Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

download Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

of 20

Transcript of Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    1/20

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    2/20

    Ide-Ide Segar Sang Pencerah

    Ide-ide segar dan kreatif seringkali muncul dalam tulisan sejumlah tokoh di Indonesia. Tidak

    jarang, pemikiran mereka lewat tulisan mampu membuka mata banyak orang tentang keadaan

    sekitar.

    Lewat pembacaan keilmuan, sejumlah tokoh yang menjadi kolumnisKORAN SINDOmampu

    melahirkan ide-ide baru dan solusi yang tak jarang pula membuat orang terkaget-kaget.

    Padahal, berbagai tulisan yang mereka tuangkan bukanlah topik yang baru. Tak jarang pula

    tulisan para penulis selama ini semata-mata untuk mengajak orang keluar dari kotak berpikir

    cara lama.

    Maklum, selama ini banyak orang sering terperangkap pada kotak-kotak yang telah dibentuk

    pihak lain atau nilai-nilai yang lebih dulu ada. Akibat itu, masyarakat tidak bisa melihat

    dengan cara di luar skema oposisi biner itu. Pendiri Rumah Perubahan Rhenald Kasali

    misalnya selalu mengajak orang berpikir kreatif, tidak constraint(terbatas). Lewat tulisannya,

    sosok yang digadang- gadang sebagai calon kuat rektor Universitas Indonesia ini terus

    mengajak orang untuk selalu berpikir tentang perubahan positif.

    Rhenald selalu mengajak pembaca berpikir bahwa langit adalah batasnya (the sky is the

    limit). Inti dari semua tulisan saya adalah change(perubahan) yang perlu dilakukan, kata

    Rhenald saat peluncuran buku terbarunya, Self Driving: Menjadi Driver atau Passenger?di

    Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, (2/10).

    Lain lagi dengan Direktur Pascasarjana Universitas Paramadina Dinna Wisnu. Menurut dia,

    sebuah tulisan dapat menjadi alat diplomasi untuk memberikan pengetahuan dan informasi

    baru kepada masyarakat. Tidak mudah menyampaikan persoalan global ke dalam tulisan

    sehingga orang yang membacanya cepat paham. Karena itu, terkadang saya harus menulisnya

    dengan ringan. Itu cara strategi diplomasi saya dengan pembaca, urai perempuan kelahiran

    Jakarta, 4 September 1976 tersebut kepadaKORAN SINDO.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    3/20

    Sedangkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin

    Hidayat menjelaskan bahwa segala sesuatu yang berada di sekitar masyarakat merupakan

    kumpulan teks yang menarik untuk disajikan dalam sebuah tulisan. Apa yang kita jalani,

    kita dengar, dan kita lihat semua merupakan teks yang menarik dibaca dan diambil pesannya

    untuk memperkaya wawasan hidup, kata Komaruddin.Karena itu, tak heran jika setiap hari

    Komaruddin minimal membuat satu tulisan yang inspirasinya berasal dari aktivitasnya sehari-

    hari, baik terkait pendidikan, sosial, politik, maupun agama.

    Sementara Firmanzah, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi yang juga salah satu calon

    rektor UI ini, dikenal sebagai sosok yang konsisten memberikan ulasan akurat terkait sektor

    ekonomi dalam tulisan.

    Pemuda yang biasa disapa Fiz ini sosok dinamis, di usia 38 tahun dia sudah mencatatkan

    sejumlah prestasi tinggi. Mulai tercatat sebagai dekan Fakultas Ekonomi termuda di UI

    hingga mendapatkan gelar guru besar termuda ketika dikukuhkan pada 18 Agustus 2010.

    Saya tidak hanya menulis ulasan tentang keadaan ekonomi sekarang, namun juga tentang

    bagaimana masyarakat melihat perekonomian ke depan, kata Firmanzah.

    Satu lagi sosok piawai yang kerap menyajikan tulisan-tulisan ringan yang mudah dicerna,namun tetap berbobot ialah Sarlito Wirawan Sarwono. Ketika menulis saya memosisikan

    sebagai pembaca. Saya harus membuat pembaca mengerti apa yang saya sampaikan dalam

    tulisan, ujar Sarlito.

    Selanjutnya ada Budi Frensidy, sosok yang mempunyai spesialisasi di bidang keuangan,

    akuntansi, dan matematika. Di tengah kesibukan Budi yang sudah melansir 12 buku (7 cetak

    dan 5 e-book) rutin menulis untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat khususnya di

    bidang keuangan. Tulisan-tulisan saya di antaranya bertujuan agar masyarakat melek

    finansial dan paham tentang masalah keuangan, kata Budi.

    Hal yang nyaris serupa juga diperlihatkan Yuswohady. Menurut pakar marketingini, menulis

    bukan sebatas berbicara tentang bakat, tapi aktivitas produktif ini lebih padapassion. Saya

    menulis sesuai dengan kapasitas saya di bidang marketing.Ide-ide menulis itu datang ketika

    saya bertemu dan berbincang leader, CEO, atau klien bisnis, ucap pria yang sejak 1999

    sudah menulis 50 buku best seller.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    4/20

    Lain lagi dengan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD yang kerap

    menyajikan tulisan-tulisan yang sejatinya berada di ranah hukum, tetapi bisa diramu dengan

    bahasa yang lugas. Mahfud mampu mencurahkan ide-ide segar dalam setiap tulisan dan

    mampu melihat dengan kacamata keilmuan tentang keadaan sekitar.

