PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan...

155
1 PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI (Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Diajukan oleh : GUNAWAN A.120 908 009 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Transcript of PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan...

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

1

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK

TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran

Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan

Diajukan oleh :

GUNAWAN

A.120 908 009

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

2

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN

MOTORIK

TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI

(Studi Eksperimen Dengan Metode Latihan Sasaran Tetap dan Latihan Sasaran Berubah Arah Pada Club Bolavoli Putra Mahasiswa FIK UNM Makassar)

Disusun oleh :

Gunawan

Nim : A. 120 908 009

Telah Disetujui Oleh Tim Pembimbing

Pada Tanggal : …………………………..

Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. H. M. Furqon. H, M.Pd Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd NIP. 131 658 565 NIP. 130 205 395

Mengetahui :

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 130 205 395

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

3

PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEMAMPUAN

MOTORIK

TERHADAP KETEPATAN SERVIS LOMPAT BOLAVOLI

Disusun oleh :

Gunawan

Nim : A.120 908 009

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : …………………………..

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua : Prof. Dr. Sugiyanto ......................... Sekretaris : Dr. dr. Muchsin Doewes. AIFO ......................... Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon. H. M.Pd .........................

2. Prof. Dr. H. Sudjarwo. M.Pd .........................

Surakarta,

Mengetahui :

Direktur PPS UNS Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd NIP. 131 472 192 NIP. 130 205 394

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

4

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Gunawan

NIM : A.120 908 009

Program/Jurusan : Ilmu Keolahragaan

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul ” Pengaruh Metode

Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli”

adalah benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut

diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

Gunawan

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tesis ini aku persembahkan :

Pada Nusa Dan Bangsa

Ibu dan Bapak sebagai tanda baktiku

Kakak dan Adik sebagai tanda sayangku

Calon pendampingku sebagai tanda kasihku

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

6

MOTTO

AKU BERPIKIR MAKA AKU ADA (Socrates)

ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK PEMIKIR

BERPIKIR DAN BERTINDAK ADALAH KARAKTER SEORANG PEMIMPIN

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena

atas berkat rakmat serta karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang

bejudul”Pengaruh metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis

lompat bolavoli”

Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga, terutama kepada Dosen pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. H.

M. Furqon. H, M.Pd dan Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd yang telah dengan sabar

membimbing saya, dan senantiasa memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan,

koreksi sehingga tesis ini bisa terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu

Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret,

yang dengan tulus telah memeberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama

menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret.

Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak

terhingga kepada :

1. Prof. Dr. dr. M Syamsulhadi, Sp.KJ. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memeberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti

pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret..

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk

melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.

3. Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi,

bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

8

4. Dr. dr. Muchsin Doewes, AIFO selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memeberikan

motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.

5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan

Universitas Negeri Makassar yang memberikan ijin penelitian serta

bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Semua pihak dan teman-teman di club bolavoli yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penelitian tesis ini.

Terakhir harapan penulis, mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang telah

diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Allah Yang Maha

Kuasa serta memberikan taufiq dan hidayahNya kepada kita semua. Amin.

Surakarta,

Gunawan

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

9

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL TESIS .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

ABSTRAK ........................................................................................................... xviii

ABSTRACT ........................................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

10

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ................................................... 10

A. Kajian Teori .................................................................................... 10

1. Metode Latihan .......................................................................... 10

2. Belajar Motorik ........................................................................ 30

3. Kemampuan Motorik ................................................................ 32

4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli ..................... 37

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 52

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 53

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetep

dan Berubah Arah Terhadap Ketepatan Servis Lompat

Bolavoli .......................................................................................... 53

2. Perbedaan Hasil Ketepatan Servis Lompat Bagi Mereka Yang

Memiliki Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah Bolavoli ..... 54

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Latihan dan Kemampuan

Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............... 54

D. Hipotesis ........................................................................................ 56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 57

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 57

B. Metoda Penelitian ........................................................................... 57

C. Variabel Penelitian ......................................................................... 59

D. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 59

E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 61

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

11

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 61

G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 70

A. Deskripsi Data ................................................................................ 70

B. Pengujian Prasyarat Analisis .......................................................... 72

C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 76

D. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 79

1. Perbandingan Latihan Servis Lompat Menggunakan Metode

Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah Arah ...................... 80

2. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah ...81

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dengan

Kemampuan Motorik .................................................................. 82

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..................................... 84

A. Kesimpulan ..................................................................................... 84

B. Implikasi ......................................................................................... 85

C. Saran ................................................................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 87

LAMPIRAN ........................................................................................................ 91

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

12

DAFTAR TABEL

Tabel. Halaman

1. Sumber-sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas ........................... 21

2. Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau Dominan ......... 22

3. Rancangan Faktorial 2 x 2 ............................................................................... 58

4. Ringkasan Anava Untuk n Subjek dan k Ujicoba ....................................... 62

5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur .............................................................. 66

6. Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap

Kelompok Berdasarkan Pengunaan Metode Latihan dan Tingkat

Kemampuan Motorik .................................................................................... 70

7. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi . 72

8. Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah 73

9. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi............... 73

10. Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah ........... 74

11. Data Hasil Uji Homogenitas ........................................................................ 75

12. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................ 76

13. Perbedaan antara Perlakuan Dari Perbandingan Selisih Rata-Rata

Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-Masing............................. 77

14. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Sebelum Perlakuan ...................... 96

15. Data Prosedur Mencari Reliabilitas Tes ...................................................... 98

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

13

16. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................ 99

17. Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode

Latihan Sasaran Berubah Arah...................................................................... 103

18. Program Metode Latihan Sasaran Tetap....................................................... 104

19. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah......................................... 105

20. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ............................................ 108

21. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................. 109

22. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli

Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110

23. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli

Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar......................................................... 111

24. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112

25. Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah ................................................ 113

26. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli ................................... 114

27. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan

Motorik Tinggi ............................................................................................... 115

28. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah

Kemampuan Motorik Rendah..................................................................... 115

29. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi.... 116

30. Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah .. 116

31. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah………………..……. 117

32. Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap................................................ 118

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

14

33. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi .................. 119

34. Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah................. 120

35. Komputasi Data Metode Latihan .................................................................. 121

36. Komputasi Data Kemampuan Motorik......................................................... 122

37. Komputasi Data Antar Sel............................................................................. 123

38. Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel................................ 127

39. Perbedaan Antar Perlakuan dari Perbandingan Selisih Rata-rata

Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-masing ............................ 129

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar. Halaman

1. Siklus Energi Biologi ...................................................................................... 23

2. Struktur ATP ................................................................................................... 23

3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi ................................................... 24

4. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Tetap ........................... 26

5. Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah Arah ........ 28

6. Proses Terjadinya Spin ................................................................................. 46

7. Lintasan Bola ................................................................................................. 47

8. Lapangan Tes Ketepatan Servis ................................................................... 92

9. Pengukuran Berat Badan Sebelum Teste Melakukan Vertical-Jump......... 131

10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump.............. 131

11. Teste Melakukan Vertical-Jump. .................................................................. 132

12. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Sit-Up. .......................................... 132

13. Teste Melakukan Sit-Up. ............................................................................... 133

14. Pemberian Petunjuk Dalam Melakukan Tolakan Medicine Ball-Put. ........ 133

15. Teste Melakukan Medicine Ball-Put. ........................................................... 134

16. Memberikan Arahan Kepada Teste Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli……………………………………….. 134

17. Warming-Up Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat Bolavoli...... 135

18. Pembagian Ke Dalam Dua Kelompok Latihan............................................ 135

19. Tes Awal Servis Lompat Bolavoli. ............................................................... 136

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Petunjuk Pelaksanaan Tes . .......................................................................... 91

2. Mencari Reliabilitas Tes Servis Lompat Bolavoli ..................................... 96

3. Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavoli ........................................... 99

4. Deskripsi Pelaksanaan Latihan dengan Metode Latihan Sasaran

Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ................................... 100

5. Program Latihan ........................................................................................... 103

6. Program Metode Latihan Sasaran Tetap .................................................... 104

7. Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah ...................................... 105

8. Keterangan Pelaksanaan Latihan ............................................................... 106

9. Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat............................................................ 108

10. Tes Kemampuan Motorik ............................................................................ 109

11. Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli

Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 110

12. Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli

Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar ....................................................... 111

13. Kelompok I Latihan Sasaran Tetap.............................................................. 112

14. Kelompok II Latihan Sasaran Berubah Arah ............................................. 113

15. Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli .................................. 114

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

17

16. Uji Normalitas ............................................................................................... 115

17. Uji Homogenitas ........................................................................................... 121

18. Analisis Variansi Eksperimen Faktorial 2 X 2 ........................................... 125

19. Dokumentasi Data penelitian di Universitas Negeri Makassar.................. 131

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

18

ABSTRAK

GUNAWAN. A. 120 908 009. Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli. Tesis. Surakarta. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Oktober 2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. (2) Perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besarnya sampel penelitian 40 Mahasiswa berasal dari jumlah populasi 52 Mahasiswa . Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah, variabel atributip yakni : kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik rendah serta variabel dependen yakni : ketepatan servis lompat bolavoli. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, data kemampuan motorik, test vertical jump, sit- up dan medicine ball put data ketepatan bola servis lompat dengan test dari AAHPER Volley Ball. Teknik analisis data menggunakan analisi varians Anava 2x2 dangan taraf signifikansi α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan dengan sasaran tetap dengan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2) Ada perbedaan yang signifikan hasil ketepatan servis lompat bolavoli bagi mereka yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan motorik rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. 3) Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli. Hasilnya bermakna, karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08. Kata-kata kunci : Metode Latihan Sasaran Tetap, Metode Latihan Sasaran Berubah

Arah, Kemampuan Motorik dan Ketepatan Servis Lompat Bolavoli.

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

19

ABSTRACT GUNAWAN. A. 120 908 008. The Effect Of Training Method and The Motor Ebility on hte Jump Service Bolley Ball Accuracy. Thesis. Surakarta. Postgraduate Program of Sebelas Maret University, Oktober 2009.

The research aims to find out: (1) The different of constant target and change target method training accuracy jump service volley ball, (2) The difference yield of high and low motor ability to accurasy jump service volley ball, (3) The effect interaction between training method and motor ability on the jump service volley ball.

The research was conducted using an experimental method with a 2 x 2 factorial design. The research was taken place in Sports Faculty of Makassar State University. The sample of research was 40 persons coming from the number of population of 52 persons. The sampling technique employed was purposive random sampling. The variables of research include independent variables : manipulative one involving: constant target and change target method training, attributive variable involving higher and lower motor ability; and dependent variable : jump service accuracy volley ball. Techniques of collecting data employed were test and measurement, motor ability tes, vertical jump,sit-up dan medicine ball put and accuracy jump service volley ball tes from AAHPER Volley Ball. Technique of analyzing data used was variance analysis (Anava) 2x2 at significance level α = 0.05.

Based on the result of research, it can be concluded that: 1) There is a significant difference effect between constant target and change target training method accuracy jump service volley ball. It can be seen from the Fstat = 60.33 > Ftabel = 4.08. 2). There is a significant difference in effect between of the hign and low motor ability toward jump service. It can be seen from the Fstat = 22.92 > Ftable = 4.08. There is no significant the effect interaction between training method and motor Ability on the jump service polley ball accuracy. The result is very significant, because Fstat = 0.28 < Ftable = 4.08.

Keywords : Constant Target Method, Change Target Method Training, Motor Ability

and Jump Service Volley Ball Accuracy.

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga bukanlah sebuah hal yang baru karena telah menggelobal dan

memasyarakat khususnya di Indonesia sendiri. Ditinjau dari tujuan yang ingin di

capai. olahraga dapat di kelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu olahraga

untuk rekreasi, olahraga untuk pendidikan dan olahraga untuk prestasi. Di Indonesia

sendiri banyak jenis olahraga yang populer dan telah memasyarakat, diantaranya

olahraga bolavoli yang merupakan salah satuh cabang olahraga yang sangat di

gemarih masyarakat Indonesia. Bolavoli merupakan olahraga yang sipatnya

kompetitif dengan bentuk permainan yang sederhana, peralatan yang digunakan tidak

terlalu mahal dan mudah mendapatkanya. Bolavoli merupakan suatu bentuk

permainan dimana bola sebagai obyeknya dan dapat beradaptasi terhadap berbagai

kondisi yang mungkin timbul di dalamnya, dimainkan oleh beberapa orang maksimal

12 pemain (2 tim) yang dibatasi oleh net. Permainan ini dapat dilangsungkan selama

2 sampai 5 set serta dapat dimainkan dalam ruangan (in door), di lapangan rumput

(out door) atau di pantai. Dengan kata lain permainan bolavoli dapat di mainkan

disegalah bentuk permukaan seperti rumput, kayu, pasir dan berbagai macam

permukaan lantai buatan. Olahhraga bolavoli dapat dimainkan dan di ikuti oleh

semua usia dan tingkat kemampuan (Veira dan Fergusson, 2000 : 2). Tujuan

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

21

permainan bolavoli adalah memasukkan bola ke daerah lapangan lawan dengan cara

melewati net yang di pasang di tengah lapangan. Tujuan utama dari setiap tim

bolavoli adalah memukul bola kedaerah bidang lapangan lawan sedemikian rupah

sehinggah lawan tidak dapat mengembalikan bola.

Minat masyarakat Indonesia terhadap olahraga bolavoli cukup menggembirakan

namun nampaknya perkembangan untuk pencapaian prestasi masi belum

menggembirakan. Peningkatan prestasi bolavoli tidak terlepas dari perkembangan

pembinaan pemain-pemain di daerah, baik di tingkat sekolah menengah umum

(SMU) maupun ditingkat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (PTN/PTS).

Pembinaan prestasi bolavoli baik daerah tingkat I (Kabupaten) maupun daerah tingkat

II (Provinsi) mampu memberikan sumbangan terhadap pencapaian prestasi secara

Nasional. Upaya peningkatan perkembangan bolavoli di daerah-daerah dapat dimulai

di sekolah-sekolah ataupun di perguruan Tinggi Swasta dan Negeri lewat club-club

yang terbentuk di Perguruan Tinggi masing-masing, baik Perguruan Tinggi yang ada

di daerah maupun yang di tingkat Kota dan Provinsi.

Dari sekian banyak Penelitian yang berkaitan dengan permainan bolavoli, mulai

dari servis, passing, smesh, membendung dan bahkan posisi pemain semuanya sudah

dilakukan penelitian baik secara kuantitatif maupun kualitatif, namun pada penelitian

ini diharapkan akan lebih memperjelas sejauh mana peranan pelatih dan guru guna

peningkatan prestasi dibidang olahraga bolavoli terkait dengan servis agar nantinya

bisa mengasilkan teori yang bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Pada kesempatan ini penelitian ini akan mencoba mempokuskan penelitianya pada

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

22

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar yang gemar

bermain bolavoli dan kususnya lagi bagi Mahasiswa yang masuk club bolavoli

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar karena dalam pencapaian

prestasi olahraga bolavoli baik di tingkat Lokal dan Nasional mereka masih banyak

kekurangan dalam penguasaan keterampilan, baik dari segih teknik dan taktik. Para

pemain bolavoli yang tergabung dalam club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar ini termasuk pemain yang sudah sering mengikuti

pertandingan baik di daerah Kabupaten maupun di tingkat Provinsi yang ada di

indonesia bagian timur, namun demikian sesuai dengan pengamatan dan observasi

selama menjadi Mahasiswa club bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Makassar tidak mampu menggunakan servis lompat dengan baik dan bahkan

setiap melakukan servis lompat dalam pertandingan yang di ikutinya selalu terjadi

ketidak efektipan pertandingan serta mengalami kegagalan karena banyak kesalahan

dalam penempatanya.

Perkembangan permainan bolavoli semakin meluas sebagai akibat dari

pembinaan yang matang dan berkesinambungan sehingga melahirkan berbagai versi

dan permainan-permainan ini rekreatif mudah namun sering di kompetisikan. Dalam

permainan ini baik bolavoli pantai ataupun voli mini para pemain juga dituntut untuk

bisa menguasai semua teknik-teknik yang ada seperti : servis (service), operan

(passing), umpan (set up), smash (spike), bendungan (block), system pertahanan

(defence), system penyerangan (ofence). (M. Yunus, 1992, Strand dan Wilson, 1993 ;

Veira dan Fergusson, 2000).

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

23

Suatu tim bolavoli dikatakan baik dan tangguh adalah jika suatu tim mampu

melakukan perminan dengan baik. Untuk mendapatkan kerja sama tim yang baik

dibutuhkan pemain-pemain yang dapat menguasai bagian-bagian dari berbagai

macam teknik dasar sehinggan dapat memainkan bola dalam segalah posisi dan

situasi dengan cepat dan tepat artinya tidak membuang-buang energi serta waktu

sesuai dengan hasil yang dikehendaki. Dalam penguasaan keterampilan bolavoli

diperlukan suatu pemilihan jenis dan metode yang benar-benar efektif serta

diperlukan juga penanganan yang benar dan mendalam. Kesalahan sekecil apapun

dalam menyampaikan baik tentang teknik dasar atau yang lainnya akan berakibat

fatal dikemudian harinya. Kesalahan yang sering terjadi biasannya akibat dari

kesulitan pemain dalam penguasaan keterampilan atau faktor lain yang terkait seperti

: kualitas biometrik, kapasitas motorik, kapasitas psikologis guru maupun pelatih

(Tudor O. Bompa, 1990 : 336).

Penguasaan keterampilan bolavoli tidak dapat terlepas dari penguasaan teknik

dasar permainan bolavoli. Salah satu teknik dasar bolavoli adalah servis. Teknik

servis merupakan teknik dasar permainan bolavoli yang mesti dikusai seorang pemain

karena servis merupakan pukulan pertama kali sebagai tanda dimulainya permainan.

Pulukan servis harus dilkukan dengan kuat, keras dan tepat pada sasaran agar lawan

sulit untuk dapat mengembalikan bola sehingga dapat memperoleh angka. Dalam

penguasaan teknik servis diperlukan proses latihan yang intensif, teratur dan

dilakukan sejak dini. latihan yang dilakukan sejak dini dimungkinkan dapat dilakukan

pembinaan dan latihan dalam rentang waktu yang lama, sehingga memungkinkan

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

24

untuk dapat menguasai teknik servis dengan sempurna. Servis ada beberapa jenis

yang kesemuanya memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-masing. Servis

antara lain servis tangan bawah (underhand service), servis samping (side arm

service), servis tangan atas (overhend service) dan servis lompat. Setiap pemain harus

menguasai setidaknya 2 jenis servis dasar yaitu service underhand (tangan bawah)

dan overhand floater (mengambang). Prioritas dalam servis adalah konsistensi dalam

menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali bermain. Semua pemian dapat

melakukan service underhand dengan mudah maka pemain harus mempelajari servis

yang lebih efektif.

Servis mengambang adalah servis selanjutnya yang dapat anda pelajari. Disebut

mengambang karena bola yang dipukul bergerak kekiri dan kekanan dan keatas dan

kebawa pada saat melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tidak berputar.

Putaran membuat bola stabil di udara, tampa putaran bola ini akan tampak bergerak

dan meloncat. Gerakan bola ini sama seperti knuckle (lemparan pisang) pada

lemparan baseball.

Setelah kedua teknik dasar ini dikuasai maka mulailah belajar teknik lain yang

lebih canggih. Servis canggih yang popular adalah servis topspin, servis mengambang

melingkar (roundhouse floater), dan servis lompat (Viera Barbara L, 2004 : 28)

Servis lompat merupakan servis yang sangat popular dan canggih sehinggah

paling sering digunakan dalam pertandingan bolavoli dewasa ini khususnya pemain

putra baik di Daerah maupun di tingkat Provinsi dan baik yang sipatnya Regional,

Nasional dan Internasional. Khususnya kompetisi-kompetisi antar club umum dan

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

25

Perguruan Tinggi. Di samping karena servis ini sangat keras sehingga dimungkinka

lawan sangat kesulitan untuk mengembalikannya, sehingga hampir semua kompetisi

baik Regional maupun Nasional dan Internasional menggunakan servis lompat agar

mampu mendapatkan poin pada servis tersebut. Walaupun demikain kenyataan

dilapangan masi banyak kekurangan dan ketidak efektifan servis lompat ini

dikarenakan karena servis ini sangat rumit sehingga para pemain sering sekali

mekakukan servis ini dengan tingkat keberhasilan yang rendah, sehingga pencapaian

prestasi dengan mengunakan servis lompat yang merupakan salah satuh teknik

memenangkan pertandingan di club-club umum dan Mahasiswa belum maksimal, ini

dimungkinkan karena masi adannya faktor yang terkadang kurang diperhatikan

diantaranya penguasaan teknik servis itu sendiri terutama dalam kemampaun dasar

penempatan bola servis di lapangan, selain itu servis lompat selain dari penguasaan

teknik dasar yang harus dikuasai diperkirakan pemain juga harus memiliki tingkat

kemampuan motorik yang tinggi dalam hal ini kapasitas fisik sehingga penempatan

bola bisa lebih baik. Penempatan bola servis dilapangan yang tidak tepat

menyebabkan servis yang dilakukan tidak terarah dan sering keluar lapangan

akibatnya pertandingan tidak berjalan efektif.

Di lapangan sering kali dijumpai guru pendidikan jasmani atau pelatih olahraga

dalam memberikan materi servis kurang memperhatikan sasaran mana yang akan

dituju. Hal ini merupakan tanggung jawab atau tugas bagi guru pendidikan jasmani

atau pelatih olahraga untuk memberikan materi servis dengan mengunakan sasaran

sehingga servis dapat dilakukan dengan tepat pada sasaran yang di inginkan. Latihan

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

26

ketepatan bola servis ini biasa diberikan setelah pemain dapat menguasai teknik

servis dengan benar. Metode latihan yang sesuai sangat dibutuhkan untuk penguasaan

kemampuan dasar penempatan bola servis dilapangan.

