Sedimen Karbonat Dimas
description
Transcript of Sedimen Karbonat Dimas
Petrologi Batuan Sedimen
2.2.2.3. Sedimen Karbonat
Batuan ini adalah batuan yang tersusun ole garam–garam karbonat, batuan
ini terbentuk dari tiga cara, yaitu secara mekanik, kimia maupun organaik. Batuan
karbonat yang utama adalah batuan karbonat yang terbentuk dari akumulasi
cangkang – cangkang organik yang mengandung garam karbonat. Selanjutnya
diyakini bahwa batuan karbonat barasal dari batuan karbonat kimia dan organik
yang mengalami rombakan. Komposisi mineral penyusun yang utama adalah
kalsit, aragonit, dolomit kadang juga hadir siderit dan magnesit. Jenis batuan
karbonat yang umum adalah batu gamping yang dominan di susun oleh mineral
kalsit dan batu dolomit (dolostone) yang dominan disusun oleh mineral dolomit.
Berdasarkan proses pembentukannya, teksture batuan karbonat dibedakan atas :
1. Tekstur primer, dibedakan atas :
a) Kerangka organik (organic framework texture)
b) Butiran atau klastik (clastic texture)
c) Massa dasar (matriks texture)
2. Tekstur sekunder atau tekstur diagenesa, diperlihatkan oleh:
a. Semen, mengisi rongga-rongga antar butir.
b. Penghaburan kembali sebagian atau seluruh massa dasar ataupun kerangka
atau butir.
Dari tekstur tersebut akan memberikan pengertian mengenai proses sedimentasi
dan digenesa dalam pembentukan batuan, seperti :
Adanya kerangka/butiran yang dasar menunjukkan energi mekanis yang telah
mengendapkannya.
Adanya massa dasar diantara butir-butir menunjukkan tingkat efektivitas energi
mekanis yang bekerja dalam memilah unsur-unsur gamping.
Sifat kehaburan memberikan gambaran tentang proses-proses diagenesa yang
telah dialami batuan sejak diendapkan.
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 41
untuk ukuran kerikil atau lebih
Petrologi Batuan Sedimen
Secara umum dari tekstur batuam karbonat diharapkan dapat digunakan
untuk menafsirkan lingkungan pengendapan, terutama energi mekanis/gelombang
yang bekerja dalam lingkungan pengendapannya.
2.2.2.3.1. Tahap Pendiskripsian.
Dalam pendiskripsian batuan karbonat didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut, yaitu :
1. Butiran/kerangka
2. Semen
3. Massa dasar
4. Ukuran Butir
5. Bentuk Butir
6. Porositas
Dalam pendiskripsian batuan karbonat didasarkan pada hal-hal sebagai
berikut, yaitu :
Butiran/kerangka
Semen
Massa dasar
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Porositas
1. Ukuran Butir
Klasifikasi Folk (1961)
Klasifikasi Grabau (1912) :
- Calacirudite, ukuran diatas 2 mm (grevel)
- Calacarenite, ukuran antara 2 - 1/16 mm (pasir)
- Calcilutite, ukuran dibawah 1 – 1/16 mm (mud)
Klasifikasi Embry dan Klovan (1971) :
- Rudstones
- Floatstones
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 42
Klasifikasi/skala Wenthworth :
Petrologi Batuan Sedimen
2.
Bentuk Butir
Untuk penentuan atau penafsiran energi dalam lingkungan pengendapan.
Bentuk untuk masing-masing jenis kerangka dibedakan atas :
1. Untuk bioklastik, dibedakan atas :
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 43
8,0 mm ......................................................
Breccia
4,0 mm Conglomerat
2,0 mm ......................................................
Very coarse – grained
1,0 mm ......................................................
Coarse-grained
0,5 mm ......................................................
Medium-grained
0,25 mm ......................................................
Fine-grained
0,125 mm ......................................................
