s Transportasi Makalah Transportasi 1

17
Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan 1 www.civilforfuture.com JALAN RAYA DAN PERKERASAN JALAN #1 MAKALAH TRANSPORTASI 1 Disususn Oleh: RYAN BUDIANTO ([email protected]) www.civilforfuture.com www.civilforfuture.com/transportasi

Transcript of s Transportasi Makalah Transportasi 1

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

1

www.civilforfuture.com

JALAN RAYA DAN PERKERASAN JALAN

#1 MAKALAH TRANSPORTASI 1

Disususn Oleh:

RYAN BUDIANTO ([email protected])

www.civilforfuture.com www.civilforfuture.com/transportasi

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

2

www.civilforfuture.com

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pembangunan akan sesuatu hal yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

sedang berkembang dengan pesat. Antara lain mulai dari bidang teknologi, teknik, sistem

komunikasi, sosial sampai bahasa pun sedang berkembang dengan pesat. Salah satunya

adalah bidang teknik sipil yang merupakan suatu cabang ilmu teknik yang mempelajari

tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan

infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia.

Salah satu yang berkembang pesat dari bidang teknik sipil adalah pembangunan

berbagai jalan raya sebagai penghubung antara kota yang satu dengan kota yang lain, sistem

transportasi, dan semua aspek yang bermanfaat bagi masyarakat misalnya ekonomi, sosial,

politik dan teknologi. Di Indonesia pembangunan jalan raya saat ini sedang berkembang

pesat, baik di kota-kota besar maupun di daerah. Hal ini dilakukan untuk memajukan dan

menyeimbangkan suatu sistem dan segala aspek agar tercipatanya kemajuan dari segala

bidang bagi seluruh wilayah di Indonesia.

Salah satu hal yang sekarang sedang dilakukan adalah perkerasan jalan, dimana ini

dilakukan untuk menciptakan suatu jalan yang bermanfaat dan mendukung kegiatan

transportasi suatu daerah.

Oleh Karena itu, kami menyusun karya tulis ini untuk mengkaji, menjelaskan dan

mengulas salah satu hal kecil dari perencaan geometric suatu jalan raya yaitu perkerasan jalan

raya untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar di lingkungan akademisi.

1.2 Rumusan Masalah

i. Apa saja tipe-tipe jalan yang digunakan di Indonesia?

ii. Apa yang dimaksud dengan perkerasan jalan?

iii. Apa yang membedakan perkerasan lentur dan perkerasan kaku?

iv. Bagaimana cara melakukan pelaksanaan perkerasan?

1.3 Tujuan

i. Mengetahui tipe-tipe jalan.

ii. Mengetahui ap yang dimaksud dengan perkerasan jalan.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

3

www.civilforfuture.com

iii. Dapat membedakan antara perkerasan lentur dan kaku.

iv. Mengetahui cara pelaksanaan perkerasan.

1.4 Pembatasan Masalah

Makalah ini hanya membahas tentang JALAN RAYA DAN PERKERASAN

JALAN.

1.5 Metodologi Penulisan

Metodologi penulisan ini adalah pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif

melalui referensi yang ada.

1.6 Data dan Sumber data

Data dan sumber data didapat dari materi kuliah, sumber-sumber pustaka

dan unduh internet.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

4

www.civilforfuture.com

BAB II

KONSTRUKSI JALAN RAYA

2.1 Pengertian Jalan

Jalan dalam arti yang luas adalah sepias ruang baik di udara, air maupun darat

yang khusus dan pantas digunakan untuk perhubungan lalu lintas antara beberapa

tempat di muka bumi. Perencanaan geometric adalah bagian dari perencanaan jalan

dimana geometric atau dimensi yang nyata dari suatu jalan besrta bagian-bagiannya

disesuaikan dengan tuntutan, sifat lalu lintas dan keadaan lapangan sehingga di dapat

suatu perencanaan geometric yang efisien, aman dan nyaman dalam pertimbangan

ekonomi yang layak.

2.2 Penggolongan Jalan

a. Berdasarkan Geometrik

1. Jalan Utama (Kelas I) adalah jalan raya yang melayani lulu lintas penting

atau yang tinggi antara kota-kota penting sehingga harus direncanakan

dapat melayani lalu lintas cepat dan gerak.

