Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional :...

36

Transcript of Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional :...

Page 1: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36
Page 2: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36
Page 3: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT)

Tafsir Bercorak Fiqhi

Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA

36 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku

Tafsir Bercorak Fiqhi

Penulis

Ahmad Sarwat, Lc. MA

Editor

Fatih

Setting & Lay out

Fayyad & Fawwaz

Desain Cover

Faqih

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing

Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

Setiabudi Jakarta Selatan 12940

Page 4: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36
Page 5: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

5

Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................. 5

A. Pengertian ....................................................... 7

1. Makna Fiqih Secara Bahasa ........................... 7

2. Makna Fiqih Secara Istilah ............................. 7

B. Antara Tafsir Fiqhi dan Tafsir Ayat Ahkam ......... 8

C. Beberapa Kitab Tafsir ...................................... 13

1. Tafsir Madzhab Hanafi ................................. 13

2. Tafsir Madzhab Maliki ................................. 13

3. Tafsir Madzhab Syafi’i .................................. 14

4. Madzhab Hanbali ......................................... 14

5. Tafsir Mazhab Zaidiyah ................................ 15

D. Tafsir Al-Jashshash ........................................... 15

1. Biografi Al-Jashash ....................................... 15

2. Analisis Terhadap PenafsiranAl-Jashash ...... 17

a. Antara Metode Tahlili dan Maudhu’i .......... 17

b. Pembantaian Terhadap Mazhab Syafi’i....... 17

c. Teologi Mu’tazilah ....................................... 19

E. Tafsir Al-Qurthubi ........................................... 20

1. Profil Mufassir ............................................. 20

a. Biografi ........................................................ 20

b. Karya ........................................................... 21

c. Guru-guru .................................................... 21

2. Profil Tafsir .................................................. 22

a. Teknik Penyajian .......................................... 22

b. Langkah-langkah ......................................... 24

Page 6: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

6

c. Contoh ......................................................... 25

d. Sumber Penafsiran ...................................... 25

e. Cara Penjelasan ........................................... 26

f. Keluasan Penjelasan ..................................... 27

g. Sasaran dan Tertib Ayat yang Ditafsirkan .... 27

h. Corak Penafsiran (Ittijah al-Tafsir) ............... 27

F. Tafsir Ilkiya Al-Harasi...................................... 28

1. Profil Mufassir ............................................. 28

a. Biografi ........................................................ 28

b. Para Guru .................................................... 29

c. Murid ........................................................... 31

d. Gelar ............................................................ 32

e. Karya-karya .................................................. 32

f. Al-Kiya Al-Harasi di Mata Para Ulama .......... 33

2. Pokok-pokok Penting Tafsir Ahkamul Quran 34

a. Moderat Atas Pendapat Mazhab Asy-Syafi’iyah ..................................................... 34

b. Khusus Ayat Hukum .................................... 35

c. Lima Jilid ...................................................... 35

d. Menggabungkan Antara Tafsir Bil Ma’tsur dengan Bir-Ray’i .......................................... 35

e. Memperhatikan Sisi Linguistik .................... 36

f. Memperhatikan Qiraat Mutawatir dan Syadzdzah ................................................... 36

g. Berhati-hati Dalam Mengambil Israiliyat ..... 36

Page 7: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

7

A. Pengertian

Sesuai dengan namanya, tafsir fiqhi adalah tafsir yang ditulis dengan pendekatan ilmu fiqih.

1. Makna Fiqih Secara Bahasa

Kata fiqih sendiri secara bahasa berarti paham atau mengerti, baik paham secara sekilas ataupun paham secara mendalam. Paham secara sekilas itu sebagaimana disebutkan di dalam Al-Quran :

ا تقول نفقه قالوا ي شعيب ما كثيرا ممMereka berkata: "Hai Syu´aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu (QS. Hud : 91)

Sedangkan paham secara mendalam itu sebagaimana diungkapkan dalam ayat berikut :

ين ف ليتفقهوا طائفة منم فرقة ك من نفر فلول الMengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. (QS. At-Taubah : 122)

2. Makna Fiqih Secara Istilah

Namun secara terminologi dan definisi dalam ‘urf keilmuan, ilmu fiqih didefinisikan sebgai

العملية المكتسب من أأدلتها التفصيلية العلم بالأحكام الشرعية

Page 8: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

8

Ilmu yang membahas tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliyah yang diistinbath dari sumber-sumber dalilnya yang rinci.

Maka tafsir fiqhi adalah tafsir yang disusun untuk menjelaskan hukum-hukum syariah yang terdapat di dalam ayat-ayat Al-Quran.

Atau dengan kata lain bisa juga disebutkan bahwa tafsir fiqhi adalah sebuah corak tafsir yang disusun oleh para fuqaha atau ahli fiqih. Di dalam kitabnya At-Tafsir wal Mufassirun, Dr. Husein Adz-Dzahabi memang menamakannya dengan sebutan tafsir fuqaha.

B. Antara Tafsir Fiqhi dan Tafsir Ayat Ahkam

Namun harus dibedakan antara tafsir fiqhi dengan tafsir ayat-ayat ahkam, meski antara keduanya terkesan sangat mirip sehingga sering dianggap hal yang sama.

Umumnya para ulama sepakat mengatakan bahwa tidak semua isi Al-Quran mengandung ayat-ayat hukum secara eksplisit. Meski pun bagaimana mendefinisikan ayat hukum itu sendiri pun mereka berbeda pendapat juga. Ketika menghitung berapa jumlah ayat hukum, ternyata mereka pun berbeda-beda pendapat juga.

Page 9: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

9

Sebenarnya ada banyak versi tentang berapa jumlah ayat hukum. Al-Ghazali1, Ar-Razi, Ibnu Qudamah2 dan juga Muqatil bin Sulaiman3 menyebutkan jumlahnya sekitar 500-an ayat.

Sedangkan yang mengatakan 200-an ayat adalah Abu Ath-Thayyib Al-Qanuji (w. 1307 H). Alasannya Beliau mengecek langsung tiap ayat dari 500-an ayat yang disebutkan sebelumnya, namun nampaknya hitungan 500-an ayat itu terlalu banyak kalau dianggap mengandung hukum. Yang benar-benar mengandung hukum hanya sekitaran 200-an ayat itu saja.

