PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf ·...

153
PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi Pandangan Dosen Perempuan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh: Hanifa Mufrida NIM 13210071 AL AHWAL AL SYAHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2017

Transcript of PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf ·...

Page 1: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER

(Studi Pandangan Dosen Perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

Hanifa Mufrida

NIM 13210071

AL AHWAL AL SYAHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2017

Page 2: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

i

PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER

(Studi Pandangan Dosen Perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Mencapai Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

Hanifa Mufrida

NIM 13210071

AL AHWAL AL SYAHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

2017

Page 3: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

ii

Page 4: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

iii

Page 5: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

iv

Page 6: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

v

MOTTO

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut

cara yang ma‟ruf…”¹

_______________________

¹ Al-Quran Al-Karim (Qs. Al-Baqarah : 228)

Page 7: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

vi

KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama, tidak lupa saya mengucapkan puja dan puji

syukur atas kehadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan kepada kita

nikmat kesehatan yang tiada tandingannya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan

Skripsi yang berjudul “PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF

GENDER (Studi Pandangan Dosen Perempuan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang)” dengan baik. Shalawat serta salam tetap

tercurahkan kepada penerang kita, suri tauladan kita yang patut untuk diikuti

yakni Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa kita nantikan syafaatnya dihari

akhir nanti. Beliau yang telah membimbing kita dari zaman yang gelap menuju

zaman yang terang benderang, dari zaman peperangan hingga zaman yang penuh

dengan cinta dan kasih sayang.

Penyusunan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir dari

perkuliahan sebagai wujud partisipasi penulis dalam mengembangkannya, serta

mengaktualisasikan ilmu yang telah diperoleh selama menimba ilmu dibangku

perkuliahan, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, bagi fakultas dan

bagi masyarakat pada umumnya.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada

semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis akan

menyampaikan ucapan terimakasih, khususnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Abdul Haris, M. Ag selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dr. H. Saifullah, S.H., M. Hum selaku Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 8: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

vii

3. Dr. Sudirman, MA, selaku Ketua Jurusan Al Ahwal Al Syakshiyyah

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang.

4. Dr. Hj. Mufidah Ch, M. Ag selaku dosen wali penulis sekaligus

narasumber penelitian ini. Terima kasih penulis haturkan kepada beliau

yang telah membimbing, memberikan saran dan juga motivasi selama

menempuh perkuliahan.

5. Hj. Erfaniah Zuhriah, M. H selaku dosen pembimbing yang tiada lelah

memberi masukan, kritik, saran, dan arahan dalam penulisan Skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Syariah yang telah menyampaikan pengajaran,

membimbing, mendidik, serta mengamalkan ilmunya dengan ikhlas.

Semoga Allah SWT memberikan pahala-Nya kepada beliau semua.

7. Staf serta Karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang, penulis ucapkan terima kasih atas partisipasinya

dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Terimakasih kepada Abah dan Umi serta Keluarga dirumah yang selalu

mendukung dan mendoakan sehingga penulis bisa menyelesaikan Skripsi

ini.

9. Terimakasih kepada ke 15 dosen perempuan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang, sebagai narasumber dalam penelitian ini,

terimakasih sudah berbagi kisah dan sudah berkenan untuk membantu

terselesaikannya skripsi ini.

10. Terimakasih kepada sahabat sahabat saya Fadmatul Fitria, Maria Ulfa,

Nike Kristanti, Ria Resita, Shinta Nurmala, Husni Muzzakiyati, Zahra

Zahadina, Yuna Ristin Perdana, Risqi Dwipandayani, El- Murtafiatul,

Yuni Amaliah Ulfah yang senantiasa mendukung dan mendoakan

terselesaikannya skripsi ini.

11. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman AS angkatan

2013 serta semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan

penelitian ini yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu.

Page 9: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

viii

Page 10: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

ix

FORMAT TRANSLITERASI

A. Konsonan

dl = ض tidak dilambangkan = ا

th = ط b = ب

dh = ظ t = ت

(koma menghadap keatas) „ = ع tsa = ث

gh = غ j = ج

f = ف h = ح

q = ق kh = خ

k = ك d = د

l = ل dz = ذ

m = م r = ر

z = ز

n = ن

s = س

w = و

sy = ش

h = ه

y = ي sh =ص

Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak di

awal kata, maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak dilambangkan,

namun apabila terletak di tengah atau akhir kata, maka dilambangkan dengan

tanda koma di atas (‟), berbalik dengan koma („) untuk pengganti lambang “ع”.

Page 11: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

x

B. Vokal, Panjang dan Diftong

Setiap penulisan Bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah

ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan

panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut :

Vokal (a) panjang = â misalnya قال menjadi qala

Vokal (i) panjang = i misalnya قيل menjadi qila

Vokal (u) panjang = u misalnya دون menjadi duna

Khusus untuk bacaan ya’ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan

“î”,melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya’ nisbat

diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya’ setelah fathah ditulis

dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut :

Diftong (aw) = و misalnya قىل menjadi qoulun

Diftong (ay) = ي misalnya خير menjadi khayrun

C. Ta’ marbûthah (ة)

Ta‟ marbûthah (ة) ditransliterasikan dengan “t” jika berada di tengah

kalimat, tetapi apabila ta‟ marbûthah tersebut berada di akhir kalimat, maka

menjadi “h” misalnya الرسالة للمدرسة menjadi menggunakan dengan

ditransliterasikan al risalat li al-mudarrisah, atau apabila berada di tengah-tengah

kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlafilayh, maka ditransliterasikan

dengan menggunakan t yang disambungkan dengan kalimat berikut, misalnya فى

.menjadi fi rahmatillah رحمة الله

Page 12: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xi

D. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalâlah

Kata sandang berupa “al” (لا) ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak

di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalalâh yang berada di tengah-

tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihalangkan. Perhatikan contoh-

contoh berikut ini:

1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan …

2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan ...

3. Masyâ‟ Allah kânâ wa mâlam yasyâ lam yakun

4. Billâh „azza wa jalla

E. Nama dan Kata Arab Ter-indonesiakan

Pada prinsipnya setiap kata yang berasal dari bahasa Arab harus ditulis

dengan menggunakan sistem transliterasi .apabila kata tersebut merupakan nama

Arab dari orang Indonesia atau bahasa Arab yang sudah terindonesiakan, tidak

perlu ditulis dengan menggunakan sistem transliterasi. Perhatikan contoh berikut:

"... Abdurrahman Wahid, mantan Presiden RI keempat, dan Amin Rais, mantan

Ketua MPR pada masa yang sama, telah melakukan kesepakatan untuk

menghapuskan nepotisme, kolusi dan korupsi dari muka bumi Indonesia, dengan

salah satu caranya melalui pengintensifan salat di berbagai pemerintahan, namun

… "

Page 13: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xii

Penulisan nama “Abdurrahman Wahid", “Amin Rais” dan kata “salat” ditulis

dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa Indonesia yang disesuaikan.

dengan penulisan namanya. Kata-kata tersebut sekalipun berasal dari bahasa Arab,

namun ia berupa nama dari orang Indonesia dan terindonesiakan, untuk itu tidak

ditulis dengan cara “Abd al-Rahmân Wahid, “ “Amîn Raîs” dan bukan ditulis

dengan “shalât”.

Page 14: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iv

MOTTO .............................................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ vi

FORMAT TRANSLITERASI .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xiii

ABSTRAK ......................................................................................................................... xv

BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Batasan Masalah....................................................................................................... 6

C. Rumusan Masalah .................................................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

F. Definisi Operasional................................................................................................. 8

G. Sistematika Pembahasan .......................................................................................... 8

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 11

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 11

B. Kerangka Konseptual dan Teori ............................................................................. 16

1. Pengertian Gender ............................................................................................. 16

2. Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Perspektif Islam ................................ 20

a. Konsep Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Islam ............................ 20

b. Proses Pembentukan Konsep Kesetaraan Gender dalam Islam ................ 25

3. Pola Relasi Suami Isteri Berkesetaraan Gender ................................................ 27

a. Faktor Penyebab Masalah dalam Rumah Tangga ..................................... 31

b. Bentuk Ketidak Adilan Gender ................................................................. 34

4. Manajemen Keuangan Keluarga ....................................................................... 37

a. Perencanaan Keuangan Keluarga .............................................................. 37

b. Langkah Merencanakan Keuangan Keluarga ........................................... 39

5. Konsep Pendidikan Adil Gender dalam Keluarga ............................................ 48

a. Bentuk Adil Gender dalam Keluarga ........................................................ 49

b. Pengasuhan Anak yang Berkeadilan Gender ............................................ 50

6. Perencanaan Keluarga Berencana (KB) Berkeadilan Gender ........................... 54

Page 15: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xiv

BAB III: METODE PENELITIAN ................................................................................. 60

A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 60

B. Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 61

C. Lokasi Penelitian .................................................................................................... 62

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 62

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 64

F. Teknik Pengolahan Data ........................................................................................ 65

G. Uji Keabsahan Data ................................................................................................ 66

BAB IV: PAPARAN DAN ANALISIS DATA ............................................................... 68

A. Paparan Data ........................................................................................................... 68

1. Sejarah Singkat Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang............................................................................................................... 68

2. Pandangan Dosen Perempuan Tentang Perencanaan Keluarga

Responsif Gender .............................................................................................. 73

3. Problem yang Dihadapi dan Solusi yang Diberikan Dosen Perempuan

Dalam Perencanaan Keluarga Responsif Gender ............................................. 97

BAB V: PENUTUP .......................................................................................................... 118

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 118

B. Saran ............................................................................................................................. 120

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 121

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xv

ABSTRAK

Mufrida, Hanifa NIM 13210071, 2017. Perencanaan Keluarga Responsif Gender

(Studi Pandangan Dosen Perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang) Skripsi. Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, Fakultas

Syariah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Pembimbing: Erfaniah Zuhriah, M. H.

Kata Kunci: Perencanaan, Keluarga, Gender

Melihat dari latar belakang dosen perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang yang berbeda, tentu mereka memiliki perencanaan yang beragam

pula dalam mengatur rumah tangganya. Perencanaan keluarga yang dimaksud peneliti

terbagi menjadi 3 yaitu : Perencanaan Kesehatan Keluarga, Perencanaan Manajemen

Keuangan Keluarga, dan Perencanaan Pendidikan Anak yang semuanya mengacu pada

Perencanaan Keluarga Responsif Gender. Fungsi dari perencanaan tersebut yaitu guna

menjaga keutuhan rumah tangga kedepannya. Serta untuk mengetahui seberapa besar

keterlibatan seorang isteri dalam perencanaan keluarganya.Penelitian ini terdapat dua

rumusan masalah yaitu: 1) Bagaimana pandangan dosen perempuan Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang terhadap perencanaan keluarga responsif gender?

2) Bagaimana problem yang dihadapi dan solusi yang di ambil oleh dosen perempuan

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malangdalam perencanaan keluarga

responsif gender?

Dalam penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian empiris, dengan pendekatan

kualitatif dan pendekatan Gender. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan

data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari masyarakat, sedangkan

pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

penelitian ini, sumber data primer yang digunakan adalah informasi dari para informan,

dilengkapi dengan sumber data sekunder. Pengumpulan data ditempuh dengan dua jalan,

wawancara dan dokumentasi.Begitu halnya dengan teknik pengolahan data menggunakan

pemeriksaan data, klasifikasi data, verifikasi data, dan analisi.

Dalam perencanaan keluarga yang terbagi menjadi tiga yaitu perencanaan

kesehatan keluarga, perencanaan manajeman keuangan keluarga, dan perencanaan

pendidikan anak, para dosen perempuan memiliki pandangan yang berbeda. Ada

yang merencanakannya dengan memperhatikan aspek gender atau responsif

gender, ada yang tergantung pada keputusan suami, ada pula yang tergantung

pada keputusan isteri. Problem yang dihadapi dan solusi yang diambil oleh Dosen

Perempuan Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang dalam perencanaan

keluarga baik perencanaan kesehatan, perencanaan manajemen keuangan, dan

perencanaan pendidikan anak sangat beragam. Setiap rumah tangga tentu

memiliki masalah yang harus dihadapi dan solusi sesuai dengan keadaan rumah

tangganya.

Page 17: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xvi

ABSTRACT

Mufrida, Hanifa, NIM 13210071, 2017. Gender Responsive Family Planning

(Studies of Women Lecturers' Opinion of Islamic State University of

Maulana Malik Ibrahim Malang) Thesis. Department of Al-Ahwal Al-

Syakhshiyyah, Faculty of Sharia, State Islamic University Maulana Malik

Ibrahim Malang.

Advisor: Erfania Zuhriah, M. H.

Keywords: Planning, Family, Gender

Seeing from the background of female lecturers of Islamic State University Maulana

Malik Ibrahim Malang different, of course they have a diverse planning also in managing

the household. Family planning is meant by researchers are divided into 3, namely:

Family Health Planning, Family Financial Management Planning, and Child Education

Planning which all refer to Gender Responsive Family Planning. The function of the plan

is to maintain the integrity of the household in the future. And to know how much the

involvement of a wife in the planning of his family. This research has two focus of

research that are: 1) How is the opinion of female lecturer of Islamic State University of

Maulana Malik Ibrahim Malang to family planning responsive gender? 2) How is the

problem faced and the solution has taken by female lecturer of Maulana Malik Ibrahim

State Islamic University Malang in gender responsive family planning?

This research belongs to the type of empirical research, with qualitative approach

and Gender approach. Qualitative approach is used to get descriptive data in the form of

words written or spoken from the community, while the Gender approach is used as a tool

to analyze the results of the interview. In this study, the primary data source used was

informed by informants, supplemented by secondary data sources. Data collection is done

by two ways, interview and documentation. So it is with data processing technique using

data examination, data classification, data verification, and analysis.

In the family planning that is divided into three namely family health planning,

family financial management planning, and child education planning, female lecturers

have different views. Some plan it by paying attention to gender aspect or gender

responsive, some depend on husband decision, some depend on wife decision. The

problems faced and the solutions taken by the Maulana Malik Ibrahim Malang Islamic

Women's Lecturer in family planning both health planning, financial management

planning, and child education planning are very diverse. Every household certainly has

problems to deal with and solutions in accordance with the circumstances of the

household.

Page 18: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

xvii

Page 19: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan pintu untuk memasuki jenjang kehidupan berumah

tangga dalam sebuah konstruksi keluarga baru. Dalam memasuki pintu yang

dikenal sakral dalam tradisi keagamaan disusul pula dengan perubahan

status,peran dan tanggung jawab yang berbeda dengan masa sebelumnya ketika

masih bersama orang tua dan saudara-saudaranya.

Islam mengatur manusia dalam hidup berpasang-pasangan itu melalui

perkawinan yang ketentuannya sudah dirumuskan dalam aturan-aturan hukum

perkawinan. Hukum Islam juga ditetapkan untuk kesejahteraan para umat, baik

secara individu maupun secara bermasyarakat, baik untuk kehidupan dunia

maupun akhirat. Kesejahteraan masyarakat akan tercapai dengan terciptanya

Page 20: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

2

kesejahteraan keluarga, karena keluarga adalah lembaga terkecil dalam

masyarakat1, sehingga kesejahteraan masyarakat juga sangat bergantung kepada

kesejahteraan hidup keluarganya.

Jika kita melihat pada firman Allah, manusia itu bagaikan:

Artinya:

“hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan

bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia disisi Allah SWT ialah orang-orang yang paling bertaqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal”. (QS. Al-Hujarat: 13)2

Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua

makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk

berkembang biak dan melestarikan hidupnya.3 Sedangkan membina keluarga yang

sejahtera adalah faktor utama untuk mendapatkan kebahagiaan dalam rumah

tangga.4 Agama Islam sangat memberikan kemudahan dalam melaksanakan

perkawinan, agar kesejahteraan dalam rumah tangga pun dapat diwujudkan

dengan mudah.

1 Moh. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam : Suatu Analisis dari Undang-Undang No.1

Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002),291. 2 QS. Al-Hujarat (49): 13

3 Slamet Abidin dan Aminuddin, Fiqih Munakahat I (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 9

4 Departemen Agama RI, Ilmu Fiqh, (Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1985), 96-97

Page 21: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

3

Pernikahan mempunyai konsekuensi moral, sosial dan ekonomi yang

kemudian melahirkan sebuah peran dan tanggung jawab sebagai suami atau istri.

Peran yang diemban pasca pernikahan terasa berat jika tidak didahului dengan

persiapan mental dan financial yang cukup.

Beberapa masalah yang terjadi di masyarakat bahwa ketika masa-masa

pacaran atau tunangan seseorang hanya mengimajinasikan kehidupan rumah

tangga dengan sesuatu yang indah, menyenangkan, segalanya mudah diraih.

Namun dalam realitasnya yang sering terjadi adalah jauh berbeda.Kehidupan

rumah tangga adalah mengalir terus dengan berbagai problematika kehidupan

yang menjadi tantangan suami maupun istri yang mesti dijalani.

Kesadaran atas terjadinya perubahan pasca nikah sangat membantu suami

istri dalam mensikapi masalah yang timbul sejalan dengan dinamika kehidupan

dalam keluarga, sehingga tidak terjadi dampak psikologis seperti kecewa, merasa

terbebani, menyesal, kesal, stress bahkan merasa asing di dalam rumah tangganya

sendiri. Perasaan yang tidak nyaman ini dapat menganggu keharmonisan dan

ketentraman rumah tangga, dan memicu keretakan dalam keluarga.5

Segala macam problematika yang dihadapi suami istri haruslah dihadapi

dengan bijak, dengan tidak mengedepankan ego masing masing. Setiap rumah

tangga mempunyai problem tersendiri begitu juga dengan jalan penyelesaian yang

mereka pilih.

Bagi pasangan yang sudah menikah maupun akan menikah maka perlu

sekiranya membuat perencanaan keluarga yang responsif gender, gender dalam

5Mufidah CH. Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender. Malang: UIN MALIKI PRESS.

2014. 121-123

Page 22: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

4

arti ini mendefinisikan laki-laki dan perempuan dari sudut non-biologis. Gender

adalah pembedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-

laki yang dihasilkan dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai

dengan perkembangan zaman (gender dipahami sebagai jenis kelamin sosial).

Fungsi dari perencanaan tersebut yaitu guna menjaga keutuhan rumah

tangga kedepannya. Perencanaan keluarga yamg dimaksud diantaranya tentang

perencanaan kesehatan keluarga, kesehatan merupakan aset utama dalam

kehidupan manusia, dalam rumah tangga tentu sudah menjadi kewajiban bagi

setiap anggota keluarga saling menjaga kesehatan setiap anggota keluarganya.

Untuk mencegah hal- hal yang tidak diinginkan maka perlu adanya perencanaan

kesehatan. Baik kesehatan fisik maupun psikis. Misalnya perencanaan untuk

mengasuransikan kesehatan keluarga, perencanaan menambah jumlah anak atau

bahkan perencanaan mengikuti program Keluarga Berencana (KB) dan lain

sebagainya. Selanjutnya yaitu perencanaan manajeman keuangan keluarga,

masalah keuangan merupakan salah satu faktor keretakan rumah tangga apabila

tidak diatur dengan baik. Pengalokasian harta dalam rumah tangga menjadi hal

yang sangat perlu untuk direncanakan. Selain itu seberapa besar keterlibatan

suami dan istri dalam mengatur keuangan rumah tangga mereka berdasarkan

peran dan tanggung jawab masing-masing. Perencanaan berikutnya yaitu

pendidikan anak. Pendidikan merupakan hal terpenting di era globalisasi seperti

saat ini, sebagai orang tua tentu menginginkan pendidikan yang terbaik untuk

anak agar anak menjadi orang yang bermanfaat untuk keluarga, agama dan

negaranya. Maka perlu adanya perencanaan pendidikan anak seperti asuransi

Page 23: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

5

pendidikan, mengarahkan bakat dan minat sang anak, serta memperdalam

intelektual dan spriritual sang anak dengan sekolah di sekolah formal maupun non

formal.

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki Pusat

Studi Gender dan Anak yang sangat konsen dibidang gender. Banyak dosen

perempuan sekaligus aktivis gender yang menjadi pioneer dari lembaga tersebut.

Tetapi tidak semua dosen perempuan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang paham dan menjunjung tinggi kesetaraan gender. Melihat dari

latar belakang akademis mereka yang berbeda-beda maka tidak jarang bahwa hal

ini juga mempengaruhi keputusan keputusan yang mereka ambil dalam rumah

tangganya. Seperti halnya dosen ekonomi akan berbeda dengan dosen psikologi

dalam merencanakan sesuatu hal dalam rumah tangganya. Seperti perencanaan

dalam hal ekonomi, pendidikan anak, pola relasi suami istri, dan masih banyak

lagi yang lainnya.

Dari hasil pra riset awal, 4 orang dosen perempuan dari fakultas berbeda

yaitu fakultas ekonomi, sains dan teknologi, humaniora, dan dosen bahasa inggris

dari pusat kajian bahasa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang, 1 diantara mereka menganggap bahwa kesetaraan gender dalam rumah

tangga tidak bisa diterapkan, karena bagaimanapun suamilah yang memegang

kendali. Sedangkan 3 diantaranya merespon baik adanya perencenaan keluarga

responsif gender, karena dirasa perlu adanya peran perempuan dalam menentukan

rencana-rencana dalam keluarga mereka.

Page 24: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

6

Untuk mengetahui apakah laki-laki dan perempuan telah berkesetaraan

gender adalah seberapa besar akses partisipasi atau keterlibatan perempuan

terhadap peran-peran sosial dalam keluarga dan seberapa besar kontrol serta

penguasaan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam berumah tangga.

Maka untuk itu peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul : Perencanaan

Keluarga Responsif Gender (Studi Pandangan Dosen Perempuan di

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini fokus terhadap pandangan dosen perempuan saja yang aktif

mengajar di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Selain itu

penelitian tidak difokuskan hanya kepada dosen perempuan yang mengerti atau

faham tentang gender.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan dosen perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang tentang perencanaan keluarga responsif gender ?

2. Bagaimana problem yang dihadapi dan solusi yang di ambil oleh dosen

perempuan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

dalam perencanaan keluarga responsif gender ?

Page 25: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

7

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pandangan dosen perempuan di Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tentang perencanaan keluarga

responsif gender

2. Untuk mengetahui problem yang dihadapi dan solusi yang di ambil oleh

dosen perempuan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malangdalam perencanaan keluarga responsif gender

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan

mengenai bagaimana pandangan mengenai perencanaan keluarga responsif

gender serta problem yang dihadapidan solusi yang di berikan oleh dosen

perempuan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

dalam perencanaan keluarga responsif gender. Sehingga dapat memberikan

manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Al-

Ahwal Al-Syahkshiyyah.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat dijadikan suatu ilmu yang berguna bagi

masyarakat khusunya bagi calon pengantin agar lrbih mengetahui

pentingnya perencanaan keluarga responsif gender.

Page 26: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

8

F. Definisi Operasional

1. Perencanaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai proses, cara,

perbuatan merencanakan (merancangkan)

2. Responsif

Dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai merespon atau

bersifat menanggapi atau bersifat member tanggapan.

3. Gender

Pembedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-

laki yang dihasilkan dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai

dengan perkembangan zaman (gender dipahami sebagai jenis kelamin

sosial)

G. Sistematika Pembahasan

Agar pembahasan ini terstruktur dengan baik (sistematis) dan dapat ditelusuri

oleh pembaca dengan mudah, serta dapat memperoleh gambaran secara jelas dan

menyeluruh, dalam penelitian ini, maka disusun sesuai dengan sitematika

pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab sebagai berikut :

Melalui Bab I, peneliti memberikan wawasan umum tentang arah penelitian

yang dilakukan. Melaui latar belakang, dimaksudkan agar pembaca dapat

mengetahui konteks penelitian. Pendahuluan ini berisi tentang hal- hal pokok

yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami bab-bab selanjutnya yang terdiri

dari beberapa sub bagian yang ada didalamnya memuat latar belakang masalah,

Page 27: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

9

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,

penelitian terdahulu, kerangka teori, dan sistematika pembahasan.

Berikutnya , di dalam Bab II peneliti deskripsikan pemikiran atau konsep

yuridis sebagai landasan teoritis untuk pengkajian masalah dan berisi

perkembangan data dan/atau informasi baik secara substansial maupun metode-

metode yang relevan dengan permasalahan penelitian. Merupakan kumpulan

kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan perencanaan keluarga

khususnya responsif gender yang akan dijadikan analisis dalam membahas objek

penelitian dimana akan dilakukan dalam bab IV. Tanpa ada ulasan kajian teori

yang mendahului pembahasan dalam sebuah penelitian, maka akan terjadi

kemungkinan terjadinya ketidakjelasan hasil penelitian. Oleh sebab itu kajian teori

ini diletakkan sebelum Bab IV.

Bab III dalam bab ini penulis memaparkan perihal metode yang penulis

gunakan. Dalam hal ini terdiri dari beberapa point, yakni jenis penelitian,

pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data.

Dalam Bab IV peneliti mendeskripsikan perihal pandangan dosen

perempuan UIN Maliki Malang tentang perencanaan keluarga responsif gender

yang menjadi focus penelitiannya. Pada bab ini penulis menganalisis pendapat

dosen perempuan tentang perencanaan keluarga responsif gender serta problem

dan solusi yang mereka hadapi dalam perencanaan keluarga.

BAB V sebagai penutup.Penelitian ini ditutup dengan kesimpulan dan saran

yang dapat diberikan kepada berbagai pihak yang terkait.Kesimpulan dimaksud

Page 28: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

10

sebagai ringkasan penelitian. Hal ini penting sebagai penegasan kembali terhadap

yang ada dalam bab IV. Sehingga pembaca dapat memahaminya secara konkret

dan menyeluruh.Sedangkan saran merupakan harapan penulis kepada para pihak-

pihak yang berkompeten dalam masalah ini, agar penelitian dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan materi ini selanjutnya.

