Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT
-
Upload
yayasan-penyelamatan-dan-konservasi-harimau-sumatera -
Category
Documents
-
view
434 -
download
6
Transcript of Program Pemberdayaan Masyarakat Pedalaman Di TNBT
Yayasan PKHS
1
PEMBERDAYAAN BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT
I. LATAR BELAKANG
Program pengembangan masyarakat difokuskan kepada masyarakat Talang Mamak dan Melayu Tua yang
tinggal didalam Kawasan Taman Nasional Bukti Tigapuluh. Hal ini dikarenakan kehidupan masyarakat
yang ada di dalam Taman Nasional Bukit Tigapuluh masih sangat jauh tertinggal jika dibandingkan
dengan kehidupan diluar taman nasional. Masyarakat pedalaman ini masih sangat tergantung kepada
alam baik hutan maupun sungai. Jika mereka melakukan budidaya itupun baru sebatas menamam padi
dengan bibit asli (umur 6-8 bulan), dan juga tingkat kesehatan serta pendidikan sangat rendah.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini, yaitu:
1. Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung
2. Kegiatan peningkatan kesehatan
3. Kegiatan peningkatan kemampuan budidaya pertanian seperti budidaya petai dan jernang
4. Peningkatan kepercayaan diri berupa:
a. Penyuluhan tentang pengamanan taman nasional secara swakarsa.
b. Menampilkan kebudayaan/ketrampilan masyarakat di depan
pengunjung seperti musik gambus, anyaman tikar dll.
Kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman ini didasarkan kepada bahwa setiap aktifitas masyarakat
yang tinggal didalam kawasan akan berpengaruh terhadap Taman Nasional Bukit Tigapuluh baik yang
bersifat positif maupun negatif. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pedalaman yang masih sangat
bergantung kepada hasil alam (hutan dan sungai) ini, juga sangat memerlukan kelangsungan keberadaan
taman nasional. Jika taman nasional ini habis tentu mereka yang terlebih dahulu akan merasakan
akibatnya.
Masyarakat pedalaman TNBT khususnya suku Talang Mamak dan Melayu Tua yang tersebar disepanjang
aliran Sei Gansal berjumlah 287 KK dengan jumlah penduduk 1.148 jiwa (September 2007). Aktifitas
rutin mereka dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari adalah antara lain mengambil hasil
hutan dan sungai serta membuka hutan untuk membuat lading dengan komoditi pertanian yang ditanam
adalah karet dan padi. Jika setiap kepala keluarga mampu membuka sekitar 1-2 Ha lahan /tahun maka
dalam satu tahun akan terbuka lahan sekitar 219-438 Ha; dan jika diperlukan waktu sekitar 20 tahun
untuk masa rotasi (masa dimana hutan tersebut dibuka kembali setelah sebelumnya dibuka lalu dibiarkan)
maka akan diperlukan sekitar 4.380-8.760 Ha lahan untuk mencukupi keperluan lahan perladangan
masyarakat pedalaman. Belum lagi dengan laju tingkat kelahiran (natalitas) yang cukup tinggi sehingga
jumlah masyarakat pedalaman akan terus mengalami pertambahan. Hal ini tentu merupakan pekerjaan
rumah yang segera dicarikan suatu solusi (problem solving) yang komprehensif dan bersifat
menguntungkan kedua belah pihak baik dari sisi kelestarian hutan TNBT maupun sisi kepentingan hajat
hidup masyarakat (win – win solution).
Selain itu, adanya provokasi atau iming-iming atau hasutan dari pihak – pihak luar juga akan memberikan
pengaruh kepada kehidupan masyarakat pedalaman dan juga berpengaruh terhadap keberadaan taman
nasional beserta isinya. Sebagai contoh adanya iming-iming memperoleh uang, akhirnya masyarakat
pedalaman yang miskin dan bodoh membunuh dua (2) ekor harimau sumatera yang langka. Akibatnya
alih-alih mendapat uang, yang diperoleh adalah masuk penjara. Akan tetapi harimau sumatera telah
terlanjur mati.
Yayasan PKHS
2
Karena kemiskinan, kebodohan dan ketidaktahuan tersebut, semuanya mengalami kerugian. Pelaku yang
merupakan orang pedalaman mengalami kerugian karena masuk penjara selama 1, 5 tahun, sedangkan
harimau yang merupakan satwa yang telah langka juga mengalami kerugian karena mengalami kematian.
