sbm

16
Teori Behavioristik Hakikat manusia menurut pandangan behavioral : 1. Manusia bertingkah laku melalui proses belajar 2. Manusia berkembang melalui proses kematangan dan belajar kaum behavioris percaya bahwa tidak semua tingkah laku diperoleh dari hasil belajar namun juga genetik 3. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya 4. Manusia memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari 5. Manusia bersifat unik 6. Tingkah laku manusia bertujuan untuk memperoleh kepuasan. 7. Manusia dapat berubah tingkah lakunya tanpa adanya pemahaman diri 8. Manusia bersifat reaktif Asas-Asas Behaviorisme : 1. Stimulus Stimulus adalah segala rangsang yang dapat ditangkap indera. Contoh : Dalam keadaan gelap orang tidak dapat menangkap stimulus dengan penglihatan. Bunyi-bunyian yang terjadi pada jarak jauh tidak dapat tertangkap oleh indera pendengar kita. 2. Organisme Organisme menunjuk pada faktor biologis, manusia yang mempengaruhi pola perilakunya

description

ww

Transcript of sbm

Page 1: sbm

Teori Behavioristik

Hakikat manusia menurut pandangan behavioral :

1. Manusia bertingkah laku melalui proses belajar

2. Manusia berkembang melalui proses kematangan dan belajar kaum behavioris percaya

bahwa tidak semua tingkah laku diperoleh dari hasil belajar namun juga genetik

3. Manusia berinteraksi dengan lingkungannya

4. Manusia memiliki kebutuhan bawaan dan yang dipelajari

5. Manusia bersifat unik

6. Tingkah laku manusia bertujuan untuk memperoleh kepuasan.

7. Manusia dapat berubah tingkah lakunya tanpa adanya pemahaman diri

8. Manusia bersifat reaktif

Asas-Asas Behaviorisme :

1. Stimulus

Stimulus adalah segala rangsang yang dapat ditangkap indera. Contoh : Dalam keadaan

gelap orang tidak dapat menangkap stimulus dengan penglihatan. Bunyi-bunyian yang

terjadi pada jarak jauh tidak dapat tertangkap oleh indera pendengar kita.

2. Organisme

Organisme menunjuk pada faktor biologis, manusia yang mempengaruhi pola

perilakunya

3. Respon

Respondent behavior (tingkah laku yang tidak perlu dipelajari)

Merupakan bawaan, bersifat reflektif dan otomatis, tidak di bawah kontrol individu

Operant behavior (tingkah laku yang perlu dipelajari) è penting

Contoh : menulis surat, membaca buku.

4. Konsekuensi

Suatu perbuatan diikuti oleh beberapa peristiwa yang terdapat dalam lingkungan individu

dan menghasilkan kepuasan.

Page 2: sbm

Operant behavior dipengaruhi reinforcement yang dapat dalam bentuk materi maupun

sosial

Unsur Tingkah Laku

Unsur tingkah laku ada 4 yaitu :

1. Generalisasi

Tingkah laku dimana rangsangan itu cenderung diulang di situasi serupa

2. Diskriminasi

Tingkah laku dimana rangsangan itu berbeda meski situasi serupa

Hanya respon yang benar yang mendapat reinforcement

3. Ekstingsi

Tingkah laku akan cenderung terus berlangsung jika mendapat reinforcement

4. Shaping

Tingkah laku dimana terjadi proses pembentukan

Page 3: sbm

Teori Belajar Kognitivisme

Teori belajar kognitif menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh persepsi serta

pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.

Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Model belajar kognitif

merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual.

Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan

Pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan yang dapat dinyatakan dalam bentukkata atau

disebut pula pengetahuan yang konseptual.

Pegetahuan procedural, yaitu pengetahuan tentang tahap-tahap atau proses proses yang

harus dilakukan, atau pengetahuan tentang bagaimana melakukan

Pengetahuan kondisional, yaitu pengetahuan tentang kapan dan mengapa (when and why)

suatu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan procedural yang digunakan. 

Teori-Teori Belajar Kognitivisme

Teori Kognitif Jean Piage

Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik yang didasari karena

perkembangan sistem syaraf

Belajar merupakan proses identifikasi dan pengintegrasian stimulus/ informasi yang baru .

