(Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

7
POTENSI GEOWISATA KAWASAN TANJUNG SIRIH, LAHAT, SUMATERA SELATAN Ugi Kurnia Gusti dan Winda Astuti  Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, Palembang Corresponding author : [email protected] Sari: Kawasan Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat adalah kawasan pegunungan dengan  berbagai jenis batuan dan fenomena geologi di daerah Sumatera Selatan. Morfologi kawasan ini cukup menarik untuk dijadikan daerah wisata alam khususnya dalam keilmuan geologinya (geowisata). Tulisan ini menggambarkan secara ringkas potensi geowisata di kawasan Tanjung Sirih. Metoda yang digunakan dalam kajian ini adalah berupa observasi langsung di lapangan serta kajian dari beberapa literatur ruang lingkup kegeologian kawasan Tanjung Sirih. Ada tiga lokasi objek geowisata yang dapat dikembangkan di kawasan ini, yaitu : Morfologi Perbukitan Bukit Besar, Bukit Serelo dan Airterjun Curup Panjang. Diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang efektif serta berkelanjutan guna mengembangkan kawasan ini menjadi potensi lokasi geowisata. Pengembangan potensi geowisata ke arah Pagaralam cukup baik untuk turut dikembangkan ke arah wisata pegunungan serta konservasi alam. Kata Kunci: Geowisata, Tanjung Sirih, Lahat, Air Terjun, Geologi Abstract: Tanjung Sirih region, subdistric Pulau Pinang, Lahat regency is mountain range region with various types of rock and geological phenomenon located in South Sumatera Territory. Morphology in this region is quite interesting to  be natural tourism destination specially in geosciences (geotourism). This article depict briefly geotourism potential in Tanjung Sirih region. The metode which is used in this survey is field observation and reviewing geological literature of Tanjung Sirih Region. There are several geotourism places which can be enhance in this region, such as: Mor phology of  Bukit Besar ,  Bukit Serelo, and Curup Panjang  waterfall. It is necessary to have an effective organizing and monitoring as well as continual in order to develop this particular place to be geotourism region. The development of geotourism  potential towards Pagaralam is impressive to go along with tour of mountain range and conservation. Keyword: Geotourism, Tanjung Sirih, Lahat, Waterfall, Geology PENDAHULUAN Apa itu geowisata atau dalam bahasa inggris dikenal dengan  geotourism? Geowisata menurut Wikipedia merupakan paduan dari kata geo dan wisata yang berarti  pariwisata dengan minat khusus tentang potensi sumber daya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, struktur geologi dan sejarah kebumian. Istilah geowisata sendiri  pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli Geologi dari  Buckinghamsire Chilterns University di Inggris  bernama To m Hose, ia menulis sebuah makalah tentang Geowisata di Geological Society  pada 1996 (Brahmantyo, 2008) . Lokasi Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang yang merupakan bagian dari Kota Lahat Sumatera Selatan (Gambar 1), dikenal cukup lama sebagai daerah yang memiliki keunikan dan keindahan alam serta geologinya. Objek geologi tersebut merupakan hasil dari adanya deformasi struktur akibat aktifitas tektonik yang terjadi di daerah tersebut. Pulau Sumatera terkenal akan jajaran  pegunungan aktif hasil dari subduksi oblik lempeng India-Australia yang berarah Timur Laut. Letak Tanjung Sirih yang berada di antara Bukit Serelo dan Gunung Dempo memberikan bentuk morfologi yang  berbukit-bukit. Air terjun juga turut hadir memberikan keindahan serta pegunungan yang cukup mempesona untuk dijadikan objek wisata geologi ataupun untuk riset ilmu geologi. Tulisan ini secara keseluruhan memberikan visualisasi singkat tentang objek-objek geologi yang bisa di kunjungi di kawasan Pulau Pinang untuk menambah wawasan dan khususnya pendalaman pengetahuan

Transcript of (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 1/7

POTENSI GEOWISATA KAWASAN TANJUNG SIRIH,LAHAT, SUMATERA SELATAN

Ugi Kurnia Gusti dan Winda Astuti

Teknik Geologi, Universitas Sriwijaya, PalembangCorresponding author : [email protected]

