PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i...

137
i PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTAR S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Tantika Lumban Gaol NIM: 081124030 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

i  

PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG

BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER

FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTAR

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Tantika Lumban Gaol NIM: 081124030

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

iv  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada semua orang yang dengan sepenuh hati

membantu dan mendukung saya selama penulisan skripsi ini, terutama para

saudariku para suster KSFL, keluarga, seluruh dosen IPPAK-USD dan teman-

teman angkatan 2008/2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

v  

MOTTO

"Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal”

(Yoh 8: 68)

Kita tidak bisa melakukan hal besar di bumi ini. Kita hanya bisa melakukan

hal kecil dengan cinta yang besar

(Muder Teresa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

vi  

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Oktober 2012

Penulis

Tantika Lumban Gaol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

vii  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Tantika Lumban Gaol

Nomor Mahasiswa : 081124030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG

BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER

FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTAR

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta izin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 24 Oktober 2012

Yang mengatakan,

(Tantika Lumban Gaol)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

viii  

ABSTRAK Skripsi ini berjudul PENGARUH BIMBINGAN ROHANI

TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER YUNIOR DAN YANG BERKAUL KEKAL LIMA TAHUN KE BAWAH KONGREGASI SUSTER FRANSISKAN SANTA LUSIA (KSFL). Judul ini dipilih berdasarkan keingintahuan penulis akan sumbangan bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi di mana kemampuan ini mutlak perlu dalam hidup yang memudahkan para suster menjalani hidup berkomunitas dan karya pelayanan mereka. Keingintahuan tersebut muncul karena ada kesan bahwa komunikasi antarpribadi di kalangan para suster tak jarang terjadi salah paham yang menimbulkan ketidaknyamanan dalam komunitas.

Bimbingan rohani adalah hubungan tetap antara dua orang di mana yang satu mencari pengaruh dari yang lain dalam perkembangan hidup rohani. Pengaruh itu ditujukan kepada kedewasaan rohani dan manusiawi. Salah satu indikator dari kedewasaan tersebut adalah kemampuan komunikasi antarpribadi. Kemampuan komunikasi antarpribadi adalah kemampuan membina dan memelihara komunikasi di mana mereka dapat menerima dan menyampaikan pesan secara tepat sehingga merasakan kenyamanan dalam jalinan komunikasi dengan sesama. Kemampuan komunikasi antarpribadi ini dipengaruhi banyak faktor antara lain pendidikan dan pengalaman. Salah satu bentuk pendidikan dalam Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia adalah bimbingan rohani.

Berdasarkan pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu, H0: tidak ada pengaruh bimbingan rohani terhadap komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia. H1: ada pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berbentuk regresi. Populasi dari penelitian ini adalah para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar sebanyak 60 responden. Instrumen yang digunakan ialah skala sikap yang dikembangkan dalam 30 pernyataan mengenai bimbingan rohani dan 30 pernyataan mengenai kemampuan komunikasi antarpribadi. Dari hasil uji validitas pada taraf signifikansi 5%, N 60 orang dengan nilai kritis 0,254 terdapat 59 item valid. Sedangkan dari hasil uji reliabilitas diperoleh koefisien alpha sebesar 0,674, yang berarti reliabilitas instrumen cukup tinggi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai mean bimbingan rohani adalah 129.6500 dan mean kemampuan komunikasi antarpribadi adalah 31.2000, kedua mean tergolong baik. Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai r2 sebesar 0,454 (45,4%) yang berarti terdapat pengaruh positif dari bimbingan rohani (X) terhadap komunikasi antarpribadi (Y). Persamaan regresinya yaitu Y= 36.270+0,606X. Artinya setiap penambahan nilai bimbingan rohani 1 poin, maka nilai kemampuan komunikasi antarpribadi bertambah 36.270+0,606. Nilai signifikansi 0,000 artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Maka, disarankan perlunya meningkatkan bimbingan rohani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

ix  

ABSTRACT

This writing entitles THE INFLUENCE OF SPIRITUAL GUIDANCE TO INTERPERSONAL COMMUNICATION ABILITY OF THE JUNIOR AND THE SISTERS IN THE INITIAL FIVE YEARS OF PERPETUAL VOWS IN THE CONGREGATION OF FRANSISCAN SISTER OF SAINT LUCIA. This title was chosen based on the writer’s curiosity about spiritual guidance contribution to the interpersonal communication ability. It is realized that this ability is basically needed in their community and ministry. The writer thinks that the communication among the sisters is occasionally disrupted because of their misunderstanding. This causes inconvenience in community. This writing is destined to measure how deep is the influence of the spiritual guidance to sisters’ interpersonal communication ability.

Spiritual guidance is a continual relation between two persons in which one of them searching for guidance to one’s spirituality progress. The guidande is directed to spiritual guidance process, one is demanded to deliver and accept messages precisely in order to get the good relation for one’s personal and spiritual maturity. Thus, it is clear that spiritual guidance influences interpersonal communication ability.

Based on the theory above, it can be formulated research hypothesis, that are H0: there is no influence of spiritual guidance for Junior and five year perpetual vow sisters and H1: there is influence of spiritual guidance for junior and five year perpetual vows sisters of the Fransiscan Congregation of Saint Lucia, Pematangsiantar.

This research uses regressive quantitative method. Population of this research is junior sisters and five year perpetual vow sisters of the Fransiscan Congregation of Saint Lucia, Pematangsiantar. There are 60 respondents. The instrument applied is behavior scale which is encompassed in 30 questions about interpersonal communication ability. From the result of validity test on 5 % of significance level, N 60 respondents with 0,254 critical value is found 59 valid item. Whereas, the result of the reliability test coefficient alpha 0,674 that means the instrument reliability is high enough.

This research shows that mean value of spiritual guidance is 129.6500 and mean of interpersonal communication ability is 31.2000, both are qualified as good variable. From the simple linier regression test result with 5 % significance level is obtained r2 value 0,454 (45, 4%) that means there is positive influence from spiritual guidance (X) to interpersonal communication (Y). Regressive equation is Y= 36.270+0,606X. It means in every 1 multiple point spiritual guidance value, interpersonal communication ability increases 36.270+0,606. The significance value is 0,000 that means H1 is accepted and H0 is rejected. So, it is proposed that spiritual guidance must be increased in quality.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

x  

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya yang telah penulis alami selama proses penulisan

skripsi ini sampai selesai. Penulis menyadari bahwa proses penulisan skripsi ini

dapat diselesaikan berkat bantuan dan keterlibatan banyak pihak baik langsung

maupun tidak langsung membantu proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu

penulis mengucapkan limpah terimakasih serta penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd., selaku dosen utama yang dengan sepenuh

hati dan kesabaran mendampingi, mengarahkan, memberikan masukan yang

sangat berguna dalam seluruh proses penulisan skripsi ini sampai selesai.

2. Rm. Dr. B. A. Rukiyanto, SJ., selaku dosen pembimbing akademik sekaligus

penguji II yang setia membimbing dan memberi masukan selama proses

penulisan skripsi ini sampai selesainya.

3. Bapak Banyu Dewa, HS, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III yang memberi

semangat kepada penulis dalam mempertanggungjawabkan skripsi.

4. Kaprodi IPPAK-USD, Drs. H.J. Suhardiyanto, SJ., yang telah memberikan

izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan melakukan penelitian dari

awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

5. Segenap dosen prodi IPPAK-USD, yang telah membekali penulis dengan

berbagai ilmu pengetahuan yang dapat penulis gunakan sebagai bekal hidup

yang berharga.

6. Segenap staf karyawan IPPAK-USD khususnya bagian sekretariat yang selalu

setia memberikan pelayanan dalam hal administrasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xi  

7. Sr. Adelberta, KSFL, selaku Pemimpin Umum Kongregasi Suster Fransiskan

Santa Lusia (KSFL) yang memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan

penelitian kepada para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke

bawah.

8. Sr. Gerarda, KSFL, yang membantu penulis dalam mendistribusikan koesioner

untuk para suster yang tersebar di berbagai komunitas yang ada di Sumatera

Utara dan mengembalikan sesuai dengan waktu yang penulis harapkan.

9. Teman-teman angkatan 2008/2009 yang dengan sepenuh hati dan ketulusan

mendukung, memotivasi penulis sampai selesainya skripsi ini.

10. Orang tua dan segenap keluarga yang selalu mencintai dan mendoakan penulis

dalam menjalani panggilan dan perutusan studi ini.

11. Para saudariku, suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah

yang bersedia memberikan waktu dan bantuannya kepada penulis sehingga

penulis dapat melakukan penelitian.

12. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang mencintai

mendoakan, memberikan perhatian yang tulus kepada penulis dalam

menempuh studi di IPPAK sampai selesainya skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xii  

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam

menyusun skripsi ini sehingga masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis

mengharapkan saran para pembaca yang bisa membangun demi perbaikan skripsi

ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 24 Oktober 2012

Penulis

Tantika Lumban Gaol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xiii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .. ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv

MOTTO . ................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii

ABSTRAK .. .............................................................................................................. viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR . ............................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 10

D. Rumusan Permasalahan ............................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 11

F. Manfaat Penulisan. ....................................................................................... 12

G. Metode Penulisan ......................................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan .................................................................................. 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xiv  

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS ..................................................... 14

A. Bimbingan Rohani .............................................................................................. 14

1. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Rohani .................................................. 14

2. Prinsip-prinsip Bimbingan Rohani .............................................................. 16

a. Komunikasi Pribadi ................................................................................. 16

b. Berdasarkan Pandangan Iman ................................................................. 17

c. Sharing .................................................................................................... 17

d. Membimbing ........................................................................................... 17

3. Model-model dalam Bimbingan Rohani ...................................................... 18

a. Bimbingan Rohani menurut Isinya ......................................................... 18

1) Bimbingan bagi Para Awam ............................................................... 18

2) Bimbingan bagi Para Imam ................................................................ 19

(a) Bidang Manusiawi ......................................................................... 20

(b) Bidang Rohani ............................................................................... 21

(c) Bidang Intelektual .......................................................................... 22

(d) Bidang Pastoral .............................................................................. 23

(e) Bidang hidup bersama/cinta persaudaraan .................................... 23

3) Bimbingan bagi Para Biarawan- Biarawati ........................................ 24

(a) Keperawanan ................................................................................. 25

(b) Kemiskinan .................................................................................... 25

(c) Ketaatan ......................................................................................... 26

b. Bimbingan Rohani menurut Pelaksanaan dan Prosesnya ....................... 26

1) Bimbingan yang Edukatif dan Informatif ........................................... 26

2) Bimbingan yang Kebapaan atau Keibuan .......................................... 27

3) Bimbingan Rohani dalam Persahabatan ............................................. 27

4) Proses Bimbingan Rohani .................................................................. 28

(a) Pembuka ...................................................................................... 28

(b) Inti ............................................................................................... 28

(1) Bentuk Bimbingan yang Edukatif dan Informatif ................. 28

(2) Bentuk Bimbingan yang Kebapaan dan Keibuan .................. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xv  

(3) Proses Inti dalam Bimbingan Rohani bentuk Persahabatan .. 29

(c) Penutup ......................................................................................... 29

c. Bimbingan menurut Situasi Konkret dan Kebutuhan Orang yang

Dibimbing ................................................................................................... 30

1) Bimbingan bagi Kaum Muda ............................................................. 30

2) Bimbingan bagi Keluarga ................................................................... 30

3) Bimbingan bagi Orang yang Mengatasi Krisis Hidup ....................... 31

4) Bimbingan bagi Orang yang akan memilih Panggilan Hidup ................ 31

4. Peranan Pembimbing Rohani ....................................................................... 32

a. Membimbing ........................................................................................... 32

b. Sahabat dan Teman Perjalanan ............................................................... 32

c. Penopang ................................................................................................. 33

d. Teladan .................................................................................................... 33

B. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi ................................................................. 34

1. Pengertian Komunikasi secara Umum ............................................................. 34

2. Unsur-unsur dalam Komunikasi ....................................................................... 36

a. Pengirim Berita atau Komunikator .............................................................. 37

b. Medium atau Bentuk Pesan ......................................................................... 37

c. Komunikan ................................................................................................... 37

d. Prosedur Pengiriman Pesan .......................................................................... 38

e. Tanggapan/ reaksi ........................................................................................ 38

3. Pengertian Komunikasi Antarpribadi ............................................................... 39

4. Syarat-syarat terjadinya Komunikasi Antarpribadi .......................................... 40

a. Pembukaan Diri (self-disclousure) .............................................................. 40

b. Saling Membangun Kepercayaaan .............................................................. 42

c. Saling Mendengarkan dan Memahami ........................................................ 43

d. Saling mengungkapkan Perasaan secara verbal dan secara Nonverbal ....... 43

e. Saling Menerima dan Mendukung ............................................................... 44

5. Tingkat Komunikasi Antarpribadi .................................................................... 44

C. Penelitian yang Relevan ........................................................................................ 46

D. Kerangka Pikir dan Hipotesis ............................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xvi  

1. Kerangka Pikir .................................................................................................. 47

2. Hipotesis ..................................................................................................... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 49

A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 49

B. Desain Penelitian .............................................................................................. 49

C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 50

D. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 50

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 51

1. Variabel Penelitian ....................................................................................... 51

2. Definisi Konseptual Variabel ....................................................................... 51

3. Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 52

a. Bimbingan Rohani ................................................................................. 52

b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi .................................................. 52

4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 52

5. Instrumen Penelitian ................................................................................... 53

6. Kisi-kisi Penelitian ...................................................................................... 54

7. Pengembangan Instrumen ............................................................................ 55

a. Uji Coba Terpakai ................................................................................... 55

b. Uji Validitas ............................................................................................ 56

c. Uji Reliabilitas ........................................................................................ 57

8. Deskripsi Data .............................................................................................. 57

a. Bimbingan Rohani .................................................................................. 58

b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi .................................................. 59

F. Uji Persyaratan Analisis ................................................................................... 59

1. Uji Normalitas Data ..................................................................................... 59

2. Uji Linieritas Regresi ................................................................................... 60

3. Uji Homokedastisitas ................................................................................... 61

G. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 63

A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xvii  

1. Uji Persyaratan Analisis ............................................................................... 63

a. Uji Normalitas ......................................................................................... 63

b. Uji Linieritas ........................................................................................... 65

c. Uji Homokedastisitas .............................................................................. 65

2. Deskripsi Data .............................................................................................. 67

a. Bimbingan Rohani .................................................................................. 67

1) Pembimbing ....................................................................................... 68

2) Proses .................................................................................................. 69

3) Terbimbing ........................................................................................ 71

4) Tujuan ................................................................................................. 72

b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi .................................................. 74

1) Menerima Pesan ................................................................................. 75

2) Menyampaikan Pesan ......................................................................... 77

3) Suasana ............................................................................................... 78

B. Uji Hipotesis ................................................................................................... 80

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................ 85

D. Refleksi Kateketis .......................................................................................... 90

1. Pengertian dan Tujuan Katekese .................................................................. 90

a. Katekese sebagai Pendidikan Iman ....................................................... 90

b. Katekese sebagai Komunikasi Iman ..................................................... 91

1) Unsur- unsur Komunikasi dalam Katekese ...................................... 92

a) Bebas ......................................................................................... 92

b) Dinamis ..................................................................................... 93

c) Terbuka ..................................................................................... 93

d) Terencana .................................................................................. 93

2. Proses dalam Katekese ................................................................................. 94

3. Aspek Kateketis dalam Bimbingan Rohani ................................................. 95

4. Aspek kateketis dalam Komunikasi Antarpribadi ....................................... 96

E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xviii  

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 99

A. Simpulan ...................................................................................................... 99

B. Saran ............................................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 103

LAMPIRAN ............................................................................................................... 105

Lampiran 1 : Kata Pengantar Koesioner .......................................................... (1)

Lampiran 2 : Petunjuk pengisian Koesioner ..................................................... (2)

Lampiran 3 : Koesioner Variabel X dan Variabel Y ........................................ (3)

Lampiran 4 : Analisis Validitas Variabel X .................................................... (8)

Lampiran 5 : Analisis Validitas Variabel Y .................................................... (9)

Lampiran 6 : Tabel Total Variabel X dan Y .................................................... (10)

Lampiran 7 : Tabel Descriptive Statistics ........................................................ (11)

Lampiran 8 : Doa Damai Santo Fransiskus ..................................................... (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

xix  

DAFTAR SINGKATAN

A Singkatan Dokumen Gereja

CT : Catechesi Tradendae

OT: Optatam Totius

PC : Perfectae Caritatis

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

PKKI: Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia

KHK : Kitab Hukum Kanonik

B Singkatan dalam Penelitian

ANOVA : Analisys of Variance

Dev : Deviasi

Ho : Hipotesis nol

H1 : Hipotesis alternatif

SPSS : Statistical Product and Service Solutions

Std : Standard

Sig : Signifikansi

C Singkatan lain

KSFL : Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia

LR : Latihan Rohani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai luhur panggilan seorang religius adalah kesalehan hidup rohaninya.

Ia dipanggil untuk menghadirkan satu bentuk hidup yang sepenuhnya dijiwai oleh

Kristus. Supaya keluhuran panggilan seorang religius itu tetap terjaga perlu usaha

dari orang-orang terpanggil itu dan tentu saja bersama rahmat Allah. Kristus juga

menuntut kerjasama dari pihak manusia yakni setiap religius harus bertekun

dalam mengembangkan hidup rohaninya, oleh karena itu para calon religius dan

para religius perlu dibantu dan diarahkan untuk memahami maksud Allah yang

memanggilnya.

Dewasa ini banyak kaum religius kurang memperhatikan hidup

rohaninya karena terlalu sibuk di dalam karya pelayanan. Mereka kurang

menyediakan waktu untuk menyepi, masuk ke dalam keheningan batin. Oleh

karena itu, banyak kaum religius yang mengalami krisis panggilan, muncul rasa

bosan, kurang puas akan berbagai fasilitas yang tersedia, mudah mengeluh, mudah

merasa jenuh dan lelah dalam karya. Setiap pribadi religius semestinya

mengusahakan keseimbangan antara hidup rohani dan hidup karya nyata. Untuk

itu, seorang religius harus meluangkan waktu untuk membenahi hidup rohaninya.

Salah satu bentuk pembinaan dalam kongregasi Fransiskan Santa Lusia

adalah melalui bimbingan rohani. Sebagai kaum religius, para suster Kongregasi

Suster Fransiskan Santa Lusia (selanjutnya disingkat dengan KSFL) juga tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

2

luput dari tuntutan itu seturut semangat Santo Fransiskus Asisi, para suster KSFL

harus menjaga keseimbangan hidup rohani dan karya pelayanannya. Oleh karena

itu, keanggotaan di dalam KSFL dibedakan menjadi tiga bagian yaitu; yunior,

medior dan senior. Tujuan dari pentahapan tersebut adalah agar pendampingan

dan pembinaan hidup rohani para suster dapat optimal dan sesuai dengan

kebutuhan para suster yang bersangkutan. KSFL menyediakan berbagai program

pembinaan bagi semua suster baik yunior, medior maupun senior. Akan tetapi

peneliti hanya memfokuskan perhatian pada pembinaan melalui bimbingan rohani

karena sampai sekarang program ini masih secara intensif dilaksanakan khususnya

bagi para suster yunior yang berkaul kekal lima tahun.

Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia (KSFL) didirikan oleh Muder

Lusia Dierckx pada tanggal 15 oktober 1847 di Meersel-Belgia. Kemudian para

suster KSFL dari Belanda mengembangkan karya ke Indonesia tepatnya pada

tanggal 03 Oktober 1925. Pada awal berdirinya Kongregasi ini bernama:

Kongregasi Peniten Rekolektin Ordo III Reguler Santo Fransiskus Asisi yang

sekarang dikenal dengan nama: Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia

(KSFL). Dalam tulisan ini peneliti memfokuskan kepada para suster yunior dan

suster kaul kekal usia lima tahun yang terdiri dari ± 60 orang yang sedang

menjalani dan sudah mengalami bimbingan rohani.

Masa Yuniorat dimulai sejak seorang suster mengucapkan kaul pertama sampai mengucapkan kaul kekal. Masa Yuniorat merupakan masa pengembangan, pendalaman tentang cara hidup kongregasi dan pematangan lebih lanjut serta persiapan intensif untuk pilihan status hidup tetap bagi cara hidup kita yang terwujud dengan pengikraran kaul kekal. Juga dalam masa yuniorat, suster harus berupaya membina diri agar semakin menjadi pribadi religius yang matang dan dewasa lagi tangguh sesuai dengan spiritualitas dan karisma kongregasi sehingga mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

3

melaksanakan pengutusannya dengan penuh dedikasi (Konstitusi pasal 2: 32).

Pada tahap yunior para suster masih harus menjalani pembinaan secara

intensif sebelum mereka bergabung secara definitif dalam Kongregasi Suster

Fransiskan Santa Lusia dengan pengikraran kaul kekal. Salah satu program

pembinaan adalah dalam bentuk bimbingan rohani secara pribadi. Adapun isi dari

bimbingan rohani ini meliputi lima aspek pembinaan, yaitu aspek kepribadian,

Fransiskan, hidup religius yang terdiri dari kaul, doa dan karya kerasulan. Aspek

kepribadian bertujuan membantu para suster untuk mengenal dan menerima diri

apa adanya, mampu mengendalikan diri, memiliki semangat, mampu membangun

komunikasi antarpribadi dalam komunitas maupun di luar komunitas. Aspek

karisma bertujuan membantu para suster semakin terbuka akan rahmat panggilan

dan menghayati karisma dan spiritualitas kongregasi. Aspek Fransiskan bertujuan

membantu para suster agar semakin menghayati Injil secara radikal dengan

semangat pengosongan diri, kegembiraan dalam persaudaraan, dan pertobatan

terus-menerus sebagaimana dihidupi dan dihayati oleh Bapa Fransiskus Asisi.

Aspek hidup religius bertujuan untuk membantu para suster agar semakin

menumbuhkembangkan semangat doa, latihan rohani, askese dan menghayati

ketiga kaul sedangkan aspek karya kerasulan bertujuan untuk membantu para

suster melakukan pelayanan dengan sepenuh hati kepada siapapun mereka diutus

untuk melayani.

Panggilan adalah gerakan roh yang mesti dibaca dan dijawab secara pribadi (bdk. Gal 5:16). Dalam rangka itu pembinaan mutlak perlu (KHK, Kan. 597$2), agar seorang mampu bertumbuh dan berkembang dalam menghayati dan membatinkan Kristus, kemudian mewujudkannya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

4

hidup sesuai dengan semangat kongregasi secara konsekwen dan konsisten (Konstitusi pasal 2: 13)

Pada kenyataannya para suster terkesan sering mengalami persoalan dalam

hidup berkomunitas yang diakibatkan oleh antara lain kurangnya kemampuan

dalam komunikasi antarpribadi yang menimbulkan salah paham, curiga, saling

mendiamkan, karena tidak mampu mengkomunikasikan perasaan, pikiran

masing-masing secara jujur dan terbuka. Kenyataan di atas membuat suasana

dalam komunitas tidak nyaman dan dalam kondisi demikian mempengaruhi

seluruh gerak hidup baik di komunitas maupun karya. Semestinya hidup

persaudaraan dalam komunitas menyuburkan semangat pelayanan para suster

dalam berbagai bidang yang mereka geluti.

