Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

download Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

of 9

Transcript of Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    1/9

    Rehabilitasi Seluruh mulut gigi dengan keausan parah akibat soda swishing:

    Laporan klinis

    Abstrak

    Diagnosis dan rencana perawatan gigi dengan keausan parah merupakan hal yang kompleks

    dan rumit. Erosi merupakan salah satu penyebab umum kehilangan permukaan gigi. Penting

    untuk menentukan penyebab erosi sebelum memberikan perawatan yang memiliki hasil

    perawatan yang paling dapat diprediksi. Beberapa ahli meliputi psikolog, dokter keluarga,

    dan pekerja sosial harus dilibatkan dalam diagnosis dan pencegahan berlanjutnya proses

    erosi. Rencana perawatan harus berdasarkan keparahan permukaan gigi yang hilang. Ini dapat

    dirawat dengan restorasi langsung sampai rehabilitasi seluruh mulut. Laporan klinis

    merupakan deskripsi detail pasien prostodontik kompleks kelas IV berdasarkan kedokteran

    gigi saat ini.

    Kata kunci:erosi kimiawi; keausan gigi; rehabilitasi.

    Keausan gigi sedikit demi sedikit terjadi sebagai proses fisiologis atau patologis. Keseluruhan

    kehilangan permukaan gigi pada permukaan oklusal sekitar 29 m untuk molar dan 15 m

    untuk premolar dianggap sebagai proses fisiologis normal karena usia. Faktor endogen dan

    eksogen mempercepat meningkatkan kehilangan permukaan gigi. Kelainan enamel atau

    dentin dapat mempercepat proses ausnya gigi. Faktor eksogen berkaitan dengan faktor

    penyebab mekanis dan/atau kimiawi. Keausan gigi akibat faktor eksogen digolongkan

    sebagai berikut: atrisi (kehilangan permukaan gigi karena kontak gigi dengan gigi), abrasi

    (kehilangan permukaan gigi akibat kontak mekanis gigi dengan bahan lain), abfraksi

    (kelainan servikal berbentuk wedge akibat tekanan biomekanis), serta erosi.

    Erosi merupakan proses patologis kehilangan struktur gigi akibat terpaparnya dengan bahan

    asam. Penanganan dengan baik gigi yang keausan parah, terutama erosi merupakan hal yangkompleks dan sulit. Penting untuk menentukan penyebab erosi sebelum melakukan

    perawatan untuk memberikan hasil perawatan yang paling dapat diprediksi. Riwayat medis

    dan gigi secara detail sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab erosi gigi. Paparan

    secara kronis oleh bahan kimia akan menambah masalah dan membuat perawatan lebih

    kompleks. Kurangnya ruang antar rahang karena kehilangan permukaan gigi dengan erupsi

    perlahan dentoalveolar atau kehilangan dimensi vertikal oklusal (OVD) akibat kehilangan

    gigi berlebihan akan membuat perawatan restoratif menjadi lebih kompleks. Evaluasi dimensi

    vertikal pasien merupakan faktor kunci dalam tahap perawatan restoratif.

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    2/9

    Laporan klinis ini menunjukkan gambaran diagnostik prostodontik kompleks pada pasien

    kelas IV, berdasarkan kedokteran gigi saat ini.

    Laporan klinis

    Riwayat dan keluhan utama

    Pasien wanita Kaukasia berusia 46 tahun yang dirujuk ke klinik prostodontik di New Jersey

    Dental School (sekarang Rutgers School of Dental Medicine) untuk perawatan gigi

    komprehensif. Keluhan utamanya yaitu Saya ingin menambal gigi saya yang aus. Gigi saya

    pendek, dan saya ingin memperbaiki mulut saya. Tinjauan riwayat medis pasien

    menunjukkan bahwa dia didiagnosa mengalami gangguan bipolar sejak tahun 2007 dan

    sementara mengonsumsi Prozac (40 mg/2x sehari) dan Lithium (20 mg/2x sehari). Pasien

    sedang dalam perawatan dokter, dan pemeriksaan terakhirnya 5 bulan sebelumnya. Pasien

    tidak memiliki kontraindikasi perawatan prostodontik.

