Pertolongan Pertama Gawat Darurat

17
Pertolongan Pertama Gawat Darurat Dasar-dasar Pertolongan Pertama Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut (PMI) Pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami kecelakaan / sakit mendadak sebelum mendapat pertolongan lanjut yang lebih intensif (hanya bersifat sementara) Tujuan 1. Memberikan pertolongan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan korban 2. Mencegah bahaya yang lebih parah / cacat 3. Memberikan ketenangan pada korban sambil menunggu pertolongan selanjutnya Klasifikasi Penolong Orang Awam Penolong Pertama Tenaga Khusus / Terlatih Dasar Hukum Pasal 531 KUHP Tentang Pertolongan Pertama Pasal 322 KUHP Tentang kerahasiaan Medis korban yang ditolong Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama 1. Menjaga Keselamatan Diri, Anggota Tim, Korban dan Orang Sekitarnya. 2. Dapat Menjangkau Korban 3. Dapat Mengenali dan Mengatasi Masalah yang Mengancam Nyawa 4. Meminta Bantuan / Rujukan 5. Memberikan Pertolongan dengan Cepat dan Tepat Berdasarkan Keadaan Korban 6. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama Lainnya. 7. Ikut Menjaga Kerahasiaan Medis. 8. Melakukan Komunikasi dengan Petugas Lain yang Terlibat.

Transcript of Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Page 1: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Dasar-dasar Pertolongan PertamaPertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut (PMI)

Pertolongan pertama pada seseorang yang mengalami kecelakaan / sakit mendadak sebelum mendapat pertolongan lanjut yang lebih intensif (hanya bersifat sementara)

Tujuan1. Memberikan pertolongan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan korban2. Mencegah bahaya yang lebih parah / cacat3. Memberikan ketenangan pada korban sambil menunggu pertolongan

selanjutnya

Klasifikasi Penolong Orang Awam Penolong Pertama Tenaga Khusus / Terlatih

Dasar Hukum Pasal 531 KUHP Tentang Pertolongan Pertama Pasal 322 KUHP Tentang kerahasiaan Medis korban yang ditolong

Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama1. Menjaga Keselamatan Diri, Anggota Tim, Korban dan Orang Sekitarnya.2. Dapat Menjangkau Korban3. Dapat Mengenali dan Mengatasi Masalah yang Mengancam Nyawa4. Meminta Bantuan / Rujukan5. Memberikan Pertolongan dengan Cepat dan Tepat Berdasarkan Keadaan

Korban6. Membantu Pelaku Pertolongan Pertama Lainnya.7. Ikut Menjaga Kerahasiaan Medis.8. Melakukan Komunikasi dengan Petugas Lain yang Terlibat.9. Mempersiapkan Korban untuk Ditransportasi.10. Membuat Rekam Medis : Identitas, penyebab, tempat / lingkungan,

pertolongan yang diberikan

Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertamaa. Jujur dan Bertanggungjawabb. Berlaku Profesionalc. Kematangan Emosid. Kemampuan Bersosialisasi

Page 2: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

e. Kemampuan Nyata Terukur sesuai Sertifikasif. Kondisi Fisik Baikg. Mempunyai Rasa Bangga untuk Meyakinkan Korban.

Semboyan P3K “PATUT” Penolong mengamankan dirinya sendiri

Amankan korban dari gangguan disekitar tempat kejadian sehingga bebas dari bahaya

Tandai tempat kejadian

Usahakan segera mencari tempat pertolongan

Tolong korban / beri tindakan dengan tepat dan cepat.

Alat Perlindungan Diri1. Sarung tangan Lateks2. Kacamata Pelindung3. Baju Pelindung4. Masker Penolong5. Masker Resusitasi6. Helm

Catatan : Alat Pelindung Diri (APD) minimal bagi seorang pelaku pertolongan pertama adalah sarung tangan dan masker Resusitasi.

