Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

14
Yayasan PKHS 1 PEMBERDAYAAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT I. LATAR BELAKANG Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang tinggal didalam Kawasan Taman Nasional Bukti Tigapuluh. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kehidupan diluar taman nasional. Masyarakat pedalaman ini masih sangat tergantung kepada alam baik hutan maupun sungai. Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini, yaitu: 1. Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung 2. Kegiatan peningkatan kesehatan 3. Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya pertanian seperti budidaya petai dan jernang 4. Peningkatan kepercayaan diri berupa: a. Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa. b. Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll. Kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini didasarkan kepada bahwa setiap aktifitas masyarakat yang tinggal didalam kawasan akan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh baik yang bersifat positif maupun negatif. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedalaman yang masih sangat bergantung kepada hasil alam (hutan dan sungai) ini, juga sangat memerlukan kelangsungan keberadaan taman nasional. Jika taman nasional ini habis tentu mereka yang terlebih dahulu akan merasakan akibatnya. Masyarakat pedalaman TNBT khususnya suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang tersebar disepanjang aliran Sei Gansal berjumlah 287 KK dengan jumlah penduduk 1.148 jiwa (September 2007). Aktifitas rutin mereka dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari hari adalah antara lain mengambil hasil hutan dan sungai serta membuka hutan untuk membuat lading dengan komoditi pertanian yang ditanam adalah karet dan padi. Jika setiap kepala keluarga mampu membuka sekitar 1-2 Ha lahan /tahun maka dalam satu tahun akan terbuka lahan sekitar 219-438 Ha; dan jika diperlukan waktu sekitar 20 tahun untuk masa rotasi (masa dimana hutan tersebut dibuka kembali setelah sebelumnya dibuka lalu dibiarkan) maka akan diperlukan sekitar 4.380-8.760 Ha lahan untuk mencukupi keperluan lahan perladangan masyarakat pedalaman. Belum lagi dengan laju tingkat kelahiran (natalitas) yang cukup tinggi sehingga jumlah masyarakat pedalaman akan terus mengalami pertambahan. Hal ini tentu merupakan pekerjaan rumah yang segera dicarikan suatu solusi (problem solving) yang komprehensif dan bersifat menguntungkan kedua belah pihak baik dari sisi kelestarian hutan TNBT maupun sisi kepentingan hajat hidup masyarakat (win win solution). Selain itu, adanya provokasi atau iming-iming atau hasutan dari pihak pihak luar juga akan memberikan pengaruh kepada kehidupan masyarakat pedalaman dan juga berpengaruh terhadap keberadaan taman nasional beserta isinya. Sebagai contoh adanya iming-iming memperoleh uang, akhirnya masyarakat pedalaman yang miskin dan bodoh membunuh dua (2) ekor harimau sumatera yang langka. Akibatnya alih-alih mendapat uang, yang diperoleh adalah masuk penjara. Akan tetapi harimau sumatera telah terlanjur mati.

Transcript of Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Page 1: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

1

PEMBERDAYAAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT

I. LATAR BELAKANG

Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang

tinggal didalam Kawasan Taman Nasional Bukti Tigapuluh. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat

yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan

dengan kehidupan diluar taman nasional. Masyarakat pedalaman ini masih sangat tergantung kepada

alam baik hutan maupun sungai. Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi

dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah.

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini, yaitu:

1. Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung

2. Kegiatan peningkatan kesehatan

3. Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya pertanian seperti budidaya petai dan jernang

4. Peningkatan kepercayaan diri berupa:

a. Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa.

b. Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan

pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll.

Kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini didasarkan kepada bahwa setiap aktifitas masyarakat

yang tinggal didalam kawasan akan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh baik yang

bersifat positif maupun negatif. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedalaman yang masih sangat

bergantung kepada hasil alam (hutan dan sungai) ini, juga sangat memerlukan kelangsungan keberadaan

taman nasional. Jika taman nasional ini habis tentu mereka yang terlebih dahulu akan merasakan

akibatnya.

