Problematika Tingkat Sekolah Dasar 2

9
PROBLEMATIKA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Perkembangan Peserta Didik yang dibina oleh Ib Arbin !an Setiyo"ati #leh $ Kelom%ok & Ali' Nr Hasanah ()*+,-).+*//01 Anggita Sari ()*+,-).)+2)&1 Anik Tri S3 (331 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEMESTER GENAP 2013/2014

description

problematika

Transcript of Problematika Tingkat Sekolah Dasar 2

PROBLEMATIKA ANAK USIA

TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASARMAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Perkembangan Peserta Didikyang dibina oleh Ibu Arbin Janu SetiyowatiOleh :

Kelompok 6Alif Nur Hasanah (120351402778)Anggita Sari (120351410916)Anik Tri S. (..)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEMESTER GENAP 2013/2014PROBLEMATIKA ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK

DAN SEKOLAH DASARA. PendahuluanUsia kanak-kanak dan SD merupakan masa kritis bagi anak untuk mengoptimalkan perkembangan emosi dan intelektualnya. Di rentang usia ini, si kecil mengembangkan sekitar 75 persen kapasitas otaknya. Bernard Devlin peneliti dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat, berpendapat bahwa peran genetik terhadap optimalisasi otak hanyalah 48 persen. Selebihnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Karena rentang usia ini emosi anak cenderung berkembang pesat, maka di samping perkembangan tersebut muncul pula berbagai problematika baik menyangkut dirinya sendiri maupun berpengaruh terhadap orang lain. (Rahmawati, 2012)

Problematika atau yang biasa disebut sebagai permasalahan berasal dari kata dasar berupa masalah. Banyak ahli yang mengungkapkan pengertian masalah, ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seorang dan ada pula yang mengartikan sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. (Muniroh, 2012)B. Ciri-ciri problematika atau masalah

Setiap permasalahan yang terjadi tentunya memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri permasalahan atau problematika menurut Prayitno (2011) adalah sebagai berikut :

1. Keberadaanya tidak disukai

2. Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain

3. Ingin atau harus dihilangkan

Masalah seperti di atas dapat terjadi pada siapa saja, termasuk murid tingkat pendidikan taman kanak-kanak maupun sekolah dasar. Masalah itu perlu diupayakan penanggulangannya agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan. Kriteria masalah menurut pandangan anak yaitu :1. Masalah terjadi karena belum bisa memahami diri sendiri antara potensi dan harapan.

2. Masalah terjadi karena tidak dapat mengatasi sendiri.

3. Membutuhkan bantuan orang lain.

C. Jenis-jenis PermasalahanPermasalahan Fisik Anak Usia TK dan SDTerdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran anak sekolah dasar, yaitu :a) Obesity

Kegemukan yang terjadi pada usia 6-11 tahun merupakan isu utama yang terjadi pada usia sekolah dasar. Penyebab kegemukan tersebut disebabkan karena kelebihan berat badan sebagai akibat dari kurangnya berolahraga dan terlalu banyak makan. Tetapi masalah ini dapat diantisipasi oleh orang tua dengan cara diubah pola makannya dan latihan berolahraga secara teratur. Obesitas ini mengakibatkan gangguan pada kesehatan seperti jantung dan sesak nafas, kurangnya percaya diri dan berkurangnya kelincahan.b) Kondisi Medis

Pada umumnya semua anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Dalam masa sekolah selama 6 tahun dapat disismpulkan pada umumnya anak-anak mendapat sakit yang akut dalam waktu singkat dengan berbagai konsisi medis, biasanya kena virus atau influenza dan migrain (sakit kepala).

c) Penglihatan Pada anak usia sekolah, penglihatan lebih tajam daripada waktu-waktu sebelumnya. Anak yang berusia dibawah 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk secara berbeda daripada orang dewasa. Namun setelah usia tersebut, maka mereka bukan hanya lebih matang, tetapi juga dapat memfokuskan penglihatan lebih baik.

d) Kesehatan Gigi

Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali, yang selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahun sebanyak empat gigi untuk tahun kelima berikutnya.e) Kebugaran Anak

Latihan fisik sangat diperlukan bagi anak-anak untuk kebugaran tubuhnya. Latihan anak serta dapat menjaga bentuk jasmaninya.

f) Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya : bawaab dari lahir, kecelakaan, akibat dari penyakit yang diderita, dll.

g) Kidal

Kidal merupakan gangguan fisik berupa kelainan yang terjadi pada bagian organ tubuh tertentu dalam pemfungsian organ tubuh yang tidak wajar semisal menulis dengan tangan kiri. Ada beberapa penyebab dari kidal ini, antara lain faktor bawaan dari lahir dan faktor pembiasaan yang salah. Akibat dari kidal ini adalah merasa kurang percaya diri karena dianggap tidak wajar.

