Perkerasan Jalan.pdf

download Perkerasan Jalan.pdf

of 142

Transcript of Perkerasan Jalan.pdf

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    1/142

    PENDAHULUAN

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    2/142

    KESEPAKATAN

    Toleransi keterlambatan

    Mahasiswa : 15 menit

    Dosen : 15 Menit

    Mahasiswa/dosen tidak diperkenankan masuk

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    3/142

    Bobot Perkuliahan

    Kuliah 100%

    Komponen Bobot

    Absensi 10%

    Tugas 20%

    UTS 35%

    UAS 35%

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    4/142

    A : 80 - 100

    B : 66 - 79

    C : 56 - 65

    D : 45 - 55

    E : 44

    HURUF MUTU

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    5/142

    SILABUS

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    6/142

    SEJARAH PERKERASAN JALAN

    Sejarah umat manusia yang selalu berhasrat untuk mencari

    kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesama.

    Perkembangan teknik jalan seiring dengan berkembangnya

    teknologi yang ditemukan umat manusia. Pada Awalnya jalan hanya jejak manusia yang mencari

    kebutuhan hidup atau sumber air, kemudian dengan

    digunakannya hewan sebagai alat transportasi, jalan mulai

    dibuat. Jalan yang pertama kali ditemukan roda adalah 3500 sm.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    7/142

    John Louden Mac Adam ( 1756 1836) orang skotlandia

    memperkenalkan konstruksi perkerasan yang terdiri dari batu pecah atau

    batu kali, pori-porinya ditutup dengan batu yang lebih kecil/halus. Untuk

    memberikan lapisan yang kedap air , maka diatas lapisan macadam diberi

    lapisan aus yang menggunakan aspal sebgai bahan pengikat dan ditaburi

    pasir kasar.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    8/142

    Piere Marie Jerome Tresaguet (1716-1796) dari perancis

    mengembangkan sistem lapisan batu pecah yang dilengkapi dengan

    drainase, kemiringan melintang serta mulai menggunakan pondasi dari

    batu.

    Thomas Telford (1757 1834) dari skotlandia membangun jalan mirip

    dengan apa yang dilaksanakan tresaguet. Konstruksi perkerasan terdiri

    dari bau pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang disusun tegak.

    Batu kecil diletakkan diatasnya untuk menutup pori-pori yang ada dan

    memberikan permukaan yang rata.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    9/142

    Perkerasan jalan dengan aspal sebagai pengikat,walau telah

    ditemukan pertama di babylon 625 SM, namun tidak berkembang

    sampai ditemukan kendaraan bermotor bensin oleh G. Daimler dan

    Karl Benz 18801828, di Londonditemukan konstruksi perkerasan dengan semen

    sebagai pengikat. Namun mulai berkembang sejak tahun 1900-an.

    Di Indonesia,Pembangunan jalan yang tercatat adalah di jawa

    pada akhir abad 18 dengan kerja paksa untuk menghubungkan

    Anyer dan Panarukan sehingga memudahkan pengangkutan hasil

    tanam paksa. Sedangkan di luar Jawa pembangunan jalan hampir

    tak berarti kecuali di Sumatera Tengah dan Sumatera Utara.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    10/142

    Jenis Struktur Perkerasan

    Jenis perkerasan

    Jalan raya (Highway)

    Bandar udara

    Rel kereta api (Railway)

    Jenis struktur perkerasan

    Fleksibel (Flexible pavement)

    Kaku (Rigid pavement)

    Komposit (Composite pavement)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    11/142

    Jenis konstruksi perkerasan

    Konstruksi perkerasan lentur : Perkerasan yang

    menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan

    perkerasannya bersifat memikul dan meyebarkan beban lalu

    lintas ke tanah dasar.

    Konstruksi perkerasan Kaku : Perkerasan yang

    menggunakan semen sebagai bahai pengikat. Pelat beton

    dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar

    dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas

    sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    12/142

    Jenis konstruksi perkerasan

    Konstruksi komposit : Perkerasan kaku yang dikombinasikan

    dengan perkerasan lentur, dapat berupa perkerasan lentur

    diatas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku diatas

    perkerasan lentur.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    13/142

    Perbedaan ??

    13

    Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku

    1 Bahan pengikat Aspal Semen

    2 Penurunan tanah

    dasar

    Jalan bergelombang

    (mengikuti tanah dasar)

    Bersifat sebagai balok di

    atas perletakan

    3 Repetisi beban Timbul rutting (lendutan

    pada jalur roda)

    Timbul retak pada

    permukaan

    4 Perubahan

    temperatur

    Modulus kakakuan

    berubah dan timbul

    tegangan dalam yang kecil

    Modulus kekakuan tidak

    berubah dan timbul

    tegangan dalam yang

    besar.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    14/142

    Lapis Perkerasan

    TANAH DASAR

    PAVEMENT

    (PERKERASAN)

    Semakin keatas tegangan yang dipikul semakin

    besar maka butuh perkerasan yang semakin

    bermutu. Perkerasan bagian bawah dapat

    menggunakan bahan yang mutunya lebih rendah(harga lebih murah)

    Daya dukung tanah dasar rendah, maka butuh

    lapis perkerasan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    15/142

    Jenis Lapis Perkerasan

    GRANULAR (KERIKIL)

    SOIL (TANAH)SOIL (TANAH)

    GRANULAR (KERIKIL)

    Gravel road (Jalan kerikil) Sealed granular road

    (Jalan kerikil dilapisi aspal tipis)

    SOIL (TANAH)

    GRANULAR (KERIKIL)

    ASPHALT (AGG+ASPAL)

    Asphalt pavt (Jalan aspal)

    SOIL (TANAH)

    GRANULAR (KERIKIL)

    CONCRETE (BETON)

    Concrete pavt (Jalan beton)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    16/142

    Jenis Lapis perkerasan (2)

    GRANULAR (KERIKIL)

    SOIL (TANAH) SOIL (TANAH)

    GRANULAR (KERIKIL)

    Composite pavement

    (perkerasan komposit)

    Heavy duty concrete

    (Jalan beton utk lalin berat)

    SOIL (TANAH)

    GRANULAR (KERIKIL)

    ASPHALT (AGG+ASPAL)