Atas dasar berbagai pertimbangan tersebut, maka Program Penyelamatan dan Konservasi Harimau
Sumatera (PKHS) memandang penting untuk melakukan kegiatan pengembangan masyarakat pedalaman
ini. Berdasarkan pengamatan, yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah pendidikan, kesehatan dan juga
peningkatan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Untuk jangka panjang diharapkan
masyarakat pedalaman akan dapat hidup dengan kualitas yang jauh lebih baik baik dari aspek
perekonomian, pengetahuan dan pendidikan, kehidupan sosial dan aspek – aspek kehidupan lainnya tanpa
merusak atau menggangu kelestarian taman nasional beserta isinya.
Dalam bidang pendidikan PKHS telah melakukan suatu program percontohan (pilot project) berupa
pendidikan di Dusun Datai yang berbentuk Sanggar Belajar. Walaupun dusun-dusun yang lainnya juga
meminta kegiatan serupa kepada PKHS, akan tetapi untuk saat ini dikarenakan kemampuan yang terbatas
maka permintaan tersebut belum dapat dipenuhi.
Dalam bidang kesehatan, PKHS bekerjasama dengan puskesmas Batang Gansal telah melakukan
pengobatan gratis bagi masyarakat pedalaman setiap 6 bulan sekali. Sampai saat ini telah dilakukan
sebanyak 6 kali pengobatan gratis di dusun-dusun terisolir ini yang dilaksanakan sepenuhnya atas
prakarsa dan pendanaan dari PKHS. Disamping itu PKHS juga sangat sering terlibat dalam kegiatan
serupa baik dengan cara sharing budjet dengan pihak lain ataupun penyiapan dan alokasi tenaga untuk
pendampingan dan sarana akomadasi selama kegiatan.
Dalam bidang peningkatan pendapatan, PKHS telah melakukan percobaan pengembangan tanaman petai
dan jernang. Jika percobaan ini berhasil maka pengetahuan pengembangbiakan dan budidaya jerenang
akan disebarluaskan, terutama kepada masyarakat pedalaman. Diharapkan dimasa yang akan datang,
masyarakat pedalaman dapat hidup dengan memanen buah petai dan jernang ini. Selain itu, hal ini juga
untuk membuka minat masyarakat dengan memberi contoh budidaya tanaman yang memang mereka
butuhkan sehingga masyarakat ikut menanam karena keinginan sendiri.
Kegiatan-kegiatan ini, memang merupakan kegiatan jangka panjang, akan tetapi menurut keyakinan
(berdasarkan pengamatan) akan memberikan dampak yang besar yang posistif bagi kelangsungan hidup
masyarakat pedalaman dan juga kelestarian Taman Nasional Bukit Tigapuluh.
Yayasan PKHS
3
II. PROGRAM PENDIDIKAN
BAGI MASYARAKAT PEDALAMAN DI TNBT
Program pendidikan ini telah dilaksanakan di Dusun Datai (saat ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kab.
Inhu) dan Dusun Sadan yang dapat mencakup beberapa dusun disekitarnya seperti Air Bomban, Suwit
dan Tanjung Lintang (sekarang dikelola sendiri oleh PKHS). Kedua dusun dimana menjadi pusat kegiatan
pendidikan ini secara admistratif terletak di wilayah Desa Rantau Langsat Kec. Batang Gansal Kab.
Indragiri Hulu Propinsi Riau. Secara detil berikut akan diuraikan semua hal tentang kegiatan ini mulai
dari tahapan persiapan awal dimulainya kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan hingga sekarang (Juli
2008).
II. A. SANGGAR BELAJAR DATAI
Sanggar Belajar Datai merupakan implementasi dari rencana diatas. Kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan dan dikelola sepenuhnya oleh PKHS dimulai pada tanggal 5 Januari 2003 dan berakhir pada
bulan Desember 2005. Dimana selanjutnya seluruh kegiatan pendidikan diambil alih dan dikelola oleh
Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hulu.
II.A.1. Persiapan
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan rencana program dan kegiatan pendidikan ini PKHS
bekerjasama dengan Kecamatan Batang Gansal dan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh sepakat untuk
membuat suatu kegiatan untuk memberikan pendidikan terutama pendidikan membaca, menulis dan
berhitung. Kegiatan ini akan dipusatkan di di Dusun Datai dan kemudian diberi nama “SANGGAR
BELAJAR DATAI”.
