Perdagangan Bebas Dan Kesiapan SDM Indonesia

7
Perdagangan Bebas dan Kesiapan SDM Indonesia Disusun oleh : 1. Alfian 2. Fakhriza Zulfikar 3. Tanjung Ndaru K.S 4. Tri !a! "i#aksono

description

PIE

Transcript of Perdagangan Bebas Dan Kesiapan SDM Indonesia

Perdagangan Bebas dan Kesiapan SDM Indonesia

Perdagangan Bebas dan Kesiapan SDM IndonesiaDisusun oleh: AlfianFakhriza ZulfikarTanjung Ndaru K.STri Imam WicaksonoAFTASingapura 1992ASEAN Free Trade Area (AFTA) ditargetkan merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN.

Perkembangan terakhir yang terkait dengan AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura, dan Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015.

Manfaat dan Tantangan AFTA Bagi Indonesia

Peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi produk Indonesia, dengan penduduk sebesar 500 juta dan tingkat pendapatan masyarakat yang beragam;Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya pemasaran;Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu;Kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN lainnya.

Sumber Daya Manusia IndonesiaPengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,25 persen, dan angkatan kerja di Indonesia saat itu mencapai 118,2 juta orang. Juga masih ada lebih dari 360 ribu orang sarjana yang menganggur, sangat mencengangkan dan memprihatinkan. Kalau sarjana saja sulit mencari kerja, bagaimana lulusan SMA, SMP dan SD? Terlebih menjelang diterapkannya AFTA 2015, ledakan pengangguran terdidik akan menjadi kenyataan.

Dampak AFTA 2015Dipastikan banyak tenaga kerja dari negara-negara ASEAN masuk ke Indonesia. Sedangkan Indonesia kebanyakan mengirim tenaga kerja keluar negeri bukan sebagai tenaga ahli, melainkan tenaga kerja seperti pembantu rumah tangga, sopir, dan pekerja kasar di pabrik-pabrik, perkebunan atau di rumah tangga. Sementara negara lain mengirim tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sehingga dia bekerja pada posisi sebagai manajer atau tenaga ahli di Indonesia.

Solusi SDM IndonesiaFokus untuk pembenahan SDM melalui perbaikan pendidikan di Indonesia yang harus mendukung daya saing dan daya guna agar lulusan yang dihasilkan bisa bekerja dan bersaing di perusahaan atau industri tidak hanya di Indonesia tetapi juga negara lain.Meningkatkan Pola Pikir para Tenaga KerjaPola Pikir Tenaga KerjaUntuk meningkatkan kompetensi, pola pikir adalah aspek penting yang perlu diperhatikan, khususnya pola pikir tenaga kerja harus mulai disesuaikan dengan tren sesuai perkembangan jaman, antara lain pembelajaran yang meliputi:1.Mendorong untuk mencari tahu dari berbagai sumber observasi; pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah;2.Melatih berfikir analitis dan bukan berfikir mekanistis,3. Menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

KesimpulanRakyat kita terlena dengan kenikmatan yang ada di bumi pertiwi ini. Ketika badai ekonomi menerpa seperti ini, kita jadi bertindak defensif. Perlu adanya inisiatif di dalam tiap individu maupun pemerintah,untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia terhadap negara-negara ASEAN lainnya.