Perkembangan Arsitektur Kristen

33
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KRISTEN I. GEOGRAFIS, GEOLOGIS dan IKLIM Agama kristen lahir dan berkembang di Wilayah timur, dibawa Santo Petrus dan santo Paulus ke Roma yang kemudian menjadi pusatnya. Wilayah kekaisaran Roma mencangkup seluruh wilayah di sekeliling Laut Mediterania, termasuk Syria, Asia Minor dan Afrika Utara. Pada wilayah itulah berkembang Arsitektur yang mempunyai ciri khas, pada jaman Kristen Awal (313-800). Aspek geologi berpengaruh pada arsitektur Kristen Awal, pada bahan bangunan khususnya bahan galian. Pada umumnya dimana didirikan, di situlah bahan bangunan diambil seperti misalnya

description

perkembangan arsitektur

Transcript of Perkembangan Arsitektur Kristen

Page 1: Perkembangan Arsitektur Kristen

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KRISTEN

I. GEOGRAFIS, GEOLOGIS dan IKLIM

Agama kristen lahir dan berkembang di Wilayah timur, dibawa Santo Petrus dan santo

Paulus ke Roma yang kemudian menjadi pusatnya. Wilayah kekaisaran Roma mencangkup

seluruh wilayah di sekeliling Laut Mediterania, termasuk Syria, Asia Minor dan Afrika Utara.

Pada wilayah itulah berkembang Arsitektur yang mempunyai ciri khas, pada jaman Kristen Awal

(313-800).

Aspek geologi berpengaruh pada arsitektur Kristen Awal, pada bahan bangunan

khususnya bahan galian. Pada umumnya dimana didirikan, di situlah bahan bangunan diambil

seperti misalnya batu dan marmer, demikian pula bahan-bahan lainnya untuk dekorasi

termasuk mozaik dan patung.

Iklim berpengaruh pada sistem penghawaan dan pencahayaan alami. Pada wilayah yang

lebih panas, biasanya lebih banyak membuat jendela.

Page 2: Perkembangan Arsitektur Kristen

II. SEJARAH

Pada abad I Masehi kekuasaan Kerajaan Romawi mulai melemah, masalah terbesar

tertutama pada perekonomian negara dan pemberontakan suku-suku bangsa yang dahulu telah

ditaklukkan oleh bangsa Romawi. Kekaisaran Romawi akhirnya pecah menjadi dua bagian Timur

dan Barat. Romawi Timur di bawah pimpinan Konstantin yang masih bisa mempertahankan

wilayahnya. Di bagian barat bercerai-berai dan menjadi jajahan suku bangsa Jerman.

Pada awal abad VI Italia jatuh ke tangan suku bangsa Ostrogoth dan Galia jatuh ke

tangan suku bangsa Prancis. Suku Wisigoth menguasai Spanyol dan suku Vandal rnenguasai

wilayah Afrika Utara. Bersamaan dengan itu suku Merowing berhasil mempersatukan semua

suku bangsa Jerman di wilayah Prancis dan membuat undang-undang dasar baru untuk wilayah

Barat, sehingga kekuatan dan kekuasaan di wilayah Laut Tengah berpindah ke Utara dan

berakhir pula kebudayaan zaman kuno.

Periode Kristen Awal

0-325 M : Periode pengajaran dan awal mula kristen ditandai dengan penyaliban

Yesus (sekitar tahun 30 Masehi)

313-325 M : Kaisar Konstantin mengeluarkan peraturan yang memungkinkan umat

Kristen mempraktekkan agama secara bebas di Romawi

325 M : Kaisar Konstantin masuk agama Kristen

325-395 M : Kristen adalah agama resmi Kekaisaran Romawi

395 M : Perpecahan Kerajaan Romawi

Masa Kristen Awal terjadi pada abad pertengahan, sedangkan Perkembangan Yunani

dan Romawi terjadi pada zaman klasik.

Nilai-nilai yang terkandung pada zaman klasik diantaranya:

Penghargaan terhadap nilai-nilai fisik, nilai-nilai manusiawi dan bersifat rasional.

Page 3: Perkembangan Arsitektur Kristen

Karya arsitekturnya memiliki skala manusia

Karya seni menggambarkan kehidupan manusia pada waktu itu.

Munculnya nilai-nilai demokrasi.

Menghargai nilai-nilai yang bersifat manusiawi, seperti munculnya karya-karya

arsitektur yang monumental.

