Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

19
An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw 117 Volume VIII Nomor 2 Maret Agustus 2019 P-ISSN :2354-6328 E-ISSN : 2598-4012 PESAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN DAKWAH RASULULLAH SAW Miftakhuddin STAI Luqman Al Hakim Surabaya Abstark Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajaran beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini selama 23 tahun. Para sejarahwan menbagi periode dakwah yang dilakukan oleh Muhammad SAW ke dalam beberap tahapan. Dakwah tahap pertama dilakukan secara sirriyah atau tetutup di lingkungan keluarganya sendiri dengan sanak famili terdekat. Tahapan berikutnya, Kemudian Muhammad SAW melakukan dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Meskipun dakwah ini belum memperoleh hasil yang menggembirakan. Dakwah secara luas mulai dilakukan,di periode Madinah. Setelah kaum muslimin mulai punya kekuatan dan disegani di Jazirah Arab dan pada akhirnya dakwah Islam bisa dapat diterima. Fungsi kerasulan yang ditugaskan kepada Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin dakwah. Sifat-sifat itu antara lain disiplin wahyu, memberikan teladan, komunikasinya efektif selalu dekat dengan umatnya, memberi wewenang serta pengkaderan. Pemimpin dapat dipastikan untuk senantiasa melakukan komunikasi. Tanpa komunikasi maka proses kepemimpinannya tidak akan akan berlangsung dengan baik. Dalam konteks inilah dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan pada hakekatnya juga proses komunikasi terus menerus, dalam pengertian komunikasi dilakukan oleh seorang pemimpin. Key words: Pesan Komunikasi dan Kepemimpinan Dakwah Pendahuluan Komunikasi dalam dakwah Islam dialami dengan adanya perintah dari Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. untuk memberikan peringatan (dalam hal ini berdakwah) kepada umat manusia untuk percaya kepada Allah SWT. awalnya komunikasi itu dilakukan secara diam-diam lalu dilanjutkan secara terbuka seiring dengan wahyu berikutnya yang memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang- terangan. 1 Sebagai seorang utusanAllah SWT, sudah tentu Muhammad SAW menjadi penyebar ajaran-Nya kepada umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajakan 1 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, Remaja Rosdakarya, Bandung,2010,hal 57

Transcript of Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

Page 1: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

117

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

PESAN KOMUNIKASI DALAM KEPEMIMPINAN DAKWAH RASULULLAH SAW

Miftakhuddin

STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Abstark

Muhammad SAW sebagai seorang utusan Allah SWT, punya tugas utama membawa kabar gembira dan memberi peringatan kepada seluruh umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajaran beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsi dakwah ini selama 23 tahun. Para sejarahwan menbagi periode dakwah yang dilakukan oleh Muhammad SAW ke dalam beberap tahapan. Dakwah tahap pertama dilakukan secara sirriyah atau tetutup di lingkungan keluarganya sendiri dengan sanak famili terdekat. Tahapan berikutnya, Kemudian Muhammad SAW melakukan dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Meskipun dakwah ini belum memperoleh hasil yang menggembirakan. Dakwah secara luas mulai dilakukan,di periode Madinah. Setelah kaum muslimin mulai punya kekuatan dan disegani di Jazirah Arab dan pada akhirnya dakwah Islam bisa dapat diterima. Fungsi kerasulan yang ditugaskan kepada Muhammad SAW menuntutnya untuk memiliki sifat-sifat yang mulia agar apa yang disampaikan dapat diterima dan diikuti oleh umat manusia. Ada banyak sifat-sifat mulia yang dimiliki Muhammad SAW sebagai seorang pemimpin dakwah. Sifat-sifat itu antara lain disiplin wahyu, memberikan teladan, komunikasinya efektif selalu dekat dengan umatnya, memberi wewenang serta pengkaderan. Pemimpin dapat dipastikan untuk senantiasa melakukan komunikasi. Tanpa komunikasi maka proses kepemimpinannya tidak akan akan berlangsung dengan baik. Dalam konteks inilah dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan dapat juga dikatakan bahwa kepemimpinan pada hakekatnya juga proses komunikasi terus menerus, dalam pengertian komunikasi dilakukan oleh seorang pemimpin.

Key words: Pesan Komunikasi dan Kepemimpinan Dakwah

Pendahuluan

Komunikasi dalam dakwah Islam dialami dengan adanya perintah dari Allah

SWT. kepada Nabi Muhammad SAW. untuk memberikan peringatan (dalam hal ini

berdakwah) kepada umat manusia untuk percaya kepada Allah SWT. awalnya

komunikasi itu dilakukan secara diam-diam lalu dilanjutkan secara terbuka seiring

dengan wahyu berikutnya yang memerintahkan Nabi untuk berdakwah secara terang-

terangan.1

Sebagai seorang utusanAllah SWT, sudah tentu Muhammad SAW menjadi

penyebar ajaran-Nya kepada umat manusia. Kegiatan penyampaian wahyu dan ajakan

1 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, Remaja Rosdakarya, Bandung,2010,hal 57

Page 2: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

118

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

beriman kepada Allah biasanya disebut dakwah. Beliau melaksanakan fungsidakwah ini

tidak kurangdari 23 tahun. Para sejarahwan membagi periode dakwah yang dilakukan

oleh Muhammad SAW kedalam beberapa tahapan. Dakwah tahap pertama dilakukan

secara sirriyah atau tertutup dilingkungan keluarganya sendiri dan sanak famili terdekat.

Dakwah dengan cara ini berlangsung kira-kira selama 3 sampai 4 tahun.2

Strategi dakwah seperti ini dilakukan karena Muhammad SAW sangat paham

dengan karakter masyarakat Quraiys. Mereka bersedia berperang dan mati untuk

mempertahankan kepercayaan mereka. Mereka akan menghukum atau menyerang

orang-orang yang mencela keyakinan dan sembahan mereka. Karena itulah,

Muhammad SAW memilih dakwah secara sembunyi-sembunyi(sirriyah) untuk

menghindari ancaman dari bangsa qurays yang dapat menggagalkan misi dakwah beliau.

Pada tahapan berikutnya, Muharnmad SAW melaksanakan dakwah secara jahriyah

(terang-terangan). Meskipun demikian, dakwah ini belum memperoleh hasil yang

menggembirakan. Dakwah secara luas mulai dilakukan di periode Madinah. Setelah

kekuatan Muslim mulai disegani di Jazirah Arab, dakwah Islam semakin dapat diterima.3

Masalah kepemimpinan pada hakekatnya terdapat pada setiap orang, hanya saja

berbeda wujudnya dalam kenyataan. Hampir dapat bisa dipastikan bahwa setiap orang

memiliki jiwa kepemimpinan sekalipun dalam tarap minimal. Sebab setiap orang

dituntut adanya rasa tanggung jawab dari pada apa yang dilakukannya sebelumnya.4

Itulah sebabnya Islam selalu mendudukan manusia sebagai seorang pemimpin yang

kelak akan dimintai tanggung jawab atas kepemimpinannya.

