ppt s. tur

21
Ghamal farozi Akbar yodi Lia andriani Nia istiqomah Ariska violeta Shine intan sari

Transcript of ppt s. tur

Akbar yodi

Lia andriani Nia istiqomah Shine intan sari

Ghamal faroziAriska violeta

DefinisiSindroma TUR adalah suatu keadaan klinik yang ditandai dengan kumpulan gejala akibat gangguan neurologik, kardiovaskuler, dan elektrolit yang disebabkan oleh diserapnya cairan irigasi melalui vena-vena prostat atau cabangnya pada kapsul prostat yang terjadi selama operasi. Hiponatremia, hipovolemia, dan kadang hiperamonemia mungkin terjadi (Eaton, 2003)

Anatomi Fisiologi

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem perkemihan terdiri dari:a) Dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin b) Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih) c) Satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan d) Satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.

EtiologiDisebabkan oleh absorbsi masif dari cairan irigasi. Absorbsi masif tergantung oleh: Proses TUR yang lama. Absorbsi meningkat jika reseksi dilakukan lebih dari 90menitTekanan intravaskuler meningkat. karena tinggi bagian irigasi lebih dari 60 cm di atas lokasi pembedahan. Banyak sinus prostat yang terbuka. Semakin besar prostat yang direseksi, semakin banyak sinus prostat yang terbukaJenis cairan irigan yang digunakan.

Tanda dan gejala klinis awal:a.Kegelisahan, nyeri kepala, takipnea b.Dapat berlanjut menjadi respiratory distress, hypoxia, pulmonary oedema, nausea,vomiting, confusion and coma c.Tanda dan gejala dideteksi lebih dini pada pasien sadar d.Pada pasien tidak sadar (dianestesi),tanda yang muncul hanya: takikardi danhipertensi

Sindrom TUR dapat terjadi kapan pun dalam fase perioperatif dan dapat terjadi beberapa menit setelah pembedahan berlangsung sampai beberapa jam setelah selesai pembedahan. Penderita dengan anestesi regional menunjukkan keluhan-keluhan sebagai beriku: Pusing Sakit kepala Mual Rasa tertekan di dada dan tenggorokan Napas pendek Gelisah Bingung Nyeri perut

Faktor utama yang menyebabkan timbulnya sindroma TUR adalah

1. Circulatory overload Penyerapan cairan irigasi praktis terjadi pada semua operasi TURP dan hal ini terjadi melalui jaringan vena pada prostat 2. Keracunan air Beberapa pasien dengan sindrom TUR menunjukkan gejala dari keracunan air karena meningkatnya kadar air dalam otak. Penderita menjadi somnolen, inkoheren dan gelisah. Dapat terjadi kejang-kejang dan koma, dan posisi desereberate

3. Hiponatremia Na sangat penting untuk fungsi sel jantung dan otak. Beberapa mekanisme terjadinya hiponatremia pada pasien TUR adalah: a.Pengenceran Na karena penyerapan cairan irigasi yang besar. b.Kehilangan Na dari daerah reseksi prostat ke dalam cairan irigasi. c. Kehilangan Na ke dalam kantong-kantong cairan irigasi di daerah periprostat dan rongga peritoneal.

4. Koagulopati Pada Sindroma TUR dapat terjadi Disseminated Intravasculer Coagulation (DIC) yang terjadi akibat lepasnya partikel prostat yang mengandung tromboplastin dalam jumlah besar ke dalam peredaran darah dan menyebabkan fibrinolisis sekunder. DIC ini dapat diketahui dari turunnya kadar trombosit dan meningkatnyaFibrin Degradation Product (FDP) serta kadar fibrinogen yang rendah.

5. Bakteriemia dan Sepsis Pada 30% penderita yang dilakukan TURP sudah terjadi infeksi sebelum operasi. Bila sinus vena prostat terbuka sebelum operasi dan dilakukan irigasi dengan tekanan tinggi maka kuman bisa masuk ke dalam peredaran darah dan terjadi bakteremia. Pada 6% pasien bakteremia ini menyebabkan sepsis.

a. Jika dideteksi saat intra operatif tindakan segeradihentikan dan pemberian cairan IV dihentikan b. Air yang diabsorbsi harus dikeluarkan: Furosemid40 mg iv c. Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul ataumasker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan) d. Simptomatik hiponatremia yang menyebabkan kelemahan sampai koma harus diatasi dengan cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang e. Periksa BGA, serum sodium dan Hb f. Kelemahan dapat diatasi dengan dosis kecil midzolam(2-4 mg), diazepam (3-5 mg) atau thiopental (50-100mg) g. Intubasi endotrakeal disarankan untuk mencegah aspirasi sampai status mental kembali normal h. Jika odem paru dan hipotensi berlanjut invasif hemodinamik monitoring direkomendasikan sebagai petunjuk untuk penatalaksanaan farmakologis dan