Pada zaman Kristen awal mulai terjadi perubahan nilai. Manusia mulai memikirkan hal-

hal yang bersifat ukhrawi atau kehidupan dunia sesudah kematian. Hal ini setidaknya terlihat

pada ciri-ciri sebagai berikut:

Manusia cenderung berintrospeksi pada diri sendiri

Karya arsitekturnya bersifat religius (tempat-tempat ibadah). Contoh tempat

pembabtisan, kuburan, gereja dan biara-biara.

Karya seni lebih ditonjolkan untuk kepentingan agama.

Dalam perkembangannya, akibat beberapa sumber kebenaran berasal dari para pendeta

(yang dikenal sebagai tokoh panutan, meskipun ada yang berperilaku salah), maka sering timbul

ketidakbenaran penyalahgunaan jabatan pendeta sebagai pemimpin umat yang ternyata

digunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hal ini mengakibatkan rasio atau akal pikiran para

pendeta tidak jalan sehingga terjadi kesenjangan komunikasi antara umat dengan para

pendeta. Pola pikir yang dianut menunjukkan kepercayaan terhadap ajaran Kristen yang

dogmatik (yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh para pendeta sendiri) ini berlanjut

kurang lebih selama 1000 tahun sampai dengan zaman Gotik. Pada periode ini disebut sebagai

zaman kegelapan (dark ages) dimana perkembangan kebudayaan dan peradaban di Barat tidak

berkembang.

Pengaruh-pengaruh

Perjalanan selanjutnya dari bangunan gereja setelah masa arsitektur Kristen awal

diwarnai pengaruh arsitektur Byzantium. Pengaruh yang mengedepan adalah adanya warna

Asia berupa bentuk-bentuk lengkung, busur, kubah, maupun dinding-dinding masif. Ciri dari

pengaruh Byzantium pada bangunan gereja adalah penggunaan dekorasi berupa fresco (teknik

Page 4: Perkembangan Arsitektur Kristen

lukis cat air pada dinding basah), mozaik, ataupun marmer pada ruang dalamnya. Ciri lainnya

yang menjadi identitas dan pengenal utama, digunakannya atap kubah dengan konstruksi

pendentive.

Beberapa contoh yang sangat terkenal di dunia untuk karya Byzantium adalah Gereja S.

Sophia di Konstantinopel, Gereja S. Vitale di Ravena, dan Gereja S. Minerva Medica di Roma.

Ketiga gereja ini menggunakan bentuk dasar denah Salib Yunani (lengan atau transept-nya

sama panjang) dengan berbagai variasi setelah melampaui era arsitektur Byzantium bangunan

gereja mengalir perkembangannya ke era arsitektur Romanika yang berlangsung sekitar abad

IX-XII.

Ketika masa ini berlangsung, arsitektur Byzantium masih memiliki peran yang sangat

kuat. Terlebih lagi ketika itu daerah-daerah yang dikuasai Roma melepaskan diri. Akibatnya,

tradisi masing-masing daerah bangkit kembali mewarnai corak dan ragam arsitekturnya.

Menguatnya tradisi setempat ditimpali dengan dibukanya jalur perdagangan laut dan darat

ketika itu di Venesia, Ravenna, dan Marseilles. Ini berakibat makin maraknya lintas budaya

dengan berbagai pengaruhnya yang akhirnya bermuara pada perkembangan arsitekturnya.

Bentuk dasar denah dengan patrun Salib Romawi merupakan identitas yang lahir dan

berkembang pada era Romanika. Citra lainnya yang menjadi identitas dari masa keemasan

arsitektur Romanika adalah adanya menara lonceng pada bagian depan maupun pada ujung

bangunan, dekorasi hanya pada bagian tampak depan saja, dan mulai diperkenalkannya

penggunaan kolom majemuk. Arsitektur Romanika berkembang dengan pesat di wilayah Itali,

Perancis, dan Jerman. Karya yang menonjol dan terkenal sampai dengan saat ini adalah S. Peter

Roma di Itali.

Karakter Arsitektur

Bentuk dasar Arsitektur gereja Kristen Lama mengacu dari bentuk arsitektur Romawi,

dimana arsitektur Kristen Lama mengalami evaluasi dalam beberapa tahap. Pengaruh lain

secara umum adalah pemakaian altar, yang digunakan sebagai tempat untuk persembahan

pada para dewa Romawi, pada masa Kristen lama juga dipakai untuk persembahan suci.

