PKMP 08 KITOSAN

download PKMP 08 KITOSAN

of 28

Transcript of PKMP 08 KITOSAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH KITOSAN TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERID PLASMA TIKUS PUTIH

(Rattus norvegicus) YANG HIPERLIPIDEMIABidang Kegiatan

PKM PENELITIANDISUSUN OLEH :

1.

2.

3.

NAILLA FARIQ ALFIANI

NURINA RISANTY

DIEN KALBU ADY

NIM. J 500 080 003 NIM. J 500 050 046NIM. J 500 050 040

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2008A. JUDUL PENELITIAN

Pengaruh Kitosan terhadap Penurunan Kadar Trigliserid Plasma Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang HiperlipidemiaB. LATAR BELAKANG MASALAH

Obesitas dapat dideskripsikan sebagai "New World Syndrome" (Nammi dkk, 2004). Diperkirakan 250 juta orang di dunia mengalami obesitas dan angka ini diprediksikan akan mencapai 300 juta pada tahun 2025 (Bray dan Macdiarmid, 2000). Laporan Surgeon General 1988 tentang obesitas menyatakan bahwa kegemukan ringan meningkatkan risiko untuk kematian dini, hipertensi, aterosklerosis, diabetes melitus, penyakit kandung empedu, dan jenis kanker tertentu (Olefsky, 1999). Obesitas menjadi salah satu faktor risiko terpenting dari semua penyebab mortalitas (Pittler dan Ernst, 1998). Semakin tinggi derajat obesitas, semakin tinggi pula angka kematiannya (Shills, 2005). Oleh karena frekuensi dari kegemukan dan konsekuensinya pada kesehatan, pencegahan dan pengobatan obesitas harus menjadi prioritas kesehatan yang tinggi (Olefsky, 1999).Salah satu penyebab obesitas adalah hasil dari "pilihan" gaya hidup untuk makan lemak berlebihan dan sedikit olahraga, yang saat ini dianggap sebagai penyakit kronis dunia modern (Nammi dkk, 2004). Pada obesitas terjadi akumulasi energi tubuh yang berlebihan dalam bentuk trigliserida (Gibney, 2002).Lemak dalam makanan atau trigliserida mengandung kalori dua kali lipat lebih banyak ( 9 kkal/gram) daripada protein dan karbohidrat ( 4 kkal/gram) sehingga menurunkan asupan lemak merupakan cara yang efektif untuk mengurangi kandungan kalori dari suatu diet (Wardlaw dan Smith, 2006). Salah satu cara yang potensial untuk menurunkan asupan lemak adalah mengonsumsi kitosan yang telah tersedia sebagai suplemen makanan dan digunakan untuk mempermudah pengontrolan berat badan (Wilkinson, 2003).

Kitosan adalah senyawa alami (aminopolisakarida) yang diperoleh melalui proses deasetilasi basa pada kitin, bersifat non toksik, dan biodegradabel (Shepherd dkk, 1997). Seperti serat tanaman, kitosan tidak dapat dicerna sehingga tidak memiliki nilai kalori. Sifat kitosan yang lain adalah mempunyai daya pengikatan lemak yang lebih tinggi dibandingkan serat lain sehingga mampu menghambat absorpsi lemak tubuh (Silvani, 2006). Dengan demikian, kitosan potensial untuk dijadikan sebagai obat penurun lemak (Rismana, 2001).

Saat ini, pembuatan kitosan banyak diusahakan masyarakat dengan menggunakan cangkang Crustaceae sp yang merupakan sumber utama zat kitin (Schiller dkk, 2001). Budidaya udang di Indonesia telah berkembang pesat. Udang di Indonesia pada umumnya diekspor dalam bentuk beku yang telah dibuang kepala, ekor, dan kulitnya. Hal ini berarti bahwa kepala, ekor, dan kulit udang menjadi limbah. Limbah udang tesebut dapat menjadi masalah pencemaran lingkungan, menimbulkan bau, dan mengurangi estetika lingkungan (Manjang, 1993). Dengan penggunaan kitosan yang merupakan hasil olahan dari udang tersebut, maka diharapkan dapat turut membantu menanggulangi pencemaran lingkungan akibat limbah udang.Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti apakah kitosan mempunyai efek menurunkan kadar trigliserida plasma setelah pemberian lemak pada binatang coba tikus putih. Dan bagaimana efektivitas variasi dosis kitosan terhadap penurunan kadar trigliserida plasma setelah pemberian lemak pada binatang coba tikus putih.

C. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas maka dapat perumusan masalahnya adalah :1. Apakah kitosan dapat menurunkan kadar trigliserida plasma tikus putih setelah pemberian lemak?

2. Bagaimana efektivitas variasi dosis kitosan terhadap penurunan kadar trigliserida plasma setelah pemberian lemak pada binatang coba tikus putih?D. TUJUAN PENELITIANPenelitian ini bertujuan :

1. Menentukan temperatur dan lamanya waktu pirolisis sampah plastik yang optimal untuk mendapatkan bahan baku oli.

2. Menentukan kecepatan reaksi pirolisis sampah plastik.

E. LUARAN YANG DIHARAPKANDiharapkan dapat memberikan perbandingan dan data ilmiah tentang pengaruh kitosan terhadap absorpsi lemak pada tikus putih.

Dapat memberi informasi tentang efektivitas variasi dosis kitosan terhadap penurunan kadar trigliserida plasma setelah pemberian lemak pada binatang coba tikus putihF. KEGUNAAN PENELITIANPenelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan. Diharapkan dapat memberi informasi ilmiah mengenai potensi kitosan sebagai obat anti obesitas dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Dapat merekomendasikan pemanfaatan kitosan yang merupakan hasil olahan limbah udang sebagai upaya menanggulangi pencemaran lingkungan akibat limbah udang.G. TINJAUAN PUSTAKA1. LemakLemak adalah ester yang tersusun dari tiga asam lemak dengan tiga gugus alkohol dari senyawa gliserol (Koolman dan Rohm, 2000). Di dalam tubuh, lemak merupakan cadangan energi terbesar yang sebagian besar disimpan dalam jaringan adiposa, sehingga pada seorang yang mengalami obesitas, sejumlah lemak ini merupakan beban yang harus dibawa-bawa terus tanpa memberikan manfaat langsung (Sediaoetama, 2000).Trigliserida merupakan bentuk lemak yang disimpan untuk energi dan merupakan bentuk yang paling banyak dalam bahan-bahan makanan dan jaringan (Linder, 1992). Oksidasi sempurna trigliserida menjadi CO2 dan H2O dalam tubuh menghasilkan energi sebesar 9 kkal/gram, lebih dari dua kali lipat energi yang dihasilkan karbohidrat atau protein dalam jumlah yang setara. (Marks, 2000). Trigliserida paling sering mengandung asam palmitat, asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat (Koolman dan Rohm, 2000).2. Pencernaan dan Absorbsi TrigliseridaTrigliserida merupakan ester dari alkohol gliserol dan asam lemak (Mayes, 2003), Proses pencernaan dan absorpsi trigliserida adalah sebagai berikut:a. Pencernaan dalam mulutLemak di dalam bahan makanan tidak mengalami pencernaan dalam rongga mulut karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya (Sediaoetama, 2000).b. Pencernaan dalam lambungPanas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dari makanan, proses emulsifikasi terjadi dengan bantuan kontraksi peristaltik (Mayes, 2003). Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya tehadap pemecahan lemak dapat diabaikan. pH di dalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut {Sediaoetama, 2000).c. Pencernaan pankreas dan ususPada dasarnya semua pencernaan lemak terjadi di dalam usus halus (Guyton dan HHall, 1997). Pemecahan trigliserida menjadi asam lemak dan monogliserida terjadi hampir semuanya secara eksklusif dalam duodenum dan jejunum melalui kerjasama antara garam-garam empedu dan lipase pankreas dalam lingkungan basa (Linder, 1992).

1) Garam empeduGaram empedu mempunyai dua kerja penting dalam pencernaan lemak, yaitu:a) Emulsifikasi atau fungsi detergenGaram empedu bersifat menurunkan tegangan permukaan sehingga lemak dalam usus dapat dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil sebagai emulsi (Ganong, 1999).b) Transport hasil pemecahan lemak ke sel epitel ususProduk pencernaan lemak berupa asam lemak dan monogliserida akan berikalan dengan garam empedu dalam bentuk misel (Eastwood, 2003). Meskipun misel mirip dengan emulsi lemak, namun misel merupakan "kendaraan" yang jauh lebih kecil dan mudah melepas produk pencernaan lemak kembali setelah bersinggungan dengan permukaan sel mukosa usus(Marieb, 1998).2) Lipase pankreasLipase pankreas mengkatalis hidrolisis ikalan ester (pada C-l dan C-3) trigliserida sehingga terbentuk asam lemak dan 2-monogliserol (Horton dkk, 2002). Kegiatannya difasilitasi bila heliks amfipatik yang menutupi sisi aktifnya yang seperti sebuah tutup dibengkokkan ke belakang (Ganong, 1999).