Very Fine-grained
0,00625 mm ......................................................
coarsely micrograined
0,0312 mm ......................................................
Finely micrograined
0,004 mm ......................................................
0,002 mm Cryptograined
0,01 mm ......................................................
Petrologi Batuan Sedimen
Cangkang-cangkang yang utuh atau fragman kerangka yang utuh
atau bekas pecahan jelas.
Hasil atau terabrasi atau bundar.
2. Untuk chemiklastik, dibedakan atas :
speroidal
ooid, dsb
3. Untuk kerangka, dapat digunakan untuk menunjukkan lingkungan pengendapan
terutama energi gelombang, dibedakan atas :
a. Kerangka pertumbuhan (growth-framework), berupa :
Masive skeletal frames :
Hemispherical
Domal
Irregular
Columnar, globular, bulbous
Branching skeletal frames :
Delicate branching
Robust dendroid branching
Platy skelatal frames :
Thin platy delicate
Tabular
b. Kerangka Pengerakan (Encrustation), dibedakan ataas :
Columnar stromatolite encrustation
Delicate kinky (stromatolite) encrustation
Binding Laminated.
3. Butiran atau kerangka
Jenis-jenis butiran atau kerangka , yaitu :
d) Kerangka Organik, merupakan struktur tumbuh dari gamping sebagai
bangunan-bangunan yang tak lepas, sebagai proses alamiah dari organisme
dan membentuk jaringan. Disebut juga skeletal atau frame builder (Nelson,
et all).
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 44
Petrologi Batuan Sedimen
e) Bioklatik terdiri dari fragmen-fragmen atau cangkang-cangkang binatang
yang lepas-lepas (klas), seperti cocquina, foraminifera, koral, dan lain-lain.
f) Intraklastik (fragmen non organik), dibentuk ditempat atau ditranspor
sebagai hasil fragmentasi dari batuan atau sedimen gamping sebelumnya.
g) Chemiklastik (non fragmenter) merupakan butir-butir yang dibentuk
ditempat sedimentasi karena proses coagulasi, akresi, penggumpalan dan
lain-lain. Contoh : oolit, pisolite.
4. Semen
Terdiri dari hablur-hablur kalsit yang jelas
Disebut spar atau spary calcite (Folk, 1952, 1962)
Terbentuk pada saat diagenesa pengisian rongga-rongga oleh larutan, yang
mengendapkan kalsit sebagai hablur yang jelas.
Sukar dibedakan dengan kalsit hasil rekristalisasi yang biasanya lebih halus
dan disebut microspar.
5. Massa Dasar (Matrik)
Merupakan butir-butir halus dari karbonat yang mengisi rongga-rongga dan
terbentuk pada waktu sedimentasi.
biasanya berukuran sangat halus, sehingga bentuk-bentuk kristal tidak
dapat diidentifikasi.
Dibawah mikroskop kenampakkan hampir opak.
Hadirnya matrik diantara butiran-butiran menunjukkan lingkungan
pengendapan air tenang.
Dapat dihasilkan dari :
a. Pengendapan langsung secara kimiawi/biokimiawi sebagai jarum
aragonit yang kemudian berubah menjadi kalsit.
b. merupakan hasil abrasi dari gamping yang telah terbentuk. Misalnya
koral, algae dierosi dan abrasi oleh pukulan-pukulan gelombang dan
merupakan tepung kalsit, dimana tepung kalsit itu membentuk lumpur
(Lime mud) dan umumnya diendapkan didaerah yang tenang.
