Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

30
1 Restrukturisasi Sektor Perunggasan dalam rangka Pengendalian Avian Influenza: Ditinjau dari aspek Kesehatan Lingkungan Drh Tri Satya Putri Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD Naipospos MPhil PhD

Transcript of Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

Page 1: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

1

Restrukturisasi Sektor Perunggasan dalam rangka Pengendalian Avian Influenza: Ditinjau dari aspek Kesehatan Lingkungan

Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhDDrh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD

Page 2: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

2

“We can’t solve problems by using the same We can’t solve problems by using the same kind of thinking we used when we created them”kind of thinking we used when we created them”

AlbertAlbert EinsteinEinstein

Page 3: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

3

Many epidemiologists (veterinary and human)Many epidemiologists (veterinary and human)addressing emerging infectious disease issues addressing emerging infectious disease issues

have converged on the ecosystems health have converged on the ecosystems health (eco-health) approach as it integrates knowledge (eco-health) approach as it integrates knowledge

from a wide range of disciplines tofrom a wide range of disciplines toassist in addressing real world problems.assist in addressing real world problems.

The Role Of Veterinary EpidemiologistsIn Ecosystem Health2-4 August 2006, Cairns

Page 4: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

4

Situasi Sektor Perunggasan di

Asia

Page 5: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

5

Kontribusi Perunggasan Terhadap PDB (2004)

Perkiraan mengindikasikan bahwa di Philippina dan Thailand, industri perunggasan berturut-turut mewakili sekitar 0,59% dan 0,40% dari PDB Di Indonesia, seluruh sektor peternakan diperhitungkan hanya sekitar 2% dari PDBDi China, sektor peternakan mewakili sekitar 8% dari PDBPerkiraan kasar untuk Thailand dengan memperhitungkan pentingnya industri perunggasan dalam melakukan ekspor, mengindikasikan sektor ini secara keseluruhan berkisar antara 1,2-1,5% dari PDB

Page 6: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

6

Produksi dan Konsumsi ‘Broiler’ di beberapa negara Asia (2003)

Negara Produksi Impor Ekspor KonsumsiTotal Dunia 52.833 4.279 5.861 51.351Thailand 1.290 0 527 763Jepang 1.120 700 0 1.835China 9.844 415 420 9.839Hongkong 61 164 0 225Taiwan 685 49 4 730Korea Selatan 429 89 2 516Saudi Arabia 468 430 25 832India 1.600 0 0 1.600Malaysia 835 38 5 868Indonesia 735 0 3 732Philippina 635 14 0 640

Sumber: FAS, USDA dan GAIN Reports

*Ekuivalen dengan 1.000 ton ‘Ready-to-cook’

Page 7: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

7

Klasifikasi Sistem Produksi Unggas (FAO, 2004)

Sektor 1 Sektor 2 Sektor 3 Sektor 4

Sistem Industri terintegrasi

Komersial Komersial Kampung atau belakang rumah

Biosekuriti Tinggi Sedang sampai tinggi

Rendah sampai minimal

Minimal

Unggas dan pemasaran produk

Komersial Umumnya komersial

Ayam hidup umumnya dijual di pasar ayam

Ayam hidup dan produknya

dikonsumsi lokal

“Impact of avian influenza outbreaks in the poultry sectors of five South East Asian countries (Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Thailand, Viet Nam) outbreak costs, responses and potential long term control”By Jonathan Rushton1, Rommy Viscarra1, Emmanuelle Guerne Bleich2 and Anni McLeod2

Page 8: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

8

Jumlah Ayam dan Unggas Domestik per Km2, Orang dan Orang Desa

Negara Jumlah ayam per Jumlah unggas domestik per

Km2 Orang Orang Desa Km2 Orang Orang Desa

Kamboja 94,5 1,2 1,5 130,2 1,7 2,1

Indonesia 143,6 1,2 2,2 167,5 1,3 2,6

Laos PDR 66,2 2,5 3,6 74,0 2,8 4,0

Thailand 459,6 3,6 4,8 509,1 4,0 5,3

Vietnam 501,3 2,0 2,7 716,1 2,8 3,9

Ada perbedaan penting antar negara dengan Kamboja dan Laos PDR memiliki densitas unggas yang relatif rendah dibandingkan dengan negara lain. Jumlah unggas domestik per orang tertinggi di Thailand dan terendah di Kamboja dan proporsi spesies lain di luar ayam tertinggi di Vietnam dan Kamboja. Itik terutama penting untuk kedua negara ini.

