PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · i UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN...
Embed Size (px)
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · i UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN...

UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN
WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Yosephin Buyunda Elasfrihira
NIM : 048114067
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i
UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN
WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Yosephin Buyunda Elasfrihira
NIM : 048114067
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN
WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV
Yang diajukan oleh :
Yosephin Buyunda Elasfrihira
NIM : 048114067
Telah disetujui oleh:
Tanggal : 5 Agustus 2008 Tanggal : 5 Agustus 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Pengesahan Skripsi Berjudul
UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN WORTEL ( Daucus carota, L ) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV
Oleh : Yosephin Buyunda Elasfrihira
NIM : 048114067
Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Pada tanggal : 31 Juli 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv
Kupersembahkan skripsi ini
Sebagai tanda cinta dan terima-kasihku
Atas semua rancangan indah Allah Bapaku di Surga
Ibu dan Bapak untuk bekal kearifan alam dalam hidupku
Untuk Tako dan Dena yang selalu dapat kuandalkan
Untuk Lolo yang selalu menggoyangkan ekornya saat aku pulang
Untuk Wewe’, Tere, Nana “cacing” atas semua kegilaan masa muda kita
Untuk “rumahku” yang selalu mengijinkanku “pulang” kapan pun aku mau
Untuk teman, sahabat, anak-anak Wortel, yang tidak pernah berhenti
“mengolokku” dan menyayangiku
Untuk Almamaterku tercinta yang turut membentukku selama ini
’’Dengan itu semua aku ada dan bertahan hingga titik ini’’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Agustus 2008
Penulis,
Yosephin Buyunda Elasfrihira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yosephin Buyunda Elasfrihira Nomor Mahasiswa : 048114067
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
UJI EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN
WORTEL (Daucus carota,L) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 11 Agustus 2008 Yang menyatakan,
Yosephin Buyunda Elasfrihira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PRAKATA
Atas semua kemurahan Bapa di Surga dan perencanaan-Nya yang sangat
sempurna, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ UJI
EFIKASI GEL SUNSCREEN ENDAPAN DAN FILTRAT PERASAN
WORTEL (Daucus carota, L) UNTUK MENGURANGI INFLAMASI
SETELAH PAPARAN SINAR UV “. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) program studi Ilmu
Farmasi.
Penyusunan skripsi ini dapat selesai tanpa terlepas dari bantuan banyak
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Kepala Program Studi
Farmasi Universitas Sanata Dharma.
3. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing pertama atas
bimbingan dan perhatian yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini.
4. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing kedua yang
mau memberikan kepercayaan penuh, bimbingan, pengarahan dan
saran dalam penyelesaian skripsi ini kepada seorang Ella.
5. drh. Sitarina Widyarini, MP., Ph.D, yang mau berbagi ilmunya dengan
penulis.
6. Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si., Apt., yang telah memberikan
masukan, kritik, kepedulian dan sarannya.
7. Team Wortel Miracle: Desi, Cipi, Dian K., Budi A, Ine, Finza dan Ian
atas keindahan dan kebersamaan melewati siang dan malam di
laboratorium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii
8. Segenap Staf Laboratorium: Pak Yuwono, Pak Musrifin, Pak Sigit,
Pak Wagiran, Pak Agung, Pak Iswandi, Pak Otto, Pak Heru, Pak
Sarwanto, Pak Parlan, Pak Kunto dan Pak Andri atas bantuan dan
kerjasamanya.
9. Pak Satpam: Mas Tri, Mas Agus, Mas Sani dan semua penjaga
keamanan saat lembur kerja malam hari.
10. Kakak-kakakku di MAPASADHA yang tak pernah berhenti
menyemangatiku dengan cara yang unik tapi mujarab.
11. Teman-teman angkatan 2004 atas keindahan masa praktikum dan
kuliah kita.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu untuk
semua dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Demikian karya tulis skripsi ini disusun. Semoga dapat bermanfaat bagi para
pembaca naskah skripsi ini.
Yogyakarta, 5 Agustus 2008
Dengan hormat,
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek formula optimum gel sunscreen dengan zat aktif endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota, L) dalam mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV. Penilaian efikasi formula optimum yang diuji menggunakan metode uji efikasi secara in vivo. Metode penelitian ini menggunakan hewan uji mencit dari galur BALB/C berjenis kelamin jantan yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Klinik Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rambut di bagian punggung hewan uji dicukur hingga terlihat kulit punggung mencit. Formula gel yang akan diuji dioleskan secara merata pada bagian kulit punggung hewan uji. Setelah itu, hewan uji dipapar sinar UV dengan dengan dosis berulang sebanyak tiga kali.
Pengukuran inflamasi yang terjadi dilakukan 24 jam setelah paparan sinar ultraviolet. Inflamasi yang terjadi diamati sebagai peningkatan ketebalan lipatan kulit (skinfold-thickness) punggung hewan uji. Skinfold-thickness hewan uji yang dioles formula gel dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pengujian perbedaan peningkatan skinfold-thickness antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dilakukan dengan analisis statistik ANOVA.
Hasil pengujian menunjukkan perbedaan bermakna rata-rata peningkatan skinfold-thickness antara kelompok kontrol negatif dan kelompok yang diberi perlakuan menggunakan formula gel endapan perasan wortel. Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa formula gel optimum dengan endapan perasan wortel memberikan perlindungan untuk mengurangi inflamasi lebih baik dibandingkan formula gel optimum dengan bahan aktif filtrat perasan wortel. Kata kunci : Uji antiinflamasi, gel, Daucus carota L, beta karoten
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x
ABSTRACT
This research was conducted in order to know the effect of sunscreen optimum gel with filtrate and sediment of squeezed carrot active substance (Daucus carota,L) in reducing the inflammation after ultraviolet exposure. The effect measurement of tested optium formula uses in vivo test method. This research’s method uses strain experimented male-mice of BALB/C which comes from pharmachology and clinical pharmacy laboratory of Gadjah Mada University, Yogyakarta. The lower part hairs of the experimented mice were shaved until the skin of the back appeared. The gel formula that was going to be tested was smeared entirely on it. Then, the experimented mice were rayed in the UV with frequent dose for three times.
The measurement of the inflammatory effect was done in 24 hours after UV radiation. The inflammation which happened was observed as the skin fold-thickness increase of the mid-dorsal. The experimented mice’s skinfold-thickness which smeared by the gel formula was compared with the control group, a number of mice which were not being tested as means of comparison to the tested one. The research of the skin fold-thickness difference augmentation between the experimented group and the control group was conducted by using ANOVA statistic analysis.
There was a significant difference of skinfold-thickness’s mean between the experimented mice group which smeared by the gel formula with sediment of squeezed carrot compared with the control group. From the research, there could be known whether optimum gel formula with sediment of squeezed carrot had better protection effect in reducing inflammation after UV irradiation than optimum gel formula with filtrate of squeezed carrot.
Key words : anti-inflammation test, gel, Daucus carota L, beta carotene
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................vi
PRAKATA............................................................................................................ vi
INTISARI ............................................................................................................. ix
ABSTRACT........................................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENGANTAR............................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5 A. Beta Karoten ................................................................................................. 5 B. Spektrofotometri Sinar Tampak.................................................................... 6 C. Antioksidan ................................................................................................... 8 D. Sediaan Topikal............................................................................................. 9 E. Gel ............................................................................................................... 10 F. Radiasi Ultraviolet ...................................................................................... 11 G. Minimal Erythema Dose (MED) dan Minimum Edematous Dose (MEdD) 13 H. Inflamasi...................................................................................................... 14 I. Hipotesis...................................................................................................... 16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 18 A. Jenis Rancangan Penelitian ......................................................................... 18 B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 18 C. Definisi Operasional ................................................................................... 19 D. Bahan dan Alat............................................................................................ 20 E. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 26
A. Preparasi Sampel Perasan Wortel ............................................................... 26 B. Ekstraksi Beta Karoten Dari Filtrat Dan Endapan Perasan Wortel............. 27 C. Penetapan Kadar Beta Karoten Dalam Filtrat Dan Endapan
Perasan Wortel ............................................................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii
D. Sediaan Gel Hasil Optimasi Formula.......................................................... 32 E. Penentuan 1 Dosis Minimal Erythema - Associated Udema....................... 33 F. Penentuan Puncak Inflamasi Setelah Pemaparan UV Pada Kelompok
Kontrol Negatif ........................................................................................... 37 G. Uji Efikasi Formula Gel Optimum Untuk Mengurangi Inflamasi Setelah
Pemaparan UV ............................................................................................ 39
BAB V................................................................................................................... 43
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 43 A. Kesimpulan ................................................................................................. 43 B. Saran............................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 45
LAMPIRAN .........................................................................................................48
BIOGRAFI PENULIS........................................................................................ .66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengukuran absorbansi seri baku beta karoten menggunakan ......... 30 Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20 .......................... 30 Tabel II. ∑ beta karoten dalam filtrat perasan wortel menggunakan instrumen
Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20 .......................... 31 Tabel III. ∑ beta karoten dalam endapan perasan wortel menggunakan
instrumen Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20 ......... 32 Tabel IV. Komposisi sediaan gel hasil optimasi formula .................................. 32 Tabel V. Pengukuran 24 jam setelah radiasi UV .............................................. 34 Tabel VI. Pengukuran 48 jam setelah radiasi UV.............................................. 34 Tabel VII. Pengukuran 72 jam setelah radiasi UV ............................................. 35 Tabel VIII. Data peningkatan skinfold-thickness untuk pengukuran 1 MED-associated udema dengan pengukuran setelah 24 jam ......... 37 Tabel IX. Data peningkatan skinfold-thickness pada kelompok kontrol negatif 38 Tabel X. Data peningkatan skinfold-thickness pada kelompok perlakuan........ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kimia all-trans β-karoten ......................................................... 6 Gambar 2. Spektra UV-Vis Beta Karoten............................................................... 8 Gambar 3. Struktur epidermis kulit....................................................................... 13 Gambar 4. Patogenesis dan gejala suatu peradangan ........................................... 15 Gambar 5. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum..................... 30 larutan beta karoten............................................................................. 30 Gambar 6. Grafik peningkatan skinfold-thickness saat pengukuran 24, 48,
dan 72 jam setelah pemaparan UV .................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum Baku Beta Karoten .......................................................................... 48
Lampiran 2. Pengukuran Absorbansi Seri Kurva Baku ........................................ 48 Lampiran 3. Data Penimbangan Sampel Perasan Wortel ..................................... 49
A. Filtrat ........................................................................................... 49 B. Endapan ....................................................................................... 49
Lampiran 4. Perhitungan Kadar Beta Karoten Dalam Perasan Wortel................ 49 Lampiran 5. Formula Sediaan Gel ........................................................................ 51 Lampiran 6. Penentuan 1 Dosis Minimal Erythema – Associated Udema
Pada Mencit Balb/C ........................................................................ 52 Lampiran 7. Uji Statistik Untuk Penentuan Lama Paparan 1 Med-Associated
Udema ............................................................................................. 55 Lampiran 8. Data Peningkatan Ketebalan Kulit (Skinfold-Thickness)
Kelompok Perlakuan....................................................................... 57 Lampiran 9. Uji Statistik Penentuan Waktu Puncak Inflamasi Akibat Paparan ... 58 Lampiran 10.Uji Statistik Gel Dengan Endapan Perasan Wortel
Pada 24 Jam Setelah Pemaparan UV .............................................. 61 Lampiran 11.Uji Statistik Gel Dengan Filtrat Perasan Wortel Pada 24 Jam
Setelah Pemaparan UV ................................................................... 63 Lampiran 12.Uji Statistik Perbedaan Kenaikan Skinfold-Thickness
Antara Kelompok Formula Gel Endapan Perasan Wortel Dan Kelompok Formula Gel Filtrat Perasan Wortel .............................. 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kulit merupakan perlindungan tubuh yang utama dari zat-zat eksogen
berbahaya. Paparan sinar matahari yang berlebih dapat merusak kulit. Perhatian
para ilmuwan dan masyarakat luas terhadap bahaya paparan yang berlebih dari
sinar matahari semakin meningkat seiring semakin menipisnya lapisan ozon.
