PROSPEK DAN STRATEGI INDONESIA -...

28
PROSPEK DAN STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI IMPLEMENTASI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2016 Penyunting : Humphrey Wangke

Transcript of PROSPEK DAN STRATEGI INDONESIA -...

PROSPEK DAN STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI IMPLEMENTASI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

PUSAT PENELITIAN BADAN KEAHLIAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA2016

Penyunting : Humphrey Wangke

Penyunting Ahli: Humphrey WangkePenyunting: Tim Balai Pustaka

Penata Letak: Tim Balai PustakaPerancang Sampul: Aly Ibnu Husein

Cetakan Kesatu, 2016@Hak cipta dilindungi oleh undang-undang

Diterbitkan olehPenerbitan dan Percetakan

PT Balai Pustaka (Persero)Jalan Bunga No. 8-8A

Matraman, Jakarta Timur 13140Tel. (021) 8583369. Faks. 8583369

Website: http://www.balaipustaka.co.id

330.95l Lisbet Sihombingp Prospek Dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi

Masyarakat Ekonomi Asean/Lisbet Sihombing dan Adirini Pujayanti. – cet. ke- 1 – Jakarta: Balai Pustaka, 2016.

xviii, 164 hlm.; 14,8 × 21 cm. – (Seri BP No. 6653) 1. Prospek Dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi

Masyarakat Ekonomi Asean I. Adirini Pujayanti EAN 978-602-260-099-2

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002tentang Hak Cipta

(1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagai mana di-maksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 39 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, meng edar kan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

PROSPEK DAN STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI IMPLEMENTASI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

iiiProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

KATA PENGANTAR

Dalam mewujudkan cita-cita menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka kesiapan masyarakat Indonesia menjadi sangat penting. Hal ini mengingat bahwa masyarakat di kawasan ASEAN setelah tahun 2015 akan menjadi suatu kesatuan, dan menuju pada suatu era baru kehidupan globalisasi. Para pemimpin ASEAN sepakat untuk mentransformasi ASEAN menjadi suatu kawasan yang ditandai oleh pergerakan yang lebih bebas untuk barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan arus modal.

Dengan mempertimbangkan pentingnya perdagangan eksternal bagi ASEAN dan kebutuhan masyarakat ASEAN secara keseluruhan untuk tetap berpandangan terbuka, maka MEA memiliki karakteristik utama yang terdiri dari 4 pilar yaitu: 1. Pasar tunggal dan basis produksi; 2. Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi; 3. Kawasan pengembangan ekonomi yang merata; dan 4. Kawasan yang secara penuh terintegrasi ke dalam perekonomian global. Perwujudan kawasan ekonomi yang stabil, makmur, dan mempunyai daya saing tinggi merupakan tujuan dari integrasi ekonomi ASEAN dalam bentuk MEA tersebut.

Sesuai pilar ke III, ASEAN telah menguraikan kerangka kerja untuk pengembangan UKM di kawasan dalam ASEAN Policy Blueprint for SME Development 2004-2014. Menurut I Gusti Agung Wesaka Puja, Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, tujuan dari diciptakannya ASEAN Policy Blueprint for SME Development 2004-2014 adalah:

1. Mempercepat pembangunan UKM dan mengoptimalkan keanakeragaman di negara anggota ASEAN.

2. Meningkatkan daya saing dan dinamika UKM ASEAN dengan memfasilitasi akses terhadap informasi, pasar,

iv Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

pengembangan SDM, ketrampilan, pendanaan dan teknologi.

3. Memperkuat daya saing UKM ASEAN dalam mengatasi kesulitan ekonomi makro dan keuangan, serta tantangan dalam iklim perdagangan yang lebih besar.

4. Meningkatkan kontribusi UKM dalam pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh dan pembangunan ASEAN sebagai satu kawasan.

Buku yang ditulis oleh Humphrey Wangke, Adirini Pujayanti dan Lisbet ini merupakan hasil penelitian ketiga peneliti tersebut tentang peluang dan daya saing ekonomi kreatif Indonesia dalam kerangka implementasi MEA. Meskipun masih banyak persoalan dan tantangan yang harus dihadapi tetapi hasil penelitian ini memperlihatkan kesiapan Indonesia dalam menyambut dimulainya era baru di kawasan Asia Tenggara dengan terbentuknya MEA. Indikasinya adalah masing-masing kabupaten, penelitian dilakukan di Buleleng dan Banyuwangi, telah didorong untuk berinovasi mempercepat proses pembangunan melalui pengembangan ekonomi kreatif. Masyarakat menyambut pengembangan ekonomi kreatif ini karena terkait dengan kultur.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lisbet memperlihatkan bahwa sektor pariwisata mempunyai peran yang signifikan dalam mengembangkan ekonomi kreatif di ASEAN. Ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu kunci bagi industri pariwisata dalam mencapai sasarannya, seperti peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dan peningkatan jumlah penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara. Sebagai contoh semakin spesifik dan kreatif produk-produk kerajinan (handicraft, kain tenun, ukiran) yang ditawarkan oleh sebuah wilayah tujuan wisata, maka akan semakin menarik calon wisatawan berkunjung ke daerah tersebut dan membelinya sebagai souvenir.

vProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Selain itu, penggabungan ekonomi kreatif ke dalam pariwisata semakin menunjukkan beragamnya produk perekonomian Indonesia yang berbasis kultur ataupun teknologi. Dari sisi industri pariwisata, semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, maka akan semakin meningkat pula perekonomian di daerah tujuan wisata tersebut. Ekonomi kreatif digerakkan oleh industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu sehingga meberikan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan. Kepariwisataan dan ekonomi kreatif memiliki bidang usaha masing-masing tetapi pada dasarnya kelompok usaha di kedua sektor ini memiliki keterkaitan dan saling mendukung serta memperkuat keberadaan usaha itu sendiri.

Sementara itu hasil penelitian Adirini Pujayanti menunjukkan bahwa ekonomi kreatif tidak hanya berkaitan dengan penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya, dan lingkungan. Kekayaan alam, budaya, dan manusia Indonesia dapat menghasilkan potensi besar ketika digabungkan dengan kreativitas sehingga dapat memberikan kontribusi tidak hanya terhadap perekonomian nasional, tetapi juga dalam penguatan citra dan identitas bangsa. Produk ekonomi kreatif mampu menjadi branding nasional Indonesia yang dapat menarik perhatian dan mempengaruhi publik di luar negeri untuk datang dan membeli produk dimaksud. Dalam industri ini ada penguatan produk-produk lokal, dan secara eksternal akan memunculkan kekuatan Indonesia melalui nilai-nilai budaya, kearifan lokal, dan pariwisata.

Dalam upaya membangun branding nasional melalui diplomasi publik, dukungan aktor-aktor internasional sangat diperlukan. Di era globalisasi saat ini, pemerintah tidak dapat lagi mengatur semua urusan dan permasalahan sebagai respons dari isu domestik dan internasional tanpa melibatkan aktor internasional. Diplomasi publik merupakan satu jalan penting

vi Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

untuk Indonesia dalam membangun kesepahaman bersama dengan negara-negara lain. Untuk itu, pemerintah harus melibatkan aktor internasional untuk mempromosikan ekonomi kreatif sebagai branding nasional Indonesia di luar negeri.

Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh Humphrey Wangke menunjukkan bahwa pemerintah telah berusaha membuka akses untuk perdagangan dan investasi. Berbagai forum pertemuan di tingkat regional Asia Tenggara maupun internasional dilakukan agar produk ekonomi kreatif Indonesia dapat lebih mudah diterima oleh pasar. Untuk mencapai suatu perekonomian yang berbasis kerakyatan tersebut, diperlukan suatu terobosan dalam diplomasi ekonomi Indonesia dengan mitranya baik secara bilateral, regional maupun multilateral. Melalui pendekatan seperti ini diharapkan keinginan agar Indonesia menjadi basis produksi untuk ekonomi kreatif di kawasan Asia Tenggara tercapai.

Ekonomi kreatif sendiri sejauh ini telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan selalu meningkat. Pada tahun 2012 sumbangan industri kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai 412 trilyun rupiah, pada tahun 2013 meningkat menjadi 574 trilyun rupiah dan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 642 trilyun rupiah. Dengan penghasilan sebesar itu, industri kreatif menyumbang 7 persen terhadap PDB Indonesia. Dari 7 persen tersebut, 30 persen diantaranya disumbangkan oleh fashion, dan mampu menyerap 3,38 juta orang di 1 juta unit usaha.

Keberhasilan Indonesia dalam menarik investasi asing sudah dipublikasikan oleh Konperensi Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) dalam laporannya yang berjudul World Investment Report 2015. Laporan ini menyebutkan bahwa arus gabungan penanaman modal asing ke Indonesia tahun 2014 melonjak di atas pertumbuhan PMA kawasan. Sektor yang paling

viiProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

menyedot investasi terbesar antara lain transportasi. Karena itu, mulai tahun 2016, Presiden Joko Widodo meningkatkan anggaran infrastruktur menjadi 164,5 milyar dolar AS dibandingkan tahun 2015 yang hanya 1,98 trilyun rupiah. Promosi yang dilakukan Indonesia bukan hanya dengan memangkas birokrasi tetapi juga mengajak negara lain menanamkan modalnya ke Indonesia.

Berbagai pertemuan internasional baik bilateral maupun regional dan multilateral dilakukan oleh Presiden Joko Widodo agar percepatan pembangunan di Indonesia dapat terbantu dengan adanya kerja sama luar negeri sehingga Indonesia benar-benar siap memasuki MEA di tahun 2016. Konektifitas antar negara menjadi sasaran berikutnya pemerintah Indonesia jika antar daerah sudah terlaksana. Tiongkok, AS, UE, Jepang dan Korea Selatan menjadi negara-negara yang paling sering menjadi sasaran kerjasama Indonesia. Diplomasi yang dilakukan bukan hanya oleh Presiden Joko Widodo saja tetapi juga oleh pelaku usaha, dan para diplomat yang ditempatkan di luar negeri. Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai pameran di luar negeri seperti di Hongkong dan Madrid merupakan contoh dari berbagai upaya dipomasi Indonesia untuk menarik investor dan juga turis mancanegara.