Kepemimpinan Rasulullah SAW Dalam Menyampaikan Pesan-pesan Dakwah

Pemahaman yang lebih tentang pemimpin sebagai komunikator/da‟i adalah

terletak pada hakekat fungsional seorang pemimpin. Seorang pemimpin secara otomatis

juga komunikator sebab kegiatan pemimpin tidak bisa dilepaskan dari proses

komunikasi. Maka dapat dipersepsikan bahwa antara kepemimpinan dan tugas

da‟i/komunikator dapat dilakukan sekaligus, itulah sebabnya Nabi dalam Islam di

samping sebagai pembawa risalah, juga da‟i sebagai pemimpin umat.

2Muhammad Ali Al Syalaby, Al Siroh Nabawiyah, ‘Ardh Waqai’i wa Tahlil Ahdats, Libanon, 2004,

hal 86 3Muhammad Syafi’i Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manajer, PLM, Jakarta,

2007,hal 131 4M.Bahri GHazali, Dakwah Komunikatif, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997, hal. 61

Page 3: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

119

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

1. Dakwah Sembunyi (Sirriyah)

Sejarah mencatat orangyangpertamamasukIslamadalah Khodijah dan

sepupuhnya Ali bin Abi Thalib yang pada waktu ituberusia 10 tahun dan sejak kecil

sudah hidup dengan beliau. Selainkepada keluarganya, dakwah disampaikan kepada

teman dekatnyaAbu Bakar yang segera menyambut baik dakwahnya dan menyatakan

keimanannya. Selanjutnya Abu Bakar secara diam-diam berdakwah dikalangan rekan-

rekannya. Karena memiliki pengaruh yang kuat, Abu Bakar berhasil menarik beberapa

orang teman dekatnya untuk memeluk Islam.

Dalam tiga tahun pertama ini bangsa Quraiys belum menunjukkan reaksi yang

keras terhadap dakwah Muhammad SAW, meskipun Muhammad SAW sering terlihat

menunaikan sholat di Ka'bah, mereka tidak terlalu menghiraukannya. Mereka menduga

bahwa perbuatan dan perkataan Muhammad SAW itu sama sepertiapa yang diperbuat

oleh para pendeta atau orang-orang yangmenyakini ajaranYahudi dan Nasrani. Menurut

mereka, orang-orangseperti itu tidak akan banyak berpengaruh bagi bangsa Quraiys

yangterkenal kuat memegang keyakinan mereka. Dengan demikian, secara politis orang-

orang tersebut diangap tidak akan mengancam tatanan sosial masyarakat Makkah yang

sudah mapan. Dakwah diam-diam yang dilakukan selama 3 tahun itu telahmenarik

belasan orang memeluk Islam. Mereka inilah yang dikenalsebagai penganut Islam awal (

al-saabiqun al awwalin). Dalam menjalankan ibadah, mereka lakukan dengan sembunyi-

sembunyi karena khawatir keimanan mereka diketahui oleh bangsa Quraisy.5

2. Dakwak Terbuka (Jahriyah)

Memasuki tahun keempat kenabian Muhammad SAW diperintahkan untuk

menyampaikan Islam secara lebih terbuka. Dakwah tersebut dimulai dari keluarga

beliau yang terdekat sebagaimana firman Allah SWT QS.Al-Syu'arra ayat 2l4-216.

"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan

rendahkanlah, dirimu terhadap orang – orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. jika mereka mendurhakaimu makakatalanlah: Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan".6

5Muhammad Syafi’i Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manajer, PLM, Jakarta,

2007,hal 132 6Depag, Al Qur’an dan Terjemahan, hal. 589

Page 4: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

120

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Pemilihan keluarga sebagai tujuan dakwah berikutnya merupakan langkah yang

tepat. Dalam masyarakat Makkah jahiliyah, hubungan kekerabatan melebihi ikatan-

ikatan lainnya. Mereka akan tetap melindungi anggota sukunya meskipun berbeda agama

dan keyakinan. Seperti halnya Abu Thalib yang tetap membela keponakannya,

Muharnmad SAW, meskipun berbeda keimanan. Oleh karena itu, dalam penyebaran

Islam di masa awal MuhammadSAW perlu mendapat dukungan dari karib-kerabatnya

terlebih dahulu. Sayangnya, dakwah terbuka terhadap keluarga ini kurangmendapat

respon yang positif dari anggota keluarga besar beliau.Bahkan Abu Lahab, salah

seorang paman sekaligus besan beliau menyatakan permusuhan terbuka terhadap

dakwah yang beliau sampaikan. Ia bahkan menghasut anggota keluarga yang lain untuk

menghalangi Muhammad SAW menyebarkan ajaran Islam karena kawatir mereka akan

menjadi sasaran kemarahan masyarakat Arab.

Pada tahapan berikutnya, Muhammad SAW mulai menyeru penduduk Makkah

secara terang-terangan untuk memeluk Islam. Dakwah tersebut disampaikan kepada

semua lapisan masyarakat Makkah, mulai dari hamba sahaya sampai para. Pembesar

Makkah.

3. Dakwah ke Luar Makkah

Muhammad SAW tidak hanya menyampaikan kepada penduduk Makkah saja.

Beliau juga mengajak orang-orang dari luarkota suci itu untuk beriman kepada Allah

SWT. Penyiaran Islam keluar Makkah dilakukan MuhammadSAW antara lain ke daerah

Thaif sebelah selatan Makkah. Beliau pergi ke Thaif kmena sedemikian berat rintangan

yang dilancarkan oleh kaum Quraiys. Beliau berpikir penduduk Thaif mengusir dan

menganiayanya. Akhirnya beliau meninggalkan Thaif dan kembali ke Makkah.

