PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk. - blt.co.idblt.co.id/data/FinanceData/Prospectus/Prospektus Sukuk...

361

Transcript of PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk. - blt.co.idblt.co.id/data/FinanceData/Prospectus/Prospektus Sukuk...

i

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN viii

I. PENAWARAN UMUM 1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM 11

III. PERNYATAAN HUTANG 14

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 23

V. RISIKO USAHA 54

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR 64

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 65

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN 65

2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN 67

3. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN

BERBENTUK BADAN HUKUM 70

4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI ANAK PERUSAHAAN 71

5. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERUSAHAAN ASOSIASI 97

6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN 99

7. SUMBER DAYA MANUSIA 102

8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN

PERSEROAN, ANAK PERUSAHAAN DAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK

BADAN HUKUM 105

9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI KELOMPOK USAHA PERSEROAN 107

10. TRANSAKSI-TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI

HUBUNGAN ISTIMEWA 107

11. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA 108

12. KETERANGAN TENTANG PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI 109

13. KETERANGAN TENTANG RENCANA PERSEROAN 109

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 113

1. UMUM 113

2. KEGIATAN USAHA 117

3. PERSAINGAN 129

4. PEMASOK 130

5. KESELAMATAN, KUALITAS DAN PEMELIHARAAN 130

6. ASURANSI 132

7. LINGKUNGAN DAN POLUSI 132

8. PROPERTI 133

9. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 133

10. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 133

11. PROSPEK USAHA 134

IX. INDUSTRI PERKAPALAN 137

ii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 169

XI. EKUITAS 171

XII. PERPAJAKAN 173

XIII. PENJAMINAN EMISI SUKUK IJARAH 174

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 175

XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 177

XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 209

XVII. KETERANGAN TENTANG SUKUK IJARAH 283

1. UMUM 283

2. STRUKTUR SUKUK IJARAH 283

3. JAMINAN 286

4. DANA PELUNASAN SUKUK IJARAH (SINKING FUND) 286

5. PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN 286

6. KELALAIAN 292

7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH 294

8. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK) 297

9. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH 300

10. PEMBERITAHUAN 301

11. HUKUM YANG BERLAKU 301

XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN SUKUK IJARAH 302

1. HASIL PEMERINGKATAN 302

2. SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG 302

XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN 304

XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH 327

XXI. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT 330

XXII. AGEN PEMBAYARAN 340

XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN

PEMBELIAN SUKUK IJARAH 341

iii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

DEFINISI DAN SINGKATAN

Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Penjaminan Emisi

Penjaminan

Emisi Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah yang dibuat dan ditandatangani setelah sindikasi Penjamin

Emisi Sukuk Ijarah terbentuk, yang syarat dan ketentuannya harus disetujui

bersama oleh Perseroan dan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah termasuk

Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah.

Addendum Perjanjian : Perubahan dan/atau tambahan pada Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk

Perwaliamanatan Ijarah yang Perwaliamanatan dibuat dan ditandatangani oleh Perseroan

Sukuk Ijarah dan Wali Amanat.

Agen Pembayaran : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

Akad Ijarah : Akad Ijarah tertanggal 1 Mei 2007 yang dibuat dibawah tangan, bermaterai

cukup, berikut segala perubahan dan penambahannya dimana Perseroan

berkeinginan untuk mengalihkan manfaat atas Kapal milik Perseroan

kepada Wali Amanat sebagai wakil dari Pemegang Sukuk Ijarah, dan Wali

Amanat sebagai wakil dari Pemegang Sukuk Ijarah berkeinginan untuk

menerima pengalihan manfaat atas Kapal tersebut sebagai Obyek Ijarah

dalam waktu sejak Tanggal Emisi Sukuk Ijarah sampai dengan berakhirnya

Sukuk Ijarah, sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan

Sukuk Ijarah.

Akad Wakalah : Akad wakalah tertanggal 1 Mei 2007, yang dibuat dibawah tangan,

bermaterai cukup, berikut segala perubahan dan penambahannya dimana

Perseroan bertindak sebagai kuasa (wakil) khusus tanpa syarat dan tidak

dapat ditarik kembali untuk mewakili Pemegang Sukuk Ijarah (muwakil)

sebagai penerima manfaat atas Obyek Ijarah untuk: membuat dan

melangsungkan perjanjian/kontrak dengan pihak ketiga sebagai pengguna/

penyewa Kapal tersebut untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah

sebagai penerima manfaat Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah dan

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan, apabila diperlukan,

membuat perubahan atas perjanjian/kontrak yang sudah di tandatangani

oleh Perseroan dan pihak ketiga tersebut sepanjang perubahan dimaksud

sesuai dengan praktek bisnis yang berlaku umum dan wajar; dan mewakili

segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah dalam rangka pelaksanaan-

perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pengguna/penyewa Kapal

termasuk akan tetapi tidak terbatas untuk melakukan penagihan dan, tanpa

mengesampingkan ketentuan dalam Akad Wakalah, menerima seluruh

hasil pemanfaatan Kapal dari pihak ketiga.

Anak Perusahaan : Anak perusahaan Perseroan yang secara langsung maupun tidak langsung

dikuasai oleh Perseroan melalui pemilikan saham sebesar 50% (limapuluh

persen) atau lebih dan laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan

laporan keuangan Perseroan.

Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

Undang-undang Pasar Modal.

Bapepem & LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sesuai dengan

Keputusan Menteri Keuangan RI KMK/606/KMK.01/2005 tanggal 30

Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

BSG Corporation : Kelompok Usaha Bina Surya Grup.

iv

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Cicilan Imbalan Ijarah : Jumlah Cicilan imbalan Ijarah yang harus dibayar oleh Perseroan kepada

pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan ketentuan dalam pasal 5 Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Daftar Pemegang Rekening : Daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang

kepemilikan Sukuk Ijarah oleh seluruh Pemegang Rekening dan/atau

Pemegang Sukuk Ijarah Ijarah di KSEI yang memuat keterangan antara

lain: nama, jumlah kepemilikan Sukuk Ijarah, status pajak dan

kewarganegaraan Pemegang Rekening dan/atau Pemegang Sukuk Ijarah

berdasarkan data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.

DWT : Dead Weight Ton.

Efek : Surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial,

saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi

kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.

Efektif : Terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan

ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 10 Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam nomor Kep-44/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 yaitu:

a. atas dasar lewatnya waktu yaitu: 45 (empat puluh lima) hari sejak

tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima BAPEPAM secara lengkap;

atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir atas

Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta

BAPEPAM dipenuhi; atau

b. atas dasar penyataan efektif dari BAPEPAM bahwa tidak ada lagi

keterangan lebih lanjut yang diperlukan, dengan ketentuan bahwa

Pernyataan Pendaftaran harus menjadi efektif selambat-lambatnya

tanggal 15 Juni 2007.

Emisi : Penerbitan Sukuk Ijarah oleh Perseroan untuk ditawarkan dan dijual

kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum.

Force Majeure : Suatu kejadian di luar kemampuan wajar suatu pihak sehingga pihak yang

bersangkutan tidak mungkin melaksanakan kewajibannya sesuai

Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah atau Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Hari Bank : Setiap hari di mana Bank Indonesia menjalankan kegiatan kliring.

Hari Bursa : Setiap hari di mana bursa efek atau badan hukum yang menggantikannya

menyelenggarakan kegiatan bursa efek menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan ketentuan-ketentuan bursa efek tersebut.

Hari Kalender : Tiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender gregorius tanpa

kecuali, termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan

sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia dan hari kerja biasa

yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik

Indonesia sebagai bukan hari kerja biasa.

Imbalan Ijarah : Semua jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang

Sukuk Ijarah sehubungan dengan Emisi, yakni berupa jumlah Sisa Imbalan

Ijarah dan Cicilan Imbalan dan Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan

(jika ada) yang menjadi Kewajiban dari waktu ke waktu.

Kapal : Kapal yang dimiliki oleh Perseroan baik secara langsung maupun tidak

langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan yang manfaatnya menjadi

Obyek Ijarah.

v

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kompensasi Kerugian : Jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk

Akibat Keterlambatan Ijarah berdasarkan Fatwa nomor 43/DSN/MUI/VIII/2004 tentang Ganti Rugi

(Ta’widh), sebagai akibat dari Perseroan lalai memenuhi kewajiban

pembayaran atau terlambat membayar Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau

Sisa Imbalan Ijarah dimana dalam hal ini tidak ada unsur kesalahan dari

Pemegang Sukuk Ijarah serta Pemegang Sukuk Ijarah dirugikan sebagai

akibat dari kelalaian atau keterlambatan tersebut. Besarnya Kompensasi

Kerugian Akibat Keterlambatan untuk keterlambatan pembayaran Cicilan

Imbalan Ijarah adalah sebesar Rp1.616.530 (satu juta enam ratus enam

belas ribu lima ratus tiga puluh Rupiah) per hari dan untuk keterlambatan

pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah adalah sebesar Rp62.777.780

(enam puluh dua juta tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus delapan

puluh Rupiah) per hari.

Konfirmasi Tertulis : Laporan konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Sukuk Ijarah dalam

Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Sukuk Ijarah

melalui Pemegang Rekening.

KTUR : Konfirmasi Tertulis Untuk RUPSI atau surat konfirmasi kepemilikan Sukuk

Ijarah yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui

Pemegang Rekening.

Kustodian : Pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan

dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima Pendapatan Bagi Hasil

dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili pemegang

rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM, yang

meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.

MT : Motor Tanker.

Obyek Ijarah : Manfaat atas Kapal FPSO Brotojoyo yang dimiliki langsung atau tidak

langsung melalui Anak Perusahaannya sebagaimana terlampir dalam Akad

Ijarah.

Pemegang Sukuk : Masyarakat yang menanamkan dananya kedalam Sukuk Ijarah yang terdiri

dari:

a. Pemegang Rekening yang melakukan investasi secara langsung atas

Sukuk Ijarah; dan atau

b. Masyarakat di luar Pemegang Rekening yang melakukan investasi

atas Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening.

Pemegang Rekening : Pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang

meliputi Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek dan atau pihak lalin

yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-

undangan di bidang Pasar Modal.

Penawaran Umum : Kegiatan penawaran Sukuk Ijarah yang dilakukan oleh Perseroan untuk

menjual Sukuk Ijarah kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang

diatur dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya.

Penjamin Emisi : Pihak-pihak yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk

Sukuk Ijarah melaksanakan Penawaran Umum bagi kepentingan Perseroan, dan

masing-masing menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)

atas pembelian dan pembayaran Sisa Imbalan Ijarah yang tidak diambil

oleh Masyarakat sebesar bagian penjaminannya sebagaimana diatur

dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah dan Addendum Perjanjian

Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah dan telah mempunyai Rekening Efek

sesuai dengan ketentuan KSEI.

vi

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Penjamin Pelaksana : PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas, PT Danatama Makmur dan

Emisi Sukuk Ijarah PT HSBC Securities Indonesia.

Peraturan KSEI : Peraturan KSEI No. Kep-015/DIR/KSEI/0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang

Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh Bapepam sesuai

dengan surat keputusan Bapepam No.S-1053/PM/2000 tanggal 15 Mei

2000 perihal Persetujuan Rancangan Peraturan Jasa Kustodian Sentral

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berikut perubahan-perubahannya

dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau perubahan-

perubahannya di kemudian hari.

Perjanjian Agen : Perjanjian antara Perseroan dan Agen Pembayaran perihal pelaksanaan

Pembayaran pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, Sisa Imbalan Ijarah dan Pembayaran

Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan (jika ada), No. SP-002/AP-

Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat di

bawah tangan, berikut perubahan-perubahannya yang sah yang dibuat

oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.

Perjanjian Penjaminan : Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun

Emisi 2007 No.8 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di hadapan Robert Purba,

S.H, Notaris di Jakarta, berikut perubahan-perubahannya.

Perjanjian Perwaliamanatan : Akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker

Sukuk Ijarah Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di hadapan Robert

Purba, S.H., Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk yang bertindak selaku Wali Amanat Sukuk, berikut

perubahan-perubahannya.

Perjanjian Tentang : Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah Pada Penitipan Kolektif Sukuk Ijarah

Pendaftaran di KSEI yang ditandatangani Perseroan dengan KSEI No. SP-002/PO-

Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007 yang dibuat di bawah tangan, berikut

segala perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau

pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak

yang bersangkutan di kemudian hari.

Pernyataan Pendaftaran : Dokumen yang wajib disampaikan kepada BAPEPAM dan LK oleh

Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dalam rangka

Penawaran Umum sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUP.

Perseroan : PT Berlian Laju Tanker Tbk.

Perusahaan-perusahaan : Perusahaan-perusahaan di mana Perseroan memiliki penyertaan saham

Terafiliasi di bawah 50% (lima puluh persen).

Penitipan Kolektif : Jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar

Modal.

Prospektus : Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan bersama-sama

dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka emisi sesuai dengan

ketentuan-ketentuan Pasal 1 ayat 26 UUPM.

Prospektus Ringkas : Ringkasan Prospektus yang disusun dan diterbitkan oleh Perseroan

bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Syariah Ijarah

dan diumumkan dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian

berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.

Rekening Efek : Rekening yang memuat catatan posisi Sukuk Ijarah milik Pemegang

Obligasi Syariah Ijarah yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian

atau Perusahaan Efek berdasarkan kontrak.

RUPSI : Rapat Umum Pemegang Sukuk Ijarah sebagaimana diatur dalam Pasal

11 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

vii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Satuan Pemindahbukuan : Satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapat dipindahbukukan dan

diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya, senilai

Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.

Sertifikat Jumbo : Bukti penerbitan Sukuk Ijarah yang disimpan dalam Penitipan Kolektif

Sukuk Ijarah KSEI yang diterbitkan atas nama atau tercatat atas nama KSEI untuk

kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening.

Sisa Imbalan Ijarah : Bagian dari pengalihan manfaat yang wajib dibayar oleh Perseroan kepada

Pemegang Sukuk yang pada tanggal Emisi sebesar Rp200.000.000.000

(dua ratus miliar Rupiah) dengan memperhatikan ketentuan pasal 5 dan

pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Sukuk : Efek Syariah berupa Sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama

dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi

atas:

1. kepemilikan aset berwujud tertentu;

2. nilai manfaat dan jasa atas saat proyek tertentu atau aktivitas investasi

tertentu; atau

3. kepemilikan atas aset proyek tertentu.

Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007.

Tanggal Emisi : Tanggal dibukukannya Sukuk Ijarah ke dalam Rekening Efek Penjamin

Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo

Sukuk Ijarah yang diterima oleh KSEI dari Perseroan.

Tanggal Pembayaran : Tanggal jatuh tempo Imbalan Ijarah dan dapat ditagih kembali yaitu

Sisa Imbalan Ijarah pada ulang tahun kelima sejak Tanggal Emisi dan dapat ditagih

berdasarkan Daftar Pemegang Rekening.

UUPM : Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang diundangkan

pada tanggal 10 Nopember 1995 dan peraturan pelaksanaannya.

Wali Amanat Sukuk : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

viii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting serta

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang

lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan-catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Semua

informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan telah sesuai dengan Prinsip

Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

1. PERSEROAN

Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) berdasarkan Akta No. 60 tanggal 12 Maret 1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127

tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus 1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan

Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu

itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal 31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 833/1989, 867/1989, 868/1989, dan 869/1989

tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1

September 1989, Tambahan No. 1729/1989.

Dalam rangka Penawaran Umum Perdana pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah

seluruhnya dengan Akta No. 23 tanggal 9 November 1989 dan Akta No. 73 tanggal 14 Desember 1989,

keduanya dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat

persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan

No. C2-11316.HT.01.04.Th.89 tanggal 16 Desember 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat di bawah No. 2505/1990 dan No. 2506/1990 tanggal 23 November 1990, dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1990, Tambahan

No. 5291/1990.

Pada tahun 1993, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para Pemegang Saham

sejumlah 29.400.000 (dua puluh sembilan juta empat ratus ribu) saham dengan perbandingan setiap

pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 1 (satu) saham baru.

Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas,

maka Perseroan mengubah seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta No. 34 tanggal 19 Juni 1996,

dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-8186.HT.01.04.Th.96 tanggal

29 Juli 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah

No. 139/BH09-05/X/1996 tanggal 17 Oktober 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 93 tanggal 19 November 1996, Tambahan No. 9343/1996.

Pada tahun 1998, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para Pemegang Saham

sejumlah 305.760.000 (tiga ratus lima juta tujuh ratus enam puluh ribu) saham dengan perbandingan

setiap pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru, dimana pada setiap 10

(sepuluh) saham baru melekat 2 (dua) Waran.Selanjutnya, pada tahun 2001, Perseroan melakukan

Penawaran Umum Terbatas III kepada para Pemegang Saham sejumlah 53.958.150 (lima puluh tiga

juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu seratus lima puluh) saham dengan perbandingan setiap

pemegang 17 (tujuh belas) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal

21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta, akta

mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang

laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana telah didaftarkan dalam

Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal 20 November 2006 serta telah

diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember 2006 Tambahan Berita

Negara No. 1317.

ix

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis No.

40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang masing-

masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai 28814, dan Jl. Yos Sudarso No. 18, Desa

Tamansari, Merak 42438.

Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Terakhir Perseroan

Komposisi Modal Saham dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Propektus ini diterbitkan

berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham tanggal 31 Maret

2007 yang dikeluarkan oleh PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai

berikut:

Modal Saham

Terdiri dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp 62,50 (enam puluh dua Rupiah lima puluh sen), setiap saham

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33

Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32

Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43

Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750

*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi

5 % dari seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

Perseroan dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan

laut, khususnya angkutan muatan cair yang banyak diperdagangkan di pasar international seperti minyak

mentah, bahan bakar minyak, minyak pelumas, bahan kimia cair, LPG, aspal cair, minyak kelapa sawit

dan turunannya, serta molasses.

Kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan adalah penyewaan kapal, pengawakan kapal,

manajemen kapal dan bisnis keagenan bagi perusahaan pelayaran asing. Sampai saat ini, bisnis

pengoperasian dan penyewaan kapal yang terdiri dari time charter (penyewaan berdasarkan waktu) dan

spot charter (penyewaan pengangkutan untuk sekali pelayaran) memberikan kontribusi yang terbesar

bagi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Sebagian besar bisnis penyewaan kapal dilakukan

oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan menggunakan kapal-kapal milik sendiri dan sisanya

Perseroan menyewa dari perusahaan pelayaran lain.

Pada saat ini, Perseroan melakukan penyertaan saham pada:

Perusahaan Persentase Kegiatan Tanggal Penyertaan

Pemilikan (%) Usaha Saham

Anak Perusahaan:

Indigo Pacific Corporation (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 29 Desember 1997

Diamond Pacific International Corp. (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 29 Desember 1997

Asean Maritime Corporation (Labuan, Malaysia) 100,00 Perusahaan Investasi 1 Juli 1998

PT Banyu Laju Shipping (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 16 Desember 2002

Pemilikan Kapal

PT Brotojoyo Maritime (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 20 Januari 2003

Pemilikan Kapal

PT Buana Listya Tama (Indonesia) 100,00 Pengoperasian dan 12 Mei 2005

Pemilikan Kapal

PT Bayu Lestari Tanaya (Indonesia) 100,00 Agen Perkapalan 22 Maret 2005

Perusahaan Afilasi:

PT Berlian Limatama (Indonesia) 50,00 Ekspedisi Muatan Kapal Laut 24 Juli 1996

x

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memiliki dan menyewakan 2 (dua) unit kapal tanker minyak

dengan kapasitas tonase 12,050 DWT. Dari tahun ke tahun, armada Perseroan dan Anak Perusahaan

terus berkembang dan per 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 59 (lima puluh sembilan)

armada tanker dengan total kapasitas tonasi 1.518.487 juta DWT, terdiri dari 36 (tiga puluh enam) kapal

tanker bahan kimia, 16 (enam belas) kapal tanker minyak, 6 (enam) kapal tanker gas, dan 1 (satu) kapal

tanker FPSO.

2. PENAWARAN UMUM

Para Penjamin Emisi Efek atas nama Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum “Sukuk ijarah

Berlian Laju Tanker Tahun 2007 dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua

ratus miliar Rupiah).

3. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM

Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini yaitu sebesar

Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk

tambahan modal kerja sebagai penambah likuiditas Perseroan dan/atau Anak Perusahaan.

4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI SUKUK IJARAH

Keterangan singkat mengenai Penawaran Umum Sukuk Ijarah yang dijamin dengan kesanggupan penuh

(full commitment) ini adalah sebagai berikut:

Nama Sukuk Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007

Jumlah Sukuk Ijarah : Sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah)

Harga Penawaran : 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah

Jangka Waktu Dan : 5 (lima) tahun dan jatuh tempo pada tanggal 5 Juli 2012 yang

Jatuh Tempo merupakan tanggal pembayaran Sisa Imbalan Ijarah

Tanggal Efektif : 25 Juni 2007

Tanggal Pencatatan Pada : 6 Juli 2007

Bursa Efek Surabaya

Cicilan Imbalan Ijarah : Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 ini memberikan Cicilan

Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus

juta Rupiah) per tahun. Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap 3 (tiga)

bulan sesuai dengan tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah.

Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah pertama akan dilakukan pada

tanggal 5 Oktober 2007 dan terakhir pada tanggal 5 Juli 2012.

Satuan Pemindah Bukuan : Rp1,- (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satu Satuan Pemindahbukuan

Sukuk Ijarah memberikan hak kepada pemegangnya untuk

mendapatkan 1(satu) suara dalam RUPSI.

Jaminan : Sukuk Ijarah ini tidak didukung oleh agunan khusus serta tidak dijamin

oleh pihak manapun. Seluruh kekayaan Perseroan dan Anak

Perusahaan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak,

baik yang telah ada mapun yang akan ada di kemudian hari menjadi

jaminan atas Sukuk Ijarah ini, kecuali hak-hak kreditur Perseroan dan

Anak Perusahaan yang dijamin secara khusus dengan kekayaan

Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai dengan

Pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia.

Hak Pemegang Sukuk Ijarah adalah pari passu tanpa hak preferen

dengan hak-hak kreditur Perseroan dan Anak Perusahaan lainnya baik

yang ada sekarang maupun di kemudian hari.

xi

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Beberapa Ketentuan Yang : Keterangan mengenai pembatasan dan kewajiban Perseroan eZn Anak

Harus Diindahkan Oleh Perusahaan sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini

Perseroan dan diuraikan dalam Bab XVII mengenai Keterangan Tentang Sukuk Ijarah

Anak Perusahaan

5. DATA KEUANGAN PENTING DAN PERMODALAN

Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikthisar data konsolidasi keuangan penting Perseroan dan Anak Perusahaan

untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 yang telah diaudit

oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio dan Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Neraca Konsolidasi

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 1.972.476,6 2.008.839,3 1.134.830,9

Investasi Saham 224.237,8 244.560,2 1.587,1

Aktiva Tetap – Bersih 5.903.931,7 5.184.774,3 2.944.326,5

Aktiva Lain-lain 105.309,8 470.413,1 313.169,8

Jumlah Aktiva 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban Jangka Pendek 1.286.463,3 1.375.452,4 873.961,8

Kewajiban Jangka Panjang 3.671.073,1 4.408.577,2 1.854.492,1

Hutang Lain-Lain 117.260,0 116.172,7 -

Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3

Laporan Rugi-Laba Konsolidasi

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

AKTIVA

Pendapatan Usaha 3.073.787,6 2.617.192,4 1.351.433,1

Beban Usaha 2.127.395,8 1.671.370,8 1.046.000,8

Laba Usaha 946.391,8 945.821,6 305.432,3

Laba Bersih 1.205.279,9 645.185,6 243.204,2

Laba per Saham:

Dasar 303,0 159,0 64,0

Dilusian 268,0 145,0 62,0

Permodalan

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah

sebagai berikut (keterangan lebih rinci dapat dilihat pada Bab VII mengenai Keterangan Tentang

Perseroan):

xii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 47,04

Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat (*) 2.117.538.988 132.346.186.750 52,83

Sub Jumlah 4.008.118.636 259.507.414.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 149.453.800 9.340.862.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750

(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

RISIKO USAHA

Risiko sehubungan dengan Perseoran dan Anak Perusahaan

1. Sebagian besar pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari kawasan Asia Pasifik

dan Timur Tengah, sehingga kondisi ekonomi yang memburuk di pasar tersebut akan berdampak

negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.

2. Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki

hutang dalam jumlah yang substantial, dan mungkin tidak bisa mencari dana baru atau mendapatkan

pinjaman tambahan yang dibutuhkan untuk membiayai perkembangan Perseroan dan Anak

Perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Salah satu rencana strategis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah ekspansi ke dalam sektor

angkutan baru dan pasar geografis baru dimana pengalamannya masih sedikit dan belum terbukti,

dan ekspansi yang demikian mungkin saja gagal.

4. Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai ketergantungan kepada anggota manajemen kunci.

5. Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin menderita kerugian karena tidak menutup asuransi umum

untuk melindungi semua risiko-risiko atau tuntutan hukum yang mungkin timbul.

6. Satu keputusan atau penyelesaian atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang

merugikan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak

Perusahaan.

7. Setiap keterlambatan atas pengiriman kapal baru atau perbaikan kapal yang ada sekarang, akan

mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan

Perseroan dan Anak Perusahaan.

8. Biaya operasi dan biaya modal akan memperpanjang umur kapal.

9. Apabila seluruh karyawan membentuk serikat, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin

harus mengeluarkan biaya.

10. Salah satu pelanggan mempunyai porsi kontribusi signifikan terhadap pendapatan usaha dan

penurunan penjualan terhadap pelanggan tersebut berdampak buruk terhadap kegiatan usaha dan

kinerja operasi Perseoran dan Anak Perusahaan.

11. Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha dengan perusahaan yang berada di

negara-negara yang tunduk terhadap sanksi berdasarkan ketentuan dari the Office of Foreign Assets

Control (”OFAC”) dari Department of the Treasury Amerika Serikat dan peraturan-peraturan serta

konvensi internasional ikutannya (the ”OFAC Rules”).

Risiko sehubungan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan

1. Risiko Pemutusan Hubungan Kontrak.

2. Risiko Bencana Alam Dan Kecelakaan Di Laut.

3. Risiko Persaingan.

xiii

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

4. Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dan Tingkat Bunga Pinjaman.

5. Risiko Ketidakstabilan Politik.

6. Risiko Sebagai Induk Perusahaan.

7. Risiko Terkait Penurunan Peringkat Obligasi.

Risiko yang berkaitan dengan Industri Pelayaran

1. Industri pelayaran mudah bergejolak (volatile) dan peka terhadap perubahan kondisi ekonomi secara

umum, dalam arti bahwa faktor-faktor ekonomi global yang berada di luar kendali Perseroan dapat

memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan kinerja Perseroan.

2. Fluktuasi atas kapasitas pengangkutan laut global dan permintaan global atas pengangkutan laut

dapat mengakibatkan perubahan uang tambang (freight rate) secara tidak terduga, sehingga dapat

berdampak negatif terhadap pendapatan Perseroan.

3. Angkutan laut merupakan usaha yang memiliki beberapa risiko melekat dan kecelakaan yang terjadi

atas kapal Perseroan akan berdampak negatif terhadap hasil usaha.

4. Terbatasnya ketersediaan kapal-kapal untuk dibeli secara tepat waktu dan harga kapal yang

bergejolak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.

5. Kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya akan berdampak negatif terhadap marjin

laba.

6. Untuk memelihara armada, Perseroan harus mengeluarkan biaya tidak terduga.

7. Karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan dapat berubah secara signifikan, Perseroan dapat

mengalami kerugian yang berdampak negatif terhadap likuiditas, pendapatan dan kondisi keuangan

Perseroan.

8. Perseroan tunduk terhadap berbagai peraturan dan potensi kewajiban yang mengakibatkan

pengeluaran biaya secara signifikan dan akhirnya berdampak negatif terhadap kondisi usaha, operasi

dan keuangan Perseroan.

9. Terdapat risiko atas adanya peraturan tentang dipercepatnya penghapusan kapal tanker berlambung

tunggal.

10. Pendapatan dipengaruhi variasi musiman sehingga berdampak pada laba Perseroan.

11. Kegiatan teroris di Indonesia maupun di tempat lain akan mengakibatkan ketidakstabilan pasar

global angkutan laut, dan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha.

12. Pemerintah dapat mengambil-alih kapal pada saat terjadinya perang atau keadaan darurat tanpa

memberikan kompensasi yang memadai sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan.

Penjelasan mengenai risiko usaha dapat dilihat pada Bab V Prospektus ini.

7. HASIL PEMERINGKATAN

Berdasarkan Peraturan No. IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran

dalam rangka Penawaran Umum, yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-42/

PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh

PEFINDO. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/

V/2007 tanggal 7 Mei 2007 dari PEFINDO, “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2007” telah

mendapat peringkat:

idAA-

(Sy)

(Double A Minus; Stable Outlook)

Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai

”Keterangan Mengenai Pemeringkatan Efek”.

xiv

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. SKEMA SUKUK IJARAH (RINGKASAN AKAD IJARAH DAN AKAD WAKALAH)

Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)

Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:

Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker

Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas

Kapal Tanker FPSO (floating production storage offloading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang

saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi

antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah

kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.

Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan

Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.

sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah

Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut

selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah

sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.

Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan

menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan

kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain

hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau

turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam

kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau

penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam

waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah

Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek

Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau

nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.

Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)

berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad

Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya

oleh Perseroan.

Investor/Pemegang Sukuk Ijarah

KAPAL FPSO BROTOJOYO

Pemakai/Penyewa Kapal

PERSEROAN

xv

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(1) Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa khusus

kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak

ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk

kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah

dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat perubahan

atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga tersebut

sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku umum dan wajar;

dan

b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka pelaksanaan

perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk akan tetapi tidak

terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan ketentuan dalam Akad

Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak ketiga; dan

c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan

kapal.

Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar Cicilan Imbalan

Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaran yang diatur

dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

xvi

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Halaman ini sengaja dikosongkan

1

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

I. PENAWARAN UMUM

“SUKUK IJARAH BERLIAN LAJU TANKER TAHUN 2007”

Jumlah Nominal Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) sebesar Rp200.000.000.000

(dua ratus miliar Rupiah)

Bersamaan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007, Perseroan juga

melakukan Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker III Tahun 2007 (“Obligasi”) dengan jumlah

pokok sebesar Rp700.000.000.000 (tujuh ratus miliar Rupiah).

Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan atas

nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan

Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun.

Sukuk Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah. Cicilan

Imbalan Ijarah dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana Cicilan Imbalan Ijarah

pertama akan dibayarkan pada tanggal 5 Oktober 2007 sedangkan Cicilan Imbalan Ijarah terakhir sekaligus

jatuh tempo Sukuk Ijarah akan dibayarkan pada tanggal 5 Juli 2012.

Setelah ulang tahun I (pertama) Sukuk Ijarah sejak Tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan Pembelian

Kembali (Buy Back) atas Sukuk Ijarah yang belum jatuh tempo, baik seluruhnya atau sebagian dengan

harga pasar.

DALAM RANGKA PENERBITAN SUKUK IJARAH INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL

PEMERINGKATAN ATAS SUKUK IJARAH DARI PEFINDO:

idAA-

(Sy)

(Double A Minus; Stable Outlook)

UNTUK KETERANGAN LEBIH LANJUT MENGENAI PEMERINGKATAN EFEK

DAPAT DILIHAT PADA BAB XVII PROSPEKTUS INI MENGENAI

”KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN EFEK”.

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk

Kegiatan Usaha:

Jasa Pelayaran Angkutan Laut

Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

Kantor Cabang Dumai: Kantor Pusat: Kantor Cabang Merak:

Jl. Sultan Syarif Kasim No. 11 Wisma BSG, Lantai 10 Jl. Pulorida No. 18,

Kompleks PT Pelindo Jl. Abdul Muis No. 40, Jakarta 10160 Desa Tamansari, Merak 42438

Dumai 28813 Telp. (62-21) 350-5390, 345-5361 Telp. (62-254) 570560, 570561

Telp. (62-765) 38466; Fax. (62-21) 345-5362, 350-5391, 350-5488 Fax. (62-254) 570564

Fax. (62-765) 31884 E-mail: [email protected]

Homepage: www.blt.co.id

RISIKO UTAMA

RISIKO UTAMA YANG MUNGKIN DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PEMUTUSAN

HUBUNGAN KONTRAK

RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB V PROSPEKTUS INI MENGENAI “RISIKO USAHA”

2

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dalam rangka Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) berdasarkan Akta No. 60 tanggal 12 Maret 1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127

tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus 1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan

Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu

itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia

sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal 31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 866/1989, 867/1989, 868/1989 dan 869/1989

tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal

1 September 1989, Tambahan No. 1729/1989.

Dalam rangka Penawaran Umum Perdana pada tahun 1990, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah

seluruhnya dengan Akta No. 23 tanggal 9 Nopember 1989 dan Akta No. 73 tanggal 14 Desember 1989,

keduanya dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan

No. C2-11316.HT.01.04.Th.89 tanggal 16 Desember 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat di bawah No. 2505/1990 dan No. 2506/1990 tanggal 23 Nopember 1990, dan telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 103 tanggal 26 Desember 1990, Tambahan

No. 5291/1990.

Pada tahun 1993, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para Pemegang Saham

sejumlah 29.400.000 (dua puluh sembilan juta empat ratus ribu) saham dengan perbandingan setiap

pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 1 (satu) saham baru.

Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, tentang Perseroan Terbatas,

maka Perseroan mengubah seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta No. 34 tanggal 19 Juni 1996,

dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-8186.HT.01.04.Th.96 tanggal

29 Juli 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat di bawah

No. 139/BH09-05/X/1996 tanggal 17 Oktober 1996, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 93 tanggal 19 Nopember 1996, Tambahan No. 9343/1996.

Pada tahun 1998, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas II kepada para Pemegang Saham

sejumlah 305.760.000 (tiga ratus lima juta tujuh ratus enam puluh ribu) saham dengan perbandingan

setiap pemegang 1 (satu) saham lama berhak membeli 2 (dua) saham baru, dimana pada setiap

10 (sepuluh) saham baru melekat 2 (dua) Waran.

Selanjutnya, pada tahun 2001, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas III kepada para

Pemegang Saham sejumlah 53.958.150 (lima puluh tiga juta sembilan ratus lima puluh delapan ribu

seratus lima puluh) saham dengan perbandingan setiap pemegang 17 (tujuh belas) saham lama berhak

membeli 2 (dua) saham baru.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir adalah

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal

21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta, akta

mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang

laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana telah didaftarkan dalam

Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal 20 Nopember 2006 serta telah

diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal 22 Desember 2006 Tambahan Berita

Negara No. 1317.

Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis

No. 40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang

masing-masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai Riau 28814, dan Jl. Yos Sudarso No.

18, Desa Tamansari, Merak Banten 42438.

Komposisi Modal Saham dan susunan pemegang saham Perseroan pada saat Propektus ini diterbitkan

berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan dan sesuai dengan Daftar Pemegang Saham tanggal 31 Maret

2007 yang dikeluarkan oleh PT Sinartama Gunita selaku Biro Administrasi Efek Perseroan adalah sebagai

berikut:

3

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal Persentase

(Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33

Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32

Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43

Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750

* Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari seluruh modal yang

telah ditempatkan oleh Perseroan.

Keterangan ringkas mengenai Sukuk Ijarah ini adalah sebagai berikut:

1. NAMA SUKUK IJARAH

Nama Sukuk Ijarah yang ditawarkan melalui Penawaran Umum ini adalah “SUKUK IJARAH BERLIAN

LAJU TANKER TAHUN 2007.

2. JENIS SUKUK IJARAH

Sukuk Ijarah ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk

didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah. Sukuk

Ijarah ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening di KSEI yang selanjutnya

untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah

oleh Perseroan kepada KSEI. Yang menjadi bukti kepemilikan Sukuk Ijarah bagi Pemegang Sukuk Ijarah

adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.

Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)

Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:

Investor/Pemegang Sukuk Ijarah

KAPAL FPSO BROTOJOYO

Pemakai/Penyewa Kapal

PERSEROAN

4

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker

Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas

Kapal Tanker FPSO (floating production storage off loading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang

saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi

antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah

kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.

Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan

Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.

sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah

Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut

selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah

sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.

Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan

menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan

kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain

hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau

turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam

kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau

penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam

waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah

Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek

Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau

nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.

Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)

berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad

Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya

oleh Perseroan.

(1) Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa

khusus kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak

ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk

kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad

Ijarah dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat

perubahan atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak

ketiga tersebut sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku

umum dan wajar; dan

b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka

pelaksanaan perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk

akan tetapi tidak terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan

ketentuan dalam Akad Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak

ketiga; dan

c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan

kapal.

5

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar CicilanImbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaranyang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

3. JUMLAH NILAI NOMINAL SUKUK IJARAH (”SISA IMBALAN IJARAH”)

Nilai nominal seluruh Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) yang diterbitkan ini adalah sebesarRp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) dengan satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapatdipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah senilaiRp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.

4. HARGA PENAWARAN

Sukuk Ijarah ini ditawarkan pada harga 100% (seratus persen) dari nilai nominal Sukuk Ijarah.

5. CICILAN IMBALAN IJARAH

Sukuk Ijarah ini memberikan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enamratus juta Rupiah) per tahun.

6. KETENTUAN UMUM PEMBAYARAN CICILAN IMBALAN IJARAH

Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui AgenPembayaran pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini memberikan CicilanImbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun yangdibayarkan setiap 3 (tiga) bulan pada tanggal-tanggal dimana Cicilan Imbalan Ijarah pertama dibayarkanpada tanggal 5 Oktober 2007 sedangkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah terakhir adalah pada tanggal5 Juli 2012.

Tanggal-tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah sebagai berikut:

Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah

Cicilan Imbalan Ijarah ke 1 5 Oktober 2007

Cicilan Imbalan Ijarah ke 2 5 Januari 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 3 5 April 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 4 5 Juli 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 5 5 Oktober 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 6 5 Januari 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 7 5 April 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 8 5 Juli 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 9 5 Oktober 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 10 5 Januari 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 11 5 April 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 12 5 Juli 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 13 5 Oktober 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 14 5 Januari 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 15 5 April 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 16 5 Juli 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 17 5 Oktober 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 18 5 Januari 2012

Cicilan Imbalan Ijarah ke 19 5 April 2012

Cicilan Imbalan Ijarah ke 20 5 Juli 2012

6

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

7. HASIL PEMERINGKATAN

Berdasarkan Peraturan No. IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran

dalam rangka Penawaran Umum, yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-42/

PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh

PEFINDO. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/

V/2007 tanggal 7 Mei dari PEFINDO, “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker II Tahun 2007” telah mendapat

peringkat:

idAA-

(Sy)

(Double A Minus; Stable Outlook)

Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil pemeringkatan dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai

”Keterangan Mengenai Pemeringkatan Efek”.

8. CARA DAN TEMPAT PELUNASAN SISA IMBALAN IJARAH DAN PEMBAYARAN CICILAN

IMBALAN IJARAH

Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah akan dibayarkan oleh Perseroan

melalui KSEI selaku Agen Pembayaran sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening

sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana

tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari libur lainnya, maka pembayaran akan dilakukan

pada hari bursa berikutnya.

9. WALI AMANAT

Penerbitan Sukuk Ijarah ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat di

hadapan Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk yang bertindak selaku Wali Amanat.

10. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK)

a. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian

kembali (buyback) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah sebelum Tanggal Pembayaran

Kembali Sukuk Ijarah.

b. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:

(i) Pelaksanaan pembelian kembali tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak dapat

memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

(ii) Perseroan dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Akta Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

c. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali tersebut untuk

dipergunakan sebagai pelunasan Sukuk Ijarah atau disimpan dengan memperhatikan ketentuan

dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.

d. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat dijual

kembali dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Sukuk Ijarah.

e. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas Cicilan

Imbalan Ijarah dan Sukuk Ijarah tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPO.

f. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah baik sebagai pelunasan Sukuk

Ijarah maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:

7

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(i) Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia

yang mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali

Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran

pembelian kembali Sukuk Ijarah. Dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:

1. Periode penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah dimana Pemegang Sukuk Ijarah

dapat mengajukan penawaran atas Sukuk Ijarah yang dimilikinya dengan menyebutkan

harga yang dikehendakinya kepada Perseroan.

2. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali Sukuk Ijarah dan

target harga maksimal pembelian kembali Sukuk Ijarah.

3. Tanggal pembayaran pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut dilakukan selambat-

lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian

kembali Sukuk Ijarah.

4. Pemegang Sukuk Ijarah yang mengajukan penawaran jual kepada Perseroan pada

periode penawaran wajib melampirkan:

- Konfirmasi tertulis dari KSEI mengenai jumlah Sukuk Ijarah yang akan dijual

yang tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal

pembayaran pembelian kembali Sukuk Ijarah.

- Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual.

- Pernyataan bahwa Sukuk Ijarah yang akan dijual oleh Pemegang Sukuk Ijarah

yang bersangkutan untuk dibeli kembali oleh Perseroan adalah bebas dari segala

sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh

Pemegang Sukuk Ijarah sehingga Sukuk Ijarah tersebut tidak dapat

dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran

pembelian kembali Sukuk Ijarah.

5. Perseroan akan melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah mulai dari harga terendah

yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah (namun lebih diutamakan penawaran

jual dari pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian kembali

Sukuk Ijarah, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang Sukuk Ijarah

yang melakukan penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Sukuk Ijarah yang

ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah telah melampau jumlah dana maksimal atau

sisa dana pembelian kembali Sukuk Ijarah, maka Perseroan akan membeli Sukuk

Ijarah tersebut secara proporsional terhadap Sukuk Ijarah tersebut.

6. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Sukuk Ijarah yang ditawarkan

oleh Pemegang Sukuk Ijarah untuk dibeli kembali pada periode penawaran pembelian

kembali Sukuk Ijarah, apabila harga penawaran jual yang ditawarkan oleh Pemegang

Sukuk Ijarah melampau target harga yang diharapkan oleh Perseroan sebagaimana

tersebut dalam butir 6.b.(ii) diatas.

(ii) Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali, maka Perseroan

berkewajiban untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa

Indonesia yang mempunyai peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian

kembali tersebut dengan disertai alasannya, selambat-lambatnya pada hari

terakhir periode penawaran pembeli kembali Sukuk Ijarah.

(iii) Perseroan wajib menjaga rahasia kepada pihak manapun atas semua informasi

mengenai penawaran jual Sukuk Ijarah yang telah disampaikan oleh Pemegang

Sukuk Ijarah selama periode penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah.

(iv) Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali

Sukuk Ijarah sebagaimana tersebut diatas, maka Perseroan wajib mengumumkan

perihal pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut pada 1 (satu) surat kabar

berbahasa Indonesia peredaran nasional. Dalam pengumuman tersebut harus

mencantumkan:

8

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

1. Jumlah Sukuk Ijarah yang dibeli kembali dengan menjelaskan jumlah

menjelaskan Pokok Sukuk Ijarah yang telah dilulnasi dan/atau jumlah Sukuk

Ijarah yang dibeli kembali untuk disimpan.

2. Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.

(v) Perseroan dapat melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah tanpa melakukan

pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.12.6.A Akta Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jumlah pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tidak lebih dari 5% (lima

persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang diterbitkan untuk setiap

transaksi dalam periode 1 (satu) tahun; dan

2. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali tersebut bukan Sukuk Ijarah yang dimiliki

oleh Afiliasi Perseroan; dan

3. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali tersebut hanya untuk disimpan yang

kemudian hari dapat dijual kembali.

(vi) Dalam hal dilakukan pembelian kembali Sukuk Ijarah sebagaimana dimaksud

dalam pasal 5.12.6E Akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, maka

Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari

Kerja sejak dilakukan pembelian kembali tersebut serta kepada BAPEPAM dan

LK selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali tersebut.

(vii) Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM dan LK seluruh dokumen

penawaran jual yang disampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama periode

penawaran pembelian kembali Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari

Kerja sejak pembelian kembali Sukuk Ijarah selesai dilaksanakan.

g. Sukuk Ijarah yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual

kembali tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.

h. Dalam hal pembelian kembali Sukuk Ijarah oleh Perseroan adalah sebagai pembayaran kembali

untuk sebagian Sukuk Ijarah, maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat

Jumbo Sukuk Ijarah yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Sukuk

Ijarah yang lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Sukuk Ijarah tersebut

dalam jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Sukuk

Ijarah yang telah dilunasi tersebut.

i. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak

dilakukannya pembelian kembali Sukuk Ijarah tersebut, serta kepada BAPEPAM dan LK, Bursa

Efek, dan KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali tersebut.

j. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat dan KSEI mengenai Sukuk Ijarah yang dimiliki

Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang

Rekening yang berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah, dengan memperhatikan peraturan KSEI.

k. Seluruh Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali

dan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak dapat

diperhitungkan dalam korum kehadiran.

11. JAMINAN

Sukuk Ijarah ini tidak dijamin dengan agunan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh

kekayaan Perseroan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun

yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan atas Sukuk Ijarah ini kecuali hak-hak kreditur Perseroan

yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai

pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Hak Pemegang Sukuk Ijarah

adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang

maupun di kemudian hari.

9

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

12. KELALAIAN

Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah pasal 9, kejadian kelalaian atau cidera janji yang

dimaksud adalah apabila terjadi salah satu atau lebih dari keadaan atau kejadian tersebut di bawah ini,

yaitu:

� Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran

Sisa Imbalan Ijarah dan/atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan

Ijarah; atau

� Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan/atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan

dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang berdasarkan pertimbangan Wali Amanat secara

material dapat berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya

berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau

� Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan yang mengakibatkan

Perseroan menjadi bubar demi hukum) atau dinyatakan dalam keadaan pailit yang telah mempunyai

kekuatan hukum tetap atau diberikan penundaan pembayaran hutang oleh badan peradilan yang

berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap; atau

� Pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan

cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil

tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya

sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya

dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau

� Sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang dimiliki

Perseroan dan atau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan dan/

atau Anak Perusahaan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum

yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan

mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang

ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau

� Keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan

Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau

tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 14 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ini; atau

� Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara

Perseroan dan/atau Anak Perusahaan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang berupa

pinjaman (debt), baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang

berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan dan/atau Anak Perusahaan berdasarkan perjanjian

hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum

waktunya untuk membayar kembali (akselerasi Pelunasan); atau

� Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan

akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban

yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Penjelasan lebih lanjut mengenai kelalaian dapat dilihat pada Bab XVI dalam Prospektus ini mengenai

“Keterangan Tentang Sukuk Ijarah”.

13. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH

a. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak mendapatkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah

Pemegang Sukuk Ijarah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat)

Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, kecuali ditentukan lain oleh KSEI

atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi transaksi Sukuk

Ijarah setelah tanggal penentuan pihak yang berhak memperoleh Cicilan Imbalan Ijarah tersebut

maka pihak yang menerima pengalihan Sukuk Ijarah tersebut tidak berhak atas Cicilan Imbalan

Ijarah pada periode Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan.

10

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

b. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari

jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar (di luar dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang dimiliki

oleh Emiten dan/atau Anak Perusahaan) mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk

agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan fotocopy

KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada

Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan

dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan

Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis

dari Wali Amanat Sukuk.

c. Apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Cicilan Imbalan

Ijarah dan pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah setelah lewat Tanggal Pembayaran Cicilan

Imbalan Ijarah atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, maka Emiten harus membayar

Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan. Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan yang

dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Sukuk Ijarah oleh Agen Pembayaran akan

diberikan kepada Pemegang Sukuk Ijarah secara proporsional berdasarkan besarnya Sukuk Ijarah

yang dimilikinya.

d. Menerima pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan/atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dari Perseroan

yang dibayarkan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa

Imbalan Ijarah dan/atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan. Sisa Imbalan

Ijarah harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang tertulis

pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Sukuk Ijarah pada Tanggal Pembayaran

Kembali Sisa Imbalan Ijarah.

e. Melalui Keputusan RUPSI, Pemegang Sukuk Ijarah antara lain berhak melakukan tindakan sebagai

berikut:

(i) memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut

ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

(ii) mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan jumlah Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan

tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk perubahan

Sukuk Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan perubahan

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka perubahan tersebut di atas, yang mana

ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Perseroan, jika Perseroan

dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk

Ijarah.

(iii) mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang

Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa

Imbalan Ijarah yang belum dibayar, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di

KSEI sesuai dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.

(iv) mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah

berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan/atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(v) mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Setiap Obligasi sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO, dengan

demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sejumlah

Obligasi yang dimilikinya.

11

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI

HASIL PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH

Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini yaitu sebesar Rp200.000.000.000

(dua ratus miliar Rupiah) setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk tambahan modal

kerja sebagai penambah likuiditas Perseroan dan/atau Anak Perusahaan.

Sesuai peraturan No. X.K.IV Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17

Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Perseroan akan

melaporkan secara periodik penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini kepada BAPEPAM dan LK

serta Wali Amanat.

Apabila Perseroan bermaksud untuk merubah rencana penggunaan dana hasil penawaran Sukuk Ijarah

ini, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada BAPEPAM dan LK dengan

mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan perubahan penggunaan dana tersebut harus

mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Wali Amanat setelah mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari RUPSI, kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan BAPEPAM atau BAPEPAM dan LK.

Dalam hal masih terdapat sisa dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Sukuk Ijarah tersebut, sebelum

dipergunakan atau setelah dipergunakan, maka dana tersebut akan dimasukkan ke dalam suatu rekening

khusus di salah satu Bank Syariah di tempat kedudukan Perseroan.

Perseroan wajib menggunakan dana hasil Penawaran Umum Sukuk Ijarah untuk membiayai kegiatan

atau investasi yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.

Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh BAPEPAM dan LK nomor SE-05/BL/2006 tanggal

29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka

Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar 0,81% dari nilai emisi

Sukuk Ijarah yang meliputi:

� Biaya jasa untuk penjamin emisi efek: 68% yang terdiri dari: biaya jasa penjaminan (underwriting

fee) 15%; biaya jasa penyelenggaraan (management fee) 38%; biaya jasa penjualan (selling fee)

15%.

� Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal: 10% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan 5%; Konsultan

Hukum 4%; dan Notaris 1%).

� Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal: 11% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat 1%; dan

Badan Pemeringkat Efek 10%.

� Biaya Lain-Lain (percetakan, iklan dan public expose): 11%.

Pada Penawaran Umum Terbatas I yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada

tanggal 30 Januari 1993, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya untuk membiayai pembelian

armada kapal baru (sekitar 37,73%) dan sebagai modal untuk mendirikan perusahaan di luar negeri

(sekitar 62,27%).

Pada Penawaran Umum Terbatas II yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada

tanggal 30 Desember 1997 dan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan

pada tanggal 22 Juni 1999, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya untuk membiayai

pembangunan 7 (tujuh) unit kapal baru dalam rangka perluasan usaha Perseroan (sekitar 18%) dan

membayar sebesar 72,53% dari harga pembelian dalam rangka mengakuisisi 100% saham Asean

Maritime Corporation di Labuan, Malaysia (sekitar 82%).

Pada Penawaran Umum Perdana Obligasi Berlian Laju Tanker I Tahun 2000 yang telah mendapatkan

pernyataan efektif dari BAPEPAM pada tanggal 29 Juni 2000, Perseroan menggunakan dana yang

diperolehnya untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 55%) dan menambah modal kerja

untuk menyewa kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan peningkatan

likuiditas Perseroan (sekitar 45%).

12

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada Penawaran Umum Terbatas III yang telah mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada

tanggal 21 Desember 2000, Perseroan menggunakan seluruh dana yang diperolehnya untuk membayar

pinjaman Perseroan kepada Credit Suisse, Singapura.

Pada Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 yang telah mendapatkan pernyataan

efektif dari BAPEPAM pada tanggal 12 Mei 2003, Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya

untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 67%) dan menambah modal kerja untuk menyewa

kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan peningkatan likuiditas

Perseroan (sekitar 33%).

Pada Penawaran Umum Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003 yang telah

mendapatkan pernyataan efektif dari BAPEPAM pada tanggal 12 Mei 2003, Perseroan menggunakan

dana yang diperolehnya untuk membiayai pembelian armada kapal baru (sekitar 74%) dan menambah

modal kerja untuk menyewa kapal dan pengembangan bisnis keagenan, pendanaan piutang usaha dan

peningkatan likuiditas Perseroan (sekitar 26%).

Seluruh dana-dana yang diperoleh Perseroan dari Penawaran Umum Terbatas I, II dan III, Penawaran

Umum Obligasi I dan II; dan Penawaran Umum Obligasi Syariah Mudharabah tersebut di atas, sudah

habis digunakan sesuai dengan keterangan dalam prospektus terkait yang telah diterbitkan.

13

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Halaman ini sengaja dikosongkan

14

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

III. PERNYATAAN HUTANG

Sesuai dengan laporan keuangan konsolidasi Perseroan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik

Osman Ramli Satrio & Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dengan

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai kewajiban yang

seluruhnya berjumlah Rp5.074.796,4 juta yang terdiri dari kewajiban jangka pendek sejumlah

Rp1.286.463,3 juta dan kewajiban jangka panjang sejumlah Rp3.788.333,1 juta.

URAIAN JUMLAH

Rp juta

KEWAJIBAN LANCAR

Hutang bank jangka pendek 193.052,2

Hutang Usaha

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 6.284,6

Pihak ketiga 82.499,6

Hutang lain-lain 65.033,1

Hutang dividen 14.876,3

Hutang pajak 17.544,6

Biaya masih harus dibayar 172.411,5

Pendapatan diterima dimuka 1.681,1

Hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun

Bank 733.080,3

Jumlah Kewajiban Lancar 1.286.463,3

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR

Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun

Bank 3.194.725,9

Obligasi 396.997,2

Hutang lain-lain jangka panjang 117.260,0

Kewajiban imbalan pasca kerja 11.178,3

Instrumen keuangan derivatif 38.856,7

Obligasi konversi 29.315,0

Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 3.788.333,1

JUMLAH KEWAJIBAN 5.074.796,4

Perincian lebih lanjut mengenai kewajiban tersebut adalah sebagai berikut:

1. KEWAJIBAN LANCAR

HUTANG BANK

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang bank tercatat sebesar Rp193.052,2 juta. Hutang bank ini

terdiri dari:

Bank Mizuho Indonesia, Jakarta Rp 130.000,0 juta

Bank Negara Indonesia, Jakarta (USD3.110 ribu) Rp 28.052,0 juta

Bank Central Asia, Jakarta Rp 20.000,0 juta

Bank China Trust Indonesia, Jakarta Rp 15.000,0 juta

A. Pinjaman dari Bank Mizuho Indonesia merupakan fasilitas kredit time loan revolving dengan

jumlah maksimum Rp50.000,0 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 20 April 2007. Pada

bulan April 2005, Perusahaan mendapatkan tambahan pinjaman dari Bank Mizuho dengan

maksimum kredit sebesar Rp35.000,0 juta jatuh tempo April 2007. Pada bulan Juli 2006, Bank

Mizuho sepakat untuk menambah pinjaman baru senilai Rp 45.000 juta jatuh tempo April 2007,

sehingga total pinjaman Perusahaan menjadi Rp130.000,0 juta. Pinjaman ini dijamin dengan

kapal Perusahaan M.T. Gas Jawa. Tingkat bunga sebesar cost of fund bank ditambah 1,5%,

dimana pembayarannya antara 7 - 30 hari.

15

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

B. Pinjaman dari Bank Negara Indonesia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah maksimum

USD 3.110.000 jatuh tempo 2007. Tingkat bunga per tahun 3,25% diatas SIBOR, dimana

pembayarannya setiap bulan.

C. Pinjaman dari Bank Central Asia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah maksimum

Rp 20.000,0 juta. Tingkat bunga per tahun 13% - 15%, dimana pembayarannya setiap bulan.

D. Pinjaman dari Bank Chinatrust Indonesia merupakan kredit modal kerja dengan jumlah

maksimum Rp 15.000,0 juta dan akan jatuh tempo pada tanggal 23 Agustus 2007. Tingkat

bunga per tahun berdasarkan tingkat suku bunga SBI ditambah 2%, dimana pembayarannya

setiap bulan. Pinjaman ini dijamin dengan aktiva Perseroan sebesar nilai yang terhutang kepada

Bank Chinatrust Indonesia.

Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu yang tercantum

dalam perjanjian antara lain tidak boleh melakukan akuisisi, merger dan investasi pada perusahaan

lain, memperoleh pinjaman dari pihak lain apabila tidak dipenuhinya rasio keuangan yang telah

disepakati, menjaminkan kepada pihak ketiga, mengubah bendera kapal, likuidasi, meminjamkan

uang kecuali dalam kegiatan usaha normal, mengikat diri sebagai penjamin, mengubah jenis usaha,

mengeluarkan saham tambahan tanpa ijin pemegang saham atau obligasi diluar batas-batas rasio

keuangan, mempertahankan rasio-rasio keuangan tertentu. Perseroan dan Anak Perusahaaan selalu

memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai dengan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian

tersebut.

HUTANG USAHA

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Berdasarkan pemasok:

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa:

PT Garuda Mahakam Pratama 4.661,6

PT Arpeni Pratama Ocean Line 1.249,9

Thai Petra Transport Co. Ltx 372,4

Lain-lain 0,7

Jumlah 6.284,6

Pihak ketiga:

Pemasok 73.154,8

Jasa perantara perkapalan 9.344,8

Jumlah 82.499,6

Jumlah Hutang Usaha 88.784,2

Berdasarkan mata uang:

Rupiah 2.454,4

Dolar Amerika Serikat 86.329,8

Jumlah Hutang Usaha 88.784,2

Hutang jasa perantara perkapalan pihak ketiga merupakan kewajiban kepada perusahaan yang

ditunjuk sebagai perantara dan sub perantara. Hutang pemasok pihak ketiga merupakan kewajiban

atas pembelian bahan bakar, suku cadang, peralatan kapal dan pengeluaran lainnya (disbursements).

HUTANG LAIN-LAIN

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang lain-lain tercatat sebesar Rp65.033,1 juta.

HUTANG DIVIDEN

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang dividen tercatat sebesar Rp14.876,3 juta.

16

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

HUTANG PAJAK

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang pajak tercatat sebesar Rp17.544,6 juta yang terdiri dari :

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Hutang Pajak Penghasilan Badan

Perusahaan 9,4

Pajak Penghasilan

Pasal 21 3.204,8

Pasal 23 184,9

Pasal 25 22,8

Pasal 26 51,4

Pajak Pertambahan Nilai – Bersih 13.886,1

Hutang Pajak Final

Pasal 4 (2) 0,6

Pasal 15 184,6

Jumlah 17.544,6

BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Pada tanggal 31 Desember 2006, biaya masih harus dibayar tercatat sebesar Rp172.411,5 juta,

yaitu berupa operasi kapal dan docking sebesar Rp128.591,5 juta, bunga sebesar Rp27.781,0 juta

dan lain-lain sebesar Rp16.039,0 juta.

PENDAPATAN YANG DITERIMA DIMUKA

Pada tanggal 31 Desember 2006, pendapatan diterima dimuka adalah sebesar Rp1.681,1 juta.

HUTANG JANGKA PANJANG YANG JATUH TEMPO DALAM WAKTU SATU TAHUN

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo dalam waktu satu

tahun tercatat sebesar Rp733.080,3, yang terdiri dari hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo

dalam satu tahun.

2. KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang bank jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun adalah sebesar Rp3.194.725,9 juta. Hutang bank memiliki tingkat

bunga 0,85% - 3,75% diatas LIBOR/SIBOR untuk pinjaman dalam USD dan tingkat bunga 13,00%

- 15,00% untuk pinjaman dalam Rupiah. Lembaga keuangan pemberi pinjaman terdiri dari:

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Fortis Bank S.A./N.V; Singapura (USD125.000 ribu) 1.127.500,0

DnB BOR Bank, ASA, Singapura (USD 114.137 ribu) 1.029.520,2

HSH Nordbank, Singapura (USD 49.865 ribu) 449.780,4

Bank Central Asia; Jakarta (USD 34.000 ribu) 306.680,0

Bank Central Asia; Jakarta 77.083,3

DVB Group Merchant Bank Ltd., Singapura (USD34.875 ribu) 314.572,5

Dialease Maritime S.A., Jepang (USD30.660 ribu) 276.558,0

ING Bank N.V., Singapura (USD17.910 ribu) 161.548,2

Bank UOB, Indonesia (USD12.000 ribu) 108.240,0

Bank Negara Indonesia, Jakarta (USD8.462 ribu) 76.323,6

Jumlah 3.927.806,2

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 733.080,3

Bagian jangka panjang 3.194.725,9

17

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Fortis Bank S.A/N.V

Pada bulan September 2005, Anak Perusahan memperoleh pinjaman “secured term-loan and

reducing revolving credit facilities” dari Fortis Bank S.A/N.V., Calyon dan NIB Capital Bank Ltd,

sebagai pihak pemberi pinjaman utama. Fortis Bank S.A/N.V. bertindak sebagai agen dan penjamin.

Berdasarkan perjanjian, Anak Perusahaan menggunakan semua pinjaman tersebut untuk membayar

semua sisa hutang yang berhubungan dengan kapal dan untuk tujuan modal kerja.

Pinjaman ini terdiri dari:

� Fasilitas A adalah “term loan facility” dalam Dollar Amerika Serikat dengan jumlah maksimum

USD100.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 40 kali cicilan setiap 3 bulan

sebesar USD3.250.000 untuk cicilan ke-1 sampai ke-8, USD2.500.000 untuk cicilan ke-9 sampai

ke-12, USD1.875.000 untuk cicilan ke-13 sampai ke-39 dan USD13.375.000 untuk cicilan ke-

40. Tingkat bunga sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR tergantung pada rasio nilai yang

harus dipertahankan dari kapal-kapal yang dijaminkan dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

� Fasilitas B adalah “reducing revolving loan facility” dalam mata uang Dollar Amerika Serikat

dengan jumlah agregat USD55.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 20 kali

cicilan sebesar USD2.750.000 sampai dengan 2010. Tingkat bunga sebesar 1,00% atau 0,85%

diatas LIBOR tergantung pada rasio nilai yang harus dipertahankan dari kapal-kapal yang

dijaminkan dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

Pinjaman ini dijamin dengan kapal Anak Perusahaan (M.T. Celosia, M.T. Cendanawati, M.T. Dewayani,

M.T. Dewi Sri, M.T. Dragonaria, M.T. Erowati, M.T. Freesia, M.T. Gandini, M.T. Indradi, M.T. Jembawati,

M.T. Kunti, M.T. Larasati, M.T. Mustokoweni, M.T. Ontari, M.T. Pergiwo, M.T. Setyawati dan M.T.

Ulupi) termasuk pendapatan dan asuransi dari kapal-kapal tersebut.

Pada kondisi tertentu, pinjaman ini juga dapat dijamin dengan deposito berjangka milik Anak

Perusahaan pada Fortis Bank S.A./N.V., Singapura serta jaminan Perusahaan (corporate guarantee).

DnB NOR Bank, ASA, Singapura

Pada bulan Juni 2006, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum berjumlah

USD19.500.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 32 kali cicilan setiap 3 bulan sampai

tahun 2014 dan dijamin oleh Perseroan, Gold Bridge Shipping Corporation, Anak Perusahaan dan

kapal Anak Perusahaan M.T. Anggraini. Tingkat bunga sebesar 0,90% diatas LIBOR, dimana

pembayarannya antara 1-3 bulan.

Pada bulan April 2006, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum berjumlah

USD18.500.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 24 kali cicilan setiap 3 bulan sampai

tahun 2012 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan M.T. Bramani. Tingkat bunga sebesar

1,10% atau 1,00% diatas LIBOR, tergantung rasio nilai yang harus dipertahankan dari kapal-kapal

yang dijaminkan (LTV), dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

Pada bulan Juni 2005, Anak Perusahaan memperoleh tambahan pinjaman dengan kredit maksimum

berjumlah USD70.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3

bulan sampai tahun 2012 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan, M.T. Triwati, M.T. Tribuana

dan M.T. Barawati. Tingkat bunga sebesar 1,25% diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap

bulan.

Pada bulan Pebruari 2005, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum

berjumlah USD51.200.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3

bulan sampai tahun 2012 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee), Gold Bridge Shipping

Corporation, Anak Perusahaan dan kapal Anak Perusahaan M.T. Badrani dan M.T. Barunawati.

Tingkat bunga sebesar 1,25% diatas LIBOR, dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

18

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

HSH Nordbank, Singapura

Fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar USD30.400.000 yang diperoleh oleh Anak

Perusahaan pada bulan Juli 2005. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 22 kali cicilan setiap

3 bulan sampai dengan tahun 2010 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal

Anak Perusahaan (M.T. Pradapa dan M.T. Pergiwati). Tingkat bunga sebesar 1,20% diatas LIBOR,

dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

Fasilitas kredit dengan jumlah maksimum sebesar USD33.500.000 yang diperoleh oleh Anak

Perusahaan pada bulan Januari 2005. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 40 kali cicilan

setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2014 dan dijamin oleh jaminan Perseroan (corporate guarantee)

dan kapal Anak Perusahaan (M.T. Gagarmayang). Tingkat bunga sebesar 1,40% diatas LIBOR,

dimana pembayarannya antara 1-3 bulan.

Bank Central Asia, Jakarta

Pada bulan Nopember 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah

maksimum sebesar USD34.000.000 dari Bank Central Asia, Jakarta. Pinjaman ini dibayar secara

angsuran dalam 84 kali setiap bulan sampai tahun 2013 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan

(FPSO Brotojoyo). Tingkat bunga sebesar 1,50% di atas SIBOR, dimana pembayarannya setiap

bulan.

Pinjaman dari Bank Central Asia, Jakarta terdiri dari fasilitas kredit investasi dengan kredit maksimum

sebesar Rp44.530,0 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2006. Pada bulan Januari 2005,

Perseroan memperoleh kredit investasi dari Bank Central Asia dengan jumlah maksimum sebesar

Rp 125.000,0 juta berlaku selama 5 tahun. Tingkat bunga yang disepakati adalah rata-rata tingkat

bunga deposito BCA1 bulanan ditambah 1,5%, dimana pembayarannya setiap bulan. Perseroan

juga memperoleh fasilitas kredit Time Revolving Loan dengan jumlah kredit maksimum sebesar

Rp20.000,0 juta, yang jatuh tempo pada bulan Oktober 2007. Pinjaman ini dijamin dengan kapal

M.T. Gas Indonesia dan M.T. Gas Kalimantan dan jaminan saham Perseroan milik PT Tunggaladhi

Baskara sebanyak 167.142.857 saham.

DVB Group Merchant Bank (Asia) Ltd., Singapura

Pada bulan September 2005, Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan jumlah maksimum

sebesar USD43.000.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam 32 kali cicilan setiap 3 bulan

sampai dengan tahun 2013 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal Anak

Perusahaan (M.T. Anjasmoro, M.T. Rengganis, M.T. Wulansari dan M.T. Yanaseni). Tingkat bunga

sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR berdasarkan pada persentase LTV dari Perseroan, dimana

pembayarannya antara 1-3 bulan.

Dialease Maritime S.A., Jepang

Pada bulan Desember 2004 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum

sebesar JPY1.347.250.000 (ekuivalen USD12.859.120). Pinjaman ini dibayarkan secara angsuran

dalam dalam 28 kali cicilan setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2011 dan dijamin oleh Perseroan

(corporate guarantee) dan kapal Anak Perusahaan M.T. Rasawulan. Tingkat bunga sebesar 1,35%

diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap 3 bulan.

Pada bulan April 2004 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum sebesar

USD15.600.000. Pinjaman ini dibayarkan secara angsuran dalam 28 kali cicilan setiap 3 bulan

sampai dengan tahun 2011 dan dijamin oleh Perseroan (corporate guarantee) dan kapal Anak

Perusahaan M.T. Tirtasari dan M.T. Bauhinia. Tingkat bunga sebesar 1,50% diatas LIBOR, dimana

pembayarannya setiap 3 bulan.

Pada tahun 2003 Anak Perusahaan memperoleh pinjaman dengan kredit maksimum sebesar

JPY1.287.750.000 (ekuivalen USD11.481.887). Pinjaman harus dibayar secara angsuran dalam

32 kali cicilan setiap 3 bulan sampai dengan tahun 2011. Pinjaman ini dijamin oleh kapal Anak

Perusahaan (M.T. Gerbera). Tingkat bunga sebesar 1,50% diatas LIBOR, dimana pembayarannya

setiap 3 bulan.

19

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

ING Bank N.V. Singapura

Perseroan memperoleh pinjaman dari ING Bank N.V., Singapura dengan jumlah maksimum

USD19.900.000. Pinjaman ini dibayar secara angsuran setiap enam bulan sampai bulan Nopember

2015 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan M.T. Eustoma dan M.T. Gas Maluku. Tingkat

bunga sebesar 1,00% atau 0,85% diatas LIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.

Bank UOB Indonesia

Pada bulan Oktober 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum

sebesar USD12.000.000 dari Bank UOB Indonesia. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam

20 kali cicilan setiap bulan sampai dengan tahun 2011 dan dijamin dengan kapal Anak Perusahaan

(M.T. Anjani) dan piutang usaha atas pendapatan charter ke Pertamina dari kapal M.T. Anjani. Tingkat

bunga sebesar 1,375% diatas SIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.

Bank Negara Indonesia

Pada bulan Juni 2005, Perseroan memperoleh fasilitas kredit investasi dengan jumlah maksimum

sebesar USD10.000.000 dari Bank Negara Indonesia. Pinjaman ini dibayar secara angsuran dalam

78 kali cicilan setiap bulan sampai dengan tanggal 28 Juni 2012. Pinjaman ini dijamin dengan kapal

Perseroan, M.T. Gas Sumatra, dan kapal Anak Perusahaan M.T. Bandondari. Tingkat bunga sebesar

3,75% diatas SIBOR, dimana pembayarannya setiap bulan.

Sehubungan dengan fasilitas pinjaman di atas, Perusahaan dan Anak Perusahaan diwajibkan

memenuhi batasan-batasan tertentu yang tercantum dalam perjanjian antara lain tidak boleh

melakukan akuisisi, merger dan investasi pada perusahaan lain, memperoleh pinjaman dari pihak

lain apabila tidak dipenuhinya rasio keuangan yang telah disepakati, menjaminkan kepada pihak

ketiga, mengubah bendera kapal, likuidasi, meminjamkan uang kecuali dalam kegiatan usaha normal,

mengikat diri sebagai penjamin, mengubah jenis usaha, mengeluarkan saham tambahan tanpa ijin

pemegang saham atau obligasi diluar batas-batas rasio keuangan, mempertahankan rasio-rasio

keuangan tertentu. Perseroan dan Anak Perusahaaan selalu memenuhi batasan-batasan tertentu

sesuai dengan yang tercantum dalam masing-masing perjanjian tersebut.

Sebagian atau seluruh hutang bank yang tersebut di atas akan dilunasi dengan menggunakan

dana hasil penerbitan Obligasi sebagaimana telah diungkapkan dalam Bab II Rencana Penggunaan

Dana Yang Diperoleh Dari Hasil Penawaran Umum.

HUTANG OBLIGASI

Hutang obligasi pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat sebesar Rp396.997,2 juta dengan perincian

sebagai berikut:

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Nilai nominal

Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 340.000,0

Obligasi Syariah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003 60.000,0

Diskonto yang belum diamortisasi (3.002,8)

Jumlah 396.997,2

Obligasi Berlian Laju Tanker II

Pada tanggal 28 Mei 2003 Perseroan menerbitkan obligasi rupiah dengan tingkat bunga tetap dan

bunga mengambang yang dibayar setiap 3 bulan. Obligasi tersebut tidak dijamin oleh pihak manapun,

berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Mei 2008. Hak pemegang

obligasi adalah pari-passu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya. Tingkat

bunga tetap 14,75% per tahun untuk obligasi seri A dengan nilai sebesar Rp294.800,0 juta dan

untuk obligasi seri B dengan nilai sebesar Rp45.200,0 juta dengan tingkat bunga 14,75% per tahun

untuk tahun pertama dan tingkat bunga mengambang untuk tahun kedua hingga tahun ke 5 (lima)

yang dihitung berdasarkan rata-rata tingkat bunga deposito berjangka 3 (tiga) bulan dalam valuta

20

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Rupiah dari PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Permata Tbk dan PT Bank Buana Indonesia Tbk,

sebelum penentuan tingkat suku bunga mengambang ditambah marjin sebesar 2,5% per tahun.

Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya dengan

PT Bank Mandiri (Persero) bertindak sebagai wali amanat. Berdasarkan pemeringkatan yang

diterbitkan oleh PT Pefindo tanggal 11 Juli 2006 peringkat obligasi adalah idA+.

Obligasi Syari’ah Mudharabah

Pada tanggal 28 Mei 2003 Perseroan menerbitkan obligasi Syari’ah Mudharabah senilai Rp60.000,0

juta dengan PT Bank Mandiri (Persero) sebagai wali amanatnya. Obligasi tersebut tidak dijamin

oleh pihak manapun, berjangka waktu 5 (lima) tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 28 Mei

2008. Seluruh obligasi dijual dengan harga sebesar nilai nominal, tercatat di Bursa Efek Surabaya.

Obligasi ini ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan Perseroan untuk membayar kepada

Pemegang Obligasi Syari’ah sejumlah Pendapatan Bagi Hasil setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal

Emisi yaitu pada setiap Tanggal Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil. Pendapatan yang

dibagihasilkan merujuk kepada Pendapatan Usaha hasil pengoperasian kapal tanker M.T. Gandini.

Besarnya persentase Nisbah Pemegang Obligasi Syari’ah terhadap Pendapatan Yang Dibagihasilkan

adalah tetap setiap tahunnya sebesar 25% dari pendapatan kapal M.T. Gandini.

Pembayaran Pendapatan Bagi Hasil kepada masing-masing Pemegang Obligasi Shari’ah akan

dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan Obligasi Syari’ah yang dimiliki

dibandingkan dengan jumlan dana Obligasi Syari’ah yang belum dibayar kembali.

Perhitungan besarnya Bagi Hasil untuk Obligasi Syari’ah Mudharabah Berlian Laju Tanker Tahun

2006:

a. Jumlah bulan pengoperasian kapal M.T. Gandini sejak 1 Januari - 31 Desember 2006 adalah

12 bulan (A)

b. Tarif sewa: Rp98.100,0 per Dead Weight Ton (DWT) per bulan (B)

c. Dasar DWT perhitungan sewa berdasarkan Perjanjian Sewa Pertamina: 30.000 DWT (C)

d. Besarnya Pendapatan Yang Dibagihasilkan: A X B X C = 12 X Rp 98.100,0 X 30.000,0 DWT =

Rp 35.316,0 Juta (D)

e. Besarnya Bagi Hasil: D X 25% = Rp8.829,0 juta

Jumlah yang telah dibayar sebagai Bagi Hasil untuk Obligasi Syari’ah Mudharabah selama tahun

2006 adalah sebesar Rp8.850,4 juta, sisanya sebesar Rp 809,3 juta telah dibayarkan pada bulan

Februari 2007.

HUTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG

Akun ini merupakan pinjaman sebesar USD 13.000.000 kepada Teekay Shipping Corporation.

Pinjaman ini dibayar dalam 22 kali setiap 6 bulan dengan tingkat bunga 8% per tahun dan dijamin

dengan kepemilikan Perusahaan pada Teekay BLT Corporation. Efektif pada tahun 2006, pembayaran

6 bulan pertama jatuh tempo dalam sembilan bulan setelah pengiriman kapal yang diestimasi pada

bulan Januari 2009.

Jadwal pembayaran kembali hutang jangka panjang adalah sebagai berikut:

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Jatuh tempo tahun ketiga 5.330,0

Jatuh tempo tahun keempat 10.660,0

Jatuh tempo tahun kelima 10.660,0

Setelah lima tahun 90.610,0

Jumlah 117.260,0

21

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

Kewajiban imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat sebesar Rp11.178,2 juta

dengan perincian sebagai berikut:

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Nilai kini kewajiban yang tidak didanai 27.482,7

Kerugian aktuarial yang belum diakui (16.141,2)

Biaya jasa masa lalu yang tidak diakui (163,31)

Jumlah 11.178,2

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Padma Radya Aktuaria.

INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF

Perseroan menggunakan kontrak swap mata uang untuk mengatur risiko dari kemungkinan

pergerakan mata uang asing. Instrumen keuangan derivatif ini terutama terdiri dari Dollar Amerika

Serikat/Rupiah Non-deliverable Swaps, memiliki nilai wajar sebesar Rp33.717,4 juta.

OBLIGASI KONVERSI

Pada tanggal 14 Desember 2005, BLT Finance Corporation, Anak Perusahaan, menerbitkan 50.000

obligasi konversi dengan denominasi USD1.000 atau dengan jumlah agregat pokok USD50.000.000

dengan tingkat bunga 1,25% per tahun yang dibayar tiap enam bulan sekali setiap tanggal 14 Juni

dan 14 Desember. Obligasi ini diterbitkan dengan 100,00% dari nilai par, dan dijamin tanpa syarat

dan tidak dapat dibatalkan oleh Perseroan.

Pemegang obligasi memliki hak untuk mengkonversikan obligasi ini menjadi saham biasa

Perusahaan, dengan nilai nominal Rp62,5 per saham dari tanggal 24 Januari 2006 sampai dengan

14 Nopember 2010. Jumlah saham yang akan dikonversi ditentukan dengan cara membagi nilai

obligasi yang akan dikonversikan (menggunakan kurs tetap Rp10.078,0 per USD 1) dengan harga

konversi yang berlaku pada saat konversi. Harga konversi awal adalah Rp1.250,0 per saham.

Walaupun terdapat hak konversi dari pemegang obligasi, BLT FC memiliki opsi untuk membayar

kepada pemegang obligasi tersebut secara tunai dalam ekuivalen mata uang Dollar Amerika Serikat

dengan nilai rata-rata tertimbang harga pasar dari saham yang dikonversi.

BLT FC juga memiliki opsi unuk membeli kembali obligasi beserta bunga yang masih dan belum

dibayar pada Early Redemption Amount (ERA) secara keseluruhan pada:

(i) Pada atau setiap saat setelah tanggal 14 Desember 2008, tetapi tidak kurang dari 20 hari

sebelum tanggal jatuh tempo, jika harga penutupan saham (ditranslasikan ke Dollar Amerika

Serikat) setiap tanggal perdagangan secara berturut-turut selama 25 hari kerja sebelum tanggal

pemberitahuan pembelian kembali dipublikasikan adalah sekurang-kurangnya 125,00% dari

ERA dibagi rasio konversi.

(ii) Jumlah agregat pokok obligasi adalah 10 persen atau kurang dari nilai agregat jumlah pokok

saat pertama kali diterbitkan.

(iii) Setiap saat dimana terjadi perubahan tertentu yang berkaitan dengan perpajakan di British

Virgin Island atau Republik Indonesia.

Pemegang obligasi memiliki hak untuk meminta BLT FC untuk membeli kembali semua atau sebagian

obligasi pada 112,12% dari nilai pokok beserta bunga yang masih dan belum dibayar pada tanggal

14 Desember 2007. Pemegang obligasi juga memiliki opsi untuk meminta BLT FC untuk membeli

kembali obligasi pada nilai ERA-nya bila terjadi perubahan pengendalian atau terjadinya delisting

saham Perseroan.

ERA dari obligasi untuk setiap USD1.000 nilai pokok, untuk penyelesaian sebelum tanggal jatuh

tempo pada harga antara USD1.028,75 sampai dengan USD1.269,4, hasil (yield) kotor kepada

investor adalah sebesar 7,00% untuk pembelian kembali pada saat atau sebelum tanggal 14

Desember 2007 dan 6,50% untuk pembelian kembali setelah tanggal tersebut.

22

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

BLT FC akan membeli kembali setiap obligasi pada 130,40% dari nilai pokok pada tanggal

14 Desember 2010 untuk semua obligasi yang belum dibeli kembali, dikonversi atau dibeli.

Pada saat penerbitan tanggal 14 Desember 2005, obligasi konversi disajikan sesuai nilai wajar

yang dibebankan ke laporan laba rugi.

Efektif per 2 Januari 2006, obligasi konversi tidak lagi mengakui perubahan nilai wajar ke laporan

laba rugi sejak BLT FC mencabut dan melepaskan hak opsinya secara tetap serta tidak lagi mengakui

opsi penyelesaian secara kas atas obligasi konversi berdasarkan akta pelepasan hak yang telah

disetujui.

Sampai dengan 31 Desember 2006, pemegang obligasi konversi selama bulan Januari sampai

dengan Agustus telah mengkonversikan obligasinya sebesar USD46.750.000 dengan menggunakan

kurs tetap (USD1 = Rp10.078,0) setara dengan Rp471.146,5 juta menjadi 376.917.200 saham.

Obligasi konversi dicatat dan dinilai sebagai berikut:

URAIAN JUMLAH

Rp juta

Nilai nominal 491.500,0

Konversi ke saham (471.146,50)

Pengaruh nilai selisih kurs 8.961,5

Jumlah 29.315,0

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan tidak memiliki kewajiban dan ikatan lain kecuali yang

telah dinyatakan di atas dan yang telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi serta

disajikan dalam Prospektus ini.

Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen dan dari

tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan Tanggal Efektif, Perseroan tidak membuat

dan/atau menarik pinjaman dari pihak manapun selain:

- hutang yang timbul dari kegiatan usaha normal Perseroan.

- Pada bulan Maret 2007 Anak Perusahaan (Gas Papua Maritime Pte. Ltd, Gas Sulawesi Maritime

Pte. Ltd, dan Purwati Maritime Pte. Ltd) memperoleh pinjaman jangka panjang dari DnB NOR

Bank ASA Singapura sebesar USD65.000.000 yang dijamin dengan jaminan perusahaan

(corporate guarantee) dari Perseroan dan Gold Bridge Shipping Corporation (Anak Perusahaan)

dan kapal milik Anak Perusahaan (MT Gas Papua, MT Gas Sulawesi, dan MT Purwati).

- Pada bulan Mei 2007, Anak Perusahaan, BLT Finance B.V., menerbitkan obligasi dalam mata

uang asing dengan jumlah USD400.000.000 yang akan jatuh tempo pada tahun 2014 dengan

tingkat suku bunga sebesar 7,5%. Obligasi ini telah dicatatkan di bursa Singapura.

- Pada bulan Mei 2007, Anak Perusahaan, BLT Finance B.V., menerbitkan obligasi konversi

dalam mata uang asing dengan jumlah USD125.000.000 yang akan jatuh tempo pada tahun

2012. Obligasi ini telah dicatatkan di bursa Singapura.

Dengan melihat kondisi keuangan Perseroan, manajemen Perseroan berkeyakinan sanggup untuk

menyelesaikan seluruh kewajibannya sesuai dengan persyaratan sebagaimana mestinya.

23

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

1. UMUM

Perseroan dan Anak Perusahaan adalah sebuah perusahaan pelayaran muatan cair bertaraf internasional,

didirikan pada tahun 1981, yang beroperasi terutama di kawasan Asia, Timur Tengah dan Eropa. Perseroan

dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan transportasi laut terbesar di Indonesia yang melayani

muatan cair dan merupakan salah satu yang terbesar di kawasan Asia untuk segmen kapal tanker kimia

Asia, baik dari segi tonase maupun jumlah kapal. Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut muatan

terutama berupa: bahan kimia cair organik maupun anorganik, minyak nabati (terutama minyak kelapa

sawit), minyak mentah, produk petrokimia seperti minyak pelumas, berbagai aditif berbasis minyak, gas

cair seperti liquified petroleum gas or ”LPG”, propylene, ethylene, propane dan gas petrokimia lainnya.

Pada tahun 2006, Perseroan dan Anak Perusahaan mulai masuk dalam segmen jasa kapal tanker Floating,

Production, Storage and Offloading (FPSO).

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan Anak Perusahaan mengoperasikan 59 kapal tanker,

terdiri dari kapal milik sendiri sebanyak 46 kapal tanker dan kapal yang disewa sebanyak 13 kapal

tanker, dengan total kapasitas angkut sebesar 1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 sampai

tanggal penerbitan Prospektus ini, armada Perseroan bertambah setelah menerima pengiriman satu

kapal tanker kimia dan satu kapal tanker gas. Dengan penambahan tersebut, total kapasitas angkut

seluruh armada bertambah menjadi 1.543.487 DWT. Sampai saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan

dan Anak Perusahaan memiliki 48 kapal tanker dan menyewa 13 kapal tanker, sehingga armada Perseroan

dan Anak Perusahaan memiliki 37 kapal tanker kimia, terdiri dari kapal-kapal tanker yang berbobot

antara 1.250 DWT hingga 40.500 DWT; 16 kapal tanker minyak yang berbobot antara 3.500 DWT sampai

147.500 DWT; 7 kapal tanker gas berbobot antara 3.500 – 5.000 meter kubik (“CBM”) (3.530 – 5.100

DWT) dan satu kapal tanker FPSO tanker berbobot 60.874 DWT.

Kegiatan operasi Perseroan dikelompokkan berdasarkan segmen usaha/tipe kapal yang digunakan untuk

mengangkut jenis produk yang berbeda yaitu: kapal tanker kimia, kapal tanker minyak, kapal tanker gas

dan kapal tanker FPSO. Selain pengelompokan tersebut di atas, Perseroan juga menerima sebagian

kecil pendapatan dari komisi jasa keagenan dan jasa penyimpanan.

Kapal Tanker Kimia. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 36 kapal tanker

kimia, terdiri dari 24 kapal milik sendiri dan 12 menyewa. Total keseluruhan kapasitas armada kapal

tanker kimia ini pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar 391.569 DWT. Sejak tanggal

31 Desember 2006 sampai dengan tanggal penerbitan Prospektus, Perseroan telah menerima pengiriman

satu kapal tanker kimia, sehingga total kapasitas tonase adalah sebesar 19.900 DWT. Perseroan telah

memesan pembuatan 6 kapal tanker kimia baru dengan total kapasitas sebesar 104.780 DWT, yang

pengirimannya dijadwalkan antara tahun 2008 sampai 2010. Pada saat ini, jumlah armada kapal tanker

kimia adalah 37 kapal, dengan total kapsitas sebesar 411.469 DWT.

Kapal Tanker Minyak. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 16 kapal tanker

minyak, terdiri dari 15 kapal tanker milik sendiri dan satu kapal tanker sewa. Pada saat tanggal Prospektus

diterbitkan, armada ini memiliki total kapasitas tonase sebesar 1.040.880 DWT. Dari tanggal 31 Desember

2006 sampai tanggal penerbitan Prospektus, Perseroan tidak menambah jumlah kapal tanker minyak

baru dalam armadanya. Pada saat ini, Perseroan tidak memiliki pesanan kapal tanker minyak baru.

Selain itu, pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 1 kapal tanker FPSO yang

merupakan milik Perseroan dengan kapasitas tonase sebesar 60.874 DWT. Sejak tanggal 31 Desember

2006 sampai tanggal penerbitan Prospektus ini, Perseroan tidak menambah kapal tanker FPSO baru

dalam armadanya. Pada saat ini, Perseroan sedang mengikuti beberapa tender proyek FPSO. Apabila

Perseroan berhasil memenangkan tender tersebut, maka Perseroan berencana untuk mengubah/

mengkonversi beberapa kapal tanker tertentu menjadi kapal tanker FPSO untuk melaksanakan kontrak-

kontrak tersebut.

Kapal Tanker Gas. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 6 kapal tanker gas

yang semuanya dimiliki Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2006, armada ini memiliki kapasitas

tonase sebesar 24.126 CBM (25.164 DWT). Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal penerbitan

24

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Prospektus, Perseroan telah menerima satu pengiriman kapal tanker gas baru dalam armadanya. Pada

saat ini, Perseroan telah memesan 5 kapal tanker gas baru, dengna total kapasitas sebesar 333.000

CBM (178.000 DWT) yang akan dikirim antara tahun 2007 dan 2009. Pada saat tanggal penerbitan

Prospektus ini, Perseroan mengoperasikan 7 kapal tanker gas, dengan total kapasitas sebesar 29.126

CBM (30.264 DWT).

2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL OPERASI

Hasil Operasi Perseroan dipengaruhi berbagai faktor terutama oleh kondisi pasar secara keseluruhan

dalam industri pengapalan kargo cair, termasuk permintaan dan tersedianya kapal, yang akan menentukan

uang tambang, termasuk juga jumlah kapal yang telah dimiliki atau akan menambah jumlah armada

Perseroan, tingkat pemakaian/utilitas dari kapal kapal tanker tersebut, total pengeluaran untuk biaya

operasi, khususnya biaya bahan bakar dan depresiasi, nilai pasar kapal-kapal Perseroan, nilai tukar

mata uang asing, dan kondisi perpajakan yang mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan.

Kondisi Perekonomian dan Kondisi Pasar

Industri angkutan laut memainkan peran penting dalam perdagangan internasional dan pada beberapa

jenis komoditi terutama komoditi “curah” (bulk) merupakan pilihan satu-satunya bagi sarana transportasi

dalam jumlah atau volume yang besar. Sesuai dengan karakteristiknya maka industri angkutan laut

secara umum sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan perdagangan internasional dan pertumbuhan

ekonomi dunia. Pada tahun 2006 Pertumbuhan Ekonomi Global mencapai angka yang cukup sehat

yaitu sekitar 5,4%. Sementara itu perekonomian kawasan negara berkembang Asia mencatat pertumbuhan

yang lebih mengesankan yaitu sekitar 8,9%, dimana China dan India diperkirakan mencapai pertumbuhan

10,7% dan 9,2%, sedangkan negara-negara ASEAN-4 (Indonesia, Thailand, Phillipines, dan Malaysia)

mencatat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,4%. Pertumbuhan ekonomi yang cukup sehat ini memberikan

dampak positif terhadap perdagangan internasional sehingga meningkatkan permintaan akan ruang

kapal.

Industri angkutan laut muatan cair dipengaruhi kondisi pasar yang seringkali berada diluar kendali setiap

perusahaan pelayaran. Hasil kegiatan usaha Perseroan akan berfluktuasi secara signifikan disebabkan

oleh faktor-faktor seperti keadaaan ekonomi dunia secara umum, jumlah penawaran dan permintaan

akan kapal untuk muatan cair, dan siklus industri pelayaran secara umumnya.

Kegiatan utama operasi Perseroan adalah angkutan laut untuk muatan kimia, minyak dan gas. Dalam

sejarahnya, pasar untuk transportasi bahan kimia, minyak dan gas senantiasa bergejolak, mengingat

permintaan global akan produk-produk tersebut juga berfluktuasi. Permintaan akan minyak, kimia dan

gas terutama terjadi atas dorongan oleh dan biasanya mengikuti pola perkembangan, pertumbuhan

serta aktivitas ekonomi global. Perubahan permintaan untuk mengangkut minyak, bahan kimia dan gas

dipengaruhi oleh, antara lain, faktor-faktor perubahan produksi minyak dan gas dunia dan berkaitan

dengan perubahan harga minyak dan gas, ekspor dan impor minyak pada tingkat perdagangan dunia,

permintaan dunia akan produk energi, terutama minyak dan produk turunan minyak, fluktuasi di tingkat

perdagangan dan output global maupun regional, nilai tukar mata uang asing, jumlah persediaan gas

dan minyak khusunya bagi Negara-negara pengimpor minyak dan gas, serta perubahan-perubahan

peraturan pemerintah yang mengatur kapal dan angkutan laut.

Selama bertahun-tahun, permintaan global atas angkutan laut minyak, gas dan bahan kimia senantiasa

meningkat. Berdasarkan laporan Drewry, pengapalan kargo cair mewakili sekitar 45,00% (3.780 juta

ton) dari seluruh perdagangan transportasi melalui laut pada tahun 2006. Perdagangan bahan kimia

yang menggunakan jasa angkutan laut telah meningkat sekitar 9,00% sejak tahun 2000, dari sekitar 140

juta ton menjadi 153 juta ton di tahun 2006. Sementara, permintaan kapal tanker minyak telah meningkat

dari sekitar 2.755 juta ton pada tahun 2000 menjadi 3.411 juta ton pada tahun 2006. Di sektor gas,

permintaan pengapalan untuk LPG, gas amoniak dan petrokimia telah meningkat dari sekitar 68 juta ton

pada tahun 2000 menjadi 216 juta ton pada tahun 2006.

Keberhasilan angkutan laut muatan cair dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan pelayaran untuk

mengerahkan kapal-kapalnya, apakah dengan menambah kapal baru atau mengaktifkan kembali kapal-

kapalnya yang semula menganggur, mengganti (offset) dengan membesi-tuakan (scrap) kapal-kapal

tua. Tarip sewa akan meningkat apabila satu perusahaan telah memakai seluruh kapasitas yang dimiliki

armadanya. Sebaliknya, keadaan kelebihan ketersediaan kapal akan mengakibatkan tarip sewa menurun.

Perseroan berkeyakinan bahwa pelaku pasar yang mampu mempertahankan tarip rendah adalah mereka

25

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

yang memiliki jenis kapal dan portfolio produk yang terdiversifikasi, sebagian besar kontraknya berupa

sewa berjangka panjang, dan struktur biayanya fleksibel dan likuiditasnya cukup. Pada saat permintaan

atas angkutan laut muatan cair telah mencapai batas jumlah penawarannya, tarip sewa akan meningkat

secara tajam. Demikian pula, apabila surplus kapasitas tonase rendah, kenaikan permintaan sedikit saja

akan mengakibatkan kenaikan uang tambang secara tajam. Apabila surplus kapasitas tonase tinggi,

maka kenaikan tarip sewa akan relatif rendah bahkan bilamana terjadi peningkatan permintaan yang

besar.