Masyarakat pedalaman TNBT khususnya suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang tersebar disepanjang

aliran Sei Gansal berjumlah 287 KK dengan jumlah penduduk 1.148 jiwa (September 2007). Aktifitas

rutin mereka dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari adalah antara lain mengambil hasil

hutan dan sungai serta membuka hutan untuk membuat lading dengan komoditi pertanian yang ditanam

adalah karet dan padi. Jika setiap kepala keluarga mampu membuka sekitar 1-2 Ha lahan /tahun maka

dalam satu tahun akan terbuka lahan sekitar 219-438 Ha; dan jika diperlukan waktu sekitar 20 tahun

untuk masa rotasi (masa dimana hutan tersebut dibuka kembali setelah sebelumnya dibuka lalu dibiarkan)

maka akan diperlukan sekitar 4.380-8.760 Ha lahan untuk mencukupi keperluan lahan perladangan

masyarakat pedalaman. Belum lagi dengan laju tingkat kelahiran (natalitas) yang cukup tinggi sehingga

jumlah masyarakat pedalaman akan terus mengalami pertambahan. Hal ini tentu merupakan pekerjaan

rumah yang segera dicarikan suatu solusi (problem solving) yang komprehensif dan bersifat

menguntungkan kedua belah pihak baik dari sisi kelestarian hutan TNBT maupun sisi kepentingan hajat

hidup masyarakat (win – win solution).

Selain itu, adanya provokasi atau iming-iming atau hasutan dari pihak – pihak luar juga akan memberikan

pengaruh kepada kehidupan masyarakat pedalaman dan juga berpengaruh terhadap keberadaan taman

nasional beserta isinya. Sebagai contoh adanya iming-iming memperoleh uang, akhirnya masyarakat

pedalaman yang miskin dan bodoh membunuh dua (2) ekor harimau sumatera yang langka. Akibatnya

alih-alih mendapat uang, yang diperoleh adalah masuk penjara. Akan tetapi harimau sumatera telah

terlanjur mati.

Page 2: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

2

Karena kemiskinan, kebodohan dan ketidaktahuan tersebut, semuanya mengalami kerugian. Pelaku yang

merupakan orang pedalaman mengalami kerugian karena masuk penjara selama 1, 5 tahun, sedangkan

harimau yang merupakan satwa yang telah langka juga mengalami kerugian karena mengalami kematian.

Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau

Sumatera (PKHS) memandang penting untuk melakukan kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman

ini. Berdasarkan pengamatan, yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan, kesehatan dan juga

peningkatan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk jangka panjang diharapkan

masyarakat pedalaman akan dapat hidup dengan kualitas yang jauh lebih baik baik dari aspek

perekonomian, pengetahuan dan pendidikan, kehidupan sosial dan aspek – aspek kehidupan lainnya tanpa

merusak atau menggangu kelestarian taman nasional beserta isinya.

Dalam bidang pendidikan PKHS telah melakukan suatu program percontohan (pilot project) berupa

pendidikan di Dusun Datai yang berbentuk Sanggar Belajar. Walaupun dusun-dusun yang lainnya juga

meminta kegiatan serupa kepada PKHS, akan tetapi untuk saat ini dikarenakan kemampuan yang terbatas

maka permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.

Dalam bidang kesehatan, PKHS bekerjasama dengan puskesmas Batang Gansal telah melakukan

pengobatan gratis bagi masyarakat pedalaman setiap 6 bulan sekali. Sampai saat ini telah dilakukan

sebanyak 6 kali pengobatan gratis di dusun-dusun terisolir ini yang dilaksanakan sepenuhnya atas

prakarsa dan pendanaan dari PKHS. Disamping itu PKHS juga sangat sering terlibat dalam kegiatan

serupa baik dengan cara sharing budjet dengan pihak lain ataupun penyiapan dan alokasi tenaga untuk

pendampingan dan sarana akomadasi selama kegiatan.

Dalam bidang peningkatan pendapatan, PKHS telah melakukan percobaan pengembangan tanaman petai

dan jernang. Jika percobaan ini berhasil maka pengetahuan pengembangbiakan dan budidaya jerenang

akan disebarluaskan, terutama kepada masyarakat pedalaman. Diharapkan dimasa yang akan datang,

masyarakat pedalaman dapat hidup dengan memanen buah petai dan jernang ini. Selain itu, hal ini juga

untuk membuka minat masyarakat dengan memberi contoh budidaya tanaman yang memang mereka

butuhkan sehingga masyarakat ikut menanam karena keinginan sendiri.

Kegiatan-kegiatan ini, memang merupakan kegiatan jangka panjang, akan tetapi menurut keyakinan

(berdasarkan pengamatan) akan memberikan dampak yang besar yang posistif bagi kelangsungan hidup

masyarakat pedalaman dan juga kelestarian Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

Page 3: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

3

II. PROGRAM PENDIDIKAN

BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT

Program pendidikan ini telah dilaksanakan di Dusun Datai (saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab.