Dan ada juga yang tidak membatasi jumlah ayat hukum dan menyakini bahwa semua ayat Al-Quran otomatis mengandung. Di antara yang berpendapat demikian antara lain semisal Ibnu Daqiq Al-‘Id yang mengutip dari Az-Zarkasyi, Al-Qarafi, Ash-Shan’ani dan Asy-Syaukani.

Jadi dalam hal ini, tafsir ayat ahkam umumnya disusun sejak awal hanya khusus ayat-ayat yang dianggap oleh penyusun tafsirnya memang mengandung unsur hukum yang teramat kental. Sedangkan tafsir fiqhi berbeda dengan tafsir ayat ahkam, dimana dari sisi ayat-ayat yang ditafsiri tidak dibatasi hanya pada ayat tertentu saja.

Sebagai perbandingan, mari kita bandingkan antara tafsir Al-Jami’ li Ahkamil Quran karya Al-

1 Al-Ghazali, Al-Mustashfa, 1/342 2 Ibnu Qudamah, Raudhatun Nazhir wa Junnatul Munazhir,

2/344 3 Muqatil bin Sulaiman, Al-Mahshul, 6/23

Page 10: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

10

Qurtubi dengan Tasfir Ayat Ahkam karya Ali Ashabuni.

Cukup dengan melihat sekilas pada daftar isinya saja, kita akan tahu letak perbedaannya. Ternyata tafsir fiqhi Al-Qurtubi itu mencakup semua ayat Al-Quran, sedangkan Tafsir Ayat Ahkam Ali Ash-Shabuni itu hanya berisi ayat-ayat yang menurut beliau mengandung unsur hukum yang kental.

Menarik untuk diamati, ayat hukum yang jumlahnya hanya 200-an itu ternyata berkembang menjadi beribu judul kitab fiqih yang memenuhi rak-rak perpustakaan kita. Meski hanya 200-an ayat, namun masih merupakan sumber itu yang masih mentah dan masih harus diolah dan diproses biar menjadi hukum yang siap pakai.

Tidak sedikit orang awam membaca Al-Quran, namun keliru besar ketika menerjemahkan atau menarik kesimpulan hukumnya. Dia mengira apapun yang tertuang di dalam Al-Quran, itulah undang-undang dan hukum.

Padahal boleh jadi Al-Quran sedang bicara tentang hukum yang berlaku pada umat terdahulu dan tidak berlaku untuk kita. Tapi karena dia tidak paham, maka hukum itu pun dianggapnya undang-undang juga. Fatal sekali cara berpikirnya.

Kekeliruan ini tentu sebuah kesalahan fatal, yang kalau dibiarkan dan didiamkan saja, lama-lama jadi penyesatan terhadap Al-Quran. Memang tidak menista Al-Quran dalam arti mencela. Namun keliru dalam mengerti makna, tafsir dan hukum-hukum yang tekandung di dalam Al-Quran

Page 11: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

11

justru jauh lebih berbahaya ketimbang menista Al-Quran dalam bentuk menghina.

Corak tafsir ini muncul akibat berkembangnya ilmu fiqih dan terbentuknya madzhab-madzhab fiqih.1

Pada awal terbentuknya corak tafsir ini sikap fanatisme dan klaim kebenaran atas produk tafsir belum kelihatan. Sikap toleran terhadap perbedaan penafsiran ayat ahkam masih terpelihara, bahkan dalam upaya menafsirkan para imam tidak segan-segan mengunakan referensi pada imam yang lain,

Contoh : Imam Syafi’i pernah mengatakan : “Dalam bidang ilmu fiqh, Abu Hanifah adalah ahlinya“.

Dia pernah berkata kepada Imam Hanbali, “ Apabila kamu menemukan hadits shahih maka beritahulah aku”.

Dia juga pernah berkata : “Apabila disebutkan hadits maka Imam Malik bagaikan bintang yang sangat terang”.2

Namun setelah para Imam tiada, sikap taklid dan fanatisme madzhab melanda para pengikutnya. Pengikut pada masing-masing madzhab selalu berusaha membuktikan kebenaran penafsirannya sesuai dengan pendapat madzhabnya serta berupaya melegitimasi kebenaran madzhabnya dengan ayat-ayat al-Qur’an.3

1 M. Husain Adz-Dzhabi, 1976: 433 2 M. Husain Adz-Dzhabi, 1976: 434 3 M. Husain Adz-Dzhabi, 1976: 435

Page 12: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

12

Akibatnya muncul beragam kitab tafsir ahkam sesuai dengan afiliasi madzhab yang diikutinya, di antaranya: Ahkam al-Qur’an, karya Abu Bakar Ahmad bin Ali al-Razi al-Jassas (dari madzhab Hanafi), Al-Iklif fi Istinbat alTanzil, karya Jalal al-Din al-Suyuthi (dari madzhab Syafii), Al-Jami’ li Allah alKam al-Qur’an, karya Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farhi al-Qurtuby (dari madzhab Maliki), Kanz al-Irfan fi Fiqh al-Qur’an, karya Miqdad bin Abdullah al-Sayuri (dari madzhab Syi’ah).

Page 13: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

13

C. Beberapa Kitab Tafsir

1. Tafsir Madzhab Hanafi

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Salamah At-Thahawi Al-Hanafi (w. 321 H)

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Al-Hasan Ali bin Musa bin Yazdad Al-Hanafi (w. 350 H)

▪ Ahkam Al-Quran : Ahmad bin Ali Ar-Razi, lebih dikenal dengan Al-Jasshash Al-Hanafi (w. 370 H). Karya Al-Jashsash (w. 370 H) yang terbit dalam tiga jilid besar. Kitab ini adalah kitab tafsir utama di dalam lingkup mazhab Hanafi.

