Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

6
24/12/13 Kajian Paganisme https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 1/6 Mainstream Media Indonesia Pluralisme Agama, Gagasan Orang Jahil Ilmu Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada- adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap kebid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka)“. Gagasan pluralisme agama, yaitu paham yang menganggap semua agama itu sama karena berasal dari Allah, sebenarnya berasal dari faham rusak Ibnu Arabi yaitu Wihdatul Adyan (penyatuan semua agama), yang diikuti secara taklid oleh orang-orang semacam, Gus Dur, Ulil, Abdul Munir Mulkhan, Syafii Maarif dan sebagainya. Agama Kristen (Katholik dan Protestan) – serta ratusan bahkan ribuan sekte yang berasal darinya– jelas bukan ajaran yang berasal dari Allah melalui Nabi Isa alaihissalam. Tetapi, ajaran agama yang antara lain dibawa oleh Paulus dengan cara merusak ajaran agama yang dibawa Nabi Isa alaihissalam. Begitu juga dengan agama Kong Hucu, Budha, Hindu, Shinto dan sebagainya, bukanlah ajaran agama yang berasal dari Allah. Mengapa gagasan pluralisme agama disebut sebagai gagasan orang dungu? Cobalah simak kejadian berikut ini : Seorang pemandu tamu Ma’had Al-Zaytun pimpinan AS Panji gumilang di Indramayu Jawa Barat menjelaskan kondisi pesantren megah itu kepada pengunjung dalam mobil ketika mengelilingi pergedungan dan kawasan pesantren ini. Pemandu mengatakan : “Pesantren ini menerima juga santri-santri yang non muslim”. Lalu seorang bocah keturunan India dalam mobil ini bertanya : “Lho kok menerima santri non Muslim Pak, kan ini pesantren?”. “Ya, kami menerima murid yang non muslim pula, karena semua agama itu sama, semuanya dari Tuhan juga. Jadi semua agama sama”, jawab pemandu. Mobil pun tetap berjalan pelan-pelan. Pemandu masih sering menjelaskan ini dan itu kepada pengunjung sekitar 10-an orang dalam mobil itu. Lalu mobil lewat di depan deretan kandang yang isinya banyak sapi. Bocah keturunan India itu bertanya lagi : “Pak, itu banyak sapi, untuk apa pak, sapi-sapi itu?”. “Untuk disembelih, dijadikan lauk bagi para santri”, jawab pemandu. “Lho, sapi kok disembelih Pak. Tadi bapak bilang, semua agama sama. Lha kok sapi boleh

Transcript of Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

Page 1: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 1/6

Mainstream Media Indonesia

Pluralisme Agama, Gagasan Orang Jahil Ilmu

Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk

Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-

adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap kebid’ahan itu sesat serta setiap

kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka)“.

Gagasan pluralisme agama, yaitu paham yang menganggap semua agama itu sama karena berasal

dari Allah, sebenarnya berasal dari faham rusak Ibnu Arabi yaitu Wihdatul Adyan (penyatuan semua

agama), yang diikuti secara taklid oleh orang-orang semacam, Gus Dur, Ulil, Abdul Munir Mulkhan,

Syafii Maarif dan sebagainya.

Agama Kristen (Katholik dan Protestan) – serta ratusan bahkan ribuan sekte yang berasal darinya–

jelas bukan ajaran yang berasal dari Allah melalui Nabi Isa alaihissalam. Tetapi, ajaran agama yang

antara lain dibawa oleh Paulus dengan cara merusak ajaran agama yang dibawa Nabi Isa

alaihissalam. Begitu juga dengan agama Kong Hucu, Budha, Hindu, Shinto dan sebagainya,

bukanlah ajaran agama yang berasal dari Allah.