d.AbsorpsiHasil pemecahan trigliserida yang berupa asam lemak dan monogliserida akan diserap ke dalam sel mukosa intestin dengan cara difusi pasif (Linder, 1992). Setelah masuk ke dalam ke dalam mukosa intestin, asam lemak dan monogliserida diresintesis menjadi trigliserida lalu berikatan dengan protein, ester kolesterol, dan fosfolipid mcmbcniuk suatu lipoprotein yang disebut kilomikron (Sodeman, 1995). Namun hanya asam lemak rantai panjang yang ditransportasikan dalam bentuk kilomikron, sedangkan asam lemak dengan panjang rantai kurang dari 12 atom karbon akan diabsorbsi dalam bentuk bebas melalui vena porta (Eastwood, 2003).3. Kit osana. DefinisiKitosan adalah senyawa alami (aminopolisakarida) yang diperoleh melalui proses deasetilasi basa pada kitin, bersifat non toksik, dan biodegradabel (Shepherd dkk, 1997). Seperti serat tanaman, kitosan tidak dapat dicerna sehingga tidak memiliki nilai kalori. Sifat kitosan yang lain adalah mempunyai daya pengikatan lemak yang lebih tinggi dibandingkan serat lain sehingga mampu menghambat absorpsi lemak tubuh (Silvani, 2006). Dengan demikian, kitosan potensial untuk dijadikan sebagai obat penurun lemak

Kitosan yang disebut juga dengan -1,4-2. amirio-2-dioksi-D-glukosa merupakan turunan dari kitin melalui proses deasetilasi. Kitosan juga meiupakan suatu polimer multifungsi karena mengandung tiga jenis gugus fungsi yaitu asam amino, gugus hidroksil primer dan seunder. Adanya gugus fungsi ini menyebabkan kitosan mempunyai kreativitas kimia yang tinggi.

Kitosan merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, Larutan basa kuat, sedikit larut dalam HCl dan HNO3, dan H3PO4 dan tidak larut dalam H2SO4 Kitosan tidak beracun, mudah mengalami biodegradasi dan bersifat polielektrolitik (Hirano, 1986). Disamping itu, kitosan dapat dengan mudah berinteraksi dengan zat-zat organik lainnya seperti protein. Oleh karena itu, kitosan relatif lebih banyak digunakan pada berbagai bidang industri terapan dan industri kesehatan (Muzzarelli, 1986)

Kitosan adalah senyawa kimia yang berasal dari bahan hayati kitin, gugus hidroksi C-2 pada chitin digantikan oleh amina (NH2) pada struktur kitosan yang merupakan suatu senyawa organik yang melimpah di alam ini setelah selulosa. Secara kimiawi, kitosan adalah turunan kitin yang hanya dibedakan oleh gugus radikal CH3. CO- pada struktur polimernya.

Dengan perlakuan fisik dan kimia sederhana, kitin yang ada pada cangkang udang dapat diubah menjadi kitosan. Untuk memproduksi dari limbah cangkang udang dapat dilakukan dengan teknologi sederhana. Dewasa ini industri kitosan dengan teknologi sederhana banyak diusahakan oleh masyarakat banyak. Sebagai biomaterial bahan makanan, kitosan banyak digunakan dalam makanan siap santap karena memiliki sifat-sifat biofisik yang menguntungkan, seperti kandungan kolesterolnya rendah bahkan sama sekali tidak mengandung kolesterol, teksturnya disenangi, sebagai pengemulsi, dapat membentuk gel, dapat memfilter mikroba jahat, serta memiliki warna dan aroma yang disenangi. Bentuk dari kitosan antara lain :

a. Chitosan berwarna serbuk putih,

b. Larut dalam larutan asam organik : asam asetat dan asam laktat

c, Dapat di degradasi secara biologis ( chitinase chitosanase )

d. Tidak beracun (LD50 16 g/Kg)

e. Dihasilkan dari sumberdaya terbaharui

Beberapa manfaat kitosan tidak terlepas dari sifat alami. Sifat alami tersebut dapat dibagi menjadi dua sifat besar yaitu, sifat, kimia dan biologi. Sifat kimia kitosan sama dengan kitin tetapi yang khas antara lain:

a. Merupakan polimer poliamin berbentuk linear,

b. Mempunyai gugus amino aktif, dan

c. Mempunyai kemampuan mengkelat beberapa logam.