Sari: Kawasan Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat adalah kawasan pegunungan dengan berbagai jenis batuan dan fenomena geologi di daerah Sumatera Selatan. Morfologi kawasan ini cukup menarik untukdijadikan daerah wisata alam khususnya dalam keilmuan geologinya (geowisata). Tulisan ini menggambarkan secararingkas potensi geowisata di kawasan Tanjung Sirih. Metoda yang digunakan dalam kajian ini adalah berupa observasilangsung di lapangan serta kajian dari beberapa literatur ruang lingkup kegeologian kawasan Tanjung Sirih. Ada tigalokasi objek geowisata yang dapat dikembangkan di kawasan ini, yaitu : Morfologi Perbukitan Bukit Besar, BukitSerelo dan Airterjun Curup Panjang. Diperlukan pengelolaan dan pengawasan yang efektif serta berkelanjutan gunamengembangkan kawasan ini menjadi potensi lokasi geowisata. Pengembangan potensi geowisata ke arah Pagaralamcukup baik untuk turut dikembangkan ke arah wisata pegunungan serta konservasi alam.

Kata Kunci: Geowisata, Tanjung Sirih, Lahat, Air Terjun, Geologi

Abstract: Tanjung Sirih region, subdistric Pulau Pinang, Lahat regency is mountain range region with various types ofrock and geological phenomenon located in South Sumatera Territory. Morphology in this region is quite interesting to

be natural tourism destination specially in geosciences (geotourism). This article depict briefly geotourism potential inTanjung Sirih region. The metode which is used in this survey is field observation and reviewing geological literature ofTanjung Sirih Region. There are several geotourism places which can be enhance in this region, such as: Morphology of

Bukit Besar , Bukit Serelo , and Curup Panjang waterfall. It is necessary to have an effective organizing and monitoringas well as continual in order to develop this particular place to be geotourism region. The development of geotourism

potential towards Pagaralam is impressive to go along with tour of mountain range and conservation.

Keyword: Geotourism, Tanjung Sirih, Lahat, Waterfall, Geology

PENDAHULUAN

Apa itu geowisata atau dalam bahasa inggris dikenaldengan geotourism ? Geowisata menurut Wikipediamerupakan paduan dari kata geo dan wisata yang berarti

pariwisata dengan minat khusus tentang potensi sumberdaya alam seperti bentuk bentang alam, batuan, strukturgeologi dan sejarah kebumian. Istilah geowisata sendiri

pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli Geologidari Buckinghamsire Chilterns University di Inggris

bernama Tom Hose, ia menulis sebuah makalah tentangGeowisata di Geological Society pada 1996(Brahmantyo, 2008) .

Lokasi Tanjung Sirih, Kecamatan Pulau Pinang yangmerupakan bagian dari Kota Lahat Sumatera Selatan

(Gambar 1), dikenal cukup lama sebagai daerah yangmemiliki keunikan dan keindahan alam serta geologinya.

Objek geologi tersebut merupakan hasil dari adanyadeformasi struktur akibat aktifitas tektonik yang terjadidi daerah tersebut. Pulau Sumatera terkenal akan jajaran

pegunungan aktif hasil dari subduksi oblik lempengIndia-Australia yang berarah Timur Laut.

Letak Tanjung Sirih yang berada di antara Bukit Serelodan Gunung Dempo memberikan bentuk morfologi yang

berbukit-bukit. Air terjun juga turut hadir memberikankeindahan serta pegunungan yang cukup mempesonauntuk dijadikan objek wisata geologi ataupun untuk risetilmu geologi.

Tulisan ini secara keseluruhan memberikan visualisasisingkat tentang objek-objek geologi yang bisa dikunjungi di kawasan Pulau Pinang untuk menambah

wawasan dan khususnya pendalaman pengetahuan

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 2/7

U.K. GUSTI dan W. Astuti

kegeologian, khususnya geologi wilayah Tanjung Pinang,Sumatera Selatan.

