Psikologi Pendidikan

32
0 Tugas Individu Dosen : Prof. Dr. H. Syamsul Bachri T, M.Si Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Matematika PERKEMBANGAN ANAK dan PERSPEKTIF PENDIDIKAN ANAK MASA USIA SEKOLAH DASAR (6 – 12 Thn) Disusun Oleh: Nama : A. Wilda Indra Nanna, S.Pd Nim : 12B07133 Kelas : F Matematika Sekolah

Transcript of Psikologi Pendidikan

Page 1: Psikologi Pendidikan

0

Tugas Individu

Dosen : Prof. Dr. H. Syamsul Bachri T, M.Si

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan Matematika

PERKEMBANGAN ANAK dan PERSPEKTIF PENDIDIKAN

ANAK MASA USIA SEKOLAH DASAR (6 – 12 Thn)

Disusun Oleh:

Nama : A. Wilda Indra Nanna, S.Pd

Nim : 12B07133

Kelas : F Matematika Sekolah

PENDIDIKAN MATEMATIKA KE-KHUSUSAN SEKOLAH

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2012

Page 2: Psikologi Pendidikan

1

ABSTRAK

A.Wilda Indra Nanna, S.Pd. 2012. Perkembangan anak dan perspektif pendidikan

anak usia sekolah dasar (6 – 12 tahun).

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Selain

pendidikan keluarga sebagai dasar pembentukan kepribadian anak, pendidikan agama

juga penting bagi anak. Aspek-aspek perkembangan anak diantaranya meliputi: (a)

perkembangan fisik, (b) perkembangan intelegensi, (c) perkembangan emosi, (d)

perkembangan bahasa, (e) perkembangan social, (f) perkembangan moral, (g)

perkembangan kesadaran beragama. Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan

yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

daya manusia(SDM). Tenaga pendidik harus mengerti dan memahami tugas-tugas

perkembangan anak karena dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan

pendidikan di SD dan untuk menentukan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan

perkembangan anak itu sendiri.

Page 3: Psikologi Pendidikan

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah sederhana ini untuk memenuhi

tugas mata kuliah psikologi pendidikan dengan judul “Perkembangan anak dan

perspektif pendidikan anak masa usia sekolah dasar (6 – 12 tahun).

Semoga makalah ini dapat memberikan kita informasi tentang bagaimana

proses-proses yang berlangsung dalam perkembangan anak selaku peserta didik dan

ranah pendidikan terutama untuk jenjang pendidikan sekolah dasar..

Penulis menyadari betul bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan

dan kelemahan baik dari segi penulisan, isi dan sebagainya. Dengan kata lain, makalah

ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

kita semua. Amin.

Makassar, Oktober 2012

Penulis

Page 4: Psikologi Pendidikan

3

DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

DAFTAR ISI....................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................7

A. Pendidikan Keluarga Sebagai Peletak Dasar

Kepribadian Anak...............................................................................................7

B. Pendidikan Agama Bagi Anak...........................................................................7

C. Hakikat dan Prinsip Perkembangan.................................................................8

D. Aspek-Aspek Perkembangan...........................................................................10

E. Karakteristik Anak Didik Usia SD.................................................................14

F. Perbedaan Individual Anak Usia SD...............................................................15

G. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan

Anak SD Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan.........................................16

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................19

A. Kesimpulan.........................................................................................................19

B. Saran...................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................20

Page 5: Psikologi Pendidikan

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai

suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja. Akan tetapi

proses pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian

muncul istialh pendidikan seumur hidup (life long education), dan ada juga yang

menyebutkan pendiikan terus menerus (Continuing education). Pendidikan bukan hanya

pemberian informasi pengetahuan dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas

dari itu, meliputi usaha mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu

sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan.

Pendidikan bukan hanya dipandang sebagai pemberian informasi pengetahuan

dan pembentukan keterampilan melainkan lebih luas daripada itu, meliputi usaha untuk

mewujudkan keinginan, kebutuhan, dan kemampuan individu sehingga tercapai pola

hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan dipandang bukan semata-mata

sebagai sarana untuk menyiapkan individu bagi kehidupannya di masa depan tetapi juga

untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkemabangan menuju tingkat

kedewasaan.