    Block pavement (lalin berat)

    CEMENT TREATED(STAB SEMEN)CONCRETE (BETON)

    Railway

    CONCRETE (BETON)

    CEMENT TREATED(STAB SEMEN)

    ASPHALT or

    CEMENT TREATED

    SOIL (TANAH)

    SUB-BALLAST (GRANULAR)

    BALLAST (GRANULAR)

    Rel

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    17/142

    Fungsi lapis perkerasan

    Wearing course

    Base course

    Sub-base course

    Subgrade

    Capping

    (Landasan)

    Binder course

    Lapis fungsional (air hujan, suhu, kekesatan, suara)

    Lapisstruktural(kekuatan)

    Kekuata

    nstrukturalnaik

    Hargabahansemakinmahal,

    semakintipis

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    18/142

    Bahan ikat antara lapis perkerasan (Bonding)

    Wearing course

    (Asphalt)

    Base course

    (Unbound material/ granular)

    Binder course(Asphalt)

    Prime coat (Aspal + minyak

    tanah)

    Tack coat (Aspal emulsi atau

    Aspal+minyak tanah)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    19/142

    Road pavement

    Surfacing

    Binder course

    Base course

    Sub-base course

    Sub-grade

    Soil mechanics

    Asphalt mechanics

    Concrete

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    20/142

    SEKIAN....

    TERIMA KASIH

    20

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    21/142

    MATERIAL

    KONSTRUKSI PERKERASAN

    PERKERASAN JALAN RAYA

    PERT -2

    2015

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    22/142

    PENDAHULUAN

    Tanah Dasar

    Agregat

    Aspal

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    23/142

    TANAH DASAR

    Tanah Dasar yang berasal dari lokasi itu sendiri atau didekatnya

    yang telah dipadatkan sampai tingkat kepadatan tertentu.

    Sifatnya tergantung dari tekstur, kepadatan, kadar air, kondisi

    lingkungan.

    Tanah dikelompokkan berdasarkan sifat plastis dan ukuran

    butirnya.

    Daya dukung tanah berdasarkan hasil klasifikasi atau pemeriksaan

    CBR, pembebanan plat uji.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    24/142

    KEPADATAN & DAYA DUKUNG TANAH

    Daya dukung tanah dasar dipengaruhi oleh jenis tanah, kepadatan,

    kadar air, kondisi drainase dan lain-lain.

    Daya dukung dinyatakan dalam CBR

    CBR adalah kwalitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan

    standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100%

    dalam memikul beban lalu lintas.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    25/142

    CBR

    Mendapatkan nilai CBR

    CBR

    Rencana

    Titik

    CBR

    Lapangan

    CBR

    Lapangan

    Rendaman

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    26/142

    AGREGRAT

    Agregat adalah suatu bahan yang keras dan kaku yang digunakan

    sebagai bahan campuran dan berupa berbagai jenis butiran atau

    pecahan, termasuk didalamnya antara lain: pasir, kerikil, agregat

    pecah, terak dapur tinggi dan debu agregat.

    Agregat merupakan komponen utama dari perkerasan jalan yang

    mengandung 90 95 % berdasarkan persentase berat, atau 75-85%

    berdasarkan persentase volume

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    27/142

    PEMILIHAN

    Agregat yang akan digunakan sebagai bahan perkerasan jalan

    tergantung dari :

    tersedianya bahan setempat

    mutu bahan

    bentuk/jeniskonstruksi yang digunakan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    28/142

    AGREGAT

    Alam

    Melalui

    proses

    pengolahan

    Buatan

    Berdasarkan

    Proses

    pengolahannya

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    29/142

    Jenis Agregat

    Jenis agregat berdasarkan Gradasinya :

    1.Agregat bergradasi menerus (Continues graded)

    Jika agregat yang semua ukuran butirannya ada dan terdistribusi

    dengan baik.

    2.Agregat bergradasi seragam (single size/uniform graded)

    Jika agregat ini mempunyai ukuran yang sama, dimana agregat ini

    terdiri dari batas yang sempit dari ukuran fraksi ,

    3.Agregat bergradasi celah (gap-graded )

    Jika salah satu ukuran atau lebih dari ukurannya butir atau fraksi

    pada satu set ayakan tidak ada, gradasi ini akan menunjukkan satu garis

    horizontal dalam grafik

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    30/142

    Penentuan Gradasi Agregat

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    31/142

    1a. Gradasi Menerus (skematis)

    UkuranButir

    Proporsi

    GrafikKomulatif

    Ilustrasi Gradasi

    Ilustrasi Setting

    - Prinsip Interlocking- Sifat Kaku- Kebutuhan Aspal Sedang

    Grafik

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    32/142

    1b. Gradasi Menerus (ilustrasi visual)

    Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    33/142

    2a. Gradasi Senjang (skematis)

    UkuranButir

    Proporsi

    GrafikKomulatif

    Ilustrasi Gradasi

    Ilustrasi Setting

    - Prinsip Suspensi Mortar- Sifat Lentur- Kebutuhan Aspal Tinggi

    Grafik Ukuranyang

    hilang

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    34/142

    2b. Gradasi Senjang (ilustrasi visual)

    Potongan campuran Bentuk Briket Marshall

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    35/142

    3a. Gradasi Seragam (skematis)

    UkuranButir

    Proporsi

    Grafik

    Komulatif

    Ilustrasi Gradasi

    Ilustrasi Setting

    - Prinsip Max Tekstur Makro- Sifat Kasar- Kebutuhan Aspal Khusus

    Grafik

    Dominasi

    Ukuran

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    36/142

    3b. Gradasi Seragam (ilustrasi visual)

    Permukaan campuran Bentuk Briket Marshall

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    37/142

    Daya tahan Agregat

    Aggregate Impact Machine

    Aggregate Crushing Machine

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    38/142

    Los Angeles Abrasion Test

    TINGKAT KETAHANAN AGREGRAT

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    39/142

    Bentuk dan tekstur agregat

    Test Standar yang digunakan untuk menentukan bentuk agregat ini adalah

    ASTM D-3398, berdasarkan klasifikasinya adalah :

    1.Agregat Bulat terbentuk karena pengikisan oleh air atau karena

    pergeseran. Rongga udara minimum 33% sehingga rasio permukaannya kecil.2.Agregat Bulat sebagianterbentuk karena pergeseran sehingga permukaan

    atau sudutnya bulat, sekitar 35-38% rongga udaranya.