Page 5: Perkembangan Arsitektur Kristen

Pemakaian model catacombe, yaitu makam umat Kristen yang terletak pada ceruk-ceruk

bukit, merupakan lorong-lorong panjang dan gelap (tempat ini digunakan untuk tempat

peribadahan). Pada waktu agama Kristen masih dilarang model ini digunakan bila membangun

katedral, maka nama katedral tersebut memakai nama orang yang disucikan dan dimakamkan

di situ, sedangkan diatas makam tersebut dibangun altar.

Denah:

Bentuk denah Basilika yang dikembangkan dengan menghilangkan salah satu tribun

yang berbentuk setengah lingkaran, sehingga tribun yang tinggal dijadikan sebagai suatu

pengakhiran yaitu Apse (apsis). Jalan masuk dari tengah/sisi memanjang dipindah ke Barat,

sehingga umat yang datang langsung menghadap altar. Sedangkan Nave atau ruang induk

(ruang peribadahan) dipisahkan oleh sederetan tiang-tiang yang menopang entablature (balok

dengan hiasan berbentuk segitiga diatasnya), atau kalau bentangan lebar, maka deretan kolom

memakai bentuk setengah lingkaran diatasnya.

Kemegahan dicapai melalui kesan perspektif memanjang ke arah Sanctuan (tempat

altar) dan diakhiri oleh Apse di mana tempat Imam berada. Hal yang demikian ini

dikomposisikan dengan perbandingan tinggi/rendahnya langit-langit sehingga proporsinya

kelihatan lebih panjang dari yang sebenarnya.

Gereja basilica diberi kiblat sehingga pusat perhatian yaitu ½ lingkaran di

dalam Apse (apsis) berada di sisi timur ke arah Yerusalem. Pada perkembangan gereja

selanjutnya yaitu perluasan dikedua sisi (navis), sehingga denahnya berbentuk salib yang

selanjutnya mengawali bentuk poko yang bertahan sampai sekarang.

Page 6: Perkembangan Arsitektur Kristen

Meskipun dari luar tampak sederhana namun gereja-gereja yang dibangun masa Kaisar

Constantinus (sebelum memindahkan ibukota) memperindah keindahan interiornya. Agama

Kristen Lama mengikuti adat Ibrani, yang melarang pemujaan patung maka gerejanya tidak

dihiasi patung sebesar manusia yang sebelumnya banyak menghiasi basilica-basilika romawi.

Atap:

Atap ditutup dengan konstruksi kayu yang sederhana, dimana hal ini merupakan tipikal

dari arsitektur Kristen Lama. Bentuk keseluruhan secara skyline adalah horizontal dan

sederhana.

Dinding:

Page 7: Perkembangan Arsitektur Kristen

Pemakaian metode konstruksi dari Romawi, yaitu beton/batu yang diplester dan diberi

hiasan ornamen Mosaic yaitu pecahan batuan berwarna-warni memberikan efek estetis dan

plastis, sehingga berkesan cerah, merah dan biasanya hiasan tersut menceritakan tentang Nabi

Isa As.

Periode Masa Kristen Awal:

1. Periode Pengejaran (0 —325 M)

Umat Kristiani mengalami perlakuan yang kejam dari bangsa Romawi.

Menolak pemujaan terhadap kaisar, kepentingan negara, dan upacara agama negara.

Adanya kebutuhan terhadap ruang untuk upacara keagamaan seperti kuburan korban

penindasan yang diletakkan dibawah tanah (catacomb) dan tempat berdoa atau

pemujaan kepada Tuhan.

Karya Arsitektur

Seperti dalam prinsip hidup ajaran agama ini yang lebih mengutamakan introspeksi

pada din sendiri maka banyak bangunan bawah tanah yang dibuat secara darurat dan

sederhana. Ruang berbentuk lorong yang difungsikan sebagai tempat tinggal, kuburan dan

tempat berdoa. Letak tersembunyi dengan jalan masuk rahasia agar tidak ditemukan oleh

tentara Kaisar Romawi.

Karya Seni

Gaya (simbol) memiliki kesamaan dengan karya-karya seni masa Romawi namun subjek

(isi) berbeda. Subjek dalam lukisan zaman Romawi ditampilkan dalam bentuk pagan (berhala),

sedangkan pada zaman Kristen Awal tema berupa seorang gembala dengan domba-domba.

(seorang gembala ditafsirkan sebagai nabi Isa, domba-domba ditafsirkan sebagai umat

Page 8: Perkembangan Arsitektur Kristen

manusia). Dalam karya seni yang lainnya terjadi perubahan karya lukisan yang sangat signifikan

dengan menghindari bentuk-bentuk alamiah Greco Roman (denaturing).