▪ Talkhish Ahkam Al-Quran, Tahdzib Ahkam Al-Quran : Jamauddin Mahmud bin Mas’ud, lebih dikenal dengan Ibnu Siraj Al-Hanafi (w. 770 H)

▪ At-Tafsirat Al-Ahmadiyah fi Bayan Al-Ahkam As-Syar’iyyah : Ahmad bin Abi Sa’id bin Ubaidillah Al-Hanafi (w. 1130 H)

2. Tafsir Madzhab Maliki

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Abdillah Muhammad bin Sahnun Al-Qairuwani (w. 255 H)

▪ Ahkam Al-Quran : Al-Qadhi Abu Ishaq Isma’il bin Ishaq bin Isma’il Al-Maliki (w. 282 H)

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Al-Hakam Mundzir bin Sa’id bin Abdillah Al-Maliki (w. 355 H)

Page 14: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

14

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Bakr Muhammad bin Abdillah, yang dikenal dengan Ibnu Al-Arabi (w. 543 H)

▪ Al-Jami’ li Ahkam Al-Quran : Al-Imam Al-Qurthubi (w. 671 H) ini meski tidak semata hanya mewakili mazhab Maliki, namun sangat kental nuansa fiqihnya.

3. Tafsir Madzhab Syafi’i

▪ Ahkam Al-Quran : Imam Syafi’i (w. 204) ▪ Ahkam Al-Quran : Abu Tsaur Ibrahim bin

Khalid Al-Kalbi Al-Baghdadi As-Syafi’i (w. 240 H.)

▪ Ahkam Al-Quran : Imaduddin Abu Al-Husain Ali bin Muhammad At-Thabari, dikenal degan Al-Kiya Al-Harasi As-Syafi’i (w. 450 H)

▪ Al-Iklil fi Istinbath At-Tanzil : Jalaluddin As-Suyuthi As-Syafi’i (w. 911 H)

▪ Ahkam Al-Kitab Al-Mubin : Ali bin Abdillah bin Mahmud As-Syafi’i (w. 890 H)

4. Madzhab Hanbali

Sedangkan di kalangan mazhab Al-Hanabilah memang belum ditemukan kitab tafsir yang secara spesifik bisa disebut mewakili mazhab tersebut. Namun sebagian kalangan ada yang menyebutkan beberapa tafsir yang dianggap mewakili, antara lain :

▪ Ahkam Al-Quran : Abu Ya’la Muhammad bin Al-Husain bin Muhammad bin Khalaf bin Farra’ Al-Hanbali (w. 458)

▪ Ahkam Ar-Ray bin Ahkam Al-Ay : Syamsuddin Muhammad bin Abdirrahman As-Sha’igh Al-Hanbali (w. 776 H)

Page 15: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

15

▪ Azhar Al-Fulah fi Ayah Qashr As-Shalah : Mar’i bin Yusuf bin Abi Bakr Al-Maqdisi Al-Hanbali (w. 1033 H)

5. Tafsir Mazhab Zaidiyah

Sedangkan di kalangan mazhab Az-Zaidiyah ada kitab Ats-Tsamarat Al-Yani’ah wa Al-Ahkam Al-Wadhihah Al-Qathiah karya Syamsuddin bin Yusuf bin Ahmad ulama masa abad 19 hijriyah.

D. Tafsir Al-Jashshash

1. Biografi Al-Jashash

Terkenal dengan sebutan al-Jashash (penjual kapur rumah) karena dalam mencari nafkah hidup beliau bekerja sebagai pembuat dan penjual kapur rumah. Nama lengakap beliau adalah Abu Bakar Ahmad bin Ali ar-Razi, lahir di kota Baghdad pada tahun 305 H. Beliau merupakan seorang imam yang ahli dalam tafsir dan ahli ushul fiqh dan terkenal pada masanya karena keluasan ilmu dan pengetahuannya. Pada masanya beliau adalah imam bermadzhab Hanafi.

Memulai perjalanan keilmuannya, al-Jashash berguru pada Abu Sahlal-Zujaj, Abu al-Hasan al-Karkhi, dan kepada ahli fiqh lainnya pada masa itu. Proses belajarnya ditempuh di Baghdad, dan mengakhiri perjalanan mencari ilmu di sana.

Al-Jashash mendalami ilmu zuhud pada gurunya al-Karkhi, ketika mencapai maqam zuhud,

Page 16: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

16

beliau diminta beberapakali untuk menjadi seorang hakim (qadhi) namun beliau menolaknya.Kitab Ahkam Al-Qur’an karya al-Jashash dipandang sebagai ketab fiqh terpenting bagi pengikut madzhab hanafi.

Al-Jashash merupakan salah seorang imam fiqh hanafi, sikap fanatik terhadap madzhabnya yang begitu tinggi mendorong beliau memaksakan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan mentakwilnya, hanya untuk mendukung madzhabnya, sehingga sangat berlebihan dalam menyanggah pendapat imam lain yang tidak sependapat dengannya.1

Selain karyanya yang dianggap penting oleh madzhab hanafi dalam bidang tafsir -Ahkam Al-Qur’an-, beliau juga menulis beberapa karya berupa buku dan kitab, diantaranya; Ushul Al-Jashash, Syarah Mukhtashar Al-Karkhi, Syarah Mukhtashar Al-Tahawi, Syarah Jami’ Al-Shagir Wa Al-Jami’ Al-Kabir karya imam Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani, Syarah Asma’ Al-Husna, dan Ushul Fiqh.

Dari hasil karya-karyanya tersebut, beliau tergolong sebagai seorang ulama yang alim sehingga menjadi salah satu sandaran pembelaan terhadap madzhab hanafi. Tidak sedikit ulama lain yang mengembalikan permasalahan-permasalahannya yang terkait dengan madzhab hanafi kepadanya sesuai dengan bukti dan dalil

1 Manna’ Khalil Al-Qattan, Mabahits Fi Ulum Al-Qur’an, terj. Mudzakir,

Studi Ilmu-ilmu Qur’an, (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2000), hlm.518

Page 17: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

17

yang ada. Pada akhirnya, al-Jashash wafat pada tanggal 7 dzulhijjah, tahun 370 H di Baghdad.1

2. Analisis Terhadap PenafsiranAl-Jashash

a. Antara Metode Tahlili dan Maudhu’i

Pada satu sisi, sistematika yang digunakan oleh al-Jashash dalam menafsirkan al-Qur’an ini sejalan dengan metode tahlili. Namun jika dicermati lebih mendalam, pembahasan al-Jashash dalam setiap suratnya ternyata tidak secara menyeluruh memaparkan ayat-ayat yang terdapat dalam surat tersebut. Beliau hanya mengambil beberapa ayat saja yang terkait dengan pembahasan hukum, dengan tetap mengikuti urutan ayat. Dalam menjelaskan ayat-ayat tersebut, beliau menetapkankanya menjadi tema pembahasan tersendiri dalam sebuah bab. Setiap babnya diberikan judul sesuai dengan masalah yang ada di dalam ayat tersebut berdasarkan pandangan penulisnya, sehingga terkesan seperti metode maudhu’i.

b. Pembantaian Terhadap Mazhab Syafi’i

Dalam kaitannya dengan hal ini, dapatdilihat dari penyusunan bab-bab dalam tafsirnya yang hampir mirip dengan kitab-kitab fiqh, sehingga sebagian besar ayat yang ditafsirkan berkaitan dengan hukum.