Inhu) dan Dusun Sadan yang dapat mencakup beberapa dusun disekitarnya seperti Air Bomban, Suwit

dan Tanjung Lintang (sekarang dikelola sendiri oleh PKHS). Kedua dusun dimana menjadi pusat kegiatan

pendidikan ini secara admistratif terletak di wilayah Desa Rantau Langsat Kec. Batang Gansal Kab.

Indragiri Hulu Propinsi Riau. Secara detil berikut akan diuraikan semua hal tentang kegiatan ini mulai

dari tahapan persiapan awal dimulainya kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan hingga sekarang (Juli

2008).

II. A. SANGGAR BELAJAR DATAI

Sanggar Belajar Datai merupakan implementasi dari rencana diatas. Kegiatan belajar mengajar yang

dilaksanakan dan dikelola sepenuhnya oleh PKHS dimulai pada tanggal 5 Januari 2003 dan berakhir pada

bulan Desember 2005. Dimana selanjutnya seluruh kegiatan pendidikan diambil alih dan dikelola oleh

Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hulu.

II.A.1. Persiapan

Sebagai langkah awal untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan pendidikan ini PKHS

bekerjasama dengan Kecamatan Batang Gansal dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh sepakat untuk

membuat suatu kegiatan untuk memberikan pendidikan terutama pendidikan membaca, menulis dan

berhitung. Kegiatan ini akan dipusatkan di di Dusun Datai dan kemudian diberi nama “SANGGAR

BELAJAR DATAI”.

Untuk memulai kegiatan pendidikan ini persiapan telah dilakukan sejak bulan Oktober 2003. Persiapan

yang dilakukan antara lain:

1. Koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Camat

Batang Gansal, Kepala Desa Rantau Langsat serta tokoh adat setempat.

2. Penerimaan staf PKHS yang akan bertugas untuk mengajar di Datai. Penerimaan telah dilakukan

pada bulan Desember 2003 dan yang diterima adalah saudara Syafaruddin berasal dari desa

Rantau Langsat. Dasar penerimaan adalah:

a) Mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik

Atas; Balai Pertemuan Datai yang

menjadi tempat belajar sementara

sampai sanggar belajar datai siap

dibangun

Bawah ; Sanggar Belajar Datai

merupakan pusat kegiatan

pendidikan membaca, menulis dan

berhitung

Page 4: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

4

b) Sabar

c) Mengerti dan mampu berbicara bahasa daerah/talang

d) Mengetahui adat kebiasaan masyarakat pedalaman

e) Mempunyai berbagai keterampilan seperti kerajinan bambu, rotan.

3. Tanggal 31 Desember 2003 guru yang bertugas berangkat menuju lokasi tempat mengajar dan

sampai dilokasi tanggal 2 Januari 2004.

4. Tanggal 3 Januari 2004, Sekretaris Desa Rantau Langsat sampai di Datai, lalu bersama seluruh

kepala keluarga masyarakat yang ada di Dusun Datai mengadakan rapat untuk membahas rencana

kegiatan pendidikan ini. Hasilnya masyarakat menyambut baik, bahkan masyarakat bersedia

untuk membuat tempat belajar tersebut.

5. Tanggal 4 Januari 2004, Kembali dilakukan rapat yang dipimpin oleh staf PKHS/guru, rapat ini

untuk membahas rencana pembuatan rumah/pondok tempat tinggal guru. Hasilnya masyarakat

bersedia membantu tenaga dan material yang terdapat di hutan, dan PKHS menanggung

konsumsi dan material lain yang tidak terdapat di hutan. Hari ini juga sekaligus merupakaan

dimulainya pendaftaran menjadi murid. Dalam satu hari tersebut terdaftar sebanyak 67 siswa.

6. Tanggal 5 januari 2004, kegiatan belajar mulai dilakukan, dan untuk sementara sampai menunggu

selesainya “Sanggar Belajar Datai”, proses belajar dilakukan dibalai pertemuan Datai.

II.A.2. Pelaksanaan

Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2004.

Untuk menentukan waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat

penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu

meringankan pekerjaan orang tua. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada

pagi hari, sekitar pukul 8.00-10.00 Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu

orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.