Skemata melalui tahap

Asimilasi adalah proses penerimaan informasi baru lalu dimodifikasi sehingga cocok

dengan struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya.

Akomodasi adalah proses perubahan / penyesuaian struktur kognitif yang telah dimiliki

dengan informasi baru yang diterima.

Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi & akomodasi atau pengembangan

antara lingkungan luar dengan struktur kognitif yang ada dalam dirinya.

Proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai

dengan umurnya.

Piage membagi tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu :

a. Tahap sensorimotor (0 – 2 tahun)

Ciri-ciri

Page 4: sbm

Berlangsung pada usia 0 – 2 tahun. Perkembangan mental ditandai oleh kemajuan

yang pesat dalam kemampuan bayi mengorganisasikan & mengkoordinasikan

sensasi melalui gerakan dan tindakan fisik.

Didasarkan tindakan praktis.

Inteligensi bersifat aksi, bukan refleksi.

Mengenai periode sensorimotor:

Umur hanyalah pendekatan. Periode-periode tergantung pd banyak faktor:

lingkungan sosial dan kematangan fisik.

Urutan periode tetap.

Perkembangan merupakan proses yang kontinu.

b. Tahap pre operasional (2 – 7/8 tahun)

Dicirikan dengan adanya fungsi semiotik (simbol) à 2-4 tahun.

Berkembangnya pemikiran intuitif à 4-7 tahun.

c. Tahap operasional konkret (7/8 – 11/12 tahun)

Logika tentang sifat reversibilitas dan kekekalan.

Berpikir decentering, klasifikasi, menyimpulkan.

Tidak lagi egosentris.

Belum dapat memecahkan persoalan yang abstrak.

d. Tahap operasional formal (11/12 tahun ke atas)

Mulai perkembangan reasoning dan logika remaja.

Asimilasi dan akomodasi berperan membentuk skema lebih menyeluruh.

Pemikiran remaja yaitu dewasa secara kualitas, namun beda kuantitas, skema org

dewasa lebih banyak.

Pemikiran deduktif dan abstraktif.

Teori Kognitif Jerome Brunner

Page 5: sbm

Menurut Bruner adalah bahwa guru harus memandu para siswanya sehingga mereka dapat

membangun basis penegtahuannya sendiri dan bukan karena diajari melalui memori

hafalan (rote memorization). Informasi-informasi baru dipahami siswa dengan cara

mengklasifikasinya berlandaskan pengetahuan yang terdahulu yang dimilikinya.

Bruner membagi dunia anak kedalam tahap yang berurutan

1. Tahap enaktif; Pada tahap ini anak didik melakukan aktivitas-aktivitasnya dalam

usaha memahami lingkungan. Peserta didik melakukan observasi dengan cara

mengalami secara langsung suatu realitas.

2. Tahap ikonik; Pada tahap ini anak didik melihat dunia melalui gambar-gambar dan

visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar

melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).

3. Tahap simbolik; Pada tahap ini peserta didik anak didik mempunyai gagasan-

gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika serta komunikasi

Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan

berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau

kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap

itu adalah: tahap infomasi, transformasi dan evaluasi.

Teori Kognitif G. Kohler

Aplikasi teori G.Kohler dalam proses pembelajaran antara lain :

Pengalaman tilikan (insight); tilikan memegang peranan yang penting dalam

perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan

tilikan .

Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur

yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Hal-hal

yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan

proses kehidupannya. 

Page 6: sbm

Teori Humanisme

Pendekatan Humanisme melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya

untuk melakukan hal-hal yang positif

Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Humanisme

Abraham Maslow

Bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat

hirarkis : Kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan untuk dihargai , Kebutuhan untuk

dicintai dan disayangi, Kebutuhan akan rasa tenteram dan aman, Kebutuhan

fisiologi/dasar

Arthur Combs

Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan

kehidupan siswa

Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran

(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu yaitu lingkaran kecil dan lingkaran

besar.