Ultraviolet A dan B merupakan radiasi berbahaya dari sinar matahari (Lee and
Watson, 2001). Ultraviolet B (290-320 nm) mempunyai kemampuan untuk
merusak lapisan terluar dari kulit, yaitu lapisan epidermis, sehingga menyebabkan
kulit menjadi kemerahan, bengkak, mengelupas. Ketiga gejala ini merupakan
gejala inflamasi yang muncul di kulit sebagai akibat paparan sinar ultraviolet B
yang berlebihan. Sinar ultraviolet A (320-400 nm) mempunyai kemampuan untuk
merusak jaringan kulit yang lebih dalam, menyebabkan kulit kehilangan
elastisitasnya, dan kemampuan untuk memperbaiki sel-sel kulit yang rusak
(Cohen and Wood, 2000).
Senyawa beta karoten mempunyai manfaat sebagai antioksidan dan dapat
mengurangi pengaruh buruk dari sinar matahari (Lee and Watson, 2001). Akan
tetapi, sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan, belum ditemukan penggunaan
beta karoten secara topikal untuk menangkal pengaruh buruk sinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2
ultraviolet. Selama ini, beta karoten dibuat dalam bentuk sediaan untuk
penggunaan oral.
Wortel (Daucus carota,L) merupakan salah satu sayuran yang
mengandung senyawa beta karoten. Penelitian skripsi sebelumnya mengenai
wortel (Daucus carota,L), membuktikan bahwa ampas wortel dengan penggunaan
secara topikal mempunyai khasiat untuk mengurangi inflamasi (Kristama, 2007).
Dengan demikian, diharapkan kandungan beta karoten perasan wortel dalam
sedian gel mempunyai khasiat yang sama, yaitu mengurangi inflamasi akibat
paparan ultraviolet, dan mempunyai tampilan fisik yang lebih dapat diterima
konsumen.
1. Perumusan Masalah
Apakah formula gel hasil optimasi yang mengandung endapan dan
filtrat perasan wortel (Daucus carota,L) yang diuji mempunyai khasiat
untuk mengurangi inflamasi akibat paparan sinar ultraviolet ?
2. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian
penggunaan wortel (Daucus carota,L) untuk mengurangi inflamasi
akibat paparan sinar ultraviolet A dengan penggunaan secara topikal
pernah dilakukan sebelumnya oleh Kristama (2007). Pada penelitian
tersebut, digunakan ampas wortel. Efek inflamasi ampas wortel
ditandai dengan penurunan skala eritema dan perubahan histopatologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3
pada kulit punggung kelinci yang diradangkan dengan radiasi sinar UV
A pada panjang gelombang 352 nm.
Penelitian “ Uji Efikasi Formula Optimum Gel Sunscreen Endapan
dan Filtrat Perasan Wortel (Daucus carota,L) untuk Mengurangi
Inflamasi setelah Paparan Sinar UV “, yang dilakukan penulis berbeda
dengan penelitian oleh Kristama (2007). Perbedaan tersebut terletak
pada bentuk sediaan wortel yang diujikan dan metode uji yang
dilakukan. Bentuk sediaan yang mengandung filtrat dan endapan
perasan wortel pada penelititan yang dilakukan penulis adalah gel.
Bentuk sediaan tersebut mempunyai kelebihan tampilan fisik dan
kemudahan penggunaan oleh konsumen yang lebih baik dibandingkan
ampas wortel. Efek sediaan gel yang mengandung endapan dan filtrat
perasan wortel untuk mengurangi inflamasi diukur sebagai perubahan
skinfoldthickness kulit punggung hewan uji mencit galur BALB/C.
3. Manfaat
Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang farmasi, mengenai efikasi endapan
dan filtrat perasan wortel (Daucus carota,L) yang mengandung
senyawa beta karoten untuk mengurangi inflamasi akibat sinar UV
dengan penggunaan secara topikal.
Secara aplikatif, penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu
acuan untuk mengembangkan produk kosmetik pelindung terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4
sinar UV dengan zat aktif endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus
carota,L) yang digunakan secara topikal.
B. Tujuan
1. Tujuan umum : Memperoleh bentuk sediaan topikal yang berkhasiat untuk
mengurangi inflamasi setelah paparan sinar UV.
2. Tujuan khusus : Membuktikan khasiat formula optimum gel sunscreen
filtrat dan endapan perasan wortel (Daucus carota,L) untuk mengurangi
inflamasi setelah paparan sinar UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beta Karoten
Beta karoten merupakan salah satu dari 600 karotenoid yang ada di alam.
Beta karoten mempunyai dua peran, yaitu sebagai prekursor vitamin A dan
antioksidan. Beta karoten yang terdapat pada wortel, pepaya, sayur mayur yang
berwarna kemerahan dan minyak kelapa sawit (Anonim, 2004). Selain terdapat
dalam sayuran, senyawa beta karoten juga terdapat dalam epidermis manusia
(Antille, Tran, Sorg, dan Saurat, 2004). Beta karoten berkhasiat antioksidan
spesifik untuk menetralkan oksigen singlet reaktif dan mencegah pembentukan
radikal peroxyl akibat peroksidasi lipida (Tjay dan Rahardja, 2002). Beta karoten
yang mengabsorpsi oksigen dari udara menjadi senyawa inaktif dan tidak
berwarna. Panjang gelombang absorpsi maksimal senyawa beta karoten
tergantung pada pelarut yang digunakan. Larutan beta karoten dalam kloroform
mempunyai panjang gelombang absorpsi maksimal pada 497,466 nm (Anonim,
1989) dan larutan beta karoten dalam pelarut aseton-heksan (1:9) mempunyai
panjang gelombang maksimum pada 436 nm (Anonim, 1995b).
Beta karoten mampu menangkap oksigen reaktif dan radikal peroksil
(Paiva dan Russel, 1999) lalu menetralkannya, menghambat oksidasi asam
arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim
lipoksigenase (Lieber dan Leo, 1999). Apabila oksidasi asam arakidonat dapat
dihambat maka tidak terbentuk oksigen reaktif yang dapat menyebabkan inflamasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6
sehingga proses inflamasi dapat dihambat. Penurunan aktivitas enzim
lipoksigenase menyebabkan tidak terbentuknya leukotrien yang dapat
mengaktivasi leukosit yang memacu terjadinya peradangan (Lieber dan Leo,
1999).
Gambar 1. Struktur kimia all-trans β-karoten(Anonim, 1989)
B. Spektrofotometri Sinar Tampak
Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi, spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang (Khopkar, 1990). Semua molekul dapat menyerap radiasi dalam
daerah UV-sinar tampak karena mengandung elektron, baik berpasangan maupun
tunggal, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi. Panjang
gelombang pada mana absorpsi itu terjadi, bergantung pada berapa kuat elektron
tersebut terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan kovalen tunggal
terikat dengan kuat, dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau panjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7
gelombang pendek untuk eksitasinya. Kebanyakan penerapan spektrofotometri
UV dan sinar tampak pada senyawa organik didasarkan pada transisi n-π* ataupun
π- π* dan karenanya memerlukan gugus kromofor dalam molekul itu. Transisi ini
terjadi dalam daerah spektrum (sekitar 200nm ke 700 nm) yang nyaman untuk
digunakan dalam eksperimen (Day Jr. dan Underwood, 1996).
Kromofor adalah gugus pengabsorpsi sinar pada molekul. Molekul yang
mengandung kromofor disebut dengan kromogen. Gugus auksokrom tidak dapat
menyerap radiasi dengan sendirinya, tetapi keberadaan gugus ini dalam suatu
molekul dapat meningkatkan absorpsi dari gugus kromofor dalam molekul
tersebut atau menyebabkan pergeseran panjang gelombang absorpsi. Perubahan
spektra dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pergeseran batokromik, yaitu absorpsi maksimum bergeser pada panjang
gelombang yang lebih panjang.
b. Pergeseran hipsokromik, yaitu absorpsi maksimum bergeser pada panjang
gelombang yang lebih pendek.
c. Hiperkromisme, yaitu peningkatan kemampuan absorpsi molar.
d. Hipokromisme, yaitu penurunan kemampuan absorpsi molar.
(Christian, 2004)
Pergeseran batokromik oleh gugus kromofor terjadi karena adanya
overlapping pada orbital π sehingga menurunkan perbedaan energi antara orbital
yang saling berdekatan. Pergeseran batokromik akan meningkatkan intensitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8
Semakin banyak rantai konjugasi suatu molekul, semakin besar pergeseran yang
terjadi (Christian, 2004).
Gambar 2. Spektra UV-Vis Beta Karoten (Anonim, 2007a)
C. Antioksidan
Proses terjadinya fotooksidasi diawali dengan keberadaan oksigen.
Oksigen ini ditemukan pada semua jaringan yang terpapar radiasi. Reactive
Oxygen Species (ROS), seperti oksigen singlet atau radikal lipid perokxyl yang
terbentuk akan merusak fungsi dari molekul biologis (Sies dan Stahl,2004).
Antioksidan adalah substrat dalam konsentrasi rendah, dibandingkan
dengan substrat lain yang dapat teroksidasi, dapat mencegah terjadinya oksidasi
(Young dan Lowe, 2000). Oksidasi terjadi pada ikatan konjugasi dalam suatu
molekul yang mempunyai ikatan tidak jenuh. Keberadaan senyawa tidak jenuh
pada suatu sistem, dapat memicu reaksi oksidasi berantai dalam sistem tersebut
(Anonim, 1957).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9
Mekanisme kerja antioksidan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Mencegah pengambilan oksigen oleh senyawa yang rentan teroksidasi
b. Melindungi suatu senyawa dengan menambahkan senyawa lain yang lebih
rentan teroksidasi
Antioksidan dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu tipe fenolik, tipe quinon,
tipe amina, tipe alkohol dan asam-asam organik, tipe asam-asam inorganik dan
bentuk garamnya. Sorbitol, yang biasa digunakan sebagai humektan dalam
sediaan kosmetik, termasuk dalam kelompok antioksidan tipe asam-asam organik
dan alkhol. Sorbitol terletak dalam satu golongan dengan asam askorbat (Anonim,
1957).