Panggilan hidup sebagai religius pada zaman ini dihadapkan dengan

sejumlah tantangan. Tantangan zaman ditandai oleh hal-hal yang bersifat instan

cukup banyak orang muda yang masuk sebagai calon anggota tarekat religius

tergolong dalam generasi instan yang memiliki kecenderungan ingin langsung

hidup enak, tidak memiliki kesabaran dan daya tahan untuk memulai sesuatu dari

bawah, cepat menyerah bila berhadapan dengan kesulitan. Kenyataan ini tampak

dari lebih mudahnya orang berganti haluan dalam memilih jalan hidup ketika

mengalami keraguan atau kesulitan. Adanya gejala individualisme semakin

banyak ditemukan misalnya: kuatnya keinginan untuk mengejar aktualisasi diri,

sulitnya membangun hidup berkomunitas dan semangat kebersamaan

Masalah tersebut berangkat dari situasi zaman yang terus berubah dan

sekaligus perubahan mentalitas dan paradigma terhadap hidup. Seorang yang

memilih hidup religius juga berhadapan dengan perubahan-perubahan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

5

Perubahan-perubahan antara lain berkaitan dengan kemajuan dibidang ilmu

pengetahuan, kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi. Kemajuan-

kemajuan ini disatu sisi menggambarkan kemajuan peradaban manusia. Namun

disisi lain kemajuan-kemajuan tersebut semakin membuat manusia terasing dari

dirinya sendiri dan lebih parah lagi bisa menjadi sumber yang merusak manusia

dan dunianya (Sudiarja, 2003: 11).

Dalam kenyataan kemajuan teknologi yang semakin canggih membawa

pengaruh terhadap perkembangan pribadi para suster. Apabila pribadi suster

kurang matang akan mudah terpengaruh terhadap tawaran-tawaran zaman karena

tidak mempunyai sikap dan prinsip yang kuat dan tangguh.

Menanggapi permasalahan di atas kongregasi berupaya meningkatkan

pembinaan hidup religius agar para suster yunior semakin memiliki pribadi yang

matang dan tangguh sehingga tidak mudah terpengaruh terhadap tantangan dan

situasi baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Para suster yunior

diharapkan selalu bertumbuh dan berkembang, oleh karena itu perlu dibimbing

dan diarahkan untuk menemukan nilai-nilai hidup dan spiritualitas yang hakiki.

Maka menurut penulis para suster perlu mendapat pendampingan dan bimbingan

yang tepat dan intensif sehingga mereka semakin memiliki kecakapan dalam

komunikasi antarpribadi dan melalui kemampuan berkomunikasi antarpribadi baik

dengan pembimbing rohani maupun dalam komunitas akan membantu mereka

menjalani panggilan dengan penuh kegembiraan.

Kegiatan bimbingan rohani bagi para suster dilaksanakan oleh seorang

suster atau lebih yang diminta oleh pemimpin umum yang bertanggung jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

6

sebagai pembimbing rohani. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh bimbingan

rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi. Dalam hal ini pembimbing

rohani mempunyai peluang untuk mengikuti perkembangan pribadi para suster

yunior melalui bimbingan rohani yang intensif di samping itu pembimbing rohani

mempunyai tanggung jawab utama sebagai fasilitator untuk membantu

perkembangan para suster dalam mencapai kemampuan komunikasi antarpribadi.

Dari pengamatan awal penulis, para suster yunior kurang memahami arti

bimbingan rohani dan tujuan bimbingan rohani, sehingga banyak di kalangan

yunior kurang memanfaatkan bimbingan rohani sebagai kesempatan untuk

berkomunikasi dengan pembimbing sedangkan pembimbing sering juga bukan

sebagai pribadi yang sungguh-sungguh mendengarkan terbimbing sehingga

kurang membantu terbimbing untuk sampai pada kemampuan komunikasi

antarpribadi. Oleh karena itu penulis ragu apakah para suster yunior sungguh-

sungguh tahu arti dan tujuan bimbingan rohani. Karena bila tidak memahami

esensi dari bimbingan rohani mengakibatkan kurang memanfaatkan bimbingan

rohani sebagai ajang untuk belajar dengan mengkomunikasikan seluruh diri dan

pergulatannya. Bimbingan rohani yang efektif akan membantu suster yunior

dalam memaknai dan mengolah berbagai pergulatan hidup sehingga suster yunior

sungguh mencapai kemampuan dalam komunikasi antarpribadi.

Bimbingan rohani penting bagi para suster yunior karena menjadi sarana

untuk berkomunikasi dengan pembimbing rohani dan merupakan kesempatan bagi

para suster yunior untuk mengungkapkan dirinya dengan jujur dan terbuka kepada

pembimbing rohani baik pengalaman maupun pergulatan dalam menjalani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

7

panggilan sebagai religius dalam hidup sehari-hari. Pertemuan yang intensif

antara suster terbimbing dengan pembimbing rohani akan menjadi efektif apabila

dalam pertemuan terjadi komunikasi yang didasari kepercayaan satu sama lain

dan akhirnya dapat terbuka dan jujur untuk menyampaikan seluruh diri dan

bersama-sama mengolah pengalaman dan pergulatannya dengan baik.

Dalam konteks bimbingan rohani syarat keterbukaan tampak bila suster

terbimbing mengungkapkan dengan jujur dan terbuka akan pengalaman jatuh dan

bangun, suka dan duka dalam menghayati karisma, persaudaraan dalam

komunitas, karya perutusan, hidup doa, ketiga kaul. Pembimbing juga siap dan

terbuka untuk mendengarkan, memberikan peneguhan maupun petunjuk bagi

terbimbing.

Dalam bimbingan rohani unsur percaya sangat mendasar dari kedua belah

pihak yakni dari pihak pembimbing maupun terbimbing. Dengan adanya

kepercayaan dari kedua belah pihak akan muncul keterbukaan dan kejujuran

menyampaikan segala pengalaman dan pergulatan. Akhirnya pengalaman jatuh-

bangun, suka-duka itu dapat diolah bersama dan dimaknai khususnya oleh

terbimbing sebagai bagian dari hidupnya dalam menghayati panggilan.

Kesalingpercayaan akan membuat relasi dan komunikasi antar pembimbing dan

terbimbing dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Seorang pembimbing harus menjadi pendengar yang empatik, karena bila

mendengarkan dengan empatik akan mudah memahami terbimbing. Sikap

mendengarkan dalam bimbingan rohani mutlak perlu karena kesediaan

mendengarkan dengan sungguh-sungguh pengalaman dan pergulatan terbimbing,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

8

baik suka-duka maupun jatuh-bangun dalam menghayati karisma, persaudaraan

dalam komunitas, karya perutusan, hidup doa maupun ketiga kaul. Pembimbing

rohani mampu memahami, menaruh empati, mengarahkannya hingga terbimbing

sungguh menemukan dirinya dan semakin tangguh dalam menjalani

panggilannya.

Seorang pembimbing rohani juga sangat perlu memiliki pemahaman

akan bahasa tubuh (nonverbal) di mana seseorang menyampaikan pesan bukan

dengan kata-kata saja tetapi dengan bahasa tubuh/syarat, misalnya: sorotan mata,

raut muka, senyuman, suara, dan kepalan tangan. Dalam konteks bimbingan

rohani, pembimbing rohani harus mampu menangkap bahasa nonverbal ini karena

yang dihadapi adalah seorang yunior yang bisa jadi mengalami pergulatan batin

yang serius yang mungkin tidak berani atau justru sengaja untuk tidak

diungkapkan. Demikian juga sikap menerima dan mendukung dalam bimbingan

rohani harus pertama-tama ditunjukkan oleh pihak pembimbing yang dipercayai

dapat berperan sebagai “penolong” untuk membantu terbimbing yang telah

mengutarakan pergulatannya dalam menghayati panggilannya.

Sebagaimana disebutkan di atas salah satu aspek dalam pembinaan

melalui bimbingan rohani adalah aspek kepribadian yang bertujuan membantu

para suster untuk mengenal dan menerima diri apa adanya, mampu

mengendalikan diri, memiliki semangat, mampu membangun relasi yang baik

dengan orang lain dalam komunitas maupun di luar komunitas. Aspek kepribadian

ini amat sangat menentukan bagi seorang suster dalam menghayati panggilannya.

Tanpa memiliki kecakapan dalam komunikasi antarpribadi akan sangat sulit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

9

membangun persaudaraan yang sehat dalam komunitas serta menjalankan

perutusannya dengan baik oleh karena itu dalam pembinaan harus dibangun dasar

dan pondasi yang kuat yakni cakap dalam komunikasi antarpribadi.

Pembinaan hidup para suster amat sangat penting demi mutu mereka

sendiri. Seorang suster dituntut menjadi teladan bagi semua orang. Menjadi

teladan berarti mengandaikan seorang suster memiliki kematangan pribadi,

mampu menjalin relasi interpersonal yang sehat. Pada kenyataannya sering sekali

tidak seperti yang diharapkan banyak suster kurang mampu memberikan teladan

yang baik bagi sesama bahkan para suster juga masih sering terlibat dalam

persoalan-persoalan intern di komunitas sendiri; salah paham, curiga, cemburu,

marah, mendiamkan, dan lain-lain. Hal itu barangkali dikarenakan kurangnya

keseriusan dalam membina diri dan juga kekurangberhasilan bimbingan rohani

sebagai ajang belajar dari pembimbing yang dianggap kompeten untuk itu.

Sebagai seorang suster penulis sendiri terbentur dalam sikap demikian,

oleh karena itu hal ini menjadi keprihatinan dalam diri penulis sekiranya para

suster mampu dan cakap dalam komunikasi antarpribadi akan sangat membantu

para suster dalam seluruh gerak hidupnya karena kemampuan menghayati

panggilan justru dimulai dari dalam persaudaraan intern di komunitas. Bilamana

persaudaraan sehat akan sangat membantu menyuburkan para suster dalam

menghayati tugas pelayanan mereka dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu

penulis tergerak untuk meneliti seberapa besar pengaruh pembinaan dalam hal ini

bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

10

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapatlah

diidentifikasi beberapa pokok permasalahan yang umum, yaitu:

1. Rendahnya pemahaman akan bimbingan rohani.

2. Pembimbing rohani masih kurang memiliki kualitas baik

3. Kurangnya keteladanan dari suster senior maupun medior

4. Komunitas belum menjadi tempat persemaian bagi panggilan yang baru dalam

diri yunior

5. Kesulitan dalam membuka diri dari pihak terbimbing dihadapan pembimbing

rohani.

6. Kurangnya komunikasi yang baik antara terbimbing dan pembimbing.

7. Para suster belum memiliki kecakapan komunikasi antarpribadi.

8. Mudahnya para suster memilih jalan pintas termasuk berubah haluan.

9. Sulit membuat komitmen.

10. Sikap Individualisme.

C. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat luasnya permasalahan yang teridentifikasi dan keterbatasan

penulis baik dari segi waktu dan kemampuan maka pada skripsi ini masalah

dibatasi pada pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi

antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah

kongregasi suster Fransiskan Santa Lusia Pematang Siantar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

11

D. RUMUSAN PERMASALAHAN

Dari uraian di atas ada beberapa hal yang ingin dicermati lebih lanjut

sehingga pada akhirnya menjadi titik awal dari penulisan ini. Adapun masalah

yang ingin dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bimbingan rohani para suster yunior dan yang berkaul kekal

lima tahun ke bawah dalam KSFL?

2. Bagaimanakah komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul

kekal lima tahun ke bawah dalam KSFL?

3. Seberapa besar pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan

berkomunikasi antarpribadi para suster para suster yunior dan yang berkaul

kekal lima tahun ke bawah dalam KSFL?

E. TUJUAN PENELITIAN

Maksud diadakannya penelitian ini untuk memperoleh data dan informasi

mengenai pengaruh bimbingan rohani bagi kemampuan komunikasi antarpribadi

para suster. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan bimbingan rohani para suster yunior dan yang berkaul kekal

lima tahun ke bawah dalam KSFL.

2. Mendeskripsikan kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah dalam KSFL

3. Mengetahui besarnya pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan

komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun

ke bawah dalam KSFL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

12

F. MANFAAT PENULISAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para suster baik

pembimbing maupun terbimbing, peneliti sendiri maupun peneliti lain.

1. Bagi para suster

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para suster untuk menyadari

pentingnya meningkatkan efektivitas bimbingan rohani dalam rangka mencapai

kemampuan komunikasi antarpribadi para suster Kongregasi Suster Fransikan

Santa Lusia.

2. Bagi para pembimbing rohani

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan kepada pembimbing

rohani dalam rangka meningkatkan efektivitas bimbingan rohani.

3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi peneliti lain yang ingin

mendalami bimbingan rohani dalam rangka membantu kemampuan komunikasi

antarpribadi.

G. METODE PENULISAN

Tulisan ini dikembangkan melalui penelitian lapangan yakni dengan

mengumpulkan, memaparkan, dan menganalisis data dari permasalahan yang ada

serta menarik kesimpulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

13

H. SISTEMATIKA PENULISAN

1. BAB I Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, identifikasi

masalah, pembatasan masalah, rumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II Menguraikan tentang bagaimanakah bimbingan rohani dan

bagaimanakah kemampuan komunikasi antarpribadi.

3. BAB III Mengenai metodologi penelitian pengaruh bimbingan rohani bagi

kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan kaul kekal usia

lima tahun Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia yang meliputi jenis

penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan

sampel, teknik dan instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.

4. BAB IV Uraian tentang hasil analisis pengaruh bimbingan rohani terhadap

kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan kaul kekal usia

lima tahun Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia berdasarkan hasil analisis

pada bab III.

5. BAB V penulis ingin menegaskan kembali intisari dari skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Pada bagian ini, penulis akan mendalami tentang konsep dan teori

bagaimana pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi

antarpribadi. Pada dasarnya, bimbingan rohani mengantar seorang terbimbing

untuk semakin matang secara pribadi, baik dalam aspek manusiawi maupun dalam

aspek rohani (spiritual). Dengan semakin matang dalam tataran manusiawi dan

spiritual, diandaikan kemampuan seorang terbimbing dalam komunikasi

antarpribadi juga semakin baik.

A. BIMBINGAN ROHANI

Bimbingan rohani bukanlah pembicaraan yang biasa antara dua pribadi.

Bimbingan rohani merupakan suatu sarana dalam proses pembinaan seorang

religius untuk bertumbuh dan berkembang dalam penghayatan hidup religiusnya.

Pada bagian ini akan diuraikan tentang: 1) pengertian dan tujuan bimbingan

rohani, 2) Prinsip-prinsip bimbingan rohani, 3) model-model bimbingan rohani, 4)

peranan pembimbing rohani.

1. Pengertian dan Tujuan Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani adalah hubungan tetap antara dua orang di mana yang

satu mencari pengaruh dari yang lain dalam perkembangan hidup rohani.

Pengaruh itu ditujukan kepada kedewasaan rohani yaitu kepada kedewasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

15

pribadi di mana orang dapat dengan sadar dan bebas melaksanakan diri menurut

nilai-nilai manusiawi yang sekaligus menjadi norma dan daya penarik baginya.

Nilai dan norma itu tidak dipelajari secara teoritis tetapi dalam hubungan pribadi

dengan pembimbing (Jacobs, 1973: 15-16)

Bimbingan rohani merupakan interaksi atau pembicaraan antarpribadi,

yang terjadi antara pembimbing dan orang yang dibimbing (terbimbing). Dalam

hidup religius, perhatian utama dalam bimbingan rohani adalah untuk memahami

panggilan yang khusus dari Allah, yang secara personal menyapa orang yang

dibimbing (Darminta 2006: 19). Bimbingan rohani membantu terbimbing untuk

bertumbuh dalam iman dan mengalami keakraban komunikasi dengan Tuhan,

bagaimana Tuhan hadir dan berkarya dalam hidupnya. Bimbingan rohani menjadi

sarana merefleksikan Tuhan yang hadir dan berkarya dalam hidup terbimbing

(Darminta 2006: 21).

Proses pembicaraan antarpribadi dalam bimbingan rohani terarah pada

pertumbuhan dan perkembangan pribadi terbimbing secara utuh, khususnya

pertumbuhan hidup rohaninya. Bimbingan rohani teristimewa membantu

terbimbing masuk ke dalam pengalaman rohani, yaitu pengalaman akan anugerah

rahmat dalam pengalaman hidup harian. Dengan bimbingan rohani, seorang

terbimbing dibantu untuk mengalami kehadiran Allah dalam segala peristiwa

hidupnya. Bimbingan rohani mengarahkan hidup konkret dan aktual terbimbing

agar sesuai dengan orientasi dasar hidup kristiani (Darminta, 1993: 250-251).

Orang yang mendapat bimbingan rohani diharapkan menjadi akrab

dengan Tuhan melalui doa dan mampu mengadakan pembedaan roh. Pembedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

16

roh tersebut memampukannya dalam mengambil keputusan. Bimbingan rohani

membantu terbimbing semakin mampu mengenal suasana hati dan jiwanya dan

memahami tindakan Allah atas hidup atau panggilannya. Bimbingan rohani juga

menolong terbimbing semakin mengenali diri secara baik, menyadari apa yang

menjadi kekuatan maupun kelemahan dirinya, serta dapat menerima diri apa

adanya, sebagaimana Tuhan menerimanya. Adapun tujuan utama bimbingan

rohani adalah pertumbuhan iman melalui keakraban komunikasi dengan Tuhan.

Tuhan yang selalu hadir dan berkarya dalam hidupnya. Maka bimbingan rohani

menjadi sarana untuk merefleksikan kehadiran Tuhan dalam hidupnya setiap hari

(Darminta, 2006: 21).

2. Prinsip-prinsip Bimbingan Rohani

Praktek bimbingan rohani memuat sejumlah prinsip penting. Pada bagian

ini akan diuraikan sejumlah prinsip penting dalam praktek bimbingan rohani.

Sejumlah prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Komunikasi Pribadi

Dalam bimbingan rohani terjadi suatu komunikasi konkret pribadi antara

dua orang dalam iman demi kedewasaan rohani terbimbing. Dalam bimbingan

rohani komunikasi antarpribadi merupakan syarat mutlak karena bimbingan

rohani dilaksanakan dalam komunikasi antarpribadi. Dikatakan bimbingan rohani

bila yang dibicarakan hidup rohani terbimbing dan pembimbing yang berlangsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

17

secara periodik atau terus menerus dalam kurun waktu tertentu sampai terbimbing

memiliki kedewasaan rohani (Jacobs, 1973: 36-37).

b. Berdasarkan Pandangan Iman

Bimbingan rohani adalah komunikasi antarpribadi dalam iman.

Pembicaraan harus diarahkan pada hidup yang konkret dan hidup konkret dilihat

dalam rangka iman. Ciri bimbingan rohani yang paling hakiki adalah pengarahan

iman kepada hidup yang konkret dan riil dalam arti pelaksanaan iman bukan

teorinya (Jacobs, 1973: 37-38).

c. Sharing

Dalam bimbingan rohani pembimbing dan terbimbing saling membuka

diri dan saling mengkomunikasikan pengalaman iman. Sharing ini mengandaikan

adanya komunikasi antarpribadi. Sharing pengalaman satu dengan yang lain

selalu dilandaskan pada pengenalan dan kesalingpercayaan antar kedua belah

pihak baik terbimbing maupun pembimbing (Jacobs, 1973: 38-39).

d. Membimbing

Dalam bimbingan rohani ada perbedaan antara yang dibimbing dan yang

membimbing. Orang yang membimbing harus lebih unggul dari pada yang

mereka bimbing. Pembimbing harus memiliki pengetahuan dan pengalaman

rohani melebihi orang yang dibimbing dan keunggulan itu dapat membantu

terbimbing. Namun demikian bukan berarti terbimbing sama sekali belum dewasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

18

namun sudah mengarah ke sana karena dalam kenyataan demikian baru mungkin

ada komunikasi antarpribadi antara yang dibimbing dan yang membimbing

(Jacobs, 1973: 40-41).

3. Model-model dalam Bimbingan Rohani

Ada sejumlah model dalam bimbingan rohani. Sejumlah model tersebut

antara lain 1) bimbingan rohani menurut isinya, 2) bimbingan rohani menurut

pelaksanaannya, dan 3) bimbingan rohani menurut situasi konkret dan kebutuhan

orang yang dibimbing.

a. Bimbingan Rohani menurut Isinya

Bimbingan rohani dapat dijalankan sesuai dengan panggilan dan

kedudukan seseorang dalam kerohanian kristiani, yakni dalam rangka hidup

menggereja. Di dalam hidup menggereja ada pola hidup sebagai awam, imam dan

biarawan-biarawati. Kedudukan yang berbeda itu tentu saja akan membedakan

bimbingan yang terjadi. Di bawah ini akan dijelaskan ketiga jenis bimbingan

tersebut.

1) Bimbingan bagi Para Awam

Bimbingan rohani bukan khas religius namun juga bagi semua umat

kristiani. Kaum awam juga diandaikan mempunyai pembimbing rohani karena

hidup rohani perlu ditingkatkan oleh semua orang kristiani dan bukan hanya

mereka yang terpanggil menjadi religius. Namun pada kenyataan kaum awam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

19

kurang menggunakan kesempatan itu mungkin karena mereka kurang mengetahui

atau karena tingkat kesibukan baik umat sendiri maupun gembala yang memiliki

otoritas untuk membimbing umatnya. Sekarang ini yang terjadi dalam bimbingan

awam atau tepatnya pembinaan umat bersifat kolektif baik ditingkat lingkungan,

wilayah maupun paroki. Hal ini pun kurang menyentuh aspek perkembangan

hidup rohani umat secara pribadi karena tema yang dibicarakan lebih bersifat

umum dan kadang-kadang konteks yang berkaitan dengan pengelolaan paroki.

Oleh karena itu umat perlu disadarkan akan perlunya memiliki pembimbing

rohani selain mereka harus tekun dan setia mengikuti perayaan Ekaristi, menerima

sakramen tobat, serta mengikuti pengajaran agama, rekoleksi, retret dan bacaan

rohani (Jacobs, 1973: 86).

2) Bimbingan bagi Para Imam

Pembinaan rohani berhubungan erat dengan pendidikan intelektual dan pastoral dengan bantuan pembimbing rohani sehingga para seminaris belajar hidup dalam persekutuan mesra dan terus menerus dengan Bapa melalui putera-Nya Yesus Kristus. Karena ditahbiskan mereka harus menjadi secitra dengan Kristus sang Imam, maka hendaknya juga dalam hidup persekutuan akrab yang meliputi seluruh hidup mereka membiasakan diri sebagai sahabat berpaut pada-Nya. Hendaknya mereka diajak mencari Kristus dengan setia merenungkan sabda Allah, dalam keakraban yang aktif dengan misteri-misteri suci Gereja, terutama dalam Ekaristi dan ibadat harian. Penting juga para seminaris belajar hidup menurut doa, Injil, makin bertambah teguh dalam iman, harapan, dan cinta kasih, supaya dalam mengamalkannya mereka memperoleh semangat doa, peneguhan serta perlindungan bagi panggilan mereka. Kekuatan bagi keutamaan-keutamaan lain, dan supaya makin bertumbuhlah semangat mereka untuk memperolehkan semua orang bagi Kristus (Optatam Totius, artikel 8)

Panggilan menjadi imam adalah panggilan untuk mengikuti Kristus.