Untuk memulai kegiatan pendidikan ini persiapan telah dilakukan sejak bulan Oktober 2003. Persiapan
yang dilakukan antara lain:
1. Koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Camat
Batang Gansal, Kepala Desa Rantau Langsat serta tokoh adat setempat.
2. Penerimaan staf PKHS yang akan bertugas untuk mengajar di Datai. Penerimaan telah dilakukan
pada bulan Desember 2003 dan yang diterima adalah saudara Syafaruddin berasal dari desa
Rantau Langsat. Dasar penerimaan adalah:
a) Mampu membaca, menulis dan berhitung dengan baik
Atas; Balai Pertemuan Datai yang
menjadi tempat belajar sementara
sampai sanggar belajar datai siap
dibangun
Bawah ; Sanggar Belajar Datai
merupakan pusat kegiatan
pendidikan membaca, menulis dan
berhitung
Yayasan PKHS
4
b) Sabar
c) Mengerti dan mampu berbicara bahasa daerah/talang
d) Mengetahui adat kebiasaan masyarakat pedalaman
e) Mempunyai berbagai keterampilan seperti kerajinan bambu, rotan.
3. Tanggal 31 Desember 2003 guru yang bertugas berangkat menuju lokasi tempat mengajar dan
sampai dilokasi tanggal 2 Januari 2004.
4. Tanggal 3 Januari 2004, Sekretaris Desa Rantau Langsat sampai di Datai, lalu bersama seluruh
kepala keluarga masyarakat yang ada di Dusun Datai mengadakan rapat untuk membahas rencana
kegiatan pendidikan ini. Hasilnya masyarakat menyambut baik, bahkan masyarakat bersedia
untuk membuat tempat belajar tersebut.
5. Tanggal 4 Januari 2004, Kembali dilakukan rapat yang dipimpin oleh staf PKHS/guru, rapat ini
untuk membahas rencana pembuatan rumah/pondok tempat tinggal guru. Hasilnya masyarakat
bersedia membantu tenaga dan material yang terdapat di hutan, dan PKHS menanggung
konsumsi dan material lain yang tidak terdapat di hutan. Hari ini juga sekaligus merupakaan
dimulainya pendaftaran menjadi murid. Dalam satu hari tersebut terdaftar sebanyak 67 siswa.
6. Tanggal 5 januari 2004, kegiatan belajar mulai dilakukan, dan untuk sementara sampai menunggu
selesainya “Sanggar Belajar Datai”, proses belajar dilakukan dibalai pertemuan Datai.
II.A.2. Pelaksanaan
Kegiatan pendidikan membaca, menulis dan berhitung mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Januari 2004.
Untuk menentukan waktu belajar dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat
penting, karena tenaga anak bagi orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu
meringankan pekerjaan orang tua. Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada
pagi hari, sekitar pukul 8.00-10.00 Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu
orang tua, waktu belajar dapat berubah sesuai kesepakatan.
Selain itu juga disepakati, bahwa jika ada orang tua yang ingin belajar dapat dilakukan di malam hari,
setelah mereka pulang dari ladang.
Tenaga Pengajar
Guru/pengajar Tetap
Kegiatan belajar membaca, menulis dan berhitung dilakukan selama 15 - 20 hari/bulan. Kegiatan ini
mulai berjalan sejak tanggal 5 Januari 2004. Adapun yang menjadi pengajar adalah:
3. Nama : Syafaruddin/Tatung
Umur : 40 th
Nama : Ahmad Fanani
Umur : 28 th
Jabatan : Staf PKHS
Fungsi : Pengajar
Nama : Syafarudin/ Tatung
Umur : 43 th
Jabatan : Staf PKHS
Fungsi : Pengajar Utama
Ketrampilan : Kerajinan bambu/rotan
Bahasa dan adat kebiasaan masyarakat setempat
Yayasan PKHS
5
Adapun tugas – tugas guru antara lain:
Sebagai pengajar membaca , menulis dan berhitung
Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar.
Sebagai tenaga penyuluh untuk masyarakat.
Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman
Guru/Pengajar Tidak Tetap
Guru/pengajar tidak tetap adalah setiap orang dari lembaga/instansi apapun atau perorangan yang dengan
kerelaan meluangkan tenaga dan waktu untuk memberikan ilmu yang dimiliki dengan cara mengajar di
Sanggar Belajar. Beberapa orang atau instansi yang pernah menjadi pengajar tersebut antara lain:
a. Staf PKHS lainnya (17 Orang). Jika rute arah survei dan patroli memasuki Datai.
b. Staf Kecamatan Batang gansal (Sekretaris dan staf).
c. Dokter dan staf Puskesmas Batang Gansal. Kegiatan ini mereka lakukan pada saat
kegiatan pengobatan gratis di Datai.
d. Dari kalangan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dan studi lapangan seperti
dari Mahasiswa Diploma III Konservasi Sumberdaya Hutan, Departemen Konservasi
Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Mahasiswa
Program S1 Fakultas Kehutanan IPB, Mahasiswa dari Universitas Riau dan lain – lain.
1 2 3
1. Mahasiswa sedang memberikan pelajaran menyanyi lagu wajib bagi peserta belajar
2. Sekretaris Kecamatan Batang Gansal sedang memberikan pendidikan membaca bagi
masyarakat pedalaman
3. Staf PKHS sedang menerangkan cara mengerjakan tugas kepada peserta didik dari
masyarakat pedalaman
Peserta belajar dibagi menurut tingkat
kemampuan akademis. Tampak
dalam gambar, kelas dibagi menjadi
dua dengan satu guru adalah
Sekretaris Kec.Batang Gansal
Guru sedang memeriksa
kebersihan peserta belajar
sebelum memasuki tempat
belajar
Guru sedang
memberikan pelajaran
Yayasan PKHS
6
Materi Pendidikan
Materi yang diberikan sangat beragam, begitu juga dengan cara memberikan materi tersebut. Materi
yang telah diberikan antara lain:
1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2) Berhitung (Matematika).
3) Kebersihan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu dilakukan pemeriksaan
kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar.
4) Menyanyi (pelajaran menyanyi ini diberikan oleh mahasiswa). Sampai saat ini peserta belajar
telah mampu menyanyikan beberapa lagu wajib seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila,
Padamu Negeri dan sebagainya dan juga lagu - lagu anak-anak lainnya.
Materi lain yang juga diberikan adalah :
1) Keterampilan kerajinan bambu.
2) Budidaya jerenang (Jika ujicoba yang dilakukan PKHS berhasil). Budidaya jerenang ini tidak
hanya akan diberikan kepada peserta belajar akan tetapi juga lebih ditekankan kepada masyarakat
secara luas, baik di Datai maupun di dusun-dusun yang lainnya.
3) Budidaya Petai.
Mulai bulan Juli 2005 peserta belajar diberi pelajaran bahasa Inggris, hal ini selain karena dinggap
penting untuk masa yang akan datang melihat adanya turis mancanegara yang datang ke dusun datai.
Peserta Belajar
Jumlah anak murid yang pernah terdaftar untuk belajar di Sanggar Belajar Datai mencapai sebanyak 82
orang.
Berikut adalah daftar peserta belajar di “Sanggar Belajar Datai”;
No Nama Kelamin
(L/P)
Umur
(Th) Kemampuan (Desember 2005)
1 Aminah P 14
2 Andi L 10
3 Andos P 15 Membaca, menulis, berhitung
4 Andri L 13
5 Anten L 17
6 Apen L 11 Membaca, menulis, berhitung
7 Bantet L 8
8 Bego P 17
9 Bujo L 13 Membaca, menulis, berhitung
10 Bulung P 8
11 Bungkuk P 13 Membaca, menulis, berhitung
12 Buntek P 14
13 Cilok L 17
14 Dahlia P 9 Membaca, menulis, berhitung
15 Dedi L 15
16 Dolik L 18
17 Dumbak L 7
18 Dumbak L 10
19 Eda L 8
20 Ema P 8
Yayasan PKHS
7
21 Esar L 9 Membaca, menulis, berhitung
22 Eva P 8
23 Ginok P 15 Membaca, menulis, berhitung