D. Sediaan Topikal
Salap, krim, dan gel merupakan sediaan semisolid yang ditujukan untuk
penggunaan secara topikal. Sediaan topikal dapat digunakan untuk memberikan
efek lokal maupun sistemik. Absorpsi obat yang dapat memberikan efek sistemik
harus diperhatikan ketika menggunakan bentuk sediaan topikal, terutama untuk
pasien yang sedang hamil dan menyusui karena dapat berpengaruh pada janin
yang dikandung atau bayi yang disusui (Allen, Popovich, dan Ansel, 2005).
Produk topikal dermatologis diperuntukkan untuk menghantarkan obat
pada kulit yang bermasalah. Kulit yang bermasalah tersebut merupakan tempat
kerja obat. Hal ini berbeda dengan definisi produk transdermal. Produk
transdermal diperuntukkan untuk menghantarkan obat melalui kulit (secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10
absorpsi perkutan) agar obat mencapai sirkulasi sistemik dan memberikan efek.
Pada produk transdermal, kulit bukan merupakan tempat kerja obat (Allen, dkk.,
2005). Penggunaan antioksidan secara topikal dapat mengontrol kelebihan radikal
bebas dan mengurangi stres oksidatif akibat paparan sinar ultraviolet (Levin dan
Maibach, 2002; Podhaisky dan Wohlrab,2002, cit Morquio, Rivera-Megret, Dajas,
2005).
E. Gel
Gel merupakan sistem semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan (Anonim, 1995a). Gel fase tunggal merupakan gel dengan partikel
mikromolekul yang tersebar merata di seluruh bagian fase cair dan tidak tampak
adanya ikatan antara molekul mikro yang terdispersi dan cairan. Apabila tampak
adanya partikel yang tersebar dalam gel tersebut disebut sebagai gel sistem dua
fase (Allen, dkk., 2005).
Hidrogel merupakan sistem gel di mana air terjebak dalam polimer yang
tidak terlarut. Hidrogel memiliki sifat yang sesuai dengan jaringan biologis.
Polimer khusus yang digunakan pada hidrogel dapat didegradasi oleh tubuh.
Polimer tersebut akan terhidrolisis secara perlahan dan melepaskan zat aktif yang
terjebak di dalamnya. Gel dapat digunakan untuk sediaan topikal jika tidak
memungkinkan adanya bentuk sediaan lain yang sesuai (Lieberman, Rieger, dan
Banker, 1996).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11
F. Radiasi Ultraviolet
Radiasi ultraviolet (UV) berada pada kisaran panjang gelombang 100 –
400 nm dan sering dibagi menjadi tiga berdasarkan daerah panjang gelombang,
yaitu:
a) UVA (315-400 nm), sering disebut gelombang panjang “black light”
b) UVB (280-315 nm), sering disebut gelombang medium “medium
wave”
c) UVC (100-280 nm), sering disebut gelombang pendek “short wave”
(Anonim, 2007b)
Sinar UV yang mengenai kulit mempunyai panjang gelombang paling
pendek antara 290 nm-300 nm dan energi dari sinar UV B berkisar 1 : 10 hingga
1: 20 terhadap UV A (Anonim, 1997). Radiasi UV A, UV B, dan UV C
mempunyai energi yang berbeda-beda dan dapat menyebabkan reaksi eritema
pada interval waktu yang berbeda setelah paparan disesuaikan dengan energi yang
dimiliki. Untuk menyebabkan terbentuknya reaksi eritema pada kulit, dibutuhkan
radiasi UV A sebesar 20-50 J. cm-2 (intensitas maksimal dicapai sekitar 72 jam
setelah paparan) atau 20-50 mJ. cm-2 UV B (intensitas maksimal dicapai sekitar 6-
24 jam setelah paparan), sedangkan UV C mempunyai energi sebesar 5-20 mJ.
cm-2. Lebih lanjut lagi, perbedaan energi tersebut juga dipengaruhi oleh keadaan
lingkungan seperti waktu pemaparan, musim, kelembaban udara, dan keadaan
atmosfer (Alexander, dkk.,1982).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12
Mekanisme perusakan jaringan kulit oleh sinar ultraviolet secara umum
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Kerusakan DNA
Sinar ultraviolet, terutama UV B merupakan sumber radiasi yang
berpotensi besar menyebabkan kerusakan DNA. Kerusakan DNA
yang diinduksi oleh sinar matahari juga melibatkan singlet oksigen
sebagai radikal bebas. Radiasi ultraviolet akan mengubah bentuk
basa DNA menjadi 7,8-dihidro-8-oxoguanine (8-OHdG) yang
kurang peka terhadap enzim Formamido–pirimidin DNA glikosilase
(FPG), sebuah DNA repair enzim.
b. Menekan respon imun, termasuk di dalamnya : inflamasi, disfungsi
sistem imun sel, dan disregulasi sitokin.
Sel lagerhans pada epidermis kulit normal merupakan sel pengenal
antigen yang penting. Radiasi sinar ultraviolet B akan mengurangi
kemampuan epidermis kulit yang mengandung sel langerhans untuk
menstimulasi proliferasi dari sel T.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13
Gambar 3. Struktur epidermis kulit
Secara sistemik, efek paparan ultraviolet diperantarai oleh produksi cis-
urocanic acid (cis-UCA) dan immunosupresi sitokin seperti Tumor Necrosis
Factor (TNF-α) dan interleukin-10 (IL-10), yang menekan respon Delayed-type
Hypersensitivity (DTH) terhadap antigen dengan menurunkan fungsi sel pengenal
antigen dan menurunkan keberadaan sel T (Lee dan Watson, 2001).
G. Minimal Erythema Dose (MED) dan Minimum Edematous Dose (MEdD)
Respon akut setelah paparan sinar UV berbeda pada tiap-tiap individu.
Minimal Erythema Dose (MED) adalah nilai yang digunakan untuk mengukur
sensitivitas akut pada individu terhadap sinar UV. MED mengindikasikan dosis
minimal sinar UV yang dibutuhkan untuk menimbulkan reaksi kemerahan
(eritema) ketika seseorang dipapar sinar ultraviolet. Dengan kata lain, individu
yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap sinar ultraviolet akan mempunyai
nilai MED yang rendah karena hanya dibutuhkan dosis paparan sinar UV yang
kecil (Anonim, 1997). Waktu pemaparan untuk menemukan dosis MED
tergantung pada tipe kulit yang dipapar dan sumber radiasi yang digunakan
(Rialdi, 2004). Pengukuran MED pada manusia biasa digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14
parameter eritema atau kemerahan pada kulit dan untuk mengetahui tipe kulit tiap
individu (Byrne, Spinks, dan Halliday, 2002).
Minimum Edematous Dose (MEdD) adalah dosis paparan ultraviolet
terkecil yang dapat menyebabkan edema. Hewan uji yang digunakan adalah
mencit dari galur BALB/C. Pengukuran Minimal Erythema Dose (MED) pada
kulit punggung hewan uji kurang tepat dilakukan karena kulit normal hewan uji
berwarna merah muda. Perubahan warna kulit akibat terjadinya eritema pada
mencit akan sulit dideteksi. Oleh sebab itu, seperti pada eritema, edema sebagai
salah satu komponen sunburn biasa digunakan untuk pengukuran sunburn pada
mencit (Byrne, dkk. , 2002). Inflammation associated edema diukur sebagai tebal
lipatan kulit punggung mecit (Widyarini, Spinks, Husband,dan Reeve, 2001).
H. Inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi imun bawaan sejak lahir. Inflamasi yang
tampak pada kulit berupa area kulit yang tampak kemerahan, terasa panas,
bengkak ( Silverthorn, 2007 ).
Secara sederhana, proses terjadinya inflamasi dapat digambarkan sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15
Gambar 4. Patogenesis dan gejala suatu peradangan (Mutschler, 1986)
Epidermis pada kulit merupakan perlindungan pertama tubuh manusia
terhadap radikal bebas karena mengandung antioksidan secara alami (Lee dan
Watson, 2001). Kulit secara alami menggunakan L-ascorbic acid untuk
melindungi bagian yang mengandung cairan dan menggunakan α-tocopherol
untuk melindungi stuktur lipid, termasuk membran. Pada umumnya, L-ascorbic
acid dan α-tocopherol bekerja secara sinergis pada sistem biologis. Jika vitamin E
pada membran teroksidasi oleh radikal bebas, vitamin C akan menggantikan
fungsinya (Lin, dkk., 2003).
Radiasi ultraviolet dapat menyebabkan kemerahan pada kulit (eritema)
terkait inflamasi, pigmentasi, dan imunomodulasi. Sinar ultraviolet menginduksi
terjadinya ROS (Reactive Oxygen Species) yang berperan penting dalam proses
penuaan kulit dan terjadinya penyakit kulit. Oksigen reaktif dan radikal peroksil
menyebabkan oksidasi asam arakhidonat menjadi endoperoksida sehingga
Nyeri
Noksius
Gangguan sirkulasi lokal
Pemerahan
Eksudasi
Panas
Kerusakan sel
Pembebasan bahan mediator
Emigrasi leukosit
Perangsangan reseptor nyeri
Gangguan fungsi
Pembengkakan
Proliferasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16
aktivitas enzim lipoksigenase meningkat. Peningkatan enzim lipoksigenase
menyebabkan terbentuknya leukotrien yang mengaktivasi leukosit untuk memacu
peradangan (Lieber dan Leo, 1999).
Eritema, edema, dan hiperplasia merupakan reaksi awal dari inflamasi
akibat radiasi ultraviolet pada kulit mamalia, yang melibatkan histamin dan
proinflamasi prostaglandin. Reaksi tersebut disebabkan adanya radikal bebas dan
dapat dicegah oleh antioksidan, baik yang bersifat eksogen dan endogen.
Kerusakan utama dapat memperparah inflamasi yang terjadi sehingga mengarah
pada kerusakan DNA epidermal. Reaksi inflamasi akut pada kulit akibat paparan
sinar matahari dapat berpotensi menyebabkan terjadinya fotokarsinogenesis
(Widyarini, dkk., 2001).
Edema merupakan salah satu gejala utama dari inflamasi. Inflamasi
terkait edema (bengkak) pada mencit diukur sebagai ketebalan lipatan kulit
punggung sebelum dan sesudah pemaparan sinar ultraviolet (Widyarini, dkk.,
2001).
I. Hipotesis
Penelitian ini bersifat eksperimental untuk memperoleh bukti secara
ilmiah efek filtrat dan endapan perasan wortel dalam sediaan gel hasil optimasi
untuk mengurangi inflamasi akibat paparan UV. Kandungan beta karoten dalam
perasan wortel berkhasiat untuk menangkal pengaruh buruk akibat paparan sinar
ultraviolet dari matahari (Sies dan Stahl, 2004). Sediaan gel hasil optimasi yang
akan diuji mengandung endapan dan filtrat perasan wortel. Penetapan kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17
kandungan beta karoten filtrat dan endapan perasan wortel sesuai dengan
prosedur AOAC untuk penetapan kadar beta karoten pada sayuran segar.