    Kiprah para kolumnisKORAN SINDOdalam memberikan pencerahan lewat tulisan seperti

    diungkapkan pakar psikologi Hongaria Mihaly Csikszentmihalyi adalah para individu kreatif

    yang memiliki kepribadian untuk terus-menerus bertarung dan selalu mencoba sesuatu

    yang baru. Tak heran jika para kolumnis ini memiliki tingkat energi yang luar biasa dalam

    berkonsentrasi. Mereka mampu menyumbangkan pemikiran untuk memecahkan masalah

    lewat pemikiran yang dituangkan dalam tulisan.

    Menariknya, para kolumnis ini mampu melihat kondisi sekitar dengan menelurkan ide-ide

    segaryang belum pernah tercetus oleh orang lain dan ide itu bukan sekadar mimpi di siang

    bolong. Ide-ide itu tidak muncul begitu saja, tetapi hasil olahan inspirasi dan pengetahuan

    yang diperoleh dari lingkungan. Tak berlebihan jika para kolumnisKORAN SINDOini pantas

    disebut sebagai sang Pencerah. islahuddin/nafi muthohirin/yani a

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    5/20

    Catatan Harian sang Profesor

    Tidak ada hari tanpa mencatat dan menulis. Itulah salah satu gambaran yang tecermin dari

    sosok Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

    (FPUI).

    Dia selalu ditemani buku kecil atau kertas yang menjadi tempat pertama menulis pokok-

    pokok ide dan pikiran. Ditemui di Ruang Guru Besar FPUI, 3 Oktober lalu, pagi itu Sarlitoterlihat sehat di usianya yang 70 tahun. Hari itu Sarlito memulai kegiatan ke luar rumah pada

    pukul 08.30 WIB. Agenda pertamanya hari itu adalah mengajar di FPUI. Setiap hari Sarlito

    mengaku rata-rata mengawali keluar rumah pada pukul 08.00 WIB.

    Pada hari kerja dia akan banyak mengisi hari di luar rumah hingga kira-kira pukul 19.00

    WIB. Saya adalah orang yang mudah untuk tidur. Jika sampai di rumah jam tujuh malam,

    maka jam 19.30 saya bisa terlelap. Jika ada acara talkshowtelevisi yang menarik saya

    mencoba menunggu untuk melihat, urai Sarlito kepadaKORAN SINDO. Lalu pada dini hari,

    Sarlito terbiasa bangun pada pukul 03.00.

    Dia mulai melakukan pekerjaan di depan komputer. Mulai dari membalas e-mailhingga

    menuangkan ide dalam tulisan-tulisan yang akan dipublikasikan di media massa maupun

    tulisan ilmiah. Pada pagi hari di saat dunia masih hening, Sarlito mudah menuangkan tulisan.

    Bahan tulisan yang dibuatnya biasanya dari pengalaman selama satu hari penuh. Dia juga

    sudah sejak lama menulis buku harian.

    Saat ini dengan adanya komputer saya bisa mengetahui pekerjaan yang dilakukan dua tahun

    yang lalu. Jika saya ingin mengetahui agenda yang dilakukan di sebuah tempat pada beberapa

    tahun lalu, cukup dengan mencari kata yang diinginkan, papar Sarlito. Kegiatan menulis

    Sarlito akan berhenti pada pukul 06.00 atau pukul 07.00 WIB saat dia akan sarapan pagi.

    Berbagai berita mulai dari CNNhingga infotainmentakan menemani Sarlito sarapan pagi.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    6/20

    Info terbaru, termasuk di dunia selebritas, menurut Sarlito akan mudah digunakan sebagai

    sarana menyampaikan ide kepada masyarakat, termasuk kepada para mahasiswanya. Karena

    itu tidak aneh jika dia mengaku tidak pernah kehabisan ide untuk menulis.

    Di Indonesia sangat jarang seorang guru besar bisa melahirkan tulisan-tulisan ringan yang

    mudah dicerna sebagaimana karya Sarlito. Di tengah karya ilmiah yang sudah dihasilkan,

    Sarlito sudah akrab dengan tulisan media massa sejak 1972 yang kala itu dia menjadi penulis

    tetap di sebuah harian nasional. Tidak hanya menulis di koran, Sarlito telah melanglang

    melalui tulisan di majalah remaja, keluarga, hiburan hingga lifestyle.

    Tidak mengherankan jika tulisannya mudah dicerna dan menggunakan bahasa sehari-hari

    nyaris tanpa bahasa ilmiah walaupun banyak pelajaran di dalamnya. Sarlito tidak membatasi

    bahasan yang akan dia tulis baik itu yang berhubungan dengan politik, budaya, agama, sains,

    maupun administrasi. Walaupun beragam, tulisan yang dihasilkan selalu berkaitan dengan

    psikologi.