24 Godang L 21 Membaca, menulis, berhitung
25 Hendri L 13 Membaca, menulis, berhitung
26 Hodi L 11 Membaca, menulis, berhitung
27 Ida P 8 Membaca, menulis, berhitung
28 Ijul L 11
29 Ikang L 8
30 Jaguk P 13 Membaca, menulis, berhitung
31 Jami L 6
32 Jojon L 18 Membaca, menulis, berhitung
33 Joli L 18 Membaca, menulis, berhitung
34 Jupen L 17
35 Kana L 7
36 Kapuntil L 16
37 Laila P 16
38 Linda P 10 Membaca, menulis, berhitung
39 Linus L 7
40 Lumui L 15
41 Mada L 8 Membaca, menulis, berhitung
42 Meab L 15
43 Meri P 11 Membaca, menulis, berhitung
44 Nona P 9 Membaca, menulis, berhitung
45 Opi P 7
46 Perengki L 7
47 Ratno L 8
48 Rodes L 12 Membaca, menulis, berhitung
49 Roji L 15
50 Sakau L 13 Membaca, menulis, berhitung
51 Samsi L 12 Membaca, menulis, berhitung
52 Samsiar P 20 Membaca, menulis, berhitung
53 Santi P 20 Membaca, manulis, berhitung
54 Sapri L 14
55 Sias L 17 Membaca, menulis, berhitung
56 Sicap L 7
57 Sielis P 10
58 Sier P 18 Membaca, menulis, berhitung
59 Sijul L 12 Membaca, menulis, berhitung
60 Sikas L 9
61 Silai L 15
62 Silen L 8
63 Simai P 8
64 Sinar P 6
65 Sintuk P 7
66 Sinyor L 10
67 Sipen L 6
68 Siros P 13
69 Sisap L 10 Membaca, menulis, berhitung
Yayasan PKHS
8
70 Sisap L 8
71 Sitar L 14
72 Sitor L 7
73 Soni L 6
74 Suel L 18 Membaca, menulis, berhitung
75 Suhen L 9 Membaca
76 Suria L 10 Membaca, menulis, berhitung
77 Suwin L 8 Membaca
78 Takim L 10
79 Taria L 19 Membaca, menulis, berhitung
80 Uwar L 6
81 Wardi L 20
82 Yaya P 14 Membaca, menulis, berhitung
Walaupun tercatat sebanyak 82 orang peserta belajar, akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari, hanya
sekitar 25-40 orang anak yang datang. Sedangkan anak-anak yang rutin datang ada sekitar 15 anak.
Selain anak-anak, ada beberapa bapak-bapak atau juga orang dewasa yang ikut belajar diwaktu malam
hari karena mereka bekerja dikebun. Sampai akhir kegiatan (Desember 2005) sekitar 33 orang peserta
belajar telah mampu membaca dan menulis bahkan mengirim surat.
II. B. SANGGAR BELAJAR SADAN
Sanggar belajar Sadan merupakan sanggar belajar kedua yang dibangun dan dikelola oleh PKHS setelah
sanggar belajar pertama yang didirikan di dusun Datai pada tahun 2003, dimana saat ini pengelolaan
kegiatannya diteruskan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Indragiri Hulu. Sanggar belajar Sadan secara resmi memulai
kegiatan belajar mengajar pada tanggal 15 Mei 2007 dengan
jumlah anak murid pada awalnya adalah 56 orang dengan dua
orang tenaga guru. Murid – murid sanggar belajar berasal dari
empat dusun yakni Sadan, Suwit, Air Bomban dan Tanjung
Lintang.
II. B. 1. Persiapan
Pada saat program pendidikan yang difasilitasi PKHS masih berkonsentrasi dan terfokus di Dusun Datai,
telah banyak permintaan dari beberapa warga masyarakat dari Dusun Air Bomban, Suwit dan Sadan agar
PKHS juga membangun dan memfasilitasi pendidikan di dusun mereka. Oleh karena itu pada Januari
2007, Yayasan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera atau Yayasan PKHS (nama/bentuk baru
PKHS) memulai penjajakan untuk merealisasikan rencana tersebut. Meskipun telah direncanakan sejak
jauh – jauh hari, namun ternyata butuh waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan segala sesuatu
berkaitan dengan kegiatan pendidikan didusun – dusun tersebut mulai dari penyiapan lokasi bangunan,
proses pembangunan tempat belajar hingga perekrutan tenaga pengajar dan pendataan atau penerimaan
peserta didik.
Kiri; Sanggar Belajar Sadan
dan rumah tinggal guru.