Ada beberapa metode latihan ketepatan bola servis yang dapat di gunakan

diantaranya metode latihan servis dengan sasaran tetap dengan metode latihan servis

dengan sasaran berubah. Kedua metode latihan ini menggunakan sasaran tertentu

dalam lapangan.

Ketepatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti metode

latihan yang digunakan, juga dipengaruhi oleh faktor internal. Salah satu faktor

internal yang mempengaruhi penempatan bola servis adalah kemampuan motorik

(kemampuan gerak dasar). Dengan kemampuan motorik dalam hal ini kapasitas

motorik yang baik maka dimungkinkan ketepatan bola yang baik pula, sehingga perlu

dilakukan latihan kemampuan yang sungguh-sungguh, terarur dan kontinyu agar

terjadi peningkatan terhadap kemampuan gerak seorang pemain, sehinggah nantinya

penempatan servis lompat semakin baik. Kemampuan gerak (motor ability)

mempunyai pengaruh dalam latihan ketepatan servis lompat, dengan kemampuan

dasar itulah yang kemudian berpereran sebagai landasan bagi perkembangan

keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar,

keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas sehingga membutuhkan akselerasi

latihan yang tepat.

Menurut Magil (1980 : 8) belajar gerak dapat di artikan sebagai perubahan dari

individu yang dicapai oleh individu sedagai hasil praktek. Didalam belajar gerak

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

27

materi yang dipelajari adalah polo-pola gerak keterampilan tubuh, misalnya gerak-

gerak olahraga.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dipandang perlu di adakan

penelitian mengenai “Pengaruh Metode Latihan dan Kemampuan Motorik

Terhadap Ketepatan Servis Lompat Bolavoli”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka, masalah penelitian dapat

dirumukan sebagai beikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan berubah

arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli?

2. Adakah perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki

kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli?

3. Adakah pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik

terhadap ketepatan servis lompat bolavoli?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan

berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

2. Untuk mengetahui perbedan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang

memiliki kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan

motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

28

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nanti diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Sebagai bahan pengetahuan bagi penulis itu sendiri.

2. Memberikan salah satu alternatif yang baik bagi pelatih maupun guru pendidikan

jasmani dalam memberikan materi ketepatan servis lompat bolavoli.

3. Memberikan wawasan kepada pelatih dan guru pendidikan jasmani tentang

perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki kemampuan

motorik yang berbeda?

4. Meningkatkan keterampilan pemain dalam ketepatan servis lompat bolavoli.

5. Menambah kasanah keilmuan dalam dunia keolahragaan.

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

29

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. KAJIAN TEORI

1. Metode Latihan

Metode latihan adalah cara atau alat untuk mencapai tujuan. Menurut Suharno

(1984 : 1) metode latihan dalam olahraga adalah cara-cara melakukan gerakan

dengan runtun untuk menguasai sasaran serta menguasai gerak secara otomatis dan

benar. Metode latihan adalah prosedur dan cara pemilihan jenis latihan dan

penataanya menurut kadar kesulitan kompleksitas dan berat badan (Yosef

Nossek, 1982 : 15) jadi dapat disimpulkan bahwa metode latihan adalah cara kerja

yang bersistem untuk memudahkan pemberian atau pelaksanaan latihan guna

membantu pemain dalam mencapai tujuan yang di inginkan.

Latihan adalah proses sistematis dari berlatih dan bekerja yang dilakukan

secara berulang-ulang semakin hari semakin bertambah beban latihanya atau

pekerjaanya (Harsono, 1988 : 101) latihan merupakan suatu proses yang sangat

kompleks yang diorganisir dan direncanakan secara sistematis secara bertahap

serta dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan prestasi

olahraga. Pendapat yang senada disampaikan Mulyono (1993 : 1) latihan adalah

proses kerja yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan dimana

beban dan intensitas latihan semakin hari semakin bertambah sehingga pada

akhinya akan memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh yang

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

30

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik serta mental secara bersama-sama

(Tudor O Bompa, 1994 : 4) latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang

sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual

yang mengarah pada ciri-ciri fisiologis dan fsikologis manusia untuk mencapai

sasaran yang telah ditentukan. Latihan yang sistematis adalah latihan yang

dilakukan secara teratur dan latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu

minggu tergantung pada stadart atlet dan periode latihan. Latihan tersebut

dilaksanakan berdasarkan suatu sistem yang mengikuti suatu prinsip-prinsip

latihan yang bersifat dasar.

A. Prinsip-Prinsip Latihan

Prinsip-prinsip latihan adalah garis-garis pedoman yag hendaknya

dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Prinsip-prinsip

semacam ini menunjuk pada semua aspek atau tugas latihan prinsip-prinsip itu

menentukan corak dan isi latihan, sasaran dan metode latihan serta organisasi

latihan. Harsono (1988 : 122) mengemukakan prinsip-prinsi dasar latihan

yang dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga antara lain (1) prinsip

beban lebih (over load principle) (2) prinsip perkembangan menyeluruh (3)

prinsip spesialisasi dan (4) prinsip individualisasi.

Prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam latihan meliputi prinsip beban

berlebih, prinsip perkembangan menyeluruh, prinsip kekususan latiahan,

prinsip pemulihan, prinsip individual dan prinsip reversible. Prinsip-prinsip

ini perlu dijadikan dasar pembuuatan program dan pelaksanaan latihan.

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

31

penerapan prinsip-prinsip latihan yang benar akan lebih memperbesar

kemungkinan tercapainya tujuan yang di inginkan. Prinsip-prinsip dasar

latihan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Latihan Beban Berlebih (Overload Principle)

Sebagian besar sistem fisiologi dapat menyesuaikan diri pada tuntutan

fungsi yang melebihi dari apa yang biasanya dijumpai (Pate R Etol, 1993 :

318) peningakatan beban latihan yang dilakukan secara progresif yang artinya

peningkatan beban secara teratur dan bertahap sedikit demi sedikit sampai

pada level yang maksimum dan tidak melebihi kemampuan. Dengan

pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian hari kian

meningkat jumlah pembebananya akan memberikan peningkatan jumlah

pembebanannya sehingga akan memberikan peningkatan kemampuan fisik

secara evektif.

Setelah latihan beberapa kali, tubuh akan beradaptasi terhadap beban

yang diatasinya. Jika beban latihan telah mencapai suatu kriteria tertentu

tubuh akan terbiasa dengan beban tersebut dan apabilah beban itu tidak di

naikkan maka kemampuannya tidak akan berubah oleh karena itu beban

latihan harus ditambah sedikit demi sedikit untuk meningkatkan

perkembangan tubuh.

2. Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga, prinsip perkembangan

menyeluruh ini harus diterapkan. Menurut Harsono (1988 : 102) yang

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

32

menyatkan bahwa secara fungsional spesialisasi dan kesempurnaan

penguasaan suatu cabang olahraga di dasarkan pada perkembangan

multilateral.

Prinsip perkembangan menyeluruh ini terutama harus diterapkan pada

periode awal latihan, sebab perkembangan menyeluruh ini merupakan

landasan dalam pelaksanaan latihan selanjutnya. Meskipun pada akhirnya

tujuan latihan adalah pengembangan kemampuan yang bersifat khusus namun

kemampuan yang bersifat khusus harus di dasari oleh kemampuan kondisi

fisik yang baik secara menyeluruh.

3. Prinsip Kekhususan (Prinsip Spesialisasi)

Menurut Soekarman (1987 : 60) latihan itu harus khusus untuk

meningkatkan kekuatan atau system energi yang digunakan dalam cabang

olahraga yang bersangkutan. Program latihan yang dilakukan harus bersifat

khusus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Khususan tersebut yaitu

menyangkut system energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai

dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk-bentuk latihan yang

dilakukan harus bersifat khas, sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola

gerak, jenis kontraksi otot, maupaun kelompok otot yang dilatih harus

disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangakan.

4. Prinsip Pemulihan

Penggunaan prinsip ini cukup besar manfaatnya dalam proses

pelaksanaan latihan. Menurut Suharno H. P (1984 : 17) manfaat prinsif

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

33

interval ini antara lain : menghindari terjadinya over training, memberikan

kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan

pemulihan tenaga kembali bagi atlit dalam proses latihan. Dalam suatu latihan

tubuh harus mendapatkan pulih asal yang cukup. Dengan pulih awal yang

cukup, tubuh akan siap kembali melaksamanakan aktivitas latihan selanjutnya.

jika ada waktu pemulihan yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang

berat dan berakibat penampilan akan menurun. Interval yang cukup juga dapat

memberikan kesempatan pada tubuh untuk beradaptasi dengan beban latihan

sehingga dapat diperoleh sumber kompensasi yang baik.

5. Prinsip Individual

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan tersebut

direncanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet. Oleh karena

itu faktor-faktor karakteristik individu harus dipertimbangkan untuk

menyusun dan memberikan latihan. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin,

bentuk tubuh, kedewasaan, latas belakang pendidikan, lamanya berlatih,

tingkat kesegaran jasmani, ciri-ciri psikologisnya, semua itu harus

dipertimbangkan dalam mendesain program latihan (Harsono, 1988 : 112-

113)

6. Prinsip Reversibilitas

Berdasakan prinsif ini, latihan fisik harus secara teratur dan kontinyu.

Menurut Soekarman (1987 : 60) setiap hasil latihan kalau tidak dipelihara

akan kembali keadaan semulah. Latihan yang teratur dan kontinyu akan

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

34

membawa tubuh untuk dapat segera menyesuaikan diri dengan ransangan

yang diberikan.

Latihan ketepatan servis bolavoli dibutuhkan suatu metode latihan yang

sesuai agar mencapai tujuan yang di inginkan yaitu dapat dengan tepat

menempatkan bola servis pada bidang sasaran yang di inginkan untuk itu

dibutuhkan rangsangan. Rangsangan-ransangan itu salah satunya dapat berupa

angka atau nilai. Sasaran dengan nilai yang tinggi berarti tingkat kesulitan

untuk ketepatan bola servis juga tinggi dan sebaliknya nilai yang rendah

diberikan untuk tingkat kesulitan ketepatan bola servis yang rendah. Ada

beberapa metode yang bisa digunakan dalam melatih ketepatan bola servis,

diantaranya adalah metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran tetap

dan metode latihan ketepatan bola servis dengan sasaran berubah arah.

B. Tujuan Latihan

Tujuan latihan menurut Tudor O. Bompa (1990 : 3-5) disampaikan bahwa

dalam rangka mencapai tujuan utama latihan yaitu puncak penampilan prestasi

yang lebih, perlu kiranya memperhatikan tujuan-tujuan latihan sebagai berikut :

1) Mencapai dan merperluas perkembangan fisik secara menyeluruh.

Tujuan ini merupakan dasar-dasar latihan yang sangat penting karena

menyangkut peningkatan daya tahan umum, kekuatan dan kecepatan,

memperbaiki fleksibilitas untuk pelaksanaan gerak memiliki tingkat

koordinasi yang tinggi dan akhirnya mencapai perkembangan tubuh secara

harmonis.

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

35

2) Menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khusus sebagai suatu

kebutuhan yang telah ditentukan di dalam praktek olahraga. Pengembangan yang

perlu ditekankan adalah pengembangan kekuatan absolut dan relatif, massa

otot dan elastisitasnya, pengembangan kekuatan daya tahan otot, memperbaiki

waktu reaksi dari pengembangan terhadap koordinasi dan fleksibilitas.

3) Menanamkan kualitas kemauan melalui latihan yang mencukupi serta

disiplin untuk tingkah laku, ketekunan dan keinginan untuk menanggulangi

kerasnya latihan dan menjamin persiapan psikologis.

4) Mempertahankan keadaan kesehatan.

Realisasi tujuan ini menuntut tes kesehatan yang teratur, tepat antara intensitas

latihan dengan kapasitas usaha individual, latihan berat yang secara selang-

seling dengan fase program yang diperhatikan dengan tepat, menelusuri

penyakit atau cidera, dan yang lebih penting adalah melalui latihan harus

membuat orang menjadi lebih sehat.

5) Mencegah cidera melalui pengamanan terhadap penyebabnya dan juga

meningkatkan fleksibilitas di atas tingkat tuntutan untuk melaksanakan

gerakan yang lebih penting, memperluas otot, tendon dan ligamen khususnya

selama fase-fase awal, mengembangkan kekuatan dan elastisitas otot sampai

tingkat tertentu sehingga akan mengindarkan diri dari kemungkinan cidera

sewaktu melakukan gerakan-gerakan yang tak terbiasa.

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

36

6) Memberikan sejumlah pengetahuan teoritis yang berkaitan dengan dasar-dasar

fisiologis dan psikologis latihan, perencanaan gizi dan regenerasi. Pendekatan

yang perlu mendapat perhatian untuk mencapai tujuan latihan yang utama

adalah mengembangkan dasar-dasar latihan secara fungsional yang

diarahkan untuk mencapai tujuan khusus sesuai dengan kebutuhan cabang

olahraga tertentu. Pengembangan daya tahan umum kemudian menuju pada

persiapan yang lebih khusus atau anaerobiknya.

C. pengaruh Latihan

Latihan yang dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu dengan dosis

yang cukup akan menyebabkan perubahan-perubahan tubuh yang mengarah

pada peningkatan kemampuan tubuh untuk melaksanakan kerja yang lebih

berat dengan lebih baik. Perubahan-perubahan ini antara lain adalah :

1) Perubahan sistem dan fungsi organisme dalam tubuh.

Pengaruh latihan terhadap perubahan sistem dan fungsi organisme dalam

tubuh tersebut terdiri dari :

a) Perubahan biokimia dan sistem otot rangka.

Kegiatan fisik yang dilakukan secara teratur dan kontinyu dapat

merangsang kerja enzim di dalam tubuh dan merangsang pertumbuhan sel

otot (hypermetropi). Hal ini sesuai dengan pendapat Guyton A. C

(1983 : 190) bahwa dengan latihan akan terdapat peningkatan jumlah

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

37

mitochondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim

untuk metabolisme energi baik secara aerobik maupun anaerobic.

b) Perubahan kardiorespirasi.

Latihan secara fisik akan dapat meningkatkan kapasitas total

paru-paru dan volume jantung, sehingga kesegaran atlet akan meningkat

pula. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan yang diberikan

terhadap tubuh. Sehubungan dengan hal ini Fox, Merle L. Foss,

Steven J (1998 : 24) menyampajkan bahwa adaptasi atlet yang baik

ditandai adanya perubahan fisiologis, yaitu :

- Frekwensi denyut nadi berkurang dan denyut jantung keras waktu

istirahat.

- Pengembangan otot jantung (delatasi)

- Haemoglobin (Hb) dan glikogen dalam otot bertambah.

- Frekwensi pernapasan turun dan kapasitas vita bertambah.

Dari uraian tersebut bahwa dengan latihan fisik akan dapat

menyebabkan kemampuan kerja jantung dan pernapasan. Sehingga hal itu

akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani atlet secara umum.

2) Perubahan mekanisme organisme sistem syaraf.

Dalam melakukan latihan olaliraga gerakan yang dilatih selalu

diulang-ulang secara teratur. Melalui pengulangan gerakan secara teratur

tersebut akan dapat memperoleh koordinasi gerakan sehingga terjadi

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

38

otomatisasi dalam gerakan. Hal tersebut sesuai dengan, pendapat Tudor O.

Bompa (1990 : 132) bahwa dengan berlatih secara teratur dan waktu

pengulangan (repetition) yang resisten, maka organisme-organisme

mekanisme neurophysiologis kembali akan bertambah baik gerakan yang

semula sukar dilakukan lama-kelamaan akan merupakan gerakan yang

otomatis dari reflektif yang semakin kurang membutuhkan konsentrasi pasif

syaraf daripada sebelum melakukan latihan tersebut.

D. Mekanisme Kontraksi Otot

Secara umum olahraga bolavoli otot-otot utama yang perlu dilatih adalah

otot bahu, dada, lengan, perut, paha, tungkai bagian bawah, dan otot

pergelangan kaki dan tangan. Gerakan dalam latihan sasaran tetap dan latihan

berubah arah pada pukulan servis secara keras dan tepat, dimana untuk

memukul bola diyakini berdasarkan kontraksi reflek serabut-serabut otot

sebagai akibat pembebanan yang cepat dari serabut-serabut otot yang sama.

Reseptor sensori utama yang bertanggung jawab atas deteksi pemanjangan

serabut-serabut otot yang cepat ini adalah muscle spindle, yang mampu memberi

respon kepada besaran dan kecepatan perubahan panjang serabut-serabut otot,

Jenis respon peregangan lainnya, yakni organ tendon golgi, terletak dalam

tendon-tendon dan memberi respon terhadap tegangan yang berlebihan sebagai

akibat kontraksi yang kuat atau peregangan otot (Radcliffe, J.C, Farentinos,

R. C., 1985 : 111)

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

39

E. Sistem Energi

Setiap melakukan kerja atau aktivitas memerlukan energi kemampuan fisik.

Untuk melakukan kerja tergantung kepada energi yang ada di dalam tubuh.

Sehingga energi dapat diartikan sebagai kapasitas untuk melakukan kerja.

Program latihan yang efektif akan tanpak pada cara latihan yang baik sesuai

dengan system energinya. Ketentuan-ketentuan system energi dari berbagai

macam olahraga, menyatakan bahwa sumber energi yang tepat tergantung

terutama pada waktu dan intensitasnya. Tanpa perlu memperinci sifat-sifat

dari cabang olahraga tersebut, waktu merupakan hal yang terpenting untuk

diperhatikan (Muchsin Doewes 2008 )

Sumber utama energi untuk aktivitas adalah anaerob, tetapi peningkatan

kapasitas aerob juga penting karena kapasitas aerob untuk mempercepat

pemuluhan dari keletihan yang ditimbulkan oleh kegiatan-kegiatan anaerob,

sekaligus menunda timbulnya keletihan (Muchsin Doewes 2008). Selanjutnya

Muchsin Doewes (2008 ), mengatakan dalam perencanaan program latihan

kedua system energi itu secara vital terlibat dalam kinerja kompetitif yang

keduanya harus dipertimbangkan.

Muchsin Doewes (2008), juga mengatakan kegiatan intermiten pada

kebanyakan permainan beregu dan lapangan menghendaki energi anaerob

untuk komponen berdaya tinggi dan energi aerob untuk pemulihanya dimana

tuntutan-tuntutanya aktivitasnya menurun selama pertandingan. Bedasarkan

hal tersebut diatas cabang olahraga voli yang salah satunya olahraga

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

40

permainan beregu dan lapangan (Intermitent) dapat dikatakan dominant energi

sistemnya adalah : Alactacid (ATP-CP), Lactacid.

Tabel 1: Sumber-Sumber Energi Utama untuk Berbagai Aktifitas (Rushall BS. Pyke FS, 1990 : 18)

Activity Duration Dominant Phsilogical Attribute

Dominant Energy System

Short explosive Effort: Jump, Hit

< 5sec

Muscular Strength, Speed, Power

Alactacid (ATP-CP)

Short Sprint (High Power)

5-10 sec

Muscular Strength, Speed, Power

Alactacid (ATP-CP)

Sustained Sprint (High Power)

10-60 sec

Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance

Lactacid

Middle distance (Moderate Power)

60”– 10 min

Muscular Endurance, Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold

Lactacid Aerobic

Long Distance (Low Power)

10 – 60 min

Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold

Aerobic

Marathon (Low Power)

60+min

Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability

Aerobic

Intermittent (High & Low Power)

60+min

Muscular Strength, Speed, Power, Muscular Endurance Aerobic Endurance, Anaerobic Threshold, fuel availability

Alactacid (ATP-CP) Lactacid Aerobic

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

41

Tabel 2 : Berbagai Olahraga dan System Energi Yang Utama atau

Dominan (Fox, E.L., Bowers, R.W. dan Foss, M.L, 1993 : 290)

SPORTS OR SPORT

% EMPHASIS ENERGY

BY ACCORDING SYSTEMS

ACTIVITY

ATP - PC and LA

LA and O2

O2

1. Baseball

80

15

5 2. Basketball

60

20

20

3. Fencing

90

10

4. Field hockey

50

20

30

5. Football 90 10 6. Golf

95

5

7. Gymnastics

80

15

5 8. Ice hockey

a. Forward, defense 60 20 20 b. Goalie 90 5 5 9. Lacrosse

a. Goalie, defense, attacker

50

20

30

b. Midfielders, man-down

60

20

20 10. Rowing

20

30

50

11. Skiing

a. Slalom, jumping 80 15 5

b. Downhill c. Cross-country

50 5

30 10

20 85

d. Recreational

20

40

40 12. Soccer

a. Goaiie, wings, strikers

60

30

10

b. Halfbacks, or link men

60

20

20 13. Swimming and diving

a. diving

98

2

b. 50 m

c. 100 m 90 80

5 15

5 5

d. 200 m

30

65

5 e. 400 m

20

40

40

f. 1500 m, 1650 yd

10

20

70 14. Tennis 70 20 10

15. Track and field

a. 100, 200 m 95-98

2-5

b. Field events 95-98 2-5

c. 400 m

80

15

5 d. 800 m

30

65

5 e. 1500 m (1 miles) 20-30 20-30 40-60

f. 3000 m (2 miles)

10

20

70 g. 5000 m (3 miles)

10

20

70

h. 10.000 m ( 6 miles) (crcountry)

5

15

80 i. Marathon

negligible 5

95

16. Volleyball

80

5

15 17. Wrestling

90

5

5

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

42

Energi yang digunakan tubuh untuk melakukan kerja dipasok dari makanan

yang kita makan, tetapi energi tersebut tidak dapat diserap langsung dari makanan tersebut.