Peralatan Pertolongan PertamaAdapun Peralatan Pertolongan Pertama lainnya adalah:

1. Penutup Luka Kasa Steril Bantalan Kasa

2. Pembalut Pembalut Gulung / Pipa Pembalut Segitiga / Mitela Pembalut Tubuler / Tabung Pembalut Rekat / Plester

3. Cairan Antiseptik, contoh: Alkohol 70% Povidone iodine 10%

4. Cairan Pencuci Mata Boorwater

5. Peralatan Stabilisasi, contoh: Bidai Papan Spinal

6. Gunting Pembalut7. Pinset8. Senter9. Kapas10. Selimut11. Kartu Korban12. Alat Tulis

Page 3: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

13. Oksigen14. Tensimeter dan Stetoskop15. Tandu

Semua Peralatan diatas kecuali yang berukuran besar, dapat dimasukkan ke dalam tas atau sejenisnya. Daftar peralatan di atas tidaklah harus selalu sama, dapat bervariasi tergantung dari kemampuan penolong dan juga ketersediaan peralatan tersebut.

Catatan : Sebagai Pelaku Pertolongan Pertama, anda harus mampu berimprovisasi mempergunakan bahan atau peralatan yang ada jika terjadi kekurangan atau ketiadaan peralatan tersebut, sehingga korban bisa ditolong dengan maksimal.

Improvisasi bukan berarti melakukan sesuatu hanya berdasarkan naluri saja tetapi harus sejalan dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip pertolongan pertama.

Penilaian Korbana. Penilaian Keadaanb. Penilaian Dinic. Pemeriksaan Fisikd. Riwayat Korbane. Pemeriksaan Berkala atau Lanjutf. Pelaporan

Analisa Keadaan Analisa Kondisi Analisa Kemungkinan yang terjadi Analisa cara mengatasinya

Teknik Pertolongan Dalam Kondisi Gawat DaruratBantuan Hidup Dasar

Jika pada suatu keadaan ditemukan korban dengan penilaian dini terdapat gangguan tersumbatnya jalan nafas, tidak ditemukan adanya nafas dan atau tidak ada nadi, maka penolong harus segera melakukan tindakan yang dinamakan dengan istilah BANTUAN HIDUP DASAR (BHD).

Bantuan hidup dasar terdiri dari beberapa cara sederhana yang dapat membantu mempertahankan hidup seseorang untuk sementara, diantaranya :

- Airways opened, adalah bebaskan jalan napas- Breathing restored, adalah berikan napas buatan jika korban tidak

bernapas- Circulation maintained, adalah melakukan RESUSITASI JANTUNG

PARU (RJP) jika denyut nadi menghilang

Page 4: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Gangguan UmumGangguan umum adalah terganggunya fungsi seluruh tubuh akibat suatu kecelakaan.Macam gangguan umum :

HipotermiaHipotermia adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh jatuh ke dalam suhu di

bawah normal. Penyebab hipotermia antara lain :

1. Tubuh terendam dalam air bersuhu di bawah titik beku dimana kejadian hipotermia akan cepat berlangsung

2. Hipotermia akan berlangsung perlahan apabila berada/kontak lama dalam lingkungan suhu dingin

3. Hipotermia lebih mudah terjadi pada bayi, orang tua, kelelahan, kelaparan, ketakutan, tubuh basah, terkena angin dingin dan kekurangan oksigen (pada ketinggian)

Gejala-gejala hipotermia :1. Penurunan suhu tubuh dengan tanda-tanda korban teraba dingin dan tampak

kelabu dan kebiruan ataupun pucaaat2. Tanda-tanda vital : frekuensi nadi, kuat atau lemahnya denyut nadi, suhu tubuh

dibandingkan dengan orang normal dan pernafasan berubah dari normal (bervariasi nilainya)

3. Korban dapat mengalami penurunan kesadaran : mengantuk, mengigau (linglung) atau tidak sadar

Penanganan1. Yang harus diperhatikan pertama kali adalah ABC, terutama jalan nafas, bila

ada henti jantung atau henti nafas lakukan RJP2. Cegah kehilangan panas dengan memindahkan korban dari lingkungan dingin.

Korban dengan hipotermia ringan biasanya berespon terhadap penghangatan dari luar, dengan melepaskan baju yang basah dan dingin, kemudian dipakaikan selimut/jaket hangat (biasanya juga dengan sleeping bag), dekatkan ke perapian

3. Beri air minum air gula hangat4. Segera evakuasi sambil memonitor keadaan umum (kesadaran, pernafasan dan

denyut jantung)

HipoglikemiAdalah keadaan dimana kadar gula darah rendah karena kekurangan zat

termasuk cadangan dalam tubuh. Keadaan ini bisa terjadi pada korban yang lama tidak makan atau minum yang mengandung zat gula, dalam lingkungan yang dingin dalam waktu cukup lama.