Yayasan PKHS
9
Berikut adalah kronologis prosesi pelaksanaan pendidikan di dusun – dusun tersebut hingga sampai
proses belajar mengajar dimulai:
1. Pada tanggal 5 Januari 2007; Yayasan PKHS melakukan pertemuan dengan perangkat desa
seperti Kadus, ketua Rw, ketua RT dan warga masyarakat dari Dusun Suwit, Air Bomban di
rumah pak Ahmad Kijang (Ketua RT Sadan). Pertemuan ini mempunyai agenda inti yaitu
menentukan dimana lokasi akan dibangunnya tempat pendidikan atau sanggar belajar. Setelah
melalui jalan musyawarah maka dengan kesepakatan bulat dipilihlah Dusun Sadan sebagai
tempat sanggar belajar. Alasan terpilihnya Dusun Sadan adalah karena letaknya yang berada
ditengah – tengah antara Dusun Suwit dan Air Bomban. Sedangkan untuk lahan, disediakan oleh
pak Ahmad Kijang dengan menyerahkan lahan milik keluarga besarnya menjadi tempat
berdirinya sanggar belajar. Setelah masalah lokasi jelas, maka dalam beberapa hari berikutnya
dilakukan kerja bakti membersihkan lokasi dimana sanggar belajar akan dibangun.
2. Selanjutnya adalah proses pembangunan bangunan sanggar belajar dan juga rumah guru yang
akan menjadi tempat guru tinggal. Karena berbagai kendala seperti akses masuknya material
seperti seng yang sulit ditempuh, juga pembuatan dan penyiapan bahan – bahan lain seperti kayu
tiang dan rangka serta papan yang batangnya diambil dan diolah dari berbagai jenis kayu yang
ada di lahan kebun karet warga, dimana seluruh proses pengolahan diserahkan kepada warga
masyarakat sebagai bentuk peran partisipatif warga terhadap pembangunan sanggar belajar ini.
Setelah melalui kurun waktu hampir 3 bulanan, akhirnya pada awal bulan Mei 2007 sanggar
belajar telah selesai dibangun dan siap digunakan.
3. Pada tanggal 15 Mei 2007, kegiatan pendidikan secara resmi dimulai ditandai oleh pemberian
materi pengenalan abjad/huruf alphabet oleh Ketua Yayasan PKHS kepada para peserta didik.
Acara pembukaan kegiatan belajar mengaja ini juga dihadiri oleh para orang tua murid dan juga
Kepala Desa Rantau Langsat beserta perangkat desa lainnya. Selanjutnya tempat belajar ini
disebut dengan “Sanggar Belajar Sadan”.
Kanan: Ketua Yayasan PKHS
sedang memberikan pelajaran
pertama pada peserta didik
Sanggar Belajar Sadan
Kiri: Ketua Yayasan PKHS
sedang berdialog dengan orang
tua peserta didik di Sanggar
Belajar Sadan
Yayasan PKHS
10
II. B. 2. Pelaksanaan
Kegiatan pendidikan di Sanggar Belajar Sadan dimulai pada tanggal 15 Mei 2007. Sebagaimana pada
waktu dimulainya kegiatan sanggar belajar pertama di Dusun Datai, penentan kapan waktu waktu belajar
dilakukan secara musyawarah dengan orang tua murid. Hal ini sangat penting, karena tenaga anak bagi
orang pedalaman merupakan tenaga yang diperlukan untuk membantu meringankan pekerjaan orang tua.
Dalam pertemuan itu disepakati bahwa proses belajar dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 8.00 -11.00
Wib. Akan tetapi disaat lain, dimana anak-anak harus membantu orang tua, waktu belajar dapat berubah
sesuai kesepakatan.
Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar atau guru pada Sangar Belajar Sadan berjumlah 3 orang dengan 1 orang bersifat tidak
tetap dan 2 orang guru tetap. Untuk guru atau pengajar tetap yang terdiri dari dua orang digunakan sistem
rotasi terhadap mereka. Untuk masing – masing guru dialokasikan waktu untuk mengajar selama 15 hari.
