pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

18
1 MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PUDARNYA LAGU DOLANAN (CUBLEK-CUBLEK SUWENG) DARI HATI ANAK INDONESIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar Dosen Pengampu: Atika Candra Lestari, S.IP., M.Si Disusun oleh : Uswatun Hasanah (13620001) Danang Hadi U. (13620002) Luthfi Hakim S. (13620006) Aina Maya Shofi (13620009) Roudlotul Jannah (13620019) Alfian Zulkifli M.H. (13620021) Wafiatun Amalia (13620026) Moh. Nukman (13620028) Kelas : Biologi A

description

menjelaskan mengenai pudarnya lagi dolanan cublak cublak suweng di hati orang indonesia

Transcript of pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

Page 1: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

PUDARNYA LAGU DOLANAN (CUBLEK-CUBLEK SUWENG)

DARI HATI ANAK INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar

Dosen Pengampu:

Atika Candra Lestari, S.IP., M.Si

Disusun oleh :

Uswatun Hasanah (13620001)

Danang Hadi U. (13620002)

Luthfi Hakim S. (13620006)

Aina Maya Shofi (13620009)

Roudlotul Jannah (13620019)

Alfian Zulkifli M.H. (13620021)

Wafiatun Amalia (13620026)

Moh. Nukman (13620028)

Kelas :

Biologi A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2016

Page 2: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa, karena atas limpahan rahmat serta

karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pudarnya Lagu

Dolanan (Cublek-Cublek Suweng) dari Hati Anak Indonesia” tepat pada waktu yang

ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa

dibidang akademik, yang mengacu pada tri darma perguruan tinggi yaitu pendidikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

Selama penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan berupa arahan atau

bimbingan. Untuk itu, ucapan terimakaih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak

terutama pada dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar, serta rekan

mahasiswa dan semua pihak yang terlibat didalamnya. Dalam hal ini telah memberi motivasi

dalam bentuk materi maupun pemikiran sehingga dalam penyusunan makalah ini berjalan

dengan lancar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi para

pembaca dan penyusun makalah ini.

Penyusun

Malang, 1 April 2016

Page 3: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang ................................................................................................. 4

Rumusan Masalah ............................................................................................ 5

Tujuan .............................................................................................................. 5

BAB I KAJIAN PUSTAKA

Asal Mula Lagu Cublek-Cublek Suweng ........................................................ 6

Makna Lagu Cublek-Cublek Suweng .............................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN

Analisis ............................................................................................................ 9

Solusi ............................................................................................................... 10

Pandangan Nilai-Nilai Agama Islam................................................................ 11

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan ..................................................................................................... 12

Saran ................................................................................................................ 12

Daftar Pustaka .................................................................................................. 13

Page 4: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang berkebudayaan dan berperadaban yang tinggi tentunya

memiliki keanekaragaman kesenian. Kesenian yang telah menjadi tradisi ini telah diwariskan

secara turun temurun dan menjadi milik bersama. Kesenian merupakan hasil karya pemikiran

manusia sebagai masyarakat berbudaya yang dapat berupa bahasa, tarian, pakaian adat dan

lagu. Kesenian berupa lagu daerah yang dimiliki oleh masing-masing daerah di Indonesia,

seperti lagu Soleram dari Riau, injit-injit semut dari Jambi dan ampar-ampar pisang dari

Kalimantan Selatan. Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki kesenian lagu bermain

tradisional atau disebut juga tembang dolanan dalam bahasa jawa.

Bagi anak-anak, bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan, tanpa paksaan

dan bersifat fleksibel. Ketika sedang bermain, sering disisipi oleh nyanyian yang semakin

membuat suasana hidup. Sayangnya, sekarang ini lagu bermain tradisional mulai pudar dan

jarang didendangkan. Padahal, di dalam lagu tersebut banyak sekali pelajaran bagi anak serta

berperan dalam pembentukan karakter. Lagu dolanan anak tradisional diasumsikan memiliki

manfaat positif dalam pembentukan karakter anak di kemudian hari. Hal ini disebabkan di

dalam lagu dolanan anak tradisional tersebut terkandung beberapa nilai pendidikan, di

antaranya menanamkan nilai sosial, nilai sejarah, nilai kejujuran, sportivitas, menghargai

orang lain, dan pembentukan fisik.

Lagu anak tradisional dahulu sangat dikenal di kalangan anak-anak pada masa

dekade1960’an. Hal tersebut dikarenakan anak-anak memiliki waktu luang dan tempat untuk

bermain serta bernyanyi secara bersama-sama. Anak-anak waktu itu juga memiliki fasilitas

tempat yang luas, misalnya di lapangan, atau halaman rumah yang cukup luas. Di samping

itu, anak-anak pada masa itu belum memiliki permainan yang beraneka ragam seperti

sekarang ini, sehingga anak-anak bermain dengan fasilitas yang ada di sekitar mereka.

Lagu permainan tradisional mulai pudar pada akhir tahun 90-an, penyebabnya karena

anak-anak sudah tidak lagi mengenal permainan tradisional. Mereka lebih memilih

permainan yang menggunakan teknologi dan cenderung bersifat individual, misalnya saja

video game, play station, game online dan lain-lain. Permainan masa kini yang canggih dan

Page 5: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

menawarkan berbagai keunikan ini membuat anak-anak kecanduan dan semakin melupakan

permainan tradisional.

Cublek-cublek suweng merupakan lagu dolanan yang masih dikenal oleh anak-anak

yang lahir di akhir era 90-an. Lagu ini disebut sebagai lagu dolanan karena dinyanyikan

untuk mengiringi sebuah permainan anak-anak. Kepopuleran lagu ini mulai memudar seiring

berkembangnya zaman dan teknologi. Akan tetapi hal-hal yang membuat lagu ini kian

ditinggalkan masih belum jelas, begitu pula solusi yang diharapkan untuk mengembalikan

kepopuleran lagu ini pun belum optimal. Oleh karena itu perlu adanya penelitian maupun

pembahasan terkait solusi-solusi dalam menanggulangi pudarnya lagu dolanan ini.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dijadkan sebagai landasan dibentuknya makalah ini adalah:

1. Kapan dan apa tujuan dibentuknya lagu Cublek-cublek Suweng?

2. Apa makna yang tersirat didalam lagu Cublek-cublek Suweng?

3. Apa saja penyebab lagu Cublek-cublek Suweng tidak dikenal di kalangan anak

Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan

Tujuan dari dibentuknya makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Kapan dan apa tujuan dibentuknya lagu Cublek-cublek Suweng di

bentuk.

2. Untuk mengetahui makna yang tersirat dalam lagu Cublek-cublek Suweng.

3. Untuk mengetahui penyebab-penyebab lagu Cublek-cublek Suweng dikenal di

kalangan anak Indonesia saat ini.

Page 6: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Asal Mula Lagu Cublek-Cublek Suweng

Permainan Cublak-cublak suweng bersasal dari pulau jawa, khususnya di Jawa

tengah dan timur. Kata Cublak yang artinya wadah, suwenge berasal dari kata suwung (ruang

yang berudara tapi sepi/sunyi). Permainan ini diciptakan pertama kali oleh “Wali Songo”

terutama Sunan Giri yang berasal dari jawa. Walisongo memang telah mengajarkan mengenai

suatu perjalanan hidup setiap manusia sehari-hari. Setiap hari kita mencari harta, harta tak

hanya berupa kekayaan bisa berupa ilmu, jabatan, dan setiap pemuas kebutuhan hidup

manusia. Permainan ini diajarkan penyebar Islam di tanah Jawa sehingga pastilah

berlandaskan Islam, untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya

kembali ke hati nurani (Mariyanti,2009).

2.1 Makna Lagu Cublek-Cublek Suweng

Sebelum memahami makna yang terkandung pada lagu cublek-cublek suweng,

terlebih dahulu kita pahami lagu dari cublek-cublek suweng yakni (Herawati,2014):

Cublak - cublak suweng ‘mengetuk- ngetukan subang’

Suwenge ting gelenter ‘subangnya berserakan’

Mambu ketundhung gudel ‘berbau anak kerbau yang terlepas’

Pak empong lera lere ‘kempong bergerak ke sana ke mari’

Sapa ngguyu ndhelikkake ‘siapa yang tertawa dia yang menyembunyikan’

Sir sir pong dhele kopong ‘sir, sir pong kedelai kopong’

Sir sir pong dhele gosong ‘sir, sir pong kedelai kopong’

Jika diuraikan satu persatu, makna yang terkandung dalam lagu ini adalah (Herawati, 2014):

Cublak-cublak suweng,

Cublak Suweng artinya tempat Suweng. Suweng adalah anting perhiasan wanita

Jawa. Cublak-cublak suweng, artinya ada tempat harta berharga, yaitu Suweng (Suwung,

Sepi, Sejati) atau Harta Sejati.

Suwenge teng gelenter,

Suwenge Teng Gelenter, artinya suweng berserakan. Harta Sejati itu berupa kebahagiaan

sejati sebenarnya sudah ada berserakan di sekitar manusia.

Page 7: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

Mambu ketundhung gudel,

Mambu (baunya) Ketundhung (dituju) Gudel (anak Kerbau). Maknanya, banyak orang

berusaha mencari harta sejati itu. Bahkan orang-orang bodoh (diibaratkan Gudel) mencari

harta itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, tujuannya untuk menemukan

kebahagiaan sejati. 

Pak empo lera-lere,

Pak empo (bapak ompong) Lera-lere (menengok kanan kiri). Orang-orang bodoh itu mirip

orang tua ompong yang kebingungan. Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu,

bukan Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa

nafsu keserakahannya sendiri.

Sopo ngguyu ndhelikake,

Sopo ngguyu (siapa tertawa) Ndhelikake (dia yg menyembunyikan). menggambarkan bahwa

barang siapa bijaksana, dialah yang menemukan Tempat Harta Sejati atau kebahagian sejati.

Dia adalah orang yang tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun

berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

Sir-sir pong dele kopong,

Sir (hati nurani) pong dele kopong (kedelai kosong tanpa isi). Artinya di dalam hati nurani

yang kosong. Maknanya bahwa untuk sampai kepada menemu Tempat Harta Sejati (Cublak

Suweng) atau kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari atribut kemelekatan pada

harta benda duniawi, mengosongkan diri, tersenyum sumeleh,rendah hati, tidak merendahkan

sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya. 

Permainan Cublak-cublak Suweng biasanya dimainkan oleh 4 orang anak atau lebih.

Sebenarnya 3 orang anak sudah cukup untuk mewujudkan permainan ini. Namun jika hanya

3 orang, permainan ini akan cepat selesai dan kurang menantang karena bagian menebak

yang menjadi puncak permainan ini menjadi sangat mudah. Oleh karena itu dolanan ini lebih

seru dimainkan oleh lebih dari 3 orang anak (Kuntari, 2015).

Page 8: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

Gambar 1.1 Gambar Permainan Cublek-Cublek Suweng

Nilai moral yang dapat diambil dari lagu cublek-cublek suweng ini adalah dalam

mencari harta kebahagiaan sejati janganlah manusia menuruti hawa nafsunya sendiri atau

serakah, tetapi semuanya kembalilah ke dalam hati nurani, sehingga harta kebahagiaan itu

bisa meluber melimpah menjadi berkah bagi siapa saja (Kuntari,2015).

Page 9: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis

Lagu anak-anak merupakan kenyataan produk budaya yang hampir selalu

ada di setiap kehidupan masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, lagu anak-anak

adalah lagu yang berjiwa anak-anak dan menjadi bagian dari aktivitas anak sehari-hari.

Dengan demikian, lagu anak-anak adalah lagu yang secara musikal dan fungsional berkaitan

dengan kehidupan anak-anak pada usia tersebut.

Lagu anak-anak adalah bagian dari budaya musik anak-anak. Selain itu, budaya musik

anak-anak tersebut adalah bagian dari budaya musik orang dewasa. Mengenai relasi antara

musik anak-anak dengan orang dewasa, Bruno Nettl memandang bahwa musik anak-anak

merupakan subkultur dari budaya orang dewasa. Musik anak-anak, secara langsung atau tidak

langsung, berada di bawah dominasi budaya orang dewasa. Oleh karena itu, musik anak-

anak merupakan kenyataan budaya yang harus bisa dijelaskan, dalam korelasinya dengan

budaya yang melingkupinya.

Di Indonesia, lagu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan latar belakang budaya

yang berbeda-beda. Jika dipetakan, terdapat paling tidak tiga latar belakang budaya

lagu anak-anak di Indonesia, yaitu lagu anak-anak berlatar belakang budaya tradisi,

lagu anak-anak berlatar belakang budaya industri, dan lagu anak-anak berlatar belakang

budaya pendidikan anak-anak. Kehidupan lagu anak-anak Indonesia dari ketiga latar

belakang budaya yang berbeda tersebut, saat ini menghadapi permasalahan eksistensi

yang serius. Salah satu permasalahan penting yang menjadi fokus bahasan di sini yaitu

permasalahan lagu dolanan anak-anak, khususnya cublek-cublek suweng yang mulai

menghilang dari dunia budaya indonesia, khususnya di lingkup dunia pendidikan anak-

anak.

Lagu-lagu dolanan anak di daerah jawa dikenal dengan istilah Tembang Dolanan.

Lagu dolanan ini sering dinyanyikan untuk mengiringi sebuah permainan. Akan tetapi seiring

berubahnya orientasi bermain anak-anak dari permainan kolektif berkelompok khas

tradisi ke permainan individual berbasis teknologi (video game), maka lagu anak-

anakpun mulai melemah eksistensinya. Dapat di lihat di daerah sekitar bahwa permainan

tradisi dan lagu anak-anak tradisi tidak lagi hidup subur. Lagu dolanan yang dulu masih

sering dinyanyikan mengiringi beberapa permainan, saat ini tak pernah terlihat anak yang

Page 10: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

menyanyikannya. Adanya lagu dolanan saat ini hanya tergantung misalnya pada kebijakan

pribadi guru yang memuatnya dalam mata pelajaran muatan lokal, atau tergantung pada

lomba-lomba “ekspresi budaya tradisi” yang sifatnya cenderung insidental dan artifisial.

Mengapa lagu anak-anak tradisi Indonesia tidak bisa lagi eksis? Jawabannya singkat,

karena tidak lagi sesuai dengan perkembangan jaman sekarang. Jawaban yang tentu

saja masih bisa diperdebatkan, karena bukankah lagu anak-anak tradisi bukanlah makhluk

hidup yang harus mau beradaptasi kalau ingin eksis? Lagu anak-anak tradisi adalah produk

budaya, yang eksistensinya bergantung pada bagaimana masyarakat memaknai dan

memfungsikannya. Jadi asumsi awalnya adalah, kemunduran eksistensi lagu anak-anak

tradisi Indonesia adalah potret ketidakmauan masyarakat untuk memaknainya sebagai

ungkapan budaya yang fungsional. Artinya, karena lingkungan budaya anak-anak

berubah, maka lagu anak-anak tradisi “dianggap” tidak lagi bisa berfungsi. Ia

kehilangan konteks budayanya, kehilangan habitatnya, yaitu dunia budaya anak-anak tradisi.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah dengan kehilangan konteks budaya

maka lagu anak-anak tradisi tidak memiliki makna dalam dunia modern ini? Lagu

anak-anak tradisi Indonesia kental dengan muatan pendidikan yang bersumber dari

kesederhanaan budaya nusantara. Kritik berbasis korelasi yang mungkin menarik adalah,

jika Cobek dan Ulekan dari jaman batu saja masih bisa eksis hingga kini, mengapa

lagu anak-anak tradisi tidak bisa? Jadi asumsi kemudian adalah, eksistensi tetap akan

berlanjut jika makna-makna dari lagu anak-anak tradisi dapat direproduksi sesuai konteks

kekinian.

Sayangnya, makna-makna lagu anak-anak tradisi seringkali tersirat, sulit

ditafsirkan, dan kalau bisa ditafsir terkadang malahan multitafsir. Bagaimanapun hal-hal

tersebut adalah sifat dasar ekspresi seni. Dengan berpijak pada semangat reproduksi makna

lagu anak-anak tradisi inilah maka penting untuk mengklasifikasi, mengidentifikasi,

mempelajari makna lagu anak-anak tradisi. Dari langkah ini kemudian dapat dibangun sistem

diseminasi makna lagu anak-anak tradisi melalui jalur pendidikan formal. Dengan strategi ini

kemungkinan mereproduksi makna dan fungsi lagu anak-anak tradisi dapat terjadi secara

berkesinambungan.

4.2 Solusi

Menaggapi permasalahan terkait pudarnya lagu dolanan (cublek-cublek suweng) ini

maka perlu dilakukan beberapa hal untuk mengembalikan kepopuleran lagu tersebut,

solusinya antara lain:

Page 11: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

1. Menciptakan “Kampoeng Budaya” di setiap daerah. Kampoeng budaya ini berfungsi

sebagai tempat untuk mengenalkan budaya masing-masing daerah kepada masyarakat

khususnya anak-anak. Dalam pengenalan budaya tersebut dapat dimasukkan pula

permainan yang diiringi dengan lagu dolanan.

2. Mengadakan seminar untuk guru-guru khususnya guru bahasa daerah dan kesenian

untuk mengenalkan kembali lagu dolanan kepada anak didiknya.

3. Orang tua ikut serta dalam mengenalkan kembali lagu dolanan.

4. Menciptakan film-film kartun dengan tema kehidupan anak-anak pada tahun 70-an

yang erat kaitannya dengan permainan tradisional yang tentunya akan mencakup lagu-

lagu dolanan di dalamnya.

5. Membuat aplikasi-aplikasi yang berisi lagu-lagu dolanan.

4.3 Pandangan Nilai-Nilai Agama Islam

Makna yang terkandung dari lagu ini adalah dalam mencari harta kebahagiaan sejati

janganlah manusia menuruti hawa nafsunya sendiri atau serakah, tetapi semuanya kembalilah

ke dalam hati nurani, sehingga harta kebahagiaan itu bisa meluber melimpah menjadi berkah

bagi siapa saja. Seperti yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 14:

Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,

yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda

pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di

dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Secara garis besar makna filosofi dari lagu dan permainan cublek-cublek suweng bisa

ditafsirkan sebagai berikut:

“Untuk mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu tetapi semuanya kembali ke hati nurani

yang bersih, karena hanya lewat hati nurani akan lebih mudah menemukan kebahagiaan yang

abadi”.

Page 12: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah:

1. Permainan dan lagu cublek-cublek suweng diciptakan pertama kali oleh “Wali

Songo” terutama Sunan Giri yang berasal dari jawa. Permainan ini diajarkan untuk

mengingatkan umat islam agar dalam mencari harta tidak menuruti hawa nafsu tetapi

semuanya kembali ke hati nurani

2. Nilai moral yang tersirat dari lagu cublek-cublek suweng ini adalah dalam mencari

harta kebahagiaan sejati janganlah manusia menuruti hawa nafsunya sendiri atau

serakah, tetapi semuanya kembalilah ke dalam hati nurani, sehingga harta

kebahagiaan itu bisa meluber melimpah menjadi berkah bagi siapa saja

3. Penyebab lagu cublek-cublek suweng kurang dikenal oleh anak Indonesia sekarang

ini adalah karena berubahnya orientasi permainan dari kolektif berkelompok menjadi

permainan yang individual dan berbasis teknologi.

4.2 Saran

Diharapkan lagu – lagu dolanan seperti cublak-cublak suweng dan lainnya dapat terus

di lestarikan agar memberi semangat anak untuk bermain dan bersosialisasi.serta dilakukan

innovasi terhadap lagu-lagu dolanan anak ini akan membuat anak-anak lebih tertarik untuk

menyanyikannya saat bermain.

Page 13: pudarnya lagu dolanan bagi masyarakat indonesia

1

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, C. 1998. Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta. Yogyakarta: Depdikbud.

Dinas Pariwisata DIY. 2013. Laporan Penyelenggaraan Festival Dolanan Anak Dalam

Rangka Aktivisi Taman Budaya Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Pariwisata

Yogyakarta.

Herawati, Enis Niken. 2014. Nilai-Nilai Karakter Yang Terkandung Dalam Dolanan Anak

Pada Festival Dolanan Anak Se-Diy 2013. FBS Universitas Negeri Yogyakarta

Kuntari, Alberta M.T.R. 2015. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Musium

Permainan Tradisional di Yogyakarta. Jurnal UAJY

Mariyanti, Agus dan Zaimul Azah. 2009. Masjid Agung Demak.Yogyakarta: Pustaka Oasis

Sujarno dkk. 2010. Pemanfaatan Permainan Tradisional Dalam Pembentukan Karakter

Anak. Yogyakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

Yuliani. 2014. Nilai Kearifan Lokal Dalam Syair Lagu Dolanan Jawa (Kajian Semantik).

SKRIPSI