    3.Agregat Bersudutmempunyai sudut-sudut yang tanpak jelas, terbentuk di

    tempat-tempat perpotongan bidang dengan permukaan kasar.4.Agregat Panjang , panjangnya jauh lebih besar dari pada lebarnya, dan

    lebarnya jauh lebih besar daripada tebalnya.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    40/142

    5.Agregat Pipih, disebut pipih apabila perbandingan tebal agregat

    terhadap ukuran-ukuran lebar dan tebalnya lebih kecil. Jika ukuran

    terkecilnya kurang dari 3/5 rata-rata .

    6.Agregat Pipih dan Panjangapabila mempunyai panjang yang jauh lebih

    besar daripada lebarnya, sedangkan lebarnya jauh lebih besar daripada

    pipihnya.

    i.Rounded; ii.Irregular;iii.Angular; iv.Flaky;

    v.Elongated; vi.Flaky and

    Elongated

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    41/142

    Alat Uji Agregat

    Alat Pengukur Kepipihan Agregat

    Alat Pengukur Kelonjongan Agregat

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    42/142

    ASPAL

    Aspal didefenisikan sebagai material perekat berwarna hitam

    atau coklat tua dengan unsur utama bitumen. Aspal dapat

    diperoleh di alam atau residu dari pengilangan minyak bumi.Aspal material yang pada temperatur ruang berbentuk padat

    sampai agak padat dan bersifat termoplastis.

    Aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    43/142

    Klasifikasi AspalBerdasarkan Sumber Dan Penggunaannya

    ASPAL

    Aspal Buatan(petrolueum asphalt)

    Asphaltic Base Crude Oli

    Parafin Base Crude Oli

    Mixed Base Crude Oli

    Aspal Keras atau Aspal Panas

    (AC, asphalt cement)

    Aspal Cair (cut back)

    Rapid Curing (AC+benzene)

    Medium Curing (AC+kerosene)

    Slow Curing (AC+minyak berat)

    Aspal Emulsi (AC+air+asam/basa)

    Cathionic/Anionic Rapid Setting

    Cathionic/Anionic Medium Setting

    Cathionic/Anionic Slow Setting

    Aspal Alam(Native Asphalt)

    Lake Asphalt (Trinidad Lake)

    Rock Asphalt (Perancis,

    Swiss, Pulau Buton)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    44/142

    Lake Asphalt

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    45/142

    Fungsi Aspal

    Aspal yang digunakan sebagai material perkerasan jalan berfungsi

    sebagai :

    1.Bahan pengikat. Memberikan ikatan yang kuat antara aspal danagregat dan antara sesama aspal

    2.Bahan pengisi , mengisi rongga antar butir agregat dan pori-pori

    yang ada dalam butir agregat itu sendiri.

    Aspal harus memiliki sifat adhesi dan kohesi yang baik, serta pada

    saat dilaksanakan harus memiliki tingkat kekentalan tertentu.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    46/142

    SIFAT ASPAL

    1. Daya Tahan (durabilitas)

    2. Kohesi dan Adhesi

    3. Kepekaan Terhadap Temperatur

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    47/142

    PENGUJIAN KARAKTERISTIKASPAL

    1. Pengujian Penetrasi

    2. Pengujian Daktilitas

    3. Pengujian Titik Lembek

    4. Kepekaan Aspal terhadap Perubahan Suhu5. Pengujian Viskositas

    6. Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar

    7. Pengujian Berat Jenis

    8. Hilang dalam Pemanasan

    9. Penyulingan Aspal Cair

    10. Kadar Air dalam Minyak Bumi dan Bahan yang Mengandung Bitumen

    11. Kelekatan Aspal dalam Batuan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    48/142

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

    PENETRASI

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    49/142

    TITIK LEMBEK

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    50/142

    Pengujian DaktilitasAspal

    Cetakan Benda Uji dalam Pengujian Daktilitas

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    51/142

    Percobaan Titik Nyala dengan Alat Cleveland

    Open Cup

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    52/142

    Percobaan Hilang dalam Pemanasan dengan

    Alat Thin Film Oven

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    53/142

    Percobaan Penyulingan Aspal Cair

    ALAT PENGUJIAN ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    54/142

    0.50.50.50.51.0-Kehilangan Berat, %

    99.099.099.099.099.099.0Kelarutan pada trichloroethene, %

    232232232219177163Titik Nyala (C)

    40506080140220Penetrasi (25C, 100 gr, 5 detik)

    400350300250175125Viskositas, 135C (275F),Cs, Min

    4000 80030006002000 4001000 200500100250 50Viskositas, 60C (140F), poises

    AC-40AC-30AC-20AC-10AC-5AC-2.5

    Nilai ViskositasBerdasarkan Nilai Viskositas

    -100-100-75-50--Daktilitas setelah kehilangan berat

    -40-46-50-54-58Penetrasi setelah kehilangan berat

    1.5-1.3-1.0-0.8-0.8-Kehilangan berat, %

    -99-99-99-99-99Kelarutan pada trichloroethele, %

    -100-100-100-100-100Daktilitas (25C, 5 cm per menit)

    -177-218-232-232-232Titik Nyala (Cleveland Open), C

    3002001501201008570605040Penetrasi (25C, 100 gr, 5 detik)

    maxminmaxMinmaxminmaxminmaxmin

    200-300120-15085-10060-7040-50

    Nilai Penetrasi

    Berdasarkan Nilai Penetrasi

    KLASIFIKASI ASPAL

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    55/142

    PENCAMPURAN BAHAN ASPAL

    35

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    56/142

    THANK YOU

    See You Next Week !!

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    57/142

    Perencanaan Tebal Perkerasan

    Perkerasan Jalan

    Jurusan Teknik Sipil

    UNTIRTA

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    58/142

    PendahuluanPerencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan

    anatara perencanaan untuk jalan baru dan untuk peningkatan

    (jalan lama yang sudah pernah diperkeras).

