RESENSI NAR;KOBAR
-
Upload
dwi-andri-yatmo -
Category
Documents
-
view
114 -
download
4
Transcript of RESENSI NAR;KOBAR
`
RESENSI
NAR’KOBAR – THE MOTIVATOR
Disusun oleh:
Nama : D. A. Yatmo
NPM : 09310048
Kelas : 2B Matematika
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN
IKIP PGRI SEMARANG
2010
`
RESENSI
NAR’KOBAR – THE MOTIVATOR
Dibuat guna mengikuti lomba resensi
Disusun oleh:
Nama : D. A. Yatmo
NPM : 09310048
Kelas : 2B Matematika
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN
IKIP PGRI SEMARANG
2010
`
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan resensi dengan judul NAR’KOBAR – THE
MOTIVATOR ini dangan baik dan lancar. Sholawat serta salam kita haturkan ke
haribaan Rasulullah SAW beserta kelurga. Semoga kita mendapat syafaatnya di yaumul
akhir. Amin.
Penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang turut andil dalam
selesainya resensi ini.
- Kepada Bapak dan Ibu , (adik, kakak, nenek, tetangga) di rumah yang terus
menyemangati
- Kepada pihak perpustakaan yang telah memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam lomba resensi ini.
- Pak Leo Lumanto (endorsement novel ini) yang memberikan masukan dan
kata-kata penyemangat (terimaksih telah diberi kesempatan untuk bertukar
pikiran)
- Mas Gilang Prasada Putra (teman penulis novel ini), terimaksih atas
waktunya meskipun selalu sibuk dan padat.
- Mas Andhika Pramajaya, makasih atas e-mail – e-mailnya selama ini. (saya
tunggu terbitnya Nar’Kobar The Hero dan Nar’Kobat The Conspirator-nya)
- Kepada AKOER (ANDAL KRIDA NUSANTARA), terimakasih telah
menjadi perantara sehingga penulis bisa berkomunikasi dengan Mas
Andhika.
- Dan semua teman-teman yang tak mungkin penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari resensi ini jauh darti kesempurnaan. Masih ditemuinya
kesalahan-kesalahan karena terbatasnya pengetahuan. Dan penulis berharap resensi ini
dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis,
`
BIODATA DIRI
Nama : D. A. Yatmo
Tempat, tanggal lahir : Grobogan, 24 Februari 2010
Alamat rumah : Dusun Ngrumpeng RT09/RW02, Desa Putatsari, Kecamatan
Grobogan, Kabupaten Grobogan 58152
NPM : 09310048
Kelas : 2B
Jurusan : Pendidikan Matematika
`
RESENSI
1. Tentang buku ini:
- Judul lengkap : Nar’Kobar – The Motivator
- Penulis : Andhika Pramajaya
- Editor : Aries R. Prima
- Kota terbit : Jakarta
- Penerbit : PT. ANDAL KRIDA NUSANTARA (AKOER)
- Tebal halaman : 603 halaman
- Dimensi : 20,5 x 14 cm
- Cetakan : I Januari 2006
- Harga : Rp 68.000,00
2. Sinopsis
Nar’Kobar, jin motivator yang merupakan jin J’mar Khadum tingkat
akhir. Mempunyai teman genderuwo yang bernama Grewok, dari Ras Genropati
dan kuntilanak yang bernama Nyi Endeh, dari ras Kunti. Nar’Kobar adalah jin
nipingan dari si Lena, mahasiswi tingkat dua ITIK.
Nar’Kobar harus membuat Lena menjadi cewek gampusan untuk naik
tingkat menjadi J’mar Kha’riin. Usahanya tersebut mendapat rintangan dari
Ipung, teman kuliah Lena yang mempunyai aura pelindung yang kuat. Ipung
sedang melakukan PDKT dengan Lena. Nar’Kobar tidak kehilangan akal untuk
menggagalkan usaha PDKT si Ipung. Na’Kobar memanfaatkan tiga teman
Ipung, Gugun, Oji dan Aming.
Nar’Kobar bekerjasama dengan jin motivatornya Gugun, Nar;’Himaar,
untuk membuat Gugun jatuh cinta kepada Lena. Usaha mereka membuat Gugun
jatuh cinta pada Lena berhasil, tetapi Lena menolak mentah-mentah cinta
Gugun. Karena merasa tidak terima Gugun diajak Aming untuk menemui
seorang dukun, untuk memelet Lena. Lagi-lagi usaha Gugun gagal, Lena makin
membenci sikap Gugun. Ternyata dukun yang Gugun datangi dukun palsu.