Pada penelitian ini, sediaan gel hasil optimasi diujikan pada hewan uji
mencit galur BABL/C. Rambut bagian punggung hewan uji dicukur sehingga
kulit bagian punggungnya terlihat (Byrne, dkk., 2002). Sediaan gel yang akan
diuji dioleskan secara merata pada kulit punggung hewan uji sebelum dipapar
sinar ultraviolet. Pengolesan dilakukan sebelum pemaparan sinar ultraviolet untuk
melihat kemampuan sediaan dalam mengurangi inflamasi yang ditimbulkan oleh
paparan ultraviolet. Respon positif diperoleh dengan ketebalan lipatan kulit yang
lebih rendah pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol
negatif. Kedua kelompok ini dipapar dengan sinar UV dari lampu UV dengan
panjang gelombang 365 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan rancangan eksperimental.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel utama
a. Variabel bebas
Komposisi formula yang dioleskan pada kulit punggung hewan uji.
b. Variabel tergantung
Peningkatan skinfold-thickness kulit punggung mencit yang diukur pada
24 jam setelah dipapar UV.
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali
1. Galur mencit : BALB/C
2. Jenis kelamin mencit : jantan
3. Umur mencit : 10 – 12 minggu
4. Kekuatan lampu UV : 115-116 lux
5. Kadar beta karoten dalam filtrat dan endapan perasan wortel
b. Variabel pengacau tak terkendali
1. Keadaan patologis hewan uji
2. Gerakan hewan uji selama penyinaran dengan sinar UV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19
C. Definisi Operasional
a. Perasan wortel adalah kandungan cairan (sari) dari umbi wortel (Daucus
carota, L ) yang diperoleh menggunakan juicer.
b. Filtrat perasan wortel adalah supernatan dari perasan wortel yang telah
disaring tiga kali dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15
menit.
c. Endapan perasan wortel adalah endapan dari perasan wortel yang telah
disaring tiga kali dan disentrifugasi dengan kecepatan 4000 rpm selama 15
menit.
d. 1 Dosis Minimal Erythema-associated Udema (MED-associated udema)
adalah lama penyinaran minimal menggunakan lampu UV A yang
mengakibatkan peningkatan skinfold-thickness punggung hewan uji sebesar
dua kali skinfold-thickness kulit punggung awal hewan uji tersebut. Hasil
optimasi 1 dosis Minimal Erythema-associated Udema adalah 20 menit.
e. Sediaan gel sunscreen yang diuji mempunyai aktivitas anti inflamasi bila
tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara rata-rata skinfold-
thickness kulit punggung hewan uji yang diolesi sediaan terhadap rata-rata
skinfold-thickness kulit punggung kelompok kontrol negatif, pada
pengukuran 24 jam setelah dipapar sinar UV.
f. Kelompok kontrol negatif adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi
perlakuan pengolesan kulit punggung menggunakan basis gel atau sediaan
gel pada saat pemaparan sinar ultraviolet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20
D. Bahan dan Alat
1. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah endapan dan filtrat
perasan wortel (Daucus carota, L), n-heksan (kualitas p.a), aseton (kualitas
p.a), aquadest, formula basis gel optimum, formula gel optimum yang
mengandung endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota, L).
2. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut
Lampu UV A dengan kekuatan 115-116 lux (hasil pengujian di Laboratorium
Analisis Pusat Universitas Sanata Dharma), Glasswares (PYREX-
GERMANY), jangka sorong digital, Spectrophotometer UV GenesisTM 10,
Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20, lemari pendingin
(Refrigerator Toshiba), dan juicer
3. Hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur BALB/C dengan usia 10-12
minggu, yang diperoleh dari laboratorium Farmakologi dan Farmasi klinik
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21
E. Tata Cara Penelitian
1. Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat dan endapan perasan wortel (Daucus carota, L)
a. Preparasi sampel
Wortel (Daucus carota, L) dibersihkan dan dipotong kecil agar
dapat dimasukkan dalam juicer. Potongan wortel yang sudah bersih
ditimbang + 1 kg kemudian dijus sehingga diperoleh perasan segar.
Perasan wortel disaring sebanyak tiga kali. Hasil saringan dipisahkan
menggunakan sentrifuge berkecepatan 4000 rpm selama 15 menit.
Pisahkan filtrat dan endapan perasan wortel yang diperoleh.
b. Ekstraksi beta karoten dari filtrat perasan wortel
Sampel filtrat perasan wortel yang didapat kemudian ditimbang
secara seksama 2,00 g. Cuci sampel dengan 2 x 25 ml aseton, kemudian
dengan 25 ml heksan. Hilangkan fase aseton dari ekstrak dengan
pencucian menggunakan 5 x 100 ml aquadest. Ambil lapisan paling
atas (fraksi heksan), kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml dan
ditambahkan pelarut (aseton : heksan = 1: 9) sampai tanda.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
c. Ekstraksi beta karoten dari endapan perasan wortel
Sampel endapan perasan wortel yang didapat kemudian ditimbang
secara seksama 0,20 gram. Cuci sampel dengan 2 x 25 ml aseton,
kemudian dengan 25 ml heksan. Hilangkan fase aseton dari ekstrak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22
dengan pencucian menggunakan 5 x 100 ml aquadest. Ambil lapisan
paling atas (fraksi heksan), kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml
dan ditambahkan pelarut (aseton:heksan = 1:9) sampai tanda.
Homogenkan. Pipet 5 ml larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 10
ml. Tambahkan pelarut hingga tanda.
Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.
d. Scanning panjang gelombang serapan maksimum beta karoten
Scaning λmax dilakukan dengan menggunakan 3 seri larutan baku
(2, 6, 10 ppm). Profil kromatogram ketiga seri larutan baku tersebut
dibandingkan kurva serapannya untuk menentukan panjang gelombang
serapan maksimum larutan baku beta karoten.
e. Pengukuran absorbansi seri larutan baku beta karoten
Seri larutan baku (2; 4; 6; 8; 10 ppm) diukur aborbansi pada λmax
yang diperoleh dari hasil scanning panjang gelombang serapan
maksimum. Kemudian dibuat persamaan regresi linier antara konsentrasi
dengan absorbansi.
f. Penetapan kadar beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Ukur absorbansi sampel filtrat perasan wortel pada panjang
gelombang serapan maksimum beta karoten. Kadar beta karoten dalam
filtrat perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan kurva baku yang
didapat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23
g. Penetapan kadar beta karoten dalam endapan perasan wortel
Ukur absorbansi sampel endapan perasan wortel pada panjang
gelombang serapan maksimum beta karoten. Kadar beta karoten dalam
endapan perasan wortel dihitung berdasarkan persamaan kurva baku
yang didapat.
2. Persiapan Hewan Uji
a. Hewan uji yang digunakan berjenis kelamin jantan dan berusia 10-12
minggu. Jumlah hewan uji yang dibutuhkan untuk uji yang dilakukan
sebanyak 37 ekor.
b. Tiap-tiap hewan uji, dihilangkan rambut di bagian punggungnya
menggunakan produk depilatoris.
c. Diamkan 24 jam setelah penghilangan rambut untuk menghilangkan efek
dari depilatoris yang kemungkinan dapat membiaskan hasil pengamatan.
3. Perlakuan terhadap hewan uji
a. Hewan uji dibagi menjadi 5 (lima) kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri
atas 5 (lima) ekor mencit.
b. Kelompok pertama merupakan kelompok kontrol negatif, yaitu
kelompok yang tidak diberi perlakuan pengolesan kulit punggung mencit
menggunakan basis atau formula gel optimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24
Kelompok kedua diberi perlakuan dengan formula basis gel endapan
perasan wortel .
Kelompok ketiga diolesi dengan formula gel endapan perasan wortel
yang akan diuji.
Kelompok empat diberi perlakuan dengan formula basis gel filtrat
perasan wortel.
Kelompok lima diberi perlakuan dengan formula gel filtrat perasan
wortel.
c. Tiap-tiap mencit dioles dengan 0,5 g bahan uji. Pengolesan dilakukan
pada area punggung mencit yang dicukur, yaitu + 4 cm x 3 cm. Diamkan
selama 15 menit.
d. Letakkan mencit pada wadah yang sudah disediakan dan papari dengan
sinar UV. Ketinggian lampu UV 15 cm dari tempat pijakan mencit.
e. Penyinaran dilakukan selama tiga hari berturut-turut. Lama penyinaran
tiap harinya 20 menit dan dilakukan pada jam yang sama. Formula yang
diuji dioles setiap kali sebelum penyinaran.
f. Pengukuran skinfold-thickness kulit punggung mencit dilakukan setiap
24 jam setelah penyinaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25
4. Analisis hasil
Analisis hasil dilakukan secara statistik menggunakan uji ANOVA yang
dilanjutkan dengan LSD (Least Significant Different) dengan tingkat
kepercayaan 95 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Preparasi Sampel Perasan Wortel
Wortel (Daucus carota,L) yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan wortel segar yang diperoleh dari sebuah perkebunan di daerah Tawang
Mangu. Pemilihan wortel dari satu perkebunan dan keseragaman usia tanam
wortel saat dipanen bertujuan untuk memperkecil keanekaragaman varietas dari
wortel tersebut.
Ketika sampai di laboratorium, wortel yang akan dijus segera dibersihkan
dari kotoran tanah yang masih menempel. Sisa wortel yang belum diproses,
disimpan dalam lemari pendingin dengan dimasukkan ke dalam plastik terlebih
dulu. Pencucian wortel dengan air dilakukan setelah wortel yang bersih dari tanah
ditimbang. Dengan demikian tidak ada penambahan berat air pencucian pada
penimbangan wortel. Berat wortel yang ditimbang disesuaikan dengan kebutuhan
agar diperoleh filtrat dan endapan perasan wortel yang mencukupi untuk dibuat
formula optimum. Pada saat melakukan penelitian ini, peneliti menimbang wortel
segar seberat + 1 kg.
Setelah bersih, wortel dipotong-potong agar dapat dijus. Sisa ampas yang
dihasilkan tidak langsung dibuang melainkan dipilih potongan-potongan kecil
wortel yang lolos saat dijus pertama. Jus wortel kemudian disaring sebanyak tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27
kali menggunakan saringan minuman untuk memisahkan partikel-partikel kasar
yang mungkin masih tertinggal. Proses selanjutnya adalah pemisahan endapan dan
filtrat perasan wortel menggunakan sentrifuge berkecepatan 4000 rpm selama 15
menit. Di dalam tabung sentrifuge akan terpisah antara filtrat dan endapan halus
perasan wortel. Pisahkan filtrat dan endapan tersebut untuk pengukuran kadar beta
karoten di dalamnya. Sifat sampel yang mudah busuk dalam penyimpanan selama
orientasi, menyebabkan proses dari pembuatan jus wortel hingga pembuatan
formula uji, tidak boleh lebih dari dua hari. Walaupun demikian, tidak dilakukan
penambahan pengawet pada jus wortel maupun pada komposisi formula untuk
meminimalkan bias pada hasil penelitian.
