Pratikum Fisika Tanah

download Pratikum Fisika Tanah

of 17

Transcript of Pratikum Fisika Tanah

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    1/17

    PENUNTUN PRAKTIKUMFISIKA TANAH

    Oleh

    Ir. I Nyoman Puja, M.S.

    JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2008

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    2/17

    KATA PENGANTAR

    Usaha untuk memantapkan dan memahami teori yang diperoleh dalam

    perkuliahan khususnya mata kuliah Fisika Tanah, maka mahasiswa perlu

    diberikan pratikum secara langsung. Praktikum Fisika Tanah pada dasarnya

    dapat dilaksanakan di laboratorium maupun di lapangan.

    Untuk keperluan tersebut sangat perlu dibuat satu penuntun atau panduan

    pelaksana praktikum yang disusun secara sistematis, sehingga mahasiswa lebih

    mudah untuk melaksanakan. Penuntun praktikum Fisika Tanah dibuat

    berdasarkan beberapa acuan dari literature Institut Pertanian Bogor (IPB),

    Universitas Brawijaya Malang dan disesuaikan dengan kondisi Laboratorium

    Fisika Tanah Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

    Penuntun Fisika Tanah ini dibuat dan akan terus direvisi kembali sesuai

    dengan kemajuan teknologi dalam waktu yang tidak pasti.

    Denpasar, Maret 2008

    Penyusun

    i

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    3/17

    DAFTAR ISI

    No. Teks halaman

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    I. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL, BERAT VOLUME DANBERAT POROSITAS TANAH

    1

    II. PENETAPAN PERMEABILITAS TANAH DALAM KEADAAN JENUH 7

    III. PENETAPAN POTENSIAL FREE ENERGY (pF) .. 9

    IV. PENETAPAN TEKSTURE TANAH .. 12

    ii

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    4/17

    I. PENETAPAN BERAT VOLUME TANAH (b)

    Berat volume tanah (Bulk density) merupakan perbandingan berat tanah dengan

    volume total tanah. Berat volume tanah salah satu sifat tanah yang

    mempengaruhi porositas tanah, pergerakan air, peredaran udara danpergerakan akar tanaman. Besar kecilnya nilai berat volume tanah dipengaruhi

    oleh berat jenis partikel, susunan partikel dan bahan organik. Pada umumnya

    berat volume tanah untuk tanah pertanian berkisar antara 1,1 1,6 g/cm3.

    1.1. Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang diperlukan pada penetapan berat volume tanah meliputi

    ring sampel, pisau lapang, karet gelang, kertas label.

    1.2. Cara Kerja

    1. Timbang tabung kosong, umpamanya beratnya Y gram.

    2. Taruh tabung tersebut dengan posisi tegak berdiri pada permukaan tanah

    yang akan diukur berat volume tanahnya.

    3. Tekan tabung tadi secara perlahan-lahan sehingga semua tabung masuk

    kedalam tanah

    4. Angkat tabung beserta tanahnya, kemudian bersihkan kotoran yang

    menempel pada sisi tabung bagian luar, ratakan permukaan tanah dengan

    permukaan kedua ujung ring sampel lalu tutup kedua ujung ring dengan

    penutupnya

    5. Ring tersebut dibawa ke laboratorium, kemudian keringkan dalam oven

    dengan temperatur 1050C, sampai beratnya konstan.

    6. Timbang tabung beserta isinya, misalnya berat X gram.

    7. Keluarkan tanah dalam ring dan hitung berat kering tanah dengan jalan

    mengurangi X dengan Y, misalnya beratnya Z gram.

    8. Hitung volume tanah atau sama dengan volume tanah, misalnya volumenya

    A cm3

    7. Hitung berat volume tanah dengan rumus :

    Berat volume tanah (b)=3/ cmg

    A

    Z

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    5/17

    II. PENETAPAN BERAT JENIS PARTIKEL (p)

    Berat jenis partikel adalah perbandingan antara berat kering tanah dengan

    volume tanah (tidak termasuk pori yang terdapat di antara partikel), yangdinyatakan dalam gram persentimeter kubik. Berat jenis partikel tanah-tanah

    mineral umumnya berkisar antara 2,60 sampai dengan 2,70 g/cm3, sedangkan

    berat jenis partikel bahan organik tanah, berkisar antara 1,30 sampai dengan

    1,50g/cm3. Penetapan berat jenis partikel dipergunakan dalam pergerakan

    partikel tanah dalam air, laju pengendapan dan perhitungan porositas tanah.