Mengapa gagasan pluralisme agama disebut sebagai gagasan orang dungu? Cobalah simak

kejadian berikut ini :

Seorang pemandu tamu Ma’had Al-Zaytun pimpinan AS Panji gumilang di Indramayu Jawa Barat

menjelaskan kondisi pesantren megah itu kepada pengunjung dalam mobil ketika mengelilingi

pergedungan dan kawasan pesantren ini. Pemandu mengatakan : “Pesantren ini menerima juga

santri-santri yang non muslim”. Lalu seorang bocah keturunan India dalam mobil ini bertanya : “Lho

kok menerima santri non Muslim Pak, kan ini pesantren?”.

“Ya, kami menerima murid yang non muslim pula, karena semua agama itu sama, semuanya dari

Tuhan juga. Jadi semua agama sama”, jawab pemandu.

Mobil pun tetap berjalan pelan-pelan. Pemandu masih sering menjelaskan ini dan itu kepada

pengunjung sekitar 10-an orang dalam mobil itu. Lalu mobil lewat di depan deretan kandang yang

isinya banyak sapi. Bocah keturunan India itu bertanya lagi : “Pak, itu banyak sapi, untuk apa pak,

sapi-sapi itu?”.

“Untuk disembelih, dijadikan lauk bagi para santri”, jawab pemandu.

“Lho, sapi kok disembelih Pak. Tadi bapak bilang, semua agama sama. Lha kok sapi boleh

Page 2: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 2/6

disembelih pak?”. Tanya bocah keturunan India yang bagi agama dia sapi tak boleh disembelih itu.

Ditunggu bermenit-menit tidak ada jawaban dari pemandu. Adanya hanya diam. Padahal hanya

menghadapi bocah yang dibawa oleh bapak dan ibunya dan belum dapat bepergian sendiri itu.

Baru menghadapi bocah saja, orang yang berfaham pluralisme agama alias menyamakan semua

agama ini sudah tidak mampu menjawab. Padahal masih di dunia. Apalagi di akhirat kelak.

Di dunia ini sudah ada tuntunannya, bahwa agama yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

hanyalah Islam. Yang lain tidak diridhai. Maka jelas tidak sama antara yang diridhai dan yang tidak.

Yang bilang sama, itu hanya orang-orang yang tak menggunakan akalnya.

Islam Membantah Pluralisme Agama

Islam sebagai agama satu-satunya yang diridhai-Nya, bukan pendapat manusia, tetapi Allah

Subhanahu wa Ta’ala sendiri yang mengatakannya.

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam”. (QS. Ali-‘Imran : 19)

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)

daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS. Ali-‘Imran : 85)

Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan secara gamblang. Diriwayatkan dari Abu

Hurairah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda : “Demi Dzat yang jiwa

Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik

dia itu seorang Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang

aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul

Iimaan birisaalati nabiyyinaa shallAllahu ‘alaihi wassalam ilaa jamii’in naasi wa naskhul milal

bimillatihi, wajibnya beriman kepada risalah nabi kita shallAllahu ‘alaihi wassalam bagi seluruh

manusia dan penghapusan agama-agama dengan agama beliau).

Dalam penerapan agama itu maka tidak ada pilihan lain lagi, apabila Allah dan rasul-Nya telah

menentukan sesuatu.

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila

Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)

tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia

telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzaab : 36)

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya

agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan : “Kami mendengar dan kami

patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (QS. An-Nuur : 51)

Gagasan pluralisme agama ini terutama disosialisasikan oleh tokoh-tokoh pengajar dari UIN

(Universitas Islam Negeri), IAIN (Institut Agama Islam Negeri), STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri), STAIS (Sekolah Tinggi Agama Islam Swasta), bahkan orang liberal di berbagai lembaga.

Seharusnya mereka dilarang mengajar apalagi sampai menjabat Rektor di UIN maupun IAIN, karena

UIN dan IAIN adalah lembaga pendidikan tinggi agama Islam.

Seharusnya, mereka kalau memang gentle bikinlah UAAIN (Universitas Anti Agama Islam Negeri)

dan IAAIN (Institut Anti Agama Islam Negeri). Tetapi ungkapan ini jangan dianggap sebagai suruhan,

namun maksudnya adalah suatu peringatan keras, agar jangan sampai merusak Islam, apalagi

lewat perguruan tinggi Islam.