Selain pemaparannya tidak pernah menunjukkan nomor ayat yang hendak ditafsirkan, juga daftar isinya yang lebih memperkenalkan

1 Muhammad Husain Al-Zahabi, Al-Tafsir Wa Al-Mufassirun, hlm.

324, Lihat juga dalam tafsir Ahkam Al-Qur’an Al-Jashash, hlm. 4

Page 18: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

18

tema-tema yang akan dibahas daripada ayat al-Qurannya sendiri.

Ketika menafsirkan, al-Jashashtidak hanya menyebutkan hukum-hukum yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran, akan tetapi beliau memaparkakn secara meluas tentang permasalahan fiqih dan khilafiyah diantara beberapa ulama disertai argument-argumen mereka dengan panjang lebar, sehingga terkesan al-Jashash menjadikan kitab tafsirnya menyerupai dengan kitab fiqih muqarran.

Sikap fanatik al-Jashash terhadap madzhabnya yang begitu tinggi mendorong beliau memaksakan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dan mentakwilnya dalam konteks fiqh dan terkadang jauh dari pembahasan tafsirdan tidak ada sangkut pautnya dengan ayat., hal ini dalam upaya memaparkan argument-argumen untuk mendukung madzhabnya dan menyanggah argument-argumen yang dianggap bertentangan dengan madzhabnya.

Bahkan dalam argumen-argumen beliau sangat tajam dan tidak wajar terhadap imam Syafi’i dan imam-imam yang lainnya terkait perbedaannya dengan madzhab Hanafi. Hal semacam ini jarang kita dapati pada imam Syafi’i ataupun imam-imam yang lainnya.

Sebagai contoh, ketika beliau menafsirkan ayat tentang perempuan yang diharamkan dalam surat an-Nisa. Beliau memaparkan perbedaan pendapat antara madzhab Syafi’i dan madzhab Hanafi tentang hukum orang yang melakukan zina dengan seorang perempuan, apakah orang ituhalal

Page 19: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

19

menikahi putra yang lahir dari perzinahan tersebut?

Pertama beliau memaparkan argument-argumen imam Syafi’i dan sahabat-sahabatnya, kemudian beliau membantah pendapat imam Syafi’i dengan argument yang tajam dan tendensius “sungguh apa yang dikatakan imam Syafi’i dan pembela-pembelanya adalah pembicaraan yang kosong tanpa arti dan tidak mengandung hukum dari apa yang ditanyakan”.1

c. Teologi Mu’tazilah

Selain kental dengan dengan corak fiqh yang bermadzhab Hanafi, penafsiran al-Jashash juga terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran Mu’tazilah. Hal ini bisa dilihat ketika beliau menafsirkan surat al-An’am ayat 103.

“Ia tidak dilihat oleh penglihatan mata. Ini merupakan pujian dengan peniadaan penglihatan mata.

Seperi firman Allah surat Al-Baqarah ayat 525:

“tidak mengantuk dan tidak tidur”.

Apa yang ditiadakan Allah untuk memuji diri-Nya maka penetapan kebalikannya adalah celaan dan penghinaan, karena itu tidak diperkenankan menetapkan kebalikan tersebut. Karena ia memuji diri-Nya dengan peniadaan dari-Nya penglihatan dengan mata, maka penetapan kebalikannya tidak

1 Muhammad Husain Al-Zahabi, Al-Tafsir Wa Al-Mufassirun, hlm.

325, Lihat juga dalamtafsir Ahkam Al-Qur’an Al-Jashash

Page 20: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

20

diperkenankan karena hal demikian berarti menetapkan sifat aib dan kurang (bagi-Nya).1

Penafsiran yang diberikan al-Jashash tersebut, sejalan dengan paham Mu’tazilah yang berpendapat bahwa Tuhan, karena bersifat immateri, tidak dapat dilihat dengan mata kepala karena pertama, Tuhan tidak mengambil tempat sehingga tidak dapat dilihat dan kedua, bila Tuhan dapat dilihat dengan mata, itu berarti Tuhan dapat dilihat sekarang di dunia ini, akan tetapi pada kenyataannya tidak seorang pun yang dapat melihat Tuhan di alam ini. Aliran Mu’tazilah memahami ayat di atas sebagai penjelasan bahwa Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kapan saja, lafadz nafyyang terdapat dalam ayattersebut ditujukan pada waktu dan tempat tertentu baik dunia maupun di akhirat.2

E. Tafsir Al-Qurthubi

1. Profil Mufassir

a. Biografi

Nama lengkap Abû Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakr bin Farh al-Ansharī al-Khazrajī alAndalusî al-Qurthubī. Beliau merupakan salah

1 Manna’ Khalil Al-Qattan, Mabahits Fi Ulum Al-Qur’an,hlm. 518, Lihat

juga Ahkam Al-Qur’an Al-Jashash, hlm. 166122 2 Kusmin Busyairi, Konsep Aliran Mu’tazilah, (Yogyakarta: UD. Rama,

1983), hlm. 30

Page 21: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

21

satu dari deretan ulama besar dari Eropa yang telah berkontribusi besar dalam hazanah keilmuan Islam, termasuk dalamkajian tafsir al-Qur’an.

b. Karya

Di antara karya-karya beliau yang telah diwariskan

untuk umat Islam adalah:

1. Al-Asnā fī Sharh Asmā’ Allah alHusnā wa Sifatih,

2. Al-Tidzkār fi Afdal al-Adhkār, 3. AlTadhkīrah fi Ahwāl al-Mawtā wa Umūr

al-Akhirah, 4. Qam’ alHarsh bi al-Zuhd wa al-Qanā’ah wa

Radd Dzalik al-Su’āl bi 5. al-Kutub wa Al-Syafā’ah, 6. Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān

c. Guru-guru

1. Abu Muhammad Abdul Wahhāb bin Rawāj alIskandaranī (w. 648 H.), seorang pakar hadis yang bermadzhab Malilki,

2. Ibnu al-Jumayzī (w. 649), beliau adalah ulama yang membidangi hadis, fiqih dan qirâ’ah, bermazhab Syafi‘I,

3. Abū Abbās Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Mālikī al-Qurtubī pengarang kitab “Al-Mufhim fî Syarhi Shahîh Muslim”,

4. Abū ‘Alī al-Hasan bin Muhammad bin Muhammad al-Bakrī al-Hāfiz,

5. Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali bin Hafsh al-Yahsyībī.