    2.1. Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang diperlukan untuk menetapan berat jenis partikel

    adalah piknometer/erlemeyer, air bebas ion, neraca, kompor, botol semprot.

    2.2. Cara Kerja

    1. Tentukan kadar air tanah kering udara yang akan dipergunakan atau gunakan

    tanah kering mutlak.

    2. Timbang piknometer/labu erlemeyer

    2. Timbang 50 gram tanah kering mutlak, kemudian dimasukkan kedalam

    piknometer/labu erlemeyer 100 ml.

    3. Isikan piknometer dengan air bebas ion atau aquadest sambil membilas tanah

    yang menempel dileher labu sampai terisi setengah labu.

    4. Didihkan piknometer secara perlahan-lahan beberapa menit, sesekali labu

    digoyangkan hati-hati untuk mencegah hilangnya tanah bersama buih.

    5. Dinginkan labu beserta isinya sampai mencapai suhu ruangan, kemudian

    tambahkan aquadest dingin yang telah dididihkan sebelumnya sampai batas

    volume, tutup dan bersihkan bagian luar labu dengan lap yang kering.

    6. Piknometer seserta isinya ditimbang, misalnya beratnya Z gram.

    Z = Berat tanah + Berat labu + Berat air

    Berat air = Z Berat labu Berat tanah (X),

    Berat jenis air = 1, maka berat air sama dengan volume air.

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    6/17

    7. Hitung volume tanah dengan jalan mengurangi volume labu dengan volume

    air (A).

    8. Hitung berat jenis partikel dengan rumus :

    Berat jenis partikel (p)= Y/A g/cm3

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    7/17

    III. PENETAPAN POROSITAS TANAH

    Porositas atau ruang pori tanah adalah volume seluruh pori-pori dalam

    suatu volume tanah utuh, yang dinyatakan dalam persen. Porositas terdiri dari

    ruang diantara partikel pasir, debu dan liat serta ruang diantara agregat-agregat

    tanah. Menurut ukuranya porositas tanah dikelompokkan ke dalam : ruang pori

    kapiler yang dapat menghambat pergerakan air menjadi pergerakan kapiler, dan

    ruang pori nonkapiler yang dapat memberi kesempatan pergerakan udara dan

    perkolasi secara cepat sehingga sering disebut pori drainase.

    Porositas total tanah dapat dihitung dari data berat volume tanah dan berat jenis

    partikel dengan rumus :

    Porositas total tanah = %100)1( xPartikelBeratJeniseTanahBeratVolum

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    8/17

    IV. PENETAPAN PERMEABILITAS TANAH

    Permeabilitas diartikan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada

    suatu media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai cairan adalah

    air dan sebagai media berpori adalah tanah.

    Penetapan permeabilitas tanah dalam keadaan jenuh dilakukan mengikuti

    cara yang ditemukan oleh De Boodt (1967) berdasarkan Hukum Darcy.

    4.1. Bahan dan alat

    Bahan dan alat yang diperlukan dalam penetapan permeabilitas tanah

    adalah tanah dalam ring sampel, air bebas ion,

    Cara Kerja

    1. Contoh tanah diambil dari lapang dengan tabung silinder.

    2. Contoh tanah dengan tabungnya direndam dalam bak air sampai setinggi 3

    cm dari dasar bak selama 24 jam. Maksud perendaman adalah untuk

    mengeluarkan udara yang ada dalam pori-pori tanah sehingga tanah menjadi

    jenuh.

    3. Setelah perendaman selesai, contoh tanah disambung dengan satu tabung

    silinder lagi.

    4. Tabung kemudian dipindah kealat penetapan permeabilitas

    4. Tambahkan air secara hati-hati setinggi tabung dan dipertahankan tinggi air

    tersebut.

    5. Lakukan pengukuran volume air yang mengalir melalui alat penetapan

    permeabilitas tanah tersebut dalam waktu tertentu misalnya 3, menit, 5 menit,

    atau 10 menit

    6. Lakukan pengukuran volume air tersebut sebanyak 5 kali, kemudian hasilnya

    dirata-ratakan.