    Ada kritik yang sering disampaikan dalam tulisannya, baik itu kritik sosial maupun

    keagamaan. Kritik umumnya ditujukan pada perilaku. Sebagai contoh, banyak perilaku

    keagamaan masyarakat yang tidak berkaitan bahkan bertentangan dengan ajaran agama yang

    dianutnya. Psikologi tidak hanya berhubungan dengan jiwa dan perasaan, tetapi juga

    perilaku, tambah Sarlito.

    Sarlito tidak hanya piawai dalam menulis, dia pernah lama terlibat dalam acara televisi dan

    radio. Pada dekade 1980-an Sarlito pernah aktif diRadio Pramborsyang kala itu banyak

    membicarakan perilaku seksual remaja. Semua pikiran yang disampaikan melalui media di

    antaranya mempunyai misi untuk memasyarakatkan psikologi. Saat ini psikologi sudah

    banyak dibicarakan masyarakat. Bahkan menurut sebuah penelitian, Indonesia menjadi

    negara kedua yang masyarakatnya paling banyak membicarakan psikologi setelah Brasil.

    Saat ini Sarlito selain mengajar di beberapa kampus juga menjadi penasihat di sejumlah

    instansi penting seperti Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pemahamannya tentang

    masyarakat bisa membantu kepolisian untuk berhubungan dengan masyarakat. Saat ini Polri

    relatif lebih baik dibandingkan zaman-zaman sebelumnya dalam menangani masyarakat,

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    7/20

    khususnya ketika dihadapkan pada situasi yang menuntut mereka berhadapan dengan

    masyarakat.

    Ide Sarlito tidak hanya diproduksi pada hari-hari kerja. Saat akhir pekan dan berkumpul

    dengan keluarga pun banyak ide yang muncul seperti ide dari tingkah laku para cucunya yang

    bisa ditinjau dari sisi psikologis. Pada akhir pekan pun dia akan mencatat lewat catatan

    hariannya. islahuddin

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    8/20

    Mengajari Burung Dara Jadi Rajawali

    Dia sering memberikan materi kuliah kepada mahasiswa dengan cara yang tidak biasa.

    Istilahnya out of the box.Begitulah gaya guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

    Rhenald Kasali. Misalnya dia meminta para mahasiswa yang sama sekali belum pernah ke

    luar negeri untuk pergi ke negara lain. Dia malah menyuruh mahasiswanya pergi ke negara-

    negara di dunia yang tidak bisa bahasa Indonesia.

    Saya minta mereka pergi ke seluruh dunia kecuali Singapura dan Malaysia karena keduanya

    mirip dengan Indonesia, kata Rhenald kepadaKORAN SINDOdalam acara peluncuran buku

    terbarunya Self Driving, Menjadi Driver atau Passenger?di Auditorium FEUI (2/10). Cara

    seperti itu Rhenald lakukan karena dia yakin anak-anak Indonesia memiliki potensi yang

    sangat luar biasa.

    Selama ini, menurut Rhenald, anak-anak Indonesia ibarat rajawali yang telanjur percaya

    bahwa dirinya hanyalah burung dara. Karena itu, mereka harus dilepas dari belenggu,

    berusaha untuk berubah, dan melepaskan diri dari belenggu tersebut. Hal ini juga berlaku

    bagi para orang tua yang harus belajar untuk tidak membelenggu diri sendiri dan anak-anak

    mereka.

    Rhenald misalnya pernah meminta 30 mahasiswanya pada mata kuliah pemasaran

    internasional untuk pergi ke luar negeri sendirian, tidak boleh ditemani siapa pun. Mereka

    juga harus mampu menyiasati dana yang minim hingga mencari solusi untuk bertahan di

    negara orang. Setelah beberapa hari di negeri orang, mereka pun pulang dengan berbagai

    pengalaman yang berharga mulai dari pengalaman tidak mempunyai pulsa untuk

    menghubungi kenalan, sedihnya saat menemukan diri mereka menjadi seorang minoritas,

    atau pengalaman berharga saat naik kapal pesiar gratis.

    Lalu Rhenald meminta mereka berbagi pengalaman melalui tulisan. Tidak semua mahasiswa

    yang pergi terbiasa menulis, tetapi Rhenald tetap meminta mereka membukukan semua kisah

    berharga itu untuk orang lain. Dengan sedikit paksaan, mereka akhirnya mampumenyajikan tulisan dengan baik. Terbukti, para mahasiswa yang diminta Rhenald nyasar

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    9/20

    ke luar negeri mampu mengungkapkan pengalaman mereka dalam buku berjudul 30 Paspor

    di Kelas sang Profesor.

    Gaya Rhenald dalam mengajar mampu membangkitkan kemampuan para mahasiswanya

    untuk menulis. Menurut Rhenald, semua orang perlu ditantang untuk menyelesaikan ujian

    hidup yang sebelumnya tidak pernah mereka rasakan. Prestasi tidak akan pernah tercapai jika

    hanya mengandalkan ceramah di dalam kelas atau nilai-nilai di atas kertas. Sebagai seorang

    guru besar, dia merasa berkewajiban mendekatkan mahasiswa dengan realitas dan tantangan

    dalam dunia nyata.

    Rhenald juga memosisikan dirinya dekat dengan semua mahasiswanya agar bisa lebih efektif

    memberikan materi pembelajaran. Saya memosisikan sebagai teman mereka, kata Rhenald.

    Model pembelajaran yang diberikan Rhenald semata-mata bertujuan untuk memberikan

    semangat perubahan. Semangat ini juga yang menjadi visi utamanya dalam setiap tulisan

    yang dia sampaikan kepada publik, baik melalui media massa maupun buku-buku yang

    diterbitkannya.

    Pola pembelajaran yang diterapkan Rhenald ternyata banyak mendapatkan apresiasi.

    Pemerhati anak Seto Mulyadi misalnya menyebutkan ini merupakan cara mendidik baru yang

    perlu diapresiasi. Mampu mendobrak cara berpikir lama dan memacu kemampuan bertindak

    dari apa yang dipikirkan. Satu langkah kreatif yang patut dikembangkan pada sistem

    pendidikan bagi anak-anak kita di Tanah Air.

    Semangat itu juga terlihat pada tulisan-tulisan Rhenald yang dipublikasikan melaluiKORAN

    SINDOsetiap Kamis. Salah satu perubahan penting yang menurut Rhenald perlu terjadi di

    Indonesia adalah perubahan seseorang daripassanger menjadi driver.Rhenald membagi

    passangerdalam dua kelompok, yaitugood passangerdan bad passanger.Begitu juga

    dengan driver.Rhenald menyebutkan selama ini jumlah driver di Indonesia tidak sampai

    2%.

    Padahal untuk bisa bersaing dengan negara lain perlu setidaknya 20% driveryang memimpin

    perubahan. Karena itu Rhenald mengenalkan konsepself drivingdi mana menurut dia bangsa

    yang hebat adalah a driver nationyang hanya bisa dihasilkan dari pribadi yang disebut driver

    yang selalu haus untuk melakukan perubahan. islahuddin/yani a

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    10/20

    Berbagi Pemikiran lewat Tulisan

    Di tengah kesibukannya dia masih memiliki waktu untuk menulis dan menjelaskan berbagai

    fenomena ekonomi dan keuangan.

    Baginya, pengabdian tidak berhenti pada peran penting yang dia lakoni saat ini, tetapi juga

    bagaimana berbagi ilmu dan informasi dengan masyarakat umum. Begitulah pandangan

    Firmanzah (Fiz), Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi. Wajar jika dia kerap menulis

    perihal sektor ekonomi baik kebijakan pemerintah, pembangunan, infrastruktur maupun

    ulasan atas laporan lembaga nasional dan internasional yang berhubungan dengan ekonomi.

    Sebagai staf ahli presiden, Fiz selalu memberikan analisis dan kajian tentang ekonomi kepada

    pemimpin negara. Dia juga sering diminta pertimbangan oleh presiden. Fiz juga rutin

    memberikan kajian walaupun tidak diminta, misalnya saat Badan Pusat Statistik (BPS)

    mengeluarkan laporan, dia selalu memberikan kajiannya kepada presiden.

    Begitu juga jika lembaga internasional mengeluarkan laporan tentang perkembangan terbaru.

    Saya juga masih tercatat sebagai pengajar di Universitas Indonesia, tetapi saat ini sebagian

    besar waktu banyak diluangkan di Istana. Saya harus siap ketika presiden memerlukan, kata

    Fiz kepadaKORAN SINDOkemarin.

    Untuk memberikan ulasan dalam bentuk tulisan di media massa, khususnya diKORAN

    SINDO,Fiz biasanya meluangkan waktu di akhir pekan. Tulisan yang disampaikan ke media

    tentunya berbeda dengan reviu yang disampaikan kepada presiden. Kepada publik Firmanzah

    banyak memberikan uraian masalah ekonomi. Tulisan-tulisannya yang terus mengalir

    tersebut membuat masyarakat mengetahui lebih dalam tentang masalah ekonomi yang saat ini

    sedang dihadapi, termasuk sejumlah pencapaian yang sudah dilakukan. Bukan hanya reviu

    tentang ekonomi, tetapi juga prediksi perekonomian ke depan.

    Sebagai staf khusus presiden, masa jabatan Fiz akan berakhir pada 20 Oktober bersamaan

    dengan berakhirnya era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Baginya lahan pengabdian

    selalu terbentang luas, tidak hanya di Istana. Saat ini dia sedang mencalonkan diri untuk

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    11/20

    menjadi rektor UI. Saya ingin UI mempunyai frekuensi yang sama dengan MIT atau

    Harvard, kampus kelas dunia, jelasnya.

    Sosok muda lain yang juga tidak pernah berhenti menghasilkan karya adalah Budi Frensidy.

    Berbeda dengan Fiz, Budi mempunyai spesialisasi di bidang keuangan, akuntansi, dan

    matematika. Kesibukan Budi selain dosen di UI, juga mempunyai dua lembaga konsultan

    yang bergerak di bidang keuangan serta aktif di organisasi profesi.

    Di tengah kesibukannya yang padat, Budi rutin menulis baik berupa buku maupun artikel di

    KORAN SINDO.Tulisan- tulisan saya di antaranya bertujuan agar masyarakat melek

    finansial dan paham tentang masalah keuangan, kata Budi kepadaKORAN SINDOkemarin.