Selain itu juga disepakati, bahwa jika ada orang tua yang ingin belajar dapat dilakukan di malam hari,

setelah mereka pulang dari ladang.

Tenaga Pengajar

Guru/pengajar Tetap

Kegiatan belajar membaca, menulis dan berhitung dilakukan selama 15 - 20 hari/bulan. Kegiatan ini

mulai berjalan sejak tanggal 5 Januari 2004. Adapun yang menjadi pengajar adalah:

3. Nama : Syafaruddin/Tatung

Umur : 40 th

Nama : Ahmad Fanani

Umur : 28 th

Jabatan : Staf PKHS

Fungsi : Pengajar

Nama : Syafarudin/ Tatung

Umur : 43 th

Jabatan : Staf PKHS

Fungsi : Pengajar Utama

Ketrampilan : Kerajinan bambu/rotan

Bahasa dan adat kebiasaan masyarakat setempat

Page 5: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

5

Adapun tugas – tugas guru antara lain:

Sebagai pengajar membaca , menulis dan berhitung

Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)

Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)

Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar.

Sebagai tenaga penyuluh untuk masyarakat.

Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman

Guru/Pengajar Tidak Tetap

Guru/pengajar tidak tetap adalah setiap orang dari lembaga/instansi apapun atau perorangan yang dengan

kerelaan meluangkan tenaga dan waktu untuk memberikan ilmu yang dimiliki dengan cara mengajar di

Sanggar Belajar. Beberapa orang atau instansi yang pernah menjadi pengajar tersebut antara lain:

a. Staf PKHS lainnya (17 Orang). Jika rute arah survei dan patroli memasuki Datai.

b. Staf Kecamatan Batang gansal (Sekretaris dan staf).

c. Dokter dan staf Puskesmas Batang Gansal. Kegiatan ini mereka lakukan pada saat

kegiatan pengobatan gratis di Datai.

d. Dari kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan studi lapangan seperti

dari Mahasiswa Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan, Departemen Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Mahasiswa

Program S1 Fakultas Kehutanan IPB, Mahasiswa dari Universitas Riau dan lain – lain.

1 2 3

1. Mahasiswa sedang memberikan pelajaran menyanyi lagu wajib bagi peserta belajar

2. Sekretaris Kecamatan Batang Gansal sedang memberikan pendidikan membaca bagi

masyarakat pedalaman

3. Staf PKHS sedang menerangkan cara mengerjakan tugas kepada peserta didik dari

masyarakat pedalaman

Peserta belajar dibagi menurut tingkat

kemampuan akademis. Tampak

dalam gambar, kelas dibagi menjadi

dua dengan satu guru adalah

Sekretaris Kec.Batang Gansal

Guru sedang memeriksa

kebersihan peserta belajar

sebelum memasuki tempat

belajar

Guru sedang

memberikan pelajaran

Page 6: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

6

Materi Pendidikan

Materi yang diberikan sangat beragam, begitu juga dengan cara memberikan materi tersebut. Materi

yang telah diberikan antara lain:

1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).

2) Berhitung (Matematika).

3) Kebersihan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan

kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar.

4) Menyanyi (pelajaran menyanyi ini diberikan oleh mahasiswa). Sampai saat ini peserta belajar

telah mampu menyanyikan beberapa lagu wajib seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila,

Padamu Negeri dan sebagainya dan juga lagu - lagu anak-anak lainnya.

Materi lain yang juga diberikan adalah :

1) Keterampilan kerajinan bambu.

2) Budidaya jerenang (Jika ujicoba yang dilakukan PKHS berhasil). Budidaya jerenang ini tidak

hanya akan diberikan kepada peserta belajar akan tetapi juga lebih ditekankan kepada masyarakat

secara luas, baik di Datai maupun di dusun-dusun yang lainnya.

3) Budidaya Petai.

Mulai bulan Juli 2005 peserta belajar diberi pelajaran bahasa Inggris, hal ini selain karena dinggap

penting untuk masa yang akan datang melihat adanya turis mancanegara yang datang ke dusun datai.

Peserta Belajar

Jumlah anak murid yang pernah terdaftar untuk belajar di Sanggar Belajar Datai mencapai sebanyak 82

orang.