    7. Hitung permeabilitas tanah dengan rumus :

    Ax

    h

    Lx

    t

    QK

    1

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    9/17

    Dimana :

    K = Permeabilitas tanah (cm/jam)

    Q = Banyak air yang mengalir setiap pengukuran (ml)

    t = Waktu pengukuran (jam)

    L = Tebal contoh tanah (cm)

    h = Tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm)

    A = Luas permukaan contoh tanah (cm2).

    Klasifikasi Permeabilitas tanah menurut Uhland dan Oneal (1951) adalah

    sebagai berikut :

    Kelas Permeabilitas (cm/jam)

    Sangat lambat < 0,125

    Lambat 0,125 0,50

    Agak lambat 0,50 2,00

    Sedang 2,00 6,25

    Agak cepat 6,25 12,50

    Cepat 12,50 25, 00

    Sangat cepat > 25,00

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    10/17

    V. PENETAPAN POTENSIAL FREE ENERGY (pF)

    Potensial Free Energy (pF) adalah logaritma (log10) dari tegangan air

    tanah yang dinyatakan dalam cm tinggi kolom air, misalnya untuk tekanan dan

    isapan 1/3 atmosfir tinggi kolom air = 346 cm, maka pF log 346 = 2,54.Kurva pF adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara logaritma

    tegangan air dengan kandungan air tanah.

    Penetapan sifat-sifat fisik tanah tersebut dilakukan mengikuti yang telah

    dikemukakan oleh Richard dan Fireman (1943) dan Richard (1947).

    Ada beberapa cara penetapan pF sesuai dengan alat yang digunakan

    yaitu :

    a. Dengan alat Pressure Plate Apparatus

    b. Dengan alat sistim gantung (Hanging)

    c. Dengan alat Tensiometer

    A. Penetapan pF dengan Pressure Plate Apparatus

    Cara kerja

    1. Contoh tanah diambil dari lapang dengan tabung baja (core) setebal 1 mm.

    2. Tanah dari tabung diambil dari 3 bagian, masing-masing untuk pF 1 (tekanan

    10 cm air), pF 2 (tekanan 100cm air) dan pF 2,54 (tekanan 1/3 atmosfir),

    untuk pF 4,2 (tekanan 15 atmosfir) digunakan contoh tanah kering udara < 2

    mm.

    3. Contoh tanah ditaruh diatas piringan (plate) dalam Pressure Plate Apparatus,

    sesuai dengan no. plate dan dijenuhi dengan air sampai kelebihan dan

    biarkan selama 24 jam.

    4. Tutup alat tersebut rapat-rapat, kemudian biarkan tekanan sesuai dengan pF

    yang dikehendaki.

    5. Keseimbangan akan tercapai setelah kira-kira 48 jam tekanan tersebut

    bekerja.

    6. Setelah keseimbangan tersebut tercapai keluarkan contoh tanah itu, untuk

    ditetapkan kandungan airnya.

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    11/17

    7. Buat kurva pF diatas kertas grafik, sebagai absis setelah kandungan air dan

    sebagai ordinat adalah pF.

    B. Penetapan pF dengan Sistim Gantung

    Cara Kerja

    1. Siapkan corong khusus dan pipa plastik yang sesuai dengan corong tersebut

    dan digantung pada tembok atau dinding.

    2. Contoh tanah diambil dari lapang dengan tabung baja (core)setebal 1 mm.

    3. Tanah dari tabung diambil dari 3 bagian, masing-masing untuk pF 1 (tekanan

    10 cm air), pF 2 (tekanan 100 cm air) dan pF 2,3 (tekanan 200 cm air).

    4. Biarkan air pada ujung pipa sampai rata dengan permukaan tanah dan

    biarkan selama 48 jam.

    5. Setelah 48 jam buatlah tekanan isapan dengan membuat perbedaan

    ketinggian air sesuai dengan pF yang diinginkan.

    6. Berikan tekanan selama 48 jam agar tercapai keseimbangan.

    7. Tetapkan kadar airnya.

    C. Penetapan pF dengan Alat Tensiometer

    Cara Kerja

    1. Isikan air hingga alat penuh (Tensiometer) secara perlahan-lahan agar tidak

    terjadi udara yang terperangkap.

    2. Keluarkan udara yang terperangkap dengan pompa vakum dan tutup rapat.

    3. Masukan ujung keramik (yang porus) kedalam tanah dan dirapatkan pada

    pinggir ujung porus tersebut agar semua permukaannya bersentuhan dengan

    tanah.