Page 3: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 3/6

Kenyataannya, ketika dirasa pembusukan aqidah lewat perguruan tinggi Islam dan sebagian

organisasi Islam sudah dapat mereka lakukan, mereka kemudian membuat lembaga pendidikan

tinggi dan pesantren yang mereka anggap akan lebih intensif dalam memusyrikkan lagi. Maka

bertandanglah mereka, kerjasama antara UIN Jogjakarta, UGM (Universitas Gajah Mada) Jogjakarta,

dan sebuah universitas Nasrani. Dibuatlah pendidikan tinggi antar agama di Jogjakarta. Sedangkan

Gus Dur tak mau ketinggalan, maka dia membuat pula pesantren multi agama di Semarang

bersama rekannya yang dulu memimpin gerombolan apa yang disebut pasukan berani mati.

Cuplikan beritanya sebagai berikut :

Forum Keadilan dan Hak Asasi Umat Beragama (Forkhagama) mendirikan pesantren multiagama

Bhinneka Tunggal Ika. Bertempat di Pondok Pesantren Soko Tunggal Jl. Sendangguwo Raya, Sabtu

petang kemarin, pemancangan Prasasti Deklarasi Soko Tunggal ditandatangani Presiden RI ke-4

KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tokoh-tokoh agama yang turut menandatangani prasasti

berasal dari agama Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katholik, dan Khonghucu. Menurut Ketua

Forkhagama KH Nuril Arifin atau yang biasa disebut Gus Nuril, pesantren didirikan dengan tujuan

menciptakan persatuan di Indonesia. Pesantren multiagama itu akan dibangun di atas tanah seluas

9.000 m2 di Kelurahan Purwosari, Mijen yang merupakan tanah wakaf Gus Nuril. (Suara Merdeka,

Semarang, Senin, 19 Desember 2005).

Pluralisme Agama Beda dengan Pluralitas

Pluralisme agama itu beda dengan pluralitas. Pluralitas hanyalah mengakui adanya agama-agama,

tidak mengakui sama ataupun benarnya. (Kalau pluralitas dalam satu agama, kami maksudkan

dalam tulisan ini adalah kebalikan dari eksklusivitas. Misalnya orang Al-Irsyad, Persis dan lainnya

boleh-boleh saja shalat di masjid orang Muhammadiyah, itu pluralitas. Sedang orang LDII hanya ada

di masjid mereka dan masjid mereka hanya untuk mereka, itu eksklusif). Sedang pluralisme agama

itu mengakui semua agama sama. Jadi pluralisme agama itu faham kemusyrikan, menyamakan

semua agama, maka penyembah berhala disamakan dengan penyembah Allah Subhanahu wa

Ta’ala.

Pengertian yang mudah difahami umat Islam adalah istilah musyrik. Ketika diganti dengan istilah

baru, pluralisme agama, maka umat ini tidak faham. Padahal sebenarnya adalah kemusyrikan, dan

termasuk upaya-upaya orang musyrik dalam meneguhkan kemusyrikannya.

Dalam riwayatnya, orang musyrikin Quraisy di Makkah pun meminta Nabi Muhammad Shallallahu

‘Alaihi wa Sallam untuk menyembah berhala selama satu tahun, dan mereka akan menyembah Allah

selama satu tahun juga. Kemudian Allah menurunkan surat Al-Kafirun, dan di dalamnya Dia

memerintahkan Rasul-Nya untuk melepaskan diri dari agama mereka secara keseluruhan. (Lihat

Tafsir Ibnu Katsir, Surat Al-Kafirun ayat 1).

Kalau model kemusyrikan sekarang yang namanya pluralisme agama, bukan masalah

penyembahannya yang dipentingkan, namun pemahamannya, dari aqidah tauhid ditarik-tarik ke

kemusyrikan yang diganti nama dengan pluralisme agama.