Sebagaimana para Rasul, para imam juga dipanggil untuk tinggal bersama,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

20

berjalan bersama, dan berkarya bersama Kristus. Untuk itu, bimbingan yang

intensif bagi para imam sangat perlu, sehingga lambat laun mereka dapat hidup

dan berkarya sebagaimana Tuhan Yesus. Bimbingan bagi para imam bertujuan

untuk membangun kesatuan dan persahabatan yang mendalam dengan Yesus

sendiri. Dalam bimbingan, para imam dihantar untuk sampai pada jawaban akan

pertanyaan Yesus, “Apakah engkau mencintai Aku?” Para imam dalam hal ini

diarahkan pada semangat pemberian diri secara total kepada Allah. Adapun

bidang-bidang bimbingan bagi para imam adalah bidang manusiawi, bidang

rohani, bidang intelektual, dan bidang pastoral dan bidang hidup bersama/cinta

persaudaraan.

a) Bidang Manusiawi

Imam sebagai gambaran Kristus yang hidup harus tetap berusaha

mencerminkan di dalam dirinya kesempurnaan manusiawi yang telah tampak

dahulu dalam diri Sang Sabda yang menjadi daging. Kualitas ini mengandaikan

bahwa imam sendiri harus bertumbuh dalam kepribadian manusiawi sedemikian

rupa sehingga bisa menjadi jembatan bagi sesama untuk sampai kepada Yesus

penyelamat. Dan seperti Yesus, ia mesti mampu memahami kedalaman hati

sesama, menangkap masalah dan kesulitan mereka, mudah berjumpa dan

berdialog, mampu menciptakan kepercayaan dan kerjasama. Jadi, pertumbuhan

dan pemenuhan pribadi imam bukan hanya untuk pemenuhan diri tetapi demi

finalitas tugas pelayanannya. Finalitas tersebut menuntut kualitas: pribadi yang

seimbang, tangguh dan bebas. Mampu menanggung beban tanggung jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

21

pastoral, terdidik dalam mencintai kebenaran, loyal, hormat terhadap setiap

pribadi, punya kepekaan akan keadilan, benar dalam kata-katanya, solider, utuh,

seimbang dalam penilaian dan perilaku (Mardi Prasetyo, 2001: 128-131).

b) Bidang Rohani

Dalam bidang rohani ini, imam harus sampai pada kesatuan dengan

Yesus membawa penyerahan diri total pada Roh dalam semangat keputeraan

terhadap Bapa dan ikatan penuh kepercayaan terhadap Gereja. Adapun pokok-

pokok dan tuntutannya adalah:

(1) Nilai dan tuntutan kesatuan hidup yang mendalam dengan Kristus. Kesatuan

yang didasarkan pada sakramen baptis dan selalu disegarkan dalam sakramen

Ekaristi.

(2) Nilai dan tuntutan ketekunan untuk mencari Yesus. Ditekuni melalui

pengembangan hidup kontemplatif, ambil bagian secara aktif dalam misteri

kudus Gereja dan memperhatikan orang-orang kecil, lemah dan tertindas.

(3) Nilai dan tuntutan hidup doa dan lectio Divina. Tekun membaca dan

merenungkan Kitab Suci serta membaca kehadiran Allah dalam hidup. Juga

doa-doa yang personal

(4) Nilai dan tuntutan keheningan sebagai suasana rohani untuk menyadari

kehadiran Allah dan menjadi ciri man of God yang akan membantu umat

sampai pada Bapa.

(5) Nilai dan tuntutan Ekaristi, yang akan membawa kita pada disposisi batin

yang memancarkan: syukur atas segala rahmat, persembahan diri bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

22

persembahan Kristus, keutamaan cinta kasih, devosi serta kerinduan akan

kesatuan dengan Yesus yang hadir dalam Ekaristi.

(6) Nilai keindahan dan kegembiraan Sakramen Tobat. Perasaan kecukupan

dewasa ini membawa orang pada kesombongan yang mengaburkan makna

rekonsiliasi dan pembaruan hidup di hadapan Tuhan.

(7) Nilai dan tuntutan mencari Kristus dalam sesama. Kesatuan yang mendalam

dengan Tuhan akan mendorong kita untuk membagikan cinta kasih kepada

sesama, dan cinta kasih ini perlu diintegrasikan di dalam pembinaan ketaatan,

kemiskinan, dan selibat.

(8) Nilai dan tuntutan hidup selibat yang harus diketahui, dihargai, dicintai, dan

dihayati seturut hakikat dan tujuannya yang sejati demi kerajaan Allah. Maka

harus disajikan secara jelas, positif tanpa ambivalensi (Mardi Prasetyo, 2001:

131-134).

c) Bidang Intelektual

Pembinaan dalam hal intelektual adalah dasar yang membantu imam

ambil bagian dalam sinar terang Allah agar menjadi bijaksana. Pada zaman

sekarang bidang intelektual ini sangat dituntut guna mewartakan Injil secara baru.

Kemajuan zaman dan ilmu teknologi menjadi tuntutan juga agar para imam dapat

berdialog dengan arus zaman dan sedapat mungkin membantu meletakkan arah

yang benar pada setiap perkembangan ilmu dan teknologi. Hanya melalui

pergumulan manusia dewasa ini, para imam dapat tampil menghadirkan Injil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

23

Yesus Kristus secara lebih meyakinkan dan dipercaya juga dalam level penalaran

manusia (Mardi Prasetyo, 2001: 134-135).

d) Bidang Pastoral

Seluruh pembinaan baik manusiawi, rohani dan intelektual dalam diri

seorang imam diarahkan untuk tujuan khas pastoral. Pembinaan pastoral ini

diharapkan berkembang melalui refleksi yang matang dan penerapan yang praktis

(Mardi Prasetyo, 2001: 135-136).

e) Bidang hidup Bersama/ cinta persaudaraan

Para Imam sebagaimana semua orang adalah mahluk sosial yang harus

berelasi dengan orang lain dan dalam kebersamaan dengan orang lain mereka

dapat bertumbuh dan berkembang. Mereka juga akan menikmati kebahagiaan

dalam hidup bersama dalam komunitas. Cinta persaudaraan diantara para imam

adalah harta yang sangat bernilai disebuah keuskupan atau rumah religius, senjata

paling ampuh melawan kejahatan, kekuatan paling tangguh untuk kebaikan. Cinta

persaudaraan menghasilkan kekudusan yang lebih besar, cinta persaudaraan

menghasilkan hidup sehat yang lebih baik. Cinta persaudaraan menghasilkan

ketenangan jiwa yang lebih besar. Cinta persaudaraan menciptakan sebuah iklim

yang sehat untuk berkembang dalam kekudusan, dalam ketenangan jiwa, dan

kesejahteraan fisik. Cintailah satu dengan yang lain sabda Tuhan “seperti aku

telah mencintai kamu” ini adalah hukum adikodrati pewahyuan Kristus sebuah

pembebasan baru yang ia inginkan menjadi tanda orang-orang terpilihnya yakni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

24

yang pertama pada para imam, karena kepada para imam Ia pertama-tama

mewahyukannya. karena itu cinta, apakah itu kodrati ataupun adikodrati, adalah

makanan yang paling penting yang menghasilkan kebaikan dalam suasana yang

sehat dan suci. Cinta persaudaraan membutuhkan pengertian, hormat terhadap

orang lain, suatu penghormatan yang lahir dari iman (Breire, 2003: 38-42).

3) Bimbingan bagi Para Biarawan-Biarawati

Pembaruan tarekat-tarekat yang sesuai sangat tergantung dari pembinaan para anggota. Oleh karena itu perlu pembinaan mereka dibidang religius maupun kerasulan, begitu pula pendidikan pengetahuan maupun kejuruan, termasuk pula untuk mendapat ijazah yang diperlukan. Tetapi penyesuaian hidup religius dengan tuntutan-tuntutan zaman kita sekarang hendaknya jangan melulu bersifat lahiriah. Untuk maksud itu hendaknya mereka-sesuai dengan bakat-kecerdasan dan watak-perangai pribadi masing-masing diberi pendidikan secukupnya tentang cara-cara hidup dan cara-cara berpandangan serta berpikir dalam masyarakat sekarang. Untuk itu para pemimpin hendaknya sedapat mungkin menciptakan kemungkinan serta mengusahakan bantuan dan waktu bagi mereka. Termasuk tugas para pemimpin juga: mengusahakan supaya moderator, para pembimbing rohani dan para dosen dipilih dengan sangat cermat dan disiapkan dengan sungguh baik (Perfectae Caritatis, artikel 18)

Bimbingan bagi religius dimaksudkan untuk hidup menurut semangat

Injil. Hidup menurut nasihat Injil berarti hidup yang diisi oleh cinta Kristus,

nasihat Injil untuk mengubah dunia. Dengan mengikrarkan ketiga kaul, setiap

religius dijadikan bebas untuk Allah dari ikatan afeksi, milik dan kekuasaan.

Maka kaul perlu disetiai agar tidak mudah terjebak godaan zaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

25

a) Keperawanan

Cinta kepada Tuhan dengan hati yang tidak terbagi. Berarti hubungan

dengan Tuhan melalui Kristus dalam Roh Kudus menjadi pusat dalam hidup

afeksi kita. Selibat ini langsung menyentuh kecenderungan yang lebih dalam dari

kodrat kemanusiaan kita. Keperawanan membebaskan hati manusia sedemikian

rupa hingga membakar hatinya semata-mata dengan cinta kepada Tuhan dan

sesama. Pembinaan hidup perawan punya tujuan-tujuan sebagai berikut:

(1) Bersyukur dan bergembira karena dipanggil Kristus secara pribadi.

(2) Membangun semangat rekonsiliasi, bimbingan rohani rutin, dan semangat

cinta persaudaraan dalam komunitas.

(3) Mewujudkan buah-buah keperawanan dalam bentuk kesuburan hidup rohani

dan karya pelayanan.

(4) Menciptakan suasana hidup penuh kepercayaan antara terbimbing dan

pembimbing. Pembimbing selalu siap sedia mendengarkan dengan penuh

kasih apa pun yang diungkapkan terbimbing dalam bimbingan, berusaha

menerangi dan menyemangati terbimbing.

(5) Mencoba bertindak bijaksana dalam komunikasi dan pergaulan antarpribadi

agar menghindari bahaya (Mardi Prasetyo, 2001: 92-94).

b) Kemiskinan

Penghayatan kemiskinan sebagaimana Kristus yang miskin dalam

kepemilikan maupun semangat, hidup kerja keras sebagaimana orang miskin,

yang terbatas dalam penggunaan barang-barang. Kepekaan terhadap suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

26

kemiskinan di sekitarnya entah yang dialami oleh seseorang maupun kelompok

mestinya menumbuhkan keprihatinan dan pemilihan gaya hidup sederhana

dengan sikap lepas-bebas yang bersumber dari dalam batinnya (Mardi Prasetyo,

2001: 94-95).

c) Ketaatan

Ketaatan pertama-tama dihunjukkan kepada Allah dan bukan kepada

manusia namun Gereja mengakui bahwa orang-orang yang berkaul harus taat

kepada pemimpin sebagai wakil Allah yang sah. Ketaatan dapat dipahami sebagai

penyerahan kehendak kepada pemimpin sebagai wakil Allah. Ketaatan sama

sekali bukan perendahan martabat manusia karena ketaatan ini murni sarana

dalam mengikuti Kristus yang taat pada kehendak Bapa (Mardi Prasetyo, 2001:

96-97).

b. Bimbingan Rohani menurut Pelaksanaan dan Prosesnya

Model bimbingan rohani menurut bentuk pelaksanaannya dapat dibagi

dalam tiga macam, 1) bimbingan yang edukatif dan informatif, 2) bimbingan yang

kebapaan dan keibuan, 3)bimbingan rohani dalam persahabatan, 4)Proses

pelaksanaan.

1) Bimbingan yang Edukatif dan Informatif

Bimbingan ini dicirikan oleh banyaknya pengajaran dan informasi yang

diberikan oleh pembimbing terhadap terbimbing. Model ini diberikan bagi mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

27

yang masih tahap pemula yakni pada masa aspiran, postulan dan novis. Peran

pembimbing rohani sangat menonjol dengan memberikan informasi dalam

berbagai ajaran misalnya ajaran teologis, ajaran moral maupun rohani. Dalam

model ini pembimbing cenderung bersifat otoritatif. Tujuan utama bimbingan

model ini adalah untuk mengajar dan mendidik terbimbing agar memahami

panggilan kristiani maupun panggilan hidup religius (Darminta, 2006: 23).

2) Bimbingan yang Kebapaan atau Keibuan

Dalam model ini hubungan keduanya bisa terarah pada relasi antara bapa

atau ibu dengan anak rohani. Dalam relasi demikian dapat terjadi hubungan

afektif yang mendalam hingga kepersahabatan rohani yang sejati. Model

bimbingan ini cocok bagi tahap pemula maupun suster yunior karena pada

kenyataan semua orang yang masih dalam tahap pembinaan membutuhkan sosok

pembimbing yang kebapaan maupun keibuan (Darminta, 2006: 23-24).

3) Bimbingan Rohani dalam Persahabatan

Model ini terjadi antara dua orang yang sudah dewasa. Ciri kedewasaan

misalnya mempunyai hati nurani yang cukup terdidik, merdeka dan

bertanggungjawab menjadi dasar antara orang yang membimbing dan orang yang

dibimbing. Ada perbedaan dalam kompetensi namun tidak ada rasa lebih dari

pihak yang membimbing. Dasar untuk membangun hubungan adalah cinta

persaudaraan antara anak-anak Allah. Orang yang membimbing bersedia melayani

dan membantu saudaranya dalam menumbuhkan dan memperkembangkan hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

28

rohani. Dalam hubungan ini ada saling hormat, saling terbuka, dan saling

mempercayai. Pembimbing menjadi sahabat dan penunjuk jalan dalam perjalanan

hidup rohani orang yang dibimbing. Bimbingan ini cocok untuk yunior, medior

maupun senior (Darminta, 2006: 22-25).

4) Proses Bimbingan Rohani

Proses bimbingan rohani hampir sama dalam setiap bentuk bimbingan

menurut pelaksanaan ini yakni terdiri dari tiga bagian; 1) bagian pembuka, 2)

bagian inti dan 3) bagian penutup. Namun ada perbedaan pada bagian inti. Di

bawah ini akan dijelaskan secara singkat ketiga bagian tersebut.

(a) Pembuka

Pada bagian pembuka ini selalu diawali dengan menciptakan suasana

yang enak dan rileks (tidak tegang) tempat duduk dalam posisi nyaman untuk

bicara, ruangan yang mendukung, maupun sikap ramah dari pembimbing yang

menciptakan suasana nyaman bagi terbimbing. Setelah merasa cukup rileks bagi

kedua belah pihak pembimbing akan memulai dengan doa singkat.

(b) Inti

(1) Bentuk bimbingan yang Edukatif dan Informatif

Pada bagian inti ini, pada proses pembimbing yang memberikan

sejumlah ajaran baik teologis maupun moral dan hal-hal yang mendukung kepada

kedewasaan pribadi maupun rohani (spiritual). Meskipun demikian tidak berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

29

bimbingan ini melulu pengajaran namun tetap memperhatikan kebutuhan konkret

dari terbimbing.

(2) Bentuk bimbingan yang Kebapaan dan Keibuan

Proses bimbingan terjalin dengan cukup rileks dan terbuka karena relasi

afeksi yang terjadi diantara pembimbing dan terbimbing. Pembicaraan akan

mudah mengalir sampai pada hal-hal yang pribadi karena masing-masing

memiliki kepercayaan yang tinggi satu sama lain. Meskipun kedudukan berbeda

misalnya antara senior (pembimbing) dan yunior (terbimbing) namun komunikasi

mereka mendalam. Kemendalaman tersebut dapat dilihat dari sikap terbuka dan

jujur, akan seluruh pergulatan hidup terbimbing dan pembimbing hadir sebagai

ibu atau bapak rohani yang membantu mereka untuk semakin mengenal dan

menerima diri serta menerima orang lain dalam kelebihan dan kekurangannya

sehingga memungkinkan terbantunya terbimbing mencapai kedewasaan rohani.

(3) Proses Inti dalam Bimbingan Rohani bentuk Persahabatan

Pada proses inti ini terjadi komunikasi dari hati ke hati. Maka bisa

dibayangkan pembimbing dan terbimbing luwes untuk membicarakan hal-hal

yang mereka pandang perlu untuk dikomunikasikan yang bertujuan kepada

kedewasaan pribadi dan rohani (spiritual) mereka.

(c) Penutup

Pada bagian penutup selalu akan diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh

terbimbing sebagai kesempatan untuk merangkumkan seluruh isi bimbingan

rohani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

30

c. Bimbingan menurut Situasi Konkret dan Kebutuhan Orang yang

Dibimbing

Bimbingan rohani diberikan sesuai dengan kebutuhan konkret orang

seperti: 1) bimbingan kepada kaum muda, 2) bimbingan kepada keluarga, 3)

bimbingan bagi orang yang mengatasi krisis hidup, 4) bimbingan bagi orang yang

akan menentukan jalan panggilan hidup (Darminta, 2006: 25).

1) Bimbingan bagi Kaum Muda.

Bimbingan ini memperhatikan kebutuhan-kebutuhan kaum muda berupa

nilai-nilai yang dianut kaum muda, tingkat penghayatan iman dalam hidup kaum

muda, tingkat keterbukaan kaum muda akan anugerah rahmat Allah yang

bertujuan pada pengembangan kepekaan akan kehidupan yang relasional yang

mencerminkan kedalaman tanggung jawab dan cinta terhadap orang lain:

keluarga, teman (Shelton, 1988: 54).

2) Bimbingan bagi Keluarga

Keluarga adalah seminarium, persemaian hidup, nilai dan iman;

cerminan kasih Kristus kepada Gereja. Keluarga amat penting, oleh karena itu

menjadi alamat kasih bimbingan. Keluarga adalah komunitas pertama dan asal

mula keberadaan setiap manusia dan merupakan persekutuan pribadi-pribadi

(comunio personarum) yang hidupnya berdasarkan dan bersumber pada

cintakasih. (Konferensi Waligereja Indonesia, 2011: 10). Keluarga menjadi tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

31

asal dan upaya efektif untuk membangun masyarakat yang manusiawi dan rukun.

Oleh karena itu, keluarga Katolik diharapkan dapat menyumbangkan keutamaan-

keutamaan dan nilai-nilai Katolik yang dimiliki dan dihayatinya (KWI, 2011: 18).

3) Bimbingan bagi Orang yang Mengatasi Krisis Hidup

Hampir semua orang pernah menghadapi yang namanya krisis dalam

perjalanan hidupnya entah itu krisis komunikasi, krisis kepercayaan diri dll. Krisis

merupakan saat sulit bagi mereka yang sedang mengalaminya dan seringkali

membutuhkan bantuan dari mereka yang memiliki pengalaman dan pengetahuan

untuk menolong mereka menangani krisis yang sedang dialami seseorang itu

sehingga ia bisa keluar dari krisis itu dan belajar dari pengalaman tersebut.

4) Bimbingan bagi Orang yang akan Memilih Panggilan Hidup

Dalam konteks Gereja Katolik ada beberapa jenis status yang biasa

disebut sebagai panggilan hidup misalnya panggilan menjadi Imam, biarawan-

biarawati, berkeluarga atau memilih hidup sendiri tidak menjadi Imam dan

biarawan-biarawati tetapi juga tidak menikah (berkeluarga) namun mereka

bekerja dengan giat dalam bidang sosial. Semua jenis panggilan di atas dipandang

baik karena itulah banyak orang mengalami kebingungan untuk menentukan

pilihan yang tepat dan sesuai dengan dirinya. Orang yang dalam kondisi

kebingungan membutuhkan bantuan dan pertolongan guna menemukan status atau

pilihan hidup, oleh karena itu orang dalam kondisi ini perlu dibantu agar dapat

keluar dari situasi kebingungan yang sedang di alami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

32

4. Peranan Pembimbing Rohani

Pembimbing rohani harus melaksanakan bimbingan dalam rangka hidup

menggereja dan atas nama gereja, maupun demi pelayanan bagi orang yang

dibimbing. Karena kehadirannya merupakan kehadiran yang personal, maka

bimbingan rohani juga mencakup suatu proses kesatuan hidup dalam Kristus.

Adapun peranan pembimbing adalah:

a. Membimbing

Orang yang membimbing harus lebih unggul dari pada yang mereka

bimbing, misalnya harus memiliki pengetahuan dan pengalaman rohani melebihi

orang yang dibimbing dan kelebihan itu dapat membantu terbimbing tersebut,

namun demikian bukan berarti terbimbing sama sekali belum dewasa tetapi sudah

mengarah kesana, dan dalam kenyataan demikian baru mungkin ada komunikasi

antarpribadi antara pembimbing dan terbimbing.

b. Sahabat dan Teman Perjalanan

Pembimbing rohani hadir sebagai sahabat dan teman perjalanan bagi

orang yang dibimbing, ia menjadi orang yang penuh perhatian, mendengarkan,

bersikap empatik terhadap orang yang dibimbing, dengan demikian pembimbing

rohani bukanlah penentu jalan hidup bagi orang yang dibimbing. Dia menjadi

sahabat yang menemani dan membantu perjalanan hidup orang itu, sebagai

sahabat pembimbing rohani diharapkan dapat mengenal, mengetahui keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

33

orang yang ditemani dan membantu perjalanan iman terbimbing (Darminta, 2006:

36).

c. Penopang

Seorang pembimbing rohani sudah memiliki pengalaman hidup bersama

Allah, ia mengenali kehadiran Allah dalam setiap pengalamannya. Berdasarkan

pengalaman itu pula ia mampu menopang orang yang dibimbing sehingga selalu

mampu memusatkan hidupnya kepada Allah. Menopang juga dalam arti

mempermudah orang yang dibimbing dalam penghayatan hidup bersama Allah

dalam hidup konkret setiap hari. Terbimbing diharapkan sampai pada pengalaman

iman yang personal, konkret dan historis dan menghayatinya secara otentik lewat

penegasan rohani, yang dilakukan dalam suasana doa dan refleksi rohani, yang

menumbuhkan percakapan dari hati ke hati dengan Allah (Darminta, 2006: 36).

d. Teladan

Seorang pembimbing rohani adalah orang yang bergaul erat dengan

Allah serta memiliki pengalaman dalam penghayatan imannya, mengenal gerakan

roh dan seorang pendoa sejati. Pembimbing juga harus memiliki kemampuan

untuk membantu orang lain masuk kedalam pergaulan dengan Allah. Walaupun

kita sadari bahwa pembimbing rohani itu juga adalah suatu karunia roh atau suatu

karisma.

Seorang pembimbing harus mampu membangun hubungan secara

merdeka, terbuka dan penuh penghargaan maupun hormat kepada orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

34

dibimbingnya, artinya bahwa orang yang dibimbing semakin mengenal dirinya

secara mendalam, tetapi bukan diri yang tertutup melainkan diri yang terbuka

kepada roh. Kehadiran personal ini merupakan komunikasi dalam iman.

Komunikasi ini biasanya terjadi dengan adanya wawancara, yang sifatnya lebih

memperjelas kesatuan hidup itu sendiri. Dengan demikian wawancara/sharing

merupakan bagian sentral dalam bimbingan rohani. Karenanya, bimbingan rohani

juga mengandaikan suatu seni wawancara. Kemampuan wawancara merupakan

tuntutan mutlak dari seorang pembimbing (Darminta, 2006: 37).

B. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

Pada bagian ini akan diulas sejumlah hal, antara lain 1) pengertian

komunikasi secara umum, 2) Unsur-unsur komunikasi, 3) pengertian komunikasi

antarpribadi, 4) Syarat-syarat terjadinya komunikasi, 5) Tingkatan komunikasi.

1. Pengertian Komunikasi secara Umum

Kata komunikasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti

dengan, bersama dengan, dan unus yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari

kedua kata ini terbentuk kata benda communio dan dalam bahasa Inggris menjadi

communion yang berarti kebersamaan, persekutuan, gabungan, pergaulan,

hubungan. Untuk ber-communio dibutuhkan usaha dan kerja, dari kata itu dibuat

kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang,

memberikan sebagian kepada seseorang, tukar-menukar, membicarakan sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

35

kepada seseorang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap,

bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Proses dalam komunikasi adalah proses

penyampaian pikiran atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain

(komunikan) (Agus M. Hardjana, 2003: 10). Harold Laswell dalam karyanya ”The

Structure and Function of Communication in Society” mengartikan bahwa

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Steven J. Stein, Ph.D dan Howard E. Book, M. D. dalam bukunya yang

berjudul Ledakan EQ (2000: 165) mengungkapkan bahwa komunikasi

antarpribadi adalah kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling

memberi serta menerima kasih sayang. Keterampilan menjalin hubungan

antarpribadi yang positif dicirikan oleh kepedulian kepada sesama. Hal-hal yang

dibutuhkan dalam memelihara komunikasi antarpribadi yang baik:

• Pertama: menyangkut sikap menyadari lingkungan sosial kita; bagian ini

mengajari kita tentang kapan, di mana, dan mengapa kita memulai dan

mengakhiri berbagai macam antaraksi.