B. Ekstraksi Beta Karoten Dari Filtrat Dan Endapan Perasan Wortel
Ekstraksi beta karoten dari filtrat dan endapan perasan wortel mengikuti
prosedur isolasi beta karoten dari sayuran segar menurut AOAC (Anonim,
1995b). Prosedur tersebut menggunakan campuran aseton-heksan (1:9) agar
menyesuaikan sifat kepolaran dari senyawa beta karoten. Sampel filtrat perasan
wortel yang digunakan sebanyak 2,00 gram untuk satu kali replikasi, sedangkan
endapan perasan wortel ditimbang seksama 0,20 gram untuk satu kali replikasi.
Tiap-tiap sampel kemudian diekstraksi menggunakan 2 x 25 ml aseton,
kemudian dengan 25 ml heksan. Ekstraksi aseton dilakukan dengan pengadukan
menggunakan strirrer magnetik selama 2,5 menit kemudian ditampung dalam
erlenmeyer bertutup. Ekstraksi pertama pada sampel menggunakan aseton karena
senyawa beta karoten mempunyai kelarutan yang cukup baik pada aseton. Hal ini
ditunjukkan dengan perubahan warna sampel yang semula berwarna orange
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28
karena mengandung senyawa beta karoten menjadi berwarna kuning pucat.
Terekstraksinya senyawa beta karoten ke dalam pelarut aseton ditandai dengan
perubahan warna aseton tersebut menjadi berwarna orange. Warna tersebut
merupakan warna dari senyawa beta karoten dalam sampel yang diekstraksi.
Pengadukan untuk ekstraksi menggunakan pelarut heksan membutuhkan
waktu yang lebih singkat, yaitu selama 1 menit. Waktu pengadukan menggunakan
heksan lebih singkat karena sampel sudah berwarna kuning pucat setelah
diekstraksi menggunakan aseton. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa beta
karoten dalam sampel sudah banyak tertarik dalam pelarut aseton. Walaupun
demikian, masih adanya warna kuning yang tertinggal dalam sampel setelah
diekstraksi menggunakan aseton menunjukkan bahwa senyawa beta karoten
dalam sampel belum terekstraksi secara optimal. Oleh karena itu perlu diekstraksi
lagi menggunakan pelarut yang lebih bersifat nonpolar dibandingkan aseton.
Prosedur AOAC yang diacu menggunakan pelarut kedua berupa heksan. Ekstraksi
sampel menggunakan heksan bertujuan untuk menarik senyawa beta karoten yang
mungkin masih tertinggal di dalam sampel. Hasil ekstrak heksan kemudian
disatukan dengan ekstrak aseton dan ditempatkan pada corong pisah untuk
memisahkan aseton dari ekstrak. Hilangkan fase aseton dari ekstrak dengan
pencucian menggunakan 5 x 100 ml aquadest. Senyawa aseton dan heksan dapat
bercampur. Akan tetapi sifat aseton yang lebih mudah larut dalam air
dibandingkan heksan menjadi dasar dalam pemisahan aseton dari ekstrak.
Senyawa beta karoten cenderung bersifat nonpolar sehingga akan lebih
terlarut dalam fraksi heksan pada saat pencucian aseton menggunakan aquadest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29
Ambil lapisan paling atas, yaitu fraksi heksan yang mengandung beta karoten di
dalamnya, kemudian masukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambahkan pelarut
(aseton : heksan = 1: 9) sampai tanda untuk menyeragamkan volume saat
perhitungan kadar beta karoten dalam sampel.
C. Penetapan Kadar Beta Karoten Dalam Filtrat Dan Endapan Perasan
Wortel
Senyawa baku beta karoten yang digunakan dalam penelitian ini adalah
beta karoten produksi E Merck®. Sebelum dilakukan penetapan kadar beta
karoten, terlebih dulu dilakukan scanning panjang gelombang larutan beta karoten
baku. Scanning panjang gelombang perlu dilakukan untuk mengetahui panjang
gelombang di mana senyawa beta karoten memberikan serapan yang optimum.
Scanning panjang gelombang dilakukan pada range panjang gelombang 300-500
nm. Konsentrasi larutan beta karoten baku yang digunakan adalah 2, 6, dan 10
ppm. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan beta karoten
baku yang diperoleh adalah 452,2 nm. Panjang gelombang inilah yang akan
digunakan dalam pengukuran kadar beta karoten dalam sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30
10 p
pm
6 pp
m
2 pp
m
Gambar 5. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan beta karoten
Konsentrasi : 10 ppm, 6 ppm, dan 2 ppm Pelarut : Aseton : Heksan (1:9)
Instrumen : Perkin Lambda Elmer 20 λmaks : 452,2 nm
1. Pengukuran absorbansi seri kurva baku
Tabel I. Pengukuran absorbansi seri baku beta karoten menggunakan Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20
KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361 4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676
6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046
8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232 10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890 B = 0,15927 r = 0,99988
y =0,15927 x + 0,00890
A = – 0,02630 B = 0,14240 r = 0,99812
y = 0,14240 x – 0,02630
A = 0,04960 B = 0,14436 r = 0,99510
y = 0,14436 x + 0,04960
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31
Ketiga persamaan kurva baku tersebut mempunyai nilai regresi lebih
besar dari r tabel dengan taraf kepercayaan 95 % (r tabel = 0,878). Dengan
demikian, variabel bebas (kadar) dan variabel tergantung (absorbansi) dalam
ketiga persamaan tersebut mempunyai hubungan yang linier dan dapat digunakan
dalam perhitungan kadar beta karoten dalam sampel. Kurva baku yang digunakan
adalah kurva baku I dengan nilai r paling besar, yaitu 0,99988. Semakin besar
nilai r menandakan bahwa persamaan tersebut semakin berkorelasi linier.
Persamaan kurva baku yang digunakan dalam perhitungan kadar beta karoten
dalam sampel adalah y = 0,15927 x + 0,00890.
2. Kadar beta karoten dalam perasan wortel
Kadar beta karoten dalam filtrat dan endapan perasan wortel dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel II. ∑ beta karoten dalam filtrat perasan wortel menggunakan instrumen Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20
Filtrat Replikasi Absorbansi ∑ beta karoten (mg)
dalam 1 g filtrat
1 1,067 0,08305 2 1,056 0,08218 3 1,059 0,08242
Rata-rata + SD - 0,08255 + 0,0004
Dari tabel di atas, diketahui rata-rata ∑ kadar beta karoten dalam 1 gram sampel
filtrat perasan wortel adalah 0,08255 mg + 0,0004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32
Tabel III. ∑ beta karoten dalam endapan perasan wortel menggunakan instrumen Perkin-Elmer Spektrofotomer UV-Vis Lambda 20
Endapan Replikasi Absorbansi ∑ beta karoten (mg)
dalam 1 g endapan 1 1,150 1,79115 2 1,164 1,81310 3 1,129 1,75820
Rata-rata + SD - 1,78748 + 0,02763
Dari tabel di atas, diketahui rata-rata ∑ beta karoten dalam 1 gram
sampel endapan perasan wortel adalah 1,78748 mg + 0,02763. Kadar beta karoten
dalam endapan perasan wortel lebih besar dibandingkan kadar dalam filtrat
perasan wortel karena sifat nonpolar dari senyawa beta karoten. Sifat tersebut
menyebabkan senyawa beta karoten lebih sedikit kandungannya di dalam filtrat
perasan wortel yang sebagian besar tersusun dari air.
D. Sediaan Gel Hasil Optimasi Formula
Formula optimum sediaan gel yang diuji pada penelitian ini mengacu
pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007). Sediaan gel hasil
optimasi formula tersebut mempunyai komposisi sebagai berikut :
Tabel IV. Komposisi sediaan gel hasil optimasi formula
Formula (g) Filtrat Endapan Sorbitol 0 16 Gliserol 24 16 Propilenglikol 24 16 Carbopol 1 1 Aquadest 45,4 48,74 Trietanolamin 2,1 2,1 Filtrat /Endapan wortel 3,5 0,16
Total 100 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33
Sediaan yang akan diuji dibuat dalam 100 gram dengan kadar beta karoten dalam
sampel yang dimasukkan ke dalam sediaan sebesar 0,00289 mg % b/b. Kadar beta
karoten yang digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya mengenai optimasi
formula gel endapan dan filtrat perasan wortel (Daucus carota ,L) dengan tiga
humektan, yaitu sorbitol, gliserol, dan propilenglikol yang dilakukan oleh Yuliani
(2007). Agar diperoleh kadar beta karoten sesuai yang diinginkan, dibutuhkan
filtrat perasan wortel sebanyak 3,5 g dan endapan perasan wortel sebanyak 0,16 g.
E. Penentuan 1 Dosis Minimal Erythema - Associated Udema
Satu dosis minimal erythema-associated udema (MED-associated
udema) adalah lama penyinaran minimal menggunakan lampu UV A yang
mengakibatkan peningkatan skinfold-thickness punggung hewan uji sebesar dua
kali skinfold-thickness kulit punggung awal hewan uji tersebut. Penentuan 1 dosis
penyinaran tersebut diperlukan untuk menentukan lama pemaparan hewan uji
dengan menggunakan lampu UV pada saat perlakuan. Pengukuran peningkatan
skinfold-thickness dilakukan 24, 48, dan 72 jam setelah pemaparan UV A.
Pengukuran skinfold-thickness dilakukan minimal 24 jam setelah pemaparan
karena dibutuhkan waktu untuk pembentukan udema pada kulit punggung hewan
uji. Lama pemaparan yang diuji adalah 5, 10, 15, dan 20 menit dengan hasil
pengukuran peningkatan skinfold-thickness seperti yang tercantum pada tabel 5, 6,
dan 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34
Tabel V. Pengukuran 24 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 24 jam
Waktu (Menit) Rep.
Skinfold thickness (mm)
Rata-rata SE
Skinfold thickness (mm)
Rata-rata SE
1 0,62 0,85 2 0,65 0,75 5 3 0,77
0,68 0,0462 0,86
0,82 0,0346
1 0,75 0,84 2 0,62 0,86 10 3 0,65
0,67 0,0404 0,84
0,85 0,0058
1 0,76 0,87 2 0,79 1,15 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,71
0,91 0,1270
1 0,68 1,28 2 0,66 0,85 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,55
1,23 0,2021
Tabel VI. Pengukuran 48 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 48 jam Waktu (Menit)
Rep. Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE
1 0,62 0,85 2 0,65 0,93 5 3 0,77
0,68 0,0462 0,90
0,89 0,0231
1 0,75 0,86 2 0,62 0,94 10 3 0,65
0,67 0,0404 1,09
0,96 0,0693
1 0,76 0,94 2 0,79 1,00 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,98
0,97 0,0173
1 0,68 1,38 2 0,66 0,95 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,49
1,27 0,1616
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35
Tabel VII. Pengukuran 72 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 72 jam Waktu (Menit)
Rep. Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE
1 0,62 1,00 2 0,65 0,84 5 3 0,77
0,68 0,0462 1,00
0,95 0,0520
1 0,75 0,98 2 0,62 0,93 10 3 0,65
0,67 0,0404 1,05
0,99 0,0346
1 0,76 0,86 2 0,79 1,15 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,74
0,92 0,1212
1 0,68 1,36 2 0,66 1,10 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,18
1,21 0,0751
Gambar 6. Grafik peningkatan skinfold-thickness saat pengukuran 24, 48, dan 72 jam setelah pemaparan UV
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness sete lah 48 jam
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
Skin
fold
(mm
) 5 menit10 menit15 menit20 menit
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness Setelah 72 jam
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
Skin
fold
(mm
)
5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness setelah 24 jam
00.20.40.60.8
11.21.41.6
skin
fold
(mm
) 5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36
Pada gambar 6, dapat diamati peningkatan tebal kulit yang paling besar
terjadi dengan lama pemaparan 20 menit. Pengukuran skinfold-thickness pada
kulit punggung mencit merupakan pengamatan secara makroskopik. Dengan
demikian, dibutuhkan peningkatan skinfold-thickness + 2 kali dari skinfold-
thickness awal agar pengukuran udema lebih mudah dilakukan. Dilihat dari segi
hewan uji yang digunakan merupakan mencit berambut (rambut merupakan salah
satu sistem perlindungan untuk kulit) sehingga perlu peningkatan skinfold-
thickness 2 kali mencit yang tidak berambut. Dari data yang diperoleh,
disimpulkan bahwa 1 MED-associated udema adalah 20 menit.