Psikologi pendidikan merupakan disiplin vital atau hal penting yang

memberikan kontribusi terhadap pendidikan dalan memahami makna pembelajaran,

peserta didik, proses belajar, strategi pembelajaran, dan strategi assessment

pembelajaran. Pada prinsipnya persoalan psikologis yang menjadi fokus utama dalam

psikologi pendidikan adalah peserta didik, yakni sifat-sifat psikologis yang ada pada

peserta didik dalam proses pendidikan. Disamping itu, juga terdapat masalah khusus

dalam proses pendidikan, termasuk pengembangan ragam potensi peserta didik yang

mencakup potensi spiritual, sosial, emosional, akademik dan fisik, masalah kesehatan

mental, dan evaluasi hasil belajar.

Para psikolog perkembangan menyadari bahwa gambaran pola perkembangan

yang tepat merupakan dasar untuk memahami anak-anak. Mereka juga mengetahui

bahwa diperlukan pengetahuan tentang apa yang menyebabkan adanya variasi dalam

perkembangan untuk memahami setiap anak secara pribadi.

Page 6: Psikologi Pendidikan

5

Tugas perkembangan mempunyai tiga tujuan yang sangat berguna, Pertama,

tugas ini bertindak sebagai pedoman untuk membantu para orang tua dan guru guna

mengetahui apa yang harus dipelajari anak pada usia tertentu. Kedua, tugas

perkembangan menimbulkan kekuatan motivasi bagi anak untuk belajar hal-hal yang

diharapkan masyarakat dari mereka pada usia tersebut. Ketiga, tugas perkembangan

menunjukkan pada para orang tuadan guru tentang apa yang diharapkan dari mereka di

masa mendatang.

Perlakuan terhadap peserta didik harus selaras dengan hakikat perkembangan

(fisik, sosial, emosional, dan spiritual). Prinsip perkembangan bermakna perubahan

yang harus ada dan tercapai pada setiap fase perkembangan, berubah dan mencapai

kematangan, termasuk sifat-sifat dan karakteristik dalam setiap fase perkembangan.

Psikologi pendidikan berupaya meletakkan dasar-dasar kepribadian berdasarkan konsep

kematangan, perbedaan-perbedaan individual (individual differences), hereditas, dan

faktor lingkungan termasuk lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Atribut-

atribut psikologis berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lainnya,

termasuk perkembangan kepribadian, intelegensi, bakat, prestasi belajar, temperamen,

konsep diri, control diri, percaya diri, dan harga diri (Thalib, 2010).

Perkembangan anak SD merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting,

baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Studi longitudinal

yang dilaksanakan Bloom (1964) memberikan gambaran bahwa prestasi akademik

umum pada kelas 12 (kelas 3 sekolah menengah) diperkaya oleh prestasi akademik pada

akhir tahun kelas 3 SD. Temuan ini memberikan gambaran bahwa pada tahun-tahun

pertama anak belajar di sekolah dasar berpenngaruh sangat signifikan terhadap sikap

anak terhadap sekolah dan pola-pola pencapaian prestasi tahap-tahap selanjutnya.

Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang

yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan

dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagia bekal untuk pendidikan lanjutan

maupun untuk terjun ke masyarakat

Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan memberikan bekal

kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta

Page 7: Psikologi Pendidikan

6

mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pengemabngan

kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya mencakup upaya untuk: (a)

memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan, (b) membiasakan untuk berperilaku yang

baik, (c) memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar, (d) memilhara kesehatan

jasmani dan rohani, (e) memberikan kemampuan untuk belajar, (f) membentuk

kepribadian yang mantap dan mandiri.

Page 8: Psikologi Pendidikan

7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendiikan Keluarga Sebagai Peletek Dasar Pembentukan Kepribadian Anak

Keluarga yang menghadirkan anak kedunia ini secara kodrat bertugas mendidik

anak itu sejak kecil, tumbuh dan berkembang di dalam keluarga itu. Orang tua dengan

secara tidak direncanakan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang diwarisi dari nenek

moyang dan pengaruh lain diterimanya dari masyarakat. Oleh karena itu keluarga

merupakan latar belakan sosial yang utama bagi anak dan secara kodrati memang

bertugas untuk mendidik mereka, maka harus mampu mengisi jiwa anak dengan

menciptakan suasana keluarga yang harmonis, memberikan contoh-contoh sikap,

perilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Namun demikian tiap keluarga mempunyai suasana yang khas. Kekhususan

suasana itu terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor sosial ekonomi, faktor pendidikan

orang tua, faktor agama. Situasi dan kondisi yang demikian juga akan megakibatkan

perbedaan dalam mendidik dan mengasuh anak.

B. Pendidikan Agama Bagi Anak

1. Pembinaan pribadi anak

Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian

orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsure-unsur pendidikan

yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak

yang sedang bertumbuh.

2. Perkembangan agama pada anak

Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan

pengalaman yang dialaminya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama

pada masa anak dari umur 0-12 tahun. Seyogyanya, agama masuk kedalam

pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadinnya, yaitu sejak lahir,

bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan.

3. Pembiasaan pendidikan pada anak.

Page 9: Psikologi Pendidikan

8

C. Hakikat dan Prinsip Perkembangan

Banyak orang menggunakan istilah ‘pertumbuhan’ dan ‘perkembangan’ secara

bergantian. Dalam kenyataan kedua istilah itu berbeda, walaupun dapat dipisahkan,

namun keduannya tidak berdiri sendiri. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan

kuantitatif yaitu oeningktan ukuran dan struktur. Tidak saja anak itu lebih besar secara

fisik, tapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibat adanya

pertumbuhan otak, anak itu mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar,

mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh baik secara mental maupun fisik.

Sebaliknya, perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan

kuantitatif. Ia dapat didefenisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur

dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka

maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata

antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.

Neugarten (Elizabeth, 23) menerangkan bagaimana perubahan dalam perkembangan

mempengaruhi orang dengan bertambahnya usia mereka.

Orang berubah, menjadi baik atau buruk, karena bertambahnya penngalaman.

Dengan disimpannya kejadian dalam organism, individu tanpa kecuali menngambil

sari dari bekas-bekas pengalaman itu dan menciptakan kategori yang lebih rumit

dan luas untuk menafsirkan kejadian baru. Sistem pengisian mental tidak saja

tumbuh lebih besar tetapi juga diolah kembali kemudian, dengan banyak acuan.

Orang dewasa bukan saja lebih rumit dari anak-anak, tetapi mereka juga berbeda

satu sama lain, dan perbedaannya semakin banyak dengan semakin bertambahnya

usia mereka sampai usia lanjut.

Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan

yaitu:

a. Prinsip pertama dari perkembangan adalah bahwa perkembangan menyangkut

perubahan, tujuan perkembangan ada;ah realisasi diri atau pencapaian

kemampuan bawaan.

b. Prekembangan awal lebih penting daripada perkembangan selanjutnya, karena

dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman.

Page 10: Psikologi Pendidikan

9

c. Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari

interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas

bagi perkembangan.

d. Pola perkembangan dapat diramalkan, walaupun pola yang dapat diramalkan ini

dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pralahir dan

pascalahir.

e. Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat diramalkan.

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena

pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan.

g. Terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pralahir, masa

neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, akhir masa kanak-kanak, dan

masa puber.

h. Harapan sosial untuk setiap periode perkembangan.

i. Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan bahaya –baik tidak

maupun psikologis- yang dapat mengubah pola perkembangan.

j. Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode dalam perkembannga.

Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurst adalah sebagian tugas yang

muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan

keberhasilan yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas

berikutnya. Tugas perkembangan untuk masa anak-anak (6 – 12 thn) menurut

Havighurst sebagai berikut:

a. Belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak-anak

b. Membangun sikap menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai organisme yang

bertumbuh.

c. Belajar bergaul dengan teman sebaya

d. Belajar memainkan peran pria dan wanita yanng sesuai.

e. Mengembangkan kecakapan dasar dalam membaca, menulis dan menghitung.

f. Mengembangkan konsep yang diperlukan untuk sehari-hari.

g. Mengembangkan nurani, moralitas, dan suatu skala nilai.

h. Mencapai kemandirian pribadi.

i. Membentuk sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.

Page 11: Psikologi Pendidikan

10

D. Aspek-Aspek Perkembangan

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik penting untuk dipelajari, karena baik secara langsung

maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara

langsung, perkembangan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak

dalam bergerak seorang anak usia 6 tahun yang bagun tubuhnya sesuai untuk usia

tersebut, akan dapat melakukan hal-hal yanng lazim dilakukan oleh anak berumur 6

tahun. Bila ia mengalami hambatan atau cacat tertentu, sehingga bangun tubuhnya

berkembang sempurna, maka jelas tidak mungkin mengikuti permainan yang

dilakukan sebayanya.

Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fisik akan

mempengaruhi bagaimana anak ini memandang dirinya sendiri dan bagaimana dia

memandang orang lain. Ini semua akan tercermin dari pola penyesuaian diri anak

secara umum. Seorang anak, mialnya, yang terlalu gemuk akan cepat menyadari

bahwa ia tidak akan dapat mengikuti permainan yanng dilakukan teman sebayanya.

Disisi lain, teman-temannya akan menganggap anak gendut itu terlalau lamban, dan

tidak pernah lagi diajak bermain. Semula timbul perasaan tidak mampu, selanjutnya

akan muncul perasaan selalu tertimpa nasib buruk. Perpaduan kedua perasaan ini

akan memberikan warna tersendiri pada perkembangan kepribadian anak.

Elizabeth B. Hurlock (1978) mengemukakan bahwa perkembangan fisik

individu meliputi empat aspek yaitu:

a. Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan, kecerdasan dan

emosi.

b. Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan

motorik.

c. Kelenjar endoktrin, yanng menyebabkan munculnnya pola-pola tingkah laku

baru.

d. Struktur fisik atau tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi aspek

psiologis lainnya yang sangat pentinng bagi kehidupan manusia adalah

otak(brain).

Page 12: Psikologi Pendidikan

11

2. Perkembangan Intelegensi

Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan), para ahli mempunyai

pengertian yang beragam. Diantara pengertian intelegensi itu adalah sebagai berikut:

a. L. P. Chaplir (1975) mengartikan intelegensi itu sebagai kemampuan

menghadapi adn menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan

efektif.

b. Anita E. Woolfolk (1995) mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama,

intelegensi itu meliputi tiga pengertian yaitu kemampuan untuk belajar,

keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan kemampuan untuk beradaptasi

secara berhasil dengan situasi baru baru atu lingkungan pada umumnya.

Selanjutnya, Woolkfolk mengemukakan integrasi itu merupakan satu atau

beberapa kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam

rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.

3. Perkembangan Emosi

Karena emosi memainkan peran penting dalam kehidupan, maka penting

diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian

pribadi dan sosial. Kebanyakan perhatian ilmiah tentang emosi anak-anak

dipusatkan pada dampak emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial anak.

Penelitian telah membuktikan bahwa semua emosi, tidak hanya emosi

menyenangkan, memainkan peran penting dalam kehidupan anak dan bahwa pada

setiap macam emosi mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial yang

dilakukan anak. Manfaat ataupun kerugian yang ditimbulkannya bagi penyesuaian

pribadi dan sosial anak dapat bersifat pisik atau psikologis atau bahakan keduanya.

Emosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian yaitu:

a. Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsang dari luar terhadap

tubuh, seperti: rasa dingin, manis,sakit, kenyang dan lapar.

b. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.

4. Perkembangan Bahasa

Terdapat perbedaan yang signifikan anatara pengertian bahasa dan

berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan

dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah,

pantonim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk

Page 13: Psikologi Pendidikan

12

yang paling efektif untuk berkomunikasi dan palling penting serta paling banyak

dipergunakan. Perkembangan bahasa selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya

usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkembanngan tersebut,

sebab pada masa itu,s angat menentukan proses belajar

Fungsi dan tujuan berbicara anatara lain:

a. Sebagai pemuas kebutuhan

b. Sebagai alat untuk menarik orang lain.

c. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial.

d. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri

e. Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain

f. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain.

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal, yaitu:

a. Kematangan alat berbicara

b. Kesiapan mental

c. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak

d. Kesempatan berlatih

e. Motivasi untuk belajar dan berlatih

f. Bimbingan dari orang tua.

5. Perkembangan sosial

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai

dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bermasysarakat memerlukan

tiga proses. Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain,

tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan

kadar sosialisasi individu. Proses sosial itu adalah belajar berperilaku yang dapat

diterima secara sosial, memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan

perkembangan sikap sosial.

Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota

keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai

mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada usia anak-anak (6-12thn),

bentuk tingkah laku adalah sebagai berikut:

a. Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan.

Page 14: Psikologi Pendidikan

13

b. Agresi (agression), yaitu perilaku menyerang. Baik secara fisik (non verbal)

maupun kata-kata (verbal).

c. Berselisih atau bertengkar (quarreling), terjadi apabila seorang anak merasa

tersinggung atau terganggu dengan sikap atau perilaku anak lain.

d. Menggoda (steasing), yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif.

e. Persaingan (rivalry), yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu

didorong/distimulasi orang lain

f. Kerjasama (cooperation) yaitu siakpa mau bekerjasama dengan kelompok

g. Tingkah laku berkuasa (ascendant behavior), yaitu sikap egosentris dalam

memenuhi interest atau keinginan.

h. Simpati (sympathy), yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk

menaruh perhatian terhadap orang lain, mau mendekati atau bekerjasama

dengannya.

6. Perkembangan Moral

Pada awal masa kanak-kanaknya, biasanya anak-anak akan mengidentifikasi

dirinnya denngan ibu atau ayahnya atau orang lain yang dekat dengannya.

Sedangkan pada masa-masa selanjutnya sesuai dengan perkembangan pergaulan

dan pandangan anak-anak mulai mengidentifikasi dirinya dengan tokoh-tokoh,

pahlawan-pahlawan, pimpinan masyarakat atau orang-orang yang berprestasi dalam

bidang olahraga dan sebagainya.

Sejalan dengan tambahan usia anak, biasanya anak mulai memberontak

pada disiplin yang diterapkan di rumah atau di sekolah. Pada dewasa ini adanya

pakar identifikasi sebagai sumber dari proses mempelajari perilaku moral menjadi

sangat penting karena hal ini bisa mengisi jarak dan meletakkan dasar penting bagi

perkembangan moral anak. berikut ini beberapa proses pembnetukan perialku moral

dan sikap anak:

a. Imitasi (Imitation), imitasi berarti peniruan sikap, cara pandang serta tingkah

laku orang lain yang dialkukan dengan sengaja oleh anak.

b. Internalisasi, suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena

pengaruh sosial yang paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan

orang tersebut.

Page 15: Psikologi Pendidikan

14

c. Introvert dan ekstrovert, introvert adalah kecenderungan seseorang untuk

menarik diri dari lingkungan sosialnya. Sebaliknya, ekstrovert adalah

kecenderungan seseorang anak menagrahkan perhatian keluar dirinya sehingga

segala minat, sikap, dan keputusan-keputusan yang diambil lebih banyak

ditentukan oleh orang lain atau berbagai peristiwa yang terjadi diluar dirinya.

d. Kemandirian, kemampuan seseorang untuk berdiri sendiri tanpa bantuan orang

lain baik dalam bentuk material maupun moral.

e. Ketergantungan, anak-anak pada usia 6 – 12 tahun karena kebutuhan hidupnya

sangat tergantung kepada orang tua atau orang dewasa lain.

f. Bakat (aptitude), merupakan potensi dalam diri seseorang yang dengan adanya

rangsangan tertentu memungkinkan orang tersebut dapat mencapai sesuatu

tingkat kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus yang seringkali

melebihi orang lain.

7. Perkembangan Kesadaran Beragama

Jiwa bergaama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah

individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah yang direfleksikan kedalam

pribadi, baik yang bersifat hablumminallah maupun hablumminannas.

Perkembangan beragama dipengaruhi oleh faktor-faktor pembawaan dan

lingkungan.

Faktor pembawaan dan lingkugnan yaitu:

a. Faktor endogen yaitu factor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam

kandungan hingga kelahiran, jadi factor endogen merupakan factor keturunan/

faktor pembawaan.

b. Faktor eksogen yaitu factor yang dating dari luar individu, merupakan

pengalaman alam sekitar, pendidikan dan sebagainya.

E. Karakteristik Anak Didik Sekolah Dasar

a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan

jasmani dengan prestasi sekolah.

Page 16: Psikologi Pendidikan

15

b. Adanya sifat yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan

permainan yang tradisional.

c. Adanya kecenderungan memuji sendiri

d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu dirasanya

menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

e. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka saat itu dianggapnya

tidak penting.

f. Pada masa ini (terutama umur 6 - 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka

rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi

nilai baik atau tidak.

b. Masa-masa kelas tinggi sekolah dasar

Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut:

a. Adanya minat terhadap praktek kehidupan sehari-hari yang konkret.

b. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata

pelajaran yang khusus.

d. Sampai umur 11 tahun, anak masih membutuhkan guru atau orang dewasa

lainnya.

e. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya

untuk dapat bermain bersama-sama.

F. Perbedaan Individual Anak Usia SD

Pada dasarnya setiap individu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda.

Perbedaan-perbedaan tersebut semakin jelas sejalan dengan perkembangan individu.

Kata perbedaan dalam istilah perbedaan individual menurut Landgren (1980)

merupakan suatu variasi yang terjadi baik pada aspek fisik maupun psikologis.

Selanjutnya dipaparkan perbedaan-perbedaan yang muncul pada beberapa aspek

perkembangan:

a. Perbedaan pada perkembangan fisik , untuk melihat perbedaan perkembangan fisik

anak usia SD secara faktual dapat diteliti pada waktu anak berbaris masuk kelas.

Pada barisan tersebut secara individual terlihat ada anak yang tinggi, rendah, kurus,

dan gemuk pada usia yang relatif sama. Selain perbedaan yang ada karena memang

anak telah memasuki tahapan perkembangan fisik tertentu, faktor lingkungan juga

Page 17: Psikologi Pendidikan

16

akan mempunyai peranan dalam mempertajam perbedaan individu anak. seorang

guru harus menyadari perbedaan-perbedaan pada aspek fisik pada setiap siswanya.

b. Perbedaan pada perkembangan intelektual, seorang anak pada umumnya memasuki

jenjang pendidikan SD pada usia 6 tahun, dimana diperkirakan sudah siap

menerima pelajaran dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam

tugas sekolah. Walaupun demikian ada siswa yang pada usia tersebut belum mampu

mengikuti pelajran yanng diberikan secara teratur, dan kadang-kadang

ketidakmampuan siswa yang keluar dalam bentuk tidak bisa mengerjakan tugas

sekolah dianggap guru sebagai suatu kemalasan. Semestinya hal tersebut harus

dipandang sebagai perbedaan yang bisa saja terjadi pada anak usia SD, karena

memang ada perbedaan dalam hal menguasai materi pelajaran.

c. Perbedaan pada perkembangan moral. Perbedaan yang dapat terjadi pada aspek

perkembangan moral pada individu banyak tergantung dari lingkunngan bukan

bawaan lahir. Lingkungan keluarga, teman sebaya, dan sekolah atau guru membuat

perbedaan pada perkembangan moral anak.

d. Perbedaan kemampuan. Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda.

Kemampuan disini dapat diartikan sebagai kemampuan berkominikasi,

bersosialisasi, atau kemampuan kognitif. Kemampuan berkomunikasi adalah

kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan

kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan bersosialisasi pada

seorang anak pun berbeda-beda. Perbedaan dalam bersosialisasi pada anak-anak

banyak dipengaruhi oleh lingkungan teman sebayanya dan juga karena pengaruh

kemajuan teknologi. Kemampuan kognitif berkaitang dengan kemampuan

menguasai suatu ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya kemampuan

kognitif diperoleh karena adanya proses belajar. Faktor yang menonjol dalam

membentuk kemampuan kognitif adalah faktor pembentukan lingkungan alamiah

dan lingkungan yang dibuat.