• Kedua: yakni peningkatan keterampilan antarpribadi, menyangkut aspek

verbal maupun nonverbal antaraksi ini-cara menjadi pendengar yang

baik, cara mengalihkan topik pembicaraan.

• Ketiga: menyorot keterampilan berbicara di depan khalayak. Apabila kita

merasa nyaman berbicara di depan sekelompok orang, kita berpeluang

lebih besar untuk dapat mengembangkan jaringan pergaulan yang

bermanfaat dan mengembangkan hubungan antarpribadi yang tahan lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

36

dan bermakna. Ranah antarpribadi berkaitan dengan “keterampilan

bergaul” yang kita miliki. Kemampuan kita berinteraksi dan bergaul baik

dengan orang lain, terdiri dari tiga skala: (1) empati adalah kemampuan

untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain. Tanggung jawab sosial

adalah kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat yang dapat

bekerja dan yang bermanfaat bagi kelompok masyarakatnya. Hubungan

antapribadi mengacu pada kemampuan untuk menciptakan dan

mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, dan ditandai

oleh saling memberi dan menerima dan rasa kedekatan emosional. (2)

ranah penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap

lentur dan realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul.

(3) uji realitas adalah kemampuan untuk melihat sesuai dengan

kenyataannya, bukan seperti yang kita inginkan atau takuti; sikap

fleksibel kemampuan untuk menyesuaikan perasaan, pikiran dan

tindakan kita dengan keadaan yang berubah-ubah dan pemecahan

masalah yakni kemampuan untuk mendefenisikan permasalahan,

kemudian bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu

dan tepat.

2. Unsur-unsur dalam Komunikasi

Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yakni komunikator, medium,

komunikan, prosedur pengiriman pesan, tanggapan/reaksi. Unsur-unsur pokok

tersebut akan dijelaskan secara singkat sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

37

a. Pengirim Berita atau Komunikator

Pihak komunikator berusaha menyampaikan apa yang terkandung dalam

pikirannya secara jelas kepada pihak yang menerima pesan atau berita sehingga

mudah dan cepat dipahami. Dalam menerima pesan atau berita komunikan

berusaha juga memperhatikan dengan siapa atau kepada siapa pesan itu

disampaikan. Penyampaian berita harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan

pihak penerima berita. Antara pengirim berita/pesan dan penerima berita harus

ada pengalaman yang sama (Wursanto, 1994: 34).

b. Medium atau Bentuk Pesan

Pesan atau berita yang disampaikan dalam berbagai bentuk, misalnya

bentuk perintah, instruksi, saran, usul (baik secara lisan maupun secara tertulis),

bentuk pengumuman, edaran, saran, dalam bentuk tulisan, gambar, kode dll. Isi

pesan harus jelas sehingga apa yang dimaksud oleh pengirim berita dapat diterima

oleh pihak penerima berita (Wursanto, 1994: 34).

c. Komunikan

Pihak komunikan harus mengadakan tanggapan terhadap berita yang

diterima. Penerima pesan harus menafsirkan pesan yang diterima seperti yang

dimaksudkan oleh pengirim pesan (Wursanto, 1994: 34).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

38

d. Prosedur Pengiriman Pesan

Prosedur pengiriman pesan menyangkut sarana yang dipakai untuk

mengirim pesan. Ada tiga macam sarana yang diperlukan dalam proses

komunikasi tergantung sifat berita yang akan disampaikan. Kita bedakan 3 macam

bentuk berita, yaitu:

1) Berita yang sifatnya audible yaitu berita yang dapat didengar, baik

secara langsung, maupun tidak langsung (melalui telepon, radio) maupun

dengan menggunakan tanda-tanda seperti lonceng, sirene.

2) Berita yang sifatnya visual (dapat dilihat), baik yang berbentuk tulisan

(surat, pengumuman, edaran, buletin, majalah) gambar-gambar, poster

serta tanda-tanda lain misalnya sinar lampu, bendera.

3) Berita yang bersifat audio – visual (dapat didengar dan dilihat), baik

melalui, Televisi, Film, Pameran, kesenian. (Wursanto, 1994: 35).

e. Tanggapan/ reaksi

Reaksi yang diberikan oleh pihak penerima pesan disebut tanggapan/

umpan balik. Dengan tanggapan atau umpan balik yang diberikan oleh pihak

penerima berita, maka pihak pengirim atau komunikator dapat mengetahui apakah

berita yang dikirim itu sampai dan dipahami atau tidak oleh komunikan. Dengan

diterimanya tanggapan/umpan balik dari komunikan, maka akan terjadi

komunikasi dua arah (Wursanto, 1999: 35).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

39

3. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah interaksi tatap muka antar dua atau

beberapa orang, di mana pengirim pesan (komunikator) dapat menyampaikan

pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi

pesan secara langsung pula (Agus. M . Hardjana, 2003: 85). Menurut Supratiknya.

A (1995: 30) komunikasi antarpribadi adalah dialog antar dua pribadi yang

memiliki relasi dekat. Dalam bimbingan rohani, komunikasi antarpribadi adalah

dialog antar suster terbimbing dengan suster pembimbing rohani yang

dilaksanakan secara intensif sebulan sekali atau lebih sesuai kebutuhan terbimbing

dan atas pertimbangan dari suster pembimbing rohani sendiri.

Komunikasi antarpribadi hampir selalu berlangsung dalam bentuk verbal

yang disertai dengan ungkapan-ungkapan nonverbal dan terlaksana secara lisan.

Dalam komunikasi antarpribadi berbeda tingkat kedalaman komunikasinya,

tingkat intensifnya, dan tingkat ekstensifnya. Komunikasi antarpribadi antara dua

orang kenalan berbeda dengan komunikasi antarpribadi sebagai sahabat atau

pacar. Namun karena sifat dinamis dari komunikasi bisa jadi kenalan menjadi

sahabat. Ada tiga perilaku dalam komunikasi antarpribadi yaitu 1) perilaku

spontan adalah perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa sensor

serta revisi secara kognitif. Artinya perilaku itu terjadi begitu saja. Jika verbal

perilaku spontan bernada asal bunyi. Misalnya, “ Hai”, “Aduh”. Perilaku spontan

nonverbal, misalnya meletakkan telapak tangan pada dahi waktu kita sadar telah

berbuat keliru atau lupa, melambaikan tangan ketika kita berpapasan dengan

teman. 2) Perilaku menurut kebiasaan adalah perilaku yang pelajari dari kebiasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

40

kita misalnya “selamat datang” bagi teman yang baru datang, “ Apa kabar” pada

waktu kita berjumpa dengan teman. 3) Perilaku sadar adalah perilaku yang dipilih

karena dianggap sesuai dengan situasi yang ada. Perilaku itu dipikirkan dan

dirancang sebelumnya, dan disesuaikan dengan orang yang dihadapi, urusan yang

harus diselesaikan, dan situasi serta kondisi yang ada.

4. Syarat-syarat terjadinya Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan sarana yang efektif untuk menjalin

relasi yang akrab dan saling memperkembangkan diri. Untuk mencapai

komunikasi yang efektif perlu memperhatikan syarat-syarat komunikasi antar

pribadi. Menurut Supratiknya, (1995) syarat-syarat penting dalam komunikasi

antarpribadi meliputi:(1) pembukaan diri, (2) saling membangun kepercayaan, (3)

saling mendengarkan sambil memahami,(4) saling mengungkapkan secara verbal

dan nonverbal (5) saling menerima dan mendukung. Berikut ini peneliti akan

menguraikan kelima syarat tersebut.

a. Pembukaan diri (self-disclosure)

Pembukaan diri (self-disclosure) artinya pengungkapan reaksi atau

tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan

informasi tentang masa lalu yang sesuai atau memahami tanggapan kita dimasa

kini. Membuka diri berarti membagikan diri kepada orang lain perasaan kita

terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan kita terhadap

kejadian-kejadian yang baru saja disaksikan bersama (Supratiknya, 1995: 14)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

41

Membuka diri disini mengandung dua sisi yang berlangsung serentak

atau menunjukkan adanya hubungan timbal balik antar pengirim pesan dan

penerima pesan. Membuka diri berarti bersifat realistik. Karena itu perlulah

bersikap jujur, tulus dan otentik (Supratiknya, 1995: 16). Selain itu membuka diri

merupakan langkah pertama ke arah pemahaman diri dan pembuatan keputusan.

Artinya seseorang itu berniat untuk mengubah perilaku yang menghambat ke

perilaku lebih efektif. Semakin banyak informasi diketahui mengenai diri kita

semakin jelas. Dengan demikian semakin orang membuka diri, semakin berkurang

daerah tersembunyi dan daerah butanya (Supratiknya, 1995: 17). Dengan

mengurangi daerah tersembunyi, kita semakin mengenali diri kita dan mempunyai

kesempatan untuk memperbaiki perilaku kita, misalnya perilaku yang kurang

mendukung panggilan ke arah yang lebih baik dan juga membuat kita semakin

sehat secara pshikologis. Membuka diri juga berarti terbuka terhadap aneka

umpan balik dari orang lain yang dapat membantu meningkatkan pemahaman diri

kita, yakni membuat kita sadar akan aspek-aspek diri serta konsekuensi perilaku

kita yang tidak pernah kita sadari sebelumnya (Supratiknya, 1995: 20)

Dalam pembinaan melalui bimbingan rohani diharapkan pembimbing

rohani dan para suster terbimbing memiliki sikap terbuka secara jujur dan

realistis. Sikap-sikap ini membuka peluang bagi pembimbing rohani dan suster

terbimbing saling memperkembangkan dalam aspek kepribadian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

42

b. Saling Membangun Kepercayaan

Untuk membangun sebuah relasi, dua orang harus saling mempercayai.

saling percaya dibangun lewat resiko dan peneguhan, serta dihancurkan lewat

resiko dan penolakan. Adapun langkah-langkah dalam membangun kepercayaan

yaitu: pertama pribadi A mengambil resiko dengan mengungkapkan pikiran,

perasaan dan reaksinya terhadap situasi tertentu kepada B. kedua pribadi B

menanggapi pikiran, perasaan dan reaksinya terhadap situasi A. Unsur saling

membangun kepercayaan artinya pribadi B menunjukkan penerimaan, dukungan,

dan kerjasama kepada pribadi A. sedangkan pribadi A menanggapinya dengan

mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi terhadap situasi kepada pribadi B

(Supratiknya, 1995: 27). Jadi, mempercayai artinya: pribadi A mampu dan rela

menghadapi resiko. Pribadi A, menerima akibat menguntungkan atau merugikan

dengan menjadikan diri rentan di hadapan orang lain. Tepatnya memercayai

meliputi: membuka diri dan rela menunjukkan penerimaan dan dukungan kepada

orang lain. Sedangkan dipercaya berarti pribadi B rela menanggapi orang lain

yang ambil resiko dengan cara menunjukkan jaminan bahwa orang lain tersebut

akan menerima akibat-akibat yang menguntungkan (Supratiknya, 1995: 28).

Dalam konteks bimbingan rohani, diharapkan pembimbing rohani membantu para

suster memiliki sikap mempercayai suster pembimbing rohani demikian juga

pembimbing rohani juga memiliki sikap dapat dipercayai oleh para suster

terbimbing sehingga komunikasi antarpribadi menjadi lancar dengan demikian

tujuan komunikasi dapat tercapai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

43

c. Saling Mendengarkan dan Memahami

Unsur saling mendengarkan dan sambil memahami artinya pihak

pengirim pesan dan penerima pesan mengembangkan pemahaman empatik yaitu

mendengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang diungkapkan orang lain

serta memahaminya dari sudut pandang pengirim pesan. Artinya sebelum

mengutarakan sesuatu seseorang harus memperhatikan sudut pandang lawan

komunikasi, apa yang diketahui oleh lawan komunikasinya tentang hal yang akan

kita ungkapkan, informasi lebih lanjut mana yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

lawan komunikasi kita tentang hal yang ia utarakan serta menerima pesan secara

tepat (Supratiknya, 1995: 43-47).

Dalam konteks bimbingan rohani diharapkan pembimbing rohani

memiliki sikap empati (mendengarkan dengan empatik). Sikap tersebut menjadi

peluang yang besar bagi pembimgbing rohani untuk dapat membantu para suster

terbimbing berkembang dalam panggilannya melalui proses bimbingan rohani.

d. Saling Mengungkapkan Perasaan secara Verbal dan secara Nonverbal

Saling mengungkapkan perasaan ada dua macam yaitu kemampuan

mengungkapkan perasaan secara verbal dan secara nonverbal. Kemampuan

mengungkapkan perasaan secara verbal artinya mengungkapkan perasaan dengan

menggunakan kata-kata baik secara langsung mendeskripsikan perasaan yang kita

alami maupun tidak. Secara nonverbal adalah mengungkapkan perasaan dengan

menggunakan isyarat selain kata-kata, misalnya: raut muka, nada suara,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

44

senyuman, sorot mata, menunduk, menggelengkan kepala, mengangguk, kepalan

tangan (Supratiknya 1995: 63).

e. Saling Menerima dan Mendukung

Saling menerima dan mendukung merupakan hal penting dalam

komunikasi sehingga menjadi efektif. Sikap menerima dan mendukung mendapat

peluang untuk menolong orang sebagai partner berbicara, sehingga ia mampu

melihat kesempatan yang baik untuk berkembang dan menyusun strategi yang

tepat untuk menyelesaikan masalahnya. Sikap menerima dan mendukung menjadi

ciri khas seorang pembimbing rohani yang berperan sebagai penolong

(Supratiknya, 1995: 70-72).

5. Tingkat Komunikasi Antarpribadi

Tingkat terendah dalam komunikasi adalah situasi dengan tingkat

kepercayaan rendah di antara orang yang terlibat dalam komunikasi. Tingkat

kepercayaan rendah memiliki ciri sikap defensif, protektif, dan sering

menggunakan bahasa hukum, yang meliputi semua dasar dan menguraikan

penentu dan klausa pengelakan seandainya keadaan menjadi tidak menyenangkan.

Komunikasi seperti ini hanya menghasilkan menang/kalah atau kalah/kalah.

Komunikasi ini tidak efektif karena tidak ada keseimbangan dan dalam

komunikasi seperti ini orang akan cenderung menciptakan alasan untuk membela

dan melindungi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

45

Tingkat sedang atau posisi tengah dalam komunikasi adalah komunikasi

penuh respek. Pada tingkat ini orang lumayan matang berinteraksi. Mereka

memiliki resfek satu sama lain, tetapi mereka ingin menghindari kemungkinan

konfrontasi yang tidak menyenangkan, sehingga mereka berkomunikasi dengan

sopan, tetapi tidak empati. Mereka mungkin mengerti satu sama lain secara

intelektual, tetapi mereka tidak benar-benar saling melihat secara mendalam

paradigma dan asumsi yang mendasari posisi mereka dan tidak menjadi terbuka

terhadap kemungkinan-kemungkinan baru.

Tingkat tinggi atau posisi teratas dalam komunikasi adalah komunikasi

sinergistik yang dicirikan oleh kepercayaan yang tinggi, relasi yang erat, sangat

terbuka satu sama lain, sangat kreatif, Sinergi adalah aktivitas tertinggi dalam

semua kehidupan. Respek diantara mereka yang berkomunikasi sangat tinggi.

Bila menghadapi perbedaan tidak akan ada pertentangan dan pembelaan diri tetapi

justru usaha tulus untuk mengerti. Sikapnya adalah “ jika seseorang dengan

kepandaian, kecakapan, dan komitmen seperti anda tidak setuju dengan saya,

maka pasti ada sesuatu yang anda tidak setujui yang tidak saya mengerti, dan saya

perlu mengerti hal itu. Anda mempunyai perspektif, kerangka acuan, yang perlu

saya lihat”. Interaksi nonprotektif pun berkembang, dan budaya yang luar biasa

pun lahir (Covey, 1997: 261-270).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

46

C. Penelitian yang Relevan

Berikut ini penelitian yang berhubungan dengan komunikasi

antarpribadi. yang telah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Pada tahun 2009 Noren mengadakan penelitian tentang komunikasi

antarpribadi. Skripsinya berjudul”Deskripsi Persepsi Para Suster Yunior

Kongregasi FSE Angkatan 2002-2008 Tentang Komunikasi Antarpribadi Antara

Mereka Dengan Pemimpin Komunitas Dalam Bimbingan Pribadi”. Masalah yang

dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi para suster

yunior tentang komunikasi antarpribadi antara mereka dengan pemimpin

komunitas dalam bimbingan pribadi. Hasil penelitian menyatakan bahwa persepsi

suster yunior kongregasi Fransiskan Santa Elizabeth angkatan 2002-2008 tentang

komunikasi antarpribadi antara mereka dengan pemimpin komunitas dalam

bimbingan pribadi berada pada kategori baik. Dari 33 suster yunior ada 31 suster

yunior (94%) dengan skor di atas rata-rata berkategori baik dan ada dua suster

yunior (6%) yang menunjukkan skor di bawah rata-rata berkategori kurang baik.

Dengan demikian sebagian besar suster mempersepsikan secara positif

komunikasi antarpribadi antara mereka dengan pemimpin komunitas dalam

bimbingan sudah baik. Hal ini menjadi tantangan bagi pemimpin komunitas dan

suster yunior agar memelihara dan mempertahankan komunikasi yang sudah

tergolong baik dalam proses bimbingan pribadi (Noren, 2009: 58).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

47

D. Kerangka Pikir dan Hipotesis

1. Kerangka Pikir

Bimbingan rohani adalah hubungan tetap antara dua orang di mana yang

satu mencari pengaruh dari yang lain dalam perkembangan hidup rohani.

Pengaruh itu ditujukan kepada kedewasaan rohani yaitu kepada kedewasaan

pribadi di mana orang dapat dengan sadar dan bebas melaksanakan diri menurut

nilai-nilai manusiawi yang sekaligus menjadi norma dan daya penarik baginya.

Nilai dan norma itu tidak dipelajari secara teoritis tetapi dalam hubungan pribadi.

Upaya yang dilakukan dalam pembinaan religius untuk mencapai kedewasaan

rohani terbimbing melalui pendidikan atau pembinaan salah satunya ialah melalui

bimbingan rohani adapun tema dalam setiap bimbingan rohani adalah

penghayatan cinta kepada Allah dan sesama. Tema penghayatan cinta ini

mendasari kedewasaan manusiawi. Kedewasaan manusiawi ditandai dengan

kemampuan untuk mendengarkan, menghargai orang lain, sabar, toleran, mudah

menyesuaikan diri, mampu kerja sama, baik hati, tulus ikhlas, murah hati, tabah,

tangguh, tahan banting, bertanggung jawab, mandiri, berani menanggung resiko,

dapat dipercaya, mampu menyelesaikan tugas, tidak mengorbankan sesama,

mampu menyimpan rahasia dan memiliki kemampuan komunikasi antarpribadi.

Kemampuan komunikasi antarpribadi adalah kemampuan membina dan

memelihara komunikasi yang saling memberi serta menerima kasih sayang

sehingga merasakan kenyamanan dalam jalinan komunikasi dengan sesama.

Kemampuan komunikasi antarpribadi ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

48

satunya adalah pendidikan melalui bimbingan rohani. Dengan demikian maka,

bimbingan rohani mempengaruhi kemampuan komunikasi antarpribadi.

2. Hipotesis

Berdasarkan Kajian pustaka dan kerangka pikir tersebut, maka dapat

diajukan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0: Tidak ada pengaruh signifikan dari bimbingan rohani terhadap kemampuan

komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun

ke bawah dalam KSFL.

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari bimbingan rohani terhadap kemampuan

komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun

ke bawah dalam KSFL.

Hipotesis yang diajukan di atas diuji pada taraf signifikansi 5%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif regresional. Penelitian

kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan kuantifikasi angka mulai

dari pengumpulan data, pengolahan data yang diperoleh, sampai pada penyajian

data, yaitu untuk menunjukkan pengaruh antara variabel x (bimbingan rohani)

terhadap variabel y (kemampuan komunikasi antarpribadi).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan prinsip dasar penelitian Ex Post

Facto. Yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti atau mengkaji suatu

kejadian atau peristiwa yang telah ada dengan melihat ke belakang faktor-faktor

yang relevan yang mempengaruhi dan menimbulkan kejadian atau peristiwa

tersebut (Sugiono, 1999:7). Logika dasarnya sama dengan penelitian eksperimen,

yaitu jika X maka Y, hanya saja dalam penelitian ini tidak ada manipulasi

(treatment) terhadap variabel bebas (independen). Desain penelitian ini dapat

dilukiskan sebagai berikut :

Variabel  ( X )  Variabel ( Y ) 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

50

Keterangan :

X : Bimbingan rohani para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke

bawah dalam KSFL.

Y : Kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul

kekal lima tahun ke bawah dalam KSFL.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Kongregasi Suster Fransiskan Santa

Lusia Pematangsiantar.

2. Waktu : Penelitian, dilaksanakan pada bulan Juli 2012.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suster yunior dan suster

yang berkaul kekal lima tahun ke bawah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

pihak Kongregasi, jumlah populasi suster yunior dan suster kaul kekal usia lima

tahun ada 60 orang. Penelitian ini bersifat populatif artinya seluruh populasi

dijadikan responden.

Suster yunior dan suster kaul kekal usia lima tahun dipilih karena pada

tahap ini para suster yunior sudah dan masih intensif melaksanakan bimbingan

rohani sedangkan para suster yang berkaul kekal lima tahun ke bawah memiliki

pengalaman yang mendalam tentang bimbingan rohani, sehingga diharapkan data

penelitian menjadi lebih valid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

51

Tabel 1: Jumlah Responden

Kaul Sementara Kekal Jumlah Populasi 40 20 60 suster

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur. Terdiri dari

variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah “Bimbingan rohani” sedangkan variabel terikatnya

yaitu “ kemampuan komunikasi antarpribadi”.

2. Definisi Konseptual Variabel

Berdasarkan kajian pustaka yang dipaparkan pada BAB II, maka definisi

konseptual untuk variabel bimbingan rohani (X) adalah hubungan tetap antara dua

orang di mana yang satu mencari pengaruh dari yang lain dalam perkembangan

hidup rohani. Pengaruh itu ditujukan kepada kedewasaan rohani yaitu kepada

kedewasaan pribadi di mana orang dapat dengan sadar dan bebas melaksanakan

diri menurut nilai-nilai manusiawi yang sekaligus menjadi norma dan daya

penarik baginya. Nilai dan norma itu tidak dipelajari secara teoritis tetapi dalam

hubungan pribadi dengan pembimbing.

Definisi konseptual untuk kemampuan komunikasi antarpribadi (Y)

yaitu interaksi tatap muka antar dua orang atau lebih, di mana pengirim pesan

(komunikator) dapat menyampaikan pesan dan penerima pesan dapat menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

52

dan menanggapi pesan. Dewasa ini orang-orang berkomunikasi melalui media

misalnya media cetak, media visual, media auditif maupun media audio-visual.