Karena tidak sengaja mematahkan roda Kereta Kencana Putri Larasati.
Nar’Kobar mendapat tugas untuk menjadi mentakir sang putrid selama
`
berkelana di Al’m Jahiir (alam manusia). Sang Putri ingin menimba ilmu di
dunia manusia sebelum kelak diangkat menjadi ratu menggantikan ibundanya,
Ratu Nagini. Karena merasa unsaha menggunakan Gugun gagal, Nar’Kobar
meminta bantuan kepada Laura (Putri Larasati saat di dunia manusia) untuk
mendekati si Ipung.
Kejadian apes menimpa Nar’Kobar saat berjalan-jalan di Hotel Hoffman.
Nar’Kobar terkena Aji Raga Lungse-nya Pak Tio (ayah Ipung) yang menjadi
host acara Tabir Dimensi Live. Wajah asli Nar’Kobar terpampang di seluruh
dunia dengan bantuan KIS 3000. Kejadian tersebut terdengar di telinga Ratu
Nagini. Nar’Kobar dijatuhi hukuman turun tingkat menjadi jin Ririwa dan harus
menghuni sumur tua di Pasir Bodas selama 200 tahun.
Dengan bantuan dari Putri Larasati, Nar’Kobar dibebaskan karena telah
menjadi mentakir sang Putri selama di alam manusia. Dengan syarat ia dapat
membuat Lena berubah menjadi cewek gampusan dalam waktu satu bulan.
Aming dan Oji merasa bahwa Lena sedang diguna-gunai oleh Ipung dan Gugun.
Mereka memutuska untuk mengobati Lena dnegan berkonsultasi dengan Pak
Soleh. Aming dan Oji memasukkan cairan ke dalam coklat untuk mengusir setan
yang mengganggu Lena. Tetapi coklat itu malah dimakan Ipung. Ipung terseret
dalam Al’m Sidjiin.
Nar’Kobar bekerjasama lagi dengan Nar’Himaar untuk membuat Aming,
terkenal sebagai cowok playboy, jatuh cinta kepada Lena. Aming menyusun
rencana untuk dapat meniduri Lena. Tetapi entah karena apa, Aming tersadar,
padahal Lena sudah dalam kendali obat perangsang.
Akhirnya Nar’Kobar meminta bantuan Laura kembali untuk menjadi
Lena palsu yang sudah berubah menjadi cewek gampusan. Mengelabuhi para jin
J’mar Kha’tor, seolah-olah Na’Kobar telah berhasil membuat Lena menjadi
cewek gampusan. J’mar Kha’tor yakin bahwa si Lena sudah menjadi cewek
gampusan.
3. Latar belakang penulisan novel:
Menurut saya (penulis resensi) materi yang dingkat oleh Andhika tentang jin
serta segala aktivitasnya yang sama seperti kehidupan kita sehari-hari, terdasari
`
dengan keadaan saat itu (sekitar tahun 2006-an) maraknya tontonan-tontonan
reality show mistik. Sebut saja, Dunia Lain (yang oleh Andhika diplesetkan
menjadi Tabir Dimensi Live). Dari tahun 2006 bergeser ke tahun akhir-akhir ini,
rupanya tema novel ini sangat cocok. Yang sebelumnya jin selalu ditampilkan
menyeramkan dan menakutkan, sekarang mulai ditayangkan secara humor dan
tidak melulu menakutkan. Sesuai dengan apa yang ada dalam novel Nar’Kobar
ini.
4. Jenis buku : sastra fiksi
Genre: banyak yang menilai bahwa novel ini bergenre komedi, tetapi tidak
menurut saya. Mungkin lebih tepat sebagai fantasi yang satiris.
5. Tujuan penulisan novel:
Andhika ingin menyampaikan bahwa pemahaman tentang dunia gaib (terutama
jin/makhluk-makhluk halus lainnya) tidak melulu menyeramkan tetapi bisa
dengan jalan yang menyenangkan dan humor tanpa mengurangi kuantitas dari
dunia gaib itu sendiri. Selain itu juga sebagai pembenaran bahwa dunia gaib (jin
dan lainnya) itu memang ada., Ia ingin memprotes bahwa jin itu hanya khayalan
belaka. Serta dalam AL-Qur’an sendiri sudah tercantum dengan jelas tentang jin.
Seperti menurut Andhika sendiri yang tercantum dalam prakisah.