2. Periode Pengakuan (325-395 M)

Akhirnya agama Kristen diakui sebagai agama Negara oleh kaisar Constantine, sehingga

banyak unsur-unsur Romawi yang masuk dalam agama Kristen. Karena semakin banyak

umatnya dan diakui oleh Negara, nilai-nilai kemanusiaan terhadap kaum nasrani diangkat dan

instrospeksi lebih mementingkan nilai-nilai spiritual.

Kebutuhan Ruang

Kebutuhan ruang untuk tempat ibadah bersama (misa), Lempat pembabtisan dan

mousoleum (kuburan di atas tanah). Kebanyakan bangunan yang digunakan untuk fungsi ini

diambil dari ruang yang sudah ada dengan mengganti fungsinya, sehingga bentuk yang dipakai

sama seperti arsitektur Romawi namun fungsi, isi dan maknanya berbeda. Contohnya bangunan

Basilika yang pada zaman Romawi digunakan untuk ruang pengadilan, dirubah menjadi gereja

dengan menghilangkan kolom berupa patung dan hal-hal yang bersifat duniawi (materi)

menjadi suasana tempat peribadatan yang bersifat non materi (dematerialized).

Arsitektur

Bentuk gereja yang berasal dan Basilika dengan denah panjang berbentuk silang latin

dijadikan bentuk dasar yang akan dipakai untuk gereja selanjutnya. Tempat babtis dan

Mouseleum dengan bentuk denah bulat, segi banyak bersifat konsentnis dan lebih

mengutamakan bagian interior (introspeksi), sedangkan ruang luar tidak diperhatikan karena

tidak ada hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen sederhana yang hanya ditempatkan

pada bagian interior seperti pada tampilan mozaik dinding dengan pola gambar naturalis.

Dinding terbuat dan bata, kuda-kuda dari kayu dan bagian atap terbuat dari bahan genteng.

Bangunun-bangunan Kristen Awal

Page 9: Perkembangan Arsitektur Kristen

Pertemuan kebaktian orang-orang Kristen mula-mula diadakan di tempat-tempat

rahasia, seperti rumah-rumah penduduk dan di lorong-lorong bawah tanah. Karya seni, lukisan

dan mosaik gaya ini berasal dan abad pertama (V dan VI), hanyak ditemukan di lorong-lorong

bawah tanah atau yang biasa disebut catacomb, yang pada awal masa Kristen merupakan

tempat pemakaman. Catacomb dan bangunan-bangunan lainnya kebanyakan dibangun di luar

perbatasan kota karena faktor keamanan dan harga tanah.

Akibat perkembangan umat Kristiani yang terus bertambah maka kebutuhan ruang

ibadah semakin besar. Sejak itu dibangun tempat peribadatan di seluruh wilayah kekaisaran

Romawi berupa gereja-gereja kuno. Pada pertengahan (abad ke-3) sudah ada lebih dari 40 buah

rurnah ibadah di Roma. Pada awalnya gereja mempunyai aturan yang berbeda dibandingkan

dengan kuil hedonisme zaman Romawi. Gereja merupakan tempat pertemuan para pengikut

Kristen. Bagian dalam bangunan yang diletakkan secara terpisah, terdapat ruang yang disucikan

dan dipercaya sebagai tempat bersemayam Tuhan yang tidak kelihatan. Umat memuja dan

berdoa melalui perantara pendeta atau imam. Karenanya letak altar dan pendeta harus

berhadapan dengan umat, maka bentuk gereja membutuhkan denah memanjang, seperti

bangunan Basilika zaman Romawi.

Pendapat mengenai pengaruh masa kuno terhadap Basilika Kristen masih beragam.

Salah satu hipotesis yang mengungkapkan bahwa bangunan Basilika Kristen dibuat berdasarkan

Basilika Romawi yang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan. Namun ada juga yang

mengatakan, bahwa prinsip dasar Basilika Kristen adalah rumah tinggal gaya Romawi yang

memiliki atrium di bagian tengahnya dan dikombinasikan dengan gaya susunan gedung

pertemuan (basilika).

CIRI-CIRI:

Page 10: Perkembangan Arsitektur Kristen

Temboknya tebal, bangunannya tidak terlalu tinggi, atapnya melengkung membentuk

kubah setengah lingkaran, ruang-ruangnya gelap dan pada dindingnya ada sedikit

Ukiran itu berupa gambar-gambar binatang, gambar dedaunan, malaikat dan rang-orang

suci.

ukiran gaya fresco yang sangat sederhana.