Page 22: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

22

2. Profil Tafsir

Nama lengkap Tafsir al-Qurtubīadalah “al-Jāmi’ li Ahkām al-Qur’ān wa al Mubayyin limā Tadlammanah min al-Sunnah wa Āy al-Furqan”. Nama ini murni dari imam Al-Qurtubī sendiri sebagaimana beliau tegaskan sendiri di bagian pendahuluan tafsirnya ini.4

Dilihat dari namanya dapat dipahami bahwa kitab ini berisi himpunan hukum-hukum alQur’an dan penjelasan terhadap isi kandungannya dari alSunnah dan ayat-ayat al-Quran.

Kitab tafsir ini merupakan salah satu kitab tafsir yang sangat fenomenal, karena merupakan kitab tafsir yang paling lengkap dalam membahas fiqih di eranya. Kitab tafsir ini mencakup berbagai madzhab fiqih walaupun perhatiannya terhadap aspek qira’at, i’rab, masalah-masalah yang berkaitan dengan ilmu Nahwu dan Balaghah, yang berkaitan dengan nasikh-mansukh juga sangat diperhatikan.

a. Teknik Penyajian

Sebelum memasuki penafsiran terhadap ayat-ayat alQur’an, al-Qurtūbī memulai dengan sebuah muqaddimah atau pengantar pembahasan. Dalam muqaddimahnya ini, beliau memberi ulasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara berinteraksi dengan al-Qur’an dan beberapa bab yang terkait dengan ulūm al-Qur’ān, di antaranya:

1. Keistimewaan dan keutamaan al-Qur’an, anjuran-anjuran di dalamnya, keutamaan orang yang belajar, membaca, mendengarkan dan mengamalkannya,

Page 23: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

23

2. Tata cara membaca al-Qur’an, anjuran untuk mengajarkannya dan peringatan untuk menjahui sifat riya’,

3. Etika membawa al-Qur’an dan hal-hal yang harus dilakukan untuk menghormati al-Qur’an,

4. Pembahasan tentang tujuh huruf, sejarah pengumpulan al-Qur’an, tertib susunan surat dan ayat-ayatnya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ulūm al-Qur’ān.

5. Setelah itu, al-Qurtbī memberikan bab tersendiri untuk membahas masalah al-isti’ādah dan al-basmalah. Dalam bab al-Isti’ādah, al-Qurtubī membahas duabelas masalah yang terkait dengannya, dan dalam bab al-Basmalah, beliau membahas duapuluh masalah yang terkait dengannya juga. Dengan adanya bab tersendiri untuk al-basmalah dan tidak dimasukkannya dalam pembahasan tafsir surat alFatihah, hal ini mengindikasikan bahwa al- Qurtubī merupakan salah satu dari ulama yang berpendapat, bahwa basmalah tidak masuk bagian dari surat al-Fatihah. Hal ini dinyatakan oleh beliau karena melihat dalilnya lebih kuat dari pada dalil pendapat yang mengatakan termasuk bagian dari surat al-Fatihah.

6. Setelah memberikan muqaddimah, al-Qurtubī memulai penafsiran ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tertib surat dan ayat dalam mushaf. Secara umum, beliau menafsirkan alQur’an dengan menampilkan satu ayat atau lebih dalam

Page 24: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

24

sebuah pembahasan sesuai dengan urutan mushaf. Setelah itu beliau merinci masalah-masalah yang terkait dengan pembahasan tersebut.

b. Langkah-langkah

Adapun gambaran umum dan langkah-langkah penafsiran al-Qurtubī sebagai berikut:

1. Menyebutkan keutamaan atau keistimewaan surat al-Qur’an yang dibahasnya. Langkah ini, biasa dilakukan oleh al-Qurtubī setiap memasuki surat-surat dalam al-Qur’an. Dalam langkah ini, beliau juga membahas nama-nama surat tersebut, tentang turunnya, kajian hukum-hukum yang terdapat ayat yang dibahas,

2. Menyebutkan sebab turunnya ayat-ayat yang disinyalir ada sebab nuzul-nya,

3. Menyebutkan ayat-ayat lain yang berkaitan dan hadis-hadis nabi dengan menyebut sumbernya sebagai dalil,

4. Memberikan kupasan dari segi bahasa, dengan menggunakan sya’ir-sya’ir arab sebagai rujukan kajiannya,

5. Mengutip pendapat ulama dengan menyebut sumbernya sebagai alat untuk menjelaskan hukumhukum yang berkaitan dengan pokok bahasan,

6. Mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi masing-masing, setelah itu melakukan tarjih dengan mengambil pendapat yang dianggap paling benar.

Page 25: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

25

c. Contoh

Sebagai contoh untuk memperjeleas langkah-langkah Imam al- Qurtubi di atas, bisa dilihat dari pembahasan surat al-Fatihah. Beliau membagi menjadi empat bab berikut,

1. Bab satu berbicara tentang keutamaan dan nama-nama surat

2. al-Fatihah, 3. Bab dua membahas tentang turunnya surat

alFatihah dan duapuluh masalah hukum fiqih yang berkaitan dengan surat ini,

4. Bab tiga tentang ta’mīn (membaca amin) dengan delapan permasalahan,

5. Bab empat mengulas kandungan-kandungan surat al-Fatihah, baik dari aspek pemaknaan, qira’āt, i’rab dan keutamaan orang-orang yang memuji dengan tiga puluh enam masalah.