“…..Sebagian kita menganggap bahwa makhluk jin itu hanya khayalan
belaka. Sebagai makhluk rekaan dalam cerita-cerita pengiring tidur anak-
anak….” (hal.v)
“Penulis tidak melihat keberadaan jin sebagai suatu fenomena yang
menyeramkan dan misterius, tetapi sebagai makhluk ciptaan Tuhan….” (hal. vi)
6. Tema novel: kehidupan jin dan segala aktivitasnya
Terhitung tema yang Andhika angkat ini tidak terlalu popular dalam kalangan
masyarakat. Sangat jarang penulis yang mengangkat tema serupa.
7. Sasaran novel:
Novel ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pelajar, kaum awan, dan
lain sebagainya bisa membaca novel ini. Universal.
`
8. Struktur buku:
Prakisah (termasuk di dalamnya Kata Pengantar)
Daftar isi
Isi (terdiri dari 20 bab)
Daftar istilah
Komentar (endorsement)
9. Bagian-bagian (point) penting:
Banyak sekali point penting yang kita dapatkan setelah membaca novel ini.
Banyak sekali pelajaran, wawasan, dan pengetahuan yang kita peroleh, antara
lain:
Mengajarkan arti sebuah persahabatan yang tulus
“Tentu saja. Dia adalah sahabatku.”
“Membunuh si Grewok tanpa sebab! Meskipun dititahkan oleh Gusti
Ratu pun aku tidak akan rela untuk membunuhnya.” (hal.131)
Bahwa banyak dukun berkedok sebutan eufemisme paranormal, padahal
merke tidak lebih dari penipu yang cabul pula. Seperti tokoh Ki Jambrong
yang ternyata dokter.
Dikisahkan jin menghembuskan pikiran-pikiran negarif dibenak manusia
hingga ia berbuat kejahatan/asusila.
“….Gue lulus jadi J’mar Kha’dum sejak berhasil ngemotivasi dan
mempengaruhi seorang Kapten Jepang untuk membantai puluhan warga di
sini.” (hal. 88)
“….Gue jadi J’mar Kha’dum sejak berhasil mempengaruhi seorang ibu
rumah tangga beranak empat untuk menjadi seorang pelacur dan tak lama
kemudian dua anaknya yang cewek juga berhasil gue pengaruhi jadi
pelacur.” (hal. 88)
Menghargai dan menghormati oranglain, seperti seorang pengemis (hal. 580 –
581)
Jangan pernah menaruh dendam dan dengki kepada oranglain.
`
“Dendam tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Jika kau
membalas dendam, tentu manusia itupun akan melakukan hal serupa dan
begitu seterusnya. Sampai kapan akan berakhir?” (hal. 77)
Saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan berbagi ilmu
“…Seandainya mereka saling tolong-menolong dan berbagi ilmu, tentu
kita bangsa jin tidak pernah bisa mendekati dan mengganggu kehidupan
mereka.” (hal. 118)
Tidak lupa informasi-informasi umum:
- Jin terbuat dari api
“Konon bangsa jin diciptakan dari api….” (hal. 478)
- Manusia diciptakan dari tanah
“….terbentuk unsur tanah.” (hal. 478)
- Jin pura-pura menyerupai manusia sehingga orang yang melihat menduga
telah bertemu dengan arwah leluhur atau almarhum kerabatnya.
“….mengelabui manusia dengan bentuk-bentuk tiruan itu agar kita
semua percaya bahwa mereka adalah arwah penasaran dari famili atau
kerabat kita yang telah meninggal.” (hal. 138)
- Jin berdiam di patung – patung
“Nyi Endeh, jin yang bertempat tinggal setempat dengan patung kayu
berbentuk penari bali….” (hal. 19)
- Kalau kita lupa baca doa tidur maka jin akan nongkrong di telinga dan
membuat mimpi-mimpi ngawur
“….aku harap si Lena lupa untuk berdoa sebelum tidur mala mini.
Dengan demikian aku dapat menyusup ke dalam mimpinya dan
memberinya mimpi yang snagat indah….” (hal. 37)
- Kalau tidak membaca doa makan jin akan ikutan makan
“Si Lena ternyata tidak lupa untuk berdoa!” Na’Kobar menggerutu dan
mengumpat-umpat.”Huh! Malam ini terpaksa nunggu keranjang sampah
lagi, deh!” (hal. 68)
`
10. Bagian kontroversial dalam novel:
Bagian kontroversial ini pada bagian tentang UFO. Andhika berpendapat
bahwa penampakan piring terbang itu berkaitan dengan dunia gaib.