    Pasien mengakui bahwa dia memiliki riwayat soda swishing dan minum 2 minuman

    beralkohol setiap hari. Pasien tidak mengetahui adanya kebiasaan parafungsi oral. Kebiasaan

    kebersihan mulutnya terdiri dari menyikat gigi sekali sehari tanpa flossing.

    Temuan klinis

    Pasien tidak memiliki kemerahan atau pembengkakan . Gerakan mandibula dalam batas

    normal, dan sendi temporomandibula tidak bergejala. Otot mastikasi dan ekspresi wajah juga

    tidak bergejala. Bibir, pipi, lidah, mukosa oral, dan jaringan lunak faring dalam batas normal.

    Pemeriksaan mandibula menunjukkan adanya bilateral mandibular tori. Saliva encer dan

    serous. Warna, ukuran, tekstur, dan kontur gingiva maksila dan mandibula berada dalam

    batas normal. Kedalaman probing secara umum antara 1 dan 3 mm dengan perdarahan lokal

    saat probing. Pasien memiliki 3 sampai 6 mm gingiva cekatpada maksila dan 2 sampai 5 mm

    pada mandibula, kecuali gigi #18, yang tidak memiliki gingiva cekat pada permukaa bukaldan distal.

    Pada pemeriksaan jaringan keras menunjukkan beberapa lesi karies, kelainan seperti kawah,

    restorasi yang dikelilingi permukaan yang aus, dan gigi yang hilang (Gambar 1-4). Respon

    abnormal terhadap tes pulpa elektrik dan tes termal tampak pada gigi #6, 7, 10, 13, dan 14.

    Pemeriksaan oklusi pasien ditemukan bahwa oklusi sentrik tidak sama dengan maksimum

    intercuspation (MIP), dan tampak kira-kira 1 mm horisontal slide setelah penataan kembali

    sesuai otot rahang pasien. Terdapat kontak gigi inisial antara gigi #2 dan #31. Tampak

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    3/9

    overlap vertikal dan horisontal pada MIP. Tidak tampak adanya gigi dengan mobilitas

    patologi atau keterlibatan furkasi.

    Pasien memiliki profil wajah lurus. Estetik, fonetik, dataran oklusal, dan OVD pasien

    dievaluasi. Ruang interoklusal pada posisi istirahat fisiologisnya sebesar 6 mm. Pasien

    memiliki anterior speaking space yang berlebihan antara gigi anterior yang membuat bunyi S.

    Gigi anterior maksila tampak pendek, dan insisivus sentral atas tidak terlihat saat posisi

    istirahat. Pasien memiliki garis senyum rata-rata. Tepi insisal tidak mengikuti garis bibir

    bawah dan lebar senyum sampai molar dua dengan buccal corridor normal (Gambar 5).

    Temuan radiografi

    Foto radiografi sebelum perawatan menunjukkan trabekulasi yang tebal. Tulang yang

    mendukung gigi rata tanpa poket infraboni (Gambar 6). Semua gigi molar tiga dan gigi #3

    dan 30 tidak ada. Sinus maksila dan kondil mandibula dalam batas normal. Foto radiografi

    periapikal seluruh mulut menunjukkan radiolusensi periapikal pada apeks gigi #20 (Gambar

    7). Tulang maksila dan mandibula tebal dan tampak trabekulasi yang besar, lamina dura utuh,

    dan ruang ligamen periodontal dengan ukuran yang seragam. Pada lengkung rahang, rasio

    mahkota-akar sebesar 1:2.