    4. Catat berapa tekanannya setelah posisi konstan.

    5. Tetapkan kadar airnya, dengan rumus :

    %100xgTanahBeratKerin

    gMutlakBeratKerinPermulaanBeratTanahKadarAir

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    12/17

    Pembuatan Kurva pF

    Perhitungan kadar air pada masing-masing pF

    %100xgTanahBeratKerin

    gTanahBeratKerinBasahBeratTanahKadarAir

    pF 1 kadarairnya =..%

    pF 2 kadar airnya =..%

    pF 2,3 kadar airnya =..%

    pF 2,54 kadar airnya =..%

    pF 4,2 kadar airnya =..%

    100 20 30 40 50 60 70

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Kadar air (%)

    pF

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    13/17

    IV. PENETAPAN TEKSTUR TANAH

    Teksture tanah adalah susunan relative dari besar butir tanah terdiri

    dari pasir berukuran 2mm 5 u, debu berukuran 50 u 2 u dan liat berukuran

    kurang dari 2 u (menurut USDA).Ada 12 kelas tekstur tanah yaitu : pasir, debu, liat, pasir berlempung,

    lempung pasir, lempung, lempung berdebu, lempung berliat, lempung liat

    berpasir, lempung liat berdebu, liat berpasir, dan liat berdebu. Penetapan

    teksture tanah di laboratorium ialah dengan cara pipet dan cara hydrometer.

    Penetapan Tekstur Tanah Dengan Hydrometer

    Cara Kerja

    1. Timbang tanah yang telah diayak ( 2 mm) sebanyak 50 gram. Masukan

    kedalam gelas piala 400 ml. tambahkan 50 ml H2O2 30% untuk

    mengoksidir bahan organic supaya tidak mengandung fraksi-fraksi pasir

    dan liat yang ada.

    2. Tambahkan air destilasi sebanyak 200 ml.

    3. Tambahkan 5 ml 1 N larutan calgon atau 30 ml 0,1 N Natrium Pirofosfat.

    4. Kocok dan aduk sampai merata, tutup dan kemudian simpan selama 15

    20 jam.

    5. Tuangkan kedalam mankok dispersi dengan bantuan botol semprot.

    6. Isi mankok dengan air distilasi samapai 7,5 cm dari permukaan.

    7. Aduk dengan mixer selama 5 menit.

    8. Tuangkan seluruh isi mangkok kedalam tabung sidimentasi, lalu bersihkan

    mangkok dengan botol semprot.

    9. Isi tabung dengan air distilasi sampai tepat 1000 ml.

    10. Rendam tabung dalam bak air selama beberapa waktu dan catat

    suhunya.

    11. Angkat tabung sidimentasi, sumbat dengan sempurna lalu kocok dengan

    membolak-balikkan tabung sebanyak 20 kali.

    12. Kembalikan tabung kedalam bak air, dan catat waktunya.

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    14/17

    13. Segera tuangkan 3 tetes amil-alkohol ke permukaan suspensi untuk

    menghilangkan gangguan buih yang timbul.

    14. Setelah 15 detik masukkan hydrometer kedalam suspensi secara hati-

    hati.

    15. Baca setelah 40 detik (atau 50 detik setelah Hydrometer dimasukkan) dan

    catat.

    16. Keluarkan hydrometer dan bilas dengan air hingga bersih.

    17. Koreksi angka dengan pembacaan dengan cara : untuk tiap derajat

    (derajat Fahrenheit/0F) di atas 680E(200C) angka pembacaan ini ditambah

    0,2. bila kurang 680F, angka pembacaan dikurangi 0,2.

    18. Setelah menjelang 2 jam, hydrometer dimasukkan lagi dan pembacaan

    dilakukan tepat pada waktu 2 jam.

    19. Ambil hydrometer dan bilas bersih.

    20. Tentukan persentase pasir, debu dan liat.

    Penetapan Tekstur Tanah Dengan Cara Pipet

    Cara Kerja

    1. Timbang tanah 20 gram kering udara dan dimasukan dalam erlemayer

    500 ml.

    2. Tambahakan 15 ml air dan 15 ml H2O2 30% dan kocok memutar dengan

    tangan..

    3. Biarkan semalam, Apabila buih banyak tempatkan dalam bak air dan

    tambahkan alcohol.