Page 29: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang gender dalam ruang lingkup keluarga dapat dikatakan telah

banyak diteliti oleh peneliti sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelas bahwa

penelitian yang akan dibahas oleh peneliti memilki perbedaan substansi dengan

peneliti yang lain yang sudah melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai

perencanaan keluarga responsif gender maka sangat penting mengkaji hasil

penelitian terdahulu. Sebagaimana berikut:

1. Skripsi Irma Nuraini, jurusan Al-Akhwal Al- Syakhsiyyah, Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, yang berjudul

Keluarga Berencana Berkeadilan Gender Sebagai Upaya Pembentukan

Keluarga Sakinah. Dalam skripsi tersebut menekankan pada keluarga

Page 30: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

12

berencana atau KB berkeadilan gender sebagai upaya membentuk

keluarga sakinah. KB merupakan singkatan dari Keluarga Berencana,

yang berarti “Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan

sejahtera dengan mengatur kelahiran”. Dengan program ini diharapkan

bisa membentuk keluarga yang sakinah. 6

Persamaan penelitian ini dengan skripsi Irma Nuraini terletak pada

pembahasan dalam perencanaan kesehatan yaitu Keluarga Berencana atau

KB selain itu perspektif yang diangkat juga sama-sama berkeadilan

gender. Sedangkan perbedaanya adalah skripsi tersebut merupakan

penelitian normatif atau library research berbeda dengan penelitian ini

yang meupakan penelitian empiris atau field research.

2. Skripsi Anggun Intan, tahun 2016 jurusan Ilmu Pembangunan Sosial dan

Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada, yang berjudul Pengaruh Diskusi

Komunitas Kelas Ayah dan kelas Ibu Dalam Meningkatkan Perilaku

Kesetaraan Gender Pasangan Suami Isteri ( Studi Tentang Tingkat

Sosial Ekonomi, Tingkat Partisipasi ,dan Tingkat Motivasi Terhadap

Tingkat Perilaku Kesetaraan Gender Pada Pasangan Suami Isteri Anggota

Diskusi Komunitas Kelompok Ayah dan Ibu Program Laki-laki Peduli

LSM Rifka Anisa di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY ).

Diskusi Komunitas Kelas Ayah dan Kelas Ibu merupakan salah satu

kegiatan dari Program Laki-laki Peduli yang dilakukan Rifka Annisa.

Kegiatan yang sasarannya adalah pasangan suami istri usia subur tersebut

6 Irma Nuraini, “Keluarga Berencana Berkeadilan Gender Sebagai Upaya Pembentukan Keluarga

Sakinah”, Skripsi (Jogjakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta, 2013), 5

Page 31: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

13

bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender dan menghapus

kekerasan terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah tingkat pemahaman kesetaraan gender yang diperoleh dari

kegiatan tersebut dapat menjadi mempengaruhi variabel variabel bebas,

seperti tingkat sosial ekonomi, tingkat partisipasi, dan tingkat motivasi

dalam meningkatkan perilaku kesetaraan gender peserta Diskusi

Komunitas.7

Persamaan skripsi tersebut dengan penelitian ini adalah memiliki

tujuan untuk meningkatkan perilaku kesetaraan gender dalam tingkat

sosial ekonomi, tingkat partisipasi suami dan istri yang berkesetaraan

gender. Sedangkan perbedaanya adalah skripsi tersebut merupakan jenis

penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Berbeda

dengan penelitian ini yang merupakan penelitian kualitatif. Selain itu

penelitian ini juga dilakukan disuatu komunitas kelompok Ayah atau

Program laki-laki peduli.

3. Skripsi, Prasetyowati, Fakultas Keguruan dan ilmu pendidikan,

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjudul Pola Relasi Gender

Dalam Keluarga Buruh (studi kasus buruh perempuan di pabrik sritex).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola relasi gender

7 Anggun Intan, Pengaruh Diskusi Komunitas Kelas Ayah dan Kelas Ibu Dalam Meningkatkan

Perilaku Kesetaraan Gender Pasangan Suami Isteri ( Studi Tentang Tingkat Sosial Ekonomi,

Tingkat Partisipasi ,dan Tingkat Motivasi Terhadap Tingkat Perilaku Kesetaraan Gender Pada

Pasangan Suami Isteri Anggota Diskusi Komunitas Kelompok Ayah dan Ibu Program Laki-laki

Peduli LSM Rifka Anisa di Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, DIY ), Skripsi

(Jogjakarta: Universitas Gadjahmada, 2016), 7

Page 32: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

14

yang terjadi dalam keluarga buruh perempuan sritex apakah mengalami

beban ganda atau tidak. 8

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif diskriptif. Persamaan

penelitian ini adalah sama sama merupakan penelitian empiris dengan

menggunakan metode kualitatif diskriptif. Selain itu persepsi yang

digunakan adalah gender dalam memandang pekerjaan publik dan

domestik seorang perempuan.

Perbedaan penelitian ini adalah studi yang dilakukan terhadap buruh

perempuan pabrik sedangkan penelitian ini mengambil sampel dosen

perempuan Universitas Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai

narasumber.

Dari ketiga penelitian terdahulu diatas, perbedaan penelitian yang peneliti

lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat diperjelas dengan tabel

berikut:

Tabel 2:1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

8 Prasetyowati, “Pola Relasi Gender Dalam Keluarga Buruh (Studi Kasus Buruh Perempuan di

Pabrik Sritex)”, Skripsi (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010), 8

No Nama Penulis Judul Persamaan Perbedaan

1 Irma Nuraini, 2013

Al-Akhwal Al-

Syakhsiyyah,

Fakultas Syariah

dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga

Jogjakarta

Keluarga

Berencana

Berkeadilan

Gender Sebagai

Upaya

Pembentukan

Keluarga Sakinah

Keluarga

berencana

termasuk

dalam sub bab

pembahasan

dalam

perencanaan

kesehatan

selain itu

Penelitian ini

merupakan

penelitian

normatif atau

library

research

Page 33: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

15

perspektif

yang diangkat

juga sama-

sama

berkeadilan

gender

2 Anggun Intan,

2016 Ilmu

Pembangunan

Sosial dan

Kesejahteraan

Universitas Gadjah

Mada

Pengaruh Diskusi

Komunitas Kelas

Ayah dan Kelas

Ibu Dalam

Meningkatkan

Perilaku

Kesetaraan Gender

Pasangan Suami

Isteri ( Studi

Tentang Tingkat

Sosial Ekonomi,

Tingkat Partisipasi

,dan Tingkat

Motivasi Terhadap

Tingkat Perilaku

Kesetaraan Gender

Pada Pasangan

Suami Isteri

Anggota Diskusi

Komunitas

Kelompok Ayah

dan Ibu Program

Laki-laki Peduli

LSM Rifka Anisa

di Kecamatan

Sentolo,

Kabupaten Kulon

Progo, DIY )

Dalam

penelitian ini

bertujuan

untuk

meningkatkan

perilaku

kesetaraan

gender dalam

tingkat sosial

ekonomi,

tingkat

partisipasi

suami dan istri

yang

berkesetaraan

gender.

Jenis

penelitian ini

adalah

kuantitatif

dengan

menggunakan

metode

survey. Selain

itu penelitian

ini juga

dilakukan

disuatu

komunitas

kelompok

Ayah atau

Program laki-

laki peduli

3. Prasetyowati,

2010, Fakultas

Keguruan dan ilmu

pendidikan,

Universitas

Sebelas Maret

Surakarta

Pola Relasi

Gender Dalam

Keluarga Buruh

(studi kasus buruh

perempuan di

pabrik sritex)

Persamaan

penelitian ini

yaitu persepsi

peran gender

terhadap

pekerjaan

domestik dan

publik. Selain

itu sama sama

merupakan

Studi yang

dilakukan

terhadap buruh

perempuan

pabrik

sedangkan

penelitian ini

mengambil

sampel dosen

perempuan

Page 34: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

16

B. Kerangka Teori

1. Pengertian Gender

Kosakata gender bagi masyarakat Barat, khususnya masyarakat Amerika

sudah digunakan sejak era tahun 1960-an sebagai bentuk perjuangan secara

radikal, konservatif, sekuler maupun agama, dengan tujuan untuk

menyuarakan eksistensi perempuan kemudian melahirkan kesadaran gender.

Pada era tersebut diwarnai dan ditandai dengan tuntutan kebebasan dan

persamaan hak agar para perempuan dapat menyamai laki-laki dalam ranah

sosial, ekonomi, politik dan bidang publik yang lainnya.

Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender

adalah suatu konsep cultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal

peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional anatara laki-laki dan

perempuan yang berkembang dalam masyarakat.9

Meskipun kata gender belum masuk dalam perbendaharaan Kamus Besar

Bahasa Indonesia, istilah tersebut sudah lazim digunakan, khususnya di

Kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita dengan ejaan “jender” jender

diartikannya sebagai :interpretasi mental dan cultural terhadap perbedaan

9Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran,(Jakarta: PARAMADINA

2001), 33

penelitian

empiris dengan

menggunakan

metode

kualitatif

diskriptif.

Universitas

Maulana

Malik Ibrahim

Malang.

Page 35: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

17

kelamin yakni laki-laki dan perempuan. Jender biasanya dipergunakan untuk

menunjukkan pembagian kerja yang dianggap tepat bagi laki-laki dan

perempuan.

Di Indonesia, kata gender bagi sebagian masyarakat masih diasumsikan

sebagai segala persoalan yang identik dengan perempuan. Bahkan seringkali

tidak adanya pembatasan istilah kata antara gender dan seks. Kesalahan

dalam memahami kedua istilah tersebut dapat menimbulkan multi tafsir,

sehingga pemahaman konsep gender menjadi bias.

Gender secara umum yang lazim dikenal masyarakat digunakan untuk

mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi

(perbedaan komposisi kimia, hormone dalam tubuh,anatomi fisik,reproduksi,

dan karakteristik lainnya). Atas dasar itulah studi gender lebih menekankan

kepada perkembangan aspek maskulinitas atau feminimitas seseorang.

Dengan kata lain mendefinisakan laki-laki dan perempuan dari sudut non

biologis.10

Sedangkan konsep lainya terkait dengan gender adalah suatu sifat yang

melekat pada laki-laki atau perempuan yang dikonstruksi secara sosial

maupun kultural. Misalnya perempuan dikenal lemah lembut, cantik,

emosional atau keibuan.Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan,

dan perkasa.Ciri dari itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat

dipertarukan.11

10

Mufidah CH. Isu-isu Gender Kontemporer. Malang: UIN MALIKI PRESS. 2010. 4 11

Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif. 35

Page 36: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

18

Artinya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, keibuan, sementara

itu juga ada perempuan yang kuat, rasional, perkasa.Perubahan cirri dari sifat

itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang

lainya.Segala sesuatu yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan

laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke

tempat lainyaadalah merupakan konsep gender.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, jenis kelamin adalah

perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan oleh perbedaan

biologis yang melekat pada keduanya. Jenis kelamin adalah tafsir sosial atas

perbedaan biologis laki-laki dan perempuan.Gender adalah pembedaan peran,

fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan

dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan

zaman (gender dipahami sebagai jenis kelamin sosial). Untuk lebih jelasnya

dapat diperhatikan pada tabel berikut ini :

Tabel 2 : 2

Perbedaan gender dan jenis kelamin

Identifikasi Laki-laki Perempuan Sifat Kategori

Ciri Biologis Penis, jakun,

Sperma

Vagina,

Payudara,

(ASI), Ovum,

Rahim, Haid,

hamil

melahirkan,

menyusui.

Tetap, tidak

dapat

dipertukarkan,

kodrati,

pemberian

Tuhan

JENIS

KELAMIN /

SEKS

Sifat /

Karakter

Rasional,

kuat, cerdas,

pemberani,

superior,

maskulin

Emosional,

lemah, bodoh,

penakut,

inferior,

feminine

Ditentukan oleh

masyarakat.

Disosialisasikan.

Dimiliki oleh

laki-laki dan

GENDER

Page 37: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

19

Ciri- ciri biologis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu cirri biologis

primer dan sekunder. Cirri biologis primer pada diri laki-laki adalah alat

kelaminnya yang khas dengan produksi sperma. Sedangkan aspek biologis

perempuan primer adalah alat kelamin perempuan yang khas dan fungsi rahim.

Sementara aspek biologis laki-laki yang sekunder adalah jakun, kumis, bentuk

tubuh, dan otot yang besar.Sedangkan aspek biologis sekunder perempuan

adalah payudara, kulit yang halus, dan bentuk tubuh yang relative lebih kecil.

Kondisi inilah yang disebut dengan “Identitas Jenis Kelamin”.

Disamping adanya perbedaan biologis, baik primer maupun yang

sekunder, ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang bersifat relatif,

kontektual dan kondisional.Perbedaan relative ini umumnya terkait dengan

sifat, peran dan posisi sosial yang dipandang pantas dan seharusnya untuk laki-

laki dan perempuan. Oleh karena ukuran pantas itu berlainan dari satu

masyarakat dengan masyarakat lainnya maka perbedaan ini disebut perbedaan

relatif.Tetapi pada intinya sifat, peran dan posisi tersebut dapat ditemukan pada

diri laki-laki dan perempuan. Misalnya, sifat lembutdan penuh perhatian

sebenarnya bukan semata milik perempuan. Ada banyak kaum laki-laki yang

tidak kalah lembut dibandingkan dengan perempuan. Demikian pula banyak

perempuan yang bersifat tegas bahkan juga bisa bersifat agresif. Dari sisi

peran, tidak hanya ibu yang memasak tetapi laki-laki juga bisa menjadi koki

perempuan.

Dapat berubah

sesuai

kebutuhan.

Page 38: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

20

handal seperti Rudi khoirudin. Jika posisi mencari uang untuk keluarga

diasumsikan sebagai tugas laki-laki maka banyak juga yang dilakukan oleh

perempuan.Perbedaan yang relative dan kondisional ini disebut “Identitas

Gender”.12

2. Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Perspektif Islam

a. Konsep Kesetaraan dan Keadilan Gender Dalam Islam

Konsep kesetaraan dan keadilan gender dalam islam sesungguhnya telah

menjadi bagian substantive niali nilai universal islam melalui pewahyuan

(Al-Quran dan Al- Hadist) dari Allah yang Maha Adil dan Maha Pengasih.

Laki- laki dan Perempuan ditempatkan pada posisi yang setara untuk

kepentingan dan kebahagiaan mereka di dunia maupun di akhirat. Kareana

itu, laki-laki dan perempuan mempunyai hak-hak dasar dan kewajiban yang

sama sebagai hamba Allah, yang membedakan hanyalah ketaqwaannya di

hadapanNya.

Berbicara mengenai kedudukan perempuan, mengantarkan kita agar

terlebih dahulu mendudukkan pandangan Al-Quran.Dalam hal ini salah satu

ayat yang bisa diangkat adalah firman Allah SWT QS. Al Hujuraat : 13

yang berbunyi:

12

Mufidah CH. Psikolgi Keluarga Islam Berwawasan Gender. 3

Page 39: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

21

Artinya: “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan

kamu (terdiri) dari laki-laki dan perempuan, dan kami jadikan kamu

berbangsa dan bersuku suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya

yang paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa.“.13

Ayat tersebut menjelasakan tentang asal kejadian manusia dari seorang

laki-laki dan perempuan sekaligus berbicara tentang kemuliaan manusia,

baik sebagai laki-laki ataupun perempuan.Yang didasarkan kemuliannya

bukan keturunan, suku atau kelamin.Akan tetapi ketaqwaanyakepada Allah

SWT.14

Salah satu misi nabi Muhammad SAW sebagai pembawa silam adalah

mengangkat harkat dan martabat perempuan, karena ajaran yang dibawanya

memuat misi pembebasan dari penindasan. Perempuan merupakan bagian

dari kelompok tertindas, termarjinalkan dan tidak mendapatkan hak-haknya

dalam kehidupan.Semenjak menjadi bayi perempuan dalam tradisi

masyarakat Arab Jahiliyah sudah terancam hak hidupnya.Perempuan

dianggap sebagai makhluk yang tidak produktif, membebani bangsa, dan

sumber fitnah, oleh karena itu jumlah perempuan tidak perlu banyak.Tradisi

membunuh bayi perempuan menjadi carat rand yang paling mudah untuk

mengendalikan populasinya, dan menghindari rasa malu.

Perempuan tidak pernah mendapatkan kebebasan untuk memiliki hak-

haknya sebagai akibat dari konstruk masyarakat yang menempatkannya

sebagai asset atau barang, dan menjadi manusia kelas dua. Kehadiran Nabi

13

QS. Al Hujuraat : 13 14

Mufidah CH. Isu-isu Gender Kontemporer. 12

Page 40: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

22

Muhammad saw dalam situasi seperti ini menjadi harapan bagi kaum

perempuan karena islam yang diperkenalkan oleh beliau berisi pembebasan

terhadap kaum tertindas, mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan,

dan kesetaraan.

Relasi gender dalam keluarga dapat dilihat dalam QS An- Nissa : 34

Artinya : Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena

Allah telah Melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang

lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan

nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah

mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya)

tidak ada, karena Allah telah Menjaga (mereka). Perempuan-perempuan

yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat

kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang),

dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka

janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh,

Allah Maha Tinggi, Maha Besar.15

Dalam ayat diatas terdapat fenomena sebagai berikut :

- Ada kelebihan antara laki-laki dan perempuan, ada tugas perlindungan,

kepemimpinan.

15

QS An- Nissa : 34

Page 41: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

23

- Ada isyarat pemberian nafkah, ada konsep qanaah yang hendaknya

dimiliki perempuan.

- Ada indikasi suami istri yang sholeh atau sholehah, yaitu memiliki sifat

setia, komitmen, dapat dipercaya dalam kesendirian (ghoib) baik

dirumah atau di luar.

- Tugas utama isteri melayani suami, suami mendapat hak menuntut

layanan isteri sebagai fungsi reproduksi dan terdapat penegasan dalam

hal itu.

Lebih lanjut dalam membentuk keluarga berperspektif kesetaraan

dan keadilan gender seorang isteri atau suami dapat dilihat dari Bagan 1

dan Bagan 2 dapat dipilih sesuai kondisi keluarga masing-masing yang

diinginkan

Tabel 2 : 3

Untuk pilihan keluarga apabila isteri bekerja pula (sektor publik)

Kitab Suci

QS An- Nissa : 34

Istri "Melayani" Suami fil madhoji'i

Tugas Domestik Umum Dikerjakan Semua

Anggota Keluarga " Suami-Isteri -anak

Suami Memberikan Nafkah Lahir

dan Batin

Page 42: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

24

Tabel 2 : 4

Untuk pilihan keluarga apabila isteri sebagai ibu rumah tangga (sektor

domestik)

Apabila suami istri bekerja maka pekerjaan domestik secara umum

dikerjakan bersama, apabila masih dikerjakan oleh salah satu pihak maka

terjadi double boarden dan ini merupakan salah satu bentuk ketidakadilan

gender.

Sementara apabila dalam kelurga yang bekerja suami/istri, maka

pekerjaan domestik yang dilakukan salah satu pasangan seyogyanya

dihargai sebagai produksi, meskipun satu pekerjaan tidak mendapat materi (

Kitab Suci

QS An- Nissa : 34

Istri "Melayani" Suami Fil firasy

Mengerjakan Tugas

Domestik

Bekerja Diluar (publik)

Suami Memberikan Nafkah Lahir

dan Batin

Page 43: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

25

pekerjaan domestik dinilai secara ekonomis immateri) sama dengan satu

pasangan yang bekerja di sektor publik mendapatkan materi. 16

b. Proses Pembentukan Konsep Kesetaraan Gender dalam Hukum Islam

Secara epistimologis, proses pembentukan kesetaraan gender yang

dilakukan oleh Rasulullah tidak hanya pada wilayah domestik, tetapi hampir

menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Dalam mengkonstruk

masyarakat islam, Rasulullah melakukan upaya mengangkat harkat dan

martabat perempuan melalui revisi terhadap tradisi jahiliyah. Hal ini

merupakan proses pembentukan konsep kesetaraan dan keadilan gender

dalam hukum islam yaitu :

1). Perlindungan hak-hak perempuan melalui hukum, perempuan tidak

dapat diberlakukan semena-mena oleh siapapun karena mereka dipandang

sama dihadapan hukum dan perundang-undangan yang berlaku yang

berbeda dengan masa jahiliyah.

2). Perbaiakan hukum keluarga, perempuan mendapatkan hak menentukan

jodoh, mendapatkan mahar, hak waris, pembatasan dan pengaturan poligini,

mengajukan talak gugat, mengatur hak-hak suami istri seimbang, dan hak

pengasuh anak.

3). Perempuan diperbolehkan mengakses peran-peran public, mendatangi

masjid, mendapatkan hak pendidikan, mengikuti peperangan, hijrah

bersama nabi, melakukan bai’at dihadapan Rasulullah, dan peran

pengambilan keputusan.

16

Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Menuju Kesetaraan Gender , Malang : Kutub Minar, 2006,

72-73

Page 44: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

26

4). Perempuan mempunyai hak mentasarufkan (membelanjakan/mengatur)

hartanya, karena harta merupakan simbol kemerdekaan dan kehormatan

bagi setiap orang.

5). Perempuan mempunyai hak hidup dengan cara menetapkan aturan

larangan melakukan pembunuhan terhadap anak perempuan yang menjadi

tradisi bangsa Arab jahiliyah.Perombakan aturan tersebut menunjukkan

penghargaan islam terhadap perempuan yang telah dilakukan pada masa

Rasulullah SAW di saat citra perempuan dalam tradisi Arab jahiliyah sangat

rendah.

Rasulullah merespon kondisi perempuan yang tertinggal dari laki-laki

dengan melakukan upaya-upaya khusus untuk memberikan pemberdayaan

perempuan sebagai berikut :

- Perempuan diperlakukan secara khusus karena kodratnya yang bersifat

taken of granted

- Diperlakukan khusus karena kondisi objektif konstruksi budaya yang

membentuk realitas itu, maka perempuan melakukan bargaining dengan

nabi, kemudian terjadi kompromi- kompromi

- Kondisi perempuan yang dipandang inferior dan lemah akibat seluruh

sistem, oleh Rasulullah diberi kesempatan untuk menutupi

kekurangannya atau mengatasi ketertinggalanya dari laki-laki, seperti

beliau memberikan waktu khusus kepada perempuan untuk belajar

agama, dan tidak melarang mengemban peran peran publik sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuannya. Sebaliknya, laki-laki yang

Page 45: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

27

dicitrakan sebagai manusia yang memiliki kelebihan dan superior akibat

konstruk budaya yang membentuknya diberi beban tanggung jawab

berat, hika tidak dipenuhi akan jatuh martabatnya secara sosial maupun

agama.

- Perlakuan khusus ini bersifat affimaatif action yang dapat berubah dan

diubah sesuai dengan kebutuhan.

3. Pola Relasi Suami Istri Berkesetaraan Gender

Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan

untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu

berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial

budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta

kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender

juga meliputi penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik

terhadap laki-laki maupun perempuan. Keadilan gender adalah suatu proses

dan perlakuan adil terhadap perempuan dan laki-laki. Dengan keadilan gender

berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda, subordinasi, marginalisasi

dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki. Terwujudnya kesetaran

dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara

perempuan dan lakilaki, dan dengan demikian mereka memiliki akses,

kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh

manfaat yang setara dan adil dari pembangunan. Memiliki akses dan partisipasi

berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk menggunakan sumber daya

dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara

Page 46: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

28

penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti memiliki

kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil

sumber daya. Sehingga memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan.

Berdasarkan pada pengertian di atas, maka pola relasi keluarga yang

berkeadilan dan berkesetaraan gender adalah pola relasi yang memberikan

kesamaan antara lakilaki (suami) dan perempuan (isteri) untuk memperoleh

kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya,

pendidikan dan pertahanan dan keamanan serta kesamaan dalam menikmati

hasil pembangunan tersebut, sehingga tidak ada lagi diskriminasi dan

ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki (suami) maupun perempuan

(istri) dan juga tidak ada lagi pembakuan peran, beban ganda, subordinasi,

marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan (istri) maupun laki-laki

(suami).

Secara lebih riil, pola relasi keluarga yang berbasis pada kesetaraan dan

keadilan gender diilustrasikan oleh Harien Puspitawati, dengan istilah

kemitraan gender (gender partnership) dalam keluarga. Menurut Herien,

kemitraan gender dalam institusi keluarga terwujud dalam berbagai bentuk,

antara lain: pertama, kerjasama secara setara dan berkeadilan antara suami dan

istri serta anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dalam melakukan

semua fungsi keluarga melalui pembagian pekerjaan dan peran baik peran

publik, domestik maupun sosial kemasyarakatan; kedua, kemitraan dalam

pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan aktivitas kehidupan

Page 47: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

29

keluarga menunjukkan adanya transparansi penggunaan sumberdaya (”tiada

dusta diantara suami dan istri” atau ”tidak ada agenda rahasia atau tidak ada

udang dibalik batu”), terbentuknya rasa saling ketergantungan berdasarkan

kepercayaan dan saling menghormati, akuntabilitas (terukur dan jelas) dalam

penggunaan sumberdaya, dan terselenggaranya kehidupan keluarga yang stabil,

harmonis teratur yang menggambarkan adanya ‟good governance’ di tingkat

keluarga; ketiga, kemitraan dalam pembagian peran suami istri berkaitan

kerjasama dalam menjalankan fungsi keluarga dengan komponen perilaku

mulai dari kontribusi ide, perhatian, bantuan moril dan material, nasehat

berdasarkan pengetahuan yang didapat, sampai dengan bantuan tenaga dan

waktu dan; keempat, kemitraan gender disini merujuk pada konsep gender

yaitu menyangkut perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, kebutuhan, dan

status sosial antara lakilaki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi

dari budaya masyarakat; Peran sosial dari gender adalah bukan kodrati, tetapi

berdasarkan kesepakatan masyarakat; Peran sosial dapat dipertukarkan dan

dapat berubah tergantung kondisi budaya setempat dan waktu/era. 17

Beranjak dari pemikiran Herien tersebut, bisa dimaknai bahwa konstruksi

pola relasi keluarga berbasis keadilan dan kesetaraan gender (KKG) hanya bisa

terwujud jika ada kerjasama yang setara dan adil antara suami dan isteri,

pembagian peran yang setara dan adil antara suami isteri, yang semuanya

merujuk pada kemitraan dalam pembagian peran suami istri berkaitan

17

Puspitawati, Herien. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia.Bogor : PT IPB

Press. 2012. 5-7

Page 48: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

30

kerjasama dalam menjalankan fungsi keluarga dengan komponen perilaku

mulai dari kontribusi ide, perhatian, bantuan moril dan material, nasehat

berdasarkan pengetahuan yang didapat, sampai dengan bantuan tenaga dan

waktu.