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 45
Petrologi Batuan Sedimen
6. Porositas
Porositas batuan karbonat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Porositas Primer, terbentuk pada waktu sedimentasi di daerah atau zona :
Terumbu
Porositas antar partikel, antar cangkang, dalam cangkang atau kerangka oolit,
antar butir bioklas)
Sedimentasi kompelatif, (fosil terjebak dalam lumpur gamping, jika
pengendapan bioklas lebih cepat dari lumpur, maka terjadi porositas)
c. Porositas sekunder, merupakan lubang-lubang pori yang terbentuk lama
sesudah
proses sedimentasi selesai, seperti oleh pelarutan, retakan-retakan oleh aktivitas
organik, antara lain :
- Cetakan (Mold), pelarutan dari butiran ataau fosil
- Saluran (channelling)
- Gerowong (vug)
- Lubang bor organisme
- Retakan desikasi atau breksi
- Retakan tektonik atau kekar, dan sebagainya.
2.2.2.3.2. Dasar Penamaan
Berdasarkan tekstur karbonat, maka batugamping ini dibedakan atas
beberapa jenis atau tipe, yaitu :
1. Tipe gamping Kerangka
2. Tipe gamping Klastik
3. Tipe gamping Aphanitic
4. Tipe gamping Kristalin
1. Tipe Gamping Kerangka
Di indonesia banyak dijumpai pada batuan karbonat tersier
Sering membentuk tebing terjal pada singkapan
Stuktur masiv, tidak berlapis atau perlapisan buruk yang terlihat
hanya dari jauh atau laminasi yang tidak sejajar dengan perlapisan
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 46
Petrologi Batuan Sedimen
dimana laminasinya sering keriput dan disebut kerangka
pengerakan.
Pada tipe ini menggunakan klasifikasi Ebrie dan klovan (1975), terutama
kerangka yang berasosiasi dengan terumbu. Dimana pengklasifikasian
berdasarkan pada kehadiran lumpur karbinat diantara kerangka atau pecahan-
pecahan kerangka, yaitu :
a. Frame Stone
Batuan ini terdiri seluruhnya dari kerangka organik, seperti koral, bryzoa,
ganggang, kehadiran matrik kurang sekali (< 10 %) dan ruang antar
kerangka makin kosong atau disemen oleh spary calcite.
b. Bindstone
Batuannya terdiri dari kerangka ataupun pecahan-pecahan kerangka
organik, seperti koral, bryozoa, dan sebagainya, tetapi telah diikat kembali
oleh kerak-kerak lapisan (encrustation) gamping yang dikeluarkan oleh
ganggang merah, dan sebagainya. Batu an ini juga digolongkan Bounstone
(Dunham, 1962)
c. Beffestone
Batuan terdiri dari kerangka organik, seperti koral (misalnya jenis
branching coral), sering dalam posisi tumbuh berdiri (growth Position) dan
diselimuti oleh lumpur gamping. Kerangka organiknya berperan sebagai
beffle yang menjebak lumpur gamping.
d. Floatstone
Batuan yang terdiri dari potongan – potongan kerangka organik (misalnya
dari branching coral) yang mengambang dari lumpur karbonat (matrik).
Jenis gamping ini sulit digolongkan dalam gamping kerangka apabila
Bounstone, tetapi jelas masih berasosiasi dengan gamping kerangka.
e. Rudstone
Batuan ini termasuk jenis gamping klastik yang sangat kasar sebagai hasil
rombakan suatu gamping kerangka dan terkumpul setempat atau
ditransportasi oleh gaya berat.
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 47
Petrologi Batuan Sedimen
Gambar 2.25. Gambar sketsa batugamping kerangka Embry & Klovan (1971)
2. Tipe Gamping Klastik atau Butiran
Tipe gamping klstik ini dibedakan atas :
- Gamping Tipe Bioklastik
- Gamping Intraklas atau fragmenter non organik
- Gamping tipe chemiklastik
Jika ukuran butirnya halus (< 0,25 mm), dimana sukar untuk membedakan
partikel-partikel pembentuknya, maka micrograined atau microgranular.
Jika jenis buti tidak dapat diidentifikasi, maka digunakan :
Kalkarenit terutama jika tekstur/ukuran butir jelas menyerupai
ukuran pasir (grabau).