Pilar-pilarnya sangat besar.

Bentuk-bentuk denahnya sangat terikat oleh dalil-dalil yang sistematik, yaitu bentuk

simetris, jelas dan teratur dengan teknik konstruksi yang bersahaja.

arsitektur ditangani dengan menggunakan daya nalar atau pikiran yang rasional.

3. Perpecahan Kerajaan Romawi (395 M)

Sesudah melewati suatu periode awal yang diwarnai penganiayaan, Kekristenan menjadi

legal pada abad ke-4. Konstantinus berperan penting dalam penyelenggaraan Konsili Nicea

Pertama pada tahun 325, yang ditujukan untuk melawan bidaah Arianis medan merumuskan

Kredo Nicea yang digunakan oleh Gereja Katolik, Ortodoksi Timur, dan berbagai Gereja

Protestan.

Tanggal 27 Februari 380 (Kaisar TeodosiusI) memberlakukan sebuah hukum

yang menetapkan Kekristenan Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi dan

memerintahkan untuk menyebut yang lain dari pada itu sebagai bidaah.

ARSITEKTUR KRISTEN AWAL

Seni pada masa ini merupakan kelanjutan dari seni rupa kuno, romawi dan byzantium.

Pada awalnya, Kristen menolak adanya penggambaran pola-pola dekoratif yang

menggambarkan hal-hal yang bersifat agamis dan spiritualis.

Setelah abad ke empat, dibawah pengaruh imperialisme, awal arsitektural Kristen

sangat dipengaruhi oleh gaya kerajaan Romawi, yaitu bangunan berskala monumental. Gedung-

gedung gereja dibagi menjadi dua tipe; hall yang berbentuk longitudinal-Bassilica; bangunan

terpusat-mausoleum atau tempat pembaptisan. Eksterior gereja pada umumnya polos dan

minus dekorasi yang kontras dengan nuansa interiornya yang cenderung dekoratif dan glamour.

Page 11: Perkembangan Arsitektur Kristen

Contoh peninggalan arsitektur kristen awal:

III. PENINGGALAN-PENINGGALAN KRISTEN AWAL

1. Kredo Nicea

Ialah rangkuman keyakinan-keyakinan Gereja Katolik yang meyakini bahwa hanya ada satu

Allah saja, yang hadir dalam tiga pribadi: Allah Bapa, Yesus Sang Putera, dan Roh Kudus.

Ikon yang menggambarkan Para Bapa Suci dari Konsili Nicea Pertama memegang Kredo Nicea.

Baptisterium des Laterans in Roma

Page 12: Perkembangan Arsitektur Kristen

2. Basilika

Merupakan cikal bakal gereja yang mempunyai denah memanjang. Basilika Kristen

dibuat berdasarkan Basilika Romawi yang juga berfungsi sebagai tempat pertemuan. Namun

ada juga yang mengatakan, bahwa prinsip dasar Basilika Kristen adalah rumah tinggal gaya

Romawi yang memiliki atrium dibagian tengahnya dan dikombinasikan dengan gaya susunan

gedung pertemuan

Basilika Santa Maria Maggiore dikenal sebagai Basilika Liberian.

Page 13: Perkembangan Arsitektur Kristen

Basilika Santo Paulus di Luar Tembok Vatikan atau dikenal sebagai Basilika Ostian

Basilika Santo Petrus atau dikenal sebagai Basilika Vatikan

Page 14: Perkembangan Arsitektur Kristen

Basilika Santo Yohanes Lateran atau dikenal sebagai Basilika Lateran

3. Mouseleum (Makam)

Berbentuk denah bulat, segi banyak bersifat konsentnis dan lebih mengutamakan

bagian interior (introspeksi), sedangkan ruang luar tidak diperhatikan karena tidak ada

hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen sederhana yang hanya ditempatkan pada bagian

interior seperti pada tampilan mozaik dinding dengan pola gambar naturalis. Dinding terbuat

dari bata, kuda-kuda dari kayu dan bagian atap terbuat dari bahan genteng.

Page 15: Perkembangan Arsitektur Kristen

Mouseleum Paramore keluarga di Pemakaman Bellefontaine, St Louis, Missouri

Arsitektur Gereja Basilika dan gereja

Gedung Basilica merupakan bangunan peninggalan arsitektur Romawi yang ketika itu

berfungsi sebagai bangunan pengadilan, dipilih dan diputuskan sebagai bangunan gereja,

sehingga para pakar menyebutkan bahwa masa awal arsitektur Kristen adalah perakitan

arsitektur Romawi. Dan sekarang Gereja ini terkenal sebagai tempat ziarah, karena fungsi dan

sejarah liturgi asosiasi.