Dari sini jelaslah bahwa pluralisme agama itu faham kemusyrikan, dan merupakan upaya-upaya

orang musyrikin dalam propaganda kemusyrikannya. Itu semua telah dibantah oleh Allah

Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-Kafirun.

Sebenarnya masalah pluralitas (mengakui adanya perbedaan, bukan mengakui semua agama

sama seperti pluralisme) secara intern di kalangan Islam tidak masalah. Jamaah NU tidak ada

hambatan apapun shalat di masjid orang-orang Muhammadiyah dan sebagainya. Begitu juga

Page 4: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 4/6

sebaliknya.

Kalau toh ada eksklusivitas, itu biasanya terjadi di kalangan aliran sesat seperti LDII (Islam

Jama’ah), Ahmadiyah Qadian dan Lahore dan sejenisnya. Mesjid mereka tertutup bagi kalangan di

luar mereka. Pernikahan pun hanya terjadi di antara sesama mereka.

Yang juga eksklusif adalah agama Kristen. Orang Katholik tidak mau disamakan dengan orang

Kristen Protestan, mereka beribadah di gereja masing-masing. Bahkan orang Katholik menyebut

dirinya “Katholik” saja tanpa embel-embel Kristen, berbeda dengan “Kristen Protestan” yang masih

menempelkan Kristen sebelum sekte Protestannya.

Orang Katholik tidak dibenarkan menikah dengan Kristen Protestan meski sama-sama bertuhankan

Yesus. Apalagi dengan agama lain.

Di dalam Kristen terdapat ratusan bahkan ribuan sekte yang masing-masing punya gereja sendiri.

Jemaat gereja Bethel tidak beribadah di gereja Nehemia, begitu seterusnya. Bahkan pernikahan

pun demikian, sebisa mungkin terjadi di antara jemaat satu gereja.

Berbeda dengan Kristen yang eksklusif, agama-agama kebudayaan seperti Hindu, Budha, Kong

Hucu, meski terkesan longgar namun tetap saja berpendirian tidak semua agama sama. Mereka

memang tidak keberatan ritual keagamaannya dijadikan objek wisata. Bahkan penganut agama lain

pun, bila ingin menikah dengan tata cara (ritual) agama mereka, boleh-boleh saja. Pernah terjadi,

Mick Jagger dedengkot The Rolling Stone menikah di salah satu negara Asia dengan menggunakan

tata cara (ritual) agama mayoritas di negeri tersebut. Padahal kedua mempelai bukanlah penganut

agama tersebut.

Masih ingat ketika Megawati bersembahyang di Pura? Padahal ia bukan penganut Hindu. Pendeta

dan masyarakat Hindu di Bali tidak marah, malahan mereka senang sekali. Sampai-sampai, ketika

AM. Saefuddin meledek Megawati, orang-orang Hindu bukannya marah kepada Megawati tetapi

justru kepada AM. Saefuddin. Padahal, seharusnya mereka berterimakasih bukannya malah marah

kepada AM. Saefuddin.

Tahun 2006, penerbit Media Hindu pernah meluncurkan buku berjudul “Semua Agama Tidak Sama”

yang berisi kumpulan tulisan sejumlah tokoh dan cendekiawan Hindu. Intinya, mereka mengkritisi

Pluralisme Agama.

Ngakan Made Madrasuta, editor buku tersebut, dalam kata pengantarnya menyanggah paham

pluralisme agama yang sering dijajakan kaum Hindu pluralis. Mereka, kaum Hindu pluralis itu,

selama ini telah memelintir makna yang tersurat dari Bagawad Gita, yang antara lain berbunyi :

“Jalan mana pun yang ditempuh manusia ke arah-Ku, semuanya Aku terima.”

Menurut Madrasuta, itu tidak bisa dijadikan dasar pembenaran atas pluralisme agama (Hindu).

Karena, yang disebut “Jalan” adalah empat yoga : Karma Yoga, Jnana Yoga, Bhakti Yoga, dan Raja

Yoga. Kesemuanya itu hanya ada dalam agama Hindu. Tidak ada dalam agama lain.