Berikut adalah daftar peserta belajar di “Sanggar Belajar Datai”;

No Nama Kelamin

(L/P)

Umur

(Th) Kemampuan (Desember 2005)

1 Aminah P 14

2 Andi L 10

3 Andos P 15 Membaca, menulis, berhitung

4 Andri L 13

5 Anten L 17

6 Apen L 11 Membaca, menulis, berhitung

7 Bantet L 8

8 Bego P 17

9 Bujo L 13 Membaca, menulis, berhitung

10 Bulung P 8

11 Bungkuk P 13 Membaca, menulis, berhitung

12 Buntek P 14

13 Cilok L 17

14 Dahlia P 9 Membaca, menulis, berhitung

15 Dedi L 15

16 Dolik L 18

17 Dumbak L 7

18 Dumbak L 10

19 Eda L 8

20 Ema P 8

Page 7: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

7

21 Esar L 9 Membaca, menulis, berhitung

22 Eva P 8

23 Ginok P 15 Membaca, menulis, berhitung

24 Godang L 21 Membaca, menulis, berhitung

25 Hendri L 13 Membaca, menulis, berhitung

26 Hodi L 11 Membaca, menulis, berhitung

27 Ida P 8 Membaca, menulis, berhitung

28 Ijul L 11

29 Ikang L 8

30 Jaguk P 13 Membaca, menulis, berhitung

31 Jami L 6

32 Jojon L 18 Membaca, menulis, berhitung

33 Joli L 18 Membaca, menulis, berhitung

34 Jupen L 17

35 Kana L 7

36 Kapuntil L 16

37 Laila P 16

38 Linda P 10 Membaca, menulis, berhitung

39 Linus L 7

40 Lumui L 15

41 Mada L 8 Membaca, menulis, berhitung

42 Meab L 15

43 Meri P 11 Membaca, menulis, berhitung

44 Nona P 9 Membaca, menulis, berhitung

45 Opi P 7

46 Perengki L 7

47 Ratno L 8

48 Rodes L 12 Membaca, menulis, berhitung

49 Roji L 15

50 Sakau L 13 Membaca, menulis, berhitung

51 Samsi L 12 Membaca, menulis, berhitung

52 Samsiar P 20 Membaca, menulis, berhitung

53 Santi P 20 Membaca, manulis, berhitung

54 Sapri L 14

55 Sias L 17 Membaca, menulis, berhitung

56 Sicap L 7

57 Sielis P 10

58 Sier P 18 Membaca, menulis, berhitung

59 Sijul L 12 Membaca, menulis, berhitung

60 Sikas L 9

61 Silai L 15

62 Silen L 8

63 Simai P 8

64 Sinar P 6

65 Sintuk P 7

66 Sinyor L 10

67 Sipen L 6

68 Siros P 13

69 Sisap L 10 Membaca, menulis, berhitung

Page 8: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

8

70 Sisap L 8

71 Sitar L 14

72 Sitor L 7

73 Soni L 6

74 Suel L 18 Membaca, menulis, berhitung

75 Suhen L 9 Membaca

76 Suria L 10 Membaca, menulis, berhitung

77 Suwin L 8 Membaca

78 Takim L 10

79 Taria L 19 Membaca, menulis, berhitung

80 Uwar L 6

81 Wardi L 20

82 Yaya P 14 Membaca, menulis, berhitung

Walaupun tercatat sebanyak 82 orang peserta belajar, akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari, hanya

sekitar 25-40 orang anak yang datang. Sedangkan anak-anak yang rutin datang ada sekitar 15 anak.

Selain anak-anak, ada beberapa bapak-bapak atau juga orang dewasa yang ikut belajar diwaktu malam

hari karena mereka bekerja dikebun. Sampai akhir kegiatan (Desember 2005) sekitar 33 orang peserta

belajar telah mampu membaca dan menulis bahkan mengirim surat.

II. B. SANGGAR BELAJAR SADAN

Sanggar belajar Sadan merupakan sanggar belajar kedua yang dibangun dan dikelola oleh PKHS setelah

sanggar belajar pertama yang didirikan di dusun Datai pada tahun 2003, dimana saat ini pengelolaan

kegiatannya diteruskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Indragiri Hulu. Sanggar belajar Sadan secara resmi memulai

kegiatan belajar mengajar pada tanggal 15 Mei 2007 dengan

jumlah anak murid pada awalnya adalah 56 orang dengan dua

orang tenaga guru. Murid – murid sanggar belajar berasal dari

empat dusun yakni Sadan, Suwit, Air Bomban dan Tanjung

Lintang.