Selain ke Thaif Muhammad SAW juga mendatangi Banu Kinda di Arab selatan,

Banu Kalb di dekat Syiria, Banu Hanifa didekat Irak, dan Banu Amir bin Sha'sha'a yang

hidup berpencar-pencar. Sayangnya, dakwah beliau kepada mereka tidak disambut

dengan baik. Bahkan ada yang menolak dengan cara buruk sekali.7

4. Memanfaatkan Musim Haji

7Muhammad Syafi’i Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manajer, PLM, Jakarta,

2007, hal 232

Page 5: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

121

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Makkah dikenal sebagai pusat spritualitas karena disana ada bangunan tua

yang dikenal sebagai Bartullah yaitu Ka'bah. Di sekitar Ka'bah terdapat berbagai patung

yang menjadi sembahan manusiapada waktu itu. Jadilah Makkah sebagaitempat

peribadatan bagi banyak kalangan termasuk mereka yang masih menganut agama tauhid

warisan Nabi lbrahim. Dalam bulan-bulan haji (Syawal, Zulqaidah dan Zulhijjah) kota

Makkah ramai dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai penjuru dunia untuk

melaksankan ritual keagamaan menurut cara mereka masing-masing. Mereka tinggal di

Mekkah selama beberapa hari untuk beribada dan berdagang. Mereka tinggal di sana

berkelompok-kelompok menurut sukunya masing-masing.

Di antara mereka yang tertarik dengan kemunculan seorang Rasul ini adalah

beberapa orang penduduk Yatsrib. Sudah lama mereka merindukan kemunculan

seseorang yang dapat mereka jadikan sebagai pemimpin yang dapat menciptakan

perdamaian didaerah mereka. Mereka sudah bosan hidup dalam pertikaian terus

menerus antara Kabilah 'Auz dan Khazraj. Kepada penduduk Yatsrib ini Muhammad

SAW jugamenyampaikan dakwahnya. Pada awalnya sikap mereka sama dengan orang

Arab lainnya. Namun ada juga di antara mereka yangbersimpati dan tertarik dengan

ajaran Muhammad SAW. Jumlahmereka yang tertarik semakin bertambah dari tahun

ke tahun. Akhirnya pada suatu musim haji, 12 orang penduduk yatsrib berikrar di

hadapan Muhammad SAW untuk tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak

berzina, tidak membunuh anak-anak, tidakmengumpat dan memfitnah. Ikrar ini dikenal

dengan ikrar „Aqobahyang pertama. Kemudian, Muhammad SAW mengutus Mush‟ab

bin Umair ke Yatsrib untuk mengajar Islam di sana.

Pada tahun berikutnya (622 M), jumlah jama,ah haji dariYatsrib semakin

bertambah. Kali ini jumlah mereka menjadi 75orang. Mereka menyatakan beriman

kepada Muhammad SAW danberikrar akan membelanya sebagaimana mereka membela

keluargadan harta mereka. Ikrar ini dikenal dengan Ikrar'Aqobahkedua. Ikrarini

merupakan salah satu tanda babak baru penyiaran Islam yangdilakukan oleh Muhammad

SAW. Tidak beberapa lama berselang, Muhammad SAW mengizinkan pengikutnya

untuk berhijrah keYatsrib. Dan akhirnya beliau pun menyusul setelah diizinkan

olehAllah SWT.

5. Dakwah di Madinah

Page 6: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

122

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Di Madinah, Muhammad terus menyiarkan pesan-pesan Islamkepada penduduk

Madinah yang belum beriman. Beliau pun mengajak orang-orang Yahudi dan Nashrani

untuk berimankepadanya. Beberapa di antara mereka ada yang masuk Islam, namun

sebagian besar orang-orang Yahudi tetap menganut agamanya.8

Dakwah Islam juga disampaikan kepada kabilah-kabilah disekitar Madinah.

Dalam waktu singkat, jumlah orang yang masuk Islam meningkat pesat, lama kelamaan

kaum Muslim Madinahmenjadi kelompok mayoritas dan memegang kekuasan

politikMadinah.

Pada priode Madinah ini Muhammad SAW mulai mengajarkan ritual-ritual

keagamaan seperti sholat dan puasa. Di samping itu beberapa aturan-aturan sosial

kemasyarakatan juga mulai diperkenalkan. Di periode Madinah inilah ajaran-ajaran

Islamsemakin disempurnakan. Meskipun demikian, sempurnanya ajaranIslam yang

diturunkan Allah baru ditetapkan ketika beliau sedang mengerjakan wukuf di Arafah

dengan turunnya wahyu terakhir sebagaimana dalam Al-Qur'an surat al-Maidah ayat 3.

Wahyu ini menyatakan bahwa pada hari itu Allah menyatakan Allah menyempunakan

ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad SAW. Dengan demikian secara tidak

langsung Allah menyatakan bahwa tugas kerasulan beliau sudah hampir selesai.

Bentuk Kata-kata dalam Komunikasi Dakwah

Sifat-Sifat Kepemimpinan Dakwah Muhammad Saw

1. Disiplin Waktu

Seorang rasul pada dasarnya adalah pembawa pesan-pesan Ilahiyah untuk

disampaikan kepada umatnya.9 Oleh karena itutugasnya hanya menyampaikan firman-

fimran Tuhan. Ia tidak mempunyai otoritas untuk membuat aturan keagamaan

tanpabimbingan wahyu. Seorang rasul juga tidak dapat mengurangi atau menambah apa

yang telah disampaikan kepadanya oleh Allah. Ia juga tidak boleh menyembunyikan

firman-firman Tuhan meskipun iturnerupakan suatu teguran kepadanya, atau sesuatu

yang mungkin sajamenyulitkan posisinyasebagai manusia biasa di tengah

8Muhammad Syafi’i Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manajer, PLM, Jakarta,

2007, hal 138

9Muhammad Syafi’i Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manajer, PLM, Jakarta,

2007, hal 139

Page 7: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

123

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

umatnya.Muhammad SAW menjalankan fungsi ini dengan baik. Beliau tidak berbicara

kecuali sesuai dengan wahyu. Beliau tidak membuat ayat-ayat suci dengan mengikuti

hawa nafsunya sendiri. Beliau juga tidak menambah atau mengurangi apa yang telah

disampaikan kepadanya. Dalam beberapa kesempatan wahyu diturunkan untuk

mengkritik sikap beliau tetapi beliau tetap menyampaikan. Misalnyaketika beliau kurang

memberikan perhatian penuh kepada Abdullahbin Umi maktun yang buta karena

sedang menghadapi delegasi para pemimpin Quraiys. Beliau juga menyampaikan wahyu

Allah tentang pernikahan kontroversial yang dilakukan dengan Zaenab bin Jahsy

meskipun ini menyulitkan posisinya terutama menghadapi tekanan dari kaum munafiq

yang selalu berusaha mencari celah untuk menjatuhkan wibawanya. Singkatnya,

Muhammad SAW memang seorang pembawa wahyu yang mulia.