Uji statistik dengan Anova tidak menunjukkan adanya perbedaan
peningkatan Skinfold-thickness secara statistik 24, 48, dan 72 jam setelah paparan.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa waktu yang digunakan untuk 1
MED-associated udema adalah 20 menit dengan puncak pembentukan udema
pada 24 jam setelah pemaparan seperti yang tercantum pada tabel 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37
Tabel VIII. Data peningkatan skinfold-thickness untuk pengukuran 1 MED-associated udema dengan pengukuran setelah 24 jam
Waktu (Menit) Rep.
Skinfold thickness awal (mm)
Skinfold thickness akhir (mm)
PeningkatanSkinfold thickness (mm)
Rata-rata peningkatan skinfold thickness (mm)
SE
1 0,62 0,85 0,23 2 0,65 0,75 0,10 5 3 0,77 0,86 0,09
0,14 0,0462
1 0,75 0,84 0,09 2 0,62 0,86 0,24 10 3 0,65 0,84 0,19
0,17 0,0462
1 0,76 0,87 0,11 2 0,79 1,15 0,36 15 3 0,60 0,71 0,11
0,19 0,0808
1 0,68 1,28 0,6 2 0,66 0,85 0,19 20 3 0,71 1,55 0,84
0,54 0,1905
F. Penentuan Puncak Inflamasi Setelah Pemaparan UV Pada Kelompok
Kontrol Negatif
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan mencit dari
galur BALB/C dan merupakan mencit berambut. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pencukuran rambut punggung mencit terlebih dulu sebelum diolesi dengan gel
yang akan diuji. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan jumlah
tiap-tiap kelompok 5 ekor mencit. Kelompok pertama merupakan kelompok
kontrol negatif, yaitu kelompok mencit yang kulit punggungnya tidak diolesi
apapun pada saat dipapar UV. Kelompok kedua adalah kelompok yang kulit
punggungnya diolesi dengan formula basis gel endapan. Kelompok ketiga adalah
kelompok yang kulit punggungnya diolesi dengan formula gel berbahan aktif
endapan perasan wortel. Kelompok keempat adalah kelompok yang diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38
perlakuan dengan formula basis gel filtrat pada kulit punggung hewan uji.
Kelompok kelima adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan formula gel
berbahan aktif filtrat perasan wortel.
Pada kelompok kontrol negatif, peningkatan skinfold-thickness kulit
punggung mencit dapat diamati dalam tabel berikut :
Tabel IX. Data peningkatan skinfold-thickness pada kelompok kontrol negatif
TEBAL (mm) Mencit Pra 24 48 72
1 1,10 1,21 1,34 1,18 2 0,90 1,03 0,91 1,03 3 0,89 1,05 0,96 1,14 4 0,83 1,19 1,59 1,13 5 0,91 1,31 1,38 1,10
Rata-rata 0,93 1,16 1,24 1,12 SE 0,0457 0,0524 0,1303 0,0250
Rata-rata skinfold-thickness pada kelompok kontrol negatif mengalami
peningkatan hingga pengukuran 48 jam setelah penyinaran UV. Setelah dilakukan
pengujian statistik uji T diperoleh nilai t hitung (-0,837) lebih kecil dari nilai t
tabel (+ 2,776) dengan taraf kepercayaan 95%. Dengan demikian Ho diterima
sehingga tidak ada perbedaan bermakna peningkatan skinfold-thicknes antara 24
jam dan 48 jam setelah pemaparan ultraviolet pada kelompok kontrol. Oleh
karena itu, puncak inflamasi ditentukan terjadi pada 24 jam setelah pemaparan
UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39
G. Uji Efikasi Formula Gel Optimum Untuk Mengurangi Inflamasi Setelah
Pemaparan UV
Pada tabel 10 dapat diamati perubahan skinfold-thickness sebelum dan
setelah perlakuan dengan puncak udema 24 sesudah pemaparan UV. Uji statistik
Anova bertaraf kepercayaan 95 % dilakukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya perbedaan antara kelompok kontrol negatif, kelompok formula basis gel
endapan, dan kelompok formula gel optimum berbahan aktif endapan perasan
wortel. Hasil dari uji tersebut menyebutkan adanya perbedaan bermakna rata-rata
skinfold-thickness pada puncak udema 24 jam antara kelompok kontrol negatif
dibandingkan dengan kelompok formula basis gel endapan dan kelompok kontrol
negatif dibandingkan dengan kelompok gel berbahan aktif endapan perasan
wortel. Akan tetapi tidak ada perbedaan secara statistik antara kelompok formula
basis gel endapan dengan kelompok gel berbahan aktif endapan perasan wortel.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa bahan aktif endapan wortel yang
dimasukkan dalam basis gel belum memberikan proteksi terhadap inflamasi yang
disebabkan oleh paparan UV. Formula basis gel inilah yang memberikan proteksi
terhadap inflamasi setelah paparan UV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel X. Data peningkatan skinfold-thickness pada kelompok perlakuan
Formula basis endapan
Gel + endapan perasan Formula basis filtrat
Gel + filtrat perasan
Mencit Pra 24 Pra 24 Pra 24 Pra 24
1 0,90 1,06 0,68 0,70
0,86
1,18 0,85 1,03
2 0,67 0,88 0,67 0,76 1,03 1,1 0,64 1,01 3 0,76 1,11 0,64 0,83 0,85 0,91 0,87 0,97 4 0,93 0,79 0,73 0,83 0,84 1,31 1,11 1,18 5 0,88 0,85 0,63 0,85 1,2 0,9 0,93 1,02
Rerata 0,83 0,94 0,67 0,79 0,96 1,08 0,88 1,04 SE 0,0489 0,0623 0,0176 0,0280 0,0703 0,0789 0,0755 0,0360
40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41
Hasil uji Anova bertaraf kepercayaan 95 % pada kelompok kontrol
negatif, kelompok formula basis gel filtrat, dan kelompok gel berbahan aktif filtrat
perasan wortel, tidak menunjukkan perbedaan bermakna rata-rata skinfold-
thickness pada puncak udema 24 jam tiap pasangan kelompok hewan uji. Tidak
ada perbedaan secara statistik skinfold-thickness antara kelompok kontrol negatif
dengan kelompok formula basis gel filtrat, antara kelompok kontrol negatif
dengan kelompok formula gel optimum berbahan aktif filtrat wortel, dan antara
kelompok formula basis gel filtrat dengan kelompok formula gel optimum
berbahan aktif filtrat wortel, Dengan demikian, formula gel berbahan aktif filtrat
perasan wortel yang diuji belum dapat memberikan proteksi terhadap inflamasi
setelah paparan UV.
Ada perbedaan hasil uji statistik antara formula basis gel endapan dan
formula basis gel filtrat yang dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Formula basis endapan menunjukkan perbedaan rata-rata skinfold –thickness
dengan kelompok kontrol negatif,tetapi tidak demikian pada hasil uji kelompok
formula basis gel filtrat. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedan kadar
dan kandungan humektan yang digunakan pada kedua formula basis gel tersebut.
Pada formula basis gel endapan mengandung sorbitol sedangkan pada formula
basis gel filtrat tidak mengandung sorbitol. Kemungkinan, kemampuan formula
basis gel endapan perasan wortel dalam mengurangi inflamasi akibat paparan UV
disebabkan oleh adanya kandungan sorbitol dalam formula tersebut. Menurut
literatur yang diperoleh, disebutkan bahwa sorbitol mempunyai kemampuan
sebagai antioksidan. Kemampuan sorbitol sebagai antioksidan inilah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42
menghalangi pembentukan oksigen reaktif yang dapat menyebabkan inflamasi.
Penghambatan pembentukan oksigen reaktif mengakibatkan tidak terjadinya
oksidasi asam arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas
enzim lipoksigenase. Penurunan aktivitas enzim lipoksigenase menyebabkan tidak
terbentuknya leukotrien yang dapat mengaktivasi leukosit untuk memacu
terjadinya peradangan.
Untuk membandingkan skinfold-thickness antara kelompok yang diberi
formula gel berbahan aktif filtrat perasan wortel dengan kelompok gel berbahan
aktif endapan perasn wortel, dilakukan uji T one-tailed. Dari data hasil pengujian
dengan taraf kepercayaan 95 %, diketahui bahwa nilai t hitung (-5,438) berada di
sebelah kiri dari nilai t tabel berderajat bebas 4 (-1,859). Dengan demikian, rata-
rata skinfold-thicknes pada kelompok mencit yang diberi formula gel berbahan
aktif endapan perasan wortel lebih rendah dibandingkan rata-rata skinfold-thicknes
pada kelompok mencit yang diberi formula gel berbahan aktif filtrat perasan
wortel. Hal ini berarti, formula gel berbahan aktif endapan perasan wortel
mempunyai kemampuan proteksi yang lebih baik dibandingkan formula gel
dengan bahan aktif filtrat perasan wortel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Formula gel hasil optimasi yang mengandung endapan perasan wortel
(Daucus carota,L) mempunyai khasiat untuk mengurangi inflamasi
akibat paparan sinar ultraviolet dibandingkan kelompok kontrol
negatif.
2. Formula gel hasil optimasi yang mengandung filtrat perasan wortel
(Daucus carota,L) tidak mempunyai khasiat untuk mengurangi
inflamasi akibat paparan sinar ultraviolet dibandingkan kelompok
kontrol negatif.
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji pemberian sediaan dengan peringkat kadar
senyawa beta karoten untuk mengetahui kadar yang dapat
memberikan proteksi terhadap pemaparan UV.
