Proposal Teksol

28
PRAFORMULASI KAPLET PARASETAMOL A. Tinjauan Pustaka 1. Zat Aktif: Parasetamol Rumus Molekul : C 8 H 9 NO 2 Rumus Bangun : : pH : 6 Pemerian : Serbuk kristalin atau kristal putih tidak berbau, rasa pahit. Suhu Lebur : 168º - 172ºC Kelarutan : Larut dalam air (1:70), air panas (1:20), alkohol (1:7-10), aseton (1:13), gliserol (1:40), propilenglikol (1:9). Sedikit larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter, larut dalam larutan alkali hidroksida. Indikasi : Mengobati rasa sakit atau nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri pada otot, sakit telinga, rematik, arthritis, dan menurunkan demam yang disertai flu dan demam sesudah vaksinasi. Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan fungsi hati dan penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol.

Transcript of Proposal Teksol

Page 1: Proposal Teksol

PRAFORMULASI KAPLET PARASETAMOL

A. Tinjauan Pustaka

1. Zat Aktif: Parasetamol

Rumus Molekul : C8H9NO2

Rumus Bangun : :

pH : 6

Pemerian : Serbuk kristalin atau kristal putih tidak berbau, rasa pahit.

Suhu Lebur : 168º - 172ºC

Kelarutan : Larut dalam air (1:70), air panas (1:20), alkohol (1:7-10), aseton

(1:13), gliserol (1:40), propilenglikol (1:9). Sedikit larut dalam

kloroform, praktis tidak larut dalam eter, larut dalam larutan alkali

hidroksida.

Indikasi : Mengobati rasa sakit atau nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi,

nyeri pada otot, sakit telinga, rematik, arthritis, dan menurunkan

demam yang disertai flu dan demam sesudah vaksinasi.

Kontra Indikasi : Tidak boleh diberikan kepada penderita gangguan fungsi hati dan

penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol.

Dosis : 0,5 – 1 gram per kali makan, 4 gram per hari.

Dosis Profilaksis : Anak 7-12 trahun : ½ - 1 tablet, 3-4x sehari, sampai dengan 2

gram (4 tablet) ; Dewasa : 1-2 tablet, 3-4 kali sehari.

Penyimpanan : Wadah kedap udara (tertutup baik) dan hindarkan dari cahaya.

Interaksi Obat : Alkohol, anti-koagulan, anti-konvulsan, aspirin, kloramfenikol,

despramine, dan doxorubin.

Stabilitas sediaan : stabil dalam larutan encer. waktu paruh dalam larutan buffer pada

pH 6 mempunyai estimasi waktu 21,8 tahun. Degradasi dikatalis

oleh asam dan basa dengan waktu paruh 0,73 tahun pada pH 2 dan

Page 2: Proposal Teksol

2,38 tahun pada pH 9. Degradasinya menghasilkan p-aminofenol

dan asam asetat.

2. Filler (Laktosa Anhidrat)

Rumus Molekul : C12H22O11

Rumus Struktur :

Pemerian : serbuk kristal putih

Kelarutan : larut dalam air, larut sebagian di etanol (95%) dan eter

Titik leleh : 223.08oC untuk α-laktosa anhidrat

252.28oC untuk β-laktosa anhidrat

232.08oC untuk laktosa anhidrat komersial

Massa Jenis : 1.589 g/cm3 untuk β-laktosa anhidrat

Kestabilan : bisa berwarna coklat dalam penyimpanan dan reaksinya

dipercepat oleh kondisi yang hangat dan lembab

Penyimpanan : pada wadah yang dingin dan kering serta kedap udara

3. Binder (PVP (Polyvinylpyrrolidone))

Rumus Molekul : (C6H9NO)n

Rumus Struktur :

Page 3: Proposal Teksol

Pemerian : serbuk halus, warna putih, higroskopis, dan tidak berbau

Kelarutan : larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton,

metanol, dan air. Praktis tidak larut dalam eter,

hidrokarbon, dan minyak mineral.

Titik leleh : 150oC

pH : dalam larutan 5% pH nya 3,0-7,0

Massa Jenis : 1,180 g/cm3

Kestabilan : akan menghitam pada pemanasan mencapai 150oC serta

berkurang kelarutannya di dalam air.

Penyimpanan : pada wadah yang dingin dan kering serta kedap udara

Kompresibilitas : dengan tekanan 4-14 kN

Kekuatan tablet : 20-80

KonsentrasiFungsional : 3-15%

4. Disintegran (Na Starch Glikolat)

Rumus Struktur :

Pemerian : berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang

mudah mengalir.

Kelarutan : Sebagian larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut

dalam air.

Massa Jenis : 1,56 g/cm3

Page 4: Proposal Teksol

Kestabilan : Stabil tetapi sangat higroskopis. Tablet yang

mengandung Na starch glikolat memiliki sifat yang baik

dalam penyimpanan.

Inkompatibilitas : Asam askorbat

Kategori swelling : Mampu mengembang hingga 300 kali ukuran semula.

Penyimpanan : Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat,

hindari dari kelembaban dan suhu yang tidak sesuai

yangdapat menyebabkan terjadinya caking.

Konsentrasi Fungsional : 2-8%

5. Anti-adheren atau Glidan (Talk)

Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada

kulit, bebas dari butiran; warna putih atau putih kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

pH : 6,5-10 untuk 20 % w/v dispersi cair

Stabilitas : Stabil, disterilisasikan dengan pemanasan 160oC selama

kurang dari 1 jam. Penyimpanan dalam wadah tertutup

rapat.

Inkompatibilitas : dengan senyawa amonium kuaterner

Konsentrasi Fungsional : 1-5 %

6. Lubrikan (Magnesium Stearat)

Rumus Molekul : C36H70MgO4

Berat Molekul : 591,34

Pemerian : Serbuk yang sangat halus, berwarna putih, berbau seperti

asam stearat dan rasa yang spesifik. Serbuknya mudah

teradhesi pada kulit.

Kompresibilitas : dengan tekanan 63,5-235 kPa tidak kompresibel, pada 500

kPa terbentuk lamination

Sifat alir : buruk, serbuknya bersifat kohesif.

Page 5: Proposal Teksol

Kelarutan : Praktis tidak larut air etanol, eter, mudah larut dalam

benzen hangat dan etanol (95%) hangat.

Kestabilan : Stabil

Inkompatibilitas : Asam kuat, basa, garam Fe, aspirin, garam alkaloid,

oksidator, beberapa vitamin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan

kering.

Konsentrasi Fungsional : 1% atau lebih kecil

B. Rancangan Formula

Pada praktikum formulasi tablet kali ini, kelompok kami membuat kaplet parasetamol,

dimana tiap kaplet bobotnya 700 mg. Tiap kaplet mengandung parasetamol 500 mg. Jumlah

tablet yang akan dibuat adalah 400 tablet. Metode yang digunakan adalah granulasi basah.

Berikut rancangan formula per kaplet :

R/ Paracetamol 500 mg (71,43 %)

Laktosa anhidrat 147.5 mg (21,07 %)

PVP 21 mg ( 3,00 %)

Talcum 7 mg ( 1,00 %)

Mg Stearat 3.5 mg ( 0,50 %)

Na Starch Glikolat 21 mg ( 3,00 %)

700 mg ( 100 %)

C. Alasan Pemilihan Bahan

1. Parasetamol

Parasetamol adalah zat aktif yang berkhasiat analgesik dan anti-piretik. Kami

memilih dosis 500 mg per kaplet karena dosis ini merupakan dosis lazim untuk

orang dewasa satu kali minum.

2. Laktosa Anhidrat

Page 6: Proposal Teksol

Laktosa sebagai filler karena memiliki kelembaban yang rendah sehingga

dapat digunakan untuk zat yang higroskopis. Harganya relatif murah, sifat alir

baik, cocok untuk metode granulasi basah

3. PVP (PolyVinylPyrrolidone)

PVP dipilih sebagai pengikat karena memiliki daya ikat yang sangat baik,

dapat meningkatkan laju disolusi, serta digunakan secara luas pada proses

pembuatan tablet dengan metode granulasi basah, dan dapat memudahkan proses

pengempaan. PVP dapat larut dalam etanol sehingga tidak memerlukan air pada

metode granulasi basah yang digunakan karena zat aktif paracetamol akan

terhidrolisis menjadi pada amino benzene dan asam asetat dengan adanya air.

4. Na Starch Glikolat

Na Starch Glikolat dipilih sebagai penghancur karena merupakan disintegran

yang baik. Ia digunakan secara luas pada formulasi sediaan tablet oral dengan

granulasi basah dan dapat membuat tablet aman pada penyimpanan. Pada

formulasi ini, Na Starch Glikolat tidak memiliki ketidakcocokan dengan semua

bahan dalam formula.

5. Talk

Talk dipilih sebagai anti-adheren dan glidan karena memiliki sifat sebagai

anti-adheren dan glidan yang baik sehingga dapat memperbaiki sifat alirnya

sebagai granul. Selain itu, talk juga mudah didapat.

6. Mg Stearat

Mg stearat dipilih sebagai lubrikan karena memiliki sifat lubrikan yang

sangat baik, dapat meningkatkan kerapuhan tablet sehingga tablet mudah

diabsorbsi. Selain itu, Mg stearat juga stabil dan tidak bersifat toksik untuk

konsumsi oral. Sifat lubrikan Mg stearat yang baik juga dapat menutupi sifat

lubrikan talk yang buruk.

D. Kemasan

Page 7: Proposal Teksol

Kaplet paracetamol yang telah dibuat akan dikemas dalam botol plastik yang tertutup

rapat, kemudian dikemas lagi dengan kotak karton yang desainnya dilampirkan pada laporan

ini. Di dalam kotak kemasan dilengkapi dengan label dan leaflet yang memuat beberapa

informasi, antara lain:

Nama obat

No. Reg, No. batch, Expire date.

Indikasi

Dosis

Kontra indikasi

Interaksi obat

Efek samping

Komposisi

Netto

Produsen, nama pabrik, kota dan negaranya.

Bentuk rancangan kemasan, brosur dan label tablet dicantumkan pada lampiran.

E. Formulasi

1. Perhitungan Bahan

Kaplet Parasetamol yang dibuat adalah sebanyak 400 kaplet, tiap kaplet

bobotnya 700 mg, mengandung 500 mg parasetamol/kaplet. Berikut tabel perhitungan

bahan yang digunakan:

KomponenBerat per

Kaplet

Berat Total

(400 Kaplet)

Parasetamol (Zat Aktif) 500 mg 200 g

Laktosa Anhidrat 147.5 mg 59 g

PVP 21 mg 8.4 g

Talcum 7 mg 2.8 g

Mg Stearat 3.5 mg 1.4 g

Na. Starch Glikolat 21 mg 8.4 g

Total 700 mg 280 g

Page 8: Proposal Teksol

2. Pelaksanaan Formulasi

Metode yang digunakan adalah Granulasi Basah. Cara pembuatan:

1. Ditimbang seluruh bahan yang akan digunakan.

2. Parasetamol, laktosa anhidrat, sebagian Na. Starch Glikolat masing-masing

dihaluskan. Kemudian, ketiganya dicampurkan hingga homogen.

3. Buat larutan PVP dengan cara menambahkan etanol sedikit demi sedikit ke dalam

serbuk PVP hingga terbentuk larutan PVP (Etanol yang ditambahkan sebanyak 70 ml).

4. Masukkan larutan PVP ke dalam campuran no. 2 sedikit demi sedikit. Campurkan

larutan tersebut hingga massa dapat dikepal.

5. Ayak massa no. 4 dengan ayakan ukuran 8 mesh hingga terbentuk granul.

6. Keringkan granul dalam oven suhu 40 – 45 oC selama minimal 2-3 jam.

7. Keluarkan granul yang sudah kering, lalu diayak dengan ayakan 12 mesh.

8. Tambahkan sisa Na. Starch Glikolat, Mg. Stearat dan talcum. Lalu, campurkan hingga

homogen.

9. Kemudian, lakukan uji sifat alir, angle of repose, dan bulk density.

10. Cetak tablet dengan bobot masing – masing tablet 700 mg.

11. Lakukan evaluasi terhadap kaplet.

F. EVALUASI

1. In Process Control (IPC)

a. Angle Of Repose (Sudut Istirahat)

Mengukur sudut serbuk yang dijatuhkan dengan memakai alat flowmeter.

Diukur jari-jari (r) dan tingginya (h). Dengan rumus: tan α = h/r, dapat dicari α (sudut

istirahat).

Kriteria : 250 - 300 : excellent

310 – 350 : good

360 – 400 : fair

410 - 450 : passable

460 - 550 : poor

Page 9: Proposal Teksol

560 - 650 : very poor

>660 : extremely poor

b. Compressibility Index

Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat Tapped Bulk Density, dan yang

diukur adalah kerapatan nyata + rongga (tapped density = TD) dan kerapatan nyata

(bulk density = BD). Untuk mengukur TD, mesin diset sebanyak 300 kali ketukan.

Tapped Density = mv 2

Bulked Density = mv 1

Kriteria (menurut Neuman dan Carr) :

Dengan rumus : indeks kompresibilitas =

TD−BDTD

×100 %

5% – 15% : excellent

12% – 16% : good

18% – 21% : fair

23% – 35% : poor

33% – 38% : very poor

> 40% : extremely poor

Kriteria (menurut Hausner) :

Dengan rumus : indeks kompresibilitas = TD

BD

< 1,25 = good

> 1,5 = poor

c. Flowability (Uji Alir Granul)

Mengukur uji aliran granul dengan alat flowmeter dan yang diukur adalah waktu

sampai granul yang ditentukan habis.

Kriteria : kecepatan alir > 10 g/s atau serbuk habis dalam waktu < 10 s.

Page 10: Proposal Teksol

2. Post Process Control (PPC)

a. Penampilan (Appearance)

a. Shape (Bentuk) :

b. Warna :

c. Permukaan :

b. Keseragaman Bobot

Alat : Neraca analitik

Prosedur : Farmakope Indonesia Edisi III

Sejumlah 20 kaplet ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap kaplet. Jika ditimbang

satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 kaplet yang bobotnya menyimpang dari bobot

rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun

yang bobotnya menyimpang lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.

Jika tidak cukup 20 kaplet, dapat digunakan 10 kaplet; tidak satu kaplet pun yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan

tidak satu pun kaplet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan

kolom B.

Bobot rata-rata (mg)Penyimpangan Terhadap Bobot Rata-rata (%)

A B≤ 25 15 30

26-150 10 20151-300 7,5 15

≥300 5 10

c. Keseragaman Ukuran (Diameter dan Ukuran)

Alat : Jangka sorong Tajima

Persyaratan : Kecuali dinyatakan lain, diameter kaplet tidak lebih dari 3 kali dan tidak

kurang dari 1⅓ tebal kaplet.

Prosedur : Farmakope Indonesia III

Page 11: Proposal Teksol

d. Kekerasan (Hardness)

Alat : Hardness Tester “ERWEKA TBH 28”

Prosedur : Sebuah tablet diletakkan tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada

tekanan berapa tablet tersebut pecah. Lalu, catat hasilnya.

Syarat : Sesuai tabel berikut (ini kaplet)

Diameter (mm) Bobot (mg) Kekerasan (Kp)

5-8 150-300 2-4

9-13 300-700 3,5-7

e. Keregasan (Friability)

Alat : Friability Tester (friabilator)

Persyaratan : Kehilangan bobot tidak kurang dari 0.8%

Prosedur :

1. Bersihkan 20 kaplet dari debu, dan ditimbang (berat W1 gram).

2. Masukkan ke 20 kaplet tersebut ke dalam alat.

3. Jalankan alat dengan kecepatan 25 rpm selama 4 menit (100 kali putaran).

4. Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan timbang kembali (berat W2 gram).

5. Hitung selisih berat ke 20 kaplet sebelum dan sesudah perlakuan.

6. Hitung persentase keregasan :

Keregasan =

(W 1−W 2 )W 1

×100 %

f. Waktu Hancur (Disintegration Time)

Alat : Disintegration Timer “ERWEKA ZT3”

Prosedur :

Masukkan 6 kaplet ke dalam keranjang, kemudian turun-naikkan keranjang 30

kali per menit secara teratur. Kaplet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian

kaplet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari bahan

penyalut.

Page 12: Proposal Teksol

Jika dengan cara di atas waktu hancur tidak memenuhi persyaratan, ulangi

pengujian menggunakan kaplet satu per satu, kemudian ulangi lagi percobaan

menggunakan 6 kaplet dengan cakram penuntun.

Syarat : Kecuali dinyatakan lain, waktu hancur tidak lebih dari 15 menit untuk kaplet

yang tidak bersalut.

g. Uji Disolusi

Alat : Dengan pengaduk bentuk dayung yang diuraikan dalam Farmakope indonesia

IV hal 1084-1085.

Persyaratan : Enam unit sediaan masing-masing tidak lebih < Q + 5 %; jika syarat ini

tidak dipenuhi dilanjutkan ke siklus 2.

Prosedur :

1. Siapkan media disolusi berupa aquadest yang suhunya telah diatur 37° C.

2. Atur kecepatan putaran alat pada 50 rpm. Pada masing-masing tabung masukkan satu

tablet uji dan biarkan selama 45 menit.

3. Setelah 45 menit, ambil larutan dari masing-masing tabung dan ukur serapannya pada

panjang gelombang maksimum tablet uji standar yang telah diukur sebelumnya.

4. Bandingkan serapan hasil uji disolusi dengan serapan tablet uji standar pada panjang

gelombang maksimum.

5. Hitung kadarnya dengan persamaan :

Auji

Cuji

=A s tandar

C s tan dar

Page 13: Proposal Teksol

PRAFORMULASI TABLET ISONIAZID

A. Tinjauan Pustaka

1. Zat Aktif (Isoniazid)

Rumus Molekul : C6H7N3O

Rumus Bangun :

Berat Molekul : 137,14

Pemerian : Hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak tahan terpapar cahaya

dan udara.

Kelarutan : Larut dalam 8 bagian air, dalam 50 bagian alkohol., sukarlarut dalam

kloroform dan dalam eter.

Suhu lebur : 170o – 173o.

pH : 6,0 – 7,5; lakukan penetapan dengan menggunakan larutan.

Susut Pengeringan: Tidak lebih dari 1,0 %, lakukan penegringan pada suhu 105o C

selama 4 jam.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan tidak tembus cahaya, terlindung

dari cahaya.

Dosis : Dewasa 5 mg/kg BB

Indikasi : Antituberkulosum

OTT : Dengan golongan gula khususnya dekstrosa, levulosa dan sukrosa, serta

dengan aldehid, keton, iodine, hipoklorit, garam-garam besi, dan agen pengoksidasi.

2. Filler dan Binder (Avicel pH 102)

Rumus molekul : (C6H10O5)n

Page 14: Proposal Teksol

Rumus struktur :

BM : 36.000

Pemerian : serbuk putih, tidak berbau, tidak bewarna

Inkompatibel : dengan oksidator kuat

Kelarutan : larut dalam 5% NaOH, asam encer

Konsentrasi Fungsional : 20-90 %

3. Penghancur (Na. Starch Glikolat)

Rumus Struktur :

Pemerian : berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, serbuk yang mudah

mengalir.

Kelarutan : Sebagian larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam air.

Massa Jenis : 1,56 g/cm3

Kestabilan : Stabil tetapi sangat higroskopis. Tablet yang mengandung Na

starch glikolat memiliki sifat yang baik dalam penyimpanan.

Inkompatibilitas : Asam askorbat

Kategori swelling : Mampu mengembang hingga 300 kali ukuran semula.

Penyimpanan : Sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, hindari

dari kelembaban dan suhu yang tidak sesuai yangdapat menyebabkan terjadinya

caking.

Page 15: Proposal Teksol

Konsentrasi Fungsional : 2-8%

4. Lubrikan (Magnesium Stearat)

Rumus Molekul : {CH3(CH2)16COO}2Mg

Berat Molekul : 591,27

Rumus :

Pemerian : Serbuk halus, putih, licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah

khas

Kompresibilitas : dengan tekanan 63,5-235 kPa tidak kompresibel, pada 500 kPa

terbentuk lamination

Sifat alir : buruk, serbuknya bersifat kohesif.

Kelarutan : Praktis tidak larut air. Praktis tidak larut dalam dalam etanol(95%) P

dan dalam eter P.

Kestabilan : Stabil

Inkompatibilitas : Asam kuat, basa, garam Fe, aspirin, garam alkaloid, oksidator,

beberapa vitamin.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.

Konsentrasi fungsional : 1% atau kurang

5. Glidan dan Antiadherent (Talk)

Rumus molekul : Mg6(Si2O5)4(OH)4

Pemerian : Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari

butiran;warba putih atau putih kelabu.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

pH : 6,5-10 untuk 20 % w/v dispersi cair

Page 16: Proposal Teksol

Stabilitas : Stabil, disterilisasikan dengan pemanasan 160oC selama kurang dari 1

jam. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat.

Inkompatibilitas : dengan senyawa ammmonium quaterner

Konsentrasi fungsional : 1-5%

B. Rancangan Formula

Pada praktikum formulasi tablet kali ini, kelompok kami membuat tablet Isoniazid, di mana

tiap tablet bobotnya 200 mg. Tiap tablet mengandung Isoniazid 100 mg. Jumlah tablet yang akan

dibuat adalah 400 tablet. Metode pembuatan yang digunakan adalah metode granulasi kering.

R/

Isoniazid 100 mg (50,0%)

Avicel PH 102 93 mg (46,5%)

Na Starch Glikolat 4 mg (2,00%)

Mg Stearat 1 mg (0,50%)

Talc 2 mg (1,00%)

C. Alasan Pemilihan Bahan

1. Isoniazid

Isoniazid adalah zat aktif yang berkhasiat sebagai tuberkulostatik (menahan perkembangan

bakteri) dan tuberkulosid (membunuh bakteri). Kami memilih dosis 100 mg per tablet karena

dosis ini merupakan dosis lazim yang terdapat pada literatur untuk sediaan tablet Isoniazid.

2. Avicel PH 102

Avicel PH 102 digunakan secara luas untuk binder ataupun filler dalam pembuatan tablet

granulasi kering. Selain itu memiliki karakteristik lubrikan dan disintegran yang berguna untuk

pembuatan tablet. Bersifat stabil meskipun bersifat higroskopis.

3. Na Starch Glikolat

Biasa digunakan sebagai disintegran dalam granulasi kering maupun basah, peningkatan

tekanan pengempaan tidak member pengaruh pada sifat disintegrannya.

4. Magnesium Stearat

Page 17: Proposal Teksol

Memiliki sifat sebagai lubrikan yang sangat baik sehingga dapat menutupi sifat lubrikan talk

yang buruk dan sebagai antiadheren yang baik, dapat meningkatkan kerapuhan tablet sehingga

tablet mudah diabsorbsi, dan stabil.

5. Talk

Talk sangat baik digunakan sebagai antiadherent dan baik sebagai glidan. Dapat berperan

sebagai anticaking agent.

D. Kemasan

Tablet Isoniazid dikemas dalam botol kaca berwarna coklat, tertutup rapat, dan

terlindung dari cahaya.

E. Formulasi

1. Perhitungan Bahan

Tablet Isoniazid yang dibuat adalah sebanyak 400 tablet, tiap tablet bobotnya 200 mg,

mengandung 100 mg Isoniazid/tablet.

KomponenBerat per

Tablet

Berat Total (400

Tablet)

Isoniazid 100 mg 40 gr

Avicel PH 102 93 mg 37,2 gr

Na Starch Glikolat 4 mg 1,6 gr

Mg Stearat 1 mg 0,4 gr

Talk 2 mg 0.8 gr

Total 200 mg 80g

2. Pelaksanaan Formulasi

Metode yang digunakan untuk membuat tablet Isoniazid adalah granulasi kering. Alasan

pemilihan metode ini adalah zat aktif memiliki sifat laju alir yang baik. Apabila

Page 18: Proposal Teksol

terhidrolisis akan menjadi senyawa hidrazin yang menghambat proses absorbsi di usus

karena pada suasana basa cenderung untuk berada dalam keadaan ionic.

3. Cara pembuatan:

1. Timbang seluruh bahan yang akan digunakan.

2. Haluskan isoniazid, avicel pH 102, sebagian Na Starch Glikolat, campur hingga

homogen.

3. Bahan dikompress hingga menjadi tablet yang besar dan cukup keras.

4. Slug yang terbentuk diayak dengan ayakan ukuran 16 mesh.

5. Campur granul dengan talk, Mg stearat dan sisa Na Starch Glikolat, campur homogen.

6. Uji laju alir dan tes bulk density dari massa granul sebelum dicetak.

7. Cetak campuran dan lakukan pengujian.

F. EVALUASI

1. In Process Control

a. Angle of Repose (Sudut Istirahat)

Mengukur sudut serbuk yang dijatuhkan dengan memakai alat flow meter. Di ukur

jari-jari (r) dan tingginya (h). Dengan rumus: tan α = h/r, dan dari rumus ini dapat dicari α

(sudut reposa).

b. Compressibility Index

Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat Tapped Bulk Density, dan yang diukur

adalah kerapatan nyata + rongga (tapped density = TD) dan kerapatan nyata (bulk density

= BD). Untuk mengukur TD, maka mesin diset sebanyak 300 kali ketukan.

c. Flowability (Uji Alir Granul)

Mengukur uji aliran granul dengan alat flowmeter. Dan yang diukur adalah waktu

sampai granul yang ditentukan habis.

2. Process Control

a. Penampilan

b. Keseragaman Bobot

Alat : Neraca analitik

Prosedur : Farmakope Indonesia Edisi III

Page 19: Proposal Teksol

Sejumlah 20 tablet ditimbang, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu

per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-

ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom B.

Jika tidak cukup 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A dan

tidak satu pun tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan

kolom B.

c. Keseragaman Ukuran

Alat : Jangka sorong

Prosedur : Ambil 20 tablet dan ukur diameter serta tebal tablet

Syarat : Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tak lebih dari

3 kali dan tak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.

d. Kekerasan

Alat : Hardness tester

Prosedur : Sebuah tablet diletakkan tegak lurus pada alat kemudian dilihat pada

tekanan berapa tablet tersebut pecah. Mencatat hasilnya.

e. Keregasan

Alat : Friabilitator

Prosedur : Ambil 20 tablet dan bersihkan dari debu dengan menggunakan kuas,

kemudian timbang lalu masukkan kedalam alat. Alat diputar selama 4 menit.

Setelah selesai tablet dibersihkan dan timbang kembali

Syarat : Keregasan tablet tidak boleh lebih dari 0,8%

f. Waktu Hancur

Alat : Seperangkat alat pengukur waktu hancur

Prosedur : Atur suhu air 37. Ambil 3 tablet dan masukkan kedalam keranjang, yang

secara otomatis setelah tombol start ditekan akan naik turun secara teratur

dengan kecepatan 30 kali per menit. Tablet yang akan hancur adalah apabila

tidak ada lagi bagian tablet yang tertinggal dalam kassa. Catat waktu tablet

hancur. Lakukan untuk 3 tablet berikutnya dengan langkah yang sama.

g. Uji Disolusi

Page 20: Proposal Teksol

Alat : Dengan pengaduk bentuk dayung yang diuraikan dalam Farmakope

Indonesia IV hal 1084-1085.

Persyaratan: Enam unit sediaan masing-masing tidak lebih < Q + 5 %; jika syarat ini

tidak dipenuhi dilanjutkan ke siklus 2.

Prosedur :

1. Siapkan media dissolusi berupa aquadest yang suhunya telah diatur 37° C.

2. Atur kecepatan putaran alat pada 50 rpm. Pada masin g-masing tabung masukkan

satu tablet uji dan biarkan selama 45 menit.

3. Setelah 45 menit ambil larutan dari masing-masing tabung dan ukur serapannya

pada panjang gelombang maksimum tablet uji standaryang telah diukur sebelumya.

4. Bandingkan serapan hasil uji dissolusi dengan serapan tablet uji standar pada

panjang gelombang maksimum.

5. Hitung kadarnya dengan persamaan:

Auji

Cuji

=A s tandar

C s tan dar

Page 21: Proposal Teksol

KEMASAN