Resist Ens i

1
Penelitian Pola Resistensi Bakteri Enteropatogen (Penyebab Diare) terhadap Antibiotik Pudjarwoto Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD Description: Penggunaan antibiotik secara tidak rasional pada penyakit diare telah menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik. Perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotik perlu dipantau agar dalam pengobatan penyakit diare dengan antibiotik dapat dilakukan pemilihan antibiotik secara tepat. Untuk menambah informasi tentang pola resistensi kuman-kuman penyebab diare terhadap Salmonella, Shigella & Vibrio Cholera yang diperoleh dari penderita diare terhadap antibiotik chloramphenicol, Ampisilin, Tetrasiclin, kenamisin & Kontrimoxazol. Uji resistensi dilakukan secara Disk Diffusion methods (Kirby Baner,1996). Hasil penelitian menunjukkan, Shigella masih sensitif terhadap kontrimoxazol (SXT); Namun terhadap antibiotik alternatip Ampisilin (Amp) menunjukkan tingkat resistensi sebesar 50% Salmonella menunjukkan tingkat resistensi sebesar 42% terhadap Ampisilin, 57% terhadap Chlorophenicol & 71% terhadap kontrimoxazol. Disimpulkan bahwa Shigella masih sensitif terhadap SXT, namun Salmonella telah menunjukkan resistensi yang cukup tinggi terhadap SXT,C & Amp. Source : http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2002-pudjarwoto-424- antibiotic

description

ghghgh

Transcript of Resist Ens i

Page 1: Resist Ens i

Penelitian Pola Resistensi Bakteri Enteropatogen (Penyebab Diare) terhadap Antibiotik

Pudjarwoto Center for Research and Development of Disease Control, NIHRD

Description:

Penggunaan antibiotik secara tidak rasional pada penyakit diare telah menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik. Perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotik perlu dipantau agar dalam pengobatan penyakit diare dengan antibiotik dapat dilakukan pemilihan antibiotik secara tepat.

Untuk menambah informasi tentang pola resistensi kuman-kuman penyebab diare terhadap Salmonella, Shigella & Vibrio Cholera yang diperoleh dari penderita diare terhadap antibiotik chloramphenicol, Ampisilin, Tetrasiclin, kenamisin & Kontrimoxazol. Uji resistensi dilakukan secara Disk Diffusion methods (Kirby Baner,1996).

Hasil penelitian menunjukkan, Shigella masih sensitif terhadap kontrimoxazol (SXT); Namun terhadap antibiotik alternatip Ampisilin (Amp) menunjukkan tingkat resistensi sebesar 50% Salmonella menunjukkan tingkat resistensi sebesar 42% terhadap Ampisilin, 57% terhadap Chlorophenicol & 71% terhadap kontrimoxazol.

Disimpulkan bahwa Shigella masih sensitif terhadap SXT, namun Salmonella telah menunjukkan resistensi yang cukup tinggi terhadap SXT,C & Amp. Source : http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2002-pudjarwoto-424-antibiotic