Ringkasan Peny. Hidung Buku Ijo

4
POLIP HIDUNG = massa lunak ; ada cairan di dalamnya ; warna putih keabu2an – akibat inflamasi mukosa Etiologi : Inflamasi kronik Gg, saraf autonom Predisposisi genetic Ciri : Makroskopis Mikroskopis Bertangkai Permukaan licin Bentuk bulat atau lonjong Warna putih keabu2an Agak bening Lobular Bisa tunggal atau multiple Tidak sensitive ( gak sakit kalo ditusuk atau tekan) Epitelnya sama dengan mukosa hidung normal epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. Sel2nya ada limfo, plasma, eusinofil, neu, makrofag ada sel goblet di mukosa kalo udh lama, bisa metaplasia epitel ( krna sering kena aliran udara) jadi epitel transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi. pucat karena banyak cairan dan sedikit aliran darah ke tempat polip kalo ada iritasi kronik : warna jadi kemerahan polip sudah menahun : warna jadi kekuning2an karena bnyak jaringan ikat. tempat tumbuh : dari KOM ( Kompleks ostio-meatal) di meatus medius dan sinus etmoid.

description

buku hijau THT ringkasaannyaaaa

Transcript of Ringkasan Peny. Hidung Buku Ijo

POLIP HIDUNG = massa lunak ; ada cairan di dalamnya ; warna putih keabu2an akibat inflamasi mukosa Etiologi : Inflamasi kronik Gg, saraf autonom Predisposisi genetic Ciri : MakroskopisMikroskopis

Bertangkai Permukaan licin Bentuk bulat atau lonjong Warna putih keabu2an Agak bening Lobular Bisa tunggal atau multiple Tidak sensitive ( gak sakit kalo ditusuk atau tekan) Epitelnya sama dengan mukosa hidung normal epitel bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang sembab. Sel2nya ada limfo, plasma, eusinofil, neu, makrofag ada sel goblet di mukosa kalo udh lama, bisa metaplasia epitel ( krna sering kena aliran udara) jadi epitel transisional, kubik atau gepeng berlapis tanpa keratinisasi.

pucat karena banyak cairan dan sedikit aliran darah ke tempat polip kalo ada iritasi kronik : warna jadi kemerahan polip sudah menahun : warna jadi kekuning2an karena bnyak jaringan ikat. tempat tumbuh : dari KOM ( Kompleks ostio-meatal) di meatus medius dan sinus etmoid. kalo tumbuhnya ke belakang dan membesar di nasofaring = polip koana kalo polip koana yang tumbuhnya dari sinus maksila = polip antro-koana. Tipe poli : ada yg neutrofilik dan eusinofilik Diagnosis KU : Hidung tersumbat ; rinore dari jernih sampai purulent ; anosmia atau hiposmia Keluhan tambahan : bersin2, rasa sakit di sinus forntalisnya, kalo ada infeksi disertai dengan post nasal drip dan rinore yg purulent Bernapas pakai mulut, suara sengau, gg. Tidur, kualitas hidup menurun, halitosis Bisa juga dengan batuk kronik dan mengi ( gejala sal, napas bawah) PF : a. Di Rhinoskopi anterior : massa yg warnanya pucat yg dari meatus medius dan ,mudah digerakkan. b. Kalo massif bisa terlihat deformitas hidung luar jadinya hidung tampak mekar karena batang hidung melebar. c. STADIUM 1 : polip terbatas di meatus medius d. STADIUM 2 : polip udh keluar dari meatus medius, tampak di rongga hidung tapi belum memenuhi semuanya e. STADIUM 3 : sudah memenuhi seluruh hiudng = massif. Polip std 1 dan 2 terlihat di nasoendoskopi. Endoskpi membantu BGTT!! Radiologi : TK dan CT scan sgt membantu untuk melihat keadaan hidung, apakah ada radang, kelainan anatomi, adanya polip atau sumbatan di kom, keadaan snus paranasal.

TK indikasi untuk kasus polip yg gagal di terapi jika ada komplikasi dari sinusitis perencanaan bedah terutama bedah endoskopi. TATALAKSANA Kasih kortikosteroid poli eusinofilik lbh baik responnya terhadap kortikosteroid Jika gagal, lakukan bedah ( ekstraksi polip, etmoidektomi intranasal atau ekstranasal utk polip etmoid, operasi Caldwell-Luc utk sinus maksila. YANG TERBAIK LAKUKAN BSEF)

KELAINAN SEPTUM 1. DEVIASI SEPTUM 2. HEMATOMA SEPTUM 3. ABSES SEPTUM

RINITIS ALERGI penyakint INFLAMASI yg disebabkan REAKSI ALERGI pada pasien atopi yg ada dua tahap Tahap Sensitisasi dan Tahap Provokasi. Gejalanya BERSIN2, RINORE ,RASA GATAL DAN TERSUMBAT setelah TERPAPAR ALERGEN yg diperatarai IgE. Patofisiologi :

Tahap : Sensitisasi dan provokasi Fase Reaksi Cepat (RAFC) Reaksi Lama (RAFL) ditandai denga pnmbahan jenis dan jumlah sel inflamasi di mukosa hidung Timbul gejala hiperaktif hidung oleh eosinophil dengan Mediator ECP, EDP, MBP, dan EPO. Iritasi oleh factor non spesifik bisa mmperberat gejala ( Asap rokok, bau, cuaca, kelembapan udara)