Istilah gereja basilica digunakan untuk gereja yang besar biasanya terbesar

dilingkungannya. Bangunan jaman kristen awal (awal abad IV hingga akhir abad VIII),

mempunyai nilai yang mendasarkan pada penyelesaian masalah kontruksi.

Page 16: Perkembangan Arsitektur Kristen

Inilah gereja terbesar di dunia yang pernah ada. Terletak di Roma ibukota Italy. Dengan

panjang 730 ft (220 m) dan lebar 500 ft (150 m), ia memiliki bagian terbesar dari setiap gereja

Kristen di dunia, dan menampung hingga 60.000 orang. Basilika Santo Petrus bergaya arsitektur

Renaissance dan Baroque. Basilica ini merupakan salah satu situs Kristen yang paling suci dan

yang terbesar di antara semua gereja-gereja Kristen. Dibangun dari 1506 sampai 1626 dengan

Michelangelo di antara para arsitek.

Gereja basilika santo petrus didirikan oleh Constantine. Gereja basilika ini didirikan di

lokasi di mana Katedral yang sekarang berada dengan nama yang sama, dalam komplek vatikan,

di roma.

St. Peter’s Basilica, Vatican City

bentuk dasar denah Basilica adalah segaris (linier) yang berbasis pada tiga ruang yaitu

tengah (utama) dan dua ruang samping yang mengapitnya. Pola ruang ini dengan jelas

Page 17: Perkembangan Arsitektur Kristen

menampilkan interaksi antara umat dengan imamnya -- sama dengan yang terjadi pada ruang

pengadilan ataupun ruang kelas.

Gereja-gereja Basilikan mempunyai kolom-kolom berjarak lebar untuk menyangga,

kerangka atap dari kayu di atas ruang umat utama (nave), di kiri-kanan terdapat sayap atau di

sebut aisle. Warna, kaca warna dan mozaik mulai banyak digunakan dalam bangunan-bangunan

pada jaman ini, termasuk lukisan pada bagian dalam dari kubah.

IV. KEBUDAYAAN PADA MASA AWAL PENGARUH AGAMA KIRSTEN

Roma tidak lagi mendominasi budaya dan arsitektur kristen sejak tahun 800-1000,

karena selain timbul regionalisme, juga pengaruh romanesque menjadi lebih kuat. Constatine

memindah pusat pemerintahan dari roma ke istanbul di wilayah byzantine yang namanya

kemudian di ubah menjadi Constantinople.

Sistem pemerintahan juga di ubah menjadi kekuasaan mutlak (absolute monarch)

hingga saat kematianya pada 337. Kekuatan kristen menjadi goyah karna kekacauan

ditimbulkan oleh julian apostate, sehingga ke keisaran romawi pada 364 terpecah menjadi dua:

valentian memerintah wilayah barat dan sodaranya valens diwilayah timur. Pada akhirnya

Teodosius 379-95 berhasil menyatukan kembali kekuasaan wilayah timur dan barat.

Suatu rangkaian emperium di barat berakhir pada 376 M, setelah emperium barat dan

diruntuhkan oleh Zeno memerintah di konstantinople. Kembali lagi terjadi perubahan

kekuasaan, menjadi teodoric dan goth yang memerintah itali 493-526, dimana tercapai masa

puncak kedamaian dan kemakmuran. Pada jaman kebangkitan ini, budaya dan seni byzantine

banyak mendapat pengaruh dari zaman kristen awal berikutnya raja di pilih dari semacam

negara bagian dari spanyol, afrika utara dan itali sendiri.

Negara - negara baru ini selain membuat budaya regional juga mendorong

berkembangnya bahasa-bahasa latin.

Kesenian pada masa awal pengaruh agama Kristen

Page 18: Perkembangan Arsitektur Kristen

Seni pada masa ini merupakan kelanjutan dari seni rupa kuno, romawi dan byzantium.

Pada awalnya, Kristen menolak adanya penggambaran pola-pola dekoratif yang

menggambarkan hal -hal yang bersifat agamis dan spiritualis. Setelah abad keempat, dibawah

pengaruh imperialisme, awal arsitektural Kristen sangat dipengaruhi oleh gaya kerajaan

Romawi, yaitu bangunan berskala monumental.