By Jonathan Rushton1, Rommy Viscarra1, Emmanuelle Guerne Bleich2 and Anni McLeod2

Page 9: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

9

Populasi Ayam Indonesia menurut Sistem Produksi

Inti Jumlah peternakan

Populasi(juta ekor)

Rata-rata skala peternakan

Industri terintegrasi (sektor 1)

Broiler (pedaging) 354 13.520 3,00 222Layer (petelur) 128 2.418 6,70 2.771Jumlah 482 15.938 9,70 2.993Komersial (sektor 2)

Broiler (pedaging) 45.934 38,30 834

Layer (petelur) 37.707 19,90 528

Jumlah 83.641 58,20 1.362

Komersial (sektor 3) 32,39

Belakang rumah (sektor 4) 175,00

Jumlah 275,29By Jonathan Rushton1, Rommy Viscarra1, Emmanuelle Guerne Bleich2 and Anni McLeod2

Page 10: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

10

Avian Influenza

dan Kesehatan

Lingkungan

Page 11: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

11

Enacting countermeasures to address environmentalEnacting countermeasures to address environmental

issues that facilitate and contributeissues that facilitate and contribute

to the spread of bird flu is essential toto the spread of bird flu is essential to

stopping the disease at its source.stopping the disease at its source.

Foundation For Environmental Security and Sustainability8110 Gatehouse Rd, Suite 625WFalls Church, VA 22042703.560.8290www.fess-global.org

Page 12: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

12

Faktor Utama Munculnya Penyakit Menular

Demografi dan perilaku manusia

Teknologi dan industri

Pembangunan ekonomi dan pemanfaatan lahan

Perjalanan dan perdagangan internasional

Adaptasi dan perubahan mikrobial

Penurunan pelayanan kesehatan masyarakat

Bioterorisme

Page 13: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

13

Isu-isu Kunci

Pencegahan dan pengendalian Avian Influenza secara alamiah adalah multi sektoral Risiko pandemi manusia adalah kenyataan Virus Avian Influenza berubah secara konstan dengan hasil yang tidak dapat diprediksiKondisi pasar menyebabkan virus Avian Influenza menyebar cepatRespon dengan cakupan geografis perlu ditetapkan segera dan diantisipasi secara cepat

Page 14: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

14

Peran Peternak Kecil (sektor 4)

Thailand : Peternak kecil memiliki 30% stok unggas, akan tetapi mewakili 90% pemilik unggasChina : Produksi peternak tradisional ayam belakang rumah mewakili 56% sektor perunggasanKamboja : 75% dari produksi unggas dihasilkan oleh peternak subsistenIndonesia : Peternak kecil memiliki 20% stok unggas, akan tetapi mewakili 80% pemilik unggas

Page 15: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

15

Peternakan Unggas Intensif (sektor 1 & 2) sebagai ‘pabrik flu”?

….. It is much more difficult to extricate the industrial system It is much more difficult to extricate the industrial system from the small-scale poultry system in Thailand, Indonesia or from the small-scale poultry system in Thailand, Indonesia or China, where both are so intimately connected by geography, China, where both are so intimately connected by geography, markets and production. markets and production.

GRAIN, “Fowl Play: The poulty industry’s central role in the bird flu cisis”. Feb 2006, p.9

Page 16: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

16

Perdagangan Utama Daging Ayam 2003 (x 1.000 ton)

North-South Policy Brief 2005-5Wageningen - URAuthor: Remco Schrijver

Page 17: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

17

Risiko Perdagangan Antar Negara

Risiko tertinggi adalah perdagangan unggas hidup, burung yang didomestikasi dan yang liar, anak ayam yang baru ditetaskan, burung yang dikandangkan dan kotoran unggas terkontaminasiRisiko lebih rendah, tetapi nyata dapat ditimbulkan oleh perdagangan telur tetas, telur konsumsi, sperma, daging ayam segar, produk yang mengandung bagian-bagian ayam yang ditujukan untuk pakan ternak untuk industri, dan material post mortem atau biologik lainnya berasal dari unggas yang tidak didesinfeksi dengan virucidal, seperti bulu dan trofi berbulu.