h) Kekurangan Berat Badan atau Gizi

Sama halnya dengan obesitas, kekurangan berat badan ataupun gizi ini juga menyebabkan gangguan fisik pada anak. Penyebab dari kurangya berat badan bisa terjadi karena kekurangan asupan makanan yang dibutuhkan anak pada saat perkembangan dan faktor keturunan. Akibat dari kekurangan berat badan ini adalah merasa kurang percaya diri, mudah terserang penyakit.Permasalahan Psikis Anak Usia TK dan SD1. Permasalahan Belajar Anak

Beberapa jenis masalah belajar yang dihadapi anak TK dan SD adalah : Keterlambatan akademik

Keadaan murid yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkan secara optimal.

Sangat lambat belajar

Keadaan murid yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai. Dan untuk mengatasi hal ini perlu ada pertimbangan untuk memberikan pendidikan atau pengajaran khusus.

Penguasaan materi yang lebih rendah dari yang disyaratkan

Off task behavior

Merupakan bentuk perilaku yang muncul selama mengikuti proses pembelajaran tetapi tidak mendukung kegiatan belajar. Bentuknya adalah tidak semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar, melanggar tata tertib sekolah dan melamun ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.

Tidak ada motivasi

Defensive pessismism

Dilakukan untuk melindungi citra diri dan harga diri, tetapi defensive pessismism dilakukan dengan mengembangkan standar yang rendah dalam tujuan yang hendak dicapai. Melalui pengembangan standar yang rendah, individu berharap ketika mengalami kegagalan tetap dapat diterima dan dimaklumi oleh lingkungan atas kegagalannya tersebut. Disamping tetap menjaga citra diri di hadapan orang lain bahwa kegagalan bukan dikarenakan ketidakmampuannya untuk belajar melainkan karena ia sendiri mengembangkan standar yang rendah terhadap prestasi yang hendak dicapainya.

Lack of learning skills

Merupakan ketidakmampuan dalam menguasai ketrampilan belajar. Ketrampilan yang dimaksud meliputi ketrampilan mengembangkan motivasi, mengelola kegiatan belajarnya, ketrampilan membaca, ketrampilan menulis, ketrampilan mengahafal dan lain sebagainya. Gangguan ketrampilan motorik

Dikenal pula dengan sebutan gangguan koordinasi perkembangan. Anak yang menderita gangguan motorik mengalami gangguan yang parah dalam perkembangan koordinasi motorik yang tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau mental lain.

Dysgraphia

Biasa disebut dengan problem kesulitan menulis. Pada umumnya anak yang menderita dysgraphia akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menulis.

Discalculia

Anak yang mengalami problem dyscalculia merupakan anak yang memiliki masalah pada kemampuan menghitung. Anak tersebut tentunya bukan merupakan anak yang bodoh dalam hala lain, hanya saja ia mengalami masalah dengan kemampuan menghitungnya.

2. Permasalahan Emosional

Kebrutalan atau kebringasanSikap ini akan nampak pada perilaku sehari-hari. Mereka menunjukkan suatu perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain, misalnya berkelahi, berbohong, mencuri dan sebagainya. Tindakan ini merupakan ekspresi yang keluar dari emosional yang terganggu. Sekalipun demikian pada umumnya anak-anak berusaha merubahnya dan menutupi perilaku mereka dengan mengemukakan alasan untuk dapat dipercaya oleh orang lain. Misal menutupi kebohongannya dengan maksud menghindari hukuman karena perbuatannya. Akan tetapi ketika anak telah berusia lebih dari 6 atau 7 tahun sekalipun mereka tetap membuat cerita yang muluk-muluk agar orang lain percaya kepadanya, dapat pula mereka lakukan berbuat berbohong tersebut karena untuk menyenangkan orang tuanya. Attention Devicite Hyperactivyity Disorder (Hiperaktif)Menurut Santrock, hiperaktif memiliki ciri kelainan berupa suatu rentang perhatian yang pendek, perhatian mudah beralih, dan tingkat kegiatan fisik yang tinggi. Singkatnya, anak-anak ini tidak menaruh perhatian dan memiliki kesulitan memusatkan perhatian pada apa yang sedang dilakukannya. Faktor-faktor penyebab hiperaktif adalah :

a) Faktor keturunan

Faktor keturunan pada tempramen perlu diperhatikan, dengan tingkat aktifitas sebagai suatu aspek tempramen yang perlu membedakan seorang anak dari anak lain dari perkembangan diri.

b) Faktor kerusakan janin prakelahiran

Bahaya prakelahiran dapat juga meneyebabkan perilaku hiperaktif, semisal minuman alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan oleh perempuan selama hamil berkaitan dengan lemahnya perhatian dan pemusatan perhatian anak mereka pada usia 4 tahun.

c) Faktor makanan

Berkaitan dengan makanan, defisiensi vitamin juga dapat menyebabkan masalah-masalah pemusatan perhatian anak hiperaktif. Kekurangan vitamin B adalah faktor khusus. Konsumsi kafein dan gula juga dapat menyebabkan si anak kurang dapat memusatkan perhatian. Permasalahan Stress pada AnakStress adalah respon individu terhadap keadaan-keadaan dan peristiwa-peristiwa, yang disebut sressor yang mengancam dan mengurangi kemampuan mereka dalam menghadapi stress-stress tersebut.

Faktor-faktor kognitif di dalam stress menurut Lazarus (dalam Santrock : 302) yakin bahwa stress anak-anak bergantung pada bagaimana mereka secara kognitif menilai dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa. Penilaian kognitif adalah istilah yang digunakan Lazarus untuk menjelaskan interpretasi individu atas peristiwa-peristiwa di dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang membahayakan, mengancam dan menentang dan faktor-faktor yang menentukan apakah mereka memiliki sarana dan kemampuan untuk dapat secara efektif menghadapi peristiwa itu.Salah satu penyebab dari stress yaitu peristiwa-peristiwa yang dialami dalam kehidupan seperti perceraian, kematian orang tua, percekcokan sehari-hari dan hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan meneyebabkan stress yang luar biasa pada anak-anak dan keluarganya. Kemiskinan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang berbahaya dan tidak terkendalikan dalam kehidupan anak-anak. Misalnya, anak miskin lebih banyak mengalami kejahatan dan kekerasan dibandingkan anak kelas menengah.

Pengaruh sosial budaya pun dapat menyebabkan stress pada anak yaitu akulturasi. Akulturasi mengacu pada perubahan kebudayaan yang berasal dari kontak langsung yang terus menerus antara dua kelompok kebudayaan yang berbeda. Stress akulturatif mengacu pada akibat-akibat negatif dari akulturasi.

Salah satu perisai pelindung yang penting bagi anak-anak untuk melawan stress adalah adanya suatu relasi dasar, yang saling percaya dan bersifat jangka panjang dengan sekurang-kurangyna satu orang dewasa, jaringan dukungan keluarga yang sudah ada juga tidak kalah pentingnya.

3. Permasalahan Sosial Anak

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan social. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok dan tradisi. Anak dilahirkan belum bersifat social dalam arti dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan social anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lainnya. Apabila perkembangan social tidak terlaksana secara baik maka akan mengakibatkan permasalahan social yang dihadapi oleh anak.

Macam-macam permasalahan sosial yang dihadapi anak usia dasar (Rahmawati, 2012) adalah :

Pembangkangan

Yaitu merupakan suatu bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan anak.

Agresi

Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (non verbal) maupun kata-kata verbal. Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi atau rasa kecewa karena kebutuhannya tidak terpenuhi. Agresi ini terwujud dalam perilaku menyerang seperti memukul, mencubit, menendang dan mencaci maki.

Bertengkar

Bertengkar atau berselisih terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.

Persaingan

Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain.

D. KesimpulanUsia kanak-kanak dan SD merupakan masa kritis bagi anak untuk mengoptimalkan perkembangan emosi dan intelektualnya. Di rentang usia ini, si kecil mengembangkan sekitar 75 persen kapasitas otaknya. Problematika atau yang biasa disebut sebagai permasalahan berasal dari kata dasar berupa masalah. Banyak ahli yang mengungkapkan pengertian masalah, ada yang melihat masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seorang dan ada pula yang mengartikan sebagai suatu hal yang tidak mengenakkan. Jenis-jenis permasalahan meliputi permasalahan fisik anak, permasalahan psikis anak, permasalahan belajar anak, permasalahan emosional anak dan permasalahan sosial anak.DAFTAR PUSTAKAAhmad, Saidani. 2012. Makalah Bimbingan Konseling bagi Siswa TK, SD, SMP dan SMA. Pekalongan : STAIN Pekalongan Press.Prayitno, Erman. 2011. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud.Hurlock, Elizabeth B. 2002. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi kelima). Jakarta : Erlangga.

Muniroh, Siti. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : Rosdakarya.Rahmawati, Tina. 2012. Masalah yang Muncul dalam Mengelola Siswa TK. Jakarta : Gramedia Widiasaraan Indonesia.Santrock, John W. 2002. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup (Volume 1). Jakarta : Erlangga.

Suryani. 2011. Permasalahan Siswa tingkat SD. Bandung : Bhumi Aksara.