Jadi kegiatan belajar dapat dilaksanakan selama satu bulan penuh dengan libur pada hari minggu dan hari
libur lain sama halnya seperti sekolah diluar. Para tenaga pengajar tersebut adalah:
1. Nama : Santoso
Umur : 28 tahun
Jabatan : Ketua Yayasan PKHS
Fungsi : Pengajar tidak tetap
/Penanggung jawab
2. Nama : Lancar
Umur : 32 tahun
Jabatan : Staf TNBT/counterpart PKHS
Fungsi : Pengajar tetap/Mediator atau
penyuluh bidang konservasi
1. Bpk.M.Nasir,Kades Rantau Langsat
sedang memberikan sambutan pada
acara pembukaan
2. Antusiasme peserta didik pada saat
kali pertama mendapatkan
pendidikan
3. Ketua Yayasan PKHS berfoto
bersama dengan Kades R.Langsat,
Guru dan peserta didik di depan
Sanggar belajar
1 2
3
Yayasan PKHS
11
3. Nama : Syafaruddin
Umur : 43 tahun
Jabatan : Staf PKHS
Fungsi : Pengajar tetap
Keterampilan : - Kerajinan Bambu/Rotan
- Bahasa dan adat kebiasaan
masyarakat setempat
Adapun tugas – tugas guru antara lain:
Sebagai pengajar membaca, menulis dan berhitung serta ilmu pengetahuan umum lainnya (ilmu
tentang alam, sosial, wawasan kebangsaan dan kewarganegaraan dan sebagainya)
Menyampaikan/menjadi penyuluh untuk masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian
hutan dan lingkungan dimana meraka tinggal (kawasan TNBT) juga berbagai jenis flora fauna
yang ada didalamnya untuk kepentingan dan kelangsungan hidup mereka dan anak cucu (sebagai
kader konservasi)
Membantu meningkatkan kesehatan masyarakat (sebagai kader kesehatan)
Membantu menyelesaikan permasalahan masyarakat (jika ada permasalahan di masyarakat)
Sebagai perpanjangan tangan masyarakat dengan dunia luar
Sebagai motivator bagi masyarakat pedalaman untuk terus maju da meningkatkan mutu dan
kualitas hidup mereka.
Peserta Belajar
Pada awal kegiatan belajar, jumlah peserta didik adalah 56 orang. Namun seiring dengan bergulirnya
kegiatan, maka jumlah ini terus mengalami fluktuasi. Jumlah tertinggi peserta didik adalah 69 orang yang
tercatat pada Agustus dan September 2007. Berikut adalah daftar peserta didik yang pernah belajar di
Sanggar Belajar Sadan. Tingkat kehadiran peserta didik cukup tinggi yakbi berkisar antara 70% - 85% per
harinya.
Tabel daftar murid Sangar Belajar Sadan (data pada akhir tahun 2007);
No Nama Murid Jenis
Kelamin Umur Alamat
1. Anggi Laki-laki 6 th Sadan
2. Anin Ik Laki-laki 5 th Air Bomban
3. Asisna Perempuan 6 th Sadan
4. Ayuna Syuhada Perempuan 5 th Sadan
5. Baren Laki-laki 10 th Tanjung Lintang
6. Bato Laki-laki 8 th Tanjung Lintang
7. Cici Paramida Perempuan 6 th Sadan
Kiri; bapak guru Lancar dan
Syafaruddin beserta peserta didik
berfoto bersama didepan Sanggar
Belajar Sadan.
Yayasan PKHS
12
8. Citra Sari Perempuan 7 th Tanjung Lintang
9. David Laki-laki 5 th Suwit
10. Deri Laki-laki 9 th Tanjung Lintang
11. Dudi Laki-laki 12 th Air Bomban
12. Eno Perempuan 8 th Suwit
13. Erma Darlis Perempuan 13 th Sadan
14. Hamrizal Laki-laki 6 th Sadan
15. Hasan Laki-laki 8 th Suwit
16. Hendra Laki-laki 7 th Suwit
17. Irwan Laki-laki 8 th Suwit
18. Jumiarti Perempuan 10 th Sadan
19. Jupen Laki-laki 7 th Datai/Suwit
20. Juwanda Laki-laki 8 th Suwit
21. Leli Yusri Perempuan 12 th Air Bomban
22. Linda Perempuan 5 th Suwit
23. Liyon Laki-laki 10 th Air Bomban
24. Lisen It Laki-laki 6 th Air Bomban
25. Lisman Laki-laki 9 th Sadan
26. Maisyarah Perempuan 10 th Sadan
27. Monika Perempuan 14 th Sadan
28. Nardiansyah Laki-laki 7 th Sadan
29. Nato Perempuan 12 th Suwit