2. Memberikan Teladan

Pemimpin yang baik adalah yang mampu memberikan teladan yang baik

kepadanya. Sebagai seorang pemimpin keagamaan, Muhammad SAW juga memberikan

teladan yang baik kepada umatnya, khusunya dalam melaksanakan ritual-ritual

keagamaan dan melaksanakan code of conduct kehidupan sosial kemasyarakatan. Dalam

melaksanakan sholat misalnya, breliau telah memberikan contoh bagaimana

melaksanakan sholat yang benar. Beliau pernah mengatakan "sholatlah kamu

sebagaimana kamumelihat aku sholat". Hal ini memberi isyarat bahwa segala

macamcara sholat yang tidak dicontohkan oleh beliau adalah tidak sah.

3. Komunikasi yang Efektif

Bagaimana komunikasi dakwah berjalan efektif? Dakwah merupakan proses

mengubah seseorang maupun masyarakat (pemikiran, perasaan, perilaku) dari kondisi

yang buruk ke kondisi yang lebih baik.10 Berdasarkan penjelasan di atas, maka seberapa

besarnya aktifitas dakwah dapat berhasil secara optimal, jika didukung oleh proses

komunikasi yang baik dan efektif.

Dakwah adalah proses menyampaikan pesan-pesan ilahiyahkepada orang lain.

Agar pesan itu dapat disampaikan dan dipahamidengan baik, maka dieprlukan adanya

penguasaan terhadap teknikberkomunikasi yang efektif. Muhammad SAW merupakan

seorang komunikator yang efektif. Hal ini ditandai oleh dapat diserapnya ucapan,

perbuatan, dan persetujuan beliau oleh para sahabat yang kemudian ditransmisikan

10

Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hal 157

Page 8: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

124

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

secara turun-temurun. Ini lah yangkemudian dikenal dengan hadits atau sunnah

Muhammad SAW. Keahlian dan kelihaian beliau dapat berkomunkasi telah menarik

banyak manusia zamannya untuk mengikuti ajarannya. Begitu juga dengan orang-orang

yang tidak pernah bertemu dengannya yang beriman meskipun tidak mendengar

langsung ajaran Islam dari mulut beliau sendiri.

Allah SWT menjelaskan kepada Rasul-Nya bahwa sesungguhnya dakwah ini

adalah dakwah untuk agama Allah sebagai jalan menuju ridho ilahi. Bukanlah dakwah

untuk pribadi da‟i ataupun untuk golongannya dan kaumnya.11Jika komunikasi dalam

dakwah yang kita bangun didasarkan cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan

maupun respon dari orang lain. Maka komunikasi kita akan efektif, dan kita dapat

menjadi komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan

hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan. Karena inilah yang dapat

membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling

menguatkan. Ada sebuah statement yang mengatakan bahwa komunkasi yang efektif

adalah pencapaian dari separuh keberhasilan.

4. Dekat dengan Umatnya

Sebagai pemimpin keagamaan, Muhammad SAW tidak berhenti pada sebatas

meryampaikan wahyu Allah SWT. Beliau tidaklah seorang yang hanya mengatakan

bahwa ini baik dan ituburuk kemudian menjaga jarak dengan umatnya. Beliau tidaklah

seorang yang mengurung diri dari publik dan selalu menyibukan diridengan rutinitas

ibadah. Beliau adalah seorang penyeru yang sangatdekat dengan umatnya. Beliau sering

mengunjungi sahabat-sahabat dirumah-rumah mereka. Beliau sering juga bermain-main

dengan anak mereka. Beliau langsung turun melihat realitas kehidupan pengikutnya dan

orang-orang yang belum beriman dengannya. Beliau tidak segan-segan menyika kepala

anak yatim, menghapus air mata orang miskin dan sebagainya. Muhammad SAW benar-

benar seorang pemimpin keagamaan yang dekat dengan umatnya. tidak sekedar ceramah

dari satu Masjid ke Masjid yanglain tetapi langsung menyentuh hati umatnya di tempat

mereka berada.

5. Pengkaderan dan Pendelegasian Wewenang

Dalam satu riwayat Bukhari dikatakan bahwa MuhammadSAW pernah berkata:

11

Veithzal Rivai, Islamic Leadership, Bumi Aksara, Jakarta,2009, hal 438

Page 9: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

125

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

" bahwaAllah SWT tidak mengangkat ilmudengan mencabutilmu sendiri dari manusia, melainkan

Allah SWT mencabut ilmu melalui wafatnya para ulama"'.12

Demikian juga halnya dengan ilmu keagamaan yang akan hilang dengan

kematian para ulama' yang menguasai ilmu tersebut.Secara tidak langsung sabda ini

mengisaratkan kesadaran beliau tentang perlunya menciptakan kader-kader yang beliau

isi dengan pengetahuan ilmu keagamaan yang akan meneruskan dakwah beliauketika

beliau sudah tiada.Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan bahwa: "pera ulama'

adalah pawaris para Nabi. Muhammad SAW adalah seorang Nabi yang menciptakan

ulama'-ulama'(sahabat-sahabat) yang akanmewarisi ilmunya.

Pengkaderan ini beliau lakukan terhadap beberapa orang sahabat yang beliau

didik dalam ilmu keagamaan. Beliau juga mendelegasikan wewenang kepada beberapa

orang sahabat yang telah diberinya ilmu yang mencukupi untuk menyampaikan dan

mengajarkan ajaran Islam kepada mereka yang belum atau baru saja memeluk agarna

Islam. Misalnya beliau mengutus Mus'ab bin umair ke Madinah untuk menyiarkan

Islam di sana. Pembinaan dan pendelegasian wewenang ini cukup efektif karena pada

gilirannya mereka juga akan membentuk kader mereka sendiri-sendiri sehingga ajaran

Islam semakin luas syi'arnya.

Dakwah Sebagai Bentuk Komunikasi yang Khas

Bila kita perhatikan secara seksama dan mendalam, maka pengertian dakwah itu

tidak lain adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk

komunikasi yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan yang dicapai.Tujuan dari

komunikasi mengharapkan adanya partisipasi dari komunikan atas ide-ide atau pesan-

pesan yang disampaikan oleh komunikator sehingga dengan pesan-pesan yang

disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkahlaku yang diharapkan.

