Psikologi Pendidikan
-
Upload
andi-whylda-radjab -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
Transcript of Psikologi Pendidikan
![Page 1: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/1.jpg)
0
Tugas Individu
Dosen : Prof. Dr. H. Syamsul Bachri T, M.Si
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Matematika
PERKEMBANGAN ANAK dan PERSPEKTIF PENDIDIKAN
ANAK MASA USIA SEKOLAH DASAR (6 – 12 Thn)
Disusun Oleh:
Nama : A. Wilda Indra Nanna, S.Pd
Nim : 12B07133
Kelas : F Matematika Sekolah
PENDIDIKAN MATEMATIKA KE-KHUSUSAN SEKOLAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2012
![Page 2: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/2.jpg)
1
ABSTRAK
A.Wilda Indra Nanna, S.Pd. 2012. Perkembangan anak dan perspektif pendidikan
anak usia sekolah dasar (6 – 12 tahun).
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Selain
pendidikan keluarga sebagai dasar pembentukan kepribadian anak, pendidikan agama
juga penting bagi anak. Aspek-aspek perkembangan anak diantaranya meliputi: (a)
perkembangan fisik, (b) perkembangan intelegensi, (c) perkembangan emosi, (d)
perkembangan bahasa, (e) perkembangan social, (f) perkembangan moral, (g)
perkembangan kesadaran beragama. Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan
yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia(SDM). Tenaga pendidik harus mengerti dan memahami tugas-tugas
perkembangan anak karena dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan
pendidikan di SD dan untuk menentukan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri.
![Page 3: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/3.jpg)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah psikologi pendidikan dengan judul “Perkembangan anak dan
perspektif pendidikan anak masa usia sekolah dasar (6 – 12 tahun).
Semoga makalah ini dapat memberikan kita informasi tentang bagaimana
proses-proses yang berlangsung dalam perkembangan anak selaku peserta didik dan
ranah pendidikan terutama untuk jenjang pendidikan sekolah dasar..
Penulis menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahan baik dari segi penulisan, isi dan sebagainya. Dengan kata lain, makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Amin.
Makassar, Oktober 2012
Penulis
![Page 4: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/4.jpg)
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7
A. Pendidikan Keluarga Sebagai Peletak Dasar
Kepribadian Anak...............................................................................................7
B. Pendidikan Agama Bagi Anak...........................................................................7
C. Hakikat dan Prinsip Perkembangan.................................................................8
D. Aspek-Aspek Perkembangan...........................................................................10
E. Karakteristik Anak Didik Usia SD.................................................................14
F. Perbedaan Individual Anak Usia SD...............................................................15
G. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan
Anak SD Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.........................................16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................................................19
B. Saran...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20
![Page 5: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/5.jpg)
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai
suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Akan tetapi
proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian
muncul istialh pendidikan seumur hidup (life long education), dan ada juga yang
menyebutkan pendiikan terus menerus (Continuing education). Pendidikan bukan hanya
pemberian informasi pengetahuan dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas
dari itu, meliputi usaha mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu
sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.
Pendidikan bukan hanya dipandang sebagai pemberian informasi pengetahuan
dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas daripada itu, meliputi usaha untuk
mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola
hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan dipandang bukan semata-mata
sebagai sarana untuk menyiapkan individu bagi kehidupannya di masa depan tetapi juga
untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkemabangan menuju tingkat
kedewasaan.
Psikologi pendidikan merupakan disiplin vital atau hal penting yang
memberikan kontribusi terhadap pendidikan dalan memahami makna pembelajaran,
peserta didik, proses belajar, strategi pembelajaran, dan strategi assessment
pembelajaran. Pada prinsipnya persoalan psikologis yang menjadi fokus utama dalam
psikologi pendidikan adalah peserta didik, yakni sifat-sifat psikologis yang ada pada
peserta didik dalam proses pendidikan. Disamping itu, juga terdapat masalah khusus
dalam proses pendidikan, termasuk pengembangan ragam potensi peserta didik yang
mencakup potensi spiritual, sosial, emosional, akademik dan fisik, masalah kesehatan
mental, dan evaluasi hasil belajar.
Para psikolog perkembangan menyadari bahwa gambaran pola perkembangan
yang tepat merupakan dasar untuk memahami anak-anak. Mereka juga mengetahui
bahwa diperlukan pengetahuan tentang apa yang menyebabkan adanya variasi dalam
perkembangan untuk memahami setiap anak secara pribadi.
![Page 6: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/6.jpg)
5
Tugas perkembangan mempunyai tiga tujuan yang sangat berguna, Pertama,
tugas ini bertindak sebagai pedoman untuk membantu para orang tua dan guru guna
mengetahui apa yang harus dipelajari anak pada usia tertentu. Kedua, tugas
perkembangan menimbulkan kekuatan motivasi bagi anak untuk belajar hal-hal yang
diharapkan masyarakat dari mereka pada usia tersebut. Ketiga, tugas perkembangan
menunjukkan pada para orang tuadan guru tentang apa yang diharapkan dari mereka di
masa mendatang.
Perlakuan terhadap peserta didik harus selaras dengan hakikat perkembangan
(fisik, sosial, emosional, dan spiritual). Prinsip perkembangan bermakna perubahan
yang harus ada dan tercapai pada setiap fase perkembangan, berubah dan mencapai
kematangan, termasuk sifat-sifat dan karakteristik dalam setiap fase perkembangan.
Psikologi pendidikan berupaya meletakkan dasar-dasar kepribadian berdasarkan konsep
kematangan, perbedaan-perbedaan individual (individual differences), hereditas, dan
faktor lingkungan termasuk lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Atribut-
atribut psikologis berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya,
termasuk perkembangan kepribadian, intelegensi, bakat, prestasi belajar, temperamen,
konsep diri, control diri, percaya diri, dan harga diri (Thalib, 2010).
Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting,
baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Studi longitudinal
yang dilaksanakan Bloom (1964) memberikan gambaran bahwa prestasi akademik
umum pada kelas 12 (kelas 3 sekolah menengah) diperkaya oleh prestasi akademik pada
akhir tahun kelas 3 SD. Temuan ini memberikan gambaran bahwa pada tahun-tahun
pertama anak belajar di sekolah dasar berpenngaruh sangat signifikan terhadap sikap
anak terhadap sekolah dan pola-pola pencapaian prestasi tahap-tahap selanjutnya.
Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang
yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan
dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagia bekal untuk pendidikan lanjutan
maupun untuk terjun ke masyarakat
Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan memberikan bekal
kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta
![Page 7: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/7.jpg)
6
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pengemabngan
kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk: (a)
memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan, (b) membiasakan untuk berperilaku yang
baik, (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, (d) memilhara kesehatan
jasmani dan rohani, (e) memberikan kemampuan untuk belajar, (f) membentuk
kepribadian yang mantap dan mandiri.
![Page 8: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/8.jpg)
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendiikan Keluarga Sebagai Peletek Dasar Pembentukan Kepribadian Anak
Keluarga yang menghadirkan anak kedunia ini secara kodrat bertugas mendidik
anak itu sejak kecil, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga itu. Orang tua dengan
secara tidak direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek
moyang dan pengaruh lain diterimanya dari masyarakat. Oleh karena itu keluarga
merupakan latar belakan sosial yang utama bagi anak dan secara kodrati memang
bertugas untuk mendidik mereka, maka harus mampu mengisi jiwa anak dengan
menciptakan suasana keluarga yang harmonis, memberikan contoh-contoh sikap,
perilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Namun demikian tiap keluarga mempunyai suasana yang khas. Kekhususan
suasana itu terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor sosial ekonomi, faktor pendidikan
orang tua, faktor agama. Situasi dan kondisi yang demikian juga akan megakibatkan
perbedaan dalam mendidik dan mengasuh anak.
B. Pendidikan Agama Bagi Anak
1. Pembinaan pribadi anak
Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian
orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsure-unsur pendidikan
yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak
yang sedang bertumbuh.
2. Perkembangan agama pada anak
Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan
pengalaman yang dialaminya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama
pada masa anak dari umur 0-12 tahun. Seyogyanya, agama masuk kedalam
pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinnya, yaitu sejak lahir,
bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan.