    Wax-up Diagnostik

    Dua set cetakan diagnostik dibuat menggunakan irreversible hidrocolloid (Jelrate Plus

    Alginate; Dentisply, York, PA) dan dental stone (Type IV gypsum, Hardy Rock; Whip Mix,

    Louisville, KY). Gerakan mandibula pasien di-trace dengan electronic pantograph (DENAR

    Cadiax Compact 2 System, whip Mix). Analisis gerakan tepi mandibula berdasarkan tracing

    pantographic menunjukkan gerakan fisiologis normal. Anderson,dkk menunjukkan bahwa

    electronic pantograph merupakan metode yang dapat diandalkan dalam mencatat penentu

    posterior morfologi oklusal. Electronic pantograph yang membaca pada jarak condylar track

    10 mm digunakan untuk mengatur sudut condylar guidance. Model maksila dipasang pada

    articulator (D5A; Whip Mix), GPT class IV, dengan slidematic facebow. Model mandibula

    dipasang menggunakan catatan relasi sentrik yang terbuat dari Lucia jig pada bagian anterior

    dan bahan catatan gigit polyvinyl siloxane (PVS) (Blu-Mousse; Densply) pada bagian

    posterior setelah 30 menit penataan klinis.

    Analisis model diagnostik pada dimensi vertikal menunjukkan ruang interoklusal yang

    kurang untuk menetapkan dataran oklusal yang optimal dan untuk menyediakan ruang yang

    cukup untuk bahan restoratif. Ruang terbuka pada artikulator sebesar 4 mm pada pin insisal

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    4/9

    menunjukkan ruang yang cukup untuk konstruksi yang optimal. Posisi tepi insisal ditentukan

    berdasarkan composite mock-up. Penambahan dengan komposit diberikan pada gigi #8 dan

    dievaluasi berdasarkan spesifikasi estetik dan fonetik Pound. Panjang optimum insisivus

    sentral diukur berdasarkan composite mock-up.

    Lucia jig dibuat di antara insisivus maksila dan mandibula menggunakan resin self-cure

    (Pattern Resin LS; GC America, Alsip, IL) pada artikulator dan dipindahkan pada mulut

    pasien. Ruang terbuka 4 mm untuk dimensi vertikal dipastikan menggunakan ukuran

    milimeter antara batas gingiva bebas pada artikulator dan pada mulut pasien antara gigi #8

    dan #25. Dibuat catatan relasi sentrik baru dengan meningkatnya dimensi vertikal untuk

    remount model mandibula, karena hinge axis yang berubah-ubah digunakan untuk memasang

    model maksila.

    Rasio lebar dan tinggi gigi maksila dan mandibula yang ideal ditentukan berdasarkan temuan

    klinis tinggi gigi #8. Gigi posterior mandibula dipreparasi. Dataran oklusal posterior

    mandibula ditentukan menggunakan radius 4 inci berdasarkan teori spherical Monson.

    Pembatas ditempatkan pada tepi insisal kaninus mandibula, sementara tepi lainnya

    ditempatkan pada recording flag yang terpasang pada bagian atas artikulator. Oklusal wax

    carver dipasang pada divider, sementara tepi lain divider berada pada cross point di antara

    garis radius 4 inci dengan lengkung yang terbentuk oleh kaninus mandibula. Dataran oklusalmandibula yang optimal diperoleh, dan dataran oklusal maksila menyesuaikan (Gambar 8-

    10).

    Disoklusi progresif kaninus diperoleh, ini akan menjaga pola disoklusi anterior jika canine

    guidance hilang di masa depan. Protesa sementara dibuat dan direline dalam mulut pasien.

    Clear vacuum template diproses dengan perluasan yang tepat pada palatum keras maksila dan

    retromolar pada mandibula untuk indeks reposisi untuk menentukan jumlah jarak ruang

    oklusal yang dibutuhkan, karena untuk membuka dimensi vertikal membutuhkan lebih sedikit

    preparasi oklusal. Dalam periode 2 bulan, pasien menyesuaikan peningkatan dimensi vertikal

    tanpa tanda atau gejala rasa sakit pada otot atau sendi temporomandibula.

    Diagnosis dan prognosis

    Pasien datang dengan kesehatan yang baik dan tidak ada kontraindikasi medis untuk

    perawatan prostodontik. Pasien memiliki gingivitis generalisata yang dipicu plak.

    Pantographic survey menunjukkan bahwa gerakan mandibula dapat diulang dan halus,

    dengan langsung dilanjutkan dengan gerakan ke samping. Pasien memiliki keausan dari

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    5/9

    sedang sampai parah, membuka dentin dan sebagian besar giginya dengan beberapa lesi

    karies akibat riwayat erosi kimia dari soda swishing. Gigi #20 mengalami periodontitis

    apikal.