Selain itu, kompetisi di dalam industri perkapalan sangatlah tinggi dan memiliki rintangan masuk (barriers

to entry) bersifat padat modal. Pada saat kondisi permintaan tinggi, biasanya banyak pemain baru masuk

ke pasar. Akan tetapi, pemain baru tersebut umumnya merupakan bagian atau afiliasi dari pemain besar

yang sudah ada. Dengan demikian, Perseroan berpendapat bahwa tidak ada perubahan peta kompetisi

dalam industri perkapalan.

Menurut kecenderungan sejarahnya, saat industri jasa angkutan laut ini menunjukkan pertumbuhan

global secara kuat atau berpindahnya sebagian moda angkutan maka pasar akan kembali menguat dan

meningkatkan tarip uang tambang, selanjutnya apabila diikuti dengan adanya penambahan kapasitas

secara signifikan maka industri tersebut akan menjadi sangat rentan apabila kondisi ekonomi menurun.

Perubahan teknologi dan kondisi demografi pasar tidak terjadi secara signifikan, demikian pula halnya

dengan munculnya jasa baru dalam industri. Karena sifat pasar yang cenderung statis, maka perilaku

konsumen juga cenderung tidak sensitif terhadap adanya perubahan yang terjadi. Metode pemasaran

jasa dan distribusi layanan juga tidak mengalami perubahan yang berarti.

Selama beberapa tahun terakhir ini, jumlah penawaran kapal muatan cair telah meningkat sebagai jawaban

atas pertumbuhan permintaan. Menurut catatan Drewry, sejak tahun 2001 armada kapal tanker kimia

diseluruh dunia meningkat dari sekitar 442 juta DWT menjadi 63 juta DWT di tahun 2006 (termasuk

kapal-kapal yang memiliki peringkat kimia terbatas, tetapi umumnya hasil penukaran dari kapal tanker

minyak). Armada kapal tanker minyak diseluruh dunia meningkat dari sekitar 258 juta DWT pada tahun

2001 menjadi lebih dari 323 juta DWT pada tahun 2006. Sedangkan, armada kapal tanker gas diseluruh

dunia meningkat dari sekitar 14 juta CBM pada tahun 2001 menjadi sekitar 15 juta CBM pada tahun

2006. Perseroan berharap bahwa dimasa yang akan datang jumlah penawaran kapal kargo cair akan

berkembang lebih lanjut mengingat pada saat ini galangan milik para perusahaan pembuat kapal tengah

dioperasikan pada kapasitas puncaknya untuk membangun kapal-kapal baru.

Kinerja keuangan industri kapal kargo mempunyai siklusnya sendiri (cyclical) dengan uang tambang

yang bergejolak sesuai dengan fluktuasi jumlah penawaran dan permintaan dari jasa layanan kapal

seperti tersebut di atas. Siklus kegiatan usaha dari masing-masing tiga produk Perseroan –yaitu kimia,

minyak dan gas– tidak harus selalu berhubungan (correlate) antara satu produk dengan produk lainnya.

Berbagai macam rute pelayaran dimana Perseroan beroperasi serta berbagai macam jenis produk yang

diangkut Perseroan memiliki kadar risiko yang berbeda-beda terhadap siklus perubahan uang tambang

tersebut. Perseroan senantiasa berupaya untuk meminimalisir risiko semacam ini dengan menjaga

keseimbangan antara kontrak jangka panjang dan kontrak jangka pendek dan memindahkan kapal-

kapal untuk beroperasi di kawasan yang mempunyai angka permintaan relatip tinggi dan stabil.

Kapasitas dan Komposisi Armada Perseroan.

Jumlah kapal dalam armada Perseroan merupakan faktor tunggal yang sangat penting yang dapat secara

langsung mempengaruhi hasil operasi. Sejalan dengan bertambahnya jumlah kapal dalam armada

Perseroan maka pendapatan akan meningkat, namun sebaliknya biaya berlayar (voyage) dan

pengoperasian kapal juga akan meningkat, meskipun dalam nilai absolut kecil. Dengan bertambahnya

jumlah kapal, kapasitas tonase juga meningkat. Sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai 31 Desember

2006, armada Perseroan telah bertambah 19 kapal dan meningkatkan total kapasitas tonase dari sekitar

421.599 DWT menjadi 1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal

penerbitan Prospektus, armada Perseroan bertambah dengan dua kapal sehingga meningkatkan

keseluruhan kapasitas tonase menjadi hampir sebesar 1.543.487 DWT.

26

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tabel berikut menunjukkan pertumbuhan armada Perseroan, berdasarkan segmen kegiatan usaha, untuk

3 tahun terakhir:

31 Desember

2004 2005 2006

Jumlah DWT Usia Rata- Jumlah DWT Usia Rata- Jumlah DWT Usia Rata-

Kapal (‘000) Rata Kapal (‘000) Rata Kapal (‘000) Rata

(Tahun) (Tahun) (Tahun)

Kimia 31 261,5 7,7 33 308,9 8,3 36 391,6 8.4

Minyak 9 451,0 11,8 15 968,2 12,4 16 1,040,9 14.1

Gas(1) 4 14,7 13,3 5 20,1 13,3 6 25,2 11.9

Lain-lain(2) 0 - - 0 - - 1 60,9 26.0

Jumlah 44 727,2 9,1 53 1.297,2 10,2 59 1.518,5 10,6

Catatan:

(1) Kapasitas untuk kapal tanker gas tankers dapat diukur dalam DWT atau dalam CBM.

(2) Satu kapal tanker aspal pada tahun 2004 dan satu kapal tanker FPSO pada tahun 2006.

Selain terhadap ukuran dan kapasitas, komposisi menjadi faktor penting terhadap karakter armada

Perseroan. Beberapa kapal tanker kimia, tanker minyak mentah, tanker untuk berbagai produk turunan

minyak, tanker gas dan satu tanker FPSO telah dimiliki armada Perseroan. Pada saat ini, Perseroan

telah memesan untuk membeli (purchase orders) dua kapal tanker LNG. Tiap-tiap kapal memiliki ukuran

yang berbeda (dengan demikian juga dalam ukuran kapasitasnya), usia, fungsi, keandalan, daya jelajah,

pemakaian dan juga kelengkapan peralatan dan spesifikasi tehnisnya.

Biaya untuk membeli kapal-kapal tersebut serta harga kapal dan biaya pemeliharaanya setelah pembelian,

akan sangat bervariasi karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memiliki sifat-sifat seperti tersebut

di atas, demikian pula biaya langsung untuk mengoperasikan setiap kapal tersebut. Selanjutnya, uang

tambang untuk jenis produk yang diangkut setiap kapal juga berbeda. Selain itu, jumlah penawaran dan

permintaan pasar global berbeda untuk setiap kawasan dan jenis produk, demikian pula apabila didasarkan

atas jenis dan lokasi kapal. Mengingat faktor-faktor tersebut di atas, Perseroan mengharapkan bahwa

keuntungan (profit margin) dari setiap jenis kapal akan berbeda. Perseroan akan berusaha sedemikian

rupa sehingga baik portfolio jenis kapal dan keseimbangan jumlah kapal untuk tiga segmen di dalam

armadanya tersebut tetap terjaga, dan dengan demikian Perseroan berkeyakinan akan dapat

mempertahankan marjin dalam operasi angkutan lautnya, mempertahankan keuntungannya dan

berkembang di masa yang akan datang.

Perseroan memiliki atau menyewa kapal-kapal untuk memperkuat armadanya. Pada saat Prospektus

ini diterbitkan dan pada tanggal 31 Desember 2006, 31 Desember 2005 dan 31 Desember 2004, Perseroan

memiliki kapal masing-masing sejumlah 48 kapal, 46 kapal, 42 kapal dan 33 kapal; dan menyewa masing-

masing sejumlah 13 kapal, 13 kapal, 11 kapal dan 11 kapal. Disamping dana signifikan yang telah

dikeluarkan untuk membeli kapal-kapal tersebut, Perseroan tetap menanggung semua biaya langsung

untuk mengoperasikan kapal tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2006, dari seluruh kapal yang disewa,

Perseroan menyewa atas dasar sewa kapal kosong (bareboat charter), untuk jangka waktu antara 6,5

tahun hingga 12 tahun; 2 kapal disewa dengan sewa berdasarkan waktu (time charter). Untuk kapal-

kapal yang disewa atas dasar bareboat charter, Perseroan menanggung semua biaya operasi kapal

seolah-olah Perseroan memiliki kapal tersebut, namun Perseroan tidak menanggung biaya modalnya

(capital cost). Untuk sewa berdasarkan time charter, biaya langsung yang harus ditanggung hanyalah

biaya berlayar (voyage cost) yaitu biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan (fuel and port charges), sehingga

dengan demikian investasi Perseroan hanya sebatas berupa biaya sewa kapal. Pada saat ini, Perseroan

menyewa 2 kapal berdasarkan time charter jangka panjang yaitu 6 tahun. Tingkat marjin operasi untuk

kapal yang dimiliki sendiri atau disewa atas dasar bareboat charter biasanya lebih tinggi dibandingkan

dengan marjin untuk kapal yang disewa atas dasar time charter.

Dari perspektif operasi, Perseroan biasanya lebih memilih untuk membeli atau menyewa kapal atas

dasar bareboat charter daripada time charter karena Perseroan dapat memperoleh marjin yang lebih

tinggi, mengendalikan biaya pemeliharaan, peralatan, keselamatan dan aspek-aspek lain yang berkaitan

dengan operasi serta pengelolaan kapal. Dengan memiliki dan menyewa secara bareboat charter,

kedudukan Perseroan untuk mengendalikan biaya operasi menjadi lebih baik dibandingkan dengan

menyewa atas dasar time charter (karena tergantung pada tarip yang berlaku di pasar dan struktur biaya

27

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

yang ditentukan oleh pihak ketiga). Perseroan akan senantiasa berusaha menjaga keseimbangan antara

memiliki/menyewa kapal atas dasar bareboat charter dan time charter sedemikian rupa sehingga

Perseroan tetap memiliki keluwesan dalam hal operasi maupun keuangan guna memenuhi permintaan

pasar.

Uang tambang (Freight)

Uang tambang angkutan laut untuk kargo cair berbeda-beda menurut produk, jenis, dan usia kapal yang

digunakan, lama dan kecepatan angkut, kawasan serta beberapa variabel lainnya. Tarip tersebut

dipengaruhi terutama oleh perimbangan niaga secara geografis yang menentukan lamanya waktu unutuk

mengangkut, keseimbangan jumlah penawaran dan permintaan kargo secara global khususnya yang

berkaitan dengan produk tersebut, seperti telah diuraikan di atas. Uang tambang memberikan dampak

secara langsung dan signifikan terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan. Dalam hal terjadi

ketidak-cukupan (shortage) kapasitas kapal, peristiwa tersebut bukan hanya berarti bahwa tingkat utilisasi

akan meningkat, tetapi juga berarti bahwa uang tambang akan menjadi lebih mahal, dan dengan demikian

akan meningkatkan rata-rata pendapatan per hari Perseroan. Dalam hal terjadi kelebihan pasokan

kapasitas, peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak yang sebaliknya. Selain itu, uang tambang

yang semakin mahal berarti bahwa Perseroan akan memperoleh marjin yang meningkat pula atas kapal-

kapal yang telah disewa dengan tarip tetap untuk jangka waktu yang lama dan atas kapal yang disewakan

pada harga spot yang tinggi. Selama tiga tahun terakhir, secara umum uang tambang meningkat di

dalam pasar dan setiap segmen dimana Perseroan beroperasi. Dalam pasar kimia, menurut Drewry,

sejak tahun 2001 tarip spot terus meningkat untuk semua rute utama pengiriman bahan kimia sebagai

akibat perimbangan pasar yang baik (favourable) yang disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang

kuat namun tambahan pasokan kapal tidak terlalu besar. Selanjutnya, sejak pertengahan tahun 2002,

tarip sewa time charter untuk kapal tanker LPG tertentu telah meningkat lebih dua kali lipat, sementara

itu, sejak akhir tahun 2002, uang tambang untuk kapal tanker minyak telah meningkat signifikan karena

meningkatnya permintaan minyak telah mengambil kelebihan pasokan kapasitas dari dalam industri

tersebut yang bersal dari tahun sebelumnya. Perseroan berkeyakinan bahwa banyak galangan kapal

yang saat ini tengah beroperasi secara penuh pada kapasitasnya, sehingga mungkin saja akan terjadi

kenaikan pasokan kapasitas kapal secara signifikan di pasar, dalam beberapa tahun yang akan datang.

Selain karena dorongan dari kondisi pasar, uang tambang dapat berbeda yang disebabkan karena jenis

perjanjian sewa yang dibuat antara pihak pemilik atau operator kapal dengan pihak pemilik muatan atau

penyewa (charterer). Berdasarkan sewa time charter, kapal disewakan kepada pelanggan untuk suatu

jangka waktu tertentu dengan tarip yang umumnya juga bersifat tetap. Tarip sewa sudah termasuk biaya

yang berkaitan dengan awak kapal (crew) dan biaya operasi kapal, tetapi tidak termasuk biaya bahan

bakar dan jasa pelabuhan yang harus dibayar langsung oleh pelanggan tersebut. Berdasarkan kontrak

sistem Contracts of Affreightment (COA), pemilik armada menyediakan kapal dengan kapasitas sesuai

dengan jumlah kargo yang diangkut, dengan tarip tetap, dalam waktu tertentu dari satu tempat asal

menuju satu tempat tujuan yang ditentukan oleh pelanggan. Kontrak spot (spot contract) adalah kontrak

untuk satu kali pelayaran dengan harga yang ditetapkan berdasarkan tarip yang berlaku atau spot market.

Berdasarkan COA dan spot contract, pelanggan membayar hanya ongkos satu kali sewa dan Perseroan

yang mengeluarkan biaya untuk bahan bakar dan jasa pelabuhan. Sebagian dari biaya ini mungkin

dapat dibebankan kepada pelanggan dengan memasukkan ke dalam perhitungan tarip berdasarkan

kontrak COA, yang memiliki klausul penyesuaian harga bahan bakar (bunker adjustment clauses) dan

spot contract. Untuk tarip tetap, Perseroan mungkin bisa memperoleh keuntungan apabila terjadi

penurunan harga bahan bakar dalam masa berlakunya kontrak tersebut dan apabila Perseroan berhasil

membeli bahan bakar lebih murah dari pada harga yang ada dalam kontrak. Sebaliknya, Perseroan bisa

mengalami kerugian seandainya terjadi kenaikan harga bahan bakar dan apabila Perseroan terpaksa

membeli bahan bakar lebih mahal dari pada harga yang dibuat dalam kontrak. Sejak awal tahun 2003,

Perseroan tidak menyewakan lagi kapal dengan sistim bareboat charter.

Sebagai salah satu tolok ukur kinerja operasi, dalam menghitung pendapatan-setara-time charter atau

yang biasa disebut pendapatan “time-charter equivalent (TCE)”, Perseroan melakukan perhitungan yaitu

seluruh pendapatan yang berasal dari COA dan spot contract dikurangi dengan biaya bahan bakar dan

jasa pelabuhan. Dengan perhitungan secara demikian, Perseroan dapat mengukur pendapatan yang

berasal dari COA dan spot contract dengan memakai dasar yang sama yang digunakan untuk perhitungan

time charter, dimana biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan dikesampingkan, mengingat biaya-biaya

tersebut ditanggung secara langsung oleh pihak penyewa. Harap lihat bahasan tentang “Tinjauan

Pendapatan dan Beban” dalam Prospektus ini.

28

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Selama kondisi ekonomi sedang membaik, uang tambang dan marjin di pasar spot biasanya jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan tarip negosiasi untuk kontrak tetap, disebabkan antara lain oleh adanya

‘diskon’ yang langsung diperhitungan dalam kontrak tetap tersebut. Sebaliknya, kontrak tetap menawarkan

tarip yang stabil yang dapat melindungi pendapatan Perseroan pada saat pasar lesu. Berdasarkan

perjanjian time charter, tarip untuk biaya modal (contohnya pemeliharaan) bersifat tetap untuk selama

berlakunya kontrak dan ditentukan pada saat kontrak tersebut ditandatangani. Dengan demikian, tarip

time charter mencerminkan tarip spot yang berlaku pada saat itu dan harapan atas tarip time charter di

masa yang akan datang, namun ditentukan pada saat perjanjian dibuat. Perseroan juga membuat kontrak

COA dengan tarip tetap. Dengan demikian, tarip COA tersebut mencerminkan tarip spot yang berlaku

pada saat itu dan harapan akan tarip COA di masa yang akan datang, namun ditentukan oleh tarip COA

pada saat perjanjian dibuat.

Dari sudut pandang operasi, selama ini Perseroan lebih memilih menyewakan sebagian besar armadanya

berdasarkan kontrak tetap. Berdasarkan kontrak tersebut, Perseroan mampu mengendalikan biaya dan

mengelola arus pendapatan lebih baik, Akan tetapi, hal ini berarti, Perseroan senantiasa dituntut untuk

mampu memantau perkembangan di pasar dan menjaga keseimbangan antara bagaimana melakukan

kontrak dan kesempatan yang ada di dalam pasar spot yang lebih berfluktuatif, sehingga dengan demikian

dapat memperoleh keuntungan pada saat uang tambang meningkat, untuk menjaga fleksibilitas armada

dalam melayani pelanggan yang memiliki lokasi yang berbeda-beda diseluruh dunia, dan untuk menjaga

pertumbuhan pendapatan Perseroan secara konsisten. Selain itu, pasar spot menawarkan kesempatan

untuk adanya arbitrase antara tarip sewa yang harus dibayar Perseroan dengan tarip sewa yang diterima

Perseroan. Contohnya, pada tahun 2005, uang tambang untuk sewa kapal Perseroan yang diberlakukan

terhadap pihak ketiga untuk pasar spot meningkat, sementara itu sebagian besar biaya sewa yang

ditanggung Perseroan bersifat tetap pada tarip yang lebih rendah berdasarkan kontrak jangka panjang.

Tingkat Utilisasi (Pemakaian)

Pendapatan Perseroan tergantung pada tingkat utilisasi kapal. Tingkat utilisasi adalah jumlah hari dalam

satu tahun pada saat dimana kapal-kapal tersebut dapat beroperasi dibandingkan dengan jumlah hari

pada saat dimana kapal tersebut tidak dioperasikan, disebabkan karena dry-docking atau sedang masuk

bengkel untuk pemeliharaan atau perbaikan. Kondisi ini mencerminkan kemampuan Perseroan

mengoperasikan armadanya untuk suatu periode sehingga memperoleh pendapatan. Semakin sedikit

jumlah hari yang digunakan kapal untuk masuk dry-dock, akan semakin tinggi pendapatan, meskipun

untuk mendapatkan kepastian dalam hal pemeliharaan kapal secara baik akan menuntut waktu lebih

banyak untuk tidak mengoperasikan kapal tersebut, namun hal ini akan menurunkan jumlah waktu untuk

masuk bengkel di masa yang akan datang dan akan memperpanjang usia kapal. Tingkat utilisasi

dipengaruhi terutama oleh usia kapal. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, secara umum tingkat utilisasi

armada Perseroan adalah sekitar 96,70% pada tahun 2004, 96,10% pada tahun 2005, 95,90% pada

tahun 2006 dan sekitar 95,90% untuk periode dari tanggal 31 Desember 2006 sampai dengan tanggal

Prospektus ini diterbitkan.

Tabel berikut ini menunjukkan jumlah hari kapal yang tersedia (ship available days), tingkat utilisasi

berdasarkan segmen dan armada Perseroan sesuai dengan periode yang ditunjukkan. Jumlah hari kapal

yang tersedia adalah total kapasitas armada Perseroan untuk satu periode; untuk satu kapal yang dimiliki

Perseroan dalam kurun waktu satu tahun, yaitu 365 hari, dan perhitungannya akan berubah yang

disebabkan karena Perseroan membeli atau menjual kapal. Jumlah hari kapal beroperasi adalah jumlah

hari kapal tersedia dikurangi jumlah hari kapal tidak beroperasi. Tingkat utilisasi adalah angka yang

dihasilkan oleh jumlah hari kapal beroperasi dibagi dengan jumlah hari kapal tersedia untuk satu periode

tertentu.

31 Desember

2004 2005 2006

Hari Kapal Tersedia (Ship available days)

Kapal Tanker Kimia 10.585,8 11.786,0 12.385,8

Kapal Tanker Minyak 2.764,0 4.912,0 5.686,0

Kapal Gas 1.464.0 1.501,0 1.891,0

Kapal Tanker Lainnya (1) 324,0 — 365,0

Total Armada 15.137,8 18.199,0 20.327,8

29

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

31 Desember

2004 2005 2006

Hari Tidak Beroperasi (Off-hire days)

Kapal Tanker Kimia 224,0 233,7 237,7

Kapal Tanker Minyak 96,8 386,9 364,4

Kapal Gas 30,0 89,1 76,1

Kapal Tanker Lainnya (1) 145,1 — 22,3

Total Armada 496,0 709,7 901,2

31 Desember

2004 2005 2006

Hari Kapal Beroperasi (Ship tradeable days)

Kapal Tanker Kimia 10.361,7 11.552,3 12.148,1

Kapal Tanker Minyak 2.667,2 4.525,1 5.321,6

Kapal Gas 1.434,0 1.411,9 1.814,9

Kapal Tanker Lainnya (1) 178,9 — 142,0

Total Armada 14.641.8 17.489,3 19.426,6

Tingkat Utilisasi (Utilisation rate)

Kapal Tanker Kimia 97,9% 98,0% 98,1%

Kapal Tanker Minyak 96,5% 92,1% 93,6%

Kapal Gas 98,0% 94,1% 96,0%

Kapal Tanker Lainnya (1) 55,2% — 38,9%

Total Armada 96,7% 96,1% 95,6%

Catatan:

(1) Satu kapal tanker aspal tahun 2004 dan satu kapal FPSO tanker tahun 2006.

Beban/Biaya

Beban Perseroan terdiri dari terutama biaya berlayar, biaya operasi kapal dan biaya sewa, biaya

penyusutan dan beban keuangan.

Biaya berlayar merupakan salah satu komponen biaya terbesar bagi Perseroan. Perseroan membayar

biaya berlayar setiap kali Perseroan menyewakan kapal-kapalnya berdasarkan kontrak spot atau COA;

sedangkan pada saat menyewakan berdasarkan time charter, Perseroan tidak membayar biaya berlayar

karena biaya ini ditanggung oleh pelanggan. Perseroan hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki

kendali atas perubahan yang terjadi pada biaya berlayar yang disebabkan antara lain oleh

ketergantungannya pada harga bahan bakar atau beban jasa pelabuhan yang ditetapkan oleh

administrator pelabuhan. Akan tetapi, berdasarkan perjanjian tertentu dalam COA, Perseroan memiliki

kemungkinan untuk meneruskan sebagian atau seluruh biaya bunker kepada pelanggan, apabila perjanjian

tersebut memuat klausul pengubahan harga bahan bakar.

Untuk kapal-kapal yang dimiliki dan disewa atas dasar bareboat charter, Perseroan mengeluarkan biaya

operasi cukup signifikan, termasuk biaya yang terkait awak kapal, dan biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Untuk kapal-kapal yang disewa Perseroan berdasarkan time charter, biaya operasi kapal ditanggung

oleh pemilik kapal. Baik untuk kapal yang disewa berdasar bareboat charter maupun time charter, biaya

yang dikeluarkan Perseoran termasuk biaya sewa yang dibayarkan kepada para pemilik kapal. .

Selama ini, penyusutan merupakan komponen biaya paling besar dari kapal yang dimiliki Perseroan.

Jumlah penyusutan yang dikeluarkan Perseroan sebagai biaya bervariasi dari tahun ke tahun karena

dipengaruhi oleh penilaian pihak ketiga atas kapal-kapal tersebut, yang dapat berfluktuasi sesuai dengan

kondisi pasar. Harap lihat bab “Kebijakan Akuntansi Signifikan – Usia Manfaat dan Penyusutan Kapal”

dalam Prospektus ini.

Selain itu, beban keuangan Perseroan cukup signifikan. Perseroan menanggung beban keuangan

terutama dalam rangka pembelian kapal-kapal untuk mengembangkan armadanya.

30

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perpajakan

Kepemilikan kapal-kapal Perseroan adalah melalui anak-anak perusahaannya, dimana masing-masing

anak memiliki dan mengoperasikan kapal tersebut. Anak-anak perusahaan tersebut didirikan di Singapura,

Panama, Inggris (United Kingdom), Malaysia, Kepulauan Marshall dan Indonesia. Anak perusahaan

Perseroan yang berdomisili di Singapura memperoleh manfaat pembebasan pajak dan mendapat

beberapa insentif. Selain di dalam batas-batas pelabuhan Singapura, perusahaan pelayaran Singapura

tidak dikenakan pajak atas pendapatannya yang berasal dari: a) barang yang diangkut oleh dan kapal

yang disewa dari perusahaan pelayaran Singapura, termasuk operasi tunda/penarikan (towing) dan

penyelamatan (salvage) yang dilaksanakan oleh kapal Singapura; dan b) barang yang diangkut oleh

kapal asing menuju Singapura, kecuali pengangkutan tersebut merupakan pindah kapal (transhipment)

dari Singapura. Anak-anak perusahaan Perseroan yang tidak berdomisili di Singapura didirikan dalam

yurisdiksi yang memiliki manfaat insentif atau pembebasan pajak yang mirip dengan manfaat yang

diberikan oleh Singapura terutama untuk perusahaan pelayaran. Seandainya peraturan perpajakan yang

berlaku di Singapura atau dalam yurisdiksi dimana anak-anak perusahaan Perseroan tersebut berganti

domisili, atau seandainya Perseroan akan kehilangan manfaat pembebasan pajak tersebut, maka

perseroan harus mencari yurisdiksi pengganti sebagai domisili anak-anak perusahaan tersebut. Biaya

yang berkaitan dengan pendirian kembali anak perusahaan atau ketidakmampuan Perseroan untuk

mendirikan anak perusahaan di dalam yurisdiksi yang memiliki perlakuan pajak yang menguntungkan

(favourable), dapat berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan.

3. TINJAUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

Perseroan berkeyakinan bahwa tolok ukur penting untuk menganalisis tren hasil kegiatan usaha adalah

pendapatan setara sewa-berdasarkan waktu /TCE dan pendapatan TCE per kapal hari beroperasi

(tradeable day). Pendapatan TCE terdiri dari pendapatan usaha pelayaran (yaitu pendapatan usaha

Perseroan dikurangi dengan pendapatan yang berasal dari imbalan keagenan dan penyimpanan) dikurangi

biaya berlayar (yaitu biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan). Berdasarkan kontrak time charter, pihak

penyewa bertanggung jawab untuk membayar semua biaya berlayar, sedangkan berdasar kontrak spot

dan COA, Perseroan menanggung semua biaya berlayar. Mempertimbangkan keadaan tersebut, apabila

pendapatan yang berasal dari kontrak spot dan COA dikurangi dengan biaya berlayar akan menjadi

setara dengan pendapatan yang berasal dari time charter. Dengan demikian, hasil tersebut dapat memberi

gambaran secara lebih tepat tentang pendapatan yang berasal dari beroperasinya kapal-kapal Perseroan.

Selain itu, uang tambang sangat bervariasi untuk setiap kontrak yang ditentukan oleh berbagai variabel,

Pendapatan TCE dapat memberikan gambaran umum akan tren uang tambang.

Komponen untuk perhitungan pendapatan TCE termasuk perihal berikut ini:

� Pendapatan Pelayaran (Shipping Revenues): Perseroan mendefinisikan Shipping Revenues adalah

pendapatan operasi dikurangi pendapatan yang berasal dari keagenan dan penyimpanan/gudang.

� Angka Rata-Rata Kapal: Perseroan mendefinisikan angka rata-rata kapal dalam satu periode adalah

jumlah kapal yang dimiliki dan disewa dalam satu periode.

� Hari Kapal Tersedia (Ship Available Days): Perseroan mendefinisikan jumlah hari kapal adalah

jumlah semua hari dalam satu periode dimana Perseroan memiliki setiap kapal.

� Hari Kapal Beroperasi (Ship Tradeable Days): Perseroan mendefinisikan adalah jumlah hari kapal

adalah seluruh jumlah hari kapal berniaga dalam satu periode, dikurangi jumlah hari kapal tidak

beroperasi (off-hire days) yaitu hari-hari saat kapal masuk galangan (dry-dock) untuk pemeliharaan

atau perbaikan atau hal lain sehingga tidak dapat beroperasi.

� Biaya Berlayar (Voyage Expenses): Biaya berlayar terdiri dari biaya bahan bakar dan biaya sandar.

Tabel berikut ini menggambarkan angka rata-rata kapal dalam armada Perseroan, usia rata-rata mereka,

pendapatan TCE per hari kapal berlayar dan biaya operasi kapal per hari kapal tersedia, menurut

golongannya dan segmennya, untuk tiga tahun terakhir.

31

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

31 Desember

2004 2005 2006

Kapal Tanker Kimia:

Angka Rata-rata Kapal(1) 29,5 32,6 34,3

Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 7,7 8,3 8,4

Tingkat Utilisasi(2) 97,90% 97,90% 98,10%

TCE per hari(3)(Rp 000) 67.761,8 91.129,2 88.443,5

Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 14.038,1 15.505,4 20.426,2

Kapal Tanker Minyak:

Angka Rata-rata Kapal(1) 7,7 13,8 15,7

Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 11,8 13,3 14,1

Tingkat Utilisasi(2) 96,5% 92,1% 93,6%

TCE per hari(3)(Rp 000) 98.097,6 184.040,6 206.773,2

Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 18.381,9 29.252,9 40.810,9

Kapal tanker Gas:

Angka Rata-rata Kapal(1) 4,0 4,2 5,3

Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 13,3 13,3 11,9

Tingkat Utilisasi(2) 98,0% 94,1% 96,0%

TCE per hari(3)(Rp 000) 42.573,9 71.843,4 70.874,1

Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 14.672,2 19.630,7 23.481,6

Kapal Tanker Lainnya: (5)

Angka Rata-rata Kapal(1) 0,9 0,1 1,0

Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) - 25,0 26,0

Tingkat Utilisasi(2) 55,2% 0,0% 38,9%

TCE per hari(3)(Rp 000) 8.093,7 - -

Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 18.972,4 - -

Seluruh Armada:

Angka Rata-rata Kapal(1) 42,1 50,6 56,3

Usia Rata-rata Kapal Dalam satu Periode (Tahun) 9,1 10,2 10,6

Tingkat Utilisasi(2) 96,7% 96,1% 95,6%

TCE per hari(3)(Rp 000) 216.527,1 347.013,2 366.090,9

Biaya Operasi Kapal Ship per Hari (4) (Rp 000) 66.064,6 64.389,0 84.718,6

Catatan:

(1) Angka rata-rata kapal, baik yang dimiliki maupun disewa pada setiap akhir bulan dalam satu periode

tertentu.

(2) ”Tingkat Utilisasi” dihitung berdasarkan jumlah hari kapal berlayar dibagi dengan hari kapal tersedia

dalam satu periode tertentu.

(3) ”TCE per hari” dihitung berdasarkan (a) pendapatan ditambah pendapatan ditangguhkan dikurangi

biaya dan komisi pelayaran dan komisi serta biaya berlayar yang masih harus dibayar (accrued voyage

expenses and commissions) dibagi dengan (b) jumlah hari kapal berlayar dalam satu periode tertentu.

(4) Biaya operasi kapal per hari adalah seluruh biaya operasi Perseroan dibagi dengan jumlah hari kapal

tersedia.

(5) Satu kapal tanker aspal pada tahun 2004 dan satu kapal FPSO pada tahun 2005 dan 2006.

Pada tingkat kelompok usaha, pendapatan TCE Perseroan meningkat sebesar Rp316.424,4 juta atau

15,92% dari Rp1.986.990,3 juta pada tahun 2005 menjadi Rp2.303.414,7 juta pada tahun 2006; dan

sebesar Rp960.717,3 juta, atau 93,61%, dari Rp1.026.273,0 juta pada tahun 2004 menjadi Rp1.986.990,3

juta di tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan pendapatan operasi sejalan

dengan semakin berkembangnya armada Perseroan, dan setelah dikurangi dengan kenaikan biaya

berlayar.

Pendapatan Operasi

Perseroan dan Anak Perusahaan memperoleh pendapatan usahanya terutama dari mengelola angkutan

laut. Pendapatan usaha Perseroan terdiri dari pendapatan yang berasal dari 3 segmen bisnis yaitu:

bahan kimia, minyak dan gas. Pendapatan Perseroan didorong terutama oleh jumlah kapal dalam

armadanya, jumlah hari bagi kapal-kapal dalam armada Perseroan beroperasi, dan uang tambang yang

32

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

diperoleh kapal-kapal tersebut menurut kontrak sewanya. Sejak permulaan tahun 2004, Perseroan

memperoleh sekitar 60% sampai 80% pendapatan usaha operasinya berasal dari kapal-kapal yang

dimilikinya, dan sekitar 20% sampai 40% dari kapal-kapal yang disewanya. Perseroan juga memperoleh

sebagian kecil pendapatan usahanya dari pendapatan keagenan dan penyimpanan, yang dicatat tersendiri

di luar 3 unit kegiatan usaha utama Perseroan dan Anak Perusahaan tersebut di atas.

Tabel berikut ini menunjukkan pendapatan kegiatan usaha Perseroan selama tiga tahun terakhir, menurut

segmen usahanya.

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta % Rp juta % Rp juta %

Pendapatan Operasi

Kimia 1.004.913,7 74,4 1.479.850,3 56,5 1.594.940,7 51,9

Minyak 266.465,4 19,7 1.011.094,6 38,6 1.317.613 ,31 42,9

Gas66.872,6 4,9117.255,3 4,5148.477,5 4,8

Lainnya12 13.181,4 1,0 8.992,2 0,4 12.756,1 0,4

Total 1.351.433,1 100,0 2.617.192,4 100,0 3.073.787,6 100,0

Catatan:

(1) Termasuk pendapatan dari mengoperasikan satu kapal tanker FPSO mulai bulan Agustus 2006 sebesar

Rp70.726 juta untuk tahun 2006.

(2) Terdiri dari pendapatan dari keagenan dan penyimpanan dan pendapatan dari satu kapal tanker

aspal pada tahun 2004.

Tabel berikut ini menunjukkan pendapatan pelayaran berdasarkan kawasan geografis pelabuhan muat

untuk tiga tahun terakhir:

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta % Rp juta % Rp juta %

Pendapatan Pelayaran

Asia Tenggara 899.754,5 66,6 1.340.951,0 51,2 1.788.092,5 58,2

Asia Utara 245.712,5 18,2 506.862,0 19,4 670.183,4 21,8

Asia Selatan dan Timur Tengah 180.487,0 13,3 493.268,0 18,8 535.117,9 17,4

Europa - - 77.680,0 3,0 66.946,1 2,2

Lainnya 25.479,5 1,9 198.431,4 7,6 13.447,7 0,4

Total 1.351.433,5 100,00 2.617.192,4 100,00 3.073.787,6 100,00

Faktor utama yang mendorong pendapatan Perseroan adalah jumlah kapal dalam armadanya. Untuk

menghitung ukuran armada pada akhir atau awal tahun buku, Perseroan menghitung kapal yang kontrak

sewanya habis atau dijual pada tanggal 31 Desember dalam suatu tahun buku tertentu, dianggap mulai

berlaku pada tanggal 1 Januari tahun buku berikutnya.

Pada tanggal 1 Januari 2004, armada Perseroan mengoperasikan 40 kapal, dengan jumlah kapasitas

tonase sebesar 421.599 DWT. Pada tahun 2004, Perseroan menambah 12 kapal tanker terdiri dari 4

kapal tanker kimia melalui cara pembelian, 2 kapal tanker minyak melalui pembelian dan 6 kapal tanker

kimia melalui sewa. Perseroan juga mengurangi 8 kapal: dengan menjual 1 kapal tanker aspal yang

dimiliki namun kapal tersebut bukan merupakan bagian dari 3 bisnis utama Perseroan, menjual 2 kapal

tanker kimia dan tidak lagi memperpanjang 5 kapal tanker kimia sewaan. Jumlah rata-rata kapal Perseroan

pada tahun 2004 adalah 42,1 unit kapal. Jumlah kapasitas tonase bersih yang diperoleh Perseroan

melalui transaksi tersebut pada tahun ini adalah 305.570 DWT, sedangkan total kapasitas tonase pada

tanggal 31 Desember 2004 adalah 727.169 DWT.

Pada tahun 2005, Perseroan menambah 7 kapal tanker minyak melalui pembelian, 2 kapal tanker kimia

melalui cara pembelian, dan 1 kapal tanker gas dari pembelian dan 2 kapal tanker kimia melalui

penyewaan. Perseroan juga mengurangi 3 kapal: dengan cara menjual 1 kapal tanker minyak, dan 2

kapal tanker kimia sewaan. Jumlah rata-rata kapal Perseroan pada tahun 2005 adalah 50,6 unit kapal.

33

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Jumlah kapasitas tonase bersih yang diperoleh Perseroan melalui transaksi tersebut pada tahun ini

adalah 569.988 DWT, sedangkan total kapasitas tonase pada tanggal 31 Desember 2005 adalah 1.297.157

DWT.

Pada tahun 2006, armada Perseroan bertambah 7 kapal: yaitu menambah 2 kapal tanker minyak melalui

pembelian, 1 kapal tanker kimia melalui pembelian, 1 kapal tanker gas melalui pembelian dan 3 kapal

tanker kimia melalui penyewaan. Perseroan juga mengurangi 1 kapal tanker kimia sewaan dan

menyelesaikan perubahan/konversi satu kapal tanker minyak menjadi kapal tanker FPSO. Jumlah rata-

rata kapal Perseroan pada tahun 2006 adalah 56,3 unit kapal. Jumlah kapasitas tonase bersih yang

diperoleh Perseroan melalui transaksi tersebut pada tahun ini adalah 221.330 DWT, sedangkan total

kapasitas tonase pada tanggal 31 Desember 2006 adalah 1.518.487 DWT.

Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan

kontrak spot sebesar sekitar 75,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 24,3%. Pada tahun

2005, angka-angka tersebut masing-masing adalah sekitar 78,7% dan 21,3%; sedangkan untuk tahun

2004 masing-masing adalah sekitar 76,1% dan 23,9%.

Kapal Tanker Kimia

Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker kimia berasal dari kegiatan

pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker

kimia, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,

armada kapal tanker kimia Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 29,5 unit kapal pada tahun

2004, menjadi 32,6 unit kapal tahun 2005 dan meningkat menjadi 34,3 unit kapal tahun 2006. Dari

tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal

tanker kimia Perseroan adalah 36,7 unit kapal.

Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker kimia Perseroan terdiri dari 28 kapal dengan total

kapasitas tonase sebesar 189.469 DWT. Selama tahun 2004, Perseroan menambah 10 kapal tanker

kimia dan mengurangi 7 kapal, sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih setara dengan 72.066

DWT. Pada tanggal 31 Desember 2004, Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang

terdiri dari 31 kapal, yaitu 21 kapal milik Perseroan dan 10 kapal sewa carter, dengan total kapasitas

tonase sebesar 261.535 DWT.

Pada tahun 2005, Perseroan menambah 4 kapal tanker kimia dan mengurangi 2 kapal, sehingga

memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 47.358 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2005,

Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang terdiri dari 33 kapal, yaitu 23 kapal milik

Perseroan dan 10 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 308.893 DWT.

Pada tahun 2006, Perseroan menambah 4 kapal tanker kimia dan mengurangi 1 kapal, sehingga

memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 82,676 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2006,

Perseroan mengoperasikan armada kapal tanker kimia yang terdiri dari 36 kapal, yaitu 24 kapal milik

Perseroan dan 12 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 391.569 DWT.

Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan

kontrak spot sebesar sekitar 93,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 6,3%. Pada tahun

2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah

sekitar 97,3% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 2,7%; sedangkan untuk tahun 2004 masing-

masing adalah sekitar 97,2 % dan 2,8%.

Kapal Tanker Minyak

Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker minyak berasal dari kegiatan

pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker

minyak, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,

armada kapal tanker minyak Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 7,7 unit kapal pada tahun

2004, menjadi 13,8 unit kapal tahun 2005 dan meningkat menjadi 15,7 unit kapal tahun 2006. Dari

tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal

tanker minyak Perseroan adalah 16,0 unit kapal.

34

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker minyak Perseroan terdiri dari 7 kapal dengan total

kapasitas tonase sebesar 213.731 DWT. Selama tahun 2004, Perseroan menambah 2 kapal tanker

minyak dan tidak ada pengurangan kapal, sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih setara

dengan 237.252 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2004, Perseroan mengoperasikan armada kapal

minyak sebanyak 9 kapal, yaitu 8 kapal milik Perseroan dan 1 kapal sewa carter, dengan total kapasitas

tonase sebesar 450.983 DWT.

Pada tahun 2005, Perseroan menambah 7 kapal tanker minyak dan mengurangi 1 kapal, sehingga

memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 517.217 DWT. Pada tanggal 31 Desember 2005, armada

kapal tanker minyak Perseroan mengoperasikan 15 kapal, yaitu 14 kapal milik Perseroan dan 1 kapal

sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 968.200 DWT.

Pada tahun 2006, Perseroan menambah 2 kapal tanker minyak dan tidak ada pengurangan kapal,

sehingga memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 133.554 DWT. Pada tanggal 31 Desember

2006, armada kapal tanker minyak Perseroan mengoperasikan 16 kapal, yaitu 15 kapal milik Perseroan

dan 1 kapal sewa carter, dengan total kapasitas tonase sebesar 1.040.880 DWT. Disamping itu, pada

tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 1 kapal tanker FPSO dengan

kapasitas 60.874 DWT, dimana pencatatan pendapatan dari kapal ini dimasukan ke dalam segmen

bisnis kapal tanker minyak. Perseroan mulai melaksanakan konversi kapal tanker minyak menjadi kapal

tanker FPSO pada bulan Desember 2005 dan pekerjaan tersebut diselesaikan pada bulan Augustus

2006.

Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan

kontrak spot sebesar sekitar 58,4% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 41,6%. Pada tahun

2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah

sekitar 54,4% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 45,6%; sedangkan untuk tahun 2004

pendapatan tersebut masing-masing adalah sekitar 6,2% dan 93,8%. Perseroan memperoleh 100%

pendapatan kapal tanker FPSO berasal dari kontrak time charter.

Kapal Tanker Gas

Pendapatan kegiatan usaha Perseroan untuk segmen usaha kapal tanker gas berasal dari kegiatan

pelayaran. Perubahan dalam pendapatan usaha dipengaruhi terutama oleh jumlah armada kapal tanker

gas, dan peran yang lebih kecil, karena adanya perubahan uang tambang. Dalam tiga tahun terakhir,

armada kapal tanker gas Perseroan telah berkembang dari angka rata-rata 4,0 unit kapal pada tahun

2004, menjadi 4,2 unit kapal tahun 2005, dan meningkat menjadi 5,3 unit kapal tahun 2006. Dari tanggal

31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, angka rata-rata armada kapal tanker gas

Perseroan adalah 7,0 unit kapal.

Pada tanggal 1 Januari 2004, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 4 kapal dengan total

kapasitas tonase sebesar 14.126 CBM (14.651 DWT). Perseroan tidak menambah dan tidak juga

mengurangi jumlah kapal tanker gas selama tahun 2004.

Pada tahun 2005, Perseroan menambah satu kapal tanker gas dan tidak ada pengurangan kapal sehingga

dengan demikian memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 5.000 CBM (5.413 DWT). Pada tanggal

31 Desember 2005, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 5 kapal, semuanya milik

Perseroan dengan total kapasitas tonase sebesar 19.126 CBM (20.064 DWT).

Pada tahun 2006, Perseroan menambah satu kapal tanker gas dan tidak ada pengurangan kapal sehingga

dengan demikian memperoleh tambahan kapasitas bersih sebesar 5.000 CBM (5.100 DWT). Pada tanggal

31 Desember 2006, armada kapal tanker gas Perseroan mengoperasikan 6 kapal, semuanya milik

Perseroan dengan total kapasitas tonase sebesar 29.126 CBM (25.064 DWT).

Pada tahun 2006, Perseroan memperoleh pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan

kontrak spot sebesar sekitar 33,1% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 66,9%. Pada tahun

2005, pendapatan pelayaran yang berasal dari kontrak COA dan kontrak spot masing-masing adalah

sekitar 37,7% dan dari kontrak time charter sebesar sekitar 62,3%; sedangkan untuk tahun 2004

pendapatan tersebut masing-masing adalah sekitar 36,2% dan 63,8%.

35

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Biaya Berlayar (Voyage Expenses)

Biaya berlayar Perseroan terdiri dari biaya bahan bakar dan biaya sandar/jasa pelabuhan (port charges).

Biaya bahan bakar tergantung terutama pada ukuran besarnya armada serta harga bahan bakar di

pasar terbuka. Biaya bahan bakar termasuk biaya untuk minyak kapal (marine fuel oil) dan untuk gas

kapal (marine gas oil). Perseroan memakai marine fuel oil untuk mesin utama kapal dan marine gas oil

untuk mesin tambahan (auxiliary engines). Dari jumlah bahan bakar yang dipakai Perseroan, sekitar

dua-pertiganya dipakai untuk marine fuel oil dan sepertiganya untuk marine gas oil.

Selama tiga tahun terakhir, biaya bahan bakar telah meningkat terutama disebabkan karena bertambahnya

jumlah kapal di dalam armada Perseroan. Disamping itu, harga bahan bakar telah meningkat dari

USD186,8 per ton pada tahun 2004 menjadi USD275,0 per ton pada tahun 2005, kemudian meningkat

lagi menjadi USD321,5 per ton pada tahun 2006, berdasarkan harga rata-rata pasar Singapura. Untuk

marine gas oil, harganya telah meningkat dari USD342,1 per ton pada tahun 2004 menjadi USD488,2

per ton pada tahun 2005 dan menjadi USD573,6 per ton pada tahun 2006.

Biaya sandar sudah termasuk biaya jasa pelabuhan yang ditagih oleh pihak pelabuhan dimana kapal

singgah termasuk biaya pasasi (passing charges) untuk melewati terusan (canal). Biaya sandar Perseroan

ditentukan terutama oleh jumlah kapal dalam armada Perseroan dan jumlah pelabuhan yang

disinggahinya. Dalam perhitungan yang lebih detil, biaya sandar juga dipengaruhi oleh biaya rata-rata

jasa pelabuhan untuk setiap kali kapal singgah. Pada tahun 2004, armada Perseroan berlabuh di

pelabuhan sebanyak 3.960 kali, pada tahun 2005 sebanyak 3.336 kali dan pada tahun 2006 sebanyak

3.972 kali. Pada tahun 2006, rata-rata biaya sandar untuk satu kali per pelabuhan (port charges per port

call) meningkat karena armada Perseroan lebih sering memasuki pelabuhan-pelabuhan di Eropa dan

Timur Tengah, yang umunya tarip biaya sandarnya lebih mahal dibandingkan dengan tarip di Asia, selain

itu mereka harus lebih sering melewati Terusan Suez dimana biaya pasasinya tinggi. Perseroan

mengeluarkan biaya berlayar hanya apabila Perseroan menyewakan kapal-kapalnya berdasarkan kontrak

spot dan COA, tetapi hal ini tidak terjadi untuk kontrak time charter. Sehingga dengan demikian, biaya

berlayar akan berfluktuasi tergantung dari prosentase kapal yang beroperasi berdasarkan tipe kontrak

yang berbeda tersebut. Contohnya, dalam segmen kapal tanker minyak, pada tahun 2004 Perseroan

mengoperasikan sebagian besar kapal-kapalnya berdasarkan time charter, akan tetapi pada tahun 2005

dan 2006, sebagian besar kapal-kapal Perseroan dioperasikan berdasarkan kontrak spot dan COA.

Dengan demikian, biaya berlayar untuk segmen usaha ini meningkat.

Harap lihat ”Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dibandingkan dengan tahun

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 – Biaya Berlayar” dalam Prospektus ini.

Biaya Sewa (Charter Expenses)

Biaya sewa adalah biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan sehubungan dengan sewa kapal dari pihak

ketiga. Selama tiga tahun terakhir, hampir semua kapal yang disewa Perseroan, kecuali satu, adalah

kapal tanker kimia. Angka rata-rata kapal tanker kimia yang disewa Perseroan adalah 9,6 unit kapal

pada tahun 2004, 10,3 unit kapal pada tahun 2005 dan 10,8 unit kapal pada tahun 2006. Perseroan

menyewa satu kapal tanker minyak selama tiga tahun terakhir ini.

Biaya Operasi Kapal

Biaya operasi kapal Perseroan adalah biaya yang dikeluarkan Perseroan untuk menjalankan kapalnya.

Biaya ini termasuk pengeluaran untuk hal berikut ini: gaji awak kapal, biaya untuk perbaikan dan

pemeliharaan kapal, baik yang bersifat rutin maupun diluar kebiasaan, termasuk untuk membeli suku

cadang, biaya asuransi, biaya perlengkapan berlayar dan biaya transportasi untuk mengangkut suku

cadang pada saat kapal sedang transit, uang makan untuk para awak kapal, pengurusan dokumen, dan

biaya pelumas untuk mesin-mesin kapal.

Kontribusi dari tiap-tiap segmen bisnis Perseroan terhadap biaya operasi kapal ini ditentukan terutama

oleh ukuran dan usia yang berbeda-beda dari kapal tanker kimia, kapal tanker minyak dan kapal tanker

gas dalam armada Perseroan, serta basis biaya yang berbeda untuk kapal-kapal tanker kimia, minyak

dan gas tersebut.

36

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada tahun 2006, 2005 dan 2004, biaya operasi kapal untuk segmen kapal tanker kimia masing masing

adalah sekitar 15,9%, 12,3% dan 14,8%; sedangkan untuk segmen kapal tanker minyak masing-masing

adalah sekitar 17,6%, 14,2% dan 19,1%; sedangkan untuk kapal tanker gas masing-masing adalah

sekitar 29,9%, 25,1% dan 32,1%.

Penyusutan

Perseroan mencatat beban penyusutan atas kapal yang dimiliki dalam akun tersendiri. Beban penyusutan

merupakan komponen biaya yang paling besar untuk mengoperasikan kapal-kapal yang dimiliki. Perseroan

menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis setiap

kapal, dengan jangka waktu antara 5 tahun sampai 25 tahun. Penyusutan didasarkan pada biaya perolehan

dikurangi taksiran nilai akhir/residunya. Beban ini bervariasi untuk setiap tahunnya karena perhitungannya

sebagian didasarkan atas penilaian yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pada tahun 2006, 2005 dan 2004,

Perseroan menanggung beban penyusutan masing-masing sebesar Rp392.828,9 juta, Rp311.233,4 juta

dan Rp167.358,7 juta

Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi Perseroan terutama adalah gaji untuk para karyawan/awak darat, beban

kantor untuk kantor-kantor Perseroan yang berlokasi di 12 kota yang tersebar di kawasan Asia, Eropa

dan Timur Tengah per tanggal 31 Desember 2006 (termasuk biaya tertentu yang berkaitan dengan

pembukaan beberapa kantor pemasaran diantaranya yang dibuka akhir-akhir ini di kota Glasgow, Dubai,

Mumbai, Beijing dan Shanghai), biaya tenaga ahli penasihat keuangan, konsultan hukum dan konsultan,

biaya pemasaran, telekomunikasi, beban bank, transportasi, penyusutan peralatan kantor, imbalan paska

kerja/pensiun, representasi, pendidikan dan pelatihan.

Dari seluruh beban umum dan administrasi, gaji merupakan komponen biaya yang paling tinggi. Dalam

akun ini termasuk upah, pembayaran jaminan sosial, pensiun untuk para karyawan (terutama staff

administrasi dan manajemen), serta termasuk awak darat yang digaji sebagai staff darat. Sebagian

besar beban gaji karyawan dibayarkan dalam Rupiah, sehingga dengan demikian tidak mengandung

risiko terhadap gejolak perubahan nilai tukar mata uang asing dan inflasi. Selama tiga tahun terakhir,

porsi gaji karyawan darat ini kurang dari sepertiga dari beban umum dan administrasi

Beban Keuangan Bersih dan Beban Lainnya.

Beban keuangan dan beban lainnya bersih Perseroan termasuk keuntungan dan kerugian dari perubahan

nilai tukar mata uang asing, transaksi swap, keuntungan dari kepemilikan saham pada anak perusahaan

asosiasi, pendapatan investasi, bermacam-macam beban keuangan dan keuntungan dan kerugian

lainnya.

Komponen biaya paling besar dari beban keuangan dan beban lainnya bersih ini adalah beban keuangan

dalam rangka pembelian kapal untuk memperkuat armada Perseroan. Beban keuangan ini terutama

adalah pembayaran bunga bank dan sebagian kecil lainnya merupakan pembayaran kupon obligasi.

Selama tiga tahun ini, beban keuangan meningkat secara signifikan sejalan dengan meningkatnya

pembelian kapal untuk mengembangkan armada Perseroan.

Beban Pajak

Pada umumnya, operasi anak perusahaan Perseroan memperoleh manfaat pajak dan pembebasan

pajak tertentu. Harap lihat bagian Perpajakan tersebut di atas. Selama tiga tahun terakhir, beban pajak

Perseroan tidak terlalu signifikan dan untuk tahun 2006 ini beban pajak adalah sekitar Rp8.755,6 juta.

Komponen terbesar hutang pajak adalah pajak pertambahan nilai yang dapat diteruskan pembebanannya

kepada para pelanggan dan tidak akan mengurangi pendapatan dalam laporan rugi laba Perseroan.

4. HASIL OPERASI

Tabel berikut menggambarkan pendapatan usaha, beban operasi dan akun lainnya yang angka-angkanya

dikutip dari laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor

Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31

Desember 2006, 2005 dan 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Tabel ini menyajikan angka

dari laporan keuangan auditan tersebut dan untuk keperluan analisa disajikan dalam bentuk prosentasenya

terhadap pendapatan usaha.

37

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta % Rp juta % Rp juta %

Pendapatan Usaha

Kimia 1.004.913,7 74,4 1.479.850,3 56,5 1.594.940,7 51,9

Minyak 266.465,4 19,7 1.011.094,5 38,6 1.317.613,3 (1) 42,9

Gas 66.872,6 4,9 117.255,4 4,5 148.477,5 4,8

Lainnya ( 2) 13.181,3 1,0 8.992,2 0,3 12.756,1 0,4

Total 1.351.433,1 100,0 2.617.192,4 100,0 3.073.787,6 100,0

Biaya Berlayar (315.749,7) (23,4) (637.385,2) (24,4) (757.645,7) (24,6)

Pendapatan Usaha setelah

Biaya Berlayar 1.035.683,4 76,6 1.979.807,2 75,6 2.316.141,9 75,4

Biaya Sewa (255.071,6) (18,9) (248.143,0) (9,5) (269.152,7) (8,8)

Biaya Operasi Perkapalan

Kimia (148.604,4) (11,0) (182.746,6) (7,0) (252.994,6) (8,2)

Minyak (50.807,7) (3,8) (143.690,2) (5,5) (232.050,6)(3) (7,6)

Gas (21.480,1) (1,6) (29.465,7) (1,1) (44.403,7) (1,4)

Lainnya (4) (6.147,0) (0,4) (15.953,9) (0,6) (2.148,2) (0,1)

Total (227.039,2) (16,8) (371.856,4) (14,2) (531.867,1) (17,3)

Penyusutan Kapal (167.358,7) (12,4) (311.233,3) (11,9) (392.828,9) (12,8)

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta % Rp juta % Rp juta %

Laba Kotor 386.213,9 28,6 1.048.574,5 40,0 1.122.293,2 36,5

Biaya Umum dan Administrasi (80.781,6) (6,0) (102.752,9) (3,9) (175.901,5) (5,7)

Pendapatan sebelum Beban

Keuangan dan Lainnya 305.432,3 22,6 945.821,6 36,1 946.391,7 30,8

Beban Keuangan dan Lainnya Bersih (57.583,9) (4,3) (292.835,5) (11,2) 267.643,7 8,7

Pendapatan sebelum Pajak 247.848,4 18,3 652.986,1 24,9 1.214.035,4 39,5

Pajak (4.644,2) (0,3) (7.800,5) (0,3) (8.755,6) (0,3)

Laba Tahun Berjalan 243.204,2 18,0 645.185,6 24,6 1.205.279,8 39,2

Catatan:

(1) Termasuk pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO sejak bulan Agustus 2006, dengan jumlah

sekitar Rp70.726,1 juta pada tahun 2006.

(2) Termasuk pendapatan dari keagenan dan penyimpanan, dan pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker

aspal pada tahun 2004.

(3) Termasuk beban dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO sejak bulan Agustus 2006, dengan jumlah sekitar

Rp10.063,2 juta pada tahun 2006.

(4) Termasuk pendapatan dari keagenan dan penyimpanan, dan pendapatan dari pengoperasian satu kapal tanker

aspal pada tahun 2004.

Tahun yang Berakhir Pada tanggal 31 Desember 2006 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2005.

Pendapatan Operasi

Pendapatan Usaha. Pendapatan usaha konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar

Rp452.831,3 juta atau sekitar 17,4% dari Rp2.608.200,2 juta pada tahun 2005 menjadi Rp3.061.031,5

juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan atas uang tambang, khususnya

untuk bahan kimia. Jumlah rata-rata armada Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat dari 50,6 unit

kapal pada tahun 2005 menjadi 56,3 kapal pada tahun 2006, sehingga dengan demikian jumlah kapasitas

tonase juga meningkat sebesar 221.330 DWT dari 1.297.157 DWT pada tanggal 31 Desember 2005

menjadi 1.518.487 DWT pada tanggal 31 Desember 2006.

38

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker Kimia. Pendapatan usaha Perseroan yang berasal dari segmen usaha kapal tanker kimia

meningkat Rp115.090,4 juta atau sekitar 7, 8% dari Rp1.479.850,3 juta pada tahun 2005 menjadi

Rp1.594.940,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh baik karena adanya kenaikan

atas uang tambang untuk bahan kimia, mengingat sebagian besar kontrak berupa spot kontrak di tahun

2006, dan karena semakin berkembangnya jumlah kapal tanker kimia dalam armada Perseroan dari

angka rata-rata kapal sebesar 32,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 unit kapal pada tahun

2006.

Kapal Tanker Minyak. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker minyak meningkat

sebesar Rp306.518,8 juta atau 30,3%, dari sekitar Rp1.011.094,5 juta pada tahun 2005 menjadi

Rp1.317.613,3 juta pada tahun 2006. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka

rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari angka rata-rata sebesar 13,4 unit kapal

pada tahun 2005 menjadi 15,7 unit kapal pada tahun 2006. Uang tambang untuk angkutan kapal tanker

minyak meningkat walaupun secara moderat pada tahun 2006 namun hal tersebut ikut meningkatkan

pendapatan usaha Perseroan. Selain itu, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp.70.726,1

juta yang berasal dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO di dalam pendapatan usaha segmen

kapal tanker minyak ini pada tahun 2006, sedangkan untuk tahun 2005 belum ada pendapatan dari

kapal tersebut. Jumlah rata-rata kapal untuk kapal tanker FPSO adalah sebesar 1,0 unit kapal pada

tahun 2006.

Kapal Tanker Gas. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker gas meningkat sebesar

Rp31.222,1 juta atau 26,6%, dari sekitar Rp117.255,3 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp148.477,5

juta pada tahun 2006. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka rata-rata kapal

tanker gas dalam armada Perseroan dari angka rata-rata sebesar 4,2 unit kapal pada tahun 2005 menjadi

5,3 unit kapal pada tahun 2006. Disamping perihal tersebut di atas, peningkatan pendapatan dari segmen

kapal tanker gas ini disebabkan karena adanya kenaikan uang tambang dari 2 kapal tanker gas Perseroan

yang dioperasikan berdasarkan kontrak spot.

Biaya Berlayar

Jumlah biaya berlayar Perseroan meningkat sekitar RP120.260,5 juta atau sebesar 18,8% dari sekitar

Rp637.385,2 juta pada tahun 2005 menjadi Rp757.645,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan biaya ini

terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar sekitar 16,9%. Dengan berkembangnya jumlah

kapal dalam armada Perseroan menyebabkan baik pengeluaran biaya bahan bakar maupun biaya sandar

lebih tinggi, sehingga biaya berlayar meningkat cukup signifikan. Biaya berlayar untuk segmen kapal

tanker kimia meningkat dari sekitar Rp427.097,8 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp520.519,7 juta

pada tahun 2006. Sedangkan untuk segmen kapal tanker minyak, semua kapal baru Perseroan beroperasi

berdasarkan kontrak spot, sehingga dengan demikian pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun

2005, porsi jumlah kontrak spot dalam armada kapal tanker minyak meningkat dibandingkan dengan

kontrak jangka panjang. Akibatnya, apabila pada tahun 2005 jumlah biaya berlayar yang dibayar adalah

sekitar Rp178.292,4 juta, maka pada tahun 2006 telah meningkat menjadi Rp217.249,1 juta. Biaya

sandar meningkat disebabkan karena jumlah pelabuhan yang disinggahi armada Perseroan lebih banyak.

Biaya Sewa

Biaya sewa carter dan biaya sewa rental Perseroan meningkat sebesar Rp21.009,7 juta atau 8,5% dari

sekitar Rp248.143,0 juta pada tahun 2005 menjadi Rp269.152,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan

disebabkan karena biaya sewa carter atas adanya tambahan 3 kapal tanker kimia pada tahun 2006.

Biaya Operasi Perkapalan

Biaya operasi perkapalan Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp160.010,7 juta atau

43,0% dari sekitar Rp371.856,4 juta untuk tahun 2005 menjadi sekitar Rp531.867,1 juta pada tahun

2006. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan untuk biaya gaji sejalan dengan pertumbuhan

jumlah kapal dan adanya tambahan rute niaga dalam armada Perseroan sehingga jumlah remunerasi

awak kapal meningkat, kenaikan biaya suku cadang sehubungan dengan jadwal masuk dock (docking

schedule) beberapa kapal besar milik Perseroan pada tahun 2006. Rata-rata jumlah seluruh kapal dalam

armada Perseroan meningkat dari 50,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 56,3 unit kapal pada tahun

2006 sehingga faktor ini juga menyebabkan meningkatnya biaya operasi perkapalan Perseroan. Disamping

itu, Perseroan menambah armadanya dengan kapal-kapal tanker yang berukuran besar dimana biaya

operasinya relatip lebih tinggi dibandingkan dengan biaya operasi untuk kapal-kapal berukuran kecil.

Selain itu, biaya minyak pelumas juga meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak.

39

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker Kimia. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar

Rp70.248,0 juta atau sekitar 38,4% dari Rp182.746,6 juta pada tahun 2005 menjadi Rp252.994,6 juta

pada tahun 2006. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi secara keseluruhan seiring

dengan kenaikan rata-rata jumlah kapal dalam armada segmen kapal tanker kimia Perseroan dari 32,6

unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 unit kapal pada tahun 2006. Biaya suku cadang meningkat

sebesar Rp22.126,7 juta, sedangkan biaya-biaya lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji

Rp16.664,7 juta, biaya minyak pelumas Rp11.334,2 juta, biaya perbaikan dan pemeliharaan Rp13.888,8

juta, biaya transportasi, biaya asuransi dan uang makan karyawan naik masing masing sebesar Rp3.714,6

juta, Rp2.585,3 juta, Rp1.564,3 juta; dan biaya pengurusan dokumen naik sebesar Rp1.204,8 juta.

Sebagian dari kenaikan ini bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya untuk biaya perlengkapan dan

lain-lain, masing-masing sebesar Rp856,9 juta dan Rp1.978,6 juta.

Kapal Tanker Minyak. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker minyak Perseroan, termasuk satu

kapal tanker FPSO, meningkat sebesar Rp88.360,4 juta atau sebesar 61,5%, dari sekitar Rp143.690,2

juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp232.050,6 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama

disebabkan oleh lebih besarnya angka rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari 13,8

unit kapal pada tahun 2005 menjadi 15,7 unit kapal pada tahun 2006, disini termasuk biaya operasi

perkapalan untuk kapal tanker FPSO yang meningkat sebesar Rp10.063,2 juta. Sedangkan biaya-biaya

lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji sekitar Rp23.231,2 juta, biaya suku cadang sekitar

Rp13.365,2 juta, biaya asuransi sekitar Rp9.173,6 juta; biaya minyak pelumas dan pengurusan dokumen,

masing-masing sekitar Rp5.903,0 juta dan Rp6.082,9 juta, biaya transportasi sekitar Rp4.060,4 juta,

biaya perbaikan dan pemeliharaan sekitar Rp32.532,9 juta, dan biaya uang makan karyawan sekitar

Rp348,3 juta.Sebagian dari kenaikan biaya tersebut bisa ditutup dengan adanya penghematan dari

biaya lain-lain, seperti biaya perlengkapan keselamatan dan lain-lain sebesar Rp188,0 juta dan Rp6.149,0

juta.

Kapal Tanker Gas. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker gas Perseroan meningkat sebesar

Rp14.937,9 juta atau sebesar 50,7%, dari sekitar Rp29.465,7 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi

Rp44.403,7 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena Perseroan menambah

satu kapal tanker gas untuk memperkuat armadanya pada tahun 2006 serta adanya kenaikan biaya

operasi perkapalan secara umum untuk segmen ini khususnya untuk biaya gaji yang meningkat sekitar

Rp4.610,7 juta biaya suku cadang meningkat sekitar Rp2.874,2 juta, biaya transportasi dan biaya minyak

pelumas masing-masing meningkat sekitar Rp1.863,9 juta dan Rp2.276,5 juta; sedangkan untuk biaya

pengurusan dokumen, biaya uang makan karyawan, biaya asuransi,biaya lain-lain dan perlengkapan

masing meningkat sekitar Rp881,4 juta, Rp231,4 juta, Rp960,6 juta, Rp585,6 juta dan Rp757,7 juta.

Selain itu, kenaikan tersebut di atas bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya perbaikan dan

pemeliharaan sekitar Rp104,0 juta.

Penyusutan Kapal

Beban penyusutan Perseroan meningkat sebesar Rp81.595,5 juta atau 26,2% dari sekitar Rp311.233,3

juta pada tahun 2005 menjadi Rp392.828,9 juta pada tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan

oleh lebih besarnya angka rata-rata kapal tanker dalam armada Perseroan dari 50,6 unit kapal pada

tahun 2005 menjadi 56,3 unit kapal pada tahun 2006, selain itu karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan

secara umum juga meningkat. Beban penyusutan untuk segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat

sebesar Rp8.864,4 juta yang disebabkan bertambahnya jumlah kapal dalam segmen tersebut sehingga

angka rata-rata kapal meningkat dari 32,6 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 34,3 pada tahun 2006

serta adanya nilai pasar yang wajar dari kapal-kapal dalam armada ini. Beban penyusutan untuk segmen

kapal tanker minyak Perseroan meningkat sebesar Rp70.550,5 juta yang disebabkan bertambahnya

jumlah kapal dalam segmen tersebut sehingga angka rata-rata kapal meningkat dari 13,8 unit kapal

pada tahun 2005 menjadi 15,7 pada tahun 2006 serta adanya tambahan satu kapal tanker FPSO dalam

segmen ini sehingga menyebab beban penyusutan bertambah sekitar Rp19.714,3 juta. Sebagian dari

kenaikan biaya tersebut dapat dikurangi dengan adanya penurunan nilai pasar wajar dari armada kapal

tanker minyak. Beban penyusutan segmen kapal tanker gas meningkat sebesar Rp8.305,6 juta sejalan

dengan bertumbuhnya armada kapal tanker gas yang memiliki angka rata-rata kapal meningkat dari

sebesar 4,2 unit kapal pada tahun 2005 menjadi sebesar 5,3 unit kapal pada tahun 2006 dan adanya

peningkatan harga pasar wajar untuk kapal-kapal tanker gas dalam armada tersebut.

40

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Laba Kotor

Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp50.294,2 juta atau sekitar 4,7%, dari

sekitar Rp1.062.824,4 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp1.113.118,6 juta pada tahun 2006

yang disebabkan terutama bertambahnya jumlah kapal dalam armada Perseroan seperti telah diuraikan

di atas. Selain itu, uang tambang untuk kapal-kapal yang disewakan kepada pihak ketiga umumnya juga

meningkat, khususnya untuk segmen kapal tanker minyak, walaupun kenaikan tersebut juga diiringi

dengan kenaikan sebagian ongkos khususnya biaya operasi perkapalan serta biaya berlayar, sesuai

dengan perkembangan armada Perseroan.

Kapal Tanker Kimia. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam

pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal

seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker kimia

menurun sebesar Rp72.167,4 juta atau sekitar 13,9% dari sekitar Rp518.247,5 juta pada tahun 2005

menjadi sekitar Rp446.080,1 juta pada tahun 2006.

Kapal Tanker Minyak. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam

pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal

seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker minyak,

termasuk hasil dari pengoperasian satu kapal tanker FPSO, meningkat sebesar Rp118.511,4 juta atau

sekitar 24,5% dari sekitar Rp484.513,2 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp603.024,6 juta pada

tahun 2006.

Kapal Tanker Gas. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam pendapatan

usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal seperti yang

telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker gas meningkat sebesar

Rp3.950,2 juta atau sekitar 6,6% dari sekitar Rp60.063,7 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp64.013,9

juta pada tahun 2006.

Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp73.148,6 juta

atau 71,2% dari sekitar Rp102.752,8 juta pada tahun 2005 meningkat menjadi Rp175.901,5 juta pada

tahun 2006. Kenaikan ini terutama disebabkan karena kenaikan untuk biaya profesional/tenaga ahli

sebesar Rp40.580,6 juta sehubungan dengan biaya pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Singapura

(SGX-ST), sementara itu biaya gaji naik sekitar Rp17.050,5 juta yang disebabkan karena kenaikan secara

umum untuk gaji karyawan serta bertambahnya jumlah karyawan terutama di kantor Perseroan di

Singapura. Disamping itu, sebagai dampak wajar dari semakin berkembangnya operasi Perseroan, maka

biaya transportasi meningkat sekitar Rp4.683,7 juta biaya kantor dan pemasaran meningkat masing-

masing sekitar Rp2.378,6 juta dan Rp2.983,0 juta,biaya telekomunikasi dan biaya pensiun masing-masing

naik sekitar Rp1.841,2 juta dan Rp2.129,8 juta; sedangkan untuk biaya pendidikan dan pelatihan naik

sekitar Rp822,0 juta.

Pendapatan sebelum Beban Keuangan dan Lain-lain.

Sebagai akibat dari dampak kumulatip dan alasan-alasan seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,

maka pendapatan sebelum beban keuangan dan beban lain-lain Perseroan meningkat sebesar Rp570,2

juta atau sekitar 0,1% dari sekitar Rp945.821,6 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp946.391,8 juta

pada tahun 2006.

Pendapatan setelah Beban Keuangan dan Lain-lain.

Jumlah pendapatan setelah beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar Rp561.049,5 juta dari

jumlah laba sebesar Rp652.986,1 juta pada tahun 2005 menjadi jumlah laba sebesar Rp1.214.035,5

juta pada tahun 2006. Kenaikan ini disebabkan terutama beberapa faktor sebagai berikut: adanya

keuntungan dari penjualan aktiva tetap Perseroan berupa beberapa kapal dan peralatannya sehingga

menghasilkan keuntungan sekitar Rp482.910,7 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan keuntungan

sebesar Rp470,3 juta pada tahun 2005; keuntungan dari transaksi swap sekitar Rp103.189,0 juta pada

tahun 2006 dibandingkan dengan kerugian yang diderita sebesar Rp45.741,3 juta pada tahun 2005;

penurunan beban bunga obligasi sekitar Rp73.367,2 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan beban

bunga obligasi sebesar Rp55.263,0 juta pada tahun 2006; kenaikan pendapatan bunga dari sekitar

41

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Rp27.965,4 juta pada tahun 2005 menjadi pendapatan bunga sebesar Rp35.976,2 juta pada tahun

2006; dan kenaikan keuntungan dari realisasi penjualan efek dari sekitar Rp7.003,2 juta pada tahun

2005 menjadi sekitar Rp19.672,5 juta pada tahun 2006. Faktor-faktor tersebut di atas sebagian digunakan

untuk menutupi biaya yang timbul akibat meningkatnya beban bunga atas pinjaman bank dari sekitar

Rp180.504,4 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp272.880,2 juta pada tahun 2006, yang disebabkan

oleh meningkatnya jumlah dan suku bunga pinjaman bank, serta adanya peningkatan jumlah kerugian

yang diderita atas transaksi nilai tukar mata uang asing sekitar Rp21.980,8 juta pada tahun 2006

dibandingkan dengan kerugian sekitar Rp20.755,5 juta yang dicatat Perseroan pada tahun 2005.

Pendapatan sebelum Pajak

Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan

sebelum pajak Perseroan meningkat sebesar Rp561.049,5 juta atau sekitar 85,9% dari sekitar

Rp652.986,1 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp1.214.035,5 juta pada tahun 2006.

Beban Pajak

Beban pajak Perseroan meningkat sebesar Rp955,2 juta dari sekitar Rp7.800,5 juta pada tahun 2005

menjadi Rp8.755,6 juta pada tahun 2006 disebabkan karena meningkatnya pendapatan Perseroan yang

berasal dari kegiatan usahanya di Indonesia.

Laba Bersih Tahun Berjalan

Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan

bersih tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar Rp560.094,3 juta atau sekitar 86.8% dari sekitar Rp

645.185,6 juta pada tahun 2005 menjadi sekitar Rp1.205.279,9 juta pada tahun 2006.

Tahun yang Berakhir Pada tanggal 31 Desember 2005 Dibandingkan dengan Tahun yang Berakhir

Pada Tanggal 31 Desember 2004.

Pendapatan Operasi

Pendapatan Usaha. Pendapatan usaha konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar

Rp1.266.177,6 juta atau sekitar 94,3% dari Rp1.342.022,6 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.608.200,2

juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan atas rata-rata jumlah kapal

dalam armada Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat dari 42,1 unit kapal pada tahun 2004 menjadi

50,6 kapal pada tahun 2005, sehingga dengan demikian jumlah kapasitas tonase juga meningkat sebesar

569,988 DWT dari 727,169 DWT pada tanggal 31 Desember 2004 menjadi 1.297.157 DWT pada tanggal

31 Desember 2005. Selain itu, kenaikan uang tambang secara umum juga ikut mempengaruhi kenaikan

pendapatan usaha Perseroan.

Kapal Tanker Kimia. Pendapatan usaha Perseroan yang berasal dari segmen usaha kapal tanker kimia

meningkat sebesar Rp474.936,6 juta atau sekitar 47,3% dari sekitar Rp1.004.913,7 juta pada tahun

2004 menjadi Rp1.479.850,3 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh semakin

berkembangnya jumlah kapal tanker kimia dalam armada Perseroan dari angka rata-rata kapal sebesar

29,5 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 32,6 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli dua

kapal tanker kimia bekas (second hand) selain menyewa dua kapal tanker lagi, sehingga dari 4 kapal

tanker ini kapasitas tonase meningkat sebesar 68.032 DWT dan memberitakan tambahan pendapatan

usaha sebesar Rp220.283,3 juta. Selain itu, kenaikan atas uang tambang secara umum ikut meningkatkan

pendapatan bagi segmen kapal tanker kimia Perseroan. Kenaikan tersebut dapat menutup sebagian

pendapatan yang hilang karena telah berakhirnya kontrak sewa atas 2 kapal tanker kimia Perseroan,

dengan jumlah kapasitas tonase sebesar 20.674 DWT

Kapal Tanker Minyak. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker minyak meningkat

sebesar Rp744.629,1 juta atau 279,4%, dari sekitar Rp266.465,4 juta pada tahun 2004 menjadi

Rp1.011.094,5 juta pada tahun 2005. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan angka rata-

rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari jumlah rata-rata sebesar 7,7 unit kapal pada

tahun 2004 menjadi 13,8 unit kapal pada tahun 2005. Uang tambang untuk angkutan kapal tanker minyak

meningkat walaupun secara moderat pada tahun 2006 namun hal tersebut ikut meningkatkan pendapatan

usaha Perseroan. Pada tahun 2005, Perseroan membeli 1 kapal tanker minyak bekas dari Suezmax oil

tanker, 3 kapal tanker minyak bekas Aframax oil tankers, 1 kapal tanker minyak bekas Panamax oil

42

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

tanker dan 2 kapal tanker minyak bekas. Kapasitas tonase dari 7 kapal tanker minyak ini adalah sebesar

605.681 DWT dan memberikan tambahan pendapatan usaha kepada Perseroan sebesar Rp558.318,4

juta. Patut dicatat bahwa dua kapal tanker minyak yang dibeli Perseroan pada bulan Juli dan Nopember

2004 baru dapat memberikan kontribusi secara setahun penuh pada tahun 2005. Selain itu, jika pada

tahun 2004 sebagian besar kapal tanker minyak Perseroan beroperasi berdasarkan kontrak jangka

panjang, maka menurut ukuran kapasitas tonase kapal Perseroan mengoperasikan sebagian besar

kapalnya berdasarkan kontrak spot dan COA, mengingat uang tambang untuk pasar spot masih relatip

lebih tinggi dibandingkan dengan tarif untuk time charter. Sebagain dari kenaikan ini dipakai untuk menutup

penurunan karena dijualnya satu kapal tanker minyak Aframax, dengan total kapasitas tonase sebesar

88.464 DWT.

Kapal Tanker Gas. Pendapatan usaha Perseroan dari segmen usaha kapal tanker gas meningkat sebesar

Rp50.382,7 juta atau 75,3%, dari sekitar Rp66.872,6 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp117.255,3

juta pada tahun 2005. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan uang tambang unutuk

kontrak time charter yang cukup signifikan dan adanya perpanjangan kontrak time charter untuk 3 kapal

tanker gas Perseroan. Selain itu, Perseroan juga membeli 1 kapal tanker gas bekas yang berkapasitas

5.000 CBM (5.100 DWT), merupakan kapal tanker gas yang terbesar milik Perseroan, dan memberikan

tambahan pendapatan usaha Perseroan sebesar Rp3.097,3 juta.

Biaya Berlayar

Jumlah biaya berlayar Perseroan meningkat sekitar Rp321.635,6 juta atau sebesar 101,9% dari sekitar

Rp315.749,6 juta pada tahun 2004 menjadi Rp637.385,2 juta pada tahun 2005. Kenaikan biaya ini

terutama disebabkan oleh berkembangnya jumlah kapal dalam armada Perseroan sehingga pengeluaran

untuk biaya bahan bakar maupun biaya sandar lebih tinggi untuk ketiga segmen usaha Perseroan.

Tercatat kenaikan harga bahan bakar lebih dari 47,0% menyebabkan kenaikan secara signifikan biaya

berlayar. Selain itu, dalam segmen kapal tanker minyak, menurut kapasitas tonasenya, pada tahun 2005

sebagian besar kapal tanker tersebut beroperasi berdasarkan kontrak spot dan COA, sedangkan untuk

tahun 2004 sebagian besar kapal tanker tersebut beroperasi berdasarkan kontrak jangka panjang. Sebagai

dampaknya, dalam segmen kapal tanker minyak, biaya berlayar yang sebagian besar dibayar langsung

sebesar Rp4.819,4 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp178.292,4 juta pada tahun 2005. Biaya

sandar juga meningkat yang disebabkan oleh kenaikan rata-rata biaya sandar untuk satu kali singgah

(port charges per port call), karena armada Perseroan semakin sering memasuki pelabuhan di Eropa

dan Timur Tengah dan melewati Terusan Suez.

Biaya Sewa

Biaya sewa Perseroan menurun sebesar Rp6.928,6 juta atau 2,7% dari sekitar Rp255.071,6 juta pada

tahun 2004 menjadi Rp248.143,0 juta pada tahun 2005. Penurunan tersebut disebabkan karena

menurunnya angka rata-rata biaya sewa carter atas kapal tanker kimia pada tahun 2005 dibandingkan

dengan tahun 2004.

Biaya Operasi Perkapalan

Biaya operasi perkapalan Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp144.817,2 juta (atau

63,8% dari sekitar Rp227.039,2 juta untuk tahun 2004 menjadi sekitar Rp.371.856,8 juta pada tahun

2005. Kenaikan ini sejalan dengan pertumbuhan armada kapal Perseroan dari angka rata-rata jumlah

kapal 42,1 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 50,6 unit kapal pada tahun 2005, karena Perseroan

membeli 10 kapal tanker dan menyewa 1 kapal tanker berdasarkan kontrak bareboat. Selain itu terdapat

pengurangan karena Perseroan menjual 1 kapal tankernya.

Kapal Tanker Kimia. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar

Rp34.142,2 juta atau sekitar 23,0% dari Rp148.604,4 juta pada tahun 2004 menjadi Rp182.746,6 juta

pada tahun 2005. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan biaya operasi secara keseluruhan seiring

dengan kenaikan angka rata-rata jumlah kapal dalam armada segmen kapal tanker kimia Perseroan dari

29,5 unit kapal pada tahun 2004 menjadi 32,6 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli 2 kapal

tanker kimia bekas dan menyewa satu kapal tanker berdasarkan kontrak bareboat pada tahun 2005.

Secara keseluruhan, kapal-kapal tanker tersebut memberikan kontribusi tambahan beban sebesar

Rp33.606,5 juta. Biaya suku cadang meningkat sebesar Rp9.460,1 juta, biaya minyak pelumas Rp3.141,8

juta; biaya perbaikan dan pemeliharaan Rp14.948,0 juta dan biaya lain-lain sebesar Rp5.674,5 juta.

43

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Sebagian dari kenaikan ini bisa ditutupi dengan adanya penurunan biaya gaji untuk awak kapal tanker

kimia sebesar Rp4.538,0 juta karena adanya penggantian beberapa awak kapal warga negara asing

dengan awak kapal warga negara Indonesia.

Kapal Tanker Minyak. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker minyak Perseroan meningkat

sebesar Rp92.882,5 juta atau sebesar 182,8%, dari sekitar Rp50.807,7 juta pada tahun 2004 meningkat

menjadi Rp143.690,2 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh lebih besarnya

angka rata-rata kapal tanker minyak dalam armada Perseroan dari 7,7 unit kapal pada tahun 2004

menjadi 13,8 unit kapal pada tahun 2005. Perseroan membeli 1 kapal tanker minyak bekas Suezmax, 1

kapal tanker minyak bekas Panamax dan 2 kapal tanker bekas untuk turunan produk minyak. Secara

keseluruhan, 7 kapal tanker ini memberikan kontribusi tambahan terhadap beban Perseroan sebesar

Rp65.516,6 juta. Sedangkan biaya-biaya lain meningkat masing-masing untuk biaya gaji sekitar

Rp33.215,9 juta,biaya suku cadang sekitar Rp9.348,1 juta, biaya asuransi sekitar Rp9.782,4 juta; biaya

perbaikan dan pemeliharaan sekitar Rp12.775,0 juta karena beberapa kapal tanker berukuran besar

telah jatuh tempo jadwalnya untuk peningkatan (up grade) dan satu kapal tanker harus masuk galangan

kering (dry-docking) untuk diperbaiki karena kecelakaan sehingga biaya untuk ini saja adalah sekitar

Rp29.130,0 juta Selain itu, Perseroan menjual satu kapal tanker minyak Aframax pada tahun 2005.

Kapal Tanker Gas. Biaya operasi perkapalan segmen kapal tanker gas Perseroan meningkat sebesar

Rp7.985,6 juta atau sebesar 37,2%, dari sekitar Rp21.480,1 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi

Rp29.465,7 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh karena Perseroan menambah

1 kapal tanker gas bekas untuk memperkuat armadanya sehingga menambah biaya operasi perkapalan

sebesar Rp1.153,9 juta pada tahun 2006. Selain itu, terdapat kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan

sebesar Rp5.752,7 juta,biaya minyak pelumas sebesar Rp1.039,6 juta dan biaya transportasi sekitar

Rp381,7 juta. Sebagian dari kenaikan biaya tersebut bisa tertutup karena adanya penurunan biaya gaji

sebesar Rp1.129,3 juta dan biaya pengurusan dokumen sebesar Rp435,6 juta.

Penyusutan Kapal

Beban penyusutan Perseroan meningkat sebesar Rp143.874,6 juta atau 86,0% dari sekitar Rp167.358,7

juta pada tahun 2004 menjadi Rp311.233,3 juta pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan

oleh karena pembelian 10 kapal tanker pada tahun 2004 dimana 4 di antara kapal tersebut memiliki

kapasitas tonase lebih dari 100.000 DWT, dan adanya penjualan 1 kapal tanker Perseroan. Beban

penyusutan untuk kapal tanker minyak Perseroan meningkat sebesar Rp127.600,8 juta karena adanya

pembelian 7 kapal tanker minyak dan pengurangan karena penjualan 1 kapal tanker minyak. Beban

penyusutan untuk kapal tanker kimia Perseroan meningkat sebesar Rp14.709,3 juta karena adanya

pembelian 2 kapal tanker kimia.

Laba Kotor

Laba kotor Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp686.021,0 juta atau sekitar 182,1%,

dari sekitar Rp376.803,4 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp1.062.824,4 juta pada tahun 2005

yang disebabkan terutama bertambahnya jumlah kapal dalam armada Perseroan seperti telah diuraikan

di atas. Selain itu, uang tambang untuk kapal-kapal yang disewakan kepada pihak ketiga umumnya juga

meningkat, sementara sejumlah biaya sewa kapal tanker tetap rendah karena sewa berdasarkan kontrak

jangka panjang. Namun demikian peningkatan laba tersebut juga diiringi dengan kenaikan sebagian

ongkos khususnya biaya operasi perkapalan serta biaya berlayar, sesuai dengan perkembangan armada

Perseroan.

Kapal Tanker Kimia. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam

pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal

seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker kimia

meningkat sebesar Rp294.528,3 juta atau sekitar 131,6% dari sekitar Rp223.719,2 juta pada tahun

2004 menjadi sekitar Rp518.247,5 juta pada tahun 2005.

Kapal Tanker Minyak. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam

pendapatan usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal

seperti yang telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker minyak,

meningkat sebesar Rp348.670,8 juta atau sekitar 256,7% dari sekitar Rp135.842,3 juta pada tahun

2004 menjadi sekitar Rp484.513,2 juta pada tahun 2005.

44

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker Gas. Sebagai akibat dari dampak kumulatip dari berbagai kecenderungan dalam pendapatan

usaha, biaya berlayar, biasa sewa, biaya operasi perkapalan dan beban penyusutan kapal seperti yang

telah diuraikan seperti tersebut di atas, maka laba kotor dari segmen kapal tanker gas meningkat sebesar

Rp38.122,8 juta atau sekitar 173,8% dari sekitar Rp21.940,9 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar

Rp60.063,7 juta pada tahun 2005.

Beban Umum dan Administrasi

Beban umum dan administrasi Perseroan dan Anak Perusahaan meningkat sebesar Rp21.971,2 juta

atau 27,2% dari sekitar Rp80.781,6 juta pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp102.752,8 juta pada

tahun 2005. Kenaikan ini terutama disebabkan karena ekspansi kegiatan usaha Perseroan di tingkat

niaga internasional seiring dengan armada Perseroan dan Anak Perseroan. Biaya gaji meningkat sebesar

Rp9.779,5 juta karena adanya kenaikan gaji secara umum dan bertambahnya jumlah staff darat. Biaya

bank meningkat sebesar Rp3.355,5 juta karena meningkatnya jumlah transaksi perbankan sehingga

biaya up-front fee berkaitan dengan pinjaman bank juga semakin besar, biaya kantor naik sebesar

Rp3.082,0 juta, biaya profesional naik sebesar Rp3.189,4 juta, dan beban lain-lain naik sebesar Rp3.020,4

juta. Faktor-faktor tersebut di atas sebagian dapat ditutupi dengan adanya penghematan biaya transportasi,

biaya representasi, biaya pension dan biaya pendidikan serta pelatihan.

Pendapatan Sebelum Beban Keuangan dan Lain-lain.

Sebagai akibat dari dampak kumulatip dan alasan-alasan seperti yang telah diuraikan tersebut di atas,

maka pendapatan sebelum beban keuangan dan beban lain-lain Perseroan meningkat sebesar

Rp640.389,3 juta atau sekitar 209,7% dari sekitar Rp305.432,3 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar

Rp945.821,6 juta pada tahun 2005.

Pendapatan Setelah Beban Keuangan dan Lain-lain.

Jumlah pendapatan beban keuangan dan lain-lain meningkat sebesar Rp405.137,6 juta dari jumlah laba

sebesar Rp247.848,4 juta pada tahun 2004 menjadi jumlah laba sebesar Rp652.986,1 juta pada tahun

2005. Meningkatnya laba ini disebabkan terutama beberapa faktor sebagai berikut: meningkatnya biaya

bunga atas pinjaman bank sebesar Rp126.353,3 juta dari sebesar Rp54.151,2 juta menjadi sebesar

Rp180.504,4 juta karena saldo pinjaman bank yang lebih besar serta tingkat bunga yang lebih tinggi;

meningkatnya kerugian yang diderita karena transaksi swap sebesar Rp45.741,3 juta dari posisi

keuntungan sebesar Rp16.292,8 juta menjadi rugi sebesar Rp62.034,1 juta; keuntungan dari transaksi

nilai tukar mata uang asing menurun sebesar Rp52.085,1 juta dari sebesar Rp31.329,6 juta menjadi rugi

sebesar Rp20.755,4 juta; dan menurunnya jumlah keuntungan dalam penjualan aktiva tetap, kapal dan

peralatannya sebesar Rp13.666,3 juta dari posisi laba sebesar Rp14.136,6 juta menjadi laba sebesar

Rp470,3 juta.Faktor-faktor tersebut di atas sebagain dapat ditutupi karena adanya penurunan biaya

bunga obligasi sebesar Rp12.643,4 juta karena telah jatuh temponya obligasi yang diterbitkan pada

tahun 2000 dan karena meningkatnya pendapatan dari bunga deposito sebesar Rp4.833,7 juta seiring

dengan jumlah saldo deposito yang lebih besar dan lebih tingginya bunga deposito tersebut.

Pendapatan sebelum Pajak

Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan

sebelum pajak Perseroan meningkat sebesar Rp405.137,6 juta atau sekitar 163,5% dari sekitar

Rp247.848,4 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp652.986,1 juta pada tahun 2005.

Beban Pajak

Beban pajak Perseroan meningkat sebesar Rp3.156,3 juta atau sekitar 68,0% dari sekitar Rp4.644,2

juta pada tahun 2004 menjadi Rp7.800,5 juta pada tahun 2005 seiring dengan meningkatnya pendapatan

Perseroan yang berasal dari kegiatan usahanya.

Laba Bersih Tahun Berjalan

Sebagai dampak kumulatip dari berbagai faktor dan alasan seperti tersebut di atas, maka pendapatan

bersih tahun berjalan Perseroan meningkat sebesar Rp401.981,4 juta atau sekitar 165,3% dari sekitar

Rp243.204,2 juta pada tahun 2004 menjadi sekitar Rp645.185,6 juta pada tahun 2005.

45

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

5. TINJAUAN AKTIVA, KEWAJIBAN, DAN EKUITAS

Aktiva

Aktiva Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar 8.205.956

juta atau mengalami peningkatan sebesar 3,8% bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar

Rp 7.908.587 juta. Kenaikan aktiva terutama disebabkan karena adanya pembelian aktiva tetap. Perolehan

aktiva tetap tersebut dibutuhkan untuk menunjang kenaikan aktivitas operasi Perseroan.

Aktiva Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar 7.908.587

juta atau mengalami peningkatan sebesar 80% bila dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp

4.393.914 juta. Kenaikan aktiva terutama disebabkan karena adanya pembelian aktiva tetap. Perolehan

aktiva tetap tersebut dibutuhkan untuk menunjang kenaikan aktivitas operasi Perseroan. Kenaikan aktiva

juga disebabkan karena adanya penambahan investasi pada perusahaan asosiasi dan meningkatnya

piutang usaha sejalan dengan bertambahnya jumlah armada Perseroan.

Kewajiban

Kewajiban untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 5.074.796

juta atau mengalami penurunan sebesar 13,9 % dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 5.900.202

juta. Akun-akun yang mengalami penurunan khususnya adalah obligasi konversi dan instrumen keuangan

deriivatif. Penurunan obligasi konversi terkait dengan konversi yang dilakukan oleh para pemegang

obligasi konversi. Sedangkan untuk penurunan pada instrumen keuangan derivatif disebabkan oleh

karena penurunan nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Kewajiban untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 5.900.202

juta atau mengalami penigkatan sebesar 116,2 % dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar 2.728.454

juta. Akun-akun yang mengalami peningkatan khususnya adalah hutang bank, instrumen keuangan

derivatif dan penerbitan obligasi konversi. Peningkatan pada hutang bank dan penerbitan obligasi konversi

dibutuhkan untuk membiayai pembelian beberapa armada Perseroan. Sedangkan peningkatan instrumen

keuangan derivatif disebabkan karena kenaikan nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Ekuitas

Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 3.131.160 juta,

mengalami peningkatan sebesar 55,9% bila dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar Rp 2.008.385

juta. Hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba bersih tahun 2006 dikurangi

pembagian dividen tunai.

Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebesar Rp 2.008.385 juta,

mengalami peningkatan sebesar 20,5% bila dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp 1.665.460

juta. Hal ini disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang berasal dari laba bersih tahun 2005 dikurangi

pembagian dividen tunai.

6. LIKUIDITAS DAN SUMBER PERMODALAN

Dari sejak awal tahun 2004 sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan senantiasa

membiayai kebutuhan permodalannya dengan arus kas (cash flow) dari aktivitas operasi dan pinjaman

bank jangka panjang. Selain itu, Perseroan menerbitkan obligasi dengan nilai pokok sebesar Rp400.000

juta dan obligasi konversi (convertible bonds) sebesar USD 50 juta pada tahun 2005.

Arus Kas

Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo kas dan setara kas akhir tahun adalah sebesar Rp886.090,7

juta dan Perseroan mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp601.878,1 juta.

Sedangkan pada tanggal 31 Maret 2007 yang merupakan tanggal pengungkapan terakhir sebelum

Prospektus ini diterbitkan, saldo kas dan setara kas adalah sebesar Rp789.063,8 juta dan Perseroan

mencatat kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp18.899,2 juta.

46

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tabel berikut ini adalah ringkasan arus kas Perseroan yang dikutip dari laporan keuangan konsolidasi

Perseroan dan Anak Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio dan

Rekan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, 2005 dan 2006. .

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta Rp juta Rp juta

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 346.469,2 920.824,6 601.878,1

Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (711.505,0) (2.995.976,1) (464.141,8)

Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 818.961,5 2.387.958,5 (291.681,5)

Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas dan Setara Kas 453.925,7 312.807,0 (153.945,2)

Kas dan Setara Kas Awal Tahun 273.303,1 727.228,9 1.040.035,9

Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 727.228,8 1.040.035,9 886.090,7

Pada tahun 2004, sumber utama likuiditas Perseroan adalah arus kas yang diperoleh dari aktivitas

operasi dan pinjaman dari bank. Perseroan menggunakan dana yang diperolehnya terutama untuk

mendanai kebutuhan modal kerja dan pembayaran barang modal Perseroan sehubungan dengan

ekspansi armada Perseroan, termasuk untuk membeli kapal-kapal tanker baru maupun bekas. Beban

kas Perseroan termasuk biaya untuk mengoperasikan kapal-kapal, biaya sewa, beban umum dan

administrasi, biaya bank dan pembayaran pinjaman bank serta pembayaran dividen. Perseroan

mempunyai keyakinan bahwa setelah selesainya penawaran umum Obligasi ini, dan dengan tetap

mempertimbangkan kondisi pasar secara umum, arus kas internal Perseroan dan fasilitas bank serta

obligasi dapat memenuhi kebutuhan operasi armada maupun modal kerja Perseroan.

Perseroan berencana untuk mendanai kebutuhan modal untuk pengembangan armada Perseroan dengan

dana terutama yang diperoleh dari arus kas aktivitas operasi dan pinjaman bank dari fasilitas bank serta

penerimaan bersih dari penawaran umum Obligasi ini]. Sampai saat ini Perseroan senantiasa berhasil

untuk memenuhi kebutuhan dana untuk membeli kapal-kapalnya yang diperoleh dari arus kas aktivitas

operasi dan aktivitas pendanaan. Kemampuan Perseroan untuk melakukan kebijakan tersebut akan

dipengaruhi oleh kemampuannya untuk memelihara marjin laba dan memperoleh pembiayaan dari pihak

ketiga, dan kedua faktor tersebut akan ditentukan oleh kondisi pasar secara umum yang berada di luar

kendali Perseroan. Revaluasi terhadap kebutuhan permodalan dilakukan secara teratur oleh Perseroan,

dengan mempertimbangkan arus kas dari aktiivitas operasi, perkembangan atas rencana ekspansi dan

kondisi pasar. Apabila Perseroan tidak memperoleh cukup dana dari arus kas aktivitas operasi dan

tergantung kepada kondisi pasar saat itu serta kesempatan investasi yang timbul saat itu, maka mungkin

Perseroan akan mempertimbangkan untuk memperoleh dari pembiayaan lain dan pinjaman lain dan

pembiayaan ekuitas lainnya.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp886.090,7

juta menurun sebesar Rp153.945,2 juta atau sekitar 14,8% dari saldo sebesar Rp1.040.035,9 juta pada

awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan menurun sebesar Rp318.946,5 juta atau sekitar 34,6% menjadi

sebesar Rp601.878,1 juta pada akhir tahun 2006. Penurunan ini terutama disebabkan karena

meningkatnya pembayaran kepada para pemasok dan karyawan sebesar Rp682.055,5 juta atau sekitar

56,7% dari sebesar Rp1,203,364,4 juta pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp1.885.419,9 juta pada

tahun 2006. Peningkatan ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada

dan luasnya operasi Perseroan secara geografis. Selain itu, Perseroan membayar bunga bank lebih

tinggi sekitar Rp78.226,9 juta atau naik sekitar 32,3% ditahun 2006 dibandingkan dengan pembayaran

pada tahun 2005, karena pinjaman bank yang lebih besar dan tingkat bunga yang lebih tinggi. Peningkatan

tersebut di atas sebagian dapat ditutupi dengan bertambahnya penerimaan kas dari para pelanggan

sebesar Rp445.689,9 juta atau meningkat sekitar 18,7%, dari penerimaan sebesar Rp2.377.488,3 juta

pada tahun 2005 menjadi Rp2.823.178,2 juta pada tahun 2006 sebagai dampak dari semakin

berkembangnya kegiatan usaha Perseroan.

47

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi Perseroan menurun sebesar Rp2.525.035,0

juta atau sekitar 84,3% menjadi sebesar Rp470.941,0 juta pada tahun 2006 dibandingkan dengan investasi

yang digunakan sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005. Penurunan ini terutama disebabkan karena

menurunnya jumlah beban investasi Perseroan untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar

Rp1.908.913,6 juta atau sekitar 79,8% dari total investasi sebesar Rp2.392.699,5 juta pada tahun 2005

menjadi Rp483.785,9 juta pada tahun 2006. Penurunan tersebut terjadi sebagai akibat dari dibelinya

dan disewanya sebanyak 7 kapal tanker pada tahun 2006. Selain itu, dana kas yang ditempatkan sebagai

investasi untuk sementara, seperti untuk pembelian kembali obligasi, meningkat sebesar Rp773.997,5

juta pada tahun 2006, sementara itu dana yang diperoleh dari hasil aktiva tetap, kapal dan peralatannya

meningkat sebesar Rp1.103.860,3 juta. Selain itu terdapat kenaikan atas penarikan dari penempatan

investasi sementara sebesar Rp1.010.675,8 juta.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp2.679.640,0 juta atau

naik sekitar 112,2% menjadi pengeluaran arus kas (cash outflow) sebesar Rp291.681,5 juta pada tahun

2006 dibandingkan dengan pemasukan arus kas (cash inflow) sebesar Rp2.387.958,5 juta pada tahun

2005. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya penurunan arus kas sebesar Rp2.378.286,3 juta atau

sekitar 72,9% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar Rp3.264.401,3 juta pada

tahun 2005 menjadi Rp886,115,0 juta pada tahun 2006. Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank

ini terutama untuk membeli dan menyewa 7 kapal tanker untuk memperkuat armadanya. Selain itu,

sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2006 digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar

Rp842,437,3 juta dibandingkan dengan pembayaran sebesar Rp880.757,6 juta pada tahun 2005, saham

diperoleh kembali sebesar Rp246.342,8 juta dan pembayaran dividen sebesar Rp 89.070,1 juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2005, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar

Rp1.040.035,9 juta meningkat sebesar Rp312.807,0 juta atau sekitar 43,0% dari saldo sebesar

Rp727.228,9 juta pada awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp574.355,3 juta atau sekitar 165,8%

menjadi sebesar Rp920.824,6 juta pada akhir tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan karena

meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp1.086.888,0 juta atau sekitar 84,2% dari

sebesar Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.377.488,3 juta pada tahun 2005. Peningkatan

ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi

Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk

membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp400.027,2 juta atau sekitar

49,8% dari pembayaran sebesar Rp803.337,2 juta pada tahun 2004 menjadi Rp1.203.364,4 juta pada

tahun 2005, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu,

pada tahun 2005, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp109.948,3 juta atau meningkat sebesar

83,3% dibandingkan dengan pembayarannya sebesar Rp132.041,6 juta pada tahun 2004, sejalan dengan

semakin besarnya saldo pinjaman dan tingginya tingkat bunga bank.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp2.284.471,0 juta atau

naik sekitar 321,1%, menjadi sebesar Rp2.995.976,1 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan

jumlahnya sebesar Rp711.505,0 juta pada tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh

meningkatnya biaya modal untuk aktiva tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp1.502.048,9 juta atau

sekitar 168,6%, dari sebesar Rp890.650,7 juta pada tahun 2004 menjadi Rp2.392.699,5 juta pada tahun

2005. Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker pada

tahun 2005. Selain itu, sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2005 digunakan untuk investasi

sementara dalam bentuk deposito dan pembelian kembali obligasi meningkat sebesar Rp936.112,7 juta

pada tahun 2005, sementara itu penerimaan kas yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap, kapal dan

peralatan menurun sebesar Rp146.663,8 juta. Disamping itu, Perseroan melakukan pencairan atas

investasi sementara sebesar Rp712.100,7 juta pada tahun 2006.

Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp1.568.997,0 juta atau

naik sekitar 191,6% menjadi sebesar Rp.2.387.958,5 juta pada tahun 2005 dibandingkan dengan sebesar

Rp818.961,5 juta pada tahun 2004. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas sebesar

Rp2.039.602,3 juta atau sekitar 166,5% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula sebesar

Rp1,224.798,9 juta pada tahun 2004 menjadi Rp3.264.401,3 juta pada tahun 2005. Perseroan memakai

dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker untuk memperkuat

armadanya. Perseroan menerbitan obligasi konversi sebesar Rp478.881,3 juta (USD50 juta) selain

48

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

pinjaman jangka panjang sebesar Rp127.790,0juta. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2005 ini

digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp880.757,6 juta dibandingkan dengan pembayaran

sebesar Rp626.775,1 juta pada tahun 2004, saham diperoleh kembali sebesar Rp359.414,0 juta

pembayaran kembali obligasi Rupiah yang diterbitkan pada tahun 2000 sebesar Rp200.000,0 juta dan

pembayaran dividen sebesar Rp44.866,9 juta.

Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004

Pada akhir tahun tanggal 31 Desember 2004, Perseroan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp727.228,9

juta meningkat sebesar Rp453.925,8 juta atau sekitar 166,1% dari saldo sebesar Rp273.303,1 juta pada

awal tahun.

Arus kas dari aktivitas operasi Perseroan meningkat sebesar Rp145.244,4 juta atau sekitar 72,2% menjadi

sebesar Rp346.469,2 juta pada akhir tahun 2004. Peningkatan ini terutama disebabkan karena

meningkatnya penerimaan kas dari para pelanggan sebesar Rp331.317,2 juta atau sekitar 34,5% dari

sebesar Rp959.283,1 juta pada tahun 2003 menjadi Rp1.290.600,2 juta pada tahun 2004. Peningkatan

ini disebabkan antara lain sebagai dampak dari semakin berkembangnya armada dan luasnya operasi

Perseroan secara geografis. Selain itu, penerimaan kas dari para pelanggan dipakai Perseroan untuk

membayar kepada para pemasok dan karyawan yang meningkat sebesar Rp147.481,4 juta atau sekitar

22,5% dari pembayaran sebesar Rp655.855,7 juta pada tahun 2003 menjadi Rp803.337,2 juta pada

tahun 2004, sebagai dampak dari semakin berkembangnya kegiatan usaha Perseroan. Disamping itu,

pada tahun 2004, Perseroan membayar bunga bank sekitar Rp132.041,6 juta atau meningkat sebesar

27,1% dibandingkan dengan pembayarannya pada tahun 2003 sebesar Rp103.864,3 juta, meskipun

secara umum tingkat bunga bank lebih rendah, tetapi jumlah pinjaman bank jangka panjang Perseroan

meningkat sebesar Rp784.361,4 juta dan adanya pokok obligasi yang jatuh tempo.

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat sebesar Rp117.208,6 juta atau naik

sekitar 19,7%, menjadi sebesar Rp711,505,0 juta pada tahun 2004. Komponen paling besar arus kas

yang digunakan untuk aktivitas investasi terutama disebabkan oleh biaya modal untuk pembelian aktiva

tetap, kapal dan peralatan sebesar Rp890.650,6 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar

Rp.398.347,0 juta pada tahun 2003, suatu peningkatan sebesar Rp492.303,7 juta atau sekitar 123,6%.

Peningkatan ini sebagai dampak dari pembelian dan penyewaan sebesar 12 kapal tanker. Selain itu,

sebagian dari perolehan arus kas pada tahun 2004 digunakan untuk investasi sementara sebesar

Rp41.600,8 juta. Disamping itu, Perseroan memperoleh arus kas dari penarikan atas investasi sementara

sebesar Rp39.100,0 juta, penerimaan sebesar Rp181.353,0 juta yang diperoleh dari penjualan 3 kapal

tanker, dan dari penerimaan bunga bank sebesar Rp70.824,5 juta. Selain itu, pada tahun 2004 pembayaran

uang muka untuk pembelian aktiva tetap, kapal dan peralatan menurun menjadi sebesar Rp71.471,9

juta dibandingkan dengan tahun 2003 sebesar Rp141.032,3 juta.

Arus kas bersih yang diperoleh untuk aktivitas pendanaan meningkat sebesar Rp429.151,6 juta atau

naik sekitar 110,1% menjadi sebesar Rp818.961,5 juta pada tahun 2004 dibandingkan dengan sebesar

Rp 389.809,9 juta pada tahun 2003. Hal ini terutama disebabkan oleh terjadinya kenaikan arus kas

sebesar Rp784.361,4 juta atau sekitar 178,1% dana yang berasal dari pinjaman bank yang semula

sebesar Rp440.437,5 juta pada tahun 2003 menjadi sebesar Rp1.224.798,9 juta pada tahun 2004.

Perseroan memakai dana hasil pinjaman bank ini terutama untuk membeli dan menyewa 12 kapal tanker

untuk memperkuat armadanya. Pada tahun 2004, Perseroan juga menerima dana sebesar Rp244.788,1

juta hasil penjualan saham yang telah dibeli kembali. Sebagian dana yang diperoleh pada tahun 2004 ini

digunakan untuk membayar pinjaman bank sebesar Rp626.775,1 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan

pembayaran sebesar Rp419.416,5 juta pada tahun 2003, dan pembayaran dividen sebesar Rp23.907,5

juta pada tahun 2004 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sebesar Rp23.463,1 juta pada tahun

2003.

Pinjaman

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki total pinjaman bank sebesar Rp4.120.858,4 juta.

Pada tanggal 31 Maret 2007, Perseroan memiliki pinjaman bank sebesar Rp4.561.331,2 juta. Sebagian

besar pinjaman bank Perseroan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan selebihnya dalam mata

uang Rupiah. Sebagian besar pinjaman bank tersebut berjangka waktu paling lama 10 tahun dan yang

memiliki jatuh tempo dalam 12 bulan hanyalah sekitar 17,8%. Tabel berikut ini menggambarkan tingkat

suku bunga pinjaman bank dalam tiga tahun terakhir ini serta profil pinjaman bank sampai tanggal

penerbitan Prospektus ini

49

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

31 Desember

2004 2005 2006

Dolar Amerika Serikat

Jangka Pendek SIBOR plus 1,2% SIBOR plus 1% -1,5% SIBOR plus 3,25%

Jangka Panjang LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus LIBOR/SIBOR plus

1,5% — 1,6% 0,85% — 1,5% 0,85% – 3.75%

Indonesian Rupiah

Jangka Pendek 6,5% — 9,37% 5,5% — 15,5% 7,5% - 16,25%

Jangka Panjang 6,5% — 15,0% 6,5% — 15,0% 13,0% - 15,0%

Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah

Rp juta

Jatuh tempo 926.132,5 1.216.158,1 979.267,9 999.299,9 4.120.858,4

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan masih memiliki satu obligasi dengan nilai pokok sebesar

Rp400.000,0 juta yang belum jatuh tempo, dengan tingkat bunga antara 13,80% sampai 14,75% per

tahun. Selain itu, Perseroan juga memiliki obligasi konversi dengan nilai pokok sebesar Rp29.315,0 juta

yang belum jatuh tempo, dengan tingkat bunga sebesar 1,25% per tahun.

7. DIVESTASI DAN BELANJA MODAL BERSIFAT MATERIAL

Ikhtisar Belanja Modal

Belanja modal Perseroan berkaitan dengan pembelian kapal-kapal baik yang baru maupun bekas,

peningkatan (up-grade) dan pemeliharaan. Perseroan telah melakukan investasi sebesar Rp2.083.618,9

juta, Rp2.392.699,5 juta dan Rp890.650,7 juta masing-masing untuk tahun 2006, 2005 dan 2004. Dari

tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal 31 Maret 2007, belanja modal Perseroan adalah sebesar

Rp269.308,8 juta. Sumber utama dana untuk belanja modal Perseroan diperoleh dari arus kegiatan

usaha, pinjaman bank dan penerbitan obligasi. Di masa yang akan datang, belanja modal Perseroan

berkaitan dengan pembelian kapal baru yang saat ini tengah dalam tahap konstruksi. Harap lihat bab

“Kewajiban Kontrak dan Kewajiban Kontinjensi” dalam Prospektus ini.

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta Rp juta Rp juta

Belanja Modal

Kapal-kapal 886.716,9 (1) 2.287.912,2 (2) 1.827.300,4

Kapal-kapal dalam tahap konstruksi 1.091,5 (3) 95.735,3 (4) 252.825,7

Peralatan, Bangunan dan Lain-lain 2.842,2 9.052,0 3.492,8

Jumlah 890.650,7 2.392.699,5 2.083.618,9

Catatan:

(1) Belanja untuk 6 kapal yang terdiri 4 kapal berbendera Singapura, 1 berbendera Indonesia dan 1

berbendera Hongkong.

(2) Belanja untuk 10 kapal yang terdiri 9 kapal berbendera Singapura dan 1 berbendera Hongkong.

(3) Belanja untuk 6 kapal yang semuanya dalam tahap konstruksi pada tahun 2004, semuanya buatan

Jepang.

(4) Belanja untuk 15 kapal yang semuanya dalam tahap konstruksi pada tahun 2005, 11 dibuat di Jepang

dan 4 di Korea.

50

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Berikut ini adalah tabel penambahan kapal milik pada armada Perseroan menurut tahun penambahannya.

31 Desember

2004 2005 2006

MT Anjasmoro MT Badraini MT Anjani

MT Bandondari MT Barunawati MT BramaniMT Gerbera MT Gagarmayang MT Anggraini

MT Rasawulan MT Pergiwati MT Gas Sulawesi

MT Rengganis MT PradapaMT Triwati (d.h. MT Trijata) MT Tribuana

MT Barawati

MT EustomaMT Gas Maluku

MT Brotojoyo (*)

(*) MT Brotojoyo dibeli pada bulan Desember 2005 dan dikonversi menjadi kapal tanker FPSO yang selesai

pada bulan Agustus 2006.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nama-nama kapal dalam tahap konstruksi yang dipesanoleh Perseroan menurut tahun terjadinya belanja modal.

31 Desember

2004 2005 2006

MT Pertiwi MT PertiwiMT Prita Dewi MT Prita Dewi

MT Pujawati MT Pujawati MT Purwati

MT Purwati MT Purwati MT PuspawatiMT Gas Sulawesi MT Puspawati MT Pramoni

MT Gas Papua MT Pramoni MT Pramesti

MT Pramesti MT PurbasariMT Purbasari

MT Gas Sulawesi MT Gas Bali

MT Gas Bali MT Gas PapuaMT Gas Papua MT Gas Lombok

MT Gas Lombok MT Gas Sumbawa

MT Gas Sumbawa MT SagoMT Sago MT Hiri

MT Hiri

Ikhtisar Divestasi

Perseroan melakukan divestasi terutama berkaitan dengan penjualan kapal-kapalnya. Pada tahun 2006,Perseroan menjual kapal tanker MT Pertiwi, MT Prita Dewi and MT Pujawati kepada perusahaan FirstShip Lease Limited sebesar Rp1.138.549,5 juta untuk setiap kapal tanker, melalui transaksi jual-belisewa (sale-and-leaseback) untuk jangka waktu selama 12 tahun. Selanjutnya, pada tahun 2005 Perseroanmenjual satu kapal dengan nilai sebesar Rp34.689,2 juta, dan pada tahun 2004 sebanyak 3 kapaldengan total nilai sebesar Rp181.353,0 juta.

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan nilai buku dari kapal-kapal yang didivestasi menurut tahunkejadiannya.

31 Desember

2004 2005 2006

Rp juta Rp juta Rp juta

Divestasi

Kapal-kapal 167.216,3 (1) 34.194,8(2) 655.542,1

Peralatan, Bangunan dan Lain-lain - 24,1 96,7

Jumlah 167.216,3 34.218,9 655.638,8

Catatan:

(1) Penjualan kapal tanker MT Fatmawati, MT Asian Asphalt and MT Eglantine.

(2) Penjualan ex- kapal tanker MT Brotojoyo.

51

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. KEWAJIBAN KONTRAK DAN KEWAJIBAN KONTIJENSI

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki kewajiban kontraktual sebesar Rp2.542.229,8

juta (terdiri dari kewajiban kontrak dalam mata uang Yen Jepang sebesar JPY19.510.900.000 dan

dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD185.762.556).

Tabel berikut ini menggambarkan kewajiban kontijensi Perseroan (terdiri dari sewa guna usaha/ operating

lease berkaitan dengan kapal-kapal yang disewa Perseroan) dan kewajiban kontrak tunai (contractual

cash obligations) (terdiri dari kontrak untuk membuat kapal-kapal baru yang telah ditanda-tangani

Perseroan) pada tanggal 31 Desember 2006 menurut periode kejadiannya. Perseroan mengharapkan

dapat membiayai kontrak ini dengan dana yang diperoleh dari arus kas kegiatan usaha, hutang dan

dana yang diperoleh dari penawaran umum Obligasi ini. Harap lihat Bab “Bisnis – Kapal-kapal Baru

dalam Tahap Konstruksi” dalam Prospektus ini.

Dalam 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun Lebih dari 5 Tahun Jumlah

Rp juta

Kontrak Kapal Baru(2) 878.945,2 1.663.284,6 - - 2.542.229,8

Sewa Guna Usaha

(Operating leases) 249.012,7 488.920,4 366.603,2 868.627,7 1.973.164,0

Jumlah 1.128.957,8 2.152.205,0 366.603,2 868.627,7 4.515.393,8

Catatan:

(1) Dari 31 Decsmber 2006 sampai 31 Desember 2007.

(2) Menggunakan nilai tukar untuk USD1.0 = JPY119.

Dari tanggal 31 Desember 2006 sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah melakukan

tambahan kewajiban kontrak sebesar Rp505.911,1 juta.

9. RISIKO PASAR

Dalam menjalan kegiatan usahanya yang wajar, Perseroan menghadapi risiko berbagai macam risiko

pasar termasuk risiko uang tambang, risiko harga bahan bakar dan risiko bunga bank serta dalam skala

yang tidak terlalu besar risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko kredit. Manajemen risiko senantiasa

diarahkan untuk meminimalisis dampak negatif dari risiko-risiko tersebut terhadap kinerja keuangan

Perseroan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Perseroan memakai beberapa instrumen keuangan

derivatif seperti kontrak swap nilai tukar mata uang asing untuk melindungi nilai terhadap risiko keuangan.

Sampai dengan tanggal Prospektus ini, Perseroan tidak pernah malakukan transaksi instrumen derivatif

keuangan untuk tujuan spekulasi.

Risiko Uang tambang

Tarip uang tambang/freight sangat dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan pasar terutama yang berkaitan

dengan keseimbangan antara penawaran dan permintaan kargo di dalam pasar internasional, yang

berdampak signifikan secara langsung terhadap pendapatan dan keuntungan Perseroan. Kekurangan

kapasitas transportasi akan menyebabkan naiknya uang tambang, sebaliknya apabila terjadi kelebihan

pasokan kapal akan menyebabkan ongkos tambang menurun. Pada umumnya, uang tambang selalu

penuh dengan gejolak dan mempunyai siklusnya sendiri. Perseroan senantiasa berusaha untuk

meminimalisir dampak negatif risiko uang tambang ini dengan melakukan diversifikasi operasinya

berdasarkan lokasi geografis, pasar produk yang berbeda dan mengamankan sebagian besar

pendapatannya melalui kontrak jangka panjang.

Risiko Bahan Bakar

Biaya bahan bakar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor politik dan ekonomi yang diluar kendali

Perseroan, dan kenaikan bahan bakar tersebut akan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan

kinerja operasi Perseroan. Sehubungan dengan hal ini, apabila Perseroan mempunyai keyakinan bahwa

biaya bahan bakar akan naik secara signifikan dalam jangka waktu pendek, maka Perseroan akan

melindungi risiko kenaikan jangka pendek tersebut dengan membeli bahan bakar cukup untuk memenuhi

kebutuhan dalam satu atau dua bulan. Selain itu, beberapa dari kontrak COA memuat klausul penyesuaian

harga bahan bakar yang memperkenankan baik pelanggan dan Perseroan untuk menyesuaikan sebagian

dari harga yang tertera dalam perjanjian dengan perubahan harga bahan bakar di pasar terbuka.

52

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Risiko Tingkat Bunga Bank

Keuntungan Perseroan dipengaruhi oleh perubahan tingkat bunga dan jumlah pinjaman bank. Pada

saat ini, Perseroan mendapatkan tingkat bunga yang relatif rendah. Dari waktu ke waktu, Perseroan

selalu mengelola risiko tingkat bunga tersebut dengan melakukan lindung nilai (hedging) swap tingkat

bunga. Pada saat ini, Perseroan tidak memiliki kontrak hedging atau swap tingkat bunga untuk melindungi

perubahan tingkat bunga, namun demikian Perseroan dapat melakukan kontrak hedging atau swap

tingkat bunga di masa yang akan datang. Perseroan tidak akan melakukan swap tingkat bunga untuk

tujuan spekulasi.

Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Perseroan memiliki kewajiban untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan International Financial

Reporting Standard (IFRS) dimana pelaporan dilakukan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.

Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku

pada saat terjadinya transaksi. Selama tiga tahun terakhir, sebagian besar pendapatan Perseroan

diperoleh dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Sejalan dengan operasi Perseroan yang bertaraf

internasional, Perseroan melakukan transaksi selain dalam mata uang Dolar Amerika Serikat tetapi dalam

mata uang lainnya terutama dalam Rupiah Indonesia, Yen jepang, Dolar Singapura dan Pounsterling

Inggris. Pergerakan nilai tukar mata uang asing akhir-kahir ini tidak menimbulkan dampak material terhadap

kegiatan usaha Perseroan. Mengingat expansi operasinya secara global, risiko terhadap perubahan

nilai tukar mata uang asing yang dihadapi Perseroan akan lebih besar. Di waktu yang lalu, Perseroan

pernah melakukan kontrak forward untuk melindungi risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan

mungkin akan melakukan lagi di masa yang akan datang. Perseroan tidak akan melkuakan kontrak

swap untuk melindungi nilai tukar mata uang asing untuk tujuan spekulasi. Transaksi swap nilai tukar

mata uang asing terutama untuk memadukan (matching) kewajiban dan biaya non Dolar Amerika Serikat

dengan pendapatan Perseroan (dalam mata uang Dolar Amerika Serikat), sehingga merefleksikan sifat

alamiah kegiatan usaha Perseroan yang telah mencapai taraf internasional. Sehubungan dengan jumlah

pinjaman Perseroan dalam mata uang Rupiah cukup substantial, Perseroan melakukan transaksi swap

atas pokok pinjaman dan bunganya dalam rupiah tersebut dengan mata uang dalam Dolar Amerika

Serikat. Setiap keuntungan dan kerugian yang timbul dari perhitungan mark to market atas transaksi

swap tersebut bukanlah tindakan spekulasi yang dilakukan oleh Perseroan.

Tabel berikut ini menggambarkan jumlah keuntungan dan (kerugian) atas perubahan nilai tukar mata

uang asing dalam tiga tahun buku terakhir.

31 Desember

2004 2005 2006

Rp Juta Rp Juta Rp Juta

31.329,6 (20.755,4) (21.980,8)

Risiko Kredit

Perseroan menghadapi risiko kredit atas kegagalan penyewa melakukan pembayaran kontraknya yng

berdasarkan time charter dan spot charter, seperti misalnya kegagalan membayar biaya sewa. Dalam

menentukan persyaratan kredit buat para nasabah, Perseroan melakukan pertimbangan antara lain

faktor-faktor sebagai berikut: kondisi keuangan pelanggan, jejak rekam pembayaran dari nasabah,

lamanya hubungan yang telah terjalin, jarak dan jangka waktu pelayaran. Berdasarkan faktor-faktor

tersebut, persyaratan kredit Perseroan bisa bervariasi berdasarkan pertimbangan: 3 hari bank setelah

pemuatan kargo selesai, satu hari bank sebelum breaking bulk, dan 3 hari bank setelah bongkar-muat.

Persyaratan kredit tersebut dapat diubah sebagai hasil negosiasi dengan nasabah.

Pada tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004, jumlah piutang usaha Perseroan adalah masing-

masing sebesar Rp507.044,9 juta, Rp408.918,9 juta, dan Rp201.039,5 juta.

53

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

10. MUSIMAN

Perseroan mengoperasikan kapal di dalam pasar yang secara historis mempunyai permintaan bersifat

musiman. Sifat musiman ini akan mempunyai dampak terhadap hasil operasi kwartalan. Dalam skala

tidak terlalu besar, kegiatan transportasi minyak kapal, bahan kimia dan gas umumnya menguat pada

saat musim gugur dan musim dingin di Belahan Bumi Bagian Utara sebagai tindakan antisipasi akan

meningkatnya konsumsi selama periode tersebut. Perseroan mempunyai keyakinan bahwa kejadian

musiman tersebut tidak mempunyai dampak yang material terhadap kinerja operasi selama tiga tahun

terakhir ini pada saat mana Perseroan telah melakukan diversifikasi jenis kapal atas armadanya (sehingga

dengan adanya kapal tambahan ini dapat mengurangi akibat dari menurunnya uang tambang secara

musiman), dan Perseroan telah secara konsisten menjaga sebagian dari kapal-kapalnya tetap memperoleh

kontrak jangka panjang (dimana kontrak-kontrak tersebut tidak dipengaruhi oleh kejadian musiman).

11. PROSPEK USAHA DAN KECENDERUNGANNYA (TREND)

Perseroan tetap berharap untuk mengembangkan kegiatan usahanya selama tahun 2007.Operasi

Perseroan akan tetap dipengaruhi oleh kondisi pasar dimana Perseroan beroperasi, terutama oleh uang

tambang atas kargo yang akan diangkut maupun faktor-faktor lain yang telah diuraikan pada bab-bab

tersebut di atas.

54

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

V. RISIKO USAHA

Dalam menjalankan usahanya Perseroan menghadapi risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha

Perseroan apabila tidak diantisipasi dan dipersiapkan penanganannya dengan baik. Beberapa risiko

yang diperkirakan dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba diantaranya

adalah:

Risiko sehubungan dengan Perseoran dan Anak Perusahaan.

Sebagian besar pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan berasal dari kawasan Asia Pasifik

dan Timur Tengah, sehingga kondisi ekonomi yang memburuk di pasar tersebut akan berdampak

negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak Perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang telah diaudit yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2006, sebagian besar pendapatan (sekitar 97,40% dari total pendapatan Perseroan) berasal dari kawasan

Asia Pasifik dan Timur Tengah. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kegiatan industri di

lokasi mana para pelanggan beroperasi. Kondisi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan Timur Tengah

bisa menjadi tidak stabil, terganggu atau terhenti pertumbuhannya disebabkan karena adanya peperangan,

kegiatan teroris, ketidak stabilan politik atau wabah penyakit. Contohnya, krisis keuangan Asia tahun

1997 menyebabkan merosotnya pertumbuhan ekonomi secara signifikan diseluruh kawasan. Peristiwa

yang mirip pada tahun 2003 saat wabah sindrom pernapasan akut (Severe acute respiratory syndrome

= ”SARS”) berjangkit antara lain di Hong Kong, Cina, Singapura, Taiwan dan Vietnam, maka peristiwa ini

telah berdampak pada perekonomian dikawasan tersebut. Apabila terjadi penyebaran yang mengancam

kesehatan masyarakat secara luas, seperti flu burung (avian influenza), atau adanya krisis keuangan

atau peperangan atau aksi teroris secara meluas, atau peristiwa sosial dan politik yang berdampak

negatif, maka kondisi ekonomi pada pasar tersebut akan merosot. Merosotnya kondisi ekonomi di daerah

tersebut akan memaksa perusahaan yang bergerak pada industri yang bersangkutan untuk sementara

waktu menurunkan atau menghentikan produksinya, yang berakibat pada menurunnya permintaan untuk

mengangkut bahan baku dan barang jadi. Kondisi yang demikian akan meningkatkan risiko atas kontrak

jangka panjang yang telah disepakati oleh pelanggan tertentu dengan Perseroan dan Anak Perusahaan

untuk tidak diperpanjang, atau diperpanjang tetapi dengan persyaratan yang kurang menguntungkan,

atau dilanggar atau diputus. Dalam kasus demikian, Perseroan dan Anak Perusahaan harus mencari

pelanggan baru sebagai pengganti untuk kapal-kapal Perseroan dan Anak Perusahaan. Apabila Perseroan

dan Anak Perusahaan tidak dapat mendapatkan pelanggan pengganti secepatnya, maka kejadian ini

akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan dan Anak

Perusahaan.

Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki

hutang dalam jumlah yang substantial, dan mungkin tidak bisa mencari dana baru atau

mendapatkan pinjaman tambahan yang dibutuhkan untuk membiayai perkembangan Perseroan

dan Anak Perusahaan dimasa yang akan datang.

Setelah Penawaran Umum ini, Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki dan akan tetap memiliki hutang

dalam jumlah yang substansial. Setelah disesuaikan dengan adanya Penawaran Umum Obligasi ini,

maka pada tanggal 31 Desember 2006, total hutang konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan adalah

sebesar Rp3.927.806 juta. Perseroan dan Anak Perusahaan menerapkan strategi pertumbuhan melalui

optimisasi dan modernisasi armada yang ada sehingga memerlukan investasi besar dan tergantung

kepada kemampuan pendanaan maupun investasi lainnya, selain dana yang berasal dari dalam

perusahaan. Perjanjian yang mengatur hutang-hutang tersebut (termasuk perjanjian untuk Notes dan

perjanjian perwaliamantan untuk obligasi Rupiah maupun mata uang lainnya) memuat larangan yang

menyebabkan berkurangnya fleksibilitas keuangan, termasuk pembatasan atas jumlah tambahan

pinjaman atau menerbitkan saham baru atau efek bersifat ekuitas (equity-linked securities) serta

pembatasan yang mengatur Perseroan dan Anak Perusahaan memenuhi rasio keuangan tertentu. Apabila

dimasa yang akan datang kinerja keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat memenuhi

ketentuan dari para pemodal dan pemberi pinjaman, maka Perseroan dan Anak Perusahaan tidak dapat

menggalang dana baru untuk menunjang pertumbuhannya dan mendapat pembiayaan baru dengan

persyaratan yang memuaskan.

55

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Jumlah pinjaman yang substantial dan pembatasan yang dimuat dalam perjanjian-perjanjian pinjaman

tersebut dapat berdampak negatif terhadap kemampuan Persoran dan Anak Perusahaan untuk

mengoperasikan kegiatan usahanya sesuai dengan cara-cara manajemen yang paling bermanfaat bagi

Perseroan dan Anak Perusahaan dan para pemegang sahamnya. Contohnya, apablia pembatasan

tersebut tidak memperkenankan Perseoran dan Anak Perusahaan untuk melakukan akuisisi kapal atau

perusahaan yang memiliki kapal meskipun menurut Perseroan dan Anak Perusahaan akuisisi tersebut

diperlukan atau akan bermanfaat bagi kegiatan usaha, atau dapat dibatasinya kemampuan Perseroan

dan Anak Perusahaan untuk menambah investasi atas armadanya atau terhadap aspek lain dari kegiatan

usahanya,

Pembatasan yang demikian akan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan

dan kinerja operasi Perusahaan dan Anak Perusahaan.

Sebagian besar hutang Perseroan dan Anak Perusahaan dikenakan bunga mengambang yang

menyebabkan Perseroan dan Anak Perusahaan terekspos terhadap risiko perubahan suku bunga yang

menyebabkan meningkatnya biaya bunga apabila tingkat suku bunga naik. Tentang uraian rinci pinjaman-

pinjaman perusahaan dapat dilihat pada “Bab III Pernyataan Hutang” dalam Prospektus ini.

Salah satu rencana strategis Perseroan dan Anak Perusahaan adalah ekspansi ke dalam sektor

angkutan baru dan pasar geografis baru dimana pengalamannya masih sedikit dan belum terbukti,

dan ekspansi yang demikian mungkin saja gagal.

Strategi jangka pendek dan menengah Perseroan dan Anak Perseroan adalah meningkatkan volume

palayaran ke Eropa dan mengembangkan operasi pengapalan gas. Sampai saat ini, Perseroan dan

Anak Perusahaan belum pernah bersaing dengan operator di pasar Eropa dalam skala besar atau

berusaha menjual jasa pengangkutan lagsung kepada para pelanggan dari Eropa untuk perdagangan

intra-Eropa. Perseroan dan Anak Perusahaan hanya memiliki satu kantor di Eropa dan pengalaman

operasi secara langsung dan secara berkesinambungan adalah terbatas. Ekspansi ke pasar Eropa

membawa tantangan baru serta kesulitan yang belum dikenal, seperti misalnya organisasi para pekerja

dalam serikat buruh dan biaya operasi yang lebih tinggi. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak

Perusahaan mampu untuk mengatasi tantangan atau menangani kesulitan tersebut dengan sukses.

Demikian pula, Perseroan dan Anak Perusahaan berencana untuk mengembangkan operasi pengapalan

dalam pasar LPG dan LNG untuk meningkatkan proporsi pendapatan dari kegiatan usaha kapal tanker

gas, termasuk untuk kegiatan di pasar pengapalan FSO maupun untuk kegiatan pengapalan FSPO.

Ekspansi tersebut membutuhkan investasi barang modal, sumberdaya manusia dan pengetahuan

tambahan (additional know-how). Sejak Perseroan dan Anak Perusahaan memasuki kegiatan usaha

transportasi gas pada tahun 1989, operasi pada sektor ini tetap kecil dengan pengalaman yang terbatas,

dan mungkin tidak dapat berkompetisi dengan perusahaan transportasi lain yang telah berpengalaman

dan berskala besar.

Adalah tidak mudah untuk melakukan evaluasi atau perkiraan atas kemampuan Perseroan dan Anak

Perusahaan sehingga dapat berhasil dalam melaksanakan rencana ekspansi tersebut. Prospeknya

tidaklah pasti dan harus dipertimbangkan seiring dengan risiko, ketidak-pastian dan kesulitan yang sering

dihadapi oleh perusahaan yang masuk ke dalam pasar geografis atau produk baru. Ekspansi kegiatan

angkutan laut dalam sektor gas dan pasar FSO dan FPSO serta pasar Eropa akan membutuhkan investasi

yang nilainya besar, dan seandainya ekspansi tersebut tidak berhasil, Perseroan dan Anak Perusahaan

tidak akan menerima imbalan atau imbalannya kurang memadai atas investasi tersebut, dan pada

gilirannya akan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi

Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan mempunyai ketergantungan kepada anggota manajemen kunci.

Perseroan dan Anak Perusahaan memiliki ketergantungan terhadap jasa kolektif dari seluruh anggota

senior manajemen, termasuk antara lain para Direksi, manajer dan perwira kapal. Hilangnya ketersediaan

jasa dari orang-orang tersebut atau beberapa dari mereka akan berdampak negatif atas kegiatan usaha,

kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterangan lebih rinci mengenai

anggota manajemen Perseroan dapat dilihat pada Bab VII mengenai Keterangan Tentang Perseroan

dan Anak Perusahaan.

56

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin menderita kerugian karena tidak menutup asuransi

umum untuk melindungi semua risiko-risiko atau tuntutan hukum yang mungkin timbul.

Pegoperasian kapal samudera (ocean-going vessels) memiliki risiko kerugian yang melekat yang

disebabkan karena kondisi cuaca buruk, pencemaran lingkungan, kebakaran, kegagalan mekanis,

tabrakan, kesalahan manusia, perang, terorisme, pembajakan, kegiatan politik dari berbagai negara dan

peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian lain. Dalam kejadian tersebut di atas, mungkin terjadi kehilangan

jiwa, hak milik, pendapatan dan meningkatnya biaya yang pada akhirnya menimbulkan tuntutan signiifikan

terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan mengasuransikan secara komprehensif dengan tingkat premi yang

memadai, meskipun tingkat premi yang diberlakukan oleh asuransi cenderung berfluktuasi sesuai dengan

peristiwa yang mempengaruhi pasar dimana hal tersebut berada diluar kendali Perseroan dan Anak

Perusahaan, seperti misalnya serangan teroris di Amerika Serikat pada tanggal 11 Nopember 2001 dan

kebangkrutan korporasi yang menyebabkan semakin banyaknya tuntutan hukum/litigasi terhadap

pemegang saham. Manajemen Perseroan dan Anak Perusahaan yakin bahwa penutupan asuransi

tersebut telah memadai untuk melindungi risiko-risiko yang berhubungan dengan kecelakaan (accident

related-risks) sejalan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan. Secara umum, seluruh

kegiatan operasi Perseroan dan Anak Perusahaan telah dilindungi dengan asuransi, namun demikian

tidak ditutup dengan asuransi umum yang melindungi tuntutan hukum terhadap Perseroan dan Anak

Perusahaan dan mungkin asuransi tersebut melindungi hanya untuk jenis klaim tertentu, tergantung

pada kegiatannya (lihat Bab VIII mengenai Kegiatan Usaha bagian Asuransi).

Tidak ada jaminan bahwa semua risiko telah dilindungi, setiap klaim akan dibayar penuh atau Perseroan

dan Anak Perusahaan akan mampu untuk mengadakan perlindungan asuransi pada tarif komersial yang

wajar di masa yang akan datang. Apabila Perseroan dan Anak Perusahaan megalami kerugian secara

signifikan dimasa yang akan datang, maka hal tersebut akan mempengaruhi kemampuan Perseroan

dan Anak Perusahaan untuk mendapatkan perlindungan asuransi atau perlindungan asuransi dengan

tarif komersial yang wajar.

Satu keputusan atau penyelesaian atas tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan yang

merugikan berdampak negatif terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan

Anak Perusahaan.

Operasi kapal melibatkan risiko kecelakaan dan musibah lainnya yang dapat menimbulkan adanya litigasi

terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan. Perseroan dan Anak Perusahaan pernah terlibat dalam

beberapa tuntutan sesuai dengan industrinya sebagai akibat kegiatan usahanya yang wajar. Tidak ada

jaminan bahwa kecelakaan yang sama yang telah menimbulkan tuntutan tersebut tidak terjadi lagi di

masa yang akan datang, dan mungkin terdapat tuntutan hukum atau tuntutan lainnya di masa yang akan

datang. Bahkan apabila Perseroan dan Anak Perusahaan masih saja terlibat dalam perkara demikian,

keberadaan klaim yang demikian akan mengakibatkan publisitas negatif dan akan mengakibatkan

tercemarnya reputasi Perseroan dan Anak Perusahaan serta persepsi pelanggan terhadap prestasi

keselamatan. Satu keputusan atau penyelesaian yang merugikan atas tuntutan terhadap Perseroan dan

Anak Perusahaan yang ada pada saat ini maupun yang akan datang dapat mengakibatkan publisitas

negatif tentang Perseroan dan Anak Perusahaan dan akan mengakibatkan dampak negatif terhadap

kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan. Lihat Bab VII

mengenai Perkara Yang Dihadapi Perseroan.

Setiap keterlambatan atas pengiriman kapal baru atau perbaikan kapal yang ada sekarang, akan

mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan

Perseroan dan Anak Perusahaan.

Dalam periode sejak Prospektus ini diterbitkan sampai dengan pertengahan tahun 2009, Perseroan dan

Anak Perusahaan mengharapkan kedatangan 11 kapal baru dengan total kapasitas sebesar 282.780

DWT atau sekitar 18,3 % dari total tonase pada saat ini. Perseroan dan Anak Perusahaan telah mengambil

suatu strategi dengan asumsi bahwa kapal-kapal baru akan dikirimkan tepat waktu dan kapal-kapal

tersebut akan mempunyai kinerja sesuai dengan spesifikasi desainnya. Suatu keterlambatan dalam

pengiriman atau kinerja buruk yang signifikan mengakibatkan dampak negatif secara material terhadap

kegiatan usaha, kinerja operasi dan kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan. Keterlambatan

pengiriman dapat disebabkan oleh masalah yang dialami oleh perusahaan pembuat kapal, seperti ketidak-

mampuan (insolvency), force majeure, kejadian diluar kendali Perseroan dan Anak Perusahaan atau

perusahaan pembuat kapal tersebut. Kejadian tersebut serta kerugian ikutannya, sepanjang hal tersebut

tidak dilindungi dengan asuransi atau ganti rugi sesuai kontrak yang memadai, berdampak buruk terhadap

kondisi keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan.

57

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pemeliharaan dan pemeriksaan atas kapal-kapal yang ada sekarang dilakukan secara teratur agar inspeksi

bisa dilakukan secara rutin. Apabila kapal-kapal tersebut memerlukan perbaikan yang lebih besar daripada

yang diharapkan, maka terjadi keterlambatan sebelum dapat kembali melayani pelanggan. Keterlambatan

yang demikian berdampak buruk terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi

Perseroan dan Anak Perusahaan.

Biaya operasi dan biaya modal akan memperpanjang umur kapal.

Secara umum, biaya modal dan biaya lain yang dikeluarkan untuk kapal yang layak operasi dapat

memperpanjang umur kapal. Kapal-kapal yang lebih tua biasanya memerlukan biaya pemeliharaan lebih

besar karena dipengaruhi oleh antara lain tingkat pemakaian yang lebih rendah karena alasan

pemeliharaan, dibandingkan dengan kapal-kapal hasil konstruksi mutakhir. Tarif asuransi untuk kargo

lebih tinggi akan tetapi effisiensi menurun seiring dengan usia kapal, faktor-faktor tersebut menyebabkan

kapal tua kurang menarik untuk disewa.

Selain itu, peraturan pemerintah atau standar keselamatan atau peralatan lain yang berhubungan dengan

usia kapal dapat mengakibatkan adanya pengeluaran untuk membeli peralatan kapal yang perlu diganti,

peralatan baru, juga bisa menyebabkan dibatasinya kegiatan kapal untuk hal-hal tertentu. Perseroan

dan Anak Perusahaan tidak dapat memastikan bahwa sehubungan dengan kapal-kapal tua tersebut

dan kondisi pasar dapat membenarkan dilakukannya pengeluaran di atas oleh Perseroan dan Anak

Perusahaan atau mengoperasikan kapal-kapal tersebut secara menguntungkan selama masa sisa waktu

usia kapal tersebut. Seandainya kapal-kapal tersebut dijual, Perseroan dan Anak Perseroan tidak dapat

memastikan bahwa harga penjualan sama atau lebih besar dari pada harga buku yang tercantum di

dalam laporan keuangan pada saat itu.

Apabila seluruh karyawan membentuk serikat, maka Perseroan dan Anak Perusahaan mungkin

harus mengeluarkan biaya

Pada saat ini, lebih dari separuh awak kapal (crew) dan karyawan lain bukan anggota dari serikat buruh/

pekerja. Seiring dengan meningkatnya armada, jumlah awak kapal dan awak darat (land-based

employees) akan meningkat pula. Rencana Perseroan dan Anak Perusahaan untuk meningkatkan volume

pelayarannya ke benua Eropa akan memicu organisasi karyawan untuk bergabung dengan serikat buruh.

Apabila karyawan tersebut, terutama para awak kapal membentuk serikat buruh, kejadian ini dapat

menambah biaya karyawan, termasuk biaya gaji dan kesejahteraan, sehingga dapat menggangu operasi

Perseroan dan Anak Perusahaan. Faktor-faktor tersebut memberikan dampak negatif terhadap kondisi

keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Salah satu pelanggan mempunyai porsi kontribusi signifikan terhadap pendapatan usaha dan

penurunan penjualan terhadap pelanggan tersebut berdampak buruk terhadap kegiatan usaha

dan kinerja operasi Perseoran dan Anak Perusahaan.

PT Pertamina (Persero) (”Pertamina”), badan usaha milik negara Republik Indonesia dalam bidang

perminyakan, adalah salah satu pelanggan terbesar untuk kegiatan usaha transportasi minyak dan gas.

Pertamina dan anak-anak perusahaannya secara bersama-sama mewakili masing-masing sebesar 20.8%,

19.5% dan 15.3% dari total pendapatan usaha untuk tahun 2004, 2005 dan 2006. Selain itu, semua

kontrak utama untuk sewa jangka panjang adalah dengan Pertamina. Perseroan dan Anak Perusahaan

berkeyakinan bahwa Pertamina akan tetap merupakan pelanggan utama yang memberikan porsi signifikan

terhadap pendapatan usaha dimasa yang akan datang. Berakhirnya Pertamina sebagai pelanggan atau

apabila kondisi keuangan Pertamina memburuk, maka hal ini berdampak negatif secara material terhadap

kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan dan Anak Perusahaan.

Perseroan dan Anak Perusahaan melakukan kegiatan usaha dengan perusahaan yang berada di

negara-negara yang tunduk terhadap sanksi berdasarkan ketentuan dari the Office of Foreign

Assets Control (”OFAC”) dari Department of the Treasury Amerika Serikat dan peraturan-peraturan

serta konvensi internasional ikutannya (the ”OFAC Rules”).

Kapal-kapal yang dioperasikan Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut berbagai macam produk

dari dan ke negara-negara yang terkena sanksi OFAC, seperti Iran dan Sudan. Pada tahun 2003 dan

2004, the Iran Petrochemical Commercial Company (”IPCC”), sebuah perusahaan perminyakan yang

dimiliki oleh Pemerintah Iran, merupakan salah satu pelanggan utama Perseroan dan Anak perusahaan.

Pada tahun 2004, 2005 dan 2006, pendapatan usaha dari IPCC masing-masing sebesar 3,1%, 2,2%

58

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

dan 2,0%. Perseroan dan Anak Perusahaan mengangkut bahan kimia dan petrokimia milik IPCC, termasuk

methanol, paraxylene, benzene, toluene, caustic soda, and ortholxylene. Perseroan juga melakukan

pengapalan untuk minyak tanah, linier alkyl benzene, normal paraffin, minak pelumas, naphtha, sulphuric

acid dan mono ethylene glycol dari Iran.

Pada tahun 2005, Perseroan dan Anak Perusahaan juga mengangkut 130,000 MT minyak mentah (crude

oil) dari Sudan ke Cina. Sejak saat itu, Perseroan tidak pernah melakukan lagi pengangkutan dari dan ke

Sudan, namun tetap melakukan pengangkutan dari dan ke Iran. Perseroan dan Anak Perusahaan

berkeyakinan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak terkena sanksi OFAC dan tidak terlibat

dalam kegiatan terlarang apapun dengan negara atau perorangan yang terkena sanksi peraturan OFAC.

Selanjutnya, Perseroan dan Anak Perusahaan menyatakan kepada para pemodal bahwa Perseroan

dan Anak Perusahaan antara lain tidak akan menggunakan dana hasil penawaran umum secara langsung

maupun tidak langsung untuk mendanai aktifitas perorangan yang saat ini terkena sanksi yang

diberlakukan oleh Amerika Serikat sebagaimana diatur dalam OFAC. Namun demikian karena Perseroan

dan Anak Perusahaan tidak memiliki satuan pengendali kontrol internal untuk memonitor kepatuhan

terhadap peraturan dari OFAC, maka tidak ada jaminan bahwa Perseroan dan Anak Perusahaan tidak

akan terkena sanksi OFAC di masa yang akan datang yang disebabkan karena adanya perubahan

peraturan OFAC atau karena perkembangan kegiatan usaha perseroan dan Anak Perusahaan.

Selanjutnya, tidak ada jaminan bahwa di masa yang akan datang Perseroan dan Anak Perusahaan tidak

akan melakukan kegiatan usaha di negara-negara yang terkena sanksi peraturan OFAC.

Risiko yang berkaitan dengan Industri Pelayaran.

Industri pelayaran mudah bergejolak (volatile) dan peka terhadap perubahan kondisi ekonomi

secara umum, dalam arti bahwa faktor-faktor ekonomi global yang berada di luar kendali Perseroan

dapat memberikan dampak negatif terhadap hasil usaha dan kinerja Perseroan.

Kegiatan utama Perseroan adalah dalam bidang jasa pengapalan bahan kimia, minyak dan gas. Secara

historis, pasar untuk pengangkutan bahan kimia, minyak dan gas bergejolak karena permintaan global

atas produk tersebut juga berfluktuasi. Permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas didorong terutama

dan umumnya oleh pola perkembangan, pertumbuhan dan aktivitas ekonomi secara global. Jika dan

apabila ekonomi global mengalami perlambatan atau penurunan terutama di Amerika Serikat, Eropa

dan kawasan Asia-Pasifik, maka permintaan atas bahan kimia, minyak dan gas akan menurun juga.

Dengan demikian, permintaan jasa angkutan atas sumber daya tersebut juga akan terpengaruh.

Berikut ini adalah beberapa faktor makro-ekonomi yang mempengaruhi penawaran dan permintaan

pengapalan minyak, bahan kimia dan sumber daya alam lainnya:

• perubahan produksi minyak dan gas secara global, terutama yang berhubungan dengan kontribusi

dari negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC dan dampak atas perubahan tersebut kepada

harga-harga minyak dan gas;

• tingkat ekspor dan impor dan perubahan pola perdagangan minyak dunia, yang akan berpengaruh

terhadap jarak transportasi kargo minyak dan gas;

• permintaan dunia atas produk energi, terutama untuk minyak bumi dan produk turunannya;

• tingkat cadangan/inventaris minyak dan gas, terutama dari negara-negara pegimpor minyak dan

gas;

• perubahan musiman atas permintaan minyak, gas dan bahan kimia;

• kebijakan pemerintah terutama yang berhubungan dengan peraturan tentang lingkungan hidup dan

energi alternatif;

• ketidakstabilan sosial dan politik di negara-negara pengimpor dan produsen, termasuk karena perang,

terorisme dan perburuhan;

Faktor-faktor tersebut diatas berada di luar kendali Perseroan dan sebagai akibatnya maka sifat, waktu

dan tingkat perubahan terhadap keadaan industri tersebut sulit diduga. Perubahan yang material terhadap

permintaan global atas jasa pengangkutan energi atau bahan kimia dapat berpengaruh secara signifikan

terhadap kondisi usaha, kinerja dan keuangan Perseroan.

Fluktuasi atas kapasitas pengangkutan laut global dan permintaan global atas pengangkutan laut dapat

mengakibatkan perubahan uang tambang (freight rate) secara tidak terduga, sehingga dapat berdampak

negatif terhadap pendapatan Perseroan.

59

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Freight rate yang dikenakan atas pengangkutan laut dipengaruhi antara lain oleh perimbangan

perdagangan secara geografis yang ditentukan antara lain oleh lamanya waktu bongkar muat, dan

pertumbuhan kapasitas pengangkutan laut yaitu jumlah kapal baru di pasar dikurangi dengan jumlah

kapal tua yang dibesi-tuakan (scrapped) atau hilang. Apabila jumlah pasokan kapasitas kapal bertambah

dalam jangka waktu yang panjang namun jumlah permintaan kapasitas kapal tidak meningkat, maka

keadaan ini akan menurunkan freight rate secara material dan juga berdampak negatif terhadap nilai

kapal. Perseroan berkeyakinan bahwa pabrik-pabrik kapal tengah berproduksi sesuai dengan kapasitas

produksinya, sehingga terdapat kemungkinan bahwa jumlah pasokan kapal akan lebih besar dari pada

jumlah permintaanya dalam beberapa tahun mendatang yang kiranya dapat berdampak pada penurunan

uang tambang.

Selain itu, industri ini sangat kompetitif dan, meskipun padat modal, memiliki rintangan masuk (entry

barrier) yang rendah. Pada saat permintaan meningkat, tidak menutup kemungkinan masuknya

perusahaan baru ke pasar sehingga menambah jumlah pemain di dalam industri dan meningkatkan

persaingan pasar. Sebagai akibatnya, secara historis terjadi tren pertumbuhan global yang kuat atau

pemindahan sebagian perdagangan ke pasar yang kuat dan memiliki tarif yang tinggi, yang selanjutnya

diikuti dengan meningkatnya kapasitas secara signifikan, sehingga mengakibatkan industri menjadi rentan

terhadap penurunan. Apabila terjadi penurunan, akan ada tekanan kuat pada harga sehingga uang

tambang (freight rate) akan menurun secara material.

Lebih lanjut, secara historis uang tambang memiliki tingkat gejolak yang tinggi dan tidak terduga.

Permintaan atas kapasitas kapal tanker dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, produktivitas industri

serta permintaan akan produk-produk petroleum termasuk minyak mentah, perkembangan perdagangan

internasional, persaingan dari moda transportasi lainnya dan perubahan pola angkutan laut dan

transportasi lainnya. Sebagai konsekuensi atas perubahan permintaan ini (bersamaan dengan adanya

perubahan kapasitas pengangkutan laut), sifat, waktu dan tingkat perubahan dalam industri kapal tanker

yang relatif sulit diduga dan berdampak buruk pada, atau menimbulkan gejolak (volatility) atas uang

tambang yang berlaku atas armada Perseroan dan akan mempengaruhi kinerja Perseroan.

Angkutan laut merupakan usaha yang memiliki beberapa risiko melekat dan kecelakaan yang

terjadi atas kapal Perseroan akan berdampak negatif terhadap hasil usaha.

Pengoperasian kapal memiliki risiko atas kecelakaan dan musibah. Kapal-kapal Perseroan berlayar

mengarungi berbagai wilayah perairan samudera sehingga terekspos (exposed) terhadap kerusakan

yang diakibatkan oleh cuaca buruk, tabrakan dengan kapal lain serta kemungkinan ditindak untuk tidak

boleh berlayar (grounded) atau bahkan tenggelam. Barang yang diangkut kapal Perseroan mungkin

mudah terbakar, dapat meledak, beracun dan berbahaya untuk kapal, manusia serta lingkungan. Selain

itu, Perseroan mungkin akan menerima tuntutan akibat luka atau kecelakaan perorangan, tuntutan atas

kerusakan akibat barang yang berbahaya yang berada atau dipakai dalam operasi kapal Perseroan.

Meskipun Perseroan telah menempatkan keselamatan sebagai prioritas dalam merancang dan

mengoperasikan armadanya, Perseroan pernah mengalami musibah dan kecelakaan atas kapal

Perseroan. Pada tanggal 4 Pebruari 2005, kapal MT. Trijata mengalami tabrakan dilaut Mesir sehingga

mengakibatkan hilangnya sekitar 500 meter kubik (sekitar 3.000 barrel) minyak mentah (light crude oil)

yang diangkutnya. Perseroan bekerjasama dengan berbagai pihak yang berwenang di taraf internasional

dan lokal untuk memulihkan operasinya dan tumpahan tersebut dapat diatasi. Akibat kecelakaan itu,

kapal tersebut harus masuk galangan untuk perbaikan selama tiga bulan. Perkiraan biaya yang harus

ditanggung dan dapat diklaim (claimable cost) atas kecelakaan tersebut sebesar USD17 juta, termasuk

biaya pemindahan barang, perbaikan kapal dan biaya agen.

Meskipun selama lima tahun terakhir tak satupun kapal-kapal Perseroan yang mengalami kecelakaan

atau musibah kecuali kapal MT Trijata, tidak ada jaminan terhadap kejadian yang sama tidak akan terjadi

lagi di masa yang akan datang. Kapal-kapal Perseroan telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan

sebesar USD1 miliar per kapal per kecelakaan sehubungan dengan polusi dan sebesar USD4,5 miliar

per kapal untuk klaim-klaim lainnya (lihat keterangan mengenai Asuransi pada Bab VIII) namun demikian,

tidak ada jaminan bahwa perlindungan asuransi tersebut telah cukup untuk menutupi seluruh biaya

akibat kecelakaan. Dimasa yang akan datang, mungkin saja waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki

kapal Perseroan yang rusak akibat kecelakaan lebih lama atau adanya tuntutan terhadap Perseroan

dari operator kapal lain, baik perorangan ataupun lembaga pemerintah untuk membersihkan tumpahan

(clean-up), ganti rugi, denda atau pembayaran atas kerusakan yang memiliki dampak negatif terhadap

kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseroan. Disamping itu, meskipun telah dilindungi dengan

asuransi, apabila terjadi keputusan atau penyelesaian yang tidak menguntungkan sehubungan dengan

60

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

tuntutan terhadap Perseroan dan Anak Perusahaan, maupun adanya publisitas negatif sehubungan

dengan kecelakaan tersebut, dapat menimbulkan persepsi buruk dari para pelanggan atas jejak rekam

keselamatan operasi Perseroan, merusak reputasi Perseoran dan pada gilirannya mengurangi

kemampuan Perseoran untuk memperoleh pendapatan, kondisi keuangan dan kinerja operasi Perseoran.

Terbatasnya ketersediaan kapal-kapal untuk dibeli secara tepat waktu dan harga kapal yang

bergejolak akan mempengaruhi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan.

Ketersediaan kapal-kapal tanker merupakan kendala yang disebabkan karena berbagai faktor termasuk

karena dibesituakan (scrapping), jenis kapal berlambung-tunggal (single hull) atau kapal yang lebih tua,

terbatasnya kapasitas galangan untuk membuat kapal-kapal baru dan mahalnya harga bahan pelat

baja. Meskipun uang tambang cenderung naik, ketersediaan kapal-kapal bekas (second-hand) terbatas

jumlahnya, hal ini dikarenakan para operator kapal tidak berniat untuk keluar dari bisnis tersebut pada

saat ini. Scrapping, kapasitas galangan yang terbatas dan mahalnya bahan baku yang dibarengi dengan

tingginya uang tambang menyebabkan kecenderungan mahalnya harga kapal, yang pada gilirannya

menyebabkan meningkatnya kebutuhan modal investasi untuk memelihara atau untuk meningkatkan

jumlah armada Perseroan.

Kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya akan berdampak negatif terhadap marjin

laba.

Salah satu biaya utama dalam mengoperasikan kapal adalah harga bahan bakar. Kondisi politik dan

ekonomi di Timur Tengah, Venezuela, Nigeria dan bagian-bagian lain di dunia menyebabkan sulitnya

memperkirakan ketersediaan bahan bakar pada harga yang dapat menunjang operasi kapal pada skala

ekonomisnya secara berkesinambungan. Pada tahun yang berakhir 31 Desember 2005 dan 2006, biaya

bahan bakar mewakili sekitar 41,3% dan 42.0% dari total biaya berlayar dan operasi kapal-kapal Perseroan

dan Anak Perusahaan. Kenaikan biaya bahan bakar secara global dimasa yang akan datang akan

mempengaruhi biaya operasi secara signifikan. Kenaikan harga bahan bakar belum tentu dapat

dibebankan secara penuh kepada pelanggan dalam bentuk kenaikan uang tambang. Selain itu, kenaikan

tersebut akan menyebabkan kenaikan biaya operasi lainnya termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya

awak kapal (crew costs). Dengan demikian, kenaikan harga bahan bakar atau biaya operasi lainnya

akan berdampak negatif terhadap kondisi usaha, keuangan dan kinerja Perseroan.

Untuk memelihara armada, Perseroan harus mengeluarkan biaya tidak terduga.

Usia kapal dalam armada Perseroan berkisar antara 1 tahun hingga 26 tahun, dengan usia rata-rata

10,6 tahun. Pada umumnya biaya yang dibutuhkan untuk memelihara sebuah kapal agar dapat beroperasi

secara layak akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia kapal, akan tetapi sulit untuk diperkirakan

secara akurat. Selain itu, adanya perubahan peraturan pemerintah yang tidak terduga atau penerapan

standard peralatan atau keselamatan akan menyebakan dikeluarkannya biaya yang tidak terduga untuk

membeli atau mengubah peralatan, terutama untuk kapal-kapal tua. Sebagai konsekuensinya, Perseroan

harus menghentikan operasi kapalnya untuk waktu yang lebih lama atau lebih sering dari yang

direncanakan untuk melakukan perbaikan atau modifikasi yang diperlukan agar kapal tersebut dapat

memenuhi peraturan yang berlaku tersebut. Tidak ada jaminan bahwa kapal-kapal Perseroan tidak

memerlukan perbaikan secara ekstensif yang akan menyebabkan membengkaknya biaya dan perbaikan

dalam waktu yang lama. Akibatnya kondisi yang demikian ini akan berdampak negatif terhadap kondisi

usaha, keuangan dan kinerja Perseroan.

Karena nilai pasar kapal-kapal Perseroan dapat berubah secara signifikan, Perseroan dapat

mengalami kerugian yang berdampak negatif terhadap likuiditas, pendapatan dan kondisi

keuangan Perseroan.

Nilai pasar yang wajar atas kapal-kapal Perseroan berfluktuasi seiring dengan waktunya. Nilai pasar

wajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

• usia kapal;

• spesifikasi dan kondisi kapal

• kondisi pasar dan ekonomi global yang mempengaruhi kondisi industri kapal tanker;

• persaingan dari perusahaan pelayaran lainnya;

• perubahan dalam penawaran dan permintaan atas ukuran dan tipe kapal tertentu;

61

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

• jumlah kapal dalam armada dunia;

• kemajuan-kemajuan yang mempengaruhi moda tranportasi;

• perubahan biaya untuk membangun kapal-kapal baru;

• peraturan pemerintah dan peraturan lainnya;

• tingkat tarif sewa (charter) yang berlaku; dan

• kemajuan teknologi;

Apabila harga kapal merosot, maka Perseroan perlu mencatat kerugian tersebut sesuai dengan ketentuan

dari IFRS sehingga kejadian ini akan mempengaruhi pendapatan Perseroan. Demikian pula apabila

Perseroan menjual kapal pada harga yang lebih rendah daripada nilai yang dicatat dalam laporan

keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan, kejadian ini akan mengurangi pendapatan

Perseroan. Nilai kapal tanker yang menurun akan berdampak negatif terhadap likuiditas dan kemampuan

Perseroan untuk menghimpun dana tunai atau pembiayaan kembali atau menarik dana fasilitas kredit

yang ada.

Perseroan tunduk terhadap berbagai peraturan dan potensi kewajiban yang mengakibatkan

pengeluaran biaya secara signifikan dan akhirnya berdampak negatif terhadap kondisi usaha,

operasi dan keuangan Perseroan.

Operasi Perseroan tunduk terhadap berbagai perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional

yang mengatur tentang manajemen, transportasi, bongkar-muat minyak dan bahan berbahaya, yang

semuanya dirancang untuk melindungi lingkungan dari polusi, dan juga peraturan perundang-undangan

dari negara, negara bagian atau wilayah lain yang berlaku sesuai dengan jurisdiksi dimana kapal tanker

Perseroan beroperasi atau didaftarkan. Kapal-kapal Perseroan harus memenuhi semua persyaratan

yang ketat dalam aspek operasi, pemeliharaan dan persyaratan struktural dimana pelaksanaannya akan

diperiksa oleh pihak yang berwenang secara cermat. Selain itu, seluruh staf Perseroan yang terkait

harus mematuhi aturan manajemen keselamatan dan kesiapan prosedur darurat yang telah disetujui.

Pelanggaran atas persyaratan yang berlaku akan dikenakan sanksi yang berat dan untuk beberapa hal

dapat dilakukan penahanan atas kapal Perseroan.

Agar dapat senantiasa memenuhi perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional yang

ada pada saat ini maupun yang akan datang, Perseroan mengeluarkan biaya dan akan mengeluarkan

biaya substansial untuk memenuhi persyaratan pemeliharaan dan inspeksi tersebut, mengembangkan

dan melaksanakan kesiapan prosedur darurat, untuk membayar biaya perlindungan asuransi atau bukti

lain yang diperlukan dan untuk menunjukan kecukupan finansial untuk mengatasi musibah yang

menimbulkan polusi. Berbagai perundang-undangan, perjanjian dan peraturan internasional tersebut

memberikan dampak:

• mengurangi nilai ekonomis kapal;

• menyebabkan berkurangnya kapasitas kargo atau perubahan lain dalam struktur atau operasional

kapal;

• menerapkan persyaratan lebih ketat atas kapal yang mungkin pada gilirannya akan menyebabkan

kapal Perseroan menjadi kurang menarik bagi calon penyewa maupun pembeli;

• menyebabkan meningkatnya risiko yang harus ditutup oleh asuransi, yang pada gilirannya akan

berdampak pada kemampuan Perseroan untuk menutup asuransi yang diperlukan oleh kapal-kapal

tersebut; atau

• tidak memperoleh akses ke atau ditahan di dalam pelabuhan-pelabuhan tertentu.

Mengingat bahwa undang-undang, perjanjian dan peraturan internasional tersebut sering diubah,

Perseroan tidak dapat memperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi konvensi dan peraturan

tersebut atau dampaknya atas harga jual kembali (resale) atau masa pakai kapal atau aspek operasi

lainnya. Konvensi dan peraturan tambahan yang diberlakukan mungkin akan menyebabkan kegiatan

usaha Perseroan lebih terbatas atau Perseroan harus mengeluarkan biaya cukup besar karena kalau

tidak, akan berdampak terhadap kegiatan usaha dan pemegang saham secara material yang pada

gilirannya berpengaruh terhadap kondisi keuangan Perseroan. Salah satu contohnya, dalam perusahaan

pelayaran, Pemerintah Republik Indonesia mungkin saja membatasi kepemilikan saham oleh pihak asing.

62

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Terdapat risiko atas adanya peraturan tentang dipercepatnya penghapusan kapal tanker

berlambung tunggal.

The International Maritime Organisation (the ”IMO”) telah menerbitkan peraturan tentang penghapusan

kapal tanker berlambung tunggal dan ketentuan penghapusan tersebut dipercepat menjadi tahun 2010

dari awalnya pada tahun 2015, meskipun mendapat protes dari beberapa negara seperti Amerika Serikat

dan Jepang. Terdapat tujuh kapal tanker berlambung tunggal dari armada yang dimiliki Perseroan dan

Anak Perusahaan sehingga apabila terjadi percepatan penghapusan lebih lanjut, keputusan tersebut

akan berdampak terhadap kondisi usaha dan keuangan Perseroan. Meskipun ketentuan tersebut tidak

bersifat mewajibkan, beberapa negara mungkin akan melarang masuknya kapal tanker berlambung

tunggal ke dalam pelabuhan mereka dan ketentuan demikian akan berdampak negatif terhadap kegiatan

usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.

Pendapatan dipengaruhi variasi musiman sehingga berdampak pada laba Perseroan.

Pasar internasional kapal tanker telah menunjukkan adanya variasi musiman sesuai dengan permintaan

kapasitas kapal tanker dan tarif sewa. Tarif sewa kapal tanker pada musim gugur dan musim dingin

biasanya lebih tinggi sebagai akibat meningkatnya konsumsi minyak di Belahan Utara (Northern

Hemisphere) dan cenderung menurun pada waktu musim semi. Nilai kapal akan berfluktuasi sesuai

dengan tarif sewanya. Faktor musiman seperti tersebut di atas berpengaruh terhadap hasil operasi

Perseroan secara kwartalan dan keadaan ini akan tetap berlangsung dimasa yang akan datang.

Kegiatan teroris di Indonesia maupun di tempat lain akan mengakibatkan ketidakstabilan pasar

global angkutan laut, dan berdampak negatif terhadap kegiatan usaha.

Setelah terjadinya peristiwa peledakan bom di Indonesia pada tahun 2002, terutama peristiwa bom di

Bali pada bulan Oktober 2002 dan Oktober 2005, kegiatan teroris semacam ini mungkin terjadi lagi di

masa yang akan datang. Kegiatan tersebut bisa mengakibatkan ketidakstabilan di Indonesia dan berakibat

timbulnya keresahan masyarakan dan karena tindakan-tindakan yang diambil pemerintah. Selain itu,

tindakan teroris semacam itu juga terdapat di beberapa pasar dimana Perseroan beroperasi, termasuk

di Timur Tengah dan Eropa. Tindak kekerasan yang menyebabkan keresahan dan mengakibatkan

ketidakstabilan telah berdampak dan akan terus berdampak buruk terhadap investasi dan tingkat

kepercayaan dan kinerja ekonomi Indonesia maupun global, yang akan berdampak buruk terhadap

kegiatan usaha, kondisi keuangan dan operasi Perseroan.

Pemerintah dapat mengambil-alih kapal pada saat terjadinya perang atau keadaan darurat tanpa

memberikan kompensasi yang memadai sehingga menyebabkan hilangnya pendapatan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 23 tahun 1959 tentang keadaan

Bahaya, Pemerintah dapat mengambil-alih atau menyita satu atau lebih kapal Perseroan untuk dimiliki

dan dipakai. Pengambil-alihan untuk dimiliki terjadi pada saat pemerintah mengambil-alih kendali dan

menjadi pemilik dari kapal tersebut. Umumnya pengambil-alihan terjadi pada saat perang atau keadaan

darurat. Apabila Pemerintah mengambil-alih satu atau lebih kapal Perseroan, hal ini akan berdampak

negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja Perseroan.

Risiko sehubungan dengan kegiatan usaha Perseoran dan Anak Perusahaan.

Risiko usaha potensial yang dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk

menghasilkan laba di antaranya adalah:

Risiko Pemutusan Hubungan Kontrak.

Perkembangan situasi ekonomi mempunyai dampak yang besar terhadap aktivitas industri yang menjadi

pelanggan Perseroan. Jika situasi ekonomi memburuk dapat menyebabkan para pelaku industri tersebut

mengurangi dan atau menghentikan produksinya untuk sementara, yang akhirnya mengurangi pasokan

bahan baku dan hasil industri. Hal ini dapat meningkatkan risiko diputuskannya kontrak jangka panjang

yang mengakibatkan Perseroan harus mencari penyewa baru atau muatan pengganti untuk kapal yang

kontraknya diputuskan tersebut. Jika Perseroan tidak mampu untuk segera mendapatkan penyewa baru

atau muatan pengganti, maka dapat mempengaruhi pendapatan usaha dan laba Perseroan.

63

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Risiko Bencana Alam Dan Kecelakaan Di Laut.

Kapal-kapal Perseroan yang melayari lautan bebas dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh

cuaca buruk, tabrakan dengan kapal lain, menabrak karang atau bahkan tenggelam. Selain itu, muatan

yang diangkut oleh kapal-kapal Perseroan dapat berupa bahan-bahan yang mudah terbakar, mudah

meledak, dan beracun, dan dapat membahayakan keselamatan kapal, manusia dan lingkungan hidup.

Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan usaha dari kapal tersebut yang besarnya tergantung

dari lamanya masa perbaikan dan peningkatan beban usaha untuk kapal tersebut akibat biaya perbaikan

kapal dan biaya-biaya lain akibat kerusakan yang ditimbulkan.

Risiko Persaingan.

Bisnis pelayaran yang digeluti Perseroan adalah bisnis yang dijalankan secara internasional yang

berhadapan dengan kompetisi pasar bebas. Pada segmen pasar utamanya, pesaing utama Perseroan

termasuk perusahaan pelayaran Eropa maupun Asia. Persaingan tersebut akan semakin ketat ketika

terjadi kelesuan perekonomian. Akibat langsung yang dapat ditimbulkan dari resiko persaingan adalah

menurunnya Pendapatan Usaha untuk kapal-kapal yang tidak terikat kontrak akibat melemahnya nilai

uang tambang (freight rate) yang terbentuk dari keseimbangan posisi permintaan dan penawaran ruang

kapal.

Risiko Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dan Tingkat Bunga Pinjaman.

Sekitar 60% operasi Perseroan dibiayai dengan pinjaman yang kira-kira berkisar 95% diantaranya dalam

mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) dengan disertai suku bunga tertentu. Naiknya tingkat suku

bunga dan gejolak nilai tukar mata uang Rupiah terhadap USD dapat mempengaruhi kinerja laporan

keuangan Perseroan. Peningkatan tingkat bunga pinjaman dapat mempengaruhi secara langsung Laba

Bersih yang diterima Perseroan sedangkan fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi besarnya akun

kerugian/keuntungan kurs mata uang asing.

Risiko Ketidakstabilan Politik.

Setelah terjadinya aksi teroris sejak bulan Oktober tahun 2002, dan 2005 di dalam negeri serta aksi

teroris di Timur Tengah maupun Eropa, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya tindakan yang

sama di masa yang akan datang. Situasi politik yang tidak stabil sebagai akibat dari tindakan teroris,

gejolak sosial, kerusuhan, dan bentrokan antar kelompok sosial, di dalam negeri maupun di luar negeri

dalam wilayah dimana merupakan pasar dari Perseroan sehingga memberikan dampak ekonomi secara

signifikan, akan mempengaruhi aktivitas bisnis Perseroan.

Risiko Sebagai Induk Perusahaan.

Struktur perusahaan Perseroan terdiri dari beberapa tingkat Anak Perusahaan yang terkonsolidasi laporan

keuangannya pada Perseroan sebagai induk perusahaan. Apabila kinerja keuangan Anak Perusahaan

mengalami penurunan maka hal ini akan mempengaruhi secara langsung pada kinerja keuangan induk

perusahaan.

Risiko Terkait Penurunan Peringkat Obligasi.

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas surat hutang

jangka panjang dari PEFINDO dengan peringkat id AA- (double A minus; stable outlook). Terdapat

kemungkinan bahwa PEFINDO dapat menurunkan peringkat Obligasi Perseroan di masa mendatang

menjadi di bawah peringkat pada tanggal emisi apabila terjadi penurunan kinerja Perseroan yang signifikan.

64

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

VI. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN

AUDITOR INDEPENDEN

Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat kejadian-kejadian penting yang relevan

dan signifikan setelah Laporan Auditor Independen dari Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio &

Rekan tanggal 6 Juni 2007, dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atas Laporan Keuangan

Konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan

2004.

65

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK

PERUSAHAAN

1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN

Perseroan didirikan dengan nama PT Bhaita Laju Tanker sesuai dengan Akta No. 60 tanggal 12 Maret

1981, yang kemudian diubah dengan Akta No. 127 tanggal 26 Maret 1982, Akta No. 10 tanggal 2 Agustus

1982, Akta No. 55 tanggal 17 Desember 1984 dan Akta No. 4 tanggal 5 September 1988, yang semuanya

dibuat di hadapan Raden Santoso, pada waktu itu Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-2630.HT.01.01.Th.89 tanggal

31 Maret 1989, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 865/1989, 866/

1989, 867/1989, 868/1989 dan 869/1989 tanggal 28 April 1989, dan telah diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 1 September 1989, Tambahan No. 1729/1989.

Perubahan akta pendirian Perseroan telah diungkapkan dan dapat dilihat pada sub judul Riwayat Singkat

Perseroan yang telah disajikan dalam Prospektus Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II

Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/Atau Mengambang yang diterbitkan di Jakarta tanggal

28 Mei 2003.

Sejak Penawaran umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003, anggaran dasar Perseroan telah

mengalami beberapa perubahan, sebagai berikut:

� Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17 tertanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan Amrul

Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah diterima dan

dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 27 April

2004 Nomor C-10322 HT.01.04.TH.2004 dan telah didaftarkan di kantor Pendaftaran Perusahaan

Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 14 Juli 2004 No. 1669/RUB.09.05/VII/2004 serta telah diumumkan

pada Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tertanggal 10 September 2004, Tambahan No. 752.

� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 10 tertanggal

6 Mei 2004 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang

Laporan Perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia tertanggal 23 Juni 2004 Nomor C-15700 HT.01.04.TH.2004 dan telah

mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Repulik Indonesia

No. C-13866 HT.01.04.TH.2004 tertanggal 4 Juni 2004 serta telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 14 Juli 2004 di

bawah No. 1669/RUB.09-05/VII/2004 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia

No. 70 tanggal 31 Agustus 2004, Tambahan No. 8543.

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14 tertanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat

oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah

diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal

29 Nopember 2004 Nomor C-28893 HT.01.04.TH.2004 dan telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 8 Desember 2004 di bawah No. 3005/RUB.09.05/XII/

2004 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tertanggal

21 Desember 2004, Tambahan No. 1077.

� Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 1 tertanggal 2 Mei 2005 yang dibuat oleh Amrul Partomuan

Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, yang Laporan Perubahannya telah diterima dan dicatat oleh

Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 4 Mei 2005 Nomor

C-12122 HT.01.04.TH.2005 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan Kodya Jakarta Pusat

tertanggal 13 Mei 2005 di bawah No. 1205/RUB.09.05/V/2005 serta telah diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 43 tertanggal 31 Mei 2005, Tambahan No. 487.

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 tertanggal 14 Nopember 2005 yang dibuat

oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, laporan perubahannya telah diterima

dan dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal

22 Nopember 2005 Nomor C-30985 HT.01.04.TH.2005 dan telah didaftarkan dalam Daftar

Perusahaan Kodya Jakarta Pusat tertanggal 29 Nopember 2005 di bawah No. 3055/RUB.09.05/XI/

2005 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tertanggal 13 Desember

2005, Tambahan No. 1162.

66

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 18 tertanggal 16 Mei 2006 yang dibuat oleh

Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, laporan perubahannya telah diterima dan

dicatat oleh Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 23 Mei

2005 Nomor C-15159 HT.01.04.TH.2006 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan Kodya

Jakarta Pusat tertanggal 31 Mei 2006 di bawah No. 5848/RUB.09.05/V/2006 serta telah diumumkan

dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 48 tertanggal 16 Juni 2006, Tambahan No. 627.

� Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 21 tertanggal

21 September 2006, yang dibuat dihadapan Dr. Amrul Partomuan, SH, LL.M, Notaris di Jakarta,

akta mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

yang laporan perubahannya telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia tertanggal 30 Oktober 2006 Nomor W7-HT.01.04-2705, akta mana

telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan dibawah No. 7379/RUB.09.05/XI/2006 tertanggal

20 Nopember 2006 serta telah diumukan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 102 tanggal

22 Desember 2006 Tambahan Berita Negara No. 1317.

Perseroan dan Anak Perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa angkutan

laut, khususnya angkutan muatan cair yang banyak diperdagangkan di pasar international seperti minyak

mentah, bahan bakar minyak, minyak pelumas, bahan kimia cair, LPG, aspal cair, minyak kelapa sawit

dan turunannya, serta molasses.

Kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan adalah penyewaan kapal, pengawakan kapal,

manajemen kapal dan bisnis keagenan bagi perusahaan pelayaran asing. Sampai saat ini, bisnis

pengoperasian dan penyewaan kapal yang terdiri dari time charter dan spot charter memberikan kontribusi

yang terbesar bagi pendapatan Perseroan dan Anak Perusahaan. Sebagian besar bisnis penyewaan

kapal dilakukan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan dengan menggunakan kapal-kapal milik sendiri

dan sisanya Perseroan menyewa dari perusahaan pelayaran lain.

Perseroan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma BSG, Lantai 10, Jl. Abdul Muis

No. 40, Jakarta 10160. Saat ini, Perseroan mempunyai dua kantor cabang di Dumai dan Merak, yang

masing-masing berkedudukan di Jl. Yos Sudarso No. 159, Dumai 28814, dan Jl. Yos Sudarso No. 18,

Desa Tamansari, Merak 42438.

Pada saat ini, Perseroan melakukan penyertaan saham secara langsung pada:

Perusahaan Persentase Tanggal

Pemilikan (%) Penyertaan Saham

Anak Perusahaan:

Indigo Pacific Corporation (Labuan, Malaysia) 100,000 29 Desember 1997

Diamond Pacific International Corp. (Labuan, Malaysia) 100,000 29 Desember 1997

Asean Maritime Corporation (Labuan, Malaysia) 100,000 1 Juli 1998

PT Banyu Laju Shipping (Indonesia) 99,800 16 Desember 2002

PT Brotojoyo Maritime (Indonesia) 99,002 20 Januari 2003

PT Buana Listya Tama (Indonesia) 99,992 12 Mei 2005

PT Bayu Lestari Tanaya (Indonesia) 99,000 22 Maret 2005

Perusahaan Afilasi:

PT Berlian Limatama (Indonesia) 50,000 24 Juli 1996

Pada awal berdirinya, Perseroan hanya memiliki dan menyewakan 2 (dua) unit kapal tanker minyak

dengan kapasitas tonase 12,050 DWT. Dari tahun ke tahun, armada Perseroan dan Anak Perusahaan

terus berkembang dan per 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 59 (lima puluh sembilan)

armada tanker dengan total kapasitas tonasi 1.518.487 juta DWT, terdiri dari 36 (tiga puluh enam) kapal

tanker bahan kimia, 16 (enam belas) kapal tanker minyak, 6 (enam) kapal tanker gas, dan 1 (satu) kapal

tanker FPSO.

67

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Sarana dan prasarana yang digunakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

Jenis Jumlah Status Lokasi

Perseroan:

Bangunan 2.376 m2 Sewa Jakarta, Merak

Bangunan 448 m2 Milik Dumai

Kendaraan Bermotor Roda 2 4 unit Milik Jakarta, Dumai, Merak

Kendaraan Bermotor Roda 4 23 unit Milik Jakarta, Merak

Kendaraan Bermotor Roda 4 3 unit Sewa Jakarta

Anak Perusahaan:

Bangunan 495 m2 Sewa Singapura dan Hongkong

Seluruh sarana dan prasarana yang dimiliki dan disewa oleh Perseroan telah diasuransikan baik oleh

Perseroan sendiri maupun oleh pihak penyewa. Kendaraan bermotor yang dimiliki telah diasuransikan

oleh Perseroan melalui beberapa perusahaan asuransi dengan total nilai pertanggungan sebesar

Rp8.771.850.000.

2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN

Perkembangan kepemilikan saham Perseroan sampai dengan 31 Maret 2003 telah diuraikan dalam

Prospektus Penawaran Umum Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap

Dan/Atau Mengambang yang diterbitkan di Jakarta tanggal 28 Mei 2003, sesuai dengan surat Efektif

dari Ketua Bapepam No.S-1006/PM/2003 tanggal 12 Mei 2003.

Tahun 2003

Susunan Pemegang saham Perseroan menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh

dari Registrasi Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2003 adalah

sebagai berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 7.338.240.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 942.768.396 117.846.049.500 50,60

International Finance Corporation 255.730.636 31.966.329.500 13,73

Bank of Bermuda 108.648.500 13.581.062.500 5,83

Widihardja Tanudjaja 1.310.400 163.800.000 0,07

Koperasi Karyawan Berlian 1.211.028 151.378.500 0,06

Masyarakat (*) 553.568.628 69.196.078.500 29,71

Sub Jumlah 1.863.237.588 232.904.698.500 100,00

Saham yang diperoleh kembali 205.040.000 25.630.000.000

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 2.068.277.588 258.534.698.500

Saham Dalam Portepel 5.269.962.412 658.745.301.500

(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini telah dijual melalui private

placement pada tahun 2004.

Tahun 2004

Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu sebanyak 305.760.000 saham dan 61.152.000 waran dengan harga pelaksanaan Rp1.200

per saham Jangka waktu pelaksanaan waran mulai tanggal 16 Juli 1998 sampai dengan 20 Januari

2003. Berdasarkan Addendum Pernyataan Penerbitan Waran sebagaimana tercantum dalam akta No.

32 tanggal 17 oktober 2001 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta, Perusahaan

memutuskan untuk menambah jangka waktu waran selama 5 (lima) tahun sehingga akan berakhir pada

tanggal 18 Januari 2008.

68

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II:

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17, tanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan

Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan

menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 2.068.092.468

lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp258.511.558.500 menjadi sebanyak

2.070.756.588 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp258.844.573.500.

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14, tanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat

oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan

memutuskan untuk menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula

sebanyak 4.141.513.176 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah

Rp258.844.573.500 menjadi 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya

sebesar Rp259.022.686.000.

Pada tanggal 6 Mei 2004, sesuai dengan Akta Beria Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar

Biasa No. 8 yang dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para

pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari

semula Rp125 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp62,5 untuk setiap saham.

Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan pemegang saham Perseroan

menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek

PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 45,50

International Finance Corporation 277.872.272 17.367.017.000 6,70

Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat (*) 1.975.933.556 123.495.847.250 47,68

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.144.385.476 259.024.092.250 100,00

Saham Dalam Portepel 10.532.094.524 658.255.907.750

(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

Tahun 2005

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta

Perubahan Anggaran Dasar No. 1, tanggal 23 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan,

S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan modal

ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai

nominal seluruhnya sebesar Rp259.022.686.500 menjadi sebanyak 4.155.557.376 lembar saham atau

dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.722.336.000.

Pada tanggal 18 Mei 2005, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar

Biasa No. 18 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para

pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari

semula Rp62,50 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp31,25 (tiga puluh satu koma dua puluh lima

Rupiah) untuk setiap saham. Jangka waktu pelaksanaan pengubahan nilai nominal saham tersebut

adalah 1 (satu) tahun, yaitu sampai dengan tanggal 18 Mei 2006. Jangka waktu pelaksanaan ini

diperpanjang menjadi sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 47 tanggal 31 Mei 2006 yang dibuat oleh Amrul Partomuan

Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, dengan mempertimbangkan pergerakan harga saham yang paling

menguntungkan bagi Perseroan. Namun apabila menurut pandangan Direksi dan/atau Komisari Perseroan

pergerakan harga saham tidak menguntungkan bagi Perseroan, maka pemecahan nilai nominal saham

Perseroan tersebut tidak akan dilaksanakan.

69

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tanggal 24 Nopember 2005, sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 yang dibuat oleh

Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan untuk

menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.155.557.376

lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah Rp259.722.336.000 menjadi 4.156.608.996

lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.788.062.250. Pada tahun 2005,

International Finance Corporation melakukan divestasi portfolio sahamnya di Perseroan melalui

mekanisme pasar.

Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan Pemegang saham Perseroan

menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek

PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2005 adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 117.846.049.500 50,00

Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat (*) 1.880.451.788 117.528.236.750 49,87

Sub Jumlah 3.771.031.436 235.689.464.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 386.183.000 24.136.437.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.214.436 259.528.902.250

Saham Dalam Portepel 10.519.265.564 657.454.097.750

(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang

obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance Corporation yang secara tidak langsung dimiliki

seluruhnya oleh Perseroan pada tahun 2005.

Tahun 2006

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta

Perubahan Anggaran Dasar No. 18, tanggal 16 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan

Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan

modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.156.608.996 lembar saham atau dengan

nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.788.062.250 menjadi sebanyak 4.157.572.436 lembar saham

atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp259.848.277.250.

Dengan adanya perubahan-perubahan tersebut diatas, maka susunan Pemegang saham Perseroan

menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang dieproleh dari Registrasi Biro Administrasi Efek

PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33

Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32

Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,07

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat (*) 1.980.261.516 123.766.344.750 51,22

Sub Jumlah 4.008.118.636 259.507.414.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 149.453.800 9.340.862.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750

(**) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

70

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada tahun ini, perubahan komposisi jumlah saham yang dimiliki oleh PT Tunggaladhi Baskara disebabkan

oleh transaksi penjualan saham didalam Perseroan melalui Meadowstream Limited sehubungan dengan

proses pencatatan saham Perseroan dan penawaran umum perdana di Bursa Singapura (SGX-ST).

Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang

obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance BV yang secara tidak langsung dimiliki seluruhnya

oleh Perseroan pada tahun 2007.

Tahun 2007

Susunan Pemegang saham Perseroan menurut Daftar Pemegang Saham Perseroan yang diperoleh

dari Registrasi Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita pada tanggal 31 Maret 2007 adalah sebagai

berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Tunggaladhi Baskara 1.884.814.264 117.800.891.500 45,33

Meadowstream Limited 138.000.000 8.625.000.000 3,32

Mr. Widihardja Tanudjaja 2.620.800 163.800.000 0,06

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 151.378.500 0,06

Masyarakat * 1.879.711.516 117.481.969.750 48,43

Sub Jumlah 3.907.568.636 244.223.039.750 100,00

Saham yang diperoleh kembali 250.003.800 15.625.237.500

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 100,00

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.772.750

(*) Merupakan total dari kepemilikan pemegang saham publik yang masing-masing jumlahnya tidak melebihi 5 % dari

seluruh modal yang telah ditempatkan oleh Perseroan.

Saham yang diperoleh kembali melalui program buyback pada tahun ini dialokasikan untuk pemegang

obligasi konversi yang diterbitkan oleh BLT Finance BV yang secara tidak langsung dimiliki seluruhnya

oleh Perseroan pada tahun yang sama.

Berikut ini adalah ringkasan dari program pembelian kembali (buy back) saham Perseroan:

RUPSLB Periode Jumlah Penggunaan

Tahun Pembelian Saham

2001 24 Oktober 2001 – 205.040.000 Dijual dengan mekanisme private placement melalui Bursa Efek Jakarta

27 Desember 2001

2004 19 Mei 2005 – 412.433.000 Dialokasikan untuk pemegang Obligasi Konversi yang diterbitkan pada

22 Maret 2006 tanggal 14 Desember 2005 oleh BLT Finance Corporation

2006 26 Juli 2006 – 403.038.000 Dialokasikan untuk pemegang Obligasi Konversi yang diterbitkan pada

31 Mei 2007 tanggal 17 Mei 2007 oleh BLT Finance B.V.

3. KETERANGAN SINGKAT TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN

HUKUM

PT Tunggaladhi Baskara

Riwayat Singkat

PT Tunggaladhi Baskara didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 30 tanggal 21 Juli 1992, diperbaiki

dengan Akta Perubahan No. 14 tanggal 11 Desember 1992, keduanya dibuat di hadapan Raden Santoso,

pada waktu itu Notaris di Jakarta, dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-10210.HT.01.01.Th.92 tanggal 16 Desember 1992, serta telah

didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 3376/1992 dan No. 3377/1992 tanggal

19 Desember 1992, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 60 tanggal 26

Juli 1996, Tambahan No. 6607/1996.

71

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Anggaran Dasar terakhir diubah oleh Akta No. 26 tanggal 17 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Lily

Widjaja, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-22.308 HT.01.04.TH.98 tanggal 27 Oktober 1998, serta telah

didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat dengan No. 2057/BH.09.05/I/99

tanggal 13 Januari 1999, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal

26 Pebruari 1999, Tambahan No. 1324/1999.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang perdagangan, kontraktor, real estat, industri pertambangan,

kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan jasa pada umumnya (tidak termasuk

jasa bidang hukum).

Struktur Permodalan

Berdasarkan Akta No. 26 tanggal 17 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Lily Widjaja, S.H., Notaris di

Jakarta, struktur permodalan PT Tunggaladhi Baskara adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Saham Jumlah Nilai Persentase

Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 300.000 150.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Bagusnusa Samudra Gemilang 203.998 101.999.000.000 99,99

PT Bagus Setia Giri 2 1.000.000 0,01

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 204.000 102.000.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 96.000 48.000.000.000

Pengurusan dan Pengawasan

Pengurusan dan Pengawasan PT Tunggaladhi Baskara pada saat Prospektus ini diterbitkan, adalah

sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Utama Hadi Surya

Komisaris : Suherman Widjaja

Direktur

Direktur Utama : Hadi Surya

Direktur : Dwijaya Hadi Surya

4. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI ANAK PERUSAHAAN

a. Indigo Pacific Corporation (Labuan)

Riwayat Singkat

Indigo Pacific Corporation (Labuan) didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum negara Malaysia dan

berkedudukan di Labuan.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain

sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.

72

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan kepemilikan saham Indigo Pacific Corporation

(Labuan) adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase

Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)

Modal Dasar 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000 100,00

Jumlah 7.850.000 7.850.000 70.807.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel - - -

* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = Rp9.020

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Indigo Pacific Corporation (Labuan) untuk tahun yang berakhir pada

tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan

neraca adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan

laba rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen Chieng &

Associates, Labuan, Malaysia untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI

Rp9.020. dan kurs rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah BI Rp9.830 dan kurs rata-

rata BI Rp9.710) dan Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi

31 Desember 2004 (kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar

tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 16.313.608 147.148,8 29.331.794 288.331,6 6.514.822 60.522,7

Aktiva Tetap 59.563.252 537.260,5 55.684.926 547.382,8 39.117.074 363.397,6

Aktiva Tidak Lancar 199.795.501 1.802.155,4 136.720.307 1.343.960,6 67.729.882 629.210,6

JUMLAH AKTIVA 275.672.361 2.486.564,7 221.737.027 2.179.675,0 113.361.778 1.053.130,9

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 15.459.375 139.443,6 13.335.521 131.088,2 9.305.562 86.448,6

Kewajiban Tidak Lancar 145.550.060 1.312.861,5 129.723.788 1.275.184,8 46.807.932 434.845,7

JUMLAH KEWAJIBAN 161.009.435 1.452.305,1 143.059.309 1.406.273,0 56.113.494 521.294,3

EKUITAS 114.662.926 1.034.259,6 78.677.718 773.402,0 57.248.284 531.836,6

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 275.672.361 2.486.564,7 221.737.027 2.179.675,0 113.361.778 1.053.130,9

LAPORAN LABA-RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 84.961.678 779.098,6 74.707.523 725.410,0 64.618.113 577.362,8

Beban Langsung (64.984.897) (595.911,5) (51.515.448) (500.215,0) (48.685.559) (435.005,7)

Laba Usaha 17.669.686 162.031.0 22.848.980 221.863,6 15.542.754 138.874,5

Beban Usaha (2.307.095) (21.156,1) (343.095) (3.331,4) (389.800) (3.482,9)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain 18.414.382 168.859,9 (1.259.642) (12.231,1) (226.696) (2.025,5)

Laba Bersih 35.985.208 329.984,4 21.429.434 208.079,8 15.233.214 136.108,8

73

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Aktiva Lancar

Pada tahun 2006 terjadi penurunan aktiva lancar sebesar 49% akibat adanya penurunan kas disebabkan

adanya penggunaan dana hasil obligasi konversi. Selain itu, penurunan aktiva lancar juga disebabkan

adanya penurunan setara kas serta penurunan saldo uang muka akibat adanya pemindahan uang muka

kapal ke anak perusahaan lainnya.

Pada tahun 2005 aktiva lancar naik sebesar 376% dari USD6.514.822 ke USD29.331.794 sebagian

besar disebabkan adanya penerimaan dana dari obligasi konversi dan penambahan uang muka aktiva

tetap dan piutang usaha.

Aktiva Tetap

Pada tahun 2005 aktiva tetap meningkat sebesar 51% akibat adanya penambahan armada Perseroan

Aktiva Tidak Lancar

Pada tahun 2006 dan 2005, aktiva tidak lancar masing-masing naik sebesar 34% dan 114%. Hal ini

disebabkan karena adanya pengiriman dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang

antar anak perusahaan.

Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar pada tahun 2005 naik sebesar 52% karena adanya kenaikan hutang bank jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun seiring dengan kenaikan hutang bank.

Kewajiban Tidak Lancar

Kewajiban tidak lancar pada tahun 2005 naik sebesar 193% disebabkan karena adnaya kenaikan hutang

bank dan obligasi konversi.

Ekuitas

Pada tahun 2006 dan 2005, ekuitas naik masing-masing sebesar 34% dan 45% akibat adanya peningkatan

kinerja usaha Indigo Pacific Corporation (Labuan)

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006, pendapatan lain-lain meningkat sebesar 1.481% akibat adanya laba atas penjualan

kapal milik Indigo Pacific Corporation (Labuan).

Beban lain-lain pada tahun 2005 meningkat sebesar 504% disebabkan oleh kenaikan beban bunga

seiring dengan meningkatnya hutang bank.

Laba Bersih

Laba bersih pada tahun 2006 meningkat sebesar 59% sebanding dengan meningkatnya pendapatan

lain-lain.

Laba bersih pada tahun 2005 meningkat sebesar 53% sebanding dengan kenaikan pendapatan dan

efisiensi beban usaha langsung.

Pengurusan

Direktur : Hadi Surya

Direktur : Widihardja Tanudjaja

74

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

b. Diamond Pacific International Corporation (Labuan)

Riwayat Singkat

Diamond Pacific International Corporation (Labuan) didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara

Malaysia dan berkedudukan di Labuan .

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain

sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham Diamond Pacific International

Corporation (Labuan) adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase

Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)

Modal Dasar 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000 100,00

Jumlah 6.350.000 6.350.000 57.277.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel - - -

* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = Rp9.020

khtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Diamond Pacific International Corporation (Labuan) untuk tahun yang

berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan

dalam laporan neraca adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan

dalam laporan laba rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen

C. H. Ng & Co, Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI

Rp9.020 dan kurs rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah BI Rp9.830. dan kurs rata-

rata BI Rp9.710) dan Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi

31 Desember 2004 (kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar

tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 15.849.870 142.965,8 34.856.889 342.643,2 23.343.393 216.860,1

Aktiva Tetap 43.331.905 390.853,8 64.473.654 633.776,0 48.447.560 450.077,8

Aktiva Tidak Lancar 195.445.010 1.762.914,0 91.783.360 902.230,5 68.135.864 632.982,2

JUMLAH AKTIVA 254.626.785 2.296.733,6 191.113.903 1.878.649,7 139.926.817 1.299.920,1

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 9.675.539 87.273,3 19.898.367 195.600,9 10.072.828 93.576,6

Kewajiban Tidak Lancar 149.391.902 1.618.115,0 129.580.667 1.273.778,0 99.895.070 928.025,2

JUMLAH KEWAJIBAN 189.067.441 1.705.388,3 149.479.034 1.469.378,9 109.967.898 1.021.601,8

EKUITAS 65.559.344 591.345,3 41.634.869 409.270,8 29.958.919 278.318,3

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 254.626.785 2.296.733,6 191.113.903 1.878.649,7 139.926.817 1.299.920,1

75

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 46.809.506 429.243,2 48.617.847 472.079,3 25.940.754 231.780,6

Beban Langsung (33,233,051) (304.747,1) (33.854.988) (328.731,9) (18.210.292) (162.700,0)

Laba Usaha 8.944.955 82.025,2 12.694.172 123.260,4 5.457.992 48.767,2

Beban Usaha (4.631.500) (42.470,8) (2.068.687) (20.086,9) (2.272.470) (20.304,5)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain 15.065.535 138.150,9 (934.026) (9.069,4) 1.069.893 9.559,5

Beban Langsung (33.233.051) (304.747,1) (33.854.988) (328.731,9) (18.210.292) (162.708,9)

Laba Bersih 23.929.087 219.429,7 11.666.056 113.277,4 6.477.940 57.880,4

Aktiva Lancar

Pada tahun 2006 aktiva lancar menurun sebesar 58% disebabkan penurunan kas dan setara kas yang

digunakan untuk operasional dan pembelian kapal.

Pada tahun 2005, aktiva lancar meningkat sebesar 58% akibat adanya kenaikan deposito yang belum

dicairkan.

Aktiva Tetap

Pada tahun 2006, aktiva tetap menurun sebesar 38% akibat adanya penjualan kapal.

Pada tahun 2005, aktiva tetap meningkat sebesar 41% akibat adanya penambahan armada baru anak

perusahaan.

Aktiva Tidak Lancar

Pada tahun 2006, aktiva tidak lancar meningkat sebesar 95% akibat adanya pengiriman dana ke anak

perusahaan lainnya yang dicatat sebaga piutang antar anak perusahaan.

Pada tahun 2005, aktiva tidak lancar meningkat sebesar 43% akibat adanya penempatan investasi pad

a perusahaan asosiasi pada Diamond Pacific International Corporation (Labuan).

Kewajiban Lancar

Pada tahun 2006, kewajiban lancar menurun sebesar 55% akibat adnyaa pembayaran hutang usaha

atas biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Pada tahun 2005, kewajiban lancar meningkat sebesar 109% akibat adanya peningkatan hutang bank

jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun serta pengingkatan dalam hutang usaha untuk

perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2005, kewajiban tidak lancar meningkat sebesar 37% akibat adanya peningkatan hutang

bank jangka panjang anak perusahaan seiring dengan penambahan armada baru.

Ekuitas

Ekuitas pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 44% dan 47% sehubungan dengan

peningkatan kinerja anak perusahaan.

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 104% karena meningkatnya jumlah armada

yang dioperasikan.

Beban Langsung

Beban langsung pada tahun 2005 meningkat sebesar 102% karena meningkatnya jumlah armada yang

dioperasikan.

76

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Laba Usaha

Pada tahun 2005, laba usaha meningkat sebesar 153% karena meningkatnya jumlah armada yang

dioperasikan.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006, pendapatan lain-lain meningkat sebeasr 1.623% karena adanya laba atas penjualan

aktiva tetap atas kapal milik Diamond Pacific International Corporation (Labuan).

Laba Bersih

Laba bersih pada tahun 2006 meningkat sebear 96% sebanding dengan meningkatnya pendapatan

lain-lain.

Laba bersih pada tahun 2005 meningkat sebesar 94% sebanding dengan meningkatnya pendapatan

dan efisiensi beban usaha langsung.

Pengurusan

Direktur : Hadi Surya

Direktur : Widihardja Tanudjaja

c. Asean Maritime Corporation

Riwayat Singkat

Asean Maritime Corporation, didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum negara Malaysia dan

berkedudukan di Labuan.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang investasi, pemilikan dan pengoperasian kapal dan usaha lain

sepanjang tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Malaysia.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Asean Maritime

Corporation adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Ekuivalen Persentase

Saham Nominal (USD) Dalam Rupiah* (%)

Modal Dasar 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000 100,00

Jumlah 4.130.600 41.306.000 372.580.120.000 100,00

Saham Dalam Portepel - - -

* Kurs Penutupan Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2006, dimana USD 1 = 9.020

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Asean Maritime Corporation untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan

Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004

(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

adalah sebagai berikut:

77

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 97.066.534 875.540,1 51.723.324 508.440,3 18.572.588 172.539,3

Aktiva Tetap 394.510.988 3.558.489,1 374.605.101 3.682.368,1 196.953.445 1.829.697,5

Aktiva Tidak Lancar 195.312.541 1.761.719,2 171.127.067 1.682.179,1 120.727.696 1.121.560,3

JUMLAH AKTIVA 686.890.063 6.195.748,4 597.455.492 5.872.987,5 336.253.729 3.123.797,1

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 72.572.472 654.603,7 74.938.186 736.642,4 43.752.820 406.463,7

Kewajiban Tidak Lancar 417.798.742 3.768.544,7 398.296.658 3.915.256,1 211.308.177 1.963.053,0

JUMLAH KEWAJIBAN 490.371.214 4.423.148,4 473.234.844 4.654.898,5 255.060.997 2.369.516,7

EKUITAS 196.518.849 1.772.600,0 124.220.648 1.221.089,0 81.192.732 754.280,4

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 686.890.063 6.195.748,4 597.455.492 5.872.987,5 336.253.729 3.123.797,1

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 202.528.625 1.857.187,5 143.998.829 1.398.228,6 47.971.224 428.622,9

Beban Langsung (125.272.725) (1.148.750,9) (87.534.958) (849.964,4) (35.991.591) (321.584,9)

Laba Usaha 72.946.703 668.921,3 53.674.090 521.175,4 10.430.093 93.192,9

Beban Usaha (4.309.197) (39.515,3) (2.789.781) (27.088,8) (1.549.540) (13.845,1)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (159.204) (1.459,9) (10.442.197) (101.393,7) (1.852.351) (16.550,8)

Laba Bersih 72.312.466 663.105,3 43.031.439 417.835,3 8.432.762 75.346,7

Aktiva Lancar

Pada tahun 2006 aktiva lancar meningkat sebesar 72% disebabkan oleh kenaikan deposito yang belum

dicairkan pada anak perusahaan.

Pada tahun 2005 aktiva lancar meningkat sebesar 195% akibat adanya penambahan armada baru anak

perusahaan.

Aktiva Tetap

Aktiva tetap pada tahun 2005 meningkat sebesar 101% karena adanya penambahan armada baru anak

perusahaan.

Aktiva Tidak Lancar

Aktiva tidak lancar pada tahun 2005 meningkat sebesar 50% karena adanya pengiriman dana ke anak

perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka

pembelian aktiva tetap.

Kewajiban Lancar

Pada tahun 2005 kewajiban lancar meningkat sebesar 81% karena peningkatan hutang bank jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2005 kewajiban tidak lancar meningkat sebesar 96% karena adanya peningkatan hutang

bank jangka panjang anak perusahaan seiring dengan penambahan armada baru.

Ekuitas

Pada tahun 2006 dan 2005 ekuitas masing-masing meningkat sebear 45% dan 62% sehubungan dengan

peningkatan kinerja anak perusahaan.

78

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 226% karena meningkatnya jumlah armada

yang dioperasikan.

Beban Langsung

Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 164% karena meningkatnya jumlah armada

yang dioperasikan.

Laba Usaha

Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 459% karena meningkatnya jumlah armada

yang dioperasikan.

Beban Usaha

Beban usaha pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 46% dan 96% karena

peningkatan beban jasa tenaga ahli sehubungan dengan refinancing hutang bank.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain meningkat sebear 99% akibat adanya laba atas penjualan

aktiva tetap atas kapal anak perusahaan.

Pada tahun 2005 beban lain-lain meningkat sebesar 513% karena adanya kenaikan beban bunga seiring

dengan meningkatnya hutang bank anak perusahaan.

Laba Bersih

Pada tahun 2006 laba bersih meningkat sebesar 59% sebanding dengan meningkatnya pendapatan

lain-lain.

Pada tahun 2005 laba bersih meningkat sebesar 455% sebanding dengan kenaikan pendapatan dan

efisiensi beban usaha langsung.

Pengurusan

Direktur Utama : Hadi Surya

Direktur : Widihardja Tanudjaja

d. PT Banyu Laju Shipping

Riwayat Singkat

PT Banyu Laju Shipping didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 35 tanggal 25 Juli 1991

yang dibuat di hadapan Raden Santoso S.H., Notaris di Jakarta, akta mana yang telah memperoleh

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.

C2-15527 HT.01.01.TH’94 tanggal 17 Oktober 1994, dan telah terdaftar di dalam buku register di

Pengadilan Negeri jakarta Pusat pada tanggal 21 Nopember 1994 dibawa No. 2253/1994 serta telah

diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 60 tanggal 26 Juli 1996, Tambahan No. 6621.

Perusahaan didirikan sebagai perusahaan Penanaman Modal Asing yang telah disetujui oleh Badan

Koordinasi Penanaman Modal berdasarkan surat persetujuan No. 189/I/PMA/1991 tanggal 20 Juni 1991.

Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 8 Mei 2002, Perusahaan diubah statusnya

menjadi perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri yang juga telah disetujui oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal berdasarkan surat No. 12/V/PMDN/2002 tanggal 18 Juni 2002.

Perubahan anggaran dasar terakhir termaktub pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 54 tanggal

24 Juni 2002 yang dibuat oleh Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan

dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tertanggal 12 Agustus 2002 Nomor

C-15073 HT.01.04.TH.2002 dan perubahan anggaran dasar lainnya telah diterima dan dicatat sesuai

Penerimaan Laporan Akta Perubahan Anggaran Dasar Nomor C-16193 HT.01.04.TH.2002 tanggal

26 Agustus 2002 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan

Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 18 Pebruari 2003 dibawah No.0369/RUB.09.05/II/2003.

79

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa pelayaran angkutan laut untuk wilayah domestik dan internasional

juga penyewaan kapal.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Banyu Laju Shipping

adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 500 974.500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 499 972.551.000 99,80

PT Brotojoyo Maritime 1 1.949.000 0,20

Jumlah 500 974.500.000 100,00

Saham Dalam Portepel - -

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting PT Banyu Laju Shipping untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik

Osman Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember

2005 dan 31 Desember 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 15.093,0 27.909,9 13.390,5

Aktiva Tetap 109,2 1.109,9 2.068,9

Aktiva Tidak Lancar 30.915,1 7.049,2 13.327,7

JUMLAH AKTIVA 46.117,3 36.069,0 28.787,1

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 7.996,1 4.458,2 3.349,1

Kewajiban Tidak Lancar 22.925,8 15.892,5 11.143,3

JUMLAH KEWAJIBAN 30.921,9 20.350,7 14.492,4

EKUITAS 15.195,4 15.718,3 14.294,7

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 46.117,3 36.069,0 28.787,1

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

Pendapatan Usaha 14.697,5 26.609,4 43.097,8

Beban Langsung (11.970,1) (22.754,4) (38.816,6)

Laba Usaha 84,9 1.493,8 2.166,9

Beban Usaha (2.642,4) (2.361,2) (2.114,3)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (431,4) 126,9 1.483,6

Laba Bersih (522,8) 1.423,6 3.433,0

80

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Aktiva Lancar

Pada tahun 2006 terjadi penurunan aktiva lancar menurun sebeasr 46% akibat adanya pencairan deposito.

Pada tahun 2005 terjadi peningkatan aktiva lancar sebesar 38% akibat adnaya penempatan deposito.

Aktiva Tetap

Pada tahun 2006 dan 2005, terjadi penurunan aktiva tetap masing-masing sebesar 90% and 46% akibat

penambahan akumulasi penyusutan kapal.

Aktiva Tidak Lancar

Pada tahun 2006 aktiva tidak lancar meningkat sebear 339% akibat adanya pengiriman dana ke anak

perusahaan lainnya ynag dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka

pembelian aktiva tetap.

Pada tahun 2005 aktiva tidak lancar meningkat sebesar 47% akibat adanya penerimaan dana ke anak

perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaiakn uang muka

pembelian aktiva tetap.

Kewajiban Lancar

Pada tahun 2006 terjadi peningkatan kewajiban lancar sebesar 79% akibat meningkatnya biaya yang

masih harus dibayar berhubungan dnegna biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2006 dan 2005 terjadi peningkatan kewajiban tidak lancar masing-masing sebear 44% dan

43% disebabkan adanya penerimaan dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang

antar anak perusahaan dna kenaikan uang muka pembelian aktiva tetap.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 440% disebabkan karena PT Banyu

Laju Shipping tidak lagi mengoperasikan kapal yang disewa.

Pada tahun 2005 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 91% karena adanya kerugian dari

selisih kurs akibat menguatnya nilai tukar rupiah.

Laba Bersih

Pada tahun 2006 dan 2005 laba bersih masing-masing menurun sebear 137% dan 59% dipengaruhi

oleh kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Pengurusan

Komisaris Utama : Hadi Surya

Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Dwijaya Hadi Surya

e. PT Brotojoyo Maritime

Riwayat Singkat

PT Brotojoyo Maritime didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 35 tertanggal 20 Januari

2003 yang dibuat di hadapan Setiawan, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah mendapatkan persetujuan

dari Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-04561 HT.01.01.TH.2003

tertanggal 5 Maret 2003 dan telah didaftarkan di kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat

pada tanggal 14 Juli 2004 No. 1185/BH.09.05/V/2003 serta telah diumumkan pada Berita Negara Republik

Indonesia No. 65 tertanggal 15 Agustus 2003, Tambahan No. 6889.

81

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa pelayaran dan pengangkutan, untuk wilayah domestik dan

internasional juga perwalian pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Brotojoyo Maritime

adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 247.500 247.500.000 99,00

PT Banyu Laju Shipping 2.500 2.500.000 1,00

Jumlah 250.000 250.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 750.000 750.000.000

Pengurusan

Komisaris : Hadi Surya

Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting PT Brotojoyo Maritime untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik

Osman Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember

2005 dan 31 Desember 2004 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 34.557,6 29.101,1 673,4

Aktiva Tetap 740.553,7 80.980,4 130.337,2

Aktiva Tidak Lancar 4.567,9 6.197,2 398,2

JUMLAH AKTIVA 109.679,2 116.278,7 131.408,8

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 7.693,2 17.728,7 1.335,8

Kewajiban Tidak Lancar - - 86.563,4

JUMLAH KEWAJIBAN 7.693,2 17.728,7 87.899,2

EKUITAS 101.986,0 98.550, 43.509,6

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 109.679,2 116.278,7 131.408,8

82

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

Pendapatan Usaha 50.664,9 93.339,3 59.145,8

Beban Langsung (38.752,8) (35.547,2 (29.55,3)

Laba Usaha 4.518,2 54.064,1 26,841,0

Beban Usaha (7.393,9) (3.728,1) (2.754,6)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (454,2) 2.606,9 (43,5)

Laba Bersih 3.530,2 55.585,9 26.108,3

Aktiva Lancar

Pada tahun 2005 aktiva lancar meningkat sebesar 4.221% terutama terjadi pada piutang usaha dan

persediaan.

Aktiva Tetap

Pada tahun 2005 aktiva tetap menurun sebear 38% akibat adanya penjualan armada PT Brotojoyo

Maritime.

Aktiva Tidak Lancar

Pada tahun 2005 aktiva tidak lancar meningkat sebesar 1.456% karena adanya pengiriman dana ke

anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan uang muka

pembelian aktiva tetap.

Kewajiban Lancar

Pada tahun 2006 kewajiban lancar menurun sebesar 57% karena penurunan dalam biaya masih harus

dibayar berhubungan dengan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Pada tahun 2005 kewajiban lancar meningkat sebesar 1.227% karena meningkatnya biaya masih harus

dibayar berhubungan dnegna biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Kewajiban Tidak Lancar

Kenaikan kewajiban tidak lancar pada tahun 2005 sebear 1000% disebabkan karena adnaya penerimaan

dana ke anak perusahaan lainnya yang dicatat sebagai piutang antar anak perusahaan dan kenaikan

uang muka pembelian aktiva tetap.

Ekuitas

Pada tahun 2005 ekuitas meningkat sebesar 127% sehubungan dengan peningkatan kinerja anak

perusahaan.

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha pada tahun 2006 menurun sebesar 46% karena adanya pengurangan armada PT

Brotojoyo Maritime pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006.

Pendapatan usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 58% disebabkan karena adanya penambahan

armada pada akhir tahun 2004 yang sudah beropserasi penuh pada tahun 2005.

Laba Usaha

Laba usaha pada tahun 2006 menurun sebesar 92% karena adanya pengurangan armada PT Brotojoyo

Maritime pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006.

Laba usaha pada tahun 2005 meningkat sebesar 101% disebabkan karena adanya penambahan armada

pada akhir tahun 2004 yang sudah beropserasi penuh pada tahun 2005.

83

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Beban Usaha

Beban usaha pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebesar 98% dan 35% disebabkan

karena adanya biaya gaji anak perusahaan.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006 pendapatan (beban) lain-lain menurun sebesar 117% karena adanya rugi selisih kurs.

Pada tahun 2005 pendapatan lain-lain meningkat sebesar 6.088% karena adanya laba selisih kurs.

Laba Bersih

Pada tahun 2006 laba bersih menurun sebesar 94% seiring dengan adanya pengurangan armada

perusahaan pada pertengahan tahun 2005 yang sudah tidak beroperasi lagi pada tahun 2006 dan

meningkatnya biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal.

Pada tahun 2005 laba bersih meningkat sebesar 113% seiring dengan adnaya penambahan armada

pada akhir tahun 2004 yang sudah beroperasi penuh pada tahun 2005.

f. PT Buana Listya Tama

Riwayat Singkat

PT Buana Listya Tama didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 27 tanggal 12 Mei 2005

dibuat di hadapan Ny. Lilik Kristiwati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari

Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.C-

26012 HT.01.01.Th.2005 tanggal 21 September 2005, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran

Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 11 September 2006 di bawah No.6829/BH.09.05/IX/

2006 serta telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 79 tanggal 3 Oktober 2006,

Tambahan No.10555.

Perubahan Anggaran Dasar Perseroan terakhir adalah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan

Pemegang Saham PT Buana Listya Tama No. 02 tanggal 1 Desember 2006 yang dibuat dihadapan

Rusnaldy, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.W7-01951 HT.01.04-TH.2007 tanggal

27 Pebruari 2007, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat pada

tanggal 23 Maret 2007.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa perkapalan, pelayaran dan pengangkutan untuk wilayah domestik

dan internasional juga dalam bidang penyewaan kapal dan penyewaan alat-alat yang berhubungan

dengan pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Buana Listya

Tama adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 2.000.000.000 2.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 695.975.474 695.975.474.000 99,993

PT Bayu Lestari Tanaya 50.000 50.000.000 0,007

Jumlah 695.025.474 696.025.474.000 100,00

Saham Dalam Portepel 1.304.974.526 1.304.974.526.000

84

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengurusan

Komisaris Utama : Widihardja Tanudjaja

Komisaris : Siana Anggraeni Surya

Direktur Utama : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting PT Buana Listya Tama untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik Drs.

Bismar Sitanggang dan Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember

2005 dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

31 Desember

Uraian 2006 2005

Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 37.395,5 250,3

Aktiva Tetap 824.006,2 -

Aktiva Tidak Lancar 24.927,9 -

JUMLAH AKTIVA 886.329,6 250,3

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 30.578,2 -

Kewajiban Tidak Lancar 152.055,3 11,8

JUMLAH KEWAJIBAN 182.633,5 11,8

EKUITAS 703.696,1 238,5

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 886.329,6 250,3

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

Rp juta Rp juta

Pendapatan Usaha 54.759,0 -

BEBAN LANGSUNG (41,436,254,031.00) -

Laba Usaha 13,076,547,040.31 -

BEBAN USAHA (246,165,221.00) (11,962,000)

(BEBAN) PENDAPATAN LAIN-LAIN (4,737,192,011.00) 403,925

Laba Usaha 13.076,5 (12,0)

Laba Bersih 7.682,2 (11,6)

Perubahan pada akun-akun terjadi karena pada tahun 2006 PT Buana Listya Tama memiliki 7 anak

perusahaan baru.

g. PT Bayu Lestari Tanaya

Riwayat Singkat

PT Bayu Lestari Tanaya didirikan di Jakarta, Indonesia berdasarkan Akta No. 11 tanggal 22 Maret 2005

dibuat di hadapan Ny. Lilik Kristiwati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah memperoleh pengesahan dari

Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusannya No.C-

13235 HT. 01.01.TH.2005 tanggal 17 Mei 2005, dan telah terdaftar di Kantor Pendaftaran Perusahaan

Kodya Jakarta Pusat pada tanggal 11 Agustus 2005 di bawah No.2148/BH.08.05/VIII/2005 serta telah

diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 30 September 2005, Tambahan

No.10403.

85

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa perdagangan umum, jasa ekspedisi, pengepakan dan

pergudangan, serta jasa pengelolaan, perencanaan, dan pengembangan alur pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Bayu Lestari Tanaya

adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 247.500 247.500.000 99,00

PT Banyu Laju Shipping 2.500 2.500.000 1,00

Jumlah 250.000 250.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel - -

Pengurusan

Komisaris Utama : Widihardja Tanudjaja

Komisaris : Siana Anggraeni Surya

Direktur Utama : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting PT Bayu Lestari Tanaya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006 dan 2005 yang telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik Osman

Ramli Satrio & Rekan untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 dan 31 Desember 2005

dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005

Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 20,6 20,8

Aktiva Tetap - -

Aktiva Tidak Lancar 285,3 212,8

JUMLAH AKTIVA 305,9 233,6

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 4,5 -

Kewajiban Tidak Lancar 92,5 -

JUMLAH KEWAJIBAN 97,0 -

EKUITAS 208,9 233,6

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 305,9 233,6

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

Rp juta Rp juta

Pendapatan Usaha - -

Laba Usaha (25,0) (17,5)

Laba Bersih (24,7) (16,4)

86

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perusahaan-perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan secara tidak langsung dimana

perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kontribusi terbesar kepada Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Gagarmayang Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Gagarmayang Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of

Association tanggal 8 Nopember 2004.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Gagarmayang Maritime

Pte Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Gagarmayang Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapurauntuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan

Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004

(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

adalah sebagai berikut:

87

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 5.820.704 52.502,8 4.393.034 43.183,5 278.900 2.591,0

Aktiva Tetap 36.547.288 329.656,5 38.023.644 373.772,4 - -

Aktiva Tidak Lancar - - - - - -

JUMLAH AKTIVA 42.367.992 382.159,3 42.416.678 416.955,9 278.900 2.591,0

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 5.047.903 45.532,1 7.227.110 71.042,5 275.760 2.561,8

Kewajiban Tidak Lancar 23.313.728 210.289,8 27.064.783 266.046,8 - -

JUMLAH KEWAJIBAN 28.361.631 255.821,9 34.291.893 337.089,3 275.760 2.561,8

EKUITAS 14.006.361 126.337,4 8.124.785 79.866,6 3.140 29,2

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 42.367.992 382.159,3 42.416.678 416.955,9 278.900 2.591,0

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 13.906.041 127.518,4 15.441.077 149.932,9 - -

Beban Langsung (6.161.159) (56.497.828,0) (5.798.261) (56.301.114,3) - -

Laba Usaha 7.744.882 71.020,6 9.642.816 93.631,7 (27) (242,1)

(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.863306) (17.086.516,0) (1.516.448) (14.724.710,1) - -

Laba Usaha 7.744.882 71.020,6 9.642.816 93.631,7 (27.091) (242,1)

Laba Bersih 5.881.576 53.934,0 8.121.645 78.861,2 (27.091) (242,1)

Aktiva Lancar

Pada akhir tahun buku 2005 aktiva lancar naik sebesar 157% karena naiknya jumlah piutang sehubungan

dengan dimulainya beroperasinya armada perusahaan.

Kewajiban Lancar

Kenaikan kewajiban lancar sebesar 267% di tahun 2005 terjadi karena peningkatan hutang bank jangka

panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun.

Jumlah Aktiva

Peningkatan jumlah aktiva ditahun 2005 disebabkan terutama karena penambahan armada perusahaan

pada tahun yang sama.

Ekuitas

Meningkatnya kinerja perusahaan menyebabkan bertambahnya jumlah ekuitas sebesar 58%.

Laba Bersih

Penurunan yang terjadi pada tahun 2006 terutama disebabkan oleh kenaikan beban bunga seiring dengan

kenaikan tingkat bunga. Sedangkan dimulainya operasi armada perusahaan pada tahun 2005

menyebabkan kenaikan laba bersih dibandingkan dengan kerugian pada tahun 2004.

b. Trijata Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Trijata Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 7 Oktober 2004.

88

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Trijata Maritime Pte

Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Trijata Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca adalah

kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba rugi

adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co, Singapura

untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs rata-rata BI

Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan Kantor Akuntan

Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004 (kurs tengah BI

Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai

berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 4.585.963 41.365,4 3.643.647 35.817,1 1.080.949 10.042,0

Aktiva Tetap 27.560.848 248.598,8 27.865.059 273.913,5 29.835.774 277.174,3

Aktiva Tidak Lancar - - - - -

JUMLAH AKTIVA 32.146.811 289.964,2 31.508.706 309.730,6 30.916.723 287.216,3

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 8.649.189 78.015,7 10.030.960 98.604,3 30.880.034 286.875,5

Kewajiban Tidak Lancar 11.188.522 100.920,4 16.557.342 162.758,7 - -

JUMLAH KEWAJIBAN 19.837.711 178.936,1 26.588.302 261.363,0 30.880.034 286.875,5

EKUITAS 12.309.100 111.028,1 4.920.404 48.367,6 36.689 340,8

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 32.146.811 289.964,2 31.508.706 309.730,6 30.916.723 287.216,3

89

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 19.539.432 179.176,6 16.165.808 156.970,0 633.437 5.659,8

Beban Langsung (10.966.679) (100.564.446,4) (10.234.628) (99.378.237,9) (602.177) (5.380.451,5)

Laba Usaha 8.572.753 78.612,1 5.931.180 57.591,8 31.260 279,3

Beban Usaha - - - - - -

(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.184.057) (10.857.802,7) (1.047.465) (10.170.885,2) (24.802) (221.605,9)

Laba Usaha 8.572.753 78.612,1 5.931.180 57.591,8 31.260 279,3

Laba Bersih 7.388.696 67.754,3 4.883.715 47.420,9 6.458 57,7

Aktiva lancar

Kenaikan pada tahun 2005 sebesar 257% disebabkan kenaikan kas dan setara kas sebagai akibat dari

mulai beroperasinya kapal perseroan secara penuh

Ekuitas

Ekuitas pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing meningkat sebear 130% dan 14.091% sehubungan

dengan peningkatan kinerja perusahaan

Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha meningkat sebesar 2.673% pada tahun 2005 disebabkan oleh dimulainya operasi

armada Perusahaan pada tahun yang sama.

Laba Usaha

Pada tahun 2006 laba usaha meningkat sebesar 36% karena meningkatnya kinerja Perusahaan.

Pada tahun 2005, laba usaha meningkat sebear 20.519% karena dimulainya operasi armada Trijata

Maritime Pte. Ltd.

Beban Usaha

Pada tahun 2005 beban usaha meningkat sebesar 1.747% disebabkan karena dimulainya operasi armada

Trijata Maritime Pte. Ltd..

Laba Bersih

Pada tahun 2006 dan 2005 laba bersih masing-masing meningkat sebesar 43% dan 82.082% karena

dimulainya operasi armada Trijata Maritime Pte. Ltd..

c. Tribuana Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Tribuana Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 8 Nopember 2004.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Tribuana Maritime Pte

Ltd adalah sebagai berikut:

90

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Tribuana Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006, 2005 dan 2004 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dan

Kantor Akuntan Publik Drs. Bismar Sitanggang untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2004

(kurs tengah BI Rp9.290 dan kurs rata-rata BI Rp8.935) dengan pendapat wajar tanpa pengecualian

adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 6.143.185 55.411,5 2.992.144 29.412,8 30.231 280,8

Aktiva Tetap 26.207.367 236.390,5 28.655.697 281.685,5 - -

Aktiva Tidak Lancar - - - - - -

JUMLAH AKTIVA 32.350.552 291.802,0 31.647.841 311.098,3 30.231 280,8

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 6.958.691 62.767,4 6.840.310 67.240,2 305 2,8

Kewajiban Tidak Lancar 12.100.678 109.148,1 17.907.198 176.027,8 - -

JUMLAH KEWAJIBAN 19.059.369 171.915,5 24.747.508 243.268,0 305 2,8

EKUITAS 13.291.183 119.886,5 6.900.333 67.830,3 29.926 278,0

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 32.350.552 291.802,0 31.647.841 311.098,3 30.231 280,8

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

USD Rp juta USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 19.596.565 179.700,5 16.593.913 161.126,9 - -

Beban Langsung (11.925.127) (109.353.414,6) (8.652.771) (84.018.406,4) - -

Laba Usaha 7.671.438 70.347,1 7.941.142 77.108,5 (305) (2,7)

Beban Usaha - - - - (305) (2.725,2)

(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.280.588) (11.742.991,9) (1.070.735) (10.396.836,9) - -

Laba Bersih 6.390.850 58.604,1 6.870.407 66.711,6 (305) (2,7)

91

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Aktiva Lancar

Peningkatan sebesar 88% pada tahun 2006 dan 10.373% pada tahun 2005 adalah sehubungan dengan

mulai beroperasinya armada Perusahaan.

Aktiva Tetap

Dimulainya operasi armada Perusahaan pada tahun 2005 juga menyebabkan kenaikan aktiva tetap.

Kewajiban Tidak Lancar

Penurunan pada tahun 2006 karena adanya pembayaran hutang bank. Sedangkan kenaikan pada tahun

2005 karena adanya pinjaman hutang bank baru yang digunakan untuk armada baru.

Ekuitas

Peningkatan yang terjadi sebesar 77% pada tahun 2006 dan 24.298% pada tahun 2005 adalah

sehubungan dengan peningkatan kinerja Perusahaan.

Pendapatan

Dimulainya operasi Perusahaan pada tahun 2005 menyebabkan peningkatan pendapatan pada tahun

yang sama.

Beban Usaha

Beban usaha meningkat sebesar 30% pada tahun 2006 dikarenakan meningkatnya kegiatan operasi

Perusahaan.

Laba Usaha

Meningkatnya laba usaha pada tahun 2005 juga dihasilkan oleh dimulainya operasi armada Perusahaan.

d. Pergiwati Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Pergiwati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 8 Januari 2005.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Pergiwati Maritime

Pte Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

92

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Pergiwati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 7.712.870 69.570,1 30.495 299,8

Aktiva Tetap 26.704.945 240.878,6 - -

Aktiva Tidak Lancar - - - -

JUMLAH AKTIVA 34.417.815 310.448,7 30.495 299,8

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 13.538.833 122.120,3 - -

Kewajiban Tidak Lancar 13.416.667 121.018,3 - -

JUMLAH KEWAJIBAN 26.955.500 243.138,6 - -

EKUITAS 7.462.315 67.310,1 30.495 299,8

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 34.417.815 310.448,7 30.495 299,8

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 15.743.478 144.367,7 - -

Beban Langsung (7.513.403) (68.897.905,5) - -

Laba Usaha 8.230.075 75.469,8 - -

Beban Usaha - - - -

(Beban) Pendapatan Lain-lain (773.486) (7.092.866,6) - -

Laba Usaha 8.230.075 75.469,8 - -

Laba Bersih 7.431.820 68.149,8 - -

Perubahaan atas semua pos keuangan baik pada neraca maupun laba rugi Perusahaan disebabkan

karena baru dimulainya operasi armada pada tahun 2006.

e. Badraini Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Badraini Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 17 Januari 2005.

93

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Badraini Maritime Pte

Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Badraini Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 3.631.620 32.757,2 1.021.423 10.040,6

Aktiva Tetap 31.508.918 284.210,4 31.619.355 310.818,3

Aktiva Tidak Lancar - - - -

JUMLAH AKTIVA 35.140.538 316.967,6 32.640.778 320.858,9

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 14.407.244 129.953,3 10.894.186 107.089,8

Kewajiban Tidak Lancar 8.325.000 75.091,5 14.525.000 142.780,8

JUMLAH KEWAJIBAN 22.732.244 205.044,8 25.419.186 249.870,6

EKUITAS 12.408.294 111.922,8 7.221.592 70.988,3

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 35.140.538 316.967,6 32.640.778 320.858,9

94

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 14.638.258 134.232,8 15.802.020 153.437,6

Beban Langsung (8.324.650) (76.337.040,5) (7.647.695) (74.259.118,4)

Laba Usaha 6.313.608 57.895,8 8.154.325 79.178,5

Beban Usaha - - - -

(Beban) Pendapatan Lain-lain (1.126.906) (10.333.728,0) (963.228) (9.352.943,9)

Laba Bersih 5.186.702 47.562,1 7.191.097 69.825,5

Kewajiban Tidak Lancar

Penurunan yang terjadi pada tahun 2006 sebesar 47% disebabkan karena pembayaran hutang bank

yang dilakukan Perusahaan.

Ekuitas

Peningkatan kinerja Perusahaan pada tahun 2006 menyebabkan kenaikan ekuitas sebesar 58%.

Laba Bersih

Kenaikan biaya perbaikan dan pemeliharaan kapal pada tahun 2006 menyebabkan penurunan laba

bersih sebesar 32%

f. Barunawati Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Barunawati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 17 Januari 2005.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Barunawati Maritime

Pte Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

95

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Barunawati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 4.025.161 36.306,9 2.933.735 28.838,6

Aktiva Tetap 30.002.581 270.623,3 31.619.355 310.818,3

Aktiva Tidak Lancar - - - -

JUMLAH AKTIVA 34.027.742 306.930,2 34.553.090 339.656,9

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 16.712.830 150.749,7 16.011.085 157.389,0

Kewajiban Tidak Lancar 8.325.000 75.091,5 14.525.000 142.780,7

JUMLAH KEWAJIBAN 25.037.830 225.841,2 30.536.085 300.169,7

EKUITAS 8.989.912 81.089,0 4.017.005 39.487,2

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 34.027.742 306.930,2 34.553.090 339.656,9

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 14.236.956 130.552,9 12.429.946 120.694,8

Beban Langsung (8,137,143) (74.617,6) (7,497,467) (72.800,4)

Laba Usaha 6,099,813 55.935,3 4,932,479 47.894,4

Beban Usaha - -

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1,126,906) (10.333,7) (945,969) (9.185,4)

Laba Bersih 4.972.907 45.601,6 3.986.510 38.709,0

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar turun sebear 47% karena adanya pembayaran hutang bank.

Ekuitas

Pada tahun 2006 ekuitas meningkat sebesar 105% sehubungan dengan peningkatan kinerja Barunawati

Maritime Pte. Ltd.

g. Barawati Maritime Pte. Ltd.

Riwayat Singkat

Barawati Maritime Pte. Ltd. didirikan di Singapura berdasarkan Memorandum and Articles of Association

tanggal 22 April 2005.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak di bidang pelayaran.

96

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada Barawati Maritime Pte

Ltd adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (SGD) (%)

Modal Dasar 500.000 500.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Gold Bridge Shipping Corporation 50.000 50.000 100,00

Jumlah 50.000 50.000 100,00

Saham dalam portepel 450.000 450.000

Pengurusan

Direktur : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

Direktur : Na Tat Soey

Direktur : Wangsa Atmaja Surya

Sekretaris : Goh Sook Thung

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting Barawati Maritime Pte. Ltd. untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 (nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan neraca

adalah kurs tengah Bank Indonesia sedangkan nilai tukar Dollar AS yang digunakan dalam laporan laba

rugi adalah kurs rata-rata Bank Indonesia) yang telah diaudit oleh auditor independen C. H. Ng & Co,

Singapura untuk laporan keuangan konsolidasi 31 Desember 2006 (kurs tengah BI Rp9.020 dan kurs

rata-rata BI Rp9.170) dan 31 Desember 2005 (kurs tengah Rp9.830 dan kurs rata-rata Rp9.710) dengan

pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 7.840.110 70.717,8 - -

Aktiva Tetap 26.123.208 235.631,3 28.707.736 282.197,0

Aktiva Tidak Lancar - - - -

JUMLAH AKTIVA 33.963.318 306.349,1 28.707.736 282.197,0

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 15.323.202 138.215,3 12.607.704 123.933,7

Kewajiban Tidak Lancar 10.210.800 92.101,4 15.110.460 148.535,8

JUMLAH KEWAJIBAN 25.534.002 230.316,7 27.718.164 272.469,5

EKUITAS 8.429.316 76.032,4 989.572 9.727,5

JML. KEWAJIBAN & EKUITAS 33.963.318 306.349,1 28.707.736 282.197,0

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 2006 2005

USD Rp juta USD Rp juta

Pendapatan Usaha 16.946.197 155.396,6 4.080.839 39.624,9

Beban Langsung (8.419.325) (77.205,2) (2.578.266) (25.035,0)

Laba Usaha 8.526.872 78.191,4 1.502.573 14.590,0

Beban Usaha - -

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1.080.587) (9.909,0) (498.018) (4.835,7)

Laba Bersih 7.439.744 68.222,4 959.208 9.313,9

97

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar menurun sebesar 38% karena adanya pembayaran hutang

pajak.

Pendapatan Usaha

Pada tahun 2006 pendapatan usaha meningkat sebesar 292% karena armada Barawati Maritime Pte.

Ltd. mulai beroperasi penuh.

Beban Langsung

Pada tahun 2006 beban langsung meningkat sebesar 208% karena armada Barawati Maritime Pte. Ltd.

mulai beroperasi penuh.

Laba Usaha

Pada tahun 2006 beban langsung meningkat sebesar 436% karena armada Barawati Maritime Pte. Ltd.

mulai beroperasi penuh.

Pendapatan (Beban) Lain-Lain

Pada tahun 2006 pendapatan lain-lain meningkat sebesar 105% karena beban bunga yang baru dikenakan

pada akhir tahun 2005.

Laba bersih

Pada tahun 2006 laba bersih meningkat sebesar 632% sehubungan dengan kenaikan laba usaha.

5. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERUSAHAAN ASOSIASI

PT Berlian Limatama

Riwayat Singkat

PT Berlian Limatama didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No. 71 tanggal 24 Juli 1996 yang dibuat di hadapan

Bambang Sutrisno, S.H., sebagai pengganti dari Anis Husin Abdat, S.H., Notaris di Jakarta, dan telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai surat keputusan No. C2-10364.HT.01.01.TH’96

tanggal 15 Nopember 1996, serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kab/ Kodya Serang

dengan No. TDP 10011700102 tanggal 27 Maret 1997, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No. 52 tanggal 1 Juli 1997, Tambahan No. 2576/1997.

Kegiatan Usaha

Perusahaan bergerak dalam bidang jasa bongkar muat barang di kapal dan terminal, pergudangan, alat-

alat berat dan pengangkutan.

Struktur Permodalan dan Pemilikan Saham

Pada tanggal 31 Desember 2006 struktur permodalan dan pemilikan saham pada PT Berlian Limatama

adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah Jumlah Nilai Persentase

Saham Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 1.000.000 1.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. 125.000 125.000.000 50,00

PT Berlian Laju Tanker Tbk. 125.000 125.000.000 50,00

Jumlah 250.000 250.000.000 100,00

Saham Dalam Portepel 750.000 750.000.000

98

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengurusan

Komisaris Utama : Oentoro Surya

Komisaris : Widihardja Tanudjaja

Direktur Utama : Pieter Adamy Setyo

Direktur : Sofwan Djamil

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Ikhtisar data keuangan penting PT Berlian Limatama untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal

31 Desember 2006, 2005 dan 2004 yang telah diaudit oleh auditor independen Drs. Trisno Thomas

Iguna & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian adalah sebagai berikut:

NERACA

31 Desember

Uraian 31-12-2006 31-12-2005 31-12-2004

Rp juta Rp juta Rp juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 3.397,9 3.356,4 2.197,9

Aktiva Tetap 328,6 425,9 517,4

Aktiva Tidak Lancar - 27,6 49,1

JUMLAH AKTIVA 3.726,5 3.809,9 2.764,41

KEWAJIBAN

Kewajiban Lancar 2.009,1 2.311,7 1.448,4

Kewajiban Tidak Lancar - 91,1 232,0

JUMLAH KEWAJIBAN 2.009,1 2.402,8 1.680,4

EKUITAS 1.717,4 1.407,1 1.084,0

JUMLAH KEWAJIBAN dan EKUITAS 3.726,5 3.809,9 2.764,4

LAPORAN LABA RUGI

31 Desember

Uraian 31-12-2006 31-12-2005 31-12-2004

Rp juta Rp juta Rp juta

Pendapatan Usaha 3.742,5 7.482,7 4.684,3

Beban Langsung (2.661,1) (6,467,7) (3.735,2)

Laba Usaha 435,5 449,0 380.7

Beban Usaha (636,4) (566,0) (568,3)

(Beban) Pendapatan Lain-Lain (1,8) 4,5 1,3

Laba Bersih 310,3 323,1 288,4

Aktiva Lancar

Aktiva lancar pada tahun 2005 meningkat sebesar 53% disebabkan karena kenaikan piutang usaha

afiliasi seiring dengan meningkatnya pendapatan PT Berlian Limatama

Aktiva Tidak Lancar

Aktiva tidak lancar pada tahun 2006 dan 2005 masing-masing menurun sebesar 100% dan 61%

disebabkan karena penurunan aktiva pajak tangguhan.Kewajiban Lancar

Pada tahun 2005 kewajiban lancar naik sebesar 60% karena meningkatnya biaya masih harus dibayar

sehubungan dengan kegiatan bongkar muat PT Berlian Limatama dan adanya hutan gbank jangka panjang

yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Kewajiban Tidak Lancar

Pada tahun 2006 kewajiban tidak lancar naik sebesar 100% karena adanya penerimaan dana dari induk

perusahaan.

99

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pendapatan Usaha

Pada tahun 2006 pendapatan usaha turun sebesar 50% karena penurunan kegiatan bisnis bongkar

muat akibat kondisi industri bongkar muat yang mulai normal kembali setelah mengalami peningkatan di

tahun 2005.

Pada tahun 2005 pendapatan usaha meningkat sebesar 60% karena banyaknya kegiatan bisnis bongkar

muat pada tahun tersebut.

Beban Langsung

Pada tahun 2006 beban langsung turun sebesar 59% karena penurunan kegiatan bisnis bongkar muat

akibat kondisi industri bongkar muat yang mulai normal kembali setelah mengalami peningkatan di tahun

2005.

Pada tahun 2005 beban langsung meningkat sebesar 73% karena banyaknya kegiatan bisnis bongkar

muat pada tahun tersebut.

Pendapatan (Beban) Lain-lain

Pendapatan (beban) lain-lain pada tahun 2006 menurun sebesar 140% disebabkan penurunan

penghasilan bunga sehubungan dengan berkurangnya jumlah rata-rata kas dan setara kas.

6. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan No. 33

tertanggal 24 Mei 2007 yang dibuat oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, susunan

Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

KOMISARIS

Komisaris Utama : Hadi Surya

Komisaris : Harijadi Soedarjo

Komisaris Independen : Alan Jonathan Tangkas Darmawan

Komisaris Independen : Jaka Prasetya

DIREKSI

Direktur Utama : Widihardja Tanudjaja

Direktur : Michael Murni Gunawan

Direktur : Drs. Henrianto Kuswendi

Direktur : Wong Kevin

Direktur : Siana Anggraeni Surya

100

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komisaris dan anggota Direksi:

KOMISARIS

HADI SURYA, Komisaris Utama

Warga Negara Indonesia, 70 tahun.

Lahir di Surabaya pada tanggal 4 September 1936. Menyelesaikan pendidikan

SMA Lian Huo di Surabaya tahun 1954. Berbagai jabatan yang pernah dan

sedang dijabat antara lain sebagai Direktur CV Kartika Pabrik Triplek (1955-

1959), Komisaris PT Daya Sakti Timber Corporation (1970-1991) dan

Komisaris Utama perusahaan yang sama (1991-1994), Komisaris PT Daya

Sakti Krida Unggul (1985-sekarang), Komisaris PT Jaya Agra Wattie (1990-

sekarang), Komisaris Utama PT Alas Watu Utama (1990-sekarang), Komisaris

Utama PT Wira Penta Kencana (1989-sekarang), Komisaris PT Banyu Laju

Shipping (2002-sekarang), Komisaris Utama PT Dwibina Prima (2004-

sekarang), Direktur Utama PT Berlian Laju Tanker Tbk (1989-Juni 2000).

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 2000.

HARIJADI SOEDARJO, Komisaris

Warga Negara Indonesia, 44 tahun.

Lahir di Jakarta pada tanggal 9 Oktober 1962. Mendapat gelar Master of

Business Administration dari Golden Gate University San Fransisco pada

tahun 1987. Memulai karier sebagai Asisten Direksi PT Jaya Agra Wattie

(1987-1988), Direktur PT Jaya Agra Wattie (1988-1990), Direktur Utama PT

Jaya Agra Wattie (1990-sekarang) dan Direktur PT Daya Sakti Unggul

Corporation Tbk (1994-1998). Menjabat Komisaris Perseroan sejak 1990.

ALAN JONATHAN TANGKAS DARMAWAN, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 39 tahun.

Lahir di Semarang pada tanggal 4 Maret 1968. Menyelesaikan pendidikan di

Indiana Universitytahun 1991.Berbagai jabatan yang pernah dan sedang

dijabat antara lain sebagai Wakil Direktur Utama PT Puri Dana Bersama (1997-

2000), Wakil Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Principal Indonesia (2000-

2001), Direktur pada PT Asuransi Allianz Life Indonesia (2001-2002),

Konsultan pada American International Assurance Co. Ltd, Singapore (2002-

2004), dan Direktur PT Asuransi Allianz Life Indonesia (2004-sekarang).

Menjabat Komisaris Independen Perseroan sejak September 2006.

JAKA PRASETYA, Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 35 tahun.

Lahir di Bandung, 26 September 1971. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di

Institut Teknologi Bandung tahun 1994 dan S2 di Massachussetts Institute of

Technology Sloan School of Management di 1998. Berbagai jabatan yang

pernah dan sedang dijabat antara lain sebagai Associate Director pada UBS

(1998-2000), Associate pada Merrill Lynch (2000-2002), Vice President pada

Zurich Financial Services (2002-2004), Direktur pada Deutsche Bank (2004-

2006), dan CEO pada United Fiber System Ltd. (2006-sekarang). Menjabat

Komisaris Independen Perseroan sejak September 2006.

101

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

DIREKSI

WIDIHARDJA TANUDJAJA, Direktur Utama

Warga Negara Indonesia, 56 tahun.

Lahir di Sinabang pada tanggal 14 Agustus 1950. Lulus pasca sarjana Ilmu

Kelautan dari Tokyo University of Mercantile Marine pada tahun 1979 dan

pada tahun itu juga lulus sebagai Sarjana Hukum dari Hosei University of

Tokyo. Berbagai jabatan penting yang pernah dan sedang dijabat antara lain

Manajer Operasional PT Berlian Laju Tanker Tbk (1984-1987), General

Manajer PT Berlian Laju Tanker Tbk (1987-1990), Direktur PT Berlian Laju

Tanker Tbk (1989-Juni 2000), Komisaris PT Banyu Laju Shipping (1999-2000).

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 2000.

MICHAEL MURNI GUNAWAN, Direktur

Warga Negara Indonesia, 45 tahun.

Lahir di Samarinda, 27 Maret 1962. Menyelesaikan pendidikan sarjana

akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya pada 1985 and MBA di University

of San Diego pada tahun 1996. Jabatan penting yang pernah dipegangnya

adalah Asisten Manajer Akunting Daya Sakti Timber Group (1986-1991),

Manajer Informasi Teknologi Daya Sakti Timber Group (1991-1994), Kepala

Divisi Corporate Administration dan Information System BSG Corporation

(1996-1998), General Manager Divisi Administrasi PT Berlian Laju Tanker

Tbk (Januari 1999-Juni 1999). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak

1999 dan bertanggung jawab dalam bidang administrasi.

Drs. HENRIANTO KUSWENDI, Direktur

Warga Negara Indonesia, 45 tahun.

Lahir di Bandung 24 September 1961 Lulus sarjana manajemen dari

Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1985. Bergabung dengan

Perseroan sejak 1986. Berbagai jabatan penting yang pernah dijabatnya di

Perseroan adalah Manajer Pemasaran (1990-1994), Assistant General

Manager Divisi Komersil (1994-1997) and General Manager Divisi Komersial

(1997-Juni 1999). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak 1999 dan .

bertanggung jawab dalam bidang komersial.

WONG KEVIN, Direktur

Warga Negara Indonesia, 38 tahun.

Lahir di Hong Kong, 11 Desember 1968. Lulus sarjana administrasi bisnis

dari Lewis and Clark College pada tahun 1989 dan sarjana teknik mesin dari

Columbia University pada tahun 1991. Jabatan yang pernah dan sedang

dipegang adalah Asisten Manajer Citibank, N.A. (1992-1994), Associate PT

Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (1994-1995), Associate Direktur Pan

Union Co. Ltd. (1995-1996) dan Corporate Secretary Perseroan (1996-

sekarang). Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1999 dan

bertanggung jawab dalam bidang keuangan dan sekretaris Perseroan.

SIANA ANGGRAENI SURYA, Direktur

Warga Negara Indonesia, 40 tahun.

Lahir di Surabaya 12 Mei 1967. Lulus sarjana teknik kimia dari Waseda

University (Tokyo) pada tahun 1991 dan lulus pasca sarjana teknik kimia dari

universitas yang sama pada tahun 1993. Jabatan yang pernah dan sedang

dipegangnya adalah Marketing Sales ICI Tokyo (1993-1994) dan Direktur

Pan Union Shipping Pte. Ltd. Singapura (1995-sekarang). Menjabat sebagai

Direktur Perseroan sejak 1999 dan bertanggung jawab dalam bidang sumber

daya manuasia dan pengembangan usaha.

102

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Penunjukan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan Bapepam Nomor IX.I.6.

Berdasarkan Risalah Rapat Dewan Komisaris Perseroan tanggal 16 Desember 2006 Perseroan telah

mengangkat Komite Audit dengan susunan sebagai berikut:

Ketua : Alan Jonathan Tangkas Darmawan

Anggota : Jaka Prasetya

Anggota : Segara Utama

Anggota : Max Sumakno Budiarto

Tugas Ketua dan Anggota Komite Audit Perseroan mengacu pada Peraturan Bapepam No. IX.I.5, Lampiran

Keputusan Bapepam No. KEP-29/PM/2004, tanggal 24 September 2004, tentang Pembentukan dan

Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Masa tugas Ketua dan Anggota Komite Audit Perseroan terhitung mulai tanggal ditetapkannya keputusan

ini sampai dengan akhir masa tugas jabatan Dewan Komisaris Perseroan, atau sewaktu-waktu sesuai

dengan keputusan Dewan Komisaris Perseroan.

7. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung pengembangan bisnisnya, Perseroan dan Anak Perusahaan menerapkan suatu

kebijakan pengembangan sumber daya manusia yang terarah dan terencana. Keseluruhan proses

pengembangan sumber daya manusia mulai dari proses rekrutmen sampai dengan proses pendidikan

dan pelatihan yang dilakukan Perseroan dan Anak Perusahaan bermuara kepada upaya untuk

mendapatkan sumber daya manusia yang kompeten, berkualitas, dan berdedikasi tinggi.

Perjanjian Kerja antara Perseroan dan Anak Perusahaan dengan karyawan dibuat melalui perjanjian

kerja yang telah sesuai dengan aturan pemerintah dan telah saling dimengerti oleh Perseroan dan Anak

Perusahaan dengan Karyawan sehingga tidak dibentuk suatu serikat pekerja. Dalam menerapkan sistem

penggajian yang adil untuk karyawan, Perseroan telah menerapkan sistem penggajian yang sesuai

dengan bobot masing-masing pekerjaan dengan gaji terendah diatas Upah Minimum Regional (UMR).

Untuk menciptakan suasana kerja yang baik, Perseroan dan Anak Perusahaan telah memperhatikan

kesejahteraan karyawan melalui usaha-usaha sebagai berikut:

� Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

� Asuransi kesehatan dan rumah sakit bagi seluruh karyawan dan keluarganya

� Rekreasi bersama seluruh karyawan dan keluarganya

� Sarana olah raga, ibadah dan hiburan

� Sarana keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

� Koperasi karyawan

Sesuai dengan anjuran dari pemerintah, Perseroan juga telah menjalankan dana pensiun melalui

Tunjangan Hari Tua dari Jamsostek. Selain itu, saat ini Perseroan sedang menjajaki kemungkinan

penambahan tunjangan dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan swasta lainnya ataupun

melalui pendirian Dana Pensiun sendiri.

Dengan semakin meningkatnya kegiatan dan operasi Perseroan dan Anak Perusahaan, maka diperlukan

penambahan tenaga-tenaga kerja yang andal dan profesional dalam bidangnya demi kelancaran

operasional Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2006 Perseroan dan Anak Perusahaan

mempekerjakan 303 orang karyawan di darat dengan perincian 226 orang di kantor pusat dan cabang

serta 77 orang di kantor Anak Perusahaan. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan

mempekerjakan 3 karyawan asing di Anak Perusahaan yang berdomisili di Indonesia.

103

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Berikut ini adalah komposisi karyawan darat Perseroan dan Anak Perusahaan per 31 Desember 2006

menurut jenjang pendidikan, jabatan dan usia:

Komposisi Karyawan Darat Menurut Jenjang Pendidikan

Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %

Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil

Pasca Sarjana 23 3 4 3 33 10,89

Sarjana 112 6 14 5 137 45,21

Diploma /Akademi 59 1 11 13 84 27,72

SLTA 25 0 2 9 36 11,88

SLTP dan lain-lain 7 0 0 6 13 4,29

Jumlah 226 10 31 36 303 100,00

Komposisi Karyawan Darat Menurut Kelompok Usia

Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %

Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil

17 - 30 tahun 85 2 10 14 111 36,63

31 - 40 tahun 93 2 11 5 111 36,63

41 - 50 tahun 34 4 5 4 47 15,51

Di atas 50 tahun 14 2 5 13 34 11,22

Jumlah 226 10 31 36 303 100,00

Komposisi Karyawan Darat Menurut Jabatan

Jenjang Pendidikan Perseroan PT Banyu PT Gemilang PT Karya Jumlah %

Laju Shipping Bina Lintas Tirta Bakti Adil

Direktur Utama 1 1 1 0 3 0,99

Direktur 7 0 1 1 9 2,97

General Manajer 6 2 2 3 13 4,29

Manajer 15 2 3 3 23 7,59

Asisten Manajer 11 0 1 3 15 4,95

Penyelia 18 1 5 10 34 11,22

Staf dan lain-lain 168 4 18 16 206 67,99

Jumlah 226 10 31 36 303 100,00

Selain karyawan darat, Perseroan dan Anak Perusahaan juga mempekerjakan karyawan yang bekerja

sebagai awak kapal di laut. Pada tanggal 31 Desember 2006 tercatat 1.557 orang awak kapal yang

bekerja di kapal-kapal yang dioperasikan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan. Berikut ini adalah

komposisi karyawan laut Perseroan dan Anak Perusahaan menurut jenjang pendidikan dan jabatan

dalam kapal:

Komposisi Karyawan Laut Menurut Jenjang Pendidikan (Ijazah Pelayaran)

Jenjang Pendidikan Jumlah %

Nautika ANT-I 77 4,95

Nautika ANT-II 91 5,84

Nautika ANT-III 166 10,66

Nautika ANT-D 330 21,19

Teknik ATT-1 67 4,30

Teknik ATT-2 94 6,04

Teknik ATT-3 161 10,34

Teknik ATT-D 227 14,58

Lain-lain 344 22,09

Jumlah 1.557 100,00

104

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Komposisi Karyawan Laut Menurut Kelompok Usia

Kelompok Usia Jumlah %

17 sampai dengan 30 tahun 487 31,28

31 sampai dengan 40 tahun 584 37,51

41 sampai dengan 50 tahun 344 22,09

Di atas 50 tahun 142 9,12

Jumlah 1.557 100,00

Komposisi Karyawan Laut Menurut Jabatan dalam Kapal

Jabatan Jumlah %

Master 66 4,24

Chief Officer 71 4,56

Chief Engineer 66 4,24

2nd Engineer 74 4,75

2nd Officer 78 5,01

3rd Officer 84 5,39

3rd Engineer 81 5,20

SDC 35 2,25

4th Engineer 75 4,82

SEC 26 1,67

Electrician 34 2,18

Pump Man 85 5,46

Quarter Master 215 13,81

Oiler 1 15 0,96

Oiler 189 12,14

Fitter 18 1,16

Waiper 11 0,71

O/S 31 1,99

Chief Cook 72 4,62

2/Cook 5 0,32

M/Boy 75 4,82

Cadet 151 9,70

Jumlah 1.557 100,00

Keterangan mengenai 3 tenaga kerja asing yang bekerja pada Anak Perusahaan Perseroan yang

berdomisili di Indonesia adalah sebagai berikut:

IMTA KITAS

No. Jabatan Jabatan Warga No. Masa No. Masa

Negara Berlaku Berlaku

1 Choy Ngee Sheng Tenaga Ahli Malaysia 339/2007 1 Mar 07 – 2C2JE1161-F 5 Peb 07 –

Bidang Marketing 28 Peb 08 28 Peb 08

2 Etsuo Nomori Tenaga Ahli Bidang Jepang 4675/2006 9 Nop 06 – 2C2JC0793-E 20 Okt 06

Business Development 8 Nov 07 8 Nop 07

3 Asao Morimoto Advisor Direktur Jepang 5298/2006 31 Des 06 – 2C2JD2833-E 21 Des 06 –

Armada Komersial 30 Des 07 30 Des 07

105

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, KEPENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN, ANAK

PERUSAHAAN DAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM

Tabel hubungan kepengurusan dan pengawasan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham

berbentuk badan hukum adalah sebagai berikut:

Jabatan Tunggaladhi Perseroan Indigo Pacific Diamond Asean Banyu Laju Brotojoyo Buana Bayu

Baskara Corporation Pacific Maritime Shipping Maritime Listya Lestari

International Corporation Tama Tanaya

Hadi Surya Direktur Utama Komisaris Utama Direktur Direktur Direktur Utama Komisaris Utama Komisaris - -

Harijadi Sudardjo - Komisaris - - - - - - -

Alan Jonathan Tangkas Darmawan - Komisaris - - - - - - -

Independen

Jaka Prasetya - Komisaris - - - - - - -

Independen

Utama Hadi Surya Komisaris Utama - - - - - - - -

Suherman Widjaja Komisaris - - - - - - - -

Widihardja Tanudjaja - Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Komisaris Komisaris

Utama Utama Utama Utama

Michael Murni Gunawan - Direktur - - - - Direktur Direktur Direktur

Utama Utama

Henrianto Kuswendi - Direktur - - - - - - -

Wong Kevin - Direktur - - - - Direktur Direktur Direktur

Siana Anggraeni Surya - Direktur - - - - Direktur Komisaris Komisaris

Dwijaya Hadi Surya Direktur - - - - Direktur - - -

Oentoro Surya

Pieter Adany Setyo - - - - - - - - -

Sofyan Djamil - - - - - - - - -

Na Tat Soey - - - - - - - - -

Wangsa Atmaja Surya - - - - - - - - -

Goh Sook Thung - - - - - - - - -

Jabatan Gagarmayang Trijata Tribuana Pergiwati Badraini Barunawati Barawati Berlian

Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Maritime Limatama

Hadi Surya - - - - - - - -

Harijadi Sudardjo - - - - - - - -

Alan Jonathan Tangkas Darmawan - - - - - - - -

Jaka Prasetya - - - - - - - -

Utama Hadi Surya - - - - - - - -

Suherman Widjaja - - - - - - - -

Widihardja Tanudjaja Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Komisaris

Michael Murni Gunawan Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

Henrianto Kuswendi - - - - - - - -

Wong Kevin Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

Siana Anggraeni Surya Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

Dwijaya Hadi Surya - - - - - - - -

Oentoro Surya - - - - - - - Komisaris Utama

Pieter Adany Setyo - - - - - - - Direktur Utama

Sofyan Djamil - - - - - - - Direktur

Na Tat Soey Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

Wangsa Atmaja Surya Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

Goh Sook Thung Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur -

106

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Diagram hubungan kepemilikan Perseroan, Anak Perusahaan dan pemegang saham berbentuk badan

hukum dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut:

PT Berlian Laju Tanker Tbk

100% 100%

100%

PT Arpeni Pratama Ocean Lines

50%100%

29.9%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

50%

100%

100%

100%

30%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

.

100%

100%

100%

100%

100%

PT Bagusnusa Samudra Gemilang

07.10.92

PT Bagus Setia Giri

21.6.94

PT Tunggaladhi Baskara

21.07.92

0.0001%Widihardja TanudjajaMasyarakat

50.93%

Treasury sharesKoperasi Karyawan Berlian

1990

0.06% 45.36% 3.60%0.06%

99.9999%

PT Banyu LajuShipping

PT Banyu LajuCorporation

PT Banyu LajuMaritime SA

PT PearlMaritime

PT RubyMaritime

PT SapphireMaritime

PT CitrineMaritime

PT DiamondMaritime

PT EmeraldMaritime

PT AnjasmoroMaritime

PT BuanaListya Tama

Fatmarini Shipping Ltd

Frabandari Shipping Ltd

Nolowati Shipping Ltd

Nogogini Shipping Ltd

Ratih Shipping Ltd

Hartati Shipping Ltd

Harsanadi Shipping Ltd

Cendanawati Nav Pte Ltd

Frabandari Maritime Pte Ltd

Brotojoyo Maritime Pte Ltd

Berlian Laju Tanker Pte Ltd

Anjosmoro Maritime Pte Ltd

Pergiwo Navigation Pte Ltd

Fatmarini Maritime Pte Ltd

Harsanadi Maritime Pte Ltd

Hartati Maritime Pte Ltd

BLT Finance Corporation

Pertiwi Maritime Pte Ltd

Pujawati Maritime Pte Ltd

Anggraini Maritime Pte Ltd

Emerald Maritime Pte Ltd

Prita Dewi Maritime Pte Ltd

Pradapa Maritime Pte Ltd

Pergiwati Maritime Pte Ltd

Badraini Maritime Pte Ltd

Barunawati Maritime Pte Ltd

Gas Maluku Maritime Pte Ltd

Barawati Maritime Pte Ltd

Arimbi Maritime Pte Ltd

Gas Bali Maritime Pte Ltd

Eustoma Navigation S.A.

Puspawati Maritime Pte Ltd

Diamond Flow Ltd

Rasawulan Maritime Pte Ltd

Gagarmayang Maritime Pte Ltd

Tribuana Maritime Pte Ltd

Gas Papua Maritime Pte Ltd

Purwati Maritime Pte Ltd

Gas Sulawesi Maritime Pte Ltd

Trijata Maritime Pte Ltd

Mustokoweni Maritime Pte Ltd

Gerbera Navigation S.A.

Ulupi Maritime Pte Ltd

Erowati Maritime Pte Ltd

Freesia Navigation S.A.

Dahlia Navigation Pte Ltd

Cempaka Navigation Pte Ltd

Elite Bauhinia Navigation Pte Ltd

GB Shipping Agencies SA

Indradi Maritime Pte Ltd

Beihai New Resources LogisticCorporation

Great Tirta Shipping SA

Lestari Intl Shipping SA

Zona Shipping SA

Zenith Overseas Maritime SA

Eglantine Navigation SA

Wulansari Maritime Pte Ltd

Yanaseni Maritime Pte Ltd

GB Logistic Ltd

Asean Maritime Corporation

Gold Brigde Shipping Corporation

Hopeway Marine Inc

Gold Brigde Shipping Ltd

Qiumera Maritime SA

South Eastern OverseasNavigation SA

Bauhinia Navigation SA

Cempaka Navigation SA

Dahlia Navigation SA

Indigo Pacific Corp

Indigo Pacific Corporation

Berlian Limatama

Dewayani Maritime Pte Ltd

Gandini Maritime Pte Ltd

Dewi Sri Maritime Pte Ltd

Gandari Maritime Pte Ltd

Tirtasari Maritime Pte Ltd

Jembawati Maritime Pte Ltd

Kunti Maritime Pte Ltd

Wigati Maritime SA

Zona Overseas InternationalShipping SA

BLT LNG Tangguh Corporation

Teekay BLT Corporation

Diamond PacificInternational Corporation

Lenani Maritime Inc

Ontari Maritime Pte Ltd

Averina Maritime SA

Gandari Navigation Pte Ltd

GBLT Shipmanagement Pte Ltd

GBLT Shipmanagement Ltd

PT KaryaBakti Adil

PT Gemilang BinaLintas Tirta

PT Brotojoyo Maritime

PT BanyuLestari Tanaya

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

99%

99%

1%

0.2%

1%

99.8%

0.007%

99.992%

99%1%

99%

1%

1%

0.008%

0.008%

0.008%99.992%

99.992%

99.992%

99%

99%

99%

1%

99% 1%

1%

Melani Maritime Inc.

Thai Petra Transport Co Ltd

Diamond PacificInternational Corporation

BLT Finance BV100%

107

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

9. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI KELOMPOK USAHA PERSEROAN

Perseroan merupakan salah satu perusahaan dalam BSG Corporation, suatu kelompok usaha yang

sedang berkembang dan bergerak dalam bidang usaha yang bervariasi antara lain bidang kehutanan

dan pengolahan kayu terpadu, perkebunan, pelayaran, pertambangan, perdagangan, properti dan usaha

lainnya.

BSG Corporation adalah suatu kelompok usaha yang didirikan sekitar 58 tahun yang lalu. Usahanya

dimulai dari usaha perdagangan komoditi antar pulau dan usaha produksi kemasan kotak teh yang

hingga saat ini telah berkembang menjadi suatu usaha yang beragam bidangnya.

Divisi Perkayuan mencakup produksi plywood, fancywood dan industri hilir perkayuan seperti produksi

bahan-bahan dekoratif, furniture dan sebagainya. Divisi Perkebunan mencakup perkebunan karet, kelapa

sawit, kopi dan teh dengan perkebunan yang tersebar di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Divisi

Transportasi mencakup transportasi laut baik muatan cair, muatan umum (general cargo), muatan kering

(dry cargo) dan kontainer, juga memiliki unit pendukung berupa perusahaan bongkar muat, jasa pelabuhan

dan keagenan kapal. Divisi Pertambangan mencakup pertambangan batubara, granit, eksplorasi dan

produksi minyak bumi. Divisi Perdagangan melakukan aktivitas perdagangan produk-produk perkayuan

dan komoditas lainnya dan menjadi jembatan antara grup BSG dengan pasar di Amerika Serikat, Amerika

Latin, China, Hong Kong dan Taiwan.

Diagram berikut memperlihatkan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam BSG Corporation:

10. TRANSAKSI – TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA

Dalam kegiatan usahanya, Perseroan mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa, namun tanpa melalui ikatan kontrak. Manajemen berpendapat bahwa

transaksi tersebut dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama seperti yang dilakukan dengan

pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara

lain:

� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk (“Arpeni”).

Pada saat-saat tertentu selama tahun buku 2004 sampai 2006, Arpeni adalah pihak terafiliasi karena,

per 30 Juni 2006, 35,98% sahamnya dimiliki oleh PT Bagusnusa Samudra Gemilang (“Bagusnusa”),

yang 82,03% sahamnya dimiliki oleh Hadi Surya, Komisaris Perseroan. Sisa 17,97% saham

Bagusnusa dimiliki oleh dua saudara Hadi Surya, yaitu Poenta Surya dan Dharma Surya. Pada

bulan Agustus 2006, kepemilikan Bagusnusa di Arpeni dijual dan pada saat ini, Bagusnusa tidak

lagi memiliki kepemilikan di Arpeni. Biaya jasa agen pelabuhan yang dibayarkan kepada Arpeni

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp638,0 juta.

BSG Corporation

DIVISIPERKAYUAN

DIVISIPERKEBUNAN

DIVISITRANSPORTASI

DIVISIPERTAMBANGAN

DIVISIPERDAGANGAN

� PT Daya Sakti UnggulCorporation

� PT Domisindo Perdana

� PT Unggul SummitParticle Boarc Industry

� PT Daya Sakti KridaUnggu

� PT Daya Sakti TimberCorporation

� PT TrikorindotamaWanakarya

� PT Jaya Agra Waltie

� PT Trusaha Sari Tani

� PT Berlian LajuTanker Tbk

� PT Garuda MahakamPratama

� PT Alas Watu Utama

� PT Wira Penta Kencana

� PT Astaka Dodol

� PT Baturona Adimulya

� PT Saripati PertiwiAbadi

� PT Saripati Geoscerce

� PT Yasa Setia Abadi

� PT Union Co. Ltd.

� Far East America Inc.

108

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Arpeni. Pendapatan jasa agen pelabuhan yang

diterima dari Arpeni untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp680,0

juta.

� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari Pan Union Agencies Pte Ltd (“PUA”). PUA secara

tidak langsung dimiliki sepenuhnya oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan. Biaya jasa

agen pelabuhan yang dibayarkan kepada PUA untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2006 serta untuk periode mulai dari tanggal 1 Januari 2007 hingga 31 Maret 2007 masing-masing

sebesar Rp1.733,0 juta dan Rp214,0 juta.

� Perseroan memperoleh jasa agen pelabuhan dari PT Garuda Mahakam Pratama (“Garuda”). 97,34%

saham Garuda dimiliki oleh PT Bagusnusa Samudra Gemilang (“Bagusnusa”), yang 82,03%

sahamnya dimiliki oleh dua saudara Hadi Surya, yaitu Poenta Surya dan Dharma Surya. Sisa 2,64%

saham Garuda dimiliki oleh Widihardha Tanudjaja, Direksi Perseroan. Biaya jasa agen pelabuhan

yang dibayarkan kepada Garuda untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah

Rp456,0 juta. Untuk periode 1 Januari 2007 hingga tanggal 31 Maret 2007, Perseroan tidak

memperoleh jasa agen pelabuhan dari Garuda, karenanya tidak ada biaya jasa yang dibayarkan.

� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Pan Union Shipping Pte Ltd (“PUS”). PUS secara

langsung dimiliki sepenuhnya oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan. Pendapatan jasa

agen pelabuhan yang diterima dari PUS untuk tahun yang berarkhir pada tanggal 31 Desember

2005 adalah Rp335,0 juta. Sejak tahun 2006, Perseroan telah menghentikan penyediaan jasa agen

pelabuhan ke PUS.

� Perseroan menyediakan jasa agen pelabuhan ke Poseidon Elite Navigation Pte Ltd (“PEN”). PEN

secara tidak langsung sepenuhnya dimiliki oleh Siana Anggraeni Surya, Direksi Perseroan.

Pendapatan jasa agen pelabuhan yang diterima dari PEN untuk tahun yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2005 adalah Rp644,0 juta. Sejak tahun 2006, Perseroan tidak lagi menyediakan jasa

agen pelabihan ke PEN.

� Sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh oleh Perseroan dalam menjalan kegiatan usahanya,

PT Tunggaladhi Baskara (“PTTB”), pemegang saham pengendali, telah menjaminkan sebagian

kepemilikan sahamnya di Perseroan kepada pemberi pinjaman. Per 31 Desember 2006, jumlah

pinjaman yang dijamin oleh saham tersebut adalah Rp97.083,0 juta. Perseroan tidak membayar,

dan tidak memiliki perjanjian dengan PTTB untuk membayar, segala biaya dan komisi atas

penjaminan saham tersebut.

� Dua Anak Perusahaan Perseroan, yaitu Dewi Sri Maritime Pte Ltd dan Dewayani Maritime Pte Ltd,

telah menandatangani perjanjian time charter dengan Garuda, yang telah menandatangani perjanjian

time charter dengan Pertamina. Perjanjian time charter yang ditandatangani oleh kedua Anak

Perusahaan dan Garuda dan ditandatangani oleh Garuda dan perjanjian yang ditandatangani oleh

Garuda dan Pertamina memiliki termin yang sama.

11. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA

a. Perseroan dan anak perusahaan memiliki beberapa kontrak pengangkutan muatan dengan Pertamina

dengan nilai kontrak sebesar USD 7.000.000 – USD 53.000.000 per tahun dengan akhir kontrak

bervariasi antara tahun 2007 – 2011. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan anak

perusahaan mengadakan kontrak dengan Pertamina dengan nilai minimum penerimaan di masa

depan adalah sebagai berikut:

2006

(Rp juta)

Dalam satu tahun 485.590,0

Dari tahun kedua sampai kelima 823.167,1

Jumlah 1.308.757,1

Hubungan usaha yang dilakukan Perseroan dengan Pertamina telah dilakukan sejak tahun 1981

dan secara umum kontrak dengan Pertamina cenderung diperpanjang berdasarkan kebutuhan dan

kelaikan kapal yang disewakan ke Pertamina.

109

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

b. Perseroan dan anak perusahaan memiliki beberapa kontrak sewa dengan pihak ketiga senilai

USD 8.000.000 – USD 27.500.000 per tahun, dimana jangka waktu kontrak antara tahun 2007 -

2013.

Pada tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan memiliki perjanjian dengan perincian sebagai

berikut:

2006

(Rp juta)

Dalam satu tahun 249.787,9

Dari tahun kedua sampai kelima 994.062,2

Setelah lima tahun 71.516,9

Jumlah 1.315.367,0

c. Pada tahun 2006 anak perusahaan memiliki beberapa kontrak pembangunan kapal baru dengan

galangan kapal di Jepang dengan total nilai kontrak sekitar JPY 19.510.900.000 dan

USD 185.762.556.

d. Perseroan dan anak perusahaan mengadakan beberapa perjanjian nota kesepakatan (Memorandum

of Agreement) dengan beberapa pihak ketiga untuk membeli beberapa kapal yang seluruhnya bernilai

USD 8.400.000 pada tahun 2006.

e. Teekay Tangguh Borrower LLC dan anak perusahaan, BLT LNG Tangguh Corporation mempunyai

fasilitas pinjaman sebesar USD 350.000.000 dari beberapa bank dengan HSBC Bank PLC dan ING

Bank N.V. sebagai lead arranger. Fasilitas ini akan digunakan untuk membiayai dua buah kapal

yang diperkirakan baru akan selesai dibangun pada bulan Januari 2009. Fasilitas ini belum digunakan

sampai dengan 31 Desember 2006.

12. KETERANGAN TENTANG PERKARA YANG SEDANG DIHADAPI

Perseroan tidak memiliki perkara yang sedang berjalan sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan.

13. KETERANGAN TENTANG RENCANA PERSEROAN

Pada tanggal 18 April 2007, Perseroan memberitahukan kepada para pemegang saham dengan cara

mengumumkan melalui koran harian yang terbit di Indonesia yaitu Bisnis Indonesia, Investor Daily dan

The Jakarta Post dan yang terbit di Singapura yaitu Business Times. Perseroan mengumumkan tiga

rencana Perseroan yaitu:

1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang saham Luar Biasa

(RUPSLB) akan diadakan pada tanggal 24 Mei 2007;

2. Pengembangan Armada Perseroan;

3. Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

RUPST dan RUPSLB telah diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 2007 dan keputusannya telah

diumumkan dalam koran harian tersebut di atas pada tanggal 28 Mei 2007. Ringkasan dari sebagian

keputusan penting adalah sebagai berikut:

Pengembangan Armada Perseroan

Pengembangan armada dan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu tersebut di

atas telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan dalam RUPSLB tersebut.

Sejalan dengan program pengembangan armadanya, Perseroan berencana untuk menambah jumlah

kapalnya dengan melakukan pembelian ataupun penyertaan pada kapal-kapal baik melalui pembangunan

kapal baru (new-building) kapal bekas (second-hand) maupun armada kapal. Transaksi pengembangan

armada ini dilakukan oleh Perseroan atau melalui Anak Perusahaan yang 100% sahamnya dikuasai

oleh Perseroan secara langsung maupun tidak langsung.

110

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengembangan armada ini diperlukan agar Perseroan dapat menangkap peluang peningkatan permintaan

jasa transportasi laut untuk muatan cair. Peningkatan ini akan terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas

industri petro kimia dan perminyakan di kawasan Asia Pasifik dan Timur Tengah. Program pengembangan

armada ini juga diarahkan untuk memenuhi rencana Perseroan untuk memperluas cakupan wilayah

pelayanan armada Perseroan di pusat-pusat industri kimia dan industri perminyakan yang selama ini

belum sepenuhnya dapat dilayani oleh armada Perseroan.

Rencana transaksi pengembangan armada tersebut akan dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun

sejak tanggal RUPSLB dengan total nilai investasi direncanakan sampai dengan USD 500 juta. Dengan

demikian, transaksi tersebut dapat merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud oleh Peraturan

No.IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama, Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam No.Kep-02/PM/2001 tanggal 20 Pebruari 2001 (”Peraturan IX.E.2”).

Transaksi pengembangan armada akan dilakukan dengan memperhitungkan kemampuan keuangan

Perseroan untuk mendanai kegiatan usaha dan memenuhi kewajiban-kewajiban Perseroan. Transaksi

pengembangan armada tersebut akan meningkatkan kapasitas armada dan kemampuan Perseroan

dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan sehingga akan memberikan kontribusi yang positip

terhadap peningkatan pendapatan dan laba Perseroan.

Transaksi pengembangan armada akan dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak terafiliasi dengan

Perseroan dan tidak memiliki unsur benturan kepentingan dilihat dari sisi Direksi, Komisaris dan Pemegang

Saham Utama Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan IX.E.1 Lampiran Keputusan Ketua

Bapepam No. Kep-32/PM/2000 tanggal 22 Agustus tentang benturan Kepentingan Transaksi tertentu

(Peraturan IX.E.1). Selain iti, transaksi pengembangan aramada tersebut tidak akan dilakukan dengan

pihak-pihak yang termasuk dalam pihak dengan benturan kepentingan sesuai dengan Bab 9 dari Listing

Manual Singapore Exchange Securities Trading Limited.

Untuk setiap transaksi pengembangan armada yang merupakan transaksi material sebagaimana

dimaksud oleh Peraturan IX.E.2, Perseroan akan menunjuk pihak independen untuk melakukan penilaian

dan memberikan pendapat tentang kelayakan nilai transaksi tersebut dan mengumumkan transaksi dan

pendapat pihak independen melalui sedikitnya satu surat kabar yang berperedaran luas.

Setelah mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal dalam penjelasan tersebut di atas, maka Direksi

dan Komisaris Perseroan akan telah mengusulkan rencana transaksi pengembangan armada tersebut

kepada pemegang saham Perseroan untuk dan telah disetujui di menyetujui r encana transaksi

pengembangan armada tersebut yang diajukan dalam RUPSLB pada tanggal 24 Mei 2007.

Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

Perseroan akan melakukan Penambahan Modal Tanpak Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu melalui

pengeluaran saham dalam portepel sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh saham yang

ditempatkan dan disetor penuh Perseroan dalam jangka waktu terhitung sejak tanggal RUPSLB yang

memutuskan persetujuan untuk pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hal memesan Efek Terlebih

Dahulu sampai dengan tanggal RUPST yang pertama setelah RUPSLB.

Saham baru yang akan dikeluarkan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan saham perseroan

yang telah dikeluarkan dan akan dicatatkan pada bursa efek dimana saham Perseroan telah dicatatkan.

Saham baru yang akan dikeluarkan akan dialokasikan untuk:

1. Satu atau beberapa investor baru (dalam hal kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan

Perseroan) melalui private placement;dan/atau

2. Untuk digunakan Perseroan dalam keperluan pendanaan seperti pengeluaran obligasi konversi.

Pengeluaran saham baru akan dilakukan secara sekaligus atau bertahap dalam jangka waktu terhitung

sejak tanggal RUPSLB sampai dengan tanggal RUPST yang pertama setelah RUPSLB.

Jumlah saham baru yang dikeluarkan sebanayak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh saham yang

telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat saham baru tersebut dikeluarkan.

111

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Mengacu kepada Peraturan Nomor IX.D.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-44/ PM/

1998 tanggal 14 Agustus 1998 Tentang Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih dahulu,

maka Direksi Perseroan telah memberitahukan kepada para pemegang saham Perseroan tentang rencana

Perseroan untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan

mengeluarkan saham yang masih dalam portepel sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari seluruh

saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun

sejak tanggal RUPSLB yang memutuskan persetujuan untuk melaksanakan Penambahan Modal Tanpa

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut.

Harga pelaksanaan saham baru tersebut ditetapkan sesuai dengan keputusan Direksi PT Bursa Efek

Jakarta tanggal 30 Juni 200 No.KEP-315/BEJ/06-2000 Tentang Peraturan Pencatatn Efek No.i-A: Tentang

Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa, yaitu sekurang-kurangnya sama dengan

rata-rata harga penutupan saham Perseroan selama 25 (dua puluh lima) Hari Bursa berturut-turut di

Pasar Reguler sebelum dilakukannya pengumuman panggilan rapat umum pemegang saham yang

mengagendakan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Dana yang diperoleh dari pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

ini akan dipergunakan untuk menambah modal kerja Perseroan.

Struktur permodalan Perseroan apabila seluruh Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu ini telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Sebelum Pelaksanaan Setelah Pelaksanaan

Penambahan Modal Penambahan Modal

Jumlah Jumlah Nilai Jumlah Jumlah Nilai

Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp)

Modal Dasar 14.676.480.000 917.280.000.000 14.676.480.000 917.280.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 4.157.572.436 259.848.277.250

Saham Hasil Penambahan Modal 207.878.621 * 12.992.413.813

Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 4.157.572.436 259.848.277.250 4.365.451.057 272.840.691.063

Saham Dalam Portepel 10.518.907.564 657.431.722.750 10.311.028.943 644.439.308.937

*) Atau jumlah lain yang tidak melebihi 5% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Komposisi pemegang saham apabila Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

tersebut telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham Jumlah Saham

Pemegang Saham Sebelum % Setelah %

Penambahan Penambahan

Modal Modal

PT Tunggaladhi Baskara 1.885.536.792 45,35 1.885.536.792 43,19

Widihardja Tanudjaja 2.620.800 0,06 2.620.800 0,06

Koperasi Karyawan Berlian 2.422.056 0,06 2.422.056 0,06

Masyarakat Lainnya (di bawah 5%) 2.266.992.788 54,53 2.266.992.788 51,93

Investor Baru - 0,00 207.878.621 4,76

Jumlah 4.157.572.436 100,00 4.365.451.057 100,00

Obligasi Dalam Mata Uang Asing.

Selain pengumuman di koran tersebut di atas, pada tanggal 4 Mei 2007, Perseroan melalui Anak

Perusahaannya sedang dalam telah selesai melaksanakan proses penerbitan obligasi dalam mata uang

uang asing sebesar USD400.000.000 yang di tawarkan kepada masyarakat internasional yang rencananya

akan dan telah dicatatkan di Bursa Efek Singapura (”SGX-ST”)

112

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Selain itu, pada tahun ini Perseroan juga telah menerbitkan obligasi konversi tanpa bunga yang dijamin

(Zero Coupon Guaranteed Convertible Bonds) dan selanjutnya disebut sebagai Obligasi Konversi.

Ringkasan mengenai Obligasi Konversi tersebut adalah sebagai berikut:

Penerbit : BLT Finance B.V.

Penjamin : PT Berlian Laju Tanker Tbk (Guarantor)

Pokok Obligasi : USD 125 juta Zero Coupon Guaranteed Convertible Bonds yang akan jatuh tempo

pada tahun 2012. Obligasi Konversi tersebut dapat ditukar dengan Saham

Perseroan.

Saham : Saham biasa atas nama dalam Perseroan dengan nilai nominal Rp 62,50 per saham.

Tanggal Penerbitan : 17 Mei 2007

Harga Penawaran : 100%

Harga Konversi : SGD0,4965

Bunga : Tidak ada pembayaran bunga terhadap Obligasi Konversi ini.

Status Obligasi : Obligasi Konversi dan garansi merupakan kewajiban Penerbit dan Penjamin yang

dan Garansi Konversi bersifat langsung, tidak tersubordinasi (unsubordinated), tidak bersyarat dan tidak

memiliki jaminan (unsecured) dan senantiasa setara secara pari passu dan tidak

memiliki preferensi atau prioritas.

Garansi : Guarantor menjamin tanpa syarat dan tidak dapat dicabut kembali terhadap

semua pembayaran secara tepat waktu, termasuk pokok obligasi, bunga, premium

dan biaya lainnya yang harus dibayar oleh Penerbit sesuai dengan akta perjanjian

Trust Deed and The Bonds.

Denominasi : Obligasi Konversi tersebut diterbitkan dalam denominasi USD100.000 dan

kelipatan USD1.000 untuk selebihnya. Obligasi Konversi diterbitkan dalam bentuk

Global Certificate dan didaftarkan atas nama Euroclear Bank S.A./N.V, sebagai

operator dari the Euroclear System and Clearstream Banking, societe anonyme.

Saham Diperoleh : Pada saat tanggal penerbitan Obligasi Konversi, Guarantor menyatakan memiliki

Kembali tidak kurang dari 304.551.000 saham Perseroan sebagai saham yang diperoleh

kembali (treasury stocks). Selama Obligasi Konversi tersebut belum dilunasi

(outstanding) maka saham-saham Perseroan tersebut tidak akan digadaikan,

dijual atau dialihkan atau dilepas kepemilikannya.

Masa Konversi : Hak konversi (conversion rights) yang dimiliki oleh para pemegang Obligasi

Konversi dapat dilaksanakan (exercise) pada atau setelah tanggal 27 Juni 2007

sampai dengan penutupan hari kerja tanggal 17 April 2012.

Harga Konversi : Harga konversi atas saham yang tercatat di Bursa Singapura (SGX-ST) akan

disesuaikan dari waktu ke waktu, namun sebagai harga awal adalah sebesar

SGD0,4965 per saham.

Jatuh Tempo : Apabila Obligasi Konversi belum dilunasi, dikonversi, dibeli atau dibatalkan, maka

Penerbit akan membeli setiap Obligasi Perseroan pada harga 129,58% atas

pokok Obligasi Konversi pada tanggal 17 Mei 2012.

113

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ANAK

PERUSAHAAN

1. UMUM

Perseroan adalah perusahaan pelayaran kargo cair internasional yang melayani sektor minyak dan gas

serta kimia di seluruh wilayah Asia dan Timur Tengah, serta Eropa. Perseroan merupakan penyedia

angkutan laut kargo cair terbesar di Indonesia dan salah satu perusahaan terbesar di Asia dalam segmen

kapal tanker kimia, baik dalam hal tonase maupun jumlah armada kapal (Sumber: Laporan yang diterbitkan

Drewry Shipping Consultant, Ltd – Maret 2007). Pada tahun 2006, Perseroan mengembangkan segmen

usaha penyediaan jasa dalam segmen minyak termasuk aktifitas dalam sektor jasa FPSO.

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan armada yang terdiri dari 59 kapal tanker,

dimana 46 kapal dimiliki dan 13 disewa, serta Perseroan memiliki kapasitas pengangkutan kargo sebesar

1.518.487 DWT. Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan

telah menerima pengiriman satu kapal tanker kimia dan satu kapal tanker gas tambahan. Transaksi-

transaksi ini meningkatkan kapasitas bersih armada Perseroan menjadi 1.543.487 DWT pada tanggal

Prospektus ini diterbitkan.

Perseroan menyediakan jasa angkutan terutama untuk kargo-kargo berikut ini: cairan kimia organik dan

non organik, minyak nabati yang dapat dimakan (terutama minyak kelapa sawit), minyak mentah, bahan

bakar minyak seperti minyak pelumas, minyak dasar dan berbagai aditif (additive), gas liquefied seperti

liquified petroleum gas atau ”LPG”, propylene, ethylene, propane dan gas-gas petrokimia lainnya.

Dalam usahanya untuk mendiversifikasi risiko, Perseroan secara aktif mengelola kombinasi operasinya

sedemikian rupa sehingga keseimbangan antara segmen-segmen kimia, minyak dan gas tetap terjaga.

Perseroan juga berusaha mengelola penggunaan kapal-kapal dalam berbagai jenis kontrak penyewaan,

yaitu time charters (sewa berdasarkan waktu) dan penyewaan dengan basis sekali pelayaran (spot)

atau kontrak pengangkutan dengan rute tertentu, dan kontrak berdasarkan jaminan volume angkutan

dan periode waktu tertentu (contracts of affreightment/COA). Strategi pengelolaan kapal tanker Perseroan

didesain untuk memberikan stabilitas arus kas yang lebih baik selama masa kontrak dan penyewaan

atas sebagian besar dari armada Perseroan, dengan tetap mempertahankan fleksibilitas untuk

memanfaatkan perbaikan tarif angkutan untuk kontrak spot). Dalam tiga tahun terakhir, Perseroan, secara

konsolidasi memperoleh antara sepertiga hingga dua per tiga pendapatannya dari penyewaan spot,

dimana kegiatan pasar spot meningkat pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun 2004 dan 2005.

Pengelolaan eksposur Perseroan ke berbagai sektor yang berbeda dan penggunaan kontrak jangka

panjang telah berhasil mendorong perkembangan usaha Perseroan dalam mengatasi berbagai siklus

usaha dan meningkatkan arus kas serta profitabilitas Perseroan.

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan membukukan jumlah pendapatan

usaha konsolidasi, EBITDA1 dan laba sebesar masing-masing Rp3.073.787,6 juta, Rp1.384.397,7 juta,

dan Rp1.205.279,9 juta. Pada tahun 2006, Perseroan membukukan sekitar 51.9% dari pendapatan

usaha konsolidasi Perseroan dari segmen kapal tanker kimia (termasuk dari hasil usaha kapal tanker

FPSO), sekitar 42,9% dari segmen kapal tanker minyak dan sekitar 4,8% dari segmen kapal tanker gas.

Selain itu, pada tahun 2006 Perseroan membukukan sekitar 75,7% pendapatan usaha konsolidasinya

dari kegiatan pasar spot, pasarCOA dan sisanya dari kontrak sewa. Pada tahun 2006, Perseroan

menambah armadanya dengan tujuh kapal, yang memberikan kontribusi Rp396.338,4 miliar tambahan

bagi pendapatan usaha konsolidasi Perseroan.

Perseroan telah membukukan laba setiap tahun sejak pencatatan di Bursa Efek Jakarta dan juga

pencatatan di Bursa Efek Singapura Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan Perseroan memiliki nilai

kapitalisasi pasar sebesar sekitar Rp7.816 miliar berdasarkan harga penutupan per saham biasa di

Bursa Efek Jakarta, dan nilai kapitalisasi pasar sebesar sekitar SGD1.289 juta berdasarkan harga

penutupan per saham biasa di SGX-ST.

114

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Keunggulan Kompetitif

Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki sejumlah keunggulan kompetitif yang memperkuat

posisi Perseroan di dalam industri ini. Keunggulan kompetitif Perseroan adalah sebagai berikut:

� Armada operasi yang besar dan fleksibel. Dengan armada yang terdiri dari 61 kapal (pada tanggal

Prospektus ini diterbitkan) dan dengan perkembangan Perseroan dalam 26 tahun terakhir, Perseroan

memiliki kemampuan untuk menyediakan jasa angkutan laut yang berkualitas tinggi dalam rangka

memanfaatkan perkembangan industri kimia dan petrokimia yang diharapkan dalam beberapa tahun

ke depan. Ukuran armada Perseroan memungkinkan Perseroan memenuhi permintaan jasa angkutan

laut bagi perusahaan multinasional besar serta perusahaan perdagangan regional. Pada akhirnya,

diversifikasi armada memungkinkan Perseroan untuk memberikan tidak hanya beragam jasa yang

mencakup sejumlah produk dan kelompok produk yang berbeda bagi para pelanggannya, namun

juga jasa angkutan berbeda tujuan yang efektif bagi para pelanggan, dan pengiriman muatanl besar

ke pusat distribusi di beberapa pelabuhan yang relatif lebih kecil.

� Armada operasi yang modern dan berkualitas tinggi. Perseroan mengoperasikan kapal-kapal tanker

kimia, minyak dan gas yang modern dan berkualitas tinggi sesuai dengan standar yang ditetapkan

oleh International Maritime Organisation (IMO) dan Class Society. Perseroan menekankan pentingnya

pemeliharaan kapal dan mempertahankan awak kapal yang berkualitas untuk mengoperasikan

armadanya. Fokus ini memungkinkan Perseroan dalam memberikan jasa yang berkualitas tinggi

untuk menjaga hubungan jangka panjang dengan para pelanggan dan dalam mengoperasikan

armadanya secara konsisten dan efisien serta dengan biaya operasi yang lebih rendah. Pada tanggal

31 Desember 2006, umur rata-rata dari kapal tanker kimia, minyak dan gas Perseroan masing-

masing adalah sekitar 8,4 tahun, 14,1 tahun dan 11,9 tahun; dibandingkan dengan rata-rata industri

sekitar 12,9 tahun, 13,5 tahun dan 16,8 tahun. Perseroan berkeyakinan bahwa umur dan kualitas

kapalnya mendorong pencapaian tingkat utilisasi kapal sebesar 95,9% pada tahun 2006. Selain itu,

Perseroan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 dari Nippon Kaiji Kyokai atas divisi

pengelolaan awak dan penempatan sumber daya manusia (manning) serta untuk usaha pelayaran

dan keagenan. Dengan semakin ketatnya ketentuan standar operasi dan keselamatan yang

diterapkan oleh Perseroan, maka kualitas armada Perseroan dihargai tinggi oleh para pelanggannya.

� Kinerja keuangan telah terbukti dalam jangka panjang. Perseroan senantiasa membukukan laba

setiap tahun sejak melakukan pencatatan sahamnya di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1990. Dalam

periode yang sama, kecuali untuk tahun 2002, Perseroan telah meningkatkan arus kasnya dari

tahun ke tahun. EBITDA dan laba Perseroan (secara konsolidasi dan berdasarkan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku di Indonesia) telah meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk

(compound annual growth rate) masing-masing sebesar 26,0% dan 27,3% antara tahun 1990 dan

2006. Secara jangka panjang, kinerja keuangan yang kuat Perseroan merupakan hasil dari usaha

yang fokus Perseroan terhadap bauran usaha yang seimbang antara segmen kimia, minyak dan

gas, serta pengelolaan armada yang seimbang antara sewa kontrak jangka panjang dan spot,

sehingga memungkinkan Perseroan berkembang sesuai dengan siklus usahanya. Hal ini didukung

pula oleh skala ekonomis Perseroan sehubungan dengan besarnya armada modern Perseroan,

hubungan yang erat dengan para pelanggan, biaya operasi kapal yang kompetitif, dan kepemimpinan

tim manajemen yang berpengalaman.

� Hubungan pelanggan yang kuat. Perseroan memiliki hubungan yang erat dan telah lama terjalin

dengan banyak pelanggannya, termasuk dengan perusahaan besar minyak dan kimia bertaraf

internasional seperti PT Pertamina (sejak 1981), ExxonMobil (sejak 1986), Shell (sejak 1986),

BASF (sejak 1991), Celanese (sejak 1993), Dow Chemical (sejak 1991) dan SABIC (sejak 1997).

Hubungan yang erat dengan para pelanggan ini merupakan buah dari reputasi Perseroan dalam

memberikan jasa angkutan yang dapat diandalkan, aman, dan efisien sejak Perseroan didirikan 26

tahun yang lalu, serta merupakan hasil dari usaha Perseroan untuk menjaga kualitas layanannya.

Sejalan dengan semakin berkembang dan semakin terdiversifikasinya armada dan kegiatan

usahanya, Perseroan berharap untuk dapat terus memperluas jangkauan geografis, terutama di

Eropa, yang merupakan sasaran rencana ekspansi Perseroan.

� Jaringan pemasaran dan operasi yang ekstensif. Perseroan memiliki posisi luas dan bertaraf

internasional , baik dalam hal operasi maupun dalam hal penjualan dan pemasaran. Perseroan

memiliki pemasaran yang terintegrasi dengan sebagian besar pelanggan utama di pasar Asia melalui

kantor-kantornya di Jakarta, Singapura, Hong Kong, Bangkok, Taiwan, Shanghai dan Beijing. Selain

itu, Perseroan juga memiliki kantor pemasaran di Dubai, untuk melayani pelanggan di Timur Tengah;

115

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Glasgow, untuk melayani pelanggan di Eropa, dan Mumbai, untuk melayani pelanggan Asia Selatan.

Perseroan berkeyakinan bahwa jaringan pemasaran yang ekstensif ini tidak hanya membantu

Perseroan dalam melayani pelanggannya yang telah ada, namun juga memungkinkan Perseroan

untuk melakukan identifikasi pelanggan dan peluang usaha baru.

� Struktur biaya yang kompetitif. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan memiliki basis biaya yang

lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pesaingnya terutama pesaing dari Eropa,

karena basis kantor pusat Perseroan berlokasi di Asia. Sebagai contoh, Perseroan melakukan

perekrutan sebagian besar awak-kapalnya dari Indonesia. Sehingga biaya awak-kapal Perseroan

lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan pesaingnya. Demikian juga halnya untuk kegiatan

pemeliharaan dan kegiatan docking yang dipusatkan di Asia Tenggara atau Asia Utara, dimana

biaya tersebut lebih murah dibandingkan dengan Eropa. Selain itu, Perseroan fokus untuk menjaga

struktur biaya agar kompetitf dengan cara merekrut sebagian besar karyawannya secara lokal dari

lokasi dimana kantor cabang luar negeri Perseroan berada. Oleh karena struktur biaya yang kompetitif

tersebut, Perseroan mampu memberikan fleksibilitas dalam hal penetapkan tarif angkutan, baik

untuk menyaingi tarif dari perusahaan pesaing maupun untuk mempertahankan marjin laba

Perseroan.

� Manajemen kapal yang berkualitas tinggi dan dengan biaya yang kompetitif. Tidak seperti

perusahaan-operator kapal lainnya, Perseroan menyediakan jasa manajemen kapal untuk

mengoperasikan armadanya melalui anak perusahaan yang dimiliki secara penuh oleh Perseroan.

Jasa ini termasuk dukungan operasi, pemeliharaan kapal tanker, dukungan teknis, pengawakan,

pengawasan galangan kapal dan manajemen komersial. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan

melakukan kegiatan layanan jasa-jasa tersebut, Perseroan dapat menjaga kualitas serta mencapai

efisiensi biaya serta skala ekonomis dalam operasinya.

� Tim Manajemen yang Berpengalaman. Eksekutif senior dan karyawan kunci Perseroan telah

berpengalaman dalam industri pelayaran internasional, dengan masa pengalaman rata-rata selama

18 tahun. Selain itu, tim manajemen senior Perseroan telah bekerja di Perseroan selama lebih dari

16 tahun, menunjukkan loyalitas dan komitmen tim bagi Perseroan. Tim manajemen Perseroan

juga memiliki keahlian dalam semua aspek usaha, baik manajemen komersial dan teknis untuk

meningkatkan fokus usaha pemasaran, kontrol atas kualitas dan biaya, operasi yang efektif dan

pengawasan keselamatan.

Strategi

Tujuan utama strategi Perseroan adalah untuk memanfaatkan kekuatan kompetitf yang dimiliki Perseroan

guna memperkuat posisi Perseroan di dalam industri sehingga mencapai kinerja keuangan yang sehat

secara konsisten dalam melewati siklus ekonomi maupun pelayaran. Untuk mencapai tujuan tersebut,

Perseroan bermaksud untuk menerapkan strategi berikut:

� Mempertahankan portofolio yang seimbang antara kapal tanker kimia, kapal tanker minyak dan

kapal tanker gas. Walaupun sifat dari usaha di bidang kimia, minyak dan gas memiliki siklus tertentu,

Perseroan berkeyakinan bahwa siklus usaha tersebut tidak saling berhubungan. Perseroan telah

mampu mengurangi eksposur Perseroan terhadap volatilitas usahanya dengan cara melakukan

diversifikasi armadanya untuk pasar minyak, kimia dan gas. Perseroan akan mempertahankan

keseimbangan diantara berbagai segmen tersebut agar dapat mengelola risiko dan mencapai tingkat

pertumbuhan yang konsisten.

� Pemanfaatan ketentuan kontrak untuk mengembangkan usaha dan memelihara arus kas operasi

yang stabil. Perseroan mengelola pengoperasian kapal-kapal tankernya dengan berbagai jenis

kontrak sewa. Strategi pengelolaan kapal tanker Perseroan didesain untuk memberikan stabilitas

arus kas melalui sewa kontrak jenis time charter untuk sebagian besar armadanya, namun dengan

tetap mempertahankan fleksibilitas untuk memanfaatkan tarif pasar spot yang meningkat. Perseroan

berkeyakinan bahwa tujuan untuk mencapai stabilitas operasi yang konsisten ini akan mendukung

perkembangan usaha Perseroan, sehingga memungkinkan Perseroan untuk melakukan investasi

atas arus kasnya bagi ekspansi usaha. Selain itu, Perseroan senantiasa mengikuti perkembangan

pasar secara konsisten dan berusaha mengantisipasi kebutuhan pelanggan akan angkutan agar

mampu mengambil peluang menarik dalam penyewaan kapal.

116

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

� Mengembangkan armada secara konsisten, dan di saat yang bersamaan mengelola struktur

permodalan dengan prinsip kehati-hatian. Perseroan selalu memantau pasar untuk memanfaatkan

peluang perluasan usaha. Sejak bulan Januari 2004 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan,

Perseroan telah mengakuisisi 22 kapal baru dan bekas dengan total kapasitas 1.144.002 DWT dan

total investasi sekitar USD457,0 juta Perseroan bermaksud untuk senantiasa mengembangkan

armadanya dan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan Perseroan sedang membangun 11 kapal

baru dengan kapasitas 282.780 DWT yang akan diselesaikan dan diserahkan dalam empat tahun

ke depan (2 diantaranya adalah kapal tanker LNG, dengan jumlah kapasitas 310,000 CBM, dimana

Perseroan memiliki 30,0%). Sebagai bagian dari strateginya, Perseroan sedang dalam tahap

negosiasi dengan pihak ketiga untuk membeli beberapa kapal bekas dalam waktu dekat. Tidak ada

jaminan bahwa negosiasi tersebut akan berhasil sehingga Perseroan dapat menambah jumlah

kapalnya. Namun demikian, Perseroan senantiasa berusaha melihat peluang untuk membeli

beberapa kapal pada tahun 2007 ini. Selain itu, Perseroan juga mempertimbangkan untuk

mengakuisisi perusahaan pelayaran lain sebagai sasaran strategisnya.

� Melakukan ekspansi atas cakupan geografis di pasar utama pelanggan Perseroan. Sejak tahun

1998, Perseroan telah menerapkan strategi ekspansi secara geografis dari pusat operasi yang

berawal dari Asia Tenggara. Pada tahun 1998 Perseroan mengakuisisi anak perusahaan di Hong

Kong untuk memasuki pasar Asia Utara. Pada tahun 2001 Perseroan mengembangkan wilayah

perdagangannya ke Timur Tengah dan India. Sedangkan pada tahun 2004 Perseroan membuka

kantor pemasaran di Glasgow, Skotlandia. Perseroan bermaksud untuk terus berfokus pada kegiatan

usaha intinya di Asia namun dengan selalu mengembangkan volume pelayarannya di Eropa bagi

pelanggan Eropa. Perseroan berkeyakinan bahwa pasar Eropa menawarkan peluang-peluang

substansial bagi Perseroan, karena banyak pelanggannya saat ini yang melakukan usahanya di

Eropa dan terdapat permintaan akan produk pelayaran yang dapat diandalkan, efisien dan memiliki

biaya yang efektif ke dan dari pasar dalam wilayah Eropa. Perseroan bermaksud untuk memanfaatkan

hubungannya yang erat dengan para pelanggan tersebut untuk usaha penyewaan angkutan laut di

Eropa. Perseroan juga merencanakan untuk memanfaatkan basis biaya operasinya yang kompetitif

dengan menawarkan harga yang kompetitif ke semua pelanggan di pasar Eropa. Selain itu, peraturan

pelayaran baru di Indonesia menetapkan bahwa jasa pelayaran di dalam wilayah Indonesia hanya

dapat dilakukan oleh pemilik kapal domestik dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia,

apabila kapal tersebut tersedia. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di ”Kegiatan Usaha - Persaingan”.

Perseroan berkeyakinan bahwa kondisi ini memberikan peluang bagi Perseroan untuk melakukan

ekspansi usahanya di pasar domestik.

� Melakukan ekspansi operasi di pasar FSO dan FPSO. Perseroan bermaksud untuk meningkatkan

kegiatannya di pasar FSO dan FPSO sebagai usaha jasa layanan di lepas pantai. Perseroan

berkeyakinan bahwa pasar-pasar tersebut memiliki potensi pertumbuhan yang besar dan Perseroan

berusaha memperoleh perjanjian jangka panjang dengan operator eksplorasi minyak dan fasilitas

dan jasa lepas pantai lainnya. Perseroan mengkonversi salah satu kapal tankernya sebagai FPSO

dan sebagai awal dari masuknya Perseroan ke pasar ini.

Riwayat Singkat

Perseroan didirikan di Indonesia pada tanggal 12 Maret 1981 dengan nama PT Bhaita Laju Tanker dan

mengubah namanya menjadi PT Berlian Laju Tanker pada tahun 1988. Pada tahun 1982, Perseroan

membeli dua kapal tanker minyaknya yang pertama, MT Anjasmoro dan MT Brotojoyo. Pada tahun

1986, Perseroan memulai usaha transportasi kimia bagi perusahaan minyak terkemuka. Pada tahun

1989, Kelompok Usaha Perseroan membeli kapal LPG pertamanya, MT Gas Jaya dan memulai usaha

dalam bidang transportasi gas.

Pada tahun 1990, Perseroan melakukan penawaran umum perdana saham dan mencatatkan sahamnya

di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, dan menjadi perusahaan pelayaran pertama di Indonesia

yang melakukan pencatatan di bursa. Perseroan senantiasa mengembangkan armada kapalnya dengan

melakukan kombinasi antara membuat dan mengkuisisi kapal. Pada tahun 1998 Perseroan melakukan

akuisisi Asean Maritime Corporation, termasuk anak perusahaan Gold Bridge Shipping Corporation,

yang memiliki tujuh tanker kimia.

Pada tahun 2001 Perseroan memperluas wilayah perdagangan geografisnya dengan melakukan ekspansi

usahanya di Teluk Arab dan pada tahun 2004 di India; dan tahun 2005 Perseroan memperluas jaringannya

ke Eropa dan Timur Tengah.

117

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada tahun 2006 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).

Grafik berikut menggambarkan pertumbuhan armada Perseroan menurut ukuran DWT dan jumlah kapal

(number of vessels) dalam sepuluh tahun terakhir:

2. KEGIATAN USAHA

Armada

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan armada yang terdiri dari 59 kapal tanker

dengan total kapasitas tonase sekitar 1.518.487 juta DWT, meningkat sejumlah 6 kapal tanker dari 53

kapal-tanker, dengan kapasitas tonase total sebesar 1.297.157 juta DWT pada tanggal 31 Desember

2005. Pada tanggal 31 Desember 2006, armada Perseroan tersebut terdiri dari 36 adalah kapal tanker

kimia, 16 kapal tanker minyak, 6 kapal tanker gas dan 1 kapal tanker FPSO. Dari jumlah tersebut,

Perseroan memiliki 46 kapal tanker dan menyewa 13 kapal tanker. Pada tanggal 31 Desember 2006,

Perseroan sedang membangun 13 kapal tanker dan sejak tanggal tersebut, Perseroan telah menerima

penyerahan 2 kapal tanker. Perseroan mengharapkan untuk menerima 1 kapal tanker gas tambahan

pada bulan Juni 2007.

Tabel berikut ini menguraikan gambaran armada Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006:

Kapal yang Dimiliki Kapal yang Disewa oleh

oleh Perseroan Perseroan dari Pihak Ketiga (1)

Jumlah DWT Umur Jumlah DWT Umur Total

Rata-Rata Rata-Rata DWT

Kapal Tanker Kimia 24 238,994 10,7 12(2) 152,575 3,8 391,569

Kapal Tanker Minyak 15 1,010,380 14,5 1 30,500 7,9 1,040,880

Kapal Tanker Gas 6 25,164 11,9 - - - 25,164

Kapal Tanker FPSO 1 60,874 26,0 - - - 60,874

Jumlah 46 1,335,412 12,4 13 183,075 4,2 1,518,487

Catatan:

(1) Termasuk time charter dan bareboat charter. Berdasarkan bareboat charter, Perseroan menyewakan kapal dan menanggung semua

biaya pelayaran dan operasil kapal. Pemilik kapal hanya menanggung semua biaya modal terkait kapal.

(2) Termasuk 11 time charter dan 11 bareboat charter.

Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah menerima

1 kapal tanker kimia dengan kapasitas 19.900 DWT dan 1 kapal tanker gas dengan kapasitas 5.000

CBM (5.100 DWT). Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan mengoperasikan armada yang

terdiri dari 61 kapal tanker dengan total kapasitas tonase sekitar 1.543.487 DWT.

Jenis Kontrak-Kontrak Penyewaan

Perseroan menyewakan kapal-kapal tankernya kepada pihak ketiga berdasarkan tiga jenis kontrak yang

berbeda, yaitu time charter (sewa berdasarkan waktu), kontrak pengangkutan untuk rute tententu dengan

jaminan volume angkutan dan periode waktu tertentu (contracts of affreightment/COA) dan spot charter

(penyewaan pengangkutan untuk sekali pelayaran). Dalam time charter, kapal-kapal yang disewa oleh

111 153 171 228 244 303380 422

727

1.297

1.519

17 1822

28 3035 35

40 5953

44

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

0

10

20

30

40

50

60

70

80

DWT (’000) Number of vessels

DW

T (

’00

0)

Num

ber

of vessels

118

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

pelanggan untuk periode waktu tertentu dengan tarif penyewaan yang telah dinegosiasikan, yang pada

umumnya dengan tarif tetap. Penyewaan suatu kapal berdasarkan penyewaan time charter mencakup

awak-kapal operasional serta semua layanan pemeliharaan, persediaan, suku cadang, makanan awak

kapal, dan layanan operasil lainnya, dimana keseluruhannya difaktorkan atau dipertimbangkan dalam

tarif sewa yang dinegosiasikan. Pihak yang menyewa tetap bertanggung jawab secara langsung atas

pembayaran semua biaya pelayaran, yang terdiri dari biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan. Kontrak

time charter biasanya memiliki durasi antara 1 hingga 2 tahun untuk sewa jangka pendek; dan antara 10

hingga 12 tahun untuk sewa jangka panjang. Pada intinya, berdasarkan time charter, pelanggan menyewa

kapal yang siap beroperasi termasuk awak kapal untuk periode tertentu dimana selama jangka waktu

tersebut, penyewa dapat menentukan tujuan kapal tersebut, kargo yang akan diangkut, dan membayar

biaya bahan bakar dan suku cadang selama periode tersebut.

Berdasarkan COA, pemilik atau operator kapal menyediakan fasilitas untuk mengangkut sejumlah kargo

dalam suatu periode tertentu (biasanya satu hingga tiga tahun) atas kapal yang dipilih oleh pemilik kapal

dari satu tempat ke tujuan yang ditentukan oleh pelanggan. Pihak penyewa membayar biaya sewa,

sedangkan operator kapal menanggung biaya pelayaran, yaitu bahan bakar dan jasa pelabuhan.

Berdasarkan COA, pelanggan memperoleh manfaat atas akses ke armada yang besar, dibandingkan

akses ke kapal tunggal. Jumlah armada yang lebih besar meningkatkan fleksibilitas pelanggan untuk

memilih kargo yang akan diangkut dan mengurangi risiko tidak adanya kapal yang tersedia ketika

diperlukan. Perseroan memperoleh manfaat dari volume yang meningkat dan utilisasi armada yang

lebih efisien. Sebagai konsekwensinya, Perseroan berkeyakinan bahwa armada yang lebih besar akan

lebih baik dalam memberikan layanan yang memuaskan bagi pelanggan berdasarkan COA.

Kontrak spot adalah kontrak yang ditandatangani untuk sekali pelayaran dengan tarif berdasarkan tarif

saat itu atau tarif pasar spot. Sama halnya dengan COA, dalam kontrak spot pihak penyewa membayar

satu kali biaya sewa, sementara Perseroan menanggung biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan.

Untuk mengukur hasil usahanya, Perseroan mengurangi biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan dari

pendapatan yang diperoleh dari COA dan kontrak spot untuk menghitung "pendapatan ekuivalen time

charter", yang merupakan ukuran yang menunjukkan pendapatan dari COA dan kontrak spot dengan

basis yang sama dengan kontrak time charter, dimana biaya bahan bakar dan jasa pelabuhan tidak

termasuk dalam biaya Perseroan dan ditanggung langsung oleh pihak penyewa. Keterangan lebih lanjut

dapat dilihat pada Bab IV mengenai "Analisa dan Pembahasan Oleh Manajemen".

Dari sudut pandang operasi, Perseroan secara historis lebih memilih menyewakan kapal-kapalnya dengan

kontrak tetap berdasarkan time charter dan COA. Menurut kontrak-kontrak bersifat tetap ini, Perseroan

akan lebih mampu mengelola biaya-biaya Perseroan dan mengendalikan arus pendapatannya, sehingga

Perseroan akan terlindungi apabila kondisi pasar memburuk dalam jangka pendek. Namun, Perseroan

senantiasa berusaha untuk mempertahankan keseimbangan antara kontrak-kontrak seperti itu dengan

peluang yang ditawarkan pasar spot yang lebih rentan. Perseroan secara terus menerus mengawasi

perkembangan pasar karena Perseroan selalu berusaha memanfaatkan peningkatan tarif angkutan

dalam jangka pendek, untuk menjaga fleksibilitas armada Perseroan dalam melayani pelanggannya di

lokasi-lokasi yang berbeda di seluruh dunia dan untuk meningkatkan pendapatan Perseroan. Pada tahun

2006, Perseroan menyewa sejumlah besar kapal melalui sewa time charter, untuk meningkatkan

persentase pendapatan sewa berdasarkan waktu terhadap total pendapatan Perseroan. Hasilnya adalah

persentase pendapatan Perseroan yang berasal dari kontrak spot dibandingkan kontrak tetap meningkat

dibandingkan dengan tahun 2005 dan 2004. Semua sewa dibayar dimuka dengan tarif tetap setiap

bulan.

Kapal Tanker Kimia

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan merupakan salah satu perusahaan pelayaran terbesar di

pasar angkutan kimia di dalam wilayah Asia berdasarkan tonase, yaitu sebesar 391.569 DWT, dan memiliki

armada kapal tanker kimia berkapasitas kurang dari 20.000 DWT kedua terbesar di dunia, menurut

Drewry Shipping Consultant, dengan 33 kapal berkapasitas kurang dari 20.000 DWT, serta 3 kapal yang

berkapasitas lebih besar dari 20.000 DWT. Kapal berkapasitas kurang dari -20.000 DWT biasanya

digunakan untuk rute di wilayah Asia, seperti Asia Tenggara, Asia Utara dan Timur Tengah/India, yang

merupakan rute perdagangan paling penting bagi Perseroan untuk segmen kimia. Keterangan lebih

lanjut dapat dilihat pada bagian "Wilayah Operasional Armada — Kimia". Pada tanggal 31 Desember

2006, umur kapal rata-rata armada tanker kimia Perseroan adalah sekitar 8,4 tahun, dibandingkan rata-

119

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

rata industri sekitar 12,9 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan sedang memesan 7 kapal

tanker kimia baru, dengan jumlah kapasitas 124.680 DWT yang akan diserahkan antara tahun 2007 dan

2010. Sejak tanggal 31 Desember 2006 hingga tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah

menerima satu kapal tanker kimia yang telah dipesan tersebut dengan kapasitas 19.900 DWT pada

akhir bulan Pebruari 2007.

Kapal tanker kimia dibangun dengan tangki-tangki yang terpisah dalam suatu kapal. Sehingga, kapal

tanker kimia dapat mengangkut sejumlah produk kimia dengan jenis dan/atau grade yang berbeda-beda

pada saat yang bersamaan. Namun, pemisahan ini memerlukan pembersihan tambahan atas tangki,

pipa dan pompa ketika mengangkut dan menyerahkan kargo. IMO menyediakan tiga klasifikasi untuk

jenis kapal kimia yang berbeda tergantung pada desain struktur tangki kargo yang diangkut oleh kapal

tersebut. Tangki kargo jenis I didesain untuk mengangkut produk khusus seperti chlorinated paraffins

dalam jumlah kecil yang merupakan proporsi kecil dalam perdagangan kimia. Tangki kargo jenis II didesain

untuk mengangkut kimia dengan grade yang lebih tinggi, sementara tangki jenis III didesain untuk kimia

jenis lainnya. Perseroan secara khusus mengangkut kargo jenis II dan III. Kapal yang diperingkat IMO II/

III pada umumnya dapat mengangkut tidak hanya kargo IMO III tetapi juga berbagai jenis kargo IMO II di

seluruh tangki Perseroan. Dalam armada Perseroan, pengecualiannya adalah pada MT Indradi, MT

Wulansari, MT Mustokoweni, MT Larasati dan MT Dewi Madrim, yang hanya dapat mengangkut kargo

IMO II di tangki tengahnya, dimana tangki tersebut merupakan 60% dari kapasitas pengangkutan kapal

tersebut. Perseroan mengkategorikan kapal-kapal tersebut dalam IMO II/III.

Tidak seperti kapal tanker minyak, dimana IMO mengatur kategori kapal berdasarkan kondisi tertentu,

IMO tidak memiliki pengelompokan untuk kapal tanker kimia. Namun, kapal yang lebih tua memiliki

risiko pencemaran (cross-contamination) antar produk yang berbeda serta biaya operasi yang lebih

tinggi. Sebagai akibatnya, sebagian besar kapal tanker kimia dibesituakan ketika mencapai umur

25 tahun.

Perseroan mengoperasikan semua kapal tanker kimianya berdasarkan kontrak spot dan COA secara

substansial. Selama tahun 2006 Perseroan memperoleh sekitar 93,7% pendapatan segmen kapal tanker

dari kontrak spot dan COA dan sekitar 6,3% dari time charter. Sehubungan dengan kontrak COA,

13 kontrak berjangka waktu kurang dari satu tahun dan lima kontrak berjangka waktu antara satu dan

tiga tahun. Perseroan pada umumnya tidak menyewakan kapal tanker kimianya kepada operator kapal

tanker kimia lainnya di Asia karena sedikitnya jumlah perusahaan pesaing dibandingkan dengan pasar

lainnya di Asia, dan terdapat kemungkinan bahwa pihak yang menyewakan kepada Perseroan adalah

salah satu pesaing Perseroan.

Tabel di bawah ini menguraikan secara ringkas mengenai kapal-kapal tanker kimia yang dioperasikan

oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006. Tabel pertama menunjukkan kapal tanker yang dimiliki

oleh Perseroan, sementara tabel kedua dan ketiga merupakan kapal yang disewakan. Kecuali MT Dewi

Madrim, Perseroan telah memperoleh pembiayaan untuk semua kapalnya.

Kapal Yang Dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/

Pembuatan Lambung(2)

MT Anjasmoro 1996 32,696 III Singapura DH

MT Indradi 1993 13,944 II/III SUS Singapura DB

MT Wulansari 1992 11,055 II/III SUS Singapura DB

MT Rasawulan 1996 10,332 II/III SUS Singapura DH

MT Yanaseni 1992 9,202 II/III Singapura DH

MT Gerbera 2004 8,738 II/III SUS Hong Kong DH

MT Freesia 2003 8,521 II/III SUS Hong Kong DH

MT Celosia 1997 7,477 II/III SUS Hong Kong DH

MT Erowati 1999 6,688 II/III Singapura DH

120

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Yang Dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/

Pembuatan Lambung(2)

MT Jembawati 1999 6,685 III Singapura DH

MT Ulupi 1999 6,690 II/III Singapura DH

MT Dragonaria 1998 6,555 II/III Singapura DH

MT Tirtasari 1997 5,878 II/III SUS Singapura DH

MT Bauhinia 1997 5,851 II/III SUS Singapura DH

MT Eustoma 1994 4,990 II/III SUS Hong Kong DH

MT Kunti 1992 3,984 III Singapura DB

MT Larasati 1991 3,665 II/III SUS Hong Kong DH

MT Mustokoweni 1991 3,199 II/III SUS Singapura DB

MT Setyawati 1994 3,189 II/III SUS Hong Kong DH

MT Cendanawati 1997 3,159 II/III SUS Singapura DH

MT Dewi Madrim 1987 1,250 II/III SUS Indonesia DH

MT Gagarmayang 2004 40,354 II/III Singapura DH

MT Anggraini 1995 31,225 III Singapura DH

Bareboat Charter Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/

Pembuatan Lambung(2)

MT Harsanadi(3) 2005 14,271 II/III SUS Singapura DH

MT Hartati(3) 2004 14,312 II/III SUS Singapura DH

MT Nogogini(3) 1996 11,639 II/III SUS Singapura DH

MT Nolowati(3) 1998 11,636 II/III SUS Singapura DH

MT Ratih(3) 1996 10,329 II/III SUS Singapura DH

MT Fatmarini(3) 2004 8,578 II/III SUS Singapura DH

MT Frabandari(3) 2004 8,575 II/III SUS Singapura DH

MT Pertiwi(4) 2006 19,970 II/III SUS Singapura DH

MT Pujawati(4) 2006 19,900 II/III SUS Singapura DH

MT Prita Dewi(4) 2006 19,998 II/III SUS Singapura DH

Time Charter Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/

Pembuatan Lambung(2)

MT Bestari(5) 2003 6,689 II/III SUS Panama DH

MT Bidadari(5) 2003 6,678 II/III SUS Panama DH

Catatan:

(1) "SUS" mengacu pada kapal tanker dengan tangki kargo terbuat dari stainless steel.

(2) "DH" berarti lambung ganda (double hull); " "DB" berarti lunas ganda (double bottom).

(3) Bareboat charter untuk periode 6,5 tahun, yang akan jatuh tempo pada tahun 2010 dan 2011.

(4) Bareboat charter untuk periode 12 tahun, akan jatuh tempo pada bulan Juni, Juli dan September 2018.

(5) Time charter selama 6,5 tahun, akan jatuh tempo pada bulan Agustus dan Oktober 2009.

Pada bulan Pebruari 2007, Perseroan telah menerima kapal tanker kimia yang baru dibangun, MT Purwati

dengan kapasitas 19.900 DWT.

Setiap kapal tanker kimia Perseroan didaftarkan pada satu dari beberapa asosiasi klasifikasi. Untuk

kapal tanker kimianya, Perseroan mendaftarkannya di asosiasi berikut ini: Lloyds Register, Nippon Kaiji

Kyokai, Bureau Veritas dan Det Norske Veritas.

121

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker minyak

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 16 kapal tanker minyak dengan total

kapasitas 1.040.880 DWT. Armada tanker minyak Perseroan terdiri dari 2 jenis kapal Suezmax, 5 Aframax,

6 Handysize dan 3 kapal tanker dengan ukuran yang lebih kecil. Pada tanggal 31 Desember 2006, umur

rata-rata armada tanker minyak Perseroan armada adalah sekitar 14,1 tahun, dibandingkan dengan

rata-rata industri sekitar 13,5 tahun.

IMO telah menetapkan ketentuan sehubungan dengen pembesituaan kapal tanker minyak pada berbagai

umur dan berbagai kondisi yang berbeda. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat di Bab IX mengenai

"Industri Perkapalan". Menurut salah satu dari peraturan ini, kapal tanker minyak yang tidak berlambung

ganda (non-double-hull) harus dibesituakan selambat-lambatnya pada saat mencapai umur 25 tahun.

Karena umur rata-rata armada tanker minyak Perseroan adalah 14.1 tahun dan Perseroan memiliki 2

kapal tanker minyak dengan umur saat ini lebih dari 20 tahun, Perseroan berkeyakinan bahwa ketentuan

IMO ini tidak akan mempengaruhi hasil operasi atau kondisi keuangan Perseroan secara mterial. Kapal

tanker minyak tertua Perseroan akan mencapai umur 25 tahun pada tahun 2008 dan akan dibesituakan

atau dikonversikan menjadi kapal tanker FPSO/FSO pada saat itu, dan kapal tanker minyak kedua

tertua tidak akan mencapai 25 tahun sebelum tahun 2010.

Perseroan mengoperasikan 7 dari kapal tanker minyaknya berdasarkan kontrak spot dan menyewakan

9 dari kapal tanker minyaknya berdasarkan kontrak time charter. Dari semua kapal tanker minyaknya

dengan kapasitas kurang dari 100,000 DWT, 70.0% di antaranya dioperasikan berdasarkan kontrak

jangka panjang dan jangka pendek dengan Pertamina (untuk pengangkutan minyak mentah domestik)

dimana kontrak-kontrak tersebut akan jatuh tempo antara tahun 2007 dan 2011. Selama tahun 2006

Perseroan memperoleh sekitar 58,4% dari total pendapatannya berasal dari segmen kapal tanker minyak

dari kontrak spot dan COA dan sekitar 41,6% dari kontrak time charter.

Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal tanker minyak yang dioperasikan Perseroan

pada tanggal 31 Desember 2006. Perseroan memiliki seluruh kapal tanker di bawah ini, kecuali MT

Gandari. Perseroan telah memperoleh pembiayaan atas semua kapal-kapal tanker tersebut.

Kapal Yang dimiliki Tahun DWT Jenis (1) Bendera Lunas/

Pembuatan Lambung(2)

MT Tribuana 1989 147,500 Crude Oil Tanker Singapura SH

MT Triwati 1991 147,253 Crude Oil Tanker Singapura SH

MT Badraini 1991 111,777 Crude Oil Tanker Singapura DB

MT Barunawati 1992 111,689 Crude Oil Tanker Singapura DB

MT Barawati 1990 101,134 Crude Oil Tanker Singapura SH

MT Bramani 1990 96,672 Crude Oil Tanker Singapura SH

MT Bandondari 1983 89,999 Crude Oil Tanker Indonesia SH

MT Pergiwo 1993 37,087 Crude Oil Tanker Singapura SH

MT Anjani 1985 36,882 Oil Product Tanker Indonesia DS

MT Pradapa 1993 36,362 Crude Oil Tanker Indonesia DS

MT Pergiwati 1993 36,345 Crude Oil Tanker Singapura DS

MT Gandini 1998 32,042 Oil Product Tanker Singapura DH

MT Gandari(1) 1999 30,500 Oil Product Tanker Singapura DH

MT Ontari 1993 18,520 Oil Product Tanker Indonesia SH

MT Dewayani 1999 3,561 Oil Product Tanker Singapura DH

MT Dewi Sri 1999 3,557 Oil Product Tanker Singapura DH

Catatan:

(1) Kepemilikan secara sewa bareboat selama 10 tahun yang akan berakhir pada bulan Mei 2012.

Setiap kapal tanker minyak Perseroan didaftarkan pada salah satu asosiasi klasifikasi. Untuk kapal

tanker minyak Perseroan, asosiasi klasifikasinya adalah Lloyds Register, Nippon Kaiji Kyokai, Bureau

Veritas, Det Norske Veritas dan Biro Klasifikasi Indonesia.

122

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker Gas

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan mengoperasikan 6 kapal tanker gas,yang keseluruhannya

adalah kapal tanker gas LPG/petrokimia, dengan total kapasitas of 24.126 CBM (25.164 DWT). Pada

tanggal 31 Desember 2006, umur rata-rata armada tanker Perseroan adalah sekitar 11,9 tahun,

dibandingkan dengan rata-rata industri sekitar 16,8 tahun.

Perseroan senantiasa berusaha meningkatkan persentase total pendapatannya dari operasi kapal tanker

gas dan oleh karena itu, melakukan ekspansi armada tanker gasnya. Perseroan saat ini sedang

membangun 4 kapal tanker gas dan ethylene baru serta 2 kapal tanker LNG baru, dengan kapasitas

masing-masing sebesar 28.000 CBM (29.700 DWT) dan 310.000 CBM (153.400 DWT). Perseroan

berharap kapal-kapal tersebut akan diserahkan antara tahun 2007 dan 2009. Perseroan akan memiliki

30% kepemilikan atas 2 kapal tanker LNG tersebut. Perseroan bertujuan untuk meningkatkan pangsa

pasarnya dengan menyediakan angkutan LPG/petrokimia di wilayah Asia Utara. Perseroan juga akan

meningkatkan pengangkutan LNG secara domestic, tergantung pada permintaan LNG di Indonesia.

Perseroan mengoperasikan 2 dari kapal tanker gasnya berdasarkan kontrak spot dan 4 kapal tanker

gasnya berdasarkan time charter. Selama tahun 2006, Perseroan memperoleh sekitar 33,1% pendapatan

segmen kapal tanker gasnya dari kontrak spot dan COA dan 66,9% dari kontrak dengan basis sewa.

Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal tanker gas yang dioperasikan oleh Perseroa

pada tanggal 31 Desember 2006. Perseroan memiliki seluruh kapal tanker ini secara keseluruhan.

Perseroan telah memperolah pembiayaan untuk semua kapal tersebut kecuali MT Gas Sulawesi.

Kapal yang Dimiliki Tahun Pembuatan Jenis Kapal Bendera Lambung CBM

MT Gas Maluku 1996 Tanker gas Singapura DH 5.000

MT Gas Sumatera 1989 Tanker gas Indonesia DH 3.512

MT Gas Jawa 1989 Tanker gas Indonesia DH 3.596

MT Gas Indonesia 1990 Tanker gas Indonesia DH 3.518

MT Gas Kalimantan 1996 Tanker gas Indonesia DH 3.500

MT Gas Sulawesi 2006 Tanker gas Singapura DH 5.000

Perseroan telah menerima satu tanker gas baru pada bulan Januari 2007 yang diberi nama MT Gas

Papua dengan kapasitas of 5.000 CBM (5.100 DWT).

Setiap tanker gas Perseroan didaftarkan pada satu dari beberapa asosiasi klasifikasi. Untuk tanker gas

Perseroan, asosiasi klasifikasi tersebut adalah Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia.

Tanker FPSO

Sebuah tanker FPSO adalah tanker produksi, penyimpanan dan pembongkaran mengapung. Pada tanggal

31 Desember 2006, Perseroan memiliki satu tanker FPSO yang dibeli pada bulan Desember 2005 dan

mulai mengubahnya menjadi FPSO. Selama tahun 2006, Perseroan tidak lagi memasukan kapal ini

sebagai bagian dari armada kapal tanker minyak dalam kegiatan operasionalnya. Pengubahan kapal ini

menjadi FPSO selesai pada bulan Agustus 2006. Tanker ini mempunyai total kapasitas 60.874 DWT.

Perseroan mengoperasikan tanker FPSO berdasarkan kontrak time charter. Untuk tujuan pelaporan

keuangan pada tahun 2006, tanker FPSO ini telah dimasukkan dalam segmen kapal tanker minyak.

Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat tanker FPSO yang beroperasi pada tanggal 31 Desember

2006.

Kapal yang Dimiliki Tahun Pembuatan DWT Jenis Bendera Lunas

FPSO Brotojoyo 1980 60.874 FPSO Tanker Indonesia DB

Tanker FPSO didaftarkan pada Biro Klasifikasi Indonesia, suatu asosiasi klasifikasi.

123

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Baru yang Sedang Dibuat

Tabel di bawah ini menguraikan deskripsi singkat kapal baru yang sedang dibuat untuk armada Perseroan,

tonase yang direncanakan dan tanggal penyerahan yang diharapkan, pada tanggal 31 Desember 2006.

Kecuali dinyatakan lain, semua kapal ini dimiliki secara keseluruhan oleh Perseroan. Ukuran yang

ditunjukkan oleh DWT untuk kapal tanker kimia dan dengan CBM untuk kapal tanker gas, ethylene dan

LNG. Perseroan mengantisipasi bahwa total biaya dari 13 kapal baru ini, termasuk kepemilikan 30% dari

2 kapal tanker LNG, adalah sekitar USD405,2 juta. Perseroan merencanakan untuk membiayai kapal-

kapal ini melalui arus kas dari operasi dan dengan pinjaman, serta kemungkinan juga melalui dana hasil

penawaran umum Obligasi ini. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, jumlah biaya yang telah dikeluarkan

untuk pembangunan kapal-kapal tersebut adalah JPY1.872,1 juta dan USD44,7 juta.

Nama Tahun Indikasi DWT/ Jenis Bendera Lambung Galangan

Dimulai Penyerahan CBM

Pembuatan

MT Purwati (*) 2006 2007 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Shin

IMOII/III SUS Kurushima(1)

MT Puspawati 2007 2007 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Shin

IMOII/II SUS Kurushima(1)

MT Pramoni 2008 2008 19,990 Tanker Minyak Singapura DH Shin

IMOII/II SUS Kurushima(1)

MT Pramesti 2008 2009 19,990 Tanker Minyak Singapura DH Shin

IMOII/II SUS Kurushima(1)

MT Purbasari 2008 2009 19,900 Tanker Minyak Singapura DH Fukuoka(2)

IMOII/II SUS

MT Gas Bali (*) 2006 2007 5,000 Tanker Gas Singapura DH Shitanoe(3)

MT Gas Papua (*) 2006 2007 5,000 Tanker Gas Singapura DH Shitanoe(3)

MT Gas Lombok 2007 2008 9,000 Tanker Gas Singapura DH STX(4)

(Ethylene)

MT Gas Sumbawa 2008 2008 9,000 Tanker Gas Singapura DH STX(4)

(Ethylene)

MT Sago(5) 2007 2008 155,000 LNG Tanker Bahamas DH Hyundai(6)

MT Hiri(5) 2007 2009 155,000 LNG Tanker Bahamas DHHyundai Samho(7)

MT Subadra 2009 2009 12,500 Tanker Minyak Singapura DH Shitanoe(3)

IMOII/II SUS

MT Hyacinth 2009 2010 12,500 Tanker Minyak Singapura DH Shitanoe(3)

IMOII/II SUS

(*) Perseroan telah menerima penyerahan MT Gas Papua pada bulan Januari 2007, MT Purwati pada bulan Pebruari 2007, dan MT Gas

Bali pada bulan Mei 2007.

Catatan:

(1) Shin Kurushima — Shin Kurushima Dockyard Co., Ltd.

(2) Fukuoka — Fukuoka Shipbuilding Co., Ltd.

(3) Shitanoe — Shitanoe Shipbuilding Co., Ltd.

(4) STX — STX Shipbuilding Co., Ltd.

(5) Perseroan memiliki saham 30 %.dan sisanya 70 %. dimilki oleh Teekay Tangguh Holdings Corporation.

(6) Hyundai — Hyundai Heavy Industries Co., Ltd.

(7) Hyundai Samho — Hyundai Samho Heavy Industries Co., Ltd.

Akuisisi atau Pembelian Kapal

Kriteria utama Perseroan dalam mengakuisisi kapal-kapal tambahan adalah pertimbangan Perseroanterhadap pasar dimana Perseroan melakukan operasinya. Apabila penilaian (assessment) Perseroanmengenai perkembangan pasar bersifat positif, Perseroan akan melakukan pembobotan profil risikopotensial atas peluang-peluang akuisisi tertentu. Perseroan mengkaji salah satu risikonya berdasarkanwaktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasinya dibandingkan dengan nilai kapal setelah masaekonomis kapal tersebut berakhir. Apabila profil kapal sesuai dengan persyaratan internal Perseroan,maka Perseroan berusaha mendapatkan tingkat pengembalian internal (internal rates of return) yang

124

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

memadai sesuai dengan tingkat risikonya. Sesuai degan siklus pasar dimana Perseroan melakukankegiatan operasinya, Perseroan melakukan analisa secara berhati-hati terhadap keadaan pasar dannilai kapal, kondisi dan potensi pendapatan kapal dalam mempertimbangkan pembelian kapal tersebut.Perseroan juga mempertimbangkan kondisi armada kapal dunia sehingga Perseroan memilikipengetahuan yang memadai untuk bereaksi secara cepat terhadap pasar yang selalu berubah dankesempatan-kesempatan yang timbul yang disebabkannya.

Berdasarkan pandangan Perseroan saat ini atas pasar bahan kimia, gas dan minyak, strategi akuisisiPerseroan difokuskan pada kapal tanker kimia dan gas yang dibuat setelah tahun 1990, termasuk kapalbaru dan kapal tanker minyak bekas yang dibangun antara tahun 1985 dan 1995. Saat ini Perseroansedang membangun 7 kapal tanker kimia dan 6 kapal tanker gas. Dengan mempertimbangkan kondisipasar yang terus membaik dalam beberapa tahun terakhir ini dan tingkat permintaan atas kapasitasgalangan kapal, maka jadual penyerahan untuk kapal baru yang dibuat saat ini berkisar antara 1 bulanhingga 42 bulan.

Selain melakukan pembelian kapal bekas dan kapal baru, Perseroan juga menyewa kapal-kapal denganberbagai jenis kontrak penyewaan. Dalam hal kontrak penyewaan kapal, Perseroan biasanya memilihbareboat charter, dimana Perseroan hanya menyewa kapal tanpa awak atau persediaan dan Perseroandapat menerapkan struktur biaya dan mengendalikan segala aspek atas operasi kapal. Namun,berdasarkan penyewaan time charter, Perseroan menyewa kapal kapal termasuk awak, persediaan,suku cadang dan elemen operasional lainnya dikelola sendiri oleh pemilik kapal, sehingga Perseroanbertanggung jawab hanya untuk pengadaan dan pembayaran biaya bahan bakar dan beban pelabuhan.Saat ini, Perseroan menyewa 11 kapal berdasarkan penyewaan bareboat dan 2 kapal berdasarkanpenyewaan time charter. Bareboat charter pada umumnya memiliki jangka waktu yang lebih lamadibandingkan dengan penyewaan berbasis waktu. Perseroan saat ini memiliki jangka waktu bareboatcharter antara enam hinggal duabelas tahun, sementara dua kontrak time charter berjangka waktu enamtahun.

Pembiayaan Kapal

Pada umumnya, Perseroan mendanai pembelian kapal baik baru maupun bekas dengan pinjaman bankyang jumlahnya antara 75% hingga 85% dari harga pembelian kapal, sedangkan sisanya didanai olehcadangan kas Perseroan. Sebagian besar dari pinjaman pendanaan kapal Perseroan adalah berupapinjaman dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Pinjaman untuk kapal baru pada umumnya berupapinjaman amortisasi dengan masa pinjaman sepuluh tahun dan pelunasan sebagian besar dari pinjamantersebut pada saat jatuh tempo. Pinjaman untuk pembelian kapal bekas disesuaikan dengan kondisi darimasing-masing kapal bekas dimaksud. Tingkat bunga atas pinjaman-pinjaman ini biasanya mengacupada LIBOR ditambah 1% hingga 2%. Perseroan juga memperoleh pinjaman dalam mata uang Rupiahuntuk pembelian kapal-kapal berbendera Indonesia. Pinjaman-pinjaman ini pada umumnya memilikitingkat suku bunga yang lebih tinggi dengan tenor yang lebih pendek dibandingkan dnegan pinjamandalam mata uang Dollar Amerika Serikat.

Pinjaman untuk pendanaan pembelian kapal ini biasanya memiliki jaminan, di antaranya, hipotek ataskapal terkait, serta pembebanan atau pengalihan pendapatan, dan asuransi sehubungan dengan kapalbagi pemberi pinjaman. Kecuali dinyatakan lain, semua kapal yang disebutkan dalam Prospektus inidibiayai dengan hipotek bagi penyedia pinjaman.

Untuk kapal yang baru dibangun, syarat pembayaran berbeda-beda tergantung pada kontrak yangdinegosiasikan dan dapat mewajibkan pembayaran dimuka yang jumlahnya berbeda-beda tergantungpada jenis kapal, ketersediaan galangan kapal dan jenis pembiayaan yang dilakukan. Namun, padaumumnya, pembayaran setiap interval dilakukan untuk setiap tahap utama sehubungan denganpembangunan kapal telah diselesaikan, termasuk tahap penandatanganan kontrak pembangunan kapal,pemasangan lunas kapal (keel laying), peluncuran kapal dan penyerahan kapal. Keterangan selanjutnya

dapat dilihat pada Bab IV mengenai "Pernyataan Hutang" .

Pembesituaan Kapal (Vessel Disposal)

Perseroan melakukan pembesituaan armada kapalnya sesuai dengan kondisi pasar dan penggunaan

kapal terkait dalam operasil. Pada umumnya, Perseroan membesituakan kapal kimia dan kapal tanker

minyak yang masa manfaatnya telah mencapai 25 tahun. Namun, Perseroan juga mempertahankan

satu kapal tanker minyak yang masa manfaatnya lebih dari 25 tahun dan telah mengkonversinya menjadi

fasilitas penyimpanan dan bongkar muat lepas pantai bagi kegiatan kapal FPSO lepas pantai. Perseroan

125

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

dapat juga menjual kapal dengan umur yang masih sedikit yang masa manfaatnya belum mencapai 25

tahun, apabila Perseroan menerima penawaran yang menarik dari aspek finansialnya dan kapasitas

serta rencana strategis Perseroan memungkinkan bagi Perseroan untuk menjualnya. Pada tahun 2006

Perseroan tidak melakukan pembesituaan kapal, sedangkan pada tahun 2005 dan 2004, Perseroan

membesituakan masing-masing satu dan tiga kapal. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab VIII

mengenai "Kegiatan Usaha— Divestasi Historis".

Wilayah Operasional Armada

Perseroan membagi operasional armadanya menjadi tiga wilayah geografis untuk kapal tanker kimia

dan satu wilayah untuk masing-masing kapal tanker minyak dan kapal tanker gas. Wilayah 1 dari segmen

kapal tanker kimia Perseroan mencakup perdagangan di Asia Tenggara, antar pelabuhan di Indonesia,

Thailand, Malaysia dan Singapura. Wilayah 2 mencakup perdagangan dari Asia Tenggara ke Asia Utara

dan antar Asia Utara, termasuk backhaul dari Asia Utara, dengan pelabuhan tujuan utama berlokasi di

Cina, Korea Taiwan dan Jepang. Wilayah 3 mencakup perdagangan dari Asia Tenggara ke arah barat,

ke India, Timur Tengah dan Eropa serta perdagangan dalam dan dari wilayah tersebut. Pelabuhan tujuan

utama untuk Wilayah 3 berlokasi di India, Iran, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Mesir, Italia, Spanyol, Belanda

dan Inggris. Perseroan menggunakan kapal-kapalnya di seluruh wilayah tergantung pada kondisi pasar

dan keperluan pelanggan. Perseroan berusaha mengantisipasi dimana tingkat permintaan terbesar atas

kapal-kapal Perseroan dan pada saat yang sama mempertahankan diversifikasi yang luas dalam

penempatan kapal-kapalnya dalam berbagai wilayah geografis. Kapal-kapal Perseroan melewati sekitar

3.375 pelabuhan setiap tahun dan port calls ini terdiversifikasi secara geografis. Pada tahun 2006

Perseroan telah melakukan 3.972 port calls.

Tabel berikut ini menunjukkan loading dan discharging port calls (pelabuhan yang disinggahi untuk bongkar

muat) kapal Perseroan menurut area operasional pada tahun 2006, 2005 dan 2004, tidak termasuk

kapal-kapal yang disewa oleh Perseroan, karena pihak pemberi sewa yang mengendalikan pelayaran

kapal.

Loading dan Discharging Port Calls 2004 2005 2006 Rata-Rata

Area operasional

Wilayah 1 (kimia) 982 686 1.131 933

Wilayah 2 (kimia) 2.548 2.024 2.051 2.208

Wilayah 3 (kimia) 374 414 599 462

Minyak 30 136 108 91

Gas 56 76 83 72

Total 3.990 3.336 3.972 3.766

Kimia

Kegiatan utama dari kapal tanker kimia Perseroan menurut volume kargo saat ini adalah di wilayah 2,

walaupun Perseroan melihat pertumbuhan yang signifikan di wilayah 3. Pada tanggal 31 Desember

2006, 9 kapal difokuskan — terutama namun tidak secara khusus — pada perdagangan di wilayah 1, 17

kapal dalam perdagangan Perseroan di wilayah 2 dan 9 kapal dalam perdagangan Perseroan di wilayah

3. Rute perdagangan utama untuk kapal tanker kimia Perseroan adalah dari Singapura ke Cina, dan

pada saat kembali sering melalui rute dari Korea atau Cina bagian utara (wilayah 2) dan dari Teluk Arab

ke Asia Tenggara (wilayah 3).

Kapal tanker kimia Perseroan mengangkut segala jenis cairan kimia serta minyak nabati. Perseroan

terutama melayani perusahaan kimia dan minyak terkemuka, termasuk perusahaan perantara di regional.

Sebagian besar dari kapal tanker kimia Perseroan telah sesuai dengan sertifikasi IMO Jenis II, dengan

tangki baja nir karat (stainless steel) dan dengan spesifikasi teknis yang dapat memberikan fleksibilitas

bagi Perseroan khususnya dalam hal ukuran muatan kimia yang akan diangkut oleh Perseroan

untuk setiap wilayah. Pada umumnya, Perseroan mengangkut kargo dengan volume berkisar antara

500 hingga 5.000 MT di wilayah 1, dari 2.000 hingga 10.000 MT di wilayah 2 dan 5,000 hingga

13.500 MT di wilayah 3.

126

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Minyak

Perseroan mengangkut minyak bagi pelanggannya di seluruh Asia Timur Tengah dan Eropa. Perseroan

tidak melakukan klasifikasi kegiatan armada minyaknya menjadi beberapa wilayah geografis karena

sebagian besar dari kapal tanker minyak Perseroan dioperasikan ke seluruh wilayah yang dilayaninya,

mengingat armada kapal tanker minyak Perseroan lebih sedikit dibandingkan armada kapal tanker

kimianya,, serta mengingat sejumlah kapal minyak Perseroan disewakan berdasarkan time charter kepada

PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”), perusahaan minyak milik negara Republik Indonesia. Saat ini,

Pertamina mengendalikan distribusi minyak yang diproduksi di Indonesia dan produk olahannya dalam

wilayah Indonesia. Kontrak sewa Perseroan kepada Pertamina merupakan kontrak sewa jangka panjang,

walaupun Perseroan juga menyewakan kapal tankernya berdasarkan kontrak spot. Perseroan

mengangkut berbagai jenis kargo dengan menggunakan kapal tanker berukuran besar, terutama untuk

minyak mentah dan produk petrokimia olahan. Rute perdagangan utama Perseroan untuk minyak adalah

dari Timur Tengah ke India dan Asia Tenggara.

Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan merupakan penyedia jasa pelayaran yang penting bagi

Pertamina. Pada bulan Maret 2005, Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden

untuk, di antaranya, mempercepat perkembangan industri pelayaran di Indonesia. Dengan demikian,

diharapkan bahwa jasa pelayaran di dalam wilayah negara Indonesia hanya dapat dilakukan oleh pemilik

kapal domestik dengan menggunakan kapal berbendera Indonesia, apabila memungkinkan, dan bahwa

semua impor dimana biaya kargo atau biaya pengiriman ditanggung oleh pemerintah Indonesia, baik

pemerintah pusat ataupun daerah, maka kegiatan tersebut harus dilakukan oleh perusahaan pelayaran

Indonesia. Hal tersebut juga akan meningkatkan kontrak jangka panjang antara pemilik kargo dan pemilik

kapal di Indonesia, sehingga memberikan insentif finansial bagi eksportir yang menggunakan kapal

Indonesia, serta memberikan paket pembiayaan yang menguntungkan untuk mendukung perkembangan

industri pelayaran nasional. Selain itu, ada rencana untuk mengurangi jumlah pelabuhan di Indonesia

yang terbuka bagi kapal asing. Perubahan-perubahan ini diharapkan akan terealisasi dalam dua tahun

ke depan.

Apabila peraturan ini diimplementasikan sesuai ketentuan seperti sekarang ini, Perseroan berkeyakinan

bahwa pasar domestik yang tersedia untuk perusahaan pelayaran Indonesia akan meningkat secara

signifikan dan hal tersebut akan menciptakan peluang bagi Perseroan untuk melakukan ekspansi

operasinya di pasar domestik, terutama sehubungan dengan usaha Pertamina.

Gas

Saat ini Perseroan tidak melakukan klasifikasi kegiatan armada gasnya ke dalam wilayah-wilayah

geografis karena ukuran kapal tanker gas yang relatif lebih kecil, dan jumlah kapal tanker gas yang lebih

sedikit. Kapal tanker gas Perseroan mengangkut produk bagi pelanggannya di seluruh Asia dan Timur

Tengah. Rute perdagangan utama Perseroan untuk kapal tanker gas adalah untuk mengangkut LPG/

gas petrokimia dari Asia Tenggara ke Cina. Sejalan dengan perkembangan armada gasnya, di masa

yang akan datang, Perseroan dapat saja membagi kegiatannya ke dalam beberapa wilayah operasional

berdasarkan geografis.

Pelanggan

Perseroan memiliki hubungan erat dan lama dengan sejumlah pelanggannya, termasuk perusahaan

utama minyak dan kimia bertaraf nternasional seperti Pertamina, Celanese Corporation, ExxonMobil

Corporation, Shell, BASF, SABIC dan Dow Chemical. Perseroan memiliki hubungan usaha yang cukup

lama dengan Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara, yang saat ini mengendalikan distribusi

minyak dan produk olahan yang diproduksi di Indonesia dalam perairan Indonesia. Seluruh kontrak

utama jangka panjang Perseroan adalah dengan Pertamina, dan perusahaan ini memberikan kontribusi

sekitar 15,3%. dari pendapatan operasiPerseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2006. Berdasarkan pandangan pengembangan pasar pelayaran global, Perseroan berkeyakinan bahwa

apabila Pertamina membatalkan kontrak-kontraknya dengan Perseroan pada hari ini, maka Perseroan

akan mampu mengalokasikan kapal-kapal yang saat ini disewa oleh Pertamina kepada pelanggan lain

dalam jangka waktu yang layak. Oleh karena itu, Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha atau

profitabilitas Perseroan tidak tergantung secara material pada hubungan dengan pelanggan tertentu.

127

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perseroan memperoleh pelanggan dan menerima pesanan untuk jasa pengangkutan melalui perantaran/

broker pelayaran serta dengan kontak langsung dengan perusahaan yang dilakukan oleh tim pemasaran

dan penjualan Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa pelanggan memilih jasa yang disediakan

oleh Perseroan ketimbang jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing, karena kombinasi antara

reputasi Perseroan di dalam industri untuk keselamatan dan kehandalan, harga yang komptetitif dan

ketersediaan kapal. Sebagai bagian dari tim pemasaran dan penjualan, Perseroan memiliki beberapa

perwakilan layanan pelanggan (customer service) yang didedikasikan khusus untuk fokus pada satu

atau beberapa klien utama, dalam rangka memenuhi kebutuhan klien-klien tersebut. Melalui kontak

dengan para pelanggannya, Perseroan dapat mengantisipasi atau mengetahui wilayah dimana pelanggan

akan membutuhkan kapasitas pelayaran di masa yang akan datang, sehingga Perseroan dapat segera

mengerahkan armada sesuai kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam rangka untuk memenuhi permintaan

pelanggan, dalam suatu daerah tertentu untuk suatu pelayaran, Perseroan terkadang menyewa kapal

dari perusahaan pelayaran lain yang bereputasi baik, untuk disewa berdasarkan waktu untuk jangka

pendek. Kemampuan memberikan jasa pelayanan dan fleksibilitas ini telah membantu usaha Perseroan

dalam mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, dan pada saat yang sama

membangun reputasi dalam memenangkan kontrak pelayaran baru. Sebagai contoh, Perseroan telah

menyediakan jasa angkutan bagi Pertamina sejak tahun 1981, untuk ExxonMobil sejak pertengahan

tahun 1980an dan SABIC sejak awal tahun 1990an.

Tiga pelanggan terbesar Perseroan untuk pengangkutan bahan kimia pada tahun 2006 adalah ExxonMobil,

Hong Kong, Sinopec dan Mitsui. Ketiga klien ini secara bersama-sama memberikan kontribusi sekitar

12,2% terhadap jumlah pendapatan Perseroan pada tahun 2006.

Tiga pelanggan terbesar untuk pengangkutan minyak pada tahun 2006 adalah Pertamina, Vitol ASA

dan Unipec, yang secara bersama-sama merupakan sekitar 22,9% dari total pendapatan Perseroan di

tahun 2006.

Tiga pelanggan terbesar untuk pengangkutan gas pada tahun 2006 adalah Pertamina, Mitsubishi dan

Petredec Ltd, yang secara bersama-sama merupakan sekitar 4,5% dari total pendapatan Perseroan di

tahun 2006.

Tabel berikut ini menunjukkan lima pelangggan terbesar Perseroan berdasarkan persentase pendapatan

untuk masing-masing perusahaan selama tiga tahun terakhir. Tidak ada satupun dari para pelanggan

berikut ini yang terafiliasi dengan direksi, komisaris, karyawan eksekutif ataupun pemegang saham utama.

Nama Klien 2002 2003 2004 2005 2006

Grup Pertamina 28,5 27,1 20,8 19,5 17,9

ExxonMobil Corporation 4,1 4,2 9,1 5,1 5,2

Shell 3,1 3,2 3,3 3,1 4,3

Indian Oil Corporation Ltd * * * 3,1 3,6

Celanese Corporation 4,3 4,4 3,7 3,0 *

Iran Petrochemical Commercial Company 3,4 3,5 * * *

Kuok Oils & Grains Pte Ltd * * 3,2 * *

Mercuria Energy Trading Ltd * * * * *

Unipec * * * * *

Mitsui & Co Ltd * * * * 3,4

Catatan:

* Bukan merupakan lima pelanggan utama Perseroan di kelompok tersebut untuk tahun terkait.

128

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Penyewaan Kapal Saat Ini

Penyewaan kapal Perseroan berdasarkan kontrak time charter adalah sebagai berikut:

Nama Klien Jenis Kontrak Estimasi Nilai Periode

Kontrak

Pertamina Time charter MT. Bramani, untuk distribusi USD14.7 juta September 2006 - September 2008

minyak mentah domestik

Pertamina Time charter MT. Pergiwo, untuk distribusi USD15.9 juta Januari 2007 - Januari 2010

minyak mentah domestik

Pertamina Time charter MT. Pradapa, untuk distribusi USD93.2 juta Mei 1993 -Mei 2008

minyak mentah domestik

JOB Pertamina Time charter FPSO Brotojoyo untuk FPSO USD65.7 juta Agustus 2006 -Agustus 2011

dan PetroCina di ladang minyak Salawati

Pertamina Time charter MT. Ontari, untuk distribusi USD71.5 juta April 1993 - April 2008

produk minyak domestik

Pertamina Time charter MT. Gandini, untuk distribusi USD47 juta Desember 1998 - Desember 2010

produk minyak domestik

Pertamina Time charter MT. Gandari, untuk distribusi USD47 juta Januari 1999 - Januari 2011

produk minyak domestik

Pertamina Time charter MT. Dewi Sri, untuk distribusi USD17 juta April 1999 - April 2011

produk minyak domestik

Pertamina Time charter MT. Dewayani, untuk USD17 juta Pebruar i1999 - Pebruari 2011

distribusi produk minyak domestik

Pertamina Time charter MT. Gas Kalimantan, untuk USD6.7 juta April 2005 - April 2007*

distribusi LPG domestik

Pertamina Time charter MT. Gas Indonesia, untuk USD5.0 juta Desember 2006 - Desember 2008

distribusi LPG domestik

Total Time charter MT Erowati, untuk distribusi USD8.7 juta Oktober 2005 - Oktober 2008

Petrochemical kimia di Timur Tengah dan Asia Selatan

Vitol ASA Time charter MT Gas Maluku, untuk USD2.8 juta Mei 2006 - Mei 2007

distribusi LPG di Asia

Pertamina Time charter MT Anjani, untuk distribusi USD10.4 juta June 2006 - June 2008

produk minyak domestik

Vitol ASA Time charter MT Gas Sulawesi, untuk USD2.8 juta Januari 2007 -Januari 2008

distribusi LPG di Asia

Shell Time charter MT Gas Papua, untuk USD2.7 juta Pebruari2007 -Pebruari 2008

distribusi LPG di Asia

Catatan:

* Kontrak sewa berakhir pada 24 April 2007

Kontrak berdasarkan waktu tersebut pada umumnya adalah untuk suatu waktu tertentu dengan harga

yang telah ditentukan. Kontrak-kontrak ini biasanya tidak dapat diakhiri oleh salah satu pihak selain

karena adanya kejadian tertentu yang sebelumnya telah disepakati seperti wanprestasi atas kontrak,

perpanjangan waktu pemeliharaan kapal (yang dapat berakibat pada wanprestasi), tindak kekerasan

(termasuk pecahnya suatu perang) dan penjualan kapal terkait.

Penjualan dan Pemasaran

Kegiatan penjualan dan pemasaran jasa Perseroan didukung oleh jaringan global dan ekstensif kantor

Perseroan yang memungkinkan Perseroan untuk memasarkan dan menjual jasa kepada para pelanggan

secara langsung dalam suatu pasar dimana para pelanggan aktif melakukan perdagangan. Perseroan

melaksanakan semua kegiatan pemasarannya sendiri, karena Perseroan meyakini akan pentingnya

mempertahankan kontrol atas kegiatan pemasaran. Tim utama pemasaran dan operasi Perseroan terdiri

dari 96 karyawan, yang berlokasi di kantor-kantor Perseroan di Jakarta, Singapura, Hong Kong, Bangkok,

Taiwan, Shanghai, Beijing, Dubai, Mumbai dan Glasgow. Kantor Perseroan di Jakarta dan Hong Kong

melayani semua aspek operasional, mulai dari pemasaran dan pengelolaan kapal hingga proses

129

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

penawaran dan penandatanganan kontrak, alokasi sumber daya kapal, pengakuisisian kapal dan hal-

hal manajerial umum lainnya. Kantor Perseroan lainnya terutama adalah untuk pengelolaan kapal dan

pemasaran. Untuk mendukung operasi armada ke arah barat, Perseroan membuka kantor pemasaran

di Glasgow pada tahun 2004, di Dubai pada tahun 2005 dan di Mumbai pada tahun 2007, dan Perseroan

membuka kantor pemasaran di Shanghai untuk mendukung operasi Perseroan di Asia Utara.

Perseroan bersaing dalam bisnis melalui layanan penjualan jasa di dalam industri. COA biasanya

ditenderkan di pasar terbuka, dan Perseroan berpartisipasi dalam penawaran untuk COA yang mencakup

wilayah geografis yang merupakan wilayah ataupun berdekatan dengan wilayah dimana Perseroan

mengoperasikan kapalnya melalaui proses tender normal.

Kontrak spot biasanya ditawarkan di pasar terbuka dan tim pemasaran dan penjualan Perseroan menjaga

hubungan dengan penyewa dan perantara untuk memasarkan ruang kapal pada waktu kapal tertentu.

Departemen pemasaran Perseroan juga secara terus menerus melakukan pemutakhiran data mengenai

ketersediaan ruang di kapal dan lokasi dari kapal Perseroan. Tarif angkutan untuk kontrak spot mengikuti

pola-pola tertentu. Untuk menentukan tarif tersebut, staf pemasaran Perseroan akan menghitung tarif

setiap pelayaran berdasarkan tarif pasar saat itu.

Perseroan mengoperasikan kapal di dalam pasar yang secara historis mempunyai permintaan bersifat

musiman. Sifat musiman ini akan mempunyai dampak terhadap hasil operasi. Perseroan mempunyai

keyakinan bahwa kejadian musiman tersebut tidak mempunyai dampak yang material terhadap kinerja

operasi karena Perseroan telah melakukan diversifikasi jenis kapal atas armadanya sehingga dapat

mengurangi akibat dari menurunnya uang tambang secara musiman. Lebih lanjut, Perseroan telah secara

konsisten menjaga sebagian dari kapal-kapalnya tetap memperoleh kontrak jangka panjang, dimana

kontrak-kontrak tersebut tidak dipengaruhi oleh kejadian musiman.

Uraian 2002 2003 2004 2005 2006

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Pendapatan Usaha 915.340,2 969.865,6 1.351.433,1 2.617.192,4 3.073.787,6

3. PERSAINGAN

Perseroan melayani terutama segmen kargo cair dalam industri pelayaran, dan kapal tanker Perseroan

dioperasikan untuk melayani perdagangan domestik maupun luar negeri. Persaingan dalam industri ini

cukup ketat, biasanya berdasarkan ketersediaan kapal di suatu wilayah atau untuk suatu rute dengan

harga tertentu, serta kehandalan dan reputasi di industri.

Dalam perdagangan domestik yang melibatkan pelayaran di dalam wilayah Indonesia, jumlah perusahaan

pesaing relatif lebih sedikit daripada di arena internasional. Untuk perdagangan di perairan Indonesia,

pesaing utama Perseroan adalah PT Samudera Indonesia Tbk dan PT Humpuss Intermoda Transportasi

Tbk. Direksi Perseroan berkeyakinan bahwa total tonase kargo yang diangkut oleh kapal kurang dari

50% volume perdagangan Indonesia (seluruh komoditi), dan oleh karena itu, Perseroan berkeyakinan

bahwa terdapat ruang yang cukup untuk ekspansi di perdagangan domestik. Keterangan lebih lanjut

dapat dilihat pada bagian “Wilayah Operasional Armada — Minyak”.

Perseroan menghadapi beberapa perusahaan pesaing dari berbagai negara untuk perdagangan

internasional. Pesaing utama Perseroan untuk kelompok pelayaran asing, terutama dari Yunani dan

wilayah lainnya di Eropa. Dalam segmen kapal tanker minyak internasional, pesaing utama Perseroan

saat ini adalah Ocean Tanker, Dynacom, Tanker Pacific, Cina Shipping dan Teekay Shipping. Dalam

segmen kapal tanker kimia internasional, pesaing utama Perseroan saat ini adalah Iino Kaiun Kaisha,

Odfjell ASA, Stolt Nielsen Group, Jo Tanker A/S, Koyo Kaiun Co Ltd, Tokyo Marine Co Ltd, dan Woolim

Shipping. Dalam segmen tanker gas, pesaing utama Perseroan saat ini adalah Unigas Khosan, Petredec

dan Stealth Gas.

130

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

4. PEMASOK

Pemasok utama Perseroan adalah distributor bahan bakar di dalam industri ini. Harga bahan bakar

pada umumnya dipengaruhi oleh harga global. Tidak ada satupun pemasok yang memasok lebih dari

5% total pembelian Perseroan untuk produk maupun layanan, sehingga usaha serta profitabilitas

Perseroan tidak tergantung secara material pada kontrak dengan salah satu pemasok tersebut. Perseroan

juga menggunakan sejumlah pemasok untuk menyediakan jasa mesin, asuransi, dan pembersihan

mesin.

5. KESELAMATAN, KUALITAS DAN PEMELIHARAAN

Keselamatan, pelestarian kehidupan, dan perlindungan lingkungan adalah nilai-nilai inti Perseroan. Untuk

menjaga nilai-nilai ini, armada Perseroan memiliki catatan keselamatan yang baik. Setiap kapal komersial

yang berlayar harus di’kelas’ berdasarkan asosiasi klasifikasi. Armada Perseroan di’kelas’ oleh Lloyds

Register, Bureau Veritas, Det Norske Veritas, Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia. IMO

mengadopsi suatu Kode Manajemen Keselamatan Internasional (International Safety Management Code/

ISM Code) pada tahun 1993, yang menjadi suatu keharusan pada tahun 1998. Kode ini menetapkan

tujuan manajemen keselamatan dan mengharuskan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety

Management System/SMS) oleh pemilik kapal atau siapapun, misalnya manajer atau penyewa bareboat

charter, yang telah memiliki kemampuan untuk mengoperasikan kapal. Perseroan memperoleh sertifikasi

ISM Code dari Nippon Kaiji Kyokai dan Biro Klasifikasi Indonesia pada tahun 1997.

Asosiasi klasifikasi memberikan sertifikasi bahwa suatu kapal termasuk dalam suatu ’kelas’, membuktikan

bahwa kapal tersebut telah dibuat dan dipelihara sesuai dengan ketentuan asosiasi klasifikasi dan sesuai

dengan peraturan terkait di negara kapal tersebut terdaftar dan konvensi internasional dimana negara

tersebut menjadi anggota. Selain itu, apabila diperlukan survei oleh konvensi internasional dan

perundangan terkait serta ketentuan bendera suatu hegara, asosiasi klasifikasi akan melakukannya

apabila diminta ataupun berdasarkan perintah resmi, bertindak atas nama otoritas yang berwenang.

Suatu kapal harus menjalani survei tahunan yang telah dijadualkan, survei interim, drydocking dan survei

khusus.

Suatu asosiasi klasifikasi dapat juga melakukan survei dan pengecekan berdasarkan permintaan yang

diharuskan oleh peraturan dan persyaratan sesuai negara bendera kapal. Survei-survei ini tergantung

pada perjanjian-perjanjian khusus untuk setiap kasus dan/atau peraturan negara terkait.

Untuk mempertahankan suatu kelas, survei teratur dan luar biasa harus dilakukan untuk lambung kapal,

mesin, termasuk pabrik dan peralatan listrik khusus sesuai ketentuan dalam i’kelas’ tersebut, sebagi

berikut ini:

Survei Tahunan: Untuk kapal yang berlayar, survei tahunan harus dilakukan untuk lambung dan mesin,

termasuk pabrik, peralatan keselamatan dan komunikasi listrik, apabila memungkinkan, untuk setiap

peralatan khusus yang ditentukan ’kelas’. Survei-survei ini dilakukan setiap interval 12 bulan, ditambah

atau dikurangi tiga bulan, dari tanggal dimulainya periode kelas yang dinyatakan dalam sertifikat.

Survei Interim: Survei tahunan tambahan yang disebut survei interim dan biasanya dilakukan sehubungan

dengan survei tahunan yang kedua atau ketiga setelah setiap survei khusus.

Survei Drydocking: Perseroan melakukan dry-dock kapal-kapalnya dua kali dalam siklus survei lima

tahunan dengan maksimum 36 bulan antara inspeksi, untuk survei bagian di dalam air dan untuk perbaikan

terkait hasil inspeksi. Survei dalam air dapat dilakukan sebagai pengganti drydocking untuk survei interim

bagi kapal yang berumur kurang dari 15 tahun, walaupun kapal tersebut harus melakukan drydocking

sehubungan dengan survei khusus.

Survei Khusus: Survei khusus, yang juga disebut survei pembaruan kelas, dilakukan untuk lambung

kapal, mesin, termasuk pabrik, peralatan keselamatan dan komunikasi listrik dan untuk setiap peralatan

khusus yang di’kelas’. setiap periode lima tahun dari sertifikasi kapal. Pada survei khusus, kapal diuji

secara lengkap, termsuk pengukuran ultrasonik untuk menentukan ketebalan struktur baja. Apabila

ketebalan kurang dari ketentuan kelas, asosiasi klasifikasi akan meminta perbaruan atau penggantian

baja. Asosiasi klasifikasi dapat memberikan masa tenggang (grace period) untuk penyelesaian survei

khusus. Jumlah dana yang harus dikeluarkan untuk penggantian baja untuk lulus survei khusus apabila

kapal telah dioperasikan secara berlebihan dan rusak. Berdasarkan aplikasi pemilik, survei yang

diharuskan untuk perpanjangan kelas dapat dipisahkan sesuai jadual yang disepakati untuk

memperpanjang jadual selama kelas. Proses ini disebut sebagai perpanjangan kelas yang kontinu.

131

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Apabila ditemukan kerusakan oleh surveyor klasifikasi dalam suatu survei, perbaikan segera dapat

diwajibkan. Namun, apabila surveyor kelas menganggap cukup aman untuk kapal terus beroperasi tanpa

perbaikan segera, surveyor akan mengeluarkan kondisi kelas yang akan mewajibkan kerusakan diperbaiki

dalam jangka waktu yang diberikan oleh surveyor. Setiap kondisi kelas harus diperbaiki pada saat survei

khusus atau lebih awal apabila diminta oleh asosiasi klasifikasi.

Pada tanggal 31 Desember 2006, 10 dari kapal di armada Perseroan dijadualkan untuk menjalani survei

khusus dan 14 dijadualkan untuk melakukan drydocking selama sisa tahun 2007 ini. Di tahun 2008, 20

dari kapal Perseroan dijadualkan untuk lulus dalam drydockings dan survei khusus.

Semua area yang wajib disurvei didefinisikan oleh asosiasi klasifikasi wajib disurvei sedikitnya satu kali

dalam satu periode kelas, kecuali ditentukan interval yang lebih pendek atas survei. Periode antara dua

survei yang berurutan di setiap area tidak boleh melebihi dari lima tahun.

Penjamin asuransi (insurance underwriters) pada umumnya mensyaratkan untuk pertanggungan asuransi

bahwa suatu kapal disertifikasi “di kelas” oleh suatu asosiasi klasifikasi yang menjadi anggota International

Association of Classification Societies.

Perseroan dapat juga menggunakan kontraktor pihak ketiga untuk menyediakan pemeliharaan dry dock

secara teratur dan senantiasa berusaha menjaga kapal-kapalnya dalam kondisi operasional yang prima

dalam rangka memenuhi standar operasional internasional yang diharuskan oleh perusahaan minyak

internasional dan pelanggan utama lainnya, serta untuk memperlama masa manfaat kapal-kapal

Perseroan. Kapal-kapal Perseroan di-dry docked di galangan kapal yang terkemuka di wilayah mana

kapal tersebut beroperasi. Mayoritas galangan yang digunakan berlokasi di Singapura atau Cina, dengan

galangan terkemuka lainnya di Korea Selatan, Dubai, Bahrain, Vietnam dan Batam, Indonesia. Jasa

perbaikan dan pemeliharaan lainnya direncanakan dan dilakukan di pelabuhan yang nyaman dengan

teknisi yang berpengalaman melakukan perbaikan dan/atau agen yang ditunjuk untuk pembuat peralatan.

Galangan kapal terkemuka yang digunakan oleh Perseroan adalah:

Singapura: Keppel Shipyard, Sembawang Shipyard dan ST Marine Shipyard.

Cina: Shanghai Shipyard, Dalian Shipyard, Wencong Shipyard, Cosco Guangzhou Shipyard,

Cosco Shanghai Shipyard dan Huangpu Shipyard.

Korea Selatan: Hyundai Mipo Shipyard

Dubai: AHI Shipyard

Bahrain: ASRY Shipyard

Vietnam: Hyundai-Vinashin Shipyard

Batam: ASL (Batam) Shipyard dan Labroy (Batam) Shipyard.

Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan berbagai galangan kapal di wilayah Asia dan senantiasa

meningkatkan hubungan ikatan dengan galangan-galangan kapal di Eropa untuk memfasilitasi

pemeliharaan di wilayah operasional Eropa.

Anggota awak bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan rutin di atas kapal dan apabila

diperlukan, akan ditambah awak kapal untuk melakukan pemeliharaan tertentu dan meningkatkan tugas

dalam suatu pelayaran. Perseroan berkeyakinan bahwa jadual dry-docking Perseroan dan usahanya

secara terus menerus untuk memperbaiki dan memelihara kapal-kapal Perseroan akan menjaga efisiensi

dan keselamatan operasi armada Perseroan.

Keselamatan adalah perhatian utama Perseroan dan dalam 10 tahun terakhir, Perseroan mengalami

hanya satu insiden material terkait keselamatan. Pada tanggal 4 Pebruari 2005, salah satu kapal

Perseroan, kapal tanker minyak mentah MT Trijata mengalami tabrakan dengan kapal tanker Suezmax

di perairan Mesir. MT Trijata kehilangan sekitar 500 meter kubik atau 3.000 barel minyak mentah melalui

sebuah retakan (gash) di tangki kargo pelabuhan No. 1, lima meter di atas permukaan laut. Perseroan

bersama dengan badan internasional dan pihak lokal yang berwenang berusaha dalam operasi pemulihan,

dan tumpahannya dapat terkendali. kapal Perseroan harus masuk galangan selama tiga bulan untuk

diperbaiki. Seluruh biaya terkait kecelakaan tersebut ditanggung oleh asuransi kami. Perseroan telah

mencapai kesepakatan penyelesaian dengan pihak lain yang terlibat dalam kecelakaan. Tidak ada piutang

klaim yang terkait insiden ini yang belum dibayar.

132

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6. ASURANSI

Persyaratan asuransi bagi pengoperasian kapal berbeda sifatnya dengan asuransi dalam indusri lain,

karena kapal beroperasi di seluruh dunia, maka mereka melakukan kunjungandi berbagai pelabuhan di

berbagai negara pada saat yang berbeda-beda. Kompleksnya kondisi pelayaran laut dan antar pulau

memerlukan provisi asuransi kelautan (marine insurance). Pada umumnya, polis asuransi kelautan

mencakup risiko pelayaran tunggal atau asuransi untuk suatu periode tertentu. Kargo untuk setiap

pelayaran selalu diasuransikan oleh pihak penyewa. Kapal biasanya diasuransikan untuk suatu periode

tertentu, pada umumnya tahun demi tahun. Polis kargo dapat didasarkan atas muatan tunggal atau

dapat juga mencakup semua kargo yang diangkut oleh tertanggung. Asuransi lambung kapal atau asuransi

kapal dapat mencakup suatu kapal atau seluruh armada.

Lambung dan Mesin (Hull dan Machinery). Polis asuransi lambung dan mesin kapal Grup Perseroan

mencakup kerusakan kapal, mesin dan peralatannya. Selain itu, polis tersebut juga mencakup kerusakan

umum, litigasi, perburuhan dan tabrakan. Pertanggungan untuk kapal Perseroan berdasarkan polis

asuransi lambung dan mesin disesuaikan nilai kapal, seperti yang disepakati antara Perseroan dan

Penjamin Polis. Polis asuransi lambung dan kapal Perseroan mencakup tanggungan hingga

USD1.143.359.000 dan GBP 71.959.074.

Risiko Perang. Polis asuransi Risiko Perang mencakup kerusakan kapal karena perang dan risiko

lainnya yang tidak ditanggung dalam polis lambung dan mesin. Polis asuransi Risiko Perang juga

mencakup kerusakan karena mogok kerja, kerusuhan gangguan buruh, terorisme dan keresahan sipil.

Polis Risiko Perang Perseroan mencakup tanggungan hingga USD1.143.325.000 dan GBP 69.487.836.

Penjamin asuransi lambung dan mesin armada Perseroan adalah Sompo Japan Insurance, Inc., yang

menjamin polis atas sekitar 90%. Dari armada Perseroan dan First Capital Insurance Limited yang

menjamin sekitar 10% dari asuransi lambung dan mesin serta 100 % dari asuransi risiko perang.

Protection dan Indemnity. Polis asuransi ini mencakup luka dan penyakit pribadi, klaim kargo, tabrakan,

dan kewajiban kepada pihak ketiga serta polusi minyak. Polis Protection dan Indemnity Perseroan

mencakup pertanggungan hingga USD4.580.000.000 untuk setiap kejadian dan polusi mencakup hingga

USD1.000.000.000 untuk setiap kejadian. Britannia Steam Ship Insurance Association Ltd. dan North of

England Protecting dan Indemnity Association Ltd. menjamin polis Protection dan Indemnity untuk kapal

Perseroan yang lebih besar, sedangkan Shipowners’ Mutual Protection dan Indemnity Association

menjamin kapal yang lebih kecil. Perseroan juga memiliki polis Freight Demurrage dan Defence yang

mencakup biaya yang terkait dengan konsultansi legal.

Perseroan tidak pernah mengalami kesulitan dalam memperoleh ataupun memperbarui polis asuransinya,

atau dalam merealisasikan klaim atas polis asuransinya. Perseroan berkeyakinan bahwa tingkat

pertanggungan asuransi tersebut sejalan dengan praktek pasar standar di industri.

7. LINGKUNGAN DAN POLUSI

Seluruh operasi kapal Perseroan memenuhi protokol pencegahan internasional dan nasional yang terkait.

Perseroan juga memenuhi semua persyaratan dan ketentuan lingkungan yang diwajibkan untuk setiap

kapal yang mengangkut kargo cair, seperti yang diharuskan oleh berbagai otoritas berwenang yang

mengatur industri pelayaran. Seluruh kapal Perseroan memiliki manual pencegahan polusi di atas kapal.

Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada bagian “Keselamatan, Kualitasi dan Pemeliharaan” dan pada

Bab IX mengenai “Industri Perkapalan” bagian “Peraturan”.

133

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. PROPERTI

Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan memiliki properti berikut ini:

Lokasi Dimiliki Oleh Luas Kotor Pengunaan Status

Properti Tanah

JI. Yos Sudarso no 159, Village Buluh Kasap, PT Berlian LajuTanker Tbk 448 m2 Gedung HGB

Sub District Dumai Timur, City Dumai, perkantoran

Province Riau, Indonesia

Cina Insurance Group Building, 20(th) Floor, Gold Bridge Shipping Ltd. 900 sq. ft. Gedung Milik

141 Des Voeux Rd., Central, Hong Kong perkantoran

2(nd) Operation Zone, Beihai Shenshui Port, Beihai New Resources 265 m2 Kantor Milik

Guangxi, Cina Logistics Corporation

Kampung Lubuk Gaung, Sub District Sungai PT Berlian Laju Tanker Tbk 270,000 m2 Tanah HGB

Sembilan, City Dumai, Province Riau,

Indonesia

Dalam kegiatan usaha normalnya, Perseroan melakukan sewa guna usaha (lease) atas operasional

berbagai anak perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2006, tabel berikut ini menjelaskan properti

yang disewa guna usaha oleh Perseroan:

Lokasi Penyewa Periode Luas Penggunaan Sewa Penyedia

Guna Kotor Properti Tahunan Sewa

Usaha Guna Usaha

JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 April 2005 - 743 m2 Kantor USD106.968 PT Dwibina

Jakarta 10160 (10(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Maret 2010 Prima

JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 April 2005 - 372 m2 Kantor USD53.590 PT Dwibina

Jakarta 10160 (11(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Maret 2010 Prima

JI. Abdul Muis 40, Tanah Abang, PT Berlian 1 Februari 2005- 400 m2 Kantor USD72.000 PT Dwibina

Jakarta 10160 (12(th) Floor) Laju Tanker Tbk 31 Januari2010 Prima

371 Beach Road, #06-04 GBLT Ship Maret 2004 -

Keypoint, Singapura (199597) Management Pte 1 Maret 2007 9,000 m2. Kantor SD264.000 Sable

Ltd Resources

Pte Ltd

Cina Insurance Group Building, Gold Bridge 1 Januari 2007- 2,500 v Kantor HKD624.000 Masbourne

20(th) Floor, 141 Des Voeux Shipping Ltd 31 Desember 2007 Limited

Road, Central, Hong Kong

9. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH DAN DEVELOPMENT)

Perseroan tidak melakukan penelitian dan pengembangan yang signifikan.

10. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

Perseroan tidak memiliki hak paten, lisensi ataupun merek dimana Perseroan sangat bergantung pada

hak paten, lisensi ataupun merek tersebut. Perseroan telah mendaftarkan logo Perseroan sebagai merek

pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada Menteri Hukum dan Hak Assasi Manusia.

Perseroan juga telah mendaftarkan logo anak perusahaan, Gold Bridge Shipping Limited, sebagai suatu

merek pada Kantor Pendaftaraan Merek Hongkong.

134

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

11. PROSPEK USAHA

Armada Kapal Tanker Kimia

Kenaikan permintaan jasa pelayaran secara fundamental datang dari naiknya produksi kimia di seluruh

dunia, khususnya di Asia dan Timur Tengah. Ekspor kimia dari Timur Tengah diproyeksikan naik lebih

dari dua kali dari periode 2007-2011, menciptakan tambahan muatan kargo baru mendekati 20 juta ton

tiap tahun. Secara posisi, Perseron dengan armada tanker kimia kecil terbesar di kawasan intra pasifik,

mendapat banyak keuntungan dari pertumbuhan pesar di Asia dipicu oleh Cina. Sekitar 95% pendapatan

Perseroan datang dari kawasan Asia dan Timur Tengah.

Implementasi regulasi IMO II yang baru akan menciptakan tambahan 30 juta ton permintaan kargo baru

bagi tanker kmia yang setara dengan 20% jumlah kargo normal yang diangkut oleh armada kimia tiap

tahun, menurut proyeksi Inge Steensland (broker kargo tanker kimia). 25 dari 30 juta ton dari permintaan

baru ini harus diangkut oleh tanker kmia kelas IMO II. Kurang dari 28% armada tanker kimia dunia yang

sesuai kelas IMO II, sedangkan seluruh armada kimia BLTA kecuali 4 tanker, sesuai dengan kelas muatan

IMO II.

Order Book Kapal Tanker Kimia

Sumber : Drewry

Di saat yang sama, persediaaan kapal tanker kmia secara relatif terbatas. Ke depan, buku pemesanan

menunjukkan sekitar 18,4 juta DWT tanker kmia baru sedangkan sekitar 8 juta DWT tanker kimia yang

akan berusia 25 tahun kemungkinan harus dimusnahkan. Ini berarti pertumbuhan bersih armada selama

3 tahun ke depan akan berkisar antar 5-16% per tahun. Selain itu, sekitar 59,4% dari total kapasitas

tanker kimia dalam pemesanan adalah tanker produk non IMO II. Hampir 21% dari eksisting tanker kimia

dalam pemesanan diperkirakan akan digunakan untuk kargo minyak, bukan kimia. 27 dari 36 tanker

kimia Perseroan dan seluruh tanker kimia yang dipesan Perseroan adalah kapal canggih dengan tangki

besi baja berspesifikasi IMO II. Maka, kami perkirakan tarif tanker kmia akan tetap meningkat sampai

dengan tahun 2009 dimana keketatan pasar akan menurun secara bertahap.

Tarif Time Charter Kapal Tanker Kimia

Sumber : Drewry

11.9%

20.3%

10.1%

4.0%

17.6%

13.7%

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

2007E 2008E 2009E+

Tonnage ('000 )Dwt

0%

4%

8%

12%

16%

20%

24%

% of existing fleet

IMO II Others IMO II Others

4.000

10.000

16.000

22.000

28.000

34.000

40.000

01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E

US$/ton

IMO 2 stainless 13/14,000 IMO 2 coated 13/14,000IMO 2 stainless 30/32,000 IMO 2 coated 30/32,000

135

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Armada Kapal Tanker Minyak

Konsumsi minyak dunia dari 2000-2006 telah meningkat dengan 1,8% CAGR dan diproyeksikan untuk

tumbuh sekitar 1,6% CAGR dari 2006-2010. Sejakan dengan itu, permintaan atas jasa tanker minyak

juga akan tumbuh sekitar 3,5-4,0% per tahun melihat setengah konsumsi minyak dunia dikirim lewat

armada laut. Hal ini belum memperhitungkan ekspansi ton-miles akibat negara-negara penkonsumsi

minyak telah menyerap sumber-sumber minyak yang terdekat sehingga harus mengimpor tambahan

sumber minyak dari tempat yang lebih jauh. Asia adalah penggerak utama atas permintaan tambahan

minyak, dengan impor sebagian besar datang dari Timur Tengah. Perdagangan kargo terbesar di Asia

ditransportasikan lewat tnaker kelas Handysize dan Aframax. Armada Perseroan memiliki posisi tepat

dan cocok untuk bersaing di pasar segmen ini.

Permintaan Kapal Tanker Minyak Berdasarkan Produk

(dalam ton miles)

Sumber : Drewry

Pemusnahan armada non-double hull tanker dunia (30% armada tanker minyak dunia) akan dimulai

tahun 2010. Namun hal ini diimbangi dengan persediaan kapal tanker minyak baru dengan pertumbuhan

armada sekitar 6,8% per tahun di 2008 dan diperkirakan akan menurun ke 4,2% per tahun pada 2010.

Mendekati periode penghapusan tanker single hull pada 2010, diperkirakan tarif tanker minyak akan

turun secara bertahap sampai tahun 2009 dan akan membaik mulai pertengahan 2009 sampai 2010

dimana pemusnahan armada akan menghapuskan kelebihan tonnasi kapasitas angkut.

Tarif Tanker Minyak

(US$/hari)

Sumber : Drewry

Dinamika pasar untuk tiap sub segmen tanker minyak adalah berbeda-beda. Secara umum, Perseroan

beroperasi di segmen tanker minyak kecil kelas Handy, Suezmax dan Aframax, yang tingkat tarifnya

relatif lebih stabil dan persentase pemusnahan kapalnya diestimasikan lebih tinggi dari segmen yang

lain. Konsensus pasar menyatakan bahwa periode terburuk tanker minyak telah berakhir dan akan ada

perbaikan kondisi yang signifikan setelah tahun 2007, khususnya segmen tanker kecil.

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E

Minyak Mentah Minyak Olahan

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

01 02 03 04 05 06E 07E 08E 09E 10E

VLCCspot rates VLCC period rates Panamax spot ratesPanamax period rates Aframaxspot rates Aframax period ratesSuezmax spot rates Suezmax period rates

136

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Armada Kapal Tanker Gas

Berdasarkan estimasi yang dilakukan Drewry, diperkirakan aktivitas perdagangan armada LPG dunia

tumbuh dengan 4,8% CAGR (2001-2010) dari 67 juta ton menjadi 102,4 juta ton di tahun 2010. Segmen

tanker LPG menyediakan jasa pelayaran untuk menyelasarkan ketidakseimbangan yang terjadi antara

kawasan penghasil dan pengkonsumsi LPG dunia. Timur Tengah, Afrika Barat, dan Afrika Utara merupakan

kawasan dengan kelebihan produksi LPG, sedangkan Asia merupakan kawasan dengan kekurangan

produksi. Hal ini menimbulkan besarnya arus transportasi dari Timur Tengah ke Asia.

Dalam konteks kapasitas angkut armada baru, Perseroan memiliki posisi yang menguntungkan. Seluruh

armada angkut kimia Perseroan berada di segmen ukuran 1.000-5.000 CBK yang jumlah kapasitas

kapal dalam pesanannya paling rendah (6,5%) dibanding armada di kelas ukuran lain, Kare itu, gap

penawaran-permintaan atas kapal di kelas ukuran ini akan stabil. Lebih jauh, buku pesanan kapal tanker

gas di segmen ini juga diproyeksikan stabil sampai tahun 2010. Sebagian besar pesanan Perseroan

adalah di segmen LNG dimana surplus operasi untuk 3 tahun mendatang akan dikompensasi dengan

pemusnahan tanker yang mencapai 11,1% di tahun 2006. Maka untuk segmen ini, diperkirakan kapasitas

angkut akan turun 3,8%.

Tarif Tanker Minyak

(US$/hari)

Sumber : Drewry

Analisa atas arma yang ada memberikan indikasi persentase pemusnahan kapal secara relatif akan

tinggi pada waktu dekat. Tarif TC untuk 4 tahun ke depan diperkirakan akan tetap pada tingkat yang

menguntungkan. Dengan posisi cakupan kontrak yang tepat, tanker gas Perseroan berada pada posisi

yang tepat untuk meraih keuntungan dari kenaikan tarif spot dan tarif TC.

Tarif Time Charter LPG

(US$/bulan)

Sumber : Drewry

0.0%0.5%

2.0%4.0%

0.0%

0.9%

10.0%8.5%

1.9%

15.3%14.8%

7.4%

0.0%

1.2%3.7%

2.8%

0

100

200

300

400

500

2007E 2008E 2009E 2010E

Kapasitas ('000 CBM)

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

% dari kapal yang tersedia

1,000 - 5,000 CBM 5,000 - 8,000 CBM 8,000 - 25,000 CBM> 25,000 CBM 1,000 - 5,000 CBM 5,000 - 8,000 CBM8,000 - 25,000 CBM > 25,000 CBM

100

300

500

700

900

2001 2002 2003 2004 2005 2006E 2007E 2008E 2009E 2010E

22-25,000 f/r 6-8,000 s/r-ethylene 4-6,000 s/r

3-3,500 s/r 3-3,500 pr

137

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

IX. INDUSTRI PERKAPALAN

1. SEKILAS TENTANG INDUSTRI

Berikut ini disajikan laporan sekilas industri yang disusun oleh Drewry berdasarkan penugasan dari

Perseroan dan di terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Drewry Shipping Consultant Ltd adalah

lembaga konsultan independen dalam bidang pelayaran yang berbasis di Inggris.

Informasi dan data yang termuat di bagian ini berhubungan dengan industri jasa angkutan laut bahan

kimia cair, minyak bumi dan gas cair dan disusun berdasarkan hasil riset yang diterbitkan oleh Drewry

pada bulan Maret 2007 dan sumber-sumber lain yang tersedia untuk publik. Drewry telah menyatakan

bahwa laporan ini telah disajikan secara akurat, tergantung pada ketersediaan dan keabsahan data

pendukung informasi statistik dan grafik yang disajikan, metodologi Drewry dalam mengumpulkan informasi

serta data, dan oleh karena itu informasi yang disajikan dalam bagian ini, dapat berbeda dari informasi

dan data yang berasal dari sumber lain, dan bukan merupakan representasi atas seluruh transaksi yang

terjadi dalam industri ini. Drewry merupakan sumber dari semua data yang tercantum di dalam tabel dan

grafik yang disajikan dalam bagian ini, kecuali apabila dinyatakan lain.

Industri perkapalan merupakan sarana perhubungan yang vital dalam perdagangan internasional, dimana

kapal-kapal laut menjadi sarana transportasi besar yang efisien, bahkan acapkali menjadi satu-satunya

sarana transportasi untuk berbagai komoditas dan produk tersebut. Muatan/kargo laut pada umumnya

dikategorikan menjadi kargo basah atau kargo kering. Kargo basah mencakup antara lain minyak bumi,

berbagai produk olahan minyak, gas cair dan bahan kimia cair; sementara kargo kering mencakup antara

lain kargo kering curah (dry bulk cargo), kargo kontainer, kargo non-kontainer dan kargo lain-lain. Pada

tahun 2006, kurang lebih sebesar 3.780 juta ton kargo basah diangkut melalui laut, yang merupakan

45% dari seluruh volume kargo laut. Dari jumlah kargo basah sebesar 3.780 juta ton tersebut, kargo

basah minyak bumi memiliki porsi sebesar 3.411 juta ton, gas cair sebesar 216 juta ton dan bahan kimia

cair sebesar 153 juta ton.

Grafik berikut ini menyajikan rincian kargo laut dunia berdasarkan tipe/jenis kargo (yaitu tipe kargo cair,

kargo curah, kargo kontainer dan kargo non kontainer) sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2006:

Angkutan Laut Dunia (World Seaborne Trade) (dalam juta ton)

Sumber: Drewry

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

Non - container Cargo 438,5 448,0 491,8 547,8 600,1 596,9 607,4 662,1 576,0

Container Cargo 276,0 329,1 437,2 482,2 613,8 638,6 714,7 1.040,6 1.170,0

Total bulks 1.645,5 1.671,6 1.837,4 1.943,6 2.108,5 2.141,6 2.218,8 2.632,0 2.765,0

Total liquids 1.985,5 2.218,1 2.427,1 2.877,0 3.050,7 3.091,8 3.053,9 3.686,0 3.779,0

433,9

252,7

1.603,5

1.975,8

1990 1991

453,8

301,7

1.645,6

1.978,9

1992 1993

450,1

372,8

1.726,5

2.177,1

1994

456,4

409,8

1.829,9

2.391,6

1995 1996 1997

559,1

504,0

1.947,9

3.254,5

1998

571,2

552,2

1.984,8

3.057,1

1999 2000 2001 2002

616,7

821,6

2.340,1

3.281,6

2003

637,0

944,1

2.487,1

3.530,5

2004 2005 2006

138

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Bahan Kimia Cair

Ringkasan

Bahan kimia cair yang diangkut dalam volume sangat besar (bulk/curah) dengan kapal tanker kimia

(chemical tankers) dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu dari 4 (empat) kelompok produk utama,

yaitu: bahan kimia organik; bahan kimia inorganik, minyak hewani dan nabati; dan produk lain-lain.

Bahan Kimia Organik

Bahan kimia organik atau dikenal sebagai petrokimia, dikarakterisasikan sebagai turunan dari produk-

produk petroleum dan berbasis karbon (carbon based). Terdapat 6 (enam) jenis bahan kimia yang menjadi

bahan dasar untuk membuat hampir seluruh industri bahan kimia organik. Enam bahan kimia dasar

tersebut dibagi atas 2 (dua) kelompok, yaitu:

(A) Olefins (1) Ethylene

(2) Propylene

(3) Butadiene

(B) Aromatics (4) Benzene

(5) Toluene

(6) Xylene

Aromatics diproduksi dalam bentuk cairan dan merupakan kelompok kargo yang penting bagi kapal

tanker kimia. Olefins adalah bahan kimia dalam bentuk gas dan ditransportasikan dalam pengangkut

gas khusus (specialised gas carriers). Olefins membutuhkan pemrosesan lebih lanjut sebelum bisa

diangkut dalam kapal tanker kimia parsel (chemical parcel tankers) biasanya dalam bentuk setengah

jadi atau bahan antara/intermediates seperti ethylene glycol dan ethylene dichloride. Sekitar 90% dari

bahan kimia dasar tersebut diperoleh dari produk turunan minyak bumi dan gas alam. Sisanya 10%

diproduksi dari selulosa (cellulose) dan batubara. Hampir semua bahan kimia organik diproduksi dari

kombinasi enam bahan kimia dasar ini.

Bahan kimia dasar (base chemicals) yang diperoleh dari turunan produk minyak bumi dan gas alam

diproduksi dari penyulingan minyak melalui proses yang disebut ‘cracking’. Proses tersebut memisahkan

molekul kompleks turunan minyak bumi dan gas alam tersebut menjadi molekul bahan kimia dasar yang

lebih sederhana.

Turunan petroleum apapun bisa dijadikan bahan baku untuk bahan kimia dasar tersebut, tetapi beberapa

turunan minyak seperti bahan bakar minyak, minyak tanah dan solar sangat tinggi tingkat permintaannya,

sehingga secara umum tidak dipergunakan untuk dibuat menjadi bahan kimia. Gas alam, gas petroleum

cair atau liquid petroleum gas (”LPG”) dan naphtha adalah turunan petroleum yang paling umum

dipergunakan sebagai bahan pengumpan.

Selain itu, terdapat banyak bahan kimia yang bisa dianggap sebagai intermediates, dimana bahan-

bahan tersebut merepresentasikan bahan antara dalam proses mengkonversi bahan kimia dasar menjadi

produk bahan kimia yang siap pakai.

Bahan kimia inorganik, sesuai dengan namanya, berbeda dengan bahan kimia organik, dimana bahan

kimia organik berasal dari mineral, sehingga tidak selalu memiliki struktur karbon. Bahan kimia inorganik

utama mencakup antara lain asam phospat (phosphoric acid), asam sulfat (sulphuric acid) dan soda

caustic.

Minyak nabati dan hewani mencakup produk seperti minyak kelapa sawit dan tallow (turunan produk

lemak hewani). Secara historis, volume produk jenis ini merepresentasikan antara 25% sampai dengan

30% dari total volume perdagangan bahan kimia.

Produk lain-lain mencakup antara lain minyak pelumas dan mollases (produk turunan gula).

139

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tingkat Permintaan Kapal Tanker Kimia

Volume kargo cair yang diangkut dengan kapal tanker kimia berkembang secara konsisten sejak awal

dekade 1980an, didorong terutama oleh pertumbuhan pergerakan bahan kimia organik dan bahan kimia

petrokimia. Dalam periode antara tahun 1980 sampai dengan 2005 rata-rata pertumbuhan angkutan

laut untuk bahan kimia adalah sebesar 4.5%. Secara umum, tingkat permintaan kapasitas kapal tanker

kimia juga berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang sama untuk periode tersebut.

Kargo Laut Bahan Kimia

(Juta ton)

Sumber: Drewry

Sebagaimana halnya dengan komoditas lainnya, terdapat ketidakseimbangan geografis antara daerah

utama produksi dan daerah utama konsumsi. Amerika Serikat dan Eropa keduanya adalah kawasan

utama eksportir dan juga importir bahan kimia, sementara kawasan Timur Tengah merupakan kawasan

eksportir utama dan Asia (termasuk Cina) merupakan kawasan importir utama. Di kawasan Eropa dan

Asia terjadi banyak perdagangan antar kawasan yang memberikan volume pekerjaan secara konsisten

untuk kapal-kapal tanker kimia dengan kapasitas kecil. Arus lalu lintas kargo cair yang cukup besar juga

terjadi di Samudera Atlantik, baik ke arah barat maupun timur. Cina, Asia Tenggara dan Timur Tengah

juga telah mulai menjadi pasar utama untuk bahan-bahan kimia yang diangkut dalam bentuk cairan.

Import Bahan Kimia Organik oleh Cina — ‘000 ton

Sumber: Drewry

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 '00

'02

'04

'06

Organik Non Organik Minyak Nabati Lainnya

13.70014.524

13.680

12.251

10.100

8.362

6.516

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

140

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perdagangan Kimia Antar Asia Tenggara (termasuk Jepang) — ‘000 ton

Sumber: Drewry

Perdagangan Kimia Organik Antara Timur Tengah - Asia Tenggara (termasuk Jepang) - ‘000 ton

Sumber: Drewry

Tingkat permintaan untuk kapal tanker kimia bukan hanya dipengaruhi oleh volume perdagangan, tetapi

juga oleh pola pergerakan geografis. Rute utama untuk pengiriman bahan kimia disajikan pada grafik

berikut ini. Untuk menyesuaikan dengan pola perdagangan, banyak perusahaan besar perkapalan bahan

kimia menawarkan jasa perkapalan ‘liner’, dimana kapal akan berlayar di rute-rute yang sudah ditentukan

sebelumnya dan dengan frekuensi yang telah ditentukan pula.

Alur Utama Perdagangan Bahan Kimia

Sumber: Drewry

0

10.000

20.000

30.000

40.000

Vegetable and animal oils and fats 6.433 7.065

Inorganic 5.089 5.792

Organic 17.198 17.430

3.028

3.537

12.597

2000

3.965

3.756

13.422

2001

3.885

4.703

14.483

2002

5.011

4.840

15.272

2003

6.063

4.671

15.200

2004 2005 2006

7.994

5.023

6.0476.474 6.362 6.356

7.550

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

141

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pasokan Kapal Tanker Kimia

Karena variasi spesifikasi kapal tanker kimia, dimana kapabilitas angkut bergantung pada sertifikasi

kelayakan (certificate of fitness) kapal yang berhubungan dengan pemeringkatan oleh IMO (International

Maritime Organisation) tetapi mengganti pemeringkatan IMO), maka pengelompokan armada kapal

menjadi beberapa kategori menjadi sulit. Pengelompokan armada kapal menjadi lebih sulit lagi karena

perbedaan konvensi yang digunakan untuk mengklasifikasi kapal, terutama untuk kapal yang bisa

membawa baik kargo kategori IMO II maupun kargo kategori IMO III. Oleh karena itu, Drewry telah

menyederhanakan perbedaan-perbedaan tersebut untuk mendapatkan lima kategori untuk armada kapal

berdasarkan kapasitas fungsionalnya dibandingkan pemeringkatan yang diberikan oleh para

pengklasifikasi kapal, dan juga berdasarkan jenis bahan kimia yang bisa diangkut oleh kapal tanker

tersebut.

• IMO II: Kapal dengan kapasitas IMO II lebih dari 60%, termasuk ruang untuk IMO I, bila ada.

• IMO II/III: Kapal dengan kapasitas IMO II kurang dari 60%, dimana sisa kapasitas diisi dengan IMO

III.

• IMO III DH: Kapal dengan kapasitas IMO III dengan lambung ganda (double hull).

• IMO III Non DH: Kapal dengan kapasitas IMO III tanpa lambung ganda.

• Non IMO: Kapal tanpa kapasitas IMO.

Kapal yang dinyatakan dalam kategori IMO II mampu untuk mengangkut kargo cair yang terdaftar

sebagai bahan kimia kategori II oleh IMO. Pada umumnya bahan kimia kategori II lebih sulit diangkut

daripada kategori III. Sehubungan dengan hal ini, perlu diperhatikan bahwa sejak tanggal 1 Januari

tahun 2007, IMO telah memberlakukan perubahan atas kategori kargo yang menyebabkan penggunaan

kapal tanker kimia yang lebih canggih, dan juga melarang kapal dengan tingkat lebih rendah, terutama

kapal-kapal non IMO untuk beroperasi dalam perdagangan bahan kimia.

Kategori yang disajikan di atas merepresentasikan armada kapal berdasarkan definisi yang paling luas

dan oleh karena itu kategori di atas akan mengikutsertakan kapal-kapal tanker produk yaitu kapal tanker

yang mungkin tidak mengangkut bahan kimia dan produk-produk terkait. Kapal tanker produk adalah

kapal yang lebih sederhana dan dirancang untuk mengangkut kargo seperti bahan bakar minyak.

Sebagian kapal-kapal di dalam armada kapal tanker produk juga berkemampuan untuk mengangkut

bahan kimia yang mudah diangkut (easy chemicals). Kapal-kapal ini merupakan faktor pengubah jumlah

pasokan kapal, dimana mereka akan mudah pindah dari pasar kimia ke pasar produk tergantung kepada

kondisi pasar.

Namun demikian, dampak perubahan jumlah pasokan oleh kapal-kapal tersebut cukup terbatas karena

kebanyakan bahan kimia ditransportasikan dalam volume yang tidak terlalu besar dalam sekali angkut,

sehingga akan menjadi tidak ekonomis apabila diangkut oleh kapal-kapal yang lebih besar. Selain itu,

jenis kimia yang tertera di sertifikat kelayakan (certificate of fitness) untuk kapal-kapal ini juga biasanya

terbatas. Misalnya, walaupun kapal tanker kimia yang murni termasuk kategori IMO II seolah-olah

berkemampuan untuk mengangkut semua kargo kategori IMO II, namun kenyataannya hal ini akan

bergantung pada/ditentukan oleh pelapisan (coating) ruang angkut, perlengkapan kargo di dalam kapal,

jenis kargo terakhir yang diangkut dan besarnya muatan kargo yang akan diangkut, sehingga dalam

banyak kasus, terutama untuk kapal besar yang berkapasitas 30.000 DWT keatas, dimana kapal tanker

kategori IMO II tersebut kemampuan angkutnya untuk jenis bahan kimia sangat terbatas, misalnya hanya

untuk methanol atau soda caustic. Selain itu, suatu kapal yang diperingkat IMO III juga mungkin saja

tidak memiliki kemampuan untuk mengangkut seluruh tipe kargo IMO III dan terbatas hanya untuk

mengangkut beberapa jenis bahan kimia.

Pada umumnya, jumlah tambahan kapal dalam armada mencerminkan pertumbuhan tingkat permintaan

kapal. Pada bulan Maret 2007, berdasarkan definisi seluas-luasnya, jumlah kapal dalam armada yang

tersedia mencapai 3.186 kapal dengan kapasitas total sebesar 63,45 juta DWT. Pada tahun 2001,

armada ini baru memiliki kapasitas total sebesar 44,2 juta DWT, sehingga untuk periode dari tahun 2001

sampai dengan tahun 2007, besarnya armada telah meningkat sebesar 44%%.

142

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Armada Kapal Tanker Kimia berdasarkan jenis kapal — per bulan Maret 2007

Catatan: CPP = Clean Petroleum Products atau produk petroleum bersih seperti bahan bakar minyak

Sumber: Drewry

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, perlu diperhatikan bahwa tidak semua kapal dalam armada di

atas mengangkut bahan kimia. Pada bulan Juli 2006 diperkirakan hampir 2.075 kapal dengan total

kapasitas 32,9 juta DWT mengangkut bahan kimia dan produk-produk terkait.

Perlu diketahui bahwa sebagian dari kapal-kapal di dalam tabel diatas termasuk kapal tanker produk

dan hal ini berarti bahwa kapal-kapal tanker produk tersebut juga akan dihitung dalam armada kapal

minyak yang akan disajikan dalam tabel belakangan. Kapal-kapal ini tidak bisa dipisahkan dari satu

armada dengan yang lain, karena kapal-kapal ini akan pindah dari sektor satu ke sektor lainnya tergantung

pada kondisi pasar. Namun demikian, pada saat kapal-kapal yang lebih sederhana ini pindah dari sektor

minyak ke sektor bahan kimia, kapal-kapal tersebut hanya akan dapat masuk ke sektor “easy chemicals”

karena kemampuan mereka terbatas pada segmen itu untuk sektor kimia. Secara umum, armada kapal

kimia yang canggih terdiri terutama atas kapal-kapal dengan klasifikasi kargo IMO II dan IMO II/III yang

mengangkut bahan kimia.

Pada masa yang akan datang, pasokan kapal akan dipengaruhi oleh jumlah tonase yang ada dalam

buku order pelanggan. Pada bulan Juli 2006, jumlah buku order kapal tanker kimia (dengan defisini luas)

terdiri atas 751 kapal dengan kapasitas muatan sebesar 18,8 juta DWT, atau sebesar 33% dari besar

armada yang ada. Namun demikian, sekitar 8,6 juta DWT dari buku order tersebut terdiri dari kapal-

kapal tanker produk untuk bahan kimia berkualitas rendah (low grade) dan kapal-kapal tersebut bukan

merupakan pesaing dari kapal-kapal tanker kimia IMO II yang lebih canggih dan dilengkapi dengan

tangki baja nir-karat (stainless steel).

Sebagian besar kapal yang ada dalam buku order akan diselesaikan untuk memperkuat armada pada

akhir tahun 2009.

Buku Order Kapal Tanker Kimia — Maret 2007

Sumber: Drewry

Faktor lain yang akan mempengaruhi jumlah pasokan adalah tingkat pembesituaan kapal (vessel

scrapping) yang dilakukan atas kapal yang sudah mencapai akhir umur ekonomisnya atau karena

keusangan teknologi yang disebabkan oleh perubahan peraturan yang berlaku. Biasanya, kapal tanker

kimia akan beroperasi selama 25-30 tahun sebelum dipensiunkan. Dengan bertambahnya umur kapal

biasanya akan mengakibatkan kapal tersebut menjadi semakin kurang efisien, dimana pengeluaran

untuk perbaikan dan perawatan biasanya semakin membengkak seiring dengan semakin bertambahnya

Ukuran

('000 DWT)

IMO 2

IMO 2 CPP

IMO 2/3

IMO 2/3 CPP

IMO 3 DH

IMO 3 DH CPP

IMO 3 Non DH

IMO 3 Non DH CPP

Non IMO

Total

Jml Dwt

270 868

26 86

74 234

8 19

66 243

13 44

79 224

23 59

98 271

666 2.047

Jml Dwt

312 2.346

12 84

115 881

12 76

53 363

24 166

81 554

29 196

72 487

710 5.153

Jml Dwt

356 5.369

32 485

71 1.014

5 73

30 435

28 430

30 476

15 204

47 722

614 9.208

Jml Dwt

63 1.563

6 140

37 931

1 23

4 107

14 398

15 414

9 255

32 940

181 4.771

Jml Dwt

98 3.464

11 368

44 1.586

6 228

41 1.444

163 5.969

2 67

6 214

65 2.298

436 15.637

Jml Dwt

81 3.624

1 52

11 450

2 87

74 3.472

276 12.748

9 403

13 581

112 5.197

579 26.614

Jml Dwt

1.189 17.233

88 1.214

352 5.095

34 507

268 6.063

518 19.756

216 2.138

95 1509

426 9914

3.186 63.429

1.000-5.000 5.000-10.000 10.000-20.000 20.000-30.000 30.000+ 40.000+ Total

Ukuran

('000 DWT)

IMO 2

IMO 2 CPP

IMO 2/3

IMO 2/3 CPP

IMO 3 DH

IMO 3 DH CPP

IMO 3 Non DH

IMO 3 Non DH CPP

Non IMO

Total

Jml

201

27

0

0

79

95

0

0

35

437

Dwt

2.837

285

0

0

1.531

2.955

0

0

1.429

9.074

Jml

153

6

0

0

77

62

0

0

14

312

Dwt

2.660

62

0

0

2.474

1.657

0

0

566

7.360

Jml

120

6

0

0

45

16

0

0

187

Dwt

2.954

88

0

0

1.703

466

0

0

5.191

0

Jml

47

1

0

0

1

1

0

0

0

50

Dwt

1.655

16

0

0

47

51

0

0

0

1.768

Jml

11

0

0

0

0

0

0

0

0

11

Dwt

387

0

0

0

0

0

0

0

0

387

Jml

3

0

0

0

0

0

0

0

0

3

Dwt

135

0

0

0

0

0

0

0

0

135

Jml

535

40

0

0

202

174

0

0

49

1.000

Dwt

10.604

452

0

0

5.755

5.1009

0

0

1.995

23.915

2011 2012+ Total2007 2008 2009 2010

143

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

umur kapal. Untuk operator dengan kapal-kapal modern biasanya akan mengalami gangguan (down

time) lebih sedikit dan kemungkinan pengeluaran untuk perawatan pun akan lebih rendah. Profil umur

armada kapal yang ada sekarang disajikan di dalam tabel berikut ini:

10 Pemilik Kapal Tanker Terbesar: Maret 2007

Perusahaan Negara Saat Ini KDP* Total DWT Umur Rata-

rata-rata rata Dwt

Berlian Laju Tanker/Goldbridge Indonesia/HK 37 6 43 516.138 8 12.003

Sinochem & Sinochem - Stolt Cina 23 19 42 264.818 8 6.305

Tatsumi Marine Co. Ltd. Jepang/Singapura 14 5 19 226.474 8 11.920

Hanjin Shipping Co. Ltd. Korea 9 8 17 228.187 8 13.423

Shokuyu - Uyeno - SU Navi. Jepang/Singapura 20 3 23 181.240 8 7.880

Samho Shipping Co. Ltd. Korea 8 10 18 182.681 5 10.149

Tokyo Marine Co. Ltd. * Singapura 16 2 18 151.406 7 8.411

Odfjell Singapore Pte. Ltd. * Singapura 13 0 13 144.751 5 11.135

Koyo Kaiun Asia Pte. Ltd. Singapura 14 1 15 143.637 5 9.576

Stolt-Nielsen Pte. Ltd. * Singapura 14 0 14 138.437 11 9.888

Total Armada 168 54 222 2.177.769 8 9.810

*KDP: Kapal Dalam Pembangunan

Sumber: Drewry

Pasar Sewa (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)

Perjanjian sewa kapal tanker kimia dibuat berdasarkan praktek umum yang berlaku di pasar kapal tanker,

dengan beberapa variasi. Kargo diangkut berdasarkan pelayaran tunggal (single voyage) atau sewa

spot charter , time charter (termasuk bareboat charter), perjalanan sambungan (consecutive voyages)

dan contracts of affreightment („COAs“).

Persyaratan dan kondisi umum yang bisa ditemukan dalam berbagai tipe kontrak tersebut disajikan di

bawah ini:

• Bareboat charter biasanya dilakukan untuk penggunaan kapal untuk jangka waktu yang lama,

umumnya sampai dengan beberapa tahun. Dalam hal ini, semua biaya perjalanan terkait, termasuk

untuk bahan bakar kapal, jasa pelabuhan dan biaya operasional kapal, seperti biaya operasional

sehari-hari, biaya perawatan, biaya awak kapal dan asuransi kapal, semuanya dibebankan kepada

penyewa kapal. Pemilik kapal akan menerima biaya sewa bulanan dengan basis perhitungan harian

dan hanya bertanggung jawab untuk biaya modal yang terkait atas kapal bersangkutan.

• Time Charter biasanya dilakukan untuk penggunaan kapal untuk jangka waktu berkisar antara hanya

untuk beberapa bulan sampai dengan beberapa tahun, atau untuk pelayaran antara posisi

pengangkutan dan pengangkutan kembali yang sudah spesifik, atau dikenal sebagai trip charter.

Pihak penyewa kapal akan membayar semua biaya pelayaran terkait. Pemilik kapal akan menerima

pembayaran biaya sewa bulanan dengan basis perhitungan harian dan bertanggung jawab atas

semua biaya pengoperasian kapal dan biaya modal kapal.

• Sewa pelayaran tunggal (single voyage charter) dilakukan untuk pengangkutan jumlah dan jenis

kargo yang spesifik berdasarkan pelabuhan-muat dan pelabuhan-bongkar, sesuai dengan berbagai

persyaratan dan kondisi penanganan (handling) kargo yang telah ditentukan. Kebanyakan dari

charter semacam ini bersifat pelayaran tunggal atau spot voyage, dimana pola perdagangan yang

terjadi tidak mendukung pelayaran perdagangan ulang-alik (round voyage trading). Pemilik kapal

akan menerima pembayaran sekali berdasarkan perkalian berat kargo yang dimuat ke kapal dengan

uang tambang (freight rate) yang telah disepakati sesuai dengan tarif uang tambang per ton kargo.

Pemilik kapal bertanggung jawab atas semua biaya pengeluaran termasuk biaya pelayaran, biaya

operasional dan biaya modal kapal.

• Contract of affreightment, atau COA, dilakukan untuk pengangkutan beberapa kargo yang berbeda

namun untuk rute pelayaran yang sama sehingga kontrak ini memungkinkan pemegang COA untuk

menunjuk beberapa kapal yang berbeda untuk menjalankan pelayarannya masing-masing. Pada

dasarnya, kontrak ini terdiri atas beberapa charter pelayaran untuk mengangkut sejumlah kargo

yang sudah disepakati selama masa berlakunya COA tersebut, biasanya untuk beberapa tahun.

Seluruh biaya pengoperasian, biaya pelayaran dan biaya modal menjadi beban dari pemilik kapal.

Tarif uang tambang (freight rate) umumnya disepakati dengan basis perhitungan per ton kargo.

144

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Sekitar 50% dari seluruh jasa angkutan bahan kimia dilakukan berdasarkan COA, sementara pasar

spot mencakup sekitar 35% sampai dengan 40%. Sisanya terdiri atas berbagai kontrak charter lainnya

dan kargo diangkut dalam volume tonase yang diatur oleh para eksportir dan importir. Untuk angkutan

laut bahan kimia berjarak pendek, kontrak-kontraknya biasanya berlaku sampai dengan 1 (satu) tahun,

tetapi untuk jasa angkutan laut bahan kimia berjarak jauh, komitmennya lebih sering berjangka waktu 2

(dua) sampai dengan 3 (tiga) tahun, dimana persyaratan komersialnya diperbaharui setiap tahun. Di

pasar angkutan kapal tanker kimia, tingkat pelaporan informasi rinci transaksi lebih jarang dilakukan

dibandingkan dengan pasar kapal tanker minyak. Selain itu, terkadang tidak dapat dilakukan penentuan

tarif bulanan untuk suatu jenis kargo untuk suatu rute yang spesifik, karena penentuannya (fixing) sering

dilakukan secara sporadis dan seringkali juga sudah diatur dalam suatu kontrak bisnis.

Mengingat hal-hal tersebut diatas, penilaian tren tarif untuk pasar uang tambang disusun berdasarkan

sejumlah kecil rute dimana terdapat volume tetap yang dapat memberikan dasar perhitungan yang berarti.

Rute-rute tersebut merepresentasikan indikator tolok ukur keadaan pasar tersebut secara keseluruhan

dan secara umum dianggap sebagai panduan yang dapat diandalkan terhadap tren yang berlaku. Rute-

rute yang dipergunakan untuk analisa ini adalah sebagai berikut:

• Rute Transatlantik arah barat (Rotterdam ke Houston)

• Rute Transatlantik arah timur (Houston ke Rotterdam).

Tarif Spot Kimia — Rute Transatlantik arah Timur $/ton — Volume Kargo

Sumber: Drewry

Di paruh kedua dekade 1990an tarif spot untuk semua rute utama bahan kimia mengalami penurunan,

dimana tingkat pertumbuhan pasokan jumlah kapal terjadi lebih cepat dibandingkan tingkat pertumbuhan

permintaan jumlah kapal. Situasi ini terhenti pada tahun 2000 dan untuk selanjutnya tarif untuk semua

rute utama mengalami kenaikan didukung oleh kondisi pasar yang kondusif, dimana terjadi pertumbuhan

tingkat permintaan yang kuat sedangkan pasokan jumlah kapal tidak bertambah secepat tingkat

permintaan tersebut. Tarif untuk kargo Transalantik arah timur mengalami sedikit penurunan akhir-akhir

ini karena terjadinya penurunan ekspor produk dari teluk Amerika Serikat karena gangguan pasokan

yang diakibatkan oleh badai-badai yang terjadi pada tahun 2005.

20

30

40

50

60

70

96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07

US

$ T

on

ne

2.500 tonnes 5.000 tonnes

145

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tarif Spot Kimia — Rute Transatlantik arah Barat $/ton — Volume Kargo

Sumber: Drewry

Pasar time charter kapal tanker kimia tidak terlalu aktif, terutama untuk jenis IMO II/III, karena kapal-

kapal ini biasanya dibuat oleh para pemiliknya untuk kebutuhan armada inti mereka. Walaupun demikian,

indikasi tarif menunjukkan korelasi terhadap pasar spot, dan oleh sebab itu menunjukkan tren peningkatan

dari tahun 2003 seiring dengan membaiknya kondisi pasar yang kemudian sedikit menurun pada akhir

tahun 2006.

Tarif Time Charter Kapal Tanker Kimia — IMO II Stainless Steel

Sumber: Drewry

Harga Kapal

Karena jumlah kapal dalam armada relatif tidak besar maka tingkat harga pembangunan kapal baru

hanya dapat dianggap sebagai suatu indikasi. Selain itu, perbedaan kompleksitas tiap-tiap kapal dengan

ukuran yang sama akan menyebabkan perbedaan harga yang signifikan.

Walaupun demikian, terlihat bahwa harga pembangunan kapal baru untuk kapal tanker kimia kecil telah

meningkat secara signifikan sejak tahun 2003, didorong oleh kombinasi kekurangan ruang berlabuh dan

tingginya harga bahan baku yang dialami oleh galangan-galangan kapal, terutama harga baja.

10

20

30

40

50

60

70

96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07

US

$ T

on

ne

2.500 tonnes 5.000 tonnes

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

2001 2002 2003 2004 2005 2006 1Q 07

US

$ P

er

Da

y

IMO 26.000 dwt IMO 29.000 dwt IMO 212.000 dwt

146

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kapal Tanker Kimia Stainless Steel IMO II — Harga Produksi Baru (USD juta)

Sumber: Drewry

Kegiatan penjualan di pasar kapal bekas sangat sporadis, sehingga penilaian atas harga hanya merupakan

indikasi. Meskipun demikian, kombinasi dari semakin berkembangnya pasar, meningkatnya tarif uang

tambang dan meningkatnya harga pembuatan kapal baru telah mendorong harga kapal tanker kimia

menjadi lebih tinggi, seperti bisa dilihat pada grafik berikut ini:

Harga Kapal Tanker Kimia IMO II Bekas — Kapal Berumur 5 Tahun (USD juta)

Sumber: Drewry

Pengiriman dengan Kapal Tanker Minyak

Ringkasan

Transportasi laut internasional minyak dan produk-produk penyulingan petroleum didorong oleh kebutuhan

untuk memindahkan produk dari titik produksi ke titik konsumsi. Pada tahun 2006, sekitar 53% dari

produksi minyak dunia ditransportasikan melalui laut, dengan pelayaran yang berasal dari berbagai

zona produksi seperti disajikan di peta berikut ini:

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30

'01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07

US

$ M

illio

n

5.000-6.000 dwt 8.000-9.000 dwt

5

10

15

20

'01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07

US

$ M

illio

n

5.000-6.000 DWT 8.000-9.000 DWT

147

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perdagangan Utama Minyak Melalui Laut

Source: Drewry

Ada dua jenis operator utama kapal tanker yang menyediakan jasa angkutan laut internasional untuk

transportasi minyak mentah dan produk penyulingan petroleum, yaitu: perusahaan minyak terintegrasi

yang memiliki armada kapal sendiri (baik sebagai badan usaha milik negara maupun perusahaan swasta)

dan pemilik-pemilik kapal independen. Kedua jenis operator mentransportasikan minyak berdasarkan

kontrak jangka pendek (termasuk spot charter pelayaran tunggal atau single-voyage spot charters) dan

charter jangka panjang dengan perusahaan minyak, pedagang (trader) minyak dan produk petroleum,

serta agen-agen pemerintah. Perusahaan-perusahaan minyak menggunakan armada mereka tidak hanya

untuk mengangkut minyak milik mereka, tetapi juga untuk mengangkut minyak untuk para pihak penyewa

independen, sehingga perusahaan-perusahaan minyak ini berkompetisi secara langsung dengan para

pemilik kapal independen dan para operator dalam pasar sewa kapal tanker.

Dalam beberapa tahun terakhir, para pembuat undang-undang (regulator) dan penyewa kapal telah

meningkatkan perhatian mereka terhadap keamanan dan pengamanan lingkungan, sehingga telah terjadi

pergerakan yang signifikan dan berkesinambungan dalam industri kapal tanker menuju kapal berkualitas

lebih tinggi dan pengoperasian yang berkualitas lebih baik. Secara historis industri kapal tanker minyak

telah lama dipandang sebagai pasar komoditas dengan sedikit pembedaan antara kapal dan para pemilik,

namun sejak awal dekade 1990an industri tersebut mulai berubah. Kecelakaan Exxon Valdez pada

tahun 1989 mengakibatkan dimulainya regulasi industri yang lebih ketat dan ketentuan yang lebih tinggi

terhadap perlindungan terhadap lingkungan melalui peraturan perundang-undangan dan hukum.

Ketentuan tersebut termasuk protokol Oil Pollution Act (”OPA”) yang diberlakukan oleh IMO dan prosedur-

prosedur yang diberlakukan oleh berbagai asosiasi klasifikasi kapal, yang mensyaratkan konstruksi,

perawatan, perbaikan dan pengoperasian kapal tanker dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu,

perusahaan-perusahaan minyak yang bertindak sebagai penyewa (charterer), perusahaan perkapalan

lain, para penerima pengiriman minyak dan operator-operator terminal juga semakin selektif dalam memilih

kapal tanker, dimana mereka secara periodik memeriksa dan menilai kapal-kapal, para pemiliknya serta

para operatornya.

Walaupun perubahan-perubahan peraturan tersebut telah mengakibatkan meningkatnya biaya dan potensi

pertanggungjawaban para pemilik dan operator kapal, peraturan baru itu telah menjadikan rintangan

masuknya bagi para pemain baru ke industri dan meneguhkan keunggulan para pemilik dan operator

armada kapal yang memiliki kualitas tinggi. Perusahaan-perusahaan minyak secara berkesinambungan

menginspeksi kapal-kapal dan memonitor para pemilik dan operator kapal independen untuk kepatuhan

atas standard kualitas dan keamanan perusahaan minyak terkait. Peraturan yang lebih ketat, peningkatan

atas kualitas dan perlindungan lingkungan, semua faktor tersebut akan mempercepat keusangan kapal-

kapal tanker tua yang berkualitas rendah dan memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan-

perusahaan yang memiliki sistem manajemen berkualitas tinggi dan mengoperasikan kapal-kapal tanker

modern.

148

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tingkat Permintaan Kapal Tanker

Tingkat permintaan kapal-kapal tanker minyak terutama ditentukan oleh volume minyak mentah dan

produk-produk penyulingan minyak yang ditransportasikan dan jarak transportasinya. Tingkat permintaan

tanker biasanya dinyatakan dalam satuan ton-mil dan dihitung sebagai hasil dari volume minyak yang

diangkut (dalam satuan metrik ton) dikalikan dengan jarak tempuh pelayaran (dihitung dalam mil). Salah

satu faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan kapal tanker adalah volume permintaan minyak mentah

dan produk-produk petroleum, disamping pola pergerakan geografisnya. Adapun tingkat permintaan

atas minyak mentah dan produk petroleum dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk diantaranya

kondisi umum perekonomian (termasuk peningkatan dan penurunan produksi berbagai industri), harga

minyak, pertimbangan tentang lingkungan, kondisi cuaca dan persaingan dari sumber energi alternatif.

Tabel berikut ini menyajikan informasi permintaan minyak mentah tahunan di tiap kawasan ataupun

negara sebagaimana tertera di dalam tabel untuk periode antara tahun 2000 sampai dengan tahun

2005.

Konsumsi Minyak Dunia

(juta barel per hari)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

Amerika Utara 24,0 24,0 24,1 24,5 25,3 25,5 25,4

Eropa 15,1 15,3 15,3 15,4 15,6 15,5 15,5

Pasifik 8,6 8,7 8,6 8,7 8,5 8,6 8,5

Total OECD 47,8 47,9 48,0 48,7 49,5 49,7 49,4

Pecahan Uni Soviet 3,6 3,7 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9

Eropa 0,7 0,8 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7

Cina 4,8 4,7 5,0 5,6 6,4 6,6 7,0

Asia (kecuali Cina) 7,3 7,6 7,9 8,1 8,6 8,8 8,9

Amerika Latin 4,9 4,9 4,8 4,7 4,9 5,0 5,2

Timur Tengah 4,7 5,2 5,4 5,4 5,8 6,1 6,5

Afrika 2,4 2,6 2,7 2,7 2,8 2,9 3,0

Total Non-OECD 28,5 29,4 30,0 30,7 32,7 34,1 35,1

Total Konsumsi Dunia 76,2 77,3 78,0 79,4 82,2 83,6 84,6

Sumber: Drewry — dari sumber lainnya

Tingkat permintaan minyak secara umum telah mengalami pertumbuhan yang berkesinambungan untuk

dekade terakhir. Seperti dapat dilihat di tabel di bawah ini, faktor pendorong utama pertumbuhan tingkat

permintaan minyak dunia adalah meningkatnya tingkat permintaan dari negara-negara Asia, terutama

Cina.

Pertumbuhan Tingkat Permintaan Dunia 2003 sampai dengan 2005

(juta barel per hari)

Source: Drewry

149

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tren musiman juga mempengaruhi tingkat konsumsi minyak dunia dan selanjutnya mempengaruhi tingkat

permintaan tanker minyak. Sementara tren konsumsi bervariasi tergantung musim, puncak permintaan

tanker minyak seringkali mendahului puncak konsumsi minyak musiman, dimana para penyuling minyak

dan pemasok minyak telah mengantisipasi permintaan konsumen. Puncak musiman permintaan minyak

secara garis besar bisa diklasifikasikan menjadi dua kategori: (i) peningkatan permintaan minyak sebelum

musim dingin belahan Utara dunia, dimana konsumsi minyak untuk pemanas meningkat; dan (ii)

peningkatan permintaan minyak sebelum musim panas di Amerika Serikat, dimana banyak konsumen

akan mengemudikan kendaraan bermotor. Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai rata-rata

produksi minyak mentah tahunan untuk setiap kawasan ataupun negara yang tertera dalam tabel untuk

periode dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006.

Produksi minyak dunia pada tahun 2006 meningkat sebesar kurang lebih 1,2%, menjadi 85,5 juta barel

per hari dari tingkat produksi tahun 2005 sebesar 84,5 juta barel per hari. Produksi minyak OECD mencapai

sebesar 20,0 juta barel per hari.

Produksi Minyak Dunia

(juta barel per hari)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

Amerika Utara 14,30 14,36 14,50 14,61 14,58 14,09 14,21

Eropa 6.,8 6,67 6,61 6,34 6,10 5,61 5,30

Pasifik 0,84 0,79 0,76 0,65 0,58 0,58 0,56

Total OECD 21,92 21,81 21,88 21,59 21,25 20,28 20,08

Pecahan Uni Soviet 7,92 8,56 9,37 10,31 11,22 11,64 12,07

Eropa 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17 0,16 0,15

Cina 3,23 3,30 3,39 3,41 3,48 3,62 3,70

Asia (kecuali Cina) 2,28 2,33 2,50 2,62 2,76 2,68 2,70

Amerika Latin 3,77 3,78 3,90 4,00 4,07 4,30 4,48

Timur Tengah 1,99 2,17 2,10 1,99 1,89 1,86 1,75

Afrika 2,83 2,79 2,98 3,07 3,43 3,72 4,03

Kelebihan Proses 1,72 1,74 1,76 1,80 1,83 1,86 1,90

Total Non-OPEC 45,84 46,66 48,05 49,01 50,10 50,23 51,00

Minyak mentah OPEC 27,92 27,04 25,08 26,77 29,06 29,76 29,76

Natural Gas Liquids 2,88 3,07 3,47 3,90 3,91 4,46 4,69

Total OPEC 30,80 30,11 28,55 30,66 32,97 34,23 34,45

Total Suplai 76,64 76,78 76,60 79,67 83,07 84,46 85,45

* Perkiraan

Sumber: Drewry yang diperoleh dari sumber-sumber industri perminyakan

Pada tahun-tahun belakangan ini, Asia telah menjadi sumber utama kenaikan permintaan minyak, yang

mana permintaan tersebut dipenuhi oleh sumber-sumber tradisional seperti Timur Tengah. Produksi

dan ekspor dari Timur Tengah secara historis mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan

kapasitas kapal tanker, dan oleh sebab itu memiliki pengaruh yang sama terhadap uang tambang untuk

kapal tanker, karena jarak tempuh pelayaran yang relatif panjang antara sumber suplai dan pelabuhan

tujuan. Ekspor minyak dari wilayah pelayaran jarak pendek, seperti Amerika Latin dan Laut Utara,

menempuh pelayaran yang singkat menuju pelabuhan negara-negara konsumen, sehingga jarak

tempuhnya menjadi singkat dibandingkan dengan ekspor dari Timur Tengah. Oleh sebab itu, produksi

minyak dari wilayah pelayaran pendek memiliki pengaruh lebih kecil terhadap permintaan atas kapal

tanker besar, tetapi lebih mempunyai pengaruh terhadap permintaan kapal Handy, Panamax dan Aframax.

Volume minyak yang diangkut melalui laut setiap tahun merefleksikan perubahan konsumsi dan produksi

minyak dunia. Pergerakan minyak mentah angkutan laut pada tahun 2006 diperkirakan mencapai 2,3

miliar ton, kurang lebih 14% lebih tinggi dibandingkan tahun 1999, menurut statistik masing-masing

negara. Dalam hal produk-produk penyulingan minyak, jumlah volume pergerakan pada tahun 2006

mencapai sekitar 1,15 miliar tons (termasuk perdagangan antar kawasan), yang merepresentasikan

peningkatan sebesar 45% sejak tahun 1999, menurut statistic masing-masing negara. Grafik berikut ini

menyajikan pergerakan minyak dan produk penyulingan petroleum melalui angkutan laut (dalam jutaan

ton) sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 2006.

150

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pergerakan Minyak Angkutan Laut

(juta ton)

Source: Drewry

Tabel berikut ini menyajikan informasi mengenai permintaan ton-mil atas tanker pengangkut minyak

mentah sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2006.

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006*

Perdagangan Minyak Mentah (mt) 1.549 1.802 2.115 1.971 1.888 1.884 1.888 2.014 2.126 2.218 2.264

Perdagangan Produk (mt) 635 814 873 806 867 905 849 936 1.060 1.110 1.147

Total Perdagangan (mt) 2.184 2.616 2.988 2.777 2.755 2.789 2.737 2.950 3.186 3.328 3.411

Permintaan Ton Mil-Minyak

Mentah (miliar ton mil) 6.316 6.936 6.734 6.765 7.220 7.528 7.140 7.814 8.504 8.873 9.054

Permintaan Ton Mil-Produk

(miliar ton mil) 1.485 1.587 1.465 1.569 1.583 1.733 1.572 1.853 2.226 2.331 2.409

Total Permintaan Ton Mil

(miliar ton mil) 7.801 8.523 8.199 8.334 8.803 9.261 8.712 9.667 10.730 11.204 11.463

* Perkiraan

Sumber: Drewry

Pasokan Kapal Tanker

Armada tanker minyak secara umum dapat dipisahkan menjadi 5 (lima) klasifikasi kapal berdasarkan

kapasitas angkut. Selain itu, armada tanker juga dapat dibedakan antara minyak mentah atau bahan

bakar sisa minyak atau residual fuel oil (juga dikenal sebagai produk minyak ‘kotor’ atau dirty products),

dan tanker produk yang mengangkut produk penyulingan petroleum (atau dikenal sebagai produk minyak

‘bersih’ atau clean products) seperti bahan bakar minyak, bahan bakar jet, minyak tanah, naphtha dan

minyak gas. Tanker produk tidak memiliki klasifikasi kapal yang terpisah, tetapi teridentifikasi berdasarkan

berbagai faktor, termasuk faktor teknis dan sejarah angkutan. Walaupun kapal tanker bisa dipergunakan

untuk mengangkut produk minyak kotor, tetapi biasanya kapal tidak berganti muatan dari kargo bersih

ke kargo kotor, karena tangki kapal tersebut harus dibersihkan sebelum dipergunakan untuk mengangkut

kargo jenis yang berbeda dari jenis kargo yang diangkut sebelumnya. Agar bisa memperoleh keuntungan

skala ekonomis, untuk mengangkut minyak mentah para penyewa kapal tanker biasanya akan menyewa

kapal yang terbesar yang bisa mereka sewa, dengan mempertimbangkan batasan ukuran pelabuhan

dan kanal, serta ukuran lot kargo yang optimal. Tipe utama kapal tanker adalah sebagai berikut:

• Tanker tipe VLCC (Very Large Crude Carrier), dengan kapasitas kargo minyak diatas 200.000 DWT.

Tanker VLCC memiliki persentase pangsa angkut minyak mentah yang paling besar, biasanya untuk

pelayaran jarak jauh, walaupun keterbatasan pelabuhan akan membatasi rute pelayaran tanker

tipe ini. Tanker VLCC biasanya melayani rute pelayaran jarak jauh dari Timur Tengah ke Asia,

Eropa dan Teluk Amerika Serikat ataupun kepulauan Karibia. Kapal diatas 320.000 DWT biasanya

dikenal sebagai tipe Ultra Large Crude Carrier, atau disingkat ULCC. Per bulan Juli 2006, hanya 9

kapal saja yang memenuhi spesifikasi sebagai ULCC, oleh karena itu sampai saat ini ULCC masih

dihitung sebagai bagian dari armada VLCC.

• Tanker Suezmax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih antara 120.000 DWT sampai

dengan 200.000 DWT. Tanker Suezmax melayari berbagai macam rute minyak mentah, namun

biasanya dari Afrika Barat ke Amerika Serikat, Teluk Meksiko, kepulauan Karibia atau Eropa, di

dalam kawasan Mediterania ataupun didalam kawasan Asia.

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06

Minyak Mentah Bahan Bakar Minyak

151

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

• Tanker Aframax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih 80.000 DWT sampai dengan

120.000 DWT. Tanker Aframax dipergunakan untuk rute pelayaran niaga dengan jarak lebih pendek,

biasanya di Barat Laut Eropa, kepulauan Karibia, kawasan Mediterania dan Asia.

• Tanker Panamax, dengan kapasitas kargo minyak sebesar kurang lebih 50.000 DWT sampai dengan

80.000 DWT. Tanker Panamax biasa dipergunakan untuk rute pelayaran niaga yang spesifik, biasanya

memanfaatkan batasan pelabuhan terhadap kapal-kapal yang lebih besar untuk kawasan seperti

Amerika Utara dan Amerika Selatan dan biasanya melayani rute pelayaran niaga di kawasan-kawasan

pasar tersebut.

• Tanker Handy, terdiri dari tanker Handysize dan tanker Handymax, dengan kapasitas angkut kargo

lebih kecil dari 50.000 DWT tetapi lebih dari 10.000 DWT. Tanker Handy melayani berbagai rute

pelayaran regional dengan mengangkut produk penyulingan petroleum dan minyak mentah pada

rute-rute niaga yang tidak cocok untuk kapal-kapal lebih besar. Walaupun pada umumnya kapal-

kapal yang lebih besar, seperti ukuran Aframax keatas biasanya hanya mengangkut minyak mentah,

beberapa tanker besar tersebut berkapasitas untuk mengangkut produk penyulingan petroleum

dan bahkan beberapa bahan kimia. Oleh karena itu, beberapa kapal ini akan diperhitungkan sebagai

bagian dari armada bahan kimia. Namun tanker Handy mengangkut mayoritas dari produk

penyulingan petroleum dengan pangsa angkut lebih dari 90% dari kapal-kapal dengan kisaran ukuran

ini yang mengangkut produk bersih.

Pasokan tanker dihitung dengan satuan DWT. Pasokan kapasitas tanker dihitung berdasarkan umur

dan ukuran dari armada kapal dunia yang ada sekarang, jumlah kapal yang sedang dipesan atau kapal

yang baru dibangun dan dikurangi jumlah kapal yang dihilangkan dari armada tersebut karena peraturan

internasional dan karena dibesituakan (scrapping). Faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi

jumlah pasokan kapal tanker untuk jangka pendek mencakup antara lain jumlah kapal yang melayani

perniagaan minyak (kapal yang berkemampuan mengangkut kargo basah dan kering) dan jumlah kapal

tanker yang berada dalam penyimpanan, dok kering (drydock), menunggu perbaikan, kapal yang tidak

bisa dipakai atau tidak diijinkan untuk berlayar (out of commission) atau jumlah ”lay-up” dan/atau “total

inactivity”.

Tabel berikut ini menyajikan armada tanker minyak dunia berdasarkan DWT untuk periode yang tertera

di dalam tabel:

Armada Tanker Minyak

Ukuran (dwt) 10-50,000 50-80,000 80-120,000 120-200,000 200,000+ Total

Periode Akhir No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt No. ‘000 Dwt

2001 890 27.214 274 17.492 535 51.484 269 39.314 419 122.773 2.387 258.278

2002 893 27.688 266 17.082 550 53.358 280 41.277 422 123.140 2.411 262.543

2003 880 27.886 266 17.296 596 58.846 293 43.475 431 125.143 2.466 272.646

2004 908 29.468 289 19.093 627 62.493 309 46.085 457 133.018 2.590 290.157

2005 905 29.600 325 21.600 667 67.200 329 49.500 476 139.100 2.702 307.000

2006 845 28.800 367 24.400 704 71.500 350 52.700 483 141.300 2.749 318.800

Maret 2007 830 28.400 377 25.100 711 72.400 353 53.200 490 143.500 2.761 322.600

Sumber: Drewry

Tabel berikut ini menyajikan buku order untuk tanker minyak berdasarkan tahun kontrak pengiriman dan

DWT.

Buku Order Tanker Minyak — per Maret 2007

* hanya tanker minyak mentah dan tanker produk.

Sumber: Drewry

Ukuran

(‘000 dwt) Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt Jml Dwt

Oct-50 75 3.079 70 3.149 66 3.022 23 1.102 2 98 0 0 236 10.450 36.9%

50-80 73 4.778 66 4.088 70 4.438 36 1.94 0 0 0 0 245 15.244 60.8%

80-120 50 5.491 69 7.549 96 10.584 37 4.136 2 215 0 0 254 27.975 38.7%

120-200 20 3.214 22 3.461 54 8.496 27 4.273 2 300 0 0 125 19.744 37.1%

200-320 25 7.585 35 10.619 61 18.778 37 11.25 5 1.495 2 600 165 50.327 35.7%

> 320 2 640 3 960 5 1.600 2 640 0 0 0 0 12 3.840 39.6%

Total 245 24.786 265 29.827 352 46.918 162 23.342 11 2.108 2 600 1.037 127.580 39.6%

2011 2012 Total %

Armada

2007 2008 2009 2010

152

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Dengan semakin bertambahnya umur tanker, sejumlah kapal akan dibesituakan (scrapped) karena kapal-

kapal tersebut sudah menjadi tidak ekonomis untuk dioperasikan atau dilarang beroperasi karena hukum

lingkungan yang secara efektif membatasi umur perniagaan tanker dengan lambung tunggal (single

hull). Di beberapa tahun belakangan ini, sebagian besar tanker minyak yang telah dibesituakan berumur

antara 25 tahun sampai dengan 30 tahun.

Para pemilik kapal seringkali memutuskan bahwa lebih ekonomis untuk membesituakan kapal yang

telah melewati umur ekonomisnya dibandingkan meningkatkan spesifikasi kapal tersebut untuk memenuhi

ketentuan kelas kapal tersebut. Suatu kapal dinyatakan layak atau “in-class” apabila para surveyor dari

masyarakat klasifikasi kapal (classification society) memutuskan bahwa kapal tersebut telah memenuhi

standar dan peraturan masyarakat klasifikasi terkait. Para konsumen, perusahaan asuransi dan pelaku

industri menggunakan survei dan metode klasifikasi untuk mendapatkan jaminan yang memadai mengenai

kelayakan laut (seaworthiness) suatu kapal dan kapal yang dimaksud harus disertifikasikan sebagai in-

class untuk bisa terus melaksanakan kegiatan pelayaran niaga dan diizinkan untuk berlabuh di seluruh

penjuru dunia.

Dalam banyak kasus, terutama sewaktu suatu kapal tanker telah mencapai umur 25 tahun, biaya untuk

melakukan survei khusus dan melaksanakan perbaikan terkait, seperti penggantian plat baja untuk

mempertahankan kesesuaian kelas kapal tersebut kemungkinan besar sudah tidak ekonomis lagi. Selain

itu, menurut revisi Marpol (the IMO International Convention for the Prevention of Pollution from Ships,

1973, yang di rubah oleh the Protocol of 1978 (MARPOL 73/78)). Peraturan 13G dari peraturan tersebut

menyebutkan bahwa, penggunaan tanker berlambung tunggal harus dihentikan atau kapal berlambung

tunggal tersebut harus dikonversikan menjadi kapal berlambung ganda per tanggal-tanggal yang sudah

ditentukan oleh revisi peraturan tersebut. Namun demikian, peraturan tersebut masih mengizinkan negara

bendera (flag state) dari suatu kapal untuk memperbolehkan pengoperasian tanker kategori 2 (tanker

minyak berukuran 20.000 DWT atau lebih untuk mengangkut minyak mentah, bahan bakar minyak (fuel

oil), bahan bakar disel berat (heavy diesel oil) atau minyak pelumas sebagai kargo muatan dan untuk

kapal berukuran 30.000 DWT atau lebih untuk mengangkut minyak selain dari tipe yang sudah disebutkan

diatas) atau tanker kategori 3 (kapal tanker berukuran 5.000 DWT atau lebih tapi lebih kecil dari ukuran

spesifikasi tanker kategori 2) melampaui tanggal pemberhentiannya, sesuai dengan jadual, tergantung

dari hasil skema penilaian kondisi atau Condition Assessment Scheme yang memuaskan. Namun

demikian, pengoperasian kapal berlambung tunggal tersebut tidak boleh melampaui hari ulang tahun

penyerahan kapal dimaksud pada tahun 2015 atau tanggal dimana kapal dimaksud mencapai umur 25

tahun setelah tanggal penyerahannya, yang mana yang lebih dahulu.

Grafik berikut ini menyajikan profil umur armada tanker dunia per bulan Juli 2006. Rata-rata umur tanker

minyak yang beroperasi adalah 11 tahun.

Profil umur Armada Tanker Minyak Dunia — per Maret 2007

Sumber: Drewry

Meskipun perubahan-perubahan peraturan akan terjadi, masih ada potensi penggunaan kapal tanker

berlambung tunggal, bersisi ganda (double side) ataupun berdasar ganda (double bottom) melampaui

tahun 2010, dimana ada fleksibilitas yang diberikan IMO untuk pengecualian bendera dan negara —

seperti halnya terhadap Singapura dan Jepang. Selain itu, masih ada fleksibilitas untuk pengiriman

pasar dalam negeri, dimana batasan bendera dan cabotage dapat memberikan jangka waktu kegunaan

yang lebih panjang untuk kapal-kapal berlambung tunggal.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

<=76 78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 00 02 04 06 08 10 12+-50

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Fleet: mdwt (left) Orderbook: mdwt (left) Fleet: number of vessels (right) Orderbook: number of vessels (right)

153

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pasar Penyewaan (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)

Tanker minyak dipergunakan di pasar melalui beberapa pilihan metode penyewaan atau charter.

Worldscale adalah referensi standar industri tanker untuk memperhitungkan uang tambang (freight rates)

dan memang bertujuan untuk membuat kegiatan perniagaan tanker menjadi lebih cepat, lebih mudah

dan lebih fleksibel.

Worldscale dipergunakan karena fleksibilitas yang diberikannya kepada perniagaan minyak. Minyak

merupakan komoditas yang cukup homogen, dimana kualitasnya tidak terlalu bervariasi dan relatif mudah

untuk ditransportasikan dengan beberapa metode. Hal ini, ditambah dengan volatilitas pasar minyak

dunia, menyebabkan kargo minyak bisa diperjual belikan beberapa kali selama masih berada di laut.

Oleh karena itu pemilik kargo memerlukan fleksilibilitas sehubungan dengan pembongkaran (discharge)

muatan. Apabila perlengkapan tanker diberi harga dengan metode yang sama seperti perlengkapan

kapal kargo kering maka ini mengharuskan pemilik kapal untuk memperhitungkan masing-masing

angkutan secara terpisah untuk tiap-tiap titik pembongkaran yang berbeda. Worldscale memberikan

solusi terhadap masalah tersebut dengan memberikan serangkai tarif nominal yang dirancang untuk

memberikan penghasilan harian yang sama tanpa dipengaruhi oleh titik pembongkaran.

TCE, atau time charter equivalent (ekuivalen sewa berdasarkan waktu) adalah angka yang

memperhitungkan potensi pendapatan dari setiap pelayaran berdasarkan tarif yang ditentukan oleh

Worldscale. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tarif Worldscale ditentukan dan kemudian dapat

dikonversikan menjadi dolar per ton kargo. Perhitungan suatu pelayaran kemudian dilaksanakan dengan

memperhitungkan juga semua pengeluaran (biaya pelabuhan, bunker dan komisi) dari pendapatan kotor.

Ini kemudian menyisakan laba bersih yang kemudian dibagi dengan total jumlah hari pelayaran (termasuk

di laut dan di pelabuhan) untuk memperoleh angka TCE harian.

Tarif charter kapal tanker dan nilai kapal untuk semua kapal tanker sangat dipengaruhi oleh tingkat

pasokan dan permintaan atas kapal tanker. Perubahan kecil pada tingkat utilisasi tanker secara historis

mengakibatkan fluktuasi yang relatif besar terhadap tarif charter tanker VLCC, sedangkan dampak

terhadap fluktuasi tarif charter tanker jenis Suezmax, Aframax dan Panamax lebih moderat, dan terhadap

pasar tanker jenis Handy dampak fluktuasi tarif charternya paling kecil dibandingkan pasar seluruh tanker.

Secara umum segmen pasar tanker Handy memang lebih stabil dibandingkan dengan segmen pasar

tanker lainnya karena kapal jenis ini mengangkut terutama produk penyulingan petroleum yang tingkat

volatilitasnya jauh leibh rendah dibandingkan dengan pasar minyak mentah.

Secara umum, uang tambang penyewaan berjangka (time charter) cenderung lebih stabil dibandingkan

uang tambang pasar segera atau spot karena time charter merefleksikan kondisi dimana kapal terkait

sudah terikat untuk jangka waktu yang lebih panjang. Di pasar spot, tarif akan mencerminkan kondisi

pasokan dan permintaan kapal dan oleh sebab itu cenderung lebih rentan terhadap volatilitas.

Dalam periode dua tahun terakhir, tarif untuk semua jenis tanker minyak telah meningkat cukup tajam,

merefleksikan kondisi tingginya tingkat permintaan minyak dan meningkatnya pergerakan minyak melalui

lalu lintas laut telah menimbulkan bertambahnya permintaan atas kapasitas kapal tanker. Hal ini telah

menyebabkan terjadinya keseimbangan yang lebih sempit antara permintaan dan pasokan kapal. Sebagai

akibatnya, selisih jumlah kapal yang tersedia untuk mengangkut minyak dibandingkan jumlah minyak

yang harus diangkut menjadi lebih kecil karena meningkatnya permintaan minyak telah menggunakan

sebagian kelebihan kapasitas yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

154

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tarif Uang Tambang TCE Tanker Minyak — USD/Hari

Sumber: Drewry

Tarif uang tambang time charter biasanya akan mengikuti tren umum yang dibentuk oleh pasar segera

atau spot, walaupun tarif uang tambang untuk time charter memang cenderung lebih stabil. Volatilitas

tarif uang tambang biasanya lebih tinggi untuk kapal-kapal berukuran besar, terutama tipe VLCC dan

Suezmax. Oleh sebab itu, pendapatan untuk tanker berukuran lebih kecil cenderung akan lebih stabil.

Tarif Uang Tambang Time Charter Tanker Minyak — USD/Day

Sumber: Drewry

Harga Kapal

Tarif uang tambang (freight rates) tanker yang lebih tinggi telah mendorong pemesanan kapal baru

dalam jumlah yang signifikan dalam periode 18 bulan terakhir dan kondisi yang sama dapat dilihat di

berbagai sektor perkapalan lainnya, yaitu kapal curah kering (dry bulk) dan kapal kontainer. Selain itu,

tingkat permintaan pembangunan kapal baru untuk tanker pengangkutan LNG maupun kapal berkategori

spesialisasi lainnya juga cukup kuat.

Sebagai akibatnya, ketersediaan tempat pembangunan kapal untuk penyerahan sebelum akhir tahun

2009 menjadi langka dan setelah stagnan selama beberapa lama harga pembangunan kapal baru telah

meningkat secara signifikan dikarenakan tingginya tingkat permintaan, kurangnya ruang pembangunan

kapal dan meningkatnya biaya bahan baku, terutama harga baja. Melemahnya nilai dolar Amerika Serikat

juga turut mendorong meningkatnya harga pembangunan kapal baru, dimana galangan-galangan kapal

melindungi dirinya terhadap tambahan pembebanan biaya valas. Tren untuk harga indikatif pembangunan

kapal baru untuk berbagai jenis tanker minyak disajikan di grafik berikut ini:

155

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Harga Pembangunan Kapal Tanker Minyak Baru dalam USD Juta

Sumber: Drewry

Peningkatan tajam terhadap harga pembangunan kapal baru dan kekuatan di pasar charter kapal juga

telah mendorong kenaikan harga kapal di pasar kapal bekas.

Grafik dibawah ini menyajikan pergerakan harga (dalam USD juta) untuk kapal tanker minyak bekas

(berumur 5 tahun) sejak tahun 1996 sampai dengan tahun 2006.

Harga Tanker Minyak Bekas dalam USD juta — Kapal Umur 5 Tahun

(kecuali tipe Panamax, untuk kapal umur 10 tahun)

Sumber: Drewry

Dengan tingginya tingkat pendapatan kapal dan kelangkaan fasilitas pembangunan kapal baru, permintaan

untuk kapal tanker minyak untuk pengadaan segera selama ini dipenuhi di harga premium. Dalam

kasus tertentu, pasar juga telah sempat mengalami kenaikan harga untuk kapal tanker minyak berumur

5 tahun sedemikian rupa sehingga harga kapal bekas tersebut menjadi lebih mahal dibandingkan harga

kapal baru.

Liquefied Petroleum Gas (LPG)

Pendahuluan

Pasar kapal pengangkut LPG menyediakan jasa transportasi yang seyogyanya menyeimbangkan kawasan

produsen utama LPG, amonia dan gas petrokimia dengan kawasan konsumen utamanya di dunia.

0

20

40

60

80

100

120

140

'99

'00

'01

'02

'03

'04

'05

'06

'07

Handy Panamax Aframax Suezmax VLCC

Handy Panamax Aframax Suezmax VLCC

0

20

40

60

80

100

120

140

'99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 '07

156

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tingkat Permintaan LPG

Liquefied Petroleum Gas (LPG): LPG diproduksi sebagai produk sampingan dari produksi gas alam

atau proses penyulingan minyak mentah. LPG yang diangkut sebagai kargo dalam kapal pengangkut

gas biasanya adalah jenis propane dan butane (termasuk n-Butane and i-Butane). Kegunaan utama

LPG jenis ini adalah di kawasan residensial dan komersial sebagai bahan pemanas dan pemasak, sebagai

bahan bakar transportasi dan sebagai bahan baku (feedstock) untuk produksi petrokimia.

Produksi LPG terbagi atas lokasi geografis yang lebih beragam dibandingkan produksi minyak yang

disebabkan karena adanya sebagian besar proporsi pasokan LPG berasal dari penyulingan minyak

(selain LPG yang diproduksi dari ladang minyak dan gas, baik yang terasosiasi maupun yang tidak

terasosiasi). Hanya kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Afrika Barat yang memiliki surplus LPG

yang signifikan dan kawasan-kawasan tersebut menjadi area pemuatan paling penting untuk kapal

pengangkut gas besar, walaupun kawasan-kawasan tersebut secara relatif tidak begitu berarti untuk

armada kapal pengangkut gas kecil.

Pasokan dan Permintaan LPG

(‘000 ton)

1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Produksi

Amerika Utara 56.005 57.220 58.256 57.898 58.679 60.220 57.427 57.200 55.181 56.831 51.790

Asia 20.698 22.213 24.679 25.480 28.248 32.260 34.684 36.723 39.266 40.836 43.433

Timur Tengah 33.978 34.038 33.831 34.113 34.396 35.122 35.787 35.993 36.766 37.960 39.565

Eropa 23.997 24.627 25.099 25.742 25.106 26.039 27.263 27.348 28.896 28.145 28.255

Amerika Selatan 11.055 11.273 11.606 12.096 12.807 13.129 13.821 14.171 14.344 15.093 15.932

Afrika 8.332 8.941 10.095 11.378 13.104 14.396 15.151 15.485 14.936 14.893 15.582

Pecahan Uni Soviet 5.788 5.499 5.535 5.420 6.409 7.052 8.379 9.397 9.771 10.786 11.602

Amerika Tengah 8.587 8.487 7.426 7.864 8.207 8.236 8.393 8.527 8.920 9.044 8.865

Australasia 2.670 3.087 3.457 3.241 3.318 3.395 3.463 3.685 3.459 3.491 3.422

Total Dunia 171.110 175.385 179.984 183.232 190.274 199.849 204.368 208.529 211.539 217.079 218.716

% perubahan 4,2% 2,5% 2,6% 1,8% 3,8% 5,0% 2,3% 2,0% 1,4% 2,6% 0.4%

Konsumsi

Asia 41.257 44.004 45.975 47.144 51.515 54.385 56656 60.719 63.283 65.437 68.784

Amerika Utara 54.392 57.546 58.124 58.334 60.060 58.421 54.654 57.370 56.073 58.652 56.036

Eropa 27.225 27.531 28.015 28.997 28.406 29.943 30.138 29.860 30.127 29.837 30.518

Amerika Selatan 12.342 12.968 13.445 14.147 14.422 14.866 14.754 14.322 13.713 14.048 14.323

Timur Tengah 8.237 8.437 9.316 9.405 10.196 12.165 14.879 15.882 14.506 13.826 13.888

Amerika Tengah 9.526 10.062 10.347 11.043 11.722 12.568 12.216 12.437 12.037 12.303 12.037

Pecahan Uni Soviet 5.657 5.125 4.890 4.686 4.971 6.389 7.144 7.996 8.026 8.308 9.155

Afrika 5.318 5.487 5.790 6.135 6.649 6.961 7.170 7.544 7.850 8.179 8.489

Australasia 2.188 2.229 2.227 2.317 2.371 2.411 2.099 2.078 2.085 2.074 2.056

Total Dunia 166.142 173.389 178.129 182.208 190.312 198.109 199.710 208.208 207.700 212.664 215.230

% perubahan 3,6% 4,4% 2,7% 2,3% 4,4% 4,1% 0,8% 4,3% (0,2)% 2,4% 0.4%

Sumber: dari berbagai sumber industri

Jepang merupakan importir LPG terbesar di dunia, tetapi Cina, India dan Amerika Serikat beberapa

tahun belakangan ini telah menjadi pasar LPG yang sangat berkembang. Eropa secara keseluruhan

memiliki keseimbangan yang cukup baik antara pasokan dan permintaan tetapi ketidakseimbangan di

dalam kawasan itu sendiri menciptakan peluang bagi pasar kapal kecil. Perniagaan di dalam kawasan

Asia juga memberikan peluang yang cukup signifikan untuk armada kapal LPG bertekanan (LPG

pressurized fleet).

Amonia: Amonia diproduksi dari sintesa gas dan hidrokarbon. Produksi amonia sangat tergantung pada

ketersediaan gas, yang merupakan 80% dari kapasitas saat ini. Sebagian besar amonia (85% sampai

dengan 90%) dipergunakan untuk memproduksi pupuk, yang mana produk utamanya merupakan amonia

sulfat, amonia nitrat, urea (kering) dan amonia nitrat cair. Amonia juga dapat digunakan untuk produksi

asam nitrat, bahan peledak, serat nilon dan plastik urethane.

157

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Kargo amonia mencapai sampai dengan seperlima dari seluruh kargo gas yang diangkut oleh kapal gas,

dan merupakan kargo yang sangat penting untuk kapal gas tipe Mgc dan Lgc. Negara-negara pecahan

Uni Soviet (pelabuhan Laut Hitam di Yuzhnyy dan Negara-negara kawasan Baltik), Teluk Arab, Trinidad,

Tobago dan Indonesia merupakan sumber ekspor amonia melalui perniagaan laut. Sementara Amerika

Serikat, Eropa, India dan juga Afrika Utara dan Korea merupakan kawasan pengimpor utama.

Gas Petrokimia: Ethylene, propylene dan butadiene merupakan anggota penting dari kelompok olefin

yang digunakan untuk memproduksi sejumlah besar bahan kimia setengah jadi dan produk akhir. Vinyl

chloride monomer (”VCM”) adalah gas klorinasi yang terutama digunakan dalam pembuatan plastik.

VCM diproduksi melalui proses oksiklorinasi yang dilakukan terhadap ethylene untuk memproduksi

ethylene dichloride, yang kemudian menghasilkan VCM.

Kapasitas Ethylene

(‘000 ton)

Kapasitas % Eropa Eropa Timur Amerika Amerika Asia

Dunia Perubahan Barat Timur / Tengah / Latin Utara Pasifik

Pecahan Afrika

Uni Soviet

1998 91.014 6,3% 20.785 7.467 6.327 3.452 31.126 21.857

1999 94.016 3,3% 21.147 7.337 6.612 3.456 31.715 23.749

2000 100.799 7,2% 21.788 7.265 8.582 3.918 33.742 25.504

2001 107.036 6,2% 23.219 7.517 9.404 4.338 35.421 27.137

2002 109.434 2,2% 23.541 7.417 9.982 4.338 35.830 28.326

2003 110.778 1,2% 24.063 7.582 11.012 4.363 34.412 29.346

2004 112.906 1,9% 23.957 8.137 11.217 4.386 35.114 30.095

2005 117.330 3,9% 24.443 8.452 12.357 4.939 35.543 31.597

% total 100,0% 20,8% 7,2% 10,5% 4,2% 30,3% 26,9%

Sumber: dari berbagai sumber industri

Ethylene kemudian dipolimerisasi menjadi high density polyethylene (”HDPE”), low density polyethylene

(”LDPE”) dan linear density polyethylene (”LLDPE”), yang selanjutnya dipergunakan untuk bungkusan

plastik, botol, kontainer dan peralatan rumah tangga. Ethylene juga bisa diproses menjadi ethylene

glycol yang dipergunakan untuk material anti-pembekuan (anti-freeze). Ethylene juga digunakan dengan

benzene untuk memproduksi polystyrene. Propylene di polimerisasi menjadi polypropylene yang

digunakan untuk memproduksi komponen mobil, peralatan rumah tangga, serat karpet, bungkus kabel,

pipa, pelapisan (coating) dan kontainer. Butadiene dicampur dengan styrene untuk meproduksi karet

styrene butadiene rubber (”SBR”), yang digunakan untuk memproduksi ban. Ethylene juga dipergunakan

dalam membuat resin acrylonitrile-butadiene-styrene (”ABS”), yang dapat dipergunakan dalam

perlengkapan mobil, bungkusan dan peralatan olah raga. VCM pun dipergunakan untuk memproduksi

PVC (polyvinyl chloride), yang dipergunakan dalam berbagai variasi produk plastik.

Tingkat permintaan untuk kapal pengangkut LPG didorong terutama oleh tingkat permintaan LPG, amonia

dan gas petrokimia di negara-negara yang tidak memiliki pasokan dalam negeri yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan konsumsinya. Pengangkutan gas petrokimia terutama didorong oleh konsumen

dan industri yang memerlukan produk-produk yang dihasilkan dari gas petrokimia, seperti plastik/polymer,

produk berbasis sintetik, tekstil, bahan-bahan kimia dan karet. Sedangkan LPG merupakan gas terasosiasi

dengan minyak, yang diproduksi sebagai produk sampingan minyak mentah dan gas alam dan

dipergunakan terutama untuk transportasi, pemakaian untuk pemanasan dan memasak residensial dan

komersial dan sebagai bahan baku (feedstock) untuk memproduksi petrokimia. Dengan meningkatnya

produksi minyak mentah dan gas alam, volume LPG juga diperkirakan meningkat.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator terbaik terhadap perubahan tingkat permintaan

transportasi gas lewat laut. Namun demikian, meningkatnya produksi minyak mentah dan gas alam

yang mengakibatkan naiknya volume LPG dan meningkatnya kegiatan perniagaan juga dapat

mengakibatkan meningkatnya permintaan untuk transportasi gas lewat laut.

Setelah melalui periode perkembangan perniagaan yang agak lambat pada awal dekade ini, perniagaan

telah berkembang dengan pesat sejak tahun 2003. Pulihnya ekspor LPG dari Timur Tengah, meningkatnya

impor amonia oleh Amerika Serikat dan meningkatnya perdagangan gas petrokimia merupakan faktor-

faktor utama yang mendukung pertumbuhan perniagaan sejak tahun 2003.

158

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Perniagaan LPG Lewat Laut (Juta Ton)

Sumber: Drewry

LPG, amonia dan gas petrokimia masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perniagaan

masing-masing gas juga dilaksanakan di kawasan-kawasan tertentu tergantung pada kondisi infrastruktur

dan tingkat permintaan oleh industri pada kawasan terkait. Tiap jenis gas, kegunaannya dan pola

perniagaannya dijelaskan pada paragraf berikut.

Pola perniagaan gas petrokimia mengikuti pola ekonomi dan bisa menjadi sangat tidak beraturan karena

pembukaan dan penutupan pabrik petrokimia dan menciptakan ataupun meniadakan rute perniagaan

dalam waktu yang sangat cepat. Umumnya, dimana teridentifikasi lokasi yang memerlukan impor secara

regular maka pabrik baru akan segera dibangun untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan tentunya

pada tahap awal akan memproduksi dalam jumlah lebih sehingga harus diekspor. Namun demikian,

ketidakseimbangan jangka panjang akan menyebabkan ethylene dan propylene dari Samudera Atlantik

akan menyebrang samudera tersebut ke arah Timur sedangkan arus pergerakan butadiene akan bergerak

ke arah berlawanan sehingga akan menciptakan peluang kargo ulang alik. Pasar VCM juga

mengidentifikasikan sejumlah besar kargo menyebrangi Samudera Pasifik dari Amerika Serikat ke Asia.

Penumpukan kapasitas produksi ethylene di Timur Tengah beberapa tahun belakangan ini (lihat tabel)

telah menguntungkan bagi pelayaran niaga dimana tingkat permintaan di kawasan itu sendiri tidak tinggi

dan kelebihan produk di angkut ke Asia dan Eropa, bahkan juga ke Amerika. Kebanyakan perniagaan

gas petrokimia relatif terjadi untuk jarak angkut yang pendek di dalam kawasan masing-masing, tetapi

hal tersebut memberikan peluang pekerjaan yang baik (terutama di Eropa dan Asia).

Pasokan Kapal Pengangkut LPG

Kapal pengangkut LPG pada umumnya dikenal sebagai kapal yang bisa mengangkut gas petroleum cair

seperti propane dan butane, amonia dan gas petrokimia. Namun demikian, hanya sedikit kapal pengangkut

LPG yang bisa mengangkut amonia dan beberapa jenis gas petrokimia seperti ethylene dan VCM yang

mempunyai karakteristik yang memerlukan penambahan perlengkapan/peralatan ataupun fitur desain

tambahan.

Armada LPG dapat dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan metode liquefaction:

• Kapal tekanan penuh atau fully-pressurised (pr) carriers, yang mencairkan kargonya pada temperatur

dibawah tekanan tinggi yang mencapai sampai dengan 17 bar (kg/cm2), yang biasanya merupakan

kapal kecil dengan ukuran di bawah 8.000 CBM. Kebanyakan kapal-kapal jenis ini ukurannya lebih

kecil dari 5.000 CBM.

• Kapal setengah pendingin atau semi-refrigerated (s/r) carriers, yang mencairkan kargonya dengan

kombinasi tekanan dan temperatur dingin, dimana temperaturnya bisa mencapai serendah -487

derajat Celsius dan tekanannya bisa mencapai 9 bar (kg/cm2). Beberapa kapal s/r dengan fasilitas

gasnya bisa mendinginkan kargo mereka lebih rendah lagi mencapai -1.047 derajat Celsius dan

dikenal sebagai kapal pengangkut ethylene. Kebanyakan kapal s/r berukuran kurang dari 23.000

CBM.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06

LPG Ammonia Pet Chem Gases

159

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

• Kapal pendingin penuh atau fully-refrigerated (f/r) carriers, bisa mencairkan kargonya pada atau

dibawah temperatur dimana kargo tersebut mendidih sampai ke temperature serendah kurang lebih

-487 derajat Celsius pada tekanan atmosfir dengan menggunakan kompresor kapal. Kapal-kapal

ini biasanya berukuran lebih besar dari 17.000 CBM dan kebanyakan bahkan berukuran lebih dari

70.000 CBM, dan beberapa dari kapal ini juga berkemampuan untuk mengangkut produk petroleum

bersih seperti naphtha. Armada kapal f/r biasanya juga dibagi menjadi tiga segmen: Mgc (20.000-

50.000 CBM), Lgc (50.000-70,000 CBM) dan Vlgc (> 70.000 CBM).

Armada Kapal Pengangkut LPG — Per Juli 2006

(‘000 CBM) 1-5 5-8 8-25 25-70 70+ Total Pertumbuhan

Akhir Periode Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM Jml CBM %

1996 479 1.091 86 526 101 1.454 54 2.333 87 6.707 807 12.110 4,1

1997 483 1.106 93 572 102 1.479 57 2.437 89 6.865 824 12.459 2,9

1998 497 1.147 95 582 106 1.535 58 2.462 89 6.865 845 12.591 1,1

1999 509 1.183 102 624 108 1.560 58 2.469 92 7.106 869 12.942 2,8

2000 509 1.190 109 670 113 1.658 57 2.416 97 7.503 885 13.437 3,8

2001 518 1.221 118 731 112 1.649 56 2.390 104 8.068 908 14.059 4,6

2002 524 1.233 121 757 116 1.690 53 2.218 103 8.016 917 13.914 -1,0

2003 525 1.232 119 746 121 1.732 55 2.384 106 8.290 926 14.384 3,4

2004 526 1.232 117 734 123 1.772 58 2.551 104 8.151 928 14.440 0,4

2005 524 1.224 116 729 122 1.752 62 2.744 104 8.156 928 14.604 1,1

2006 538 1.256 123 767 125 1.795 66 2.900 109 8.569 961 15.289 4.7

Mar 2007 542 1.272 129 801 127 1.807 69 3.005 109 8.551 976 15.436 1.0

* Source: Drewry

Armada kapal pengankut LPG per Maret 2007 terdiri atas 976 kapal dengan kapasitas gabungan sebesar

15.46 juta CBM. Keterbatasan pertumbuhan armada tersebut untuk periode dua tahun terakhir telah

menjadi penyebab utama terjadinya pertumbuhan yang kuat untuk permintaan pasar segmen ini.

Buku order per Maret 2007 untuk kapal pengangkut LPG mencapai 193 kapal dengan kapasitas gabungan

sebesar 7,0 juta CBM. Dalam hal kapasitas, maka ini merepresentasikan 45,5% dari seluruh armada

yang ada sekarang.

Buku Order LPG dan Jadual Penyerahan — Per Maret 2007

Sumber: Drewry

Besarnya pembesituaan kapal secara historis tidak menjadi faktor signifikan terhadap berkurangnya

besar armada karena transportasi gas lewat laut merupakan industri yang relatif baru dan kapal-kapal

didesain untuk bertahan sampai lebih dari 30 tahun dengan perawatan yang layak. Selain itu, kapal-

kapal yang canggih ditambah dengan peraturan ketat mengenai keamanan dan pengoperasian telah

menciptakan halangan yang tinggi bagi pemain industri baru untuk masuk dan juga telah menciptakan

catatan keselamatan yang sangat baik. Oleh karena itu, umur saja tidak bisa menjadi faktor diskualifikasi

pengoperasian. Rata-rata umur kapal pengangkut LPG yang masih beroperasi adalah sekitar 17 tahun.

Ukuran

(‘000 cu.m) Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m Jml cu.m

1 - 5 17 56 8 28 3 11 0 0 0 0 0 0 28 94 7.4%

5 - 12 19 139 30 225 8 70 1 10 0 0 0 0 58 444 32.9%

12 - 25 3 56 7 144 12 245 3 55 0 0 0 0 25 499 39.8%

25 - 50 6 216 2 70 5 175 0 0 0 0 0 0 13 461 31.5%

50 - 70 0 0 6 359 0 0 0 0 0 0 0 0 6 359 23.3%

70+ 10 824 27 2.203 20 1.632 6 498 0 0 0 0 63 5.157 60.3%

Total 55 1.291 80 3.030 48 2.132 10 563 0 0 0 0 193 7.016 45.5%

2011 2012 Total %

Armada

2007 2008 2009 2010

160

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Profil Umur Armada LPG — Maret 2007

Sumber: Drewry

Namun demikian, kapal pengangkut gas senantiasa menghadapi batasan dalam peraturan yang semakin

ketat dari para regulator, pelabuhan dan penyewa. Dimana sebelumnya 30 tahun dianggap sebagai

umur ekonomis yang bisa diterima untuk kapal pengangkut gas, tetapi sekarang kapal-kapal yang sudah

berumur lebih tua dari 20 tahun sekarang semakin sering ditolak oleh para penyewa (charterer) dan

pihak berwenang pelabuhan. Oleh sebab itu, pembesituaan kapal pengangkut LPG meningkat antara

tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, dimana para pemilik kapal telah memutuskan untuk

membesituakan kapal-kapal mereka yang dibangun pada dekade 1970an. Meningkatnya uang tambang

telah menyebabkan menurunnya lagi kegiatan pembesituaan ke tingkat minimal.

Beberapa tahun terakhir ini tren kepemilikan armada LPG menunjukkan kecenderungan para pemilik

kapal untuk tidak lagi memiliki armada LPG yang terdiversifikasi, tetapi para pemilik kapal menjadi lebih

terfokus pada segmen tertentu.

Banyak pemilik kapal yang telah menempatkan kapal-kapal mereka ke pool kapal, dengan bentuk

kerjasama marketing oleh beberapa pemilik kapal, dimana hal ini meningkatkan fleksibilitas dan

mengoptimalisasi tingkat utilisasi kapal dan keuntungan.

Pasar Sewa (Charter) dan Uang Tambang (Freight Rates)

Dibandingkan dengan pasar tanker minyak, time charter dan COA merupakan kekuatan utama pergerakan

kargo dan kesepakatan pooling menjadi semakin berarti.

Grafik berikut ini menyajikan spot rate untuk LPG dalam satuan dolar Amerika Serikat per ton untuk

periode-periode yang tertera di grafik tersebut.

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

77 80 83 86 89 92 95 98 01 04 07 10+

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Orderbook: '000 cu.m (left)

Fleet: '000 cu.m (left)

Orderbook: number of vessels (right)

Fleet: number of vessels (right)

161

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Spot Rate LPG — USD per ton

Sumber: Drewry

Grafik berikut ini menyajikan tarif time charter LPG dalam satuan dolar Amerika Serikat per bulan untuk

periode-periode yang tertera di dalam grafik tersebut.

Tarif Time Charter LPG

(USD per bulan)

Sumber: Drewry

Harga Kapal

Meningkatnya freight rate di sektor LPG telah merangsang pemesanan kapal baru dalam jumlah besar

untuk periode dua tahun terakhir dan kondisi yang sama juga terjadi untuk sektor perkapalan lainnya.

20

70

120

170

220

270

320

'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06

US

$ T

on

ne

LPG 2,000t SEA - FE Ethylene 4,000t SEA-NEW

120.000

220.000

320.000

420.000

520.000

620.000

720.000

96 97 98 99 '00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 1Q 07

US

$ P

er

Day

3-3,500 s/r 4-6,000 s/r 6-8,000 ethylene 12-15,000 s/r

162

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Harga Pembangunan Baru Kapal Pengangkut LPG

(USD juta)

Sumber: Drewry

Sebagai akibat dari hal tersebut, ketersediaan galangan kapal pembangunan kapal baru untuk penyerahan

sebelum akhir tahun 2009 menjadi langka dan harga pembangunan kapal baru untuk semua jenis kapal

telah meningkat secara signifikan, didorong kombinasi meningkatnya tingkat permintaan, kelangkaan

fasilitas pembangunan kapal baru dan meningkatnya harga bahan baku, terutama harga baja.

Harga kapal baru untuk tipe kapal pengangkut LPG bertekanan (pressurised LPG) ukuran 3.500 CBM

telah meningkat dari harga USD8 juta pada tahun 2002 menjadi USD15 juta di tahun 2007 sedangkan

harga untuk kapal ethylene berukuran 7.500 CBM telah meningkat dari USD20 juta pada tahun 2006

menjadi USD35 pada tahun 2007. Peningkatan tajam harga kapal baru dan kuatnya pasar charter kapal

juga telah mempengaruhi harga kapal bekas.

Harga Kapal Pengangkut LPG Bekas — USD juta — Kapal Berumur 10 Tahun

Sumber: Drewry

2. REGULASI

Organisasi Pelayaran Internasional (The International Maritime Organisation)

Kode Manajemen Keselamatan International (The International Safety Management Code)

Kegiatan utama Perseroan dipengaruhi oleh persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam The

International Management Code for the Safe Operation of Ships and for Pollution Prevention (“ISM

Code”) yang ditetapkan oleh the International Maritime Organisation (“IMO”). ISM Code mensyaratkan

Perusahaan, yang didefinisikan sebagai pemilik kapal atau setiap orang, seperti manajer atau penyewa

kapal kosong (bareboat charterer) yang bertanggung jawab atas pengoperasian kapal untuk

5

15

25

35

'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 Mar-07

US

$ M

illio

n

3.500 Pressurised 7.500 Ethylene

5

15

25

35

'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 Mar-07

US

$ M

illi

on

3.500 Pressurised 7.500 Ethylene

163

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

mengembangkan, mengimplementasi dan menjaga sistem manajemen keselamatan secara menyeluruh,

baik didarat atau pada saat melaut, yang meliputi antara lain, ketaatan atas kebijakan keselamatan dan

perlindungan terhadap lingkungan sesuai dengan peraturan internasional dan wilayah bendera kapal

yang berlaku; dan prosedur untuk menyiapkan dan menanggapi kejadian darurat. Perseroan bergantung

dan tetap akan bergantung pada manajemen keselamatan yang telah dibangun oleh Perseroan dan

para manajer tehniknya.

ISM Code juga mensyaratkan para manajer kapal untuk memperoleh sertifikasi manajemen keselamatan

atas setiap kapal yang diawakinya dari organisasi yang berwenang sesuai dengan bendera kapal setelah

proses verifikasi kepatuhan yang dilakukan oleh auditor eksternal diatas kapal. Di Singapura, Otoritas

Pelabuhan dan Pelayaran (the Maritime and Port Authority) telah mengotorisasi sembilan kelompok

klasifikasi untuk melakukan audit ISM Code dan sertifikasi. Sertifikat ini menunjukan bukti atas kepatuhan

manajemen kapal terhadap persyaratan kode-kode sistem manajemen keselamatan. Tidak ada kapal

yang dapat memperoleh sertifikat manajemen keselamatan kecuali manajernya menerima dokumen

kepatuhan, yang dikeluarkan oleh negara sesuai dengan bendera kapal, dibawah ISM Code.

Ketidakpatuhan terhadap ISM Code dan konvensi-konvensi IMO lain sebagai berikut dapat menyebabkan

meningkatnya kewajiban pemilik kapal atau penyewa kapal (bareboat charterer) yang pada gilirannya

akan mengurangi ketersediaan asuransi terhadap kapal yang bersangkutan dan akan mengakibatkan

penolakan akses ke, atau penahanan di pelabuhan. Semua kapal Perseroan patuh terhadap ISM Code

dan konvensi-konvensi IMO yang berlaku.

Peraturan-peraturan IMO

The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (“MARPOL”)

MARPOL adalah konvensi internasional pokok yang meliputi pencegahan terhadap polusi yang disebabkan

oleh operasi kapal dan kecelakaan. Konvensi ini pertama diadopsi oleh IMO pada tanggal 2 Nopember

1973 dan setelah itu telah dimutakhirkan dengan amandemen-amandemen. Konvensi ini mencakup

polusi karena tumpahan minyak, bahan kimia, benda berbahaya dalam kemasan, limbah, sampah, ballast

dan emisi gas. Kecuali kapal dalam ukuran sangat kecil, kapal yang berlayar di perairan internasional

harus membawa sertifikat internasional yang berlaku dan diterima di pelabuhan asing sebagai bukti sah

bahwa kapal tersebut memenuhi persyaratan MAPOL. Apabila ada alasan jelas untuk mempercayai

bahwas kondisi kapal dan perlengkapannya tidak sesuai dengan ketentuan yang ada dalam sertifikat

tersebut, atau apabila kapal tidak membawa sertifikat yang berlaku, pihak yang berwenang untuk

melakukan inspeksi dapat menahan kapal sampai pihak berwenang tersebut yakin bahwa kapal dapat

melanjutkan pelayarannya tanpa ancaman kerusakan terhadap lingkungan perairan. Lebih lanjut lagi,

pemilik kapal wajib membayar biaya atas tindakan-tindakan yang diambil untuk menghilangkan atau

mengurangi kontaminasi akibat polusi.

Dengan diberlakukannya Protokol MARPOL 1978, MARPOL memasukkan peraturan mengenai sub-

divisi dan stabilitas yang dirancang untuk memastikan bahwa, pada setiap kondisi bermuatan, kapal

dapat bertahan setelah mengalami tabrakan atau singgungan. Apabila di masa yang akan datang

Perusahaan mengoperasikan kapal tanker dengan kapasitas 5,000 DWT atau lebih dalam armadanya,

peraturan MARPOL mensyaratkan agar tanker dengan kapasitas tersebut harus dilengkapi dengan

lambung ganda, atau rancang bangun alternatif yang lain yang disetujui oleh IMO. Tuntutan penggunaan

lambung ganda berlaku untuk kapal tanker yang baru dan juga tanker-tanker yang ada dengan umur

tertentu (30 tahun keatas). Sesuai amandemen MARPOL tahun 2003, kapal berlambung tunggal dapat

terus diperdagangkan sampai berumur 25 tahun sejak penyerahan kapal atau tahun 2015, yang mana

yang lebih dulu, apabila kapal tersebut memenuhi spesifikasi teknikal tertentu. Dalam amandemen

tahun 2003 (yang berlaku pada April 2005), pembesituaan ini dipercepat menjadi tahun 2010. Tanker

berlambung tunggal dengan kapasitas 5,000 DWT keatas tidak lagi diperbolehkan mengangkut heavy

grade oil setelah 5 April 2005, sedangkan pengangkutan heavy grade oil oleh kapal berkapasitas 600

DWT sampai 5,000 DWT tidak lagi diperbolehkan mulai tahun 2008. Namun, MARPOL memberikan

pengecualian dalam kasus dimana otoritas negara bendera dan negara pelabuhan mengijinkan kapal

tersebut untuk diperdagangkan sampai berumur 25 tahun. Tetapi pihak yang tunduk terhadap MARPOL

73/78 wajib menolak masuknya tanker berlambung tunggal yang membawa heavy grade oil yang telah

dilarang pengoperasiannya dibawah pengecualian-pengecualian tersebut diatas, ke dalam pelabuhan

atau terminal lepas pantai di dalam jurisdiksinya atau menolak pemindahan heavy grade oil dari kapal ke

kapal.

164

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

The International Convention for the Safety for Life at Sea (“SOLAS”)

SOLAS adalah serangkaian peraturan yang penting untuk keselamatan kapal, awak dan penumpangnya.

Tujuan utama SOLAS adalah untuk merinci standar minimum untuk konstruksi, peralatan, navigasi dan

angkutan barang melalui laut dan operasi kapal, yang diperlukan untuk keselamatannya. Negara bendera

bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kapal dibawah negara benderanya memenuhi persyaratan-

persyaratan dan sertifikasi-sertifikasi yang diuraikan didalam SOLAS. Provisi pengawasan

memperbolehkan pemerintah untuk melakukan inspeksi dan menahan kapal dari negara lain apabila

ada alasan yang jelas untuk meyakini bahwa kapal dan perlengkapannya tidak sesuai dengan persyaratan

SOLAS, sebagaimana dikenal dengan pengawasan daerah pelabuhan (port state control). Protokol

SOLAS 1978 memperkenalkan inspeksi acak dan/atau survei wajib tahunan dan pengetatan persyaratan

terhadap port state control. Pemberlakuan protocol 1988 menyelaraskan survei dan sistem sertifikasi

SOLAS, MARPOL dan Loadline 66 Convention, dimana Singapura menjadi anggotanya.

SOLAS juga memperkenalkan kode-kode baru yang berkenaan dengan masalah-masalah keselamatan

melalui pembangunan kapal yang benar dan praktek manajemen kapal-dan-muatan. Beberapa kode

yang waib dipenuhi dalam SOLAS adalah Code of Sage Practice for Cargo Stowage and Securing, the

International Code for the Construction and Equipment of Ships Carrying Dangerous Chemicals in Bulk

(IBC Code) dan the International Code for the Constructions and Equipment of Ships Carrying Liquefied

Gases in Bulk (IGC Code).

The International Ship and Port Facility Security Code (“ISPS”)

Sebagai respon terhadap serangan teroris tanggal 11 September 2001 di Amerika Serikat dan risiko

yang dapat terjadi pada kapal dan kemungkinan digunakannya kapal dalam kegiatan terorisme, IMO

memulai pekerjaan ekstensif untuk memodifikasi SOLAS 74 dan membuat ISPS, sebagai pernyataan

industri perkapalan dalam keamanan perairan.

ISPS berlaku sejak 1 Juli 2004 sehubungan dengan amandemen Desember 2003 terhadap SOLAS 74

yang ditujukan untuk meningkatkan keamanan pelayaran pada kapal dan area penghubung kapal/

pelabuhan. Beberapa diantara amandemen-amandemen ini menghasilkan SOLAS pasal XI-2 yang

baru mengenai keamanan pelayaran, yang memuat ISPS. ISPS itu sendiri memuat secara rinci

persyaratan yang berhubungan dengan keamanan yang ditujukan untuk pemerintah, otoritas pelabuhan

dan perusahaan perkapalan yang wajib ditaati (Part A), bersama-sama dengan serangkaian petunjuk

mengenai bagaimana cara memenuhi persyaratan itu dalam rekomendasi kedua yang tidak merupakan

kewajiban (Part B). Serangkaian resolusi yang dirancang untuk menambah bobot amandemen tersebut,

mendorong penerapan atas tindakan terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan yang tidak diatur dalam

ISPS dan memberikan jalan untuk pekerjaan lebih lanjut juga dimasukkan.

Untuk kapal, persyaratan wajib ini termasuk rencana keselamatan kapal yang disetujui oleh negara

bendera bersangkutan yang berdasarkan tinjauan keselamatan kapal, peruntukan kapal dan petugas

keamanan perusahaan, latihan dalam hal rencana keselamatan kapal yang dilakukan dalam jangka

waktu yang layak dan atas sejumlah peralatan perkapalan. Kapal diwajibkan untuk membawa bersamanya

International Ship Security Certificate, yang berlaku untuk periode tidak lebih dari 5 tahun, yang memuat

pernyataan pemenuhan terhadap persyaratan ISPS yang tunduk kepada inspeksi pengawas pelabuhan.

Sebuah kapal, sebelum memasuki pelabuhan, diwajibkan untuk memenuhi kewajiban keamanan negara

bendera (flag state) atau negara pelabuhan (port state), yang mana yang lebih tinggi. ISPS lebih lanjut

mensyaratkan semua kapal untuk dilengkapi dengan perangkat sistim indera keamanan, sesuai dengan

jadwal yang ketat sehingga sebagian besar kapal dilengkapi dengan sistim tersebut tahun 2004 dan

sisanya tahun 2006. Kapal yang tidak sesuai dengan persyaratan diatas akan menghadapi kemungkinan

keterlambatan, penahanan dan pembatasan kegiatan operasi termasuk kegiatan didalam pelabuhan

dan selepas pelabuhan.

The International Convention on Standards of Training, Certification and Watchkeeping for

Seafarers (“STCW”)

STCW menjabarkan standar minimum sehubungan dengan pelatihan, sertifikasi dan pemeliharaan untuk

awak kapal pada tingkat internasional, dimana setiap negara wajib untuk mematuhi atau melampaui

ketentuan tersebut. Sampai Desember 2000, STCW memiliki 135 pihak yang mewakili 97.53% dari

total tonase perkapalan dunia. Sebelumnya, standar pelatihan, sertifikasi dan pemeliharaan atas awak

165

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

kapal dan pemeringkatannya ditetapkan oleh masing-masing negara yang pada umumnya tidak menunjuk

kepada praktek di negara lain. Sebagai akibatnya, standar dan prosedur menjadi sangat beragam.

STCW juga mencakup persyaratan untuk awak kapal memiliki sertifikasi yang berlaku untuk pegawai di

laut atau di pelabuhan. Salah satu hal penting dalam STCW adalah bahwa STCW juga berlaku terhadap

kapal yang tidak tunduk kepada STCW apabila kapal tersebut memasuki pelabuhan dimana negara

tersebut merupakan anggota STCW.

Rancangan IMO dan Peraturan-Peraturan Eropa

Sebagai tanggapan atas tumpahan minyak yang diakibatkan oleh tenggelamnya kapal ERIKA di Desember

1999, Uni Eropa telah mengusulkan peraturan yang (1) melarang pengoperasian kapal dengan manifes

dibawah standar (didefinisikan sebagai kapal yang berumur diatas 15 tahun yang telah ditahan oleh

otoritas pelabuhan lebih dari dua kali dalam enam bulan terakhir) dari perairan Eropa dan mewajibkan

negara pelabuhan untuk menginspeksi kapal yang mempunyai risiko tinggi terhadap keamanan lingkungan

perairan; (2) memberikan kewenangan yang lebih tinggi kepada Komisi Eropa dan pengawasan atas

klasifikasi kelompok, termasuk kewenangan untuk melakukan suspensi atau membatalkan kewenangan

otoritas yang lalai; dan (3) mempercepat masuknya kapal tanker berlambung ganda atau rancangan

standar yang sama untuk kapal tanker berlambung tunggal dengan jadwal yang sama dengan yang

ditetapkan dalam OPA. Pada bulan Desember 2001, Uni Eropa menerapkan resolusi yang mengkonfirmasi

percepatan jadwal pembesituaan kapal tanker berlambung tunggal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan

oleh IMO pada April 2001. Lebih dari itu, Uni Eropa telah setuju untuk melakukan inisiatif-inisiatif baru,

termasuk pembentukan European Maritime Safety Agency, yang merupakan komunitas yang memonitor

dan mengawasi lalu lintas pantainya dan menetapkan dana kompensasi untuk polusi minyak di perairan

Eropa. Namun demikian, sampai peraturan tersebut diterapkan Perseroan tidak dapat mermperkirakan

bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi Perseroan.

Peraturan Pelayaran Indonesia

Undang-undang No. 21/1992 tentang Pelayaran dan Peraturan Pemerintah No. 82/1999 tentang

Transportasi Laut

Ditahun 1992, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Undang-undang No. 21/1992 tentang Pelayaran

(“UU Pelayaran”) untuk menunjang perkembangan industri maritime di Indonesia. UU Pelayaran

mencakup, antara lain, mengeai implementasi prinsip cabotage, persyaratan minimum navigasi,

pengelolaan pelabuhan yang baik, tarif pelabuhan dan status pelabuhan (penentuan pelabuhan

international untuk perniagaan angkutan laut), pendaftaran kapal, persyaratan standar untuk awak kapal

dan manajemen maritime dan persyaratan keamanan lingkungan.

Implementasi Peraturan Pelayaran, Peraturan Pemerintah No. 82/1999 tentang Angkutan di Perairan,

telah dikeluarkan tahun 1999. Selanjutnya, pada Nopember 2005, Pemerintah Indonesia mengeluarkan

Peraturan Menteri Perhubungan No. 71/2005 tentang Pengangkutan Barang/Muatan Antar Pelabuhan

Laut di Dalam Negeri (“KM 71”) yang mengatur pelaksanaan implementasi prinsip cabotage dengan

merujuk kepada kategori barang yang dikapalkan di perairan domestik.

Instruksi Presiden No. 5/2005

Presiden Republik Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden No. 5/2005 tentang Pemberdayaan Industri

Pelayaran Nasional (“Instruksi Presiden”) kepada tigabelas menteri, gubernur, bupati dan walikota di

Indonesia. Aparat pemerintah tersebut diinstruksikan untuk menerapkan prinsip-prinsip cabotage (yang

melarang kapal berbendera asing melayani pelayaran domestik) dan memformulasikan kebijakan sesuai

dengan Instruksi Presiden, dalam rangka mempercepat pertumbuhan industri pelayaran di Indonesia.

Anjuran pokok didalam Instruksi Presiden tersebut antara lain: (a) penerapan penuh prinsip cabotage,

mengijinkan tansporasi laut domestic dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia yang dioperasikan

oleh perusahaan pelayaran Indonesia (b) mendorong perbankan untuk secara aktif terlibat dalam

pengembangan industri pelayaran nasional dan mengembangkan institusi financial bukan bank untuk

menyediakan pembiayaan kepada perusahaan pelayaran nasional (c) mempercepat ratifikasi International

Convention on Maritime Liens and Mortgages 1993 dan menyiapkan rancangan undang-undang untuk

penjaminan dan hipotik maritim dan mempercepat ratifikasi International Convention on Arrest of Ships

1999 dan menyiapkan rancangan undang-undang atas penangkapan kapal sesuai dengan praktek yang

berlaku di Indonesia (d) mengembangkan industri galangan kapal nasional melalui berbagai macam

insentif dan (e) mendorong pemerintah daerah dan swasta untuk mengembangkan pusat pelatihan dan

pendidikan untuk awak kapal yang sesuai dengan standar IMO.

166

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Implementasi Prinsip Cabotage

KM 71 mengatur jadwal mengenai pelayaran domestik oleh kapal berbendera Indonesia. KM 71

mendefinisikan berbagai macam kategori barang dan menyediakan jadwal penerapannya atas

pengangkutan berbagai macam kategori barang yang diangkut dalam perairan domestik menggunakan

kapal berbendera Indonesia dengan kategori sebagai berikut:

(1) transportasi atas barang yang menggunakan peti kemas – 18 Nopember 2005

(2) transportasi muatan/kargo umum tanpa menggunakan peti kemas – 18 Nopember 2005

(3) transportasi kayu dan produk primer, semen, pupul dan beras – 18 Nopember 2005

(4) transportasi minyak kelapa sawit (“CPO” – Crude Palm Oil), produk kuari dan pertambangan, biji-

bijian, sayuran, buah-buahan dan ikan segar – paling lambat tanggal 1 Januari 2008

(5) transportasi muatan cair dan kimia dan produk biji-bijian hasil pertanian – paling lambat tanggal 1

Januari 2009

(6) transportasi minyak dan gas alam – paling lambat 1 Januari 2010

(7) transportasi batubara – sesuai dengan berakhirnya kontrak yang ada dan paling lambat tanggal 1

Januari 2010

KM 71 juga mengatur mengenai transportasi untuk mendukung kegiatan hulu dan hilir atas minyak dan

gas yang harus dilakukan oleh kapal berbendera Indonesia paling lambat 1 Januari 2011.

Ratifikasi International Convention on Maritim Liens and Mortgages tahun 1993

Sesuai dengan Peraturan Presiden No. 44 tahun 2005 tertanggal 8 Juli 2005, negara Republik Indonesia

meratifikasi International Convention on Maritim Liens and Mortgages tahun 1993. Departemen

Perhubungan telah menyerahkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia sebuah rancangan

undang-undang yang baru mengenai agunan dan hipotik maritime untuk mengamandemen peraturan

yang berlaku di Indonesia sehubungan dengan ratifikasi konvensi tersebut oleh negara Republik Indonesia

tetap, pada saat ini, belum ada jadwal yang jelas mengenai penetapan undang-undang yang baru tersebut.

Investasi Asing pada Industri Pelayaran Indonesia

Pemerintah Indonesia secara periodik mengeluarkan apa yang dinamakan dengan Daftar Negatif Investasi

(“DNI”). DNI merinci investasi domestik dan asing yang dilarang atau dibatasi, pada dasarnya, bidang

yang tidak disebutkan dalam DNI terbuka untuk investasi asing maupun domestik. DNI yang berlaku

mencantumkan bahwa Pelayaran Rakyat (perusahaan yang bergerak dalam cabotage menggunakan

kapal tradisional) tertutup untuk investasi asing. Perusahaan pelayaran lain secara umum terbuka untuk

investasi asing dan sebelum Agustus 2005, asing diperbolehkan untuk memiliki sebanyak-banyaknya

95% dari satu perusahaan investasi asing tanpa ada persyaratan lanjutan mengenai pengurangan

kepemilikan.

Pada bulan Agustus 2005, Direktur Jenderal Perhubungan Laut dari Departemen Perhubungan

(“Dephubla”) menyampaikan kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (“BKPM”) bahwa, dimasa

mendatang, Dephubla tidak akan mengeluarkan ijin pelayaran (atau SIUPAL) kepada perusahaan

pelayaran asing (perusahaan yang dibentuk dalam kerangkan Undang-undang No. 1 tahun 1967 tentang

Penanaman Modal Asing) jika lebih dari 49% kepemilikan perusahaan tersebut dipegang oleh pihak

asing. Dengan demikian, sesuai dengan peraturan yang berlaku, perusahaan asing tidak diperkenankan

memiliki lebih dari 49% kepemilikan dalam sebuah perusahaan penanaman modal asing. Perseroan

bukan merupakan perusahaan penanaman modal asing dan oleh sebab itu tidak tunduk kepada kebijakan

tersebut.

Peraturan Menteri Perhubungan No. KM.26 tahun 2006

Pada tanggal 30 Mei 2006, Menteri Perhubungan mengeluarkan Peraturan No. KM 26 tahun 2006 (“KM

26”) mengenai Penyederhanaan Sistem dan Prosedur untuk Penyediaan Kapal dan Penggunaan/

Perubahan Bendera Kapal. KM 26 mengganti Keputusan Menteri Perhubungan No. KM14 tahun 1996

mengenai Penyederhanaan Prosedur Pengadaan dan Pendaftaran Kapal dan amandemen-amandemen

berikutnya.

167

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Sehubungan dengan KM 26/2006, kapal yang dapat terdaftar dengan bendera Indonesia adalah (i)

mempunyai volume GT 7 atau lebih dan (ii) kepemilikan sahamnya dimiliki oleh warga negara atau

entitas Indonesia. Permintaan pendaftaran dapat dilakukan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut atau melalu kantor kepala pelabuhan di pelabuhan laut tertentu diseluruh Indonesia termasuk Jakarta,

Surabaya dan Batam.

Persyaratan Keamanan dan Perawatan dalam Hukum Indonesia

Setiap kapal yang beroperasi di perairan Indonesia tunduk kepada peraturan keamanan yang berlaku di

Indonesia. Tiga sertifikasi utama yang wajib dimiliki dalam hukum pelayaran Indonesia yang diperlukan

untuk mengoperasikan kapal di perairan Indonesia, yaitu: (i) sertifikat keamanan kapal, (ii) sertifikat

keamanan radio, dan (iii) sertifikat garis muat (load line).

Dalam hubungannya dengan penerapan persyaratan keamanan dan perawatan, inspektur perairan

Indonesia berwenang untuk melakukan survei yang diperlukan atau inspeksi kapal, termasuk sebagai

berikut:

(a) Survei pertama dilakukan terhadap kapal baru di galangan kapal atau untuk perubahan bendera

dari kapal berbendera asing ke kapal berbendera Indonesia;

(b) Survei tahunan;

(c) Surveipembaharuan dilakukan sekali dalam lima tahun;

(d) Survei interim dilakukan sekali setahun sampai sekali dalam lima tahun;

(e) Survei mendadak yang dilakukan diluar survei regular;

(f) Survei karena kapal rusak atau dalam perbaikan.

Indonesia menandatangani berbagai konvensi termasuk MARPOL dan SOLAS dan, dengan demikian

diatas persyaratan keamanan yang terdapat didalam Indonesian Shipping Ordinance tahun 1935,

persyaratan yang berlaku dalam konvensi internasional juga berlaku atas kapal yang berlayar di perairan

Indonesia.

Peraturan Mengenai Lingkungan

Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 46 tahun 1986 telah meratifikasi MARPOL dan melalui

Keputusan Presiden No. 52 tahun 1999 telah meratifikasi International Convention on Civil Liability for

Oil Pollution Damage, 1969 Protocol. Lebih lanjut untuk pelaksanaan atas konvensi-konvensi tersebut,

Menteri Perhubungan telah mengeluarkan Peraturan No. KM 4 tahun 2005 mengenai Pencegahan Polusi

dari Kapal dan Peraturan No. KM66 tahun 2005 mengenai Kegiatan Operasi Tanker Berlambung Tunggal.

Sebagai tambahan dari peraturan-peraturan tersebut, ada beberapa peraturan relevan lainnya yang

berhubungan dengan lingkungan yaitu:

1. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan

Laut;

2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45/MENLH/11/1996 tentang Program Pantai

Lestari;

3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 04/2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang;

4. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup No. 47 tahun 2001 tentang

Pedoman Pengukuran Kondisi Terumbu Karang;

5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004 tentang Kriteria Standar Kualitas Air Laut;

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 200 tahun 2004 mengenai Kriteria Baku Kerusakan dan

Pedoman Penentuan Status Padang Lamun;

7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman

Penentuan Kerusakan Mangrove.

168

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Peraturan-Peraturan Lain

The U.S. Oil Pollution Act of 1990 (”OPA”)

OPA membentuk sebuah regim peraturan dan kewajiban untuk melindungi dan membersihkan lingkungan

dari tumpahan minyak. OPA berdampak kepada semua pemilik dan operator kapal yang menuju atau

berlayar di perairan Amerika Serikat atau perairan yang berada diwilayah kekuasaanya termasuk wilayah

teritori Amerika Serikat dan zona ekonomi eksklusifnya sepanjang 200 mil laut.

Didalam OPA, pemilik kapal, operator dan penyewa kapal adalah pihak yang berkewajiban dan secara

sendiri atau bersama-sama bertanggung jawab, kecuali tumpahan merupakan semata-mata kesalahan

dari pihak ketiga (apabila pihak yang bertanggung jawab dapat menunjukkan bahwa ia telah melakukan

tindakan yang diperlukan untuk menghindari hal-hal merugikan yang mungkin terjadi atau kelalaian dari

pihak ketiga yang menyebabkan konsekuensi yang dapat dilihat sebelumnya) dan bencana atau perang,

untuk menanggung biaya pencegahan perluasan tumpahan, pembersihan dan kerusakan lain yang terjadi

atau mungkin terjadi akibat tumpahan minyak dari kapalnya. Apabila Perseroan untuk memiliki atau

menyewa satu atau lebih kapal tanker pembawa minyak mentah, Perseroan akan meningkatkan

perlindungan asuransi yang telah ada untuk kewajiban akibat polusi menjadi USD 1 miliar per kecelakaan.

Tumpahan yang sangat besar dapat mengakibatkan kerugian melebihi nilai pertanggungan yang ada

dan berdampak buruk terhadap Perseroan.

Singapore Prevention of Pollution of the Sea Act (”PPSA”)

PPSA mensahkan penerapan International Convention for the Prevention of Pollution from Ships tahun

1973, yang telah dimodifikasi dan ditambah dalam Protocol 1978, dan perjanjian internasional lainnya

sehubungan dengan pencegahan, pengurangan dan pengawasan terhadap polusi laut dan polusi dari

kapal. PPSA secara umum memberikan perlindungan terhadap lingkungan laut dan untuk pencegahan,

pengurangan dan pengawasan polusi laut dan polusi dari kapal, demikian juga hal-hal bersangkutan

lainnya.

Dalam Bagian III dari PPSA, pelanggar, awak kapal, pemilik kapal dan agen kapal dapat dituntut apabila

(i) terdapat buangan, sampah, barang limbah, plastik atau bahan polutan dalam kemasan dari kapal

yang berlayar di perairan Singapura; (ii) tumpahan atau buangan minyak atau campuran minyak dari

kapal Singapura atau kapal yang berlayar di perairan Singapura; atau (iii) pembuangan atau tumpahan

bahan kimia berbahaya atau campuran yang mengandung bahan kimia yang berbahaya yang merupakan

bahan atau campuran dari muatan atau bagian dari muatan kapalnya di perairan Singapura. Denda dari

pelanggaran-pelanggaran tersebut berbeda-beda dan pihak yang bersalah dapat dihukum dengan denda

atau kurungan atau kedua-duanya. Awak kapal, pemilik dan agen dapat dituntut atas pelanggaran

tersebut dan bertanggung jawab atas hukuman yang ditentukan. Selanjutnya dalam pasal 18 dari PPSA,

pemilik dari kapal yang kedapatan membuang benda apapun yang menyebabkan polusi akan dituntut

oleh lembaga yang berwenang untuk menanggung biaya atas tindakan yang diperlukan oleh otoritas

yang berwenang untuk membuang benda tersebut dan juga menanggung biaya untuk tindakan

pencegahan atau mengurangi kerusakan yang diakibatkannya.

Namun bukanlah pelanggaran apabila tindakan pembuangan tersebut diperlukan untuk (a) tujuan

keselamatan kapal dan menyelamatkan jiwa, atau (b) sebagai akibat dari kerusakan, selain daripada

kerusakan yang disengaja, terhadap kapal atau perlengkapannya, dan semua tindakan pencegahan

telah diambil setelah kerusakan itu terjadi atau pembuangan untuk pencegahan atau mengurangi

tumpahnya benda atau bahan yang telah disebutkan di paragraf di atas; atau (c) dalam keadaan (ii) dan

(iii) diatas, apabila pembuangan diperlukan untuk mencegah kejadian yang menimbulkan polusi tertentu

untuk mengurangi kerusakan dari polusi yang telah disetujui oleh otoritas yang berwenang, dan, dimana

pembuangan terjadi di jurisdiksi negara selain Singapura, dan disetujui oleh negara bersangkutan.

Sampai saat ini, Perseroan tidak sedang dalam pemeriksaan atau menerima panggilan pemeriksaan

atas pelanggaran dari peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

169

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Angka-angka ikhtisar data keuangan penting di bawah ini berasal dari dan atau dihitung berdasarkan

laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-

tanggal 31 Desember 2006, 2005, 2004, 2003 dan 2002, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik

Osman Ramli Satrio & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian (lihat Bab XV tentang Laporan

Auditor Independen dan Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan).

NERACA KONSOLIDASI

Uraian 2006 2005 2004 2003 2002

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

AKTIVA

Aktiva Lancar 1.972.476,6 2.008.839,3 1.134.830,9 590.811,0 466.523,2

Investasi Saham 224.237,8 244.560,2 1.587,1 2.319,4 2.277,1

Aktiva Tetap - Bersih 5.903.931,7 5.184.774,3 2.944.326,5 2.175.580,2 2.015.737,9

Aktiva Lain-lain 105.309,8 470.413,1 313.169,8 241.706,8 106.369,9

Jumlah Aktiva 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3 3.010.417,4 2.590.908,1

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban Jangka Pendek 1.286.463,3 1.375.452,4 873.961,8 297.810,9 320.567,1

Kewajiban Jangka Panjang 3.671.073,1 4.408.577,2 1.854.492,1 1.630.716,0 1.272.441,7

Hutang Lain-Lain 117.260,0 116.172,7 - - -

Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4 1.081.890,5 997.899,3

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 8.205.955,9 7.908.586,9 4.393.914,3 3.010.417,4 2.590.908,1

LAPORAN RUGI-LABA KONSOLIDASI

Uraian 2006 2005 2004 2003 2002

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Pendapatan Usaha 3.073.787,6 2.617.192,4 1.351.433,1 969.865,6 915.340,2

Beban Usaha 2.127.395,8 1.671.370,8 1.046.000,8 766.744,0 718.860,7

Laba Usaha 946.391,8 945.821,6 305.432,3 203.121,6 196.479,4

Laba Bersih 1.205.279,9 645.185,6 243.204,2 149.149,5 106.505,4

Laba Per Saham (dalam Rupiah penuh)

Dasar 303,0 159,0 64,0 40,0 29,0

Dilusian 268,0 145,0 62,0 37,0 27,0

Keterangan:

� Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham

yang beredar pada periode yang bersangkutan.

� Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham

biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

� Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar dan dilusian tahun

2004, 2003 dan 2002 telah disesuaikan untuk mencerminkan pengaruh dari pemecahan saham pada tahun 2004

dengan rasio 2:1.

170

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

RASIO-RASIO PENTING

Uraian 2006 2005 2004 2003 2002

RASIO PERTUMBUHAN (%)

Pendapatan Usaha 17,5 93,7 39,3 6,0 4,0

Laba Usaha 0,1 209,7 50,4 3,4 (31,6)

Laba Bersih 86,8 165,3 63,1 40,0 (5,6)

Jumlah Aktiva 3,8 81,3 45,9 16,2 (21,3)

Jumlah Kewajiban (1,0) 118,8 41,5 21, (27,9)

Ekuitas 55,9 20,6 53,9 8,4 (7,8)

RASIO USAHA (%)

Laba Usaha Terhadap Pendapatan Usaha 30,8 36,1 22,6 20,9 21,5

Laba Usaha Terhadap Rata-Rata Aktiva 11,8 15,4 8,3 7,3 6,7

Laba Usaha Terhadap Rata-Rata Ekuitas 36,8 51,5 22,2 19,5 18,9

Laba Bersih Terhadap Pendapatan Usaha 39,2 24,7 18,0 15,4 11,6

Laba Bersih Terhadap Rata-Rata Aktiva 15,0 10,5 6,6 5,3 3,6

Laba Bersih Terhadap Rata-Rata Ekuitas 46,9 35,1 17,7 14,3 10,2

RASIO KEUANGAN (%)

Jumlah Aktiva Lancar Terhadap Kewajiban Jangka Pendek 153,3 146,1 129,8 198,4 145,5

Jumlah Kewajiban Terhadap Jumlah Aktiva 61,8 74,6 62,1 64,1 61,5

Jumlah Kewajiban Terhadap Jumlah Ekuitas 162,1 293,8 163,8 178,3 159,6

171

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XI. EKUITAS

Tabel di bawah ini menggambarkan posisi ekuitas Perseroan dan Anak Perusahaan pada tanggal 31

Desember 2006, 2005 dan 2004 berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan dan Anak

Perusahaan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan dengan pendapat

wajar tanpa pengecualian (lihat Bab XV mengenai Laporan Auditor Independen dan Laporan Keuangan

Konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan).

31 Desember

Uraian 2006 2005 2004

Rp juta Rp juta Rp juta

Modal Dasar 917.280,0 917.280,0 917.280,0

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 259.848,3 259.825,9 259.024,1

Agio Saham 524.840,2 409.095,3 407.972,8

Selisih Kurs Karena Penjabaran Laporan Keuangan 75.251,6 300.515,9 183.605,5

Laba yang belum direalisasi dari pemilikan efek 612,3 454,7 57,4

Saldo Laba 2.520.931,0 1.397.906,8 814.800,6

Saham Diperoleh Kembali (250.323,9) (359.414,0) -

Jumlah Ekuitas 3.131.159,5 2.008.384,6 1.665.460,4

Tahun 2004

Pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu sebanyak 305.760.000 saham dan 61.152.000 waran dengan harga pelaksanaan

Rp. 1.200 per saham Jangka waktu pelaksanaan waran mulai tanggal 16 Juli 1998 sampai dengan

20 Januari 2003. Berdasarkan Addendum Pernyataan Penerbitan Waran sebagaimana tercantum dalam

akta No. 32 tanggal 17 oktober 2001 dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., LLM, Notaris di Jakarta,

Perusahaan memutuskan untuk menambah jangka waktu waran selama 5 (lima) tahun sehingga akan

berakhir pada tanggal 18 Januari 2008.

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II:

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 17, tanggal 13 April 2004 yang dibuat dihadapan

Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan

menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 2.068.092.468

lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 258.511.558.500 menjadi sebanyak

2.070.756.588 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 258.844.573.500.

� Sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 14, tanggal 23 Nopember 2004 yang dibuat

oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan

memutuskan untuk menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula

sebanyak 4.141.513.176 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah

Rp 258.844.573.500 menjadi 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya

sebesar Rp 259.022.686.000.

Pada tanggal 6 Mei 2004, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar

Biasa No. 8 yang dibuat di hadapan Amrul Partomuan Poha, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para

pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari

semula Rp 125 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp 62,5 untuk setiap saham.

Tahun 2005

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta

Perubahan Anggaran Dasar No. 1, tanggal 23 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan,

S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan modal

ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.144.362.976 lembar saham atau dengan nilai

nominal seluruhnya sebesar Rp 259.022.686.500 menjadi sebanyak 4.155.557.376 lembar saham atau

dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.722.336.000.

172

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pada tanggal 18 Mei 2005, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat Umum Para Pemegang Saham Luar

Biasa No. 18 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, para

pemegang saham Perseroan memutuskan menyetujui pengubahan nilai nominal saham Perseroan dari

semula Rp.62,50 untuk setiap saham menjadi sebesar Rp.31,25 (tiga puluh satu koma dua puluh lima

Rupiah) untuk setiap saham. Jangka waktu pelaksanaan pengubahan nilai nominal saham tersebut

adalah 1 (satu) tahun, yaitu sampai dengan tanggal 18 Mei 2006. Jangka waktu pelaksanaan ini

diperpanjang menjadi sampai dengan tanggal 30 Juni 2007, sesuai dengan Akta Berita Acara Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 47 tanggal 31 Mei 2006 yang dibuat oleh Amrul Partomuan

Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, dengan mempertimbangkan pergerakan harga saham yang paling

menguntungkan bagi Perseroan. Namun apabila menurut pandangan Direksi dan/atau Komisari Perseroan

pergerakan harga saham tidak menguntungkan bagi Perseroan, maka pemecahan nilai nominal saham

Perseroan tersebut tidak akan dilaksanakan.

Tanggal 24 Nopember 2005, sesuai dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 3 yang dibuat oleh

Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan untuk

menyetujui peningkatan modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.155.557.376

lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya berjumlah Rp.259.722.336.000 menjadi

4.156.608.996 lembar saham atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp.259.788.062.250.

Tahun 2006

Sehubungan dengan pelaksanaan waran hasil Penawaran Umum Terbatas II, sesuai dengan Akta

Perubahan Anggaran Dasar No. 18, tanggal 16 Mei 2005 yang dibuat dihadapan Amrul Partomuan

Pohan, S.H., LL.M, Notaris di Jakarta, Dewan Komisaris Perseroan memutuskan menyetujui peningkatan

modal ditempatkan/disetor Perseroan dari semula sebanyak 4.156.608.996 lembar saham atau dengan

nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.788.062.250 menjadi sebanyak 4.157.572.436 lembar saham

atau dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 259.848.277.250.

173

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XII. PERPAJAKAN

Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Sukuk Ijarah yang diterima atau diperoleh

Pemegang Pemegang Sukuk Ijarah diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan

yang berlaku di Indonesia

Pemegang Sukuk Ijarah perlu memperhatikan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia, khususnya

Peraturan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2002 tanggal 23 Maret 2002 tentang

Pajak Penghasilan Atas Bunga dan Diskonto Obligasi Yang Diperdagangkan Dan/Atau Dilaporkan

Perdagangannya di Bursa Efek dan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.121/KMK.03/

2002 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemotongan Pajak Penghasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi

yang Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek, penghasilan yang diterima atau diperoleh

perdagangannya di Bursa Efek dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar:

� atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam

negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran

pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah

yang terkena pajak dihitung dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding

period) obligasi

� atas diskonto obligasi dengan kupon sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha

tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah yang terkena pajak

dihitung dari selisih lebih harga jual atau nominal di atas harga prolehan obligasi dan tidak termasuk

bunga berjalan (accured interest)

� atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar 20% bagi Wajib Pajak dalam negeri

dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran

Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah

yang terkena pajak dihitung dari selisih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi.

Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto obligasi yang

diterima atau diperoleh Wajib Pajak;

1. Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia;

2. Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

3. Reksadana yang terdaftar pada BAPEPAM selama 5 tahun sejak pendirian perusahaan atau

pemberian izin usaha

Pemotongan Pajak Penghasilan atas bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan diluar Bursa

dan tidak dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek, tetap dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan

sebagaimana berdasarkan pasal 23 atau pasal 26 Undang-Undang Pajak Penghasilan.

CALON PEMBELI SUKUK IJARAH DALAM PENAWARAN UMUM INI ATAS BIAYANYA SENDIRI

DIHARAPKAN UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAKNYA MASING-MASING

MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN

PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN SUKUK IJARAH YANG DIBELI MELALUI

PENAWARAN UMUM INI.

174

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XIII. PENJAMINAN EMISI SUKUK IJARAH

Berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk

Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 8 tanggal 1 Mei 2007 dan Addendum Perjanjian Penjaminan

Emisi Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 17 tanggal 7 Juni 2007, yang dibuat di hadapan

Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah yang namanya tercantum di

bawah ini, telah menyetujui untuk menawarkan kepada masyarakat “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker

Tahun 2007” sebesar bagian penjaminannya masing-masing atas dasar kesanggupan penuh (full

commitment) dengan nilai keseluruhan sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah).

Perjanjian ini merupakan perjanjian lengkap, yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah

dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian ini dan setelah ini tidak ada perjanjian

lain yang dibuat oleh pada pihak yang isinya bertentangan dengan perjanjian ini.

Susunan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek adalah sebagai berikut:

Penjamin Pelaksana Emisi Efek Jumlah Penjaminan (Rp) Persentase (%)

1. PT DANATAMA MAKMUR 82.000.000.000 41,00

2. PT ANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITAS 79.000.000.000 39,50

3. PT HSBC SECURITIES INDONESIA 28.000.000.000 14,00

SUB TOTAL 189.000.000.000 94,50

Penjamin Pelaksana Emisi Efek Jumlah Penjaminan (Rp) Persentase (%)

1. PT MEGA CAPITAL INDONESIA 5.000.000.000 2,50

2. PT ASJAYA INDOSURYA 1.000.000.000 0,50

3. PT INDOMITRA SECURITIES 5.000.000.000 2,50

SUB TOTAL 11.000.000.000 5,50

TOTAL PENJAMINAN EMISI SUKUK 200.000.000.000 100,00

Selanjutnya para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah ini telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-

masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka

Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua

BAPEPAM No. Kep-48/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 yang diubah dengan Keputusan Ketua

BAPEPAM No. Kep-45/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000.

Para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan

Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang

No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

175

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Auditor Independen:

Osman Ramli Satrio & Rekan

Anggota dari Deloitte Touche Tohmatsu

Wisma Antara Lt. 12

Jl. Medan Merdeka Selatan 17

Jakarta 10110

Fungsi utama Auditor Independen dalam Penawaran Umum ini adalah untuk melaksanakan audit

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut

mengharuskan Auditor Independen merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan

yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material dan bertanggung jawab atas

pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diaudit. Audit yang dilakukan oleh Auditor

Independen meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan

pengungkapan dalam laporan keuangan. Juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan

dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan

secara keseluruhan. Auditor Independen bertanggung-jawab atas pendapat mengenai kewajaran dari

laporan keuangan Perseroan.

Notaris:

Robert Purba, S.H.

Taman Mahkota Mutiara Blok A1 No. 22

Jl. Husein Sastranegara Benda –Tangerang

Jakarta

Fungsi utama Notaris dalam rangka Penawaran Umum ini adalah membuat akta-akta perjanjian seperti

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah antara Perseroan dengan Wali Amanat, Perjanjian Penjaminan

Emisi Sukuk Ijarah antara Perseroan dengan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah serta bertanggung-jawab

atas sahnya akta-akta yang dibuat.

Konsultan Hukum:

William, Effendi & Co. Law Office

Jl. Blora No. 31, Menteng

Jakarta 10310

Sesuai dengan standar profesi dan Undang-Undang Pasar Modal yang berlaku, ruang lingkup tugas

Konsultan Hukum dalam rangka Penawaran Umum ini adalah melakukan penelaahan secara cermat

dan seksama atas segala aspek hukum Perseroan serta memberikan pendapat dari segi hukum yang

obyektif atas Perseroan. Pemeriksaan aspek hukum atas Perseroan ini dilakukan dalam rangka

pelaksanaan prinsip keterbukaan sehingga memberikan informasi kepada masyarakat dan mendukung

pernyataan serta informasi yang dimuat dalam prospektus, khususnya yang berkaitan dengan hukum.

Konsultan hukum bertanggung-jawab atas pendapat yang diberikan mengenai aspek hukum.

176

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Wali Amanat:

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Plaza Mandiri Lt. 1, West Wing

Jl. Jend. Gatot Subroto kav. 36-38

Jakarta 12190

Tugas utama Wali Amanat adalah mewakili kepentingan dan bertindak atas nama Pemegang Sukuk

Ijarah baik di dalam maupun di luar pengadilan mengenai hak-hak Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan

syarat-syarat emisi Sukuk Ijarah dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal menyatakan tidak terafiliasi dengan Perseroan baik secara

langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995

tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang bertindak sebagai Wali Amanat tidak memiliki fasilitas kredit dengan

Perseroan.

Wali Amanat menyatakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan perwaliamanatan sehubungan dengan

Sukuk Ijarah, Wali Amanat memiliki penanggung jawab atas kegiatan tersebut yang mengerti kegiatan-

kegiatan yang bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal.

177

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

178

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Halaman ini sengaja dikosongkan

179

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

180

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

181

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

182

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

183

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

184

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

185

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

186

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

187

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

188

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

189

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

190

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

191

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

192

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

193

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

194

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

195

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

196

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

197

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

198

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

199

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

200

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

201

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

202

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

203

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

204

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

205

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

206

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

207

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

208

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

209

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XVI. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN

KEUANGAN KONSOLIDASI PERSEROAN DAN ANAK

PERUSAHAAN

210

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Halaman ini sengaja dikosongkan

211

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

212

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

213

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

214

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

215

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

216

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

217

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

218

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

219

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

220

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

221

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

222

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

223

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

224

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

225

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

226

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

227

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

228

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

229

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

230

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

231

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

232

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

233

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

234

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

235

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

236

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

237

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

238

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

239

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

240

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

241

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

242

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

243

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

244

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

245

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

246

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

247

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

248

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

249

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

250

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

251

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

252

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

253

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

254

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

255

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

256

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

257

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

258

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

259

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

260

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

261

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

262

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

263

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

264

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

265

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

266

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

267

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

268

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

269

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

270

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

271

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

272

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

273

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

274

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

275

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

276

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

277

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

278

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

279

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

280

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

281

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

282

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

283

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XVII. KETERANGAN TENTANG SUKUK IJARAH

1. UMUM

Sukuk Ijarah dengan jumlah Sisa Imbalan Ijarah sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah)

yang saat ini ditawarkan bernama “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007”, dan diterbitkan

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Penjelasan tentang Sukuk Ijarah yang akan diuraikan ini menggunakan definisi yang tercantum dalam

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah yang merupakan ringkasan dari ketentuan dan persyaratan

pokok dari Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan bukan merupakan salinan dari seluruh ketentuan

dan persyaratan yang dimuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Sukuk Ijarah telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah Pada Penitipan

Kolektif dengan memperhatikan ketentuan di bidang Pasar Modal dan ketentuan KSEI yang berlaku.

Sukuk Ijarah diterbitkan tanpa warkat kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan untuk

didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti hutang untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah melalui

Pemegang Rekening.

Sukuk Ijarah ini memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun dengan Cicilan Imbalan Ijarah yang dibayarkan

setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Emisi pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Pembayaran

Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah akan dibayarkan

oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui

Pemegang Rekening sesuai dengan persyaratan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran.

Bukti kepemilikan Sukuk Ijarah bagi Pemegang Sukuk Ijarah adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan

oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek kepada Pemegang

Sukuk Ijarah. Konfirmasi tertulis tersebut tidak dapat dialihkan atau diperdagangkan.

Hak kepemilikan Sukuk Ijarah beralih dengan pemindahbukuan Sukuk Ijarah dari satu Rekening Efek ke

Rekening Efek lainnya. Perseroan, Wali Amanat dan Agen Pembayaran memperlakukan setiap Pemegang

Sukuk Ijarah sebagai Pemegang Sukuk Ijarah yang sah sebagaimana dibuktikan dalam Konfirmasi Tertulis

dalam hubungannya untuk menerima Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, pembayaran Cicilan

Imbalan Ijarah dan hak-hak lainnya yang berhubungan dengan Sukuk Ijarah. Satuan jumlah Sukuk Ijarah

yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya

adalah senilai Rp1 (satu Rupiah) dan kelipatannya.

Penarikan Sukuk Ijarah dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan ke Rekening

Efek lainnya. Penarikan Sukuk Ijarah ke luar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat

Sukuk Ijarah tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah dalam

Penitipan Kolektif KSEI atas permintaan Perseroan dan Wali Amanat dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal dan keputusan RUPSI.

2. STRUKTUR SUKUK IJARAH

Jenis Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang diterbitkan oleh

Perseroan untuk didaftarkan atas nama KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Sukuk Ijarah

di KSEI sebagai bukti kewajiban pembayaran Imbalan Ijarah untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah

melalui Pemegang Rekening dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan di bidang Pasar Modal.

284

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Skema Sukuk Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah)

Berikut adalah skema Sukuk Ijarah:

Penjelasan skema Ijarah (Ringkasan Akad Ijarah dan Akad Wakalah) adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker

Tahun 2007 yang dilangsungkan antara Perseroan dan Pemegang Sukuk Ijarah yang diwakili oleh

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Wali Amanat Sukuk”), Perseroan telah mengalihkan manfaat atas

Kapal Tanker FPSO (floating production storage off loading) dengan nama FPSO Brotojoyo yang

saat ini disewa oleh Joint Operation Body Pertamina dan Petro China yang dimiliki oleh Perseroan

baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Anak Perusahaan Perseroan dengan spesifikasi

antara lain sebagai berikut: panjang 194 meter, lebar 38 meter, ukuran dalam terbesar ditengah

kapal hingga Geladak Teratas 18,60 meter, Tonasa kotor (GT) 37.987 dan Tonase bersih (NT) 15.407.

Kelaikan kapal ini telah disertifikasi oleh Det Norske Veritas, Norwegia dan Direktur Perkapalan dan

Kepelautan, Direktur Jendral Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan Republik Indonesia.

Kapal dibuat tahun 1980 oleh galangan kapal Mitsui Engineering and Shipbuilding Co., Ltd., Jepang.

sebagaimana tercantum dalam Akad Ijarah sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah

Berlian Laju Tanker Tahun 2007 (selanjutnya disebut “Akad Ijarah” dan manfaat atas kapal tersebut

selanjutnya disebut “Obyek Ijarah”) kepada Pemegang Sukuk Ijarah untuk jangka waktu 5 (lima)

tahun terhitung sejak tanggal diterbitkannya Sukuk Ijarah dengan nilai pengalihan Obyek Ijarah

sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah) atau sejumlah Sisa Imbalan Ijarah.

Selain mengatur mengenai pengalihan manfaat ijarah, Akad Ijarah juga mengatur bahwa Perseroan

menjamin kepemilikan kapal serta berfungsinya kapal yang manfaatnya menjadi Obyek Ijarah dan

kondisinya, menjamin dan membebaskan Pemegang Sukuk Ijarah dari segala tuntutan pihak lain

hak atas Obyek Ijarah tersebut, menjamin atas risiko kondisi-kondisi tertentu atau kehilangan atau

turunnya nilai pengalihan manfaat ijarah, dan menjamin tersedianya Obyek Ijarah pengganti dalam

kondisi-kondisi tertentu. Akad Ijarah juga mengatur mengenai prosedur penggantian atau

penambahan Obyek Ijarah, dimana Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam

waktu 30 (tiga puluh) Hari Kerja sebelum mengajukan Obyek Ijarah Pengganti atau Obyek Ijarah

Tambahan sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Nilai Obyek

Ijarah Pengganti harus sama dengan jumlah Obyek Ijarah yang telah diserahkan sebelumnya atau

nilai Obyek Ijarah Tambahan harus sama dengan nilai penurunan Obyek Ijarah.

Akad Ijarah dapat diakhiri dengan ketentuan: (i) atas kesepakatan Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk (ii) dengan dilakukannya pelunasan lebih awal atas seluruh jumlah Sisa Imbalan Ijarah (iii)

berdasarkan cara-cara yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah. Akad

Ijarah berakhir dengan sendirinya bilamana junlah Sisa Imbalan Ijarah telah dibayar seluruhnya

oleh Perseroan.

Investor/Pemegang Sukuk Ijarah

KAPAL FPSO BROTOJOYO

Pemakai/Penyewa Kapal

PERSEROAN

285

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

2. Selanjutnya, berdasarkan Akad Wakalah yang dilangsungkan antara Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk, Pemegang Sukuk Ijarah selaku Muwakkil (penerima Obyek Ijarah), memberikan kuasa khusus

kepada Perseroan sebagai Wakil untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Membuat dan melangsungkan serta memperpanjang perjanjian atau kontrak dengan pihak

ketiga, dalam hal ini para pelanggan Perseroan sebagai pemakai/penyewa kapal untuk

kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah sebagai penerima Obyek Ijarah berdasarkan Akad Ijarah

dan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan apabila diperlukan membuat perubahan

atas perjanjian atau kontrak yang sudah ditandatangani oleh Wakil dan pihak ketiga tersebut

sepanjang perubahan tersebut sesuai dengan praktek industri yang berlaku umum dan wajar;

dan

b. Mewakili segala kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah (Muwakkil) dalam rangka pelaksanaan

perjanjian dengan pihak ketiga sebagai pemakai/penyewa kapal, termasuk akan tetapi tidak

terbatas untuk melakukan penagihan dan tanpa mengesampingkan ketentuan dalam Akad

Wakalah menerima seluruh hasil pemanfaatan kapal dari pihak ketiga; dan

c. Mewakili kepentingan Muwakil dalam mencari pengganti pihak ketiga untuk memanfaatkan

kapal.

Selain itu di dalam Akad Wakalah Perseroan sebagai Wakil berjanji untuk membayar Cicilan Imbalan

Ijarah kepada Pemegang Sukuk Ijarah sesuai dengan nilai dan tata cara pembayaran yang diatur

dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Jumlah Nominal Sukuk Ijarah (“Sisa Imbalan Ijarah”) dan Satuan Pemindahbukuan

Jumlah Sisa Imbalan Ijarah pada Tanggal Emisi sebesar Rp200.000.000.000 (dua ratus miliar Rupiah),

dengan satuan jumlah Sukuk Ijarah yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening

Efek ke Rekening Efek lainnya (Satuan Pemindahbukuan) senilai Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.

Harga Penawaran

Sukuk Ijarah ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah, dengan

jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi.

Cicilan Imbalan Ijarah

Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Agen

Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah. Sukuk Ijarah ini memberikan Cicilan

Imbalan Ijarah sebesar Rp20.600.000.000 (dua puluh miliar enam ratus juta Rupiah) per tahun yang

dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan pada tanggal-tanggal dimana Cicilan Imbalan Ijarah pertama dibayarkan

pada tanggal 3 Oktober 2007 sedangkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah terakhir adalah pada tanggal

5 Juli 2012.

286

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tanggal-tanggal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah sebagai berikut:

Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah

Cicilan Imbalan Ijarah ke 1 5 Oktober 2007

Cicilan Imbalan Ijarah ke 2 5 Januari 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 3 5 April 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 4 5 Juli 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 5 5 Oktober 2008

Cicilan Imbalan Ijarah ke 6 5 Januari 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 7 5 April 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 8 5 Juli 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 9 5 Oktober 2009

Cicilan Imbalan Ijarah ke 10 5 Januari 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 11 5 April 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 12 5 Juli 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 13 5 Oktober 2010

Cicilan Imbalan Ijarah ke 14 5 Januari 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 15 5 April 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 16 5 Juli 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 17 5 Oktober 2011

Cicilan Imbalan Ijarah ke 18 5 Januari 2012

Cicilan Imbalan Ijarah ke 19 5 April 2012

Cicilan Imbalan Ijarah ke 20 5 Juli 2012

3. JAMINAN

Sukuk Ijarah ini tidak dijamin dengan agunan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun. Seluruh

kekayaan Perseroan, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak, baik yang telah ada maupun

yang akan ada dikemudian hari menjadi jaminan atas Sukuk Ijarah ini kecuali hak-hak kreditur Perseroan

yang dijamin secara khusus dengan kekayaan Perseroan yang telah ada maupun yang akan ada, sesuai

pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia. Hak Pemegang Sukuk Ijarah

adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang

maupun di kemudian hari.

4. DANA PELUNASAN SUKUK IJARAH (SINKING FUND)

Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Sukuk Ijarah ini.

5. PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN PERSEROAN

5.1. Sebelum dibayarkannya seluruh Cicilan Imbalan Ijarah dan Sisa Imbalan Ijarah menurut ketentuan

Perjanjian Perwaliamatan Sukuk Ijarah, Perseroan berjanji dan mengikat diri, bahwa Perseroan

tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut tanpa ijin tertulis Wali Amanat dimana izin tersebut

tidak akan ditolak tanpa alasan yang jelas oleh Wali Amanat.

- Apabila dalam 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah permohonan ijin tersebut diterima oleh Wali

Amanat tidak ada tanggapan dari Wali Amanat maka dianggap disetujui dan apabila Wali Amanat

mensyaratkan tambahan dokumen maka jawaban Wali Amanat selambat-lambatnya

10 (sepuluh) Hari Kerja setelah kelengkapan dokumen diterima oleh Wali Amanat.

- Apabila dalam 10 hari kerja setelah persyaratan tambahan dokumen diterima lengkap oleh

Wali Amanat, ternyata tidak ada tanggapan dari Wali Amanat, maka dianggap setuju.

a. menjaminkan dan atau menggadaikan sebagian besar (dalam arti melebihi 50% (limapuluh

persen) dari jumlah kekayaan konsolidasi Perseroan dan Anak Perusahaan Perseroan

berdasarkan laporan triwulanan terakhir ketika jaminan atau gadai tersebut diberikan)

maupun seluruh harta kekayaan Perseroan dan mengijinkan atau memberikan persetujuan

kepada Anak Perusahaan untuk menjaminkan dan atau menggadaikan sebagian besar

maupun seluruh harta kekayaan Anak Perusahaan, baik yang telah ada maupun yang

ada dikemudian hari, kecuali:

287

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

i. agunan atau jaminan tersebut telah diberikan sebelum ditandatanganinya Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;

ii. agunan atau jaminan yang diberikan oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan

Perseroan dimana manfaat yang diperoleh atas pemberian agunan atau jaminan

tersebut digunakan untuk kepentingan Perseroan dan atau Anak Perusahaan

Perseroan dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan dan atau Anak Perusahaan

Perseroan.

iii. izin atau persetujuan kepada Anak Perusahaan untuk menjaminkan dan/atau

menggadaikan sebagian besar ataupun seluruh harta kekayaan Anak Perusahaan

dengan ketentuan izin/atau Persetujuan tersebut nilainya tidak melebihi 50% (lima

puluh persen) dari jumlah konsolidasi. Kekayaan Perseroan dan Anak Perusahaan

selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir

ketika izin/persetujuan tersebut diberikan.

b. Memberikan dan atau mengijinkan Anak Perusahaan untuk memberikan jaminan kepada

Pihak Lain (penanggungan) atas kewajiban Pihak Lain tersebut kecuali: memberikan atau

mengizinkan Anak Perusahaan untuk memberikan jaminan kepada Perseroan dan Anak

Perusahaan yang dimiliki oleh Perseroan dengan persentase kepemilikan berapapun juga

dengan ketentuan izin atau persetujuan tersebut nilai jaminannya tidak melebihi 50% (lima

puluh persen) dari jumlah konsolidasi kekayaan Perseroan dan atau Anak Perusahaan

Perseroan selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan

terakhir ketika izin/persetujuan tersebut diberikan.

c. Membuat hutang baru yang tidak dijamin dengan aktiva Perseroan diluar dari hutang dalam

rangka kegiatan sehari-hari Perseroan (ex hutang dagang) secara langsung maupun tidak

langsung untuk:

i. pembayaran kembali pinjaman subordinasi, kecuali apabila pinjaman baru tersebut

mempunyai kedudukan subordinasi terhadap Sukuk Ijarah; atau

ii. tujuan lain kecuali apabila hutang tersebut mempunyai kedudukan paripassu dengan

Sukuk Ijarah, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 6.2 (i).

d. Mengadakan dan atau mengijinkan Anak Perusahaannya melakukan penggabungan,

konsolidasi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan dan Anak

Perusahaannya dan atau akuisisi yang secara material akan mempunyai akibat negatif

terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan atau Anak Perusahaan kecuali hal-hal

tersebut dilakukan dengan ketentuan bahwa semua syarat dan kondisi Sukuk Ijarah dalam

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku

dan mengikat sepenuhnya kepada perusahaan penerus (surviving company). Dalam hal

Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, seluruh kewajiban Sukuk Ijarah,

tersebut dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus dan perusahaan penerus

tersebut harus memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban Sukuk Ijarah.

e. Mengadakan perubahan Kegiatan Usaha yang berbeda dari usaha inti Perseroan.

f. Menjual, memindahkan, memberikan opsi, waran, atau hak untuk membeli atau

mendapatkan saham Anak Perusahaan yang menyebabkan Perseroan kehilangan hak

pengendalian atas Anak Perusahaan tersebut kecuali jika dilaksanakan atas dasar harga

pasar yang wajar atau pelepasan hak sehubungan dengan penawaran umum saham Anak

Perusahaan.

g. Melakukan penjualan atau pengalihan aktiva yang nilainya melebihi 25% (duapuluh lima

persen) dari jumlah konsolidasi kekayaan Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan

selama jangka waktu Sukuk Ijarah berdasarkan laporan keuangan triwulanan terakhir

ketika penjualan atau pengalihan tersebut diberikan.

288

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

h. Memberikan atau mengijinkan Anak Perusahaan memberikan pinjaman kepada atau

melakukan investasi pada Pihak Lain, kecuali dilakukan sehubungan dengan kegiatan

usahanya sehari-hari atau sehubungan dengan pembangunan fasilitas usaha Perseroan

dan atau Anak Perusahaan yang bersangkutan.

i. Mengeluarkan Sukuk Ijarah dan atau instrumen lain yang sejenis yang mempunyai

kedudukan lebih tinggi dari Sukuk Ijarah.

j. Melakukan kegiatan usaha yag bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah antara lain:

1. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;

2. menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko

yang mengandung gharar dan atau masyir;

3. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan atau menyediakan:

a. barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi);

b. barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang

ditetapkan oleh DSN-MUI; dan atau

c. barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; dan atau

4. melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)

hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya,

kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI

5.2. Selama belum dilunasinya seluruh Imbalan Ijarah dan Cicilan Imbalan Ijarah, Perseroan berkewajiban

untuk:

a. Memenuhi semua ketentuan dalam Perjanjian Perwalimanatan Sukuk Ijarah dan Perjanjian

lainnya sehubungan dengan emisi Sukuk Ijarah ini.

b. Menyetorkan sejumlah uang yang diperlukan untuk pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah

dan atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang jatuh tempo yang harus sudah tersedia (in

good funds) paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum Tanggal Pembayaran Kembali Sisa

Imbalan Ijarah dan atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, dalam rekening KSEI

yang ada di bank pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran. Jumlah uang tersebut

disetorkan kepada Agen Pembayaran dan salinan bukti transfer harus diteruskan kepada Wali

Amanat Sukuk pada hari yang sama. Setelah Agen Pembayaran menerima sejumlah uang

untuk pembayaran Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah, maka Agen Pembayaran

wajib memberikan konfirmasi tertulis atas penerimaan dana tersebut kepada Perseroan dengan

tembusan kepada Wali Amanat Sukuk;

c. Apabila Perseroan lalai menyetorkan jumlah dana tersebut di atas maka atas kelalaian tersebut

Perseroan wajib membayar Kompensasi Kerugian Atas Keterlambatan sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

d. Memelihara sistem pembukuan dan pencatatan akuntansi berdasarkan prinsip akuntansi yang

secara umum diterapkan di Indonesia dan memelihara buku serta catatan-catatan lain yang

cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan hasil operasinya;

e. Memberikan kepada Wali Amanat keterangan dan penjelasan yang diminta secara wajar oleh

Wali Amanat mengenai hal-hal penting yang berkenaan dengan laporan berkala Perseroan

kepada Wali Amanat;

f. Tidak mengurangi modal dasar dan modal disetor Perseroan, kecuali telah disetujui oleh RUPS

Perseroan.

289

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

g. Menyampaikan kepada Wali Amanat laporan yang disyaratkan oleh peraturan perundang-

undangan di Pasar Modal yaitu:

(i). Laporan keuangan konsolidasi tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar

di BAPEPAM dan LK selambatnya 90 (sembilanpuluh) Hari setelah tanggal tahun buku

perusahaan berakhir.

(ii). Laporan Keuangan konsolidasi tengah tahunan selambatnya sebagai berikut:

- 45 (empat puluh lima) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir,

jika tidak disertai laporan akuntan, atau;

- 60 (enampuluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir, jika

disertai laporan akuntan dalam rangka penelaahan terbatas atau;

- 90 (sembilanpuluh) Hari setelah tanggal tengah tahunan buku perusahaan berakhir,

jika disertai laporan akuntan yang memberikan pendapat tentang kewajaran laporan

keuangan secara keseluruhan.

(iii). Laporan keuangan triwulan selambatnya 60 (enampuluh) Hari sejak tanggal akhir laporan

triwulan.

h. Memberitahukan secara tertulis setiap perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan atau laporan tentang perubahan

Anggaran Dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang

telah diterima baik oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik indonesia dan telah

di daftar di Daftar Perusahaan serta diumumkan dalam Berita Negara, hasil RUPS dan RUPSLB.

i. Memenuhi kewajiban keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi tahunan Perseroan

dan Anak Perusahaan terakhir yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdaftar di

BAPEPAM dan LK yaitu sebagai berikut:

(i) memelihara perbandingan antara kewajiban keuangan bersih dengan modal tidak lebih

dari 2,5 (dua koma lima) berbanding 1 (satu); kewajiban keuangan bersih berarti semua

kewajiban Perseroan yang menimbulkan kewajiban pembayaran bunga dan bagi hasil

antara lain: hutang bank, sewa guna usaha, hutang efek konversi, hutang efek dan

instrumen pinjaman lainnya dengan mengecualikan hutang usaha, hutang deviden dan

hutang pajak dikurangi dengan kas, deposito dan investasi yang dapat segera dijual

(marketable securities).

(ii) memelihara perbandingan antara laba sebelum bunga, pajak dan penyusutan/ amortisasi

dengan beban bunga yang disesuaikan (termasuk bunga yang dikapitalisasikan) tidak

kurang dari 2 (dua) berbanding 1 (satu).

(iii) memelihara agar setiap saat (nilai buku bersih dari aktiva tetap di tambah aktiva lancar)

dikurangi (hutang-hutang berjaminan ditambah kewajiban lancar ditambah hutang-hutang

tidak berjaminan diluar Imbalan Ijarah) tidak kurang dari Imbalan Ijarah.

j. Memelihara harta kekayaannya agar tetap dalam keadaan baik dengan persyaratan dan

ketentuan ketentuan sebagaimana dilakukan pada umumnya mengenai harta milik dan usaha

serupa, termasuk tetapi tidak terbatas dalam hal pengasuransian.

k. Memberitahukan secara tertulis kepada Wali Amanat dalam hal Perseroan melaksanakan

penjualan atau pengalihan aktiva dengan memperhatikan Pasal 6 ayat 1 (i) huruf g di atas.

l. Memberi ijin kepada Wali Amanat atau pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat untuk selama jam

kerja Perseroan memasuki gedung dan halaman yang dimiliki atau dikuasai Perseroan dan

untuk melakukan pemeriksaan atas buku, ijin dan catatan keuangan Perseroan sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku.

290

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

m. Menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah kepada KSEI, untuk kepentingan

Pemegang Sukuk Ijarah sebagai bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Sukuk Ijarah.

n. Melakukan pemeringkatan ulang atas Sukuk Ijarah yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat

yang terdaftar di BAPEPAM dan LK yaitu:

- Pemeringkatan atas Sukuk Ijarah yang dilakukan setiap tahun sekali selama jangka waktu

Sukuk Ijarah (pemeringkatan mana harus diajukan permohonannya kepada lembaga

pemeringkatan yang bersangkutan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum

berakhirnya masa berlaku hasil pemeringkatan sebelumnya);

- Atas permintaan BAPEPAM dan LK;

- Atas permintaan tertulis dari Wali Amanat dalam hal terjadinya peristiwa material pada

Perseroan yang dapat dibuktikan dan hal tersebut dapat mempengaruhi pemenuhan

kewajiban Perseroan terhadap Pemegang Sukuk Ijarah dan Perseroan menyampaikan

hasil pemeringkatan tersebut kepada Wali Amanat dan BAPEPAM dan LK selambat-

lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja setelah hasil pemeringkatan tersebut diperoleh Perseroan.

o. Mempertahankan hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah tidak lebih rendah dari hasil Pemeringkatan

pada saat Emisi Sukuk Ijarah. Apabila sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian

Laju Tanker II tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi

Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003 hasil pemeringkatan tersebut mengalami

penurunan sehingga hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh Pefindo menjadi lebih rendah dari

idBBB (triple B), atau apabila setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun

2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah

Berlian Laju Tanker Tahun 2003 hasil pemeringkatan tersebut mengalami penurunan sehingga

hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh Pefindo menjadi lebih rendah dari idA- (single A minus),

maka Perseroan berkewajiban memberikan Jaminan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jaminan dalam bentuk penyerahan hak milik secara fidusia atas tagihan piutang

(receivables) yang dimiliki oleh Perseroan baik secara langsung maupun secara tidak

langsung yaitu melalui Anak Perusahaan Perseroan dan berasal dari kegiatan usaha

tertentu dari Perseroan dan atau Anak PerusahaanPerseroan; sebagaimana sumber atau

asal dari tagihan piutang tersebut disepakati bersama oleh Perseroan dan Wali Amanat

Sukuk; dan atau

2. Jaminan berupa aktiva tetap dan/atau hipotek atas kapal yang dimiliki oleh Perseroan

baik secara langsung maupun secara tidak langsung yaitu melalui Anak Perusahaan

Perseroan; sebagaimana aktiva tetap atau kapal tersebut ditetapkan bersama oleh

Perseroan dan Wali Amanat Sukuk; dengan memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(i) selama jangka waktu Sukuk Ijarah, jaminan sebagaimana yang dimaksud dalam butir

1 dan 2 tersebut harus tetap mempunyai nilai minimal sebesar 110% (seratus sepuluh

persen) dari nilai Imbalan Ijarah;

(ii) jaminan sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dan 2 tersebut akan dilangsungkan

dengan persyaratan, ketentuan dan tata-cara yang lazim berlaku untuk tagihan piutang,

aktiva tetap dan kapal, sebagaimana yang dapat disetujui oleh Wali Amanat sepanjang

tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(iii) jaminan-jaminan tersebut telah diserahkan kepada Wali Amanat paling lambat dalam

waktu 60 (enam puluh) Hari sejak tanggal Perseroan menerima surat

permintaanPenyerahan jaminan dari Wali Amanat; dan atau

3. Jaminan dalam bentuk gadai atas rekening penampungan (escrow account) yang akan

menampung dana yang jumlahnya harus disediakan dan ditingkatkan oleh Perseroan

sebesar 10%(sepuluh persen) per tahun dari jumlah nilai Imbalan Ijarah, yang dihitung

sejak penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah id BBB (triple BBB) untuk jangka

waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003

dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah

Berlian Laju Tanker tahun 2003, dan penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah

idA- (single A minus) untuk jangka waktu Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi

291

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang

dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003, dengan memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

(i) penyetoran dana ke dalam rekening penampungan (escrow account) tersebut setiap

tahunnya akan dilakukan dalam 4 (empat) tahap, masing-masing sebesar 2,5 % (dua

koma lima persen) dari jumlah nominal Imbalan Ijarah, yaitu pertama kalinya 14 (empat

belas) Hari setelah terjadinya penurunan peringkat Sukuk Ijarah tersebut dan

selanjutnya berturut-turut setiap 3 (tiga) bulan berikutnya;

(ii) rekening penampungan (escrow account) tersebut dibuka atas nama Perseroan pada

bank yang disetujui bersama oleh Perseroan dan Wali Amanat;

(iii) apabila Perseroan terlambat menyetorkan dana ke dalam rekening penampungan

(escrow account) sebagaimana yang ditentukan dalam butir (i) diatas, maka Perseroan

dapat dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang termuat dalam Pasal 9

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;

(iv) penyerahan gadai atas rekening penampungan (escrow account) tersebut harus telah

diberikan oleh Perseroan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah penurunan

peringkat Sukuk Ijarah sebagaimana ditentukan dalam pasal 6.2 huruf o butir 3 terjadi;

(v) penyerahan gadai atas rekening penampungan (escrow account) tersebut dilakukan

dengan syarat batal, sehingga gadai tersebut menjadi batal dengan sendirinya menurut

hukum tanpa untuk itu diperlukan lagi suatu surat atau keputusan dari pihak yang

berwenang dalam bentuk apapun juga, namun semata-mata dengan adanya

kenyataan bahwa peringkat Sukuk Ijarah sesuai hasil pemeringkatan yang

dilaksanakan oleh PT PEFINDO telah naik menjadi berperingkat id BBB (triple B)

atau diatasnya untuk-untuk jangka waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi

Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang

dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003, dan peringkat Sukuk

Ijarah menjadi idA (single A minus) atau lebih untuk jangka waktu Sukuk Ijarah setelah

tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga

Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker

tahun 2003. (untuk selanjutnya baik jaminan berupa tagihan piutang, aktiva tetap,

kapal dan rekening penampungan sebagaimana dimaksud diatas dapat disebut juga

sebagai Jaminan).

p. Semua biaya yang diperlukan dalam rangka pembuatan akta Jaminan, pendaftaran Jaminan

dan eksekusi Jaminan serta biaya lainnya sehubungan dengan Jaminan tersebut menjadi

tanggungan dan harus dibayar oleh Perseroan.

q. Perseroan menjamin kepada Wali Amanat bahwa Jaminan yang diberikan sebagaimana

dimaksud diatas tidak terikat sebagai tanggungan untuk menjamin suatu hutang lain dan tidak

tersangkut dalam suatu perkara, karenanya baik sekarang maupun nanti pada waktunya Wali

Amanat tidak akan mendapat tuntutan dan atau gugatan dari pihak lain yang menyatakan turut

mempunyai hak atas Jaminan tersebut.

r. Perseroan tidak akan memindahtangankan, mengalihkan dan atau membebankan Jaminan

tersebut kepada pihak lain.

s. Perseroan dengan ini memberi kuasa penuhyang tidak dapat ditarik kembali kepada Wali Amanat

dengan hak substitusi untuk mewakili Perseroan dan bertindak untuk dan atas nama Perseroan

dalam melakukan segala tindakan hukum yang Perseroan sendiri sebagai pihak yang berhak

atas Jaminan tersebut dapat melakukannya dan yang dianggap perlu oleh Wali Amanat untuk

dilakukan guna kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah, tidak ada tindakan yang dikecualikan,

termasuk tetapi tidak terbatas pada pemberian instruksi kepada pihak yang berkepentingan

dan berwenang mengenai Jaminan, mengambil dan menerima, memindahkan dan memasukkan

Jaminan, menerima dan memberikan serta menandatangani semua surat, akta dan dokumen

lain yang berkenaan dengan jaminan dan rekening dalam bank yang bersangkutan, sejauh hal

tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

292

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

t. Perseroan wajib memberitahukan kepada Wali Amanat selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari

terhitung sejak penetapan hasil pemeringkatan Sukuk Ijarah oleh PT PEFINDO yang mengalami

penurunan peringkat menjadi dibawah id BBB (triple B) untuk jangka waktu sampai dengan

tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat Bunga Tetap

dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker Tahun 2003, dan

penurunan peringkat Sukuk Ijarah menjadi dibawah idA- (single A minus) untuk jangka waktu

Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan

Tingkat Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju

Tanker Tahun 2003.

u. Wali Amanat wajib melepaskan Jaminan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) Hari setelah

Wali Amanat menerima bukti tertulis dari Perseroan sehubungan dengan telah meningkatnya

peringkat Sukuk Ijarah menjadi peringkat id BBB (triple B) atau diatasnya untuk jangka waktu

sampai dengan tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 Dengan Tingkat

Bunga Tetap dan/atau Mengambang dan Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker

Ttahun 2003, dan peringkat Sukuk Ijarah menjadi idA- (single A minus) atau lebih untuk jangka

waktu Sukuk Ijarah setelah tanggal jatuh tempo Obligasi Berlian Laju Tanker II Tahun 2003 dan

Obligasi Syariah Mudarabah Berlian Laju Tanker tahun 2003.

v. Memberi tahukan kepada Wali Amanat atas peristiwa cidera janji yang terjadi pada perjanjian

yang dibuat dan dilaksanakan oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.

w. Mengasuransikan kapal-kapal milik Perseroan dan atau Anak Perusahaan Perseroan.

6. KELALAIAN

6.1. Dalam hal terjadi kelalaian sebagaimana di maksud dalam:

a. Ayat 9.2. huruf a. Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan keadaan atau kejadian

tersebut berlangsung terus-menerus selama 14 (empat belas) Hari Kerja, setelah diterimanya

teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau

tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadan tersebut, yang dapat disetujui

dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk; atau

b. Ayat 9.2.huruf b, d, e, f, dan h Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan keadaan

atau kejadian tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali

Amanat Sukuk dengan memperhatikan kewajaran yang berlaku umum, sebagaimana tercantum

dalam teguran tertulis Wali Amanat, paling lama 120 (seratus dua puluh) Hari setelah diterimanya

teguran tertulis dari Wali Amanat Sukuk, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau

tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui

dan diterima oleh Wali Amanat Sukuk;

- maka Wali Amanat Sukuk berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu

kepada Pemegang Sukuk Ijarah dengan cara memuat pengumuman melalui 2 (dua) surat

kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. Wali Amanat Sukuk atas

pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPSI menurut tata-cara yang ditentukan

dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

- Dalam RUPSI tersebut, Wali Amanat Sukuk akan meminta Perseroan untuk memberikan

penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut. Apabila RUPSI tidak dapat

menerima penjelasan dan alasan Perseroan, maka apabila diperlukan akan dilaksanakan

RUPSI berikutnya untuk membahas langkah yang harus diambil terhadap Perseroan

sehubungan dengan Sukuk Ijarah.

- Jika RUPSI berikutnya memutuskan agar Wali Amanat Sukuk melakukan penagihan kepada

Perseroan, Wali Amanat Sukuk dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPSI itu

harus melakukan penagihan kepada Perseroan.

- Dalam keadaan tersebut diatas Perseroan dan/ atau Anak Perusahaannya dan/atau

affiliasinya dilarang untuk melakukan pembelian kembali Sukuk Ijarahnya.

293

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6.2. Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian atau hal tersebut

di bawah ini:

a. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Sukuk Ijarah atas Sisa Imbalan Ijarah pada

Tanggal Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan atau Cicilan Imbalan Ijarah pada Tanggal

Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah; atau

b. Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan atau melanggar salah satu atau lebih

ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang berdasarkan pertimbangan Wali Amanat

Sukuk secara material dapat berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi

kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau

c. Perseroan dinyatakan bubar, bubar karena sebab lain, (termasuk penggabungan yang

mengakibatkan Perseroan menjadi bubar demi hukum) atau dinyatakan dalam keadaan pailit

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau diberikan penundaan pembayaran hutang

oleh badan peradilan yang berwenang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kecuali

telah mendapat persetujuan dari Wali Amanat Sukuk;atau

d. pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan

cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil

tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh

usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi

kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau

e. sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari Pemerintah Republik Indonesia yang

dimiliki Perseroan dan atau Anak Perusahaan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau

Perseroan dan atau Anak Perusahaan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan

oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap

kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan

Perseroan untuk memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan

Sukuk Ijarah; atau

f. keterangan dan jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan

Perseroan dan atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan

atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah; atau;

g. Perseroan dan atau Anak Perusahaan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang

antara Perseroan dan atau Anak Perusahaan oleh salah satu krediturnya (cross default) yang

berupa pinjaman (debt), baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian

hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan dan atau Anak Perusahaan

berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur

yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran

kembali); atau

h. Perseroan atau Anak Perusahaan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan

akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi

kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

6.3. Dalam hal terjadi keadaan atau kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.2.c, atau Perseroan

atas inisiatif sendiri mengajukan PKPU (Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang) atau penutupan

usaha, Wali Amanat Sukuk berhak langsung memanggil RUPSI atau bertindak mewakili kepentingan

Pemegang Sukuk Ijarah dan mengambil keputusan yang dianggap menguntungkan bagi Pemegang

Sukuk Ijarah dan untuk itu Wali Amanat Sukuk dibebaskan dari segala tindakan dan tuntutan oleh

pemegang Sukuk Ijarah.

294

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6.4. Perseroan berkewajiban untuk membayar ganti rugi kepada Wali Amanat Sukuk dan/atau

membebaskan Wali Amanat Sukuk dari setiap dan semua gugatan, kerugian, biaya tanggungan

dan ongkos lain apapun yg diderita Wali Amanat Sukuk termasuk biaya konsultan hukum yang

disetujui Perseroan sehubungan dengan kewajiban kewajiban Perseroan berdasarkan Dokumen

Perjanjian kecuali yang diakibatkan oleh kelalaian Wali Amanat Sukuk.

6.5. Ketentuan dalam ayat 9.1 dan ayat 9.2 Pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dapat tidak

berlaku apabila telah terjadi peristiwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai

kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk tentang Force Majeure sebagaimana

dimaksud dalam definisi Force Majeure dalam ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah,

maka keputusan tentang peristiwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPSI.

7. RAPAT UMUM PEMEGANG SUKUK IJARAH

Untuk penyelenggaraan RUPSI, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku

ketentuan di bawah ini tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan Pasar Modal dan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa

Efek ditempat dimana Sukuk Ijarah dicatatkan:

7.1. RUPSI dapat diselenggarakan pada setiap waktu menurut ketentuan dari pasal ini, antara lain untuk

maksud sebagai berikut:

a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat Sukuk atau untuk

memberikan pengarahan kepada Wali Amanat Sukuk atau untuk mengambil tindakan lain;

b. memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut

ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;

c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Sukuk

Ijarah termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah

dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku;

d. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan dengan persetujuan dari Wali

Amanat Sukuk, persetujuan mana tidak dapat tidak diberikan oleh Wali Amanat Sukuk tanpa

disertai alasan yang wajar, mengenai perubahan jangka waktu, Cicilan Imbalan Ijarah dan hal-

hal penting lainnya yang berkaitan dengan Sukuk Ijarah, persyaratan dan ketentuan lain dari

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah;

e. mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang

Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa

Imbalan Ijarah, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di KSEI sesuai dengan

ketentuan peraturan Pasar Modal dan peraturan KSEI;

f. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa Force Majeure dalam hal tidak tercapai

kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat Sukuk;

g. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah

berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan atau Peraturan Perundang

undangan yang berlaku;

h. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

7.2. Dengan memperhatikan peraturan di bidang Pasar Modal yang berlaku, RUPSI dapat

diselenggarakan bilamana:

a. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen)

dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah (di luar dari jumlah Sukuk Ijarah) yang dimiliki oleh Perseroan

dan atau Afiliasi) mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat Sukuk agar

diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan melampirkan photo copy

295

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR

kepada Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak diterbitkannya KTUR, Sukuk

Ijarah akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang tercantum dalam KTUR.

Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah

mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk.

b. Wali Amanat Sukuk atau BAPEPAM dan LK atau Perseroan menganggap perlu untuk

mengadakan RUPSI.

7.3. Wali Amanat Sukuk harus melakukan pemanggilan untuk RUPSI dan menyelenggarakan RUPSI,

selambatnya 30 (tiga puluh) Hari sejak tanggal diterimanya surat permintaan tersebut. Dalam hal

Wali Amanat Sukuk menolak permohonan Pemegang Sukuk Ijarah atau Perseroan untuk

mengadakan RUPSI, maka Wali Amanat Sukuk harus memberitahukan secara tertulis alasan

penolakan tersebut kepada pemohon dengan tembusannya kepada BAPEPAM dan LK, selambatnya

21 (dua puluh satu) Hari setelah diterimanya surat permohonan.

7.4. Tata Cara RUPSI:

a. RUPSI dapat diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau ditempat lain dimana Sukuk Ijarah

dicatatkan atau yang disepakati oleh Perseroan dan Wali Amanat Sukuk.

b. Panggilan RUPSI wajib dimuat sebanyak 3 (tiga) Hari berturut-turut di dalam paling sedikit

1(satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka

waktu tidak kurang dari 17 (tujuhbelas) Hari sebelum diselenggarakan RUPSI, dengan ketentuan

bahwa jangka waktu 17 (tujuhbelas) Hari dihitung mulai dari dimuatnya pengumuman panggilan

tersebut pada waktu pertama kali.

c. Panggilan harus dengan tegas memuat tanggal, jam, tempat dan acara RUPSI.

d. RUPSI diketuai oleh Wali Amanat Sukuk dan Wali Amanat Sukuk diwajibkan untuk

mempersiapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta menunjuk Notaris yang membuat berita

acara RUPSI. Dalam hal penggantian Wali Amanat Sukuk yang diminta oleh Perseroan atau

Pemegang Sukuk Ijarah, RUPSI dipimpin oleh Perseroan atau Pemegang Sukuk Ijarah yang

meminta diadakannya RUPSI, dan Perseroan atau Pemegang Sukuk Ijarah yang meminta

diadakannya RUPSI tersebut harus mempersiapkan acara RUPSI dan bahan RUPSI serta

menunjuk Notaris yang membuat berita acara RUPSI.

e. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak hadir dalam RUPSI adalah Pemegang Sukuk Ijarah yang

memiliki KTUR dan namanya tercatat dalam daftar KTUR yang diterbitkan oleh KSEI.

f. Pemegang Sukuk Ijarah yang menghadiri RUPSI wajib menyerahkan asli KTUR kepada Wali

Amanat Sukuk.

g. Satu Satuan Pemindahbukuan Sukuk Ijarah memberikan hak kepada pemegangnya untuk

mengeluarkan 1 (satu) suara. Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani dengan

menyebutkan nomor KTUR, kecuali Wali Amanat Sukuk memutuskan lain.

h. Suara blanko, abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, termasuk Sukuk

Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi.

i. Seluruh Sukuk Ijarah yang disimpan dalam KSEI dibekukan sehingga Sukuk Ijarah tersebut

tidak dapat dipindah bukukan sejak 3 (tiga) Hari Bursa sebelum tanggal penyelenggaraan RUPSI

sampai dengan tanggal berakhirnya RUPSI, yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan

dari Wali Amanat Sukuk atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat Sukuk.

j. Pada tanggal pelaksanaan RUPSI, Perseroan membuat surat pernyataan mengenai Sukuk

Ijarah yang dimilikinya dan atau yang dimiliki Afiliasi.

296

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

k. Kecuali biaya yang terjadi sebagai akibat pengunduran diri Wali Amanat Sukuk sebagaimana

dimaksud dalam pasal 3 ayat 3.7. akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah, biaya

pemasangan pengumuman untuk memanggil RUPSI dan mengumumkan hasil RUPSI serta

semua biaya penyelenggaraan RUPSI termasuk akan tetapi tidak terbatas pada biaya Notaris

dan sewa ruangan dibebankan kepada Perseroan dan Perseroan berjanji untuk membayarnya.

l. Atas penyelenggaraan RUPSI wajib dibuatkan berita acara RUPSI yang dibuat oleh Notaris

sebagai alat bukti yang sah dan mengikat Pemegang Sukuk Ijarah, Wali Amanat Sukuk dan

Perseroan. Wali Amanat Sukuk wajib mengumumkan hasil RUPSI dengan memasang

pengumuman dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran

nasional dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah tanggal diselenggarakannya RUPSI.

m. Bilamana dalam RUPSI pertama tidak tercapai korum maka dapat diadakan RUPSI kedua

dengan acara yang sama, dalam batas waktu secepatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah RUPSI

pertama dengan ketentuan harus diadakan panggilan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah

sekurangnya 3 (tiga) Hari sebelum RUPSI kedua dengan mengumumkannya paling sedikit

dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.

n. Bilamana dalam RUPSI kedua tidak tercapai korum maka dapat diadakan RUPSI ketiga dengan

acara yang sama, dalam batas waktu secepatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah RUPSI kedua

dengan ketentuan harus diadakan panggilan ulang kepada Pemegang Sukuk Ijarah sekurangnya

3 (tiga) Hari sebelum RUPSI ketiga dan mengumumkannya paling sedikit dalam 1 (satu) surat

kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.

7.5. Tanpa mengurangi ketentuan yang tercantum dalam peraturan Pasar Modal dan peraturan Bursa

Efek serta peraturan perundangan lainnya:

a. Khusus untuk RUPSI yang memutuskan mengenai pengubahan jumlah Sisa Imbalan Ijarah,

pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah, pengubahan tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah

dan atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk pengubahan Cicilan Imbalan Ijarah dan atau Sisa Imbalan

Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, Pengubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan pengubahan

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka pengubahan tersebut di atas, dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

i. RUPSI dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa

mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah pokok

Sukuk Ijarah yang terhutang (di luar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan

dan atau Afiliasi) dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui

oleh sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah pemegang Sukuk Ijarah atau wakilnya

yang sah yang hadir dalam RUPSI dengan memperhatikan ayat 11.4. huruh h pasal

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila

dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa mereka yang sah yang mewakili

sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang terhutang (di luar dari

jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dan disetujui oleh lebih

dari 3/4 bagian (tiga per empat) bagian dari jumlah pemegang Sukuk Ijarah atau wakilnya

yang sah yang hadir dalam RUPSI dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf h. pasal

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

iii. Bilamana RUPSI kedua tidak mencapai korum dapat diselenggarakan RUPSI ketiga dimana

RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat tanpa

memperhitungkan korum kehadiran asalkan disetujui oleh sedikitnya 3/5 (tiga per lima)

bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang hadir dan/ atau diwakili dalam RUPSI (diluar dari

jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan

ayat 11.4. huruf h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah ini. RUPSI ketiga

merupakan RUPSI terakhir dalam rangkaian RUPSI sebelumnya.

297

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

b. Kecuali alasan yang disebut pada ayat 11.5 huruf a pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk

Ijarah ini, maka:

i. RUPSI dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau

kuasa mereka yang sah yang mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah

Sukuk Ijarah (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau

Afiliasi) dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Sukuk

Ijarah yang hadir dan atau diwakili dalam RUPSI (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah

yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf

h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

ii. RUPSI kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat

apabila dihadiri oleh Pemegang Sukuk Ijarah dan atau kuasa mereka yang sah yang

mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah (diluar dari

jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dan disetujui oleh

lebih dari 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah dari yang hadir dan atau

diwakili dalam RUPSI (diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan

dan atau Afiliasi) dengan memperhatikan ayat 11.4 huruf h pasal Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

iii. RUPSI ketiga adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat

tanpa memperhitungkan korum kehadiran asalkan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu

per dua) bagian dari jumlah Sukuk Ijarah yang hadir dan atau diwakili dalam RUPSI

(diluar dari jumlah Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi) dengan

memperhatikan ayat 11.4 huruf h pasal Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

RUPSI ketiga merupakan RUPSI terakhir dalam rangkaian RUPSI sebelumnya.

iv. Dalam hal pengambilan keputusan dalam RUPSI yang dimaksud dalam butir a dan

butir b di atas di dalam hal jumlah suara yang setuju dan suara yang tidak setuju

sama banyaknya, maka usul keputusan yang bersangkutan dinyatakan sebagai ditolak.

