pertanian berkelanjutan.docx

21
TUGAS MK PEMBANGUNAN PERTANIAN PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN AGROTEKNOLOGI F KELOMPOK Netta Eka Safitri 150510110151 Imam Ansori 150510110162 Muhajjir Maulana 150510110182 Nurlatipah 150510110196 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 1

description

good sustainable agriculture

Transcript of pertanian berkelanjutan.docx

Page 1: pertanian berkelanjutan.docx

TUGASMK PEMBANGUNAN PERTANIAN

PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

AGROTEKNOLOGI F

KELOMPOK

Netta Eka Safitri 150510110151Imam Ansori 150510110162Muhajjir Maulana 150510110182Nurlatipah 150510110196

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

NOVEMBER, 2013

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 1

Page 2: pertanian berkelanjutan.docx

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini tepat pada

waktunya.

Makalah ini berjudul “Pembangunan Pertanian Berkelanjutan”. Kami menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua

pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa

meridhai segala usaha kita.Amin.

Jatinangor, November 2013

                                                             Penyusun

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 2

Page 3: pertanian berkelanjutan.docx

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pertanian Berkelanjutan.............................................................................. 3

2.2 Konsep Dari Pertanian Berkelanjutan......................................................... 4

2.3 Indikator Pertanian Berkelanjutan.............................................................. 5

2.4 Dampak Perubahan Iklim........................................................................... 6

BAB III KESIMPULAN............................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 10

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 3

Page 4: pertanian berkelanjutan.docx

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan tiga tujuan pembangunan berkelanjutan....................................... 5

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 4

Page 5: pertanian berkelanjutan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian (Agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk

menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian/agrikultur adalah sebuah

cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani di Indonesia. Oleh karena

itu pembahasan mengenai sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani,

sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, tidak saja petani sebagai homo economicus,

melainkan juga sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan ini adalah

dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan dan pola hubungan

sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka paradigma pembangunan sistem

pertanian. Tulisan ini sekaligus menanggapi tulisan Saudara Pantjar Simatupang (Jakarta

Post, April 14 and 15, 2003) tentang Pendekatan Sistem Agribisnis dalam Pembangunan

Pertanian, yang juga didasarkan pada kerangka konsep pembangunan pertanian Departemen

Pertanian tahun 2001.

Pembangunan pertanian di Indonesia berorientasi pada pembangunan pertanian yang

berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, dengan pemanfaatan bahan

organik (pertanian organik) sehingga mengurangi ketergantungan akan bahan-bahan kimia

seperti pupuk dan pestisida. Selain itu diperlukan penyuluhan yang insentif tentang perlunya

menjaga kelestarian lingkungan melalui penerapan pertanian organik. Namun yang terpenting

adalah peningkatan sumber daya manusia dalam pengelolaan usahataninya agar

menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya

dengan tetap mengindahkan prinsip pertanian yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan.

Kini tidak mudah lagi menyepakati apa yang dimaksud dengan pembangunan Pertanian

Berkelanjutan, karena berbagai peringatan dan potensi penyimpangan di masa lalu kurang

mendapat perhatian. Pembangunan pertanian yang di atas kertas mendapat prioritas sejak

Repelita I kebijakan dan strateginya dengan mudah dilanggar, dan program-program

industrialisasi lebih didahulukan. Sumber utama kekeliruan adalah lebih populernya model-

model pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan yang lebih cepat

meningkatkan produksi dan pendapatan (GDP dan GNP), meskipun tanpa disertai

pemerataan dan keadilan sosial. Seharusnya kita tidak lupa peristiwa Malari Januari 1974

yang memprotes terjadinya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial padahal Repelita I

pada saat itu baru berjalan 4,5 tahun, dan pertanian telah tumbuh rata-rata 5% per tahun.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 5

Page 6: pertanian berkelanjutan.docx

Pemerintah Indonesia yang waktu itu bertekad memulai dan meningkatkan program-program

pemerataan termanjakan oleh bonanza minyak yang dengan sangat mudah membelokkan

dana-dana yang melimpah untuk membantu pengusaha-pengusaha swasta yang leluasa

membangun segala macam industri subsistitusi impor dan kemudian industri promosi ekspor,

kebanyakan dengan bekerjasama dengan investor asing, khususnya dari Jepang.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui secara mendalam mengenai

pengertian, konsep, indikator dan dampak perubahan iklim terhadap aspek pertanian

berkelanjutan dengan baik dan benar.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 6