Page 18: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

18

Penularan dan Sirkulasi Virus H5N1

Virus H5N1 beradaptasi terhadap ayam kampung dengan cara sama seperti pada itik domestikSurvival virus H5N1 pada unggas skala kecil dan belakang rumah cenderung persistenVirus H5N1 beramplifikasi dan berkembang biak lebih cepat pada peternakan skala industri yang padat dan tertutupMasalahnya kaitan antara sistem pemeliharaan belakang rumah dan sistem industri saling bolak balik, sehingga seluruh sektor tetap perlu mendapatkan perhatian

Page 19: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

19

Restrukturisasi Sektor

Perunggasan

Page 20: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

20

Apa dan Bagaimana Restrukturisasi Sektor Perunggasan?

Suatu strategi penting untuk mengurangi dampak merusak dari Avian Influenza Salah satu intervensi yang dilaksanakan paling kompleks, karena memerlukan pemahaman terhadap seluruh sistem sosio-ekonomiDiperlukan pendekatan yang berbeda untuk setiap sektor perunggasan yang berbeda untuk negara yang berbedaDipengaruhi oleh perbedaan dalam hal infrastruktur sektor perunggasan, karakteristik pemasaran, belakang rumah vs komersial, dan dampak sosio-ekonomi Harus dilihat sebagai suatu proses yang bertingkat, mempengaruhi beragam segmen dari sektor dalam cara yang berbeda dan pada tingkatan yang berbeda

Page 21: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

21

Prinsip Umum Restrukturisasi

Rasional restrukturisasi harus selalu berdasarkan analisis dampak sosio-ekonomi yang dipahami secara baik, dengan memperhitungkan kepentingan semua stakeholderKomitmen pemerintah dengan dukungan penuh dari seluruh stakeholder adalah sangat perlu dan harus mengikuti suatu strategi jangka panjang Kehidupan peternak kecil, yang mewakili mayoritas unggas harus selalu dipertimbangkanKekuatan pasar harus menggiring strategi restrukturisasi untuk selalu memperhitungkan produsen komersial dan peternak skala kecil Pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama dan saling transparan dalam pelaksanaan strategi restrukturisasiRestrukturisasi harus merupakan bagian integral dari keseluruhan strategi pengendalian penyakit, yang meliputi biosekuriti, vaksinasi, zoning dan/atau kompartementalisasi, harus mengikuti pedoman OIE dan FAO, dan mempertimbangkan isu-isu kemanusiaan dan keamanan panganPeningkatan kesadaran masyarakat harus dipromosikan untuk mendapatkan dukungan produsen, konsumen, lembaga pemerintah, institusi sektor swasta dan stakeholder lainnya

Page 22: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

22

Pola Restrukturisasi Perunggasan di Asia

Pasar lebih dikonsentrasikan, dengan lebih sedikit produsen besarZona/kawasan produksi perunggasan dimana infrastruktur dapat dikonsentrasikanKompartemen untuk negara pengekspor, yang diatur sedemikian rupa sehingga wabah kecil yang terjadi di kompartemen ekspor sangat sulit mempengaruhi eksporPasar ayam hidup direlokasi ke wilayah luar kota, dengan pedagang yang lebih sedikit dan berlisensi, pemotongan yang terpusat, dengan sejumlah besar supermarket outlet di perkotaanLebih sedikit peternak skala kecil, beragregasi membentuk koperasi Kebutuhan untuk memagar dan mengandangkan semua unggasPemisahan lokasi pemeliharaan antara ayam dan itik

Page 23: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

23

Restrukturisasi Sektor Perunggasan di Thailand

Sistem peternakan unggas komersial :Kompartementalisasi Pelarangan pasar ayam hidup di Bangkok dan relokasi rumah pemotongan unggas ke luar kota Penampungan secara kolektif flok peternak kecil ke satu wilayah

Itik berkeliaran :Setiap flok harus sudah dikandangkan setelah Maret 2006Penyediaan pinjaman lunak dengan bunga < 2%Pendirian koperasi

Ayam kampung dan ayam jantan aduan :Harus dilindungi dengan jala pencegah burung liarPisahkan area pemeliharaan ayam dengan area pemukimanPaspor ayam jantan aduan (233.000 ekor)Pengujian bulanan dan izin lalu lintas unggasRegistrasi arena ayam jantan aduan (384 buah)

Page 24: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

24

Mendorong sejumlah produksi unggas skala rumah tangga menjadi semi-industri, terutama itik Re-zoning distribusi unggas dan sistem pemotongan di semua kota (batas waktu 2010)

Membangun rumah pemotongan hewan terkonsentrasi di lokasi yang lebih sesuai, dengan menutup tempat pemotongan yang kecil-kecil dan tersebar di dalam kotaMenghilangkan pasar unggas hidup di dalam kota dan membangun pasar unggas jauh dari pasar umumAyam hidup yang dijual di pasar harus dikarantina dan ditransportasikan dengan kendaraan khusus

Fasilitas pembibitan ayam harus memastikan kualitas bibit ayam dengan surveilansMendorong investasi dalam negeri dan asing untuk skala industri dan pemerosesan secara modern

Restrukturisasi Sektor Perunggasan di Vietnam

Page 25: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

25

Rencana Restrukturisasi Sektor Perunggasan di Turki

Pengurangan praktek pemeliharaan ayam belakang rumah dalam bentuk pelarangan di wilayah yang dilindungi sekitar area yang diketahui prevalensi burung migrannya tinggi Peningkatan peluang untuk pemotongan ayam petelur (dan diikuti dengan pengolahan dan pemanfaatan sisa/rendering)Promosi pemanfaatan pupuk kandang/kotoran unggas Pengelolaan ayam belakang rumah yang sejalan dengan pengaturan lingkungan yang ada Penanaman modal dalam rangka peningkatan biosekuriti (penning untuk hewan dan penutupan kandang) di peternakan skala kecil/sistem kontrak

Page 26: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

26

Surat Edaran Mentan No. 283/TU.210/M/11/2006 tanggal 21 November 2006

Memfasilitasi penataan lokasi usaha pemotongan ayam berdekatan dengan lokasi budidaya, sehingga mengurangi transportasi ayam hidupMengupayakan unggas, khususnya ayam kampung dikandangkan dengan yang memenuhi persyaratan dan letaknya terpisah dari rumah tinggal

Peraturan Mentan No. 50/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman

Tidak membiarkan unggas berkeliaran bebas (dikandangkan)Memisahkan unggas yang berlainan jenis (spesies)

Restrukturisasi Sektor Perunggasan di Indonesia

Page 27: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

27

Pelarangan Pemeliharaan Unggas di DKI Jakarta

Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 15 Tahun 2007Meniadakan unggas di pemukiman sejak tanggal 17 Januari 2007 dengan cara sukarela dikonsumsi, dijual atau dimusnahkanMelarang memelihara unggas terhitung tanggal 1 Februari 2007Sertifikasi kesehatan hewan dan tanda khusus untuk unggas sebagai hobi, untuk penelitian/pendidikan Usaha peternakan unggas serta tempat penampungan, pemotongan dan penjualan unggas hidup secara bertahap direlokasi ke tempat yang ditetapkan kemudianLalu lintas peredaran unggas hidup yang masuk ke wilayah DKI Jakarta akan diatur kemudian

Page 28: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

28

Usulan Restrukturisasi Ke Depan

Re-zoning usaha budidaya, sistem distribusi dan pemotongan unggas dengan menerapkan inventarisasi lokasi, kapasitas produksi dan pengaturan limbah

Penutupan yang tidak memiliki izin di semua kota dan relokasi ke wilayah luar kotaPromosi pemberian lisensi

Penerapan sistem pengawasan ‘From farm to table’ secara konsisten dan profesional dengan mempromosikan ‘veterinary labeling’ sesuai permintaan klien/konsumen

Page 29: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

29

P e n u t u pRestrukturisasi harus mempertimbangkan aspek kesehatan lingkungan dikaitkan dengan dampak sosio-ekonomi dan dilakukan secara bertahap sebagai strategi jangka panjangRestrukturisasi harus disesuaikan dengan kondisi lokal dengan memperhitungkan faktor spasial (geografis), sistem produksi dan sistem pemasaran Restrukturisasi harus direncanakan secara komprehensif dan diimplementasikan dengan kekuatan legislasi yang sah dan dengan komitmen pemerintah didukung sektor swasta Restrukturisasi diterapkan dengan prinsip yang berbeda, akan tetapi tetap merupakan bagian integral dari tindakan pencegahan dan pengendalian Avian Influenza

Page 30: Restrukturisasi Sektor Perunggasan Dalam Rangka ian Avian Influenza

30

Terima kasihTerima kasih