Disamping itu juga ciri khas yang membedakannya adalah terletak pada pendekatannya

yang dilakukannya secara persuasive dan tujuannya yaitu mengharapkan terjadinya

perubahan/pembentukan sikap dan tingkahlaku sesuai dengan pesan-pesan Allah SWT

dalamwahyu al Qur'an.13

12

Shohih Bukhori, 13

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, hal 39

Page 10: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

126

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Atas dasar ini dapat kita katakan bahwa dakwak itu adalah juga merupakan suatu

proses komunikasi, tetapi tidak semua proses komunikasi merupakan suatu proses

dakwah. Dengan dernikian dakwah itu merupakan suatu bantuk komunikasi yang khas,

yang dapat dibedakan dari bentuk komunikasi lainnya dalam beberapa hal yakni;

Siapakah pelakunya (comunicator), apakah pesan-pesannya (message), bagaimanakah

caranya (approoch), dan apakah tujuannya (destination).

Faktor yang Mempengaruhi dan Hambatan Komunikasi Dakwah

Keberhasilan dakwah yang komunikatif sangat ditentukan oleh adanya hal-hal

yang ikut mempengaruhi kegiatan dakwah itu. Hal-halyang sangat erat kaitannya dengan

keberhasilan pelaksanaan dakwah lazim disebut sebagai faktor-faktor yang

mempengaruhi dakwah, adapun tersebut adalah faklor bahasa dan metodologi yang

mencakup strategi, pendekatan, metode, tehnik, kemampuan untukmempengaruhi.

Menurut Millard J. Brenvenue bahwa ada beberapa masalah yang menjadi

penghambat terlaksananya komunikasi termasuk didalamnya komunikasi dakwah yang

meliputi;

1. Masalah yang menyangkut sematik, yaitu pengetian kata-kata yang seringkali

mengandung arti berbeda dari yang dimaksud oleh da'i / komunikator. Apabila

kedua belahpihak tidak memahami termonologi yang sama, maka komunikasi sulit

diperoleh secara efektif. Dalam keadaan yang demikian sering terjadi

communication break-down, yang dimaksud adalah komunikasi yang gagal untuk

terlaksana.

2. Masalah yang menyangkut pengalaman, yakni pengalaman yang telah lalu seringkali

menjadi penghambat terhadap komunikasi yang efektif.

3. Struktur sosial darimana si pemberi pesan/da'i komunikasi dan komunikan/mad'u

berhasil juga sering menimbulkan putusnyakomunikasi.

4. Selfimage yang bertahan atau tertutup kepada perubahan dalam keadaan demikian

orang kadang-kadang dalam menerima keterangan dari orang lain tetap cenderung

untuk menpertahankan pendirian atau pendapatnya, bahkan keterangan tersebut

dirasakan sebagai ancaman, terutamanya bilamana seseorang berada di dalam

lingkungan yang tidak aman dan tidak stabil, kecurigaan terhadap orang lain pun

timbul.

Page 11: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

127

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Demikianlah hambatan-hambatanyang harus diperhatikan oleh para

komunikator dakwah untuk menuju komunikasi yang efektif. Paling tidak dengan

mengetahui dan menganalisis hambatan-hambatan tersebut sebelum berkomunikasi

dapat mengantisipasi kemungkinan gagalnya sebuah komunikasi dengan mad‟u. Atau

paling tidak mengeleminasi lebih dini rintangan-rintangan yang akan dihadapi dalam

komunikasi dakwah.

Impilikasi Teori Interaksi Simbolik Dalam Kepemimpinan Dakwah

Adalah teori komunikasi interaksi simbolik dan manajemen terkoordinasi. Teori ini

efektif dalam setiap jenjang usia masyarakat dan dalam kondisi apapun seseorang dalam

sebuah masyarakat. Teori Interaksi Simbolik menyatakan bahwa individu membangun

makna melalui proses komunikasi karena makna tidak intrinsik apa pun. Dibutuhkan

konstruksi interpretif antara orang-orang untuk membuat makna. Bahkan, tujuan

interaksi simbolik adalah untuk menciptakan makna bersama. Hal ini terjadi karena

tanpa adanya interaksi bersama berarti komunikasi sangat sulit terwujud atau imposible.

Sebelum membahas tentang konsep manajemen terkoordinasi dan interaksi

simbolik yang digunakan untuk memahami pendekatan dakwah dan pemberdayaan

masyarakat, maka penulis paparkan tentang manajemen terkoordinasi dalam lembaga

dakwah, kemudian dalam sebuah tindakan dakwah interaksi simbolik sebagai teori untuk

memahami mad‟u. Sebab dalam aktivitas dakwah khususnya yang berhubungan dengan

pendekatan dakwah yang digunakan selalu identic dengan proses interaksi terjadinya

komunikasi dakwah.

Teori Manajemen Terkoordinasi, Teori ini dikemukakan oleh W. Barnett dan

Vernon Cronen dan digunakan untuk memahami apa yang terjadi dalam sebuah

percakapan, asumsi ini dikembangkan berdasarkan pandangan mereka yang

menganggap bahwa percakapan adalah basic material yang membentuk dunia sosial.14

Berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain, serta mengkaji bagaimana

seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan. Teori ini penting karena

berfokus pada hubungan antara individual dengan masyarakatnya.

Teori ini memiliki beberapa asumsi, yaitu: pertama, Manusia hidup dalam

komunikasi. Asumsi ini berarti manusia tidak dapat lepas dari kegiatan komunikasi serta

14

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 26

Page 12: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

128

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

proses pemaknaan peran dari kegiatan komunikasi tersebut. Kedua, Manusia saling

menciptakan realitas sosial. Realitas sosial merujuk pada pandangan seseorang mengenai

bagaimana makna dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya.

Asumsi teori ketiga, Transaksi informasi tergantung kepada makna pribadi dan

interpersonal. Artinya, makna pribadi adalah sebagai makna yang dicapai ketika

seseorang berinterkasi dengan yang lain sambil membawa pengalamannya yang unik ke

dalam interaksi. Ketika dua orang sepakat mengenai interpretasi satu sama lain, mereka

dikatakan telah mencapai makna interpersonal (interpersonal meaning).

Dalam teori manajemen terkoordinasi ini terdapat 3 konsep penting yaitu:

Management, Meaning, dan Coordination. Pertama, Management (Manajemen) Ialah

pengelolaan makna yang dilakukan dengan aturan-aturan (rules) dalam interaksi

manusia. Aturan-aturan dalam management terdiri dari constitutive rules dan regulative rules.

Aturan Konstitutif (Constitutif Rules) merujuk pada bagaimana perilaku harus

diinterpretasikan dalam suatu konteks. Dengan kata lain, aturan konstitusif

memberitahukan kepada kita apa makna dari perilaku tertentu, tetapi tidak memberikan

tuntutan kepada orang untuk berperilaku.