    4. Tempatkan diatas hot plate atau pemanas dengan suhu rendah dan

    tambahkan dengan H2O2 30% sedikit demi sedikit sampai tidak timbul

    buih.

    5. Bila tanah mengandung CaCO3 bebas, tambahkan 45 ml HCL 0,4 Ndidihkan 60 menit, biarkan mengendap dan lakukan dekan tasi.

    6. Tambahkan air sampai menjadi 300 ml, kemudian ditempatkan diatas

    hot plate dengan menaikkan suhu perlahan-lahan dan didihkan selama

    1jam (untuk menghilangkan sisa H2O2 30%) setelah itu didinginkan.

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    15/17

    7. Setelah dingin tambahkan 25 ml larutan Na4P2O7 5% dan biarkan

    semalam.

    8. Hari beriku di kocok dengan pengocok (mixer) selama 5 menit, lalu

    pasirnya dipisahkan dengan ayakan 0,053 mm. pasir dioven dengan suhu

    1050C sampai konstan.

    9. Filtratnya untuk penentuan debu dan liat.

    Penentuan debu dan liat

    1. Filtrat hasil saringan tadi dimasukkan ke dalam tabung 1000 ml dan

    tempatkan di atas meja kocok sampai semua larutan mengendap, dan

    langsung dipipet sebanyak 20 ml dan catat suhunya.

    2. Hasil pemipetan dipindahkan ke tin timbangan (sebelumnya tin ditimbang

    dulu). Keringkan dalam oven selama semalam dengan suhu 1050C. ini

    menunjukkan fraksi 50 u = berat B.

    3. Diamkan jangan sampai kena getaran (suhu no.1 menentukan waktu

    pemipetan yang kedua).

    4. Setelah waktu pemipetan kedua, pipet lagi sebanyak 20 ml, masukkan

    kedalam tin. Keringkan dalam oven semalam lalu timbang. Berat ini

    menunjukkan berat fraksi yang berukuran lebih kecil dari 50 u = berat C.

    5. Suhu pemipetan kedua dicatat, untuk menentukan waktu pemipetan yang

    ketiga.

    6. Selama tepat waktunya, pipet lagi sebanyak 20 ml (seperti no.2)

    masukkan dalam tin dan keringkan dalam oven selama semalam. Berat

    fraksi ini menunjukkan fraksi yang lebih kecil 2 u = berat D.

    Waktu Sidimentasi Untuk Partikel

    Suhu0

    C

    Jumlah waktu yang menunjukkan diameter partikel

    2 um 20 um10 cm 8 cm 10 cm 8 cm

    Jam Menit Jam Menit Jam Menit Jam Menit

    20 7 46 6 13 4 39 3 43

    21 7 35 6 4 4 33 3 38

    22 7 24 5 55 4 37 3 33

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    16/17

    23 7 11 5 47 4 20 3 28

    24 7 4 5 39 4 14 3 23

    25 6 55 5 32 4 8 3 19

    26 6 45 5 24 4 2 3 14

    27 6 36 5 17 3 56 3 9

    28 6 28 5 10 3 53 3 6

    29 6 19 5 3 3 48 3 2

    Perhitungan

    Perhitungan berdasarkan pada berat kering sample. Berikut ini didapatkan

    penyajian akhir dari masing-masing fraksi :

    1. Liat (< 2 u) = (D x 50)0,75 gram = .g (Berat K)

    2. Debu (2 20 u) = (C x 50) 0,57 gK = .g (Berat L)

    3. Debu(20 50 u) = (B x 50) 0,75 - KL = .g (Berat M)

    4. pasir (50 2000 u ) = Berat A

    0,75 g = koreksi untuk agent dispersi

    5. Berat sampel = K + L + M + A

    6. Jumlah proporsi (%) dari fraksi, dihitung dengan :

    % liat (< 2 u) = K/berat sampel x 100% = .%

    %debu (220 u) = L/ berat sampel x 100% = ...%

    %debu (2050 u) = M/ berat sampel x 100% = %

    %pasir (50 2000 u) = A/ berat sampel x 100% = .%

    7. Tentukan kelas tekstur dalam segitiga tekstur,

    8. Tekstur tanah adalah

    Gambar Segitiga Tekstur Menurut USDA

  • 7/27/2019 Pratikum Fisika Tanah

    17/17