Page 7: pertanian berkelanjutan.docx

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pertanian Berkelanjutan

Banyak definisi mengenai Pertanian Berkelanjutan dikemukakan oleh lembaga, pakar

atau persorangan. Menurut FAO yang disebut Pertanian Berkelanjutan adalah setiap prinsip,

metode, praktek, dan falsafah yang bertujuan agar pertanian layak ekonomi, secara

lingkungan dapat dipertanggungjawabkan, secara sosial dapat diterima, berkeadilan, dan

secara sosial budaya sesuai dengan keadaan setempat, serta dilaksanakan dengan pendekatan

holistik. Menurut Thrupp (1996) Pertanian Berkelanjutan sebagai praktek-praktek pertanian

yang secara ekologi layak, secara ekonomi menguntungkan, dan secara sosial dapat

dipertanggung-jawabkan. Pertanian Berkelanjutan merupakan sistem usaha tani yang mampu

mempertahankan produktivitas, dan kemanfaatannya bagi masyarakat dalam waktu yang

tidak terbatas. Sistem demikian harus dapat mengkonservasikan sumberdaya, secara sosial

didukung, secara ekonomi bersaing, dan secara lingkungan dapat dipertanggungjawabkan

(Untung, 2007).

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,

masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan

pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987.

Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.

Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah

bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan

pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Banyak laporan PBB, yang terakhir adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang

menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama (ekonomi, sosial, dan

lingkungan) yang saling bergantung dan memperkuat.

Untuk sebagian orang, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan

pertumbuhan ekonomi dan bagaimana mencari jalan untuk memajukan ekonomi dalam

jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam. Namun untuk sebagian orang lain, konsep

"pertumbuhan ekonomi" itu sendiri bermasalah, karena sumberdaya bumi itu sendiri terbatas.

Tujuan utama program Pertanian Berkelanjutan dan Pembangunan Pedesaan (SARD) adalah

meningkatkan produksi pangan dengan cara yang berkelanjutan serta memperkuat ketahanan

pangan. Dalam Pertanian Berkelanjutan peningkatan produksi pangan untuk memenuhi

kebutuhan penduduk dilaksanakan secara berkelanjutan dengan dampak yang seminimal

mungkin bagi lingkungan hidup, kesehatan masyarakat serta kualitas hidup penduduk di

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 7

Page 8: pertanian berkelanjutan.docx

pedesaan. Program ini meliputi berbagai kegiatan mulai dari prakarsa pendidikan,

pemanfaatan insentif ekonomi, pengembangan teknologi yang tepat guna hingga dapat

menjamin persediaan pangan yang cukup dan bergizi, akses kelompok-kelompok rawan

terhadap persediaan pangan tersebut, produksi untuk dilempar ke pasar, peningkatan

pekerjaan dan penciptaan penghasilan untuk mengentaskan kemiskinan, serta pengelolaan

sumberdaya alam dan perlindungan lingkungan.

2.2 Konsep Dari Pertanian Berkelanjutan

Di Indonesia, konsep pembangunan pertanian berkelanjutan tertera dalam UUD 1945,

pasal 33 yang berisi “perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan dan kemajuan kesatuan

ekonomi nasional”.

Banyak orang menggunakan definisi yang lebih luas dan menilai pertanian bisa

dikatakan pertanian berkelanjutan jika (setelah Gips 1986) mencakup hal-hal berikut ini.

● Mantap secara ekologis, yang berarti bahwa kualitas sumber daya alam dipertahankan dan

kemampuan agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, tanaman, dan hewan sampai

organisme tanah ditingkatkan.

● Dapat berlanjut secara ekonomis, yang berarti bahwa petani bisa cukup menghasilkan

untuk pemenuhan kebutuhan dan/atau pendapatan sendiri, serta mendapatkan penghasilan

yang mencukupi untuk mengembalikan tenaga dan biaya yang dikeluarkan.

● Adil, yang berarti bahwa sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa

sehingga kebutuhan dasar semua anggota masyarakat terpenuhi dan hak-hak mereka dalam

penggunaan lahan, modal yang memadai, bantuan teknis serta peluang pemasaran terjamin.

● Manusiawi, yang berarti bahwa semua bentuk kehidupan (tanaman, hewan, dan manusia)

dihargai.

● Luwes, yang berarti bahwa masyarakat pedesaan mampu menyesuaikan diri dengan

perubahan kondisi usaha tani yang berlangsung terus, misalnya pertambahan jumlah

penduduk, kebijakan, permintaan pasar, dan lain-lain.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 8

Page 9: pertanian berkelanjutan.docx

2.3 Indikator Pertanian Berkelanjutan

Penerapan pembangunan berkelanjutan yang kompleks dapat disederhanakan dengan

penggunaan sejumlah indikator yang tepat. Ketepatan indikator yang dipilih menentukan

pada penilaian akhir karena indicator bersifat spesifik untuk masing-masing kondisi.