Kedua, Meaning (Makna). Artinya, Manusia mengorganisasikan makna dengan cara

yang hierarkis. Madsudnya ialah ketika kita bertemu dengan orang lain, kita harus

berusaha menangani tidak hanya pesan-pesan yang dikirim kepada kita melainkan juga

pesan-pesan yang kita kirimkan kepada orang lain tersebut. Hierarki dari makna tersebut

berupa piramida terbalik seperti berikut :(a) Isi (content) merupakan langkah awal. Di sini

yang terlibat dalam percakapan berusaha untuk mengubah pesan menjadi sesuatu yang

bermakna, misalnya pada kalimat “saya tidak mengantuk” berarti orang tersebut tidak

mengantuk. (b) Tindak tutur (speech act). Bagian ini dideskripsikan sebagai “tindakan-

tindakan yang kita lakukan dengan cara berbicara, misalnya:bertanya, memberikan

pujian, atau mengancam). Tindak tutur bukanlah benda; tindak tutur adalah konfigurasi

dari logika makna dan tindakan dari percakapan, dan konfigurasi ini dibangun bersama.

Hierarki dari makna selanjutnya adalah (c) Peristwa (Episode). Episode merupakan

rutinitas komunikasi yang memiliki awal, pertengahan, dan akhir yang jelas. Episode

mendeskripsikan konteks dimana orang bertindak.setiap orang menandai episode

dengan cara yang berbeda. misalnya, Ari dan Nova adalah teman chatting. Ari dan Nova

sering dalam kesehariannya berkomunikasi dengan menggunakan media internet

Page 13: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

129

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

(Chatting melalui facebook), karena sering berkomunikasi lewat media tersebut maka

banyak bahasa yang mereka berdua mengerti dan sering dilontarkan. (d) Hubungan

(Relationship) dapat diartikan sebagai kontrak kesepakatan dan pengertian antara dua

orang di mana terdapat tuntunan dalam berperilaku. Pada level ini, hubungan antara Ari

dan Nova semakin mendalam, dalam berkomunikasi dan bertukar makna sudah tidak

ada permasalahan dan maknanya makin dalam, sudah semakin mengerti masing-masing.

Hierarki yang tak kalah pentingnya juga adalah (e) Naskah kehidupan (life script).

Naskah kehidupan merupakan kelompok-kelompok episode masa lalu atau masa kini

yang menciptakan suatu sistem makna yang dapat dikelola bersama orang lain. Misalnya

ketika dua orang berbicara tentang keluarga, maka akan berbeda ketika seseorang berasal

dari broken home sedangkan orang lain berasal dari keluarga yang harmonis. Perbedaan

antara Broken Home dengan harmonis itulah yang dimaksud dengan naskah kehidupan

(life script). Dan terakir (f) Pola budaya (Culture Pattern) menyataka bahwa manusia

mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok tertentu dalam kebudayaan tertentu.

Contoh yang ekstrim misalnya ketika orang Indonesia yang melanjutkan studinya di

Amerika Serikat dan suatu ketika menaiki bis umum: bila di Indonesia menyapa orang

asing adalah hal yang wajar, sedangkan di Amerika menyapa orang asing bisa dianggap

melanggar privasi orang tersebut.

Asumsi teori yang ketiga adalah Coordination (Kordinasi). Coordination mengacu pada

proses dimana orang-orang berkolaborasi dalam sebuah upaya untuk menyamakan visi

mereka tentang apa yang dianggap perlu, mulia, dan baik serta untuk menghindari

perbuatan yang ditakuti, dibenci, atau dicela. Untuk bisa memadukan tindakan (stories

lived) orang tidak selalu harus koheren dengan orang lain, tetapi mereka tetap dapat

memutuskan untuk mengkoordinasikan perilaku mereka.

Asumsi teori manajemen terkoordinasi di atas, dalam dunia dakwah sangat

berperan pada segala aktivitas dakwah. Antara management, meaning, dan coordination.

Manajemen mengarah pada perencanaan, proses dan evaluasi lembaga perhimpunan

da‟i-da‟iyah bimroh dalam aktivitas dakwah, meaning mengarah pada mengorganisasikan

pesan-pesan dakwah da‟i kepada mad‟u dan da‟i satu kepada da‟i yang lain. Dan

coordinating yang dimaksud adalah mengkoordinasikan proses dakwah yang dilakukan

oleh da‟i.

Page 14: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

130

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Sedangkan teori manajemen koordinasi dipertajam dengan teori interaksi simbolik

dikemukakan oleh Cooley, James, Dewey, Thomas, dan mead dalam Ritzer dan

Goodman, dan George Herbert Mead dalam berdakwah di masyarakat.

mengembangkan konsep Interaksionisme Simbolik, bahwa individu dalam masyarakt

tidak dilihat sebagai unit yang dimotivasi oleh kekuatan eksternal atau internal di luar

kontrol mereka atau di dalam kekurangan struktur yang kurang lebih tetap. Mereka lebih

dipandang sebagai cerminan atau unit-unit yang saling berinteraksi yang terdiri dari unit-

unit kemasyarakatan. Kemampuan berpikir merupakan bentuk dari sosialisasi kesadaran.

Artinya, apabila komunikasi berlangsung dalam tatanan interpersonal tatap muka

dialogis timbal balik (face-to-face-dialogical-reciprocal) inilah interkasi simbolik.15

Pikiran berbeda dengan otak secara fisiologis, walaupun diketahui bahwa manusia

memiliki otak untuk mengembangkan pikiran, tetapi tidak mesti otak menghasilkan

pikiran seperti yang diketahui dalam kasus binatang. Binatang memiliki otak seperti

hakekatnya manusia, tetapi binatang lebih mengandalkan kemampuan usaha trial and

error dalam memecahkan masalah mereka. Manusia memiliki berbagai kemampuan

dalam mengembangkan metode atau cara pengambilan keputusan melalui berpikir.

Interaksi sosial menurut kaum interaksionis adalah proses yang membentuk dan

memperhalus berpikir individu. Bentuk spesifik dari interaksi sosial yang

mengembangkan kemampuan berpikir adalah sosialisasi. Seiring dengan pertumbuhan

dan perkembangan individu, dari mulai usia kanak-kanak, remaja, dewasa, sampai tua,

sosialisasi secara terus menerus membangun kapasitas kemampuan berpikir manusia.

Setiap aspek benda-benda yang bersifat materiil sampai gagasan yang bersifat abstrak,

selalu memiliki makna yang berubah seiring dengan perkembangan tersebut.