Tetapi menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J (1998 : 270) "diperoleh persenyawaan

yang disebut ATP "(Adenosine Triphospate)". Persenyawaan ATP itu dihasilkan dari

penguraian makanan yang dimakan.

Gambar 1 : Siklus Energi Biologi (Fox, E. L., Bowers, R.W. dan Foss M. L., 1993 : 14)

Kemudian lebih lanjut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19)

menjelaskan "struktur ATP terdiri dari satu komponen yang sangat komplek

yaitu adenosine dan tiga bagian lainnya yaitu kelompok-kelompok fospat".

Gambar 2 : Struktur ATP (Fox, Merle L. Foss, Steven J, 1998 : 19)

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

43

Kedua fosfat yang terakhir merupakan hubungan yang berenergi tinggi, yaitu

apabila hubungan tersebut dilepas, maka akan mengeluarkan energi yang

tinggi. ATP dan Pi, maka sejumlah energi akan keluar seperti terlihat pada

gambar.

Gambar 3. Hubungan Kedua Fosfat Berenergi Tinggi (Fox, Merle L. Foss,

Steven J, 1998 : 21)

Menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J. (1998 : 19), pemecahan satu mole

ATP mengeluarkan energi sebesar 7-12 kilo kalori. Pada saat istirahat seluruh

tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo kalori. Pada saat

istirahat seluruh tubuh energi yang digunakan oleh otot sebanyak 1,3 kilo

kalori setiap menitnya. Dalam 1-2 menit kebutuhan energi meningkat sampai

35 kcal/menit, maka kebutuhan ATP akan besar. Sedangkan ATP yang

tersedia dalam otot hanya 4-6 milimol / kg otot. Untuk aktivitas yang

berlangsung terus menerus ATP yang tersedia hanya dapat digunakan selama

3 detik. Sehingga harus ada mekanisme untuk dapat memenuhi kebutuhan

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

44

energi, mekanisme ini dikenal sebagai resintesa ATP dari ADP dan Pi. Ada

tiga proses untuk memproduksi ATP menurut Fox, Merle L. Foss, Steven J.

(1998 : 20-26) yaitu :

1. Sistem ATP-PC (Phosphagen). Dalam sistem ini resintesa ATP hanya berasal

dari suatu persenyawaan phosphocreatine (PC).

2. Sistem glykolysis anaerobik atau asam laktat. Sistem ini menyediakan ATP

dari sebagian pemecahan glukosa atau glikogen.

3. Sistem aerobik atau sistem oksigen. Sistem ini terdiri dari dua bagian. Bagian

A merupakan penyelesaian dari oksidasi karbohidrat. Bagian B merupakan

penyelesaian dari oksidasi lemak. Kedua sistem ini perjalanan terakhir

oksidasinya melalui siklus kreb's.

F. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Tetap.

Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran tetap adalah

suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan servis lompat dengan

menggunakan sasaran yang sama secara terus menerus dan tidak mengubah

sasaran sebelum satu set dapat diselesaikan. Sasaran yang dimaksud adalah

daerah dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi nomor 1 sampai 6.

Daerah sasaran dibuat pada salah satu sisi lapangan yang enam daerah

sasaran yang sama besar, tiga di daerah garis belakang dan tiga di sepanjang

net. Daerah itu diberi nomor searah jarum jam, dimulai dengan nomor 1

sampai di posisi kanan belakang kemudian daerah pendek di dekat net, di beri

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

45

nomor 2,3,4 sedang daerah panjang diberi nomor 5,6 dan 1 daerah yang diberi

nomor merupakan daerah sasaran untuk ketepatan bola servis. Servis

dilakukan dari tempat servis dan diarahkan pada daerah sasaran yang ada

dalam lapangan, dengan cara jari kaki depan mengarahkan ke sasaran yang

dimaksud atau lengan yang diarahkan ke sasaran dan pemindahan berat badan.

Dalam latihan ini, sasaran ditentukan oleh pelatih dan tidak berubah sasaran

selama 1 set. ( Viera dan Fergusson. 2000 : 44-43)

0 x

Gambar 4 : Lapangan Latihan Ketepatan Bola Servis dengan Sasaran Tetap

(Viera dan Fergusson, 2000 : 44)

Ketepatan dalam penempatan bola servis selain dipengaruhi oleh faktor

eksternal seperti kecepatan gerak, lebar dan sempitnya gerekan serta jarak yang

ditempuh, dipengaruhi juga oleh faktor internal yaitu konsentrasi. Konsentrasi

yang tinggi sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan ketepatan bola servis

5

6

1

4

3 2

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

46

pada sasaran yang di inginkan. Semakin tinggi kemampuan konsentrasi seseorang

dalam melakukan servis maka dimungkinkan akan menghasilkan ketepatan servis

yang lebih baik.

Ada beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran tetep :

1. Metode latihan ketepatan servis lompat dengan sasaran tetap melatih pemain

untuk mempokuskan konsentrasi pada satu sasaran (daerah lawan yang

lemah).

2. Gerakan yang dilakukan secara berulang kali pada sasaran yang sama

diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga mampu menjadi

otomatisasi gerak.

3. Sasaran yang telah di tentukan oleh pelatih akan membuat keseragaman dalam

penampilan serta waktu yang digunakan lebih efektif.

Selain memiliki beberapa keuntungan metode latihan ketepatan servis lompat

dengan sasaran tetap memiliki beberapa kelemahan antara lain :

1. Sasaran yang sama yang akan dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan

kebosanan bagi pemain sehingga kemungkinan pemain tidak melakukan

secara sungguh-sungguh.

2. Kurangnya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan kreatifitas dan

kemampuannya yang sesungguhnya.

G. Metode Latihan Ketepatan Servis Lompat dengan Sasaran Berubah Arah.

Metode latihan ketepatan bola servis lompat dengan sasaran berubah arah

adalah suatu metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

47

menggunakan sasaran yang berubah-ubah dalam satu set. Sasaran yang

dimaksud adalah daerah yang ada dalam lapangan bolavoli yang sudah diberi

nomor 1 sampai 6. Metode ini menggunakan sasaran pada lapangan bolavoli

yang sudah di desain seperti sasaran desain pada metode latihan sasaran tetap.

Perbedaanya terletak pada pelaksanaan latihanya.

x

Net

Gambar 5 : Lapangan Latihan Ketepatan Servis dengan Sasaran Berubah Arah

(Viera dan Fergusson, 2000 : 45)

Beberapa kelebihan dari metode latihan sasaran berubah arah :

1. Pada metode latihan sasaran berubah arah dimana pemain bebas

menentukan sasaran mana yang diinginkan.

2. Sasaran divariasi sesuai dengan kemampuan pemain.

3. Metode latihan dengan sasaran berubah arah akan merangsang tumbuhnya

kreatifitas karena pemain yang menentukan sendiri sasaran mana yang di

5

6

1

4

3 2

.

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

48

inginkan. Kemampuan yang pemain berbeda-beda sehingga perlu untuk

dikembangkan.

4. Metode latihan sasaran berubah arah membuat pemain tidak cepat merasa

bosan dalam berlatih karena pemain bisa memvariasi sasaran sesuai

dengan keinginanya sendiri. Kondisi seperti ini sesuai dengan

pertandingan yang sesungguhnya sehingga pemain akan terbiasa dalam

kondisi pertandingan.

5. Hal ini berpengaruh juga pada otot lengan, variasi sasaran yang dilakukan

akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk memperkirakan

kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola sampai

pada sasaran yang di inginkan serta memperhatikan power otot kaki.

6. Latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat terangsang

karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola

didaerah sasaran.

Kelemahan dalam metode latihan berubah arah adalah :

1. Sasaran yang di tentukan sendiri oleh pemain menyebabkan sebagian

pemain kurang dapat memfokuskan pada sasaran. hal ini berpengaruh juga

pada kesungguhan pemain dalam berlatih.

Metode latihan yang tepat akan menghasilkan atau keuntungan strategis

dengan kemampuan anda melakukan servis kedaerah lawan yang lemah. Dalam

latihan ini, anda akan berlatih melakukan servis dengan akurat kesemua titik

dalam lapangan serta akan mengalami peningkatan pada ketepatan servis lompat,

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

49

baik itu metode latihan sasaran tetap maupun sasaran berubah arah karena metode

latihan ini selain melatih kontraksi otot juga berperan penting dalam melatih

konsentrasi pemain, dimana servis lompat selain merupakan servis yang populer

juga sangat susah untuk dilakukan dengan tepat tampah adanya konsentrasi yang

baik yang ditunjang kemampuan motorik.

2. Belajar Motorik

Untuk dapat memiliki kemampuan motorik perlu mempelajari apa itu belajar

motorik. Pengertian belajar tidak lepas dari pengertian belajar pada umumnya.

belajar adalah suatu perubahan perilaku yang potensial terhadap situasi tertentu

yang diperoleh dari pengalaman yang dilakukan berulang-ulang” (Bower dan

Hilgard, 1987 : 11) belajar dapat di artikan sebagai suatu proses perubahan

tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan (Oemarh, 1981: 40-41) belajar

adalah suatu perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka

waktu tertentu dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan

(Gagne dalam Sugiyanto, 1991: 33)

Menurut Magil (1980 : 40) belajar motorik adalah proses suatu gerakan yang

ditimbulkan dari rangsangan syaraf otot menjadikan suatu gerakan. Dari

pengertian tersebut jika dikaitkan dengan motorik maka menujjukkan adanya

perubahan penampilan motorik yang dapat diamati dan di ukur dari sikap dan

penampilanya dalam suatu gerakan atau kegiatan tertentu. Karakteristik

penampilan merupakan indikasi dari pengembangan belajar atau penguasaan

keterampilan. (Barnett M. Lisa dan Morgan J. Philip, 2008) Mengembangkan

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

50

olahraga dianggap tinggi kompetensi melalui kontrol objek pengembangan

keterampilan di masa kanak-kanak dan remaja. Contoh kedua anak laki-laki dan

perempuan dalam menentukan aktivitas fisik remaja partisipasi dan kebugara,

sehingga perlunya intervensi untuk menargetkan dan meningkatkan kompetensi

olahraga dirasakan pemuda.

Penguasaan motorik yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat

memiliki keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. “Belajar motorik adalah

sebagai perubahan yang bersifat tetap dan sebagai hasil dari latihan atau

pengalaman” (Oxendine, 1984 : 8) menurut Drowasky (1981 : 17) Belajar

motorik adalah proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal

balik antara latihan dan kondisi lingkungan. Menurut Piaget dalam Brophy (1987

: 134) menyatakan dalam pembelajaran gerak disebut skema sensorimotor yaitu

suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan contoh sehingga dapat meniru dan

dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat mengunakanya sebagai

penuntun terhadap penampilan dan menjadi tambahan kesempatan dalam praktek

dengan umpan balik yang korektif.

Dari beberapa pengertian tersebut, menunjukkan adanya kesamaan pengertian

tenteng proses perubahan perilaku, dan lebih jelasnya dengan menujukan adanya

perubahan penampilan gerak yang dapat diamati, serta menyatakan bahwa belajar

gerak adalah proses latihan dan pengalaman. dengan demikin belajar gerak adalah

proses pembiasaan yang dilakukan dengan latihan yang berulang-ulang yang

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

51

akhirnya kalau gerakan itu dilakukan dengan baik dan benar maka akan menjadi

otomatisasi gerak.

Belajar dapat digambarkan sebagai proses masukan dan hasil yang secara

tetap dinilai sebagai informasi salah atau benar. Dalam proses belajar gerak

masukan diterima oleh indera penglihatan, pendengaran, dan indera kinestetik.

Selanjutnya masukan tersebut diteruskan ke system syaraf untuk diproses, yang

kemudian ditafsirkan serta disimpan. Pada akhinya masukan tersebut

diterjemahkan dalam bentuk gerak sebagai hasil. Hasil akhir dari proses

pengolahan informasi baik benarnya tindakan gerakan memukul pada servis

lompat kearah sasaran tetap dan berubah arah sesuai metode latihan yang

dilakukan, merupakan masukan atau input bagi respon gerakan melalu sensorik.

Bila gerakan atau hasil pukulan servis lompat kearah sasaran yang benar, maka

pemain tersebut cenderung akan mempertahankanya dan siap untuk tampil lagi.

Bila gerakan dan hasil pukulan servis lompat tidak pada arah sasaran yang di

inginkan maka pelatih mampu melihat sejauh mana tingkat kemampaun motorik

pemain dengan metode latihan yang diberikan apakah sudah sesuai atau belum

dengan tingkat motorik pemain yang berbedah.

3. Kemampuan Motorik (Motor Ability)

Salah satu perbedaan dari setiap individu dalam mengembangkan suatu

keterampilan gerak terletak pada kemampuan motorik. Kemampuan motorik atau

kemampuan gerak dasar, terjemahan dari motor ability. Menurut Kiram (1992 :

11) bahwa motor ability merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

52

dengan prestasi dengan berbagai macam keterampilan atau lebih tepatnya

dikatakan sebagai a general capacity of the individual that relates to the

performance of skill or task.Kemampuan motorik adalah kapasitas dari seseorang

yang berkaitan dengan pelaksanaandan dan peragaan suatu keterampilan yang

relative melekat (Rusli Lutan, 1998 : 96) kemampaun motorik merupakan kualitas

kemampuan seseorang yang dapat mempermudah dalam melakukan keterampilan

gerak, oleh sebab itu kemampuan gerak dapat dipandang sebagai landasan

keberhasilan masa yang akan datang didalam melakukan keterampilan gerak. ”

Seseorang yang memiliki kemampuan gerak yang lebih baik dari yang lain,

diduga akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas keterampilan gerak

khusus” Kirkendall (1980 : 213) Sedangkan menurut Sukintaka (2004 : 78)

menjelaskan kemampuan motorik merupakan kualitas hasil gerak individu dalam

melakukan gerak, baik gerakan non-olahraga maupun gerak dalam olahraga atau

kematangan penampilan keterampilan motorik

Sedangkan Ma’mung dkk (2000 : 20) menjelaskan bahwa motor ability atau

kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa atau atlet

lakukan guna meningkatkan kualitas hidup. Sehingga dapat di katakan bahwa

kemampuan gerakan dasar adalah bentuk gerak yang optimal dari terampil atau

cara persendian bergerek dan membuat gerakan terkoordinasi dalam kaitanya

dalam ruang dan waktu. Lebih lanjut di jelaskan bahwa motor ability atau

kemampuan gerak dasar biasanya dibagi menjadi tiga kategori yautu : lokomotor,

non lokomotor dan manipulatif. Kemampuan lokomotor digunakan untuk

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

53

memindahkan tubuh dari suatu tempat ketempat lain atau untuk mengangkat

tubuh keatas seperti melompat, berlari, meluncur dan lainnya. Kemampuan non-

lokomotor dilakukan di tempat tampa ada ruang gerak yang memadai seperti

gerakan menekuk, meregang, mendorong, menarik, memutar dan lainnya.

Sedangkan kemampuan manipulatif adalah kemampuan yang biasanya

dikembangkan ketika anak tengah menguasai bermacam-macam objek.

Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, meskipun

bagian lain juga digunakan.

Menurut Schmidt (1991 : 133) tentang pentingnya motor ability dalam

meningkatkan performance atlet dalam olahraga bahwa “a single, inherited,motor

ability is assumed. This ability presumably underlies all movement or sport tasks.

a person with sirong general motor ability should be effective at nearly any motor

task attempted. Motor ability merupakan faktor pendukung bagi pelaksanaan

suatu keterampilan yang selanjutnya membedakan kemampuan individu. Maka

motor ability itu sendiri juga dapat dipahami semacam suatu faktor pembatas

penampilan gerak seseorang. Motor ability merupakan potensi untuk berhasil

dalam suatu kegiatan. Motor ability merupakan keadaan individu untuk

menunjukkan berbagai kemampuan gerak keterampilan olahraga. Motor ability

adalah kemampuan gerak tunggal yang dapat membawahi semua gerakan atau

tugas-tugas gerak olahraga. Motor ability presumably indicates present athletic

ability. Is denotes the immediate state of the individual to perform in a wide range

of motor ability (Singer, 1980 : 184) atlet yang mempunyai motor ability tinggi

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

54

akan lebih efektif dalam melakukan semua jenis keterampilan olahraga. Motor

ability membawahi kemampuan-kemammpuan gerak secara keseluruhan.

Dalam bidang gerak, kemampuan gerak dasar disebut gerak motor ability.

Menurut Schmidt (1991 : 133) bahwa general motor ability adalah “ (1) a single,

inherited motor ability (2) this ability presumably underlies all movement or

Sport taks (3) a person with strong general motor ability should be effective at

nearly any motor task attempted kemampuan gerak dasar ini membawahi semua

keterampilan gerak seseorang. Jika seseorang dengan faktor gerak dasar tersebut

besar, kemungkinan akan sukses dalam setiap latihan atau gerak yang

dipraktekkan.

Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh setiap anak atau atlet merupakan

keterampilan gerak dasar yang dikembangkan secara alamiah sebagia potensi

dasar dari kemampuan fisik yang memungkinkan anak dan atlet bergerak luwes.

Seseorang dapat memiliki salah satuh kemampuan gerak dasar atau kecakapan

motorik yang tinggi, sedangkan kecakapan lainnya rendah. Akan tetapi jika

individu memiliki sejumlah besar dan jenis kemampuan gerak dasar yang tinggi

maka dapat dengan mudah mempelajari keterampilan dalam berbagai keahlian

gerak suatu cabang olahraga.individu yang memiliki tingkat kemampuan gerak

dasar yang rendah, namun memiliki kemampuan yang tinggi untuk menguasai

suatu cabang olahraga maka tidak menutup kemungkinan akan menjadi lebih baik

tingkat keterampilanya dalam penguasaan keterampilan suatu cabang olahraga.

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

55

hal tersebut disebabkan karena pada dasarnya keterampilan itu adalah sesuatu

yang dipelajari dan melalui latihan dan dapat saja diperkirakan hasilnya.

Misalnya, untuk menjadi seorang pemain bolavoli yang handal dan

berprestasi, seseorang harus memiliki potensi fisik yang memadai yang menjadi

prasyarat penguasaan tingkat keterampilan yang tinggi seperti kelincahan, daya

tahan dan sebagainya. Karena itu dua orang bisa berlatih suatu kegiatan atau

cabang olahraga yang sama, tetapi bisa jadi seseorang dapat dengan mudah dan

tepat menguasai suatu kemajuan sedangkan yang lainnya mengalami frustasi

karena keterampilannya tidak kunjung berkembang. Persoalannya adalah, kedua

orang itu memiliki potensi yang berbeda. Yang pertama memiliki potensi yang

cocok sedangkan yang lainya hanya memiliki potensi yang sangat terbatas.

Terdapat beberapa kemampuan gerak dasar yang secara potensial dapat

menopang pelaksanaan kegiatan latihan olahraga yang memerlukan tingkat

penguasaan yang konpleks dan rumit. Individu yang mampu mengembangkan

kemampuan gerak dasar seperti tersebut, maka besar kemungkinan baginya untuk

menguasai keterampilan suatu cabang olahraga secara baik.

Unsur-unsur yang mendukung perkembangan keterampilan motorik

dikemukakan oleh Peterson dan Bergel dalam M. Sajoto. (1988 : 52) yang

mengatakan bahwa :

Struktur motor ability yang meliputi unsur keseimbangan gerak statis dan

dinamis, kemampuan koordinasi mata dan tangan, kekuatan, kecepatan,

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

56

kelincahan, kelentukan, dan lainnya merupakan unsur-unsur fisik yang cukup

berpengaruh dalam mempelajari keterampilan motorik.

Rahantoknam (1988 : 120) menjelaskan bahwa “kecakapan individu dalam

mempelajari keterampilan motorik tertentu ditentukan secara luas oleh tingkat

kecakapan persepsi dan kecakapan motorik yang dibutuhkan oleh keterampilan

tersebut”

Dari uraian diatas bahwa kemampuan motorik adalah kapasitas yang dimiliki

seseorang yang terkait dengan penampilan gerak dan seseorang yang memiliki

kemampuan motorik yang tinggi maka akan lebih baik dalam melakukan gerakan

tersebut. Sehingga kemampuan motorik sangat dibutuhkan oleh setiap orang

dalam melakukan gerakan yang akan dilakukan karena kemampuan motorik

merupakan kapasitas seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan atau peragaan

suatu keterampilan yang relatif melekat (Rusli Lutan, 1988 : 96) kemampuan

motorik seseorang dapat mempermudah dalam melakukan gerakan keterampilan.

Oleh sebab itu kemampuan motorik dapat dipandang sebagai landasan

keberhasilan masa datang dalam melakukan tugas keterampilan gerakan

(Kirkendall, 1980 : 213) makin luas pola gerak yang dimiliki seseorang maka

makin berpotensi untuk menguasai keterampilan gerak.

4. Penguasaan Kemampuan Dasar Servis Bolavoli

Permainan bolavoli merupakan permainan tempo cepat sehingga waktu

untuk memainkan bola sangat terbatas dan jika tidak menguasai teknik dasar yang

sempurna akan memungingkan kesalahan-kesalahan teknik yang lebih besar

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

57

(M.Yunus, 1992 : 68). Permainan bolavoli mengharuskan seorang pemain

menguasai keahlian (teknik dan taktik) untuk menghadapi setiap kesulitan yang

timbul di setiap posisi, aspek inilah yang membedakan bolavoli dengan cabang

olahraga beregu lainya. Supaya dapat menguasai teknik dasar bolavoli diperlukan

jenis keterampilan tertentu maka dalam mempelajarinya diperlukan suatu

penanganan yang cermat dan serius. Teknik dalam permainan bolavoli adalah

memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan pemainan

yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.

