Sabar Ikhlas Dan Amanah

33
SABAR, IKHLAS DAN AMANAH SEBAGAI SEORANG HAMBA ALLAH Sebagai seorang hamba Allah di muka bumi, kita melalui perjalanan kehidupan seharian dengan gaya dan cara yang berbeza- beza. Apa- apa pun cara dan gaya kita melayari kehidupan di dunia, kita tidak lari dari melalui kehidupan yang memerlukan kesabaran, keihlasan dan seterusnya menuntut sifat amanah kita sebagai hamba di muka bumi. SABAR Sebagai manusia, kehidupan kita ada turun naiknya. Ada kalanya kita gembira dan ada kalanya kita berduka. Semua yang berlaku telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Terkadang kita mengalami musibah dan terasa tidak mampu untuk menanggung musibah atau masalah tersebut tetapi percayalah, setiap musibah atau masalah yang mendatang, pasti ada hikmah di sebaliknya. Itu semuanya disebut sebagai takdir. Sebagai hamba kita hendaklah menghadapi takdir sebegini dengan sabar, sekiranya kita berjaya menghadapinya dengan sabar nanti akan terasa hikmahnya. sebagai seorang hamba kita sepatutnya insaf atas terhadap kebaikan Allah SWT. sepertimana perpatah " sesungguhnya aku menjadi seorang yang baik, sama sekali bukan kerana Usaha dan ikhtiarku melainkan semata mata kerana kebaikan Allah SWT. Allah berffirman," Apa jua kebaikan (kenikmatan

Transcript of Sabar Ikhlas Dan Amanah

Page 1: Sabar Ikhlas Dan Amanah

SABAR, IKHLAS DAN AMANAH SEBAGAI SEORANG HAMBA ALLAH

Sebagai seorang hamba Allah di muka bumi, kita melalui perjalanan kehidupan seharian

dengan gaya dan cara yang berbeza- beza. Apa- apa pun cara dan gaya kita melayari

kehidupan di dunia, kita tidak lari dari melalui kehidupan yang memerlukan kesabaran,

keihlasan dan seterusnya menuntut sifat amanah kita sebagai hamba di muka bumi.

SABAR

Sebagai manusia, kehidupan kita ada turun naiknya. Ada kalanya kita gembira

dan ada kalanya kita berduka. Semua yang berlaku telah ditentukan oleh Yang Maha

Kuasa. Terkadang kita mengalami musibah dan terasa tidak mampu untuk menanggung

musibah atau masalah tersebut tetapi percayalah, setiap musibah atau masalah yang

mendatang, pasti ada hikmah di sebaliknya. Itu semuanya disebut sebagai takdir. Sebagai

hamba kita hendaklah menghadapi takdir sebegini dengan sabar, sekiranya kita berjaya

menghadapinya dengan sabar nanti akan terasa hikmahnya. sebagai seorang hamba kita

sepatutnya insaf atas terhadap kebaikan Allah SWT. sepertimana perpatah "

sesungguhnya aku menjadi seorang yang baik, sama sekali bukan kerana Usaha dan

ikhtiarku melainkan semata mata kerana kebaikan Allah SWT. Allah berffirman," Apa

jua kebaikan (kenikmatan kesenangan) yang engkau dapati maka ia adalah dari Allah;

dan apa jua bencana yang menimpamu makaia adalah dari (kesalahan) dirimu sendiri.

Dan kami telah mengutus engkau (wahai Muhammad saw) kepada seluruh umat manusia

sebagai Rasul (yang membawa Rahmat). Dan cukuplah  Allah menjadi saksi (yang

membuktikan kebenaran hakikat ini.

Begitulah hidup kita dalam dunia ini. ALLAh sering sapa diri kita dengan ujian.

Tidak dinamakan seseorang itu hamba ALLAh jika tidak menerima ujian yang ALLAh

berikan. Dan tidak dapat dikatakan seseorang itu beriman jika tiada sifat sabar. Dan

tiadalah dikatakan seseorang itu SABAR jika tiada dugaan yang akan menguji

kesabarannya.

Page 2: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Kadang-kadang, kita cepat sangat untuk mengeluh dan merasa lelah atas semua apa yang

telah menimpa dan apa yang telah kita lakukan. Lambat laun, keluhan yang keluar dari

bibir, dan penat yang dituturkan akan membuahkan sifat malas dan rasa putus asa dalam

diri seseorang.

Seringkali, apabila kita teruji dan mungkin menangis menumpang adu kepada

sahabat, ungkapan SABAR seringkali kedengaran dan menunjukkan bahawa kekuatan

sabar itu adalah KUAT. Ada orang, yang sudah lali dengan perkataan sabar yang

diungkapkan oleh orang lain.. Ada orang, akan mendapat semangat dari perkataan sabar

yang disebut oleh orang lain. Dan bagi diri saya sendiri, apabila saya memujuk diri saya

untuk bersabar, seakan-akan ada suatu semangat yang sukar untuk saya gambarkan.

Begitu juga apabila sahabat-sahabat yang lain memberikan sedikit semangat untuk diri

saya.

Perlu kita renung sejenak dan tanam dalam hati.. Sifat SABAR itu adalah salah

satu sifat yang paling tertinggi di sisi Allah SWT. Bukan semua orang boleh bersabar

dengan dugaan yang dihadapi, boleh bertenang sambil tersenyum dalam menjalani

kehidupan hari demi hari. Tiada sifat seorang Muslim yang paling tinggi di sisi Allah

melainkan sifat sabar. Sabar adalah kekuatan. Ia tidak mengira keturunan atau darjat yang

ada pada diri seseorang itu.

Pesanan buat diri saya sendiri.. Saya seringkali memujuk diri. Saya yakin dengan

janji Allah. Allah SWT tetap akan memandang hamba-hamba yang sabar itu lebih dari

segalanya. Allah akan tetap memandang dengan pandangan yang penuh kasih-sayang

melalui pandangan rahmatNya. Malah, para malaikat juga akan turut mendoakan hamba

yang sabar, inshaAllah. Percaya dan yakinlah dengan Allah SWT. Sesungguhnya Allah

tidak akan menimpakan sesuatu cubaan kepada kita melainkan kita mampu untuk

menanggungnya. Allah tidak zalim untuk menyeksa kita dengan ujian yang Allah

memang tahu kita tidak mampu untuk memikul ujian itu. Cuba renungkan kembali, atas

dasar apa kita dilahirkan ke dunia dan apa niat kita di atas muka bumi ini.

Page 3: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Dengan sifat yang sabar, kita boleh menjadi seperti seteguhnya karang yang ada di laut.

Tidak akan goyah walau dihampas badai yang melanda. Kita tetap akan menjadi lemah-

lembut sepertimana rumput akur dengan belaian angin, tetapi kita tidak akan luruh dan

tumbang akibat ditampar dengan ribut taufan yang sengaja datang untuk menyapa

kekuatan SABAR yang kita ada.

Apabila sebarang musibah datang melanda, cepat-cepat bersuci dan menghadap

Tuan Punya Dunia. Mengadulah.. Menangislah.. Memang sifat kita lemah apabila berada

di hadapan-Nya. Pujuk jugalah hatimu untuk melunturkan ego agar dirimu lembut untuk

menitiskan airmata dihadapan-Nya. Ingatlah wahai diriku, secubit ujian yang Allah

berikan, bergumpal-gumpal pahala sebagai ganjaran Allah kepada hambaNya. Syaratnya

adalah dengan BERSABAR.

IKHLAS

Ikhlas adalah antara sifat terpuji yang menghiasi peribadi Muslim yang bertakwa

kepada Allah Taa'la dan keikhlasan jugalah yang menjadi asas penilaian di sisi Allah

sama ada amalan yang dilaksanakan oleh setiap Muslim diterima Allah Taa'la ataupun

sebaliknya. Pendek kata, keikhlasan menjadi penentu kepada kejayaan atau kebahagiaan

Muslim di dunia dan akhirat. Setiap hamba Allah memiliki kemampuan dan kemauan

dalma beribadah yang berbeda-beda. Sedangkan nilai ibadah seorang hamba di hadapan

Allah ditunjukkan dengan ikhlasnya dalam beramal. Tanpa keikhlasan takkan berarti apa-

apa amal seorang hamba. Tidak akan ada nilainya di sisi Allah jika tidak ikhlas dalam

beramal.

Niat adalah pengikat amal. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat

sangat penting dan akan membuat hidup ini menjadi lebih mudah, indah dan jauh lebih

bermakna. Balasan yang dinikmati oleh hamba Allah yang ikhlas adalah akan

memperoleh pahala amal, walaupun amalan tersebut belum dilakukan. Disamping itu

akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena dia tidak

Page 4: Sabar Ikhlas Dan Amanah

diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan atau imbalan. Dipuji

atau tidak sama saja. Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan

kepentingan pribadi ataupuan imbalan duniawi dari apa yang dapaat dia lakukan.

Konsentrasi orang ikhlas hanya satu, yakni bagaimana agar apa yang dilakukannya

diterima oleh Allah. Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena

bisa jadi perbuatan tsb merupakan tanda-tanda keikhlasan belum sempurna. Yang ukuran

nilai ibadahnya adalah duniawi. Misalnya ketika wudlu…ternyata disamping ada seoran

gulaa yang cukup terkenal dan disegani, makan wudlu kita pun secara sadar atau tidak

tiba-tiba dibagus-baguskan.

Hamba Allah yang ikhlas mampu beribadah secara istiqamah dan terus menerus

kontinu. Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas amalnya dalam kondisi ada

atau tidak adanya orang yang memperhatikan adalah sama. Berbeda dengan orang yang

kurang ikhlas, ibadahnya justru lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya.

Seorang pembicara yang tulus tidak harus merekayasa aneka kata-kata agar penuh

pesona, tetapi dia usahakn agar setiap kata-kata yang diucapkan benar-benar menjadi

kata-kata yang disukai Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan maknanya.

Selebihnya terserah Allah, kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah

yang Maha Kuasa menghunjamkannya ke dalam setiap kalbu.

Oleh karena itu tidak perlu terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah samasekali

tidak membutuhkan rekayasa karena Dia Maha Tahu segala lintasan hati, Maha Tahu

segalanya! Semakin jernih, semakin bening, dan semakin bersih segala apa yang kita

lakukan atau semakain seluruh aktivitas ditujukan semata-mata karena Allah, maka

kekuatan Allah lah yang akan menolong segalanya.Jika ditinjau rangkaian ayat suci al-

Quran, kita dapati betapa ciri keikhlasan adalah ciri utama bagi perhiasan peribadi

Muslim yang bertakwa. Antaranya ialah :

Firman Allah Taa'la bermaksud: "Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran ini

kepadamu (wahai Muhammad) dengan membawa kebenaran, oleh itu hendaklah engkau

menyembah Allah dengan mengikhlaskan segala ibadat dan bawaanmu kepada-Nya".

(Surah al-Zumar: ayat 2) Rasulullah s.a.w tidak ketinggalan untuk memperlihatkan

kepada kita akan kepentingan sifat ikhlas dibajai dalam sanubari Muslim dengan

Page 5: Sabar Ikhlas Dan Amanah

sabdanya yang bermaksud: "Bahawa sesungguhnya segala amalan itu tergantung atas

niat. Sesungguhnya bagi seseorang itu di atas apa yang dia niatkan. Maka sesiapa yang

berhijrah kerana Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu adalah untuk Allah dan Rasul-

Nya, dan juga sesiapa yang berhijrah kerana dunia atau kerana perempuan yang hendak

dikahwininya, maka hijrahnya itu terpulang kepada niatnya dari penghijrahannya itu."

(Hadis riwayat Bukhari)

Berdasarkan nas-nas suci di atas, dapat disimpulkan betapa keikhlasan

memainkan peranan yang penting dalam menentukan penerimaan satu amalan di sisi

Allah Taa'la. Yang lebih penting lagi ialah keikhlasan menjadi bukti kepada

kesempurnaan dan ketulusan iman Muslim kepada Allah sebagaimana sabda Rasulullah

yang bermaksud: "Sesiapa yang mencintai kerana Allah, yang membenci kerana Allah,

yang memberi kerana Allah dan yang menahan diri pun kerana Allah, maka dia

sesungguhnya telah mencapai kesempurnaan imannya.” (Hadis riwayat Abu Daud dan

Tirmizi)

Dari sini jelas bahawa sifat ikhlas ini amat penting disemai dan dibajai di setiap hati

Muslim dalam semua lapangan hidup agar dia dapat menempatkan dirinya di kalangan

hamba Allah yang bertakwa. Perlu disedari bahawa sifat ikhlas ini tidak hanya perlu

diserlahkan ketika pelaksanaan amalan ibadat seperti solat, puasa, sedekah, haji dan

sebagainya, malahan niat yang ikhlas akan meningkatkan mutu amalan yang dianggap

keduniaan semata-mata dan menjadikannya sebagai satu ibadat yang diberi ganjaran

pahala kerananya.

Sebaliknya, niat yang tidak baik seperti riak atau 'ujub (mengharap pujian ramai) akan

menjatuhkan nilai satu-satu amalan walaupun ia berupa amalan ibadat sekalipun dan ia

akan mengubahkan menjadi amal maksiat yang pastinya disediakan balasan seksa yang

pedih di akhirat kelak. Sehubungan itu, Rasulullah s.a.w ada memberi peringatan kepada

umat Islam agar menjauhi perkara yang boleh menodai dan menghakis sifat keikhlasan

kita kepada Allah Taa'la seperti sifat riak, 'ujub, sombong dan lain-lain sifat yang tercela.

Pernah satu ketika Rasulullah s.a.w menganggap riak itu sebahagian daripada syirik yang

tersembunyi kepada Allah Taa'la.

Page 6: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Demikianlah gambaran indah yang dilukiskan oleh Rasulullah s.a.w tentang

hamba Allah yang mengikhlaskan dirinya kepada Allah. Mereka sama sekali tidak

mengharapkan apa-apa habuan dan kemewahan dunia, sebaliknya apa yang mereka

harapkan hanyalah limpahan keredhaan Ilahi dan syurga Allah saja.

Itulah cita-cita dan impian mereka dalam setiap detik kehidupan mereka yang sarat

dengan pengabdian yang penuh tulus lagi kudus semata-mata kerana Allah sebagaimana

terungkap dalam firman Allah bermaksud: “Katakanlah: Sesungguhnya solatku dan

ibadatku, hidupku dan matiku, hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan

mentadbirkan sekalian alam.

Tiada sekutu bagi-Nya dan dengan yang demikian saja aku diperintahkan dan aku

(di antara seluruh umatku) adalah orang Islam yang awal pertama (yang menyerah diri

kepada Allah dan mematuhi perintahNya).” (Surah al-An'am, ayat 162 - 163).Dari satu

segi lain, gambaran orang yang tidak ikhlas dalam amalan mereka serta mengharapkan

pujian manusia dan kemewahan dunia amatlah menggerunkan hati orang yang beriman.

Apa tidaknya, kerana Rasulullah sebagai seorang rasul yang amat sayangkan umatnya

awal-awal lagi sudah memperingatkan kita akan balasan buruk yang akan menimpa

kepada orang yang tidak ikhlas hatinya.Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud:

“Pada hari kiamat nanti, dunia akan dibawa kemudian diasing-asingkan apa yang

dikerjakan kerana Allah dan apa-apa yang dilakukan bukan kerana Allah, lalu

dicampakkannya ke dalam api neraka.” (Hadis riwayat Baihaqi)

Di samping itu, Islam adalah addin yang amat unik kerana setiap gerak geri dan

perlakuan harian yang dilakukan oleh Muslim dianggap sebagai ibadah. Oleh itu, setiap

amalan sama ada yang berbentuk duniawi mahu pun ukhrawi ada ganjaran pahalanya

sekiranya diniatkan penuh ikhlas kerana Allah.Hal ini ditegaskan sendiri oleh Rasulullah

s.a.w dengan sabdanya yang bermaksud: “Tiada sesuatu yang engkau belanjakan kerana

mengharapkan keredaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala sehinggakan apa

yang engkau suapkan ke dalam mulut isteri engkau.” (Hadis riwayat Bukhari)

Dalam satu hadis lain, Rasulullah juga bersabda maksudnya: “Apa yang engkau beri

makan kepada diri engkau sendiri ada padanya pahala sedekah, dan apa yang engkau beri

makan kepada anak isteri engkau ada padanya pahala sedekah, dan juga apa yang engkau

Page 7: Sabar Ikhlas Dan Amanah

beri makan kepada khadam di rumah ada padanya pahala sedekah.” (Hadis riwayat

Ahmad). Ringkasnya, selama mana seseorang Muslim itu menyerahkan dirinya kepada

Allah dengan penuh keikhlasan yang tulus, selama itulah segala gerak geri dan diamnya,

tidur dan jaganya akan dinilai sebagai langkah menuju kepada keredaan Allah. Kalaulah

begini kedudukan seorang yang ikhlas kepada Allah dengan pelbagai kemuliaan dan

keistimewaan di sisi Allah, kita sebagai umat Islam sewajibnya menghiaskan diri dengan

sifat mulia itu dalam usaha memartabatkan kembali kegemilangan ummah di persada

dunia.

Dengan penjanaan sifat ikhlas ini barulah hati kita bersih dan suci dari sebarang

kekotoran dan penyakit yang boleh menghancurkan ummah. Harta dan kemewahan dunia

serta pesonanya tidak mempunyai apa-apa erti, sebaliknya harta paling bernilai ialah hati

yang ikhlas.Ini tepat sebagaimana sabda Rasulullah bermaksud: “Bahawa sesungguhnya

Allah tidak memandang kepada tubuh badan dan rupa paras kamu tetapi Dia hanya

memandang kepada hati dan niat kamu.” (Hadis Sahih Riwayat Ahmad, Muslim, Ibnu

Majah) Semoga kita semua dapat mengambil pengajaran dan tauladan daripada secebis

ilmu ini. Mudah-mudahan Allah s.w.t mencampakkan sifat ikhlas ke dalam setiap hamba-

hambanya sepertimana ikhlasnya para anbiya', para sahabat serta mereka yang mendapat

rahmat hidayah dari-NYA.

AMANAH

Amanah adalah kepercayaan yang diletakkan oleh seseorang individu kepada

pihak lain dalam memelihara atau menjaga akan sesuatu perkara tidak kira sama ada ia

bersifat nyata atau tidak nyata. Manusia dijadikan oleh Allah bukan secara sia-sia dan

main-main bahkan, mempunyai peranan dan matlamat yang tertentu. Firman Allah

SWT:Maksudnya :“Adakah kamu menyangka bahawa Kami menciptakan kamu (dari

tiada kepada ada) hanya saja-saja (sia-sia tanpa ada sesuatu hikmah pada penciptaan itu?)

dan kamu (menyangka pula) kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Al-

Mu’minun:115) Di antaranya ialah sebagai khalifah Allah yang akan mentadbir,

mengurus dan membangunkan bumi ini mengikut syariat dan peraturan Allah dan juga

Page 8: Sabar Ikhlas Dan Amanah

sebagai hamba yang sentiasa beribadah kepadaNya. Manusia diciptakan Allah swt

dengan tanggungjawab yang luas yang perlu dilaksanakan, kerana ia akan disoal tentang

amanah yang diberikan kepadanya di hari akhirat nanti. Allah swt, mencipta manusia

dengan tujuan tertentu iaitu untuk dikembalikan semula kepadaNya, dan mereka

dipertanggungjawabkan atas setiap usaha dan amal yang berkaitan dengan perintah

keagamaan semasa ia hidup di dunia. Mereka akan diadil dan diberi pembalasan di hari

pembalasan sama ada ditempatkan di Syurga atau neraka.

Amanah yang dijunjung oleh manusia meliputi pertamanya amanah kepada Allah

SWT. Ia termasuklah menunaikan segala kewajipan yang dituntut kepada-Nya,

melaksanakan amal ibadah dengan ikhlas dan berterusan, dan menjaga keimanan supaya

sentiasa subur. Sebagai hamba Allah yang beriman, walau sibuk mana sekalipun kita

bekerja, hak-hak kita terhadap Allah perlu dilunaskan, apatah lagi jika ia adalah

membabitkan soal amal ibadah, keislaman dan keimanan kita.

Sifat amanah juga adalah penentu atau garisan pemisah kepada keimanan dan keagamaan

individu.

 Rasulullah SAW dalam sabdanya yang bermaksud: 

“Tiada iman bagi yang tidak memegang amanah dan tiada agama bagi orang yang tidak

dapat dipegang janjinya.” 

(Hadis riwayat Ahmad dan Dailami) Jelas diterangkan dalam hadis itu bahawa orang

yang tidak menghiasi dirinya dengan sifat amanah atau tidak dipercayai ramai dalam

memegang sesuatu amanah serta melakukan khianat kepada umat manusia bererti dia

bukan orang yang benar-benar beriman kepada Allah.

 Islam juga memerintahkan kepada setiap Muslim supaya sentiasa beramanah dalam

setiap masa dan tempat kerana itulah ciri keperibadian Islam yang sebenarnya.

Sifat amanah ini sebenarnya mengungkap pengertian sangat luas dan mendalam.

 Juga membawa erti bersikap jujur dan benar dalam urusan kehidupan, malah

merangkumi setiap tanggungjawab atau tugas yang perlu ditunai membabitkan segenap

lapisan manusia yang terdiri daripada pemimpin, rakyat, ibu bapa, anak dan individu

Muslim itu sendiri.

Page 9: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Sifat amanah dalam Islam mempunyai pengertian luas dan berat serta menjadi satu

tanggungjawab yang akan dipersoal oleh Allah nanti sama ada kita betul-betul

melaksanakannya ataupun sebaliknya.Sebab itulah Islam meletakkan kriteria amanah

sebagai prasyarat utama pemimpin kepada umat manusia keseluruhannya. Sebagai

contohnya, Rasulullah ketika remajanya sebelum dibangkitkan menjadi pesuruh Allah

adalah seorang pemuda yang beramanah sehingga digelar ‘al-Amin’.Begitu juga dapat

disaksikan sifat amanah pada peribadi Nabi Musa ketika Baginda membantu dua orang

gadis memberi minum ternakan mereka. 

Pengajaran yang terselit daripada kisah itu, utusan Allah dipilih kalangan semulia-

mulia manusia daripada peribadinya, keturunannya dan tabiatnya.Inilah hakikat sifat

amanah yang dianjurkan Islam kepada umatnya. Seorang pemimpin sewajarnya bersifat

amanah dan jujur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan

rakyat kerana ia termasuk sebahagian daripada pengertian amanah dalam Islam.

Oleh itu, seseorang pemimpin dilarang sama sekali mengamalkan kronisme, nepotisme

dan juga rasuah serta mengeksploitasi jawatannya untuk kepentingan peribadinya dalam

urusan pentadbiran.Bahkan, pemimpin dilarang mengamalkan perasaan pilih kasih atau

hubungan kerabat kerana ia termasuk dalam erti perbuatan khianat yang terlarang.

Page 10: Sabar Ikhlas Dan Amanah

SABAR, IKHLAS DAN AMANAH SEBAGAI SEORANG SUAMI

SABAR

Setiap insan di dunia ini pasti mengimpikan kehidupan berumahtangga yang kekal

bahagia. Suami yang baik hendaknya bersikap sabar terhadap perilaku istrinya, dengan

senantiasa berharap semoga Allah menunjukkan jalan yang benar kepadanya.

Rasulullah SAW telah bersabda:

“Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai di sisi Allah daripada seorang

mukmin yang lemah”

(Hadits shahih. HR Muslim dan Imam Ahmad)

Kebahagiaan rumahtangga dapai diraih apabila suami dapat menggunakan

kekuatan akalnya serta kesabaran dalam menghadapi kerenah dan ragam isteri. Secara

mudah, bolehlah dikatakan lelaki adalah makhluk akal manakala wanita adalah makhluk

rasa. Perasaan wanita terlalu mudah terusik dengan suasana dan keadaan sekeliling. Oleh

itu dalam menghadapi wanita, lelaki hendaklah banyak menggunakan daya fikir. Kalau

umpamanya isteri sedang berduka, suami perlu merancang untuk mewujudkan perasaan

gembira di dada isteri. Di sinilah perlunya strategi dalam mendidik isteri. DALAM

mengharungi kehidupan rumah tangga pasti akan melalui saat-saat getir yang kadang-

kala boleh menggunncang bahtera yang dibina itu. ada sebuah ungkapan 'sedangkan lidah

lagikan tergigit, inikan pula suami isteri'. Kita tidak dapat menafikan sebagai manusia,

suami atau isteri mempunyai kelemahan masing-masing. Cara terbaik untuk

mengatasinya dengan bersabar dan tidak membesar-besarkan kelemahan itu.

Firman Allah: "Dan bergaullah kamu dengan mereka (isteri kamu) dengan cara yang

patut (baik). Kemudian jika kamu (berasa) benci kepada mereka (kerana tingkah lakunya,

janganlah kamu terburu-buru menceraikannya) karena boleh jadi kamu bencikan sesuatu,

sedangkan Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang

banyak untuk kamu." (Surah an-Nisa, ayat 19).

Rasulullah SAW pernah bersabda,"Mana-mana lelaki yang bersabar di atas keburukan

perangai isterinya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Ayyub

Page 11: Sabar Ikhlas Dan Amanah

kerana bersabar di atas bala yang menimpanya. Dan mana-mana isteri yang bersabar di

atas keburukan perangai suaminya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan

kepada Asiah binti Muzahim, isteri Firaun."

Berakhlaklah dalam mendidik isteri, sebuah rumahtangga bahagia ialah

rumahtangga yang dikendalikan mengikut nilai-nilai yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Tidak boleh dikatakan rumahtangga sekiranya sesebuah rumahtangga itu tidak dapat

diatur dan disusun mengikut apa yang dikehendaki Allah SWT walaupun keadaan

rumahtangga itu nampaknya tenang dan aman. Dalam hal ini, kebijaksanaan suami dalam

mengendalikan rumahtangga menjadi faktor penting untuk mencapai tujuan itu.

Masalah utama yang patut dilakukan oleh suami ialah berakhlak baik dengan isteri dan

anggota keluarga di bawah tanggungjawapnya. Maksud berakhlak di sini ialah si suami

mestilah seorang penyabar dalam mendidik isterinya. Dalam artikata yang lain si suami

mestilah sanggup menghadapi derita dan sengsara disebabkan kerenah isterinya. Ini

adalah karena kaum perempuan itu dijadikan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang

lemah dan perlu dilindungi.

IKHLAS

Suami perlulah mencintai isterisnya dengan ikhlas. Bukan setakat ikhlas

mencintai isteri, malah juga ikhlas dalam melayari bahtera rumah tangga berdasarkan

rasa cinta kepada isteri dan rasa cinta kepada Allah. Suami perlulah ikhlas dalam

mendidik isterinya dalam usaha untuk mewujudkan kelaurga bahagia kerana keikhlasan

suami adalah penting bagi mendapat keberkatan dalam melayari kehidupan alam

perkahwinan. Keikhlasan suami perlulah berlandaskan ajaran islam. Mana-mana

pasangan yang boleh mengekalkan iman dan taqwa dan boleh melaksanakan solat dengan

sempurna, pasti suami dan isteri mampu berperanan dalam rumah tangga seperti yang

diajar oleh Nabi Muhammad s.a.w. Inilah pasangan yang serasi malah boleh berkekalan

sehingga ke dalam syurga.

Suami dalam keadaan ini perlu berperanan sebagai pendidik selain memimpin

isteri ke jalan yang selamat. Maknanya pada malam pertama perkahwinan mereka, suami

Page 12: Sabar Ikhlas Dan Amanah

perlu menjelaskan pantang larang yang perlu isteri taati. Dalam pada itu kalau isteri

tersalah dan tersilap, segeralah menegurnya dengan penuh hikmah.

Isteri juga perlu diingatkan agar sentiasa mematuhi kehendak suami dan meminta

izin sebelum melakukan sesuatu pekerjaan yang luar jangkaan. Peringatan ini penting

dalam membina kehamonian rumah tangga. Semua ini akan memudahkan suami

memimpin isteri ke arah jalan yang bahagia.Manakala rumah tangga yang telah didapati

tidak serasi perlulah menamatkan sengketa itu dengan saling memaafkan kesalahan

masing-masing. Percayalah setelah kedudukan telah menjadi kosong-kosong, suami

bolehlah membuat penjenamaan baru dengan menyenaraikan garis panduan, pantang

larang seperti yang dinyatakan di atAS.

AMANAH

Seorang suami hendaklah menanam sifat-sifat amanah terhadap perhubungan

bersama isteri dan keluarga kerana tanpa sifat amanah ini akan menimbulkan syak

wasangka dan curiga yang boleh menggugat perhubungan. Sikap saling percaya

mempercayai pula penting bagi mewujudkan rumahtangga yang harmoni dan bahagia.

Bagi seorang wanita, harta yang paling berharga di dalam hidup ini adalah seorang suami

yang soleh. Kepadanyalah, seorang isteri akan merasakan kebahagian di dalam hidupnya

dan di akhirat kelak. Keberuntungan yang akan diterima seorang isteri, jika dia

menyakini hidupnya, memberikan segala cinta, perhatian, dan kasih sayangnya kepada

suami yang soleh. Kerana pada diri si suamilah, seorang isteri akan mendapatkan apa

yang didambanya; Ketenangan, keteduhan, kedamaian, perlindungan dan cinta serta

sayang.

Suami yang soleh adalah seorang yang dapat membahagiakan isteri dan anaknya,

serta keluarganya baik di dunia ini ataupun di Akhirat kelak. Seorang suami yang soleh

tidak akan memberi makan isteri dan anak-anaknya kecuali dengan harta yang halal.

Page 13: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Seorang suami yang soleh adalah seorang suami yang mampu menjaga amanah yang

diberikan kepadanya. Dan isteri adalah amanah yang diberikan kepada seorang lelaki

yang menjadi suaminya.

Suami yang soleh adalah seorang suami yang mampu memperlakukan isteri dan anaknya

dengan sifat-sifat yang terpuji, seorang suami yang soleh akan selalu memperlakukan

isterinya dengan sabar; sabar dengan setiap kesalahan-kesalahan isterinya, dan

memperlakukan isterinya dengan kelembutan dan penuh maaf saat isteri dipenuhi dengan

emosi dan kemarahan.

Suami yang soleh adalah suami yang mampu menjadi pemimpin di dalam rumah

tangganya. Seorang suami bagaikan pemerintah di dalam rumah tangganya, seorang

suami yang soleh adalah yang mampu memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya di

dalam pemerintahan yang dipimpinnya, iaitu isterinya. Seorang suami yang soleh akan

selalu mampu bersikap bijaksana di dalam tindakannya, menghargai pendapat isterinya,

dan jika terjadi perbezaan pendapat dengan isterinya, dengan sikap terpuji dan penuh

cinta kasih menghargai pendapat sang isteri, serta mencari titik temu bersama dalam

kerangka yang diperintahkan oleh Allah dan mejauhi segala yang dilarang oleh Allah.

Seorang suami yang soleh akan selalu mampu menjadi teladan terpuji buat isteri

dan anak-anaknya. Mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan mendidik

diri, isteri, dan anak-anaknya untuk menapak di jalan-jalan yang menuju keredhaan

Allah.Seorang suami yang soleh adalah seorang suami yang mampu membuat dirinya,

isterinya dan anak-anaknya mencintai ilmu, menguasai ilmu dan mampu

mengamalkannya, menjadikan ilmu yang diperolehnya itu bermanfaat bagi bangsa,

negara, dan agamanya.

Seorang suami yang soleh adalah seorang suami yang mampu membuat isterinya

dan anak-anaknya tumbuh, dan berkembang menjadi peribadi yang luar biasa serta

menapak tangga-tangga kejayaan di dunia ini dan Akhirat kelak.Seorang suami yang

soleh adalah seorang suami yang akan selalu menjaga isteri dan anaknya dari api neraka

Page 14: Sabar Ikhlas Dan Amanah

SABAR, IKHLAS DAN AMANAH SEBAGAI SEORANG ANAK

SABAR

Seorang anak perlu sabar terutama dalam menjalani hidup bersama ibu dan bapa.

Kesabaran seorang anak selalunya dikaitkan dalam penjagaan orang tua mereka apabila

mereka meningkat usia. KITA kerap mendengar keluhan dan rungutan anak yang kurang

sabar menjaga ibu bapa mereka yang uzur. Beban kerja di pejabat, urusan membina

rumah tangga dan mendidik anak menjadi tekanan bagi mereka. Apalagi jika ditambah

dengan tanggungjawab menjaga kedua-dua orang tua. Jika ditanya pada generasi yang

hidup pada zaman moden ini terhadap suatu pilihan, adakah mereka suka hidup serumah

dengan ibu bapa atau berpisah - mungkin kebanyakan mereka memilih untuk berpisah

daripada bercampur serumah dengan ibu bapa atau mentua. Tidak salah jika mereka

mempunyai keinginan untuk hidup mandiri. Tetapi, yang menjadi masalah adalah

bagaimana jika ibu bapa kita telah uzur dan perlukan penjagaan dan perhatian anaknya.

Sesiapa saja yang menerima kehadiran ibu bapa di dalam rumah mereka tentu

memerlukan kekuatan dan kekentalan jiwa iaitu 'kesabaran'. Kita hendaklah sentiasa ingat

kepada ganjaran yang Allah berikan sebagai balasannya. Untuk memastikan niat itu

sentiasa terjaga dalam batas ikhlas kerana Allah, eloklah diperhatikan beberapa panduan

untuk mendapatkan kekuatan dalaman bagi memelihara ibu bapanya yang uzur.

IKHLAS

Jika dia seorang anak. Dia berbakti kepada ibu bapanya sebaik yang mungkin. Dia

cuba untuk menjadi anak yang terbaik dan taat perintah ibu bapanya, selagi tidak

bertentangan dengan syariat. Jasa dan kasih ibu bapa amat besar baginya, namun kasih

Allah itu lebih besar mengatasi kasih yang lain. Baginya, tiada keredhaan Allah tanpa

keredhaan ibu bapa. Segala amalan dan bakti buat keluarga dia niatkan kerana Allah. Biar

Allah redha, biar Allah saying. Yakin dengan keikhlasan menjaga ibu dan bapa akan

Page 15: Sabar Ikhlas Dan Amanah

menjadi teladan yang baik untuk anak.Tangan yang membelai dengan penuh kasih,

pandangan mata yang menghantar sinar kegembiraan, kata-kata yang manis dan wajah

yang reda lahir dari hati yang ikhlas. Begitulah gambaran ideal adab seorang anak.

Tunjukkan kepada anak kita begitulah cara melayan orang tua. Kelak mereka akan

terbiasa dengan ajaran itu.

Sabda Rasulullah SAW bermaksud: "Barang siapa yang menziarahi kedua-dua

orang tuanya, maka Allah mencatat untuknya setiap langkahnya dengan 100 kebaikan

dan menghapuskan 100 kejahatan serta mengangkat untuknya 100 darjat, apabila dia

duduk di hadapan kedua-dua orang tuanya serta bercakap dengan perkataan yang baik,

maka kelak pada hari kiamat Allah Taala akan memberi kepadanya nur cahaya yang

memancar di hadapannya. Apabila dia kembali dari ziarahnya itu, maka kembalilah dia

dengan mendapat keampunan." (Hadis riwayat al-Bukhari daripada Abu Zar al-Ghifari)

AMANAH

Secara mudahnya seorang anak mempunyai amanah untuk menjaga nama baik

keluarganya. Anak juga mempunyai amanah untuk berbakti kepada ibu- bapanya.

Berbakti kepada ibu bapa sama nilainya dengan pahala jihad. Sahabat Nabi SAW,

Abdullah bin Amru bin 'Ash berkata: "Pada suatu hari seorang lelaki menghadap

Rasulullah SAW, memohon izin untuk ikut berjihad bersama Baginda. Lantas Rasulullah

SAW bertanya kepada lelaki itu: "Adakah orang tuamu masih hidup?" Jawabnya: "Ya,

mereka masih hidup." Rasulullah SAW bersabda: "Dalam diri orang tuamu itulah

terdapat nilai jihad." (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Betapa besarnya pahala syahid kerana menjaga mereka, mengasihani dan memberi

perlindungan kepada mereka. Sesiapa yang melakukan kerja jihad ini, hendaklah dia

tetap istiqamah sampai Allah akan menentukan siapa yang paling beruntung itu.

Page 16: Sabar Ikhlas Dan Amanah

SABAR, IKHLAS DAN AMANAH SEBAGAI SEORANG IBU ATAU BAPA

SABAR

Apabila Allah telah anugerahkan anak kepada pasangan suami isteri, secara

pastinya mereka akan menyayangi anak mereka dengan penuh kasih sayang, memberi

sepenuh perhatian kepada anak mereka dan mengorbankan segala apa yang ada untuk

menjamin kebahgiaan anak mereka di masa akan datang. Walaupun dalam keletihan dan

baru pulang dari kerja, mereka sanggup lagi melayan karenah anak mereka dengan penuh

senyuman dan kerinduan. Mereka sanggup meluangkan masa membawa anak-anak

mereka keluar bersiar-siar dan bermain-main di tempat permainan, demi memenuhi

tuntutan anak atau tanggungjawab sebagai ibu bapa.