2. Perlu dilakukan penelitian terhadap formula basis gel endapan
perasan wortel yang digunakan karena fomula basis gel tersebut dapat
mengurangi inflamasi setelah pemaparan UV dibandingkan kelompok
kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44
3. Perlu penambahan pengawet atau pengkondisian khusus selama
proses preparasi, formulasi, dan pengujian formula gel untuk menjaga
stabilitas dari senyawa beta karoten dalam perasan wortel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, P., Bloomfield, S. F., Bouillon, C., Clarkson, R. J., Ebling, F. J. G., Gunn-Smith, R. A., dkk., 1982, Harry’s Cosmeticology, (Eds), J.B Wilkinson dan R.J Moore., 7th Ed., George Godwin, London
Allen, L.V.., Popovich, N.G.., and Ansel, H.C., 2005, Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System, 8th Ed., Lippincott Williams and Wilkins, USA
Anonim, 1957, Cosmetic Science and Technology, (Eds), Edward Sagarin, H.D. Goulden, Emil G. Klarmann, dan Donld H. Powers, hal 1063, Interscience Publisher Inc., New York
Anonim, 1989, The Merck Index, (Eds), Susan Budavari dan Maaryadele J. O’Neil, 11 th Edition, hal 282, Merck and Co. Inc., USA
Anonim, 1995a, Farmakope Indonesia, edisi IV, hal 7-8, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1995b, Official Methods of Analysis of AOAC international, 16th Ed., Vol. II, ch. 45, hal. 4, US Governmen Agencies, USA
Anonim, 1997, New Cosmetic Science, (Eds), T. Mitsui, hal 35-36, Elsevier Science, Amsterdam
Anonim, 2004, Beta Carotene, University of Maryland Medical Center, www.tripod.com/ document/ beta carotene/ html, diakses pada 22 Februari 2006
Anonim , 2007a, Colourings, http://www.chm.bris.ac.uk/motm/carotene/absorb~3_files, diakses pada 10 November 2007
Anonim, 2007b, Ultraviolet Waves, http://imagers.gsfc.nasa.gov/ems/uv.html,
diakses pada 2 Februari 2007
Antille, C., Tran, C., Sorg, O., dan Saurat, J., 2004, Topical β-carotene is converted to retinyl esters in human skin ex vivo and mouse skin in vivo, http://www3.interscience.wiley.com/journal/118786119/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0.htm, diakses pada 15 Juli 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46
Byrne, S.N., Spinks, N., Halliday, G.M., 2002, Ultraviolet A Irradiation of C57BL/6 Mice Suppresses Systemic Contact Hypersensitivity or Enhances Secondary Immunity Depending on Dose, www.nature.com/jid/journal/v119/n4/full/5601633a.html, diakses tanggal 8 Juni 2008
Christian, G.D., 2004, Analytical Chemistry, 6th Edition, hal 465-466, John Wiley and Sons Inc., USA
Cohen, B.J., and Wood, D.L., 2000, Structure and Function of The Human Body, 7th Edition, Penerbit Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelphia
Day Jr., R.A., dan Underwood, A.L., 1996, Analisis Kimia kuantitatif, alih bahasa oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka Ph. D., Edisi ke-5, hal 389-390, Erlangga, Jakarta
Hapsari, Y. P., 2003, Daya Anti Inflamasi Infus Umbi Wortel (Daucus carota, L) pada Mencit Jantan, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Khopkar, S. M., 1990, Konsep DasarKimia Analitik, hal 215, UI Press, Jakarta
Kristama, Y., 2007, Efek Anti Inflamasi Ampas Wortel (Daucus carota L.) Pada Kelinci Putih Betina, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Lee, J., and Watson, R.R., 2001, Vegetables, Fruits, and Herbs in Health Promotion, hal 99-105, CRC Press, Florida
Lieber, C.S., and Leo, M.A., 1999, Alcohol, Vitamin A, and β Carotene: Adverse Interactions, Including Hepatotoxicity and Carcinogenicity, Am. J. Clin. Nut., 69 (6), 1071-1085.
Lieberman, H.A., Rieger M.M., Banker G.S., 1996, Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse System, 2nd Ed., hal 399, 415, Marcel Dekker Inc., New York
Lin, J.Y., Selim, M.A., Shea, C.R., Grichnik, J.M., Omar, M.M., Monteiro-Riviere, N.A., dkk., 2003, UV Photoprotection by combination topical antioksidants vitamin C and vitamin E, J Am Acad Dermatol, 48, 866-874
Levin, C. and Maibach, H., 2002; Podhaisky, H.P., and Wohlrab, W., 2002, cit Morquio,A., Rivera-Megret, F., and Dajas, F., 2005, Photoprotection by Topical Aplication of Achyrocline saturioides (‘Marcela’), http://www. interscience.wiley.com, diakses tanggal 27 April 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47
Mutschler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, diterjemahkan oleh M.B, Widianto, A, S., Ranti, edisi V, hal 17-20, Penerbit ITB, Bandung.
Paiva, S.A.R., and Russel, R.M., 1999, β-Carotene and Other Carotenoids as Antioxidants, Journal of the American College of Nutrition, 18 (5), 426-433.
Rialdi, G., 2004, Remark on Biologic Evaluation of Protection Factor for Sun Product, http :// www.vevy.com/relata, Jurnal, diakses tanggal 27 April 2007
Silverthorn, D. U., 2007, Human Physiology : An Integrated Approach, hal 779, Penerbit Pearson Education Inc., San Francisco
Sies, H.. dan Stahl, W., 2004, Carotenoids and UV Protection, http:// www.rsc.org/pps, diakses tanggal 27 April 2007
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, 308-315, edisi V, Penerbit P.T. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Widyarini, S., Spinks, N., Husband, A.J., dan Reeve, V.E., 2001, Isoflavonoid Compounds from Red Clover (Trifolium pratense) Protects from Inflammation and Immune Suppresion Induced by UV Radiation, Photochemistry and Photobiology, 74(3), 465-470
Young, A.J., dan Lowe, G.M., 2000, Antioxidant and Prooxidant Properties of Carotenoids, Minireview, http :// www.idealibrary.com, diakses tanggal 27 April 2007
Yuliani, S. H., 2007, Formulasi Sunscreen Ekstrak Wortel (Daucus carota, L), Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48
Lampiran 1. Hasil Scanning Panjang Gelombang Maksimum Baku Beta Karoten
Panjang gelombang serapan maksimum yang diperoleh adalah 452,2 nm.
10 p
pm
6 pp
m
2 pp
m
Gambar 7. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum larutan beta karoten 452,2 nm
Konsentrasi : 10 ppm, 6 ppm, dan 2 ppm Pelarut : Aseton : Heksan (1:9) Instrumen : Perkin Lambda Elmer 20
Lampiran 2. Pengukuran Absorbansi Seri Kurva Baku KURVA BAKU I KURVA BAKU II KURVA BAKU III Kadar (ppm) Absorbansi Kadar
(ppm) Absorbansi Kadar (ppm) Absorbansi
2,060 0,341 2,114 0,276 2,182 0,361 4,120 0,669 4,228 0,543 4,364 0,676 6,180 0,980 6,342 0,922 6,546 1,046 8,240 1,320 8,456 1,182 8,728 1,232 10,300 1,656 10,57 1,462 10,91 1,658
A = 0,00890 B = 0,15927 r = 0,99988
y = 0,15927 x + 0,00890
A = – 0,02630 B = 0,14240 r = 0,99812
y = 0,14240 x – 0,02630
A = 0,04960 B = 0,14436 r = 0,99510
y = 0,14436 x + 0,04960
Kurva baku yang digunakan adalah kurva baku I dengan nilai r yang paling besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49
Persamaan kurva baku tersebut :
y = 0,15927 x + 0,00890
Lampiran 3. Data Penimbangan Sampel Perasan Wortel
A. Filtrat Berat (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Beker + zat 62,5200 47,2156 48,0305 Beker 60,5200 45,2145 46,0294 Zat 2,0000 2,0011 2,0011
B. Endapan Berat (g) Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Beker + zat 59,7203 48,4204 37,9068 Beker 59,5203 48,2204 37,7068 Zat 0,2000 0,2000 0,2000
Lampiran 4. Perhitungan Kadar Beta Karoten dalam Perasan Wortel Filtrat Replikasi
Absorbansi ∑ beta karoten (mg) dalam 1 g filtrat
1 1,067 0,08305 2 1,056 0,08218 3 1,059 0,08242
Rata-rata + SD - 0,08255 + 0,0004 Contoh perhitungan kadar dan berat beta karoten dalam filtrat perasan wortel
y = 0,15927x + 0,00890
1,067 = 0,15927x + 0,00890
x = 6,64344 ppm
= 6,64344ml
mg1000
ml25×
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50
= 0,16609 mg dalam 2 g filtrat perasan wortel
= 0,08305 mg beta karoten dalam 1 g filtrat perasan wortel
Endapan Replikasi Absorbansi ∑ beta karoten (mg)
dalam 1 g endapan 1 1,150 1,79115 2 1,164 1,81310 3 1,129 1,75820
Rata-rata + SD - 1,78748 + 0,02763 Contoh perhitungan kadar dan berat beta karoten dalam endapan perasan wortel
y = 0,15927x + 0,00890
1,150 = 0,15927x + 0,00890
x = 7,16456 5
10×
x = 14,32912 ppm
= 14,32912 ml
mg1000
ml25×
= 0,35823 mg dalam 0,2 g endapan perasan wortel
= 1,79115 mg beta karoten dalam 1 g endapan perasan wortel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51
Lampiran 5. Formula Sediaan Gel Formula (g) Filtrat Endapan Sorbitol 0 16 Gliserol 24 16 Propilenglikol 24 16 Carbopol 1 1 Aquadest 45,4 48,74 Trietanolamin 2,1 2,1 Filtrat /Endapan wortel 3,5 0,16
Total 100 100 Berat filtrat yang dimasukkan dalam 100 g basis = 3,5 g
∑ beta karoten filtrat perasan yang dimasukkan dalam sediaan
= filtratgdalamkarotenbetarataratawortelperasanfiltrat
sediaandalamwortelperasanfiltrat1Σ−×
ΣΣ
= mggg 08255,0
15,3
×
= 0,28893 mg
Kadar beta karoten filtrat dalam sediaan gel
=dibuatyanggelsediaan
sediaandalamwortelperasanfiltratkarotenbetaΣ
Σ
=g
mg100
28893,0
= 0,00289 mg % b/b
Agar ∑ beta karoten dalam 100 g sediaan = 0,28893 mg, maka jumlah endapan
perasan wortel yang harus dimasukkan ke dalam 100 g basis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52
= gmgmg 1
78748,128893,0
×
= 0,16 g
Lampiran 6. Penentuan 1 Dosis Minimal Erythema – Associated Udema Pada
Mencit BALB/C
Waktu (Menit) Rep.
Skinfold thickness awal (mm)
Skinfold thickness akhir (mm)
PeningkatanSkinfold thickness (mm)
Rata-rata peningkatan skinfold thickness (mm)
SE
1 0,62 0,85 0,23 2 0,65 0,75 0,10 5 3 0,77 0,86 0,09
0,14 0,0462
1 0,75 0,84 0,09 2 0,62 0,86 0,24 10 3 0,65 0,84 0,19
0,17 0,0462
1 0,76 0,87 0,11 2 0,79 1,15 0,36 15 3 0,60 0,71 0,11
0,19 0,0808
1 0,68 1,28 0,6 2 0,66 0,85 0,19 20 3 0,71 1,55 0,84
0,54 0,1905
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53
Pengukuran 24 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 24 jam
Waktu (Menit) Rep.