G. Implikasi Karakteristik dan Kebutuhan Anak SD Terhadap Penyelenggaraan

Pendidikan

Karakteristik yang paling menonjol dari anak SD adalah senang bermain.

Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang

bermuatan permainan, terlebih bagi siswa kelas rendah. Guru SD seyogyanya

Page 18: Psikologi Pendidikan

17

merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di

dalamnya. Selain itu, karakteristik lainnya adalah anak SD senang bergerak, senang

bekerja dalam kelompok. Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar

aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar mengenai aturan-

aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada orang dewasa,

belajar bekerja sama, mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya,

belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat, serta

belajar keadilan dan demokrasi.

Karakteristik anak SD lainnya adalah senang merasakan/ meragakan sesuatu

secara langsung. Ditinjau dari teori perkemabangan kognitif, anak SD memasuki tahap

operasi konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-

konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk

konsep-konsep tentang angka-angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis

kelamin, moral, dsb.

Di samping memperhatikan karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan

dapat pula bertolak dari kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan anak SD dapat

diidentifikasi dari tugas-tugas perkembangannya. Tugas –tugas perkemabngan adalah

tugas-tugas yang muncul pada satu atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu,

yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan

dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan yang

bersumber dari kematangan fisik di anataranya adalah belajar berjalan,belajar

melempar-menangkap dan menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang

berbeda dari dirinya. Beberapa tugas perkembangan bersumber dari kebudayaan seperti

belajar mambaca, menulis dan berhitung, belajar bertanggungjawab sebagai warga

negara. Sementara tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nilai kepribadian

individu diantarannya memilih dan mempersipkan untuk bekerja, memperoleh nilai

filsafat dalam kehidupan

Anak usia SD ditandai oleh tiga dorongan ke luar yang besar yaitu:

a. Kepercayaan anak untuk ke luar rumah dan masuk dalam kelompok sebaya.

b. Kepercayaan anak memasuki dunia permainan dan kegiatan yang memerlukan

keterampilan fisik

Page 19: Psikologi Pendidikan

18

c. Kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis dan

komunikasi orang dewasa.

Dengan demikian pemahaman terhadap tugas-tugas perkembangan anak SD

dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD, dan untuk

menentukan waktu yang tepat dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan

perkembangan anak itu sendiri. Manfaat untuk mengetahui tugas perkembangan

menurut guru untuk :

a. Menciptakan lingkunngan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.

b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bergaul dan bekerja dengan sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang.

c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang

konkret atau langsung dalam membangun konsep, serta

d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengemabnngkan nilai-nilai sehingga

siswa mampu menetukan pilihan yang stabil dan menjadi peganngan bagi

dirinya.

Page 20: Psikologi Pendidikan

19

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Selain pendidikan keluarga

sebagai dasar pembentukan kepribadian anak, pendidikan agama juga penting bagi anak

karena semakin banyak pengalaman yang bersifat agama, akan semakin banyak unsure

agama, maka sikap, tindakan, kelakuan, dan cara menghadapi hidup akan sesuai dengan

ajaran agama.

Dan dari penjelasan makalah juga terdapat aspek-aspek perkembangan anak

diantaranya meliputi:

Perkembangan fisik,

Perkembangan intelegensi,

Perkembangan emosi,

Perkembangan bahasa,

Perkembangan sosial

Perkembangan moral,

Perkembangan kesadaran beragama.

Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan

sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia(SDM).

Tenaga pendidik harus mengerti dan memahami tugas-tugas perkembangan anak karena

dapat dijadikan titik awal untuk menentukan tujuan pendidikan di SD dan untuk

menentukan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri.

B. SARAN

Karakteristik anak usia SD yang senang bermain, senang bergerak, senang

bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung

mengharuskan guru mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur pemainan,

bekerja atau belajar dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk

terlibat langsung dalam pembelajaran.

Page 21: Psikologi Pendidikan

20

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2008. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Univesitas Terbuka.

Muhibbin, Syah. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung. Rosdakarya

Syaodih, Nana, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Univesitas Terbuka.

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group