Gambar 1. Lokasi Daerah Telitian pada Peta Rupa Bumi

Indonesia Provinsi Sumatera Selatan

METODE

Penelitian kali ini terintegrasi dengan jurnal, karya tulisilmiah dan juga tugas akhir yang telah publikasi maupunyang tidak dipublikasikan. Metode yang digunakandalam penulisan artikel ini adalah dengan melakukanobservasi lapangan untuk melihat objek geologi secaralangsung dan keterjangkauan lokasinya. Selain itu jugadilakukan pengumpulan data sekunder hasil dari kajiann

pustaka yang membahas objek geologi secara ilmiah berdasarkan aspek kegeologiannya.

Observasi lapangan dilakukan oleh penulis pada beberapa tempat seperti Sungai Lematang, AirterjunCurup Panjang , Bukit Serelo dan Bukit Besar.

Hasil dari observasi lapangan dan kajian pustakadisintesakan menjadi sebuah panduan wisata geologidaerah Lahat, Sumatera Selatan.

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN SUMATERASELATAN

Cekungan Sumater Selatan merupakan cekungan busur belakang ( Back Arc Basin ) yang terbentuk akibat

interaksi antara lempeng Hindia-Australia denganlempeng Mikro Sunda. Menurut Pulonggono (1984)cekungan ini dibagi menjadi 4 (empat) sub cekunganyaitu:

1. Sub Cekungan Jambi2. Sub Cekungan Palembang Utara3. Sub Cekungan Palembang Selatan4. Sub Cekungan Palembang Tengah

Bedasarkan Peta Geologi Lembar Lahat yangdikeluarkan oleh P3G, cekungan ini terdiri dari sedimenTersier yang terletak tidak selaras ( unconformitiy ) di atas

batuan kristalin (metamorf dan beku) yang berumur Pra-Tersier.

Cekungan Sumatera Selatan terletak pada bagian SelatanPulau Sumatera dengan pelamparan Timur Laut-Barat

Daya. Bagian Utara dari cekungan Sumatera Selatandibatasi oleh Tinggian Tigapuluh dan PegununganDuabelas. Disebelah Barat dibatasi oleh PegununganBukit Barisan. Sedangkan di bagian Timur dibatasilangsung oleh Paparan Sunda. Selanjutnya bagianSelatan dari Cekungan ini dibatasi oleh TinggianLampung.

STRATIGRAFI DAERAH TANJUNG SIRIH DANSEKITARNYA

Stratigrafi Daerah Cekungan Sumatera Selatan (Gambar2) secara umum dikenal sebagai satu daur besar(megacycle ) yang terdiri dari fase transgresi dan regresi(Jackson, 1961 dalam Koesoemadinata, et al., 1976),yaitu:

1. Fase Transgresi

Fase Transgresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandaidengan pengendapan Kelompok Telisa secara tidakselaras di atas batuan Pra-Tersier. Selama fase

pengendapan yang terjadi padafase transgresi, penurunandasar cekungan lebih cepat daripada proses sedimentasi,sehinggaterbentuk urutan fasies non marin, transisi, lautdangkal dan laut dalam (Pulunggono, 1969; De Coster,1974; Koesoemadinata, et al., 1976).

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 3/7

Gambar 2. Stratigrafi Regional Cekungan Sumatra Selatan (De Coaster, 1974)

2. . Fase Regresi

Fase Regresi di Cekungan Sumatera Selatan ditandaidengan pengendapan Kelompok Palembang. Fase inimerupakan kebalikan dari fase transgresi, dimana

pengendapan lebih cepat dibandingkan dengan penurunan dasar cekungan, sehingga terbentuk urutanseperti fasies laut dangkal, transisi dan non marin(Pulunggono, 1969; De Coster, 1974; Koesoemadinata,et al.,1976).

Urut-urutan Stratigrafi Regional Sumatera Selatan dari paling tua hingga muda berdasarkan Peta GeologiLembar Lahat oleh P3G (1986):

a. Batuan BasementBatuan Basement Cekungan Sumatera Selatanterdiri dari batugamping klastik dan batuankristalin berumur Permian.

b. Formasi TalangakarFormasi Talang Akar terdiri batupasir sangatkasar sampai halus, batulanau dan batulempunggampingan serta serpih.

c. Formasi GumaiFormasi Gumai terdiri dari batulempung, serpihdibeberapa tempat gampingan, dengan sisipan

batu gamping.d. Formasi Airbenakat

Formasi Airbenakat terdiri dari perselingan batulempung dengan batulanau dan serpih, padaumumnya gampingan dan karbonan.

e. Formasi MuaraenimFormasi Muaraenim terdiri dari batulempung,

batulanau dan batupasir tufaan dengan sisipan batubara.

f. Formasi KasaiFormasi Kasai terdiri dari tufa, tufa pasiran dan

batupasir tufaan yang mengandung batuapung.g. Formasi Ranau

Formasi Ranau terdiri dari tufa dan tufa bersifarriolit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geologi

Secara geologi, kawasan Tanjung Sirih, termasuk dalamPeta Geologi Lembar Lahat (S. Gafoer et al. 1986).Sedangkan secara geografis terletak pada KecamatanPulau Pinang Kabupaten Lahat, Provinsi SumateraSelatan. Daerah ini dipilih karena beberapa alasan, salahsatunya ialah agar Sumatera Selatan dapat menjadi

destinasi wisata alternatif di luar Pulau Jawa, selain itudaerah Sumatera memiliki keunikan tersendiri dari segi

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 4/7

U.K. GUSTI dan W. Astuti

geologinya, dikarenakan posisinya yang oblique terhadap jalur subduksi dibagian barat daya pulau ini.

Menurut Pulunggono dan Cameron (1984) PulauSumatera adalah produk dari tumbukan darimikrokontinen di akhir Pra-Tersier. Alasan lainnyaadalah, secara luas diketahui bahwa Pulau Sumateraterutama Sumatera Selatan merupakan lumbung energinasional, merupakan tempat terdapatnya batubara,minyak dan gas bumi serta panas bumi. Daerah tinjauan

berdasarkan Peta Geologi Lembar Lahat oleh Gafoer(1986) terletak pada Formasi Talangakar (Gambar 3).Formasi Talangakar diketahui terbentuk pada fasetransgresi dimana dari lapisan paling bawah keatasditemukan batuan dengan ukuran butir yang semakinmenghalus. Oleh karena itu, dalam penulisan esai ini,sekalipun hanya observasi lapangan secara singkat dan

kajian pustaka, diharapkan dapat memberikan informasimengenai fenomena geologi daerah tersebut.

Gambar 3. Peta Geologi Tanjung Sirih dan Sekitarnya.Sumber : Peta Geologi Regional Lembar Lahat SumateraSelatan, Skala 1 : 250.000 Oleh (Gafoer, S., Amin, T.C.,dan Purnomo, J., P3G. Bandung. Tahun 2007)

LEGENDA :

Geologi Daerah Telitian (Geologi Sebagian LembarLahat)

Keterjangkauan Daerah

Kawasan Tanjung Sirih dapat diakses melalui perjalanandarat dan udara. Jalan darat dapat ditempuh dengankendaraan melalui rute perjalanan : Palembang –Prabumulih – Muara Enim – Tanjung Enim – Lahat –Tanjung Sirih dengan jarak tempuh ± 200 km. Kondisi

jalan dari Palembang hingga Muara Enim dengan jalanaspal sudah cukup baik dan dapat dilalui oleh kendaraanroda empat hingga ukuran truk besar hingga Kota MuaraEnim melewati perkebunan dan pertambangan yang

berada di dekat jalan lintas tersebut. Selanjutnyamelewati Kota Muara Enim hingga Tanjung Enim

jalanan mulai terlihat bergelombang dan lebar jalanmulai menyempit serta intensitas kendaraan besar

pembawa bahan tambang dan hasil perkebunan kerapkali menjadi penyebab kemacetan. Jarak tempuh

Palembang – Lahat memerlukan waktu 4 - 5 jam.Kemudian dari Lahat - Tanjung Sirih memakan waktu 20menit.

Sedangkan jalur udara dapat ditempuh dengan pesawatterbang dengan rute perjalanan: Palembang – Pagaralam,

penerbangan dari Palembang menuju Pagaralamditempuh menggunakan pesawat kecil berpenumpangantara 10-15 orang. Setelah sampai di Kota Pagaralamselanjutnya berkendara menuju ke Tanjung Sirih, dengan

jarak tempuh ± 1.5 jam. Pada bulan – bulan musim

penhujan lebih baik menggunakan jalan darat dengankendaraan roda empat dibandingkan roda dua. Haltersebut dikarenakan angin kencang serta hujan yangtidak menentu dapat menghambat perjalanan.

Objek Geowisata Lahat

Secara umum, dari segi keterjangkauan daerah, objekgeowisata yang berada di kawasan Tanjung Sirih lebihmudah dicapai daripada kawasan Bukit Serelo ataupunBukit Besar. Objek geowisata yang ada di lokasi iniselain istimewa dari lingkup geologinya juga unik darimorfologinya.

Morfologi Bukit Serelo dan Bukit BesarBukit Serelo (Gambar 4) berada di Kabupaten LahatProvinsi Sumatera Selatan, bukit yang menjadi maskotdari kota Lahat ini memiliki beberapa sebutan sepertiBukit Telunjuk, masyarakat kadang menyebutnyadengan Bukit Jempol dan ada juga yang menyebutnyadengan Bukit Serelo.

Bukit ini diketahui memiliki ketinggian 870 meter diatas

permukaan laut (mdpl) berdasarkan Peta GeologiLembar Lahat. Bukit Selero dihiasi oleh aliran Sungai

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 5/7

Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

Lematang baik pada bagian utara, selatan, barat maupuntimurnya.

Morfologi Bukit Serelo yang terlihat seperti jari telunjuk pada puncaknya menjadi salah satu penyebabmasyarakat sering menyebutnya Bukit Telunjuk.Bentukan yang menyerupai telunjuk tersebut adalahintrusi magma yang mencapai permukaan bumi. Magmamerupakan material panas dalam perut bumi yangmemiliki sifat untuk terus bergerak menuju permukaan

bumi melalui zona lemah pada batuan-batuan yang telahada sebelumnya, batuan tersebut dapat berupa batuansedimen, metamorf atau batuan beku itu sendiri. Selama

perjalanannya menuju permukaan bumi, perlahan-lahanmagma akan mengalami proses kristalisasi. Kristalisasiadalah proses mengkristalnya senyawa kimia menjadisuatu bentuk material padat yang disebut mineral.

Mineral-mineral hasil dari proses kristalisasi magmatersebutlah yang kemudian menjadi mineral penyusun

batuan seperti yang dijelaskan pada tabel Bowen Reaction Series . Seiring berjalannya waktu batuansedimen disampingnya terlapukkan dan kemudiantererosi hingga meninggalkan batuan hasil dari intrusimagma yang berupa dike dengan bentukan menyerupaitelunjuk.

Gambar 4. Bentuk lahan Bukit Jenjang Gunung Api(Volcanic Neck) Bukit Serelo.

Beragam mitos yang beredar di masyarakat mengenaiBukit Serelo. Salah satu artikel di kompasiana.com yangmenarik adalah diasumsikannya Bukit Serelo miripdengan bentuk bangunan Stupa pada Candi. Hal tersebutdikarenakan adanya kemungkinan daerah tersebut adalah

pusat dari Kerajaan Sriwijaya. Tetapi hal tersebut hanyamitos dan cerita yang beredar turun temurun dimasyarakat setempat. Tentunya butuh penelitian lebihlanjut oleh para ilmuan dan arkeolog.

Selanjutnya, objek wisata Bukit Besar terletak sekitarkurang lebih 11 kilo meter kearah timur dari BukitSerelo. Pemandangan di sekitar bukit tersebut sangatmenarik karena dapat menjadi lokasi pengamatan sunset

ataupun sunrise dan hal tersebutlah yang dapat menjadinilai plus untuk menarik antusiasme para wisatawan baiklokal maupun mancanegara.

Objek geowisata ini dapat diamati dari tepi jalan jikamelalui jalan darat dari Kabupaten Lahat menuju KotaPagaralam. Terlihat morfologi perbukitan yang saling

berhadapan antara Bukit Besak dan Bukit Jempol.Tampak adanya bagian yang menonjol pada BukitJempol hasil intrusi magma dari dalam bumi. Perbukitanini didominasi dari produk hasil aktivitas intrusi magma

berupa tubuh intrusi dike, batupasir tufaan, dan pumice.Bentukannya yang menyerupai jempol tersebutmerupakan tanda bahwa bagian tersebut relatif lebihtahan terhadap denudasi (pelapukan dan erosi)dibandingkan batuan sekitarnya. Batuan beku diketahuilebih tahan terhadap proses denudasi dibandingkan

dengan batuan sedimen karena tersusun oleh mineral-mineral yang memiliki tingkat kestabilan yang tinggi.Kedua perbukitan ini merupakan lokasi yang tepat untukcamping dan hiking bagi para pecinta alam.

Objek Wisata Airterjun Curup PanjangAir terjun atau masyarakat sekitar menyebutnya curup,dari sudut pandang geologi menandakan adanya suatufenomena geologi yang pernah berlangsung disini.Curup Panjang (Gambar 5) terletak di daerah TanjungPinang, dapat ditempuh dengan berjalan menyusuri

sungai lematang sekitar 1.5 – 2 jam. Sepanjang perjalanan menuju airterjun tersingkap batuserpih, batupasir dan batulempung (Gambar 6) yang mempunyaidipping (kemiringan). Kemiringan pada lokasi

pengamatan tidak dapat diukur karena tidak adanyakompas geologi pada saat observasi lapangan.Terlihatnya batuan dengan lapisan yang memperlihatkanadanya kemiringan, diasumsikan wilayah pengamatanmerupakan wilayah yang telah mengalami deformasitektonik. Kemiringan lapisan tersebut merupakan salahsatu faktor pendukung bahwa dahulunya pernah terjadifenomena geologi yang mengakibatkan lapisan tersebuttemiringkan. Diasumsikan juga bahwa gaya yang

berlangsung pada daerah ini merupakan gaya kompresiakibat dari proses penujaman yang terjadi pada bagian

barat Pulau Sumatera yang selain mengakibatkan lapisanserpih dan batupasir termiringkan, juga mengakibatkanterjadinya patahan atau sesar. Salah satu penanda adanya

patahan atau sesar adalah adanya sungai yang memilikikelokan tegak lurus dari arah utamanya, selain itu adalahadanya air terjun. Pada koordinat S03 53’ 35.6’’ – E10330’ 02.2’’ ditemukan adanya airterjun. Sesar atau fault merupakan struktur tektonik yang terjadi akibat batuan

sudah melewati batas elastisnya ( ductile ) sehingga batuan menjadi patah. Pada lokasi tersebut terlihat

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 6/7

U.K. GUSTI dan W. Astuti

adanya ofset yang mengakibatkan terjadi perbedaanelevasi. Sungai yang seharusnya mengalir luruskemudian jatuh kebawah mengikuti mengikuti blok yangturun.

Gambar 4. Airterjun Curup Panjang, Tanjung Sirih,Pulau Pinang, Lahat.

Gambar 5. Beberapa gambar singkapan batuansepanjang perjalanan menuju Airterjun Curup Panjang.A – batupasir dengan kemiringan ke arah timur. B –serpih pada bagian atas dan batupasir di bawahnya. C –singkapan serpih carbonatan dengan lempung di bagianatasnya. D – lapisan serpih.

Di beberapa tempat, di sepanjang sisi Sungai Lematang,ditemukan adanya pengisian pada rekahan oleh minerallain. Akibat dari adanya aktifitas tektonik yang bekerja

pada daerah tersebut, batuan mengalami tekanan yangmenyebabkan tingkat kestabilannya berkurang. Apabilatingkat kestabilan batuan sudah terlampaui, maka batuanakan retak atau dalam geologi dikenal sebagai kekar( joint ). Retakan tersebut ada yang berkembang menjadirekahan. Rekahan merupakan bagian dari batuan yangmengalami pembukaan. Batuan selain dapat lapuk jugadapat mengalami pelarutan, contohnya batugamping

yang tersusun oleh mineral calcite akan larut apabilamengalami kontak dengan air hujan yang memiliki pH

normal-asam. Mineral calcite yang tidak tahan terhadapreaksi kimia dari air hujan akan larut dan kemudianmasuk mengisi rekahan-rekahan yang ada pada batuan.Setelah larutan tersebut mengisi rekahan pada batuan,kemudian akan mencari kesetimbangan yang barudengan cara mengalami kristalisasi menjadi mineralcalcite . Mineral yang mengisi rekahan tersebut antaralain berupa kalsit (CaCO3) atau Kuarsa (SiO2). Selainitu terlihat juga adanya joint set dan breksi (Gambar 6).