2. Jalan Sekunder adalah jalan yang melayani lalu lintas cukup tinggi antara

kota penting dengan kota yang lebih kecil disektarnya.

3. Jalan terhubung yaitu jalan untuk keperluan aktivitas daerah dan juga

dipakia sebagai penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama

dan berbeda.

b. Berdasarkan Pengelola

1. Jalan Negara atau Nasional, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum

ditjen Bina Marga pusat.

2. Jalan propinsi, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum propinsi

dengan pengawasan ditjen Bina Marga pusat.

3. Jalan Kabupaten atau kota, dikelola oleh Departemen Pekerjaan Umum

Kabupaten dengan bantuan Pemda.

4. Jalan Khusus jalan yang dibangun dan dipelihara oleh instansi atau badan

hukum atau perseorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.

Contoh: Jalan tol, jalan dalam lingkungan daerah pertambangan dll.

c. Berdasarkan fungsinya

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

5

www.civilforfuture.com

1. Jalan Arteri, jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri

perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk

dibatasi secara efisien.

2. Jalan kolektor, jalan yang melayani angkutan pengumpul atau pembagi

dengan cirri perjalanan sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah

jalan dibatasi.

3. Jalan local, jalan yang melayani angkutan setempat dengan cirri

perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi.

d. Berdasarkan cukai

1. Jalan cukai, disebut juga jalan tol adalah jalan umum yang digunakan

tariff tertentu bagi si pemakai jalan yang besarnya tergantung pada jenis

kendaraan.

2. Jalan bebas cukai, jalan yang dipakai untuk umum tanpa dikenakan tariff

atau cukai.

e. Berdasarkan Hambatan

1. Jalan bebas hambatan (Free way), jalan lintas cepat dimana sepanjang

jalan semua persilanga adalah persilangan tidak sebidang.

2. Jalan tidak bebas hambatan (High way), jalan dimana terdapat

persilangan-persilangan sebidang.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

6

www.civilforfuture.com

BAB III

PERKERASAN JALAN

Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang diletakan diatas lapis pondasi dengan

ketebalan tertentu dan dapat menahan beban lalu lintas serta kedap air agar air tidak

merembes ke lapis dibawahnya tapi dapat mengalirkan air ke tepi jalan.

Aggregat yang dipakai adalah batu pecah, batu belah dan batu kali serta hasil samping

peleburan baja. Sedangkan bahan pengikatnya yaitu aspal, semen, dan tanah liat.

3.1 Jenis-jenis Perkerasan Jalan

3.1.1. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan

pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan

beban lalu lintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan.

3.1.1.1 Lapisan-lapisaan tersebut adalah:

a) Lapisan Permukaan (Surface Coarse)

Merupakan lapisan jalan yang paling atas. Lapisan itu berfungsi sebagai:

Lapisan penahan beban roda, yang mempunyai stabilitas tinggi untuk

menahan roda selama masa pelayanan.

Lapisan kedap air, air hujan yang jatuh tidak menyerap langsung ke

lapisan bawah.

Lapis aus, lapisan ulang yang langsung menderita gesekan akibat roda

kendaraan.

Lapis-lapis yang menyebabkan beban ke lapisan dibawahnya sehingga

dapat dipikul oleh lapisan lain dengan daya dukung yang lebih jelek.

Lapis permukaan berdasarkan fungsinya:

Lapis non structural, sebagai lapis aus dan kedap air.

Lapis structural, sebagai lapis yang menahan dan menyebarkan beban.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

7

www.civilforfuture.com

Bahan-bahannya terdiri dari batu pecah, kerikil, dan stabilisasi tanah

dengan semen atau kapur. Aspal diperlukan agar lapisan dapat kedap air

dan memeberikan bantuan tegangan tarik yang berarti mempertinggi daya

dukung lapisan terhadap beban lalu lintas.