Dalam membahas surat al-Baqarah, al-Qurtubī memulai pembahasan tentang turunnya surat tersebut dan keutamaannya dengan menampilkan banyak hadis sebagai dalilnya, setelah itu baru masuk ke pembahasan ayat dengan permasalahan di dalamnya, dengan mendiskusikan pendapat ulama dengan argumentasi mereka masing-masing, setelah itu melakukan tarjih dengan mengambil pendapat yang dianggap paling benar.

d. Sumber Penafsiran

Dilihat dari sumber penafsirannya, al-Qurtubī banyak menyebutkan ayat-ayat lain dan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan penafsiran ayat yang dibahasnya, di samping itu juga, beliau

Page 26: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

26

banyak memberikan kupasan dari segi bahasa, dengan menggunakan sya’ir-sya’ir Arab sebagai rujukan kajiannya. Dari sini, bisa disimpulkan bahwa metode penafsiran al-Qurtubī dilihat dari sumbernya, masuk katagori tafsir bi al-iqtirani, sebuah metode penafsiran yang menggabung antara penafsiran bi al-ma’tsūr dan bi al-ra’yi.

Menurut As-Sayyid Muhammad Alī Iyāsī, dalam bukunya “Al-Mufassirūn Hayātuhum wa Manhajuhum”, AlQurtubī cenderung menggunakah tafsir bi ar-ra’yi dalam penafsirannya, dan menjadikannya sebagai metode dalam hal itu. Ia juga tidak menyia-nyiakan tafsir bi al-ma’tsūr, bahkan ia menjelaskan bahwa sesungguhnya hal tersebut merupakan landasan utama yang diperhatikan oleh seorang mufassir. Setelah itu ia menjelaskan bahwa ia konsisten dengan sikap metode tafsir bi al-ma’tsur dari Rasulullah.1

e. Cara Penjelasan

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, al-Qurtubī dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an, banyak menyebutkan ayat-ayat lain dan hadis-hadis Nabi yang berkaitan dengan penafsiran ayat yang dibahasnya. Selain itu juga, ia banyak melakukan penafsiran dengan pendapat para sahabat, tabi’in dan tokoh-tokoh tafsir, setelah itu ia kompromikan pendapat-pendapat tersebut dan mengambil pendapat yang kuat sesuai dengan dalildalilnya.

1 Iyāzi, Al-Mufassirūna Hayātuhum Wa Manhajuhum, 412.

Page 27: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

27

Dari pemaparan ini, maka dapat diketahui bahwa metode al-Qurūbī ditinjau dari cara penjelasannya adalah metode muqarin. As-Sayyid Muhammad Ali Iyāsī menuturkan: Adapun sikapnya terhadap tafsir bi alma’tsūr dari para sahabat, maka ia menjelaskan, bahwa ia tidak beralih kepadanya kecuali setelah kajian tafsir bi alma’tsūr dari Rasulullah saw., bahkan ia mengumpulkan pendapat-pendapat para sahabat, tabi’in dan ulama’ tafsir, setelah itu, semua pendapat dikomperatifkan dan dipilih pendapat yang dikuatkan oleh dalil-dalil dan qarinah.

f. Keluasan Penjelasan

Dari banyaknya melakukan kutipan pendapat para ulama, baik dari aspek bahasa, fiqih, dan banyaknya dalildalil yang digunakan oleh al-Qurtubī, serta melakukan studi perbandingan antara pendapat tersebut, maka menjadi jelas bahwa metode al-Qurtubī dilihat dari keluasan penjelasannya adalah tafsir tafsīlī.

g. Sasaran dan Tertib Ayat yang Ditafsirkan

Al-Qurtubī memulai kitab tafsirnya dari surat alFatihah dan diakhiri dengan surat al-Nās, dengan demikian ia memakai sistematika mushafi atau tahlīlī, yaitu dalam menafsirkan al-Quran sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam mushaf.

h. Corak Penafsiran (Ittijah al-Tafsir)

Bila dicermati, Imam al-Qurtubī dalam tafsirnya ini lebih banyak mendiskusikan persoalan-persoalan fiqih dari pada persoalan-

Page 28: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

28

persoalan yang lain. Beliau memberikan ruang ulasan yang sangat luas dalam masalah fiqih. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa tafsir karya al-Qurtubī ini bercorak fiqih, Karena dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran lebih banyak dikaitkan dengan persoalan-persoalan fiqih.

F. Tafsir Ilkiya Al-Harasi

Ini adalah kitab tafsir yang lengkap dan utuh serta mewakili secara memadai pemahaman mazhab Asy-Syafi’i.

1. Profil Mufassir

a. Biografi

Nama lengkapnya adalah Imaduddin Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali at-Thabari, atau lebih dikenal dengan sebutan Kiya al-Harasi. Lafadz Al-Kiya dalam bahasa ‘ajam bermakna Al-Kabir Al-Qadr Baina An-Nas (الناس بين القدر Semacam .(الكبير sebutan penghormatan yang terlanjur melekat bagi tokoh yang dihormati dan diagungkan oleh masyarakat.

Beliau Lahir tahun 450 H bulan Dzulqaidah di Thubrustan (طبرستان) yang menjadikan nama beliau Ath-Thabari. Dan beliau wafat di Baghdad pada hari Kamis sore menjelang Ashar pada bulan Muharram tahun 502 Hijriyah. Beliau dimakamkan dimana Al-Imam Asy-Syirazi dimakamkan. Secara

Page 29: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

29

hitungan tahun masehi, masa beliau hidup pada 1058 hingga tahun 1110 Masehi.

Beliau adalah salah satu tokoh ulama ahli fiqih, ushul fiqih dan juga ahli tafsri yang mewakili kalangan mazhab Asy-Syafi’iyah di abad kelima hijriyah. Salah satu ulama yang dibesarkan di Madrasah An-Nizhamiyah yang didirikan oleh Wazir Nizham al-Mulk pada masa pemerintahan Khalifah Abu Ja'far Abdullah al-Qa'im bi-Amrillah.

Di Madrasah A-Nizhamiyah inilah beliau menjadi salah satu guru besar bersama dengan para ulama lainnya seperti Al-Imam Al-Haramain, Abu Ishaq Asy-syairazi penulis kitab Al-Muhadzdzab, dan juga Al-Imam Al-Ghazali yang amat masyhur namanya di Nusantra lewat banyak karya seperti Ihya’ Ulumuddin dan lainnya.