Begitulah faktanya…

Anehnya, kaum liberal justru memaksakan gagasan pluralisme agama ini untuk diterapkan umat

Islam, seolah-olah umat Islam begitu eksklusif dan tidak mengenal toleransi serta mengabaikan

pluralitas. Padahal, Islam adalah perekat bangsa. Tanpa Islam, masyarakat di kawasan Nusantara

ini, terkotak-kotak berdasarkan suku. Artinya, gagasan pluralisme agama yang diusung kaum sepilis

bukan saja aneh tapi gagasan orang dungu.

Page 5: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 5/6

Meniru Orang Kafir dan Tak Percaya Diri

Gagasan pluralisme agama sebagaimana diusung kalangan sepilis, sesungguhnya bukan hal baru.

Gagasan sejenis sudah sejak lama diusung oleh pemeluk agama Baha’i –merupakan sempalan

paham sesat Syi’ah Imamiah, yang pertama kali diperkenalkan oleh Mirza Ali Muhammad.

Berbeda dengan kaum sepilis yang berpendidikan dan berpenampilan intelek, penganut agama

Baha’i ini umumnya berpenampilan ndeso sehingga tidak mampu meyakinkan masyarakat luas

termasuk media massa seperti Kompas dan Jawapos untuk mengakomodasi kesesatannya.

Peganut agama Baha’i ini meski mengakui keberadaan Nabi Muhammad, namun bukan sebagai

rasul terakhir. Karena Muhamad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sudah meninggal, maka nabi mereka

adalah Bahaullah. Di titik ini ada kemiripan dengan paham sesat Ahmadiyah.

Menurut mereka, semua agama itu benar dan sama, tidak ada agama yang salah, karena yang

salah cuma orangnya. Meski mengaku bertuhankan Allah, namun penganut agama Baha’i ini

memiliki kitab suci sendiri yaitu Al-Aqdas.

Menurut Al-Aqdas, shalat bagi penganut agama Baha’i ini dibagi tiga: ringan, sedang, dan berat.

Ibadah ringan hanya sebatas ingat shalat. Ibadah sedang, dengan berdiri beberapa saat. Ibadah

berat, bisa berupa shalat sehari semalam. Pelaksanaan ibadah itu hanya satu kali sehari,

menghadap kiblat Aka.

Meski ndeso, penganut agama Baha’i ini jauh lebih gentle karena dengan tegas mengatakan Baha’i

adalah agama tersendiri, bukan Islam. Ungkapan ini bukan mengurangi nilai sesatnya, tetapi dari

segi keterus-terangannya bahwa mereka bukan Islam itu satu kenyataan. Bandingkan dengan Ulil

(Abshar Abdalla), Musdah Mulia, Gus Dur, Syafi’i Maarif, Syafi’i Anwar, Abdul Munir Mulkhan dan

kawan-kawannya, atau Ahmadiyah, Syi’ah dan LDII yang selain tidak gentle juga tidak percaya diri

dengan keyakinan sesatnya, sehingga masih terus menempelkan Islam di depan agama sesatnya

itu.

Semoga kita Selalu dalam Lindungan Allah ‘Azza wa Jalla dan Umat Islam yang haus akan

kebenaran Islam yang murni. Aamiin..

Salam Dakwah Tauhid dan Jihad, di Bumi Allah ‘Azza wa Jalla…

sumber: empire-islam.blogspot.com

(05)

— bersama Faineant

Kajian Paganisme · 8 Februari · Tampilkan Ukuran Penuh · Kirim sebagai Pesan · Laporkan Foto

Suka · Komentari · Bagikan · Ikuti

17 orang menyukai ini.

Faineant

kereeen jazakallah khoiron wa barokallahu fikum

Suka · 20 Maret

Page 6: Pluralisme agama, gagasan orang jahil ilmu

24/12/13 Kajian Paganisme

https://m.facebook.com/photo.php?fbid=487640971273395&set=a.472753369428822.96271.455842827786543&type=1 6/6

Tulis komentar...