    Perencanaan konstruksi atau tebal perkerasan jalan, dapat

    dilakukan den-gan banyak cara (metoda), antara lain : AASHTOdan The Asphalt Institute (Amerika), Road Note (Inggris),

    NAASRA (Australia) dan Bina Marga (Indonesia).

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    59/142

    PendahuluanOglesby, C.H. dan Hicks, R.G. (1982) menyatakan bahwa

    yang dimaksud perencanaan perkerasan adalah memilih

    kombinasi material dan tebal lapisan yang memenuhi syarat

    pelayanan dengan biaya termurah dan dalam jangka panjang,

    yang umumnya memperhitungkan biaya konstruksi pemeliharaan

    dan pe-lapisan ulang.

    Perencanaan perkerasan meliputi kegiatan pengukuran kekuatan

    dan sifat penting lainnya dari lapisan permukaan perkerasan

    dan masing-masing lapisan di bawahnya serta menetapkanketebalan permukaan perkerasan, lapis pondasi, dan lapis

    pondasi bawah.

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    60/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Bagian perkerasan Lentur

    4

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    61/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Beban Lalu lintas dinyatakan dalam lintas ekivalen rencana (LER) denganlangkah-langkah :

    1. Perhitungan Angka Ekivalen

    Dihitung untuk masing-masing kendaraan dengan dihitung terlebih

    dahulu angka ekivalennya.

    E sumbu tunggal = (beban sumbu tunggal,kg/8160)^4

    E sumbu Ganda = 0,086 x (beban sumbu ganda,kg/8160)^4

    Dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

    5

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    62/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    2. LHR dihitung di awal umur rencana dengan masing-masing jenis kelompok

    kendaraan :LHR awal umur rencana = (1+a)^n x LHR s

    3. Faktor Distribusi kendaraan pada Lajur rencana berdasarkan jumlah lajur

    perkerasan jalan, dilihat Pada Tabel 2 dan Tabel 3.

    4. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) sebagai lintas Ekivalen di awal umur rencana

    5. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) sebagai lintas ekivalen di akhir umur rencana

    LEA = LEP (1+i)^ur

    6

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    63/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    6. Hitung Lintas Ekivalen Rencana dengan menggunakan rumus berikut :

    LER = ((LEP + LEA )/2) x FP

    7

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    64/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Daya Dukung Tanah

    1. Tentukan Nilai daya dukung tanah dasar dengan menggunakan pemeriksaan CBR

    2. Dengan memperhatikan CBR yang diperoleh , keadaan lingkungan, jenis dan

    kondisi tanah di sepanjang jalan, dapat ditentukan CBR segmen

    3. Tentukan nilai daya dukung tanah (DDT) dari setiap nilai cbr segmen yang

    diperoleh dari Gambar 1 , dimana Grafik CBR menggunakan skala logaritma

    sedangkan grafik DDT menggunakan skala linier.

    8

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    65/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    9

    Penunjuk Kondisi Lingkungan

    Keadaan lapangan mencakup permeabilitas tanah, perlengkapan drainase,

    bentuk alinyemen serta persentase kendaraan dengan berat 13 ton, dan

    kendaraan yang berhenti, sedangkan keadaan iklim mencakup curah hujan

    rata-rata per tahun.

    Dengan demikian dalam penentuan tebal perkerasan ini, Faktor Regional

    hanya dipengaruhi oleh bentuk alinyemen (kelandaian dan tikungan),

    persentase kendaraan berat dan yang berhenti serta iklim (curah hujan)

    sebagai berikut pada Tabel 4

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    66/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Indeks Permukaan

    Tebal Perkerasan yang dibutuhkan dipengaruhi oleh nilai kinerja struktur

    perkerasan yang diharapkan pada saat jalan dibuka untuk melayani arus lalu lintas

    rencana selam umur rencana, dan kondisi perkerasan diakhir rencana. Dimana hal

    ini dinyatakan dalam Indeks Permukaan (IP).

    1. Ip diawal rencana (Ipo) dinyatakan dari jenis perkerasan yang dipergunakan

    untuk lapis perkerasan permukaan, tercantum Pada Tabel 5.

    2. Tentukan Indeks Permukaan Akhir (IPt) dari perkerasan rencana dengan

    menggunakan Tabel 6 berikut.

    10

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    67/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Indeks Permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataan / kehalusan serta kekokohan

    permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat.

    Adapun beberapa nilai IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut di bawah ini:

    IP =1,0 : adalah menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga

    sangat mengganggu lalu lintas kendaraan.

    IP = 1,5: adalah tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus).IP = 2,0: adalah tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap

    IP = 2,5: adalah menyatakan permukaan jalan yang masih cukup stabil dan baik.

    11

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    68/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR METODE SNI 1732-1989-F

    Indeks Tebal Perkerasan (ITP)

    Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

    perkerasan jangka panjang, dimana penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh ITP

    (Indeks Tebal Perkerasan), dengan rumus sebagai berikut :

    ITP = alD1 + a2D2 + a3D3

    a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatip bahan perkerasan (daftar VII)D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm).

    Angka 1, 2 dan 3 : masing-masing untuk lapis permukaan lapis pondasi dan lapis pondasi

    bawah

    Kemudian Kontrol apakah tebal masing-masing lapisan telah sesuai dan memenuhi ITP

    yang bersangkutan bisa dilihat pada Tabel 7, Tabel 8.

    12

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    69/142

    Tabel 2 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Jalur

    13

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    70/142

    Tabel 3 Koefesien Distribusi ke Lajur Rencana

    14

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    71/142

    Gambar 1 Kolerasi antara CBR dengan DDT

    15

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    72/142

    Tabel 4 Faktor Regional

    16

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    73/142

    Tabel 5. Nilai IPo

    17

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    74/142

    Tabel 6. Nilai Ipt

    18

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    75/142

    Tabel 7 Koefesien Kekuatan Relatif

    19

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    76/142

    Tabel 8 Tebal minimum Lapis Perkerasan

    20

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    77/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

    Tentukan Indeks Tebal Perkerasan dengan mempergunakan nomogram dengan

    menggunakan LER selama umur rencana, sedangkan pada konstruksi bertahap

    dapat mepergunakan konsep umur sisa

    ITP 1 diperoleh dari nomogram dengan mempergunakan LER = 1,67 LER1

    ITP 1+2 dengan menggunakan LER = 2,5 LER 2

    LER 1 adalah selama tahap pertama, sedangkan LER 2 adalah selama tahap kedua11. Tentukan Jenis Perkerasan Yang akan dipilih, dimana ditentukan berdasarkan :

    - Material yang tersedia

    - Dana awal yang tersedia

    21

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    78/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

    Perhitungan perencanaan ini didasarkan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

    perkerasan jangka panjang, dimana penentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh ITP

    (Indeks Tebal Perkerasan), dengan rumus sebagai berikut :

    ITP = alD1 + a2D2 + a3D3

    a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relatip bahan perkerasan (daftar VII)

    D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm).