Terletak di daerah Al-Rusafa di kota Baghdad, yaitu pada sisi sebelah timur sungai Tigris, Madrasah A-Nizhamiyah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang merupapakan sebagai lembaga pendidikan yang paling ternama pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah.

b. Para Guru

Perjalanan pengembaraan untuk belajar kepada guru-gurunya telah ditempuhnya hingga keluar negeri ke Naisaburi berguru kepada Imam al-Haramain al-Juwaini untuk belajar ilmu-ilmu fiqih.

Lalu beliau melanjutkan perjalanan ilmiahnya menuju negeri Baihaqi. Sesampainya di negeri al-Baihaqi, beliau memanfaatkan semua kesempatan dan waktunya untuk belajar dengan sungguh-

Page 30: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

30

sungguh. Kemudian beliau pergi ke Iraq dan b elajar di Al-Madrasah al-Nadhomiyyah di Bagdad.

Di antara tokoh ulama yang pernah menjadi guru dan syaikh bagi Al-Kiya Al-harasi adalah :

1. Al-Imam Al-Haramain Al-Juwaini (w. H). Beliau bertemu dengan Al-Imam Haramain al-Juwaini ketika menjadi mahasiswa di Universitas An-Nizhamiyah di Baghdad.

2. Abul Fadl Zaid bin Saleh al-Thabari Amoli 3. Abu Ali al-Hasan bin Muhammad al-Saffar.

Beliau menetap di Bagdad menghabiskan masa hidupnya untuk berkhidmat kepada ilmu dan agama. Kegiatan mengajar dan mendidik di Universitas an-Nidzamiyah menjadi profesi dan rutinitas kesehariannya sebagai bentuk pengabdiannya kepada ilmu dan agama. Profesi sebagai pendidik dan pengajar di Universitas ini telah dijalaninya hingga akhir hayatnya.

Selama menjalani karir intelektualnya, Al-Kiya al-Harasi sering mengalami tekanan dari penguasa. Hingga pada suatu ketika, beliau pernah dituduh sebagai penganut madzhab Bathiniyah, sebuah madzhab yang pada saat itu dilarang oleh penguasa. Karena tuduhan tersebut, akhirnya beliau harus menderita dan mulai diasingkan hingga mau dibunuh oleh penguasa.

Namun akhirnya dia bisa terselamatkan dari rencana pembunuhan yang akan dilakukan oleh penguasa, karena ada pihak yang telah memberikan kesaksian bahwa tuduhan kepadanya tidak benar.

Page 31: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

31

c. Murid

Kiya al-Harasi dikenal sebagai ulama yang fasih dalam berbicara. Setiap ungkapan yang keluar darinya adalah indah dan enak didengar, serta mudah dipahami. Selain itu, dikenal sebagai ahli bahasa dan sastra, beliau juga dikenal sebagai ahli hadis. Hadis-hadis yang sudah dihafalnya dijadikan sebagai sumber dalil dalam setiap kegiatan ceramah dan pengajian di majelisnya.

Sebagai ulama yang sangat mendalami ilmunya, beliau menjadi tokoh guru dari banyak kalangan, yang pada akhirnya menjadi ulama besar di masanya masing-masing. Di antara para murid beliau yang terkenal adalah :

1. Ahmad bin Ali bin Muhammad al-Wakil, terkenal dengan Ibn Burhan, bermazhab Hanbali yang kemudian pindah ke mazhab Syafi’i. W. 520 H.

2. Said bin Muhammad bin Ahmad Abu Mansur seorang imam mazhab Syafi’'i di Baghdad, meninggal pada tahun 539 H.

3. Abdullah bin Muhammad bin Ghalib Abu Muhammad al-Jilli, Meninggal pada tahun 560 H.

4. Said al-Khair bin Muhammad al-Anshari. 5. Muhammad al-Mahdi bin Turmurt al-

Shanhaji. 6. Ahmad Bin Muhammad bin Ibrahim. 7. Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin

Abd al-Qadir bin Hisyam al-Khatibi Abu al-Fadl bin Abi Nasr al-Tusi al-Bagdadi.

Page 32: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

32

8. Al-Khadir bin Nasr bin Aqil Abu Abbas, ahli hukum mazhab Syafi’i, Meninggal tahun 567 H.

9. Umar Bin Muhammad bin Ahmad Bin ‘Ikrimah bin Abu al-Qasim al-Bizri al-Syafi'I, meninggal tahun 560 H.

10. Abu Ali Muhammad bin Abdullah bin Muhammad Bustami dikenal sebagai al-Imam Baghdad.

d. Gelar

Setidaknya Penulis mencatat ada 4 gelar yang disandang oleh Al-Kiya Al-Harasi dalam menjalani debutnya sebagai ulama dan tokoh agama sepanjang hidupnya. Beliau digelari sebagai Imaduddin, Syamsul Islam, Syaikhu Asy-Syafi’iyah fi Baghdad dan juga Alamul Huda.

e. Karya-karya

Salah satu ciri dari ulama adalah punya karya-karya ilmiyah yang dijadikan rujukan oleh para muridnya dan juga umat Islam sepanjang sejarah. Di antara karya tulis beliau yang sampai kepada kita adalah :

▪ Ahkam al-Qur’an : Kitab Ahkam Al-Qur’an adalah karya beliau di bidang tafsir (أحكم القرآن)yang menjadi pegangan para ulama mazhab Asy-Syafi’iyah. Berisi kajian-kajian ayat ahkam dan berbagai persoalan fiqh. Kitab inilah yang sedang kita kaji lewat makalah ini.

▪ Al-Ta’aliq fi Usul al-Fiqh : Kitab Al-Ta’aliq fi Usul al-Fiqh (الفقه أصول في adalah karya (التعاليق beliau di bidang ilmu ushul fiqih, yang

Page 33: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

33

menjadi bukti otentik bahwa selain beliau seorang mufassir, ternyata beliau juga seorang ahli ilmu ushul fiqih, yang merupakan ciri khas ulama mazhab Asy-Syafi’iyah.