Pemilihan bahan lapis permukaan perlu dipertimbangkan umur rencana

serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaan yang sebesar-besarnya.

b) Lapisan Pondasi atas(Base Coarse)

Adalah bagian lapisan yan terletak antara lapis permukaan dengan lapis

pondasi bawah. Fungsi lapisan pondasi atas adalah:

a. Menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban ke

lapisan bawah.

b. Lapisan peresapan untuk lapisan pondsi bawah.

c. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

c) Lapisan Pondasi Bawah (Sub-base Coarse)

Lapisan yang terletak antara lapisan pondsi atas dan tanah dasar. Fungsi

pondasi lapisan bawah adalah:

d. Menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

e. Efisiensi penggunaan material.

f. Lapis peresapan agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

g. Lapisan partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan pondsi

atas.

Bahannya dari bermacam-macam bahan setempat (CBR>20%, PI<10%)

yang relatif jauh lebih baik dengan tanah dasar dapat digunakan sebagai

bahan pondasi atas.

d) Tanah dasar (Subgrade)

Adalah permukaan tanah dasar/asli yang dipadatkan. Kekuatan dan

keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat tanah ini.

Persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah:

Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen)

Sifat kembang susut dari tanah tertentu akibat kadar air

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

8

www.civilforfuture.com

Daya dukung tanah yang tidak merata

Lendutan atau lendutan balik.

Lapis Penetrasi (Macadam) merupakan suatu lapisan perkerasan yang terdiri

dari gabungan agregat bergradasi terbuka dan seragam yang diatasnya

disemprotkan bahan pengikat berupa aspal dan dipadatkan, bila untuk lapis

permukaan perlu diberi laburan aspal kemudian ditutup dengan pasir/abu batu.

Sedangkan Prime coat, Tack coat merupakan lapisan yang berada antara lapis

bawah dan atas dan berfungsi sebagai lapis resap pengikat dan aspal dibakar pada

suhu sedang .

3.1.1.2 Cara perkerasan lentur terdiri atas :

I.Cara Panas dengan disiram atau dicampur

a. Cara Panas disiram dikenal dengan nama :

Burda merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi

agregat dan dikerjakan dua kali berturut turut dengan tebal padat

maksimum 3,5 cm.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

9

www.civilforfuture.com

Burtu merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi

agregat bergradasi sama,dengan tebal padat maksimum 2 cm

Buras merupakan lapis penutup yang terdiri dari aspal yang ditaburi

pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inchi (agregat halus)

b. Tata cara pelaksanaan panas disiram:

i. Permukaan harus bersih dan rata bila perlu dileveling.

ii. Siramkan aspal panas secara merata langsung disusul dengan

penebaran agregat secara merata.

iii. Lakukan penggilasan dengan PTR pada kecepatan 4-5 km/jam,

dipakai 4-6 lintasan sehingga agregat tertanam dengan baik 2-6 jam.

iv. Dibuka untuk lalulintas dengan kecepatan sedang (25 km/jam)

trgantung jenis aspal.

Gambar 1.6 perkerasan dengan cara panas disiram

c. Cara Panas dicampur dikenal dengan nama :

Laston merupakan lapisan konstruksi jalan yang terdiri dari campuran

aspal keras,agregat dengan gradasi menerus dicampur dalam keadaan

panas, kemudian dihampar dan dipadatkan pada panas tertentu dan

menjadi bagian lapisan jalan

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

10

www.civilforfuture.com

Lataston merupakan lapis aus yang terdiri dari campuran agregat

bergradasi timpang, filler, aspal keras dengan perbandingan tertentu

dicampur dalam keadaan panas, kemudian dihamparkan dan

dipadatkan pada panas tertentu dg ketebalan 2,5 cm s/d 3 cm.

Latasir merupakan lapis aus yang terdiri dari campuran pasir/agregat

halus, filler, aspal keras dengan perbandingan tertentu dicampur dalam

keadaan panas, kemudian dihamparkan dan dipadatkan pada panas

tertentu dengan ketebalan 1-2 cm.

d. Tata cara pelaksanaan panas dicampur:

i. Pelaksanaan pencampuran bahan :

Agregat dipanaskan sampai 175 °C kemudian disemprotkan aspal

panas dan diaduk kemudian disimpan dalam Pan dan siap

didistribusikan ke DumpTruck untuk dikirim ke lokasi proyek.

ii. Pengiriman harus sesegera mungkin agar campuran tidak menjadi

dingin.

iii. Penggelaran harus dengan suhu minimum 115°C dan cuaca cukup

mendukung (tidak hujan) dan permukaan jalan sudah diberi tack coat

atau prime coat dan dimulai dari yang terjauh.