30. Pujianto Laki-laki 13 th Suwit
31. Radi Laki-laki 7 th Suwit
32. Ramon Laki-laki 12 th Sadan
33. Rasmi Perempuan 12 th Sadan
34. Rina Perempuan 7 th Sadan
35. Roni Laki-laki 8 th Tanjung Lintang
36. Rudi Laki-laki 6 th Sadan
37. Sianda Laki-laki 9 th Suwit
38. Sicap Laki-laki 9 th Suwit
39. Sidah Perempuan 10 th Suwit
40. Sides Laki-laki 10 th Air Bomban
41. Sihen Laki-laki 8 th Tanjung Lintang
42. Sikas Laki-laki 13 th Suwit
43. Sinah Perempuan 12 th Suwit
44. Siros Perempuan 14 th Suwit
45. Sulaiman Sayuti Laki-laki 8 th Air Bomban
46. Sulan Laki-laki 10 th Air Bomban
47. Toni Sabrianto Laki-laki 14 th Air Bomban
48. Tuti Perempuan 10 th Sadan
49. Udi Laki-laki 7 th Suwit
50. Wardi Laki-laki 8 th Suwit
51. Winda Laki-laki 10 th Sadan
52. Wismayanti Perempuan 9 th Sadan
53. Bima Perempuan 14 th Suwit
54. Heli Laki-laki 17 th Suwit
55. Ismadewi Perempuan 16 th Air Bomban
56. Manto Laki-laki 6 th Air Bomban
Yayasan PKHS
13
57. Minal Laki-laki 17 th Suwit
58. Mita Perempuan 15 th Suwit
59. Nadia Perempuan 6 th Suwit
60. Nontol Laki-laki 11 th Suwit
61. Pera Perempuan 15 th Suwit
62. Ria Andi Perempuan 6 th Air Bomban
63. Riko Laki-laki 5 th Sadan
64. Sifto Laki-laki 12 th Tanjung Lintang
65. Sijok Laki-laki 18 th Suwit
66. Ujang Laki-laki 18 th Tanjung Lintang
67. Uder Laki-laki 10 th Suwit
68. Yatnadei Perempuan 6 th Air Bomban
69. Ira Perempuan 7 th Air Bomban
Materi Pendidikan
Materi yang diberikan sangat beragam, mulai dari materi umum sebagaimana yang diajarkan di sekolah –
sekolah formal juga diberikan materi tambahan disesuaikan dengan kebutuhan yang dianggap sangat erlu
untuk disampaikan dan peserta didik dapatkan. Cara penyampaian materi pelajaran juga sangat berbeda
dengan penyampaian materi pada sekolah formal karena masih adanya perbedaan pola pikir terhadap
pentingnya pendidikan serta alasan – alasan lain yang harus dipertimbangkan demi tetap menjaga dan
memelihara niat dan motivasi peserta didik untuk terus belajar.Materi pelajaran secara garis besar dapat
diklasifikasikan kedalam dua kelompok yaitu materi pelajaran umum dan materi pelajaran
khusus/tambahan. Materi – materi pelajaran tersebut adalah:
a. Materi Umum :
1) Membaca dan Menulis (Bahasa Indonesia).
2) Berhitung (Matematika)
3) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN)
6) Bahasa Inggris
b. Materi Khusus/tambahan:
1) Konservasi; tentang pentingnya menjaga, melestarikan, melindungi dan memanfaatkan secara
lestari dan berkelanjutan berbagai jenis sumberdaya alam baik hayati dan non hayati yang ada di
sekitar mereka. Materi konservasi juga dikaitkan dengan perlindungan untuk menjaga kelestarian
dan eksistensi Kawasan TNBT dan berbagai hidupan yang ada di dalamnya termasuk Harimau
Sumatera dan berbagai jenis hewan liar lainnya.
2) Kebersihan dan Kesehatan (setiap anak yang akan mengikuti pelajaran harus mandi, lalu
dilakukan pemeriksaan kebersihan kuku sebelum mulai memasuki sanggar belajar).
3) Kesenian/Menyanyi. Peserta didik juga diajarkan beberapa buah lagu terutama lagu – lagu wajib
nasional dan lagu perjuangan seperti Indonesia Raya, Garuda Pancasila, Padamu Negeri, Halo –
Halo Bandung, Ibu Kita Kartini dan sebagainya.
Yayasan PKHS
14
1. Guru Syafaruddin
sedang mengajar
2. Staf PKHS lainnya
sedang mengajar materi
menyanyikan lagu – lagu
wajib nasional
3. Pak guru sedang
mengatur anak murid
untuk berbaris sebelum
memasuki ruangan
belajar
1
2 3 2