Para pengrajin dan seniman pada jaman Kristen Awal merupakan penerus dari tradisi

Romawi. Namun menurunnya kemakmuran yang sejalan dengan menurunnya kekuasaan,

membuat pembangunan lebih menyusuaikan pada kegunaannya dan kesediaan bahan jadi

faktor tertentu.

Aneka Dekorasi Gereja pada jaman Kristen Awal

Dalam arsitektur Yunani, dekorasi hanya dibuat pada bagian – bagian tertentu dengan relief,

ukiran, dan lain – lain, tidak sebanyak ornament pada jaman Romawi (jaman kelanjutan

yunani). Pada arsitektur Kristen Awal yang merupakan perkembangan dari gaya Romawi,

dekorasi lebih banyak dari sebelumnya, antara lain mosaic dan lukisan dinding.

V. BEBERAPA BANGUNAN GEREJA YANG DIDIRIKAN PADA AWAL PENGARUH

AGAMA KRISTEN

a. Basilika S. Maria Maggiore

Page 19: Perkembangan Arsitektur Kristen

Basilika S. Maria Maggiore juga di roma (432), di bangun oleh Paus Sixtus III (432-440).

Slah satu dari tempat basilika di roma masih ada, sehingga dapat di lihat keindahan antara lain

dari nave, diapit kembar kiri-kanan oleh aisle tunggal (salah satu).

Kolom-kolom marmer berderet dikiri-kanan nave, coraknya Ionik, menyangga

entablature berhiaskan mozaik asli dari jaman Paus Sixtus III. Jendela atas berderet, selang-

seling dengan panel-panel, dimana masing-masing dihiasi lukisan. Lukisan pada panel dinding

tersebut bertema sejarah Perjanjian lama, di antaranya lukisan penyebrangan Laut Merah dan

jatuhnya Jericho. Rengka atap ditutup dengan plafond, diukir dengan pola kotak-kotak.

b. Byzantium

Perjalanan selanjutnya dari bangunan gereja setelah masa

arsitektur Kristen awal diwarnai pengaruh arsitektur Byzantium.

Pengaruh adalah adanya warna Asia berupa bentuk-bentuk

lengkung, busur, kubah, maupun dinding-dinding masif. Ciri dari

pengaruh Byzantium pada bangunan gereja adalah penggunaan

dekorasi berupa fresco (teknik lukis cat air pada dinding basah),

mozaik, molding dan relief ataupun marmer pada ruang

dalamnya. Ciri lainnya yang menjadi identitas dan pengenal

utama, digunakannya atap kubah dengan konstruksi portico

lateral berupa kolom-kolom lonik.

Beberapa contoh yang sangat terkenal di dunia untuk karya Byzantium:

Gereja S. Sophia di Konstantinopel,

Gereja S. Vitale di Ravena,

Gereja S. Minerva Medica di Roma

Page 20: Perkembangan Arsitektur Kristen

Ketiga gereja ini menggunakan bentuk dasar denah Salib Yunani (lengan atau transept-nya

sama panjang) dengan berbagai variasi setelah melampaui era arsitektur Byzantium bangunan

gereja mengalir perkembangannya ke era arsitektur Romanika yang berlangsung sekitar abad

IX-XII. Selain gereja – gereja yang telah disebutkan diatas, masih banyak bangunan – bangunan

gereja lainnya. Berikut sekilas denah dan penggambaran gereja – gereja pada masa itu:

Diluar Roma tidak sedikit gereja dan basilika dibangun dengan arsitektur berciri khas

seperti beberapa gereja dikemukakan diatas. Di Ravenna, sebuah kota di Itali utara-timur,

beberapa kilometer dari pantai Mediterania, terdapat sebuah gereja bernama S. Apollinare in

Classe (534-9).

Gereja didirikan oleh Justanian diatas lokasi dimana sebelunya terdapat kuil pemujaan

dewa Apolo. Kemungkinan besar seniman dan pengrajin dalam membangun gereja ini dari

Byzantine, sehingga pen garuh arsitektur Constantinople cukup besar dalam gereja ini.

Page 21: Perkembangan Arsitektur Kristen

Di Solonica, sebuah kota di pantai barat Laut agean (sekarang dalam wilayah yunani),

terdapat sebuah gereja bernama S. George, didirikan ketika wilayah itu dijajah Romawi (300).

Denahnya berbeda dengan gereja-gereja didiirikan sejaman yang cenderung membuat denah

segi empat, di sini lingkaran. Dindingnya berbentuk silindris, sangat tebal, tidak kurang dari lima

meter. Atapnya kubah berdiameter 24.49 M, namun di atasnya terdapat kontruksi kerangka

kayu ditutup genteng, bentuk kerucut hampir datar, bentuk segi tiga.