Akhir kata, semoga buku yang ditulis oleh para peneliti dari Pusat Penelitian BK DPRRI ini dapat menjadi masukan bagi para anggota DPRRI, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian dimaksud.

Jakarta, 8 September 2016Penyunting,

Humphrey Wangke

viii Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

ixProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

PROLOG

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah peluang baik yang patut dioptimalkan kegunaannya dalam meningkatkan penghidupan masyarakat dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Demikian dasar keyakinan para penulis dalam buku ini. Untuk itu tim penulis memberi penekanan pada dua hal utama dalam buku ini yakni peningkatan perhatian negara pada sektor ekonomi stategis yang diharapkan dapat membedakan Indonesia dari negara-negara ASEAN lain serta penguatan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia yang mendukung sektor ekonomi yang strategis tersebut. Buku ini mengulas upaya Indonesia untuk dikenal sebagai tempat sektor ekonomi kreatif bertumbuh kembang.

Perspektif yang optimis tentang MEA ini menarik untuk dicermati karena buku ini mendalami ragam upaya mengimplementasikan rencana-rencana MEA dalam sektor usaha yang dianggap prospektif untuk mengangkat nama harum Indonesia di kancah produksi regional ASEAN yakni sektor ekonomi kreatif. Dengan membaca buku ini, pembaca diajak untuk mencermati tumbuh kembangnya sektor ekonomi yang sejak periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didorong untuk dikembangkan sebagai sektor andalan ekonomi Indonesia dan pada periode Presiden Joko Widodo diberi ruang untuk berkembang sejalan dengan penguatan sektor turisme.

Sektor ekonomi kreatif adalah sektor yang mengandalkan kreativitas manusia dalam memberi nilai tambah seni atau teknologi pada produk industri, warisan budaya, serta buah tangan lainnya sehingga pada akhirnya para manusia yang terlibat dalam sektor tersebut beroleh kesejahteraan dalam transaksi ekonomi yang sejatinya kompetitif. Ada 16 subsektor ekonomi kreatif

x Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

yakni aplikasi dan pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Mengambil kasus pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten Buleleng (Bali) dan kabupaten Banyuwangi (Jawa Timur), ditemukan bahwa potensi Indonesia di bidang ekonomi kreatif ternyata sudah harus menghadapi pesaing-pesaing lain dari ASEAN yang masing-masing didukung pengembangannya oleh negaranya. Katakanlah e-trade, alias perdagangan menggunakan jaringan internet yang sangat membutuhkan rantai logistik dan pasokan produksi yang memadai agar transaksi lancar. Pesaing Indonesia adalah Thailand yang bahkan sudah mendeklarasikan diri sebagai hub e-trade di ASEAN. Hal ini menunjukkan bahwa peluang memang ada tetapi dengan cepat harus direbut kalau tidak mau kalah saing. E-trade berguna untuk mengatasi kendala modal usaha dan akses pasardari rata-rata pengusaha Indonesia yang skala bisnisnya mikro dan kecil. Sayang sekali jika ternyata akses itu pun tidak bisa dimanfaatkan karena jalur perdagangannya sudah telanjur dikuasai oleh asing.

Selain itu ditemukan juga bahwa produk-produk industri kreatif Indonesia sulit dibedakan dari produk-produk negara pesaing. Ada tantangan dalam hal kemasan, merk, dan hak cipta dan ternyata masalahnya bukan sebatas pada kurangnya pengetahuan tentang perlunya pembedaan produk, ada pula problem konsistensi kualitas dan standar keamanan produk khususnya produk makanan. Dialog tentang upaya pemerintah dan respon pengusaha dituangkan dalam buku ini.

Buku ini secara tidak langsung mengarahkan perhatian pembaca pada perlunya para pengambil keputusan di Indonesia untuk bergegas membenahi sektor produksi di Indonesia. MEA

xiProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

telah membuka pintu persaingan baru bagi produk-produk Indonesia, termasuk produk-produk industri kreatif yang selama ini menjadi andalan Indonesia. Catatan upaya-upaya yang diambil oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, termasuk langkah-langkah diplomasi yang diambil di tingkat ASEAN, adalah bahan rujukan untuk meningkatkan kinerja sektor ekonomi kreatif.

Bicara ekonomi kreatif, kita tidak sedang bicara semata tentang pemanfaatan ide-ide kreatif untuk mendatangkan penghasilan. Ekonomi kreatif bukanlah eksploitasi ide kreatif untuk diperjual-belikan. Ekonomi kreatif sesungguhnya adalah upaya membawa karakter dan keunggulan bangsa dalam daya pikir, daya seni dan mencipta ke kancah ekonomi global. Ekonomi kreatif meskipun kecil porsi produksinya dapat memberi kontribusi dana yang signifikan pada pendapatan negara jika dikelola dengan baik. Di Uni Eropa ada visi yang kuat untuk menempatkan Eropa sebagai tempat yang paling kompetitif dan dinamis untuk industri berbasis pengetahuan (knowledge-based) dan di dalam industri tersebut adalah sektor ekonomi kreatif. Di Jerman, sektor ekonomi kreatif ditekuni sejak tahun 1980an dan justru tumbuh di saat perekonomian Jerman melambat dan pengangguran dimana-mana.