    Menurut Budi, bukan hanya orang yang hendak berinvestasi saja yang harus mengerti

    masalah finansial, tetapi juga mereka yang berhubungan dengan instansi keuangan seperti

    perbankan.

    Saat ini banyak bank yang tidak terbuka dengan produk yang mereka tawarkan kepada

    konsumen sehingga nasabah kerap tertipu. Misalnya, saat pengajuan kredit, nasabah kerap

    sekali tidak sadar bahwa mereka telah dikenai bunga yang tinggi. Masyarakat juga perlu

    melek bunga seperti pada produk deposito atau produk perbankan lain.

    Di Indonesia akses pada dana perbankan sangat terbatas sehingga ketika orang mendapatkan

    kredit telanjur gembira tanpa melihat bunga yang dibebankan kepada mereka, urai Budi

    yang pernah menulis artikel berjudul Matematika Keuangan-Jebakan DepositoDual-

    Currency.

    Di bidang asuransi misalnya, masyarakat banyak yang tidak mengerti apakah produk hanya

    menawarkan investasi atau dengan proteksi, padahal keduanya sesuatu yang berbeda.

    Asuransi yang menawarkan investasi dan proteksi secara bersamaan kadang nilai

    investasinya kecil karena banyak dipergunakan untuk proteksi.

    Masalah-masalah mendasar ini perlu diketahui agar masyarakat tidak terjebak. Karena itu

    lewat tulisan yang disampaikan, dia berharap masyarakat bisa lebih memahami berbagai

    informasi tentang dunia keuangan. islahuddin

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    12/20

    Berdiplomasi melalui Rangkaian Kata

    Sejarah mengakui bahwa tulisan memiliki kekuatan tersendiri untuk memengaruhi pandangan

    publik. Tapi, tak semua artikel bermaksud mendoktrin perspektif mereka, cukup

    memberikan informasi dan pengetahuan baru.

    Lebih dari itu, tulisan juga bisa menjadi alat diplomasi antara penulis dan pembaca.

    Diplomasi dalam artikel ini bukan memiliki arti sebagai sebuah seni dan praktik negosiasi

    politik. Tidak muluk-muluk, diplomasi di sini dimaksudkan sekadar memberi informasi dan

    pengetahuan baru yang disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan tidak membosankan.

    Bagi Direktur Pascasarjana Universitas Paramadina Dinna Wisnu, tulisan dapat menjadi alat

    diplomasi guna memberikan pengetahuan dan informasi baru kepada masyarakat. Ini

    bertujuan untuk merasakan kedekatan antara penulis dan pembaca. Karena itu, adakalanya

    seseorang harus menulis tema berat, tapi disajikan dengan gaya tulisan yang ringan, tapi

    terkadang juga bisa sebaliknya.

    Kebiasaan menulis sudah tertanam sejak saya masih kuliah. Saat itu demi mengasah

    keterampilan menulis, saya direkomendasikan orang tua supaya kerja di bidang jurnalis.

    Jangan heran saya juga bisa nulistentang musik,fashion,hingga yang berat seperti tema

    ekonomi, politik, dan hubungan internasional, ungkap lulusan sarjana Hubungan

    Internasional Universitas Indonesia (UI) pada 1998 tersebut kepadaKORAN SINDO.

    Meski aktif di dunia wartawan hanya dua tahun (1996-1998), setelah itu Dinna tetap aktif

    menulis. Saat itu dia ikut merintis berdirinya LSM National Democratic Institute (NDI)

    dengan karier awal sebagai asisten program dan terakhir menjabat sebagai direktur program

    di usia yang masih relatif muda dibanding aktivis NDI lain. Di kerja barunya itu dia dituntut

    untuk aktif melahirkan tulisan dengan gaya analisis-teoritik.

    Karena kompetensi keilmuannya ialah hubungan internasional, berbagai tulisannya juga tak

    lepas dari isu-isu global. Dinna mengaku inspirasi menulisnya datang dari sejumlah hal yangterjadi, baik peristiwa di tingkat lokal maupun internasional. Biasanya peristiwa yang tengah

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    13/20

    jadi tren di dunia internasional, tapi belum cukup dipikirkan di Tanah Air. Itu bisa menjadi

    bahan tulisan awal, yang kemudian dikontekstualkan dengan problem di dalam negeri,

    ungkap lulusan magister dan doktoral Ilmu Politik di Ohio State University, Amerika Serikat

    (AS) pada 2001-2007.

    Selain itu, berbagai tulisannya juga terkadang terinspirasi dengan persoalan yang terjadi di

    tingkat lokal, baru kemudian dikomparasikan dengan peristiwa yang mirip di berbagai

    negara. Tulisan dengan gaya perbandingan seperti itu, dalam kacamata Dinna, lebih mudah

    dipahami masyarakat. Tak hanya itu, substansi tulisan juga lebih kaya data sehingga orang

    mampu berpikir tentang kejadian yang dimaksud di dalam tulisan. Seperti banyak tulisannya

    yang mengulas tentang pemilihan presiden beberapa waktu lalu.