    Angka 1, 2 dan 3 : masing-masing untuk lapis permukaan lapis pondasi dan lapis pondasi

    bawah

    Kemudian Kontrol apakah tebal masing-masing lapisan telah sesuai dan memenuhi ITP

    yang bersangkutan< bisa dilihat pada Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7

    22

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    79/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

    23

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    80/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK 87

    24

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    81/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK 87

    25

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK87

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    82/142

    TAHAPAN PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN MAK 87

    26

    Nomogram Perencanaan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    83/142

    Nomogram Perencanaan

    27

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    84/142

    Konstruksi Bertahap

    Konstruksi bertahap digunakan pada keadaan tertentu, antara lain:

    1. Keterbatasan biaya untuk pembuatan tebal perkerasan sesuai, rencana (misalnya :

    20 tahun). Perkerasan dapat direncanakan dalam dua tahap, misalnya tahap pertama

    untuk 5 tahun, dan tahap berikutnya untuk 15 tahun.

    2. Kesulitan dalam memperkirakan perkembangan lalu lintas untuk (misalnya : 20

    sampai 25 tahun). Dengan adanya pentahapan, perkiraan lalu lintas diharapkan tidak

    jauh meleset.

    3. Kerusakan setempat (weak spots) selama tahap pertama dapat diperbaiki dan

    direncanakan kembali sesuai data lalu lintas yang ada.

    28

    h l

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    85/142

    Contoh Soal

    Contoh Penentuan Harga CBR yang mewakili Diketahui: Harga CBR = 3; 4; 3; 6; 6; 5; 11; 10; 6; 6;

    dan 4.

    Tentukan Nilai CBR yang akan digunakan untuk

    perencanaan Tebal Perkerasan

    29

    Contoh Soal

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    86/142

    Contoh SoalContoh Perencanaan Jalan Baru untuk Lalu Lintas Rendah

    Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2012

    seperti di bawah ini, dan umur rencana 10 Tahun

    selama pelaksanaan = 10,4 % per tahun

    Data-data:

    Kendaraan ringan 2 ton : 250 kendaraan

    Bus Kecil : 35 kendaraan

    Truk Sedang : 21 kendaraan

    Truk Berat : 15 Kendaraan

    Bahan-bahan perkerasan:

    - HRS

    - Agregrat kelas B

    - Sirtu

    - FR = 1,0 dan CBR tanah dasar = 5%30

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    87/142

    TERIMA KASIH....

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    88/142

    PERENCANAAN PERKERASANJALAN LENTUR

    METODE Pt T 01-2002-B

    PERKERASAN JALAN

    KULIAH PERT 4

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    89/142

    METODE BINA MARGA

    Perencanaan perkerasan lentur dengan metoda bina margamenggunakan metoda analisis komponen perencanaan tebal

    perkerasan lentur nomor Pt.T-01-2002-B.

    Perencanaan tebal perkerasan yang menggunakan material bergradasi

    lepas (granular material dan batu pecah) dan berpengikat, Digunakan

    untuk kondisi :

    Perencanaan perkerasan jalan baru;

    Perencanaan pelapisan tambah (Overlay);

    Perencanaan konstruksi bertahap (Stage Construction

    K it i P L l li t

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    90/142

    Kriteria Perencanaan Lalu-lintas

    Lalu Lintas Pada Lajur Rencana

    Lalu lintas pada lajur rencana (w18) diberikan dalam kumulatif bebangandar standar. Untuk mendapatkan lalu lintas pada lajur rencana ini

    digunakan perumusan berikut ini :

    w18 = DD x DL x 18

    DD = faktor distribusi arah.DL = faktor distribusi lajur.

    18 = beban gandar standar kumulatif untuk dua arah.

    Pada umumnya DD diambil 0,5. Pada beberapa kasus khusus terdapat

    pengecualian dimana kendaraan berat cenderung menuju satu arah

    tertentu. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa DD bervariasi

    dari 0,3 0,7 tergantung arah mana yang berat dan kosong.

    Krit ria P r ncanaan Lalu lintas

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    91/142

    Kriteria Perencanaan Lalu-lintas

    Tabel 1. Faktor Distribusi Lajur

    P

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    92/142

    Kriteria Perencanaan Lalu-lintas

    Angka Ekivalen Beban Gandar Sumbu Kendaraan (E)

    Angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan

    oleh lintasan beban gandar sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat

    kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal

    seberat 8,16 ton (18.000 lb).

    Angka ekivalen roda tunggal = (L/5400)^4

    Dimana:

    L = Beban sumbu kendaraan (kg)

    k = 8160: untuk sumbu Ganda= 13760 : untuk sumbutandem

    = 18450 : untuk sumbutriple

    K P l l

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    93/142

    Kriteria Perencanaan Lalu-lintas

    Reliabilitas

    Kemungkinan (probability) bahwa jenis kerusakan tertentu atau kombinasijenis kerusakan pada struktur perkerasan akan tetap lebih rendah ataudalam rentang yang diizinkan selama umur rencana.

    Pada umumnya, dengan meningkatnya volume lalu-lintas dan kesukaranuntuk mengalihkan lalu-lintas, resiko tidak memperlihatkan kinerja yangdiharapkan harus ditekan.