Gejala hipoglekemi :

Page 5: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Keringat dingin, pusing, penglihatan kabur, kehilangan kemampuan untuk bergerak, kejang, jantung berdebar, cemas, gelisah, tremor, bingung bahkan tidak sadar. Keluhan tersebut akan hilang atau berkurang dengan pemberian zat gula.

Penanganan 1. Baringkan korban tanpa bantal2. Jaga jalan nafas bila ada berikan oksigen, jika terjadi henti jantung dan atau

henti nafas lakukan kembali RJP seperti penanganan keadaan umum3. Jika korban sadar dan dapat minum atau makan, dapat diberikan makanan

kaya kandungan glukosa (makanan dan minuman manis atau yang mengandung zat gula/pati)

4. Korban harus tetap diusahakan dalam keadaan sadar, baik itu dengan cara dibangunkan ataupun pemberian rangsang sakit, hangatkan korban secepat mungkin di evakuasi ke instansi kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

DehidrasiAdalah kekurangan cairan yang disebabkan oleh kurangnya pemasukan

cairan dan atau pengeluaran cairan yang berlebihan. Keadaan ini dapat terjadi pada orang yang melakukan aktivitas berat dalam waktu yang lama tanpa mengkonsumsi cukup cairan yang dapat menggantikan cairan yang hilang. Dehidrasi juga dapat terjadi pada orang yang menderita diare karena cairan banyak terbuang melalui sistem pencernaan terganggu atau pada orang yang demam. Bahaya lain dari dehidrasi adalah terganggunya keseimbangan elektrolit tubuh dan dapat menjadi penyulit pada keadaan dehidrasi. Dehidrasi juga mempermudah timbulnya keadaan bahaya lain seperti kram otot, heat stroke dan syok.

Bila menemukan korban dengan tanda-tanda dehidrasi pada semua tingkat harus segera dilakukan penanganan karena keadaan ini dapat segera berubah menjadi keadaan yang lebih berat.

PenangananSegera hindarkan korban dari keadaan yang dapat mengakibatkan dan

memperberat dehidrasi, kemudian jika korban dalam keadaan sadar segera berikan cairan yang ditambahkan gula dan sedikit garam (larutan gula garam = LGG), oralit atau minum sebanyak-banyaknya untuk menggantikan kehilangan cairan. Hati-hati pada orang yang kurang kooperatif atau yang tidak sadar karena bisa tersedak dan mengakibatkan kondisinya memburuk.

Tabel 1. Tanda-tanda terjadinya dehidrasi sesuai dengan derajatnyaGejala Klinik Ringan Sedang BeratKesadaran Sadar Mengantuk/apatis Tidak sadar

Nadi Normal Agak cepat Cepat/susah teraba

Pernafasan Normal Agak cepat LambatElastisitas kulit Normal Agak turun Sangat turun

Tangan/kaki Hangat Agak dingin Dingin kebiruanSelaput lendir mulut Basah Kering Sangat kering

Page 6: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Rasa haus + ++ Tidak dapat dinilaiAir seni Normal/turun Sedikit Tidak ada

Heat StrokeAdalah gangguan pada tubuh yang disebabkan oleh sengatan panas akibat

kegiatan fisik di lingkungan suhu udara atau cuaca yang sangat panas, sehingga menimbulkan ganguan hebat pada sistem pengaturan tubuh disetai tanda-tanda khas yaitu :

1. Kenaikan suhu badan yang tinggi2. Kejang3. Penurunan kesadaran, koma bahkan kematian

Gejala-gejala heat stroke :- Gejala permulaan : lemah atau lelah, sakit kepala, pusing, mual, muntah

dan keluar banyak keringat.- Gejala lanjutan : korban menjadi pasif (malas untuk berkomunikasi), muntah

yang hebat, suhu tubuh menjadi sangat panas (> 41ºC), nadi sangat cepat, kejang pada bagian tubuh tertentu, kulit menjadi merah, panas dan kering.

- Gejala kritis : syok, kesadaran semakin menurun, pupil membesar, kejang pada seluruh tubuh.

Penanganan heat stroke :1. Jaga jalan nafas tetap bebas, pernafasan tetap baik (ABC) lakukan RJKP bila

perlu2. Kenali gejala heta stroke secara dini, pindahkan ke tempat teduh, baringkan

korban, longgarkan pakaian dan perlengkapannya.3. Apabila tidak ada alat pengukur suhu tubuh, kita dapat membandingkan

suhu tubuh korban dan kita sebagai penolong4. Dinginkan tubuh korban dengan segera sampai suhu tubuh kira-kira 38,5ºC

dengan mengompres tengkuk dengan air dingin, jika perlu siram tubuh korban dengan air dingin dan bila mungkin beri cukup air minum

5. Keringkan tubuh korban untuk mencegah korban jatuh ke dalam kedaan hipotermi

6. Monitor suhu tubuh setiap 5 menit, jaga korban tetap dalam keadaan sadar

LenaPenyebab : berkurangnya peredaran darah ke otak yang disebabkan oleh

emosi yang hebat, rasa nyeri, keadaan lemah setelah sakit, terlampau banyak mengeluarkan tenaga dalam kondisi perut kosong,

Gejala : Pusing, telinga berdenging, mual, mata berkunang-kunang, keluar keringat dingin, dan denyut nadi lemah.

Pertolongan : Tidurkan telentang korban dan kepala agak rendah, longgarkan pakaian dan usahakan korban menghirup udara segar. Kemudian beri selimut agar badan segar kembali. Setelah korban sadar dan dapat minum beri kopi hangat atau sedikit anggur.

Page 7: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Gugat (Shock)Disebabkan karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah

sangat kurang dan merupakan kelanjutan dari lena.Gejala : Seperti gejala pada lena, yang banyak disebabkan oleh

pendarahan (ke luar maupun ke dalam) dan luka bakar yang cukup luas sehingga korban pingsan.

Pertolongan : Baringkan korban di tempat yang segar udaranya dengan kepala lebih rendah dari kaki (kecuali jika ada luka di kepala), tenangkan korban dan hentikan pendarahan yang terjadi dan secepatnya dibawa ke Rumah sakit.

PingsanKondisi dimana fungsi otak terganggu sedemikian rupa sehingga korban

tidak sadarkan diri.Gejala : Tidak menyahut jika dipanggil, tidak bereaksi saat diberi

rangsangan, biasanya korban terbaring tidak bergerak tetapi pernapasan dan denyut nadi ada.

Pertolongan : Baringkan korban di tempat teduh dan segar, miringkan kepala korban supaya korban muntah, longgarkan pakaiannya dan selimuti agar tidak kedinginan, dan scepatnya bawa korban ke RS untuk mendapat pertolongan lebih lanjut.

Mati SuriAdalah keadaan lanjut dari pingsan dimana pernapasan tidak nampak,

denyut nadi hilang, biji mata melebar dan tidak bereaksi terhadap penyinaran, muka pucat agak kebiruan.

Pertolongan : Baringkan korban telentang, dan longgarkan pakaian korban; hilangkan segala barang yang dapat menyumbat pernapasan kemudian lakukan pernapasan buatan atau kalau perlu pijat jantung. Segera hubungi dokter untuk penanggulangan lebih lanjut.

Penyakit PegununganSering disebut Mountain Sickness yang diakibatkan makin berkurangnya

kadar oksigen pada daerah yang tinggi yang akan mempengaruhi aktivitas pendaki karena kekurangan suplai oksigen atau hipoksia.

Gejala : Korban pusing, letih, rasa kantuk yang hebat, mual, pucat, sesak napas, kemudian tubuh menjadi panas, perasaan gelisah, telinga berdenging, dan sukar tidur.

Pertolongan : Beri istirahat yang cukup sehari atau dua hari, bila tidak ada perubahan bawa korban ke tempat yang lebih rendah.

Gangguan SetempatGangguan setempat adalah kecelakaan yang terasa sakit pada bagian tubuh

yang terkena.Macam gangguan setempat :

Page 8: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

LukaDapat terjadi dimana saja dan disebabkan oleh benda tumpul atau tajam.Macam-macam luka :

o Luka iriso Luka tusuko Luka memaro Luka robek

Pertolongan yang harus diberikan dengan menghentikan perdarahan mencegah infeksi dan kerusakan lebih lanjut dengan cara-cara yang mudah dan cepat.

Luka gigitan ularUntuk jenis ular Colubridae (ular belang, sendok/kobra), tanda-tanda

gigitannya tidak begitu jelas tetapi langsung mempengaruhi susunan saraf. Biasanya disertai sesak napas dan luka gigitan udak terasa tetapi sangat mematikan.

Untuk jenis ular Viperidae (ular puspa, ular tanah), tanda-tandanya gigitannya akan menimbulkan bercak darah diseluruh tubuh disertai batuk dan kencing darah karena mempengaruhi sistemperedaran darah. Luka gigitannnya terasa nyeri dan bengkak.

Berdasarkan tipe gigi bisa, ular dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu :o Aglypha : tidak mempunyai gigi bisa, seperti sancao Phistoglypha : mempunyai gigi bisa dibelakang, misalnya ular cincin emaso Proteroglypha : mempunyai gigi bisa didepan yang efektif untuk

menyalurkan bisao Solenoglipha : mempunyai gigi bisa di depan dan dapat dilipat. Umumnya

gigi bisa dapat dilipat.Macam-macam bisa :

o Neurotoksin : menyerang saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi jaringan syaraf. Menybabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jeringan otak.

o Hemotoksin : menyerang darah dan sistem peredarannya, menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak.

o Kardiotoksin : menyerang otot jantungo Miktotoksin : menyerang cairan tubuh

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk umum yang bisa digunakan, meskipun belum secara tepat menunjukkan tingkatan bisa ular.

Tabel 2. Ciri-ciri dan tingkatan bisa ularUlar berbisa rendah Ular berbisa tinggi

Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif

Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri

Page 9: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Beraktifitas pada siang hari (diurnal) Membunuh mangsanya dengan membelit Bentuk kepalanya bulat telur (oval) Tidak memiliki taring bisa Gigitannya tidak mematikan Setelah menggigit langsung lari

Beraktifitas pada malam hari (nocturnal) Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna Memiliki taring bisa, racun mematikan Kanibal Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

Pengecualian Berikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan, berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang, malam :

1. Ular King Kobra - Ophiophagus hannah , kepala oval, agresif, siang dan malam2. Ular Kobra Naja naja sputratix, berbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan

tenang3. Ular weling - Bungarus candidus, kepala oval, berbisa tinggi4. Ular welang - Bungarus fasciatus, kepala oval, gerakan tenang, berbisa tinggi.5. Ular picung/pudak seruni - berbisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit,

keluar siang hari.6. Semua jenis ular laut, berbisa, gerakan lamban di pasir/pantai.7. Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berbisa, cari makan malam hari.

Pertolongan :Baringkan korban, letakkan bagian yang digigit lebih rendah dari jantung,

kurangi aktivitas korban untuk mencegah penyebaran bisa. Kenakan torniquet di atas luka gigitan dan kendurkan 15 sampai 30 detik, perbesar luka gigitan dengan pisau steril dan isap luka untuk mengeluarkan bisa dari darah (mulut penolong tidak boleh ada luka). Tutup luka dengan kasa steril dan beri betadine kemudian dibalut. Bawa ke RS terdekat.

Khusus luka gigitan serangga (kalajengking, kelabang, laba-laba, dll) pertolongan yang dilakukan adalah : Olesi luka dengan amonia atau kapur sirih, kompres dengan es atau soda kue (untuk gigitan kalajengking) dan cuci dengan anti septik. Oleskan balsam/obat gosok untuk mengurangi rasa sakit dan segera dibawa ke RS.

Sengatan BinatangPertolongan : Ambil sengat yang tertinggal, cuci bekas sengatan dengan

air garam kemudian air hangat beberapa kali. Untuk ubur-ubur dengan alkohol, amoniak atau dengan aseton. Oleskan obat gosok untuk mengurangi rasa sakit.

Patah tulangMacam patah tulang : terbuka (tulang menonjol keluar dan berhubungan

langsung dengan udara luar) dan tertutup.

Page 10: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Tanda-tanda patah tulang : sakit pada bagian yang patah bila tersentuh atau digerakkan, tidak bisa digerakkan, sekitar luka bengkak dan kebiruan atau tulang mencuat keluar.