Pola relasi gender yang harmonis harus diilakukan dengan merencanakan

dan melaksanakan manajemen sumberdaya keluarga, sehingga anggota

keluarga mempunyai pembagian peran dalam berbagai aktivitas (domestik,

publik, dan kemasyarakatan) dalam rangka menjembatani permasalahan dan

harapan di masa depan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga (sosial,

ekonomi, psikologi, spiritual) yang berkeadilan dan berkesetaran gender. 18

a. Faktor Penyebab Masalah Dalam Keluarga

Masalah keluarga yang muncul menjadi tanggung jawab bersama dalam

mencari solusi tanpa mengabaikan keberadaan satu sama lainnya. Namun

demikian, jarang sekali suami istri enggan memecahkan masalah dengan

fikiran jernih, antara lain karena :

1). Faktor emosi

Dalam memghadapi masalah keluarga diperlukan pikiran yang

jernih.Tidak selamanya rumah tangga mengalami jalan yang mulus.

Yang penting diperhatikan adalah bagaimana proses penyelesaian

berbagi masalah dalam rumah tangga dapat diselesaikan tanpa memicu

adanya masalah baru. Suami maupun istri diharapkan mampu

mengendalikan emosi karena emosi dan mudah marah merupakan

18

Siti Rofiah, “Membangun Pola Relasi Keluarga Berbasis Kesetaraan dan Keadilan Gender”,

(MUWAZAH, Volume 7 Nomor 2 Desember 2015). 11-13

Page 49: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

31

bagian dari pekerjaan setan. Jika suami atau istri masih dalam situasi

emosi, masing-masing mempertahankan egonya, tidak akan

menyelesaikan masalah. Sebaiknya dicari waktu yang tepat, cara-cara

yang bijak agar suami-istri sama-sama reda, dalam kondisi tenang agar

dapat menentukan solusi pada setiap masalah yang dihadapi dengan

tepat.

2). Faktor kurang pengertian/pemahaman

Setiap masalah yang muncul dalam keluarga, dapat ditelusuri

faktor penyebabnya.Misalnya, apakah masalah ini dipicu oleh faktor

cemburu, faktor ekonomi, salah paham, komunikasi tidak lancer dan

sebagainya.Identifikasi masalah dan menentukan faktor apa saja yang

memicu masalah sangat penting untuk menentukan solusi yang tepat.

Namun seringkali keterbatasan pemahaman dan pengertian suami istri

terhadap masalah yang sedang dihadapi menyebabkan masalah

kesalahpahaman sehingga masalahnya menjad semakin rumit. Karena

bisa jadi suami paham tapi istri kurang mengerti, atau sebaliknya, istri,

istri mengerti masalahnya, tetapi suami tidak paham sama sekali

tentang masalah yang sedang dihadapi. Dalam kondisi seperti ini

sebaiknya suami dan istri saling mengkomunikasikan apa yang

dipahami oleh masing masing tentang masalah yang sedang mereka

hadapi, menjelaskan duduk persoalannya agar masing masing

menemukan satu pemahaman untuk mencari jalan keluar yang terbaik.

Page 50: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

32

3). Faktor gender stereotype (pelabelan negatif)

Suami dan istri merupakan dua sosok pribadi yang dapat lebur

dalam satu sisi, tetapi juga secara terpisah memiliki karakteristik yang

berbeda. Pengalaman, pendidikan dan sosialisasi atas norma norma

yang diterima dalam hidupnya sangat mempengaruhi kehidupan rumah

tangga. Perbedaan cara pandang seringkali mengarah pada perasaan

su’udzan/ buruk sangka, saling menuduh dan melempar tanggung

jawab. Gender Stereotype atau memberikan label negatif atas dasar

perbedaan jenis kelamin merupakan salah satu penyebab buruk sangka

pada pasangannya.

Disadari atau tidak, gender stereotype ini telah dikonstruk setiap

anak dalam lingkungan keluarga dan di masyarakat luas, misalnya

persepsi negatif terhadap laki-laki secara kodrat berkarakter kasar,

keras, egois, penghianat.Sebaliknya perempuan secara fitri dipandang

lemah, penakut, kurang tanggung jawab, cerewet, perayu dan

sebagianya. Menghilangkan gender stereotype suami istri merupakan

langkah positif agar dapat menumbuhkan rasa saling menghargai, saling

percaya dan memandang positif pasangannya. Sikap positif terhadap

pasangan menjadi pintu masuknya komunikasi efektif, dimana suami

istri dapat mengemukakan apa saja yang sedang dirasakan agar mudah

menyelesaikan masalah tanpa ada perasaan yang mengganjal, sama-

sama mengikhlaskan dan meridhai.19

19

Mufidah CH. Psikolgi Keluarga Islam Berwawasan Gender. 173-174

Page 51: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

33

d). Faktor dominasi pihak yang kuat

Relasi yang dibangun dalam rumah tangga didasarkan pada

prinsip keadilan, kesetaraan, dan kemanusiaan.Namun luhur prinsip

agama dalam memberikan fundasi dalam mengantarkan kehidupan

keluarga sakinah, masih juga didapati dampak budaya patriarkhi yang

berkembang dibawah alam sadar muncul dalam bentuk kecenderungan

untuk mendominasi atas pihak yang dianggap rendah, dan melakukan

diskriminasi terhadap hak-hak dasar kemanusiaan. Seorang istri pada

umumnya dipandang lemah, sehingga tidak heran jika Rasulullah

menegaskan dalam sebuah hadist : “Takutlah kalian kepada Allah

dalam menghadapi istrimu, karena engkau menerima istri sebagai

amanah Allah” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Al-Darimi)

Posisi suami dalam pandangan masyarakat sebagai kepala

keluarga adalah positif ketika menjalankan fungsi melindungi,

mengayomi dan memberdayakan, tetapi posisi sebagai pemimpin tidak

selamanya diiringi dengan fungsi-fungsi yang semestinya, sehingga

memicu lahirnya relasi kuasa suami istri yang timpang. Pihak yang

merasa kuat, kuasa dengan dalih meluruskan istri, biasanya suami yang

paling sering muncul sebagai pihak yang dominan. Demikian pula

pihak yang merasa lemah, kendatipun mempunyai ide yang cemerlang

tidak akan banyak mengambil peran dan memberikan kontribusinya

terhadap penyelesaian masalah. QS al-Baqarah :228 disebutkan

Page 52: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

34

Artinya:“ … Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma‟ruf…”

Masalah rumah tangga merupakan masalah bersama yang harus

dibicarakan dengan baik di antara suami istri. Penyelesaian masalah akan

mudah dilakukan jika relasi suami istri dikondisikan setara, bebas dari

dominasi dan diskriminasi atas dasar perbedaan gender.

b. Bentuk - Bentuk Ketidakadilan Gender

Bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam hal ini, antara lain:

marginalisasi, subordinasi, stereotipe, beban ganda dan tindak kekerasan

terhadap perempuan. 20

1). Marginalisasi

Marginalisasi adalah proses perubahan hubungan kekuasaan antar

manusia melalui suatu cara, sehingga salah satu kelompok makin

terputus aksesnya ke sumber-sumber daya seperti: tanah, air, modal,

pekerjaan, pendidikan ,politik dan lain- lain. Scoot mendifinisikan

bahwa, marginalisasi adalah proses peminggiran kelompok masyarakat

oleh kelompok masyarakat lainnya yang mengakibatkan salah satu

kelompok tersisihkan. Misalnya, dengan hanya mengakui lakilaki

(suami) sebagai ”kepala rumah tangga” tidak memberi ruang bagi kaum

perempuan untuk mendapatkan akses kredit, mendapatkan tunjangan

keluarga, dan lain-lain.Bentuk-bentuk marginalisasi perempuan dalam 4

20

Siti Rofiah, “Membangun Pola Relasi Keluarga Berbasis Kesetaraan Dan Keadilan Gender”

Jurnal MUWAZAH Volume 7 Nomor 2 Desember 2015 h 104

Page 53: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

35

(empat) dimensi antara lain: pertama, marginalisasi sebagai proses

penyingkiran perempuan dari pekerjaan- pekerjaan produktif yang

menghasilkan upah; kedua, marginalisasi sebagai proses pemusatan

perempuan pada pinggiran pasar kerja atau sektor informal; ketiga,

marginalisasi sebagai proses feminisasi bagi sektor-sektor produktif

tertentu; keempat, marginalisasi sebagai suatu proses menuju

ketimpangan ekonomi antara laki-laki dan perempuan.

2). Subordinasi.

Subordinasi adalah proses menjadikan kaum perempuan sebagai

orang nomor dua di belakang laki-laki (subordinat). Kondisi ini dalam

keluarga Jawa sering diistilahkan dengan “Swargo nunut neroko

katut”yang dipandang sebagai label bagi kaum perempuan. Dalam

kondisi seperti ini perempuan tidak dipandang sebagai diri sendiri akan

tetapi sebagai subordinat atau bagian dari laki-laki, sehingga akses,

perencanaan dan pengambilan keputusan tidaklah penting bagi kaum

perempuan. Perempuan (istri) tidak memiliki akses, kontrol, sumber

daya dan manfaat terhadap semua hal yang ada dalam rumah tangga,

karena semuanya sudah ada ditangan suami.

3). Stereotipe.

Perbedaan dan pembagian gender juga membentuk pelabelan atau

stereotype terhadap kaum perempuan yang berakibat pada penindasan

terhadap mereka. Stereotipe adalah pelabelan terhadap kelompok

Page 54: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

36

tertentu yang berkonotasi negatif sehingga sering menimbulkan

ketidakadilan. Pelabelan yang dikaitkan dengan perbedaan jenis

kelamin tertentu, misalnya perempuan, akan menimbulkan kesan

negatif yang disandangnya. Misalnya, perempuan adalah manusia yang

lemah fisik dan intelektualnya sehingga tidak layak menjadi pemimpin.

Laki-laki adalah ”pencari nafkah” mengakibatkan apa saja yang

dihasilkan oleh kaum perempuan dianggap sebagai ”sambilan atau

tambahan”. Adanya stereotipe yang oleh masyarakat dianggap sebagai

ketentuan kodrati atau ketentuan Tuhan, akhirnya mengakibatkan

terkondisikannya posisi perempuan dalam posisi lebih rendah

ketimbang laki-laki.

4). Beban ganda (double burden)

Budaya patriarkhi beranggapan bahwa perempuan tidak memiliki

hak menjadi kepala rumah tangga, sehingga pekerjaan domestik yang

dibebankan oleh perempuan seolah-olah identik dengan dirinya.

Pekerjaan yang cukup beragam dengan waktu yang tidak terbatas dan

dengan beban yang cukup berat, misalnya: memasak, mencuci,

membersihkan rumah, mengasuh anak, membimbing anak-anak belajar

dan segala pekerjaan domestik lainnya, dilakukan bersama-sama dengan

fungsi reproduksi seperti haid, hamil, menyusui. Sementara laki-laki

dengan peran publiknya dianggap tidak pantas bertanggungjawab

terhadap pekerjaan domestik. Apalagi bagi perempuan yang bekerja di

sektor publik, beban itu akan semakin berat, karena mereka harus

Page 55: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

37

menanggung beban pekerjaan publik sekaligus bertanggungjawab atas

pekerjaan domestik. Artinya, perempuan pekerja (karier) tidak hanya

mempunyai beban ganda, double burden akan tetapi triple burden bahkan

multy burden.

5). Kekerasan

Kekerasan (violence), timbul sebagai akibat faktor- faktor di atas dan

juga adanya anggapan bahwa laki-laki adalah pemegang supremasi dan

dominasi terhadap berbagai sektor kehidupan sehingga yang terjadi adalah

relasi kuasa yang timpang antara laki-laki dan perempuan. Meminjam

bahasa Catrinne Mac Kinnon disebut dengan "Phallocentris, dunia masih

berada di genggaman laki-laki Ironisnya, fenomena ini oleh masyarakat

dinggab sebagai sesuatu yang wajar jika perempuan yang menerima

perlakuan tersebut.

4. Manajemen Ekonomi Keluarga

a. Perencanaan Keuangan Keluarga

Bagi setiap orang atau pasangan suami istri perencanaan keuangan

adalah tantangan yang paling menggairahkan namun berat. Ia selalu

berhadapan dengan keterbatasan sumber, dengan kemaha tidak terbatasan

keinginan. Sehingga intinya adalah jujur pada diri sendiri yaitu siapakah

dan seberapakah kemampuan finansial, bagaimana mengaturnya

(organising), dan mengembangkan serta melaksanakan perencanaan

keuangan yang fleksibel dan dinamis. Pengendalian diri adalah kuncinya.

Page 56: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

38

Live event yang akan selalu ada disepanjang kehidupan seperti

sekolah, menikah, melahirkan anak, menyekolahkan anak, membeli

rumah, kemdaraan, pensiunan, bukan saja memiliki konsekuensi secara

emosional saja tetapi selalu pula berkaitan dengan kebutuhan finansial.

Seperti pendidikan sejauh mana yang diharapkan oleh para orang tua untuk

anaknya, atau pula masa pensiun seperti apa, standart hidup yang ingin

dinikmati haruslah dijawab saat ini. Secara singkat perencanaan keuangan

akan memberikan pilihan (option) untuk menghadapi masa depan.

Perencanaan tersebut akan menuntun dan mengajak secara jernih mengatur

masa depan finansial seperti apa yang mungkin akan diraih sesuai dengan

dinamika kemampuan, potensi, dan penghasilan masing-masing individu.

Sesuai dengan sifat dasar uang dengan future value dan present

value-nya, maka melakukan perencanaan keuangan sedini mungkin akan

lebih ringan dan relatif mudah. Apabila konsep perencanaan keuangan itu

telah sangat matang ini akan menjadi orientasi kualitas hubungan yang

dibina. Seningga dengan sedini mungkin visi keluarga itu terbentuk akan

mengarahkan pemaksimalan potensi diri setiap orang dan pasangannya.

Kualitas keluarga yang akan dibentuk akan sangat meningkat, yang apabila

gerakan ini menjadi pola, maka kualitas masyarakat, bangsa, dan

negarapun akan maksimal.

Perencanaan keuangan yang bertumpu pada kemampuan sendiri,

tidak pula membatasi setelah memiliki gaji berapa bisa memulainya,

Page 57: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

39

karena di manapun kondisi saat ini, ketika gaji masih kecil, utang banyak,

ataupun pada saat menikmati positif cash flow tetap bisa memulainya.21

b. Langkah Praktis Merencanakan Keuangan Keluarga

1). Menentukan Keadaan Finansial Saat Ini

Cara yang paling sederhana adalah dengan membuat balance

sheet secara pribadi, apa saja aset yang dimiliki dan apa saja liabilities

(utang) yang dipunyai yang ketika dijumlah akan merupakan

kekayaan bersih. Kemungkinan keadaannya adalah kekayaan melebihi

utang (surplus), kekayaan lebih kecil dari utang (minus), atau

kekayaan sama dengan utang.

2). Menentukan Tujuan Finansial

Secara umum manusia akan memiliki life cycle yang sama, tetapi

setiap individu tetap memiliki „event-event‟ yang berbeda. Sehingga

menetukan tujuan finansial dapat dilakukan in general atau pandangan

secara menyeluruh ataupun secara khusus (personal) yang berbasis

pada event-event pribadi. Tujuan spesifik akan lebih dapat

memfokuskan event yang paling dekat, sehingga akan lebih dapat

memposisikan diri di mana saat ini berada dan bagaimana cara

mencapai posisi finansial yang diharapkan saat tertentu tersebut.

Meskipun tujuan finansial itu dapat dilakukan bersamaan dengan

menentukan tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.

21

Heru Kustriyadi Wibawa, Perencanaan Keuangan Keluarga, (Jakarta: Salemba Empat, 2003).

56

Page 58: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

40

3). Mengembangkan Satu Perencanaan

Tiga hal yang harus menjadi perhatian utama dalam

mengembangkan perencanaan adalah fleksibilitas, likuiditas, dan

peminimalan pajak. Fleksibilitas diperlukan bukan saja karena asumsi

- asumsi baik pemasukan maupun pengeluaran yang sering berubah -

ubah, tetapi juga sering kali dijumpai adanya kejutan baik yang

menguntungkan maupun yang merugikan yang perlu segera

diantisipasi dalam perencanaan. Sedangkan likuiditas beararti bahwa

berusaha untuk menjaga kemampuan melakukan pembayaran, dalam

keadaan emergensi sekalipun. Sementara peminimalan pajak adalah

dalam kondisi terdapat dua pilihan yang dapat mencapai tujuan

finansial yang sama tetapi pembayaran pajak yang berbeda, maka

pilihannya tentu saja yang akan menguntungkan kita.

4). Buatlah Sistem Pencatatan Sesederhana Mungkin

Pencatatan sangatlah penting dalam perencanaan keuangan

karena, hanya melalui pencatatan yang teratur dan akurat akan

memungkinkan untuk melakukan penelitian ulang terhadap semua

pemasukan maupun pengeluaran. Pencatatan akan memungkinkan

pula untuk melihat bagaimana, dimana, dan seberapa cepat

pengeluaran uang. Sehingga memungkinkan untuk memberikan lampu

hijau, kuning, maupun merah pada satu jenis pengeluaran tertentu.

Page 59: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

41

5). Membuat Satu Budget Pribadi

Pembuatan budget pribadi ini sangat didominasi oleh

pemasukan, apabila penghasilan tidak secure maka harus dilakukan

lebih banyak menabung, atau sejauh mana kita toleran terhadap resiko

dalam investasi.

6). Menyelesaikan Masalah Kredit dan Utang

Apabila posisi keungan adalah dalam kondisi dimana pengeluaran

(terutama yang disebabkan adanya kredit dan utang) melebihi

pemasukan, atau kecendurungan kearah itu maka diperlukan tindakan

untuk menyelesaikan secepatnya sebelum akan lebih dalam lagi

persoalan yang dihadapi.

7). Evaluasi Kemajuan

Kemajuan perencanaan keuangan dievaluasi secara umum dalam

satu tahun, tetapi itu akan sangat tergantung pada kesulitan dan

kompleksitas persoalan finansial yang dihadapi ataupun event hidup

yang menjadi target. Frekuensi evaluasi inipun akan tergantung pula

pada pengalaman menjalankan rencana, semakin rendah pengalaman

akan memerlukan pendampingan seorang perencana keuangan. 22

Dalam kehidupan keluaraga, tidak lepas dari bagaimana fungsi

keluarga dapat berjalan dengan baik, kelancaran dan kesejahteraan keluarga

jika ditunjang dengan pilar ekonomi yang kuat. Terpenuhinya kebutuhan

keluarga sangat berpengaruh pada kondisi psikologis anggota keluarga.

22

Heru Kustriyadi Wibawa, Perencanaan Keuangan Keluarga, 68

Page 60: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

42

Dalam konteks keluarga, perencanaan anggaran perlu dipetakan sesuai

dengan prioritas kebutuhan.Untuk menentukan klasifikasi kebutuhan ini perlu

diidentifikasi seperti kebutuhan rutin keluarga, jumlah anak yang dibiayai,

jenjang pendidikan yang sedang dijalani, biaya kesehatan, sebagian

dikeluarkan sebagai zakat, infaq dan shadaqah, dan kebutuhan tak terduga

juga perlu dianggarkan. Islam memberikan prinsip tidak boros dan juga tidak

kikir dalam penggunaan dana dalam keluarga, bersifat tengah- tengah dan

secukupnya.

Dalam mengelola manajemen keluarga, yang bertindak sebagai manajer

biasanya adalah ibu rumah tangga. Agar dapat mengelola keuangan keluarga

secara professional, keluarga perlu mengetahui beberapa konsep utama

tentang manajemen keuangan keluarga.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Page 61: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

43

Cashflow atau arus kas adalah aliran uang yang mengalir mulai dari

mendapatkan uang tersebut, menyimpannya, mengembangkannya, dan

mengeluarkannya dengan secara teratur, bijak dan disiplin. Pengetahuan akan

cashflow wajib diketahui agar keuangan keluarga tidak akan kacau balau dan

terpantau. Ada sebuah ungkapan yang cukup menarik “tidak peduli keuangan

Anda sedang defisit, yang penting Anda tahu kemana mengalirnya uang

tersebut.” Penjelasan mengenai diagram cashflow sebagai berikut :

Pertama,Pendapatan. Pendapatan (income) adalah kegiatan yang

bertujuan memasukkan uang/harta. Biasanya pendapatan dapat diperoleh dari

dua aktivitas yaitu gaji dan investasi. Gaji diperoleh dari status sebagai

pegawai/ karyawan/ professional/ konsultan. Dalam sebuah keluarga gaji ini

bisa diperoleh oleh suami dan istri yang bekerja.

Hasil Investasi diperoleh dari aktivitas dalam mengembangkan

uang/harta dalam berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan

berinvestasi yaitu Deposito, Properti, Saham, Hasil Usaha, Reksadana,

Obligasi, dan lain-lain. Seluruh pendapatan kita tersebut biasanya disimpan

dalam bentuk tunai atau di bank/ATM.

Kedua, Pengeluaran. Pengeluaran berarti seluruh kegiatan yang

mengakibatkan uang berkurang. Dari diagram bisa dilihat banyak sekali

kebutuhan akan pengeluaran keluarga. Sehingga bila tidak diatur dengan baik

maka bakal membuat keuangan keluarga menjadi kacau dan bila sudah kronis

dapat menuju ke jurang kebangkrutan. Secara umum sebuah keluarga

Page 62: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

44

memiliki beberapa pengeluaran seperti Pengeluaran Rumah Tangga, Cicilan

Utang, Premi Asuransi, Pembantu Rumah Tangga, Keperluan Anak,

Transportasi, Zakat/Pajak, Hiburan/Rekreasi, Kegiatan Sosial, Fashion, dan

sebagainya.

Bila diperhatikan, kesalahan yang sering dilakukan oleh kebanyakan

keluarga adalah hanya berkutat pada pendapatan yang berasal dari gaji yang

terus-menerus dikuras untuk menutupi pengeluarannya.Sangat sedikit dari

keluarga yang mulai melakukan aktivitas-aktivitas investasi sebagai sumber

pendapatan keluarganya.Padahal apabila rajin melakukan investasi, maka

hasil dari investasi tersebut sebenarnya sudah dapat menutupi segala macam

pengeluaran, bahkan bisa jauh lebih besar dari gaji yang diterima selama ini.

Bila keluarga masih bergantung sepenuhnya pada aliran pemasukan dari gaji

setiap bulan, maka sudah waktunya untuk sedikit demi sedikit menyisihkan

uang agar bisa membuat aliran pemasukan baru yang berasal dari investasi.23

Mengingat urgensi perencanaan ekonomi dalam keluarga ini, setiap

calon suami istri atau yang telah menikah diharapkan memiliki keterampilan

dalam mengelola keuangan sedemikian rupa. Dalam proses kehidupan rumah

tangga, biasanya suami istri akan belajar dari pengalaman dengan trail and

error, atau dengan memperhatikan rumah tangga orang lain yang dapat

dijadikan perbandingan, terutama yang memungkinkan untuk diteladani.24

Allah menyatakan bahwa laki-laki adalah pemberi nafkah kaum wanita.Oleh

karena itu mereka memiliki hak kepemimpinan atas isteri-isterinya karena

23

Leny Nofianti, “Manajemen Ekonomi Keluarga “Jurnal Marwah Volume 9 Nomor 2 Tahun

2010, 5-6. 24

Mufidah CH. Psikolgi Keluarga Islam Berwawasan Gender. 136

Page 63: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

45

adanya kewajiban mahar dan nafkah tersebut.25

Allah berfirman dalam surat

Al-Baqarah : 233

Artinya: “Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka

dengan cara yang patut” (Al Baqarah : 233)

Juga sabda Rasulullah kepada Hindun, “Ambillah yang bisa mencukupimu

dan anakmu dengan cara yang baik.” Dalam soal nafkah dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

- Nafkah harus mencukupi kebutuhan istri dan anak-anak secara patut.

Hal ini berbeda-beda berdasarkan kondisi, tempat, dan waktu.

- Nafkah harus berdasarkan kemampuan suami.

Para ahli fikih banyak yang membahas panjang lebar dalam

menentukan kadar wajib nafkah. Mereka merincinya berdasarkan tradisi

dan zaman yang berlaku saat itu. Masalah lain dalam nafkah ini adalah

apa yang perlu dipertimbangkan, kondisi suami ataukah kondisi istri?

Pendapat yang benar sesuai dengan nash-nash al-Quran diatas, yang

dipertimbangkan adalah kondisi suami.Ini pendapat ulama madzhab

maliki dan syafi’i.

Istri dilarang mengambil harta suami tanpa izin apabila suami

telah mencukupi nafkah bagi mereka.Adapun jika suami adalah orang

yang bakhil, atau tidak memberikan nafkah yang mencukupi kehidupan

25

Syaikh Mahmud al-Mashri, Perkawinan Idaman.Terj. imam Firdaus, (Jakarta: Qisthi Press,

2010) .115

Page 64: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

46

mereka, maka boleh bagi mereka untuk mengambil sebagian dari harta

suami untuk mencukupi kebutuhan mereka.Seorang suami tidak

diperbolehkan untuk menahan nafkah istri dan keluarganya atau

mengabaikan mereka.

Walaupun nafkah itu adalah hak istri yang wajib dipenuhi oleh

suami, namun manakala suaminya tidak mampu untuk memenuhinya,

maka wajib bagi istri untuk bersabar bersamanya diatas kesusahan,

sebagaimana ia juga merasakan kesenangan bersamanya. Bahkan

kalaulah ia seorang yang memiliki harta, berkecukupan dan lapang

rezekinya, dianjurkan baginya agar memberikan nafkah untuk suami dan

keluarganya. Dalam hal ini mendapatkan dua pahala, pahala sedekah dan

pahala kekerabatan.26

Dalam masalah nafkah harus dihilangkan pembedaan wilayah

domestik dengan public. Secara normatif maupun historis tidak ada dasar

yang kuat adanya differensiasi tersebut.Tidak ada ketentuan bahwa suami

harus diwilayah public dan istri diwilayah domestik. Konsep domestik

publik berasal dari kultur patriarkhi akibat pembagian kerja yang

berdasarkan pada jenis kelamin.

Perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama ia

membutuhkannya. Jenis pekerjaan tidak dibatasi, selama norma-norma

agama dan susila tetap terpelihara.Tidak terdapat ketentuan bahwa hak

bekerja tersebut harus dalam satu tempat, baik didalam maupun diluar

26

Amru Abdul Mun’im Salim,Panduan Lengkap Nikah.Terj. Abu ihsan Al-Atsari ( Solo: DAAR

AN-NABA’ 2008). 205

Page 65: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

47

rumah.Dalam konteks kekinian, pengelohan nafkah keluarga disamping

tetap mengacu pada landasan normatif teologis juga perlu pertimbangan

realitas soisologis. Prinsip mu’asyarah bi al ma’ruf menjadi kunci bagi

perumusan kerja sama antara suami istri. Perwujudan kerja sama tersebut

didasarkan pada prinsip kesetaraan suami istri. Dalam konteks

masyarakat sekarang ini, pengelolaan nafkah dilakukan secara bersama

atau salah satunya bertindak sebagai pembimbing yang lainnya27

Posisi

wanita yang ditetapkan oleh Quran yang mulia, dapat menjamin semua

keperluan wanita dalam mewujudkan tugas nalurinya ditengah

masyarakat yang ideal dengan cara yang ideal pula.28

5. Konsep Pendidikan Adil Gender dalam Keluarga

Secara konseptual pendidikan adil gender adalah sub-set dari Pendidikan

untuk Semua dan kemudian merupakan sub-set dari hak untuk mendapatkan

pendidikan sebagai salah satu komponen dari hak asasi manusia yang sesuai

dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM) yang disetujui oleh

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tanggal 20 November 1989.

Pendidikan yang didasari oleh Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG)

memberikan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya kepada laki-laki dan

perempuan dalam memperoleh : akses, manfaat, serta keikutsertaan dalam

berbagai jenis program pendidikan agar kesenjangan gender dapat dihilangkan.

27

Mufidah CH. Isu-isu Gender Kontemporer. 139 28

Muhammad Thalib. Gerakan Kesetaraan Gender MenghancurkanPeradaban( Jogjakarta:

KAFILAH MEDIA. 2005 ). 164

Page 66: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

48

Secara umum, Pendidikan adil gender adalah tercapainya KKG pada kinerja

pembangunan pendidikan nasional yang terdiri atas kesetaraan dan keadilan

gender dalam aspek: (1) Lingkungan strategis pendidikan; (2) pemerataan dan

keadilan dalam pendidikan; (3) mutu dan relevansi pendidikan; dan (4)

manajemen pendidikan.

Pendidikan adil gender dalam keluarga adalah memberikan kesempatan

yang adil kepada ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan untuk

menjalankan perannya dalam keluarga dan dalam melaksanakan hak dan

kewajiban sesuai dengan perannya tersebut secara adil dan bijaksana.

a. Bentuk Pendidikan Adil Gender Dalam Keluarga

Suami dan istri harus selalu menghidupkan komunikasi yang baik,

lancar dan dua arah dilandasi oleh rasa tanggung jawab, tulus dan jujur agar

keadaan apapun (baik atau buruk) dapat dikomunikasikan dengan baik.

Hubungan suami istri, bukanlah hubungan “ Atasan dengan Bawahan” atau

“Majikan dan Buruh” ataupun “Orang Nomor satu dan orang belakang”,

namun merupakan hubungan pribadi-pribadi yang “Merdeka”, pribadi -

pribadi yang menyatu kedalam satu wadah kesatuan yang utuh yang

dilandasi oleh saling membutuhkan, saling melindungi, saling melengkapi

dan saling menyayangi satu dengan yang lain untuk sama-sama

bertanggungjawab di lingkungan masyarakat dan dihadapan Tuhan Yang

Maha Esa.29

29

Siti Rohmah Nurhayati, “Pendidikan Adil Gender Dalam Keluarga” ,

http//staffnew.uny.ac.id/upload/+pendidikan+adil+gender.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2017.

Page 67: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

49

Hubungan suami istri tidak boleh ada unsur pemaksaan, misalnya suami

memaksa istri untuk melakukan sesuatu, dan sebaliknya istri memaksa

suami untuk melakukan sesuatu, termasuk juga dalam hubungan intim

suami-istri. Makna “Pemimpin Keluarga” yang adil gender bermakna

“Pemimpin Kolektif” antara suami dan istri dengan saling melengkapi

kemampuan dan kelemahan masing-masing. Jadi bukan kepemimpinan

otoriter yang seakan-akan istri/ suami harus tunduk kepada kemauan salah

satu pihak. Dengan demikian bentuk adil gender dalam keluarga diawali

dari “Mitra Setara” antara suami dan istri (meskipun suami tetap menjadi

pemimpin keluarga), yaitu masing-masing menjadi pendengar yang baik

bagi pihak lain termasuk juga dari pihak anak-anak.

Status suami atau istri tidak berarti menghambat atau menghalangi

masing-masing pihak dalam mengaktualisasikan diri secara positif (suami

dan istri memang sudah mempunyai pekerjaan sebelum menikah, dan

masing-masing mempunyai kemampuan intelektual dan ketrampilan

masing-masing). Masing-masing mempunyai hak dan kewajiban untuk

berperan serta dalam segala bidang di masyarakat. Justru, kalau

memungkinkan, status baru suami istri dapat mendukung satu sama lain

dalam melaksanakan peranserta individu dalam masyarakat.

Suami dan istri harus mampu mengatur waktu dan berinteraksi dengan

baik serta dapat berbagi tugas dalam menjalankan perannya masing-masing

secara adil dan seimbang, karena pada hakekatnya semua urusan

rumahtangga, baik aspek produktif, domestik, dan sosial kemasyarakatan,

Page 68: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

50

serta kekerabatan adalah urusan bersama dan tanggung jawab bersama

suami istri. Oleh karena itu, kemampuan mengendalikan diri dan

kemampuan bekerjasama didasari saling pengertian adalah kunci utama

dalam membina kebersamaan.

Untuk suami, meskipun menurut sebagian besar adat dan norma serta

agama adalah kepala rumahtangga atau pemimpin bagi istrinya, namun

tidak secara otomatis suami boleh semena-mena dengan sekehendak hatinya

menjadi pribadi yang otoriter, menang sendiri, dan berkeras hati

mempimpin keluarga tanpa mempertimbangkan kemauan dan kemampuan

intelektual istrinya.

b. Pengasuhan Anak Yang Berkeadilan Gender

Pola pendidikan yang adil adalah model pendidikan dan pengasuhan

anak yang mengedepankan prinsip – prinsip tidak membedakan antara anak

yang satu dan lainnya secara proporsional, sesuai dengan kondisi dan

tingkat kebutuhannya masing-masing. Anak perempuan dan laki-laki

diberikan kesempatan untuk tumbuh sesuai dengan bakat dan potensinya

masing-masing secara adil. Mendidik anak berdasarkan asas keadilan

gender berarti memberikan kesempatan yang sama pada anak dalam

memperoleh akses, manfaat, partisipasi, kontrol terhadap semua

sumberdaya keluarga untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat

Page 69: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

51

jasmani dan rohani. Pola pendidikan yang adil bagi anak dapat dilakukan,

antara lain dengan cara-cara sebagai berikut30

:

1). Tidak diskriminatif terhadap anak

Anak perempuan dan laki- laki memang berbeda, tapi tidak boleh

dibeda-bedakan. Anak menurut ajaran islam harus diperlukan sama

tanpa dibedakan jenis kelaminnya. Ketidakadilan gender yang

merendahkan potensi dan kemampuan anak perempuan sangat

merugikan mereka. Agama mengingatkan agar senantiasa berbuat adil,

terutama dalam pemberian kasih sayang, perhatian, fasilitas, pendidikan

kepada anak-anak tanpa membedakan jenis kelamin. Memperlakukan

anak laki-laki dan anak perempuan yang sama dalam memperoleh akses

terhadap pendidikan formal, sumberdaya keluarga dan pembinaan

lainnya.

Dalam realitasnya, sering kali tidak disadari pengaruh adat begitu

kuat di kalangan masyarakat. Laki – laki diutamakan karena ia

dianggap paling berhak untuk meneruskan usaha milik orangtuanya.

Dalam hal pendidikan, para orang tua juga cenderung mendahulukan

anak laki- laki dibandingkan anak perempuannya. Pandangan yang

bersumber dari tradisi tersebut untuk konteks kehidupan masa sekarang

kurang tepat, karena setiap anak baik laki- laki maupun perempuan,

kalau diberikan pendidikan yang sama akan memiliki kualitas dan

kepedulian yang sama terhadap keluarganya.

30

Maria Ulfah Anshor dan Abdullah Ghalib, Parenting With Love, (Bandung: Mizania Pustaka,

2010). 160

Page 70: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

52

Apapun alasannya, membeda-bedakan fasilitas dan hak atas anak

laki- laki dan perempuan tidak dibenarkan dalam agama. Keduanya

wajib diperlukan dengan baik, tanpa membedakan jenis kelaminnya.

Sebab perlakuan tidak adil akan menimbulkan kebencian didalam

keluarga akan melahirkan permusuhan, suatu keadaan yang

bertentangan dengan nilai- nilai islam.Islam menghendaki keluarga

dibangun atas dasar perdamaian dan kasih sayang antara seluruh

anggota keluarga, sehingga dapat menikmati kesejahteraan yang penuh

kasih sayang dan dukungan Tuhan. Perlakuan yang tidak adil terhadap

anak laki- laki atau perempuan dalam pendidikan dirumah maupun di

masyarakat pada hakikatnya akan merugikan orangtuanya sendiri.

2). Tidak membedakan jenis kelamin (nonseksis)

Konsep pendidikan nonseksis ini dikenal dengan model pendidikan

yang berprespektif gender. Yakni pendidikan yang mendasarkan semua

aktivitasnya dengan menanamkan pemahaman bahwa gender feminim

dan maskulin memiliki tujuan yang sama pentingnya dalam kehidupan

sosial bagi perkembangan anak. Pendidikan nonseksis harus dimulai

sejak anak-anak masih kecil, bahkan sejak bayi maupun dalam masa

kehamilan. Karena itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh

orang tua, diantaranya:

Pertama, orangtua hendaknya tidak bersikap diskriminatif dalam

memperlakukan anak laki- laki maupun anak perempuan. Mulailah dari

hal kecil, misalnya, pilihan warna, mainan, dan sebagainya, tidak

Page 71: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

53

disosialisasikan secara strereotype. Selama ini anak- anak sejak lahir

sudah dikonstruksikan dengan pilihan-pilihan yang strereotype,

misalnya, motif binatang biasanya untuk anak laki-laki dan corak bunga

untuk anak perempuan begitu juga dengan jenis mainan. Padahal anak

anak belum tentu menyukai jenis mainan yang dipresepsikan dengan

strereotype yang diberikan oleh orangtuanya. Akan tetapi, karena

dikondisikan dan masyarakat di sekitarnya juga turut melanggengkan,

dengan sendirinya mereka mengikuti konsep gender yang ada

dilingkungan mereka.

Kedua, setelah anak mulai mengenal lingkungannya, berikan

kebebabasan kepada anak perempuan dan laki- laki untuk tumbuh dan

mengeksploitasi rasa kepenasarannnya. Hentikan kebiasaan

menyosialisasikan nilai-nilai strereotype bahwa perempuan harus

dengan kepribadian yang feminim (lemah lembut, halus, penyayang,

cengeng, dsb), sedangkan laki – laki dengan kepribadian maskulin

(berani, tegas, kuat, tidak boleh menangis, dsb). Kepribadian feminim

dan maskulin tersebut ada pada setiap orang, sehingga kedua sifat

tersebut harus ditumbuhkan sejak dini pada semua anak, baik laki- laki

maupun perempuan.

Ketiga, pendidikan dengan pendekatan nonseksis selain dimulai

dari keluarga, harus disosialisasikan kepada masyarakat, termasuk guru-

guru disekolah, agar mereka mengahragai bahwa semua peran berlaku

untuk semua jenis kelamin. Pekerjaan domestik maupun publik dapat

Page 72: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

54

dikerjakan oleh laki- laki maupun perempuan. Sekolah hendaknya

memasukkan kurikulum dan perlakuan nonseksis terhadap aak

didiknya. Saat ini, banyak sekolah yang masih memberikan pilihan

kegiatan ekstrakulikuler, seperti keterampilan, olahraga, dan sebagainya

tidak berdasarkan pada bakat dan potensi anak, melainkan berdasarkan

pada jenis kelamin.

Dengan pendekatan pendidikan nonseksis yang dimulai dari

lingkungan di dalam rumah, masyarakat, dan sekolah secara terpadu

diharapkan akan terjadi perubahan struktur dalam masyarakat. Ketiga

institusi tersebut menanamkan nilai- nilai adil gender kepada anak-anak

sejak dini, sehingga mempercepat mereka tumbuh dengan proses

kesadaran dan keadilan gender.

6. Perencanaan Keluarga Berencana (KB) Berkeadillan Gender

KB merupakan singkatan dari Keluarga Berencana, yang berarti “Gerakan

untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan mengatur

kelahiran”31

. Model sehat untuk semua adalah adanya partisipasi dari semua

pihak sedangkan model sehat untuk wanita yaitu adanya partisipasi aktif dari

wanita dan kontrol atas dirinya yang harus dihormati. Kaum wanita biasanya

mempunyai kekuasaan dan kedudukan yang lebih rendah baik dikeluarga

maupun dimasyarakat. Wanita memiliki keterbatasan dalam menentukan apa

yang mereka inginkan termasuk dalam hal reproduksi. Dalam masyarakat

masih banyak wanita yang memilih alat kontrasepsi bukan karena

31

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Page 73: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

55

keinginannya melainkan atas keinginan suami. Demikian juga dengan

keputusan.32

Hak perempuan untuk menolak kehamilan (atau untuk hamil) juga

merupakan hal yang logis dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang

sungguh sungguh terutama oleh suami, jika kehamilan dapat menyebabkan

terganggunya kesehatan reproduksinya. Demikian juga dalam hal menetukan

jumlah anak yang diinginkannya. Mayoritas ulama fiqh menyatakan bahwa

anak dalah hak bapak dan ibunya secara bersama-sama. Dengan demikan,

seorang perempuan bukan saja berhak mendapatkan kenikmatan seks dari

suaminya, melainkan juga berhak untuk menentukan kapan mempunyai anak

dan berapa jumlah yang diinginkan.

Selanjutnya, apabila ia menolak untuk hamil karena alasan-alasan tertentu,

maka suatu cara dapat dilakukan misalnya dengan mengikuti program

Keluarga Berencana (KB). Dalam hal menentukan KB, isteri juga berhak

memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dirinya. Karena itu ia

berhak mendapatkan keterangan atau informasi yang benar tentang alat-alat

kontrasepsi dan berhak pula menanyakan jenis kontrasepsi yang dapat

menjamin kesehatannya. Konsekuensinya, pihak-pihak yang terkait dengan

urusan KB yang aman bagi ibu berkewajib menginformasikan secara jujur.

Keluarga Berencana merupakan salah satu aspek perencanaan keluarga

yang mutlak diperlukan. KB menjadi salah satu upaya keluarga untuk

memberikan perlindungan pada hak reproduksi perempuan khususnya dalam

32

Dwi Maryanti dan Majestika Septikasari, Kesehatan Reproduksi Teori dan Praktikum,

(Yogjakarta : Nuha Medika, 2009), 23

Page 74: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

56

menentukan kehamilan dan jarak melahirkan yang dikehendaki sesuai dengan

tingkat kesiapan ibu dan biaya pendukung reproduksi sehat.

Dalam al-Quran tidak disebutkan secara langsung tentang isu keluarga

berencana, namun islam hanya menempatkan terangka etis yang mendukung

KB. Islam membiarkan masalah KB ini dapat dipahami sebagai bentuk

bolehnya KB dalam konteks hukum islam. Konsep KB berbeda dengan konsep

aborsi, karena KB pada dasarnya adalah mengatur kelahiran dengan

mempertimbangkan berbagai aspek yang mengarah pada kemaslahatan ibu,

bayi, keluarga, masyarakat dan juga negara.

Dalam rangka pengendalian jumlah penduduk yang diikuti oleh masalah

ekonomi, kesejahteraan dan khususnya kesehatan reproduksi, KB merupakan

masalah yang sangat urgen untuk menjamin kelangsungan kehidupan masa

depan sebuah bangsa, jika tidak di diperhatikan akan berdampak pada

kemudharatan umum. Untuk itu sebagian Ulama’ yang menggunakan

argumentasinya seperti ini cenderung membolehkan praktik keluarga

berencana.

Meskipun dalam Al-Quran tidak dijelaskan secara rinci tentang KB,

namun persoalan ini merupakan isu kontemporer yang perlu direspon dengan

tetap meletakkannya pada koridor etika islam. Jika dipelajari lebih jauh al-

Quran telah berbicara tentang hak-hak dasar manusia yang harus dihormati dan

diberi perhatian secara fundamental, yaitu :

- Hak dihormati sebagai manusia

- Hak untuk diperlukan adil dan setara

Page 75: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

57

- Hak untuk bebas dari penganiayaan

- Hak untuk bekerja dan memiliki kekayaan

- Hak untuk memperoleh ilmu pengetahuan

Dengan memperhatikan hak-hak tersebut di atas, maka KB merupakan

tanggung jawab suami istri secara bersama – sama. KB bisa dilakukan suami

istri berdasarkan pertimbangan – pertimbangan kesehatan maupun kesetaraan

gender yang diputuskan bersama melalui musyawarah dan

mufakat.Kesepakatan tersebut mencakup siapa yang menggunakan

kontrasepsi? Jenis kontrasepsi apa yang dipilih? Kapan alat tersebut

digunakan? Bagaimana mengantisipasi dampak penggunaan alat kontrasepsi ?

penting untuk diperhatikan bahwa KB yang aman dan sehat bagi suami dan

istri. Reproduksi sehat dapat mengantarkan keluarga yang harmonis yang

menjadi harapan semua orang.33

Sebagai pengemban fungsi reproduksi, perempuan (ibu) memiliki hak-hak

yang harus dipenuhi oleh sang ayah (suami) ada tiga kategori hak-hak kaum

perempuan/ibu sebagai pengemban fungsi reproduksi, Pertama, hak jaminan

keselamatan dan kesehatan. Hak ini mutlak mengingat resiko sangat besar yang

bisa terjadi pada kaum ibu dalam menjalankan fungsi-fungsi reproduksinya

mulai dari menstruasi, berhubungan seks, mengandung, melahirkan, dan

menyusui. Kedua, adalah hak jaminan kesejahteraan, bukan saja selama proses

proses vital reproduksi (mengandung, melahirkan, dan menyusui) berlangsung,

tapi juga diluar masa-masa itu dalam statusnya sebagai isteri dan ibu dari anak-

33

Mufidah CH. Psikolgi Keluarga Islam Berwawasan Gender. 145

Page 76: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

58

anak, seperti disebutkan dalam Al-Quran, Ketiga, hak ikut mengambil

keputusan yang menyangkut kepentingan perempuan (isteri) khususnya yang

berkaitan dengan proses-proses reproduksi.34

Menurut kelompok moderat hak-hak reproduksi perempuan dalam islam

diatur secara seimbang dengan kewajiban dan tanggung jawabnya.

Menentukan pasangan/ jodoh adalah hak antara ayah dengan anak

perempuannya.Menentukan jumlah anak, jarak antar anak merupakan hak

bersama suami istri. Mereka membolehkan kontrasepsi dengan alasan

kontrasepsi sama sekali bukan pembunuhan bayi. Karena metode yang terjadi

adalah menghindari terbentuknya embriyo sedangkan pembunuhan bayi adalah

bila bayi sudah terbentuk dan sengaja dibunuh.35

Ayat al-Quran yang biasanya digunakan untuk landasan KB adalah surat

al-Nisa ayat 9 36

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang

seandainya meninggalkan di belakang mereka anak- anak yang lemah,

yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucakpan perkataan yang benar.”

34

Tutik Hamidah, Fiqh Perempuan Berwawasan Keadilan Gender . (Malang : UIN-MALIKI

Press, 2011). 39 35

Istiadah, Kemandirian Dalam Keterpaksaan Tinjauan Makna Fenomenologis Keluarga

Berencana bagi Perempuan Muslim Temas. (Malang : UIN-MALIKI Press, 2012 ). 62 36

Departemen Agama RI, Mushaf Maryam ; Al-Quran dan Terjemahannya ( Jakarta : Alfatih,

2011), 78

Page 77: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

59

Demikian pula Surat Luqman ayat 14 sebagai berikut :

Artinya: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada

dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan

lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.

Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya

kepada-Kulahkembali

Page 78: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

60

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam menyusun suatu karya ilmiah, metode merupakan suatu cara

bertindak agar suatu penelitian dapat terlaksana secara rasional, terarah, obyektif,

dan tercapai hasil yang optimal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,

yaitu penilaian yang tidak mengadakan perhitungan, maksudnya data yang

dikumpulkan tidak berwujud angka tetapi tertuang dalam bentuk kata-kata.37

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian empiris atau penelitian

lapangan (field reserch).Metode ini dapat digunakan dalam semua bidang ilmu,

baik ilmu keagamaan maupun sosial humaniora sebab semua objek pada dasarnya

ada di lapangan.38

Menurut Kartini Kartono, penelitian lapangan pada hakekatnya

merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realistis apa yang tengah

37

Lexi J. Moleong, Metodelogi Penelitian, cet. ke-20 (Bandung: Remaja Rosdakaya, 2005), 6. 38

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). 183

Page 79: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

61

terjadi pada suatu saat ditengah masyarakat.39

Penelitian ini termasuk ke dalam

penelitian kualitatif, yaitu sebuah prosedur penilaian yang menghasilkan data

deskriptif berupa data tertulis atau lisan dari narasumber.

B. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan

perspektif gender. Kualitatif yaitu prosedur penilaian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat

diamati.40

Melalui pendekatan penelitian, penulis mendapatkan informasi dari

berbagai aspek mengenai objek penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan menangkap

arti (meaning/understanding) yang terdalam atas suatu peristiwa, gejala, fakta,

kejadian, realita atau masalah tertentu dan bukan untuk mempelajari atau

membuktikan adanya hubungan sebab akibat atau korelasi dari suatu masalah atau

peristiwa.41

Secara substantif penelitian ini juga menggunakan pendekatan gender.

Fungsi pendekatan adalah untuk mempermudah analisis, memperjelas

pemahaman terhadap objek, memberikan nilai objektivitas sekaligus membatasi

wilayah penelitian.42

39

Kartini Kartono, Pengantar Medologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1990). 32 40

Dadi Sutrisno, Metodologi Reserch, Jilid I, (Yogyakarta: andi yogyakarta), 152. 41

J. R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakter, dan Keunggulannya(Jakarta: PT

Grasindo, 2010). 107 42

Andi ,Metode Penelitian. 181

Page 80: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

62

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh penulis dalam penyempurnaan skripsi mengambil

lokasi di Universitas Islam Negeri Maualana Malik Ibrahim Malang yang terletak

di Jalan Gajayana 50, Dinoyo Malang.43

Yang merupakan lembaga pendidikan

islam otonom yang lepas dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, melalui Keputusan

Presiden No. 11 tahun 1997. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang mempunyai Tenaga Pendidik atau Dosen Perempuan yang sangat

berkompeten di bidang keilmuan yang mereka ampuh. Menariknya tidak semua

dosen perempuan mengerti atau faham betul tentang gender, dari setiap latar

belakang pendidikan para dosen tersebut tentu beragam pula cara pandang mereka

tentang perencanaan keluarga responsif gender.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah sesuatu yang sangat penting dalam suatu penelitian, yang

dimaksud dengan sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek darimana data

diperoleh. Sumber data dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber

pertama.44

Yang merupakan data primer dalam penelitian ini adalah hasil

wawancara dengan dosen perempuan Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang sebagai berikut :

43

www.uin-malang.ac.id. Diakses tanggal 18 April 2017 44

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2008). 30

Page 81: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

63

Tabel 3 : 1

Daftar Narasumber

Nama Dosen Perempuan Fakultas / Jurusan

LF, M.Pd.

Dosen Fakultas Humaniora,

Jurusan bahasa dan Sastra Arab

Dr. RNI . Pd Dosen Fakultas Humaniora,

Jurusan bahasa dan Sastra Inggris

RSR, M. Si Dosen Fakultas Sains dan

Teknologi, Jurusan Biologi

F, M.Si Dosen Fakultas Sains dan

Teknologi, Jurusan Biologi

UKO, SE., M. Ec., Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan

Akuntansi

NZL, SE., MM Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen

Dr. EHS M.Si Dosen Fakultas Psikologi

MU, M.A Dosen Fakultas Psikologi

ESR M.A Dosen Fakultas Syariah Jurusan

Al-Ahwal Al Syakhsiyyah

Dr. Hj. MCh, M. Ag Dosen Fakultas Syariah Jurusan

Al-Ahwal Al Syakhsiyyah

FEP.Si Dosen Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Jurusan Farmasi

Dr. ZR, S.Si, M. Si Dosen Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, Jurusan

Kedokteran

Dr. Hj. SAM. Mpd Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan PGMI

UM, M. PP Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Jurusan PAI

Dra. SP Dosen Pusat kajian Bahasa UIN

Malang, Bahasa Inggris

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari sumber

kedua yang merupakan pelengkap, meliputi buku-buku yang menjadi

Page 82: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

64

referensi terhadap tema yang diangkat,45

yaitu mengenai perencanaan

keluarga responsif gender.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, kita sendirilah yang menjadi instrumen utama

yang terjun ke lapangan serta berusaha sendiri mengumpulkan informasi melalui

wawancara serta dokumentasi

1. Interview (Wawancara)

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.46

Atau dengan kata lain, pengertian wawancara

adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa pertemuan dua

orang atau lebih secara langsung untuk bertukar informasi dan ide

dengan tanya jawab secara lisan sehingga dapat dibangun makna dalam

suatu topik tertentu.47

Wawancara ini dilakukan terhadap 15 dosen

perempuan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Dokumentasi

Dengan menggunkan instrumen ini, peneliti dapat mempelajari apa yang

tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-dokumen. Hal itu dapat berupa

buku pelajaran, karangan, surat kabar, gambar, dan lain sebagainya.

Kelebihan instrumen ini bagi peneliti adalah dapat mempelajari dokumen

– dokumen yang berkaitan dengan tenang dan cermat. Tak lupa foto-foto

45

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif

(Surabaya: Airlangga Press, 2001). 129 46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. III (Bandung: Alfabeta, 2007). 72 47

Prastowo, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011). 212

Page 83: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

65

dan catatan hasil wawancara yang nantinya akan diolah menjadi analisis

data.

F. Pengolahan Data

1. Edit (Editing)

Untuk mendapatkan data yang berkualitas dalam penelitian, harus

dilakukan pemilihan antara data yang penting dan data yang tidak

penting.

2. Klasifikasi (Classifying)

Klasifikasi (pengelompokan) dilakukan dengan cara menyusun data yang

diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Proses

ini bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi

penelitian ini.

3. Verifikasi (Verifying)

Verifikasi adalah suatu proses pemeriksaan tentang kebenaran data yang

telah diperoleh agar nantinya dapat diketahui keakuratannya. Dalam

proses verifiksi, peneliti melakukan pengecekan kembali dengan cara

melakukan wawancara kepada informan yang sama serta memberikn

pertanyaan yang sama.

4. Analisis (Analyzing)

Setelah menguji keakuratan data, maka dilakukan analisis terhadap data

tersebut

Page 84: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

66

5. Kesimpulan (concluding)

Langkah yang terakhir yang dilakukan dalam sebuah penelitian adalah

menarik kesimpulan.dalam metode ini, peneliti membuat kesimpulan dari

semua data yang telah diperoleh baik melalui wawancara, dan

dokumentasi.

G. Uji Keabsahan Data

1. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan

pengamatan, dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan

peneliti dengan narasumber akan akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan lagi.

2. Peningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data

dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data. Dalam

penelitian kualitatif, teknik triangulasi dimanfaatkan sebagai pengecekan

keabsahan data yang peneliti temukan dari hasil wawancara peneliti

Page 85: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

67

dengan informan kunci lainnya dan kemudian peneliti mengkonfirmasikan

dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian serta hasil

pengamatan peneliti di lapangan sehingga kemurnian dan keabsahan data

terjamin.48

48

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial (Kuantitatif Dan Kualitatif), (Jakarta:

GP. Press, 2009), hlm. 230-231

Page 86: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

68

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Sejarah Singkat Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berdiri

berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 50 tanggal 21 Juni 2004.

Bermula dari gagasan para tokoh Jawa Timur untuk mendirikan lembaga

pendidikan tinggi Islam di bawah Departemen Agama, dibentuklah Panitia

Pendirian IAIN Cabang Surabaya melalui Surat Keputusan Menteri Agama

No. 17 Tahun 1961 yang bertugas untuk mendirikan Fakultas Syari’ah yang

berkedudukan di Surabaya dan Fakultas Tarbiyah yang berkedudukan di

Page 87: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

69

Malang. Keduanya merupakan fakultas cabang IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta dan diresmikan bersamaan oleh Menteri Agama pada 28

Oktober 1961. Pada 1 Oktober 1964 didirikan juga Fakultas Ushuluddin

yang berkedudukan di Kediri melalui Surat Keputusan Menteri Agama No.

66/1964.

Dalam perkembangannya, ketiga fakultas cabang tersebut digabung dan

secara struktural berada di bawah naungan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Sunan Ampel yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Agama No. 20 tahun 1965. Sejak saat itu, Fakultas Tarbiyah Malang

merupakan fakultas cabang IAIN Sunan Ampel. Melalui Keputusan

Presiden No. 11 Tahun 1997, pada pertengahan 1997 Fakultas Tarbiyah

Malang IAIN Sunan Ampel beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri (STAIN) Malang bersamaan dengan perubahan status

kelembagaan semua fakultas cabang di lingkungan IAIN se-Indonesia yang

berjumlah 33 buah. Dengan demikian, sejak saat itu pula STAIN Malang

merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam otonom yang lepas dari IAIN

Sunan Ampel.

Sempat bernama Universitas Islam Indonesia-Sudan (UIIS) sebagai

implementasi kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Sudan dan

diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Dr. (Hc) H. Hamzah Haz pada 21 Juli

2002 yang juga dihadiri oleh para pejabat tinggi pemerintah Sudan. Secara

spesifik akademik, Universitas ini mengembangkan ilmu pengetahuan tidak

saja bersumber dari metode-metode ilmiah melalui penalaran logis seperti

Page 88: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

70

observasi, eksperimentasi, survei, wawancara, dan sebagainya. Tetapi, juga

dari al-Qur’an dan Hadits yang selanjutnya disebut paradigma integrasi.

Oleh karena itu, posisi matakuliah studi keislaman: al-Qur’an, Hadits, dan

Fiqih menjadi sangat sentral dalam kerangka integrasi keilmuan tersebut.49

Secara kelembagaan, sampai saat ini Universitas ini memiliki 6 (enam)

fakultas dan 1 (satu) Program Pascasarjana, yaitu: (1) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, menyelenggarakan Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), (2) Fakultas

Syari’ah, menyelenggarakan Jurusan al-Ahwal al-Syakhshiyyah dan Hukum

Bisnis Syari’ah (3) Fakultas Humaniora, menyelenggarakan Jurusan Bahasa

dan Sastra Arab, dan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, dan Jurusan

Pendidikan Bahasa Arab (4) Fakultas Ekonomi, menyelenggarakan Jurusan

Manajemen, Akuntansi, Diploma III Perbankan Syariah, dan S-1 Perbankan

Syariah (5) Fakultas Psikologi, dan (6) Fakultas Sains dan Teknologi,

menyelenggarakan Jurusan Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Teknik

Informatika, Teknik Arsitektur dan Farmasi. Adapun Program Pascasarjana

mengembangkan 6 (enam) program studi magister, yaitu: (1) Program

Magister Manajemen Pendidikan Islam, (2) Program Magister Pendidikan

Bahasa Arab, (3) Program Magister Agama Islam, (4) Program Magister

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), (5) Program Magister

Pendidikan Agama Islam, dan (6) Program Magister al-Ahwal al-

4949

Pedoman Pendidikan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2013, 2

Page 89: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

71

Syakhshiyyah. Sedangkan untuk program doktor dikembangkan 2 (dua)

program yaitu (1) Program Doktor Manajemen Pendidikan Islam dan (2)

Program Doktor Pendidikan Bahasa Arab.

Ciri khusus lain Universitas ini sebagai implikasi dari model

pengembangan keilmuannya adalah keharusan bagi seluruh anggota sivitas

akademika untuk menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Melalui

bahasa Arab, diharapkan mereka mampu melakukan kajian Islam melalui

sumber aslinya, yaitu al-Qur’an dan Hadis, dan melalui bahasa Inggris

mereka diharapkan mampu mengkaji ilmu-ilmu umum dan modern, selain

sebagai piranti komunikasi global. Karena itu pula, Universitas ini disebut

bilingual university. Untuk mencapai maksud terse-but, dikembangkan

ma’had atau pesantren kampus di mana seluruh mahasiswa tahun pertama

harus tinggal di ma’had. Karena itu, pendidikan di Universitas ini

merupakan sintesis antara tradisi universitas dan ma’had atau pesantren.

Melalui model pendidikan semacam itu, diharapkan akan lahir lulusan

yang berpredikat ulama yang intelek profesional dan/atau intelek

profesional yang ulama. Ciri utama sosok lulusan demikian adalah tidak

saja menguasai disiplin ilmu masing-masing sesuai pilihannya, tetapi juga

menguasai al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam.

Terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo Malang dengan lahan seluas 14

hektar, Universitas ini memordernisasi diri secara fisik sejak September

2005 dengan membangun gedung rektorat, fakultas, kantor administrasi,

perkuliahan, laboratorium, kemahasiswaan, pelatihan, olah raga, bussiness

Page 90: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

72

center, poliklinik dan tentu masjid dan ma’had yang sudah lebih dulu ada,

dengan pendanaan dari Islamic Development Bank (IDB) melalui Surat

Persetujuan IDB No. 41/IND/1287 tanggal 17 Agustus 2004.

Pada tanggal 27 Januari 2009, Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo

Bambang Yudhoyono berkenan memberikan nama Universitas ini dengan

nama Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Mengingat

nama tersebut cukup panjang diucapkan, maka pada pidato dies natalis ke-4,

Rektor menyampaikan singkatan nama Universitas ini menjadi UIN Maliki

Malang.

Dengan performansi fisik yang megah dan modern dan tekad, semangat,

serta komitmen yang kuat dari seluruh anggota sivitas akademika seraya

memohon ridha dan petunjuk Allah swt, Universitas ini bercita-cita menjadi

thecenter of excellence dan the center of Islamic civilization sebagai

langkah mengimplementasikan ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta

alam (al Islam rahmat li al-alamin)50

.

Jumlah dosen perempuan dan laki-laki yang ada di Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim adalah sebagi berikut :

50

http://www.uin-malang.ac.id/s/uin/profil diakses tanggal 25 mei 2017

Page 91: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

73

Tabel 4 : 1

Jumlah Dosen Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim51

Fakultas Dosen Laki – laki Dosen Perempuan

Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan

49 Orang 20 Orang

Syariah 26 Orang 10 Orang

Humaniora 16 Orang 11 Orang

Psikologi 18 Orang 11 Orang

Ekonomi 7 Orang 9 Orang

Sains dan Teknologi 57 Orang 51 Orang

Kedokteran 20 Orang 27 Orang

Dari data tersebut, peneliti mengambil 2 dosen perempuan di setiap

fakultas untuk dijadikan sebagai narasumber.

B. Pandangan Dosen Perempuan Tentang Perencanaan Keluarga

Responsif Gender

Perencanaan keluarga yang dimaksud peneliti terbagi menjadi 3 yaitu :

Perencanaan Kesehatan Keluarga, Perencanaan Manajemen Keuangan Keluarga,

dan Perencanaan Pendidikan Anak yang semuanya mengacu pada Perencanaan

Keluarga Responsif Gender. Dari 7 fakultas yang ada di Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang peneliti mengambil 15 dosen perempuan

untuk dijadikan sampel penelitian. Melihat latar belakang pendidikan mereka

sebagai dosen dari berbagai jurusan tentu sangat bergam pula pandangan mereka

mengenai perencanaan keluarga di rumah tangganya masing masing.

51

Data Nama Dosen dan Karyawan Tingkat S1, Bidang Kepegawaian Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Page 92: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

74

1. Perencanaan Kesehatan Keluarga

Kesehatan merupakam aset utama dalam kehidupan. Dalam tumah

tangga tentu kesehatan menjadi hal utama yang harus tetap dijaga. Karena

dalam menjalankan peran sebagai suami maupun istri sangat penting untuk

menjaga kesehatan. Perencanaan kesehatan sangat diperlukan. Perencanaan

yang dimaksud peneliti adalah perencanaan kesehatan reproduksi, atau

keluarga berencana, perencanaan kesehatan keluarga dan segala macam

tindakan pencegahan guna terjaganya kesehatan anggota keluarga.

Pola hidup sehat secara fisik dan psikis dalam keluarga bukanlah

tanggung jawab istri saja, melainkan tanggung jawab bersama yang harus

dijadikan komitmen agar terhindar dari segala macam penyakit. Semua

informan setuju apabila kesehatan sangatlah utama seperti halnya yang

diungkapkan oleh MU selaku dosen fakultas psikologi sebagai berikut :

Kesehatan sangat penting sekali, berkaitan dengan peran juga demikian,

misalnya istri sakit. Sterotip selama ini pokoknya istri harus full servis

melayani suami, tetapi saat seperti ini harus bergantian dibutuhkan

pengertian. Bagaimana kalau istri tetap sehat kalau suami tidak

mendukung, begitu juga sebaliknya. Kalau istri porsi pekerjaan terlalu

banyak wilayah domestik dirumah juga istri yang mengerjakan, maka bisa

dipastikan kesehatannya berapa kali fit dalam satu bulan, artimya saling

pengertian itu dibangun saling membantu dibangun bersama untuk

mewujudkan kesehatan. Kesahatan bukan hanya fisik ya tapi juga psikis,

misalnyaketika suami memeperhatikan istri atau sebaliknya, sudah

makan..? sudah berangkat..? ini bekal dsb itu adalah kesehatan psikologis

yang luar biasa untuk support psikologis penting dijaga masing masing

pasangan. Suami jangan hanya berharap diperhatikan istri, sebaliknya

juga demikian jangan dikira perempuan itu tidak suka meski sekedar di

telpon, diperhatikan. Itu adalah komitmen dari mewujudkan kesehatan.52

52

MU, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 93: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

75

Sementara itu pola hidup sehat sangat diutamakan dalam kehidupan

rumah tangga dosen fakultas kedokteran FE dan juga dosen bahasa inggris

SP sebagaimana pernyataaanya sebagai berikut :

Saya sangat concern masalah kesehatan keluarga saya. Kalau kita ada

yang sakit jarang menkonsumsi obat obat generik, karena saya sudah

menyiapkan obat herbal dirumah saya. Selain itu dirumah sudah saya

kasih tulisan tulisan dipintu untuk dilarang merokok. Tidak menggunakan

MSG setiap masak dan dirutinkan minum air putih 2 liter setiap harinya.

Sebagai seorang istri saya sudah mempunyai perencanaan yang saya

catat dan saya harus lakukan. Perencanaan tersebut berkaitan dengan

peran saya sebagai isteri, peran saya sebagai wanita karir, dan peran

saya sebagai calon ibu nantinya. Karena dengan adanya perencanaan

seperti itu akan membantu saya untuk lebih meningkatkan kualitas hidup

saya dan keluarga.53

Kesehatan sangat utama ya, karena kalau kita sehat kita bisa beraktifitas,

kita bisa produktif dan kita bisa mengurus segalanya dengan baik. Untuk

menjaga pola hidup saya dan keluarga, kami jarang makan atau jajan

diluar karena saya sudah mempersiapkan bekal makanan dari rumah

untuk dibawah ke kantor ataupun dibawah ke sekolah untuk anak saya.54

Dalam perencanaan kesehatan hampir semua informan memiliki asuransi,

entah itu askes, BPJS atau jaminan kesehatan nasional yang mengcover

kebutuhan mereka sebagai pegawai negeri sipil. Bahkan rata-rata suami dari

para dosen tersebut juga merupakan pegawai negeri sipil yang juga

mempunya asuransi kesehatan seperti halnya yang diungkapkan oleh ZR

dosen fakultas kedokteran yang bersuamikan seorang anggota TNI sebagai

berikut :

Perencanaan kesehatan sudah saya diskusikan dengan suami yang juga

mendapat asuransi kesehatan dari profesinya sebagai TNI. Pembagian

53

FEP, Wawancara (Malang, 18 Mei 2017) 54

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017)

Page 94: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

76

penggunaan asuransi apabila ada anggota keluarga yang sakit juga sudah

dibicarakan. 55

Asuransi kesehatan menjadi pilihan keluarga untuk merencanakan

kesehatan keluarganya. Dengan adanya asuransi merupakan tindakan

preventif yang sangat membantu apabila terjadi sesuatu yang tidak

diharapkan.

Sebagai pengemban fungsi reproduksi, perempuan (ibu) memiliki hak-hak

yang harus dipenuhi oleh sang ayah (suami) ada tiga kategori hak-hak kaum

perempuan/ibu sebagai pengemban fungsi reproduksi, Pertama, hak jaminan

keselamatan dan kesehatan. Hak ini mutlak mengingat resiko sangat besar

yang bisa terjadi pada kaum ibu dalam menjalankan fungsi-fungsi

reproduksinya mulai dari menstruasi, berhubungan seks, mengandung,

melahirkan, dan menyusui. Kedua, adalah hak jaminan kesejahteraan, bukan

saja selama proses proses vital reproduksi (mengandung, melahirkan, dan

menyusui) berlangsung, tapi juga diluar masa-masa itu dalam statusnya

sebagai isteri dan ibu dari anak-anak, seperti disebutkan dalam Al-Quran,

Ketiga, hak ikut mengambil keputusan yang menyangkut kepentingan

perempuan (isteri) khususnya yang berkaitan dengan proses-proses

reproduksi.56

55

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017) 56

Tutik Hamidah, Fiqh Perempuan Berwawasan Keadilan Gender . (Malang : UIN-MALIKI

Press, 2011). 39

Page 95: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

77

Perencanaan jumlah anak dan jarak kehamilan juga bisa dilakukan dengan

mengikuti program keluarga berencana yang merupakan salah satu aspek

perencanaan keluarga yang mutlak diperlukan. KB menjadi salah satu upaya

keluarga untuk memberikan perlindungan pada hak reproduksi perempuan

khususnya dalam menentukan kehamilan dan jarak melahirkan yang

dikehendaki sesuai dengan tingkat kesiapan ibu dan biaya pendukung

reproduksi sehat.

Mengenai perencanaan program kehamilan dan reproduksi maka terdapat

berbagai macam pandangan yang berbeda sebagai mana berikut:

NZ selaku dosen fakultas ekonomi berpendapat sebagai berikut:

Saya masih Kb, memang harus direncanakan ya, sampai jenis Kb nya

juga harus dikomunikasikan. Karena saya terakhir melahirkan secara

sesar, jadi untuk keselamatan saya dan bayi harus direncanakan

dengan baik57

FE mengatakan bahwa masih ingin berencana untuk program kehamilan

yang akan di diskusikan dengan suami. Seperti halnya pernyataan berikut :

Karena saya habis pendarahan jadi masih mau berencana dengan

suami untuk mulai program KB58

Berbeda dari yang diungkapkan oleh narasumber diatas beberapa

dosen perempuan ini tidak mengikuti Kb dengan alasan kesehatan. Seperti

yang di ungkapkan oleh RNI sebagai berikut:

57

NZ, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 58

FE, Wawancara (Malang, 18 Mei 2017)

Page 96: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

78

Iya saya pernah ikut kb, setelah anak pertama saya lepas kb jadi pakai

sistem tanggalan, karena saya ada mioma untuk alasan kesehatan

juga.59

Selaras dengan pernyataan diatas, RS beranggapan sebagai berikut:

Saya tidak ikut Kb karena kan itu bersifat karsinogenik, banyak yang

gagal juga. Jadi pakai sistem tanggalan. Kadang-kadang juga pakai

kondom. Malah suami yang tidak membolehkan untuk ikut Kb60

Lain halnya dengan UM dan ES yang beranggapan sebagai berikut :

Tidak ikut Kb, tapi saya memplanning keluarga saya. Dengan mengatur

jarak kehamilan dan menambah jumlah anak. Itu sangat berpengaruh

terhadap kesehatan saya, kasih sayang untuk anak- anak, suami saya

serta kesempatan saya untuk mengapresiasi keinginan saya.61

Tidak ikut Kb, karena kita punya pemahaman yang tidak mengikuti

batasan pemerintah yang dua anak cukup. Kalau kita mampu

mempunyai anak lebih dari dua dan mengukur kemampuan kita sendiri.

Dan saya tidak ingin anak kita hanya dua.62

Dari paparan data diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan hak

perempuan untuk menolak kehamilan atau untuk hamil juga merupakan hal

yang logis dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang sungguh

sungguh terutama oleh suami, jika kehamilan dapat menyebabkan

terganggunya kesehatan reproduksinya. Demikian juga dalam hal menetukan

jumlah anak yang diinginkannya. Mayoritas ulama fiqh menyatakan bahwa

anak adalah hak bapak dan ibunya secara bersama-sama. Dengan demikan,

seorang perempuan bukan saja berhak mendapatkan kenikmatan seks dari

59

RNI, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 60

RS, Wawancara (Malang , 22 Februari 2017) 61

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 62

ES, Wawancara ( Malang, 29 Mei 2017)

Page 97: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

79

suaminya, melainkan juga berhak untuk menentukan kapan mempunyai anak

dan berapa jumlah yang diinginkan.

Dalam hal menentukan KB, isteri juga berhak memilih alat

kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi dirinya. Karena itu ia berhak

mendapatkan keterangan atau informasi yang benar tentang alat-alat

kontrasepsi dan berhak pula menanyakan jenis kontrasepsi yang dapat

menjamin kesehatannya. Konsekuensinya, pihak-pihak yang terkait dengan

urusan KB yang aman bagi ibu berkewajib menginformasikan secara jujur.

KB menjadi salah satu upaya keluarga untuk memberikan perlindungan

pada hak reproduksi perempuan khususnya dalam menentukan kehamilan dan

jarak melahirkan yang dikehendaki sesuai dengan tingkat kesiapan ibu dan

biaya pendukung reproduksi sehat.

Dalam al-Quran tidak disebutkan secara langsung tentang isu keluarga

berencana, namun islam hanya menempatkan terangka etis yang mendukung

KB. Islam membiarkan masalah KB ini dapat dipahami sebagai bentuk

bolehnya KB dalam konteks hukum islam. Konsep KB berbeda dengan

konsep aborsi, karena KB pada dasarnya adalah mengatur kelahiran dengan

mempertimbangkan berbagai aspek yang mengarah pada kemaslahatan ibu,

bayi, keluarga, masyarakat dan juga negara.

Meskipun dalam Al-Quran tidak dijelaskan secara rinci tentang KB,

namun persoalan ini merupakan isu kontemporer yang perlu direspon dengan

tetap meletakkannya pada koridor etika islam. Jika dipelajari lebih jauh al-

Page 98: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

80

Quran telah berbicara tentang hak-hak dasar manusia yang harus dihormati

dan diberi perhatian secara fundamental, yaitu :

1. Hak dihormati sebagai manusia

2. Hak untuk diperlukan adil dan setara

3. Hak untuk bebas dari penganiayaan

4. Hak untuk bekerja dan memiliki kekayaan

5. Hak untuk memperoleh ilmu pengetahuan

Dengan memperhatikan hak-hak tersebut di atas, maka KB merupakan

tanggung jawab suami istri secara bersama – sama. KB bisa dilakukan suami

istri berdasarkan pertimbangan – pertimbangan kesehatan maupun kesetaraan

gender yang diputuskan bersama melalui musyawarah dan mufakat.

Kesepakatan tersebut mencakup siapa yang menggunakan kontrasepsi? Jenis

kontrasepsi apa yang dipilih? Kapan alat tersebut digunakan? Bagaimana

mengantisipasi dampak penggunaan alat kontrasepsi ? penting untuk

diperhatikan bahwa KB yang aman dan sehat bagi suami dan istri.

Reproduksi sehat dapat mengantarkan keluarga yang harmonis yang menjadi

harapan semua orang.63

2. Perencanaan Manajemen Keuangan Keluarga

Dalam konteks keluarga, perencanaan anggaran perlu dipetakan sesuai

dengan prioritas kebutuhan.Untuk menentukan klasifikasi kebutuhan ini perlu

diidentifikasi seperti kebutuhan rutin keluarga, jumlah anak yang dibiayai,

63

Mufidah CH. Psikolgi Keluarga Islam Berwawasan Gender. 145

Page 99: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

81

jenjang pendidikan yang sedang dijalani, biaya kesehatan, sebagian

dikeluarkan sebagai zakat, infaq dan shadaqah, dan kebutuhan tak terduga

juga perlu dianggarkan. Islam memberikan prinsip tidak boros dan juga tidak

kikir dalam penggunaan dana dalam keluarga, bersifat tengah- tengah dan

secukupnya.

Dalam mengelola keuangan keluarga tentu tiap keluarga berbeda cara

mengaturnya. Antara suami dan istri memiliki peran yang berbeda dalam

mengaturnya. Diantara beberapa dosen berikut memiliki perbedaan dalam

mengaturnya. Seperti yang diungkapkan Suparmi sebagai berikut :

Peran istri sangat besar dalam merencanakan keuangan seperti sekolah

anak, kesehatan, maintenece rumah, kendaraan dsb tetap istri yang

menentukan. Tapi tetep terpaku pada penghasilan suami. Biasanya akan

dikoordinasikan dengan suami, setuju atau tidaknya tetap suami yang

menentukan Karena menurut saya tetap kita tidak bisa mengakui posisi

kita sama dengan laki-laki, apalagi dalam kehidupan rumah tangga tetap

paling banyak adalah porsi dari laki-laki. Jadi tidak bisa disamakan kalau

menurut saya.64

Sedangkan ZR sebagai dosen fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan

menyatakan bahwa suami yang berhak mengeluarkan uang seperti

pernyataanya sebagai berikut :

Kita mempunyai tabungan bersama karena gaji saya dan suami kita

satukan, memang yang memegang uang itu saya, tetapi untuk

mengeluarkannya itu hak suami. Untuk keperluan beli apa- apa itu suami.

Suami juga terbiasa mencatat keperluan apa saja yang dikeluarkan,

intinya harus transparan dan sama-sama tahu.65

64

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017) 65

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017)

Page 100: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

82

FEP berpendapat bahwa kewajiban memberi nafkah adalah tanggung

jawab suami seperti yang diutarakan berikut :

Kalau keterlibatan dalam mengatur ekonomi suami adalah tulang

punggung yang wajib menafkahi saya. Kalau uang yang saya dapatkan

dipakai suami itu adalah uang shodaqoh saya ke suami.66

Lain halnya dengan RSR berpendapat bahwa suamilah yang mengatur

keuangan seperti yang diungkapkan berikut ini :

Kalau keuangan, suami yang ngatur. Kan uang suami adalah uang

bersama Tapi kalau uang istri yaa uangnya sendiri. Untuk kebutuhan

yang diluar bulanan atau mendesak biasanya uang bersama itulah yg kita

keluarkan. Selebihnya kita tabung67

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa suamilah

yang memegang kendali keuangan rumah tangga mereka. karena keputusan

terakhir tetaplah suami yang menentukan. Hal ini sejalan dengan firman Allah

yang menyatakan bahwa laki-laki adalah pemberi nafkah kaum wanita. Oleh

karena itu mereka memiliki hak kepemimpinan atas isteri-isterinya karena

adanya kewajiban mahar dan nafkah tersebut.68

Allah berfirman dalam surat

Al-Baqarah : 233

٣٢٢-رزقهه وكسىتهه بالمعروف وعلى المىلىد له -

Artinya: “Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka

dengan cara yang patut” (Al Baqarah : 233)

66

FEP, Wawancara (Malang, 18 Mei 2017) 67

RSR, Wawancara (Malang, 22 Februari 2017) 68

Syaikh Mahmud al-Mashri, Perkawinan Idaman.Terj. imam Firdaus, (Jakarta: Qisthi Press,

2010) .115

Page 101: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

83

Istri dilarang mengambil harta suami tanpa izin apabila suami telah

mencukupi nafkah bagi mereka.Adapun jika suami adalah orang yang bakhil,

atau tidak memberikan nafkah yang mencukupi kehidupan mereka, maka

boleh bagi mereka untuk mengambil sebagian dari harta suami untuk

mencukupi kebutuhan mereka.Seorang suami tidak diperbolehkan untuk

menahan nafkah istri dan keluarganya atau mengabaikan mereka.

Dilihat dari sisi perspektif gender terdapat ketidakadilan gender karena

perempuan disini hanyalah sebagai orang nomor dua dibelakang laki-laki

yang dikenal dengan sebutan subordinat. Subordinasi adalah proses

menjadikan kaum perempuan sebagai orang nomor dua di belakang laki-laki

(subordinat). Kondisi ini dalam keluarga Jawa sering diistilahkan dengan

“Swargo nunut neroko katut” yang dipandang sebagai label bagi kaum

perempuan. Dalam kondisi seperti ini perempuan tidak dipandang sebagai diri

sendiri akan tetapi sebagai subordinat atau bagian dari laki-laki, sehingga

akses, perencanaan dan pengambilan keputusan tidaklah penting bagi kaum

perempuan. Perempuan (istri) tidak memiliki akses, kontrol, sumber daya dan

manfaat terhadap semua hal yang ada dalam rumah tangga, karena semuanya

sudah ada ditangan suami.

NZL sebagai dosen fakultas ekonomi mengungkapkan sebagai berikut :

Kalau terkait keuangan secara general suami yang mengurus. Tapi kalau

pada keungan rumah tangga pure diserahkan pada istri yang mengelola.

Tapi tetap ada komunikasi. Misalnya terkait uang belanja, satu bulan yaa

harus dikasih per tanggal gajian. Meskipun saya juga berpenghsilan

Page 102: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

84

sendiri. Tetapi penghasilan istri kan bukan hak suami ya, tapi ya

membantu, harus fleksibel juga.69

ESR sebagai dosen fakultas syariah beranggapan sebagai berikut :

Kalau saya imbang. Suami dan saya sama sama tahu atau transparan baik

pemasukan dan pengeluaran. Untuk mengatur keuangan suami

mempercayakan kepada saya Tapi semua gaji baik gaji suami atau gaji

saya, saya jadikan satu di saya. Tapi untuk kebutuhan apapun kita

bicarakan bersama. Walaupun manajernya saya tapi suami tahu semua

anggarannya buat apa saja.70

MC sebagai aktivis gender sekaligus dosen fakultas syariah menyatakan

sebagai berikut :

Kalau dikeluarga saya fifty-fifty dengan suami bagaimana kita mengatur

keuangan itu agar anggota keluarga terpenuhi kebtuhannya. Antara laki-

laki dan perempuan dilihat kebutuhan gender praktisnya. Kalau laki-laki

gender praktisnya apa kalau perempuan gender praktisnya apa, seperti

itu.71

Sedangkan menurut MU perempuan sangat berperan dalam mengelola

keuangan rumah tangganya, seperti halnya pernyataan berikut ini :

Perempuan sangat berperan baik dari segi perekonomian, artinya dari

segi penghasil ekonomi, atau dari segi memenej keuangan itu sangat

penting. Ketika masing-masing pasangan mempunyai penghasilan. Jadi

lebih ringan dalam mengatur, tetapi perempuan lebih teliti tentang

kebutuhan apapun misalnya dari segi kesehatan anak, kebutuhan suami

dsb asal memang dalam rumah tangga ada keterbukaan dalam memanej

perekonomian. Meskipun pemegang manajeman adalah perempuan. 72

69

NZL, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 70

ESR, Wawancara (Malang, 29 Mei 2017) 71

MC, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 72

MU, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 103: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

85

Pendapat lain juga diutarakan oleh RNI selaku dosen fakultas humaniora

sebagai berikut :

Kita membuat list apa saja yang harus saya cover, apa yang harus suami

saya cover. Jadi ada hal yang harus dicatatat sendiri sendiri. Jadi tidak

ada istilah duitku-duitmu tapi kita kelola secara manajerial. Pos

pemasukan dan pos pengeluaran tertata dengan jelas. 73

Selanjutnya adalah pendapat dari LF dan juga EHS sebagai berikut :

Biasanya saya mengatur berdua kalau saya pingin sesuatu saya bilang.

Tapi kalau kebutuhan anak yang primer misalnya seragam kita ya harus

beli. Kalau kebutuhan sekunder didiskusikan itu penting atau tidak terlalu

penting74

.

50:50 karna sama sama bekerja. Saya lebih cenderung kepada urusan

domestik. Saya sudah mengatur apa saja pos pos nya sudah jelas.75

Sedangkan UKO, UM, F, dan SA mengatur sepenuhnya keuangan rumah

tangga mereka karena suami sudah mempercayakab sepenuhnya kepada istri.

Seperti pernyataan berikut:

Suami saya tipe orang yang percaya sepenuhnya kepada saya jadi

semuanya saya yang mengatur.76

Kalau rumah tangga saya, suami menyerahkan sepenuhnya ke saya.77

Untuk masalah keuangan suami mempercayakan semuanya kepada saya78

73

RNI, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 74

LF, Wawancara (Malang, 27 Februari 2017) 75

EHS, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 76

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 77

UKO, Wawancara (Malang,05 Juni 2017) 78

F, Wawancara (Malang 30 Mei 2017)

Page 104: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

86

Dari paparan diatas terlihat ada berbagai macam perbedaan dalam

mengatur keuangan mereka. Antara suami dan istri membagi sama rata

pekerjaan mereka dalam mengelola keuangan mereka. Walaupun kebanyakan

dari mereka yang menjadi manjer adalah istri. Walaupun nafkah itu adalah

hak istri yang wajib dipenuhi oleh suami, namun manakala suaminya tidak

mampu untuk memenuhinya, maka wajib bagi istri untuk bersabar

bersamanya diatas kesusahan, sebagaimana ia juga merasakan kesenangan

bersamanya. Bahkan kalaulah ia seorang yang memiliki harta, berkecukupan

dan lapang rezekinya, dianjurkan baginya agar memberikan nafkah untuk

suami dan keluarganya. Dalam hal ini mendapatkan dua pahala, pahala

sedekah dan pahala kekerabatan.79

Dalam mengatur keuangan keluarga, 7 dosen perempuan beranggapan

karena suami dan isteri sama- sama berperan dalam membagi tugasnya.

Meskipun merupakan pasangan yang sama- sama bekerja. Tetapi dalam hal

publik maupun domestik sudah ada pembagian yang jelas. Kebanyakan dari

mereka membuat list atau daftar apa saja kebutuhan yang harus dicover oleh

isteri dan apa saja kebutuhan yang harus dicover oleh suami. Karena dalam

mengatur keuangan harus transparan, tidak ada yang perlu ditutup-tutupi

antara suami dan isteri. 4 dosen perempuan berargumen bahwa dalam rumah

tangga laki-laki dan perempuan tidak bisa disetarakan, karena bagaimanapun

tetap laki-laki itu diatas perempuan. Karena laki- laki adalah imam keluarga.

Pun dengan mengatur keuangan. Meskipun isteri juga bekerja. Tetapi hak dan

79

Amru Abdul Mun’im Salim,Panduan Lengkap Nikah. 205

Page 105: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

87

kekuasaan penuh untuk mnegeluarkan atau membelanjakan uang ada

ditangan suami. Lain halnya dengan 2 dosen perempuan yang berpendapat

bahwa dalam mengatur keuangan isteri berperan sebagai manajer dan

mengatur segala kebutuhan rumah tangga. Sudah tanggung jawab isteri untuk

mamanej kebutuhan domestik, kaena suami sudah mempercayakan

sepenuhnya kepada isteri maka istrilah yang mengatur “harta” dalam rumah

tangga. Karena uang suami adalah uang isteri, sedangkan uang isteri adalah

uang sendiri.

Untuk pembagian peran publik dan domestik tentu perlu adanya

komunikasi yang matang, agar tidak terjadi pertengkaran didalam rumah

tangganya. Selain itu sebagai seorang isteri juga harus tahu batasan-batasan

dan apa yang telah menjadi kodratnya sebagaimana yang telah dianjurkan di

agama islam.

Untuk suami dan istri yang sama sama bekerja maka perlu diperhatikan

bagan berikut ini :

Page 106: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

88

Apabila suami istri bekerja maka pekerjaan domestik secara umum

dikerjakan bersama, apabila masih dikerjakan oleh salah satu pihak maka

terjadi double boarden dan ini merupakan salah satu bentuk ketidakadilan

gender.

3. Perencanaan Pendidikan Anak

Pendidikan merupakan kunci kesuksesan bagi anak dimasa yang akan

datang, apalagi dizaman modern dan canggih seperti saat ini, sungguh sangat

diperlukan bagi anak untuk memperoleh pendidikan yang layak, baik itu

pendidikan formal maupun non formal. Sebagai orang tua tentu sangat dirasa

perlu untuk merencanakan pendidikan anak mulai dari sedini mungkin.

Apalagi bagi para dosen perempuan di Universitas Maulana Malik Ibrahim

Malang yang notabene adalah isteri- isteri yang berpendidikan. Dari hasil

Kitab Suci

QS An- Nissa : 34

Istri "Melayani" Suami fil madhoji'i

Tugas Domestik Umum Dikerjakan Semua

Anggota Keluarga " Suami-Isteri -anak

Suami Memberikan Nafkah Lahir

dan Batin

Page 107: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

89

penelitian kepada mereka ditemukanlah beberapa pernyataan pola mendidik

anak dan pendidikan bagi anak sebagai berikut :

Dosen Fakultas Humaniora yaitu LF mengungkapkan sebagai berikut :

Pendidikan sangat penting apalagi di era globalisasi seperti saat ini.

Se;aim itu ada perbedaan cara mendidik anak laki dan perempuan. Kalau

laki-laki harus diajarkan sifat-sifat yang memang seharusnya dimiliki

anak laki-laki dan kalau perempuan juga diajarkan hal-hal yang biasanya

anak perempuan lakukan.80

Selanjutnya RSR selaku dosen fakultas sains dan teknologi beranggapan

sebagai berikut :

Karena saya dan suami sama- sama pekerja, tentu untuk pendidikan kita

lebih memilih yang sudah terjamin dari segala bidang, baik kualitas

pendidikan, tenaga kerja bahkan keamanannya. Orang tua harus

menyadari apa potensi yang dimiliki anak kemudian memfasilitasi agar

bakat itu bisa berkembang.81

MU beranggapan bahwa pendidikan anak tersebut harus ada pertimbangan

yang perlu diperhatikan sebagaimana anggapannya sebagai berikut :

Memilih Pendidikan untuk anak bukan hanya persoalan jauh dekat,

ternama atau tidak, tetapi bagaimana sekolah itu mampu melihat sesuai

dengan karakter anak, potensi anak, membuat anak secara psikologis

merasa tenang dan nyaman dalam menerima proses pembelajaran. Dan

berlatih mengembangkan kecerdasan sosial.82

Sebagai dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan SA beranggapan

bahwa :

80

LF, Wawancara (Malang, 27 Februari 2017) 81

RSR, Wawancara (Malang, 22 Februari 2017) 82

MU, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 108: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

90

Kalau saya, pendidikan sangatlah penting, karena ke tiga anak saya sudah

berpendidikan sampai ke jenjang S2, tentu mereka sudah merasakan

betapa pentingnya pendidikan. Perancanaan pendidikan yang saya

terapkan dari SD sampai dengan jenjang perguruan tinggi yaitu

menyesuaikan dengan kemampuan, bakat, dan minat tiap anak itu

berbeda. Sehingga itu semua bisa tersalurkan dengan baik83

.

Sedangkan menurut Suparmi dan ESR pendidikan tidak bisa ditentukan

oleh suami atau istri melainkan melibatkan pendapat dan keputusan anak itu

sendiri. Seperti pernyataan berikut:

Menurut saya sangat penting ya, apalagi kemajuan dunia sangat pesat,

kalau tidak diimbangi dengan pengetahuan dan skill maka akan kalah

dengan negara lainnya. karena orang tua hanya mengarahkan tidak harus

istri atau suami yang menentukan anak itu sekolah dimana.84

Tidak ada perbedaan dalam mendidik anak laki-laki maupun perempuan,

semuanya sama mendapat prioritas. Mendapat fasilitas yang sama juga.

Standart sekolah juga sama. Untuk memilih sekolah tidak langsung

ditentukan, karena masih SD. Dikasih pilihan juga sebenarnya. Kita hanya

mengajak sekolah mana saja yang dituju. Tetap dia yang menentukan.85

Berbeda dengan NZL dan FEP yang berpendapat sebagai berikut :

Sangat penting sekali, apalagi sekarang sudah zamannya MEA dan akan

lebih berkembang pesat lagi kedepannya. Karena baru 5 tahun untuk

sementara orang tua yang menentukan.86

Meskipun saya belum mempunyai anak tapi saya sudah pernah dan telah

lulus di institut ibu profsional jadi setidaknya saya tau banyak lah tentang

mendidik anak laki-laki dan perempuan dan itu treatmenynya berbeda87

83

SA, Wawancara (Malang, 01 Juni 2017) 84

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017) 85

ES, Wawancara (Malang, 29 Mei 2017) 86

NZL, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 87

FEP, Wawancara (Malang, 18 Mei 2017)

Page 109: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

91

Beberapa dosen ini beranggapan untuk tidak membedakan perlakuan

terhadap anak, serta mendukung dan memfasilitasi kebutuhan anak. Seperti

pendapatnya berikut :

Pendidikan sangat penting. saya dan suami sebisa mungkin menggalih

potensi dari anak, tidak memaksakan kehendak. Biarkan anak

mengeksplor apa saja tetapi tetap harus dipantau.88

Jelas sangat penting pendidikan bagi anak. Untuk pengasuhan anak,

saya tidak membedakan perlakuan terhadap anak perempuan maupun

anak laki- laki. Memang kebutuhannya tidak bisa bisa disamakan. Sebagai

orang tua saya dan suami memfasilitasi apa saja yang menjadi kebutuhan

anak saya. 89

Untuk mendidik anak tidak ada pembedaan dalam perlakuan, semuanya

sama saja. Mungkin dibedakan perhatiannya saja karena usia anak saya

yang berbeda.90

Mendidik anak tidak boleh ada diskriminasi antara anak yang satu dengan

anak lainnya, semuanya harus sama rata. Tentu dilihat dari masing-

masing keperluan anak. Yang terpenting harus dibekali pendidikan agama

yang kuat sejak dini.91

Untuk pengasuhan anak, karena saya dan suami terpisah jarak, maka

keterlibatan semua anggota keluarga wajib didengar. Baik dari suami, ibu

mertua, dan keluarga lainnya. Selama keterlibatan mereka membuat anak

saya tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik maka, tidak ada salahnya

melibatkan anggota keluarga lainnya. Untuk keputusan penting tetap saya

dan suami yang menentukan dengan didiskusikan terlebih dahulu.92

88

F, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 89

MC, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 90

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017) 91

EH, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 92

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 110: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

92

Anak perempuan dan laki- laki memang berbeda, tapi tidak boleh dibeda-

bedakan. Anak menurut ajaran islam harus diperlukan sama tanpa dibedakan

jenis kelaminnya. Ketidakadilan gender yang merendahkan potensi dan

kemampuan anak perempuan sangat merugikan mereka. Agama mengingatkan

agar senantiasa berbuat adil, terutama dalam pemberian kasih sayang,

perhatian, fasilitas, pendidikan kepada anak-anak tanpa membedakan jenis

kelamin. Memperlakukan anak laki-laki dan anak perempuan yang sama dalam

memperoleh akses terhadap pendidikan formal, sumberdaya keluarga dan

pembinaan lainnya.

Lain halnya bagi UKO, yang merencanakan pendidikan anak sebagai

berikut :

Untuk Pendidikan ditentukan Oleh Suami saya. Setelah lulus SD maka

diwajibkan untuk tinggal di pesantren sampai dengan SMA. Untuk

pesantren mana yang akan dipilih ke tiga anak saya diserahkan

keputusannya kepada mereka, dimana saja kita dukung asalkan dia mau

untuk mengenyam pendidikan di pesantren.93

Sedangkan menurut RNI yang memiliki 2 orang anak berkebutuhan

khusus dan satu orang anak yang normal menganggap pendidikan sangat

penting untuk masa depan anak sebagaimana diutarakan berikut :

Saya melihat kemampuan dari anak anak saya yang memang berbeda

kebutuhan. Kita ajak dia keliling untuk memilih sekolah dan menjelaskan

konsekuensinya, jadi tetap anak itu sendiri yang menentukan mau dimana

dia bersekolah nantinya. Untuk dua anak saya yang berkebutuhan khusus

itu tadi saya sekolahkan di univer kid yang islami dan mengajarkan

dengan kasih sayang, istilahnya guru disana itu ngopeni. Jadi dari TK

93

UKO, Wawancara (Malang, 05 Mei 2017)

Page 111: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

93

sampai SMK sekolah disana. Anak saya yang kedua itu saya sekolahkan

di sekolah umum dekat rumah saya dilihat dari bakat dan minat anak

tersebut.94

Dosen perempuan yang lain beranggapan bahwa pendidikan sangatlah

penting dan dalam mendidik anak, mereka tidak membedakan antara anak

laiki- laki dan perempuan. Semuanya diperlakukan sama.

Dari Paparan data diatas 14 dari 15 orang dosen perempuan beranggapan

untuk tidak baik memaksakan kehendak orang tua kepada anak, melainkan

harus dilihat bakat dan minat dari anak itu sendiri. Pertimbangan khusus

sangatlah perlu dalam menentukan pendidikan anak, tetapi dalam hal ini

haruslah ada persetujuan dari semua anggota keluarga. Baik dari suami, isteri

dan anak itu sendiri. Maka dirasa perlu untuk mendiskusikannya bersama.

Sedangkan satu diantara mereka beranggapan bahwa suamilah yang berhak

menentukan. Dimana anak itu sekolah baik formal maupun non formal. Karena

pendidikan anak dan sekolah anak suamilah yang menentukan. Dalam

penelitian ini tidak ada yang berpendapat bahwa perencanaan pendidikan

adalah keputusan isteri. Maksudnya pendidikan tidak ada yang ditentukan

semata- mata oleh isteri saja. Melainkan atas diskusi bersama suami dan anak,

atau berdasarkan keputusan suami.

Peran istri dan suami haruslah bersinergi dalam merencanakan pendidikan

tersebut. Kebutuhan dan cara mendidik anak laki-laki dan perempuan juga

harus disesuaikan dengan porsinya masing-masing.

94

RNI , Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 112: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

94

Peran orang tua dalam hal pendidikan sangatlah berpengaruh, karena

pendidikan awal yang anak terima adalah pendidikan moral dalam keluarga itu

sendiri. Maka sebagai orang tua wajib memberikan pengarahan mana yang

baik mana yang buruk, memfasilitasi kebutuhan anak, mengerti keadaan dan

kemampuan anak, dan mendukung apapun yang dilakukan anak selagi itu

positif.

Pola pendidikan yang adil adalah model pendidikan dan pengasuhan anak

yang mengedepankan prinsip – prinsip tidak membedakan antara anak yang

satu dan lainnya secara proporsional, sesuai dengan kondisi dan tingkat

kebutuhannya masing-masing. Anak perempuan dan laki-laki diberikan

kesempatan untuk tumbuh sesuai dengan bakat dan potensinya masing-masing

secara adil.

Dari beberapa pandangan tersebut, dapat dikelompokkan ke dalam 3

kategorisasi, sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 4 : 2

Kategorisasi Temuan Penelitian

Perencanaan Kesehatan Manajemen Keuangan Pendidikan Anak

Responsif

Gender

Semua informan

setuju apabila

menjaga kesehatan

keluarga sangatlah

penting. Pola hidup

sehat, dan

mengsuransikan

kesehatan mereka

menjadi upaya

preventif dalam

Dalam mengatur

keuangan keluarga,

dikatakan responsive

karena suami dan

isteri sama- sama

berperan dalam

membagi tugasnya.

Meskipun mereka

merupakan pasangan

yang sama- sama

Merencanakan

pendidikan anak

sangatlah penting.

Dalam

merencanakan

pendidikan tersebut

rata- rata dosen

perempuan

beranggapan untuk

tidak baik

Page 113: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

95

menghindari segala

bentuk penyakit.

Dikatakan responsif

gender karena dalam

perencanaan

kesehatan

reproduksi maupun

kesehatan fisik dan

psikis mereka

merencanakan

dengan melibatkan

keputusan dari

suami. Tidak hanya

dengan keputusan

para isteri ataupun

keputusan suami

saja. Mereka yang

berpendapat seperti

itu diantaranya

adalah:

- SP

- NZL

- F

- MU

- MC

- FEP

bekerja. Tetapi dalam

hal publik maupun

domestik sudah ada

pembagian yang jelas.

Kebanyakan dari

mereka membuat list

atau daftar apa saja

kebutuhan yang harus

dicover oleh isteri dan

apa saja kebutuhan

yang harus dicover

oleh suami. Karena

dalam mengatur

keuangan harus

transparan, tidak ada

yang perlu ditutup-

tutupi antara suami

dan isteri. Mereka

yang berpendapat

demikian diantaranya:

- NZL

- ESR

- MC

- MU

- RNI

- LF

- EHS

memaksakan

kehendak orang tua

kepada anak,

melainkan harus

dilihat bakat dan

minat dari anak itu

sendiri.

Pertimbangan

khusus sangatlah

perlu dalam

menentukan

pendidikan anak,

tetapi dalam hal ini

haruslah ada

persetujuan dari

semua anggota

keluarga. Baik dari

suami, isteri dan

anak-anak. Maka

dirasa perlu untuk

mendiskusikannya

bersama. Mereka

yang berpendapat

demikian

diantaranya:

- SP

- RSR

- SA

- NZL

- ESR

- MC

- MU

- RNI

- LF

- EH

- ZR

- UM

- FEP

Keputusan

Suami

Dalam hal ini

suamilah yang

mengambil

keputusan untuk

tidak mengikuti

program Kb dengan

berbagai macam

Dalam rumah tangga

mereka beranggapan

bahwa laki-laki dan

perempuan tidak bisa

disetarakan, karena

bagaimanapun tetap

laki-laki itu diatas

Dari segi pendidikan

beliau beranggapan

bahwa suamilah

yang berhak

menentukan.

Dimana anak itu

seolah baik formal

Page 114: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

96

alasan. Diantaranya

karena alasan

kesehatan, atau

karena masih dirasa

perlu untuk tidak

membatasi jumlah

anak. Berikut adalah

pendapat dari :

- RSR

- LF

perempuan. Karena

laki- laki dalah imam

keluarga. Pun dengan

mengatur keuangan.

Meskipun isteri juga

bekerja. Tetapi hak

dan kekuasaan penuh

untuk mnegekuarkan

atau membelanjakan

uang ada ditangan

suami. Mereka yang

berpendapat seperti itu

ialah :

- SP

- ZR

- FE

- RSR

maupun non formal.

Karena pendidikan

anak dan sekolah

anak suamilah yang

menentukan. Beliau

yang beranggapan

seperti itu adalah :

- UKO

Keputusan

Isteri

Dalam

merencanakan

kehamilan, tentu

isteri sangat

berperan dan berhak

untuk menolak

kehamilan atau

bahkan menambah

jumlah anak,

mereka tidak

mengguakan Kb

dengan berbagai

alasan diantaranya

karena faktor

kesehatan, masih

dirasa mampu untuk

menembah anak,

dan memplanning

dengan mengatur

jarak kehamilan

karena sangat

berpengaruh

terhadap kesehatan,

kasih sayang kepada

suami, kasih saying

kepada anak, dan

Dalam mengatur

keuangan isteri

berperan sebagai

manajer dan mengatur

segala kebutuhan

rumah tangga. Sudah

tanggung jawab isteri

untuk mamanej

kebutuhan domestik,

kaena suami sudah

mempercayakan

sepenuhnya kepada

isteri maka istrilah

yang mengatur “harta”

dalam rumah tangga.

Karena uang suami

adalah uang isteri,

sedangkan uang isteri

adalah uang sendiri.

Pendapat ini

diutarakan oleh para

dosen perempuan

diantaranya sebagai

berikut:

Dalam penelitian ini

tidak ada yang

berpendapat bahwa

perencanaan

pendidikan adalah

otoriter isteri.

Maksudnya

pendidikan tidak ada

yang ditentukan

semata- mata oleh

isteri saja.

Melainkan atas

diskusi bersama

suami dan anak, atau

berdasarkan otoriter

suami.

Page 115: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

97

kesempatan untuk

mengapresiasikan

diri sendiri.

Pendapat berikut

adalah menurut :

- RN

- EH

- UM,

- ZR

- SA

- ESR

- UKO

- F

- UM

- UKO

- SA

C. Problem Yang Dihadapi dan Solusi Yang Diambil Oleh Dosen

Perempuan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dalam Perencanaan Keluarga Responsif Gender

Masalah keluarga yang muncul menjadi tanggung jawab bersama dalam

mencari solusi tanpa mengabaikan keberadaan satu sama lainnya. Masalah rumah

tangga merupakan masalah bersama yang harus dibicarakan dengan baik di antara

suami istri. Penyelesaian masalah akan mudah dilakukan jika relasi suami istri

dikondisikan setara, bebas dari dominasi dan diskriminasi atas dasar perbedaan

gender.

Dalam perencanaan Kesehatan keluarga, Perencanaan manajemen keuangan

keluarga, dan Perencanaan pendidikan anak tentu memiliki hambatan didalamnya

atau problem selain hambatan tentu ada solusi yang diberikan dalam masalah

tersebut seperti diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Problem dan Solusi dalam Perencanaan Kesehatan

Dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta kesehatan reproduksi

diperlukan perhatian yang lebih terhadap kebugaran tubuh. Agar terhindar

Page 116: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

98

dari penyakit maupun hal- hal yang tidak diinginkan. Tidak jarang pula

masalah atau problem muncul dalam mengupayakan perencanaan kesehatan

dan dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu, seperti beberapa pendapat para

dosen perempuan berikut :

Dosen fakultas humaniora yaitu, RNI yang memiliki masalah dalam

perencanaan kesehatan dan solusinya sebagai berikut:

Problem awalnya pada saat anak saya lahir 2001 yang wacana autisme

dimalang tidak ada, saya mendatangi belasan dokter untuk menegakkan

diagnosa. Setelah 4 tahun baru saya menemukan dokter yang pas dan

mendiagnosa autis anak saya. Jadi diagnosa anak saya itu terlambat

Kendalanya hanya di informasi dan ketersediaan ahli. Untuk dikota

malang keterjangkauan psikiater anak belum ada jadi saya harus bolak-

balik ke surabaya. Kalau kesehatan saya dan suami tidak ada masalah.

Solusinya Saya mengkuti forum komunikasi anak berkebutuhan khusus.

Banyak yang lebih kurang beruntung dari saya dan keluarga. Hidup

hanya sementara jadi harus banyak banyak bersyukur. Laporan

pertangung jawaban saya di akhirat insyaallah dimudahkan.95

Selanjutnya yaitu LF, ZR, dan UM memiliki masalah dengan kesehatan

anak dan solusinya sebagai berikut :

Biasanya kalau anak saya sakit, dan yang lainnya juga ikut sakit maka itu

menjadi masalah tersendiri bagi saya dan suami. Solusinya biasanya saya

berbagi tugas dengan suami saya untuk menjaga anak yang sedang sakit

dan mengurus masalah rumah.96

Anak saya ada riwayat penyakit kejang yang bisa menyerang otak jadi

sangat penting untuk mengasuransikan kesehatannya.97

95

RNI, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 96

LF, Wawancara (Malang, 27 Februari 2017) 97

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017)

Page 117: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

99

Karena saya dan suami menjalani hubungan jarak jauh, maka apabila ada

anggota keluarga yang sakit maka sulit berbagi secara langsung.98

Sedangkan FEP sebagai dosen di fakultas ilmu kesehatan dan kedokteran

sekaligus terhitung masih baru menjalankan status sebagai ibu rumah tangga

yaitu dengan 3 tahun masa berjalan kehidupan rumah tangganya. Beliau

memiliki masalah dengan kesehatan reproduksinya seperti yang diyatakan

sebagai berikut:

Karena saya habis pendarahan dan kandungan saya juga di kiret, jadi

masih mau berencana untuk program hamil lagi dengan mengikuti Kb.

Masalah selanjutnya dalam perencanaan kesehatan adalah faktor cuaca

yang tidak menentu dan pekerjaan yang overload seperti yang ditarakan

bebrapa 8 dosen perempuan sebagai berikut :

RSR sebagai dosen fakultas sain dan teknologi memiliki masalah sebagai

berikut :

Masalahnya saya dan suami sama sama berprofesi sebagai dosen ada

tugas tri dharma , ada penelitian, laporan juga yang banyak menyita

waktu. Akhirnya pekerjaan over sampai dibawah kerumah jadi ya dirumah

itu saya sulit membagi tugas sebagai istri dan kewajiban sebagai dosen.

Dan solusi yang diberikan beliau adalah sebagai berikut:

Solusinya setiap hari sabtu minggu itu waktunya menghabiskan waktu

bersama anak dan suami, entah mau kemana atau hanya olahraga

dirumah saja.99

98

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 99

RSR, Wawancara (Malang, 22 Februari 2017)

Page 118: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

100

Biasanya teralalu capek bekerja dan mebuat kita jatuh sakit. Solusinya

Memperhatikan kebersihan rumah, makanan, dan juga menyediakan P3K

dirumah. Selain itu olahraga teratur.100

MU sebagai dosen fakultas psikologi memiliki padangan yang berbeda

dalam menanggapi problem dan solusi yang ia berikan terhadap masalah di

rumah tangganya. Seperti pernyataan sebagai berikut:

Masalah yang terjadi mungkin kalau musimnya kemarau kita juga lagi

overload pekerjaan sehingga hal- hal tersebut kan gak bisa dihindari.

Sterotip selama ini pokoknya istri harus full servis melayani suami, tetapi

saat seperti ini harus bergantian dibutuhkan pengertian. Bagaimana kalau

istri tetap sehat kalau suami tidak mendukung, begitu juga sebaliknya.

Kalau istri porsi pekerjaan terlalu banyak wilayah domestik dirumah juga

istri yang mengerjakan, maka bisa dipastikan kesehatannya berapa kali fit

dalam satu bulan, artinya saling pengertian itu dibangun saling membantu

dibangun bersama untuk mewujudkan kesehatan. Kesahatan bukan hanya

fisik ya tapi juga psikis, misalnya ketika suami memeperhatikan istri atau

sebaliknya, sudah makan..? sudah berangkat..? ini bekal dsb itu adalah

kesehatan psikologis yang luar biasa untuk support psikologis penting

dijaga masing masing pasangan. Suami jangan hanya berharap

diperhatikan istri, sebaliknya juga demikian jangan dikira perempuan itu

nggak seneng meski sekedar di telpon, diperhatikan. Itu adalah komitmen

dari mewujudkan kesehatan.101

Sedangkan perubahan cuaca, terlalu capek dan virus dilingkungan sekitar

menjadi problem bagi kelima dosen perempuan, seperti yang diungkapkan

sebagai berikut :

Kadang virus ya, karena biasanya kita sudah menjaga kesehatan tapi

terkena penyakit juga akibat virus itu tadi. Solusinya kalau badan sudah

terasa kurang fit, biasanya saya mengkonsumsi vitamin atau suplemen

lainnya selain itu makan makanan sehat karena saya jarang sekali beli

100

NZL, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 101

MU, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 119: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

101

jajan diluar dan sudah kebiasaan membawa bekal dari rumah dan banyak

banyak minum air putih.102

Perubahan cuaca, dan faktor terlalu capek saja karena banyak kegiatan.

Solusinya istirahat yang cukup dan menjaga asupan gizi yang masuk.103

Mungkin kendala ada pada cuaca yang tidak menentu dan mengakibatkan

melemahnya kondisi tubuh.Solusinya membiasakan hidup sehat, olahraga,

dan memperhatikan makanan yang hendak kita makan. 104

Tidak ada kendala yang berarti, mungkin saat pergantian musim dari

kemarau ke musim hujan dan keadaan tubuh lagi capek dan akhirnya

jatuh sakit. Solusinya olahraga teratur, meskipun hanya seminggu sekali,

dan makan makanan yang sehat.105

Faktor cuaca aja kadang menganggu kesehatan saya dan suami yang

tergolong tidak mudah lagi jadi ketahanan tubuh juga ikut berkurang.

Solusinya menjaga makan, apalagi suami saya ada riwayat penyakit gula,

jadi harus benar benar mengontrol makanan. 106

Sedangkan tidak ada kendala berarti dalam perencanaan kesehatan

diungkapkan oleh kedua dosen perempuan sebagai berikut:

Tidak ada kendala yang berarti ya karena saya dan keluarga sudah

menjaga kesehatan dengan baik dan saya sekeluarga juga sudah ada

asuransi kesehatan.107

Tidak terlalu ada perencanaan kesehatan karena saya juga masih usaha

untuk memiliki anak, jadi saya tidak ikut merencanakan keluarga

berencana (KB)108

102

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017) 103

ESR, Wawancara (Malang 29 Mei 2017) 104

F, Wawancara (Malang 30 Mei 2017) 105

EH, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 106

SA, Wawancara (Malang, 01 Juni 2017) 107

MC, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 108

UKO, Wawancara (Malang 05 Juni 2017)

Page 120: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

102

Dari paparan data diatas dapat diketahui bahwa setiap rumah tangga

mempunyai problem dan solusi berbeda dalam perencanaan kesehatan. Untuk

lebih jelasnya maka dapat disimpulkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4 : 3

Faktor Problem Kesehatan Keluarga

Faktor cuaca dan

pekerjaan over

Penyakit Anggota

Keluarga

Tidak ada problem

serius

Problem Kebanyakan masalah

kesehatan

dikarenakan faktor

cuaca, atau

pergantian musim,

sehingga membuat

keadaan tubuh jadi

tidak fit dan

gampang terserang

penyakit. Selain itu

faktor terlalu banyak

pekerjaan juga

menjadi faktor

berkurangnya

imunitas tubuh dan

akhirnya jatuh sakit.

Masalah ini menjadi

faktor pengahambat

perencanaan

kesehatan. Mereka

yang berpendapat

demikian

diantaranya adalah:

- RSR

- NZL

- MU

- F

- EHS

- SA

- SP

- ES

Penyakit dari

anggota keluarga

baik dari anak,

suami atau istri itu

sendiri menjadi

faktor

penghambatnya

perencanaan

kesehatan dalam

keluarga. Hal ini

diungkapkan oleh :

- LF

- FE

- ZR

- RN

2 dosen perempuan

mengangap tidak

adanya problem

yang serius

dikarenakan sudah

menjaga kesehatan

dengan baik, dan

menjalankan pola

hidup sehat. Hal ini

diungkapkan oleh :

- MC

- UK

Page 121: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

103

Solusi Solusi yang mereka

berikan hampir rata

rata menjawab

olahraga teratur,

menjaga pola makan,

istirahat yang cukup

dan perbanyak

minum air putih.

Solusi mereka yaitu

mengupayakan

untuk berobat dan

melakukan

pengobatan yang

sesuai dengan

penyakit tersebut.

Selain itu pembagian

tugas dengan suami

sangatlah diperlukan

untuk membagi

peran apabila salah

satu anak sedang

sakit. Selain itu

menjaga makanan,

mengkonsumsi obat

herbal dan

membiasakan hidup

sehat menjadi solusi

mereka dalam

menjaga kesehatan.

Adanya asuransi

kesehatan yang

dimiliki semua

anggota keluarga

menjadi solusi

apabila terjadi

sesuatu yang tidak

diinginkan. Tetap

bersuykur dan

menjaga kesehatan

juga merupakan hal

penting dalam

mengupayakan

kesehatan keluarga.

2. Problem dan Solusi Perencanaan Keuangan Keluarga

Masalah keuangan tidak jarang membuat pasangan suami istri

bertengkar, bahkan tidak sedikit pula pasangan suami isteri yang memilih

untuk bercerai karena faktor tersebut. Bagi setiap orang atau pasangan suami

istri perencanaan keuangan adalah tantangan yang paling menggairahkan

namun berat. Ia selalu berhadapan dengan keterbatasan sumber, dengan

kemaha tidak terbatasan keinginan. Sehingga intinya adalah jujur pada diri

sendiri yaitu siapakah dan seberapakah kemampuan finansial, bagaimana

mengaturnya (organising), dan mengembangkan serta melaksanakan

Page 122: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

104

perencanaan keuangan yang fleksibel dan dinamis. Pengendalian diri adalah

kuncinya.

Dalam mengatur perencanaan keuangan tentu menjumpai beberapa

masalah karena faktor yang beragam dan berbeda disetiap rumah tangga.

Berikut adalah beberapa problem dan solusi dalam perencanaan keuangan

keluarga :

LF sebagai dosen fakultas humaniora yang memiliki masalah dengan

perencanaan keuangan keluarga. Seperti pernyataan berikut:

Kalau problem kadang pengeluaran suka over budget karena hal-hal

mendesak seperti keperluan sekolah anak ataupun keperluan pribadi

saya dan suami. Solusinya mengambil uang dari tabungan bersama tentu

dengan dikomunikasikan terlebih dahulu.109

ZR yang juga berprofesi sebagai dosen di di fakultas ilmu kesehatan dan

kedokteran juga tentu memiliki masalah dan solusi dalam perencannan

keluarga. Seperti tanggapannya sebagai berikut :

Mengatur keuangan itu sendiri yang kadang besar pasak daripada tiang.

Artinya jumlah pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang. Biasanya

untuk kebutuhan anak ya, mana yang lebih mendesak dan mana yang

masih bisa ditunda. Untungnya saya dan suami sudah mengasuransikan

pendidikan anak dan masih ada tabungan juga untuk kebutuhan anak. 110

Mengatur keinginan yang berlebih masih menjadi faktor masalah dalam

menagtur perencanaan keuangan keluarga seperti yang diungkapkan beberapa

dosen perempuan sebagai berikut:

109

LF, Wawancara (Malang, 27 Februari 2017) 110

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017)

Page 123: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

105

Masalahnya yang menentukan biaya sehari-hari kan suami, jadi ya

kadang kita sebagai perempuan ada hal yang ingin dibeli diluar

kebutuhan primer dan itu juga mendesak. Solusinya biasanya

didiskusikan dengan suami. Ya kalau sekiranya sangat mendesak ya

pakai uang daritabungan saya.111

Kalau ada additional need yang tidak terkontrol dan sulit dikendalikan.

Kadang kadang saya juga tidak bisa menabung. Solusinya diambil dari

tabungan saya ataupun suami.112

Mengelola keinginan saya, suami dan anak-anak yang berbeda

keinginan. Kalau tidak terlalu perlu, saya tidak membelinya.

Mengajarkan kepada anak apa yang ada di meja itu yang dimakan.

Belajar untuk qonaah lebih dalam lagi113

Faktor selanjutnya yang peneliti temukan dari hasil wawancara ialah

kebutuhan mnedesak yang tidak bisa dihindari lagi. Seperti yang dipaparkan

oleh beberapa dosen perempuan sebagai berikut :

Masalahnya terkadang pas lagi ada keperluan yang mendesak aja dari

masing masing kita, sedangkan dana pribadi maksud saya uang tidak

cukup. Solusinya biasanya diambil dari tabungan bersama itu tadi

dengan didiskusikan terlebih dahulu.114

Mungkin kalau problem hanya saat ada orang atau keluarga yang mau

pinjam uang atau keperluan diluar dugaan lainnya. Karena saya sudah

memiliki tabungan yang jelas arah muaranya dan pasti ada target untuk

apa tabungan itu. Saya masih bisa mengcover kebutuhan yang diluar

dugaan seperti itu. Intinya tidak ada uang lebih tanpa tujuan. 115

111

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017) 112

EHS. Wawancara (Malang 30 Mei 2017) 113

UK, Wawancara (Malang, 05 Juni 2017) 114

RSR, Wawancara (Malang, 22 Februari 2017) 115

ESR, Wawancara (Malang, 29 Mei 2017)

Page 124: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

106

Problemnya kalau ada keperluan yang mendadak. Jadi ya harus

diambilkan dari tabungan. 116

Kalau saya lupa mencatat pengeluaran dan tidak termanej dan ada

pengeluaran yang diluar dugaan seperti hutang piutang. Dan ada

kondangan yang sewaktu waktu. Jadi sebisa mungkin rutin merekap tiap

bulan jumlah pengeluarannya.117

Kalau ada keperluan yang mendesak dan tidak bisa ditunda, kadang

dana yang sudah kita alokasikan untuk keadaan tertentu harus

dialokasikan untuk yang lebih mendesak terlebih dahulu. 118

UM adalah dosen fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan yang menjalani

hubungan jarak jauh dengan suaminya, karena suami beliau bekerja di

Singapura maka masalah yang timbul salah satunya adalah jarak. Seperti yang

diutarakan berikut ini :

Masalah yang timbul mungkin karena salah persepsi antara komunikasi

perempuan dan laki-laki yang berbeda misalnya suami saya tanya

uangnya masih ada atau tidak, kesehatan anak-anak bagaimana, dan

lain sebagainya, bagi saya itu evaluating tetapi maksud suami saya

hanya ingin memastikan kebutuhan saya dan anak terpenuhi. Yaa salah

komunikasi sedikit seperti itu karena hubungan jarak jauh itu sendiri.

Solusinya lebih saling memahami maksud suami dan tidak banyak

mengeluh.119

Selisih paham antara suami isteri juga menjadi masalah dalam

perencanaan keuangan. Seperti yang diungkapkan oleh NZL sebagai berikut:

Problemya mungkin selesih paham kecil dengan suami terkait

penegelolaan keuangan. Solusinya mendiskusikan dan

mengkominikasikan hal tersebut. Karena background kita sama yaitu

116

F, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 117

FE, Wawancara (Malang, 18 Mei 2017) 118

SA, Wawancara (Malang, 01 Juni 2017) 119

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 125: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

107

dibidang manajeman jadi tidak susah dalam menyelesaikan masalah

tersebut.120

Faktor perbedaan budaya dengan keluarga suami juga mennjadi salah

satu penyebab masalah perencanaan keuangan keluarga. Seperti yang

diungkapkan RNI sebagai berikut :

Budaya keluarga yang berbeda. Misalnya kredit dikeluarga suami saya

itu dianggap sebagai investasi. Tapi kalau keluarga saya kredit itu tidak

usahlah, harus gemmih, kalau pingin apa- apa yang belum perlu itu

ditahan dulu. Nah menyesuaikan hal yang seperti itu yang sulit.

Solusinya kadang saya dan suami masih melibatkan anggota keluarga

untuk berkonsultasi. Untuk kredit dibolehkan asal tidak boleh

bersamaan. Jadi, kalau mobil belum lunas ya jangan ngambil rumah. Itu

yang saya pegang betul.121

Selanjutnya adalah dari dosen fakultas syariah dan fakultas psikologi

dimana tidak ada masalah yang begitu berati dalam perencanaan keluarga

mereka. Seperti yang diungkapkan oleh MC dan MU sebagai berikut :

Untuk problem selama ini tidak ada masalah yang berarti karena

alhamdulillah gaji sudah mencukupi selain itu pengeluaran juga tidak

terlalu banyak122

.

Alhamdulillah, tidak banyak kesulitan, problem kalau keuangan lagi

nipis gitu aja. Solusinya Kita bergerak di bidang produktif, ya

menambah, menjalankan apa yang kita punya dengan kegiatan produktif

agar tetap survive tetap bertahan dan makin bertambah.123

120

NZL, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 121

RNI, Wawancara (Malang 30 Mei 2017) 122

MC, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 123

Muallifah, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 126: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

108

Dari paparan diatas terdapat 5 faktor yang menjadi masalah dalam

perencanaan keluarga. Untuk lebih jelasnya peneliti merumuskan beberapa

faktor yang menjadi masalah dalam perencanaan keuangan keluarga dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 4 : 4

Faktor Problem Perencanaan Keuangan Keluarga

Keinginan

Berlebih /

Over Budget

Kebutuhan

Mendesak

Salah Faham

dengan

Suami

Budaya Tidak ada

masalah

berarti

Problem Keingina yang

berlebih, dan

sulit

mengontrol

keuangan dan

akhirnya

menjadi over

budget adalah

faktor yang

nebjadi 5

dosen

perempuan

diantaranya

ialah :

- LF

- ZR

- SP

- EHS

- UKO

Kebutuhan

mendesak

atau

addtional

need juga

menjadi

faktor

sulitnya

mengatur

keuangan.

Karena

kebutuhan

yang

mendesak

dan

mendadak

tidak bisa

diprediksika

n

sebelumnya

. Bebrapa

dosen yang

mengalami

masalah ini

diantaranya

adalah:

- RSR

- ES

Perselisihan

dengan

suami dan

salah faham

menjadi

masalah

tersendiri

bagi kedua

dosen

perempuan.

Diantaranya

adalah :

- UM

- NZL

Faktor

budaya

persepsi

budaya

antara suami

dan isteri

menjadi

faktor

masalah

dalam

keuangan

keluarga.

Seperti

problem

yang

dihadapi

oleh RNI

Kedua

dosen

perempua

n berikut

tidak

memiliki

problem

yang

berarti

dalam

perencana

an

keuangan

keluarga

mereka.

Diataranya

yaitu :

MC

- MU

Page 127: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

109

- F

- SA

- FE

Solusi Solusi yang

diberikan juga

sangat

beragam.

Seperti

mengelola

keinginan,

mendiskusika

n dengan

suami,

mengambil

dari tabungan

bersama.

Belajar lebih

qonaah dan

bersyukur.

Solusi yang

diberikan

adalah

dengan

mengambil

tabungan

yang ada,

dan

mengesamp

ingkan

kebutuhan

yang tidak

terlalu

mendesak.

Solusi yang

diberikan

adalah

perbanyak

diskusi

dengan

suami dan

membicarak

annya

dengan baik.

Selain itu

belajar

untuk

memahami

dan tidak

banyak

mengeluh.

Solusi yang

diberikan

ialah dengan

melibatkan

anggota

keluarga

dalam

penyelesaian

masalah.

Meleburkan

perbedaan

budaya

diantara

kedua

keluarga dan

belajar

mengahargai

satu sama

lainnya.

Mengatur

pemgeluar

an dengan

baik, dan

melakukan

kegiatan

yang

produktif.

Sehingga

bisa tetap

survive,

bahkan

menambah

3. Problem dan Solusi dalam Perencanaan Pendidikan Anak

Pola pendidikan yang adil adalah model pendidikan dan pengasuhan anak

yang mengedepankan prinsip – prinsip tidak membedakan antara anak yang

satu dan lainnya secara proporsional, sesuai dengan kondisi dan tingkat

kebutuhannya masing-masing. Anak perempuan dan laki-laki diberikan

kesempatan untuk tumbuh sesuai dengan bakat dan potensinya masing-masing

secara adil. Mendidik anak berdasarkan asas keadilan gender berarti

memberikan kesempatan yang sama pada anak dalam memperoleh akses,

Page 128: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

110

manfaat, partisipasi, kontrol terhadap semua sumberdaya keluarga untuk

mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Masalah yang timbul dalam perencanaan pendidikan anak sangatlah

beragam seperti yang diungkapkan oleh dosen perempuan sebagai berikut :

SP sebagai dosen Bahasa Inggris di Pusat Kajian Bahasa memiliki

problem dalam mendidik anak seperti pernyataanya berikut ini :

Masalahnya pada controling anak ya, karena anak saya sudah usia

remaja jadi susah susah gampang dalam memantau pendidikan dan

pergaulannya disekolah.

Sebagai solusinya memberikan pengarahan sebagaimana pernyataan

beliau berikut :

Memberi pengertian bahwa pendidikan akan sangat berguna bagi anak

dimasa akan datang, memberi pengertian bahwa pendidikan akan

membawa anak menjadi manusia yang lebih bermanfaat baik untuk

dirinya maupun untuk orang lain disekitarnya.124

Sama halnya dengan SP, F yang merupakan dosen fakultas sains dan

teknolgi yang memiliki masalah yang sama seperti pernyataanya sebagai

berikut:

Masalah terletak pada faktor teknologi dan lingkungan yang sangat

berpengaruh di zaman sekarang. Jadi harus tetap di kontrol, meskipun

sangat sulit mengendalikannya dizaman sekarang. 125

Untuk solusi yang diberikan F adalah sebagai berikut :

124

SP, Wawancara (Malang, 24 Februari 2017) 125

F, Wawancara (Malang,30 Mei 2017)

Page 129: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

111

Sebagai orang tua kita juga harus melek teknologi, agar bisa tetap

memantau apa saja yang anak kita akses, bagaimana dampaknya dan

bisa mengendalikan anak dari ketergantungan gadget itu sendiri.126

Faktor terlalu sibuk bekerja dan kurangnya quality time bersama

keluarga menjadi salah satu problem dalam perencanaan pendidikan anak.

Seperti yang diungkapakan oleh beberapa dosen perempuan diantaranya

sebagai berikut :

Saya kira jadwal, kalau suami dan saya sibuk dengan pekerjaan tentu

tidak bisa menemaninya belajar atau mengerjakan tugas sekolahnya.

Karena itu anak saya ikutkan bimbingan belajar, disamping itu saya

review kembali pelajaran apa saja yang sudah dipelajari hari ini.127

Biasanya kegiatan disekolah yang mendadak dan berbenturan dengan

jam kerja saya. Saya berbagi peran dengan suami saya bicarakan

dengan suami. Terkadang kalau masalah sekolah ibunya yang

mengurusi, kalau bapak lebih dalam soal kebijakan.128

Mungkin karena saya bekerja dan anak masih usia 5 tahun jadi saya

tidak bisa 24 jam bersama dan memantaunya setiap saat. Jadi Sepulang

bekerja saya memberikan waktu untuk mengurus anak dan melihat

perkembangan yang saya lewatkan selama saya bekerja.129

Kita bertemu anak paling siang sampe sore atau sore sampe malam

karna kedua orang tuanya sama-sama bekerja. Solusinya meningkatkan

quality time sama anak. Misalnya ketemu anak pada sore hari

bagaimana agar komunikasi sama anak nyambung, mengikiti kemauan

anak selagi positif. Meningkatkan kualitas attachment atau kelekatan

pada anak.130

126

F, Wawancara (Malang,30 Mei 2017) 127

RSR, Wawancara (Malang, 22 Februari 2017) 128

LF, Wawancara (Malang, 27 Februari 2017) 129

NZ, Wawancara (Malang, 01 Maret 2017) 130

MU, Wawancara (Malang, 26 Mei 2017)

Page 130: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

112

Dalam pengasuhan anak beberapa dosen perempuan ini memiliki

masalah dalam mengakomodir keperluan dan kebutuhan anak. Seperti yang

diutarakan sebagai berikut :

Anak laki-laki lebih keras dia lebih ngotot kalau pingin sesuatu harus

dipenuhi, kalau perempuan masih bisa diarahkan. Solusinya biasanya

kita kasih pengertian kepada anak- anak dengan menjelaskan apa yang

baik dan apa yang lebih mereka butuhkan.131

Masalah mungkin ada pada keperluan dan kebutuhan anak,mana yang

lebih mendesak dan mana yang masih bisa ditunda. Alhamdulillah saya

mempunyai asuransi pendidikan untuk anak saya dan tabungan

pendidikan anak. 132

Masalah ada pada mengakomodir keinginan anak yang berbeda, karena

keperluan anak laki- laki dan perempuan itu berbeda. Saya tidak

membedakan perlakuan terhadap anak. Karena saya dididik secara

militer oleh bapak saya, jadi saya juga menerapkan didikan itu terhadap

anak anak saya. Anak perempuan dan laki- laki harus bisa mandiri.133

RNI memiliki masalah dalam perencanaan pendidikan anak yaitu

perbedaan persepsi dengan suami. Seperti pernyataan berikut :

Kalau dikeluarga saya itu pemerataan hak dan kewajiban diusahakan

rata. Tapi kalau dikeluarga suami anak laki- laki diistimewakan. Masih

menjunjung tinggi budaya laden. Anak laki-laki lebih keras dia lebih

ngotot kalau pingin sesuatu harus dipenuhi, kalau perempuan masih bisa

diarahkan. Jadi ini yang harus kita leburkan.134

Untuk solusinya RNI mengarahkan anak – anak sesuai dengan

kebutuhanya. Sperti yang diungkapakan sebagai berikut :

131

ESR, Wawancara (Malang. 29 Mei 2017) 132

ZR, Wawancara (Malang, 31 Mei 2017) 133

SA, Wawancara (Malang, 01 Juni 2017) 134

RNI, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 131: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

113

Biasanya kita kasih pengertian kepada anak- anak dengan menjelaskan

apa yang baik dan apa yang lebih mereka butuhkan.135

F sebagai ibu sambung dari anak suami di pernikahan keduanya memiliki

masalah dalam mendidik anak sebagai berikut :

Saya masih berproses, karena masih baru dan bertemu sudah tumbuh

besar, prosesnya sangat pelan, kemudian beda anak beda cara

pendekatan. Mendidik itu harus disampaikan. Suami saya sudah

mendidik ini pekerjaan laki- laki, ini pekerjaan perempuan. Jadi sudah

ada pembagian tugas yang dibiasakan oleh bapakya. Sedangkan saya

ada yang kurang pas, maksud saya pekerjaan itu dibagi sesuai prioritas

kepentinganya. Saya berharap pekerjaan laki-laki bisa juga dilakukan

oleh anak perempuan. Begitu juga sebalikya.136

Dosen perempuan selanjutnya yaitu H memiliki problem dan solusi

terhadap masalah mendidik anak seperti pernyataan berikut :

Basic saya dan suami berbeda. Saya orang pesantren suami bukan. Jadi

proses penanaman spiritual lebih banyak saya yang berperan.Kan

alangkah baiknya kalau suami istri beriringan. Suami saya lebih ke

aspek non spiritual. Tetapi suami saya mendukung nilai nilai yang saya

tanamkan kepada anak-anak dengan mengiyakan apa yang saya ajarkan

ke anak-anak, tetapi di beberapa item dia tidak terlibat secara aktif

untuk ikut serta dalam bidang spiritual tersebut. Mungkin karena

backgroundnya yang bukan dari pesantren jadi pembiasaan dalam

bidang spiritual berpengaruh juga dalam mendidik anak-anak. Solusinya

karna kita sudah menikah tentu harus bersinergi dalam mendidik anak.

Suami juga punya keinginan dan semangat besar untuk memperdalam

tingkat spiritualnya. 137

UM, merupakan ibu dari kedua orang anak yang sekarang tinggal

bersama ibu mertua. Karena suami yang bekerja di luar negeri maka beliau

memiliki masalah dalam mendidik anak sebagai berikut:

135

RNI, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 136

F, Wawancara (Malang, 05 Juni 2017) 137

H, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 132: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

114

Pengasuhan anak, saya tidak bisa independent apa maunya saya, karena

saya tinggal dengan ibu mertua yang tradisional dan keras maka juga

ada campur tangan neneknya dan bibinya. Selama itu baik tentu saya

mendukung apa yang mereka ajarkan kepada anak saya. Toh itu semua

demi kebaikan anak saya138

Bagi MC, mendidik anak tentu terdapat berbagai macam masalah. Tetapi

bagaimnana cara kita untuk memberikan yang terbaik baik anak dan selalu

mensyukuri atas karunia dari Allah yang diberikan dengan keberadaan anak

tersebut. Maka dari itu tidak ada masalah yang berarti dalam mendidik anak

sesuai dengan apa yang diutarakannya sebagai berikut :

Tidak ada masalah yang berarti, karena saya tidak pernah membedakan

pendidikan untuk anak saya,karena anak itu titipan ya, jadi harus kita

syukuri. Sebagai orang tua kita arahkan, dan memfasilitasi sesuai

dengan kebutuhannya139

.

Dari paparan data diatas maka peneliti merumuskan beberapa faktor yang

menjadi problem dalam perencanaan pendidikan anak sebagaimana yang

tertera di tabel sebagai berikut:

Tabel 4 : 5

Faktor Problem Perencanaan Pendidikan Anak

Controlling Terlalu Sibuk

Bekerja

Perbedaan

Persepsi

Mengakomodir

Kebutuhan

Anak

Problem Perkembangan

tekonologi yang

sangat pesat

membuat para

Terlalu sibuk

bekerja dan

jarang

meluangkan

Perbedaan

persepsi cara

mendidik anak

dengan suami

Kebutuhan

anak laki-laki

dan perempuan

tentu berbeda.

138

UM, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017) 139

MC, Wawancara (Malang, 30 Mei 2017)

Page 133: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

115

orang tua

khawatir terhadap

tumbuh kembang

sang anak.

Dengan

kemudahan

mengakses segala

sesuatunya

membuat para

orang tua sulit

untuk mengawasi

dan

mengendalikanny

a. Hal ini menjadi

masalah dalam

mendidik anak.

Seperti yang

dialami oleh :

- SP

- F

waktu untuk

pertumbuhan

buah hatinya

menjadi masalah

yang dialami

oleh beberapa

dosen

perempuan

diantaranya :

- RS

- LF

- NZL

- MU

ataupun dengan

anggota keluarga

lainnya menjadi

masalah dalam

mendidik anak.

Hal ini dirasakan

oleh beberapa

dosen perempuan

diantaranya :

- H

- F

- RN

- UM

Begitu juga

dengan sifat

anak laki- laki

yang berbeda

dengan anak

perempuan.

Faktor ini

menjadi

masalah bagi

beberapa

dosen

perempuan

diantaranya :

- ES

- ZR

- SA

Solusi Sebagai orang tua

para dosen

perempuan

tersebut

memberikan

solusi untuk

memberikan

pengarahan yang

baik kepada anak,

mana yang boleh

dan tidak boleh

diakses dalam

mengikuti

perkembangan

teknologi. Selain

itu sebagai orang

tua juga harus

melek teknologi

agar bisa

memantau

perekembangan

IPTEK tersebut.

Sebisa mungkin

meluangkan

waktu, entah

sepulang kerja

ataupun

menghabiskan

waktu di akhir

pekan untuk

menikmati

quality time

bersama semua

anggota

keluarga.

Solusi yang

diberikan adalah

dengan

meleburkan

perbedaan yang

ada. Memperbaiki

komunikasi dan

saling menghargai

satu sama lain.

Solusi yang

diberikan

adalah dengan

memfasilitasi

kebutuhan

anak sesuai

dengan

keperluannya.

Selain itu

adanya

asuransi

pendidikan dan

tabungan

untuk masa

depan anak.

Page 134: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

116

Dari paparan data diatas tentu bisa kita lihat ada berbagai macam

persoalan atau problem dalam perencanaan keluarga. Masalah yang timbul tentu

berdasarkan kondisi masing- masing keluarga mereka.

Pola relasi keluarga yang berbasis pada kesetaraan dan keadilan gender

diilustrasikan oleh Harien Puspitawati, dengan istilah kemitraan gender (gender

partnership) dalam keluarga. Menurut Herien, kemitraan gender dalam institusi

keluarga terwujud dalam berbagai bentuk, antara lain: pertama, kerjasama secara

setara dan berkeadilan antara suami dan istri serta anak-anak baik laki-laki

maupun perempuan dalam melakukan semua fungsi keluarga melalui pembagian

pekerjaan dan peran baik peran publik, domestik maupun sosial kemasyarakatan;

kedua, kemitraan dalam pembagian peran suami dan istri untuk mengerjakan

aktivitas kehidupan keluarga menunjukkan adanya transparansi penggunaan

sumberdaya (”tiada dusta diantara suami dan istri” atau ”tidak ada agenda rahasia

atau tidak ada udang dibalik batu”), terbentuknya rasa saling ketergantungan

berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati, akuntabilitas (terukur dan

jelas) dalam penggunaan sumberdaya, dan terselenggaranya kehidupan keluarga

yang stabil, harmonis teratur yang menggambarkan adanya ‟good governance’ di

tingkat keluarga; ketiga, kemitraan dalam pembagian peran suami istri berkaitan

kerjasama dalam menjalankan fungsi keluarga dengan komponen perilaku mulai

dari kontribusi ide, perhatian, bantuan moril dan material, nasehat berdasarkan

pengetahuan yang didapat, sampai dengan bantuan tenaga dan waktu dan;

keempat, kemitraan gender disini merujuk pada konsep gender yaitu menyangkut

perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, kebutuhan, dan status sosial antara

Page 135: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

117

lakilaki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi dari budaya masyarakat;

Peran sosial dari gender adalah bukan kodrati, tetapi berdasarkan kesepakatan

masyarakat; Peran sosial dapat dipertukarkan dan dapat berubah tergantung

kondisi budaya setempat dan waktu atau era. 140

Beranjak dari pemikiran Herien tersebut, bisa dimaknai bahwa konstruksi

pola relasi keluarga berbasis keadilan dan kesetaraan gender (KKG) hanya bisa

terwujud jika ada kerjasama yang setara dan adil antara suami dan isteri,

pembagian peran yang setara dan adil antara suami isteri, yang semuanya merujuk

pada kemitraan dalam pembagian peran suami istri berkaitan kerjasama dalam

menjalankan fungsi keluarga dengan komponen perilaku mulai dari kontribusi ide,

perhatian, bantuan moril dan material, nasehat berdasarkan pengetahuan yang

didapat, sampai dengan bantuan tenaga dan waktu.

Pola relasi gender yang harmonis harus diilakukan dengan merencanakan

dan melaksanakan manajemen sumberdaya keluarga, sehingga anggota keluarga

mempunyai pembagian peran dalam berbagai aktivitas (domestik, publik, dan

kemasyarakatan) dalam rangka menjembatani permasalahan dan harapan di masa

depan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga (sosial, ekonomi, psikologi,

spiritual).

140

Puspitawati, Herien. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia. 5-7

Page 136: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

118

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam perencanaan keluarga yang terbagi menjadi tiga yaitu perencanaan

kesehatan keluarga, perencanaan manajeman keuangan keluarga, dan

perencanaan pendidikan anak, para dosen perempuan Universitas Maulana

Malik Ibrahim Malang memiliki pandangan yang berbeda. Ada yang

merencanakannya dengan memperhatikan aspek gender atau responsif

gender, ada yang tergantung pada keputusan suami, ada pula yang

tergantung pada keputusan isteri. Memperhatikan aspek gender berarti

merumuskan atau merencanakan dengan melibatkan seluruh anggota

keluarga. Baik itu dari suami, isteri, bahkan anak-anak. Sedangkan

Page 137: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

119

keputusan suami atau keputusan isteri berarti pemegang kendali atau

pemegang kekuasaan ada ditangan salah satu pihak. Baik isteri ataupun

suami.

2. Problem yang dihadapi dan solusi yang diambil oleh Dosen Perempuan

Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang dalam perencanaan

keluarga baik perencanaan kesehatan, perencanaan manajemen keuangan,

dan perencanaan pendidikan anak sangat beragam. Setiap rumah tangga

tentu memiliki masalah yang harus dihadapi dan solusi sesuai dengan

keadaan rumah tangganya. Dalam perencanaan mereka memiliki masalah

dalam perubahan cuaca dan pekerjaan yang overload sehingga kondisi

tubuh melemah dan jatu sakit yang tidak bisa dihindari dan faktor lainya

dalah faktor penyakit anggota keluarga. Dalam perencanaan manajemen

keuangan keluarga masalah yang timbul diantaranya karena kebutuhan

yang mendesak atau adanya addtional need, sulitnya mengelola keinginan

berlebih dari setiap anggota keluarga selain itu, faktor adanya budaya yang

berbeda dalam keluarga sehingga menimbulkan kesalapahaman dalam

mengatur keuangan keluarga. Sedangkan dalam perencanaan pendidikan

anak peneliti menemukan beberapa faktor yang menjadi problem atau

masalah bagi rumah tangganya. Diantaranya yaitu terlalu sibuk bekerja

atau jam yang tidak bisa disesuaikan dengan acara bersama keluarga

sehingga kurangnya quality time dengan anak dan suami. Sulitnya

mengendalikan perkembangan teknologi yang ada sekarang,

mengakomodir keinginan anak laki- laki dan perempuan yang berbeda.

Page 138: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

120

Faktor selanjutnya yaitu salah persepsi atau beda sudut pandang dengan

suami ataupun dengan anggota keluarga lainnya dalam cara mengatur atau

merencanakan pendidikan anak. Setiap masalah dalam rumah tangga tentu

ada solusi dan jalan keluarnya. Oleh karena itu solusi yang mereka berikan

sangatlah beragam yang tentunya sesuai dengan kondisi atau keadaan

dalam rumah tangga mereka masing-masing.

B. Saran

1. Pasutri atau Calon Pasutri

Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat bagi para pasangan

atau calon pasangan suami isteri agar dapat menyadari betapa

pentingnya perencanaan dalam sebuah keluarga. Guna menjaga

keutuhan rumah tangga dan menjaga keharmonisan rumah tangga

yang berkesetaraan gender.

2. Peneliti Selanjutnya

Hendaknya lebih meningkatkan penelitian yang membahas tentang

perencanaan keluarga responsif gender sehingga dapat memperkaya

khazanah ilmu pengetahuan bidang akademik.

3. Masyarakat Umum

Hendaknya lebih mengetahui pentingnya kesetaraan gender dalam unit

terkecil yaitu keluarga. Sehingga dapat memberikan rasa saling

menghargai antar masyarakat.

Page 139: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

121

DAFTAR PUSTAKA

Al- Quran AL- Karim (Jakarta: Syaamilquran)

Abidin, Slamet dan Aminuddin. Fiqih Munakahat I. Bandung: Pustaka Setia,

1999.

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2008)

Anshor, Maria Ulfah dan Abdullah Ghalib, Parenting With Love, (Bandung:

Mizania Pustaka, 2010)

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan

Kualitatif (Surabaya: Airlangga Press, 2001)

Departemen Agama RI, Mushaf Maryam ; Al-Quran dan Terjemahannya ( Jakarta

: Alfatih, 2011)

Departemen Agama RI. Ilmu Fiqh. Jakarta: Dirjen Bimbaga Islam, 1985

Hadi, Sutrisno. Metodology Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

1983.

Hamidah, Tutik Fiqh Perempuan Berwawasan Keadilan Gender . (Malang :

UIN-MALIKI Press, 2011).

Herien, Puspitawati. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita di Indonesia

(Bogor : PT IPB Press, 2012 )

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). (Jakarta: GP. Press, 2009)

Istiadah, Kemandirian Dalam Keterpaksaan Tinjauan Makna Fenomenologis

Keluarga Berencana bagi Perempuan Muslim Temas. (Malang : UIN-

MALIKI Press, 2012 )

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kartono, Kartini, Pengantar Medologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju,

1990)

Moleong, Lexi J. Metodelogi Penelitian. Cet. 20. Bandung: Remaja Rosdakaya,

2005.

Page 140: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

122

Maryanti, Dwi dan Majestika Septikasari, Kesehatan Reproduksi Teori dan

Praktikum, (Yogjakarta : Nuha Medika. 2009)

Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah, Menuju Kesetaraan Gender , (Malang :

Kutub Minar. 2006)

Mufidah CH, Psikologi Keluarga Islam Berwawasan Gender, ( Malang: UIN

MALIKI PRESS. 2014)

Mufidah CH. Isu-isu Gender Kontemporer.(Malang: UIN MALIKI PRESS. 2010)

Nurhayati, Siti Rohmah, Pendidikan Adil Gender Dalam Keluarga,

http//staffnew.uny.ac.id/upload/+pendidikan+adil+gender.pdf,diakses

tanggal 24 Agustus 2017.

Nofianti, Leny Manajemen Ekonomi Keluarga Jurnal Marwah Volume 9 Nomor

2 Tahun 2010

Prastowo Andi, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)

Raco,J. R, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakter, dan Keunggulannya

(Jakarta: PT Grasindo, 2010)

Rofiah,Siti Membangun Pola Relasi Keluarga Berbasis Kesetaraan Dan Keadilan

Gender, Jurnal MUWAZAH Volume 7 Nomor 2 Tahun 2015

Ramulyo, Moh. Idris. Hukum Perkawinan Islam: Suatu Analisis dari Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2002.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, cet. III (Bandung: Alfabeta, 2007)

Thalib, Muhammad, Gerakan Kesetaraan Gender Menghancurkan Peradaban(

Jogjakarta: KAFILAH MEDIA. 2005 )

Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran, (Jakarta:

PARAMADINA 2001)

Wibawa, Heru Kustriyadi, Perencanaan Keuangan Keluarga, (Jakarta: Salemba

Empat, 2003)

Dari Internet :

www.uin-malang.ac.id

www.etheses.uinmalang.ac.id

Page 141: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

123

Dari Skripsi :

Intan, Anggun. Pengaruh Diskusi Komunitas Kelas Ayah dan Kelas Ibu Dalam

Meningkatkan Perilaku Kesetaraan Gender Pasangan Suami Isteri ( Studi

Tentang Tingkat Sosial Ekonomi, Tingkat Partisipasi ,dan Tingkat

Motivasi Terhadap Tingkat Perilaku Kesetaraan Gender Pada Pasangan

Suami Isteri Anggota Diskusi Komunitas Kelompok Ayah dan Ibu

Program Laki-laki Peduli LSM Rifka Anisa di Kecamatan Sentolo,

Kabupaten Kulon Progo, DIY ), Skripsi Jogjakarta: Universitas

Gadjahmada, 2016

Nuraini, Irma. Keluarga Berencana Berkeadilan Gender Sebagai Upaya

Pembentukan Keluarga Sakinah, Skripsi Jogjakarta : Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta, 2013.

Prasetyowati. Pola Relasi Gender Dalam Keluarga Buruh (Studi Kasus Buruh

Perempuan di Pabrik Sritex). Skripsi Surakarta: Universitas Sebelas

Maret, 2010.

Data Lainnya :

Data Jumlah Dosen, Bidang Kepegawaian Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang.

Page 142: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

124

LAMPIRAN LAMPIRAN

Page 143: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

125

Page 144: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

126

PEDOMAN WAWANCARA

1. Anda sudah menikah berapa lama ?

2. Anda mempunyai anak berapa ?

3. Bagaimana pendapat ibu tentang kesetaraan gender dalam keluarga ?

4. Dalam setiap rumah tangga tentu memiliki rencana kedepannya, dalam hal

kesehatan, seberapa pentingkah kesehatan menurut ibu ?

5. Apakah anda berencana untuk mengasuransikan kesehatan anda dan

keluarga ?

6. Untuk program kehamilan, apakah anda ikut serta dalam program

pemerintah yaitu KB?

7. Jika Iya, Siapa yang menggunakan alat kontrasepsi tersebut ?

8. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apa upaya anda untuk

tetap menjaga kesehatan diri sendiri, suami dan anak-anak ?

9. Apa yang menjadi problem dalam perencanaan kesehatan keluarga ?

10. Bagaimana solusi anda dalam menghadapi problem tersebut ?

11. Dalam hal ekonomi, seberapa besar keterlibatan ibu dalam mengatur

ekonomi keluarga ?

12. Apakah anda dan suami memiliki tabungan bersama untuk masa depan ?

13. Apakah suami anda mempercayakan sepenuhnya dalam membelanjakan

kebutuhan sehari-hari ?

14. Apa ibu pernah dengar tentang gender budgeting ?

15. Kalau iya, apakah dalam mengatur keuangan rumah tangga ibu

memperhatikan aspek tersebut ?

Page 145: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

127

16. Apakah anda terbiasa mencatat dan membukukan jumlah pengeluaran

kebutuhan rumah tangga ?

17. Bagaimana rencana anda kedepannya untuk menjaga atau bahkan

menambah aset yang anda miliki ?

18. Apa yang menjadi problem dalam mengatur manajemen keuangan

keluarga anda ?

19. Bagaimana solusi anda dalam menghadapi problem tersebut ?

20. Menurut Anda seberapa pentingkah pendidikan itu ?

21. Apakah ada perbedaan mendidik anak perempuan dengan anak laki-laki ?

22. Apakah pendidikan anak ditentukan oleh orang tua atau berdasarkan

keinginan anak itu sendiri ?

23. Apakah ada pertimbangan khusus dalam memilih sekolah baik iti formal

maupun non formal ?

24. Bagaimana peran orang tua dalam mengarahkan bakat dan minat anak ?

25. Apa yang menjadi problem dalam mengatur pendidikan anak ?

26. Bagaimana solusi dalam menghadapi masalah tersebut ?

Page 146: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

128

Foto Dokumentasi dengan Narasumber

Gambar 1 :

Gambar 2 :

Page 147: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

129

Gambar 3 :

Gambar 4 :

Page 148: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

130

Gambar 5 :

Gambar 6 :

Page 149: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

131

Gambar 7 :

Gambar 8 :

Page 150: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

132

Gambar 9 :

Gambar 10 :

Page 151: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

133

Gambar 11:

Gambar 12 :

Page 152: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

134

Gambar 13 :

Page 153: PERENCANAAN KELUARGA RESPONSIF GENDER (Studi …etheses.uin-malang.ac.id/9458/1/13210071.pdf · pendekatan Gender digunakan sebagai alat menganalisis hasil wawancara tersebut. Dalam

135

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

RIWAYAT PENDIDIKAN

NO Nama Instansi Alamat Tahun Lulus

1 MI ATTARAQIE Jl. Ade Irma Suryani No. 50

Malang

2001-2007

2 SMP Negeri 23

Malang

Jl. Raya Tlogowaru No. 23

Malang

2007-2010

3 SMA Negeri 6

Malang

Jl. Mayjend Sungkono No. 58

Malang

2010-2013

4 UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang

Jl. Gajayana No. 50 Malang 2013-2017

Nama Hanifa Mufrida

Tempat Tanggal

Lahir

Malang, 02 Mei 1995

Alamat Jl. Jodipan Wetan Gang 1 / 15 Kecamatan

Kedungkandang, Kelurahan Jodipan Kota

Malang

No. Hp 082234244841

Email [email protected]