Sifat biologi kitosan antara lain :

1. Bersifat biokompatibel artinya sebagai polimer alami sifatnya tidak mempunyai akibat samping, tidak beracun, tidak dapat dicerna, mudah diuraikan oleh mikroba (biodegradable).

2. Dapat berikatan dengan sel mamalia dan mikroba secara agresif.

3. Mampu meningkatkan pembentukan yang berperan dalam pernbentukan tulang.

4. Bersifat hemostatik, fungistatik, spermisida, anti tumor, menghambat absorbsi lemak dan sebagai antikolesterol.

5. Bersifat sebagai depresan pada sistem saraf pusat.Berdasarkan kedua sifat tersebut maka kitosan mempunyai sifat fisik khas yaitu mudah dibentuk menjadi spons, larutan, gel, pasta, membran, dan serat yang sangat bermanfaat dalam aplikasinya.

Kitosan banyak digunakan pada berbagai industri antara lain industri farmasi, kesehatan, biokimia, bioteknologi, pangan, pengolahan limbah, kosmetik, agroindustri, industri tekstil, industri perkayuan, industri kertas dan industri elektronika. Aplikasi khusus berdasarkan sifat yang dimiliki antara lain untuk pengolahan limbah cair terutama bahan sebagai bersifat resin penukar ion untuk minimalisasi logam-logam berat, mengkoagulasi minyak atau lemak, serta mengurangi kekeruhan, penstabil minyak, rasa dan lemak dalam produk industri pangan (Silvani, 2006).

Struktur kimia kitosan:

b. Mekanisme Penghambatan Absorpsi Lemak

Mekanisme pasti mengenai cara kitosan mencegah absorpsi lemak belum sepenuhnya dipahami. Namun, sejumlah penelitian mendukung dua mekanisme dasar yaitu sebagai lipase inhibitor dan magnet lemak.

Penelitian secara invitro pengujian aktivitas lipase pankreas menunjukkan kerja kitosan sebagai lipase inhibitor melalui penmgubahan bentuk substrat. Dengan demikian, absopsi lipid tertekan karena kitosan-lipid kompleks tidak cocok lagi sebagai substrat bagi enzim lipase (Han dkk, 1999).

Kitosan disebut sebagai magnet lemak karena kemampuannya mengikat anion gugus karboksil pada asam lemak dan mengganggu emulsifikasi lemak netral (seperti kolesterol, sterol lainnya dengan mengikatnya dengan ikatan hidrofobik (Ylitalo dkk, 2002). Oleh karena kitosan merupakan serat yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus, lemak yang terikat dengannya akan menjadi senyawa yang tidak diabsorpsi pula dan dikeluarkan bersama de4ngan feses (Chobot dkk, 1995).4. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dosis kitosan yang dianjurkan pada masuaia adalah 3000-6000 mg per hari (Japan Health Food,2006). Penelitian yang dilakukan oleh Isyana Miranti pada tahun 2006 tentang efek kitosan terhadap trigliserid plasma tikus putih, menggunakan dosis 3000 mg per hari atau jika dikonversi pada hewan coba, dosis yang diberikan pada tikus putih ialah 270 mg/kgBB. Hasil penelitian tersebut ialah tidak signifikan, berarti bahwa dosis 270 mg/kgBB tidak dapat menurunkan kadar trigliserida plasma tikus putih secara bermakna (p>0,05). Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti akan menaikkan dosis kitosan yang digunakan dan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak serta pembagian kelompok perlakuan yang lebih variatif.H. METODE PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah experimental murni (Murti, 2004). 2. Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi, Laboratorium Biomedik III, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Subjek Penelitian 1. Tikus putih (Rattus norvegicus) jantan, strain Wistar, berumur kira-kira 2 bulan dengan berat badan 150 gram.2. Banyaknya sampel : 25 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih:

Kelompok I : kelompok kontrol negatif, tidak diberi kitosanKelompok II : kelompok kontrol positif, diberi obat antilipidemia Simvastatin Kelompok III: kelompok perlakuan dengan dosis kitosan 3500 mg/hari,Kelompok IV: kelompok perlakuan dengan dosis kitosan 4500 mg/hariKelompok V : kelompok perlakuan dengan dosis kitosan 5500 mg/hari4. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.

5. Identifikasi Variabel Penelitian1. Variabel bebas : Kitosan dan lemak.2. Variabel terikat : Kadar trigliserida plasma tikus putih.3. Variabel luar :a. Dapat dikendalikan : makanan.

b.Tidak dapat dikendalikan : gangguan fungsi empedu dan lipase, genetik.