    Dinna kerap mengambil isu politik lokal, lalu dia analisis kejadiannya berdasar peristiwa-

    peristiwa internasional. Melihat perkembangan politik dan demokrasi di dalam negeri,

    pengamat hubungan internasional ini mengatakan, terdapat kemajuan yang signifikan dalam

    partisipasi publik di panggung politik.

    Terlepas dengan kompleksitas yang terjadi, demokrasi Indonesia mendapat apresiasi yang

    besar di pusaran masyarakat internasional. Sementara di tingkat negara-negara Asia

    Tenggara, Indonesia menjadi negara terdepan yang mempraktikkan demokrasi secara baik.

    Semakin tahun partisipasi masyarakat terhadap berbagai isu politik semakin tinggi, terlebih

    dengan kemunculan gerakan lewat media sosial.

    Jika kita mengikuti pandangan masyarakat Indonesia, keberhasilan demokrasi kita hanya

    diukur lewat sejauh mana masyarakat merasakan kesejahteraan. Tapi, jika merujuk

    pandangan global, demokrasi itu sendiri merupakan suatu proses. Ketika seseorang masihbertahan mencari segala macam solusi lewat berbagai cara-cara berdemokrasi, itu prestasi,

    tutur Dinna.

    Ketika pikiran sedang mood,Dinna mengaku bisa menyelesaikan satu tulisan dengan hanya

    satu jam. Tapi jika sedang banyak pekerjaan dan badan lelah, satu tulisan bisa berhari-hari

    baru selesai. Untuk menyiasati waktu produktif itu, Dinna harus meluangkan waktu untuk

    berkonsentrasi, mengumpulkan data terlebih dahulu, dan baru kemudian merangkainya

    menjadi satu tulisan yang menarik.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    14/20

    Selain aktivitas kesehariannya dipenuhi agenda mengajar, mengisi seminar, berdiskusi, dan

    menulis, dia juga aktif berkebun di rumahnya. nafi muthohirin

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    15/20

    Peristiwa adalah Teks Tulisan

    Setiap peristiwa kehidupan dapat menjadi sumber tulisan. Sebab segala kejadian yang muncul

    setiap hari bisa diibaratkan sebagai sebuah teks yang menarik untuk diamati dan diambil

    pesannya lewat kerangka tulisan. Hanya saja tak banyak orang yang mengerti hal ini dan

    menjadikan setiap peristiwa itu sebagai angin lalu yang lewat begitu saja.

    Ya, hanya sedikit orang yang bisa menyimpulkan pesan alam tersebut melalui tulisan

    menarik. Setiap hari begitu banyak peristiwa kehidupan yang bisa ditulis, dimaknai sebagai

    bahan pembelajaran, perenungan, dan pencerahan setiap orang. Setiap hari minimal satu

    tulisan yang saya tulis. Inspirasi tulisan biasanya berasal dari aktivitas saya setiap hari, bisa

    mengenai pendidikan, sosial, politik maupun agama, kata Rektor Universitas Islam Negeri

    (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat kepadaKORAN SINDO,Jumat

    (3/9).

    Bagi alumnus doktoral Middle East Technical University (METU), Ankara, Turki ini,

    menulis adalah sarana untuk menjaga persahabatan intelektual dengan ilmu pengetahuan.

    Dengan menulis, pengetahuan baru bisa didapatkan dan sekaligus memberi pengetahuan baru

    bagi masyarakat secara luas. Lebih dari itu, meski kecil nilainya, hal ini dapat menjadi

    sumbangsih dalam pendidikan masyarakat. Dengan membiasakan menulis, kita terlatih

    untuk bertanggung jawab atas apa yang kita sampaikan kepada publik. Karena sekali

    diekspos, tulisan itu telah menjadi milik publik, ucap Komaruddin.

    Para peneliti, ilmuwan, dan kolumnis biasanya untuk mencari ide atau bahan tulisan harusberkonsentrasi lama di depan laptop.Tapi bagi pria berusia 60 tahun tersebut, tak perlu

    berlama-lama memelototi komputer atau membolak-balik buku tebal. Inspirasi menulisnya

    bisa datang dari mana saja. Ketika di mobil, rapat, mengajar, bahkan saat bermain-main

    dengan cucu, ide menulis itu akan muncul dengan sendirinya. Namun sebagai salah satu

    tokoh bangsa, beberapa tahun ini tulisannya banyak dilatarbelakangi problematika

    kebangsaan. Banyak artikelnya yang tersebar di beberapa media massa yang membahas

    pendidikan, kemiskinan, pengangguran, dan masalah politik yang gaduh.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    16/20

    Selain Komaruddin, sosok lain yang kerap menuangkan ide-idenya melalui tulisan menarik

    adalah Safir Senduk. Karena aktivitasnya sebagai perencana keuangan, berbagai tulisannya

    yang tersebar di banyak media massa pun tidak lepas dari persoalan tersebut. Safir

    mengatakan, ide-ide tulisannya bersumber dari intensitasnya bertemu dengan banyak orang,

    klien, atau keluarga yang berkonsultasi mengenai keuangan mereka.