▪ Taliwh Madarik Al-Ahkam (تلويح مدارك الأحكام), ▪ Mathali’ Al-Ahkam (مطالع الأحكام), ▪ Syifa’ Al-Mustarsyidin fi Mabahits Al-

Mujtahidin (شفاء المسترشدين في مباحث المجتهدين), ▪ Lawami’ Ad-Dalail fi Zawaya Al-Masail ( لوامع

المسائل الدلائل في زوايا ). ▪ Naqdu Mufradat Al-Imam Ahmad ( مفردات نقد

أحمد Kitab ini merupakan kritik beliau .(الإمام kepada mazhab Al-Hanabilah atau khususnya kepada Imam Ahmad bin Hanbal.

f. Al-Kiya Al-Harasi di Mata Para Ulama

Berikut ini adalah pujian dan komentar para ulama terkait dengan sosok Al-Kiya Al-Harasi :

▪ Ibnu Katsir (w. 774 H) di dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah menuliskan tentang profil mufassir ini sebagai berikut : Ali bin Muhammad bin Ali ‘Imaduddin Abul Hasan Ath-Thabari yang dikenal dengan Al-Kiya Al-Harasi adalah salah satu fuqaha kibar dari senior mazhab Asy-Syafi’iyah.

▪ Ibnu Taghri Bardi (w. 874 H) di dalam kitab An-Nujum Az-Zahirah fi Muluki Mishr wa Al-Qahirah menuliskan tentang sosok beliau sebagai berikut : Beliau adalah syaikh, imam, ‘ allamah, ahli fiqih, ‘alim dikenal dengan nama Al-Kiya Al-Harasi.

Page 34: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

34

▪ As-Subki (w. 771 H) di dalam kitab Thabaqat Asy-Syafi’iyah Al-Kubra menyebutkan tentang Al-Kiya Al-Harasi penulis tafsir Ahkamul Quran ini sebagai berikut : Salah satu tokoh besar ulama dan pimpinan para imam, baik dalam ilmu fiqih, ushul fiqih ataupun jadal.

▪ Dr. Husein Adz-Dzahabi di dalam kitabnya At-Tafsir wa Al-Mufassirun menyebutkan tentang kitab tafsir ini sebagai berikut : Kitab ini termasuk tafsir fiqhi yang paling penting di kalangan mazhab Asy-Syafi’iyah.

2. Pokok-pokok Penting Tafsir Ahkamul Quran

a. Moderat Atas Pendapat Mazhab Asy-Syafi’iyah

Dr. Husein Adz-Dzahabi penulis At-Tafsir wa Al-Mufassirun memberi kesan negatif atas kemoderatan Al-Kiya Al-Harasi dalam membela mazhab fiqihnya. Menurutnya cara pandang seperti ini terlalu menimbulkan fanatisme berlebihan yang akan berpengaruh kepada kemoderatan tafsirnya.

إن تقديم الكتاب بمثل هذا الكلام ناطق بأن الرجل متعصب لمذهبه وشاهد عليه افعى وفروع مذهبه وإن أداه بأنه سوف يسلك فى تفسيره مسلك الدفاع عن قواعد الش

ال إلى فدونك ذلك الرجل تعصب على دليلا هذا يكفك لم وإذا التأويل. فى تعسف الكتاب، لتقف بعد القراءة فيه على مبلغ تعصب صاحبه وتعسفه

Penyampaian kitab dengan kalimat seperti ini menjelaskan kepada kita bahwa tokoh ini fanatik kepada mazhabnya, dan dipastikan bahwa dia pasti akan membela mazhabnya sendiri di dalam tafsirnya seusai dengan kaidah Syafi’i dan furu’ mazhabnya.

Meski pun demikian, Adz-Dzahabi juga tidak menampik bahwa dibandingkan dengan Tafsir Al-

Page 35: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

35

Jashshash, Al-Kiya Al-Harasi jauh lebih santun dan punya sikap penghargaan kepada para imam mazhab lain di luar mazhab Asy-Syafi’iyah.

كان عف اللسان والقلم مع أئمة المذاهب الأخرى، ومع كل من يتعرض للرد عى وغيرهعليه من المخالفين، فلم يخض فيهم كما خاض الجصاص فى الشاف

Beliau itu menjaga lisan dan penanya ketika berbeda dengan mazhab yang lain, juga kepada mereka yang punya pandangan berbeda. Beliau tidak menyerang mereka sebagaimana yang dilakukan Al-Jashshash ketika menyerang As-Syafi’i dan lainnya.

b. Khusus Ayat Hukum

Ayat-ayat yang dibahas dalam kitab tafsir ini memang tidak semuanya, melainkan hanya sebatas ayat-ayat yang terkait dengan hukum saja. Meski pun hampir semua surat terkandung ayat-ayat hukum di dalamnya. Misalnya surat An-Nas yang tidak ditemukan dalam kitab ini.

c. Lima Jilid

Secara fisik, kitab tafsir ini diterbitkan oleh Darul Kutub Al-‘Alamiyah Beirut Libanon. Pada edisi cetakan pertama yang penulis miliki diterbitkan tahun 1983 masehi atau 1404 hijriyah menjadi lima jilid dengan jumlah total halaman mencapai 1000 halaman.

d. Menggabungkan Antara Tafsir Bil Ma’tsur dengan Bir-Ray’i

Tafsir ini menggunakan pendekatan dua sisi sekaligus, yaitu bil ma’tsur dan bir-ra’yi. Tafsir bil-ma’tsur yaitu menafsirkan ayat Al-Quran dengan ayat Al-Quran, lalu dengan hadits nabawi, serta pendapat para shahabat, tabi’in dan atba’ut-

Page 36: Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) · 2021. 1. 2. · Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Tafsir Bercorak Fiqhi Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 36

36

tabi’in. Dan tafsir bir-ra’yi asalkan yang mahmud tetap digunakan di dalam tafsir ini.

e. Memperhatikan Sisi Linguistik

Sisi linguistik juga seringkali menjadi salah satu bagian yang cukup penting yang dijadikan kajian dalam tafsir ini.

f. Memperhatikan Qiraat Mutawatir dan Syadzdzah

Qiraat mutawatir adalah rujukan utama dalam tafsir ini, meski juga sesekali dijelaskan tentang adanya qiraat Syaddzah.

g. Berhati-hati Dalam Mengambil Israiliyat

Penulis tafsir ini cukup berhati-hati dalam menggunakan kisah yang sumbernya dari kalangan israiliyat. Prinsipnya tidak semua yang sumbernya israiliyah harus ditolak, karena ada beberapa shahabat yang aslinya adalah pemeluk agama Yahudi atau Nasrani, seperti Ka’ab Al-Ahbar dan Abdullah bin Salam radhiyallahuanhuma.