2. Definisi Operasional Variabel

a. Bimbingan Rohani

Bimbingan rohani yang dilaksanakan dalam pembinaan religius adalah

merupakan perjumpaan pribadi antara pembimbing dan terbimbing secara rutin

dan intensif dalam sharing pengalaman serta mengolah pengalaman itu adapun

maksud bimbingan rohani ini adalah supaya terbimbing mencapai kedewasaan

manusiawi maupun spiritual.

b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

Kemampuan komunikasi antarpribadi adalah keterampilan di mana

seseorang dapat menerima dan mengirim pesan secara tepat dan jelas, maka

orang-orang yang berkomunikasi diandaikan memiliki kesamaan paham dan

pengetahuan akan sesuatu hal sehingga interaksi di antara mereka dikatakan

komunikatif dan menghasilkan umpan balik yang tepat.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran kuesioner. Instrumen yang didistribusikan kepada para suster yunior

dan para suster kaul kekal usia lima tahun dalam Kongregasi Suster Fransiskan

Santa Lusia Pematangsiantar. Instrumen yang didistribusikan kepada para suster

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

53

yunior dan kaul kekal usia lima tahun Pematangsiantar sebagai sampel sekaligus

populasi penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah

skala diferensial semantik. Skala diferensial semantik atau skala perbandingan

semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub) untuk

mengungkapkan indikator dari variabel bebas dan variabel terikat (Riduwan,

2010: 92). Instrumen ini bersifat tertutup, artinya jawaban untuk pernyataan sudah

disediakan pada kolom jawaban. Responden tinggal memilih salah satu alternatif

jawaban yang sesuai.

Instrumen skala diferensial semantik meliputi pertanyaan dan pernyataan

tertulis mengenai bimbingan rohani (X) dan kemampuan komunikasi antarpribadi

(Y). Adapun rincian pernyataan setiap variabel sebanyak 30 pernyataan. Terdapat

satu alternatif jawaban pada pernyataan variabel x dan y pada skala diferensial

semantik, yaitu; selalu- tidak pernah dengan bobot nilai berjenjang yaitu; 5,4,2,1.

Kecuali item, 40,47 yang berisi pernyataan negatif (unfavorable) sehingga

penilaiannya dibalik yaitu; 1, 2, 4, 5. Jadi nilai maksimum yang dapat diperoleh

tiap item pernyataan adalah 5 poin, dan terendah 1 poin.

Tabel 2: Skor alternatif variabel Skor

Alternatif jawaban Skor Selalu-Tidak pernah 5-1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

54

6. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3

Kisi-Kisi Instrumen Variabel

Bimbingan Rohani

No Sub Variabel Indikator Item Soal

Jumlah Soal

1. Pembimbing Mampu mendengarkan. 2 1-7

Mampu berdialog. 1 Mampu menangkap bahasa nonverbal.

2

Mampu menangkap karya Roh dalam jiwa terbimbing.

2

2. Proses Ada jadwal yang teratur dan rutin untuk bimbingan rohani.

2

8-19

Menggunakan metode yang mendukung proses bimbingan rohani.

1

Menggunakan sarana yang mendukung bimbingan rohani.

1

Menggunakan langkah - langkah dalam bimbingan yakni bagian pembuka, inti dan penutup

5

Menggunakan model-model bimbingan yakni informatif, kebapaan/keibuan serta model persahabatan.

3

3. Terbimbing Memiliki kerinduan untuk berkembang secara rohani.

1

20-25

Melakukan latihan rohani. 3

Terbuka dan jujur kepada pembimbing.

2

4. Tujuan Menunjukkan tanda-tanda rohani dari terbimbing.

4

26-30

Tanda-tanda rohani dari pengamatan pembimbing.

1

Jumlah Total 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

55

Tabel 4

Kisi-Kisi Instrumen Variabel

Kemampuan komunikasi antarpribadi.

No. Sub Variabel Indikator Item Soal

No Item

1. Menerima pesan.

Memahami latar belakang lawan bicara.

2 31-38 Menangkap bahasa verbal dan

nonverbal dari lawan bicara dengan tepat dan benar.

5

Memberikan tanggapan dengan tepat.

1

2 Menyampaikan Pesan.

Menunjukkan Integritas 3 39-48

Menunjukkan komitmen. 2 Menyampaikan pesan dengan medium yang tepat.

5

3 Suasana Penuh persahabatan. 4 49-60 Terbuka. 5 Memperhatikan tempat dan waktu yang tepat.

3

Jumlah Total 30

Butir yang didistribusikan kepada responden untuk diisi berjumlah 60

eksemplar. Eksemplar yang kembali tiga minggu berikutnya sejumlah 60

eksemplar. Keseluruhan instrumen memiliki jawaban yang lengkap sehingga

layak untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut.

7. Pengembangan Instrumen

a. Uji Coba Terpakai

Uji coba instrumen ini bersifat ujicoba terpakai dalam arti peneliti hanya

satu kali menyebarkan instrumen untuk dipakai dalam mengumpulkan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

56

penelitian. Butir instrumen yang sudah diisi oleh responden akan diuji tingkat

validitas dan reliabilitas rendah akan dibuang dan tidak dipakai dalam analisa

data. Sedangkan yang memenuhi syarat dalam uji validitas dan reliabilitas akan

dipakai untuk menguji hipotesis.

b. Uji Validitas

Suatu alat ukur dapat dinyatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu

memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi uji validitas

dan reliabilitas. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak

memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya

diperlukan uji validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam

penelitian.

Menurut Hadi (1990: 102) validitas adalah seberapa jauh alat ukur dapat

mengungkap dengan benar gejala atau sebagian gejala yang hendak diukur,

artinya tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam uji coba

terpakai menggunakan validitas butir dengan taraf signifikansi 0,05 dengan N 60

orang, maka butir yang memiliki koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan

0,254 dianggap valid dan layak digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas

dalam penelitian ini perhitungan dibantu dengan program SPSS 16.0 for windows.

Hasil validitas butir pada bimbingan rohani dari 30 soal yang di uji

terdapat rentang hasil validitas yang di peroleh adalah 0,41 - 0,75. Semua soal

valid dengan demikian 30 soal tersebut layak di analisis kebih lanjut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

57

Pada variabel kemampuan komunikasi antarpribadi, nilai hasil uji

validitas, memiliki rentang dari 0,03-0,66. Dari 30 soal terdapat satu butir soal

yang tidak valid karena memiliki nilai kurang dari 0,240 yaitu nomor 43 (0,03).

Dengan demikian terdapat 29 butir soal pada variabel kemampuan komunikasi

antarpribadi yang dinyatakan valid dan layak untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat

pengumpul data yang digunakan (Riduwan, 2010: 213). Uji reliabilitas dalam

penelitian ini mengukur konsistensi internal, yaitu apakah item-item dari skala

yang dipakai berhubungan satu dengan yang lainnya. Besar koefisien reliabilitas

berkisar antara 0,00 sampai dengan 1.00. Jika koefisien semakin mendekati 1.00

maka hasil pengukuran mendekati taraf sempurna. Dalam penelitian ini, uji

reliabilitas dilakukan dengan tehnik formula Alpha Cronbach menggunakan

program SPSS 16.0 for windows.

8. Deskripsi Data

Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh nilai rata-rata variabel

dengan mengklasifikasikan data variabel menurut tingkat tertentu, Deskripsi data

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items 0,943 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

58

tersebut meliputi rata-rata (mean), standar deviasi, rentang skor (range), skor

minimun dan maksimum, nilai yang sering muncul (modus), skor total (sum) dan

frekuensi dari skala yang digunakan dalam penelitian ini. Deskripsi data tersebut

berdasarkan kategori dari setiap variabel.

a. Bimbingan rohani

Penentuan kategori butir ini ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Smak : skor maksimal

Smin : skor minimal

N : rentang skala tiap item instrumen

Dari 30 butir dengan skala 1-5 dari instrumen yang ada diperoleh skor

tertinggi adalah 150, skor terendah adalah 30, sedangkan interval adalah 5

Maka: 150 – 30 = 24

5

Tabel 6. Kriteria kategori variabel X

Kategori Interval Sangat Baik 127-150 Baik 103-126 Kurang baik 79-102 Tidak baik 55-78 Sangat tidak baik 30-54

Smak - Smin

N

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

59

b. Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

Dari 29 butir dengan skala 1-5 dari instrumen yang ada, diperoleh skor

tertinggi adalah 145, skor terendah adalah 29, sedangkan interval adalah 5

Maka: 145 – 29 = 23

5

Tabel 7. Kriteria kategori variabel Y

Kategori Interval Sangat Baik 123-145 Baik 100-122 Cukup 77-99 Kurang 54-76 Sangat kurang 29-53

F. Uji Persyaratan Analisis

Setelah alat ukur diuji validitas dan reliabilitasnya, maka tahap

selanjutnya ialah uji persyaratan analisis data yang dilakukan dengan uji

normalitas data, uji linieritas dan homokedastisitas dengan teknik analisis regresi

sederhana. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skala ordinal

yaitu data mengenai bimbingan rohani dan kemampuan komunikasi antarpribadi

yang didasarkan pada urutan jenjang dari yang lebih tinggi hingga yang paling

rendah.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal

atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis analisis

statistik selanjutnya (Riduwan, 2010: 17). Uji normalitas ini juga menjadi salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

60

satu indikator untuk mengetahui bahwa data hasil analisis dari sampel layak untuk

digeneralisasikan pada populasi. Data yang perlu diuji normalitas distribusi

frekuensi dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok data (A) variabel

bimbingan rohani dan data (B) untuk variabel kemampuan komunikasi

antarpribadi. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau

mendekati normal.

Peneliti dalam menganalisis data untuk mengetahui normalitas data

menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Sebagai

dasar pengujian keputusan normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik Normal

Probality Plot. Apabila sebaran titik-titik data mengikuti dan berada di sekitar

garis diagonal (linier) maka data dapat dikatakan berdistribusi normal. Selain itu

dapat juga dilihat dari histogram, apabila garis histogram membentuk lengkungan

seperti lonceng maka data dikatakan berdistribusi normal.

2. Uji Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi dilakukan untuk mengukur tingkat pengaruh.

memprediksi besarnya arah pengaruh itu serta meramalkan besarnya variabel

dependen jika nilai variabel independen diketahui (Riduan, 2010:220). Persamaan

regresi yang diuji adalah model regresi linier sederhana variabel bimbingan rohani

(X) terhadap variabel kemampuan komunikasi antarpribadi (Y). Dalam

menganalisis linieritas regresi ini, peneliti menggunakan bantuan program

komputer SPSS versi 16.0 for windows, dengan kriteria jika nilai linearity di

bawah atau sama dengan 0,05 maka kelinieran terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

61

3. Uji Homokedastisitas

Uji homokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui keseimbangan

varian di antara variabel bebas. Homokedastisitas menghendaki agar hasil

pengukuran setiap variabel memiliki varian yang sama antara kelompok atas dan

kelompok yang berada di bawah garis linier. Analisis uji homokedastisitas ini

menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 16.0 for windows. Sebagai

dasar pengujian homokedastisitas data yaitu dengan melihat scaterplot. Apabila

sebaran titik-titik data tidak membentuk pola atau terakumulasi pada satu titik

tertentu dan data tersebar di antara titik 0 pada sumbu x dan y maka

homokedastisitas data terpenuhi.

Jika ketiga uji analisis data ini terpenuhi (homogenitas, normalitas dan

linieritas regresi) maka analisis data dapat dilanjutkan dengan analisis parametrik

untuk menguji hipotesis yaitu dengan uji regresi sederhana. Jika salah satu atau

beberapa dari hasil pengujian tidak terpenuhi maka analisis data dilanjutkan

dengan prinsip nonparametrik (distibution free).

G. Uji Hipotesis

Tehnik dalam pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan tehnik

analisis regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 16.0 for windows dengan

melihat nilai signifikansi pada tabel Anova dan Coefficients kemudian

membandingkan dengan taraf signifikansi (α) 5% (0,05). Adapun ketentuan

penerimaan atau penolakan, ialah apabila nilai signifikansi kurang dari atau sama

dengan (≤) 0,05 maka H1 diterima dan H0 di tolak. Dan apabila signifikansi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

62

dari 0,05 (>) maka H1 di tolak dan H0 di terima. Analisis regresi digunakan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh antara variabel bebas (X) yaitu bimbingan

rohani terhadap variabel terikat (Y) yaitu kemampuan komunikasi antarpribadi

para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS versi

16.0. Uji persyaratan mencakup uji normalitas dengan melihat tabel normal

probability plot, uji linieritas dengan melihat tabel anova dan uji

homoskedastisitas dengan melihat tabel scatter plot.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini adalah salah satu indikator untuk mengetahui apakah

data yang diperoleh dari sampel penelitian representatif terhadap populasi. Hasil

pengujian normalitas data dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

64

Dari hasil pengujian normalitas berdasarkan Normal Probability Plot

tampak bahwa sebaran data di sekitar garis lurus dan titik-titik data membentuk

pola linier sehingga konsisten dengan distribusi normal, dengan demikian data

pada variabel kemampuan komunikasi antarpribadi adalah normal. Untuk

menganalisis normalitas data variabel bimbingan rohani melalui tehnik Bloom

yang dapat dilihat dalam grafik P-P- Plot dibawah ini:

Hasil uji normalitas data dengan Normal Probability Plot didapatkan bahwa

data variabel bimbingan rohani berasal dari suatu populasi berdistribusi normal

karena titik-titik data variabel bimbingan rohani terletak digaris lurus dan

membentuk pola linier sehingga konsisten dengan distribusi normal.

b. Uji Linieritas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

65

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel bebas dan

variabel terikat mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Linieritas hubungan

dapat dilakukan melalui uji F dengan taraf signifikansi 0,05.

Tabel 8. ANOVA

ANOVA Table Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

Kemampuan_Komunikasi* Bimbingan_ Rohani

Between Groups

(Combined) 9078.900 35 259.397 1.760 .075

Linearity 5731.140 1 5731.140 38.894 .000

Deviation from Linearity

3347.760 34 98.464 .668 .862

Within Groups 3536.500 24 147.354 Total 12615.400 59

Dari hasil uji linieritas di atas diketahui bahwa nilai signifikansi pada

linieritas sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel bimbingan rohani dan komunikasi antarpribadi

terdapat hubungan yang linier.

c. Uji Homokedastisitas

Homokedastisitas adalah kondisi ketika nilai residu pada tiap nilai

prediksi bervariasi dan variasinya cenderung konstan atau tetap. Pengujian

homokedastisitas dapat dilihat dari grafik scatter plot. Jika sebaran titik-titik yang

menunjukkan hubungan antara prediksi dan residu tidak membentuk pola tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

66

(menyebar) maka homokedastisitas terpenuhi. Sebaliknya jika sebaran titik-titik

membentuk suatu pola, maka data bersifat heterokedastis.

Dalam menganalisis daya untuk analisis regresi, Heterokedastisitas perlu

dihindari karena pada prinsipnya residu adalah variabel yang bersifat acak. Jika

antara nilai prediksi dan residu memiliki keterkaitan (membentuk pola), berarti

keduanya adalah variabel yang sama. Ketika hal ini terjadi, maka analisis regresi

tidak dapat diterapkan. Hasil uji homokedastisitas melalui program SPSS 16.0

dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut ini:

Dari Scatterplot antara standardized residual *ZRESID dan standaridized

predicted value *ZPRED tidak membentuk suatu pola dan tersebar di antara titik

nol (0) pada sumbu x dan y, dengan demikian bisa disimpulkan bahwa nilai residu

dan nilai prediksi bervariasi dan variasinya cenderung konstan. Dengan demikian

homokedastisitas terpenuhi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

67

2. Deskripsi Data

a. Bimbingan Rohani

Tabel 9. Rangkuman Statistik Deskriptif Bimbingan Rohani

Bimbingan Rohani Bimbingan_Rohani N Valid 60

Missing 0 Mean 129.6500 Median 133.0000 Mode 137.00 Std. Deviation 16.25102 Variance 264.096 Range 88.00 Minimum 61.00 Maximum 149.00 Sum 7779.00

Dari tabel di atas dapat dilihat N valid 60 orang suster dengan jumlah

instrumen 30 butir diketahui bahwa rata-rata skor bimbingan rohani dengan mean

sebesar 129.6500, standar deviasi 16.25102; Skor range adalah 88, skor minimum

adalah 61 dan skor maksimun 149; sedangkan nilai tengah (median) adalah 133,

serta nilai yang sering muncul (mode) adalah 137. Berdasarkan mean di atas (tabel

9) bimbingan rohani diklasifikasikan teratur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

68

1) Pembimbing

Tabel 10. Pembimbing

Dari tabel statistik tentang sub variabel pembimbing dapat dilihat bahwa

N valid 60 dengan mean sebesar 31.2000, median 32.5000, mode 35, standar

deviasi 4.27765, variance 18.298, range 21, skor minimun 14, dan maksimum

35. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang

sudah ditentukan per sub variabel. Diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 11. Dekripsi Pembimbing

Pembimbing Pembimbing N Valid 60

Missing 0 Mean 31.2000 Median 32.5000 Mode 35.00 Std. Deviation 4.27765 Variance 18.298 Range 21.00 Minimum 14.00 Maximum 35.00 Sum 1872.00

Kriteria  Interval  Jumlah suster  Persentase Sangat aktif  32‐35  36  60% Aktif  26‐31  19  32% Cukup aktif  20‐25 3 5 % 

Tidak aktif  14‐19  2  3% Sangat tidak aktif  7‐13  0  0% Jumlah    60  100% 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

o

s

c

(

2

Dal

orang suster

sangat aktif,

cukup aktif

(tabel 10) di

2) Proses

lam peneliti

r didapatkan

, 19 suster (3

dan 2 orang

i atas pembim

Sangat Tidak a

ian ini perse

n 36 orang s

32%) berpen

g suster (3%

mbing dikate

Tabel 12. D

Proses N Val

MisMean Median Mode Std. DeviatVariance Range Minimum MaximumSum

32%

5% 3%

Pemaktif A

aktif

entase pemb

suster (60%)

ndapat aktif,

%) berpendap

egorikan akt

Deskripsi P

Pid 6

ssing 0555

ion 753263

60%

%

mbimbingAktifSangat tidak a

bimbing seb

) berpendap

, 3 orang sus

pat tidak ak

tif.

roses

Proses 60 0 51.8833 55.0000 56.00 7.5444356.918 34.00 26.00 60.00 3113.00

Cukup aktif

bagai beriku

at bahwa pe

ster (3%) b

ktif. Berdasa

aktif

69

ut: Dari 60

embimbing

erpendapat

arkan mean

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

v

7

b

a

b

o

t

d

Dar

valid 60 den

7.54443, va

bawah ini ak

Dal

adalah sebag

bimbingan r

orang suster

tidak teratur

dapat dikate

KriteriaSangat teTeratur Cukup teTidak terSangat tiJumlah 

ri tabel stati

ngan mean se

ariance 56.

kan dipapark

T

lam penelitia

gai berikut:

rohani sanga

r (8%) berpe

r. Berdasarka

gorikan tera

Sangat tera

Tidak terat

eratur 

eratur ratur idak teratur 

istik tentang

ebesar 51.88

918, range

kan sub varia

Tabel 13. De

an ini persen

Dari 60 sus

at teratur, 1

endapat cuku

an mean (tab

atur.

25%

8%2%

atur Ter

tur San

Interval53‐6043‐5233‐4223‐3212‐22

g sub variab

833, median

34, skor m

abel proses.

skripsi Pros

ntase proses

ster; 39 oran

15 orang su

up teratur da

bel 12) di at

65%

% Proses

ratur

ngat tidak terat

l Jumlah 0     

bel proses. D

55.0000, mo

minimun 26,

ses

dalam vari

ng suster (65

ster (25%)

an 1 orang su

tas proses da

Cukup ter

tur

suster39 15 5 1 0 60

Dapat dilihat

ode 56, stand

dan maksim

iabel bimbin

%) berpenda

berpendapat

uster (2%) b

alam bimbin

ratur

Persentase 65%25%8% 2% 0% 100%

70

t bahwa N

dar deviasi

mum 60. Di

ngan rohani

apat proses

t teratur, 5

erpendapat

ngan rohani

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

71

3) Terbimbing

Tabel 14. Deskripsi terbimbing

Terbimbing Terbimbing N Valid 60

Missing 0 Mean 25.3833 Median 26.0000 Mode 29.00 Std. Deviation 3.89738 Variance 15.190 Range 19.00 Minimum 11.00 Maximum 30.00 Sum 1523.00

Dari tabel statistik sub variabel terbimbing dapat dilihat bahwa N valid

60 dengan mean sebesar 25.3833, median 26.0000, mode 29, standar deviasi

3.89738, variance 15.190, range 19, skor minimun 11, dan maksimum 30. Di

bawah ini akan dipaparkan sub variabel frekuensi berdasarkan kriteria yang sudah

ditentukan per sub variabel, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 15. Deskripsi Terbimbing

Kriteria  Interval Jumlah suster Persentase Sangat aktif  25‐30 30 60% Aktif  21‐24 13 26% Cukup aktif  17‐20 6 12% Tidak aktif  11‐16 1 2% Sangat tidak aktif  6‐10 0 0% Jumlah  60 100% 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

o

o

(

d

Dal

orang suster

orang suster

(2%) tidak

dikategorika

4) Tujuan

lam peneliti

r, 30 orang

r (26%) akt

aktif. Berd

an sangat akt

n

Sangat

Tidak a

ian ini pers

suster (60%

if, 6 orang

dasarkan m

tif.

Tabel Tujuan N

MeanMediaModeStd. DVarianRangeMinimMaximSum

26%

1

aktif A

aktif S

sentase terb

%) mengata

suster (12%

mean ( tabe

l 16. Deskrip

n Valid Missing

an

Deviation nce e mum mum

6%

2% 2%

Terbimbing

Aktif

Sangat tidak ak

imbing seb

akan terbimb

%) cukup ak

el 14) di a

psi Tujuan

Tujuan60 0 21.183322.000023.00 3.121789.745 15.00 10.00 25.00 1271.00

0%

Cukup a

ktif

agai berikut

bing sanga

ktif dan 1 or

atas terbimb

3 0

8

0

aktif

72

t. Dari 60

at aktif, 13

rang suster

bing dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

v

d

2

s

6

s

Dar

valid 60 den

deviasi 3.12

25. Di bawa

sudah ditent

Dal

60 orang su

suster 17%

KriteriaSangat TercapCukup Tidak tSangat

Jumlah

ri tabel statis

ngan mean

2178, varian

ah ini akan d

tukan per sub

lam penelitia

uster, 41 ora

berpendap

Sangat tercapTidak tercapa

a tercapai ai tercapai

tercapai tidak tercap

h

stik tentang

sebesar 21.

nce 9.745,

ipaparkan su

b variabel, m

Tabel

an ini persen

ang suster (

pat tercapai

17%

13%

paiai

Interv2211410

pai 5

sub variabe

.1833, media

range 15,

ub variabel f

maka dapat d

l 17. Deskrip

ntase sub va

(68%) berpe

i, 8 orang

68%

2%

TujuanTercapaiSangat tidak te

al J2-25 8-21 4-17 0-13 5-9

l tujuan ini

an 22.0000,

skor minimu

frekuensi ber

diklasifikasik

psi Tujuan

ariabel tujuan

endapat sang

suster (13%

Cercapai

Jumlah suste41 10 8 1 0

60

dapat diliha

, mode 23.0

un 10, dan m

rdasarkan kr

kan sebagai b

n sebagai be

gat tercapai

%) berpenda

Cukup tercapai

er Persen61120

10

73

at bahwa N

00, standar

maksimum

riteria yang

berikut:

erikut. Dari

, 10 orang

apat cukup

i

ntase 68% 7 % 3 % 2% 0%

00%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

74

tercapai dan 1 orang suster (2%) berpendapat tidak tercapai. Berdasarkan mean di

atas ( tabel 16) tujuan dapat dikategorikan tercapai.

b. Kemampuan Komunikasi antarpribadi

Tabel 18. Rangkuman statistik Deskriptif Kemampuan komunikasi antarpribadi

Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

Kemampuan_Komunikasi N Valid 60

Missing 0 Mean 114.9000

Median 117.0000

Mode 121.00

Std. Deviation 14.62260

Variance 213.820

Range 85.00

Minimum 57.00

Maximum 142.00

Sum 6894.00

Dari tabel statistik dapat dilihat N valid 60 orang suster dengan jumlah

instrumen 29 butir soal diketahui bahwa rata-rata skor kemampuan komunikasi

antarpribadi (harga mean) 114.9000 dengan standar deviasi 14.62260; skor range

adalah 85, skor minimun adalah 57, dan skor maksimum 142; sedangkan nilai

tengah dari kemampuan komunikasi antarpribadi (median) adalah 114.9000, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

75

nilai yang sering muncul mode adalah 121. Secara umum kemampuan komunikasi

antarpribadi dapat dikategorikan rinci.