    Sudah 16 tahun saya bekerja di kantor perencanaan keuangan, yang berarti banyak juga

    memberi saran kepada keluarga yang datang untuk konsultasi mengenai pengelolaan uang

    mereka, kata Safir kepadaKORAN SINDOkemarin. Selain itu, inspirasi tulisannya juga

    banyak yang bersumber dari keterlibatannya di berbagai seminar dan pertemuan.

    Dia kerap menemui orang-orang yang berpenghasilan besar, tapi mereka bingung untuk

    berinvestasi. Ada yang bekerja sebagai dokter, konsultan perusahaan minyak dan gas (migas),

    dan keluarga pengusaha. Mereka mengalami kesulitan untuk mengatur hartanya yang banyak.

    Nah, salah satu inspirasi tulisan-tulisan saya datang dari orang-orang yang hanya berani

    berinvestasi secara konservatif seperti ini. Ada saja ragam persoalannya, jadi tak habis idenya

    untuk menelurkan banyak tulisan yang lain, tutur pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1973,

    tersebut.

    Meski tak punya jam-jam khusus untuk menulis, dia menyebutkan bahwa prinsip dasar setiap

    orang untuk membuat tulisan yang bagus ialah tidak menulis ketika keadaan lelah, sakit, dan

    mengantuk. Saya juga tidak bisa menulis ketika baru bangun tidur. Tapi sesudah satu atau

    dua jam, itu biasanya lebih dapat mood menulis, urai Safir.

    Bagi Safir, menulis akan lebih cepat dapat mengerjakannya jika diiringi dengan musik-musik

    pop yang berlirik gembira. Pasalnya, iringan lagu tersebut dapat memengaruhi kesegaran

    pikiran, menghilangkan rasa jenuh, dan bagi beberapa orang justru mendengarkan musik bisa

    menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.

    Mendengarkan musik saat menulis itu menjadi kebiasaan saya. Selain itu saya sering

    menulis itu ketika sedang di restoran atau kafe, konsentrasinya bisa lebih dapat, papar pria

    yang sudah menulis 10 buku sejak 1999 sampai sekarang ini. nafi muthohirin

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    17/20

    Menyusun Kata Motivasi

    Motivator ulung tidak hanya bisa memotivasi masyarakat saat bertatap muka langsung. Perlu

    keahlian lain yang bisa dipergunakan untuk memotivasi orang meski hanya lewat tulisan.

    Pola inilah yang dilakukan Andrie Wongso untuk memotivasi pembaca. Dia memotivasi

    dengan memunculkan semangat untuk perbaikan di masa mendatang hingga melalui kisah

    dan cerita inspiratif. Klasifikasi tulisan motivasi Andrie misalnya terlihat jelas di situs

    resminya andriewongso.com.Dia menulis cerita motivasi, cerita kesuksesan, catatan Andrie

    Wongso hingga quote of the day.

    Tulisan telah menjadi salah satu senjata andalan Adrie dalam memotivasi masyarakat

    Indonesia. Tujuan dari motivasi adalah perubahan yang terjadi pada masyarakat, baik

    perubahan cara berpikir atau bertindak. Pada sebuah artikel yang berjudul Berpikir Besar,

    Bekerja Setiap Hari, misalnya, Andrie menekankan perlunya berpikiran besar, tetapi tetap

    harus melakukan aksi-aksi kecil setiap hari. Sebab perubahan besar tidak bisa terjadi tanpa

    adanya aksi nyata. Think big, act small everyday.Berpikirlah besar dan bekerja setiap hari.

    Lakukan, selesaikan, dan menangkan hal-hal kecil, demikian motivasi Andrie kepada

    pembaca.

    Andrie tidak pernah lelah untuk memotivasi. Sejumlah media bisa dipergunakan dengan

    maksimal. Media sosial termasuk sarana yang banyak dipergunakan Andrie. Akun Twitter-

    nya penuh dengan kicauan motivasi. Hampir tidak ada hari tanpa kicauan dari Andrie. Di

    sini Andrie selalu berbagi dengan parafollower-nya.

    Dari semua tulisan Andrie dalam berbagai media yang dipergunakan, motivasi adalah visi

    utamanya. Dia tidak pernah lelah menghadirkan harapan dan membangkitkan semangat saat

    pembaca lelah atau berada dalam dilema kehidupan.

    Andrie tidak segan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang disampaikan, baik melalui

    Twitter atau situs yang dikelolanya. Dalam situsnya, ada ratusan pertanyaan dengan berbagai

    masalah yang dijawab Andrie. Solusi yang diberikannya lebih sebagai peningkatan semangat

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    18/20

    agar pembaca bisa menemukan jalan keluar dari persoalan.

    Untuk tulisan diKORAN SINDO, Andrie sering menyertakan The Cup of Wisdom di akhir

    tulisan. Seperti pada tulisan yang dipublikasikan pada 22 September lalu Andrie menulis,

    Banyak orang yang merasa berbuat baik saja tidak cukup.Sebab di dunia ini selalu ada

    hitam, putih, dan abu-abu sehingga kadang niat baik saja tidak cukup untuk meraih

    kesuksesan. Andrie berharap semakin banyak orang Indonesia yang sukses dalam

    kehidupannya. islahuddin

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    19/20

    Menulis Bukan Bakat, tapi Konsistensi

    Tak banyak orang yang mau membaktikan dirinya dengan kebiasaan menulis. Sebab aktivitas

    ini mudah membuat orang bosan, capai, dan pusing karena harus berlama-lama duduk dan

    berkonsentrasi merangkai kata.