Joint set merupakan suatu pola kekar yang sistematik.Pada pola kekar ini, rekahan yang terbentuk akan relatif

paralel pada bagian permukaan batuan. Breksi yangditemukan tersusun dari float batuan sedimen dan juga

batuanbeku. Perlu penelitian lebih lanjut untukmengidentifikasi source material dari batuan breksitersebut.

Gambar 6. Breksi pada kordinat S03 52’ 53.5’’ – E10331’ 12.8’’

KESIMPULAN DAN SARAN

Kawasan Tanjung Sirih merupakan objek geowisatayang cukup menarik untuk dikunjungi, tidak hanya dari

bidang kegeologian, tetapi juga bisa menikmatikeindahan air terjun serta perkebunan kopi yang sejuk.

Jika berencana mengunjungi kawasan tersebut,sebaiknya mengurus perizinan dengan aparat desaterdekat (Tanjung Sirih), serta BPBD kawasan tersebut.Hal ini penting sekali mengingat kawasan Tanjung Sirih,merupakan kawasan yang masih merupakan hutan hijau.

Objek geowisata, perlu diorganisir dengan baik agarlokasinya tetap terjaga setelah dikunjungi oleh banyakwisatawan maupun peneliti.

Secara khusus perlu adanya panduan untuk melakukan perjalanan ( field guide ) yang mencakup pemahaman

8/19/2019 (Revised) Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

http://slidepdf.com/reader/full/revised-potensi-geowisata-kawasan-pulau-pinang-lahat-sumatera-selatan 7/7

Potensi Geowisata Kawasan Pulau Pinang, Lahat, Sumatera Selatan

mengenai objek wisatanya, juga informasi yangmumpuni mengenai kondisi geologinya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan karuniamu paper ini bisa selesai tepat pada waktunya. Selanjutnya terima kasih untuk keduaorang tua penulis atas kasih dan sayangnya sertadukungannya baik moril maupun materil. Dan terimakasih untuk dosen pembimbing Falisha, S.T., M.T. danteman-teman mahasiswa Teknik Geologi UniversitasSriwijaya yang telah memberikan masukan-masukanserta motivasi dalam pembuatan paper ini.

DAFTAR PUSATAKA

Brahmantyo, B. 2008. Menggali Akar Geowisata.Pikiran Rakyat, 7 Januari 2008, Bandung.

Gafoer, S., . Cobrie, T. dan Purnomo, J. 1986. PetaGeologi Lembar Lahat, Sumatera Selatan. PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Goudie A,. Dan Viles, H. 2010. Landscapes andGeomorphology. Oxford University Press, New York.

Pulunggono, A., dan Cameron, N.R. 1984. SumatranMicroplates, Their Charecteristics and Their Role in

The Evolution of The Central and South SumatraBasins. Proceedings Indonesian PetroleumAssociation, 13 th Annual Convention, Jakarta.

Rosana, M. F. (2008). Potensi Geowisata KawasanGunung Badak, Teluk Ciletuh – Sukabumi. Bulletinof Scientific Contribution, Indonesia, Vol 6, No 2,hal 111 – 119.

Sagara, M. G. 2010. Geologi Daerah Tanjung Sirih DanSekitarnya, Kabupaten Lahat, Provinsi SumateraSelatan. Tugas Akhir Sarjana, Teknik Geologi ITB,Bandung.

Tandiary, M.F. 2013. Geologi dan Pola SebaranBatubara Daerah Sukamerindu dan WanarayaKecamatan Kikim Barat, Kabupaten Lahat ProvinsiSumatera Selatan. Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 6, No. 2.

Treman, I. W. 2014. Geomorfologi. Graha Ilmu,Yogyakarta.