1) Menerima pesan

Tabel 19. Deskripsi Menerima Pesan

Menerima pesan Menerima_Pesan N Valid 60

Missing 0 Mean 31.0500 Median 32.0000 Mode 33.00 Std. Deviation 4.80968 Variance 23.133 Range 23.00 Minimum 16.00 Maximum 39.00 Sum 1863.00

Dari tabel statistik mengenai menerima pesan dapat dilihat bahwa N

valid 60 dengan mean sebesar 31.0500, median sebesar 32.0000, mode 33, standar

deviasi 4.80968, variance 23.133, range 23, skor minimun 16, dan skor

maksimum 39. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel menerima pesan

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel dengan cara seperti

bab III, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

b

r

c

a

r

Kriteria Sangat rincRinci Cukup rincTidak rinciSangat tidaJumlah

Dal

berikut: Dar

rinci, 10 ora

cukup rinci d

atas ( tabel

rinci.

T I

ci

ci

ak rinci

lam peneliti

ri 60 orang s

ang suster (1

dan 1 orang

19) bahwa

Sangat r

Tabel 20. Me

Interval 29-40 24-28 19-23 14-18 8-13

an ini pers

suster terdap

17%) berpen

suster ( 2%)

menerima p

17

inci Rinci

enerima Pes

Jumlah 41

6

sentase kem

pat 46 orang

ndapat rinci,

) berpendapa

pesan dalam

7%3% 2%

Menerima p

Cukup rinci

san

suster 46 10 2 1 0

60

mampuan me

g suster (78%

, 2 orang su

at tidak rinci

m komunikas

78%

pesan

Tidak rinci

Persentase 78%17%3% 2% 0%

100%

enerima pes

%) berpenda

uster (3%) b

i. Berdasark

si antarpriba

Sangat tidak r

76

% %

%

san sebagai

apat sangat

erpendapat

an mean di

adi sangat

rinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

77

2. Menyampaikan pesan

Tabel 21. Menyampaikan pesan

Menyampaikan pesan Menyampaikan

_Pesan N Valid 60

Missing 0 Mean 31.3000 Median 32.0000 Mode 31.00 Std. Deviation 4.57072 Variance 20.892 Range 25.00 Minimum 15.00 Maximum 40.00 Sum 1878.00

Dari tabel statistik mengenai menerima pesan dapat dilihat bahwa N

valid 60 dengan mean sebesar 31.3000, median sebesar 32.0000, mode 31, standar

deviasi 4.57072, variance 20.892 , range 25, skor minimun 15, dan skor

maksimum 40. Di bawah ini akan dipaparkan sub variabel menyampaikan pesan

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per sub variabel dengan cara seperti

bab III, maka akan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 22. Menyampaikan Pesan

Kriteria Interval Jumlah suster Persentase Sangat rinci 33-40 28 46% Rinci 27-32 25 42% Cukup rinci 21-26 6 10% Tidak rinci 15-21 1 2% Sangat tidak rinci 8-14 0 0% Jumlah 60 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

k

(

d

m

a

3

Dal

komunikasi

(46%) sanga

dan 1 orang

mean ( tabe

adalah rinci.

3. Suasana

lam penelitia

antarpribad

at rinci, 25 o

g suster (2%

el 21) di ata

.

a

Sangat rinci

S N

MMMSVRM

an ini persen

di sebagai be

orang suster

%) tidak rin

as menyamp

Tabel 23

42

10%

Meny

Rinci Cu

Suasana

N ValidMiss

Mean Median Mode Std. DeviatioVariance Range Minimum

ntase sub var

erikut. Dari

(42%) rinci

nci dalam m

paikan pesan

. Deskripsi

%

2%0%

yampaikan

ukup rinci T

Sud 60sing 0

525451

on 6.483826

riabel meny

60 orang s

, 6 orang su

menyampaika

n dalam kom

Suasana

46%

Pesan

Tidak rinci S

uasana 0

2.5500 4.0000 1.00a 94878

8.286 8.00 6.00

ampaikan pe

suster, 28 or

uster (10%) c

an pesan. B

munikasi an

Sangat tidak ri

78

esan dalam

rang suster

cukup rinci

Berdasarkan

ntar pribadi

inci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

d

6

D

v

b

s

n

Dar

dengan mea

6.94878, var

Dibawah ini

variabel den

berikut:

Kriteria Sangat nyaNyaman Cukup nyamTidak nyamSangat tidaJumlah

Dal

sebagai beri

nyaman, 22

ri tabel stat

an sebesar

riance 48.28

i akan dipapa

ngan cara se

aman

man man ak nyaman

lam penelitia

ikut: Dari 60

2 orang sust

SangCuku

MS

tistik tentang

52.5500, m

86, range 3

arkan sub va

eperti pada

Tabel 24

Interval55-645-535-424-313-2

an ini persen

0 orang sust

ter (37%),

37%

10%3%

gat nyamanup nyaman

Maximum Sum

g suasana

edian sebes

8, skor mini

ariabel suas

bab III, ma

. Deskripsi

l Jum65 54 44 34 23

ntase suasan

ter, 30 orang

berpendapat

50%

%0%

Suasana

6431

dapat dilih

sar 54, mod

imum 26, da

sana yang su

aka dapat di

Suasana

mlah suster30 22 6 2 0

60

na dalam bim

g suster (50%

t nyaman, 6

NyamanTidak nyaman

4.00 153.00

hat bahwa N

de 51, stand

an skor mak

udah ditentuk

iklasifikasik

Persenta50%37%10%3%0%

100

mbingan roh

%) berpenda

6 orang sus

n

79

N valid 60

dar deviasi

ksimum 64.

kan per sub

kan sebagai

ase % % %

% %

%

hani adalah

apat sangat

ster (10%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

80

berpendapat cukup nyaman dan 1(3%) orang suster berpendapat tidak nyaman.

Berdasarkan mean (table 23) di atas suasana dalam komunikasi para suster

dikategorikan nyaman.

B. Uji Hipotesis

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

antar variabel bebas (x) yaitu bimbingan rohani dengan variabel terikat (y) yaitu

kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan kaul kekal usia lima

tahun Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia. Hipotesis diuji dengan

menggunakan taraf signifikansi (α) 5%. Kriteria pengujian signifikansi adalah

sebagai berikut: jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak yang berarti signifikan, jika

Fhitung ≤ Ftabel Ho diterima yang berarti tidak signifikan (Riduwan, 2010: 236).

Pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 25. Descriptive Statistics

  N  Sum  Mean  Std. Deviation 

Kemampuan  Komunikasi Antarpribadi 

60  6894.00  114.9000  14.62260 

Bimbingan Rohani  60 7779.00 129.6500 16.25102 Valid N (listwise)  60  

Pada tabel descriptive statistic di atas menunjukkan mean variabel

kemampuan komunikasi antarpribadi sebesar 114.9000 dan standar deviasi

sebesar 14.622260. Sedangkan mean variabel bimbingan rohani 129.6500 dan

standar deviasi sebesar 16.25102 untuk banyaknya responden (N) adalah 60.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

81

Tabel 26. Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .674a .454 .445 10.89468 a. Predictors: (Constant), Bimbingan_Rohani b. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi

Berdasarkan tabel model summary tersebut kita dapat mengetahui

seberapa kuat variabel bebas (bimbingan rohani) dapat mempengaruhi variabel

terikat (kemampuan komunikasi antarpribadi). Jika nilai standar eror of the

estimate < nilai standar deviasi variabel terikat, maka variabel bebas baik untuk

dijadikan prediktor dan sebaliknya. Dari tabel tersebut diketahui nilai standar eror

of the estimate = 10.89468, sementara nilai standar deviasi variabel kemampuan

komunikasi antarpribadi (tabel 20) = 14.622260, berarti standar eror of the

estimate < nilai standar deviasi, sehingga variabel bebas baik dijadikan sebagai

prediktor untuk variabel terikat.

Kolom R menunjukkan seberapa baik variabel bebas memprediksikan

hasil. Kisaran nilai R adalah 0-1. Semakin R mendekati angka 1, maka semakin

kuat variabel bebas memprediksikan variabel terikat. Nilai R square sebesar

0,454, jika dikalikan 100% maka akan diketahui seberapa besar variabel bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam hal ini, bimbingan rohani

berpengaruh sebesar 45,4% terhadap komunikasi antarpribadi para suster yunior

dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa

Lusia Pematangsiantar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

82

Tabel 27. ANOVA b

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 5731.140 1 5731.140 48.285 .000a Residual 6884.260 58 118.694 Total 12615.400 59

. Predictors: (Constant), Bimbingan_Rohani b. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi

Uji signifikansi berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan dengan melihat

nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitasnya

(0,05) maka H1 diterima dan Ho ditolak. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dari tabel

anova dapat kita lihat baghwa nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti lebih

kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara bimbingan rohani terhadap komunikasi antar pribadi.

Tabel 28. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 36.270 11.403 3.181 .002

Bimbingan_Rohani

.606 .087 .674 6.949 .000

a. Dependent Variable: Kemampuan_Komunikasi Pada tabel coefficients di atas nilai B constant adalah 36.270 dan nilai B

bimbingan rohani sebagai prediktor adalah 0,606. Persamaan garis regresi antara

variabel bimbingan rohani (x) dan kemampuan komunikasi antarpribadi (y)

adalah: Y= 36.270+ 0,606 X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

83

Persamaan regresi di atas dapat digunakan untuk melakukan estimasi

bagaimana pengaruh variabel bimbingan rohani terhadap perubahan variabel

kemampuan komunikasi antarpribadi. Misalnya nilai bimbingan rohani yang

diberikan sebesar 50, maka nilai kemampuan komunikasi antarpribadi sebagai

berikut:

Y= 36.270+ (0,606 x50)

Dari hasil persamaan regresi di atas, maka dapat diketahui bahwa

estimasi nilai kemampuan komunikasi antarpribadi sebesar 66,57 dengan nilai

bimbingan rohani 50. Oleh karena itu, dari persamaan regresi dapat diartikan

bahwa setiap penambahan nilai bimbingan rohani sebesar 50, maka nilai

kemampuan komunikasi antarpribadi bertambah 36.270 + 0,606.

Hasil uji hipotesis dapat diketahui dengan melihat signifikansi pada tabel

coefficients. Ketentuan penerimaan atau penolakan dengan ketentuan bila nilai

signifikansi ≤ nilai probabilitas (5%) maka H1 diterima dan H0 ditolak. Begitu

pula sebaliknya, bila signifikansi > nilai probabilitas (5%) maka H1 ditolak dan

H0 diterima. Dari tabel coefficient di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

adalah 0,000. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak, maka kesimpulannya

ada pengaruh yang signifikan dari bimbingan rohani terhadap kemampuan

komunikasi antarpribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

84

Tabel 28.Correlations

Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

Bimbingan Rohani

Pearson Correlation

Kemamp.komunikasi antarpribadi

1 .674

Bimbingan rohani .000

Sig.( 1-tailed) Kemampuan Komunikasi antarpribadi

60 60

Bimbingan rohani .674 1 N Kemampuan

Komunikasi antarpribadi

.000

Bimbingan rohani 60 60

Tabel correlations di atas merupakan metrik interkorelasi antara variabel

kemampuan komunikasi antarpribadi dengan bimbingan rohani. Peneliti

menggunakan teknik korelasi dari Pearson (korelasi product moment). Untuk

keputusan statistic berdasarkan tabel di atas dapat dengan melihat nilai signifikansi,

yaitu apabila nilai signifikansi ≤ nilai probabilitas yaitu 0,05(5%), maka terdapat

korelasi yang signifikan (H1 diterima). Sedangkan apabila nilai signifikansi > 0,05,

maka tidak ada korelasi yang signifikan (H0 diterima). Dari tabel di atas diketahui

bahwa nilai signifikansi (0,000) < nilai probabilitas (0,05), berarti terdapat korelasi

yang signifikan (H1 diterima dan H0 ditolak).

Untuk melihat arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat dapat dilihat dari tanda koefisien korelasi. Apabila tandanya (-) berarti arah

hubungannya negatif atau berbanding terbalik, yaitu apabila X tinggi maka

variabel Y rendah dan sebaliknya. Bila tandanya (+) berarti arah hubungannya

positif atau searah, yaitu variabel X tinggi maka variabel Y juga tinggi. Dari tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

85

tersebut diketahui bahwa arah hubungannya positif (+) yaitu sebesar 0,674,

dengan demikian dapat dikatakan apabila variabel X (bimbingan rohani) tinggi

maka variabel Y (kemampuan komunikasi antarpribadi) juga tinggi.

Dari hasil pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan

arah hubungan yang positif. Yaitu apabila nilai variabel bebas (bimbingan rohani)

semakin tinggi, akan semakin tinggi pula nilai variabel terikatnya (kemampuan

komunikasi antarpribadi).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian “Pengaruh Bimbingan Rohani Terhadap Komunikasi

Antarpribadi Para Suster Yunior dan Kaul Kekal Usia Lima Tahun Kongregasi

Suster Fransiskan Santa Lusia” menunjukkan bahwa bimbingan rohani yang

terjadi berada pada kategori teratur sebagaimana terlihat dari nilai rata-rata

sebesar 129.6500 dan variabel kemampuan komunikasi antarpribadi dalam

kategori rinci dengan nilai rata-rata 31.2000. Berdasarkan nilai rata-rata di atas

dapat disimpulkan bahwa variabel bimbingan rohani mempengaruhi kemampuan

komunikasi antarpribadi para suster. Bimbingan rohani ini dimaksudkan agar

seorang terbimbing memiliki kedewasaan manusiawi maupun spiritual.

Pada tabel model summary diketahui nilai koefisien determinasi sebesar

0,454, artinya terdapat pengaruh bimbingan rohani terhadap komunikasi

antarpribadi sebesar 45,4% sedangkan 54,5% lagi dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain. Salah satu aspek yang di pelajari, diolah dan didalami bersama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

86

pembimbing rohani adalah aspek kepribadian. Aspek kepribadian ini meliputi;

mengenal dan menerima diri apa adanya, mampu mengendalikan diri, memiliki

semangat hidup, bertanggung jawab, mampu membangun komunikasi

antarpribadi dalam komunitas maupun diluar komunitas. Dalam bimbingan

rohani ada komunikasi antarpribadi antara terbimbing dan pembimbing rohani,

mereka saling berbagi pengalaman dan pergulatan hidup dalam suasana

keterbukaan, kepercayaan, sikap empatik yang saling memperkembangkan diri

masing-masing terutama dari pihak pembimbing rohani bagi terbimbing. Suasana

demikian akan membuat komunikasi baik dan lancar, usaha dan latihan yang

terus-menerus akan sangat membantu terbimbing untuk memiliki kemampuan

komunikasi antarpribadi.

Pada tabel correlations diketahui persamaan regresi Y= 36.270+0,606X

yang memperlihatkan ada hubungan positif antara bimbingan rohani dan

kemampuan komunikasi antarpribadi. Dari hasil pengujian hipotesis terdapat nilai

signifikansi sebesar 0,000 artinya H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian

ada pengaruh yang signifikan dari variabel bimbingan rohani terhadap variabel

kemampuan komunikasi antarpribadi. Berdasarkan hasil penelitian di atas

diketahui bahwa komunikasi di kalangan para suster dalam kategori baik, sebagai

komunikator atau pihak yang menyampaikan pesan mampu mengirim pesan atau

secara jelas baik melalui bahasa verbal maupun nonverbal, pesan yang

disampaikan cocok atau sesuai dengan pengetahuan komunikan atau pihak

penerima pesan sehingga komunikan dapat secara mudah dan tepat memahami

maksud dari komunikator. Sedangkan pihak komunikan berusaha mendengarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

87

dengan hati (empatik) sehingga pesan yang diterima dapat ditafsirkan atau

dipahami sebagaimana maksud dari komunikator dan akhirnya memberikan

umpan balik/tanggapan secara tepat.

Secara lebih rinci dapat dilihat pada sub variabel yang diukur dari

variabel bimbingan rohani dan kemampuan komunikasi antarpribadi. Pada

variabel bimbingan rohani ada 4(empat) sub variabel yang diukur adalah sebagai

berikut; pembimbing, dari 60 responden 36(60%) di antaranya berpendapat bahwa

pembimbing sangat aktif, 19(32%) responden berpendapat pembimbing aktif,

3(5%) berpendapat pembimbing cukup aktif , dan 2(3%) responden tidak aktif.

Nilai rata-rata yang di peroleh sebesar 31.2000 dengan kategori aktif.

Pembimbing rohani adalah seorang atau dalam bentuk team yang dipilih dan

diangkat oleh Pemimpin Umun, mereka dipandang cakap dan dewasa secara

intelektual, emosi maupun spiritual dan memiliki kemauan untuk membantu

memperkembangkan terbimbing menuju kedewasaan manusiawi maupun spiritual

sebagaimana yang diharapkan bagi seorang yang terpanggil sebagai religius.

Pada sub variabel proses, dari 60 responden ada 39(65%) berpendapat

proses dalam bimbingan rohani sangat teratur, 15(25%) responden berpendapat

teratur, 5 (8%) responden berpendapat cukup teratur dan 1 (2%) responden

berpendapat tidak teratur. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar

51.8833 dengan kategori teratur. Hal ini memperlihatkan bahwa proses atau

jalannya bimbingan rohani tertata baik, dengan adanya materi bimbingan, jadwal

bimbingan, tahap-tahap pencapaian (kemajuan pribadi) terbimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

88

Pada sub variabel terbimbing, dari 60 responden ada 30 (60%)

berpendapat sangat aktif, 13 (26%) berpendapat aktif, 6(12%) berpendapat cukup

aktif dan 1 (2%) tidak aktif sedangkan nilai rata-rata 25.3833, dengan kategori

sangat aktif. Hal ini memperlihatkan bahwa para suster terbimbing (yunior)

memiliki kemauan dan keseriusan dalam membina diri melalui program

kongregasi yakni bimbingan rohani dan didukung oleh pembimbing rohani yang

memenuhi harapan dan kebutuhan terbimbing.

Pada sub variabel tujuan, dari 60 responden ada 41(68%) berpendapat

sangat tercapai, 10(17%) berpendapat tercapai, 8(13%) cukup tercapai dan 1(2%)

berpendapat tidak tercapai sedangkan nilai rata-rata sebesar 21.1833 dengan

kategori tercapai. Sub variabel tujuan ini memperlihatkan bahwa dengan

keberadaan pembimbing yang kompeten dalam tugasnya, mampu mengemas

jalannya program bimbingan rohani secara baik sehingga mencapai tujuan

sebagaimana telah dipaparkan di atas.

Sedangkan pada analisis deskriptif variabel kemampuan komunikasi

antarpribadi diukur melalui 3(tiga) sub variabel sebagai berikut; menerima pesan,

dari 60 responden, ada 46(78%) berpendapat sangat rinci, 10(17%) berpendapat

rinci, 2(3%) berpendapat cukup rinci dan 1(2%) berpendapat tidak rinci. Nilai

rata-rata sebesar 31.0500 dengan kategori rinci. Hal ini memperlihatkan bahwa

responden memiliki kemampuan yang baik dalam menangkap dan memahami

pesan dari partner bicara, dalam bimbingan rohani, menerima pesan saat

pembimbing menyampaikan informasi berkaitan dengan ajaran gereja, nilai-nilai

moral, maupun karisma kongregasi atau hal-hal konkret yang diajukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

89

terbimbing, sedangkan dari pihak pembimbing mampu mendengarkan, memahami

pengalaman dan pergulatan hidup yang disampaikan oleh terbimbing.

Pada sub variabel menyampaikan pesan, dari 60 responden, ada 28 (46%)

berpendapat sangat rinci, 25(42%) berpendapat rinci, 6 (10%) berpendapat cukup

rinci dan 1 (2%) berpendapat tidak rinci. Nilai rata-rata adalah sebesar 31.3000

dengan kategori rinci. Melalui penjabaran di atas dapat dilihat bahwa dalam

bimbingan rohani subyek-subyek terkait dapat menyampaikan pesan dengan rinci.

Dalam bimbingan rohani terbimbing dapat menyampaikan pesan secara terbuka

dan jujur menceritakan pengalaman dan pergulatan hidupnya. Sedangkan

pembimbing mampu memberikan umpan balik/ tanggapan secara rinci dan tepat.

Pada sub variabel suasana, dari 60 responden ada 30 (50%) berpendapat

sangat nyaman, 22 (37%) berpendapat nyaman, 6 (10%) berpendapat cukup

nyaman dan 1 (3%) berpendapat tidak nyaman. Nilai rata-rata adalah sebesar

52.5500 dengan kategori nyaman. Hal ini memperlihatkan bahwa kedua pihak

yang berkomunikasi dalam bimbingan rohani memperhatikan suasana. Suasana

atau situasi tempat, lingkungan, orang yang diajak berkomunikasi mendapat

perhatian sehingga tujuan komunikasi tercapai. Misalnya pembimbing rohani

menyampaikan kritik/nasehat kepada terbimbing harus di tempat yang tepat,

situasi yang kondusif terutama bagi terbimbing.

Hidup bersama dalam komunitas akan sangat baik bila masing-masing

suster berusaha mengenal latar belakang, kebiasaan, tipe dari masing-masing

anggota komunitas dengan mengenal latar belakang, kebiasaan, tipe masing-

masing akan memudahkan adaptasi satu dengan yang lain, selain itu mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

90

membuat pendekatan yang tepat dan sesuai bagi setiap orang, dengan demikian

akan lebih mudah membentuk suatu persekutuan yang solid dan kuat. Komunitas

akan menjadi cerminan persekutuan yang ideal serta menjadi teladan bagi

masyarakat.

D. Refleksi Kateketis

1. Pengertian dan Tujuan Katekese

Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran apostolik “Catechesi Tradendae”

artikel 02 menegaskan bahwa katekese adalah ”pembinaan anak-anak, kaum

muda, dan orang-orang dewasa dalam iman, yang mencakup seluruh ajaran

Kristen dan diberikan secara organis dan sistematis, Pembinaan dan pendidikan

iman tersebut dimaksudkan supaya iman Kristen semakin dewasa”. Dewasa

berarti mengerti dan memahami sabda dan karya Yesus secara pribadi dan

katekese berlangsung sebagai proses mempribadikan Yesus sendiri dalam diri

setiap umat beriman sehingga mereka mampu menjadi saksi Kristus di tengah-

tengah hidup bermasyarakat. Oleh karena itu semua warga Gereja wajib menerima

katekese.

a. Katekese sebagai Pendidikan Iman

Katekese sebagai pendidikan iman dipahami dalam arti sekunder di mana

katekese sebagai media untuk mempermudah, menolong, menghindari rintangan

dalam proses pertumbuhan sikap iman. Katekese mendidik untuk beriman,

menolong umat untuk terpikat kepada Allah, yang diwartakan oleh Yesus dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

91

agar umat beriman terdorong untuk melakukan kehendak dan perintah Alllah. Dan

diharapkan terciptalah pembaruan dalam diri umat beriman. Kata sekunder

memuat bahwasanya iman tumbuh dalam hati seseorang bukan karena hasil

pendidikan melainkan rahmat dari Tuhan sendiri sedangkan katekese bersifat

membantu supaya iman itu tumbuh subur dan berbuah.

b. Katekese sebagai Komunikasi Iman

Dalam Pertemuan Kateketik antar-keuskupan se-Indonesia kedua (

PKKI), Katekese umat diartikan:

Sebagai komunikasi iman atau tukar pengalaman iman (penghayatan iman) antara anggota jemaat atau kelompok. Melalui kesaksian, para peserta saling membantu sedemikian, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan utama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan. Katekese umat mengandaikan ada perencanaan. (Marinus Telaumbanua 1999: 87).