II. B. 1. Persiapan

Pada saat program pendidikan yang difasilitasi PKHS masih berkonsentrasi dan terfokus di Dusun Datai,

telah banyak permintaan dari beberapa warga masyarakat dari Dusun Air Bomban, Suwit dan Sadan agar

PKHS juga membangun dan memfasilitasi pendidikan di dusun mereka. Oleh karena itu pada Januari

2007, Yayasan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera atau Yayasan PKHS (nama/bentuk baru

PKHS) memulai penjajakan untuk merealisasikan rencana tersebut. Meskipun telah direncanakan sejak

jauh – jauh hari, namun ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan segala sesuatu

berkaitan dengan kegiatan pendidikan didusun – dusun tersebut mulai dari penyiapan lokasi bangunan,

proses pembangunan tempat belajar hingga perekrutan tenaga pengajar dan pendataan atau penerimaan

peserta didik.

Kiri; Sanggar Belajar Sadan

dan rumah tinggal guru.

Page 9: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

9

Berikut adalah kronologis prosesi pelaksanaan pendidikan di dusun – dusun tersebut hingga sampai

proses belajar mengajar dimulai:

1. Pada tanggal 5 Januari 2007; Yayasan PKHS melakukan pertemuan dengan perangkat desa

seperti Kadus, ketua Rw, ketua RT dan warga masyarakat dari Dusun Suwit, Air Bomban di

rumah pak Ahmad Kijang (Ketua RT Sadan). Pertemuan ini mempunyai agenda inti yaitu

menentukan dimana lokasi akan dibangunnya tempat pendidikan atau sanggar belajar. Setelah

melalui jalan musyawarah maka dengan kesepakatan bulat dipilihlah Dusun Sadan sebagai

tempat sanggar belajar. Alasan terpilihnya Dusun Sadan adalah karena letaknya yang berada

ditengah – tengah antara Dusun Suwit dan Air Bomban. Sedangkan untuk lahan, disediakan oleh

pak Ahmad Kijang dengan menyerahkan lahan milik keluarga besarnya menjadi tempat

berdirinya sanggar belajar. Setelah masalah lokasi jelas, maka dalam beberapa hari berikutnya

dilakukan kerja bakti membersihkan lokasi dimana sanggar belajar akan dibangun.

2. Selanjutnya adalah proses pembangunan bangunan sanggar belajar dan juga rumah guru yang

akan menjadi tempat guru tinggal. Karena berbagai kendala seperti akses masuknya material

seperti seng yang sulit ditempuh, juga pembuatan dan penyiapan bahan – bahan lain seperti kayu

tiang dan rangka serta papan yang batangnya diambil dan diolah dari berbagai jenis kayu yang

ada di lahan kebun karet warga, dimana seluruh proses pengolahan diserahkan kepada warga

masyarakat sebagai bentuk peran partisipatif warga terhadap pembangunan sanggar belajar ini.

Setelah melalui kurun waktu hampir 3 bulanan, akhirnya pada awal bulan Mei 2007 sanggar

belajar telah selesai dibangun dan siap digunakan.

3. Pada tanggal 15 Mei 2007, kegiatan pendidikan secara resmi dimulai ditandai oleh pemberian

materi pengenalan abjad/huruf alphabet oleh Ketua Yayasan PKHS kepada para peserta didik.

Acara pembukaan kegiatan belajar mengaja ini juga dihadiri oleh para orang tua murid dan juga

Kepala Desa Rantau Langsat beserta perangkat desa lainnya. Selanjutnya tempat belajar ini

disebut dengan “Sanggar Belajar Sadan”.

Kanan: Ketua Yayasan PKHS

sedang memberikan pelajaran

pertama pada peserta didik

Sanggar Belajar Sadan

Kiri: Ketua Yayasan PKHS

sedang berdialog dengan orang

tua peserta didik di Sanggar

Belajar Sadan

Page 10: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

10

II. B. 2. Pelaksanaan

Kegiatan pendidikan di Sanggar Belajar Sadan dimulai pada tanggal 15 Mei 2007. Sebagaimana pada

waktu dimulainya kegiatan sanggar belajar pertama di Dusun Datai, penentan kapan waktu waktu belajar

dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi

orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua.

Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00 -11.00

Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah

sesuai kesepakatan.