Kita memang berada dalam era industri kreatif. Artinya negara-negara dunia memang sedang bergiat menggali ke dalam diri masing-masing untuk memanfaatkan kreativitas warganegaranya demi mengantisipasi perlambatan produksi barang dimana-mana. Perluasan penggunaan mesin dan standar produksidalam industri manufaktur dan juga agrikultur telah menghapus jutaan lapangan pekerjaan padahal jumlah tenaga kerja terdidik bertambah seiring dengan perbaikan pendidikan di segala lini. Di sisi lainterjadi perubahan gaya hidup dimana seni, budaya, turisme, kegiatan adventurir menjadi pilihan dalam menikmati hidup di saat garis-garis batas antar negara menipis.

xii Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Ini berarti bahwa suka atau tidak Indonesia harus memperkuat sektor ekonomi kreatif. Laporan pengembangan sektor ekonomi kreatif dari negara-negara maju menunjukkanbahwa tantangan sektor ini unik. Karena sektor ini bermodalkan kreativitas dari para pelakunya, sektor ini cenderung bersifat terbuka. Para pekerjanya tidak ingin terikat waktu dan tempat ataupun jam kerja yang normal diterapkan di sektor-sektor lain. Tuntutan agar mereka cekatan merespon permintaan pasar dan terus berinovasi membuat mereka lebih senang bekerja dalam lingkar kerja yang relatif kecil dan nyaman. Bekerja paruh waktu di beberapa tempat juga menjadi pilihan yang asyik bagi sejumlah pekerja karena kreativitas mereka jutru tumbuh karena lingkar pergaulannya.

Di Eropa, manajemen ekonomi kreatif berbeda dengan manajemen industri tradisional. Rata-rata industri kreatif dikelola oleh satu atau dua orang saja dalam perusahaan yang skalanya mikro atau kecil. Negara sifatnya memfasilitasi tetapi tidak bisa mengekang gerak langkah para kaum kreatif ini. Perusahaan bisa dibuka dan ditutup dalam waktu singkat, demikian pula pekerjanya bisa keluar masuk dalam waktu singkat pula. Artinya proses ijin, proses pemutusan hubungan kerja, perlindungan tenaga kerja, dan pembinaan perusahaan tidak bisa disamakan dengan proses yang biasanya diterapkan untuk industri berskala besar.

Di negara-negara Barat, ekonomi kreatif adalah sektor ekonomi yang dilindungi sekaligus sedang giat didorong untuk dikenal luas dalam negosiasi-negosiasi internasional. Ekonomi kreatif diberi harga mahal karena kentalnya kadar ilmu pengetahuan, seni, dan filosofi yang dikandung oleh suatu produk. Misi-misi diplomatik diarahkan untuk mengundang wakil-wakil negara sahabat untuk menyaksikan kekuatan olah budaya di negara pengundang, mulai dari datang ke pusat-pusat budaya, museum yang menonjolkan keunggulan filosofi bangsa, sampai berbelanja ke pusat-pusat

xiiiProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

seni. Kepala pemerintahan tidak lagi datang dengan wakil-wakil bisnis dari kamar dagang tetapi bangga menggandeng desainer fesyen, pembuat film, dan insan kreatif dari dunia digital. Inilah langkah-langkah yang telah dilakukan negara-negara lain untuk menggiatkan ekonomi kreatifnya.

Bicara tentang MEA berarti bicara tentang upaya peningkatan daya saing dalam produksi dan perdagangan barang serta jasa, termasuk yang kini sedang digiatkan yakni pergerakan tenaga kerja terampil. Artinya daya saing merupakan kata kunci hasil dari kerjasama ekonomi; bekerjasama di ASEAN bukan hanya untuk membawa pulang laba tetapi juga membangun kemitraan untuk memperkuat daya saing di pasar yang lebih besar di tingkat global. Hal ini patut digarisbawahi sebagai pengingat langkah kita di MEA.

Yang unik dan patut dimanfaatkan seoptimal mungkin dari pengembangan ekonomi kreatif adalah turunan dan pengantar industri yang juga bisa dikembangkan sejalan dengan berkembangnya sektor-sektor ekonomi kreatif. Misalnya dengan berkembangnya industri film, difasilitasi juga berkembangnya industri percetakan dan buku, museum, radio, bahkan fesyen. Sejalan dengan berkembangnya industri fesyen haute-couture, selayaknya berkembang juga produksi garmen untuk ritel dari produk bernilai seni tinggi tersebut menjadi produksi pakaian sehari-hari, produksi manik-manik dan bordir, produksi fotografi dan majalah. Industri kerajinan tangan selayaknya menggairahkan pula sentra-sentra seni di daerah turis dan bisnis desain produk bahkan bisnis delivery barang.

Pada akhirnya Indonesia tidak boleh lupa pada hakekat dukungannya dulu pada MEA. MEA dibentuk sebagai wadah kerjasama ekonomi negara-negara ASEAN dalam menghadapi persaingan ekonomi global yang makin tajam. Filosofi komunitas dihidupkan dan didorong, termasuk oleh Indonesia, untuk

xiv Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

menghidupkan rasa saling membutuhkan dan saling peduli. Dalam kehidupan “bertetangga” di ASEAN, kemajuan oleh satu negara perlu dirasakan manfaatnya juga oleh tetangga lain. Hal ini sangat relevan mengingat bahwa sejak tahun 1990an, negara-negara dunia gencar mencari mitra dagang yang mau menurunkan segala bentuk hambatan perdagangan melalui skema perdagangan bebas(free trade). Dalam konteks tersebut, jika negara-negara ASEAN menghadapi pasar global sendiriandan merespon secara masing-masing melalui skema bilateral maka pasar regional di kawasan Asia Tenggara akan dengan mudah ditembus oleh negara-negara dari luar kawasan padahal manfaatnya belum tentu dapat dirasakan optimal oleh negara Asia Tenggara itu sendiri. Itu sebabnya MEA diharapkan mendorong negara-negara anggota ASEAN untuk selalu ingat pada para tetangganya ketika mempertimbangkan suatu kebijakan ekonomi.

Jadi ketika persaingan dirasa menguat, kita perkuat juga kemampuan diplomasi dari segala lini, termasuk diplomasi oleh para anggota parlemen, untuk mempromosikan produk-produk Indonesia dan melindungi tenaga kerja Indonesia di sektor-sektor produksi tersebut. Kita bisa belajar dari negara tetangga Singapura dimana sektor ekonomi kreatif mereka bersandar pada industri copyright dimana segala macam industri kreatif dan kegiatan ekonomi berbasis budaya diwajibkan punya copyright. Yang belum, difasilitasi secara maksimal oleh negara.

Selamat kepada tim penulis yang membantu kita untuk membangun keberpihakan pada sektor ekonomi yang sedang dibangun keandalannya dalam pasar ASEAN.

Dinna Wisnu, Ph.D

Co-founder & Director, Paramadina Graduate School of Diplomacy

xvProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... iii

Prolog ................................................................................................. ix

Daftar Isi. ................................................................................................. xv

Bagian I

ANALISIS POTENSI DAYA SAING TENAGA KERJA TERAMPIL INDONESIA DI SEKTOR PARIWISATA DALAM IMPLEMENTASI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Lisbet

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

A. Potensi Daya Saing Tenaga Kerja Terampil ASEAN di Sektor Pariwisata. .......................................................................... 3B. Regionalisasi ASEAN .......................................................................... 8

BAB II DAYA SAING TENAGA KERJA SEKTOR PARIWISATA INDONESIA DALAM MEA. ....................... 11A. Upaya Filipina dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia .. ................................................................... 11B. Mutual Recognition Arrangement Tenaga Kerja Terampil ASEAN di Sektor Pariwisata........................................ 15C. Potensi Daya Saing Tenaga Kerja Terampil Indonesia

Sektor Pariwisata Dalam Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN .................................................................................. 21

1. Pentingnya Sinergi Stakeholders Dalam Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja Terampil di Sektor Pariwisata Dalam Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN ....... 21

xvi Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

2. Pemberdayaan Tenaga Kerja Terampil di Sektor Pariwisata Dalam Membantu Mengembangkan

Industri Kreatif di Indonesia .................................................... 33

BAB III KESIMPULAN.................................................................. ............ 37

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... ........... 39

Bagian 2

EKONOMI KREATIF SEBAGAI NATION BRAND INDONESIA DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Adirini Pujayanti

BAB I PENDAHULUAN .......... ................................................................. 45

A. National Branding dan Ekonomi Kreatif......................... ............ 47

B. National Branding dan Diplomsi Publik.......................... ........... 47

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. ............ 53

1. Ekonomi Kreatif di Indonesia................................................ ........ 53

2. Peran Aktor Internasional Ekonomi Kreatif dalam Nation Brand Indonesia.......................................................... ......... 59

1. Badan Ekonomi Kreatif............................................ ................... 59

2. Perajin dan Hak Kekayaan Intelektual............... .................. 65

3. Pemerintah Daerah....................................................... ............... 71

4. Seniman, Komunitas dan PHRI................................................ 74

5. Indonesia Incorporated.............................................. ................ 76

xviiProspek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 81

1. Simpulan........................................................................................... ...... 82

2. Saran................................................................................................... ...... 82

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ........ 83

Bagian 3

ANALISIS DIPLOMASI INDONESIA DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING DAN PELUANG EKONOMI KREATIF DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Humphrey Wangke

BAB I PENDAHULUAN................................................................... .......... 93

A. Diplomasi dan Daya Saing Indonesia................................... ...... 96

B. Antara Diplomasi Ekonomi, Regionalisasi dan Ekonomi Kreatif. ......................................................................... 99

BAB II KESIAPAN EKONOMI KREATIF INDONESIA........ ......... 107

A. Potensi Ekonomi Kreatif di Daerah .............................................. 107

1. Kabupaten Buleleng..................................................................... 107

2. Banyuwangi................................................................... .................. 113

B. Peningkatan Daya Saing dan Diplomasi Indonesia........ ...... 118

1. Koordinasi dan Konektivitas Pusat-Daerah.................... ... 118

2. Daya Saing Indonesia................................................................ ... 124

3. Daya Saing dan Investasi......................................................... ... 127

4. Penguatan Kerjasama Regional............................................ ... 131

5. Optimalisasi Pemanfaatan MEA........................................... ... 133

xviii Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

BAB III KESIMPULAN.................................................................. ............ 139

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... ........... 142

Epilog................................................................................................... ........... 151

Biografi Penulis Buku dan Kata Pengantar.................... ........... 155

Indeks ................................................................................................. .......... 161

1Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Bagian I

ANALISIS POTENSI DAYA SAING TENAGA KERJA TERAMPIL INDONESIA

DI SEKTOR PARIWISATA DALAM IMPLEMENTASI MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN

LisbetPeneliti Muda Bidang Hubungan Internasional

Pusat Penelitian BK DPRRIemail: [email protected]

147Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

EPILOG

Peningkatan kualitas tenaga kerja terampil Indonesia di sektor pariwisata merupakan salah satu prioritas program kerja Presiden Joko Widodo dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan tingginya kualitas SDM di sektor pariwisata, maka SDM Indonesia akan mampu bersaing dengan SDM negara ASEAN lainnya. Tingginya kualitas SDM tersebut pun harus dapat dibuktikan dengan memiliki sertifikat-sertifikat kompetensi yang diakui oleh masing-masing negara ASEAN. Selain itu, Indonesia perlu menekankan kembali komitmen negara-negara ASEAN lainnya untuk perlahan-lahan menghapus semua hambatan yang bisa membatasi akses pasar dalam perdagangan jasa dalam menghadapi implementasi MEA.

Pemerintah Indonesia baik Pemerintah Daerah maupun Pusat serta Perguruan Tinggi telah melaksanakan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja terampil di sektor pariwisata agar dapat bersaing dengan tenaga kerja terampil di sektor pariwisata ASEAN lainnnya. Dengan berbagai upaya tersebut, Pemerintah optimis bahwa tenaga kerja terampil Indonesia di sektor pariwisata mampu bersaing dan memiliki nilai kompetitif dengan tenaga kerja terampil ASEAN di sektor pariwisata.

Ekonomi kreatif mempunyai potensi untuk menjadi national branding dalam diplomasi publik Indonesia. Ekonomi kreatif berdaya guna karena tidak hanya mengenai penciptaan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga penciptaan nilai tambah secara sosial, budaya, dan lingkungan. Ekonomi kreatif sebagai nation brand

148 Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

akan menggambarkan Indonesia sebagai negara indah, penduduk yang kreatif, menghargai alam dan menjaga budayanya tetap selaras hidup berdampingan dengan kemajuan dunia. Kekayaan alam, budaya, dan manusia Indonesia dapat menghasilkan potensi besar ketika digabungkan dengan kreativitas sehingga dapat memberikan sumbangsih tidak hanya terhadap perekonomian nasional, tetapi juga dalam penguatan citra dan identitas bangsa. Namun, upaya tersebut masih memerlukan proses panjang karena pengembangan ekonomi kreatif Indonesia sampai saat ini masih mencari bentuk.

Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (2015-2019) Indonesia berpeluang menjadi salah satu negara pengekspor produk ekonomi kreatif dunia. Ekonomi kreatif yang terbagi dalam 16 sektor menjadi salah satu sektor riil yang layak menjadi prioritas industri andalan. Namun belum semua aktor internasional terkait ekonomi kreatif siap membawa ekonomi kreatif menjadi nation branding Indonesia. Beberapa masalah yang masih jadi kendala diantaranya apresiasi dan literasi mengenai HAKI, kesinambungan kualitas dan kuantitas produk, standarisasi produk sesuai ketentuan internasional, permodalan dan pemasaran.

Indonesia memiliki potensi SDA dan SDM yang sangat besar di sektor ekonomi kreatif, oleh karena itu langkah ke depan yang harus dilakukan Pemerintah adalah menyatukan political will dari semua pihak yang terkait untuk membentuk Indonesia incorporated. Peran aktor-aktor internasional ekonomi kreatif dalam nation branding Indonesia sangat besar. Diperlukan peran aktif dan kerjasama yang baik antar aktor internasional terkait ekonomi kreatif untuk memperkuat nation branding Indonesia di kancah global. Pemerintah Indonesia perlu memiliki strategi agar kinerja seluruh aktor-aktor internasional tersebut terpadu dan bersinergi.

149Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

Strategi menjadi kata kunci bagi ekonomi kreatif Indonesia dalam menghadapi MEA mengingat ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan selalu meningkat. Pada tahun 2012 sumbangan industri kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai 412 trilyun rupiah, pada tahun 2013 meningkat menjadi 574 trilyun rupiah dan pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi 642 trilyun rupiah. Dengan penghasilan sebesar itu, industri kreatif menyumbang 7 persen terhadap PDB Indonesia. Dari 7 persen tersebut, 30 persen diantaranya disumbangkan oleh fashion, dan mampu menyerap 3,38 juta orang di 1 juta unit usaha.

Untuk menjadikan ekonomi kreatif Indonesia sebagai basis produksi ASEAN, Indonesia masih harus membenahi kondisi infrastruktur yang belum mendukung. Antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam satu provinsi belum terkoneksi dengan baik, apalagi yang antar provinsi. Untuk mengejar ketertinggalan ini, Presiden Joko Widodo aktif membangun infrastruktur di Indonesia agar konektifitas antara daerah dapat cepat terbangun. Karena itu fokus penguatan diplomasi Indonesia ditekankan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dengan menarik investor dari mancanegara. Langkah berikutnya adalah memberdayakan aktor-aktor non negara seperti UKM dan masyarakat kelas menengah yang telah berhasil menjadi pengusaha muda karena inovasi-inovasi yang dilakukan dalam mengembangkan usahanya. UKM dan pengusaha muda ini dapat membantu diplomasi ekonomi pemerintah dengan mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia dalam rangka mempromosikan pegembangan kegiatan bisnis mereka di luar negeri dan penciptaan kerja didalam negeri.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo masih mempunyai pekerjaan besar dalam memajukan perekonomian Indonesia melalui promosi ekonomi kreatif meskipun sektor ekonomi

150 Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

menjadi salah satu prioritas diplomasi luar negeri Indonesia untuk menopang kemandirian ekonomi nasional. Isu yang diangkat dalam diplomasi antara lain akses pasar serta promosi Indonesia dan pariwisata melalui peningkatan hubungan bilateral, regional dan multilateral. Karena itu, meskipun Indonesia memanfaatkan para diplomat yang bertugas di luar negeri untuk memajukan perekonomian Indonesia akan tetapi sebenarnya diplomasi ekonomi Indonesia dilaksanakan dengan memanfaatkan nonstate actors dan perusahaan multinasional sebagai mitra.

161Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

INDEKS

AAgreement on Technical Barriers to Trade 71, 161Agreement on The Application on Sanitary and Phytosanitary 161ASEAN i, ii, iii, iv, ix, x, xi, xiii, xiv, xv, xvi, xvii, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12,

13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 47, 53, 54, 55, 66, 67, 68, 75, 76, 77, 78, 82, 86, 87, 88, 91, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 101, 102, 103, 104, 118, 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 131, 132, 133, 136, 137, 142, 143, 144, 147, 149, 152, 153, 155, 158, 161, 163, 164

Asia Tenggara iv, vi, xiv, 51, 53, 55, 68, 70, 74, 75, 82, 93, 95, 96, 101, 102, 103, 104, 123, 128, 130, 144, 153, 161

BBadan Ekonomi Kreatif xvi, 59, 61, 62, 63, 64, 84, 88, 98, 161Badan Nasional Setifikasi Profesi 161Bali Creative Industry Center 112, 161Bali Green Province 112, 161Branding xvi, 47, 48, 49, 54, 55, 56, 57, 59, 83, 84, 85, 86, 106, 161, 163

DDaya Saing xv, xvii, 4, 6, 21, 96, 118, 124, 127, 161DNI 95, 130, 161

162 Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

EE-dagang 67, 87, 161Ekonomi kreatif iv, v, vi, xi, xii, 34, 35, 45, 46, 54, 59, 72, 75, 81, 95, 104,

105, 106, 137, 147, 148, 162Ekspor 78, 105, 133, 134, 136, 142, 162

FFood safety 162

GGlobal Maritime Fulcrum 129, 162Good Governance 162

HHAKI 68, 69, 70, 72, 82, 110, 148, 162HDI 4, 162Himpunan Pramuwisata Indonesia 25, 28, 162

IIndonesia Incorporated xvi, 76, 79, 82, 162Industri Kreatif xvi, 33, 63, 87, 162Inovasi 162Internasionalisasi 162Investasi xvii, 119, 127, 130, 132, 144, 162

KKorean Wave 46, 56, 85, 162

LLembaga Pelatihan Kerja Swasta 24, 162Lembaga Sertifikasi Profesi 30, 31, 163

163Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

MMalaysia 4, 6, 17, 18, 32, 57, 67, 70, 78, 96, 97, 125, 133, 163Master Plan on ASEAN Connectivity 122, 163Masyarakat Ekonomi ASEAN iii, ix, xv, 1, 3, 4, 7, 9, 11, 16, 21, 23, 28, 29,

31, 37, 40, 41, 53, 66, 93, 118, 147, 163MEA iii, iv, vii, ix, x, xiii, xiv, xv, xvii, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 20, 21, 22,

23, 24, 27, 28, 29, 30, 31, 37, 40, 42, 45, 47, 53, 65, 66, 67, 76, 77, 78, 81, 82, 87, 93, 94, 95, 97, 98, 99, 101, 107, 108, 109, 110, 113, 114, 116, 117, 118, 119, 123, 124, 126, 127, 128, 131, 132, 133, 136, 137, 139, 140, 141, 142, 144, 147, 149, 163

Mutual Recognition Agreement 3, 5, 163

NNation Brand/National Branding 163Non Tariff Measures (NTM) 163

PPariwisata xv, xvi, 1, 5, 6, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30,

31, 32, 33, 40, 41, 57, 58, 62, 64, 73, 83, 87, 98, 163PDB vi, 62, 70, 93, 94, 105, 120, 137, 138, 149, 163Pendidikan 9, 11, 23, 25, 29, 39, 40, 163Pengangguran 24, 40, 163Perdagangan vi, 1, 25, 26, 29, 30, 41, 58, 62, 68, 69, 70, 71, 73, 83, 88,

108, 130, 131, 133, 145, 151, 152, 163Perguruan Tinggi 37, 147, 163Peringkat 4, 125, 163Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia 28, 29, 163Pilar Sosial Budaya ASEAN 163Potensi xv, 6, 12, 21, 40, 54, 152, 163Profesi 24, 30, 31, 161, 163Protocol Madrid 1989 163

RRantai Pasok ASEAN 164Regionalisme 8, 39, 101, 102, 152, 153, 164Remarkable Indonesia 58, 164

164 Prospek dan Strategi Indonesia Menghadapi Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN

SSDM iv, 4, 11, 18, 23, 26, 27, 37, 38, 60, 68, 72, 78, 100, 101, 108, 109,

114, 115, 147, 148, 164Seni Kriya 164Sertifikasi 24, 30, 31, 112, 163, 164Soft power 164Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 30, 164Sumber daya manusia 164

TThailand x, 4, 17, 18, 31, 32, 57, 67, 75, 97, 125, 132, 133, 158, 164Tiongkok vii, 68, 94, 103, 104, 130, 141, 164Travel Agent 164

UUMKM 27, 67, 68, 87, 95, 99, 100, 108, 109, 113, 114, 137, 157, 164UNCTAD vi, 130, 164Uni Eropa xi, 102, 110, 132, 134, 153, 164United Nations World Tourism Organization 164

VVietnam 4, 17, 18, 57, 67, 97, 125, 133, 158, 164

WWarisan Budaya Dunia 57, 165Wisata 9, 76, 165Wonderfull Indonesia 58, 165World Economics Forum 124, 126, 165World Intellectual Property Organization 70, 165

9 7 8 6 0 2 2 6 0 0 9 9 2

Penerbit Balai PustakaJl. Bunga No. 8-8A Matraman,Jakarta Timur 13140Telp. (021)26922132 - 8516793Faks. (021)8516793http://www.balaipustaka.co.id

Prospek danStrategi IndonesiaMenghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Prospek dan Strategi IndonesiaMenghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

Buku ini mengulas upaya Indonesia untuk dikenal sebagai tempat sektor ekonomi

kreatif bertumbuh kembang. Perspektif yang optimis tentang MEA ini menarik untuk

dicermati karena buku ini mendalami ragam upaya mengimplementasikan rencana-

rencana MEA dalam sektor usaha yang dianggap prospektif untuk mengangkat nama

harum Indonesia di kancah produksi regional ASEAN yakni sektor ekonomi kreatif.

Dengan membaca buku ini, pembaca diajak untuk mencermati tumbuh kembangnya

sektor ekonomi yang sejak periode Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didorong

untuk dikembangkan sebagai sektor andalan ekonomi Indonesia dan pada periode

Presiden Joko Widodo diberi ruang untuk berkembang sejalan dengan penguatan

sektor turisme.

Sektor ekonomi kreatif adalah sektor yang mengandalkan kreativitas manusia

dalam memberi nilai tambah seni atau teknologi pada produk industri, warisan

budaya, serta buah tangan lainnya sehingga pada akhirnya para manusia yang

terlibat dalam sektor tersebut beroleh kesejahteraan dalam transaksi ekonomi yang

sejatinya kompetitif. Ada 16 subsektor ekonomi kreatif yakni aplikasi dan

pengembangan game, arsitektur dan desain interior, desain komunikasi visual,

desain produk, fesyen, film, animasi video, fotografi, kriya (kerajinan tangan), kuliner,

musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio.

Buku ini secara tidak langsung mengarahkan perhatian pembaca pada perlunya

para pengambil keputusan di Indonesia untuk bergegas membenahi sektor produksi

di Indonesia. MEA telah membuka pintu persaingan baru bagi produk-produk

Indonesia, termasuk produk-produk industri kreatif yang selama ini menjadi

andalan Indonesia. Catatan upaya-upaya yang diambil oleh pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, termasuk langkah-langkah diplomasi yang diambil di tingkat

ASEAN, adalah bahan rujukan untuk meningkatkan kinerja sektor ekonomi kreatif.

Penyunting:Humphrey Wangke

Pro

spe

k d

an

Stra

teg

i Ind

on

esia

Me

ng

ha

da

pi M

asy

ara

ka

t Ek

on

om

i Ase

an