    Dalam desain perkerasan lentur, level of reliabity (R) diakomodasi denganparameter penyimpangan normal standar (standard normal deviate, ZR)

    Tabel 2. Reliabilitas

    K it i P L l li t

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    94/142

    Kriteria Perencanaan Lalu-lintas

    Tabel 3. Standar Normal

    T h D

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    95/142

    Tanah Dasar

    Modulus resilien (MR) tanah dasar juga dapat diperkirakan dari CBR standar

    dan hasil atau nilai tes soil indexMR (psi) = 1.500 x CBR

    Persoalan tanah dasar yang sering ditemui antara lain :

    a. Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen)

    b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan

    kadar air.

    c. Daya dukung tanah tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti

    d. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu-lintas

    untuk jenis tanah tertentu.

    e. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan penurunan yangdiakibatkannya.

    Indeks Permukaan (IP)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    96/142

    Indeks Permukaan (IP)

    Indeks permukaan ini menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan

    perkerasan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintasyang lewat.

    Dalam Pedoman Metode Pt-T-2002-, ada 2 Indeks Permukaan , yaitu :

    1) Indeks Permukaan Awal (IPo) untuk lapis permukaan dengan jenis

    laron, lasbutag, lapen.

    2) Indeks Permukaan Akhir (IPt) , untuk metode ini tidak dihubungkan

    dengan nilai LER.

    I d k P k (IP)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    97/142

    Indeks Permukaan (IP)

    Tabel 4. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana

    Tabel 5. Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana

    P d P

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    98/142

    Prosedur Perencanaan

    Analisa Komponen Perkerasan

    Untuk menentukan Struktural number rencana yang diperlukan.

    Nomogram tersebut dapat dipergunakan apabila dipenuhi kondisi-

    kondisi berikut ini:

    1.Perkiraan lalu-lintas masa datang (W18) adalah pada akhir umur

    rencana,2.Reliability (R).

    3.Overall standard deviation (S0),

    4.Modulus resilien efektif (effective resilient modulus) material tanah

    dasar (MR),

    5.Design serviceability loss (PSI = IP0 IPt).

    Prosedur Perencanaan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    99/142

    Prosedur Perencanaan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    100/142

    Koefisien Drainase

    Kualitas drainase pada perkerasan lentur diperhitungkan dalam

    perencanaan dengan menggunakan koefisien kekuatan relatif yang

    dimodifikasi. Faktor untuk memodifikasi koefisien kekuatan relatif ini

    adalah koefisien drainase (m) dan disertakan ke dalam persamaan Indeks

    Tebal Perkerasan (ITP) bersama-sama dengan koefisien kekuatan relatif

    (a) dan ketebalan (D).

    Tabel 6. Kualitas Drainase

    K f

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    101/142

    Koefisien Drainase

    Tabel 7. Koefesien Drainase Untuk Lpais Pondasi

    B t b t Mi i T b l L i P k

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    102/142

    Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

    Tabel 8. Tebal Minimum Lapis Pemukaan dan Lapis Pondasi

    Batas Tebal Minimum

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    103/142

    Batas Tebal Minimum

    Dimana:

    ai = Koefisien layer masingmasing lapisan.

    Di = Tebal masingmasing lapisan.

    SN

    i

    = Structural Number masing

    masing lapisan.Keterangan : D dan SN yang mempunyai asterisk (*) menunjukkan nilai

    aktual yang digunakan dan nilainya besar atau sama dengan nilai yang

    dibutuhkan.

    16

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    104/142

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

    Berdasarkan jenis dan fungsi material lapis perkerasan, estimasi Koefisien

    Kekuatan Relatif dikelompokkan ke dalam 5 katagori, yaitu : beton aspal(asphalt concrete), lapis pondasi granular (granular base), lapis pondasi

    bawah granular (granular subbase), cement-treated base (CTB), dan

    asphalt-treated base (ATB).

    1. Lapis Permukaan Beton Aspal (asphalt concrete surface course)

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    105/142

    R ( )

    Gambar 1. Koefesien Kekuatan a1 untuk beton aspal

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    106/142

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

    2. Lapis Pondasi Granular (granular base layer)

    Koefisien Kekuatan Relatif, a2 dapat diperkirakan dengan menggunakan

    Gambar 2 atau dihitung dengan menggunakan hubungan berikut :

    A2 = 0,249 (log10EBS) 0,977

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    107/142

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

    Gambar 2. Koefesien Kekuatan a2

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    108/142

    fisi ua a R la if (a)

    3. Lapis Pondasi Bawah Granular (granular subbase layers)

    Koefisien Kekuatan Relatif, a3 dapat diperkirakan denganmenggunakan Gambar 3 atau dihitung dengan menggunakan hubungan

    berikut :

    A3 = 0,227 (log10ESB) 0,839

    Koefisien Kekuatan Relatif (a)

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    109/142

    Gambar 3. Koefesien Kekuatan a3

    Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    110/142

    Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan

    Pada saat menentukan tebal lapis perkerasan, perlu dipertimbangkan

    keefektifannya dari segi biaya, pelaksanaan konstruksi, dan batasanpemeliharaan untuk menghindari kemungkinan dihasilkannya perencanaan

    yang tidak praktis. Dari segi keefektifan biaya, jika perbandingan antara

    biaya untuk lapisan pertama dan lapisan kedua lebih kecil dari pada

    perbandingan tersebut dikalikan dengan koefisien drainase, maka

    perencanaan yang secara ekonomis optimum adalah apabila digunakan tebal

    lapis pondasi minimum.

    Tabel 8 memperlihatkan nilai tebal minimum untuk lapis permukaan

    berbeton aspal dan lapis pondasi agregat

    Prosedur Perencanaan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    111/142

    Koefisien kekuatan Relatif Kekuatan Bahan Jenis Bahan

    a1 a2 a3 MS (kg) Kt (kg/cm2) CBR %

    0,400,350,320,300,350,310,280,260,300,260,250,20

    0,280,260,24

    744590454340744590454340340340590454340

    LASTONASBUTON

    Hot Rolled AsphaltAspal Macadam

    LAPEN (Mekanis)LAPEN (Manual)LASTON ATAS

    0,230,190,150,130,150,130,140,120,140,130,12

    0,130,120,110,10

    22182218

    10060100806070503020

    LAPEN (Mekanis)LAPEN (Manual)

    Stab. tanah dengansemenStab. Tanah dengan kapurPondasi Macadam (basah)Pondasi Macadam (kering)

    Batu Pecah (kelas A)Batu Pecah (kelas B)Batu Pecah (kelas C)

    Sirtu/pitrun (kelas A)Sirtu/pitrun (kelas B)Sirtu/pitrun (kelas C)

    Tanah/Lempung kepasiran

    Latihan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    112/142

    Jalan baru direncanakan untuk umur rencana 20 tahun , Jalan tersebut

    terdiri atas 3 lajur untuk masing-masing arahnya dan diasumsikan memilikifaktor distribusi arah (DD) sebesar 50%. Pada tahun pertama, jalan

    tersebut diperkirakan dilalui beban lalu-lintas standar sebesar 2.5 x 10^6

    dan proyeksi tingkat pertumbuhan (gabungan) adalah 3% per tahun.