6. Definisi Operasional Variabel A. KitosanKitosan yang digunakan berasal dari zat kitin Crustaceae sp yang telah dideasetilasi basa 85%. Dosis kitosan yang dianjurkan pada manusia adalah 3000-6000 mg per hari (Japan Health Food and Nutrition Food Association, 2006). Penelitian terdahulu mengenai pengaruh kitosan terhadap penurunan kadar trigliserida plasma tikus putih dengan dosis 3000 mg/hari menyatakan hasil yang tidak signifikan dalam menurunkan kadar trigliserida. Dalam penelitian ini, dosis kitosan yang diberikan adalah variasi dosis 3500, 4500, dan 5500 mg per hari. Dengan menggunakan tabel konversi (Tabel 1), maka didapatkan kitosan yang diberikan: 3500 mg x 0,018 = 63 mg. Jika rata-rata berat badan tikus putih adalah 150 gram, maka kitosan yang diberikan adalah 47,25 mg (315 mg/kgBB). Perlakuan dosis yang kedua ialah memberikan dosis kitosan sebesar 4500 mg per hari. Dengan menggunakan tabel konversi (Tabel 1), maka didapatkan kitosan yang diberikan: 4500 mg x 0,018 = 81 mg. Jika rata-rata berat badan tikus putih adalah 150 gram, maka kitosan yang diberikan adalah 60,75 mg (405 mg/kgBB). ). Perlakuan dosis yang ketiga ialah memberikan dosis kitosan sebesar 5500 mg per hari. Dengan menggunakan tabel konversi (Tabel 1), maka didapatkan kitosan yang diberikan: 5500 mg x 0,018 = 99 mg. Jika rata-rata berat badan tikus putih adalah 150 gram, maka kitosan yang diberikan adalah 74,25 mg (495 mg/kgBB). B. Simvastatin

a. Definisi

Agen antihiperlipidemika yang bekerja sebagai penghambat kompetitif hydroxymethylglutaryl-CoA reductase, digunakan untuk menurunkan kadar lipid darah pada hipertrigliseridemia atau hiperkolesterolemia, diberikan per oral (Dorland, 2002).

b. Farmakologi

Simvastatin adalah senyawa antilipemika derivat asam mevinat yang mempunyai mekanisme kerja mengahambat 3-hidroksi-3-metil-glutaril-koenzim A (HMG-CoA) reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam pembentukan lipid atau kolesterol. HMG-CoA reduktase bertanggungjawab terhadap perubahan HMG-CoA menjadi asam mevalonat. Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesa kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor Low Density Lipoprotein (LDL) yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga menyebabkan banyak LDL yang hilang dalam plasma. Simvastatin cenderung mengurangi jumlah trigliserid dan meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL) kolesterol (Anonim, 2007)c. Efek Samping

Sakit kepala, konstipasi, nausea, flatulen, diare, dispepsia, sakir perut, fatigue, nyeri dada dan angina, astenia, myopathy, ruam kulit, rhabdomyolisis (Anonim, 2007).

d. Dosis

Dosis awal 10 mg/hari sebagai dosis tunggal malam hari. Pengaturan dosis dengan interval 4 minggu sampai maksimal 40 mg/hari (Anonim,2007).

C. LemakLemak yang digunakan adalah minyak jagung yang setiap 100 gram mengandung berbagai kandungan asam lemak:

Asam palmitat

10,9 gram

Asam stearat

1,80 gram

Asam oleat

24,2 gram

Asam linoleat

58,0 gram

Asam linolenat

0,70 gram (Shils, 2005).Asam lemak pada minyak jagung memiliki rantai panjang (lebih dari 12 atom karbon) yang bila diabsorpsi pada usus Rattus norvegicus akan diresintesis menjadi trigliserida dan didistribusikan dalam bentuk kilomikron.Kebutuhan lemak harian pada orang barat diperkirakan sekitar 50-100 gram (Gibney, 2002). Dalam penelitian ini, diet tinggi lemak yang diberikan adalah 150 gram per hari. Dengan menggunakan tabel konversi (Tabel 1), maka didapatkan minyak jagung yang diberikan: 150 gram x 0,018 = 2,7 gram. Jika rata-rata berat badan tikus putih adalah 150 gram, maka minyak jagung yang diberikan adalah 2,025 gram (13,5 gram/kg BB).D. Kadar Trigliserida Plasma