Sosialisasi tidak semata-mata aktivitas yang terjadi tatkala seseorang mempelajari

sesuatu atau menerima nilai-nilai dari lingkungan. Menurut Manis dan Meltzer dalam

Ritzer dan Goodman, sosialisasi adalah proses dua arah yang dinamik (individu terhadap

lingkungan dan lingkungan terhadap individu), yang memungkinkan manusia

mengembangkan kemampuan berpikir, untuk mengembangkan cara hidup manusia

tersendiri. Sosialisasi bukanlah semata-mata proses satu arah di mana aktor menyusun

dan menyesuaikan informasi itu dengan kebutuhan sendiri. Namun menurut Blumer

dalam Ritzer dan Goodman, lebih dari itu pemikiran juga akan membentuk proses

15

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra Aditya Abadi, 2003), 390

Page 15: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

131

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

interaksi sosial. Dalam kebanyakan interaksi, aktor harus memperhatikan orang lain dan

menentukan kapan dan bagaimana cara menyesuaikan aktivitas mereka terhadap orang

lain. Pendapat Blumer dapat diinterpretasikan bahwa, kemampuan berpikir yang baik

dari seseorang, termasuk kreativitasnya, akan mempermudah mereka dalam

menyesuaikan diri dengan siapa dirinya berinteraksi, bagiamaan cara berinteraksi yang

harus dijalankan, dan bahkan mungkin berbagai hal yang dapat ditemukan atau

didapatkan dari interaksi dengan orang yang bersangkutan.

Posisi Makna dan Simbol dakwah dalam Interaksionisme Simbolik

West dan Turner menjelaskan pentingnya kedudukan konsep pembentukan makna

dalam perilaku manusia dalam teori Interaksionisme Simbolik, seperti yang dituliskan

bahwa:

Symbolic Interaction Theory holds that individuals construct meaning through the communication process because meaning is not instrinsic to anything. It takes interpretive construction among people to make meaning. In fact, the goal of interaction, according to SI, is to create shared meaning. This is the case because without shared meaning communication is extremely difficult, if not imposible.16

Nelson dari Colorado University dalam sebuah penelitiannya, menyebutkan bahwa

tiga tulang punggung utama Teori Interaksonisme Simbolik berdasarkan pendapat

Blumer, adalah makna (meaning), bahasa (language/symbol), dan berpikir (thought), yang

memberikan penjelasan bahwa:

The first core principle of meaning states that humans act toward people and things based upon the meaning that they have given to those people or things. Symbolic Interactionism holds the principle of meaning as central in human behavior. The second Language gives humans a means by which to negotiate meaning through symbols. And the third is Thought modifies each individual’s interpretation of symbols. Thought, based-on language, is a mental conversation or dialogue that requires role taking, or imagining different points of view.17

16

Teori Interaksi Simbolik menyatakan bahwa individu membangun makna melalui proses komunikasi karena

makna tidak intrinsik apa pun. Dibutuhkan konstruksi interpretif antara orang-orang untuk membuat makna.

Bahkan, tujuan interaksi simbolik adalah untuk menciptakan makna bersama. Hal ini terjadi karena tanpa adanya

interaksi bersama berarti komunikasi sangat sulit terwujud atau imposible. 17

Prinsip inti pertama makna menyatakan bahwa manusia bertindak terhadap orang-orang dan hal-hal

berdasarkan arti bahwa mereka telah diberikan kepada orang-orang atau hal-hal. Simbolik Interaksionisme

memegang prinsip makna sebagai sentral dalam perilaku manusia. Bahasa kedua memberikan manusia suatu

Page 16: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

132

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

Individu seringkali menemukan kerumitan dalam memilih dan menentukan makna

mana yang akan digunakan pada saat berkomunikasi dengan orang lain, interaksi tetap

berjalan dan tidak bisa dihentikan. Bahasa di sini menemukan peranannya, karena

manusia akan melakukan negosisasi makna mana yang akan dipergunakan melalui

bahasa.

Teori Interaksionisme Simbolik menyetujui pentingnya sebab-musabab interaksi

sosial. Makna bukan berasal dari proses mental yang menyendiri atau terisolasi, tetapi

berasal dari interaksi. Hal yang dipikirkan adalah bukan bagaimana cara proses mental

manusia menciptakan makna dan simbol, tetapi bagaimana cara proses mental manusia

menciptakan makna dan simbol, tetapi bagaimana cara mereka mempelajarinya selama

interaksi pada umumnya dan selama proses sosialisasi khususnya. Manusia mempelajari

dan makna dalam interaksi sosial di mana mereka menanggapi simbol dengan cara

berpikir.

Charon dalam Ritzer dan Goodman menjelaskan bahwa, “karena simbol, manusia

tidak memberikan respon secara pasif terhadap realitas yang memaksakan dirinya

sendiri, tetapi secara aktif menciptakan dan mencipta ulang dunia tempat mereka

berperan”. Menurut Plummer, yang membedakan manusia hakekatnya adalah kekayaan

dan kreativitas komunikasi melalui simbol-simbol. Sejarah, budaya, dan bentuk

komunikasi manusia yang dapat ditelusuri melalui simbol-simbol dihubungkan dengan

interpretasi, aksi dan interaksi. Pada tahap tertentu simbol kelihatannya pasti, tetapi

perspektif interaksi simbolik menegaskan perubahan, fleksibel, dan tindak kuratif ketika

manusia menggunakan simbol-simbol. Proses penyesuaian dan perubahan melibatkan

interaksi individual dan segi-segi yang berskala luas seperti norma dan aturan.

Makna-makna ini diciptakan dalam bahasa yang digunakan orang baik untuk

berkomunikasi dengan orang lain maupun dengan diri sendiri atau pikiran pribadinya.

Bahasa memungkinkan orang untuk mengembangkan perasaan mengenai diri dan untuk

berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah komunitas.18 Artinya, konsep dasar dan

sarana untuk bernegosiasi makna melalui simbol-simbol. Dan yang ketiga adalah Pemikiran memodifikasi

interpretasi masing-masing individu simbol. Berpikir, berbasis pada bahasa, adalah percakapan mental atau

dialog yang membutuhkan peran mengambil, atau membayangkan sudut pandang yang berbeda. 18

Stphen W. Littlejohn, Teori Komunikasi ( Jakarta: Salemba Humanika, 2011), 232

Page 17: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

133

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

komunitas, serta bagaimana konsep diri dan komunitas dapat menggunakannya untuk

menjelaskan berbagai realitas sosial sehari-hari.19

Tiga konsep utama dalam teori Mead ditangkap dalam judul karyanya yang paling

terkenal, yaitu masyarakat, diri sendiri.20 Kategori-kategori ini merupakan aspek-aspek

yang berbeda dari proses umum yang sama disebut tindak sosial, yang merupakan

sebuah kesatuan tingkah laku yang tidak dapat dianalisis ke dalam bagian-bagian

tertentu. Sebuah tindakan dapat saja singkat dan sederhana, seperti mencoba sepatu atau

dapat saja panjang dan rumit, seperti pemenuhan rencana kehidupan. Tindakan saling

berhubungan dan dibangun seumur hidup. Tindakan dimulai dengan sebuah dorongan;

melibatkan persepsi dan penunjukan makna, repitisi mental, pertimbangan alternatif dan

penyempurnaan.