ASUHAN KEPERAWATN

Asuhan Keperawatan Klien dgn Sindrom TURPengkajian 1. Identitas - Terjadi akibat operasi TURP +50% laki-laki >60 thn, +80% laki-laki usia 80 thn. (Purnomo, 2003) 2. Keluhan Utama - Sesak napas. 3. Riwayat Kesehatan - Pasien BPH dengan post operasi TURP.

Pemeriksaan Fisik 1. B1 breath: distress napas, odem paru, hipoksia, sianosis. 2. B2 blood: hipertensi, aritmia. 3. B3 brain: penurunan kesadaran, TIK, konfusi sampai koma. 4. B4 bladder: gagal ginjal akut. 5. B5 bowel: mual, muntah. 6. B6 bone: gatal-gatal pada kulit.

Diagnosa Keperawatan1.Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru. 2.Kelebihan volume cairan b.d adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan. 3.Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial.

Intervensi1. Kerusakan pertukaran gas b.d odem paru Tujuan - Masalah kerusakan pertukaran gas teratasi selama masa perawatan. Kriteria Hasil - SpO2 98-100%. - Analisa gas darah: - PaO2 80 100 mmHg. - PaCO2 35 45 mmHg. - pH 7,35 7,45. - Tidak ada tanda distress napas: - RR= 12 20 x/mnt, flaring nostril (-), tracheal tug (-), intrekking (-). Intervensi - Posisi semi fowler atau slide head up 30-45. - Bebaskan jalan napas dengan kepala posisi ekstensi. - Bantu pernafasan dengan oksigen (nasal kanul atau masker, atau intubasi dan ventilasi jika diperlukan). - Pertahankan istirahat klien. - Kolaborasi pemberian furosemid. - Monitor evaluasi BGA, pulse oxymeter.

2. Kelebihan volume cairan adanya penyerapan cairan irigasi yang berlebihan Tujuan - Kelebihan volume cairan teratasi selama masa perawatan. Kriteria Hasil - Odem paru (-), odem seluruh tubuh (-). - Asites (-). - Hasil lab elektrolit: - Na+ 135 145 mEq/L. - K+ 3,5 5,0 mEq/L. - Hemodinamik CVP = 5 15 cmH20. - Tanda vital: TD = 120/90 mmHg, nadi = 60 100 x/mnt. Intervensi - Restriksi cairan I=IWL. - Kolaborasi pemberian terapi diuretic. - Kolaborasi tindakan invasif hemodinamik (pemasangan CVP). - Atasi hiponatremi dengan cairan hipertonik (NaCl 3% = 0.513 mmol/ml) sampai gejala hilang. - Pantau tanda dan gejala hiponatremi. - Pantau TTV.

3. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial Tujuan - Masalah perubahan perfusi jaringan serebral teratasi selama masa perawatan. Kriteria Hasil - Tidak ada tanda peningkatan TIK. - Nyeri kepala, muntah proyektil, kaku kuduk, papil edema. Intervensi - Slide head up 30-45. - Cegah hal-hal yang dpt meningkatkan TIK: batuk, mengejan, posisi trendelenburg. - Monitor evaluasi adanya tanda-tanda TIK.

DAFTAR PUSTAKA

Marrero AS, Prodigalidad AM, Ambrosio AZ. Prediction and Early Diagnosis of Transurethral Prostatectomy Syndrome. Membershttp://members.tripod.com/nktiuro/paper2.htm. Accessed on 9 Sept 2008

Hahn RG, The Transurethral Resection Syndrome. Acta Anaesthesiol Scand. 1991 ; 35 (7): 557-567.

Moorthy HK, Philip S. TURP Syndrome, Current Concepts In The Pathophysiology And Management. Indian J Urol 2001;17:97-102.

Marrero AS, Prodigalidad AM, Ambrosio AZ. Prediction and Early Diagnosis of Transurethral Prostatectomy Syndrome. ro .

Leslie SW. Transurethral Resection of the Prostate. Taken fromwww.emedicine.com/MED/topic3071.htm Accessed on 9 Sept 2008. Last Update Oct 33, 2006.

Terima kasih atas perhatiannya kurang lebihnya kami mohon maaf

wassalam