Kadar trigliserida yang dimaksud adalah kadar trigliserida Rattus norvegicus yang diukur dengan metode Enzymatic Colorimetric Test yang dinyatakan dalam mg/dl. Dalam penelitian ini. pengukuran kadar trigliserida plasma dilakukan satu kali setiap 7 hari (satu minggu) yaitu pada minggu pertama hingga keempat. Trigliserid plasma tikus putih pada pengambilan sampel darah dilakukan postprandial atau setelah makan. Trigliserid postprandial (kilomikron) nampak dalam darah mulai menit ke-30 dan mulai memuncak satu jam setelah makan lemak (Gybney dkk, 2002).E. Faktor Genetik

Yang dimaksud dengan faktor geetik pada penelitian ini adalah faktor genetik Rattus norvegicus. Heterogenisitas genetik dapat memberikan perbedaan tingkat respon pada makanan. Untuk meminimalkan bias, digunakan tikus putih dari strain yang sama, sehingga dapat dikatakan bersifat homogen.F. Makanan

Makanan yang diberikan pada Rattus norvegicus adalah makanan standar (pellet). Pemberian perlakuan dilaksanakan setelah tikus dipuasakan satu hari satu malam sebab makanan standar (pellet) dapat meningkatkan kadar kilomikron. Adanya kilomikron postprandial meningkatkan kadar trigliserida plasma secara signifikan (Gibney dkk, 2002).

7. Rancangan Penelitian25 ekor tikus yang telah ditimbang berat badan diadaptasikan dan dipuasakan dengan tetap diberi air minum

Diukur kadar trigliserida awal kemudian dikelompokkan secara randomTikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok.Masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor tikus

Pemberian selama 4 mingguDilakukan pengukuran kadar trigliserid plasma tikus pada minggu I, II, III, IVAnalisis data8. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat-alat yang Digunakan

a. Tabung sentrifuge

b. Pipa kapiler

c. Beker glass ukuran 100 cc

d. Spuit

e. Timbangan

f. Gelas ukur

g. Sonde lambung

h. Fotometer

i. Jarum oral

j. Ependoff

k. Reagen uji Trigliserida

B. Bahan-bahan yang Digunakan

a. Makanan buatan : pellet

b. Akuades

c. Kitosan

d. Asam asetat

e. Minyak jagung

C. Cara Kerja

Langkah I : Tikus putih (Rattus norvegicus) diadaptasikan dengan lingkungan baru (Laboratorium Farmasi, Laboratorium Biomedik III, Fakultas Kedokteran, UMS) selama satu minggu dan diberi makanan standar untuk tikus (pellet) dan minuman (Akuades).Langkah II : Sebelum penelitian dimulai, tikus putih (Rattus norvegicus) dipuasakan satu hari satu malam. Tikus ditimbang berat badannya, diukur kadar trigliserid awal dan dicatat. Kemudian tikus putih dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 5 ekor:Kelompok I : diberi minyak jagung dengan menggunakan sonde lambung.Kelompok II: diberi minyak jagung dengan menggunakan sonde lambung kemudian diberi Simvastatin 0,72 mg/hari dengan menggunakan sonde lambung.

Kelompok III : diberi minyak jagung dengan menggunakan sonde lambung kemudian diberi kitosan dengan dosis 3500 mg/hari yang dilarutkan ke dalam asam asetat 1 % dan air (1 : 4) dengan menggunakan sonde lambung.Kelompok IV : diberi minyak jagung dengan menggunakan sonde lambung kemudian diberi kitosan dengan dosis 4500 mg/hari yang dilarutkan ke dalam asam asetat 1 % dan air (1 : 4) dengan menggunakan sonde lambung.Kelompok III : diberi minyak jagung dengan menggunakan sonde lambung kemudian diberi kitosan dengan dosis 5500 mg/hari yang dilarutkan ke dalam asam asetat 1 % dan air (1 : 4) dengan menggunakan sonde lambung.Langkah III : Setelah pemberian minyak jagung dengan atau tanpa kitosan, setiap tikus dari masing-masing kelompok diambil darahnya melalui saccus medianus orbitalis, satu jam postprandial untuk diukur kadar trigliserida plasma pada minggu ke I, minggu II, minggu III, minggu IV. Pengukuran trigliserid plasma dilakukan di Laboratorium Farmasi, Biomedik III, Fakultas Kedokteran, UMS dengan metode Enzymatic Colorimetric Test standar.Langkah IV : Membandingkan kadar trigliserida plasma pada kelima kelompok kelompok dengan uji-F.

9. Teknik Analisis Data

Data yang didapat dianalisis secara statistik menggunakan uji-F dengan derajat kemaknaan = 0,05.

I. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Jadwal Penelitian

NoKegiatanBulan

IIIIIIIV

1234123412341234

1Pembuatan dan penyelesaian proposal

2Persiapan alat dan bahan

3Penelitian laboratorium

4Pengumpulan data

5Konsultasi pembimbing

6Pengolahan data dan penyusunan laporan

7Evaluasi

8Penyusunan laporan akhir

J. BIODATA ANGGOTA1. Ketua pelaksana kegiatan

a. Nama lengkap

: Nailla Fariq Alfiani

b. NIM

: J 500 080 003

c. Fakultas/ Program Studi: Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Surakarta

e. Waktu untuk Kegiatan : 10 jam per minggu

2. Anggota Pelaksana

a. Nama lengkap

: Nurina Risanty

b. NIM

: J500 050 046

c. Fakultas/ Program Studi: Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Surakarta

e. Waktu untuk Kegiatan : 10 jam per minggu

3. Anggota Pelaksana

a. Nama lengkap

: Dien Kalbu Ady

b. NIM

: J 500 050 040

c. Fakultas/ Program Studi: Kedokteran / Pendidikan Dokter

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Muhammadiyah Surakarta

e. Waktu untuk Kegiatan : 10 jam per minggu

K. BIODATA DOSEN PEMBIMBING

1. Nama Lengkap : dr. M. Shoim Dasuki, M.Kes2. Jenis Kelamin

: Laki-laki3. NIK

: 6764. Jabatan struktural : Wakil Dekan III, Fakultas Kedokteran, UMS5. Fakultas/Jurusan : Kedokteran / Pendidikan Dokter6. Waktu penelitian: 10 jam per minggu

L. RINCIAN BIAYA KEGIATANNoKegiatanKeteranganJumlahLain-lain

1Tahap PersiapanKajian Pustaka

Persiapan penelitian

Akses internet Foto copy pustaka dll

Administrasi Laboratorium

Tikus putih 30 ekor

Persiapan kandang

Biaya pemeliharaan tikus (6 minggu)

Rp 100.000

Rp 100.000

Rp 200.000

Rp 750.000

Rp 100.000

Rp 400.000@ Rp 25.000Pemberian makan, perawatan kandang

2Tahap PenelitianPemberian perlakuanMengukur kadar trigliserid plasma Makanan tikus putih + minyak jagung

Dokumentasi Kitosan dosis I (47,25mg/ekor x 5 ekor x 30 hari x Rp 50/mg kitosan)

Kitosan dosis II (60,75mg/ekor x 5 ekor x 30 hari x Rp 50/mg kitosan)

Kitosan dosis III (74,25mg/ekor x 5 ekor x 30 hari x Rp 50/mg kitosan)

Simvastatin

25 ekor tikus x 5 sampel x Rp 15.000/sampel

Film + cuci cetakRp 354.375Rp 455.625Rp 556.875Rp 458.125Rp 1.875.000

Rp 200.000

Rp 200.000`

3Tahap penyusunan laporan Kertas 2 rim Tinta printer

Sewa komputer

Rp 70.000Rp 80.000

Rp 100.000

TOTALRp 6.000.000

M. LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Daftar Riwayat Hidup Peneliti

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bray GA, Macdiarmid. 2000. The Epidemic of Obesity. Oxford: Blackwell Science.

Eastwood. 2003. Principles of Human Nutrition. Oxford : Blackwell Science.

Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Gybney MJ, Vorster HH, Kok FJ. 2002. Introduction to Human Nutrition. Oxford : Blackwell Science

Guyton AC, Hall JE. 997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Horton R, Moran LA. 2002. Principles of Biochemistry. Oxford : Blackwell Science.

Koolman J., Rohm KH. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates.

Linder, MC. 1998. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemakaian Secara Klinis. Jakarta: UI-Press.

Marieb, E. 1998. Human Anatomy and Physiology. 4th ed. California: Benjamin Science Publishing.

Marks, DB. Dan Marks AD. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.

Mayes, P. 2003. Biokimia Harper. Jakarta: EGC.

Olefsky JM. 1999. Harrison Principles of Internal Medicine. Boston: McGraw Hill.

Pittler MH. 1998. Dietary Suplement for Body-Weight Reduction. Oxford : Blackwell Science.

Sediaoetama, AD. 2000. Ilmu Gizi I. Jakarta: Dian Rakyat.

Sheperd R, Reader S. 1997. Chitosan Funtional Properties. Oxford : Blackwell Science.