(M.Yunus, 1992 : 108) sedangkan menurut Dieter Buetelstahl (1986 : 9) teknik

adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek dan bertujuan

mencari penyelesaian suatu problema pergerakan tertentu dengan cara yang

paling ekonomis dan berguna. Hal yang sama dikemukakan oleh Suharno H. P

(1984 : 11) teknik merupakan suatu proses yang melahirkan dan pembuktian

dalam praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

permainan bolavoli.

Teknik permainan yang baik harus mengacu pada teori dan hukum-hukum

yang berlaku dalam ilmu pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik

tersebut seperti Biomekanik, Anatomi, Fisiologi, Kinesiologi dan ilmu

pengetahuan lainya serta berdasarkan pada peraturan permainan yang berlaku.

Modifikasi dan metode dalam melatih diperlukan untuk mempermudah pemain

dalam menguasai teknik dasar bermain bolavoli. Untuk pembinaan prestasi

bolavoli teknik ini erat sekali hubunganya dengan kemampuan gerak, kondisi

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

58

fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bolavoli harus dikuasai terlebih dahulu

untuk dapat mengembangkan prestasi permainan bolavoli. Penguasaan teknik

dasar bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau

kalahnya suatu regu di dalam pertandingan disamping unsur kondisi fisik, taktik

dan mental.

Teknik dasar dalam permainan bolavoli bermacam-macam diantaranya

adalah teknik pass atas, teknik pass bawah, (set-up) umpan, smash, servis dan

bendungan. Dari beberapa macam teknik dasar dalam permainan bolavoli

tersebut, teknik dasar servis merupakan satu-satunya teknik yang digunakan untuk

memulai pertandingan (Veira dan Fergusson, 2000 : 27) maka seorang pemain

bolavoli harus dapat menguasai teknik servis untuk bisa memulai suatu

pertandingan dalam permainan bolavoli.

Servis merupakan suatu upaya memukul bola kearah lapangan lawan yang

dilakukan diawal permainan dan juga sebagai serangan pertama dalam permainan

bolavoli. Servis bukan hanya dipandang sebagai kemampuan dasar saja akan

tetapi juga merupakan salah bentuk penyerangan awal dalam permainan, karena

merupakan serangan awal maka dalam melakukan servis selain harus diusahakan

seefektif mungkin juga harus keras dan tepat agar bola bisa melewati net dan

masuk kedaerah lawan yang membuat lawan tidak mampu mengontrol bola

dengan baik sehingga diperoleh angka.

Keberhasilan seorang pemain dalam penguasaan teknik dasar servis dapat

diamati ketika dia berada pada permainan yang sesunggunya karena pada saat

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

59

bermain pemain akan melakukan gerakan teknik dasar yang ada. Baik dan

buruknya penampilan akan tampak dan akan teramati meskipun hal tersebut juga

sangat tergantung dari situasi yang ada, teman seregu ataupun dari lawan.

a. Teknik Dasar Servis

Dalam permainan bolavoli ada bermacam-macam teknik dasar, salah

satunya teknik dasar servis. Pengertian servis adalah suatu upaya memukul bola

kearah lapangan lawan yang dilakukan di awal permainan sebagai tanda

dimulainya permainan dan juga sebagai suatu serangan pertama bagi pihak

yang melakukan servis. Suharno H. P (1984 : 68) prioritas utama dalam servis

adalah konsisten dalam menyeberangkan bola mendekati 100% setiap kali

bermain. Macam-macam servis menurut para pakar olahraga pada dasarnya

sama, salah satunya macam-macam servis menurut M. Yunus (1992 : 69) servis

ada beberapa macam antaranya : servis tangan dari bawa (underhand service),

servis tangan atas (overhand service) dan servis dari samping (side arm service)

dan servis lompat jenis servis ada bermacam-macam menurut cara memukul.

Menurut Dieter Beuteldstahl (1986 : 10) pada dasarnya servis itu dibagi dalam

3 tahap :

1) Tahap petama : melempar bola keatas “ throw up”

2) Tahap kedua : memukul bola “ hitting the ball”

3) Tahap ketiga : follow through

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

60

b. Servis Lompat

Servis lompat dalam permainan bolavoli merupakan suatu gerakan yang

kompleks menyerupai bentuk gerakan smesh, menurut M. Yunus (1992 : 71)

servis lompat di lakukan dengan gerakan melompat seperti pada gerakan

smesh. Servis lompat juga merupakan salah satu bentuk perubahan servis

oleh para pelatih bolavoli yang diperoleh dari segi taktik, juga merupakan

suatu serangan awal terhadap lawan yang bolanya sulit untuk di kembalikan

dan mendapatkan point, sehingga dapat memenangkan permainan.

Servis lompat merupakan salah satu jenis servis dalam permainan bolavoli

yang sangat sulit untuk dilakukan tampa teknik dan fisik yang mendukung

pelaksanaan servis ini, karena jenis servis ini menggabungkan antara servis

dan smesh. penguasaan servis lompat secara sempurna akan sangat membantu

suatu team untuk memenangkan suatu pertandingan, oleh sebab itu dalam

melakukan servis lompat perlu konsentrasi, kecepatan dan ketepatan, agar

menghasilkan servis yang sempurna.

Servis lompat dilakukan dengan teknik pukulan topspin, dimana hasil dari

pukukan tersebut akan mengambang turun naik pada arah bolanya dan bola

tersebut akan cepat jatuhnya pada daerah pertahanan lawan, sehingga akan

menambah kesulitan bagi lawan untuk menerimah dan mengembalikan bola.

Menurut M. Yunus (1992 : 71) lecutkan pergelangan tangan secepat-cepatnya

sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola secepat

mungkin turun kedaerah lapangan lawan.

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

61

Setiap jenis servis dibagi dalam tiga tahap yaitu sikap permulaan, gerak

pelaksanaan dan gerak lanjutan M. Yunus (1992 : 71). Pelaksanaan gerakan

servis lompat adalah sebagai berikut :

1) Sikap Permulaan

Berdiri di daerah servis dekat garis belakang menghadap ke net, kedua

tangan memegang bola.

2) Gerak Pelaksanaan

Lambungkan bola setinggi kurang lebih 3 meter agak di depen mata,

kemudian badan merendah dengan menekuk lutut untuk melakukan

awalan melompat setinggi mungkin kemudian bola dipukul setinggi

mungkin seperti gerakan smash. Lecutkan pergelangan tangan secepat-

cepatnya sehingga menghasilkan pukulan topspin yang tinggi agar bola

secepat mungkin turun ke daerah lapangan lawan.

3) Gerak Lanjutan

Setelah melakukan pukulan dengan meraih bola setinggi-tingginya

pada saat melayang di udara. Langsung mendarat di dalam lapangan dan

segera mengambil posisi siap untuk menerima pengembalian atau

serangan dari pihak lawan. Sebagai catatan, sewaktu melakukan awalan,

tolakan kedua kaki harus berada dibelakang garis (ditak boleh menginjak

garis belakang) tapi pendaratan setelah memukul, boleh menginjak garis

atau mendarat jauh di dalam lapangan sesuai dengan peraturan yang

berlaku. Servis jenis ini memerlukan tenaga (power yang besar). Adapun

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

62

pelaksanaan servis lompat menurut (Alexander Marion dan Adrian

Honish, 2005) (1) lemparan bola terjadi dari kaki kanan, bola dilempar

dengan lengan kanan, siku diperpanjang, tubuh bersandar ke depan (2)

bola yang dilempar melayan dari kaki kiri, perhatikan titik tinggi lemparan

server di atas kepala, karena kontak bola lagi memberikan kontrol yang

lebih baik atas pelemparan (3) panjang langkah ke kaki kiri untuk

memulai berjalan ke atas. Sebuah langkah lagi berhubungan dengan

berlari lebih cepat, berlari lebih cepat berhubungan dengan melompat

lebih tinggi dan lebih cepat melayani (4) langkah tumpuan kaki kanan,

tumit berhenti pertama dan bahu di hyperextension maksimum di atas

horizontal, badan bersandar ke depan (5) tumpuan akhir kaki kiri sebelum

lepas landas. Kaki yang baik tumpuannya di depan kaki kanan pada sudut

ke akhir baris, ayunan lengan hampir selesai (6) wujud dari lepas landas

untuk melayani-kaki kiri adalah terakhir meninggalkan lantai, kedua kaki

yang diperpanjang, lengan diperluas ke atas, tubuh hampir vertikal (7)

melayan lengan digerakkan ke belakang tubuh dalam posisi rendah dengan

lengan atas adducted lebih dekat ke panggul, mengarah pada peningkatan

bahu rotasi medial di fase ini (8) melayani lengan digerakkan ke belakang

tubuh dalam posisi yang tinggi dengan lengan atas lebih dulu ditekuk 90

derajat ke panggul dan kurang rotasi medial. (10) shoulder korset rotasi ke

kanan disertai oleh pelvis (pinggul) rotasi ke kiri ; kedua bahu medial

diputar, R. pergelangan tangan dan lengan bawah tertekuk pronated. (11)

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

63

menekuk lutut dan batang atas rotasi ke kanan kiri untuk memutar pinggul

menghadapi posisi tepat sebagai pendekatan server puncak ketinggian (12)

posisi tempat maksimal rotasi lateral medial bahu rotator pada

peregangan, badan dimiringkan ke kiri dan hyperextended ketika sedang

tepat menghadap ke depan. (13) seperti ikat pinggang bahu berputar ke

kanan, memutar pinggul maju ke kiri untuk mempertahankan

keseimbangan di udara. (14) shoulder korset rotasi ke kiri telah terjadi,

meninggalkan memukul lengan di dekat-maksimal bahu lateral rotasi

sebelum rotasi medial. (15) hubungan untuk melayan di puncak ketinggian

dan perluasan penuh dari semua bagian tubuh, bagasi bersandar jauh dari

bola (16) trunk lean to the left at impact increases height of reach and

may reduce shoulder impingement if the abduction angle decreases- here

the abduction angle may be too great. (17) following impact the trunk

continues to flex forward and the shoulder continues to extend to

decelerate limb gradually.

c. Analisis Gerakan Servis Lompat

Servis lompat termasuk jenis servis menyerang karena servis lompat ini

memiliki cara memukul dari atas seperti smesh sehingga laju bola sangat

keras. Selain itu ada 3 faktor utama yang dalam kesuksesan servis lompat

yang menyerupai smesh yaitu (1) posisi dampak bola (2) kecepatan bola

setelah dipukul (3) arah gerakan bola setelah dampak (Alexander Marion dan

Adrian Honish, 2005) memukul bola pada servis lompat ini menggunakan

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

64

gaya lebih banyak dari pada dengan servis yang lain karena lengan

diayungkan melalui busur yang lebih besar dan kecepatan gerakan yang besar

dapat dikembangkan. Analisis gerak dilihat dari :

a) Spin (Gerak rotasi pada bola)

Bola dapat dipukul mengiris sehingga arah bola akan melambung

ke kanan atau ke kiri, atau dapat diberi topspin yang akan

mengakibatkan bola cepat jatuh setelah melewati net. Untuk mengiris

bola, kepalan tangan atau tapak tangan memberikan pada bola untuk

berputar kesamping kecuali gaya ke depan resultante dari kedua gaya

tersebut mengakibatkan jalanya bola melengkung. Besarnya

lengkungan tergantung pada kecepatan putaran bola dalam

hunbunganya dengan kecepatan gerak ke depan. Agar dapat

menyeberangkan bola lewat net, bola harus dipukul lebih tinggi dari

pada net sehingga bola dapat melampauinya. Perlu diingat bahwa pada

saat bola lepas dari serves, gaya gravitasi mulai mempengaruhinya.

Oleh sebab itu maka biasanya lebih baik mengerakkan bola ke bagian

belakang lapangan dari pada kepuncak net.

Apabilah bola dipukul ditengah dan gaya melalui TB maka bola

tidak mengalami spin, sehingga gerakan bola di udara agak goyah,

tidak stabil (floating) sebaliknya apabilah bola dipukul dipinggir dan

gaya diluar TB maka bola akan terjadi spin sehingga akan

mempengaruhi bola akan cepat turun.

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

65

------------ ------------------------

v Gaya melalui TB * gaya diluar TB

v Tidak tejadi spin * terjadi spin

Gambar 6

Proses Terjadinya Spin

(Imam Hidayat, 1997 : 208)

Lintasan yang dipengaruhi oleh spin

1) Spin atas spin depan akan menyebabkan bola tertekan ke

bawah sehingga bola :

a. Jatuhnya bola lebih dekat

b. Jatuhnya bola lebih cepat

c. Sudut jatuhnya bola lebih besar

d. Sudut pantulnya bola lebih kecil

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

66

Gambar 7 : Lintasan Bola

- - - - - - Lintasan tampa agin

Lintasan dengan agin

F.Gaya magnus

1. Sudut jatuh dengan spin 45

2. Sudut jatuh tampa spin 30

Melompat dengan pukulan topspin memiliki nilai lebih besar daripada

melompat dengan bola mengapung. Hal ini mengindikasikan bahwa melompat

topspin bola yang lebih besar kecepatan dan ketinggian lonjakan yang bisa

meningkatkan daya melayan, namun melompat float melayan memiliki tingkat

kesalahan lebih rendah daripada melompat topspin melayan dan bola melayang

dengan arus udara yang tidak menentu sebelum turun tajam ke daerah lawan.

Sebaliknya membuatnya melayani yang kuat. Ketinggian servis pemain untuk

melayan topspin dan mengambang itu 303,8 cm dan 297,4 cm masing-masing, yang

F

F F

30

45

1 2

Arah Bola

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

67

jauh lebih tinggi dari pada aturan-aturan ketinggian 243 cm bersih. (Chenfu Huang

dan Lin-Huan Hu, 2007)

1. Impact (Perkenaan)

Dalam permainan bolavoli salah satu tekniknya adalah tentanng servis

maka dalam servis itu akan terjadi impact antara bola dan tangan. Apa yang

dimaksud dengan impact, impact adalah momentum bendah yang satu

membentur benda yang lain. Dalam hal ini perkenaan tangan dan bola.

Macam-macam impact :

1) Benturan antara dua benda yang bergerak searah, yang lebih cepat

menabrak yang lebih lambat.

2) Bendah yang bergerak menabrak bendah lain yang diam, setelah

berbenturan, benda yang diam akan bergerak.

3) Antara dua bendah yang bergerak berlawanan arah, yang satu

bergerak dengan kecepatan positif dan yang satunya bergerak

dengan kecepatan negatif.

4) Denda yang bergerak menabrak dindinng secara tegak lurus dan

setelah membentur terpental kembali.

5) Impact terjadi pada dua garis yang saling membentuk sudut (tidak

pada satu garis lurus)

d. Hakikat Ketepatan Servis Lompat

Secara harfia ketepatan atau accuracy adalah kemampaun seseorang

dalam mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

68

bisa berupa jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenai (M.

Sajoto. 1995 : 59) ketepatan merupakan suatu komponen-komponen kondisi

fisik. Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang di perlukan dalam setiap usaha

peningkatan prestasi seorang atlet. Bahkan dapat dikatakan sebagai dasar

landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Ketepatan merupakan

salah satu komponen fisik koordinasi khusus (specyfik coordinasion) Tudor

O. Bompa (1986 : 328) mengemukakan bahwa koordinasi khusus

menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai gerakan

dalam cabang olahraga tertentu dengan cepat tetapi juga dilakukan dengan

mudah, mulus dan tetap. Dengan demikian kooordinasi khusus berkaitan

dengan kekhususan keterampilan gerakan memperlengkapi atlit dengan

kemampuan tambahan agar dapat melakukanya dengan efisien dalam latihan

dan kompetisi. Menurut Singer (1980 : 30) ketepatan merupakan bagian dari

keterampilan gerak. (skill). Skill = speed x accuracy x form x adaftability.

Ketepatan gerak diperlukan dalam penentuan bagaimana agar aktivitas

gerak dapat dilakukan dengan berhasil. Keberhasilan ini ditentukan oleh

produktifitas gerak yang dilakukan. Produktifitas gerak sangat berkaitan

dengan konsistensi kinerjanya. Seseorang dikatakan memiliki produktifitas

gerak tinggi dan konsisten jika ia dapat melakukanya minamal 70 %. Untuk

mendapatkan ketepatan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Menurut

Schmidt seperi yang dikutif Rusli lutan, hukum fitt yang menyatkan bahwa

adanya korelasi tebalik tingkat kesulitan suatu gerakan dan kecepatan

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

69

melaksanakannya. Peningkatan kesulitan menurunkan kecepatan,

konsekuensinya adalah jika suatu gerakan dilakukan dengan cepat maka

ketepatanya akan berkurang dan sebaliknya. Peningkatan kesulitan adalah

kesulitan suatu gerakan yang berkaitan langsung dengan jarak dari anggota

tubuh yang digerakkan sebagaimana halnya lebar dan sempitnya target yang

menjadi sasaran (Rusli Lutan, 1988 : 279).

Dari pernyataan tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

ketepatan dipengaruhi oleh beberapa paktor diantaranya : (1) kecepatan

gerakan,ketepatan berkurang ketika kecepatan meningkat (2) lebar dan

sempitnya sautu target, semakin lebar suatu target maka akan semakin mudah

untuk memperolah ketepatan, jika dibandingkan dengan target yang sempit

(3) jauh dan dekatnya target, ketepatan akan mudah diperoleh jika

memperpendek atau mendekatkan target dengan obyek dengan pelaku.

Pada cabang olahraga permainan bolavoli faktor kemampuan

menempatkan bola servis sangat penting karena servis yang dapat dilakukan

dengan tepat pada sasaran yang diinginkan akan memberikan keuntungan

servis terutama yang berhubungan strategi permainan. Penempatan servis

adalah apabilah bola servis yang dilakukan oleh servis dapat jatuh pada

sasaran yang diinginkan. Untuk memperoleh angkah, serves harus

mengarahkan bola servisnya ketempat-tempat yang sukar dijangkau oleh

penerima servis (lawan) atau dengan kata lain mempersulit bola servis, selain

itu agar lawan kesulitan untuk mengontrol bola sebainya servis harus keras

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

70

dan tepat. Ada bebepa aspek yang harus diperhatikan pada saat melakun

servis diantaranya mengontrol bola, kecepatan dan arah bola. Menurut

Sugianto (1991 : 26) cara atau metode untuk mempersulit bola servis yang

pada dasarnya berkaitan dengan kecepatan kurva dan perubahan jalan arah

bola bervariasi ditentukan oleh : (1) keras atau pelanya pukulan (2) tinggi atau

rendahnya bola hasil pukulan (3) membuat bola berputar atau mengambang

(floater) (4) servis diarahkan ketempat yang kosong atau diantara pemain-

pemain (5) servis diarahkan kegaris belakang bila posisi penerima servis

terlalu maju (6) servis diarahkan ke daerah dekat net jika posisi penerima

servis terlalu ketengah.

Ketepatan bola servis yang akurat merupakan hal yang utama untuk

memperoleh hasil yang maksimal. Kecermatan dalam melakukan servis ikut

menentukan jalanya pertandingan oleh karena itu dalam melakukan servis

harus benar-benar siap dan cermat sehigga konsentrasi pada saat melakukan

servis harus diperhatikah. Pendekatan taktik secara individual dalam servis

terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut : (1) pemain berjalan dengan

tenang menuju area tempat melakukan servis (2) pemain berkonsentrasi

dahulu sebelum melakukan servis (3) pemain memperhatikan dahulu pihak

lawan yang akan diberi bola servis serta bagaimana posisi para lawan.

(Dieter Beutelstahl, 1986 : 71)

Peranan servis yang sangat penting mengharuskan pemain memilki

kemampaun servis yang mematikan dalam arti pukulan servis harus kuat,

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

71

keras dan terarah. Pelatih olahraga bolavoli dalam memberikan latihan

pukulan servis hendaknya tidak hanya menekankan pada masuknya bola

kelapangan lawan tetapi harus diberikan pulah bagaimana melakukan servis

dengan keras serta dapat mengarahkan bola sesuai dengan yang dikehendaki.

Dengan memiliki keterampilan servis secara keras dan terarah maka hal ini

akan menjadikan serangan pertama untuk tim dalam memperoleh angkah guna

memenangkan pertandingan sehingga prestasi optimal yang diharapkan dapat

tercapai.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun penelitian yang berkaitan dengan kemampuan motorik yang perna

diteliti sejauh ini peneliti ketahui diantaranya :

Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo Ndang (2004) tentang pengaruh

metode mengajar dan kemampuan motorik terhadap hasil penempatan servis atas

dalam permainan bolavoli di SLTP Negeri 6 Boyolali dengan kesimpulan sebagai

berikut :

1) Latihan servis dengan metode tidak lansung memiliki pengaruh yang lebih

tinggi dari pada metode langung dalam peningkatan hasil penempatan servis

atas bolavoli serta perlu memperhatikan faktor kemampuan motorik.

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

72

C. KERANGKA PEMIKIRAN

1. Perbedaan pengaruh Metode Latihan Sasaran Tetap dan Sasaran Berubah

Arah Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli

Metode latihan dengan sasaran tetap adalah metode latihan ketepatan bola

servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode ini mempunyai

pengaruh yang baik bagi pemain karena adanya pengulangan secara terus

menerus. Dengan beberapa kali pengulangan ini diharapkan pemain akan dapat

menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang telah ditentukan sebelunya

selama satu setnya, dengan beberapa keuntungan dimana metode latihan

ketepatan servis dengan sasaran tetap melatih pemain untuk mempokuskan

konsentrasi pada satu sasaran serta gerakan yang dilakukan secara berulang kali

pada sasaran yang sama diharpakan dapat tersimpan di dalam memori sehingga

mampu menjadi otomatisasi gerak.

Sedangkan metode latihan dengan sasaran berubah arah, sasaran ditentukan

oleh pemian itu sendiri sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai

pengaruh yang positif untuk mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran

tidak ditentukan olah pelatih dan sasaran yang dituju dalam satu set harus

bervariasi sesuai dengan keinginan pemain itu sendiri dengan beberapa

keuntungan dimana pada metode latihan sasaran berubah arah Sasaran divariasi

sesuai dengan kemampuan pemain, hal ini berpengaruh juga pada otot lengan,

variasi sasaran yang dilakukan akan melatih serta membiasakan otot lengan untuk

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

73

memperkirakan kekuatan, ketinggian dan jarak yang harus di tempuh agar bola

sampai pada sasaran yang di inginkan serta power otot kaki dalam melompat

keatas yang akhirnya latihan ini akan menbuat konsentrasi pemain lebih cepat

terangsang karena pemain lebih menentukan pilihanya dalam menempatkan bola

didaerah sasaran.

Dengan dasar perbedaan itu, kedua motode latihan ini sangat penting untuk

dijadikan sebagai landasan dalam melaksanakan latihan ketepatan Servis lompat

bolavoli.

2. Perbedaan Hasil Ketepatan Servis Bagi Mereka Yang Memiliki

Kemampuan Motorik Tinggi dan Motorik Rendah Bolavoli.

Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan

karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan

kemampuan motorik yang besar, misanya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke

kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik

dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan

motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi daya

kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang

berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi maka

dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dan Kemampuan Motorik

Terhadap Ketepatan Servis Bolavoli.

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

74

Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan berubah arah, kedua metode

ini dapat digunakan untuk meningkatkan ketepatan bola servis. Didalam

meningkatkan kemampuan dalam ketepatan bola servis ini, disamping diperlukan

unsur penunjang yang lain yakni kemampuan motorik. Kemampuan motorik

mempunyai peranan yang penting dalam ketepatan bola servis. Metode latihan

yang tepat di dukung dengan kemampuan motorik akan mempermudah seseorang

untuk menguasai keterampilan penempatan bola servis.

Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah masing-

masing memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dimungkinkan adanya

interaksi dalam hal ini adanya persilangan untuk metode latihan dan kemampuan

motorik dalam ketepatan bola servis. Dimana metode latihan sasaran tetap

memungkinkan pemain untuk melakukan pengulangan secara terus menerus

dalam satu setnya sehingga mereka yang memiliki kemampuan motorik rendah

akan mampu melakukan penempatan servis lompat dengan baik dan tepat ketika

dilakukan latihan secara kontinyu, begitupun dengan metode latihan sasaran

berubah arah yang mana pemain akan diberikan kebebasan dalam melakukan

servis sehingga mereka lebih mampu memperlihatkan kreatifitasnya dan

kemampuan motorik yang dimilikinya. Selain itu metode latihan sasaran berubah

arah akan memberikan pengaruh terhadap ketepatan servis lompat bolavoli karena

pemain akan mampu mengukur kemampuan gerak dasar yang dimiliki setiap

pemain dalam melakukan servis bolavoli dengan baik dan benar.

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

75

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikit dapat di susun hipotesis

sebagai berikut :

1) Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan sasaran tetap dan sasaran

berubah arah terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

2) Ada perbedaan hasil ketepatan servis lompat bagi mereka yang memiliki

kemampuan motorik tinggi dan rendah bolavoli.

3) Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik

terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

76

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lapangan bolavoli Universitas Negeri Makassar.

Penetapan Universitas Negeri Makassar sebagai tempat penelitian dikarenakan

Mahasiswa/atlet bolavolinya cukup banyak, sarana dan prasarana cukup

memadai, serta Mahasiswa rutin mengikuti pembinaan prestasi bolavoli.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan treatment berupa latihan ketepatan servis lompat

bolavoli selama 6 minggu dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu (M Sajoto,

1995 : 35). Waktu pelaksanaan pengambilan data Tanggal 25 Mei - 06 Juni 2009.

Sebelum dilaksanakan treatment (perlakuan) dilakukan tes awal berupa tes

ketepatan servis lompat bolavoli dan tes kemampuan motorik. Setelah treatment

selesai diberikan dilakukan tes akhir yaitu tes ketepatan servis lompat bolavoli.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen dengan desain factorial 2 x 2. Menurut Sudjana (1995 : 1) metode

eksperimen adalah suatu rancangan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul

terdefinisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

77

diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan serta

terkontrol dengan ketat. Untuk masing-masing faktor terdiri dari dua buah taraf,

pada desain faktorial, dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simutlan untuk

menyelidiki pengaruh masing-masing terhadap pariabel terikat, disamping juga

pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara beberapa pariabel.

Desain faktorial disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3 : Rancangan Faktorial 2 x 2

Metode latihan

Kemampuan motorik

Metode latihan ketepatan Servis lompat bolavoli

(B)

Kemampuan motorik (A)

Sasaran tetap (b1) Sasaran berubah arah (b2)

Kemampuan motorik

tinggih (a1)

a1 b1 a1 b2

Kemampuan motorik

rendah (a2)

a2 b1 a2 b2

Keterangan :

a1b1 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran tetap

a1b2 : Kemampuan motorik tinggi dengan sasaran berubah arah

a2b1 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran tetap

a2b2 : Kemampuan motorik rendah dengan sasaran berubah arah

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

78

C. VARIABEL PENELIAN

Penelitian ini melibatkan dua variable independent (bebas) dan satu

varibel dependent (terikat). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

ketepatan servis lompat bolavoli. Rincian variabel penelitian adalah sebagai

berikut :

1) Variabel independent meliputi :

a. Variabel manipulatif merupakan perlakuan ketepatan servis lompat

bolavoli yang terdiri atas dua jenis metode latihan yang merupakan

perlakuan dalam penelitian ini yaitu metode latihan dengan sasaran

tetap dan metode latihan sasaran berubah arah.

b. Variabel atributuf merupakan variabel yang melekat pada sampel dan

menjadi sifat sampel tersebut. Variabel artibutif pada penelitian ini

adalah kemampuan motorik yang menbedakan antara tinggi dan

rendah.

2) Variabel dependent

Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah ketepatan servis

lompat bolavoli.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variable-variabel dalam

penelitian ini akan perlu dijelaskan defenisi dari variabel-variabel yang ada sebagai

berikut :

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

79

1) Metode latihan sasaran tetap adalah

Metode atau cara melatih ketepatan bola servis lompat dengan

menggunakan sasaran yang sama secara terus-menerus dan tidak

mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang ditentukan oleh

pelatih.

2) Metode latihan sasaran berubah arah adalah

Suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola servis lompat

dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap servis dalam

satu setnya sesuai dengan keinginan pemain.

3) Kemampuan motorik tinggi adalah

Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan

aktifitas dengan hasil yang lebih maksimal sesuai dengan gerak

keterampilan yang akan dilakukan.

4) Kemampuan motorik rendah adalah

Kemampuan atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam melakukan

aktipitas dengan sangat terbatas sesuai gerak keterampilan yang akan

dilakukan.

5) Ketepatan servis lompat adalah

Suatu bentuk pukulan servis dimana perkenaan tangan dan bola berada

pada titik tertentu pada saat bola turun serta dapat mengendalikan dan

menempatkan bola pada sasaran atau obyek yang diinginkan.

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

80

E. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi penelitian

Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pemain

bolavoli Putra Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Makassar sebesar ( 52 orang)

2. Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah Purposive Random sampling. Sampel yang digunakan yaitu

pemain yang masuk club bolavoli Putra Mahawiswa Fakultas Ilmu

Keolahragaan Universitas Negeri Makassar. Besar sampel 40 orang.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Kemampuan Motorik

Tes kemampuan motorik item tes ada 3 yaitu :

Tes kemampuan motorik ini diambil dari general motor ability (Johnson B. L,

Nelson J. K, 1969 : 105) (petunjuk pelaksanaan terlampir)

1) Tes Medicine Ball-Put untuk mengukur otot power lengan dan bahu :

1. Reliabilitas : 0,82 Mahasiswa putra

2. Objektivitas : 0,99

3. Validitas : 0,77

2) Tes Sit-Up untuk mengukur kekuatan otot perut

1. Reliabilitas : 0,95 Mahasiswa putra

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

81

2. Validitas : Fase validity

3) Vertical-Jump untuk mengukur kemampuan ( power) otot kaki dalam

melompat keatas.

1) Reliabilitas : 0,94 Mahasiswa putra

2) Objektivitas : 0,99

3) Validitas : 0,989

2. Ketepatan Servis Bolavoli

Menggunakan tes dan pengukuran volley ball service test dari AAHPER Skills

Test manual (Strand dan Wilson, 1993 : 138. Verducci, Frank M, 1932 : 35-354)

(petunjuk pelaksanaa dan gambar terlampir)

3. Mencari Reliabilitas Tes

1) Rumus reliabilitas-nya adalah :

R = MSS - MSW

MSS

Dengan catatan :

MSW = SSt + SSI

dft + dft

Tabel 4 : Ringkasan Anava Untuk n Subyek dan k Ujicoba

Sumber Df SS MS

Diantara subyek n – 1 SSS MSS

Didalam ujicoba k – 1 SSt MSt

Interaksi (n -1) (k – 1) SSl MSl

Total nk – 1 SST

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

82

Untuk Anava dua jalan, rumus berikut ini digunakan untuk menghitung berbagai jumlah kuadrat:

Jumlah kuadrat total (SST) = ΣX2 - ( )

nk

X2

Σ

Jumlah kuadrat diantara subyek (SSS) = ( )

nk

X

n

)T( 22i Σ

−Σ

Jumlah kuadrat ujicoba (SSt) = ( )

nk

X

k

)T(22

i Σ−

Σ

Jumlah kuadrat interaksi (SSI) = ΣX2 + ( )

nk

X2

Σ-

( )nk

T

k

)T(2

i2

i Σ−

Σ

Keterangan :

Dimana ΣX2 adalah jumlah skor yang dikuadratkan, ΣX adalah jumlah skor dari

semua subyek; n adalah jumlah subyek; k adalah jumlah skor bagi setiap subyek, Ti

adalah jumlah skor untuk subyek I, dan Tj adalah jumlah skor untuk Ujicoba trial.

(Baumgartner T. A, Jackson, 1991)

G. TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah teknik

analisis variansi (Two-Way Anava) rancangan dua jalur. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan taraf signifikansi α = 0.05 sedangkan uji persyaratan yang

digunakan sebelum sampai homogenitas pemanfaatan Anava adalah uji normalitas

dan uji homogenitas variansi (Sudjana, 1992 : 261-264) untuk memenuhi asumsi

dalam teknik Anava maka, dilakukan uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji

homogenitas variansi (dengan Uji Bartlet) (Sudjana, 1992 : 261-264) Penggunaan uji

normalitas dilandasakan pada beberapa alasan (1) pada kenyataanya distribusi dari

beberapa variabel adalah mendekati normal (2) distribusi normal relatif mudah

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

83

dilakukan secara matematis (3) meskipun pada dasarnya distribusi suatu variabel

tidak menguki distribusi normal, jika cacah sampel ditambah (ukuran sampel

diperbesar) maka variabel tersebut akan cenderung berdistribusi normal

(Siswandari, 2008 : 107)

Uji normalitas ini dilakukan untuk memenuhi apakah data yang digunakan dalam

penelitian berasal dari sampel distribusi normal atau tidak. Sedangkan uji

homogenitas variansi dilakukan untuk memenuhi apakah kedua kelompok perlakuan

berasal dari populasi yang memiliki variasi homogen atau tidak. Prosedur dan

langkah - langkan analisis data dalam penelitian ini adalah ebagai berikut :

I. Pengujian Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors

(Sudjana, 2005 : 466) prosedur pengujian normalitas sebagai berikut :

1. Pengamatan X1,X2 …….Xn dijadikan bilangan baku Z1,Z2 …..Zn

_ Xı - X

dengan menggunakan rumus : Zı = S

keterangan : Xı = nilai tiap kasus

_ X = Rata-rata S = Simpangan baku

2. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku, kemudian dihitung peluang F (Zı) = P(Z ≤ Zı)

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

84

3. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 …….Zn yang lebih kecil atau

sama dengan Zi, jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi) maka

banyaknya Z1,Z2 ……Zn yang ≤ Zı S (Zi) = N

4. Hitung selisih F (Zi) - S (Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

5. Ambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut

sebagai L hitung

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan uji barlet. langkah-langkah

pengujianya sebagai berikut :

1. Membuat tabel perhitingan yang terdiri atas kolom-kolom kelompok

sampel : dk (n - ı) ; 1/dk ; SDi ² ; dan (dk) log SDi ²

2. Menghitung varians gabungan dari semua sampel.

(n - 1)SDi ²…………(1)

Rumusnya : SD² = (n - 1)

B = log SDi (n - 1)²

3. Menghitungnya

rumusnya : X² = (Ln) B – (n - 1) log SDi 1 …….. (2)

dengan (Ln 10 ) = 2,3026

hasilnya (X² hitung) kemudian dibandingkan dengan X² tabel, pada taraf

signifikan α = 0,05 dan dk (n - 1)

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

85

4. Apabilah X² hitung ˂ X² tabel maka Ho diterima. Artinya varians sampel

bersifat homogen. Sebaliknya apabilah X² hitung > X² tabel maka Ho

ditolak. Artinya farians sampel bersifat tidak homogen.

II. Uji Hipotesis

A. Anava Dua Jalur

1. Metode AB Untuk Perhitungan Anava Dua Jalur

Tabel 5. Ringkasan Anava Untuk Dua Jalur

Sumber variansi Dk JK RJK Fo

Rata-rata perlakuan I Rү R

A a – 1 Aү A A/E

B b – 1 Bү B B/E

AB (a - 1) (b - 1) ABү AB AB/E

Kekeliruan Ab (n - 1) Eү E -

Keterangan :

A = Taraf faktorial A

B = Taraf faktorial B

N = Jumlah sampel

Langkah-langkah penghitungan :

a b

1. ∑Ү² = ∑ ∑ Үij² i- ı J- ı

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

86

a b

2. Rү = ∑ ∑ Үij² i- ı J- ı abn

a b

3. Rү = ∑ ∑ Үij² (jij²) – Rү i- ı J- ı

a

4. Aү = ∑ (Ai²) / bn – Rү i = ı

a

5. Bү = ∑ (Bi² / an ) - Rү J = ı

6. Abү = Jab – Aү – Bү

6. Eү = Y² - Rү – Aү – Bү – Abү

2. Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika F ≥F (1 - а) (Vı – V2), maka hipotesis nol ditolak jika F ≤ F

(1 - а) (Vı – V2),maka hipotesis diterima dengan : dk pembilang Vı

(k - 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + …… nk) ά = taraf signifikan

untuk pengujian hipotesis .

B. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Anava

Menurut Sudjana (1994 : 36) langkah-langkah untuk melakukanya

Uji Newman-Keuls sebagai berikut :

1. Susunan k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dan

yang paling kecil sampai kepada yang terbesar.

2. Dari rangkaian Anava, diambil harga RJKe disertai dk-nya

3. Hitung kekeliruan buah rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

87

__________ Sү = √RJKE (kekeliruan)

N RJK (kekeliruan ) juga di dapat dari hasil rangkuman Anava

4. Tentukan taraf signifikan ά, lalu gunakan daftar rentang student.

Untuk Uji Newman-Keuls, diambil V = dk dari RJK (kekeliruan)

dan P = 2,3…....k

Harga-harga yang di dapat dari badan daftar sebanyak (K-1) untuk N

dan supaya dicatat.

5. Kalikan harga-harga yang di dapat di titik …..di atas masing-masing

dengan Sү, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan

rentang signinfikan terkecil (RST).

6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari p-k

selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p + (K-1), dan

seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada ½ k (k-1)

pasangan yang harus di bandingkan. Jika selisih-selisih yang di dapat

lebih besar dari pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan signifikan diantara rata-rata perlakuan.

Hipotesis 1 Ho = μ Aı ≥ μ А²

HA = μ Аi < μ А2

Hipotesis 2 Ho = μ Bı ≤ μ B2

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

88

HA = μ Bı > μ B2

Hipotesis 3 Ho = Interaksi A X B = 0

HA = Interaksi A X B ≠ 0

Keterangan :

μ = Nilai rata – rata

aı = Metode latihan servis sasaran tetap

a2 = Metode latihan servis sasaran berubah arah

bı = Kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi b2 = Kelompok pemain dengan kemampun motorik rendah

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada

tes awal dan tes akhir hasil ketepatan servis lompat bolavoli. Berturut-turut berikut

disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data tes hasil ketepatan servis lompat bolavoli yang

dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

Tabel 6 : Deskripsi Data Hasil Tes Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tiap

Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode dan Tingkat Kemampuan

Motorik.

Perlakuan Tingkat kemampuan motorik

Statistik Hasil tes awal

Hasil tes akhir

Peningkatan

Jumlah 149 208 59

Rerata 14.9 20.8 5.9

Tinggi

SD 6,590 6,450 1,197

Jumlah 130 169 39

Rerata 13.0 16.9 3.9

Latihan

servis

dengan

sasaran

tetap

Rendah

SD 4.447 4.605 1.197

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

90

Jumlah 124 222 98

Rerata 12.4 22.2 9.8

Tinggi

SD 2.412 2.573 1.316

Jumlah 124 197 73

Rerata 12.4 19.7 7.3

Latihan

servis

dengan

sasaran

berubah

arah

Rendah

SD 3.565 4.083 2.057

Metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah

memberikan pengaruh terhadap pembentukan ketepatan servis lompat bolavoli yang

berbeda. Jika antara kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran

berubah arah dan dengan latihan dengan metode sasaran tetap dibandingkan, maka

dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan latihan dengan metode sasaran berubah

arah memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar 3.7 lebih tinggi dari

pada kelompok latihan dengan metode latihan sasaran tetap.

Jika antara kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dan

rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok pemain yang memiliki

kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli sebesar

2.3 lebih tinggi dari pada kelompok pemain yang memiliki kemampuan motorik

rendah.

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

91

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Liliefors. Hasil uji normalitas

data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 7 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 8 2 64 16 128 -1,36 0,0869 0,2000 0,1131

2 9 2 81 18 162 -0,61 0,2709 0,4000 0,1291

3 10 3 100 30 300 0,15 0,5596 0,7000 0,1404

4 11 2 121 22 242 0,91 0,8186 0,9000 0,0814

5 12 1 144 12 144 1,67 0,9525 1,0000 0,0475

Jml 50 10 510 98 976

Rerata 9,8 Lobs 0,1404

SD 1,32 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1404

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

92

Tabel 8 : Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 5 2 25 10 50 -1,12 0,1314 0,2000 0,0686

2 6 3 36 18 108 -0,63 0,2643 0,5000 0,2357

3 7 1 49 7 49 -0,15 0,4404 0,6000 0,1596

4 9 3 81 27 243 0,83 0,7967 0,9000 0,1033

5 11 1 121 11 121 1,80 0,9641 1,0000 0,0359

Jml 38 10 312 73 571

Rerata 7,3 Lobs 0,2357

SD 2,06 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,2357

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Tabel 9 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan MotorikTinggi

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 4 1 16 4 16 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429

2 5 3 25 15 75 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734

3 6 3 36 18 108 0,08 0,5319 0,7000 0,1681

4 7 2 49 14 98 0,92 0,8212 0,9000 0,0788

5 8 1 64 8 64 1,75 0,9599 1,0000 0,0401

Jml 30 10 190 59 361

Rerata 5,9 Lobs 0,1734

SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1734

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

93

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LBMT1 diperoleh nilai Lo =

0,1404. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada

LBMT1 termasuk berterdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan

pada LBMR2 diperoleh nilai Lo = 0,2357, yang ternyata lebih kecil dari angka batas

penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LBMT2 termasuk berterdistribusi

normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada LTMT3 diperoleh nilai Lo =

0,1734. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan

signifikansi 5% yaitu 0,2802. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada

LTMT3 termasuk berterdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang

Tabel 10 : Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 2 1 4 2 4 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429

2 3 3 9 9 27 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734

3 4 3 16 12 48 0,08 0,5319 0,7000 0,1681

4 5 2 25 10 50 0,92 0,8212 0,9000 0,0788

5 6 1 36 6 36 1,75 0,9599 1,0000 0,0401

Jml 20 10 90 39 165

Rerata 3,9 Lobs 0,1734

SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1734

Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

94

dilakukan pada LTMR4 diperoleh nilai Lo = 0,1734, yang ternyata juga lebih kecil

dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0,2802.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada LTMR4 juga termasuk

berterdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2

adalah sebagai berikut :

Tabel 11 : Data Hasil Uji Homogenitas

Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si

2 (ni-1)logSi2

Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik tinggi

9 0.1111 1.73 0.2389 2.1499

Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik rendah

9 0.1111 4.23 0.6267 5.6401

Latihan sasaran tetap kemampuan motoriktinggi

9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071

Latihan sasaran tetap kemampuan motorik rendah

9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071

Jumlah 36 0.4444 8.83 1.1783 10.6043

( )( )( )( )∑

∑−

−=

1

1 2

2

i

ii

n

Sns

( ) ( ) ( ) ( )36

43.1943.1923.4973.19 xxxx +++=

= 2.2083

Log S2 = 0.3441

ln 10 = 2.3026

B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 12.3863

χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 4.1032

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

95

1. Hipotesis

Ho = Kelompok data antar sel homogen

H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen

2. Komputasi data

3. Taraf signifikansi = 5 %

4. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81

5. Keputusan uji

Harga χ2hitung = 4.1032 < χ2

0,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga

Ho diterima

6. Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan

interketerampilan analisis varians. Uji Rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai

langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians

dan uji Rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan

pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan bab II.

Tabel 12 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel

Sumber variansi dk JK KT F Fα Keputusan

Rata-rata 1 1809.03 1809.03 -

Perlakuan � � �

A 1 133.23 133.23 60.33 4.08 Ditolak

B 1 50.63 50.63 22.92 4.08 Ditolak

AB 1 0.63 0.63 0.28 4.08 Diterima

Kekeliruan 36 79.50 2.21 � � �

Jumlah 40 40 2073.00 - -

Page 96: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

96

Statistik F dari rumus tersebut memberikan :

1. FA = 60.33

2. FB = 22.92

3. FAB = 0.28

Jika untuk ini diambil taraf nyata α = 0.05, maka dari daftar D (dalam

Apendiks) untuk distribusi F dengan υ1 = 1 dan υ2 = 36 didapat F = 4.08.

Tabel 13 : Perbedaan Antara Perlakuan Dari Perbandingan Selisih Rata-Rata

Terbesar dan Terkecil Dengan RST-nya Masing-Masing

Perlakuan (P) 1 2 3 4

RST (0,05; 36) 1.3440 1.3440 1.6166 1.7810

Jumlah 9.8000 7.3000 5.9000 3.9000

4 3.9000 5.9000 3.4000 2.0000 0.0000

3 5.9000 3.9000 1.4000 0.0000

2 7.3000 2.5000 0.0000

1 9.8000 0.0000

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan dengan metode sasaran

berubah arah memiliki skore yang berbeda dengan latihan dengan metode latihan

sasaran tetap. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 60.33 > Ftabel = 4.08 Dengan

demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa latihan dengan metode

sasaran berubah arah memiliki skore yang berbeda dengan latihan dengan

metode latihan sasaran tetap dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan

diperoleh bahwa ternyata latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki

skore yang lebih baik dari pada latihan dengan metode latihan sasaran tetap,

dengan rata-rata skore masing-masing yaitu 8.6 dan 4.9

Page 97: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

97

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemain yang memiliki

kemampuan motorik tinggi memiliki skore ketepatan servis lompat yang berbeda

dengan pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah. Hal ini dibuktikan

dari nilai Fhitung = 22.92 > Ftabel = 4.08. Dengan demikian hipotesa nol (H0)

ditolak. Yang berarti bahwa pemain yang memiliki kemampuan tinggi memiliki

skore ketepatan servis lompat yang berbeda dengan pemain yang memiliki

kemampuan motorik rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan

diperoleh bahwa ternyata pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi

memiliki skore ketepatan servis lompat bolavoli yang lebih baik dari pada pemain

yang memiliki kemampuan motorik rendah, dengan rata-rata skore masing-

masing yaitu 7.9 dan 5.6

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara metode latihan dan

kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli sangat bermakna.

Karena Fhitung = 0.28 < Ftabel = 4.08 dengan demikian hipotesa nol diterima. Berarti

tidak terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dan

kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Page 98: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

98

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian

hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :

(a) Perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian. Faktor

utama yang diteliti meliputi :

1) Perbedaan jenis metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran

berubah arah

2) Perbedaan tingkat kemampuan motorik tinggi dan rendah

(b) Pengaruh interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk

interaksi dua faktor.

Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut :

1. Perbandingan Latihan Servis Lompat Menggunakan Metode Latihan

Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah.

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok pemain yang mendapatkan latihan dengan sasaran

berubah arah dan kelompok pemain yang mendapatkan latihan dengan metode

sasaran tetap terhadap skore ketepatan servis lompat bolavoli. Pada kelompok

pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran berubah arah mempunyai

skore ketepatan servis lompat bolavoli yang lebih baik dibandingkan dengan

kelompok pemain yang mendapat latihan dengan metode sasaran tetap.

Page 99: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

99

Latihan dengan metode sasaran tetap yaitu, metode atau cara melatih

ketepatan bola servis lompat dengan menggunakan sasaran yang sama secara

terus-menerus dan tidak mengubah sasaran satu set dapat diselesaikan yang

ditentukan oleh pelatih. Latihan ketepatan servis lompat dengan metode sasaran

berubah arah adalah latihan suatu metode atau cara untuk melatih ketepatan bola

servis lompat dengan menggunakan sasaran berubah-ubah dalam setiap satu

setnya sesuai dengan keinginan pemain.

Metode latihan ketepatan servis dengan sasaran tetap adalah metode latihan

ketepatan bola servis pada satu arah yang telah ditentukan sebelumnya. Metode

ini mempunyai pengaruh yang baik bagi pemain karena dengan metode latihan

sasaran tetap ini pemain mempunyai kesempatan untuk mengulang beberapa kali

dalam satu set pada sasaran yang sama. Dengan beberapa kali pengulangan ini

diharapkan pemain akan dapat menempatkan bola servis tepat pada sasaran yang

telah ditentukan sebelunya oleh pelatih. Sedangkan metode latihan ketepatan

servis dengan sasaran berubah-ubah, sasaran ditentuksn oleh pemain itu sendiri

sebelum melakukan servis, metode ini mempunyai pengaruh yang positif untuk

mengembangkan kreativitas pemain karena sasaran tidak ditentukan olah pelatih

dan sasaran yang dituju dalam satu set harus bervariasi sesuai dengan keinginan

pemain itu sendiri. Metode latihan ini akan membuat otot lengan menjadi terlatih

dengan sasaran yang diinginkan sehingga otot-otot lengan bisa memperkirakan

kekuatan, ketingian dan jarak yang harus ditempuh serta power otot kaki dalam

melompat keatas.

Page 100: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

100

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata skore ketepatan servis lompat yang dihasilkan oleh latihan

dengan metode sasaran berubah arah lebih tinggi 3.7 dari pada dengan latihan

dengan metode sasaran tetap.

2. Perbandingan Antara Kemampuan Motorik Tinggi dan Rendah

Berdasarkan pengujian hipotesis kedua ternyata ada perbedaan pengaruh yang

nyata antara kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi dan

kemampuan motorik rendah terhadap skore ketepatan servis lompat bolavoli.

Pada kelompok pemain dengan kemampuan motorik tinggi mempunyai skore

ketepatan servis lompat bolavoli lebih baik dibanding kelompok pemain dengan

kemampuan motorik rendah. Pada kelompok pemain kemampuan motorik tinggi

memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada pemain yang memiliki kemampuan

motorik rendah.

Pengaruh kemampuan motorik dalam teknik servis lompat sangat berperan

karena teknik servis lompat ini adalah jenis pukulan yang membutuhkan

kemampuan motorik yang besar, misalnya kekuatan, baik itu kekuatan lengan, ke

kuatan otot perut dan kekuatan otot tungkai dan lain-lain. Kemapuan motorik

dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki karena kemampuan

motorik merupakan wujud kesanggupan setiap individu untuk mempertinggi

daya kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan tugas khusus yang

Page 101: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

101

berkaitan. Apabilah seseorang mempunyai kemampuan motorik yang tinggi

maka dia dapat melakukan gerak tersebut dengan mudah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata skore ketepatan servis lompat bolavoli pada pemain yang

memiliki kemampuan motorik tinggi yang lebih tinggi 2.3 dari pada kelompok

pemain yang memiliki kemampuan motorik rendah

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Dengan Kemampuan Motorik

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-

faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor tidak menunjukkan pengaruh

interaksi yang nyata.

Berdasarkan hasil ini, berarti pengungkapan kajian teori sampai pada

hipotesis yang telah diungkapkan ternyata tidak sesuai dengan dugaan. Dengan

tidak terjadinya pengaruh interaksi dalam penelitian ini berarti metode latihan

sasaran tetap dan metode latihan sasaran berubah arah teryata tidak saling terjadi

persilangan diantara keduanya dimana dalam penerapan serta dalam penggunaan

metode latihan baik sasaran tetap maupun latihan berubah arah tidak terlalu

membutuhkan kemampuan motorik, baik kemampuan motorik tinggi maupun

kemampuan motorik rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata pemain yang memiliki

kemampuan motorik rendah dengan latihan sasaran berubah arah, memiliki skore

ketepatan servis lompat yang lebih baik dibandingkan pemain dengan

Page 102: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

102

kemampuan motorik rendah dan mendapat perlakuan latihan dengan metode

sasan tetap. Begitupun pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan

penerapan metode latihan sasaran berubah arah akan memiliki skore yang lebih

baik dari pemain yang memiliki kemampuan kotorik tinggi tetapi menggunakan

metode latihan sasaran tetap. Dengan demikian kefektifan penggunaan metode

latihan ketepatan servis lompat dipengaruhi oleh kemampuan motorik yang

dimiliki pemain.

Page 103: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

103

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat

diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan dengan metode sasaran

tetap dan metode latihan sasaran berubah arah terhadap ketepatan servis lompat.

Pengaruh latihan dengan metode sasaran berubah arah lebih baik dari pada

dengan metode latihan sasaran tetap.

2. Ada perbedaan hasil yang signifikan ketepatan servis lompat bolavoli antara

pemain yang memiliki kemampuan motorik tinggi dengan kemampuan motorik

rendah. Skore ketepatan servis lompat bolavoli pada pemain yang memiliki

kemampuan motorik tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan

motorik rendah.

3. Tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan antara metode latihan dengan

kemampuan motorik terhadap ketepatan servis lompat bolavoli.

Page 104: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

104

B. IMPLIKASI

Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang

lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan

yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

Secara umum dapat dikatakan bahwa metode latihan sasaran tetap, metode latihan

berubah arah dan kemampuan motorik merupakan variable-variabel yang

mempengaruhi skore ketepatan servis lompat bolavoli.

Pada pemain yang berlatih dengan metode latihan sasaran berubah arah Secara

umum dapat dikatakan bahwa metode ini sangat baik, karena metode ini lebih

menyenangkan lebih sesuai dengan tingkat perkembangan seorang pemain,

pengkoreksian tugas-tugas gerak dalam setiap sesi perlakuan gerak dapat dilakukan

sehingga dapat memberikan hasilnya yang lebih optimal.

Berlatih dengan metode latihan sasaran berubah arah ternyata memberikan

pengaruh yang lebih tinggi dalam meningkatkan keterampilan khususnya dalam

ketepatan servis lompat. Kebaikan ini sebaiknya bisa dijadikan solusi serta patokan

didalam pengambilan keputusan dan kebijakan pengembangan metode latihan oleh

para guru Pendidikan Jasmani dan para pelatih untuk peningkatan keterampilan

cabang olahraga.

Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan metode latihan dapat

meningkatkan ketepatan servis lompat, masih ada faktor lain yaitu kemampuan

Page 105: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

105

motorik. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan skore ketepatan

servis lompat yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan motorik tinggi dan

kemampuan motorik rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih,

agar berupaya dalam melatih dan mengajar dalam cabang olah raga khususnya

ketepatan servis lompat bolavoli hendaknya memperhatikan faktor kemampuan

motorik.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari hasil analisis data diatas maka

peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Latihan dengan metode sasaran berubah arah memiliki pengaruh yang lebih baik

dalam meningkatkan ketepatan servis lompat bolavoli, sehingga dalam rangka

pengunaan metode latihan pengajar dan pelatih diharapkan lebih memilih latihan

dengan metode sasaran berubah arah dalam upaya meningkatkan hasil ketepatan

servis lompat bolavoli Mahasiswanya.

2. Terkait dengan perbedaan pengaruh antara kemampuan motorik tinggi faktor

kemampuan motorik rendah, dimana kemampuan motorik tinggi lebih baik

hasilnya, maka Pengajar dan pelatih disarankan agar perlu memperhatikan faktor

kemampuan motorik, dalam rangka meningkatkan hasil latihan ketepatan servis

lompat bolavoli, khususnya ketepatan servis.

3. Untuk peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang metode latihan sasaran berubah

arah dan metode latihan sasaran tetap terhadap ketepatan servis lompat bolavoli,

sebaiknya dalam memilih variabel atributip diantaranya persepsi kinestetik dll.

Page 106: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

106

DAFTAR PUSTAKA

Alexander Marion. and Adrian Honish. 2005. Sebuah Analisis Langsung Volleyball Serve : Sport Biomechanics Lab, University of Manitoba, Kanada. http://www.coachesinfo.com.[28 Agustus 2009]

Atmadja S. dan Doewes Muchsin. 2004. Panduan Uji Latihan Jasmani dan

Peresepannya. (ACSM) Alih Bahasa Ed. 5. Jakarta : EGC. Baumgartner T. A, Jackson A.S. 1991. Measurement For Evaluation In Physical

Education And Exercise Science. Fourth Edition, Dubugue : Wm. C. Publishers.

Beutelstahl, D. 1986. Belajar Bermain Bolavoli. Bandung : Pionir Jaya Bompa, O. Tudor. 1990. Theory and Methodology of training : The Key to Atletic Performance Second edition Dubuque Iowa : Kcndall/Huns PublishingCompany ................ 1994. Power Training For Sport : Plyometrics For Maximum Power

Development. Ontario : Mosaic Press. Bower, GH and Hilgrd Ernest. 1987. Theories Of Learning. New Jersey : Prenticehall

Inc Brophy, jene E ,Good, Thomas L. 1990. Educational Psychology a Realistic

Approach. London : Logman Group Ltd Chenfu Huang. and Lin-Huan Hu. 2007. Journal Kinematic Analysis of volleyball

Jump Topspin And Float Serve : National Taiwan Normal University, Taipei, Taiwan. http://w4.ub.uni-konstanz. [28 Agustus 2009]

Drowatzky. JN. 1981. Motor Learning : Principles and Practice. Mineapolis :

Burgers Publishing Co. Fitts P. M, and Oxendine, Joseph B. 1984. Psychology of Motor Learning, New

Jersey : Prentice Hall Inc. Fox, E. L, Bowers, RW. And Foss, ML. 1993. The psyological Basic for exercise and

Sport. USA. WCB. A Time Mirror Company. Fox, Merle L, Foss, Steven J. 1998. Physiological Basic for Exercise and Sport,

New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Page 107: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

107

Guyton Arthur C. 1983. Text Book of Medical Physiologi. Fifth Edition Toronto : W.B. Sounders Campany.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psychology Dalam Coaching. Jakarta

CV. Tambak utama Imam Hidayat. 1996. Biomekanika. Bandung Johnson B. L, Nelson JK. 1970. Practical Measurements For Evaluation In Physical

Education Kirkendall. R. A. 1980. Measurement and Evaluations for Physical Education. IOWA

: Wm. C. Brown Company Publishers.

Lisa M Barnett. and Philip J Morgan. 2008. Olahraga Dirasakan Kompetensi Menengahi Hubungan Antara Kemahiran Keterampilan Motorik Masa Kanak-Kanak Dan Remaja Aktivitas Fisik Dan Kebugaran : Penilaian Yang Membujur. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. University of Sydney, Departemen Kesehatan Pedesaan (Northern Rivers), PO Box 3074, Lismore, NSW, 2480, Australia. http://creativecommons.org/licenses. [28 Agustus 2009]

Magill. R, A. 1980. Motor Learning Concept And Application, Iowa : We Browen

Company. Mary CB Tsili, 2009. He Hyperthrophy Of The Tibia induced Oleh The Volley-Ball.

The Internet Journal of Bioengineering. Department of Mathematics University of Ioannina. http://www.ispub.com. [29 Agustus 2009]

Mulyono Biatmo Atmojo. 1993. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan

Jasmani/Olahraga : LPP UNS dan UNS Press. Sajoto. M. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olahraga : Semarang Dahara Prize Yunus. M. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta : Depdikbud Nossek, Josef. 1982. General Theory Of Training. Logos : Nasional Institute Of Sport

Page 108: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

108

Oemar Hamalik. 1981 Media Pendidikan, Bandung : Penerbit Amumni. Oxedine, J. B. 1984. Psychology Of Motor Learning : New Jersey Prentice-Hall Inc Pate, russel R, Robert Rotella And Brug Mc, Clenaghan. 1993. Scientific Foundations

Of Coaching. New York : Sovaders College Publishing. Radcliffe, J. C, Farentinos, R. C. 1985. High-Powered Plyometrics. Illionis : Human

Kinetics Publisers. Inc.

Rahantoknam. 1988. Belajar Motorik Teori dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.

Rushall, B. S, Pyke, F.S. 1990. A Training for Fitness, Ist ed. Melbourne : Macmillan Co. pp 5-26.

Rusli Lutan. 1998. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Jakarta : Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. ............. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta :

Depdikbud. Schmidt Richard. A. 1991. Motor Control And Learning. Champain, IIIionis : Human

Kinetics Publisher, Inc ............., R. A. 1975. Motor Skill. New York : Harper & Row Publisher. Simon Coleman, A 3D Analisis Kinematik Langsung Volleyball Serve : The

University of Edinburgh, Skotlandia, Inggris. http://www.coachesinfo.com. [29 Agustus 2009]

Singer, Robert. n. 1980. Motor Learning And Human Performance. New York :

Macmillan Publishing Co, Inc Collier Macmillan Publishers. Siswandari. 2008. Statistika Terapan Dan Perbantuan Computer. Surakarta : Sebelas

Maret University Press. Strand B. N, Wilson R, 1993. Assessing Sport Skills Ausralia : Human Kinetic

Publishers Sudjana. 2005. Metode Statistika : Bandung. Tarsito.

Page 109: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

109

............. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen : Bandung. Tarsito.

Sukarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih Dan Atlet : Jakarta Inti

Idayu Press. Sukintaka. 2004. Filosofi, Pembelajaran, dan Masa Depan Teori Pendidikan

Jasmani. Bandung : Yayasan Nuansa Cendekia. Suharno. H. P. 1984. Dasar-Dasar Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta : Andi

Offset. Sugiyanto. 1991. Kepelatihan Bolavoli. Surakarta : UNS Press Veira B. L, Fergusson B. J. 2000. Volley Ball. Ali Bahasa Monti. Jakarta : PT.

Grafindo Persada. Verducci, Frank M. 1932. Measurement Concepts In Physical Education : San

Fransisco State University Wibowo Endang. 2004. Pengaruh Metode Mengajar Dan Kemampuan Motorik

Terhadap Hasil Penempatan Servis Atas Dalam Permainan Bolavoli Di SLTPN 6 Boyolali. Pascasarjana Universitas sebelas Maret Press

Page 110: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

110

Lampiran 1

PETUNJUK PELAKSANAAN TEST

KETEPATAN BOLA SERVIS

(Dari AAHPER Volley Ball Service Test, 1969)

A. Tujuan

- Untuk mengukur/mengevaluasi ketepatan servis

B. Alat

- Bolavoli, net standar, kertas pecatat dan pensil, alat pengukur (meteran)

tali, dan lapangan bolavoli dengan petak-petak sasaran.

C. Petunjuk Pelaksanaan

- Pemain berdiri pada daerah servis dan melakukan servis sebanyak 10

kali dengan servis lompat. Servis di arahkan pada salah satu sasaran

yang tia-tiap sasaran mempunyai nilai tertentu

(nilai 1,2,3 dan 4)

- Bola yang dipukul ditak melewati net atau keluar lapangan tidak

mendapatkan nilai atau skor nol

D. Penilaian

- Servis sah apabilah dilakukan dari daerah servis dengan teknik servis

lompat skor tiap-tiap servis ditentukan oleh bola yang melampaui net

dan jatuh pada angka sasaran.

- Skor akhir adalah jumlah nilai dari 10 kali servis yang dilakuka

Page 111: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

111

Net

3 pts

5 ft

1 pts 2 pts 20 ft

10 ft 15 ft 5 ft 3 pts

5 ft

4 pts

Gambar 8

Lapangan Tes Ketepatan Servis

(AAPHER, 1969 : 140)

KEMAMPUAN MOTORIK TEST

(General motor ability, 1969)

A. Tes medicine ball-put

a. Tujuan : Mengukur otot power lengan dan bahu

b. Tingkat usuia : 12 Tahun sampai perguruan tinggi

c. Jenis kelamin : Laki-laki

d. Reliabilitas : 0,81 Mahasiswa putri ; 0.84 Mahasiswa putra

Page 112: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

112

e. Objektivitas : 0,99

f. Validitas : 0,77

g. Perlengkapan : Bola medicine dengan berat 6 lb, rol meter dan kapur

h. Petunjuk : Teste berdiri diantara dua garis batas yang jaraknya lima

belas kaki, kemudian dia berusaha untuk mendorong bola sejauh

mengkin tampah menginjak atau melewati garis batas. Dia harus

memegang bola pada persilangan antara leher dan bahunya dan

mendorongnya jauh dari tubuhnya dengan sudut 45 derajat. Dia diberi

3 lemparan.

i. Penilaian : 3 lempar yang baik yang dicata, jaraknya dihitung dari kaki

tersekat. lemparan yang salah tidak dinilai, medkipun demikian jika

ketiga lemparan salah maka harus mencoba lagi sampai dia membuat

lemparan yang benar.

j. Keamanan : Pertimbangan-pertimbangan keamanan yang sama harus

di sesuaikan dengan even tolak peluru.

k. Petugas : Dua petugas dibutuhkan untuk mengukur dan menjaga

lemparan. Juga akan sangat membantu jika mengembalikan bola, dan

pemain harus cepat lari menuju ketitik lemparan dan yang lainya

menandainya.

B. Tes sit-up

a. Tujuan : Untuk mengukur ke kuatan otot perut

b. Tingkat usia : Usia 10 tahun sampai perguruan tinggi

Page 113: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

113

c. Jenis kelamin : Bisa dilakukan untuk Wanita dan Laki-laki

d. Reabilitas : 0,96

e. Validitas : Face validity

f. Perlengkapan : Matras

g. Petunjuk : Dari posisi berbaring ditekuk lentur sehingga jarak tumit

dengan tempat duduk kira-kira 10 inci, pelaku harus menyatukan jari-

jari tanganya dibelakang leher dan melakukan sit-up dan

menggunakan siku kirinya menyentuh lutut kanan bagian dalam dan

sebaliknya siku kanan menyentuh lutut kiri bagian dalam. hal ini

dilakukan sebanyak mungkin.

h. Penilaian : Jumlah ulanganya di catat untuk penilain, meskipun

demikian perulangannya tidak dihitung apabila ujung jarinya tidak

tetap menyatu di belakang kepala, jika lututnya tidak tersentuh atau

testi menyentuh lantai dengan siku.

i. Nilai tambahan : (1) kaki harus tetap rata dengan lantai dan mungkin

terpisah beberapa inci. (2) bagian belakang, tangan harus menyentuh

matras sebelum menekuk untuk posisi sit-up.

C. Tes vertical jump

a. Tujuan : Untuk mengukur power otot tungkai dalam melompat

vertical.

b. Tingkat umur : 10 Tahun sampai perguruan tinggi.

c. Jenis kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Page 114: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

114

d. Reliabilitas : 0,977

e. Objektifitas : 0,99

f. Validitas : 0,989

g. Perlengkapan : Papan pengukur vertikal-jump, kapur, penghapus

kapur, dan timbangan berat. Berpakaian olahraga dan tidak pake

sepatu.

h. Petunjuk pelaksanaan : Timbang berat badan testi. Testi berdiri

menyamping papan lompat, tangan kiri dibelakang, badan dan tangan

kanan meraih keatas. Pertahankan posisi ini dan testi berdiri atas ujung

kaki, jari tangan kanan mencapai titik tertinggi dan dicatat. Ujung jari

tangan kanan diberi kapur, testi menekuk lutut, kepala dan tangan

tegak dan tubuh dalam keadaan seimbangan serta bertumpuh pada

ujung jari kaki. Testi melompat setinggi-tingginya dan menyentuh

papan lompatan pada lompatan tertinggi. Tiap peserta diberikan

kesempatan tiga kali lompatan. Pada lompatan terakhir teste

hendaknya mengatakan ini adalah lompan terakhir, usahakan

melampaui lompatan terdahulu.

i. Perbedaan antara tinggi raihan dan tinggi lompatan merupakan hasil

tes dan digunakan untuk menghitung melalui formula di bawa ini :

Jarak x Berat Badan Skor = 12 = Meter-Kilogra

Page 115: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

115

Hasil tes Servis lompat bola voli NO nama

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gj(t1) Gnp(t2)

Jm(ti) T1� T2� ti�

1 Saiful 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 3 3 6 9 9 36

2 Herman k

0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 2 1 3 4 1 9 3 Herman.b

1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 3 4 7 9 16 49 4 Erwin

1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 4 4 8 16 16 64 5 Zakaria

1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 3 2 5 9 4 25 6 Andika

0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 3 3 6 9 9 36 7 Jawahir

1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 4 4 8 16 16 64 8 Robin

1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 3 2 5 9 4 25 9 Juamri

1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 2 3 1 4 9 10 Khaeril

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 4 5 9 16 25 81 11 Awal

1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 4 2 6 16 4 36 12 Fatah

0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 - 2 2 - 2 4 13 Burhan

1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 2 3 5 4 9 25 14 Amar

0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 - 2 2 - 4 4 15 Viktor

1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 3 2 5 9 4 25 16 Sabar

0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 3 4 7 9 16 47 17 Pansir

1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 4 2 6 16 4 36 18 Irham

0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 2 1 3 4 4 9 19 Heril

1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 4 5 9 16 25 81 20 Ardi

1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 5 4 9 25 21 Idul

1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 3 2 5 9 4 25 22 Emil

1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 3 2 5 9 4 25 23 Saiful.p

0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 2 3 5 4 9 25 24 Rijal

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 4 3 7 16 9 47 25 Faizal

1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 5 3 8 25 9 64 26 Sukirman

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 3 4 7 9 16 49 27 Abbas

1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 4 3 7 16 9 49 28 Sufirman

1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 4 3 7 16 9 49 29 Rahman

1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 3 4 7 9 16 49 30 Rusman

1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 3 4 7 9 16 49 31 Rio

0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 3 3 6 9 9 36 32 Heri

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 4 4 8 16 16 64 33 Mustajrin

1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 3 3 6 9 9 36 34 Sulfikar

1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 3 2 5 9 4 25 35 Ken 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 4 2 6 16 4 36 36 Erwin 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 2 3 5 4 9 25 37 Nurhidyat 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 2 3 5 9 9 25 38 Masrun 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 1 5 1 1 25 39 Iwan 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 4 2 6 4 4 36 40 Isman 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 3 3 6 9 9 36

29 22 19 26 25 24 24 19 23 23 120 113 233 384 360 1465

Page 116: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

116

Langkah 2:

Mengkalkulasikan nilai yang diperlukan untuk mententukan jumlah kuadrat :

∑ 2X , ∑ X, k

Ti 2)(∑, dan

n

Tj∑ 2)(

∑ X : 233 n : 40

∑ 2X : 744 k : 2

Langkah 3:

k

Ti 2)(∑ = 2

1465= 732,2

n

Tj∑ 2)( =

40

13120 22+=

40

769.12400.14 +

40

169.27= 169,23

Maka,

SST = ∑ 2X - nk

X∑ 2)(= 744 -

2.40

)233( 2

= 744 - 80

289.54= 744 – 678,61 = 65,39

SSS = k

Ti 2)(∑ -

nk

X∑ 2)(= 735,5 – 678,61 = 53,89

SSt = n

Tj∑ 2)( -

nk

X∑ 2)(= 679,23 – 678,61= 0,62

SSI = ∑ 2X + nk

X∑ 2)( -

k

Ti 2)(∑ -

n

Tj∑ 2)(= 744 + 678,61 – 732,5 – 679,23 =

10,88

SSS = 53,89

SSt = 0,62

SSI = 10,88 +

SST = 65,59

Page 117: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

117

Tabel 15 : Data Prosedur Mencari Reliabilitas Tes :

Sumber df SS MS

Di antara Subyek n – 1 40 – 1 = 39

SSs 53,89

1,38

Di antara Trial k – 1 2 -1 =1

SS 0,62

0,62

Interaksi (n-1)(k-1) 40.1 = 40

SSı 10,88

0,28

Total nk-1

65,39

MS = df

SS

R = S

WS

MS

MSMS −

MS W = It

t

dfdf

SSSS

+

+ 1

= 391

88,1062,0

+

+=

40

14,11= 0,27

R = 38,1

27,038,1 −=

38,1

11,1= 0,80

= 80,01

80,0.2

+=

80,1

6,1= 0,88

R = 0,88 Tinggi Jadi koefisien reliabilitas yang diperoleh adalah 0.88 (Acceptable)

Page 118: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

118

Lampiran 3

Tabel 16 : Tes Awal Ketepatan Servis Lompat Bolavol Tanggal. 25 Mei 2009 No Nama Hasil ketepatan servis lompat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ganjil Genap Jumlah

1 Saiful 0 0 4 2 2 2 0 0 2 2 8 4 12 2 Herman.k 0 0 0 0 2 3 0 0 2 0 4 3 9 3 Herman.b 2 2 2 0 0 2 2 2 0 2 6 6 12 4 Erwin 2 2 0 2 2 2 2 1 2 2 8 9 17 5 Zakaria 2 0 0 3 0 0 3 2 3 0 8 5 13 6 Andika 0 3 1 0 0 2 2 0 2 2 5 7 12 7 Jawahir 2 2 2 2 2 2 0 2 3 4 9 12 21 8 Robin 2 0 0 2 0 0 2 2 4 0 8 4 12 9 Juamri 3 0 0 4 0 0 0 0 0 2 3 6 9

10 Khaeril 4 4 3 2 2 4 2 4 0 4 11 18 29 11 Awaluddin 2 0 0 0 2 2 3 0 2 3 9 5 14 12 Abd.fattah 0 0 0 0 0 4 0 2 0 0 - 6 6 13 a.burhanuddin 1 2 0 0 3 2 0 2 0 0 4 6 10 14 Amar setyawan 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 - 5 5 15 Viktor 2 0 0 1 2 0 2 0 0 3 6 4 10 16 Sabaruddin 0 4 0 2 2 2 2 0 3 3 7 11 18 17 Pansir 3 0 2 2 4 3 0 0 1 0 10 5 15 18 Irham 0 3 0 0 3 0 3 0 0 0 6 3 9 19 Heril 4 1 0 3 2 2 1 3 2 3 9 12 21 20 Ardi 1 0 0 2 0 3 0 0 1 2 2 7 9 21 Idul 3 0 0 1 0 2 2 0 3 0 8 3 11 22 Emil 2 2 0 3 0 0 3 0 2 0 7 5 12 23 Saiful falopo 0 0 3 2 2 3 0 1 0 0 5 6 11 24 Rijal 2 3 3 2 1 0 0 2 3 0 9 7 16 25 Faisal 2 3 2 0 2 0 2 2 1 2 9 7 16 26 Sukirman 2 2 3 3 2 1 0 0 0 2 7 8 15 27 Abbas 4 3 3 0 2 2 2 0 0 3 11 8 19 28 Sufirman 3 0 3 1 4 0 2 2 0 1 12 4 16 29 Rahman 2 2 2 3 0 0 1 1 0 3 5 9 14 30 Rusman 2 3 0 1 0 3 2 0 2 2 6 8 14 31 Rio 0 0 2 2 3 2 2 1 0 0 7 5 12 32 Heri 2 3 3 3 2 0 0 1 2 1 9 8 17 33 Mustajrin 1 1 2 2 0 3 0 0 2 0 5 6 11 34 Sulfikar 2 2 0 0 2 0 1 1 0 0 5 3 8 35 Ken 3 0 0 0 3 0 2 2 1 2 9 4 13 36 Erwin yamin 0 0 2 2 3 3 0 0 0 2 5 7 12 37 Nurhidayat 2 0 0 2 0 1 0 0 3 3 5 6 11 38 Masrun 3 1 1 0 0 0 2 0 2 0 8 1 9 39 Iwan 0 0 3 3 4 0 1 0 2 2 10 5 15 40 Isman 2 1 0 0 2 2 3 0 0 2 7 5 12

Page 119: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

119

Lampiran 4 DISKRIPSI PELAKSANAAN LATIHAN DENGAN METODE LATIHAN SASARAN TETAP DAN METODE LATIHAN SASARAN BERUBAH ARAH

1. Bentuk Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan setiap tatap muka diberikan dalam tiga tahap bentuk

perlakuan, yaitu : (a) Pendahuluan (warming up); (b) latihan inti; dan (c)

Penutup (coling dawn).

(a) Pendahuluan

Pemanasan dan stretching diberikan pada awal setiap memulai

latihan tujuanya adalah untuk mempersiapkan tubuh agar berada dalam

kondisi siap untuk melakukan latihan. Bentuk gerakan tersebut disesuaikan

dengan gerakan teknik dalam bermain bolavoli.

(b) Latihan Inti Bentuk latihan yang dilakukan adalah latihan ketepatan Servis lompat

bolavoli, yang diberikan pada masing-masing kelompok latihan, yaitu

kelompok dengan metode latihan sasaran tetap dan metode latihan sasaran

berubah arah. Perbedaan terletak pada daerah penempatan bola servis dalam

satu setnya (ada yang ditentukan pelatih ada yang ditentukan pemain itu

sendiri).

Page 120: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

120

© Penutup

Pada latihan ini merupakan tahap akhir dalam setiap pertemuan yang

diberikan berupa gerakan ringan dan diakhiri dengan stretching yang ringan.

Kedua kelompok latihan diberikan secara bersama-sama dalam bagian ini.

2. Lama Kegiatan Latihan

Latihan pada masing-masing kelompok membutuhkan waktu :

a. Pemanasan 15 menit

b. Latihan inti 60 - 90 menit

c. Penutup 15 menit

3. Tempat dan Waktu Latihan

Kegiatan penelitian di lapangan bolavoli Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Makassar.

Waktu penelitian : selasa,dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita, kamis,

dimulai pada pukul 15.30 s.d 17.00 Wita, dan sabtu, dimulai pada pukul 15.30

s.d 17.00 Wita

4. Sarana dan Prasarana

Untuk menunjang kelancaran pelaksanan latihan, maka dibutuhkan peralatan

latihan sebangai berikut :

1. Bolavoli 20 buah

2. Stopwatch sebanyak 2 buah 3. Net 2 buah

Page 121: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

121

4. Lapangan bolavoli 2 buah

5. Tanda atau angka untuk daerah sasaran dalam lapangan

6. Sempritan 2 buah dan alat tulis

5. Petugas Pelaksana Latihan

Untuk kelancaran pelaksanaan latihan, peneliti dibantu beberapa petugas

pelaksana latihan. Dimana para petugas, ditugaskan untuk mengawasi dan

mengontrol selama proses kegiatan latihan pada masing-masing kelompok

latihan.

6.Tujuan latihan :

Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam ketepatan

Servis lompat pada permainan bolavoli.

Page 122: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

122

Lampiran 5

PROGRAM LATIHAN

Untuk kelancaran pelaksanaan latihan perlu adanya suatu program latihan

yang sudah dirancang dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ada. Program latihan

disusun bedasarkan jumlah perkali pertemuan, dimana jumhlah pertemuan penelitian

ini 18 kali.

Materi latihan dalam program ini disamakan, yang membedakanya pada

latihan sasaran tetap dimana daerah penempatan bola servis di tentukan oleh pelatih

dalam setiap setnya, sedangkan latihan sasaran berubah arah ditentukan oleh pemain

itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan daerah yang ingin ditujuh.

Tabel 17 : Materi Latihan dengan Metode Sasaran Tetap dan Metode Latihan Sasaran Berubah Arah

Materi Latihan

Latihan sasaran tetap Latihan sasaran berubah arah

• Melakukan servis lompat

bolavoli ke daerah yang telah

ditentukan oleh pelatih dalam

setiap setnya.

• Melakukan servis lompat

bolavoli ke daerah yang di

inginkan oleh pemain itu sendiri

dalam setiap servisnya dengan

meneriakkan daerah yang ingin

ditujuh.

Page 123: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

123

Lampiran 6

Tabel 18 : Program Metode Latihan Sasaran Tetap

Minggu Hari Frekuwensi Intensitas Reperisi Set Recovery

I Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit

II Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit

III Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

60 % 8 Kali 4 Set 3 Menit

IV Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

60 % 8 Kali 4 Set 3 menit

V Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit

VI Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit

Page 124: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

124

Lampiran 7

Tabel 19 : Program Metode Latihan Sasaran Berubah Arah

Minggu Hari Frekuwensi Intensitas Reperisi Set Recovery

I Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit

II Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

50 % 6 Kali 3 Set 2 Menit

III Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

60 % 8 Kali 4 Set 3 Menit

IV Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

60 % 8 Kali 4 Set 3 menit

V Salasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit

VI Selasa

Kamis

Sabtu

1

2

3

70 % 10 Kali 5 Set 4 Menit

Page 125: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

125

Lampiran 8

KETERANGAN PELAKSANAAN LATIHAN

1. Sampel diambil berdasarkan hasil tes kemampuan motorik sebagai variabel

atributif dalam penelitian dengan menggunakan teknik purposive random

sampling :

1. Sebelum latihan, dilaksanakan tes uji coba untuk menentukan intensitas

beban latihan dan tes ini dilakukan terhadap semua sampel (40 orang

pemain) tes yang dilakukan berupah tes ketepatan servis lompat

semaksimal mungkin dalam 1 repetisi (1 RM = beban maksimal)

2. Beban awal latihan 50 % dari beban maksimal.

3. Program latihan dalam penelitian ini dilaksanakan dengan intensitas 50 %

- 70 % dari beban maksimal, dengan jumlah set 3-5, interval 2-4 menit.

4. Jenis metode latihan yang dilakukan sampel adalah metode latihan

sasaran tetap dan berubah arah.

5. Recovery adalah durasi istirahat antar set.

2. Metode latihan sasaran tetap

Bentuk latihan yang dilakukan seperti yang telah dipaparkan diatas, contoh 3

set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada setiap 1

set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk pelaksanaan

tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain paling depan 2

orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang telah ditentukan

oleh pelatih dalam satu setnya. Setelah selesai melakukan servis sesuai

Page 126: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

126

dengan jumlah refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang

barisan yang paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan

seterusnya, sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi

dalam satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set

berikutnya dan seterusnya.

3. Metode latihan sasaran berubah arah

Bentuk latihan sama dengan metode latihan sasaran tetap hanya saja

perbedaannya terletak pada daerah penempatan bola servis dalam satu setnya,

contoh 3 set dan 6 repetisi, jadi jumlah servis lompat yang dilakukan pemain pada

setiap 1 set = 6 kali perlakuan, berarti kalau 3 set jumlahnya 18 kali. Untuk

pelaksanaan tugas servis, sampel membuat dua baris berjajar, kemudian pemain

paling depan 2 orang melakukan servis lompat bolavoli dengan sasaran yang di

inginkan oleh pemain itu sendiri dalam setiap servisnya dengan meneriakkan

daerah yang ingin ditujuh. Setelah selesai melakukan servis sesuai dengan jumlah

refetisi dalam satu setnya tersebut, mereka kembali kebelakang barisan yang

paling belakang. Tugas servis dilakukan secara bergantian dan seterusnya,

sehingga satu pemain melakukan tugas servis sebanyak jumlah refetisi dalam

satu setnya, setelah itu recovery kemudian kembali untuk melakukan set

berikutnya dan seterusnya.

Page 127: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

127

Lampiran 9

Tabel 20 : Tes Akhir Ketepatan Servis Lompat Bolavoli Tanggal 06 Juli 2009

No Nama Hasil ketepatan servis lompat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Ganjil Genap Jumlah

1 Saiful 2 2 0 2 0 2 3 3 4 4 9 13 22

2 Herman.k 4 2 2 0 2 2 2 2 2 4 12 10 22 3 Herman.b 4 0 0 4 0 2 2 2 2 4 8 12 20

4 Erwin 2 2 4 0 2 4 2 4 0 4 10 14 24

5 Zakaria 2 4 0 3 4 0 3 2 2 2 11 11 22 6 Andika 4 3 2 2 0 2 2 4 2 2 10 13 23

7 Jawahir 4 2 0 4 0 3 4 3 4 4 12 16 28 8 Robin 2 2 3 2 4 2 0 0 2 0 11 6 17 9 Juamri 2 0 4 2 2 2 2 0 0 2 10 6 16

10 Khaeril 4 0 3 4 4 4 3 4 4 4 18 16 34 11 Awaluddin 2 2 0 2 3 0 4 2 2 3 11 9 20

12 Abd.fattah 2 0 2 0 0 2 0 0 0 2 4 4 8 13 A.burhanuddin 2 2 0 2 3 0 2 2 0 2 7 8 15

14 Amar setyawan 2 2 0 4 2 2 0 0 2 0 6 8 14

15 Viktor 0 2 2 3 0 3 0 2 2 2 4 12 16 16 Sabaruddin 4 2 2 0 2 3 3 4 2 0 13 9 22

17 Pansir 4 0 2 2 3 0 2 2 2 2 13 12 25 18 Irham 3 3 2 0 2 2 2 0 4 0 13 5 18

19 Heril 2 4 2 0 3 2 3 4 0 4 10 14 24 20 Ardi 2 2 0 2 3 0 0 2 3 0 8 6 14

21 Idul 2 2 3 0 2 2 4 0 0 2 11 6 17

22 Emil 2 0 2 0 3 2 0 2 4 2 11 6 17 23 Saiful falopo 2 0 2 3 2 3 0 0 2 2 8 8 16

24 Rijal 3 3 4 2 2 2 0 4 2 2 11 13 24 25 Faisal 3 2 3 3 3 0 2 3 2 4 13 12 25

26 Sukirman 3 2 3 2 0 2 2 2 3 0 11 8 19

27 Abbas 2 2 3 3 4 2 2 3 0 3 11 13 24 28 Sufirman 3 2 4 2 4 2 4 2 4 0 19 8 27

29 Rahman 3 0 4 4 3 2 0 2 0 2 10 10 20 30 Rusman 3 0 2 0 4 2 2 2 3 2 14 6 20

31 Rio 0 2 0 2 3 0 2 3 2 2 7 9 16

32 Heri 2 0 2 3 3 2 0 4 2 2 6 14 20 33 Mustajrin 0 2 2 0 3 2 4 0 2 2 11 6 17

34 Sulfikar 0 0 0 2 2 2 2 3 0 3 4 10 14 35 Ken 2 0 2 2 3 3 2 4 2 2 11 11 22

36 Erwin yamin 2 2 0 3 0 0 3 4 0 2 5 11 16 37 Nurhidayat 4 2 3 0 2 3 0 4 3 2 12 11 23

38 Masrun 2 2 2 0 2 2 2 0 0 0 8 4 12

39 Iwan 4 0 3 2 2 3 2 2 3 2 `14 9 23 40 Isman 3 2 2 0 4 2 3 0 2 2 14 6 20

Page 128: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

128

Lampiran 10

Tabel 21 : Tes Kemampuan Motorik

No Nama Item Tes Kemampuan Motorik Vertical Jump Sit-up Medicine ball put

1. Saiful 3,75 56 5,90 2. Herman.k 3,60 56 5,60

3. Herman b 4,22 54 7 4. erwin 3,46 30 5,30

5. Zakaria 3,29 65 6,60 6. Andika 2,22 40 5,20

7. Jawahir 2,93 59 6,15

8. Robin 2,73 39 5,80 9. Juamri 3,13 52 5,60

10. Khaeril 4,65 60 7,60 11. Awaluddin 3,40 37 5,50

12. Abd.fattah 2,92 38 6

13. A.burhanuddin 2,52 40 5,10 14. Amar setyawan 2,82 46 6,10

15. Viktor 4,15 67 7,50 16. Sabaruddin 2,42 45 6

17. Pansir 4,5 60 6,20

18. Irham 3,45 70 6,40 19. Heril 2,03 48 5,60

20. Ardi 2,17 30 4,40 21. Idul 3,70 51 5

22. Emil 3,89 37 5,50 23. Saiful palopo 4,35 55 5,30

24. Rijal 3,50 51 6,30

25. Faizal 3,52 43 5,70 26. Sukirman 3,10 40 5,20

27. Abbas 3,11 52 5 28. Sufirman 3,63 51 5,10

29. Rahman 2,75 45 5,60

30. Rusman 3,10 40 4,50 31. Rio 3,20 30 4,70

32. Heri 2,99 46 6,40 33. Mustajrin 2,70 38 5

34. Sulfikar 3,95 55 5,70

35. Ken 2,62 48 5 36. Erwin yamin 2,70 43 6,20

37. Nurhidayat 2,75 53 4,70 38. Masrun 2,7 44 6

39. Iwan 2,9 54 4,20 40. isman 2,08 55 4,10

Page 129: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

129

Lampiran 11

Tabel 22 : Data Hasil Kemampuan Motorik Tinggi Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009

No Nama Skor kemampuan

motorik

Klasifikasi Kelompok

1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Irham Viktor vernando Sakaria Khaeril Pansir Jawahir Saiful Sulfikar Herman Saiful palopo Herman Sukirman Iwan Rijal Isman Juamri Idul Sufirman Nurhidayat Abbas

80 79 75 72 71 68 66 65 65 65 65 61 61 61 61 61 60 60 60 60

Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1

Page 130: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

130

Lampiran 12

Tabel 23 : Data Hasil Kemampuan Motorik Rendah Pada Club Bolavoli Mahasiswa Putra FIK UNM Makassar Tahun 2009

No Nama Skor

Kemampuan Motorik

Klasifikasi Kelompok

1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Heril Ken Heri Amar setiawan Sabaruddin Rahman Masrun Faizal Erwin yamin Rusman Robin Andi burhan Abd.fatah Andika Mustajrin Awaluddin Emil Erwin Rio Ardi

56 56 55 55 53 53 53 52 52 48 48 48 47 47 46 46 46 39 38 37

Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Page 131: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

131

Lampiran 13

Tabel 24 : Kelompok I Latihan Sasaran Tetap No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan Artibutif

1.

2.

3.

4.

5.

6

7.

8.

9.

10.

Juamri

Khaeril

Idul

Sulfikar

Saiful palopo

Rijal

Jawahir

Sukirman

Abbas

Viktor veluando

9

29

11

8

11

16

21

15

19

10

16

34

17

14

16

24

28

19

22

16

7

5

6

6

5

8

7

4

5

6

Kemampuan

Motorik Tinggi

Jumlah

Mean

SD

149

14,9

6.590

208

20,8

6.450

59

5,9

1.197

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Rio

Robin

Heri

Mustajrin

Abd.Fatah

Sabaruddin

Emil

Haeril

Masrun

Erwin Yamin

12

12

17

11

6

18

12

21

9

12

16

17

20

17

8

22

17

24

12

16

4

5

3

6

2

4

5

3

3

4

Kemampuan

Motorik Rendah

Jumlah

Mean

SD

130

13,0

4.447

169

16,9

4.605

39

3,9

1.197

Page 132: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

132

Lampiran 14

Tabel 25 : Kelompok II Latihan Sasaran Beruba Arah

No Nama Tes Awal Tes Akhir Peningkatan Artibutif

1.

2.

3.

4.

5.

6

7.

8.

9.

10.

Sauful

Herman B

Herman.k

Iwan

Zakaria

Isman

Nurhidayat

Pansir

Irham

Sufirman

12

12

9

15

13

12

11

15

9

16

22

22

20

23

22

20

23

25

18

27

10

10

11

8

9

8

12

10

9

11

Kemampuan

Motorik Tinggi

Jumlah

Mean

SD

124

12.4

2.412

222

22.2

2.573

98

9.8

1.316

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Andika

Rahman

Rusman

A.Burhanuddin

Amar setyawan

Ardi

Ken

Erwin

Faizal

Awaluddin

12

14

14

10

5

9

13

17

16

14

23

20

20

15

14

14

22

24

25

20

11

6

6

5

9

5

9

7

9

6

Kemampuan

Motorik Rendah

Jumlah

Mean

SD

124

12,4

3.565

197

19,7

4.083

73

7,3

2.057

Page 133: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

133

Lampiran 15

Tabel 26 : Tes Awal dan Tes Akhir Ketepatan Servis Bolavoli

Kemampuan Motorik No. Resp.

Metode Latihan Tinggi Rendah

Jumlah Rata-rata

1 10 11

2 10 6

3 11 6

4 8 5

5 9 9

6 8 5

7 12 9

8 10 7

9 9 9

10

Latihan Sasaran Berubah

Arah

11 6

Jumlah 98 73 171

Rata-rata 9.8 7.3 8.6

1 7 4

2 5 5

3 6 3

4 6 6

5 5 2

6 8 4

7 7 5

8 4 3

9 5 3

10

Latihan Sasaran Tetap

6 4

Jumlah 59 39 98

Rata-rata 5.9 3.9 4.9

Jumlah Besar 157 112 269

Rata-rata 7.9 5.6 6.725

Page 134: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

134

Lampiran 16

Uji Normalitas

Tabel 27 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Tinggi

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 8 2 64 16 128 -1,36 0,0869 0,2000 0,1131

2 9 2 81 18 162 -0,61 0,2709 0,4000 0,1291

3 10 3 100 30 300 0,15 0,5596 0,7000 0,1404

4 11 2 121 22 242 0,91 0,8186 0,9000 0,0814

5 12 1 144 12 144 1,67 0,9525 1,0000 0,0475

Jml 50 10 510 98 976

Rerata 9,8 Lobs 0,1404

SD 1,32 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1404 Harga Ltab = 0,2802 Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Tabel 28 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Berubah Arah Kemampuan Motorik Rendah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 5 2 25 10 50 -1,12 0,1314 0,2000 0,0686

2 6 3 36 18 108 -0,63 0,2643 0,5000 0,2357

3 7 1 49 7 49 -0,15 0,4404 0,6000 0,1596

4 9 3 81 27 243 0,83 0,7967 0,9000 0,1033

5 11 1 121 11 121 1,80 0,9641 1,0000 0,0359

Jml 38 10 312 73 571

Rerata 7,3 Lobs 0,2357

SD 2,06 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,2357

Page 135: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

135

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Tabel 29 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Tinggi

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 4 1 16 4 16 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429

2 5 3 25 15 75 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734

3 6 3 36 18 108 0,08 0,5319 0,7000 0,1681

4 7 2 49 14 98 0,92 0,8212 0,9000 0,0788

5 8 1 64 8 64 1,75 0,9599 1,0000 0,0401

Jml 30 10 190 59 361

Rerata 5,9 Lobs 0,1734

SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1734

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Tabel 30 : Data Hasil Uji Normalitas Latihan Tetap Kemampuan Motorik Rendah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 2 1 4 2 4 -1,58 0,0571 0,1000 0,0429

2 3 3 9 9 27 -0,75 0,2266 0,4000 0,1734

3 4 3 16 12 48 0,08 0,5319 0,7000 0,1681

4 5 2 25 10 50 0,92 0,8212 0,9000 0,0788

5 6 1 36 6 36 1,75 0,9599 1,0000 0,0401

Jml 20 10 90 39 165

Rerata 3,9 Lobs 0,1734

SD 1,2 Ltab 0,2802 Kesp. Normal

Page 136: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

136

Harga Lobs = 0,1734

Harga Ltab = 0,2802

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Tabel 31 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Berubah Arah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 5 2 25 10 50 -1,68 0,0465 0,1000 0,0535

2 6 3 36 18 108 -1,21 0,1131 0,2500 0,1369

3 7 1 49 7 49 -0,73 0,2327 0,3000 0,0673

4 8 2 64 16 128 -0,26 0,3974 0,4000 0,0026

5 9 5 81 45 405 0,21 0,5832 0,6500 0,0668

6 10 3 100 30 300 0,69 0,7549 0,8000 0,0451

7 11 3 121 33 363 1,16 0,8770 0,9500 0,0730

8 12 1 144 12 144 1,64 0,9495 1,0000 0,0505

Jml 68 20 620 171 1547

Rerata 8,55 Lobs 0,1369

SD 2,11 Ltab 0,1981 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1369

Harga Ltab = 0,1981

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 137: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

137

Tabel 32 : Hasil Uji Normalitas Latihan Sasaran Tetap

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 2 1 4 2 4 -1,87 0,0307 0,0500 0,0193

2 3 3 9 9 27 -1,23 0,1093 0,2000 0,0907

3 4 4 16 16 64 -0,58 0,2810 0,4000 0,1190

4 5 5 25 25 125 0,06 0,5239 0,6500 0,1261

5 6 4 36 24 144 0,71 0,7611 0,8500 0,0889

6 7 2 49 14 98 1,35 0,9115 0,9500 0,0385

7 8 1 64 8 64 2,00 0,9772 1,0000 0,0228

Jml 35 20 203 98 526

Rerata 4,9 Lobs 0,1261

SD 1,55 Ltab 0,1981 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1261

Harga Ltab = 0,1981

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 138: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

138

Tabel 33 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Tinggi

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 4 1 16 4 16 -1,64 0,0505 0,0500 0,0005

2 5 3 25 15 75 -1,21 0,1131 0,2000 0,0869

3 6 3 36 18 108 -0,79 0,2148 0,3500 0,1352

4 7 2 49 14 98 -0,36 0,3594 0,4500 0,0906

5 8 3 64 24 192 0,06 0,5239 0,6000 0,0761

6 9 2 81 18 162 0,49 0,6879 0,7000 0,0121

7 10 3 100 30 300 0,91 0,8186 0,8500 0,0314

8 11 2 121 22 242 1,34 0,9099 0,9500 0,0401

9 12 1 144 12 144 1,77 0,9616 1,0000 0,0384

Jml 72 20 636 157 1337

Rerata 7,85 Lobs 0,1352

SD 2,35 Ltab 0,1981 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1352

Harga Ltab = 0,1981

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 139: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

139

Tabel 34 : Hasil Uji Normalitas Kelompok Kemampuan Motorik Rendah

No Xi f Xi2 f.Xi f.Xi

2 Zi F(Zi) S(Zi) IF(Zi)-S(Zi)I

1 2 1 4 2 4 -1,51 0,0655 0,0500 0,0155

2 3 3 9 9 27 -1,09 0,1379 0,2000 0,0621

3 4 3 16 12 48 -0,67 0,2514 0,3500 0,0986

4 5 4 25 20 100 -0,25 0,4013 0,5500 0,1487

5 6 4 36 24 144 0,17 0,5675 0,7500 0,1825

6 7 1 49 7 49 0,59 0,7224 0,8000 0,0776

7 9 3 81 27 243 1,42 0,9222 0,9500 0,0278

8 11 1 121 11 121 2,26 0,9881 1,0000 0,0119

Jml 47 20 341 112 736

Rerata 5,6 Lobs 0,1825

SD 2,39 Ltab 0,1981 Kesp. Normal

Harga Lobs = 0,1825

Harga Ltab = 0,1981

Karena harga Lobs < Ltab; maka sampel berasal dari populasi yang berdstribusi normal

Page 140: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

140

Lampiran 17

Uji Homogenitas

A. Uji Homogenitas Metode Latihan

Tabel 35 : Komputasi Data Metode Latihan

Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si

2 (ni-1)logSi2

Latihan sasaran berubah arah

19 0.0526 4.47 0.6504 12.3578

Latihan sasaran tetap 19 0.0526 4.47 0.6504 12.3578

Jumlah 38 0.1053 8.94 1.3008 24.7156

( )( )( )( )∑

∑−

−=

1

1 2

2

i

ii

n

Sns

( ) ( )38

47.41947.419 xx +=

= 4.4711

Log S2 = 0.6504

ln 10 = 2.3026

B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 24.7156

χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 0.0000

1. Hipotesis

Ho = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran

tetap homogen

H1 = Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran

tetap tidak homogen

2. Taraf signifikansi = 5 %

3. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84

4. Keputusan uji

Page 141: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

141

Harga χ2hitung = 0.0000 < χ2

0,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga

Ho diterima

5. Kesimpulan

Kelompok data metode latihan sasaran berubah arah dan latihan sasaran tetap

homogen

B. Uji Homogenitas Kemampuan Motorik

Tabel 36 : Komputasi Data Kemampuan Motorik

Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si

2 (ni-1)logSi2

Kemampuan motorik tinggi

19 0.0526 5.50 0.7406 14.0708

Kemampuan motorik rendah

19 0.0526 5.73 0.7579 14.3996

Jumlah 38 0.1053 11.23 1.4984 28.4705

( )( )( )( )∑

∑−

−=

1

1 2

2

i

ii

n

Sns

( ) ( )38

73.51950.519 xx +=

= 5.6145

Log S2 = 0.7493

ln 10 = 2.3026

B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 28.4737

χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 0.0075

1. Hipotesis

Ho = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik

rendah homogen

Page 142: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

142

H1 = Kelompok data kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik

rendah tidak homogen

2. Taraf signifikansi = 5 %

3. Daerah kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 1 = 3.84

4. Keputusan uji

Harga χ2hitung = 2.4467 < χ2

0,95;1 = 3.84 atau berada diluar daerah kritik sehingga

Ho diterima

5. Kesimpulan

Kelompok data antara kemampuan motorik tinggi dan kemampuan motorik

rendah homogen

C. Uji Homogenitas Antar Sel

Tabel 37 : Komputasi Data Antar Sel

Sampel ni-1 1/(ni-1) Si2 log Si

2 (ni-1)logSi2

Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik tinggi

9 0.1111 1.73 0.2389 2.1499

Latihan sasaran berubah arah kemampuan motorik rendah

9 0.1111 4.23 0.6267 5.6401

Latihan sasaran tetap kemampuan motoriktinggi

9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071

Latihan sasaran tetap kemampuan motorik rendah

9 0.1111 1.43 0.1563 1.4071

Jumlah 36 0.4444 8.83 1.1783 10.6043

( )( )( )( )∑

∑−

−=

1

1 2

2

i

ii

n

Sns

( ) ( ) ( ) ( )36

43.1943.1923.4973.19 xxxx +++=

= 2.2083

Log S2 = 0.3441

ln 10 = 2.3026

Page 143: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

143

B = (log S2) ( ∑ (ni – 1)) = 12.3863

χ2 = ln 10 {B - ∑ (ni-1)logSi2}= 4.1032

1. Hipotesis

Ho = Kelompok data antar sel homogen

H1 = Kelompok data antar sel tidak homogen

2. Taraf Signifikansi = 5 %

3. Daerah Kritik : DK = χ 2 | χ 2 0,95; 3 = 7.81

4. Keputusan Uji

Harga χ2hitung = 4.1032 < χ2

0,95;3 = 7.81 atau berada diluar daerah kritik sehingga

Ho diterima

5. Kesimpulan : Kelompok data antar sel homogen

Page 144: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

144

Lampiran 18

ANALISIS VARIANSI EKSPERIMEN FAKTORIAL 2 X 2

Model yang berlaku untuk data ini adalah :

ijiij τμY ∈++=

Dengan : Yij = banyaknya serapan ke j pada perlakuan ke i; (j = 1, 2, 3, …21 dan

i = 1, 2, 3)

µ = Rata-rata sebenarnya (umum)

τi = Efek perlakuan ke i

εij = Efek unit eksperimen ke j yang diberi perlakuan ke i

Hipotesis yang akan diujikan adalah sebagai berikut :

1. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,

Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh metode latihan terhadap ketepatan

servis bolavoli.

2. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,

Yang berarti tidak ada perbedaan pengaruh kemampuan motorik terhadap

ketepatan servis bolavoli.

3. H0 : τi = 0; i = 1, 2, dengan Στi = 0,

Yang berarti tidak ada interkasi antara metode latihan dan kemampuan

motorik terhadap ketepatan servis bolavoli.

Selanjutnya diperlukan :

Page 145: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

145

∑ 2Y = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) semua nilai pengamatan.

= 2ij

n

1j

k

1i

Yi

∑∑==

= ((10)2 + (10)2 + (11)2 + … + (3)2 + (3)2 + (4)2)

= 2073

Ry = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk rata-rata

= ∑=

k

1i

2 abnJ

= (269)2/(2.2.10)

= 1809.03

Ay = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor A.

= ( ) y

k

1i

2i RbnA −∑

=

=

+

2.10

298

2711

- 1809.03

= 133.23

By = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua taraf factor B.

= ( ) y

k

1i

2i RanB −∑

=

=

+

2.10

2112

2157

- 1809.03

= 50.63

Page 146: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

146

Jab = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) antara sel untuk daftar a x b

= ( ) y

k

1j

2ij

1

RnJ −∑∑==

k

i

=

+++

10

293

259

237

289

- 1809.03

= 184.48

ABy = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk sel interkasi antara factor A dan factor

B.

= Jab – Ay - By

= 148.48 – 133.23 – 50.63

= 0.63

Ey = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) kekeliruan eksperimen

= yyyy2 ABBARY −−−−∑

= 2073 – 1809.03 – 133.23 – 50.63 – 0.63

= 79.50

Tabel 38 : Daftar Anava Dua Jalur Untuk 10 Observasi Tiap Sel

Sumber Variansi dk JK KT F Fα Keputusan

Rata-rata 1 1809.03 1809.03 -

Perlakuan : � � �

A 1 133.23 133.23 60.33 4.08 Ditolak

B 1 50.63 50.63 22.92 4.08 Ditolak

AB 1 0.63 0.63 0.28 4.08 Diterima

Kekeliruan 36 79.50 2.21 � � �

Jumlah 40 40 2073.00 - -

Page 147: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

147

Statistik F dari rumus tersebut memberikan :

4. FA = 60.33

5. FB = 22.92

6. FAB = 0.28

Jika untuk ini diambil taraf nyata α = 0.05, maka dari daftar D (dalam

Apendiks) untuk distribusi F dengan υ1 = 1 dan υ2 = 36 didapat F = 4.08, maka :

1. Karena FA = 60.33 lebih besar dari 4.08, maka hipotesis nol ditolak.

Ini berarti metode latihan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap ketepatan

servis bola voli.

2. Karena FB = 22.92 lebih besar dari 4.08, maka hipotesis nol ditolak.

Ini berarti kemampuan motorik memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

ketepatan servis bola voli.

3. Karena FAB = 0.28 lebih kecil dari 4.08, maka hipotesis nol diterima.

Ini berarti tidak ada interaksi antara metode latihan dan kemampuan motorik

dalam memberikan pengaruh terhadap ketepatan servis bola voli.

Untuk melihat perbedaan antara perlakuan digunakan uji rentang Newman–Kenls.

Dari daftar ANAVA diperoleh KT (kekeliruan) = 5.19 dengan dk = 36.

Kekeliruan baku rata-rata untuk tiap perlakuan :

0.469910

2.21==yiS

Page 148: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

148

Apendiks nilai rentang dengan υ = 36, dan α = 0,05, adalah :

P 2 3 4

Tabel 2.86 3.44 3.79

Sehingga nilai rentang signifikan terkecil (RST) dapat ditentukan sebagai berikut :

RST = P x Syi, yaitu :

P 2 3 4

Tabel 1.3440 1.6166 1.7810

Tabel 39 : Perbedaan Antar Perlakuan dari Perbandingan Selisih Rata-Rata

Terbesar dan Terkecil dengan RST-nya Masing-Masing

Perlakuan (P) 1 2 3 4

RST (0,05; 36) 1.3440 1.3440 1.6166 1.7810

Jumlah 9.8000 7.3000 5.9000 3.9000

4 3.9000 5.9000 3.4000 2.0000 0.0000

3 5.9000 3.9000 1.4000 0.0000

2 7.3000 2.5000 0.0000

1 9.8000 0.0000

Dari Tabel perbedaan antar perlakuan dari perbandingan selisih rata-rata terbesar dan

terkecil dengan RST masing-masing, diperoleh hasil sebagai berikut :

a. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi

dan metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik

rendah menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

b. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi

dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

Page 149: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

149

c. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik tinggi

dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik rendah

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

d. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik rendah

dan metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

e. Metode latihan sasaran berubah arah pada pemain kemampuan motorik rendah

dan metode latihan tetap pada pemain kemampuan motorik rendah menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan.

f. Metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik tinggi dan

metode latihan sasaran tetap pada pemain kemampuan motorik rendah

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

Page 150: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

150

Lampiran 19

Dokumentasi Data penelitian di Universitas Negeri Makassar.

Gambar 9 : Pengukuran Berat Badan Sebelum Testes Melakukan Vertical-Jump

Gambar 10 : Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

Page 151: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

151

Gambar 11 : Teste Melakukan Vertical-Jump

Gambar 12 : Pemberian Petunjuk dalam Melakukan Sit-Up

Page 152: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

152

Gambar 13 : Teste Melakukan Sit-Up

Gambar 14 : Pemberian Petunjuk dalam Melakukan Tolakan Medicine Ball-Put

Page 153: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

153

Gambar 15 : Teste Melakukan Medicine Ball-Put

Gambar 16 : Memberikan Arahan Kepada Teste Sebelum Melakukan Tes Awal

Servis Lompat Bolavoli

Page 154: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

154

Gambar 17 : Warming-Up Sebelum Melakukan Tes Awal Servis Lompat

Bolavoli

Gambar 18 : Pembagian Ke Dalam Dua Kelompok Latihan

Page 155: PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM …/Pengaruh... · 5. Drs. Hasanuddin, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu keolahragaan ... 10. Pengambilan Tinggi Raihan Sebelum Melakukan Vertical-Jump

155

Gambar 19 : Tes Awal Servis Lompat Bolavoli