Ketika anak mereka sakit, mereka sanggup meredah kesunyian dan kegelapan

pada waktu malamnya dan sanggup mengambil cuti pada siangnya untuk memastikan

sakit anak mereka dirawat di klinik, hospital atau di rumah. Yang penting bagi mereka,

anak mereka selamat dan sihat seperti anak-anak atau kanak-kanak yang lain. Jiwa

mereka menjadi tidak tenteram dan risau dengan keadaan anak mereka yang sakit. Selain

dari ubat yang diambil daripada klinik atau hospital, mereka juga merawat anak mereka

dengan kaedah perawatan tradisional yang telah diajar oleh ibu bapa mereka pada masa

dahulu.

Barangsiapa yang sabar menjaga anak-anak mereka dalam kemiskinan

sesungguhnya Rasulullah SAW berjanji akan mendekatkan kedudukan mereka di syurga

bersama baginda, sesuai dengan sabdanya yang bermaksud: “Seorang perempuan yang

telah menjadi janda kerana kematian suaminya tetapi dia bersabar menanggung anaknya,

maka aku akan bersama dia di dalam syurga dalam keadaan seperti ini.” (Hadis riwayat

Abu Daud) Oh anak, jika mereka hadir membawa seribu satu berkat, boleh jadi mereka

juga membawa fitnah yang paling merbahaya ke atas diri ibu bapa. Untuk itu Al-Quran

menyatakan yang bermaksud: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (Surah al-

Tahrim ayat: 6)

Page 17: Sabar Ikhlas Dan Amanah

Segala pengorbanan yang diberikan kepada anak semasa dia kecil hingga dewasa

tidak akan merugikan ibu bapa, malah mereka dijanjikan dengan balasan yang baik dari

Allah jika mereka mengharunginya dengan perasaan redho dan sabar. asangan suami

isteri yang tidak mempunyai anak, mereka sanggup berusaha melakukan berbagai

perubatan sama ada moden ataupun tradisional bagi menangani masalah mereka. Selain

dari itu, mereka berdoa kepada Allah semoga mereka diberikan cahaya mata sebagai

penyambung jenerasi keturunan mereka. Ada diantara mereka redho dengan ketentuan

dan ketetapan Allah kepada mereka yang tidak mempunyai zuriat, mereka mengambil

anak angkat untuk memeriahkan rumahtangga mereka.

Ada di antara mereka menanti bertahun-tahun lamanya, baru Allah

menganugerahkan cahaya mata kepada mereka. Mereka sambut dengan penuh rasa

kesyukuran dan kebanggaan. Setelah sekian lama mereka menanti akhirnya dikurniakan

juga anak kepada mereka sebagai penyeri rumahtangga mereka.Sebagai hamba Allah

yang bertaqwa, kita hendaklah menerima anugerah Allah ini dengan penuh kesyukuran,

kerana cahaya mata itu adalah perhiasan dan penyeri rumahtangga kita.

IKHLAS

Ibu bapa yang berjaya perlu memiliki hati yang ikhlas. Keikhlasan itu penting

kerana ibu bapa adalah orang yang utama memegang amanah Allah dalam memelihara

anak-anak. Apakah ciri-ciri orang yang ikhlas? Menurut Imam Muhassibi, orang yang

ikhlas tidak peduli pada pujian orang. Malah dia tidak suka apabila orang mengetahui

kebaikannya. Dia juga tidak marah apabila ada orang yang mengkritiknya.

Imam Abu Qasim al-Qusari pula berkat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam

ibadah yang bermaksud mendekatkan diri kepada Allah dan bukan tujuan lain. Abu Ali

ad-Daqaq mengatakan, ikhlas itu memelihara diri sesorang daripada ingin diperhatikan

oleh orang lain apabila melakukan kebaikan. Oleh itu, apa yang dimaksudkan den ibu

bapa yangberhati ikhlas adalah ibu bapa yang membesarkan, membimbing dan mendidik

anaknya dengan susah payah tanpa mengharapkan balasan dari sesiapa pun. Semua

dilakukannya demi mencapai keredaan Allah semata-mata. Semua yang dilakukan itu

Page 18: Sabar Ikhlas Dan Amanah

adalah memenuhi perintah Allah dan balasan yang diharapkan hanya daripada Allah.

Sama ada seorang anak kelak berbakti kepada ibu bapanya ataupun tidak, itu banyak

bergantung pada cara didikannya sejak kecil.

Ibu bapa yang cemerlang sentiasa menanamkan sifat kejujuran dan keikhlasan

dalam segala tindak-tanduk. Kejujuran dan keikhlasan dalam menghukum anak misalnya

akan meninggalkan kesan yang mendalam dalam diri anak berbanding dengan perasaan

marah dan benci. Jika dia ialah ibu atau bapa. Dia berusaha untuk membesarkan anak-

anaknya dengan sebaik mungkin, mencukupkan keperluan asas, agama, pendidikan dan

sebagainya. Dia melengkapkan anak-anaknya dengan ilmu duniawi dan ukhrawi supaya

si anak dapat lebih mengenal Tuhannya. Apabila hati sudah kenal erti bertuhan, maka

rasa cinta pada Tuhan akan muncul dengan sendirinya. Dia mengharapkan agar dapat

membimbing dan mendidik anak dan ahli keluarga dengan cara yang diredhai Allah.

Agar wujudlah keluarga yang diredhai dan diberkati – sakinah, mawaddah dan rahmah.

Dia melakukannya kerana Allah semata

AMANAH

Anak ialah amanah ALLAH SWT. ALLAH mengamanahkan kita mengasuh,

menjaga dan mendidik cahaya mata dengan sebaiknya. Dia ingin melihat anak itu

membesar menjadi hamba-Nya yang soleh dan khalifah-Nya yang berbakti di muka

bumi. Sungguh besar amanah itu. Sungguh mulia sekali. Jika anak tidak membesar

menjadi anak soleh, maka ibu bapanya telah mensia-siakan amanah ALLAH. Anak

adalah amanah Allah yang amat berharga kepada kedua ibu bapa. Tanpa anak, maka

sunyilah setiap pasangan yang telah mendirikan rumah tangga. Lahirnya Amanah Allah

yang sangat besar dan berat untuk dipikul oleh kedua ibu bapa ini, mampu membuat

ibubapa tersenyum dan menangis melihat karenah mereka.