Pemilihan banyaknya indikator pun perlu diperhitungkan karena jika terlalu banyak tidak saja

akan memakan biaya dan waktu yang banyak, tetapi juga dapat mengaburkan fokus yang

ingin dicapai. Sebaliknya bila terlalu sedikit, dirasakan adanya kelemahan, bahkan kekeliruan

dalam menerjemahkan keadaan. Karena itu penetapan sekumpulan indikator yang tepat

untuk menggambarkan pembangunan berkelanjutan menjadi satu tugas yang sulit.

Indikator diterapkannya konsep pembangunan berkelanjutan dalam penataan ruang dapat

dibagi sesuai dengan tiga aspek yang ingin dicapainya, yaitu ekonomi, sosial-budaya dan

lingkungan hidup dengan beberapa contoh sebagai berikut:

1. Indikator Ekonomi: PDB/PDRB, pendapatan perkapita, volume ekspor-impor, dan

lain-lain secara stabil serta kemajuan sektor kegiatan ekonomi yang telah ada

sekaligus tumbuhnya sektor kegiatan baru yang mendukung perekonomian nasional.

2. Indikator Sosial Budaya: kualitas sumberdaya manusia, angka harapan hidup,

intensitas kegiatan budaya; tingkat kebergantungan penduduk (desa-kota,

nonproduktif-produktif, jumlah pengangguran, dan lain-lain).

3. Indikator Lingkungan Hidup:standardisasi kualitas air, udara, tanah; perubahan suhu

udara, tingkat permukaan air tanah, intrusi air laut, frekuensi bencana, dan lain-lain.

Gambar 1. Hubungan tiga tujuan pembangunan berkelanjutan

Sumber: Sanim, 2006 dalam Saptana dan Ashari 2007

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 9

Page 10: pertanian berkelanjutan.docx

2.4 Dampak Perubahan Iklim

Iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan hama dan penyakit, pada dasarnya

iklim yang cocok untuk hama dan penyakit sangat bervariasi, oleh karena itu dengan

peristiwa elnino dan lanina serta pemanasan global tidak selalu menimbulkan peledakan

hama dan penyakit. Namun secara umum hama dan penyakit dapat berkembang pada suhu

tinggi dengan kelembaban yang tinggi.

Identifikasi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian adalah upaya untuk

menemukenali tanda-tanda atau kejadian pada suatu wilayah pertanian yang diakibatkan oleh

fenomena perubahan iklim global dan dampaknya terhadap kegiatan usaha pertanian di

wilayah tersebut.

Kejadian Iklim Ekstrim (Anomali) Selain menurunkan produktivitas, pergeseran

musim dan peningkatan intensitas kejadian iklim ekstrim, terutama kekeringan dan

kebanjiran, juga menjadi penyebab penciutan dan fluktuasi luas tanam serta memperluas areal

pertanaman yang akan gagaI panen, terutama tanaman pangan dan tanaman semusim lainnya.

Oleh sebab itu perubahan iklim dan kejadian iklim ekstrim seperti EI-Nino dan La-Nina akan

mengancam ketahanan pangan nasional, dan keberlanjutan pertanian pada umumnya.

Dunia sedang hangat mendiskusikan perubahan iklim yang ditandai oleh pemanasan

global akibat peningkatan kadar karbondioksida (CO2) atmosfer. Tentunya hama dan

penyakit tidak lepas dari pengaruh perubahan iklim tersebut. Karena keberadaan hama dan

penyakit sangat dipengaruhi dinamika iklim. Tanda-tanda di lapangan menunjukkan kaitan

kuat antara masalah hama dan penyakit dengan perubahan iklim yang terjadi. Dalam tiga

tahun terakhir terjadi beberapa perubahan persoalan hama dan penyakit di Indonesia, terkait

peningkatan dan penurunan serangan hama/penyakit.

Pembangunan pertanian berkelanjutan memberikan kontribusi penting terhadap

penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan petani, meningkatkan penerimaan

devisa, mendorong pemerataan pendapatan, dan pemerataan kesempatan kerja serta

pelestarian sumberdaya alam.akarena tanaman pangan umumnya merupakan tanaman

semusim yang relatif sensitif terhadap cekaman (kelebihan dan kekurangan) air. Oleh karena

itu, faktor anomali iklim sangat berpotensi mempengaruhi siklus produksi tanaman dan

mengakibatkan meledaknya populasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Sebagai contoh, produksi dan produktivitas tanaman padi di Indonesia sering kali

mengalami  penurunan bahkan sampai terjadi puso akibat adanya serangan hama. Hal ini

disebabkan selain iklim indonesia sangat menunjang perkembangan populasi hama juga

sangat dipengaruhi oleh perilaku petani yang menanam padi secara terus-menerus tanpa

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 10

Page 11: pertanian berkelanjutan.docx

adanya pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan menyediakan inang hama padi secara

kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi hama juga disebabkan oleh

matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi yang kurang tepat

dan kurang bijaksana.