Skinfold thickness (mm)
Rata-rata SE
Skinfold thickness (mm)
Rata-rata SE
1 0,62 0,85 2 0,65 0,75 5 3 0,77
0,68 0,0462 0,86
0,82 0,0346
1 0,75 0,84 2 0,62 0,86 10 3 0,65
0,67 0,0404 0,84
0,85 0,0058
1 0,76 0,87 2 0,79 1,15 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,71
0,91 0,1270
1 0,68 1,28 2 0,66 0,85 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,55
1,23 0,2021
Pengukuran 48 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 48 jam Waktu (Menit)
Rep. Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE
1 0,62 0,85 2 0,65 0,93 5 3 0,77
0,68 0,0462 0,90
0,89 0,0231
1 0,75 0,86 2 0,62 0,94 10 3 0,65
0,67 0,0404 1,09
0,96 0,0693
1 0,76 0,94 2 0,79 1,00 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,98
0,97 0,0173
1 0,68 1,38 2 0,66 0,95 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,49
1,27 0,1616
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54
Pengukuran 72 jam setelah radiasi UV
Awal Setelah 72 jam Waktu (Menit)
Rep. Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE Skinfold thickness (mm)
Rata-rata
SE
1 0,62 1,00 2 0,65 0,84 5 3 0,77
0,68 0,0462 1,00
0,95 0,0520
1 0,75 0,98 2 0,62 0,93 10 3 0,65
0,67 0,0404 1,05
0,99 0,0346
1 0,76 0,86 2 0,79 1,15 15 3 0,60
0,72 0,0577 0,74
0,92 0,1212
1 0,68 1,36 2 0,66 1,10 20 3 0,71
0,68 0,0115 1,18
1,21 0,0751
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness setelah 48 jam
00.20.40.60.8
11.21.41.6
Skin
fold
(mm
) 5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness setelah 24 jam
00.20.40.60.8
11.21.41.6
skin
fold
(mm
) 5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55
Grafik Peningkatan Skinfold-thickness Setelah 72 jam
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
Skin
fold
(mm
) 5 menit
10 menit
15 menit
20 menit
Keterangan : Т = + Standard Error
Lampiran 7. Uji Statistik Untuk Penentuan Lama Paparan 1 MED-Associated Udema
ANOVA skinfoldthickness
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
0,006 2 0,003 0,046 0,955
Within Groups
0,388 6 0,065
Total 0,394 8 Multiple Comparisons Dependent Variable: skinfoldthickness LSD (I) jam
(J) jam
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
24 48 -0,04667 0,20776 0,830 -0,5550 0,4617 72 0,01333 0,20776 0,951 -0,4950 0,5217 48 24 0,04667 0,20776 0,830 -0,4617 0,5550 72 0,06000 0,20776 0,782 -0,4484 0,5684 72 24 -0,01333 0,20776 0,951 -0,5217 0,4950 48 -0,06000 0,20776 0,782 -0,5684 0,4484
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Data Peningkatan Ketebalan Kulit ( Skinfold-Thickness) Kelompok Perlakuan TEBAL (mm) TEBAL (mm) Mencit
Pra 24 48 72
Mencit
Pra 24 48 72
(kontrol neg) 1
1,10 1,21 1,34 1,18 (kontrol neg) 1
1,10 1,21 1,34 1,18
2 0,90 1,03 0,91 1,03 2 0,90 1,03 0,91 1,03
3 0,89 1,05 0,96 1,14 3 0,89 1,05 0,96 1,14
4 0,83 1,19 1,59 1,13 4 0,83 1,19 1,59 1,13
5 0,91 1,31 1,38 1,10 5 0,91 1,31 1,38 1,10
Rata-rata 0,93 1,16 1,24 1,12 0,93 1,16 1,24 1,12
SE 0,0457 0,0524 0,1303 0,0250 0,0457 0,0524 0,1303 0,0250
(kontrol basis)
1
0,90 1,06 1,02 1,03 (kontrol basis)
1
0,86 1,18 0,95 1,02
2 0,67 0,88 0,94 1,13 2 1,03 1,1 1,15 1,26
3 0,76 1,11 0,99 1,17 3 0,85 0,91 0,94 1,02
4 0,93 0,79 0,83 0,87 4 0,84 1,31 1,08 0,95 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel lampiran 8. lanjutan
5 0,88 0,85 0,87 0,94 5 1,2 0,9 0,91 1,04
Rata-rata 0,83 0,94 0,93 1,03 0,96 1,08 1,01 1,06
SE 0,0489 0,0623 0,0356 0,0563 0,0703 0,0789 0,0463 0,0528
(Gel endapan wortel )
1
0,68 0,70 0,79 1,10 (Gel filtrat) 1
0,85 1,03 0,90 1,22
2 0,67 0,76 0,92 0,86 2 0,64 1,01 0,91 0,81
3 0,64 0,83 0,82 0,73 3 0,87 0,97 0,98 1,19
4 0,73 0,83 0,77 0,81 4 1,11 1,18 1,01 1,14
5 0,63 0,85 0,8 0,93 5 0,93 1,02 1,06 1,12
Rata-rata 0,67 0,80 0,82 0,89 0,88 1,04 0,97 1,10
SE 0,0176 0,0280 0,0263 0,0627 0,0755 0,0360 0,0302 0,0736
57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Uji Statistik Penentuan Waktu Puncak Inflamasi Akibat Paparan Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error Mean
24 jam 1,1580 5 0,11713 0,05238 Pair 1 48 jam 1,2360 5 0,29126 0,13025
Paired Samples Correlations
N Correlation
Sig.
Pair 1 24 jam & 48 jam
5 0,807 0,099
58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 24 jam - 48 jam
-0,07800 0,20849 0,09324 -0,33688 0,18088 -0,837 4 0,450
Hi = Rata-rata skinfold-thikness hasil pengukuran 24 jam setelah pemaparan UV berbeda dengan hasil pengukuran skinfold-
thicknes 48 jam setelah pemaparan UV
Ho = Rata-rata skinfold-thikness hasil pengukuran 24 jam setelah pemaparan UV tidak berbeda dengan hasil pengukuran skinfold-
thicknes 48 jam setelah pemaparan UV
Kesimpulan : tidak ada perbedaan bermakna peningkatan ketebalan lipatan kulit (skinfold-thicknes) antara 24 jam dan 48 jam setelah
pemaparan ultraviolet pada kelompok kontrol. Oleh karena itu, puncak inflamasi ditentukan pada 24 jam setelah pemaparan UV.
59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Uji Statistik Gel Dengan Endapan Perasan Wortel Pada 24 Jam Setelah Pemaparan UV ANOVA
skinfoldthickness Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
Between Groups
0,336 2 0,168 13,616 0,001
Within Groups
0,148 12 0,012
Total 0,484 14
60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Multiple Comparisons Dependent Variable: skinfoldthickness LSD (I) kelompok
(J) kelompok
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
0 1 0,22000(*) 0,07026 0,009 0,0669 0,3731 2 0,36400(*) 0,07026 0,000 0,2109 0,5171 1 0 -0,22000(*) 0,07026 0,009 -0,3731 -0,0669 2 0,14400 0,07026 0,063 -0,0091 0,2971 2 0 -0,36400(*) 0,07026 0,000 -0,5171 -0,2109 1 -0,14400 0,07026 0,063 -0,2971 0,0091
Keterangan :
1. kelompok 0 = kelompok kontrol
2. kelompok 1 = kelompok basis
3. kelompok 2 = kelompok gel dengan endapan perasan wortel
4. * = terdapat perbedaan rata-rata secara bermakna dengan taraf kepercayaan 95% antara dua kelompok yang
dibandingkan
61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Uji Statistik Gel Dengan Filtrat Perasan Wortel Pada 24 Jam Setelah Pemaparan UV ANOVA
skinfoldthickness Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
0,035 2 0,017 1,022 0,389
Within Groups 0,205 12 0,017 Total 0,240 14
Multiple Comparisons Dependent Variable: skinfoldthickness
LSD (I) kelompok
(J) kelompok
Mean Difference (I-J)
Std. Error
Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
0 1 0,07800 0,08274 0,364 -0,1023 0,2583 2 0,11600 0,08274 0,186 -0,0643 0,2963 1 0 -0,07800 0,08274 0,364 -0,2583 0,1023 2 0,03800 0,08274 0,654 -0,1423 0,2183 2 0 -0,11600 0,08274 0,186 -0,2963 0,0643 -0,03800 0,08274 0,654 -0,2183 0,1423
62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keterangan :
1. kelompok 0 = kelompok kontrol
2. kelompok 1 = kelompok basis
3. kelompok 2 = kelompok gel dengan filtrat perasan wortel
Tidak terdapat perbedaan rata-rata perubahan skinfold-thickness antara ketiga kelompok yang dibandingkan
Lampiran 12. Uji Statistik Perbedaan Kenaikan Skinfold-Thickness Antara Kelompok Formula Gel Endapan Perasan Wortel Dan Kelompok Formula Gel Filtrat Perasan Wortel
Group Statistics kelompok N Mean Std.
Deviation Std. Error Mean
Endapan 5 0,7940 0,06269 0,02804 skinfoldthickness Filtrat 5 1,0420 0,08044 0,03597
63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
skinfoldthickness
Equal variances assumed
0,024 0,880 -5,438 8 0,001 -0,24800 0,04561 -0,35317 -0,14283
Equal variances not assumed
-5,438 7,550 0,001 -0,24800 0,04561 -0,35427 -0,14173
64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hi = Rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi formula gel endapan perasan
wortel lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi formula
gel filtrat perasan wortel.
Ho = Rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi formula gel endapan perasan
wortel tidak lebih rendah dibandingkan rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi
formula gel filtrat perasan wortel.
Kesimpulan :
Rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi formula gel endapan perasan wortel lebih
rendah dibandingkan rata-rata kenaikan tebal lipatan kulit (skinfold-thicknes) pada kelompok mencit yang diberi formula gel filtrat
perasan wortel.
65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Yosephin Buyunda Elasfrihira
dilahirkan sebagai putri kedua dari pasangan J. Setyo Al
Slamet dan Sri Sutartini pada tanggal 16 Februari 1986.
Pada usia empat tahun, Penulis menempuh pendidikan
formal pertamanya di TK Pangudi Luhur Yogyakarta
kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar di
yayasan yang sama pada tahun 1992. Pendidikan
Sekolah Dasar yang berhasil ditempuh dalam kurun waktu enam tahun membawa
Penulis memasuki tingkat pendidikan selanjutnya di SLTPN 5 Yogyakarta. Pada
tahun 2001 terdaftar sebagai salah satu siswi di SMUN 6 Yogyakarta. Gelar
sarjana ditempuh di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
pada tahun 2004 hingga tahun 2008. Petualangan yang selalu mengisi jalan hidup
Penulis mengarahkannya aktif sebagai anggota maupun Pengurus Harian Unit
Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sanata Dharma selama
memperdalam ilmu di Fakultas Farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI