Puisi Terakhir Imam Al Ghazali

2
Puisi Terakhir Imam Al Ghazali Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku mati, menangis untukku dan berduka bagiku. Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku. Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku, Aku adalah jiwa, sedangkan itu hanyalah selonggok daging. Jasad itu hanyalah rumah dan pakaianku sementara waktu. Aku adalah harta karun, azimat yang tersembunyi, Dibentuk oleh debu, yang menjadi singgahsanaku, Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya, Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkarku. Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sebagai kenangan. Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku. Dan menyiapkan aku tempat di syurga tertinggi, Hingga hari ini, aku sebelumnya mati, meskipun hidup di antaramu. Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kuburku telah ditanggalkan. Kini aku berbicara dengan para malaikat di atas, Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku. Aku melihat Lauh Mahfuz, dan di dalamnya aku membaca Apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah, Buanglah sang azimat, itu hanyalah sebuah kenang-kenangan, tidak lebih Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luarku, Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakan Aku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.

description

puisi terakhir

Transcript of Puisi Terakhir Imam Al Ghazali

Puisi Terakhir Imam Al Ghazali

Katakan pada para sahabatku, ketika mereka melihatku mati,menangis untukku dan berduka bagiku.Janganlah mengira bahwa jasad yang kau lihat ini adalah aku.

Dengan nama Allah, kukatakan padamu, ini bukanlah aku,Aku adalah jiwa, sedangkan itu hanyalah selonggok daging.

Jasad itu hanyalah rumah dan pakaianku sementara waktu.Aku adalah harta karun, azimat yang tersembunyi,Dibentuk oleh debu, yang menjadi singgahsanaku,

Aku adalah mutiara, yang telah meninggalkan rumahnya,Aku adalah burung, dan badan ini hanyalah sangkarku.

Dan kini aku lanjut terbang dan badan ini kutinggal sebagai kenangan.Puji Tuhan, yang telah membebaskan aku.

Dan menyiapkan aku tempat di syurga tertinggi,Hingga hari ini, aku sebelumnya mati, meskipun hidup di antaramu.

Kini aku hidup dalam kebenaran, dan pakaian kuburku telah ditanggalkan.

Kini aku berbicara dengan para malaikat di atas,Tanpa hijab, aku bertemu muka dengan Tuhanku.Aku melihat Lauh Mahfuz, dan di dalamnya aku membacaApa yang telah, sedang dan akan terjadi.

Biarlah rumahku runtuh, baringkan sangkarku di tanah,Buanglah sang azimat, itu hanyalah sebuah kenang-kenangan, tidak lebih

Sampingkan jubahku, itu hanyalah baju luarku,Letakkan semua itu dalam kubur, biarkanlah terlupakanAku telah melanjutkan perjalananku dan kalian semua tertinggal.

Rumah kalian bukanlah tempatku lagi.Janganlah berfikir bahawa mati adalah kematian, tidak,itu adalah kehidupan,

Kehidupan yang melampaui semua mimpi kita di sini,Di kehidupan ini, kita diberikan tidur,Kematian adalah tidur, tidur yang diperpanjangkan

Janganlah takut ketika mati itu mendekat,Itu hanyalah keberangkatan menuju rumah yang terberkati iniIngatlah akan ampunan dan cinta Tuhanmu,

Bersyukurlah pada kurnia~Nya dan datanglah tanpa takut.Seperti aku yang sekarang ini, akan berlaku juga kepadamuKerana aku tahu kau dan aku adalah samaJiwa-jiwa yang datang dari Tuhannya

Badan-badan yang berasal samaBaik atapun jahat, semua adalah milik kitaAku sampaikan pada kalian sekarang pesan yang menggembirakanSemoga kedamaian dan kegembiraan Allah menjadi milikmu selamanya.