7.6. Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan dan atau Afiliasi, tidak berhak mengeluarkan suara dan

kehadirannya tidak diperhitungkan dalam korum kehadiran.

7.7. Perseroan, Wali Amanat Sukuk dan Pemegang Sukuk Ijarah harus tunduk, patuh dan terikat pada

keputusan yang diambil oleh Pemegang Sukuk Ijarah dalam RUPSI.

7.8. Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPSI dapat

dibuat dan bila perlu kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Wali Amanat Sukuk

dengan mengindahkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dengan

memperhatikan ketentuan dalam pasal 17 ayat 17.2. Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

7.9. Apabila ketentuan mengenai RUPSI ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan di bidang

Pasar Modal, maka Peraturan Perundang-undangan tersebut yang berlaku.

8. PEMBELIAN KEMBALI SUKUK IJARAH (BUY BACK)

8.1. Setelah ulang tahun ke-1 (satu) sejak tanggal Emisi, Perseroan dapat melakukan pembelian kembali

(buy back) untuk sebagian atau seluruh Sukuk Ijarah sebelum Tanggal Pelunasan Imbalan Ijarah.

8.2. Perseroan dilarang melakukan pembelian kembali apabila:

- Pelaksanaan pembelian kembali (buy back) tersebut dapat mengakibatkan Perseroan tidak

dapat memenuhi ketentuan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

- Perseroan dalam keadaan lalai Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

8.3. Perseroan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk

dipergunakan sebagai pelunasan Imbalan Ijarah atau untuk disimpan dengan memperhatikan

ketentuan dibawah ini dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku di negara Republik

Indonesia.

298

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8.4. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan, di kemudian hari dapat di jual

kembali dan/atau diberlakukan sebagai pelunasan Sisa Imbalan Ijarah.

8.5. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali oleh Perseroan untuk disimpan tidak berhak atas Cicilan Imbalan

Ijarah Sukuk Ijarah tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum RUPSI.

8.6. Perseroan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah baik sebagai Pelunasan

maupun untuk disimpan, dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Perseroan wajib mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang

mempunyai peredaran nasional mengenai rencana dilakukan pembelian kembali (buy back)

Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum tanggal permulaan penawaran

pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah dalam pengumuman tersebut harus dicantumkan:

a. Periode penawaran pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah dimana Pemegang Sukuk

Ijarah dapat mengajukan penawaran atas Sukuk Ijarah yang dimilikinya dengan

menyebutkan harga yang dikehendakinya kepada Perseroan

b. Jumlah dana maksimal yang digunakan untuk pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah

dan terget harga maksimal pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah

c. Tanggal pembayaran pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut dilakukan

selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal terakhir periode penawaran pembelian

kembali (buy back) Sukuk Ijarah.

d. Pemegang Sukuk Ijarah yang mengajukan penwaran jual kepada Perseroan pada periode

penawaran wajib melampirkan:

1. Konfirmasi Tertulis dari KSEI mengenai jumlah Sukuk Ijarah yang akan dijual yang

tidak dapat dipindahbukukan antar Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran

pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah.

2. Bukti jati diri pada saat melakukan penawaran jual;

3. Pernyataan bahwa Sukuk Ijarah yang akan dijual oleh Pemegang Sukuk Ijarah yang

bersangkutan untuk dibeli kembali (buy back) oleh Perseroan adalah bebas dari segala

sengketa, tuntutan, ikatan, jaminan dan tidak dapat diperjualbelikan oleh Pemegang

Sukuk Ijarah sehingga Sukuk Ijarah tersebut tidak dapat dipindahbukukan antar

Rekening Efek sampai dengan tanggal pembayaran Pembelian kembali (buy back)

Sukuk Ijarah.

e. Perseroan akan melakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah mulai dari harga

terendah yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah (namun lebih diutamakan

penawaran jual dari pemegang Obligasi non afiliasi) pada periode penawaran pembelian

kembali (buy back) Sukuk Ijarah, dengan ketentuan apabila terdapat beberapa Pemegang

Sukuk Ijarah yang melakukan penawaran dengan harga yang sama dan jumlah Sukuk

Ijarah yang ditawarkan oleh Pemegang Sukuk Ijarah telah melampaui jumlah dana maksimal

atau sisa dana pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah, maka Perseroan akan membeli

Sukuk Ijarah tersebut secara proporsional terhadap Sukuk Ijarah tersebut.

f. Perseroan tidak berkewajiban untuk membeli seluruh Sukuk Ijarah yang ditawarkan oleh

Pemegang Sukuk Ijarah untuk dibeli kembali (buy back) pada periode penawaran pembelian

kembali (buy back) Sukuk Ijarah apabila harga penawaran jual yang yang ditawarkan oleh

Pemegang Sukuk Ijarah melampaui target harga yang diharapkan oleh Perseroan

sebagaimana tersebut dalam sub b diatas.

B. Bilamana Perseroan membatalkan pembelian kembali (buy back) maka Perseroan berkewajiban

untuk mengumumkan dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai

peredaran nasional mengenai pembatalan pembelian kembali (buy back) tersebut dengan

disertai alasannya, selambat-lambatnya pada hari terakhir periode penawaran pembelian

kembali (buy back) Sukuk Ijarah.

299

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

C. Perseroan wajib menjaga rahasia kepada Pihak manapun atas semua informasi mengenai

penawaran jual Sukuk Ijarah yang telah disampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama

Periode Penawaran pembelian Kembali (buy back) Sukuk Ijarah.

D. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak dilakukannya pembelian kembali (buy back) Sukuk

Ijarah sebagai mana tersebut di atas, maka Perseroan wajib mengumumkan perihal pembelian

kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut pada 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia

peredaran nasional, dalam pengumuman tersebut harus mencantumkan:

(a). Jumlah nominal Sukuk Ijarah yang dibeli kembali (di buy back) dengan menjelaskan jumlah

menjelaskan nominal Sukuk Ijarah yang telah dilunasi dan/atau jumlah nominal Sukuk

Ijarah yang dibeli kembali (buy back) untuk disimpan.

(b). Batasan harga terendah sampai dengan harga tertinggi yang telah terjadi.

E. Perseroan dapat melakukan Pembelian Kembali (buy back) Sukuk Ijarah tanpa melakukan

pengumuman sebagaimana dimaksud di atas, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jumlah pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tidak lebih dari 5% (lima Persen) dari

jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang diterbitkan untuk setiap transaksi dalam periode 1 (satu)

tahun; dan

2. Sukuk Ijarah yand dibeli kembali (buy back) tersebut bukan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh

Afiliasi Perseroan; dan

3. Sukuk Ijarah yang dibeli kembali (buy back) tersebut hanya untuk disimpan yang kemudian

hari dapat dijual kembali.

F. Dalam hal dilakukan pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 10.6E tersebut diatas, maka Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk

dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak dilakukan pembelian kembali (buy back) tersebut serta

kepada BAPEPAM dan LK selambat-lambatnya 2(dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali

(buy back) tersebut.

G. Perseroan wajib menyampaikan kepada BAPEPAM dan LK seluruh dokumen penawaran jual

yang di sampaikan oleh Pemegang Sukuk Ijarah selama periode penawaran pembelian kembali

(buy back) Sukuk Ijarah selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak pembelian kembali (buy

back) Sukuk Ijarah selesai dilaksanakan.

8.7. Sukuk Ijarah yang telah dilunasi menjadi tidak berlaku, dan tidak dapat diterbitkan atau dijual kembali

tanpa perlu dinyatakan dalam suatu akta apapun.

8.8. Dalam hal pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah oleh Perseroan adalah sebagai pelunasan

untuk sebagian Sukuk Ijarah maka Perseroan wajib menerbitkan dan menyerahkan Sertifikat Jumbo

Sukuk Ijarah yang baru kepada KSEI untuk ditukarkan dengan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah yang

lama pada hari yang sama dengan tanggal pelunasan sebagian Sukuk Ijarah tersebut dalam jumlah

Sisa Imbalan Ijarah yang masih terhutang setelah dikurangi dengan jumlah Sukuk Ijarah yang telah

dilunasi tersebut.

8.9. Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja sejak

dilakukannya pembelian kembali (buy back) Sukuk Ijarah tersebut, serta kepada BAPEPAM dan

LK, Bursa Efek, dan KSEI selambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak tanggal pembelian kembali (buy

back) tersebut.

8.10 Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat Sukuk dan KSEI mengenai Sukuk Ijarah yang

dimiliki Perseroan untuk disimpan, dalam waktu 5 (lima) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran

Cicilan Imbalan Ijarah atau 1(satu) Hari Bursa sebelum tanggal Daftar Pemegang Rekening yang

berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah, dengan memperhatikan Peraturan KSEI.

8.11 Seluruh Cicilan Imbalan Ijarah yang dimiliki oleh Perseroan yang merupakan hasil pembelian kembali

(buy back) dan Sukuk Ijarah yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan tidak memiliki hak suara dan tidak

diperhitungkan dalam korum kehadiran.

300

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

9. HAK-HAK PEMEGANG SUKUK IJARAH

9.1. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak mendapatkan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah adalah

Pemegang Sukuk Ijarah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4

(empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, kecuali ditentukan

lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian jika terjadi

transaksi Sukuk Ijarah setelah tanggal penentuan pihak yang berhak memperoleh Cicilan

Imbalan Ijarah tersebut maka pihak yang menerima pengalihan Sukuk Ijarah tersebut tidak

berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah pada periode Cicilan Imbalan Ijarah yang bersangkutan.

9.2. Seorang atau lebih Pemegang Sukuk Ijarah yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen)

dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah yang belum dibayar (di luar dari jumlah Sisa Imbalan Ijarah

yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Anak Perusahaan) mengajukan permintaan tertulis kepada

Wali Amanat Sukuk agar diselenggarakan RUPSI dengan memuat acara yang diminta dengan

melampirkan fotocopy KTUR dari KSEI yang diperoleh melalui Pemegang Rekening dan

memperlihatkan asli KTUR kepada Wali Amanat Sukuk, dengan ketentuan terhitung sejak

diterbitkannya KTUR, Sukuk Ijarah akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Sukuk Ijarah yang

tercantum dalam KTUR. Pencabutan pembekuan Sukuk Ijarah oleh KSEI tersebut hanya dapat

dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat Sukuk.

9.3. Apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Cicilan

Imbalan Ijarah dan pembayaran kembali Sisa Imbalan Ijarah setelah lewat Tanggal Pembayaran

Cicilan Imbalan Ijarah atau Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah, maka Emiten

harus membayar Kompensasi Kerugian Akibat Keterlambatan. Kompensasi Kerugian Akibat

Keterlambatan yang dibayar oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Sukuk Ijarah

oleh Agen Pembayaran akan diberikan kepada Pemegang Sukuk Ijarah secara proporsional

berdasarkan besarnya Sukuk Ijarah yang dimilikinya.

9.4. Menerima pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan/atau pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dari

Perseroan yang dibayarkan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran

Kembali Sisa Imbalan Ijarah dan/atau Tanggal Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah yang

bersangkutan. Sisa Imbalan Ijarah harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah

Sisa Imbalan Ijarah yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Sukuk

Ijarah pada Tanggal Pembayaran Kembali Sisa Imbalan Ijarah.

9.5. Melalui Keputusan RUPSI, Pemegang Sukuk Ijarah antara lain berhak melakukan tindakan sebagai

berikut:

(i) memberhentikan Wali Amanat Sukuk dan menunjuk pengganti Wali Amanat Sukuk menurut

ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

(ii) mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan jumlah Cicilan Imbalan Ijarah, perubahan

tata cara pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan/atau Sisa Imbalan Ijarah termasuk perubahan

Sukuk Ijarah menjadi ekuitas Perseroan, perubahan jangka waktu Sukuk Ijarah dan perubahan

Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dalam rangka perubahan tersebut di atas, yang mana

ketentuan perubahan tersebut di atas hanya dapat diminta oleh Perseroan, jika Perseroan

dalam keadaan lalai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk

Ijarah.

(iii) mengambil keputusan yang diperlukan sehubungan dengan maksud Perseroan atau Pemegang

Sukuk Ijarah yang mewakili sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Sisa

Imbalan Ijarah yang belum dibayar, untuk melakukan pembatalan pendaftaran Sukuk Ijarah di

KSEI sesuai dengan ketentuan peraturan Pasar Modal dan KSEI.

(iv) mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Sukuk Ijarah

berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah dan/atau peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

(v) mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya Kejadian Kelalaian sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah.

Setiap Sukuk Ijarah sebesar Rp1,- (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPSI,

dengan demikian setiap Pemegang Sukuk Ijarah dalam RUPSI mempunyai hak untuk mengeluarkan

suara sejumlah Sukuk Ijarah yang dimilikinya.

301

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

10. PEMBERITAHUAN

Semua pemberitahuan dari satu pihak kepada pihak lain dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah

dianggap telah dilakukan dengan sah dan sebagaimana mestinya apabila disampaikan kepada alamat

tersebut di bawah ini secara tertulis, ditandatangani serta disampaikan dengan pos tercatat atau

disampaikan langsung dengan memperoleh tanda terima atau dengan faksimili yang sudah

dikonfirmasikan:

PERSEROAN WALI AMANAT SUKUK

PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Bank Mandiri (Persero)

Wisma BSG Lantai 10 Plaza Mandiri Lantai 22

Jl. Abdul Muis 40, Jakarta 10160 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38, Jakarta 12190

Telepon (021) 3505390, 3455361 Telepon (021) 5245155, 5245161

Faksimili (021) 3455362, 3505391, 3505488 Faksimili (021) 5263650

11. HUKUM YANG BERLAKU

Seluruh perjanjian-perjanjian yang berhubungan dengan Sukuk Ijarah ini berada dan tunduk di bawah

hukum yang berlaku di negara Republik Indonesia.

302

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKAT SUKUK IJARAH

1. HASIL PEMERINGKATAN

Berdasarkan Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-50/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996, Perseroan

telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Pefindo. Berdasarkan hasil pemeringkatan atas

Sukuk Ijarah sesuai dengan surat No. 236/PEF-Dir/V/2007 tanggal 7 Mei 2007, Sukuk Ijarah yang

diterbitkan Perseroan mendapat peringkat:

idAA-

(Sy)

(Double A Minus; Stable Outlook)

PEFINDO menaikkan peringkat Perseroan dan obligasi II/IDR340 miliar menjadi idAA- dari idA+, serta

obligasi syariah 2003/IDR60 miliar menjadi idAA-(sy) dari idA+(sy). Pefindo juga memberikan peringkat

idAA- untuk obligasi III/2007 Perseroan sebesar maksimum sampai dengan IDR1 triliun. Peringkat

Perseroan mencerminkan kuatnya posisi Perseroan di bisnis pengangkutan produk cair, diversifikasi

usaha yang baik dan arus kas proteksi yang stabil serta kuatnya likuiditas. Tetapi, peringkat masih

diperlemah dengan eksposur terhadap volatilitas tarif kapal dan tingginya hutang karena akuisisi kapal

yang agresif.

2. SKALA PEMERINGKATAN EFEK

idAAA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi paling rendah dan berkemampuan paling

baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai

dengan yang diperjanjikan.

idAA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi sangat rendah dan berkemampuan

sangat baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya

sesuai dengan yang diperjanjikan dan tidak mudah dipengaruhi oleh keadaan yang merugikan.

idA Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi rendah dan berkemampuan baik untuk

membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang

diperjanjikan dan sedikit dipengaruhi oleh keadaan yang merugikan.

idBBB Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi cukup rendah dan berkemampuan cukup

baik untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai

dengan yang diperjanjikan dan cukup peka oleh keadaan yang merugikan.

idBB Perusahaan atau Efek Hutang yang masih berkemampuan untuk membayar bunga dan pokok

Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun berisiko

cukup tinggi dan sangat peka terhadap keadaan yang merugikan.

idB Perusahaan atau Efek Hutang yang berisiko investasi sangat tinggi dan berkemampuan sangat

terbatas untuk membayar bunga dan pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya sesuai

dengan yang diperjanjikan.

idCCC Perusahaan atau Efek Hutang yang tidak berkemampuan lagi untuk membayar bunga dan

pokok Hutang dari seluruh kewajiban finansialnya.

idD Efek Hutang yang macet atau Perusahaan yang sudah berhenti berusaha.

Sebagai tambahan, tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai ”idAA”

hingga ”idCCC”. Tanda tambah (+) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati peringkat

yang di atasnya sedangkan tanda kurang (-) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat tetap lebih

baik dari kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin mendekati, dan tanpa tanda menunjukkan

rata-rata.

303

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Rating Outlook

Berikut ini adalah penjelasan Rating Outlook yang diberikan Pefindo untuk memberikan gambaran lebih

jelas tentang posisi peringkat Perseroan.

Positive : Prospek yang berpotensi untuk dapat menaikkan peringkat.

Negative : Prospek yang berpotensi untuk dapat menurunkan peringkat.

Stable : Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil pemeringkatan juga akan stabil.

Developing : Prospek yang belum jelas karena keterbatasan informasi, sehingga hasil pemeringkatan

juga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya.

Rating Outlook Pefindo merupakan penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang atas entitas

dan efek hutang yang diperingkat, yang mencakup penilaian atas potensi perubahan keadaan

perekonomian dan bisnis yang mendasar. Rating Outlook bukanlah merupakan prasyarat untuk perubahan

suatu hasil pemeringkatan atau untuk menetapkan tindakan Rating Alert di masa yang akan datang.

Rating Alert dilakukan karena terjadi perubahan keadaan yang mungkin secara material akan berpengaruh

positif, negatif, atau developing terhadap kinerja entitas dan efek hutang yang diperingkat.

304

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XIX. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

Nama dan Tempat Kedudukan

Pasal 1

1. Perseroan terbatas ini bernama “PT Berlian Laju Tanker Tbk”, (selanjutnya cukup disingkat dengan

“Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta.

2. Perseroan dapat membuka cabang atau perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar

wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan

Komisaris dengan tidak mengurangi persetujuan dari pihak yang berwenang.

Jangka Waktu Berdirinya Perseroan

Pasal 2

Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan Usaha

Pasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan ialah: Berusaha dalam bidang pelayaran.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha

sebagai berikut:

a. melakukan usaha pengapalan dalam dan luar negeri dengan menggunakan kapal, termasuk

tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda (tug boat);

b. menjalankan usaha pengangkutan dan/atau logistik dengan melalui berbagai jenis alat angkut

yang diperoleh dengan cara membeli, menyewa, menyewabelikan, membangun atau dengan

cara lain menguasai kapal dan tongkang dan mengoperasikannya untuk mengangkut

penumpang, barang bawaan dan semua jenis barang antar semua pelabuhan di dunia yang

dianggap menguntungkan bagi Perseroan;

c. melakukan pembelian dan penjualan alat-alat transportasi dan/atau logistik termasuk suku

cadangnya, termasuk tetapi tidak terbatas pada kapal tanker, tongkang dan kapal tunda (tug

boat);

d. menjalankan usaha pelayaran dan juga bertindak sebagai agen pelayaran, agen forwarding,

agen penumpang, agen awak kapal laut, penyedia bahan bakar, bongkar muat, tank farm dan

angkutan tongkang serta kapal tunda;

e. melakukan kegiatan usaha penyimpanan dan pergudangan, pengangkutan dan penyaluran

berbagai jenis barang dan usaha lain yang diperlukan untuk kepentingan penyimpanan,

pergudangan, pengangkutan dan penyaluran barang-barang tersebut;

f. memperdagangkan, membeli, menjual, memproses, memproduksi bahan kimia cair, produk

kimia cair, gas, minyak bumi dan olahannya, produk olahan kimia cair, dan produk mineral non

logam serta barang olahan dari semua bahan tersebut di atas;

g. melakukan usaha pembuatan dan perbaikan kapal dan alat transportasi lainnya dan penyediaan

suku cadang untuk kapal dan alat transportasi lainnya;

h. melakukan usaha konsultasi yang berkaitan dengan bidang pelayaran dan menjadi penasihat

dalam pengembangan usaha dan sistem atau proses yang berkaitan dengan pelayaran;

i. melakukan jasa penyediaan awak kapal laut dan menyalurkannya baik bagi kapal milik sendiri

maupun milik pihak lain baik di dalam maupun di luar negeri;

305

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

j. melakukan usaha floating storage ship ataupun platform atau utility boat juga termasuk pengoperasian

jenis kapal yang belum disebutkan di atas dalam arti yang seluas-luasnya.

Modal

Pasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp917.280.000.000 (sembilan ratus tujuh belas miliar dua ratus

delapan puluh juta Rupiah) terbagi atas 14.676.480.000 (empat belas miliar enam ratus tujuh puluh

enam juta empat ratus delapan puluh ribu) saham atas nama, masing-masing saham bernilai Rp62,50

(enam puluh dua Rupiah lima puluh sen).

2. Dari modal dasar tersebut telah diambil bagian sebanyak 4.157.572.436 (empat miliar seratus lima

puluh tujuh juta lima ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus tiga puluh enam) saham dengan nilai

nominal seluruhnya sebesar Rp259.848.277.250 dua ratus lima puluh sembilan miliar delapan ratus

empat puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu dua ratus lima puluh Rupiah) yang telah

disetor penuh ke dalam kas Perseroan oleh para pemegang saham.

3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan modal

Perseroan pada waktu dan dengan harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Rapat Direksi

dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan mengindahkan ketentuan dalam

Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal dnegna

ketentuan pengeluaran saham itu tidak dengan harga dibawah pari.

4. Kecuali sebagaiaman ditentukan ayat 7 Pasal 4, jika saham yang masih dalam simpanan akta

dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu

(selanjutnya cukup disingkat dengan “Penawaran Umum Terbatas”) kepada para pemegang saham,

maka seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan

pada tanggal sebagaimana ditetapkan oleh Direksi berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham

yang menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli

saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut “Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu”

atau disingkat “HMETD”) seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional). HMETD

tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran

Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Direksi harus mengumumkan keputusan tentang pengeluaran saham dengan penawaran umum

terbatas tersebut dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang

berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi.

Para pemegang saham atau pemegang HMETD tersebut berhak membeli saham yang akan

dikeluarkan tersebut sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya pada waktu dan dengan

persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud

dalam ayat 3 Pasal 4 ini.

Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

tersebut di atas, para pemegang saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan ahk

atas pembelian saham yang ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang

dimilkinya dengan membayar lunas secara tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan,

maka saham tersebut akan dialokasikan kepada para pemegang saham yang hendak membeli

saham dalm jumlah yang lebih besar dari porsi HMETD-nya sebanding dengan jumlah HMETD

yang telah dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham:

(i) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah

maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga,

maka sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan dan tetap dalam

simpanan Perseroan;

306

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(ii) Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut telah

ditetapkan jumlahnya serta dilakukan dengan jaminan dari pihak tertentu yang bertindak sebagai

pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, yang telah menyatakan kesediaannya

untuk membeli sisa saham tersebut, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan kepada

pembeli siaga, demikian dengan harga dan syarat yang tidak lebih ringan daripada yang telah

ditetapkan dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut;

Demikian dengan mengindahkan ketentuan Angaran Dasar dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku di bidang Pasar Modal.

5. Ketentuan ayat 3 dan 4 di atas seara mutatis mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan hendak

mengeluarkan obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang dapat mempengaruhi

komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dnegna mengindahkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, dan tidak mengurangi izin pihak yang

berwenang sejauh disyaratkan berdasarkan perturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh Perseroan kepada para pemegang

obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan

berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, maka Direksi berwenang melakukan

pengeluaran saham dimaksud tanpa memberikan hak kepada para pemegang saham yang ada

pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang akan dikeluarkan tersebut, satu dan lainnya

dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

di bidang Pasar Modal.

7. Direksi berwernang mengeluarkan saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya dengan

penawaran terbatas (private placement) atau penawaran umum (kedua, ketiga dan selanjutnya)

sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, tanpa memberikan HMETD kepada

para pemegang saham yang ada. Saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya yang

dikeluarkan tersebut dapat dijual Perseroan kepada pihak manapun juga dengan harga, jumlah,

jangka waktu, dan persyaratan yang ditentukan oleh Rapat direksi berdasarkan keputusan Rapat

Umum Pemegang Saham Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku di bidang Pasar Modal.

8. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih lanjut sehubungan dengan peningkatan

modal dasar Perseroan, maka ketentuan dalam ayat 3, 4, 5, 6 dan 7 Pasal 4 ini berlaku pula secara

mutatis mutandis bagi pengeluaran saham karena adanya peningkatan modal dasar tersebut.

Saham

Pasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.

2. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari satu saham, yaitu

yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham

Perseroan.

3. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki

bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk seorang di antara mereka atau seorang lain sebagai

kuasa mereka bersama dan hanya nama kuasa bersama mereka yang berhak dimasukkan dalam

Daftar Pemegang Saham dan hanya yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak

mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut.

4. Selama ketentuan ayat 2 di atas belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak

berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran dividen

untuk saham itu ditangguhkan.

5. Seorang pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada

semua keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

307

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di

bidang pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu.

Surat Saham

Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.

2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham. Biaya yang

dikeluarkan untuk setiap penerbitan surat saham sesuai dengan peraturan perundang-undangan di

bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat pada waktu itu.

3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang

dimiliki oleh seorang pemegang saham.

4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan:

a. Nama dan alamat pemegang saham;

b. Nomor surat saham;

c. Tanggal pengeluaran surat saham;

d. Nilai nominal saham;

e. Lain-lain hal yang dianggap perlu oleh Perseroan dan diharuskan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.

5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan:

a. Nama dan alamat pemegang saham;

b. Nomor surat kolektif saham;

c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham;

d. Nilai nominal saham;

e. Jumlah saham;

f. Lain-lain hal yang dianggap perlu oleh Perseroan dan diharuskan oleh peraturan perundang-

undangan yang berlaku dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar.

6. Surat saham dan surat kolektif saham harus dicetak sesuai peraturan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal dan harus ditandatangani oleh anggota Direksi dari dan yang mewakili Direksi sesuai

ketentuan Anggaran Dasar.

7. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian

atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), diteribitkan dalam bentuk

Konfirmasi Pencatatan Saham yang ditandatangani oleh anggota Direksi dari dan yang mewakili

Direksi atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada Konfirmasi Pencatatan Saham.

8. Konfirmasi Pencatatan Saham yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan

Kolektif sekurangnya harus mencantumkan:

a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian yang

melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan;

b. Tanggal pengeluaran Konfirmasi Pencatatan Saham;

c. Jumlah saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;

d. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam Konfirmasi Pencatatan Saham;

e. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama adalah

sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain;

f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk pengubahan Konfirmasi Pencatatan Saham.

308

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengganti Surat Saham

Pasal 7

1. Apabila surat saham rusak, lusuh atau usang atau tidak dapat dipakai lagi, maka atas permintaan

tertulis dari pemegang saham yang bersangkutan dengan penyerahan atas surat saham asli atau

sisa surat saham asli tersebut, Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti dengan

mengenakan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan

peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatata pada waktu itu.

2. Asli surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 kemudian dihapuskan dan oleh Direksi

dibuat berita acara untuk dilaporkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.

3. Apabila surat saham hilang, rusak sehingga tidak dapat terbaca (musnah) atau dicuri maka atas

permintaan tertulis dari pemegang saham yang bersangkutan, Direksi akan mengeluarkan surat

saham pengganti dengan mengenakan biaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di

bidan gpasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat pad awaktu itu

setelah menurut pendapat Direksi hilangnya atua musnahnya saham itu cukup dibuktikan dan dengan

jaminan yang dipandan gperlu oleh Direksi untuk tiap peristiwa yang khusus.

Dalam hal surat saham hilang, rusak sehingga tidak dapat terbaca (musnah), atau dicuri, pemegang

saham atau orang yang berhak menerima surat saham baru tersebut harus menanggung kerugian

dan membayar kepada Perseroan seluruh biaya yang itmbul ehubungan dengan penyelidikan yang

idlakukan oleh Perseroan untuk memperoleh bukti tentang hilangnya atau musnahnya surat saham

tersebut.

4. Tentang pengeluaran pengganti surat saham karena hilang atau rusak sehingga tidak dapat terbaca

(musnah) atau dicuri harus dimumkan oleh Direksi dengan iklan dalam sedikitnya 1 (satu) surat

kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan sedikitnya

30 (tiga puluh) hari sebelum pengeluaran penggantinya itu.

5. Untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang

Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut tercatat, dengan memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Setelah pengganti surat saham tersebut dikeluarkan, maka asli surat saham tidak berlaku lagi di

Perseroan.

7. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham sebagaimana diuraikan dalam ayat 1 dan

ayat 3 pasal 7 ini ditanggung oleh pemegang saham yang bersangkutan.

8. Ketentuan dalam ayat 1 sampai dengan ayat 7 pasal 7 ini, secara mutatis mutandis juga berlaku

bagi pengeluaran pengganti surat saham kolektif saham.

Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus

Pasal 8

1. Perseroan mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat

kedudukan Perseroan.

2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat:

a. nama dan alamat para pemegang saham;

b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham atau surat kolektif saham yang dimiliki para

pemegang saham;

c. jumlah yang disetor atas setiap saham;

d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan

tanggal perolehan hak gadai tersebut;

e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan

309

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

f. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Perseroan dan/atau diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan

Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham

itu diperoleh.

4. Pemegang saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggalnya dengan surat

kepada Direksi Perseroan.

Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada

pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir

dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus

sebaik-baiknya.

6. Setiap pemegang saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu

jam kerja kantor Perseroan.

7. Perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan

penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh anggota Direksi yang berhak mewakili

Direksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar.

8. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai

suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan dengan gadai atau cessie yang mengikuti saham

atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan

untuk saham yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang

pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut dicatatkan dengan memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penitipan Kolektif

Pasal 9

1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat dalam

Daftar Pemegang Saham atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan

segenap pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dicatat dalam rekening

Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan

Efek yang bersangkutan untuk kepentingan segenap pemegang rekening pada Bank Kustodian

atau Perusahaan Efek tersebut.

3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio

efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif

pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut

dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan segenap pemilik

Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif.

4. Perseroan wajib menerbitkan Konfirmasi Pencatatan Saham kepada Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini atau Bank Kustodian sebagaimana

yang dimaksud ayat 3 pasal ini sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham.

5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi

kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.

310

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Permohonan mutasi oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian diajukan

secara tertulis kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek apabila diminta

oleh pemegang saham yang bersangkutan wjib menerbitkan Konfirmasi Pencatatan Saham kepada

pemegang rekening Efek sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek,

7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan Perseroan dari klasifikasi yang sama adalah

sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham

tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat

memberikan bukti dan jaminan yang cukup bahwa yang bersangkutan adalah benar pemilik yang

sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar hilang atau musnah.

9. Perseroan wajib menolak mencatat mutasi saham ke Penitipan Kolektif apabila saham tersebut

dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan

perkara pidana.

10. Pemegang rekening Efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak mengeluarkan

suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya dalam

rekening Efek tersebut.

11. Pemegang rekening Efek yang berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

adalah pihak yang namanya tercatat sebagai pemegang rekening Efek pada Bank Kustodian atau

Perusahaan Efek selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang

Saham.

12. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta

jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening tersebut kepada

Lembaya Penyimpanan dan Penyelesaian untuk selanjutnya menyerahkannya kepada Perseroan

selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

13. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham

atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dalam Bank Kustodian yang merupakan bagian

dari portofolio dari Reksa Dana berbentuk kontrak invesatsi kolektif dan tidak termasuk dalam

penitipan kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank

Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambatnya 1 (satu)

hari kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham.

14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan

saham dalam Penitipan Kolektif kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya

lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain

kepada Bank Kustodian dan atau Perusahaan Efek tersebut.

15. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan

saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang

merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan

tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,

16. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak memperoleh dividen, saham bonus

atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditetapkan

oleh atau berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan bank

Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah

saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, yang selanjutnya akan menyerahkan daftar yang telah

dikonsolidasikan tersebut kepada Direksi Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja setelah tanggal

yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen saham,

saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

311

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pemindahan Hak Atas Saham

Pasal 10

1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik semula yang telah terdaftar dalam

Daftar Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama dari

pemegang saham yang baru telah dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham, satu dan lain dengan

tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang.

2. Setiap pemindahan hak atas saham harus berdasarkan akta pemindahan hak yang ditandatangani

oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah. Setiap

biaya yang dikenakan berkenaan dengan pemindahan hak atas saham harus sesuai dengan

peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham

Perseroan tercatat.

3. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana ditentukan

dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dan salinannya disampaikan Perseroan dengan ketentuan

bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek dimana saham

Perseroan tercatat ada waktu itu harus memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham tersebut tercatat.

4. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai

mutasi antar rekening ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas

nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif dengan

melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak atas shama oleh Direksi Perseroan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 ayat 5 di atas.

5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar

telah dipenuhi.

6. Direksi dapat menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham

apabila cara yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Perseroan dan cara yang ditentukan oleh

Rapat Direksi tidak dipenuhi atau hal lain yang disyaratkan oleh pihak yang berwenang tidak dipenuhi.

7. Apabila Direksi menolak untuk mencatat pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib

mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan ahknya dalam waktu

30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan pendaftaran itu diterima oleh Direksi.

Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek setiap penolakan untuk mencatat

pemindahan hak atas saham harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat.

8. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada hari kerja terakhir dari Bursa Efek di Indonesia sebelum

diiklankannya panggilan untuk Rapat umum Pemegang Saham, untuk menetapkan nama para

pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat yang dimaksud.

9. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau

karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dengan

mengajukan bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan

permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham.

10. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan

memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undngan di bidang

pasar modal serta peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu.

11. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk

memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas shama harus berlaku terhadap

setiap peralihan hak menurut ayat 9 pasal ini.

312

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Direksi

Pasal 11

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang Direktur,

seorang diantaranya diangkat menjadi Direktur Utama, dan bila dipandang perlu dapat diangkat

sebagai seorang atau lebih Wakil Direktur Utama.

2. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing untuk jangka

waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal dari Rapat Umum Pemegang Saham yang

mengangkatnya sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang ketiga setelah

tanggal pengangkatan mereka dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk

memberhentikannya sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Direksi yang

bersangkutan diberi kesempatan hadir guna membela diri.

Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan rapat yang memutuskan pemberhentiannya

kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.

4. Para anggota Direksi dapat diberi gaji bulanan dan tunjangan lainnya termasuk santunan purna

jabatan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Kenaikan gaji dan

tunjangan yang diberikan kepada anggota Direksi harus berdasarkan keputusan Rapat Umum

Pemegang Saham, dimana usul mengenai jumlah keseluruhan kenaikan tersebut harus telah

dicantumkan dalam panggilan rapat. Wewenang untuk menetapkan besarnya gaji dan tunjangan

lainnya untuk masing-masing anggota Direksi oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat

dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)

hari sejak terjadi lowongan, harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham, untuk mengisi

lowongan tersebut.

Masa jabatan seorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan

dari anggota Direksi yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.

6. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu

30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diselenggarakan Rapat Umum

Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru, dan untuk sementara Perseroan diurus oleh

Dewan Komisaris.

7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara

tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum

tanggal pengunduran dirinya.

Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas tetap dapat

dimintakan pertanggungjawabannya sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal

pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham berikutnya.

8. Jabatan anggota Direksi akan berakhir apabila:

a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 7;

b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku atau ketentuan Bursa

Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu, termasuk tetapi tidak terbatas karena

menjadi tidak waras atau pailit;

c. meninggal dunia;

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

313

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Tugas dan Wewenang Direksi

Pasal 12

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan

dalam mencapai maksud dan tujuannya.

2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya

dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam

segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta

menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi

dengan pembatasan bahwa untuk:

a. meminjam (termasuk dana yang diperoleh dari fasilitas leasing) atau meminjamkan uang atas

nama Perseroan;

b. mengikat Perseroan sebagai penjamin hutang (borg atau avalist);

c. membebani hak tanggungan, menggadaikan atau dengan cara lain mempertanggungkan

kekayaan Perseroan yang bukan merupakan seluruh atau sebagian besar kekayaan Perseroan;

d. menjual/mendapatkan atau melepaskan kekayaan Perseroan yang bukan merupakan seluruh

atau sebagian besear kekayaan Perseroan;

e. melakukan penyertaan modal dalam perseroan lain;

f. mengajukan gugatan ke pengadilan;

harus dengan persetujuan tertulis dari dan/atau akta yang bersangkutan turut ditandatangani oleh

Komisaris Utama atau dalam hal ia berhalangan sekurangnya dari/oleh 2 (dua) orang Komisaris.

4. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh

atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi

yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain harus mendapat persetujuan Rapat

Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang mewakili paling

sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan

disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suaya yang dikeluarkan

secara sah dalam rapat.

Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maak

paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu

dapat diselenggarakan rapat kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.

Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak

termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemganggilan rapat tersebut tidak

perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus

dihadiri para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per

tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu

per dua) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.

Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang

ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemanggilan,

waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana

yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.

5. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan jaminan utang atau melepaskan hak atas

harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 wajib pula diumumkan dalam 2

(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan paling

lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.

314

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6. a. 2 (dua) orang anggota Direksi, dengan ketentuan seorang dari padanya adalah Direktur Utama,

berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

b. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana

tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka kedua orang anggota Direksi yang dimaksud,

salah seorang diantaranya haruslah anggota Direksi yang ditunjuk secara tertulis oleh Direktur

Utama, berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

7. Tanpa mengurangi tanggung jawabnya Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat

seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya wewenang yang

diatur dalam surat kuasa, wewenang yang demikian harus dilaksanakan sesuai dengan Anggaran

Dasar.

8. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat umum Pemegang

Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada

Dewan Komisaris.

9. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi

seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya, dan dalam

hal perseroan memunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota

Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Dewan Komisaris, satu dan lain dengan

memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal tentang benturan kepentingan

transaksi tersebut.

Rapat Direksi

Pasal 13

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Direktur Utama atau

oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota

Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-

sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang

sah.

2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut

ketentuan Pasal 12 Anggaran Dasar ini.

3. Panggilan Rapat Direksi harus disampaikan dengan surat tercatat atau dengan surat yang

disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima yang layak

atau dengan telefax, telex, sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan,

dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

Apabila hal-hal yang hendak dibicarakan perlu segera diselesaikan, jangka waktu panggilan itu

dapat dipersingkat menjadi tidak kurang dari 3 (tiga) hari dengan tidak memperhitungkan tanggal

panggilan dan tanggal rapat.

4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan utama Perseroan.

Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan

dan Rapat Direksi dapat diadakan di tempat lainnya sebagaimana yang ditentukan oleh anggota

Direksi yang berhak mewakili Direksi menurut ketentuan Pasal 12 ayat 9 Anggaran Dasar dan rapat

tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau

berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi akan dipimpin

oleh seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Rapat Direksi.

7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya

berdasarkan surat kuasa.

315

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 50%

(lima puluh persen) dari jumlah anggota Direksi hadir dan/atau diwakili dalam rapat.

9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal

keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan

pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota

Direksi hadir dan/atau diwakili dalam rapat.

10. Seorang anggota Direksi tidak dapat memberikan suaranya dalam Rapat yang membahas suatau

kontrak atau usulan kontrak atau suatu rencana dimana yang bersangkutan memiliki kepentingan

pribadi baik langsung maupun tidak langsung.

11. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka ketua Rapat Direksi mempunyai

suara yang menentukan, kecuali dalam Rapat Direksi dimana hadir dan/atau diwakili hanya 2 (dua)

orang anggota Direksi atau dimana hanya 2 (dua) orang anggota Direksi yang dapat mengeluarkan

suara yang sah dalam rapat, maka ketua rapat Direksi tidak mempunyai suara yang menentukan.

12. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)

suara untuk setiap anggota Direksi yang diwakilinya.

a. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda

tangan, sedangkan pemungutan suara yang mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali

ketua rapat menentukan tanpa ada keberatan dari yang hadir.

b. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap

tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

13. Berita Acara Rapat Direksi harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat dan ditunjuk oleh

Ketua Rapat, dan kemudian ditandatangani oleh Ketua Rapat dan salah seorang anggota Direksi

lainnya yang hadir dan ditunjuk untuk itu oleh rapat tersebut, untuk memastikan kelengkapan dan

kebenaran Berita Acara tersebut.

Berita Acara ini merupakan bukti yang sah untuk para anggota Direksi dan untuk pihak ketiga

mengenai keputusan yang diambil dalam rapat yang bersangkutan.

Apabila Berita Acara dibuat oleh Notaris, penandatanganan demikian tidak disyaratkan.

14. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan

ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis mengenai usul keputusan tersebut

serta menandatangani persetujuan tertulis.

Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan

yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.

Dewan Komisaris

Pasal 14

1. Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya

diangkat sebagai Komisaris Utama.

2. Komisaris Utama atau dalam hal Komisaris Utama berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan

kepada pihak lain, salah seorang Komisaris lainnya yang ditunjuk secara tertulis oelh Komisaris

Utama berhak untuk bertindak untuk dan atas nama Dewan Komisaris.

3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham masing-masing untuk

jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal ditutupnya Rapat umum Pemegang Saham

yang mengangkatnya sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang ketiga

setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang

Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya setelah anggota

Dewan Komisaris yang bersangkutan memperoleh kesempatan untuk hadir guna membela diri dalam

rapat.

316

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentian tersebut,

kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat tersebut.

4. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.

5. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi gaji bulanan dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan

oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

Kenaikan gaji dan tunjangan yang diberikan kepada anggota Dewan komisaris harus berdasarkan

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dimana usul mengenai jumlah keseluruhan kenaikan

tersebut harus telah dicantumkan dalam Panggilan Rapat. Wewenang untuk menentukan beesarnya

gaji dan/atau tunjangan lainnnya untuk masing-masing anggota Dewan Komisaris oleh Rapat Umum

Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Rapat Dewan Komisaris.

6. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30

(tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diberitahukan/diumumkan tentang akan

diadakannya panggilan dari Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan diadakan

untuk mengisi lowongan itu.

Masa jabatannya seseorang ynag diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa

jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang jabatannya telah menjadi lowong tersebut.

7. Seorang anggota Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan

secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari

sebelum tanggal pengunduran dirinya.

Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap

dapat dimintakan pertanggungjawabannya sebagai anggota Dewan Komisaris sejak pengangkatan

yang bersangkutan hingga saat pengunduran dirinya dalam Rapat Umum Pemegang Saham

berikutnya.

8. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila:

a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 7;

b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku atau ketentuan Bursa

Efek dimana saham Perseroan dicatatkan pada waktu itu, termasuk tetapi tidak terbatas karena

menjadi tidak waras atau pailit;

c. meninggal dunia;

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris

Pasal 15

1. Dewan Komisaris melaukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan

serta memberikan nasihat kepada Direksi.

2. Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Para anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam

jam kerja Perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan

atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti

lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui

segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi.

4. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang

ditanyakan oelh anggota Dewan Komisaris.

317

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

5. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan sementara seorang atau lebih anggota

Direksi dari jabatannya apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran

Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Pemberitahuan sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.

7. Dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan

Komisaris diwajibkan untuk memberitahukan/mengumumkan bahwa akan diadakan panggilan Rapat

Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan

akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota

Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

8. Rapat tersebut dalam ayat 7 pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama dan apabila ia tidak hadir, hal

tersebut tidak perlu dibuktikan kepda pihak ketiga, rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan

Komisaris lainnya yang ditunjuk untuk itu oleh rapat tersebut dan apabila tidak ada seorangpun

anggota Komisaris yang hadir, maka rapat dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari

antara mereka yang hadir.

9. Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dalam ayat 7 ini tidak diadakan atau tidak berhasil

mengambil keputusan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah pemberhentian sementara

itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak

menjabat kembali jabatannya semula.

10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara dan Perseroan tidak mempunyai

seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus

Perseroan, dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara

kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama.

Rapat Dewan Komisaris

Pasal 16

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Komisaris

Utama atau oleh 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris lainnya atau atas permintaan dari 1 (satu)

pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari

seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah.

2. Panggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris yang berhak mewakili

Dewan Komisaris menurut ketentuan Pasal 14 Anggaran Dasar.

3. Panggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada setiap anggota Dewan Komisaris secara

langsung, maupun dengan surat tercatat dengan mendapat tanda terima yang layak, atau dengan

telex, telefax sekurangnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak

memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

Apabila hal-hal yang hendak dibicarakan perlu segera diselesaikan, jangka waktu panggilan itu

dapat dipersingkat menjadi tidak kurang dari 3 (tiga) hari, dengan tidak memperhitungkan tanggal

panggilan dan tanggal rapat.

4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan utama

Perseroan.

Apabila semua anggota Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak

disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di tempat lainnya sebagaimana yang

ditentukan oleh anggota Dewan Komisaris yang berhak mewakili Dewan Komisaris sesuai ketentuan

Pasal 14 Anggaran Dasar dan rapat tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

318

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat

hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat Dewan

Komisaris akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang

hadir.

7. Seorang anggota Dewan Komisaris lainnya dapat diwakili dalam rapat Dewan Komisaris hanya

oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila

lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam

rapat.

9. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil

berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen) dari seluruh jumlah anggota Dewan

Komisaris yang sedang menjabat dan yang hadir atau diwakili rapat.

10. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka ketua rapat Dewan Komisaris yang

akan menentukan.

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1

(satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.

a. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda

tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilaukan secara lisan, kecuali

ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

b. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap

tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

12. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat dan kemudian harus ditandatangani oleh ketua

rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya yang ditunjuk pada rapat yang

bersangkutan untuk maksud tersebut.

Apabila Berita Acara dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.

13. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris yang dibuat dan ditandatangani menurut ketentuan dalam

ayat 12 pasal ini akan berlaku sebagai bukti yang sah, baik untuk para anggota Dewan Komisaris

dan untuk pihak ketiga mengenai keputusan Dewan Komisaris yang diambil dalam rapat yang

bersangkutan.

14. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat dewan

Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris yang telah diberitahu secara tertulis

dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara

tertulis dan menandatangani persetujuan tersebut,

Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan

yang diambil dengan sah dalam rapat Dewan Komisaris.

Tahun Buku

Pasal 17

1. Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga

puluh satu) Desember tahun yang sama.

Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.

2. Dalam waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan

tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh

semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham

tahunan.

319

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Laporan Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor Perseroan paling lambat 14 (empat

belas) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan, agar dapat

diperiksa oleh para pemegang saham.

3. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi yang telah diperiksa oleh Akuntan

Publik dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya berperedaran nasional

dalam wilayah Repulik Indonesia dan 1 (satu) lainnya terbit di tempat kedudukan Perseroan

sebagaimana yang ditetapkan oleh Direksi, selambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun

buku berakhir.

Rapat Umum Pemegang Saham

Pasal 18

1. Rapat Umum Para Pemegang Saham dalam Perseroan adalah:

a. Rapat Umum Pemegang Saham tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Anggaran

Dasar ini.

b. Rapat Umum Pemegang Saham lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan

sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.

2. Istilah Rapat umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat

Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali dengan

tegas dinyatakan lain.

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

Pasal 19

1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya pada akhir

bulan Juni tiap tahun setelah ditutupnya buku-buku Perseroan.

2. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan:

a. Direksi mengajukan perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi

dari tahun buku dan penjelasan atas dokumen tersebut yang telah diaudit oleh akuntan publik

untuk mendapat pengesahan rapat.

b. Direksi mengajukan laporan tahunan mengenai keadaan dan jalannya Perseroan, hasil yang

telah dicapai, perkiraan mengenai perkembangan Perseroan di masa yang akan datang, kegiatan

utama Perseroan dan perubahannya selama tahun buku serta rincian masalah yang timbul

selama tahun buku yang mempengaruhi kegiatan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan

rapat.

c. Diputuskan penggunaan laba Perseroan.

d. Dilangsungkan penunjukkan akuntan publik.

e. Jika perlu mengisi lowongan jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

f. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai

dengan ketentuan Anggaran Dasar.

3. Pengesahan perhitungan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti

memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota Direksi

dan Dewan Komisaris serta atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun

buku yang lalu, sejauh tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam perhitungan tahunan.

4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan pada waktu yang telah ditentukan, maka pemegang saham berhak memanggil sendiri

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua

Pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.

320

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa

Pasal 20

1. Direksi atau Dewan Komisaris berwenang menyelenggarakan Rapat umum Pemegang Saham Luar

Biasa.

2. Direksi atau Dewan Komisaris wajib memanggil dan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Biasa atas permintaan tertulis dari para anggoa Direksi dan Dewan Komisaris atau

dari 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh)

bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

Permintaan tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang

hendak dibicarakan disertai alasannya.

3. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham

Luar Biasa sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 setelah lewat waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung

surat permintaan itu diterima, maka para anggota Dewan Komisaris atau pemegang saham yang

bersangkutan yang menandatangani permintaan itu berhak memanggil sendiri rapat atas biaya

Perseroan setleah mendapat izin dari Ketua Pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi

tempat kedudukan Perseroan.

4. Pelaksanaan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan Ketua

Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut.

Tempat dan Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham

Pasal 21

1. Rapat Umum Pemegang Saham diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau ditempat kedudukan

Bursa Efek di Indonesia dimana saham Perseroan dicatatkan.

2. Sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diberiaknnya pemanggilan Rapat Umum Pemegang

Saham, pihak yang berhak untuk memberikan pemanggilan harus memberitahukan kepada para

pemegang saham dengan cara memasang iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar harian

berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara

Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan atau yang terbit

di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia sebagaimana ditentukan oleh Direksi bahwa akan

diadakan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham.

Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan dengan iklan dalam sedikitnya 2 (dua)

surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam

wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan

atau yang terbit di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia sebagaimana ditentukan oleh Direksi.

Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus dilakukan sekurangnya 21 (dua puluh satu)

hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal

pemanggilan dan tanggal rapat.

3. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham harus mencantumkan hari, tanggal, jam, tempat dan

acara rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat tersedia

di kantor Perseroan mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal rapat diadakan.

Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan harus pula mencantumkan pemberitahuan

bahwa laporan tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 17 ayat 2 telah tersedia di kantor

Perseroan selambatnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal rapat dan bahwa salinan dari daftar

neraca dan daftar perhitungan laba rugi tahun buu yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan

atas permintaan tertulis dari pemegang saham.

321

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

4. Usul dari pemegang saham harus dimasukan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham apabila:

a. usul yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih

pemegang saham yang memiliki sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari keseluruhan jumlah

saham dengan hak suara yang sah;

b. usul yang bersangkutan telah diterima oleh Direksi sedikitnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal

pemanggilan rapat yang bersangkutan dikeluarkan;

c. menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

Pimpinan dan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham

Pasal 22

1. Apabila dalam Anggaran Dasar ditentukan lain, maka Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin

oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris untuk itu, dalam hal

Rapat Dewan Komisaris tidak melaukan penunjukan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak

ketiga, maka rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam rapat,

dalam hal tidak ada seorangpun Komisaris yang hadir, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada

pihak ketiga, maka rapat diketuai oleh seorang pemegang saham yang dipilih oleh dan dari antara

mereka yang hadir dalam rapat.

2. Mereka yang hadir dalam rapat harus membuktikan kewenangannya untuk hadir dalam rapat, yaitu

sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam panggilan rapat, dengan ketentuan untuk saham

yang tercatat di Bursa Efek dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal dan peraturan Bursa Efek dimana saham Perseroan tercatat.

3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat

berita acara rapat oleh notaris.

Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihak

ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.

Korum, Hak Suara dan Keputusan

Pasal 23

1. a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham

yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh persen) bagian dari jumlah seluruh saham dengan

hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan kecuali apabila ditentukan lain

dalam Anggaran Dasar ini.

b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 butir 1 tidak tercapai, maka dapat

diadakan pemanggilan rapat kedua tanpa didahului dengan pengumuman/pemberitahuan

tentang akan diadakannya pemanggilan rapat.

c. Rapat kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh

satu) hari terhitung sejak tanggal rapat pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti

yang diperlukan untuk rapat pertama, kecuali mengenai persyaratan korum sebagaimana

ditetapkan dalam butir d dan pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum

rapat kedua tersebut, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat

dan dengan menyebutkan bahwa telah diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham

pertama tetapi tidak mencapai korum.

d. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri

oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang mewakili sedikitnya

1/3 (satu per tiga) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

e. Dalam hal korum rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan korum ditetapkan

oleh Ketua Pengadialn negeri yang wilayahnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.

322

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Yang demikian satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan tentang persyaratan korum rapat

yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal, termasuk

korum rapat untuk menyetujui benturan kepentingan transaksi tertentu.

2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.

Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi

Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan undang-undang dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku tentang bukti perdata dan harus diajukan kepda Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari

kerja sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan.

3. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan

kepadanya pada waktu rapat diadakan.

4. Dalam rapat, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.

5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa

dalam rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam

pemungutan suara.

6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani

dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan

dari pemegang saham yang hadir dalam rapat yang mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari

jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

7. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan

jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan

berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan

suara berdasrkan suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dalam rapat, kecuali apabila dalam

Anggaran Dasar ini ditentukan lain.

Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, jika mengenai orang harus

diundi, jika mengenai hal-hal lain, maka usul harus dianggap ditolak.

9. a. Keputusan berkenaan dengan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat 9 di atas harus diambil dalam Rapat Umum Pemegang

Saham yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut, yang dihadiri oleh pemegang saham

independen, yaitu pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan atas transaksi

tersebut (untuk selanjutnya disebut “Pemegang Saham Independen”) yang memiliki lebih dari

50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki

seluruh Pemegang Saham Independen dengan tidak mengurangi ketentuan ayat 1 butir 1

pasal ini, dan keputusan tersebut diambil berdasarkan suara setuju dari Pemegang Saham

independen yang memiliki lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan

hak suara yang sah yang dimiliki seluruh Pemegang Saham Independen.

b. Dalam pengambilan keputusan tersebut, pemegang saham, anggota Direksi dan Dewan

Komisaris yang mempunyai benturan kepentingan dengan transaksi yang diputuskan tidak

berhak mengeluarkan saran atau pendapat.

c. Apapun keputusan yang diambil Pemegang Saham Independen tersebut dinyatakan sebagai

dikukuhkan oleh korum rapat keseluruhan, yang diikuti oleh seluruh pemegang saham yang

hadir dalam rapat, termasuk pula pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan.

d. Jikalau dalam rapat yang pertama tersebut, ternyata jumlah Pemegang Saham Independen

yang hadir atau diwakili ternyata tidak mencukupi persyaratan korum yang ditentukan oleh

rapat pertama tersebut, maka atas permintaan Perseroan dapat diadakan rapat yang kedua

setelah diadakan pemanggilan rapat (namun tanpa diperlukan pembertahuan yang mendahului

pemanggilan rapat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21), asalkan dalam rapat tersebut

323

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

hadir atau diwakili Pemegang Saham Independen yang mewakili lebih dari 50% (lima puluh

persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki Pemegang Saham

Independen dan keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 50% (lima puluh persen)

dari jumlah saham yang dimiliki Pemegang Saham Independen yang hadir/diwakili dalam rapat.

e. Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juta tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat

yang ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang

pemanggilan waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan

keputusan sebagaimana yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.

10. Setiap hal yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaran atau pemungutan suara

dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi semua syarat, sebagai berikut:

a. menurut pendapat ketua rapat hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara

rapat yang bersangkutan; dan

b. hal-hal tersebut diajukan oleh para pemegang saham yang mewakili sedikitnya 10% (sepuluh

persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh

Perseroan.

Penggunaan Laba

Pasal 24

1. Rapat Direksi harus mengajukan usul kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan mengenai

penggunaan dari laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Perhitungan

Tahunan yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, dalam usul maka

dapat dinyatakan berapa jumlah pendapatan bersih yang belum terbagi yang akan dipergunakan

sebagai dana cadangan, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 25 di bawah ini.

2. Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tidak menentukan lain, maka laba bersih setelah

dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh undang-undang dan Anggaran Dasar Perseroan

dibagi sebagai dividen.

3. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan

keputusan yang diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dalam keputusan mana juga harus

ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen.

Dividen untuk satu saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar

dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari

Rapat Umum Pemegang Saham dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.

Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham. Pasal 21 ayat 2

berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.

4. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup

dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan

laba rugi, dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama

kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup,

demikian dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku.

5. Direksi berdasarkan keputusan rapat Direksi dengan persetujuan rapat Dewan komisaris berhak

untuk membagi dividen sementara apabila keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan

ketentuan bahwa dividen sementara tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan

dibagikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya yang diambil

sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.

6. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan

bersih seperti tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan dan setelah dipotong pajak penghasilan, dapat diberikan tantieme

kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang besarnya ditentukan oleh Rapat

Umum Pemegang Saham.

324

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

7. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setleah disediakan

untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu.

Dividen dalam dana candangan tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum

lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut

yang dapat diterim aoleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu tersebut

menjadi milik Perseroan.

Penggunaan Dana Cadangan

Pasal 25

1. Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang

Saham setelah memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal yang

ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan.

3. Apabila dana cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut, maka Rapat Umum

Pemegang Saham dapat memutuskan agar jumlah dari dana cadangan yang telah melebihi jumlah

sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 diguankan bagi keperluan perseroan.

4. Direksi harus mengelola dana cadangan yang melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut

agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik olehnya dengan

persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

5. Setiap keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan

laba rugi.

Pengubahan Anggaran Dasar

Pasal 26

1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh

pemegang saham yang mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) dari seluruh saham yang telah

dikeluarkan yang mempunyai hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh sedikitnya 2/3 (dua

per tiga) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam rapat. Pengubahan Anggaran Dasar

tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.

2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut pengubahan nama, maksud dan tujuan,

kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal

yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka

atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia.

3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 pasal ini

cukup dilaporkan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam waktu

selambatnya 14 (empat belas) hari terhitung sejak keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

tentang pengubahan tersebut serta didaftarkan dalam daftar wajib daftar perusahaan.

4. Apabila dalam rapat yang dimaksud dalam ayat 1 korum yang ditentukan tidak tercapai, maka

paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu

dapat diselenggarakan rapat kedua, dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan

untuk rapat pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilaukan paling lambat 7

(tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak termasuk tanggal palnggilan dan tanggal rapat,

serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuan, pengumuman terlebih

dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus diahdiri para pemegang saham atau kuasanya yang

sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak

suara yang sah dan keputusan disetujui oleh sedikitnya suara terbanyak dari jumlah suara yang

dikeluarkan dengan sah dalam rapat.

325

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Jikalau korum dalam rapat kedua itu juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang ketiga,

setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyatatan tentang pemanggilan, waktu

penyelenggaran rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana yang

ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.

5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditor

Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 2

(dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya yang mempunyai peredaran luas

dalam wilayah negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan

Perseroan, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut.

Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan

Pasal 27

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang Pasar

Modal maka penggabungan, peleburan dan pengambilalihan, hanya dapat dilakukan berdasarkan

keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili

sedikitnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan

disetujui sedikitnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam

rapat.

Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka

paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu

dapat diselenggarakan rapt kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.

Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak

termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak

perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus

dihadiri para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per

tiga) bagian dari jumlah seluruh raham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu

per dua) bagian dai julah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.

Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi, maka dapat diadakan rapat yang

ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemganggilan,

waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana

yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.

2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia 1 (satu)

diantaranya berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di

tempat kedudukan Perseroan mengenai rencana penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan

Perseroan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan Rapat Umum Pemegang

Saham.

Pembubaran dan Likuidasi

Pasal 28

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka pembubaran

perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang

dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah saham

dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah suara

yang dikeluarkan dalam rapat.

Apabila dalam rapat yang dimaksud tersebut di atas korum yang ditentukan tidak tercapai, maka

paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah rapat pertama itu

dapat diselenggarakan rapat kedua dengan acara yang sama seperti rapat pertama.

Pemanggilan rapat harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat kedua tersebut, tidak

termasuk tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan rapat tersebut tidak

perlu dilakukan pemberitahuan/pengumuman terlebih dahulu dan rapat yang kedua tersebut harus

326

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian

dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua)

bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.

Jikalau korum dalam rapat kedua tersebut juga tidak terpenuhi maka dapat diadakan rapat yang

ketiga, setelah mendapat persetujuan dari dan sesuai dengan persyaratan tentang pemanggilan,

waktu penyelenggaraan rapat serta persyaratan korum dan pengambilan keputusan sebagaimana

yang ditentukan oleh Ketua Badan Pengawas Pasar Modal.

2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan

berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan

penetapan pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.

3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau

penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator.

4. Upah bagi likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau berdasarkan penetapan

pengadilan.

5. Likuidator wajib mendaftarkan dalam wajib daftar perusahaan, mengumumkan dalam Berita negara

dan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia satu diantaranya yang mempunyai

peredaran luas di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat

kedudukan Perseroan serta dengan pemberitahuan untuk itu kepada para kreditur, serta dilaporkan

kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Badan Pengawas Pasar Modal, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku sejak Perseroan dibubarkan.

6. Anggaran Dasar seperti termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya di kemudian hari tetap

berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh Rapat Umum Pemegang

Saham berdasarkan persertujuan dari suara terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya

pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.

7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan

menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham

yang mereka miliki masing-masing.

Peraturan Penutup

Pasal 29

Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, maka Rapat Umum

Pemegang Saham yang akan menentukan.

327

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan oleh investor dalam melakukan pemesanan pembelian

Sukuk Ijarah adalah:

1. Pemesan Yang Berhak

Perorangan Warga Negara Indonesia dan perorangan Warga Negara Asing dimanapun mereka bertempat

tinggal, serta badan usaha atau lembaga Indonesia ataupun asing dimanapun mereka berkedudukan

yang berhak membeli Sukuk Ijarah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yurisdiksi setempat.

2. Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah

Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah harus diajukan dengan menggunakan Formulir Pemesanan

Pembelian Sukuk Ijarah (FPPSI) yang dicetak untuk keperluan ini. Pemesanan pembelian Sukuk Ijarah

yang diajukan dengan menggunakan fotokopi formulir tersebut ataupun bentuk lainnya akan ditolak.

3. Jumlah Minimum Pemesanan Sukuk Ijarah

Pemesanan pembelian Sukuk Ijarah harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan

pemindahbukuan senilai Rp1 atau kelipatannya.

4. Masa Penawaran Sukuk Ijarah

Masa Penawaran Sukuk Ijarah akan dimulai pada tanggal 28 Juni 2007 pukul 09.30 WIB dan ditutup

pada tanggal 2 Juli 2007 pukul 16.00 WIB.

5. Tempat Pengajuan Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah

Pemesan harus mengajukan FPPOS selama jam kerja yang umum berlaku, kepada para Penjamin

Emisi Sukuk Ijarah atau Agen Penjualan yang ditunjuk sebagaimana dimuat dalam Bab XXII Prospektus

ini pada tempat dimana Pemesan memperoleh Prospektus dan FPPOS.

6. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah

Para Penjamin Emisi Sukuk Ijarah atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan pemesan pembelian

Sukuk Ijarah akan menyerahkan kembali kepada Pemesan 1 (satu) tembusan FPPOS yang telah

ditandatangani sebagai tanda terima pengajuan pemesanan pembelian Sukuk Ijarah. Bukti tanda terima

pemesanan pembelian Sukuk Ijarah bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan.

7. Penjatahan Sukuk Ijarah

Apabila jumlah keseluruhan Sukuk Ijarah yang dipesan melebihi jumlah Sukuk Ijarah yang ditawarkan

maka penjatahan akan ditentukan oleh kebijaksanaan masing-masing Penjamin Emisi Sukuk Ijarah sesuai

dengan porsi penjaminannya masing-masing dimana akan dilakukan pada tanggal 3 Juli 2007.

Penjamin Emisi Sukuk Ijarah akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada BAPEPAM

dan LK paling lambat 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan

peraturan BAPEPAM Nomor IX.A.2.

Manajer Penjatahan, dalam hal ini adalah salah satu dari Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah, akan

melakukan audit penjatahan dan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada BAPEPAM

dan LK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada peraturan No.

VIII.G.12 Tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek Atau

Pembagian Saham Bonus dan Peraturan BAPEPAM No. IX.A.7 Tentang Tanggung Jawab Manajer

Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum; paling lambat

30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penjatahan.

328

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

8. Pembayaran Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah

Setelah menerima pemberitahuan hasil penjatahan Sukuk Ijarah tersebut, pemesan harus segera

melaksanakan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai atau dengan bilyet giro atau dengan cek

yang ditujukan kepada Penjamin Emisi Sukuk Ijarah melalui Agen Penjualan tempat mengajukan

pemesanan. Jika pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek atau bilyet giro yang

bersangkutan harus dapat ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya tanggal 4 Juli 2007 (in good

fund) pukul 14.00 WIB. Penyetoran dapat dilakukan langsung kepada rekening Penjamin Pelaksana

Emisi Sukuk Ijarah di:

Bank Syariah Mandiri

Cabang Hasanuddin Jakarta

No. Rekening 001-004727-7

A/n. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

HSBC

Gd World Trade Center, Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31

Jakarta 12920

No. Rekening 060-000239-759

A/n. PT HSBC Securities Indonesia

Semua biaya atau provisi bank ataupun biaya transfer merupakan beban pemesan. Pemesanan akan

dibatalkan jika persyaratan pembayaran tidak dipenuhi.

9. Distribusi Sukuk Ijarah Secara Elektronik

Pada tanggal emisi yaitu 5 Juli 2007, Perseroan wajib menerbitkan Sertifikat Jumbo Sukuk Ijarah untuk

diserahkan kepada KSEI dan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Sukuk Ijarah pada

Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi

tersebut, maka pendistribusian Sukuk Ijarah semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana

Emisi Sukuk Ijarah.

Segera setelah Sukuk Ijarah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah, selanjutnya Penjamin

Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah memberi instruksi kepada KSEI untuk memindahbukukan Sukuk Ijarah

dari Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah ke dalam Rekening Efek Penjamin Emisi

Sukuk Ijarah sesuai dengan bagian penjaminan masing-masing. Dengan telah dilaksanakannya

pendistribusian Sukuk Ijarah kepada Penjamin Emisi Obligasi Syariah Ijarah maka tanggung jawab

pendistribusian Sukuk Ijarah semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Sukuk Ijarah yang

bersangkutan.

10. Pendaftaran Sukuk Ijarah ke Dalam Penitipan Kolektif

Sukuk Ijarah yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum ini telah didaftarkan pada KSEI

berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Sukuk Ijarah di KSEI yang ditandatangani Perseroan dengan KSEI

No. SP-002/PO-Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007. Dengan didaftarkannya Sukuk Ijarah tersebut di

KSEI maka atas Sukuk Ijarah yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Perseroan tidak menerbitkan Sukuk Ijarah dalam bentuk sertifikat kecuali Sertifikat Jumbo Sukuk

Ijarah yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Sukuk

Ijarah. Sukuk Ijarah akan diadministrasikan secara elektronik dalam Penitipan Kolektip di KSEI.

Selanjutnya Sukuk Ijarah hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek selambat-

lambatnya tanggal 5 Juli 2007.

b. KSEI akan menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian sebagai

tanda bukti pencatatan Sukuk Ijarah dalam Rekening Efek di KSEI. Konfirmasi Tertulis tersebut

merupakan bukti kepemilikan yang sah atas Sukuk Ijarah yang tercatat dalam Rekening Efek.

329

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

c. Pengalihan kepemilikan atas Sukuk Ijarah dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek

di KSEI, yang selanjutnya akan dikonfirmasikan kepada Pemegang Rekening.

d. Pemegang Sukuk Ijarah yang tercatat dalam Rekening Efek merupakan Pemegang Sukuk Ijarah

yang berhak atas pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah, pelunasan Sisa Imbalan Ijarah, memberikan

suara dalam RUPSI serta hak-hak lainnya yang melekat pada Sukuk Ijarah.

e. Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah dan pelunasan jumlah Sisa Imbalan Ijarah akan dibayarkan

oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui

Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah maupun pelunasan

Sisa Imbalan Ijarah yang ditetapkan Perseroan dalam Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah

dan Perjanjian Agen Pembayaran. Perseroan melaksanakan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah

dan pelunasan Sisa Imbalan Ijarah berdasarkan data kepemilikan Sukuk Ijarah yang disampaikan

oleh KSEI kepada Perseroan. Pemegang Sukuk Ijarah yang berhak atas Cicilan Imbalan Ijarah

adalah Pemegang Rekening yang memiliki Sukuk Ijarah pada 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum Tanggal

Pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah (P-7).

f. Hak untuk menghadiri RUPSI dilaksanakan oleh Pemegang Sukuk Ijarah dengan memperlihatkan

KTUR asli yang diterbitkan oleh KSEI kepada Wali Amanat Sukuk. Yang dapat menghadiri RUPSI

adalah Pemegang Sukuk Ijarah di Rekening Efek pada hari ketiga sebelum pelaksanaan RUPOS

(R-3). Terhitung sejak R-3 sampai dengan berakhirnya RUPSI, seluruh Sukuk Ijarah di Rekening

Efek di KSEI akan dibekukan sehingga tidak dapat dilakukan pemindahbukuan antar Rekening

Efek. Transaksi Sukuk Ijarah yang penyelesaiannya jatuh pada R-3 sampai dengan tanggal

pelaksanaan RUPSI akan diselesaikan oleh KSEI mulai hari pertama setelah berakhirnya RUPSI.

g. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan Sukuk Ijarah wajib membuka Rekening Efek di

Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang Rekening Efek di KSEI.

11. Pembatalan Penawaran Umum

Sebelum dan selama berlangsungnya masa penawaran, Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan

Perseroan memiliki hak untuk membatalkan Penawaran Umum ini bilamana terjadi hal-hal yang disebut

dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Sukuk Ijarah.

12. Lain-Lain

Penjamin Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan Perseroan berhak untuk menerima atau menolak pemesanan

pembelian Sukuk Ijarah secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan

yang berlaku.

330

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XXI. KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT

Dalam rangka Penawaran Umum “Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007”, badan yang bertindak

sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili para pemegang Sukuk Ijarah

adalah PT Bank Mandiri (Persero).

PT Bank Mandiri (Persero), selanjutnya disebut “Bank Mandiri”, telah terdaftar di BAPEPAM sebagai

Wali Amanat dengan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tanggal 2 Oktober 1999 sesuai dengan Undang-Undang

No. 8 Tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini, telah dibuat Akta Perjanjian Perwaliamanatan

Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 6 tanggal 1 Mei 2007 dan Addendum Perjanjian

Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 13 tanggal 7 Juni 2007, yang dibuat

di hadapan Robert Purba, SH, Notaris di Jakarta, antara Perseroan selaku Perseroan dengan Bank

Mandiri selaku Wali Amanat,

Umum

PT Bank Mandiri (Persero) didirikan berdasarkan Akta Notaris No.10 tanggal 2 Oktober 1998 yang dibuat

dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama Perusahaan Perseroan (Perseroan) PT Bank

Mandiri atau disingkat PT Bank Mandiri (Persero). Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Keputusan No. C2-16561 HT.01.01.Th.98 tanggal 2 Oktober 1998, didaftarkan dalam

Daftar Perusahaan dengan TDP No. 09031827089 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta

Selatan No. 3264/BH.09.03/X/98 tanggal 9 Oktober 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia No.97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan No. 6859 Tahun 1998.

Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan

yang terakhir dibuat di hadapan Notaris Sutjipto, Sarjana Hukum Nomor 48 tanggal 12 April 2006 yang

Laporan Perubahan Anggaran Dasarnya telah diterima dan dicatat dalam Database Sistem Administrasi

Badan Hukum (SISMINBAKUM) Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 21 April 2006 Nomor C-11408 HT.01.04.TH.2006.

Permodalan Wali Amanat

Modal dasar, ditempatkan dan disetor penuh Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Desember 2006

adalah sebagai berikut :

Jumlah Nilai Nominal Jumlah Nilai Persentase

Lembar Per Lembar Saham Kepemilikan

Saham Saham (Nilai Penuh) Saham

(Jumlah Penuh)

Modal Dasar

� Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00%

� Saham Biasa Seri B 31.999.999.999 500 15.999.999.999.500 100,00%

Jumlah Modal Dasar 32.000.000.000 500 16.000.000.000.000 100,00%

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

Negara Republik Indonesia

- Saham Seri A Dwiwarna 1 500 500 0,00%

- Saham Biasa Seri B 13.999.999.999 500 6.999.999.999.500 67,86%

Publik

- Saham Biasa Seri B 6.631.217.467 500 3.315.608.733.500 32,14%

Jumlah Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh 20.631.217.467 500 10.315.608.733.500 100,00%

331

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Pengurusan dan Pengawasan

Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi terakhir sesuai dengan Akta No. 5 tanggal 2 Juni 2006

dibuat dihadapan Dr. A. Partomuan S.H., LLM, Notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut:

Komisaris

Komisaris Utama : Edwin Gerungan

Wakil Komisaris Utama : Muchayat

Komisaris : Soedarjono

Komisaris : Richard Claproth

Komisaris Independen : Pradjoto

Komisaris Independen : Gunarni Soeworo

Komisaris Independen : Yap Tjay Soen

Direksi

Direktur Utama : Agus Martowardojo

Wakil Direktur Utama : I Wayan Agus Mertayasa

Direktur : Omar Sjawaldy Anwar

Direktur : Zulkifli Zaini

Direktur : Abdul Rachman

Direktur : Sasmita

Direktur : Sentot A. Sentausa

Direktur : Bambang Setiawan

Direktur : Riswinandi

Kegiatan Usaha

Sesuai Akta Pendirian No. 10 tanggal 2 Oktober 1998, ditetapkan bahwa:

1. Maksud dan tujuan Perseroan ini adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program

Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang

perbankan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha

sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,

sertifikat deposito, tabungan dan / atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;

b. Memberikan kredit,

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang,

d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah

nasabahnya:

(i) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya

tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

(ii) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih

lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

(iii) Kertas Perbendaharaan Negara dan Surat Jaminan Pemerintah;

(iv) Sertifikat Bank Indonesia (SBI);

(v) Obligasi;

(vi) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

332

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(vii) Instrumen surat berharga lainnya yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada Bank lain,

baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk atau

sarana lainnya;

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan

atau antar pihak ketiga;

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak;

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat

berharga yang tidak tercatat di bursa efek;

k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau

dengan cara lain dalam hal debitur tidak memenuhi kewajbannya kepada Bank, dengan

ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;

l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat;

m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku menyediakan pembiayaan dan/atau

melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

oleh yang berwenang;

n. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh

yang berwenang;

o. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan,

seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring

penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang

berwenang;

p. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit

atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali

penyertaannya dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;

q. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku;

r. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Di dalam pengembangan Pasar Modal, PT Bank Mandiri (Persero) ikut berperan aktif, antara lain dengan

bertindak sebagai:

1. Wali Amanat (Trustee) dalam penerbitan obligasi sebagai berikut:

Astra International, Bank Ekspor Indonesia, Bank Panin, Bank Rakyat Indonesia, Bank Nagari,

Bank Pembangunan Daerah NTB, Bank Pembangunan Daerah Lampung, Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Utara, Bank Negara Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bahtera Adimina Samudera,

Bakrie Finance, Bukopin, Bunas Finance, Berlian Laju Tanker, Ciputra Development, Ciputra Surya,

Citra Marga Nusaphala Persada, Dankos Laboratories, Jakarta International Hotel & Development,

Jasa Marga, Lautan Luas, Mayora Indah, Metrodata Electronics, Marga Mandala Sakti, Pam Lyonaise

Jaya, Panasia Filament Inti, Papan Sejahtera, Perusahaan Listrik Negara, Ricky Putra Globalindo,

Swadharma Indotama Finance, Suba Indah, Sosro, Summarecon Agung, Tamara Konversi, Tjiwi

Kimia, U Finance, Wijaya Karya, Summit Oto Finance.

333

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

2. Agen Pembayaran kupon bunga dan pokok Obligasi:

Astra International, Bakrie Finance I Tahun 1997, Bunas Finance, Ciputra Development I, Ciputra

Surya, Citra Marga Nusaphala Persada II Tahun 1997, Jakarta International Hotel & Development I

Tahun 1997, Jasa Marga Indeks Prestasi I, Jasa Marga Indeks Prestasi II, Mayora Indah I Tahun

1997, Marga Mandala Sakti, Panasia Filament Inti I Tahun 1997, Papan Sejahtera VII, Perusahaan

Listrik Negara I, Perusahaan Listrik Negara II, Perusahaan Listrik Negara III, Perusahaan Listrik

Negara IV, Perusahaan Listrik Negara V, Perusahaan Listrik Negara VI, Pembangunan Perumahan,

Pelabuhan Indonesia II, Tamara Konversi, Tjiwi Kimia.

3. Agen Pembayaran deviden saham perusahaan publik:

PT. Sucaco, PT. Merck Indonesia, PT. Asuransi Ramayana, PT. Alumindo Perkasa, PT. Tambaga

Mulia Semanan, PT. Semen Gresik, PT. Barito Pacific Timber, PT. Citra Marga Nusapala Persada,

PT. Indosat, PT. Aneka Tambang, PT. Unilever Indonesia, PT. BAT. Indonesia, PT. Sari Husada,

PT. Goodyear Indonesia, PT. Surya Dumai Industri, PT. Pan Brothers, PT. Intan Wijaya Chemical,

PT. Ekadharma Tape Indonesia, dan PT. Humpuss.

4. Jasa Receiving Bank dalam IPO:

PT Arpeni Pratama Ocean Line, PT Bukit Asam, PT Bank Himpunan Saudara, PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk., PT Mitra Adi Perkasa, PT Perusahaan Gas Negara (PGN).

5. Mengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) dan Agen Penjaminan (Security Agent).

6. Menyelenggarakan jasa penitipan Efek-efek (Jasa Custodian).

Kantor Cabang Bank Mandiri

Sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya, jaringan operasional PT Bank Mandiri (Persero)Tbk.

terus meluas. Data per 31 Desember 2006 telah memiliki kantor yang terdiri atas : 1 Kantor Pusat, 924

Kantor yang terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas yang tersebar di seluruh

Indonesia serta 4 cabang Luar Negeri yakni Hongkong, Singapura, Cayman Island dan Dili, 1 subsidiary

di London dan 1 kantor representative di Shanghai.

Tugas Pokok Wali Amanat

Sesuai dengan pasal 51 Undang-undang No.8 tahun 1995, dan kemudian ditegaskan dalam Perjanjian

Perwaliamanatan Obligasi Berlian Laju Tanker III Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap No. 3 tanggal

1 Mei 2007, dibuat dihadapan, Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, tugas pokok Wali

Amanat adalah mewakili kepentingan Pemegang Obligasi baik di dalam maupun di luar pengadilan

dalam melakukan tindakan hukum mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Obligasi sesuai dengan

syarat-syarat Emisi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian

Perwaliamanatan serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik

Indonesia.

Pergantian Wali Amanat

Berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Berlian Laju Tanker Tahun 2007 No. 3 Tanggal

1 Mei Tahun 2007, sebagaimana diubah dengan Addendum Perjanjian Perwaliamanatan No. 14 Tanggal

6 Juni 2007, yang keduanya dibuat dihadapan Robert Purba, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, Wali

Amanat dengan sendirinya berhenti menjadi Wali Amanat bilamana terjadi salah satu dari hal-hal di

bawah ini:

a. Wali Amanat dibubarkan oleh suatu badan peradilan atau oleh suatu badan resmi lainnya atau

berdasarkan suatu peraturan dalam undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya

dianggap telah bubar.

b. Wali Amanat dinyatakan pailit oleh badan peradilan yang berwenang atau dibekukan operasinya

dan/atau kegiatan usahanya oleh pihak yang berwenang.

c. Diberhentikan oleh RUPO sebagaimana diatur dalam pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan.

334

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

d. Dengan memperhatikan keputusan RUPO, atas permintaan BAPEPAM dan LK dalam hal BAPEPAM

dan LK berpendapat bahwa: Wali Amanat telah gagal untuk melaksanakan kewajibannya; Wali

Amanat tidak sesuai lagi atau tidak mampu untuk bertindak sebagai Wali Amanat;

e. Apabila semua Jumlah Terhutang kepada Pemegang Obligasi telah terpenuhi sebagaimana mestinya,

termasuk dalam hal Perseroan melakukan buy back 100% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

Perjanjian Perwaliamanatan.

f. termasuk dalam hal Perseroan melakukan buy back 100% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

Perjanjian Perwaliamanatan Wali Amanat mengajukan permohonan berhenti secara tertulis terlebih

dahulu kepada Perseroan untuk kemudian diberitahukan kepada RUPO, dengan menyebutkan

alasan-alasannya dan permohonan berhenti itu harus diajukan sedikitnya 3 (tiga) bulan sebelumnya

dan Wali Amanat baru berhenti bertugas selaku Wali Amanat berdasarkan Perjanjian

Perwaliamanatan setelah (i) permohonan berhenti tersebut diterima baik oleh Perseroan, (ii)

permohonan berhenti tersebut diterima oleh RUPO serta (iii) pada saat Wali Amanat yang

menggantikannya yang ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan keputusan RUPO mulai memangku

jabatannya.

Dalam hal terjadinya pemberhentian Wali Amanat, Perseroan harus dengan segera melakukan

pengangkatan pengganti dari Wali Amanat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan berjanji akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengangkat pengganti dari Wali Amanat

sedemikian rupa sehingga pada setiap waktu ada Wali Amanat menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Sebulan sebelum pengakhiran tugas Wali Amanat, sebagaimana diatur dalam pasal 3.8 diatas, Emiten

harus menyampaikan sesuai dengan ketentuan mengenai keterbukaan informasi sebagaimana diatur

dalam Peraturan Nomor X.K.I. Keterbukaan Informasi yang harus segera diumumkan kepada Publik.

335

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Laporan Keuangan Wali Amanat

Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan Bank Mandiri yang angka-angkanya diambil

dari Laporan Keuangan Konsolidasi Bank Mandiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2006 dan 31 Desember 2006 dan 2005 (audited).

LAPORAN KEUANGAN

PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.

PER 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (KONSOLIDASI)

NERACA (konsolidasi)

LAPORAN KEUANGAN

(Rp juta)

No. Pos-Pos

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05

Audited Audited

AKTIVA

1 Kas 3.965.717 2.522.764

2 Penempatan pada Bank Indonesia Giro Bank Indonesia 35.909.538 35.042.890

3 Giro pada bank lain 548.383 705.328

4 Penempatan pada bank lain 9.424.392 15.348.399

5 Surat berharga yang dimiliki

- Diperdagangkan 865.953 562.762

- Tersedia untuk dijual 1.765.594 1.777.335

- Dimiliki hingga jatuh tempo 2.544.869 2.895.952

5.176.416 5.236.049

Dikurangi : surat berharga yang dimiliki 1.145.838 1.209.035

4.030.578 4.027.014

6 Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 90.648.024 92.055.964

7 Tagihan Lainnya - Transaksi Perdagangan

setelah dikurangi penyisihan -/- 1.958.039 2.724.729

8 Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali -/- 833.388 317.043

9 Tagihan Derivatif 410.727 315.243

10 Kredit yang diberikan

- Pihak yg memp. hub istimewa 750.672 1.245.740

- Pihak ketiga 116.920.270 105.447.348

117.670.942 106.693.088

Dikurangi : penyisihan penghapusan 14.388.695 11.823.614

103.282.247 94.869.474

11 Tagihan Akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan -/- 3.453.170 3.890.010

12 Penyertaan Saham - setelah dikurangi penyisihan penghapusan -/- 84.870 68.066

13 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 4.709.243 5.305.413

14 Aktiva Pajak Tanggungan - Bersih 3.295.451 2.231.402

15 Aktiva lain-lain 4.963.425 3.959.609

JUMLAH 267.517.192 263.383.348

336

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(Rp juta)

No. Pos-Pos

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05

Audited Audited

PASIVA

1 Kewajiban Segera Lainnya 882.904 926.656

2 Giro 48.812.753 46.410.270

3 Tabungan 60.303.561 47.153.178

4 Simpanan Berjangka

- Pihak yg mempunyai hub istimewa 877.911 1.080.031

- Pihak Ketiga 95.713.323 111.646.173

96.591.234 112.726.204

5 Simpanan dari bank lain 8.189.300 6.798.989

6 Hutang atas surat-surat berharga

yg dijual dengan janji dibeli kembali 1.859.780 2.046.420

7 Kewajiban Derivatif 100.823 189.546

8 Kewajiban akseptasi 3.608.393 4.319.102

9 Surat berharga yang diterbitkan setelah dikurangi 3.793.883 3.983.469

10 Pinjaman yang diterima 3.424.892 4.279.631

11 Estimasi kerugian komitmen & kontinjensi 514.399 594.084

12 Beban yang masih harus dibayar 590.533 693.956

13 Taksiran Pajak penghasilan 1.371.235 20.730

14 Kewajiban lain-lain 6.970.296 5.619.744

15 Pinjaman subordinasi 4.157.360 4.402.266

16 Modal pinjaman - -

17 Hak minoritas 5.176 4.705

18 Ekuitas

a. Modal disetor 10.315.609 10.127.859

b. Agio saham/tambahan modal disetor 6.433.948

c. Opsi saham 105.330 175.012

d. Dana setoran modal - -

e. Selisih penjabaran laporan keuangan 86.867 108.923

f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap 3.046.936 3.046.936

g. Keuntungan/(kerugian) bersih yang belum direalisasi atas

surat-surat berharga dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 229.572 (241.961)

h. Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 9.318 (14.063)

i. Saldo laba 6.113.090 4.005.437

JUMLAH 267.517.192 263.383.348

337

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA

(Rp juta)

No. Pos-Pos

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05

Audited Audited

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

1 Pendapatan bunga

1.1. Hasil bunga 25.657.397 20.366.450

1.2. Provisi dan komisi 603.709 632.775

JUMLAH PENDAPATAN BUNGA 26.261.106 20.999.225

2 Beban bunga

2.1. Beban bunga 15.900.193 12.022.941

2.2. Provisi dan Komisi 15.677 21.240

JUMLAH BEBAN BUNGA 15.915.870 -12.044.181

PENDAPATAN BUNGA BERSIH 10.345.236 8.754.008

3 Pendapatan operasional lainnya

3.1. Pendapatan provisi, komisi dan fee 1.755.027 1.577.330

3.2. Pendapatan Transaksi Valuta Asing 379.727 74.079

3.3.a. Laba jual beli surat berharga dan

Obligasi Rekapitulasi Pemerintah 137.542 255.458

3.3.b. Pendapatan kenaikan nilai surat berharga

dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 108.381

3.4. Pendapatan lainnya 351.345 671.462

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2.732.022 2.322.871

4 Beban penyisihan penghapusan aktiva 3.671.788 4.445.226

5 Beban Penyisihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (37.670) -

6 Beban (pendapatan) pemulihan penyisihan lainnya (128.945) (1.056.645)

7 Beban Operasional lainnya

7.1. Beban Personalia 3.017.502 3.187.255

7.2. Beban umum & administrasi 2.844.067 2.809.267

7.3. a. Beban penurunan surat berharga dan

Obligasi Rekapitulasi Pemerintah 89.144

7.4. Beban promosi 406.826 270.812

7.5. Beban lainnya 593.580 600.661

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 6.861.975 6.957.139

LABA OPERASIONAL 2.711.110 1.187.573

8 Pendapatan non operasional Bersih 120.086 45.304

9 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.831.196 1.232.877

10 Taksiran Pajak Penghasilan

- Tahun berjalan 1.675.010 500.501

- Ditangguhkan (1.266.286) 127.845

LABA PERIODE BERJALAN 2.422.472 604.531

338

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05Audited Audited

11 Hak minoritas (1.067) (1.162)

12 Saldo laba/rugi awal periode 4.005.437 6.161.275

13 a. Dividen (301.685) (2.678.816)

b. Lainnya (12.067) (131.391)

14 SALDO LABA (RUGI) AKHIR PERIODE 6.113.090 4.005.437

15 LABA PER SAHAM

- Dasar (dalam rupiah Penuh) 119,08 29,90

- Dilusian (dalam rupiah Penuh) 117,83 29,68

PERHITUNGAN LABA RUGI DAN SALDO LABA

(Rp juta)

No. Pos-Pos

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05Audited Audited

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

1 Pendapatan bunga

1.1. Hasil bunga 25.657.397 20.366.450

1.2. Provisi dan komisi 603.709 632.775

JUMLAH PENDAPATAN BUNGA 26.261.106 20.999.225

2 Beban bunga

2.1. Beban bunga 15.900.193 12.022.941

2.2. Provisi dan Komisi 15.677 21.240

JUMLAH BEBAN BUNGA 15.915.870 -12.044.181

PENDAPATAN BUNGA BERSIH 10.345.236 8.754.008

3.1. Pendapatan provisi, komisi dan fee 1.755.027 1.577.330

3.2. Pendapatan Transaksi Voluta Asing 379.727 74.079

3.3. a. Laba jual beli surat berharga danObligasi Rekapitulasi Pemerintah 137.542 255.458

3.3. b. Pendapatan kenaikan nilai surat berhargadan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 108.381

3.4. Pendapatan lainnya 351.345 671.462

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2.732.022 2.322.871

4 Beban penyisihan penghapusan aktiva 3.671.788 4.445.226

5 Beban Penyisihan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (37.670) -

6 Beban (pendapatan) pemulihan penyisihan lainnya (128.945) (1.056.645)

7 Beban Operasional lainnya

7.1. Beban Personalia 3.017.502 3.187.255

7.2. Beban umum & administrasi 2.844.067 2.809.267

7.3. a. Beban penurunan surat berharga danObligasi Rekapitulasi Pemerintah 89.144

7.4. Beban promosi 406.826 270.812

7.5. Beban lainnya 593.580 600.661

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 6.861.975 6.957.139

339

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

(Rp juta)

No. Pos-Pos

Konsolidasi

31-Dec-06 31-Dec-05

Audited Audited

LABA OPERASIONAL 2.711.110 1.187.573

8 Pendapatan non operasional Bersih 120.086 45.304

9 LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 2.831.196 1.232.877

10 Taksiran Pajak Penghasilan

- Tahun berjalan 1.675.010 500.501

- Ditangguhkan (1.266.286) 127.845

LABA PERIODE BERJALAN 2.422.472 604.531

340

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XXII. AGEN PEMBAYARAN

Perseroan telah menunjuk KSEI sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran

No. SP-002/AP-Syrh/KSEI/0507 tanggal 1 Mei 2007, yang dibuat antara Perseroan dengan KSEI.

Pelunasan Sisa Imbalan Ijarah dan pembayaran Cicilan Imbalan Ijarah akan dibayarkan oleh KSEI selaku

Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Sukuk Ijarah melalui Pemegang Rekening

sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana

tanggal pembayaran jatuh pada hari Minggu atau hari libur lainnya maka pembayaran akan dilakukan

pada Hari Bank berikutnya.

Alamat Agen Pembayaran adalah sebagai berikut:

PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA

Gedung Bursa Efek Jakarta Tower I Lantai 5

Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190

Tel. (021) 52991099

Fax. (021) 52991199

341

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR

PEMESANAN PEMBELIAN SUKUK IJARAH

Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Sukuk Ijarah dapat diperoleh di kantor para Penjamin

Pelaksana Emisi Sukuk Ijarah dan Penjamin Emisi Sukuk Ijarah di bawah ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI SUKUK IJARAH

PT DANATAMA MAKMUR PT ANDALAN ARTHA ADVISINDO SEKURITAS PT HSBC SECURITIES INDONESIA

Jl. Tanah Abang II/70 Gedung Artha Graha Lt. 26 World Trade Center

Jakarta 10160 Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53 Jl. Jend. Sudirman Kav. 29-31

Telp. (021) 3861982 Jakarta 12920 Jakarta 12920

Fax. (021) 3861985 Telp. (021) 5152640 Telp. (021) 5246496

Fax. (021) 5152644 Fax. (021) 5211043

PENJAMIN EMISI SUKUK IJARAH

PT Asjaya Indosurya PT Indomitra Securities PT Mega Capital Indonesia

Graha Surya Lantai. 6 Gedung Wirausaha Lt. 4 Menara Bank Mega Lt. 2

Jl. Setiabudi Selatan I Kav. 9 Jl. HR. Rasuna Said Kav. C-5 Jl. Kapten P. Tendean Kav. 12-14A

Jakarta 12920 Jakarta 12940 Jakarta 12790

Telp. (021) 57905068 Telp. (021) 5229073 Telp. (021) 79175599

Fax. (021) 57904898 Fax. (021) 5229078 Fax. (021) 79193900

342

PT BERLIAN LAJU TANKER Tbk.

Halaman ini sengaja dikosongkan