iv. Pemadatan awal dilakukan dengan tire roller dengan kecepatan 3-4

km/jam pada 2-4 lintasan dipakai berat 6-8 ton tergantung kelas jalan

(Breakdown Rolling).

v. Pemadatan antara langsung dilakukan dengan Pneumatic Tire Roller

10-12 ton dengan kecepatan 5-10 km/jam pada 4-6 lintasan memakai

tekanan angin 70-100 Psi (Intermediate Rolling). Ini tergantung pada

kelas jalan.

vi. Pemadatan akhir dengan Tire Roller atau Three Wheel Roll 8-10 ton

dengan kecepatan 5-8 km/jam sampai alur roda pemadat tidak terlihat.

Setelah 60°C atau kurang atau 2-4 jam kemudian lalulintas sudah dapat

dibuka.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

11

www.civilforfuture.com

Gambar 1.7 perkerasan dengan cara panas dicampur

II. Cara Dingin dengan disiram atau dicampur

a. Cara dingin dicampur dikenal dengan nama:

Lapis Aspal Buton Agregat (Lasbutag)

Merupakan lapisan konstruksi jalan yang terdiri dari agregat Aspal Buton

dan bahan pelunak yang dicampur kemudian dieramkan dan dipadat kan

pada suhu lapangan.

Lapis Tipis Aspal Buton Murni (Latasbum)

Merupakan lapis penutup yang terdiri dari agregat halus, Asbuton, bahan

pelunak yang dicampur kemudian dieramkan dan dipadatkan pada suhu

lapangan dengan ketebalan sekitar 1 cm padat.

b. Tata cara pelaksanaan cara dingin dicampur:

i. Pelaksanaan pencampuran tidak boleh dilakukan sekaligus sebaiknya

50% dari kapasitas molen/mixer .

ii. Kemudian agregat + 25 % bahan pelunak diaduk.

iii. Selanjutnya tambahkan asbuton + 75 % bahan pelunak.

iv. Setelah merata di turunkan dan dibawa ke tempat pemeraman,

dihampar setinggi 10 cm dan tinggi penimbunan maximam 1 meter.

v. Setelah 2-4 hari baru dihampar untuk lapis perkerasan jalan, sebelum

dihampar permukaan harus kering, bersih dan telah diberi Prime/tack

coat ketebalan hamparan harus memperhatikan tebal padat maximum.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

12

www.civilforfuture.com

vi. Pemadatan awal dengan tire roll 2-4 pass dengan kecepatan 3-4

km/jam.

vii. Pemadatan antara dengan Pneumatic Tire Roll 4-6 pass dengan

kecepatan 4-5 km/jam.

viii. Pemadatan akhir 5-6 km/jam dengan TR/TWR sebanyak 2-3 Pass.

ix. Sedangkan Latasbum bisa hanya dg TR 4-6 ton atau lebih tergantung

kelas jalan dengan 4-6 pass.

x. Teak Coat / Prime Coat lapis resap pengikat yang berada antara lapisan

pondasi atau lapisan lama dengan lapisan diatasnya dan berfungsi

mengikat kedua lapisan tersebut .

xi. Bahan yang dipakai aspal emulsi, setelah dicampur dengan air

kemudian disiramkan dengan ukuran tertentu pada suhu lapangan.

Gambar 1.87 perkerasan lentur

3.1.2 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan yang digunakan menggunakan bahan ikat semen Portland, plat

beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah tanah dasar dengan

atau tanpa pondasi atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu

lintas sebagian besar di pikul oleh plat beton.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

13

www.civilforfuture.com

.

Jenis-jenis perkerasan kaku antara lain:

3.1.2.1 Perkerasan Beton semen

Adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung

(tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan,

terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis

permukaan beraspal.

Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama

diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan keseragaman tanah dasar

sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan

dan perubahan kadar air selama masa pelayanan.

Lapis pondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan

merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang

berfungsi sebagai berikut :

a. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.

b. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan dan tepi-

tepi pelat.

c. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.

d. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat

menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang

rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya. Bila diperlukan tingkat kenyaman

yang tinggi, permukaan perkerasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis

campuran beraspal setebal 5 cm.

Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4 jenis :

a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan

Yaitu perkerasan kaku yang tidak menggunakan tulangan pada

strukturnya, kecuali pada bagian sambungannya.

b. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan

Konstruksi perkerasan ini selain menggunakan sistem sambungan juga

menggunakan tulangan pada strukturnya. Penulangan pada struktur ini

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

14

www.civilforfuture.com

tidak mempengaruhi kekuatan strukturnya tetapi hanya mengurangi

terjadinya keretakan-keretakan akibat adanya penyusutan.

c. Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan

Jenis ini tidak mempunyaisistem sambungan pada strukturnya. Namun

dengan adanya tulangan menerus ini perkerasan beton bisa mempunyai

panjang lebih dari 30 meter.

d. Perkerasan beton semen pra-tegang

Perkerasan ini juga menggunakan sistem sambungan atau transverse

joint pada arah memanjang dan melintang. Dengan menggunakan sistem

prategang maka akan mengurangi keretakan.

e. Rolled Compacted Concrete Pavement (RCCP)

Perkerasan beton semen tanpa tulangan dan kadar rendah sehingga

slump dihasilkan adalah nol.

Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk :

a. Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh

penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas.

b. Memudahkan pelaksanaan.

c. Mengakomodasi gerakan pelat.

Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan antara lain :

a. Sambungan memanjang

b. Sambungan melintang

c. Sambungan isolasi

Semua sambungan harus ditutup dengan bahan penutup (joint sealer),

kecuali pada sambungan isolasi terlebih dahulu harus diberi bahan pengisi (joint

filler).

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

15

www.civilforfuture.com

Gambar 1.9 Pembuatan lapisan macadam Gambar 2.0Pembuatan lean concrete

3.1.2.2. Perkerasan Komposit

Yaitu perkerasan kaku dengan plat beton semen sebagai lapis pondasi dan

aspal beton sebagai lapis permukaan. Perkerasan kaku ini sering digunakan

sebagai runway lapangan terbang.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

16

www.civilforfuture.com

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Jalan Raya merupakan sepias ruang baik di udara, air maupun darat yang khusus

dan pantas digunakan untuk perhubungan lalu lintas antara beberapa tempat di

muka bumi.

2. Di Indonesia jalan di kelompokkan berdasarkan geometrik, berdasarkan pengelola,

berdasarkan fungsinya, berdasarkan hambatan dan berdasarkan cukai.

3. Perkerasan Jalan adalah adalah suatu lapisan yang diletakan diatas lapis pondasi

dengan ketebalan tertentu dan dapat menahan beban lalu lintas serta kedap air agar

air tidak merembes ke lapis dibawahnya tapi dapat mengalirkan air ke tepi jalan.

4. Perkerasan Lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan

pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban

lalu lintas ke tanah dasar yang telah dipadatkan.

5. Perkerasan Kaku adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat semen

Portland, plat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas tanah tanah dasar

dengan atau tanpa pondasi atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah.

Beban lalu lintas sebagian besar di pikul oleh plat beton.

6. Pada pelaksanaan perkerasan suatu jalan kita harus memperhatikan kondisi

lingkungan sekitar apakah mendukung atau tidak (ex:cuaca), dan juga kita harus

dapat memperhitungkan sesuatu yang tidak kita perkirakan agar jalan bisa selesai

tepat pada waktunya.

Saran:

Dalam melakukan perkerasan jalan memang diperlukan dari beberapa disiplin ilmu agar jalan

bisa dibuat sesuai rencana. Profesionalisme dalam merancang suatu jalan diperlukan agar

jalan tersebut bisa bermanfaat pada nantinya.

Ryan Budianto Makalah Jalan Raya dan Perkerasan Jalan

17

www.civilforfuture.com

DAFTAR PUSTAKA

Barnabas, Peter L. tahun. Perkerasan Jalan. Kota: Penerbit

NN. 2009. Lapisan Permukaan Jalan. Kota:Penerbit

Prihutomo, Nuzul Barkah.2009. Konstruksi Perkerasan Kaku.Depok:Politeknik Negeri

Jakarta.

Wiyono, Eko. 2009. Konstruksi Jalan Raya. Depok: Politeknik Negeri Jakarta