Proposal Pengolahan
-
Upload
rocky-mike -
Category
Documents
-
view
252 -
download
4
description
Transcript of Proposal Pengolahan
LAPORAN PENGOLAHAN AIR BERSIH
UNTUK RUMAH TANGGA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Sanitasi
Disusun Oleh : KELOMPOK 4
1. Aditya Angga Wiratma NIM P07133109044
2. Asep Susanto NIM P07133109054
3. Eny Nurkhasanah NIM P07133109066
4. Firmansyah Lingga S NIM P07133109067
5. Jantri NyamaYanti NIM P07133109074
6. Kristina Fulvia Pujiati NIM P07133109076
7. Rifki Ika Pramanta NIM P07133109088
8. Rokhimah Binti Husen NIM P07133109091
9. Titis Jiastuti NIM P07133109093
10. Triyani NIM P07133109094
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya air merupakan sumber daya yang sangat vital dan strategis
bagi kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan, politik dan keamanan. Sejalan
dengan perubahan peradaban manusia air tidak hanya memasuki dimensi
kebutuhan sosial seperti kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga tetapi
telah memasuki dimensi ekonomi yang luas untuk kebutuhan pertanian, industri
dan pembangkit energi.
Ketersediaan air bersih merupakan problem nasional bahkan dunia.
Ketersediaan air yang tidak merata antar waktu dapat dibuktikan dari tersedianya
air yang berlebihan pada musim penghujan bahkan seringkali menimbulkan
bencana seperti banjir dan longsor dan kekeringan yang panjang yang
menyebabkan kekurangan air untuk kepentingan pertanian dan kepentingan
rumah tangga (MCK) termasuk untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan air
bersih. Untuk menyediakan air dan mendistribusikan air secara merata antar
waktu dibutuhkan biaya cukup besar dan teknologi yang tinggi.
Permasalahan ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh air. Air
memiliki sifat fisik yang mudah menguap dan sifat yang mudah mengalir. Karena
mudah menguap maka sangat sulit untuk melakukan penyimpanan air agar air
tersedia sepanjang waktu. Sifat air yang mudah mengalir juga menuntut adanya
infrastruktur penampungan yang umumnya memerlukan biaya yang besar.
Air yang layak diminum, mempunyai standar persyaratan tertentu yakni
persyaratan fisik, kimiawi dan bakteriologis, dan syarat tersebut merupakan satu
kesatuan. Jadi jika ada satu saja parameter yang tidak memenuhi syarat maka
air tesebut tidak layak untuk diminum.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat
maupun tidak langsung dan secara perlahan. Untuk menanggulangi masalah
tersebut, salah satu alternatif yakni dengan cara mengolah air tanah atau air
sumur sehingga didapatkan air dengan kualitas yang memenuhi syarat
kesehatan.
A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan teknologi pengolahan air ini adalah untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat yang masih
menggunakan air tanah atau air sumur sebagai sumber kebutuhan air
bersih.
2. Pengolahan air dengan cara desinfeksi, aerasi, dan filtrasi, untuk
memenuhi kebutuhan air bersih rumah tangga yang sesuai dengan
standar yang sudah ditetapkan.
B. Manfaat
Untuk mendapatkan kualitas air yang sesuai dengan standar air bersih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Proses pengolahan Air
Yang dimaksud dengan pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang
dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya
bagi air minum karena dengan adanya pengolahan ini maka akan
didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang
telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air ini pada lazimnya dikenal
dengan dua cara, yakni (Sutrisno, 2006) :
1. Pengolahan lengkap (complette treatment process), yaitu air akan
mengalami pengolahan lengkap baik physics, kimiawi dan
bekteriologik. Pengolahan ini biasanya dilakukan pada air sungai yang
kotor/keruh. Pada hakekatnya pengolahan lengkap ini dibagi ke dalam
tiga tingkatan pengolahan :
a. Pengolahan physics yaitu suatu tingkatan pengolahan yang
bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang
kasar, penyisihan lumpur dan pasir, serta mengurangi kadar-kadar
zat organik yang ada di dalam air yang akan diolah.
b. Pengolahan kimia yaitu suatu tingkat pengolahan dengan
menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan
selanjutnya. Misalnya dengan membubuhkan kapur dalam proses
pelunakan dan sebagainya.
c. Pengolahan bakteriologis yaitu suatu tingkat pengolahan untuk
membunuh/memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam
air minum yakni dengan cara/jalan membubuhkan kaporit (zat
desinfektan).
2. Pengolahan sebagian atau partial treatment process, misalnya
diadakan pengolahan bakteriologis saja. Lazimnya digunakan untuk
mengolah mata air bersih dan air dari sumur dangkal/dalam.
B. Kandungan Bahan Kimia Dalam Air
Air mempunyai sifat melarutkan bahan kimia. Zat kimia yang larut
dalam air yang dapat mengganggu bahkan membahayakan kesehatan
manusia antara lain (Sutrisno, 2006 :9-10) :
1. Arsen
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.
Dikenal sebagai racun; chronic effet, bersifat carsinogenic dengan
melalui kontak dengan arsen atau melalui makanan ( food intake).
2. Barium
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 1,5 mg/L.
Dikenal sebagai bahan kimia yang bersifat toxis terhadap hati, aliran
darah, nervous.
3. Cadmium
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,01 mg/L.
Sebagai racun yang akut bagi manusia melalui makanan.
4. Chromium
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.
Carsinogenic pada pernafasan.
5. Lead (Timah Hitam)
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,05 mg/L.
Dikenal sebagai racun melalui makanan, air, udara dan menghisap
rokok.
6. Mercury (Air Raksa)
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,002
mg/L. Dikenal sebagai racun pada pekerja dan ikan. Terdapat di
dalam air kurang dari 1 mg/L. Terdapat di dalam air alam kurang dari
1 mg/L. Terdapat di dalam makanan 10-70.
7. Nitrate (nitrat)
Kadar maksimum yang maish diperbolehkan dlam air minum 10 mg/L.
Air sumur dengan kandungan 15-250 mg/L menyebabkan
methalhaemoglobin pada bayi yang disebabkan karena susu yang
dicampur dengan air tersebut.
8. Selenium
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0,01
mg/L. Dikenal sebagai racun yang berhubungan dengan pekerjaan.
Menyebabkan keracuna pada anak bila lebih dari 3-4 mg/kg makanan
masuk.
9. Silver (perak)
Kadar maksimum yang masih diperbolehkan dalam air minum 0.05
mg/L menyebabkan penyakit argria, warna kulit yang kelabu kebiru-
biruan, mata.
10. Sulfate
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 250
mg/L. Menyebabkan laxative apabila kadarnya berupa magnesium
dan sodium.
11. Besi
Konsentrasi maksimum yang masih diperbolehkan dalam air 0,3
mg/L. Besi berguna untuk metabolisme. Nilai ambang rasa 2 mg/L,
menimbulkan warna, menyebabkan koloidal yang berwarna dalam air.
12. Tembaga
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 1 mg/L. Penting
untuk metabolisme. Menyebabkan air memiliki rasa tertentu. Nilai
ambang rasa 1-5 mg/L.
13. Chlorida
Konsentrasi maksimum yang diperbolehkan dalam air 250 mg/L.
Kadar yang berlebihan menyebabkan air asin rasanya. Rasa asin
akan bertambah akibat adanya limbah yang mencemari air.
14. Fluor
Kekurangan Fluor di dalam air dapat menyebabkan caries gigi, dan
kelebihan fluor menyebabkan penyakit fluoresis. Kadar di dalam air
minum 1-2 mg/L.
C. Sumber Air
Pada prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran
yang dinamakan “cyclus Hydrologie”. Sumber-sumber air dapat diperoleh
dari :
1. Air Laut
Mempunyai sifat asin karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut
tidak memenuhi syarat untuk air minum.
2. Air Atmosfir, air meteriologik
Dalam keadaan murni sangat bersih karena dengan adanya
pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran-kotoran
industri/debu dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan
sebagai sumber air minum hendaknya pada waktu menampung air
hujan jangan dimulai pada saat hujan mulai turun karena masih
mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan memiliki sifat agresif
terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi ( karatan). Juga
air hujan ini mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap
pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Merupakan air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-
daun, kotoran industri kota dan sebagainya. Beberapa pengotoran ini
untuk masing-masing air permukaan akan berbeda-beda, tergantung
pada daerah pengaliran air permukaan ini. Jenis pengotorannya
adalah merupakan kotoran fisik, kimia dan bakteriologis. Air
permukaan ada dua macam, yaitu :
a. Air sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum haruslah mengalami
suatu pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini
pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali.
Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air minum
pada umumnya dapat mencukupi.
b. Air rawa/danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh adanya
zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya asam humus
yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning coklat.
Dengan adanya pembusukan kadar zat organis tinggi, maka
umumnya kadar Fe dan Mn akan tinggi pula dan dalam keadaan
kelarutan O2 kurang sekali (anaerob), maka unsur-unsur Fe dan
Mn ini akan larut. Pada permukaan air akan tumbuh algae (lumut)
karena adanya sinar matahari dan O2.
4. Air tanah
Air tanah terbagi atas :
a. Air tanah dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari air
permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan
sebagian bakteri sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih
banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia
tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Disamping
penyaringan oleh tanah, pengotoran juga terus berlangsung
terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah. Setelah
menemui lapisan rapat air, air akan terkumpul dan disebut air
tanah dangkal dimana air tanah ini digunakan untuk sumber air
minum melalui sumur-sumur dangkal. Sebagai sumber air minum,
air tanah dangkal ini ditinjau dari segi kualitas agak baik.
Kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim.
b. Air tanah dalam
Air tanah dalam berada setelah lapisan rapat air yang
pertama dari permukaan tanah. Kualitas air tanah dalam pada
umumnya lebih baik dari air dangkal karena penyaringannya lebih
sempurna dan bebas dari bakteri. Kandungan unsur-unsur kimia
tergantung lapisan tanah yang dilalui. Jika melalui tanah kapur,
maka air itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca (HCO3)2
dan Mg (HCO3)2. Jika melalui batuan granit, maka air itu lunak dan
agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3).
c. Mata air
Merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari air tanah dalam
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama
dengan keadaan air tanah dalam. Berdasarkan keluarnya
(munculnya) ke permukaan tanah, maka mata air terbagi atas :
1) Rembesan, dimana air keluar dari lereng-lereng;
2) Umbul, dimana air keluar ke permukaan tanah pada suatu
dataran.
D. Persyaratan Air Minum
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya memenuhi
persyaratan secara fisik, kimia dan mikrobiologi (PERMENKES NO.
907/MENKES/SK/VII/2002)
1. Persyaratan fisik
Air yang berkualitas baik harus memenuhi persyaratan fisik sebagai
berikut.
a. Tidak berwarna
Air untuk kperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
b. Temperatur normal
Air yang baik harus memiliki temperature sama dengan udara (20-
260C). air yang secara mencolok mempunyai temperature diatas atau
dibawah temperature udara, berarti mengandung zat-zat tertentu (missal,
fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi proses
tertentu (proses dekomposisi bahan organic oleh mikroganisme yang
menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam
air.
c. Rasanya tawar
Air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit,
atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin
disebabkan oleh adanya garam tertentu yang terlarut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organic maupun asm
anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
meupun dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan
e. Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari
bawah tanah liat. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin
keruh. Derajat kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
f. Tidak mengandung zat padatan
Air minum yang baik tidak boleh mengandung zat padatan,
walaupun jernih, air yang mengandung padatan yang terapung tidak baik
digunakan sebagai air minum. Apabila air dididihkan, zat padat tersebut
dapat larut sehingga menurunkan kualitas air minum.
2. Pesyaratan kimia
Kualitas air tegolong baik bila memenuhi persyaratan kimia
sebagai berikut.
a. pH netral
Derajat keasaman air minum harus netral, tidak boleh bersifat
asam maupun basa. Air yang mempunyai pH rendah akan terasa asam.
Contoh air alam yang terasa asam adalah air gambut. Skala ph diukur
dengan pH meter atau lakmus. Air murni mempunyai pH 7. Apabila pH di
bawah 7, berarti air bersifat asam. Bila di atas 7, berarti bersifat basa
(rasanya pahit)
b. Tidak mengandung bahan kimia bercun
Air yang berkualitas baik tidak mngandung bahan kimia beracun
seperti sianida sulfide dan fenolik.
c. Tidak mengandung garam atau ion-ion logam
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam atau ion logam
seperti Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Mn dan Cr.
d. Kesadahan rendah
Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-garam yasng
terlarut dalam air, terutama garam Ca dan Mg
e. Tidak mengandung bahan organic
Kandungan bahan organic dalam air dapat terurai menjadi zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan. Bahan-bahan organik itu seperti NH4,
H2S, (SO4)2- dan NO3.
E. Pengolahan Air Bersih Secara Aerasi Filtrasi
Masalah yang paling menonjol pada air sumur adalah bau busuk atau
warna kuning karat berbau logam. Di perkotaan umumnya, air berbau
busuk karena tanahnya sudah banyak tercemar limbah. Secara alami,
warna kuning atau bau logam karena air banyak mengandung besi (Fe),
mangan (Mg), dan Aluminium (Al) atau logam lain yang membahayakan
kesehatan. Aerasi dan filtrasi dapat mengatasi kekeruhan serta
menurunkna kandungan kation yang larut, terutama kadar besi (Fe),
mangan (Mg) dan Aluminium (Al). Konstruksi terbuat dari 1 buah drum
yang bagian dalamnya telah dicat atau dilabur. (Kusnaedi, 2010)
Prinsip kerja pengolah air aerasi filtrasi adalah proses memasukkan
udara atau oksigen kedalam air dengan harapan kation logam, besi,
aluminium dan mangan membentuk senyawa oksida logam. Dengan
demikian, senyawa oksida logam FeO3 atau Al2O3 dapat disaring melalui
filtrasi. Media filtrasi juga berfungsi menangkap bahan organic sebagai
ion-ion yang larut dalam air, serta menangkap bahan organik sebagai
penyebab bau.
Udara O2
Bahan Baku Air Bau, Fe3+, Al3+, keruh
F. Media Pengolahan Air Bersih
Media pengolahan sangat diperlukan untuk mendukung klencaran
proses pengolahan air bersih. Media yang digunakan mampu menyerap
ion-ion dalam air sehingga air menjadi jernih dan bebas dari unsur logam
yang membahyakan kesehatan. (Kusnaedi, 2010)
1. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah sejenis adsorben (penyerap). Berwarna hitam,
berbentuk granula, bulat, pellet atau bubuk. Karbon aktf dipakai dalam
proses pemurnian udara, gas, larutan atau cairan, dalam proses recovery
suatu logam dari biji logamnya, dan juga dipakai sebagai support katalis.
Karbon aktif juga dipakai dalam pemurnian gas dan udara, safety mask
dan respirator, seragam militer, adsorben foams, industri nuklir,
electroplating solutions, declorinasi, penyerap rasa dan bau dari air,
aquarium, cigarette filter, serta penghilang senyawa-senyawa organk dala
air. Hanya dengan 1 gram dari karbon aktif, akan didapatkan suatu
material yang memiliki luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2. dengan
luas permukaan yang sangat besar ini, karbon aktif memiliki kemampuan
mneyerap (adsorbsi) zat-zat yang terkandung dalam air dan udara.
Dengan demikian, arang aktif ini sangat efektif dalam menyerap zat
terlaut dalam air, baik organk maupun arorgank. Oleh kerena itu, karbon
aktif sangat efektif digunakan untuk media pengolahan air kotor menjadi
air bersih.
Karbon aktif biasanya dibuat dari petroleum coke, serbuk gergaji,
lignit, batu bara, peat, kayu, tempurung kelapa dan biji buah-buahan.
Semuanya itu ada kalanya dapat langsung diproses sebagai karbon aktif
dan adapula yang melalui proses aktifasi. Cara mengaktifkan karbon
adalah dengan memakai gas pengoksidasi seperti udara, steam, atau
karbondioksida (CO2) dan karonasi bahan baku dengan memakai
chemical agent, seperti seng klorida atau phosphoric acid.
2. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih ata pasir silica
(slica sand) merupakan hasil pelapukan batuan yang mengandung
mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian
tercuci dan terbawa oleh air atau angina yang terendapkan di tepi-tepi
sungai, danau atau laut. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri
atas Kristal-kristal silica (SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang
terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa mempunyai
komposisi gabungan dari SiO2,Fe2O3, Al2O3, TiO2, MgO dan K2O,
berwarna putih bening atau warna lain tergantung pada senyawa
pengotrnya, kekerasan 7 (skala mohs), berat jens 2,65, titik lebur 17-
150C, berbentuk Kristal hexagonal, panas spesifik 0,185.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
luas, baik secara langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan
tambhan. Sebagai bahan baku utama, misalnya digunaan dalam industri
glas kaca, semen, tegel, mozaik keramik, bahan baku fero silica, silica
carbide, serta bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Bahan
tambahan , misalnya dalam industry cor, industri perminyakan dan
pertambangan serta bahan tahan api. (refraktori).
Pasir kuarsa ini juga sering digunakan untuk pengolahan air kotor
menjadi air bersih. Fungsi ini baik untuk ehilangkan sifat fisiknya, seperti
kekeruhan atau lumpur dan bau. Pasir ini umumnya digunakan sebagai
saringan pasir pada tahap awal. Pasir kuarsa ini banyak dijual dipasaran
dalam bentuk batuan ataupun granula.
3. Zeolit
Zeolit adalah senyawa alumino-silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium, dan barium. Zeolit memiliki striktur molekul yang unk
yaitu atom silicon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk
semacam jaringan pola yang tersatu. Dibeberapa tempat di jaringan ni,
atom silicon digantikan dengan atom aluminum yang hanya terkoordinasi
dengan 3 atom oksigen. Atom aluminium ini hanya memilik muatan 3+,
sedangkan silicon sendiri memilik muatan 4+. Zeolit adalah Kristal alumno
silikat dari elemen grup IA dan grup IIA, seperti natrium, kalium,
magnesium dann kalsium. Struktur zeolit adalah kompleks, yaitu polimer
Kristal anorganik didasarkan kerangka tetrahedral yang diperluas tak
terhingga dari AlO4 dan SiO4 dan dihubungkan satu dengan lainnya
melalui pembagian bersama ion oksigen. Struktur kerangka ini
mengandung saluran yang diisi oleh kation dan molekul air. Katin aktif
bergerak an umumnya bertindak sebaga ion exchanger. Air dapat
dihilangkan secara rvrsible yang secara umum dengna pemberian panas.
Muatan negative pada zeolit mampu mengikat kation. Dengan
demikian, dapat digunakan utuk mengikat kation-kation pada air, seperti
besi (Fe), Aluminium (al) atau magnesium (Mg) yang mumnya terdapat
[da air tanah. Dengan negalirkan air baku pada filter zeolit, kation akan
diikat oleh zeolit yang memilik muatan ngartif. Disamping itu., zeolit juga
mufdah melepas katin dan diganti dengan katin lainnya, misalnya zeolit
melepas natrium dan diganti dengan kation lainnya, misalnya zeolit
magnesium. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai ion exchanger
dan adsorben dalam pengolahan air.
Zeolit juga sering disebut sebagai moleciular sieve/molecular mesh
(saringan molekuler) karena memiliki pori-pori berukuran molekuler
sehingga mampu memilahkan/menyaring molekul dengan ukuran
tertentu. Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain mudah melepas air
akibat pemanasan, tetapi juga mdah mengikat kembali molekul air dalam
udara lembab olekh karena sifatnya tersebut, zeolit banyak digunakan
sebagai bahan pengering. Sifat ini pula yang menyebabkan zeolit
dimanfaatkan untuk melunakkan air. Zeolit dengan ukuran rongga tertentu
digunakan pula sebagai katalis unuk mengubah alcohol menjadi
hodrokarbon sehingga alcohol dapat digunakan sebagai bensin.
Zeolit merupakan salah satu bahan kekayaan alam yang sangat
bermanfaat bagi industri kmia di Indonesia. Zeolit ada 2 acam , yaitu
zeolit alam dan sintetik. Zeolit alam sudah banyak dimanfatkan sehingga
jumlahnya semakin berkurang. Ummnya zeolit alam digunakan untuk
pupuk, penjernih air dan untuk dimanfaatkan sebagai katalis dan
adsorben. Zeolit mempunyai beragam kegunaan, seperti pemantap tanah
di bidang pertanian, penjernih air, penjernih limbah dan pakan ternak.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBUATAN
A. Alat dan Bahan
ALAT :
1. Gergaji kayu
2. Meteran atau pengaris
3. Soldier
4. Gergaji pipa
5. Paku
6. Palu
Bahan :
1. Kayu
2. Drum dengan kapasitas 50 liter
3. Dop pipa
4. Kran air
5. Koral
6. Pasir kuarsa
7. Zeolit
8. Kerikil
9. Lem TBA
10. Lem PVC
11. Pipa PVC ½”
12. Pipa PVC
13. Tampah plastic
14. Shock kran
15. Kain kasa
B. Cara Kerja
Ambil kayu kemudian rangkai menjadi rak dengan ketinggian 200
cm, panjang 80 cm dan lebar 60 cm.
Drum 50 liter yang sudah disediakan lubangin pada bagian bawah
dan beri kran air untuk menyalurkan kebak selanjutnya yaitu bak
aerasi. Yang sebelumnya sudah dicuci hingga bersih dan sebagai
bak ekualisasi.
Ambil 2 tampah plastic yang sudah disiapkan 1 tampah lubangin
seluruh bagian bawah tambah dengan soldier sebagai bak aerasi
dan tampah yang satunya beri satu lubang kemudian pasang kran
air. Karena tampah yang terakhir berfungsi sebagai bak
pengendapan/sedimentasi dan menyalurkan air kebak filtrasi.
Pipa dengan panjang 100 cm ditutup pada bagian bawah dengan
dop dan beri lubang pada samping pipa untuk keluarnya air dari
bak filtrasi sedangkan pada bagian atas pipa untuk masuknya air
dari bak sedimentasi.
Siapkan bahan yang akan digunakan seperti koral, zeolit, pasir
kuarsa. Kemudian cuci semua bahan yang akan digunakan
tersebut sampai bersih dan jemur dibawah terik matahari sampai
kering. Setelah kering semua bahan disusun pada bak filtrasi yang
sudah dibuat sebelumnya dengan ketebalan yang sudah
ditentukan yaitu koral dengan ketebalan15 cm, zeolit 20 cm, pasir
kuarsa 20 cm dan koral kembali 15 cm.
Setelah semua bak sudah jadi rangkaikan pada rak yang sudah
dibuat secara urut dari bak ekualisasi, bak aerasi, bak
SUMUR
DRUM VOL ±30L
sedimentasi, bak filtrasi dan bak penampungan sebagi bak tempat
air yang telah melalui semua proses tersebut.
Alat pengolahan air bersih untuk rumah tangga siap digunakan.
C. Desain AlatGambar 1 Desain Alat Pengolahan Air Bersih Rumah Tangga
BAK EKUALISASI
AERASI
BAK SEDIMENTASI
BAK FILTRASI
pompa air
BAK PENAMPUNGAN
Gambar 2 Bak Filtrasi dengan susunan bagiannya :
masuknya air dari bak aerasi
15 cm Koral
kain kasa
20 cm zeolit
Kain kasa
20 cm pasir kuwarsa
Kain kasa
15 cm koral
D. Rencana Anggaran Biaya
NO NAMA BAHAN SATUAN JUMLAH HARGA1 Kayu @2m : 14.000 Meter 10 120.0002 Drum kapasitas 50 L Buah 1 50.0003 Dop Buah 1 4.0004 Keran air Buah 3 19.5005 Pasir kuarsa gr 500 26.0006 Zeolit gr 500 20.0007 Lem TBA Buah 1 3.0008 Koral gr 1000 12.0009 Kain kasa gr 1 7.000
10 Lem PVC Buah 1 15.00011 Pipa PVC ½” Meter 4 16.00012 Pipa PVC 4” Meter 1 30.00013 Shock kran buah 3 4.50014 Paku gr 250 3.00015 Tampah plastik Buah 2 50.000
JUMLAH ANGGARAN 400.000
E. Spesifikasi Alat
Alat pengolahan air bersih rumah tangga ini mengunakan system
pengolahan dengan beberapa tahap dari mulai pemberian desinfeksi air
didalam bak penampungan rumah tangga. Kemudian air memasuki
proses aerasi dengan melalui tampan-tampan yang telah dilubangin
sehingga memudahkan air membentuk oksigen setelah melalui proses
tersebut air akan tertampung didalam tampah yang ketiga didalam bak ini
air akan dilanjutkan kedalam bak filtrasi.
Didalam bak ini terjadi proses penyaringan melalui beberapa tahap dari
kerikil yang berfungsi sebagai penyaring parlikel-partikel yang lebih besar,
selanjutnya zeolit yang berfungsi sebagai penukar ion, kemudian melalui
pasir yang berfungsi sebagai penyaring partikel yang lebih kecil dan
setelah itu melalui arang aktif yang berfungsi sebagai penghilang bau
kemudian kerikil lagi dibagian terakhir. Sehingga setelah melalui semua
proses tersebut akan didapatkan air bersih yang memenuhi persyaratan
untuk air bersih rumah tangga.
BAB IV
UJI FUNGSI
Dari pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga tersebut yang
sudah siap digunakan tersebut dilakukan uji fungsi alat sebagai berikut :
A. Pengolahan dan Pengambilan Sampel air
Hari dan tanggal : Senin, 2 Januari 2012
Tempat : Laboratorium rekayasa
Sempel : Air sumur Asrama terpadu Poltekkes
1. Alat dan Bahan
Derigen sampel volume 30 liter
Air sumur
Alat pengolahan air bersih yang telah dirangkai
Derigen sempel pemeriksaan kimia
Gelas ukur
Kertas label
Alat tulis
Stop wach
2. Cara kerja
Siapkan semua alat dan bahan yang akan dibutuhkan
Ambil air sempel yang akan dilakukan pengolahan
menggunakan derigen volume 30 liter hingga penuh kemudian
tutup derigen sampai rapat dan beri label.
1) Jenis sempel : air sumur
2) Hari dan tanggal : senin, 2 Januari 2012
3) Tempat pengambilan sempel : Asramah terpadu
Poltekkes
4) Pemeriksa : Kelompok 4
5) Tanda tangan : ......
Air sempel siap dikirim dan dilakukan pengolahan
Siapkan alat pengolahan air bersih tersebut dan lakukan
penggukuran debit hingga mendapatkan debit sesuai yang
telah ditentukan yaitu 225 ml/menit.
Sebelum air dilakukan pengolahan diambil air sempel
masukan dalam derigen sempel sampai penuh kemudian tutup
hingga rapat sebagai pre-test dan beri label.
Setelah alat sudah siap, lakukan pengolahan air sempel
tersebut dan tunggu hasilnya sehingga didapatkan air yang
telah melalui proses pengolahan dan ambil sampelnya
masukkan pada derigen sempel hingga penuh kemudian tutup
rapat dan menjadi post-test dari air sempel kemudian beri
label.
Air sempel siap dikirim ke laboratorium untuk dilkakukan
pemeriksaan.
B. Pemeriksan
Parameter yang dilakukan pemeriksaan dari hasil pengolahan air
bersih tersebut antara lain pemeriksaan PH, pemeriksaan kadar Fe,
pemeriksaan kekeruhan sebagai berikut :
Hari dan tanggal : Kamis, 5 Januari 2012
Jenis sempel : Air sumur
Jenis pemeriksaan : Pemeriksaan PH, Kadar Fe dan Kekeruhan
1. Pemeriksaan PH
Alat dan bahan:
Stick PH
Air sempel pre-test dan post-test
Cara kerja :
Siapkan alat dan bahan
Ambil air sempel pre-test dan post-test pada tempat yang
terpisah-pisah.
Kemudian masukan stcik PH pada masing-masing sempel
kemudian cocokan hasilnya sesuai warna yang sama.
Baca dan catat hasilnya.
Hasil pemeriksaan :
PH air sempel pre-test adalah 7
PH air sempel post-test adalah 7
Pembahasan :
Dari hasil pemeriksaan air sumur Asramah Terpadu Poltekkes
didapatkan hasil PH pre-test maupun post-test yaitu 7 yang bersifat
netral, maka air tersebut dapat digunakan sebagai air konsumsi
sesuai dengan peraturan PERMENKES NO.
907/MENKES/SK/VII/2002.
2. Pemeriksaan kadar Fe
Alat dan bahan :
Tabung Nessler ukuran 100 ml
Spektrofotometer
Pipet ukuran 10 ml
Pipet ukuran 1 ml
Pengaduk
Pipet tetes
Larutan standard Fe
Larutan N2SO4 4 N
Larutan KMNO4 0,1 N
Larutan NH4CNS 20 %
Air sempel
Aquadest
Cara kerja :
a. Pembuatan deret kalibrasi untuk pemeriksaan Fe
Masukan 100 ml aquadest kedalam tabung Nessler (6
tabung)
Pada setiap tabung Nessler ditambahkan dengan
larutan standard Fe (ml=0,1 mg) volume larutan
standard Fe yang dimasukan adalah 0,0 ml; 0,2 ml; 0,4
ml;0,6ml; 0,8 ml; 1,0 ml.
Pada masing-masing tabung ditambahkan dalam
jumlah yang sama 2,5 ml H2SO4 4 N dan tetes demi
tetes KMNO4 sambil digojog sampai warna ros tipis.
Tambahakan 2,5 ml NH4CNS 20% pada masing-
masing-masing tabung digojog hingga
homogen.
b. Menetapkan panjang gelombang yang akan dipakai pada
pembacaan absorbans pada spektrofotometer.
Larutan standard Fe yang berkadar 0,6 ppm dilakukan
pembacaan absorbasi pada berbagai panjang
gelombang 450 nm; 470 nm; 490 nm;
490 nm; 500 nm; 520 nm dan 550 nm.
Pilihlah panjang gelombang yang memberikan
absorbansi terbesar digunakan sebagai
panjang gelombang yang akan dipakai untuk
penetapan Fe lanjutan.
c. Deretan standard Fe yang telah dibuat dibaca absprbansi nya
pada panjang gelombang yang dipilih dengan blanko standard
yang digunakan berkadar 0,0 ppm.
d. Dari data absordansi yang dipetoleh dibuat grafik hubungan
absorbens dan kadar Fe (ppm).
e. Pemeriksaan Fe total dan sempel air
Ambil sampel 100 ml air sampel masukan dalam
tabung Nessler
Tambahkan 2,5 ml N2SO4 4 N dan tetes demi tetes
larutan KMNO4 0,1 N digojog sampai warna
rose tipis.
Tambahkan 2,5 ml NH4CNS 20%dicampur hingga
homogen.
Mambaca absorbansinya pada panjang gelombang
yang dipilih dengan blanko tabung standard 0,0 ppm.
Absorbans yang didapat dibaca dalam kurva kalibrasi
untuk mendapatkan kadar Fenya.
Hasil pemeriksaan :
Air sempel pre-test yaitu 96,6% dan absorbensnya 0,015 ABS
Air sempel post-test yaitu 99% dan adsorbensnya 0,004 ABS
Pembahasan :
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil bahwa terjadi penurunan Fe
dari 0,0015 ABS menjadi 0,004 ABS .
3. Pemeriksaaan kekeruhan
Alat dan bahan :
Air sempel
Turbidity meter
Cara kerja :
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Ambil sampel isikan pada botol ukur samapi batas putih yang
sudah ditentukan dan tutup rapat.
Masukkan botol ukur tesebut pada tempatnya, kemudian tekan
tombol ON/OFF.
Setelah nyala tekan tombol ”READ” tunggu hingga angka
muncul.
Ulangi 3X pada masing-masing sempel pre-test maupun post-
test.
Kemudian hasil yang didappatkan dirata-rata.
Hasil pemeriksaan :
Pemeriksaan Jenis sempel
Pre-test Post-test
Pemeriksaan 1 0,96 FTU 0,0 FTU
Pemeriksaan 2 0,57 FTU 0,0 FTU
Pemeriksaan 3 1,15 FTU 0,0 FTU
Rata-rata 0,89 FTU 0,0 FTU
Pembahasan :
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dalam 3 kali
penggulangan pada air sempel pre-test maupun post-test didapatkan
hasil rata-rata pre-testnya sebesar 0,89 FTU dan rata-rata post-test
sebesar 0,0 FTU. Sehingga alat pengolahan air bersih rumah tangga
dapat berfungsi dan efektif untuk menurunkan kekeruhan pada air
sumur Asramah terpadu Poltekkes dari rata-rata 0,96 FTU menjadi
0,0 FTU.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga ini
setelah dilakukan uji fungsi dengan melakukan parameter
pemeriksaan antara lain PH, kadar Fe, dan kekeruhan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Alat yang telah dibuat dapat digunakan dan berfungsi dengan
baik sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
2. Didapatkan hasil pemeriksaan PH air sempel pre-test maupun
post-test memiliki PH : 7 yang bersifat netral sehingga dapat
dikonsumsi sebagi air minum sesuai dengan peraturan
PERMENKES NO. 907/MENKES/SK/VII/2002.
3. Hasil pemeriksaan kadar Fe didapatkan hasil bahwa terjadi
penurunan Fe dari 0,0015 ABS menjadi 0,004 ABS .
4. Didapatkan hasil pemeriksaan kekeruhan air sempel pre-test
rata-ratanya adalah 0,89 FTU sedangkan air sempel post-
testnya adalah 0,0 FTU. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa
alat pengolahan air bersih rumah tangga tersebut dapat fungsi
dan efektif menurunkan tingkat kekeruhan air sumur Asramah
terpadu Poltekkes dari 0,89 FTU menjadi 0,0 FTU.
B. Saran
Dari praktikum yang telah kami lakukan untuk memberikan
masukan beberapa saran sebagi berikut :
1. Pembuatan bak aerasi di buat lebih dari satu sehingga proses
masuknya oksigen dalam air lebih lama.
2. Pada bak filtrasi komposisi bahan yang ada didalam dibuat
lebih bermacam lagi.
3. Pembuatan alat pengolahan air bersih rumah tangga sebaiknya
dibuat sesuai kapsitas bak dan kebutuhan keluarga sehingga
dapat digunakan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnaedi, 2010. Mengolah Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta : Penebar
Swadaya
Sutrisno, Totok. 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : PT. Rineka
Cipta