    Hanya orang-orang yang punya ketekunan kuat untuk menuangkan ide menjadi sebuah

    tulisan. Hal inilah yang dirasakan pengamat marketingYuswohady. Meski sudah mendalami

    dunia tulis-menulis 15 tahun, dia masih merasa bahwa berbagai tulisannya yang tertuang di

    banyak media massa, buku maupun jurnal ilmiah belum cukup sempurna. Menurut dia,

    artikel yang bagus adalah tulisan yang mampu menggambarkan realitas berdasarkan fakta

    dan dapat dipahami pembaca. Karena itu, selama ini berbagai tulisan Yuswohady yang

    muncul di banyak media selalu berdasarkan atas pembacaannya terhadap perkembangan

    bisnis di Indonesia.

    Terakhir, pria lulusan magister jurusan keuangan di Universitas Indonesia (UI) ini menulis

    buku bertajukMarketing to the Middle Class Muslim.Menurutnya, Indonesia sebagai salah

    satu negara berkembang memiliki tingkat pertumbuhan kelas menengah baru yang cukup

    signifikan. Hampir setiap tahun tingkat pertumbuhan kelas menengah baru di Indonesia

    mencapai 7 juta-9 juta jiwa. Karena penduduk dalam negeri mayoritas adalah muslim,

    berarti sekitar 90% kelas menengah baru tersebut adalah muslim. Nah, ide-ide menulis saya

    bermula dari pembacaan saya terhadap realitas sosial di dunia bisnis, ungkap Yuswohady

    kepadaKORAN SINDO, Kamis (2/10).

    Selain itu, berbagai tulisan Yuswohady juga menyoroti perkembangan kelas menengah yang

    kini aktif bergerak di dunia usaha. Sayangnya, kata dia, berbagai UMKM yang sudah berjalan

    belum banyak dukungan dari pemerintah.

    Kehidupan pria ini banyak diwarnai dengan inspirasi. Setiap hari ide dan inspirasi selalu

    muncul dan tertanam di pikiran, hanya tak semua gagasan itu bisa dituangkan ke dalam

    tulisan. Hidup saya setiap hari mencari inspirasi. Karena menulis sudah menjadi bagian dari

    pekerjaan saya dan inspirasi itu akan hilang jika kita tidak menuangkannya ke dalam tulisan.

  • 8/11/2019 Periskop Koran SINDO "Sang Pencerah"

    20/20

    Saya harus lebih pintar dari klien, jadi untuk lebih pintar saya harus membaca, mengamati,

    dan menulis, kata dia.

    Meski banyak orang yang melihat bahwa kebiasaan menulis itu menjenuhkan, bagi

    Yuswohady justru sebaliknya. Jika dalam satu minggu tidak menulis rasanya ada yang

    kurang. Dia memiliki waktu produktif tersendiri untuk menuangkan inspirasinya ke dalam

    tulisan. Selain pagi, biasanya dia lebih nyaman menulis atau membaca buku ketika berada di

    pesawat. Karena saya sering naik pesawat, jadi di dalam saya manfaatkan untuk membaca

    buku atau menulis, urai pendiri Center for Middle-Class Consumer Studies (CMCS) ini.

    Banyak orang yang memiliki ide besar, tapi itu hanya berhenti di obrolan seminar atau

    diskusi. Akhirnya gagasan tersebut tidak akan berlanjut karena mereka tidak mau

    meluangkan sedikit waktunya untuk mewujudkan ide dan gagasannya tersebut melalui tulisan

    yang bisa dipahami banyak orang.

    Menulis itu bukan terkait bakat, tapi tentang konsistensi. Kadang kita punya banyak ide, tapi

    karena kesibukan sehingga waktu untuk menulis ide-ide yang menggumpal di otak itu tidak

    sempat dituangkan ke dalam tulisan. Makanya keinginan meluangkan waktu untuk menulis

    itu harus sedikit dipaksakan, katanya lagi.

    Menulis sudah menjadipassiontersendiri bagi Yuswohady. Sejak kuliah di Teknik Mesin

    Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dia telah aktif di pers kampus. Hampir setiap

    hari waktunya banyak dihabiskan untuk mencari dan menulis berita tentang problematika

    kampus. Tak sedikit tulisannya juga mewarnai media massa di sekitar Yogyakarta saat itu.

    Selain aktif menulis, ketika mahasiswa dia juga kerap berkumpul dengan para aktivis gerakan

    ekstra kampus di UGM. Karena kesibukannya terhadap dunia aktivis dan menulis itu,

    kelulusan Yuswohady terbilang telat. Meski begitu, dia tetap bersyukur karena nilai-nilai

    aktivisnya sampai saat ini masih melekat.

    Saat ini dia juga mendirikan Komunitas Memberi, sebuah perkumpulan yang berkontribusi

    menyumbangkan inspirasi, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki para profesional dan

    pelaku bisnis kepada para pelaku UKM atau industri kreatif. nafi muthohirin