Bukan mudah untuk memastikan anak-anak kita menjadi insan yang berguna dan

berakhlak dalam zaman serba moden dengan kemajuan teknologi ini. Pelbagai rintangan

yang perlu dihadapi untuk memastikan anak kita menjadi insan yang bertaqwa. Terdapat

ibu bapa yang gagal mendidik anak mereka menjadi manusia yang mempunyai akhlak

yang baik. Contoh yang dapat kita lihat ialah, ibu bertudung, menutup aurat tetapi

Page 19: Sabar Ikhlas Dan Amanah

anaknya membuka aurat dengan memperagakan pakaian yang ketat sehingga

menampakkan bentuk tubuh mereka. Si ayah pula berkopiah dan sentiasa menunaikan

solat di masjid, tetapi anaknya memakai seluar pendek dan tidak pernah sama sekali

melakukan suruhan Allah. Semua perlakuan yang menyalahi prinsip Islam tidak pernah

ditegur oleh kedua ibu bapa mereka. Malah ibu bapa mereka memberi alasan bahawa

anak mereka sudah besar, bukan masanya untuk menegur dan mereka sendiri sudah tahu

yang mana baik dan yang mana buruk. Ibu bapa yang lemah sebegini tidak mampu untuk

menjaga amanah yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Segala kesalahan mereka

terhadap anak mereka akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Hal ini bertepatan

dengan sebuah hadis Rasulullah saw yang bermaksud :

“Sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap penanggungjawab akan

tanggungjawabnya, apakah mereka telah memeliharanya atau mensia-

siakannya.” (Riwayat Ibnu Hibban)

Sehingga kini, kita sering terdengar di dalam media masa yang menceritakan

tentang berlakunya kes-kes penderaan kanak-kanak yang sangat membarah di dalam

masyarakat negara ini. Sangat menyayat hati tragedi yang menimpa arwah adik Syafiah

Humairah Sahari, didera oleh teman lelaki ibunya sehingga mati. Begitu juga kes

kehilangan arwah adik Nurin Jazlin Jazimin yang hilang ketika keluar seorang diri ke

pasar malam berhampiran rumahnya di Seksyen 1, Wangsa Maju. Kemudian mayatnya

ditemui dalam sebuah beg pakaian sukan pada 17 September 2007 iaitu 27 hari selepas

kehilangannya yang sehingga kini penjenayah belum dapat dikesan. Begitu juga halnya

dengan adik Nurul Nadirah Abdullah atau Dirang yang telah mati dibunuh sebelum

mayatnya dibakar. Alangkah tidak berperikemanusiaan sipelaku sehingga sangup

melakukan kekejaman ke atas kanak-kanak yang secomel itu.

Alangkah baiknya kalau anak tersebut menjadi manusia yang berguna dan taat

kepada Allah, dia akan menjadi harta yang sangat tidak ternilai berbanding dengan harta

di dunia. Anak yang soleh akan membantu ibu bapanya untuk masuk ke syurga Allah.

Al-Afnaf Bin Qias menjawab apabila Khalifah Muawiyah bertanya kepadanya tentang

anak :“Wahai Amirul Mukminin! Adapun anak itu ialah buah hati kita, tulang belakang

Page 20: Sabar Ikhlas Dan Amanah

kita. Kita ini adalah bumi yang lebar tampanya berpijak, langit tempat mereka

berlindung teduh dan bernaung dari kerananyalah berani kita menempuh kesukaran

bagaimana sulit. Dari itu bila mereka meminta, berikan, bila mereka kecewa, senangkan

hatinya agar di balasinya dengan cinta pula dan hargainya kepayahan kita.”

Menjadi ibu bapa yang mendidik, juga sekadar bermakna mencurahkan kasih

sayang secara membuta. Apa sahaja yang anak pinta disediakan. Hendak memarahi anak

pun enggan, apatah lagi hendak digantung rotan di dinding rumah.

Sedangkan ALLAH merahmati rumah yang digantungkan rotan di dindingnya. Jangan

salah faham. Islam bukannya menggalakkan penderaan. Rotan ialah simbolik kepada

unsur pelengkap dalam pendidikan yang sempurna iaitu ketegasan. Ini kerana pendidikan

yang sempurna menggabungkan secara harmoni elemen reward dan punishment,

menyayangi, memarahi, memujuk dan menegur.

Page 21: Sabar Ikhlas Dan Amanah

RUJUKAN

1. http://mindovermatters.multiply.com/journal/item/7?&show_interstitial=1&u=

%2Fjournal%2Fitem

2. http://www.skjayasetia.edu.my/2011/04/tanda-tanda-ikhlas-seorang-hamba.html

3. http://cintailahi.com/motivasi/apabila-diri-diuji-dimana-kesabaran/

4. http://dspace.unimap.edu.my/dspace/bitstream/123456789/8004/1/e-Tazkirah

%20Siri%204%20.pdf

5. http://shami2.blogspot.com/2011/11/amanah-allah-dan-kehidupan-kita.html

6. http://myibrah.com/mendidik-isteri-cara-rasulullah-s-a-w

7. http://amanah-untukmu.blogspot.com/2012/01/mulianya-suami-penyabar-di-

mata-allah.html

8. http://tintanuraniku.blogspot.com/2012/03/isteri-adalah-amanah-bagi-suami.html

9. http://muslimmall.blogspot.com/2011/01/kenapa-suami-isteri-tidak-serasi.html

10. http://raihani-s.blogspot.com/2012/06/ikhlaskan-dirimu.html

11. http://ainatulsholehah.blogspot.com/2011/02/berbakti-kepada-ibu-bapa-pahala-

jihad.html

12. http://zaag2010.blogspot.com/2012/05/sabar-menghadapi-anak-yang-

dikurniakan.html

13. http://hamil.mustaffa.org/12-sikap-yang-perlu-ada-pada-semua-ibu-bapa

14. http://www.srialhafidz.edu.my/v1/index.php?

option=com_content&view=article&id=256%3Aanak-amanah-allah-yang-perlu-

dijaga&catid=1%3Alatest-news&device=xhtml

15. http://jiwafaham.blogspot.com/2008/07/aa_15.html

16. http://www.sinarharian.com.my/rencana/jangan-sia-siakan-amanah-allah-1.45277

17. http://angsamassrs2.blogspot.com/2011/06/ibu-bapa-yang-berjaya-ikhlas-

hatinya.html