Katekese adalah komunikasi iman di mana umat Allah menjadi saksi atas

karya keselamatan Allah yang terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Adapun Isi

komunikasi adalah penafsiran Kitab Suci atau tradisi Gereja maupun pengalaman

atau kesaksian hidup umat beriman. Kitab Suci sangat perlu ditafsirkan supaya

mendasari sikap dan tindakan hidup umat dalam perjuangan hidup maupun dalam

memaknai pengalaman hidupnya dalam terang Injil. Melalui katekese umat

dibantu untuk memahami dan memaknai karya Allah dalam hidupnya.

Pengalaman akan karya Allah yang ditemukan dalam pergulatan dan pergumulan

hidupnya setiap hari perlu dikomunikasikan/dibagikan sehingga turut serta

memperkaya dan mendewasakan iman umat lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

92

Mengapa komunikasi iman? karena yang dikomunikasikan adalah

pengalaman iman, pengalaman akan Tuhan sendiri yang berkarya melalui

pengalaman-pengalaman manusiawi atau pengalaman sehari-hari umat beriman.

Tuhan menyapa manusia justru melalui pengalaman hidup yang konkret. Jadi,

pengalaman iman adalah pengalaman manusiawi yang dimaknai dalam terang

Injil dan dikomunikasikan dengan sesama seiman. Komunikasi itu dimaksudkan

untuk saling meneguhkan, mengokohkan iman kristiani mereka.

1) Unsur-unsur Komunikasi dalam Katekese

Katekese disebut sebagai komunikasi iman karena para peserta saling

bertukar pengalaman akan Tuhan sendiri. Tukar pengalaman ini menjadi bentuk

kesaksian akan kehadiran Tuhan secara nyata dalam pengalaman hidup mereka

masing-masing. Komunikasi katekese perlu diupayakan sedemikian rupa dengan

memperhatikan beberapa unsur, sebagai berikut:

a) Bebas

Unsur “bebas” ini sangat penting diperhatikan dalam komunikasi iman.

Karena iman adalah jawaban pribadi yang bebas terhadap tawaran keselamatan

Allah. Oleh karena itu dalam komunikasi iman, dibutuhkan suasana yang bebas

tanpa paksaan, nyaman bagi semua peserta, dan terjadi secara sukarela.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

93

b) Dinamis

Iman bersifat dinamis artinya iman itu bergerak maju sejalan dengan

dinamika perkembangan manusia baik sebagai pribadi maupun kelompok. Allah

berkarya menyelamatkan manusia melalui sejarah hidupnya yang konkret dan Ia

hadir melalui berbagai tanda yang dapat ditangkap oleh manusia melalui

peristiwa-peristiwa yang dialaminya dalam hidupnya, maka manusia berkembang

secara dinamis seiring dengan perkembangan dan usahanya mencari Allah.

Katekese pun harus dinamis, fleksibel dan terbuka terhadap berbagai pengalaman

manusia.

c) Terbuka

Allah hadir untuk semua orang artinya bahwa keselamatan Allah terbuka

kepada semua orang. Setiap orang dipanggil kepada keselamatan. Katekese juga

terbuka kepada semua orang, dan setiap orang bebas menanggapi tawaran Allah

sesuai dengan situasi hidupnya. Setiap orang memiliki martabat dan derajat yang

sama dengan ini mudah menciptakan suasana saling menghargai, mendengarkan

dan komunikatif.

d) Terencana

Sebagaiman telah disebutkan di atas bahwa katekese merupakan

komunikasi iman yang bertujuan untuk membantu umat beriman lainnya menjadi

beriman secara dewasa dan terlibat. Katekese merupakan usaha sadar yang

diupayakan. Jadi, katekese tidak terjadi secara spontan melainkan direncanakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

94

dan dipersiapkan serta memiliki tujuan yang jelas. Kegiatan-kegiatan dan sarana

pendukung diusahakan demi tercapainya tujuan katekese tersebut. Katekese itu

berlangsung sebagai sebuah proses tidak terjadi sekali saja maka sesama umat

saling membantu, memperkembangkan iman kepada kedewasaan yang terlaksana

secara terencana dan terus-menerus.

2. Proses dalam Katekese

Dalam katekese mengandaikan adanya suatu perubahan atau

perkembangan dalam diri umat. Perubahan dan perkembangan tidak terjadi dalam

sesaat tetapi melalui proses yang berkesinambungan. Dalam buku “Ilmu

kateketik” Marinus Telaumbanua menyebutkan perkembangan iman selalu

diawali dengan sikap tobat dalam arti kesediaan dalam menanggalkan manusia

lama dan mengenakan manusia baru. Manusia harus berusaha membaharui diri

secara terus-menerus sehingga iman itu semakin hari semakin berkembang dan

matang.

Pertobatan merupakan suatu perubahan sikap. Sikap mencakup cara

hidup, perilaku dan tindakan seseorang. Sikap mengandung tiga aspek, antara lain;

aspek kognitif (pengetahuan) yaitu mendalami isi dan makna iman serta

keyakinan iman, untuk menjamin wawasan dan motivasi yang perlu agar dewasa

dalam iman, aspek afeksi (penghayatan) yaitu menanggapi tuntutan iman secara

sadar dan personal sedangkan aspek operatif (tindakan) yaitu berperilaku dan

bertindak sebagai orang yang mengenal Kristus (Marinus Telaumbanua 1999: 50).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

95

3. Aspek Kateketis dalam Bimbingan Rohani

Panggilan adalah gerakan roh yang ditanggapi dan dijawab secara bebas.

Dalam rangka itu pendidikan mutlak perlu, agar siapa saja yang menanggapi

panggilan itu bertumbuh dan berkembang dalam menghayati dan membatinkan

Kristus. Pendidikan iman di sini dipahami sebagai mengarahkan, membantu

seseorang dalam suasana iman menanggapi panggilan Tuhan sendiri, karena

sejatinya iman bukan hasil pendidikan melainkan rahmat Tuhan dan kebebasan

manusia untuk menanggapinya.

Dalam bimbingan rohani, pembimbing berperan sebagai sahabat, ibu atau

bapa rohani yang mendampingi, membantu dan mengarahkan terbimbing

menanggapi panggilan Tuhan sesuai dengan cara hidup kongregasi. Maka

bimbingan rohani bukan pertama-tama mendidik atau mengajar tetapi lebih-lebih

membantu, mengarahkan, menunjukkan makna sapaan Tuhan melalui pengalaman

konkret terbimbing. Meskipun tidak dipungkiri bahwa dalam bimbingan rohani

diberikan pemahaman berkaitan dengan Kitab Suci, karisma dan spiritualitas

kongregasi, kaul-kaul, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui

bahwa dalam bimbingan rohani terdapat aspek kateketis yakni melalui proses

keterbukaan dalam sharing pengalaman dan pengolahan pengalaman tersebut

sampai terbimbing mencapai kedewasaan iman sehingga mampu memilih dan

mempertanggungjawabkan imannya. Bimbingan rohani ini berlangsung cukup

lama minimal sembilan tahun dan terlaksana secara intensif. Dari segi materi yang

digeluti merupakan suatu proses dari hal-hal manusiawi sampai hal-hal rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

96

(spiritual). Proses ini dimaksudkan supaya terbimbing mencapai kedewasaan

manusiawi maupun rohani (spiritual). Melalui proses ini terbimbing diharapkan

sampai pada pilihan definitif.

4. Aspek kateketis dalam Komunikasi Antarpribadi

Kegiatan katekese selalu berkaitan dengan jemaat atau persekutuan orang

beriman sedangkan komunikasi antarpribadi terbatas pada dua orang. Namun

baiklah kita lihat dari sisi komunikasi antarpribadi dalam bimbingan rohani.

Dalam bimbingan rohani pembimbing menuntun terbimbing pada

relasi/komunikasi dengan Allah dan sesama. Relasi dengan Allah harus mewujud

dalam relasi dengan sesama. Melalui relasi yang intim dengan Tuhan akan

memunculkan pengenalan yang mendalam dan keterpikatan kepada Allah. Relasi

itu menumbuhkan cinta yang tak terbagi kepada Tuhan sendiri. Sedangkan dalam

hidup manusia tidak bisa lepas dari komunikasi, melalui komunikasi kita dapat

membangun relasi dengan sesama yang lain, menyampaikan pesan dan menerima

pesan, berbagi suka dan duka dalam kehidupan ini. Kebahagiaan juga dialami

dalam kebersamaan dan komunikasi bersama orang lain. Semakin orang memiliki

kemampuan komunikasi semakin mudah menciptakan relasi yang baik, hangat

dan akrab dengan sesama yang lain. Beberapa aspek kateketis katekese

ditemukan juga dalam komunikasi antarpribadi antara lain unsur bebas, dalam

komunikasi antarpribadi ada suasana bebas atau tanpa paksaan namun terjadi

secara sukarela. Kedua belah pihak yang berkomunikasi bebas untuk

mengungkapkan pengalaman, pemahaman, perkembangan diri maupun keraguan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

97

yang dialaminya. Unsur Dinamis, komunikasi itu tidak mungkin statis melainkan

dinamis, ada pergerakan, perkembangan, alur yang jelas karena setiap komunikasi

memiliki tujuan. Unsur keterbukaan, dalam komunikasi antarpribadi mesti ada

sikap terbuka sebab tidak mungkin ada komunikasi bila satu dengan yang lain

tidak ada keterbukaan. Komunikasi antarpribadi dimulai dari saling mengetahui

latar belakang, kebiasaan masing-masing sampai terjadi adaptasi di antara mereka

yang berkomunikasi dan semakin lama akan samakin mengenal secara mendalam.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menghasilkan dua kesimpulan penting berkaitan dengan

pengaruh bimbingan rohani bagi kemampuan komunikasi antarpribadi para suster

yunior dan kaul kekal usia lima tahun. Kedua variabel ini berhubungan secara

positif dan searah. Penelitian ini penting dan bermanfaat bagi pembimbing rohani

maupun terbimbing dan para suster Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia

secara umum. Namun demikian penulis melihat adanya keterbatasan dari hasil

penelitian ini, antara lain;

1. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif regresional yang memiliki prinsip

yang sama dengan penelitian eksperimental, dari hasil penelitian ini dapat

ditarik kesimpulan tentang hubungan sebab akibat yakni bahwa bimbingan

rohani mempunyai efek positif terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi.

Namun ketika yang diteliti dengan cara di atas berkaitan dengan aktivitas

manusia bisa jadi ada reduksi sehingga penelitian ini kurang mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

98

2. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan instrumen tertutup artinya jawaban

sudah disediakan sehingga responden tidak leluasa untuk mengungkapkan

pendapatnya berkaitan dengan pengalaman yang sesungguhnya tentang

bimbingan rohani dan kemampuan komunikasi antarpribadi.

3. Peneliti memiliki keterbatasan waktu dalam penelitian sehingga kuesioner yang

diberikan kepada responden bersifat uji terpakai. Hal ini membuat peneliti

tidak sempat melakukan perbaikan item pernyataan yang tidak valid untuk

kemudian didistribusikan lagi kepada responden.

4. Peneliti memiliki keterbatasan pengetahuan dan kemampuan membuat

pernyataan dalam kuesioner yang bisa menggambarkan dan menjelaskan

tentang bimbingan rohani dan kemampuan komunikasi antarpribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian diketahui ada pengaruh bimbingan rohani bagi

kemampuan komunikasi antarpribadi. Bimbingan rohani terjadi dalam proses

perjumpaan antarpribadi yakni pembimbing dan terbimbing. Adapun bimbingan

rohani bertujuan untuk membantu terbimbing mencapai kedewasaan manusiawi

dan rohani (spiritual). Kedewasaan ini akan tampak dari penghayatan nilai-nilai

manusiawi dan rohani (spiritual).

1. Bimbingan rohani yang dilaksanakan dalam pembinaan religius adalah

merupakan salah satu usaha untuk membantu para suster untuk mencapai

kedewasaan manusiawi maupun spiritual melalui perjumpaan-perjumpaan yang

intensif dan berlangsung cukup lama sampai terbimbing memiliki kedewasaan

manusiawi maupun spiritual.

2. Berdasarkan penelitian diketahui nilai mean variabel bimbingan rohani sebesar

129.6500 yang menunjukkan bahwa bimbingan rohani para suster dan suster

yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa

Lusia dalam kategori teratur. Hal ini ditunjukkan pula dengan analisis data per

sub variabel; sub variabel pembimbing dengan nilai mean 31.2000 dalam

kategori aktif, sub variabel proses dengan nilai mean sebesar 51.8833 dengan

kategori teratur, sub variabel terbimbing dengan nilai mean sebesar 25.3833

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

100

dengan kateogori sangat aktif dan sub variabel proses dengan nilai mean

sebesar 21.1833 dengan nilai mean sebesar tercapai

3. Kemampuan komunikasi antarpribadi adalah keterampilan di mana seseorang

dapat menerima dan mengirim pesan secara tepat dan jelas, maka orang-orang

yang berkomunikasi diandaikan memiliki kesamaan paham dan pengetahuan

akan sesuatu hal sehingga interaksi di antara mereka dikatakan komunikatif

dan menghasilkan umpan balik yang tepat.

4. Berdasarkan penelitian diketahui nilai mean variabel kemampuan komunikasi

antarpribadi sebesar 114.9000 yang menunjukkan bahwa kemampuan

komunikasi antarpribadi para suster yunior dan suster yang berkaul kekal lima

tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia dalam kategori

rinci. Hal ini ditunjukkan pula dengan analisis data per sub variabel; sub

variabel menerima pesan dengan mean sebesar 31.0500 dalam kategori sangat

rinci, sub variabel menyampaikan pesan dengan mean sebesar 31.3000 dengan

kategori rinci dan sub variabel suasana dengan mean sebesar 52.5500 dengan

kategori nyaman.

5. Mengacu pada hasil deskripsi bimbingan rohani di peroleh mean sebesar

129.6500 artinya bimbingan rohani yang terjadi dalam Kongregasi Suster

Fransiskan Santa Lusia berjalan dengan teratur sedangkan variabel

kemampuan komunikasi antarpribadi diketahui mean sebesar 114.9000

dengan kategori rinci.

6. Setelah data diperoleh dan dianalisis maka terdapat pengaruh signifikan antara

bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi yang dilihat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

101

dari nilai pearson correlation 0,674 pada taraf signifikan 0,000. Penemuan ini

mengindikasikan bahwa semakin baik bimbingan rohani yang dilaksanakan

maka semakin berkembang baik pula kemampuan komunikasi antarpribadi.

Dari pengujian regresi diketahui hasil bimbingan rohani berpengaruh terhadap

kemampuan komunikasi antarpribadi sebesar 0,454 atau 45,4% dari

penghitungan regresi data bimbingan rohani (X) dan kemampuan komunikasi

antarpribadi (Y). Adapun persamaan regresinya adalah Y=36.270+0,606X.

Artinya setiap penambahan nilai bimbingan rohani 1 poin, maka nilai

kemampuan komunikasi antarpribadi bertambah 36.270+0,606.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang

kiranya perlu mendapat perhatian para suster KSFL demi meningkatkan

kemampuan komunikasi antarpribadi melalui bimbingan rohani yang

dilaksanakan para suster khususnya suster yunior.

1. Berdasarkan hasil penelitian di atas para suster yunior atau terbimbing perlu

meningkatkan bimbingan rohani dengan sikap jujur dan terbuka untuk

menyampaikan pergulatan hidupnya sehingga semakin terbantu untuk

mencapai kedewasaan manusiawi maupun rohani (spiritual).

2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kemampuan komunikasi

antarpribadi para suster tergolong baik namun demikian perlulah senantiasa

meningkatkan kemampuan ini mengingat keterampilan ini mutlak perlu dalam

kehidupan kita sebagai manusia mahluk sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

102

3. Pembimbing rohani merupakan tokoh penting dalam pembinaan oleh karena

itu pembimbing rohani perlu meningkatkan kemampuan mendengarkan dengan

empatik demi membantu terbimbing/yunior.

4. Kongregasi perlu senantiasa mempersiapkan para pembimbing rohani melalui

pendidikan formal demi peningkatan kualitas pembinaan dalam Kongregasi

Suster Fransiskan Santa Lusia.

5. Kemampuan komunikasi antarpribadi sangat perlu dikembangkan oleh semua

suster demi terwujudnya komunikasi antarpribadi yang baik dan sehat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

103

DAFTAR PUSTAKA

Amalorvavadas, D.S. (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja (Seri

Pastoral No.11). Yogyakarta: STFK Pradnyawidya. Briere, Emile. (2003). Imam Membantu Imam. Malang: Dioma. Covey, Stephen. (1997). The 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta:

Binarupa Aksara. Darminta. (1993). Latihan Rohani St. Ignatius Loyola. Yogyakarta: Kanisius. _______. (2006). Praksis Bimbingan Rohani. Yogyakarta: Kanisius. Fuster, J. (1985). Teknik Mendewasakan diri. Yogyakarta: Kanisius. Goleman, Daniel. (2000). Kecerdasan emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Hardjana, Agus. Maas. (2003). Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.

Yogyakarta: Kanisius. Jacobs, Tom. (1973). Bimbingan Rohani. Yogyakarta: Kanisius. Konstitusi Kongregasi Fransiskan Santa Lusia. (1999). Pematang Siantar. Kitab Hukum Kanonik, Sekretariat KWI. (1991). Penerjemah: Kartosiswoyo Pr,

dkk Jakarta: Obor. Konsili Vatikan II.(1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (Hardawiryana, SJ.

Penerjemah). Jakarta: Obor. KWI. (2011). Pedoman pastoral Keluarga. Jakarta: Obor. Mardi Prasetyo, F. (2001). Tugas Pembinaan demi Mutu Hidup bakti.

Yogyakarta: Kanisius Noren. (2009). Deskripsi Persepsi Para Suster Yunior Kongregasi FSE Angkatan

2002-2009 Tentang Komunikasi Antarpribadi antara Mereka dengan Pemimpin Komunitas dalam Bimbingan Pribadi. Skripsi

Rakhmat, Jalaluddin. (1994). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2010). Belajar mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sinaga, Anicetus, B. (2007). Imam Triniter. Jakarta: Obor. Sugiri, dkk. (2004). Kasih dan Konflik. Jakarta: Sekretariat Komisi PSE-KWI. Shelton, Charles M. (1988). Menuju Kedewasaan Kristen. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya. A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Kanisius: Yogyakarta. Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Supardi Sadarjoen, Sawitri. (2005). Jiwa yang rentan. Jakarta: Buku Kompas. Sudiarja, (2003). Berenang di arus zaman. Yogyakarta: Kanisius. Stein, Steven dan Book, Howard. (2000). Ledakan EQ. Penerjemah Trinanda

Rainy dan Yudhi Murtanto Telaumbanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode dan Peserta

Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor. Tannen, Deborah. (1996). Seni Komunikasi Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. Uchjana Efendi, Onong. (1995). Ilmu komunikasi teori dan praktek. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Wursanto, Ig. (1999). Etika Komunikasi kantor. Yogyakarta: Kanisius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

104

Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. Penerjemah: Hardawiryana, SJ). Jakarta. Dokpen KWI. (dokumen asli terbit tahun 1979).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 1

Kepada yang terkasih,

Para suster yunior dan kaul kekal usia lima tahun

di Komunitas

Para suster yang terkasih,

Pada kesempatan ini saya memohon para saudari untuk mengisi

koesioner yang ada di tangan saudari ini. Adapun maksud dan tujuan dari

kuesioner ini untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan

komunikasi antarpribadi. Informasi yang para saudari berikan dengan jujur sangat

membantu kami untuk mendapatkan data yang akurat. Kuesioner ini bersifat

rahasia. Maka, dengan ini juga saya mengharapkan keterbukaan dan kejujuran

para saudari untuk mengisi kuesioner ini berdasarkan pengalaman para saudari.

Akhirnya atas kesediaan, kejujuran dan kesungguhan para saudari dalam

memenuhi harapan saya, semua bantuan para saudari sangat berarti bagi penelitian

saya. Untuk itu saya haturkan limpah terimakasih.

Hormat Saya,

Sr. Ezra, KSFL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 2

Petunjuk Pengisian Kuisioner:

Suster yang terkasih, berikut ini terdapat skala yang berisi sejumlah

pernyataan yang akan suster tanggapi dan jawab. Mohon supaya dibaca dan

dipahami setiap pernyataan.

• Berilah tanda cek list (√) pada kolom dari setiap pernyataan sesuai dengan

pemahaman, pengalaman dan sikap nyata yang dialami para suster sendiri.

• Mohon di isi pada kolom kualifikasi.

• Contoh:

No

Pernyataan

Tidak Pernah

Kualifikasi

1 2 4 5

Selalu

1 Saya percaya kepada

teman sekomunitasku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 3

Kuisioner Penelitian PENGARUH BIMBINGAN ROHANI TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PARA SUSTER KONGREGASI

FRANSISKAN SANTA LUSIA PEMATANGSIANTAR.

Nama :_______________________ Usia Kaul Kekal/Sementara :___________/____________ Komunitas :_______________________

Tabel 1 Variabel Bimbingan rohani

No Pernyataan

Kualifikasi Selalu Tidak

Pernah 1

2

4

5

1 Pembimbing mendengarkan saya dengan kesungguhan hati.

2 Pembimbing menyimak seluruh pengalaman dan pergulatan yang saya sharingkan.

3 Pembimbing menanggapi sesuai dengan harapan saya.

4 Pembimbing memperhatikan raut muka saya ketika saya bersharing.

5 Pembimbing peka terhadap bahasa nonverbal yang terungkap selama sharing berlangsung.

6 Pembimbing menunjukkan maksud Tuhan melalui pengalaman dan

No:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

pergulatan yang saya sharingkan.

7 Pembimbing membantu saya untuk memahami maksud Tuhan melalui pengalaman dan pergulatan yang saya sharingkan.

8 Pembimbing membuat jadwal bimbingan secara rutin dan teratur.

9 Saya menjalankan bimbingan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

10 Pembimbing memilih metode yang sesuai dengan tema bimbingan.

11 Bimbingan menggunakan sarana sesuai dengan materi antara lain Kitab Suci, konstitusi, dll.

12 Dalam bimbingan memperhatikan suasana rileks dan nyaman.

13 Bimbingan terjadi dalam suasana doa.

14 Pada bagian inti pembimbing memberikan penjelasan, informasi sesuai dengan materi bimbingan.

15 Pembimbing membantu saya untuk memahami nilai-nilai rohani.

16 Proses bimbingan selalu diakhiri dengan doa sebagai benang merah pengalaman rohani.

17 Pembimbing berperan seperti ibu yang membantu saya untuk memahami panggilan khusus ini.

18 Pembimbing berperan seperti sahabat setia mendengarkan dan membantu saya untuk semakin mengenal diriku,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

sesama dan Tuhan sendiri.

