RESUME Keperawatan ANC

9
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “S” DI RUANG KIA/ KB PUSKESMAS BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA Nama : Akifa Syahrir Tgl. Pengkajian : 28 Maret 2016 NIM : 70900115009 Ruangan/ RS : Poli KIA Puskesmas Bontomarannu A. Identitas Pasien Inisial klien : Ny “S” Usia : 27 tahun Status perkawinan : sudah menikah Pekerjaan : IRT Pendidikan : SMP Agama : Islam Suku bangsa : Makassar Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu No . Tahun Jenis Persalin an Penolon g Jenis Kelamin Keadaan bayi waktu lahir Masalah kehamil an 1. 2011 Spontan Bidan Perempu an Sehat - Pengalaman menyusui : ya, kurang lebih selama 2 tahun Riwayat kehamilan saat ini: HPHT : 16 / 08 / 2015

description

ANC

Transcript of RESUME Keperawatan ANC

Page 1: RESUME Keperawatan ANC

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “S” DI RUANG KIA/ KB PUSKESMAS

BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA

Nama : Akifa Syahrir

Tgl. Pengkajian : 28 Maret 2016

NIM : 70900115009

Ruangan/ RS : Poli KIA Puskesmas Bontomarannu

A. Identitas Pasien

Inisial klien : Ny “S”

Usia : 27 tahun

Status perkawinan : sudah menikah

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Suku bangsa : Makassar

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

No. TahunJenis

PersalinanPenolong

Jenis

Kelamin

Keadaan bayi

waktu lahir

Masalah

kehamilan

1. 2011 Spontan Bidan Perempuan Sehat -

Pengalaman menyusui : ya, kurang lebih selama 2 tahun

Riwayat kehamilan saat ini:

HPHT : 16 / 08 / 2015

Taksiran partus : 23 / 11 / 2016

BB sebelum hamil : 50 kg

TD sebelum hamil : 120/70 mmHg

Page 2: RESUME Keperawatan ANC

B. Data Umum Kesehatan Saat Ini

Status obstetrik : G2P1A0

Keadaan Umum : Baik , kesadaran compos mentis

BB : 65 kg

TB : 161 cm

Tanda vital

TD : 120/ 80 mmHg

Nadi : 92 x/ menit

Suhu : 36,5 °C

Pernapasan : 26 x/ menit

C. Pemeriksaan Fisik

Tidak terdapat kelainan dari kepala, wajah, mata, konjungtiva, sclera, hidung,

mulut, telinga, leher, maupun genitalia serta tungkai bawah.

Pada bagian abdomen, didapatkan hasil TFU : 27 cm (tidak disertai kontraksi)

Leopold I : Teraba bokong

Leopold II : Teraba punggung (kanan), ekstremitas (kiri)

Leopold III : Bagian terbawah adalah kepala

Leopold IV : kepala sudah berada di PAP (pintu atas panggul)

D. Gambaran Kasus

Klien mendatangi poli KIA puskesmas Bontomarannu pada tanggal 28 Maret

2016, dari hasil anamnesa didapatkan data bahwa klien mengeluh sesak napas

dengan pernapasan 26x/I dan buang air kecil yang tidak teratur. Klien

mengatakan tidak ada riwayat penyakit asma, hipertensi maupun DM. klien

Nampak gelisah, klien mengatakan takut terjadi sesuatu dengan bayi dalam

kandungannya.

Page 3: RESUME Keperawatan ANC

E. DATA FOKUS

1. Data subyektif

a. Klien mengeluh sesak napas

b. Klien mengatakan sering buang air kecil

c. Klien mengatakan takut terjadi sesuatu dengan bayi dalam

kandungannya

2. Data obyektif

a. RR : 26x/i

b. TTV

TD : 120/ 80 mmHg

Nadi : 92 x/ menit

Suhu : 36,5 °C

c. Klien Nampak gelisah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma

sekunder kehamilan

2. Perubahan eliminasi urine b/d penekanan pada vesika urinaria.

3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder terhadap

persiapan melahirkan

Page 4: RESUME Keperawatan ANC

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan/KH Intervensi Rasional

Pola nafas inefektif

berhubungan dengan ekspansi

paru tidak maksimal sekunder

terhadap meningkatnya

tekanan intra abdomen

Tujuan: Pola nafas dapat

kembali efektif setelah

dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 × 24

jam dengan kriteria hasil:

1.      Klien tampak rileks

2.      Frekwensi pernafasan

normal (16 – 24  × per

menit)

1. Kaji tingkat pola pernapasan

2. Berikan HE pada klien tentang

kedaan yang menimbulkan sesak

3. Berikan posisi semifowler pada

pasien

4. Observasi frekuensi pernafasan

(RR)

1. Untuk mengetahui informasi

selanjutnya dan itndakan yang

harus dilakukan

2. Informasi yang adekuat dapat

membawa pasien lebih

kooperatif dalam memberikan

terapi

3. Jalan nafas yang longgar dan

tidak ada sumbatan proses

respirasi dapat berjalan dengan

lancar.

4. Frekwensi pernafasan yang

meningkat adalah indicator

adanya sesak nafas

Page 5: RESUME Keperawatan ANC

Inkontinensia urine: stress

berhubungan dengan

tingginya tekanan

intraabdominal dan

kelemahan otot pelvis

sekunder terhadap kehamilan

Tujuan: Inkontinensia dapat

teratasi setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama

1 × 24 jam, dengan kriteria

hasil:

1.      Klien mengerti penyebab dari

inkontinensia

2.      Frekwensi berkemih

menurun

3.      Klien dapat melakukan

senam kegel secara mandiri

1. Kaji frekuensi berkemih klien

2. Instruksikan klien untuk

menghindari berdiri yang terlalu

lama

3. Ajarkan klien untuk mengatasi

inkontinensia dengan melakukan

senam kegel

4. Berikan HE pada klien tentang

penyebab dari inkontinensia

1. Frekwensi berkemih yang

berlebih merupakan indicator

terjadinya inkontinensia urine

2. Frekuensi berdiri yang terlalu

lama dapat meningkatkan

tekanan pada vesika urinaria

3. Senam kegel dapat

meningkatkan kekuatan otot

dinding pelvis ibu

4. Informasi yang adekuat dapat

membawa pasien lebih

kooperatif dalam memberikan

terapi

Ansietas berhubungan dengan Tujuan: Ansietas dapat 1. Kaji tingkat ansietas yang dialami 1. Mengetahui tingkat ansietas

Page 6: RESUME Keperawatan ANC

kurangnya pengetahuan

sekunder terhadap persiapan

melahirkan

teratasi setelah dilakukan

intervensi selama 1 × 24 jam,

dengan kriteria hasil:

1.      Klien tampak rileks

2.      Klien tampak percaya

diri

3.      Tidak terjadi insomnia

klien

2. Observasi kekhawatiran yang

dialami klien

3. Ajarkan penghentian ansietas

untuk digunakan bila situasi yang

menimbulkan stress tidak dapat

dihindari

4. Berikan HE pada klien tentang

proses persalinan

yang dialami klien dapat

membantu menentukan

intervensi yang tepat untuk

mengatasi ansietas

2. Mengetahui penyebab yang

menagkibatkan ansietas yang

dialami klien

3. Membentu klien untuk dapat

mengatasi ansietasnya secara

mandiri

4. Informasi yang adekuat dapat

membawa pasien lebih

kooperatif dalam memberikan

terapi