnduduk tani) — 0.151 H a .

A ngka in i memberikan gam baran jan g sangat tragis-menjedihkan.

Dae roll Sawah Tanah darat Total% dan djumlah seluruh

areal

Djawa/ Per ca­ P er ca­ Per ca­Madurn 1000 ha pita (ha) 1000 ha pita (ha'. 1000 ha pita (ha)

1957 3,469 0,063 4,853 0,088 8,322 0,151 63.01956 3,460 0,063 4,820 0,088 8.2S0 0,151 62.63955 3,452 0,064 4,887 0,091 8.333 0,155 63,11954 3,438 0,065 4,782 0,091 8,22c 0.15U 62,21953 3,430 0,066 4,720 0,091 8,150 0,157 61,71952 3,429 0,067 4,729 0,092 8.15S 0,15'.' 61,71951 3,424 0,068 4,742 0,094 8.166 0.162 61.81950 3,415 0,069 4,725 0,095 8,140 0,10 61,61941 3,408 0.071 4,553 0,095 7,961 0.166 60,21940 3.384 0.011 4.544 0,096 7,928 0,167 60,01939 3.377 0.073 4,523 0,097 7,900 0,170 59,8

K edua : A ngka-angka jang tersedia ini memberikan gam baranterhadap im bangan an tara petani ketjil dan petani besar serta djum lah- djtamlahnja. T an i ketjil dengan m iliknja jang sangat ketjil dan tan i besar dengan m iliknja jang puluhan, ralusan, ja bahkan ribuan H a, seperti diterangkan oleh P .J.M . Presiden tadi.

D isitu lah terdjadi exploitasi dari jang pun ja terhadap jang tak punja, jang biasanja dalam keadaan jang sangat lem ah dan tak berdaja. Sistim kapitalisme m eradjalela dalam b idang A graria, dalam bentuk besar-besaran m aupun ketjil-ketjilan.

Im bangan itu lah jang sekarang ini tidak m erupakan im bangan jang sehat. D jika tak ada perobahan-perobahan m aka keadilan sosial (social

15

justice) dan pem bangunan ekonomis (economis development) han ja ineliputi sebagian ketjil dan lak mentjakup selurub rakjat.

Banjaknja pemilik sawah

Daerah Kurang da ri 0,5 Ha

0,6- X Ha

1.12 Ha

2.15 Ha

5,1- 10 Ha

10.1- 20 Ha

20-rlbuan

Ha.

Djawa-Barat 1.396.307 359.424 156.216 56.283 8.153 1.449 363Djawa-Teng. 1.388.352 405.067 115.304 25.787 3.265 905 111Djawa-Tim. 933.615 464.532 167.565 40.954 4.369 577 93Sul, & Teagg. 468.151 197.286 105.704 42.277 5.770 1.468 433

Djumlah 4.185.425 1.426.309 544.789 165.301 21.567 4.399 1.000

D jum lah pemilik untuk daerah-daerah tersebut d iatas • Iseroua ada ...................................................................... 6.609.336 orang

D jum lah desa s.d.a................................................................. 24.510

Ketiga, bahan-bahan penjelidikan di B atang memberikan gam baran terhadap imbangan antara lani dan buruh-tani. D engan singkat bisa saja kemukakan bahwa buruh-tani ini adalah menurut angka-angka research jang kita djalankan itu m erupakan lebih dari pada 60% jang 40% adalah pemilik tanah jang berarti pemilik tanah ketjil m aupun besar.

Dyad/ 00% lebih ini adalah orang-orang tani jang sebetulnja lidak mempunjai tanah dan um um nja tidak mempunjai sumber peng­hidupan jang tetap.

Disamping angka-angka jang konkrit ini terdapat pekerdjaan-peker- d jaan research, penjelidikan-penjelidikan ditempat-tempat jang kita pilih dan kita anggap bisa menljerminl<an keadnan dari pada masjnra- kat tani jang luas. D an research ini hendaknja d ipandang sebagai suafu indikasi terhadap susunan. keadaan. perkembangan m asjarakat tani sekarang. A dapun hasil-hasil penjelidikan jang sangat menjolok

14

ialah jang diadakan didaerah Indram aju (Djawa-Baral), Batang (Dja- wa-Tengah), Lombok (Nusa-Tenggara). .

D i Kavvedanan Indram aju dari djum lah pemilik sawah 20.488 orang maka lernjata 6.010 orang pemilik berdiam diluar desa, sebagian besar dikota (absenty land-owner).

D i Batang terdapat orang-orang jang memiliki tanah antara 10 H a 120 H a. D isam pingnja itu terdapat di K aw edanan Balang djuga (desa-desa Karang M alang, Kali Beluk. Klidang W etan ) sawah-sawah jang ham pir seluruhnja dikuasai oleh orang-orang d iluar desa-desa tersebut. T anah-tanah tersebut djika oleh jang m enguasainja/memi- likinja tidak disewakan^marokan maka biasanja bero (braak).

S audara K etua Jang M ulia.Setelah m enindjau keadaan sosial-ekonomis tsb. m aka d&patlah kita

m entraseer kearah mana land-rclorm l<ila tudjukan.M enurut kami m aka tud juan land-reform di Indonesia ini adalah

sebagai berikut-:Perlama, tudjuan dari pada land-reform ialah untuk m engadakan

pem bagian jang adil atas sum ber penghidupan rakjat tani jang berupa tan ah dengan m aksud agar ada pem bagian hasil jang adil pu la d ida­lam m asjarakat kita.

Kedua, untuk memperbaiki keadaan sosial dan ekonomi dari p^da rakjat banjak ini setelah ada pem bagian sumber-sumber jang adil ini, dan

Keliga, untuk memberikan isi fungsi sosial dari pada hak milik, seperti dikemukakan oleh P .J.M . Presiden didalam Pidato Penegasan di Depernas. D jadi hak milik tegasnja jang bukan eigendom, jang memberikan kekuasaan jang m utlak atas sesudtu benda ifu. T ap i hak milik jang mono-dualistis, publik ei> privaat rechtelijk tegelijk a tau privaat jang publiek rechtelijk tegelijk.

D jadi hak milik jang djuga harus memberikan fungsi sosialnja ke­pada masjarakat.

Ke-empal, untuk mempertinggi produksi nasional.D engan tertim bunnja tanah disatu -tangan sudah barang tentu

tidak m emungkinkan adan ja suatu usaha m engerdjakan tan ah jang

intensif. M aka kalau tanali-tanah ini tertim bun pada salu tangan, apa tertim bunnja itu dengan kale milik a tau dengan m enguasainja dengan sewa a tau gade, maka tentu tidak bisa d iusahakan dengan intensif, sebagai halnja dengan Iiasil-Iiasil research di D jaw a Tengah tersebut, dim ana seorang m empunjai miliknja sendiri 120 H a dan di- sam pingnja itu memegang petak-petak orang Iain dilain-Iain desa sehingga tanah jang ada padan ja adalah boleh dikatakan ra tusan H a.

T entu keadaan jang dem ikian ini tidak b isa mendorong supaja tanah itu dikerdjakan dengan baifc. D jadi effect dari land-reform ada­lah pula untuk mempertinggi produksi.

Kelima, untuk m engachiri sistim tuan tanah. Sistim tu an tan ah m i pokoknja ada 2 rupa. T api sebetulnja sam a dalam hakekatnja. Ja itu jang terdjelm a dalam tanah-tanah partikelir jang dengan U ndang-undang N o. 1 tahun 1958 sudah d ihapuskan tap i pelaksa- naann ja baru ± separo.

Jang kedua, tu an tan ah jang tidak bertipa tu an tan ah partikelir itu, akan tetapi penguasaan tanah -tanah terlalu banjak disatu tangan dengan sistim tu an tanah, seperti tad i saja kemukakan didalam tjontoh jang diadakan didaerah B atang.

Penguasaan ini bisa didalam bentuk sewa-menjewa, dengan benluk bagi hasil (baru-baru ini telah diterim a oleh Parlem en U ndang-undang bagi Hasil).

P enguasaan jang sematjam ini jang selandjutnja didjalankan atas dasar sistim tuan tanah, ini tidak Iajak Iagi didalam m asjarakat jang k ita tjita-tjilalcan m asjarakat sosialis a la Indonesia.

S audara K etua Jang M ulia.

Selandju tn ja saja ingin sekedar memberikan pendjelasan terhadap b ahan-bahan baru jang sudah tersedia dihaclapnn Snudara-saudara.

Balian jang perfa/na memberikan gam baran terhadap gradasi dari pada pemilik-pemilik tanah kita mulai dari kurang dari */2 H a sam pai lebih 20 H a dengan gradasi jang tertjanhim .

Selandjutnja dalam w aktu jang singkat kita dapat: m enghim pun bahan ketiga ia iah tanah-lanah kosong jang bukan tan ah kehutanan, bukan tanah perkebunan besar a tau pangonan jang dapa t ditanam .

1.6

A ngka-angka ini memberikan gam baran, di D jaw a, M adura, Bali dan Lombok sadja, dim ana masih terdapat penduduk jang sangat padat, m asih ada tanab-tanab kosong jang Iuasnja sebanjak bulatnja 187.000 H a.

Selainnja angka-angka ini didapatkan kelerangan jang terhimpun di D epartem en A graria, baliw a sebagian besar dari pada angka-angka ini a tau tan ah jang lerlantar ini djustru disebabkan karena pemilik- pem iliknja tidak tinggal didesa-desa tersebut akan tetapi dikota-kota a tau Iain desa.

Indicaties jang disaat ini bisa d ilibat didalam penjelidikan kita dida- erah Indram aju (katja tiga penjelidikan Indram aju sebagai balian jang kelima) m em perlihatkan bahvva dari djum lah pemilik 20.488 orang tadi kita bulatkan 21.000 orang pemilik itu jang tidak tinggal didesa6.000, djadi 1/5 dari pada pemilik itu bukan orang desa, lapi kebanja- ban orang-orang dikola. D jad i kita b isa memberikan tafsiran bahwa> keadaan jang demikian ini selainnja m enim bulkan keadaan sosial jang tidak sehat, djuga tidak m ungkin kita akan memaksa untuk suatu pro- duksi jan g setinggi-tingginja. K eadaan research Iain jang lelah kita adakan di Sulaw esi Selatan itu m enundjukkan bahw a bangunan irigasi fang terbesar di Sulaw esi S elatan ja itu Sadang-werken, itu baru seba­gian sad ja dipergunakan karena tidak ljukup tertiere leiding dan me­nuru t kelerangan-keterangan jang dihim pun itu, rakjat tidak m au m engerdjakan oleh karena tan ah ini adalah milik dari pada tuan tanah (dalam bentuk ketjil). In ipun saja dengan Saudara M enteri M udd Pekerdjaan U m um sedang memikirkan penjelesaian ini demi kepen­tingan prodliksi P ertan ian didaerah Sulawesi Selatan.

D an selandjulnja djuga terdapat bahan-bahan jang selain dari Indram aju djuga dari Lombok jang disini hanja konklusinja sadja. Bagi Saudara-saudara jang m em punjai minat kita m em punjai satu dokum entasi penjelidikan jang Iengkap. Ja itu penjelidikan terhadap liubungan an tara kelaparan biasa dan milik tan ah dipulau Lombok. D an milik tan ah dengan chronisch hongeroedeem jang ada di Lombok serf a akibat-akibatnja.

»7

D a n kedua: penincljauan technis dan social ekonomis jang mem- berikan konklusi jang liampir bcrsam aan dengan pertama tadi ini jang didjalankan oleli petugas-petugas dari Departem en A graria di bagian S elatan dari Lombok-1 engah.

S audara Kelua Jang M ulia.Sekarang bagaim ana melaksanakan dan apa bentuk dari pada land-

reform itu jang sekiranja bisa tjoljok dengan iklim Indonesia ini. U n tu k ini sudali barang tentu saja lebih m em butuhkan bahan-bahan dari anggauta-anggauta jang lerhormat dari pada sebaliknja.

T jara-tjara jang lelah didjalankan diluar lingkungan kita artinja d iluar negeri, ada tiga matjam jang pokoknja bisa disim pulkan pada tjara-tjara jang lunak, moderat dan radikal revolusioner.

Tjara-lj ara jang lunak pada umumnja hanja m engadakan aturan- aturan mengenai apa jang disebut tenancy, jaitu hubungan antara pemilik tanah jang merupakan tuan tan ah dan penggarap-penggarap- n ja dan kontrole dari pada Pemerintah bahw a peraturan itu d id jalan­kan. Dengan tjara jang lunak ini kedudukan tuan tan ah tidak diusik- usik. Tanah-tanah tetap mendjadi miliknja. H an ja hubungan-hubung- an kerdja jang diatur.

T jara jang kecfua, jaitu Ijara moderal d id jalankan pem bagian djuga dari tanah-tanah tuan-tuan tanah akan lelapi dengan lam bat. memakai tempo bertahun-tahun. bahkan berpuluhan tahun. K alau tuan tanah itu meninggal dunia tanahnja dikuasai oleh Pem erintah dengan kompensasi dan diadakan re-distribusi tanah. K alau jang lunak tadi tidak mengadakan re-distribusi tanah, maka jang kedua (moderat) m engadakan re-distribusi tapi dengan djangka pandjang.

T jara jang ketiga adalah Ijara jang radikal. D iadakan pengachiran terhadap sistim tuan-tanah dan selandjutnja tanah-tanah dibagikan kepada rakjat tani jang belum mempunjai tanah. seperti d id jalankan J i Rusia. R.R.T., tapi djuga didjalankan dinegara jang bukan komu- nis ja itu Japan, Mesir, India.

S audara Ketua Jang M ulia.

M aka bagaim anakah selandjutnja approach kita ini. A pakah kita mem ilih satu dari tiga-tjara ini. A pakah kita m enjesuaikan dengan

18

iklim di Indonesia ini. Saja Icira jang sebaik-baiknja ialah menjesuai- kan diri dengan iklim kita. D jad i kita memilih sistim jang radikal revolusioner, tapi pelaksanaan tahapan demi tahapan fase perfasc. D jadi dengan sistim jang radikal. A pakah sistim jang radikal itu : ja itu pertam a mengadakan suatu batas m aksim um dan minimum.

Batas maksimum dan minimum terhadap hak milik dan batas mak­simum dan minimum djuga terhadap penguasaan tanah jang tidak m erupakan hak milik akan ietapi dengan berupa-rupa djalan seperti sewa, maro, gadai dan sebagainja.

D jad i m engadakan batas pu la terhadap maximum terhadap ex- ploitasi-systeem.

Kita didalam m engadakan batas m udah tapi dalam pelaksanaannja saja sendiri memikirkan rupa-rupa persoalan jang sangkul-paul dengan itu. Jang terpenting ialah aparaat dari pada pelaksanaan ini.

P .J .M . Presiden telah m ensinjalir adan ja pem erintahan desa jang tak menerima perobahan-perobuhan jang tepat, seperti meclianisasi sadja tidak bisa menerima dan djustru land-reform ini titik berat pelaksanaan itu didesa.

Setelah m engadakan maksimum dan minimum ini. saja menggam- barkan balivva pekerdjaan jang paling beral dan sekarang tidak bisa dilaksanakan dengan sekali gus adalah m eningkatkan pada minimum. Saja m enggam barkan minimum ini akan 2 Ha, tapi Saudara bisa m engadakan penindjauan terhadap angka-angka ini jang sekarang ini rata-ratanja adalah hanja V2 Ha. Ini rata-rata dari pada milik ta ­nah, bukan rata-rala dari pada penduduk. Djudi bukan per capita, letapi rata-rata dari pemilik tanali. Kalau rata-rala per capita ilu. untuk saw ah adalah 0,063 dan unluk tanah darat adalah 0.088 sehingga rata-rata per capita tanah kering dan sawah adalah 0.151. Ini dengan im bangan antara tani dan buruh tani seperti tadi saja kemukakan bu- ruh tani itu lebih dari 60% .

D jadi jang direct akan merupakan kesulitan jang terbesar ada lah m eningkatkan pada minimum itu. D an mengingat realilel ini maka m eningkatkan dari pada minimum harus dikerdjakan bersam aan de-

19

ngan transm igrasi pem bukaan tan ah setjara besar-besaran dengan in - dustrialisasi (besar m aupun industri rakjat) d an pada nm um nja pem bangunan desa keseluruhannja. H a n ja dengan itu kita b isa m e- ningkat dari pada minimum itu. T ap i sem entara k ita b isa mentjegaTi adanja pem etjahan milik tanali jan g leb ih ketjil-ketjil Iagi. K ita b isa m enljegah verdere fersplintering, supaja tidak m endjadi terus m enerus makin ketjil hingga tidak memberikan sam a sekali kem ungkinan h id u p bagi rakjat; untuk hidup dirinja sendiri sad ja tid ak m entjukupi; ap a - lagi untuk kesedjahteraan seUiruh keluarganja.

Inilah m engenai b atas minimum d an kesulitan-kesulitannja. S e ­hingga usaha kita jang pertam a adalah m entjegah pem etjahan jan g lebih ketjil lagi, verdere versplintering.

S audara K etua Jan g M ulia.

S eland ju tn ja pem batasan healas, ba tas m axim um , m elihat angka- angka jang tersedia ini tidak akan m enim bulkan kesulitan jang b an jak . Jang m em punjai lebih dari 20 H a a tau k a lau k ita m engam bil ba tns maximum 10 H a di D jaw a ini (Iuar D ja w a m asih tersedia b an jak tanali hingga batas maximum dap a t lebih dari 10 H a), m aka d ju m lah pemilik jang lebih dari 10 H a ini h an ja 8.388 orang, d ibu latkan 10.000 orang, dari pada banjaknja sem ua pem ilik ± 10 d ju ta pemilik. D jad ! djum lah pemilik jang lebih dari 10 H a ad a la h 1 promille (l o /oo ) dari djum lah seluruh pemilik. S aja kira ini tidak m enim bulkan kesuli- lan besar, lidak usah dikuatirkan ad a n ja sosial onrust kalau k ita m engadakan pem batasan maximum. H a n ja bagaim ana tjaranja urituk membalasi keatas ini, apakah m enunggu sam pai pemiliknja m eninggal, apakah kita segera m enjelenggarakan. K alau saja sendiri, saja kem u- Icakan demikian, oleh karena ten tu ini pu tusan Presiden nan ti se te lah m endengar Kabinet. D jad i sebaiknja dengan tegas segera d iad ak a n pem batasan. D u s maximum itu segera d iadakan, sehingga ta n a h - tanah jang diatasn ja maximum itu bisa d iadakan re-d istribusi Kesoepelan kita kalau re-distribusi itu iQIah Id ta m em perhatikan keinginan dari pada pemilik. K epada anak-anaknja, jan g s u d a h dewasa. kepada Saudaranja, kepada pam annja dan sebagainja, kese-

20

m u a n ja i tu ja n g sung£>u|1. „ . „ „ „ t j i ,t j . g g u h b e k e rd ja d a la m Ia p a n g a n p e r ta n ia n

d a n b e lu m m e m p u n ja i tiul-i,™ >- I t tP e m e r in ta h D i n d ta n a l i sen d iri. d e n g a n p e r a n ta ra a np e rk re d ita n SUQtu s*s '-‘m re g u la r is a s i d a n /a ta u d en g an ;

K a Ia u d l IrJd ia p e m b a ja ra n d a ri p a d a t a n a b ja n g d ik u a sa i o leh N e g a ra d a n d .a d a k a n re d is tr ib u s i in i. a d a la h Ia m a n ja 40 th „ d a n d ib a ja r se n d .r i o leh p a ra ta n i Jan g m e n d a p a t ta n a h . S a ja k ira k a la u d is in i te r la lu lam a. S a ja m em ik irk an d a la m tem p o k u ra n g Ieb ih10 ta h u n . d a n d ib a ja r d e n g a n se b a g ia n d a ri h a s il t a n a h ja n g d i-

a p a ln ja , c e n g a n p e ra n ta ra a n d a n a ta s d a s a r p e ra tu ra n -p e ra tu ra n d a r i P e m e rin ta h .

S a u d a r a K e tu a J a n g M u lia .

S e k a lip u n ta n a h jan g b e b a s i tu b a ru m e ru p a k a n se b a g ia n k e tjil d a r i k e b u lu h a n ta n a h se lu ru h n ja te ta p i se b a g a i p em et'jah an p h a s e p e r ta m a a k a n m em berikan k e u n tu n g a n -k e u n liin g a n ja n g b e sa r, ja n g te rb e sa r p e m e tja h a n n ja h a ru s d itja r i p a d a p e m b u k a a n ta n a h se- t ja ra b e sa r-b e sa ra n d id a e ra h -d a e ra h ja n g se k a ra n g m a s ih m em n n g - k in k a n j a i tu d a e ra h -d a e ra h Iu a r D ja w a d a n m e n g a d a k a n in d u s - tr ia lis a s i. M e m a n g , lan d -refo rm h a ru s s e d ja la n d e n g a n tT ansm igrasi, incPustrialisasi d a n in ten sifik asi.

S a u d a r a K e tu a J a n g M u lia .

D ia ta s s a ja sek ed ar m en jin g g u n g so al p e m b e a ja a n d a r i lan d -re fo rm . ja i tu ja n g b e rh u b u n g a n d e n g a n p em b e ria n g a n ti k e p a d a b ek a s p e ­m ilik o le h o ra n g -o ran g ja n g m e n d a p a tk a n ta n a h . P e m b e a ja a n tsb . d a p a t d ia tu r d em ik ian ru p a , se h in g g a o ra n g -o ra n g ja n g m e n d a p a t ta n a li h a ru s d a p a t m em b a ja r sen d iri ta n a h - ta n a h n ja d e n g a n h a s il- h a s il p a n e n -n ja d a la m d ja n g k a ja n g d i te n tu k a n o le h P e m e r in ta h .

S e k a lip u n d em ik ian d a p a t d ib a ja n g k a n b a h w a p em ilik -p em ilik b a r u tsb . h a n ja d a p a t m e m b a ja rn ja d a la m tem p o ja n g s a n g a t lam a , se h in g g a a c h irn ja p e m b a ja ra n tsb . o le h b ek as p em ilik t id a k d ira sa i s a m a sek a li a d a n ja p e m b a ja ra n g a n ti ru g i tsb . D is a m p in g i tu p em ilik -p em ilik b a ru p a d a u m u m n ja t id a k m e m p u n ja i t ju k u p s a n g u

21

untuk m engerd jakan tanalin'ja. U n tuk kedua-clua tud juan tsb. ja itu sekedar memberikan bantuan kepada bekas pemilik dan ban tuan pula kepada pemilik baru, perlu diadakan suatu perkreditan chustis un tuk pem beajaan land-reform, dari ban tuan-ban tuan tsb. han ja m erupakan kredit a tau pindjam an Pem erintah.

Kredit tersebut hendaknja disalurkan Iiwat suatu B ank jang chusus m elajani T an i, ja itu Bank T an i dan N elajan . D isam pingnja kredit tsb. perlu kiranja diadakan suatu Fonds, Land-reform -Funds, un tuk mengongkosi semua pengeluaran-pengeluaran jan g tidak dapat d ibeajai dengan kredit biasa, seperti :

1. pem beajaan organisasi penglaksanaan Land-reform .2. pem bajaran pertam a (sebagian dari harga tanah).3. usaha-usaha persiapan perbaikan tan ah (land-reclam ation) dll.

S audara K etua Jang M ulia.Land-reform ini bukan pekerdjaan dari D epartem en A graria sen­

diri, tetapi m em punjai sangkut-paut erat sekali dengan tugas dan pekerdjaan Departem en-departem en lain , seperti D epartem en P er­tanian. Departem en Pekerdjaan Um um dan T enaga. D epartem en Transkopem ada, D epartem en D alam N egeri (O tonom i Daerali).

Pelaksanaan land-reform sangat tergan tung pada kerdja^sama an tar D epartem en ini d juca. Disampinynj>i il" perlu pulti adiinja persiapan-persiapan jang bersifat m ental terhadap masjarakat desa d an Pem erin tah D esa.

K arena titik berat dari pelaksanaan land-reform ini letaknja di desa, artin ja pada pem erintahan desa, m aka perlu diadakan re -

tooling d juga dari Pem erin lahan D esa. D engan sistim Bengkok jang ada sekarang ini. maka Pem erintahan Desa. djndi pedjabat-pe- d jab at desa pada um um nja akan terkena dengan adanja land-reformnanti.

Ini akan berarti. bahw a pedjabat-pedjabal desa tersebVit palin sedikit tidak begitu redla. kalau tak boleh dikntakan merintangi terhadap pelaksanaan land-reform tersebul. Kita dapat m enggam bar-

[&n. W a /m a n a d jadinja nanti, djika para pelaksana itu m erupakan oposan dari land-reform sendiri.

22

O leh karenanja mnka perlu pula aclanja O tonom i clan kemokrati- sering dari desa dengan pem erintahannja. Sistim bengkok jang pada hakeknlnja adalali vvarisan dari sistim feodal atas tanah harus pula diganti dengan sistim pem bajaran gadji biasa jang didapat dari daerah Otonoom . Sekian balian-bahan jang berhuhungan dengan land-reform.

Saudara Ketua Jang M ulia.Sekarang saja ingin sekedar mengemukakan soal jang Icetiga dalam

uraian saja ini, ialah soal : Land-use-planning, D i Indonesia soal ini belum dikerdjakan seljara integral, sekalipun persiapan-persiapan sudali mulai diadakan. M isalnja perentjanaan kota oleh : Biro T a ta R uang dari Pekerdjaan Umum dan T enaga dan m engenai tan ah -tan ah pertanian oleh Kantor T a ta Bumi d a r i ' Kementerian P ertan ian . M aksud dari Land-use-planning ini ialah agar terdapat perentjanaan jang integral terhadap peruntukan dan penguasaan tanah diseluruh w ilajah Indonesia, dalam rangka pem bangunan Semesta, agar tertjapai efficiency jang sebesar-besarnja.

M isalnja perentjanaan terhadap :a) tanah-tanah pusat penghidupan m asjarakat seperti desa d an kota

serta kemungkinan perluasannja.b) tanah-tanah untuk pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan,

perindustrian, pertam bangan dsb. djadi untuk keperluan produksi pada umumnja,

c) tanah-fanah untuk peribadahan,d) tanah-tanah untuk kepentingan N egara dan Iain-lain sebagainja.

M aka perentjanaan peruntukan dan penggunaan tan ah ini sangat penting dan akan saja tjoba untuk dim ulai dalam tempo jang singkat.

D ib idang pertanian sadja sekarang ini sudah ad a gedjala-gedjala, bahw a pabrik-pnbrik guln tidak m endapatkan tanah jang tjukup lagi, karena terdesak oleh tem bakau. D i areaal tebu itu disitu sekarang sudah berdiri om prongan-omprongan untuk m engeringkan tem bakau, sehingga pabrik-pnbrik gula sudah terpaksa mentjari tan ah jang sangat djauli hingga tidak efficient lagi. P enggunaan irigasinja m en­djadi tidak efficient, pem eliharaan tanam an tidak efficient, pem beran-

23

tasan Kama tidak efficient dan djuga pendjagaan tidak efficient dan pu la transport jang tidak efficient, sehingga ongkos produksi gula ini sekarang sudah melebihi dari pada harga pendjualannja.

D jad i ongkos produksi sudah lebih tinggi dari harga pendjualannja . Pabrik gula sebagai bedrijf mulai akan tidak m enguntungkan Iagi. tidak rendeerend Iagi. Satu gedjala jang perlu m endapat perhatian kita sepenuhnja.

Pabrik-pabrik gula jang dulu merupakan sum ber jang besar bagi keuangan Belanda, ja bahkan dikatakan „de kurk, w aarop N ederland en Indie drijft”, sekarang akan mengalami kerugian?

Tak mungkin menurut pendapat saja, asal ada perentjanaan d an management jang baik dengan price-policy jan g sehat.

Sebab-sebab kemunduran diatas a.i. ia iah kurang ad an ja peren tja­naan peruntukan dan penggunaan tanah jan g tera lur. ;

G edjala Iain iaiah terdesaknja t a n a m a n - t a n a m a n b ah an m akanan pokok (padi) oleh tanam an-tanam an perdagangan seperti tern a rosella, dsb., seperti telah terdjadi di D jaw a-T engah , D jaw a dan Lombok. Perlu adanja penegasan, areal un tuk b ah a n m£^' bahan pakaian dan bahan-bahan Iain jang disestxaikan djuga eng penglaksanaan Program Sandang-pangan.

Disamping itu semua, berhubung dengan tam bahn ja P^nc| | IG begitu tjepat, maka desa-desa sekarang sudah men ja i P ^ Selandjutnja terdjadi expansi jang w adjar ( n a t u u r l i j k expan ' pend'uduk desa ke daerah-daerah/areal d iluar desa seperti per e ^kehutanan, ja bahkan pangonan-pangonan desa p u n su a diserbu. Orang-orang ini di qualifisir sebagian penduduk pen u u liar, ditangkap masuk pendjara dsb., sesudahnja keluar dari penr ja ra menduduki Iagi.

Ini sebetulnja bukan pemetjahan, han ja tam bal sulam, jan g tid ak menjelesaikan soalnja. Itupun pula gunanja land-use-p lanning di- sampingnja land-reform.

24

P .J .M . Presiclen, S d r. W a k il K etu a d a n S a u d a ra -sa u d a ra sek a lian ja n g terho rm at.

S ek ian lah b a h a n -b a h a n jan g ad a p a d a sa ja . M a k su d u ra ia n ja n g sin g k at m i tak lam h a n ja sebagai in le id in g , tak Ieb ih d ari itu .

T e rh a d a p p ersoalan -persoalan ini sa ja a k a n sa n g a t berte rim akasih k a lau a d a b a h a n -b a h a n ja n g tju k u p d a n sa ra n -sa ra n ja n g b e rh a rg a d ari D e w a n P e rtim b an g an A g u n g J lh . in i. B a h a n -b a h a n sa ja h a n ja te rb a ta s m au p u n dari d a lam negeri a ta u p u n Iu a r negeri. sa ja jak in b a n ja k d ari an g g au ta -an g g au ta 'jang te rh o rm at ja n g m em p u n ja i tju k u p b a h a n jan g b isa d ip ak ai u n tu k m elengkapi s u a tu re n tja n a jan g m em p u n ja i effek jan g Iuas k ep a d a m asjarakat. j a b a h k a n ja n g m eru p ak an Ian d asan bag i p en ju su n a n m asja rak a t In d o n e s ia ja n g adil d a n m akm ur jan g berd asark an P a n lja -S ila .

S ek ian , terim a kasih.

U N D A N G -U N D A N G N o. 2 T A H U N i960

ten tang

P E R D JA N D JIN A N B A G I H A S IL

P R E S ID E N REPU BLIK IN D O N E S IA .

M enim bang :bahw a perlu diadakan undang-undang jang m engatur perdjan- d jian pengusahaan tanali dengan bagi-liasil. agar pem bagian hasil tanahn ja antara pemilik dan penggarap dilakukan atas da- sar jang adil dan agar terdjamin pula kedudukan hukum jang Iajak bagi para penggarap itu, dengan m enegaskan hak-hak dan kew adjiban-kew adjiban baik dari penggarap m aupun pemilik •

IM engingat :pasal 27 a ja t 2 dan pasal 33 ajat 1 dan 3 U n d an g -U n d an g D asa r; pasal 3 ajal 1 jo 20 ajat I U ndang-U ndang D asar;D en g an persetudjuan D ew an Perw akilan R akjat.

M e m u t u s k a n :M enetapkan :U n d a n g -u n d a n g tentang ..perdjandjian b a g i Iiasil” .

BAB I

A R T I B E B E R A PA IS T IL A H

Pasal 1

'D a lam ijndang-undang ini dim aksud dengan : tanah. iaiah tanah jang biasanja dipergunakan untuk penanam an b ah a n m akanan;

b. pem ilih , ia lah orang a ta u b ad an h u k u m jan g . b erd asark an sesu a tu hak m enguasai lan ah :

c. perd jand jian bagi ftasil ia lah p e rd jan d jian d en g an nam a apapun- d juga jfing d iad ak an an ta ra pemilik pad a sa tu p ihak d an seseorang a tau bad.in liuktim pada lain piliak jan g d a lam u n d an g -u n d an g ini d isrhu t ..penggarap berdasarkan p e rd jan d jian m ana peng- garap d iperkenankan oleh pem ilik te rseb u t u n tu k m en je lenggara­kan usaha pertan ian d ia tas tan ah pem ilik, d en g an p em bag ian h as iln ja an ta ra kedua belah p ihak;

d. hasil lanah, ialah hasil u sah a p ertan ian jan g d ise lenggarakan oleh penggarap lerm nksud dalam liu ru f c pasal ini. setelah d ik u ran g i b ia ja un luk bihit, pupuk, lernak serta b ia ja un tuk m en an am d a n panen ;

e. petani, ia lah orang. baik jan g m em punjai m aupun tidak m em punjai tan ah jang m ata pen tjah arian pokoknja a d a la h m en g u sah ak an ta n a h un luk pertan ian .

B A B II

P E N G G A R A P

P a sa l 2

(1) D en g an tid ak m engurang i b e rlak u n ja k e ten tu an d a lam aja t 2 dan 1 pasal ini. m aka jan g d iperbo lehkan m endjad i penggarap dalam perd jand jian bag i-hasil h an ja la h o rang-orang tan i. jane? ta n a h garap an n ja , baik k ep u n jaan n ja sendiri m au p u n ja n g d ip ero leh n ja se- tjara menjevva. dengan perd jand jian bag i-hasil a ta u p u n se tjara la in n ja , tidak akan lebih dari sekitar 3 (tiga) hektar.

(2) O ran g -o ran g tan i jan g d en g an m engadakan p erd ja n d jia n b ag i- hasil tan ah g a rap an n ja akan m eleb ih i 3 (tiga) hektar, d ip erk en an k an

27

mendjadi penggarap, djil<a m endapat izin dari M enteri Agraria a tau pendjabat jang ditundjuk olehnja.

(5) Badan-badan hukum dilarang mendjadi penggarap dalam per­djandjian bagi-hasil, keljuali dengan izin dari M enteri M uda Agraria atas pendjabat jang ditundjuk olehnja.

BAB III

B EN T U K P E R D JA N D JIA N

Pasal 3

(1) Semua perdjandjian bagi-hasil harus d ibuat oleh pemilik dan penggarap sendiri setjara tertulis d ihadapan K epala dari desa a tau daerah jang setingkat dengan itu tem pat Ietaknja tan ah jang bersang- kutan selandjutnja dalam U ndang-U ndang ini disebut ..Kepala D esa ^ dengan dipersaksikan oleh dua orang, m asing-m asing dari pihak pemilik dan penggarap.

(2) Perdjandjian bagi-hasil termaksud dalam aja t I diatas memer- Iukan pengesahan dari Tjam at/kepala K etjam atan jang bersangkutan atau pendjabat Iain jang setingkat dengan itu ' selandjutnja dalam undang-undang ini disebut ..T jam at” .

(3) P ad a tiap kerapatan desa K epala D esa mengumumkan semuaperdjandjian bagi-hasil jang diadakan sesudah kerapatan jang terachir.

(4) M enteri M uda A graria m enetapkan peraturan-peraturan jang diperlakukan untuk menjelenggarakan kelentuan-ketentuan dalam ajat 1 dan 2 diatas.

BA B IV

D JA N G K A W A K T U P E R D JA N D JIA N

P asal 4

(l) P erdjandjian bagi-hasil d iadakan untuk w aktu jang d in jatakan didalam surat perdjandjian tersebut pada pasal 5, dengan keten tuan

28

fcalnva b ag i saw a h w ak tu itu adnf I jbag i tan ah -k e rin g sekuranr, 1° ’ Sekuran6-kurangn ja 3 O ^ a ) tah u .i

(2) Dalam haM.al j„„„ r ™ ' . , ," " '" '? 5 (" " " ) ,M enteri M u d a A g ra ria . o leh T ia ’ T ® dUelQpI<an ,ebih Ia n J ju < ° ,eh d jan d jian b ag i-h asil den g an d j a n T r * dii2inIcan diada!<a " » ia Per' d ite tap k an d a lam a ja t I d ia ta s h j 7 , ^sendiri oleh jan g m em pun jain ja . 7300 b ia sa n ja JiusahaI{an

(5) D jik a p a d a w akfu berach irnH ™ A- J •• r . i -t r- „in n _F . | r J P erd jan d jian b ag i-h a s il cliatasla n a h ja n g b ersangku tan m asih terd-.T^i i r r rJ- i r. T.. <-r«dpat lan am an jan g belum d a p a ta ip an e n , m aka p erd jan d jian terseb„i I I I . . r. . i - i. ll-rset>ul berlaku terus sam p ai w ak tulan am an itu selesai d ipanen , lelnr.: i- i i ti i j , , , t . . . i P p crp an d jan g an w a k tu itu tidakooleli lebih dari sa tu tahun .

(4) D jik a a d a keragu-raguan ar>»l~,I i • t i ., , , a P akah lan ah jan g b e rsan g k u tan itusaw ah a ta u ta n a h kermg, m aka Krr.^1-* i i • t r'•'•'-paia U esa lah jan g m em utuskan .

P a sa l 5

(1) D e n g an tidak m engurangi berlakun ja keten tuan dalam p asa l 6. m aka p erd jan d jian bagi-hasil tidak terpu tus karena p em in d ah an hak m ilik a las tan ah jan g bersangku tan kepada orang Fain.

(2) D id a lam haF term aksud dalam a ja t 1 d ia ta s sem ua h ak d an Icewadjiban pem ilik b erdasarkan p erd jan d jian b ag i-h asil i tu b e ra lih kepada pem ilik baru .

(3) D jika penggarap m eninggal d u n ia m aka p erd jan d jian b ag i-h asil i tu d ilan d ju lk an o leh ach liw arisn ja . den g an hak d a n k ew ad jib an jan g sam a.

P a sa l 6

(1) P eru m u san p erd jan d jian bag i-hasil sebelum b erach irn ja d jan g k a w ak tu p erd jan d jian term aksud dalam pasa l 4 a ja t 1 h an ja m ungkin d a lam hal-ha l d an m enuru t k e ten tuan -keten tuan d ib aw ah ini.a. a ta s perse tud juan kcdua beiah fihak jan g b ersangku tan d an

setelah m ereka Iaporkan kepada K ep ala D esa ;I). dengan izin K epala D esa a tas tu n tu ta n pem ilik. d id ila m h a l

p enggarap tid ak m engusahakan ta n a h ja n g b ersan g k u tan sebagai-

29

m ana mestinja atau tidalc memenulii kew adjibannja untul; menje- rahkan sebagian dari liasil tanah jang telah ditentukan kppada pemilik atau tidak memenulii beban-beban jang mendjadi tang- gungannja jnng ditegaskan didalam surat perdjandjian tersebut pada pasal 3 atau tanpa izin dari pemilik menjerahkan penguasaan tanah jang bersangkutan kepada orang lain.

(2) Kepala Desa memberi izin permitusan perdjandjian bagi-hasil jang dimaksud dalam ajat 1 pasal ini dengan m em perhatikan pertim- bangan-perlim bangan kedua belah pihak. setelah usahanja untuk lebih dahulu mendamaikan mereka itu tidak berhasil.

(3) D idalam lial tersebut pada ajat 2 pasal ini K epala D esa menen- tukan pula akihal tlaripada pemutusan itu.

(4) Djika pemilik dan/atau penggarap tidak m enjetudjui keputusan Kepala Desa unluk m engizinkan diputuskannja perdjandjian sebagai jang dimaksud dalam ajat I pasal ini dan/atau mengenai npa jang dimaksud dalam ajat 3 diatas. maka soalnja dapat diadjukan kepada Tjam at untuk mendapat keputusan jang mengikat kedua belah filial;.

(5) Tjam at melaporkan setjara berkala kepada Bupati/Kepala D aerah Sw atantra lingkat II semua keputusan jang diam bilnja >ne- nurut ajat 4 pasal ini.

BAB V

PEMBAGIAN HASIL TA N A H

Pasal 7

(1) Besarnja bagian hasil-tanah jang m endjad i hak menggarap dan pemilik untuk tiap-tiap D aerah Sw atan tra tingkal II ditetapkan oleh Bupati/Kepala D aerah S w atantra tingkat II jang bersangkutan, dengan memperhalikan djenis tanam an, keadaan tanah. kepadatan penduiluk. zakat jang disisilikan sebelum dibagi dan faktor-faktor eko- nomis. serta kelenluan-ketentuan adat setempat.

(2) Bupati/Kepala D aerah S w atan tra tingkat II memberitahukan keputusannja mengenai penetapan pembagian hasil-tanah janjJ diam bil menurut ajal I pasal ini kepada Badan Pem erintah H arian dan D ew an Perwakilan Rakjat Daerah jang bersangkutan.

30

I

BAB VI

K E W A D JIB A N PEM ILIK D A N P E N G G A R A P

Pasal 8

(J) Pem bajaran uang a tau pemberian benda apapun djuga kepada pemilik jang dimaksudkan untuk memperoleh hak m enyusahakan tanah pemilik dengan perdjandjian bagi-hasil, d ilarang.

(2) Pelanggaran terhadap larangan tersebut pada ajat 1 pasal ini berakibat. balnva uang jang dibajarkan atnu harla benda jang diberi- kan itu dikurangkan pada bagian pemilik dari hasil tanah tdrmaksud dalam pasal 7.

(3) Pem bajaran oleh siapapun, termasuk pemilik dan penggarap, kepada penggarap ataupun pemilik dalam bentuk apapun djuga jang mem punjai unsur-unsur idjon, dilarang.

(4) Dengan tidak mcngurangi ketentuan pidana dalam pasal 15, maka apa jang dibajarkan tersebut pada ajat 5 diatas itu tidak dapa t dituntut kembali dalam bentuk apapun djuga.

P asal 9

K ewadjiban m embajar padjak mengenai tanah jang bersangkutan dilarang untuk dibebankan kepada penggarap, ketjuali kalau peng­garap itu adalah pemilik tanah jang sebenarnja.

P asal 10

P ad a berachirnja perdjandjian bagi-hasil, b a i t karena berachirnja djangka w aktu perd jand jian m aupun karena salah salu sebab tersebut pada pasal 6, penggarap w adjib m enjerahkan kem bali tan ah Jang bersangkutan kepada pemilik dalam keadaan baik.

51

BA B VII

LA1N -LA IN

P asal 11

P erd jandjian-perdjandjian bagi-hasil jang sudah ada pada w aktu m ulai berlakunja undang-undang ini, untuk panen jang berikutnjB disesuaikan dengan ketentunn-ketentuan tersebut dalam pasal-pasai diatas.

Pasal 12

K etentuan-ketentuan dalam undang-undang ini tidak bsrlaku te*- h adap perdjandjian-perdjandjian bagi-hasil m engenai tanamar. keras.

P asal 15

(1) D jika pemilik dan/atau penggarap tidak memenulii a tau me- Ianggar kelentuan dalam surat perdjandjian tersebut pad.i pasal 3, m aka baik T jam at m aupun Kepala D esa atas pengaduan salah satu fihak ataupun karena d jabatannja, berw enang m emerintahkan dipenubl a tau d itaatin ja ketentuan jang dim aksudkan itu.

I(2) D jika pemilik dan/atau penggarap tidak m enjetudjui perintal;

K epala D esa tersebut pada ajat 1 diatas, maka soalnja d iaJjukan ke­pada T jam at untuk m endapat keputusan jang mengikat kedua belaK fihak.

P asal 14

D jika pemilik tidak bersedia m engadakan perdjandjian bagi-hasil m enurut ketentuan-ketentuan dalam undang-tm dang ini sedang tanah- nja tidak pula diusahakan setjara lain, maka Tjam at, atas usul K epala D esa berw enang untuk, atas nam a pemilik, m engadakan perdjandjian bagi-hasil mengenai tanah jang bersangkutan.

32

Pasal 15

(1) D ap a t dipidana dengan hukum an denda sebanjak-banjaknja.Rp. 10.000,'-';e. pemilik jang tidak memenulii kelenluan dalam pasal 5 atau pasal

11;b. penggarap jang melanggar Iarangan lersebul pada pasal 2;c. barang siapa melanggar Iarangan tersebut pada pasal 8 ajat 5.

(2) Perbuatan pidana tersebut pada ajat 1 diatas adalali pelang- garan.

P asa l 16

H al-hal jang perlu untuk m elaksanakan ketentuan-ketentuan undang- undang ini dialur oleli M enteri M uda A graria sendiri a tau bersam a dengan M enteri M uda Pertanian.

P asal 17

U ndang-U ndang ini, mulai berlaku pada Iiari diundangkan.

A gar sujbaja setiap orang dapat mengelaliuinja, mem srintalikan pengundangan undang-undang ini dengan penem patan dalam Lemba- ran N egara Republik Indonesia.

D isahkan di D jakarta P ad a tanggal 7 D januari I960.

Presiden Republik Indonesia,

D iundangkan S U K A R N Opada tanggal 7 D januari 1960 M enteri M uda Keliakiman

S A H A R D JO

L E M B A R A N N E G A R A T A H U N i960 N o. 2.

55

M EM O R I P E N D JE L A S A Nmengenai

R A N T JA N G A N U N D A N G -U N D A N G P E R D JA N D JIA N B A G I-H A SIL

Pendjelasan umum:

(l) Biarpun tidak disebut dengan nam a jang sam a, tetapi perd jan- djian pengusahaan tanah dengan bagi hasil um um didjum pai di Indo­nesia. Dalam perdjandjian itu, jang hukum nja berlaku sebagai keten- tuan-ketentuan hukum adat jang tidak tertulis, seseorang jan g berhak atas suatu tanah', jang karena sesuatu sebab tidak dap a t m engerdjakan- nja sendiri, tetapi ingin tetap m endapat hasiln ja , m em perkenankan orang lain untuk menjelenggarakan usaha p ertan ian atas ta n a h ter^e- but, jang hasilnja dibagi antara mereka berdua m enurut im bangan jan g ditentukan sebelumnja. O rang jang berhak m engadakan perd jan d jian tersebut m enurut hukum nja jang berlaku sekarang ini tidak sad ja ter- batas pada pemilik tanah itu sendiri, tetap i d juga orang-orang Ia in jang mempunjai hubungan hukum tertentu den g an tan ah jan g ber­sangkutan, misalnja pemegang gadai, penjew a, bah k an seorang peng- garap-pun — ja itu fihak kedua jang m engadakan perd jand jian bagi- hasil — dalam batas-batas tertentu berhak p u la berbuat demikia-n.

(2) M engenai besarnja bagian jang m endjadi hak m asing-m asing fihak tidak ada keseragaman, karena hal itu tergantung p ad a d jum lah - nja tan ah jang tersedia, banjaknja ' penggarap jang m enginginkannja, keadaan kesuburan tanah, kekuatan kedudukan pemilik dalam m nsja- rakat setempat/sedaerah dan Iain-lainnja. B erhubung dengan Icen jataan . bahw a um um nja tanah jang tersedia tidak banjak, sedang d ju m lah orang jang ingin m endjadi penggarapnja sangat besar, m aka sering- kali terpaksalah penggarap menerima sjarat-sjarat perd jand jian jang memberi hak kepadanja atas bagian jang sangat tidak sesuai dengan

34

ie n a g a d a n b ia ja ja n g te la h d ine™ 1 , . .t a n a h ja n g b e rs a n g k u ta n . L a in d a • eU? a k a n n ja u n tu k m e n g u s a h a k a n

I I i riP a d a i tu p e rd ja n d jia n te rse b u t m e-n u ru t h u k u m n ja u m u m n ja b a n ia b,>rl I i . . i. I „ „ ITJ:an aku selama djangka waktu satu

tahun. jang kemudian atas persetudiu™ L I i i u r u I J * J-ii i - i i JUan kedua belah Fihak dapat di-la n d ju tk a n lag i a ta u d ip e rb a h a ru i • l i i i .

- i i ‘ t-laP| berlangsungnja perdjandjianitu umumnja hanjaiah tergantunc , i i i-L i , i l .____ i st-rna ta -m a ta p a d a k e se d ia a n ja n gb e rh a k a ta s ta n a h . h m g g a b ag ! n Pnn„ „ i i .. • i, , I , Pe n g g a ra p t id a k a d a d ja m m a n a k a nm em p ero le h ta n a h g a ra p a n se a m a vvaktu ja n g ]a ja k H a , in ip u n ^t ju a h b e rp e n g a ru h p a d a p e m e lih a ra a n k e su b u ra n ta n a h n ja . m e n d ja d i s e b a b p u la m e n g a p a p e n g g a ra p se r jn g k aJ. m e n e r jm a s ja ra t_

s ja ra t ja n g b e ra t d a n t id a k a d il . A c h irn ja o leh k a re n a d ja r a n g sek a li p e rd ja n d jia n b ag i has,I i tu d i la k u k a n se tja ra te rtu lis d a n m e n u ru t h u k u m n ja d ju g a tid ak a d a k e h a ru s a n u n tu k d ib u a tn ja d im u k a p en -

ja b a t - p e n d ja b a t a a * se tem p a t. m ak a serin g k a li te rd a p a t k e ra tm - ra g u a n . ja n g m en im b tilk an P e rse lis ih a n -p e rse lis ih a n a n ta r a p em ilik d a n P en g g a ra p .

(3) D a la m ra n g k a u s a h a a k a n m e lin d u n g i g o lo n g an ja n g ek o n o m i- n ja le m a h te rh a d a p p rak tek -p rak lek ja n g s a n g a t m eru g ik an m ereka, d a r i g o lo n g a n ja n g k u a t s e b a g a im a n a h a ln ja d e n g a n h u b u n g a n p e r­d ja n d j ia n b ag i h as il ja n g d iu ra ik a n d ia ta s , m ak a d a la m b id a n g a g ra r ia d ia d a k a n la h u n d a n g -u n d a n g in i, ja n g b e r tu d ju a n m e n g a tu r p e rd ja n ­d j ia n b a g i h a s il te rseb u t d e n g a n m ak su d :

a- a g a r p e m b a g ia n h a s il ta n a h a n ta r a p em ilik d a n p e n g g a ra p n ja d i la k u k a n a ta s d a s a r a d il d a n ,

t . d e n g a n m e n eg a sk an T iak-hak d a n k e w a d jib a n -k e w a d jib a n d a r i p em ilik d a n p e n g g a rap , a g a r te rd ja m in p u la k e d u d u k a n h u k u m ja n g Ia jak b a g i p a ra p en g g a rap , ja n g b ia s a n ja d a la m p e rd ja n d jia n b a g i h a s il i tu b e ra d a d a la m k e d u d u k a n ja n g tid a k k u a t, ja i tu k a re n a u m u m n ja ta n a h ja n g te rsed ia tid a k b a n ja k . s e d a n g d ju m ­la h o ra n g ja n g in g in m e n d ja d i p e n g g a ra p n ja a d a la h s a n g a t b esa r.

c . c lengan te rse le n g g a ra n ja a p a ja n g te rse b u t p a d a a d a n b d ia ta s . m a k a a k a n b e r ta m b a h la h k eg e m b iraan b ek e rd ja p a d a p a ra p e ta n i-

penggarap, la m ana akan berpengaruh baik p a J a Ijaran ja rae- m elihara tesu uran Ja n m engusahakan lanahn ja . H a l ilu te n tu akan berpengaruh baik pula pad a produksi lan ah jan g b e rsa n g ­kutan, jan g suatu Iangkah m adju dalam m elaksanakan p rogram akan m eiengkapi ..sandang p an gan” rakjat.

D engan diadakannja peraturan ini maka Iembaga bagi-hasil j a n g i a am susunan masjarakat pertanian kita sebagai sekarang ini p a d a

kenjataannja masih hidup dan mempunjai segi-segi sosial m au p u n eko­nomis jang tidak dapat dengan sekaligus diganti d an d ilen japkan ~ a an p I guna -an dan dilangsungkan sesua i d e n g a n fu n g s in ja dalam masjarakat karena akan dapat diachiri d a n ditjegah p en ja la h -gunaan dalam penjelenggaraannja.

(4) D alam p a d . ilu pC,l„ se,am o ,m b „luasnja tanali pertanian dan d j m U m cm e, lu t » »t a n a h d i s e m e n l a r a d a e r a l i ~ D i ^ M l n T- I I * T • *

r t 1 i t . . . t t ^ j a w a , J Y la d u r a , i i a l i d a n i a i n - I a i n n j a

memherT k J e l t u l T e t e m u a J ^ ^sadja, tudjuan tersebut diatasT e T T l t' 7karena Iembaga hasil itu baru m akan terlia Pa i‘ Lcbih-IeLlhr nnHil' rtprrf'-ir, I•• r ruPQkan salali sa lu sadja dari b e n l u k -bentuk perdjandjian pengusalia-m I t iIemah terpaksa berhadapan dr g o U 'gan p e tam ,a n gmaka dalam rangka dan s e d i a l " ^ B erhubung d en g an ilu

kan perfindungan sebagai ja n T d ^ T u n tu k m e n ie Ie n 8 ^ Ta-melandjutican . . W . k n W a l . ' t » , l - f 1 " ' Ipetani jang Iemah itu. M isalnia- “ J 1<eadaa" p a rakan melalui Bank Tani dan N T a ' USaha Perkri.ditan jan g d isa lu r- netani iano hfJnm 6 a,an' me,r>berikan tan ah kep ad a p a ra

U * k menljufiupi, Z C * ! ^ r ! ! V ' “besaran diluar D jaw a ian« J -L , PCmbuIcaan (an ah set' a ra L esa r ' teratur jang j J " * " V " ™ ™ 8™ " ^ Se‘ia r “spontan. U saha-u^h-, I I i . , /aw alan I ransm igrasi m au p u n ja n g perbaikan puIa pad a J L ™ ' 6 W u sW a I isasi akan m em b aw a maksudkan diatas P ^ angan an tara tan ah dan orang ja n g k am i sedang difikirkan d 'h T ^ 31*3*1 *alaS m aksimum Iuas lan ah ja n g k in i bahnja tanah jane f ^raPa leniPat/daerah akan berarti p u la b e r tam -

ersedia bagi para petanJ jan g d irnafcsu dk an itu .

L a in d a r i p a d a i tu s e r in g denm ™ I r p e r d ja n d j ia n b a g i b a s i l in i dil<a l J * ^ a r n j a p e r a lu r a n m e n g e n a ,a d a n j a U n d a n g - U n d a n g t e n t a n e ™ SGncIiri cliP ™ a n P u I a

i t , p c r s e w a a n t a n a b , i a n g a k a n m e m b e r ip e r l m d u n g a n p u l a p a r a p e t a n i Icetiil t i t t t tTinl-FoT- • »■ T-.L- Inili- rl ■ P e n j e w a t a n a b t e r h a d a p p r a k te k -p r a k te k j a n g t i d a k b a i k d a n s e m e n t a n « T -T-T T M I

u J- T I I T *la r a g o l o n g a n p e m i l ik t a n a h . r i a lt e r s e b u t d i p a n d a n g p e r lu o le h kar^r. tT i 7 r. T-. . , l<-na sewa-meniewa itu merupakan

pula bentuk perdjandjian tanab, dim-ir»-» I T t - I-J Tt . t i t i J - nana ada fcemungkinan didjalan-kannja praktek-praktek jang san«al -t tIe m a b & m e r ilg ik a n g o lo n g a n p e ta n i j a n g

(5) A c h i r n ja p e r lu d i le g a s k a n , b a b w ^ I- T T - 1, T T. . a d i d a l a m m e n j u s u n p e r a l u r a nm e n g e n a i b a g i h a s i l m i d iu s a h a lc a n rTiJU t • - t • > TT 0 . “ t u d a p a t n j a i m b a n g a n j a n g s e b a ik -b a i k n j a a n t a r a k e p e n t in g a n p e m il ik r •t T T I I I t T p e n g g a r a p , k a r e n a j a n g m e n ­

d ja d i t u d j u a n b u k a n l a h m e n d a h u lu l c a n k e p e n t in g a n g o l o n g a n j a n gs a tu d a r i p a d a j a n g la m te ta p i a k a n m e m b e r i d a s a r u n tu k m e n g a d a ­k a n p e m b e r ia n h a s i l - ta n a h ja n g a d il d a n m e n d ja m in k e d u d u k a n h u k u m ja n g Ia ja k b a g i p a r a p e n g g a ra p . A d a la h b u k a n m a k s u d n ja a k a n m e m b e r i p e r l in d u n g a n i tu ja n g se d e m ik ia n r u p a b in g g a , k e a d a a n n ja m e n d ja d i t e rb a l ik j a i tu k e d u d u k a n p e n g g a ra p m e n d ja d i s a n g a t k u a t te ta p i s e b a l ik n ja b a g i ja n g b e rb a k a ta s t a n a h I a lu t id a k a d a d ja m if ia n s a m a s e k a li . Iv ira n ja te la h d im a k lu m i p u la , b a h w a t id a k la h s e la lu p e n g g a ra p i tu a d a p a d a p ih a k ja n g Ie m a h . T id a k d ja r a n g d ju s t r u p e m i- I ik n ja j a n g m e ru p a k a n ta n i - ta n i k e tjil ja n g m e m e r lu k a n p e r l in d u n g a n s e d a n g p e n g g a ra p n ja te rm a su k g o lo n g a n ja n g k u a t e k o n o m in ja .