    Kebersihan mulut pasien buruk dan membutuhkan peningkatan. Pasien diklasifikasikan

    berdasarkan ACP Prosthodontic Diagnostic Index (PDI) sebagai Kelas IV tak bergigi

    sebagian: karena terdapat daerah tak bergigi pada kedua rahang, gigi penyangga pada 3

    sektan memiliki struktur gigi yang kurang, dan membutuhkan terapi tambahan, serta

    penetapan ulang skema oklusi secara keseluruhan karena peningkatan dimensi vertikal.

    Dengan harapan bahwa pasien menjaga kebersihan mulut dengan baik, menggunakan alat

    oklusalnya seperti dibutuhkan, dan mengikuti recall periodik dan kunjungan pemeliharaan,

    maka prognosis baik.

    Rencana perawatan

    Pasien diinformasikan mengenai rencana perawatan dengan tujuan dan keterbatasannya.

    Restorasi yang dipilih, bahan restoratif, kebutuhan estetik, dan kemungkinan komplikasi

    dibicarakan dengan pasien. Ditekannkan mengenai pentingnya kebersihan mulut, kontrol

    karies, dan aplikasi fluoride topikal (1,1% sodium fluoride). Wax-up diagnostik dibuat pada

    dimensi vertikal yang diajukan. Preparasi semua gigi dan menggunakan protesa sementara

    berdasarkan wax-up diagnostik pada dimensi vertikal terbuka memberikan pasien oklusi yang

    terlindungi (Gambar 11-13). Pasien kembali setiap minggu untuk reevaluasi dimensi vertikal

    yang dikembalikan dengan protesa sementara selama 8 minggu. Pada saat itu, keputusan

    klinis berdasarkan bukti ilmiah saat ini dilakukan.

    Literatur menunjukkan tingkat keberhasilan jangka panjang dengan beberapa komplikasi

    untuk restorasi single crown yang menutupi implan atau gigi asli dibandingkan dengan tiga

    unit gigi tiruan sebagian cekat. Preparasi gigi dilakukan sebelum perawatan endodontik untuk

    menentukan restorabilitas gigi. Semua gigi dilakukan evaluasi endodontik komprehensif.

    Abou-Rass menyarankan bahwa gigi yang mengalami trauma kronik harus dievaluasi secara

    teliti, karena fondasi crown harus kuat.

    Gigi dianggap dapat direstorasi dengan prognosis baik jika masuk dalam kategori berikut:

    (1)Kehilangan tulang alveolar minimal, keterlibatan furkasi Kelas I, kehilangan

    perlekatan kurang dari 2 mm, serta bentuk dan panjang akar yang menguntungkan

    (2)Dua milimeter efek ferrule 360, dengan minimal 1,5, serta prediktabilitas

    keberhasilan perawatan endodontik berdasarkan evaluasi radiografi.

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    6/9

    Gigi yang tidak memenuhi kriteria di atas dicabut. Implan digunakan untuk mengganti gigi

    yang hilang daripada menggunakan gigi tiruan cekat 3 unit, karena inplan single crown (SCI)

    memiliki prognosis jangka panjang yang lebih baik dengan komplikasi lebih sedikit daripada

    gigi tiruan cekat 3 unit. Selain itu, implan single crown menjaga tulang alveolar setelah

    pencabutan dan memberikan kenyamanan bagi pasien untuk menjaga kebersihan mulut.

    Penempatan implan secara langsung dipertimbangkan jika terdapat plat bukal dengan tulang

    residual yang cukup untuk stabilitas primer. Metode bedah dua tahap dilakukan. Pengisian

    implan dilakukan 12 minggu setelah penempatan implan. Implan sementara diinsersi dan

    dimodifikasi selama 6 minggu untuk memungkinkan maturasi jaringan lunak. Cetakan akhir

    diambil, dan model dipasang untuk membuat custom abutmen. Dual custom abutmen

    (ATLANTIS Abutments, Dentsply) dibuat dan GC pick-up (Pattern Resin LS) copingdiproses pada custom abutmen. Satu dari dual abutmen diinsersi dan diputar berdasarkan

    rekomendasi pabrik. Dual abutmen yang lain disimpan untuk penggunaan laboratiorium.

    Cetakan akhir diambil untuk gigi asli dengan pick-up GC coping (Gambar 14). Dilakukan

    cross mounting antara model kerja menggunakan model diagnostik sementara.

    Restorasi berbahan dasar keramik-zirconia dipilih untuk semua regio anterior. Penelitian

    klinis menunjukkan tingkat kesuksesan yang sama untuk semua restorasi keramik dengan

    estetik yang lebih baik dibandingkan dengan restorasi metal-keramik. Restorasi metalkeramik digunakan di daerah posterior. High noble alloy dipilih sebagai rangka metal, karena

    menunjukkan ikatan yang baik dengan porselen. Semua crown disemen dengan self-cure

    resin cement (Relyx Unicem; 3M ESPE, St. Paul, MN) (Gambar 15-17).

    Restorasi semua gigi dengan crown memberikan pasien oklusi yang terlindungi dengan

    piranti disoklusi yang progresif (Gambar 18, 19). Alat oklusal rahang atas resin akrilik heat-

    cure dibuat untuk digunakan saat tidur dan saat siang hari jika dibutuhkan. Ditekankan

    mengenai pentingnya menjaga standar kebersihan mulut yang tinggi. Teknik menyikat gigi

    dan flossing diperkuat. Pasien diberikan Fluoride brush-on gel (1,1% neutral sodium,

    Prevident 5000 Plus; Colgate Oral Pharmaceuticals, New York, NY) untuk digunakan setiap

    hari. Pasien diberikan obat kumur Chlorhexidine (Periodex 0,12%) sekali sehari selama 7 hari

    berturut-turut sebulan untuk meningkatkan kesehatan gingiva.

    Prognosis sangat menguntungkan (Gambar 20-22). Telah dijelaskan pada pasien bahwa

    prognosis jangka panjang restirasi akan bergantung pada pemeliharaan kebersihan mulut dan

    pemakaian piranti oklusal untuk melindungi restorasi.

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    7/9

    Diskusi

    Diagnosis dan rencana perawatan gigi dengan keausan gigi yang parah merupakan hal yang

    kompleks. Mengenali penyebab keausan gigi merupakan prasyarat untuk merencanakan

    perawatan. Erosi merupakan salah satu penyebab paling sering kehilangan permukaan gigi.

    Terdapat hubungan positif antara faktor stress/psikologis dan penyebab erosi gigi. Beberapa

    ahli meliputi psikolog, dokter keluarga, dan pekerja sosial harus dilibatkan dalam diagnosis

    dan pencegahan proses erosi. Rencana perawatan didasarkan pada keparahan permukaan gigi

    yang hilang, mulai dari restorasi langsung sederhana sampai rehabilitasi seluruh mulut.

    Tiga faktor kunci untuk diagnosis dan rencana perawatan yang tepat yaitu posisi tepi insisal,

    dimensi vertikal, dan relasi sentrik. Spesifikasi Pound berdasarkan fonetik dan estetik

    digunakan untuk mencari posisi tepi insisal. Beberapa metode yang berbeda digunakan untuk

    menentukan dimensi vertikal. Dimensi vertikal saat posisi istirahat digunakan sebagai titik

    awal, kemudian 2 mm dikurangi untuk mewakili dimensi vertikal yang baru, sehingga

    menunjukkan peningkatan 4 mm dimensi vertikal pasien. Dimensi vertikal yang baru

    diperiksa dengan closest speaking space dan estetik. Ditekankan mengenai pentingnya

    evaluasi ulang setelah membuka dimensi vertikal. Pasien harus puas dengan estetik, fonetik,

    dan fungsi sebelum melanjutkan dengan perawatan definitif. Penempatan langsung implan

    dilakukan pada saat pencabutan gigi. Chen,dkk menunjukkan tingkat kesuksesan yang samauntuk penempatan implan langsung dibandingkan dengan menunda penempatan implan.

    Penempatan implan langsung akan menjaga volume jaringan lunak dan akan meminimalkan

    waktu penyembuhan. Implan langsung dapat dipertimbangkan jika terdapat stabilitas optimal

    implan dengan plat bukal yang utuh. Jarak antara permukaan implan dan dinding soket dapat

    di-graft menggunakan bahan allograft, jika jaraknya lebih dari 1,5 mm. Implan dengan

    permukaan kasar dan ulir skrup yang aktif digunakan untuk memaksimalkan stabilitas

    implan. Dual custom abutmen digunakan dalam kasus ini. Custom abutmen akan

    memberikan dukungan jaringan lunak yang optimal, yang memungkinkan lokasi batas

    mahkota yang tepat, dan memberikan bentuk retensi dan resistensi yang optimal untuk

    mahkota. Satu dari dual abutmen dicobakan dan diputar, sementara yang lainnya digunakan

    untuk kebutuhan laboratorium. Abrahamsson,dkk menunjukkan bahwa pembuangan

    beberapa gigi penyangga akan mengganggu perlekatan jaringan lunak dan menyebabkan

    resesi yang tak dapat diperkirakan. Pembuatan mahkota di atas abutmen titanium

    menghasilkan diskrepansi tepi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mahkota yang dibuat

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    8/9

    di atas die gips atau epoxy. Sumi,dkk menemukan bahwa custom abutmen memberikan

    penutupan implan abutmen yang lebih baik dibandingkan dengan abutmen pabrik.

    Pasien diinstruksikan bahwa prognosis jangka panjang restorasi akan tergantung pada

    pemeliharaan kebersihan mulut dan pemakaian piranti oklusalnya untuk melindungi restorasi.

    Protokol CAMBRA (Caries Management by Risk Assessment) diikuti. Pasien dimasukkan

    dalam recall periodik setiap tiga bulan.

    Kesimpulan

    Penanganan tepat gigi dengan keausan parah, sebagian besar erosi, merupakan hal yang

    kompleks dan sulit. Penting untuk mengenali penyebab erosi sebelum memulai perawatan

    untuk memberikan hasil perawatan yang diharapkan. Riwayat medis dan gigi yang detail

    dengan pemeriksaan klinis dengan sangat teliti sangat penting untuk mengenali penyebab

    erosi gigi. Rehabilitasi seluruh mulut berdasarkan bukti terbaru akan membantu memastikan

    hasil menguntungkan jangka panjang.

    Gambar 1. Tampak oklusal maksila sebelum perawatan

    Gambar 2. Tampak oklusal mandibula sebelum perawatan

    Gambar 3. Tampak lateral kiri sebelum perawatan

    Gambar 4. Tampak lateral kanan sebelum perawatan

    Gambar 5. Tampilan senyum sebelum perawatan

    Gambar 6. Foto panoramik sebelum perawatan

    Gambar 7. Foto periapikal seluruh mulut sebelum perawatan

    Gambar 8. Wax-up diagnostik maksila

    Gambar 9. Wax-up diagnostik mandibula

    Gambar 10. Tampak depan wax-up diagnostik yang dipasangkan protesa

    Gambar 11. Tampak depan protesa sementara

    Gambar 12. Tampak oklusal preparasi gigi maksila

    Gambar 13. Tampak oklusal praparasi gigi mandibula

    Gambar 14. GC resin coping pick-up untuk cetakan akhir

    Gambar 15. Tampak oklusal maksila setelah perawatan

  • 8/10/2019 Rehabilitasi Seluruh Mulut Gigi Dengan Keausan Parah Akibat Soda Swishing

    9/9

    Gambar 16. Tampak oklusal mandibula setelah perawatan

    Gambar 17. Tampak depan posisi oklusi sentrik setelah perawatan

    Gambar 18. Tampak lateral kanan progresif disoklusi pada laterotrusion

    Gambar 19. Tampak lateral kiri progresif disoklusi pada laterotrusion

    Gambar 20. Foto panoramik setelah perawatan

    Gambar 21. Tampak depan senyum pasien setelah perawatan