Tenaga Pengajar

Tenaga pengajar atau guru pada Sangar Belajar Sadan berjumlah 3 orang dengan 1 orang bersifat tidak

tetap dan 2 orang guru tetap. Untuk guru atau pengajar tetap yang terdiri dari dua orang digunakan sistem

rotasi terhadap mereka. Untuk masing – masing guru dialokasikan waktu untuk mengajar selama 15 hari.

Jadi kegiatan belajar dapat dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan libur pada hari minggu dan hari

libur lain sama halnya seperti sekolah diluar. Para tenaga pengajar tersebut adalah:

1. Nama : Santoso

Umur : 28 tahun

Jabatan : Ketua Yayasan PKHS

Fungsi : Pengajar tidak tetap

/Penanggung jawab

2. Nama : Lancar

Umur : 32 tahun

Jabatan : Staf TNBT/counterpart PKHS

Fungsi : Pengajar tetap/Mediator atau

penyuluh bidang konservasi

1. Bpk.M.Nasir,Kades Rantau Langsat

sedang memberikan sambutan pada

acara pembukaan

2. Antusiasme peserta didik pada saat

kali pertama mendapatkan

pendidikan

3. Ketua Yayasan PKHS berfoto

bersama dengan Kades R.Langsat,

Guru dan peserta didik di depan

Sanggar belajar

1 2

3

Page 11: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

11

3. Nama : Syafaruddin

Umur : 43 tahun

Jabatan : Staf PKHS

Fungsi : Pengajar tetap

Keterampilan : - Kerajinan Bambu/Rotan

- Bahasa dan adat kebiasaan

masyarakat setempat

Adapun tugas – tugas guru antara lain:

Sebagai pengajar membaca, menulis dan berhitung serta ilmu pengetahuan umum lainnya (ilmu

tentang alam, sosial, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan dan sebagainya)

Menyampaikan/menjadi penyuluh untuk masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian

hutan dan lingkungan dimana meraka tinggal (kawasan TNBT) juga berbagai jenis flora fauna

yang ada didalamnya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup mereka dan anak cucu (sebagai

kader konservasi)

Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)

Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)

Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar

Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman untuk terus maju da meningkatkan mutu dan

kualitas hidup mereka.

Peserta Belajar

Pada awal kegiatan belajar, jumlah peserta didik adalah 56 orang. Namun seiring dengan bergulirnya

kegiatan, maka jumlah ini terus mengalami fluktuasi. Jumlah tertinggi peserta didik adalah 69 orang yang

tercatat pada Agustus dan September 2007. Berikut adalah daftar peserta didik yang pernah belajar di

Sanggar Belajar Sadan. Tingkat kehadiran peserta didik cukup tinggi yakbi berkisar antara 70% - 85% per

harinya.

Tabel daftar murid Sangar Belajar Sadan (data pada akhir tahun 2007);

No Nama Murid Jenis

Kelamin Umur Alamat

1. Anggi Laki-laki 6 th Sadan

2. Anin Ik Laki-laki 5 th Air Bomban

3. Asisna Perempuan 6 th Sadan

4. Ayuna Syuhada Perempuan 5 th Sadan

5. Baren Laki-laki 10 th Tanjung Lintang

6. Bato Laki-laki 8 th Tanjung Lintang

7. Cici Paramida Perempuan 6 th Sadan

Kiri; bapak guru Lancar dan

Syafaruddin beserta peserta didik

berfoto bersama didepan Sanggar

Belajar Sadan.

