Perbaikan Teknik Hidroponik Sistem Terapung Tanaman Melon Cucumis Melo l Melalui Pengaturan Jarak...
-
Upload
fadhilah-suroto -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
Transcript of Perbaikan Teknik Hidroponik Sistem Terapung Tanaman Melon Cucumis Melo l Melalui Pengaturan Jarak...
RINGKASAN
RINGKASAN
Agung Purnomo. 0110420002 42. Perbaikan Teknik Hidroponik Sistem
Terapung Tanaman Melon (Cucumis melo L.) Melalui Pengaturan Jarak
Panel dengan Media. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Tatik Wardiyati, MS.
dan Dr. Ir. Moch. Dawam Maghfoer, MS.
Melon (Cucumis melo L.) adalah buah komersial berkarakteristik khas yang
digemari masyarakat Indonesia.
Jakarta kekurangan pasokan melon 153,47
ton/hari, sedangkan pertumbuhan produksi buah Indonesia cuma berkisar 0,2 %
pertahun. Budidaya melon di lapang memiliki banyak masalah sehingga mulai
diproduksi dengan teknik hidroponik. Kultur air yang berhasil dicoba pada melon
tergolong tipe sirkulasi sehingga membutuhkan input listrik tinggi. Masalah pada
kultur air non sirkulasi adalah bagaimana cara O2 cukup tersedia pada zone
perakaran mulai dari pembibitan hingga panen. Salah satu solusi yaitu memperluas
ruang udara (air space) zone perakaran dengan cara memperpanjang jarak antara
panel dengan permukaan media. Zone perakaran dibagi menjadi 2 yaitu zone
perakaran di udara (aeroroots) dan zone perakaran di larutan nutrisi (nutriroots).
Penelitian bertujuan untuk memperbaiki sistem perakaran 2 varietas melon dalam
teknik hidroponik terapung sehingga meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman melon (Cucumis melo L.). Hipotesis yang diajukan ialah : 1) varietas
memberikan respon yang berbeda terhadap jarak antara panel dengan permukaan
media, 2) jarak antara panel berpengaruh terhadap sistem perakaran dan
pertumbuhan tanaman, dan 3) kedua varietas mempunyai perbedaan sistem
perakaran dan pertumbuhan.
Penelitian dilaksanakan di dalam rumah plastik, Jl. Raya Codo, Wajak pada
bulan Januari hingga Mei 2006. Peralatan yang digunakan gelas persemaian, panel
(tanam) berisi 4 tanaman, bak tanam plastik berwarna hitam, drum plastik, EC
meter, pH meter, hand refraktrometer, termometer, meteran, jangka sorong,
gunting, cutter, timbangan analitik, gelas ukur, kamera, hand sprayer, dan kotak
pemeraman. Beberapa bahan yang dipakai adalah benih melon varietas Apollo dan
varietas Sweetis, media inert arang sekam, benang plastik, susu, kawat, insektisida
Curacron, fungisida Previcure dan Ingrofol, perekat perata Megastick, larutan
media JORO A&B Mix. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak
Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama
adalah jarak antara panel dengan permukaan media terdiri dari 5 taraf yakni : 0 cm;
2,5 cm; 5 cm; 7,5 cm; dan 10 cm. Sedangkan faktor kedua adalah macam varietas
terdiri dari 2 yaitu : varietas Apollo (tipe tidak berjaring) dan varietas Sweeties
(tipe berjaring). Pengamatan pertumbuhan dilakukan secara non destruktif pada
umur 14, 21, 28, 35, 42, dan 49 hst, meliputi parameter : panjang tanaman, luas
daun, jumlah daun, dan diameter batang. Pengamatan panen dilakukan ketika
tanaman berbuah, meliputi parameter : umur panen, total padatan terlarut (brix)
buah, bobot buah, volume akar, bobot segar brangkasan dan bobot kering
brangkasan. Pengamatan lingkungan dilaksanakan 13 kali meliputi parameter :
temperatur, EC dan pH media. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
ragam (F hitung). Apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf
5%.
Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan jarak antara panel dengan
permukaan media dan macam varietas terdapat interaksi pada parameter volume
akar. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan jarak antara panel dengan
permukaan media dan perlakuan macam varietas pada parameter panjang tanaman,
diameter batang, jumlah daun, luas daun, umur panen, bobot buah, total padatan
terlarut (brix), bobot segar brangkasan (bobot segar tanaman tanpa buah), dan
bobot kering brangkasan. Seluruh parameter pertumbuhan tanaman meliputi
panjang tanaman, diameter batang, jumlah daun dan luas daun menunjukkan bahwa
perlakuan jarak antara panel dengan permukaan media 10 cm menghasilkan
pertumbuhan tanaman melon yang lebih tinggi daripada perlakuan yang lainnya.
Pada parameter jumlah daun pada umur pengamatan 14 HST, 21 HST dan 28 HST
jarak antara panel dengan permukaan media 10 cm menghasilkan jumlah daun
yang lebih banyak daripada perlakuan yang lainnya. Parameter panen tanaman
meliputi umur panen, total padatan terlarut, bobot segar brangkasan dan bobot
kering brangkasan menunjukkan bahwa perlakuan jarak antara panel dengan
permukaan media 10 cm menghasilkan pertumbuhan tanaman melon yang lebih
tinggi daripada perlakuan yang lainnya. Pada parameter volume akar menunjukkan
bahwa jarak antara panel dengan permukaan media 10 cm pada varietas Apollo
lebih tinggi daripada kombinasi perlakuan yang lainnya. Hasil penelitian
merekomendasikan jarak antara panel dengan permukaan media 10 cm pada kedua
varietas.