Carl Roger Carl Rogers

Pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran

Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis,

mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar. àRuang kelas lebih

terbuka dan

mampu menyesuaikan pada perubahan

Anak juga diarahkan untuk memahami potensi dasarnya sendiri, mereka diarahkan

untuk belajar secara aktif. Di mana guru

berperan sebagai fasilitator

Penerapan Teori Humanisme

Guru lebih mengarahkan siswa untuk

Berpikir induktif

Mementingkan pengalaman

Page 7: sbm

Siswa terlibat aktif dalam proses belajar

Implikasi Teori Belajar Humanistik

Guru sebagai Fasilitator

a. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal situasi

kelompok, atau pengalaman kelas.

b. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan

perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

c. Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-angsur dapat

berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota

kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti

siswa yang lain.

d. Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga

pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan.

e. Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya

perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

Page 8: sbm

Teori Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,

Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya

modern.

Tokoh-tokoh dalam Teori Belajar Konstruktivisme

Jean Piaget

Teorinya berisi konsep-konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan

berkenaan dengan pertumbuhan intelegensi, kemampuan untuk secara lebih akurat

merepresentasikan dunia, dan mengerjakan operasi-operasi logis dari representasi-

representasi konsep realitas dunia.

Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif

oleh seseorang, melainkan melalui tindakan.

Teori Vigosky

Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran à Siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial

disekitarnya. 

Struktur Kognitif

Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari

oleh seseorang.

Hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan, konsep, prinsip, struktur pengetahuan,

taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah, strategi belajar, dan strategi

mengingat.

Pandangan Kontruktivitas Tentang Belajar Sains

Belajar sebagai perubahan konsepsi

Perubahan konsepsi dalam pembelajaran biologi

Page 9: sbm

Pentingnya konteks

Ciri-Ciri Teori Belajar Konstruktivitisme

Mencari tahu dan menghargai titik pandang/pendapat siswa  

Pembelajaran dilakukan atas dasar pengetahuan awal siswa 

Memunculkan masalah yang relevan dengan siswa 

Menyusun pembelajaran yang menantang dugaan siswa 

Menilai hasil pembelajaran dalam konteks pembelajaran sehari-hari

Siswa lebih aktif dalam proses belajar karena fokus belajar mereka pada

proses pengintegrasian pengetahuan baru yang diperoleh d

engan pengalaman/pengetahuan lama yang mereka miliki 

Setiap pandangan sangat dihargai dan diperlukan. Siswa didorong untuk

menemukan berbagai kemungkinan dan mensintesiskan secara terintegrasi

Proses belajar harus mendorong adanya kerjasama, tapi bukan untuk bersaing.

Kontrol kecepatan, dan fokus pembelajaran ada pada siswa 

Pendekatan konstruktivis memberikan pengalaman belajar yang tidak terlepas dengan apa

yang dialami langsung oleh siswa

Prinsip Teori Belajar Konstruktivitisme

Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan

keaktifanmurid sendiri untuk menalar 

Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahankonsep

ilmiah 

Page 10: sbm

Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi

berjalanlancer

Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa 

Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan 

Mencari dan menilai pendapat siswa 

Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa

Contoh Model Pembelajaran Kontruktivisme

Model Siklus Belajar

Memulai dari apa yang menurut siswa hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak

demikian. Contoh : cicak atau cacing tanah.

Dugaan mereka adalah cicak dan cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya

terdiri lebih dari satu genus.

Ada 3 fase pada model siklus belajar : Fase Eksplorasi, Fase Klarifikasi, dan Fase

Aplikasi

Model Perubahan Konsepsi

Siswa mengubah konsepsinya dengan bantuan guru. Contoh : Perubahan cara pandang

biologiawan dalam mempelajari sel.

Penerapan Teori Belajar Konstruktivisme Di Dalam Kelas

Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa

waktukepada siswa untuk merespon

Mendorong siswa berfikir tingkat tinggi

Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya

Page 11: sbm

Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi

 Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif 

Kelebihan Teori Konstruktivistik

Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir

untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;

Dalam Apek Kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam

mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya dala

msemua situasi;

Dalam Aspek Mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, merekaakan

mengingat lebih lama konsep

Dalam Aspek Kemahiran Sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorangmurid

berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam proses

mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru.

Kekurangan Teori Konstruktivisme

Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksisiswa

tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan

Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini

pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang

berbeda-beda;

Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana

prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa;

Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar,tetapi

guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan

dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yangsesungguhnya

mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.