(6) U n d a n g -L T n d a n g in i a k a n b e r la k u s e re n ta k u n tu k s e lu ru h I n ­d o n e s ia . B ia rp u n t id a k d is e m u a c lae rah a d a k e te g a n g a n d id a la m h u b u n g a n p e m ilik d a n p e n g g a ra p , te ta p i d e n g a n m e n d is k r im in a s ik a n b e r la k u n ja u n d a n g - u n d a n g in i u n tu k d a e ra h s a tu d e n g a n d a e r a h Ia in , a r t in ja d ip e r la k u k a n d is e s u a tu d a e ra h d a n d id a e r a h Ia in t id a k a t a u m e n a n g g u h k a n b e r la k u n ja d ic h a w a tirk a n t im b u ln ja k e s u k a ra n -k e s u - I- a r a n j a n g le ru s -m e n e ru s m e lu a s d a r i s a tu d a e r a h k e la in d a e r a h k a r e n a b e rb e d a - b e d a p e r a lu r a n . D a la m p a d a i tu p e ru m u s a n p a s a l j a n g te r- p e n t in g d a r i u n d a n g - u n d a n g in i, ja i tu p a s a l 7 m e m b e r ik a n f le x ib i l i te t ja n g t ju k u p Iu a s u n tu k m e n je s u a ik a n p e la k s a n a a n n ja d e n g a n k e a d a a n - k e a d a a n j a n g c h u s u s d id a e r a h j a n g b e r s a n g k u ta n .

57

P en d je la sa n pasal dem i pasal

P a sa l 1

hXIj f n e terkena oleh ke ten tu an -k e ten tu an u n d a n g -u n d a n g m i a d a la h la n a h - ta n a h jan g b ia san ja d ip erg u n ak an u n | u ’ Pen a™a ™an , . n m ak an an . dengan tidak d ipersoalkan m atjam h ak n ja . D jad i m un£ ta n a h m ilik. ta n a h eigendom -agraris. ta n a h go go an . g ra n t d a nla in n ja . T e tap i jan g d itan am d ia tas tan ah itu ti a < per u mes

, , ■ , i . i I n u la p ad a su a tu ketikatia p tah u n b ah a n m ak an an , m elainkan d ap a t. , . i . i • -o asal tan am an jang ber-d itan am i kapas. rosella d a n lam sebagain ja ,

, , „ i 1 j i T e b u term asuk tan am anu m u r pendek (h u b u n g k an den g an p asa l i-*/-jan g berum ur pendek p u la .

v i s u a l dengan h u k u m n ja jan g b erlak u s e k a r a n g . jan g berw enangi i i i i 1 . i c;l itu tidak sad ja berbatasu n tu k m engadakan perd jan d jian bag i-nasn _ .

p ad a para pem ilik dalam arti jang m em punjai - tan ah . e ap. d jugai . . i i - o rang jang berdasarkanp a ra pem egang gadai penjew a d an lain -ia in . ,

sesua tu hak m enguasai tan ah jang bersangku tan . n tu jnem persing k a t pem akaian kata-kata m aka m ereka itu sem ua d a am un ang un ang in i d isebut: pemilik.

Pem ilik itu b isa d juga m erupakan b ad a n hukum , seperti leb ih d jau h d id je laskan d a lam pendjelasan pasal 2.

huru f c.P erd jan d jian p en g u sah aan tan ah dengan bagi-hasil nam an ja tid ak

sam a di sem ua daerah . D i M in an g k ab au m itsaln ja d isebut: m em per- d u a i, di M in ah asa : tojo, d i D jaw a T en g ah dan T im ur: m aro a ta u m ertelu, di P rian g an ; n en g ah a tau d jedjuron, di Lombok: n jakap.

D a lam a ja t ini d iberikan p u la perum usan dari pada pengertian ..penggarap” jan g akan d ipakai d a lam u n d an g -u n d an g ini. P en g g arap itu , sebagaim ana h a in ja d en g an pem ilik, b isa d juga m erupakan b ad a n hukum . H a l in i akan d id je laskan leb ih Ian d ju t d a lam pasa l 2.

38

huruf d.

D engan perumusan demikian maka jan g dim aksud dengan hasil tanah iaiah hasil bersih, jaitu hasil kotor setelah dikurangi biaja untuk bibit, pupuk, ternak dan biaja untuk m enanam (tandur) dan panen. A dapun ongkos-ongkos untuk pengurangan hingga d idapalkan hasil bersih itu disebutkan setjara tegas satu demi satu untuk m enghindarkan salah tafsiran, jang dapat m engakibatkan sengketa jan g tidak akan ada putus-putusnja. Biaja-biaja jang disebutkan setjara lim itatip ilu akan diam bil dari hasil kotor dan diberikan kepada fihak jang m em berikan persekot untuk itu, tanpa bunga, ja itu fihak penggarap m aupun pemilik. Ini berarti, bahw a sebenam ja ongkos-ongkos tersebut m endjadi beban kedua belah fihak.

Lain-Iain biaja jang berupa tenaga, baik dari penggarap sendiri m aupun tenaga buruh tidak termasuk dalam golongan biaja jang di- kurangkan pada hasil kotor, karena itu adalah ..aandeel" dari pada penggarap dalam perdjandjian bagi-hasil ini. D alam pada itu dibebe- rapa daerah dipergunakan tenaga m anusia untuk mem badjak dan menggaru jang disebut ,,bo-wong , m itsalnja didaerah Kedu. B iaja untuk tenaga tersebut dapat dikurangkan dari hasil kotor.

A dapun padjak tanah seluruhnja dibebankan pada pemilik tanahn ja jang sebenam ja (pasal 9). Seljara formil m aupun materiil kew adjiban m em bajar padjak adalah terletak pada pemilik, hal m ana sesuai dengan ketentuan jang umum berlaku sekarang ini.

huruf e.

Perum usan mengenai pengertian „petani itu diperlukan berhubung dengan adanja ketentuan dalam pasal 2. D alam pengertian ini term a­suk pula buruh tani.

Pasal 2ajat I.

M aksud diadakannja pem batasan ini ia iah agar tanah-tanah garapan hanja d igarap oleh orang-orang tani sadja (termasuk buruh tani), jang

39

alcan m engusahakannja sendiri, d juga ag a r seban jak m ungkin tja lo n penggarap d ap a t memperoleh tan ah garapan . D en g an ad a n ja p e m b a ­tasan in i m aka dapatlah ditjegah, b ah w a seseorang a ta u b a d a n h u k u m jang ekonom inja kuat akan bertindak p u la sebagai p en g g arap d a n m engum pulkan tanah garapan jan g Iuas d an den g an dem ik ian a k a n mempersempit kemungkinan bag i para p e tan i ketjil tja lon p en g g a rap u n t u k memperoleh tanah garapan. T a n a h g arap an seluas 5 h ek la r dipandang sudah tjukup untuk m emberi bekal ak an h id u p ja n g Ia jak .

ajat 2.

_ P ad a azasnja seorang petani jang su d ah m em punjai la n a h g a ra p a n 5 hektar tidak diperkenankan untuk m en d ap a t ta n a h g a rap an Iagi, Ketentuan dalam pasal 4 a jat 2 ini d im aksud u n tu k m en am p u n g h a l- Iial jang chusus, dengan tidak m eninggalkan garis k eb id jak san aan ja n g telah diletakkan dalam ajat 1. M isa ln ja d id a lam h a l Iuas ta n a h ja n g melebihi 5 hektar itu tidak seberapa.

ajat 3.

P ad a azasnja badan-badan hukum ap a p u n d ila ran g u n tu k m en d jad i penggarap, karena dalam perd jandjian b ag i-h asil in i pen g g arap h a ru s- Iah seorang petani. T etapi ada kalan ja , b a h w a d justru u n tu k kepen- tingan um um atau kepentingan desa, sesu a lu b ad a n h ukum p erlu diberi izin un tuk m endjadi penggarap. M isa ln ja su a tu ko p erasi-tan i jang ingin m endjadi penggarap atas ta n a h -tan ah jan g te rlan ta r d idesa- desa. D alam hal ini han jalah koperasi-koperasi tan i a tau d esa ja n g akan diizinkan dan bukan b ad an -b ad an hukum Iain, seperti P er- seroan Terbalas, C .V . dan Iain sebagainja.

D isam ping itu ada kalanja d juga sesuatu b ad a n hukum jan g ber- bentuk Perseroan Terbatas a tau Ja jasan perlu pu la d ip ertim b an g k an untuk diberi izin m endjadi penggarap. M isa ln ja dalam h u b u n g a n n ja dengan usaha pem bukaan tan ah setjara besar-besaran d id ae rah -d ae rah Sumatera, K alim antan dan Iain-Iainnja.

D idaerah-daerah itu m asalah pem bukaan tan ah jang pertama, d jad i dalam tahun-tahun jang pertam a, ia iah pekerd jaan jan g bera t, ja n g

40

p a d a u m u m n ja p e r lu d i lo ln n n •, i t i lo n S d e n g a n te n a g a - te n a g a m es in , se p e r tit r a k to r - tra k to r d a n s e b a g a in in i i . i, . , , , J a - L 'a la m h a l in i s u a tu p e r u s a h a a n p e m -b u k a a n t a n a b j a n g b e rb e n tu k b u k a n k o p e ra s l. a k a n te ta p i J a ja s a n a t a u P e r s e ro a n T e r b a ta s k . r a n ja d a p a t d ip e r t im b a n g k a n d ju g a u n tu k d a p a t d i te r im a s e b a g a i p e n g g a ra p d a la m b a ta s w a k tu j a n g d i te n tu k a n . P e r - u s a b a a n p e m b u k a a n t a n a b j a n g d im a k s u d k a n i t u a k a n s a n g a t b e r- m a n fa a t . b a g i p e m .l.k t a n a b m a u p u n b a g i p e m b a n g u n a n d a n p e m b u ­k a a n d a e r a h - d a e r a h ja n g m a s ih m e ru p a k a n p a d a n g a la n g - a la n g a ta u - p u n b u la n b e lu k a r .

D a la m m e n e n lu k a n d i iz in k a n n ja a t a u lk{aI. s u a t l l J,a J a n h u k u m u n tu k m e n d ja d i p e n g g a ra p h a ru s d ia d a k a n p e r n i la ia n d a r i s u d u t k e p e n tin g a n d e s a a t a u k e p e n tin g a n u m u m .

A d a p u n j a n g m e m b e rik a n iz in i tu i a l a h M e n te r i M u d a A g r a r i a a t a u p e n d ja b a t j a n g d i tu n d ju k n ja . U n tu k u ru s a n k o p e ra s i s e b a ik n ja d ib e r i- k a n o le h K e p a la D a e r a h S w a ta n t r a t in g k a t II j a n g b e r s a n g k u ta n .

P a s a l 5a ja t 1.

P e r d ja n d j i a n ja n g le rlu lis te ru ta m a b e rm a k s u d u n tu k m e n g h in d a r k a n k e r a g u - ra g u a n , j a n g m u n g k in m e n im b u lk a n p e r s e l is ih a n m e n g e n a i h a k - . h a k d a n k e w a d j ib a n -k e w a d j ib a n k e d u a b e la h f ih a k , I a m a n ja d ja n g k a w a k tu p e r d ja n d j ia n d a n Ia in - Ia in n ja . H a l- h a l j a n g b e r s a n g k u ta n d e n g a n p e m b u k a a n p e rd ja n d j ia n i tu a k a n d ia tu r o le h M e n te r i M u d a A g ra r ia (a ja t 5).

a ja t 2.

A g a r s u p a ja p e n g a w a s a n p re v e n tip dajoat d is e le n g g a ra k a n d e n g a n s e b a ik -b a ik n ja , m a k a p e rd ja n d j ia n -p e rd ja n d jia n b a g i-h a s i l j a n g d ib u a t s e l ja ra te r tu l is d im u k a K e p a la D e s a i tu p e r lu m e n d a p a t p e n g e s a h a n d a r i T ja m a t d a n d iu m u m k a n d a la m k e ra p a ta n d e s a j a n g b e r s a n g k u ta n .

P a s a l 4a ja t 1.

D e n g a n a d a n ja k e le n tu a n m e n g e n a i d ja n g k a w a k tu p e r d ja n d j ia n s e b a g a i j a n g d i te ta p k a n d a la m p a s a l in i m a k a te rd ja m in la h b a g i p e n g -

41

garap akan memperoleh tanah garapan selam a w ak tu jang la jak . a n 2 dim aksud dengan „ tahun” iaiah „ tah u n tan am an , d jad i b u k a n „ ta n n kalender .

D engan diberikannja djam inan m engenai d jangka w ak tu terse u m aka penggarap mempunjai tjukup w aktu m endjalankan d a ja u p a ia untuk m endapat hasil sebanjak m ungkin. H al jan g dem ik ian a ^ a n m em bawa keuntungan pula pada pemilik, karena b ag ian jan g d ite rin ia n ja djuga akan bertam bah.

D engan m em pergunakan pupuk teru tam a pupuk h id jau ja n g d ita nam pada tahun pertam a, daja pupuk ini d irasakan p ad a ta n a m a n tahun kedua, dengan ada kem ungkinan m asih ad a p e n g a ru h n ja p a a tahun ketiga. D jangka w aktu tanah kering leb ih lam a dari p a d a u n tu sawah oleh karena itu tahun-tahun pertam a d ipergunakan u n tu m em perbaiki tanahn ja dan tahun-tahun b erik u tn ja m em perbaiki ta n a m a n nja. B ahkan ada tanah-tanah kering jan g perlu d i k o s o n g k a n i eri kan”) lebih dulu sebelum dapa t d itanam i dengan hasil bai . ap u n Iam anja w aktu itu haruslah pu la sedem ikian rupa, ag ar ji a pa a tahun-tahun pertama, karena b en tjana alam , Hama, b ib it ti a ai dan Iain sebagainja, penggarap m asih m em punjai tjukup esem p a tan untuk berusaha memperoleh hasil jang lajak . \V a k tu 3 ta u n u n tu k saw ah dan 5 tahun untuk tanah-kering d ip an d an g tjukup la jak sebagai batas m inim um itu.

ajat 2.

K etentuan ini dim aksud untuk m enam pung hal-ha l jang chusus, d im ana terpaksa harus d iadakan perd jan d jian jang d jan g k a-w ak tu n ja kurang dari 3 tahun untuk saw ah d an 5 tah u n untuk tanah -kering . M itsa ln ja pemilik perlu naik hadji, sakit keras a tau Iain seb ag a in ja d an hanja m cnghendald m engadakun p erd jan d jian un tuk satu ta h u n sad ja , karena tanahn ja jang biasanja d iu sah ak an n ja sendiri — p a d a ta h u n berikutnja akan diusahakan sendiri Iagi.

ajat 3.

D id a la m h a l jang d isebu t p a d a a ja t in i tid a k p e rlu d ia d a k a n p e r­d ja n d jia n b a ru , tetapi tju k u p lah d ib e r ita h u k a n k e p ad a K e p a la D e sa jan g b ersangku tan .

42

a j a t 4 .

J a n g d im a k s u d d e n g a n s a w a h ia ia h t a n a h j a n g p e n g u s a h a n ja m e- m e r lu k a n p e n g a ir a n . o leh k a r e n a n ja m e m p u n ja i p e m a ta n g (g a le n g a n ) . D a la m h a l - h a l ja n g c h u s u s m u n g k in t im b u l k e r a g u - r a g u n n a p a k a h s e s u a tu b id a n g ta n a h itu h a ru s c lin ia su k k a n d a la m g o lo n g a n s a w a h a t a u ta n a h -k e r in g . U n tu k i tu m a k a d ia d a k a n k e te n tu a n d a la m a j a t in i.

P a s a l 5

K e te n tu a n d a la m p a s a l in i m e m b e r i d ja m in a n b a g i p e n g g a ra p . b a h w a p e r d ja n d j ia n b a g i-h a s il i lu a k a n b e r la n g s u n g s e la m a w a k tu j a n g te la h d i te n tu k a n . s u n g g u h p u n t a n a h n ja o le h p e m ilik te la h d ip in - d a h k a n k e - ta n g a n o ra n g Ia in . D a la m p a d a itu b a g i p e m ilik b a r u a d a k e m u n g k in a r i u n tu k m e m in ta d ip u tu s k a n n ja p e r d ja n d j ia n te r s e b u t . te ta p i t e rb a ta s p a d a h a l-h a l d a n m e n u ru t k e te n tu a n -k e te n tu a n d a la m p a s a l 6 .

D id a la m h a l p em ilik m e n in g g a l d u n ia d ip e r lu k a n p e m b a h a r u a n p e r d ja n d j ia n d e n g a n p e m ilik n ja ja n g b a ru . h a l m a n a a k a n t e r g a n tu n g p a d a k e s e d ia a n p em ilik ja n g b a r u i tu .

A h l i w a r is p e n g g a ra p ja n g a k a n m e la n d ju tk a n p e r d ja n d j ia n b a g i- h a s i l s e b a g a i ja n g d im a k s u d d a la m a ja t 3 h a ru s m e m e n u h i p u la s ja r a t - s ja r a t j a n g d i te n tu k a n d a la m p a s a l 2 .

P a s a l 6

O le h k a r e n a d a la m p a s a l 4 d ia d a k a n p e m b a ta s a n m in im u m d ja n g k a w a k tu la m a n ja p e r d ja n d j ia n d a n p u la b e r h u b u n g d e n g a n k e te n tu a n d a la m p a s a l 5, m a k a s u d a h s e la ja k n ja la h k ira n ja d ia d a k a n k e m u n g - k in a n b a g i p em ilik . b i la m a n a k e p e n tin g a n d iru g ik a n o le h p e n g g a ra p k a re n a k e la la ia n n ja a ta u p e r b u a ta n n ja ja n g b e r te n ta n g a n d e n g a n a p a j a n g te la h m e re k a s e tu d ju i b e rsa m a p a d a w a k tu p e r d ja n d j ia n d ia d a k a n , u n tu k m e m in ta d ip u tu s k a n n ja p e rd ja n d j ia n te r s e b u t s e b e lu m d ja n g k a w a k tu n ja b e ra c h ir . T e ta p i h a l itu h a n ja te rb a ta s p a d a h a l-h a l ja n g d is e b u tk a n d a la m a j a t 1 h u ru f b s a d ja , j a i t u h a l -h a l j a n g m e m a n g

43

bertentangan -dengan kew adjiban seorang penggarap jan g b a ik d an djudjur.

D idalam a ja t 1 Iiuruf b tersirat Ia rangan bag i pen g g arap u n tu k m enjerahkan peng>iasaan tanab jan g bersangku tan kepada o ran g la in tanpa i?in pemilik. Larangan dem ikian su d ab selajakn ja p u la , k a ren a bagi pemilik hubungannja dengan penggarap m erupakan h u b u n g a n jang didasarkan atas kepertjajaan, jan g tidak d ap a t d ig an ti d en g a n orang-orang Iain tanpa persetudjuannja'. L a in b a ln ja dengan k e ten tu a n dalam pasal 5, -karena hal itu d im aksudkan sebagai d jam in an cb u su s bagi penggarap. Kem ungkinan unluk m em utuskan p erd jan d jian an ta ra / waktu terbuka bagi kedua belah fihak d id a lam hal-Iial te rseb u t d a lam ajat 1 Iiuruf a.

Terhadap keputusan kepala D esa d iad ak an kem ungkinan b a n d in g pada instansi jang lebih tinggi, ja ilu T jam a t. D a lam Iial in i T ja m a t akan dibantu oleh suatu badan pertim bangan dalam m ana ak an d u d u k sebagai anggota-anggota w akil-w akil go longan fungsionil tan i, pen- djabat pertanian dan pengairan.

P an itia ini akan bertugas mem beri p e rlim b an g an -p erlim b an g an kepada T jam at dalam soal-soal pengaw asan d an p en je lesa ian per- selisihan (pasal 15, 14 dan 16), dengan tidak u sah m engikat k ep u tu san dari T jam at. P an itia itu m emberikan perlim b an g an n ja k ep ad a T jam at, baik atas perm inlaan T jam at m aupun alas in isia tip sendiri.

Pem berian kepulusan oleh dua instansi setem pal itu k iran ja su d ab tjukup m endjam in diperolebnja pu tu san jan g sebaik -baikn ja bag i kepentingan kedua belah fihak. O leb k arena itu m aka k iran ja tid ak lah akan diperlukan lagi Ijampur tangan b ad an -b ad an pengad ilan .

A gar supaja dapat diselenggarakan pengaw asan jan g seba ik -baikn ja oleh instansi atasan maka T jam at d iw ad jib k an un luk m en jam p aik an laporan berkala kepada B upati m engenai sem ua kepu lusan ja n g di- ambilnja m enurut ajat 4.

P asa l 7

1. K eadaan lanah (chususnja kesuburan tanah), k ep a d a tan pen - duduk dan faktor-faktor ekonomis Iainnja, jan g dalam konkre ton ia menentukan besar-ketjilnja bag ian pem ilik d an penggarap tid ak lab sama disemua daerah.

44

B e rh u b u n g d e n g a n i lu m a k a t id a k a k a n m u n g k in c lic lap a lk an d a n d i te la p k a n s e lja ra u m u m a n g k a p e m b a g ia n j a n g tjo ljo k b a g i s e lu ru h In d o n e s ia d a n ja n g a k a n d ir a s a a d il o le h f ih a k - f ih a k j a n g b e r s a n g ­k u ta n , s e b a g a i ja n g p a d a h a k e k a ln ja m e n d ja d i l u d ju a n u la m a d a r ip a d a p e n ju s u n a n u n d a n g - u n d a n g in i.

A la s d a s a r p e r tim b a n g a n i lu m a k a d ip a n d a n g le b ih b a ik d j ik a p e n e - la p a n b a g ia n p em ilik d a n p e n g g a ra p i lu d i la k u k a n d a e r a h d em i d a e ra h o leh in s ta n s i d a e ra h i tu s e n d ir i j a i t u B u p a li /I ^ e p a fa D a e r a h S w a ta n t r a tin g k a t II j a n g a k a n m e n d a s a rk a n n ja p a d ak e a d a a n d a n fak lo r-fa k to r ek o n o m is se le m p a t. D id a la m m e n e ta p k a n a n g k a p e m b a g ia n i tu B u p a l i a k a n m e m in ta p e r l im b a n g a n in s ta n s i- in s la n s i I a in n ja ja n g a h li a d a w a k il-w a k il g o lo n g a n fu n g s io n il ta n i .

S e la in a la s a n -a la s a n te rs e b u t d ia ta s , m a k a d a la m u n d a n g - u n d a n g in i t id a k d i te ta p k a n an g k a im b a n g a n j a n g te g a s a n ta r a b a g ia n p e m ilik d a n p e n g g a ra p , k a ren a p ro ces p e rk e m b a n g a n d a la m m a s ja ra k a t d e s a m a s ih b e rd ja la n terus, d ju g a d a la m h u b u n g a n - h u b u n g a n so s ia l. H in g g a a k a n s a n g a t t id a k b id ja k s a n a u n tu k m e m b e n d u n g p ro c e s te r s e b u t d e n g a n m e n tja n lu m k a n s u a tu p e ru m u s a n ja n g k a k u .

D e n g a n p e ru m u s a n ja n g f lex ib le , j a n g a k a n d a p a t m e n a m p u n g ke- a d a a n -k e a d a a n ja n g c h u su s d a e ra h d em i d a e ra h , s e b a g a im a n a h a ln ja p a s a l 7 in i, m a k a u n d a n g -u n d a n g in i s e k a lig u s d a p a t b e r la k u u n tu k s e lu ru h In d o n e s ia .

N a m u n d e m ik ia n u n d a n g -u n d a n g in i m e m b e rik a n s e b a g a i p e d o m a n im b a n g a n a n ta r a p em ilik d a n p e n g g a ra p 1 : 1 (s a tu Ia w a n sa tu ) , j a i lu u n tu k pacli j a n g c litan am d isa w a h .

U n tu k ta n a m a n p a la w id ja d a n u n tu k ta n a m a n d i ta n a l i k e r in g b a g ia n p e n g g a ra p a d a la h 2/5 p em ilik 1/5. U n tu k d a e ra h -c la e ra h d i- m a n a im b a n g a n te rse b u t te la h m e n g u n tu n g k a n f ih a k p e n g g a ra p a k a n te ta p .

2. Z a k a t d is is ih k a n d a r i h a s il b ru lo ja n g m e n tja p a i n is a b ( ja n g b a g i p a d i b e s a rn ja 14 k w in ta l) , u n tu k o ra n g -o ra n g ja n g m em e lu k a g a m a Is lam . In i b e ra r t i b a h w a h a s il p a d i ja n g k u ra n g clari 14 k w in ta l ticlak d ik e n a k a n za k a t.

5. K e p a la D a e r a h d a p a t m e ru b a h im b a n g a n te r s e b u t d a la m d ja n g k a w a k tu 3 ta h tm .

45

4. K ep u tu san m engenai p ene tapan p em b erian h a s il- ta n a h i tu beritakan oleh B up ati kepada B ad an P e m e rin ta h H a r ia n d a n D e v v a n P e rw ak ilan R a k ja t D aerah .

Pasal 8t

D ib eb e rap a daerah berlaku keh iasaan , b a h w a u n tu k m em pero leh hak akan m engusaliakan tan ah dengan p e rd ja n d jia n b ag i-h as il t ja lo n penggarap d iharuskan m em bajar u ang a ta u m em b erik an b a ra n g s e s u a tn kepada pem ilik jang di D jaw a 1 en g ah d ise b u t ,,srom o . D ju m la » uang a tau harga b aran g itu seringkuli s a n g a t tin g g i. O le h k a re n a h a itu m erupakan b eb an tam b ah an bagi p en g g a rap , m ak a p e m b e r ia n „sromo” itu d ila rang .

D alam pasal in i d ia d a k a n p u la k e te n tu a n -k e ten tu a n ja n g a r a n g ,,idjon” u n tu k m elindung i penggarap m a u p u n pem ilik ja n g e m a ad ap u n ja n g d im aksud dengan u n su r-u n su r id jo n . b a h w a .

a. p em b a ja ran n ja d ilakukan lam a sebelum p a n e n d a n h. b u n g a n ja san g a t tinggi (..w oekerronte” ).

D a lam p ad a itu perlu k iran ja d iteg ask an , b a h w a k e ten tu an d a la m pasal 8 a ja t 3 d an 4 ini tidak m en g u ran g i k em u n g k in an d ia d a k a n n ja h u tan g -p iu tan g d ika langan p en g g arap d a n pem ilik jan g la jak d a n w ad jar.

P a sa l 9

Sudah diuraikan dalam pendjelasan pasal 1 huruf d.

Pasal 10

1. K iran ja sukar un tuk m erum iiskan d e n g a n tegas. a p a ja n g d i- m aksud dengan pengertian ,,keadaan b a ik " itu . T e ta p i p a d a u m u m - n ja d a p a tla h d ikatakan , bahw a tan ah g a ra p a n itu harus d is e ra h k a n kem bali kepada pemilik dalam k ead aan ja n g tid ak m erug ikan p e m i­lik. hal m an a d alam konkretonja te rg a n tu n g p a d a k e a d a a n d a n ukuran setem pat.

46

t jo n a *“ ■>-

s S c f t S S S r - — c s - M s S :l a h f ih a k b e r s a m a . a u r is lc o m e n d ja d i b e b a n k e d u a b e -

P a s a l 1 1

K er r n “ r a m e n - n a i SOaI p e l a g i a n h a s i l - t a n a h a n t a r a p em ili a n p , J a n g s e la n d iu tn ja h a r u s d i l a k u k a n m e n u r u ta p a j a n g d . te ta p a n o le h B u p a t i s e b a g a i ja n g d im a k s u d d a la m p a s a l7 . D e m i - ian p u a e n g e n a i k e w a d j ib a n u n tu k m e m b u a t p e r d ja n d j ia n s e t ja r a te r tu l is .

P a s a l 12

S u d a h d iu r a ik a n d a la m p e n d je la s a n m e n g e n a i p a s a l 1 I iu ru f a .

P a s a l 13

K e te n tu a n in i d ip e r lu k a n u n tu k m e n g u s a h a k a n s u p a ja k e te n tu a n - k e te n tu a n d a la m u n d a n g - u n d a n g in i d id ja la n k a n o le h s e m u a p ih a k s e b a g a i m a n a m e s tin ja , t a n p a m e n g a d a k a n t u n tu ta n p id a n a .

P a s a l 14

A d a l a h ^hal j a n g s tin g g u h t id a k d a p a t d ib e n a rk a n , b a h w a s a n g a t b e r te n ta n g a n d e n g a n p ro g ra m a k a n m e le n g k a p i . .s a n d a n g p a n g a n ” r a k ja t , d j ik a p e m ilik — h a n ja k a re n a ia t id a k m e n je tu d ju i k e te n tu a n - k e te n tu a n u n d a n g - u n d a n g in i d a n t id a k b e r s e d ia m e n g a d a k a n p e r ­d j a n d j i a n b a g i -h a s i l m e m b ia rk a n t a n a h n ja d a la m k e a d a a n t id a k d iu s a h a k a n . D e n g a n a d a n ja k e te n tu a n in i m a k a T ja m a t d ib e r i w e w e - n a n g u n tu k m e n g a m b il t in d a k a n liin g g a t a n a h - ta n a h ja rig d ib ia rk a n k o so n g i t u m e m b e r i h a s i l s e b a g a im a n a m e s tin ja . A d a p u n k e p e n tin g a n d a r i p e m ilik t e ta p m e n d a p a t p e r h a t ia n , k a r e n a p e n g u s a h a a n t a n a h - t a n a h i t u d i la k u k a n m e n u ru t k e te n tu a n -k e te n tu a n d a la m U n d a n g -

47

iindang ini, dim ana hak-hak dan kew adjiban-kew adjiban pem ilik telah ada djam inan-djam inannja. D engan Iidale m engurangi m ak su J daripada ketentuan dalam pasal ini, djika d ipandangn ja perlu T ja - mat dapat pu la mengadakan perdjandjian Iain atas nam a pem ilik.

D alam pada itu perlu m endapat perliatian, bah w a dalam sistim p e r­tan ian modern guna memelihara kesuburan lan ah d iadakan iusalia „soiIconservalion alau pengaw asan tanah , an ta ra Iain dengan m e­ngadakan rotasi penanam an pupuk hidjau a tau djenis tan am an la in sebagai selingan dari penanam an bahan m akan a tau b ah an perdagang- an. Tanah-tanah jang sedang dalam pengaw etan d an rolasi tersebut oleh instansi jang bersangkutan m aupun oleh rak ja t sendiri, lid ak tergolong tanah kosong a tau terlantar dan deng an sendirinja tid ak terkena oleh ketentuan pasal ini. Pasal 14 tertud ju p ad a pemilik jan g dengan sengadja tanpa alasan m em biarkan tan ah n ja dalam kead aan tidak diusahakan.

Pdsal 15

A gar supaja ketentuan-ketentuan dalam U n d an g -u n d an g ini d i­djalankan sebagai m ana mestinja, m aka pem erintah m enganggap perlu untuk mentjanlum kan sanksi-sanksi p id an a m engenai pelang-* garan dari pasal-pasal jang tertentu.

Biarpun kewndjihan jang ditentukan dalm pasal 5 dan 11 itu m e­rupakan kew adjiban dari pemilik dan penggarap kedua-duanja, te tap i karena titik beralnja lerletak pada pemilik, m aka an tjam an hukum an ditudjukan kepadanja. M engenai pasal 2 k eadaann ja adil sebaliknja. Antjam an hukum denda kiranja sudah tjukup un tuk m entjapai apa jang dimaksudkan.

P asa l ■ 16

M aten jang diatur dalam U n d ang-undang ini selain m em punjai segi-segi jang lerletak dalam b idang hukum jan g m enjangkul lanah —> jang termaksud bidang D epartem en A graria ~ m em punjai pu la segi-

48

' seg i ja n g te rm a su k b id a n g D e p a r te m e n P e r ta n ia n . O le h k a r e n a i tu m ak a p e ra tu ra n -p e ra lu ra n ja n g p e rIu u n lu k m e Ia k s a n a k a n k e te n tu a n - k e te n tu a n U n d a n g -u n d a n g in i a d a ja n g a k a n J i t e t a p k a n o le h M e n - ie ri M u d a A g ra r ia s e n d ir i a ta u p u n b e rs a m a d e n g a n M e n te r i M u d a P e r ta n ia n .

P a s a l 17

T id a k m em erlu k an p e n d je la sa n .

T A M B A H A N L E M B A R A X N E G A R A N o . 1924.

49

K E P U T U S A N M E N T E R I M U D A A G R A R IA N o . S k . 5 2 2 K a / 1 9 6 0

tentanfi

. .P E L A K S A N A A N U N D A N G -U N D A N G N o . 2 T A H U N i9 6 0

M E N T E R I M U D A A G R A R IA .

Berkehendak: mengadakan k e t e n t u a n - k e t e n t u a n untuk mt a n U ndang-undang N o. 2 tahun 1960 ten tang P erd jan d jian

hasil (L .N . 1960 - 2);

i „ ~ i 16 U n d a n g -u n d an gM en g in g a t; pasa l 2 a ja t 2 d a n 5 se rta p a sa

N o. 2 ta h u n 1960 (L .N , 1960 - 2) te rse b u t d ia ta s ; ^

M e n i u t u s k a n :

P E R T A M A : M enundjuk :

a. p ara B upati/K epala D a e ra b S » a l , n t r a T in g k a t II ja n gk u tan sebagai p e n j j .b a l ja n g b .rw e n a n g m em ber, ,2,n k e p a d a sesuatu b ad an -b u k u m ja n g b .rb e n tu k k o p e ra ..- ta n , a ta u kop e™ » - J . „ , un tuk m endjadi p en g g a rap . seb ag a i ja n g d .m a k su d d a la m pasal 2 a ja t 3 U n d a n g -u n d a n g N o . 2 ta h u n 1960 (L .N . 1960

- 2).

b. p a ra T jam at/K epala k e tja m a ta n ja n g b e rsa n g k u ta n se b a g a i p e n ­d ja b a t jang berw enang m ejnberi iz in k e p a d a seorang p e n g g a ra pu n tu k m engusahakan ta n a h g a ra p a n ja n g lu asn ja le b ih d a r i 5(tiga) hektar, sebagai jan g d im ak su d d a lam pasa l 2 a ja t 2 U n d a n g - u n d a n g N o . 2 ta h u n 1960 (L .N . 1960 2),

50

d e n g a n k e te n tu a n , b a h w a d id a la m m e n d ja la n k a n w e v v en an g n ja te r ­s e b u t d ia ta s p a ra B u p a ti d a n T ja m a t m e n g in d a h k a n p e d o m a n ja n g d ib e r ik a n o le h M en te r i M u d a A g ra ria .

K E D U A : M e m b e n tu k P a n i ty a P e r t im b a n g a n d i t ia p - t ia p k e tja - m a ta n :a . ia n g tu g a s n ja m em b eri p e r tim b a n g a n k e p a d a T ja m a t d id a la m

m e n d ja la n k a n w e w e n a n g n ja seb a g a i ja n g d im a k s u d d a la m p a sa l 4 . 6, 13 d a n 14 U n d a n g -u n d a n g N o . 2 ta h u n 1960 (L .N . 19602) s e r ta d a la m p asa l P e r ta m a h u ru f b K e p u tu s a n in i, b a ik a la s p e rm in ta a n T ja m a t m a u p u n a ta s in is ia tip sen d iri.

b . ja n g s u s u n a n k e a n g g o ta a n n ja a d a la h seb a g a i b e r ik u t :1. T ja m a t ja n g b e rsa n g k u ta n m e ra n g k a p K e tu a ,2 . D u a o ra n g p e n d ja b a t. m as in g -m a s in g d a r i p e rw a k ila n D ja -

w a ta n P e r ta n ia n R ak ja l d a n P e n g a ira n d ik e tja m n ta n itu ,3 . D u a o ra n g vvakil golongain fu n g s io n il- ta n i d ik e t ja m a ta n te r­

se b u t,d e n g a n k e te n tu a n , bahvva a n g g o ta -a n g g o ta P a n i ty a itu d .ian g k a t o leh B u p a ti/K e p a la D a e ra h S w a ta n tra T in g k a t II ja n g b e rs a n g k u ta n .

K E T I G A : D id a e ra h -d a e ra h K o la p ra d ja m ak a k a ta -k a ta , .B u p a ti/K e p a la D a e ra h S w a ta n tra T in g k a t II” h a ru s d ib a t ja . .W a lik o ta K e p a la D a e ra h K o ta p ra d ja ” . se p a n d ja n g d id a e ra h K o ta p ra d ja ja n g b e r s a n g k u ta n a d a ta n a h - ta n a h ja n g d iu s a h a k a n d e n g a n p e rd ja n d jia n b a g i-h a s il , s e b a g a i ja n g d im ak su d d a la m U n d a n g -u n d a n g N o . 2 ta h u n 1960 (L .N . 1960 — 2).

K E -E M P A .T : K e p u tu sa n in i b e rla k u m u la i ta n g g a l d i te la p k a n d a n m e m p u n ja i d a ja su ru t h in g g a ta n g g a l 7 D ja n u a r i 1960.

A g a r s u p a ja se tiap o ran g d a p a t m e n g e ta h u in ja m ak a K e p u tu s a n in i a k a n d im u a t d a la m T a m b a h a n L em b a ran N e g a ra R e p u b lik In d o n e s ia .

D ite ta p k a n d i D ja k a r ta p a d a ta n g g a l 8 P e b ru a r i 1960.

M e n te r i M u d a A g ra r ia , M r S A D J A R W O

T A M B A H A N L E M B A R A N N E G A R A 1933.

51

P E D O M A N N o. I.

P E D O M A N bagi K epala D aerali T ingkat II. T jam a t dan Kepala D esa m engenai pelaksanaan b eb e rap a ketentuan dalam U nclang-undang N o. 2 tah u n I960 tentangvPerdjancIjian Bagi-hasil (L.N. 1960 — -)■

A. Penctapan pembagian hasil-tanah.

1. D idalam pasal 7 clitentukan, bah w a b ag ian h asil-tan ah jan g m e n d j a d i hak penggarap dan pemilik un luk tiap-tiap D aerah S w a ­tan tra T ingkat II ditetapkan oleh K epala D aerah jang bersangku tan , dengan memperhalikan cljenis tanam an, keadaan tanah, k ep ad a tan penduduk, zakat jang disisihkan sebelum dibagi dan faktor-faktor ekonomis serta ketentuan-ketentuan ad a t setem pat. A d ap u n a lasan - nlasan m aka penetapan tersebut diserahkan kepada para K ep ala D a e ­rah S w atan tra Tingkat II ialah:

a . bahw a berhubung dengan berbeda-bedanja keadaan d ae rah tidak akan mungkin didapatkan dan d ite tapkan setjara um um an g k a pem bagian jang tjotjok untuk seluruh Indonesia d an ja n g ak an dirasa adil oleh fihak-filiak jang b e rsan g k u tan .L ain halnja djika angka pem bagian itu d itetapkan d ae rah dem i' claerah oleh instansi daerah itu sendiri, jan g d ap a t lebih m engela- (lui dan m enjesuaikannja dengan k eadaan-keadaan ch u su s d i ­daerah jang bersangkutan.

b. bahwa dengan perum usan pasal 7 jan g dem ikian itu, p asa l m an a merupakan pasal jang terpenting dari U n d an g -u n d an g N o . 2^1960, jang memberi kem ungkinan un tuk m em perhalikan k ead aan -k ead a ­an chusus didaerah-dnerah jan g bersangkutan , m aka te rtjap a ilah

flexibility jang tjukup Iuas h ingga U n d an g -u n d an g tersebu t,

52

su n g g u h p u n L eaclaan d a e ra li s e d a e ra h b e rb e d a -b e d a , d a p a t d in ja ­ta k a n b e r la k u se re n la k u n tu k s e lu ru h In d o n e s ia .

2 . S e b a g a im a n a d i te n tu k a n d a la m p a s a l 1 h u ru f d , m a k a ja n g d im a k s u d d e n g a n . .h a s i l - ta n a h ia ia h h a s i l-b e r s ih , j a i tu h a s il-b ru to (kolor) s e ie la h d ik u ra n g i b ia ja u n lu k L ib it, p u p u k . le rn a k se r ta b ia ja u n tu k m e n a n a m (ta n d u r) d a n p a n e n . B ia ja -b ia ja te rs e b u t diambilk<i.n d a r i h a s il-b ru to i tu d a n d ib e r ik a n k e p a d a p e m ilik a t a u p e n g g a ra p ja n g m e m b e rik a n p ersek o t u n tu k ilu , t a n p a ' b u n g a . In i b e ra r t i , b a h w a s e b e n a m ja o n g kos-ongkos te rs e b u t d ip ik u l o leh k e d u a f ih a k b e rsa m a . ja i tu m as in g -m a s in g se p e rd u a .

L a in - Ia in b ia ja ja n g b e ru p a te n a g a , b a ik d a r i p e n g g a ra p sen d iri m a u p u n te n a g a b u ru h lid a k te rm a su k d a la m g o lo n g a n b ia ja j a n g d i- k u ra n g k a n p a d a h asil-ko to r, k a re n a b ia ja -b ia ja u n tu k i lu m e ru p a k a n . .a a n d e e l” d a r ip a d a p e n g g a ra p d a la m p e rd ja n d j ia n b a g i-h a s il ja n g b e r s a n g k u ta n . D a la m p a d a i tu d ib e b e ra p a d a e ra h d ip e rg u n a k a n te n a g a n ia n u s ia u n tu k m e m b ad jak d a n m e n g g a ru ja n g d is e b u t „ b o \v o n g ” , m its a ln ja d id a e ra h K ed u . B ia ja u n tu k te n a g a te rse b u t d a p a t d ik u ra n g - k a n p u la d a r i h a s il-b ru to . T e ta p i p a d ja k ta n a h s e lu ru h n ja , se tja ra fo rm il m a u p u n m ate riil m e n d ja d i k e w a d jib a n ja n g m e m p u n ja i ta n a h (p a sa l 9).

5. S o a l z a k a t h e n d a k n ja d ise le sa ik a n m e n u ru l k e b ia s a a n se d a e ra h . L Jm u m n ja z a k a t i tu d is is ih k a n d a r i h a s il-b ru to ja n g m e n tja p a i n is a b , ja n g b a g i p a d i b e s a rn ja 14 k w in ta l. In i b e ra r ti b a h w a h a s il p a d i ja n g k u ra n g d a r i 14 k w in ta l tid ak d ik e n a k a n z a k a t. D a la m p a d a i tu d ib e r- b a g a i d a e ra h z a k a t se lu ru h n ja d ita n g g u n g o leh p em ilik se n d ir i , a r l in ja d ia m b ilk a n d a r i b a g ia n pem ilik . K e b ia s a a n s e d a e ra h m e n g e n a i so a l z a k a t te rse b u t k ira n ja m em p en g a ru h i d ju g a im b a n g a n p e m b a g ia n Iiosil a n ta r a p e n g g a ra p d a n pem ilik . O le h k a re n a n ja m a k a h a l i tu te rm a su k d a la m g o lo n g a n fak lo r-fak to r ja n g d is e b u t d a la m p a s a l 7 ja n g h a ru s d ip e rh a t ik a n d id a la m m e n e ta p k a n b a g ia n p e n g g a ra p d a n p em ilik .

4. D a la m p a sa l 7 d ise b u tk a n „ k e te n tu a n -k e te n tu a n a d a t s e te m p a t s e b a g a i fa k to r ja n g h a ru s d ip e rh a tik a n o leh K e p a la D a e r a h d id a la m m e n e ta p k a n im b a n g a n p e m b a g ia n h a s il t a n a h itu . J a n g d im a k s u d k a n

55

ia ia h k e te n tu a n -k e ten tu a n a d a t se tem pat ja n g m en g en ai h a k -h a k d a n k e w a d j i b a n - k e w a d j i b a n pemilik d a n p en g g a rap jan g d a la m k o n k re to m erupakan fak to r jang tu ru t m enen tukan b esa rn ja im b a n g a n te rse b u t. K iran ja su d a h terang, bahw a jan g d im ak su d k an hukan k e te n tu a n hukum a d a t m engenai besarn ja im b an g an itu sek aran g ini.

5. D idalam pasal 7 sendiri tidak d iten tukan angka im bangan ja n g tegas tentang bagian penggarap dan pemilik itu. karena proces p er­kem bangan dalam m asjarakat desa masih berd ja lan terus. d ju g a d a la m hubungan-hubungan sosial. H ingga akan sangat tidak b id jak san a kiranja untuk m em bendung proces tersebut dengan m e n t j a n t u m k a n

suatu perum usan jang kaku. B erhubung dengan ilu m aka d iten tu k an pula dalam pendjelasan pasal 7. bahw a K epala D a e rah d ap a t m engu- bah im bangan jang telah ditetapkannja itu dalam djangka w ak tu 3 tahun, hingga dengan demikian penetapan angka pem bagian te rseb u t dapat disesuaikan pula dengan perkem bangan m asjarakat jan g ber­sangkutan.

6. T etap i b iarpun dalam pasal 7 tidak d ite tapkan sesuatu im b an g ­an, nam un U ndang-undang No. 2/1960 dalam P end jelasann ja m ein- berikan sebagai pedom an im bangan an ta ra bag ian pemilik d a n p en g ­garap :

a. untuk padi jang ditanam disaw ah 1 : 1 , arlin ja pem ilik d a n pen g ­garap masing-masing 50% ;

h. untuk tanam an palaw idja disaw ah dan un tuk tanam an d ita n a h - ker/ng 2 : 1, artinja pemilik 1/3 d an penggarap 2/3;

dengan ketentuan, bahw a djika telah d itjapa i im bangan jan g leb ih m enguntungkan fihak penggarap, m itsaln ja penggarap 6 /10 d a n pemilik 4/10, im bangan jang terachir in ilah jang dipakain ja.

A pa jang tersebut diatas itu sifatnja ad a lah sebagai pedom an a tari antier-anljer. D alam pada itu kami sarankan, agar angka b ag ian 50% untuk padi jang ditanam disaw ah dan 2/3 unhik tan am a n -tan am an lainnja itu ditetapkan sebagai bagian jang paling sedikit h a ru s d i- terima oleh para penggarap.

54

7, D id a la m m e n e ta p k a n a n g k a p e m b a g ia n te r s e b u t p a r a K e p a la D a e r a h h e n d a k n ja s e la in m e m in ta p e r t im b a n g a n p a d a B a d a n P e - m e r in ta h H a r ia n d ju g a m e m in ta n ja p a d a in s ta n s i- in s ta n s i l a in n ja ja n g a ld i , m its a ln ia d a r i D ja w a ta n P e r t a n i a n R a k ja t , A g ra r ia s e r ta g o lo n g a n -g o lo n g a n fu n k s io n il ta n i d id a e r a b .

K e p u tu s a n m e n g e n a i p e n e ta p a n te r s e b u t k e m u d ia n d ib e r i ta b u k a n k e p a d a B .P .H . d a n D .P .R .D . ja n g b e r s a n g k u ta n . K a m i h a r a p a g a r p e m b e r i ta b u a n i tu d is a m p a ik a n p u la k e p a d a D e p a r te m e n A g r a r i a d a n P e r t a n ia n .

8 . D id a e ra b - d a e r a b K o ta p r a d ja m a k a k a ta - k a ta , .B u p a t i /K e p a la D a e r a h ” . s e p a n d ja n g d id a e r a b K o ta p ra d ja ja n g b e r s a n g k u ta n a d a t a n a b - t a n a b ja n g d iu s a b a k a n d e n g a n p e rd ja n d j ia n b a g i-h a s il . d e n g a n s e n d ir in ja h a ru s d ib a tja . .W a l ik o ta /K e p a la D a e r a h ” .

B . IS'Jengenai h a l-h a l ja n g b e r s a n g k u ta n d e n g a n p e m b u a ta n d a n isi d a r i p a d a s w a t p e rd ja n d jia n .

1. P a s a l 5 a ja t 1 (d a la m P e d o m a n in i k a la u d is e b u tk a n s u a tu p a s a l ta n p a m en feb tit p e ra h u a r in ja . ja n g d im a k s u d k a n ia la h p a s a l- p a s a l d a r i I J n d a n g -u n d a n g N o . 2 /1960) m e n e ta p k a n b a h w a s e m u a p e r d ja n d j ia n b a g i-h a s il h a ru s d ib u a t o leh p em ilik d a n p e n g g a ra p se n d ir i s e tja ra le rh d is d ih a d a p a n K e p a la d a r i d e s a te m p a l le ta k n ja ta n a h ja n g b e r sa n g k u ta n d e n g a n d ip e rs a k s ik a n o leh d u a o ra n g , m a - s in g -m a s in g d a r i fih ak p em ilik d a n p e n g g a ra p . M a k s u d d a r ip a d a k e­

t e n tu a n i tu ia la h :

a . a g a r d a p a t d ih in d a rk a n te rd ja d in ja k e r a g u - ra g u a n d ik e m u d ia n h a r i . ja n g m u n g k in m en im b u lk a n p e rs e lis ih a n m e n g e n a i h a l se- s u a tu ja n g b e rs a n g k u ta n d e n g a n p e r d ja n d j ia n i tu (d ja n g k a w a k tu p e rd ja n d j ia n , h a k -h a k d a n k e v \a d jib a n -k e w a d jib a n p e m ilik d a n p e n g g a ra p d a n Ia in s e b a g a in ja ) :

b . a g a r d a p a t d is e le n g g a ra k a n p u la p e n g a w a s a n , b a ik s e t ja ra p re v e n tip m a u p u n rep sessip , s u p a ja k e te n tu a n -k e te n tu a n d a r i U n d a n g - u n d a n g N o . 2 /1 9 6 0 i tu d i in d a h k a n s e b a g a im a n a m e s tin ja .

55

O leh karena ilu maka henclaknja sjarat-sjarat daripada perd jandjiar jang bersangkutan disebutkan jang selengkap m ungkin dan sedjelas djelasnja dengan memakai kala-kata jang m udah dim engerti olel fihak-fihak jang berkepentingan. P ad a Pedom an ini dilam pirkan s u a t t tjontoh bentuk surat-perdjandjian (Tjontoh A ), jang djika d ipandang perlu oleh Saudara Kepala D aerah Sw atanlra T ingkat II d ap a t di- u a a tau itam a untuk disesuaikan dengan keadaan daerahn ja .

2. D jika pemilik belum dewasa ia diwakili oleh w alin ja. jan g bertindak untuk dan alas nam anja. D jika pemilik sudah sangat Ian d ju t usianja atau sa it ingga tidak dapat datang sendiri pad a K epala D esa untuk m enandatangani surat-percIjan J j ian itu m aka d ap a llah pemilik tersebut diperkenankan menundjuk kuasanja untuk m cnanda- ianganinja atas namanja. Didalam hal jang dem ikian m aka d ida- am surat per jan jian jang bersangkutan supaja d itja ta t pu la a lasan -

nja maka pemilik tidak dapat m enandatanganinja sendiri.

3 1. Kepala Desa jang bersangkutan p ad a w aktu d iadakanperdjandjian hendaknja didjelaskan kepada pemilik dan penggarap ketentuan-ketentuan dari Undang-undang N o. 2'1960 serta ketentuan- ketentuan jang disebutkan dalam sural.percIjancIjian i[u> chmengenai hak-hak dan W ad jib an -k ew ad jib an mereka masing-m asins

j r a pem fH an penggarap m engadakan sjarat-sjarat jang tidak diperbolehkan a tau berlentangan J engan ketentuan-ketentuan U n I undang tersebut ataupun bertentangan dengan penetapan K T D aerah m engenai imbangan pembagian basil tanahnja. m ala h i hendaknja diberitahukan pula pada mereka untuk ditiad-J ^diganti dengan sjarat Tain. <an a ta u

b. O leh K epala Desa hendaknia dirrn-, -7berwenang m engadakan perdjandjian bagi-has I PemUikbersangkutan. P u la apakah penggarap m e m e n t^ r6" 86?*1 ian gdisebutkan dalam pasal 2, jaitu bahw a H I, sJara . se a ga j j a n gbagaim ana dikelahui, maka djika pcngoar s seor?n " Petani. S e_ jang diadakan itu akan mempunjai tanah peu^ an<Jjiaiimaka diperlukan izin dari T jam at jang b p & /o 3

8 bersangkutan. (Surat K eputus-

56

a n k am i N o . Sk . 3 2 2 /K a /l9 6 0 ). D e m ik ia n p u la d ip e r lu k a n iz in d a r i T ja m a t k a la u d ja n g k a w a k tu p e rd ja n d j ia n k u ra n g d a r i a p a ja n g d i te n tu k a n d a la m p a s a l 4 ( ja itu u n tu k s a w a h 3 ta h u n d a n ta n a h - k e r in g 5 ta h u n ) .

U n tu k m e n jin g k a t vwiktu m a k a iz in i tu d a p a t d im in ta b e rsa m a a n d e n g a n d ia d ju k a n n ja s u ra t-p e rd ja n d jia n ja n g b e r s a n g k u ta n k e p a d a T ja m a t u n tu k d isa h k a n . D a la m h a l-h a l m a n a iz in i tu d a p a t d ib e rik a n a k a n d ite ra n g k a n d ib a w a h (no. 8).

4 . D j ik a p e n g g a ra p i tu a d a la h s u a tu b a d a n h u k u m , m a k a seb e lu m p e rd ja n d j ia n b a g i-h a s il d ia d a k a n d e n g a n p em ilik d ip e r lu k a n leh ih clahzilu a d a n ja iz in d a r i K e p a la D a e ra h S w a ta n tra T in g k a t II d a r i D a e r a h te m p a tn ja ta n a h ja n g a k a n d ib a g i-I ia s ilk a n itu . j a i tu k a la u b a d a n -h u k u m te rseb u t b o rb e n tu k k o p e ra s i- ta n i a ta u k o p e ra s i-d e sa . M e n g e n a i b a d a n -b a d a n b u k u m Ia in n ja iz in i tu haTus d im in ta p a d a M e n te r i A g ra r ia (pasal 2 a ja t 5 jo S u ra t K e p u tu s a n k a m i N o . SI</522-

K a /1 9 6 0 ).

D a la m P e n d je la s a n U n d a n g -u n d a n g N o . 2 /1960 d in ja ta k a n , b a h ­w a p a d a a z a s n ja b a d a n -b a d a n h u k u m a p a p u n d ju g a d i la ra n g u n tu k m e n d ja d i p e n g g a ra p , k a re n a d a la m p e rd ja n d jia n b a g i-h a s il in i p en g - g a ra p h a ru s la h seo ran g p e tan i. T e ta p i a d a k a la n ja , b a h w a d ju s tr a u n tu k k e p e n tin g a n u m u m a ta u k e p e n tin g a n d esa , s e s u a tu b a d a n h u k u m p e r lu d ib e ri iz in u n tu k m e n d ja d i p e n g g a ra p . M its a ln ja s u a tu k o p e ra s i- ta n i ja n g in g in m en d jad i p e n g g a ra p a ta s ta n a h - ta n a h ja n g te r la n ta r d id e sa -d e sa . D a la m Iial in i I ia n ja la h k o p e ra s i-k o p e ra s i ta n i a t a u d e s a ja n g a k a n d iiz in k a n d a n b u k a n b a d a n -b a d a n h u k u m Ia in , s e b a g a i P e rs e ro a n T e rb a ta s , C .V , d a n Ia in se b a g a in ja .

D is a m p in g i tu a d a k a la n ja d ju g a se s u a tu b a d a n b u k u m ja n g b e r- b e n tu k P e rs e ro a n T e rb a ta s . a ta u J a ja s a n p e r lu p u la d ip e r tim b a n g k a n u n tu k d ib e r i i z in m e n d ja d i p e n g g a ra p . M its a ln ja d a la m h u b u n g a n n ja d e n g a n u s a h a p e m b u k a a n ta n a b se tja ra b e s a r -b e s a ra n d id a e r a h -d a e ra h S u m a ie ra , K a lim a n ta n d a n Ia in - Ia in n ja . D id a e ra b - d a e ra b i tu m as- a la h p e m b u k a a n ta n a b ja n g p e r ta m a , d ja d i d a la m ta b u n - ta b u n

57

jang pertam a, ia lah pekerdjaan jang berat, jang pada um um nja perlu ditolong dengan tenaga-tenaga mesin, seperti traktor-lraktor .d an sebagainja. D a lam hal ini suatu perusahaan pem bukaan tan ah jan g berbentuk bukan koperasi, akan tetapi Ja jasan a tau Perseroan T e rb a ­tas kiranja d ap a t dipertim bangkan d juga untuk d ap a t d iterim a seb a ­gai penggarap dalam batas w aktu jang d itentukan. P eru sah aan pem ­bukaan tan ah jang dim aksudkan itu akan sangat berm anfaat, bag i pemilik tan ah m aupun bagi pem bangunan dan pem bukaan tan ah - tanah jan g m asih m erupakan padang a lang-alang a tau p u n h u ta n belukar.

D alam m enentukan diizinkannja a tau tidak sua tu b ad an hukum ontuk m endjadi penggarap harus d iadakan pen ila ian dari su d u t ke­pentingan desa a tau kepentingan umum.

D id alam pem berian izin kepada koperasi-desa dan koperasi-tan i itu hendaknja dim inta pertim bangan pada i n s t a n s i - i n s t a n s i setem pat jang bersangkutan misalnja: pend jabat-pend jabat dari D ja w a ta nA graria, Koperasi, Pertanian dan Iain-Iainnja jan g d ianggap perlu .

5. S u ra t-su ra t perdjandjian bagi-hasil d ib u a t dalam rangkap 3. jan g aseli (d ibubuhi meterai Rp. 3 ,_ ) d isim pan Gleh K epala D esa , sedang jan g kedua dan ketiga untuk pemilik dan penggarap seb ag ai tu runan . Lem bar kedua dan ketiga tidak d itanda-tangan i oleh pem i­lik, penggarap d an para saksi, tetapi m erupakan tu ru n an jan g d iberi- kan oleh K epala D esa. Dengan dem ikian tidak perlu berm eterai.

S u ra t-su ra t perdjandjian ilu d itja ta t oleh K epala D esn rlirlnlnm buku-register. jang tjontohnja dilam pirkan p ad a P edom an ini (Tjontoh B).

6. O leh karena keadaan D aerah-daerah tidak selalu sam a m aka k iranja kurang lah bid jaksana djika besarnja b ia ja adm inistrasi jan g boleh d ip u n g u t oleh K epala D esa berhubung dengan jang bersangkutan dengan pem buatan surat-surat p e rd jan d jian itu

an setjara senlral. Lebih tepatlah k iran ja b ilam ana p en e ta p an

> 58

i tu d ia d a k a n u n tu k t ia p - t ia p D a e ra l i S w a ta n t r a T in g k a t II. B e rh u ­b u n g d e n g a n ilu m ak a p a ra K e p a la D a e r a h S w a ta n tr a T in g k a t II d ip e rs i la h k a n u n tu k m e n e ta p k a n b e s a rn ja b ia ja ja n g d im a k su d k a n itu u n tu k D a e ra l in ja m a s in g -m as in g . U n tu k tid a k te r la lu m e n a m b a h b e - r a tn ja b e b a n f ih ak -fih ak ja n g b e rs a n g k u ta n m a k a p e n e ta p a n b ia ja te rs e b u t d ja n g a n la h h e n d a k n ja m e la m p a u i R p . 10,— ^sep u lu h ru p ia h ) u n tu k tia p p e rd ja n d jia n , ja n g h a ru s d ib a ja r o le h p em ilik , k e tju a li k a la u p e n g g a ra p a d a la h s u a tu b a d a n -h u k u m , d a la m h a l m a n a p en g - g a r a p la h ja n g m e m b a ja rn ja .

7 . S u ra t-s u ra t p e rd ja n d jia n ja n g su d a h d i t a n d a ta n g a n i o leh p e ­m ilik . p e n g g a ra p , p a ra saksi d a n K e p a la D e sa se tje p a t m u n g k in d i- a d ju k a n k e p a d a T ja m a t u n tu k m em p ero leh p e n g e sa h a n .

8 . S u ra t- s u ra t p e rd ja n d jia n ja n g d ite rim a o leh^JT jam at i tu “d i t ja ta t d id a la m B u k u -reg is te r ja n g t jo n to h n ja d ila m p irk a n p a d a P e d o m a n in i (T jo n to h C ).

O le h T ja m a t h e n d a k n ja d ia d a k a n p e rh e rik saa n a p a k a h se g a la se­s u a tu s u d a h m em enulii a ta u tid a k b e r te n ta n g a n d e n g a n k e te n tu a n - k e te n tu a n d ari U n d a n g -u n d a n g N o . 2^1960 se r ta d e n g a n p e n e ta p a n K e p a la D a e ra h m en g en a i im b a n g a n p e m b a g ia n h a s il t a n a h n ja .

D j ik a d ip e rlu k a n izin b a g i p e n g g a ra p k a re n a ta n a h g a ra p a n n ja m e le b ih i 5 h e k ta r (p asa l 2 a ja t 2 ' jo S u ra t K e p u tu s a n k am i N o . S k . 3 2 2 /K a/1960) m ak a h e n d a k n ja d ip e rh a tik a n a p a ja n g d is e b u tk a n d a ­la m P e n d je la s a n U n d a n g -u n d a n g N o . 2/1960. ja n g h a ru s d ip a k a i s e b a g a i p ed o m an . P a d a a z a s n ja seo ran g p e ta n i ja n g s u d a h m em ­p u n ja i ta n a h g a ra p a n 3 h e k ta r tid a k d ip e rk e n a n k a n u n tu k m e n d a p a t t a n a h g a ra p a n lag i. T e ta p i k a la u lu a s ta n a h ja n g m e leb ih i 3 h e k ta r i tu t id a k se b e ra p a (seb ag a i p ed o m an k am i te ta p k a n p a l in g b a n ja k V£s (se p e rd u a ) h e k ta r .m a k a t id a k la h a d a k e b e ra ta n u n tu k d ib e ri iz in ,

D id a la m h a l-h a l ja n g m a n a d a p a t d ib e rik a n iz in u n tu k m e n g a d a ­k a n p e rd ja n d jia n d e n g a n d ja n g k a w a k tu ja n g k u ra n g d a r i 3 ta h u n u n tu k s a w a h d a n 3 ta h u n u n tu k ta n a h k erin g te la b d ib e r ik a n t jo n ­to h n ja d a la m P e n d je la s a n p a sa l 4 a ja t 2 .

59

Izin itu han ja clapat diberikan dalam hal-hal jan g m em aksa d an hanja m engenai tanah-tanah jang b iasanja d iusahakan sendiri oleh jang m em punjainja. Sebagai m isalnja disebutkan, djika pemilik perlu n a i k hadji, sakit keras a tau Iain sebagainja dan h an ja m e n g h e n d a k i

m engadakan perdjandjian untuk satu tahun sadja, karena tan ah n jajang b iasan ja diusahakannja sendiri pada tah u n berikutnja akan

diusahakan sendiri Iagi. D em ikian pula kiranja tidak ada keberatan untuk diberikan izin kepada seorang jang m enjew a tan ah selam a djangka w aktu jang kurang dari jang ditentukan dalam pasal 4 d an membagi-hasilkan tanah itu kepada jang m enjew akan dengan d jangka w aktu jang sama dengan Iam anja persew aan tersebut.

A gar fihak-fihak jang berkepentingan d ap a t segera m emperoleh ke- pastian m engenai perdjandjian-perdjan d jian jan g d iadakann ja itu, maka hendaknja para T jam at memberi kepu tusan ten tang pengesah- an perdjandjian-perdjandjian diterim anja dalam w aktu paling lam a 1 (satu) minggu.

9, Perd jandjian-perd jandjian jang te lah m endapat pengesahan Tjam at dium um kan oleh K epala D esa dalam kerapatan desa jang akan datang berikutnja.

C. Is^etentiian percilihan.

1. Sebagaim ana ditentukan dalam pasal 11 m aka semua perd jan ­djian bagi-hasil jang sudah ada pada m ulai berlakunja U ndang-Un. dang N o. 2/1960 (jaitu 7 D januari 1960) un tuk panen berikutnja ha- rus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan U ndang-undang itu. B er­hubung dengan itu maka surat-surat perd jand jian itu tidak sad ja harus d ibual mengenai perd jandjian-perd jandjian jang baru, artin ja jang m ulai d iadakan sesudah tanggal 7 D jan u a ri 1960, tetapi d ju g a mengenai perdjandjian-perdjandjian jang diadakan sebelum tan g g a l itu dan kini m asih berlaku. D engan dem ikian m aka sjarat-sjarat d a ­lam perdjandjian-perdjandjian tersebut jang bertentangan dengan I<e- tenluan-ketentuan U ndang-undnag N o. 2/1960 harus d itiadakan a tau disesuaikan dengan ketentuan ketentuan itu.

6 0

1

2. K a la u s u a tu p e rd ja n d jia n m e n u ru t s ja r a t- s ja ra t ja n g la m a d i­a d a k a n u n tu k d ja n g k a w a k tu ja n g tid a k k u ra n g d a r i a p a ja n g d ite n - tu k a n d a la m p a sa l 4 a ja t 1 ( ja i tu s a w a h 3 t a h u n d a n ta n a h -k e r in g 5 ta h u n ) m a k a p e rd ja n d jia n i tu s e la n d ju ln ja a k a n t in g g a l b e r la k u se- la m a s isa w a k lu n ja , b ia r p u n s isa w a k tu te r s e b u t k u ra n g d a r i b a ta s m in im u m ilu . T e la p i k a la u m e n u ru t s ja ra t- s ja ra t j a n g la m a i tu d i ­a d a k a n u n tu k d ja n g k a w a k tu ja n g k u ra n g d a r i a p a j a n g d i te n tu k a n d a la m p a sa l 4 a ja t 1 te rse b u t, m a k a p e rd ja n d j ia n i tu s e la n d ju ln ja a k a n te ru s b e r la n g su n g h in g g a d ja n g k a w a k tu s e lu ru h n ja ( ja i tu d ja n g ­ka w a,ktu ja n g su d a h Ia m p a u d a n ja n g a k a n d a ta n g ) m e n d ja d i u n tu k s a w a h 5 ta h u n d a n lan a h -k e rin g 5 ta h u n . K a la u p e m ilik d a n p e n g ­g a ra p b e rse p a k a t u n lu k m e n e ta p k a n d ja n g k a w a k tu ja n g le b ih la m a d a r i p e rh itu n g a n ilu su d a h b a r a n g te n tu tid a k a d a k e b e ra la n n ja , k a ren a k e te n tu a n p asa l 4 a ja t 1 m e ru p a k a n p e n e ta p a n b a ta s m in im u m /

K e le n lu a n -k e te n lu a n m en g en a i d ip e r lu k a n n ja iz in d jik a p e r d ja n ­d j ia n te rp a k sa h a ru s d ia d a k a n u n tu k d ja n g k a w a k lu ja n g k u ra n g d a r i b a ta s m in im u m , b erlak u p u la te rh a d a p p e rd ja n d j ia n -p e rd ja n d jia n ja n g =.udah a d a d a n m asih b e r la n g su n g i tu . K a la u m e m a n g le rm a su k d a la m g o lo n g an ja n g d a p a t d ib eri iz in (I ih a t B N o . 8) m a k a a p a ja n g d i te n tu k a n d ia ta s , ja i tu b a h w a d ja n g k a w a k lu ja n g s u d a h Ia m p a u d a n ja n g a k a n d a ta n g h a ru s s e lu ru h n ja 5 ta h u n /o la l iu n , s u d a h b a - ra n g te n tu tid ak b erlak u .

5. K a la u seo ran g p en g g a rap m e m p u n ja i ta n a h g a ra p a n ja n g d ja u h m e leb ih i b a ta s 3 h e k ta r seb a g a i ja n g d i te n tu k a n d a la m p a s a l 2 ( ja itu le b ih d a r i 5^2 h a , Iih a t B N o . 8) m a k a k<?Iebihannja i tu w a d jib d i- s e ra h k a n k em b a li k e p a d a p em ilik n ja ja n g b e rs a n g k u ta n . D e m ik ia n p u la k a la u p e n g g a ra p b u k a n p e ta n i, m a k a ia p u n w a d jib m e n je ra h k a n k em b a li t a n a h g a ra p a n n ja k e p a d a p em ilik n ja .

K a la u p e r lu h e n d a k n ja p a ra K e p a la D e s a m em b eri p e r a n ta ra a n d id a la m m en je le sa ik a n k e su lita n -k e su lita n ja n g t im b u l d id a la m m e- Ia k sa n a k a n k e te n tu a n -k e te n tu a n d ia ta s .

4. K e te n tu a n m en g en a i im b a n g a n p e m b a g ia n b a s i l l a n a h n ja ja n g d ite ta p k a n o leh K e p a la D a e ra h b e r la k u d ju g a te rh a d a p p e rd ja n d jia n -

61

perd jandjian jang dim aksudkan itu, ja itu sebagai jan g d iten tu k an d a ­lam pasal 11 mulai ,,panen jang beriku tn ja” . Jan g d im aksud d en g a n „panen jang berikutnja” iaiah panen jang pertam a kali sesudaL ta n g ­gal 7 D jan u a ri 1960. O leh karena perubahan d idalam im b an g an b a ­gian pemilik dan penggarap m engenai tanam an jan g sudah a d a ak an m em baw a banjak kesulitan, maka kami sarankan , agar a tas d n sar ke­ten tuan pasal 7 oleh para K epala D aerah T ingkat II d ite tap k an . b a h ­w a pem bagian hasil tanah m engenai tanam an jan g .sudah a d a p a d a tanggal dikeluarkannja penetapnn itu d ilakukan m enurut k e ten tu an perdjandjian jang lama. Sedang penetapan im bangan jan g b a ru , ber- laku terhadap tanam an-tanam an jang beriku tn ja .

5. A tas dasar pertim bangan praktis m aka p erd jan d jian -p e rd jan - d jian jan g sudah akan berachir dalam tah u n ini k iran ja tid ak perlu d iperbaharui dalam bentuk jang terlulis.

D . Soal Panitya-panitya Pertim bangan di K e t j a m a t a n - k e l i a m a t a n

(Surat K eputusan kami N o. Sk 322 /K a/1 9 6 0 pasal K edua).

1. Pengangkatan anggota-anggota P a n ity a pertim b an g an itu di- serahkan kepada para K epala D ae rah S w atan tra T ingkat II jan g b er­sangkutan. D jika d isuatu K etjam atan te rdapat lebih dari sa tu organi- sasi tani m aka hendaknja d iangkat d u a orang anggota jan g m ew akili d u a organisasi jang terbesar atas usul o r g a n i s a s i n j a m asing-m asing . A d ap u n penundjukan pend jabat-pend jabat -dari D jaw a tan P o rtan ian R ak jat dan Pengairan hendaknja d ib itjarakan dengan p im p in an D ja- w a tan -d jaw a tan tersebut di D aerah S w atan tra T ingkat II ja n g ber­sangku tan .

2. D idalam m em bitjarakan soal-soal m engenai perd jan d jian bagi- hasil ini para T jam at hendaknja m endengar pu la pendapat o rganisasi- organisasi T an i dan instansi-instansi Ia in n ja jan g tidak m end jad i anggota P an ity a Pertim bangan.

E . Penerangan dan Pengaw asan.

O leh karena keten tuan-keten tuan U n d an g -u n d an g N o 2 /1 9 6 0 itu perlu segera diketahui oleh m asjarakat didesa-desa, maka d en g a n

62

in i d ih a ra p k a n a g a r o le h ,p a ra K e p a la D a e r a h S w a ta n tr a T in g k a t II clan p a r a p e n d ja b a t P a m o n g p ra d ja d i K e w e d a n a a n d a n K e lja m u ta n d is e le n g g a ra k a n p e n e ra n g a n ja n g s e lu a s - Iu a s n ja d id a e ra h n ja m as in g - m a s in g . P a r a p e n d ja b a t d a r i D ja w a ta n A g ra r ia k am i in s tru k s ik ^ n u n ­tu k m em b eri b a n tu a n ja n g d ip e rlu k a n d id a la m m e n je le n g g a ra k a n p e ­n e r a n g a n d a n m e la k sa n a k a n U n d a n g -u n d a n g te rse b u t.

2 . A c h irn ja o leh k a re n a b e rh a s il a ta u t id a k n ja tu d ju a n U n d a n g - u n d a n g ja n g m en g a tu r p e rd ja n d jia n b a g i-h a s il in i t id a k sed ik it a k a n te rg a n tu n g p a d a b e sa rn ja b a n tu a n d a n k eg ia ta n p a r a K e p a la D e sa . m a k a d ih a ra p k a n p u la k e in s ja fa n d a n k e ic h la sa n d a r i p e n d ja b a t-p e n - d ja b a t te rse b u t d id a lam m e la k sa n a k a n seg a la a p a ja n g d i te n tu k a n . U n tu k i tu tid a k b e rk e leb ih an k ira n ja d jik a . d isa m p in g u s a h a p e n e ra ­n g a n te r s e b u t d ia ta s . kam i m e n g h a ra p k a n d ju g a b a n tu a n d a r i p e n d ja - b a t -p e n d ja b a t P a m o n g -p ra d ja se te m p a t a k a n p e n je le n g g a ra a n p e n g a -w a s a n n ja .

L a m p ira n : 3 T jo n to h .

D ja k a r ta , 7 M a re t 1960

M e n te r i A g ra r ia ,

M r S A D J A R W O

63

T J O N T O H : A

N o .................... /1 9 ....... (i)

S U R A T P E R D JA N D JIA N B A G I-H A S IL .

P a J a hari ini tanggal ....... h u la n ........ tah u n 19........ (2). jan g bcr-tanJa-langan Jibaw ah ini : ............ ......................................................... bertempat tinggal J iJesa ................. K etjam atan ................

KevveJanaan ................ jaitu setaga{ ..................... (4) tan ah ............. (3)jang terletak J iJe sa ................ Ketjam atan ....................... Iuasn ja .................. tertiatal dengan nomor persil ................. (7) Jengan b a tas-b a-tas: U ta ra . . . . . . . . . Timur .................. S elatan ................... d an B ara t..................... selanJjutnja J aIam per j j an jj ia n ini d isebut P E M IL IK :, . ’ ............. (®)> bertempat tinggal J id esa ......................ketjam atan .........^ew eJanaan ............................................ pekerd jaan (9)

G A R A P ......... SC an da am PerdjanJjian ini d isebut P E N G -T .i ’• . *7 m engadakan p e r jja n jj ia n bagi-lasi m engenai tana l tersebut Jiatas, Jengan keten tuan-ketentuan se­

bagai dibaw ah ini .....................

1. P e r j ja n j j ia n ini JiaJakan untuk ' ......................... ( l 0) tah u n J a ndim ulai ................................. hingga ......................... .........

2. a. B ibit akan Jiberikan oleh ......................... (n ) seb an jak ........

b. Pupuk akan Jiberikan oleh .................................. (M) berupa

pupuk .............. sebanjak ..............................B iaja ternak akan dibajar oleh ( n )B iaja tanam akan Jibajar oleh ( n )

e. Jang tersebut JaIam angka 2 a. b f c Ja n J J ia ta s akan me- nerima kembali biaja jang Jikeluarkannja m asing-m asingitu tanpa bunga. jang akan Jiam bilkan Jari hasil-kotor ta- nah tersebut.

c.j .

64

5. P e m b a ja r a n z a k a t k am i a tu r s e b a g a i b e r ik u t .......................................4. P a d ja k ta n a b d ib a ja r o le b .................................. (12).5. J a n g a k a n m em en u b i k e w a d jib a n d e s a b e r u p a .............................. (15)

ia la b ........................ (14).6- a . P e m b a g ia n b a s il- ta n a b , ja i tu b a s il-k o lo r se te la b d ik u ra n g i

b ia ja te rse b u t p a d a a n g k a 2e se r ta b ia ja p a n e n , se su a i d e ­n g a n K e p u tu sa n B u p a ti/K e p a la D a e ra h tan g -

.................. n o ........................... (15), k am i a tu r s e b a g a i b e r ik u t

b . D j ik a d ik em u d ian h a r i te rd ja d i p e ru b a h a n d a la m K e p u tu s a n B upati/K epalA D a e ra h m e n g e n a i p e n e ta p a n im b a n g a n p e m ­

b a g ia n h a s il- ta n a h te rse b u t d ia ta s , m a k a p e r u b a h a n i tu a k a n b e r la k u p u la te rh a d a p p e rd ja n d j ia n in i. A r t in ja b a g ia n k a ­m i, p em ilik d a n p e n g g a ra p , m a s in g -m a s in g a k a n d ia tu r se ­su a i d e n g a n p e n e ta p a n ja n g b a ru d a r i B u p a ti /K e p a la D a e ­

ra h i tu (16).7. ................................... ........................... (17),8- M e n g e n a i h a l-h a l Ia in n ja m ak a te rh a d a p p e rd ja n d j ia n in i b e r ­

la k u k e ten tu a n -k e te n tu a n d ari U n d a n g -u n d a n g N o . 2/1960 ten - ta n g ,,P e rd ja n d jia n b ag i-h a s il d a n P e ra tu r a n -p e ra tu ra n p e la k - s a n a a n n ja se rta p e ra tu ra n h u k u m -a d a t se tem p a t, s e p a n d ja n g ja n g te ra c h ir in i tid ak b e r te n ta n g a n d e n g a n U n d a n g - im d a n g te r ­seb u t.

M a k a su ra t-p e rd ja n d jia n in i a se lin ja d ib u b u h i m e te ra i R p . '5,— d a n d is im p a n o leh K e p a la D e sa , se d a n g kam i, p em ilik d a n p e n g g a ra pm e n d a p a t tu r u n a n n ja d a ri K e p a la D e sa . O le h k a re n a p em ilik ..............(18), m a k a s u ra t-p e rd ja n d jia n in i d i ta n d a - ta n g a n i o le h ................... (19),b e r te m p a t t in g g a l d id e sa ....................... k e t ja m a ta n .................................. ke-w e d a n a a n ........................ (20) d a ri pem ilik

K a m i ja n g te rse b u t d ia ta s :I. P E M IL IK II. P E N G G A R A P

(21) (2D........................ S ak s i-sak s i : ....................................... (2 2 )" .’. . . . . •••••• (22) .........

P e r d ja n d j ia n in i d ib u a t d a n d i ta n d a - ta n g a n i o leh p em ilik , p e n g -

65

garap dan para saksi d ihadapan saja ...................... (23). K epala D e sa.................... . pac a tanggal .......................... A d ap u n isi d an m aksudn jate lah saja djeiaskan pada mereka Lem bar jan g aseli d ib u b u h i m eterai R p . 3 . — .

...... I.................. (24) .............

N o ......................... ;19 ...................... (25).D isahkan/ditolak pada tanggal

D ito lak dengan alasan ...............

T jam at

(27)

66

K E T E R A N G A N

0 ) D iisi nom or jan g sam a d en g an nom or d a la m B u k u -reg is te r desa (T jon toh B).

(2) D iis i ta h u n n ja d en g an h u ru f, m itsa ln ja . .e n a m p u lu h ” .(5) D iis i nam a jan g m em bag i-hasilkan .(4) D a la m kedudukan ap a ia b e rk u asa a ta s ta n a h itu . M is a ln ja d i­

isi: pem ilik, pem egang g ad a i, p en jew a a ta u Ia in seb a g a in ja .(5) D iis i ta n a h ,,saw ah a ta u ta n a h ,.kering” (d a ra t, tegal).(6) S eo ran g penggarap h a n ja b o leh m em p u n ja i 'ta n a h -g a ra p a n p a ­

lin g Iuas 5 hektar. D jik a m eleb ih i 3 h ek ta r (tid ak b o leh leb ih d ari V2 hektar) d iperlukan izin d ari T jam a t.

(7) K a la u a d a diisi nom or persiln ja m e n u ru t d a f ta r - ta n a h desa .(8) D iis i n am a penggarap .(9) P en g g a ra p h aru slah seorang p e tan i. K a la u p e n g g a ra p itu su a tu

k operasi-tan i a tau koperasi-desa m ak a d ip e rlu k a n iz in d a r i B u- p a ti, sed an g k a lau b a d a n -h u k u m Ia in n ja d ip e rlu k a n iz in d ari M en te ri A g ra ria

(10) U n tu k saw ah d jan g k a-w ak tu n ja p a lin g sed ik it 3 ta h u n d a n ta - n ah -k erin g 5 tah u n . D a la m h a l-h a l ja n g Iu a r b ia s a d ip erb o leh - k a n k u ra n g dari itu , te tap i m em erlu k an iz in d a ri T ja m a t.

(11) D iis i ,.pem ilik” a ta u ,.pen g g arap ” m e n u ru t a p a ja n g d ise tu d ju i.(12) H a ru s d ib a ja r oleh jan g m em pun ja i ta n a h n ja . T id a k b o leh d i-

b e b a n k a n k ep ad a penggarap , k e lju a li k a la u p e n g g a ra p i tu sen ­d iri ja n g m em p u n ja in ja .

(13) S eb u tk an k ew ad jib an -k ew ad jib an ja n g d im ak su d k an itu(14) S eb u tk an n am a ja n g m em ikul b e b a n -b e b a n k e w a d jib a n itu .(15) D iis i ta n g g a l d a n nom or K ep u tu sa n B u p a ti ja n g m e n e ta p k an

im b a n g a n p em b ag ian h a s il- tan a h seb ag a i ja n g d im ak su d d a la m p asa l 7 U n d a n g -u n d a n g N o . 2/1960.

(16) S ja ra t in i h a ru s se la lu d im u a t d a la m T IA P su ra t-p e rd ja n d jia n .(17) D a p a t d itam b ah k an s ja ra t-s ja ra t Ia in ja n g d ia n g g a p perlu .

(18) H a n ja cliisi kalau pemilik tidak dapat m enanda-tangani sendiri surat-perdjandjian ini. D iisi apa sebabnja ia tidak d ap a t me nanda-tangan in ja sendiri, m isalnja: belum dew asa, sakit keras a tau sudah amat tua.

(19) D iisi nam a jang m enanda-tangani surat-perdjandjian in i atas nam a pemilik.

(20) D iisi m itsalnja ,,wali" atau „kuasa” .(21) T anda-tangan atau tjap ibudjari pem ilik/penggarap *’)■(22) T andatangan atau tjap ibudjari para saksi, serta nam an ja ma-

sing-masing.(23) D iisi nam a Kepala Desa.(24 T anda-tangan dan tjap djabatan K epala Desa.(23) D iisi nomor jang sama dengan nomor dalani B uku-register ke-

tjam atan (Tjontoh C).(26) K alau ditolak hendaknja disebutkan a lasan penolakan itu .(27) T anda-tangan dan tjap d jabatan ' T jam at.

*) T and a tan g an pemilik diatas m eterai R p. 5,—.T u ru n an tidak d itanda-tangani oleh pemilik, penggarap dari- p ad a saksi, tetapi diberikan oleh K epala D esa.

a<3

M

to

No,urut menurut tahunnja

Desa

CO

tf*.

w

a

Nomor dalam Baku desa

Tanggaldiadakainnjaperdjandjian

Nama pemilik

Namapenggarap

00

Sawah atau tanah kering p .

O 'H I p &> m 3 J . B

i t *

h t

P3

nomor persil

CO taasuja

MO Berapa tahun

1 1Q.C9

1

| 11

12

Mulai/Hingga

Disahkan/DitoLakTanggal

COLa/n-laimketerangan

0re

IWi

%

HOHOH

BUKU D

AFTA

E rE

ED

JAK

DJIA

N

BA

GI-IIA

SIL

No,unut menurut tahurmja

toTanggaldvatfatainnjaperdjandjian

to Namapemilik

Namapenggarap

tnSawah atau tanah kering

Tanah ;

| di.bag-i-haiO nomor

persii

-a luasnja

00 Berapa tahun■a ho s il 5 a ?Uj. !j3 g t &p i—i,

gcc Mulai/Hingga

MO Tanggal0 m

! i

p 6M No, Prt-

W

i

iCTQ S '

g § '

dfl

Mi

*iP

£

wro HChO%HO

SJ«Wda&H

LNSTRUKSI B E R S A M A

M E N T E R I D A L A M N E G E R I D A N O T O N O M I

D A E R A H D E N G A N M E N T E R I A G R A R IA

D JA K A R T A . 28 O K T O B E R I960.

No. Pem. 19/51/54N o. Sekra. 9 /3 /52 . K epada Jth :Lam piran : 1. Sem ua G u b e rn u r K epala D ae-

rali,Perihal : Pelaksanaan U ndang- 2. Sem ua B u p ati/W alik o ta K epa-

undang N o. 2 tahun Ia D a erah dan 1960 tentang ..Perdjan- 3. P ed jab a t2 A graria. djian B agi-Hasil”.

T em busan kepada: p ara Residen.

U ndang-undang N o. 2 tahun 1960 ten tang ,,P erd jand jian B agi- H asil” telah diundangkan dan m ulai berlaku sedjak tangal 7 D jan u a ri 1960. Setelah itu segera disusul dengan surat K eputusan M enteri M uda A graria N o. Sk. 322/Ka/1960 tertanggal 8 Pebruari I960 ten ­tang pelaksanaan U ndang-undang N o. 2 tah u n 1960 dan P edom anI jang dikeluarkan oleh M enteri A graria tertanggal 7 M aret I960 jan g berisi pedom an bagi Kepala D aerah T ingkat II, T jam at dan K epala D esa didalam mereka m enunaikan tugasn ja m elaksanakan beberapa ketentuan sebagai jang tertjantum dalam U ndang-undang tersebut.

U ntuk sekedar m enggam baikan betapa pentingnja U n d an g -u n d an g termaksud bagi m asjarakat tan i tjukup kiranja dikem ukakan disini, bahw a tud juan Pem erintah dengan m engeluarkan U n d an g -u n d an g tersebut. iaiah:

I. untuk m engatur hubungan an tara pemilik d a n p en g ­garap tanah sehingga terdapat suatu im bangan p em b a­gian hasil jang adil;

70

II. u n tu k m e lin d u n g i f ih ak ja n g ekonom is Ie m a h d a r i p rak tek -p rak tek p em erasan j a n g d i la k u k a n o leh ja n g ekonom is k u a t;

III. u n tu k m em b erik a n k e p a s tia n h u k u m k e p a d a b a ik p e m i­lik m a u p u n p en g g a rap ta n a h .

ja n g m eru p a k an p e r in lisan te r la k sa n a n ja k e a d ila n so s ia l d a la m Iap an jj- a n A g ra r ia d a n m eru p a k an b a g ia n d ari L a n d re fo rm .

P e r lu k am i teg ask an d is in i. b a h w a m e n u ru t p a sa l 7 U n d a n g -u n d a n g te rse b u t, k e p a d a p a ra B u p a li/Y V alik o ta K e p a la D a e r a h T in g k a t II d itu g a s k a n u n tu k m en e tap k an im b a n g a n b a g i-h a s il b a g i D a e ra h n ja m asin g -m as in g . In i d im ak su d k an a g a r k e a d a a n d a e ra h -d a e ra h d a p a t d ip e rlim b a n g k a n d a lam m e n en tu k a n im b a n g a n te rse b u t d e n g a n p e d o ­m an ja n g te la h d ik e lu ark an o leh M e n te r i A g ra r ia .

O le h k a re n a n ja d en g an in i seb a g a i T an d ju tan d a r i s u ra t D e p a r te m e n D a la m N e g e ri d a n O to n o m i D a e ra h ta n g g a l 9 A p r il 1960 N o . P e m . 19/8/36 tg l. 5 O k to b e r 1960 N o . P em . 19/24/39 d a n se p a n d ja n g b e lu m d ila k s a n a k a n . kam i in stru k sik an k e p a d a K e p a la -K e p a la D a e r a h t in g k a tII u n lu k seg e ra m en e tap k an im b a n g a n b a g i-h a s il te rse b u t, a g a r su p a ja u n tu k p e n a n a m a n p a d i ren d en g an ta h u n in i U n d a n g -u n d a n g te rse b u t s u d a h d a p a t b e rlak u . B eg itu p u la k e p a d a p a ra G u b e rn u r K e p a la D a e r a h d e n g a n in i kam i in s tru k s ik an a g a r s u p a ja a n ta r a p a r a B u p a ti/ W a l ik o ta d ia d a k a n koord inasi ja n g seb a ik -b a ik n ja d a la m m e n e ta p k a n im b a n g a n te rse b u t.

S e s u a i d e n g a n p id a to P .J .M . P re s id e n p a d a 17 A g u s tu s 1960 ja n g b e ris i p e n e g a sa n M an ife s to P o litik , m ak a p e la k s a n a a n U n d a n g - u n d a n g P e rd ja n d j ia n B ag i H a sil m e ru p a k an s a la h s a tu Ia n g k a h u n tu k m e n g h ila n g k a n u n su r-u n su r p em erasan d ib id a n g A g ra r ia .

P e la k s a n a a n U n d a n g -u n d a n g te rseb u t tid a k b o le h d ip e r ta n g g u h k a n lag i d a n k a re n a p e n je le n g g a ra a n n ja u n tu k se b a g ia n b e s a r d ile ta k k a n a ta s p u n d a k p a ra p e d ja b a t-p e d ja b a t P a m o n g P ra d ja , m ak a b e rh a s il a ta u t id a k n ja u s a h a te rse b u t a k a n sa n g a t te rg a n tu n g k e p a d a k e san g - g u p a n , k e su n g g u h a n d a n k e b id ja k sa n a a n S a u d a ra - s a u d a ra se k a lia n .

S e la n d ju tn ja k e p a d a p a ra p e d ja b a t-p e d ja b a t A g ra r ia d id a e ra h -d a e ra h T in g k a t I, IC aresidenan d a n D a e ra h T in g k a t II d e n g a n in i k am i in -

71

struksikan pu la untuk memberikan b an tu an jang sebesar-besarnja ke­pada para G ubernur, Residen dan B upati serta ped jabat-ped jabat P a - m ong P rad ja Iainnja jang ditugaskan untuk penjelenggaraan U n d an g - u ndang tersebut.

A chirulkalam dengan ini kami m inta dengan horm al perhatian Sau- dara-saudara sekalian sepenuhnja terhadap hal-hal tersebut d iatas, un tuk m ana kami m engutjapkan banjak terim a kasih.

M enteri A graria, M enteri D alam N egeri dan

O tonom i D aerah ,

M r S A D JA R W O IP IK G A N D A M A N A

N O O T :

K epada para G ubernur, Residen, B upati, W alikota,W ed an a , T jam at dan K epala-kepala Inspeksi, Pengaw as d an D aerah A graria telah dikirim B uku U ndang-undang N o. 2/1960 tentang ..Perd jandjian B agi-H asil” serta Peraturan-peraturan P elaksanaannja.

/\

72

U N D A N G - U N D A N G N o . 5 T A H U N i9 6 0

tc n ta n g

P E R A T U R A N D A S A R P O K O K -P O K O K A G R A R IA

P R E S 1 D E N R E P U B L IK I N D O N E S I A ,M e n im b a n g :

a. b a h w a d id a la m N e g a ra R e p u b lik In d o n e s ia ja n g s 'u su n a n k eh i- d u p a n ra k ja ln ja , te rm asu k p e rek o n o m ian n ja , te ru ta m a m a s ih b e rtjo ra k ag raris , bum i, a ir d a n ru a n g an g k a sa , se b a g a i k a ru n ia T u h a n J a n g M a h a E sa m em p u n ja i fu n k si ja n g a m a t p e n lin g u n tu k m e m b a n g u n m asja rak a t ja n g a d il d a n m ak m u r;

b . b a h w a h u k u m ag ra ria ja n g m as ih b e r la k u se k a ra n g in i s e b a g ia n te rs u s u n b e rd a sa rk a n tu d ju a n d a n sen d i-se n d i d a r i p e m e r in ta h a n d ja d ja h a n d a n seb ag ian d ip e n g a ru h i o leh n ja , h in g g a b e r te n ta n g a n d e n g a n k ep e n tin g a n ra k ja t d a n N e g a ra d id a la m m en je le sa ik a n rev o lu s i n a s io n a l sek aran g in i se r ta p e m b a n g u n a n sem esta ;

c. b a h w a h u k u m ag ra ria te rseb u t m em p u n ja i s ifa t d u a lism e , d e n g a n b e r la k u n ja h u k u m a d a t d isam p in g h u k u m a g ra r ia ja n g d id a sa rk .ma ta s h u k u m b a ra t;

d . b a h w a b a g i ra k ja t asli h u k u m a g ra r ia p e n d ja d ja b a n i tu tid ak m e n d ja m in k ep a s tia n h u k u m ,

B e rp e n d a p a t :a . b a h w a b e rh u b u n g d e n g a n a p a ja n g te rse b u t d a la m p e r tim b a n g a n -

p e r tim b a n g a n d ia ta s p e rlu a d a n ja h u k u m a g ra r ia n a s io n a l, ja n g b e rd a s a r a ta s h u k u m a d a t te n ta n g ta n a h . ja n g se d e rb a n a d a n m e n d ja m in k e p a s tia n h u k u m b ag i se lu ru h ra k ja t In d o n e s ia , d e n g a n t id a k m e n g a b a ik a n u n su r-u n su r ja n g b e rs a n d a r p a d a b u k u m

a g a m a :b . b a h w a h u k u m a g ra ria n a s io n a l h a ru s m em b eri k e m u n g k in a n ak a n

te r t ja p a in ja fu n k si b u m i. a ir d a n ru a n g a n g k a sa . se b a g a i ja n g

73

dim aksud d iatas dan Iiarus sesuai dengan kepentingan r a k j a t

Indonesia serta memenuhi pu la keperluannja m enurut p e r m i n t a a n

zam an dalam segala soal agraria ;c. bah w a hukum agraria nasional itu harus m ew udjudkan pendjel-

m aan dari pada K e-Tuhanan Jang M ah a E sa, P erikem anusiaan , K ebangsaan, Kerakjatan dan tjita-tjita B angsa, seperti jan g tertjantum didalam Pem bukaan U ndang-undang D asa r ;

d. bah w a hukum agraria tersebut harus pu la m erupakan p e lak san aan dari pad a Dekrit Presiden tanggal 5 D ju li 1959, keten tuan dalam pasal 55 U ndang-undang D asar dan M anifesto P o litik R epublik Indonesia, sebagai jang ditegaskan dalam P id a to P residen tan g g al 17 A gustus 1960, jang m ew adjibkan N eg ara u n tu k m engatu r pem ilikan tanah dan memimpin penggunaann ja , h ingga sem ua tan ah diseluruh w ilajah kedaulatan B angsa d ipergunakan u n tu k sebesar-besar kemakmuran rakjat, baik setjara perseorangan m au­pun setjara gotong-rojong;

e. bahw a berhubung dengan segala sesuatu itu perlu d iletakkan sendi-sendi dan disusun keten tuan-keten tuan pokok b aru dalam bentuk undang-undang, jan g akan m erupakan dasar bag i pen ju - sunan hukum agraria nasional tersebut d iatas;

M em perhatikan : U sui Devvan P ertim bangan A gung S em en tara Republik Indonesia No. l/K p-ts/Sd/II/60 tentang Perombakan Hak

Tanah d a n p e n g g u n a a n T a n a li :

M engingat:a. Dekrit Presiden tanggal 5 D ju li 1959;b. Pasal 35 U ndang-undang D asar;C- Penetapan Presiden N o. 1 tah u n 1960 (L.N. 1960 10) ten tan g

Penetapan M anifesto Politik R epublik Indonesia tan g g a l 17 A gustus 1959 sebagai G aris-garis besar dari p ad a h a lu an N e g ara dan A m anat Presiden tanggal 17 A gustus i960;

d - Pasal 5 jo 2 0 U n d a n g - u n d a n g D asar;D engan persetudjuan D ew an P erw akilan R akjat G olong R ojong.

74

M e m u l u s k a n :

D e n g a n m en l'jab u t :

1. ..A g ra risc h e W e t (S. 1870 -55), se b a g a i ja n g te rm u a t clalam p a sa l 51 , ,W e t op d e S ta a ts in r ic b tin g v a n N e d e r la n d sc h -In d ie (S . 1925-447) d a n k e te n tu a n d a la m a ja t - a ja t I a in n ja d a r i p a sa l itu :

2. a . . . D o m e i n v e r k l a r i n g ” t e r s e b u t d a l a m p a s a l 1 ..A g ra r is c h B es lu it”(S. 1870-118);

b . ..A lg em en e D o m e in v e rk la rin g ” te rseb u t d a la m S. 1 8 7 5 -1 I9 a :c. . . D o m e i n v e r k l a r i n g u n t u k S u m a te ra ” t e r s e b u t d a l a m p a s a l 1

d a r i S . 18 /4-94f;d . ,,D o m ein v erk la rin g u n tu k k e re s id e n a n M e n a d o ” te rse b u t d a la m

p a sa l 1 d a r i S . 1377-55 ;e. , . D o m e i n v e r k l a r i n g u n t u k r e s i d e n t i e Z u id e r e n O o s te ra fd e lin g

v a n B o rn eo ” t e r s e b u t d a l a m p a s a l 1 d a r i S . 1888-58;5. K o n in k lijk B eslu it ta n g g a l 16 A p ril 1872 N o . 29 (S . 1872-117)

d a n p e ra tu ra n p e la k sa n a a n n ja :4 B u k u ke-II K itab U n d a n g -u n d a n g H u k u m P e rd a ta In d o n e s ia

s e p a n d ja n g ja n g m en g en a i b u m i. a ir se r ta k ek a ja a n a la m ja n g te rk a n d u n g d id a la m n ja , k e tju a li k e te n tu a n -k e te n tu a n m en g en a i h y p o th e e k jan g m asib b e rlak u p a d a m u la i b e r la k u n ja u n d a n g - u n d a n g in i:

M e n e ta p k a n :

U n d a n g -u n d a n g ten tan ii P e ra lu ra n D a sa r P o k o k -p o k o k A g ra ria .

P e r l a m a

B A B ID A S A R -D A S A R D A N K E T E N T U A N -

K E T E N T U A N P O K O K

P a s a l 1( l ) S e lu ru h w ila ja h In d o n e s ia a d a la h k e s a tu a n ta n a h - a i r d a r i se ­

lu ru h r a k ja t In d o n e s ia ja n g b e rsa lu seb a g a i b a n g s a In d o n e s ia .

75

(2) Seluruh humi, air dan ruang angkasa, term asuk kekajaan alam jang terkandung didalam nja dalam w ilajah R epublik Indonesia, sebagai karunia T uhan Jang M aha E sa ada lah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan m erupakan kekajaan nasional.

(3) H ubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termaksud dalam ajat (2) pasal ini ada lah hubungan jang bersifat abadi.

(4) D alam pengertian bumi, selain perm ukaan hum i, term asuk pula lubuh bum i dibaw ahnja serta jang berada d ibaw ah air.

(5) D alam pengertian air termasuk baik perairan pedalam an m aupun Iaut w ilajah Indonesia.

(6) Jang dim aksud dengan ruang angkasa ia iah ruang diatas bumi dan air tersebut pada ajat (4) dan (5) pasal ini.

P asa l 2

(l A tas dasar ketentuan dalam pasal 33 ajat (3) U ndang-undang D asar dan hal-hal sebagai jang dim aksud dalam pasal 1, bum i, air dan ruang angkasa, term asuk kekajaan alam jang terkandung didalam nja itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh N egara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakjat.

(2) H ak m enguasai dari N egara term aksud dalam ajat (l) pasal in i m em beri wewenang u n tu k :

a. m engatur dan m enjelenggarakan peruntukkan, penggunaan , persediaan dan pem eliharaan bum i, air dan ruang angkasa tersebut;

b. m enentukan dan m engatur hubungan-hubungan h'ukum an ta ra orang-orang dengan bum i, air dan ruang angkasa;

c. m enentukan dan m engafur hubungan-hubungan hukum an ta ra orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum jang m engenai bum i, air dan ruang angkasa.

(3) Wewenang jang bersumber p ad a hale menguasai dari N eg ara

76

te rseb ’u t p a d a a ja t (2) p asa l in i d ig u n a k a n u n tu k m en tjap a i sebesar- b e sa r kem akm uran rak ja t, d a lam arti k e b a h a g ia a n , k esed jah te raan d a n k em erd ek aan d a lam m asja rak a t d an N e g a ra Iiukum In d o n esia ja n g m erdeka, b erd au la t, ad il clan m akm ur.

(4) H a k m enguasa i d a r i N e g a ra te rseb u t d ia ta s p e lak sa n aan n ja d a p a t d ik u asak an k ep ad a d ae rah -d ae ra h S w a ta n tra d a n m asjarak at- m as ja ra k a t hukum ad a l, sekedar d ip erh ik an J a n tid a k b e r te n tan g an d e n g a n kep en tin g an nasional, m en u ru t k e ten tu a n -k e te n tu a n P e ra tu ra n P em erin tah .

P a s a l 5

D e n g a n m engingat k e ten tu an -k e ten tu an d a lam p a sa l 1 d a n 2 p e ­la k s a n a a n hak-xdajat d an h ak -h ak ja n g seru p a itu d a r i m asja rak a t- m as ja ra k a t h u k u m adat, sep an d jan g m en u ru t k e n ja ta a n n ja m as ih ad a , h a ru s s e d e m i k i a n ru p a seh ingga sesuai d en g an k ep e n tin g a n n as io n a l d a n N e g a ra , ja n g berdasarkan a tas p e rsa tu an b a n g sa se rta tidalc b o leh b e r te n ta n g a n dengan u n d an g -u n d an g d a n p e ra tu ra n -p e ra tu ra n Ia in ja n g le b ih tinggi-

P a sa l 4

(1) A ta s d a sa r hak m enguasa i d a ri N e g a ra seb ag a i ja n g d im ak ­su d d a la m p asa l 2 d iten tu k an a d a n ja b e rm a tjam -m a tjam hale a tas p e rm u k a a n bum i, jan g d iseb u t tan ah , ja n g d a p a t d ib erik an k ep a d a d a n d ip u n 'ja i o leh o rang-orang b a ik sendiri m aup 'un b ersam a-sam a d e n g a n o ran g -o ran g Ia in serta b a d a n -b a d a n hu k u m .

(2) H a k -h a k a la s ta n a h jan g d im ak su d d a lam a ja t ( l) p asa l in i m em b eri w ew en an g u n tu k m em pergunakan ta n a h ja n g b e rsan g k u tan , d em ik ian p u la tu b u h b u m i d a n a ir serta ru a n g ja n g a d a d ia ta sn ja , sek ed ar d ip e rlu k a n u n lu k k epen tingan jan g Ian g su n g b e rh u b u n g a n d e n g a n p e n g g u n a a n ta n a h itu d a lam b a ta s -b a ta s m en u ru t U n d a n g - u n d a n g in i d a n p e ra tu ran -p e ra tu ran h u k u m Ia in ja n g leb ih tingg i.

(3) S e la in h ak -h ak a ta s ta n a h sebagai ja n g d im ak su d d a la m a ja t( l ) p a sa l in i d ite n tu k a n p u la h ak -h ak a tas a ir d a n ru a n g an g k asa .

77

/

P a sa l 5

HuRirrfl ag raria jan g berlaku a tas bum i, air d an ruang angkasa ia la b bukum ada t, sepandjang tidak berten tangan dengan kepentingan n asio n al d a n N egara , jang berdasarkan atas persa tuan bangsa, d en g an sosialism e Indonesia serta dengan p eratu ran -pera tu ran jang te rtjan tu m a am U n d an g -u n d an g ini d an dengan p era tu ran perun- d an g a n ainn ja , segala sesuatu dengan m engindabkan unsu r-unsu r jan g bersan d ar pada bukum agam a.

P asal 6

S em ua bak atas tan ab m em punjai funksi sosial.

P asal 7

Untuk tidak merugikan kepentingan um'iun maka pemilikan dan

penguasaan tanab jang melampaui batas tidak diperkenankan.

P asal 8

Atas dasar bak menguasai dari Negara sebagai jang dimaksud

dalam pasal 2 diatur pengambilan kekajaan alam jang terkandung dalam bumi, air dan ruang angkasa.

Pasal 9

(1) H a n ja w arganegara Indonesia d ap a t m em punjai hubungan jan g sep en u b n ja dengan bumi, a ir d an ru an g angkasa, dalam batas- b a ta s k e ten tuan pasal 1 dan 2.

(2) Tiap.-tiap w arganegara Indonesia, ba ik Iaki-Iafei m auptrn w an i ta m em punjai kesem patan jang sam a u n tu k m em peroleb sesuatu bak a ta s ta n a b serta un tuk m endapat m anfaa t d an basiln ja , baik bagi d iri sendiri m aupun keluarganja.

P asa l 10

(I) S eliap o rang J a n b ad an bukum jan g m em punjai sesua tu bak a tas ta n a b p e rtan ian p a d a azasn ja d iw adjibkan m engerdjakan a tau

m engusahakannja sendiri seljara aktif, dengan m entjegah tjara-tjara pem erasan.

(2) Pelaksanaan dari pada ketentuan dalam a ja t (l) pasal ini akan d ia tu r lebih landjut dengan peraturan perundangan .

(5) Pengetjualian terhadap azas tersebut pada ajat (l) pasal ini d ia tu r dalam peraturan perundangan.

Pasal 11

l) H ubungan hukum antara orang, termasuk b adan hukum , dengan bum i, air dan ruang angkasa serta w ew enang-w ew enang jan g bersum- ber p ad a hubungan hukum itu akan diatur, agar tertjapa i tudjuan jan g disebut dalam pasal 2 a ja t (5) dan ditjegah penguasaan atas kehidupan dan pekerdjaan orang Iain jan g m elam paui batas. -

(2) P erbedaan dalam keadaan m asjarakat dan keperluan hukum golongan rakjat dim ana perlu dan tidak berten tangan dengan kepen­tingan nasional diperhatikan, dengan m endjam in perlindungan ter­h adap kepentingan golongan jang ekonomis Iemah.

Pasal 12

(1) Segala usaha bersama dalam Iapangan agraria didas'arkan atas kepentingan bersam a dalam rangka kepentingan nasional, dalam ben- tuk koperasi a tau benluk-bentuk gotong-rojong Iainnja.

(2) N eg ara dapat bersama-sama dengan pihak Iain menjelengga- rakan u sah a bersam a dalam Iapangan agraria.

Pasal 15

(l) Pem erin tah berusaha agar supaja ’usaha-usaha dalam Iapang­an agraria d ia tu r sedemikian rupa, sehingga m eninggikan produksi d an kem akm uran rakjat sebagai jang dim aksud dalam pasal 2 ajat(3) serta m endjam in bagi setiap w arganegara Indonesia derad jat hidup jan g sesuai dengan m artabat m anusia, baik bagi diri sendiri m aupun keluarganja.

79

(2) P em erin tah m entjegah ad an ja u saha-usaha dalam lapangan ag ra ria dari organisasi-organisasi dan perseorangan jang bersifat mo- nopoli sw asla.

(3) U sah a -u sah a Pem erintah dalam lapangan agraria jang bersi­fa t m onopoli h an ja dapa t diselenggarakan dengan u ndang-undang

(4) P em erin tah berusaha un tuk m em adjukan kepastian d an dja- m in an sosial, term asuk b idang perburuhan, dalam usaha-usaha di- lap an g a n agraria.

P asal 14

(!) D en g an m engingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ajat (2) d an (3), pasal 9 a ja t (2) serla pasal 10 a ja t (l) d an (2) Pem erin- la h dalam rangka sosialisme Indonesia, b u a t sua tu ren tjana um um m engenai persediaan, peruntukan d an pen g g u n aan bum i, air d an ru an g angkasa serta kekajaan alam jan g terkandung didalam nja:a. u n tu k keperluan N egara;b . un tuk keperluan peribadatan d an keperluan-keperluan sutji lain-

nja, sesuai dengan dasar K e-T u h an an Jan g M ah a Esa;c. un tuk keperluan pusat-pusa t keh id u p an m asjarakat, sosial, kebu-

da jaan d an Ia in-la in kesedjah teraan;d. unfuk keperluan m em perkem bangkan produksi pertanian, peter-

nakan d an perikanan serta sed jalan dengan itu;e. u n tu k keperluan m em perkem bahgkan industri, transm igrasi dan

pertam bangan .

(2) B erdasarkan ren tjan a um um tersebut p ad a a ja t (l) pasal ini d a n m engingat p eratu ran -pera tu ran jan g bersangkutan, P em erin tah D a e ra h m en g atu r persediaan, perun tukan d an penggunaan bum i, ait serta ru an g an g k asa u n tu k daerahn ja , sesuai dengan k eadaan daerah m asing-m asing.

(3) P e ra lu ra n P em erin tah D a erah jan g dim aksud dalam a ja t (2) p asa l in i b e rlak u setelah m endapat pengesahan , m engenai D a e rah T in g k a t I dari P residen , D a e ra h T in g k at II dari G u b e rn u i/K ep a la

80

D aerah jang bersangkutan dan D aerah T ingkat III dari B u p ati/W ali- kota^Kepala D aerah jang bersangkutan.

Pasal 15

M em elihara tanah, termasuk m enam bah kesuburannja serta m entje­gah kerusakannja adalah kew adjiban tiap-tiap orang, b ad an hukum atau instansi jang m empunjai hub^ngan-hukum dengan tan ah itu, dengan memperhatikan pihak jang ekonomis Iemah.

B A B II

H A K -H A K A T A S T A N A H . A IR D A N R U A N G A N G K A S A SE R T A P E N D A F T A R A N T A N A H

Bagian I : Ketentuan-hetentuan um um.

Pasal 16

(l) H ak-hak atas tanah sebagai jang dim aksud dalam pasal 4 a ja t (l) ia iah :a. hak milik.b. hak guna-usaha,c. hak guna bangunan.d. hak pakai,e. hak sewa,f. hak m em buka tanah,g. hak m em ungut-hasil hutan,h. hak-hak Iain jang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut d iatas

jang akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak jang sifatnja sem entara sebagai jang disebutkan dalam pasal 55.

(2) H ak-hak atas air dan ruang angkasa sebagai jang dim aksud dalam pasal 4 ajat (3) iaiah :a. hak guna-air,b. hak pem eliharaan dan penangkapan ikan,c. hak guna-ruang-angkasa.

81

” 1

Pasal 17

(1) D en g an m engingat ke ten tuan dalam pasal 7 m aka u n tu k nien- tja p a i tu d ju a n jan g dim aksud d alam pasal 2 a ja t (3) d ia tu r lu a s m ak ­sim um d a n /a ta u m inimum tan ah jan g bo leh d ip u n ja i d en g an sesu a tu h ak tersebu t dalam pasal 16 oleh sa tu keluarga a ta u b a d a n h u k u m .

(2) Penetapan batas maksimum lermaksud dalam aja t (l) pasal ini dilakukan dengan peraturan perundangan didalam w ak tu jang singkat.

(3) T an ah -ta riah jan g m erupakan keleb ihan d a ri b a ta s m a k s im u m

term aksud dalam a ja t (2) pasal ini d iam bil o leh P e m e rin ta h d e n g a n ganti-kerugian, un tu k selandjutnja d ibag ikan k e p ad a rak ja t ja n g m em - b u tu h k an m enuru t ketentuan-ketentuan d a lam P e ra tu ra n P e m e rin ta h .

(4) Tertjapainja batas minimum term aksud dalam aja t ( l) pasal ini, jang akan ditetapkan dengan peraturan perundangan . d i l a k s a n a ­

kan setjara herangsur-angsur.

Pasal 18U ntuk kepentingan umum, term asuk kepentingan b an g sa an

N egara serta kepentingan bersam a dari rakjat, hak-hak atas tan ah dapat ditjabut, dengan memberi ganti kerugian jan g lajak d a n m enu­rut tjara jang diatur dengan undang-undang.

Bagian II : Pendaftaran Tanali.

P a sa l 19(1) U n tu k m endjam in kepastian h ukum o leh P e m e rin ta h d ia d a k a n

p en d afta ran ta n a h d ise lu ruh w ila ja h R e p u b lik In d o n e s ia m e n u ru t ke ten tuan -ke ten tuan jan g d ia tu r d en g an P e ra tu ra n P e m e rin ta h .

(2) P endaftaran tersebut dalam a ja t ( l) pasal ini m elipu ti :a. pengukuran , p erpetaan d a n p em b u k u an ta n a h ;b . p en d afta ran hak -hak a tas ta n a h d a n p e ra lih a n h a k -h a k te rse b u t ;c. pem berian su ra t-su ra t tan d a -b u k ti-h ak , ja n g b e rla k u se b a g a i a la t

pem buktian ja n g kuat.

82

P e n d a f ta ra n ta n a h d ise len g g arak an clengan m en g in g a t k e a d a a n N e g a ra d a n m asja rak a t, kep erlu an Ia lu -Iin ta s sosial-ekonom i se rta k em u n g k in an p en je len g g araan n ja , m e n u ru t p e r tim b a n g a n M en te ri A g ra ria .

(4) D a la m P e ra tu ra n P em erin tah d ia tu r b ia ja -b ia ja ja n g b e rsan g ­k u ta n d en g a n p en d a fta ra n term aksud d a lam a ja t ( l ) d ia ta s , d en g a n k e te n tu a n b a ln v a rak ja t ja n g tid ak m am p u d ib e b a sk a n d a r i pem b a- ja ra n b ia ja -b ia ja tersebu t.

B ag ian III : H a k m ilik.

P a s a l 20

(1) H a k m ilik ad a la h h ak tu ru n -tem u ru n , te rk u a t d a n te rp e n u b ja n g d a p a t d ip u n ja i orang a tas ta n a h , d en g a n m en g in g a t k e ten tu a n d a lam p asa l 6.

(2) H a k m ilik d a p a t b e ra lih d a n d ia lih k an k ep a d a p ih ak Ia in .

P a sa l 21

(1) H a n ja w arg an eg a ra Indonesia d a p a t m em p u n ja i h a k m ilik .

(2) O le h P em erin tah d ite tap k an b a d a n -b a d a n h u k u m ja n g d a p a t m em p u n ja i h ak m ilik d a n s ja ra t-s ja ra tn ja .

(5) O ra n g asin g ja n g sesu d ah b e rlak u n ja U ndan rf= u n d an g in i m em pero leh h ak m ilik k aren a p ew arisan -tan p aw asia t a ta u pertjam - p u ra n b a r ta k a ren a p erk aw in an , dem ik ian p u la w a rg an eg a ra In d o n esia ja n g m em p u n ja i h ak m ilik d a n se te lab b e rlak u n ja u n d a n g -u n d a n g in i k eb ila n g a n k e w a r g a n e g a r a a n n j a w ad jib m elepaskan h ak i tu d id a lam d ja n g k a w a k tu s a tu ta h u n sed jak d ipero lehn ja h ak te rseb u t a ta u h i- Ia n g n ja k e w arg an e g a ra an itu . D jik a sesu d ah d ja n g k a w a k tu te rse b u t • Ia m p a u h a k m ilik itu d ilep ask an , m aka h ak te rseb u t h a p u s k a ren a h u k u m d a n ta n a h n ja d ja tu h p a d a N eg a ra , d e n g a n k e ten tu a n b a h w a h ak -h ak p ih a k Ia in ja n g m em b eb an in ja te tap b e rlan g su n g .

(4) S e lam a seseorang d isam p in g k ew arg an e g a ra an In d o n e s ia n ja

83

m em punjai kew arganegaraan asing m aka ia tidak dapat m empunjai ta n a h dengan h ak milik dan bag in ja berlaku ketentuan dalam ajat (5) pasal ini.

P asal 22

(1) T erd jad in ja hak milik menui'ut hukum adat d iatur dengan P e ra tu ran Pem erintah.

(2) Selain m enurut tjara sebagai jang dim aksud dalam aja t (l) pasa l ini hak milik terdjadi karena:a. penetapan Pem erintah, m enurut tjara dan sjarat-Sjarat jang dite­

tapkan dengan Peratu ran Pem erintah ;b . ketentuan undang-undang.

P asal 23

(1) H ak milik, demikian pula setiap peralihan, hapusn ja dan pem- b eb an an n ja dengan hak-hak Iain harus d idaftarkan m enurut keten- tuan-keten tuan jang dimaksud dalam pasal 19.

(2) Pendaftaran termaksud dalam a ja t (l) m erupakan a la t pem buk- tian jang kuat mengenai hapusn ja hak m ilik serta sahn ja peralihan d an pem bebanan hak tersebut.

P asa l 24

Penggunaan tanah-m ilik oleh b u k an pem iliknja d ibatasi dan d iatur dengan peraturan perundangan.

P asa l 25

H ak m ihk dapat didjadikan d jam inan h u tan g dengan d ibebani hak tanggungan.

P asa l 26

(l) D jual-beli, penukaran. penghibahan, pem berian dengan w asiat, pem berian m enurut ada t dan perb*uatan-perbuatan Iain jan g dim ak-

84

sudkan untuk m em indahkan hak milik serta pengaw asannja d iatur dengan Peraturan Pem erintah.

(2) Setiap djual-beli, penuk-aran, penghibahan, pem berian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan Iain jan g dim aksudkan Hintuk Iang- sung atau tidak langsung m em indahkan hak milik kepada orang asing. kepada seorang w arganegara jang disam ping kew arganegaraan Indo- nesianja mempunjai kew arganegaraan asing a tau kepada sua tu badan hukum, ketjuali jang ditetapkan oleh Pem erintah term aksud dalam pasal 21 ajat (2), adalah batal karena hukum dan tan ah n ja d ja tuh kepada Negara, dengan ketentuan, bahw a hak-hak p ihak Iain jang m em bebaninja tetap berlangsung serta semua pem bajaran jan g telah diterim a oleh pemilik tidak dapat d itun tu t kembali.

Pasal 27

H ak milik hapus bila :

a. tanahn ja djatuh kepada N egara :1. karena pentjabulan hak berdasarkan pasal 18;

2. karena penjerahan dengan sukarela oleh pem iliknja ;3. karena diterlantarkan :4. karena ketentuan pasal 21 ajat (5) dan 26 ajat (2).

t . tan ah n ja musnah.

Bagian IV: H a k g u n a -u sa h a

P asal 28

(1) H ak guna-usaha adalah hak untuk m engusahakan tan ah jang dikuasai langsung oleh N egara, dalam djangka w aktu sebagaim ana tersebut dalam pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan a tau

petem akan.(2) H ak guna-usaha diberikan atas tanah jang Iuasnja paling se-

dikit 5 hektar, dengan ketentuan bahw a djika Iuasnja 23 hektar a tau lebih harus m emakai investasi modal jang lajak dan tehnik perusahaan jang baik , sesuai dengan perkem bangan zaman.

Pasal 29

(1) H ak guna-usaha diberikan untuk w aktu paling lam a 25 ta b u

(2) U n tu k perusahaan jang m emerlukan w ak tu jan g leb ih d ap a t diberikan hak guna-usaha untuk w aktu paling lam a 55 ta tin

(3) A tas permintaan pemegang hak d an m engingat k ead aan per usahaann ja djangka w aktu jang dim aksud dalam a ja t (l) an pasal ini dapat diperpandjang dengan w aktu paling lam a 25 ta u tn

Pasal 50.

(1) Jang dapat mempunjai hak guna-usaha ia lah :

a. w arganegara Indonesia ; ,b. badan-hukum jang didirikan m enurut hukum Indonesia d a n ber-

kedudukan di Indonesia.

(2) O rang atau badan hukum jang m em punjai hak g u n a -u sah a d an tidak lagi memenuhi sjarat-sjarat sebagai jan g te rsebu t d a lam a j a t (l) p a s a l ini dalam djangkcf w aktu sa tu ta h u n w ad jib m e l e p a s k a n

atau mengalihkan hak itu kepada pihak Iain jan g m em enuhi s ja ra t. Ketentuan ini berlaku djuga terhadap p ihak jang m em peroleh h a guna-usaha, djika ia tidak memenuhi sjara t tersebut.

D jika hak ^una-usaha jang bersangkutan tidak d ilep ask an a ta u dialihkan dalam djangka w aktu tersebut m aka hak itu h ap u s k a ren a hukum, dengan ketentuan, bahw a hak7hak p ihak Iain akan d iin d ah - kan, m enurut ketentuan-ketentuan jang d ite tapkan dengan P e ra tu ra n Pem erintah.

P asa l 51

H ak guna-usaha terdjadi karena penetapan P em erin tah .

P asa l 32

(1) H ak guna-usaha, termasuk sjarat-sjarat pem beriannja, derni-

(5) Hak guna-usaha dapat Leralih dan diahhkan kepada P

lain.

S6

k ia n d ju g a se tiap p e ra l ih a n d a n p e n g h a p u s a n h a k terseb 'u t, h a ru s d id a f ta rk a n m e n u ru t k e te n tu a n -k e te n tu a n ja n g d im ak su d d a lam p a s a l 19.

(2) P e n d a f ta ra n te rm a k su d d a la m a ja t ( l ) m e ru p a k a n a la t p em - b u k t ia n ja n g k u a t m en g en a i p e ra lih a n se r ta h a p u s n ja h a k g u n a -u sa h a . k e tju a li d a la m h a l h a k i tu h a p u s k a re n a d ja n g k a w a k tu n ja b e rach ir.

P a s a l 55

H a k g u n a -u s a h a d a p a t d id ja d ik a n d ja m in a n h u ta n g d e n g a n d ib e- b a n i h a k ta n g g u n g a n .

P a s a l 54

H a k g u n a -u s a h a h a p u s k a re n a :

a . d ja n g k a w a k tu n ja b e rach ir ;b . d ih e n tik a n seb e lu m d ja n g k a w a k tu n ja b e ra c h ir k a re n a se su a tu

s ja ra t t id a k d ip e n u h i :c. d i le p a s k a n o leh p em eg an g h a k n ja seb e lu m cljangka w a k tu n ja

b e ra c h ir .3 . d i t ja b u t u n tu k k ep e n tin g a n u m u m ;e. d i te r la n ta rk a n :f. t a n a h n ja m u s n a h ;g. k e te n tu a n d a la m p a sa l 50 a ja t (2).

B a g ia n V ? Hofc cjunci-bfincyunciTO.

P a s a l 55

(1) H a k g u n a -b a n g u n a n a d a la h h ak "untuk m e n d irik a n d a n m em ­p u n ja i b a n g u n a n -b a n g u n a n a ta s ta n a h ja n g b u k a n m ilik n ja send iri. d e n g a n d ja n g k a w a k tu p a lin g la m a 50 ta h u n .

(2) A ta s p e rm in ta a n p em eg an g h a k d a n d e n g a n m e n g in g a t ke- p e r lu a n s e r ta k e a d a a n b a n g u n a n -b a n g u n a n n ja , d ja n g k a w a k tu te r ­s e b u t d a la m a ja t ( l ) d a p a t d ip e rp a n d ja n g d e n g a n w a k tu p a lin g la m a 2 0 ta h u n .

87

P asal 56

(1) Jan g dapa t mempunjai hak guna-bangunan ia lah :

a. w arganegara Indonesia ;

b. b ad a n hukum jang didirikan m enurut hukum Indonesia dan ber- kedudukan di Indonesia.

(2) O rang a tau badan hukum jang m em punjai hak guna-bangunan d an tidak lagi mem enuhi sjarat-sjarat jang tersebut dalam aja t (l) pasal ini dalam djangka waktu 1 tahun w adjib m elepaskan a tau m engalihkan hak itu kepada pihak Iain jang m em enuhi sjarat. K e­ten tuan ini berlaku djuga terhadap pihak jang m em peroleh hak guna- bangunan , djika ia tidak memenuhi sjarat-sjarat tersebut.

D jika hak guna-bangunan jang bersangkutan tidak dilepaskan a tau d ialihkan dalam djangka w aktu tersebut, m aka hak itu hapus karena hukum , dengan ketentuan, bahw a hak-hak pihak la in akan d iindah- kan, m enurut ketentuan-ketentuan jang d itetapkan dengan P era tu ran Pem erintah.

P asa l 57

H ak guna-bangunan terdjadi :

a. m engenai tan ah jang dikuasai Iangsung oleh N eg ara : karena penetapan Pem erintah ;

b. m engenai tan ah milik : karena perd jand jian jang berben tuk otentik an tara pemilik tan ah jang bersangkutan dengan p ihak jan g akan memperoleh hak guna-bangunan itu, jan g berm aksud m enim bulkan

hak tersebut.

P asa l 58(1) H ak guna-bangunan, term asuk sjara t-sjarat pem beriannja. d e ­

mikian d juga setiap peralihan d an h ap u sn ja hak tersebut harus i a tarkan m enurut keten tuan-keten tuan jan g dim aksud dalam pasa l 19.

(3) Hak guna-bangunan dapat beralih dan dialihkan kepadapihak Iain.

88

(2) Penclaftaran termaksud dalam aja t (l) m erupakan a la t pem- buktian jang kuat m engenai liapusnja Iiak guna-bangunan serta sah- nja peralihan hak tersebut, ketjuali dalam hal hak itu hapus karena djangka w aktunja berachir.

Pasal 59

Hak guna-bangunan dapat didjadikan djam inan hu tang dengan dibebani hak tanggungan.

P asa l 40

H ak guna-bangunan hapus karena :a. djangka w aktunja berachir :b . dihentikan sebelum djangka w aktunja berachir karena sesuatu

sjarat tidak dipenuhi ;c. dilepaskan oleh pemegang haknja sebelum djangka w aktunja ber­

achir ;d. d itjabu t untuk kepentingan umum ;e. d iterlantarkan ;f. tanahn ja m usnah ;g. ketentuan dalam pasal 36 ajat (2).

Bagian V I : H ak pakai.

Pasal 41

(1) H ak pakai adalah hak untuk m enggunakan dan 'a tau memungut^ hasil dari tan ah jang dikuasai langsung oleh N egara a tau tanah-m ilik orang Iain, jang memberi w ewenang dan kew adjiban jang ditentukan dalam keputusan pem beriannja oleh pendjabat jang berwenang membe- rikannja a tau dalam perdjandjian dengan pemilik tanahnja, jang bukan perdjandjian sewa-menjewa atau perdjandjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan djiw a dan ketentiian-keten- tuan U ndang-undang ini.

(2) H ak pakai dapat d ib erik an :a. selam a djangka w aktu jang tertentu a tau selama tan ah n ja diper-

gunakan untuk keperluan jang tertentu ;

I89

b. dengan f/uma-tjuma, dengan pem bajaran a tau pem berian d jasa berupa apapurt.

(5) Pem berian hak-pakai tidak boleh disertai sjara t-sja ra t jan g m engandung unsur-unsur pemerasan.

Pasal 42Jang dapat mempunjai hak pakai ia lah :

a. 'warganegara Indonesia;b. orang asing jang berkedudukan di Indonesia;c. badan-hukum jang didirikan m enurut hukum Indonesia d an

berkedudukan di Indonesia;d. badan hukum asing jang m empunjai perw akilan di Indonesia .

Pasal 43(1) Sepandjang m engenai tanah jan g d ikuasai Iangsung oleh

Negara m aka hak pakai hanja dapat d ia lihkan kepada" p ih ak Iain dengan izin pendjabat jang berwenang.

(2) H ak pakai atas tanah-m ilik h an ja d a p a t d ia lih k an k ep ad a pihak Iain, djika hal itu dim ungkinkan d a lam p erd jan d jian jan gbersangkutan.

Bagian VII : Mak sewa un luk bangunan.

Pasal 44(1) Seseorang a ta u su a tu b a d an -h u k u m m em p u n ja i h a k se w a a ta s

i ’ apa^ a ia herhak mempergunakan‘ tanah-milik orang IainrTiirmT I,61361 Uan k angunan- dengan m em bajar kepada pem ilik n ja se- cfjumlah uang sehagai sewa.

(2) Pembajaran uang sewa dapat dilakukan :

a- satu kali atau pada tiap-tiap waktu tertentu : ‘

• sebelum atau sesudah tanahnja dipergunakan.

H A I i , T 7 ian SCW a t a n a K i a n ® d im ak su d k an d a la m p a s a l in i Pem erasan ja n g m en g ad u n g unSu r -u n s u r

Pasal 43ang dapat m endjadi pemegang hak sewa ia lah :

a - w arganegara Indonesia;

90

b . o ran g a s in g ja n g b e rk ed u d u k an d i In d o n e s ia 'c. b a d a n -h u k u m ja n g d id irik an m e n u ru t h u k u m In d o n esia d a n

b e rk ed u d u k an d i In d o n esia ;d . b a d a n h ukum as in g ja n g m em pun jai p e rw a k ila n d i In d o n esia .

Bagian V II I : H a k m e m b u k a - ta n a h d a n m e m u n g u t h a s i l h u ta n .

P a sa l 46(1) H a k m em b u k a-tan ah d a n m em u n g u t h a s il h u ta n h a n ja dapa*

d ip u n ja i o leh w a rg an eg a ra In d o n es ia d an d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n P e m e rin ta h .

(2) D e n g a n m em pergunakan h ak m em u n g u t h a s il h u ta n se tja ra sa h tid ak d en g a n sen d irin ja d ip ero leh h ak m ilik a ta s ta n a h i tu

B a g ia n IX : H a k g u n a -a ir , p e m e l ih a r a a n d a n p e n a n g k a p a n i k a n .

P a sa l 47(1) H a k g u n a -a ir ia ia h h ak m em pero leh a ir L n tuk k ep e rlu an

te r te n tu d a n /a ta u m engalirkan a ir i tu d ia ta s ta n a h o ran g Ia in .

(2) H a k g u n a -a ir serta p em elih araan d a n p e n a n g k a p a n ikan d ia tu r d e n g a n P e ra tu ra n P em erin tah .

B ag ian X : H a k g u n a - r u a n g -a n g k a sa .

P a sa l 48( l ) H a k g u n a-ru an g -a n g k asa m em beri w ew en an g u n tu k m em ­

p e rg u n a k a n te n a g a d a n u n su r-u n su r d a lam ru a n g a n g k a sa g u n a u s a h a -u s a h a m em elih ara d a n m em perkem bangkan kesuB uran b um i, a ir se r ta k ek a ja a n a lam ja n g te rk an d u n g d id a lam n ja d a n h a l-h a l Ia in n ja ja n g b e rsa n g k u ta n d en g a n itu .

(2) H a k g u n a -ru an g -a n g k asa d ia tu r d en g a n P e ra tu ra n P em erin tah .

B a g ia n X I : H a k - h a k ta n a h u n t u k k e p e r lu a n s u t j i d a n so s ia l.

P a s a l 49( l) H a k m ilik ta n a h b a d a n -b a d a n k eag am aan d a n sosial sepan -

d ja n g d ip e rg u n a k a n u n tu k u sa h a d a lam b id a n g k eag am aan d an

91

/.

sosial, diakui dan dilindungi. Badan-badan tersebut didjamin pula akan memperoleh tanah jang tjukup antuk bangunan dan usahanja dalam bidang keagam aan dan sosial.

(2) U ntuk keperluan peribadatan dan keperluan sutji Iainnja se­bagai dim aksud dalam pasal 14 dapat diberikan tanah jang dikuasai langsung oleh N egara dengan hak pakai.

(3) Perw akafan tanah-m ilik dilindungi dan diatur dengan Peratur- an Pem erintah.

B agian XII : Ketentuan-ketentuan lain.

Pasal 50

(1) K etentuan-ketentuan lebih Iandjut mengenai hak milik diatur dengan undang-undang.

(2) Ketentuan-ketenltian lebih Iandjut mengenai hak guna-usaha,

hak guna bangunan, hak pakai dan hak sevva untuk bangunan diatur

dengan peraturan perundangan.

Pasal 51

H ak tanggungan jang dapat dibebankan pada hak milik, hak guna- u sah a dan hak guna-bangunan tersebut dalam pasal 25, 53 dan 39 d ia tu r dengan undang-undang.

BAB III

KETENTUAN PIDANA

Pasal 52

(l) B arang siapa dengan sengadja m elanggar ketentuan dalam pasal 15 d ip idana dengan hukum an kurangan selam a-Iam anja 5 h u lan d a n /a ta u denda setinggi-tinggin'ja R p. 10.000—<

(2) Peraturan Pemerintah dan peraturan perundangan jang

dim aksud dalam pasal 19, 22, 24, 26 ajat (l), 46, 47, 48, 49 ajat (3)

92

clan 50 ajat (2) clapat m emberikan an tjam an p id an a atas pelanggaran peratu rann ja dengan hukum an kurungan selam a-Iam anja 5 b tdan d a n /a ta u clenda setinggi-tingginja Rp. 10.000,—.

(5) Tindak-piclana dalam aja t (l) dan (2) pasal ini ad a lah pe­langgaran.

BAB IV

KETENTUAN-KETENTUAN PERA LIH A N

Pasal 53

(1) H ak-hak jang sifatnja sem entara sebagai jan g dim aksud dalam pasal 16 ajat (l) huruf h, ia iah hak gadai, hak usaha-bag i- hasil, hak m enum pang dan hak sevva tan ah pertan ian d ia tu r un tuk m em batasi sifat-siatnja jang berten tangan dengan U n d an g -u n d an g ini d an hak-hak tersebut diusahakan hapusn ja d idalam w aktu jang singkat.

(2) Ketentuan dalam pasal 52 ajat (2) dan (5) berlaku terhadap

peraturan-peraturan jang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini.

Pasal 54

Berhubung dengan ketentuan-ketentuan dalam pasaf 21 dan 26, maka djika seseorang jang disamping kewarganegaraan Indonesianja

mempunjai kewarganegaraan Republik Rakjat Tiongkok, telah menjata-

kan menolak kewarganegaraan Republik Rakjat Tiongkok itu jang

disahkan menurut peraturan perundangan jang bersangkutan, ia di-

anggap hanja herkewarganegaraan Indonesia sadja menurut pasal 21

ajat (l).P asal 55

(1) Hak-hak asing jang menurut ketentuan konversi pasal I, II,

III, IV dan V clidjadikan hak guna-usaha dan hak gUna-bangunan

hanja berlaku untuk sementara selama sisa waktu hak-hak tersebut,

dengan djangka waktu paling lama 20 tahun.

(2) Hak guna-usaha dan hak guna-bangunan hanja terbuka ke-

mungkinannja untuk diberikan kepada badan-badan hukum jang

95

u n tu k sebagian a tau seluruhnja bermodal asing, djika hal itu d iperlukan oleh undang-undang jang m engatur pem bangunan nasional

semesta berentjana.

P asa l 56

Selam a undang-undang m engenai hak milik sebagai tersebut dalain pasal 50 ajat (l) belum terbentuk, m aka jang berlaku ad a lah ketentuan- keten tuan hukum adat setempat dan peratirran-peraturan lam nja m engenai hak-hak atas tan ah jang. memberi w ew enang sebagaim ana a tau mirip dengan jang dimaksud dalam pasal 20, sepandjang tidak bertentangan dengan djiw a dan ketentuan-ketentuan U ndang-undang

ini.Pasal 57

Selam a undang-Undang mengenai hak-tanggungan tersebut dalam pasal 51 belum terbentuk, maka jang berlaku ia lah ketentuan-keten­tu an mengenai hypotheek tersebut dalam K itab U ndang-undang H ukum Perdata Indonesia dan C rodietverband tersebut dalamS. 1908-542 sebagai jang telah diubah dengan S. 1957-190.

Pasal 58Selam a peraturan-peraturan pelaksanaan U ndang-undang in!

belum terbentuk, maka peraturan-peraturan baik jang tertulis m aupun jang tidak tertulis mengenai bum i dan air serta kekajaan alam jang terkandung didalam nja dan hak-hak atas tanali, jang ada p ad a m ulai berlakunja Undang-undang ini, tetap berlaku sepandjang tidak bertentangan dengan djiwa dari ketentuan-ketentuan dalam U ndang- undang ini serta diberi tafsiran jang sesuai dengan itu.

K e d u a

KETENTUAN-KETENTUAN KON VERSI

Pasal I

(1) Hak eigendom atas tanah jang ada pada m ulai b e r l a k u n j a

U ndang-undang ini sedjak saat tersebut m endjadi hak milik, ketjuah

94

cljika jang mempunjainja tidak memenuhi sjarat sebagai jang tersebut

dalam pasal 21.

(2) H ak eigendom kepunjaan Pem erintah N egara Asing, jang dipergunakan untuk keperluan rumah kediam an Kepala Pervvakilan dan gedung kedutaan, sedjak mulai berlakunja U ndang-undang ini m endjadi hak pakai tersebut dalam pasal 41 ajat (l), jang akan ber- langsung selama tanahnja dipergunakan untuk keperluan tersebut diatas.

(5) H ak eigendom kepunjaan orang asing, seorang w arganegara jang disamping kewarganegaraan Indonesianja m empunjai kew arga­negaraan asing dan badan-badan Imkuni, jang tidak ditundjuk oleh Pem erintah sebagai dimaksud dalam pasal 21 ajat (2) sedjak mulai berlakunja U ndang-undang ini m endjadi hak guna-bangunan tersebut dalam pasal 55 ajat (0 dengan djangka waklu 20 tahun.

(4) D jika hak eigendom tersebut dalam ajat (l) pasal ini dibebar:i dengan hak opstal atau hak erfpacht, maka hak opstal dan hak erfpacht itu sedjak mulai berlakunja Undang-undang ini mendjadi hak guna- bangunan tersebut dalam pasal 55 ajat (l). jang membebani hak milik jang bersangkutan selama sisa waktu hak opstal a tau hak erfpacht tersebut diatas, tetapi selama-Iamarija 20 tahun.

(5) D jika hak egiendom tersebut dalam ajat (5) pasal ini dibebani dengan hak opstal atau hak erfpacht, maka hubungan antara jang m em punjai hak eigendom tersebut dan pemegang hak-hak opstal atau hak erfpacht selandjutnja diselesaikan menurut pedoman jang dite­

tapkan oleh M enteri Agraria.

(6) H ak-hak hypotheek. servituut. vmchtgebruik dan hak-hak Iain jang mem bebani hak eigendom tetap membebani hak milik dan hak guna-bangunan tersebut dalam ajat (l) dan (5) pasal ini, scdang hak- hak tersebut m endjadi su a tu 'h ak menurut U ndang-undang ini.

Pasal II

(1) Hak-hak alas tanah jang memberi wewenang sebagaimana atau

mirip dengan hak jang dimaksud dalam pasal 20 ajat (l) seperti jan<?

disebut dengan nama sebagai dibawah, jang ada'pada mulai berlaki-

95

nja U ndang-undang ini, jail'll: hak agrarisch eigendom, mihk, andarbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa, pesini, granc u a

I a n d e r i je n b e z i t r e c h t , altijddurende erfpacht, hak-usaha atas bekas partikelir dan hak-hak Iain dengan nama apapun djuga jang a ditegaskan lebih Iandjut oleh Menleri Agraria, sedjak mulai berla<unja U n d a n g - u n d a n g ini mendjadi hak milik tersebut dalam pasal -0 aja (l), ketjuali djika jang mempunjainja tidak memenuhi sjarat se a . jang tersebut dalam pasal 21.

(2) Hak-hak tersebut dalam ajat (l) kepunjaan orang asing, warganegara jang disamping Eewarganegaraan Indonesianja mem punjai kewarganegaraan asing dan badan hukum jang tidak ditun j o le h Pem erintah sebagai jang dimaksud dalam pasal 21 ajat '•‘■J m endjadi hak guna-usaha atau hak guna-bangunan sesuai dengan perunfukkan tanahnja, sebagai jang akan ditegaskan lebih Iandjul oleh M enteri Agraria.

Pasal III

(1) Hak erfpacht untuk perusahaan kebun besar, jang ada pada

mulai berlakunja Undang-undang ini, sedjak saat tersebut mendjadi

hak guna-usaha tersebut dalam pasal 28 ajat (l) jang akan berlang­

sung selama sisa waktu hak erfpacht tersebut, teatpi selamu-Iamanja

20 tahun.

(2) Hak erfpacht untuk pertanian ketjil jang ada pada mulai ber-

Iakunja Undang-undang ini, sedjak saat terseBut hapus dan selandjut-

nja diselesaikan menurut ketentuan-ketentuan jnng diadakan oleh

Menteri Agraria.

Pasal IV

(1) Pem egang concessie dan sewa untuk perusahaan keb'un besar dalam djangka w aktu satu tahun sedjak m ulai berlakunja U ndang- u ndang ini harus m engadjukan perm intaan kepada M enteri A graria agar haknja d iubah m endjadi hak guna-usaha.

(2) Djika sesudah djangka waktu tersebut Iampau permintaan itu

tidak diacTfukan, maka concessie dan sewa jang bersangkutan "berlang-

96

sung terus selama sisa waktunja, tetapi paling lama lima tahun clan sesudah itu berachir dengan sendirinja.

(5) D jika pemegang concessie atau sewa m engadjukan permintaan termaksud dalam ajat (l) pasal ini tetapi tidak hersedia menerima sjarat-sjarat jang ditentukan oleh M enteri A graria, a taupun permin- taannja itu ditolak oleh M enteri Agraria, maka concessie atau sewa itu berlangsung terus selama sisa waktunja, tetapi paling lam a lima tahun dan sesudah ifu berachir dengan sendirinja.

' Pasal V

H ak opstal dari hak erfpacht untuk perumahan, jang ada pada mulai herlakunja Undang-undang ini, sedjak taa t tersebut m endjadi hak- guna-bangunan tersebut dalam pasal 35 ajat (l) jang berlangsung selama sisa w aktu hak opstal clan hak erfpacht tersebut, tetapi selama- lam anja 20 tahun.

Pasal VI

H ak-hak atas tanah jang memberi wewenang sebagaim ana atau roirip dengan hak jang dimaksud dalam pasal 41 ajat (l) seperti jang disebut dengan nama sebagai dibawah, jang ada pada m ulai berlaku­nja U ndang-undang ini, jaitu: hak vruchtgebruik, gebruik, grand controleur, bruikleen, ganggam bauntuik, nnggaduh, bengkok, Iungguh, pituw as. dan hak-hak Iain dengan nam a apapun djuga, jang akan di- tegaskan: lebih Iandjut oleh M enteri Agraria, sedjak mulai berlakunja U ndang -undang ini mendjadi hak pakai tersebut dalam pasal 41 ajat (1) jang memberi wewenang dan kewadjiban sebagaim ana jang di- Punjai oleh pemegang haknja pada mulai berlakunja U ndang-undang ini, s e p a n d j a n g tidak bertentangan dengan djiwa dan ketentuan-

ketentuan U ndang-undang ini.

' Pasal VII , ! ; V

(l) Hak gogolan, pekulen atau sanggan jang bersifat jtelap jang ada pad a m u l a i berlakunja U ndang-undang ini m endjadi hak milik

tersebut pada pasal 20 ajat (l)-

97

(2) H ak gogolan, pekulen atau sanggan jang tidak bersifat tetap mendjadi hak pakai tersebut pada pasal 41 ajat (l) jang memberi we w enang dan kewadjiban sebagai jang dipunjai oleh pemegang la nja pada mulai berlakunja undang-undang ini.

(5) D jika ada keragu-raguan apakah sesuatu hak gogolan. pekulen a tau sanggan bersifat tetap atau tidak tetap, maka M enteri A graria a jang memutuskan.

Pasal Vm

(1) Terhadap hak guna-bangunan tersebut pada pasal 1 a ja t (3) dan (4), pasal II ajat (2) dan pasal V berlaku ketentuan dalam pasa 36 ajat (2).

(2) Terhadap hak guna-usaha tersebut pada pasal II ajat (2), pasalIII ajat (1) dan (2) pasal IV ajat (l) berlaku ketentuan dalam pasal 50 ajat (2).

Pasal IX

H al-hal jang perlu untuk m enjelenggarakan ketentuan-ketentuan dalam pasal-pasal diatas diatur lebih Iandjut ofeh M enteri A graria .

' K e t i g a

Perubahan susunan pemerintahan desa untuk m enjelenggarakan perombakan hukum agraria menurut undang-undang ini ak an d ia tu r tersendiri.

K e e m p a t 1

A. Hak-hak dan wewenang-wewenang atas bum i dan a ir dari Sw apradja atau bekas-swapradja jang masiTi ad a p a d a w ak tu mulai berlakunja U ndang-undang ini hapus d an b era lih kepada Negara. 1

Hal-hal jang bersangkutan dengan keten tuan dalam h u ru f A a tas diatur lebih Iandjut dengan P era tu ran Pem erintah .

98

K e I i m a

Undang-undang ini dapat disebut Undang-undang Pokok Agraria

dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar supaja setiap orang dapat mengelahuinja. memerintalikan

pengundangan undang-undang ini dengan penempatan dalam

Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di D jakarta

pada tanggal 2 4 September 1960. Presiden Republik Indonesia.

S U K A R N O

D iu n d a n g k a n p a d a ta n g g a l 24 S ep tem b er 1960

S ek re ta ris N e g a ra ,

T A M Z IL

m e m o r i p e n d j e l a s a n

atas

RANTJANGAN U N D A N G - U N D A N G PO K O K

a g r a r ia

a . PenJ/c/asan Umum..

/. 7 W /tWl U n d a n g -u n d a n g Pokok Agraria.

r a £ S T e ™ eT W o n e s ia* iang susunan IceU u p anbumi, air Jan ^ onorn/annja . terutama masib bertjorak agraris.mempuniai fu T '" " 302 aSa> Se agai ^arunia Tulian Jang Malia Esa

* l’“ " * r pen ,,ns ™ i“fe

tan salah satu alat ' sekarang ini, jang sebarusnja merupa-

adil Jan makmur t e i X / T ^ 8 ' T f / membangun masjarakat jang kal Jjustru merunakm ’ ^abkan sebalilcnja, Ja!am banjak

Jiatas. Hal itu JispInW,PenS 3 at ^an Pac a tertjapainja tjita-tjila a'seoabkan terutama :

susun berdasarkln '^tu I - an8 bcrIaIcu se^arang ini sebagian ter-djadjahan, J an se ta a' T**” sondi-sendi dari pemerintahbertentangan Je n s L a*nn a a ^' c pengam bi olebnja, hinggamelaksanakan pemba Per,t*ngan rakjat J a n N egara J iJa lamrevolusi nasional s p u f 01131! Semesta dalam rangka m enjelesaikan eKarang in j;

»• Karena sebagai akibat Jitu bukum agraria tersebut ” lu^um Pem erintab J ja J ja h a nberlakunja Peraturan-peratu em^ Un*a* s^ a t dualisme, ja itu Jenganraturan-peraturan J ari J an • ^ bukum a j a t Jisam ping pe-m ana selain m enimbulkan Iff * asarkan atas bukum barat, balserba sulit, djuga tidak sesnlr mnS ar»tar-goIongan jang

c Karp t . , dengan ‘i ila-tiita persatuan B angsa ;c. Karena hagi rakjat asli bukum

m endjam in kepastian hukum a ^rana p e n jja j ja b a n itu tidak

100

Berhubung dengan itu maka perlu adanja hukum agraria bam jang

n asiona l, jang akan mengganti hukum jang berlaku sekarang ini, jang

tidak Iagi bersifat d u a lism e , jang sederhana dan jang m e n d ja m in k e p a s tia n h u k u m bagi seluruh rakjat Indonesia.

Hukum agraria jang baru itu harus memberi kemungkinan akan

tertjapainja funksi bumi, air dan ruang angkasa sebagai jang dimak-

sudkan diatas dan harus sesuai pula dengan kepentingan rakjat dan

Negara serta memenuhi keperluannja menurut permintaan zaman

dalam segala soal agraria. Lain dari itu hukum agraria nasional harus

mewudjudkan pendjelmaan dari pada azas kerochanian Negara dan

tjita-tjita Bangsa, jailu Ke Tuhanan Jang Maha Esa. Perikemanusia-

an, Kebangsaan, Kerakjalan dan Keadilan Sosfal serta chususnja

harus merupakan pelaksanaan dari pada ketentuan dalam pasal 53

Undang-undang Dasar dan Garis-garis besar dari pada haluati

Negara jang tertjantum didalam Manifesto Politik Republik Indonesia

tanggal 17 Agustus 1959 dan ditegaskan didalam Pidato Presider.

tanggal 17 Agustus 1960.

Berhubung dengan segala sesuatu itu maka hukum jang baru

tersebut sendi-sendi dan ketentuan-ketentuan pokoknja perlu disusun

didalam bentuk Undang-undang, jang akan merupakan dasar bagi

penjustinan peraturan-peraturan Iainnja.

Sungguhpun undang-undang itu formil tiada bedanja dengan

undang-undang Iainnja i—1 jaitu suatu peraturan jang dibuat oleh

Pemerintah dengan persetudjuan Devvan Penvakilan Rakjat — tetapi

mengingat akan sifatnja sebagai peraturan dasar bagi hukum agraria

jang baru, maka jang dimuat didalamnja hanjalah azas-azas serta

soal-soal dalam garis besarnja sadja dan oleh karenanja disebut Un-

dang-Undang Pokok Agraria.

Adapun pelaksanaannja akan diatur didalam berbagai undang-

undang, peraturan Pemerintah dan peraturan perundangan Iainnja.

Demikianlah maka pada pokoknja tudjuan Undang-undang Pokok

Agraria iaiah :

101

a. meletakkan dasar-dasar bagi penjusunan hukum agraria nasiona . jang akan m erupakan alat untuk membawakan kemakmuran, ke- bahagian dan keadilan bagi N egara dan rakjat, terutama r a k ja t

tani, dalam rangka masjarakat jang adil dan makmur :

b . m e l e t a k k a n dasar-dasar untuk mengadakan hesa luan dan k e s e d e r

h a n a a n dalam hukum pertanahan ;

c. m eletakkan dasar-dasar untuk memberikan hepasiian h u k u m mengenai hak-hak atas tanah bagi rakjat seluruhnja.

11. Dasar-dasar dari hukum agraria nasional.

(t) Pertam a-tam a dasar kenasionalan itu dilelakkan dalam pa*al 1 a ja t (l), jang menjatakan, bahw a : ..Seluruh w ilajah Indonesia ada a i kesatuan tanah air dari seluruh rakjat Indonesia, jang bersatu sebagai bangsa Indonesia” dan pasal 1 ajat (2) jang berbunji bahw a . ..Se­lu ruh bumi. air dan ruang angkasa, termasulc kekajaan alam jang terkandung didalam nja dalam w ilajah Republik Indonesin sebagai karun ia T dh an Jang M aha Esa, ada lah bum i, air dan runnfi angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekajaan nasionnl .

Ini berarti bahw a bumi. air dan ruang angkasa dalam w i l a j a h R e­publik Indonesia jang kemerdekaannja diperdjuangkan oleh bangsa sebagai keseluruhan, mendjadi hak pula dari bangsa Indonesia, djadi tidak sem ata-m ata mendjadi hak dari para pemilikn'ja sadja- Dem ikian pu la tanah-tanah didaerah-daerah dan pulau-pulau tidaklah semata- m ata m endjadi hak rakjat a s l i dari daerah a tau pulau jang bersang­ku tan sadja. D engan pengertian demikian maka hubungan bangsa Indonesia dengan bumi, air dan ruang angkasa Indonesia m e r u p a k a n

sem atjam hubungan hak ulajat jang diangkat pada tingkatan jang paling atas, ja itu pada tingkatan jang mengenai seluruh w ilajah N egara .

A d a p u n hub u n g an an tara bangsa d an bum i, a ir serta ruang angkasa Indonesia itu adalah h u b u n y m jang bersifat ahadi [pasal 1 a ja t (3)]. Ini berarti bahw a selama rakjat Indonesia jan g bersatu sebagai bangsa Indonesia m asih ada dan selam a bum i, a ir serta ruang angkasa Indonesia itu m asih ada pula, dalam k eadaan jan g bagai-

102

manapun tidak ada sesuatu kekuasaan jang akan dapat memutuskan

atau meniadakan hubungan tersebut. Dengan demikian maka biarpun

sekarang ini daerah Irian Barat, jang merupakan bagian dari bumi,

air dan ruang angkasa Indonesia berada dibawjah kekuasaan pendja-

djah, atas dasar ketentuan pasal ini bagian tersebut menurut hukum

tetap merupakan bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia djuga.

Adapun hubungan antara bangsa dan bumi, air serta ruang angkasa

tersebut diatas tidak berarti bahwa hak milik perseorangan atas

(sebagian dari) bnmi tidak dimungkinkan Iagi. Diatas telah

dikemukakan, bahwa hubungan itu adalah sematjam hubungan hak

ulajat, djadi bukan berarti hubungan milik. Dalam rangka hak ulajat

dikenal adanja hak milik perseorangan. Kiranja dapat ditegaskan

bahwa dalam hukum agraria jang baru dikenal pula hak milik jang

dapat dipunjai seseorang. baik sendiri maupun bersama-sama dengan

orang-orang Iain atas bag ian dari bumi Indonesia (pasal 4 jo pasal 20),

Dalam pada itu hanja permukaan humi sadja, jaitu jang dicebut tanah,

jang dapat dihaki oleh seseorang.

Selain hak milik sebagai hak turun-temurun, terkuat dan terpenuh

jang dapat dipunjai orang atas tanah, diadakan pula hak guna-usaha,

hak guna-bangunan, hak pakai, hak sewa, dan hak-hak Iainnja jang

akan ditetapkan dengan Undang-undang Iain (pasal 4 jo 16).

Bagaimana kedudukan hak-hak tersebut dalam hubungannia

dengan hak bangsa (dan Negara) itu akan diuraikan dalam nomor 2

dibawah.

(2) ,,Azas domein” j'ang dipergunakan sebagai dasar dari pada

perundang-undangan agraria jang berasal dari Pemerintah

djadjahan tidak dikenal dalam hukum agraria jang baru.

Azas domein adalah bertentangan dengan kesadaran hukum

rakjat Indonesia dan azas dari pada Negara jang merdeka dan

modern.

Berhubung dengan ini maka azas tersebut, jang dipertegas dalam

berbagai ..pertanjaan domein , jaitu misalnja dalam pasal 1 Agrarisoh

\

103

B eslu it (S.1870-118), S . 1875-119at S.1874-94f S 187" 4 cd itin g g a lk a n J a n ^ ^

UnS t ^ na8paP t lu n d a n g D a s a r tidak perlu d an tidaklah DUIa I ^ ^ U n d an g - b a n g sa Indonesia a tau p u n N e g ara berti I L P\ a tem patn^a ‘ ^ waA da lah leb ih tepat d jika N e g £ . e U ^ p e m i l ik tanah. se lu ru h rak ja t (bangsa) b ertin d ak selaku B- T 3p ISaSI e^Uasaan dari in ila h harus d ilih a t arti keten tuan d I ac a ” en 6uasa. D a ri sudul

takan . b ah w a „B um i, a ir d an m _ * * ? 2 ^ ( ,> - n j a -a lam jan g te rkandung d ida lam nja n I term asu^ kekajaankuasa i oleh N e g a ra” . S esuai dennan ° a l a n J a n g tertinggi di- p erk a taan ,,d ikuasai” dalam p as I ^ *r*an tersebu t d iatasak a n te tap i a d a la h pengertian j a * t U 90 berarti ,,dim iliki ,

gara, sebagai organisasi kekuasaa ^ ^ ' vew enan6 kepada N e-p a d a tin g k a tan jan g tertinggi : ° ^ a n ^sa Indonesia itu, un tuk

a. m en g atu r d an m enjelenggaralan ,d ia a n d a n pem eli h a ra a n n ja ; L iunlukan. p en g eu n aan . perse-

b. m enen tukan d an m enga tur hak h L- •dari) bum i, a ir d an ruang angkas C°Pal { ‘Punjai a tas (bagian

c. m enen tukan d an m engaturorang o rang d an P erb u a tan -p erb u ^11 ! 1'h u b u n g a n hukum an tara a ir d an ru a n g angkasa . 1ukum jan g m engenai bum i,

S egala sesua tu den g an tud juan • I, m akm uran rak ja t dalam rangka ■ ° ™en ^ a pai sebesar-besar k /nat.-,! o ,-7= rna^jarEikat jant* nrlil(pasal 2 ajat (2) dan (j)). ^Jara .at jang adil dan makmur

Adapun kekuasaan Negara jang J- bumi, air dan ruang angkasa, diarl; itu mengenai s e m u abumi, air dan ruang angkasa, djadi b k .SU itu mengenai s

orang m au p u n ja n g tidak. K ekuasaan ^ ^ o Ie f l____sudah dipunjai orang dengan sesuatiW^-J-t31 mengenai lanafl Jang

artinja sampai seberapa Negara memb L I taS* ° ,el1 lsi <Iari ^ itn- punjainja untuk menggunakan hakni* 6 Uas*an kepada jang mein-

^ m p a i d isitu lah b a ta s kekuasa-

1

an N egara tersebut. Aclapun isi hak-hak berikut pembatasan-pembatas annja dinjatakan dalam pasal 4 dan pasal-pasal berikutnja serta pasal-. pasal dalam Bab II.

K ekuasaan Negara atas tanah jang tidak dipunjai dengan sesuatu hak oleh seseorang atau pihak lainnja adalah lebih litas dan penuh. D engan berpedoman pada tudjuan jang disebutkan diatas Negara dapat memberikan tanah jang demikian itu kepada seseorang atau badan-hukum dengan sesuatu hak menurut peruntukan dan keper- Iuannja, m isalnja hak milik, hak guna-usaha, hak guna-bangunan atau hak pakai atau memberikannja dalam pengelolaan kepada sesu- atu B adan Penguasa (Departemen, D jaw atan atau D aerah S w atan­tra) un tuk dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnja masing-masing (pasal 2 a ja t (4)). Dalam pada itu kekuasaan N egara atas tanah- tanah inipun sedikit atau banjak dibatasi pula oleh hak ulajat dari kesatuan-kesatuan masjarakat hukum. sepandjang menurut kenjataan- nja hak ulajal itu masih ada, hal m ana akan diuraikan lebih Iandjut dalam nomor 3 dibawah ini.

(5) Bertalian dengan hubungan antara bangsa dan bumi serta air dan kekuasaan Negara sebagai jang disebut dalam pasal 1 dan 2 maka didalam pasal 5 diadakan ketentuan mengenai hak ulajat dari kesa­tuan-kesatuan m asjarakat hukum, jang dimaksud akan mendudukkan hak itu pada tem pat jang sewadjarnja didalam alam bernegara dewasa ini. P asa l 3 itu menentukan, bahw a : „Pelaksanaan hak u lajat danhak-hak jang serupa itu dari m asjarakat-masjarakat hukum adat. se­pand jang m enurut kenjafaarinja masih ada, harus sedemikian rupa hingga sesuai dengan kepenlingan nasional dan Negara, jang berda­sarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan' peraturan-peraturan Iain jang lebih tinggi".

K eten tuan ini pertma-tama berpangkal pada pongakuan adanja hak u la ja t itu dalam hukum-agraria jang baru. Sebagaim ana diketahui b iarpun m enurut kenjataannja hak ulajat itu ada dan berlaku serta d iperhatikan pula didalam keputusan-keputusan hakim, belum pernah hak tersebut diakui setjara resmi didalam U ndang-undang, dengan akibat bah w a didalam melaksanakan peraturan-peraturan agraria hak

105

u la ja t itu p ad a za m a n p en d jad jah an d u lu serin g kali d ia b a ik a n . B e r - h u b u n g d en g a n d iseb u tn ja bale u la ja t d idalam U n d a n g -u n d a n g P o k o k A graria , ja n g p a d a hakekatnja berarti p u la p en g a k u a n bak itu , m a k a p a d a d asarn ja h ak u la ja t itu akan d ip erh atik an , se p a n d ja n g Iiak te r se ­b u t m en urut ken jataann ja m em an g m a sih a d a p a d a m asjarak at h u k u m ja n g b ersan gk u tan . M isa ln ja d id a la m p em b erian se su a tu h a k atas ta n a h (um pam anja hak g u n a -u sa h a m asjarakat h u k u m ja n g b e r s a n g ­kutan seb elu m n ja akan d id en g a r p en d a p a tn ja d a n ak an d iberi , ,r e c o g - n itie , ja n g m em ang ia berh ak m en erim an ja se la k u p e m e g a n g haK u la ja t itu .

T e t a p i seb a lik n ja tid a k la h d ap at d ib en ark an , d jik a b erd asark an h ak u lajat itu m asjarakat h uk um tersebut m e n g h a la n g -h a la n g i p e m b e r ia n hak g u n a -u sa h a itu , sed a n g k a n p em b erian h a k terseb u t d id a e r a h itu su n ggu h p erlu u n tu k k ep en tin g a n ja n g le b ih Iu as. D e m ik ia n p u la t i­daklah d a p a t d ib en ark an d jik a se su a tu m asjarak at h u k u m b erd a sa r k a n hak u la ja tn ja , m isa ln ja m en o lak b eg itu sa d ja d ib u k a n ja h u ta n se tja ra b esar-b esaran d a n teratur u n tu k m ela k sa n a k a n projek-projek j a n g b e sa r d alam ran gk a p e l a k s a n a a n ren tjan a m e n a m b a h h a s il b a h a n m a k a n a n d an p em in d a h a n p e n d u d u k . P e n g a la m a n m en u n d ju k k a n p u la , b a h w a p em b a n g u n a n d aerah -d aerah itu sen d ir i ser in g k a li terh a m b a t k a ren a m en d a p a t k esu karan m en g en a i h ak u la ja t . In ila h ja n e m er u p a k a n p a n g k a l p ik iran k ed u a dari p a d a k eten tu a n d ari p a sa l 3 te r se b u t d i ­atas. K e p e n t i n g a n se su a tu m asjarakat h u k u m h aru s tu n d u k p a d a k e ­p e n tin g a n n a s io n a l d a n N e g a r a ja n g le b ih Iuas dan h ak u la ja tn ja pun

p ela k sa n a a n n ja h aru s se su a i dengan kopentingfin jqnfi Ibbill Iu a s itu , T i d a k l a h d a p a t d ib en ark an , djika d id a la m alam b e m e g a r a d e w a s a ni se su a tu m asjarakat hukum . m a sih m em p ertah an k an is i d a n p e l a k -

hak u la ja in ja setjara mull a k , s e ak an -ak an ia ter lep a s d a r i p a d a

u ^ gan n ja d en g a n m asjarakat-m asjarak at h u k u m d a n d a e r a h -

an” I Ia innja c[ic[aIam lin g k u n g a n N eg ara se b a g a i k e sa tu a n . S ik a P dTl8 ^ian terang b erten tan gan d e n g a n azas p okok ja n g ter tja n tu ro

h a m lT ^ ^ a n ^ a ^alT1 P r a k t e k n j a p u n akan m e m b a w a a k ib a t ter-sejUr J j |n| a u sa h a -u sa h a b esar u n tu k m en tja p a i k em a k m u ra n R a k ja t

106

T e ta p i se b a g a im a n a te lah d jelas dari u ra ia n diatas. ini tidak herarti, b a h w a k e p e n tin g a n m asja rak a t hukuiii ja n g bersangkutan tidak akan d ip e rh a t ik a n sam a sekali.

(4) D a s a r ja n g keem pat d iletakkan d a lam p asa l 6 , ja itu bahw a : ..Semua h a k a ta s ta n a h m em punjai funksi sosia l” .

In i b e ra r li . b a h w a hak a tas tan ah npapun jan g ad a p ad a seseorang. t id a k la h d a p a t d ib en ark an , b ah w a tanahn ja itu akan dipergunakan (a ta u tid a k d ip erg u n ak an ) sem ata-m ata untuk kepentingan pribaclinja, a p a la g i k a la u hal itu m enim bulkan kerugian bagi m asjarakat. Peng- Cunaan ta n a h harus d isesuaikan d e rg an keadaannja d an sifat dari p a d a h a k n ja , h ingga berm anfaa t baik bagi kesedjahteraan d an keba- h a g ia a n ja n g m em pun jain ja m atipun berm anfaat pu la bag i m asjara­k a t d a n N e g a ra .

Tetapi d a la m p ad a itu keten tuan tersebut tidak berarti b ah w a ke­p e n tin g a n p erseo rangan akan terdesak sam a sekali oleh k e p e n t i n g a n

u m u m (m asja rak a t). U n d an g -u n d an g P»kek Agraria m em perhatikan p u la k ep en tin g an -k ep en tin g an perseorangan.

K e p e n tin g a n m asjarak a t d an kepentingan perseorangan haruslah s a lin g m en g im b an g i. h ingga p ad a ach im ja akan te rtjapa ilah tud juan p o k o k : kem akm uran , kead ilan dan kebahagiaan bagi rak ja t selu­ru h n ja (p a sa l 2 a ja t (3 )).

B e rh u b u n g d en g a n funksi sosialnja, m aka ad a lah su a tu hal jang s e w a d ja rn ja b a h w a ta n a h itu harus d ipelihara baik-baik, agar bertam - b a h k e s u b u ra n n ja serta d itjegah kerusakannja. K ew adjiban meme 1- h a ra ta n a h in i tid ak sad ja d ibebankan kepada pem iliknja a tau Pe™e g a n g h a k n ja ja n g bersangkutan , m elainkan m endjadi beban pu la ari s e tia p o ra n g . b ad an -h u k u m a tau instansi jan g m em punjai su a tu iu n g a n h u k u m d en g a n ta n a h itu (pasal 15). D alam m e l a k s a n a k a n keten tu a n in i a k a n d ip erh a tik an kepentingan fihak jan g e k o n o m i s lem a

(5 ) S e su a i d en g an azas kebangsaan tersebut dalam pasal 1 m aka m e n u r u t p asa l 9 jo pasa l 21 a ja t (l) han ja w arganegara In d o n e s ia sa

107

d ja jan g d a p a t m em punjai hak milik atas tanali. H ak milik tidak d a ­p a t d ip u n ja i o leh orang asing dan pem indahan hak milik kepada orang asing d ila ran g (pasal 26 ajat (2)). O rang-orang asing dap a t mem punjai ta n a h d en g a n hak pakai jang Iuasnja terbatas. D em ikian djuga pada d asa rn ja b ad an -b ad an hukum tidak dapa t m em punjai hak milik (p asa l 21 a ia t (2)). A dapun pertim bangan un tuk (pada dasarnja) mela- rang b ad a n -b ad a n hukum m em punjai hak m ilik alas tanah , iaiah ka- ren a b ad an -b ad an hukum tidak perlu m em punjai hak milik tetapi tjukup hak-hak Iainnja, asal sad ja ada d jam inan-d jam inan jang tjukup bag i keperluan-keperluannja jang chusus (hak guna-usaha, hak guna- b an g u n an , hak pakai m enurut pasal 28, 55 dan 41). D engan dem ikian m aka dap a t d iljegah usaha-usaha jang berm aksud m enghindari keten­tuan -ke ten tuan m engenai batas maksim'um Iuas tan ah jan g dipunjai dengan hak m ilik (pasal 17).

M eskipun pada dasarnja b adan-badan hukum tidak d ap a t m em pu­n jai hak milik atas tanah , tetapi m engingat akan keperluan m asjarakat jang sangat erat hubungannja dengan faham keagam aan, sosial dan h u b u n g an perekonomian, m aka d iad ak an lah su a tu , , e s c a p e - c l a u s e

jang m em ungkinkan b adan-badan hukum terten tu m em punjai hak milik. D engan adan ja ..escape-clause” in i m aka tju k u p lah n an ti bilo ad a keperluan akan hak milik bagi sesuatu a tau sesuatu m aljam b adan hukum diberikan dispensasi oleh Pem erintah, dengan d ja lan m enun- d juk b ad a n hukum tersebut sebagai b ad an -b ad an hukum jang dapal m em punjai hak milik atas tan ah [pasal 21 a ja t (2)]. B ad an -b ad an hukum jan g bergerak dalam Iapangan sosial d an keagam aan ditundjuk d a lam pasa l 49 sebagai b ad an -b ad an jan g d ap a t m em punjai hak milik a tas tan ah , te tap i sepandjang tan ah n ja d iperlukan un tuk u sah an ja dalam b id an g sosial dan keagam aan ilu. D a lam h al-h a l jan g tidak lan g su n g berhu b u n g an dengan b idang itu m ereka d ianggap sebagai b a d a n hukum b iasa.

(6) K em udian dalam hubun g an n ja pu la dengan azas kebangsaan tersebu t d ia tas d iten tukan dalam pasal 9 a ja t (2), b ah w a: ,,T iap-tiap w arg an eg ara Indonesia baik Iaki-Iaki m aupun w an ita m em punjai kesem patan jan g sam a u n tu k m em peroleh sesuatu hak atas ta n a h serta

108

untuk m endapat m anfaat dan hasilnja, baik bagi diri sendiri m aupun keluarganja” .

D alam pada itu perlu diadakan perlindungan bagi golongan w arga­negara jang Iemah terhadap sesama w arganegara jang kuat kedudukan ekonominja. M aka didalam pasal 26 a ja t (l) ditentukan, bahw a: ..D jual beli, penukaran, penghibahan, pem berian dengan w asiat dan perbuatan-perbuatan Iain jang dim aksudkan un tuk m em indahkan hak milik serta pengawasannja d ia tu r dengan P era tu ran Pem erin tah” . K etentuan inilah jang akan m erupakan alat untuk m elindungi golo- ngan-golongan jang Iemah jang dim aksudkan itu.

D alam hubungan itu dapat ditundjuk pula pada ketentuan-ketentuan jang dim uat dalam pasal 11 a ja t (l), jang bermaksud m entjegah terd jad in ja penguasaan atas kehidupan dan pekerdjaan orang Iain jang m elam paui batas dalam bidang-bidang usaha agraria, hal m ana

> berten tangan dengan azas keadilan sosial jang berperikem anusiaan. Segala u saha bersama dalam lapangan agraria harus didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka kepentingan n asion a l (pasal 12 cijal (1)) dan Pem erintah berkew adjiban untuk m en tjegah adanja organisasi dan u s a h a - u s a h a perseorangan dalam lapangan agraria jang bersifat monopoli swasta (pasal 13 ajat (2)).

B ukan sadja usaha swasta, tetapi djuga usaha-usaha Pem erintah jang bersifat monopoli harus ditjegah djangan sam pai m erugikan rakjat banjak. O leh karena itu usaha-usaha Pem erintah jan g bersifat m onopoli han ja dapat diselenggarakan dengan undang-undang (pasal -

13 a ja t (3)).

(7) D alam pasal 10 ajat (l) dan (2) dirum uskan suatu azas jang pad a dew asa ini sedang m e n d j a d i dasar dari pada perubahan-peruba- han dalam struktur pertahanan ham pir diseluruh dunia, jaitu d inegara-negara jang telah /sedang m enjelenggarakan apa jang disebut Jan d re fo rm ” a tau ..agrarian reform” jaitu, bahw a ..T anah pertanian harus dikerdjakan atau diusahakan setjara aktip oleh pem iliknja

sendiri” .

109

A g ar supaja sem bojan ini d ap a t d iw udjudkan perlu diadakan keten tuan -keten tuan Iainnja. M isaln ja perlu ada ketentuan tentang b a ta s m inim um Iuas tanah jang harus dimiliki oleh orang lam , supaja ia m endapat penghasilan jang tjukup untuk hidup lajak bagi diri sendiri d an keluarganja (pasal 13 jo pasal 17). P u la perlu ada keten­tu a n m engenai batas maksimum Iuas tan ah jang boleh dipunjai den g an hak milik (pasal 17), agar ditjegah terlum pukn'ja tan ah ditangan golongan-golongan jang tertentu sadja. D a lam hubungan ini pasal 7 m em uat suatu azas jang penting, ja itu bahw a pem iliknja d an pengua- saan tan ah jang m elam paui batas tidak diperkenankan, karena hal jang dem ikian itu adalah m erugikan kepentingan um um . A chirn ja ketentu­an itu perlu. dibarcngi pu la dengan pem berian kredit, b ib it dan b an tu an -b an tu an Iainnja dengan sjarat-sjarat jang ringan, sehingga pem iliknja tidak akan terpaksa bekerdja dalam Iapangan lain , dengan m enjerahkan penguasaan tanahn ja kepada orang lain .

Dalam pada itu mengingat akan susunan masjarakat pertanian

kita sebagai sekarang ini kiranja sementara waktu jang akan datang

masih perlu dibuka kemungkinan adanja penggunaan tanali pertanian

oleh orang-orang jang bukan pemiliknja, misalnja setjara sewa, be'rbagi

hasil, gadai dan lain sebagainja. Tetapi segala sesuatu harus diseleng-

garakan menurut ketentuan-ketentuan undang-undang dan peraturan-

peraturan Iainnja, jaitu untuk mentjegah hubungan-hubungan hukum

jang bersifat penindasan silemah oleh si- kuat (pasal 24, 41 dan 53). Begitulah misalnja pemakaian tanah atas dasar sewa, perdjandjian

bagi-hasil, gadai dan sebagainja itu tidak boleh diserahkan pada

persetudjuan pihak-pihak jang berkepentingan sendiri atas dasar Free-

fight”, akan tetapi penguasa akan memberi ketentuan-ketentuan

tentang tjara dan sjarat-sjaratnja, agar dapat memenuhi pertimbangan

keadilan dan ditjegah tjara-tjara pemerasan ("exploitation de I hommt

par I’homme”). Sebagai misal dapat dikemukakan keten tuan-keten tuai didalam Undang-undang No. 2 tahun 1960 tentang ..Perdjandjiai

Bagi Hasil” (L.N. 1960-2).

K eten tuan pasal 10 a ja t (l) tersebut ad a la h su a tu azas, jan g pela l san a an n ja m asih m em erlukan pengaturan leb ih Ian d ju t (a ja t (2)

110

Dalam keadaan susunan masjarakat kita sebagai sekarang ini maka

peraturan pelaksanaan itu nanti kiranja masih perlu membuka kemung­

kinan diadakannja dispensasi. Mitsalnja seorang pegawai-negeri jang

untuk persediaan hari-tuanja mempunjai tanah satu dua hektar dan

berhubung dengan pekerdjaannja tidak mungkin dapat mengusaha-

kannja sendiri kiranja harus dimungkinkan untuk terus memiliki tanah

tersebut. Selama itu tanahnja boleh diserahkan kepada orang Iain

untuk diusahakan dengan perdjandjian sewa, bagi-hasil dan Iain

sebagainja. Tetapi setelah ia tidak bekerdja lagi, mitsalnja setelah

pensiun, tanah itu harus diusahakannja sendiri setjara aktip (ajat (3)).

(8) Achimja untuk mentjapai apa jang mendjadi tjita-tjita bangsa

dan Negara tersebut diatas dalam bidang agraria, perlu adanja suatu

rentjana (,,planning ) mengenai peruntukan, penggunaan dan perse­

diaan bumi, air dan ruang angkasa untuk pelbagai kepentingan hidup

rakjat dan Negara: Rentjana Umum ("National planning") jang

meliputi seluruh wilajah Indonesia, jang kemudian diperintji mendjadi

rentjana-rentjana chusus ( regional planning”) dari tiap-tiap daerah

(pasal 14). Dengan adanja planning itu maka penggunaan tanah

dapat dilakukan setjara terpimpin dan teratur hingga dapat membawa

manfaat jang sebesar-besarnja bagi Negara dan rakjat.

III. D a sa r -d a s a r u n tu k m en g a d a k a n ke sa tu a n d a n ke se d erh a n a a n

h u k u m .

Dasar-dasar untuk mentjapai tudjuan tersebut nampak djelas

didalam ketentuan-ketentuan jang dimuat dalam Bab II.

(l) Sebagaimana telah diterangkan diatas hukum agraria sekarang

ini mempunjai sifat ..dualisme” dan mengadakan perbedaan antara

hak-hak tanah menurut hukuin-adat dan hak-hak tanah menurut

hukum-barat, jang berpokok pada ketentuan-ketentuan dalam Buku II

Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia. Undang-undang

Pokok Agraria bermaksud menghilangkan dualisme itu dan setjarn

sndar hendak mengadakan k e sa iu a n h u k u m , sesuai dengan keinginan

lakjat sebagai bangsa jang satu dan sesuai pula dengan kepentingan

perekonomian.

I l l

, . D en g an sendirinja hukum agraria baru ilu harus seslia j n J 0 . kesadaran hukum dari pada rakjat banjak. O leh karena ra -j ^pesia sebagian terbesar tunduk pada hukum adat. ma a i u u a „

jang b a ru tersebut akan didasarkan pula pada keten itan ^hukum-adat itu. sebagai hukum jang asli. jang c W m P ^ r r « ^

disesuaikan dengan kepentingan m asjarakat c.alam egara m odern d an dalam hubungannja dengan dun ia in ternasiona . disesuaikan dengan sosialisme Indonesia. S e b a g a i m a n a >m a m aka hukum -ada t dalam pertum buhannja tidak terlepas Pu a pengaruh politik dan masjarakat kolonial jang kapitalistis an rakat swapradja jang feodal.

(2) D idalam menjelenggarakan kesatuan hukum itu ^ n j an ja undang Pokok Agraria tidak menutup m ata t e r h a d a p m asih a ^perbedaan dalam keadaan masjarakat dan keperluan hukum ^golongan-golongan rakjat. Berhubung dengan itu d iten tukan a pasal 11 ajat (2), bahwa: ..Perbedaan dalam keadaan m asjarakat ^ keperluan hukum golongan rakjat dimana perlu dan tidak bertentan 9 dengan kepentingan nasional diperhatikan” . Jang dim aksud deng perbedaan jang didasarkan atas golongan rakjat m itsaln ja perbe a dalam keperluan hukum rakjat kota dari rakjat perdesaan, p u la ra ] jang ekonominja kuat dan rakjat jang Iemah ekonom inja. M a k a tentukan dalam ajat (2) tersebut selandjutnja, b ah w a d id jam perlindungan terhadap kepentingan golongan jang ekonomis Iem a

(3) D engan hapusnja perbedaan antara hukum -adat d a n h u k u ,Tl barat dalam bidang hukum agraria. m aka m aksud u n tu k m en tjap 31 kesederhanaan hukum pada hakekainja akan terselenggarakan Pu a '

Sebagai jang telah diterangkan diatas, selain hak milik seb ag a i h a'v turun-tem urun. terkuat dan terpenuh jang dapat d ipun jai o ran g a ta 9 tanah , hukum agraria jang baru pada pokoknja m engenai h ak -h a a las tan ah m enurut hukum adat sebagai jang disebut dalam p asa l Qj®t (l) huruf d sampai dengan g. A dapun untuk m em enuhi keper" Iuan jang telah terasa dalam m asjarakat kita sekarang d ia d a k a n - bak baru, ja itu hak guna-usaha (guna perusahaan p ertan ian ,,' Pef*

ik an an d a n p erte rnakan) d a n hak g u n a -b a n g u n a n (g u n a m en d irik an ' m em p u n ja i b an g u n a n d ia ta s ta n a b o ra n g Iain) (pasal 16 a ja t ( l ) h u ru r b d a n c).

A d a p u n h ak -hak ja n g a d a p a d a m u la i b e r la k u n ja U n d a n g -u n d a n * m i sem u an ja ak an dikonversi m en d jad i s a la h s a tu h ak jan g b a ru m en u ru t U n d a n g -u n d a n g P okok A g ra ria .

IV . D a s a r -d a s a r u n t u k m e n g a d a k a n k e p a s t i a n h u k u m .

U s a h a ja n g m en u d ju k ea rah k ep a s tia n h ak a ta s ta n a h te rn ja ta d ari k e te n tu a n d ari p asa l-p asa l ja n g m en g a tu r p e n d a f ta ra n ta n a h . P a s a l 25. 52 d a n 58, d itu d ju k an k ep ad a p a ra pem egang h ak ja n g bersanr*- h u ta n , d en g a n m aksud ag a r m ereka m em peroleh k ep a s tia n te n ta n g h a k n ja itu . S ed an g k an p asa l 19 d itu d ju k a n k e p a d a P e m e rin ta h seb a g a i s u a tu instrufcsi. ag a r d ise lu ru h w ila ja h In d o n esia d ia d a k a n p e n d a f ta ra n ta n a h ja n g bersifa t ..rech ts-k ad aste r" , a r tin ja ja n « ber- tu d ju a n m en d jam in k ep astian h'utkxim.

A d a p u n p e n d a fta ra n itu ak an d ise len g g a rak an d e n g a n m en g in g a i p a d a k ep e n tin g a n serta k ea d aan N e g a ra d a n m as ja ra k a t. k ep e rlu an Ia lu -I in ta s sosial ekonom i d a n k em u n g k in an -k em u n g k in a n n ja d a la m b id a n g person il d a n p e ra la tan n ja . O le h k a ren a itu m ak a a k a n d id a - h u lu k a n p en je le n g g a ra an n ja d ik o ta-k o ta u n tu k Ia m b a t-Iau n m en in « k a t p a d a k a d a s te r ja n g m elip u ti se lu ru h w ila ja h N e g a ra .

S e su a i d e n g a n lu d ju a n n ja ja i tu ak a n m em berikan k ep a s tia n h ukum m ak a p e n d a f ta ra n itu d iw a d jib k a n b ag i p a ra p em eg an g hale ja n g b e rsa n g k u ta n . D jik a tid ak d iw ad jib k an m ak a d ia d a k a n n ja p e n d a f ta ra n ta n a h , ja n g te ra n g ak an m em erlukan b a n jak ten ag a , a ia t d a n b ia ja itu . tidalc a k a n a d a a r tin ja sam a sekali.

B . P e n d j e la s a n p a s a l d e m i p a s a l :

P a s a l 1S u d a h d id je la sk a n d a la m P e n d je la sa n U m u m (II a n g k a l) . D a la m

U n d a n g -u n d a n g P o k o k A g ra r ia d iaidakan p e rb e d a a n a n ta ra p en g e rtia n ..b u m i” d a n ,,t a n a h ” , seb a g a i ja n g d iru m u sk a n d a la m p a sa l 1 a ja t (5)

115

dan pasal 4 ajat(l). Jang dimaksud dengan „tanah” iaiah permukaao bumi.

Perluasan pengertian „bumi” dan ,,air” dengan ruang angkasa ada­

lah bersangkutan dengan kemadjuan tehnik devvasa ini dan

kemungkinan-kemungkinannja dalam waktu-waktu jang akan datang-

Pasal 2

S udah diuraikan dalam Pendjelasan Umum (II angka 2).

Ketentuan dalam ajat (4) adalah bersangkutan dengan azas otonomidan medebewind dalam penjelenggaraan pemerintahan daerah. Soal

agraria m enurut sifatnja dan pada azasnja merupakan tugas Pem e-rin tah P usat (pasal 33 ajat (3) Undang-undang Dasar). D engandemikian maka pelimpahan w ew enang untuk mefafcsanakan Hakpenguasaan dari Negara atas tanah itu adalah merupakan m e d e b e w i n d .

S eg a a sesuatunja akan diselenggorakan m enurut keperluannja dan

su a tCntu t 'd a k boleh bertentangan dengan kepentingan

ew enang dalam bidang agraria dapat m erupakan sum ber keuangan bagi daerah itu .

\

Pasal 3

ia iah ^ maksud dengan „hak u lajat dan bak-hak jan g serupa itu l i ° PLa ~,a ^8 . j “ lam P'n>uslakaan hukum actat disebut ..besehik-

8 ht • an< iutnja IH „ Pendjelasan Umum fll an8la 3).

Pasal 4

S udah didjelaskan dalam Pendjelasan Um um (II angka l).

Pasal 5

Penegasan, bahw a hukum adat didjadikan dasar dari hukum

a Z i T i r 8 Selandjutnja lihat Pendjelasan U m um (HI

P asal 6

T idak h an ja hak m ilik tetapi semua hak atas tan ah m em punjai

114

funksi sosial. Hal ini telah diuraikan dalam Pendjelasan Umum (II

angka 4).

Pasal 7

Azas jang menegaskan dilarangnja „groot-grondbezit” sehagai jang

telah diuraikan dalam Pendjelasan Umum (II angka 7). Soal pemba-

tasan itu diatur lebih Iandjut dalam pasal 17. Terhadap azas ini tidak

ada pengetjuialiannja.

P asa l, 8

K arena m enurut ketentuan dalam pasal 4 ajat (2) hak-hak atas tan ah itu han ja memberi hak atas perm ukaan bum i sadja, m aka w ew enang- wew enang jang bersumber dari padan ja tidaklah m engenai kekajaan- kekajaan alam jang terkandung didalam tubuh bum i, a ir d an ruang angkasa. O leh karena itu maka pengam bilan kekajaan jang dim aksud­kan itu m e m e r l u k a n pengaturan tersendiri. K etentuan ini m erupakan pangkal bagi perundang-undangan pertam bangan dan lain-lainnja.

Pasal 9

A ja t (1) telah didjelaskan dalam Pendjelasan U m um (II angka 5). K etentuan dalam ajat (2) adalah akibat dari pada ketentuan dalam

pasal 1 ajat (l) dan (2). I

Pasal 10

S u d ah didjelaskan d i d a l a m Pendjelasan U m um (II angka 7). K ata- k a ta p ad a azasnja" m enundjuk pada kem ungkinan d iadakannja pe- ngetjualian-pengetjualian sebagai jang disebutkan sebagai m itsat d idalam Pendjelasan U m um itu. T etap i pengetjualian-pengetjualian itu perlu d iatur didalam peraturan perundangan (Bandm gkan

pendjelasan pasal 7).

P en g g u n aan tan ah milik oleh bukan pem iliknja m asih dim ungkin-

kan oleh pasal 24. tetapi d ibatasi dan akan diatur.

Pasal 11

P asal ini memuat prinsip perIlW ungan kepada golongan jang ekonomis lem ah terhadap jang kuat. Golongan jang ekonomis Iemah itu isa warganegara ash maupun keturunan asing. Demikian pula sehahknja. L ihat Pendjelasan Umum (III angka 2),

Pasal 12* ai>cU

d a l a m D a s a f V '^ ^ r , k e r s a » g ltu ta n d e n g a n k e t e n t u a n k e te n t u a nd a l a m p a s a l U a ,a t < „ . B e n U ,fc ^ , ,

S u a t u , ,u s a h a l e r s a m V , , , " k m u n e k i n a n d i a d a k a n n ,a

a g r a r ia . J a „ 8 d im a l .s u d J e „ ™ ^ “ S w a s t a d a l a m b i d a n g

d a e r a h . p e n g u s a h a s w a s t a ia n 0 h p e m e r in t a h’ ’d o m e s t ic - c a p i t a l ' ’ i i n « o e r m o d a l n a s i o n a l a t a u s w a s t a d e n g a n

1 J a n & P r o g r e s ip .

Pasal 13

(II angka 6). ^ 'djelaskan dalam Pendjelasan Um um

tidilan sosial iana -i adalah pelaksanaan dari pada azas ke-' b e ' F ' ” l< ™ » » « s i a a „ d a la m b i d a n g a g r a r ia .Jang agraria.

Pasal 14

P asa l ini mengatur soa| Perenf; penggunaan Jbumi, air J a n naan Persecliaan, peruntukan clanm ukakan dalam pendjelasaJ Uang ang^asa sehagai jan g telah dike- tjorak perekonomian JVegara d 'T *1111 ^ an &ka 8). M engingat akan pertam hangan akan mem pun-ai ^ ■ industri danperen tjanaan untuk pertanian Pere^ lan Jan g penting, m aka disam ping industri dan pertam hangan (afaT Jn ',PerllatiIcan’ Pu ,a keperluan un tuk tidak sadja herm aksud m enjediik * i ^ ^ ' P erenti an aan itu perikanan, industri dan p e rta m h r" 308 pertan ian’ Peternakan.m em adjukannia. Pengesahan D " T " ’ ***??* dituc,juI{an untuIc

peraturan Pem erintah D aerah harus

i ‘,6

dilakukan dalam rangka rentjana umum jang d ibuat oleh Pem erintah P usat clan sesuai dengan kebidjaksanaan Pusat.

Pasal 15

S udah didjelaskan dalam Pendjelasan U m um (II angka 4). T anah w adjib dipelihara dengan baik, jaitu dipelihara m enurut tjara-tjara jang lazim dikerdjakan didaerah jang bersangkutan, sesuai dengan petundjuk-petundjuk dari D jaw atan-djaw atan jang bersangkutan.

Pasal 16

P asal ini adalah pelaksanaan dari pacla ketentuan dalam pasal 4,. Sesuai dengan azas jane diletakkan dalam pasal 5 , bahw a hukum pertanahan jang Nasional didasarkan atas hukum adat, maka penentuan hak-hak atas tanah dan air dalam pasal ini didasarkan

I pu la atas sistimatik dari hukum adat. D alam pada itu halt guna-usaha dan hak guna-bangunan diadakan untuk memenuhi keperluan m a­sjarakat modern dewasa ini. Perlu kiranja ditegaskan, bahw a hak guna usaha bukan hak erfpacht dari K ilab U ndang-U ndang Hukum P erda ta . H ak guna-bangunan bukan hak opstal. Lembaga erfpacht dan opstal ditiadakan dengan ditjabutnja ketentuan-ketentuan dalam Buku ke II K itab U ndang-U ndang Hukum Perdata.

D alam pada itu hak-hak adat jang sifatnja bertentangan dengan ketentuan-ketenhxan U ndang-U ndang ini (pasal 7 dan 10) tetapi berhubung dengan keadaan masjarakat sekarang ini belum dapat di- hapuskan diberi sifat sementara dan akan diatur (ajat (l) huruf h jo pasal 55).

Pasal 17

K etentuan pasal ini merupakan pelaksanaan dari apa jang ditentu­kan dalam pasal 7. Penetapan batas Iuas maksimum akan dilakukan d idalam w aktu jang singkat dengan peraturan perundangan. Tanah- tan ah jan g m erupakan kelebihan dari batas maksimum itu tidak akan disita, tetapi akan diambil oleh Pem erintah dengan ganti-kerugian. T an ah -tan ah tersebut selandjutnja akan dibagi-bagikan kepada rakjat jang m em butuhkannja. G an ti kerugian kepada bekas pemilik tersebut

117

t s t " : s i 7 L t r ° ‘l t a 8 i“untuk m em bajar harga tanab f * " ^ “ “““Toleh Pem erintah akan disediak I i J “r S,'ngItat- m para bekas pemilik tidak t e ^ T l “ ^ h a -u sah a Iain supajajan g dimaksudkan itu. menunggu uang ganti-kerugiar,

jan g m em PumnaH ataahSk r n,mT -tidal£lal1 baWa orang-orangtanahnja . Penetapan h ^ ^ ltu aIcan dipaksa untuk melepaskanuntuk mentieffah n LI” ,IjI”lurn itu pertam a-tam a dimaksudkan( a n d j u , ' * 1 ( . .v e r s p l in t e r in g ’ ’) t a n a h le b i l .

Disam ping itu akan diadakan I r pem bukaan tanah besar-b usa,‘a-usaha misalnja : transmigrasi, supaja batas minimum ters h ^ T ^ Uar ^ ja w a dan industrialisasi.

Jang dimaksud dengan fc\ apa\ f ^ aPa* setjara berangsur-angsnr. anaknja jang belum kawi J Sua^n^• isteri serta an a^‘djum lahnja herkisar sekita” 7 ^ men^ ac i tan 8gungannja dan jang dapat mendjadi kepala kelu ° rang' Baik Iaki-Iaki m aupun w anita

P a J P asal 18

atas tanah. Pentjabutan ra^ at mengenai hak-haknjasjarat-sjarat, misalnja ham® J- ,mung^lnkan, tetapi diikat dengan

. l a j a k h i™ d is e r t a l p e m b e r ia n g a n t l . f e e r u s ia n j o n g

Pasal 19^endaftaran tanah ini ak

sederhana dan m udah dimeno f- ^ Cnggarakan dengan tjara jan gbersangkutan (L ihat PendieK 61 V t” *® didja ,a n tan oleh rak ja t jan g

'■ajelasan Um um IV).

D / j PaSaI 20

m em bedakannja dengan hak t, I pQda hak m ilik jan g..terkuat J a n t e r p e n u h " - ^ ! d ^ ^ m i,ik adaIa*> ^ i a « 8

P at d iP ^ i o ra n g a fas ta n a h . p em .f t Q

berian sifat ini tidak berarti. bahw a hak itu merupakan hak jang ,,mutlak, tak terbatas dan tidak dapat diganggu-gugat" sebagai hak eigendom menurut pengertiannja jang asli dulu. S ifat jang demikian akan terang bertentangan dengan sifat hukum -adat dan funksi sosial dari tiap-tiap hak. Kata-kata ..terkuat dan terpenuh” ihi bermaksud untuk membedakannja dengan hak guna-usaha. hak guna-bangunan, hak pakai dan Iain-Iainnja, jaitu untuk m enundjukkan, bahw a di- Qntara hak-hak atas tanah jang dapat dipunjai orang hak miliklah jang „ter” (artinja : paling)-kuat dan terpenuh.

IPasal 21

A ja t (l) dan (2) sudah diuaraikan dalam Pendjelasan Um um (II angka 5).

D alam ajat (5) hanja disebut 2 tjara memperoleh hak milik karena Iain-lain tjara dilarang oleh pasal 26 ajat (2). A dapun tjara-tjara jang disebut dalam ajat ini adalah tjara-tjara memperoleh hak 'tanpa me- lakukan sesuatu tindakan positip jang sengadja ditudjukan pada terdjadinja peralihan hak itu.

S u d ah selajaknjalah kiranja bahwa selama orang-orang w argane­gara m em biarkan diri disamping kewarganegaraan Indonesianja m em punjai kewarganegaraan Negara Iain, dalam hal pemilikan tanah ia d ibedakan dari warganegara Indonesia Iainnja.

Pasal 22

Sebagai m itsal dari tjara terdjadinja hak milik menurut hukum adat ia lah pem bukaan tanah. T jara-tjara ifa akan diatur supaja tidak terdjadi hal-hal jang merugikan kepentingan umum dan Negara.

Pasal 23

S u d ah didjelaskan dalam Pendjelasan Umum (angka IV).

Pasal 24

Sebagai pengetjualian dari azas jang dim uat dalam pasal 10 . Bentuk-bentuk hubungan an tara pemilik dan penggarap/pemakai itu ia lah m isalnja : sewa. bagi-hasil, pakai a tau hak guna-bangunan.

Pasal 25

T an ah m i l i k jang clibebani hak tanggungan ini tetap d i t a n g a n pe­m iliknja. P e m i l i k tanah jang memerlukan uang dapat pula (untuk s e m e n t a r a ) menggadaikan tanahnja m enurut ketentuan-ketentuan dalam pasal 53 . D idalam hal ini maka tanahnja beralih pada peme­gang gadai.

Pasal 26

K etentuan dalam ajat (i) sudah didjelaskan dalam Pendjelasan U m um (II angka 6) dengan tudj'uan untuk m elindungi fihak jang ekonomis Iemah. D alam U ndang-undang Pokok ini perbedaannja tidak lagi diadakan antara warganegara asli dan tidak asli, tetapi an tara jang ekonomis kuat dan Iemah. F ihak jang kuat itu bisa w ar­ganegara jang asli m aupun tidak asli. Sedang apa jang disebut dalam aja t (2) adalah akibat dari pada ketentuan dalam pasal 21 mengenai siapa jang tidak dapat memiliki tanah.

P asal 27

T an ah diterlantarkan kalau dengan sengadja tidak dipergunakan sesuai dengan keadaannja a tau sifat dan tud juan dari pada haknja.

Pasal 28

H ak ini adalah hak jang chusus untuk m engusahakan tan ah jang bukan miliknja sendiri guna perusahaan pertanian, perikanan dan pe- ternakan. B edanja dengan hak pakai ialah, bah w a hak guna usaha ini han ja dapat diberikan untuk keperluan d iatas itu d an atas tanah jan g Iuasnja paling sedikit 5 hektar. B erlainan dengan hak pakai m aka hak guna usaha dapat beralih dan dialihkan kepada fihak Iain d an d ap a t d ibebani dengan hak tanggungan. H ak guna-usaha pun tidak d ap a t diberikan kepada orang-orang asing, sedang kepada faadan-badan hukum jang bermodal asing h an ja m ungkin dengan pem batasan jan g disehutkan dalam pasal 55 .

U n tu k m endorong supaja pem akaian dan peng u sah aan tanahn ja d ilakukan dengan efficient, m aka ditentukan b ah w a m engenai tan ah

120

jang Iuasnja 25 hektar a tau lebih harus ada investasi modal jang lajak dan tehnik perusahaan jang baik. Ini tidak berarti bahw a tanah-tanah jang I'uasnja kurang dari 25 hektar itu pengusahaann ja boleh dilaku­kan setjara jang tidak baik, karena d idalam hal jang demikian hak guna-usahanja dapat d itjabu t (pasal 54).

P asa l 29

M enuru t sifat dan tud juann ja hak guna-usaha ad a lah hak jang w aktu berlak^unja terbatas. D jangka w aktu 25 a tau 55 tah u n dengan kem ungkinan memperpandjang dengan 25 tahun d ipandang sudah tjukup lam a untuk keperluan pengusahaan tanam an-tanam an jang berum ur pandjang. Penetapan djangka-w aktu 55 tahun m isalnja me­ngingat pada tanam an kelapa sawit.

P asal 30

H ak guna-usaha tidak dapat dipunjai oleh orang asing. B adan hukum jang dapat mempunjai hak itu, hanjalah badan-badan hukum jan g berm odal nasional jang progresip, baik asli m aupun tidak asli. Bagi badan-badan hukum jang bermodal asing hak guna-usaha hanja dibuka kem ungkinannja unt*uk diberikan djika hal itu diperlukan oleh U ndang-undang jang m engatur pem bangunan nasional semesta be- itentjana (pasal 55).

Pasal 51 sjd 54

T idak m em erlukan pendjelasan. M engenai ketentuan dalam pasal 52 sudah didjelaskan dalam Pendjelasan b m u m (angka IV).

P asal 55

B erlainan dengan hak guna-usaha maka hak guna bangunan tidak m engenai tan ah p e r t a n i a n . O leh karena itu selain atas tan ah jang dikuasai langsung oleh N egara dapat pula diberikan atas tan ah miliL

seseorang.

P asal 56

P en d je lasan n ja sam a dengan pasal 3C.

121

Pasal 37 s/d 40

T id ak m em erlukan pendjelasan. M engenai apa jang ditentukan dalam pasal 38 sudah didjelaskan didalam Pendjelasan Umum (angka IV).

Pasal 41 dan 42

H ak pakai adalah suatu ..kumpulan pengertian" dari pada hak-hak jan g dikenal dalam hukum pertanahan dengan berhagai nam a, jang sem uanja dengan sedikit perbedaan berhubung dengan keadaan d aerah sedaerah, pada pokoknja memberi w ew enang kepada jang m em punjainja sebagai jang disebutkan dalam pasal ini. D alam rang­ka usaha penjederhanaan sebagai jang dikem ukakan dalam P endjela­san U m um , m aka hak-hak tersebut dalam hukum agraria jang baru d isebut dengan satu nam a sadja.

U n tu k gedung-gedung kedutaan N egara-negara A sing dapat dibe rikan pu la hak pakai, oleh karena hak ini dap a t berlaku selama tan ah n ja dipergunakan untuk itu. O rang-orang d an badan-badan hukum asing dapat diberi hak-pakai, karena hak ini han ja memberi w ew enang jang terbatas.

P asa l 43

T idak memerlukan pendjelasan.

Pasal 44 d an 43

O leh karena hak sewa m erupakan hak pakai, jang m em punjai sifat- si a t c usus m aka disebut tersendiri. H ak sewa h an ja disediakan untuk bangu n an -b an g u n an berhubung dengan ketentuan pasal 10 a ja t (1 ).^

a tan a pertanian hanja m em punjai sifat sem entara (pasal 16jo 53). N egara tidak dapat m enjewakan tanah , karena N eg ara bukan pem ilik tandh .

P asal 46

H ak m em buka tan ah dan hak m em ungut hasil h u tan ad a lah hak- hak dalam hukum ad a t jang m enjangkut tanah . H ak-hak in i perlu

122

diatur dengan Peraturan Pem erintah demi kepentingan umum jang lebih Iuas dari pada kepentingan orang a tau m asjarakat hukum jang bersangkutan.

Pasal 47

H ak guna-air dan hak pemeliharaan dan penangkapan ikan adalah mengenai air jang tidak berada diatas tanah m iliknja sendiri. D jika mengenai air jang berada diatas tanah miliknja sendiri m aka hal-hal

sudah termasuk dalam i s i dari pada hak milik atas tanah .

H ak guna-air iaiah hak akan memperoleh air dari sungai, saluran a tau m ata air jang berada diluar tan ah miliknja, m isalnja un tuk ke­perluan mengairi tanahnja, rum ahtangga dan Iain sebagainja. U n tuk itu m aka sering kali air jang diperlukan itu perlu dialirkan (didatang- kan) melalui tanah orang Iain dan air jang lidak diperlukan seringkali perlu dialirkan pula (dibuang) melalui tanah orang jang Iain Iagi. O rang-orang tersebut tidak boleh m enghalang halangi pemilik tan ah itu untuk mendatangkan dan membuang air tadi m elalui tanahn ja

masing-masing.

Pasal 48

H ak g u n a - r u a n g - a n g k a s a diadakan mengingat kem adjuan tehnik dew asa ini dan kemungkinan kem ungkinannja dikem udtan hari.

P asal 49

U n tu k m enghilangkan kerogu-raguan dan kesangsian m aka p ,sa l ini , m emberi ketegasan. bahw a soal-soal fang be.sangkutan dengan pert- b ad a tan dan keperluan-keperlu.n sutji Iainnja dalam hukum agrana jan g baru akan m endapat perhatian sebagaim an, m estinja. H ubung- kan pu la dengan ketentuan dalam pasal 5 dan pasal 14 a ja t ( l )

huruf b.

' P asal 50 dan 51

Sebagai konsekwensi. bahw a dalam undang-undang ini han ja d im uat pokok-pokoknja sadja dari hukum agraria jang baru .

123

P asa l 52

U n tu k m endjam in pelaksanaan jang sebaik-baiknja d an padc* p eratu ran -pera tu ran serta tindakan-tindakan jang m erupakan pe a sa n a a n dari U ndang-undang Pokok A graria maka diperlukan adanja sanksi p idana sebagai jang ditentukan dalam pasal ini.

P asa l 53

S u d ah didjelaskan dalam pendjelasan pasal 16.

•Pasal 54

P asa l ini d iadakan berhubung dengan ketentiian dalam pasal -1 d an 26. Seseorang jang telah m enjatakan m enolak kew arganegaraan R .R .T . tetapi pada tanggal mulai berlakunja undang-undang ini belum m endapat pengesahan akan terkena oleh ketentuan konversi pasal I a jat (3), pasal II ajat (2) dan pasal V III. T etap i setelah pengesahan penolakan itu diperolehnja m aka bag in ja terbuka kem ungkinan untuk memperoleh hak atas tan ah sebagai seorang jang berkew arganegaraan Indonesia tunggal. H a l itu berlaku djuga bagi orang-orang jang disebutkan didalam pasal 12 P era tu ran Pem erintah N o . 20 tahun 1959, ja itu sebelum nja diperoleh pengesahan dari instansi jang berwenang.

P asa l 55

S u d ah didjelaskan dalam pendjelasan pasal 30.

A ja t ( t) m engenai modal asing jang sekarang Sudah ada, sedang A ja t (2) m enundjuk pada m odal asing baru . Sebagaim ana te lah d i­tegaskan dalam pendjelasan pasal 30 pem berian hak b a ru m enurut a ja t (2) in i h an ja dim ungkinkan kalau hal itu d iperlukan oleh undang- u ndang pem bangunan N asional semesta berentjana.

IK e d u a : H ak-hak jang ada sekarang ini m enurut ketentuan

konversi ini sem uanja m endjadi hak-hak b aru m enurut U n d an g - u n d an g Pokok A graria .

124I

Hak guna-usaha dan hak g'una-bangunan jang disebut dalam pasal I. II, III, IV dan V berlangsung dengan sjarat-sjarat umum jang ditetapkan dalam Peraturan jang dimaksud dalam pasal 50 ajat (2) dan sjarat-sjarat chusus jang bersangkutan dengan keadaan tanahnja dan sebagai jang disebutkan dalam akta haknja jang dikonversi itu, sepandjang tidak bertentangan dengan peraturannja jang baru.

K e t i g a : Perubahan susunan pemerintah desa perlu diadakanuntuk mendjamin pelaksanaan jang sebaik-baiknja dari pada perombakan hulcum agraria m enurut U ndang-undang ini. Pemerintah desa akan merupakan pelaksana jang mempunjai peranan jang sa­ngat penting.

K e e m p a t : Ketentuan ini bermaksud m enghapu’skan hak-hakjang masih bersifat feodal dan tidak sesuai dengan ketentuan 'undang- undang ini.

125

P E R A T U R A N M E N T E R I A G R A R IA N o. 2 / 1 9 6 0

tentanj*

P E L A K S A N A A N B E B E R A PA K E T E N T U A N U N D A N G -U N ­D A N G P O K O K A G R A R IA .

M E N T E R I A G R A R IA .M enim bang :

a. bahw a untuk m enghindarkan keragu-raguan perlu acla penegasan mengenai tetap berlakunja beberapa peraturan untuk m elaksana­kan ketentuan-ketentuan U ndang-undang Pokok A graria dalam m asa peralihan;

b . Jaahw a perlu pula diadakan peraluran lebili Iandju t untuk me-laksanakari K etentuan-ketentuan Konversi U n dang-undang Pokok A graria itu:

M engingat :

Pasal-pasal dalam K etentuan-ketentuan P era lih an dan pasal IX K etentuan-ketentuan Konversi U n d an g -U n d an g Pokok A graria (U ndang-U ndang N o. 5/1960. L .N . 1960 — 104).

M e m u t u s k a n :M enetapkan :

P era tu ran tentang pelaksanaan beberapa keten tuan U ndang- undang Pokok A graria.

BA B 1

P E R A T U R A N P E N D A F T A R A N T A N A H .

P asa l 1 \( l) S elam a P era tu ran P endafta ran T a n a h sebagai jang dim aksud

dalam pasal 19 U n d an g -u n d an g Pokok A graria belum terbentuk

126

dan berlaku m aka berdasar atas ketentuan pasal 58 U ndang- undang Pokok A graria pendaftaran hak-hak jang berasal dari konvcrsi hak-hak jang hingga tanggal 24 September I960 :a. didaftar m enurut Overschrijvingsordonnantie (S. 1854 — 27)

tetap didaftar m enurut Peraturan te rse b u t: b didaftar m enurut Peraturan M enteri A graria N o. 9^1959

dan O rdonnantie tersebut dalam S. 1873 ~ 38 selandjutnja didaftar m enurut Peraturan M enteri A graria N o. 9/1959;

c. didaftar menurut Peraturan-peraturan jang chusus didaerah Istimewa Jogjakarta dan keresidenan Surakarta, tetap di­daftar menurut Peraturan-peraturan tersebut ;

semuanja dengan dipungut bea dan biaja-biaja jang Iazim ber­dasar Peraturan-peraturan jang bersangkutan.

(2) D 'da lam tata usaha pendaftaran jang diselenggarakan m enurutOverschrijvingsordonnantie hak-hak jang bera.al darikonversi itudisebut de-Ban namanja m enurut U nclang-U ndang Pokok

• dibubuhi keterangan dibelakangnja d iantara

z r J z z — * * + '* " g j u i °-..bekas ’.

BAB II

p e l a k s a n a a n k e t e n t u a N-k e t e n t u X n k o n v e r s i .

Bagian I : H a k-h o l O .erschrij.inssarJonnanH .

A . H A K E IG E N D O M .

Pasal 2

( ,) O rang-orang w arganegara Indonesia jang pada tanggal 24 M e m b e r 1060 berkewarganegaraan tunggal dan rnem p»n,a,Septem eieendom didalam w aktu 6 bu lan sedjak

“ ' I tersebut w adjib datang pada Kepala K antor Pendaftar­

an T anah (selandjutnja dalam Peraturan ini d is in g U , : K .K .P.T .) fang bersangkutan untuk member,kan ketegasan

m engenai >kewarganegaraannja itu.

127

(2 ) B ag i orang-orang w arganegara Indonesia keturunan asing pe- negasan m engenai kew arganegaraannja itu harus dibuktikan dengan tan ad a kew arganagaraan m enurut P era lu ran Pem erintah N o . 20 tah u n 1959. pasal IV P era tu ran P en u tu p dari U ndang- u n d an g N o. 62 tahun 1958 a tau hukti Ia innja jan g sah. Bagi orang orang warganegara Indonesia Iainnja tjara pem buklian kc- w arganegaraannja diserahkan kepada kebidjaksanaan K .K .P T . jan g bersangkutan.

Pasal 5

t j e'£ encJom jan g pemiliknja terbukti berkew arganegaraanesia tungga itjatat oleh K.K.P.T., baik p ad a asli m aupun pada

grosse aktanja sebagai tanah dikonversi m endjadi hak milik.

Pasal 4

n ad a na«al C, Senck)m anS setelah djangka w aktu 6 b u lan tersebut^ ^ X.K.P.T. a,a„

ffaraan l„J„„esia , J

sebagai dikonversi m endi.d i U T ^ P 3 Tw aklu 20 tahun. ^ak-guna-bangunan. dengan djangka

Pasal 5

P .T . didalam w a k tu T a t ic d T ^ r i . pemi,iIcnja dafang pada K.K.mem inta bukti kewar<t * 60 telapi iang dipersilahkan untuktja ta tan konversi hak e i P&da P en 6a <Man N egeri. m aka pen-

bangunan itu ditangguhki" ^ ^ ^ a ta “ ^tersebut. ° Sampa£ a(^a keputusan dari pengadilan

Pasal 6

(l) D idalam w aktu k .,1 r imaka hadan badan keagam 24 Septem ber I960

m em punjai hak eigendom T ™ 1 W a n ' b ad an sosiaI ^keperluan jang U g s u n g b ! h Y 'T ® dipergunakan " " f

rhubungan dengan usaha-usaha da-

128

Iam bidang keagamaan dan sosial wadjib mengadjukan permin- taan kepada M enteri Agraria melalui Kepala Pengawas Agraria jang bersangkulan (didaerah-daerah dim ana tidak ada pendja- bal ini melalui Kepala Inspeksi Agraria), untuk mendapat pene- gasan bahwa hak eigendomnja ilu dapat dikonversi mendjadi hak milik. atas dasar ketentuan dalam pasal 49 Undang-undang Pokok Agraria.

(2) A tas dasar ketentuan dalam peraturan dasar a lau peraturan pembenlukannja maka hak-hak eigendom kepunjaan badan- badan hukum jang tersebut dibawah ini termasuk golongan jang dikonversi mendjadi hak milik :

a. I n d o n e s i s c h e M aatschappij o p aandelen (S. 1959 — 569):b. Indonesische Verenigingen (S. 1959 — 570).c. Bank Industri Negara (Undang-undang D arurat No. 5

tahun 1952; L.N. 1952 - 2 1 ).d Bank Negara Indonesia (Undang-undang D arurat No. 2

tahun 1955; L.N. 1955 - 5). e Bank Tani dan N elajan (Undang-undang No. 77 tahun

1958, L.N. 1958 — 137). f Badan Perusahaan Produksi Bahan M akanan dan Pem bu­

kaan Tanah (Undang-undang No. 16 tahun 1959; L.N.

1959 60).Bank Umum Negara (Peraturan Pemerintah Pengganti U „ d » n 8-u n d .n 8 N o . . .959. L .N . ,959 - 85).

. h B ank D ag an g N egara (Peraturan Pem er.n tah P e „ 88a n h■ U n d a n 8-«ndan8 N o. ,5 tahun , * 0 , L .N . ,960 - 59).

I. B an k R ak ja t Indonesia (U ndan8-Un d a n 8 N o. 14 tahun

I960: L .N . 1951 - 80 jo I960 41).i R .n k P e m b a n g u n a n I n d o n e s i a (Peraturan Pem erintah P e n g -

’■ 8a ; , i U n 7 an 8 ™ d .n g N o. 2 . « J » » .960, L .N . ,960 -

65).(3) P * inn konversi hak-hak eigendom tersebut dalam ajat (l)

T r & M e n d j a d i hak nrilik itu d i l .ls a n a k a n oleh K.K.

P T jang bersangkutan baik pada asli m aupun pada grosse ak-

129

tanja, dengan ketentuan, bahw a mengenai hak-hak eigendom kepunjaan badan-badan hukum tersebut pada ajat (l) pentjatat- an itu baru dilakukan setelah diterima surat keputusan pene- gasan dari Menteri Agraria.

Pasal 7

eigendom kepunjaan Negara (Penvakilan) Asing ditja- tat o e • jang bersangkutan baik pada asli maupun padagrosse aktanja sebagai dikonversi mendjadi hak pakai, seperti jang

ima su a am pasal I ajat (2) Ketentuan-ketentuan Konversin ang un ang okok Agraria, setelaTi diterim anja surat keputusan

penegasan dari Menteri Agraria.

P asal '8

dom nia d k ketegasan m engenai h ad an -h ad an jan g hak eigen-dom nja dikonversi m endjadi hak mil.l- J r • L • • j . rsu d dalam pasaf 6 a ia t ft) 7 P ^ ,£mg "I' ■kenuniaan h J L j i Pasal 7, m ak hak-hak eigendom

• a Z X . U ? “ 'ainni“ ^ M K K P-T. at.k . I t T o men‘" a‘,i U ‘ • " " • - W n . n . Jen ean < W

Pasal 9

sia P ^ t Z e T 2T s ne J a7 aT 8, warganegam InIdo" e-warganecaraan • i ePtember 1960 m empunjai pula ke-

masuk goIonganTanJ d iseb u t d& jang Hdak ter'24 September I960 c, J L .. am Pasal 6- jang pada tanggal kepada seorang w a re a n ^ ,I” mtaIcan izin untuk dipindahkan

herkew arganegaraan t u n L T A T ” ^ tanggaI ltUnja tanpa izin M enteri A at^an a^fa pem indahan hak-undang-undang No. 24 t a t f ^ 1* SC aeai *anff dim aksud dalambelum diperoleh izin itu 'l" 1934’ P^ 3 tan ggal tersebutlengkap ada pada K epah^In iang ^ 'P erlu^an sudah•Jan m enjatakan tidak 1«>L " Speksi A graria jang bersangkutanH ak eigendom tersebut dial ^ adap Pem indahan hak itu.a ia t (3) K eten tu a n -keten tuana y a?1S “ feetentuan pasaI 1

onversi U ndang-undang Pokok

(2)

Agraria mendjadi hak guna-bangunan, dengan berpindahnja kepada warganegara Indonesia jang berkewarganegaraan tung- gal itu mendjadi hak milik.

(3) D idalam akta pem indahan hak tersebut pada ajat (l) pasal ini 'd iu ra ikan oleh K.K.P.T. tentang konversi hak eigendom ilu m en­djadi hak guna-bangunan dan perubahan hak tersebut, m endja­di hak milik atas dasar ketentuan dalam a ja t (2) pasal ini.

Pasal 10

(1) H ak-hak eigendom atas tanah kepunjaan bersam a dari o rang/ badan hukum jang memenuhi sjarat untuk m em punjai hak milik dan orang/badan hukum jang tidak memenuhi sjarat. dikonversi mendjadi liak guna-bangunan, ketjuali dalam hal jang dim aksud dalam ajat (2) dibawah.

(2) D jika sebelum tanggal 24 September 1960 fihak jang tidak m e­m enuhi sjarat termaksud dalam ajat (l) diatas setjara sah telah melepaskan hak-bersamanja itu kepada fihak jang lan. m aka biarpun lial ilu belum didaftarkan sebagaim ana mestinja, hak eigeindom tersebut dikonversi m endjadi hak milik.

<5) K etentuan dalam ajat (2) pasal ini berlaku djuga djika hak ei­gendom tersebut merupakan w arisan jang belum terbagi dan belum diadakan baliknam a sebagaim ana mestinja. djuga djika fihak pewaris jang nam anja masih tertjatat sebagai pemiliknja ad a lah seorang jang memenuhi sjarat untuk mempunjai hakac milik.muiK.

(4) D idalam hal jang tersebut pada ajat (2) dan (3) pasal ini maka K K P.T. berbuat sebagai jang ditentukan dalam pasal 9 ajat (3).

(5) U n tu k dapat dikonversi mendjadi hak milik sebagai jang dimak- , sud dalam ajat (2) dan (3) pasal ini maka jang bersangkutan

didalam w aklu 6 W a n .erbilunt, sediak IaneBal 24 September , ,060 harus m inta k ep .d a K .K.P.T. agar ddakukan penljntatan d a n /a ta u baliknam a sebagaim ana m estinja.

(6) D jik a sesudah djangka w aktu 6 bu lan tersebut lam pau belum d iad jukan perm intaan sebagai jang dim aksud dalam a ,at (5) d i­atas m aka berlakulah ketentuan dalam ajat (l) pasal in,.

131

(I)

Pasal 11M engenai hale hak eigendom jang dihehani dengan hak opstal

a tau erfpacht dan menurut ketentuan dalam Peraturan ini mendjadi ia guna angunan, pentjatatan konversinja ditangguhkan hingga

ada penjelesaian mengenai siapa jang selandjutnja akan ditjatat se- bagai Jang mempunjai hak guna-hangunan itu.

B . H A K O P S T A L D A N E R F P A C H T .

t t | r i , P a sal 12, J . “ ‘ ?PSta/ d ,ani erfPacI»* atas tanah-tanah eigendom seha-Konversi L f 7 ^ J 1 ^ ^ Ketentuan-ketentuans e b a g J d ^ g' UnJanf P °U A * 'aria d itja tat oleh K.K.P.T. seoagai dikonversi mendiadf 1 1 i t i tketegasan hahw a hak eV I guna-bangunan, setelah adamendjadi hak milik m Jang bersangkutan dikonversi

Pentjatatan konversi t. i ikan pada asli aktanja * guna-hangunan itu dilaku-

(0 Konversi hak-hak o 15djadi hak guna-ha ^ ^ er par lt untuk perum ahan men-V Ketentuan-ketent gUna^? Se agai ^an6 dim aksud dalam pasalria di/akukan oleh K K P U ndang-undang Pokok A gra-tatnja pada asli • *ang bersangkutan deng an m entja-

Hak h k f aKtanja.

H apusnja hak-hak Waktunja tidak dikonversi.aktanja. fSebut d itja tat oleh K .K .P.T. pada asli

(0 K .K .P .T PasaI 14

(2)

(2)

K K P T l^asal 14. menjampaikan ken rljan g bersangkutan (untnk r T ^ epa a Pengaw as A graria A graria) keterangan-keteran* 3 Raya: KePaIa ^ sp ek si*5n i an8 ada diw ilajah kerd‘ m engenai ..allijddurende erfpach-

engan ..altijddurende erfn*/l..*a ”naSine"m asing‘ J an S dim aksud ' en ^an sebagai penggan ti h l " I** ^ k - h a k erfpacht jang

tuan dalam S. 19] 3 —- 70o J ,Usafla m enurut ketentuan-keten- 1960 m asih berlaku. ^ Jang pac*a tanggal 24 Septem ber

52

(2) K epala Pengaw as Agraria m engadakan pemeriksaan :a. mengenai jang mempunjainja, ja itu untuk memperoleh ke-

tegasan apakah hak erfpacht jan g bersangkutan dapat di­konversi mendjadi hak milik.

b. mengenai peruntukan tanahnja, ja itu untuk memperoleh ke- tegasan apakah, djika hak erfpacht itu tidak dapat dikon­

versi mendjadi hak milik akan dikonversi m endjadi hakguna-bangunan atau hak guna-usaha.

(3) U ntuk memperoleh ketegasan mengenai status jan g mempunjai hak erfpacht itu maka Kepala Pengaw as A graria d ap a t meminta pem buktian seperti jang ditentukan dalam pasal 2 a ja t (2).

(4) D jika tanahnja merupakan tanah perum ahan m aka didalam hal jang dimaksud dalam ajat (2) huruf b pasal ini hak erfpacht tersebut dikonversi mendjadi hak guna-bangunan. D jika tan ah ­n ja m erupakan tanah pertanian ITak itu dikonversi m endjadi hak guna-usaha.H ak guna-bangunan dan hak guna-usaha tersebut djangka wak- tun ja 20 tahun.

(3) A tas dasar hasil pemeriksaannja tersebut diatas Kepala P enga­w as A graria, atas nama M enteri A graria m em buat surat kepu­tusan untuk menegaskan apakah sesuatu hak erfpacht jang d i­m aksud dalam pasal ini dikonversi m endjadi hak milik, hak guna-bangunan atau hak guna-usaha.

(6) K .K .P .T . m entjatat konversi hak erfpacht tersebut m endjadi hak milik, hak guna-bangunan atau hak guna-usaha pada asli akta- n ja — djika mendjadi hak milik djuga pada grossenja <— setelah m enerima turunan surat keputusan K epala Pengaw as A graria term aksud dalam ajat (5) pasal ini.

Pasal 13

(l) Konversi hak-hak erfpacht untuk perusahaan kebun-besar m en­d jadi hak guna-usaha sebagai jaang dim aksud dalam pasal III a ja t ( 1).K etentuan-ketentuan Konversi U ndang-undang Pokok A graria d ilakukan oleh K.K.P.T. jang bersangkutan dengan m entjatat- n ja pada asli aktanja.

133

FAK.

H

UK

.I

^ termaksud daHim ajat (l) pasal ini jang sudahhabis waktunja dikonversi mendjadi hak pakai, jang berlaku sementara sampai ada keputusan jang pasti.

Pasal 16

( 1) H apusnja hak-hak erfpacht untuk pertanian ketjil. atas dasar ete fuan a am pasal III ajat (2) Ketenluan-ketent uan Konversi

U ndang-undang Pokok Agraria ditjatat oleh K.K.P.T. jang bersangkutan pada asli aktanja.

^ r" 7 ^ ' r,il<an keterangan kepada Kepala Inspeksi Agrariamengenai ia - a erfpacht jang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini.

(3) Kepala Inspeksi Agraria mengusulkan kepada M enteri Agraria P n an penje esaian tanah-lanah bekas erfpacht tersebut,

engan mengmgat pedoman jang akan diberikan tersendiri.

C. 11A K G E B R U 1 K D A N V R U C I1 T G E B R U 1 K .

pasal I ajat (6) d a ^ P a T a ^ I l O V™C,1 ' f bruik >anS dim aksud dalam undang Pokok A n • i n luan 'ketentuan Konversi U ndang-V r b e r Z Z n 7 ° n’en<'i"<l, U l' •'*!* K.K.P.T.

b e r “ " e t “ t » " - W - m e n l ja f a t n j 'a p a J a „ s l l a f a a n j a .

£>. p e n t ja t a t a n k o n v e r si.Pasal 18

diatas d ilaksam k ° nV. eTSI K.K.P.T. dim aksud dalam pasal-pasal

.e C “ r „ r fan..Berdasarkan pasal ............ Q;a t . ........ K etentuan-ketentuan

haknVerSI / e Po,<ol< A graria dikonversi m endjadi :. mi j(c. guna-bangunan, guna-usalia a tau pakai)

.............. dengan djangka w aktu ....................

........................... tanggal ..........................

I K epala K antor P endaftaran T an ah (tanda tangan dan tjap d jabatan)

134

Bagian II : Hak-hak jaiig tidak didaftar menurut Overschrijvingsordonnantie.

A. HAK AGRARISCH EIGENDOM .

Pasal 19

(1) Konversi hak-hak agrarisch eigendom mendjadi hak milik, hak guna-bangunan atau hak guna-usaha sebagai jang dimaksud

* dolam pasal 11 Ketentuan-ketentuan Konversi U ndang-undang Pokok Agraria dilaksanakan oleh pendjabat jang bertugas me- injelenggarakan pendaftaran tanah menurut Peraturan M enteri A graria No. 9 tahun 1959. setelah diterimanja salinan surat- keputusan penegasan dari Kepala Inspeksi Agraria jangbersangkutan.

(2) K e t e n t u a n - k e t e n t u a n dalam pasal 14 a j a t (2), (5), (4) d a n (5) berlaku m u ta t i s m u ta n d i s m e n g e n a i k o n v e r s i h a k - h a k a g r a r i s c h

e ig e n d o m tersebut diatas.

(3) Konversi jang dimaksudkan dalam ajat (l) pasal ini dilaksanakan dengan membuat buku-tanah untuk hak milik, hak guna-bangun­an dan hak guna-usaha jang berasal dari konversi hak agrarisch eigendom itu. menurut ketentuan-ketentuan dalam Peraturan M enteri Agraria No. 9 tahun 1959.

B. HAK GOGOLAN. PEKULEN ATAU SANGGAN.

Pasal 20f , \ V Imk-hak gogolan, sanggan a tau pekulen jang bersifat

t e h T m endjadi hak milik sebagai jang dimaksud dalam pasal VII a ^ T d ) K e t e n t u a n - k e t e n t u a n Konversi U ndang-undang Pokok A graria d i l a k s a n a k a n dengan surat-kepuhisan penegasan Kepala Inspeksi A graria jang bersangkutan.

(2 ) H ak gogolan. sanggan a tau pekulen bersifat tetap kalau para 1 terus menerus m e m p u n j a i tanah-gogolan jang sama dan

djika meninggal dunia gogolannja itu d jatuh pada warisnja jang

tertentu.

135

(3) K ep ala Inspeksi A graria m enetapkan surat-kepulusan tersebut p ad a a ja t (l) pasal ini dengan mem perhatikan pertim bangan B u p a li/K ep a la D aerah jang bersangkutan m engenai siFat tetap a tau tidak tetap dari hak gogolan itu m enurut kenjataannja.

(4) D jik a ada perbedaan pendapat an tara K epala Inspeksi Agraric d an B upati/K epala D aerah tentang soal apakah sesuatu ha gogolan bersifat tetap a tau tidak tetap, dem ikian djuga djik< desa jang bersangkutan berlainan pendapat dengan kedua pen d jab a t tersebut, m aka soalnja dikem ukakan lebih dahu lu kepad. M enteri A graria untuk m endapat kepulusan.

C . HAK CONCESSIE DAN SEWA.

Pasal 21

U n tu k menjelenggarakan konversi hak concessie dan sewa untuk p erusahaan kebun-besar sebagai jang disebut dalam pasal IV K etentuan-ketentuan Konversi U ndang-undang Pokok A graria akan d iadakan peraturan lebih Iandjut.

D . IIAK-HAK LAINNJA.

P asa l 22

(1) Konversi hak-hak jang disebut dalam pasal II dan V I K etentuan- keten tuan Konversi U ndang-undang. Pokok A graria m endjadi hak milik, hak guna-bangunan, hak guna-usaha a tau hak p"*<<ai, sepandjang lidak d ia tu r setjara chusus dalam pasal-pasal diatas d ilaksanakan oleh pend jabat jang bertugas m e n j e l e n g g a r a k a n

pend aftaran tan ah m enurut P era tu ran M enteri A graria N o. 9 tah u n 1959 dan P era tu ran-peratu ran tersebut p ad a pasal 1 ajat(l) hu ru f c, setelah diterim anja salinan surat-keputusan penegas­an dari K epala A graria D aerah jang bersangkutan.

(2) K eten tuan-keten tuan dalam pasal 14 a ja t (2), (5), (4), dan (5) berlaku m utatis m utandis m engenai konversi hak-hak tersebut d ia tas.

156

(5) M engenai hak-hak jang sudah d idaftar m enurut P era tu ran M enteri Agraria N o. 9 tahun 1959 a tau Peraturan-peraturan tersebut pada pasal 1 a jat (l) huruf c, m aka konversi jang d i­m aksud dalam a ja t (l) pasal ini dilaksanakan dengan m entjatalnja pada buku-tanah serta sertip ikatnja m enurut tjara jang ditentukan dalam pasal 18. sedang m engenai hak-hak jang belum didaftar dilaksanakan pada w aktu d ib u a t buku-tanahnja.

B agian III : Permintaan banding.

P asal 23Keberatan-keberatan terhadap keputusan K .K .P .T ., K epala

Inspeksi A graria. Kepala Pengaw as A graria dan K epala A graria D aerah didalam melaksanakan ketentuan-ketentuan konversi m enurut pasal-pasal diatas dapat diadjukan kepada M enteri A graria un tuk m endapat Iceputusan.

B agian IV : Biaja untuk melaksanakan konversi.

Pasal 24U ntuk m elaksanakan konversi sebagai jang dim aksud dalam

pasal I. II, III, V , V I dan V II K etentuan 1 ketentuan Konversi U ndang- undang Pokok Agraria tidak d ipungut biaja.

B agian V ' : Penegasan ketentuan pasal VIII.P asa l 23

(1) Hnk guna-bangunan dan hak guna-usaha jang berasal dari kon­versi m enurut K etentuan-ketentuan Konversi U ndang-U ndang Pokok A graria jang dipunjai oleh orang asing, didalam w aktu 1 tah u n terhitung sedjak tanggal 24 September 1960 harus dipin-

dahkann ja kepada w arganegara Indonesia a tau bad an hukum jang didirikan m enurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indo­nesia a taupun djika jang m em punjainja itu berkedudukan di Indonesia, dapat pula dilepaskan untuk diganti dengan hak pakai a tau hak sewa.

(2) K ew adjiban untuk m em indahkan haknja tersebut diatas berlaku d juga djika jang m em punjai hak guna-bangunan a tau guna-usaha itu b adan hukum jang tidak didirikan m enurut hukum Indonesia d an /a ta u tidak berkedudukan di Indonesia.

137

B A B 111 HAK, T A N G G U N G A N

P asal 26S elam a undang-undang m engenai liak tanggungan ternebut dalam

pasa l 51 U ndang-undang Pokok A graria belum terbentuk, ma a 1a hypotheek h an ja dapat dibebankan pada hak milik. hak guna b a n g u n a n dan hak guna-usaha jang berasal dari konversi hak e i^ n dom , bak opstal dan hak erfpacht, sedang credietverband pada a m ilik, hak guna-bangunan dan hak guna-usaha jang berasal dari on- vcrsi bak-hak Iainnja.

BA B IV P E N G A W A S A N

Pasal 27Sebelum ada peraturan penggantinja m aka berdasar a tas keten­

tu an dalam pasal 58 K etentuan-ketentuan P era lih an U ndang-undang Pokok A graria peraturan jang tertjantum dalam U n d an g -u n d an g no. 24 tah u n 1954 (L.N. 1954 — 78) dan U n d an g -u n d an g no. 28 tahun 1956 (L.N . 1956 —< 73) beserta peraturan-peraturan pelaksanaannja m asih tetap berlaku terhadap hak milik, hak g una-bangunan dan a guna-usaha jang berasal dari konversi bak eigendom , b ak opstal an b ak erfpacht.

B A B V K E T E N T U A N P E N U T U P

P asa l 28P era tu ran ini m ulai berlaku p ad a tanggal d ite tapkan d an mem

punjai kekuatan surut h ingga tanggal 24 Septem ber 1960.i A g ar setiap orang d ap a t m engetabuin ja m aka P e ra tu ran ini akan

d im uat d idalam T am b ab an L em baran N eg ara R e p u b l i k Indonesia.

D ite tap k an di D jak a rta p ad a tanggal 10 O ktober 1960

M enteri A graria .

M r S A D J A R W O

138

P E R A T U R A N M E N T E R I A G R A R IA N o. 5/1960

tentang

P E N A M B A H A N K E T E N T U A N P E R A T U R A N M E N T E R I A G R A R I A N o . 2/1960

M E N T E R I A G R A R IA .

M enim bang :

bahwa Peratu ran M enteri Agraria N o. 2/1960 tentang Pelaksanaan Beberapa K etentuan U ndang-undang Pokok A graria (T .L .N . N o.

2086) perlu disem purnakan:

M e n g in g a t:

P asa l IX K etentuan-ketentuan Konversi U ndang-undang Pokok A graria (U ndang-undang N o. 5/1960. L.N . I960 N o. 104);

M e m u t u s k a n :

M enetapkan :

Peraturan Menteri Agraria Icnlang Pcnmnbahan lelentaan Per-

aturan M enteri A graria N o . 2|l960 .

Pasal 1

D id alam B ab II P eraturan M enteri A graria N o 2/1960 (T .L .N . N o. 2086) d iadakan tam bahan-tam bahan sebaga. benkut:

Pertam a :

P asal 5 ditambah d e n g a n 'satu ajat baru jang berbunji:

(2) P en tja ta tan konversi hak-hak eigendom jang ak tan ja p ad a tanggal 24 Septem ber 1960 belum diganti m enurut O rdonnan tie N ood-

159

voorzieningen (S. 1948 — 54) mendjadi hak milik atau hak guna bangunan ditangguhkan sampai ada ketentuan lebih Iandjut ari

I M enteri Agraria. Hak eigendom itu akan dikonversi menr i hak milik djika dipunjai oleh fihak jang memenuhi sjarat untu m endjadi pemilik dan dipenuhi pula kewadjiban jang <se u dalam pasal 2 .

Kedua :

Pasal 6 ajat (2) ditam bah dengan:k. Bank Indonesia (U ndang-un dang No. 1 1 tahun 1953, L.N . 19554 0 ) .

Ketiga :

Pasal 9 ditam bah dengan 4 ajat baru sebagai berikut :

(4) Ketentuan-ketentuan dalam ajat (l), (2) dan (3) pasal ini berlaku djika permintaan untuk melakukan balik-nam a tersebut diadju- kan kepada K.K.P.T jang bersangkutan didalam w aktu jang ditetapkan dalam pasal 2 . D jika sesudah d jangka w aktu tersebut Iampau belum diadjukan perm intaan balik-nam a m aka hak eigendom jang bersangkutan d itja ta t sebagai dikonversi men­djadi hak guna-bangunan.

(5) K etentuan dalam ajat (l) pasal ini berlaku djuga djika hak eigendom itu kepunjaan fihak jang m enurut U ndang-undang Pokok A graria dap a t m em punjai hak milik, sedang jang mem- perolehnja seorang w arganegara Indonesia jang pada tanggal 24 Septem ber 1960 berkew arganegaraan tunggal.

i(6) H ak eigendom jan g dim aksud dalam a ja t (5) pasal ini djuga

dibaliknam a kepada jang m em perolehnja sebagai hak milik, djika fihak jang nam anja dalam akta jang bersangkutan tertja ta t seba­gai pemilik tidak m em enuhi kew adjiban sebagai jang ditentukan dalam pasal 2 , asal perm intaan un tuk m elakukan balik-nam a itu d iad jukan kepada K .K .P .T . d idalam w aktu jang ditetapkan dalam pasal 2 . D a lam hal ini m aka berlaku pu la keten tuan dalam aja t (3) pasal ini.

140

' (?) Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini berlaku djuga terbadap liak-Iiak eigendom jang aktanja belum diganti menurut Ordonnan- tie Noodvoorzieningen (S. 1948 <—> 54), dengan pengertian. babw a balik-namanja akan diselenggarakan setelah ada ketentuan lebih Iandjut dari Menteri Agraria, sebagai jang dimaksud dalam pasal 5 ajat (2).

Pasal 2

Pera tu ran ini m ulai berlaku pada tanggal d itetapkan dan mein- punjai kekuatan surat hingga tanggal 24 Septem ber 1960.

A g a r supaja setiap orang dapat mengetahuinja maka Peraturan ini akan dimuat didalam Tam bahan Lembaran N egara Republik In­

donesia.

Ditetapkan di Djakarta

pada tanggal 24 Desember 1960.

Menteri A graria

M r S A D J A R W O

141

P E R A T U R A N P E M E R IN T A H P E N G G A N T I U N D A N G - U N D A N G No. 56 T A H U N i960

ten tan g

P E N E T A P A N L U A S T A N A H -P E R T A N IA N

P R E S ID E N R EPU BLIK IN D O N E S IA .

M enim bang :

a. , bahwa perlu ditetapkan Iuas maksimum dan minimum tanahpertanian sebagai jang dimaksud dalam pasal 17 U n d a n g - u n ani N o. 5 tahun 1960 tentang P eraturan D asa r P o k o k - p o k o k A grari (Lembaran N egara tahun 1960 N o. 104);

b. bahw a oleh karena keadaan memaksa soal tersebut diatur enga

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang;

M engingat:a. pasal 2 2 ajat (l) Undang-undang D asar;b. pasal 2. 7 , 17 dan 5 3 Undang-undang N o . 5 tahun I960 (Leir

baran N egara tahun 1960 N o. 104);

M endengar :M usjawaVah K abinet K erdja pada tanggal 28 D csem ber I960.

M enetapkan 4Peraturan Pemerintah. pengganti Undang-undang tentang Pen'

tapan Luas Tanah-Pertanian

P asal 1

( l ) Seorang atau orang-orang jang dalam p e n g h i d u p a n n j a men pakan satu keluarga bersama-sama hanja diperbolehkan menguas tanah-pertanian, baik miliknja sendiri atau kepunjaan orang lai

ataupun miliknja sendiri bersama kepunjaan orang Iain, jang djur

142

lah Iuasnja tidak melebihi batas maksimum sebagai jang ditetapkan dalam a ja t (2) pasal ini.

(2) D engan m em perhatikan djum lah penduduk, Iuas daerah dan faktor-faktor Iainnja, maka Iuas maksimum jan g dim aksud dalam ajat(l) pasal ini ditetapkan sebagai berikut:

D idaerah-daerah jang :Saw ah

(hektar). (hektar) a tau „

t anah-kerm g

1 . T idak padat 15 20

2 . P a d a t :a. kurang padat 10 12

b. tjukup padat 7.5 9

c. sangat padat 5 6

D jika tanah-pertanian jang dikuasai itu m erupakan saw ah dan tanah-kering, maka untuk m enghitung Iuas maksimum tersebut, Iuas saw ah didjum lah dengan Iuas tanah-kering dengan mcnilai tanah-l, ■ dengan sawah ditam bah 30% didaerah-daerah jang tidakKcriny suint* v * o i l l i im J nt J nn 20% didaerah-daerah jang padat. dengan ketentuan. bahw a tanah-pertan ian jang dikuasai seluruhnja tidak boleh lebih dari 20

hektar.(3 ) A ta s dasar M a n tu a n dalam aja t (2) pasal int m aka penetapan

In im a k s im u m nntuk tiap-tiap daerah dilakukan m enurut perh.tung- a n sebagai jan g tertjanhnn dalam daftar ,ang d.lam p.rkan pad a Per-

a tu ran ini.(4) L uas maksimum tersebut pada ajat (2) pasal ini tidak berlaku

t e r h a d a p t a n a h - p e r t a n i a n :

liL-nasai dengan hak-guna-usaha a tau hak-hak Iainnja jang 3 bersifat sem entara dan terbatas jang d idapat dari Pem erin tah ;

b. jang dikuasai oleh b adan-badan hukum .

143

Pasal 2

I L anggota suatu keluarga melebibi 7 orang,m a a agi e uarga itu Iuas maksimum sebagai jang ditetapkan dalam pasa 1 un tu setiap anggota jang selebibnja dit am bab dengan 10%, dengan ketentuan babw a djumlab tam baban tersebut tidak boleh lebih .-T*! i, I* LSCi djumlab tanab-pertanian jang dikuasai seluruhnja i a o e c / 1 dan 20 bektar, baik savvab, tanab-kering m aupun

saw ah dan tanab-kering.

f • A ngan mengingat keadaan daerab jang sangat cbusus M en-a ia t ”lenam bab Iuas maksimum 20 bektar tersebut pada

(I) p a W J e n g a n p a l ,„ e Ba „ j ,k 5

Pasal 3O rang-orang dan ken;J=> f i t .

keluarganja m enguasai tanab. T eIuarSa ja n - anggota-anggotaIuas maksimum wacliib m I "PCr am an ian8 djum lab Iuasnja melebibi D aerab K abupaten/K ota i C ^ i!" ^ Uu kepada K epala A graria sedjak mulai berlakunja P e ^ l ersang^utan d idalam w aktu 3 bu lan djangka w aktu tersebut I *** ^ ^ a au d ipandang perlu m aka

aPat iperpandjang oleb M enteri A graria.

Pasal 4

n ian jang djum lab lu asn - ^ se^e|uarga jang memiliki tan ab perta- meminJa/i/fan baJc-miJikn^ ^ C i * ^U3S m a^s*m um d ilarang untuk ketjuali J engan iz.n ian tan ab tersebut,

bersangkutan. Iz;n tersebut ^ Srar'a D aerab K abupaten /K o ta jan g baknja dipindabkan itu f I , a |Pat d iberikan djika tan ab jangm em perbatikan pufa kef^ f * ^ S Uas m aksimum d an dengan

tentuan pasaI 9 a ja t (l) d an (2).

P asa l 5 r^enjeJesaian m engenai ta b •

m aksim um d iatu r dengan P er f 3 m eruPakan kclebiban dari Iuasdilaksanakan dengan memTCrbanT ^™erintal1- P en jelesa ian tersebut kutan. an keinginan p ibak jan g bersang-

144

Pasal 6

B arangsiapa sesudah mulai berlakunja P era lu ran ini memperoleh tanah-pertanian, hingga tanah-pertanian jan g dikuasai olehnja dan anggota-anggota keluarganja berdjum lah leb ih dari Iuas maksimum, w adjib berusaha supaja paling Iambat 1 tah u n sedjak diperolehnja tan ah tersebut djum lah tanah-pertanian jang dikuasai itu Iuasnja tidak m elebihi batas maximum.

P asa l 7

(1) B arangsiapa menguasai tanah-pertanian dengan hak-gadai jang p ad a m ulai berlakunja P era tu ran ini sudah berlangsung 7 tahun a tau lebih w adjib mengembalikan tanah itu kepada pem iliknja dalam w aktu sebulan setelah tanam an jang ada selesai dipanen, dengan tidak ada hak untuk m enuntut pem bajaran uang-tebusan.

(2) M engenai hak-gadai jang pada m ulai berlakunja P era tu ran ini belum berlangsung 7 tahun, maka pemilik tanahn ja berhak untuk m em intanja kembali setiap w aktu setelah tanam an jang ada selesai d ipanen , dengan m embajar uang-tebusan jang besarnja d ih ltung m e­n u ru t rum us:

(7 - f Va) — w aktu berlangsungnja hak-gadai--------------------------------------—----------------------------X uang gadai,

7

dengan ketentuan bahw a sewaktu-waktu hak-gadai itu telah berlang­sung 7 tahun maka pemegang-gadai wadjib mengembalikan tanah ter­sebut tanp a pem bajaran uang-tebusan, dalam w aktu sebulan setelah tan am an jang ad a selesai dipanen.

(3) K etentuan dalam ajat (2) pasal ini berlaku djuga terhadap hak- gadai jang d iadakan sesudah mulai berlakunja P eratu ran ini.

P asal 8

P em erin tah m engadakan usaha-usaha agar supaja setiap petani sekeluarga memiliki tanah-pertanian minimum 2 hektar.

145

Pasal 9

(1) P em indahan halt atas tanah pertanian, ketjuali pem bagian w a- risan d ilarang apabila pem indahan hak itu m engakibatkan tim bulnja a ta u berlangsungnja pemilikan tan ah jang luasnja kurang dari dua hektar. L arangan term aksud tidak berlaku kalau sipendjual han ja m e m i l i k i bidang tanah jang luasn ja kurang dari dua hektar dan ta n a h itu didjual sekaligus.

(2) D jika dua orang atau lebih pada waktu mulai berlakunja P er­aturan ini m e m i l i k i tanah pertanian jang luasnja kurang dari 2 hek­tar didalam waktu 1 tahun mereka itu wadjib menundjuk fcalah se­orang dari antaranja jang selandjutnja akan memiliki tanali itu, atau m e m i n d a h k a n n j a kepada f i h a k lain, dengan mengingat ketentuan

ajat (l).

(3) D jika mereka jang dimaksud dalam ajat (2) pasal ini tidak m e l a k s a n a k a n kewadjiban tersebut diatas, maka dengan memperhati- kan keinginan mereka Menteri Agraria atau pedjabat jang ditundjuk- nja, menundjuk salah seorang dari antara mereka itu. jang selandjut­nja akan m e m i l i k i tanah jang bersangkutan, ataupun mendjualnja ke­pada fihak Iain.

(4) M engenai bagian warisan tanah pertanian jang luasnja kurang dari 2 hektar, akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 10 ,

0 ) D ipidana dengan hukuman kurungan selama-Iamanja 3 bulandan/atau denda sehanjak-banjaknja Rp. 100.000,—:

a. barangsiapa melanggar larangan jang tertjantum dalam pasal 4 ;

b. barangsiapa tidak melaksanakan kewadjiban tersebut pada pasal3, 6 dan 7 (l);

c. barangsiapa melanggar larangan jang tertjantum dalam pasal 9ajat (l) a tau tidak melaksanakan kewadjiban tersebut pada pasalitu ajat (3).

146

(2) Tindak-pidana tersebut pada ajat (l) pasal ini adalah pelang- garan.

(5) D jika terdjadi tindak-pidana sebagai jan g dimaksud dalam a ja t (l) huruf a pasal ini maka pem indahan hak itu balal karena hukum , sedang tanah jang bersangkutan d jatuh pada N egara, tanpa hak untuk m enuntut ganti-kerugian berupa apapun.

(4) D jika terdjadi tindak-pidana sebagai jang dim aksud dalam ajat( l) huruf b pasal ini, maka ketjuali didalam hal term aksud dalam pasal 7 a ja t (l) tanah jang selebihnja dari Iuas maksimum djatuh pada N egara, ja itu djika tanah tersebut sem uanja milik terhukum d an /a tau anggota-anggota keluarganja, dengan ketentuan, bahw a ia diberi ke- sem patan untuk mengemukakan keinginannja mengenai bagian tanah jang m ana jang akan dikenakan ketentuan ajat ini. M engenai tan ah jang d ja tuh pada N egara itu ia tidak berhak atas ganti-keru- g ian berupa apapun.

Pasal 11

(1) P era tu ran Pem erintah jang disebut dalam pasal 5 dan dalam pasal 12 d ap a t m emberikan antjam an pidana atas pelanggaran per- a tu ran n ja dengan hukum an kurungan selama-Iamanja 3 u an an / a tau denda sebanjak-banjaknja R p . 100.000.-.

(2) T indak-p idana jang dim aksud dalam ajat f l) P“sal ini adalah

pelanggaran.

P asa l 12/

M aksim um Iuas d an djum lah tanah untuk perum ahan dan pem- b an g u n an Iainnja serta pelaksanaan selandjutnja dari Pera tu ran P e ­m erin tah P engganti U ndang-undang ini d ia tu r dengan P era tu ran

P em erin tah . ' _ '

147

P asal 13

Peratu ran ini mulai berlaku pada tanggal 1 D januari 1961.

A gar supaja setiap orang dapat mengetahuinja memerintabkan pengundangan Peraturan Pem erintah Pengganti U ndang-undang ini dengan penempatan dalam Lem baran N egara Republik Indonesia.

D itetapkan di D jakarta pada tanggal 29 Desember 1960.

Presiden Republik Indonesia,

SUKARNO

D iundangkan di D jakarta pada tanggal 29 Desember 1960.

P d. Sekretaris Negara,

■ SANTOSO

LEMBARAN NEGARA TAHUN i960 No. 174

148

P E N D J E L A S A N. atas

PERATURAN PEMER,NTAH PENGGANT! u n d a n g

UNDANG No. 56 TAHUN W60

tentang

PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

Pendjelasan Uinum :

(1) Dalam rangka membangun masjarakat jang adil dan makmur

berdasarkan Pantjasila, Undang-undang Pokok Agraria (Un­

dang-undang No. 5/1960) menetapkan dalam pasaf 7, bahwa

agar supaja tidak merugikan kepentingan umum, maka pemilikan

dan penguasaan tanab jang melampaui batas tidak diperkenan-

kan. Keadaan masjarakat, tani Indonesia sekarang ini iaiah bah­

wa kurang lebih 60% dari para petani adalah petani-tidak-

bertanab. Sebagian mereka itu merupakan buruh tani, sebagian

Iainnja mengerdjakan tanah orang Iain sebagai penjewa atau

penggarap dalam hubungan perdjandjian bagi-hasil. Para petani

jang mempunjai tanah (sawah dan/atau tanah kering) sebagian terbesar masing-masing tanahnja kurang dari 1 hektar (rata-rata

0.6 ha sawah atau 0,5 ha tanah kering) jang terang tidak tjukup

untuk hidup jang lajak. Tetapi disamping petani-petani jang

tidak bertanab dan ja n g bertanah-tidak-tjukup itu, kita djumpai

petani-petani ja n g menguasai tanah-tanah pertanian jang Iuasnja

berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-ribu hektar. Ta-

nab-tanah itu tidak semuanja dipunjai mereka dengan hak milik,

tetapi kebanjakan dikuasainja dengan hak-gadai atau sewa.

Bahkan tanah-tanah jang dikuasai dengan hak-gadai dan sewa

inilah merupakan bagian jang terbesar. Kalau hanja melihat

pada tanah-tanah jang dipunjai dengan bak milik menurut tja-

tatan di Djawa, Madura, Sulawesi Selatan, Bali, Lombok hanja

terdapat 5400 orang jang mempunjai sawah jang Iuasnja lebih

dari 10 hektar (diantaranja 1000 orang jang mempunjai lebih

149

dari 20 hektar). Mengenai tanah-kering. jang mempunjai lebih

dari 10 hektar adalah 11.000 orang, diantaranja 2.700 orang jang

mempunjai lebih dari 20 hektar. Tetapi menurut kenjataannja

djauh lebih banjak djumlah orang jang menguasai tanah lebih

dari 10 hektar dengan hak-gadai atau sewa.

Tanah-tanah itu berasal dari tanah-tanah kepunjaan para tani

jang tanahnja tidak tjukup tadi, jang karena keadaan terpaksa

menggadaikan atau menjewakan kepada orang-orang jang kaja

tersebut. Biasanja orang-orang jang menguasai tanah-tanah jang

Iuas itu tidak dapat mengerdjakan sendiri. Tanah-tanahnja diba-

gi-hasilkan kepada petani-petani jang tidak-berlanah atau jang

tidak tjukup tanahnja. Bahkan tidak djarang bahwa dalam hu-

bungan gadai para pemilik jang menggadaikan tanahnja itu

kemudian mendjadi penggarap tanahnja sendiri sebagai pembagi-

hasil. Dan tidak djarang pula, bahwa tanah-tanah jang Iuas itu

tidak diusahakan (..dibiarkan terlantar”) oleh karena jang me-

nguasainja tidak dapat mengerdjakan sendiri, hal mnna terang

bertentangan dengan usaha untuk menambah produksi bahan

makanan. «

(2) Bahwa ada orang-orang jang mempunjai tanah jang berlebih-

lebihan, sedang jang sebagian terhesar Iainnja lidak mempunjai

atau tidak tjukup tanahnja adalah terang bertentangan dengan

azas sosialisme Indonesia, jang menghendaki pembagian jang

merata atas sumber penghidupan rakjat tani jang berupa tanah

itu, agar ada pembagian jang adil dan merata pula dari hasil

tanah-tanah tersebut. Dikuasainja tanah-tanah jang Iuas ditangan

sebagian ketjil para petani ilu membuka pula kemungkinan

dilakukannja praktek-praktek pemerasan dalam segala bentuk

(gadai, bagi-hasil dan lain-Iainnja), hal mana bertentangan pula

dengan prinsip sosialisme Indonesia.

(3) Berhubung dengan itu maka disamping usaha untuk memberi

tanah pertanian jang tjukup Iuas, dengan djalan membuka tanah

setjara besar-besaran diluar Djawa dan menjelenggarakan trans-

migrasi dari daerah-daerah jang padat, Undang-undang Pokok

Agraria dalam rangka pembangunan masjarakat jang sesuai

130

dengan azas-azas sosialisme Indonesia itu, memandang perlu adanja batas maksimum tnnab-pertanian jang boleb dikuasai satu keluarga, baik dengan bak milik m aupun dengan bak jang lain.Luas maksimum tersebut menurut U ndang-undang Pokok Agraria barus ditetapkan dengan peraturan perundangan didalam waktu 'jang singkat (pasal 17 ajat (l) dan('2). Tanab-tanab jang meru­pakan kelebiban dari maksimum itu diambil oleh Pemerintah dengan ganti-kerugian. untuk selandjutnja dibagikan kepada rakjat petani jang membululikan menurut ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (pasal 17 U ndang-undang Pokok Agraria ajat (3)). Dengan demikian maka pemilikan tanah perta­nian selandjutnja akan lebih merata dan adil.Selnin memenuhi sjaral keadilan maka tindakan tersebut akan berakibat pula bertamhahnja produksi, karena para penggarap tanah-tanah itu, jang telah mendjadi pemiliknja. akan lebih giat didalam mengerdjakan usaha pertaniannja.

(4) Selain Iuas maksimum Undang-undang Pokok Agraria meman­dang perlu pula diadakannja penetapan Iuas minimum, dengan tudjuan supaja tiap keluaTga petani mempunjai tanah jang tju­kup luasnja untuk dapat mentjapai taraf penghidupan jang lajak. Berhubung dengan berhagai faktor jang belum memungkinkan ditjapainja batas minimum itu sekaligus dalam waktu jang singkat, maka ditetapkan. bahwa pelaksanaannja akan dilakukan setjara berangsur-angsur (Undang-undang Pokok Agraria pasal 17 ajat (4)), artinja akan diselenggarakan taraf demi taraf. P ad a taraf permulaan maka penetapan minimum bertudjuan untuk m entjegah dilakukannja pemetjahan tanah lebih Iandjut. karena hal jang demikian itu akan mendjauhkan kita dari usaha untuk mempertinggi taraf hidup petani sebagai jang dimaksudkan di­atas. Penetapan minimum tidak berarti, bahw a orang-orang jang mempunjai tanah kurang dari batas itu akan dipaksa untuk me- Iepaskan tanahnja.

3) K iranja tidak memerlukan pendjelasan, bahw a untuk memper­tinggi taraf hidup petani dan taraf hidup rakjat pada umumnja. tidaklah tjukup dengan diadakannja penetapan luas maksimum

151

dan minimum sadja, jang diikuti dengan pembagian kembali tanah-tanahnja jang melebibi maksimum itu. Agar supaja dapat ditjapai basil sebagai jang diharapkan maka usaha itu perlu disertai dengan tindakan-tindakan' Iainnja, misalnja pembukaan tanah; tanah pertanian baru, transmigrasi, industrialisasi, usaha- usaha untuk mempertinggi produktiviteit (intensifikasi), perse- diaan kredit jang tjukup jang dapat diperoleh pada waktunja dengan mudah dan murah serta tindakan-tindakan Iainnja.

(6) M enurut pasal 17 Undang-undang Pokok Agraria Iuas maksi­mum dan minimum itu barus diatur dengan peraturan perun­dangan.Ini berarti bahw a diserabkanlah pada kebidjaksanaan Pemerin­tah apakah hal itu akan diatur oleh Pemerintah sendiri dengan Peraturan Pemerintah atau bersama-sama Dewan Perwakilan Rakjat dengan undang-undang. Mengingat' akan penlingnja

m asa’alah tersebut Pemerintah berpendapat, bahwa soal itu sebaiknjalah diatur dengan peraturan jang beriingkat undang- undang. Dalam pada itu karena keadaannja mematcsa kini diatur- n ja dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang.

(7) a. Luas maksimum ditetapkan untuk tiap-tiap daerah tingkat II

dengan mengingat keadaan daerah masing-masing dan fak-tor-faktor sebagai :

1 . tersedianja tanah-tanah jang masih dapat dibagi,

2 . kepadatan penduduk,

3. djenis-djenis kesuburan tanahnja (diadakan perbedaan antara sawah dan tanah-kering, diperhatikan apakah ada perairan jang teratur atau tidak).

4. besarnja usaha tani jang sebaik-baiknja („the best farm- size”) menurut kemampuan satu keluarga, dengan me ngerdjakan beberapa buruh tani,

5. tingkat kemadjuan tehnik pertanian sekarang ini.

Dengan ^mperhabUn hai-hal .ersebu, diatas. ja„g b„ W a . beda I<e«daa„n,a diberba8al dae,ah di Ne(!ara t i„

diadakanlah perbedaan , „ to , daerah-daerah jan8 pada,

I M pada, D a .ra l, daerah jang pada , dibagi l . si dalam daerah ang sanoal pad*,, 1 / 4 * „„,Ja , da„ f c ^ - p o d . , . p j

Ia n perbedaan a n „ ra b . , as untuk sau,ah dan ,anuh fcri„g.

n I *“ al‘| kr ‘ " 5 »J * »h sama dengan b a ,as un.uk

- M i 'd 7 7 W f « " « P a d , , d a „d engan jO /o d idaerah-daerah jang tidak padat.

Sebagaim ana tertjantum dafam pasal 1 ajat (2) m ak i f i . ■ i i !. t , “K“ penetapan

m aksimum itu ialah p aiin g banjak (jaitu untuk daerah-daerahjang tidak padat) 15 hektar saw ah atau 20 'hektar tanah-kerin^U ntuk daerah-daerah jang sangat padat maka angka-angka ituadalah masing-masing 5 hektar dan 6 hektar. Djika sawah dipu-

njai bersama-sama dengan tanah-kering maka batasnja adalahpaling banjak 20 hektar. baik didaerah jang padat m aupun tidakpadat.

b. Jang menentukan Iuas maksimum itu bukan sadja tanah-. tanah miliknja sendiri, tetapi djuga tanah-tanah kepunjaan orang Iain jang dikuasai dengan hak gadai, sewa dan Iain sebagainja seperti jang dimaksudkan diatas. Tetapi tanah- tanah jang dikuasai dengan hak guna-usaha a tau hak-hak Iainnja jang bersifat sementara dan terbatas (mitsalnja hak pakai) jang didapat dari Pemerintah tidak terkena ketentuan maksimum tersebut. I.etak tanah-tanah itu tidak perlu mesti d isatu tem pat jang sama, tetapi dapat pula dibeberapa daerah, m itsalnja didua atau tiga D aerah tingkat II jang berlainan.

c. Penetapan Iuas maksimum memakai dasar keluarga, biarpun jan g berhak atas tanahnja mungkin seorang-seorang. Berapa djum lah Iuas tanah jang dikuasai oleh anggota-anggota dari suatu keluarga, itulah jang m enentukan maksimum Iuas tanah bagi keluarga itu. D jum lah anggota keluarga ditetapkan pa­ling banjak 7 orang. D jika djum lahnja melebihi 7 orang m aka bagi keluarga itu Iuas maksimum untuk setiap anggota

153

FA

K.

HU

K.

keluarga jang selehihnja ditam bah 10% , tetapi djum lah tam- b ahan tersebut tidak boleh lebih dari 50%, sedang djum lab t a n a h - p e r t a n i a n jang dikunsai seluruhnja tidak boleh lebih dari 20 bektar, baik sawah, tanah-kering m aupun saw ah dan tanab kering. M itsalnja untuk keluarga didaerah tidak padat (dengan balas maksimum 15 hektar) jang lerdiri dari 15 anggota. maka batas maksimumnja dihitung sebagai berikut. D jum lah tam bahannja 8 X >0% X 15 bektar sawah. tetapi tidak boleh lebih dari 7,5 hektar = 22.5 hektar. Tetapi oleh

' karena tanah jang dikuasai seluruhnja tidak boleh lebih dari 20 hektar, maka luas maksimum untuk keluarga itu iaiah 20 bektar. K alau jang dikuasai itu tanah-kering maka keluarga tersebut tidak m endapat tam bahan Iagi, karena batas buat tanah-kering untuk daerah jang tidak padat sudah ditetapkan 20 hektar.

d. K etentuan maksimum tersebut hanja mengenai tanah perta­nian. Batas untuk tanah perumahan akan ditetapkan terscn- diri. Demikian pula Iuas maksimum untuk badan-badan hukum. 1

(8) Luas minimum ditetapkan 2 hektar, baik untuk saw ah m aupun tanah kering. Sebagai telah diterangkan diatas batas 2 hektar itu m erupakan tudjuan, jang akan diusabakan tertjapainja setja­ra taraf demi taraf. Berhubung dengan itu maka dalam taraf pertama perlu ditjegah dilakukannja pem etjahan-pem etjahan pemihkan tanah jang bertentangan dengan tudjuan tersebut. U ntuk ilu maka diadakan pem batasan-pem batasan seperlunja didalam hal pemindahan hak jang berupa tanah-pertanian (pasal 9). T anpa pembatasan-pembatasan itu maka dichnwatirkan b a h ­w a bukan sadja usaha untuk menljapai batas minimum itu tidak akan tertjapai, tetapi bahkan kita akan tam bah m endjauh dari tud juan tersebut.

(9) a. D alam Peraturan ini diatur pula soal gadai-tanah-pertanian.Jang dimaksud dengan gadai iaiah hubungan antara sese­

orang dengan tanah kepunjaan orang lain, jang mempunjai

utang uang kepadanja. Selama utang tersebut belum dibajar

154

^ tanaK itu letaP berada dalam penguasaan jang memindjamkan uang tadi Lpemegang-gadai”). Selama itu

hasd tanah seluruhnja mendjadi hak pemegang-gadai. jang

dengan demikian merupakan bunga dari utang tersebut. Pe-

nebusan tanah itu tcrgantung pada kemauan dan kemampuan

jang menggadaikan. Banjak gadai jang berlangsung berta-

hun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan ada pula jang di-

landjulkan oleh para ahliwaris penggadai dan pemegang-ga­

dai, karena penggadai tidak mampu untuk menebus tanahnja

kembali. (Dalam pada itu dibeberapa daerab dikenal pula

gadai dimana basil tanahnja tidak hanja merupakan bunga,

tetapi merupakan pula angsuran. Cadai demikian itu disebut

„djual gangsur . Berlainan dengan gadai biasa maka dalam

djual-gangsur setelah lanipau beberapa wakiu tanahnja kem­

bali kepada penggadai tanpa membajar uang lebusan).

Besarnja uang gadai lidak sadja tergantung pada kesuburan tanahnja, tetapi terutama pada kebutuhan penggadai akan kredit. Oleh karena ifu tidak djarang tanah jang subur diga- dailcan dengan uang gadai jang rendah. Biasanja orang meng­gadaikan tanahnja hanja bila ia berada dalam keadaan jang sangat mendesak. Djika tidak mendesak kebuluhannja maka biasanja orang lebih suka menjewakan tanahnja. Berhubung dengan hal-hal diatas itu maka kebanjakan gadai itu diada­kan dengan imbangan jang sangat merugikan penggadai dan

sangat menguntungkan pihak pelepas uang. Dengan demi­kian maka teranglnli bahwa gadai itu menundjukkan prnktek- praktek pemerasan, hal mana bertentangan dengan azas so- sialisme Indonesia. O leh karena itu maka didalam Undang- undang Pokok Agraria hak gadai dimasukkan dalam golo­ngan hak-hak jang sifatnja ..sementara". jang harus diusaha-

kan supaja pada waktunja dihapuskan. Sementara belum d apat dihapuskan maka hak gadai harus diatur agar dihilang- kan unsur-unsurnja jang bersifat pemerasan (pasal 53). Hak gadai itu baru dapat dihapuskan fartinja dilarang) djika sudah dapat disediakan kredit jang mentjukupi keperluan para

petani.

133

b A pa jang diharuskan oleh pasal 55 Undang-undangA graria itu dialur sekali gus dalam Peraturan ini (pasal 7),

karena ada hubungannja Iangsung dengan pelaksanaan ke tentuan mengenai penetapan maksimum tersebut diatas. T a ­

n a h - t a n a h jang selebihnja dari maksimum diambil oleh P e­merintah, jaitu djika tanah itu milik orang jang bersangkutan. K alau tanah jang selebihnja itu tanah-gadai maka harus dikembalikan kepada jang empunja. Didalam pengembahan tanah-tanah gadai tersebut tentu akan timbul persoalan pem­bajaran kembali uang-gadainja.

Peraturan ini memetjahkan persoalan tersebut, dengan ber- pedoman pada kenjataan sebagai jang telah diuraikan diatas. Jaitu, bahw a dalam prakteknja hasil tanah jang dilerima oleh pemegang-gadai adalah djauh melebihi bunga jang Iajak d a r i ' pada uang jang dipindjamkan. M enurut perhitungan maka uang-gadai rata-rata sudah diterima kembali oleh pemegang- gadai dari hasil tanahnja dalam waktu 5 sampai 10 tahun, dengan ditam bah bunga jang Iajak (10%). Berhubung dengan itu maka ditetapkan, bahw a tanah-tanah jang sudah digadai selama 7 tahun (angka tengah-tengah diantara 5 dan 10 ta ­hun) atau lebih harus dikembalikan kepada jang empunja, tanpa kewadjiban untuk membajar uang-tebusan. M engenai gadai jang berlangsung belum sampai 7 tahun, pula menge­nai gadai-gadai ham diadakan ketentuan dalam pasal 7 ajat(2) dan (3), sesuai dengan azas-azas tersebut diatas.

(10) Kemudian agar ketentuan-ketentuan Peraturan ini dapat berdja-

Ian dan dilaksanakan sebagaimana mestinja, maka dalam pasal

10 dan 11 diadakan sanksi-sanksi pidana seperlunja.

(l l) Soal pemberian ganti-kerugian kepada mereka jang tanahn ja diambil oleh Pemerintah, soal pembagian kembali tanah-tanah tersebut dan hal-hal Iain jang bersangkutan dengan penjelesaian tanah jang m erupakan kelebihan dari Iuas maksimum m enurut pasal 5 akan d iatur dengan Peraturan Pem erintah, sesuai dengan ketentuan pasal 17 ajat (3) U ndang-undang Pokok A graria.

136

Pendjelasan pasal demi pasal:

Pasal 1

Ajat 1: Perkataan ..orang" menundjulc pada mereka jang belum/ti-

dak berkeluarga. Sedang ..orang-orang’’ menundjuk pada

mereka jang bersama-sama merupakan satu keluarga. Siapa-

siapa jang mendjadi anggota suatu keluarga harus dilihat

pada kenjataan dalam penghidupannja. Jang termasuk

anggota suatu keluarga iaiah jang masih mendjadi tang­

gungan sepenuhnja dari keluarga itu. Sebagaimana telah

didjelaskan didalam Pendjelasan Umum angka (7b) maka

tanah-tanah jang dimaksudkan itu bisa dikuasai sendiri

oleh anggota keluarga masing-masing, tetapi dapat pula di­

kuasai bersama (misalnja milik bersama sebagai warisan jang

belum/lidak dibagi). Tanah-tanah jang dikuasai itu bisa

miliknja sendiri. bisa kepunjaan orang lain jang dikuasai

dengan sewa, pakai atau gadai dan bisa djuga miliknja sen­

diri bersama kepunjaan orang lain. Orang jang mempunjai

tanah dengan hak milik atau hak gadai, tanah mana oleh-

nja disewakan atau dibagi hasilkan kepada orang atau

orang-orang Iain, termasuk dalam pengertian orang jang

,,menguasai tanah tersebut menurut pasal ini. Djadi pe­

ngertian ,.menguasai itu harus diartikan Daik menguasai

setjara langsung, maupun tidak langsung.

A ja t 2 : Pokok-pokoknja sudah didjelaskan didalam PendjelasanU m um angka (7a). D jika jang dikuasai itu sawah dan tanah-

kering maka tjara menghitung maksimumnja iaiah sebagai berikut. M itsaln ja didaerah jang kurang padat oleh suatu keluarga dikuasai 5 ha sawah dan 9 ha tanaliTkering. M aka 5 h a saw ah dihitung mendjadi tanah-kering jaitu 120% X 5 ha = 6 ha. D jadi tanah jang dikuasai djum lahnja sama dengan 6 + 9 ha = 15 ha tanah-kering. Karena untuk dae­rah jang kurang padat maksimumnja 12 ha tanah-kering, m aka keluarga itu harus melepaskan 15 ha — 12 ha = 3 ha

tanah-keringnja. D engan demikian maka maksimumnja ia ­iah 5 h a sawah dan 6 ha tanah-kering ± a tau 1 1 ha. D jika saw ah jang akan dilepaskan maka 9 h a tanah-kering itu

157

dihitung mendjadi sawah, jaitu sama dengan >awah 5/ii X 9 jia = 7 5 |,a . D engan demikian maka djumlah tana inja ada lah 5 ha + 7.5 ha 12.5 ha sawah. Karena untuk daerah tersebut maksimumnja 10 ha, maka sawah jang h-irus dilepaskan adalah 12,5 ha — 10 ha — 2,5 ha.Bagi keluarga itu maksimumnja mendjadi 2.5 ha sawah dan 9 ha tanah-kering atau 1 1 ,5 ha. Perlu mendapal perhatian balnva bagaim anapun djuga djumlah Iuas lanah sawah dan tanah-kering itu tidak boleh lebih dari 20 ha, baik didaerah jang padat m aupun tidak dapat.

Pasal 2

D jum lah 7 orang adalah rata-rata keluarga Indonesia sekarang ini. Lebih Iandjut sudah didjelaskan dalam Pendjelasan Umum angka

(7c).Pasal 5

Perkalaan .orang-orang” menundjuk kepada orang-seorang jang tidak m e ru p a k a n anggota sesuatu keluarga. B ag i keluarga-keluarga m aka kewadjiban lapor dibebankan kepada kepala-keluarganja, b ia r­pun tanah-lanah jang dilaporkan itu adalah kepunajan anggota-ang­gota k e lu a rg a n ja . Kepala-keluarga biasa laki-Iaki ataupun wanita.

Sudab barang tentu ketentuan dalam pasal ini (idak m engurangi kew adjiban pendjabat-pendjabat jang bersangkutan untuk setjara aktip mengumpulkan pula keterangan-keterangan jang dim aksudkan itu.

Pasal 4

Ketentuan ini bermaksud untuk mentjegah djangan sampai orang

menghindarkan diri dari pada akibat penetapan luas maksimum. Bagi­

an tanali jang selebihnja dari maksimum menurut pasal 17 Undang-

undang Pokok Agraria akan diambil oleh Pemerintah, jang kemudian

flean mengalur pembagiannja kepada para petani jang membutuhkan.

Berliubung dengan ilu maka bagian tersebut tidak boleh dialihkan

oleh pemilik kepada fihak lain. Adapun bagian tanah jang boleh terus

dimilikinja (jaitu sampai lua3 maksimum) sudah barang tentu boleh

dialihkannja kepada orang Iain, soal peralihan itu tidak mengakibat-

kan hal-hal jang disebut dalam pasal 9.

158

Dalam pada ilu oleh karena penetapan bagian mana jang boleh (eras dimilikinja itu memerlukan waktu. hingga pada waklu itu mungkin belum ada kepastian apakah jang hanja akan dialihkan itu termasuk bagian tersebut atau tidak. maka peralihan liak ilu memerlu- kan idzin Kepala Agraria D aerah jang bersangkutan. Kalau tanah jang dimiliki itu mitsalnja 15 ha sawah didaerah jang kurang padat (jang maksimumnja 10 ha) maka jang boleh dialihkan oleh pemiliknja iaiah paling banjak 10 ha. karena jang 5 ha selebihnja akan diambil oleh Pemerintah.

Perlu kiranja diperhatikan, bahw a jang terkena oleh ketentuan pasal ini iaiah pemindahan hak atas tanah milik jang melampaui maksimum. Djika jang dikuasai itu tanah milik dan tanah gadai. m itsalnja masing-masing 7 ha dan 5 ha, maka untuk mengalihkan 7 ha tanah milik tersebut tidak diperlukan idzin.

Pasal 5L ihat Pendjelasan Umum angka ( ll) .K iranja sudahlah selajaknja djika diperhatikan keinginan fihak-

fihak jang bersangkutan (jaitu mereka jang tanahnja diambil oleh Pem erintah itu) mengenai penentuan bagian tanah jang m ana akan diam bil oleh Pem erintah dan jang m ana boleh dikuasainja terus. D a lam pada itu Pemerintah tidak terikat pada keinginan jang diadju­kan itu. M itsalnja tidaklah akan diperhatikan keinginan jang ber- m aksud supaja jang diambil oleh Pemerintah hanja bagian-bagian tan ab jang tidak dapat ditanami.

Pasal 6

M em peroleh tanah menurut pasal ini bisa karena pembelian a tau p u n pew arisan hibah. perkawinan dan Iain sebagainja. M itsalnja d idaerah jang tidak padat seorang menguasai sawah dengan bak milik seluas 10 ha dan hak gadai 5 ha. Kemudian ia membeli sawah 5 ha. D idalam w aktu 1 tahun ia diwadjibkan untuk melepaskan 5 ha. m itsa ln ja semua tanah jang dikuasainja dengan hak-gadainja itu a tau sebagian tanah gadai dan sebagian lanah miliknja.

Pasal 7

A zasn ja sudah didjelaskan didalam Pendjelasan Um um angka (9b). M engenai ketentuan ajat (2) dapat dikemukakan tjontoh sebagai

159

berikut. U ang gadai Rp. 14.000,— dan gadai sudab berlangsung 3 tahun. M aka uang tebusannja

7% - 3iaIah ---------- X RP- 14.000,- = Rp. 9 .000,-

7

Hasil jang diterima pemegang-gadai selama 3 tahun dianggap sebagai 3 kali angsuran a Rp. 2.800,— ditambah bunganja. Faktor i/2/7 adalah dimaksud sebagai ganti kerugian, bahwa gadainja tidak berlangsung sampai 7 tahun. Dalam pada itu tidak ada keharusan bagi penggadai untuk menebus tanahnja kembali. Ketentuan-ketentuan p a­sal ini tidak hanja mengenai tanah-tanah gadai jang harus dikem­balikan, tetapi mengatur gadai pada umumnja.

Pasal 8

Sudah didjelaskan dalam Pendjelasan Umum angka (4) dan (8). Usaha-usaha jang harus didjalankan untuk mentjapai tudjuan, supaja

setiap keluarga petani mempunjai tanah 2 ha itu ialah terutama exten-

sifikasi tanah-pertanian dengan pembukaan tanah setjara besar-besar-

an diluar Djawa, transmigrasi dan industrialisasi. Tanah 2 ha ilu bisa

berupa sawah atau tanah kering atau sawah dan tanah kering.

Pasal 9Sudah didjelaskan dalam Pendjelasan Umum angka (8). T a n a h

jang luasnja 2 ha atau kurang tidak boleh dialihkan untuk sebagian,

karena dengan demikian akan timbul bagian atau bagian-bagian jang

kurang dari 2 ha. Kalau akan dialihkan maka haruslah semuanja. Ta­

nah itu dapat dialihkan semuanja kepada satu orang. Kalau dialihkan

semuanja kepada lebih dari seorang maka mereka jang menerima itu

masing-masing harus sudah memiliki tanah-pertanian paling sedikit 2

ha atau dengan peralihan tersebut masing-masing harus memiliki

paling sedikit 2 ha. Mengenai tanah-tanah jang lebih dari 2 ha lara­

ngan itupun berlaku pula, djika karena peralihan itu timbul bagian

atau bagian-bagian jang luasnja kurang dari 2 ha. Peralihan u n tu k sebagian diperbolehkan, djika jang menerima itu sudah memiliki ta n a h pertanian paling sedikit 2 ha atau djika dengan peralihan tersebut Ialu

memiliki tanah paling sedikit 2 ha dan djika sisanja jang tidak dialih-

160

kan Iuasnjapun masih paling sedikit 2 lia. M isalnja tanah 5 ha boleh didjual 1 h a kepada seorang jang sudah memiliki 1 ha pula. Sisa jang tidak didjual masih 2 ha. Larangan tersebut tidak berlaku m engenai pem bagian warisan jang berupa tanah pertanian.

P asal 10 dan 1 1

S udah didjelaskan dalam Pendjelasan U m um angka ( 10). A pa jang ditentukan dalam pasal 10 ajat (3) dan (4) tidak memerlukan kepu- tusan pengadilan. Tetapi berlaku karena hukum setelah ada keputusan bakim jang mempunjai kekuatan untuk didjalankan, jan g m enjatakan, b ah w a benar terdjadi tindak-pidana jang dimaksudkan dalam aja t (l).

P asal 12

O leh karena pembatasan mengenai tanah-tanah untuk perum ahan tidak sepenting tanah-tanah pertanian dan tidak m enjangkut banjak orang sebagaim ana halnja dengan tanah-tanah pertanian. maka soal tersebut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. demikian djuga ha ln ja . dengan pelaksanaan selandjutnja dari Peraturan Pem erintah P enggan ti U ndang-undang ini. Jang demikian itu tidak pula berten­tan g an d e n g a n pasal 17 U ndang-undang Pokok Agrana.

Pasal 13

T id ak m emerlukan pendjelasan.

TAM BAHAN L.EMBARAN-NEGARA No. 2117

161

D aftar lam piian Peraturan Pcmcrintali Pengganti Undang-undang N o. 56 tahun 1960 (sebagai jang dimaksud dalam pasal 1 ajat */

K epadatan penduduk tiap kilometer persegi

Golongan daerah

a . sampai 50 tidak padatb. 51 .. 250 kurang padatc. 251 ,. 400 tjukup padatd. 401 keatas sangat padat

Kelerangan :

(1) Jang dimaksudkan dengan ..daerah’’ iaiah Daerah Tingkat II.

(2) A tas dasar ketentuan dalam pasal 1 ajat (2) Peraturan Pem erin­tah Pengganti U ndang-undang No. 56 tahun 1960 dan ketentuan dalam daftar diatas untuk tiap-tiap D aerah Tingkat II luas maksimumnja ditegaskan oleh Menteri Agraria.

(3) M enteri Agraria dapat menjimpang dari dasar perhitungan tersebut diatas dengan memasukkan sesuatu daerah kedalam golongan jang setingkat tinggi lebih fctau setingkat lebih rendah, djika hal itu perlu berhubung dengan keadaan jang sangat chusus didaerah itu, dengan memperhatikan luas persediaan

, tanah-pertanian, djum lah petani, djenis dan kesuburan tanahn ja serta keadaan perekonomian daerah tersebut. ,

(4) Semua Kotapradja digolongkan daerah jang sangat padat, karena . pada umumnja keadaannja menjatakan demikian.

162

in s t r u k s i b e r s a m a

MENTERI DALAM NEGERI D A N OTON OM I

D A E R A II DEN GAN MENTERI A G RA R IA

N o. Selcra 9 /1/2 .Lam piran :

Perihal' : Pelaksanaan Perpu N o. 56/1960 tentang penetapan Inastanah pertanian.

DJAKARTA, tanggal 5 Djanuari 1961.

Kepada Jth :

1 . Semua G ubem ur K epala Daerah,2 . Semua B upati/W alikofa Kepala D aerah dan5. Pedjabat-pedjabat Agraria.

Tem busan kepada : para Residen. '

Sebagaim ana Saudara maklum, maka dengan Perpu N o. 56/1960 te lah ditetapkan batas-batas luas maksimum dan minimum bagi tanah p ertan ian diseluruh Indonesia, terbagi atas D aerah-daerah jang tidak pada t, kurang padat, tjukup dan sangat padat, serta beberapa keten­tu an jan g bertalian dengan pelaksanaannja. Penegasan daerah-daerah tingkat II dalam golongan-golongan jang dimaksud diatas ditjantum - kan dalam daftar lam piran surat keputusan M enteri Agraria tanggal 31 D esem ber 1960 N o. Sk. 978/K a/l960 jang bersama ini kami sampai- kan pu la pada Saudara.

S esudah terbentuknja U .U . Pokok A graria No. 5/1960 ini me- rupakan perm ulaan tanggal 24 September 1960, maka Perpu No. 56/ 1960 ini m erupakan permulaan dari pada realisasi program landreform jan g sebagai dinjatakan dalam keputusan M .P .R .S . No. II 1960 pasal 4 a ja t 3 m erupakan ..bagian mutlak dari pada revolusi Indonesia” d an ,,ad a lah basis pem bangunan semesta .

B etapa pentingnja peraturan itu tem jata dengan djelas dari se raan P .J.M . Presiden dalam pidatonja tanggal 1 D januari 1961 pada pengajunan pertam a Tjangkul Pem bangunan N asional Berentjana, su p aja Jan d refo rm m ulai didjalankan hari itu djuga” .

/163

r

Dalam pada itu, agar supaja pelaksanaan Iandreform berdjalan

lantjar dan mentjapai hasil-hasil jang diharapkan dari padanja, maka

perlu diambil Iangkah-langkah persiapan sebaik-baiknja lebih dulu.

Oleb karena itu bersama ini kami instruksikan kepadu Saudara sebagai

berikut :

1 . O le b ped jabat A graria bersama-sama Pam ong Pradja, dengan b a n tu a n petugas-petugas Departem en Penerangan dim ana perlu d an mungkin hendaknja segera diselenggarakan penerangan setjara teratur diseluruh daerah Saudara masing-masing, hingga isi dan maksud tudjuan U .U . Pokok A graria serla Perpu No. 56/1960 difaham i oleh R akjat umum, chususnja oleh petugas-petu­gas desa. negeri. m arga dan sebagainja, dan pula oleh para pengurus golongan fungsionil tani pada tingkat paling rendah jang ada didaerah Saudara.

2 . Supaja diadakan pendaftaran tentang adanja pemilikan tanab

pertanian lebih dari maksimum, sesuai dengan ketentuan dalampasal 3 Perpu No. 56/1960. Untuk keperluan itu oleh jang ber­

kepentingan harus disampaikan laporan kepada Kepala Kantor Agraria dengan perantaraan Kantor Ketjamatan menurut tjontoh terlampir. Laporan itu hendaknja diteliti kebenarannja dengan menggunakan bantuan pedjabat-pedjabat resmi ataupun kalau

perlu, fih a k la in jang dapat dianggap mengetahui tentang hal itu

(wakil-wakil golongan fungsionil).

3. Pendaftaran hendaknja diadakan djuga mengenai tanah-tanah

pertanian jang atas dasar sesuatu hak atau perdjandjian dikuasai

oleh orang lain dari pada pemiliknja, misalnja perdjandjian gadai,

sewa, bagi hasil atau Iainnja. (vide tjontoh daflar terlampir).

4. Kepada pemilik atau jang menguasai tanah pertanian perlu

diberi penerangan chusus dan mereka itu diberi kesempatan

menjatakan keinginan mengenai bagian-bagian tanahnja jang

dikehendaki, supaja tetap ada padanja. Tanab jang diinginkan

itu sedapal-dapalnja merupakan satu komplex guna memungkin­

kan pengusahaan pertanian setjara efficient, ketjuali, bila ada

hal-hal diluar segi ekonomi jang dapat diterima sebagai alasan

kuat (misalnja tanah pusaka atau Iain-lain).

164

5. Mengenai beberapa istilab perlu kiranja pendjelasan sekedarnja.

a. Pasal 1 ajal 1 Perpu No. 56/1960 menggunakan istilah ..keluarga”.

Untuk mengurangi keraguan tentang arti istilab ini dapat

didjelaskan. bahwa jang. dimnksud adalah sekelompok

orang-orang jang merupakan kesatuan penghidupan dengan

mengandung unsur pertalian darah atau perkawinan.

b. Jang dimaksud dengan tanah pertanian’’, ialah djuga se­

mua tanah perkebunnn, tambak untuk perikanan, tanah

tempat penggembalaan ternak, tanah belukar bekas Iadong

dan hutan jang mendjadi tempat mata pentjaharian bagi

jang berhak. Pada umumnja tanah pertanian adalah semua

tanah jang mendjadi hak orang, selainnja tanah untuk

perumaban dan perusahaan. Bila atas sebidang tanah Iuas

berdiri rumah tempat tinggal seseorang, maka pendapat

setempat itulah jang menentukan, berapa Iuas bagian jang

dianggap halaman rumah, dan berapa jang merupakan

tanah pertanian.

c. Jang dinamakan ,.hak milik adalah hak turun temurun

atas tanah jang terkuat dan terpenuh, sebagai jang dimak­

sud dalam pasal 20 U.U. Pokok Agraria. Belum tentu hak

milik itu tertjatat dalam buku administrasi desa (marga,

negeri atau kampung) dan dapat dibuktikan dengan surat-

surat. Jang menentukan, apakah sebidang tanah itu tanah

mjlik adalah kenjataan, bahwa hak itu sudah berlaku turun

temurun, serta ada tanda-tanda penguasaan tanah dan hak

itu dihormati oleh orang-orang Iain dilingkungannja.

6. Selain memberi penerangan kepada chalajak ramai didaerah-

daerah Saudara, hendaknja Saudara perhatikan pula pendapat-

pendapat dan saran-saran jang dikemukakan kepada Saudara

mengenai pelaksanaan Perpu No. 56/1960 ini, unluk dalam

waktu jang singkat Saudara Iaporkan kepada kami.

Dengan kerdja sama jang sebaik-baiknja antara Pamong Pradja

dan pedjabat Agraria didaerah, kami jakin, bahwa persiapan land-

165

reform akan berdjalan dengan lantjar, dan dengan demikian Saudara-

saudara telab ikut serta meletakkan batu pertama dari landasan jang

mutlak bagi penjelesaian revolusi nasional kita.

Menteri Agraria, Menteri Dalam Negeri dan

Otonomi Daerab,

M r SA D JAR W O IPIK G A N D A M A N A

KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA No. Sk. 978jKa[i960tentang

PENEGASAN LUAS MAKSIMUM TANAH-PERTANIAN

M EN TER I A G R A R IA .

M enim bang :a. bahw a perlu segera ditegaskan Iuas maksimum tanah-pertanian

untuk tiap-tiap D aerah Sw atantra Tingkat II, sebagai jang di- maksud dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang- undang No. 56/1960, tentang Penetapan Iuas tanah-pertanian;

b. bahw a angka-angka resmi tentang kepadatan pendudukv jang ada pada Pemerintah dapat dipakai sebagai dasar untuk mene- gaskan Iuas maksimum tersebut, dengan memperhatikan pula keadaan s o s i a l - e k o n o m i daerah-daerah jang bersangkutan;

M engingat : - t i tP asal 1 Peraturan Pemerintah Pengganti U ndang-undang N o.

56/1960 (I N I960 •— 174) dan ketentuan dalam D aftar lam pirannja. jan g m em uat dasar penetapan penggolongan daerah, jaitu daerah lidak padat bagi jang berkepadatan penduduk sampai 50 tiap kilo­m eter persegi. daerah kurang padat 21 sampai 250, daerah tjukup p ad a t 251 sampai 400 dan daerah sangat padat 401 keatas;

M e m u t u s k a n :P e r t a m a * Menegaskan Iuas maksimum tanah-pertanian untuk

tiap-tiap D aerah Swatantra Tingkat II, sebagai jang tertjantum di­d alam daftar jang dilampirkan pada Keputusan ini.

IC e d u a : Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 D januari 1961. A g ar supaja setiap orang dapat m engetahuinja maka Keputusan

in i akan dim uat didalam T am bahan Lem baran N egara Republik

D itetapkan di D jakarta pada tanggal 31 Desember 1960

M enteri Agraria M r SA D JA R W O

167

Daerah

TingkatI

1. A t j e h

2. Sumatera U tara

D aerah Tingkat IT

Kotapradja

1 . Kutaradja

2 . M edan3. Tebing-

tinggi

4. Bindjei5. Pem atang-

sianlar

6 . Tandjung- balai

7. Sibolga

Kabupaten

1 .2 .3.4.5.6. 7.

AtjehAtjehAtjehAtjehAtjehAtjehA tjeh

BesarPidieU taraTimurTongabBaratSelatan

8 . Deli/Serdang

9. Langkat

10 . Sim elungun

11. A sahan12 . L abuhan Batu13. Karo14. Tapanuli U tara

15. Tapanuli Tengah16. Tapanuli Selatan17. N i a s

PenggolonganDaerah

Luas Maximum

Sawah(ha)

atau

sangat padat lidak padat tidak padat kurang padat tidak padat tidak padat tidak padat tidak padat sangat padat ■sangat padat kurang padat sangat padat tidak padat sangat padat

kurang padat sangat padat

kurang padat tidak padat tidak padat kurang padat sangat padat tidak padat kurang padat Mdnk padat

Tanah-kering

(ha)

5 615 2015 2010 1215 2015 2015 2015 205 65 6

10 125 6

15 205 6

10 125 6

10 1215 2015 * 2010 125 6

15 2010 1215 20

3. Sumalera Barat

4. R i a ti

5. D jam bi

6. Sum atera Selatan

8 . B u l r i t t i n g g i I

9- P aJan g

10. Padang Pandjang

11. Pajalcumbuh

12. Sol ok

13. Saw ah Lunto

14. Pakanbaru

15. Djam bi

16. Palem bang

18. A g a n

19. Padang/Pariam an

20. Tanah D atar

2 1 . Limapuluh Kota

22. Solok

23. Saw ahlunto/S idjun- djung

24. Pasam an25. Pesisir Selatan

26. Kam par27. Bengkalis28. Indragiri29. Kep. R iau

30. Batanghari31. M erangin32. Kurintji

33. M usi/Banjuasin34. Ogan/Komering llir35. Ogan/Komering U lu36. M uara Enim37. L a h a t

sangat padat 5 6kurang pacfat 10 12sangat padat 5 6tidak padat 15 20

sangat padat 5 6kurang padat 10 12sangat padat 5 6kurang padat 10 12sangat padat 5 6tidak padat 15 20

sangat padat 5 6

tidak padat 15 20tidak padat 15 20tidak padat 15 20sangat padat 5 6tidak padat 15 20tidak padat 15 20tidak padat 15 20tidak padat 15 20sangat padat 5 6tidak padat 15 20tidak padat 15 20tidak padat 15 20sangat padat 5 6tidak padat 15 20tidak padat ‘ 15 20tidak padat 15 20kurang padat 10 12tidak padat 15 20

D aerah D aerah Tingkat 11 PenggolonganLuas Maximum

Tanah.Tingkat I K otapradja Kabupaten

»D aerah .. . atau terlng

(ha) <haJ

58. M usi Rawas tidak padat 15 2017. Pangkal sangat padat 5 6

P inangtidak padat39. Bangka 15 20

40. Belitung tidak padat 15 2018. T andjung- sangat padat 5 6

karang1 elukbetung 41. Lam pung Selatan tidak padat 15 23

42. Lam pung Tengah kurang padat 10 1243. Lam pung Utara tidak padat > 15 2344. R ang Lebong45. Bengkulu U tara

tidak padat 15 20tidak padat 15 20

46. Bengkulu Selatan tidak padat 15 2019. Bengkulu sangat padat 5 6

7 . D jakarta 20. D jakarta sangat padat 5 6

Raya 8. D jaw a Barat

R aya47. Serang tjukup padat 7,5 948. Lebak kurang padat 10 1249. Pandeglang kurang padat 10 1250. Tanggerang tjukup padat 7.5 951. Bekasi sangat padat 5 6

52. Krawang sangat padat 5 6

53. Purw akarta tjukup padat 7,5 9

2 1 . Bogor sangat padat 5 6

54. Bogor tjukup padat 7,5 9£

22. Sukabumi sangat padata

5 0

|23. B andung

Jogjakarta

DjawaTengah

24. Tjirebon

25. Jogjakarta

26. Surakarta

27. Semarang28. Salatiga

r 55. Sukabum i [ kurang paclat 1056. Tjiandjur kurang padat 10

57. Banclungsangat padat 5sangat padat 5

58. Sumedang tjukup padat 7.559. G arut tjukup padat 7.560. Tasikm alaja tjukup padat 7.561. Tjiamis tjukup padat 7.5

sangat padat 562. Tjirebon sangat padat 563. K uningan <angat padat 564. Macljalengka sangat padat 565 Inclramaju tjukup padat 7.5

sangat padat 566. BantuI sangat padat 567. Slem an sancjat padal 568. G unung K idul tjukup padat 7.569. Kulonprcgo sangat padat 5

sangat padat 570. K laten sangat padat 571. Bojolali sangat padat 5 '72. Sragcn sangat padat 573. Sukoliardjo sangat padat 574. K aranganjar sangat padat 575 . W onogiri sangat padat 5

sangat padat 5sangat padat 5

76. Semarang sangat padat 577. Kendal sangat padat 578. Demak tjukup padat 7,579. Grobogan tjukup padat 7.580. P ati tjukup padat 7.5

1212669999666696669666666666666999

D aerah D aerah Tingkat 11Pcnggolongan

D aerah

Luas Maximum

T in g k a tI K otapradja KabupatenSawah Tanah-

.. . atau ikerlng (ha) (ha)

81. D jepara sangat padat 5 6' 82. Kudus sangat padat 5 6

83. Rembang tjukup padat 7.5 9

29. Pekalongan84. Blora kurang padat 10 12

35. Pekalongansangat padat 5 6sangat padat 5 6

30. Tegal86. Pem alang sangat padat 5 6

37. Tegalsangat padat 5 6sangat padat 5 6 '

88. Brebes sangat padat 5 6- 89. Banjumas "sangat padat 5 6

90. Purbolinggo sangat padat 5 6' ' 91. B andjar Negara sangat padat 5 6

31. M agelang92. T jilatjap tjukup padat

sangat padat7.55

96

93. M agelang — sangat padat 5 694. Temanggung tjukup padat 7,5 995. VVonosobo tjukup padat 7,5 996. Purworedjo sangat padat 5 6

1 . D jaw a 32. Surabaja97. Kebumen sangat padat 5 6

98. Surabajasangat padat 5 6

Tim ur33. Modjokerto

sangat padat 5 6sangat padat 5 6

99. Modjokerto sangat padat 5 600. Djom bang sangat padat 5 6

5?’ 0 1 . Sidoardjo sangat padat 5 6Si 02. Bodjonegoro tjukup padat 7.5 9

- __ - X f-

Kalim antanBarat

34. MaJiun

33.

36.

37.

Kediri

Blilar

40. Pontianalc

103. Lam ongan104. T u t a n

103. Madiun106. Magetan107. Ngawi108. Ponorogo109. Patjitan

110. Kediri

111. Blitar

M alang

38. Pasuruan

39. Probolinggo

112. N gandjuk113. T ulung A gung114. Trenggalek

113. M alang

116. Pasuruan

117.118.119.120. 121. 122.123.124.125.126.

ProbolinggoLum adjangBondowosoPenarukanBanjuwangiDjemberPamekasanSumenepSampangBangkalan

127. Pontianak

tjukup padat 7.5tjukup padat 7.3sangat padat 5sangat padat 3sangat padat 3tjukup padat 7.3sangat padat 3kurang padat 10sangat padat 5sangat padat 5sangat padat 5sangat padat 5sangat padat 3sangat padat 3sangat padat 3sangat padat 3tjukup padat 7.3 .sangat padat 3sangat padat 3sangat padat 3tjukup padaf 7.3tjukup padat 7.5tjukup padat 7.5kurang padat 10tjukup padat 7.5sangat padat 5sangat padat 3tjukup padat 7.5tjukup padat 7.5tjukup padnt 7.5sangat padat 5sangat Dadat 3 'tidak padat 13

9966696

12666666669666999

1296

• 699966

20

D aerah T in g k a tI

Daerah Tingkat 11

Kotapradja Kabupaten

Penggolongan Daerah

13. Kalim antan Tengah

14. Kalim antan Selatan

13. K alim antan T im ur

41. Bandjarmasin

42. Balikpapan43. Sam arinda

16. Sulawesi U ta ra

128. Sambas129. Kelapang130. Sanggan131. Sintang132. Kapuas Hulu

133.134. 133.136.137.

138.139.140.141.142.143.

144.145.146.147.148.

149.

Kapuas Barilo U tara Barilo Selatan Kotawaringin Kotawaringin Timur

Luas Maximum

Sawah(ha)

atau

Barito Kuala BandjarHulu Sungai Tengah Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai U tara Kota Baru

D.I. Kutai D.I. Berau D.I. Bulongan PasirK epulauan Sangihe dan TalaudMinahasa

tidak padat tidak padat tidak padat tidak padat tidak padat

tidak padat tidak padat lidak padat tidak padat tidak padat sangat padat tidak padat tidak padat tidak padat kurang padat kurang padal tidak padat sangat padat sangat padat tidak padat tidak padat tidak padat tidak padat kurang padat

1515151515

1.5 15 15 15 15 5 15 15 15 , 10 10 15

5 5

151513.1510

kurang padal 10

Tanah-xering

(ha)

2023202020

20202020206

202020121220

66

2020202012

12

14 4 . M cnado

SulawesiSelatan

45. Gorontalo

„ ----- —------sangat padat 5

150. Bolaang Mangondow tidak padat 15151. Gorontalo tidak padat 15

sangat padat 5152. Bual Toli2 tidak padat 13153. Donggala tidak padat 15154. Poso tidak padat 15135. Banggai tidak padat 13156. M am udju tidak padat 15157. Luwu tidak padat 13158. M adjene tidak padat 15159. Polewali M am asa tidak padat 15160. T an a T oradja tidak padat 15

161. P irirang kurang padat 10

162. Enrekang kurang padat 10163. S ideurang/R apang kurang padal 10 1

164. W a d jo tidnk padat 15

165. Soppeng tidak padat 15 * -i f\

166. Barru kurang padat 10167. Pangkadjene dan ke- tjukup padat 7,5

pulauan 168. Bone kurang padat 10169. M aros Huknp padat 7,5170. G oa Kurang padal 10171. Sindjai Kurang padal 10172. Bulukumba Kurang padat 10173. Bonthain Kurang padat 10174. Djeneponto Kurang padat 10175. Takalar Kurang padat 10176. Selaiar Kurang padat 10177. Kolaka tidak padat 13178. Bendarl tidak padat 13

1179. M una tidak padat 15

62020

6232323232323232023121212232312

9

129

12121212121212232020

D aerah T ingkat I

D aerah Tingkat IIPenggolongan

D aerah

Luas Maximum

Kotapradja KabupatenSawah Tanah- ■ .. . atau Ikering (ha) <ha>

180. Buton tidak padat 15 2346. M akassar sangat padat 5 647. Pare-pare sangat padat 5 6

18. N usa Teng- 181. Sumba Timur tidak padat 15 20gara Timur 182. Sumba Barat tidak padat 15 20

183. M anggarai kurang padat 10 12184. N gada kurang padat 10 121S5. Endeh kurang padat 10 12186. Sikka kurang padat 10 12187. Flores Timur kurang padat : io 12188. Kupung lidak padat 15 20190. Timor TengahjfUtara tidak padat 15 20191. Belu tidak padat 15 20

| 192. A lor tidak padat 15 2)' tidak padat 15 20

19 N usa Teng- 193. Lombok Barat tjukup padat 7.5 9gara Barat 194. Lombok Tengah tjukup padal 7.5 9

193. Lombok Tim ur tjukup padat 7,5 9196. Sum baw a tidak padat 15 23197. Dom pu tidak padat 15 23198. Bima tidak padat 15 23

20. B a l i 199. Buieleng tjukup padat 7,5 9200. D jem brana tjukup padat 7,5 9201. Tam banan tjukup padat 7,5 9202. Badung tjukup padat 7,5 9203. O ian/ar tjukup padat 7,5 9

/ 1204. Klim dhnnd , Hub nn m /Ia f 7 1 n

——r r —*> -----«!V ------' —

205. Bangfi tjukup padat• s5*------

7.5 9~~r206. Karang Asam tjukup padat 7.5 9

21. M aluku 48. Temate sangat padat 5 6207. M aluku Utara tidak padat 15 20

49. Am bon sangat padat 5 6208. M aluku Tengah tidak padat 15 20209. M aluku Tenggara tidak padat 15 20

22. Irian Barat 210. Tidore tidak padat 15 20

00

L A P O R A N tentang pemilikan dan penguasaan lanah pertanian sesuai pasal 3 Perpu No. 56/1960

I. K e t e r a n g a n t e n t a n g K e l u a r g a1. N am a Kepala Keluarga : Laki-laki atau wanila: Umur :2. P e k e r d j a a n :3. 1 e r a p a t t i n g g a l :

4. Anggota keluarga Iainnja

No. .N,am a laki-laki/premp.

s456 7

dst.

Umur Hubungan dengan Kepala Keluarga Tempat tinggal

II. K e t e r a n g a n t e n t a n g T a n a h

5. T anah jang dimiliki

Luas (H a ) ' Letak Tanah

Dikuasai oleh siapasawah jl'anah Kering D e s a Ketjamatan | Kabupaten

6. Tanah jang dikuasai

Luas

(Ha) Letak tnnahSiapa pemiliknja

sawah)tanah kering Desa (Ketjamatan Kabupaten

7. D jum lah jang dimilild dan dikuasai : Saw ah : Tanah kering:

111. K e i n g i n a n - k e i n g i n a n P e m i l i k / P e n g u a s a

8. Sebutkan bagian mana jang dikehendaki untuk dilepaskan kepada Pem erintah dan/atau diserahkan pada pemiliknja

9. M enginginkan ganti rugi berupa apa uang/sim panan/alat-alat pertanian/barang- barang m odal/obligasi/dsb.

IV. Keterangan lain-lain jang dianggap perlu

10.

Merjerima laporan

pada tanggal :

Jang menerima laporan

D ibuat dengan sesungguhnja dengan mengingat ke- tentuan-ketenluan pada pasal 10 Perpu No. 56/1960

Oleh jang bertanda tangan dibawah ini

(Tanda tangan dan namanja).

^ ............................ pada tanggal .................Kepala Keluarga jang melaporkan,

(Tanda tangan dan namanja)

P E R A T U R A N P E M E R IN T A H N o. 10 T A IIU N 1961

ten tang

P E N D A F T A R A N T A N A II

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang :

perlu diadakan peraturan tentang pendaftaran tanah sebagai jang

dimaksudkan dalam L^ndang-undang Pokok Agraria (Undang-undang

No. 5 tahun 1960; L.N. 1960 No. 104 — T.L.N. No. 2043);

Men gin gat :1. pasal 5 ajat (2) U ndang-undang D asar;2. pasal 19, pasal 26 dan pasal 52 U ndang-undang Pokok Agraria;

M endengar :M usjaw arah K abinet Kerdja pada tanggal 28 Pebruari 1961.

M e m u t u s k a n :

D engan m entjabut semua peraturan-pendaftaran tanah jang m asih berlaku;

Menetapkan :

Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Tanah.

BAB I

KETENTUAN UMUM.

Pasal 1

Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Djawatan Pendaftaran

180

V

T an ah m enurut ketentuan-ketentuan JaIam Peraluran Pemerintah ini dan mulai tanggal jang ditetapkan oleh M enteri Agraria untuk masing- masing daerah.

Pasal 2

1) Pendaftaran tanah diselenggarakan desa demi desa atau daerah- daerah jang setingkat dengan ihi (selandjutnja dalam Peraturan Pem erintah ini disebut : desa).

2) M enteri Agraria menetapkan saat mulai diselenggarakannja pen­daftaran tanah setjara lengkap disesuatu daerah.

B A B II

P E N G U K U R A N , P E M E T A A N D A N P E N JE L E N G G A R A A N T A T A -U S A H A P E N D A F T A R A N T A N A H .

B A G IA N I : P E N G U K U R A N D A N P E M E T A A N .

Pasal 3

1) D alam daerah-daerah jang ditundjuk menurut pasal 2 ajat (2) semua bidang tanah diulcur cfesa cfcmt desa.

2) Sebelum sebidang tanah diukur, terlebih dulu diadakan:a. penjelidikan riw ajat bidang lanah itu danb. penetapan batas-batasnja.

3) Pekerdjaan jang dimaksud dalam ajat (2) pasal ini didjalankan oleh suatu panitia jang dibentuk oleh M enteri Agraria atau pend jabat jang ditundjuk olehnja dari jang terdiri atas seorang pegaw ai D jaw atan Pendaftaran T anah sebagai ketua dan dua orang anggota Pem erinlah D esa atau lebih sebagai anggota (selandjutnja dalam Peraturan Pem erintah ini disebut Panitia). D jika M enteri A graria m em andangnja perlu maka keanggotaan P an itia dapat ditam bah dengan seorang pendjabat dari D ja­w a tan A graria, Pam ong P rad ja dan Kepolisian Negara. D idalam

181

m endjalankan pekerdjaan itu P an itia memperhalikan kelerang- an-keterangan jang diberikan oleh jang berkepenlingan.

4) H asil penjelidikan rivvajat dan penundjukan batas tanab jang bersangkutan ditulis dalam daftar isian jang bentuknja ditetap­kan oleh Kepala D jaw atan Pendaftaran T anah dan ditanda tangan i oleh anggota-anggota Panitia serta oleh jang berkepen- tingan a tau vvakilnja. •

5) D jika ada perselisihan tentang batas antara beberapa bidang tanah jang letaknja berbatasan atau perselisihan tentang siapa jang berhak atas sesuatu bidang tanah. maka Panitia berusaha menjelesaikan hal itu dengan jang berkepenlingan setjara damai.

6) D jika usaha tersebut diatas gagal, maka jang berkepentingan dalam perselisihan batas maupun dalam peiselisiban tentang siapa jang sesungguhnja berhak atas bidang lanah itu. dapat m engadjukan hal itu kemuka hakim. T anah-lanah jang men­djadi pokok perselisihan pada peta-peta dan daftar-daftar jang dim aksud dalam pasal 4 dan 7 dinjatakan dengan salu nomor pendaftaran atau ditjatat sebagai tanah-scngketa sampai per­selisihan itu diselesaikan.

7) B atas-batas dari sesuatu bidang tanah dinjatakan dengan tanda- tanda-batas m enurut ketentuan-ketentuan jang ditetapkan oleh M enteri Agraria.

Pasal 4

1) Setelah pengukuran sesuatu desa sebagai jang dimaksud dalam

pasal 3 selesai, maka dibuat peta-peta pendaftaran jang mema­kai perbandingan.

2) P e ta itu memperlihatkan dengan djelas segala m atjam hak alas tanah didalam desa cjengan batas-batasnja, baik jang kclihatan m aupun jang tidak.

3) Selain batas-batas tanah pada pela itu dim uat pula nomor pen­daftaran, nomor buku-tanah, nomor surat-ukur, nomor padjak (djika mungkin), tanda-batas dan sedapat-dapatnja djuga gedung- gedung, djalan-djalan, saluran air dan Iain-lain benda tetap jang penting.

Pasal 5T jara mengukur dan membuat pcta-peta sebagai jang dim aksud

dalam pasal 3 dan 4 ditetapkan oleh M enteri A graria.

Pasal 61) Setelah pekerdjaan jang dimaksud dalam pasal 3 dan 4 selesai,

m aka semua peta dan daftar-isian jang bersangkutan ditempat- kan dikantor Kepala D esa selama tiga bulan, untuk memberi kesempatan kepada jang berkepentingan, m engadjukan keberat- an-keberalan mengenai penetapan batas-batas tanah dan isi daftar-daftar-isian itu.

2) M engenai keberatan jang diadjukan dalam w aktu jang dimak­sud dalam ajat (l) pasal ini dan jang oleh Panitia dianggap beralasan, diadakan perubahan dalam peta m aupun daftar- isian jang bersangkutan.

3) Setelah perubahan-perubahan jang dimaksud dalam ajat (2) d iatas selesai dikerdjakan a tau djika didalam w aktu tersebut dalam ajat (l) tidak diadjukan keberatan maka peta-peta dan daftar-daftar-isian itu disahkan oleh Panitia dengan suatu berita- atjara, jang bentuknja ditetapkan oleh M enteri Agraria.

B A G IA N II : P E N J E L E N G G A R A A N T A T A - U S A H A P E N ­D A F T A R A N T A N A H .

1 Pasal 7U ntuk m enjelenggarakan tata-usaha pendaftaran tanah oleh

K antor P endafta ran T an ab diadakan :

a. daftar tan abb . dafta r nam ac. dafta r buku-tanahd. dafta r surat-ukur.

Pasal 8B entuk daftar tanah dan daftar nam a serta tjara mengisinja di­

tetapkan oleh M enteri Agraria.

183

Pasal 91) Daftar buku-tanah tercliri atas kumpulan buku-lanab jang clidjilicl.

2) Bentuk buku-tanab serta tjara mengisinja ditetapkan oleh Men­

teri Agraria.Pasal 10.

1) Untuk hak milik, hak-guna-usaha, hak guna-bangunan dan tiap-

tiap hak Iainnja jang pendaftarannja diwadjibkan oleh sesuatu

peraturan diadakan daftar buku-tanah tersendiri.

2) Satu buku-tanah hanja dipergunakan untuk mendaftar satu hak

atas tanah.

5) Tiap-tiap buku-tanah jang telah dipergunakan untuk membuku-

kan sesuatu hak dibubuhi tanda-tangan Kepala Kantor Pendaf­

taran Tanali dan tjap Kantor Pendaftaran Tanah jang bersang­

kutan.Pasal 11

1) Surat-ukur pada dasarnja adalah kutipan dari pela-pendaftaran

jang dimaksud dalam pasal 4.2) Bentuk surat-ukur serta Ijara mengisinja ditetapkan oleh Menteri

Agraria, dengan ketentuan bahwa surat-ukur itu selain memuat

gambar tanah jang mehikiskan batas tanah, tanda-tanda batas,

gedung-gedung, djalan-djalan, saluran air dan Iain-lain benda jang penling harus memuat pula :

a. nomor pendaftaran,

b. nomor dan tahun surat-ukur/buku-tanah,

c. nomor padjak (djika mungkin).

d. uraian' tentang Ietak lanah,

e. uraian tentang keadaan tanah

f. Iuas tanah,

g. orang alau orang-orang jang menundjukkan balas-batasnja.

3) Setiap surat-ukur dibuat dalam rangkap-dua, jang satu diberikan

kepada jang berhak sebagai bagian dari sertipikat jang dimaksud

dalam pasal 13 ajat (3), sedang jang Iain disimpan di Kantor Pendaftaran Tanah.

Semua surat-ukur jang disimpan itu tiap-tiap tahun didjilid dan

merupakan daftnr surat-ukur.

184

BAB III

PENDAFTARAN HAK, PERALIHAN D A N PF.NGHAPUSAN-

N JA SERTA PENTJATATAN BEBAN-BEBAN ATAS HAK

DALAM DAFTAR BUKU-TANAH.

BAG IAN I : P E M B U K U A N H A K - H A K A T A S T A N A H .

A. D id es a -d e sa jang p en da f t ara n tanahnja t elah dise lenggarakan set jara lengkap.

Pasal 12

Setelah ada pengesahan seperti jang dimaksud dalam pasal 6 a ja t (3), maka dari tiap-liap bidang tanah jang batas-batasnja m au­p u n jang berhak atasnja telah ditetapkan, hak-haknja dibukukan dalam daftar buku-tanah.

Pasal 131) U n tu k tiap-tiap hak jang dibukukan menurut pasal 12 dibuat

salinan dari buku-lanah jang bersangkutan.2) U n tu k mcnguraikan tanah jang dimaksud dalam salinan buku-

tan ah d ibuat sural-ukur sebagai jang dimaksud dalam pasal II.3) S a lin an buku-tanah dan surat-ukur setelah didjahit mendjadi

sa tu bersam a-sam a dengan sualu kertas-sampul jang bentuknja Jife lapkan oleh M enteri Agraria, disebut sertipikat dan diberikan kepada jang berhak.

■4) Sertipikat tersebut pada ajat (3) pasal ini adalah surat-tanda- bukli-hak jang dimaksud dalam pasal 19 L^ndang-undang Pokok A graria.

Pasal M

l) Sem ua surat-keputusan mengenai pemberian hak atas tanah jang dikuasai langsung oleh N egara (selandjutnja dalam Peraturan Pem erintah ini disebut tanah Negara) dikirim oleh Pendjabat jan g benvcnang memberi hak itu kepada Kepala Kantor Pendaf­taran T anah jang bersangkutan, untuk dibukukan dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan.

185

2) U n tu k pem buatan sertipikatnja maka dari bidang tanab jangbersangkutan d ibuat surat-ukur sebagai jang dimaksud dalam pasal 11.

B . D idesa-desa jang pendaftaran tanahnja belum diselenggarahansetjara lengkap.

Pasal 15

1) D idesa-desa jang pendaftaran tanabnja belum diselenggarakan setjara lengkap, m aka bak-bak atas tanab jang telab diuraikan dalam sesuatu surat bak tanah jang d ibuat menurut „O ver- schrijvingsordonnantie (S. 1834 N o. 27), Peraturan M enteri A graria N o. 9 tabun 1959 dan peraturan-peraturan pendaftaran jang berlaku di D aerab Istimewa Jogjakarta, Keresidenan S ura­karta dan Sum atera Tim ur dan telah pu la diuraikan dalam surat-ukur (lama) jang menurut Kepala K antor Pendaftaran Tanah, m asih memenuhi sjaiat-sjarat teknis, dibukukan dalam daftar buku-tanah.

2) K epada jang berhak diberikan sertipikat.3) Penjelenggaraan ketentuan-ketentuan dalam ajat (l) pasal

d iatu r lebih Iandjut oleh M enteri A graria.ini

P asal 16

l) D jika pem berian hak jang dimaksud dalam pasal 14 mengenai b idang tan ah jang telah diuraikan dalam suatu surat-ukur (lama), jang m enurut Kepala Kantor Pendaftaran T an ah m asih mem enuhi sjarat-sjarat leknis, maka kepada jang memperoleh hak itu diberi sertipikat. dengan tidak perlu m em buat surat-ukur sebagaim ana jan g dim aksud dalam pasal 11.

2) D jika pem berian hak tersebut mengenai bidang tanah jan g b e­lum diuraikan dalam sesuatu surat-ukur jang dim aksud dalam a ja t (l) pasal ini, sedangkan pem buatan surat-ukur sebagaim ana jang dim aksud dalam pasal 11 tidak dapat d ibuat dengan segera oleh karena peta pendaftaran jang bersangkutan dengan b idang tan ah itu belum dibuat, m aka kepada jang m emperoleh hak itu diberi sertipikat-sementara, sebagai jang dim aksud dalam pasal 17.

186 I

Pasal 17

1) Serlipikat-sementara, jaitu sertipikat tanpa surat-ukur, mempunjai fungji sebagai sertipikat.

2) Serlipikat-sementara mempunjai kekuatan sebagai sertipikat.

Pasal 18

1) Atas permohonan jang berhak, maka sesuatu hak atas tanah

didesa-desa jang pendaftaran tanahnja belum diselenggarakan se­

tjara lengkap dapat pula dibukukan dalam daftar buku-tanah.

Untuk membukukan hak tersebut, kepada Kepala Kantor Pen-

daftnran Tanah harus disampaikan surat atau surat-surat bukti

hak dan keterangan Kepala Desa jang dikuatkan oleh Asisten

Wedana, jang membenarkan surat atau surat-surat bukti hak

itu.

2) Setelah menerima surat atau surat-surat bukti hak beserta kete-

rnnrfan iang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini. maka Kepala r anydi i _ i iKantor Pendaftaran Tanah mengumumkan permohonan pem-

bukuan hak itu di Kantor Kepala Desa dan Kantor Asisten

Wedana selama 2 bulan beitunrt-turut. Kalau dianggapnja

perlu maka selain pengumuman dikantor Kepala Desa dan Kan­

tor Asisten W edana itu Kepala Kantor Pendaftaran Tanah dapat

djuga mengumumkan dengan tjara lain.

3) Djika dalam waktu 2 bulan jang dimaksud dalam ajat (2) pasal

ini tidak ada jang mengadjukan keberatan maka hak atas tanah

itu dibukukan oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah dalam

daftar buku-tanah jarlg bersangkutan.

Djika ada jang mengadjukan keberatan. Kepala Kantor Pen­

daftaran Tanah menunda pcmbukuannja sampai ada keputusan

hakim jang membenarkan hak pemohon atas lanah itu.

4) Setelah pembukuan dilaksanakan maka oleh Kepala Kantor Pen-

daftaran Tanah diberikan kepada pemohon sertipikat-sementara.

187

B A G IA N n : P E N D A F T A R A N P E M I N D A H A N H A K , P E M ­B E R I A N H A K B A R U . P E N G G A D A I A N H A K , P E M B E R I A N H A K T A N G G U N G A N D A N P E R W A R I S A N .

A . K c w a d j i b a n - k e w a d j i b a n jang bersangkutan d en ga n pendaf taran.

P asal 19

Setiap perdjandjian jang bermaksud memindahkan bak atas tanab, memberikan sesuatu bak baru atas tanab, menggadaikan tanab a tau memindjam uang dengan bak atas tanab sebagai tanggungan. barus dibuktikan dengan sualu akta jang dibuat oleb dan dihadapan pendjabat jang ditundjuk oleb Menteri Agraria (selandjutnja dalam P era tu ran Pem erintah ini d iseb u t: Pendjabat). A kta tersebut ben- tuknja d itetapkan oleh M enteri Agraria.

Pasal 20

1) D jika orang jang mempunjai hak atas tanah meninggal dunia. m aka jang menerima tanah itu sebagai warisan wadjib mem inta pendaftaran peralihan hak tersebut dalam waktu 6 bu lan sedjak tanggal m eninggalnja orang itu.

2) M enteri Agraria atau pendjabat jang ditundjuk olehnja dapat memperpandjang waktu lersebut pada ajat (1) pasal ini berdasar­kan pertim bangan-pertim bangan chusus.

Pasal 21

Selam bat-Iam batnja j hari sehelum sesuatu hak alas tan ah di- lelang dim uka um um , m aka Kepala K antor Lelang harus m em inta surat-keterangan kepada K epala K antor P endaftaran T an ah jan g ber­sangkutan ten tang tanah jang akan clilelang itu.

188

B. Tano.h-lanah jang sudah dibukukan.Pasal 22

l) M engenai tanah jang sudah dibukukan, maka Pendjabat dapat menolak permintaan untuk membuat akta sebagai jang dimaksud dalam pasal 19, djika :

a. permintaan itu tidak disertai dengan sertipikat tanah jang bersangkutan,

b. tanah jang mendjadi objek perdjandjian ternjata masih dalam perselisihan,

c. tidak disertai surat-tanda-bukti pembajaran biaja pendaflaran- nja.

2) D jika Pendjabat menganggapnja perlu maka ia dapat m inta su­paja pembuatan akta disaksikan oleh Kepala D esa dan seorang anggota Pemerintah Desa jang .bersangkutan.

3) A kta termaksud dalam ajat (l) pasal ini beserta sertipikat dan ■warkah lain jang diperlukan untuk pembuatan akta ilu oleh P en­d jabat segera disampaikan kepada Kanlor Pendaftaran T anah jang bersangkutan untuk didaflarkan dalam daftar a tau daftar- daftar buku-tanah jang bersangkutan dan ditjatat pada sertipikat- nja.Akta, sertipikat beserta warkah Iainnja itu dapat pula dibawa sendiri oleh jang berkepenlingan ke Kantor Pendaftaran Tanah, dengan ketentuan bahw a ia memberikan tanda-penerimaan ke­pada Pendjabat.

4) Setelah pendaftaran dan pentjatatan jang dimaksud dalam ajat (3) pasal ini selesai, maka oleh K epala Kanlor Pendaftaran T a­n ah sertipikat diberikan kepada orang jang memperoleh hak, djika pendaftaran itu mengenai pem indahan hak.D jika pendaftaran itu mengenai pemberian suatu hak baru, peng- gadaian hak a tau pem indjam an uang dengan hak atas lanah sebagai langgungan, maka sertipikat hak atas tanah jang ber­sangkutan dikem balikan kepada jang berhak alas tanah ilu, se- dang kepada jang memperoleh hak baru, hak gadai atau hak tanggungan alas tanah diheiikan sertipikat hak baru, hak gadai a tau hak tanggungan lersebut.

189

5) Sebelum menjerahkan sertipikat atau sertipikat-sertipikat jang di- maksud dalam ajat (4) pasal ini kepada orang atau orang-orang jang berhak, maka kepada Kepala Kantor Pendaftaran T anah harus disampaikan surat-keterangan tentang pelunasan padjak tanah sampai pada saat akta jang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini dibuat.

Pasal 23

1) Untuk pendaftaran peralihan hak karena warisan mengenai tanah

jang lelnh dibukukan maka kepoda Kepala Kantor Pendaflaran

Tanah harus diserahkan sertipikat hak atas tanah itu beserla

surat-wasiat dan djika tidak ada surat-wasiat, surat-keterangan-

wnrisan dari instansi jang berwenang.

2) Setelah pernlihan-hak tersebut ditjatat dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan dan pada serlipikatnja. maka sertipikat itu dikembalikan kepada nhliwaris, setelnb kepada Kepala Kantor Pendaftaran Tanah disampaikan surat-keterangan tentang pelu­nasan padjak tanah sampai pada saat meninggalnja pewaris.

Pasal 24

1) Djika sesuatu bak atas tanah jang telah dibukukan dilelang, maka Kepala Kantor Lelang dengan segera menjampaikan ke­pada Kepala Kantor Pendaftaran T anah :a. kutipan otentik dari berifa-atjara Ielang,b. sertipikat danc. surat-keterangan jang dimaksud dalam pasal 21, untuk d i­

tjatat dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan dan pada sertipikatnja.

2) Setelah pendaftaran tersebut selesai, maka sertipikat diserahkan kepada pembelinja, setelab kepada Kepala Kantor Pendaftaran T anah disampaikan surat-keterangan tentang pelunasan padjak tanah jang bersangkutan sampai pada saat hak itu dilelang.

190

C. Tanah-lanah jang belum dibukukan.

Pasal 251) A lda untuk m em indahkan hak. memberikan hak baru. mengga-

daikan tanah atau memindjam uang dengan tanggungan hak atas tanah jang belum dibukukan d ibuat oleh Pendjabat djika

kepadanja, dengan menjimpang dari ketentuan dalam pasal 22 ajat>-(l) sub a. diserahkan surat-keterangan K epala Kantor Pen­daftaran T anah jang menjatakan, bahw a hak atas tanah itu belum mempunjai sertipikat a tau sertipikat-sementara. D idaerah-daerah ketjam atan diluar kota tem pat kedudukan Ke­pala K antor Pendaftaran T an ah surat keterangan Kepala Kantor P endaftaran T anah tersebut dapat diganti dengan pernjataan jang memindahkan, memberikan, menggadaikan atau menang- gungkan hak itu, jang dikuatkan oleh Kepala D esa dan seorang anggota Pem erintah D esa jang bersangkutan.Selain surat-keterangan tersebut, kepada Pendjabat itu harus di­serahkan pula :a. surat-bukti hak dan keterangan Kepala D esa jang dikuatkan

oleh A sisten W e d an a jang membenarkan surat-bukti hak itu,b. stfrat tanda-bukti pem bajaran biaja pendaftaran.

2) P em buatan akta jan g dimaksud dalam ajat (l) pasal ini harus disaksikan oleh K epala D esa dan seorang anggota Pemerintah D esa jan g bersangkutan.

3) Setelah menerima akta dan warkah Iainnja jang dimaksud dalam a ja t (l) pasal ini, Kepala K antor Pendaftaran T anah membuku- kann ja dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan.

4) D jika akta itu mengenai pem indahan hak atas lanah, maka oleh K epala K antor Pendaftaran T anah diberikan kepada jang mem­peroleh hak itu sertipikat-sementara.D jika akta itu mengenai pemberian hak baru, penggadaian hak a tau pem indjam an uang dengan hak atas tanah sebagai tang­gungan, m aka oleh K epala K anlor Pendaftaran T an ah kepada

191

jang memberikan, menggadaikan atau memindjam uang diberi­kan sertipikat-sementara, demikian pula kepada jang memperoleh hak baru, hak gadai atau hak tanggungan atas tanah diberikan sertipikal-sementara dari hak-baru, hak gadai, atau hak tang­gungan atas tanah tersebut.

Pasal 26

|) U ntuk pendaftaran peralihan bak karena warisan mengenai ta­nah jang belum dibukukan, maka kepada Kepala Kantor Pen­daftaran T anah harus diserahkan :a. surat atau surat-surat bukti hak jang disertai keterangan Ke­

pala Desa jang membcnarkan surat atau bukti hak itu. Ke­terangan Kepala Desa tersebut harus dikuatkan oleh Asisten W edana.

b. surat-wasiat dan djika tak ada surat-wasiat surat-keterangan warisan dari instansi jang berwenang.

2) Setelah menerima surat-surat jang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini. maka Kepala Kantor Pendaftaran Tanah membukukan per­alihan hak itu dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan.

3) Kepada ahliwaris oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah diberi­kan sertipikat-sementara, setelah kepadanja disampaikan surat- keterangan tentang pelunasan padjak tanah sampai pada saat m eninggalnja pewaris.

Pasal 27

l) D jika sesuatu bak atas tanah jang belum dibukukan dilelang, maka Kepala Kantor Lelang dengan segera menjampaikan ke­pada K epala Kantor Pendaftaran T anah :a. kutipan olentik dari berita-atjara lelang,b. surat keterangan Kepala Kantor Pendaftaran T anah jang me-

njatakan bahw a hak atas lanah itu tidak mempunjai sertipi* kat-sementara,

192

c. surat bukti hak clan keterangan Kepala Desa jang dikuatkan oleh Asisten W edana, jang memhenarkan surat-bukti-hak itu.

2) Setelah menerima surat-surat jang dimaksud dalam ajat (l) pasal ini dari Kepala Kantor Lelang, maka K epala Kantor Pendaftaran T anah membukukan pemindahan hak itu dalam daftar buku tanah jang bersangkutan.

3) K epada jang memperoleh hnk tersebut oleh Kepala Kantor Pen­daftaran T anah diberikan sertipikat-sementara.

D. P e n o l a k a n Pend a f tar an Pera l ihan hak.

Pasal 28

l) Kepala Kantor Pendaftaran T anah menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan sesuatu hak atas tanah, djika salah satu sjarat dibaw ah ini tidak dipenuhi :a. akta jang dimaksud dalam pasal 19 disampaikan tanpa ser­

tipikat a tau surat-keterangan atau pernjalaan jang dimaksud dalam pasal 25 ajat (l) dan warkah Iainnja.

b. sertipikat dan surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai lagi dengan daftar-daftar jang ada pada Kantor Pendaftaran Tanah.

c. djika orang jang memindahkan, memberikan hak baru, meng­gadaikan a tau menanggungkan hak alas tanah ilu tidak ber­w enang berbual demikian.

d. didalam hal djual-beli, pcnukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat, pemberian menurut adat dan perbuatan- perbuatan Iain jang dimaksudkan untuk memindahkan hak milik tidak diperoleh izin dari Menteri Agraria atau pendja­b a t jang ditundjuknja.

2) O leh M enteri Agraria diadakan ketentuan mengenai permintaan dan pem berian izin pem indahan hak jang dimaksud dalam ajat( l) huruf d pasal ini.

3) Penolakan K epala Kantor Pendaftaran T anah dilakukan setjara tertulis. dengan menjebut alasan-alasan penolakan itu.

193

4) Surat-penolakan beserta akta clan wnrkah lain jang diterima dari pend jabat jang membuat akta itu dikirim kembali kepada pen d jabat tersebut dan kepada jang bersangkulan disam paikan sa­linan surat penolakan ilu.

8 \G IA N I I I : P E N T J A T A T A N P E N G I I A P U S A N H A K D A N B E B A N - B E B A N A T A S H A K W A R K A H P E N ­D A F T A R A N , P E M I S A I I A N T A N A H S E R T A P E N G G A B U N G A N T A N A H J A N G T E L A H

D I B U K U K A N .

Pasal 29

1) K epala K antor Pendaftaran Tanali m enljatat hapusnja sesuatu hak, djika kepadanja disampaikan :a. salinan surat keputusan hakim jang mempunjai kekuatan

hukum untuk didjalankan atau salinan surat keputusan pen­d jabat jang benvenang untuk m em batalkan hak itu,

b. salinan surat keputusan pendjabat jang berwenang jang me­njatakan bahw a hak ilu dilepaskan,

c. salinan surat keputusan hakim jang mempunjai kekuatan h u ­kum unluk didjalankan a tau pendjabat jang bcrvvenang jang m enjatakan pentjabutan hak ilu untuk kepentingan um um .

2) Kepala K antor Pendaftaran T anah m entjatat hapusnja sesuatu hak gadai dan hak tanggungan djika kepadanja d isam paikan surat tanda-bukti penghapusan hak-hak itu.

P asal 30

1) P an itera Pengadilan Negeri w adjib mem beritahukan kepada K e­pala Kantor Pendaftaran T anah jang bersangkutan sem ua pu- tusan hakim jang m empunjai kekuatan hukum untuk d id ja lankan mengenai hak alas tanah, untuk djika dianggap perlu oleh K e­pala Kantor Pendaftaran T anah ditjatat dalam daftar bu k u tar nah jang bersangkutan dan sedapat mungkin djuga dalam serli- pikatnja.

194

2) O ran g jang berkepenlingan berhak meminta agar diadakan pen­tja ta tan tentang sita. pervvalian. pcngam punan dan beban-bohan Ia innja dalam daftar buku tanali jang bersangkutan serta serripi- katn ja, dengan menjerahkan surat-surat jang diperlukan untuk yen- Ija ta tan ilu kepada Kepala Kantor P endaftaran Tbnah.

3) O ran g jang berkepentingan berliak m eminta pentjatatan dari hapusn ja tja latan-tja talan jang dimaksud dalam ajat (2) pasal ini, dengan m enjerahkan surat-surat jang diperlukan untuk pen­tja ta tan itu kepada Kepala Kantor Pendaftaran T anah.

P asa l 31

Sem ua sural-keputusan, akta. kutipan otcntik berita-ntjara Ielang, surat-'vvasiat, surat keterangan warisan, surat atau surat-surat bukti- hak . keterangan Kepala D esa jang membenarkan hak seseorang dan su ra t-su ra t pem berilahuan dari Panitera Pengadilan Negeri jang di- nriaksud dalam pasal 14, 18. 19, 21. 22, 23. 2-1, 23. 26, 27, 28, 29, 30 d a n sem ua warkah Iain jang perlu un ’uik pendaftaran. setelah di- L ubuhi tanda-tanda pendaftaran diberi nomor surat dan ditahan oleh K epala K antor Pendaftaran T anah unluk disimpan dan kemudian di- d jilid m endjadi buku.

Pasal 32

1) D jika suatu peralihan hak mcngakibatJcan pemisahan tanah jang bersangkulan, maka buku tanahnja diganti dengan buku-tanah- tan ah jang Iain, sehingga setiap kesatuan tanah terdaftar dalam sa tu buku-lanah.

2) A las perm intaan jang berhak, dari beberapa bidang tanah jang bcrgandengan dapa t d ibuat satu buku-tanah baru unluk meng- gantikan buku-tanah-tanah jang bersangkutan dengan tanah tersebut.

3) D idalam hal jang dim aksud dalam ajat (l) dan (2) pasal ini ser­tip ikat a tau serlipikat-sertipikat jang bersangkutan ditahan oleh K epala K antor Pendaftaran T anah dan kepada jang berhak di­berikan serlipikat baru untuk tiap-liap kesatuan lanah.

I95

BAB IV

P E M B E R IA N S E R T IPIK A T B A R U

P asa l 35

1) Sertip ikat baru b an ja dapat diberikan oleb K epala K antor d a f ta T a n T an ah kepada jan g berhuk sebagai pengganti sertipi at jan g rusak a tau hilang. Sertipikat baru tersebut diberikan atas perm ohonan jang berhak itu.

2) Sebelum sertipikat b aru sebagai pengganti suatu sertipikat jang h ilang diberikan kepada jang berhak, m aka hal itu harus di- um um kan d u a kali berturut-turut dengan an tara w aktu 1 bulan, dalam surat kabar setem pat dan berita N egara R epublik Indo­nesia. B iaja Pengum um an tersebut d itanggung oleh pemohon.

3) D jik a dalam w aktu 1 bu lan setelah pengum um an jang kedua tidak ad a jan g m engadjukan keberatan terhadap pem berian serti­p ikat b aru itu, m aka baru lah sertipikat tersebut diberikan kepada pem ohon.

4) D jika ad a keberatan jang diadjukan dan keberatan tersebut oleh K epala K antor P endafta ran T an ah dianggap beralasan, m akn ia m enolak pem berian sertipikat baru itu dan m em persilahkan pe- m ohonnja un tuk m em inta keputusan hakim.

3) D jika K epala K antor P endafta ran T an ah m enganggap keberatan jan g d iad jukan tidak beralasan, m aka sebelum m em berikan sertipikat b aru kepada pemohon, ia harus m em inta terlebih d ah u lu p endapat K epala D jaw atan P endaftaran T an ah a tau p en d jab a t jang d itund juk olehnja.

B A B V

B IA JA P E N D A F T A R A N D A N BLAJA P E M B U A T A N A K T A .

P asa l 34

0 D en g an P era tu ran M enteri A graria d itetapkan b iaja jan g h a ru s dipung-ut u n tu k :

196

a. pem buatan sertipikat, sertipikat sementara dan sertipikat baru,

b. p en tja ta tan peralihan hak.c. p en tja ta tan hapusn ja hak,d. pen tja ta tan jan g dim aksud dalam pasal 30 ajat (2) dan (3),e. pem huatan surat keterangan tanah jang dimaksud dalam

pasal 24 dan 25,f. pem berian keterangan, tertulis m aupun lisan, dari peta-peta

d an daftar-daftar jang diselenggarakan oleh K antor Pendaf­taran T anah ,

g. penundjukan batas,h . pekerdjaan-pekerdjaan Iain jang dikcrdjakan oleh Kantor Pen­

d afta ran T anah .

2) A ta s perm ohonan jang bersangkutan, Kepala D jaw atan Pendaf­ta ran T a n a h atau pendjabat jang ditundjuk olebnja dapat mem- b ebaskan pemohon dari pem bajaran sebagian atau seluruh biaja ja n g dim aksud dalam ajat (l) pasal ini, djika pemohon mem- bu k tik an bahw a ia tidak mampu membajar biaja tersebut.

3) B ia ja jan g d ipungut selama satu bulan menurut ketentuan dalam a ja t ( l) pasal ini dim asukkan dalam Kas Negara selambat-Iambat- n ja p ad a tanggal 10 dari bulan jang berikutnja-

Pasal 33D en g an P era tu ran M enteri A graria ditetapkan :

a. b ia ja jan g d ap a t d ipungut oleh pendjabat jang JimaksuJ dalam p asa l 19 unluk pem buatan sesuatu akta tersebut pada pasal itu.

b U a n g saksi jan g harus d ibajar kepada Kepala Desa dan anggota P em erin tah D esa jang mendjadi saksi dalam pembuatan akta jan g dim aksud dalam pnsal 22 dan 25.

BAB VIK E W A D JIB A N -K E V V A D JIB A N K EPA LA K A N T O R

P E N D A F T A R A N D A N PE N D JA B A T .

Pasal 36K epala K antor Pendaftaran T anah wadjib menjelenggarakan

197

lugas p e n d a f t a r a n jang d iatur dalam Peralu ran P e m e r i n l a l i mi dalam w ak tu jan g sesingkat-singkatnja.

P asa l 37

K epala K antor Pendaftaran T anali w adjib m e n d j a l a n k a n petun- d j u k - p e l u n d j u k j a n g diberikan oleli Kepala D j a v v a t a n enc aflaran T a n a li a tau pend jabat j a n g dilundjuk olelinja.

P asa l 38

P en d jab a t jang dim aksud dalam pasal 19 w ndjib nienjelenggara- kan sualu dafta r dari akta-akta jang d ibualnja. menurul bentuk jang ditetapkan oleh M enteri A graria serta w adjib pula m enjimpan asli dari ak ta-ak ta jan g dibuatn ja .

P asal 39

P en d jab at jang m em buat akta tanpa m em perhatikan sjarat-sjarat jang lertjantum dalam pasal 22 ajat (l) dan pasal 25 ajat (l) dap a t d itu n tu t m em bajar kerugian jang dilim bulkan karena perbuatann ja ilu.

P asal 40

1) P en d jab a t w adjib m endjalankan petundjuk-petundjuk jan g d i­berikan oleh M enteri A graria. ,

2) M enteri A graria m enundjuk petugas jang harus m engaw asi pen­d jab a t tersebut dalam m elaksanakan tugasnja.

3) M enteri A graria dapa t m entjabut w ew enang seorang p en d jab a t un tuk m em buat akta, djika ia tidak m enjelenggarakan kew a- d jibann ja jan g tertjantum dalam pasal 38 dialas sebagaim ana m estinja a tau djika ia sering m enim bulkan kerugian bagi orang- orang jang m inta d ibuatkan akta sebagai jan g d im aksud dalam pasal 19 d an 23.

198

DAB VII

S A N K S I T E R H A D A P P E IA N G G A R A N K E T E N T U A N - K E T E N T U A N P E R A T U R A N P E M E R IN T A H INI.

Pastil 41

1) K ealpaan achliw aris terhadap kewadjiban jang dim aksud dalam pasal 20 dikenakan denda Rp. 100.— untuk tiap-tiap hak atas tanah dan selandju tn ja untuk tiap-liap bulan kelam batan berikut­n ja d itam bah dengan Rp. 25.~ jang harus dibajar kepada Ke­pala K antor Pendaftaran T anah .

2) D jika kealpaan itu disebabkan oleh hal-hal jang diluar kesalahan achliw aris jang bersangkutan. Kepala D jaw atan Pendaftaran T a­nah a tau pendjabat jang d ilundjuk olehnja dapat membebaskan achliw aris tersebut dari pem bajaran seluruh atau sebagian dari denda jang dim aksud dalam ajat (l) pasal ini.

Pasal 42

1) B arnngsiapa dengan scngadja merusak atau memindahkan tanpa hak tanda-tanda batas jang dimaksud dalam pasal 3 ajat (7) d ia tas d ip idana dengan hukuman kurungan selama-lamanja 2 bu­lan dan /atau denda sebanjak-banjaknja Rp. 5.000,—

2) P erb u a tan jang dim aksud dalam ajat (l) pasal ini adalah pelang­garan.

P asa l 43

B arangsiapa m em buat akta jang dimaksud dalam pasal 19, tanpa d itu n d ju k oleh M enteri A graria sebagai pendjabat dipidana dengan huk u m an kurungan selam a-lam anja 5 bulan dan/atau denda sebanjak- b an jak n ja R p. 10.000,—.

Pasal 44

0 K epala D esa dilarang menguatkan perdjandjian jang dimaksudd a lam pasal 22 dan 25 jang dibuat tanpa akta oleh pendjabat.

199

2) P e lan g g aran terhadap Iarangan tersebut pada ajat (l) pasal ini d ip id an a dengan hukum an kurungan selam a-Iam anja 3 bu lan d an /a tau den d a sebanjak-banjaknja R p. 10.000.—.

B A B V III

K E T E N T U A N -K E T E N T U A N L A IN .

P asa l 43

M enteri A graria d ap a t m enundjuk pendjabat dari D jaw atan A g ra ria un tuk m endjalankan tugas K epala K antor P endafta ran T a n a h sebagai jan g d ia tu r dalam Peratu ran Pem erintah ini, selam a didaerah jan g bersangkutan belum ada K antor P endaftaran T anahn ja .

Pasal 46P era tu ran Pem erin tah ini mulai berlaku patla tanggal d iundang­

kan.

A g ar supaja tetap orang dapat m engetahuinja, m em erintahkan p engundangan P era tu ran Pem erintah ini dalam Lem baran N eg ara R epublik Indonesia.

Ditetapk an di Djakarta

pada tanggal 23—3—1961

Presiden Republik Indonesia

S U K A R N O

/

L E M B A R A N N E G A R A N o. 28 T A H U N 1961. ,

200

D iundangkan di D jakarta pada tanggal 23—3—1961 .Sekrelaris Negara

M O H D . IC H S A N

I

P E N D J E L A S A N

atas

P E R A T U R A N P E M E R I N T A H N o . 10 T A H U N 1961

te n ta n g

P E N D A F T A R A N T A N A H

I

I. U M U M .

A . Pendaliuluan.

( l ) U n t u k m e n d ja m in k e p a s t ia n h u k u m d a r i hak-hak a tas ta n a h ,

U n c la n g - u n d a n g Po!<oI< A g ra r in m e ng ha ru skan P e m e r in ta h untu!<

m e n g a d a k a n p e n d a f ta ra n la n n h d is c lu ru h w ila ia h R e p u b l ik In d o ­

n e s ia . ^

D a l a m p a s a l 19 a ja t (2) U n d a n g - u n d a n g P okok A g ra r ia tersehut

d it e n tu k a n , b a h w a p e n d a f ta ra n ta n a h itu ha rus m e lip u t i d u a

h n l . ja i t u :

a ) p e n g u k u r a n d a n p e m c la a n 2 ta n a h 2 serta m en je lenggarakan

la tn - u s a h a n ja ,

h ) p e n d a f ta r a n h a k sertu p t r a l ih a n n ja d a n pem berian surat-

s u ra t ta n d a - b u k ti- h a k , ja n g b e r la k u sebagai a la t pem buk tian

j a n g k u a t .

D a l a m P e r a tu r a n P e m e r in ta h te n tang P e n d a fta ran T a n a h in i,

p e n j/ ' le n g g a rn a n p e n d a f ta ra n ta n a h d id ja d ik a n tugas d a r i D ja-

w a t a n P e n d a f ta r a n T a n a h (pasa l l) .

S e b e fu m ta h u n 1947 tu g as D ja w a ta n P e n d a fta ran T a n a h a ta u

. .K a d a s te r ” h a n ja m e n g e n a i p e n g u k u ra n d a n p e m e ta a n serta

p e n je le n g g a r a a n ta ta- u saha d a r i h a k 2 ja n g te la h d iu k u r d a n

d ip e t a . S e d ja k ta h u n 1947, p e n d a fta ra n h a k serta p e ra lih a n n ja ,

s e b a g a im a n a d ia tu r d a la m ..O v e rs ch r ijv in g so rd o n n an tie (S . 1834

N o . 27) m e n d ja d i tu g a s p u la d a r i D ja w a ta n P e n d a fta r a n T a n a h .

201

D e n g a n demikian. maka Peraturan Pem erintah ini jang mcnjerah- kan lugas pendaftaran tanali kepada D jaw atan Pendaftaran T an ah hanja m engatur sesuatu jang telah mendjadi kenjataan. Jan g haru dalam hubungan ini ialah. bahw a tugas pendaftaran tanah ilu sekarang mengenai semua tanah diwilajab Republik Indonesia, sedang sehelumnja terutama hanja mengenai tanah- tanah dengan apa jang disebut ,.hak-hak baia t sadja.

(2) D alam menjelenggarakan pendaftaran tanah harus diperhatikan setjara seksama :

a) dasar-perm ulaannja.( op-zet ) danb ) p e m e l i h a r a a n n j a ( b i j b o u d i n g ’).

Kekurangan perhatian terhadap salah satu dari kedua hal ter- 1 sebul akan banjak meminta korban berupa biaja. tcnaga dan

w aktu dan akan mendatangkan pula banjak kesulitan dan keke- tjew aan.

B. Pengukuran dan pemetaan lanah* serta penjelenggaraan tata- usahanja.

(3) Pekerdjaan pengukuran dan pem buatan peta baik didalam penje­lenggaraan dasar-permulnannja. maupun dalam pem eliharaannja pada azasnja tiduk akan merupakan suatu soal jang sulit, karena telah diperoleh pengalaman selama berpuluh-puluh tahun dari pendaftaran tanah2 dengan hak2 barat.Dalum pada itu kesukaran jany terpokok terletak pada kenjataan. haliwn pengukuran dan peinelaan semua tanah diw ilajah R epu- b!:k Indonesia ilu akan merupakan suatu pekerdjaan raksasa, jang akan memakan biaja banjak sekali serta m em butuhkan banjak pula tenaga alili.Tjara mengukur dan membual peta2 tidak d iatur dalam Per-

aturnn f emerinlah ini. akan tetapi d ipandang lebih baik untuk diserahkan pengaturannja kepada M enteri Agraria (pasal 5). Dengan demikian penjesuaian tjara m engukur dan m em buat peta dengan perkembangnn2 dalam ilmu geodesi dapal dilaksa-

202

nakan dengan mudah. Perin dikemukakan clisini, bahwa ilmu geoclesi pada waklu achir2 ini mengalami kemodjuan jang sangat pesat sekali.

(•4) Seperti telah dikemukakan diatas pekerdjaan pengukuran dan pemetaan ini akan merupakan suatu pekerdjaan raksnsa, jang dengan sendirinja akan memakan waktu jang banjak. Meskipun pada waklu sekarang, disamping pengukuran biasa (..terreslrisch"). sudah dapat dilakukan pengukuran dengan tjara pemolretan dari udara ( luchlfologiammrtrie’ ), namun pekerdjaan pengukuran dan pembuatan peta itu lidak akan dapat diselesaikan dalam waklu jang singkat. Berhubung dengan ilu maka dalam Per­aturan Pemerintah ini dilelapkan. baliwa pekerdjaan pendaflar- an land), jang melipuli pengukuran dan pembuatan peta serta pendaftaran hak dan peralihannja. harus dilakukan desa demi desa di-dnerah2 jang ditundjuk oleh Menteri Agraria (pasal 2). P e n t i n d j u k a n ;|,i nkan dilakukan setjara berangsur-angsur, dise­suaikan dengan keperluan daerah2 jang bersangkulan serta dengau banjaknja lennga, alat clan biaja jang tersedia. Dari tanah2 jang lerdapal didalam desa2 didaerah2 jang telah ditundjuk oleh M enteri Agraria ilu. diselidiki batas2nja serta siapa jang berhak

Setelah penjelidikan ilu selesai. maka tanah2 dalam desa 'tu diukur dan dibualkan peta2 pendaftarannja (pasal 3). Baru

f I, h peta pendaftaran sesuatu desa selesai dapat dibualkan k ir dari liap2 bidang lanah jang ada disilu. Surat-ukur

SUrr t"U[ ^ rnja adalah kulipan dari peta-pendaflarnn tersebut/ i i i\ Hiika b e l u m ada peta pendaftaran belum dapal dibuat- (pnsal I If- '- 'I11' . 1 . 1 . ikan s u r a t - u k u r baru dan sesuatu bidang lanah.

(5)U ntuk m e n j e l e n g g a r a k a n tata-usaha pendaftaran tanah. Peraturan P e m e r i n t a h (pasal 7) mengharuskan Kanlor2 Pendaftaran Tanah, jang m e r u p a k a n kanlor2 dari D jaw atan Pendaftaran Tanah, m e n g a d a k a n 4 matjam daflar, jaitu:

a ) daflar lanah:

Dalam daftar ini akan didaftar semua lanah (lanah2 jang dikuasai langsung oleh Negara, lanah2 jang dipunjai dengan

205

sesuatu hak, djalan2, clan sebagainja) jang terdapat clalam sesuatu desa.

b) daftar nama. :D alam daftar ini akan didaftar nama orang2 jang mempunjai sesuatu hak atas tanah.

c) daftar buku-tanah :D alam daftar ini akan didaftar hak2 atas tanah serta per­alihan hak-hak itu.

d) daflar surat-ukur :D aftar ini m erupakan kumpulan surat-surat-ukur: surat- ukur m enguraikan keadaan, lefak serta luas sesuatu tanah jan g m endjadi objek sesuatu hak jang telah didaftar didam daftar buku-tanah. Tentang arti surat-ukur Iihat id an d ju t- n ja pasal 11 ajat (l) dan (2).

Penetapan bentuk dan tjaranja mengisi keempat daftar terseb diserahkan kepada M enteri A graria (pasal 8, 9, 10 dan 11) °

C . Pendaftaran hak serta peralihannja.(6) Tjara alau sislim pendaftaran.

T jara a tau sistim pendaftaran hak serta peralibannja jang s b- bniknja adalah tjara jang memenuhi sjaral2 jang berikut 31

a. sedapat m ungkin disesuaikan den^m k J rmasih berlaku. ° htikum aJat i™ 8

b. sesedcrhana-sederhinanja,c. dapat dipaham i oleh rakjat.

Arfapun tjara jang agaknja memenuhi sian»2 f t , . » T lu ku -ta v a h c e , o n J t o c k M - ) .A ustralia. Siam, P M ,p in a </„„ b I 7 | ‘h, L i i .. . ? i a>=.iiinja. nagi Indonesia tiarab uku-tanah itupun udak asing pu(a . karena sebelum tahun 1 9 ,, iara sematjam ,h i telah dipergunakan oleh S u ltan Sulaim an di

(

L.ingga dan pad a w aktu ini terdapat d juga di Sum atera T im ur (dikenal orang sebagai peraturan ..grant”), Jogjakarta serta diko- ta-kola dalam keresidenan Surakarta.B erhubung dengan itu maka dalam P era tu ran Pem erintah ini pendaftaran hak dan peralihannja d ia tu r m enurut tjara a tau sistim buku-tanah itu jang dengan sendirin ja disesuaikan dengan keadaan di Indonesia.

(7) P em bukuan hak.

a) Pendaftaran untuk pertam a kali a tau pem bukuan sesuatu hak atas tanah dalam daftar buku-tanah m enghadapi persoalan jang berikut : bagaim anakah kita dapat m enentukan setjara memuaskan siapa jang berhak atas sesuatu tanah serta batas3 dari tanah itu.Pem erintah H india B elanda dahu lu hendak m em etjahkan persoalan tersebut dengan suatu tjara atau sistim ’"uitwijzing3- procedure” melalui Pcngadilan Negeri (Iihat S. 1S72 N o. US). "Uitwijzingsprocedure itu jang bermaksud akan m enentukan dengan seksama siapa jang sesungguhnja berhak atas sesuatu bidang tanah, memakan w aktu lam a sekali dan sangat memu-

' singkan bagi orang Indonesia.B erhubung dengan itu maka dalam Peratu ran Pem erintah ini dipakai tjara jang lebih sederhana.

b) Seperti telah dikemukakan diatas pada angka 4. maka sebelum sebidang tanah dalam sesuatu desa diukur d iadakan terlebih dahu lu penjelidikan mengenai siapa jang berhak atas tanah itu dan bagaim ana batas2nja. Penjelidikan itu dilakukan oleh suatu P an itia jang terdiri atas seorang pegawai D jaw atan P endafta ran T anali sebagai ketua dan dua orang anggota Pem erintah D esa a tau lebih sebagai anggola. Berdasarkan hasil penjelidikan P an itia tersebut, maka tanah2 didalam desa itu diukur dan dibuatkan peta2 pendaftarannja (pasal 3). P e ta2 pendaftaran beserta daftar^ isian, jang dim uat hasil penjelidikan Panitia , kem udian ditem patkan dikantor Kepala Desa, untuk memberi kesem patan kepada jang berkepentingan

205

m engadjukan keberatan2 mengenai 'penetapan batas2 dan isi dafta r isian didalam w aklu "5 bulan. D jika keberatan2 itu d iad jukan pada w aktunja dan Panitia menganggap keberatan2 tersebu t'bera lasan . maka Panitia akan mengadakan perubah­an dalam peta ataupun daftar-isian jang bersangkutan.P e ta2 dan daftar2 isian kemudian disahkan oleh Panitia dengan suatu berila-atiara (pasal 3. 5 dan 6V Setelah peta2 dan daftar2 isian ilu disahkan. maka tanah2 jang balas-batas- nia m aupun orang jang berhak atasnja telah telap oleh Kepala Kan lor Pendaftaran T anah dibukukan dalam daftar buku- tanah jang bersangkutan (pasal 12). Pem bukuan sesuatu hak dalam daflar buku-lnnah alas nama seseorang tidak meng- akibalkan. bahw a orang jang sebenam ja berhak atas tanah itu akan kehilangan haknja: orang tersebut masih dapat meng- gugnt hak.dari orang jang terdaflar dalam buku-tanah sebagai orang jang berhak (pasal 10 ajat (2) U ndang-undang Pokok A graria). D jadi Ijara pendaftaran hak jang diatur dalam Per- aturan Pemerintah ini lidaklah posilif. tetapi negalif. Kepada jang 'berhak diberikan sertipikat. jaitu suatu tanda-bukti-hak jang terdiri atas salinan buku-tanah dan surat-ukur jang didja- hit mendjadi salu bersnrna-sama dengan sualu kerlas sampul (pasal 13 ajat (l). (2) dan (3). Seitipikat itu merupakan alat pembuklian jang kual (pasal 13 ajat (4) j.o. pasal 10 Undang- undang Pokok Agraria). O leh karena surat-ukur merupakan bagian dari sertipikat. maka dengan sendirinja surat-ukur itu merupakan pula alat pembuklian jang kuat. Dengan demikian batas2 jang telah ditetapkan oleh Djaw alan Pendaftaran T anah mempunjai kekuatan-hukum, sehingga pendaftaran tanah ilu .nerupakan suatu ..rechtskadasler’. Hingga sekarang balas2 jang ditetapkan oleh Djawatan Pendaftaran T anah hanja mempunjai feilelijke kracht” oleh karena hakim dapat menerima alnu menolak kebenaran dari batas2 jang telah ditetapkan oleh D jaw atan Pendaftaran Tanah. Dalam hal ’’rechtskadaster” maka hakin. itu. selama tidak ada bantahan. harus menerima batas2 jang lelah ditetapkan oleh D jaw atan Pendaftaran T anah sebagai batas2 jang benar.

■9

c) Selain pembukuan hak alas tanali molalui pengukuran dan

pembuatan peta" .pendaftaran desa demi desa sebagaimana

diuraikan diatas pada sub b.. pembukuan bak atas tanah

itu dapat pula dilakukan menurut tjara jang diatur dalam ' pasal 15; 16 dan 18.

Pasal 15 menentukan. bahwa hak2 atas tanah jang telah

diuraikan dalam sesuatu surat hak tanah dan surat-ukur jang

masih memenuhi sjarat teknis (a.i. semua surnt-ukur jang

dibual oleh Djnwnlan Pendaftaran Tanah) clapal dengan

segera dibukukan dalam daflar buku-tanah jane bersangkutan

dan Gang penting lagi) kepada jang berhak dapat diberikan

sertipikat. Tudjuan dari pasal 15 ialah agar arsip Djawatan

Pendaftaran T anah dapat dengan segera dipergunakan untuk

menjusun arsip sebagaimana dikehendaki Perahtran Peme­

rintah ini. Dalam pada itu hak-hak atas tanah jang belum

diuraikan dalam suatu sural ukur. jang dimaksud dalam pasal

15 atau jang tidak dapat dengan segera dibual sural ukurnja

sebagaimana dimaksud dalam pasal A, dapal pula dibukukan

dalam daftar buku-tanah jang bersangkutan (pasal 16 dan 18);

kepada jang berhak diberikan sertipikat-sementara, jaitu ser-

tipikal tanpa surat-ukur. Dengan adanja ketentuan dalam

pasal 16 dan 18 itu dan djuga dalam pasal 25 s/d 27. maka

hak* atas tanah sudah dapat dibukukan dalam daftar2 buku-

tanah. meskipun tanah2 itu belum diukur dan dibuatkan petaa-

nja. Dengan demikian pendaftaran hak* dapat dilaksanakan

dalam waktu jang tidak terlalu lama.

M eskipun pendaftaran hak m enurut pasal 16. 18 dan 25 s /d 27 tersebut hanja mengenai subjeknja s.adja. nam un hal itu sudah m erupakan langkah jang baik kearah penertiban lalu Iintas lan ah di Indonesia.

(8) P en d a fta ra n peralihan hak dan pem bebanann ja .

a. A g a r supaja apa jang telah didaflarkan dalam daftar buku-tanah te tap sesuai dengan keadaan jang sebcnarnja. maka perubahan jan g terdjadi dalam keadaan sesiiatu hak harus pula didaftar-

207

kan. B erhubung df-ngnn itu dalam Peraturan Pem erintah ini d iten tukan bahw a sefiap perdjandjian jang bermaksud memin- dahkan hak a tas 'tanah . memberikan sesuatu hak baru atas tanah, m enggadaikan tanah a tau mcmindjam uang dengan hak alas sebagai djam inan harus dibuktikan dengan suatu akta jang dibuat oleh dan dihadapan seorang pendjabat jang akan ditundjuk oleh M enteri Agraria (pasal 19). Pendjabat itu diwadjibkan mcngi- rim kan akta tersebut kepada Kepala K antor Pendaftaran Tannh untuk didaftarkan dalam daflar buku-tanah jang bersangkutan (pasal 22). A gar P en d jab at tersebut m elaksanakan tugasnja seba- gaimann diharapkan, maka dalam pasal 38 s /d 40 diadakan ketentuan2 jang m endjam in hal itu. Jang akan ditundjuk iaiah pendjabat2 iang tem pat kedudukannja tidak djauh dari Ietak tanah jang bersangkutan.Ketjuali peralihan jang diakibatkan oleh perbuatan jang berhak. djuga peralihan jang diakibatkan karena pe elangan oleh kantor lelang harus pu la didaftarkan (pasal 21, 24 an -7 Disamping itu peralihan karena w arisan diharuskan pula untuk didaftarkan (pasal 20. 23 dan 26). O leh karena dalam soal waris. ahliwaris dengan sendirinja karena hukum telah memperoleh hak jang diwariskan kepadanja. sehingga tidak ada sesualu keperluan jang m endorongnja untuk m endaftarkan hak jang diperolehnja itu. maka agar ta ta-usaha pendaftaran tanah tidak mendjadi katjau, kew adjiban ahliw aris tersebut diatas diperkuat dengan suatu antjam an hukum an jang d iatur dalam pasal 41.Djuga beban2 jang diletakkan atas sesuatu hak beserta pengha-

pusannja harus didaftarkan pula (pasal 29 s/d 32).b. Untuk mentjegah agar supaja jang mengalihkan sesuatu hak

bukan orang jang tidak berhak maka diserahkannja sertipikat

didjadikan sjarat-mutlak untuk pembuatan akta oleh pendjabat

maupun untuk pendaflarannja dalam buku-tanah jang bersang­

kutan (lihat pasal 22 ajat (l) dan pasal 28 ajat (l) sub a). Djadi

tanpa sertipikat seorang pendjabat dilarang membual akta per­

alihan dan Kepala Kantor Pendaftaran Tanah dilarang men-

daftarkannja dalam buku-tanah jang bersangkutan. Disamping

itu ditetapkan pula bahwa peralihan sesuatu hak harus disertai

208

dengan peralihan sertipikat jang bersangkutan (Iihat pasal 22

ajat (4). pasal 23 ajat (2) dan pasal 24 ajat (2).

Oleh karena sertipikat merupakan sjarat mutlak untuk pem­

buatan akla dan pendaftaran peralihan sesuatu hak, sedang per­

alihan hak itu harus disertai pula dengan peralihan sertipikatnja.

maka ditentukan bahwa djika sesuatu sertipikat hilang, untuk

memperoleh gantinja harus ditempuh suatu prosedure jang agak

sulit, sebagai jang tertjantum dalam pasal 53 ajat (2) s/d (5). Tudjuan dari prosedure jang dipersukar itu ialah untuk mentjegah

agar untuk salu hak djangan sampai beredar lebih dari satu

sertipikat.

Pada angka 7b diatas telah dikemukakan, bahwa sertipikat terdiri

atas salinan buku-tanah dan surat-ukur, jang pcmbuatannja harus

dilakukan desa demi desa jang telah diukur dan dibuatkan peta

pendaftarannja. Dengan demikian maka untuk hak2 atas tanah

jang terletak diluar desardesa tersebut tidak dapat dibuatkan

sertipikatnja, karena belum dapat dibuatkan surat-ukurnja (Iihat

pendjelasan sub 4). Djika sertipikat djuga didjadikan sjarat bagi

peralihan hak2 atas tanah didesa2 tersebut, maka hal itu akan

b e ra k ib a t. bahwa pendaftaran peralihan hak2 didesa2 ifu akan

terhambat lama sekali, karena harus menunggu pembuatan ser-

tipikat jang akan memakan waktu jang lama. Unluk mentjegah

kematjetan tersebut, maka ditetapkan bahwa untuk peralihan

hak2 atas tanah didesa2 jang dimaksudkan itu lidak diwadjibkan

adanja sertip ikat tetapi tjukup djika ada pernjataan dari jang

bersangkutan atau surat keterangan Kepala Kantor Pendaftaran

Tanah jang menjatakan, bahwa hak atas tanah itu belum mem­

punjai sertip ikat (pasal 25 dan 27). Peralihan hak tersebut dibu-

buhkan oleh Kepala Kantor Pendaftaran Tanah dalam daftar

buku-tanah dan kepada jang berhak diberikan suatu sertipikat-

sementara, jailu suatu sertipikat tanpa surat-ukur (pasal 25.

26 , 27).

Berhubung dengan adanja ketentuan jang diuraikan diatas maka

Peraturan Pemerintah ini dapat sekaligus didjalankan untuk selu­

ruh Indonesia. Ketjuali itu pekerdjaan pembuatan peta2 desa demi

209

desa dapat dilakukan setjara sistimatis dan berentjana, oleh

karena dengan adanja sistim serlipikat-sementara tersebut Dja-

watan Pendaftaran Tanah tidak lagi diganggu clen gan permo-

honan2 pengukuran bidang2 lanah salu demi salu seperti sekarang

ini, Dalam rangka peraturan pendaftaran lanah jang lama maka

permohonan2 itu tidak dapat dielakkan. oleli karena surat-ukur

mendjadi sjarat bagi pendaftaran peralihan sesuatu hak.

n . P A S A L D E M I P A S A L .

Pa»al 1

Sudah didjelaskan dalam pendjelasan umum (angka l).

Pasal 2

Sudah didjelaskan dalam pendjelasan urnum (nngka 4).

Pasal 3

Ajat (l) s/d (6) tidak memerlukan pendjelasan: sudah didj«Jas-

k an dalam pendjelasan umum (angka 4 dan 7b).

Ajat (7) : Peraturan M en teri A g ra ria ja n g m en g a tu r ta n d a 3 batas

<h»pat m enen tukan b a h w a d a lam Iial2 jan g le rten tu ta n d a 2 b a ta s tid ak p e rlu d ip asan g . M isa ln ja k a ren a s u d a h a d a batas alam.

P a s a l 4

T jukup djelas,

P a sa l 5

Sudah didjelaskan dalam pendjelasan umum (angka 3).

Pasal 6

Sudah didjelaskan dalam pendjelasan umum (angka 7b). Penge­sahan Panitia jang dimaksud dalam aiat h \ i;J^I, „ „ . i ,• j i . . . . . , ' lidak m engenai baik^idaknja peta d ibuat dilihat dari sudut telcnik pem buatan peta.

Pasal 7 s / d 10

S u d a h didjelaskan dalam pendjelasan umum (angka 5).

210

Pasal 11

D a ri a ja t (l) clan (2) kita dapat m enjimpulkan apa jang dim aksud d e n g a n surnt-ukur. ja itu kutipan dari peta-pendnfljwan. jang selain m e m b u a t gam bar-tanali jang melukisknn bntns tanali, tanda2 batas. g e d u n g 2, cljalan2. saluran air dan lain2 bcnchi jang penling. memuat p u la nom or pendaftaran, nomor clan talmn surat-ukur (buku-tanah. n o m o r padjak (djika mungkin). uraian tentang lelak tanah, uraian te n ta n g keadaan tanah, luas lanah dan orang a lau orang2 jang menun* d ju k k a n b a ta s2nja.

Pasal 12

Tjukup cljelas.

P asal 13P em b erian sertipikat jang dim aksud dalam ajat (3) hanja dilaku­

k a n d jik a jan g berhak m enghrndakinja. Dengan demikian maka keta- Icutan b ah w a pendaflaran lanah akan memperberal beban rakjat jang ta k m am p u ad a lah tidak beralasan.

Pasal 14

A jat (l): surat keputusan pendjabat jang bersyenang memberi

hak atas lanah Negara dengan sendirinja harus disertai warkah atau

warkah2 jang menguraikan letak. keadaan serta luas tanahnja.

A ja t (2): dengan menundjuk pada surat-ukur jang dimaksud d a la m pasa l I I m aka sertipikat jang dimaksud dalam aial (2) ini hanja d ib e rik a n , djika tanah jang bersangkutan telah diukui dan di-gambar d a la m su a lu peta-pendaftaran. Hal tersebut ternjata pula dari keten­tu a n d a lam pasal 16 ajat (2).

Pasa! 15

Pasal 15 bermaksud agar tanah" jang telah diuraikan dalam se­suatu surat-ukur jang dibuat oleh Djawatan Pendaflaran Tanah dan

jang telah dinjatakan dalam sesuatu surat-hak-tanah lidak perlu diukur

dan dibuatkan petanja Iagi menurut apa jang dilentukan dalam pasal

3 dan 4. Dengan demikian arsip Djawatan Pendaftaran Tanah dapat dengan segera dipergunakan untuk menjusun tata-usaha sebagai jang

dikehendaki oleh Peraturan Pemerintah ini.

r211

Pasal 16Ajat (l): merupakan keketjualian dari apa jang ditentukan dalam

pasal 14 ajat (2). Seperti halnia dengan pasal 15. ajat ini bermaksud

supaja tanab2 jang telab diukur oleb Djavvatan P e n d a fla ra n Tanab

dan telah dibuatkan surat-ukurnja djangan diukur lagi.

A ja t (2): Iihat pendjelasan pasal 14 diatas dan pendjelasan umum (angka 7e).

P asa l 17Ajat (l) : Jang dimaksud dengan fungsi dalam ajat ini ialah,

bahwa djika dalam sesuatu pasal ditentukan bahwa harus diperlihat-

kan sertipikat. maka dapatlah dipakai sertipikat-sementara.Ajat (2 ): Dengan sendirinja sertipikat s e m e n l a r a tic a < membukti-

kan sesuatu mengenai bntas2 tanah, oleh karena serlipi at sementara

tidak mempunjai surat-ukur.

Pasal 18P a s a l i n i a d a l a h u n t u k m o n a m p u n g k e p e r l u a n a k a n t a n ^ a b u k t i -

k a k j a n g t e r a s a p a d a o r a n g 2 j a n g b e r k e p e n t i n g a n s e n d i r i - M i t s a l n j a

d i p e r l u k a n t a n d a - b u k t i - h a k u n t u k d a p a t m e m p e r o l e h k r e d i t .

Pasal 19, 20 dan 21P e r l u ada ketentuan2 ini demi ketertiban pendaftaran. Ketentuan2

ini mengenai baik tanah2 jang sudah maupun jang belum dibukukan.P ertim b an g an -p ertim b an g an chusus jan g dim aksud dalam a ja t

(2) ad a lah m isa ln ja k eb iasaan di B ali un tu k m engadakan pem bag ian w arisan b a ru sete lah a d a t pem bakaran d jenazah .

Pasal 22

A jat (2) : A pakah pem buatan aktn perlu disaksikan oleh K epala Desa dan seorang anggota Pem erintab Desa, hal ilu diserahkan kepada k<‘hi(ljak#anaan pcndjahnt. Dalam hal pendjabat m eragu-ragukan

wewenang orang jang hendak mengalihkan sesuatu hak dihadapan- nja. sebaiknia pendjabat rnembual akta jang bersangkutan dengan disaksikan oleh K epala D esa dan seorang anggota Pem erintah D esa, m engingat w ew enangnja dapat d itjabut oleh M enteri A graria djika

212

ia se rin g m enim bulkan kerugian bagi orang2 jang mem inta d jasan ja d a la m m em buat akta (Iihat pasal 57 a ja t (5)).

A ja t 3, 4 : T jukup djelas.

A ja t (5): B erlainan haln ja dengan ..Overschrijvingsordonnanlie”, s u ra t keterangan pclunnsnn pudjak dalam Peratu ran Pem erintah lidak m e n d ja d i s jara t dart pendaftaran surat keterangan tersebut hanja m e ru p a k a n sjarat untuk penjerahan sertipikat, setelah peralihan hak d i t ja ta t d a lam dafta r buku-tanah jang bersangkutan dan sertipikatnja.

P asal 23 dan 24T j u k u p djelas.

P asal 25. 26 dan 27T j u k u p djelas.

A ja t (lc): Sertipikat dan surat keterangan tentang keadaan hak a ta s la n a h d ap a t lidak sesuai Iagi dengan daftar2 K anlor Pendaftaran T a n a h , o leh karena pada pentjatatan jang dimaksud dalam pasal 29 a ja t ( l ) d a n pasal 30 ajat (l) dan (2) jang berhak tidak dapat dipaksa m e n je ra h k a n sertipikatnja unluk diadakan tja tatan jang dimaksud.

A ja t (2) : Penolakan harus tertulis agar pendjabat dan jang ber­s a n g k u ta n m em peroleh pegangan jang kuat untuk memperbaiki per­m in ta a n p en d a fta ran peralihan jang telah disam paikan kepada Kepala K a n to r P en d a f ta ran T anah itu.

Pasal 29

A ja t ( l) : P en tja ta tan jang dimaksud dalam ajat ini dilakukan o leh K e p a la K an to r Pendaftaran T anah, dengan tidak m enunggu per­m in ta a n d ari ja n g bersangkutan.

A ja t (O): P en tja ta tan jang dimaksud dalam ajat ini dilakukan o leh K e p a la K an to r Pendaftaran T anah atas perm intaan dari jang b e rsa n g k u ta n .

213

, Pasal 50Tjukup djelas.

Pasal 51

S u ra t2 jang dimnksud dalam pasal ini merupakan bagian jarig tak terpisalikan dari daftar2 buku-tanah. Berhubung dengan itu, djika d ian g g ap perlu. salinan buku-tanali jang mendjadi bagian dari serti­p ikat a tau sertipikat-sementara dapat disertai dengan salinan dari sura t jang dim aksud dalam pasal ini.

Pasal 52Tjukup djelas.

Pasal 35

U n tu k penggantian sertipikat janff rusak tidak diperlukan prose­dure jang pandjang. sebagaimana lialnja untuk penggantian serti­pikat jang hilang. Penggantian sertipikat jang rusak tidak mungkin m engakibatkan adanja dua sertipikat jang beredar unluk saJ'1 lak: sertipikat jang rusak jang dilahan oleh K epala K antor P -n aftaran T an ah harus dengan segera dim usnahkan.

Pasal 54

B iaja2 apa jang akan dipungut b e rs a n g k u ta n dengan penjeleng- garaan pendaftaran tanah diatur dalam P eraturan Pemerintah ini sesuai dengan ketentuan dalam p asa l 19 a i a * ^ n anS 'undt»ng Pokok A graria. A dapun djum lah biaja2 Hu dipandang lebih djika M enteri Agraria jang menetapkan. agar kalau perlu dapat lekas dise- suaikan dengan keadaan keperluannja.

Pasal 55

Biaja pembuatan akta jang dibajar kepada Pendjabat merupakan

penghasilan pribadi dari Pendjabat itu: demikian pula'uang saksi

jang dibajar kepada Kepala Desa dan anggota Pemerintah Desa ada­

lah penghasilan pribadi mereka masing2.

214

Pasal 36T ju k u p djelas.

Pasal 37

D e n g a n ad an ja ketentuan dalam pasal ini. maka Kepala ‘K antor P e n d a f ta ra n T an a h bukan seorang pegowai jang berdiri sendiri (olo- n o m ) seperli haln ja dengan pegaw ai-baliknam a m enurul Overschrij­v in g so rd o n n an lie (S. 1834 N o. 27).

Pasal 38 s /d 40

T ju k u p djelas.P asa l 41 s /d 44

S an k s i2 p idana ini diperlukan untuk mendjamin diselenggarakan- n ja k e te n tu a n 2 dalam Peraturan Pem erintah sebagaim ana mestinja.

P a sa l 42 ajat (2). K ealpaan seperti dimaksud dalam pasal 42 a ja t ( l ) a d a la h m isalnja sengketa antara para ahli waris mengenai atas n a m a s iap a tan ah w arisan harus dibaliknam a.

Pasal 45

P a s a l ini perlu karena belum disemua daerah dapat diadakan K a n to r P en d a f ta ran T anah .

Pasal 46

M u la i berlakun ja pelaksanaan pendaftaran tanah ini akan dite- ta p k n n oleh M enleri Agraria dengan mengingat selesainja segala per- s ia p a n ja n g diperlukan di-tiap2 daerah (lihat pasal l)

T A M B A H A N L E M B A R A N N E G A R A N o; 2171.

/ 215

KEPUTUSAN MENTERI A G RA R IA No. SK. H 5 |K a |6 iten tan g

M EM PERPANDJANG DJAN GKA W AKTU PENDAFTARAJN

M E N T E R I A G R A R I A .

M e n i m b a n g :

o . b a h w a k a r e n a s u k a m j a p e r h u b u n g a n c l a n k e a d a a n k e a m a n a n

m a k a p e n e r a n g a n m e n g e n a i k e t e h l u a n - k e t e n t u a n P e r a t u r a n

P e m e r i n t a h P e n g g a n l i U n d a n g - U n d a n g N o . 5 6 l a h u n 1 0 6 0

t e n t a n g , ,P e n e t a p a n l u a s t a n a h p e r t a n i a n ” ( L . N . 1 9 6 0 - 1 7 4 ) d i -

b a n j a k d a e r a h t i d a k d a p a t d i s e l e n g g a r a k a n p a d a w a k t u n j a ,

b . b a h w a b e r h u b u n g d e n g a n i t u m a k a d j a n g k a w a k t u u n t u k m e n -

d a l t a r k a n p e n g u a s a a n t a n a h - t a n a h p e r t a n i a n j a n g m e l e b i h i b a t a s

m a k s i m u m s e b a g a i j a n g d i t e n t u k a n d a l a m p a s a l 3 P e r a t u r a n

P e m e r i n t a h P e n g g a n t i U n dang-undang t e r s e b u t d i a t a s d i d a e r a h -

d a e r a h j a n g d i m a k s u d k a n i t u p e r l u d i p e r p a n d j a n g :

M e n g i n g a t :

P a sa l 3 a ja t 2 P e r a t u r a n P e m e rin ta h P en g g an ti U n d an g -u n d an g N o . 5 6 ta h u n 1 9 6 0 ( L . N . 1 9 6 0 - 1 7 4 ) ja n g te lah m end jad i U n d an g - undang karena k e ten tu an U n d a n g -u n d a n g N o . 1 tah u n 1 9 6 1 ( L . N .

1961-3):

M e m u t u s k a n :

Menetapkan sebagai berikut :

D j a n g k a waktu untuk m endaftarkan penguasaan tanah-tanah pertanian jang melebihi b a t a s maksimum sebagai jang ciitentukan dalam pasal 3 P e r a t u r a n P e m e r i n t a h Pengganti U n d a n g - u n d a n g

216

N o . 56 ta h u n 1960 ten tang ..Penetapan Iuas tanah pertanian" (L-N. 1960-174) d idaerah -daerah jang tersebut d ibaw ah ini ;

1. D ip e rp a n d ja n g sam p a i tanggal 50 A p ril 1961.

a. D aerah T ingkat I D jakarta R aya.b. ’’ D jaw a Barat.

D j avva Tengah.J . " Djavva Tim ur.e. ” Jogjakarta.f. ” B a l i .

2 . D ip e rp an d jan g sam pai tanggal 51 M ei 1961.

a. K eresidenan Sum atera Timur.b . D aerah T ingkat I R iati.c. D a e ra h T ingkat I D jam bi.d . K eresidenan Lam pung.e. K eresidenan Bangka-Biliton.f. D aerah T ingkat I K alim antan Barat.g ” K alim antan Timur,k " K alim antan Tengah.j ” K alim antan Selatan.j ” . N usa Tenggara Barat.j. ” N u sa Tenggara Timur,j ” M aluku (ketjuali Seram).m ” Irian Barat. .

D ip e rp an d jan g sam pai tanggal 50 D juni 1961.

a. D aerah Tingkat I A tjeh.b . Keresidenan Tapanuli.c. D aerah Tingkat I Sum atera Barat.d . K eresidenan Bengkulu.e. K eresidenan Palem bang.f. D a e rah T ingkat I Sulawesi U tara/T engah .

217

g. Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dan Tenggara.

h. Kepulauan Seram.

Agar supaja setiap orang dapat mengetahuinja maka Keputusan

ini akan dimuat didalam TamJbahan Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Djakarta

pada tanggal 1 April 1961.

Menteri Agraria,

Mr SA D JA R W O

/

218

K E P U T U S A N M E N T E R I A G R A R IA N o. .S k /m /R a /e i

tentang

P A N IT Y A -P A N 1T Y A P E M E R IK S A A N T A N A II

M E N T E R I A G R A R IA ,

M en im b an g :

b a h w a soal Panilya-panitya Pemeriksaan Tanali sebagai jang tersebut

d a la m K eputusan kami No. Sk. 497/KaM959 (T.L.N. 1965) perlu di- etur kem bali. agar supaja sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam U n d a n g -u n d a n g Pokok A graria (L.N. I960 104);

M e n g i n g a t :

U n d a n g -u n d an g Pokok Agraria (L.N. 1960 —• 104);b . U n d a n g -u n d an g No. 7 tabun 1958 (L.N. 1958 »— 17);c . K ep u tu sa n M enteri Pertam a tanggal 31 D januari 1961 N o. 50/

M .P ./1 9 6 1 .

M e m u t u s k a n :

P ertam a :

IV Ie n tja b u t kem bali K epu tusan kam i tangga l 22 O ktober 1959 No. S k . 497/K a/59 (T .L .N . 1965);

K e d u a :

M e n e ta p k a n susunan Panitya-panitya Pem eriksaan T an ah serta u a n g -s id a n g d a n b ia ja-b ia ja Iainnja sebagai b e rik u t:

219

P asal 1

P an ity a un tuk m engadakan pem eriksaan Pe m o ll° " a” J ^ N egara hak guna-bangunan . bak pakai dan hak penguasaan a ta tecJiri(se land ju tn ja akan disebut: P an itya Pem eriksaan T a n a h atas :

1. K epala Agraria D aerah K abupaten/K ota jan g b e rsa n g k u ta n seb

gai Ketua. merangkap anggota; sctin«»-2. A sisten YVedono/Kepala K etjam atan a tau p e n d ja b a t !nn \ °

kat, dari daerah tem pat le taknja tan ah jang b e rs a n g '

anggota: i t . . .. i * J nri daerah tempat3. Kepala D esa a tau daerah lam jang setingkat ctarletaknja tan ah jang bersangkutan sebagai angg°^a ^ an tor P cn-

4. (djika keadaan m em ungkinkan): Seorang peg « 'v®1 r.daftaran T a n a h jang ditundjuk oleh K epala K an or T an ah jang bersangkutan sebagai A nggo ta .

P asa l 2Panitva untuk mengadakan pemeriksaan perrnoho

usaha dan perpandjangan djangka waktunja (selar^utnja akan d.se-

hut: Panitya Pemeriksaan Tanah B). terdiri atas:

1. Kepala Inspeksi Agraria iang berSa „ * » .a n «=">» » « •» «-

l a p anggota. K a n l o r P en d afta ran T anali jang bersang-

S i . *<■ » '» D .— - P en d at.a ran T anaK

3. S 3 * - P «— ™Kepala D a e r a h jang b e r s a n g k u t a n sebagai anggota

(djika ad a pendjabatnja) K epala Perw ak.lan D jaw atan Perkebun-an D aerah T ingkat 1 jang bersangkutan sebagai anggota.

P asal 3

P a ra anggota Panitya Pcmcriksann Tanafi A dan B m asing-m asing m endapat uang sifJang dan penggantian b iaja-b ia ja Ia innja scpandjang jitng (idafc sudah termasuk dalam biaja perd ja lanan d jab a tan . sebesar

220

R p . 3 5 .— (tig a p u lu h lim a ru p ia h ) u n lu k H ap ka li h a d ir d a la m s id a n g p e m e r i k s a a n d a n se b a n ja k -b a n ja k n ja R p . 70 .— (tu d ju h p u lu h ru p ia h )

s e h a r i .

K etig a :

K ep u tu san ini m ulai berlaku tanggal 1 Mci 1961 .,

A g a r supaja setiap orang dapat mengetahuinja maka Kepulusan ini

a k a n dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indom-sia.

Ditetapkan di Djakarta,

pada tanggal 1 April 1961.

Menteri Agraria,

Mr S A D JA R W O

221

a.

K E P U T U S A N P R E S 1D E N N o . 131 T A H U N 1961

tentang

O R C A N IS A S I P E N JE L E N G G A R A A N L A N D R E F O R M

KAMI. P R E S 1 D E N R E P U B L IK IN D O N E S IA .

M enim bang :, , . . J a tanggal 17 A gustiis 1960 kami mene-M .w a dolnm ^ , |„ rl RevollIslgaskan bal,w a L a n J r .! ^ ^ pcn8. iu n a„

dan pada tanggal N a s io n a | Sem esla B erentjana. meme-T jangkul P e m b a n g u n a n fliiioa-. | | . , reform m ulai d ilaksanakan d juga,rin tahkan supaia L andrei i , , « . n n M P R 9L 1 L i i f c a i d in ja tak an dalam keputusan lvi.i K .b.

b. bahw a Landreform sebag Spmectn-XT i t , i a --,1 ^ ad a la li babis pem bangunan oem esta.b a W a T u d l h T l a b e b e r a p a peratu ran perundangan jang m erupa-i i t i i ^ , Kadi p e la k sa n a a n L andre lo rm .k an la n d a s a n l iukum t>ag w, , . .. -n Delaksanaan Lanclrelorm dengan sent-b ahw a unluk mendjarrmi h

. i i J tn a s i iang seba ik -ba ikn ja an ta ra Instansi- p u m a , perlu a d a koord inasi j *instansi dan organisasi-organisasi M assa T am . ,ang ada sangkut-

p au tn ja dengan itu: . . .b a h w a b e rh u b u n g d e n g a n itu p e rlu d .b e n tu k Panitya Penjeleng-

g a ra a n L an d refo rm ja n g m ew u d ju d k a n kerdja sam a/koord inasi d a la m b id a n g pim pinan. p e la k sa n a a n se rta p en g aw asan d i Pu-

sa t m a u p u n D a e ra h :

c.

e.

Mengingat :

a. Pasal 4 ajaf (l) Undnn^-undana D asar;b. Pasal 2 IJW/ankM/ndang Pokok Agraria (Undang-undang N o. 5

tahun WOOlLcmbaran N egara tahun 1960 N o. 104):

222

2 .

M e n e t a p k a n :

K ep u tu sa n P residen ten tan g O rg an isasi P en je lcn g g araan Landreform -

B A B I

U M U M

^ P a sa l 1

1 D alam rangka pen je lenggaraan program Lanclreform d ibentuk P a n i l y a - P a n i l y a Lanclreform P usat, D aerah T in g k a t I , D uerah T in g k at II. K etjam atan d an D esa, jang bertugas m enjelenggara­kan pim pinan, pelaksanaan . pengaw asan , b im bingan serta koor- d inasi;

\

P a n ity a -P a n ity a te rseb u t d ia ta s a d a la h P an ity a N eg ara .

P asa l 2

j P a n ity a -P a n ity a L an d refo rm te rseb u t d a la m p a sa l 1 m em p u n ja i su su n a n seb ag a i b e rik u t:

a P u sa t: P an ity a Lanclreform P u sa t m em punjai B adan Peker- d ja clan diperlengkapi dengan P an ity a P ertim bangan d an P en g aw asan Pelaksanaan Landreform :

J, D a e ra h T ingkat 1: P an ity a Landreform D aerah T ingkat I;

c D a e ra h T ingkat II: P an itya Landreform D aerah T ingkat II;

J K e tjam atan : P an ity a Landreform K etjam atan ;

D esa : P a n ity a Landreform D esa a tau petugas Landi'^form

D esa . , x

2 T ia p - t ia p P a n i ty a te rseb u t p a d a a ja t 1 p a sa l in i m em p u n ja i su a tu

S e k re ta r ia t.

M e m u t u s k a n :

223

B A B II

P A N IT Y A L A N D R E F O R M P U S A T .

P a sa l 3

1. P a n ity a L andreform P u sa t terdiri a tas :

P im p in a n tertinggi : P .JJM . P residen R epub lik Indonesia/Pem im -

p in B esar Revolusi.K e t u a : M en ter P ertam a:W k . K etua : M en ter P em bangunan ;W k . K etua : M en ter A graria:W k . K etua : M en ter D alam N egeri/O tonom i D aerah :A nggota- : M en ter Produksi:anggo ta M enter Pertan ian :

M enter K euangan:M enter T ranskopem ada:M enter P erindustrian R ak ja t:M enter P ekerd jaan U m u m d an T enaga:M enter P en eran g an :W a k il D E P E R N A S :W a k il D .P A . :W a k il D .P .R .-G .R .:W a k il F ro n t N asio n a l.

2. Badan Pekerdja P an ity a L andreform Pusat terdiri atas;

K e t u a ; M enteri A graria ;A nggota- : M enteri D a lam N egeri dan O tonom i D a erah ;anggo ta M enteri P ertan ian :

M enteri K euangan;

M enteri P erindustrian R ak jat;Menleri TransJcopemada.

5. P a n ity a P ertim b an g an d an P en g aw asan P e lak san a an L an d - reform terdiri a tas:

224

/

I

4.

1.

K e t u a : P em b an tu U tam a M enteri A graria;A nggota- : W a k il dari S ta f M enteri K eam anan N asiona l;anggo ta .. D epartem en K epolisian N egara;

K edjaksaan A gung ; K ehakim an;

D a lam N egeri dan O tonom i D aerah ;

K epala D jaw a tan A graria :K epala D jaw a tan P en d afta ran T a n a h ;

W a k il dari P enguasa P eran g T ertinggi;W a k il dari D epernas:W a k il dari D .P .A .:W a k il dari F ro n t N asional:W rakil-w akil d ari O rganisasi T an i.

S e k r e t a r i a t P an itya Landreform P u sa t dipim pin oleh P em b an tu U ta m a D epartem en A graria sebagai Sekretaris U m um jan g di- b a n tu oleh K epala Biro P eren tjan aan d an P eru n d an g -u n d an g an d a n K epala Biro Landreform dari D epartem en A g raria sebagai Sekretaris.S e k r e t a r i s P an ity a P ertim bangan d a n P en g aw asan P e lak san aan L a n d r e f o r m ad a lah K epala B i r o Landreform d a r i D epartem en

A g m ria - P asa l 4

P a n ity a Landreform P u sa t bertugas :m em egang pim pinan tertinggi a tas pelaksanaan Landreform ;

k ' m e n e t a p k a n kebidjaksanaan um um d an peratu ran-pera tu ran pelaksanaan landreform :m engam bil dan m em berikan p u tu san -p u lu san terh ad ap per- s o a l a n - p e r s o a l a n p o k o k m engenai pelaksanaan landreform .

B a d a n P ekerd ja bertugas :a m e l a k s a n n k a n pu tu san -p u tu san jang te lah d i a m b i l oleh P a ­

n ity a Landreform P u sa t; b m e l a k u k a n u sah a koordinasi sehari-hari an ta r D epartem en-

D ep artem en jan g b idang tu g asn ja m em punjai h u b u n g an

225

Iangsung m aupun tidak Iangsung dengan pelaksanaan L andreform :

c. memberi bimbingan. petundjuk-petundjuk. inslruksi-instruksi

serta pedoman-pedoman pokok pcnjelenggaraan landreform

untuk Panilya-Panilya Daerah. baik atas dasar Putusan

Panitya Landreform Pusat maupun atas inisiatif sendiri.

3. P a n ity a P ertim bangan d an P engaw asan P elaksanaan L andre­form bertugas:a. m engadjukan pertim bangan-pertim bangan kepada P an itya

Landreform Pusat m engenai tja ra -tja ra pelaksanaan L and- reform serta pengaw asannja:

b . m elakukan pengaw asan dan pern ila ian terliadap semua ke- g iatan pelaksanaan Landreform di D aerah -daerah :

c. m engadakan penjaluran penjelesaian a las sengketa sengketa jan g tim bul berhubung pelaksanaan landreform :

d. m elaporkan segala sesuatunja jan g telah dilakukan kepada P an ity a Landreform Pusat.

B A B III

P A N IT Y A L A N D R E F O R M D A E R A H T IN G K A T I.

P asa l 5

1. P an ity a Landreform D aerah T ingkal I terdiri atas:K e t u a ; G u b e r n u r / K e p a l a D a e r a h ;

VVk. K etua : K epala I n s p e k s i A graria:A nggota- : K epala D jaw atan /lnsfansi pada taraf D ae rahanggota T ingkat I dari D epartem en-D eparlem en d an

Instansi-instansi jang M enleri-M enleri dan In-stansin ja terseb.il dalam pflSa| 3, InspP|<,urKoperasi Tani dan Nelajan dan Wakil-wakil Organisasi Tani.

2. Sefcrelarrs adalah pedjahat Agraria jang ditundjuk oleh KepaU

inspeksi Agraria.

226y

P a n ity a Lanclreform D a e ra h T in g k a t 1 bertugas:a m elaksanakan instruksi-instruksi jan g d ite tap k an o leh P a n i-

lya Landreform P u sa t dan P a n ity a P ertim b an g an d a n P e ­n g aw asan P e lak san aan L andreform .

b . m em erintji serta m enjusun ren tjan a p e lak san aan lanclreform p ad a tara f D aerah T ingkat I sesuai d en g an p era tu ran p eru n ­d an g an serta inslruksi-instruksi/pedom an-peclom an dari P a ­n itya Landreform P u sat dan P an ity a P e rtim b a n g a n d an P e ­ngaw asan P e lak san aan L andrefo im ;

c. m engkoordinir pekerd jaan-pekerd jaan jan g b e r la lia n d en g anp elaksanaan landreform di D aerah 1 ingkat 1;

d. m em berikan b im bingan serta pengaw asan te rh a d ap pe lak sa­n aa n landreform di D a e rah 1 ingkat U:

e. m em berikan peclom an-pedom an pelaksanaan k ep ad a P a n ity a Landreform D aerah T ingkat II:

f m em berikan b n h an-balm n/ke le rangan-keterangan , pertim -b a n g a n - p e r t im b a n g a n serta l a p o r a n ten tan g p e lak san aan landreform d idaerahn ja kepada P an ity a L andreform P u sa t d an P an ity a P ertim b an g an d an P en g a w a sa n P e lak san a an

, L andreform .

B A B IV

P A N IT Y A L A N D R E F O R M D A E R A II T IN G K A T 11.

P asa l 6j P a n ity a L andreform D a e ra h T in g k a t II terdiri a ta s :

K e l u a : : B upati/K epala D aerah ;\V k . K etua : K epala K an lor A graria D a e ra h ;A p g g o la - : K ep ala D jaw a tan /In s lan s i p ad a ta ra f D a e ra ba n g g °ia T in g k a t II dari D epartcm en-D epartem en d a n

In stan si-in stan si jang M enleri-M enteri d an In- s tan sin ja tersebut dalam pasal 3. K epala B ank K operasi T an i d an N e la ja n d a n W a k il-w ak il O rg an isasi T an i.

2 S ekre taris adalah pedjabat Agraria jang ditundjuk oleh Kepala

Kantor Agraria Daerab.

227

2. P an ity a Landreform D aerah Tingkat II hertugas:

a. m elaksanakan instruksi-instruksi dari Panitya Landreform P usat, Panitya Pertim bangan dan Pengaw asan Pelaksanaan Landreform dan Panitya Landreform D aerah T ingkat I;

L. memerintji -serta menjusun rentjana pelaksanaan landrefoim pada taraf D aerah Tingkat II sesuai dengan peraturan-pera- turan/U ndang-undang serta instruksi-instruksi/pedoman-pe- doman dari Panitya Landreform Pusat, Panitya Pertim ban2- an dan Pengaw asan Pelaksanaan Landreform serta Panitya Landreform D aerah Tingkat I;

c. m engatur koordinasi pekerdjaan-pekerdjaan jang berhubung- an iangsung m aupun tidak Iangsung dengan pelaksanaan landreform;

d. mengatur tjara-tjara pendaftaran atas pemilikan, penguasa- an serta penggunaan tanah jang ada didaerahnja:

e. m engatur tjara pengambilan tanah kelebihan dari batas mak­simum;

f. menetapkan fcentuk. djumiuh sertu tjara pemberian ganti-rugi kepada bekas pemilik, menurut pedom an jang diberikan oleh Panitya-panitya jang lebih atas;

g- m endaftar dan menetapkan urut-urutan (prioritct) orang- orang jang akan mendapat bagian tanah. menetapkan Iuas dan Ietak tanah jang akan dibagikan kepada orang-orang, menentukan tanah-tanah jang masih tetap akan dimiliki oleh pemilik dan mengatur bentuk, djum lah, tjara pembajaran t.i- nah dari orang-orang, jang memperoleh bagian tanah, seria mengatur pemberian kreditnja, kesemuanja itu m enurut pe­doman-pedoman jang diberikan pleh Panitya-Panitya jang lebih alas;

h. melaksanakan usaha-usaha mentjapai batas minimum dan konsolidasi pemilikan tanah:menetapkan tjara-tjara pengembalian tanah-tanah jang <Ji- gadaikan;

I* mengusahakan hapusnja pem ilikan/penguasaan tanah o lth orang-orang diluar daerah Ketjamatan;

228

1.

J .

k. m engadakan u sah a -u sah a un tuk m enjatukan tan ah - tan ahjan g letakn ja terpentjar-pentjar;

I. m enggialkan pelaksanaan U n d an g -u n d an g No. 2 tah u nI960 ten tang perd jand jian bagi hasil;

m . m em berikan bim bingan, pedom an-pedom an serta pengavva-san terh ad ap pelaksanaan landreform kepada P an ity a T-and- reform K etjam atan dan D esa:

n . m endam aikan serta memberi pu tusan ten tang sengketa-seng-keta jang tim bul akibat pelaksanaan landreform :

o m em berikan bahan-bahan/keterangan-keterangan , pertim ba-ngan-pertim bangan ten tang pelaksanaan landreform didae- rah n ja kepada P an ity a Landreform Pusat, P an ity a Pertim ­b an g an dan P engaw asan Pelaksanaan Landreform serta ke­p ad a P an itya Landreform D aerah T ingkat I.

BAB V

P A N IT Y A L A N D R E F O R M K E T JA M A T A N .

r 'T*P asa l 7 > I

P a n ity a Landreform K etiam atan terdiri a ta , ,. T j a m a t : i -X 1

K c I u a PpfU<fas A graria jang ditundjuk oleh K epalaW k . K etua : D aera!l .

Kepala-kepala K antor/Inslunsi-instansi pada A n g g o ta • ^ Ketjam atan jang dari D epartem en-D epar-an g g o ta jemen dan Instansi-instansi jang M enteri-

M enteri dan Instansinja tersebut dalam pasal3 dan wakil-wakil O rganisasi T ani.

i

Seliretaris adalah ora„g JanS ditundiulc oleh Tjam.t.

P a n ity a L andreform K ‘' | ' ” ," “ lr‘, pC|’l s„ L I,,, landreform:

b. : : r a t : a " l n s,ruksi-i»s.rulsi dar, Panitya LanAefor,

Daerah Tingkat II.

229

c. memberikan asul, saran-saran, periim bangan-pertim hangan, serta laporan kepada Panitya Landreform D aerah T ingkal II

mengenai pelaksanaan Landreform didaerahnja.

BAB VI

PANITYA LANDREFORM D E SA .

Pasal 81. Keanggotaan Panilya Landreform D esa diserahkan kepada kehi-

djaksanaan Panitya Landreform D aerah T ingkat II. dengan pe- ngertian tokoli-lokoh jang progresip serta vvakil-wakil dari orga- nisasi Tani diikut-sertakan serta dengan djum lah sebanjak-ba- njaknja 5 orang:

2. Panitya Landreform D esa bertugas:a. m elaksanakan instruksi dari Panitya L andrefo rm Ketjamatan.

b . m em berikan usul. saran-saran , pertim ban g an -p ertim b an g an serta lapo ran kepada Panilya L andrefo rm Keljamafim.

BAB VII

P E M B 1 A J A A N .

Pasal 91. Segala pem hiajaan Panilya Landreform dibebankan kepada

A nggaran belandja Deparlemen Agrnria:2. Anggota-anggola Panilya Pertim bangan dan Pengaw asan P e­

laksanaan Landreform serta A nggota-anggota Panitya Landreform D aerah Tingkat I. menerima uang sidung sesuai dengan pera­tu ran jang berlaku:

3. Sekretaris Umum dan Sekretaris-sekretaris Panitya Lar.dieform P usat, Panitya Pertim bangan dan Pengaw asan Pelaksanaan Landreform serla Panitya Landreform D aerah Tingkat I menda- pat uang sidang sesuai dengan peraluran jang berlaku;

4. Anggota-anggota dan Sekretaris Panitya Landreform Daernh Tingkat II, Ketjamatan dan Desa menerima honorarium tetap jang akan ditetapkan oleh Menteri Agraria.

230

BAB VIII

LAIN-LAIN

Pasal 10

1. Pembentukan Panitya Landreform Daerali Tingkat I dan Daerah

Tingkal II dilakukan dengan Keputusan Menteri Pertama;

2. Pembentukan Panilya Landreform Ketjamalan dan Desi dilaku­

kan dengan Kepulusan Bupati/Kepala Daerah Tingkat II aid*

nama Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I.

Pasal 11

Untuk memperlantjar penjelenggaraan tugasnia. Panitya Land-

reform Tingkal I dan Daerali Tingkal II dapat membentuk Sub-sub

' Panilya dan/atau membentuk Bagian-bagian/Seksi-seksi sesuai de­

ngan keperluannja.

BAB IX

P E N U T U P

Pasal 12 1

Keputusan Presiden ini berlaku mulai pada hari ditetapkan.

Ditetapkan di Djakarta,

pada tanggal 15 April 1961.

Presiden Republik Indonesia

SUKARNO

231

DAFTAR ISI

halam an :

1. B eberapa Soal mengenai Landreform .................................. 32. P id a to M enteri Agraria pada sidang D .P .A . Ig. 13 D jan . 1960 93. U ndang-undang no. 2 tahun 1960 tentang P erd jandjian Bagi-

H asil .................................................................................................... ^64. K eputusan Menteri Agraria tentang Pelaksanaan U.U. 2/1960 505. Instruksi Bersama Menteri D.N.O.D. dengan M enteri A graria

tentang Pelaksanaan U .U . 2/1960 ........................................... 706. Undang-undang no. 5 tahun 1960 tentang Pera&uran D asa r

Pokok-Pokok Agraria .............................. ............................................ 75

7. Peraturan Menteri A graria tentang P elaksanaan BeberapaKetentuan U ndang-undang Pokok A graria ............................ ••• 1^6

8. Peraturan Menteri Agraria tentang P enam bahan K etentuanPeraturan Menteri Agraria no. 2/1960 ............................................. 139

9. Peraturan Pemerintah Pengganti L^ndang-undang no. 36^1960 tentang Penetapan Luas Tanah-Pertanian .................. 142

10. Instruksi Bersama M enteri D.N .O.D . dengan M enteri A grariatentang Pelaksanaan Perpu no. 56/1960 ...................................... 163

11. K eputusan M enteri A graria tentang P enegasan L uas TVlak-simum Tanah-Pertanian ................................ 167

12. Peraturan Pemerintah no. 10 tahun 1961 tentang Pendaf­taran Tanah .................................................. ^ jgg

13. Keputusan Menteri Agraria tentang Memperpandjang Djang­

ka Waktu Pendaftaran ............................... .... 216

14. Keputusan Menteri Agraria tentang Panitya-Panilya Peme­

riksaan Tanah ......................... ■.................... _ 21915- Keputusan Presiden no. 131 tahun 1961 tentang O rganisasi

Penjelenggaraan Landreform ................................................. 222

0«p»Mt itn Pcncfi^ti*

P E R 1F A K

3

Pertjetakap Negara d /h De Unie _ 1057-5.’6