19 Saya memiliki kerinduan untuk berkembang dalam hidup rohani.

20 Saya kunjungan Sakramen Mahakudus setiap hari.

21 Saya meditasi setiap hari selama 30 Menit.

22 Saya melaksanakan bacaan rohani setiap hari.

23 Saya jujur dan terbuka menyampaikan pergulatan batinku kepada pembimbing.

24 Saya merasa dipercayai oleh Pembimbing.

25 Saya percaya sepenuhnya kepada pembimbing.

26 Saya menikmati kegembiraan dalam panggilan sebagai buah rohani.

27 Saya semakin menyadari keberadaanku dihadapan Tuhan dan sesama.

28 Saya semakin memiliki kerendahan hati.

29 Saya semakin memiliki semangat rela berkorban.

30 Pembimbing melihat dan menunjukkan perkembangan rohani saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Tabel 2 Variabel Kemampuan komunikasi antarpribadi

No

Pernyataan

Tidak

Pernah

Kualifikasi

Selalu 1 2 4 5

31 Saya berusaha mengetahui latar belakang partner bicara saya.

32 Saya mengenal kebiasaan partner bicara saya.

33 Saya berusaha mendengarkan kata-kata yang terungkap dari partner bicara saya.

34 Saya memahami perasaan partner bicara melalui nada suaranya.

35 Saya menangkap pesan setelah partner beberapa kali mengatakan maksudnya.

36 Saya menangkap pesan setelah satu kali partner mengatakan maksudnya.

37 Saya menangkap pesan melalui bahasa tubuh partner saya.

38 Saya memiliki kontak batin dengan orang yang biasa berkomunikasi dengan saya.

39 Saya memberikan respon yang tepat melalui kata-kata terhadap partner bicara saya.

40 Saya tidak memberikan respon melalui bahasa tubuh.

41 Saya melakukan apa yang saya katakan.

42 Saya jujur pada partner bicara saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

43 Saya teguh pada prinsip.

44 Saya bisa menyimpan rahasia.

45 Saya memenuhi setiap janji yang saya buat.

46 Saya setia terhadap kesepakatan.

47 Saya tidak menyampaikan perasaan saya dengan bahasa verbal.

48 Partner saya memahami maksud saya setelah saya beberapa kali mengatakan.

49 Partner saya memahami maksud saya dengan satu kali mengatakan.

50 Partner memahami maksud saya melalui bahasa tubuh saya.

51 Kehadiran saya dapat dipahami oleh teman yang biasa berkomunikasi dengan saya.

52 Saya percaya sepenuhnya kepada lawan bicara saya.

53 Saya membiarkan orang mengatakan sesuatu hal dengan tuntas tanpa mencela.

54 Saya sering kontak mata dengan orang yang sedang berbicara dengan saya.

55 Saya merasa bahwa pribadi yang dapat dipercaya merupakan nilai yang harus diperjuangkan.

56 Saya bisa menjadi sahabat yang baik bagi orang lain.

57 Saya bersikap terbuka pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

persahabatan dengan orang lain baik sejenis maupun lawan jenis

58 Saya jujur menyampaikan pendapat atau pandangan saya terhadap partner bicara saya.

59 Saya berbicara dengan penuh pertimbangan.

60 Saya mengkomunikasikan sesuatu dengan memperhatikan keadaan partner bicara saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 305 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

1 Zita 5 5 5 5 5 5 5 35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 4 4 3 5 5 5 26 5 5 4 5 5 24 144

2 Evivani 4 5 2 2 4 5 5 27 4 2 4 5 2 5 4 4 5 5 4 4 48 2 2 2 4 4 4 18 2 4 5 3 3 17 110

3 Eva 4 5 4 4 2 4 4 27 4 2 4 4 4 5 2 2 4 4 4 2 41 5 2 4 4 2 5 22 4 5 2 4 4 19 109

4 Theofani 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 4 4 4 5 5 5 27 4 4 2 2 4 16 135

5 Royentina 5 5 5 5 4 5 5 34 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 5 5 5 5 30 4 4 2 2 4 16 137

6 Hedwilda 5 5 5 5 4 5 4 33 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 2 4 2 5 4 5 22 4 4 2 4 4 18 132

7 Mariana 5 5 4 5 5 5 5 34 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 56 4 4 4 5 5 5 27 4 4 2 5 5 20 137

8 Yolenta 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 4 5 23 147

9 Madeline 5 5 4 5 5 5 5 34 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 55 4 4 4 4 4 5 25 4 5 4 4 5 22 136

10 Angeline 4 5 2 4 4 4 4 27 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 55 4 5 5 5 5 5 29 5 5 4 5 4 23 134

11 Amandha 5 5 5 5 5 5 5 35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 58 5 4 5 5 5 5 29 5 5 5 4 5 24 146

12 Agatha 5 5 4 5 5 5 5 34 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 4 5 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 25 145

13 Leopolda 5 5 5 5 4 5 5 34 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 53 2 4 4 5 5 5 25 5 4 4 4 4 21 133

14 Hendrika 4 2 4 4 4 2 2 22 1 1 1 4 1 2 5 5 5 2 2 5 34 4 4 4 2 2 1 17 2 4 2 4 5 17 90

15 Virginia 5 5 4 5 5 5 5 34 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 50 5 2 5 4 5 5 26 4 5 5 5 4 23 133

16 Febiola 4 4 4 4 4 4 5 29 2 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 50 4 4 4 5 5 4 26 4 4 2 2 4 16 121

17 Ignatia 5 5 4 5 5 4 5 33 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 58 4 4 2 5 5 5 25 4 5 5 5 5 24 140

18 Klarista 4 4 4 5 4 5 4 30 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 56 2 4 4 5 5 5 25 4 4 4 4 4 20 131

19 Amandine 4 4 4 5 5 4 4 30 2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 2 2 2 5 5 5 21 5 5 5 5 4 24 129

20 Mayella 4 4 4 5 4 5 5 31 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 54 4 5 5 5 5 5 29 5 5 4 4 5 23 137

21 Verona 5 5 4 4 4 5 5 32 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 54 4 5 5 4 4 4 26 4 4 4 4 5 21 133

22 Hermina 4 5 2 5 5 4 4 29 5 5 4 4 2 5 4 4 5 5 5 4 52 5 5 2 4 4 4 24 4 4 2 2 5 17 122

23 Adelina 5 5 4 5 5 4 5 33 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 58 4 5 4 5 5 5 28 5 5 4 5 5 24 143

24 Krisanta 5 5 4 5 4 5 5 33 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 2 5 48 2 4 4 5 5 5 25 5 5 4 4 4 22 128

25 Dominika 2 2 2 2 2 2 2 14 2 2 2 4 2 4 2 2 2 1 1 2 26 2 2 2 1 2 2 11 2 2 2 2 2 10 61

26 Mikaela 2 2 2 2 2 4 4 18 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 1 5 36 2 4 2 5 4 2 19 4 5 2 2 2 15 88

27 Hironima 4 4 4 4 4 4 5 29 2 2 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 46 2 1 2 5 5 4 19 5 5 4 4 4 22 116

28 Beatris 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 4 49 5 2 2 4 5 5 23 5 4 5 5 5 24 124

29 Rafaela 2 4 4 2 4 5 4 25 2 2 2 4 4 5 4 4 4 5 5 5 46 4 5 5 5 4 5 28 5 4 4 4 4 21 120

30 Celindine 4 5 4 4 4 4 5 30 4 1 4 2 4 4 5 4 5 5 5 5 48 1 4 2 5 5 4 21 5 5 2 4 4 20 119

31 Celsia 5 4 4 5 5 4 4 31 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 56 5 4 4 4 5 5 27 5 5 4 4 5 23 137

32 Klara 5 4 4 5 4 5 5 32 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 5 4 4 4 27 5 5 4 4 5 23 139

33 Bonifasia 5 5 4 5 5 5 5 34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 5 5 4 5 5 5 29 5 5 4 4 5 23 146

34 Arnolfine 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30 4 4 5 5 5 23 147

35 Stanisa 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 57 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 2 18 127

36 Franceline 5 5 5 5 5 5 5 35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 25 149

37 Egidia 5 4 4 5 5 5 4 32 2 1 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5 47 4 5 5 5 5 5 29 5 4 4 4 5 22 130

38 Reynelda 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58 4 5 4 5 5 5 28 4 4 4 4 5 21 142

39 Paskalina 5 5 4 5 5 5 5 34 4 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 56 2 4 4 4 4 5 23 5 4 4 5 5 23 136

40 Cesilia 5 5 4 5 2 5 5 31 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 5 5 54 2 4 2 5 5 5 23 5 5 4 5 4 23 131

41 Faustina 5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 4 5 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 25 149

42 Mathilda 5 5 5 5 5 5 5 35 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 58 5 5 5 4 4 5 28 5 5 5 5 5 25 146

43 Benedikta 5 5 4 5 5 5 5 34 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 58 4 5 5 5 5 5 29 5 5 5 5 5 25 146

44 Gratiansi 5 4 4 4 2 4 4 27 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 55 4 5 5 5 5 5 29 5 4 4 4 4 21 132

45 Desideria 5 5 5 4 4 5 5 33 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 56 4 5 4 5 5 5 28 5 5 4 4 5 23 140

46 Edith 4 4 2 4 4 4 4 26 2 2 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 48 2 4 4 5 4 4 23 2 4 4 4 4 18 115

47 Daniela 4 5 4 4 4 5 5 31 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 54 5 5 5 5 5 5 30 5 5 4 4 5 23 138

48 Mery 5 5 4 5 5 5 5 34 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 4 4 4 5 5 5 27 4 5 5 5 5 24 144

49 Nicoline 5 5 4 5 5 5 5 34 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 5 5 5 5 30 5 4 4 4 5 22 143

50 Marta 4 4 4 5 5 5 5 32 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 56 4 4 2 5 5 5 25 5 4 4 4 5 22 135

51 Zaneth 4 5 4 5 4 5 4 31 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 52 4 4 2 4 4 5 23 4 4 4 4 4 20 126

52 Gemadin 5 5 5 5 5 5 5 35 1 1 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 39 4 2 5 5 5 5 26 4 4 4 4 4 20 120

53 Yulini 5 5 5 5 5 5 5 35 1 1 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 39 4 2 5 5 5 5 26 2 5 5 5 5 22 122

54 Gratia 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 56 4 5 5 5 5 5 29 4 4 4 4 4 20 140

55 Efata 5 5 4 5 5 5 5 34 5 1 1 2 2 5 5 4 5 5 5 4 44 5 2 2 4 5 5 23 5 5 2 4 5 21 122

56 Marcel 4 4 4 4 5 4 4 29 2 2 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 49 5 2 2 4 4 5 22 5 4 2 4 4 19 119

57 Everdine 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 56 5 4 4 5 5 4 27 5 5 5 5 5 25 143

58 Gerardin 4 4 5 4 2 2 4 25 4 5 5 5 4 4 4 4 2 2 1 4 44 4 5 4 5 5 4 27 4 2 2 4 4 16 112

59 Teresa 5 5 5 5 4 4 4 32 2 2 1 1 2 2 4 4 5 5 5 5 38 4 4 4 2 2 4 20 2 4 4 5 5 20 110

60 Lusi 5 5 5 4 4 4 2 29 2 1 1 2 2 4 4 4 4 5 5 5 39 4 4 4 4 2 2 20 5 5 5 5 5 25 113

0,71 0,70 0,50 0,71 0,62 0,72 0,72 1872 0,59 0,63 0,61 0,48 0,75 0,51 0,58 0,69 0,56 0,70 0,69 0,46 3113 0,41 0,51 0,45 0,64 0,67 0,75 1523 0,59 0,48 0,51 0,47 0,62 1271 7779

0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Lampiran 4

Validitas

Sign. 5%

Σ Σ Σ ΣNO

Nama suster Σ TotPembimbing Proses Terbimbing Tujuan

Bimbingan Rohani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 605 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

1 Zita 4 5 4 5 5 4 5 4 36 4 4 4 5 2 4 5 4 32 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60 128

2 Evivani 4 4 4 2 5 4 2 4 29 4 4 2 4 2 5 4 4 29 2 2 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 51 109

3 Eva 2 5 4 5 4 4 4 5 33 4 2 4 4 5 4 5 5 33 4 4 5 4 4 5 2 4 4 4 2 4 5 51 117

4 Theofani 5 2 4 4 1 2 4 5 27 4 4 2 4 4 4 4 2 28 2 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 51 106

5 Royentina 5 2 4 4 2 2 4 5 28 4 4 4 4 4 4 4 2 30 2 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 51 109

6 Hedwilda 5 4 2 4 2 1 1 2 21 2 4 2 2 4 2 4 2 22 1 1 1 2 2 2 2 4 2 4 5 4 2 32 75

7 Mariana 2 4 5 5 2 2 4 2 26 4 2 4 4 5 5 5 2 31 2 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 57 114

8 Yolenta 5 5 5 5 4 5 5 5 39 5 5 5 5 5 5 4 5 39 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64 142

9 Madeline 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 2 5 4 4 2 4 2 27 4 2 4 4 2 2 1 4 4 4 2 4 4 41 101

10 Angeline 4 4 4 5 5 4 4 2 32 4 2 5 5 5 4 5 2 32 5 4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 60 124

11 Amandha 1 4 5 5 4 2 2 2 25 5 1 4 5 5 4 5 4 33 2 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 54 112

12 Agatha 4 4 5 4 4 5 4 2 32 5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 4 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 59 130

13 Leopolda 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 53 118

14 Hendrika 5 2 5 1 1 4 1 1 20 4 2 2 4 4 4 2 2 24 2 4 2 2 2 2 5 4 5 4 4 4 2 42 86

15 Virginia 4 4 5 1 5 1 5 2 27 5 1 1 5 5 5 5 1 28 1 1 5 5 1 5 5 5 5 2 5 5 5 50 105

16 Febiola 2 2 4 4 4 4 4 5 29 4 4 2 4 5 4 4 4 31 2 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 57 117

17 Ignatia 5 4 5 5 5 4 5 4 37 5 5 4 5 5 4 5 5 38 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 56 131

18 Klarista 5 5 4 4 2 4 5 4 33 5 2 4 5 5 4 5 2 32 4 4 4 5 2 5 4 5 4 5 5 5 5 57 122

19 Amandine 5 5 4 4 2 4 5 4 33 4 1 4 5 5 5 1 5 30 4 4 5 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 58 121

20 Mayella 4 4 5 5 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 4 5 5 34 5 2 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 57 125

21 Verona 2 5 5 5 5 4 4 4 34 4 4 4 4 5 5 5 5 36 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 55 125

22 Hermina 5 2 5 5 4 4 4 5 34 5 2 4 5 4 4 5 5 34 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 56 124

23 Adelina 2 4 5 4 5 2 2 4 28 1 2 2 2 5 4 5 5 26 2 4 1 4 2 2 1 5 5 4 4 5 5 44 98

24 Krisanta 4 4 5 5 2 5 4 4 33 5 2 5 5 5 4 5 2 33 5 2 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 58 124

25 Dominika 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2 2 2 1 2 2 2 2 15 2 2 2 2 1 1 2 4 2 2 2 2 2 26 57

26 Mikaela 2 1 4 4 4 2 4 4 25 4 4 4 4 4 2 4 2 28 2 2 2 4 2 2 4 5 4 4 4 4 5 44 97

27 Hironima 2 2 4 2 4 4 4 4 26 4 2 2 2 5 4 4 4 27 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 5 4 43 96

28 Beatris 4 4 5 4 2 4 2 4 29 5 4 2 2 5 4 5 4 31 4 4 2 5 2 2 4 5 1 4 4 2 4 43 103

29 Rafaela 4 4 4 4 5 4 5 4 34 4 4 4 4 5 5 4 5 35 2 5 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 48 117

30 Celindine 4 4 4 4 2 4 2 2 26 2 2 4 4 4 2 2 2 22 2 2 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 45 93

31 Celsia 2 4 5 5 5 5 4 5 35 4 2 5 5 5 4 5 4 34 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 55 124

32 Klara 2 4 5 5 4 4 2 4 30 4 5 4 4 5 4 4 4 34 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 57 121

33 Bonifasia 4 4 4 5 4 4 4 5 34 4 4 5 5 4 4 4 4 34 4 4 2 5 4 2 4 4 4 4 5 4 5 51 119

34 Arnolfine 2 5 5 5 5 2 2 5 31 4 4 5 2 5 4 5 2 31 2 1 4 5 2 2 4 5 4 2 4 5 5 45 107

35 Stanisa 5 4 4 5 5 5 5 4 37 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 57 126

36 Franceline 5 4 5 5 5 5 5 5 39 5 4 5 5 5 5 5 1 35 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 60 134

37 Egidia 5 4 5 5 5 5 5 5 39 4 2 4 2 5 4 4 4 29 2 4 2 5 2 2 5 5 5 5 4 5 5 51 119

38 Reinelda 4 4 5 4 5 4 2 2 30 4 2 4 4 2 4 4 4 28 2 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 55 113

39 Paskalina 5 5 4 2 2 4 2 5 29 5 4 2 4 5 4 4 4 32 4 4 4 4 2 4 2 5 4 4 5 5 5 52 113

40 Cesilia 4 5 4 5 2 2 2 1 25 4 2 4 4 5 4 5 4 32 4 2 4 4 2 5 5 5 5 1 4 5 5 51 108

41 Faustina 5 5 5 5 2 4 4 4 34 4 4 5 5 5 5 5 4 37 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 63 134

42 Mathilda 4 4 5 4 5 4 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 56 122

43 Benedikta 2 5 5 5 5 5 5 5 37 5 1 4 5 5 4 5 1 30 1 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 56 123

44 Gratiansi 4 4 4 4 2 5 5 5 33 4 2 5 4 5 5 5 1 31 4 4 2 4 2 5 5 5 5 5 5 1 5 52 116

45 Desideria 5 5 5 4 4 2 2 2 29 4 4 4 4 5 2 4 4 31 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 56 116

46 Edith 4 4 4 4 4 2 4 4 30 4 2 4 4 5 5 5 4 33 2 4 2 4 4 4 2 5 5 5 5 5 5 52 115

47 Daniela 5 2 5 4 4 4 4 4 32 4 5 4 5 4 5 5 5 37 4 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 55 124

48 Mery 4 4 5 5 5 5 5 4 37 5 4 5 5 5 5 5 4 38 4 4 5 1 2 4 5 5 5 5 5 4 5 54 129

49 Nicoline 2 4 4 5 5 4 4 5 33 4 4 4 4 5 4 5 5 35 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 57 125

50 Marta 4 5 5 5 5 4 5 4 37 5 2 4 4 4 5 4 5 33 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 58 128

51 Zaneth 5 5 5 4 1 5 5 2 32 4 5 4 5 5 4 5 2 34 2 4 2 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 55 121

52 Gemma 4 4 4 4 4 2 2 2 26 4 4 4 4 4 5 5 2 32 4 2 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 50 108

53 Yulini 2 4 4 4 4 2 2 2 24 4 4 4 4 4 2 4 2 28 2 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 53 105

54 Gratia 4 4 5 5 5 4 4 4 35 4 5 4 4 4 4 4 2 31 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 61 127

55 Efata 5 5 5 5 1 5 5 5 36 4 4 4 5 5 5 5 4 36 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 58 130

56 Marcel 4 2 2 4 5 5 4 4 30 4 4 4 2 4 4 4 4 30 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 49 109

57 Everdine 4 5 5 4 4 5 4 4 35 5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 61 136

58 Gerardin 2 4 4 4 2 2 2 1 21 1 1 5 5 4 4 4 2 26 2 2 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 2 52 99

59 Teresa 4 4 4 4 5 5 5 2 33 2 2 2 4 4 1 2 5 22 5 4 4 4 2 2 4 2 5 2 5 5 4 48 103

60 Lusi 5 5 5 5 4 4 4 2 34 4 2 5 4 4 2 5 5 31 4 4 2 5 4 2 5 4 5 5 4 2 4 50 115

0,26 0,45 0,59 0,60 0,33 0,58 0,62 0,44 1862 0,62 0,35 0,58 0,66 0,38 0,58 0,49 0,38 1880 0,39 0,57 0,48 0,39 0,59 0,65 0,55 0,44 0,50 0,53 0,38 0,37 0,60 3153 68950,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

Lampiran 5

ValiditasSign. 5%

Σ Σ Σ

Kemampuan Komunikasi Antarpribadi

NONAMA

SUSTERΣ Tot

Menerima Pesan Menyampaikan Pesan Suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 6No

Nama Suster

Bimbingan RohaniKemampuan Komunikasi 

Jumlah

1 Zita 144 128 2722 Evivani 110 109 2193 Eva 109 117 2264 Theofani 135 106 2415 Royentina 137 109 2466 Hedwilda 132 75 2077 Mariana 137 114 2518 Yolenta 147 142 2899 Madeline 136 101 23710 Angeline 134 124 25811 Amandha 146 112 25812 Agatha 145 130 27513 Leopolda 133 118 25114 Hendrika 90 86 17615 Virginia 133 105 23816 Febiola 121 117 23817 Ignatia 140 131 27118 Klarista 131 122 25319 Amandine 129 121 25020 Mayella 137 125 26221 Verona 133 125 25822 Hermina 122 121 24323 Adelina 143 98 24124 Krisanta 128 124 25225 Dominika 61 57 11826 Mikaela 88 97 18527 Hironima 116 96 21228 Beatris 124 103 22729 Rafaela 120 117 23730 Celindine 119 93 21231 Celsia 137 124 26132 Klara 139 121 26033 Bonifasia 146 119 26534 Arnolfine 147 109 25635 Stanisa 127 125 25236 Franceline 149 133 28237 Egidia 130 119 24938 Reynelda 142 113 25539 Paskalina 136 113 24940 Cesilia 131 110 24141 Faustina 149 134 28342 Mathilda 146 122 26843 Benedikta 146 123 26944 Gratiansi 132 116 24845 Desideria 140 116 25646 Edith 115 115 23047 Daniela 138 121 25948 Mery 144 129 27349 Nicoline 143 127 27050 Marta 135 128 26351 Zaneth 126 121 24752 Gemadina 120 108 22853 Yulini 122 107 22954 Gratia 140 126 26655 Efata 122 127 24956 Marcel 119 109 22857 Everdine 143 136 27958 Gerardin 112 102 21459 Teresa 110 103 21360 Lusi 113 115 228

7779 6894 14673Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 7

Tabel Descriptive Statistic

N Range Min. Max. Sum Mean Std. Deviation

Variance

Pembimbing 60 21 14 35 1872 312.000 4.27765 18.298 Proses 60 34 26 60 3113 51.8833 75.4443 56.918 Terbimbing 60 19 11 30 1523 25.3833 3.89738 15.190 Tujuan 60 15 10 25 1271 21.1833 3.12178 9.745 Menerima Pesan 60 23 16 39 1863 31.0500 4.80968 23.133 Menyampaikan Pesan

60 25 15 40 1878 31.3000 4.57072 20.892

Suasana 60 38 26 64 3153 52.5500 6.94878 48.286

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22972/2/081124030_Full.pdf · i pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior

Lampiran 8

Jadikanlah Aku Pembawa Damai ( Doa St. Fransiskus Asisi)

Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai.

Bila terjadi kebencian,

Jadikanlah aku pembawa cinta kasih.

Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.

Bila terjadi perselisihan,

jadikanlah aku pembawa kerukunan.

Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.

Bila terjadi kesesatan,

jadikanlah aku pembawa kebenaran.

bila terjadi kecemasan, jadikanlah aku pembawa harapan.

bila terjadi kesedihan,

jadikanlah aku sumber kegembiraan.

Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.

Tuhan, semoga aku lebih ingin menghibur daripada dihibur.

Memahami daripada dipahami. Mencintai daripada dicintai.

Sebab dengan memberi aku menerima, dengan mengampuni aku diampuni,

dengan mati suci aku bangkit lagi untuk hidup selama-lamanya.

Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI