Proposal Pengolahan

46
LAPORAN PENGOLAHAN AIR BERSIH UNTUK RUMAH TANGGA Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Sanitasi Disusun Oleh : KELOMPOK 4 1. Aditya Angga Wiratma NIM P07133109044 2. Asep Susanto NIM P07133109054 3. Eny Nurkhasanah NIM P07133109066 4. Firmansyah Lingga S NIM P07133109067 5. Jantri NyamaYanti NIM P07133109074 6. Kristina Fulvia Pujiati NIM P07133109076 7. Rifki Ika Pramanta NIM P07133109088 8. Rokhimah Binti Husen NIM P07133109091 9. Titis Jiastuti NIM P07133109093 10. Triyani NIM P07133109094 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

description

s

Transcript of Proposal Pengolahan

Page 1: Proposal Pengolahan

LAPORAN PENGOLAHAN AIR BERSIH

UNTUK RUMAH TANGGA

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Sanitasi

Disusun Oleh : KELOMPOK 4

1. Aditya Angga Wiratma NIM P07133109044

2. Asep Susanto NIM P07133109054

3. Eny Nurkhasanah NIM P07133109066

4. Firmansyah Lingga S NIM P07133109067

5. Jantri NyamaYanti NIM P07133109074

6. Kristina Fulvia Pujiati NIM P07133109076

7. Rifki Ika Pramanta NIM P07133109088

8. Rokhimah Binti Husen NIM P07133109091

9. Titis Jiastuti NIM P07133109093

10. Triyani NIM P07133109094

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2012

Page 2: Proposal Pengolahan

BAB I

PENDAHULUAN

Sumber daya air merupakan sumber daya yang sangat vital dan strategis

bagi kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan, politik dan keamanan. Sejalan

dengan perubahan peradaban manusia air tidak hanya memasuki dimensi

kebutuhan sosial seperti kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga tetapi

telah memasuki dimensi ekonomi yang luas untuk kebutuhan pertanian, industri

dan pembangkit energi.

Ketersediaan air bersih merupakan problem nasional bahkan dunia.

Ketersediaan air yang tidak merata antar waktu dapat dibuktikan dari tersedianya

air yang berlebihan pada musim penghujan bahkan seringkali menimbulkan

bencana seperti banjir dan longsor dan kekeringan yang panjang yang

menyebabkan kekurangan air untuk kepentingan pertanian dan kepentingan

rumah tangga (MCK) termasuk untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan air

bersih. Untuk menyediakan air dan mendistribusikan air secara merata antar

waktu dibutuhkan biaya cukup besar dan teknologi yang tinggi.

Permasalahan ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh air. Air

memiliki sifat fisik yang mudah menguap dan sifat yang mudah mengalir. Karena

mudah menguap maka sangat sulit untuk melakukan penyimpanan air agar air

tersedia sepanjang waktu. Sifat air yang mudah mengalir juga menuntut adanya

infrastruktur penampungan yang umumnya memerlukan biaya yang besar.

Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni

persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu

Page 3: Proposal Pengolahan

kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka

air tesebut tidak layak untuk diminum.

Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut

dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat

maupun tidak langsung dan secara perlahan. Untuk menanggulangi masalah

tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air

sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat

kesehatan.

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang masih

menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air

bersih.

2. Pengolahan air dengan cara desinfeksi, aerasi, dan filtrasi, untuk

memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga yang sesuai dengan

standar yang sudah ditetapkan.

B. Manfaat

Untuk mendapatkan kualitas air yang sesuai dengan standar air bersih.

Page 4: Proposal Pengolahan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Proses pengolahan Air

Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang

dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya

bagi air minum karena dengan adanya pengolahan ini maka akan

didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang

telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal

dengan dua cara, yakni (Sutrisno, 2006) :

1. Pengolahan lengkap (complette treatment process), yaitu air akan

mengalami pengolahan lengkap baik physics, kimiawi dan

bekteriologik. Pengolahan ini biasanya dilakukan pada air sungai yang

kotor/keruh. Pada hakekatnya pengolahan lengkap ini dibagi ke dalam

tiga tingkatan pengolahan :

a. Pengolahan physics yaitu suatu tingkatan pengolahan yang

bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang

kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar-kadar

zat organik yang ada di dalam air yang akan diolah.

b. Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan

menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan

selanjutnya. Misalnya dengan membubuhkan kapur dalam proses

pelunakan dan sebagainya.

Page 5: Proposal Pengolahan

c. Pengolahan bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk

membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam

air minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat

desinfektan).

2. Pengolahan sebagian atau partial treatment process, misalnya

diadakan pengolahan bakteriologis saja. Lazimnya digunakan untuk

mengolah mata air bersih dan air dari sumur dangkal/dalam.

B. Kandungan Bahan Kimia Dalam Air

Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Zat kimia yang larut

dalam air yang dapat mengganggu bahkan membahayakan kesehatan

manusia antara lain (Sutrisno, 2006 :9-10) :

1. Arsen

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.

Dikenal sebagai racun; chronic effet, bersifat carsinogenic dengan

melalui kontak dengan arsen atau melalui makanan ( food intake).

2. Barium

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 1,5 mg/L.

Dikenal sebagai bahan kimia yang bersifat toxis terhadap hati, aliran

darah, nervous.

3. Cadmium

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,01 mg/L.

Sebagai racun yang akut bagi manusia melalui makanan.

4. Chromium

Page 6: Proposal Pengolahan

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.

Carsinogenic pada pernafasan.

5. Lead (Timah Hitam)

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.

Dikenal sebagai racun melalui makanan, air, udara dan menghisap

rokok.

6. Mercury (Air Raksa)

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,002

mg/L. Dikenal sebagai racun pada pekerja dan ikan. Terdapat di

dalam air kurang dari 1 mg/L. Terdapat di dalam air alam kurang dari

1 mg/L. Terdapat di dalam makanan 10-70.

7. Nitrate (nitrat)

Kadar maksimum yang maish diperbolehkan dlam air minum 10 mg/L.

Air sumur dengan kandungan 15-250 mg/L menyebabkan

methalhaemoglobin pada bayi yang disebabkan karena susu yang

dicampur dengan air tersebut.

8. Selenium

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,01

mg/L. Dikenal sebagai racun yang berhubungan dengan pekerjaan.

Menyebabkan keracuna pada anak bila lebih dari 3-4 mg/kg makanan

masuk.

9. Silver (perak)

Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0.05

mg/L menyebabkan penyakit argria, warna kulit yang kelabu kebiru-

biruan, mata.

Page 7: Proposal Pengolahan

10. Sulfate

Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250

mg/L. Menyebabkan laxative apabila kadarnya berupa magnesium

dan sodium.

11. Besi

Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,3

mg/L. Besi berguna untuk metabolisme. Nilai ambang rasa 2 mg/L,

menimbulkan warna, menyebabkan koloidal yang berwarna dalam air.

12. Tembaga

Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 1 mg/L. Penting

untuk metabolisme. Menyebabkan air memiliki rasa tertentu. Nilai

ambang rasa 1-5 mg/L.

13. Chlorida

Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 250 mg/L.

Kadar yang berlebihan menyebabkan air asin rasanya. Rasa asin

akan bertambah akibat adanya limbah yang mencemari air.

14. Fluor

Kekurangan Fluor di dalam air dapat menyebabkan caries gigi, dan

kelebihan fluor menyebabkan penyakit fluoresis. Kadar di dalam air

minum 1-2 mg/L.

Page 8: Proposal Pengolahan

C. Sumber Air

Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran

yang dinamakan “cyclus Hydrologie”. Sumber-sumber air dapat diperoleh

dari :

1. Air Laut

Mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar

garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut

tidak memenuhi syarat untuk air minum.

2. Air Atmosfir, air meteriologik

Dalam keadaan murni sangat bersih karena dengan adanya

pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran

industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan

sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air

hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih

mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan memiliki sifat agresif

terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,

sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi ( karatan). Juga

air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap

pemakaian sabun.

3. Air Permukaan

Merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada

umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama

pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-

daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini

untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung

Page 9: Proposal Pengolahan

pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya

adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologis. Air

permukaan ada dua macam, yaitu :

a. Air sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami

suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini

pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.

Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum

pada umumnya dapat mencukupi.

b. Air rawa/danau

Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya

zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus

yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.

Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka

umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan

kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan

Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut)

karena adanya sinar matahari dan O2.

4. Air tanah

Air tanah terbagi atas :

a. Air tanah dangkal

Terjadi karena daya proses peresapan air dari air

permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan

sebagian bakteri sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih

banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)

Page 10: Proposal Pengolahan

karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia

tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping

penyaringan oleh tanah, pengotoran juga terus berlangsung

terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Setelah

menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul dan disebut air

tanah dangkal dimana air tanah ini digunakan untuk sumber air

minum melalui sumur-sumur dangkal. Sebagai sumber air minum,

air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik.

Kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim.

b. Air tanah dalam

Air tanah dalam berada setelah lapisan rapat air yang

pertama dari permukaan tanah. Kualitas air tanah dalam pada

umumnya lebih baik dari air dangkal karena penyaringannya lebih

sempurna dan bebas dari bakteri. Kandungan unsur-unsur kimia

tergantung lapisan tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur,

maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca (HCO3)2

dan Mg (HCO3)2. Jika melalui batuan granit, maka air itu lunak dan

agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3).

c. Mata air

Merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke

permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam

hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama

dengan keadaan air tanah dalam. Berdasarkan keluarnya

(munculnya) ke permukaan tanah, maka mata air terbagi atas :

1) Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng;

Page 11: Proposal Pengolahan

2) Umbul, dimana air keluar ke permukaan tanah pada suatu

dataran.

D. Persyaratan Air Minum

Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi

persyaratan secara fisik, kimia dan mikrobiologi (PERMENKES NO.

907/MENKES/SK/VII/2002)

1. Persyaratan fisik

Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik sebagai

berikut.

a. Tidak berwarna

Air untuk kperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna

berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.

b. Temperatur normal

Air yang baik harus memiliki temperature sama dengan udara (20-

260C). air yang secara mencolok mempunyai temperature diatas atau

dibawah temperature udara, berarti mengandung zat-zat tertentu (missal,

fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi proses

tertentu (proses dekomposisi bahan organic oleh mikroganisme yang

menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam

air.

c. Rasanya tawar

Air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit,

atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin

Page 12: Proposal Pengolahan

disebabkan oleh adanya garam tertentu yang terlarut dalam air,

sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organic maupun asm

anorganik.

d. Tidak berbau

Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh

meupun dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan

e. Jernih atau tidak keruh

Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari

bawah tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin

keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.

f. Tidak mengandung zat padatan

Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan,

walaupun jernih, air yang mengandung padatan yang terapung tidak baik

digunakan sebagai air minum. Apabila air dididihkan, zat padat tersebut

dapat larut sehingga menurunkan kualitas air minum.

2. Pesyaratan kimia

Kualitas air tegolong baik bila memenuhi persyaratan kimia

sebagai berikut.

a. pH netral

Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat

asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah akan terasa asam.

Contoh air alam yang terasa asam adalah air gambut. Skala ph diukur

dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH di

bawah 7, berarti air bersifat asam. Bila di atas 7, berarti bersifat basa

(rasanya pahit)

Page 13: Proposal Pengolahan

b. Tidak mengandung bahan kimia bercun

Air yang berkualitas baik tidak mngandung bahan kimia beracun

seperti sianida sulfide dan fenolik.

c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam

Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam

seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn dan Cr.

d. Kesadahan rendah

Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yasng

terlarut dalam air, terutama garam Ca dan Mg

e. Tidak mengandung bahan organic

Kandungan bahan organic dalam air dapat terurai menjadi zat-zat

yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu seperti NH4,

H2S, (SO4)2- dan NO3.

E. Pengolahan Air Bersih Secara Aerasi Filtrasi

Masalah yang paling menonjol pada air sumur adalah bau busuk atau

warna kuning karat berbau logam. Di perkotaan umumnya, air berbau

busuk karena tanahnya sudah banyak tercemar limbah. Secara alami,

warna kuning atau bau logam karena air banyak mengandung besi (Fe),

mangan (Mg), dan Aluminium (Al) atau logam lain yang membahayakan

kesehatan. Aerasi dan filtrasi dapat mengatasi kekeruhan serta

menurunkna kandungan kation yang larut, terutama kadar besi (Fe),

Page 14: Proposal Pengolahan

mangan (Mg) dan Aluminium (Al). Konstruksi terbuat dari 1 buah drum

yang bagian dalamnya telah dicat atau dilabur. (Kusnaedi, 2010)

Prinsip kerja pengolah air aerasi filtrasi adalah proses memasukkan

udara atau oksigen kedalam air dengan harapan kation logam, besi,

aluminium dan mangan membentuk senyawa oksida logam. Dengan

demikian, senyawa oksida logam FeO3 atau Al2O3 dapat disaring melalui

filtrasi. Media filtrasi juga berfungsi menangkap bahan organic sebagai

ion-ion yang larut dalam air, serta menangkap bahan organik sebagai

penyebab bau.

Udara O2

Bahan Baku Air Bau, Fe3+, Al3+, keruh

Page 15: Proposal Pengolahan

F. Media Pengolahan Air Bersih

Media pengolahan sangat diperlukan untuk mendukung klencaran

proses pengolahan air bersih. Media yang digunakan mampu menyerap

ion-ion dalam air sehingga air menjadi jernih dan bebas dari unsur logam

yang membahyakan kesehatan. (Kusnaedi, 2010)

1. Karbon Aktif

Karbon aktif adalah sejenis adsorben (penyerap). Berwarna hitam,

berbentuk granula, bulat, pellet atau bubuk. Karbon aktf dipakai dalam

proses pemurnian udara, gas, larutan atau cairan, dalam proses recovery

suatu logam dari biji logamnya, dan juga dipakai sebagai support katalis.

Karbon aktif juga dipakai dalam pemurnian gas dan udara, safety mask

dan respirator, seragam militer, adsorben foams, industri nuklir,

electroplating solutions, declorinasi, penyerap rasa dan bau dari air,

aquarium, cigarette filter, serta penghilang senyawa-senyawa organk dala

air. Hanya dengan 1 gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu

material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2. dengan

luas permukaan yang sangat besar ini, karbon aktif memiliki kemampuan

mneyerap (adsorbsi) zat-zat yang terkandung dalam air dan udara.

Dengan demikian, arang aktif ini sangat efektif dalam menyerap zat

terlaut dalam air, baik organk maupun arorgank. Oleh kerena itu, karbon

aktif sangat efektif digunakan untuk media pengolahan air kotor menjadi

air bersih.

Karbon aktif biasanya dibuat dari petroleum coke, serbuk gergaji,

lignit, batu bara, peat, kayu, tempurung kelapa dan biji buah-buahan.

Semuanya itu ada kalanya dapat langsung diproses sebagai karbon aktif

Page 16: Proposal Pengolahan

dan adapula yang melalui proses aktifasi. Cara mengaktifkan karbon

adalah dengan memakai gas pengoksidasi seperti udara, steam, atau

karbondioksida (CO2) dan karonasi bahan baku dengan memakai

chemical agent, seperti seng klorida atau phosphoric acid.

2. Pasir Kuarsa

Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih ata pasir silica

(slica sand) merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung

mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian

tercuci dan terbawa oleh air atau angina yang terendapkan di tepi-tepi

sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri

atas Kristal-kristal silica (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang

terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa mempunyai

komposisi gabungan dari SiO2,Fe2O3, Al2O3, TiO2, MgO dan K2O,

berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa

pengotrnya, kekerasan 7 (skala mohs), berat jens 2,65, titik lebur 17-

150C, berbentuk Kristal hexagonal, panas spesifik 0,185.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang

luas, baik secara langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan

tambhan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunaan dalam industri

glas kaca, semen, tegel, mozaik keramik, bahan baku fero silica, silica

carbide, serta bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Bahan

tambahan , misalnya dalam industry cor, industri perminyakan dan

pertambangan serta bahan tahan api. (refraktori).

Page 17: Proposal Pengolahan

Pasir kuarsa ini juga sering digunakan untuk pengolahan air kotor

menjadi air bersih. Fungsi ini baik untuk ehilangkan sifat fisiknya, seperti

kekeruhan atau lumpur dan bau. Pasir ini umumnya digunakan sebagai

saringan pasir pada tahap awal. Pasir kuarsa ini banyak dijual dipasaran

dalam bentuk batuan ataupun granula.

3. Zeolit

Zeolit adalah senyawa alumino-silikat berhidrat dengan kation

natrium, kalium, dan barium. Zeolit memiliki striktur molekul yang unk

yaitu atom silicon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk

semacam jaringan pola yang tersatu. Dibeberapa tempat di jaringan ni,

atom silicon digantikan dengan atom aluminum yang hanya terkoordinasi

dengan 3 atom oksigen. Atom aluminium ini hanya memilik muatan 3+,

sedangkan silicon sendiri memilik muatan 4+. Zeolit adalah Kristal alumno

silikat dari elemen grup IA dan grup IIA, seperti natrium, kalium,

magnesium dann kalsium. Struktur zeolit adalah kompleks, yaitu polimer

Kristal anorganik didasarkan kerangka tetrahedral yang diperluas tak

terhingga dari AlO4 dan SiO4 dan dihubungkan satu dengan lainnya

melalui pembagian bersama ion oksigen. Struktur kerangka ini

mengandung saluran yang diisi oleh kation dan molekul air. Katin aktif

bergerak an umumnya bertindak sebaga ion exchanger. Air dapat

dihilangkan secara rvrsible yang secara umum dengna pemberian panas.

Muatan negative pada zeolit mampu mengikat kation. Dengan

demikian, dapat digunakan utuk mengikat kation-kation pada air, seperti

besi (Fe), Aluminium (al) atau magnesium (Mg) yang mumnya terdapat

Page 18: Proposal Pengolahan

[da air tanah. Dengan negalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan

diikat oleh zeolit yang memilik muatan ngartif. Disamping itu., zeolit juga

mufdah melepas katin dan diganti dengan katin lainnya, misalnya zeolit

melepas natrium dan diganti dengan kation lainnya, misalnya zeolit

magnesium. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai ion exchanger

dan adsorben dalam pengolahan air.

Zeolit juga sering disebut sebagai moleciular sieve/molecular mesh

(saringan molekuler) karena memiliki pori-pori berukuran molekuler

sehingga mampu memilahkan/menyaring molekul dengan ukuran

tertentu. Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain mudah melepas air

akibat pemanasan, tetapi juga mdah mengikat kembali molekul air dalam

udara lembab olekh karena sifatnya tersebut, zeolit banyak digunakan

sebagai bahan pengering. Sifat ini pula yang menyebabkan zeolit

dimanfaatkan untuk melunakkan air. Zeolit dengan ukuran rongga tertentu

digunakan pula sebagai katalis unuk mengubah alcohol menjadi

hodrokarbon sehingga alcohol dapat digunakan sebagai bensin.

Zeolit merupakan salah satu bahan kekayaan alam yang sangat

bermanfaat bagi industri kmia di Indonesia. Zeolit ada 2 acam , yaitu

zeolit alam dan sintetik. Zeolit alam sudah banyak dimanfatkan sehingga

jumlahnya semakin berkurang. Ummnya zeolit alam digunakan untuk

pupuk, penjernih air dan untuk dimanfaatkan sebagai katalis dan

adsorben. Zeolit mempunyai beragam kegunaan, seperti pemantap tanah

di bidang pertanian, penjernih air, penjernih limbah dan pakan ternak.

Page 19: Proposal Pengolahan

BAB III

PELAKSANAAN PEMBUATAN

A. Alat dan Bahan

ALAT :

1. Gergaji kayu

2. Meteran atau pengaris

3. Soldier

4. Gergaji pipa

5. Paku

6. Palu

Bahan :

1. Kayu

2. Drum dengan kapasitas 50 liter

3. Dop pipa

4. Kran air

5. Koral

6. Pasir kuarsa

7. Zeolit

8. Kerikil

9. Lem TBA

10. Lem PVC

11. Pipa PVC ½”

12. Pipa PVC

13. Tampah plastic

14. Shock kran

15. Kain kasa

Page 20: Proposal Pengolahan

B. Cara Kerja

Ambil kayu kemudian rangkai menjadi rak dengan ketinggian 200

cm, panjang 80 cm dan lebar 60 cm.

Drum 50 liter yang sudah disediakan lubangin pada bagian bawah

dan beri kran air untuk menyalurkan kebak selanjutnya yaitu bak

aerasi. Yang sebelumnya sudah dicuci hingga bersih dan sebagai

bak ekualisasi.

Ambil 2 tampah plastic yang sudah disiapkan 1 tampah lubangin

seluruh bagian bawah tambah dengan soldier sebagai bak aerasi

dan tampah yang satunya beri satu lubang kemudian pasang kran

air. Karena tampah yang terakhir berfungsi sebagai bak

pengendapan/sedimentasi dan menyalurkan air kebak filtrasi.

Pipa dengan panjang 100 cm ditutup pada bagian bawah dengan

dop dan beri lubang pada samping pipa untuk keluarnya air dari

bak filtrasi sedangkan pada bagian atas pipa untuk masuknya air

dari bak sedimentasi.

Siapkan bahan yang akan digunakan seperti koral, zeolit, pasir

kuarsa. Kemudian cuci semua bahan yang akan digunakan

tersebut sampai bersih dan jemur dibawah terik matahari sampai

kering. Setelah kering semua bahan disusun pada bak filtrasi yang

sudah dibuat sebelumnya dengan ketebalan yang sudah

ditentukan yaitu koral dengan ketebalan15 cm, zeolit 20 cm, pasir

kuarsa 20 cm dan koral kembali 15 cm.

Setelah semua bak sudah jadi rangkaikan pada rak yang sudah

dibuat secara urut dari bak ekualisasi, bak aerasi, bak

Page 21: Proposal Pengolahan

SUMUR

DRUM VOL ±30L

sedimentasi, bak filtrasi dan bak penampungan sebagi bak tempat

air yang telah melalui semua proses tersebut.

Alat pengolahan air bersih untuk rumah tangga siap digunakan.

C. Desain AlatGambar 1 Desain Alat Pengolahan Air Bersih Rumah Tangga

BAK EKUALISASI

AERASI

BAK SEDIMENTASI

BAK FILTRASI

pompa air

BAK PENAMPUNGAN

Gambar 2 Bak Filtrasi dengan susunan bagiannya :

Page 22: Proposal Pengolahan

masuknya air dari bak aerasi

15 cm Koral

kain kasa

20 cm zeolit

Kain kasa

20 cm pasir kuwarsa

Kain kasa

15 cm koral

D. Rencana Anggaran Biaya

NO NAMA BAHAN SATUAN JUMLAH HARGA1 Kayu @2m : 14.000 Meter 10 120.0002 Drum kapasitas 50 L Buah 1 50.0003 Dop Buah 1 4.0004 Keran air Buah 3 19.5005 Pasir kuarsa gr 500 26.0006 Zeolit gr 500 20.0007 Lem TBA Buah 1 3.0008 Koral gr 1000 12.0009 Kain kasa gr 1 7.000

10 Lem PVC Buah 1 15.00011 Pipa PVC ½” Meter 4 16.00012 Pipa PVC 4” Meter 1 30.00013 Shock kran buah 3 4.50014 Paku gr 250 3.00015 Tampah plastik Buah 2 50.000

JUMLAH ANGGARAN 400.000

Page 23: Proposal Pengolahan

E. Spesifikasi Alat

Alat pengolahan air bersih rumah tangga ini mengunakan system

pengolahan dengan beberapa tahap dari mulai pemberian desinfeksi air

didalam bak penampungan rumah tangga. Kemudian air memasuki

proses aerasi dengan melalui tampan-tampan yang telah dilubangin

sehingga memudahkan air membentuk oksigen setelah melalui proses

tersebut air akan tertampung didalam tampah yang ketiga didalam bak ini

air akan dilanjutkan kedalam bak filtrasi.

Didalam bak ini terjadi proses penyaringan melalui beberapa tahap dari

kerikil yang berfungsi sebagai penyaring parlikel-partikel yang lebih besar,

selanjutnya zeolit yang berfungsi sebagai penukar ion, kemudian melalui

pasir yang berfungsi sebagai penyaring partikel yang lebih kecil dan

setelah itu melalui arang aktif yang berfungsi sebagai penghilang bau

kemudian kerikil lagi dibagian terakhir. Sehingga setelah melalui semua

proses tersebut akan didapatkan air bersih yang memenuhi persyaratan

untuk air bersih rumah tangga.

Page 24: Proposal Pengolahan

BAB IV

UJI FUNGSI

Dari pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga tersebut yang

sudah siap digunakan tersebut dilakukan uji fungsi alat sebagai berikut :

A. Pengolahan dan Pengambilan Sampel air

Hari dan tanggal : Senin, 2 Januari 2012

Tempat : Laboratorium rekayasa

Sempel : Air sumur Asrama terpadu Poltekkes

1. Alat dan Bahan

Derigen sampel volume 30 liter

Air sumur

Alat pengolahan air bersih yang telah dirangkai

Derigen sempel pemeriksaan kimia

Gelas ukur

Kertas label

Alat tulis

Stop wach

2. Cara kerja

Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan

Ambil air sempel yang akan dilakukan pengolahan

menggunakan derigen volume 30 liter hingga penuh kemudian

tutup derigen sampai rapat dan beri label.

1) Jenis sempel : air sumur

Page 25: Proposal Pengolahan

2) Hari dan tanggal : senin, 2 Januari 2012

3) Tempat pengambilan sempel : Asramah terpadu

Poltekkes

4) Pemeriksa : Kelompok 4

5) Tanda tangan : ......

Air sempel siap dikirim dan dilakukan pengolahan

Siapkan alat pengolahan air bersih tersebut dan lakukan

penggukuran debit hingga mendapatkan debit sesuai yang

telah ditentukan yaitu 225 ml/menit.

Sebelum air dilakukan pengolahan diambil air sempel

masukan dalam derigen sempel sampai penuh kemudian tutup

hingga rapat sebagai pre-test dan beri label.

Setelah alat sudah siap, lakukan pengolahan air sempel

tersebut dan tunggu hasilnya sehingga didapatkan air yang

telah melalui proses pengolahan dan ambil sampelnya

masukkan pada derigen sempel hingga penuh kemudian tutup

rapat dan menjadi post-test dari air sempel kemudian beri

label.

Air sempel siap dikirim ke laboratorium untuk dilkakukan

pemeriksaan.

B. Pemeriksan

Parameter yang dilakukan pemeriksaan dari hasil pengolahan air

bersih tersebut antara lain pemeriksaan PH, pemeriksaan kadar Fe,

pemeriksaan kekeruhan sebagai berikut :

Page 26: Proposal Pengolahan

Hari dan tanggal : Kamis, 5 Januari 2012

Jenis sempel : Air sumur

Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan PH, Kadar Fe dan Kekeruhan

1. Pemeriksaan PH

Alat dan bahan:

Stick PH

Air sempel pre-test dan post-test

Cara kerja :

Siapkan alat dan bahan

Ambil air sempel pre-test dan post-test pada tempat yang

terpisah-pisah.

Kemudian masukan stcik PH pada masing-masing sempel

kemudian cocokan hasilnya sesuai warna yang sama.

Baca dan catat hasilnya.

Hasil pemeriksaan :

PH air sempel pre-test adalah 7

PH air sempel post-test adalah 7

Pembahasan :

Dari hasil pemeriksaan air sumur Asramah Terpadu Poltekkes

didapatkan hasil PH pre-test maupun post-test yaitu 7 yang bersifat

netral, maka air tersebut dapat digunakan sebagai air konsumsi

sesuai dengan peraturan PERMENKES NO.

907/MENKES/SK/VII/2002.

Page 27: Proposal Pengolahan

2. Pemeriksaan kadar Fe

Alat dan bahan :

Tabung Nessler ukuran 100 ml

Spektrofotometer

Pipet ukuran 10 ml

Pipet ukuran 1 ml

Pengaduk

Pipet tetes

Larutan standard Fe

Larutan N2SO4 4 N

Larutan KMNO4 0,1 N

Larutan NH4CNS 20 %

Air sempel

Aquadest

Cara kerja :

a. Pembuatan deret kalibrasi untuk pemeriksaan Fe

Masukan 100 ml aquadest kedalam tabung Nessler (6

tabung)

Pada setiap tabung Nessler ditambahkan dengan

larutan standard Fe (ml=0,1 mg) volume larutan

standard Fe yang dimasukan adalah 0,0 ml; 0,2 ml; 0,4

ml;0,6ml; 0,8 ml; 1,0 ml.

Pada masing-masing tabung ditambahkan dalam

jumlah yang sama 2,5 ml H2SO4 4 N dan tetes demi

tetes KMNO4 sambil digojog sampai warna ros tipis.

Page 28: Proposal Pengolahan

Tambahakan 2,5 ml NH4CNS 20% pada masing-

masing-masing tabung digojog hingga

homogen.

b. Menetapkan panjang gelombang yang akan dipakai pada

pembacaan absorbans pada spektrofotometer.

Larutan standard Fe yang berkadar 0,6 ppm dilakukan

pembacaan absorbasi pada berbagai panjang

gelombang 450 nm; 470 nm; 490 nm;

490 nm; 500 nm; 520 nm dan 550 nm.

Pilihlah panjang gelombang yang memberikan

absorbansi terbesar digunakan sebagai

panjang gelombang yang akan dipakai untuk

penetapan Fe lanjutan.

c. Deretan standard Fe yang telah dibuat dibaca absprbansi nya

pada panjang gelombang yang dipilih dengan blanko standard

yang digunakan berkadar 0,0 ppm.

d. Dari data absordansi yang dipetoleh dibuat grafik hubungan

absorbens dan kadar Fe (ppm).

e. Pemeriksaan Fe total dan sempel air

Ambil sampel 100 ml air sampel masukan dalam

tabung Nessler

Tambahkan 2,5 ml N2SO4 4 N dan tetes demi tetes

larutan KMNO4 0,1 N digojog sampai warna

rose tipis.

Page 29: Proposal Pengolahan

Tambahkan 2,5 ml NH4CNS 20%dicampur hingga

homogen.

Mambaca absorbansinya pada panjang gelombang

yang dipilih dengan blanko tabung standard 0,0 ppm.

Absorbans yang didapat dibaca dalam kurva kalibrasi

untuk mendapatkan kadar Fenya.

Hasil pemeriksaan :

Air sempel pre-test yaitu 96,6% dan absorbensnya 0,015 ABS

Air sempel post-test yaitu 99% dan adsorbensnya 0,004 ABS

Pembahasan :

Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan Fe

dari 0,0015 ABS menjadi 0,004 ABS .

3. Pemeriksaaan kekeruhan

Alat dan bahan :

Air sempel

Turbidity meter

Cara kerja :

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ambil sampel isikan pada botol ukur samapi batas putih yang

sudah ditentukan dan tutup rapat.

Masukkan botol ukur tesebut pada tempatnya, kemudian tekan

tombol ON/OFF.

Setelah nyala tekan tombol ”READ” tunggu hingga angka

muncul.

Page 30: Proposal Pengolahan

Ulangi 3X pada masing-masing sempel pre-test maupun post-

test.

Kemudian hasil yang didappatkan dirata-rata.

Hasil pemeriksaan :

Pemeriksaan Jenis sempel

Pre-test Post-test

Pemeriksaan 1 0,96 FTU 0,0 FTU

Pemeriksaan 2 0,57 FTU 0,0 FTU

Pemeriksaan 3 1,15 FTU 0,0 FTU

Rata-rata 0,89 FTU 0,0 FTU

Pembahasan :

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam 3 kali

penggulangan pada air sempel pre-test maupun post-test didapatkan

hasil rata-rata pre-testnya sebesar 0,89 FTU dan rata-rata post-test

sebesar 0,0 FTU. Sehingga alat pengolahan air bersih rumah tangga

dapat berfungsi dan efektif untuk menurunkan kekeruhan pada air

sumur Asramah terpadu Poltekkes dari rata-rata 0,96 FTU menjadi

0,0 FTU.

Page 31: Proposal Pengolahan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga ini

setelah dilakukan uji fungsi dengan melakukan parameter

pemeriksaan antara lain PH, kadar Fe, dan kekeruhan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Alat yang telah dibuat dapat digunakan dan berfungsi dengan

baik sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

2. Didapatkan hasil pemeriksaan PH air sempel pre-test maupun

post-test memiliki PH : 7 yang bersifat netral sehingga dapat

dikonsumsi sebagi air minum sesuai dengan peraturan

PERMENKES NO. 907/MENKES/SK/VII/2002.

3. Hasil pemeriksaan kadar Fe didapatkan hasil bahwa terjadi

penurunan Fe dari 0,0015 ABS menjadi 0,004 ABS .

4. Didapatkan hasil pemeriksaan kekeruhan air sempel pre-test

rata-ratanya adalah 0,89 FTU sedangkan air sempel post-

testnya adalah 0,0 FTU. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa

alat pengolahan air bersih rumah tangga tersebut dapat fungsi

dan efektif menurunkan tingkat kekeruhan air sumur Asramah

terpadu Poltekkes dari 0,89 FTU menjadi 0,0 FTU.

Page 32: Proposal Pengolahan

B. Saran

Dari praktikum yang telah kami lakukan untuk memberikan

masukan beberapa saran sebagi berikut :

1. Pembuatan bak aerasi di buat lebih dari satu sehingga proses

masuknya oksigen dalam air lebih lama.

2. Pada bak filtrasi komposisi bahan yang ada didalam dibuat

lebih bermacam lagi.

3. Pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga sebaiknya

dibuat sesuai kapsitas bak dan kebutuhan keluarga sehingga

dapat digunakan dilapangan.

Page 33: Proposal Pengolahan

DAFTAR PUSTAKA

Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Penebar

Swadaya

Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : PT. Rineka

Cipta