Gereja S. Apollinare

Page 22: Perkembangan Arsitektur Kristen

VI. BANGUNAN MAKAM PADA AWAL PENGARUH AGAMA KRISTEN

Bentuk denahnya cenderung lingkaran atau polygonal. Kemungkinan bentuk lingkaran

cocok untuk makam karena mempunyai titik fokus, sehingga pada titik itulah sangat tepat

untuk meletakkan makam.

Salah satu contoh adalah makam St.

Constanza di Roma, dibangun pada 330 oleh

Constantine untuk makam adiknya Constantia.

Pintu masuk melalui sebuah porch, berdinding

tanpa tiang denga tiga pintu masuk, terbesar di

tengah diapit kembar di kiri kanan dengan pintu

lebih kecil. Ketiga pintu ambangnya

melengkung, khas Kristen Awal.

pelengkung setengah lingkaran. Kolom – kolom menjadi tumpuan dari pelengkung, yang

juga posisinya melingkar. atap berbentuk kubah.

kontruksi kubah lebih berfungsi sebagai plafond.

Bangunan makam lain pada masa itu:

Page 24: Perkembangan Arsitektur Kristen

VII. BANGUNAN PEMBABTISAN PADA MASA AWAL PENGARUH AGAMA KRISTEN

Babtistery adalah bagian dari sebuah gereja atau kapel, dapat juga berupa bangunan

khusus untuk upacara pembabtisan adalah Babtistery Constantine di Roma (432 – 40) di bangun

di dekat gereja Lateran. Yang membangun adalah Sixtus III. Nama Constantine dipakai karena

kepadanya pembabtisan ini diberikan untuk penghormatan.

Babtistery Constantine adalah salah satu tertua lainnya di Italy, sehingga kemungkinan

besar menjadi model banyak ditiru di di tempat lain. Denah dan potongan diatas adalah salah

satu contoh lain bangunan babtistery selain Babtistery Constantine di Roma.

Page 25: Perkembangan Arsitektur Kristen

KESIMPULAN

Perkembangan arsitektur Kristen dipengaruhi oleh beberapa faktor sesuai dengan

masanya. Seperti misalnya pada masa periode pengajaran dan awal mula kristen ditandai

dengan penyaliban Yesus (sekitar tahun 30 Masehi), dalam masa ini berlaku prinsip hidup

ajaran agama ini yang lebih mengutamakan introspeksi pada din sendiri maka banyak bangunan

bawah tanah yang dibuat secara darurat dan sederhana. Ruang berbentuk lorong yang

difungsikan sebagai tempat tinggal, kuburan dan tempat berdoa. Letak tersembunyi dengan

jalan masuk rahasia agar tidak ditemukan oleh tentara Kaisar Romawi. Kemudian ketika agama

Kristen mulai diakui maka semakin banyak kebutuhan ruang dan berkembanglah bangunan

untuk pembabtisan dan mosuleum atau pemakaman.

Eksterior gereja pada umumnya polos dan minus dekorasi yang kontras dengan nuansa

interiornya yang cenderung dekoratif dan glamour. Seperti pada Gereja-gereja Basilikan yang

mempunyai kolom-kolom berjarak lebar untuk menyangga, kerangka atap dari kayu di atas

ruang umat utama (nave), di kiri-kanan terdapat sayap atau di sebut aisle. Warna, kaca warna

dan mozaik mulai banyak digunakan dalam bangunan-bangunan pada jaman ini, termasuk

lukisan pada bagian dalam dari kubah.

Selanjutnya arsitektur Kristen tidak mengalami banyak perkembangan, seringkali lebih

mengacu pada bangunan arsitektur Kristen yang sudah ada, seperti Babtistery Constantine

sebagai salah satu bangunan tertua lainnya di Italy, sehingga kemungkinan besar menjadi

model banyak ditiru di di tempat lain.

Page 26: Perkembangan Arsitektur Kristen

SUMBER

http://rikasamira.blogspot.co.id/2010/06/kristen-awal-0m-4m.html

http://shie-arch.blogspot.co.id/2010_06_01_archive.html

http://dokumen.tips/documents/arsitektur-byzantium-gotik.html

http://arsitektur30.blogspot.co.id/2013/05/arsitektur-kristen-awal.html

raziq_hasan.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/14068/KRISTEN+AWAL.pdf