Page 12: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

12

8. Citra Sari Perempuan 7 th Tanjung Lintang

9. David Laki-laki 5 th Suwit

10. Deri Laki-laki 9 th Tanjung Lintang

11. Dudi Laki-laki 12 th Air Bomban

12. Eno Perempuan 8 th Suwit

13. Erma Darlis Perempuan 13 th Sadan

14. Hamrizal Laki-laki 6 th Sadan

15. Hasan Laki-laki 8 th Suwit

16. Hendra Laki-laki 7 th Suwit

17. Irwan Laki-laki 8 th Suwit

18. Jumiarti Perempuan 10 th Sadan

19. Jupen Laki-laki 7 th Datai/Suwit

20. Juwanda Laki-laki 8 th Suwit

21. Leli Yusri Perempuan 12 th Air Bomban

22. Linda Perempuan 5 th Suwit

23. Liyon Laki-laki 10 th Air Bomban

24. Lisen It Laki-laki 6 th Air Bomban

25. Lisman Laki-laki 9 th Sadan

26. Maisyarah Perempuan 10 th Sadan

27. Monika Perempuan 14 th Sadan

28. Nardiansyah Laki-laki 7 th Sadan

29. Nato Perempuan 12 th Suwit

30. Pujianto Laki-laki 13 th Suwit

31. Radi Laki-laki 7 th Suwit

32. Ramon Laki-laki 12 th Sadan

33. Rasmi Perempuan 12 th Sadan

34. Rina Perempuan 7 th Sadan

35. Roni Laki-laki 8 th Tanjung Lintang

36. Rudi Laki-laki 6 th Sadan

37. Sianda Laki-laki 9 th Suwit

38. Sicap Laki-laki 9 th Suwit

39. Sidah Perempuan 10 th Suwit

40. Sides Laki-laki 10 th Air Bomban

41. Sihen Laki-laki 8 th Tanjung Lintang

42. Sikas Laki-laki 13 th Suwit

43. Sinah Perempuan 12 th Suwit

44. Siros Perempuan 14 th Suwit

45. Sulaiman Sayuti Laki-laki 8 th Air Bomban

46. Sulan Laki-laki 10 th Air Bomban

47. Toni Sabrianto Laki-laki 14 th Air Bomban

48. Tuti Perempuan 10 th Sadan

49. Udi Laki-laki 7 th Suwit

50. Wardi Laki-laki 8 th Suwit

51. Winda Laki-laki 10 th Sadan

52. Wismayanti Perempuan 9 th Sadan

53. Bima Perempuan 14 th Suwit

54. Heli Laki-laki 17 th Suwit

55. Ismadewi Perempuan 16 th Air Bomban

56. Manto Laki-laki 6 th Air Bomban

Page 13: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

13

57. Minal Laki-laki 17 th Suwit

58. Mita Perempuan 15 th Suwit

59. Nadia Perempuan 6 th Suwit

60. Nontol Laki-laki 11 th Suwit

61. Pera Perempuan 15 th Suwit

62. Ria Andi Perempuan 6 th Air Bomban

63. Riko Laki-laki 5 th Sadan

64. Sifto Laki-laki 12 th Tanjung Lintang

65. Sijok Laki-laki 18 th Suwit

66. Ujang Laki-laki 18 th Tanjung Lintang

67. Uder Laki-laki 10 th Suwit

68. Yatnadei Perempuan 6 th Air Bomban

69. Ira Perempuan 7 th Air Bomban

Materi Pendidikan

Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari materi umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah –

sekolah formal juga diberikan materi tambahan disesuaikan dengan kebutuhan yang dianggap sangat erlu

untuk disampaikan dan peserta didik dapatkan. Cara penyampaian materi pelajaran juga sangat berbeda

dengan penyampaian materi pada sekolah formal karena masih adanya perbedaan pola pikir terhadap

pentingnya pendidikan serta alasan – alasan lain yang harus dipertimbangkan demi tetap menjaga dan

memelihara niat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar.Materi pelajaran secara garis besar dapat

diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu materi pelajaran umum dan materi pelajaran

khusus/tambahan. Materi – materi pelajaran tersebut adalah:

a. Materi Umum :

1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).

2) Berhitung (Matematika)

3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

4) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)

6) Bahasa Inggris

b. Materi Khusus/tambahan:

1) Konservasi; tentang pentingnya menjaga, melestarikan, melindungi dan memanfaatkan secara

lestari dan berkelanjutan berbagai jenis sumberdaya alam baik hayati dan non hayati yang ada di

sekitar mereka. Materi konservasi juga dikaitkan dengan perlindungan untuk menjaga kelestarian

dan eksistensi Kawasan TNBT dan berbagai hidupan yang ada di dalamnya termasuk Harimau

Sumatera dan berbagai jenis hewan liar lainnya.

2) Kebersihan dan Kesehatan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu

dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar).

3) Kesenian/Menyanyi. Peserta didik juga diajarkan beberapa buah lagu terutama lagu – lagu wajib

nasional dan lagu perjuangan seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri, Halo –

Halo Bandung, Ibu Kita Kartini dan sebagainya.

Page 14: Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT

Yayasan PKHS

14

1. Guru Syafaruddin

sedang mengajar

2. Staf PKHS lainnya

sedang mengajar materi

menyanyikan lagu – lagu

wajib nasional

3. Pak guru sedang

mengatur anak murid

untuk berbaris sebelum

memasuki ruangan

belajar

1

2 3 2