3. Pembiasaan pendidikan pada anak.
![Page 9: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/9.jpg)
8
C. Hakikat dan Prinsip Perkembangan
Banyak orang menggunakan istilah ‘pertumbuhan’ dan ‘perkembangan’ secara
bergantian. Dalam kenyataan kedua istilah itu berbeda, walaupun dapat dipisahkan,
namun keduannya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yaitu oeningktan ukuran dan struktur. Tidak saja anak itu lebih besar secara
fisik, tapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya
pertumbuhan otak, anak itu mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar,
mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh baik secara mental maupun fisik.
Sebaliknya, perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan
kuantitatif. Ia dapat didefenisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur
dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka
maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata
antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.
Neugarten (Elizabeth, 23) menerangkan bagaimana perubahan dalam perkembangan
mempengaruhi orang dengan bertambahnya usia mereka.
Orang berubah, menjadi baik atau buruk, karena bertambahnya penngalaman.
Dengan disimpannya kejadian dalam organism, individu tanpa kecuali menngambil
sari dari bekas-bekas pengalaman itu dan menciptakan kategori yang lebih rumit
dan luas untuk menafsirkan kejadian baru. Sistem pengisian mental tidak saja
tumbuh lebih besar tetapi juga diolah kembali kemudian, dengan banyak acuan.
Orang dewasa bukan saja lebih rumit dari anak-anak, tetapi mereka juga berbeda
satu sama lain, dan perbedaannya semakin banyak dengan semakin bertambahnya
usia mereka sampai usia lanjut.
Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan
yaitu:
a. Prinsip pertama dari perkembangan adalah bahwa perkembangan menyangkut
perubahan, tujuan perkembangan ada;ah realisasi diri atau pencapaian
kemampuan bawaan.
b. Prekembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya, karena
dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman.
![Page 10: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/10.jpg)
9
c. Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari
interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas
bagi perkembangan.
d. Pola perkembangan dapat diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini
dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pralahir dan
pascalahir.
e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan.
f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena
pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan.
g. Terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pralahir, masa
neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak, dan
masa puber.
h. Harapan sosial untuk setiap periode perkembangan.
i. Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya –baik tidak
maupun psikologis- yang dapat mengubah pola perkembangan.
j. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam perkembannga.
Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurst adalah sebagian tugas yang
muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan
keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas
berikutnya. Tugas perkembangan untuk masa anak-anak (6 – 12 thn) menurut
Havighurst sebagai berikut:
a. Belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak-anak
b. Membangun sikap menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai organisme yang
bertumbuh.
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Belajar memainkan peran pria dan wanita yanng sesuai.
e. Mengembangkan kecakapan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung.
f. Mengembangkan konsep yang diperlukan untuk sehari-hari.
g. Mengembangkan nurani, moralitas, dan suatu skala nilai.
h. Mencapai kemandirian pribadi.
i. Membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.
![Page 11: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/11.jpg)
10
D. Aspek-Aspek Perkembangan
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik penting untuk dipelajari, karena baik secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara
langsung, perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak seorang anak usia 6 tahun yang bagun tubuhnya sesuai untuk usia
tersebut, akan dapat melakukan hal-hal yanng lazim dilakukan oleh anak berumur 6
tahun. Bila ia mengalami hambatan atau cacat tertentu, sehingga bangun tubuhnya
berkembang sempurna, maka jelas tidak mungkin mengikuti permainan yang
dilakukan sebayanya.
Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan
mempengaruhi bagaimana anak ini memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia
memandang orang lain. Ini semua akan tercermin dari pola penyesuaian diri anak
secara umum. Seorang anak, mialnya, yang terlalu gemuk akan cepat menyadari
bahwa ia tidak akan dapat mengikuti permainan yanng dilakukan teman sebayanya.
Disisi lain, teman-temannya akan menganggap anak gendut itu terlalau lamban, dan
tidak pernah lagi diajak bermain. Semula timbul perasaan tidak mampu, selanjutnya
akan muncul perasaan selalu tertimpa nasib buruk. Perpaduan kedua perasaan ini
akan memberikan warna tersendiri pada perkembangan kepribadian anak.
Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek yaitu:
a. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan, kecerdasan dan
emosi.
b. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan
motorik.
c. Kelenjar endoktrin, yanng menyebabkan munculnnya pola-pola tingkah laku
baru.
d. Struktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi aspek
psiologis lainnya yang sangat pentinng bagi kehidupan manusia adalah
otak(brain).
![Page 12: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/12.jpg)
11
2. Perkembangan Intelegensi
Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan), para ahli mempunyai
pengertian yang beragam. Diantara pengertian intelegensi itu adalah sebagai berikut:
a. L. P. Chaplir (1975) mengartikan intelegensi itu sebagai kemampuan
menghadapi adn menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan
efektif.
b. Anita E. Woolfolk (1995) mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama,
intelegensi itu meliputi tiga pengertian yaitu kemampuan untuk belajar,
keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi
secara berhasil dengan situasi baru baru atu lingkungan pada umumnya.
Selanjutnya, Woolkfolk mengemukakan integrasi itu merupakan satu atau
beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam
rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
3. Perkembangan Emosi
Karena emosi memainkan peran penting dalam kehidupan, maka penting
diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian
pribadi dan sosial. Kebanyakan perhatian ilmiah tentang emosi anak-anak
dipusatkan pada dampak emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial anak.
Penelitian telah membuktikan bahwa semua emosi, tidak hanya emosi
menyenangkan, memainkan peran penting dalam kehidupan anak dan bahwa pada
setiap macam emosi mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial yang
dilakukan anak. Manfaat ataupun kerugian yang ditimbulkannya bagi penyesuaian
pribadi dan sosial anak dapat bersifat pisik atau psikologis atau bahakan keduanya.
Emosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:
a. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsang dari luar terhadap
tubuh, seperti: rasa dingin, manis,sakit, kenyang dan lapar.
b. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.
4. Perkembangan Bahasa
Terdapat perbedaan yang signifikan anatara pengertian bahasa dan
berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan
dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah,
pantonim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk
![Page 13: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/13.jpg)
12
yang paling efektif untuk berkomunikasi dan palling penting serta paling banyak
dipergunakan. Perkembangan bahasa selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya
usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkembanngan tersebut,
sebab pada masa itu,s angat menentukan proses belajar
Fungsi dan tujuan berbicara anatara lain:
a. Sebagai pemuas kebutuhan
b. Sebagai alat untuk menarik orang lain.
c. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.
d. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
e. Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
f. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal, yaitu:
a. Kematangan alat berbicara
b. Kesiapan mental
c. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
d. Kesempatan berlatih
e. Motivasi untuk belajar dan berlatih
f. Bimbingan dari orang tua.
5. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasysarakat memerlukan
tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain,
tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan
kadar sosialisasi individu. Proses sosial itu adalah belajar berperilaku yang dapat
diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan
perkembangan sikap sosial.
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota
keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai
mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada usia anak-anak (6-12thn),
bentuk tingkah laku adalah sebagai berikut:
a. Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan.
![Page 14: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/14.jpg)
13
b. Agresi (agression), yaitu perilaku menyerang. Baik secara fisik (non verbal)
maupun kata-kata (verbal).
c. Berselisih atau bertengkar (quarreling), terjadi apabila seorang anak merasa
tersinggung atau terganggu dengan sikap atau perilaku anak lain.
d. Menggoda (steasing), yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif.
e. Persaingan (rivalry), yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu
didorong/distimulasi orang lain
f. Kerjasama (cooperation) yaitu siakpa mau bekerjasama dengan kelompok
g. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior), yaitu sikap egosentris dalam
memenuhi interest atau keinginan.
h. Simpati (sympathy), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk
menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerjasama
dengannya.
6. Perkembangan Moral
Pada awal masa kanak-kanaknya, biasanya anak-anak akan mengidentifikasi
dirinnya denngan ibu atau ayahnya atau orang lain yang dekat dengannya.
Sedangkan pada masa-masa selanjutnya sesuai dengan perkembangan pergaulan
dan pandangan anak-anak mulai mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh,
pahlawan-pahlawan, pimpinan masyarakat atau orang-orang yang berprestasi dalam
bidang olahraga dan sebagainya.
Sejalan dengan tambahan usia anak, biasanya anak mulai memberontak
pada disiplin yang diterapkan di rumah atau di sekolah. Pada dewasa ini adanya
pakar identifikasi sebagai sumber dari proses mempelajari perilaku moral menjadi
sangat penting karena hal ini bisa mengisi jarak dan meletakkan dasar penting bagi
perkembangan moral anak. berikut ini beberapa proses pembnetukan perialku moral
dan sikap anak:
a. Imitasi (Imitation), imitasi berarti peniruan sikap, cara pandang serta tingkah
laku orang lain yang dialkukan dengan sengaja oleh anak.
b. Internalisasi, suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena
pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan
orang tersebut.
![Page 15: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/15.jpg)
14
c. Introvert dan ekstrovert, introvert adalah kecenderungan seseorang untuk
menarik diri dari lingkungan sosialnya. Sebaliknya, ekstrovert adalah
kecenderungan seseorang anak menagrahkan perhatian keluar dirinya sehingga
segala minat, sikap, dan keputusan-keputusan yang diambil lebih banyak
ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.
d. Kemandirian, kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang
lain baik dalam bentuk material maupun moral.
e. Ketergantungan, anak-anak pada usia 6 – 12 tahun karena kebutuhan hidupnya
sangat tergantung kepada orang tua atau orang dewasa lain.
f. Bakat (aptitude), merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya
rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu
tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang seringkali
melebihi orang lain.
7. Perkembangan Kesadaran Beragama
Jiwa bergaama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah
individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam
pribadi, baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas.
Perkembangan beragama dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan dan
lingkungan.
Faktor pembawaan dan lingkugnan yaitu:
a. Faktor endogen yaitu factor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam
kandungan hingga kelahiran, jadi factor endogen merupakan factor keturunan/
faktor pembawaan.
b. Faktor eksogen yaitu factor yang dating dari luar individu, merupakan
pengalaman alam sekitar, pendidikan dan sebagainya.
E. Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar
a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah.
![Page 16: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/16.jpg)
15
b. Adanya sifat yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji sendiri
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya
menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka saat itu dianggapnya
tidak penting.
f. Pada masa ini (terutama umur 6 - 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka
rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.
b. Masa-masa kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a. Adanya minat terhadap praktek kehidupan sehari-hari yang konkret.
b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran yang khusus.
d. Sampai umur 11 tahun, anak masih membutuhkan guru atau orang dewasa
lainnya.
e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama.
F. Perbedaan Individual Anak Usia SD
Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda.
Perbedaan-perbedaan tersebut semakin jelas sejalan dengan perkembangan individu.
Kata perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980)
merupakan suatu variasi yang terjadi baik pada aspek fisik maupun psikologis.
Selanjutnya dipaparkan perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek
perkembangan:
a. Perbedaan pada perkembangan fisik , untuk melihat perbedaan perkembangan fisik
anak usia SD secara faktual dapat diteliti pada waktu anak berbaris masuk kelas.
Pada barisan tersebut secara individual terlihat ada anak yang tinggi, rendah, kurus,
dan gemuk pada usia yang relatif sama. Selain perbedaan yang ada karena memang
anak telah memasuki tahapan perkembangan fisik tertentu, faktor lingkungan juga
![Page 17: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/17.jpg)
16
akan mempunyai peranan dalam mempertajam perbedaan individu anak. seorang
guru harus menyadari perbedaan-perbedaan pada aspek fisik pada setiap siswanya.
b. Perbedaan pada perkembangan intelektual, seorang anak pada umumnya memasuki
jenjang pendidikan SD pada usia 6 tahun, dimana diperkirakan sudah siap
menerima pelajaran dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam
tugas sekolah. Walaupun demikian ada siswa yang pada usia tersebut belum mampu
mengikuti pelajran yanng diberikan secara teratur, dan kadang-kadang
ketidakmampuan siswa yang keluar dalam bentuk tidak bisa mengerjakan tugas
sekolah dianggap guru sebagai suatu kemalasan. Semestinya hal tersebut harus
dipandang sebagai perbedaan yang bisa saja terjadi pada anak usia SD, karena
memang ada perbedaan dalam hal menguasai materi pelajaran.
c. Perbedaan pada perkembangan moral. Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek
perkembangan moral pada individu banyak tergantung dari lingkunngan bukan
bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah atau guru membuat
perbedaan pada perkembangan moral anak.
d. Perbedaan kemampuan. Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda.
Kemampuan disini dapat diartikan sebagai kemampuan berkominikasi,
bersosialisasi, atau kemampuan kognitif. Kemampuan berkomunikasi adalah
kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan
kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan bersosialisasi pada
seorang anak pun berbeda-beda. Perbedaan dalam bersosialisasi pada anak-anak
banyak dipengaruhi oleh lingkungan teman sebayanya dan juga karena pengaruh
kemajuan teknologi. Kemampuan kognitif berkaitang dengan kemampuan
menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan
kognitif diperoleh karena adanya proses belajar. Faktor yang menonjol dalam
membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah
dan lingkungan yang dibuat.
G. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan
Karakteristik yang paling menonjol dari anak SD adalah senang bermain.
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang
bermuatan permainan, terlebih bagi siswa kelas rendah. Guru SD seyogyanya
![Page 18: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/18.jpg)
17
merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di
dalamnya. Selain itu, karakteristik lainnya adalah anak SD senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar
aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar mengenai aturan-
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa,
belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya,
belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat, serta
belajar keadilan dan demokrasi.
Karakteristik anak SD lainnya adalah senang merasakan/ meragakan sesuatu
secara langsung. Ditinjau dari teori perkemabangan kognitif, anak SD memasuki tahap
operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-
konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk
konsep-konsep tentang angka-angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis
kelamin, moral, dsb.
Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan
dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan anak SD dapat
diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas –tugas perkemabngan adalah
tugas-tugas yang muncul pada satu atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu,
yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan
dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan yang
bersumber dari kematangan fisik di anataranya adalah belajar berjalan,belajar
melempar-menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang
berbeda dari dirinya. Beberapa tugas perkembangan bersumber dari kebudayaan seperti
belajar mambaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggungjawab sebagai warga
negara. Sementara tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nilai kepribadian
individu diantarannya memilih dan mempersipkan untuk bekerja, memperoleh nilai
filsafat dalam kehidupan
Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu:
a. Kepercayaan anak untuk ke luar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya.
b. Kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan
keterampilan fisik
![Page 19: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/19.jpg)
18
c. Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis dan
komunikasi orang dewasa.
Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD
dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk
menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
perkembangan anak itu sendiri. Manfaat untuk mengetahui tugas perkembangan
menurut guru untuk :
a. Menciptakan lingkunngan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bergaul dan bekerja dengan sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang
konkret atau langsung dalam membangun konsep, serta
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengemabnngkan nilai-nilai sehingga
siswa mampu menetukan pilihan yang stabil dan menjadi peganngan bagi
dirinya.
![Page 20: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/20.jpg)
19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Selain pendidikan keluarga
sebagai dasar pembentukan kepribadian anak, pendidikan agama juga penting bagi anak
karena semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin banyak unsure
agama, maka sikap, tindakan, kelakuan, dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan
ajaran agama.
Dan dari penjelasan makalah juga terdapat aspek-aspek perkembangan anak
diantaranya meliputi:
Perkembangan fisik,
Perkembangan intelegensi,
Perkembangan emosi,
Perkembangan bahasa,
Perkembangan sosial
Perkembangan moral,
Perkembangan kesadaran beragama.
Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan
sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia(SDM).
Tenaga pendidik harus mengerti dan memahami tugas-tugas perkembangan anak karena
dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD dan untuk
menentukan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.
B. SARAN
Karakteristik anak usia SD yang senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung
mengharuskan guru mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur pemainan,
bekerja atau belajar dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat langsung dalam pembelajaran.
![Page 21: Psikologi Pendidikan](https://reader036.fdokumen.site/reader036/viewer/2022062304/55cf9a85550346d033a22668/html5/thumbnails/21.jpg)
20
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2008. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Muhibbin, Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung. Rosdakarya
Syaodih, Nana, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Univesitas Terbuka.
Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group