“….Beberapa pengamat UFO pernah merekam benda macam ini
terbang dengan sangat cepat….” (hal. 516)
“Ya. Manusia kadang secara tak sengaja dapat merekam bayangan
wujud dari Gom’Rodiir dan jin-jin Gomit lainnya…” (hal. 516)
UFO atau piring terbang kerap dikaitkan dengan makhluk luar angkasa. Mereka
biasa menyebutnya dengan kata alien. Makhluk yang memiliki kecerdasan lebih
tinggi dari manusia. Tetapi disini (baca: novel ini) menganggap bahwa
penampakan piring terbang atau UFO berkaitan langsung dengan dunia jin.
Pendapat Andhika akan bertolak belakang dengan IBG Wiraja dengan
novelnya yang berjudul “Hozzo, Ferres Yang Hilang”. Wiraja berpendapat
bahwa penampakan UFO erat hubungannya dengan makhluk luar angkasa,
dengan menggambarkan adanya kerjasama antara kaum manusia dengan kaum
alien dalam novel tersebut.
Sedangkan kalau kita tilik secara ilmu agama Islam, adanya fenomena
tersebut sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Rasulullah pernah bersabda
kepada Usaid bin Hudhair:
“Itu malaikat yang ingin mendengarkan engkau membaca Al-Quran hai
Usaid. Seandainya engkau teruskan bacaanmu, pastilah orang banyak akan
melihatnya pula. Pemandangan itu tidak akan tertutup dari mereka.”
Sedangkan cerita dalam buku-buku agama adalah sebagai berikut:
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, Usaid bin Hudhair melihat
gumpalan awan yang menyerupai payung yang mengagumkan dan belum pernah
terlihat olehnya sebelumnya. Awan tersebut sangat indah dihiasi dengan benda
berkedip-kedip seperti lampu-lampu memenuhi ufuk dengan sinarnya yang
terang. Akhirnya awan tersebut terbang lebih tinggi kemudian menghilang.
Keesokan harinya Usaid menemui Nabi Muhammad SAW dan
menceritakan apa yang telah ia lihat semalam, kemudian beliau berkata bahwa
itu adalah malaikat yang mendengarkan Usaid membaca Al-Quran.
`
(sumber : “Kisah Sahabat Nabi 1” terbitan MIZAN, mengisahkan pengalaman
yang cukup menakjubkan dari Usaid bin Hudhair; “Sosok Para Sahabat Nabi”
karangan Dr. Abdurrahman Ra’fat Al – Basya, penerbit Pustaka Mantiq. 1996.
Hal 145-146)
11. Bahasa yang digunakan:
Bahasa yang digunakan bahasa tidak baku. Ini terlihat dari penggunaan
penyebutan “aku” menjadi “gue”, “kamu” menjadi “loe” dan masih banyak lagi.
12. Kelemahan dan kekuatan novel:
Kelemahan novel
- Tidak adanya biodata dari penulis novel yaitu Andhika Pramajaya.
Inilah yang menjadi kekurangan dari novel tersebut. Entah ini memang
permintaan dari sang penulis sendiri kepada penerbit atau dari penerbit
sendiri. Tetapi berdasarkan novel tersebut saya berkesimpulan bahwa
Andhika lulusan ITB (Institut Teknologi Bandung). Saya menebak begitu
karena nama materi-materi kuliah yang berbau teknik.
- Halaman yang terbolak-balik
Adanya halaman yang tertukar atau tak berurutan. Meskipun tidak semua
halaman tetapi hal ini cukup disayangkan. Mengganggu saat kita sedang
asyik membaca novel ini. Entah kesalahan ini sudah dari penerbit langsung
atau karena seseorang yang memperbaikinya tetapi malah menukar
halamannya.
Mulai dari halaman 209 yang melompat jauh 15 halaman dari 208.
Halaman 223 pun berjauhan dengan halaman 222. Halaman 225 melesat
dari halaman 224. Halaman 313 jauh dari 312. Halaman 317 pun
demikian, jauh dari 316. Halaman 321 melompat dari halaman 320.
Halaman 401 tidak bersandingan dengan 400. Halaman 405 melompat
mendahului 404. Halaman 409 jauh dari halaman 408. Halaman 413 pun
demikian adanya, harus melompat dari halaman 412.
Kekuatan novel:
- Sebenarnya kekuatan novel ini terletak pada cerita itu sendiri. Keberanian
penulisnya dalam mengungkap kehidupan jin dengan segala aktivitasnya
`
dengan santai dan menyenangkan. Plesetan-plesetan Andhika yang cukup
berani: ITIK yang menurut saya adalah plesetan dari ITB (hal. 23, kalau
memang benar, saya acungkan jempol. Jarang lho yang berani
menyamarkan kampus ternama itu dengan plesetan seperti itu); Ardi
Saputra plesetan dari Surya Saputra (hal. 122); film Warisan plesetan dari
film Arisan (hal. 122); Dean Sarso plesetan dari Dian Sastro (hal. 227);
Bank Central Pasific plesetan dari Bank Central Asia (hal. 266); dan masih
banyak lagi.
- Bahasa-bahasa asing yang digunakan Andhika, meski hanya sedikit, cukup
memberikan pengetahuan baru.
“Mata aô” (jumpa lagi nanti – Bahasa Jepang) (hal. 37)
“Huîtóu jiàn” (sampai nanti – Bahasa Mandarin) (hal. 80)
“Míngtiân jián!” (sampai jumpa besok! – Bahasa Mandarin) (hal. 110)
- Argument-argument atau opini Andhika
Opini tentang waktu yang dimiliki bangsa jin.
“….Bumi kita harus mengitari matahari sebanyak 1216 kali sampai pada
posisi semula da peristiwa itu disebut dengan satu tahun. Bula kita
berputar mengelilingi bumi selama 64 hari yang disebut dengan satu
bulan. Dalam satu tahun ada 19 bulan yuang masing-masing terdiri dari
64 hari. Jalemaar adalah bulan ke-17, sedangkan 666.231.655 adalah
jumlah tahun sejak kita bangsa jin mulai ada di jagat raya ini. Sedangkan
61 adalah hari ke-61 dalam bulan Jalemaar…..” (hal. 36)
Opini tentang kinerja KIS 3000
“….Makhluk gaib sebangsa jin memiliki range atau rentang frekuensi
cahaya yang berbeda dengan manusia. Ibaratnya dua stasiun radio yang
berbeda channel. Kita sebut saja dengan stasiun A dan B. Indra manusia
hanya mampu untuk menangkap frekuensi dalam range tertentu seperti
pesawat radio yang sedang difokuskan pada stasiun radio A – tidak dapat
mendengarkan apa yang sedang disiarkan stasiun radio B. Tetapi jika kita
mengubah frekuensi yang dipancarkan stasiun radio B sehingga sama
dengan A, maka pesawat radio kita bisa mendengarkan apa yang
`
dipancarkan kedua stasiun itu secara bersamaan, kan? Nah, kamera
Kirlian bisa mengubah range frekuensi cahaya tertentu yang tidak terlihat
mata manusia ke range frekuensi cahaya yang dapat terlihat manusia.”
(hal. 149)
13. Pendapat saya tentang novel ini:
Setelah membaca novel ini. Nar’Kobar mungkin berasal dari kata narkoba,
sebagai symbol bahwa sekali kita berurusan dengan alam gaib dan kroni-
kroninya maka buntutnya akan panjang seperti halnya obat-obatan terlarang
yang menimbulkan candu dan ketagihan. Saya tersenyum membaca bagian-
bagian yang dengan jelas menunjukkan (bukan menyindir, tetapi terang-
terangan) bahwa jin motivator tidak berarti pendamping atau teman yang dapat
membawa kearah kebaikan, sebaliknya justru menyesatkan jalan ornag yang
ditempelinya.
Imajinasi Andhika memang mengagumkan. Nama-nama berbagai alam,
istilah peta, dan sejumlah pengetahuan lainnya entah darimana ia dapatkan
(mudah-mudahan kelak ada informasi mengenai sumber yang ia gali).
Tetapi yang perlu digarisbawahi, ada yang harus diperhatikan oleh
Andhika yaitu istilah-istilah yang kedengarannya seperti bahasa Arab dan
menurut pengakuan Andhika dalam pengantar hanya mengarang belaka. Namun,
benar-benar seperti bahasa tersebut. Serta beraninya salah satu endorsement
mengatasnamakan J’Naar Masaya, saya menerka ini adalah Djenar Mahesa Ayu.
Dan terakhir, bagusnya novel ini tidak membuat serem tapi memperkaya
wawasan, juga tidak membuat berkhayal yang aneh-aneh seperti sinetron mistik.
Novel ini wajib Anda baca!! Jika mengaku penyuka novel!!