    Parameter-parameter lainnya diasumsikan

    S0 = 0.35, PSI = 2.1

    SN rencana = 5.6

    Lalu-lintas pada akhir tahun ke-13, w18 = 16.0 x 10^6

    Latihan

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    113/142

    Modulus resilien tanah dasar efektif

    Aspal beton

    Lapis pondasi atas granular

    Lapis pondasi bawah granular

    Mr = 5.700 psi

    EAC = 400.000 psiEBS =30.000 psi

    ESB =11.000 psi

    Tentukan Tebal masing-masing perkerasan .

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    114/142

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    115/142

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASANAASHTO

    PERTEMUAN KE 6

    JURUSAN TEKNIK SIPIL

    UNTIRTA

    2

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    116/142

    Pendahuluan

    Metode perencanaan tebal perkerasan lentur AASHTO

    berkembang semenjak dimulainya pengujian lapangan

    yang dilaksanakan di Ottawa.

    Metode AASHTO ini mengalami perubahan yang cukup

    besar dibandingkan dengan metode yang terdahulu.

    Metoda ini sudah dipakai secara umum di seluruh duniauntuk perencanaan serta di adopsi sebagai standar

    perencanaan di berbagai negara

    3

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    117/142

    Pendahuluan

    Parameter yang dibutuhkan pada perencanaan

    menggunakan metoda AASHTO93 ini antara lain adalah

    StructuralNumber (SN)

    Lalulintas

    Reliability Faktor

    lingkungan

    Serviceablity

    4

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    118/142

    Structural Number (SN)

    Structural Number (SN) merupakan fungsi dari ketebalan lapisan, koefisien

    relatif lapisan (layer coefficients), dan koefisien drainase (drainage

    coefficients). Persamaan untuk Structural Number adalah sebagai berikut :

    SN = a1D1 + a2D2m2 + a3D3m3

    5

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    119/142

    Lalu lintas

    Prosedur perencanaan untuk parameter lalu lintas didasarkan pada

    kumulatif beban gandar standar ekivalen (Cumulative Equivalent Standard

    Axle, CESA). Perhitungan untuk CESA ini didasarkan pada konversi lalu

    lintas yang lewat terhadap beban gandar standar 8.16 kN dan

    mempertimbangkan umur rencana, volume lalu lintas, faktor distribusi lajur,

    serta faktor bangkitan lalu lintas (growth factor).

    R li bilit

    6

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    120/142

    Reliability

    Konsep reliability untuk perencanaan perkerasan didasarkan pada

    beberapa ketidaktentuan (uncertainties) dalam proses perencaaan untuk

    meyakinkan alternatifalternatif berbagai perencanaan. Tingkatan

    reliability ini yang digunakan tergantung pada volume lalu lintas, klasifikasi

    jalan yang akan direncanakan maupun ekspetasi dari pengguna jalan.

    Pengaplikasian dari konsep reliability ini diberikan juga dalam parameter

    standar deviasi yang mempresentasikan kondisikondisi lokal dari ruas

    jalan yang direncanakan serta tipe perkerasan antara lain perkerasan

    lentur ataupun perkerasan kaku. Secara garis besar pengaplikasian dari

    konsep reliability adalah sebagai berikut:

    R li bilit

    7

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    121/142

    Reliabilitya.Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan klasifikasi dari ruas jalan

    yang akan direncanakan. Klasifikasi ini mencakup apakah jalan tersebut adalah

    jalan dalam kota (urban) atau jalan antar kota (rural).

    b.Tentukan tingkat reliability yang dibutuhkan dengan menggunakan tabel yang ada

    pada metoda perencanaan AASHTO93. Semakin tinggi tingkat reliability yang

    dipilih, maka akan semakin tebal lapisan perkerasan yang dibutuhkan.c.Satu nilai standar deviasi (So) harus dipilih. Nilai ini mewakili dari kondisikondisi

    lokal yang ada. Berdasarkan data dari jalan percobaan AASHTO ditentukan nilai

    So sebesar 0.25 untuk rigid dan 0.35 untuk flexible pavement. Hal ini

    berhubungan dengan total standar deviasi sebesar 0.35 dan 0.45 untuk lalu lintas

    untuk jenis perkerasan rigid dan flexible.

    F kt li k

    8

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    122/142

    Faktor lingkungan

    Persamaanpersamaan yang digunakan untuk perencanaan AASHTO

    didasarkan atas hasil pengujian dan pengamatan pada jalan percobaan

    selama lebih kurang 2 tahun. Pengaruh jangka panjang dari temperatur

    dan kelembaban pada penurunan serviceability belum dipertimbangkan.

    Satu hal yang menarik dari faktor lingkungan ini adalah pengaruh dari

    kondisi swell dan frost heave dipertimbangkan, maka penurunan

    serviceability diperhitungkan selama masa analisis yang kemudian

    berpengaruh pada umur rencana perkerasan

    S i blit

    9

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    123/142

    ServiceablityServiceability merupakan tingkat pelayanan yang diberikan oleh sistem

    perkerasan yang kemudian dirasakan oleh pengguna jalan. Untuk

    serviceability ini parameter utama yang dipertimbangkan adalah nilai Present

    Serviceability Index (PSI). Nilai serviceability ini merupakan nilai yang

    menjadi penentu tingkat pelayanan fungsional dari suatu sistem perkerasan

    jalan. Secara numerik serviceability ini merupakan fungsi dari beberapa

    parameter antara lain ketidakrataan, jumlah lobang, luas tambalan, dll

    Serviceablit

    10

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    124/142

    Serviceablitya.Untuk perkerasan yang baru dibuka (open traffic) nilai serviceability ini

    diberikan sebesar 4.0 4.2. Nilai ini dalam terminologi perkerasan

    diberikan sebagai nilai initial serviceability (Po).

    b.Untuk perkerasan yang harus dilakukan perbaikan pelayanannya, nilai

    serviceability ini diberikan sebesar 2.0. Nilai ini dalam terminologi

    perkerasan diberikan sebagai nilai terminal serviceability (Pt)

    c.Untuk perkerasan yang sudah rusak dan tidak bisa dilewati, maka nilai

    serviceability ini akan diberikan sebesar 1.5. Nilai ini diberikan dalam

    terminologi failure serviceability (Pf).