Penanganan : Pada korban patah tulang setiap gerakan pada daerah yang terluka dapat menyebabkan rasa nyeri hebat yang bisa menyebabkan syok dan dapat menimbulkan kerusakan yang lebih besar. Oleh karena itu pada luka terbuka harus dilakukan penanganan agar tidak terjadi gerakan pada daerah patah tulang1. Letakkan daerah yang luka di posisi yang nyaman dengan sesedikit mungkin

gerakan2. Jika ada pendarahan segera atasi dengan balut tekan3. Buat bidai dengan papan/dahan kayu/bambu yang lurus, diberi bantalan dari

kain/handuk dengan panjang melebihi dua persendiaan di atas dan di bawah luka

4. Pasang bidai paling sedikit dua buah pada sisi melebihi dua persendian5. Ikat bidai di tiga tempat atau lebih, sehingga daerah yang luka dan

persendiaan di atas/ di bawah luka tidak bisa digerakkan6. Topang daerah yang luka agar tidak bergerak terhadap tubuh korban

dengan mitella atau alat yang lain7. Persiapkan korban untuk dievakuasi

Gambar 1. Macam-macam Pemakaian Mitela

PendarahanCara menghentikan pendarahan :1. Tekan ditempat pendarahan dengan setumpuk kasa steril atau kain bersih

dilipat tebal, tutup daerah luka dan tekan, segera bawa ke RS. Selama itu angkat bagian yang terluka lebih tinggi dari letak jantung.

Page 11: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

2. Tekan pada tempat-tempat tertentu, seperti pangkal pembuluh nadi yang terluka.

3. Tekan dengan torniquet. Torniquet adalah balutan yang menjepit sehingga aliran darah dibawahnya terhenti. Caranya :a. Buat ikatan pada anggota tubuh yang ciderab. Selipkan batang kayu dibawah ikatan tersebutc. Kencangkan dengan memutar kayu tersebutd. Agar kedudukan kayu tidak berubah, ikat ujung satunya

*nb : Torniquet hanya dilakukan pada luka pendarahan hebat, kendurkan selama 30 detik tiap 10 menit.

Terkilir/KeseleoPada kejadian terkilir terjadi pergeseran baik sebagian maupun keseluruhan

tulang-tulang pada suatu persendian. Pergeseran ini dapat terjadi sementara dan kembali tanpa dilakukan seutu tindakan atau menetap dan tidak bisa kembali tanpa tindakan tertentu.

Seperti pada patah tulang luka ini dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat karenanya pada luka ini juga harus dijaga agar tidak terlalu banyak gerakan. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan :

1. Letakkan daerah yang terluka dalam posisi yang nyaman2. Lakukan RICE yaitu :

R : Rest, istirahatkan bagian yang luka dari gerakan atau menahan bebanI : Immobilisation, jaga agar daeraah yang luka tidak bergerak dengan

pembalut elastis, mitela, pembalut gulung kain, handuk atau benda lain yang dapat menahan gerakan pada persendian

C : Compress, kompres daerah luka dengan es atau benda dingin lainnya pada 24 jam pertama kemudian dengan benda hangat

E : Elevation, tinggikan daerah yang terluka3. Topang persendian yang terluka dengan menggunakan mitela atau benda

lain kemudian korban dibawa ke pusat pelayanan kesehatan

Kram OtotAdalah kerutan terus menerus pada satu atau beberapa otot yang terjadi

secara tiba-tiba dan tidak dikehendaki dan disertai raa nyeri yang hebat. Kram otot bisa disebabkan oleh kelelahan, kedinginan (Hipotermi), kepanasan (Hipertermi), atau gula darah yang rendah (Hipoglikemi) atau oleh karena kekurangan atau kelebbihan garam-garam. Korban biasanya mengeluh otot atau anggota geraknya terasa tegang/kejang atau sakit bila digerakan. Dalam tanya jawab mungkin didapat bahwa sebelumnya korban telah melakukan pekerjaan yang berat, kedinginan, kepanasan, atau setelah mengalami diare atau muntah-muntah. Kejang otot harus dibedakan karena kejang epilepsi atau ayan.

Penanganan : Apabila ditemukan korban dengan kram otot, kita harus terlebih dahulu tahu apa penyebab kram otot tersebut, jika disebakan oleh regangan yang harus dilakukan pertma kali adalah istirahatkan organ yang bersangkutan, lakukan kompres es atau elevasi (ditinggikan).

Meregangkan otot :

Page 12: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

Otot betis atau/paha belakang : jinjit, melemaskan kaki dan memijit otot atau korban berada dalam posisi tengkurap, lutut ditekuk lalu tungkai ditekan kebawah 3-4 menit sampai korban merasa ototnya lemas kembali.

Otot paha depan : korban dalam posisi telentang, tekuk paha sampai mendekati dada, tekuk juga tungkai tekan kebawah 3-4 menit.