Berdasarkan paparan tersebut di atas, interaksi simbolik adalah bagaimana respon

masyarakat, ketika berinteraksi, saat berinteraksi dan setelah berinteraksi dalam

berdakwah di masyarakat. Sehingga ada perubahan mind set dan pola hidup para

masyarakat umum setelah melakukan berbagai interaksi yang diadakan oleh da‟i-da‟i.

Maka, semakin banyak masyarakat yang mengerti agama berarti semakin bagus interaksi

da‟i kepada mereka.

Penutup

Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW adalah seorang pertama dalam

Islam yang mengajarkan dan menyebarkan Islam yang kini telah tersebar di seluruh

penjuru dunia termasuk di Indonesia. Beliau seorang komunikator dalam Islam yang

diangkat oleh Tuhan sebagai nabi dan rasul-Nya menyampaikan risalah yang kemudian

dilanjutkan dengan dakwah oleh umatnya. Muhammad SAW adalah contoh

komunikator yang patut diteladani, karena beliau sejak muda telah memiliki gelar al-amin

dari masyarakat.

Sebagai seorang utusan Allah SWT, Muhammad SAW mempunyai tugas

menyampaikan risalahilahiyyah kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah rasul akhir

zaman. Tidak ada lagi utusan Tuhan sesudahnya. Berbeda dengan utusan Allah SWT

19

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 18 20

Mead, Mind, Self, and Society

Page 18: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

134

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

sebelumnya,sasaran dakwah Muhammad SAW melintasi ruang dan waktu. Beliaubukan

diutus untuk orang arab saja, tetapi untuk seluruh umat manusia.

Metode dakwah yang dilakukan Rasulullah SAW terbukti jitu dalam menyinari

unat manusia dengan cahaya ilahi. Dalam jangkawaktu yang relatif pendek (kurang dari

23 th), ajaran Islam dapattersebar melewati Jazirah Arab. Manusia dari berbagai suku,

ras, danlatar bekakang keyakinan berduyun-duyun memeluk Islam dihadapan

Muhammad SAW.

Dalam kegiatan komunikasi dan dakwah terdapat paralelisme yang sifatnya

saling isi mengisi dan saling melengkapi satu denganyang lainnya. Adanya aktivitas

komunikasi memungkinkan terlaksananya kegiatan dakwah, begitu pula dengan

berdakwahberarti terlaksana pula tugas-tugas komunikasi. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa hubungan komunikasi dan dakwah merupakan hubungan kausal

artinya makin sering dilaksanakan komunikasi berarti makin mantap pula dakwah.

Begitu pula sebaliknya bahwaberdakwa adalah kegiatan komunikasi yang berartimakin

intensifnyakegiatan dakwah akan berakibat terjadinya komunikasi yang berartipula.

Di dalam operasinalisasi atau praktek dakwah terdapat unsur-unsur yang sangat

menentukan dapat belangsungnya dakwah itu dengan baik. Unsur komunikasi dakwah

itu disebut aspek-aspek komunikasi dakwah yang akan menentukan terjadinya

komunikasi atau dakwah dengan baik. Aspek tersebut antara lain; aspek sumber, aspek

materi, aspek tujuan dakwah, aspek lingkungan dakwah, aspek sasaran dakwah, dan

aspek media dakwah.

Dengan terpenuhinya persyaratan yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu

proses komunikasi, maka dapat kita katakan bahwa dakwah itu sendiri memang ada

suatu proses komunikasi. Tetapi karena ciri-cirinya yang khas yang membedakan dirinya

dari segala bentuk komunikasi yang lainnya, pengertian dakwah dalam tinjaun tersebut

kita ketahui dengan istilah yaitu komunikasi dakwah.

Dalam hal kepemimpinan yang harus dimiliki oleh da'i merupakan faktor

penunjang yang cukup penting untuk diperhatikan, yaitu diantaranya; kebutuhan

terhadap pengetahuan, kebutuhan pengembangan diri dan kebutuhan untuk

membuktikan.

Page 19: Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah …

An-Nida‟ : Jurnal Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Pesan Komunikasi Dalam Kepemimpinan Dakwah Rasulullah Saw

135

Volume VIII Nomor 2 Maret – Agustus 2019

P-ISSN :2354-6328

E-ISSN : 2598-4012

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer sebuah Studi Komunikasi, Graha Ilmu,Yogyakarta, 2011 Abu Faris, Muhammad. Al Sirah an Nabawiyah, Dirasah tahliliyah,Aman: Dar- al

Furqan,1997. Al-Syalabi, Ali Muhammad, Fiqh al-Tahkin fial-Wur'qrz,Aman:Dar-al Bayariq, 1999. Atha, Abdul Qadir Ahmad.Adabun Nabi:Meneladani Akhlaq Rasulullah,Jakarta:

PustakaAzzam, 1988. Al-Audah, Salman. Al-Ghuraba'u wa al-awwalin, Duman: Dar Ibnual-Jauzi,199l. Al Bukhori, Shahih Al-Bukhori, Libanon: Beirut, 1991.

Al-Ghazali, Muhammad. Khuluq Muslim, Darul Qalam, Damaskus, 2003. Antonio, Muhammad Syafi‟i,The Super Leader Super Manager. Prophetic Leadership and

Manajemen center, Jakarta, 2007 Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah, AMZAH , Jakarta, 2009

Cholil, Moenawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Jakarta:Gema lnsani,2001. Depag, Al Qur’an dan Terjemahannya, al Madinah al Munawwarah, 1418 H Ghazali, M Bahri. Dakwah Komunikatif, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997 Haikal, M. Husen.Sejarah Hidup Muhammad, Terjemahan AliAudah, Bogor: Litera Antar

Nusa, 2002. Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, UMM Pres, Malang, 2010 Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010 Rivai, Veithzal. Islamic Leadership. Bumi Aksara, Jakarta, 2009

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997