    11

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    125/142

    Persamaan AASHTO93

    Dimana:

    W18 = Kumulatif beban gandar standar selama umur perencanaan (CESA).

    ZR = Standard Normal Deviate.

    So = Combined standard error dari prediksi lalu lintas dan kinerja.

    SN = Structural Number.

    Po = Initial serviceability.

    Pt = Terminal serviceability.

    Pf = Failure serviceability.

    Mr = Modulus resilien (psi)

    12

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    126/142

    Nomogram Perencanaan

    Persamaan AASHTO93

    13

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    127/142

    Persamaan AASHTO93

    Dimana:

    ai = Koefisien layer masingmasing lapisan.

    Di = Tebal masingmasing lapisan.

    SNi = Structural Number masingmasing lapisan.

    Keterangan : D dan SN yang mempunyai asterisk (*) menunjukkan nilai aktual

    yang digunakan dan nilainya besar atau sama dengan nilai yang dibutuhkan.

    Contoh Soal

    14

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    128/142

    Contoh Soal

    Tabel 1. Data lalu lintas harian rata-rata (kend/hari/2arah)

    Rencanakan tebal perkerasan dengan menggunakanmetoda AASHTO1993

    Jenis Kendaraan Jumlah

    Mobil Penumpang 250

    Bus 35

    Truk2 As 104

    15

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    129/142

    SELESAI.....

    16

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    130/142

    17

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    131/142

    18

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    132/142

    19

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    133/142

    LAPIS TAMBAH

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    134/142

    LAPIS TAMBAH

    & KONSTRUKSI

    BERTAHAP

    PERKERASAN JALAN

    PERT 7

    2015

    PELAPISAN TAMBAH

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    135/142

    Untuk perhitungan pelapisan tambahan(overlay), kondisi perkerasan jalan lama(existing

    pavement) dinilai, KEMUDIAN ditentukan lapisan

    mana yang harus dibongkar dan diperbaharui.

    PELAPISAN TAMBAH

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    136/142

    Konstruksi Bertahap

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    137/142

    Konstruksi bertahap digunakan pada keadaan tertentu,

    antara lain:1. Keterbatasan biaya untuk pembuatan tebal perkerasan

    sesuai, rencana (misalnya : 20 tahun). Perkerasan dapat

    direncanakan dalam dua tahap, misalnya tahap pertama

    untuk 5 tahun, dan tahap berikutnya untuk 15 tahun.

    2. Kesulitan dalam memperkirakan perkembangan lalu lintas

    untuk (misalnya : 20 sampai 25 tahun). Dengan adanya

    pentahapan, perkiraan lalu lintas diharapkan tidak jauh

    meleset.

    3. Kerusakan setempat (weak spots) selama tahap pertamadapat diperbaiki dandirencanakan kembali sesuai data lalu

    lintas yang ada.

    Konstruksi Bertahap

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    138/142

    Metoda perencanaan konstruksi bertahap didasarkan atas

    konsep "sisa umur". Perkerasan berikutnya direncanakan

    sebelum perkerasan pertama mencapai keseluruhan "masa

    fatique". Untuk itu tahap kedua diterapkan bila jumlah

    kerusakan (cumulative damage) pada tahap pertama sudah

    mencapai k.l. 60%. Dengan demikian"sisa umur" tahap pertama

    tinggal k.l. 40%.

    Untuk menetapkan ketentuan di atas maka perlu dipilih waktu

    tahap pertama antara 25%-50% dari waktu keseluruhan.

    Misalnya : UR = 20 tahun, maka tahap I antara 5-10 tahun dan

    Tahap II antara 10-15 tahun.

    Contoh Soal

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    139/142

    Tebal lapis tambahan jalan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun2010 seperti di bawah ini, dan umur rencana: a). 5 tahun; b). 15

    tahun.

    Susunan perkerasan jalan lama: Asbuton (MS.744) = 10,5 cm; Batu

    pecah (CBR 100) =20 cm, Sirtu (CBR 50) = 10 cm.

    Hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis

    permukaan asbuton terlihat crack sedang, beberapa deformasi

    pada jalur roda (kondisi 60%) akibat jumlah lalu lintas melebihi

    perkiraan semula. FR = 1,0

    Contoh Soal

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    140/142

    Data lalu lintas sebagai berikut : Kendaraan ringan : 2000 kendaraan

    Bus 8 ton : 600 kendaraan

    Truk 2 as 13 ton : 100 kendaraan

    Truk 3 as 20 ton : 60 kendaraan

    Truk 5 as 30 ton : 20 kendaraan

    Contoh Soal

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    141/142

    Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2011 seperti di

    bawah ini, dan umur rencana 5 + 15 tahun Jalan dibuka tahun 2015 (i selama

    pelaksanaan = 5% per tahun) FR = 1,0

    Data-data:

    Kendaraan ringan 2 ton : 1000 kendaraan

    Bus 8 ton : 300 kendaraan

    Truk 2 as 13 ton : 50 kendaraan

    Truk 3 as 20 ton : 30 kendaraan

    Truk 5 as 30 ton : 10 kendaraan

    CBR tanah dasar = 3,4%

    Bahan-bahan perkerasan:

    Asbuton (MS.744) a= 0,35 Batu pecah (CBR 100) a= 0,14

    Sirtu (CBR 50) a= 0,12

  • 7/21/2019 Perkerasan Jalan.pdf

    142/142

    SEKIANNEXT UTS..