Grainy atau granular limestone (Thomas, 1961)
Clastic limestone
Fragmental limestone (Nelson at all, 1961)
Penamaan tipe gamping klastik menggunakan klasifikasi Dunham :
Gamping tipe Bioklastik
Penamaan sering didasarkan pada organisme pembentuk utamanya,
seperti gamping foraminifera, gamping koral, gamping cocquina dan
gamping Globigerina.
Jenis-jenis butir bioklastik dikenal enam jenis kerangka atau cangkang
organik (Ginsburg vide wilson, 1974) yaitu kerangka yang berspikula
(sheated and spiculed skeleton), kerangka berbuku-buku (secmented
skeleton), kerangka bercabang (branched skeleton), kerangka berbilik
(chambered skeleton), kerangka berkerak (encrusted skeleton), kerangka
masif.
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 48
Petrologi Batuan Sedimen
Gamping tipe intraklas atau fragmenter
Tipe ini merupakan hasil rombakan lapisan yang baru diendapkan,
biasanya berbutir kasar sehingga merupakan breksi ataupun konglomerat.
Tekstur dalam gamping tipe ini menyerupai tekstur batupasir meliputi
besar butir, kebundaran, pemilahan dengan memperhatikan kehadiran
matrik atau semen dan hubungan antara matrik dengan butir.
gamping tipe chemiklastic (klastik non fragmenter)
merupakan batuan reservoir minyak yang penting.
Sering bergradasi (beralih) ke tipe bioklastik dan tipe klastik fragmenter
(intraklas) atau percampuran dari ketiganya. Unsur-unsur butir terdiri dari
pellet atau ovoid, lump, oolit.
3. Tipe Gamping afanitik dan Mikrokristakin
Terdiri dari butiran-butiran berukuran butir < 0,005 mm, tidak
dapat diketahui dengan jelas apakah terdiri dari fragmen-fragmen halus
(pecahan-pecahan gamping) atau kristal-kristal halus.
Biasanya kaya akan zat organik dan diacak-acak binatang,
sehingga tidak memperlihatkan perlapisan.
4. Tipe Gamping Kristalin dan Dolomit
Gamping kristalin berukuran besar tidak dibentuk secara langsung
dari pengendapan tetapi biasanya dari hasil rekristalisasi dari
gamping yang lain, dan gamping klastik ataupun gamping terumbu
atau afanitik.
Proses kristalisasi terjadi sewaktu diagenesa dan disebut ne-
morphisme.
Gamping kristalin yang kasar ada yang diendapkan secara
langsung dalam asosiasinya dengan pengendapan evvaporit.
Dolomite, umumya selalu dijumpai secara kristalin membentuk
kristal euhedral romb, tekstur sucrosic dan tekstur mozaic.
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 49
Petrologi Batuan Sedimen
Cara pembentukan dolomit dapat berupa pengendapan langsung,
pengendapan dalam pori-pori gamping klastik dan terbentuk dari
hasil ubahan (replacement).
Syarat dalam pembentukan dolomit harus terjadi konsentrasi Mg
atau Ca dengan rasio 5 : 1 sehingga diperlukan penguapan yang
luar biasa.
2.2.2.3.3. Kesimpulan
Batuan karbonat merupakan salah satujenis batuan sedimen non klastik.
Seacara definisi, batuan karbonat adalah batuan yang mengandung mineral
karbonat lebih dari 50 %. Mineral karbonat sendiri terdiri dari gugusan Co2-3 dan
satu atau lebih kation. Jenis yang paling umum adalah kalsit (CaCo3).
Berdasarkan tekstur karbonat, maka batugamping ini dibedakan atas
beberapa jenis atau tipe, yaitu :
1. Tipe gamping Kerangka
2. Tipe gamping Klastik
3. Tipe gamping Aphanitic
4. Tipe gamping Kristalin
Dimas Hardiyantara/13307015 BAB II - 50