Silvani, MD., Imam Prayitno, dan Ambar Sulistyawan. 2006. Potensi Kitosan sebagai Produk Olahan Limbah Industri Udang di Bidang Kesehatan.

Wardlaw Gm, Smith AM. 2006. Contemporary Nutrition. Boston: McGraw Hill.

Wilkinson JA. 2003. Afficacy of Chitosan. http://www.wilkeresources.com. 2 Juli 2007.

Daftar Riwayat Hidup Peneliti

Nama Lengkap:Nailla Fariq AlfianiNIM:J 500 080 003Program studi:Pendidikan DokterFakultas/Universitas:Kedokteran/Universitas Muhammadiyah SurakartaTTL:Purwodadi, 6 Nove,ber 1990Agama:Islam

Status :MahasiswaNo. Telepon: 0856540096140Alamat Rumah:Jalan Kyai Busro No.2 RT 4 / RW 13, Kuripan, PurwodadiAlamat kost :Jalan Parang Cantel No. 20, Mangkuyudan, SurakartaPendidikan:TK Al-Hikmah Purwodadi

SDN Purwodadi 1 (1992-1998)

SLTP Negeri 2 Purwodadi(1998-2001)

SMU Negeri 1 Purwodadi(2001-2004)

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter, Angkatan 2008Pengalaman Organisasi:PramukaOSIS

Forum Lingkar Baca Daftar Riwayat Hidup Anggota Peneliti

Nama Lengkap:Nurina RisantyNIM:J 500 050 046Program Studi:Pendidikan DokterFakultas/ Universitas:Kedokteran/Universitas Muhammadiyah Surakarta TTL:Salatiga, 2 Juli 2008 Agama:Islam

Status :MahasiswaNo. Telepon: 085640554407

Alamat rumah: Jalan Osa Maliki 12 Salatiga 50714Alamat kost : Wisma An-Nisa, Jalan Menco Raya 39 Gonilan, Kartasura, SukoharjoPendidikan: TK Sinar Nyata Salatiga

SD Panaragan 1 Bogor

SMPN 1 Bogor

SMAN 1 Salatiga

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter, Angkatan 2005Pengalaman Organisasi: Dokter Kecil

Pramuka

OSIS

PMR

BEM FK UMS

DPM FK UMS

Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia

Jaringan Mahasiswa Kesehatan IndonesiaDaftar Riwayat Hidup Anggota Peneliti

Nama Lengkap:Dien Kalbu AdyNIM:J 500 050 040Program Studi:Pendidikan DokterFakultas/ Universitas:Kedokteran/Universitas Muhammadiyah Surakarta

TTL:Kebumen, 30 November 1986Agama:Islam

Status :Mahasiswa

Alamat Rumah: Gang Sumbawa 12, Kebumen Pendidikan:TK Aisyiah Kebumen

SDN 1 Kutosari

SMPN 1 Kebumen

SMAN 2 Yogyakarta Universitas Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Kedokteran, Program Studi Pendidikan Dokter, Angkatan 2005Pengalaman Organisasi:Rohis SMAN 2 Yogyakarta

IMM KOM FK UMS

PC IMM Kota Surakarta

Daftar Riwayat Hidup Dosen PembimbingLAMPIRAN

Tabel 1. TABEL KONVERSI DOSIS MANUSIA DAN HEWAN

Mencit

20 grTikus

200 grMarmut

400 grKelinci

2 kgKucing

2 kgKera

4 kgAnjing

12 kgManusia

70 kg

Mencit

20 gr1.07.012.2527.829.764.1124.2387.9

Tikus

200 gr0.141.01.743.94.29.217.856.0

Marmut

400 gr0.080.571.02.252.45.210.231.5

Kelinci

2 kg0.040.250.441.01.082.44.514.2

Kucing

2 kg0.030.230.410.921.02.24.113.0

Kera

4 kg0.0160.110.190.420.451.01.96.1

Anjing

12 kg0.0080.060.100.220.240.521.03.1

Manusia

70 kg0.00260.0180.0310.070.0760.160.321.0

Sumber: (Suhardjono, 1995)

Struktur kimia kitosan

Kelompok 1

Kontrol (-)

Kelompok 2

Kontrol (+)

Simvastatin dosis 0,72 mg/hari

Kelompok 3

Kitosan

dosis I

3500 mg

315 mg/KgBB

Kelompok 4

Kitosan

dosis II

4500 mg

405 mg/kgBB

Kelompok 5

Kitosan

dosis III

5500 mg

495 mg/kgBB

PAGE 2