Untuk menghadapi penyimpangan iklim, Departemen Pertanian telah menyusun

strategi dan penanggulangan yang di pilah atas:

1. Antisipasi

Strategi antisipasi ditujukan untuk menyiapkan strategi mitigasi dan adaptasi

berdasarkan kajian dampak perubahan iklim terhadap (a) sumberdaya peranian

seperti pola curah hujan dan musim (aspek klimatologis), sistem hidrologi dan

sumberdaya air (aspek hidrologis), keragaan dan penciuan luas lahan pertanian di

sekitar pantai; (b) infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama

sistemirigasi, waduk; (c) sistem produksi pertanian, terutama sistem usahatani dan

agribisnis, pola tana, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan,

produksi; dan (d) aspek sosial-ekonomi dan budaya.

2. Mitigasi

Strategi mitigasi adalah upaya untuk mengendalikan dan mengurangi dampak

perubahan iklim. Menurut UU No 31/2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika, pengertian MITIGASI adalah usaha pengendalian untuk mengurangi

risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan

emisi/meningkatkan penyerapan gas rumah kaca dari berbagai sumber emisi.

Walaupun tidak sepenuhnya benar, sebagai emitor terbesar oksigen (O2) dari

hutan dan areal pertaniannya, upaya mengurangi (mitigasi) GRK, antara lain

melalui:(a) CDM (Clean Development Mechanism),(b) perdagangan karbon

melalui pengembangan teknologi budidaya yang mampu menekan emisi GRK,

dan (c) penerapan teknologi budidaya seperti penanaman varietas dan

pengelolaanlahan dan air dengan tingkat emisi GRK yang lebih rendah

3. Adaptasi

Strategi adaptasi adalah upaya menyesuaikan kondisi dan teknologi dengan

kejadian perubahan iklim. Menurut UU No 31/2009 tentang Meteorologi,

Klimatologi dan Geofisika, pengertian ADAPTASI adalah suatu proses untuk

memperluat dan membangun strategi antisipasi dampak perubahan iklim serta

melaksanakannya, sehingga mampu mengurangi dampak negatif dan mengambil

manfaat positifnya. Adaptasi adalah pengembangan berbagai upaya yang adaptif

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 11

Page 12: pertanian berkelanjutan.docx

dengan situasi yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya

infrastruktur dan lain-lain melalui (a) reinventarisasi dan redeleniasi potensi dan

karakterisasi sumberdaya lahan dan air; (b) penyesuaian dan pengembangan

infrastruktur pertanian, terutama irigasi sesuai dengan perubahan sistem hidrologi

dan potensi sumberdaya air; (c) penyesuaian sistem usahatani dan agribisnis,

terutama pola tanam, jenis tanaman dan varietas, dan sistem pengolahan tanah.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 12

Page 13: pertanian berkelanjutan.docx

BAB III

KESIMPULAN

Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,

masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan

pemenuhan kebutuhan generasi masa depan". Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan

dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk

mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran

lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

konsep pembangunan pertanian berkelanjutan tertera dalam UUD 1945, pasal 33 yang

berisi “perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan

prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan dan kemajuan kesatuan ekonomi

nasional”.

Indikator diterapkannya konsep pembangunan berkelanjutan dalam penataan ruang

dapat dibagi sesuai dengan tiga aspek yang ingin dicapainya, yaitu ekonomi, sosial-budaya

dan lingkungan hidup. Untuk menghadapi penyimpangan iklim, Departemen Pertanian telah

menyusun strategi dan penanggulangan yang di pilah atas, 1) Antisipasi, 2) Mitigasi, 3)

Adaptasi.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 13

Page 14: pertanian berkelanjutan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Peranan Cuaca dan Iklim terhadap perkembangan Hama dan Penyakit.

Diakses melalui http://diperta.ponorogo.go.id/pertanian/s pada tanggal 28 November

2013.

Djohan, T, S. 2009. Tantangan dan Solusi Perubahan Iklim Pada Pembangunan Pertanian

dan Kehutanan. Diakses melalui

http://lib.ugm.ac.id/digitasi/upload/2739_MU.11110025.pdf pada tanggal 28 November

2013.

Saptana dan Ashari. 2007. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Melalui Kemitraan

Usaha. Dikutip dari http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3264071.pdf pada

tanggal 29 November 2013.

Simatupang, S, P. 2003. Pendekatan Sistem Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian. The

Jakarta Post, 14-15 April 2003.

Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Page 14