Otot betis depan/ otot punggung kaki: posisi duduk, kaki lurus, telapak kaki ditekuk, tahan 3-4 menit.

Otot perut: korban dalam posisi berbaring terlentang. Angkat seluruh badan korban pada daerah perut sampai setinggi + 20 cm dari permukaan tanah lalu dalam posisi tersebut tahan + 30 detik turunkan lagi, ulangi sampai korban merasa ototnya menjadi lemas.

Keracunano Racun yang ditelan

a. Makanan. Tindakan utama adalah dengan mengusahakan makanan yang ditelan keluar dengan menekan langit-langit tenggorokannya dengan jari. Kemudian beri norit atau arang yang telah ditumbuk dan dilarutkan ke air.

b. Alkohol. Usahakan agar muntah dan bilas lambung dengan soda kue (1 sendok teh dalam segelas air) tiap jam. Dapat pula diberikan kopi pekat.

c. Obat. Usahakan korban muntah dan beri kopi pekat. Bilas lambung dengan usu atau soda kue, rangsang supaya korban muntah. Bila racun termakan lebih dari 3 jam pembilasan lambung tidak boleh dilakukan apabila racunnya bersifat korosif seperti korosif sepert asam, basa keras, bensin dan minyak tanah.

o Racun yang terisapPertolongannya : singkirkan korban dari tempat keracunan ke tempat berudara segar dan berikan pernapasan buatan.

o Racun melalui kulitPertolongannya : lepas pakaian yang terkena racun dan bilas kulit dengan

air mengalir.

EvakuasiEvakuasi adalah suatu cara pemindahan korban dari lokasi musibah ke

tempat lain yang telah ditentukan dan lebih aman. Pelaksanaan evakuasi atau pemindahan korban perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Kondisi korban (memungkinkan untuk dipindahkan atau tidak)2. Memilih lokasi untuk penempatan alat transportasi (ambulans, pesawat

atau helikopter)3. Dapat dilakukan pelayanan medis selama evakuasi4. Memilih lintasan bila harus dilakukan evakuasi darat tanpa alat

transportasi untuk evakuasi5. Memilih alat transportasi untuk evakuasi6. Memperhatikan keadaan sekitar (cuaca dan lain-lain)

Dalam melaksanakan pemindahan korban perlu memperhatikan kondisi korban, yang dimaksud disini adalah melakukan penilaian apakah mungkin untuk dipindahkan segera saat itu atau tidak, karena setiap korban harus diperbaiki

Page 13: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

keadaan umumnya terlebih dahulu untuk dapat dievakuasi. Langkah-langkahnya adalah :

1. Lakukan bantuan hidup dasar (ABC)2. Atasi syok3. Hentikan pendarahan4. Rawat luka (untuk mencegah infeksi ) dan patah tulang5. Evakuasi6. Perawatan lebih

Syarat-syarat memindahkan korban ke alat transportasi yang akan digunakan dalam evakuasi :

1. Gangguan pernafasan dan cardiovaskuler telah ditanggulangi (ABC)2. Pendarahan telah dihentikan3. Luka telah ditanggulangi, patah tulang telah dimobilisasi/bidai

Selama evakuasi dilakukan, harus dilakukan monitor (pengawasan ketat) terhadap :

1. Kesadaran2. Pernafasan3. Tekanan darah dan denyut nadi4. Daerah perlukaan

Cara memindahkan korban tanpa alat bantu (dengan tenaga manusia)a. Satu orang penolong, terhadap korban tanpa patah tulang belakang

pada penderita yang bisa diberdirikan pada penderita dalam keadaan terlentang

Gambar 2. Teknik Evakuasi 1 orang penolong pada penderita dalam keadaan berdiri

Gambar 3. Teknik Evakuasi 1 orang penolong pada penderita dalam keadaan terlentang

Page 14: Pertolongan Pertama Gawat Darurat

b. Dua orang penolong

Gambar 4. Teknik Evakuasi 2 orang penolong

Dalam melaksanakan evakuasi tidak selamanya medan yang akan ditempuh dapat dilalui oleh manusia tanpa bantuan alat. Oleh sebab itu perlu pengetahuan dan keterampilan khusus untuk pengevakuasian di medan-medan sulit seperti Vertical Rescue dan Water Rescue.

Koordinator Divisi Medik

ARIE PATRIA UTAMA

P.00.25.JB/230210090058